16
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DOSEN : Dr. Ir. M. PARULIAN HUTAGAOL, MS DISUSUN OLEH : COSMAS WARDOJO [P056132002.46E] PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 PENERAPAN BUDAYA KERJA PADA PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA

PENERAPAN BUDAYA KERJA PADA PT. PERUSAHAAN · PDF filePenulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui ... Kegiatan komunikasi bukan hanya memberikan informasi tetapi ... jaringan pipa

  • Upload
    lekhue

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

   

 

 

   

 

TUGAS  MATA  KULIAH  MANAJEMEN  SUMBER  DAYA  MANUSIA  

 DOSEN  :  

Dr.  Ir.  M.  PARULIAN  HUTAGAOL,  MS  

 

DISUSUN  OLEH  :  

COSMAS  WARDOJO  

[P056132002.46E]  

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

PENERAPAN BUDAYA KERJA

PADA PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  1

BAB I

I. PENDAHULUAN Secara sederhana Budaya Perusahaan kerap didefinisikan sebagai:

Begitulah cara kami bekerja di sini. Namun kalau menginginkan yang lebih

“akademis” maka Budaya Perusahaan bisa kita definisikan sebagai: Nilai-nilai

pokok yang menjadi inti dari falsafah bekerja dalam organisasi, yang

membimbing seluruh karyawan dalam bekerja, sehingga perusahaan akan

mencapai sukses dalam usahanya.Setiap perusahaan seharusnyalah memiliki

budaya perusahaan atau yang dikenal sebagai corporate culture. Hal ini penting

karena berkaitan dengan identitas perusahaan dimata pihak luar, image atau citra

perusahaan, dan berkaitan dengan kualitas perusahaan dimasa depan. Eksistensi

perusahaan itu bergantung tidak hanya pada hasil produktivitas yang dicapai oleh

perusahaan, namun juga dikarenakan pengakuan masyarakat akan perusahaan

tersebut.

Perusahaan yang memiliki Budaya Perusahaan yang kuat akan mampu

bertahan lama. Lihat saja IBM dengan IBM means services, P&G dengan

Bussiness integrity, fair treatment of employees. Memang, bisa saja perusahaan

itu sukses tanpa memiliki Budaya Perusahaan, tetapi keberhasilannya biasanya

bersifat sementara. Perusahaan keluarga yang ambruk dua generasi setelah

pendirinya meninggal, bisa menjadi contoh yang nyata.

Lalu bagaimana caranya membentuk Budaya Perusahaan yang kuat dan

mampu membawa perusahaan bertahan lama? Terdapat sejumlah langkah yang

dapat ditempuh dalam membentuk dan memelihara Budaya Perusahaan. Langkah

awal adalah usaha mengenali, menemukan, menyadari dan menguraikan Budaya

Perusahaan yang build-in di dalam organisasi. Hal-hal yang ditemukan pada usaha

itu sendiri dari: norma-norma positif dan norma-norma negatif, atau hal-hal yang

hendak dipertahankan atau diperkuat dan hal-hal yang merupakan perselisihan

antara apa yang ditemukan dengan Budaya Perusahaan yang dikehendaki.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan sasaran-sasaran yang jelas dan

dapat iukur, mengenai bagaimanakah perselisihan dapat dikurangi dan norma-

norma positif dipertahankan. Sasaran-sasaran program, dan sasaran kultural yang

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  2

berupa keyakinan, sikap maupun perilaku.

Kegiatan itu disusul dengan perencanaan dan penerapan dari tindakan-tindakan

yang secara ideal akan mewujudkan perubahan pada empat dimensi, yaitu pada

setiap individu, pada anggota tim sekerja, pada pimpinan, dan pada organisasi

secara proses, sistem, kebijakan dan struktur. Karena “cara bekerja” sebuah

perusahaan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terus berubah,

maka usaha untuk membentuk Budaya Perusahaan sebaiknya ditinjau sebagai

suatu sistem. Timbal balik sebaiknya diperoleh secara berkala guna meninjau

kembali kecocokan dari asumsi-asumsi semula dan menyesuaikan tindakan

selanjutnya.

