83
PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI SYARIAH DI PT. AJB BUMIPUTERA SYARIAH CABANG ROXY Oleh : Muhammad Abdul Koharsyah NIM : 1110046200067 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017

PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

  • Upload
    doduong

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI

SYARIAH DI PT. AJB BUMIPUTERA SYARIAH CABANG ROXY

Oleh :

Muhammad Abdul Koharsyah

NIM : 1110046200067

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017

Page 2: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

i

Page 3: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

ii

Page 4: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

iii

Page 5: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

iv

ABSTRAK

Asuransi sebagai satu bentuk kontrak modern tidak dapat terhindar dari

akad- akad yang membentuknya. Hal ini disebabkan adanya keterlibatan antara

kedua belah pihak dalam perjanjian, yaitu antara peserta asuransi dengan

perusahaan asuransi. Dipahami bahwa praktik asuransi terbentuk dari dua akad

yang membentuknya yaitu akad tabarru’dan akad mudharabah. Penulis melakukan

penelitian produk Mitra Iqra dan Mabrur di AJB Bumiputera 1912 kantor cabang

Roxi. Penulis memfokuskan penerapan akad mudharabah di kedua produk

tersebut.

Dalam penelitian ini, penulis mengkaji dengan menggunakan field

research (penelitian lapangan). Jenis penelitiannya adalah penelitian kualitatif.

Sumber data primer diambil dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi di

AJB Bumiputera Syariah cabang Roxi. Sumber data sekunder diambil dari buku-

buku, maupun kitab-kitab yang terkait dengan pembahasan skripsi ini, termasuk

juga di dalamnya artikel-artikel, jurnal, makalah, maupun internet. Sifat studi

kasus penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang berusaha untuk menuturkan

pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data hasil dari wawancara dengan

responden dan menganalisis dari data tersebut.

Sebagai hasil penelitian maka penulis hanya menyertakan dua rincian akad

mudharabah dalam produk Mitra Iqra dan Mabrur dari beberapa produk yang

dimiliki oleh Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi. mekanisme akad

mudharabah dalam kedua produk tersebut bermuatan ta’awun antar sesama

manusia dalam menghadapi dan mengantisipasi suatu peristiwa yang tidak

disangka dan diduga. Dan dalam pembuatan akad, maka dibolehkan bagi si akid

untuk dapat memberikan syarat yang dia kehendaki, selain hal itu mekanisme lain

yang bisa dilakukan adalah dengan memenuhi rukun dan syarat yang ditentukan

oleh hukum Islam yaitu adanya kerjasama dan kesepakatan antara kedua belah

pihak, adanya sighat, adanya modal, dan adanya nisbah.

Page 6: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

v

Sedangkan Nisbah keuntungan yang ditetapkan pada akad mudharabah

tabungan Mitra Iqra’ dan Mabrur pada Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang

Roxi dalam unsur saving (tabungan) telah ditetapkan oleh perusahan dengan

ketentuan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebesar 70:30, 70% untuk peserta

30% untuk perusahaan.

Kata Kunci: Mudharabah, AJB Bumi Putera Cabang Roxi, Mitra Iqra, Mitra

Mabrur.

Page 7: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirrobil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas segala nikmat, anugrah serta kasih sayang-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Akad Mudharabah Pada

Produk Asuransi Syariah Di Pt. Ajb Bumiputera Syariah Cabang Roxy”. Shalawat

beriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, serta umatnya yang selalu istiqomah

menjalankan ajarannya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana komunikasi islam bagi mahasiswa program S1 pada

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negri Jakarta.

Selesainya penulisan skripsi ini tidak luput pula dari bimbingan dan

dorongan beberapa orang yang turut membantu terselesainya penulisan skripsi ini.

Untuk itu saya ucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., Ketua Program Ekonomi Syariah sekaligus

dosen pembimbing Akademik dan Bapak H. Abdurrauf, Lc, M.A.,

Sekretaris Program Ekonomi Syariah yang telah membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan Skripsi ini.

3. Bapak M. Mujibur Rohman, MA. selaku Pembimbing, saya ucapkan

terimakasih atas kesediaannya dalam meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan berupa pemikiran-pemikiran yang mampu

menjawab segala kebingungan saya sampai pada selesainya skripsi ini.

Page 8: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

vii

4. Segenap Dosen, Karyawan, dan seluruh Staff akademik Keluarga besar

Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan banyak membantu

meberikan fasilitas bagi penulis selama penulisan karya tulis;

5. Segenap Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah

memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan;

6. Kedua orang tua saya, ayahanda Suharno dan ibunda Musyriah, kakak

dan adikku Teguh Iman Mahadi, Lukman Lukito dan Siti Sulanjari atas

doa yang senantiasa mengiringi langkah saya, atas pengorbanan yang

tulus, dan kasih sayang yang tiada hentinya.

7. Seluruh kawan mahasiswa Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga kesuksesan senantiasa mengiringi

langkah kaki kita.

8. Keluarga besar KABISAT dan IKPM Jakarta yang senantiasa

memberikan semangat dan motivasi serta senantiasa berdoa untuk

kemudahan urusanku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Selesainya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala

kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun

materil secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:

Jakarta, 21 Agustus 2017

Muhammad Abdul Koharsyah

Page 9: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

x

Page 10: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Asuransi merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran penting, karena

setiap insan dalam hidupnya tidak terlepas dari resiko, bahaya atau kerugian. Realita

kehidupan yang berlika-liku menjadikan aktifitas setiap individu menjadi berbeda dan

melahirkan berbagai macam tantangan dalam menjalankan aktifitasnya. Tentu saja,

terdapat resiko-resiko yang harus dihadapinya dari perbedaan ekonomi, kondisi

geografis dan lain –lain sehingga melahirkan resiko yang berbeda di setiap individu.

Resiko berarti menghadapi kesulitan yang mungkin menimbulkan musibah, cedera

atau hal-hal semacam itu yang sifatnya akan merugikan. Resiko ada dimana-mana

dari resiko yang dapat dihindari sampai resiko yang dipilih sendiri, tidak seorangpun

pernah bisa mencapai keadaan pasti yang absolut. Dari saat lahir kedunia sampai

mati, setiap orang menghadapi kejadian/peristiwa yang tidak diharapkan atau

dikehendaki.1

Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang, kita tidak

tahu kapan akan terjadi hal tersebut misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari

pekerjaannya, resiko dalam bisnis sehingga yang dihadapinya adalah kerugian. Untuk

mengurangi beban dan untuk melindungi kemungkinan timbulnya kerugian maka

salah satu tindakan yang diambil dimasa modern untuk pengaturan ekonomi adalah

asuransi dalam konsep syariah.2

1 Abdul kadir, Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,

2006), h. 257 2 Abdul kadir, Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, h. 257

Page 11: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

2

Dengan begitu kebutuhan akan jasa asuransi syariah makin dirasakan, baik

oleh perorangan badan maupun dunia usaha di Indonesia, asuransi merupakan sarana

finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang

mendasar seperti resiko kematian atau dalam menghadapi resiko atas benda yang

dimiliki, demikian pula dengan dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya

menghadapi berbagai resiko yang mungkin dapat menggangu kesinambungan

usahanya, walaupun banyak metode untuk menanggani resiko, namun asuransi

merupakan metode yang paling banyak dipakai, asuransi menjanjikan perlindungan

kepada pihak tertanggung terhadap resiko yang dihadapi oleh perorangan maupun

perusahaan.

Berasuransi tidaklah berarti menolak takdir atau menghilangkan ketawakalan

seorang muslim kepada Allah SWT, karena segala sesuatunya terjadi setelah berpikir

dengan baik, bekerja dengan penuh kesungguhan, teliti dan cermat dan segala sesuatu

yang ada didunia ini semuanya ditentukan oleh Allah SWT, sedangkan manusia

hanya diminta oleh Allah SWT untuk berusaha semaksimal mungkin. Hal tersebut

berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat (Q.S) At-Taghabun ayat 11:

ما أصاب من مصيبة إلا بإذن اللاه ومن ي ؤمن باللاه ي هد ق لبه واللاه بكل شيء عليم

“Artinya: tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali

dengan ijin Allah; dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan

memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.3

Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk

mengurangi resiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan

ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan, jadi berdasarkan konsep ekonomi

asuransi bekenaan dengan pemindahan dan mengkombinasikan resiko. Asuransi di

Indonesia ada yang konvensional dan ada juga yang berdasarkan syari‟at Islam

3

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, (Bandung, CV. Penerbit

Diponegoro, 2010), h.556.

Page 12: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

3

seperti halnya perbankan syari‟ah.Secara umum asuransi syari‟ah atau sering disebut

dengan takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang prinsip operasionalnya

didasarkan pada syari‟ah Islam dengan mengacu kepada Al-Quran dan as-sunnah.

Asuransi syariah merupakan asuransi yang menggunakan prinsip-prinsip

Islam didalamnya. Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

bertentangan dengan ajaran agama Islam dengan kata lain akad yang dilakukan oleh

perusahaan asuransi tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, yaitu tidak

mengandung unsur:

1. Gharar (penipuan), dalam asuransi syari‟ah dihindari dengan premi peserta

dibagi dua, menjadi rekening peserta dan rekening tabbaru untuk menolong

peserta yang mengalami musibah.

2. Maisyir (perjudian), Islam mengindari adanya ketidak jelasan informasi dalam

melakukan transakasi, Maisyir pada hakekatnya muncul karena tidak di

ketahuinya informasi oleh peserta tentang berbagai hal yang berhubungan

dengan produk, dalam mekanisme asuransi syari‟ah keterbukaan merupakan

akselerasi prinsip- prinsip syari‟ah.

3. Ribah (bunga), ribah adalah penambahan, pembesaran atas pinjaman pokok

yang diterima, dalam asuransi syari‟ah tidak diperbolehkan menginvestasikan

dana dengan riba yaitu melipat gandakan keuntungan secara tidak adil.4

Perkembangan dunia perasuransian di Indonesia, khususnya asuransi syari‟ah

mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sebagaimana pertumbuhan bank syari‟ah.

Kini hampir semua perusahaan asuransi konvensional telah dan akan membuka

cabang atau unit syari‟ah baik di kota besar maupun di berbagai pelosok daerah. Hal

ini disebabkan karena masyarakat saat ini telah menyadari betapa perlunya lembaga

keuangan syari‟ah, khususnya asuransi syari‟ah, untuk memenuhi transaksi keuangan

yang biasa mereka lakukan.

4 Antonio, M. Safi`i, Prinsip Dasar Operasional Asuransi Takaful, (Jakarta: , Gema Insani ,

1994), h. 150 – 151

Page 13: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

4

Asuransi syari‟ah mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1994, ditandai

dengan beroperasinya asuransi syari‟ah Takaful.Yang menjadi dasar beroperasinya

pada waktu itu adalah kebijaksanaan Departemen Keuangan saja, karena tidak

satupun undang-undang yang mengatur asuransi syari‟ah beroperasi. Semua mengacu

pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang

seharusnyadiperuntukan untuk peraturan pelaksanaan asuransi konvensional. Maka

banyak hal yang perlu diatur dalam asuransi syari‟ah tidak diatur dalam undang-

undang itu5

Asuransi merupakan salah satu dari buah peradaban manusia dan merupakan

suatu hasil evaluasi kebutuhan maniusia yang sangat hakiki ialah kebutuhan akan rasa

aman dan terlindungi, terhadap kemungkinan menderita kerugian. Asuransi

merupakan buah pikiran dan akal budi manusia untuk mencapai suatu keadaan yang

dapat memenuhi kebutuhannya, terutama untuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya

hakiki yaitu rasa aman dan terlindung.6

Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini perusahaan asuransi

mempunyai peranan dan jangkauan yang sangat luas, karena perusahaan asuransi

tersebut mempunyai jangkauan yang menyangkut kepentingan-kepentingan ekonomi

maupun kepentingan-kepentingan social.Di samping itu perusahaan asuransi juga

dapat menjangkau baik kepentingan-kepentingan individu maupun kepentingan-

kepentingan masyarakat luas, baik resiko individu maupun kolektif.

Pada dasarnya perusahaan asuransi dalam kegiatannya, secara terbuka

mengadakan penawaran yaitu menawarkan suatu perlindungan serta harapan-harapan

pada masa yang akan dating kepada individu atau kelompok-kelompok dalam

5 Hamidi, M. Lutfi, Jejak-jejak Ekonomi Syari‟ah, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003),

h. 255.

6 Hartono, Sri Rejeki, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, (Jakarta: Sinar Grafika,

2008), h. 30.

Page 14: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

5

masyarakat atau institusi lain, atas kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang

belum pasti.

Sebagai lembaga keuangan nonbank, asuransi terorganisir secara rapi dalam

bentuk sebuah perusahaan yang berorientasi pada aspek bisnis kelihatan secara nyata

pada era modern.Bersamaan dengan booming-nya semangat revolusi industri di

kalangan masyarakat barat, banyak tuntutan untuk mengadakan sebuah langkah

proteksi terhadap kegiatan atau aktivitas ekonomi.7

Hakikat asuransi secara islami adalah saling bertanggung jawab, saling

bekerjasama dan saling melindungi penderitaan satu sama lain. Oleh karena itu

berasuransi diperbolehkan secara syari‟at, karena prinsip-prinsip dasar

tersebut.Syari‟at mengajak kepada keeratan jalinan sesama manusia dan kepada

sesuatu yang meringankan bencana mereka.8

Asuransi syari‟ah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan

adanya unsur-unsur yang diharamkan dalam hukum Islam seperti adanya unsur riba,

maisir (judi), gharar (ketidakpastian) dan penginvestasian yang tidak sesuai syari‟at

Islam.Dengan demikian kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri

daripersoalan-persoalan tersebut telah mendapatkan jawaban dengan lahirnya

asuransi syari‟ah atau Takaful.

Perkembangan dunia perasuransian di Indonesia, khususnya asuransi syari‟ah

mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sebagaimana pertumbuhan bank

syari‟ah.Kini hampir semua perusahaan asuransi konvensional telah dan akan

membuka cabang atau unit syari‟ah baik di kota besar maupun di berbagai pelosok

daerah. Hal ini disebabkan karena masyarakat saat ini telah menyadari betapa

7 Ali, A. M. Hasan, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis

Historis, Teoritis dan Praktis, cet. 1. (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 6. 8 Dewi, Gemala, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syari‟ah di

Indonesia,Cet. 1, ( Jakarta: Kencana, 2004), h. 127.

