10
SENTHONG, Vol.2, No.1, Januari 2019 _________________________________________________________________________21 PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR Pada Pengembangan Kawasan Desa Wisata Dukuh Kajongan Kota Tegal Khoerunnisa Firly, Dr. Ir. Wiwik Setyaningsih, M.T., Ir. Suparno, M.T. Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected] Abstrak Dukuh Kajongan merupakan sebuah objek wisata di Kota Tegal yang tidak berjalan dengan optimal. Potensi lokal yang belum tergali dan infrastruktur kepariwisataan yang kurang menjadi penyebab. Ditambah, tidak ada integrasi di antara objek-objek wisata yang tersedia. Maka, perlu diselenggarakan sebuah usaha pengembangan kawasan. Sehingga, dapat mempercepat pertumbuhan wisata dan menciptakan kawasan layak industri pariwisata yang sejalan dengan program Tegal Wisata 2014. Lingkungan Dukuh Kajongan memiliki beragam ekosistem, yaitu; hutan mangrove, sungai, pantai, pertambakkan dan permukiman, yang harus tetap dijaga selama proses pengembangan dan penyelenggaraan wisata. Menanggapi tuntutan tersebut, perlu diterapkan metode desain yang berlandaskan ekologi pada pengembangan kawasan desa wisata. Penerapan Ekologi Arsitektur akan menjadi metode untuk menggali potensi lokal, membangun infrastruktur dan fasilitas kepariwisataan serta mengintegrasikan kawasan desa wisata. Teori yang diterapkan merupakan gabungan selektif prinsip ekologi arsitektur menurut Heinz Frick dan Kenneth Yeang. Prinsip terpilih, yaitu; pembangunan dan kesehatan manusia serta lingkungan, pengelolaan empat unsur alam dan mempertahankan integritas hubungan ekologis lingkungan, didasari pada keadaan ekosistem, potensi dan kearifan lokal. Ketiga prinsip tersebut diterapkan pada Konfigurasi bentuk kawasan dan bangunan, Tampilan kawasan dan bangunan, Pengondisian bangunan, Pengelolaan energi dan teknologi hijau, Pemilihan dan penggunaan material sehingga menghasilkan kawasan kunjungan wisata yang produktif, atraktif dan sustainable. Keywords: Pengembangan Kawasan, Desa Wisata, Ekologi Arsitektur 1. PENDAHULUAN Pengembangan kawasan desa wisata merupakan sebuah usaha untuk menjadikan sebuah kawasan desa wisata menjadi lebih maju. Salah satu alasan diadakan pengembangan kawasan adalah apabila kawasan tersebut belum memiliki infrastruktur dan fasilitas yang mendukung. Hal tersebut terjadi pada desa wisata Dukuh Kajongan. Padahal, infrastruktur dan fasilitas merupakan hal yang dianggap penting dalam sebuah kawasan desa wisata dan dinyatakan dalam pengertian desa wisata oleh Wiendu (1993). Disebutkan bahwa Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Wiendu,1993). Melihat dari keadaan, maka kegiatan pengembangan kawasan dirasakan perlu untuk dilakukan. Kawasan desa wisata Dukuh Kajongan adalah sebuah wilayah wisata perdukuhan di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Desa wisata Dukuh Kajongan memiliki banyak potensi baik alam, masyarakat maupun budaya. Letak Dukuh Kajongan yang berada di pertemuan dua badan air (sungai dan laut) membuat Dukuh Kajongan memiliki potensi alam yang sangat kaya dan bervariasi. Contoh potensi alam tersebut, seperti; pemandangan alam, hasil laut, hasil tambak, potensi wisata pantai, wisata sungai, wisata muara, wisata hutan bakau dan wisata

PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

SENTHONG,Vol.2,No.1,Januari2019

_________________________________________________________________________21

PENERAPANEKOLOGIARSITEKTURPadaPengembanganKawasanDesaWisataDukuhKajonganKotaTegal

KhoerunnisaFirly,Dr.Ir.WiwikSetyaningsih,M.T.,Ir.Suparno,M.T.