Citra perusahaan penting bagi setiap perusahaan karena merupakan

keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat tentang perusahaan. Citra

dapat berhubungan dengan nama bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi,

ideologi dan kesan pada kualitas komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan

yang berinteraksi dengan klien perusahaan.

Dengan demikian, citra perusahaan dapat dipersepsikan sebagai gambaran

mental secara selektif. Karena keseluruhan kesan tentang karakteristik suatu

perusahaan atau yang disebut corporate culture yang nantinya akan membentuk

citra perusahaan dibenak masyarakat. Setiap perusahaan dapat memiliki lebih dari

satu citra tergantung dari kondisi interaksi yang dilakukan perusahaan dengan

kelompok-kelompok yang berbeda, seperti: nasabah, karyawan, pemegang saham,

supplier dimana setiap kelompok tersebut mempunyai pengalaman dan hubungan

yang berbeda dengan perusahaan. Karena itu, citra yang dimiliki perusahaan dapat

berperingkat positif atau negatif. Untuk itu, perusahaan perlu mengkomunikasikan

secara jelas tentang perusahaan yang diharapkan, sehingga dapat mengarahkan

masyarakat dalam mencitrakan perusahaan secara positif. Lebih lanjut, citra

merupakan hasil dari penilaian atas sejumlah atribut, tetapi citra bukanlah

penilaian itu sendiri, karena citra adalah kesan konsumen yang paling menonjol

dari perusahaan, yang dievaluasi dan dipertimbangkan oleh konsumen dalam

mengambil keputusan pembelian.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai budaya perusahaan

PT.Perusahaan Gas Negara (Persero) TBk dan hubungannya dalam meningkatkan

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  3

citra perusahaannya, seperti diketahui bahwa dalam pembentukan citra suatu

perusahaan tidak terlepas dari bagaimana perusahaan tersebut menerapkan budaya

perusahaan yang baik. Rumusan masalah yang akan diangkat dalam makalah ini

adalah ” Bagaimana Peran Corporate Culture dalam Meningkatkan Citra

Perusahaan di PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) TBk” dan Tujuan dari

Penulisan Makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah peran corporate

culture dalam meningkatkan citra perusahaan di PT. Perusahaan Gas Negara

(Persero) TBk.

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  4

BAB II.

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Komunikasi

Secara umum komunikasi merupakan kegiatan manusia untuk saling

memahami atau mengerti suatu pesan antara komunikator (penyampai pesan)

dengan komunikan (penerima pesan) dan umumnya berakhir dengan suatu hasil

yang disebut sebagai efek komunikasi (Caropeboka, 2008)

Masih menurut sumber di atas (Caropeboka, 2008:1), komunikasi akan

berlangsung selama ada kesamaan makna di dalam apa yang dipercakapkan atau

disampaikan. Kesamaan makna dalam hal ini yaitu kesamaan bahasa yang

dipakai, penggunaan suatu kalimat atau kata yang disampaikan dalam suatu

bahasa tertentu, belum tentu menimbulkan kesamaan makna bagi orang lain. Hal

ini dapat terjadi kesalahan pengertian dari makna yang terkandung dalam bahasa

tersebut, sebaiknya bila kedua orang yang berbahasa dan bermakna sama di dalam

suatu pengertian makna disebut sebagai komunikatif.

Kegiatan komunikasi bukan hanya memberikan informasi tetapi juga

merupakan kegiatan persuasif, yaitu suatu kegiatan dengan cara membujuk yang

bertujuan agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, yang

pada akhirnya mau melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diharapkan oleh

pemberi pesan atau komunikator, dengan demikian akan terjadi suatu perubahan

sebagai hasil atau efek dari pesan yang diterimanya dalam hal ini penerima pesan

disebut sebagai komunikan (Caropeboka, 2008: 1). Begitu pentingnya komunikasi

dalam hidup manusia, maka Harold D. Lasswell mengemukakan bahwa fungsi

komunikasi dalam Cangara (2007 : 59) antara lain:

1. Manusia dapat mengontrol lingkunganya

2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada

3. Melakuakan transformasi warisan social kepada generasi berikutnya

Selain itu ada beberapa pihak menilai bahwa, dengan komunikasi yang

baik hubungan antar manusia dapat dipelihara kelangsungannya. Sebab melalui

komunikasi dengan sesama manusia kita bisa memperbanyak sahabat, rezeki,

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  5

memperbanyak dan memelihara pelanggan (costumers), dan juga memelihara

hubungan yang baik antara bawahan dan atasan dalam suatu organisasi. Pendek

kata komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antar manusia dalam

bermasyarakat (Cangara, 2007: 59).

