95
PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH PONPES AL-ISHLAH DESA MANUNGGAL MAKMUR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI SKRIPSI SRI MAULI DARNI NIM. 201172424 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN

FIKIH KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH

PONPES AL-ISHLAH DESA MANUNGGAL

MAKMUR KABUPATEN TANJUNG

JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

SRI MAULI DARNI

NIM. 201172424

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

Page 2: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …
Page 3: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

i

PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN

FIKIH KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH

PONPES AL-ISHLAH DESA MANUNGGAL

MAKMUR KABUPATEN TANJUNG

JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna

Memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan keguruan

SRI MAULI DARNI

NIM. 201172424

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

Page 4: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

ii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi

36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 1-1

Nomor : -

Lampiran : -

Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.

Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di _

Jambi

Assalamualaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi :

Nama : Sri Mauli Darni

NIM : 201172424

Judul Skripsi : Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih Kelas VIII

di Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Strata Satu dalam Program Pendidikan Agama Islam.

Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudara tersebut di atas dapat

segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jambi, Maret 2021

Pembimbing I,

Dr. Tuti Indriyani, M.Pd

NIP.197501102009012006

Page 5: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi

36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 R-0 - 1-1

Nomor : -

Lampiran : -

Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.

Bapak/Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di _

Jambi

Assalamualaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi :

Nama : Sri Mauli Darni

NIM : 201172424

Judul Skripsi : Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih Kelas VIII

di Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Strata Satu dalam Program Pendidikan Agama Islam.

Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudara tersebut di atas dapat

segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jambi, Maret 2021

Pembimbing II

Yudi Kurniawan, M.Pd

NIP 198911112019031015

Page 6: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

iv

PENGESAHAN

Page 7: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya

saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukaan seluruh atau sebagian skripsi bukan

hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang

undangan yang berlaku.

Jambi, Maret 2021

Sri Mauli Darni

Nim: 201172424

Page 8: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

vi

MOTTO

… ادع الى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي احسن Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik”

Q.S An-Nahl: 125 (Menteri Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahan: 2014)

Page 9: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin

Puji Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,

melimpahkan rahmat-Nya dan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Agung Nabi Muhammad

SAW yang selalu di dambakan Syafa‟atnya.

Lantunan Al-fatihah beriring Sholawat dalam silahku merintih, menadahkan

tangan Do‟a dalam syukur yang tiada terkira, Terima kasihku untuk-Mu.

Sebagai tanda bakti, hormat, cinta maupun sayang

dan rasa terima kasih yang tiada terhingga.

Kupersembahkan Skripsi ini untuk :

Ayahanda Aman dan Ibunda Tercinta Siti Ainun

Serta dua kakak laki-laki ku Bahtiar dan Wahyudin Saputra

Dan dua kakak perempuan ku Linda Wati dan Rena Purwanti

Terima kasih atas kasih sayang yang tiada henti-hentinya memberikan Do‟a

Dalam setiap langkahku serta tetesan keringat perjuangan, mendidik dengn penuh

cinta dan kasih sayang tanpa mengenal lelah.

Semoga dengan karya sederhana ini menjadi langkah awal Ku bisa

Membahagiakan Ayah dan Ibu. Hanya Do‟a yang bisa selalu aku berikan

Untuk Ayah dan Ibu

Terima Kasih Ayah…Terima Kasih Ibu

Dan Terima kasih untuk orang-orang yang telah membantuku dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

berkat Rahmat dan Ridho-Nya, Sehingga skripsi ini dapat di rampungkan,

Sholawat dan salam atas kepada Nabi Muhammad Sollallohu Alaihi Wassalam,

pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

Penulisan ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam, di Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih

Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi”. Penulis menyadari

sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah

memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof Dr. Su‟aidi, M.A, Ph.D Selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmul Hayat,

M.Pd.I selaku Wakil Dekan II dan Ibu Dr, Yusria, M.Ag selaku Wakil

Dekan III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi

4. Bapak Muklis, S.Ag M.Pd.I selaku ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam dan Bapak Habib Muhammad, S.Ag M.Ag selaku Sekretaris

Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifudin Jambi

5. Ibu Dr. Tuti Indriyani, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I Dan Bapak

Yudi Kurniawan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

membantu dan memberikan arahan serta masukan dalam penyusunan

dalam skripsi ini

Page 11: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

ix

6. Segenap Dosen dan Karyawan/Karyawati Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifudin Jambi

7. Terima kasih kepada seluruh Majelis guru dan karyawan serta para siswa

kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti-

hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam

penyelesaian Skripsi ini.

9. Teman-teman mahasiswa seperjuangan angkatan 2017, Khususnya

sahabat- sahabat lokal PAI F yang telah menjadi rekan diskusi dalam

penyusunan skripsi ini

10. Geng Pejuang Toga, Teti Indriani, Wahidah Mukarahmah, Ropiko, Wahyu

Tri Utami, Khairul Rozikin, Riski Pratama, Kholil Rauf, Romadan, dan

Hasian Khasayangan Harahap yang membantu dan mensuport peneliti

selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini banyak terdapat

kelemahan dan kekurangan, oleh karna itu penulis berharap kepada semua pihak

untuk kiranya memberikan sumbang saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Akhirnya semoga Allah Subhanallahu wa Ta‟ala berkenan membalas segala

kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi Pembgembangan ilmu.

Jambi, Maret 2021

Penulis

Sri Mauli Darni

201172424

Page 12: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

x

ABSTRAK

Nama : Sri Mauli Darni

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih Kelas VIII

Di Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

Skripsi ini membahas tentang Penerapan Metode Diskusi Pada

Pembelajaran Fikih Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Penelitian

ini merupakan Penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data

dilakukan dengan mengadakan Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Data

diperoleh melalui dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Analisa data

yang digunakan adalah Analisa Deskriptif kualitatif dengan memberikan

pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif,

Subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru Fikih dan Siswa Kelas VIII

Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah.

Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih kelas VIII Di

Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah yang dilakukan guru sudah baik dengan

tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kendala

yang dihadapi guru yaitu Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran Fikih, Siswa masih kesulitan dalam menyampaikan pendapatnya,

dan Kesulitan dalam pengaturan waktu terhadap kegiatan pembelajaran. Upaya

untuk mengatasi kendala dalam penerapan metode diskusi pada pembelajaran

Fikih yaitu Membimbing siswa untuk lebih aktif dan kreatif, Membimbing siswa

untuk terbiasa mengembangkan keberanian dalam bertanya dan berpendapat, dan

menyediakan sumber belajar.

Kata Kunci: Penerapan Metode Diskusi, Pembelajaran Fikih

Page 13: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

xi

ABSTRACT

Name : Sri Mauli Darni Department : Islamic Religious Education Title : Application of Discussion Method on Fiqh Learning Class VIII In

Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Manunggal Makmur

Village, Tanjung Jabung Timur District, Jambi Province

This thesis discusses the Application of Discussion Method on Fiqh

Learning Class VIII In Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Manunggal

Makmur Village, Tanjung Jabung Timur District, Jambi Province. This research

is qualitative field research. Data collection is done by conducting Observations,

Interviews, and Documentation. Data is obtained through two sources, namely

primary data and secondary data. Data analysis used is qualitative Descriptive

Analysis by providing an overview of the situation studied in the form of narrative

description, The subjects of this study are Principals, Fiqh Teachers and Grade

VIII Students of Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah.

The implementation of discussion method on fiqh learning class VIII in

Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah conducted by teachers has been good

with three activities, namely initial activities, core activities and closing activities.

The obstacles faced by teachers are that students are less active in participating

in fiqh learning activities, students still have difficulty in expressing their

opinions, and difficulty in timing learning activities. Efforts to overcome obstacles

in the application of discussion methods on fiqh learning, namely Guiding

students to be more active and creative, Guiding students to get used to

developing courage in asking and arguing, and providing learning resources.

Keywords: Application of Discussion Methods, Fiqh Learning

Page 14: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

xii

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i

NOTA DINAS I .............................................................................................. ii

NOTA DINAS II ............................................................................................. iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

PERNYATAAN ORSINALITAS ................................................................. v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Fokus Penelitian .......................................................................... 6

C. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 9

A. Penerapan Metode Diskusi ......................................................... 9

1. Pengertian Penerapan ............................................................. 9

2. Pengertian Metode Diskusi .................................................... 9

3. Tujuan Metode Diskusi .......................................................... 12

4. Indikator Metode Diskusi ....................................................... 15

5. Macam-Macam Metode Diskusi ............................................ 16

6. Tugas Guru Dalam Metode Diskusi ....................................... 21

7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi ......................... 22

B. Pembelajaran Fikih ..................................................................... 23

1. Pengertian Pembelajaran Fikih .............................................. 23

Page 15: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

xiii

C. Studi Relavan .............................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 29

A. Pendekatan dan desain penelitian ............................................... 29

B. Setting dan subjek penelitian ...................................................... 29

C. Jenis dan sumber data ................................................................. 30

D. Teknik pengumpulan data ........................................................... 32

E. Teknik analisis data .................................................................... 33

F. Teknik pemeriksaan keabsahan data ........................................... 34

G. Jadwal penelitian ......................................................................... 36

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 38

A. Temuan Umum ........................................................................... 38

1. Sejarah MTs Ponpes Al-Ishlah ............................................... 38

2. Profil MTs Ponpes Al-Ishlah .................................................. 38

3. Visi Misi MTs Ponpes Al-Ishlah ............................................ 39

4. Struktur Organisasi MTs Ponpes Al-Ishlah ............................ 39

5. Keadaan Tenaga Pendidik ...................................................... 41

6. Keadaan Peserta Didik ............................................................ 42

7. Sarana dan Prasarana .............................................................. 42

B. Temuan Khusus .......................................................................... 44

C. Pembahasan................................................................................. 55

1. Penerapan Metode Diskusi ..................................................... 55

2. Kendala dalam Penerapan Metode Diskusi ............................ 57

3. Upaya Mengatasi Kendala ...................................................... 58

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 60

A. Kesimpulan ................................................................................. 60

B. Saran ........................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

LAMPIRAN .................................................................................................... 65

Page 16: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana dan Waktu Penelitian ........................................................ 37

Tabel 4.1 Data Guru MTs Al-Ishlah ................................................................ 41

Tabel 4.2 Data Siswa-Siswi MTs Al-Ishlah ..................................................... 42

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana MTs Ponpes Al-Ishlah .................................. 43

Page 17: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTs Al-Ishlah .............................................. 40

Page 18: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …
Page 19: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk

membentuk generasi yang siap menggantikan tongkat estafet generasi tua dalam

rangka membangun masa depan. Karena itu pendidikan berperan

mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar rmampu mengantisipasi

tuntutan masyarakat yang dinamis (Muhaimin, 1991:9).

Dalam masyarakat yang dinamis pendidikan memegang peranan yang sangat

menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu Islam

sebagai Agama Rahmatan Lil‟Alamiin merupakan konsekuensi logis bagi

umatnya untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, baik moral

maupun intelektual serta berketerampilan dan bertanggung jawab. Salah satu

upaya untuk menyiapkan generasi penerus tersebut adalah melalui lembaga

pendidikan sekolah.

Pendidikan pada hakikatnya yaitu suatu kegiatan yang secara sadar dan

disengaja, serta penuh tanggung jawab yang di lakukan oleh orang dewasa kepada

anak sehingga timbul interaksi dari keduanya, agar anak tersebut mencapai

kedewasaan yang di cita-citakan dan berlangsung terus menerus (Ahmadi, 1991:

70). Oleh karena itu pendidikan di pandang salah satu aspek yang memiliki

peranan pokok dalam membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan

diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab

serta dapat mengantisipasi masa depan.

Didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:

Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Page 20: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

2

Dalam sebuah pendidikan, guru merupakan komponen terpenting yang harus

ada dalam proses pembelajaran. Karena guru sangat berperan dalam usaha

pembentukan sumber daya manusia yang potensial disegala bidang (Surya,

2006:44). Dan keberadaan guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik, pada

dasarnya mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi yang paling diharapkan adalah

bagaimana seorang guru memiliki tekhnik atau metode yang tepat sehingga

dalam mengajar dapat mengkondisikan keadaan siswa, sebab metode berkaitan

dengan materi, keadaan siswa dan proses penyelenggaraan pengajaran dan

pendidikan di sekolah.

Penanaman nilai-nilai agama dan ibadah melalui mata pelajaran Fikih

sebaiknya dilaksanakan dengan penggunaan metode dan teknik yang tepat dan

sesuai dengan keadaan siswa. teknik yang digunakan dalam menyampaikan materi

Fikih tentu berbeda dengan teknik yang digunakan pada mata pelajaran lain. guru

harus dapat memperhatikan kondisi fisik dan psikologis siswa didalam

menyampaikan materi pelajaran. Guru juga sebagai pendidik harus dapat

memikirkan dan memperhatikan tahapan-tahapan di dalam memberikan

pendidikan agama dan ibadah kepada siswa.

Penggunaan metode dalam proses pembelajaran sangat penting, karena

metode merupakan alat atau perantara untuk menyampaikan materi tertentu

kepada peserta didik. Tanpa metode pembelajaran yang baik, maka keberhasilan

dalam pendidikan tidak akan tercapai secara optimal. Sebagai pendidik dalam

proses belajar mengajar jika menginginkan tujuan agar dapat di capai secara

efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus

menguasai berbagai tekhnik atau metode pengajaran yang tepat dalam proses

belajar mengajar sesuai materi yang diajarkan dan kemampuan anak yang

menerimanya.

Pemilihan tekhnik atau metode yang tepat kiranya memerlukan keahlian

tersendiri. Para pendidik harus pandai memilih dan mempergunakan metode yang

akan dipergunakan. Hal ini sesuai dengan kedudukan metode itu sendiri dimana

kedudukan metode dalam proses belajar mengajar itu ada tiga yaitu : 1, Metode

sebagai alat ekstrinsik, maksudnya adalah dengan menggunakan metode yang

Page 21: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

3

tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah. 2, metode sebagai strategi pengajaran

maksudnya seorang guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara

efektif dan efisien dan dapat mengena pada tujuan yang diharapkan. 3, metode

sebagai alat untuk mencapai tujuan, maksudnya adalah kegiatan dari belajar tidak

akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak dipergunakan,

salah satunya adalah komponen metode.

Metode adalah yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah tersususn tercapai

secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang

telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran

memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi

pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode

pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat di

implementasikan melalui pengguna an metode pembelajaran (Sanjaya, 2010:201).

Macam-macam Metode yang dapat digunakan oleh guru dalam

menyampaikan materi pelajaran. Salah satu diantaranya adalah metode diskusi.

