11
Penentuan Biaya per Unit (Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead) 1 Penentuan Biaya per Unit ( Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead ) Sistem Biaya Pesanan Sistem Biaya Pesanan adalah suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Sistem biaya pesanan biasanya digunakan untuk perusahaan yang memproduksi bermacam produk selama periode tertentu. Konsekuensinya, biaya harus dicatat untuk masing-masing produk atau pekerjaan. Formulir permintaan bahan baku dan kartu jam kerja digunakan untuk membebankan biaya bahan langsung dan tenaga langsung ke pekerjaan dengan metode Job Costing System. Biaya overhead pabrik dibebankan ke produk dengan menggunakan tarif overhead yang ditentukan dimuka. Tarif overhead yang ditentukan dimuka diperhitungkan sebelum periodenya dimulai dengan membagi estimasi biaya produksi total untuk periode tersebut dengan estimasi total basis alokasi untuk periode tersebut. Basis alokasi yang biasanya digunakan adalah jam kerja langsung, dan jam mesin. Overhead dibebankan ke pekerjaan dengan mengalikan tarif overhead yang ditentukan dimuka dengan jumlah aktual basis alokasi yang terjadi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sistem Biaya Proses Sistem Biaya Proses (Process Cost) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan homogen, dan perhitungan harga Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 2

Penentuan Biaya Per Unit Biaya Pesanan

Embed Size (px)

Citation preview

Penentuan Biaya per Unit (Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead)

1

Penentuan Biaya per Unit

( Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead )

Sistem Biaya Pesanan

Sistem Biaya Pesanan adalah suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang

dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan mempunyai harga pokok

tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi

pesanan pelanggan. Sistem biaya pesanan biasanya digunakan untuk perusahaan yang memproduksi

bermacam produk selama periode tertentu. Konsekuensinya, biaya harus dicatat untuk masing-masing

produk atau pekerjaan.

Formulir permintaan bahan baku dan kartu jam kerja digunakan untuk membebankan biaya

bahan langsung dan tenaga langsung ke pekerjaan dengan metode Job Costing System. Biaya

overhead pabrik dibebankan ke produk dengan menggunakan tarif overhead yang ditentukan dimuka.

Tarif overhead yang ditentukan dimuka diperhitungkan sebelum periodenya dimulai dengan membagi

estimasi biaya produksi total untuk periode tersebut dengan estimasi total basis alokasi untuk periode

tersebut. Basis alokasi yang biasanya digunakan adalah jam kerja langsung, dan jam mesin. Overhead

dibebankan ke pekerjaan dengan mengalikan tarif overhead yang ditentukan dimuka dengan jumlah

aktual basis alokasi yang terjadi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Sistem Biaya Proses

Sistem Biaya Proses (Process Cost) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana

biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi diperusahaan

dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan homogen, dan perhitungan harga pokok

produksi didasarkan atas waktu. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock.

Persamaan antara job order costing dan proses costing terletak pada tujuannya yaitu, tujuan

utama kedua sistem tersebut adalah membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead ke

produk dan memberikan meknisme penghitungan biaya per unit. Keduanya menggunakan rekening

yang sama termasuk overhead pabrik, bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 2

Penentuan Biaya per Unit (Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead)

2

Selain mempunyai persamaan, ternyata kedua sistem itu mempunyai perbedaan seperti yang

disajikan dalam tabel berikut:

Job Order Costing Process Costing

1. Beberapa pekerjaan yang berbeda

dikerjakan dalam satu periode.

Masing-masing pekerjaan memiliki

spesifikasi

1. Hanya ada satu jenis produk yang

diproduksi secara kontinyu dan dalam

jangka panjang. Seluruh unit bersifat

identik

2. Biaya dikumpulkan untuk setiap

pekerjaan

2. Biaya diakumulasikan per departemen

3. Kartu biaya adalah dokumen sumber

yang digunakan untuk mengendalikan

pengumpulan biaya suatu pekerjaan

3. Laporan produksi depertemen menjadi

dokumen sumber yang menunjukkan

pengumpulan dan disposisi biaya per

departemen

4. Biaya per unit dihitung untuk setiap

pekerjaan berdasarkan kartu biaya

4. Biaya per unit dihitung per

departemen berdasarkan laporan

produksi per departemen.