ProdiArsitekturFakultasTeknikUniversitasSebelasMaretSurakartakhoerunnisa.firly@live.com

Abstrak

DukuhKajonganmerupakan sebuahobjekwisatadiKotaTegal yang tidakberjalandenganoptimal.Potensilokalyangbelumtergalidaninfrastrukturkepariwisataanyangkurangmenjadipenyebab.Ditambah,tidakadaintegrasidiantaraobjek-objekwisatayangtersedia.Maka, perlu diselenggarakan sebuah usaha pengembangan kawasan. Sehingga, dapatmempercepatpertumbuhanwisatadanmenciptakankawasanlayakindustripariwisatayangsejalan denganprogramTegalWisata 2014. LingkunganDukuhKajonganmemiliki beragamekosistem,yaitu;hutanmangrove,sungai,pantai,pertambakkandanpermukiman,yangharustetapdijagaselamaprosespengembangandanpenyelenggaraanwisata.Menanggapituntutantersebut, perlu diterapkanmetode desain yang berlandaskan ekologi pada pengembangankawasan desa wisata. Penerapan Ekologi Arsitektur akan menjadi metode untuk menggalipotensi lokal,membangun infrastrukturdan fasilitaskepariwisataansertamengintegrasikankawasan desa wisata. Teori yang diterapkan merupakan gabungan selektif prinsip ekologiarsitekturmenurutHeinzFrickdanKennethYeang.Prinsipterpilih,yaitu;pembangunandankesehatanmanusia serta lingkungan, pengelolaan empat unsur alamdanmempertahankanintegritas hubungan ekologis lingkungan, didasari pada keadaan ekosistem, potensi dankearifan lokal. Ketiga prinsip tersebut diterapkan pada Konfigurasi bentuk kawasan danbangunan,Tampilankawasandanbangunan,Pengondisianbangunan,Pengelolaanenergidanteknologi hijau, Pemilihan dan penggunaan material sehingga menghasilkan kawasankunjunganwisatayangproduktif,atraktifdansustainable.

Keywords:PengembanganKawasan,DesaWisata,EkologiArsitektur

1.PENDAHULUAN

Pengembangan kawasan desa wisata merupakan sebuah usaha untukmenjadikan sebuah kawasan desa wisata menjadi lebih maju. Salah satu alasandiadakanpengembangankawasanadalahapabilakawasantersebutbelummemilikiinfrastruktur dan fasilitas yang mendukung. Hal tersebut terjadi pada desa wisataDukuh Kajongan. Padahal, infrastruktur dan fasilitasmerupakan hal yang dianggappentingdalamsebuahkawasandesawisatadandinyatakandalampengertiandesawisataolehWiendu(1993).DisebutkanbahwaDesawisatamerupakansuatubentukintegrasiantaraatraksi,akomodasidanfasilitaspendukungyangdisajikandalamsuatustruktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yangberlaku(Wiendu,1993).Melihatdarikeadaan,makakegiatanpengembangankawasandirasakanperluuntukdilakukan.

Kawasan desa wisata Dukuh Kajongan adalah sebuah wilayah wisataperdukuhandiKelurahanMuarareja,KecamatanTegalBarat,KotaTegal.DesawisataDukuh Kajongan memiliki banyak potensi baik alam, masyarakat maupun budaya.Letak Dukuh Kajongan yang berada di pertemuan dua badan air (sungai dan laut)membuat Dukuh Kajonganmemiliki potensi alam yang sangat kaya dan bervariasi.Contohpotensialamtersebut,seperti;pemandanganalam,hasil laut,hasiltambak,potensiwisatapantai,wisata sungai,wisatamuara,wisatahutanbakaudanwisata

Page 2: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

KhoerunnisaFirly,WiwikSetyaningsih,Suparno/JurnalSENTHONG2019

22_________________________________________________________________________

desanelayan.Selainpotensialam,DukuhKajonganjugamemilikipotensikebudayaanyangberbentukpertunjukanrakyatlokal,eventkebudayaandanritualsertakerajinan.