2.1. Budaya Perusahaan

Terdapat beberapa definisi budaya perusahaan atau budaya organisasi

yang dikemukakan oleh beberapa ahli seperti berikut ini :

Menurut Robbins (2001) mendefinisikan bahwa : “Budaya perusahaan adalah

suatu sistem nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam

organisasi. Selain dipahami, seluruh jajaran meyakini sistem-sistem nilai tersebut

sebagai landasan gerak organisasi”.

Maasih menurut Robins (2001:57) “Budaya perusahaan merupakan nilai,

kepercayaan, sikap dan perilaku yang dipegang anggota.”

Terdapat beberapa elemen dasar budaya perusahaan, Eugene McKenna

dan Nic Beech (2001:15) mengelompokan elemen-elmen budaya perusahaan

sebagai berikut :

a. Artifacts

Merupakan hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, jika sesorang

berhubungan dengan sebuah kelompok baru dengan budaya yang tidak

dikenalnya. Artifacts termasuk struktur organisasi dan proses yang tampak,

seperti produk, jasa, dan tingkah laku anggota kelompok

b. Espoused Values

Yaitu alasan-alasan tentang mengapa orang berkorban demi apa yang

dikerjakan. Budaya sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai yang

didukung kembali kepenemu budaya. Meliputi strategi, sasaran, dan filosofi.

c. Basic Underlying Assumption

Yaitu keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi.

Budaya menetapkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu di organisasi,

seringkali melalui asumsi yang tidak diucapkan namun anggota organisasi

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  6

meyakini ketepatan tindakan tersebut.

Menurut Robbins (2001: 16) menyatakan ada tujuh karakteristik budaya

organisasi atau budaya perusahaan sebagai berikut: Inovasi dan keberanian

mengambil resiko (inovation and risk taking), Perhatian terhadap detail (Attention

to detail), Berorientasi Kepada hasil (Outcome orientation), Berorientasi kepada

manusia (People orientation), Berorientasi tim (Team orientation), Aggresif

(Aggressiveness), Stabil (Stability).

Menurut Veithzal Rivai (2005:430), fungsi budaya perusahaan adalah :

1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya

menciptakan perbedaan yang jels antara suatu organisasi dengan

organisasi yang lain.

2. Budaya memberikan indentitas bagi anggota organisasi.

3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada

kepentingan individu.

4. Budaya itu mengingkatkan kemantapan sitem sosial.

5. Budaya sebagai mekanisme pmbuat makna dan kendali yang memandu

sera membentuk sikap dan perilaku karyawan.

2.3. Citra

Menurut Steinmentz dalam Sutojo (2004:1), citra perusahaan adalah

pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk dari perorangan, benda atau

organisasi. Menurutnya, bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai

persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Sedangkan menurut Lawrence

dalam Sutojo (2004 : 1), citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi

banyak orang dalam mengambil berbagai keputusan penting. Setiap perusahaan

mempunyai citranya tersendiri di masyarakat. Citra itu sendiri dapat berperingkat

baik, sedang, ataupun buruk. Pendapat lain mengenai citra, menurut Frank Jefkins

dalam buku Public Relations Technique (Soemirat,2004:114) menyimpulkan

bahwa secara umum, “citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu

tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya”.

Jenis – Jenis Citra :

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  7

1. Citra yang diharapkan (wish image) Citraharapan adalah suatu citra yang

diinginkan oleh pihak manajemen.

2. Citra perusahaan ( corporate image ) Citraperusahaan atau citra lembaga

adalah citra dari suatu organisasi

3. Citra bayangan ( mirror image ) Citra ini melekat pada orang dalam atau

anggota anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya mengenai

anggapan pihak luar tentang organisasinya.

