97
PENERAPAN AKAD-AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT UGT SIDOGIRI CABANG SAWANGAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: EKO SUPRIYANTO NIM: 1112046100076 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/ 2016

PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

PENERAPAN AKAD-AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT

UGT SIDOGIRI CABANG SAWANGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

EKO SUPRIYANTO

NIM: 1112046100076

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/ 2016

Page 2: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

ii

Page 3: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Hari ini Kamis, 29 Desember 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Eko Supriyanto

2. NIM : 1112046100076

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Penerapan Akad-akad Pembiayaan Murabahah Pada BMT

UGT Sidogiri Cabang Sawangan

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan atau kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Desember 2016

PANITIA UJIAN:

1. Ketua : AM. Hasan Ali, M.A (........................................)

NIP. 19751201 200501 1 005

2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, M.A (........................................)

NIP. 19731215 200501 1 002

3. Pembimbing : Dr. Hasanudin, M.Ag. (........................................)

NIP. 19610304 1995031001

4. Penguji I : AM. Hasan Ali, M.A (........................................)

NIP. 19751201 200501 1 005

5. Penguji II : Nurul Handayani, S.Pd, M,Pd (........................................)

NIP. 19710113 199903 2 001

Page 4: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Eko Supriyanto

NIM : 1112046100076

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa seizin pemilik karya.

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melakukan pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan sanksi yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 26 Desember 2016

Eko Supriyanto

Page 5: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

v

ABSTRAK

Eko Supriyanto, NIM 1112046100076 Penerapan Akad-akad Pembiayaan

Murabahah Pada BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan program studi

Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembiayaan akad

murabahah pada BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan dengan fatwa DSN-MUI.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat dekriptif-analisis.

Data dalam penelitian kualitatif diperoleh melalui hasil wawancara dan

dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan akad pembiayaan

murabahah pada BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan telah sesuai dengan fatwa

DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000. Dalam transaksi murabahah di BMT UGT

Sidogiri Cabang Sawangan, setelah pihak BMT menyetujui permohonan dengan

melihat kelengkapan dokumen atau berkas yang menjadi syarat administrasi

kemudian pihak BMT mewakalahkan (memberi kuasa) pembelian barang yang

diinginkan anggota kepada anggota itu sendiri. Setelah barang telah dibeli oleh

anggota maka anggota memberitahukan kepada pihak BMT, by phone, bahwa dia

telah membeli barang tersebut. Pada saat itu barulah terjadi proses penawaran dari

pihak BMT kepada anggota, sehingga akad murabahah dilakukan setelah barang

sudah menjadi milik BMT yang mana pembeliannya diwakalahkan kepada

anggota. Hal ini dibolehkan atau dengan kata lain telah sesuai dengan prinsip

syariah.

Kata kunci: BMT, Murabahah, wakalah, fawa DSN

Pembimbing: Dr. Hasanuddin,M.Ag.

Daftar Pustaka: Tahun 1998 s.d 2015

Page 6: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

vi

ABSTRACT

Eko Supriyanto, NIM 1112046100076 Penerapan Akad-akad Pembiayaan

Murabahah Pada BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan Islamic Banking study

program, Faculty of Economics and Business, State Islamic University Syarif

Hidayatullah Jakarta.

This study aims to determine the application of the financing murabaha

contract at BMT UGT Sidogiri Branch Sawangan with DSN-MUI fatwa. This

study is a qualitative research that is descriptive-analysis. Data in qualitative

research obtained through interviews and documentation.

These results indicate that the application of the murabaha financing

agreement on BMT UGT Sidogiri Sawangan Branch has been in accordance with

the DSN-MUI fatwa No. 04 / DSN-MUI / IV / 2000. In a murabaha transaction in

BMT UGT Sidogiri Branch Sawangan, after the BMT approves the application to

see documents or files into the administrative requirements then the BMT

mewakalahkan (authorize) the purchase of the desired goods to members of the

members themselves. Once the goods have been purchased by members of the

members notify the BMT, by phone, that he had bought the goods. At that moment

occurred the bidding process of the BMT to members, so murabahah made after

the goods had belonged BMT which purchase diwakalahkan to members. It is

permissible, or in other words in accordance with Islamic principles.

Keywords : BMT, Murabaha, wakalah, fatwa DSN

Supervisor : Dr. Hasanuddin, M.Ag.

Bibliography : 1998 s.d 2015

Page 7: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Eko Supriyanto

Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 25 September 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Mangga RT/RW: 007/002 Kel. Grinting

Kec. Bulakamba Kab. Brebes Jawa Tengah

Telepon : 085642943637

Email : [email protected]

B. Latar Belakang Pendidikan Formal

2000-2006 : MI Ibtidaiyyah Islamiyyah Grinting

2006-2009 : MTs PPM Darunnajat Bumiayu

2009-2012 : MA PPM Darunnajat Bumiayu

C. Keorganisasian

1. Ketua Bagian Keamanan PPM Darunnajat (2010-2011)

2. Ketua Panitia PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) PPM Darunnajat (2011)

3. Kepala Divisi Perekonomian Forum Silaturrahmi Santri Darunnajat (2013-

2014)

4. Anggota bagian Komunikasi dan Informasi DEMA-FSH (2014-2015)

5. Wakil Ketua KKN Piala (2015)

6. Pengurus Harian Galeri Investasi IPOT FSH-UIN Jakarta (2015)

7. Anggota Divisi Kajian dan Riset COINS (2015-2016)

8. Kepala Bagian Pemasaran Sharia Banking Training Center (2016)

9. Anggota GP Ansor Cabang Tangerang Selatan (2016)

Page 8: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‟alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya khususnya

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat serta salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad

SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang

terang benderang ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat

kelulusan Strata (S-1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang

memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian

mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan,

dorongan semangat, doa maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M Hasan Ali, MA., selaku Ketua Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Dr. Abdurrauf, MA., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 9: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

ix

4. Bapak Dr. Hasanuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang tidak

hentinya membimbing dan meluangkan waktu untuk penulis demi

terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan sabar memberikan bekal

ilmu yang tak terhingga nilainya.

6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Perpustakaan

Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan.

7. Bapak Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA selaku dosen pembimbing

akademik yang telah membimbing, mengarahkan dan memberi saran

konstruktif untuk penulisan skripsi ini.

8. Bapak Muhaimin, SPd.i selaku kepala BMT UGT Sidogiri Cabang

Sawangan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian

dan seluruh karyawan serta staf BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan.

9. Orang tua penulis, Bapak Dulalim dan Ibu Sri Maryatun serta adik Slamet

Nur Fauzan yang senantiasa tanpa lelah mendorong, mendoakan serta

mendukung penulis dalam segala hal. Kalian motivasi terbesar penulis.

Keluarga Besar Kasan & Sofiyah, bapung, wa katun, kang jirin, kang ali,

kang wawan dan bibi sekaligus teman seperjuangan Siti Mualiyah yang

selalu memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis selama

ini. Matur suwun sanget.

Page 10: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

x

10. Terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis, Rinaldi Vyqri

Karunia, Peni, Tufik Rahman dan Tendi Semoga persahabatan kita tetap

berlanjut sampai kapanpun. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada

Rahmi Azizah, yang telah membantu penulis dalam mengolah data skripsi

dan memberikan masukan, ide serta semangat untuk segera menyelesaikan

skripsi ini.

11. Al-Ustadz Zainal Arifin yang senantisa membimbing penulis selama ini

dan keluarga besar Forum Silaturrahmi Santri Darunnajat Jabodetabek

tempat bertukar ide dan fikir.

12. Kawan-kawan seperjuangan di C.O.I.N.S (Center For Islamic Economy

Studies) yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan di luar bangku

kuliah. Terima kasih untuk ilmu dan pengalaman yang diberikan kepada

penulis.

13. Terima kasih kepada sahabat-sahabat perjuangan, keluarga besar

Perbankan Syariah B 2012, KKN PIALA 2015, yang senantiasa

membantu, memberikan motivasi, dan mendoakan yang terbaik kepada

penulis. Terima kasih untuk semua kenangan yang tak terlupakan. Semoga

silaturahmi kita tetap dapat terjalin.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya

skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga

Allah SWT mencatatnya sebagai amal baik dan membalasnya lebih baik

lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.

Page 11: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

xi

Jakarta, November 2016

Eko Supriyanto

Page 12: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING..........................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................................ 9

D. Metode Penelitian ......................................................................................... 10

E. Sistematika Penulisan .................................................................................... 13

BAB II ................................................................................................................... 16

LANDASAN TEORI ............................................................................................ 16

A. Baitul Mal wa At-Tamwil ........................................................................... 16

1. Pengertian Baitul Mal wa At-Tamwil.....................................................16

2. Karakteristik Baitul Mal wa At-Tamwil..................................................17

3. Produk-Produk Baitul Mal wa At-Tamwil..............................................18

B. Konsep Akad .............................................................................................. 19

1. Definisi Akad...........................................................................................19

2. Rukun dan Syarat....................................................................................21

3. Masa Berakhirnya Akad..........................................................................23

C. Konsep Murabahah .................................................................................... 24

1. Definisi Murabahah.................................................................................24

Page 13: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

xiii

2. Dasar Hukum Murabahah........................................................................25

3. Pokok-Pokok yang Diatur dalam Akad Murabahah................................27

D. Konsep Akad Murabahah............................................................................28

1. Skema Pembiayaan Murabahah..............................................................29

E. Aplikasi Murabahah dalam Lembaga Keuangan Syariah .......................... 31

F. Ketetapan Fatwa DSN-MUI .................................................................. .....34

1. Potongan Harga Dalam Pembiayaan Murabahah....................................34

2. Penyelesaian Piutang Murabahah............................................................34

3. Penjadwalan Kembali tagihan Murabahah..............................................35

G. Kajian Pustaka (Review Terdahulu) ........................................................... 36

BAB III ................................................................................................................. 37

GAMBARAN UMUM ......................................................................................... 37

A. Profil BMT UGT Sidogiri .......................................................................... 37

B. Produk dan Jasa Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri : .............................. 41

C. Temuan Penelitian ...................................................................................... 44

BAB IV ................................................................................................................. 58

ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 58

1. Aplikasi Pembiayaan Akad Murabahah Pada BMT UGT Sidogiri Cabang

Pembantu Sawangan .......................................................................................... 58

2. Analisis Kesesuaian Pembiayaan Akad Murabahah pada BMT UGT

Sidogiri Cabang Sawangan ................................................................................ 65

BAB V ................................................................................................................... 74

PENUTUP ............................................................................................................. 74

A. Kesimpulan ................................................................................................ 74

B. Saran ........................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 82

Page 14: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Skema Pembiayaan Murabahah

Gambar II. Struktur Organisasi Kantor Cabang Sawangan

Gambar III. Tabel Analisis Kesesuaian

Page 15: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

TRANSKIP WAWANCARA

SURAT PERMOHONAN WAWANCARA/DATA

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

FATWA DSN

Page 16: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia perkembangan perbankan sangat pesat, bukan hanya bank

konvensional yang menjalankan operasional dengan prinsip bunga akan tetapi

juga bank syariah yang menjalankan operasionalnya dengan prinsip bagi-hasil.

Perkembangan bank syariah yang pesat ini di tandai dengan semakin banyaknya

bermunculan bank-bank syariah baru di Indonesia. Bank syariah atau bank Islam

merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara

antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan

dana yang dalam menjalankan aktivitas usahanya harus sesuai dengan prinsip-

prinsip Islam.1

Selain perbankan syariah yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan

yang sangat pesat, masih banyak pula lembaga-lembaga keuangan syariah non-

bank yang dalam operasionalnya menggunakan prinsip syariah mengalami

perkembangan yang pesat pula. Diantaranya adalah asuransi, koperasi,

pegadaian, bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) dan termasuk juga di

dalamnya lembaga keuangan non-bank seperti baitul mal wat tamwil (BMT).

BMT (Baitul Mal Wat Tamwil) adalah balai usaha mandiri terpadu yang

isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan usaha mengembangkan usaha-

1 Muhammad, Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press,

2009)h.4

Page 17: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

2

usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi

pengusaha menengah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan

menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, BMT

juga bisa menerima titipan zakat, infaq, dan sedekah, serta menyalurkannya

sesuai dengan peraturan dan amanatnya.2

BMT (Baitul Mal Wat Tamwil) adalah merupakan salah satu model

lembaga keuangan syariah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di

Indonesia bahkan jumlahnya hingga ribuan yang bergerak di kalangan ekonomi

masyarakat bawah dan berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan

investasi dalam rangka meningkatkan ekonomi bagi pengusaha kecil yang

berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang kemudian disalurkan melalui

pembiayaan-pembiayaan.3

Sedangkan untuk badan hukum yang menaungi operasional BMT sendiri

masih menginduk pada peraturan pemerintah tentang perkoperasian dalam hal ini

peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan simpan

pinjam oleh koperasi, kemudian di perjelas lagi dalam Peraturan Menteri

Koperasi (PERMENKOP) No. 16/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang pelaksanaan

kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi.

Berdirinya Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti BMT

yang memberikan pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil menjadi solusi bagi

2 Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Pernada Media Group, 2009)

h.468 3 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Keuangan Mikro Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2002), h.49

Page 18: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

3

pelaku usaha mikro maupun individu perseorangan untuk memenuhi

kebutuhannya (konsumtif). BMT menjadi lembaga keuangan alternatif yang

dapat memberikan solusi pada permasalahan pembiayaan. Posisi BMT sangat

strategis sebagai lembaga yang memberikan layanan bagi para pelaku usaha

maupun individu yang menginginkan jasa layanan syariah. Dengan demikian,

keberadaan BMT memiliki dua fungsi utama, yaitu melakukan kegiatan

pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas

ekonomi dan jasa layanan keuangan syariah terutama dengan mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya serta

menerima titipan dana zakat, infak dan sedekah serta mengoptimalkan

distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak ke pihak

yang lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan

sendiri maupun lembaga. Salah satu pembiayaan yang seringkali atau dominan

dalam lembaga keuangan saat ini adalah pembiayaan dengan model akad

murabahah. Murabahah yang merupakan salah jenis jual beli yang bersifat

amanah dalam hukum Islam merupakan skema akad yang dominan digunakan

dalam praktik perbankan syariah di Indonesia. Namun dalam praktiknya,

murabahah telah mengalami banyak modifikasi di bandingkan dengan konsep

dasarnya dalam fikih muamalat klasik. Modifikasi ini ada yang tidak

menimbulkan persoalan dari sisi prinsip-prinsip dasar hukum Islam sehingga

ulama tidak merasa keberatan, tetapi tidak sedikit model modifikasi yang

Page 19: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

4

menimbulkan perdebatan karena dilakukan semata-mata untuk memenuhi

ketentuan formal yuridis demi pertimbangan efektivitas dan efisiensi

administrasi.4

Fungsi BMT dalam hal pembiayaan murabahah adalah sebagai penjual

barang untuk kepentingan nasabah. BMT membeli barang dan menjualnya

kepada nasabah dengan harga jual yang setara dengan harga beli ditambah

dengan keuntungan. BMT harus memberitahu nasabah dengan jujur harga pokok

barang yang dipesan nasabah dengan disertai biaya yang diperlukan. Selain itu,

BMT juga berkewajiban untuk menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian barang kepada nasabah.

Melihat perkembangan BMT yang cepat dan pesat ini, menjadi fokus

tersendiri dalam penelitian bahwa praktek operasional dalam BMT sampai

sekarang masih di dominasi oleh akad murabahah pada produk penyaluran dana.