Namun, meski memiliki banyak potensi, kegiatan pariwisata di DukuhKajongan tidak berjalan dengan optimal dan menyebabkan kepariwisataan tidakbertumbuhsertaterbengkalai.PenyebabobjekwisataDukuhKajongantidakberjalanadalahinfrastrukturdanfasilitaskepariwisataanyangbelummemadahi,potensilokalyangbelumtergali,sertatidakadaintegrasidiantaraelemenwisatayangtersediadikawasandesawisataDukuhKajongan.

Padahal, pariwisata telah menjadi sebuah industri yang sangat pesatberkembang di era globalisasi. Diproyeksikan hingga tahun 2020, pariwisata akanmenyeraplebihdari10%ketenagakerjaan,11%GDPglobaldantotalperjalananwisataakanterusmeningkathingga1.6miliar(Speirs,2010).Prospektersebutmenjadikanagenda pengembangan kawasan pariwisata penting bagi negara dan atau daerahberkembang.

Pemerintah Kota Tegal mencanangkan program Tegal Wisata 2014 untukmenanggapiprospektersebut.DiharapkanimplementasiprogramTegalWisatadapatmencapaitujuandariUndang-undangtentangKepariwisataannomor10Tahun2009,yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat,melestarikanalam,lingkungandansumberdaya,memajukankebudayaan,danlain-lain.SalahsatudariobjekwisatadiKotaTegalyangmasukdidalamprogramTegalWisata2014adalahDukuhKajongan.Mengingatpotensi,permasalahan,proyeksidandukunganpemerintah yangada,makapengembangankawasandesawisataDukuhKajongandianggapperludilaksanakan.

MetodependekatanEkologiArsitekturdigunakandalammelaksanakanprosespengembangan di Dukuh Kajongan. Metode Ekologi Arsitektur dipilih denganmempertimbangkan letak dan potensi alam Dukuh Kajongan sehingga akan lebihsesuaidanmaksimal.Ekologididefinisikansebagaiilmuyangmempelajarihubungantimbalbalikantaramakhlukhidupdanlingkungan.EkologiArsitekturadalaharsitekturkemanusiaan yang mencangkup keselarasan antara manusia dan lingkungan alam.Ekologi Arsitektur merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, di manamemanfaatkanpotensialamsemaksimalmungkin.(Frick&Suskiyatno,1998).

Sedangkan eko-arsitektur menurut Ken Yeang menitikberatkan padabiointegration(integrasibiologis)antaraciptaanmanusiadenganalam,menciptakansistemhybridsebagaiekosistemyangdibangun.Selainbiointegration,ditekankanpulatentangpenggunaanlahan,kenyamananmanusia,aksesibilitas,transportasi,kinerja,tingkahlakuekologis,kemampuanpemasaransebuahbangunan.Penciptaantempat(Place-making), dengan menciptakan struktur yang bertanggung jawab dan secarabersamaan menciptakan ruang di mana manusia dapat menjalani hidup merekadenganmenyenangkandalamjangkawaktuyanglama.KenYeangmenyebutkanlimastrategi desain dalam mencapai Ecomasterplanning, yaitu; empat unsur Eco-masterplanning, Biointegration yang mulus dan ramah, Ecomimesis, Eco-designsebagai pengembalian lingkungan terganggu, dan Eco-design sebagai sistempengawasanpribadi.

PenerapanekologiArsitekturdidalampengembangankawasandesawisatadiharapkanakandapatmenciptakansebuahobjekwisatayangbersinergidenganalam.Sehingga, keberlangsungan objek wisata dapat terus dipertahankan selamalingkungantetaplestari.