Metode diskusi merupakan salah satu metode atau cara yang dilakukan oleh guru

yang dimana peserta didik diberi kesempatan untuk mengadakan pembicaraan

ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun

berbagai alternative pemecahan masalah. H.M Arifin menjelaskan bahwa:

“Metode yang cocok di gunakan untuk meningkatkan kualitas belajar peserta

didik yaitu metode-metode yang digali dari dalam sumber-sumber pokok

ajaran Islam”(Arifin, 1995:78).

Sebagaimana Firman Allah dalam QS An-Nahl /16:125

ان ربك هو اعلم بن والموعظة السنة وجادلم بالت هي احسن ادع الى سبيل ربك بالكمة )521 :النحل( بالمهتدين اعلم وهو ضل عن سبيله

Terjemahanya :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran

yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.

Page 22: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

4

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat

petunjuk”(An-Nahl:125).

Mengenai Q.S An-Nahl ayat 125, Abuddin Nata Menyebutkan, “ringkasnya

ayat tersebut menyuruh agar Rasulullah menempuh cara berdakwah dan

berdiskusi dengan cara yang baik”. Di dalam Q.S An-Nahl ayat 125 terdapat

metode pendidikan Islam dengan menggunakan metode Diskusi, hal ini sesuai

dengan arti dari Q.S An-Nahl pada ayat 125 yaitu pada kalimat “Jadilhum billati

hiya ahsan” yang artinya bantahlah mereka dengan cara yang baik. (Abuddin

Nata, 2010:172). Bantahan yang dimaksud pada ayat ini adalah pertukaran

pikiran. Jadi dalam mencari penyelesaian dalam suatu permasalahan jika tidak

dapat diselesaikan dengan cara yang lain, kita dapat menggunakan dengan cara

berdiskusi atau saling bertukar pikiran menemukan jalan yang terbaik, jadi salah

satu metode pendidikan Islam yang terkandung dalam ayat tersebut adalah metode

diskusi.

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi adalah lembaga pendidikan

yang sederajat dengan sekolah lanjutan Menengah Pertama yang memiliki ciri

Islam yang dikelola dan dikembangkan dibawah naungan Kementrian Agama.

sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri khas Islam. Madrasah ini

adalah madrasah yang memberikan bimbingan ataupun pembelajaran yang sesuai

dengan syari‟at Islam. agar peserta didik dapat melaksanakan, menerapkan serta

mengamalkan ajaran-ajaran Islam maupun ketentuan hukum Islam dalam

kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan dan

keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu

sendiri, sesama manusia, mahkluk lainnya ataupun lingkungannya.

Berdasarkan hasil observasi awal di Madrasah Tsanawiyah PONPES Al-

Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi

Jambi. Pada mata pelajaran Fikih di kelas VIII penulis melihat siswa yang kurang

semangat dalam belajar, tidak aktif dan hanya mendengarkan guru pada saat

menjelaskan, bahkan ada siswa yang mengantuk dan berbicara dengan teman di

Page 23: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

5

sampingnya pada saat guru menjelasakan pelajaran dan dalam proses

pembelajaran Fikih guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional

yakni guru menjelaskan dan murid mendengarkan, yang dalam kegiatan belajar

mengajarnya lebih di dominasi oleh guru sedangkan siswa hanya duduk lebih

banyak mendengar, mencatat, diberi tugas dan menerima ilmu pengetahuan dari

gurunya tanpa berani mengembangkan kreatifitas, kecerdasan dan kebutuhannya.

Sehingga pelajaran cenderung membosankan, tidak menyenangkan dan kurang

membangkitkan minat belajar siswa yang akibatnya hasil belajar yang diperoleh

peserta didik tidak maksimal.

Pada penelitian ini yang menjadi masalah dalam penelitian yaitu dalam proses

pembelajaran Fikih guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional,

Sehingga pelajaran cenderung membosankan tidak menyenangkan dan kurang

membangkitkan minat belajar siswa yang akibatnya hasil belajar yang diperoleh

siswa tidak maksimal.

Alasan peneliti tertarik memilih judul ini yaitu pada proses pembelajaran

dikelas dalam mata pelajaran Fikih, guru dapat menerapakan metode diskusi,

karena metode diskusi dapat merangsang peserta didik untuk lebih aktif, kreatif,

menyenangkan, tidak membosankan serta berani mengungkapkan pendapatnya

khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide, Metode diskusi juga dapat

melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap

permasalahan, sehingga siswa dapat mengasah dan meningkatkan pemahaman

serta pengalaman mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh

guru, serta dapat membangkitkan motivasi dan mendapatkan hasil siswa untuk

terus belajar menggali ilmu-ilmu agama untuk menghadapi masalah kehidupan

dimasa yang akan datang. Namun dalam penerapannya, guru belum sepenuhnya

berhasil untuk mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman

dengan menerapkan metode diskusi pada pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs

Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Provinsi Jambi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian pada masalah ini, guna melihat secara lebih dekat bagaimana metode

Page 24: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

6

pembelajaran yang diterapkan pada mata pelajaran Fikih di sekolah MTs Ponpes

Al-Ishlah. Oleh sebab itu, maka dalam penelitian ini penulis memberi judul.

“Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih Kelas VIII Di

Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi”.

B. Fokus Penelitian

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam penulisan ini,

maka penulis memfokuskan penelitian ini pada: Penerapan Metode Diskusi Pada

Pembelajaran Fikih Kelas VIII di MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan metode diskusi pada pembelajaran Fikih kelas

VIII di Madrasah Tsanawiyah PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabuapaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi?

2. Apa saja kendala yang di hadapi dalam penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah PONPES Al-

Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Provinsi Jambi?

3. Bagaimana upaya guru Fikih dalam penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah PONPES Al-

Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Provinsi Jambi?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 25: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

7

a. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah PONPES Al-

Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabuapaten Tanjung Jabung Timur

Provinsi Jambi .

b. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi guru dalam

penerapan metode diskusi pada pembelajaran Fikih Kelas VIII di

Madrasah Tsanawiyah PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

c. Untuk mengetahui upaya guru Fikih dalam penerapan Metode Diskusi

pada pembelajaran Fikih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah PONPES

Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Provinsi Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

terkait utamanya bagi pihak-pihak berikut ini:

a. Kegunaan teoritis

1) Dapat memberikan manfaat sebagai salah satu referensi untuk

menggembangkan wawasan akademik di bidang pembelajaran

Fikih, khususnya dalam mengembangkan pengetahuan terkait

penerapan metode diskusi pada pembelajaran Fikih kelas VIII di

Madrash Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

2) Hasil penelitian ini di harapkan bisa sebagai bahan literatur

penelitian yang akan datang dengan masalah yang sejenis.

b. Kegunaan praktis

1) Bagi penulis dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang

pembelajaran Fikih dan dapat memberikan informasi serta masukan

dalam melaksanakan penerapan Metode Diskusi pada pembelajaran

Fikih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-Ishlah

Page 26: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

8

Desa Manunggal Makmur kabupaten Tanjung Jabung Timur

Provinsi Jambi.

2) Bagi lembaga pendidikan, dapat memberikan kontribusi pemikiran

bagi guru mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur kabupaten Tanjung

Jabung Timur dan pengelola pendidikan dalam menerapkan Metode

diskusi agar lebih kreatif.

3) Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan motivasi dan semangat

serta aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode

diskusi.

4) Hasil penelitian ini sebagai persyaratan untuk menyelesaikan

program sarjana strata (S1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Bagi Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 27: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penerapan Metode Diskusi

1. Pengertian Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan

adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan

adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk

mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh

suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

Menurut J.S badudu dan Sutan mohammad Zain, Penerapan adalah hal,

cara atau hasil (Badudu dan Zain, 1996:1487). Adapun menurut Lukman Ali,

penerapan adalah mempraktekkan, memasangkan (Ali, 1995:1044).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan

merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun

kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

2. Pengertian Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan salah satu model pembelajaran dari sekian

banyak model yang sedang berkembang dewasa ini yang menerapkan sistem

siswa aktif, kreatif dan inovatif. Tidak sebagaimana paradigma lama yang

memerlukan siswa sebagai objek ajar bukan sebagai subjek, sehingga banyak

para ahli dan praktisi pendidikan mengadakan penelitian untuk mencari model

pembelajaran yang efektif guna mengatasi hambatan belajar yang selama ini

dianggap sebagai aktifitas yang membosankan.

Metode Diskusi dalam pembelajaran adalah suatu cara penyajian atau

penyampaian bahan pelajaran, dimana guru memberikan kesempatan kepada

siswa atau kelompok-kelompok siswa untuk mengadakan pembicaraan atau

menyusun alternatif pemecahan masalah sehingga menciptakan siswa kreatif

dalam berfikir.

Page 28: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

Menurut Sanjaya (2008:127) sebagaimana di kutip oleh Jamil

Suprihatiningrum metode merupakan cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan ataupun mempraktikkan aktivitas nyata supaya tujuan

yang sudah disusun tercapai secara maksimal.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana

pembelajaran yang telah dirancang dalam kegiatan nyata agar tujuan yang

dirancang dapat tercapai secara optimal. Dengan kata lain metode

pembelajaran adalah cara penyajian yang dikuasai oleh seorang pendidik untuk

menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik, baik secara individual

ataupun kelompok agar materi pembelajaran dapat dengan mudah dipahami.

Dalam kenyataan, cara pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan

informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa

dalam menguasai suatu materi, keterampilan dan sikap. Khususnya metode

pembelajaran di kelas, efektivitasnya di pengaruhi beberapa factor, yaitu

tujuan, situasi dan guru itu sendiri. Keberhasilan suatu pembelajaran sangat

tergantung pada cara guru menerapkan metode dalam suatu pembelajaran

(Parwati dan Suryawan dan Apsari 2019:121).

Muslich (2007) sebagaimana di kutip oleh Suprihatiningrum memberikan

pengertian tentang metode pembelajaran adalah sebagai cara untuk melakukan

aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri atas pendidik dan

siswa untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga

proses belajar mengajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pembelajaran

tercapai (Suprihatiningrum, 2016:154).

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh

pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran

merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran yang diharapkan

(ramayulis, 2010:3).

Metode pembelajaran adalah “cara melakukan atau menyajikan,

menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan, isi pelajaran kepada siswa

untuk mencapai tujuan tertentu” (Yamin, 2016:153).

Page 29: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

Jadi Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang

dilakukan oleh guru mata pelajaran Fikih dalam menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran

sangat berpengaruh terhadap kelancaran dalam proses belajar mengajar hal ini

di karenakan metode merupakan alat atau perantara yang langsung bagi guru

dan siswa pada proses pembelajaran. Apabila guru menguraikan materi,

memberi contoh dan memberi latihan isi kepada siswa dengan tidak tepat,

maka keberhasilan dalam pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal.

Akan tetapi apabila guru dalam menyampaikan materi menggunakan metode

yang tepat dan baik maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik.

Kata diskusi berasal dari bahasa latin yaitu discussus yang berarti to

excamine, investigte (memeriksa atau menyelidiki). Discuture berasal dari kata

dis dan cuture, dis artinya terpisah, cuture artinya menggulung/memukul.

Kalau di artikan maka discuture adalah suatu pukulan yang dapat memisahkan

sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu itu jelas dengan cara

memecahkan atau menguraikan sesuatu tersebut (Ramayulis, 2001:145).

Dalam pengertian umum, diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua

atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka

mengenai tujuan atau saran yang sudah ditentukan melalui cara tukar menukar

informasi (informasion sharing) atau pemecahan masalah (problem solving).

Menurut J.J Hasibun dan Moedjiono (1995:20) mengatakan bahwa diskusi

ialah suatu penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal

atau sasaran yang sudah ditentukan melalui cara tukar menukar informasi

mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.

Dalam pembelajaran dengan metode diskusi, guru dan siswa atau siswa

dengan siswa yang lain saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi

gagasan dan pendapat. Pertanyaan yang ditujukan untuk membangkitkan

diskusi berada pada tingkat kongnitif yang lebih tinggi (Trianto, 2013:123).

Menurut JJ Hasibuan dan Dip,Ed dan Moejiono yang dikutip oleh Armai

Arief (2002:146) bahwa “metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan

pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk

Page 30: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

mengadakan pembahasan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif atas pemecahan suatu masalah”.

Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa

membahas dengan bertukar pendapat, mengenai topik atau masalah tertentu

untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang

topic/sesuatu, maupun untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan

bersama (Febriana, 2019:98).

Metode Diskusi merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat,

dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Tujuannya untuk memperoleh

pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti mengenai sesuatu, serta untuk

mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Oleh karena itu,

diskusi berbeda dengan debat yang tidak lebih dari perang mulut, dimana orang

beradu argumentasi, paham, dan kemampuan persuasi guna memenangkan

paham, serta pendapatnya sendiri. Diskusi berbeda dengan ceramah, diskusi

tidak hanya melibatkan pengarahan guru, tetapi dalam diskusi anak didik

berusaha mengali berbagai hal yang berkaitan dengan tema atau materi yang

sedang dipelajari. Oleh karenanya diskusi mengandung nilai demokratis

dengan memberikan kepada semua peserta didik untuk mengeluarkan dan

mengembangkan ide-ide mereka (Hamdayama, 2016:102).

Jadi Metode Diskusi dalam pembelajaran adalah suatu cara penyajian atau

penyampaian bahan pelajaran, dimana guru memberikan kesempatan kepada

siswa atau kelompok-kelompok siswa untuk mengadakan pembicaraan atau

menyusun alternatif pemecahan masalah sehingga menciptakan siswa kreatif

dalam berfikir.

3. Tujuan metode diskusi

Diskusi mengandung unsur-unsur demokratis, berbeda dengan ceramah,

diskusi tidak diarahkan oleh guru, siswa-siswa diberi kesempatan untuk

mengembangkan ide-ide mereka sendiri. Ada berbagai bentuk kegiatan yang

dapat disebut diskusi yaitu dari tanya jawab yang kaku sampai pertemuan

Page 31: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

kelompok yang tampaknya lebih bersifat terapis dari pada instruksional (Hadi,

2001:84).

Sedangkan dalam bukunya J.S. Khamdi (Diskusi yang Efektif),

menerangkan bahwa, tujuan diskusi adalah :

1) Menumbuh kembangkan Tradisi Intelektual

Menumbuh kembangkan tradisi intelektual hanya dapat ditempuh

dengan membiasakan berpikir bersama. Hanya dengan berpikir bersama

kita dapat melihat suatu realitas atau suatu masalah dari berbagai sudut

pandang.