Page 15: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

6

perlunya lembaga keuangan syari‟ah, khususnya asuransi syari‟ah, untuk memenuhi

transaksi keuangan yang biasa mereka lakukan.9

Pada awalnya asuransi adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk

arisan untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan

pembiayaan.Secara ringkas dan umum, konsep asuransi adalah persiapan yang dibuat

oleh sekelompok orang, yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai

sesuatu yang tidak dapat diduga. Bentuk tradisional asuransi merupakan perkumpulan

saling menanggung secara bergotong royong yang mengumpulkan dana dari anggota

secara teratur pada setiap bulannya. Dalam tradisi lain menunjukkan gotong royong

keluarga untuk menanggung kelangsungan hidup, pendidikan dan kesejahteraan

keluarga yang ditinggalkan.10

Asuransi bertujuan untuk memeratakan beban kerugian dengan memakai

dana-dana yang disumbangkan oleh para anggota kelompok tersebut untuk

pembayaran kerugian.Jadi asuransi itu adalah alat pemerataan kerugian, untuk

mengurangi beban ekonomi para anggota kelompok itu, maka penanggung juga ikut

serta dalam kegiatan pencegahan kerugian. Akan tetapi tujuan pokok asuransi

bukanlah pemerataan maupun pencegahan kerugian, melainkan mengurangi

untertainty (ketidakpastian atau keraguan) yang di sebabkan oleh kesadaran akan

kemungkinan kerugian. Karena asuransi memberikan kepastian kepada masing-

masing anggota kelompok itu dengan memeratakan biaya kerugian.11

Asuransi syari‟ah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syari‟ah non

bank. Asuransi syari‟ah juga memiliki kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan

syariah non bank lainnya, yakni untuk memperoleh keuntungan dari hasil investasi

dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian keuntungan

pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil (profit and loss

9 Amrin,Abdullah, Asuransi Syari‟ah, (Jakarta: PT Elex Media Kompuntindo Kelompok

Gramedia, 2006), h. 2. 10

Lubis, Suhrawardi k., Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), h. 1. 11

Ali, A. Hasymi, Pengantar Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h 170

Page 16: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

7

sharing). Dalam konteks ini, perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola dana

(mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan

diinvestasikan sesuai dengan prinsip syari‟ah (bagi hasil). Sedangkan peserta asuransi

bertindak sebagai pemilik dana (shohibul maal) yang akan memperoleh manfaat jasa

perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.

Ketentuan teknis bagi hasil ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua belah

pihak antara kantor asuransi dengan kantor peserta. Kesepakatan bagi hasil tersebut

sangat bergantung kepada jenis asuransi, produk asuransi dan klasifikasi premi yang

disetor oleh peserta asuransi.

Sistem operasional Asuransi Syari‟ah adalah saling bertanggung jawab, bantu

membantu dan saling melindungi antara para pesertanya. Perusahaan diberi

kepercayaan (amanah) oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan

dengan jalan yang halal dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah

sesuai isi akta perjanjian. Dan sebagai usaha saling melindungi dan tolong menolong

diantara sejumlah orang/pihak melaui investasi dalam bentuk asset dan bersedekah

(tabarru‟) yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu

melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.12

Produk asuransi syari‟ah dipahami sebagai suatu model jaminan (proteksi)

yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan asuransi syari‟ah untuk ditawarkan kepada

masyarakat luas agar ikut serta berperan sebagai anggota dari sebuah perkumpulan

pertanggungan yang secara materi mendapatkan keamanan bersama. Sedangkan

proses marketing yang terjadi pada perusahaan asuransi syari‟ah tidak hanya

bertumpu pada penjualan produk-produk yang ditawarkan tetapi lebih berorientasi

pada penawaran keikutsertaan untuk saling menanggung.

12

Suma, M. Amin, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional: Teori, Sistem, Aplikasi dan

Pemasaran. (Jakarta, Kholam Publishing,2006), h. 10

Page 17: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

8

Asuransi sebagai lembaga keuangan non bank yang menerapkan prinsip

syariah dalam operasional usahanya, mempunyai konsep pembagian resiko

berdasarkan prinsip tolong menolong. Secara umum asuransi syari‟ah ini mempunyai

dua fungsi yaitu fungsi sosial (tabarru) dan fungsi bisnis (tijarah), untuk fungsi

tijarah, maka pihak dapat menerapkan akad mudharabah, mudharabah musytarakah

dan akad wakalah bil ujrah, sedangkan untuk fungsi tabarru para pihak dapat

menerapkan akad tabarru yang merupakan akad yang harus melekat pada semua

produk asuransi, adapun pengertian tabarru sendiri adalah akad yang dilakukan dalam

bentuk hibah dengan tujuan kebijakan dan tolong menolong antar peserta, bukan

untuk tujuan komersial. Akad yang dilakukan dalam asuransi syari‟ah harus

memenuhi rukun dan syarat dari setiap akadnya, salah satunya adanya ijab dan

qabul.13

Asuransi syari‟ah dapat mengunakan akad mudharabah, mudharabah

musytarakah atau wakalah bil ujrah, semua akad tersebut dapat digunakan dalam

perusahaan asuransi syari‟ah, dalam akad tijarah yaitu mudharabah, mudharabah

musytarakah menggunakan sistem bagi hasil. Asuransi dengan akad mudharabah

musytarakah, maka peserta asuransi berkedudukan sebagai pihak penyandang dana

sedangkan perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola dana, akad mudharabah

musytarakah yaitu perpaduan dari akad mudhrabah dengan musyarakah.14

Mudharabah adalah kerja sama antara pemilik modal dengan pengusaha

pemilik keahlian atau ketrampilan tenaga dalam pelaksanaan unit-unit ekonomi atau

proyek usaha. Melalui mudharabah kedua belah pihak yang bermitra tidak akan

mendapatkan bunga, tetapi mendapatkan bagi hasil atau profit and loss sharing dari

proyek ekonomi yang disepakati bersama.15

13

Dzajuli, H.A.dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah

Pengenalan), (PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002), h.120. 14

Amrin,Abdullah, Asuransi Syari‟ah, h. 67 15

Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islam, (Yogyakarta: Ekosistem cet. Ke-1, 2004),

h.175

Page 18: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

9

Keuntungan perusahaan diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta

yang dikembangkan dengan prinsip mudharabah (sistem bagi hasil). Para peserta

Asuransi Syariah berkedudukan sebagai pemilik modal (shohibul mal) dan

perusahaan Asuransi Syari‟ah berfungsi sebagai pemegang amanah

(mudharib).16

Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagi antara

para peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang telah

disepakati.Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membahas

“PenerapanAkad Mudharabah Pada Produk-Produk Asuransi Syariah Di PT. AJB

Bumiputera Syariah Cabang Roxy”

B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

Pembatasan masalah disini untuk menetapkan batas batas yang akan

diterapkan pada akad mudharabah. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas

maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan akad mudharabah terhadap produk-produk Asuransi di

perusahaan AJB Bumiputera Syari‟ah Cabang Roxi?

2. Bagaimana sistem perhitungan bagi hasil (Mudharabah) pada produk- produk

Asuransi di perusahaan AJB Bumiputera Syariah Cabang Roxy?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

16

Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syari‟ah Konsep dan Sistem Operasional, cet. 1,(

Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 309.

Page 19: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

10

1. Untuk memberikan bukti empiris bagaimana sistem perhitungan bagi hasil

(mudharabah) pada produk-produk Asuransi di perusahaan AJB Bumiputera

Cabang Syari‟ah Roxi.

2. Untuk memberikan bukti empiris bagaimana penerapan akad mudharabah

terhadap produk-produk asuransi di perusahaan AJB Bumiputera Syari‟ah

Cabang Roxy.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah

bagi pengembangan khazanah ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instasi (Asuransi AJB Bumiputera Syari‟ah Cabang Roxy)

Penelitian ini dapat dijadikan informasi yang mungkin berguna untuk meningkat kan

kualitas pelayanan dan untuk dapat memuaskan nasabah di masa yang akan datang.

b. Bagi Masyarakat

Memberikan pelayanan kepada masyarakat karena dalam setiap kegiatan usaha di

Asuransi AJB Bumiputera Syari‟ah Cabang Roxy berdasarkan prinsip syari‟ah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat tanpa adanya

unsur riba karena Asuransi AJB Bumiputera Syariah Cabang Roxy ini hanya

menggunakan sistem kerjasama dengan akad bagi hasil dan menjadikan masyarakat

lebih mengenal nilai-nilai dari ajaran agama Islam.

D. TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU

Page 20: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

11

Agar tidak terjadi pengulangan penelitian terhadap objek yang sama dan

untuk membandingkan antara penelitian terdahulu agar mendukung materi dalam

penelitian ini, maka ada baiknya penulis melakukan tinjauan kajian terdahulu.

1. Fitrianingsih, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Program Studi Muamalat,

Konsentrasi Perbankan Syariah, 2010. Skripsi yang berjudul Konsep dan

Mekanisme Akad Mudharabah Dalam Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek

Syariah (FPJPS) ini menggunakan metode desktiprif kualitatif dan

menggunakan pendekatan dokumen. Skripi ini membahas tentang mekanisme

dan prosedural pembiayaan FPJPS dengan menggunakan analisis Fatwa DSN-

MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh).

Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah, penulis

menganalisis adanya penerapan akad mudharabah dengan objek penelitiannya

terhadap produk asuransi syariah di PT. AJB Bumiputera Syariah Cabang

Roxy.

2. Fenty Fumiaty, Skripsi Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri

Walisongo Semarang, 2012. Skripsi yang berjudul Analisis Pelaksanaan Akad

Mudharabah Terhadap Investasi Dinar (Studi Kasus Tabungan M-Dinar di

BMT “Artha Kencana Mulia” Semarang) ini menggunakan metode kualitatif

dengan teknik analisisnya menggunakan analisis deskriptif analisis. Dalam

skripsi ini penulis menganalisis penerapan akad mudharabah terhadap

investasi dinar dengan sistem bagi hasil. Hasil dari penelitian ini adalah

bahwa dalam operasionalnya, BMT “Artha Kencana Mulia” Semarang

menghimpun dana untuk diinvestasikan dalam bentuk dinar (dirham) dengan

sistem bagi hasil mudharabah. Perbedaannya dengan penelitian yang

dilakukan oleh penulis adalah, penulis menganalisis adanya penerapan akad

mudharabah dengan objek penelitiannya terhadap produk asuransi syariah di

PT. AJB Bumiputera Syariah Cabang Roxy.

3. Rohmi Maulidah, Skripsi Fakultas Syariah Universitas Muhamadiyah Jakarta,

2011. Skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam TerhadapPerhitungan

Page 21: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

12

Bagi Hasil (Mudharabah) Takaful Investasi (Studi Lapangan Di Asuransi

Takaful Keluarga Cabang Tangerang)” mengemukakan bahwa Asuransi

Takaful Keluarga Cabang Tangerang dalam pembagian keuntungan yang

diperoleh bukan berasar bunga, namun prosentase pedapatan perusahaan dari

hasil investasi atau pengelolaan dananya dengan demikian pada Asuransi

Takaful Keluarga Cabang Tangerang tetap menguntungkan dan member

bagian keuntungan yang adil kepada semua pihak yang terlibat tanpa adanya

unsur maisir, gharar, riba.Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan

oleh penulis adalah, penulis menganalisis adanya penerapan akad mudharabah

dengan objek penelitiannya terhadap produk asuransi syariah di PT. AJB

Bumiputera Syariah Cabang Roxy.

4. Dr.H.Zainudin Ali M.A. dalam bukunya yang berjudul " Hukum Asuransi

Syariah (Berbagi Hasil Dan Risiko Dalam Asuransi Syariah)" menjelaskan

bahwa salah satu keunggulan produk asuransi syariah adalh kehalalannya.

Asuransi syariah menawarkan sistem bagi hasil (Mudharabbah) dan berbagi

risiko. karena itu, pada saat membuka asuransi syariah, dana peserta langsung

dibagi dua, sebagaian dibagikan kedana kemanusiaan (Tabbarru) untuk

menutup klaim dan sisanya menjadi premi tabungan. Premi tabungan

dimaksud tidak akan hilang. Nasabah justru diuntungkan karena menikmati

bagi hasil investasi yang dikembalikan ketika persyaratan

berakhir.Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah,

penulis menganalisis adanya penerapan akad mudharabah dengan objek

penelitiannya terhadap produk asuransi syariah di PT. AJB Bumiputera

Syariah Cabang Roxy.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam pembahasan dan penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Akad

Mudharabah Pada Produk-Produk Asuransi Syariah Di PT. AJB Bumiputera Syariah

Page 22: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

13

Cabang Roxy” disusun dengan menggunakan sistematika pembahasan sebagai

berikut :

Bab I :Pendahuluan yang meliputi ; latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab II :Pembahasan umum tentang topik atau pokok bahasan yang berisi ; pengertian

akad mudharabah, macam-macam akad mudharabah, faktor yang mempengaruhi bagi

hasil, dan menguraikan tentang asuransi syari‟ah serta prinsip operasional asuransi

syari‟ah.

Bab III : Gambaran umum objek penelitian yang meliputi: Gambaran Umum

Asuransi AJB Bumiputera Indonesia, Gambaran Umum Asuransi AJB Bumiputera

Syariah Cabang Roxy, Penerapan Akad Mudharabah pada Produk-produk Asuransi

Syari‟ah di Asuransi AJB Bumiputera Syari‟ah Cabang Roxy.

Bab IV : Pembahasan bab ini meliputi: sistem perhitungan bagi hasil (mudharabah)

pada produk-produk Asuransi syari‟ah, Analisis Penerapan Akad Mudharabah pada

Produk-produk Asuransi Syari‟ah.

Bab V : Dalam bab ini berisi Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup.

Page 23: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

14

BAB II

PENGERTIAN UMUM AKAD MUDHARABAH

A. AKAD DALAM ISLAM

1. PENGERTIAN AKAD

Akad diambil dari lafadz „aqdun yang artinya adalah ikatan atau simpul tali.

Dikatakan demikian dikarenakan ikatan tersebut menghimpun dan mengumpulkan

dua ujung tali dan mengikatkan salah satunya pada lainya hingga bersambung

menjadi seutas tali. 17

Menurut ahli hukum islam akad diartikan sebagai pertalian antara ijab dan

qabul yang dibenarkan oleh syara‟ yang menimbulkan akibat hukum terhadap

objeknya. 18

Namun dalam fiqh mu‟amalat akad diartikan dengan perjanjian yang

mengikat kedua belah pihak yang sudah mencapai kesepakatan, dengan konsekuensi

bahwa masing-masing pihak terikat untuk melaksanakan kewajiban masing-masing

yang telah disepakati dalam ikatan tersebut, karena didalam nya sudah disepakatin

terms dan condition secara terperinci dan spesifik. Maka bila salah seorang tidak

bisa/mampu memenuhi syarat dan ketentuan yang sudah disepakati dalam ikatan

tersebut maka wajib baginya sangsi, Dalam hal ini akad disebut juga kontrak atau

perjanjian yaitu bertemunya ijab yang diberikan oleh salah satu pihak dengan kabul yang

17

Ibn Ya‟qub, Fayruz Abadyy Majd al-Din Muhammad. al-Qamus al-Muhit, jilid 1. (Beirut:

D Jayl), h. 327. 18

Al-Ba‟labakiyy, Munir, Qamus al-Mawrid. (Beirut: Dar al-„Ilm al-Malayyin), h.770.

Page 24: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

15

diberikan oleh pihak lainnya secara sah menurut hukum syar‟i dan menimbulkan akibat pada

subyek dan obyeknya.19

2. ASAS AKAD

Asas berasal dari bahasa Arab asasun yang berarti dasar, basis dan fondasi.

Secara terminologi asas adalah dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir

atau berpendapat.20

Istilah lain yang memiliki arti sama dengan kata asas adalah

prinsip yaitu dasar atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan

sebagainya.21

Mohammad Daud Ali mengartikan asas apabila dihubungkan dengan

kata hukum adalah kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan

alasan pendapat terutama dalam penegakan dan pelaksanaan hukum.22

Dari definisi

tersebut apabila dikaitkan dengan perjanjian dalam hukum kontrak syariah adalah,

kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan pendapat tentang

perjanjian terutama dalam penegakan dan pelaksanaan hukum kontrak syari‟ah.

