Upload
dikamuftia
View
242
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
AAAA
Citation preview
PENERAPAN BIOSENSOR UNTUK MENDETEKSI GULA
DARAH
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
pada Mata Kuliah Biofisika Semester Dua
yang Diampu oleh Ibu Dr. Hermin Pancasakti K. S.Si, M.Si
KELOMPOK :
1. SELLA WIDYA ASTUTI (24020112120001)
2. ZIKRA HAYATI (24020112120003)
3. NIKMATUS SALAMAH (24020112120004)
4. AYU SOFIANA DESY (24020112120008)
5. IKA WULANDARI (24020112120009)
6. SUHARTATIK (24020112120011)
JURUSAN BIOLOGI
KELAS A
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya hingga terselesaikannya
makalah ini. Makalah ini berjudul “Penerapan Biosensoruntuk
Mendeteksi Gula Darah’’. Makalah ini menjelaskan tentang
pemanfaatan biosensor dalam mendeteksi gula darah, sehingga
memudahkan dalam mendeteksi suatu penyakit yang berkaitan dengan
kadar gula dalam darah.
Penyusun mengucapkan terima kasih terutama kepada Ibu Dr. Hermin
Pancasakti K. S.Si, M.Si sebagai dosen Biofisika yang telah
mengarahkan dan membimbing penyusun dalam menyelesaikan
makalah ini, serta terimakasih kepada teman-teman yang telah
membantu.
Semoga makalah ini dapat membantu mengatasi masalah yang
berhubungan dengan kadar gula darah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
dari itu, kami mengharapkan saran- saran untuk penyempurnaan
makalah ini.
Semarang, 19
Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………
…………………………………. i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………
………………………………. i
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
…………………………………………………………………………
…………… 1
1.2 Rumusan
masalah…………………………………………………………………
………………. 1
1.3
Tujuan…………………………………………………………………
……………………………….2
Bab II PENERAPAN BIOSENSOR UNTUK MENDETEKSI GULA
DARAH
2.1 Pengertian
Biosensor………………………………………………………………
……………….3
2.2 Aplikasi dari
Biosensor………………………………………………………………
…………….. 5
2.3 Cara Kerja
Biosensor………………………………………………………………
………………. 6
Bab III PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………
……………………………….. 10
3.2
Saran……………………………………………………………………
………………………………… 1
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………
……………………………… 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang sangat pesat menghasilkan teknologi yang
semakin tinggi pula dan para ahli fisika, biologi, kimia dan lainnya
berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi yang semakin tinggi,
tepat guna dan bebas polusi. Dengan ditemukannya teknologi nano
tanpa disadari kita sudah berada didepan revolusi iptek yang akan
membawa dampak yang sangat berpengaruh dalam segala aspek
kehidupan manusia.
Dewasa ini, banyak penyakit yang disebabkan oleh kadar gula dalam
darah yang abnormal, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada
tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat
glukosa, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Jika kadar gula darah ini
kelainan maka akan timbulah penyakit seperti diabetes, diabetes
merupakan penyakit mematikan dimana tubuh tidak dapat
menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah), insulin yang
dihasilkan tidak mencukupi dan insulin tidak bekerja dengan baik.
Oleh karena itu akan menyebabkan gula darah meningkat saat
diperiksa. Hal ini mendorong para peneliti bidang medis untuk
mencari alat yang tepat untuk mendeteksi kadar gula darah, salah
satunya yaitu dengan menggunakan biosensor. Biosensor adalah
perangkat analitis, yang digunakan untuk mendeteksi suatu analit,
yang menggabungkan komponen biologis dengan detektor
fisikokimia, dengan menggunakan alat ini kadar gula dalam darah bisa
diketahui dan diatur supaya teratur dan kembali normal.
1.2. Rumusan masalah
1.1.1 Apakah Biosensor itu?
1.1.2 Apa saja aplikasi dari Biosensor itu?
1.1.3 Bagaimanakah cara kerja Biosensor dalam bidang medis
khususnya dalam mendeteksi kadar gula darah?
1.3. Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian Biosensor
1.3.2 Menjelaskan aplikasi dari Biosensor
1.3.3 Menjelaskan cara kerja Biosensor bidang medis dalam
mendeteksi gula darah
BAB II
Penerapan Biosensor untuk Mendeteksi Gula Darah
2.1 Pengertian Biosensor
Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang
menggabungkan komponen biologis dengan komponen detektor
fisikokimia. Ini terdiri dari 3 bagian:
1.Unsur biologis sensitif bahan biologis misalnya
jaringan, mikroorganisme, organel, reseptor sel,
enzim, antibodi, asam nukleat, dan lain-lain.