Pengembangan kawasan desa wisata Dukuh kajongan dengan pendekatanekologiarsitekturdiharapkandapatmewujudkandestinasipariwisatayangproduktif,atraktif dan sustainable. Diharapkan pula di masa depan, Dukuh Kajongan akanmenjadi sumber tetap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tegal. Sehingga dapat

Page 3: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

KhoerunnisaFirly,WiwikSetyaningsih,Suparno/JurnalSENTHONG2019

23_________________________________________________________________________

mewujudkankesejahteraanekonomibagipenduduk lokalDukuhKajonganmaupunwargaKotaTegalsecarakeseluruhan.

2.METODEPENELITIAN

Metodeperancanganpertamayangdilakukanadalahobservasike lapanganuntukmengidentifikasikeadaanexisting, fenomenapotensidanpermasalahanyangadadidalamtapakDukuhKajongan.Dilanjutkanpadatahapkategorisasipotensidanpermasalahanyangada.Denganteridentifikasipotensidanmasalah,objekkemudiandianalisisdenganmengaitkanteoriyangsesuaidenganpermasalahan.

Darihasilobservasilapangan,makadigunakanteoriekologiarsitektursebagaipendekatan dalam penyelesaian masalah. Teori ekologi arsitektur yang digunakandidasarkan pada pendapat Heinz Frick (1998) dan Kenneth Yeang (1995), namundititikberatkanpadaprinsippembangunandankesehatanmanusiasertalingkungan,pengelolaan empat unsur; bumi, air, api dan udara, mempertahankan integritashubunganekologislingkungan.

Tiga prinsip tersebut menjadi landasan kriteria di dalam pengembangankawasandesawisataDukuhKajongandanakanditerapkanpadaprosesdesainlanskapdan bangunan. Proses desain tersebut meliputi konfigurasi bentuk kawasan danbangunan, tampilan kawasan dan bangunan, pengondisian bangunan, pengelolaanenergidanteknologihijausertapemilihandanpenggunaanmaterial.

3.HASILDANPEMBAHASAN

PenetapansistemkegiatankepariwisataanmelaluiTourPackagemerupakanhalpertamayangdiperhatikan.TourPackageakanmenjadilandasanpembangunanpengembangandesawisataDukuhKajongan.TourPackageyangdisusundilandaskanpadakegiatansehari-harimasyarakatlokal,kebutuhanedukasibudayadanalambagipengunjung,sertapotensiexistingdidalamDukuhKajongan.TourPackagediDukuhKajonganterdiriataspaket-paketyangmencangkupenam(6)elemenwisata;HutanMangrove Sungai Gangsa, PantaiMuara Indah, Budidaya Tambak,CraftWorkshop,Penginapan(GuestHouse),danPasarMuaraAnyar.Dengandiketahuielemenwisatayangtersedia,halyangingindicapaikemudianadalahpengembanganelemenwisatadiDukuhKajongan.Enamelemenwisatatersebutakandikembangkanmenuruttiga(3) prinsip yang telah dipilih untuk ditekankan, yaitu pembangunan dan kesehatanmanusiasertalingkungan,pengelolaanempat(4)unsur;Bumi,Air,ApidanTanahsertamempertahankanintegritashubunganekologislingkungan.

Proses awal yang dilakukan untuk melaksanakan prinsip pertama, yaitupembangunan dan kesehatanmanusia serta lingkungan, di dalam kawasan adalahidentifikasi tapak yang digunakan oleh elemen wisata di dalam Tour Package.Identifikasitapakdilakukandengantujuanmengenalikarakteristikdanpotensitapak.Sehingga, pengembangan yang direncanakan akan berjalan harmonis denganlingkungandankearifanlokal.

Tapak yang digunakan merupakan lahan di Dukuh Kajongan, Kelurahan

Muarareja, Kota Tegal yang sebagianbesar berupa lahan tambak (lihatGambar 1).Tapak kemudian dikategorisasikan berdasarkan elemen wisata yang akandikembangkan(lihatGambar2).

