Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI: PANDANGAN
KLASIK, KEYNES DAN PENDEKATAN MASA KINI
DISUSUN OLEH :
LILI MARDIANTI : 2015120122
REDISKA TURIS FEBRIASTUTI : 2015120141
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
mempunyai tujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan masyarakat
tentang makro ekonomi.
Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
penulis serta pembaca tentang kegiatan ekonomi. Penulis sadar dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Karena manusia jauh dari kata sempurna serta tidak luput dari kesalahan dan khilaf,
karena sesungguhnya kesempurnaan itu milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.
Malang, 21 Maret 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pandangan Ahli-ahli Ekonomi Klasik Mengenai Penentuan Kegiatan
Ekonomi ........................................................................................... 3
B. Kritik Keynes Terhadap Pandangan Klasik ..................................... 12
C. Pandangan Keynes Mengenai Penentuan Kegiatan Eonomi ........... 15
D. Pendekatan Masa Kini dalam Penentuan Kegiatan Ekonomi .......... 19
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 24
Kesimpulan ........................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam usaha untuk memahami tentang konsumsi masyarakat,
investasi, pertumbuhan ekonomi jangka panjang, sebab-sebab
timbulnya inflasi dan pengangguran, peranan pemerintah dalam
perekonomian, peran uang dalam perekonomian dan tingkat suku
bunga, beberapa ahli ekonomi telah membuat analisis yang mendalam
mengenai hal tersebut. Terdapat perbedaan pendapat yang sangat
nyata dimana antara ahli-ahli ekonomi yang melakukan analisis
tersebut. Perbedaan pendapat ini sangat mempengaruhi
perkembangan – perkembangan analisis –analisis yang dalam teori
makroekonomi. Teori-teori makroekonomi yang diajarkan kepada
mahasiswa ekonomi sekarang berbeda dengan teori makroekonomi
yang diajarkan kepada mahasiswa ekonomi generasi dahulu.
Perkembangan ini berlaku sebagai akibat perkembangan pemikiran
mengenai kegiatan dan masalah ekonomi makro yang dianalisis
dalam beberapa dekade.
Analisis makroekonomi mulai berkembang dengan pesat setelah
John Maynard Keynes 1936 menerbitkan buku yang berudul “ The
General Of Employment,Interst,and Money”. Buku ini
mengemukakan kritik kepada pandangan ahli-ahli ekonomi klasik
mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara dan penentuan
tingkat kesempatan kerja. Semenjak perkembangan pemikiran
mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara dan penentuan
tingkat kesempatan kerja, pemikiran ekonomi dapat dibedakan
menjadi dua mazhab.yang pertama dianamakan pandangan klasik
2
dan golongan kedua dikenal golongan keynesian yaitu kumpulan
ahli-ahli ekonomi yang memberikan sokongan kepada pandangan
keynes yang diterangkan dalam buku The General Theory.
B. Rumusan Masalah
Bagaiman pandangan ahli-ahli ekonomi klasik mengenai
penentuan tingkat kegiatan ekonomi?
Apa saja kritik Keynes terhadap pandangan klasik?
Bagaimana pandangan Keynes mengenai penentuan tingkat
kegiatan ekonomi?
Bagimana pandangan modern mengenai penentuan tingkat
kegiatan ekonomi?
C. Tujuan
Mengetahui pandangan ahli-ahli ekonomi klasik mengenai
penentuan kegiatan ekonomi
Mengetahui perbedaan pendapat antara Keynes dan Klasik
Mengetahui pandangan Keynes mengenai penentuan tingkat
kegiatan ekonomi?
Mengetahui pandangan modern mengenai penentuan tingkat
kegiatan ekonomi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pandangan Ahli-ahli Ekonomi Klasik Mengenai Penentuan
Tingkat Kegiatan Ekonomi
Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik, dalam suatu
perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh akan tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada
keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat
kekurangan pemintaan. Apabila para produsen menaikkan produksi
mereka atau menciptakan jenis-jenis barang yang baru, maka dalam
perekonomian akan selalu terdapat permintaan tehadap barang-barang
itu. Maka di dalam perekonomian umumnya tidak pernah berlaku
kekurangan permintaan. Dengan perkataan lain, penawaran yang
bertambah akan secara otomatis menciptakan pertambahan permintan.
Keyakinan ahli-ahli ekonomi Klasik bahwa penawaran akan selalu
menciptakan permintaan dapat dengan jelas dilihat dari pandangan Jean
Baptise Say (1767-1832), seorang ekonomi ahli Klasik bangsa Prancis.
