231
i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: Norbertus Dony Triyustiko NIM. 041334091 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

  • Upload
    lethu

  • View
    255

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR

SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Norbertus Dony Triyustiko NIM. 041334091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa hormat dan ketulusan hati, kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus Sang penyelenggara hidup, terima kasih atas kasih dan pengorbananMu di kayu salib.

Bapak dan Ibuku terkasih, terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan sampai sekarang. Pengorbanan kalian akan selalu terpatri dalam hatiku.

Kakak dan adikku tersayang, terimakasih atas dorongan yang telah kalian berikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

v

MOTTO

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku ( Filipi 4 : 13 ).

Hidup itu seperti musik, yang harus dikomposisi oleh telinga,

perasaan dan insting, bukan oleh peraturan (Samuel Butler).

Sukses adalah keberhasilan yang Anda capai di dalam menggunakan

talenta-talenta yang telah Allah berikan kepada Anda (Rick Devos).

Manusia yang merencanakan, namun Tuhan yang menentukan

(Thomas A. Kempis).

“Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam

bab sejumlah enam, jadilah mahakarya, gelar sarjana kuterima,

orangtua, calon istri, dan calon mertua pun bahagia”.

“Saya datang, saya bimbingan, saya revisi, saya ujian, dan saya

menang!”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih karena skripsi ini telah

selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapat

berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,

dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

ix

5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Cornelio Purwantini S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Rita Eny Purwanti. S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini.

8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

9. Seluruh mahasiswa angkatan 2004 yang juga telah memberi masukan selama

proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian dan kerjasama

yang baik selama ini.

10. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu

kelancaran proses belajar selama ini.

11. SMA SANTA MARIA, Yogyakarta, yang telah memberikan izin dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.

12. Ibu Catharina Cahyadiyanti S.Pd selaku guru mitra dalam penelitian tindakan

kelas ini.

13. Siswa-siswa kelas X-E sebagai subjek dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xi

ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR

SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Norbertus Dony Triyustiko Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-E, SMA SANTA MARIA, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terbagi dalam dua siklus yaitu : siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi terhadap guru, observasi terhadap siswa, observasi terhadap kelas, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi: (1) memperbaiki keaktifan dalam mengajukan pertanyaan (target = 25%, siklus I = 42.86%, dan siklus II = 50%); (2) memperbaiki keaktifan dalam menjawab pertanyaan (target = 25%, siklus I = 28,57%, dan siklus II = 30%); (3) memperbaiki keaktifan dalam mengerjakan tugas-tugas (target 50%, siklus I = 85.71%, dan siklus II = 80%); (4) memperbaiki keaktifan dalam diskusi (target = 50%, siklus I = 66,67%, dan siklus II = 75%); (5) memperbaiki keaktifan dalam mengemukakan/ menanggapi pendapat (target = 25 %, siklus I = 42,86%, dan siklus II = 55% ).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xii

ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD OF JIGSAW TYPE TO INCREASE STUDENT’S LEARNING ACTIVITY OF

THE TENTH CLASS STUDENTS IN THE SUBJECT OF ECONOMICS OF SANTA MARIA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

Norbertus Dony Triyustiko Sanata Dharma University

2009

This research aims to know the effect of increasing the student’s activity by applying cooperative learning method of jigsaw type on the subject of economics by discussing the government policy on economy domain, as the topic. This research is an explorative action class research.

This research was carried out in Santa Maria Senior High School Yogyakarta. The subject of the research was the tenth grade students who belong to E class of Santa Maria Senior High School Yogyakarta. The implementation of this action class research was divided into two cycles, they are: the first cycle and the second cycle. Each cycle consists of four steps, they are planning, action, observation, and reflection. Collecting data was done by using teacher’s observation instrument, student’s observation, observation of the class, and interview. The data were analyzed by using descriptive and comparative analysis.

The result of this research shows that the application of cooperative learning method of jigsaw type on economic course with the topic government policy on economy field: (1) improving an activity in asking questions (target is 25%, the first cycle is 42,86%, and the second cycle is 50%); (2) improving an activity in answering questions (target is 25%, the first cycle is 28,57%, and the second cycle is 30%); (3) improving an activity in finishing works (target is 50%, the first cycle is 85,71%, and the second cycle is 80%); (4) improving an activity in responding opinion (target is 25%, the first cycle is 42,86%, and the second cycle is 55%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv

MOTTO .................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….. .. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………………… vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

ABSTRAK ... ............................................................................................. xi

ABSTRACT . ............................................................................................... xii

DAFTAR ISI.............................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL...................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

B. Batasan Masalah.................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ................................................................. 6

D. Tujuan ................................................................................... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xiv

E. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 8

A. Proses Belajar Mengajar .................................................... 8

B. Pembelajaran Kooperatif…………………………………… 10

C. Tipe Pembelajaran Kooperatif……………………………... 13

D. Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw……………………… 14

E. Keaktifan………………………………………….….…….. 18

F. Mata Pelajaran Ekonomi…………………………….……… 23

G. Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. . 32

A. Jenis Penelitian..................................................................... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ 32

C. Subjek dan Obyek Penelitian................................................. 32

D. Prosedur Penelitian............................................................... . 33

E. Instrumen Penelitian............................................................... 37

F. Pengumpulan dan Analisis Data .......................................... . 41

1.Teknik pengumpulan Data ............................................... . 41

2.Analisis Data .................................................................... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM .............................................................. 44

A. Sejarah SMA SANTA MARIA............................................... 44

B. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta………………….. ..... 47

C. Visi Misi SMA Santa Maria Yogyakarta ............................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xv

D. Sistem Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta ................ ... 51

E. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta ............................ ... 51

F. Organisasi Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta............... ... 52

G. Sumber Daya Manusia SMA Santa Maria Yogyakarta ........ ... 52

H. Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta.................................... ... 57

I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Santa Maria .................... 58

J. Proses Belajar Dan Mengajar SMA Santa Maria ...................... 59

K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan……………………………... 61

L. Majelis sekolah/ dewan sekolah/ komite sekolah……………. 63

M. Hubungan Antara SMA Santa Maria Yogyakarta Dengan

Instansi Lain............................................................................. 64

N. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan……..………….. 65

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN .......................... ... 67

A. Deskripsi Penelitian .............................................................. ... 67

1. Observasi pendahuluan ................................................... ... 67

2. Siklus Pertama.................................................................... 80

a. Perencanaan..................................................................... 81

b. Tindakan.......................................................................... 84

c. Observasi......................................................................... 88

d. Refleksi............................................................................ 96

3. Siklus Kedua ..................................................................... ... 103

a. Perencanaan..................................................................... 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xvi

b. Tindakan.......................................................................... 107

c. Observasi......................................................................... 111

d. Refleksi............................................................................ 119

B. Analisis Komparatif Tingkat Keaktifan................................... 126

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN.............. 131

A. Kesimpulan.............................................................................. 131

B. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 132

C. Saran....................................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 133

LAMPIRAN .............................................................................................. ... 135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3 Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran……………………… 70

Tabel 4 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran .......................…… 73

Tabel 5 Keadaan Kelas Selama Proses Pembelajaran……………….…… 75

Tabel 6 Aktivitas Guru Pada Siklus I……………………………….…..... 89

Tabel 7 Keterlibatan Siswa Pada Siklus I................................................... 91

Tabel 8 Pengamatan Terhadap Kelas pada Siklus I…………………..….. 93

Tabel 9 Kesan Guru Terhadap Perangkat Pembelajaran pada Siklus I.… 96

Tabel 10 Refleksi Siswa pada Siklus I…………………………….….…... 98

Tabel 11 Aktivitas Guru pada Siklus II………………………….…….….. 113

Tabel 12 Keterlibatan Siswa pada Siklus II……………………….….…... 115

Tabel 13 Pengamatan Terhadap Kelas pada Siklus II.................................. 117

Tabel 14 Kesan Guru Terhadap Perangkat Pembelajaran pada Siklus II.... 120

Tabel 15 Refleksi Siswa pada Siklus II………………………………...… 122

Tabel 16 Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan Belajar Siswa

dalam Proses Pembelajaran pada Siklus I dan SiklusII………... 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas…………. 28

Gambar 2.2 Komponen-komponen Refleksi ………………………… 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 1b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 2a Materi Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2b Materi Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3a Lembar Kerja Siswa Siklus I

Lampiran 3b Lembar Kerja Siswa Siklus II

Lampiran 4 Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal)

Lampiran 4a Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) pada Observasi

Pendahuluan

Lampiran 4b Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anekdotal) pada Siklus I

Lampiran 4c Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (catatan anecdotal) pada Siklus II

Lampiran 5 Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal)

Lampiran 5a Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada Observasi

Pendahuluan

Lampiran 5b Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada Siklus I

Lampiran 5c Lembar Observasi Kegiatan Siswa (catatan anekdotal) pada Siklus II

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal)

Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada Observasi

Pendahuluan

Lampiran 6b Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada Siklus I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xx

Lampiran 6c Lembar Observasi Kegiatan Kelas (catatan anekdotal) pada Siklus II

Lampiran 7 Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran

Lampiran 7a Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I

Lampiran 7b Lembar Obsevasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II

Lampiran 8 Instrumen Pengamatan Kelas

Lampiran 8a Instrumen Pengamatan Kelas pada Siklus I

Lampiran 8b Instrumen Pengamatan Kelas pada Siklus II

Lampiran 9 Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa

Lampiran 9a Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada

Observasi Pendahuluan

Lampiran 9b Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada

Siklus I

Lampiran 9c Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada

Siklus II

Lampiran 10 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok

Lampiran 10a Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada

Siklus I

Lampiran 10b Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok pada

Siklus II

Lampiran 11 Instrumen Refleksi Guru

Lampiran 11a Instrumen Refleksi Guru pada Siklus I

Lampiran 11b Instrumen Refleksi Guru pada Siklus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

xxi

Lampiran 12 Instrumen Refleksi Siswa

Lampiran 12a Instrumen Refleksi Siswa pada Siklus I

Lampiran 12b Instrumen Refleksi Siswa pada Siklus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya pendidikan adalah proses terjadinya interaksi antara guru

dan siswa. Dalam proses interaksi tersebut guru sebagai pendidik tidak hanya

mentransfer ilmu yang dia miliki kepada para siswanya, namun juga harus mampu

memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang materi yang diberikan kepada

siswanya. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan cara memberikan inovasi

yang lain dalam proses kegiatan belajar mengajarnya. Oleh sebab itu, guru harus

memikirkan dan membuat perencanaan dalam meningkatkan kesempatan belajar

bagi siswa. Guru harus berusaha semaksimal mungkin agar siswa benar-benar

terlibat secara aktif baik secara fisik, mental, intelektual, dan emosional. Aktivitas

siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, hingga saat ini

penerapan metode mengajar guru di kelas masih dirasa sangat monoton dan kurang

bervariasi. Banyak guru yang menerapkan teknik mengajar yang sama meskipun

materi pelajarannya berbeda. Guru sebagai pengajar umumnya menyampaikan

materi dari buku pelajaran kepada siswa. Umumnya guru kurang kreatif dan

pandai berinovasi dalam menciptakan suatu proses pembelajaran agar menjadi

proses yang menyenangkan. Padahal dengan proses pembelajaran yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

2

menyenangkan, maka diharapkan akan membuat siswa untuk terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

Paradigma lama dalam pembelajaran adalah guru memberikan

pengetahuan kepada siswa secara searah. Seorang guru memberikan pengetahuan

kepada siswa, sedangkan siswa hanya menerima pengetahuan dari gurunya. Jika

diandaikan, pengetahuan siswa dianggap seperti botol kosong dan guru akan

mengisi kekosongan botol tersebut. Berbeda dengan paradigma baru dimana

pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa. Siswa

membangun pengetahuan secara aktif dengan interaksi pribadi di antara para siswa

dan interaksi antar guru dan siswa.

Metode yang biasa dipakai oleh guru dalam mengajar yaitu metode

ceramah dan diskusi. Ketika guru mengajar dengan menerapkan metode ceramah,

ada kemungkinan siswa tidak mendengarkan, ngobrol dengan teman yang lain,

acuh tak acuh dengan penjelasan guru, mencari kesibukan lain, bahkan tidak

memperhatikan dikarenakan siswa merasa bosan. Sementara jika guru mengajar

dengan metode diskusi, sekilas di dalamnya siswa tampak terlibat aktif dalam

kelompok. Namun jika dilihat lebih mendalam mungkin akan tampak bahwa hanya

beberapa siswa yang aktif di dalam kelompok diskusi tersebut. Sementara

beberapa siswa terlibat aktif di dalam kelompok, ada juga beberapa siswa yang

tidak aktif terlibat mungkin karena malu mengemukakan pendapat, malu bertanya,

bahkan bosan sehingga lebih memilih untuk mencari kesibukan sendiri. Akibatnya,

siswa yang aktif akan dapat lebih mengerti dibandingkan dengan siswa yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

3

aktif. Dari uraian tersebut tampak bahwa metode ceramah dan diskusi kadang

kurang efektif dalam proses belajar mengajar sehingga akan berdampak negatif

pada kemauan siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang

nantinya juga memungkinkan akan berdampak pada prestasi belajar siswa.

Berdasarkan pengalaman yang telah dialami peneliti selama duduk di

bangku SMA, ketika guru mengajar dengan menerapkan metode ceramah, pada

awalnya siswa masih dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menyimak

penjelasan dari guru. Namun lama kelamaan siswa mulai kurang memperhatikan

materi yang diberikan oleh guru, ada yang ribut ngobrol dengan teman, ada yang

sibuk sendiri, intinya banyak siswa yang cenderung tidak merespon lagi

pembelajaran dari guru. Kemudian ketika guru mengajar dengan menerapkan

metode diskusi kurang lebih kondisinya sama dengan ketika guru menerapkan

metode ceramah. Sekilas siswa memang tampak aktif di dalam kelompoknya,

namun jika dilihat lebih dalam ternyata hanya beberapa siswa yang benar-benar

aktif sedangkan yang lain cenderung pasif. Siswa yang pasif kebanyakan hanya

menggantungkan diri pada jawaban teman yang aktif yaitu dengan menyalin

jawaban teman ke dalam lembar tugasnya. Dari kasus di atas menunjukkan bahwa

penerapan metode ceramah dan diskusi kurang begitu efektif dalam proses

pembelajaran sehingga hal ini menyebabkan kurangnya keaktifan siswa di dalam

proses pembelajaran. Maka dari itu, dengan menggunakan metode pembelajaran

tertentu dapat mendorong siswa untuk lebih antusias lagi dalam mengikuti

pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

4

Metode mengajar yang tepat hendaknya dapat dilakukan oleh semua pihak

khususnya yang terlibat dalam dunia pendidikan terutama guru atau guru sebagai

seorang pengajar. Metode mengajar yang tepat adalah yang dapat melibatkan

seluruh siswa di dalam kelas, baik secara individu maupun kelompok. Keterlibatan

siswa secara individual dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik diri siswa. Sedangkan keterlibatan siswa di

dalam kelompok akan berhubungan dengan proses pemerolehan pengetahuan

melalui siswa dengan siswa yang lain atau siswa dengan guru.

Dalam kenyataannya sebenarnya ada berbagai model pembelajaran yang

dapat diterapkan dan dikembangkan, salah satunya adalah model pembelajaran

kooperatif. Sebenarnya inti dari model pembelajaran ini adalah mengajak siswa

untuk belajar dengan saling bekerja sama dalam kelompok kecil dengan

kemampuan yang bervariasi (tinggi, sedang, rendah). Bahkan tidak sebatas pada

kemampuan melainkan dapat diterapkan pada keberagaman anggota kelompok

baik itu jenis kelamin, suku, ras, agama, dan sebagainya. Sedangkan dalam

menyelesaikan tugas kelompok, maka setiap kelompok saling bekerja sama dalam

memahami suatu pelajaran. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur

yang harus diterapkan yaitu: (1) saling ketergantungan positif; (2) tanggung jawab

perseorangan; (3) tatap muka; (4) komunikasi antar anggota; (5) evaluasi proses

kelompok.

Dalam metode kooperatif terdapat beberapa tipe pembelajaran yang

terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

5

jigsaw. Tipe ini dapat membantu guru dalam menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan. Dalam metode ini para siswa tidak hanya berinteraksi dengan

sesama anggota kelompok tetapi juga berinteraksi dengan anggota kelompok yang

lain. Jika metode ini dapat diterapkan dengan baik, maka para siswa terdorong

untuk ikut terlibat dalam diskusi kelompok. Dengan kondisi pembelajaran seperti

ini diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar,

meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran guru-guru di SMA masih cenderung menerapkan

metode ceramah dan diskusi pada hampir di setiap pertemuan. Metode tersebut

dirasa kurang efektif dan bervariasi guna meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tindakan kelas yaitu “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas X SMA Santa Maria

Pada Mata Pelajaran Ekonomi”.

B. Batasan Masalah

Dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif bisa dilihat dari

berbagai tipe, namun dalam penelitian ini hanya dimaksudkan untuk menerapkan

metode kooperatif tipe jigsaw dan menyelidiki pengaruhnya terhadap peningkatan

kaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktifan merupakan suatu sikap

berani berpendapat, keberanian bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

6

kemampuan dalam mengerjakan lembar kerja atau tugas baik individu maupun

kelompok.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun rumusan

permasalahan yaitu: bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa dalam proses

pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

pembelajaran ekonomi ?

D. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak peningkatan

keaktifan belajar siswa melalui penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada mata

pelajaran ekonomi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta didik untuk

meningkatkan keaktifan belajar dalam mata pelajaran Ekonomi.

2. Bagi peneliti

Sebagai calon seorang pendidik, penelitian ini sangat bermanfaat dalam

pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

7

pembelajaran di kelas yang sesuai dengan tujuan pendidikan saat ini yaitu

pembelajaran yang berpusat pada siswa.

3. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi terutama

guru bidang studi dalam rangka mengefektifkan pendidikan dan pengelolaan

sumber-sumber belajar.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya

berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran di

lapangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Belajar Mengajar

Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan

mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian belajar yang lebih modern

diartikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi

sebagai hasil latihan dan pengalaman (Sumantri, 2001:13). Definisi yang kedua ini

memuat dua unsur penting dalam belajar yaitu, pertama belajar adalah perubahan

tingkah laku, dan kedua perubahan yang terjadi adalah terjadi karena latihan atau

pengalaman.

Sedangkan Winkel (1996:59) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu

aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang dapat menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap dimana perubahan yang dimaksud bersifat relative

konstan dan tetap melekat. Seperti halnya yang dikemukakan Hamalik (1983:21),

belajar yaitu suatu bentuk pertumbuhan/ perubahan di dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara- cara tingkah laku yang baru melalui pengalaman dan

latihan.

Menurut Syah (1995:237), proses belajar mengajar secara singkat dapat

disebut juga sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

9

kegiatan yang utuh terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar

dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar, dimana tekanan kegiatan

adalah pada siswa yang belajar. Di dalam kegiatan belajar mengajar terjadi suatu

hubungan antara guru dengan siswa yang bersifat suatu pengajaran. Suasana yang

bersifat pengajaran ini siswa melakukan suatu aktivitas belajar melalui interaksi

dengan kegiatan tahapan mangajar yang dilakukan oleh guru. Dalam proses belajar

mengajar, selain guru menggunakan suasana yang bersifat pengajaran, dianjurkan

memanfaatkan komunikasi banyak arah agar siswa dapat belajar secara aktif.

Artinya, selain siswa berkomunikasi dengan guru tetapi siswa juga berkomunikasi

dengan siswa yang lain.

Lain halnya dengan pendapat Burner (1984:9), proses belajar dibedakan

ke dalam tiga fase, yakni: (1) informasi, baik yang menambah atau memperluas

pengetahuan maupun yang bertentangan dengan yang telah kita ketahui

sebelumnya; (2) transformasi, pengubahan informasi dalam bentuk yang lebih

abstrak atau konsepstual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas; dan

(3) evaluasi yang berisi penilaian pengetahuan yang diperoleh dan apakah

transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Berdasarkan uraian diatas maka belajar yaitu suatu usaha dan latihan yang

dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan. Proses belajar diartikan sebagai tahap

perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.

Sedangkan mengajar diartikan sebagai suatu usaha yang membantu memudahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

10

kegiatan belajar dimana dalam hal ini guru berinteraksi sedemikian rupa dengan

para siswa agar siswa terlibat dalam aktifitas belajar.

B. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1995:2), pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana para siswa dalam kelompok kecil untuk saling membantu

dalam mempelajari materi pelajaran. Sulihatin (2005:5), berpendapat bahwa pada

dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur

kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih

dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota

kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu

struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota

kelompok.

Sedangkan menurut Lie (2002:12), sistem pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong

atau pembelajaran kooperatif dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai

fasilitator. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi

dengan tujuan agar para siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berfikir

kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan

kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

11

sendiri maupun teman lain. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa

semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori,

pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya.

Heterogen merupakan salah satu ciri pengelompokan siswa dalam

pembelajaran kooperatif dimana dalam satu kelompok tersebut terdiri atas dua

sampai lima siswa yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda, jenis kelamin

berbeda, bahkan jika dimungkinkan berasal dari suku yang berbeda pula. Menurut

Roger dan Johnson tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai cooperative

learning. Lima unsur pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan untuk

mencapai hasil yang maksimal yaitu (Lie, 2002:32) :

1. Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Dalam metode Jigsaw, Aronson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan. Keempat anggota ini berkumpul dan bertukar informasi yang kemudian pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian. Dengan cara ini, mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.

2. Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung sari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Pengajaran yang efektif dalam model pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilakukan. Dalam teknik Jigsaw yang dikembangkan Aronson misalnya, bahan bacaan dibagi empat bagian dan masing-masing siswa mendapat dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

12

melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan mudah dan jelas. Rekan-rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak menghambat yang lainnya.

3. Tatap Muka Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerjasama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Setiap anggota mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.

4. Komunikasi Antar Anggota Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Ketrampilan berkomnikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajar tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang andal dalam waktu sekejap. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

5. Evaluasi Proses Kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama secara lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran cooperative learning.

Jadi pada dasarnya pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk belajar

bersama-sama dalam satu kelompok kecil yang heterogen untuk menyelesaikan

tugas atau masalah kelompok. Di dalamnya anggota kelompok saling bekerja sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

13

dan saling membantu untuk memahami pelajaran dan keberhasilan individu

diorientasikan dalam keberhasilan kelompok.

C. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif

Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif (Slavin, 1995:4-8) yang

diantaranya adalah:

1. Student Teams Achievement Divisions (STAD) Dalam model STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap anggotanya terdiri dari 4 – 5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja kedalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan pelajaran tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis individual tentang bahan ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.

2. Teams Games Tournaments ( TGT) Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4 -5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam STAD diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

3. Jigsaw Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

14

penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

4. Teams Accelerate Instruction (TAI) Dalam model TAI guru mempresentasikan materi pelajaran secara individu atau kelompok kecil siswa yang mempunyai unit tahap yang sama. Siswa ditempatkan sesuai dengan kecepatan kemampuan belajarnya sehingga siswa yang satu dengan siswa yang lain, unit yang ditempuhnya berbeda. Siswa bekerja dalam kelompok mereka dengan unit yang berbeda. Siswa harus menyelesaikan setiap unit mereka masing-masing. Setiap akan berpindah unit, maka harus mendapat persetujuan dari teman satu kelompoknya. Dengan demikian, siswa dalam kelompok mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sebelum mengambil kuis dalam unit tersebut. Tes untuk akhir dilakukan tanpa bantuan dari teman satu kelompok. Unit-unit yang terkumpul dari masing-masing anggota kelompok dijumlah dan jumlah dari unit setiap kelompok yang memenuhi criteria mendapat sertifikat atau penghargaan.

5. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Model CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang khusus diterapkan pada pembelajaran membaca dan menulis di sekolah. Dalam model CIRC, siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan tingkat kecepatan membacanya. Dalam kelompok tersebut, mereka saling bertukar informasi mengenai bacaan yang mereka baca, memprediksi bagaimana akhir dari suatu cerita naratif, menuliskan respon mengenai bacaan dan sebagainya. Melalui belajar kelompok siswa juga dilatih untuk mencari ide utama bacaan yang mereka baca.

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Teknik menajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al (Lie, 2002:69)

sebagai metode cooperative learning. Teknik ini bisaa digunakan dalam

pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini

menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa.

Teknik ini cocok untuk semua kelas/tingkatan. Dalam teknik ini, guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

15

memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu

siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.

Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

ketrampilan berkomunikasi.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan

demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama

secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”. Para anggota dari

tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli)

saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan

kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk

menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka

pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal

dan kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang

beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang

beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli,

yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang

ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

16

tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada

anggota kelompok asal.

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik

yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang

ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain

untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para

anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada

teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di

kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab

siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling

memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir pembelajaran,

siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.

Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim

yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat

mengerjakan kuis dengan baik.

Ada delapan langkah dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw (Lie, 2002:69), yaitu:

1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian. 2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.

3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

17

4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.

5. Siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masing-masing. 6. Siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca atau dikerjakan masing-

masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.

8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:

1. Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang

memiliki kemampuan belajar berbeda

2. Menerapkan bimbingan sesama teman

3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi

4. Memperbaiki kehadiran

5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar

6. Sikap apatis berkurang

7. Pemahaman materi lebih mendalam

8. Meningkatkan motivasi belajar

Kelemahan metode kooperatif jigsaw

1. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-

ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan

kelompok akan macet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

18

2. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada

anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif

dalam diskusi

3. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum

terkondisi dengan baik , sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga

menimbulkan gaduh.

Variasi dalam metode ini yaitu sebagai berikut: jika tugas yang dikerjakan

cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok para ahli. Siswa berkumpul dengan

siswa yang lain yang mendapatkan bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka

bekerja sama mempelajari atau mengerjakan bagian tersebut. Kemudian, masing-

masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah

dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.

E. Keaktifan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:17) aktivitas diartikan

sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris

dari kata activity yang berarti kegiatan (Budiono, 1998:13). Sedangkan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata

kerja yang berarti giat, rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-

sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang. Aktivitas peserta didik dalam

menjalani proses belajar mengajar adalah salah satu kunci keberhasilan pencapaian

peranan pendidikan. Aktivitas merupakan asas penting dalam asas didaktik karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

19

belajar sendiri merupakan suatu kegiatan dan tanpa adanya kegiatan tidak mungkin

seseorang belajar. Aktivitas sendiri tidak hanya aktivitas fisik saja tetapi juga

aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota

badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan

mendengarkan, melihat hanya pasif. Sedangkan aktivitas psikis adalah peserta

didik yang daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi

dalam rangka pengajaran (Ahmad Rohani, 2004:6).

Dalam konsep belajar aktif pengetahuan merupakan pengalaman pribadi

yang diorganisasikan dan dibangun melalui proses belajar bukan merupakan

pemindahan pengetahuan yang dimiliki guru kepada anak didiknya. Sedangkan

mengajar merupakan upaya menciptakan lingkungan agar siswa dapat memperoleh

pengetahuan melalui keterlibatan secara aktif dalam kegiatan belajar. Menurut

Piaget (Pardjono, 2001:2006), ada 4 prinsip belajar aktif, yaitu: (1) siswa harus

membangun pengetahuannya sendiri, sehingga bermakna, (2) cara belajar yang

paling baik adalah jika mereka aktif dan berinteraksi dengan objek yang konkrit,

(3) belajar harus berpusat pada siswa dan bersifat pribadi. Jadi dalam proses

belajar mengajar, siswalah yang harus membangun pengetahuannya sendiri.

Sedangkan guru berperan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan

mendukung bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna. Siswa (peserta didik)

harus mengalami dan berinteraksi langsung dengan obyek yang nyata. Jadi belajar

harus dialihkan yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang

berpusat pada siswa. Sekolah merupakan sebuah miniatur dari masyarakat maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

20

dalam proses pembelajaran harus terjadi saling kerjasama dan interaksi antar

berbagai komponen yang terbaik. Pendidikan modern lebih menitik beratkan pada

aktivitas sejati, dimana siswa belajar dengan mengalaminya sendiri pengetahuan

yang dia pelajari. Dengan mengalami sendiri, siswa memperoleh pengetahuan

pemahaman dan ketrampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.

Beberapa aktivitas siswa pendidikan saat ini menghendaki peranan aktivitas siswa

dalam kegiatan interaksi dalam pembelajaran. Hal ini tidak berarti guru pasif atau

tidak aktif dalam pembelajaran berlangsung, tetapi guru berperan sebagai

pembimbing dan fasilitator agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif belajar.

Herman Handoyo (Rias, 1988:121-123) mengklasifikasikan aktivitas

belajar atau yang menurutnya disebut aktivitas intelektual siswa, seperti pada

uraian di bawah :

1. Menguji. Pada waktu guru memberikan materi, guru hendaknya melibatkan intelektual siswa yaitu dengan menguji dan eksplorasi situasi. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengabstraksi dan menemukan. Mengabstraksi berarti mengidentifikasi esensi dari bentuk atau struktur dari hal yang diketahui sedangkan menemukan berarti menghasilkan sesuatu yang dianggap baru dengan menggunakan imajinasi, pikiran atau eksperimen.

2. Mengungkapkan. Aktivitas ini mengharapkan siswa dapat menghasilkan kata, kalimat, bagan atau tabel dengan menggunakan simbol yang sesuai dengan situasi masalahnya. Ini merupakan proses belajar untuk mengkonstruksi model-model dari situasi masalah yang dihadapi.

3. Membuktikan. Apabila siswa sudah berhasil merumuskan sesuatu, mereka perlu membuktikan berdasarkan argument atau alasan yang terstruktur.

4. Mengaplikasikan masalah. Konsep dan prosedur yang telah diketahui perlu diaplikasikan ke situasi baru. Dalam mengaplikasikan mungkin siswa harus dapat mengabstraksikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

21

5. Menyelesaikan masalah. Dari suatu masalah komplek yang dihadapai namun belum pernah diselesaikan, seorang siswa harus menyelesaikan dengan konsep atau teorema serta prosedur yang telah dikuasai.

6. Mengkomunikasikan. Aktivitas ini berupa pertukaran informasi diantara siswa, masing – masing dengan menggunakan simbol yang sama. Para siswa harus mendapat kesempatan untuk menyatakan gagasan secara verbal dan tertulis, mengkomprehensikan dan menginterpretasikan gagasan – gagasan yang nyatakan siswa lain.

Klasifikasi aktivitas belajar dari Herman Hudoyo di atas menunjukkan

bahwa aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas

disini tidak hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja yang dapat secara langsung

diamati tetapi juga meliputi aktivitas rohani.

Dalam belajar sangat diperlukan adanya suatu aktivitas, sebab pada

prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi

kegiatan. Tidak akan ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya

aktivitas merupakan prinsip atau dasar yang sangat penting dalam interaksi belajar

mengajar. Aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja oleh siswa,

tetapi juga harus dilakukan di luar kelas, kapanpun, dimanapun agar mendapat

prestasi yang baik. Bisaa melakukan, seperti halnya aktif mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru, rajin belajar setiap waktu tanpa ada harus menunggu

disuruh, rajin membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang

disampaikan oleh guru, rajin mencoba mengerjakan soal-soal yang terdapat di

dalam buku, dan juga melakukan aktivitas lainnya untuk meningkatkan prestasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

22

Kecenderungan dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang

aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan

aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain, belajar hanya

mungkin terjadi apabila anak aktif sendiri. Bruner (Erizal Gani,2003)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap

(episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi.

Informasi menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan

proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan

untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh

pembelajar dan pengajar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif

sendiri, tanpa adanya aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Jadi

jelas bahwa dalam kegiatan belajar, siswa yang sebagai subyek haruslah aktif

berbuat. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas,

tanpa aktvitas, belajar tidak akan mungkin berlangsung dengan baik.

Ada beberapa hal untuk mengetahui keaktifan siswa di dalam proses

pembelajaran, meliputi beberapa hal :

1. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.

2. Interaksi siswa dalam kelompok kooperatif.

3. Keberanian siswa dalam bertanya.

4. Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

23

5. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.

Sejalan dengan hal di atas, menurut Sriyono (Http://learning-

withme.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html) aktivitas adalah segala kegiatan

yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses

belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk

belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama

proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama

dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Aktifnya

siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya

keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan

apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa

lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab

pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku

tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi

hasil.

F. Mata Pelajaran Ekonomi

Menurut Fajar (2002:128), ekonomi merupakan mata pelajaran yang

mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

24

hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada

melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Ruang lingkup

mata pelajaran ekonomi dimulai dari masalah-masalah ekonomi yang terjadi dalam

kehidupan. Adapun ruang lingkupnya adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan,

mencakup aspek-aspek ekonomi, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian

kerja, perkoperasian, kewirausahaan dan pengelolaan keuangan perusahaan.

Sedangkan menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan, ekonomi merupakan

ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

yang bervariasi dan berkembang dengan sumberdaya yang ada melalui pilihan-

pilihan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.

G. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom

action research (CAR), yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas. Ada

tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang

dapat diterangkan (Arikunto, 2006:3) :

1. Penelitian Penelitian berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan Tindakan berhubungan dengan sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

25

Pengertian ruang kelas tidak terikat hanya pada ruang kelas, tetapi mengandung pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini yaitu (1)

penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama.

Sedangkan menurut Wibawa (Susento, 2007:1), PTK adalah kajian yang

dilakukan secara sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang

dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran. Sejalan dengan itu, Kemmis dan McTaggart

(Wibawa, 2003) berpendapat bahwa penelitian tindakan adalah suatu bentuk

refleksi diri secara kolektif dan dilakukan oleh anggota-anggota komunitas dalam

situasi social untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan praktek-praktek sosial.

Sementara itu menurut Rustam (2004:1), PTK merupakan sebuah

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,

melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar

siswa dapat meningkat. Gwynn Mettetal (2001:7) juga menyebutkan classroom

action research is a method of finding out what works best in your own classroom

so that you can improve student learning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

26

Menurut Wibawa (Susento,2007:3), pelaksanaan PTK oleh guru akan

meningkatkan mutu hasil pengajaran, mengembangkan ketrampilan guru,

meningkatkan relevansi dan efisiensi pengelolaan pembelajaran, dan

menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru. Dalam website PPPG Tertulis

Bandung menjelaskan manfaat PTK sebagai berikut:

1. Inovasi pembelajaran Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri, dan berangkat dari persoalannya sendiri, kemudian menghasilkan solusi terhadap persoalan tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

2. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada level kelas, PTK akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. Hal ini terjadi karena proses reformasi kurikulum secara teoritik tidak netral. Sebaliknya proses tersebut akan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling berhubungan mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pengajaran. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat tersebut secara empiric, dan bukan sekedar pemahaman yang bersifat teoritik.

3. Peningkatan profesionalisme guru Guru yang profesional, tidak akan merasa enggan melakukan berbagai perubahan dalam praktik pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya. PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya menuju kearah perbaikan-perbaikan secara profesional. Guru yang profesional perlu melihat dan menilai sendiri secara kritis terhadap praktik pembelajarannya di kelas. Dengan melihat unjuk kerjanya sendiri, kemudian merefleksikan , dan lalu memperbaiki, guru pada akhirnya akan mendapat otonomi secara profesional.

Di dalam PTK, ada beberapa tahap perencanaan yang terdiri atas

mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta

merencanakan perbaikan (Rustam, 2004:4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

27

1. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah Selama mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah baik yang bersifat pengelolaan kelas maupun instruksional. Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, maka seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri melihat pembelajaran yang dikelolanya. Setelah mengetahui permasalahan, selanjutnya melakukan analisis dan merumuskan masalah agar dapat dilakukan tindakan.

2. Menganalisis dan merumuskan masalah Jika masalah sudah ditetapkan, maka masalah itu perlu dianalisis dan dirumuskan. Tujuannya adalah agar paham akan hakikat masalah yang dihadapi.

3. Merencanakan tindakan perbaikan Berdasarkan rumusan masalah, guru mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dalam langkah ini guru merancang tindakan perbaikan, rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pembelajaran.

Dalam pelaksanaan PTK terdapat beberapa siklus di dalamnya, tiap-tiap

siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut (Susento, 2007:4)

a. Perencanaan Merumuskan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan perubahan yang diinginkan.

b. Tindakan Melaksanakan tindakan tersebut dalam proses pembelajaran.

c. Observasi Mengamati hasil tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa

d. Refleksi Mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil tindakan dari pelbagai kriteria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

28

Gambar 2.1

Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan Gambar 2.1 :

1. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal

teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang telah

diperoleh dari masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian

yang sebidang. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk diterapkan di dalam

kelas.

Pelaksanaan Tindakan

Observasi

Refleksi

Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Observa

Refleksi

Perencanaan Tindakan

Siklus 1

Siklus ke-n

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

29

2. Pelaksanaan tindakan

Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan

dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual

menggunakan metode jigsaw sesuai dengan rencana yang telah

disusun. Untuk menjamin mutu kegiatan pembelajaran, guru atau

tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi

sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan

dapat dilakukan setelah satu siklus selesai.

3. Observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan

secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan

untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran

berlangsung. Mengingat kegiatan observasi menyatu dalam

pelaksanaan tindakan, maka perlu dikembangkan sistem dan

prosedur observasi yang mudah dilakukan. Dalam hal ini peneliti

mengobservasi guru, siswa, dan kelas. Adapun salah satu bentuk

observasi yang digunakan adalah catatan anekdotal. Suatu

observasi anekdotal yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pengamatan harus mengamati keseluruhan sekuensi peristiwa

yang terjadi di dalam kelas

b. Tujuan, batas waktu dan rambu-rambu pengamatan jelas

c. Hasil pengamatan dicatat dengan lengkap dan hati-hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

30

d. Pengamatan harus dilakukan secara obyektif

4. Refleksi

Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,

interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi

yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan

bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan

makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai

akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Komponen-

komponen refleksi dapat digambarkan pada Gambar 2.2 berikut

ini:

Gambar 2.2

Komponen-komponen Refleksi

Keterangan Gambar 2.2 :

Penyimpulan

Pemaknaanan

Penjelasan Tindak Lanjut

Analisis

Siklus Berikutnya

Pemanfaatan

Pemantapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

31

Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,

interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang

diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diurai,

dicari kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan

pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian

yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik

kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat

penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil

(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang

dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya

dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Bila hasil perbaikan yang

diharapkan belum tercapai pada siklus 1, maka tindakan perlu dilanjutkan

pada siklus 2, demikian seterusnya hingga siklus yang ketiga. Pada siklus

selanjutnya perlu dilakukan perencanaan kembali. Siklus tersebut merupakan

kesatuan dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

interpretasi, analisis dan evaluasi, serta refleksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas, yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian

dengan tindakan substantif yaitu suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin

inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat

dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993 :44). Penelitian ini

merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan

nyata dan proses pengembangan, kemampuan dalam mendeteksi dan

memecahkan masalah.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMA Santa Maria, Jalan Ireda No. 19 A Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan bulan Januari 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

A. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

33

B. Obyek penelitian

Obyek penelitiannya adalah pelaksanaan pembelajaran ekonomi dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

D. Prosedur Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengawali

dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran di

kelas sebelum menggunakan metode jigsaw. Kegiatan yang dilakukan yaitu

mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup

observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Selain

dengan observasi, guna mendukung data yang diperoleh peneliti juga

mengadakan wawancara terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan

pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah

menggunakan metode jigsaw.

Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Masing-masing

siklus terdiri dari empat langkah :

1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan, dan metode

penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk

meningkatkan keaktifan siswa.

2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan

keaktifan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

34

3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap

kegiatan belajar mengajar dalam upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa.

Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam

penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

a. Siklus pertama.

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan atau

tatap muka di kelas. Kegiatan yang dilakukan meliputi :

1) Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yang meliputi:

a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk

memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi

siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang

beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam

tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dan materi presentasi.

b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :

(1) Lembar observasi guru dalam proses pembelajaran.

(2) Lembar observasi kegiatan guru di kelas

(3) Instrumen pengamatan kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

35

(4) Lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok.

(5) Instrumen refleksi.

2) Tindakan

Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw sesuai dengan rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

a) Guru bidang studi ekonomi bertindak sebagai guru yang membimbing

dan mengarahkan siswa.

b) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dimana masing-masing

kelompok terdiri dari 4-6 anggota/siswa yang memiliki karakteristik

yang heterogen.

c) Setiap kelompok mendapatkan topik dari materi yang akan dibahas

dalam bentuk teks.

d) Setiap siswa dalam anggota kelompok bertanggung jawab untuk

mempelajari suatu bagian dari topik tersebut dan mereka menjadi ahli

pada topik yang menjadi bagiannya.

e) Setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang

menjadi ahli pada bagian topik yang sama dan mereka mendiskusikan

topik yang menjadi bagiannya tersebut dalam batas waktu tertentu.

f) Setelah setiap kelompok ahli selesai berdiskusi dan sudah menguasai

materi secara individu tentang bagian yang mereka diskusikan, mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

36

kembali ke kelompok asalnya dan kemudian memaparkan atau

mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman yang lainnya.

g) Kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi.

h) Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari seluruh

rangkaian pembelajaran

3) Observasi

Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam

tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari

pelaksanaan tindakan, yaitu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Keaktifan siswa tampak dari keberanian mengemukakan pendapat,

bertanya dan menjawab pertanyaan, partisipasi siswa dalam kelompok,

dan kemampuan mengerjakan lembar kerja yang diberikan. Pengamatan

juga direkam dengan menggunakan video camcorder .

4) Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil

observasi terhadap hasil prestasi belajar siswa. Ada dua macam refleksi

yang dilakukan, yaitu :

a) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk

mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan

pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

37

b) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui

apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan

tindakan telah tercapai. Secara teknis, peneliti melakukan self-reflection

dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan

masing- masing fase, kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama

guru untuk penyempurnaan tindakan dalam siklus kedua.

b. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama

dengan siklus pertama, hanya yang membedakan adalah tindakannya. Pada

siklus kedua ini tindakan ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

E. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Perencanaan

Dalam tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan menggunakan :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Dalam RPP ini guru dan peneliti menetapkan langkah-langkah apa saja

yang akan dilakukan dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja

yang harus dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan

perbaikan yang direncanakan. Hal-hal yang terkandung di dalam RPP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

38

yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator keberhasilan,

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan strategi/

prosedur pembelajaran.

b. Grouping

Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini, siswa

dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. Adapun

pembagian kelompok di sini telah ditentukan terlebih dahulu oleh guru

mitra sebagai pihak yang lebih mengerti tentang siswa yang heterogen.

2. Tindakan

Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

yang telah direncanakan. Instrumen yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat

keaktifan siswa dipilah menjadi tiga bagian, yaitu secara menyeluruh (kelas),

kelompok, dan secara individu. Dalam mengukur keaktifan kelas digunakan

lembar observasi keaktifan dan keterlibatan belajar siswa, sedangkan untuk

mengukur keaktifan siswa di dalam kelompok instrumen yang diperlukan

yaitu lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok.

3. Observasi

Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

teliti dan sistematis (Arikunto, 1998:139). Pengumpulan data melalui

observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang dijadikan sampel

untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

39

Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini mengacu pada Bergerman,

1992 dan Tantra (2006:15) yang mengacu pada tiga kelompok yaitu:

instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher), instrumen untuk

mengobservasi kelas (observing classroom), dan instrumen untuk

mengobservasi perilaku siswa (observing student).

a. Observasi pendahuluan

1) Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)

Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan guru dalam proses

belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

(lampiran 4). Catatan anekdotal berisi tentang jabaran yang bersifat

lebih spesifik mengenai aktivitas yang dilakukan oleh guru selama

pembelajaran.

2) Instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom)

Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan kelas dalam proses

belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

(lampiran 6). Catatan anekdotal berisi tentang jabaran yang bersifat

lebih spesifik mengenai aktivitas yang terjadi di kelas selama

pembelajaran.

3) Instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).

Dalam penelitian ini, observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses

belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

(lampiran 5) dan lembar observasi keaktifan dan keterlibatan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

40

(lampiran 9). Catatan anekdotal di sini berisi tentang jabaran yang

bersifat lebih spesifik tentang aktivitas siswa selama pembelajaran.

b. Observasi saat PTK dilaksanakan

1) Instrumen untuk mengobservasi guru (observing teacher)

Dalam penelitian ini, observasi terhadap kegiatan guru dalam proses

belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

(lampiran 4) dan dalam bentuk lembar observasi kegiatan guru

(lampiran 7). Catatan anekdotal berisi tentang jabaran yang bersifat

lebih spesifik mengenai aktivitas yang dilakukan oleh guru selama

pembelajaran.

2) Instrumen untuk mengobservasi perilaku siswa (observing student).

Dalam penelitian ini, observasi terhadap perilaku siswa dilakukan

peneliti dengan membuat lembar observasi kegiatan siswa (lampiran

9) untuk mengetahui tingkat keaktifan dan keterlibatan siswa selama

proses belajar mengajar. Di samping itu, peneliti juga membuat

catatan anekdotal (lampiran 5). Catatan anekdotal di sini berisi tentang

jabaran yang bersifat lebih spesifik tentang aktivitas siswa selama

pembelajaran.

3) Instrumen untuk mengobservasi kelas (observing classroom)

Dalam penelitian ini, observasi terhadap aktivitas kelas dalam proses

belajar mengajar dilakukan peneliti dengan membuat catatan anekdotal

(lampiran 6) dan dalam bentuk instrumen pengamatan kelas (lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

41

8). Catatan anekdotal di sini berisi tentang jabaran yang bersifat lebih

spesifik tentang aktivitas siswa selama pembelajaran.

4. Refleksi

Dalam tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan pembuatan

kesimpulan hasil observasi. Instrumen yang diperlukan adalah lembar refleksi

guru (lampiran 11) dan lembar refleksi siswa (lampiran 12)

F. Pengumpulan dan Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam

pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang

dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dilakukan

dengan:

1) Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas

dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins, 1993:125). Teknik ini

diginakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan aktivitas belajar

siswa serta pandangan dari guru dan siswa terhadap metode jigsaw yang

diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.

2) Observasi

Suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara

teliti dan sistematis (Suharsimi Arikunto, 1998:28). Pengumpulan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

42

melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang

dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan

belajar siswa dikelas.

3) Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang perencanaan

pembelajaran ekonomi. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data

mengenai jumlah siswa dan latar belakang siswa sebagai dasar

menentukan jumlah kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Selanjutnya, audio-visual digunakan untuk mendukung 3 teknik terdahulu

dan penguat hasil penelitian.

2. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan secara deskriptif dan komparatif untuk

mengetahui perkembangan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran.

a) Analisis Deskriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif

yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala

yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe jigsaw

sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

43

b) Analisis Komparatif

Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan keaktifan

belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian,

siklus pertama, dan siklus kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. SEJARAH SMA SANTA MARIA

SMA Santa Maria Yogyakarta merupakan salah satu sekolah di bawah

naungan Yayasan Marsudirini. Sekolah bertaman asri ini berlokasi di tengah

kampung, persisnya di Jalan Ireda 19A. Sebelum menempati gedung ini,

SMA Santa Maria berlokasi di Jalan Brigjen. Katamso 2 sekompleks

dengan TK, SD dan SMP. Sekolah khusus putri ini mempunyai visi

memadukan humaniora, intelektual dan nilai-nilai kepribadian untuk

menumbuhkembangkan potensi putri-putrinya menjadi manusia yang utuh

siap memasuki perguruan tinggi maupun berkarya dalam hidup

bermasyarakat. Sejak berdiri pada 16 Januari 1967 yang saat itu dipimpin

oleh H.J. Sunarjo Hadiwiyoto, SMA Santa Maria dilaksanakan pada sore hari,

mulai 1 Januari 1970 SMA Santa Maria masuk pagi dan dipimpin oleh Dra.