Menurut Azharudin, banyaknya lembaga keuangan syariah baik bank ataupun

non-bank menggunakan skema murabahah dikarenakan prinsip kehati-hatian

(prudential) relatif bisa diterapkan dengan ketat dan standar sehingga tingkat

resiko kerugian dari pihak lembaga keuangan syariah sangat kecil. Senada

dengan pendapat sebelumnya, menurut Chudory, dominannya pembiayaan

4 Ah. Azharuddin Lathif, “Konsep dan Aplikasi Akad Murabahah pada Perbankan Syariah”,

Anggota Komite Bidang Advokasi, Penelitian, dan Pengembangan Hukum Ekonomi Syariah

Masyarakat Ekonomi Syariah (MES)

Page 20: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

5

dengan akad murabahah terjadi karena pembiayaan ini cenderung memiliki

resiko yang lebih kecil dan lebih mengamankan bagi shareholder.5

Seiring dengan perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(LKMS) yang sangan cepat dan pesat dengan dominasi akad murabahah sebagai

produk penyaluran dana banyak pula bermunculan kritik-kritik dari para peneliti

terhadap praktik murabahah yang berkembang di LKMS dan lembaga perbankan

syariah di Indonesia. Banyak yang berpendapat bahwasannya akad murabahah

yang berkembang saat ini di lembaga keuangan syariah, baik perbankan syariah

maupun non-bank, sudah banyak mengalami perubahan dari konsep aslinya yaitu

dari konsep fikih muamalat.

Baitul Mal Wat Tamwil Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri (BMT UGT

Sidogiri) Cabang Sawangan adalah Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS)

dan salah satu lembaga keuangan syariah yang bergerak dalam skala mikro.

BMT yang telah beroperasi sejak tanggal 5 Rabiul Awal 1421 H atau 6 Juni

2000 M. di Surabaya dan kemudian mendapatkan badan Hukum Koperasi dari

Kanwil Dinas Koperasi PK dan M Propinsi Jawa Timur dengan SK Nomor:

09/BH/KWK.13/VII/2000 tertanggal 22 Juli 2000 mempunyai visi dan misi,

salah satu visinya yaitu terbangunnya dan berkembangnya ekonomi umat dengan

5 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12, (Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1998)h, 82. Shareholder dalam hal

ini adalah para pemegang saham.

Page 21: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

6

landasan syariah dan salah satu misinya adalah meningkatkan umat dan

anggota.6

Adapun BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri disingkat (BMT UGT

Sidogiri) Cabang Sawangan7 (yang menjadi tempat penelitian) merupakan

lembaga keuangan mikro syariah yang berperan dalam pemberdayaan ekonomi

umat dengan memberikan pinjaman pembiayaan kepada masyarakat ekonomi

lemah untuk berusaha dalam mensejahterakan kehidupannya. Berdasarkan dari

keterangan yang penulis dapat dari kunjungan pertama sebelum penelitian

dilakukan (pre research) bahwa pembiayaan yang saat ini dilakukan oleh pihak

BMT adalah pembiayaan dengan jenis model murabahah.

Dalam dunia perbankan, murabahah biasanya diaplikasikan pada produk

pembiayaan seperti pembiayaan konsumtif, investasi maupun produktif. Dana

untuk kegiatan murabahah diambil dari simpanan tabungan berjangka seperti

tabungan haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat dilakukan dari deposito

biasa dan deposito spesial yang dititipkan nasabah untuk usaha tetentu.8

Dalam pelayanan produk pembiayaan yang ditawarkan di BMT UGT

Sidogiri Cabang Sawangan akad yang sering digunakan hanya akad murabahah,

baik itu pembiayaan untuk keperluan konsumtif, investasi maupun produktif.

Sehingga keperluan pembiayaan untuk kebutuhan modal usaha yang sifatnya

6 Diakses dari http://www.bmtugtsidogiri.co.id/tentang-kami-7.html pada tanggal 26 Mei 2016,

pukul 14:02 wib. 7 Selanjutnya disebut BMT UGT Sidogiri

8 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2005), h.184-185

Page 22: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

7

produktif pun menggunakan akad murabahah. Dengan adanya fenomena

semacam itu tentunya menjadi suatu hal yang menarik, karena pada dasarnya

pembiayaan modal usaha yang sifatnya produktif idealnya menggunakan akad

mudharabah atau musyarakah. Dalam prakteknya, akad murabahah yang di

terapkan untuk produk Pembiayaan BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan

perlakuanya seperti akad mudharabah. Hal ini terjadi karena adanya tambahan

akad wakalah (perwakilan) pada produk pembiayaan tersebut.

Adapun alasan pemilihan tempat penelitian karena perkembangan BMT

UGT Sidogiri Cabang Sawangan dari tahun ke tahun semakin bagus. Tanggapan

dari masyarakat sekitar terhadap berdirinya BMT tersebut pun sangat bagus,

masyarakat sangat terbantu dengan pelayanan dan produk-produk yang

ditawarkan oleh pihak BMT. Perkembangan dan tanggapan masyarakat yang

cukup bagus tersebut. Pembiayaan dengan akad murabahah di BMT UGT

Sidogiri di dominasi untuk kebutuhan konsumtif, seperti pembelian sepeda

motor dan kebutuhan konsumtif lainnya. Hal ini karena pada umumnya anggota

adalah kalangan menengah kebawah yang membutuhan kendaraan bermotor

untuk menunjang pekerjaannya.9

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan murbahah

merupakan wahana utama bagi lembaga keuangan syariah, terutama bagi BMT,

untuk memobilisasi dana dalam jumlah besar untuk menyediakan fasilitas, antara

9 Wawancara Pribadi dengan Muhaimin (Kepala Cabang BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan).

Depok. 20 juli 2016.

Page 23: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

8

lain fasilitas pembiayaan bagi masyarakat khususnya masyarakat ekonomi

lemah. Akan tetapi banyak terjadi perbedaan pendapat terkait dengan konsep

murabahah yang disebut banyak pihak menyimpang dari konsep fikih muamalat

yang berkembang saat ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Akad-akad Pembiayaan

Pada BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan (Analisis Akad Murabahah)”

sebagai judul penulisan skripsi ini.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk lebih terarah pembahasan dalam skripsi ini, maka perlu adanya

pembatasan masalah agar tidak terjadi kesalah pahaman. Dilihat dari

pembahasan yang telah diuraikan perlu tenaga ekstra dari penulis untuk

membahasnya, maka dari itu penulis membatasi pada aspek-aspek berikut:

1. Penelitian ini terbatas hanya pada mekanisme pembiayaan murabahah,

modal usaha ataupun untuk pembiayaan konsumtif yang ada di BMT UGT

Sidogiri Cabang Sawangan

2. Setelah mengetahui mekanisme dan alur pembiayaan murabahah modal

usaha di BMT UGT Sidogiri, penelitian ini hanya akan membahas

kesesuaian akad yang dilakukan dengan konsep fikih muamalah.

Rumusan Masalah:

Page 24: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

9

1. Bagaimana penerapan pembiayaan akad murabahah pada BMT UGT

Sidogiri Cabang Sawangan?

2. Bagaimana kesesuaian penerapan pembiayaan akad murabahah berdasarkan

fatwa DSN-MUI dan konsep fikih muamalat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian tentang

penyaluran pembiayaan modal usaha dengan akad murabahah. Dimana penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui penerapan pembiayaan murabahah pada BMT UGT Sidogiri

kepada anggotanya.

2. Menganalisis kesesuaian antara akad yang di praktekkan dengan konsep fikih

muamalah dan fatwa DSN-MUI.

Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penulisan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang sudah penulis

peroleh di bangku kuliah dengan praktek di industry lembaga keuangan mikro

di Indonesia.

2. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan di

Fakultas Syariah dan Hukum, selain itu penelitian ini secara langsung

Page 25: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

10

diharapkan berkontribusi positif dalam kajian keilmuan mengenai BMT dan

mekanisme operasional yang ada di dalamnya.

3. Bagi praktisi, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan profesionalitas

kerja bagi pemerintah ataupun instansi terkait, khususnya bagi pengelola

BMT UGT Sidogiri cabang sawangan agar bisa mengoptimalkan pengelolaan

BMT untuk mensejahterakan ekonomi masyarakat.

4. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi dan

pengetahuan masyarakat mengenai penyaluran pembiayaan murabahah modal

usaha kepada masyarakat untuk mengembangkan usahanya.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun kelas

peristiwa pada masa sekarang10

. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

menggambarkan informasi berdasarkan fakta yang diperoleh dilapangan.

2. Pendekatan Penelitian

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

10

Moh. Nazir Ph. D. “Metode Penelitian”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h.54

Page 26: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

11

menghasilkan deskripsi kata-kata dari fenomena yang yang di teliti atau dari

orang-orang yang berkompeten di bidangnya.11

3. Objek penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah berupa konsep akad

murabahah modal usaha berdasarkan fikih muamalat serta mekanisme dan

prosedur pembiayaan murabahah yang ada di BMT UGT Sidogiri Cabang

Sawangan.

4. Jenis dan Sumber Data

Untuk melakukan suatu penelitian maka diperlukan data-data yang

akurat dan relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Data-data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu

perseorangan atau organisasi yang diperoleh langsung dari sumber atau objek

penelitiannya. Sedangkan data primer yang penulis gunakan adalah dengan

menggunakan metode wawancara secara langsung dengan pihak BMT UGT

Sidogiri Cabang Sawangan serta menggunakan data pendukung penelitian

berupa klausul kontrak perjanjian dan lain sebagainya yang diperolehh dari

pihak BMT.

Selain data primer penelitian ini juga menggunakan data sekunder

dimana data sekunder ini penulis dapatkan dari studi kepustakaan yang

11 Lexy J. Moelong, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001),

h. 3

Page 27: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

12

diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan variabel yang akan

digunakan dalam penelitian ini yakni BMT kemudian dari jurnal-jurnal,

fatwa-fatwa DSN MUI, buku-buku yang berkaitan dengan fiqih muamalat,

surat kabar, majalah, artikel dan juga internet. Data sekunder sendiri adalah

data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak

pengumpul data primer ataupun pihak lain.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

meliputi beberapa hal, yaitu:

a. Penelitian lapangan

Didalam penelitian ini, penulis mengambil data secara langsung

mendatangi pihak BMT UGT Sidogiri untuk meminta data terkait topik

pembahasan yang sedang diteliti oleh penulis.

b. Penelitian pustaka

Kajian pustaka juga dapat dilakukan dengan melalui dua sumber, yaitu

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer meliputi karangan-

karangan asli yang ditulis oleh orang yang secara langsung mengalami,

melihat atau mengerjakannya. Sedangkan sumber sekunder adalah berupa

tulisan mengenai penelitian orang lain yang disajikan dalam bentuk komentar

atau tinjauan pustaka oleh orang yang tidak secara langsung mengamati atau

Page 28: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

13

ikut serta terlibat.12

6. Teknik Analisis Data

Penelitian ini mengumpulkan data kualitatif. Menurut Bogdan dalam

Sugiyono, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain.13

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

analisis data deskriptif, dimana peneliti menggambarkan tentang gambaran

kondisi dan situasi di BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan. Sedangkan

teknik analisis data deskriptif yaitu suatu analisis yang bersifat

mendeskripsikan makna data atau fenomena yang dapat ditangkap oleh

peneliti, dengan menunjukkan bukti-buktinya. Teknik ini digunakan untuk

mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik data hasil

wawancara, observasi maupun dokumentasi, selama mengadakan penelitian di

BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan.

E. Sistematika Penulisan

Berikut ini adalah sistematika penulisan yang digunakan dalam proses penelitian

ini:

12

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata

Publishing, 2013), hlm.58 13

13

Lexy J. Moelong, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2001), hlm. 5

Page 29: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

14

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi

terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan disajikan teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini,

diantaranya meliputi pembiayaan, modal usaha, fatwa-fatwa DSN-MUI tentang

murabahah, teori murabahah dalam fikih muamalat. Hal ini dimaksudkan untuk

memahami secara utuh atau menyeluruh terkait konsep akad yang meliputi definisi,

syarat dan rukun akad sampai dengan masa berakhirnya akad serta memahami konsep

murabahah, baik secara teori maupun prakteknya.

BAB III: GAMBARAN UMUM

Pada bab ini akan menjelaskan profil BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan,

meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi perusahaan, jenis produk dan pelayanan,

landasan operasional, sampai pada struktur organisasi perusahaan. Dalam bab ini juga

dijelaskan seputar pelaksanaan akad murabahah pada produk pembiayaan di BMT

UGT Sidogiri Cabang Sawangan, meliputi ketentuan umum produk pembiayaan

dengan akad murabahah.

BAB IV: ANALISIS PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas tentang analisis akad murabahah pada produk

pembiayaan baik untuk keperluan investasi, konsumtif ataupun kegiatan produktif

yang terdapat di BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan.

Page 30: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

15

BAB V: PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang sesuai dengan pembahasan dan analisis serta

bab II merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas

sebelumnya. Berdasarkan kesimpulan tersebut akan diajukan saran-saran bagi pihak-

pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.

Page 31: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Baitul Mal wa At-Tamwil

1. Pengertian Baitul Mal wa At-Tamwil

Baitul Mal Wa At-Tamwil (BMT) merupakan pengembangan dari konsep

ekonomi. Pedirian BMT ini didahuli oleh penelitian yang mendalam oleh

lembaga Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)14

. Istilah BMT adalah

penggabungan dari baitul mal dan baitut tamwil. Baitul mal adalah lembaga

keuangan yang kegiatannya mengelola dan bersifat nirlaba (sosial). Adapun

baitut tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun

dan menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive15

.

Pengertian BMT menurut Neni Sri Imaniyati dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi yang memiliki 2

fungsi sekaligus yaitu fungsi sosial dan fungsi komersial16

. Dengan demikian,

BMT merupakan Penggabungan dua kegiatan yang berbeda sifatnya dalam satu

lembaga. Ciri BMT tersebut sama dengan ciri lembaga koperasi yang dicetuskan

oleh para tokoh pembela ekonomi kerakyatan. Hanya saja koperasi tidak

14 Lukman Al-Hakim, “BMT dan Demokrasi Ekonomi: Membumikan Ekonomi Syariah di

Indonesia,” Ulumuna, Vol. XIII, No. 1 (Juni 2009), h. 182. 15

Widodo, Ak. et al., “PAS (Pedoman Akuntansi Syariah): Panduan Praktis Operasional Baitul

Mal Wat Tamwil (BMT)”, (Bandung: Mizan, 1999), h. 81 16

Neni Sri Imaniyati, “Aspek-aspek Hukum Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) dalam Presfektif

Hukum Ekonomi ”, Prosiding SnaPP: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora (2011) , h.130.

Page 32: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

17

mengelola dana sosial dalam bentuk zakat, infaq, sadaqah, hibah dan waqaf.

Inilah letak perbedaan utama BMT sebagai lembaga pengumpul harta

masyarakat dan juga lembaga pengembang harta masyarakat17

.

2. Karakteristik Baitul Mal wa At-Tamwil

BMT pada dasarnya memadukan aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek

agama berbeda dengan koperasi yang hanya terpaku pada unsur ekonomi dan

unsur sosial18

. BMT merupakan lembaga keuangan yang mempunyai desain

tersendiri dan berbeda dengan lembaga keuangan konvensional19

. BMT memiliki

beberapa karakter yang menjadikannya sebagai lembaga keuangan mikro yang

ideal yaitu sebagai berikut20

:

a. Dalam menyalurkan dana, BMT bersifat luwes, dengan demikian penyaluran

dana dapat menyentuh para pengusaha mikro yang tidak terlayani akses

permodalan oleh bank.

b. BMT memiliki ciri yang sangat melekat, yaitu pelayanan jemput bola, dimana

pera marketing BMT terjun langsung kelapangan menjemput calon nasabah

baik nasabah penabung maupun nasabah pembiayaan.