Ia mengatakan: “Penawaran menciptakan sendiri permintaan
terhadapnya” atau “Supply creates its own demand”. Menurut
pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang sekali terjadi masalah
kelebihan produksi. Masalah kelebihan produksi, apabila hal itu terjadi,
adalah masalah sementara. Mekanisme pasar akan membuat
penyesuaian- penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan
turun di sektor-sektor yang mengalami kelebihan produksi dan akan
naik di sektor-sektor dimana permintaan terhadap produksi mereka
sangat berlebihan. Berdasarkan keyakinan pada pandangan seperti ini
ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa di dalam suatu
4
perekonomian sering sekali wujud keadaan di mana jumlah keseluruhan
penawaran barang-barang dalam perekonomian(penawaran agregat)
pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang tersebut (permintaan
agregat) yang sama besarnya. Oleh karenanya, kekurangan permintaan
tidak akan berlaku.
Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten
Dalam perekonomian nilai produksi yang diciptakan sektor
perusahaan akan selalu sama dengan nilai seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh rumah tangga. Untuk menghasilkan barang dan jasa
sektor perusahaan harus menggunakan faktor-faktor produksi. Dan
seluruh faktor produksi itu berasal dari sektor rumah tangga. Oleh
sebab, itu keseluruhan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yaitu gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, bunga ke atas
modal yang dipinjamkan, sewa yang diperoleh dari tanah dan harta, dan
keuntungan pengusaha merupakan pendapatan sektor rumah tangga.
Nilai seluruh produksi sektor perusahaan adalah sama dengan jumlah
seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi. Dengan
demikian nilai seluruh produksi dalam perekonomian adalah sama
dengan nilai aliran 1 yaitu nilai seluruh pendapatan yang diterima sektor
rumah tangga. (lihat gambar 2.1)
Disamping sebagai penyedia faktor-faktor produksi, sektor rumah
tangga merupakan pula konsumen dari barang dan jasa yang
diperoduksi oleh sektor perusahaan. Maka sektor rumah tangga akan
melakukan pembelian atau pembelanjaan ke atas barang dan jasa yang
diproduksikan sektor perusahaan. Di dalam perekonomian subsisten
tidak terdapat penabungan. Ini berarti seluruh pendapatan sektor rumah
tangga akan digunakan untuk membeli barang dan jasa (aliran 2). Oleh
karena rumah tangga tidak menabung, nilai pengeluaran rumah tangga
(aliran 2) adalah sama dengan nilai pendapatannya (aliran 1). Dan
5
apabila sektor perusahaan menaikkan produksinya maka pendapatan
faktor-faktor produksi, dan seterusnya pendapatan sekor rumah tangga,
akan mengalami kenaikan yang sama besarnya dengan nilai produksi
perusahaan. Karena sektor rumah tangga tidak melakukan penabungan,
pengeluaran sektor rumh tangga akan mengalami kenaikan yang sama
besarnya dengan kenaikan nilai keseluruhan produksi. Aliran-aliran
pendapatan seperti itu, sifatnya hanya terdapat dalam suatu
perekonomian subsisten, dimana kegitan perdagangan dilakukan sangat
terbatas dan pada umumnya dilakukan secara barter.
Gambar 2.1 Sirkulasi Aliran Pendapatan dalam Kegiatan Ekonomi
Subsisten
Corak Kegiatan Perekonomian Modern
Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima
pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk
ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada para pengusaha
dan mereka akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu
melakukan pembelian barang-barang modal. Sebagai balas jasa
6
kepada kesediaan para penerima pendapatan untuk menabung dari
pendapatan mereka, pengusaha akan membayar bunga ke atas
seluruh tabungan yang disediakan oleh sektor rumah tangga. (Lihat
gambar 2.2) Sirkulasi aliran pendapatannya dimulai bahwa sebagian
dari pendapatan sektor rumah tangga ditabung di lembaga-lembaga
keuangan (aliran 3). Dan oleh lembaga-lembaga keuangan ini
tabungan sektor rumah tangga dipinjamkan kepada penanam modal
(aliran 4).para penanam modal (investor) akan meminjam dan
menggunakan t abungan tersebut untuk membeli barang-barang
modal dari sektor perusahaan dan pengeluaran ini dtunjukan (aliran
5).
Gambar 2.2 Sirkulasi aliran pendapatan dalam ekonomi modern
Ahli-ahli ekonomi Klasik tetap berkeyakinan bahwa
walaupun rumah tangga akan menabung sebagian dari pendapatan
yang diperolehnya, kekurangan dalam permintaan akan terjadi
dalam perekonomian. Keyakinan itu didasarkan pada pandangan
yang pada hakikatnya mengatakan bahwa semua tabungan sektor
rumah tangga yang tercipta pada tingkat pengguna tenaga kerja
penuh akan digunakan oleh para pengusaha untuk investasi.