Perbedaan job order costing dan process costing disebabkan dua faktor. Pertama, aliran unit

dalam system process costing bersifat kontinyu dan kedua, masing-masing unit ini tidak bisa

dibedakan. Berdasarkan proses costing, tidak mungkin untuk mencoba mengidentifikasi biaya bahan,

tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pesanan dari konsumen (seperti yang dilakukan dalam job

order costing) karena setiap order dipenuhi dari unit-unit yang identik yang mengalir secara terus-

menerus dari bagian produksi. Biaya diakumulasikan per depertemen dan mebebankan biaya ini

secara merata ke seluruh unit yang melewati depertemen tersebut selama satu periode.

Perbedaan lebih lanjut antara kedua system penentuan harga pokok ini adalah bahwa kartu

biaya tidak digunakan dalam process costing, karena kuncinya ada di tiap departemen. Sebagai

gantinya digunakan dokumen yang disebut Laporan Produksi yang disiapkan di setiap depertemen

yang melakukan pekerjaan atas produk. Laporan produksi memiliki beberapa fungsi yaitu

memberikan ringkasan jumlah unit yang melalui depertemen selama satu periode dan digunakan juga

untuk menghitung biaya per unit. Selanjutnya, laporan tersebut juga menunjukkan biaya yang

dibebankan ke departemen dan disposisi apa yang akan dilakukan terhadap biaya ini. Laporan

produksi departemen adalah dokumen sumber dalam process costing.

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 2

Penentuan Biaya per Unit (Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead)

3

Untuk menghitung biaya departemen, output departemen diukur dengan unit ekuivalen. Ada

dua cara yang berbeda unituk menghitung unit ekuivalen produksi untuk suatu periode. Metode FIFO

dalam process costing adalah metode yang menganggap bahwa unit ekuivalen dan biaya per unit

hanya berkaitan selama periode tertentu saja. sebaliknya metode Rata-rata Tertimbang

menggabungkan unit dan biaya dari periode sekarang dengan unit dan biaya periode sebelumnya.

Dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang, ekuivalen untuk seluruh periode adalah unit yang

ditransfer ke depertemen berikutnya atau ke barang jadi dan persediaan akhir barang dalam proses

pada akhir periode.

Pembebanan Overhead Pabrik

Overhead pabrik harus dimasukkan bersama-sama dengan biaya bahan langsung dan tenaga

kerja langsung ke dalam kartu biaya karena overhead pabrik juga termasuk biaya produk. Meskipun

demikian pembebanan overhead pabrik untuk setiap unit produk dapat menjadi tugas yang sulit

karena tiga alasan:

1. Overhead pabrik adalah biaya tidak langsung. Hal ini berarti tidak mungkin atau sangat sulit

untuk menelusuri biaya ini ke produk atau pekerjaan tertentu.

2. Overhead pabrik terdiri dari berbagai macam jenis biaya mulai dari untuk mesin sampai gaji

tahunan manajer.

3. meskipun output produksi berfluktuasi, biaya overhead pabrik relative tetap karena adanya

biaya tetap.

Pemilihan metode perhitungan tarif overhead pabrik menjadi masalah yang sangat penting

karena ketidak tepatan dalam pemilihan dasar pembebanan overhead pabrik akan berdampak pada

ketidak tepatan pada kebijakan perusahaan selanjutnya. Memang ada beberapa metode perhitungan

tarif overhead pabrik yang sudah kita kenal, dan dalam pemilihan metode perhitungan yang tepat

adalah amat bergantung pada orientasi yang dianut perusahaan, dan dari orientasi itulah kemudian

dapat ditelusuri kaitannya dengan penentuan dasar biaya overhead pabrik.

Orientasi pada hasil produksi, dasar overheadnya jumlah unit

Orientasi pada tenaga kerja, dasar overheadnya tenaga kerja atau jam tenaga kerja,

Orientasi pada teknologi, dasar overheadnya jam mesin

Orientasi pada bahan baku, dasar overheadnya biaya bahan baku

Overhead pabrik/unit = Estimasi BOP/Estimasi unit produksi

Overhead pabrik sebagai persentase dari biaya tenaga kerja langsung

= Estimasi BOP/Estimasi jumlah biaya tenaga kerja langsung

Overhead pabrikberdasarkan jam tenaga kerja langsung

= Estimasi BOP/jam tenaga kerja langsung

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 2

Penentuan Biaya per Unit (Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead)