Sr. M. Leonarda OSF dan menyandang status disamakan pada 20 Januari

1990. Sedangkan Nilai Akreditasi yang baru saja diterima dari badan

Akreditasi Sekolah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu :

PERINGKAT AKREDITASI : A

NILAI AKREDITASI : 90,13

NOMOR : 9.1./BAS-DIY/III/2005 Tanggal 9 Maret 2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

45

Sesuai dengan visi dan misi, SMA Santa Maria tidak hanya

membekali para siswinya dengan kemampuan intelektual melalui pemberian

kurikulum seperti SMA negeri, tetapi juga pendampingan kepribadian seperti

week end, rekoleksi, retret, outbound, dsb. Salah satu tujuan pendidikan SMA

Santa Maria adalah menciptakan wanita mandiri dan memiliki budi pekerti

yang luhur. Hal itu diwujudkan dengan kegiatan bakti sosial. Bakti sosial

dilaksanakan hampir setiap tahun. Dengan kegiatan tersebut para siswi

dibimbing untuk menggalang dana secara mandiri seperti mengamen, menjual

surat kabar, jagung bakar atau produk buatan sendiri maupun orang lain. Dana

yang terkumpul sebagian digunakan untuk membantu masyarakat yang

membutuhkan. Seperti tahun lalu, dana yang ada disumbangkan kepada

posyandu se Kelurahan Prawirodirjan berupa fasilitas yang dibutuhkan.

Sebagian lagi digunakan untuk pasar super murah dengan sasaran pembeli

masyarakat sekitar sekolah.

Fasilitas belajar yang dimiliki SMA Santa Maria cukup lengkap.

Selain laboratorium Komputer, IPA dan Bahasa juga terdapat green house,

ruang tata boga, musik, museum mini dan asrama. Asrama terdiri dari 6 unit

yang ditempati oleh para siswi asal luar Jogjakarta khususnya siswi luar pulau

Jawa. Prestasi yang diperoleh oleh Stama, nama keren SMA Santa Maria

sangat banyak, terbukti dari tropy yang berjajar di almari kaca, khususnya

kegiatan ekstrakurikuler. Dua tahun terakhir berturut-turut menyabet

juara I invitasi bola basket tingkat provinsi, yang diselenggarakan Liga Hexos.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

46

Sedangkan tingkat nasional menduduki peringkat IV. Ekstrakurikuler lain

yang berpotensi lainnya adalah Cheer Leader (CL). CL hampir selalu juara

setiap kali mengikuti kompetisi, sehingga sering diundang pada acara

perkenalan suatu produk. Bahkan sebuah surat kabar pernah menulis judul

“Cheer Leader SMA Santa Maria Langganan Juara” dalam artikelnya.

Ekstrakurikuler suatu kegiatan pendukung dilaksanakan setelah kegiatan intra.

Ekstra wajib terdiri dari komputer dan tataboga, sedangkan ekstra pilihan

meliputi bidang seni, yaitu band, teater, paduan suara, Cheer Leader, seni tari

dan orgen. Bidang olah raga ada basket, volli, dan tae kwon do untuk

ketrampilan wanita ada tata boga dan modelling, dan teknologi terapan terdiri

dari KIR dan Jurnalistik. SMA Santa Maria menjalin kerja sama dengan

perguruan-perguruan tinggi di Jogjakarta guna mengantarkan anak didiknya

ke jenjang sekolah lebih tinggi, antara lain Universitas Atmajaya, Sanata

Dharma, AA YKPN, AMP, ASMI Santa Maria, dll. Kegiatan-kegiatan juga

sering diselenggarakan dalam rangka peringatan hari-hari besar atau hari jadi,

yang terakhir dilaksanakan yaitu acara Dies Natalis XXXVII SMA Santa

Maria mengadakan berbagai kegiatan mulai tanggal 18 sampai 29 Februari

2004, ada invitasi Bola Basket, Lomba Modern Dance, Jumpa artis, Parade

band serta mengundang bintang-bintang tamu dari kelompok Band yang

sudah punya nama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

47

SMA Santa Maria Yogyakarta merupakan salah satu karya Yayasan

Marsudirini di Yogyakarta. Sesuai namanya, SMA Santa Maria Yogyakarta

bernaung pada Bunda Maria. Oleh karena itu, ketika kita pertama kali masuk

ke dalam kompleks SMA Santa Maria akan terlihat jelas ada patung Bunda

Maria (lantai 1) dan patung Santo Fransiskus Asisi (lantai 2).

Logo SMA Santa Maria terkandung makna sebagai berikut :

1. Bangun datar segi lima melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara

2. Bunga bakung, bunga kesayangan Bunda Maria melambangkan

perlindungan pada Bunda Maria

3. Salib melambangkan nilai-nilai Kristiani yang mendasari seluruh aspek

kehidupan SMA Santa Maria Yogyakarta

4. Latar belakang warna biru melambangkan harapan yaitu kedamaian dan

kesederhanaan

Sesuai dengan perkembangan zaman, SMA Santa Maria Yogyakarta

menegaskan kembali Visi dan Misi yang dijiwai oleh semangat Santo

Fransiskus Asisi dan semangat pendiri Tarekat Suster-Suster OSF.

B. Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta

1. Melaksanakan kurikulum nasional, lokal dan pilihan (pendidikan

kemarsudirinian)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

48

2. Memenuhi tuntutan pendidikan yang efektif, kreatif, bermutu dan

menyenangkan sehingga dapat mengembangkan diri secara optimal

3. Memenuhi tuntutan masyarakat (perguruan tinggi dan dunia kerja) untuk

menghasilkan lulusan yang kompetitif

4. Memiliki peserta didik yang berkualitas dalam prestasi di bidang

akademik dan non akademik

5. Memenuhi kualifikasi dan kompetensi standar nasional tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan

6. Memfasilitasi kegiatan akademik, karya ilmiah, seni dan olahraga

sehingga terampil dalam berbagai lomba

7. Memenuhi sarana prasarana yang diperlukan bagi proses belajar mengajar

yang optimal

8. Membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan

berkualitas sehingga mampu memilih nilai-nilai hidup yang sesuai dengan

hati nurani

9. Terciptanya suatu lingkungan belajar yang harmonis dan kondusif

10. Memfasilitasi kegiatan kerohanian dan pembinaan kepribadian sehingga

terbentuk pribadi yang utuh

11. Membekali peserta didik dengan ketrampilan-ketrampilan yang mampu

dikembangkan untuk masa depannya

12. Menyediakan sarana prasarana yang mendukung kegiatan ketrampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

49

13. Mendampingi peserta didik yang pada waktunya mampu menjadi wanita

mandiri, berkarier yang cakap, berdedikasi tinggi bagi kemajuan bangsa,

negara, gereja berdasarkan visi dan nilai-nilai kristiani

14. Memiliki sumber pendanaan yang mampu menjaga kelangsungan

pendidikan

15. Melaksanakan manajemen mutu dari sistem administrasi sesuai standar

nasional

C. VISI MISI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

1. Visi SMA Santa Maria Yogyakarta

Terselenggaranya pendidikan yang memadukan intelektual, humaniora

dan ketrampilan berdasarkan nilai - nilai kristiani untuk siap bersaing

dalam era globalisasi. Indikatornya, antara lain :

a. Intelektual

1) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

2) Mengembangkan sikap ilmiah (kritis, analitis, kreatif, dan inovatif)

3) Meningkatkan kecakapan dalam menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi

b. Humaniora

1) Menanamkan nilai-nilai kristianitas dan nilai-nilai kepribadian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

50

2) Mengembangkan sikap disiplin, bertanggung jawab,tangguh,

tanggap, dan tenggang rasa.

3) Membudayakan nilai-nilai kepribadian dalam hidup sehari – hari

c. Ketrampilan

1) Menguasai dasar-dasar ketrampilan (tata boga, komputer, bahasa

Inggris, tata rias )

2) Menerapkan ketrampilan yang dimiliki.

3) Mengembangkan ketrampilan yang dimiliki untuk bekal masa

depan.

2. Misi SMA Santa Maria Yogyakarta

a. Menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai kristiani.

b. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan yang efektif,

kreatif, bermutu dan, menyenangkan sehingga dapat berkembang

secara optimal.

c. Mewujudkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

yang siap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

d. Menumbuhkembangkan kepekaan sosial terhadap sesama dan

lingkungan demi terwujudnya semangat kekeluargaan dan

persaudaraan.

e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menggali bakat dan minat di

bidang ketrampilan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

51

D. Sistem Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta

Sistem pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta dirancang untuk

diselesaikan dalam waktu tiga tahun, yaitu : kelas X, XI, XII. Saat menginjak

kelas XI, para siswa diberikan kesempatan untuk memilih penjurusan bidang

studi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Penjurusan bidang studi

yang ditawarkan di SMA Santa Maria Yogyakarta, yaitu : Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa (BHS). Jurusn yang

telah dipilih di kelas XI ini kemudian dilanjutkan saat siswa naik ke kelas XII.

E. Kurikulum SMA Santa Maria Yogyakarta

Kurikulum yang digunakan SMA Santa Maria Yogyakarta adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan sejak Tahun

2006/ 2007 untuk menggantikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, tingkat satuan pendidikan, struktur dan

muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan

silabus.

Penerapan KTSP dalam program regular SMA Santa Maria

Yogyakarta didasarkan pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP

merupakan kurikulum yang memberi kewenangan dan tanggung jawab penuh

pada sekolah untuk menyusun sendiri pelaksanaan kegiatan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

52

sesuai visi, misi dan potensinya masing-masing dengan mengacu kepada

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman

pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

Dengan KTSP, kepala sekolah, para guru dan komite sekolah dapat terlibat

langsung dalam merumuskan tujuan pembelajaran, materi serta hal-hal

lainnya yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.

F. Organisasi Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta

Struktur organisasi sekolah bertujuan agar proses belajar mengajar

berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan setiap bagian wajib menjalankan

tugas masing-masing dan dilaporkan secara bersama-sama agar tidak terjadi

kesalahpahaman. Struktur organisasi SMA Santa Maria dapat dilihat pada

lampiran.

G. Sumber Daya Manusia SMA Santa Maria Yogyakarta

1. Personalia dan Pembagian Tugas

a. Kepala Sekolah

Pada tanggal 16 Juli 2007, SMA Santa Maria dikepalai oleh Sr. M.

Cornelia, OSF, S.Ag. Pada umumnya, kepala sekolah berfungsi

sebagai :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

53

1) Edukator, yaitu melaksanakan proses belajar mengajar secara

efektif dan efisien

2) Manajemen, yaitu menyusun perencanaan, mengorganisasikan

kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan,

melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan,

menentukan kebijakan, mengadakan rapat, mengambil keputusan

3) Administrasi, yaitu menyelenggarakan kegiatan administrasi

(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,

pengawasan, dan sebagainya)

4) Supervisor, yaitu menyelenggarakan proses KBM, kegiatan BK,

kegiatan Ekstrakurikuler, kegiatan Ketatausahaan, kegiatan

Kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, sarana

prasarana, kegiatan OSIS, kegiatan 7 K

5) Pemimpin (leader), yaitu dapat dipecaya, memahami kondisi

lingkungan (guru, karyawan, siswa), memiliki visi dan memahami

misi sekolah, mengambil keputusan urusan intern dan ekstern

sekolah, mencari gagasan baru.

6) Inovator, yaitu melakukan pembaruan (KBM, BK, Ekstra

kurikuler), melaksanakan pembinaan guru dan karyawan,

melakukan Pembaharuan dalam menggali sumber daya di Komite

sekolah dan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

54

7) Motivator, yaitu mengatur ruang kantor yang kondusif untuk

bekerja, mengatur ruang kantor yang kondusif untuk BK, mengatur

ruang kelas yang kondusif untuk KBM, mengatur ruang

laboratorium yang kondusif untuk praktik, mengatur ruang

perpustakaan yang kondusif untuk belajar

b. Wakil Kepala Sekolah

Dalam melaksanakan tugas kedinasan, kepala sekolah tidak bekerja

sendiri melainkan dibantu oleh wakil kepala sekolah. Di SMA Santa

Maria memiliki 5 (lima) wakil kepala sekolah, antara lain :

1) Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum (Dra. Elin Ermawanti)

Bertugas menyusun kalender pendidikan, jadwal pelajaran,

program pengajaran, mengatur kegiatan intra kurikuler dan ekstra

kurikuler.

2) Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan (Y. Inggar Irwanto,

S.Pd)

Bertugas mengatur program BK, mengatur program 7 K, mengatur

dan membina program Kegiatan OSIS.

3) Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasana (FX. Witarso, S.Pd)

Bertugas merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk

KBM, merencanakan program pengaduan, mengatur pemanfaatan

sarana prasarana.

4) Wakil Kepala Sekolah Bagian Humas (Th. Heni Subekti, S.Pd.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

55

Bertugas mengatur dan mengembangkan hubungan masyarakjat

dan peran komite sekolah, menyelenggarakan bakti social,

menyelenggarakan hasil pendidikan di sekolah.

5) Wakil Kepala Sekolah Bagian Penelitian dan Pengembangan

(Andreas Suprono, S.Pd)

c. Dewan Guru

Dewan guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar tetapi juga

merangkap sebagai :

1) Guru bidang studi, yaitu mengatur segala hal yang berhubungan

dengan proses belajar mengajar di dalam kelas

2) Guru wali kelas, yaitu mengatur administrasi kelas

3) Guru piket, yaitu mengisi daftar presensi guru dan mengisi jam

kosong

4) Guru bimbingan konseling, yaiu memberikan bimbingan baik

bimbingan karir, personal terhadap siswa dan guru

d. Wali Kelas

Wali Kelas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan – kegiatan

sebagai berikut : pengelolaan kelas, penyelenggaraan administrasi

kelas, pengisian daftar kumpulan nilai siswa ( Legger )

e. Karyawan

Karyawan SMA Santa Maria, dapat digolongkan menjadi:

1) Bagian Tata Usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

56

Kepala Tata Usaha bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan

mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah meliputi

kegiatan - kegiatan sebagai berikut : menyusun program tata usaha

sekolah, mengelola keuangan sekolah, mengurus administrasi

ketenagaan dan siswa, membina dan pegembangan karir pegawai

tata usaha sekolah, menyusun administrasi perlengkapan sekolah,

menyusun dan penyajian data/ statistik sekolah,

mengkoordinasikan dan melaksanakan 6 K

2) Bagian Perpustakaan

Bagian perpustakaan bertugas : merencanakan pengadaan buku,

mengurus pelayanan perpustakaan, merencanakan pengembangan

perpustakaan, memelihara dan perbaikan buku cetak

3) Bagian Ekstra Kurikuler

Bertugas membuat angket pilihan ekstrakurikuler, membuat jadwal

ekstrakurikuler, mengkoordinasi kegiatan ekstra dengan guru

pengampu ekstra, membuat presensi kehadiran guru pengampu

ekstra dan siswi peserta ekstra.

4) Bagian Kebersihan

5) Jaga Malam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

57

H. Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta

Siswa adalah warganegara yang terdidik, oleh sebab itu harus dapat

menjadi warga negara yang baik dan memiliki sikap hidup; takwa, jujur,

bertanggung jawab, kebersamaan dan menghargai. untuk itu perlu peraturan

tata tertib siswa.

Berdasarkan kurikulum yang berlaku di SMA Santa Maria untuk kelas

X, XI, XII menggunakan KTSP. Pembagian penjurusan dilakukan di kelas XI

pada saat penerimaan siswa baru. Adapun program keahlian yang terdapat di

SMA Santa Maria, yaitu:

1. Program IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

2. Program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

3. Program BHS (Bahasa)

Jumlah siswa SMA Santa Maria Tahun Ajaran 2008/ 2009. Perincian

menurut masing-masing kelas sebagi berikut:

KELAS

X JUMLAH XI JUMLAH XII JUMLAH

A 22 Bhs 14 BHS 8

B 22 IPA 13 IPA 19

C 21 S 1 23 S 1 27

D 21 S 2 23 S 2 27

E 21 S 3 23

107 96 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

58

I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA Santa Maria Yogyakarta

SMA Santa Maria memiliki lingkungan sekolah yang baik dan ideal

untuk kegiatan belajar mengajar. Lokasi SMA Santa Maria berada dekat dari

kota yang berlokasi kurang lebih 50 meter dari jalan raya. SMA Santa Maria

dikelilingi oleh rumah penduduk dan ada jalan kecil yang menghubungkan

dengan jalan raya besar.

SMA Santa Maria dikelilingi tembok pagar tinggi sehingga menjamin

keamanan sekolah. Gedung yang digunakan untuk proses belajar mengajar

berada pada lantai dua dan lantai tiga. Tepat di tengah-tengah gedung terdapat

sebuah taman bunga dan kolam ikan yang memberikan kesejukan di

sekitarnya. Ruang kelas yang digunakan memiliki ukuran kurang lebih 7 x 8

meter yang mampu menampung 20 – 30 siswi.

SMA Santa Maria memiliki halaman yang sangat luas dan sebagian

digunakan untuk lapangan bola basket dan bola voli. Sekolah ini juga

memiliki dua buah aula yaitu : aula besar dan aula kecil. Pada aula besar

terdapat podium (pangung) yang sering digunakan untuk pentas seni.

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar SMA Santa Maria

memiliki beberapa laboraturium, ruang multimedia dan perpusatakaan.

Mengenai letaknya : laboraturium fisika terletak di lantai dua, laboraturium

kimia, computer dan biologi berada di lantai tiga, laboraturium bahasa,

multimedia dan perpustakaan terletak di lantai satu. Untuk kantor kepala

sekolah, guru, BP dan tata usaha memiliki ruang tersendiri. Kantor kepala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

59

sekolah, BK dan tata usaha terletak di lantai satu sedangkan kantor guru

berada di lantai dua.

SMA Santa Maria memiliki satu kantin yang berada dekat dengan

ruang perpustakaan. Kantin menyediakan berbagai macam makanan dan

minuman.

SMA Santa Maria memiliki fasilitas kesehatan berupa UKS yang

terletak di depan ruangan salah satu guru BP. Ruang UKS cukup luas dengan

empat tempat tidur yang tertata rapid an bersih. Obat-obatan yang tersedia

cukup lengkap dan memadai untuk pertolongan pertama.

Kamar kecil di SMA Santa Maria bersifat permanen dengan kondisi

air yang bersih dan mencukupi. Kamar kecil untuk guru berada di lantai satu

(dekat perpustakaan) sedangkan kamar kecil khusus siswa berada di semua

lantai (lantai 1, lantai 2, lantai 3) dan terdiri dari banyak ruangan sehingga

sangat mencukupi untuk siswa.

J. Proses Belajar Dan Mengajar SMA Santa Maria Yogyakarta

Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMA Santa Maria Yogyakarta

diadakan 6 hari seminggu dari Senin hingga Sabtu. Sebelum proses KBM

berlangsung diawali dengan doa bersama. KBM umumnya dimulai pukul

07.00. Pada hari Senin – Jumat, KBM berakhir pada pukul 13.30 sedangkan

hari Sabtu berakhir pukul 11.45. Pada hari Senin – Jumat terdapat dua kali

waktu istirahat, yaitu : Istirahat I (15 menit) di sela-sela jam ke -3 dan ke -4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

60

dan istirahat II (15 menit) di sela-sela jam ke -6 dan ke -7. Sedangkan waktu

KBM hari Sabtu lebih singkat dari hari lainnya, pada hari tersebut hanya ada

satu kali jam istirahat (15 menit). Tepat pada pukul 12.00, kegiatan belajar

mengajar dihentikan sementara untuk melakukan doa bersama yaitu Doa

Malaikat Tuhan. Satu jam pelajaran terdiri dari 45 menit yang dimanfaatkan

semaksimal mungkin dengan asas ketercapaian tujuan. Seandainya ada guru

yang berhalangan untuk mengajar, guru tersebut akan menitipkan tugas pada

guru piket untuk dikerjakan siswa dan kemudian dikumpulkan lagi pada guru

piket.

Selain mata pelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), di SMA Santa Maria Yogyakarta juga terdapat beberapa

program tambahan yang dilaksaakan setelah pulang sekolah. Program

Conversation diberikan kepada siswi Kelas X dan XI. Kelas dibagi menjadi

tiga level, yaitu : Elementary, Pre – Intermediate dan Intermediate. Untuk

Kelas XI juga diberikan tambahan pelajaran yang disebut Martikulasi.

Kemudian untuk Kelas XII, dilaksanakan program tambahan pelajaran untuk

menghadapi Ujian Akhir. Selain itu, ada pula program tourist hunting di

Kawasan Kraton yang dilaksanakan oleh siswi-siswi Kelas X pada hari

Minggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

61

K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan

Salah satu bentuk komitmen dalam meningkatkan kualitas lulusan,

SMA Santa Maria berusaha meningkatkan berbagai macam fasilitas

pendidikan dan latihan bagi para siswi-siswinya. Fasilitas belajar yang

dimiliki SMA Santa Maria, antara lain :

1. Ruang kelas

Memiliki 14 kelas yang berukuran 7 x 8 meter dengan sirkulasi udara dan

cahaya yang cukup. Tiap ruang kelas terdapat 20 meja dan 40 kursi. Tiap

kelas dilengkapi dengan 2 papan tulis white bord dan penghapus yang

selalu tersedia. Tiap kelas memiliki hiasan yang beragam sesuai dengan

kreativitas siswa dari masing-masing kelas.

2. Perpusatakaan

Perpusatakaan merupakan sarana yang menyediakan buku penunjang

kegiatan belajar mengajar. Koleksi buku perpustakaan SMA Santa Maria

cukup banyak, yaitu sekitar 2.042 buku fiksi dan 13.194 buku non fiksi.

3. Laboraturium

a. Laboraturium Fisika

b. Laboraturium Kimia

c. Laboraturium Biologi

d. Laboraturium Bahasa

4. Green House (Rumah Kaca)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

62

Rumah kaca ini sangat menunjang pelajaran biologi karena berisi berbagai

macam jenis tanaman untuk diteliti dan dikembang biakan.

5. Ruang Tata Boga

6. Ruang Musik

Ruangan ini dipakai pada saat pelajaran seni musik. Fasilitas yang

tersedia, antara lain : 1 keyboard, 1 amplified, 1 set drum, papan tulis

white board, 2 buah gitar listrik, 1 bass

7. Ruang Komputer

SMA Santa Maria memiliki 45 unit komputer. Ruang komputer ini

digunakan oleh siswa dalam pelajaran TI dan kegiatan ekstra kurikuler.

8. Ruang Multimedia

Ruang multimedia ini menyediakan satu unit komputer dan viewer dalam

ruangan yang nyaman dan ber-AC.

9. Museum Mini

Museum ini berisi benda-benda sejarah dari berbagai macam suku di

Indonesia. Benda-benda tersebut digunakan sebagai alat peraga pada saat

pelajaran ilmu sosial, khususnya pelajaran antropologi.

10. Asrama

Asrama terdiri dari 6 unit yang ditempati oleh para siswi asal luar

Jogjakarta khususnya siswi luar pulau Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

63

L. Majelis sekolah/ dewan sekolah/ komite sekolah

Komite sekolah adalah lembaga independent yang berfungsi sebagai

mitra sekolah dan bertugas memberikan sumbangan pemikiran terhadap

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Komite sekolah adalah kumpulan

para orang tua/ wali murid, guru, tokoh sesepuh dan perwakilan instansi-

instani yang dinilai kompeten daalm menangani urusan-urusan intern maupun

pihak sekolah yang dipilih dalam musyawarah seluruh orang tua/ wali siswa

dan kemudiah disahkan pihak sekolah.