2) Mengambil Keputusan dan Kesimpulan

Keputusan adalah kegiatan akal yang mengakui atau mengingkari

suatu realitas atau masalah. Sedangkan keputusan merupakan satu-satunya

pernyataan yang benar atau tidak benar, Di dalam diskusi, bersama-sama

kita merumuskan keputusan pengakuan atau pengingkaran akan realitas

atau masalah. Berdasarkan keputusan inilah, kita merumuskan kesimpulan

sebagai pijakan bersama dalam menghadapi permasalahan.

3) Menyamakan Apresiasi, Persepsi, dan Visi

Di dalam diskusi, „mengerti‟ dan „mau‟ menjadi tujuan utama,

sehingga terciptakan kesamaan pemahaman, cara pandang, dan wawasan.

Itu berarti musyawarah untuk mufakat sungguh-sungguh menjadi

kenyataan dalam setiap diskusi.

4) Menghidup suburkan Kepedulian dan Kepekaan

Dengan diskusi kepedulian dan kepekaan, setiap pribadi dihidup

suburkan. Hal ini terjadi karena dengan berfikir bersama, kita berusaha

untuk mengakui, menghargai, serta menerima keunikan, ketertentuan, dan

keutuhan orang lain.

5) Sarana Komunikasi dan Konsultasi

Sebagai sarana proses berpikir bersama, diskusi akan menjadi sarana

berkomunikasi dan berkonsultasi dengan lebih intens dan efektif. Setiap

orang akan menemukan pengalaman verbal dan non verbal, pengalaman

Page 32: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

intelektual dan emosional, serta pengalaman moral dan social (Khamdhi,

1995:16-19).

Jadi tujuan diskusi adalah untuk mengasah intelektual seseorang yang

didasarkan dengan pikiran rasional, sehingga dalam mengambil keputusan itu

ada kesamaan visi yang berdampak pada tingkat kepedulian yang tinggi.

Metode diskusi sebagai salah satu metode pembelajaran yang tepat

digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran fiqih karena sudah saatnya

siswa dibimbing agar mempunyai kemandirian dalam memecahkan setiap

masalah yang dihadapi dan dapat meningkatkan motivasi dan memberi

rangsangan kepada siswa yang pasif agar menjadi aktif. Serta kondisi

masyarakat yang demokratis diskusi perlu dikembangkan dan terus diterapkan

dalam proses belajar mengajar. Guru harus pandai-pandai menerapkan metode

dalam tiap-tiap mata pelajaran yang diajarkan agar apa yang diinginkan dalam

tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Adapun manfaat dan keuntungan yang dapat diambil dari metode diskusi

antara lain :

a. Membantu siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih

baik daripada memutuskan sendiri.

b. Siswa tidak terjebak pada jalan pemikiran sendiri, yang kadang

salah, penuh prasangka dan sempit, karena dengan diskusi ia

mempertimbangkan alasan orang lain.

c. Dengan diskusi timbul percakapan antara guru dan siswa sehingga

diharapkan hasil belajarnya lebih baik.

d. Dengan diskusi memberi motivasi terhadap berpikir dan meningkatkan

perhatian kelas.

e. Diskusi membantu mendekatkan/mengerakkan hubungan antara kegiatan

kelas di tingkat perhatian.

f. Diskusi merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang

pengalaman (Suryabrata, 1997:185).

Page 33: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

Jadi manfaat dari diskusi adalah untuk menumbuhkan rasa kebersamaan

antara siswa dengan guru, serta dapat berpikir secara rasional sehingga

menumbuhkan motivasi dalam belajar.

Selain manfaat yang dapat diambil dari metode diskusi, ada pula

keuntungan menerapkan/menggunakan metode diskusi dalam Proses Belajar

Mengajar, antara lain :

a. Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses

belajar.

b. Tiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan

pelajaran

c. Dapat menimbulkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.

d. Mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan

siswa dapat memperoleh kepercayaan akan diri sendiri.

e. Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap

demokratis para siswa (Suryabrata, 1997:185).

Jadi keuntungan menggunakan metode diskusi adalah untuk

mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam

rangka membentuk ketrampilan (motorik, kognitif, sosial) penghayatan serta

nilai-nilai dalam, pembentukan sikap.

4. Indikator Metode Diskusi

Indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran degan metode

diskusi belajar adalah :

1) Siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi lebih banyak mencari

dan memberikan informasi

2) Siswa banyak mengajukan pertanyaan, baik kepada guru maupun

kepada siswa lainnya

3) Siswa lebih banyak mengajukan pendapat terhadap informasi yang

disampaikan oleh guru atau terhadap siswa lainnya

Page 34: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

4) Siswa memberikan respon yang nyata terhadap stimulus belajar yang

dilakukan guru

5) Siswa berkesempatan melakukan penilaian secara sendiri terhadap

hasil pekerjaannya, sekaligus memperbaiki dan menyempurnakan

hasil pekerjaan yang belum sempurna

6) Siswa membuat kesimpulan pelajaran dengan bahasanya sendiri

7) Siswa memanfaatkan sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada

disekitarnya secara optimal (Sudjana, 1989:101).

Dalam Metode Diskusi, peranan guru sangat penting dalam rangka

menghidupkan kegairahan murid dalam berdiskusi, diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Guru atau pemimpin diskusi harus berusaha dengan semaksimal

mungkin agar semua murid atau anggota turut aktif berperan dalam

diskusi tersebut

b. Guru atau pemimpin diskusi sebagai pengatur lalu lintas

pembicaraan harus bijaksana dalam mengarahkan diskusi, sehingga

diskusi tersebut berjalan lancar dan aman

c. Membimbing diskusi agar sampai kepada suatu kesimpulan, guru

atau pemimpin diskusi perlu ada keterampilan mengumpulkan

hasil-hasil pembicaraan.

5. Macam-Macam Metode Diskusi

Beberapa metode dalam pembelajaran yang ditawarkan merupakan solusi

dalam mengatasi kejenuhan penerapan PBM. Menurut Zakiyah Daradjat.

Metode diskusi yang dilakukan guru dalam membimbing belajar siswa dibagi

dalam beberapa jenis, antara lain :

a. Diskusi Informal

Diskusi ini terdiri dari satu diskusi yang pesertanya terdiri dari peserta

didik yang jumlahnya sedikit. Dalam diskusi informal ini hanya seorang

yang menjadi pimpinan, tidak perlu ada pembantu-pembantu sedangkan

yang lain hanya sebagai anggota diskusi.

Page 35: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

b. Diskusi Formal

Diskusi ini berlangsung dalam suatu diskusi yang serba diatur dari

pimpinan sampai anggota kelompok. Diskusi dipimpin oleh seorang

pendidik atau peserta didik yang dianggap cakap. Karena semua telah

diatur, para anggota tidak dapat begitu saja berbicara (semua harus diatur

melalui aturan yang dipegang oleh pimpinan diskusi), diskusi yang diatur

seperti ini memang lebih baik.

Adapun Kebaikan metode diskusi ini diantaranya :

1) Adanya partisipasi peserta didik yang terarah terhadap diskusi

tersebut.

2) Peserta didik berpikir secara kritis

3) Peserta didik dapat meningkatkan keberanian

Sedang kelemahanya adalah :

1) Banyak waktu yang buang.

2) Berlangsung pada peserta didik yang pandai.

c. Diskusi Panel

Diskusi ini di ikuti oleh banyak peserta didik sebagai peserta, yang

dibagi menjadi peserta aktif dan tidak aktif. Peserta aktif adalah lansung

mengadakan diskusi. Sedangkan peserta tidak aktif sebagai pendengar.

d. Simposium

Dalam simposium, masalah-masalah yang akan dibicarakan diantar

oleh satu orang atau lebih dan disebut pemrasaran. Pemrasaran boleh

berpendapat beda-beda terhadap suatu masalah, sedangkan peserta boleh

mengeluarkan pendapat menanggapi yang telah di kemukakan oleh

pemrasaran (Daradjat,dkk, 1995:293-294).

Penggunaan metode diskusi dalam proses pembelajaran fiqih di kelas,

masih membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung. Ada

beberapa prinsip-prinsip dasar yang perlu dipegang oleh guru dalam

melakukan diskusi antara lain :

a) Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi yang diadakan.

Page 36: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

b) Diperlukan keterlibatan dan keteraturan dalam mengemukakan

pendapat secara bergilir dipimpin seorang ketua /moderator.

c) Masalah diskusi disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan

anak.

d) Guru berusaha mendorong siswa yang kurang aktif agar mengeluarkan

pendapatnya.

e) Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui

dan menentang pendapat.

f) Aturan dan jalannya diskusi hendaknya dijelaskan kepada siswa yang

belum mengenal tata cara diskusi (Usman, 2002:36).

Jadi prinsip umum dalam menggunakan metode diskusi adalah guru

melibatkan seluruh siswa dan memotivasi siswa dalam berdiskusi serta

memberikan penjelasan tentang tata cara berdiskusi.

Disamping prinsip-prinsip diatas dalam penerapan metode diskusi,

perlu juga memperhatikan syarat-syarat dalam diskusi, antara lain sebagai

berikut :

a. Permasalahan yang didiskusikan hendaknya menarik perhatian.

b. Persoalan yang didiskusikan adalah persoalan relatif banyak

menimbulkan pertanyaan.

c. Peranan moderator yang aspiratif dan proposional.

d. Permasalahan yang didiskusikan hendaknya membutuhkan

pertimbangan dari berbagai pihak.

Ada beberapa komponen dalam ketrampilan membimbing diskusi,

yaitu :

a. Memusatkan perhatian.

b. Memperjelas masalah.

c. Menganalisis pandangan siswa.

d. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.

e. Menutup diskusi (Imran, 1995:149).

Page 37: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

Diketahui bahwa diskusi berguna sekali untuk mengubah perilaku

efektif siswa secara konkret, karena sikap atau nilai perubahan sukar sekali

diadakan jika siswa tidak diberi kesempatan mengatakan perasaannya

(James, Popham dan Eva L, terj, Hadi dkk, 2005:85).

Namun untuk mengubah perilaku kognitif menurut taksonomi

Bloom mengenai taraf pengetahuan, tidak efisien dengan metode

diskusi.Tetapi perilaku efektif /taraf evaluasi, diskusi tepat digunakan pada

fase program pengajaran (James, Popham dan Eva L, terj, Hadi dkk,

2005:85).

Dalam pelaksanaannya, metode diskusi diterapkan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Pendahuluan

Pada tahap ini guru dan murid menentukan masalah dan

menentukan diskusi yang akan digunakan sesuai dengan masalah yang

digunakan sesuai masalah yang akan didiskusikan (Arief, 2002:147-

148).

Pertanyaan/masalah yang layak didiskusikan ialah yang

mempunyai sifat sebagai berikut :

1) Menarik minat siswa yang sesuai dengan tarafnya.

2) Mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari

sebuah yang dapat dipertahankan kebenarannya.

3) Pada umumnya tidak menanyakan “ manakah jawaban yang benar”

tetapi lebih mengutamakan hal yang mempertimbang kan dan

membandingkan (winarno surahmad, 1987:85).

b) Pelajaran inti

Metode diskusi dapat dipimpin langsung oleh guru atau murid

yang dianggap cakap dan bertangggung jawab.

Dengan pimpinan guru, peran siswa membentuk kelompok

diskusi memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris/pencatat, notulis,

Page 38: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

pelapor) dan sebagainya (bila perlu), mengatur tempat duduk,

ruangan, sarana, dan sebagainya.

Pimpinan diskusi sebaiknya berada ditangan siswa yang :

1) Lebih memahami / menguasai yang akan didiskusikan

2) Berwibawa dan disenangi oleh teman-temannya

3) Berbahasa dengan baik dan lancar bicaranya.

4) Dapat bertindak tegas, adil dan demokrasi.

Adapun tugas pimpinan diskusi antara lain, adalah :

1) Pengatur dan pengarah acara diskusi.

2) Pengatur “lalu lintas” pembicaraan.

3) Penengah dan penyimpul dari berbagai pendapat (Ramayulis,

2001:148).

Selanjutnya para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-

masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok

yang lain (kalau ada lebih dari satu kelompok) menjaga ketertiban

serta memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap

anggota berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan lancar. Setiap

peserta kelompok harus tahu persoalan apa yang akan didiskusikan

dan bagaimana caranya diskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana

bebas, setiap anggota harus tahu bahwa hak bicaranya sama

(Suryabrata, 1997:182).

c) Penutup

Pada tahap ini guru atau pemimpin diskusi memberikan tugas

kepada audience membuat kesimpulan diskusi, kemudian guru

memberikan ulasan atau memperjelas dari kesimpulan

diskusi (Arief, 2002:148).

Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil-hasil

diskusinya yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (terutama

Page 39: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

dari kelompok lain) guru memberi penjelasan terhadap laporan

tersebut.

Akhirnya para siswa mencatat hasil diskusi tersebut dan guru

mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok, sesudah

para siswa mencatatnya untuk “file” kelas (Ramayulis, 2001: 148).

6. Tugas Guru dalam Metode Diskusi

Sudah tentu guru mempunyai tugas yang lebih banyak dalam pelaksanaan

diskusi ini mulai dari :

1) Mencari topik

2) Membagi kelompok

3) Mengatur ruang kelas

4) Menetapkan jalan diskusi

5) Menilai atau mengevaluasi

Di dalam pelaksanaan diskusi guru tidak lagi berfungsi sebagai

pengajar saja tetapi guru mempunyai peran lebih dari mengajar yakni

sebagai penunjuk jalan, sebagai pengatur lalu lintas, sebagai benteng

pelindung (Zein, 1990:176).

Adapun Peranan guru dalam penggunaan metode diskusi sebagai:

a. Penunjuk Jalan

1) Guru memberi petunjuk umum kepada peserta didik untuk

mencapai kemajuan dalam diskusi. Semua jawaban-jawaban yang

diberikan oleh anggota kelompok dijadikan bahan untuk

pemecahan masalah.

2) Merumuskan jalannya diskusi.

3) Guru meluangkan jalan bagi siswa sehingga diskusi berjalan

dengan lancar.

b. Pengaturan Lalu Lintas

1) Mengajukan semua pernyataan secara teratur untuk semua anggota

diskusi.

Page 40: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

2) Menjaga agar semua anggota dapat berbicara bergiliran.

3) Menjaga supaya diskusi jangan semata-mata dikuasai oleh siswa

yang gemar berbicara.

4) Terhadap murid pendiam dan pemalu guru harus mendorongnya

supaya ia berani mengeluarkan pendapat.

c. Dinding Penangkis

Guru harus memantulkan semua pertanyaan yang diajukan kepada

pengikut diskusi. Dia tidak harus menjawab pertanyaan yang

diberikan kepadanya. Dia hanya boleh menjawab pertanyaan yang

tidak dapat dijawab oleh pengikut diskusi (Hasibuan dan Moedjiono,

2001:23).