4

Overhead pabrikberdasarkan jam mesin = Estimasi BOP/jam mesin

Overhead pabrik sebagai persentase dari biaya bahan langsung = Estimasi BOP/Estimasi

jumlah biaya bahan langsung

Tarif Overhead Yang Ditentukan di Muka

Tarif overhead ditentukan dimuka lebih didasarkan pada estimasi daripada yang aktual. Hal

ini disebabkan oleh perhitungan tarif overhead yang ditentukan dimuka dilakukan sebelumnya dan

digunakan untuk mnetapkan biaya overhead sepanjang periode produksi. Proses pembebanan biaya

overhead pabrik ke produk disebut pembebanan overhead dihitung dari tarif overhead yang

ditentukan dimuka dikali jumlah basis alokasi yang terjadi dalam suatu pekerjaan. Sedangkan untuk

menghitung tarif overhead ditentukan dimuka dihitung dari estimasi biaya overhead pabrik total

dibagi estimasi unit produksi total.

Bila perusahaan tidak menggunakan tarif yang ditentukan dimuka perusahaan harus

menunggu sampai akhir periode akuntnsi untuk menghitung tarif overhead aktual berdasarkan total

biaya produksi dan total unit aktual selama periode tersebut. Ada beberapa alasan penggunaan tarif

overhead dibayar dimuka daripada tarif overhead aktual:

1. Sebelum akhir periode akuntansi, manajer menginginkan untuk mengetahui penilaian

sistem akuntansi terhadap pekerjaan yang diselesaikan.

2. Jika overhead pabrik aktual dihitung beberapa kali, faktor musiman dan biaya overhead

dan basis alokasi dapat menimulakan adanya fluktuasi tarif overhead.

3. Penggunaan tarif overhead yang ditentukan dimuka dapat menyederhanakan pencatatan

Pembebanan Under/Overapplied ke akun Persediaan

Karena tarif overhead yang ditentukan di muka didasarkan pada estimasi, biaya overhead

yang terjadi pada periode tersebut mungkin lebih besar atau lebih kecil daripada biaya overhead yang

dibebankan. Perbedaan tersebut disebut overhead dibebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Terjadinya Under/Overapplied karena adanya ke kekurangan/kelebihan antara Overhead

aktual dengan Overhead pabrik standar, keadaan tersebut harus disesuaikan terhadap laporan rugi laba

dengan melakukan beberapa koreksi.

Under applied terjadi karena overhead aktual lebih besar daripada overhead budget

Over applied terjadi karena overhead aktual lebih besar daripada overhead budget

Adanya Over/Applied dibebankan ke Harga Pokok Penjualan, Barang Dalam Proses dan

Barang Jadi

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 2

Penentuan Biaya per Unit (Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead)

5

Ada dua cara mendisposisikan saldo overhead yang dibebankan terllu rendah atau terlalu

tinggi, yaitu:

Ditutup ke harga pokok penjualan

Dialokasikan antara barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan dalam

proporsi overhead yang dibebankan selama periode tersebut di saldo akhir masing-masing

rekening.

Metode kedua yang mengalokasikan overhead yang dibebankan teralu rendah atau overhead

dibebankan terlalu tinggi ke saldo akhir persediaan dan harga pokok penjualan ekuivalen dengan

penggunaan tarif overhead ”aktual” dan karenanya dianggap lebih akurat dibandingkan dengan

metode yang pertama. Konsekuensinya, jika overhead yang dibebankan terlalu rendah atau overhead

yang dibebankan terlalu tinggi sangat material, banyak akuntan lebih menekankan pada pendekatan

kedua.

Manfaat Biaya Per Unit

1. Perusahaan Manufaktur

Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya

perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit adalah sangat penting bagi

perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan

lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan

yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode.

Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan tergantung tujuan

informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya produksi, atau biaya variabel, atau biaya

produksi ditambah biaya non produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal,

maka informasi biaya perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan

keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi

dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkanadalah informasi biaya variabel.

2. Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya untuk menghitung

biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali,

perusahaan jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.

Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama,

yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru, membuat

keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk

menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 2

Penentuan Biaya per Unit (Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead)

6

Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pembebanannya

pada hasil produksi secara layak. Karakteristik ini menyangkut hubungan khusus antara overhead

pabrik dengan:

A. Produk itu sendiri

Berbeda dengan bahan langsung dan upah pekerja langsung, overhead pabrik merupakan

bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Tidak ada surat permintaan bahan ataupun kartu jam

kerja yang digunakan untuk menyatakan jumlah overhead, seperti perlengkapan pabrik atau pekerja

tidak langsung, yang diperhitungkan untuk pekerjaan atau produk tertentu. Namun overhead pabrik

tetap merupakan bagian dari biaya pabrikasi produk sebagaimana halnya dengan bahan langsung dan

pekerja langsung. Karena meningkatnya otomasi dalam proses pabrikasi modern, overhead pabrik

sebagai persentase dari produk total juga akan meningkat, sementara bagian pekerja langsung

menurun.

B. Jumlah volume produksi

Karakteristik ini menyangkut perubahan biaya karena banyak pos atau unsur overhead

terpengaruh oleh perubahan volume produksi; yaitu overhead bisa bersifat tetap, variabel atau

semivariabel. Biaya overhead tetap secara relatif tidak berubah meskipun volume produksi berubah

dalam rentang yang relevan, sedangkan overhead tetap per unit akan berubah dalam arah yang

berlawanan dengan volume produksi. Overhead variabel bervariasi secara sebanding atau sejajar

dengan volume produksi, juga dalam rentang yang relevan. Overhead semivariabel bervariasi, tetapi

tidak sebanding dengan unit yang diproduksi. Apabila volume produksi berubah, efek gabungan dari

berbagai pola overhead yang berbeda ini dapat mengakibatkan biaya pabrikasi per unit berfluktuasi

besar, kecuali kalau diusahakan suatu metode untuk memantapkan beban overhead pada unit yang

diproduksi.

Suatu hal yang mustahil untuk menelusuri setiap jenis overhead pabrik ke pekerjaan atau

produk tertentu sehingga harus dilakukan pengalokasian yang arbiter. Tarif overhead yang ditentukan

terlebih dahulu memungkinkan adanya suatu adanya pengalokasian yang sepadan dan

logis. Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.

Pengestimasian atau penganggaran biaya untuk setiap departemen produksi dan jasa di pabrik

menurut sifatnya seperti kepenyeliaan, perlengkapan listrik dan lain-lain.

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 2

Penentuan Biaya per Unit (Sistem Biaya Pesanan, Proses & Pembebanan Overhead)

7

2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.

Pemilihan dasar yang paling tepat untuk menerapkan overhead merupakan suatu hal yang

sangat penting karena sistem biaya harus menyediakan data biaya yang cukup tepat dan manajemen

juga harus mendapatkan data yang berarti dan bernilai. Oleh sebab itu, tujuan utama dalam memilih

suatu dasar adalah untuk memastikan bahwa dalam kaitan manfaat atau hubungan kausal,

pembebanan overhead pabrik sebanding dengan pekerjaan, produk atau pekerjaan yang dilaksanakan

atau dasar yang dipilih harus berkaitan erat dengan fungsi overhead yang diterapkan tersebut.

3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.

Tarif biaya overhead memungkinkan adanya suatu pengalokasian yang sepadan dan logis.

Baik bagi prosedur akumulasi biaya pesanan maupun untuk biaya proses, sistem ini memberikan satu-

satunya pilihan terbaik untuk menghitung biaya overhead dengan tepat, guna memenuhi kebutuhan

manajemen, mengidentifikasi ketidakefisienan dan untuk meratakan fluktuasi biaya per unit bulanan

yang tidak dapat dikendalikan dan terkadang tampak tidak logis.

Dalam departemenisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead pabrik dihitung untuk

setiap departemen dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda di antara departemen-

departemen yang ada. Hal itu dimaksudkan agar dapat diperoleh kepastian/kejelasan tanggung jawab

setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Sehingga dengan digunakannya tarif-tarif biaya

overhead pabrik yang berbeda untuk tiap departemen akan dapat memberikan ketelitian di dalam

penentuan harga pokok produk ada masing-masing departemen yang bersangkutan.

Di dalam menyusun budget untuk kepentingan distribusi biaya overhead pabrik, maka perlu

elemen biaya overhead pabrik dikelompokkan, menjadi: 1) Biaya overhead langsung departemen

yaitu jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada departemen

tertentu, dan 2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen yaitu jenis biaya overhead pabrik

yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mudah

nantinya di dalam melakukan pengalokasiannya maupun di dalam penghitungan tarif pembebanannya.

Akuntansi Manajemen & Biaya – Pertemuan 2