Pertemuan komite sekolah dengan pihak lain bisaanya membahas hal-

hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah. SMA Santa Maria

adalah sekolah yang berdiri di bawah Yayasan Marsudirini, maka system

sekolah ini adalah sentralisasi dari Yayasan. Dengan demikian, tugas komite

sekolah sangatlah terbatas. Komite sekolah di SMA Santa Maria hanya

sebatas mengetahui mengenai apa yang terjadi dalam penyelenggaraan

sekolah dan memberikan masukan atau ide-ide akan situasi yang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

64

M. Hubungan Antara SMA Santa Maria Yogyakarta Dengan Instansi Lain

SMA Santa Maria menjalin kerja sama dengan berbagai macam instansi,

antara lain :

1. Komite sekolah

Kerjasama ini di bidang kepanitian pencarian dana tetapi tidak sebagai

penyandang dana.

2. Universitas

a. Sanata Dharma

Sanata Dharma menawarkan kerjasama di bidang akademik dengan

menawarkan penerimaan mahasiswa baru jalur prestasi dan jalur

kerjasama. Selain itu, SMA Santa Maria juga menerima mahasiswa

PPL USD untuk praktik mengajar di sekolah.

b. Atmajaya

Atmajaya menawarkan kerjasama di bidang akademik dengan

menawarkan penerimaan mahasiswa baru jalur unggulan.

c. STIM YKPN

STIM YKPN mengadakan kerjasama untuk menyelenggarakan tes

potensi akademik.

d. AA YKPN

AA YKPN mengadakan kerjasama untuk menyelenggarakan tes

potensi akademik.

e. AMP YKPN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

65

AMP YKPN mengadakan kerjasama untuk menyelenggarakan tes

potensi akademik.

f. ASMI Santa Maria

N. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan

1. Martikulasi

Kegiatan ini bertujuan untuk memutuskan nilai siswi yang belum tunta

menurut standar sekolah terutama untuk Kelas X dan XI. Untuk kelas XII,

lebih difokuskan pada tambahan mata pelajaran untuk mempersiapkan

UAN. Kegiatan ini dilaksanakan sepulang sekolah.

2. Conversation

Kegiatan ini dilakasanakan untuk meningkatkan kemampuan aktif

berbahasa inggris. Jadi, siswi tidak hanya belajar teori tetapi juga

mempraktekkan kemampuan mereka berbahasa inggris.

3. Tourist Hunting

Kegiatan ini bertempat di Keraton Yogyakarta oleh siswi kelas X pada

setiap hari Minggu. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan oral siswi dalam berbahasa inggris terutama dihadapan native

speaker.

4. In Group

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswi kelas X untuk semakin

mengenal dirinya sendiri dan teman-temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

66

5. Retret

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswi Kelas XII untuk semakin

memiliki iman dan mental yang kuat dan mendekatkan diri dengan Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

67

BAB V

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw pada pokok bahasan ekonomi makro dan mikro ini telah dilaksanakan

pada siswa kelas X-E, SMA SANTA MARIA. Penelitian ini dilakukan dalam dua

siklus, yaitu Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Januari 2009 dan siklus II

dilaksanakan pada hari Kamis 29 Januari 2009. Sebelum penelitian tersebut

dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan observasi pendahuluan (pra

penelitian) dan diskusi dengan guru mitra yang bertujuan untuk mengetahui

kondisi awal kegiatan pembelajaran di kelas X-E. Dalam pelaksanaannya, baik

siklus I dan siklus II masing-masing membutuhkan waktu 2x45 menit atau 2 jam

pelajaran, sedangkan untuk observasi pendahuluan dilakukan 1 jam pelajaran atau

45 menit. Adapun hasil observasi pendahuluan dan diskusi dengan guru mitra

serta penerapan model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Observasi pendahuluan

Observasi pendahuluan dilaksanakan pada Selasa, 13 Januari 2009

yaitu pada pukul 13.00-13.45 WIB. Guru mitra dalam penelitian ini adalah

Ibu Catharina Cahyadiyanti S.Pd sebagai guru bidang studi ekonomi. Jumlah

siswa kelas X-E pada tahun ajaran 2008-2009 adalah 21 siswa yang semuanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

68

berjenis kelamin perempuan. Adapun materi yang dipelajari pada siklus

pertama ini adalah pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dengan standar

kompetensi memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi,

kompetensi dasar mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan

ekonomi makro, sub pokok bahasan pengertian ekonomi mikro dan makro,

perbedaan antara ekonomi mikro dan makro, dan contoh di masyarakat

tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro. Dalam observasi pendahuluan

ini, ada tiga hal yang diobservasi yaitu guru, perilaku siswa, dan kelas.

Berikut dapat diuraikan hasil dari observasi pendahuluan :

a. Observasi guru (observing teacher)

Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan

anekdotal hasil observasi kegiatan guru (lampiran 4a). Guru membuka

pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa, guru memeriksa

kesiapan siswa dan dilanjutkan dengan mempresensi siswa. Setelah itu,

guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang telah diberikan

sebelumnya dengan memberikan uraian tentang materi yang sebelumnya.

Hal ini guna merangsang perhatian siswa dalam memasuki materi yang

akan dipelajari. Selanjutnya guru mulai masuk ke dalam materi

pembelajaran. Selama menjelaskan materi guru cenderung menggunakan

metode ceramah sehingga peran guru dirasa lebih dominan dibandingkan

dengan peran siswanya, hal ini dikarenakan dari waktu yang tersedia

sebagian besar dimanfaatkan guru untuk berceramah dibandingkan waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

69

untuk siswa mengolah pengetahuan yang telah disampaikan kepada

mereka. Selama pembelajaran guru tidak memanfaatkan media yang

tersedia, guru hanya menyampaikan materi secara lisan. Guru juga

memberikan contoh terkait dengan materi yang sedang dipelajari, namun

terkadang pembicaraan justru keluar dari pokok permasalahan sehingga

dapat mengalihkan perhatian siswa. Guru juga menegur siswa yang

membuat kegaduhan di kelas. Interaksi antara guru dan siswa juga dirasa

kurang, hanya beberapa siswa yang berinteraksi dengan guru sehingga

suasana kelas tampak menjadi kaku. Selama proses pembelajaran guru

lebih sering berada di depan sehingga kurang dapat memantau kegiatan

seluruh siswa. Jika ada kesulitan guru memberikan kesempatan siswa

untuk bertanya agar siswa tidak merasa bingung dengan kesulitan yang

dihadapi. Di samping itu, di pertengahan pelajaran ketika ada kesulitan

yang dihadapi guru menyuruh siswa untuk berdiskusi terlebih dahulu

dengan teman sebangku. Selama diskusi berlangsung guru tidak

mengobservasi kegiatan siswa selama diskusi, guru hanya sekedar melihat

kegiatan siswa dari depan kelas. Karena adanya kebingungan maka guru

memberikan rangsangan pemikiran kepada siswa guna lebih

mempermudah dalam memecahkan masalah, namun guru tidak

memberikan dorongan kepada semua siswa agar dapat bekerja sama

dengan baik. Interaksi guru dengan siswa hanya sebatas untuk

memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

70

untuk meningkatkan semangat kerja siswa. Setelah diskusi dirasa cukup,

guru menawarkan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat dari hasil

diskusi mereka. Pada akhir pembelajaran, guru tidak menarik kesimpulan

dari pembelajaran yang telah berlangsung, guru hanya memberikan tugas

kepada siswa untuk mempelajari materi yang berikutnya. Karena

merupakan jam terakhir maka guru berdoa bersama-sama dengan siswa

kemudian mengucapkan salam. Dari seluruh rangkaian kegiatan guru

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru membuka pelajaran √ Guru

mengucapkan salam

2 Guru memeriksa kesiapan siswa √ Guru mengabsen siswa √ 3 Guru mengulas materi yang lalu

dan dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari

4 Selama KBM peran guru lebih dominan

5 Guru memanfaatkan media √ 6 Guru memberikan contoh konkrit

terkait dengan materi pelajaran √

7 Guru berinteraksi dengan seluruh siswa dengan baik

√ Interaksi baik hanya dengan beberapa siswa

8 Guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi

√ Siswa berdiskusi dengan teman sebangku.

9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

71

10 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja.

11 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa

12 Guru hanya memperhatikan beberapa siswa tertentu saja.

13 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.

14 Guru membicarakan sesuatu di luar materi sehingga memicu kegaduhan kelas.

15 Guru menegur siswa ketika siswa melakukan kelalaian

16 guru membimbing siswa membuat rangkuman

17 Guru memberikan tugas (PR/baca buku/mencari informasi, dsb) untuk pertemuan berikutnya

18 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

b. Observasi perilaku siswa (observing student)

Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan

anekdotal hasil observasi kegiatan siswa (lampiran 5a) dan lembar

observasi keaktifan dan keterlibatan belajar siswa (lampiran 9a). Sebelum

memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk

mengikuti pelajaran. Siswa cukup berantusias pada awal mengikuti

pelajaran, siswa mempersiapkan segala materi dan perlengkapan yang

akan digunakan. Setelah siswa mempersiapkan diri, guru menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

72

materi pelajaran. Sebagian besar perhatian siswa tertuju pada penjelasan

guru, namun ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri

seperti ngobrol dengan teman yang lain, melamun, memainkan benda-

benda yang ada di dekat mereka. Peneliti menduga siswa merasa jenuh

mendengarkan ceramah dari guru. Siswa menjadi lebih ribut lagi ketika

guru memberikan contoh-contoh konkrit yang terkadang keluar dari topik

pembicaraan. Hal ini dikarenakan pembicaraan cenderung mengacu ke

arah “guyonan” dimana hal ini lebih dapat menarik perhatian siswa jika

dibandingkan dengan membahas pelajaran, hal semacam ini sudah umum

terjadi dari dulu hingga sekarang. Ketika ada kesulitan atau kebingungan

siswa diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk memecahkan

masalah namun tidak semua siswa berdiskusi dengan serius. Ada 8 siswa

yang berdiskusi dengan serius. Setelah berdiskusi ada 2 siswa yang

mencoba mengemukakan pendapat atau jawaban dari permasalahan yang

masih dibingungkan tadi. Ketika waktu sudah habis, siswa diberi tugas

untuk mempelajari materi yang berikutnya. Dikarenakan jam terakhir

maka sebelum pulang siswa berdoa dan menjawab salam dari guru.

Selama proses pembelajaran tercacat ada 2 siswa yang mengajukan

pertanyaan, 3 siswa yang menjawab pertanyaan, dan ada 7 siswa yang

mengerjakan tugas. Dari seluruh rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

73

Tabel 4

Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Siswa siap mengikuti pelajaran √ 2 Siswa memperhatikan penjelasan

guru √

3 Siswa membuat kegaduhan di kelas

√ Ketika pertengahan pelajaran ada beberapa siswa yang membuat kegaduhan dikarenakan merasa bosan

4 Siswa mengajukan pertanyaan

√ Ada 2 siswa yang mengajukan pertanyaan.

5 Siswa menjawab pertanyaan √ Ada 3 siswa yang menjawab pertanyaan

6 Siswa aktif mengerjakan tugas √ Ada 7 siswa yang mengerjakan tugas

7 Siswa aktif dalam diskusi √ Ada 8 siswa yang aktif berdiskusi

8 Siswa mengemukakan/ menanggapi pendapat

√ Ada 2 siswa yang berpendapat

9 Siswa diberikan tugas (PR/baca buku/mencari informasi, dsb) untuk pertemuan berikutnya

√ Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi berikutnya

c. Observasi kelas (observing classroom)

Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk

melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran. Di dalam kelas terdapat

2 white board, 1 papan pengumuman/ absensi siswa, 1 meja guru, meja

dan kursi yang dapat digunakan untuk 24 orang, ventilasi yang memadai,

pencahayaan yang cukup, serta suasana yang tenang dan nyaman untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

74

pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Saat itu, seluruh siswa hadir sehingga

jumlah seluruhnya ada 21 siswa. Suasana serta aktivitas kelas selama

proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi

kegiatan kelas (lampiran 6a). Suasana kelas ketika pergantian jam

pelajaran awalnya kurang kondusif. Hal ini dikarenakan ketika pergantian

jam pelajaran siswa harus mempersiapkan segala sesuatu yang akan

digunakan pada pelajaran yang berbeda. Saat guru masuk ke kelas dan

meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran,

mempresensi siswa, dan mengucapkan salam masih ada keributan-

keributan kecil dikarenakan masih ada beberapa siswa yang asyik ngobrol

dengan temannya. Suasana kelas mulai terkendali ketika guru

menerangkan materi karena siswa harus memperhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh guru. Tetapi suasana mulai kurang kondusif ketika guru

memberikan contoh konkrit dan terkadang keluar dari pokok

permasalahan dikarenakan siswa terpancing membicarakan sesuatu di luar

materi pembelajaran yang bisa dikatakan sebagai “guyonan”, peneliti

menduga siswa merasa bosan dengan ceramah dari guru sehingga mereka

merasa terhibur dengan hal tersebut. Ketika ada kesulitan siswa diminta

untuk berdiskusi dengan teman sebangku. Selama berdiskusi kerjasama

antar siswa kurang begitu baik, sebagian besar cenderung lebih berfikir

sendiri-sendiri bahkan sibuk dengan aktivitasnya sendiri ditambah lagi

lemahnya pengawasan dari guru sehingga suasana kelas kurang begitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

75

terkendali. Usai berdiskusi ada beberapa siswa yang berpendapat atau

menjawab pertanyaan yang masih dirasa sulit tadi. Ketika waktu sudah

habis, siswa diberi tugas untuk mempelajari materi yang berikutnya.

Dikarenakan jam terakhir maka sebelum pulang siswa dan guru berdoa

dilanjutkan menjawab salam dari guru. Dari seluruh rangkaian keadaan

kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Keadaan Kelas Selama Proses Pembelajaran

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kondisi kelas mendukung untuk

pelaksanaan KBM √

2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa

3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan di kelas (lingkungan)

5 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat jalannya proses pembelajaran.

6 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.

7 Kelas terorganisir dengan baik. √ Cukup terorganisir dengan baik

8 Selama berdiskusi siswa saling memberikan pendapat atau masukan.

Berdasarkan hasil observasi pada guru, perilaku siswa, dan suasana

kelas serta wawancara dengan siswa berikut ini disajikan analisis situasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

76

pembelajaran dari hasil observasi pendahuluan. Selama pembelajaran

berlangsung guru menggunakan metode ceramah dan diskusi. Metode

ceramah merupakan suatu metode dimana guru mentransfer materi

pembelajaran kepada siswa secara lisan. Guru menggunakan metode ceramah

ketika menyampaikan materi pembelajaran serta memberikan penjelasan

kepada siswa. peneliti menduga guru menggunakan metode ceramah karena

disamping memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran juga

lebih menghemat waktu. Dengan metode ceramah pada mulanya siswa masih

antusias dalam mendengarkan penjelasan dari guru, namun lama-kelamaan

siswa cenderung menjadi bosan sehingga akan mencari kesibukan sendiri

seperti berbincang dengan siswa yang lain, memainkan benda-benda di sekitar

mereka sehingga perhatian mereka terpecah. Sedangkan bagi kelas dengan

penerapan metode ceramah pada awal-awal pelajaran berlangsung perhatian

kelas memang tertuju pada penjelasan guru namun selanjutnya ketika siswa

merasa bosan dan perhatian mereka terpecah maka akan memicu suasana

kelas yang kurang kondusif sehingga dapat menghambat proses pembelajaran.

Ketika ada siswa yang merasa bingung atau ragu-ragu terhadap suatu jawaban

atau pertanyaan maka guru meminta agar siswa berdiskusi dengan teman

sebangku. Hal ini mungkin bertujuan untuk mendorong siswa agar

memikirkan suatu permasalahan secara bersama-sama sehingga akan

mempermudah dalam menyelesaikannya. Ketika diskusi berlangsung tidak

semua siswa berdiskusi dengan baik, sebagian cenderung bekerja secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

77

individu dan kurang serius, serta sebagian lagi berdiskusi dengan sungguh-

sungguh. Peneliti menduga hal ini dikarenakan guru hanya sebatas

memberikan rangsangan peminkiran saja, guru tidak mengawasi secara

mendalam jalannya diskusi dan tidak memberikan dorongan kepada siswa

untuk saling bekerja sama. Suasana kelas selama jalannya diskusi juga kurang

begitu terkendali karena lemahnya pengawasan serta motivasi dari guru.

Secara keseluruhan, peranan siswa dalam pembelajaran dirasa kurang karena

guru berperan lebih dominan di dalam pembelajaran. Saat ini idealnya di

dalam pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa yang

berusaha untuk menemukan atau memahami pengetahuan dengan kemampuan

yang dimilikinya baik dengan membaca, berdiskusi, bertanya, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan beberapa

permasalahan pembelajaran diantaranya rendahnya partisipasi aktif dari siswa

selama proses pembelajaran. Hal ini tampak dari kemauan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung baik untuk bertanya, menjawab pertanyaan,

mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas, dan interaksi dalam diskusi

dirasa masih tergolong rendah. Peneliti menduga akar dari permasalahan

tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya interaksi antara guru

dan siswa yang dirasa kurang terjalin dengan baik, kebosanan siswa terhadap

metode yang dipergunakan guru selama ini yang dirasa monoton dan tidak

bervariasi, serta mental siswa yang kurang terdidik untuk berani berpendapat

atau mengemukakan pendapat serta rasa percaya diri yang rendah. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

78

permasalahan tersebut, menurut peneliti alternatif pemecahannya yaitu

perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi, dapat lebih

memberdayakan kemampuan siswa, melatih mental siswa untuk lebih berani

mengungkapkan sesuatu, lebih percaya diri, lebih bertanggung jawab, dan

tentunya yang mendorong terciptanya suasana pembelajaran yang harmonis

baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa. Untuk itu guru harus

mampu menerapkan suatu metode yang berbeda dan variatif. Ada berbagai

model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dimana masing-masing

model memiliki langkah-langkah yang bervariasi.

Dari permasalahan tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra

bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran alternatif di samping

metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab yaitu metode kooperatif tipe

jigsaw. Dalam metode ini tugas guru sebagai fasilitator terutama ketika

jalannya diskusi, jadi guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran melainkan

siswa yang menjadi pusat pembelajaran. Guru tidak perlu berceramah panjang

lebar seperti ceramah pada umumnya. Siswa juga tidak merasa jenuh

mendengarkan ceramah dari guru karena dalam metode jigsaw siswa bekerja

sama dengan siswa yang lain di dalam kelompok. Selama jalannya diskusi

juga berbeda dengan diskusi yang biasanya. Jika diskusi pada umumnya siswa

hanya membahas suatu masalah di dalam kelompok kemudian mencatat hasil

diskusi dan jika perlu dilanjutkan dengan presentasi. Sekilas siswa memang

terlibat aktif di dalam diskusi, namun jika dilihat lebih mendalam hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

79

beberapa siswa yang aktif dan sungguh-sungguh dalam diskusi sedangkan

siswa yang lain sibuk sendiri bahkan bergantung pada jawaban temannya.

Berbeda dengan diskusi dalam metode jigsaw, dalam metode ini siswa

berdiskusi dalam 2 kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli). Semula

siswa bergabung dengan kelompok asal dimana di dalamnya terdiri dari

beberapa siswa yang mempunyai pertanyaan atau permasalahan yang

berbeda-beda. Selanjutnya siswa bergabung dengan kelompok ahli dimana

terdiri dari beberapa siswa yang memiliki permasalahan yang sama. Di dalam

kelompok ahli siswa mendiskusikan permasalahan yang didapatkannya.

Dengan menerapkan metode ini siswa lebih merdeka dalam mengungkapkan

pendapat, pertanyaan, dan kesulitan mereka. Berbeda dengan diskusi pada

umumnya, di sini selain berdiskusi siswa juga memiliki kewajiban untuk

menjelaskan hasil diskusinya kepada siswa yang lain di dalam kelompok asal

sehingga siswa mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan materi yang

didapatnya kepada siswa yang lain dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian

secara tidak langsung siswa harus terdorong untuk dapat memahami materi

yang didapatnya. Tugas guru adalah sebagai fasilitator bagi siswa jika siswa

menemui kesulitan baik ketika berdiskusi dalam kelompok maupun ketika

presentasi. Dengan menerapkan metode ini tidak menutup kemungkinan akan

timbul banyak pertanyaan serta perdebatan dikarenakan perbedaan pendapat

antara siswa satu dengan yang lainnya maka diharapkan suasana akan menjadi

lebih hidup dan bervariasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

80

2. Siklus Pertama

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut maka peneliti

menerapkan metode pembelajaran tipe jigsaw siklus I pada hari Kamis, 22

Januari 2009 pada jam kedua sampai dengan keempat yaitu pukul 07.45 WIB

sampai dengan pukul 09.15 WIB. Adapun materi yang dipelajari pada siklus

pertama ini adalah pokok bahasan ekonomi mikro dan makro dengan standar

kompetensi memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi,

kompetensi dasar mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan

ekonomi makro, sub pokok bahasan pengertian ekonomi mikro dan makro,

perbedaan antara ekonomi mikro dan makro, dan contoh di masyarakat

tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro. Guru mitra yang mengajar dalam

penelitian ini adalah Ibu Catharina Cahyadiyanti S.Pd sebagai guru bidang

studi ekonomi. Jumlah siswa kelas X-E pada tahun ajaran 2008-2009 yang

hadir sebanyak 21 siswa yang semuanya berjenis kelamin perempuan.

Berikut ini diuraikan penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada siklus

pertama:

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan

yang diterapkan pada siklus I :

1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

81

mencakup: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi

presentasi (hand out), Lembar Kerja Siswa (LKS). Berikut ini

disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran :

(a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)

Guru mitra dan peneliti bekerja sama membuat RPP. RPP dibuat

untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode

pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, skenario

pembelajaran, dan evaluasi yang kesemuanya telah dibuat secara

rinci dan sistematis (lampiran 1a).

(b) Materi presentasi

Guru mitra dan peneliti bekerja sama membuat hand out dengan

pokok bahasan ekonomi mikro dan makro. Hand out akan

dibagikan kepada masing-masing siswa. Isi hand out mencakup

materi tentang ekonomi mikro dan makro yang akan digunakan

pada saat pembelajaran (lampiran2a).

(c) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat LKS yang

meliputi daftar pertanyaan yang harus didiskusikan siswa di dalam

kelompok ahli kemudian dijelaskan di dalam kelompok asal, dan

selanjutnya dipresentasikan di kelas (lampiran 3a).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

82

2) Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif dimana

terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang

dilakukan yaitu menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk

memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya.

Pemetaan tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk membagi siswa ke

dalam kelompok-kelompok yang bersifat heterogen. Siswa dengan

prestasi atau nilai akademik tinggi akan ditempatkan pada ranking

tinggi, siswa dengan prestasi sedang akan ditempatkan pada ranking

sedang, dan siswa dengan prestasi rendah ditempatkan pada pada

ranking bawah. Pada tahap ini peneliti bekerja sama dengan guru mitra

mengklasifikasikan siswa ke dalam 5 kelompok asal dan 4 kelompok

ahli. Untuk kelompok asal diberi nama kelompok A, B, C, D, dan E.

Kelompok asal dibentuk dengan cara menempatkan lima siswa dengan

ranking teratas ke dalam masing-masing kelompok (kelompok A 1

orang, kelompok B 1 orang, dan seterusnya), selanjutnya dipilih 5

orang siswa dengan ranking terbawah dan ditemptkan kembali pada

masing-masing kelompok (kelompok A 1 orang, kelompok B 1 orang,

dan seterusnya), selanjutnya dipilih kembali 5 siswa dari atas di

samping kelima siswa yang telah dipilih sebelumnya dan ditempatkan

pada masing-masing kelompok, begitu seterusnya hingga semua siswa

masuk ke dalam kelompok asal. Kemudian dalam pembentukan

kelompok ahli, peneliti mengambil data dari kelompok asal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

83

Selanjutnya setiap anggota kelompok asal masing-masing diberi

nomor urut dari atas ke bawah, untuk kelompok selanjutnya diberi

nomor urut dari bawah ke atas, begitu seterusnya. Dengan demikian

siswa yang mendapatkan nomor 1 maka akan menjadi anggota

kelompok ahli 1, siswa yang mendapatkan nomor 2 akan menjadi

anggota kelompok ahli 2, begitu seterusnya sehingga diperoleh 4

kelompok ahli (kelompok ahli 1, 2, 3, dan 4).

