11
1 PENENTUAN ENERGI AKTIVASI ( ∆ Ea ) I. Tujuan Praktikum Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mampu a. Memperlihatkan bagaimana ketergantungan laju reaksi pada suhu b. Menentukan harga energi aktivasi (Ea) dengan menggunakan persamaan arhenius II. Dasar Teori Energi aktivasi adalah energi mínimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia agar dapat berlangsung. Energi aktivasi memiliki simbol Ea dengan Emenotasika Energi dan a yang ditulis subscribe menotasikan aktivasi. Kata aktivasi memiliki makna bahwa suatu reaksi kimia membutuhkan tambahanenergi untuk dapat berlangsung. Mudah bagi kita untuk mengamati mengapa reaksi reaksi endoterm membutuhkan energi untuk bereaksi. Dalam reaksi endoterm, energi yangdiperlukan untuk memutuskan ikatan dsb. di suplai dari luar sistem. Pada reaksi eksoterm, yang membebaskan energi, ternyata juga membutuhkan suplai energidari luar untuk mengaktifkan reaksi tersebut.Dalam kinetika, suatu reaksi berlangsung melalui beberapa tahap. Diawali dengan tumbukna antar partikel reaktan. Setelah reaktan bertumbukan, maka akan terjadi penyusunan ulang ikatan dalam senyawa reaktan menjadi susunan ikatan yang berbeda (membentuk

Penentuan Energi Aktivasi v 2.docx

Embed Size (px)

Citation preview

4

PENENTUAN ENERGI AKTIVASI ()I. Tujuan PraktikumSetelah melakukan percobaan ini, diharapkan mampua. Memperlihatkan bagaimana ketergantungan laju reaksi pada suhub. Menentukan harga energi aktivasi (Ea) dengan menggunakan persamaan arheniusII. Dasar TeoriEnergi aktivasi adalah energi mnimum yang dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia agar dapat berlangsung. Energi aktivasi memiliki simbol Ea dengan Emenotasika Energi dan a yang ditulis subscribe menotasikan aktivasi. Kata aktivasi memiliki makna bahwa suatu reaksi kimia membutuhkan tambahanenergi untuk dapat berlangsung.Mudah bagi kita untuk mengamati mengapa reaksi reaksi endoterm membutuhkan energi untuk bereaksi. Dalam reaksi endoterm, energi yangdiperlukan untuk memutuskan ikatan dsb. di suplai dari luar sistem. Pada reaksi eksoterm, yang membebaskan energi, ternyata juga membutuhkan suplai energidari luar untukmengaktifkan reaksi tersebut.Dalam kinetika, suatu reaksi berlangsung melalui beberapa tahap. Diawali dengan tumbukna antar partikel reaktan. Setelah reaktan bertumbukan, maka akan terjadi penyusunan ulang ikatan dalam senyawa reaktan menjadi susunan ikatan yang berbeda (membentuk senyawaproduk).Dalam penyusunan ini,akan ada pemutusan ikatan dan pembentukan ikatanyang baru,yang membutuhkan sejumlah energi. Ketika beberapa ikatan reaktanputus,dan beberapa ikatan baru terbentuk, tercapailah suatu keadaan dimana dalam sistem terdapat sejumlah reaktan dan produk. Keadaan ini kita sebut sebagai keadaan transisi kompleks.Dalam keadaan transisi kompleks, memiliki campuran antara produk dan reaktan yang cenderung kurang stabil,karena produk yang terbentuk dapat membentuk reaktan kembali. Keadaan ini memiliki energi yang cukup tinggi,karena sistem tidak stabil.Proses untuk mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energiyang disuplai dari luar sistem. Energi inilahyang disebut dengan energi aktivasi.Pada reaksi endoterm ataupun eksoterm, keduanya memiliki energi aktivasiyang positif, karena keadaan transisi kompleks memiliki tingkat energi yang lebihtinggi dari reaktan.Pada tahun 1889 Arrhenius mengusulkan sebuah persamaan empirik yang menggambarkan pengaruh suhu terhadap konstanta laju reaksi.Persamaan yang diusulkan adalah :K = A Keterangan : K = konstanta laju reaksiA = Faktor pra exponensial R = Tetapan gas ideal = 8,314 Kj/mol K = 1,987 kal/mol KDalam bentuk logaritma, maka akan didapat :ln K = ln A - atau log K = log A - Dengan membuat grafik ln K terhadap 1/T, Maka nilai Ea/R akan didapat melalui gradien grafik tersebut. Karena nilai R sudah diketahui, Maka nilai energi aktivasi dapat ditentukan. Besarnya energi aktivasi juga dapat ditentukan dengan menggunakan nilai K pada suhu yang berbeda. Persamaan yang digunakan adalah :

ln = log = Energi aktivasi adalah suatu energi minimum yang diperlukan agar suatu reaksi dapat berlangsung untuk menghasilkan suatu produkA + B A.....B Produk

