Upload
phungquynh
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Dipresentasikan Pada Acara:
SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI Meningkatkan Partisipasi Pemangku
Kepentingan Dalam Transparansi Pengelolaan Industri Ekstraktif Di Indonesia
HOTEL GRAND INNA KUTA BALI 25 AGUSTUS 2016
BALI
Hasil Survei Pertambangan Kabupaten Dan Provinsi Di Indonesia Tahun 2015
Oleh:
INDONESIAN MINING INSTITUTE
Bekerja Sama dengan:
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL
PENERAPAN KEBIJAKAN PERTAMBANGAN DI DAERAH, TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH DALAM PRAKTEK LAPANGAN
Dalam pemeberian izin usaha pertambangan, pemerintah daerah
memiliki wewenang dalam pemberian izin usaha dengan
ketentuan-ketentuan wilayah tertentu (UU No. 4 Tahun 2009).
Dalam hal ini pemerintah daerah yang dimaksud adalah Gubernur
dan Walikota/Bupati tergantung pada lokasi tambang berada.
SURVEI PERTAMBANGAN
Diberlakukannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menyebabkan penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah masing-
masing (gubernur) dengan pengawasan dari Pemerintah Pusat.
Masing-masing daerah memiliki kebijakannya sendiri yang
disesuaikan dengan kebutuhan daerah tersebut.
SURVEI PERTAMBANGAN
Pertambangan mineral dan batubara merupakan salah satu dari
industri ekstraktif yang berdasarkan PP No. 26 Tahun 2010,
diperlukan adanya transparansi pendapatan negara dan
pendapatan daerah yang diperoleh dari industri ini.
SURVEI PERTAMBANGAN
Dengan adanya kebijakan daerah dan kebijakan pusat terkadang
menimbulkan adanya dualisme peraturan yang berlaku. Oleh
karena itu sangat penting untuk selalu melakukan sinkronisasi
kebijakan antara derah dan pusat serta transparansi urusan
pemerintahan agar penerapan masing-masing kebijakan dapat
berjalan baik.
SURVEI PERTAMBANGAN
Indonesian Mining Institute mencoba untuk mengidentifikasi
bagaimana penerapan kebijakan/peraturan perundang-undangan
di daerah melalui survey tahunan yang rutin dilaksanakan dengan
mengadopsi metodologi dari Fraser Institute.
SURVEI PERTAMBANGAN
IMI telah melakukan survei pertambangan sejak tahun 2014
bekerjasama dengan Fraser Institute dan Direktorat Jenderal
Mineral dan Batubara.
Survei Pertambangan
Survei ini bertujuan untuk membuat kajian (report card) yang
dapat digunakan pemerintah untuk meningkatkan kebijakan yang
berkaitan dengan pertambangan dalam rangka menarik investasi
disektor pertambangan demi pertumbuhan ekonomi dan
ketersediaan lapangan kerja yang lebih baik
TUJUAN SURVEI
OUTLINE
1.
Informasi Umum Survei
2.
Metodologi Survei
3.
Hasil Survei
4.
Perbandingan dengan Hasil Tahun
Sebelumnya
1. INFORMASI UMUM SURVEI
Merupakan suatu survei untuk mengukur persepsi pelaku
pertambangan terhadap kebijakan pertambangan minerba di daerah-daerah utama penghasil sumber daya minerba
720 Responden
72 Perusahaan
25 Kabupaten
2015 Mar Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
Waktu pelaksanaan survei:
17 Provinsi
Apr
1. INFORMASI UMUM SURVEI
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka Ketapang
Barito Utara
Tanah Bumbu
Balangan
Tabalong
Kutai Timur Kutai
Kartanegara
Berau
Nunukan
Samarinda Luwu Timur
Morowali Utara
Kolaka
Minahasa Utara
Sumbawa Barat
Halmahera Timur
Mimika
25
Kusioner yang dibagikan
Kabupaten
720 Kuesioner
25 kabupaten dipilih dari sekitar lebih 80 kabupaten yang menerima dana bagi hasil lebih dari 20 miliar rupiah di tahun 2014 (berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No 84/PMK.07/2014)
17 Provinsi
20
Kusioner yang diterima kembali
Kabupaten
339 Kuesioner
14 Provinsi
Kota Baru
Murung Raya
Halmahera Utara
Lahat
PEMAHAMAN BERSAMA
Pemilihan kabupaten yang dijadikan obyek survei bukan semata-mata mengambil 20 kabupaten dengan dana bagi hasil teratas, tetapi
pemilihan kabupaten tersebut juga didasarkan atas pertimbangan pemerataan sesuai dengan provinsi di Indonesia.
Peringkat dalam hasil survei ini bukanlah merupakan peringkat yang mutlak karena masih ada kabupaten lain yang belum diikutkan dalam
survei tahun ini.
Survei ini merupakan penilaian atas persepsi dari pelaku industri pertambangan. Hasil survei sangat bergantung dari pengetahuan,
pengalaman, dan penilaian dari masing-masing individu responden.
Nilai pada provinsi merupakan akumulasi dari hasil kuesioner pada tingkat kabupaten yang mewakili
2. METODOLOGI SURVEI
• 17 pertanyaan untuk memperoleh persepsi profesional pertambangan mengenai keadaan kebijakan suatu kabupaten dalam mendukung kegiatan pertambangan
Bagian 1
• Survei mengenai pola investasi perusahaan pertambangan di Indonesia Bagian 2
• Komentar umum responden tentang keadaan penerapan kebijakan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan pertambangan
Bagian 3
Survei Pertambangan Kabupaten dan Provinsi merupakan program rutin tahunan IMI yang diadopsi dari survei serupa yang diadakan oleh Fraser Institute untuk negara dan dimodifikasi oleh IMI untuk kabupaten dan provinsi. Survei dibagi menjadi 3 Bagian, yaitu:
2. METODOLOGI SURVEI
No Pertanyaan
1 Ketidakpastian mengenai administrasi, interpretasi, dan penegakan peraturan yang ada
2 Ketidakpastian tentang peraturan lingkungan yang diterbitkan daerah
3 Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar kabupaten
4 Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar departemen
5 Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antara pusat dengan
daerah
6 Sistem Hukum (proses hukum yang adil, transparan, tepat waktu, efisien)
7 Perpajakan (termasuk pribadi, perusahaan, gaji, dan timbulnya pungutan yang tidak sesuai
dengan peraturan)
8 Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
9 Ketidakpastian mengenai daerah mana yang akan dilindungi sebagai taman, hutan lindung,
situs arkeologi
10 Ketersediaan infrastruktur
Pertanyaan pada Bagian 1
2. METODOLOGI SURVEI
No Pertanyaan
11
Kewajiban mengenai Sosial Ekonomi / program pengembangan masyarakat (termasuk
pembelian lokal atau persyaratan pengolahan, atau infrastruktur sosial seperti sekolah atau
rumah sakit,)
12 Hambatan Perdagangan (ketersediaan infrastruktur penunjang perdagangan, tambahan tarif
perdagangan)
13 Stabilitas politik lokal, baik pada saat masa Pemilihan Kepala Daerah maupun pemilihan
pemimpin dan tokoh masyarakat
14 Peraturan ketenagakerjaan
15 Keamanan lokal
16 Keterlibatan instansi daerah untuk menjaga infrastruktur daerah
17 Ketersediaan tenaga kerja / keterampilan
Pertanyaan pada Bagian 1
2. METODOLOGI SURVEI
Respon untuk Bagian 1
1 = Mendukung kegiatan eksplorasi dan pertambangan.