3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data.

Instrumen pengumpulan data meliputi:

(a) lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran.

Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain:

keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, keterampilan guru dalam

mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru

memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok dan

belajar mandiri (lampiran 7).

(b) lembar observasi keterlibatan belajar siswa di kelas. Cakupan isi

lembar observasi partisipasi siswa antara lain: keaktifan dan

keterlibatan siswa dalam diskusi kelas serta frekuensi keaktifan

dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. (lampiran 9).

(c) lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok

kooperatif. Cakupan isi lembar observasi kegiatan belajar siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

84

dalam kelompok kooperatif antara lain: keaktifan siswa mengikuti

kegiatan diskusi kelompok, keterlibatan siswa dalam hal : berbagi

tugas dalam pengerjaan tugas, mengajukan dan menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi, serta menghargai

saran dan pendapat teman satu kelompok. (lampiran 10).

(d) lembar observasi pengamatan kelas. Cakupan isi lembar

pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, sumber belajar,

dan kedisiplinan (lampiran 8).

b. Tindakan

Pada tahap tindakan, guru mitra dan peneliti mengimplementasikan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan.

Langkah-langkah pada tahap ini sebagai berikut:

1) Penyampaian prosedur pelaksanaan

Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan

prosedur pelaksanaan pembelajaran. Namun, guru tidak secara

terbuka menyampaikan prosedur pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Guru membagi siswa dalam kelas ke dalam

sejumlah kelompok (kelompok asal), dan di dalam kelompok asal

masing-masing siswa akan mendapatkan lembar pertanyaan yang

berbeda-beda dimana di dalam lembar pertanyaan tersebut telah

diberi kode yang nantinya akan digunakan dalam penentuan

kelompok ahli. Setelah bergabung di dalam kelompok asal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

85

selanjutnya siswa diminta bergabung dengan siswa yang lain yang

memiliki pertanyaan dan nomor yang sama yang selanjutnya disebut

sebagai kelompok ahli. Kemudian di dalam kelompok ahli siswa

diminta untuk berdiskusi membahas masalah yang diberikan.

Selanjutnya siswa akan kembali ke dalam kelompok asal dan

menjelaskan hasil diskusi tadi kepada siswa yang lain di dalam

kelompoknya. Selama guru menyampaikan prosedur pelaksanaan,

suasana kelas sedikit kurang kondusif, hal ini disebabkan siswa

masih bingung dan kurang jelas dengan prosedur pelaksanaannya.

2) Membagi siswa ke dalam kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat dua macam

kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan

kelompok asal sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap

awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk

adalah lima kelompok siswa dengan anggota 4-5 orang. Pada tahap

ini guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut

anggota-anggotanya. Selama pembentukan kelompok asal suasana

sedikit kurang kondusif, ada beberapa siswa yang membuat gaduh

mungkin dikarenakan merasa kurang puas dengan anggota

kelompoknya atau bahkan sebaliknya. Setelah berkumpul dalam

kelompok asal kemudian guru mempersilahkan masing-masing

siswa untuk berkumpul dengan kelompok ahli, suasana semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

86

kurang kondusif dikarenakan siswa masih bingung mencari

kelompok ahlinya.

3) Diskusi

Setelah siswa berkumpul di dalam kelompok ahli, selanjutnya guru

meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang telah

didapatkannya. Di sini masing-masing kelompok mendapatkan

pertanyaan yang berbeda-beda. Untuk kelompok ahli 1 mendapatkan

pertanyaan tentang definisi ekonomi makro dan mikro, kelompok

ahli 2 mendapatkan pertanyaan perbedaan dari ekonomi makro dan

mikro, kelompok ahli 3 mendapatkan tugas untuk memberikan

contoh tentang ekonomi mikro di Indonesia, dan kelompok ahli 4

mendapatkan tugas untuk memberikan contoh tentang ekonomi

makro di Indonesia. Selama berdiskusi di dalam kelompok ahli

suasana kelas terkendali, hanya saja suasana sedikit ramai hal ini

dikarenakan setiap siswa di dalam diskusi kelompok saling bertukar

pendapat. Sesekali ada juga beberapa siswa yang membuat

kegaduhan kecil dan berbicara di luar materi diskusi. Selama diskusi,

aktivitas guru adalah mendampingi, memotivasi, dan memantau

siswa. Jika ada yang mengalami kesulitan, guru membantu siswa

guna memecahkan kesulitan tersebut. Setelah berdiskusi di dalam

kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal dan

mengutarakan hasil diskusinya bersama kelompok ahli kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

87

anggota kelompok asal. Dengan demikian masing-masing siswa

akan menerima dan memberikan informasi siswa yang lain.

4) Pembahasan

Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama dengan

siswa membahas semua masalah yang telah didiskusikan oleh siswa

di dalam kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu

kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap

kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya,

kemudian guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain

untuk menanggapi atau memberikan pendapat yang berbeda. Reaksi

tiap-tiap kelompok ketika ditunjuk untuk mempresentasikan hasil

diskusinya sangat beragam, ada yang dengan antusias

mempresentasikan jawaban, ada yang presentasi sambil diselingi

dengan gurauan, ada juga yang kaku dalam mempresentasikan

jawaban. Namun secara keseluruhan dalam siklus I ini presentasi

berjalan lancar terkendali.

5) Penyimpulan

Setelah seluruh kelompok selesai mempresentasikan jawaban

mereka, selanjutnya guru bersama siswa mencoba untuk menarik

kesimpulan dari seluruh rangkaian pembelajaran. Dalam

penyimpulan ini, guru mengutarakan inti–inti dari materi yang telah

dibahas dalam diskusi. Guru juga mengutarakan pertanyaan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

88

pertanyaan singkat kepada siswa untuk menguji pemahaman mereka.

Dalam siklus I ini secara umum telah dapat ditarik kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari, namun dikarenakan

terkendala waktu yang tidak memungkinkan lagi sehinnga penarikan

kesimpulan dirasakan kurang optimal.

c. Observasi

Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat

dipaparkan sebagai berikut :

1) Pengamatan terhadap guru

Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama

proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut

ini :

Tabel 6

Aktivitas Guru Pada Siklus I

No Deskriptor Siklus I1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw. Ya

2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.

Ya

3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.

Ya

4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.

Ya

5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.

Ya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

89

6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.

Ya

7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.

Ya

8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.

Ya

9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.

Ya

10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerja sama dengan baik.

Ya

11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.

Ya

12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.

Ya

13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa

Ya

14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

Ya

15 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru hanya mengamati siswa dan hanya bekerja di belakang mejanya.

Tidak

16 Guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok menurut cara mereka sendiri.

Ya

17 Guru guru membiarkan siswa untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.

Tidak

18 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok yang mengalami kesulitan.

Tidak

19 Guru hanya memperhatikan beberapa kelompok tertentu saja.

Tidak

20 Guru dan siswa terlibat percakapan serius dengan siswa sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain.

Tidak

21 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana

Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

90

kelas menjadi kaku. 22 Guru meninggalkan kelas selagi siswa bekerja di

dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan. Tidak

Catatan : lihat lampiran 7a

Tabel 6 menunjukkan aktivitas guru selama proses

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berlangsung pada siklus I. Guru

telah menjelaskan metode pembelajaran tipe jigsaw secara teknis, guru

mengorganisasikan pokok bahasan ekonomi makro dan mikro yang

bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit sehingga

lebih memudahkan siswa dalam memahami materi, guru juga ikut

berperan dalam pembentukan kelompok kooperatif mulai dari

pengklasifikasian data awal, pembentukan kelompok asal hingga

akhirnya terbentuk kelompok ahli. Selain itu guru juga mendorong

siswa agar dapat terlibat dalam diskusi kelompok, selain dorongan

guru juga memberikan kesempatan siswa berdiskusi untuk

memaparkan pendapat dan pemikirannya serta mendorang agar siswa

mampu bekerja sama di dalam kelompok diskusinya. Kemudian untuk

memantau jalannya diskusi kelompok guru juga mengamati jalannya

diskusi sehingga jika ada kesulitan yang dihadapi oleh siswa maka

guru dapat membantu memberikan solusi. Guru mengamati diskusi

kelompok tidak hanya pada beberapa kelompok saja melainkan pada

seluruh kelompok, tidak hanya jika ada kelompok yang mengalami

kesulitan saja, dari sini maka terjalin sebuah interaksi antara guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

91

dengan siswa atau kelompok. Selama berinteraksi dengan siswa aatu

kelompok, guru juga menumbuhkan semangat kerja para siswa untuk

bekerja sama memecahkan masalah dan mencapai tujuan dari

pembelajaran. Dalam siklus I ini masih banyak siswa yang masih

bingung dengan prosedur pelaksanaannya sehingga guru harus

menjelaskan lagi prosedurnya di dalam kelompok. Di sini waktu yang

dimiliki oleh guru cukup longgar dikarenakan seluruh media telah

dibagikan kepada siswa sehingga konsentrasi guru tertuju dalam

mengamati jalannya diskusi kelompok, namun guru kurang dapat

mengorganisasikan waktu dengan sebaik-baiknya sehingga waktu

untuk berdiskusi di dalam kelompok ahli dirasa terlalu lama sehingga

waktu untuk pemaparan di kelompok asal, presentasi kelompok, dan

penarikan kesimpulan kurang maksimal.

2) Pengamatan terhadap siswa

Pengamatan terhadap siswa dilakukan peneliti dimulai dari awal

sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7

Keterlibatan Siswa Pada Siklus Pertama

No Komponen yang diobservasi Frekuensi Persentase (%)

1 Siswa mengajukan pertanyaan 9 42,86

2 Siswa menjawab pertanyaan 6 28,57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

92

3 Siswa aktif mengerjakan tugas

18 85,71

4 Siswa aktif dalam diskusi 14 66,67

5 Siswa mengemukakan/ menanggapi pendapat

9 42,86

Catatan : lihat lampiran 9b; jumlah siswa = 21 orang

Tabel 7 menunjukkan tingkat keterlibatan siswa selama proses

pembelajaran. Pada siklus I ini seluruh siswa hadir sehingga jumlah

siswa saat itu adalah 21 orang. Dari data tersebut tampak bahwa skor

tertinggi terletak pada keterlibatan mengerjakan tugas, hal ini

disebabkan karena setiap siswa mempunyai tanggung jawab dalam

memahami materi yang didapatnya. Dengan mengerjakan tugas maka

setidaknya siswa telah berusaha untuk mengetahui apa yang telah

dikerjakannya, selanjutnya dengan didiskusikan kembali dengan

kelompok maka siswa berusaha untuk lebih memahami materi yang

didapatnya. Dengan memahami materi maka akan mempermudah

siswa untuk menjelaskan kembali materi yang didapatnya kepada

anggota kelompok asal. Sedangkan jenis keterlibatan dengan skor

terendah adalah menjawab pertanyaan. Hal ini disebabkan karena

siswa yang menjawab pertanyaan hanya perwakilan dari kelompok

ahli ketika mereka harus mempresentasikan hasil diskusinya kepada

kelas, sedangkan siswa yang lain hanya mendampingi atau melengkapi

serta menanggapi. Pada keterlibatan mengajukan pertanyaan, di

samping siswa mengajukan pertanyaan dalam forum presentasi kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

93

siswa juga mengajukan pertanyaan ketika mereka berdiskusi di dalam

kelompok dikarenakan adanya hal yang kurang jelas atau belum

dipahami. Pada keterlibatan siswa dalam diskusi guru memberikan

waktu kepada siswa untuk mendiskusikan materi yang mereka

dapatkan, selama diskusi secara keseluruhan berjalan dengan lancar

hanya saja sesekali ada beberapa siswa yang melakukan aktivitas di

luar materi diskusi. Sedangkan pada keterlibatan mengemukakan atau

menanggapi pendapat siswa juga turut aktif mengambil bagian

terutama ketika presentasi jawaban.

3) Pengamatan terhadap kelas

Tabel 8

Pengamatan Terhadap Kelas

No Aspek yang Diamati Skor Pengamatan

Siklus I

Nilai Kategori

A Hubungan/kerja sama antar siswa : 1. pembauran 4 Amat baik 2. kepuasan 3 Baik 3. demokrasi 3 Baik 4. kepekaan 2 Cukup 5. kepedulian 3 Baik 6. kekompakan 3 Baik 7. persaingan 3 Baik 8. motivasi tinggi 3 Baik

B Lingkungan kelas : 1.perangkat pembelajaran tersedia

lengkap 4 Amat Baik

2.terorganisir dengan baik dan efisien

3 Baik

3. aktif dan produktif 3 Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

94

C Tata Tertib : 1. ada sanksi/teguran 3 Baik

2. pembelajaran berjalan tertib 3 Baik Skor Rata-rata Siklus I 3,07

Nilai Kategori Amat baik Keterangan :

Skor Nilai Mutu 3.00 - 4 Amat Baik 2.00 - 2.99 Baik 1.00 - 1.99 Cukup 0.00 - 0.99 Kurang

Catatan : lihat lampiran 8a

Tabel 8 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif

dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas pada siklus I dipandang

mendukung proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari capaian skor

rata-rata 3,07 yang masuk pada kategori amat baik. Berdasarkan

observasi dari peneliti, aspek pembauran mendapatkan skor 4

dikarenakan setiap hari siswa diberikan kebebasan untuk membaur

dengan siapa saja. Hal ini tampak dari posisi tempat duduk yang bisa

berubah setiap harinya. Dengan demikian siswa tidak hanya duduk

dengan satu orang saja melainkan bisa bergantian dengan teman yang

lain juga sehingga siswa akan lebih saling mengenal dengan semua

siswa . Hal ini dapat menciptakan adanya hubungan yang positif antar

siswa sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

Aspek kepuasan diberi skor 3 karena sebagian besar dari siswa merasa

senang dan berminat jika metode jigsaw diterapkan kembali. Aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

95

demokrasi diberikan skor 3 karena siswa diberikan kebebasan untuk

berpendapat dan hampir semua siswa memberikan kontribusi bagi

kelompoknya. Aspek kepekaan diberi skor 2 karena belum sebagian

besar siswa yang peka dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Aspek

kepedulian diberi skor 3 karena setiap siswa memiliki kepedulian untuk

saling membantu terutama ketika menghadapi kesulitan. Aspek

kekompakan diberi skor 3 karena sebagian besar siswa ketika berdiskusi

dalam kelompok tidak ada ketegangan atau kli-klik tertentu. Aspek

persaingan diberi skor 3 karena setiap siswa bersaing secara sehat untuk

memberikan hasil yang terbaik terutama ketika presentasi. Aspek

motivasi diberi skor 3 karena sebagian besar mempunyai motivasi dalam

mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Aspek perangkat

pembelajaran diberi skor 4 karena sarana dan prasarana seperti meja,

kursi, papan tulis, penggaris, papan pengumuman, penerangan, dan

sebagainya telah tersedia dan dalam kondisi yang layak. Kelas juga

terorganisir dengan baik, aktif dan produktif karena semua siswa

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan seksama sehingga masing-

masing diberi skor 3. Sedangkan aspek tata tertib masing-masing diberi

skor 3 karena adanya teguran dari guru jika ada siswa yang mengganggu

jalannya pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan tertib.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

96

d. Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan

penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Refleksi

yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir

sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Berikut ini

dipaparkan hasil refleksi siklus pertama:

1) Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

Tabel 9

Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus I

No Uraian Komentar 1

Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode jigsaw.

Terlalu sedikit untuk ukuran waktu 2 JP

2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.

Cukup aktif, sulit berpendapat

3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.

Siswa ada yang berminat dengan diskusi dan ada yang tidak

4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan

Mencari topik yang dapat membangkitkan minat siswa

5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw

Minat siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

97

6 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapakan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Siswa belajar berpendapat dan menemukan inti pelajaran sendiri

7 Hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki kembali dari pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw seperti yang telah dilakukan

Materi yang akan digunakan harus materi yang cocok untuk didiskusikan.

Catatan : lihat lampiran 11a

Tabel 9 memperlihatkan kesan guru mitra terhadap perangkat

pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw setelah

melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan. Kesan guru dalam hal komponen,

materi dan pelaksanaan pembelajaran yang digunakan yaitu masih

terkendala dalam alokasi waktu serta pemilihan topik yang tepat. Hal

ini dikarenakan dalam pelaksanaan materi yang diberikan memang

cukup sedikit, namun ketika jalannya diskusi alokasi waktu yang

tersedia tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal sehingga terjadi

ketimpangan dimana materi yang diberikan sedikit dan waktu yang

tersedia cukup longgar namun dalam pelaksanaannya yang seharusnya

waktu yang tersedia cukup untuk membahas materi menjadi kurang

dikarenakan alokasinya yang belum maksimal. Hal ini mungkin antara

guru dan siswa masing-masing masih beradaptasi dengan metode

kooperatif tipe jigsaw yang baru pertama kali dilaksanakan. Kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

98

dalam kaitannya dengan siswa, dengan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw cukup dapat meningkatkan keaktifan serta minat

belajar siswa dimana bisaanya hanya guru yang menjadi pusat

pembelajaran di sini siswa belajar untuk menjadi pusat atau pelaksana

pembelajaran dan guru hanya menjadi motivator. Keuntungan dari

metode ini siswa menjadi tidak bosan mendengarkan ceramah dari

guru dan berusaha untuk belajar menemukan sesuatu dengan

kemampuan mereka sendiri.

2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilihat pada refleksi siswa

terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

(lampiran 12a).

Tabel 10

Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

No Aspek yang diamati Komentar 1 Bagaimanakah pendapat

Anda terhadap komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini (Topik yang dipelajari, Materi Ajar, Suasana Kelas, Penampilan Guru, dll)

Dari 21 siswa, ada beberapa komentar terhadap komponen KBM: sebanyak 5,88% siswa berpendapat suasana kelas kurang mendukung, 82.35% siswa berpendapat PBM menyenangkan dan menarik, 11.76% siswa berpendapat PBM tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

99

membosankan, dan 11.76% siswa berpendapat materinya kurang jelas.

Komentar 2 Kegiatan Anda selama

kerja kelompok (mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dll)

Dari 21 siswa, ada beberapa komentar mengenai kegiatan mereka selama kerja kelompok: sebanyak 64.71% siswa berani mengemukakan pendapat, 29.41% siswa terlibat dalam diskusi, 23.53% siswa berani mengajukan pertanyaan, 5.88% siswa mengobrol sendiri, dan 11.76% siswa berani menjawab pertanyaan.

Komentar 3 Apakah Anda berminat

untuk mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?

Dari 21 siswa, sebanyak 70.59% siswa berminat dan 29.41% siswa tidak berminat mengikuti KBM.

Komentar 4 Hambatan yang saya temui,

selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan.

Dari 21 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada beberapa hambatan yang dihadapi: sebanyak 35.29% siswa merasa ada beberapa yang tidak ikut berdiskusi, 23.53% siswa merasa kurang mengerti/ masih bingung, 17.65% siswa merasa kurang bisa memahami materi, 5.88% siswa malu berpendapat, 23.53% siswa merasa tidak ada hambatan, 5.88% siswa merasa susah dalam mengambil kesimpulan, dan 5.88% siswa bila berbeda pendapat.

Komentar 5 Manfaat yang saya peroleh

dalam pembelajaran dengan Dari 21 siswa, ada beberapa komentar mengenai manfaat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

100

menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

diperoleh: sebanyak 17.65% siswa bisa berbaur dengan teman, 5.88% siswa menyatakan suasana KBM tidak monoton, 5.88% siswa lebih kreatif, 17.65% siswa bisa berdiskusi, 41.18% siswa berani mengemukakan pendapat, 23.53% siswa bisa lebih menghargai teman, 17.65% siswa bisa lebih aktif, 5.88% siswa bisa bertanya, 11.76% siswa lebih percaya diri, dan 11.76% siswa lebih paham.

Dari data tersebut, dalam hal pendapat siswa terhadap

komponen kegiatan belajar mengajar tampak bahwa sebanyak 5,88%

siswa menyatakan bahwa suasana kelas kurang mendukung, 82.35%

siswa menyatakan bahwa PBM menyenangkan dan menarik, 11.76%

siswa menyatakan tidak membosankan, dan 11.76% siswa menyatakan

bahwa materinya kurang jelas. Sementara untuk kegiatan siswa selama

kerja kelompok sebanyak 64.71% siswa menyatakan telah

mengemukakan pendapat, 29.41% siswa menyatakan berdiskusi,

23.53% siswa menyatakan telah mengajukan pertanyaan, 5.88% siswa

memilih mengobrol sendiri, dan 11.76% siswa menyatakan menjawab

pertanyaan. Untuk minat siswa dalam mengikuti KBM berikutnya

sebanyak 70.59% siswa berminat dan 29.41% siswa merasa tidak

berminat mengikuti KBM selanjutnya dengan menggunakan metode

kooperatif tipe jigsaw. Dari persentase tersebut tampak bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

101

sebagian besar siswa merasa senang dan tertarik terhadap metode

jigsaw. Selanjutnya hambatan yang ditemui siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe

jigsaw sebanyak 35.29% siswa menyatakan bahwa ada beberapa yang

tidak ikut berdiskusi, 23.53% siswa menyatakan kurang mengerti/

masih bingung, 17.65% siswa menyatakan kurang bisa memahami

materi, 5.88% siswa menyatakan malu berpendapat, 23.53% siswa

merasa tidak ada hambatan, 5.88% siswa menyatakan susah dalam

mengambil kesimpulan, dan 5.88% siswa menemui hambatan bila ada

perbedaan pendapat. Sementara untuk manfaat yang diperoleh siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebanyak 17.65% siswa

menyatakan bisa berbaur dengan teman, 5.88% siswa menyatakan

suasana kelas tidak monoton, 5.88% siswa merasa lebih kreatif,

17.65% siswa menyatakan bisa berdiskusi, 41.18% siswa menyatakan

bisa mengemukakan pendapat, 23.53% siswa menyatakan bisa lebih

menghargai teman, 17.65% siswa merasa bisa lebih aktif, 5.88% siswa

merasa bisa lebih berani bertanya, 11.76% siswa menyatakan lebih

percaya diri, dan 11.76% siswa menyatakan lebih paham.

Dari data tersebut tampak bahwa kesan mereka terhadap

komponen kegiatan belajar (topik yang dipelajari, suasana kelas,

penampilan guru, dan sebagainya) sebagian besar siswa merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

102

tertarik dan menikmati karena adanya sesuatu hal yang berbeda.

Kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar siswa yaitu berdiskusi,

berpendapat, dan bertanya. Kemudian tanggapan siswa terhadap minat

mereka untuk mengikuti KBM berikutnya dengan metode yang sama

sebagian besar dari siswa berminat untuk mengikuti dengan alasan

karena pelajarannya tidak membosankan, menyenangkan, bisa

bersosialisasi. Hal ini menunjukkan adanya indikator bahwa selama ini

siswa merasa bosan dengan metode yang digunakan selama ini, ada

yang takut terhadap guru sehingga suasana kelas menjadi tegang.