17

Lukman Al-Hakim, “BMT dan Demokrasi Ekonomi: Membumikan Ekonomi Syariah di

Indonesia,” h. 184. 18

M. Hajar Dewantoro, “Pengembangan BMT Berbasis Masjid: Studi Kasus BMT Al-Azka

Pagerharjo Samigaluh Kulonprogo,” Al-Mawarid, edisi XII (2005), h. 135 19

Ibid,. h. 134 20

M. Nur Utomo, “BMT, Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang Ideal,”

http://www.puskopsyahlampung.com/2013/06/bmt-dan-kapasitasnya-di-masyarakat.html, diakses pada

26 September 2016

Page 33: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

18

c. BMT merupakan lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah

sehingga transaksi yang dilakukan tidak mendzalimi pihak manapun.

d. Meskipun BMT merupakan lembaga keuangan syariah yang mengikuti

prinsip ekonomi Islam, namun dalam transaksinya tidak hanya melayani

masyarakat muslim saja tapi juga melayani seluruh masyarakat termasuk non

muslim.

e. Bidang usaha BMT tidak hanya pada jasa keuangan saja tapi juga dapat

mengembangkan bidang usaha lain.

f. BMT memiliki dua kelembagaan yang berbeda, yaitu bidang Tamwil untuk

orientasi profit ekonomi produktif dan bidang Maal untuk orientasi sosial.

3. Produk-Produk Baitul Mal wa At-Tamwil

Penghimpun dana oleh BMT diperoleh melalui simpanan yaitu dana yang

dipercayakan oleh nasabah kepada BMT yang nantinya oleh BMT akan

disalurkan ke sektor produktif dalam bentuk pembiayaan21

. Jenis simpanan di

BMT bervariasi, seperti simpanan Amanah, simpanan Wadiah, simpanan

Walimah dan simpanan Mudharabah berjangka (Deposito)22

.

Penyaluran dana BMT kepada nasabah terdiri atas 2 jenis: yaitu

pembiayaan dengan sistem bagi hasil dan jual beli dengan pembayaran

21

Widodo, Ak. et al., PAS (Pedoman Akuntansi Syariah): Panduan Praktis Operasional Baitul

Mal Wat Tamwil (BMT), h. 81 22

Endang Retnoningsih, “Sistem Informasi Simpanan dan Pembiayaan pada Baitul Maal Wat

Tamwil (BMT) Al-Multazam Kabupaten Tegal,” IJSE, Vol 1 No 1 (2015), h.2.

Page 34: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

19

ditangguhkan23

. Pembiayaan yang dilakukan oleh BMT juga bermacam-macam,

seperti murabahah, ijarah, musyarakah dan mudharabah24

. BMT juga melakukan

kegiatan di sektor riil, yaitu jasa keuangan, jasa sosial atau pengelolaan zakat,

infak, sedekah (ZIS). Dan setiap aktifitas merupakan suatu entitas atau badan

yang terpisah mengingat masing masing memiliki kekhasannya sendiri25

.

B. Konsep Akad

Saat si penawar dan si peminta bertemu, maka akan terjadi interaksi dan

transaksi antara dua belah pihak. Akan tetapi, sebelum terjadinya transaksi ada

tahapan yang harus di penuhi oleh keduanya. Tahapan yang dimaksud adalah

tahapan berupa akad sebelum terjadinya transaksi yang harus dipenuhi untuk

mencapai kepuasan manusia tersebut. Maka dari itu, tidak heran jika akad dalam

sebuah transaksi merupakan salah satu bagian yang terpenting.

1. Definisi Akad

Secara istilah akad berasal dari kata al-„aqdu. Kata al-„aqdu merupakan

bentuk mashdar dari „aqada – ya‟qidu – „aqdan yang berarti menyimpul,

membuhul, mengikat atau mengikat janji26

.

23

Widodo, Ak. et al., PAS (Pedoman Akuntansi Syariah): Panduan Praktis Operasional Baitul

Mal Wat Tamwil (BMT), h. 81 24

Endang Retnoningsih, “Sistem Informasi Simpanan dan Pembiayaan pada Baitul Maal Wat

Tamwil (BMT) Al-Multazam Kabupaten Tegal,” h.2. 25

Widodo, Ak. et al., PAS (Pedoman Akuntansi Syariah): Panduan Praktis Operasional Baitul

Mal Wat Tamwil (BMT), h. 82 26

A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2012), h. 129

Page 35: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

20

Sedangkan secara terminologi, akad mempunyai arti yang umum (al-

ma‟na al-„am) dan yang khusus (al-ma‟na al-khas)27

. Arti umum yang

dikandung dalam kata akad adalah “segala sesuatu yang dikehendaki seseorang

untuk dikerjakan , baik yang muncul dari kehendaknya sendiri, seperti kehendak

untuk wakaf, membebaskan hutang, thalak, dan sumpah, maupun yang

membutuhkan pada kehendak dua pihak dalam melakukannya, seperti jual beli,

sewa menyewa, perwakilan, dan gadai/jaminan”.

Sedangkan arti akad secara khusus didefinisikan sebagai berikut28

:

“pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan kabul (pernyataan

penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh

terhadap objek perikatan”

Menurut Wahbah Zuhaili, akad adalah sebuah ikatan antara dua hal, baik

ikatan secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun dua

segi. Sedangkan menurut istilah ahli hukum Islam, akad diartikan sebagai

hubungan antara ijab dan kabul sesuai dengan kehendak syariat yang

menetapkan adanya pengaruh (akibat) hukum pada objek perikatan29

.

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas tentang akad dapat

disimpulkan bahwa akad adalah kesepakatan antara para pihak untuk saling

mengikatkan diri dalam suatu perbuatan hukum tertentu sesuai dengan ketentuan

27

Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta: UIN Press, 2005), h. 60

28 Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),

h. 51

29 A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia, 2012), h. 129

Page 36: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

21

syariat. Terbentuknya sebuah akad karena adanya ijab dan kabul antara pihak-

pihak yang melakukan sebuah kerjasama atau sebuah transaksi. Dengan

melakukan sebuah akad, maka akibat hukum yang ditimbulkan adalah hukum

terhadap objek-objek akad. Jika akad jual beli, maka timbul akibat hukum pada

objek akad sebuah perpindahan hak atas kepemilikan barang.

2. Rukun dan Syarat

Suatu akad harus memenuhi dua hal pokok yaitu, rukun dan syarat.

Rukun merupakan unsur-unsur yang harus ada dan harus dipenuhi saat akad

berlangsung serta merupakan esensi dari akad. Sedangkan syarat adalah sifat-

sifat yang melekat pada setiap akad. Mayoritas ulama berpendapat, bahwa yang

termasuk dalam rukun akad adalah sebagai berikut30

:

a. Shighot (formulasi) ijab dapat diwujudkan dengan sebuah ucapan lisan,

tulisan, isyarat bagi yang tidak mampu berbicara atau menulis, sarana

komunikasi modern, bahkan dengan perbuatan yang menunjukkan kerelaan

kedua belah pihak untuk melakukan suatu akad yang umumnya dikenal dengan

istilah al-mu‟athah.

b. Pelaku yang melakukan akad disyaratkan harus mukallaf („aqil baligh, berakal

sehat dan sudah dewasa atau cakap hukum). Sedangkan batasan umur pelaku

untuk keabsahan suatu akad dikembalikan kepada „urf atau peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan menjamin kemaslahatan para pihak.

30

Saefudin Arif dan Azharudin Lathif, Kontrak Bisnis Syariah, (Jakarta: Fakultas Syariah dan

Hukum, 2011), h. 28

Page 37: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

22

c. Objek akad. Syarat yang harus dipenuhi dalam hal objek akad harus

memenuhi 4 (emapat) hal:

1. Ketika akad berlangsung objek akad harus ada secara konkret (terlihat

secara fisik), atau bisa diperkirakan akan ada dimasa yang akan datang

dalam akad-akad tertentu seperti dalam akad salam, istishna.

2. Objek akad harus sah menurut hukum Islam.

3. Objek harus bisa diserahkan ketika terjadi akad, namun tidak harus dapat

diserahkan saat itu juga.

4. Objek akad harus jelas dan mu‟ayyan (dapat ditentukan) dan harus

diketahui oleh para pihak. Selain ada larangan Nabi, ketidakjelasan akad

juga berpotensi menimbulkan perselisihan dan persengketaan dikemudian

hari, hal ini harus dihindari. Sedangkan mengenai penentuan kejelasan

suatu objek akad, adat istiadat mempunyai peranan penting dalam hal ini.

d. Maudhu al-„aqd atau tujuan utama akad. Yang dimaksud dengan Maudhu al-

„aqd adalah tujuan utama untuk apa akad tersebut dilakukan. Menurut hukum

Islam, yang menentukan tujuan hukum akad adalah al-musyarri‟ (yang

menetapkan syariat, yaitu Allah). Dengan kata lain, akibat hukum suatu akad

hanya diketahui melalui syariat dan harus sejalan dengan syariat. Semua bentuk

akad yang tujuannya bertentangan dengan syariat (hukum Islam) adalah tidak

sah, dan akan menimbulkan akibat hukum; misalnya menjual barang yang

diharamkan oleh syariat Islam seperti minuman keras (al-khamr). Menurut

Page 38: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

23

hukum Islam, jual beli atas barang yang diharamkan tidak menyebabkan

perpindahan kepemilikan dari penjual kepada pembeli.

3. Masa Berakhirnya Akad

Dalam hukum Islam, perjanjian atau akad yang dibuat oleh para pihak

akan berakhir jika dipenuhi tiga hal sebagai berikut31

:

a. Berakhirnya masa berlaku perjanjian atau akad.

Biasanya dalam sebuah perjanjian telah ditentukan saat kapan suatu

perjanjian atau akad akan berakhir, sehingga dengan berjalannya waktu maka

secara otomatis perjanjian atau akad tersebut akan berakhir, kecuali kemudian

ditentukan lain oleh para pihak (kesepakatan bersama).

b. Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad.

Hal ini biasanya terjadi jika ada salah satu pihak yang melanggar

ketentuan perjanjian, atau salah satu pihak mengetahui jika dalam pembuatan

perjanjian terdapat unsur kekhilafan atau penipuan. Kekhilafan dapat

menyangkut objek perjanjian atau akad (error in object), maupun orangnya

(error in person).

c. Salah satu pihak yang berakad meninggal dunia.

Hal ini berlaku pada perikatan untuk berbuat sesuatu, yang

membutuhkan adanya kompetensi khas. Sedangkan jika perjanjian dibuat

dalam hal memberikan sesuatu, katakanlah dalam bentuk uang/barang maka

31

Abdullah Jayadi, Beberapa Aspek Tentang Perbankan syariah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2011), h. 23

Page 39: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

24

perjanjian tetap berlaku bagi ahli warisnya. Sebagai contoh, ketika seseorang

membuat perjanjian pinjam uang, kemudian dia meninggal dunia sebelum

mengembalikan pinjamannya maka kewajiban mengembalikan hutang

tersebut ada pada ahli waris.

C. Konsep Murabahah

Dalam khazanah ekonomi syariah terdapat banyak macam transaksi

ekonomi termasuk didalamnya adalah transaksi dengan menggunakan akad

murabahah. Akad murabahah termasuk dalam kategori akad tijari. Akad tijari

adalah sebuah akad yang berorientasi mencari keuntungan akhirat, karena itu

bukan merupakan akad bisnis32

. Dengan alasan tersebut, maka tidak heran jika

saat ini Lembaga Keuangan Syariah banyak menggunakan akad murabahah

sebagai produk unggulan karena dianggap jelas memberikan keuntungan bagi

kedua belah pihak.

1. Definisi Murabahah

Secara etimologi, dalam kamus Al-Muhith kata murabahah berasal dari

kata ar-ribhu yang bermakna kelebihan atau tambahan (keuntungan), yang

berarti suatu penjualan barang dengan harga barang tersebut ditambah dengan

keuntungan yang disepakati33

.

Sedangkan secara terminologi, para ulama klasik terdahulu

32

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press,

2011), h. 70 33

Isnawati Rais dan Hasanuddin, “Fiqh Muamalat Dan Aplikasinya Pada LKS”, (Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah, 2011), h. 87

Page 40: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

25

mendefinisikan murabahah dengan jual beli dengan modal ditambah

keuntungan yang diketahui. Menurut Adiwarman A. Karim, murabahah

adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan

keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli34

. Dalam

kodifikasi perbankan syariah, akad murabahah adalah transaksi jual beli suatu

barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan marjin yang

disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu

harga perolehan kepada pembeli.

Sedangkan dalam undang-undang perbankan syariah dijeaskan bahwa

yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang

dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya

dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang telah disepakati35

.

Sehingga dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

murabahah adalah jual beli suatu barang yang ditegaskan harga perolehan dan

keuntungan (marjin) diawal perjanjian sehingga para pihak mengetahui

seluruh informasi dan disepakati oleh semua pihak

2. Dasar Hukum Murabahah

Dalam fatwa DSN NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah,

sebagai landasan syariah murabahah adalah sebagai berikut:

34

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press,

2011), h. 113 35

Penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf d UU Perbankan Syariah

Page 41: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

26

a. Al-Qur‟an

ها يأ يو ي ٱلذ لكم بييكم ب نو

أ كلوا

ل تأ ن تكون ٱلبطل ءانيوا

أ إلذ

ىفسكم إنذ تجرة عو تراض نيكم ول تقتلوا أ ٢٩كن بكم رحيها ٱللذ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya

Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An-Nisa‟: 29)

b. Al-Hadits

Hadis Nabi dari Abu Said al-Khudri: Dari Abu Said Al-Khudri bahwa

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka

sama suka.”(H.R. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu

Hibban).

c. Ijma‟

Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara Murabahah (Ibnu

Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, juz 2, hal. 161;lihat pula al-Kasani, Bada‟i as-

Sana‟i, juz 5 Hal. 220-222).

d. Kaidah fiqh

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada

dalil yang mengharamkannya.”

Page 42: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

27

3. Pokok-Pokok yang Diatur dalam Akad Murabahah

Pokok-pokok yang diatur dalam akad murabahah adalah sebagai

berikut36

:

a. Subjek Perjanjian

Dalam hal ini, bank bertindak selaku penjual dan nasabah bertindak

selaku pembeli.

b. Hal spesifik yang harus dipenuhi dalam akad murabahah:

- Barang telah dimiliki oleh penjual dan barang yang diperjual-belikan

tersebut bukan merupakan barang yang diharamkan oleh syariat Islam.

- Keuntungan dan risiko di tangan penjual.

- Harus ada informasi harga dan biaya yang wajar.

- Informasi keuntungan yang jelas.

- Bank maupun nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas

riba.

c. Unsur kesepakatan (ijab qabul)

Dalam akad harus ada pernyataan yang tegas mengenai:

- Harga barang, yang terdiri dari harga beli bank, keuntungan yang

diambil oleh bank, dan harga jual dari bank.

- Cara pembayaran, apakah tunai atau dengan cicilan

36

Irma devita purnamasari dan suswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Kiat-Kiat

Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah, (Bandung: Kaifa, 2011) h. 48.

Page 43: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

28

- Jika dilakukan dengan cicilan, harus diperhitungkan jangka waktu

pembayarannya.

- Apabila terjadi kegagalan pembayaran (event of default), haruslah

ditetapkan mengenai:

a. Apakah yang menyebabkan kegagalan tersebut. Apabila karena force

majeur (kejadian yang tidak bisa diantisipasi atau dikendalikan),

biasanya akan dilakukan penjadwalan ulang untuk melunasinya.