7
Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, dalam perekonomian suku bunga
selalu mengalami perubahan. Dan perubahan itu akan menyebabkan
seluruh tabungan yang diciptakan sektor rumah tangga pada waktu
perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
akan selalu sama besarnya dengan jumlah investasi yang dilakukan
oleh para pengusaha.
Penentuan Suku Bunga
Gambar 2.3 Suku Bunga, Tabungan dan Investasi
Ahli-ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa perubahan-
perubahan yang dapat dengan mudah berlaku ke atas suku bunga
akan menjamin terciptanya kesamaan diantara jumlah tabungan
yang akan disediakan rumah tangga dan jumlah investasi yang akan
dilakukan oleh pengusaha. Hal demikian didasarkan pada bahwa
suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang
akan dilakukan dalam perekonomian.
Kurva I menunjukan permintaan para pengusaha terhadap
tabungan rumah tangga. Berdasarkan kurva tersebut, karena
pengusaha akan mengurangi permintaan terhadap tabungan rumah
tangga apabila suku bunga tinggi tetapi sebaliknya akan menambah
8
apabila suku bunga rendah. Kurva 𝑆𝐹 adalah kurva yang
menunjukan penawaran tabungan oleh seluruh rumah tangga pada
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kurva itu menggambarkan
bahwa rumah tangga akan menawarkan lebih banyak tabungan
apabila suku bunga bertambah tinggi dan sebaliknya. Kesimbangan
diantara keinginan rumah tangga dalam menawarkan tabungan
mereka dan keinginan para pengusaha untuk melakukan investasi
dicapai pada titik E. Pada tingkat keseimbangan ini jumlah seluruh
tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga adalah sama
dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh
pengusaha-pengusaha yaitu sebesar 𝐼0 = 𝑆0. Pada tingkat
keseimbangan ini suku bunga adalah 𝑟0. Oleh sebab itu jumlah
tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah
seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka
dalam perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga
kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengan
penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.
Namun, apabila keseimbangan yang terjadi adalah berbeda
daripada keadaan keseimbangan, penyesuain akan terus menerus
berlangsung dalam pasar modal seehingga tercapai keadaan
keseimbangan. Apabila suku bunga lebih tinggi dari 𝑟0 misalnya 𝑟1,
jumlah tabungan yang ditawarkan leh rumah tangga adalah lebih
besar dari jmlah yang ingin diinvestasikan para pengusaha.
Kelebihan tabungan ini menurunkan suku bunga. Sebaliknya apabila
suku bunga adalah lebih rendah dar 𝑟0, misalnya hanya 𝑟2,
permintaan para pengusaha terhadap tabugan adalah melebihi
tabungan yang tersedia. Keadaan ini akan menaikan suku bunga, dan
seterusnya kenaikan suku bunga akan mengurangi keinginan untuk
9
melakukan investasi, tetapi menambah penwaran tabungan.
Kenaikan ini yang menyebabkan keseimbangan tercapai.
Misalkan pengusaha melakukan lebih banyak investasi yang
menyebabkan kurva investasi berubah menjadi 𝐼1. Perubahan ini
akan menimbulkan keseimbangan baru dipasaran modal, yaitu
investasi bertambah menjadi 𝐼1, dan menyebabkan pertambahan
tabungan menjadi 𝑆1. Perubahan ini diwujudkan oleh kenaikan suku
bunga menjadi 𝑟1. Pada keseimbangan ini perbelanjaan agregat
adalah 𝐶1 + 𝐼1 dan perbelanjaan agregat ini sama besarnya dengan
𝑌𝐹.
Fleksibilitas Suku Bunga
Gambar 2.4 Akibat kenaikan investasi terhadap kesimbangan
pendapatan nasional
Misalkan para pengusaha ingin melakukan lebih banyak
investasi yang menyebabkan kurva investas berubah menjadi 𝐼1.
Perubahan ini mengakibatkan keseimbangan baru di pasaran modal,
yaitu investasi bertambah menjadi 𝐼1, dan menyebabkan
pertambahan tabungan menjadi 𝑆1. Perubahan ini diwujudkan oleh
10
kenaikan suku bunga menjadi 𝑟1. Pada keseimbangan ini
perbelanjaan agregat adalah 𝐶1 +𝐼1 dan perbelanjaan agregat ini
sama besarnya dengan 𝑌𝐹.
Fleksibilitas Upah dan Kegiatan Ekonomi
Gambar 2.5 Upah dan kesempatan kerja
Keyakinan ahli-ahli ekonomi Klasik bahwa pada umumnya
perekonomian akan mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh didasarkan pula kepada suatu keyakinan lain, yaitu: apabila
terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan
penyesuain di dalam pasar tenaga kerja sehingga akhirnya
pengangguran dapat dihapuskan. Oleh karenanya pengangguran
bukanlah suatu keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian.