2 = Tidak menghambat kegiatan eksplorasi dan pertambangan.
3 = Agak menghambat kegiatan eksplorasi dan pertambangan.
4 = Sangat menghambat kegiatan eksplorasi dan pertambangan.
5 = Tidak akan mengupayakan kegiatan eksplorasi dan pertambangan di kabupaten.
3. HASIL SURVEI
Terdapat 5 indeks yang menggambarkan hasil survei, yaitu:
1. Indeks Potensi Kebijakan 2. Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini 3. Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice 4. Ruang untuk Peningkatan 5. Indeks Komposit
3. HASIL SURVEI
1. Indeks Potensi Kebijakan
Merupakan Indeks yang menggambarkan kondisi dari penerapan kebijakan pada suatu daerah. Semakin tinggi indeks ini berarti semakin baik kondisi kebijakan yang diterapkan pada daerah tersebut Dinilai dari jawaban seluruh pertanyaan (1-17) dengan cara menghitung persentase responden yang menjawab pilihan 1 untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut
3. HASIL SURVEI
1. Indeks Potensi Kebijakan Kabupaten Indeks Potensi Kebijakan
Ranking 2015
Kabupaten/Kota Nilai 2015
1 Mimika 21,18
2 Bangka 17,65
3 Kutai Kartanegara 15,82
4 Halmahera Timur 14,02
5 Tapanuli Selatan 13,61
6 Samarinda 12,88
7 Muara Enim 11,61
8 Berau 10,59
9 Halmahera Utara 10,59
10 Minahasa Utara 10,29
11 Balangan 9,47
12 Nunukan 9,41
13 Kutai Timur 8,98
14 Barito Utara 8,75
15 Kolaka 8,24
16 Tabalong 7,92
17 Tanah Bumbu 5,31
18 Luwu Timur 5,11
19 Tanah Laut 0,59
20 Sumbawa Barat 0,00
21.18
17.65
15.82
14.02
13.61
12.88
11.61
10.59
10.59
10.29
9.47
9.41
8.98
8.75
8.24
7.92
5.31
5.11
0.59
0.00
0 20 40 60 80 100
Mimika
Bangka
Kutai Kartanegara
Halmahera Timur
Tapanuli Selatan
Samarinda
Muara Enim
Berau
Halmahera Utara
Minahasa Utara
Balangan
Nunukan
Kutai Timur
Barito Utara
Kolaka
Tabalong
Tanah Bumbu
Luwu Timur
Tanah Laut
Sumbawa Barat
Tahun 2015
3. HASIL SURVEI
1. Indeks Potensi Kebijakan Provinsi
Potential Policy Index Ranking Provinsi Nilai
1 Papua 21,18 2 Bangka Belitung 17,65 3 Maluku Utara 14,02 4 Sumatera Utara 13,61 5 Kalimantan Timur 12,86 6 Sumatera Selatan 11,61 7 Maluku 10,59 8 Sulawesi Utara 10,29 9 Kalimatan Utara 9,41
10 Kalimantan Tengah 8,75 11 Sulawesi Tenggara 8,24 12 Kalimantan Selatan 5,96 13 Sulawesi Selatan 5,11 14 Nusa Tenggara Barat 0,00
21.18
17.65
14.02
13.61
12.86
11.61
10.59
10.29
9.41
8.75
8.24
5.96
5.11
0.00
0 20 40 60 80 100
Papua
Bangka Belitung
Maluku Utara
Sumatera Utara
Kalimantan Timur
Sumatera Selatan
Maluku
Sulawesi Utara
Kalimatan Utara
Kalimantan Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Barat
Indeks Potensi Kebijakan
3. HASIL SURVEI
2. Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini
Merupakan Indeks yang menggambarkan kondisi dari penerapan kebijakan pada suatu daerah yang mempengaruhi potensi dari sumber daya pada daerah tersebut. Nilai yang rendah pada indeks ini menggambarkan adanya potensi-potensi sumber daya yang tidak dapat dikembangkan/ dieksploitasi karena adanya hambatan dari kebijakan yang diterapkan .