Dalam hukum kontrak syari‟ah terdapat asas-asas perjanjian yang melandasi

penegakan dan pelaksanaannya. Asas-asas perjanjian tersebut diklasifikasikan

menjadi asas-asas perjanjian yang tidak berakibat hukum dan sifatnya umum dan

asas-asas perjanjian yang berakibat hukum dan sifatnya khusus. Adapun asas-asas

perjanjian yang tidak berakibat hukum dan sifatnya umum adalah: Dalam islam, akad

memiliki beberapa asas utama dalam pelaksanaanya, yaitu:

19

Al Fath, Ahmad Abu, Kitab al- M‟amalat fi asy-Syari‟ah al-Islamiyyah wa al-Qawanin al-

Misriyyah. (Mesir: Matba‟ah al-Busfur), lihat juga Asy-Syaukani, Fath al-Qadir. (Mesir: Mustafa al-

Babi al-Halabi, 1964), h. 4. 20

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3. (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002), h. 70. 21

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3. h. 896. 22

Daud Ali, Mohammad. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di

Indonesia, cetakan ke-8. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 50-52.

Page 25: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

16

a. Asas Ketuhanan23

Ini dilandaskan oleh ayat dalam surat al-Kahfi ayat 110

فمن كان ي رجو لقاء ربه ف لي عمل عمل صالا ول يشرك بعبادة ربه أحدا

Artinya: “Barang siapa mengharap perjumpaan denganya, maka hendaklah ia

mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam

beribadat kepada tuhanya”.24

b. Asas kebebasan25

Kebabasan disini tetap harus berlandaskan terhadap syariat islam, ini selaras dengan

firman Allah pada surat al-Isra‟ ayat 7:

هاوإن أسأت ف ل إن أحسنتم أحسنتم لن فسكم

Artinya:”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu

sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bahi dirimu sendiri”.

c. Asas persamaan dan kesetaraan26

23

Aula, Muhammad Syakir, Asuransi Syari‟ah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional, Cet. 1. (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 723-727, lihat juga Ali, A. M. Hasan,

Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis dan Praktis, h.

125-126 24

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.294 25

Musbikin, Imam, Qawa‟id Al-Fiqhiyah, cet. 1. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h.56

lihat Anwar, Syamsul, ”Kontrak Dalam Islam”, Makalah disampaikan dalam Pelatihan Penyelesaian

Sengketa Ekonomi Syari‟ah di Pengadilan Agama , diselenggrakan kerjasama Mahkamah Agung RI

dan Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum UII Yogyakarta, 7 Juli 2006.), h. 12. 26

Dewi, Gemala, Hukum Perikatan Islam di Indonesia. ed. I, (Jakarta: Kencana, cet. Ke-1,

2005), h. 32-33.

Page 26: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

17

Asas persamaan dan kesetaraan sangat dibutuhkan dalam suatu akad, karena

pada dasarnya setiap manusia sama dimata Allah Swt, ini selaras dengan Firman

Allah pada surat an-Nahl ayat 71 yaitu:

ي رزقهم على ما ملكت لوا براد واللاه فضال ب عضكم على ب عض ف الرزق فما الاذين فض

هم ف هم فيه سواء أفبنعمة اللاه يحدون أيان

Artinya: “Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain

dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau

memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, ahar mereka

sama (merasakan) rezeki itu, maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah”.27

Hendaknya antar manusia harus saling melengkapi dengan segala kekurangan

dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing manusian, sehingga terwujud

kehidupan yang harmonis yang saling sokong menyokong antar sesama.

d. Asas Keadilan28

Dalam sebuah akad sangatlah dibutuhkan asas ini, karena bila diabaikan akan

memberikan dampak yang besar bagi kesepakatan tersebut, dan sebaliknya bila akad

ini dijaga maka akan menjaga keberlangsungan sebuah kesepakatan, ini selaras

dengan firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 135, yaitu:

ربني اأي ها الاذين آمنوا كونوا ق واامني بالقسط شهداء للاه ولو على أن فسكم أو الوالدين و الق

ت عرضوا فإنا اللاه إن يكن غنيا أو فقريا فاللاه أول بما فل ت تابعوا الوى أن ت عدلوا وإن ت لووا أو

كان با ت عملون خبريا

27 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.274

28 Dewi, Gemala, Hukum Perikatan Islam di Indonesia. h. 33

Page 27: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

18

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-

benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri

atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu

kemaslahatanya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin

menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata) atau enggan

menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui segala apa yang ia

kerjakan.29

e. Asas Kerelaan30

Dalam sebuah kesepakatan diharuskan adanya kerelaan antara kedua belah

pihak, karena keikhlasan dan I‟tikad dari kedua belah pihak merupakan asas yang

sangat dibutuhkan dalam sebuah kesepakatan, ini selaras dengan firman Allah surat

al-Baqarah ayat 256:

ي فمن يكفر بالااغوت وي ؤمن باللاه ف قد اس ل الرشد من ال ين قد ت ب نيا ف الد تمسك إكرا

يع عليم بالعروة الوث قى ل انفصام لا واللاه س

Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam), sesungguhnya

telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang

ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah

berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus, dan Allah maha

mendengar lagi maha mengetahui”.31

f. Asas Kejujuran dan Kebenaran32

29

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.100 30

Djamil, Faturrahman. “Hukum Perjanjian Syari‟ah”, dalam Mariam Darus Badzrulzaman

Kompilasi Hukum Perikatan, cet. 1. (Bandung: Citra Aditya Bakti, . 2001), h. 250, 31

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.41 32

Dewi, Gemala, Hukum Perikatan Islam di Indonesia. h 37

Page 28: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

19

Pastinya asas ini sangat mendasar dan pasti dibutuhkan dalam sebuah

kesepakatan, karena tanpa adanya asas ini maka kesepakatan akan menjadi batal. Ini

selaras dengan firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 70, yaitu:

ياأي ها الاذين آمنوا ات اقوا اللاه وقولوا ق ول سديدا

Artinya: “hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan

katakanlah perkataan yang benar”.33

g. Asas Tertulis34

Mencatat setiap transaksi mu‟amalat sudah diatur dalam islam melalui firman

Allah dalam surat al-Baqarah ayat 282, yaitu:

نكم كاتب ى فاكتبو وليكتب ب ي بالعدل ياأي ها الاذين آمنوا إذا تداي نتم بدين إل أجل مسم

Artinya: “hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu‟amalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menulisnya. Dan

hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskanya dengan benar”.35

3. SYARAT-SYARAT AKAD

Ada beberapa syarat yang berkaitan dengan akad,36

yaitu:

a. Syarat terjadinya akad adalah segala sesuatu yang disyaratkan oleh syara‟.

Bila tak memenuhi maka akan menjadi batal, ini terbagi menjadi dua bagian:37

33

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.428 34

Dewi, Gemala, Hukum Perikatan Islam di Indonesia. h 37-38. 35

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.48 36

Syafe‟I, Rachmad, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2004), h.64-66

Page 29: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

20

1) Syarat Obyek akad, yakni syarat-syarat yang berkaitan dengan obyek

akad. Obyek akad bermacam-macam, sesuai dengan bentuknya. Agar

suatu akad menjadi sah, maka obyeknya harus memenuhi syarat

sebagai berikut:

a. Telah ada pada waktu akad diadakan. Bila belum ada

barangnya maka itu tidak bisa dijadikan untuk menjadi obyek

akad, pendapat ini disampaikan oleh jumhur ulama, karena

hukum akad harus pasti dan tidak bisa bergantung pda barang

yang belum pasti.

b. memenuhi syarat menjadi obyek akad. karena jumhur ulama

sepakat jika ada sesuatu yang tidak dapat menerima hukum

akad maka tidak diperbolehkan untuk menjadi obyek akad.

Sebagai contohnya adalah barang yang diperjualbelikan harus

merupakan benda bernilai bagi pihak-pihak yang mengadakan

akad jual-beli. Maka minuman yang memabukan seperti

minuman keras bukan termasuk benda yang diharamkan bagi

kaum muslimin, maka ini dipastikan tidak akan memenuhi

syarat obyek akad jual beli antara kedua belah pihak bila

beragama islam.

c. Harus diketahui. Yang dimaksud adalah bahwa Obyek akad

diketahui oleh dua belah pihak yang melakukan akad.

d. Dapat diserahkan pada waktu akad berlangsung. Yang

dimaksud adalah obyek akad tidak harus dapat diserahkan

seketika, akan tetapi menunjukkan bahwa obyek tersebut

benar-benar ada dalam kekuasaan yang sah pihak

bersangkutan.

37

Basyir, Ahmad Azar, Asas-Asas Hukum Muamalat, (Yogyakarta: UII Press, 2004), h. 78-

82.

Page 30: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

21

2) Syarat subyek akad, Dalam permasalahan ini, subyek akad diharuskan

sudah aqil (berkal), tamyiz (dapat membedakan), mukhtar (bebas dari

paksaan). Selain itu, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam

kaitanya dengan pelaku akad, yaitu:38

a. Kecakapan (ahliyah), adalah kecakapan seseorang untuk

memiliki hak dalam melakukan akad

b. Kewenangan (wilayah), adalah kekuasaan hukum atas objek

akad tersebut, sehingga bila terjadi hal yang berkenaan hukum

maka subyek bertanggung jawab penuh atas masalah ini.

c. Perwakilan (wakalah) adalah pengalihan kewenagan baik

dalam hal harta maupun perbuatan dari satu pihak kepada

pihak lainya. Syarat kepastian hukum (luzum)

Dasar dalam akad adalah kepastian. Di antara syarat luzum dalam jual-beli adalah

terhindarnya dari aib dan lain sebagainya.39

2. Rukun-Rukun Akad Rukun-rukun akad adalah sebagai berikut:40

a. Orang yang berakad („aqid), contoh: penjual dan pembeli.

b. Sesuatu yang diakadkan (ma‟qud alaih), contoh: harga atau

barang.41

c. Shighat, yaitu ijab dan qobul.

Hal ini dapat diketahui dengan ucapan, perbuatan, isyarat, dan

tulisan.42

38

Dikutib dalam, Dewi, Gemala, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, h. 55-58. 39

Syafe‟I, Rachmad, Fiqih Muamalah,, h. 65-66. 40

Syafe‟I, Rachmad, Fiqih Muamalah, h. 45 41

Syafe‟I, Rachmad, Fiqih Muamalah. H. 58

Page 31: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

22

1. Akad dengan ucapan (lafadz) adalah ini merupakan sighat akad

yang paling sering dipakai, ini disebabkan karena sishat ini

merupakan yang paling mudah dan sangat mudah untuk

dipahami orang, perlu digarisbawahi bahwa penyampaian akad

dengan apapun metodenya harus terkandungnya unsur

keridlaan dan sampai pada tujuan memahamkan para aqid akan

maksud yang diinginkan.

2. Akad dengan perbuatan adalah akad yang dilakukan dengan

perbuatan tertentu yang sudah diketahui banyak orang.

Sebagaimana contohnya adalah seorang penjual langsung

memberikan barang dan kemudian pembeli menyerahkan

sejumlah uang, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ini

banyak terjadi pada zaman sekarang. Akan tetapi imam Syafi‟i,

berpendapat bahwa akad semacam ini tidak dibolehkan. Harus

tetap menggunakan ijab dan qabul.43

3. Akad dengan isyarat, ini merupakan akad yang biasanya

dilakukan oleh orang yang tuna wicara dan tidak bisa tulis-

menulis. Bila seorang tuna wicara mampu untuk menulis, maka

dianjurkan agar menggunakan tulisan agar terdapat kepastian

hukum didalamnya.

4. Akad dengan tulisan merupakan akad dengan bentuk tulisan

yang jelas dan dapat dipahami oleh kedua pihak, akad

semacam ini dibolehkan.44

42

Syafe‟I, Rachmad, Fiqih Muamalah., h. 46-51 43

Al-Rusyd, Ibn , Bidayatul Mujtahid, (Beirut: Dar Al-Fikr, t.th), Juz 2, h. 128 44

Pendapat ulama Syafi‟iyyah dan Hanabilah ini dikutib oleh Rachmat Syafe‟I dalam

bukunya Fiqih Muamalah. h. 51.

Page 32: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

23

4. MACAM-MACAM AKAD

Ada beberapa macam akad yang didasarkan atas tiga sudut pandang, yaitu:

1. Berdasarkan ketentuan syara‟

a. Akad sahih, yaitu akad yang memenuhi unsur dan syarat yang telah

ditetapkan oleh syara‟.

b. Akad ghairu sahih, yaitu akad yang tidak memenuhi unsur dan

syaratnya. maka akad semacam ini tidak sah dalam hukum.

2. Berdasarkan penamaannya, dibagi menjadi:

a. Akad yang sudah diberi nama (tertera) oleh syara‟, seperti jual-beli,

hibah, gadai, dam lain-lain.

b. Akad yang belum dinamai (belum tertera) oleh syara‟, tetapi

disesuaikan dengan perkembangan zaman.

3. Berdasarkan zatnya, dibagi menjadi:

a. Benda yang berwujud (al-„ain), yaitu benda yang dapat dipegang oleh

indra kita, seperti sepeda, uang, rumah dan lain sebagainya.

b. Benda tidak berwujud ( ghair al-„ain), yaitu benda yang tidak dapat

kita indra dengan indra kita, namun manfaatnya dapat kita rasakan,

seperti informasi, lisensi, dan lain sebagainya.

B. MUDHARABAH

1. PENGERTIAN MUDHARABAH

Page 33: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

24

Mudharabah diambil dari lafadz Ad-Drarb Fi Al-ard yaitu perjalanan untuk

berdagang.45

Firman Allah surat Muzammil ayat 20 :

ون من فضل اللاه وآخرون يضربون ف الرض ي بت

Artinya : Dan yang lain, mereka bepergian di muka bumi mencari karunia

dari Allah.46

Adapula yang menyebutkan qiradh dan mudharabah yang berasal dari lafadz

Al-qardhu yang berarti memotong, sebab pemilik memberikan potongan dari

hartanya untuk diberikan kepada pengusaha agar mengusahakan harta tersebut, dan

pengusaha akan memberikan potongan dari laba yang diperoleh.47

Istilah

mudharabah dipakai oleh mazhab Hanafi, Hambali dan Zaydi. Sedangkan istilah

qirad dipakai oleh mazhab Maliki dan Syafi‟i.48

Definisi mudharabah, yaitu suatu perjanjian usaha antara pemiilik modal

dengan pengusaha, dimana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang

diperlukan dan pihak pengusaha melakkukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha

bersama ini dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu akan pembiayaan

ditandatangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah dan apabila terjadi kerugian dan

kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis (bukan penyelewengan atau keluar

dari kesepakatan) maka pihak penyedia dana akan menanggung kerugian manakala

pengusaha akan menanggung kerugian manajerial skill dan waktu serta kehilangan

nisbah keuntungan bagi hasil yang akan diperoleh.49

45

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, (Beirut, Lebanon, dar kitabal‟arabii, 1977/1397), h.31 46

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.574 47

Syafi‟I, Rachmat, Fiqih Muamalah , h. 223 48

Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia , h. 26 49

Perwataatmadja, Karnaen A., Apa Dan Bagaimana Bank Islam , h 21

Page 34: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

25

Murabahah didefinisikan oleh para Fuqaha sebagai penjualan barang seharga

biaya/ harga pokok (cost) barang tersebut ditambah mark-up atau margin keuntungan

yang disepakati. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah penjual harus

memberi tahu harga yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai

tambahannya.50

Mudharabah bisa juga disebut dengan qiradh yang berarti “memutuskan”.

mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian

memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan

kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis, al- mudharabah adalah akad kerja

sama usaha antara kedua belah pihak dimana pihak pertama (shohibul mal)

menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.51

Mudharabah dalam terminologi hukum adalah suatu kontrak dimana suatu

kekayaan (property) atau persediaan (stock) tertentu (rabb al mal ) kepada pihak lain

untuk membentuk suatu kemitraan yang diantara kedua belah pihak berhak

memperoleh keuntungan.52

Mudharabah menurut Imam Saraksi, salah seorang pakar perundangan Islam

yang dikenal dalam kitabnya al Mabsut mendefinisikan mudharabah yaitu : Perkataan

mudharabah diambil dari pada perkataan “darb” (usaha) diatas bumi. Dinamakan

demikian mudharib berhak untuk bekerja sama bagi hasil atas jerih payah dan

usahanya.53

50

Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h.13 51

Antonio, Muhammad Syafi‟i,bank syariah suatu pengenalan umum, (Tazkia Institute.