Apabila dalam perekonomian terdapat penganguran, para
penganggur akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih
mudah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini menimbulkan
kekuatan-kekuatan yang akan menurunkan tingkat upah , dan
penurunan dalam tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan
ekonomi. Di dalam analisis mereka ahli-ahl ekonomi klasik
11
berkeyakinan: para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang
maksimum. Dan kuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan
dimana upah adalah sama dengan produksi marjinal.
Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi
Fleksibilitas suku bunga akan menyebabkan penawaran
agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama
dengan pengeluaran agregat dan flesibilitas tinngkat upah akan
menyebabkan keuntungan maksimum akan dicapai apabila semua
tenaga kerja digunakan, maka ahli-ahli ekonomi klasik berpendapat
perekonomian akan beroperasi pada kesanggupannya yang paling
maksimum, yait mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang
dan jasa sangat tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor
produksi yang tersedia dalam perekonomian tersebut. Tingkat
kegiatan ekonomi ditentukan oleh persamaan:
Y= f (K, L, R, T)
Keterangan:
K = jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam
perekonomian
L = jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian
R = jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan
T = tingkat tekhnologi yang digunakan
12
B. Kritik Keynes Terhadap Pandangan Klasik
Terdapatnya perbedaan di antara keyakinan ahli-ahli ekonomi
Klasik dengan kenyataan yang dalam perokonomian mendorong
Keynes untuk menelaah kembali kebenaran dari teori mereka. Ahli-ahli
ekonomi Klasik berpendapat bahwa perekonomian selalu mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Sedangkan Keynes tidak
menyetujui pandangan paling pokok tersebut. Pendapat Keynes,
penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dan
hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud
dalam perekonomian. Selain itu, analisis-analisis yang dikemukakan
oleh ahli-ahli ekonomi Klasik tidak dapat memberikan penjelasan
mengenai sebab-sebabnya pengangguran yang disebabkan oleh
kekurangan permintaan agregat dapat terjadi. Mereka juga tidak
membuat analisis tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat
permintaan agregat yang dicapai. Ahli-ahli ekonomi Klasik lebih
menumpukan pada analisis masalah produksi yaitu cara-cara
menggunakan faktor-faktor produksi yang terbatas itu dengan efisien.
Perbedaan yang sangat bertentangan diantara mereka dalam persoalan
berikut:
Penentu Tabungan dan Investasi
Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi
Klasik yang menyatakan bahwa tingkat tabungan maupun tingkat
investasi sepenuhnya ditentukan oleh tingkat bunga, dan perubahan-
perubahan dalam tingkat bunga akan menyebabkan tabungan yang
tercipta pada tingkat peggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama
dengan investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Menurut Keynes
besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung
pada tinggi rendahnya tingkat bunga. Ia terutama tergantung pada besar
kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Makin besar jumlah
pendapatan yang diterima oleh sesuatu rumah tangga, makin besar pula
13
jumlah tabungan yang akan dilakukan olehnya. Ini berarti, menurut
Keynes, jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga dan tingkat
bukan tingkat bunga yang menjadi penentu utama dari jumlah tabungan
yang akan dilakukan oleh rumah tangga.
Disamping itu Keynes tidak yakin bahwa jumlah investasi yang
dilakukan para pengusaha sepenuhnya ditentukan oleh tingkat bunga.
Keynes tetap mengakui bahwa tingkat bunga memegang peranan yang
cukup menentukan di dalam pertimbangan para pengusaha melakukan
investasi. Adapun faktor lainnya seperti keadaan ekonomi pada masa
kini, ramalan perkembangan teknologi yang berlaku. Apabila tingkat
ekonomi pada masa kini menggalakan dan dimasa depan diramalkan
prekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupun tingkat bunga
adalah tinggi, para pengusaha akan melakukan banyak investasi. Begitu
sebaliknya jika tingkat bunga rendah, investasi tidak akan banyak
dilakukan apabila barang-barang modal yang terdapat dalam
perekonomian digunakan pada tingkat yang jauh lebih rendah dari
kemampuannya yang maksimal.
Keynes tidak sependapat dengan ahli-ahli eknomi Klasik yang
berkeyakinan bahwa fleksibilitas tingkat bunga akan selalu menjamin
berlakunya kesamaan diantara jumlah tabungan pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dengan jumlah investasi yang
dilakukan oleh para pengusaha. Menurutnya, pada umumnya investasi
yang dilakukan oleh para pengusaha adalah lebih kecil dari jumlah
tabungan yang dilakukan rumah tangga pada waktu dicapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Oleh karenanya permintaan agregat
dalam perekonomian adalah lebih rendah dari produksi barang-barang
dan jasa-jasa pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan
pada permintaan agregat ini dapat menimbulkan pengangguran dalam
perekonomian.