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan

pengertian komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno dalam Soemirat

(2004 : 114 -115) yaitu public relations digambarakan sebagai input – output,

yaitu proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan

input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau

perilaku tertentu. Citra ini sendiri digambarkan melalui Persepsi – Kognisi –

Motivasi – Sikap. Walter Lipman dalam Soemirat (2004 : 114 – 116),

menyebutkan terdapat empat komponen pembentukan citra yaitu persepsi –

kognisi – motivasi – sikap sebagai yang diartikan citra individu terhadap

rangsangan sebagai “ Picture in our head ”

2.4 Peran

Soekanto (2002:243) mengatakan peran merupakan aspek dinamisi

kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran.

2.4.1 Konsep Peran

Konsep peran menurut Sastradipoera (1994:768) dalam buku ensiklopedia

manajemen mengungkapkan sebagai berikut:

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.

2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.

3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang apa

adanya.

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akiba

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  8

BAB III

II. PEMBAHASAN

PT PGN (Persero) Tbk merupakan perusahaan infrastruktur yang

berpengalaman menyalurkan dan menyediakan gas bumi bagi kepentingan

umum (public utility). Sebagai perusahaan infrastruktur, PGN memiliki

jaringan pipa transmisi dan distribusi yang handal. Kegiatan usaha PGN

adalahtransporter, distributor dan trader di bidang gas bumi.

Sebagai transporter, PGN menyediakan infrastruktur jaringan pipa transmisi

yang menghubungkan

Budaya Perusahaan merupakan suatu kekuatan yang tidak terlihat

namun mampu mempengaruhi pikiran, perasaan, pembicaraan, sikap dan

tindakan pekerja di perusahaan. Sejak tahun 2003 melalui SK Direksi No.

004.K/07/UT/2003 tanggal 7 Januari 2003 PGN telah mencanangkan budaya

perusahaan untuk pertama kali yang dikenal dengan Budaya SMILE. Nilai

yang terkandung dalam Budaya SMILE adalah Satisfaction, Morale, Integrity,

Leadership dan Enterprenuership.

Berkaitan dengan perubahan status perusahaan dari Perusahaan Persero

ke Perusahaan (Persero) Tbk, maka pada tahun 2004 dilakukan

penyempurnaan terhadap budaya SMILE yang didasarkan pada perkembangan

visi dan misi perusahaan dan tuntutan perubahan budaya paternalistik menjadi

budaya mandiri. Melalui SK Direksi No. 006600.K/131/UT/2006 tanggal 15

Maret 2006 tentang Penyempurnaan Buku Budaya Perusahaan tersebut

dilakukan penyempurnaan terhadap penjabaran nilai-nilai SMILE. Untuk

mendukung visi perusahaan menjadi perusahaan kelas dunia dibidang

pemanfaatan gas bumi, maka pada bulan Desember 2008 dilakukan workshop

validasi nilai-nilai budaya perusahaan. Dari hasil validasi tersebut dihasilkan 5

nilai budaya yang disebut ProCISE dan 10 Perilaku Utama Insan PGN.

5 Nilai budaya tersebut adalah :

• Professionalism (Profesionalisme).

Senantiasa memberikan hasil terbaik dengan meningkatkan

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  9

kompetensi dibidangnya dan bertanggung jawab atas setiap keputusan

yang diambil.

• Continuous Improvement (Penyempurnaan terus menerus).

Berkomitment untuk melakukan penyempurnaan terus menerus.

• Integrity (Integritas).

Jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain. Konsisten antara

pikiran, perkataan dan perbuatan berlandaskan standar etika yang

luhur.

• Safety (Keselamatan Kerja).

Senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, baik

untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

• Excellent Service (Pelayanan Prima).

Mengutamakan kepuasan baik pelanggan internal mapun eksternal dengan

memberikan pelayanan terbaik. Budaya perusahaan yang ditanamkan oleh

PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) melalui ”proCISE”

yaitu Profesionalism, Continous Improvement, Integrity,

Safety,dan Excellent merupakan ujung tombak perusahaan dalam

meningkatkan citra perusahaan, citra yang diharapkan oleh perusahaan

adalah wish image yaitu image yang yang diharapkan terbentuk oleh

perusahaan yang sudah disiapkan dan dituju dan juga masuk

dalam corporate image yaitu image atau citra yang dibentuk oleh

perusahaan.