3. HASIL SURVEI
2. Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini
Dinilai dari jawaban seluruh pertanyaan (1-9,13,15) dengan cara menghitung presentase responden yang menjawab pilihan 1 dan 2 untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk perhitungan indeks ini dilakukan pembobotan sebagai berikut: Bobot Respon 1 (Mendukung kegiatan eksplorasi dan pertambangan) dibanding dengan Bobot Respon 2 (Tidak menghambat kegiatan eksplorasi dan pertambangan) adalah 2 : 1
3. HASIL SURVEI
2. Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini Kabupaten Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini
Ranking 2015
Kabupaten/Kota Nilai 2015
1 Halmahera Utara 62,71 2 Bangka 58,33 3 Tapanuli Selatan 41,18 4 Berau 37,21 5 Kutai Kartanegara 35,65 6 Tabalong 35,27 7 Minahasa Utara 34,78 8 Samarinda 33,33 9 Muara Enim 32,31
10 Balangan 31,90 11 Kutai Timur 29,02 12 Mimika 27,05 13 Kolaka 26,96 14 Tanah Laut 26,36 15 Tanah Bumbu 25,00 16 Nunukan 21,93 17 Halmahera Timur 19,30 18 Barito Utara 18,73 19 Luwu Timur 13,19 20 Sumbawa Barat 12,12
62.71
58.33
41.18
37.21
35.65
35.27
34.78
33.33
32.31
31.90
29.02
27.05
26.96
26.36
25.00
21.93
19.30
18.73
13.19
12.12
0 20 40 60 80 100
Halmahera Utara
Bangka
Tapanuli Selatan
Berau
Kutai Kartanegara
Tabalong
Minahasa Utara
Samarinda
Muara Enim
Balangan
Kutai Timur
Mimika
Kolaka
Tanah Laut
Tanah Bumbu
Nunukan
Halmahera Timur
Barito Utara
Luwu Timur
Sumbawa Barat
Tahun 2015
3. HASIL SURVEI
2. Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini Provinsi
Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini Ranking Provinsi Nilai
1 Maluku 62,71 2 Bangka Belitung 58,33 3 Sumatera Utara 41,18 4 Sulawesi Utara 34,78 5 Kalimantan Timur 33,76 6 Sumatera Selatan 32,31 7 Kalimantan Selatan 29,26 8 Papua 27,05 9 Sulawesi Tenggara 26,96
10 Kalimatan Utara 21,93 11 Maluku Utara 19,30 12 Kalimantan Tengah 18,73 13 Sulawesi Selatan 13,19 14 Nusa Tenggara Barat 12,12
62.71
58.33
41.18
34.78
33.76
32.31
29.26
27.05
26.96
21.93
19.30
18.73
13.19
12.12
0 20 40 60 80 100
Maluku
Bangka Belitung
Sumatera Utara
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Sumatera Selatan
Kalimantan Selatan
Papua
Sulawesi Tenggara
Kalimatan Utara
Maluku Utara
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Barat
Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini
3. HASIL SURVEI
3. Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice
Merupakan Indeks yang menggambarkan kondisi dari penerapan kebijakan pada suatu daerah yang mempengaruhi potensi dari sumber daya pada daerah tersebut apabila kebijakan suatu daerah dikelola dengan baik. Indeks ini mengasumsikan beberapa kebijakan telah dikelola dengan baik. Dinilai dari jawaban seluruh pertanyaan (1-9,13,15) dengan cara menghitung presentase responden yang menjawab pilihan 1 dan 2 untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk perhitungan indeks ini dilakukan pembobotan sebagai berikut:
3. HASIL SURVEI
3. Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice
Bobot Respon 1 (Mendukung kegiatan eksplorasi dan pertambangan) dibanding dengan Bobot Respon 2 (Tidak menghambat kegiatan eksplorasi dan pertambangan) adalah 2 : 1 Namun untuk pertanyaan 1,2,7,8,9,13 jawaban responden akan diasumsikan menjadi pilihan 1 karena diasumsikan kebijakan di daerah tersebut telah dikelola dengan baik.
3. HASIL SURVEI
3. Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice Kabupaten Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice
Ranking 2015 Kabupaten/Kota
Nilai 2015
1 Bangka 88,89 2 Halmahera Utara 84,09 3 Berau 83,40 4 Balangan 82,18 5 Tapanuli Selatan 81,71 6 Tabalong 81,49 7 Kutai Kartanegara 81,28 8 Samarinda 81,20 9 Tanah Laut 80,59
10 Minahasa Utara 80,00 11 Kutai Timur 79,58 12 Mimika 79,33 13 Muara Enim 78,98 14 Kolaka 78,16 15 Nunukan 77,01 16 Sumbawa Barat 76,47 17 Barito Utara 76,16 18 Tanah Bumbu 76,03 19 Halmahera Timur 75,74 20 Luwu Timur 75,71
88.89
84.09
83.40
82.18
81.71
81.49
81.28
81.20
80.59
80.00
79.58
79.33
78.98
78.16
77.01
76.47
76.16
76.03
75.74
75.71
0 20 40 60 80 100
Bangka
Halmahera Utara
Berau
Balangan
Tapanuli Selatan
Tabalong
Kutai Kartanegara
Samarinda
Tanah Laut
Minahasa Utara
Kutai Timur
Mimika
Muara Enim
Kolaka
Nunukan
Sumbawa Barat
Barito Utara
Tanah Bumbu
Halmahera Timur
Luwu Timur
Tahun 2015
3. HASIL SURVEI
3. Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice Provinsi
Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice Ranking Provinsi Nilai
1 Bangka Belitung 88,89 2 Maluku 84,09 3 Kalimantan Timur 81,17 4 Sulawesi Utara 80,00 5 Papua 79,33 6 Kalimantan Selatan 79,27 7 Sumatera Selatan 78,98 8 Sulawesi Tenggara 78,16 9 Kalimatan Utara 77,01
10 Nusa Tenggara Barat 76,47 11 Kalimantan Tengah 76,16 12 Maluku Utara 75,74 13 Sulawesi Selatan 75,71 14 Sumatera Utara 54,47
88.89
84.09
81.17
80.00
79.33
79.27
78.98
78.16
77.01
76.47
76.16
75.74
75.71
54.47
0 20 40 60 80 100
Bangka Belitung
Maluku
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Papua
Kalimantan Selatan
Sumatera Selatan
Sulawesi Tenggara
Kalimatan Utara
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah
Maluku Utara
Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice
3. HASIL SURVEI
4. Ruang untuk Peningkatan
Merupakan Indeks yang menggambarkan seberapa jauh suatu daerah dapat berkembang apabila kebijakan dikelola dengan baik Dinilai dari selisih hasil Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice dan Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini
3. HASIL SURVEI
4. Ruang untuk Peningkatan Kabupaten Ruang untuk Peningkatan
Ranking 2015 Kabupaten/Kota
Nilai 2015
1 Sumbawa Barat 64,35 2 Luwu Timur 62,53 3 Barito Utara 57,43 4 Halmahera Timur 56,44 5 Nunukan 55,08 6 Tanah Laut 54,22 7 Mimika 52,28 8 Kolaka 51,20 9 Tanah Bumbu 51,03
10 Kutai Timur 50,56 11 Balangan 50,29 12 Samarinda 47,87 13 Muara Enim 46,67 14 Tabalong 46,23 15 Berau 46,19 16 Kutai Kartanegara 45,63 17 Minahasa Utara 45,22 18 Tapanuli Selatan 40,54 19 Bangka 30,56 20 Halmahera Utara 21,38
64.35
62.53
57.43
56.44
55.08
54.22
52.28
51.20
51.03
50.56
50.29
47.87
46.67
46.23
46.19
45.63
45.22
40.54
30.56
21.38
0 20 40 60 80 100
Sumbawa Barat
Luwu Timur
Barito Utara
Halmahera Timur
Nunukan
Tanah Laut
Mimika
Kolaka
Tanah Bumbu
Kutai Timur
Balangan
Samarinda
Muara Enim
Tabalong
Berau
Kutai Kartanegara
Minahasa Utara
Tapanuli Selatan
Bangka
Halmahera Utara
Tahun 2015
3. HASIL SURVEI
4. Ruang untuk Peningkatan Provinsi
64.35
62.53
57.43
56.44
55.08
52.28
51.20
50.00
47.42
46.67
45.22
40.54
30.56
21.38
0 20 40 60 80 100
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Selatan
Kalimantan Tengah
Maluku Utara
Kalimatan Utara
Papua
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sumatera Selatan
Sulawesi Utara
Sumatera Utara
Bangka Belitung
Maluku
Ruang untuk Peningkatan
Room for Improvement Ranking Provinsi Nilai
1 Nusa Tenggara Barat 64,35
2 Sulawesi Selatan 62,53 3 Kalimantan Tengah 57,43 4 Maluku Utara 56,44 5 Kalimatan Utara 55,08 6 Papua 52,28 7 Sulawesi Tenggara 51,20 8 Kalimantan Selatan 50,00 9 Kalimantan Timur 47,42
10 Sumatera Selatan 46,67 11 Sulawesi Utara 45,22 12 Sumatera Utara 40,54 13 Bangka Belitung 30,56 14 Maluku 21,38
3. HASIL SURVEI
5. Indeks Komposit
Merupakan Indeks gabungan yang menggambarkan keadaan kebijakan dari suatu daerah dan potensi sumber daya pada derah tersebut Dinilai dari rata-rata hasil Indeks Potensi Kebijakan dan Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice dengan pembobotan beturut-turut 40 : 60. Diasumsikan bahwa potensi sumber daya lebih mempengaruhi keadaan pertambangan di suatu daerah.