2.Transduser atau elemendetektor, bekerja dengan
cara yang fisikokimia seperti optik
3.Elektronik yang terkait dengan prosesor sinyal yang
terutama bertanggung jawab untuk menampilkan
hasil.
Biosensor adalah suatu sensor yang dapat digunakan untuk menelaah
fungsi suatu material biologis atau jasad hidup, dan dapat juga
digunakan untuk mengetahui berfungsinya jasad tersebut. Biosensor
pertama kali dibuat adalah glucose sensor. Gula darah yang berbentuk
glukosa pada awalnya diukur secara kimiawi oleh para peneliti dari
perusahaan Ames di Indiana, Amerika Serikat, Ernie Adams dan
Anton Clemens adalah dua tokoh dalam pengembangan paper strip
(potongan kertas) yang dapat berubah warna karena reaksi kimia
dengan glukosa. Akan tetapi produk ini kurang popular karena banyak
mengandung kelemahan seperti akurasi rendah, kecepatan pengukuran
lambat. Biosensor glukosa saat ini mempunyai peranan penting dalam
aplikasinya sebagai pengukur konsentrasi glukosa di bidang klinis
maupun non klinis.
Proses kerjanya yaitu senyawa aktif biologi akan berinteraksi dengan
molekul yang akan dideteksi yang disebut molekul sasaran. Hasil
interaksi yang berupa besaran fisik seperti panas, arus listrik, potensial
listrik atau lainnya akan dimonitor oleh transduser. Besaran tersebut
kemudian diproses sebagai sinyal sehingga diperoleh hasil yang dapat
dimengerti. Biosensor yang pertama kali dibuat adalah sensor yang
menggunakan transduser elektrokimia yaitu elektroda enzim untuk
menentukan kadar glukosa dengan metode amperometri.
Gambar: Biosensor untuk mendeteksi kadar gula dalam darah
Sejauh ini, biosensor dalam perkembangannya mempunyai tiga
generasi yaitu generasi pertama, dimana biosensor berbasis oksigen,
generasi kedua, biosensor menjadi lebih spesifik yang melibatkan
mediator diantara reaksi dan transduser, dan terakhir generasi ketiga,
dimana biosensor berbasis enzyme coupling.
Kebutuhan akan Biosensor sebagai perangkat analis yang mampu
merespons secara selektif terhadap sampel analit yang bersesuaian dan
mengubah konsentrasinya menjadi sinyal listrik melalui sistem
rekognisi yang merupakan kombinasi antara unsur biologis dan
tranduser physico-chemical. Biosensor dapat memberikan alternatif
yang kuat dan murah untuk analitis konvensional, untuk pengujian
spesies kimia dalam matriks yang kompleks, biosensor dapat
membedakan analit target dari sejumlah zat yang tidak dapat bereakasi
dan berpotensi menginterferensi proses kimiawi, kemudian
menidentifikasi sampel yang diujikan. Kegunaan biosensor glukosa
untuk pengukuran konsentrasi glukosa secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua, pertama pengukuran konsentrasi glukosa untuk tujuan
yang bersifat klinis, kedua aplikasi yang bersifat non klinis (R. Lowe
Christopher at al, 1990).
Biosensor glukosa digunakan untuk meneliti apakah ada kandungan
glukosa yang di luar batas dan pendeteksian ada tidaknya diabetes
melitus. Biosensor ini menggunakan silicon dan platinum. Reaksi
glukosa akan menghasilkan protein yang mempunyai sifat dielektrik
yang akan menghasilkan electrical output yang diukur melalui
bonding pads dari sensor.Biosensor terdiri dari 2 lapisan platinum
yaitu 1 lapisan poros untuk tempat bereaksi dan lapisan kedua terdiri
dari 2 bonding pads. Sensor terdiri dari 2 lapisan, lapisan pertama
merupakan ultra-thin, dan lapisan kedua terdiri dari bonding pads.
2.2 Aplikasi dari Biosensor
Aplikasi biosensor pada dasarnya meningkat seiring dengan
berkembangnya keperluan manusia dan kemajuan iptek. Tetapi secara
umum tetap didominasi untuk aplikasi dibidang medis dan lingkungan
hidup. Beberapa bidang aplikasi lainnya dapat dilihat sebagai berikut
1.Medis dan Farmasi;
1.1. Mengontrol penyakit : diabetes, kolesterol, jantung dan lain-lain.
1.2. Diagnosis untuk : obat, metabolit, enzim, dan vitamin.
1.3. Penyakit infeksi, alergi.
2. Lingkungan Hidup
2.1. Kontrol polusi
2.2. Monitoring senyawasenyawa toksik di udara, air, dan tanah.
3. Kimia
3.1. Mengontrol kualitas makanan (mendeteksi kontaminasi mikroba,
menentukan kesegaran, analisis lemak, protein dan karbohidrat dalam
makanan.