Dalam hal ini, citra PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) juga dipengaruhi

oleh budaya perusahaan / corporate culture yang dibentuk oleh

manajemen yang salah satunya bertujuan untuk Melestarikan Budaya

Perusahaan yang telah lama ada yang telah dijalankan dan terbukti

berdampak positif terhadap perkembangan Perusahaan.

Citra perusahaan berkembang salah satunya adalah dengan memiliki

fondasi yang kuat di dalam perusahaan tersebut, karena secara tidak

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  10

langsung tim manajemen yang kuat berbudaya atau berciri khas baik maka

akan kuat di sektor luar atau external. Hal ini terbukti dengan kendali PGN

dalam memelihara hubungan baik dengan public Internal dan public

external nya, public internal perusahaan antara lain karyawan, top level

manajemen, stake holder, investor, labour public, retirees / pensiunan,

keluarga karyawan, dll. Sedangkanpublic external nya antara lain media,

pemerintah, klien, partner perusahaan, masyarakat, custormer, dll.

Dalam memlihara citra yang sudah terbentuk dan ingin dikembangkan,

PGN sudah berhasil menerapkan budaya perusahaan melalui 10 (sepuluh)

perilaku budaya perusahaan yang menjadi andalan dari PGN dan terbukti

efektif dijalankan dengan penuh dedikasi oleh seluruh karyawan PGN,

yaitu :

1. kompetensi di bidangnya

2. bertanggung jawab

3. kreatif dan inovatif

4. adaptif terhadap perubahan

5. jujur, terbuka dan berpikir positif

6. disiplin dan konsisten

7. mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja

8. peduli lingkungan sosial dan alam

9. mengutamakan kepuasan

10. proaktif dan cepat tanggap

Perilaku budaya perusahaan diatas merupakan turunan dari ”proCISE”

yang menjadi basic budaya perusahaan PGN yang kuat. Beberapa perusahaan

mitra dari PGN mengakui bahwa semangat PGN dalam meningkatkan citra di

mata pihak luar sangat dipengaruhi oleh bagaimana PGN memlihara 10 nilai

budaya prerusahaan diatas.

Mengapa PGN memiliki citra yang kuat? Hal ini dikarenakan pandangan

ataupun persepsi seseorang akan suatu perushaan tidak semata – mata dilihat dari

bagaimana perusahaan tersebut melayani pihak lain, tapi bagaimana perusahaan

mementingkan kesejahteraan karyawannya terlebih dahulu, karena secara

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  11

otomatis apabila suatu perusahaan menjaga dan memelihara kesejahteraan

karyawannya terlebih dahulu, karyawan / pekerja di perusahaan tersebut akan

menyayangi perusahaan nya dan mejadi loyala akan pekerjaannya, dan hal

tersebut secara langsung juga dapat dinilai oleh pihak luar perusahaan dan dengan

sendirinya citra perusahaan pun akan terbentuk dengan baik.

Citra perusahaan tidak bisa direkayasa. Artinya citra akan datang dengan

sendirinya dari upaya yang kita tempuh sehingga komunikasi dan keterbukaan

perusahaan merupakan salah satu factor utama untuk mendapat citra perusahaan

yang positif . Upaya membangun cira perusahaan tidak bisa dilakukan secara

serampangan pada saat tertentu saja tetapi merupakan suatu proses yang panjang.

Perusahaan yang memiliki citra yang positif pada umumnya berhasil membangun

citranya setelah belajar banyak dari pengalaman .

Mereka berupaya untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada

masa lampau. Perusahaan yang mempunyai citra baik dimata konsumen , produk

dan jasanya relatif lebih bisa diterima konsumen dari pada perusahaan yang tidak

mempunyai citra.

Perusahaan yang memiliki citra positif dimata konsumen cenderung

survive pada masa krisis. Kalaupun menderita kerugian jumlah nominalnya jauh

lebih kecil dibanding perusahaan yang citranya kurang baik. Penyebabnya karena

dimasa krisis masyarakat melakukan pengetatan keuangan, mereka akan lebih

selektif dalam mengkonsumsi dan memilih yang secara resiko memang aman.

Karena itu mereka umumnya memilih berhubungan dengan perusahaan atau

membeli produk-produk yang dipercaya memiliki pelayanan dan kualitas yang

baik.