Reaktan komplek aktifEa

A+B produk

laju reaksiDari diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa selama reaksi berlangsung antara sebuah molekul A dan sbuah molekul B, potensial energinya bergerak dari ke kiri ke kanan dan terlebih dahulu mlalui puncak maksimum. Puncak maksimum ini yang sebetulnya memainkan peranan penting dalam penentuan laju suatu reaksi. Spesies yang memiliki energi maksimum tersebut tingkat transisi (transition state). Energi E dari komplek ini terhadap posisi energi reaktan A+B disebut energy aktivasi untuk reaksi yang berlangsung dari kiri ke kanan.Sedangkan energi E dari komplek teraktivasi terhadap energi produk disebut energi aktivasi untuk reaksi yang berlangsung dari kanan ke kiri. Dengan melihat hal tersebut di atas jelas bahwa energi aktivasi akan mudah dilewati bila molekul-molekul yang bertumbuk semakin cepat dan efektif menghasilkan kompleks aktif dan kemuian menjadi produk. Pada percobaan ini reaksi yang diamati adalah :2I + S2O2- 2SO42- + I2

III. Alat dan BahanNoAlatBahan

110 buah tabung reaksi dan raknyaLarutan Natrium persulfat 0,04 M

2Pipet volume 10 mLLarutan KI 0,1 M

3Pipet volume 5 mLLarutan Thiosulfat 0,001 M

4StopwatchLarutan Kanji 1%

5Gelas kimia 200 mLEs Batu

6Gelas kimia 600 mL

71 buah hotplate

8Magnetic stirrer

9Termometer

IV. Langkah KerjaSiapkan suatu sistem pada tabel berikut pada tabung yang terpisah.Tabung ITabung II

(mL) (mL) (mL) (mL) (mL)Kanji (mL)

112-0,20,2

V. DATA PENGAMATAN

Suhu Rata-rata(C)Suhu Rata-rata (K)Waktu Reaksi(s)ln

10283123,53 . 10-30,083-2,489

15288103,47 . 10-30,1-2,303

2029393,41 . 10-30,11-2,207

2529863,34 . 10-30,17-1,772

3030343,30 . 10-30,25-1,386

353082,53,25 . 10-30,4-0,916

VI. PERHITUNGANa. Kurva ln K terhadap 1/T

b. Penentuan energi aktivasipersamaan garis : y = a + bx y = 16.6 5446 x slope = b = -5446 = Ea = 45278.044 J/mol = 45.278044 KJ/molc. Penentuan faktor frekuensi (A) intersep = a = ln A = 16.6 A = 16191549.04

VII. PEMBAHASANPercobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksi dan menghitung energi aktivasi menggunakan persamaan Arrhenius. Sistem yang terdiri dari tabung 1 dan tabung 2 pertama kali harus disamakan suhunya. Hal ini dilakukan karena kita akan mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Jadi, kita harus memastikan suhu kedua larutan sama sehingga kita reaksi itu berlangsung pada suhu itu. Ketika larutan memiliki suhu yang sama, maka keduanya dicampur dengan segera.Setelah dicampurkan, larutan yang terbentuk akan berubah warna menjadi biru setelah beberapa saat. Waktu yang diperlukan dari ketika larutan dicampurkan sampai mulai berwarna biru dinyatakan sebagai waktu reaksi.. Pada suhu tinggi, warna biru lebih cepat terlihat daripada suhu rendah. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi suhunya reaksi akan berjalan lebih cepat. Kemudian larutan diaduk hingga larutan berubah menjadi berwarna biru. Warna biru ini timbul karena iod membentuk ikatan kompleks dengan amilum. Proses pengikatannya, iod dari larutan kalium iodide dioksidasi oleh kalium peroksodisulfat sehingga iod-iodnya terlepas dan diikat oleh natrium tiosulfat yang kemudian akan bersama-sama bereaksi positif dengan larutan indicator amilum, lalu membentuk kompleks. Pengadukan berfungsi untuk mempercepat reaksi, karena dengan pengadukan maka akan banyak molekul-molekul yang saling bertumbukan. Sehingga meningkatkan energi kinetik dan reaksi pun berjalan lebih cepat.Reaksi antara ion persulfat dengan ion iodida dalam penentuan energi aktivasi, yaitu:S2O82- + 2I- I2 + 2SO42-Pada tabung kedua dilakukan pencampuran antara ion persulfat dengan ion tiosianat:S2O82- + 2S2O32- 2SO42- + S4O62-Reaksi antara iodium dengan ion tiosulfat menghasilkan ion tetrationat :2S2O32- + I2 2I- + S4O62-Hal ini berkaitan dengan energi kinetik molekul dalam larutan dimana energi kinetik akan semakin besar jika suhu meningkat sehingga tumbukan antar molekul akan lebih sering terjadi. Jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang lebih rendah dari energi aktivasi, tidak akan terjadi reaksi. Hanya tumbukan yang memiliki energi sama atau lebih besar dari energi aktivasi yang dapat menghasilkan reaksi. VIII. KESIMPULAN1. Laju reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi, hal ini dibuktikan dengan dihasilkannya harga k yang lebih besar pada suhu yang lebih tinggi.2. Energi aktivasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Arrhenius.3. Diperoleh harga Ea sebesar 45.278044 KJ/mol.

IX. DAFTAR PUSTAKA 1. Tony, Bird.-.Kimia Fisika untuk Universitas.Jakarta.Gramedia2. http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_aktivasi