1999). H. 95 52

Sjahdeini, Sutan Remy, perbankan dan kedudukannya dalam tata hukum perbankan

indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007), H., 29 53

Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta:IKAPI,

2005), H.33

Page 35: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

26

Sedangkan menurut fatwa DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000,

mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk

suatu usaha yang produktif.54

2. LANDASAN DASAR HUKUM DARI AKAD MUDHARABAH

Landasan Dasar hukum dari akad mudharabah dapat kita jumpai dalam Al-

Qur‟an, Hadis.

a. Al-Quran

Ketentuan hukum tentang mudharabah dalam Al-Quran tertuang dalam Surat

al-Muzzamil ayat (20) :

ون من فضل اللاه وآخرون يضربون ف الرض ي بت

“...dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian

karunia Allah SWT....”.55

Yang menjadi argumen dan dasar dilakukannya akad mudharabah dalam ayat

ini adalah kata “yadhribun‟ yang sama dengan akar kata mudharabah yang memiliki

makna melakukan suatu perjalanan usaha. Di samping itu juga dapat kita baca dalam

Surat al-Jumu‟ah ayat ayat 10 :

وا من فضل اللاه فإذا لة فان تشروا ف الرض واب ت قضيت الصا

“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlan kamu di muka bumi;

dan carilah karunia Allah SWT....”56

54

fatwa DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 55

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.574

Page 36: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

27

Dari kedua ayat Al-Quran di atas pada intinya adalah berisi dorongan bagi

setiap manusia untuk melakukan perjalanan usaha. Dalam dunia modern seperti

sekarang ini, siapa saja akan menjadi lebih mudah untuk melakukan investasi yang

benar-benar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, antara lain melalui mekanisme

tabungan mudharabah ini.

b. Hadits

Ketentuan hukum dalam hadis dapat kita jumpai dalam hadis yang

diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Shuhaib r.a., bahwasannya Rasulullah SAW telah

bersabda:

.ثلث فيهن الربكة، البيع إل أجل، واملقارضة، وأخلط الرب بالشعري، للبيت ل للبيع

“Ada tiga perkara yang diberkati: jual beli yang ditangguhkan, memberi

modal, dan mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga, bukan untuk dijual.”57

Diriwayatkan dari Daruquthni bahwa Hakim Ibn Hizam apabila memberi

modal kepada seseorang, dia mensyaratkan: “harta jangan digunakan untuk membeli

binatang, jangan kamu bawa ke laut, dan jangan dibawa menyeberangi sungai.

Apabila kamu lakukan salah satu dari larangan-larangan itu, maka kamu harus

bertanggung jawab pada hartaku.”

Qiradh atau mudharabah menurut Ibn Hajar‟ telah ada sejak zaman

Rasulullah SAW, beliau tahu dan mengakuinya, bahkan sebelum diangkat menjadi

Rasul, Muhammad telah melakukan qiradh, yaitu Muhammad mengadakan

56

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.554 57

Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah, Juz II, (Kairo: Dar Al-Hadist, t.t.), hlm. 768

Page 37: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

28

perjalanan ke Syam untuk menjual barang-barang milik Khadijah r.a., yang kemudian

menjadi istri beliau.58

3. RUKUN DAN SYARAT MUDHARABAH

Rukun Mudharabah:

a) Pelaku akad, yaitu shahibul mal (pemodal) adalah pihak yang memiliki modal

tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib (pengelola) adalah pihak yang

pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki modal;

b) Objek akad, yaitu modal (mal), kerja (dharabah), dan keuntungan (ribh);

c) Shighah, yaitu ijab dan qabul.59

Adapun syarat untuk masing-masing rukun adalah sebagai berikut:

a) Pelaku

1) Pelaku harus cakap hukum dan balig.

2) Pelaku akad mudharabah dapat dilakukan sesama atau dengan non muslim.

3) Pemilik dana tidak ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh

mengawasi.

b) Objek Mudharabah (Modal dan Kerja)

Objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dengan dilakukannya akad

mudharabah. Berikut penjelasan untuk modal, kerja, dan ijab kabul.

58

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 138. 59

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 62.

Page 38: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

29

1) Modal

Beberapa penjelasan terkait dengan modal adalah:

a. Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau aset lainnya, harus jelas

jumlah dan jenisnya.

b. Modal diberikan secara tunai dan tidak utang. Tanpa adanya setoran modal,

berarti pemilik dana tidak memberikan kontribusi apapun padahal pengelola

dana harus bekerja.

c. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat dibedakan dari

keuntungannya.

d. Pengelola dana tidak diperkenankan untuk me-mudharabah-kan kembali

modal mudharabah, dan apabila terjadi, maka dianggap pelanggaran kecuali

atas seizin pemilik dana.

e. Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal kepada orang

lain, dan apabila terjadi, maka dianggap pelanggaran kecuali atas seizin

pemilik dana.

f. Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut

kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri, selama tidak dilarang secara syariah.

2) Kerja

Beberapa penjelasan terkait dengan kerja adalah:

a. Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan, selling

skill, management skill, dan lain-lain.

b. Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah.

c. Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak.

Page 39: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

30

d. Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan

pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola dana sudah menerima modal

dan sudah bekerja, maka pengelola dana berhak mendapatkan imbalan/ganti

rugi/upah.

3) Nisbah Keuntungan

Beberapa penjelasan terkait dengan nisbah keuntungan adalah:

a. Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan,

mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang

bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh.

b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

c. Pemilik dana tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan

menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba.

c) Ijab Kabul

Adalah pernyataan dan ekspresi saling ridho/rela di antara pihak-pihak pelaku

akad yang dilakukan secara verbal, tertulis melalui korespondensi atau

mengguanakan cara-cara komunikasi modern.60

4. JENIS MUDHARABAH

a. Mudharabah muthlaqah

Adalah jenis mudharabah di mana pemilik dana memberikan kebebasan

kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga

investasi tidak terikat. Dalam mudharabah muthlaqah, pengelola dana memiliki

60

Salman, Kautsar Riza, Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah, (Padang:

Akademia Permata, 2012), h. 223.

Page 40: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

31

kewenangan untuk melakukan apa saja dalam pelaksanaan bisnis bagi keberhasilan

tujuan mudharabah itu. Namun, apabila ternyata pengelola dana melakukan kelalaian

atau kecurangan, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-

konsekuensi yang ditimbulkannya. Di samping itu, apabila terjadi kerugian yang

bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola dana, maka kerugian itu akan

ditanggung oleh pemilik dana.

b. Mudharabah Muqayyadah

Adalah jenis mudharabah di mana pemilik dana memberikan batasan kepada

pengelola antara lain mengenai dana, lokasi, cara, dan/atau objek investasi atau sektor

usaha. Apabila pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang

diberikan oleh pemilik dana, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas

konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya, termasuk konsekuensi keuangan.61

5. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN MUDHARABAH

Mudharabah menjadi batal apabila ada perkara-perkara sebagai berikut:

1. Tidak terpenuhinya salah satu atau beberapa syarat mudharabah. Jika salah

satu syarat mudharabah tidak terpenuhi, sedangkan modal sudah dipegang

oleh pengelola dan sudah diperdagangkan, maka pengelola mendapatkan

sebagian keuntungannya sebagai upah, karena tindakannya atas izin pemilik

modal dan ia melakukan tugas berhak menerima upah. Jika terdapat

keuntungan, maka keuntungan tersebut untuk pemilik modal. Jika ada

kerugian, kerugian tersebut menjadi tanggung jawab pemilik modal karena

pengelola adalah sebagai buruh yang hanya berhak menerima upah dan tidak

bertanggung jawab sesuatu apapun, kecuali atas kelalaiannya.

61

Salman, Kautsar Riza, Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah, h. 221

Page 41: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

32

2. Pengelola dengan sengaja meninggalkan tugasnya sebagai pengelola modal

atau pengelola modal berbuat sesuatu yang bertentangan dengan tujuan akad.

Dalam keadaan seperti ini pengelola modal bertanggung jawab jika terjadi

kerugian karena dialah penyebab kerugian.

3. Apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia, mudharabah menjadi

batal.62

C. ASURANSI SYARI’AH

1. PENGERTIAN ASURANSI SYARI’AH

Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris yaitu insurance, yang bila

diterjemhkan dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan „pertanggungan‟. Dalam

bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah assurantie (Asuransi) dan verzekering

(Pertanggungan).63

Asuransi syariah merupakan persiapan hidup dalam rangka pengaturan dan

pengelolaan resiko yang selaras dengan ketentuan syariah, yang bedasarkan prinsip

ta‟awun yang melibatkan peserta dan perusahaan. Syariah berasal dari ketentuan-

ketentuan di dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah.64

Di ekonomi islam, asuransi dikenal dengan istilah takaful yang berasal dari

bahasa arab takafala-yatakafulu-takaful yang dalam bahasa Indonesia berarti

menanggung atau saling menjamin. Asuransi dapat diartikan sebagai perjanjian yang

62

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, h. 143. 63

Ali, AM. Hasan, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, h.57. 64

Muhaimin, Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2005), h.2

Page 42: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

33

menyertakan pertanggungan dan penjaminan atas resiko kerugian atau kejadian yang

terjadi diluar dugaan.65

Asuransi merupakan cara yang baik dalam memelihara kecukupan antar

manusia dalam menghindari resiko (ancaman) bahaya yang beragam yang akan

terjadi dalam hidupnya secara tidak terduga, sehingga setiap manusia akan ditolong

manakala terjadi suatu keadaan yang tidak diinginkan.66

Dari pengertian asuransi syariah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

asuransi mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

1) Adanya pihak tertanggung

2) Adanya pihak penanggung

3) Adanya perjanjian asuransi

4) Adanya pembayaran premi

5) Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan (yang diderita

tertanggung)

6) Adanya suatu peristiwa yang tidak pasti terjadinya.67

2. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI SYARIAH

Asuransi syaiah memiliki prinsip utama ta‟awunu „ala al birr wa altaqwa

(tolong menolong dalam kebaikan dan takwa) dan al- ta‟min (memberikan rasa

aman).68

Prinsip ini menunjukan bahwa setiap peserta asuransi akan saling menjamin

dan menanggung risiko. akad takafuli (saling menanggung) sangat memegan peranan

65

Suhendi, Hendi dan Deni K Yusuf, Asuransi Takaful dari Teoritis Ke Praktik, (Bandung:

Mimbar Pustaka, 2005), h.1. 66

Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syariah, h.28. 67

Iqbal, Muhaimin, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2006),

h.2. 68

Dzajuli, H. A. dan Yadi Jazwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah

Pengenalan), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.131.

Page 43: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

34

besar dalam berjalannya prinsip tersebut, ini berbeda dengan asuransi konvensional

yang menggunakan akad tabaduli (saling menukar), yaitu pertukaran pembayaran

premi dengan uang pertanggungan. Prinsip dasar asuransi syariah adalah:69

1. Tauhid (Unity)

Prinsip tauhid (unity) adalah prinsip mendasar dalam agama islam. Karena hal

ini merupakan pondasi utama dalam aktivitas kehidupan Manusia yang harus

didasarkan pada nilai-nilai tauhid. Artinya bahwa setiap langkah manusia tidak akan

lepas dari pengawasan tuhan, maka hendaknya setiap manusia menjalankan prinsip

kehidupannya dengan prinsip yang sudah disyari‟atkan Allah SWT.

2. Keadilan (justice)

Keadilan adalah prinsip dasar yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan

kesepakatan yang terjadi antara kedua belah pihak. Keadilan dalam hal ini upaya

dalam memenuhi hak dan kewajiban antara nasabah dan perusahaan asuransi.

3. Tolong-menolong (ta‟awun)

Prinsip dasar lainnya dalam asuransi adalah saling tolong-menolong (ta‟awun)

antara anggota. Sehingga setiap anggota akan dapat meringankan beban anggota

lainnya yang pada suatu ketika mendapatkan musibah atau kerugian.

4. Kerja sama (cooperation)

Prinsip kerja sama merupakan prinsip dasar dalam ekonomi Islam. Karena

pada dasarnya tujuan dari kehidupan ini adalah pencapaian perdamaian dan

kemakmuran di muka bumi.

5. Amanah (trustworthy)

69

Dzajuli, H. A. dan Yadi Jazwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah

Pengenalan), h.125-135

Page 44: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

35

Ini bisa diwujudkan dengan Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh

perusahaan asuransi harus mencerminkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam

bermuamalah dan melalui auditor public.

6. Kerelaan (al-ridha)

Dalam bisnis asuransi, prinsip kerelaan harus diterapkan pada setiap anggota

(nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan sejumlah

dana (premi) yang disetorkan keperusahaan asuransi, yang difungsikan sebagai dana

sosial.

7. Larangan riba

Ada beberapa bagian dalam al-Qur‟an yang melarang pengayaan diri dengan

cara yang tidak dibenarkan. Islam menghalalkan perniagaan dan melarang riba.

8. Larangan maisir (judi)

Bahwa unsur maisir (judi) artinya adanya salah satu pihak yang untung

namun di lain pihak justru mengalami kerugian. Dan hal ini dilarang dalam islam.

9. Larangan gharar (ketidak pastian)

Gharar merupakan penipuan, yaitu suatu tindakan yang di dalamnya

diperkirakan tidak ada unsur kerelaan.dan ini tidak diperbolehkan dalam islam.

3. RUKUN DAN SYARAT ASURANSI SYARIAH

Menurut Mazhab Hanafi, rukun kafa<lah (asuransi) hanya ada satu, yaitu ijab

dan qabul. Sedangkan menurut para ulama lainnya, rukun dan syarat kafalah

(asuransi) adalah sebagai berikut:

Page 45: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

36

a. Kafil (orang yang menjamin), dimana persyaratannya adalah sudah baligh,

berakal, tidak dicegah membelanjakan hartanya dan dilakukan dengan

kehendaknya sendiri.

b. Makful lah (orang yang berpiutang), syaratnya adalah bahwa yang berpiutang

diketahui oleh orang yang menjamin. Disyaratkan dikenal oleh penjamin

karena manusia tidak sama dalam hal tuntutan, hal ini dilakukan demi

kemudahan dan kedisiplinan.

c. Makful ‟anhu, adalah orang yang berutang.

d. Makful bih (utang, baik barang maupun orang), disyaratkan agar dapat

diketahui dan tetap keadaannya, baik sudah tetap maupun akan tetap.70

Adapun syarat dalam melakukan transaksi asuransi adalah:

a. Baligh (dewasa).

b. Berakal, sudah barang tentu setiap transaksi yang dilakukan oleh orang yang

kehilangan akal adalah tidak sah, maka perasuransiannya pun batal.

c. Ikhtiyar (kehendak bebas), tidak boleh ada paksaan dalam transaksi yang tidak

disukai.

d. Tidak sah transaksi atas suatu yang tidak diketahui. Syarat ini terdapat di

dalam seluruh transaksi. Tidak sah jual beli apabila barang yang di jual tidak

diketahui, dan tidak sah pembayaran harga atas sesuatu yang tidak diketahui.