Page 4: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

KhoerunnisaFirly,WiwikSetyaningsih,Suparno/JurnalSENTHONG2019

24_________________________________________________________________________

Gambar1.KondisiTapak

Gambar2.KategorisasiTapaksesuaiElemenWisata

Setelah proses pengategorisasian, dilakukan rekayasa Ecoinfrastructure 1sebagai langkahuntukmencapaipembangunandankesehatanlingkungankawasan.Rekayasa Ecoinfrastructure juga bertujuan sebagai penghubung elemen-elemenkegiatan pariwisata yang ada di Dukuh Kajongan. Rekayasa Ecoinfrastructuremencangkuppengembanganjalan,pedestrian,drainase,telekomunikasidandistribusienergi, pengelolaan vegetasi, air dan kegiatan pengguna kawasan (wisatawan danwargalokal)diDukuhKajongan(lihatGambar3).

1KennethYeang.1995.Ecomasterplanning;GreyInfrastructure,BlueInfrastructure,RedInfrastructure,GreenInfrastructure

Laut

Tambak

Tanah

JalanPembatasTambak

Jalan

Pantai

Mangrove

Tambak

Permukiman

CraftPasar

Page 5: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

KhoerunnisaFirly,WiwikSetyaningsih,Suparno/JurnalSENTHONG2019

25_________________________________________________________________________

Gambar3.EcoInfrastructureDukuhKajongan

Jalur yang dipilih sebagian besar merupakan jalan existing, sehinggameminimalisasipenggunaanlahanbaru.JalanrayadanpedestriandiDukuhKajonganmenggunakan sistem jalan yang dapat menyerap dan mengumpulkan air sertadilengkapidenganvegetasipeneduhyangmembentukecologicalcorridors.Materialyang digunakan sebagai penutup jalan merupakan perpaduan material-materialpermeabeldanamanbagikesehatanmanusiadanlingkungan(lihatGambar4).

Gambar4.MaterialJalanyangAmanbagiManusiadanLingkungan

Pembangunan dan kesehatanmanusia di dalam lanskap diwujudkan dalamdesain sistem infrastruktur urban di Dukuh Kajongan yang memiliki kriteria dapatdiaksesdenganaman,nyaman,mudahdanrendahpenggunaanenergi.Keamanandankenyamanandiwujudkandenganpengaturanpeletakansistemutilitasyangamandanpengadaankelengkapanjalansepertiramp,blind-path,railing,restarea,zebra-crossdanlain-lain(lihatGambar5).

GreenEcoInfrastructure BlueEcoInfrastructure

GreyEcoInfrastructure RedEcoInfrastructure

Page 6: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

KhoerunnisaFirly,WiwikSetyaningsih,Suparno/JurnalSENTHONG2019

26_________________________________________________________________________

Gambar5.KelengkapanJalan

Sedangkanpembangunandankesehatanmanusiasertalingkungandidalambangunandicapaimelalui implementasiuniversaldesign, pengadaangreenroof dangreenwall, penggunaan bentuk dan corak lokal sebagai upaya pemberdayaan,pemanfaatankayumangrovedankerang sebagaibahanbangunan sekunderdalamupayaedukasipreservasidanlain-lain(lihatGambar6).

Gambar6.ImplementasiPrinsipPertamapadaBangunan

Penerapanprinsipkedua,yaitupengelolaanempat(4)unsur;Bumi,Air,Udaradan Api, diwujudkan dalam masing-masing pengolahan lanskap dan bangunan.Pengelolaan unsur bumi di dalam pengolahan lanskap dapat dilihat dalam usahameminimalisasi lahan terbangun serta pemaksimalan lahan hijau dan permukaanpermeabel. Sedangkan di dalam bangunan, dilakukan sistem bangunan apung danfondasi tapakdi sebagianbangunansebagaiusahamemperkecil interupsi terhadapvolumetanah(lihatGambar7).