14
Gambar 2.6 Penentu tabungan dan investasi
Tingkat Upah dan Tingkat Kegiatan Ekonomi
Kalau dibandingkan pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik itu dengan
menyataan yang sebenarnya wujud dalam suatu perekonomian modern,
akan dapat dilihat bahwa tingkat upah tidak mudah mengalami
penurunan. Sebagai akibatnya pengangguran menjadi lebih sukar untuk
dihapuskan. Dalam perokonomian modern terdapat persatan-persatuan
pekerja yang slalu mempertahankan dan memperjuangkan perbaikan
nasib para pekerja. Usaha ini termasuklah menjaga agar para pekerja
diberi upah yang wajar. Persatuan pekerja akan slalu menentang setiap
usaha untuk menurunkan tingkat upah yang dibayarkan kepada para
pekerja. Kekuasaan ini yang menyebabkan tingkat upah tidak mudah
untuk diturunkan.
Secara teori Keynes menunjukan pula kelemahan pandangan yang
dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi klasik mengenai peranan dari
penurunan tingkat upah di dalam menciptakan penggnaan tenaga kerja
penuh. Menurut Keynes walaupun tingkat upah mengalami penurunan,
tetapi gambaran itu adalah kurang sempurna. Gambaran tersebut
15
berasal dari dari penggunaan analisis sebagian atau partial equilibrum
analysis di dalam menganalisis sesuatu masalah makro ekonomi.
Analisis tersebut menganggap bahwa apabila upah turun, maka
penurunanan itu tidak mempengaruhi kurva produk marjinal. Yang
sebenarnya terjadi bukan demikan, apabila tingkat upah turun maka
tingkat pendapatan akan menjadi bertambah rendah dan daya beli dalam
masyarakat akan berkurang. Oleh sebab itu pengeluaran dalam
masyarakat akan menurun. Pengeluaran yang bertambah rendah ini
akan menurunkan harga-harga.
C. Pandangan Keynes Mengenai Penentuan Tingkat Kegiatan
Ekonomi
Peranan Permintaan Agregat dalam Kegiatan Ekonomi
Analisis Keynes menunjukan betapa pentingnya peranan
dari pengeluaran agregat ke atas jumlah barang dan jasa yang akan
diperoduksi oleh sektor perusahaan di dalam menentukan tingkat
kegiatan ekonomi. Ini berarti Keynes lebih memperhatikan aspek
permintaan, yaitu menganalisis mengenai peranan dari permintaan
berbagai golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat
kegiatan ekonomi yang aan dicapai oleh sesuatu perekonomian.
Pada hakikatnya analisis itu berpendapat bahwa tingkat kegiatan
ekonomi negara ditenukan oleh besarnya permintaan efektif, yaitu
permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk membayar barang
dan jasa yang diminta tersebut, yang wujud dalam perekonomian.
Bertambah besar permintaan efektif yang wujud dalam
perekonomian, bertambah besar pula tingkat prduksi yang akan
dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini dengan sendirinya akan
menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi,
pertambahan penggunaan tenaga kerja dan pertambahan
penggunaan faktor-faktor produksi.
16
Analisis Keynes merupakan suatu analisis jangka pendek. Ini
berarti analisisnya memisalkan bahwa jumlah maupun kemampuan
dari faktor-faktor produksi tidak mengalami pertambahan. Oleh
sebab itu, apabila kegiatan ekonomi bertambah tinggi dan lebih
banyak faktor-faktor produksi digunakan, pengangguran, tenaga
kerja dan faktor produksi lainnya akan berkurang. Makin besar
permintaan efektif, makin kecil jurang diantara tingkat kegiatan
ekonomi yang tercapai dengan tingat kegiatan ekonomi pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan akibatnya tinkat
engangguran akan semakin rendah.
Penentu-Penentu Perbelanjaan Agregat
Dalam analisisnya Keynes membagikan permintaan agregat
kepada dua jenis: penegluaran konsumsi oleh rumah tangga dan
penanaman modal oleh para pegusaha. Dalam analisis makroekonoi
yang wujud sekarang pengeluaran agregat dalam perekonomian
meliputi pula pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dengan demikian
pengeluaran agregat dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
konsumsi rumah tangga, investasi persahaan, pengeluaran
pemerintah dan ekspor.