Karena transaksi tersebut seperti perjudian.

e. Tidak sah transaksi yang mengandung unsur riba.71

70

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, h.191. 71

Muthahhari, Murtadha, Pandangan Islam Tentang Asuransi dan Riba, Terjemah: Irwan

Kurniawan, Ar-Riba Wa At-Ta‟min, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1995), h.276.

Page 46: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah berbentuk deskriptif yaitu penelitian

yang dilakukan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada

saat penelitian dilakukan atau selama kurun waktu tertentu dan memeriksa sebab –

sebab dan suatu gejala tertentu.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu yang

bersifat studi kasus, yakni penulis langsung melakukan penggalian data kepada

semua pegawai yang berhubungan dengan Produk Asuransi Syari‟ah di PT AJB

Bumiputera Syariah Cabang Roxi.

Sifat studi kasus penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang berusaha

untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data hasil dari

wawancara dengan responden dan menganalisis dari data tersebut.

Lokasi penelitian ini bertempat di Asuransi Syari‟ah di PT AJB Bumiputera

Syariah Cabang Roxi. Alasan penulis memilih lokasi ini karena masalah yang penulis

angkat berada dilokasi ini dan sebelumnya peneliti juga pernah magang di tempat

tersebut dan sudah melakukan observasi awal sehingga di setujui untuk mengangkat

masalah ini dan riset di lokasi ini.

B. Subjek dan Objek Data

Subjek penelitian ini adalah Produk Asuransi Syari‟ah di PT AJB Bumiputera

Syariah Cabang Roxi. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah

Page 47: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

38

pengakuan dan informasi atau penjelasan pegawai Asuransi Syari‟ah di PT AJB

Bumiputera Syariah Cabang Roxi. tentang gambaran penerapan akad mudharabah

Asuransi Syari‟ah di PT AJB Bumiputera Syariah Cabang Roxi.

C. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis tidak menggunakan populasi dan sampel yang

dijadikan sumber data.Sumber data yang digunakan untuk melakukan penelitian

adalah :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang secara langsung diperoleh dari objek

penelitian dan masih harus diteliti serta memerlukan pengolahan lebih lanjut lagi.

Data-data tersebut seperti hasil wawancara terkait Produk Asuransi Syari‟ah di PT

AJB Bumiputera Syariah Cabang Roxi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut

sudah diolah seperti gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, prosedur akad

mudharabah pada Produk Asuransi. Data ini juga bisa diperoleh dengan mempelajari

berbagai pustaka dan literature lainnya yang memiliki relevansi dengan sasaran

penelitian seperti buku-buku teks mengenai perbankan syariah.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik wawancara

Penulis melakukan serangkaian tanya jawab dengan pihak perusahaan terkait

prosedur akad mudharabah pada Produk Asuransi di PT AJB Bumiputera Syariah

Cabang Roxi.

Page 48: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

39

2. Teknik Studi literature

Penulis mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari teori-

teori dan literature-literatur yang berkaitan dengan objek penelitian. Seperti buku teks

dan materi lainnya dalam bentuk tulisan yang mempunyai kaitan akad mudharabah

pada Produk Asuransi.

3. Teknik Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk

memperoleh gambaran yang jelas mengenai fakta dan kondisi di lapangan,

selanjutnya membuat catatan – catatan hasil pengamatan tersebut.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan atau diterapkan untuk menganalisis

dalam penelitian ini adalah: Metode Analisis Deskriptif yaitu metode yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan data, menyususn, menginterprestasikan sehingga

diperoleh gambaran yang jelas terhadap masalah yang diteliti.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan

melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a) Editing, yaitu memeriksa dan menelaah kembali terhadap data-data yang

terkumpul dari reponden, untuk mengetahui kekurangan dan kelengkapannya,

Page 49: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

40

sehingga dapat diadakan penggalian lebih lanjut bila diperlukan, agar dapat

melanjutkan ketahap penyempurnaan.

b) Kategorisasi, yaitu melakukan pemilahan terhadap data yang sudah diedit

berdasarkan permasalahannya, sehingga tersusun secara sistematis.

2. Analisis data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu

strategi meneliti yang lebih banyak memanfaatkan dan mengumpulkan informasi

secara mendalam terhadap fenomena yang diteliti.72

Analisis ini dilakukan dengan

cara menelaah dan mengkaji secara mendalam terhadap data yang didapat, sehingga

diperoleh kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam kajian ilmiah.

G. Tahapan Penelitian

Agar penelitian ini dapat tersusun secara sistematis, maka ditempuhlah

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Pendahuluan

Pada tahap ini, penulis mempelajari dan menelaah secara intensif terhadap

subyek dan obyek yang diteliti dan selanjutnya situangkan dalam desain operasional,

kemudian dikonsultasikan dengan Dosen penasehat untuk meminta arahan dan

persetujuannya dan dimasukan ke Skripsi Fakultas Syariah.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis terjun kelapangan pada tanggal 25 Maret dengan

melakukan menghimpun data dari para responden, sehingga diperoleh data secara

72

Suhar sini Arikunto, Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1998), cet. Ke 1, hal. 246.

Page 50: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

41

jelas berkaitan dengan mekanisme dan perolehan yang didapat dalam penerapan akad

mudharabah Asuransi Syari‟ah di PT AJB Bumiputera Syariah Cabang Roxi.

3. Tahap Pengolahan dan Analisi Data

Setelah data hasil penelitian yang diperlukan terkumpul, kemudian diolah

sesuai dengan teknik pengolahan data, untuk memperoleh kesimpulan mekanisme,

perolehan serta kendala yang dihadapi dalam penyaluran pembiayaan, maka penulis

menganalisis secara obyektif dengan pedoman pada landasan teoritis yang telah

disusun.

4. Tahap Penyusunan/penyempurnaan

Pada tahap ini penulis melakukan penyusunan seluruh berdasarkan

sistematika yang ada. Untuk kesempurnaannya, maka dikonsultasikan dengan Dosen

Pembimbing. Setelah mendapat persetujuan dan dianggap sempurna sehingga

menjadi sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi dan siap untuk

dimunaqasahkan di hadapan Tim Penguji Skripsi.

Page 51: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

42

BAB 5

ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

A. PENGETAHUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA SYARI’AH

BUMI PUTERA

1. SEJARAH ASURANSI JIWA BUMIPUTERA

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 atau lebih dikenal sebagai AJB

Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia

yang pertama dan tertua. Didirikan pada tanggal 12 Pebruari 1912 di Magelang Jawa

Tengah atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo

Sekretaris Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris pengurus

besar Budi Utomo.

Gagasan pendirian perusahaan asuransi jiwa ini, terdorong oleh keprihatinan

mendalam terhadap nasib para guru bumi putera (pribumi).Dalam pendirian tersebut

M. Ng Dwidjosewojo dibantu oleh dua orang guru lainnya yaitu MKH.Soebroto dan

M. Adimodjojo.

Tidak seperti perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) yang

kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu, sejak awal pendiriannya Bumiputera

sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk

badan usaha “mutual” atau “usaha bersama”.

Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan

wakil wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya

perusahaan.Perjalanan Bumiputera kini mencapai seabad lebih.Perjalanan panjang itu

tentu saja tidak lepas dari pasang

Page 52: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

43

surut.Memasuki milenium ketiga, bumiputera mempunyai jaringan lebih dari 600

kantor yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.73

Pada mulanya, perusahaan hanya melayani para guru sekolah Hindia Belanda.

Kemudian perusahaan tersebut mengganti nama menjadi O.L.Mij. Boemi Poetra, dan

yang sekarang dikenal sebagai Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 atau

disingkat AJB Bumiputera 1912. Dari magelang, Bimiputera 1912 pindah

keYogyakarta pada tahun 1921 dan pada tahun 1958 kantor pusatnya dipindahkan ke

jakarta. Dari Wisma Bumiputera yang belantai 21 di jalan Jend. Sudirman,

manajemen perusahaan mengatur usaha perusahaan diseluruh Indonesia dan

melakukan hubungan Internasional dengan mitra usaha dinegara lain seperti Jepang,

Swiss, dan Fhilipina.74

Sekitar 2900 karyawan dan 22.400 agen tersebar di 605 kantor

yang strategis terdapat diseluruh tanah air yang melayani 9 juta lebih pemegang polis

atau peserta AJB Bumiputera 1912 dan masyarakat umum.75

Dengan sistem kebersamaan, AJB Bumiputera 1912 senantiasa

mengembangkan usaha dasar prinsip gotong royong melalui pemberdayaan potensi

diri, oleh dan untuk komunitas Bumiputera.76

Kepentingan bersama para pemegang

polis untuk memiliki, mengendalikan dan mengarahkan nasib perusahaan, membuat

Bumiputera 1912 yang berbentuk usaha bersama (mutual) unik dan berbeda dengan

asuransi jiwa lainya di Indonesia yang pada umumnya berbentuk Perseroan Terbatas.

Sebagai perusahaan perjuangan, AJB Bumiputera 1912 tetap mengedepankan

profesionalisme dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, dan senantiasa

menyesuaikan terhadap tuntutan lingkungan dengan menciptakan produk dan layanan

yang memberikan manfaat optimal bagi komunitasnya. AJB Bumiputera 1912 ingin

73

AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta Cabang Roxi, Company Profile,

(Jakarta: AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah 1 Jakarta, 2007), h.4 74

AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta Cabang Roxi, Company Profile, h.4 75

AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta Cabang Roxi, Company Profile, h.4 76

AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta Cabang Roxi, Company Profile, h.4

Page 53: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

44

tetap menjadi kebanggan bangsa Indonesia dengan berupaya mewujudkan perusahaan

yang berhasil baik secara ekonomi maupun sosial.

Unit syariah AJB Bumiputera 1912 secara resmi terbentuk sejak dikeluarkan

Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 286/KMK.6/2002 tanggal 7 November

2002 dalam bentuk cabang usaha Asuransi Jiwa Syariah dan Fatwa Dewan Syariah

Nasional No.21/SDN-MUI/X/2001, 17 oktober 2001. Dalam rangka menjaga

kemurnian pelaksanaan prinsip-prinsip syariah, maka berdasarkan keputusan Direksi

No. SK. 14/DIR/2002, tanggal 11 November dan 2002 dibentuk Divisi Asuransi

Syariah dan kantor Cabang Asuransi Syariah Jakarta.

Pada awal pembentukannya Divisi atau Cabang Asuransi Syariah memiliki

sarana dan prasarana, SDM, perkantoran dan sistem yang sangat terbatas. Namun

demikian Divisi Asuransi Syariah telah memulai operasinya, ditandai dengan

dilimpahkannya pengelolaan Asuransi Kumpulan Perjalanan Haji dari Divisi Askum,

dan selanjutnya diluncurkan produk Asuransi Perorangan Syariah Mitra Mabrur dan

Mitra Iqra‟ pada pertengahan April 2003 dan Mitra Sakinah awal tahun 2004.

2. FALSAFAH, VISI DAN MISI

1. Falsafah

a. Idealisme

Senantiasa memelihara nilai-nilai kejuangan dalam mengangkat martabat anak

bangsa sesuai sejarah pendirian Bumiputera 1912 sebagai perusahaan perjuangan.

b. Mutualisme (kebersamaan)

Page 54: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

45

Mendengarkan sistem kebersamaan dalam pengelolaan peusahaan dengan

memberdayakan potensi komunitas Bumiputera dari oleh dan untuk komunitas

Bumiputera sebagai manifestasi rakyat.77

c. Profesionalisme

Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan mengedepankan

tata kelola perusahaan yang baik (good corporate govermance) dan senantiasa

berusaha menyesuaikan diri terhadap tuntunan perusahaan lingkungan.

2. Visi

Visi dari Asuransi Syariah AJB Bumiputera 1912 adalah “menjadi wahana

untuk menjadikan Bumiputera sebagai Asuransinya Bangsa Indonesia di segmen

Asuransi Jiwa Syariah”

3. Misi

Sedangkan Misi dari Asuransi Syariah AJB Bumiputera 1912 adalah

“menjadikan Bumiputera senantiasa berada dibenak dan dihati Bangsa Indonesia

disegmen Asuransi Jiwa Syariah” dengan :

a. Memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan.

b. Mengembangkan korporasi dan kooperasi yang menerapkan prinsip dasar

gotong-royong.

c. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan manfaat optimal

bagi komunitas Bumiputera.

d. Mewujudkan perusahaan yang berhasil secara ekonomi dan sosial.

77

AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah Jakarta Cabang Roxi, Company Profile, h.2

Page 55: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

46

3. PRODUK-PRODUK AJB BUMIPUTERA 1912 SYARIAH.

AJB Bumiputera 1912 Syariah menawarkan beberapa jenis produk asuransi

berupa Mitra Iqra‟, Mitra Mabrur dan Mitra Sakinah.78

Setiap produk memiliki

manfaat dan ketentuan yang berbeda satu dengan yang lainya. Masing-masing produk

dirancang khusus untuk memperoleh musibah dari pemegang polis.

Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis produk asuransi syariah AJB

Bumiputera 1912 beserta definisi, manfaat dan ketentuan dari masing-masing produk

tersebut.

1) Mitra Iqra’

a. Definisi

Asuransi jiwa syariah yang benefitnya dirancang untuk membantu

menyediakan dana kelangsungan belajar pada setiap tahapan jenjang pendidikan

anak, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, baik peserta masih hidup

maupun meninggal dunia.

b. Manfaat79

1) Jika pemegang polis atau peserta hidup atau ditakdirkan meninggal

dunia dalam masa asuransi, maka kepada pemegang polis atau ahli

waris yang ditunjuk dibayarkan tahapan dana pendidikan dengan

ketentuan sebagai berikut:

78

AJB Bumiputera 1912 Kantor wilayah Syariah Jakarta Cabang Roxi, Brosur-brosur produk

asuransi syariah, (jakarta: AJB Bumiputera 1912 kantor Wilayah Syariah Jakarta cabang Roxi, 2001),

h.1 79

AJB Bumiputera 1912 Kantor wilayah Syariah Jakarta Cabang Roxi, Brosur-brosur produk

asuransi syariah, h.2

Page 56: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

47

2) Jika anak yang ditunjuk pada saat masa asuransi berusia 2 tahun atau

kurang maka pembayaran tahapan dana pendidikan dimulai pada saat

berusia 4 tahun (Taman Kanak-kanak)

3) Jika anak yang ditunjuk pada saat asuransi berusia 3 tahun sampai

dengan 4 tahun maka pembayaran tahapan dana pendidikan dimulai

pada saat anak berusia 6 tahun.

4) Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia 5 tahun

sampai dengan 10 tahun maka pembayaran tahapan dana pendidikan

dimulai pada saat berusia 12 tahun.

5) Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia 11 tahun

sampai dengan 13 tahun maka pembayaran tahapan dana pendidikan

dimulai pada saat anak berusia 15 tahun.

6) Jika anak yang ditunjuk pada saat masuk asuransi berusia 14 tahun

sampai dengan 16 tahun maka pembayaran tahapan dana pendidikan

dimulai pada saat anak berusia 18 tahun.

7) Jika Polis habis kontrak dan peserta masih hidup maka kepada yang

ditunjuk dibayarkan dana pendidikan sekaligus atau berkala.

8) Jika pemegang polis/peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa

asuransi, maka ahli waris menerima:

a) Santunan Kebajikan

b) Dana Tabungan

c) Bagi Hasil (Mudharabah)

9) Jika pemegang polis/peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian

berakhir, maka pemegang polis akan mendapatkan:

Page 57: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

48

a) Dana tabungan yang telah disetor

b) Bagi Hasil (mudharabah)

10) Jika anak yang ditunjuk ditakdirkan meninggal dunia dalam masa

asuransi atau dalam masa pembayaran tahapan dana pendidikan.

Pemegang polis dapat menunjk pengganti (anak lain) untuk menerima

tahapan dana pendidikan yang belum diberikan

2) Mitra Mabrur

a. Definisi

Asuransi Jiwa Syariah yang dirancang untuk membantupengelola dana guna

membiayai perjalanan ibadah haji. Produk ini merupakan gabungan antara unsur

tabungan dan unsur mudharabah (tolong menolong dalam menanggulangi musibah)

jika peserta ditakdirkan meninggal dunia.

b. Manfaat

1) Jika peserta hidup sampai masa perjanjian asuransi berakhir maka peserta

akan mendapatkan :

2) Dana tabungan yang telah disetor.

3) Bagian keuntungan (Mudharabah) atas hasil investasi dana tabungan.

4) Bagian keuntungan atas dana khusus (Tabarru‟) yang ditentukan oleh AJB

Bumiputera 1912 Syariah, jika ada.

5) Jika peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian asuransi berakhir maka

peserta akan mendapatkan :

Page 58: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

49

a) Dana tabunga yang disetor.

b) Bagian keuntungan (mudharabah) atas hasil investasi dana tabungan.

c) Jika peserta ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian asuransi

maka ahli waris akan mendapatkan :

a. Dana tabungan yang telah disetor.

b. Bagian keuntungan (mudharabah) atas hasil investasi dana tabungan.

c. Santunan kebajikan.

3) Mitra Sakinah

a. Definisi

Asuransi Jiwa Syariah yang merupakan gabungan antara unsur tabunga dana

unsur mudharabah, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya dana masa depan

keluarga. Dengan masa pembayaran premi 3 tahun lebih pendek dari masa

pembayaran premi berakhir hingga masa asuransi berakhir.

b. Manfaat

1. Jika peserta hidup sampai masa perjanjian asuransi berakhir, maka pemegang

polis akan mendapatkan:

a. Pada akhir masa pembayaran premi, sebesar 50% manfaat awal,

dibayar pada akhir tahun.

b. Akhir tahun 1 setelah pembayaran premi, sebesar 30% sisa nilai tunai.

c. Akhir tahun 2 setelah masa pembayaran premi, sebesar 50% sisa nilai

tunai.

Page 59: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

50

d. Akhir tahun 3 setelah masa pembayaran premi, sebesar 100% sisa nilai

tunai.

2. Jika pemegang polis mengundurkan diri sebelum perjanjian asuransi berakhir,

maka pemegeng polis akan memperoleh nilai tunai.

3. Jika pemegang polis ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian

asuransi yang ditunjuk/penerima manfaat akan mendapatkan:

a. Nilai tunai.

b. Santunan kebajikan sebesar selisih dari manfaat awal dengan premi

tabungan yang sudah dibayar, dan asuransi berakhir.

4. Jika pemegang polis ditakdirkan meninggal dunia dalam masa perjanjian

asuransi setelah MPP (Masa Pembayaran Premi) berakhir, maka yang

ditunjuk/penerima manfaat akan mendapatkan:

a. Sisa nilai tunai.

b. Santunan kebajikan sebesar manfaat awal.

4) Asuransi Kumpulan

a. Definisi

Asuransi kumpulan adalah asuransi jiwa syariah yang diperuntukkan bagi

karyawan/pekerja suatu perusahaan/ instansi, anggota suatu organisasi/ lembaga,

debitur atau peserta suatu kegiatan/ event tertentu yang pelaksaanya di atur secara

kumpulan grup.

Sebagai pemegang polis askum adalah pimpinan instansi/ perusahaan,

pimpinan organisasi/ lembaga, kreditur/ penaggung jawab kegiatan/event tertentu.

Page 60: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

51

Dan sebagai Tertanggung (disebut juga peserta) dalam polis Askum adalah karyawan/

pekerja suatu perusahaan/ instansi, anggota suatu organisasi/ lembaga, debitur atau

peserta suatu kegiatan/ even tertentu. Yang ditunjuk untuk menerima manfaat Askum

adalah polis Askum untuk diteruskan kepada peserta atau ahli waris peserta.Jenis-

jenis produk Asuransi kumpulan adalah:

1) Produk Mitra Ta‟awun pembiyaan

Jenis produk asuransi ini merupakan tolong menolong dalam menanggulangi musibah

kematian. Produk ini diperuntukkan bagi nasabah peminjam suatu lembaga keuangan

yang memberikan jasa pembiayaan. Jenis Pertanggung Produk Mitra Ta‟awun

Pembiayaan

a. Pertanggungan dengan Manfaat Tetap, Pertanggungan yang diberikan dengan

besar manfaat yang tetap selama masa asuransi.

b. Pertanggungan dengan Manfaat Menurun Proporsional. Pertanggungan yang

diberikan dengan manfaat sebesar sisa pokok pembiayaan yang menurun

sevara proposional.

c. Pertanggungan dengan Manfaat Munurun Majemuk. Pertanggunan yang

diberikan dengan manfaat sebesar sisa pokok pembiyaan yang menurun secara

majemuk.

2) Produk Mitra Barokah

Jenis produk asuransi ini merupakan gabungan antara unsurtabungan dan

tolong menolong dalam menanggulangi musibah kematian. Produk ini tidak

dapat di jual dengan tambahan Asuransi Kecelakaan Diri (Rider).

3) Produk Mitra Maslahat

Page 61: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

52

Jenis produk asuransi ini merupakan tolong menolong dalam menaggulangi

musibah kematian. Produk ini dapat dijual dengan tambahan Asuransi Kecelakaan

Diri (Rider).

4) Produk Mitra Eka Warsa

Bersifat non saving, masa asuransi 1 tahun, memberikan benefit berupa uang

pertanggungan kepada pemegang polis apabila peserta meninggal dunia.

5) Produk Mitra Kecelakaan Diri

Jenis produk asuransi ini merupakan tolong menolong dalam menanggulangi

musibah kematian.Tahapan yang dilakukan AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah

berkenaan dengan proses pengembangan produk asuransi kumpulan tidak sama

dengan pengembangan asuransi perorangan antara lain:

a. Permintaan calon nasabah terhadap produk

Tahapan ini merupakan proses awal terhadap pembuatan/pengembangan

produk. Dari kriteria kebutuhan dan permintaan calon tersebut, nantinya ditampung

seperti apa kebutuhannya dan kemudian bagaimana sebuah gagasan tentang produk

tersebut di pandang dari sudut pandang syariahnya.

b. Pembuatan konsep rancangan produk dan perhitungan aktuarinya.

Setelah penampungan ide dari kriteria yang dimintatentang suatu produk,

tahapan selanjutnya adalah menyesuaikan calon produk tersebut dengan misi dan

sasaran yang hendak dituju oleh perusahaan yang tertuang dalam perumusan konsep.

Pada tahap ini, aktuaria merumuskan spesifikasi desain produk yang dikembangkan

atau ke dalam bentuk profil jenis produk : yaitu pengelompokan produk yang akan

diterbitkan asuransi sesuai dengan ketentuan peraturan DJLK yang berlaku tentang

asuransi kumpulan.

Page 62: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

53

Dalam hal ini peneliti akan mencoba mengupas terkait Akad Mudharabah di

produk Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi, seperti yang sudah peneliti

jelaskan di atas bahwa di Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi ada beberapa

produk Syari‟ah seperti Mitra Iqra‟‟, Mitra Sakinah, Mitra Mabrur, dan Mitra

Kumpulan, akan tetapi pada pembahasan selanjutnya peneliti akan lebih

memfokuskan pada pembahasan akad mudharabah pada mitra Iqra‟‟ dan mitra

mabrur.

Dengan pemilihan dua dari empat produk yang ada Asuransi Syari‟ah Bumi

Putera Cabang Roxi maka dirasa akan membuat pembahasan tidak melebar karena

pada dasarnya antara satu produk dengang produk lainnya tidak jauh berbeda, oleh

karena itu peneliti merasa cukup untuk membahas akad mudharabah pada produk

Mabrur.

B. HASIL PENELITIAN

1. ANALISIS MEKANISME DAN PENGELOLAAN AKAD

MUDHARABAH TABUNGAN IQRA’’ DI ASURANSI SYARIAH BUMI

PUTERA CABANG ROXI

Produk Mitra Iqra‟‟ merupakan penjamin bagi para pemegang polis untuk

tersedianya sejumlah dana pendidikan, yaitu pendanaan bagi anak-anak dari semenjak

masuk taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, serta menyiapkan segala

kemungkinan terjadinya resiko yang tidak terduga.

Mitra Iqra‟ ini tidak hanya berkompeten dalam menyiapkan dana pendidikan,

tetapi manfaat lainnya adalah untuk menyiapkan perlindungan bagi putera-puteri bila

terjadi hal-hal yang mendesak dan tidak diinginkan dikemudian hari. Selain itu juga

setiap pemegang polis mendapatkan bagi hasil dari dana yang terkumpul dari peserta

dengan nisbah 70:30 inilah yang disebut dengan akad mudharabah dalam produk

mitra Iqra‟.

Page 63: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

54

Dalam Mitra Iqra‟ ini premi secara jelas dikelompokan menjadi tiga bagian,

yaitu:

1) Premi tabarru yang diikhlaskan untuk tujuan tolong-menolong.

2) Premi tabungan ini mutlak milik peserta.

3) Premi biaya yang diserahkan kepada perusahaan sebagai biaya pengelolaan.

Pada produk Mitra Iqra‟ ini akad perjanjian yang dilaksanakan adalah akad

mudharabah yang termasuk didalamnya akad tolong-menolong (aqad takafuli), dan

bukanlah akad jual-beli (aqd tabaduli).

Dalam akad kerjasama (mudharabah) antara nasabah (shahibul mal) selaku

pemilik modal dengan pihak AJB Bumiputera Syariah Cabang Roxi selaku

perusahaan, maka keuntungan kelak akan diperoleh nasabah melalui kesepakatan

yang sudah dibuat oleh kedua belah pihak. dengan dana premi asuransi pendidikan

syariah yang dibayarkan adalah milik peserta (shahibul mal), sedang perusahaan

hanya bertindak sebagai pengelola dana (mudharib).

Dalam permasalahan premi,maka premi di bagi pada dua jenis yaitu: pertama:

premi tabarru‟ yang diikhlaskan untuk tujuan tolong menolong, kedua: premi

tabungan (jika ada) mutlak milik peserta, dan ketiga: premi biaya yang diserahkan

kepada perusahaan sebagai biaya pengelolaan. Jadi dalam hal ini sifatnya adalah

sharing of risk, Dimana terjadi proses saling menanggung antara satu peserta dengan

peserta lainnya (ta‟awun).

Keseluruhan dana yang telah terhimpun dari para nasabah kemudian

diinvestasikan pada bidang investasi yang menganut sistem bagi hasil (mudharabah).

Yang dalam akad mudharabah tersebut nantinya akan terjadi pemisahan dana, yaitu

dana tabarru‟ dan dana peserta, sehingga bila terjadi sebuah keputusan yang diambil

oleh nasabah, seperti nasabah berhenti atau mengundurkan diri dari asuransi maka

dana yang sudah dimiliki tidak akan hangus. Sedangkan untuk term insurance (life)

dan general insurance semuanya bersifat tabarru.

Page 64: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

55

Maka dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa kepemilikan dana

yang terkumpul dari peserta baik dalam bentuk iuran atau lainnya maka dana tersebut

adalah milik peserta (shohibul mal), sedangkan asuransi syariah Bumi Putera Cabang

Roxi hanya sebagai pemegang amanah (mudharib) dalam mengelola dana dari

nasabah.

Selama kerjasama antara nasabah dan asuransi syariah Bumi Putera Cabang

Roxi berlangsung, maka segala keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting,

komisi reasuransi, dan hasil investasi bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan,

akan tetapi nantinnya dilakukan bagi hasil (mudharabah) dengan peserta sesuaui

dengan akad mudharabah yang sudah dilakukan di awal. Jika selama masa

pembayaran premi belum selesai akan tetapi terjadi kejadian yang tidak diduga

seperti shahibul mal meninggal dunia, maka klaim asuransi (meninggal) dibayar dari

rekening tabarru‟ (dana sosial) oleh seluruh peserta, yang mana hal tersebut sejak

awal sudah diikhlaskan sesuai akad yang dilakukan oleh peserta untuk keperluan

tolong-menolong jika terjadi musibah bagi para nasabah.

Dalam akad mudharabah keuntungan perusahaan asuransi syariah diperoleh

dari keuntungan dana dari para peserta, yang kemudian diinvestasikan dan

dikembangkan dengan prinsip sistem bagi hasil (mudharabah). Para peserta asuransi

syariah dalam kerjasama tersebut berkedudukan sebagai pemilik modal dan

perusahaan AJB Bumiputera Syariah melalui produk Mitra Iqra‟ berfungsi sebagai

yang menjalankan dan mengembangkan modal. Sehingga bila sudah didapat

Keuntungan dari pengembangan dana itu akan dibagi antara para peserta dan

perusahaan dengan rasio keuntungan yang didapat sesuai ketentuan yang telah

disepakati oleh pihak nasabah dengan perusahaan AJB Bumiputera Syariah pada akad

mudharabah.

Maka peneliti me nyimpulkan bahwa dalam akad mudharabah pada Produk Iqra‟‟

pada asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi pengelolaan dana premi akan

mengalami mekanisme yang terbagi menjadi dua sistem, yaitu:

Page 65: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

56

1) Sistem yang mengandung unsur tabungan yang disebut dana investasi.

2) Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan yang disebut dengan dana

tabarru‟.