7. Kelebihan Dan Kekurangan Meode Diskusi

Adapun Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi Sebagai Berikut:

1) Metode Diskusi Memiliki Beberapa Kelebihan, yaitu :

a. Menghidupkan suasana kelas, karena setiap siswa diberi

kesempatan untuk berpendapat

b. Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain dan mematuhi

aturan kelompok

c. Meningkatkan rasa percaya diri siswa karena berbicara di depan

teman-temannya dalam satu kelompok bagi sebagian siswa lebih

mudah dari pada berbicara di depan kelas

d. Memberi kesempatan siswa untuk mengekspresikan pendapatnya

secara bebas dan mandiri

e. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk

memecahkan masalah bersama

f. Meningkatkan prestasi siswa

g. Mempermudah pemahaman materi karena penyimpulan materi

dilakukan oleh kelompok

h. Merangsang siswa untuk berfikir kritis dan memutuskan

pemecahan masalah berdasarkan pilihan kelompok.

Page 41: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

2) Adapun kekurangan dari metode diskusi ini antara lain:

a. Tidak jarang diskusi dikuasai oleh anak-anak yang aktif dan suka

berbicara. Jika hal ini terjadi, guru perlu memberikan arahan

diskusi

b. Hasil diskusi kadang tidak terduga dan tidak sesuai dengan tujuan

pembelajaran jika guru tidak memberikan rambu-rambu secara

jelas

c. Membutuhkan waktu lebih lama, karena terkadang anggorta

kelompok membicarakan hal lain diluar materi yang didiskusikan

d. Hanya efektif diterapkan untuk kelompok kecil

e. Anggota kelompok hanya mendapatkan informasi/materi yang

terbatas (Suprihatiningrum, 2016:288).

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui kekurangan dan

kelebihan Metode diskusi. Guru harus pandai-pandai menentukan

kapan waktu metode diskusi ini dapat digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar serta guru harus memperhatikan dasar-dasar

pemilihan metode belajar dan prinsip dalam pemilihan metode belajar.

B. Pembelajaran Fikih

1. Pengertian Pembelajaran Fikih

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003

menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam

pembelajaran, guru harus memahami berbagai model pembelajaran yang dapat

merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran

yang matang oleh guru.

Belajar mengajar merupakan proses yang dilakukan antara pendidik dan

peserta didik, dimana kegiatan tersebut bernilai edukatif yang bertujuan untuk

membangun dan mengembangkan potensi peserta didik, maka dari itu pendidik

diharapkan mampu mendesain pembelajaran yang inovatif bagi peserta didik.

Page 42: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

Menurut Suprihatiningrum (2016:75) Pembelajaran adalah serangkaian

kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara

terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar. Lingkungan yang dimaksud

tidak hanya berupa tempat ketika pembelajaran itu berlangsung, tetapi juga

metode, media, dan peralatan yang diperlukan untuk menyampaikan informasi.

Jadi Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu

siswa agar dapat menerima pengetahuan yang diberikan dan membantu

memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.

Pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan belajar dengan sengaja

agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu (Yamin,

2012:67). Pembelajaran adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang

ada di sekitar peserta didik, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan

peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar (Murafikah, 2014:27).

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara

guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka

maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media

pembelajaran. didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan

pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola

pembelajaran (Rusman, 2013:134).

Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil pengertian bahwa

pembelajaran adalah proses perubahan tingkah laku di dalam diri manusia.

Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan, maka dikatakan bahwa padanya

belum berlangsung proses belajar. Selain itu belajar juga berkenaan dengan

perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar.

Sedangkan yang dimaksud dengan Mata pelajaran Fiqih dalam

Kurikulum adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar

pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan penggunaan, pengamalan dan pembiasaan.

Page 43: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

Ilmu Fiqih dimaksudkan sebagai ilmu yang berbicara tentang hukum-

hukum Syar‟i amali (praktis) yang penetapannya melalui pemahaman yang

mendalam terhadap dalil-dalilnya yang teperinci dalam nash Al-Qur‟an dan

Hadis. Fiqih juga disebut sebagai koleksi (majmu‟) hukum-hukum syarat yang

berkaitan dengan perbuatan mukallaf dan diambil dari dalil-dalilnya yang

tafshili (Koto, 2006:2)

Fiqih adalah seperangkat ketentuan-ketentuan hukum syara‟ yang berasal

dari Allah Swt. Melalui wahyu yang disampaikan kepada rasulnya,

Muhammad Saw. dengan demikian hukum akal (logika), hukum kebiasaan (al-

adat), hukum kausalitas, dan hukum-hukum lainnya yang murni berasal dari

pemikiran manusia, tidak termasuk kedalam pengertian dan pembahasan fiqih

(Dahlan, 2011:6).

Fiqih diartikan dengan sekumpulan hukum syara‟ yang berhubungan

dengan perbuatan yang diketahui melalui dalil-dalinya yang terperinci dan

dihasilkan dengan jalan ijtihad. Fiqih berarti mengetahui, memahami dan

mendalami ajaran-ajaran agama secara keseluruhan. Jadi pengertian Fiqih

dalam arti yang sangat luas sama dengan pengertian syariah dalam arti yang

sangat luas (Djazuli, 2005:4).

Pembelajaran Fiqih yaitu mengarahkan untuk mengantarkan peserta didik

dapat memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaannya

untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu

taat menjalankan syariat islam secara kaffah (sempurna). dalam pembelajaran

Fiqih, tidak hanya terjadi proses interaksi antara guru dan anak didik di dalam

kelas. Namun pembelajaran juga dilakukan dengan berbagai interaksi, baik di

lingkungan kelas maupun musholla sebagai tempat praktek-praktek yang

menyangkut ibadah. VCD, film, atau lainnya yang mendukung pembelajaran

Fiqih bisa dijadikan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Termasuk pula

kejadian-kejadian sosial baik yang terjadi di masa sekarang maupun masa

lampau, yang bisa dijadikan cerminan dalam perbandingan dan penerapan

hukum islam (Umalee, 2015:19).

Page 44: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

Pada hakekatnya Mengajar merupakan upaya guru dalam menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan dan harmonis, maka diharapkan guru

mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar mengajar, dengan kata lain

proses belajar mengajar merupakan proses interaksi edukatif antara guru

dengan siswa dengan menciptakan suasana belajar mengajar yang memberi

respon terhadap usaha guru tersebut, oleh sebab itu metode mengajar yang baik

adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi siswa.

Dari definisi yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Fikih itu tidak hanya dilakukan di dalam kelas, akan tetapi

seluruh kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan Fikih. Selain itu,

pembelajaran Fiqih juga banyak mengandung aspek nilai, maka pembelajaran

yang hanya mengarah pada aspek kognitif saja merupakan suatu kesalahan

besar. Oleh karena itu, pembelajarannya harus mengarah pada tiga aspek, yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

C. Studi Relavan

Dalam rangka menetapkan permasalahan dalam melakukan suatu penelitian,

subjek penelitian, untuk selanjutnya melaksanakan penelitian kelapangan, peneliti

perlu memperhatikan apakah yang akan peneliti angkat ini telah ada yang meneliti

baik itu ditinjau dari aspek yang sama, menggunakan metode yang sama dan

mengambil lokasi yang sama, serta apakah ada relevansinya dengan penelitian

yang diteliti ini, agar tidak terjadi pengulangan. Di bawah ini beberapa hasil

penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain:

1. Skripsi Ratna Dewi Rahman (2008) dengan judul penerapan metode diskusi

dalam meningkatkan motovasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMPN 1 Prambon Sidoarjo, Hasil penelitian tersebut

menunjukkan: bahwasannya metode diskusi merupakan salah satu metode yang

digunakan pada pembelajaran PAI dan dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa di SMPN 1 Prambon Sidoarjo. Dan dengan disediakannya media

pendukung belajar seperti VCD yang mana akan membantu memotivasi siswa-

Page 45: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

siswa yang kurang senang atau malas dalam mengikuti metode pembelajaran

tersebut.

2. Skripsi Herti (2014) dengan judul penerapan metode diskusi dalam

meningkatkan kemampuan memahami materi Fikih pada siswa kelas VIII di

MTs Batusitanduk Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan: (1) Bentuk penerapan metode diskusi dalam

proses pembelajaran mata pelajaran fikih di MTs Batusitanduk dilakukan

dengan menjadikan semua kelompok belajar aktif dalam menuangkan ide-ide,

pengalaman, dan wawasan mengeni materi pelajaran yang dilakukan dalam

tiga langkah, yaitu penyajian materi pelajaran, bimbingan kepada siswa, dan

penarikan kesimpulan dari hasil diskusi; (2) Faktor-Faktor yang mendukung

penerapan metode diskusi dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata

pelajaran fikih Di MTs Batusitanduk yaitu faktor guru, siswa, penataan ruang

kelas yang baik, dan ineraksi yang baik antara guru dan siswa. (3) Faktor-

Faktor yang menghambat penerapan metode diskusi dalam upaya

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas VIII terhadap materi Fikih

di MTs Batusitanduk yaitu jalannya diskusi kelas lebih dikuasai oleh siswa

yang lebih pandai, siswa yang cenderung berminta pada mata pelajaran

tertentu, keterbatasn waktu (jam pelajaran), dan sering terjadinya perbedaan

pendapat dalam diskusi.

3. Skripsi Riza Fatmawati (2017) dengan judul penelitian “Peran Metode Diskusi

dalam Pembelajaran PAI Pada Pembentukan Karakter Siswa Kelas VIII SMPN

05 Salatiga”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Metode Diskusi memiliki

Peran Penting pada Pembentukan Karakter Siswa dalam Pembelajaran PAI di

SMPN 05 Salatiga yaitu: (1) Metode diskusi memiliki peran dalam

pembentukan karakter siswa, hal itu dibuktikan dengan siswa menjadi lebih

aktif dalam pembelajaran, berani berpendapat, bertanya dan menyanggah

jawaban yang kurang sesuai pemahamannya. (2) ada nilai-nilai karakter yang

dapat dimunculkan atau dikembangkan dari pembelajaran PAI dengan metode

diskusi, antara lain: nilai religious, toleransi, berani, menghargai pendapat

orang, kritis, teliti, bersahabat dan tanggung jawab. (3) kendala yang terjadi

Page 46: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

berserta solusinya antara lain adalah : a) proses diskusi hanya oleh sebagian

orang saja (solusi: guru mengambil alih diskusi dan mempersilahkan kepada

yang lain). b) waktu yang kurang efisien (solusi: guru memberikan batas waktu

diskusi siswa). c) materi menjadi menyebar luas (solusi: pertanyaan yang

diajukan harus sesuai dengan materi). d) siswa pasif cenderung hanya diam

(solusi: guru memberikan stimulus agar anak itu aktif). e) perbedaan pendapat

dalam kelompok (solusi: pertanyaan yang belum bisa di jawab dilemparkan

kepada yang lain).

Page 47: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut

pandang pendidikan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Sugiyono, 2013:253).

Dalam penelitian kualitatif, permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih

bersifat sementara, sehingga teori yang digunakan dalam menyusun proposal

penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah

memasuki lapangan atau konteks sosial. Peneliti dalam hal ini dituntut untuk

dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan

oleh partisipan atau sumber data. Peneliti kualitatif harus bersifat perspektif emit

yang artinya memperoleh data bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh

peneliti, tetapi berdasarkan apa adanya dan sesuai dengan apa yang terjadi di

lapangan, yang dialami, dan dirasakan oleh partisipan atau sumber data.

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, tulisan maupun hasil

wawancara yang kemudian dijadikan satu dalam bentuk hasil penelitian yang

berupa kalimat. Dalam hal ini peneliti menelusuri permasalahan yang berkaitan

dengan Penerapan Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Fikih Kelas VIII di

Madrasah Tsanawiyah PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten

Tanjung Jabung Timur.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapakan untuk melakukan

penelitian, situasi social dalam penelitian ini meliputi aspek tempat (place),

pelaku (actori), dan aktivitas (activity). Yang berinteraksi secara sinergis

(Sugiyono, 2013:297).

Page 48: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

Lokasi penelitian ini berada di Madrasah Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-

Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi

Jambi. Penelitian ini tentang Penerapan Metode Diskusi dalam Pembelajaran

Fikih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Yang

berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut pandang pendidikan.

Dan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara dan dokumentasi.

2. Subjek Penelitian

Subyek adalah narasumber, orang, tempat peneliti bertanya mengenai

variabel yang sedang diteliti (Arikunto, 2013:88). Subjek dapat disebut juga

orang yang paling utama yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang apa saja yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini yang menjadikan subyek adalah guru Fikih kelas VIII di

Madrasah Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. dan untuk informan

tambahannya yaitu siswa kelas VIII dan kepala sekolah MTs PONPES Al-

Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi

Jambi.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

kualitatif, jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari

data primer dan data sekunder.

a) Data Primer

Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data

sekunder kalau di pergunakan orang yang tidak berhubungan langsung

dengan penelitian yang bersangkutan (Mukhtar, 2010:87).

Page 49: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

31

Data primer ini diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara

kepada guru Fikih, kepala sekolah dan siswa kelas VIII Madrasah

Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Data yang termasuk dalam data primer

tersebut adalah :

1) Proses pelaksanaan Metode Pembelajaran Fikih kelas VIII di

Madrasah Tsanawiyah PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabuapaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

2) Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Metode Diskusi Pada

Pembelajaran Fikih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah PONPES

Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung

Timur Provinsi Jambi

3) Upaya guru Fikih dalam Penerapan Metode Diskusi Pada

Pembelajaran Fikih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah PONPES

Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung

Timur Provinsi Jambi

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti, misalanya dari biro statistik, majalah,

Koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya (Mukhtar, 2010:91).

Dalam penelitian ini adalah data yang diambil di gambaran umum di

Madrasah Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu sebagai berikut:

1) Historis dan geografis

2) Struktur organisasi

3) Keadaan guru dan siswa

4) Keadaan sarana dan prasarana.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dimana data diperoleh.

Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang

Page 50: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan

tertulis maupun lisan (Arikunto, 2014:172). Sedangkan sumber data dalam

penelitian ini meliputi:

a. Sumber Primer

1) Guru Fikih

2) Kepala sekolah

3) Siswa kelas VIII

b. Sumber Sekunder

1) Dokumentasi

2) Catatan-catatan penting lainnya

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diharapkan dalam menunjang keberhasilan

penelitian ini, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan

kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indra

(Arikunto, 2010:156). Penulis menggunakan metode observasi non partisipan

untuk melihat di lapangan tentang penerapan Metode Diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-

Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi

Jambi.