3. HASIL SURVEI
5. Indeks Komposit Kabupaten Composite Index
Ranking Kabupaten/Kota Nilai 2015
1 Bangka 60,39
2 Mimika 56,07
3 Kutai Kartanegara 55,10
4 Halmahera Utara 54,69
5 Tapanuli Selatan 54,47
6 Berau 54,27
7 Samarinda 53,87
8 Balangan 53,10
9 Minahasa Utara 52,12
10 Tabalong 52,06
11 Muara Enim 52,03
12 Kutai Timur 51,34
13 Halmahera Timur 51,05
14 Kolaka 50,19
15 Nunukan 49,97
16 Barito Utara 49,19
17 Tanah Laut 48,59
18 Tanah Bumbu 47,74
19 Luwu Timur 47,47
20 Sumbawa Barat 45,88
60.39
56.07
55.10
54.69
54.47
54.27 53.87
53.10
52.12
52.06
52.03 51.34
51.05
50.19
49.97
49.19 48.59
47.74
47.47
45.88
0 20 40 60 80 100
Bangka
Mimika
Kutai KartanegaraHalmahera Utara
Tapanuli Selatan
Berau
Samarinda
Balangan
Minahasa Utara
Tabalong
Muara Enim
Kutai Timur
Halmahera TimurKolaka
Nunukan
Barito Utara
Tanah Laut
Tanah BumbuLuwu Timur
Sumbawa Barat
Tahun 2015
3. HASIL SURVEI
5. Indeks Komposit Provinsi
Composite Index
Ranking Provinsi Nilai
1 Bangka Belitung 60,39
2 Papua 56,07
3 Maluku 54,69
4 Sumatera Utara 54,47
5 Kalimantan Timur 53,85
6 Sulawesi Utara 52,12
7 Sumatera Selatan 52,03
8 Maluku Utara 51,05
9 Sulawesi Tenggara 50,19
10 Kalimatan Utara 49,97
11 Kalimantan Selatan 49,94
12 Kalimantan Tengah 49,19
13 Sulawesi Selatan 47,47
14 Nusa Tenggara Barat 45,88
60.39
56.07
54.69
54.47
53.85
52.12
52.03
51.05
50.19
49.97
49.94
49.19
47.47
45.88
0 20 40 60 80 100
Bangka Belitung
Papua
Maluku
Sumatera Utara
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sumatera Selatan
Maluku Utara
Sulawesi Tenggara
Kalimatan Utara
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Barat
Composite Index
Composite Index
3. HASIL SURVEI
6. Hasil Indeks untuk Indonesia Secara Keseluruhan
Indeks IMI Fraser
2015 2015
Indeks Potensi Kebijakan 10,92 12,02
Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini 30,54 29
Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice 79,94 82
Ruang untuk Peningkatan 49,40 53
Indeks Komposit 52,33 54
Perbandingan Hasil Indeks Indonesia antara IMI dengan Fraser Institute
3. HASIL SURVEI
7. Hambatan yang Dihadapi oleh Pelaku Pertambangan Secara Keseluruhan
Peringkat Hambatan yang dihadapi
1 Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
2 Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar departemen
3 Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar kabupaten
4 Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antara pusat dengan daerah
5 Ketidakpastian mengenai administrasi, interpretasi, dan penegakan peraturan yang ada
6 Ketidakpastian tentang peraturan lingkungan yang diterbitkan daerah
7 Ketidakpastian mengenai daerah mana yang akan dilindungi sebagai taman, hutan lindung, situs arkeologi
8 Perpajakan (termasuk pribadi, perusahaan, gaji, dan timbulnya pungutan yang tidak sesuai dengan peraturan)
9 Hambatan Perdagangan (ketersediaan infrastruktur penunjang perdagangan, tambahan tarif perdagangan)
3. HASIL SURVEI
7. Hambatan yang Dihadapi oleh Pelaku Pertambangan Secara Keseluruhan (lanjutan)
Peringkat Hambatan yang dihadapi
10 Ketersediaan infrastruktur
11 Stabilitas politik lokal, baik pada saat masa Pemilihan Kepala Daerah maupun pemilihan pemimpin dan tokoh masyarakat
12 Sistem Hukum (proses hukum yang adil, transparan, tepat waktu, efisien)
13 Keamanan lokal
14 Keterlibatan instansi daerah untuk menjaga infrastruktur daerah
15 Kewajiban mengenai Sosial Ekonomi / program pengembangan masyarakat (termasuk pembelian lokal atau persyaratan pengolahan, atau infrastruktur sosial seperti sekolah atau rumah sakit,)
16 Ketersediaan tenaga kerja / keterampilan
17 Peraturan ketenagakerjaan
3. HASIL SURVEI
8. Hambatan Utama yang Dihadapi oleh Pelaku Pertambangan di Masing-Masing Kabupaten
Kabupaten/ Kota Hambatan utama yang dihadapi
Tapanuli Selatan • Ketidakpastian mengenai administrasi, interpretasi, dan penegakan peraturan yang ada
• Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar kabupaten
• Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar departemen
• Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antara pusat dengan daerah
Muara Enim • Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar departemen
• Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Bangka • Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Berikut merupakan uraian hambatan yang yang paling dirasakan oleh pelaku pertambangan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan kualitas kebijakan di masing-masing kabupaten.