Peneliti akan mencoba meggambarkan pengelolaan dana dalam akad mudharabah

melalui bagan sebagai berikut:

PERUSAHAAN

HUBUNGAN MUDHARABAH PESERTA

MANFAAT TABUNGAN

PESERTA

BIAYA OPERASIONAL

PERUSAHAAN

TABUNGAN

PESERTA

TABARRU

DANA

TERKUMPUL INVESTASI

HASIL

INVESTASI

BIAYA TABUNGAN

PESERTA TABARU

PREMI PESERTA

70% 30%

DIBAYARKAN

PESERTA

DIBAYARKAN KE

PESERTA

Page 66: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

57

2. ANALISIS MEKANISME DAN PENGELOLAAN AKAD

MUDHARABAH TABUNGAN MABRUR DI ASURANSI SYARIAH

BUMI PUTERA CABANG ROXI

Dalam islam dianjurkan untuk setiap muslim untuk menyimpan uangnya

(saving),80

ini dimaksudkan bahwa umat Islam dianjurkan gemar menabung dengan

konsep syari‟ah yang ada. Atau dimaksudkan bahwa Tabungan syari‟ah dijalankan

berdasarkan prinsip-prinsip syari‟ah tanpa menghilangkan nilai nilai yang terkandung

kerjasama. Berkaitan dengan itu Dewan Syari‟ah Nasional mengeluarkan fatwa yang

menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah yang berdasarkan prinsip

wadi‟ah atau mudharabah.81

Akad Mudharabah Mitra Mabrur atau tabungan berbeda dengan menabung

bank syari‟ah. Dalam akad mudharabah tabungan mabrur di Asuransi Syariah Bumi

Putera Cabang Roxi selain menabung ada manfaat lain yang akan didapatkan oleh

peserta asuransi. Peserta akan mendapatkan proteksi (perlindungan) apabila peserta

tersebut mengalami musibah karena seringkali yang harus ditanggung lebih besar dari

pada yang diperkirakan, oleh karena itu dalam akad mudharabah tabungan mabrur di

Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi premi yang dibayarkan dan diambil dari

rekening tabungan. Dan dengan akad mudharabah keuntungan dari hasil investasinya

dibagi antara pihak asuransi (mudharib) dengan peserta (sohibul maal) menurut

kesepakatan yang telah disepakati bersama sehingga seorang seorang menjalani hidup

dengan tentram, tanpa khawatir meninggalkan keluarga dikemudian hari.

Ada dua bentuk Akad mudharabah yaitu mudharabah muthlaqah dan

mudharabah muqayyadah. Yang perbedaannya pada ada atau tidaknya persyaratan

yang diberikan pemilik modal kepada perusahaan yang mengelola hartanya. Pada

perusahaan asuransi Bumi Putera cabang Roxi menggunakan mudharabah

80

Syafii, Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),

h. 95. 81

Amrin,Abdullah, Asuransi Syari‟ah, h. 67

Page 67: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

58

muthalaqah dengan bentuk kerjasama antara shohibul maal dengan mudharabah

cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi. Yang mana Pengelola berkuasa penuh

dalam hal pengelolaan dana premi yang terkumpul dari peserta asuransi dengan

menyerahkan secara penuh kepada pihak perusahaan asuransi syariah Bumi Putera

Cab. Roxi yang kemudian oleh perusahaan diinvestasikan ke sektor-sektor yang

sesuai dengan syariah.

Perusahaan pengelola akan membagi dana mudharabah kepada pemilik dana

(shohibul maal) sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak awal menjadi peserta

asuransi. Sedangkan mengenai nisbah keuntungan yang ditetapkan pada akad

mudharabah tabungan mabrur di Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi dalam

unsur saving (tabungan) ini telah ditetapkan oleh perusahan dengan ketentuan dari

Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebesar 70:30, 70% untuk peserta 30% untuk

perusahaan.

Misalnya premi yang diinvestasikan oleh perusahaan dengan perhitungan:

Mudharabah = dana investasi x asumsi hasil investasi

= 4.699.200 x 12%

= 563.904/th

Nasabah = 70% x 563904

= 394.733

Perusahaan = 30% x 563.904

= 169.171

Tabungan yang ada di tabungan mabrur di Asuransi Syariah Bumi Putera

Cabang Roxi mengandung banyak manfaat bagi kemaslahatan manusia. Karena

dengan berasuransi umat Islam dapat menabung atau menyimpan uang secara teratur

Page 68: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

59

sekaligus berinvestasi aman, hal ini berguna untuk memenuhi keperluan saat sekarang

dan yang akan datang. Dari premi yang terkumpul, peserta asuransi memiliki

persediaan dana untuk ahli warisnya, jika sewaktuwaktu meninggal dunia. Peserta

akan menerima kembali tabungan uang yang terkumpul ditambah dengan bagian

keuntungan investasi dan kelebihan dana santunan jika ada.

Sebenarnya jika kita kaji secara dalam dan obyektif, asuransi sebagai konsep

atau sistem, sangat relevan dengan tujuan-tujuan umum syari‟ah yang diserukan oleh

nash-nash juz‟i. Karena konsep dan sistem asuransi, sebagaimana dikatakan oleh

beberapa pakar hukum, sesungguhnya asuransi seperti ini mirip dengan ta‟āwun yang

telah diatur rapi untuk menghadapi dan mengantisipasi suatu peristiwa. Maka ketika

salah satu dari anggota asuransi mengalami sebuah musibah, maka akan dibantu

dengan oleh nasabah lainnya melalui sedikit subsidi yang diberikan oleh masing-

masing nasabah melalui premi.

Prosedur mudharabah tabungan mabrur di Asuransi Syariah Bumi Putera

Cabang Roxi, dimana syarat menjadi peserta tabungan mabrur di Asuransi Syariah

Bumi Putera Cabang Roxi yaitu mengisi formulir aplikasi Surat Permintaan Asuransi

Jiwa (SPAJ) Bumiputera Syariah, fotocopy KTP dan Kartu Keluarga dan membayar

jumlah premi yang ditentukan serta administrasi polis Rp. 100.000,-. Pada dasarnya

Besar premi yang dibayarkan tergantung kepada keuangan peserta. Akan tetapi,

perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang akan dibayarkan. Setiap premi

dibayarkan oleh peserta, akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda.

Disamping itu proses pembayaran dilaksanakan dengan beberapa tahapan

dengan prosedur ketentuan hari atau tahun yang berdasarkan kesepakatan bersama,

peneliti berkseimpulan bahwa diberlakukanya pentahapan pentahapan dalam

pembiayaan mudharabah ini ditujukan untuk menjauhkan dari transaksi gharar

antara kedua belah pihak sehingga menimbulkan ketidakadilan. Padahal dalam asas-

Page 69: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

60

asas transaksi muamalah tidak boleh adanya gharar karena bisa mengakibatkan

hilangnya unsur kerelaan salah satu pihak.82

Pada dasarnya syari‟at islam membolehkan umatnya untuk menerapkan

persyaratan diantara mereka dalam sebuah akad. Yang kemudian si akid dapat

mengemukakan sebagai syarat yang dikehendakinya. Rasulullah SAW bersabda yang

artinya:

“Segala orang Islam itu berada diatas syarat-syarat yang mereka buat”83

Adanya Produk -produk asuransi syari‟ah harusnya bisa menjawab sedikit

dari kebutuhan masyarakat, sehingga produk syari‟ah sendiri tidak kalah dengan

produk-produk konvensional. Seperti halnya produk-produk pada asuransi Syariah

Bumi Putera cabang Roxi, dengan menggunakan sistem mudharabah maka asuransi

dapat terbebas dari unsur-unsur bunga/riba. Karena dalam pengelolaan preminya

tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi memisahkan antara

produk-produk yang termasuk unsur tabungan dan produk-produk yang termasuk non

tabungan. Hal ini memiliki tujuan untuk menghindari percampuran dana yang masuk

ke perusahaan sehingga asuransi akan terhindar dari maisir dan gharar, dan

permasalahan riba pun secara langsung tereliminir dengan adanya instrumen syari‟ah

yaitu mudharabah.

Begitu juga di tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi,

dalam pengelolaan dana preminya ,endasarkan pada instrument mudharabah, dimana

dana premi yang terkumpul dari peserta dapat diinvestasikan oleh perusahaan

asuransi untuk diputarkan ke berbagai lembaga atau usaha syari'ah yang

diproyeksikan akan menghasilkan keuntungan (profit). Dalam hal ini tingkat resiko

investasi ditanggung bersama antara perusahaan dan peserta asuransi. Dikarenakan

landasan awal mudharabah merupakan bagi hasil, maka keuntungan tersebut dibagi

82

Praja, Huhaya S., Filsafat Hukum Islam, (Bandung: Pusat Penerbitan Universitas LPPM

Universitas Islam Bandung, 1995), h. 114 83

Daud, Abi, Sunan Abu Daud, Juz. II, (Beirut-Libanon: Dar al Kutub al Ilmiah, 1996), h. 511

Page 70: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

61

bersama sesuai dengan porsi nisbah yang telah disepakati yaitu 70:30. Jika

perusahaan mengalami kerugian, maka kerugian itu akan ditanggung bersama antara

peserta dengan perusahaan.

Dengan sistem mudharabah ini, asuransi syari'ah berusaha mengajak kepada

para pemilik dana untuk berpartisipasi pasif dan para pengusaha asuransi

berpartisipasi aktif dalam rangka menghindari riba dan menerapkan kerjasama

ekonomi yang sesuai dengan syari'ah. Dalam mempertemukan kepentingan antara

pemilik premi (modal) dengan perusahaan asuransi maka Asuransi Bumi Putera

mengembangkan sistem mudharabah.

Berkaitan dengan sistem mudharabah ini, Asuransi Bumi Putera menetapkan

ketentuan khusus, antara lain:

1. Kerugian ditanggung bersama

1. Perusahaan asuransi akan menentukan besar kecilnya nisbah bagi hasil

dengan menyesuaikan situasi dan kondisi perekonomian dalam perusahaan

dan tidak ada tawar menawar lagi. Meskipun Nisbah bagi hasil antara peserta

dan perusahaan asuransi sudah ditentukan perusahaan pada waktu awal

transaksi akan tetapi itu bersifat tidak tetap

2. Pembagian keuntungan dilakukan setelah ada pemotongan biaya operasional

klaim, premi asuransi dan biaya pengelolaan

Praktek akad tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi

mempunyai manfaat bagi kedua belah pihak yaitu:

1. Bagi Pihak Mudharib:

a. Sistem dan prosedur administrasi yang mudah dengan pelayanan yang

cepat

b. Tingkat premi yang kompetitif

c. Memberikan rasa aman dan perlindungan

d. Meningkatkan citra perusahaan asuransi

Page 71: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

62

2. Bagi shahibul maal:

a. Menjamin bahwa aset yang dimiliki tetap menjadi milik ahli waris bila

nasabah meninggal dunia atau mengalami cacat tetap total pada masa

Asuransi.

b. Prosedur yang mudah dan relatif singkat.

c. Premi yang kompetitif dan terjangkau.

d. Persyaratan mudah

e. Pembayaran klaim yang diterima bebas pajak.

f. Memberikan rasa aman dan perlindungan

g. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran shahibul maal.

Sementara itu kaitannya dengan rukun mudharabah, maka dalam akad

tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi juga terdapat beberapa

unsure sebagai berikut:

A. Adanya pelaku kerjasama

Dalam kegiatan usahanya Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi dalam

hal pengelolaannya harus saling bekerjasama antara mudharib dan shahibul maal dan

mampu melakukan transaksi yang sah secara hukum. Perusahan Asuransi Syariah

Bumi Putera Cabang Roxi yang kedudukannya sebagai mudharib berkuasa penuh

atas dana yang terkumpul dari shahibul maal, dalam hal ini adalah kumpulan dana

premi dari peserta asuransi diinvestasikan ke dalam sektor ekonomi syari'ah tentunya

tak lepas dari pengawasan dari DPS (Dewan Pengawas Syari'ah). Sehingga

pengelolaan dana premi akan diarahkan ke arah yang sesuai dengan syari'at Islam.

B. Adanya Sighat (ijab qabul)

Peneliti melihat bahwa dalam tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera

Cabang Roxi terdapat sighat pada akad-akadnya, dengan adanya ijab qabul antara

perusahaan dan peserta asuransi, keduanya telah sepakat atas kerjasama antar

keduanya menyesuaikan dengan isi akad.

Page 72: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

63

C. Adanya modal atau usaha.

Modal dan usaha pada akad tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera

Cabang Roxi, menurut peneliti modal tersebut berupa premi yang telah dibayarkan

setiap periode oleh peserta kepada perusahaan asuransi. Modal atau dana preminya

terkumpul tersebut diusahakan atau dikelola dengan oleh perusahaan tanpa campur

tangan dari pihak peserta. Mengenai kepemilikan modal, perusahaan asuransi hanya

sebagai amanah dan mengelolanya dengan penuh amanah pula.

D. Nisbah keuntungan

Pada akad tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi

dalam pembagian nisbah keuntungan sudah ditentukan oleh pihak perusahaan pada

awal transaksi dan tidak ada tawar menawar antara peserta dengan perusahaan.

Dalam hal ini nisbah yang ditentukan oleh perusahaan asuransi keluarga cabang

Cabang Roxi adalah 70:30, dimana 70% untuk peserta asuransi dan 30 % untuk

perusahaan asuransi. Dengan ketentuan nisbah tersebut maka peserta asuransi tidak

bisa menawarnya, Hal tersebut sangat penting karena menghindarkan dari

ketidakadilan antara kedua belah pihak.

Menurut peneliti, sistem mudharabah yang ada pada akad tabungan mabrur

Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi tersebut sudah sesuai dengan syari‟at

Islam. karena termasuk pada akad mudharabah yang dalam akad kerjasamanya

diharuskan dengan bagi hasil antar pemegang polis (pemilik dana) dengan pihak

perusahaan asuransi yang memutar modal atas dasar profit and loss sharing. Hal ini

sesuai dengan kaidah hukum Islam yaitu:

الصل ىف العقود اإلباحة حىت يدل الدليل على حتريها

Page 73: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

64

"Pada prinsipnya pada akad-akad itu boleh, sehingga ada dalil yang melarangnya".84

Dari kaidah tersebut jelas bahwa pada setiap akad pada dasarnya adalah

dibolehkan sampai adanya dalil syari‟at islam yang melarang hal tersebut. Sedangkan

pada pelaksanaan akad tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi,

dari pengamatan peneliti bahwa asuransi tersebut sudah sesuai dengan prinsip syari'at

Islam, hal ini diindikasikan dengan usaha menghilangkan segala kemungkinan

terjadinya larangan agama seperti adanya unsur gharar, maisir, dan riba. Sebab usaha

akad tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera dalam prakteknya lebih

mengutamakan keadilan dan mengharamkan riba, dan menjalankan instrument

kebersamaan dalam menghadapi segala resiko yang terjadi di kemudian hari.

Tidak adanya gharar diindikasikan dengan adanya kejelasan sumber dana

untuk membayar setiap klaim yang akan diambil dari akad tabungan mabrur Asuransi

Syariah Bumi Putera, rekening tabungan dan hasil investasi. Maisir atau judi tidak

berlaku dalam Asuransi Syariah Bumi Putera karena premi yang sudah disetor ke

perusahaan tidak akan hilang bila suatu hari kontrak nasabah habis atau

mengundurkan diri.85

Menurut Ali Yafie bahwa Asuransi syari‟ah tidak termasuk jenis pertaruhan

maupun untung-untungan, karena didalamnya ada unsur tolong-menolong (ta‟āwun)

sehingga menjauhkan dari jenis pertaruhan. Kedua pihak dalam akad ta‟mīn

memperoleh kegunaan yang pasti. Mu‟ammin memperoleh keuntungan dan

musta‟min memperoleh ketentraman terhadap bahaya yang dikhawatirkannya bila

84

Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhuyah, (Jakarta: Gunung Agung, 1997), h.136

85 Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Islam, cet. Ke-3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 103

Page 74: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

65

terjadi sesuatu akan tetapi bila terjadi sesuatu maka nasabah akan mendapat

penggantian kerugian.86

Dalam pelaksanaan akad tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera

Cabang Roxi, Karena asuransi tersebut bersifat sosial bukan komersial. Tujuan

asuransi akad tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi adalah

tolong-menolong dan kerja sama yang saling menguntungkan antara pihak asuransi

dan nasabah, khususnya dalam membantu nasabah untuk menjaga hidup jika terkena

musibah dengan ikhlas tidak mengharapkan imbalan kecuali dari Allah swt.