Zebracross

BlindPath

RestArea

LampuJalan

RailingRamp

KayuMangrove

CorakBatikLokal

Page 7: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

KhoerunnisaFirly,WiwikSetyaningsih,Suparno/JurnalSENTHONG2019

27_________________________________________________________________________

Gambar7.UnsurBumidalamBangunan

Pengelolaan unsur air pada lanskap dilakukan dengan pembuatan drainaselingkunganyangtertutup.Drainasetertutupdipilihdengantujuanagarairlimbahtidakmencemariair tambakdanbadanair lainyangadadiDukuhKajongan.Dibuatpulasaluranpenangkapairhujandanpengolahanlimbahcair.Sistempengolahanlimbahcair memanfaatkan hutan mangrove melalui sistem Subsurface Flow ConstructedWetlands(SFWC)untuktujuanpengadaandandaurairdidalamkawasan.Didalambangunan,airdikelolasebagaiutilitasplumbingdanpenurunsuhu(passivecooling)bagunandankawasan(lihatGambar8).

Gambar8.UnsurAirsebagaiPendinginSuhuBangunan

Unsuranginpadalanskapdikeloladengancarapembuatantembokhijau(lihatGambar9)sebagaipenghambatlajuanginlautyangcukupkencangdiDukuhKajongan.Pembuatantembokhijaujugaberfungsisebagaisistemdaurudaradidalamkawasan.

Gambar9.TembokHijau

UnitApung

AirKolam

AirTambak

Page 8: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

KhoerunnisaFirly,WiwikSetyaningsih,Suparno/JurnalSENTHONG2019

28_________________________________________________________________________

Sedangkandidalambangunan,unsurudaradigunakansebagaipenghawaanalamidenganpengadaanbukaandanbangunanterbukadibeberapabangunan(lihatGambar10).

Gambar10.Bukaan(kiri)danBangunanTerbuka(kanan)

UnsurapiatauenergimataharijugadikumpulkandenganmenggunakanpanelsuryadidalamkawasanDukuhKajongan.Energiyangterkumpulkemudiandisimpanataudidistribusikansebagaienergisekunderyangmembantupenyelenggaraandesawisata. Sedangkan di dalam bangunan, energi matahari digunakan sebagaipencahayaanalamidenganmenerapkanbanyakbukaandibagianTimurbangunan,skylight, pengaturan orientasi bangunan dan secondary skin. Energi matahari jugadigunakanuntukikutmengatursuhusertakelembabanruangan(lihatGambar11).

Gambar11.UnsurApi(Matahari)dalamBangunan

Pada prinsip terakhir yang ditekankan, yaitu mempertahankan integritashubungan ekologis lingkungan, dilakukan upaya-upaya untukmengurangi interupsiterhadapalamsehinggaprosesekologislingkungantidakterganggu.Sedangkanpadainterupsiyangtidakbisadihindari(pembuatanlahanparkir,jalan,pedestriandanlain-lain) diusahakan untuk menambahkan fungsi ekologis yang mengimbangi fungsiekologissemula. Infrastrukturdanbangunanpenunjangwisatayangdirancang jugaharusdapatmelakukanBiointegrasi,atauintegrasiterhadaplingkungansecarafisik,sistemdantemporal(lihatGambar12).Biointegrasidilakukandengancaramendisainguna, tampakdancitra lingkunganyangmenyatudenganalam,sistemutilitasyangbaikdanmemilikidaur,konstruksiyangawetdantahanlamaataumudahdidaurulangsertasistemkontroldampaksecaraberkala.