Apabila karena kelalaian nasabah, bank berhak mengenakan penalti

sebagai “hukuman yang mendidik” bagi nasabah bersangkutan.

b. Jika memang sudah macet sepenuhnya, harus ditentukan tata cara

pengembalian modal yang sudah dikeluarkan oleh bank.

D. Konsep Akad Murabahah

Konsep akad murabahah hampir sama seperti konsep jual beli biasa pada

hukum positif. Meski begitu dalam suatu akad murabahah, ada pembatasan yang

tidak diatur dalam hukum positif yaitu37

:

a. Penjual (LKS) harus membelikan barang yang diperlukan oleh pembeli

(nasabah) atas nama penjual sendiri, dan pembelian ini harus bebas dari riba

(bunga). Artinya, kalau bank menjual kembali rumah yang sudah dibelinya

dengan cara mencicil, tidak diperbolehkan adanya penambahan bunga.

37

Irma devita purnamasari dan suswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Kiat-Kiat

Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah, h. 50

Page 44: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

29

b. LKS harus memberi tahu secara jujur tentang harga pokok barang kepada

nasabah berikut biaya yang diperlukan. Jadi, margin keuntungan yang akan

diterima LKS harus dinyatakan di dalam perjanjian.. biasanya hal tersebut

dinyatakan dalam pokok perjanjian dimana dinyatakan berapa LKS membeli

barang tesebut, berapa margin keuntungan LKS, dan berapa total harga

jualnya. Dalam akad biasanya disebutkan bahwa harga tersebut harus

bersifat tetap, tidak berubah dalam kondisi apapun, termasuk oleh adanya

perubahan suku bunga.

c. Nasabah dapat membeli barang atas nama LKS (selaku kuasa dari LKS

dengan menggunakan prinsip wakalah). Setelah dibeli oleh LKS barulah

dilakukan akad murabahahnya.

1. Skema Pembiayaan Murabahah

Berikut ini adalah skema pembiayaan murabahaha yang umumnya

dipraktekkan oleh lembaga keuangan syariah, baik bank maupun non-bank:

Gambar 1. Skema Pembiayaan Murabahah

Page 45: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

30

Alur pembiayaan murabahah dari skema diatas adalah sebagai berikut38

:

1. Pertama kali nasabah mengajukan permohonan pembiayaan sesuai

kebutuhan yang selanjutnya diverivikasi oleh LKS dan memberikan

persayaratan pendahuluan.

2. LKS membuat surat persetujuan pencairan pembiayaan (SP3) yang

kemudian dikirim kepada nasabah.

3. LKS melakukan offering letter dengan penerbitan wakalah dari LKS kepada

nasabah dan Tanda Terima Uang Nasabah (TTUN).

4. LKS dan nasabah melakukan akad dengan menandatangani akad didepan

notaris.

5. LKS mencairkan dana ke rekening nasabah untuk pembayaran akad jual beli

antara penjual dan nasabah.

6. Nasabah mulai mencicil pembayaran harga jual beli sesuai dengan

kesepakatan jumlah dan waktu yang disepakati dengan LKS

Dalam akad murabahah, yang paling penting untuk dinegosiasikan

antara nasabah dan LKS adalah harga barang dan jangka waktu cicilan39

. LKS

dapat memberikan potongan apabila nasabah mempercepat pembayaran

cicilan atau melunasi piutang sebelum jatuh tempo40

. Dalam fatwa DSN NO:

04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah jika bank hendak mewakilkan

38

Irma devita purnamasari dan suswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Kiat-Kiat

Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah, h.56 39

Irma devita purnamasari dan suswinarno, Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Kiat-Kiat

Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah, h.39 40

Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan,h. 116

Page 46: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

31

kepada nasabah untuk membeli barang pada pihak ketiga, akad jual beli harus

dilakukan setelah barang menjadi milik bank.

E. Aplikasi Murabahah dalam Lembaga Keuangan Syariah

Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada lembaga keuangan syariah

didasarkan pada keputusan Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama

Indonesia (MUI)41

. Dalam keputusan fatwa DSN Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000

ketentuan murabahah pada perbankan syariah adalah sebagai berikut:

a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

b. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari‟ah Islam.

c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah

disepakati kualifikasinya.

d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,

dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,

misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan

harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank

harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut

biaya yang diperlukan.

41

Ah. Azharuddin Lathif, “Konsep dan Aplikasi Murabahah bermasalah Pada Perbankan Syariah

Indonesia”http://www.academia.edu/6497439/Konsep_dan_Aplikasi_Akad_Murabahah_pada_Perban

kan_Syariah_di_Indonesia, diakses pada 24 september 2016, h. 11

Page 47: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

32

g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka

waktu tertentu yang telah disepakati.

h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,

pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

i. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari

pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara

prinsip, menjadi milik bank.

Menurut Muhammad Taqi Usmani dalam bukunya Introduction to Islamic

Finance, pada dasarnya murabahah merupakan salah satu jenis jual beli dan

bukanlah model pembiayaan sebagaimana yang dipraktikkan dalam perbankan

syariah saat ini. Model pembiayaan yang ideal dalam Islam sebenarnya adalah

mudharabah dan musyarakah. Namun pada praktiknya, kedua metode ini agak

sulit untuk diaplikasikan dalam beberapa bentuk pembiayaan. Berdasarkan

alasan ini, para pakar ekonomi syariah dan ulama kontemporer membolehkan

penggunaan murabahah untuk kegiatan pembiayaan, tapi hanya bersifat

terbatas/sementara selama mudharabah dan musyarakah belum bisa dipraktikan

secara maksimal42

.

Ada beberapa tipe penerapan murabahah dalam perbankan syariah yaitu

42

Abdul Rasyid, “Aplikasi Akad Murabahah dalam Perbankan Syariah,” http://business-

law.binus.ac.id/2016/04/30/aplikasi-akad-murabahah-dalam-perbankan-syariah/, diakses pada 24

september 2015.

Page 48: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

33

sebagai berikut43

:

1. Tipe pertama, penerapan murabahah adalah tipe konsisten terhadap fiqih

muamalah. Dalam tipe ini bank membeli dahulu barang yang akan dibeli

oleh nasabah setelah ada perjanjian sebelumnya. Setelah barang dibeli atas

nama bank kemudian dijual ke nasabah dengan harga perolehan ditambah

margin keuntungan sesuai kesepakatan.

2. Tipe kedua, mirip dengan tipe yang pertama, tapi perpindahan kepemilikan

langsung dari supplier kepada nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan

bank langsung kepada penjual pertama/supplier. Nasabah selaku pembeli

akhir menerima barang setelah sebelumnya melakukan perjanjian

murabahah dengan bank.

3. Tipe ketiga, Tipe ini yang paling banyak dipraktekkan oleh bank syariah.

Bank melakukan perjajian murabahah dengan nasabah, dan pada saat yang

sama mewakilkan (akad wakalah) kepada nasabah untuk membeli sendiri

barang yang akan dibelinya. Dana lalu dikredit ke rekening nasabah dan

nasabah menandatangi tanda terima uang. Tanda terima uang ini menjadi

dasar bagi bank untuk menghindari klaim bahwa nasabah tidak berhutang

kepada bank karena tidak menerima uang sebagai sarana pinjaman.

43

Ah. Azharuddin Lathif, “Konsep dan Aplikasi Murabahah bermasalah Pada Perbankan

Syariah di Indonesia”, h. 13

Page 49: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

34

F. Ketetapan Fatwa DSN-MUI

1. Potongan Harga Dalam Pembiayaan Murabahah

Salah satu prinsip dasar dalam murabahah adalah jual beli dimana LKS

akan memberi barang kepada produsen yang kemudian dijual kembali kepada

nasabah. Pada saat pembelian barang terkadang LKS mendapatkan diskon

atau potongan harga dari produsen, agar tidak terjadi kesalahan, dewan

syariah nasional telah menetapkan fatwa NO: 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang

Diskon Dalam Murabahah disebutkan Jika dalam jual beli murabahah LKS

mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon.

Oleh karena itu, diskon adalah hak nasabah. Jika pemberian diskon

terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan

perjanjian (per-setujuan) yang dimuat dalam akad. Dalam akad, pembagian

diskon setelah akad hendaklah diperjanjikan dan ditandatangani.

2. Penyelesaian Piutang Murabahah

Dalam fatwa DSN NO: 84/DSN-MUI/II/2005 Penyelesaian Piutang

Murabahah Bagi Nasabah Tidak Mampu Membayar. LKS boleh melakukan

penyelesaian (settlement) murabahah bagi nasabah yang tidak bisa

menyelesaikan/melunasi pembiayaannya sesuai jumlah dan waktu yang telah

disepakati, dengan ketentuan:

a) Obyek murabahah atau jaminan lainnya dijual oleh nasabah kepada atau

melalui LKS dengan harga pasar yang disepakati;

b) Nasabah melunasi sisa utangnya kepada LKS dari hasil penjualan;

Page 50: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

35

c) Apabila hasil penjualan melebihi sisa utang maka LKS mengembalikan

sisanya kepada nasabah;

d) Apabila hasil penjualan lebih kecil dari sisa utang maka sisa utang tetap

menjadi utang nasabah;

e) Apabila nasabah tidak mampu membayar sisa utangnya, maka LKS dapat

membebaskannya;

Selanjutnya, Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau

jika terjadi perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya

dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari‟ah Nasional setelah tidak tercapai

kesepakatan melalui musyawarah.

3. Penjadwalan Kembali tagihan Murabahah

Dalam fatwa DSN NO: 48/DSN-MUI/II/2005 tentang penjadwalan

kembali tagihan murabahah, jika nasabah tidak bisa melunasi tagihan dalam

waktu yang telah disepakati, LKS dapat melakukan rescheduling dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) Tidak menambah jumlah tagihan yang tersisa

b) Pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali adalah biaya riil.

c) Perpanjangan masa pembayaran harus berdasarkan kesepakatan kedua

belah pihak.

Page 51: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

36

G. Kajian Pustaka (Review Terdahulu)

Sebelum penelitian ini dilakukan penulis juga merujuk pada penelitian-

penelitian sebelumnya berupa jurnal-jurnal ilmiah atau skripsi-skripsi yang

mengangkat topik yang sama untuk membantu penulis dalam melakukan

penelitian ini. Berikut penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini:

1. Skripsi yang berjudul, “Analisis Penyaluran Pembiayaan Murabahah di BMT

Al-Fath IKMT Pamulang” oleh Andi Hamzah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

tahun 2011. Penelitian ini menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh

penyaluran pembiayaan murabahah yang dilaksanakan di BMT Al-Fath IKMT

Pamulang. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pembiayaan dengan akad

murabahah sebaiknya dilakukan hanya pada saat penjual (BMT) telah mengetahui

atau memiliki barang tersebut pada saat negosiasi atau saat melakukan kontrak.

2. Skripsi yang berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Murabahah

Pada Produk Pembiayaan Modal Kerja di Unit Mega Mitra Syariah (M2S) Bank

Mega Syariah Kaliwungu” oleh Ubaedul Mustofa, Institut Agama Islam Negeri

Walisongo Semarang, tahun 2012. Penelitian membahas tentang pelaksanaan

akad murabahah pada produk pembiayaan modal kerja, serta bagaimana analisis

hukum Islam terhadap akad murabahah pada produk pembiayaan modal kerja.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembiayaan murabahah pada

produk pembiayaan modal kerja belum memenuhi ketentuan syariah. Hal ini

dikarenakan dalam pelaksanaannya ada tambahan berupa akad wakalah yang

pelaksanaannya dilakukan secara bersamaan.

Page 52: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

37

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil BMT UGT Sidogiri

1. Sejarah BMT Usaha Gabungan Terpadu (UGT) Sidogiri

Koperasi Usaha Gabungan Terpadu disingkat koperasi UGT Sidogiri

mulai beroperasi pada tanggal 5 Rabiul awal 1421 H atau 6 Juni 2000 M di

Surabaya dan kemudian mendapatkan badan hukum Koperasi dari Kanwil

Dinas Koperasi PK dan Propinsi Jawa Timur dengan surat keputusan nomor :

09/BHKWK.13/VII/2000 tertanggal 22 Juli 2000. BMT UGT Sidogiri

didirikan oleh beberapa orang yang berada dalam satu kegiatan Urusan Guru

Tugas Pondok Pesantren Sidogiri (Urusan GT PPS) yang di dalamnya terdapat

orang-orang yang berprofesi sebagai guru dan pimpinan madrasah, alumni

Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan dan para simpatisan yang menyebar di

wilayah Jawa Timur.

Dalam setiap tahun BMT UGT Sidogiri membuka beberapa unit

pelayanan anggota di kabupaten/kota yang dinilai potensial. Pada saat ini

BMT UGT Sidogiri telah berusia 13 tahun dan sudah memiliki 230 Unit

Layanan Baitul Maal wat Tamwil/Jasa Keuangan Syariah dan 1 Unit

Pelayanan Transfer. Pengurus akan terus berusaha melakukan perbaikan dan

pengembangan secara berkesinambungan pada semua bidang baik organisasi

maupun usaha. Untuk menunjang hal tersebut maka anggota koperasi dan

Page 53: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

38

penerima amanat perlu memiliki karakter STAF, yaitu Shiddiq (jujur), Tabligh

(Transparan), Amanah (dapat dipercaya) dan Fathanah (Profesional).

Pada tahun 2000 tersebut para pengurus BMT Sidogiri mulai berusaha

mengembangkan misinya ke seluruh Indonesia. Pembukaan cabang pertama

bertempat di Surabaya. Pembukaan BMT Sidogiri cabang Surabaya diberi

nama BMT Usaha Gabungan Terpadu (UGT) Sidogiri. Dan tempat kedua

berada di kota Jember. Usaha pengembangan koperasi yang dilakukan dengan

adanya pembukaan cabang baru tersebut masih tetap berlanjut hingga

sekarang. Sehingga BMT-UGT Sidogiri menjadi sebuah lembaga yang

memiliki asset yang besar.44

Salah satu cabang BMT UGT Sidogiri yang terdapat di provinsi Jawa

Barat yaitu berada di kota Depok. Cabang pembantu yang terdapat di depok

salah satunya adalah di sawangan. BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu

Sawangan yang beralamatkan Jl. Raya Pondok Petir 05/01 Bojongsari mulai

beroperasi pada tahun 2008, tepatnya pada tanggal 08 mei 2008. Di cabang

pembantu sawangan terdiri dari satu pengurus perwakilan, satu kepala cabang

pembantu, satu wakil kepala cabang pembantu satu, satu kasir/teller, satu

Account Officer analisis, satu Account Officer pembiayaan, dan satu Account

Officer Survei Pembiayaan. Jadi jumlah keseluruhan di BMT UGT Sidogiri

Cabang Pembantu Sawangan berjumlah tujuh orang.

44

Sejarah BMT UGT Sidogiri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id di akses pada Kamis, 29

September 2016

Page 54: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

39

2. Visi dan Misi BMT UGT Sidogiri

a. Visi

1) Terbangunnya dan berkembangnya ekonomi umat dengan landasan

syariah Islam.

2) Terwujudnya budaya ta‟awun dalam kebaikan dan ketakwaan di bidang

sosial ekonomi.

b. Misi

1) Menerapkan dan memasyarakatkan syariah Islam dalam aktivitas

ekonomi.

2) Menanamkan pemahaman bahwa sistem syariah di bidang ekonomi

adalah adil, mudah, dan maslahah.

3) Meningkatkan kesejahteraan umat dan anggota.