Pelaksanaan akad tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang

Roxi dipandang bersih dan terjauh dari unsur gharar, maisir dan riba. Hal ini

disebabkan karena dalam pelaksanaan akad tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi

Putera Cabang Roxi tersebut jumlah premi, jangka waktu, akad, bagi hasil, serta

sumber klaim semua jelas, serta atas kesepakatan kedua belah pihak. Selain itu, uang

dari premi peserta yang terkumpul dibagi antara tabungan dan tabarru‟‟.

Apabila diamati lebih mendalam, sistem mudharabah yang dipraktekkan

dalam Islam berasaskan keadilan, yang mana keuntungan yang dibagikan kepada

pemilik modal adalah keuntungan riil, dan bukan merpakan harga dari modal itu

sendiri, karena bila itu terjadi akan mengakibatkan bunga (interest). Dan akad

mudharabah yang ditawarkan oleh tabungan mabrur Asuransi Syariah Bumi Putera

Cabang Roxi merupakan sebuah kerja sama yang didasarkan pada keadilan,

kemakmuran dan kesejahteraan dengan sistem bagi keuntungan atau bagi hasil.

86

Yafie, Ali, Menggagas Fiqih Sosial Dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi Hingga

Ukhuwah, (Bandung: Mizan, Cet. ke-2, 1994), h. 214.

Page 75: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

66

3. PERHITUNGAN BAGI HASIL AKAD MUDHARABAH TABUNGAN

MABRUR DI ASURANSI SYARIAH BUMI PUTERA CABANG ROXI

Perhitungan bagi hasil akad mudharabah tabungan mabrur di Asuransi

Syariah Bumi Putera Cabang Roxi menggunakan sistem perhitungan bagi hasil

mudharabah muqayyadah. Dalam perhitungan bagi hasil mudharabah muqayyadah

dilakukan secara on atau off balance sheet. Dengan mendistribusikan laba yang

didapat dari kegiatan pembiayaan kepada nasabah yaitu pihak ketiga, hal ini dapat

dilihat dari dua sudut yaitu, pertama: perhitungan bagi hasil dari sudut pandang

nasabah investor dan, kedua: perhitungan bagi hasil dari sudut pandang bank. Dengan

penjelasan bahwa perhitungan bagi hasil dilihat dari sudut pandang nasabah lebih

difokuskan pada perhitungan berapa bagi hasil yang akan di dapatkan oleh nasabah.

Sedangkan bila dilihat pada sudut pandang pihak bank maka perhitungan bagi hasil

dimaksudkan untuk menentukan besar kecil nisbah dalam pembagian hasil dan

alokasi bagi hasil yang akan dibagikan kepada nasabah.

Akan tetapi bila dibandingkan dengan asuransi konvensional yang membayar

bunga kepada nasabahnya, maka berbeda dengan mudharabah tabungan mabrur pada

Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi yang membayar pembagian hasilnya dari

keuntungan yang sesuai dengan kesepakatan pada akad. Kesepakatan akad bagi hasil

tersebut ditetapkan dengan suatu angka rasio bagi hasil atau nisbah.

Nisbah antara pihak asuransi dengan nasabahnya ditentukan di awal, pada

akad ini ditentukan porsi masing-masing pihak 70:30, yang berarti atas hasil usaha

yang diperoleh akan didistribusikan sebesar 70% bagi nasabah dan 30% bagi

perusahaan.

Maka dengan demikian sistem bagi hasil yang diterapkan tersebut membuat

besar kecilnya keuntungan yang diterima nasabah yang mengikuti besar kecilnya

keuntungan yang didapat oleh Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi. Bila

untung yang didapat oleh perusahaan besar maka besar pula yang didapat oleh

nasabah.

Page 76: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

67

Menurut peneliti nisbah yang dipakai atau yang diperoleh oleh masing-masing

pihak yang melakukan akad mudharabah pada tabungan mabrur di Asuransi Syariah

Bumi Putera Cabang Roxi adalah hal yang sah, ini dikarenakan dalam islam tidak

ditentukan kadar keuntungan yang akan dimiliki oleh masing-masing pihak yang

melakukan akad mudharabah, karena hal tersebut dikembalikan dalam kesepakatan

akad awal yang telah dibuat, yang didalamnya ada unsur kerelaan dan tidak saling

merugikan salah satu pihak. Karen syarat sah perjanjian adalah kerelaan antara kedua

belah pihak dan didasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak pada isi perjanjian

tersebut,87

hal ini selaras dengan firman Allah SWT An- Nisa ayat 29 yang berbunyi:

نكم بالباطل إل أن تكون تارة عن ت راض يا أي ها الاذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم ب ي

منكم ول ت قت لوا أن فسكم إنا اللاه كان بكم رحيما

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesame dengan

jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama

suka”.88

Sedangkan besarnya bagi hasil dengan rasio 70:30, 65:35 ataupun 60:40,

hemat penulis adalah hal yang sah-sah saja karena dalam islam sendiri tidak ada

larangan khusus terhadap hal tersebut bahkan dengan rasio 99:1 pun diperbolehkan,

rasio yang tidak diperbolehkan oleh ahli fiqh adalah apabila rasio / nisbah tersebut

100: 0, karena para ahli fiqh telah sepakat berpendapat bahwa mudharabah tidak sah

apabila shahibul maal dan mudharib membuat syarat dengan memihak salah satu.89

87

Pasaribu, Chairuman dan Suwardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam”, (Jakarta:

Sinar Grafika, 2004), h. 3 88

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, h.83 89

Karim, Adiwarman, “Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan”, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 195

Page 77: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

68

BAB 5

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, ada beberapa kesimpulan terkait rumusan masalah

yang dapat diambil yaitu:

1. Mitra Iqra‟ merupakan produk untuk menyiapkan dana pendidikan, yang juga

mempunyai manfaat lain yaitu untuk menyiapkan perlindungan bagi putera-

puteri bila terjadi hal-hal yang mendesak dan tidak diinginkan dikemudian

hari. Selain itu juga setiap pemegang polis mendapatkan bagi hasil dari dana

yang terkumpul dari peserta dengan nisbah 70:30 inilah yang disebut dengan

akad mudharabah dalam produk mitra Iqra‟.

2. Pada produk Mitra Iqra‟ ini akad perjanjian yang dilaksanakan adalah akad

mudharabah yang termasuk didalamnya akad tolong-menolong (aqad

takafuli), dan bukanlah akad jual-beli (aqd tabaduli). Dalam akad kerjasama

(mudharabah) antara nasabah (shahibul mal) selaku pemilik modal dengan

pihak AJB Bumiputera Syariah Cabang Roxi selaku perusahaan, maka

keuntungan kelak akan diperoleh nasabah melalui kesepakatan yang sudah

dibuat oleh kedua belah pihak. dengan dana premi asuransi pendidikan syariah

yang dibayarkan adalah milik peserta (shahibul mal), sedang perusahaan

hanya bertindak sebagai pengelola dana (mudharib).

3. Bahwasanya akad mudharabah pada tabungan mabrur di Asuransi Syariah

Bumi Putera Cabang Roxi dirancang untuk memnuhi kebutuhan kehidupan

para nasabah, yang mana Pengelola dalam hal ini perusahaan Asuransi

Syariah Bumi Putera Cabang Roxi berkuasa penuh dalam hal mengelola dana

premi yang terkumpul dari nasabah asuransi dengan menginvestasikan ke

sektor-sektor yang sesuai dengan syariah, dalam pembayaran premi dan

Page 78: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

69

nisbah disepakati bersama di awal, mekanisme tersebut bermuatan ta‟awun

antar sesama manusia dalam menghadapi dan mengantisipasi suatu peristiwa

yang tidak disangka dan diduga. Dalam pembuatan akad, maka dibolehkan

bagi si akid untuk dapat memberikan syarat yang dia kehendaki, selain hal itu

mekanisme lain yang bisa dilakukan adalah dengan memenuhi rukun dan

syarat yang ditentukan oleh hukum Islam yaitu adanya kerjasama dan

kesepakatan antara kedua belah pihak, adanya sighat, adanya modal, dan

adanya nisbah.

4. mengenai nisbah keuntungan yang ditetapkan pada akad mudharabah

tabungan mabrur di Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi dalam unsur

saving (tabungan) ini telah ditetapkan oleh perusahan dengan ketentuan dari

Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebesar 70:30, 70% untuk peserta 30% untuk

perusahaan.

B. SARAN-SARAN

Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini maka peneliti

hendak menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi pihak Perusahaan Asuransi Syariah Bumi Putera Cabang Roxi lebih giat

mempromosikan produk dan jasanya kepada masyarakat agar lebih banyak

diminati masyarakat.

2. Memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah agar nasabah merasa

nyaman.

3. Produk dan jasa yang sudah sesuai dengan prinsip syariah dikembangkan lagi.

4. Bagi pihak nasabah untuk meneliti lebih detail akad yang telah dilakukan

sehingga tidak ada keraguan dan perselisihan di kemudian hari, sehingga

menjadi kerja sama yang berkah dengan kesepakatan bersama agar dapat

saling menguntungkan..

Page 79: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

70

5. Bagi semua orang muslim untuk menghindari praktek riba dalam menjalankan

roda usahanya.

Page 80: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

71

DAFTAR PUSTAKA

Abdul kadir, Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2006

AJB Bumiputera 1912 Kantor wilayah Syariah Jakarta Cabang Roxi, Brosur-brosur

produk asuransi syariah, jakarta: AJB Bumiputera 1912 kantor Wilayah

Syariah Jakarta cabang Roxi, 2001

____________________________________________________________, Company

Profile, Jakarta: AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Syariah 1 Jakarta,

2007

Al Fath, Ahmad Abu, Kitab al- M‟amalat fi asy-Syari‟ah al-Islamiyyah wa al-

Qawanin al-Misriyyah. Mesir: Matba‟ah al-Busfur, lihat juga Asy-Syaukani,

Fath al-Qadir. Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi, 1964

Al-Ba‟labakiyy, Munir, Qamus al-Mawrid. Beirut: Dar al-„Ilm al-Malayyin, t.t

Ali, A. Hasymi, Pengantar Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002

Ali, A. M. Hasan, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis

Historis, Teoritis dan Praktis, cet. 1. Jakarta: Prenada Media, 2004

Al-Rusyd, Ibn , Bidayatul Mujtahid, Beirut: Dar Al-Fikr, t.th

Amrin,Abdullah, Asuransi Syari‟ah, Jakarta: PT Elex Media Kompuntindo

Kelompok Gramedia, 2006

Antonio, Muhammad Syafi‟i, Prinsip Dasar Operasional Asuransi Takaful, Jakarta:

, Gema Insani , 1994

_______________________,bank syariah suatu pengenalan umum, Tazkia Institute.

1999

Anwar, Syamsul, ”Kontrak Dalam Islam”, Makalah disampaikan dalam Pelatihan

Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari‟ah di Pengadilan Agama ,

diselenggrakan kerjasama Mahkamah Agung RI dan Program Pasca Sarjana

Ilmu Hukum Fakultas Hukum UII Yogyakarta, 7 Juli 2006.

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008

Page 81: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

72

Aula, Muhammad Syakir, Asuransi Syari‟ah Life and General: Konsep dan Sistem

Operasional, Cet. 1. Jakarta: Gema Insani Press, 2004

Basyir, Ahmad Azar, Asas-Asas Hukum Muamalat, Yogyakarta: UII Press, 2004

Daud Ali, Mohammad. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam

di Indonesia, cetakan ke-8. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000

Daud, Abi, Sunan Abu Daud, Juz. II, Beirut-Libanon: Dar al Kutub al Ilmiah, 1996

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemah, Bandung, CV. Penerbit

Diponegoro, 2010

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3.

Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Dewi, Gemala, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syari‟ah di

Indonesia,Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2004

___________, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, ed. I, Jakarta: Kencana, cet. Ke-

1, 2005

Djamil, Faturrahman. “Hukum Perjanjian Syari‟ah”, dalam Mariam Darus

Badzrulzaman Kompilasi Hukum Perikatan, cet. 1. Bandung: Citra Aditya

Bakti, . 2001

Dzajuli, H. A. dan Yadi Jazwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat Sebuah

Pengenalan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002

Hamidi, M. Lutfi, Jejak-jejak Ekonomi Syari‟ah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing,

2003

Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Islam, cet. Ke-3, Jakarta: Bumi Aksara, 2001

Hartono, Sri Rejeki, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Jakarta: Sinar

Grafika, 2008

Ibn Ya‟qub, Fayruz Abadyy Majd al-Din Muhammad. al-Qamus al-Muhit, jilid 1.

Beirut: D Jayl, t.t

Iqbal, Muhaimin, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani,

2006

Karim, Adiwarman, “Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan”, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004

Page 82: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

73

Lubis, Suhrawardi k., Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000

Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Majah, Juz II, Kairo: Dar Al-Hadist, t.t.

Muhaimin, Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani

Press, 2005

Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islam, Yogyakarta: Ekosistem cet. Ke-1, 2004

Musbikin, Imam, Qawa‟id Al-Fiqhiyah, cet. 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001

Muthahhari, Murtadha, Pandangan Islam Tentang Asuransi dan Riba, Terjemah:

Irwan Kurniawan, Ar-Riba Wa At-Ta‟min, Bandung: Pustaka Hidayah, 1995

Pasaribu, Chairuman dan Suwardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam”,

Jakarta: Sinar Grafika, 2004

Perwataatmadja, Karnaen A., Apa Dan Bagaimana Bank Islam Yogayakarta: Dana

Bhakti Wakaf, 1992.

Praja, Huhaya S., Filsafat Hukum Islam, Bandung: Pusat Penerbitan Universitas

LPPM Universitas Islam Bandung, 1995

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, Beirut, Lebanon, dar kitabal‟arabii, 1977/1397

Salman, Kautsar Riza, Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah,

Padang: Akademia Permata, 2012

Sjahdeini, Sutan Remy, perbankan dan kedudukannya dalam tata hukum perbankan

indonesia, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007,

Suhar sini Arikunto, Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1998, cet. Ke 1

Suhendi, Hendi dan Deni K Yusuf, Asuransi Takaful dari Teoritis Ke Praktik,

Bandung: Mimbar Pustaka, 2005

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005

Sula, Muhammad Syakir, Asuransi Syari‟ah Konsep dan Sistem Operasional, cet. 1,

Jakarta: Gema Insani Press, 2004

Suma, M. Amin, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional: Teori, Sistem,

Aplikasi dan Pemasaran. Jakarta, Kholam Publishing,2006

Syafe‟I, Rachmad, Fiqih Muamalah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2004

Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005

Page 83: PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK ASURANSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36175/1/MUHAMMAD... · Dimana pada asuransi syariah terhindar dari sistem yang

74

_________, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah,

Jakarta:IKAPI, 2005

Yafie, Ali, Menggagas Fiqih Sosial Dari Soal Lingkungan Hidup, Asuransi Hingga

Ukhuwah, Bandung: Mizan, Cet. ke-2, 1994

Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhuyah, Jakarta: Gunung Agung, 1997