Sementara beberapa hambatan dari siswa terkait penerapan metode

kooperatif tipe jigsaw yaitu ketika ada anggota kelompok yang tidak

ikut ambil bagian, ketika ada perbedaan pendapat dan masing-masing

berdiri pada pendiriannya masing-masing sehingga sulit dalam

mengambil keputusan, jika ada anggota kelompok yang tidak

memahami materi sehingga ketika menjelaskan kepada kelompok asal

anggota kelompok belum dapat memahami materi yang

disampaikannya.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, ada beberapa hal

yang perlu diperbaiki pada siklus pertama yaitu alokasi waktu yang tidak

sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang, pemilihan materi

yang terlalu sedikit untuk ukuran 2 JP, diskusi kelompok yang terlalu lama

sehingga waktu untuk presentasi dan pembahasan/ penarikan kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

103

menjadi terbatas dan terburu-buru. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan

guru mitra, maka pada siklus selanjutnya (siklus II) guru bersepakat untuk

lebih memperhatikan manajemen waktu pembelajaran sehingga dalam

pelaksanaan pada masing-masing tahapan dapat berjalan dengan optimal.

3. Siklus Kedua

Berdasarkan hasil analisis dan permasalahan serta diskusi dengan

guru terkait dengan pemecahan masalah dalam siklus I, maka pada hari

Kamis, 29 Januari 2009 pada jam kedua sampai dengan keempat yaitu pukul

07.45 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB dilaksanakan siklus kedua.

Adapun materi yang dipelajari pada siklus kedua ini adalah pokok bahasan

ekonomi mikro dan makro dengan standar kompetensi memahami kebijakan

pemerintah dalam bidang ekonomi, kompetensi dasar mendeskripsikan

masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi, tujuan

pembelajaran dapat menjelaskan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah

dibidang ekonomi (kemiskinan dan pendapatan), dan dapat mencari

pemecahan masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi. Guru mitra

yang mengajar dalam penelitian ini adalah Ibu Catharina Cahyadiyanti S.Pd

sebagai guru bidang studi ekonomi. Jumlah siswa kelas X-E pada tahun ajaran

2008-2009 yang hadir sebanyak 20 siswa yang semuanya berjenis kelamin

perempuan. Pada tahap ini siswa yang tidak hadir sebanyak 1 orang. Berikut

ini diuraikan penerapan metode kooperatif tipe jigsaw pada siklus kedua:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

104

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan

yang diterapkan pada siklus II :

1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran

mencakup : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi

presentasi (hand out), Lembar Kerja Siswa (LKS). Berikut ini

disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran :

(a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)

RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran,

skenario pembelajaran, dan evaluasi yang kesemuanya telah dibuat

secara rinci dan sistematis (lampiran 1b).

(b) Materi presentasi

Guru mitra dan peneliti bekerja sama membuat hand out dengan

pokok bahasan ekonomi mikro dan makro. Hand out akan

dibagikan kepada masing-masing siswa. Isi hand out mencakup

materi tentang masalah-masalah yang dihadapi pemerintah

dibidang ekonomi yang akan digunakan pada saat pembelajaran

(lampiran 2b).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

105

(c) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Peneliti bekerja sama dengan guru mitra membuat LKS yang

meliputi daftar pertanyaan yang harus didiskusikan siswa di dalam

kelompok ahli kemudian dijelaskan di dalam kelompok asal, dan

selanjutnya dipresentasikan di kelas (lampiran 3b).

2) Peneliti dan guru mitra membentuk kelompok kooperatif dimana

terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Langkah awal yang

dilakukan yaitu menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk

memetakan para siswa berdasarkan kemampuan akademiknya.

Pemetaan tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk membagi siswa

dalam kelompok-kelompok yang heterogen. Siswa dengan prestasi

atau nilai akademik tinggi akan ditempatkan pada ranking tinggi,

siswa dengan prestasi sedang akan ditempatkan pada ranking sedang,

dan siswa dengan prestasi rendah ditempatkan pada pada ranking

bawah. Pada tahap ini peneliti menyerahkan sepenuhnya kepada guru

mitra dengan alasan sebagai pihak yang paling mengerti tentang

keadaan siswa. Selanjutnya guru mitra dengan masukan dari peneliti

mengklasifikasikan kembali data tersebut sehingga diperoleh lima

kelompok yang selanjutnya diberi nama kelompok asal. Kriteria dalam

pembentukan kelompok asal tersebut yaitu memilih 5 siswa dengan

ranking tertinggi kemudian ditempatkan pada tiap-tiap kelompok

(kelompok asal A, B, C, D, dan E), selanjutnya dipilih lagi 5 siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

106

dengan ranking terendah dan ditempatkan pada tiap-tiap kelompok,

begitu seterusnya. Kemudian karena jumlah siswa 21 orang sehingga

ada sisa 1 orang, selanjutnya sisanya tersebut dimasukkan ke dalam

kelompok asal E. Kemudian dalam pembentukan kelompok ahli,

peneliti mengambil data dari kelompok asal. Selanjutnya setiap

anggota kelompok asal masing-masing diberi nomor urut dari atas ke

bawah, untuk kelompok selanjutnya diberi nomor urut dari bawah ke

atas, begitu seterusnya sehingga diperoleh 4 kelompok ahli (kelompok

ahli 1, 2, 3, dan 4).

3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data.

Instrumen pengumpulan data meliputi:

(a) lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran.

Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain:

keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, keterampilan guru dalam

mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru

memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok dan

belajar mandiri (lampiran 7).

(b) lembar observasi keterlibatan belajar siswa di kelas. Cakupan isi

lembar observasi partisipasi siswa antara lain: keaktifan dan

keterlibatan siswa dalam diskusi kelas serta frekuensi keaktifan

dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (lampiran 9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

107

(c) lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok

kooperatif. Cakupan isi lembar observasi kegiatan belajar siswa

dalam kelompok kooperatif antara lain: keaktifan siswa mengikuti

kegiatan diskusi kelompok, keterlibatan siswa dalam hal : berbagi

tugas dalam pengerjaan tugas, mengajukan dan menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi, serta menghargai

saran dan pendapat teman satu kelompok (lampiran 10).

(d) lembar observasi pengamatan kelas. Cakupan isi lembar

pengamatan kelas antara lain: interaksi antar siswa, sumber belajar,

dan kedisiplinan (lampiran 8).

b. Tindakan

Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah

pada tahap ini sebagai berikut:

1) Penyampaian prosedur pelaksanaan

Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan

prosedur pelaksanaan pembelajaran. Dibandingkan dengan silkus I,

pada siklus II guru menyampaikan prosedur dengan lebih singkat

sehingga dapat mempersingkat waktu. Guru membagi siswa dalam

kelas ke dalam sejumlah kelompok (kelompok asal), dan di dalam

kelompok asal masing-masing siswa akan mendapatkan lembar

pertanyaan yang berbeda-beda dimana di dalam lembar pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

108

tersebut telah diberi kode yang nantinya akan digunakan dalam

penentuan kelompok ahli. Setelah bergabung di dalam kelompok

asal, selanjutnya siswa diminta bergabung dengan siswa yang lain

yang memiliki pertanyaan dan nomor yang sama yang selanjutnya

disebut sebagai kelompok ahli. Kemudian di dalam kelompok ahli

siswa diminta untuk berdiskusi membahas masalah yang diberikan.

Selanjutnya siswa akan kembali ke dalam kelompok asal dan

menjelaskan hasil diskusi tadi kepada siswa yang lain di dalam

kelompoknya. Jika dibandingkan dengan siklus I, dalam siklus II

siswa lebih cepat menangkap maksud penjelasan dari guru sehingga

mereka dapat menyiapkan diri mereka dengan lebih cepat.

2) Membagi siswa ke dalam kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat dua macam

kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan

kelompok asal sudah dilakukan guru bersama peneliti pada tahap

awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk

adalah lima kelompok siswa dengan anggota 4-5 orang. Pada tahap

ini guru menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut

anggota-anggotanya. Pada siklus II siswa lebih sigap untuk

bergabung dengan kelompok asalnya dibandingkan dengan siklus I.

Setelah berkumpul dalam kelompok asal kemudian guru

mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

109

kelompok ahli, suasana kurang kondusif dikarenakan ada beberapa

siswa yang membuat kegaduhan.

3) Diskusi

Setelah siswa berkumpul di dalam kelompok ahli, selanjutnya guru

meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang telah

didapatkannya. Di sini masing-masing kelompok mendapatkan

pertanyaan yang berbeda-beda. Untuk kelompok ahli 1 mendapatkan

tugas untuk mengidentifikasi dan memberikan contoh tentang

masalah kemiskinan dan keterbelakangan, kelompok ahli 2

mendapatkan tugas untuk mengidentifikasi dan memberikan contoh

tentang masalah pertumbuhan penduduk yang tinggi serta masalah

pengangguran dan kesempatan kerja, kelompok ahli 3 mendapatkan

perintah untuk mengidentifikasi dan memberikan contoh tentang

masalah inflasi, dan kelompok ahli 4 mendapatkan perintah untuk

mengidentifikasi dan memberikan contoh tentang ketidakmerataan

dan masalah kegagalan pasar. Selama berdiskusi di dalam kelompok

ahli suasana kelas terkendali, hanya saja suasana sedikit ramai hal ini

dikarenakan setiap siswa di dalam diskusi kelompok saling bertukar

pendapat. Sesekali ada juga beberapa siswa yang membuat

kegaduhan kecil dan berbicara di luar materi diskusi, hal ini

dikaranakan ada kelompok yang telah selesai terlebih dahulu

dibandingkan dengan kelompok lain. Selama diskusi, aktivitas guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

110

adalah mendampingi, memotivasi, dan memantau siswa. jika ada

yang mengalami kesulitan, guru membantu siswa guna memecahkan

kesulitan tersebut. Namun ketika suasana sedikit gaduh sikap guru

kurang tegas untuk mengatasi situasi. Setelah berdiskusi di dalam

kelompok ahli, selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal dan

mengutarakan hasil diskusinya bersama kelompok ahli kepada

anggota kelompok asal. Dengan demikian masing-masing siswa

akan menerima dan memberikan informasi. Jalannya diskusi baik

dalm kelompok asal maupun kelompok ahli pada siklus II lebih

cepat dibandingkan dengan siklus I, hal ini siswa mulai terbisa

dengan metode jigsaw.

4) Pembahasan

Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama dengan

siswa membahas semua masalah yang telah didiskusikan oleh siswa

di dalam kelompok ahli. Kemudian guru menunjuk salah satu

kelompok ahli untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Setiap

kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan jawabannya,

kemudian guru juga memberikan kesempatan kepada kelompok lain

untuk menanggapi atau memberikan pendapat yang berbeda. Reaksi

tiap-tiap kelompok ketika ditunjuk untuk mempresentasikan hasil

diskusinya sangat beragam, ada yang dengan antusias

mempresentasikan jawaban, ada yang presentasi sambil diselingi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

111

dengan gurauan, ada juga yang kaku dalam mempresentasikan

jawaban. Secara teknis presentasi siklus II lebih leluasa

dibandingkan dengan siklus I, hal ini disebabkan karena alokasi

waktu yang tersedia cukup leluasa.

5) Penyimpulan

Setelah seluruh kelompok selesai mempresentasikan jawaban

mereka, selanjutnya guru bersama siswa mencoba untuk menarik

kesimpulan dari seluruh rangkaian pembelajaran. Dalam

penyimpulan ini, guru mengutarakan inti–inti dari materi yang telah

dibahas dalam diskusi. Guru juga mengutarakan pertanyaan-

pertanyaan singkat kepada siswa untuk menguji pemahaman mereka.

c. Observasi

Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat

dipaparkan sebagai berikut :

1) Pengamatan terhadap guru

Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama

proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut

ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

112

Tabel 11

Aktivitas Guru Pada Siklus II

No Deskriptor Siklus II1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw. Ya

2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.

Ya

3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.

Ya

4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.

Ya

5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.

Ya

6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.

Ya

7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.

Ya

8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.

Ya

9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.

Ya

10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerja sama dengan baik.

Ya

11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.

Ya

12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.

Ya

13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa

Ya

14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

Ya

15 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru hanya Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

113

mengamati siswa dan hanya bekerja di belakang mejanya.

16 Guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok menurut cara mereka sendiri.

Ya

17 Guru guru membiarkan siswa untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.

Tidak

18 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok yang mengalami kesulitan.

Tidak

19 Guru hanya memperhatikan beberapa kelompok tertentu saja.

Tidak

20 Guru dan siswa terlibat percakapan serius dengan siswa sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain.

Tidak

21 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.

Tidak

22 Guru meninggalkan kelas selagi siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.

Tidak

Catatan : lihat lampiran 7b

Tabel 11 menunjukkan aktivitas guru selama proses

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berlangsung pada siklus II. Dalam

tabel tampak bahwa guru menjelaskan metode pembelajaran tipe

jigsaw namun tidak secara mendetail hal ini karena guru telah

menjelaskannya pada siklus I sehingga guru hanya sekedar

memberitahukan kembali saja. Guru mengorganisasikan pokok

bahasan permasalahan yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi

yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit

sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi, guru juga

ikut berperan dalam pembentukan kelompok kooperatif mulai dari

pengklasifikasian data awal, pembentukan kelompok asal hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

114

akhirnya terbentuk kelompok ahli. Selain itu guru juga mendorong

siswa agar dapat terlibat dalam diskusi kelompok, selain dorongan

guru juga memberikan kesempatan siswa berdiskusi untuk

memaparkan pendapat dan pemikirannya serta mendorong agar siswa

mampu bekerja sama di dalam kelompok diskusinya. Kemudian untuk

memantau jalannya diskusi kelompok guru juga mengamati jalannya

diskusi sehingga jika ada kesulitan yang dihadapi oleh siswa maka

guru dapat membantu memberikan solusi. Guru mengamati diskusi

kelompok tidak hanya pada beberapa kelompok saja melainkan pada

seluruh kelompok, tidak hanya jika ada kelompok yang mengalami

kesulitan saja, dari sini maka terjalin sebuah interaksi antara guru

dengan siswa atau kelompok. Selama berinteraksi dengan siswa atau

kelompok, guru juga menumbuhkan semangat kerja para siswa untuk

bekerja sama memecahkan masalah dan mencapai tujuan dari

pembelajaran. Berbeda dengan siklus I, dalam siklus II ini sebagian

besar siswa telah mengerti dengan prosedur pelaksanaannya sehingga

guru tidak harus menjelaskan kembali prosedurnya di dalam

kelompok. Di sini waktu yang dimiliki oleh guru cukup longgar

dikarenakan seluruh media telah dibagikan kepada siswa sehingga

konsentrasi guru tertuju dalam mengamati jalannya diskusi kelompok,

dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II manajemen waktu guru

lebih baik terutama ketika jalannya diskusi baik dalam kelompok ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

115

maupun kelompok asal serta ketika presentasi. Namun ketika dalam

penarikan kesimpulan, guru kehabisan waktu dikarenakan ketika

presentasi ada perdebatan yang cukup lama sehingga menyita waktu.

2) Pengamatan terhadap siswa

Pengamatan terhadap siswa dilakukan peneliti dimulai dari awal

sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 12 Keterlibatan Siswa Pada Siklus Kedua

No Komponen yang diobservasi Frekuensi Persentase (%)

1 Siswa mengajukan pertanyaan 10 50

2 Siswa menjawab pertanyaan 6 30

3 Siswa aktif mengerjakan tugas

16 80

4 Siswa aktif dalam diskusi 15 75

5 Siswa mengemukakan/ menanggapi pendapat

11 55

Catatan : lihat lampiran 9c; jumlah siswa = 20 orang

Tabel 12 menunjukkan tingkat keterlibatan siswa selama

proses pembelajaran. Pada siklus II ini ada 1 siswa yang tidak hadir

sehingga jumlah siswa saat itu adalah 20 orang. Dari data tersebut

tampak bahwa skor tertinggi terletak pada keterlibatan mengerjakan

tugas, hal ini disebabkan karena setiap siswa mempunyai tanggung

jawab dalam memahami materi yang didapatnya. Dengan mengerjakan

tugas maka setidaknya siswa telah berusaha untuk mengetahui apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

116

yang telah dikerjakannya, selanjutnya dengan didiskusikan kembali

dengan kelompok maka siswa berusaha untuk lebih memahami materi

yang didapatnya. Dengan memahami materi maka akan

mempermudah siswa untuk menjelaskan kembali materi yang

didapatnya kepada anggota kelompok asal. Sedangkan jenis

keterlibatan dengan skor terendah adalah menjawab pertanyaan. Hal

ini disebabkan karena siswa yang menjawab pertanyaan hanya

perwakilan dari kelompok ahli ketika mereka harus mempresentasikan

hasil diskusinya kepada kelas, sedangkan siswa yang lain hanya

mendampingi atau melengkapi serta menanggapi. Pada keterlibatan

mengajukan pertanyaan, di samping siswa mengajukan pertanyaan

dalam forum presentasi kelas siswa juga mengajukan pertanyaan

ketika mereka berdiskusi di dalam kelompok dikarenakan adanya hal

yang kurang jelas atau belum dipahami. Pada keterlibatan siswa dalam

diskusi guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan

materi yang mereka dapatkan, selama diskusi secara keseluruhan

berjalan dengan lancar hanya saja sesekali ada beberapa siswa yang

melakukan aktivitas di luar materi diskusi. Sedangkan pada

keterlibatan mengemukakan atau menanggapi pendapat siswa juga

turut aktif mengambil bagian terutama ketika presentasi jawaban.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

117

3) Pengamatan terhadap kelas

Tabel 13

Pengamatan terhadap Kelas

No Aspek yang Diamati Skor Pengamatan

Siklus I

Nilai Kategori

A Hubungan/kerja sama antar siswa : 1. pembauran 4 Amat baik 2. kepuasan 4 Amat baik 3. demokrasi 3 Baik 4. kepekaan 2 Cukup 5. kepedulian 3 Baik 6. kekompakan 3 Baik 7. persaingan 4 Amat baik 8. motivasi tinggi 3 Baik

B Lingkungan kelas : 1.perangkat pembelajaran tersedia

lengkap 4 Amat Baik

2.terorganisir dengan baik dan efisien

3 Cukup

3. aktif dan produktif 3 Baik C Tata Tertib : 1. ada sanksi/teguran 3 Baik

2. pembelajaran berjalan tertib 3 Baik Skor Rata-rata Siklus I 3,31

Nilai Kategori Amat baik Keterangan :

Skor Nilai Mutu 3.00 - 4 Amat Baik 2.00 - 2.99 Baik 1.00 - 1.99 Cukup 0.00 - 0.99 Kurang

Catatan : lihat lampiran 8b

Tabel 13 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif

dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas pada siklus II dipandang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

118

mendukung proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari capaian skor

rata-rata 3,31 yang masuk pada kategori amat baik. Berdasarkan

observasi dari peneliti, aspek pembauran mendapatkan skor 4

dikarenakan setiap hari siswa diberikan kebebasan untuk membaur

dengan siapa saja. Hal ini tampak dari posisi tempat duduk yang bisa

berubah setiap harinya. Dengan demikian siswa tidak hanya duduk

dengan satu orang saja melainkan bisa bergantian dengan teman yang

lain juga sehingga siswa akan lebih saling mengenal dengan semua

siswa . Hal ini dapat menciptakan adanya hubungan yang positif antar

siswa sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

Aspek kepuasan diberi skor 4 karena sebagian besar dari siswa merasa

senang dan berminat jika metode jigsaw diterapkan kembali. Aspek

demokrasi diberikan skor 3 karena siswa diberikan kebebasan untuk

berpendapat dan hampir semua siswa memberikan kontribusi bagi

kelompoknya. Aspek kepekaan diberi skor 2 karena belum sebagian

besar siswa yang peka dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Aspek

kepedulian diberi skor 3 karena setiap siswa memiliki kepedulian untuk

saling membantu terutama ketika menghadapi kesulitan. Aspek

kekompakan diberi skor 3 karena sebagian besar siswa ketika berdiskusi

dalam kelompok tidak ada ketegangan atau kli-klik tertentu. Aspek

persaingan diberi skor 4 karena setiap siswa bersaing secara sehat untuk

memberikan hasil yang terbaik terutama ketika presentasi. Aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

119

motivasi diberi skor 3 karena sebagian besar mempunyai motivasi dalam

mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Aspek perangkat

pembelajaran diberi skor 4 karena sarana dan prasarana seperti meja,

kursi, papan tulis, penggaris, papan pengumuman, penerangan, dan

sebagainya telah tersedia dan dalam kondisi yang layak. Kelas juga

terorganisir dengan baik, aktif dan produktif karena semua siswa

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan seksama sehingga masing-

masing diberi skor 3. Sedangkan aspek tata tertib masing-masing diberi

skor 3 karena adanya teguran dari guru jika ada siswa yang mengganggu

jalannya pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan tertib.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan

penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Refleksi

yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir

sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Berikut ini

dipaparkan hasil refleksi siklus pertama:

1) Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

120

Tabel 14

Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II

No Uraian Komentar 1

Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode jigsaw.

Kurang variasi dan siswa kurang memahami materi

2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.

Bagus, meskipu terkesan kurang serius

3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.

Bagus, siswa mulai berani berpendapat

4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan

Keseriusan siswa dalam berdiskusi kurang

5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw

Materi yang sesuai untuk bahan diskusi

6 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapakan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Siswa aktif dan guru tidak monoton berbicara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

121

7 Hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki kembali dari pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw seperti yang telah dilakukan

Bahan diskusi yang mendukung pemahaman siswa pada materi

Catatan : lihat lampiran 11b

Tabel 14 memperlihatkan kesan guru mitra terhadap perangkat

pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw setelah

melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan. Kesan guru dalam hal komponen,

materi dan pelaksanaan pembelajaran yang digunakan yaitu kurang

variasi dan siswa kurang memahami materi. Hal ini dikarenakan

prosedur pelaksanaan dan instrumen yang diberikan sama namun

dengan materi yang berbeda. Kemudian dalam kaitannya dengan siswa,

dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan keaktifan serta minat belajar siswa dimana bisaanya

hanya guru yang menjadi pusat pembelajaran di sini siswa belajar untuk

menjadi pusat atau pelaksana pembelajaran dan guru hanya menjadi

motivator. Hambatan serta hal-hal yang masih perlu diperbaiki masih

sekitar pada pemilihan materi yang tepat. Dalam siklus II, secara

keseluruhan guru memberikan tanggapan positif terhadap jalannya

proses pembelajaran meskipun masih ada hal-hal yang masih perlu

diperbaiki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

122

2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilihat pada refleksi siswa

terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15

Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

No Aspek yang diamati Komentar 1 Bagaimanakah pendapat

Anda terhadap komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini (Topik yang dipelajari, Materi Ajar, Suasana Kelas, Penampilan Guru, dll)

Dari 20 siswa, ada beberapa komentar terhadap komponen KBM: sebanyak 68.75% siswa menyatakan suasana kelas menyenangkan dan asyik, 6.25% siswa berpendapat PBM tidak membosankan, 12.5% siswa menganggap penampilan guru lebih baik dan tidak monoton, 31.25% siswa berpendapat PBM mendukung untuk bertanya, berpendapat dan berkomentar, serta 12.5% siswa menganggap materinya sulit.

Komentar 2 Kegiatan Anda selama kerja

kelompok (mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dll)

Dari 20 siswa, ada beberapa komentar mengenai kegiatan mereka selama kerja kelompok: sebanyak 6.25% siswa bisa sharing, 68.75% siswa berani berpendapat, 25% siswa berani bertanya, 18.75% siswa berani menjawab pertanyaan, dan 6.25% siswa membacakan jawaban.

Komentar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

123

3 Apakah Anda berminat untuk mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?

Dari 20 siswa, sebanyak 93.75% siswa merasa berminat dan 6.25% siswa tidak berminat untuk mengikuti KBM dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw berikutnya.

Komentar 4 Hambatan yang saya temui,

selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan.

Dari 20 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, ada beberapa hambatan yang dihadapi: sebanyak 12.5% siswa tidak jelas/ bingung, 25% siswa jika tidak semua berpartisipasi, 12.5% siswa merasa hanya paham 1 pokok bahasan, 18,75% siswa merasa tidak ada hambatan, 12.5% siswa tidak konsentrasi, 6.25% siswa jika berbeda pendapat, dan 18.75% siswa berpendapat suasana menjadi ramai.