Konsumsi Rumah Tangga
Sifat penting dari konsumsi rumah tangga adalah: hanya
sebagian saja dari pendapatan yang mereka terima yang akan
digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Oleh Keynes
perbandingan di antara pengeluaran konsumsi pada suatu tingkat
pendapatan tertentu dengan pendapatan itu sendiri dinamakan
kecondongan mengonsumsi apabila kecondongan mengonsumsi
adalah tinggi, bagian dari pendapatan yang diguakan untuk
konsumsi adalah tinggi. Dengan sendirinya, sebaliknya pula,
maa semakin sediit pendapatan masyarakat yang akan
digunakan untuk konsumsi.
17
Agar penggunaan tenaga kerja penuh dapat dicapai perlulah
para pengusaha menaikkan jumlah investasi yang akan
dilakukannya, yaitu mereka harus menginvestasi sebanyak
perbedaan diantara produksi nasional pada penggunan tenaga
kerja penuh dengan pengeluaran konsumsi rumah tangg pada
penggunaan tenaga kerja penuh.
Investasi ( Penanaman Modal)
Penanaman boleh para pengusaha ditentukan oleh dua
faktor: efisiensi marjinal modal dan suku bunga. Efisiensi
marjinal modal mnggambarkan tingkat pengembalian modal
yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan investasi yang dilakukan
dalam perekonomian. Sekiranya suku bunga lebih tinggi dari
efisiesi marjinal dari investasi itu, maka pengusaha itu akan
membatalkan rencananya untuk menanam modal. Seorang
pengusaha baru akan menanam modal apabila hasil dari
investasiya leih tinggi dari suku bunga. Maka, dalam suatu
perekonomian , besarnya jumlah invstasi yang akan dilakukan
oleh para pengusaha tergantung kepada nilai penanaman modal
yang tingkat pengembalian modalnya lebih besar dari suku
bunga.
Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah berfungsi untuk mengatur kegiatan prekonomian
tetapi juga dapat mempengaruhi tingkat pengeluaran agregat
dalam prekonomian. Di satu pihak kegiatan pemerintah melalui
pemungutan pajak akan mengurangi perbelanjaan agregat. Akan
tetapi pajak tersebut akan dibelanjakan lagi oleh pemerintah dan
langkah tersbut akan meningkatkan pengeluaran agregat.
Kerapakali pemerintah membelanjakan dana yang melebihi
penerimaan pajak. Langkah seperti ini akan meningkatkan
kesluruhan pembelanjaan agregat.
18
Ekspor ke Pasar Dunia
Kegiatan prekonomian negara akan semakin meningkat
apabila pengeluaran pemerintah dan ekspor bertambah.
Perkembangan ekspor yang pesat tersebut menyebabkan
pertambhan pesat dalam pembelanjaan agregat, yang pada
akhirnya menimbulkan pertumbuhan pendapatan nasional
(pertumbuhan ekonomi) yang pesat.
Penetuan Kegiatan Ekonomi Negara
Dengan menggunakan suatu contoh angka, terlebih dahulu
akan digambarkan interaksi diantara sektor perusahaan dengan
pengeluaran agregat dalam menentukan kesimbangan dalam
kegiatan keseluruhan perekonomian.
Tabel penentu keseimbangan kegiatan prekonomian negara (triliun
rupiah).
Pendapatan
nasional
Pengeluaran agregat Kegiatan ekonomi
100 157 EKSPANSI
200 250 EKSPANSI
300 325 EKSPANSI
400 400 SEIMBANG
500 475 KONTRAKSI
600 550 KONTRAKSI
Kolom (1) alternatif tingkat produksi yang ingin dicapai sektor
perusahaan. Kolom tersebut juga menunjukan pendapatan nasional
yang akan dicapai. Kolom (2) menunjukan nilai pengeluaran agregat
yang akan tercapai pada berbagai tingkat produksi nasional. Angka-
angka tersebut juga menunjukan bahwa tinggi pendapatan nasional,
19
makin banyak pengeluaran agregat, yaitu semakin tinggi pendapatan
nasional semakin banyak konsumsi rumah tangga. Sebagai
akibatnya, semakin tinggi pendapatan nasional semakin meningkat
jumlah pengeluaran agregat. Angka dalam tabel tersebut, apabila
pendapatan nasional 300 triliun rupiah atau kurang. Menunjukan
pengeluaran agregat melebihi pendapatan nasional. Berarti yang
diproduksi sektor perusahaan tidak mencukupi, lebih banyak barang
dan jasa harus diproduksi untuk memenuhi kelebihan pengeluaran
agregat. Akan kegiatan negara akan mengalami ekpansi. Keadaan
sebaliknya berlaku apabila pendapatan nasional melebihi 400 triliun
rupiah. Apabila pendapatan nasional adalah 500 triliun atau 600
triliun rupiah, pengeluaran agregat adalah lebih rendah dari
pendapatan naasional. Keadaan ini berarti sebagian barang yang
diproduksi sektor perusahaann tidak dapat dijual. Perusahaan-
perusahaan dan mengurangi kegiatannya dan kontraksi dalam
kegiatan ekonomi akan berlaku. Dapat disimpulkan bahwa
keseimbangan dalam kegiatan perekonomian negara akan tercapai
apabila: pendapatan nasional adalah sama dengan pengeluaran
agregat. Keseimbangan tersebut dicapai pada pndapatan nasional
sebesar 400 triliun rupiah. Pada tingka pendapatan nasional ini
keinginan prekonomian untuk membeli barang adalah sama dengan
keinginan perusahaan untuk memproduksi barang.