Skylightsebagaipencahayaan,pengatursuhudankelembabandiKM

Page 9: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

KhoerunnisaFirly,WiwikSetyaningsih,Suparno/JurnalSENTHONG2019

29_________________________________________________________________________

Gambar12.RangkaianBiointegrasidukuhKajongan

PenerapanprinsipterakhirjugadilakukandenganusahapengaplikasiansistemEcomimesis,ataupeniruanterhadapekosistemalam.SistemecomimesisditerapkandengantujuanagardesawisataDukuhKajongandapatmenanggungpenyelenggaraanwisata dan tidak menimbulkan limbah yang dapat mencemari dan merusaklingkungan. Contoh sistem ecomimesis di Dukuh Kajongan adalah rangkaian daurutilitas dan kegiatan yang diusahakan tidak terputus dari daur alam. Kegiatanpengadaan energi dan sumber makanan (rangkai produsen) dilakukan denganpenerapanpanelsuryadanpengelolaanpertambakkan.Sedangkankegiatanproduksikerajinandanindustripariwisatamewakilimatarangkaikonsumendandaurlimbah,imbas dari seluruh kegiatan yang ada di Dukuh Kajongan, menjadi mata rangkaipengurai.

4.KESIMPULANDANSARAN

Pengembangan desa wisata Dukuh Kajongan dilakukan dengan caramengaplikasikanEkologiArsitekturyangdidasarkanpadagabunganselektifpendapatHeinz Frick (1998) dan Kenneth Yeang (1995). Prinsip-prinsip yang dipilih untukdititikberatkanantara lain;pembangunandankesehatanmanusia serta lingkungan,pengelolaanempatunsuralam,sertamempertahankanintegritashubunganekologislingkungan. Penerapan tiga prinsip tersebut pada konfigurasi bentuk, tampilan,pengondisian, pengelolaan energi dan teknologi bangunan serta kawasan dianggaptelah mampu memecahkan masalah pengembangan desa wisata Dukuh Kajongan.Implementasi Ekologi Arsitektur berhasil menghasilkan kawasan desa wisata yangproduktif, atraktif, sehat, berintegrasi dengan alam dan sustainable. Hal ini dapatdilihatpadakawasanyangterolahdenganrekayasaEcoinfrastructure,universaldesign,passiveBuilding,teknologihijausertamemilikibentukcoraklokaldanmenggunakanbahanmaterial lokal yang aman bagi kesehatanmanusia dan lingkungan. Kawasanjuga dapat mempertahankan fungsi ekologis lingkungan, menerapkan BiointegrasidesaindanmelakukanEcomimesis.

Penerapan ekologi arsitektur pada pengembangan desa wisata DukuhKajonganselanjutnyadapatberupapenggalianprinsipekologiarsitekturyanglainatauyangbelumsempatdititikberatkan.DapatpulaberupausahaimplementasipadapoindesainberbedayangdilakukandengantetapmenekankanpertimbanganpotensidaneksistingkawasandiDukuhKajongan.

Sebelum Pengembangan Setelah Pengembangan

Page 10: PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR - FT.UNS.ac.id

KhoerunnisaFirly,WiwikSetyaningsih,Suparno/JurnalSENTHONG2019

30_________________________________________________________________________

DAFTARPUSTAKA

Frick,H.,Suskiyatno,F.B.,1998.Dasar-dasareko-arsitektur.Yogyakarta:KANISIUS.

Setyaningsih, W., 2016. Transformasi Arsitektural dari Kampung Kota menjadiKampungWisata Studi Kasus: KampungWisata di Surakarta. Yogyakarta:UGM.

Suara Merdeka, 2014. Pemkot Tegal Kembangkan Wisata Berbasis Masyarakat.Diambil kembali dari suaramerdeka.com:http://berita.suaramerdeka.com/pemkot-tegal-kembangkan-wisata-berbasis-masyarakat/(12April2017pukul11.32)

Wiendu, N., 1993. Desa Wisata Concept, Perpective and Chalengges, LaporanKonferensiInternasionalmengenaiPariwisataBudaya.Yogyakarta:UGM,2-3.

Yeang,K.,1995.DesigningWithNature:TheEcologicalBasisforArchitecturalDesign.DalamS.Hart,&D.Littlefield(Penyunt.),EcoArchitecture;theworkofKenYeang(hal.12).Chichester,WestSussex,UnitedKingdom:JohnWiley&Sons,Ltd,Publication.