4) Melakukan aktivitas ekonomi dengan budaya STAF (Shiddiq/ Jujur,

Tabligh/ Komunikatif, Amanah/ Dipercaya, Fatonah/ Profesional).

5) Memberantas riba yang telah menjerat serta mengakar dimasyarakat.45

3. Maksud dan Tujuan

Koperasi ini bermaksud menggalang kerja sama untuk membantu

kepentingan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan bertujuan memajukan

45

Visi dan Misi BMT UGT Sidogiri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id di akses pada Kamis, 29

September 2016

Page 55: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

40

kesejahteraan anggota dan masyarakat serta ikut membangun perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat madani yang berlandaskan

pancasila dan UUD 1945 serta di ridhoi oleh Allah Swt.

4. Struktur Organisasi BMT UGT Sidogiri46

a. Pengurus

Ketua : H. Mahmud Ali Zain

Wakil Ketua I : H. Abdulloh Rahman

Wakil Ketua II : A. Saifulloh Naji

Sekretaris : A. Thoha Putra

Bendahara : A. Saifulloh Muhyiddin

b. Pengawas

Pengawas Syariah : KH. A. Fuad Noer Chasan

Pengawas Manajemen : H. Bashori Alwi

Pengawas Keuangan : H. Sholeh Abd. Haq

c. Pengelola

Direktur Utama : HM. Sholeh Wafie

Direktur Bisnis : Abd. Rokhim

Direktur Keuangan : Ahmad Erfan Afandi

Direktur SDI : H. Abd. Majid Umar

46

Struktur Organisasi BMT UGT Sidogiri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id di akses pada

Kamis, 29 September 2016

Page 56: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

41

Gambar II: Struktur Organisasi Kantor Cabang Sawangan

Sumber : Hasil wawancara dengan Bapak Muhaimin Kepala Cabang

Pembantu Sawangan Depok

B. Produk dan Jasa Pembiayaan di BMT UGT Sidogiri47

:

a) UGT GES (Gadai Emas Syariah)

Adalah Fasilitas pembiayaan dengan agunan berupa emas, ini sebagai

alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat dan mudah. Akad

Pembiayaan yang digunakan adalah Akad Rahn Bil Ujrah (akad gadai dengan

upah sebagai biaya pemeliharaan barang yang digadaikan)

47

Produk Pembiayaan BMT UGT Sidogiri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id di akses pada

Kamis, 29 September 2016

Pengurus Perwakilan

H. Sulton Fatoni,

M.Si

Kepala Cabang

Muhaimin, S.Pd.i

Wakil I

M. Ivan Fani

Teller/kasir

Mursidi,

S.Kom

AO Analisis

Fachrur Razi A

AO

Pembiayaan

Mursalim

Cahyono

AOSP

Nur Jaya

Page 57: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

42

b) UGT MUB (Modal Usaha Barokah)

Adalah fasilitas pembiayaan modal kerja bagi anggota yang mempunyai

usaha mikro dan kecil. Akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad yang

berbasis bagi hasil (Mudharabah/Musyarakah)48

atau jual beli (Murabahah)

c) UGT MTA (Multi Guna Tanpa Agunan)

Adalah Fasilitas pembiayaan tanpa agunan untuk memenuhi kebutuhan

anggota.

Akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad yang berbasis jual beli

(Murabahah) atau berbasis sewa (Ijarah & Kafalah).49

d) UGT KBB (Kendaraan Bermotor Barokah)

Adalah merupakan fasilitas pembiayaan untuk pembelian kendaraan

bermotor.

Akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad yang berbasis jual beli

(Murabahah)

e) UGT PBE (Pembelian Barang Elektronik)

Adalah fasilitas pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian barang

elektronik.

Jenis barang elektonik yang bisa diajukan adalah:

48

Mudharabah adalah akad kerjasama dimana LKS menanggug penuh dana yang akan dijadikan

modal usaha nasabah/anggota. Sedangkan Musyarakah adalah akad kerjasama dimana LKS dan

nasabah/anggota masing-masing mempunyai porsi modal yang sama/berbeda. 49

Ijarah adalah akad sewa-menyewa atau upah-mengupah. Sedangkan kafalah adalah

mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang

lain sebagai penjamin.

Page 58: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

43

1) Barang elektronik yang dijual secara legal (Baru atau bekas)

2) Bergaransi (Pabrik atau Toko)

3) Barangnya marketable seperti Laptop, Komputer, TV, Audio, Kulkas, dan

lain-lain

Akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad yang berbasis jual beli

(Murabahah) atau akad Ijarah Muntahiyah Bittamliik.

f) UGT PKH (Pembiayaan Kafalah Haji)

UGT PKH adalah fasilitas pembiayaan konsumtif bagi anggota untuk

memenuhi kebutuhan kekurangan setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Haji (BPIH) yang ditentukan oleh Kementerian Agama, untuk mendapatkan

nomor seat porsi haji.

Akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad Kafalah bil Ujrah dan Wakalah

bil Ujroh.50

g) UGT MJB (Multi Jasa Barokah)

UGT MJB adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada anggota

untuk kebutuhan jasa dengan agunan berupa fixed asset atau kendaraan bermotor

selama jasa dimaksud tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang

berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam.

Akad Pembiayaan :

50

Adalah sebuah akad dimana pihak BMT akan menanggung biaya haji anggota, kemudian

anggota akan melunasi biaya tersebut dengan tambahan upah (ujroh) dari jasa bmt sebagai

penanggung.

Page 59: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

44

Akad yang digunakan adalah akad yang berbasis jual beli dan sewa (Bai' al Wafa

atau Ba‟i dan IMBT) atau berbasis sewa (Ijarah atau Rahn Tasjili).

h) UGT MGB (Multi Griya Barokah)

UGT MGB adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang

untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas,

di lingkungan developer maupun non developer, atau membangun rumah atau

renovasi rumah.

Akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad yang berbasis jual beli

(Murabahah, Bai' Maushuf Fiddhimmah atau Istishna') atau Multi Akad

(Murabahah dan Ijaroh Paralel)

i) UGT MPB (Modal Pertanian Barokah)

UGT MPB adalah fasilitas pembiayaan untuk modal usaha pertanian.

Akad Pembiayaan yang digunakan adalah akad yang berbasis jual beli

(Murabahah) atau multi akad (Murabahah dan Ijarah parallel atau Bai' al Wafa

dan Ijarah).

C. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara selama penelitian ini

dilaksanakan, akad pembiayaan di dominasi oleh akad murabahah. Akad murabahah

telah dipakai untuk produk pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu

Sawangan kurang lebih selama tiga tahun dari tahun 2013. Adapun jenis produk

pembiayaan yang sering menggunakan akad murabahah ada dua, yaitu UGT MUB

Page 60: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

45

(Modal Usaha Barokah) dan UGT KBB (Kendaraan Bermotor Barokah). Penerapan

akad pembiayaan modal usaha (UGT MUB ) dan juga pembiayaan konsumtif (UGT

KBB) di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan ditentukan berdasarkan

ketentuan dan kebijakan dari BMT. Hasil wawancara aplikasi/penerapan akad

murabahah dalam pembiayaan produktif dan konsumtif di BMT UGT Sidogiri

Cabang Pembantu Sawangan adalah

“Produk yang kita pakai untuk murabahah itu ada produk MUB

(Modal Usaha Barokah) dengan MJB (Multi Jasa Barokah) ini yang

biasa kami pakai. Jadi, multi jasa akadnya kita pakai empat, yaitu:

murabahah, ijarah, ijarah mawazi, dan wakalah. Cuma untuk

murabahah sendiri kita sering pakai MUB, ada murabahah wakalah

umum dan ada murabahah wakalah khusus. Jadi masuk disitu.51

Penerapan akad murabahah terdapat dalam berbagai macam produk

pembiayaan di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan. Diantaranya adalah

produk UGT MUB (Modal Usaha Barokah) dan UGT MJB (Multi Jasa Barokah).

Untuk MJB menggunakan empat akad yaitu murabahah, ijarah, ijarah mawazi dan

juga wakalah. Umumnya produk multi jasa ini digunakan untuk anggota yang

mengajukan pembiayaan untuk bermacam keperluan, contohnya untuk biaya sekolah

menggunakan akad ijarah mawazi dimana bmt akan memberikan dana untuk biaya

sekolah anak si anggota kemudian anggota akan melunasinya dengan tambahan upah

dari jasa yang bmt berikan, kemudian membayar hutang dengan menggunakan akad

51

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 61: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

46

ijarah yaitu bmt membantu melunasi hutang anggota (bukan memberikan hutang)

kemudian setelah lunas anggota akan membayar kembali dengan tambahan upah atas

jasa yang bmt berikan. Sedangkan untuk akad murabahah sendiri lebih sering dipake

untuk produk pembiayaan MUB (Modal Usaha Barokah). Dalam akad murabahah

untuk pembiayaan modal usaha digunakan dua akad wakalah, yaitu wakalah khusus

dan wakalah umum.

Sedangkan penjelasan secara rinci mengenai wakalah umum dan wakalah

khusus yang ditambahkan dalam akad murabahah ini akan dijelaskan sebagaimana

hasil wawancara di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan adalah

“Kita gini, kalau untuk barang kita akan ada istilahnya seperti

produk murabahah tapi dengan pembelian motor murabahah itu

tidak ada sebatas kita beli, bahkan yang sering murabahah itu kita

pakai murabahah wakalah umum dan murabahah wakalah khusus.

Karena kita terbatas waktu juga, akhirnya kita wakalahkan ke

anggota. Sedangkan dalam (menurut) Syafi‟i pun bay‟u nafsihi

linafsihi juga diperbolehkan. Sehingga anggota datang dua orang

(suami dan istri), kita mewakilkan ke suaminya untuk dijual

langsung kepada istrinya. Itu lebih afdhol, atau langsung kita

mewakilkan kepada anggota tersebut kemudian kita mewakilkan

menjual barang tersebut kepada dirinya itu boleh. Sehingga yang

sering kita pakai kita seperti itu (contoh yang kedua). Kecuali kalau

orangnya, seperti barang-barang yang memang (dipesan) jelas ciri-

cirinya jelas, misalnya orang mau beli hape merek apa, tipenya apa,

baru kita cari dulu begitu dapet baru kita kasih. Kalau untuk

pedagang, kaya untuk dipasar mereka kan jualan baju dan lain-lain

kita pakenya wakalah umum. Seperti itu. Kalau motor itu kalau

udah spesifikasinya jelas tergantung orangnya (anggota), apa BMT

yang membelikan atau mau beli sendiri? Kalau dia ingin membeli

sendiri, maka kita wakalahkan kepada dia, wakalah khusus. Jadi

Page 62: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

47

kita tinggal minta bukti setelah pembelian dibawa kesini.”52

Penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan pembelian motor

menggunakan tambahan akad wakalah khusus. Dari hasil wawancara, wakalah

khusus adalah saat anggota mengajukan pembiayaan untuk pembelian motor dan

pihak BMT menyetujui kemudian untuk transaksi tersebut pihak BMT menggunakan

akad murabahah. Setelah pihak BMT menyetujui dan berserdia memberikan

pembiayaan kepada anggota saat itu juga pihak BMT akan mewakilkan pembelian

motor kepada anggota dan pihak BMT juga mewakilkan penjualan motor tersebut

kepada anggota itu sendiri. Alasan pihak BMT mewakilkan pembelian dan penjualan

sekaligus kepada anggota adalah karena dalam madzhab syafi‟i bay‟u nafsihi

linafsiihi diperbolehkan dan juga karena keterbatasan waktu. Sehingga setelah

anggota mendapatkan motor yang diinginkan maka anggota tidak perlu kembali lagi

menyerahkan motor tersebut kepada pihak BMT kemudian dilanjutkan dengan

penjualan dari pihak BMT kepada anggota.

Sedangkan untuk penerapan akad murabahah dengan tambahan akad wakalah

umum akan dijelaskan sebagaimana hasil wawancara di BMT UGT Sidogiri Cabang

Pembantu Sawangan adalah

“Kalau untuk pedagang, kaya untuk dipasar mereka kan jualan baju

dan lain-lain kita pakenya wakalah umum. Iya, karena kan gini

seperti pedagang baju misalnya, kita kan gak tau mau dibelanjakan

52

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 63: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

48

untuk ukuran berapa, model apa, sehingga kita pokoknya

gelondongan ini saya wakilkan ini uang lima juta tolong belikan

baju yang diinginkan (anggota). Sehingga ketika dia (anggota)

menerima dengan bilang “iya pak saya bersedia untuk membelikan”

baru kita bilang barang tersebut setelah dibeli kita jual (kepada

pedagang) dengan harga sekian, saya jual kepada bapak. Sehingga

disitu, disamping dia (pedagang) jadi muwakili (orang yg mewakili

pembelian) dia juga menjadi pembeli (musytari).”53

Penerapan akad murabahah dengan tambahan akad wakalah umum terdapat

pada produk pembiayaan modal usaha. Misalnya pedagang baju mengajukan

pembiayaan untuk modal usaha bajunya dan pihak BMT menyetujuinya dengan

menggunakan akad murabahah ditambah dengan akad wakalah umum. Aplikasinya

adalah pihak BMT memberikan modal usaha dengan nominal yang anggota ajukan

kemudian ketika disepakati dengan akad murabahah maka kemudian pihak BMT

mewakilkan pembelian untuk keperluan modal usaha baju tersebut kepada anggota

kemudian saat itu juga pihak BMT berpesan setelah anggota telah membeli dan

mendapatkan barang keperluan usahanya maka BMT menjualnya secara langsung

kepada nasabah dengan harga perolehan ditambah keuntungan untuk pihak BMT

yang telah disepakati diawal akad murabahah. Sehingga anggota tidak perlu kembali

ke BMT menyerahkan barang yang telah dia beli kepada pihak BMT.

53

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 64: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

49

Penjelasan tentang tidak perlunya anggota menyerahkan barang yang telah

dibeli kepada pihak BMT dijelaskan sebagaimana hasil wawancara di BMT UGT

Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan adalah

“Menurut pak Muhaimin, anggota tidak usah menyerahkan ke pihak

BMT, jadi setelah akad wakalah nanti ada jeda waktu sekedar untuk

memisahkan (waktu akad dengan akad selanjutnya) baru kita

jual.54

Dari penjelasan berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

ketika akad murabahah telah disepakati antara anggota yang mengajukan pembiayaan

dengan pihak BMT maka akan ada jeda waktu sebagai pemisah antara akad

murabahah dengan akad wakalah yang akan dilakukan. Sehingga ketika jeda waktu

tersebut sudah dilalui maka pihak BMT mewakilkan pembelian dan penjualan barang

kepada anggota pembiayaan tersebut. Inilah alasan yang mendasari tidak

diperlukannya lagi anggota kembali ke kantor BMT untuk menyerahkan barang yang

dia beli.

Selanjutnya untuk prosedur pengajuan pembiayaan dari anggota kepada pihak

BMT akan dijelaskan sebagaimana hasil wawancara di BMT UGT Sidogiri Cabang

Pembantu Sawangan adalah

“Untuk prosedur sama, yang membedakan itu di akadnya. Jadi kalo

prosedur yang pertama dia harus jadi aggota, syarat utama kan itu.

Karena kita badan hukum koperasi tidak bisa memberikan pinjaman

54

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 65: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

50

ataupun pelayanan kecuali pada anggota. Kedua, setelah jadi

anggota kita lihat transaksi minimal tiga kali setoran tabungannya.