3.2. Mendeteksi kebocoran, menentukan lokasi deposit minyak.
3.3. Mengecek kualitas udara di ruangan.
3.4. Penentuan parameter kualitas pada susu
4. Pertanian
4.1. Mengontrol kualitas tanah.
4.2. Mendeteksi keberadaan pestisida
5. Militer
Mendeteksi zat-zat kimia dan biologi yang digunakan sebagai senjata
perang (senjata kimia atau biologi) seperti virus, bakteri patogen, dan
gas urat syaraf.
Gambar: skema umum Biosensor
2.3 Cara kerja Biosensor
Pada dasarnya biosensor terdiri dari tiga unsur yaitu unsure biologi
(reseptor biologi), transduser, dan sistem elektronik pemroses sinyal.
Unsur biologi yang umumnya digunakan dalam mendesain suatu
biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan, antibodi, bakteri,
jasad renik, dan DNA. Unsur biologi ini biasanya berada dalam
bentuk terimmobilisasi pada suatu transduser. Immobilisasi sendiri
dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan
1.Adsorpsi fisik,
2.Menggunakan membran atau perangkap matriks
3.Membuat ikatan kovalen
Fig. 17.9. A simple biosensor combining on
electrochemical electrode and an enzyme immobilized
on to a semipermeable membrane.
Contoh umum dari biosensor komersial adalah biosensor glukosa
darah, yang
menggunakan enzim glukosa oksidase untuk memecah glukosa darah
turun. Dalam melakukan hal itu pertama mengoksidasi glukosa dan
menggunakan dua elektron untuk mengurangi FAD (komponen
enzim) untuk FADH2. Pada gilirannya teroksidasi oleh elektrode
(menerima dua elektron dari elektroda) di sejumlah langkah. Arus
yang dihasilkan adalah ukuran konsentrasi glukosa.
Molekul glukosa yang dioksidasi oleh enzim glucose oxidase GOD
menghasilkan elektron yang ditangkap oleh elektroda sehingga kadar
glukosa berbanding lurus dengan sinyal elektronik yang diterima.
1.Data yang dihasilkan adalah ukuran kadar glukosa.
2.Transducer adalah electrode, sedang enzyme
sebagai bioreseptor atau komponen biologis aktif.
Fig. 17.7. A glucose electrode
Fig. 17.8. Mediated biosensor.
Fig. 17.6. Schematic outline of biosensor
Bagian yang paling penting adalah strip berbentuk persegi panjang
yang berfungsi sebagai sensor untuk menempatkan darah dan
mendapatkan pengukuran ditentukan dengan konverter analog-digital /
analog digital converter (ADC) dari mikrokontroler / microcontroller
unit (MCU).
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengukur kadar gula
dalam darah adalah dengan mengubah konsentrasi glukosa menjadi
sebuah sinyal voltase. Hal ini mungkin terjadi dengan adanya sensor
khusus dalam strip /lempengan untuk amperometry.
Sensor ini menggunakan elektroda platinum dan perak untuk
membentuk bagian dari sirkuit listrik di mana hidrogen peroksida
terelektrolisis. Hidrogen peroksida diproduksi sebagai hasil dari
oksidasi glukosa pada membran oksida glukosa. Arus yang melalui
rangkaian menyediakan hasil pengukuran konsentrasi peroksida
hidrogen, sehingga konsentrasi glukosa dapat diketahui.
Sensor yang digunakan sebagai pengukur gula darah berdasarkan pada
elektroda oksida glukosa. Oksida glukosa diamobilisasi dalam
elektroda karbon aktif yang telah dilapisi platina. Enzim pada
elektroda digunakan untuk menentukan amperometry dengan
menggunakan deteksi elektrokimia dari hidrogen peroksida yang
dihasilkan. Sensor ini terdiri dari berbagai elektroda: lapisan membran
oksida glukosa, film polyurethane yang permeabel oleh glukosa,
oksigen, dan hidrogen peroksida.
Bahan biologis bergerak pada dukungan imobilisasi, membran
permeabel, di sekitar dari sensor. Zat yang akan diukur melewati
membran dan berinteraksi dengan materi bergerak dan menghasilkan
produk. Produk melewati membran lain untuk transduser. Transduser
mengubah produk menjadi sinyal listrik yang diperkuat. Peralatan
pemrosesan sinyal mengubah sinyal dan diperkuat menjadi layar
paling umum yang dapat dibaca dan dicatat.
Ketika larutan glukosa dibawa ke dalam kontak lewat membrane ke
dalam lapisan enzim dari reaksi oksidasi-reduksi, diubah menjadi
asam glukonat dan hidrogen peroksida dalam oksidase air, oksigen
dan glukosa. Akibatnya, konsentrasi oksigen sekitar elektroda
diturunkan. Hidrogen peroksida membawa perubahan dalam sinyal.