2. Wawancara

Wawancara adalah “…sebuah dialog yang dilaksanakan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara” (Arikunto,

2010:155). Wawancara tidak terstruktur dilakukan untuk mengumpulkan data

tentang Penerapan Metode Diskusi pada pembelajaran Fikih kelas VIII di

Madrasah Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

Page 51: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

33

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel-

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274).

Dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh semua data-data yang

berhubungan dengan gambaran umum disekolah Madrasah Tsanawiyah

(MTs) PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung

Jabung Timur, yang meliputi:

a. Historis dan geografis

b. Struktur organisasi

c. Keadaan guru dan siswa

d. Keadaan sarana dan prasarana.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperlukan dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri dan orang lain.

1. Reduksi data

Reduksi data di artikan sebagai “… proses pemilihan, pemusatan,

perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data-data

kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan” (Matthew dan

Huberman, 2007:16). Masalah mengenai gambaran umum yaitu mengenai

gambaran umum tentang Penerapan Metode Diskusi pada pembelajaran Fikih

Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Yang diambil melalui

wawancara dan observasi kemudian di analisis dengan menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data tersebut sehingga bisa di sajikan.

Page 52: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

2. Penyajian data

Penyajian data sebagai “… sekumpulan data/informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan” (Matthew dan Huberman, 2007:17). Penyajian data mengenai

Penerapan Metode Diskusi pada Pembelajaran Fikih kelas VIII di Madrasah

Tsanawiyah (MTs) PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten

Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi yang telah direduksi melalui bab-bab

yang sudah tersedia.

1. Verifikasi/penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan sebagian dan suatu kegiatan dari konfigurasi

yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

dalam pikiran penganalisis dengan menulis suatu tinjauan ulang pada

catatan (Matthew dan Huberman, 2007:19). Hasil penyajian data bisa

diambil kesimpulan tentang temuan lapangan mengenai Penerapan Metode

Diskusi pada Pembelajaran Fikih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah

(MTs) PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung

Jabung Timur Provinsi Jambi.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data, maka diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada

beberapa teknik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan data yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian

sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika itu dilakukan akan membatasi :

a. Gangguan dari dampak peneliti pada konteks

b. Membatasi kekeliruan peneliti

c. Mengkompensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau

pengaruh sesaat.

Page 53: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

35

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dimaksud dengan teknik pemeriksaan keabsahan data

berdasarkan seberapa tinggi derajat ketekunan peneliti didalam melakukan

kegiatan pengamatan. “ketekunan” adalah sikap mental yang disertai dengan

ketelitian dan keteguhan didalam melakukan pengamatan untuk memperoleh data

penelitian. Adapun “pengamatan” merupakan proses yang kompleks, yang

tersusun dari proses biologis (mata,telinga) dan psikologis (daya adaptasi yang

didukung oleh bersifat kritis dan cermat). Ketekunan pengamatan yang dimaksud

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relavan dengan

persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan keikutsertaan

menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamat menyediakan kedalaman

sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara

membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-

dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah pengamatan yang terus menerus sampai datanya jenuh. Uji

keabsahan data melalui triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2018:330).

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Menurut Denzim dalam kutipan Moleong membedakan empat macam

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,

metode, penyidik dan teori sebagai berikut:

a. Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2018:331).

Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi

Page 54: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu

4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

b. Trianggulasi dengan metode yaitu melakukan perbandingan, pengecekan

kebenaran dan kesesuaian data penelitian melalui “metode” yang berbeda.

c. Trianggulasi dengan penyidik yaitu dengan jalan memanfaatkan peneliti atau

pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan

data untuk membantu mengurangi kekeliruan dalam pengumpulan data.

d. Trianggulasi dengan toeri, Menurut Lincon dan Guba, sebagaimana yang

dikutip oleh Moleong, (2018:331). Berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak

dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

G. Jadwal Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan maka

penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal

penelitian sebagai berikut:

Page 55: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

37

Tabel 3.1

Rencana dan Waktu Penelitian

: Waktu Pelaksanaan

No

Jenis

Kegiatan

Tahun 2020-2021

Oktober Novemb

er

Desembe

r

Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul

Proposal

2. Penyusunan

Proposal

3. Bimbingan

Proposal

4. Seminar

proposal

5. Perbaikan

Proposal

6. Pelaksanaan

Riset

7. Penyusunan

Data

8.

Penulisan

Skripsi

9.

Perbaikan

Skripsi

10. AAC

Munaqasah

Page 56: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

38

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Sejarah MTs Ponpes Al-Ishlah

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang menggunakan

sistem asrama dengan Kyai sebagai sentral figurnya serta menjadikan masjid

sebagai pusat yang menjiwai seluruh kegiatannya. Dengan sistem ini pondok

pesantren mampu mewujudkan pendidikan yang komprehensif baik spiritual

maupun intelektual.

Dan Pondok Pesantren Al-Ishlah merupakan salah satu dari sekian banyak

lembaga pendidikan di Indonesia yang telah ikut andil dalam berjuang

mencerdaskan anak-anak bangsa lewat pendidikan dan pengajarannya. Pondok

Pesantren Al-Ishlah didirikan oleh Hadrotussyekh KH Maksum, yang berdirinya

di tandai dengan peresmian oleh Bapak Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur

yaitu Bapak Drs. H. Abdullah Hich pada tanggal 21 April 2005.

Hadrotussyekh KH. Maksum merupakan murid kesayangan seorang kyai

alim yang merupakan Pimpinan Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa

Timur periode ke IV yaitu Hadrotussyekh KH. Habib Dimyathi, yang mendidik

beliau mulai tahun 1951-1959. Sebelumnya, beliau pernah belajar di Pondok

Semelangu kebumen dan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak yang saat itu

masih di pimpin oleh KH. Ali Maksum.

Sebelum mendirikan Pondok Pesantren Al-Ishlah, pada tahun 1966 beliau

telah mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Ishlah, disusul Madrasah Tsanawiyah

Al-Ishlah pada tahun 1998, kemudian Madrasah Aliyah Al-Ishlah tepatnya pada

tahun 2001, baru pada tahun 2005 mendirikan Pondok Pesantren Al-Ishlah.

2. Profil MTs Ponpes Al-Ishlah

Nama Sekolah : MTs Al-Ishlah

Alamat : Desa Parit X Teluk Majelis

Kecamatan : Muara Sabak

Page 57: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

39

Kabupaten : Tanjung Jabung

Provinsi : Jambi

Penyelenggara Madrasah : Pengurus

Berdiri Sejak Tanggal : 1998

Nomor Standar Madrasah (NSM) : 212150503055

3. Visi Misi MTs Ponpes Al-Ishlah

a. Visi : Berilmu, Beramal dan Bertaqwa Dengan Dilandasi Ahlaqul

Karimah

b. Misi : Menumbuhkan Budaya Ilmu, Amal, Dan Taqwa Serta Ahlaqul

Qarimah Pada Jiwa Santri Dalam Pengabdiannya Kepada Agama Dan

Masyarakat.

4. Struktur Organisasi MTs Al-Ishlah

Struktur organisasi merupakan susunan atau jenjang kepangkatan dan

pemberian tugas-tugas yang pada akhirnya harus dipertanggung jawabkan.

Semuanya mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya terhadap etika-etika

dan tata tertib organisasi. Sukses dan lancarnya suatu badan organisasi tergantung

pada pengurusnya dan tentunya setiap organisasi mempunyai pimpinan atau

kepala yang bertugas mengatur dan mengontrol organisasi tersebut.

Struktur organisasi mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting

terhadap keberhasilan suatu sekolah/madrasah struktur organisasi adalah sebagai

kerangka pembangunan dan pengelompokan tugas. Kegiatan apapun namanya di

suatu lembaga instansi pemerintahan maupun lembaga organisasi masyarakat,

proses kegiatan diharapkan dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya

tentu diharpakan pendistribusian yang baik pula dengan melalui organisasi yang

baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing komponen

organisasi.

MTs Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur dalam tinjuan struktur

kelembagaan, memiliki beberapa formatur yang masing-masing personalia

memiliki tugas, fungsi, dan tanggung jawab sesuai dengan amanah yang

Page 58: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

diberikan. dilihat dari pelaksanaan dan operasional MTs Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur terdiri dari beberapa desain unsur-unsur, yaitu: Kepala

Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, Kepala Tata Usaha, Guru dan Peserta didik.

Adapun Struktur Organisasi MTs Al-Ishlah sebagai berikut:

Gambar 4.1

“Struktur Organisasi MTs Al-Ishlah 2021”

(Sumber: Dokumen MTs Al-Ishlah 2021)

Kepala Sekolah

Thoyyiban, S.H.I

Wakil Kepala Sekolah

Irma Mutiara, S.Pd.I

Koordinator TU

Emila Nisa’ush S, S.Ip

Komite Sekolah

Tarmuzi

Bimbingan Konseling

A.Kholil, S.Pd.I

Bendahara

Sahrida

Wali Kelas VII

Nashirotun

Wali Kelas VIII

Surya Ningsih

Wali Kelas IX

Lailatul Wahidah

Siswa

Majelis Guru

MTs AL-Ishlah

Page 59: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

41

5. Keadaan Tenaga Pendidik

Guru merupakan unsur terpenting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Guru

juga sebagai pendidik yang menjadi sumber pengetahuan bagi peserta didik,

karena guru yang mentransper pengalaman dan pengetahuannya secara langsung

baik teori maupun praktek pada proses belajar mengajar. Guru atau Tenaga

Pendidik di MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur mempunyai tugas

utama dalam mengelola pelajaran untuk disampaikan kepada siswa dan siswi.

Berikut data dan jumlah guru MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur:

Tabel 4.1

Data Guru MTs Al-Ishlah

(Sumber: Dokumen MTs Al-Ishlah 2021)

Nama LK/PR NUPTK Jabatan

1. Thoyyiban, S.H.I LK 1442763663120002 Kepala Sekolah

2. Irma Mutiara Sholiha,

S.Pd.I

PR 2042763665300073 Wakil Kepala Sekolah

3. A.Kholil, S.Pd.I LK 7440760661200022 Guru

4. Nurul Kholifah Marmi PR 10504311194002 Guru

5. Parno LK 7133731633200043 Guru

6. Kardi LK 9947764666200002 Guru

7. Abdi LK 1644732642200002 Guru

8. Ririn Andriani PR Guru

9. Emila Nisa‟ush S, S.Ip PR Guru

10. Surya Ningsih PR Guru

11. Sahrida PR Guru

12. Nashirotun PR Guru

13. Lailatul Wahidah PR Guru

Page 60: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

6. Keadaan Peserta Didik

Peserta didik merupakan bagian dalam sistem pendidikan. Peserta didik adalah

objek atau bahan mentah (input) dalam proses transpormasi pendidikan. Tanpa

adanya peserta didik, keberadaan sistem pendidikan tidak akan berjalan. Adapun

jumlah keseluruhan Siswa-siswi MTs Al-Ishlah 2020/2021 dari kelas VII-IX

Sebanyak 46 Siswa, terdiri dari Siswa kelas VII berjumlah 15 orang, siswa kelas

VIII berjumlah 16 orang dan siswa kelas IX berjumlah 15 orang. Selengkap dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Data Siswa-siswi MTs Al-Ishlah

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah (Orang)

1 VII 6 9 15

2 VIII 9 7 16

3 IX 5 10 15

Jumlah 20 26 46

(Sumber: Dokumen MTs Al-Ishlah 2021)

7. Sarana dan Prasarana

Meskipun diakui bahwa sarana dan prasarana dalam konteks pendidikan

bukanlah faktor utama kesuksesan proses pendidikan. Namun demikian, fasilitas

pendidikan tersebut dianggap cukup urgen dalam mendukung elemen pendidikan

lainnya seperti guru, peserta didik, materi ajar, dan lain sebagainya.

Sarana prasarana menjadi penunjang dalam pendidikan karena sarana dan

prasarana inilah yang akan memfasilitasi proses pembelajaran. Sarana dan

prasarana sekolah yang dimaksud dalam peneliti ini adalah seluruh peralatan dan

perlengkapan yang menunjang proses pembelajaran guna mencapai tujuan

pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai maka tujuan

pendidik tidak akan tercapai dengan baik. Adapun sarana dan pra sarana yang

dapat menunjang proses belajar mengajar di MTs Ponpes Al-Ishlah sebagai

berikut:

Page 61: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

43

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana MTs Ponpes Al-Ishlah

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1 Ruang Kelas VII 1 Baik

2 Ruang Kelas VIII 1 Baik

3 Ruang Kelas IX 1 Baik

4 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

5 Ruang Guru 1 Baik

6 Ruang Perpustakaan 1 Baik

7 Ruang Uks 0 Tidak Layak

8 Kamar Asrama Putra 3 Baik

9 Kantin 1 Baik

10 Tempat Parkir 1 Baik

11 Ruang Tata Usaha 1 Baik

12 Ruang Keterampilan 0 Tidak Tersedia

13 Ruang Bimbingan Konseling 1 Baik

13 Masjid/Mushola 1 Baik

14 Kamar Asrama Putri 5 Baik

15 Wc Putra 4 Baik

16 Wc Putri 4 Baik

(Sumber: Dokumen MTs Al-Ishlah 2021)

Page 62: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Temuan Khusus

Berdasarkan hasil pemaparan penelitian, data dalam penelitian ini akan

disajikan dengan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara dengan kepala

sekolah, guru Fikih dan siswa kelas VIII, Adapun yang dimaksud dalam penyajian

data disini adalah pengungkapan data yang diperoleh dari hasil penelitian di

lapangan yang sesuai dengan masalah yang ada dalam skripsi yaitu Penerapan

Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih Kelas VIII di MTs Ponpes Al-Ishlah

Desa Manunggal Makmur.

a. Pelaksanaan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih Kelas VIII di

MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Untuk mengetahui Pelaksanaan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih

Kelas VIII di MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur, peneliti

mengumpulkan data melalui wawancara, observasi serta dokumentasi dari

beberapa informan, seperti kepala sekolah, guru Fikih, dan siswa kelas VIII.

Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah MTs Al-Ishlah desa

Manunggal Makmur yaitu bapak Thoyyiban, S.H.I. Pada tanggal 25 januari

2021 mengenai pelaksanaan pembelajaran Fikih di MTs Ponpes Al-Ishlah desa

manunggal makmur, beliau memberi jawaban sebagai berikut:

“Alhamdulillah pembelajaran Fikih di MTs Ponpes Al-Ishlah

berjalan dengan baik dan termasuk mata pelajaran unggulan karena

di dukung oleh adanya pondok pesantren, MTs pagi mengikuti

kurikulum Kemenag dan kitab kuning untuk pondok pesantrennya.