Setelah itu baru bisa mengajukan, setelah mengajukan nanti kita

kasih formulir. Formulir disitu tertulis penggunaannya untuk apa,

jangka waktunya berapa, pengajuannya berapa dan nanti disitu juga

akan dilengkapi dengan fotokopi KTP, KK, Surat Nikah. Termasuk

kalau untuk murabahah wakalah umum ataupun wakalah khusus

nanti disitu ada jaminan. Tapi kalau yang pembelian dari kita

otomatis jaminan kan kita yang pegang dari dealer kita yang urus,

BPKB langsung masuk kesini (BMT). Tapi kalau yang seperti

pedagang di pasar, kadang jaminan berupa BPKB, setifikat

rumahnya. Prosedurnya sama seperti itu. Dan itupun dari pengajuan

itupun tidak langsung kita ACC, sehingga nanti setelah penerimaan

berkas nanti kita kasih (berkas tersebut) ke AO Analisa. Nanti dia

ngecek kelengkapan berkasnya kalau memang sudah lengkap baru

nanti kita akan survey. Nah, kalau untuk pembelian barang sendiri

PBB (Pembelian Barang Barokah) sifatnya disitu harus ada DP

minimal 25%. Setelah di survey ternyata oke baru kita jadwal

pencairannya. Jadi prosedurnya sama seperti itu.55

Prosedur atau mekanisme pembiayaan dengan akad murabahah sama dengan

pembiayaan atau produk dan jasa lainnya, hanya saja yang membedakan adalah akad

yang digunakan. Prosedur yang digunakan mengacu pada peraturan tentang koperasi

dimana pihak BMT tidak akan memberikan pelayanan produk dan jasa kecuali hanya

pada anggota. Yang paling utama dalam pengajuan pembiayaan di BMT UGT

Sidogiri Cabang Pewmbantu Sawangan adalah pertama harus menjadi anggota BMT

terlebih dahulu.

Kemudian yang yang kedua setelah menjadi anggota BMT dilihat dari

transaksinya minimal tiga kali setoran tabungan. Kemudian setelah kedua persyaratan

55

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 66: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

51

utama tersebut telah terpenuhi maka anggota boleh mengajukan pembiayaan dengan

mengisi formulir yang telah disediakan. Di dalam formulir tersebut tertulis

pennggunaaan dana, nominal yang diajukan serta jangka waktu pembayaran atau

pelunasan dilengkapi dengan berkas identitas diri seperti KTP, KK dan surat nikah.

Termasuk untuk pembiayaan akad murabahah dengan wakalah umum ataupun

wakalah khusus terdapat jaminan yang harus diserahkan oleh anggota kepada pihak

BMT. Untuk jaminan pihak BMT meminta surat-surat berharga seperti BPKB atau

sertifikat rumah tergantung besarnya nominal pembiayaan yang diajukan oleh

anggota. Setelah pihak BMT menerima berkas-berkas persyaratan dari anggota BMT

tidak langsung menyetujui, kelengkapan berkas-berkas persyaratan akan dicek dan di

analisa oleh AO Analisa. Setelah berkas dinyatakan sudah lengkap maka pihak BMT

akan melakukan survey untuk memastikan alasan penggunaan dana tersebut sesuai

dengan perjanjian.

Setelah melakukan survei dan dinyatakan sesuai maka BMT akan

menjadwalkan proses pencairan dana. Untuk pembelian barang, seperti halnya motor

atau barang lainnya pihak BMT mensyaratkan harus sudah ada uang muka dari

anggota sebesar 25% dari harga barang tersebut. Jadi pihak BMT tinggal membayar

yang 75% dari harga barang. Tidak adanya ketentuan dari pihak BMT yang

mengharuskan anggota menyerahkan barang yang sudah dibeli kepada pihak BMT

yang kemudian akan dilanjut dengan transaksi jual beli dengan anggota dijelaskan

sebagaimana hasil wawancara di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan

adalah

Page 67: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

52

“Tidak usah. Nah disitu juga kan ada orang yang mempertanyakan

„loh pak, jual beli kan harus ada ba‟i (penjual), mabiy‟ (barang yang

dijual) dan juga musytari (pembeli). Nah yang dipertanyakan

mabiy‟nya (barang yang dijualnya)? Nah justru, mabiy‟ yang sudah

kita sebutkan tadi dengan ciri-ciri seperti itu yang telah disebutkan

kemudian dari anggota mengiyakan (menyetujui) berarti gambaran

barangnya sudah sesuai dengan hal tersebut.56

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa kebijakan pihak BMT dalam

pembiayaan dengan akad murabahah dengan tambahan akad wakalah khusus dalam

pembelian kendaraan motor anggota tidak perlu kembali menyerahkan motor yang

sudah dibeli kepada pihak BMT karena menurut pihak BMT penjelasan anggota

tentang spesifikasi barang yang akan dibeli pada saat sebelum akad dan anggota telah

menyetujui itu sudah sesuai dengan syarat jual beli dimana harus ada mabiy‟ (barang

yang dijual) dan juga musytari. Hal ini yang mendasari bahwa anggota tidak perlu

menyerahkan lagi ke pihak BMT saat barang sudah dibeli dan didapatkan.

Maka kemudian muncul pertanyaan bagaimana jika dari pihak anggota

melakukan kecurangan. Misalnya saja penggunaan dana yang harusnya dibelikan

motor ternyata tidak dibelikan sebagaimana yang telah disepakati antara anggota

dengan pihak BMT. Jawaban pihak BMT terkait kemungkinan kecurangan yang bisa

saja dilakukan anggota akan dijelaskan sebagaimana hasil wawancara di BMT UGT

Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan adalah

“Nah yang dikhawatirkan itu kita mewakilkan untuk barang ini

56

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 68: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

53

(yang telah disetujui) dibelikan nggak (oleh anggota)? Nah itu,

bahasanya jawanya sembrono. Sehingga kalau umpama ada

taqossur/taqsir (kecurangan) dari anggota itu bukan kesalahan kita.

Kesalahan dari dia. Dan itupun, kita nggak mungkin meng-ACC

orang-orang yang menurut kita nggak bisa dipercaya. Karena kita

udah survei, analisa bagus maka kita berani wakalahkan.57

Pihak BMT menyebut penyelewengan atau kecurangan yang mungkin

dilakukan oleh anggota dengan istilah taqossur/taqsir. Pihak BMT beranggapan

bahwa kalau terjadi kecurangan yang dilakukan anggota pembiayaan adalah diluar

tanggung jawab BMT, karena BMT hanya memberikan atau menyetujui pembiayaan

yang diajukan anggota berdasarkan survei sebelumnya. Hasil survei dan analisis dari

AOSP (account officer survei pembiayaan) itulah yang mendasari kepercayaan BMT

untuk memberikan atau menyetujui pengajuan pembiayaan anggota.

Dalam hal pemberian pembiayaan pihak BMT dan juga untuk menghindari

taqossur dari anggota, pihak BMT mengutamakan penggunaan dana yang diajukan

anggota. Pihak BMT tidak mengutamakan jaminan, hal ini sebagaimana hasil

wawancara di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan:

“Nah iya, diluar perjanjian. Sehingga kan kita ketika ada orang yang

mengajukan yang kita utamakan dari formulir kita lihat pengunaan

dananya untuk apa. Itu yang jadi garis besar. Kemudian, ketika dia

menulis pengunaan dananya untuk ini baru kita survei. Kalo point

pertama tidak sesuai dengan yang dia tulis itu udah (dibatalkan).

Karena kita dalam jasa keuangan kita lebih pada penggunaannya

bukan pada jaminan, jaminan itu nomer sekian. Kecuali kalau

terlalu ribet baru kita pakai jaminan. Jadi umpama jaminan BPKB

motor, sehingga motornya kita beli. Anggota umpama ngajuin

57

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 69: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

54

sepuluh (juta) nanti ini motor kita beli yah sepuluh juta, ini

kuncinya. Deal kita beli. Nanti kita nanya, „bapak butuhkan motor

untuk ini (keperluan bapak)?‟ nah sehingga disitulah kita pake

murbahah bil ijarah. Sehingga yang tadi kita beli (motor tadi) kita

ijarahkan ke anggota, „bapak ini saya sewakan motor kepada bapak

perbulan sekian (rupiah), dengan hitungan nanti ketika total yang

kita minta lunas nanti secara penuh kita kasihkan hak milik kepada

bapak. Nah sehingga begitu lunas nanti nggak butuh akad lagi,

karena di awal sudah di katakan pokoknya begitu lunas menjadi hak

milik bapak (anggota).58

Menurut pihak BMT ketika anggota mengajukan pembiayaan dan mengisi

formulir, hal yang paling pertama di lihat dalam formulir adalah rencana penggunaan

dana. Sehingga ketika di survei ternyata antara rencana penggunaan dana dengan

fakta di lapangan tidak sesuai maka BMT tidak akan menyetujui permohonan

pembiayaan tersebut. Fakta di lapangan BMT peroleh berupa informasi dari tempat

usaha atau tetangga anggota. Kemudian pihak BMT akan meminta jaminan BPKB

motor anggota untuk dibeli sesuai dengan harga pasar. Misalnya, nominal yang

anggota ajukan sepuluh juta rupiah maka pihak BMT membelinya dengan harga

tersebut kemudian BMT menyewakan motor yang dibeli kepada anggota dengan

harga sewa perbulannya. Sehingga ketika anggota telah melunasi jumlah yang

sepuluh juta rupiah tadi maka motor tadi sudah menjadi hak milik anggota lagi dan

tidak memerlukan akad lagi.

Kemudian setelah pembiayaan di setujui dan di cairkan oleh BMT maka akan

58

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 70: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

55

ada pengawasan dilapangan. Pengawasan penggunaan dana pembiayaan akan

dijelaskan sebagaimana hasil wawancara di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu

Sawangan:

“Kadang-kadang ketika angsuran pertama kita cek, kadang temen-

temen sekalian pulang juga mengecek. Misalnya pembelian mobil

atau motor, kok sampe seminggu nggak ada dirumahnya baru kita

konfirmasi „kok gak ada barangnmya ini pak?‟ kita memastikan.

Tapi selama ini alhamdulillah yang pake murabahah wakalah umum

atau khusus sesuai (dengan perjanjian). Sehingga disitu, umpama

beli mobil kok dapetnya motor nah disitu kita konfirmasi „pak dulu

kan akadnya beli mobil kok dapetnya motor?‟ kemudian anggota

menjelaskan alasannya nah disitu kan diluar tangung jawab kita.

Kalau umpamapun seperti itu, kita ngecek ke belakangnya

(angsuran). Bener nggak angsurannya? Ketika seperti itu berarti ada

taqsir di awalnya. Tapi kalau lancar berarti itu bener-bener butuh.

Tapi kalau angsurannya kok agak nyendat-nyendat telat seminggu

atau dua minggu kita lihat ekonominya. Kalau telatnya sampe tiga

bulan berarti orangya nggak bener. Kalau kendala taqsir/taqossur

emang bener ada.59

Dalam hal pengawasan penggunaan dana dari BMT kepada anggota

pembiayaan, BMT akan mengawasi dari bulan pertama angsuran. Pihak BMT juga

mengawasi penggunaan dananya dengan memanfaatkan waktu diluar jam kantor

untuk memastikan bahwa penggunaan dananya sesuai dengan perjanjian. Misalkan

pembiayaan untuk pembelian motor, ketika jam pulang kantor ada dari karyawan

BMT yang mengecek kerumah anggota apakah sudah dibelikan motor tersebut.

Ketika di dapati ternyata dalam waktu yang cukup lama belum ada bukti fisik

59

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 71: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

56

pembelian motor maka pihak BMT akan segera menelfon anggota untuk menanyakan

penggunaan dana yang telah disepakati di awal perjanjian.

Sedangkan dalam hal kendala yang dihadapi pihak BMT dalam menyalurkan

pembiayaan kepada anggota akan dijelaskan sebagaimana hasil wawancara di BMT

UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan

“Di lembaga keuangan manapun kendala pasti ada, karena disitu

ada beberapa faktor. Terutama faktor yang sering terjadi itu faktor

ekonomi, itu yang paling sering terjadi. Kedua faktor lingkungan,

apakah itu permaslahan keluarga. Cuman yang paling banyak itu

faktor ekonomi.60

Pihak BMT mengakui bahwa setiap lembaga keuangan manapun pasti

mendapati kendala dalam operasional, tidak terkecuali di BMT UGT Sidogiri Cabang

Pembantu Sawangan. Pihak BMT menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang

menjadi kendala dalam hal pembiayaan. Faktor yang paling banyak di temui BMT

adalah faktor ekonomi yang membuat anggota susah melakukan kewajibannya untuk

melunasi angsuran yang telah disepakati di awal.

Sedangkan dari sisi anggota, alasan mereka lebih tertarik bergabung dan

mengajukan pembiayaan di BMT UGT Sidogiri adalah karena proses dan

prosedurnya yang relatif mudah dan gampang serta lokasi BMT yang dekat adalah

alasan mereka memilih bergabung menjadi anggota BMT tersebut. Menurut mereka

jika dibandingkan dengan bank, BMT UGT Sidogiri lebih mudah dalam hal

60

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 72: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

57

pelayanan dan prosedur pengajuan pembiyaan.

Page 73: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

58

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. Aplikasi Pembiayaan Akad Murabahah Pada BMT UGT Sidogiri Cabang

Pembantu Sawangan

Salah satu akad dalam fiqih yang populer digunakan dalam lembaga

keuangan syariah di dunia, terutama lembaga keuangan syariah di Indonesia

adalah akad murabahah baik lembaga bank maupun non bank seperti halnya

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Pembiayaan dengan mengunakan akad

murabahah menjadi produk unggulan di lembaga keuangan syariah di Indonesia.

Termasuk didalamnya adalah BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan

di depok.

Produk pembiayaan dengan akad murabahah di BMT UGT Sidogiri

Cabang Pembantu Sawangan masih menjadi pilihan utama dan mempunyai porsi

yang lebih dominan jika dibandingkan dengan pembiayaan dengan akad yang

lain. Menurut pihak BMT, alasan mengapa akad murabahah mempunyai porsi

yang dominan yaitu karena prosesnya yang lebih mudah dan sederhana serta

standar operasionalnya yang lebih mudah di pahami. Berikut ini adalah aplikasi

pembiayaan dengan akad murabahah di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu

Sawangan:

1) Anggota datang ke BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan

mengajukan permohonan pembiayaan pembelian barang.

Page 74: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

59

2) Bagi anggota baru disyaratkan melakukan transaksi tabungan minimal tiga

kali setoran dengan nominal minimal persekali transaksi tabungan sebesar

Rp 10.000

3) Dalam kontrak pembiayaan murabahah disebutkan bahwa pihak BMT dan

anggota telah menyetujui untuk menandatangani dan melaksanakan suatu

perjanjian al-murabahah dengan ketentuan dan syarat yang telah ditentukan.

4) Jenis barang yang sering menjadi objek pembiayaan di BMT UGT Sidogiri

Capem Sawangan adalah barang untuk modal usaha seperti pembelian

bahan-bahan untuk warung sembako, toko baju, bahan bangunan untuk

renovasi rumah dan pembelian sepeda motor.61

5) Besarnya jumlah pembiayaan yang diberikan oleh BMT tergantung dari

nilai jual jaminan yang akan dijaminkan, apabila nilai jual barang jaminan

dapat mengcover untuk pembiayaan penuh yang anggota ajukan maka akan

diberikan, kalau tidak mengcover maka akan disesuaikan dengan jaminan

tersebut.

6) Pembiayaan murabahah dilaksanakan dengan wakalah yaitu pelimpahan

kekuasaan dari pihak BMT yang diberikan kepada anggota untuk membeli

barang yang diinginkan.