3. HASIL SURVEI
8. Hambatan Utama yang Dihadapi oleh Pelaku Pertambangan di Masing-Masing Kabupaten
Kabupaten/ Kota Hambatan utama yang dihadapi
Barito Utara • Ketidakpastian tentang peraturan lingkungan yang diterbitkan daerah
• Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antara pusat dengan daerah
Nunukan • Ketidakpastian mengenai administrasi, interpretasi, dan penegakan peraturan yang ada
Kutai Timur • Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Kutai Kartanegara • Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Berau • Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Samarinda • Perpajakan (termasuk pribadi, perusahaan, gaji, dan timbulnya pungutan yang tidak sesuai dengan peraturan)
• Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
3. HASIL SURVEI
8. Hambatan Utama yang Dihadapi oleh Pelaku Pertambangan di Masing-Masing Kabupaten
Kabupaten/ Kota Hambatan utama yang dihadapi
Tanah Bumbu • Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antara pusat dengan daerah
• Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Tanah Laut • Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Tabalong • Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Balangan • Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Mimika • Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar departemen
• Ketersediaan infrastruktur
Sumbawa Barat • Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar departemen
3. HASIL SURVEI
8. Hambatan Utama yang Dihadapi oleh Pelaku Pertambangan di Masing-Masing Kabupaten
Kabupaten/ Kota Hambatan utama yang dihadapi
Halmahera Utara • Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antara pusat dengan daerah
Halmahera Timur • Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antara pusat dengan daerah
Kolaka • Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antara pusat dengan daerah
Minahasa Utara • Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar kabupaten
• Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antar departemen
• Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kewenangan antara pusat dengan daerah
4. PERBANDINGAN DENGAN HASIL TAHUN SEBELUMNYA
Perubahan Ranking dan Hasil Indeks Komposit
BANGKA 60,39
Ranking Nilai
49,78 1 13
MIMIKA 56,1 47,61 2 15
KUTAI KARTANEGARA 55,1 55,66 3 2
HALMAHERA UTARA 54,7 4
TAPANULI SELATAN 54,5
Ranking Nilai
47,12 5 17
BERAU
SAMARINDA
54,3 54,6 6 5
BALANGAN 53,1 53,12 8 9
53,9 50,29 7 12
Perubahan Ranking dan Hasil Indeks Komposit
4. PERBANDINGAN DENGAN HASIL TAHUN SEBELUMNYA
MINAHASA UTARA
Ranking Nilai
TABALONG
MUARA ENIM
52,1 53,12 10 9
KUTAI TIMUR
52,1 9
52 54,62 11 4
51,3 62,5 12 1
Perubahan Ranking dan Hasil Indeks Komposit
4. PERBANDINGAN DENGAN HASIL TAHUN SEBELUMNYA
HALMAHERA TIMUR
Ranking Nilai
KOLAKA
NUNUKAN
50,2 55,2 14 3
BARITO UTARA
51,1 13
50 47,65 15 14
49,2 53,63 16 8
Perubahan Ranking dan Hasil Indeks Komposit
4. PERBANDINGAN DENGAN HASIL TAHUN SEBELUMNYA
TANAH LAUT
Ranking Nilai
TANAH BUMBU
LUWU TIMUR
47,7 47,17 18 16
SUMBAWA BARAT
48,6 17
47,5 52,87 19 11
45,9 53,82 20 6
Perubahan Ranking dan Hasil Indeks Komposit
4. PERBANDINGAN DENGAN HASIL TAHUN SEBELUMNYA
Perbandingan Indeks Komposit Kabupaten
60.39
56.07
55.10
54.69
54.47
54.27
53.87
53.10
52.12
52.06
52.03
51.34
51.05
50.19
49.97
49.19
48.59
47.74
47.47
45.88
0 20 40 60 80 100
Bangka
Mimika
Kutai Kartanegara
Halmahera Utara
Tapanuli Selatan
Berau
Samarinda
Balangan
Minahasa Utara
Tabalong
Muara Enim
Kutai Timur
Halmahera Timur
Kolaka
Nunukan
Barito Utara
Tanah Laut
Tanah Bumbu
Luwu Timur
Sumbawa Barat
62.50
55.66
55.20
54.62
54.60
53.82
53.68
53.63
53.12
53.12
52.87
50.29
49.78
47.65
47.61
47.17
47.12
0 20 40 60 80 100
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Kolaka
Muara Enim
Berau
Sumbawa Barat
Morowali
Barito Utara
Balangan
Tabalong
Luwu Timur
Kota Samarinda
Bangka
Nunukan
Mimika
Tanah Bumbu
Tapanuli Selatan
Tahun 2015 Tahun 2013-2014
4. PERBANDINGAN DENGAN HASIL TAHUN SEBELUMNYA
Hasil Indeks untuk Indonesia Secara Keseluruhan
Indeks IMI Fraser
2013 - 2014
2015 2012 - 2013
2013 2014 2015
Indeks Potensi Kebijakan 13,29 10,92 9,4 15,30 15,83 12,02
Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini 34,89 30,54 25 23 22 29
Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice 80,48 79,94 79 73 69 82
Ruang untuk Peningkatan 45,59 49,40 54 50 47 53
Indeks Komposit 53,60 52,33 51,16 49,8 47 54
Perbandingan Hasil Indeks Indonesia antara IMI dengan Fraser Institute
4. PERBANDINGAN DENGAN HASIL TAHUN SEBELUMNYA
Permasalahan utama yang dihadapi di Indonesia secara keseluruhan
meliputi ketidakpastian dalam penyelesaian klaim tanah sengketa dan
tumpang tindih serta inkonsistensi peraturan dan kewenangan baik
antardepartemen maupun antara pusat dan daerah.
1. PERMASALAHAN UTAMA
Berdasarkan permasalahan utama tersebut, solusi yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki sistem penerapan peraturan perundang-undangan
di daerah adalah:
i. Adanya kebijakan pertambangan yang mengatur mengenai
penguasaan, pengelolaan, pengusahaan sumber daya mineral dan
batubara yang dapat mendukung pembangunan berkelanjutan.
ii. Penyesuaian pelimpahan kekuasaan pemerintah daerah sesuai
dengan UU No. 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah.
iii. Penerapan Good Governance.
2. SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN
i. Adanya Kebijakan Pertambangan
Kebijakan pertambangan merupakan koridor dari peraturan perundang-
undangan pada sektor ini yang melibatkan sektor-sektor yang berkaitan
dengan industri pertambangan sehingga mengurangi kemungkinan
timbulnya permasalahan eksternal seperti sengketa lahan dan
permasalahan sosial lainnya
2. SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN
ii. Penyesuaian pelimpahan kekuasaan pemerintah daerah
Penyesuaian ini diperlukan dengan terbitnya UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, hal ini menjadi salah satu factor yang
mendorong urgensi perlunya revisi UU No. 4 Tahun 2009.
2. SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN
iii. Penerapan Good Governance
Sistem pemerintahan yang baik akan menciptakan keadaan negara yang
stabil sehingga akan meningkatkan kepastian (certainty) iklim investasi
bagi para penanam modal.
2. SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN
0%
4%
0%
0%
0%
0%
5%
7%
2%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
20%
0%
0%
0%
0%
20%
16%
0%
4%
0%
24%
20%
33%
8%
27%
0%
22%
20%
10%
0%
60%
0%
30%
0%
38%
50%
40%
100%
40%
60%
40%
32%
33%
35%
42%
40%
61%
60%
20%
67%
0%
50%
20%
50%
0%
30%
40%
0%
56%
40%
36%
43%
27%
55%
31%
60%
11%
10%
60%
33%
20%
30%
40%
50%
38%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
6%
10%
10%
0%
0%
20%
10%
0%
25%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Ketidakpastian mengenai administrasi, interpretasi, dan penegakan peraturan yang ada
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
Ketidakpastian tentang peraturan lingkungan yang diterbitkan daerah
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
0%
8%
0%
0%
0%
4%
11%
7%
2%
4%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
22%
17%
0%
0%
30%
17%
20%
40%
22%
19%
0%
18%
20%
10%
0%
80%
0%
20%
11%
38%
44%
38%
100%
44%
20%
38%
30%
13%
43%
58%
40%
53%
60%
30%
67%
0%
50%
50%
78%
13%
33%
38%
0%
56%
50%
42%
39%
40%
31%
19%
60%
24%
20%
60%
33%
20%
40%
20%
11%
38%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
2%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
10%
10%
0%
13%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kekuasaan antar kabupaten
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
0%
4%
0%
0%
0%
0%
2%
0%
2%
4%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
20%
13%
0%
8%
10%
20%
16%
40%
10%
20%
0%
22%
20%
10%
0%
60%
0%
20%
13%
13%
30%
42%
100%
16%
40%
20%
25%
27%
41%
24%
40%
33%
30%
20%
67%
20%
30%
20%
38%
50%
50%
38%
0%
76%
50%
60%
55%
33%
45%
52%
60%
44%
50%
50%
33%
20%
50%
60%
38%
38%
0%
4%
0%
0%
0%
0%
2%
0%
2%
0%
0%
0%
0%
20%
0%
0%
20%
0%
13%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kekuasaan antar departemen
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
0%
4%
0%
0%
0%
0%
5%
0%
2%
4%
0%
0%
0%
0%
0%
20%
0%
0%
0%
0%
20%
8%
0%
8%
10%
20%
16%
33%
10%
12%
0%
22%
20%
0%
0%
60%
0%
30%
25%
13%
50%
36%
0%
28%
40%
24%
25%
27%
47%
31%
40%
28%
30%
30%
33%
20%
30%
0%
25%
38%
30%
40%
100%
64%
50%
56%
55%
40%
39%
50%
60%
50%
50%
50%
67%
0%
50%
50%
38%
50%
0%
12%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
2%
4%
0%
0%
0%
20%
0%
0%
20%
20%
13%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Duplikasi dan inkonsistensi peraturan, tumpang tindih kekuasaan antara pusat dengan daerah
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
20%
12%
100%
0%
10%
16%
19%
33%
8%
12%
0%
22%
30%
10%
0%
0%
0%
10%
0%
13%
50%
36%
0%
56%
20%
36%
35%
33%
39%
38%
40%
22%
20%
0%
33%
80%
40%
30%
63%
38%
30%
44%
0%
44%
70%
44%
42%
33%
49%
46%
60%
50%
50%
70%
67%
20%
50%
50%
38%
50%
0%
4%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
4%
0%
0%
0%
20%
0%
0%
10%
10%
0%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Sistem Hukum (proses hukum yang adil, transparan, dan tidak korup, tepat waktu, efisien)
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
40%
20%
100%
24%
30%
20%
42%
13%
37%
8%
0%
22%
30%
60%
0%
20%
50%
20%
13%
25%
10%
20%
0%
12%
10%
20%
16%
47%
22%
15%
70%
39%
40%
0%
0%
20%
0%
10%
0%
38%
30%
40%
0%
48%
10%
40%
26%
20%
22%
27%
20%
39%
30%
10%
33%
60%
50%
10%
38%
0%
20%
20%
0%
12%
40%
16%
16%
13%
16%
50%
10%
0%
0%
30%
33%
0%
0%
50%
38%
25%
0%
0%
0%
4%
10%
4%
0%
7%
2%
0%
0%
0%
0%
0%
33%
0%
0%
10%
13%
13%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Perpajakan
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
0%
8%
0%
0%
0%
8%
7%
7%
2%
0%
0%
11%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
60%
16%
100%
44%
10%
12%
14%
20%
6%
32%
40%
22%
20%
0%
0%
80%
11%
30%
13%
38%
10%
64%
0%
36%
50%
48%
36%
33%
55%
32%
60%
56%
60%
60%
100%
20%
67%
40%
75%
50%
20%
8%
0%
16%
40%
28%
41%
33%
37%
36%
0%
11%
20%
20%
0%
0%
11%