D. Pendekatan Masa Kini dalam Penentuan Kegiatan
Perekonomian
Perkembangan Analisis Makroekonomi
Perkembangan analisis makroekonomi yang dikemukakan
sesudah masa golongan Keynesian dapat dibedakan menjadi empat
yaitu:
a. Golongan Monetaris
20
Dipelopori oleh Milton Friedman, yang lama mengembangkan
karirnya di Universias Chicago. Pada dasarnya Friedman
mengkritik pandangan Keynes dalam hal-hal berikut:
Friedman yakin sistem pasar bebas cukup efisien dalam
mengatur kegiatan ekonomi dan mampu menyebabkan
perekonomian selalu beroperasi pada kesempatan kerja
penuh. Oleh karen itu Friedman tidang menyokong campur
tangan pemerintah yang berlebihan dalam kegiatan konomi.
Friedman menunjuan peranan penawaran uang dalam
menentukan tingkat kegiatan ekonomi. Perubahan-
perubahan penawaran ini sangat penting artinya dalam
mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga.
Friedman mengkritik pandangan Keynes yang sangat
menekankan kepada peranan pengeluaran agregat dalam
mempengaruhi kegiatan ekonomi.
Mengenai kebijakan pemerintah apabila diperlukan,
Friedman lebih menyukai kebijakan pemerintah yang
berbentuk kebijakan moneter. Menurut Friedman kebijakan
fiskal yang ditekankan golongan Keynesian, tidak terlalu
besar efeknya dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian.
b. Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru)
Pandangan golongan ini didasarkan kepada dua pemisalan
penting. Yang pertama, teori ini menganggap bahwa semua pelaku
kegiatan ekonomi bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk
kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap
mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. Mereka juga
meramalkan keadaan- keadaan yang akan berlaku di masa depan.
Selanjutnya dengan pemikiran rasional mereka.
Akibat dari pemisalan ini teori Ekspektasi Rasional
mengembangkan analisisnya berdasarkan prinsip-prinsip yang
terdapat dalam teori makroekonomi yang bertitik tolak dari
21
anggapan bahwa pembeli, produsen dan pemilik faktor produksi
bertindak secara rasional dalam menjalanka kegiatannya.
Pemisalannya yang kedua adalah: sesuai dengan pendapat
ahli-ahli ekonomi Klasik (dan menjalankan salah satu alasan
yang menyebabkan teori ini dinamakan (new classical
economics) teori ekspektasi rasional berpendapat bahwa semua
jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat
membuat penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang
berlaku. Dengan demikian menurutnya tingat harga dan tingkat
upah dapat dengan mudah mengalami perubahan. Kekurangan
penawaran akan menaikan harga, dan kelebihan penawaran
mengakibatkan harga turun. Buruh yang berlebihan akan
menurunkan upah, sebaliknya kekurangan buruh akan menaikan
upah mereka. Semua pasar bersifat persaingan sempurna, dan
informasi yang lengkap akan diketahui oleh semua pelaku
kegiatan ekonomi di berbagai pasar.
Sebagai akibat dari dua keyakinan tersebut teori ekspektasi
meyakini bahwa perekonomian selalu beroperasi pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dan kebijakan diskresioner
pemerintah (kebijakan fiskal maupun moneter) tidak akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu pemerintah
tidak perlu mengambil tindakan apabila sekali-sekali berlaku
masalah pengangguran. Golongan Klasik baru berkeyakinan
pelaku kegiatan ekonomi jarang melakukan kesalahan-
kesalahan dalam ekspektasinya mengenai keadaan masa depan.
Oleh sebab itu pada umunya perekonomian akan selalu
beroperasi pada tingkat penggunaan tenaga penuh.
Pengangguran yang ada merupakan pengangguran yang bersifat
sukarela.