Dampak positif lainnya terhadap karyawannya sendiri. Karyawan yang

bekerja pada perusahaan dengan citra positif seperti PT.PGN memiliki rasa

bangga sehingga dapat memicu motivasi mereka untuk bekerja lebih produktif.

Dengan demikian pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan meningkat. Selain

itu citra perusahaan yang baik juga menjadi incaran para investor yang otomatis

akan semakin yakin terhadap daya saing dan kinerja perusahaan ini. Bagi

perusahaan yang telah go publik kondisi ini berpengaruh pada pergerakan harga

saham di lantai bursa. Dengan demikian PT.PGN yang memiliki citra positif akan

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  12

lebih mudah dalam melakukan segala hal untuk berkembang. Sejumlah

perusahaan besar nasional yang membangun citra perusahaan dengan baik terbukti

mampu menjadi penguasa pasar dan jasa yang dimasukinya, terbukti dengan

semakin meningkatnya hubungan dengan pihak luar dalam hal sektor kemajuan

perusahaan dan juga semakin kokohnya persatuan dan kesatuan internal

karyawan.

PT. PGN juga menjalin hubungan dengan masyarakat yang ingin

mengenal PT.PGN lebih lanjut dengan menggunakan media online berupa website

yaituwww.pgn.co.id, di website tersebut juga PT.PGN memberikan berbagai

informasi dan penjelasan dengan visualisasi yang menarik dan dapat meyakinkan

publiknya. Dengan corporate culture dan berbagai kemajuan PT.PGN pun berhasil

manjadi salah satu perusahaan yang mendapatkan award / penghargaan dari

Investor daily magazine sebagai salah satu perusahaan BUMN terbaik di tahun

2010.

Salah satu point pada 10 perilaku budaya perusahaan PT.PGN nomor delapan

berbicara mengenai peduli lingkungan sosial dan alam, hal itu juga menjadi

pengaruh positif bagi pencitraan perusahaan, kegiatan yang biasa disebut

corporate social responsibility (CSR) ini juga kerap dilakukan PT.PGN dan

mendukung peningkatan citra perusahaan karena memiliki budaya perusahaan

yang baik dan juga dilaksanakan. Program CSR yang dilakukan dibidang-bidang

seperti pendidikan, keagamaan, BUMN Peduli, fasilitas publik, kesehatan,

lingkungan, bencana alam, seni dan budaya.

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  13

4. KESIMPULAN

Budaya perusahaan yang ditanamkan oleh PT. Perusahaan Gas Negara

(PGN) melalui ”proCISE” yaitu Profesionalism, Continous Improvement,

Integrity, Safety,dan Excellent merupakan ujung tombak perusahaan dalam

meningkatkan citra perusahaan, citra yang diharapkan oleh perusahaan

adalah wish image yaitu image yang yang diharapkan terbentuk oleh perusahaan

yang sudah disiapkan dan dituju dan juga masuk dalam corporate image yaitu

image atau citra yang dibentuk oleh perusahaan. Dalam hal ini, citra PT.

Perusahaan Gas Negara (PGN) juga dipengaruhi oleh budaya perusahaan

/ corporate culture yang dibentuk oleh manajemen yang salah satunya bertujuan

untuk Melestarikan Budaya Perusahaan yang telah lama ada yang telah dijalankan

dan terbukti berdampak positif terhadap perkembangan citra Perusahaan.

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  14

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raya

Grasindo Persada.

Caropeboka, Ratu M. (2008). Dasar – Dasar Ilmu Komunikasi. Palembang:

UBD.

McKenna, Eugene; Nic Beech (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta : Andi

Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT Remaja RosdakaryaRobbin, (2001). Teori Organisasi,

Arcan, Jakarta.

Sastradipoera, Komaruddin. (1994). Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soemirat, Soleh; Elvinaro, Ardianto. (2002). Dasar-dasar Public Relations.

Remaja Rosdakarya, 2002 Bandung.

Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra Perusahaan. Damar Mulia

Pustaka. Jakarta.

Veithzal Rivai (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Referensi dari internet :

http://www.pgn.co.id/au_csr.htm

http://www.pgn.co.id/pdf/PGN%20Corporate%20Culture.pdf

 

 

 

 

 

   

OSDM,  Cosmas  Wardojo  [P056132002.46E]  15