61

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 75: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

60

7) Segala sesuatu mengenai pembelian barang oleh anggota diketahui oleh

pihak BMT dengan jelas sesuai dalam perjanjian. Salah satu contohnya

adalah kewajiban anggota menyerahkan kuitansi pembelian barang kepada

pihak BMT.

8) Dalam transaksi dengan akad murabahah BMT UGT Sidogiri Capem

Sawangan tidak bertindak sebagai pembeli pertama atas barang yang

diinginkan anggota dari supplier, melainkan memberi kuasa kepada anggota

untuk membeli barang secara mandiri.

9) Setelah nasabah melakukan pembelian barang, maka barang akan

dikirimkan oleh supplier langsung kepada nasabah.

10) Dalam klausul kontrak disebutkan hutang diberikan untuk jangka waktu

selama XX bulan, terhitung sejak tanggal XX hingga tanggal XX (jatuh

tempo).

11) Pembayaran kembali hutang pokok dan margin anggota kepada pihak BMT

dilakukan setiap bulan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama

oleh keduanya.

12) Akad murabahah dilaksanakan sebelum barang secara prinsip menjadi milik

pihak BMT selaku penjual. Karena anggota sebagai wakil dari BMT diberi

kuasa untuk membeli barang yang diinginkan dan kemudian menjual barang

yang telah dibeli kepada dirinya sendiri. Hal ini dapat di lihat dalam kontrak

pasal 5 tentang transaksi wakalah dan murabahah.

Page 76: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

61

13) Dalam hal uang muka hanya untuk pembelian kendaraan motor dan mobil

saja.

14) Anggota pembiayaan murabahah di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu

Sawangan mendapatkan pembiayaan seseuai dengan modal yang

dibutuhkan anggota tersebut. Kecuali pada pembiayaan motor dan mobil

anggota harus membayar uang muka terlebih dahulu, hal ini untuk

membuktikan kesungguhan anggota.

15) Untuk menjamin kepastian dan ketertiban pembayaran serta pelunasan

kembali seluruh hutang yang wajib dikembalikan oleh anggota kepada pihak

BMT maka anggota memberikan jaminan kepada pihak BMT berupa barang

dengan taksiran harga diatas nominal pembiayaan. Hal ini dapat dilihat di

pasal 2 tentang agunan dan jaminan.

16) Dalam pembiayaan murabahah di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu

Sawangan anggota selalu memberikan jaminan kepada pihak BMT, barang

tersebut tidak secara langsung dipegang oleh pihak BMT tetapi disimpan

oleh anggota sendiri. Sehingga kewajiban untuk memelihara, pajak dan

segala biaya yang dikeluarkan apabila terjadi kerusakan menjadi tanggung

jawab anggota. Hal ini dijelaskan di pasal 1,2 dan 3 tentag pemeliharaan

barang jaminan.

17) Anggota BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan umumnya

memiliki kemampuan untuk tidak menunda pembayaran tiap bulannya

Page 77: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

62

karena dalam hal ini pihak BMT selalu memonitoring anggotanya apabila

sudah waktunya membayar angsuran.

18) Apabila pada saat jatuh tanggal pembayaran tiap bulannya anggota belum

membayar, maka pihak BMT akan mengingatkan anggota dengan telepon.

19) Anggota dianggap cidera janji apabila tidak melakukan pembayaran

angsuran (menunggak) selama tiga kali berturut atau berselang. Hal ini

sebagaimana dijelaskan dalam pasal 7 huruf a tentang cidera janji.

20) Apabila anggota dianggap telah cidera janji maka pihak BMT berhak

mengambil alih atau menarik jaminan yang ada pada anggota. Hal ini

sebagaimana dijelaskan dalam pasal 9 ayat 1.

21) Apabila terjadi bencana alam (banjir, gempa bumi) atau huru-hara sehingga

mengakibatkan kerusakan atau barang jaminan menjadi musnah/rusak berat,

maka anggota wajib menggantinya kembali dengan barang lain yang

nilainya minimal sama dengan barang yang dijaminkan sebelumnya.

Dalam praktik dilapangan, BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu

Sawangan melakukan pembiayaan dengan secara langsung melainkan dengan

wakalah. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan sebagaimana hasil wawancara

dengan pihak BMT mengenai tahapan pembiayaan murabahah. Berikut adalah

tahapa-tahapan tersebut:62

1) Harus menjadi anggota BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Sawangan.

62

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT Sidogiri,

(beralamatkan di Sawangan : Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok), Tanggal 04 Oktober

2016.

Page 78: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

63

2) Melakukan transaksi minimal tiga kali setoran.

3) Mengisi aplikasi/formulir permohonan pengajuan pembiayaan.

4) Anggota menyerahkan persyaratan-persyaratan berupa identitas diri,

fotokopi Kartu Keluarga (KK), fotokopi KTP, Fotokopi Surat Nikah.

5) Baik pembiayaan murabahah dengan wakalah umum ataupun khusus

anggota harus menyerahkan jaminan berupa surat berharga seperti BPKB

atau sertifikat tanah tergantung besarnya pembiayaan yang anggota ajukan.

6) Berkas dan persyaratan-persyaratan akan di cek kelengkapannya oleh

account officer Analisa.

7) Setelah Account Officer Analisa menyatakan sudah lengkap maka Account

Officer Survei akan melakukan survei kerumah, tempat usaha, begitupun

dengan barang jaminan tidak luput dari survei AO Survei.

8) Setelah melakukan survei, kemudian Account Officer Survei melakukan

analisa pembiayaan sesuai dengan data survei yang diperoleh di lapangan.

9) Setelah melakukan analisa kemudian Account Officer Survei memberikan

usula pembiayaan kepada kepala cabang.

10) Setelah disetujui oleh kepala cabang kemudian akan disiapkan akad

pembiayaan dan setelah selesai pembuatan akad maka dilanjutkan dengan

penjadwalan pencairan dana.

11) Anggota datang sesuai jadwal yang ditentukan lalu membawa jaminan

untuk diserahkan ke pihak BMT untuk di cek keaslian jaminan dan apakah

sudah sesuai dengan berkas yang telah diserahkan sebelumnya.

Page 79: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

64

12) Anggota melakukan akad pembiayaan (murabahah) dengan pihak BMT,

kemudian setelah akad telah selesai maka akan ada jeda waktu pemisah

untuk melakukan akad selanjutnya yaitu wakalah umum/khusus.

13) Anggota melakukan pembelian barang ke supplier kemudian supllier

menyerahkan barang ke anggota. Setelah menerima barang dari supplier,

anggota tidak berkewajiban menyerahkan barang tersebut kepada BMT

kembali akan tetapi BMT mengizinkan anggota menjual kepada dirinya

sendiri.

14) Anggota menyerahkan semua bukti pembayaran kepada pihak BMT.

15) Anggota membayar cicilan/angsuran setiap bulan sampai jangka waktu yang

telah ditentukan.

Pertama-tama anggota mengajukan permohonan pembiayaan untuk

membeli barang dengan akad murabahah. Setelah diteliti dengan seksama,

kemudian BMT melakukan akad murabahah dengan anggota pembiayaan

tersebut sekaligus dengan pemberian kuasa atau mewakalahkan pembelian

barang secara mandiri kepada anggota.

Setelah anggota membeli dan mendapatkan barang yang diinginkan,

kemudian supplier mengirimkan barang langsung kepada anggota sebagai

pembeli. Kemudian anggota menyerahkan semua kwitansi pembelian barang ke

pihak BMT sebagai bukti pembelian barang telah dilakukan sesuai dengan

kesepakatan kedua belah pihak. Selanjutnya anggota mencicil atau mengangsur

Page 80: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

65

pembayaran kepada BMT sesuai dengan jangka waktu yang tertera dalam

kontrak perjanjian.

2. Analisis Kesesuaian Pembiayaan Akad Murabahah pada BMT UGT

Sidogiri Cabang Sawangan

Sebagai sebuah lembaga keuangan syariah yang mana dalam hal

operasionalnya menggunakan prinsip syariah hendaknya setiap kegiatan yang

dilakukan oleh BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan tidak bertentangan dengan

prinsip dan ketentuan syariah dalam hal ini fatwa Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Dari penjelasan mengenai aplikasi pembiayaan dengan akad murabahah

yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis akan melakukan analisa terhadap

aplikasi akad murabahah tersebut. Apakah aplikasi tersebut telah sesuai dengan

ketentuan-ketentuan dan prinsip syariah sesuai dengan fatwa DSN-MUI.

No Tema/Kete

ntuan

Konsep Fiqih

Muamalah

Fatwa DSN Aplikasi Analisis

Kesesuaia

n

1. Rukun dan

Syarata

Murabaha

h

Rukun:

sighot ijab dan

qabul

pelaku akad

objek akad

tujuan akad

Syarat:

5. Ketika akad

berlangsung objek

Bank dan

nasabah harus

melakukan akad

murabahah yang

bebas riba.

Barang yang

diperjualbelikan

tidak

diharamkan

Anggota

mendatangi

BMT untuk

mengajukan

permohonan

pembiayaan.

Anggota dan

pihak BMT

sepakat untuk

Hal ini telah

sesuai

dengan

ketentuan

syariah,

dimana

syarat dan

rukun dalam

akad

Page 81: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

66

akad harus ada

secara konkret

(terlihat secara

fisik).

6. Objek akad harus

sah menurut

hukum Islam.

7. Objek harus bisa

diserahkan ketika

terjadi akad,

namun tidak harus

dapat diserahkan

saat itu juga.

8. Objek akad harus

jelas dan

mu‟ayyan (dapat

ditentukan) dan

harus diketahui

oleh para pihak.

Selain ada

larangan Nabi,

ketidakjelasan

akad juga

berpotensi

menimbulkan

perselisihan dan

persengketaan

dikemudian hari,

hal ini harus

dihindari.

Sedangkan

mengenai

penentuan

kejelasan suatu

objek akad, adat

istiadat

mempunyai

oleh syari‟ah

Islam.

Bank

membiayai

sebagian atau

seluruh harga

pembelian

barang yang

telah disepakati

kualifikasinya.

Bank membeli

barang yang

diperlukan

nasabah atas

nama bank

sendiri, dan

pembelian ini

harus sah dan

bebas riba.

Bank harus

menyampaikan

semua hal yang

berkaitan

dengan

pembelian,

misalnya jika

pembelian

dilakukan

secara utang.

Bank kemudian

menjual barang

tersebut kepada

nasabah

(pemesan)

dengan harga

jual senilai

harga beli plus

melakukan

transaksi

murabahah.

Anggota

mengajukan

pembiayaan

murabahah

untuk

pembelian

sepeda motor.

Anggota

bersedia untuk

membayar

kembali

dengan cara

diangsur

setiap bulan

sampai

dengan jangka

waktu yang

telah

ditentukan.

murabahah

telah

terpenuhi

yaitu: ijab

dan qabul

antara dua

pelaku akad

dalam hal

ini antara

anggota

dengan

pihak BMT.

Objek

dalam akad

ini bukan

termasuk

barang yang

dilarang

oleh syariat

islam serta

jelas dan

sah menurut

hukum

islam.

Objek yang

dimaksudka

n dalam

transaksi ini

adalah

sepeda

motor.

Dalam

transaksi

akad

murabahah

tidak

terdapat

Page 82: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

67

peranan penting

dalam hal ini.

keuntungannya.

Dalam kaitan ini

Bank harus

memberitahu

secara jujur

harga pokok

barang kepada

nasabah berikut

biaya yang

diperlukan.

Nasabah

membayar

harga barang

yang telah

disepakati

tersebut pada

jangka waktu

tertentu yang

telah disepakati.

Untuk

mencegah

terjadinya

penyalahgunaan

atau kerusakan

akadtersebut,

pihak bank

dapat

mengadakan

perjanjian

khususdengan

nasabah.

unsur riba,

dimana

BMT

menjalanka

n

operasional

nya

berdasarkan

ketentuan

syariah.

2. Wakalah

dalam

Murabaha

h

Wakalah pada

transaksi murabahah

dalam konsep fiqih

muamalah

dibolehkan karena

Hal ini dibolehkan

Berdasarkan fatwa

DSN-MUI NO:

04/DSN-

MUI/IV/2000

tentang murabahah

bagian pertama,

Pada transaksi

murabahah di

BMT UGT

Sidogiri Cabang

Sawangan,

setelah anggota

Aplikasi

pembiayaa

n

murabahah

telah sesuai

dengan

Page 83: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

68

oleh Imam Syafi‟i

yang menyebutnya

dengan istilah ba‟i al-

murabahah lil aamir

bisy-syira, yaitu jual

beli yang dapat

dilakukan secara

pemesanan.

nomor 3 dan 4

disebutkan bahwa:

Bank membiayai

sebagian atau

seluruh harga

pembelian

barang yang

telah disepakati

kualifikasinya.

Bank membeli

barang yang

diperlukan

nasabah atas

nama bank

sendiri, dan

pembelian ini

harus sah dan

bebas riba.

menunjukan

dokumen atau

surat identitas

data diri untuk

syarat

administrasi dan

dinyatakan

memenuhi

syarat

administrasi

oleh pihak BMT

maka BMT

akan

mengabulkan

permohonan

pembiayaan

tersebut.

Kemudian

pihak BMT

mewakalahkan

pembelian

sepeda motor

yang diinginkan

anggota kepada

anggota itu

sendiri. Setelah

barang sudah

dibeli,

kemudian

anggota akan

menelpon pihak

BMT untuk

memberitahuka

n bahwa dia

telah

melaksanakan

amanah untuk

ketentuan

syariah dan

fatwa

DSN-MUI

dimana

akad

wakalah

dalam

transaksi

ini

dilakukan

sebelum

akad

murabahah.

Yang

artinya

bahwa

akad

murabahah

dilakukan

setelah

barang

secara

prinsip

telah

menjadi

milik pihak

BMT yang

pembeliann

ya

diwakalahk

an kepada

anggota.

Hal ini

sebagaiman

a telah

ditulis

Page 84: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

69

membeli barang

berupa sepeda

motor. Saat itu

juga antara

anggota dengan

pihak BMT

mengadakan

penawaran

kepada nasabah

yang kemudian

dilanjutkan

dengan akad

murabahah.

dalam

kontrak/kla

usul

perjanjian

akad

murabahah

dengan

wakalah

khusus

pasal 2

tentang

transaksi

wakalah

dan

murabahah

pada di

BMT UGT

Sidogiri

3. Jaminan

dalam

Transaksi

Murabaha

h

Bank atau lembaga

keuangan syariah

dapat atau dibolehkan

meminta nasabah

untuk menyediakan

jaminan yang

dapat dipegang.

Berdasarkan fatwa

DSN-MUI NO:

04/DSN-

MUI/IV/2000

dimana LKS,

dalam hal ini

BMT, boleh

mengadakan

perjanjian khusus

atau meminta

jaminan kepada

anggota agar

anggota serius

dengan

pesananannya.

Dalam transaksi

pembiayaan

akad murabahah

pada BMT UGT

Sidogiri Cabang

Sawangan,

pihak BMT

meminta

jaminan kepada

anggota dimana

nilai

taksirannya

harus lebih

tinggi dari

nominal

pembiayaan

yang diajukan

anggota

tersebut. hal ini

Hal ini

telah sesuai

dengan

konsep

fikih

muamalat

dan juga

fatwa

DSN-MUI

dimana

jaminan

yang

anggota

serahkan

kepada

pihak BMT

bertujuan

agar

anggota

Page 85: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

70

sebagaimana

tertulis dalam

klausul kontrak

perjanjian akad

murabahah

wakalah khusus

pasal 5 tentang

agunan atau

jaminan.

serius

tehadap

barang

pesanannya

.