Dengan perpaduan itu harapan kami anak-anak lebih memahami

materi Fikih yang diajarkan oleh guru. Selain memahami materi

anak-anak juga dituntut untuk memperaktekkan beberapa materi

khusus seperti praktek wudlu, sholat dan lain-lain, bahkan anak-

anak tidak bisa mengikuti ujian tulis sebelum berhasil ujian praktek

yang dibimbing guru mata pelajarannya” (Wawancara: Thoyyiban:

25 Januari 2021).

Kemudian peneliti mewawancarai kepala sekolah yaitu bapak Thoyyiban,

S.H.I. mengenai penerapan metode diskusi yang diterapkan guru Fikih pada

Page 63: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

45

pembelajaran Fikih di MTs Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur pada tanggal

25 januari 2021, Beliau memberi jawaban sebagai berikut:

“Untuk metode diskusi di kelas VIII MTs AI-Ishlah baru pada

tahap pengenalan. Kami lebih menekankan kepada anak-anak

untuk menghapal dan memahami materi pelajaran. Untuk metode

diskusi kami pakai dalam beberapa materi khusus dalam satu bulan

atau dua kali anak-anak kita latih untuk menggunakan metode

diskusi agar proses belajar mengajar tidak mengalami kejenuhan

dan membosankan, serta agar siswa lebih aktif, dan kreatif dalam

pembelajaran dikelas” (Wawancara: Thoyyiban: 25 Januari 2021).

Dari hasil wawancara diatas dapat menunjukan bahwa metode diskusi

merupakan salah satu model pembelajaran dari sekian banyak model yang

sedang berkembang dewasa ini yang menerapkan sistem siswa aktif, kreatif

dan inovatif. Tidak sebagaimana paradigma lama yang memerlukan siswa

sebagai objek ajar bukan sebagai subjek, sehingga banyak para ahli dan praktisi

pendidikan mengadakan penelitian untuk mencari model pembelajaran yang

efektif guna mengatasi hambatan belajar yang selama ini dianggap sebagai

aktifitas yang membosankan.

Hasil wawancara peneliti dengan guru Fikih MTs Al-Ishlah desa

Manunggal Makmur yaitu bapak A.Kholil, S.Pd.I Pada tanggal 26 januari

2021 mengenai pelaksanaan pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs Ponpes Al-

Ishlah desa manunggal makmur, beliau memberi jawaban sebagai berikut:

“Pelaksanaan pembelajaran fikih sesuai dengan kurikulum K13,

yang mana pelaksanaan pembelajaran fikih itu dilaksanakan satu

kali pertemuan di kelas VIII yaitu 2 jam pelajaran”(Wawancara:

A.Kholil: 26 Januari 2021).

Kemudian peneliti mewawancarai guru Fikih yaitu bapak A.Kholil, S.Pd.I

mengenai penerapan metode diskusi pada pembelajaran Fikih kelas VIII di

MTs Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur pada tanggal 26 januari 2021, Beliau

memberi jawaban sebagai berikut:

“Penerapan metode diskusi di kelas VIII pada pembelajaran fikih,

kita perlu memberikan bermacam-macam teori atau penjelasan

Page 64: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

kepada siswa, artinya diskusi pada tingkat madrasah tsanawiyah ini

perlu memberikan penjelasan dan pemahaman serta pengertian

terlebih dahulu mengenai metode diskusi ini karena dikelas VIII

metode diskusi ini diterapkan baru pada tahap pemula atau

pengenalan” (Wawancara: A.Kholil: 26 Januari 2021).

Sehubungan dengan hal tersebut bapak A.Kholil, S.Pd.I menambah

keterangannya pada tanggal 26 januari 2021 sebagai berikut:

“Pembelajaran Fikih sangatlah penting bagi siswa, untuk itu

seorang guru mempunyai tanggung jawab dan peranan penting

dalam proses pembelajaran di kelas, sebagai seorang guru saya

berusaha untuk membuat siswa agar tidak bosan dalam mengikuti

pembelajaran Fikih di kelas dengan itu saya menerapankan metode

diskusi, dan dengan menggunakan metode diskusi ini siswa sangat

antusias atau semangat mengeluarkan pendapat serta ide-ide materi

yang diberikan dalam pembelajaran dikelas” (Wawancara:

A.Kholil: 26 Januari 2021).

Apabila dilaksanakan dengan cermat maka metode diskusi ini merupakan

cara belajar yang menyenangkan dan merangsang siswa untuk aktif dan kreatif

dalam mengeluarkan ide-ide, pengalaman dan wawasan mengenai materi yang

diberikan oleh guru dalam pembelajaran dikelas.

Dalam pelaksanaannya metode diskusi diterapkan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a) Guru dan murid menentukan masalah

b) Menentukan bentuk diskusi yang akan digunakan sesuai dengan

masalah yang akan didiskusikan dan kemampuan murid dalam

melaksanakan diskusi

2. Pelajaran inti

Dalam melaksanakan diskusi guru dapat langsung memimpin (moderator)

atau dipimpin oleh murid yang dianggap cakap namun guru tetap

bertanggung jawab atas berlangsungnya diskusi

Page 65: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

47

3. Penutup

Guru atau pemimpin diskusi memberikan tugas kepada audience membuat

kesimpulan diskusi. Kemudian guru memberikan ulasan atau memperjelas

dari kesimpulan diskusi (Ramayulis, 2001:148).

Temuan dilapangan terlihat bahwa metode diskusi yang diterapkan bapak

A.Kholil, S.Pd.I kegiatan pembelajaran yang diterapkan terdiri dari tiga tahap

yaitu:

a) Kegiatan awal (pendahuluan)

Langkah pertama siswa dan guru berdo‟a bersama-sama dipimpin oleh

ketua kelas, setelah selesai berdo‟a guru mengucapkan salam dan bersama-

sama membaca basmalah, kemudian di lanjutkan dengan menyapa siswa

selamat siang dan menanyakan kabar siswa, kemudian guru memeriksa

kehadiran siswa. dan Sebelum memulai pelajaran fikih, guru menjelaskan

mengenai cara berdiskusi, menentukan arah diskusi, membagi kelompok,

menunjuk satu siswa sebagai moderator dan sekretaris dalam pelaksanaan

diskusi kelompok yang berpresentasi untuk maju kedepan kelas agar dapat

memulai diskusi.

b) Kegiatan inti

Sebelum siswa memulai presentasi guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, kemudian guru langsung

mempersilahkan kelompok diskusi untuk memulai melaksanakan diskusi,

dan Moderator membuka diskusi dengan mengucapkan basmalah dan

mempersilahkan peserta diskusi untuk mempresentasikan atau

menyampaikan materi pelajaran yaitu Shadaqah, Hibah dan Hadiah, dan

kelompok diskusi menyampaikan materi yang telah dipersiapkannya serta

siswa yang lainnya mendengarkan peserta diskusi menyampaikan materi,

setelah selesai moderator memberikan kesempatan kepada audience atau

siswa lainnya untuk bertanya tentang materi yang belum paham kepada

kelompok diskusi dan guru juga mengarahkan siswa untuk mengoreksi

serta memberi saran mengenai jawaban temannya, kemudian siswa lainnya

Page 66: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

bertanya mengenai materi yang telah disampaikan dan peserta diskusipun

menjawab pertanyaannya, setelah semua pertanyaan dijawab guru

mengakhiri pelajaran dengan menambahkan jawaban peserta diskusi dan

memperjelaskan materi yang telah dibahas.

c) Kegiatan penutup

Moderator membacakan kesimpulan diskusi, setelah itu Guru melakukan

revisi dan evaluasi terhadap hasil diskusi, hasil diskusi dinilai untuk

digunakan sebagai bahan evaluasi agar diskusi selanjutnya bisa lebih baik,

Kemudian bersama-sama menutup kegiatan pembelajaran dengan

membaca do‟a (Observasi, 02 Februari 2021).

Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh bapak A.Kholil, S.Pd.I selaku guru

Fikih mengenai langkah-langkah penerapan metode diskusi dalam

pembelajaran Fikih pada tanggal 26 januari 2021 sebagai berikut:

“Metode diskusi yang saya terapkan pada pembelajaran fikih ini

bervariasi tergantung pada pembahasan yang akan dibahas, di

semester ini saya menerapkannya pada pembahasan shadaqah,

hibah dan hadiah pada pembelajaran materi ini terlebih dahulu saya

menyampaikan dan menjelaskan permasalahan materi yang akan

dibahas, kemudian saya membagikan siswa menjadi beberapa

kelompok, masing-masing kelompok tersebut di beri materi

mengenai permasalahan yang akan dibahas, kemudian saya

melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi agar diskusi kedepannya

bisa berjalan lebih baik lagi” (Wawancara: A.Kholil: 26 Januari

2021).

Bapak A.Kholil, S.Pd.I juga menambah keterangannya pada tanggal 26

januari 2021 sebagai berikut:

“Metode diskusi yang saya terapkan di kelas VIII pada pelajaran

Fikih ini dapat mebantu siswa untuk semangat dalam belajar dan

dapat meningkatkan keaktifan siswa, serta siswa percaya diri dalam

mengemukakan atau menyampaikan pendapatnya di depan teman-

tamanya dan guru pada pembelajaran dikelas” (Wawancara:

A.Kholil: 26 Januari 2021).

Sehubungan dengan hal tersebut Siti Susanti siswi kelas VIII pada tanggal

02 Februari 2021 mengatakan:

Page 67: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

49

“Saya senang belajar Fikih apalagi dengan menggunakan metode

diskusi yang di terapkan oleh bapak A.Kholil karena dengan

metode diskusi bisa melatih diri untuk berani menjelaskan atau

menyampaikan materi di hadapan teman-teman dan mencari

jawaban bersama-sama” (Wawancara: Siti Susanti: 02 Februari

2021).

Berdasarkan uraian diatas bahwa metode diskusi yang diterapkan guru

Fikih dalam pembelajaran dikelas selain dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam memahami materi juga dapat meningkatkan kepercayaan diri

siswa serta keberanian berbicara didepan teman-temanya dan guru. Siswa juga

dapat aktif dan kreatif khususnya dalam menberikan gagasan dan ide-ide serta

dapat melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi

setiap permasalahan sehingga siswa dapat mengasah dan meningkatkan

pemahaman dan pengalaman mengenai materi pembelajaran yang telah

disampaikan oleh guru sehingga keberhasilan pembelajaran lebih maksimal.

b. Kendala yang dihadapi dalam penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs Ponpes Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur

Dalam pendidikan, k egiatan pembelajaran tidaklah selalu berjalan dengan

baik sesuai dengan harapan, ada kalanya terdapat kendala-kendala yang dapat

menghambat keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran seperti berikut ini :

1) Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran Fikih.

Penerapan metode diskusi menuntun siswa untuk lebih aktif dalam

belajar, terutama dalam pembelajaran Fikih, siswa secara keseluruhan belum

terlihat semua aktif.

Seperti hasil wawancara peneliti dengan guru Fikih yaitu bapak A.Kholil,

S.Pd.I mengenai kendala yang di hadapi dalam penerapan metode diskusi

pada pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs Ponpes Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur pada tanggal 26 januari 2021 beliau memberi jawaban

sebagai berikut:

“metode diskusi ini sangat baik namun terdapat beberapa kendala

yang menghambat dalam pembelajaran, kendala utama dalam

Page 68: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

penerapan metode diskusi adalah pada umumnya diskusi di kelas

ini cenderung dikuasai oleh murid yang gemar berbicara dan lebih

pintar di banding dengan teman lainnya serta ada sebagian murid

yang tidak ikut aktif dalam proses diskusi dikelas, dan juga dalam

metode diskusi waktunya yang kurang, serta sarana pendukung

seprti media itu juga kurang”(Wawancara: A.Kholil: 26 januari

2021).

Berdasarkan observasi peneliti melihat bahwa secara keseluruhan siswa

kelas VIII di MTs Ponpes Al-Ishlah desa manunggal makmur, memang

belum seluruhnya aktif dalam belajar Fikih oleh karena itu guru menerapkan

strategi metode diskusi agar dapat merangsang siswa untuk ikut berpartisipasi

dalam pembelajaran, dalam hal ini kelas VIII belum seluruhnya berpartisipasi

dalam mengikuti diskusi belajar dikelas.

Seperti yang di ungkapkan bapak A.Kholil S,Pd.I selaku guru Fikih pada

tanggal 26 januari 2021 sebagai berikut:

“Dalam pembelajaran Fikih memang belum seluruhnya siswa

berpartisipasi dalam belajar oleh karena itu saya sebagai guru

menerapkan metode diskusi agar siswa tidak bosan dalam

mengikuti pembelajaran, tidak jenuh dan tidak mengantuk serta

dapat merangsang dan mengarah siswa untuk aktif dalam

mengikuti diskusi, dan saya memberikan kesempatan bagi setiap

siswa untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya didalam

diskusi dikelas” (Wawancara: A.Kholil: 26 januari 2021).

2) Siswa masih kesulitan dalam menyampaikan pendapatnya

Metode diskusi dalam pembelajaran Fikih, guru selalu memberikan

kebebasan bagi siswa dalam menyampaikan pendapatnya dan bertanya di

dalam diskusi agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif serta guru

dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang

diberikan, namun dalam kegiatan pembelajaran masih ada siswa yang

kesulitan, tidak berani dalam menyampaikan pendapatnya dengan alasan

malu dan kurang percaya diri atas jawaban yang akan mereka sampaikan.

Hal ini di ungkapkan oleh bapak A.Kholil S,Pd.I selaku guru Fikih pada

tanggal 26 januari 2021 sebagai berikut:

Page 69: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

51

“Dalam menerapkan metode diskusi ini saya selalu berusaha

mengkondisikan proses belajarnya dari awal sampai akhir, dan

disaat diskusi berlangsung saya selalu mengarahkan dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

pendapatnya serta untuk bertanya, namun disini siswa masih ada

yang malu-malu, kurang percaya diri dalam menyampaikan

pendapatnya. disaat diskusi berakhir saya selalu menjelaskan dan

menambahkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang di

tanyakan siswa dan menyimpulkan dari pemahaman siswa yang

belum jelas terhadap pembelajaran tersebut” (Wawancara:

A.Kholil: 26 januari 2021).

Kemampuan siswa dalam berinteraksi ketika belajar sangatlah berbeda-

beda, ada siswa yang pasif, aktif maupun kreatif dalam menyampaikan

pendapatnya, ketika guru memberi pertanyaan dan meminta pendapatnya, ada

pula siswa yang masih malu dan takut, karena kurang percaya dengan

jawaban yang mereka sampaikan.