30%
13%
13%
10%
4%
0%
4%
0%
4%
2%
7%
0%
0%
0%
0%
0%
20%
0%
0%
11%
0%
0%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Ketidakpastian mengenai penyelesaian klaim tanah sengketa
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
10%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
30%
8%
0%
8%
10%
8%
11%
0%
6%
4%
0%
12%
10%
0%
0%
100%
0%
20%
0%
25%
10%
33%
100%
33%
10%
29%
27%
53%
33%
13%
30%
24%
30%
40%
33%
0%
0%
10%
38%
13%
50%
50%
0%
58%
70%
63%
57%
47%
54%
75%
70%
65%
60%
40%
33%
0%
78%
70%
50%
38%
0%
8%
0%
0%
10%
0%
5%
0%
6%
8%
0%
0%
0%
20%
33%
0%
22%
0%
13%
25%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Ketidakpastian mengenai daerah mana yang akan dilindungi sebagai taman, hutan lindung, situs arkeologi
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
20%
0%
0%
0%
0%
0%
5%
0%
4%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
20%
20%
100%
12%
20%
24%
14%
33%
16%
20%
0%
28%
20%
20%
0%
80%
22%
20%
25%
25%
0%
40%
0%
40%
50%
48%
39%
33%
45%
28%
20%
33%
20%
40%
33%
0%
44%
0%
63%
13%
40%
36%
0%
36%
30%
28%
34%
33%
33%
48%
80%
39%
60%
20%
67%
20%
22%
70%
13%
63%
20%
4%
0%
12%
0%
0%
9%
0%
2%
4%
0%
0%
0%
20%
0%
0%
11%
10%
0%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Ketersediaan infrastruktur
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
0%
16%
100%
32%
30%
24%
30%
33%
31%
8%
0%
11%
20%
50%
0%
20%
30%
20%
13%
13%
40%
20%
0%
16%
10%
20%
14%
7%
22%
32%
60%
28%
30%
0%
33%
20%
0%
10%
0%
13%
60%
48%
0%
52%
30%
48%
34%
40%
41%
44%
40%
56%
40%
30%
33%
60%
50%
20%
63%
38%
0%
16%
0%
0%
30%
8%
23%
20%
6%
16%
0%
6%
10%
20%
33%
0%
10%
40%
25%
25%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
10%
10%
0%
13%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Kewajiban mengenai Sosial Ekonomi
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
10%
16%
100%
40%
20%
16%
14%
33%
10%
12%
10%
6%
10%
40%
0%
20%
22%
20%
13%
38%
50%
36%
0%
36%
40%
60%
57%
33%
57%
54%
90%
61%
70%
30%
67%
20%
67%
20%
0%
25%
40%
24%
0%
24%
40%
20%
27%
27%
33%
27%
0%
28%
20%
30%
33%
60%
11%
40%
88%
25%
0%
24%
0%
0%
0%
4%
2%
7%
0%
8%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
0%
20%
0%
13%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Hambatan Perdagangan (ketersediaan infrastruktur penunjang perdagangan, tambahan tarif perdagangan)
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
0%
0%
0%
0%
0%
0%
5%
7%
4%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
10%
0%
0%
0%
60%
32%
0%
8%
10%
36%
23%
20%
24%
27%
56%
41%
44%
10%
33%
40%
0%
20%
25%
25%
30%
32%
100%
56%
40%
28%
41%
47%
57%
46%
44%
41%
44%
50%
67%
60%
60%
30%
63%
50%
10%
36%
0%
36%
50%
36%
32%
27%
14%
23%
0%
18%
11%
40%
0%
0%
30%
40%
13%
25%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
4%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
10%
0%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Stabilitas politik lokal, baik pada saat masa Pemilihan Kepala Daerah maupun pemilihan pemimpin dan tokoh masyarakat
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
0%
16%
0%
0%
0%
0%
11%
0%
12%
4%
0%
11%
20%
30%
0%
0%
11%
10%
0%
0%
30%
48%
100%
20%
40%
36%
34%
20%
53%
50%
80%
33%
10%
10%
33%
20%
11%
10%
0%
38%
50%
20%
0%
60%
30%
48%
41%
40%
29%
31%
20%
56%
70%
20%
33%
20%
44%
30%
88%
25%
20%
16%
0%
20%
30%
16%
14%
40%
6%
15%
0%
0%
0%
10%
33%
60%
33%
50%
13%
38%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
30%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Peraturan Perburuhan / ketenagakerjaan
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
20%
16%
0%
8%
10%
8%
25%
27%
16%
4%
0%
11%
10%
50%
0%
20%
22%
10%
13%
0%
60%
40%
100%
44%
60%
60%
52%
67%
67%
88%
90%
67%
80%
20%
67%
60%
44%
50%
13%
75%
20%
24%
0%
28%
30%
28%
20%
7%
14%
8%
10%
17%
10%
30%
33%
20%
22%
20%
50%
25%
0%
20%
0%
20%
0%
4%
2%
0%
2%
0%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
11%
20%
25%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Keamanan lokal
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
30%
20%
0%
12%
10%
16%
25%
13%
29%
4%
0%
6%
10%
30%
0%
20%
20%
20%
13%
25%
40%
28%
100%
24%
20%
32%
20%
33%
43%
15%
100%
44%
40%
20%
100%
20%
20%
10%
13%
25%
20%
36%
0%
20%
60%
40%
32%
20%
20%
38%
0%
28%
20%
40%
0%
60%
40%
50%
63%
38%
10%
16%
0%
44%
10%
12%
20%
33%
8%
38%
0%
22%
30%
10%
0%
0%
20%
20%
0%
13%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
2%
0%
0%
4%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
13%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Ketersediaan tenaga kerja
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
40%
32%
0%
16%
30%
24%
36%
13%
19%
13%
0%
22%
30%
60%
0%
20%
40%
20%
13%
25%
40%
12%
100%
28%
40%
36%
39%
47%
63%
50%
70%
33%
40%
20%
67%
0%
40%
10%
13%
38%
10%
24%
0%
32%
20%
32%