4. Uang Muka

dalam

Transaksi

Murabaha

h

Meminta uang muka

kepada

nasabah/anggota

dalam fiqih muamalat

secara umum

dibolehkan.

Berdasarkan fatwa

DSN-MUI NO:

04/DSN-

MUI/IV/2000

tentang murabahah

bagian kedua

perihal ketentuan

murabahah kepada

nasabah

disebutkan bahwa:

Dalam jual beli ini

bank dibolehkan

meminta nasabah

untuk

membayar uang

muka saat

menandatangani

kesepakatan awal

pemesanan.

Dalam

pembiayaan

murabahah

dengan wakalah

khusus untuk

pembelian

barang, motor

misalnya, pihak

BMT meminta

uang muka 25%

dari harga atau

nominal

pembiayaan

yang anggota

ajukan.

Hal ini

telah sesuai

dengan

syariah

dalam hal

ini fatwa

DSN-MUI

NO:

04/DSN-

MUI/IV/20

00 tentang

murabahah

bagian

kedua

perihal

ketentuan

murabahah

kepada

nasabah.

5. Ta’zir/dend

a

Denda pada transaksi

murabahah tidak

dijelaskan secara

spesifik dalam

konsep fikih

muamalah, akan

tetapi ada ketentuan

yang mengaturnya

sebagaimana tertera

Berdasarkan fatwa

DSN-MUI NO:

04/DSN-

MUI/IV/2000

tentang murabahah

bagian kelima

perihal penundaan

pembayaran dalam

murabahah

Yang menjadi

larangan dalam

transaksi akad

murabahah di

BMT UGT

Sidogiri adalah

anggota

dilarang

melakukan hal-

Hal ini

telah sesuai

dengan

fatwa

DSN-MUI

NO:

04/DSN-

MUI/IV/20

00 tentang

Page 86: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

71

pada fatwa DSN-

MUI.

disebutkan bahwa:

Jika nasabah

menunda-nunda

pembayaran

dengan sengaja,

atau

jika salah satu

pihak tidak

menunaikan

kewajibannya,

maka

penyelesaiannya

dilakukan melalui

Badan Arbitrasi

Syari‟ah

setelah tidak

tercapai

kesepakatan

melalui

musyawarah

hal yang dapat

merugikan

pihak BMT

serta dilarang

mengalihkan

(menjual/mengh

ibahkan) barang

jaminan selama

perjanjian

belum berakhir.

Denda atau

sanksi yang

dikenakan

kepada anggota

jika terjadi hal

tersebut adalah

pihak BMT

akan segera

mengakhiri

perjanjian dan

meminta

anggota untuk

melunasi

seluruh

hutangnya. Hal

ini tertulis

dalam klausul

kontrak

perjanjian akad

murabahah

pasal 10 tentang

larangan dan

sanksi.

murabahah

perihal

ketentuan

umum

dimana

dijelaskan

bahwa

untuk

mencegah

terjadinya

penyalahgu

naan atau

kerusakan

akad maka

pihak BMT

(LKS pada

umunya)

dapat

mengadaka

n

perjanjian

khusus

dengan

anggota.

Page 87: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

72

Selanjutnya, berdasarkan prosedur pembiayaan murabahah, terutama untuk

pembelian motor dan mobil, di BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan dapat

diketahui bahwa pihak BMT dalam transaksi murabahah ini bertindak sebagai

sebagai penjual. Karena pada penyerahan berkas-berkas permohonan anggota

disetujui oleh kedua pihak barang belum sepenuhnya menjadi milik dan kuasa dari

pihak BMT akan tetapi bisa diperkirakan waktu penyerahannya kepada anggota yang

mengajukan pembiayaan. Apabila kita melihat syarat-syarat yang menjadi prinsip

dari akad murabahah adalah barang yang menjadi objek murabahah harus sepenuhnya

dalam kepemilikan dan kekuasaan dari pihak BMT sebagai penjual, tidak boleh

menjual sesuatu yang belum menjadi milik dan kuasa dalam akad murabahah. Hal ini

sesuai dengan hadits yang berbunyi la tabi‟ ma laisa „indaka (HR. Ahmad dan ashab

as-sunan). Akan tetapi dalam transaksi murabahah di BMT UGT Sidogiri Cabang

Sawangan, setelah pihak BMT menyetujui permohonan dengan melihat kelengkapan

dokumen atau berkas yang menjadi syarat administrasi kemudian pihak BMT

mewakalahkan (memberi kuasa) pembelian barang yang diinginkan anggota kepada

anggota itu sendiri. Setelah barang telah dibeli oleh anggota maka anggota

memberitahukan kepada pihak BMT, biasanya by phone, bahwa dia telah membeli

barang tersebut. Pada saat itu barulah terjadi proses penawaran dari pihak BMT

kepada anggota, sehingga akad murabahah dilakukan setelah barang sudah menjadi

milik BMT yang mana pembeliannya diwakalahkan kepada anggota. Hal ini

dibolehkan atau dengan kata lain telah sesuai dengan prinsip syariah.

Page 88: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

73

Page 89: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian penjelasan yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya tentang analisis kesesuaian aplikasi akad murabahah dengan prinsip

syariah pada BMT UGT Sidogiri Cabang Sawangan, maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Penerapan atau aplikasi pembiayaan akad murabahah pada BMT UGT

Sidogiri Cabang Sawangan yaitu anggota mendatangi pihak BMT untuk

mengajukan permohonan pembiayaan pembelian suatu barang tertentu dengan

kriteria serta spesifikasi yang diinginkan. Kemudian anggota dan pihak BMT

sepakat untuk menandatangani atau menyetujui dan melaksanakan perjanjian

jual beli dengan akad murabahah. Barang-barang yang menjadi objek

pembiayaan akad murabahah adalah berupa barang untuk modal usaha seperti

pembelian pakaian untuk toko baju, pembelian sepeda motor dan juga mobil.

Setelah anggota dan pihak BMT menandatangani perjanjian pembiayaan akad

murabahah kemudian ada jeda waktu sebentar sebagai pemisah untuk

melanjutkan akad berikutnya yaitu akad wakalah. Akad wakalah dalam

penerapan pembiayaan akad murabahah di BMT UGT Sidogiri Cabang

Sawangan adalah pihak BMT memberikan kuasa atau mewakilkan kepada

anggota untuk membeli barang yang diinginkan. Kemudian setelah itu pihak

Page 90: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

75

BMT meminta persyaratan administratif berupa identitas diri seperti KTP, KK

dan surat nikah. Selanjutnya pihak BMT, melalui Account Officer Analisis,

melakukan pengecekapan terhadap kelengkapan syarat yang diperlukan. Jika

dianggap telah lengkap, kemudian pihak BMT menugaskan Account Officer

Survei Pembiayaan untuk mensurvei ke lapangan (rumah atau tempat usaha

anggota) untuk memastikan pemberian pembiayaan tidak akan disalah-

gunakan. Pada penerapan pembiayaan akad murabahah untuk pembelian

motor dan mobil pihak BMT meminta jaminan berupa surat berharga seperti

BPKB, sertifikat kepemilikan rumah serta ketentuan yang mengharuskan

anggota membayar uang muka 25%. Kecuali pada pembelian barang untuk

modal usaha pihak BMT tidak meminta jaminan dan uang muka. Jaminan dan

uang muka untuk pembiayaan pembelian motor dan mobil bertujuan untuk

memastikan kesungguhan anggota dalam melakukan akad pembiayaannya.

Dalam hal pengawasaan pihak BMT selalu memonitoring history

angsuran/cicilan anggota, sehingga ketika sudah tiba waktunya untuk

membayar angsuran maka BMT akan mengingatkan anggota untuk membayar

kewajiban angsurannya.

2) Aplikasi produk pembiayaan dengan akad murabahah pada BMT UGT

Sidogiri Cabang Sawangan sebagian besar telah sesuai dengan prinsip syariah,

dalam hal ini adalah berdasarkan fatwa DSN-MUI NO: 04/DSN-

MUI/IV/2000 tentang murabahah. Pihak BMT dalam transaksi murabahah ini

bertindak sebagai sebagai penjual, karena pada penyerahan berkas-berkas

Page 91: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

76

permohonan anggota disetujui oleh kedua pihak barang belum sepenuhnya

menjadi milik dan kuasa dari pihak BMT akan tetapi bisa diperkirakan waktu

penyerahannya kepada anggota yang mengajukan pembiayaan. Apabila kita

melihat syarat-syarat yang menjadi prinsip dari akad murabahah adalah

barang yang menjadi objek murabahah harus sepenuhnya dalam kepemilikan

dan kekuasaan dari pihak BMT sebagai penjual, tidak boleh menjual sesuatu

yang belum menjadi milik dan kuasa dalam akad murabahah. Hal ini sesuai

dengan hadits yang berbunyi la tabi‟ ma laisa „indaka (HR. Ahmad dan ashab

as-sunan). Akan tetapi dalam transaksi murabahah di BMT UGT Sidogiri

Cabang Sawangan, setelah pihak BMT menyetujui permohonan dengan

melihat kelengkapan dokumen atau berkas yang menjadi syarat administrasi

kemudian pihak BMT mewakalahkan (memberi kuasa) pembelian barang

yang diinginkan anggota kepada anggota itu sendiri. Setelah barang telah

dibeli oleh anggota maka anggota memberitahukan kepada pihak BMT,

biasanya by phone, bahwa dia telah membeli barang tersebut. Pada saat itu

barulah terjadi proses penawaran dari pihak BMT kepada anggota, sehingga

akad murabahah dilakukan setelah barang sudah menjadi milik BMT yang

mana pembeliannya diwakalahkan kepada anggota. Hal ini dibolehkan atau

dengan kata lain telah sesuai dengan prinsip syariah.

B. Saran

Dibagian terakhir penulisan penelitian ini, penulis mencoba memberikan

Page 92: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

77

saran konstruktif yang relevan berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini. Hal

ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pelaku keuangan syariah untuk

memperbaiki dan memperhatikan kebijakan yang berkaitan dengan produk dan

jasa agar sesuai dengan standar fikih dan fatwa DSN-MUI.

Diantaranya:

1) Akad murabah dengan menggunakan akad wakalah hendaknya tidak

dilakukan secara bersamaan. Akad murabahah dilaksanakan setelah secara

prinsip barang sudah menjadi milik penjual (Lembaga Keuangan Syariah)

2) Memaksimalkan peranan Dewan Pengawas Syariah dalam hal mengontrol

baik secara operasional maupun pelaksanaan dan penyaluran produk

khususnya produk pembiayaan akad murabahah.

3) Khusus bagi Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, kesesuaian antara

konsep syariah dengan penerapannya dalam kegiatan operasional bertujuan

untuk menjaga kemurnian produk berdasarkan syariah yang juga berkaitan

dengan kehalalan produk tersebut.

Inovasi dalam transaksi keuangan syariah tidak bisa dihindarkan, hal ini

karena perkembangan dunia bisnis sangat cepat dan pesat. Akan tetapi,

perkembangan bisnis yang pesat ini bukan menjadi alasan bagi lembaga

keuangan syariah untuk tidak memperhatikan aturan main dalam prinsip syariah

yang berlaku (fatwa DSN).

Page 93: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

78

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. Model-model Akad Pembiayaan di Bank Syariah. Yogyakarta:

UII Press, 2009

Soemitra, Andri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Pernada

Media Group, 2009)

Ilmi, Makhalul. Teori dan Praktek Keuangan Mikro Syariah.Yogyakarta: UII

Press, 2002

Lathif, Ah. Azharuddin. Konsep dan Aplikasi Akad Murabahah pada

Perbankan Syariah. Anggota Komite Bidang Advokasi, Penelitian, dan

Pengembangan Hukum Ekonomi Syariah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES)

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah 12. Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1998

Profil BMT UGT Sidogiri. Diakses dari

http://www.bmtugtsidogiri.co.id/tentang-kami-7.html pada tanggal 26 Mei 2016,

pukul 14:02 wib.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005

Wawancara Pribadi dengan Muhaimin (Kepala Cabang BMT UGT Sidogiri

Cabang Sawangan). Depok. 20 juli 2016.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005

Page 94: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

79

J. Moelong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2001

Hendri Tanjung dan Abrista Devi. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.

Jakarta: Gramata Publishing, 2013

Al-Hakim, Lukman. BMT dan Demokrasi Ekonomi: Membumikan Ekonomi

Syariah di Indonesia. Ulumuna, Vol. XIII, No. 1 Juni 2009

Widodo, Ak. et al. PAS (Pedoman Akuntansi Syariah): Panduan Praktis

Operasional Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Bandung: Mizan, 1999

Imaniyati, Neni Sri. “Aspek-aspek Hukum Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

dalam Presfektif Hukum Ekonomi.” Prosiding SnaPP: Sosial, Ekonomi, dan

Humaniora (2011)

Dewantoro, M. Hajar. “Pengembangan BMT Berbasis Masjid: Studi Kasus

BMT Al-Azka Pagerharjo Samigaluh Kulonprogo” Al-Mawarid, edisi XII (2005)

M. Nur Utomo, “BMT, Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang Ideal,”

http://www.puskopsyahlampung.com/2013/06/bmt-dan-kapasitasnya-di-

masyarakat.html, diakses pada 26 September 2016

Retnoningsih, Endang. “Sistem Informasi Simpanan dan Pembiayaan pada

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Al-Multazam Kabupaten Tegal,” IJSE, Vol 1 No 1

(2015)

A. Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: Gramedia, 2012

Lathif, Azharudin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Press, 2005

Page 95: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

80

Abdul Rahman Ghazaly, dkk. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010

Saefudin Arif dan Azharudin Lathif. Kontrak Bisnis Syariah. Jakarta:

Fakultas Syariah dan Hukum, 2011

Jayadi, Abdullah. Beberapa Aspek Tentang Perbankan syariah. Yogyakarta:

Mitra Pustaka, 2011)

Karim, Adiwarman A. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta:

Rajawali Press, 2011

Isnawati Rais dan Hasanuddin. Fiqh Muamalat Dan Aplikasinya Pada LKS.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011

Irma devita purnamasari dan suswinarno. Panduan Lengkap Hukum Praktis

Populer Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah.

Bandung: Kaifa, 2011

Ah. Azharuddin Lathif, “Konsep dan Aplikasi Murabahah bermasalah Pada

Perbankan Syariah di Indonesia”

http://www.academia.edu/6497439/Konsep_dan_Aplikasi_Akad_Murabahah_pada_P

erbankan_Syariah_di_Indonesia, diakses pada 24 september 2016, h. 11

Abdul Rasyid, “Aplikasi Akad Murabahah dalam Perbankan Syariah,”

http://business-law.binus.ac.id/2016/04/30/aplikasi-akad-murabahah-dalam-

perbankan-syariah/, diakses pada 24 september 2015.

Sejarah BMT UGT Sidogiri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id di akses pada

Kamis, 29 September 2016

Page 96: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

81

Visi dan Misi BMT UGT Sidogiri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id di akses

pada Kamis, 29 September 2016

Struktur Organisasi BMT UGT Sidogiri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id di

akses pada Kamis, 29 September 2016

Produk Pembiayaan BMT UGT Sidogiri, dalam, http://bmtugtsidogiri.co.id di

akses pada Kamis, 29 September 2016

Muhaimin, Wawancara Kepala Cabang Pembantu Sawangan BMT UGT

Sidogiri, (beralamatkan di Sawangan: Kantor BMT UGT Sidogiri Sawangan Depok),

Tanggal 04 Oktober 2016.

Page 97: PENERAPAN AKAD AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …

82

LAMPIRAN-LAMPIRAN