22
c. Ekonomi Segi Penawaran
Munculnya pemikiran ekonomi segi penawaran didorong oleh
dua pekembangan penting yang beralaku dalam tahun 1970an dan
permulaan tahun 1980an. Faktor yang pertama adalah berlakunya
stagflasi di dalam tahun 1970an diberbagai prekonomian negara
industri. Dalam keadaan seperti itu kebijakan fiksal dan moneter
yang tradisional dianggap tidak akan mampu untuk mengatasi
masalahnya. Faktor yang kedua adalah terpilihnya presiden Amerika
Serikat, ia adalah kandidat dari Parai Republikan, yang terkenal
konservatif dan tidak menyukai campur tangan pemerintah yang
berlebih-lebihan dalam perekonomian.
Pada dasarnya kebijakan-kebijakan eknonomi Segi Penawaran
bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan
sehingga ekonomi dapat ditingkatkan, pendapatan nasional riil dan
kesempatan kerja bertambah dan tingkat harga dapat distabilkan
melalui keadaan sbagai berikut:
Para pekerja akan bekerja lebih giat dan lebih efisien
Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya
produksi dikurangi.
Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong
lebih banyak persaingan.
Tujuan –tujuan diatas dapat dicapai dengan cara:
Mengurangi pengeluaran pemerintah
Menurunkan tingkat pajak yang dipungut terutama pajak
dari golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi
Penswastaan perusahaan-perusahaan pemerintah yang
tidak penting kepada masyarakat
Mendorong persaingan yang lebih sempurna di pasaran
barang dan pasaran faktor
d. Golongan Keynesian Baru
23
Pada dasarnya mereka belum dapat menerima kritik golongan
Ekspektasi Rasional yang berkeyakinan sistem pasaran adalah
sempurna dan dapat dengan sendirinya membuat penyesuaian
sehingga perekonomian cenderung akan mencapai kesempatan kerja
penuh. Mereka menunjukkan kelemahan mekanisme dalam pasaran
barang dan pasaran faktor yang mengakibatkan penyimpangan yang
berkepanjangan dari kesempatan kerja penuh mungkin berlaku.
Berdasarkan keyakinan mengenai ketidaksempurnaan pasar
barang dan pasar faktor, mereka tetap berkeyakinan kebijakan
pemerintah masih cukup diperlukan untuk menstabilkan kegiatan
ekonomi dan mengusahakan agar prekonomian tetap mencapai
kesempatan kerja penuh.
Pandangan-pandangan baru tersebut sangat mempengaruhi
analisis-analisis makroekonomi yang wujud sekarang ini.
24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai penentuan kegiatan
ekonomi:
Menurut ahli-ahli ekonomi Kasik suku bunga ditentukan oleh
keinginan masyarakat untuk melakukan penabungan dan
keinginan para pengusaha untuk meminjam modal untuk
melakuan investasi.
Kemungkinan bahwa kesempatan kerja penuh akan berlaku
keadaan tabungan masyarakat akan sama dengan investasi
para pengusaha.
Teori Klasik menerangkan bahwa fleksibilitas tingkat upah
akan mewujudkan tenaga kerja penuh.
Kemampuan suatu negara dalam menghasilkan pendapatan
nasional dapat dinyatakan menggunakan persamaan: 𝑌 =
𝑓 (𝐾, 𝐿, 𝑅, 𝑇).
b. Pandangan Klasik dikritik oleh Keynes. Kritik Keynes dan
pandangan lain mengenai aspek yang dikritiknya:
Keynes berpendapat tabungan bukan ditentukan oleh suku
bunga tetapi oleh tingkat pendapatan masyarakat.
Keynes berpendapat suku bunga bukan ditentukan oleh
penawaran dana untuk tabungan dan permintaan dana untuk
investasi.
Menurut Kenes tingkat upah tidak fleksibel. Walaupun
terdapat banyak pengangguran tetap wujud.
Menurut Keynes pendapatan nasional bukan faktor-faktor
produksi yang tersedia tetapi oleh pengeluaran agregat.
c. Pengeluaran agregat dalam prekonomian dapat dibedakan menjadi
empat: konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran
25
pemerintah dan ekspor. Empat komponen ini yang menentukan
kegiatan prekonomian, kesempata kerja, dan pendapatan nasional.
d. Analisis makroeonomi semakin berkembang. Terdapat pemikiran-
pemikiran yang mengkritik dan menyokong pandangan Keynes.
Analisis ini yang berhubungan dengan makroekonomi sesudah
Keynes dapat dibedakan menjadi empat pemikiran: golongan
Monetaris, golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru), golongan
Segi Penawaran dan golongan Keynesian baru.
26
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,Sadono. 2006. Makroekonomi Pengantar, edisi 3. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi, edisi 1. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Soeratno. 2004. Ekonomi Makro Pengantar, edisi 2. Yogyakarta: Bagian
Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Indra Gunawan, Cakti. 2015. Ekonomi Makro. Purwokerto. www.irdhsearch.com