Elektroda mencatat laju reaksi. Tingkat diminition konsentrasi oksigen
sebanding dengan konsentrasi glukosa dari sampel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang
menggabungkan komponen biologis dengan komponen detektor
fisikokimia, yang terdiri dari unsur biologis sensitif,transduser dan
elektronik yang terkait dengan prosesor sinyal.
3.1.2 Aplikasi Biosensor terdapat dalam berbagai bidang,
diantaranya bidang medis dan farmasi, lingkungan hidup, kimia,
pertanian, dan militer.
3.1.3 Cara kerja Biosensor adalah mengoksidasi glukosa dan
menggunakan dua elektron untuk mengurangi FAD (komponen
enzim) untuk FADH2.
3.2 Saran
Di Indonesia penelitian di bidang biosensor telah berkembang pesat.
Tetapi kebanyakan penelitian di bidang ini berhenti pada tahap
publikasi ilmiah di jurnal-jurnal atau seminar-seminar. Sehingga
sudah seharusnya para peneliti dan pemerintah Indonesia
memanfaatkan momentum tersebut untuk dapat merintis dan
mengembangkan sistem sensor dengan kreatifitas, langkah dan
kebijakan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Widihastono. 2005. Biosensor. Warta Kimia Analitik. Situs
Web P2K LIPI.
Bambang Kuswandi, E.W Atmoko dan A. A Gani. 2006. Optical
Biosensor For Urea Based on Immobilised Urease on Sol-Gel
Glasses. Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 31 No. 2 Hal. 79-85.
Dedy Hermawan Bagus Wicaksono. Mengenal Biosensor
(2) : Memanfaatkan dan MeniruMahluk Hidup. Tokyo Institute of
Technology, Jepang. E-gagas.net
Fraden, J. 1993. AIP Handbook of Modern Sensors: Physics, Designs
and Applications. American Institute of Physics. New York.
Frieder scheller,Florian Schubert. 1992. BIOSENSOR. Elsevier
Science Publishing Company inc: New York U.S.A
Hartati, Yeni Wahyuni. 2009. Deteksi Hibridisasi Dalam Biosensor
DNA Elektrokimia,
(http://resources.unpad.ac.id/unpadontent/uploads/
publikasi_dosen/deteksi%20hibridisasi.pdfDeteksi Hibridisasi Dalam
Biosensor Dna Elektrokimia).
Hartati, Yeni Wahyuni. 2007. Elektrokimia untuk Deteksi Urutan
DNA Tanpa
Indikator
Hibridisasi, (http://resources.unpad.ac.id/ unpadcontent/
uploads/publikasi_dosen/makalah%20seminar%20HKI%202007.pdf).
Irawan, M.Anwari.2007.Jurnal Glukosa dan Metabolisme
Energi.Volume 01(2007) No.06
Lee Yook Heng, Loh Han Cherndan Musa Ahmad. 2003. Biosensor
Potentiometrik untuk Penentuan Urea dan Ketoksikan Logam
Berat.Sains Malaysiana 23 Juli 2003.
Marks,Dawn B.,Allan D.Marks,Collen M.Smith.1996.Biokimia
Kedokteran Dasar. EGC: Jakarta
Meta Ira Yunita, Putri Kusumah Wardani, Andhini Alifiani, Fuji
Fitriani. Biosensor. In
Internet
Neil, A.Campbell,Jane B.Recee,Lawrence G.Michell.2006. Biologi
Jiid 1 Edisi 5. Erlangga: Jakarta
Putra, Sinly Evan. 2009. Biosensor dan Aplikasinya,
(http://www.chemistry.org/? sect=fokus&ext=43,diakses 15
Januari 2009).
Wikipedia.com. Biosensor. Situs Web Wikipedia English
Wicaksono, Dedy Hermawan Bagus. 2009. Mengenal Biosensor dan
Generasi Terbaru
Biosensor,http://wwwstd.ryu.titech.ac.jp/ ~indonesia/tokodai/z
oa/pdf/zoadedy.pdf).
Wikipedia. 2008. Sekuens DNA,(http://id.wikipedia.org /wiki/
Sekuens_DNA).
Wikipedia. 2009. Sekuensing
Asam Nukleat, (http://id.wikipedia.org /
/wiki/Sekuensing_asam_nukleat).
Yeni Wahyuni Hartati, Siti Rochani, H.H Bahti, M. Agma. Biosensor
Elektrokimia untuk Deteksi Urutan DNA Tanpa Indikator
Hibridisasi.Universitas Padjajaran Bandung. In Internet
Zunita, Megawati. 2009. Sensor Cepat dan Sensitif DNA Elektrokimia,
(http://www.pikiranrakyat.com /prprint.php?
mib=beritadetail&id=6963)