Sehubungan dengan hal tersebut Muhammad Sutan Abadi siswa kelas

VIII pada tanggal 02 februari 2021 menurutnya:

“Saya senang dengan metode diskusi yang terapkan oleh bapak

A.kholil dalam pembelajaran fikih karena saya tidak mengantuk

dan bosan dalam pembelajaran di kelas namun disaat diskusi

berlangsung ketika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan menyampaikan pendapatnya, nah disitu saya masih

merasa takut untuk menyampaikan pendapat saya di depan guru

dan dan teman-teman yang lain” (Wawancara: Muhammad Sutan

Abadi: 02 februari 2021).

Hal yang hampir sama yang disampaikan oleh Sahrul Arami siswa kelas

VIII pada tanggal 02 februari 2021 menurutnya:

“Ketika bapak A.Kholil memberikan saya kesempatan untuk

menyampaikan pendapat didalam diskusi saya merasa malu untuk

menyampaikan pendapat saya di depan teman-teman dan guru

padahal saya ingin mengungkapkan pendapat saya, tetapi saya

malu dan tidak percaya diri” (Wawancara: Sahrul Arami: 02

februari 2021).

Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh Nur Azizah siswi kelas

VIII pada tanggal 02 februari 2021 menurutnya:

Page 70: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

“Ketika saya di berikan kesempatan dalam berdiskusi untuk

menyampaikan pendapat saya selalu ingin mengungkapkan

pendapat saya tetapi saya sering kesulitan bagaimana cara

menyampaikan jawaban, pendapat atau ide saya itu, terkadang saya

merasa gugup, bingung bahkan hilang jawaban apa yang ingin saya

sampaikan” (Wawancara: Nur Azizah: 02 februari 2021).

Berdasarkan uraian diatas bahwa kurang terbiasanya siswa berinteraksi

didepan orang banyak baik di depan guru ataupun teman-temannya

menyebabkan siswa kesulitan mengikuti pembelajaran Fikih. kesulitan

tersebut tentunya menjadi Kendala bagi guru Fikih dalam melakukan

pembelajaran khususnya dalam menggunakan metode diskusi karena siswa

kurang terbiasa belajar menyampaikan pendapatnya serta menjadikan kurang

efektif dalam proses pembelajaran.

3) Kesulitan dalam pengaturan waktu terhadap kegiatan pembelajaran

Salah satu kendala yang sering dialami dalam mengajar adalah soal

waktu, seringkali guru mengajar tidak dapat mengendalikan waktu.

Akibatnya bisa terjadi bahan pelajaran sudah selesai, namun waktu masih

panjang atau sebaliknya, waktu sudah habis, bahan belum tuntas.

Seperti halnya berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 02 februari

2021 dalam metode diskusi yang diterapkan bapak A.Kholil dikelas VIII pada

pembelajaran Fikih membutuhkan waktu yang cukup, oleh karena itu

diperlukannya perencanaan penyesuaian alokasi waktu di RPP baik dengan

materi, strategi maupun media yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran

dapat berjalan dengan efisien.

Dari beberapa kendala diatas dapat peneliti temukan bahwa ada beberapa

kendala guru dalam penerapan metode diskusi pada pembelajaran Fikih di

MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur yaitu: 1) Siswa kurang aktif

berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran Fikih. 2) Siswa masih kesulitan

dalam menyampaikan pendapatnya. 3) Kesulitan dalam pengaturan waktu

terhadap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu harus tetap dilakukan usaha-

usaha yang mengarah kepada perbaikan dan peningkatan kualitas

Page 71: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

53

pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran Fikih agar dapat berjalan dengan

maksimal.

c. Upaya guru Fikih dalam penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs ponpes Al-Ishlah desa

manunggal makmur

Para guru hendaknya mempunyai kemampuan yang dapat menunjang

keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seorang guru

harus mampu mengatur siswa dengan baik, mengembangkan metode yang

diterapkan dengan bimbingan disertai dengan pengawasan guru agar

penggunaan motode diskusi pada pembelajaran Fikih dapat membimbing siswa

menjadi lebih aktif dan kreatif.

Adapun upaya untuk mengatasi kendala yang dilakukan guru Fikih dalam

penerapkan metode diskusi pada pembelajaran Fikih di MTs Ponpes Al-Ishlah

desa manunggal makmur sebagai berikut:

1) Membimbing siswa untuk lebih aktif dan kreatif

Hasil wawancara peneliti dengan guru Fikih MTs Al-Ishlah desa

Manunggal Makmur yaitu bapak A.Kholil, S.Pd.I Pada tanggal 26 januari

2021 mengenai upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan metode

diskusi pada pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs Ponpes Al-Ishlah desa

manunggal makmur, beliau memberi jawaban sebagai berikut:

“Upaya yang saya lakukan dalam penerapan metode diskusi yaitu

memberikan bimbingan serta dorongan motivasi agar siswa aktif

bertanya, menjawab serta kreatif mengeluarkan ide-ide dalam

melaksanakan diskusi di kelas pada pembelajaran Fikih

(Wawancara: A.Kholil: 26 Januari 2021).

Berdasarkan uraian diatas bahwa dalam pembelajaran Fikih, guru sangat

mengupayakan semua siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

pendapatnya dan menyanggah jawaban dari siswa lainnya sehingga terlihat

kondisi pembelajaran cukup aktif. dengan menerapkan metode diskusi telah

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, pembelajaran yang

Page 72: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

menyenangkan adalah pembelajaran dengan suasana yang positif, siswa

merasa bahwa yang dialaminya belajar bukanlah sebuah beban, karena

pembelajaran yang dialaminya adalah pembelajaran yang menyenangkan,

aktif dan kreatif.

2) Membimbing siswa untuk terbiasa mengembangkan keberanian dalam

bertanya dan berpendapat

Pembelajaran dengan metode diskusi yaitu belajar bertukar pendapat atau

menyampaikan pendapat kepada teman-teman lainnya dengan cara diskusi

kelompok dengan demikian membuat siswa mengembangkan keberaniannya

dalam menyampaikan pendapatnya didalam diskusi.

Hal ini sesuai yang di ungkapkan oleh bapak A.Kholil S,Pd.I selaku guru

Fikih pada tanggal 26 januari 2021 sebagai berikut:

“Selanjutnya upaya yang saya lakukan pada penerapan metode

diskusi yaitu melatih siswa berani berbicara dan percaya diri,

dengan melakukan usaha-usaha pendekatan terhadap siswa yang

pendiam, dan kurang aktif, agar siswa bisa aktif ikut serta dalam

pelaksanaan diskusi dan kreatif dalam mengeluarkan pendapat

pada saat diskusi dikelas dalam pembelajaran Fikih” (Wawancara:

A.Kholil: 26 januari 2021).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan

metode diskusi guru membimbing siswa untuk percaya diri dan berani

mengeluarkan pendapat serta dapat melatih siswa untuk bertukar pikiran

dengan teman-teman lainnya, metode diskusi ini membuat siswa saling

menghargai pendapat teman yang satu dengan yang lainnya. sehingga

membuat siswa mengembangkan keberaniannya dalam berbicara maupun

menyampaikan pendapatnya.

3) Menyediakan sumber belajar

Sumber belajar merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran dalam

belajar, tanpa adanya sumber belajar maka proses belajar mengajar kurang

terlaksana dengan baik. dengan adanya sumber belajar maka proses belajar

Page 73: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

55

mengajar akan terlaksana dengan baik, kelengkapan sumber belajar dapat

memotivasi siswa agar semangat belajar.

Hal ini sesuai yang di kemukakan oleh bapak A.Kholil S,Pd.I selaku guru

Fiqh pada tanggal 26 januari 2021 sebagai berikut:

“Banyak hal yang dapat medukung proses pembelajaran

diantaranya adanya LKS (lembar kerja siswa) dan buku paket

dengan adanya LKS (lembar kerja siswa) dan buku paket maka

siswa mempunyai sumber belajar atau panduan untuk belajar,

untuk mendapatkan informasi mengenai materi, selain itu saya juga

memanfaatkan buku lain yang ada kaitannya dengan Fikih yang

saya ajarkan” (Wawancara: A.Kholil: 26 januari 2021).

Hal yang sama diungkapkan oleh Aulia Dewi Lestari siswi kelas VIII

pada tanggal 02 februari 2020 menurutnya:

“Saat pembelajaran Fikih selesai guru Fikih menganjurkan untuk

banyak-banyak membaca dirumah serta memahami buku Fikih

yang kami miliki sehingga dapat menambah wawasan saya tentang

materi-materi Fikih, semakin banyak kami membaca maka semakin

banyak ilmu yang kami dapat” (Wawancara: Aulia Dewi Lestari:

02 februari 2020).

Dengan adanya sumber belajar maka sangat membantu proses

pembelajaran siswa, karena tanpa adanya sumber belajar, maka guru akan

terbatas meyampaikan informasi dan siswa akan sedikit terbatas dalam

menerima informasi dan pembelajarannya. karena semakin banyak sumber

belajar yang digunakan maka semakin banyak pula pengetahuan yang akan

didapatkan dalam proses pembelajaran.

2. Pembahasan

1. Pelaksanaan Metode Diskusi pada Pembelajaran Fikih kelas VIII di

MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran metode diskusi memiliki peranan

yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. hal

ini karena dalam penerapan metode diskusi bukan hanya guru yang aktif,

namun juga siswa turut aktif dalam menyumbangkan pengetahuannya tentang

Page 74: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya dituntun untuk

memahami dan menguasai jenis, tekhnik, dan prosedur tetapi yang juga perlu

diperhatikan kreativitas, inovasi serta cara menyampaikan atau menyajikan

materi agar dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan. Artinya siswa tidak merasa tegang untuk menerima pelajaran

dan mengeluarkan pendapatnya, sehingga dapat mengekpresikan kemampuan

lisannya. Selain itu semangat dan antusias yang tinggi harus juga ada pada

diri guru dalam menerapkan metode diskusi agar siswa dapat terlibat aktif

dalam pembelajaran fikih.

Dalam proses belajar mengajar guru tidak hanya mentransfer ilmu

pengetahuan pada siswa dengan cara pendekatan konvensional yang dalam

kegiatan belajar mengajarnya lebih di dominasi oleh guru sedangkan siswa

hanya duduk lebih banyak mendengar, mencatat, di beri tugas dan menerima

ilmu pengetahuan dari gurunya tanpa berani mengembangkan kreatifitas,

kecerdasaan dan kebutuhannya. Sehingga proses pembelajaran cenderung

membosankan, tidak menyenangkan dan kurang membangkitkan minat

belajar siswa yang akibatnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik tidak

sesuai dengan yang diharapakan.

Disadari atau tidak model pembelajaran seperti ini sangat

menghambat tumbuh kembang potensi dan kreatifitas yang dimiliki peserta

didik itu sendiri. Pada era sekarang system intruksional lebih menghendaki

dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan adalah student Needed

(kebutuhan siswa).

Setelah serangkaian proses penelitian yang telah dilakukan peneliti

baik melalui wawancara kepada guru, siswa serta kepala sekolah, maupun

observasi pada Pembelajaran Di Kelas MTs Ponpes Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur, Maka dalam hal ini dapat diambil suatu analisis tentang

Pelaksanaan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih Kelas VIII MTs

Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur.

Sesuai dengan observasi yang penulis lakukan di MTs Ponpes Al-

Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur, penulis

Page 75: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

57

melihat bahwa metode diskusi diterapkan dalam proses pembelajaran, dalam

penerapan metode diskusi, guru dan siswa membahas materi pelajaran

bersama-sama, saling bertukar pikiran dan menyelesaikan suatu masalah

secara bersama-sama, sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak bosan

dan mengantuk serta semangat mengikuti pelajaran dan aktif dalam proses

pembelajaran Hal ini karena metode diskusi dinilai efektif dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa

Penerapan Metode Diskusi pada Pembelajaran Fikih di MTs Ponpes Al-Ishlah

Desa Manunggal Makmur kabupaten tanjung jabung timur dilakukan dengan

menjadikan siswa aktif dalam menuangkan ide-ide, pengalaman, dan

wawasan mengenai materi pelajaran yang dilakukan dalam tiga kegiatan

yaitu: 1) kegiatan awal (pendahuluan), 2) kegiatan inti, 3) kegiatan penutup.

2. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Metode Diskusi pada

Pembelajaran Fiqh kelas VIII Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur

Dalam proses pendidikan sering ditemukan kegagalan-kegagalan.

Dalam hal ini biasanya disebabkan oleh lemahnya sistem komunikasi. Untuk

itu, guru perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses

pembelajaran. Komunikasi pendidikan yang peneliti maksud adalah

hubungan atau interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung, atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif

antara guru dan siswa.

Ketika guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, pada

dasarnya guru tersebut sedang mempraktekkan metode pembelajaran. Dalam

proses kegiatan pembelajaran seorang guru sebelumnya pasti akan

mempersiapkan terlebih dahulu apa yang akan disampaikan pada siswa

dengan menyusun persiapan mengajar atau rencana pembelajaran. Rencana

pembelajaran memuat topik yang dibahas, tujuan pembelajaran, alat-alat yang

Page 76: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

digunakan, langkah-langkah pembelajaran atau skenario pembelajaran, dan

penilaian yang akan dilakukan.

Pelajaran Fikih secara subtansial memberikan motivasi kepada peserta

didik untuk mempraktekkan nilai-nilai ibadah, keyakinan keagamaan (tauhid)

dan akhlakul karimah dalam kehidupan. Sedangkan didalam metode diskusi

untuk mencapai tujuan pembelajaran terdapat beberapa kendala, baik yang

ada pada pihak siswa maupun materi (bahan) yang akan didiskusikan.

Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa

ada beberapa kendala guru dalam penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih di MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

yaitu: 1) Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

Fikih. 2) Siswa masih kesulitan dalam menyampaikan pendapatnya. 3)

Kesulitan dalam pengaturan waktu terhadap kegiatan pembelajaran. Oleh

karena itu harus tetap dilakukan usaha-usaha yang mengarah kepada

perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran melalui kegiatan

pembelajaran Fikih agar dapat berjalan dengan maksimal.

3. Upaya Guru Fikih dalam Penerapan Metode Diskusi pada

Pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs Ponpes Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur

Guru hendaknya mempunyai kemampuan yang dapat menunjang

keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seorang guru

harus mampu mengatur siswa dengan baik, mengembangkan metode yang

diterapkan dengan bimbingan disertai dengan pengawasan guru agar

penggunaan motode diskusi pada pembelajaran Fikih dapat membimbing

siswa menjadi lebih aktif dan kreatif.

Upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih di MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

yaitu:

1. Membimbing siswa untuk lebih aktif dan kreatif

Page 77: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

59

Dalam membimbing siswa untuk lebih aktif dan kreatif guru

memberikan bimbingan dan dorongan motivasi agar siswa aktif bertanya,

menjawab serta kreatif mengeluarkan ide-ide dalam melaksanakan diskusi

di kelas pada pembelajaran Fikih.

2. Membimbing siswa untuk terbiasa mengembangkan keberanian dalam

bertanya dan berpendapat

Pada saat pelaksanaan diskusi ada siswa yang hanya diam menikmati

jalannya diskusi tanpa ikut andil dalam diskusi tersebut atau (siswa tidak

bertanya atau berpendapat).

Guru melakukan usaha-usaha pendekatan dan stimulus agar siswa

bertanya atau berpendapat, terhadap siswa yang pendiam, dan kurang

aktif, agar siswa bisa aktif ikut serta dalam pelaksanaan diskusi dan kreatif

dalam mengeluarkan pendapat pada saat diskusi dikelas dalam

pembelajaran Fikih.

3. Menyediakan sumber belajar

Dengan adanya sumber belajar maka sangat membantu proses

pembelajaran siswa, dan proses belajar mengajar akan terlaksana dengan

baik, kelengkapan sumber belajar dapat memotivasi siswa agar semangat

belajar.

Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa

ada beberapa Upaya yang dilakukan guru dalam penerapan metode diskusi

pada pembelajaran Fikih di MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

yaitu: 1) Membimbing siswa untuk lebih aktif dan kreatif, 2) Membimbing

siswa untuk terbiasa mengembangkan keberanian dalam bertanya dan

berpendapat, 3) Menyediakan sumber belajar.

Page 78: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab pembahasan sebelumnya, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih Kelas VIII di

Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi sudah baik, ditandai

dengan pelaksanaan metode diskusi pada pembelajaran Fikih yang

dilakukan guru dengan tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan penutup, untuk menjadikan semua siswa atau semua kelompok

belajar aktif dalam menuangkan ide-ide, pengalaman, dan wawasan

mengenai materi pelajaran serta dapat meningkatkan kepercayaan diri dan

berani berbicara di depan guru dan teman-temanya sehingga keberhasilan

pembelajaran lebih maksimal.

2. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Metode Diskusi Pada

Pembelajaran Fikih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah

Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi

Jambi masih banyak diantaranya: Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam

kegiatan pembelajaran Fikih, Siswa masih kesulitan dalam menyampaikan

pendapatnya, dan Kesulitan dalam pengaturan waktu terhadap kegiatan

pembelajaran. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha yang mengarah

kepada perbaikan dan peningkatan kualitas belajar agar dapat berjalan

dengan maksimal.

3. Upaya Guru Fikih dalam Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran

Fikih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

sudah baik, diantaranya: Membimbing siswa untuk lebih aktif dan kreatif,

Page 79: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

61

Membimbing siswa untuk terbiasa mengembangkan keberanian dalam

bertanya dan berpendapat, dan menyediakan sumber belajar.

B. Saran

Selama penelitian dilakukan peneliti beberapa temuan yang dapat dijadikan

sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan penerapan metode diskusi.

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh penulis dapat memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Kepala sekolah

Kepala sekolah diharapkan memberikan dukungan kepada guru yang

akan melakukan perbaikan proses pembelajaran. Dukungan tersebut dapat

dilakukan dengan pemberian waktu dan media yang diperlukan dalam proses

pembelajaran. Karena media dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa

disetiap proses pembelajaran.

2. Guru

Dalam setiap proses pembelajaran hendaknya menerapkan metode

diskusi yang menciptakan kreatifitas, agar siswa dapat terlibat pada materi

yang sedang dipelajari. Sehingga tidak ada lagi siswa yang merasa jenuh

dalam proses pembelajaran.

3. Untuk siswa-siswi

Siswa-siswi MTs Ponpes Al-Ishlah diharapkan mampu lebih aktif, kritis

dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar meskipun tidak menggunakan

metode diskusi

Page 80: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

62

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetyo, (1997). Stategi Belajar Mengajar. Bandung:

Pustaka Setia.

Ahmad, Tafsir. (1996), Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Ahmadi, Uhbiyati, Nur. (1991), Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, Lukman. (1995). Kamus besar bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Arief. Armai. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:

Ciputat.

Arifin. (1995). Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum. Cet.III; Jakarta:

Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi

Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Badudu J.S Dan Zain mohammad. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia,

Jakarta: pustaka sinar harapan.

Dahlan, Abd Rahman. 2011. Ushul Fiqh. Jakarta: Amzah.

Daradjat Zakiah, dkk. (1995). Metodik khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:

Bumi Akasara, Direktur Pembinaan PTAI Depag.

Departemen Agama RI. Al-qur’an Dan Terjemahannya. Jakarta: Yayasan

Penyelenggara Penerjemah Al-Qur‟an

Departemen Pendidikan Indonesia (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka

Febriana, Rina. (2019). Kompetensi Guru. Jakarta: Bumi Aksara

Hadi, Amirul. (2001). Teknik mengajar secara sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hasibun, J.J dan Moedjiono. (1995). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Page 81: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

63

Hasibuan dan Moedjiono. (2001). Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Imran, Ali (1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.

James, W, Popham, Eva L terj. Amirul Hadi dkk. (2005). Teknik Mengajar Secara

Sistematis, Jakarta: Rineka Cipta.

Kamdhi. J.S. (1995). Diskusi yang Efektif. Jogjakarta: Kanisius.

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. (2007). Analisis Data Kualitatif,

Terj. Tjetjep Rohedi Rohidi, Jakarta: UI Press.

Mukhtar. (2010). Sepuluh Kiat Sukses Mengajar di Kelas. Jakarta: Nimas

Multina.

Moleong, L.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Moleong, L.J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhaimin. (1991). Konsep Pendidikan Islam. Solo: Ramadhan,

Nata, Abuddin.(2010). Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Partanto, Pius A & Al Barry, Dahlan M. (1994), Kamus Ilmiah Populer,

Surabaya: Arkola

Parwati. Ni Nyoman, Putu Pasek Suryawan, Ratih Ayu Apsari. (2019). Belajar

dan pembelajaran. Depok: Rajawali Pers

Ramayulis. (2010) Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Ramayulis. (2001) Metodologi PAI. Jakarta: Kalam Mulia

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sanjaya,Wina. (2010). Stratetgi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sudjana, Nana. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar

Mengajar, Bandung: Sinar Baru

Suprihatiningrum, Jamil. (2016). Strategi Pembelajaran, Jogjakarta:Ar-Ruzz

Media.

Page 82: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

64

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif,

kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta.

Suryabrata. (1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka cipta.

Surya, Muhammad. (2006). Percikan Perjuangan Guru Menuju Guru

Profesional, Sejahtera dan Terlindungi. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Tafsir, Ahmad. (1996) Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Undang-undang Republik Indonesia. No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 Ayat 1 Jakarta: Sinar Grafika.

Usman, M. Basyirudin. (2002). Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta :

Ciputat Pers.

Yamin, Martinis. (2016). Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta:

Gaung Persada Press

Zein. M. (1990). Methodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta : AK Group

Page 83: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

65

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH

KELAS VIII DI MTs PONPES AL-ISHLAH DESA MANUNGGAL

MAKMUR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

A. Data Observasi

No Aspek yang di observasi Terlakasana

Iya Tidak

1. Metode diskusi yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai

2. Metode diskusi yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan

materi pelajaran yang diajarkan

3. Metode diskusi mampu dilaksanakan oleh guru dalam

proses belajar mengajar

4. Metode diskusi yang dilaksanakan oleh guru mampu

diikuti oleh siswa sehingga siswa aktif dalam belajar

5. Metode diskusi yang dilaksanakan oleh guru menarik

perhatian siswa terhadap penyajian bahan pelajaran yang

diberikan

6. Metode diskusi yang dilaksanakan oleh guru dapat

disimpulkan diakhir proses belajar mengajar

7 Metode diskusi yang dilaksanakan oleh guru dapat

menuntaskan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan

B. Data Wawancara

a. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Fikih di MTs PONPES Al-Ishlah

Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

Page 84: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

66

2) Bagaimana menurut bapak mengenai penerapan metode diskusi yang

diterapkan guru Fikih pada pembelajaran Fikih di MTs PONPES Al-Ishlah

Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

b. Pedoman Wawancara Guru Fikih

1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs PONPES

Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

2) Bagaimana penerapan metode diskusi pada pembelajaran Fikih kelas VIII

di MTs PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung

Jabung Timur ?

3) Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs PONPES Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

4) Bagaimana keadaan kelas saat bapak menerapkan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs PONPES Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

5) Apa faktor pendukung dalam penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs PONPES Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

6) Apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs PONPES Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

7) Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala tersebut ?

8) Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala dalam penerapan metode

diskusi pada pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs PONPES Al-Ishlah

Desa Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

9) Apa manfaat penerapan metode diskusi pada pembelajaran Fikih kelas

VIII di MTs PONPES Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten

Tanjung Jabung Timur ?

Page 85: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

67

10) Bagaimana harapan bapak terhadap penerapan metode diskusi pada

pembelajaran Fikih kelas VIII di MTs PONPES Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur ?

c. Pedoman Wawancara Siswa

1) Bagaimana menurutmu mengenai metode diskusi yang diterapkan guru

pada pembelajaran Fikih ?

2) Apakah kamu merasakan suatu kendala/masalah dalam pelaksanaan

diskusi ?

3) Apakah penerapan metode diskusi pada pembelajaran Fikih dapat

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan ?

4) Bagaimana respon kamu ketika metode ini di terapkan pada pembelajaran

fikih ?

5) Bagaimana kondisi kelas pada saat pelaksanaan diskusi pada pembelajaran

Fikih ?

C. Data Dokumentasi

1. Sejarah MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten

Tanjung Jabung Timur

2. Profil MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten

Tanjung Jabung Timur

3. Visi, Misi MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur Kabupaten

Tanjung Jabung Timur

4. Struktur Organisasi MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur

5. Keadaan Tenaga Pendidik MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal

Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

6. Keadaan Peserta Didik MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur

7. Sarana dan Prasarana MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Page 86: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

68

DAFTAR KEY INFORMAN

No Nama Jabatan Keterangan

1 A.Kholil S,Pd.I Guru Fikih Observasi,

Wawancara,

Dokumentasi,

DAFTAR INFORMAN TAMBAHAN

No Nama Jabatan Keterangan

1 Thoyyiban, S.H.I. Kepala Sekolah MTs

Ponpes Al-Ishlah

Wawancara

2 Muhammad sutan abadi Siswa kelas VIII Wawancara

3 Sahrul arami Siswa kelas VIII Wawancara

4 Siti Susanti Siswi kelas VIII Wawancara

5 Aulia dewi lestari Siswa kelas VIII Wawancara

6 Nur azizah Siswa kelas VIII Wawancara

Page 87: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

69

DOKUMENTASI

Gedung MTs Ponpes Al-Ishlah Desa Manunggal Makmur

Page 88: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

70

Dokumentasi Bersama Kepala Sekolah Bapak Thoyyiban, S.H.I.

Page 89: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

71

Dokumentasi Bersama Guru Fikih Bapak A.Kholil S,Pd.I

Page 90: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

72

Page 91: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

73

Kegiatan Pembelajaran Kelas VIII

Page 92: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

74

Dokumentasi Bersama Siswa-Siswi Kelas VIII

Page 93: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

75

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen

Kode Formulir

Berlaku

Tanggal

No

Revisi

Tanggal

Revisi

Halaman

In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 - 1 dari 2

Nama Mahasiswa : Sri Mauli Darni

NIM : 201172424

Pembimbing I : Dr. Tuti Indriani, M.Pd

Judul : Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih

Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Provinsi Jambi

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing

1. 9 November 2020 Penyerahan surat penunjukan dosen

pembimbing

2. 15 November 2020 Bimbingan Proposal

3. 16 November 2020 Perbaikan Proposal

4. 19 November 2020 ACC Proposal untuk Diseminarkan

5. 1 Desember 2020 Seminar Proposal

6. 1 Januari 2021 Perbaikan Proposal Sesuai Hasil

Seminar

7. 5 Januari 2021 ACC Riset

8. 22 Maret 2021 Bimbingan Bab I, II, III,IV dan V

9. 23 Maret 2021 Perbaikan Skripsi Lengkap

10. 24 Maret 2021 ACC Skripsi

Jambi, Maret 2021

Pembimbing I

Dr. Tuti Indriani, M.Pd

NIP.197501102009012006

Page 94: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen

Kode Formulir

Berlaku

Tanggal

No

Revisi

Tanggal

Revisi

Halaman

In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 - 1 dari 2

Nama Mahasiswa : Sri Mauli Darni

NIM : 201172424

Pembimbing II : Yudi Kurniawan, M.Pd

Judul : Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran Fikih

Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Ponpes Al-Ishlah Desa

Manunggal Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Provinsi Jambi

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

No Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing

1. 23 Oktober 2020 Penyerahan surat penunjukan dosen

pembimbing

2. 26 Oktober 2020 Bimbingan Bab I,II, dan III

3. 2 November 2020 Perbaikan Proposal

4. 4 November 2020 ACC Proposal untuk Diseminarkan

5. 1 Desember 2020 Seminar Proposal

6. 15 Desember 2020 Perbaikan Proposal Sesuai Hasil

Seminar

7. 31 Desember 2020 ACC Riset

8. 3 Maret 2021 Bimbingan Bab I, II, III,IV dan V

9. 15,18 Maret 2021 Perbaikan Sikripsi Lengkap

10. 19 Maret 2021 ACC Skripsi

Jambi, Maret 2021

Pembimbing II

Yudi Kurniawan, M.Pd

NIP. 198911112019031015

Page 95: PENERAPAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FIKIH …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Sri Mauli Darni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tgl lahir : Parit Culum 1, 10 Februari 1999

Alamat Asal : Parit Culum 1, Rt. 12, Rw 03, Kelurahan Parit Culum 1,

Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung

Jabung Timur, Provinsi Jambi, Indonesia

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Email : [email protected]

No Kontak : 0857-8383-2225

Riwayat Pendidikan

1. SD/MI : SDN 77/X Parit Culum 1 : 2011

2. SMP/MTS : SMPN 17 Tanjung Jabung Timur : 2014

3. SMA/MA : SMAN 8 Tanjung Jabung Timur : 2017

4. Perguruan Tinggi : UIN STS Jambi : 2021

Motto Hidup

“Hidup sekali hidup lah yang berarti”