20%
27%
17%
38%
30%
39%
30%
10%
33%
80%
0%
40%
75%
25%
10%
28%
0%
20%
10%
4%
5%
7%
2%
0%
0%
6%
0%
10%
0%
0%
20%
30%
0%
13%
0%
4%
0%
4%
0%
4%
0%
7%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
Tumbuh (atau berkurangnya) ketidakpastian dalam kebijakan lokal di bidang pertambangan dan implementasinya
Survei Pertambangan Indonesia 2015
Mendukung Tidak Menghambat Agak Menghambat Sangat Menghambat Tidak Mengusahakan
60%
28%
0%
17%
30%
28%
43%
20%
43%
27%
0%
22%
30%
40%
0%
20%
30%
20%
13%
50%
30%
16%
100%
21%
60%
36%
25%
33%
37%
50%
100%
50%
60%
40%
33%
0%
50%
10%
13%
38%
0%
36%
0%
38%
10%
24%
30%
33%
18%
23%
0%
11%
10%
20%
67%
20%
10%
60%
75%
13%
10%
20%
0%
25%
0%
12%
2%
13%
2%
0%
0%
17%
0%
0%
0%
60%
10%
10%
0%
0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tapanuli Selatan
Muara Enim
Bangka
Barito Utara
Nunukan
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Berau
Samarinda
Tanah Bumbu
Tanah Laut
Tabalong
Balangan
Mimika
Sumbawa Barat
Halmahera Utara
Halmahera Timur
Kolaka
Luwu Timur
Minahasa Utara
1. Indeks Potensi Kebijakan Kabupaten
21.18
17.65
15.82
14.02
13.61
12.88
11.61
10.59
10.59
10.29
9.47
9.41
8.98
8.75
8.24
7.92
5.31
5.11
0.59
0.00
0 20 40 60 80 100
Mimika
Bangka
Kutai Kartanegara
Halmahera Timur
Tapanuli Selatan
Samarinda
Muara Enim
Berau
Halmahera Utara
Minahasa Utara
Balangan
Nunukan
Kutai Timur
Barito Utara
Kolaka
Tabalong
Tanah Bumbu
Luwu Timur
Tanah Laut
Sumbawa Barat
27.21
24.07
23.05
17.90
16.60
14.34
13.14
13.14
12.59
9.35
8.68
7.50
6.36
6.33
2.97
0.00
0.00
0 20 40 60 80 100
Kutai Timur
Barito Utara
Kolaka
Morowali
Luwu Timur
Kutai Kartanegara
Balangan
Tabalong
Muara Enim
Berau
Mimika
Bangka
Tapanuli Selatan
Kota Samarinda
Tanah Bumbu
Nunukan
Sumbawa Barat
Tahun 2015 Tahun 2013-2014
2. Indeks Potensi Sumber Daya Saat Ini Kabupaten
62.71
58.33
41.18
37.21
35.65
35.27
34.78
33.33
32.31
31.90
29.02
27.05
26.96
26.36
25.00
21.93
19.30
18.73
13.19
12.12
0 20 40 60 80 100
Halmahera Utara
Bangka
Tapanuli Selatan
Berau
Kutai Kartanegara
Tabalong
Minahasa Utara
Samarinda
Muara Enim
Balangan
Kutai Timur
Mimika
Kolaka
Tanah Laut
Tanah Bumbu
Nunukan
Halmahera Timur
Barito Utara
Luwu Timur
Sumbawa Barat
66.81
54.55
54.55
47.14
43.26
39.22
36.27
35.29
30.70
30.70
30.56
28.57
27.27
26.46
24.50
16.46
15.94
0 20 40 60 80 100
Kutai Timur
Nunukan
Sumbawa Barat
Berau
Muara Enim
Kolaka
Kutai Kartanegara
Kota Samarinda
Balangan
Tabalong
Barito Utara
Morowali
Luwu Timur
Tanah Bumbu
Bangka
Mimika
Tapanuli Selatan
Tahun 2015 Tahun 2013-2014
3. Indeks Potensi Sumber Daya Best Practice Kabupaten
88.89
84.09
83.40
82.18
81.71
81.49
81.28
81.20
80.59
80.00
79.58
79.33
78.98
78.16
77.01
76.47
76.16
76.03
75.74
75.71
0 20 40 60 80 100
Bangka
Halmahera Utara
Berau
Balangan
Tapanuli Selatan
Tabalong
Kutai Kartanegara
Samarinda
Tanah Laut
Minahasa Utara
Kutai Timur
Mimika
Muara Enim
Kolaka
Nunukan
Sumbawa Barat
Barito Utara
Tanah Bumbu
Halmahera Timur
Luwu Timur
89.71
86.02
84.76
83.22
82.64
79.77
79.77
79.61
79.41
77.97
77.53
77.05
76.64
76.63
74.29
73.56
73.33
0 20 40 60 80 100
Sumbawa Barat
Kutai Timur
Berau
Kutai Kartanegara
Muara Enim
Balangan
Tabalong
Kota Samarinda
Nunukan
Bangka
Morowali
Luwu Timur
Kolaka
Tanah Bumbu
Tapanuli Selatan
Mimika
Barito Utara
Tahun 2015 Tahun 2013-2014
4. Ruang untuk Peningkatan Kabupaten
64.35
62.53
57.43
56.44
55.08
54.22
52.28
51.20
51.03
50.56
50.29
47.87
46.67
46.23
46.19
45.63
45.22
40.54
30.56
21.38
0 20 40 60 80 100
Sumbawa Barat
Luwu Timur
Barito Utara
Halmahera Timur
Nunukan
Tanah Laut
Mimika
Kolaka
Tanah Bumbu
Kutai Timur
Balangan
Samarinda
Muara Enim
Tabalong
Berau
Kutai Kartanegara
Minahasa Utara
Tapanuli Selatan
Bangka
Halmahera Utara
58.34
57.11
53.47
50.18
49.78
49.07
49.07
48.96
46.95
44.31
42.78
39.38
37.62
37.42
35.16
24.87
19.20
0 20 40 60 80 100
Tapanuli Selatan
Mimika
Bangka
Tanah Bumbu
Luwu Timur
Balangan
Tabalong
Morowali
Kutai Kartanegara
Kota Samarinda
Barito Utara
Muara Enim
Berau
Kolaka
Sumbawa Barat
Nunukan
Kutai Timur
Tahun 2015 Tahun 2013-2014
5. Indeks Komposit Kabupaten
60.39
56.07
55.10
54.69
54.47
54.27
53.87
53.10
52.12
52.06
52.03
51.34
51.05
50.19
49.97
49.19
48.59
47.74
47.47
45.88
0 20 40 60 80 100
Bangka
Mimika
Kutai Kartanegara
Halmahera Utara
Tapanuli Selatan
Berau
Samarinda
Balangan
Minahasa Utara
Tabalong
Muara Enim
Kutai Timur
Halmahera Timur
Kolaka
Nunukan
Barito Utara
Tanah Laut
Tanah Bumbu
Luwu Timur
Sumbawa Barat
62.50
55.66
55.20
54.62
54.60
53.82
53.68
53.63
53.12
53.12
52.87
50.29
49.78
47.65
47.61
47.17
47.12
0 20 40 60 80 100
Kutai Timur
Kutai Kartanegara
Kolaka
Muara Enim
Berau
Sumbawa Barat
Morowali
Barito Utara
Balangan
Tabalong
Luwu Timur
Kota Samarinda
Bangka
Nunukan
Mimika
Tanah Bumbu
Tapanuli Selatan
Tahun 2015 Tahun 2013-2014