Komentar 5 Manfaat yang saya peroleh

dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Dari 20 siswa, ada beberapa komentar mengenai manfaat yang diperoleh: sebanyak 12.5% siswa menyatakn bisa lebih aktif, 12.5% siswa dapat belajar lebih percaya diri, 50% siswa dapat belajar berpendapat dan menghargai pendapat, 25% siswa dapat mengenal karakter siswa yang lain, 12.5% siswa bisa menambah wawasan, 12.5% siswa bisa berbaur, 6.25% siswa lebih bersemangat, dan 18.75% siswa melatih kekompakan dan kerjasama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

124

Dari data tersebut, dalam hal pendapat siswa terhadap

komponen kegiatan belajar mengajar tampak bahwa sebanyak 68.75%

siswa menyatakan suasana kelas menyenangkan dan asyik, 6.25%

siswa menyatakan tidak membosankan, 12.5% siswa menganggap

guru lebih baik dan tidak monoton, 31.25% siswa menyatakan bahwa

suasana mendukung untuk bertanya, berpendapat dan berkomentar,

dan 6.25% siswa menyatakan merasa bersemangat. Sementara untuk

kegiatan siswa selama kerja kelompok sebanyak 6.25% siswa sharing

dengan kelompok mereka, 68.75% siswa menyatakan telah

berpendapat, 25% siswa menyatakan telah bertanya, 18.75% siswa

menyatakan telah menjawab pertanyaan, dan 6.25% siswa menyatakan

telah membacakan jawaban. Untuk minat siswa dalam mengikuti

KBM berikutnya dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw

sebanyak 93.75% siswa merasa berminat dan 6.25% siswa tidak

berminat, dari persentase tersebut tampak bahwa sebagian besar siswa

merasa senang dan tertarik terhadap metode jigsaw. Sementara

hambatan yang ditemui siswa selama mengikuti kegiatan

pembelajaran, sebanyak 12.5% siswa merasa tidak jelas/ bingung,

25% siswa menyatakan jika tidak semua berpartisipasi, 12.5% siswa

menyatakan merasa hanya paham 1 pokok bahasan, 18,75% siswa

menyatakan tidak ada hambatan, 12.5% siswa menyatakan tidak

konsentrasi, 6.25% siswa menyatakan jika ada perbedaan pendapat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

125

dan 18.75% siswa menyatakan suasana kelas yang ramai. Sedangkan

untuk manfaat yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

sebanyak 12.5% siswa menyatakan bisa lebih aktif, 12.5% siswa

menyatakan bisa belajar lebih percaya diri, 50% siswa menyatakan

bisa belajar berpendapat dan menghargai pendapat, 25% siswa

menyatakan dapat mengenal karakter siswa yang lain, 12.5% siswa

menyatakan bisa menambah wawasan, 12.5% siswa menyatakan bisa

berbaur, 6.25% siswa menyatakan lebih bersemangat, 18.75% siswa

menyatakan dapat melatih kekompakan dan kerjasama.

Dari data tersebut tampak bahwa kesan mereka terhadap

komponen kegiatan belajar (topik yang dipelajari, suasana kelas,

penampilan guru, dan sebagainya) sebagian besar siswa merasa

tertarik dan menikmati karena adanya sesuatu hal yang berbeda.

Kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar siswa yaitu berdiskusi,

berpendapat, dan bertanya. Kemudian tanggapan siswa terhadap minat

mereka untuk mengikuti KBM berikutnya dengan metode yang sama

sebagian besar dari siswa berminat untuk mengikuti dengan alasan

karena pelajarannya tidak membosankan, menyenangkan, bisa

bersosialisasi. Hal ini menunjukkan adanya indikator bahwa selama ini

siswa merasa bosan dengan metode yang digunakan selama ini, ada

yang takut terhadap guru sehingga suasana kelas menjadi tegang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

126

Sementara beberapa hambatan dari siswa terkait penerapan metode

koopertif tipe jigsaw yaitu ketika ada anggota kelompok yang tidak

ikut ambil bagian, ketika ada perbedaan pendapat dan masing-masing

berdiri pada pendiriannya masing-masing sehingga sulit dalam

mengambil keputusan, jika ada anggota kelompok yang tidak

memahami materi sehingga ketika menjelaskan kepada kelompok asal

anggota kelompok belum dapat memahami materi yang

disampaikannya.

B. Komparasi Keaktifan Belajar Siswa Sebagai Dampak Penerapan Metode

Kooperatif Tipe Jigsaw

Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara

jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses

belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja

sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan keaktifan belajar

siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian, siklus

pertama, dan siklus kedua. Adapun tingkat keberhasilan penerapan proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

127

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat keaktifan belajar siswa

mulai pra penelitian, siklus I, dan siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 16

Indikator Keberhasilan Tingkat Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Target

(%) Indikator

Keberhasilan No Komponen

keaktifan Siklus I

(%) Siklus II

(%)

Deskriptor

1

Mengajukan pertanyaan

25

42,86 50

Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide dibagi jumlah seluruh siswa

2

Menjawab pertanyaan

25 28,57 30 Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan dibagi jumlah seluruh siswa

3

Mengemukakan dan atau menanggapi pendapat

25

42,86 55

Jumlah siswa yang berpendapat/ menanggapi pendapat dibagi jumlah seluruh siswa

4

Mengerjakan tugas-tugas

50 85.71 80

Jumlah siswa yang mengerjakan lembar kerja dibagi jumlah semua siswa

5

Interaksi dalam diskusi kelompok

50 66,67 75 Jumlah siswa yang berperan serta dalam diskusi dibagi jumlah semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

128

siswa

Sumber : Data hasil penelitian diolah

Tabel 16 menunjukkan hasil komparasi tingkat keaktifan dan

keterlibatan siswa pada masing-masing siklus. Berdasarkan rekapan di atas,

tampak bahwa pada komponen siswa mengajukan pertanyaan semakin

meningkat. Hal ini tampak dari indikator keberhasilan yang menunjukkan

pada siklus I sebesar 42,86% dan siklus II 50 %. Capaian pada siklus tersebut

melebihi target yang ditentukan sebelumnya yaitu 25%. Hal ini dimungkinkan

ketika siswa berkumpul dengan temannya di dalam kelompok, mereka lebih

leluasa untuk bertanya baik kepada temannya maupun kepada guru. Di

samping itu, dikarenakan siswa memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan

kepada siswa yang lain maka ketika menghadapi kesulitan mereka terdorong

untuk bertanya. Pada komponen siswa menjawab pertanyaan semakin

meningkat. Hal ini tampak dari indikator keberhasilan yang menunjukkan

pada siklus I sebesar 28,57% dan siklus II 30 %. Capaian tersebut melebihi

target yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 25%. Hal ini dikarenakan

ketika dalam KBM seperti biasanya, siswa menjawab pertanyaan ketika diberi

pertanyaan oleh guru sedangkan ketika menerapkan metode jigsaw di

samping menjawab pertanyaan dari guru, siswa juga harus menjawab

pertanyaan dari teman satu kelompok dan seluruh siswa yang mengajukan

pertanyaan. Pada komponen mengemukakan atau menanggapi pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

129

semakin meningkat. Hal ini tampak dari indikator keberhasilan yang

menunjukkan pada siklus I sebesar 42,86% dan siklus II 55%. Capaian

tersebut melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 25%. Hal ini

dikarenakan ada perdebatan diantara siswa yang memiliki pendapat yang

berbeda sehingga dapat memicu siswa untuk memberikan pendapat atau

menanggapi pendapat dari siswa yang lain. Pada komponen mengerjakan

tugas-tugas semakin meningkat namun terjadi penurunan yang tidak

signifikan pada siklus II. Hal ini tampak dari indikator keberhasilan yang

menunjukkan pada siklus I sebesar 85.71% dan siklus II 80 %. Capaian

tersebut melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 50%.

Meskipun pada siklus II mengalami penurunan yang tidak berarti, namun

pembelajaran dengan metode kooperatif tipe jigsaw dapat memperbaiki

keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas. Hal ini dikarenakan setiap

siswa mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan suatu materi kepada

siswa yang lain sehingga mereka mau tidak mau harus mengerjakan tugas

yang telah diberikan sehingga mereka mempunyai dasar untuk memberikan

penjelasan kepada siswa yang lain. Peneliti berpendapat penurunan tersebut

terjadi dikarenakan materi pembelajaran pada siklus II lebih sulit jika

dibandingkan dengan siklus I, hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah

siswa yang bertanya sebagai indikasi adanya siswa yang mengalami kesulitan.

Pada komponen interaksi pada diskusi kelompok semakin meningkat. Hal ini

tampak dari indikator keberhasilan yang menunjukkan pada siklus I sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

130

66.67%, dan siklus II 75 %. Capaian tersebut melebihi target yang telah

ditentukan sebelumnya yaitu 50%. Hal ini dikarenakan setiap siswa harus

berdiskusi dengan kelompok ahli dalam membahas materi yang telah

didapatkannya dan menyampaikannya kembali kepada anggota kelompok asal

sehingga terjadi interaksi antar siswa dalam memberikan dan menerima

informasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

131

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan bahwa dalam hal

siswa mengajukan pertanyaan mengalami perbaikan (target sebesar 25%, siklus I

sebesar 42.86%, dan siklus II sebesar 50%); dalam hal siswa menjawab

pertanyaan mengalami perbaikan (target sebesar 25%, siklus I sebesar 28,57%,

dan siklus II sebesar 30%); dalam hal siswa aktif mengerjakan tugas mengalami

perbaikan (target sebesar 50%, siklus I sebesar 85.71%, dan siklus II sebesar

80%); dalam hal siswa aktif dalam diskusi mengalami perbaikan (target sebesar

50%, siklus I sebesar 66,67%, dan siklus II sebesar 75%); dan dalam hal siswa

mengemukakan/ menanggapi pendapat juga mengalami perbaikan (target sebesar

25%, siklus I sebesar 42,86%, dan siklus II sebesar 55%). Berdasarkan capaian

skor pada kelima komponen keaktifan yang melebihi target yang telah ditentukan

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw berdampak terhadap peningkatan keaktifan belajar siswa kelas X-E SMA

SANTA MARIA Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

132

B. Keterbatasan Penelitian

1. Kurangnya komunikasi yang efektif antara guru mitra dan peneliti yang

mengakibatkan adanya perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan

sehingga tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan skenario pembelajaran.

2. Manajemen waktu yang kurang optimal berdampak adanya pemadatan waktu

di suatu sesi yang mempengaruhi sesi yang lain, seperti pemadatan waktu

ketika diskusi sehingga waktu untuk presentasi dan penyimpulan menjadi

kurang optimal.

C. Saran

Adapun saran bagi SMA SANTA MARIA khususnya dan penelitian berikutnya

pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Perlu adanya komunikasi yang intensif antara guru mitra dan peneliti dalam

mempersiapkan komponen pembelajaran serta skenario dalam pembelajaran

untuk menghindari adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan

tindakan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan.

2. Pentingnya alokasi waktu yang efektif dan efisien untuk menghindari adanya

penggunaan waktu yang berlebihan maupun pemadatan waktu yang tidak

seharusnya dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengelolaan

atau manajemen kelas yang baik oleh guru merupakan salah satu faktor

pendukung keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

133

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara Fajar, A. 2005. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja

Reksadana. Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research (2nd

ed.). Buckingham: Open University Press.

Http://learning-withme.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html Http://www.ekofeum.or.id/artikel.php?cid=26 Kagan, S. 2005. Cooperatif Learning. Sajuan Capistrano, CA : Kagan Cooperatif

Learning Keaktifan hemow.wordpress.com/2007/06/27 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Mettetal, Gwynn. 2001. The What, Why and How of Classroom Action Research. The Journal of Scholarship of The Teaching and Learning. Indiana : Indiana Universiti

Mundikarto, Rustam. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas. Nurhadi. 2004.Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : PT Grasindo Sanjaya, Wina.M. Pd. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi KBK. Bandung:

Kencana

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

134

Solihatin, Etin & Raharjo. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sumantri, Mulyani. M.Ed. 2001. Strategi Belajar Mengajar. CV Maulana Bandung.

Susento. 2007. Konsep Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Seminar Pendidikan.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta.

www.google.com (model pembelajaran dengan pendekatan kooperatif)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

139

Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw

Siklus I

Sekolah : SMA Santa Maria Yogyakarta Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/ Semester : X/ I Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Standar Kompetensi

4. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.

B. Kompetensi Dasar

4.1 Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro.

C. Indikator

1. Mendeskripsikan pengertian ekonomi makro 2. Mendeskripsikan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro 3. Memberikan contoh dimasyarakat tentang ekonomi mikro dan ekonomi

makro

D. Tujuan Pembelajaran.

1. Dapat mendeskripsikan pengertian ekonomi makro 2. Dapat menjelaskan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro 3. Dapat memberikan contoh dimasyarakat tentang ekonomi mikro dan ekonomi

makro E. Metode Pembelajaran : Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw

F. Strategi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

Media

Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan tugas yang akan

dibagikan kepada siswa. 2. Guru memberikan gambaran pada

siswa mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran.

3. Guru membagi siswa ke dalam

10 menit

Daftar kelompok siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

140

kelompok secara heterogen. 4. Guru meminta siswa untuk

menyiapkan segala peralatan yang akan digunakan selama pembelajaran baik alat tulis, buku catatan, dan buku paket pada materi yang akan dibahas.

Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan tujuan khusus

pembelajaran. 2. Guru membagikan tugas yang harus

dikerjakan dalam kelompok. 3. Guru menjelaskan prosedur

pelaksanaan siswa bekerjasama dalam kelompok belajar.

4. Siswa bekerja sesuai tugas yang didapatnya dan dapat bekerjasama dengan anggota kelompok lain yang mendapat tugas yang sama.

5. Siswa kembali ke kelompok asal untuk selanjutnya menjelaskan pada anggota kelompok tersebut tentang hasil diskusinya tadi.

6. Guru membimbing kerjasama siswa dan mengamati kegiatan kelompok serta menanyakan kesulitan yang ditemui siswa. Guru menghimbau agar agar setiap siswa dapat bekerjasama dan mengemukakan pendapat dalam kelompok.

Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menarik

kesimpulan dari materi pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

2. Guru melakukan evaluasi secara lisan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang didiskusikan.

3. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih antusias dalam memberikan sumbangan bagi kelompoknya.

4. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap perangkat dan model

60 menit 20 menit

Lembar kerja siswa, handout, artikel Lembar refleksi siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

141

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 5. Guru menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam penutup. G. Materi pokok:

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam

memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber

daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif

penggunaan (opportunity cost).

Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu

ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.

1. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.

Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama

sebagai berikut :

• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan

ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini

disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang

belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under

employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi

kesempatan kerja penuh.

• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di

bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka

panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.

• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

142

tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara

pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan

terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya

cenderung memburuk.

2. Ekonomi Mikro

Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi

dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.

Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan

sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang

optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau

produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan

menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus

Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

CABANG EKONOMI

Produksi Harga endapatan Tenaga kerja

Ekonomi mikro

Produksi/hasil dari bisnis individu

Harga dari barang dan jasa individu

Distribusi pendapatan dan kekayaan

Tenaga kerja dalam bisnis individu

Ekonomi makro

Hasil/ produksi nasional

Tingkat harga agregat

Pendapatan nasional

Tenaga kerja dan pengangguran dalam perekonomian

H. Sumber Bahan

Gilarso, T. 2002. Pengantar ilmu ekonomi makro. Yogyakarta: Kanisius Sariono, Endro dkk. 2007. Manusia dan perilaku Ekonomi. Jakarta: Ganeca Sukwiaty,dkk. 2006. Ekonomi SMA kelas X. Bandung: Yudistira. Wahyu aji, dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

144

Lampiran 2a

Materi ekonomi makro-mikro

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam

memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber

daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif

penggunaan (opportunity cost).

Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu

ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.

3. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.

Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama

sebagai berikut :

• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan

ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini

disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang

belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under

employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi

kesempatan kerja penuh.

• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di

bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka

panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.

• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

145

tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara

pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan

terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya

cenderung memburuk.

4. Ekonomi Mikro

Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam

lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.

Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan

sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang

optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau

produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan

menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus

Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

CABANG EKONOMI

Produksi Harga endapatan Tenaga kerja

Ekonomi mikro

Produksi/hasil dari bisnis individu

Harga dari barang dan jasa individu

Distribusi pendapatan dan kekayaan

Tenaga kerja dalam bisnis individu

Ekonomi makro

Hasil/ produksi nasional

Tingkat harga agregat

Pendapatan nasional

Tenaga kerja dan pengangguran dalam perekonomian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

146

Lampiran 3a

A-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

A-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

A-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

A-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

B-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

B-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

B-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

B-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

C-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

C-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

C-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

C-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

D-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

D-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

D-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

D-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

E-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

E-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

E-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

E-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

147

Keterangan : A: Kelompok Asal A 1: Kelompok Ahli 1 B: Kelompok Asal B 2: Kelompok Ahli 2 C: Kelompok Asal C 3: Kelompok Ahli 3 D: Kelompok Asal D 4: Kelompok Ahli 4 E: Kelompok Asal E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

148

Pertamina Endus SPBU Kurangi Stok Jumat, 2 Januari 2009 | 20:04 WIB JAKARTA, JUMAT - Seretnya pasokan Bahan bakar Minyak (BBM) ke sejumlah SPBU di Jabodetabek diendus oleh Pertamina sebagai gelagat tidak baik dari pemilik SPBU. Menurut Juru Bicara Pertamina Anang Rizkani Noor, dengan kondisi stok BBM yang cukup untuk 20 hari ke depan seharusnya tidak terjadi kelangkaan di SPBU.

"Yang terjadi adalah ada beberapa SPBU yang mengurangi stok karena berspekulasi harga Premium turun. Sekarang ini armada sedang mengisi SPBU-SPBU, mudah-mudahan dalam beberapa jam ke depan sudah normal kembali," kata Anang.

Menurut Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Faisal, kondisi ini berulang sama ketika pemerintah menurunkan harga Premium dan Solar pada 1 Desember 2008 dan 15 Desember 2008 yang lalu. Saat itu, banyak pemilik SPBU yang memutuskan untuk tidak menebus BBM karena takut rugi akibat harga jual yang lebih rendah ketimbang harga beli. "Mereka ragu menebus dan tidak mau ambil BBM," kata Faisal.

Namun Mohammad Nur Adib, Ketua Umum Hiswana Migas secara tegas menolak tudingan tersebut. Menurutnya, kelangkaan Premium yang terjadi sekarang ini murni karena tidak berfungsinya sistem on line pemesanan BBM yang baru digunakan Pertamina. (KONTAN)

Dari artikel tersebut, masalah-masalah ekonomi makro apa saja yang dapat kamu temukan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

149

Tahun ini Permintaan Kue Keranjang Anjlok..! Tanggal Update : 2008-02-04 01:16:19 Memang, sepekan menjelang Tahun Baru Imlek 2559 ini, hujan deras sering mengguyur sebagian besar wilayah Bandung. Namun, tidak demikian halnya dengan usaha yang dilakukan oleh Ny. Santi.

Dengan pegawai berjumlah 4 orang, dalam sehari Santi bisa memproduksi satu kuintal kue keranjang. Dalam setiap proses memasak, perempuan asal Yogya itu menghasilkan setengah kuintal. Pembuatan kue keranjang berbahan dasar tepung ketan dan gula pasir ini membutuhkan waktu 11 jam. Proses pengadonan dan pencetakan membutuhkan waktu 3 jam, dan untuk pengukusan dilakukan selama 8 jam. Setelah pengukusan selesai, kue yang berbentuk seperti dodol ini didiamkan hingga dingin agar dapat dibungkus. Pesanan untuk membuat kue keranjang kebanyakan datang dari kerabat dan tetangga. Biasanya, pesanan tersebut melonjak sejak dua minggu sebelum Imlek. "Tiga hari terakhir ini, tanggal 1, 2, dan 3 Februari merupakan hari tersibuk saya, karena pesanan kue keranjang meningkat drastis, " ucap Santi. Sayangnya, sejak beberapa tahun terakhir, Santi hanya melayani pesanan membuat kue keranjang pada saat menjelang Imlek. "Soalnya kalo nggak ada Imlek, kue buatan saya nggak ada yang beli," kata Santi. Menurut Santi, tahun ini pembuatan kue keranjang baru mencapai satu ton, padahal tahun lalu jauh melebihi angka tersebut. Dibandingkan dengan tahun lalu, Santi mengakui omzet permintaan tahun ini menurun drastis hingga 60%. "Mungkin karena generasi sekarang tidak lagi suka kue keranjang," tambah Santi. Soal keuntungan, perempuan berusia 60 tahun ini mengatakan bahwa tahun ini jumlah uang yang diterimanya otomatis jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahun lalu. Menurut dia, saat ini semakin banyak produk kue keranjang yang beredar di pasaran, Kenaikan harga beberapa bahan pokok pun turut andil dalam mengurangi omzetnya tersebut. Walaupun begitu, usaha ini tetap ia jalani mengingat masih banyak pelanggan tetap yang memesan kuenya untuk perayaan Imlek. Selain karena perbedaan selera antargenerasi, menurut Santi, anjloknya permintaan kue keranjang dari tahun ke tahun juga disebabkan oleh banyaknya kue lain yang digunakan kaum Tionghoa untuk menjamu kerabat yang datang pada perayaan Imlek. "Kini kue keranjang hanya digunakan untuk ritual sembahyang," ucap Santi. (Birny Birdieni)

Dari artikel tersebut, masalah-masalah ekonimi mikro apa saja yang dapat kamu temukan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

150

Lampiran 1b

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Siklus II

Sekolah : SMA Santa Maria Yogyakarta Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/ Semester : X/ I Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Standar Kompetensi

4. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi B. Kompetensi Dasar

4.2 Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi (kemiskinan dan pendapatan)

2. Mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi

D. Tujuan Pembelajaran.

1. Dapat menjelaskan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi (kemiskinan dan pendapatan)

2. Dapat mencari pemecahan masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi

E. Metode Pembelajaran : Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw

F. Strategi Pembelajaran

Tujuan Khusus

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Siswa mampu : 1. Mengidentifikasi

masalah-masalah yang

Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan tugas yang akan

dibagikan kepada siswa.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

151

dihadapi pemerintah dibidang ekonomi (kemiskinan dan pendapatan)

2. Mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi

2. Guru memberikan gambaran pada siswa mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran.

3. Guru membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen.

4. Guru meminta siswa untuk menyiapkan segala peralatan yang akan digunakan selama pembelajaran baik alat tulis, buku catatan, dan buku paket pada materi yang akan dibahas.

Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan tujuan khusus

pembelajaran. 2. Guru membagikan tugas yang harus

dikerjakan dalam kelompok. 3. Guru menjelaskan prosedur

pelaksanaan siswa bekerjasama dalam kelompok belajar.

4. Siswa bekerja sesuai tugas yang didapatnya dan dapat bekerjasama dengan anggota kelompok lain yang mendapat tugas yang sama.

5. Siswa kembali ke kelompok asal untuk selanjutnya menjelaskan pada anggota kelompok tersebut tentang hasil diskusinya tadi.

6. Siswa bersama-sama di dalam kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusinya.

Penutup 1. Guru bersama dengan siswa menarik

kesimpulan dari materi pelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

2. Guru melakukan evaluasi secara lisan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi yang didiskusikan.

3. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih antusias dalam memberikan sumbangan bagi kelompoknya.

4. Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap perangkat dan model

60 menit 20 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

152

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 5. Guru menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam penutup. G. Materi pokok:

Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi :

1. Masalah kemiskinan dan keterbelakangan

Pendapatan riil per kapita yang rendah merupakan cermin adanya kemiskinan, apabila di sebuah Negara terdapat tingkat kemiskinan yang besar, maka perlu diselidiki apa yang menjadi penyebabnya sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Sebab-sebab kemiskinan dan keterbelakangan : a) Rendahnya Produktivitas

Produktivitas sektor pertanian rendah disebabkan karena sempitnya luas lahan pertanian, teknologi produksi yang masih sederhana/ rendahnya keterampilan petani penggarapnya.

b) Kurangnya Sarana dan Prasarana Ekonomi

Disebabkan karena pasar nasional tidak dapat berkembang secara optimal, sehingga pendapatan warga juga akan rendah.

c) Sektor Moneter yang Belum maju

Disebabkan karena terhambatnya upaya pembentukan modal dan juga terhambatnya perkembangan usaha produktif.

d) Rendahnya Tingkat Pendidikan dan Keterampilan

Disebabkan karena kekurangan dana untuk mngembangkan system pendidikan dan pelatihan.

e) Rendahnya Tabungan

Disebabkan karena sebagian besar pendapatan digunakan untuk konsumsi.

Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.

2. Masalah Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi

Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi menjadi rendah.

3. Masalah Pengangguran dan Kesempatan kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

153

Tingkat pengangguran yang tinggi mencerminkan tingkat pemberdayaan sumber daya ekonomi yang belum optimal, akibatnya produksi potensial tidak dapat terwujud sehingga pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan menjadi rendah.

4. Masalah Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga-harga secara umum/ turunnya nilai mata uang. Pengaruh inflasi masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur perekonomian Negara yang satu dengan Negara lainnya. Pada Negara yang perekonomiannya tergantung pada perdagangan internasional, inflasi akan berpengaruh besar tehhadap produksi maupun ekspor impor

5. Masalah Kegagalan Pasar

Kegagalan pasar disebabkan karena adanya monopoli yang hanya menguntungkan sedikit orang. Kegagalan pasar juga dapat memberi dampak buruk pada lingkungan karena produsen tidak dapat memperhitungkan biaya sosial timbulnya polusi.

6. Ketidakmerataan

Masalah ketidakmerataan menyebabkan menurunnya pendapatan perkapita, inflasi, rendahnya mobolitas sosial, memburuknya nilai tukar.

Cara-cara untuk mengatasi permasalahan di bidang ekonomi

1. Mengatasi pengangguran, dengan cara :

a. Membuka lapangan kerja baru

b. Menetapkan kebijakan pembangunan ekonomi

c. Melarang investor dalam negeri melakukan investasi ke luar

negeri

d. Untuk Indonesia sendiri, sektor pertanian bisa menjadi sektor

primadona pembangunan ekonomi

e. Membersihkan berbagai inefesiensi ekonomi

f. Mengirim TKW ke luar negeri

g. Menyusun modul usaha mandiri

h. Membantu modal untuk pengembangan usaha kecil mandiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

154

dan pemasaran

2. Mengatasi kemiskinan, dengan cara :

a. Pembangunan pertanian

b. Pembangunan sumber daya manusia

c. Peranan lembaga swadaya masyarakat (LSM)

3. Mengatasi Inflasi

a. Dengan kebijakan moneter

Dengan menyempitkan pemberian kredit baik oleh Bank Sentral maupun Bank-Bank lainnya. Dengan penyampitan/pengurangan kredit tersebut, dapat dilakukan dengan 3 cara :

1) Menaikkan Cash Ratio

Cash Ratio perbandingan antara uang tunai bank-bank ditambah demand deposit pada bank sentral terhadap demand deposit daripada masyarakat terhadap bank yang bersangkutan.

2) Politik pasar terbuka

Suatu kebijakan bank sentral untuk menjual surat-surat berharga seperti obligasi Negara kepada masyarakat

3) Menaikkan tingkat bunga

b. Kebijakan fiskal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

156

Lampiran 2b

Materi permasalahan yang dihadapi pemerintah di bidang

ekonomi

Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi :

1. Masalah kemiskinan dan keterbelakangan

Pendapatan riil per kapita yang rendah merupakan cermin adanya kemiskinan, apabila di sebuah Negara terdapat tingkat kemiskinan yang besar, maka perlu diselidiki apa yang menjadi penyebabnya sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Sebab-sebab kemiskinan dan keterbelakangan : a) Rendahnya Produktivitas

Produktivitas sektor pertanian rendah disebabkan karena sempitnya luas lahan pertanian, teknologi produksi yang masih sederhana/ rendahnya keterampilan petani penggarapnya.

b) Kurangnya Sarana dan Prasarana Ekonomi

Disebabkan karena pasar nasional tidak dapat berkembang secara optimal, sehingga pendapatan warga juga akan rendah.

c) Sektor Moneter yang Belum maju

Disebabkan karena terhambatnya upaya pembentukan modal dan juga terhambatnya perkembangan usaha produktif.

d) Rendahnya Tingkat Pendidikan dan Keterampilan

Disebabkan karena kekurangan dana untuk mngembangkan system pendidikan dan pelatihan.

e) Rendahnya Tabungan

Disebabkan karena sebagian besar pendapatan digunakan untuk konsumsi.

Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.

2. Masalah Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi

Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi menyebabkan tingkat pertumbuhan produksi menjadi rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

157

3. Masalah Pengangguran dan Kesempatan kerja

Tingkat pengangguran yang tinggi mencerminkan tingkat pemberdayaan sumber daya ekonomi yang belum optimal, akibatnya produksi potensial tidak dapat terwujud sehingga pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan menjadi rendah.

4. Masalah Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga-harga secara umum/ turunnya nilai mata uang. Pengaruh inflasi masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur perekonomian Negara yang satu dengan Negara lainnya. Pada Negara yang perekonomiannya tergantung pada perdagangan internasional, inflasi akan berpengaruh besar tehhadap produksi maupun ekspor impor

5. Masalah Kegagalan Pasar

Kegagalan pasar disebabkan karena adanya monopoli yang hanya menguntungkan sedikit orang. Kegagalan pasar juga dapat memberi dampak buruk pada lingkungan karena produsen tidak dapat memperhitungkan biaya sosial timbulnya polusi.

6. Ketidakmerataan

Masalah ketidakmerataan menyebabkan menurunnya pendapatan perkapita, inflasi, rendahnya mobolitas sosial, memburuknya nilai tukar.

Cara-cara untuk mengatasi permasalahan di bidang ekonomi

1. Mengatasi pengangguran, dengan cara :

a. Membuka lapangan kerja baru

b. Menetapkan kebijakan pembangunan ekonomi

c. Melarang investor dalam negeri melakukan investasi ke luar negeri

d. Untuk Indonesia sendiri, sektor pertanian bisa menjadi sektor primadona

pembangunan ekonomi

e. Membersihkan berbagai inefesiensi ekonomi

f. Mengirim TKW ke luar negeri

g. Menyusun modul usaha mandiri

h. Membantu modal untuk pengembangan usaha kecil mandiri dan pemasaran

2. Mengatasi kemiskinan, dengan cara :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

158

a. Pembangunan pertanian

b. Pembangunan sumber daya manusia

c. Peranan lembaga swadaya masyarakat (LSM)

3. Mengatasi Inflasi

a. Dengan kebijakan moneter

Dengan menyempitkan pemberian kredit baik oleh Bank Sentral maupun Bank-Bank lainnya. Dengan penyampitan/pengurangan kredit tersebut, dapat dilakukan dengan 3 cara : 1) Menaikkan Cash Ratio

Cash Ratio perbandingan antara uang tunai bank-bank ditambah demand deposit pada bank sentral terhadap demand deposit daripada masyarakat terhadap bank yang bersangkutan.

2) Politik pasar terbuka

Suatu kebijakan bank sentral untuk menjual surat-surat berharga seperti obligasi Negara kepada masyarakat

3) Menaikkan tingkat bunga

b. Kebijakan fiskal

3 aspek dari kebijakan fiskal : 1) Penurunan pengeluaran pemerintah

Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi

1. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan

ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.

2. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa

publik, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas

penerangan, dan telepon.

3. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi

pendapatan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

159

Lampiran 3a

A-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

A-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

A-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

A-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

B-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

B-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

B-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

B-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

C-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

C-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

C-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

C-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

D-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

D-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

D-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

D-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

E-1 • Apa yang dimaksud

dengan ekonomi mikro dan ekonomi makro?

E-2 • Jelaskan letak

perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi makro!

E-3 • Berikan contoh

tentang ekonomi mikro di Indonesia!

E-4 • Berikan contoh

tentang ekonomi makro di Indonesia!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

161

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Tanggal dan waktu observasi : Lamanya observasi : Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Tujuan observasi :

Yogyakarta, ……….2009

Guru Observer

(………………………) (……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

162

Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Tanggal dan waktu observasi : Lamanya observasi : Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Tujuan observasi :

Yogyakarta, ……….2009

Guru Observer

(………………………) (……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

163

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Tanggal dan waktu observasi : Lamanya observasi : Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Tujuan observasi :

Yogyakarta, ……….2009

Guru Observer

(………………………) (……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

164

Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES

PEMBELAJARAN Hari/ tanggal : Mata Pelajaran : Kelas : Observer :

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.

3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.

4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.

5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.

6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.

7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.

8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.

9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.

10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerja sama dengan baik.

11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.

12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.

13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa

14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

15 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

165

mengamati siswa dan hanya bekerja di belakang mejanya.

16 Guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok menurut cara mereka sendiri.

17 Guru guru membiarkan siswa untuk berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.

18 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok yang mengalami kesulitan.

19 Guru hanya memperhatikan beberapa kelompok tertentu saja.

20 Guru dan siswa terlibat percakapan serius dengan siswa sehingga kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa lain.

21 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.

22 Guru meninggalkan kelas selagi siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.

Yogyakarta, ……….2009

Guru Observer

(………………………) (……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

166

Lampiran 8

Instrumen Pengamatan Kelas

Nama pengamat : Tanggal dan waktu observasi : Obyek yang diamati : Kelas : Tujuan observasi :

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki

kemampuan dan asal usul yang berbeda-beda.

2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa

3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan di kelas (lingkungan)

5 Ada klik-klik di dalam kelas sehingga menyulitkan dalam penggabungan di dalam kelompok.

6 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas).

7 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok.

8 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.

9 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat kerja kelompok.

10 Para siswa saling bersaing untuk menunjukan siapa yang terbaik.

11 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.

12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.

13 Siswa mempunyai cukup banyak waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

14 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. 15 Setiap siswa mempunyai keistimewaan yang

sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

167

16 Tujuan dari kelas ini tidak dapat dipahami dengan jelas.

17 Kelas ini terdiri dari individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik.

18 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan mudah.

19 Kelas terorganisir dengan baik. 20 Selama berdiskusi siswa saling memberikan

pendapat atau masukan buat kelompok.

Yogyakarta, ……….2009

Guru Observer

(………………………) (……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

168

Lampiran 10

Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa Dalam Kelompok

Pokok bahasan :

Hari/tanggal :

Keterangan Ya Tidak Catatan

1. Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi

2. Saling bertukar pendapat

3. Berbagi tugas dalam pengerjaan

tugas

4. Pertanyaan yang diajukan ada kaitannya dengan pembelajaran

5. Menjawab pertanyaan sesuai dengan

maksud dan tujuan pertanyaan

6. Menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok

Yogyakarta, ……….2009

Guru Observer

(………………………) (……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

169

Lampiran 9

Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Siswa

Hari/tanggal : Waktu : Kelas :

No Komponen yang diobservasi Frekuensi Persentase Hasil pengamatan di kelas 1 Siswa mengajukan pertanyaan

2 Siswa menjawab pertanyaan

3 Siswa aktif mengerjakan tugas

4 Siswa aktif dalam diskusi

5 Siswa menanggapi pendapat dari temannya

Yogyakarta, ……….2009

Guru Observer

(………………………) (……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

170

Lampiran 11

Instrumen Refleksi

Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw

No Uraian Komentar 1

Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan metode jigsaw.

2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.

3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.

4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan

5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

171

6 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapakan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

7 Hal-hal apa saja yang masih perlu diperbaiki kembali dari pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw seperti yang telah dilakukan

Yogyakarta, ……….2009

Guru Observer

(………………………) (……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

172

Lampiran 12

Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Nama : _____________________________ Kegiatan Kelompok : _____________________________ Pokok Bahasan : _____________________________ Hari/Tanggal : _____________________________ Kelas : _____________________________

Komentar No Aspek yang diamati

1 Bagaimanakah pendapat Anda terhadap komponen Kegiatan Belajar Mengajar ini (Topik yang dipelajari, Materi Ajar, Suasana Kelas, Penampilan Guru, dll)

Komentar 2 Kegiatan Anda selama kerja kelompok

(mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dll)

Komentar 3 Apakah Anda berminat untuk

mengikuti KBM berikutnya seperti yang telah Anda ikuti?

Komentar 4 Hambatan yang saya temui, selama

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan.

Komentar 5 Manfaat yang saya peroleh dalam

pembelajaran dengan menggunakan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

174

Lampiran 4a LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU

(Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Selasa, 13/01/2009, 12:45-13:30 Lamanya observasi : 45 menit Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Kegiatan pembelajaran Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Siswa kelas X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas guru

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa,

guru memeriksa kesiapan siswa dan dilanjutkan dengan mempresensi siswa. Setelah

itu, guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang telah diberikan sebelumnya

dengan memberikan uraian tentang materi yang sebelumnya. Hal ini guna

merangsang perhatian siswa dalam memasuki materi yang akan dipelajari.

Selanjutnya guru mulai masuk ke dalam materi pembelajaran. Selama menjelaskan

materi guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga peran guru dirasa

lebih dominan dibandingkan dengan peran siswanya, hal ini dikarenakan dari waktu

yang tersedia sebagian besar dimanfaatkan guru untuk berceramah dibandingkan

waktu untuk siswa mengolah pengetahuan yang telah disampaikan kepada mereka.

Selama pembelajaran guru tidak memanfaatkan media yang tersedia, guru hanya

menyampaikan materi secara lisan. Guru juga memberikan contoh terkait dengan

materi yang sedang dipelajari, namun terkadang pembicaraan justru keluar dari pokok

permasalahan sehingga dapat mengalihkan perhatian siswa. Guru juga menegur siswa

yang membuat kegaduhan di kelas. Interaksi antara guru dan siswa juga dirasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

175

kurang, hanya beberapa siswa yang berinteraksi dengan guru sehingga suasana kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

176

Lampiran 5a

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Norbertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Selasa, 13/01/2009, 12:45-13:30 Lamanya observasi : 45 menit Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Kegiatan pembelajaran Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Siswa Kelas X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas siswa dalam

KBM

Sebelum memulai pembelajaran siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri

untuk mengikuti pelajaran. Siswa memberitahukan kepada guru siapa saja yang tidak

masuk dan dilanjutkan menjawab salam dari guru. Siswa cukup berantusias pada

awal mengikuti pelajaran, siswa mempersiapkan segala materi dan perlengkapan

yang akan digunakan termasuk soal yang akan dibahas. Namun ada beberapa siswa

yang tidak membawa soal sehingga mendapat teguran dari guru. Di sini siswa sedikit

ribut sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Setelah siswa mempersiapkan

diri, guru menjelaskan materi pelajaran. Sebagian besar perhatian siswa tertuju pada

penjelasan guru, namun ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri

seperti ngobrol dengan teman yang lain, melamun, memainkan benda-benda yang ada

di dekat mereka. Peneliti menduga siswa merasa jenuh mendengarkan ceramah dari

guru. Siswa menjadi lebih ribut lagi ketika guru memberikan contoh-contoh konkrit

yang terkadang keluar dari topik pembicaraan. Hal ini dikarenakan pembicaraan

cenderung mengacu ke arah “guyonan” dimana hal ini lebih dapat menarik perhatian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

177

siswa jika dibandingkan dengan membahas pelajaran, hal semacam ini sudah umum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

178

Lampiran 6a

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Norbertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Selasa, 13/01/2009, 12:45-13:30 Lamanya observasi : 45 menit Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Kegiatan pembelajaran Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : Siswa Kelas X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas kelas

Secara fisik ruang kelas sudah cukup memadai dan nyaman untuk

melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran. Di dalam kelas terdapat 2 white

board, 1 papan pengumuman/ absensi siswa, 1 meja guru, meja dan kursi yang dapat

digunakan untuk 24 orang, ventilasi yang memadai, pencahayaan yang cukup, serta

suasana yang tenang dan nyaman untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Saat itu,

seluruh siswa hadir sehingga jumlah seluruhnya ada 21 siswa. Suasana serta aktivitas

kelas selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi

kegiatan kelas (lampiran 4a). Suasana kelas ketika pergantian jam pelajaran awalnya

kurang kondusif. Hal ini dikarenakan ketika pergantian jam pelajaran siswa harus

mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan pada pelajaran yang berbeda.

Saat guru masuk ke kelas dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti

pelajaran, mempresensi siswa, dan mengucapkan salam masih ada keributan-

keributan kecil dikarenakan masih ada beberapa siswa yang asyik ngobrol dengan

temannya. Suasana kelas mulai terkendali ketika guru menerangkan materi karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

179

siswa harus memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Tetapi suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

182

Lampiran 4b

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22/01/2009, 11.00-12.45 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Guru mitra dalam KBM Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas guru Guru memasuki ruangan kelas, menyapa siswa dan memeriksa kesiapan

siswa. Setelah itu, guru mengabsen siswa dengan bertanya kepada siswa tentang siapa

saja yang tidak hadir pada hari itu. Sebelum memasuki materi yang akan

diajarkanguru menjelaskan prosedur pelaksanaan kegiatan, kemudian guru membagi

siswa dalam kelompok dilanjutkan membagikan handout tentang materi yang akan

dipelajar. Pembagian kelompok dilakukan 2 kali yaitu kelompok asal lalu kelompok

ahli. Sesudah membagi kelompok guru meminta kelompok asal menyebar ke dalam

kelompok ahli. Pada saat diskusi, guru selalu mendampingi siswa di dalam kelompok

serta menjelaskan materi jika ada siswa yang belum paham dengan materi tersebut.

Guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dalam kelompok dapat

saling berdiskusi/bertukar pendapat dengan baik satu sama lain. Setelah diskusi

berakhir, guru menginstrusikan/meminta kelompok ahli untuk kembali bergabung

dengan kelompok asal. Guru kembali mendampingi siswa ketika ada siswa yang

mengalami kesulitan. Kemudian guru meminta siswa dalam kelompok untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

183

mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada saat presentasi, guru cenderung diam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

184

Lampiran 5b

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

(Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22/01/2009, 11.00-12.45 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Siswa Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas siswa dalam

KBM

Ketika pergantian jam pelajaran beberapa siswa masih asyik ngobrol dengan

siswa yang lain. Ketika guru memasuki kelas, siswa mulai mempersiapkan diri untuk

mengikuti pelajaran dan menanggapi sapaan guru. Ketika akan memasuki pelajaran,

siswa mulai tenang dan menyimak pembicaraan dari guru terkait prosedur

pelaksanaan pembelajaran.. Pada saat pembagian kelompok, para siswa sedikit ribut

karena reaksi mereka terhadap kelompok yang diperolehnya. Disamping itu terdapat

siswa yang bertanya tentang prosedur jigsaw karena siswa belum mengerti dengan

prosedur tersebut. Siswa menerima materi yang dibagikan oleh guru, kemudian siswa

dalam kelompok berdiskusi. Di dalam diskusi, masih ada saja siswa yang asyik

mengobrol dengan temannya. Namun ketika diskusi juga ada siswa yang bertanya

kepada guru tentang materi yang belum mereka mengerti. Dalam kelompok diskusi

terdapat siswa yang berdebat ketika pendapatnya berbeda dengan yang lainnya.

Setelah diskusi selesai, kelompok ahli kembali bergabung dengan kelompok asal dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

185

menjelaskan pendapat yang mereka peroleh pada saat diskusi dalam kelompok ahli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

186

Lampiran 6b

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22/01/2009, 11.00-12.45 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Aktivitas kelas Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas kelas

Ketika pergantian jam pelajaran suasana kelas awalnya sedikit gaduh. Hal ini

dikarenakan siswa masih berbincang-bincang dengan siswa yang lain. Saat guru

masuk ke kelas dan meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran,

mempresensi siswa, dan mengucapkan salam masih ada keributan-keributan kecil

dikarenakan masih ada beberapa siswa yang asyik ngobrol dengan temannya. Suasana

kelas mulai terkendali ketika guru akan memulai pelajaran dikarenakan siswa mulai

menyimak penjelasan dari guru dalam hal prosedur pelaksanaan pembelajaran.

Terjadi keributan kembali ketika guru membagi siswa ke dalam kelompok, hal ini

dikarenakan reaksi dari siswa terhadap kelompok yang diperolehnya. Ketika akan

memasuki diskusi masih ada beberapa siswa yang membuat keributan kecil karena

masih merasa bingung sehingga kelas sedikit rebut. Ketika berdiskusi guru

mengawasi jalannya diskusi dan ada beberapa siswa yang bertanya kepada guru

tentang hal-hal yang masih dibingungkan. Selama berdiskusi, siswa saling bertukar

pendapat sehingga suasana sedikit ramai namun tetap terkendali. Ketika kembali ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

187

kelompok asal dimana siswa harus menyampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

188

Lampiran 7a LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Hari/ tanggal : Kamis, 22 Januari 2009 Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : X-E Observer : Norbertus Dony Triyustiko

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. √

2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.

3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.

4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.

5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.

6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.

7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.

8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.

9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.

10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerjasama dengan baik.

11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.

12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.

13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa

14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

15 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, guru hanya mengamati siswa dan hanya bekerja di belakang mejanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

190

Lampiran 8a

Instrumen Pengamatan Kelas

Nama pengamat : Norbertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22 Januari 2009 (07.45-09.15 WIB) Peristiwa yang diamati : Aktivitas kelas Kelas : X-E Tujuan observasi : Mengetahui kondisi kelas

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki

kemampuan dan asal usul yang berbeda-beda. √

2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa

3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan di kelas (lingkungan)

5 Ada klik-klik di dalam kelas sehingga menyulitkan dalam penggabungan di dalam kelompok.

6 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas).

7 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok.

8 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.

9 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat kerja kelompok.

10 Para siswa saling bersaing untuk menunjukan siapa yang terbaik.

11 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.

12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.

13 Siswa mempunyai cukup banyak waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

14 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. √ 15 Setiap siswa mempunyai keistimewaan yang

sama. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

194

Lampiran 11a

Instrumen Refleksi

Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw

No Uraian Komentar 1

Kesan guru terhadap komponen

pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran dengan metode

jigsaw.

Terlalu sedikit untuk ukuran waktu 2 JP

2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.

Cukup aktif, sulit berpendapat

3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.

Siswa ada yang berminat dengan diskusi dan ada yang tidak

4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan

Mencari topik yang dapat membangkitkan minat siswa

5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw

Minat siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

197

Lampiran 4c

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 29/01/2009, 07.45-09.15 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Guru mitra Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas guru Guru memasuki ruangan kelas, menyapa siswa dan memeriksa kesiapan

siswa. Setelah itu, guru mengabsen siswa dengan bertanya kepada siswa tentang siapa

saja yang tidak hadir pada hari itu. Sebelum memasuki materi yang akan diajarkan,

terlebih dulu guru membagi siswa dalam kelompok seperti yang telah terjadi pada

siklus I. Karena pada siklus I guru sudah menjelaskan prosedur pembelajaran maka

guru hanya memberitahukan kepada siswa bahwa prosedurnya sama dengan yang

pembelajaran sebelumnya. Karena materi yang digunakan telah dibagikan

sebelumnya, maka guru langsung meminta kelompok asal menyebar ke dalam

kelompok ahli. Pada saat diskusi, guru selalu mendampingi siswa serta menjelaskan

materi jika ada siswa yang belum paham dengan materi tersebut. Setelah diskusi

berakhir, guru menginstrusikan/meminta kelompok ahli untuk kembali bergabung

dengan kelompok asal. Guru meminta siswa dalam kelompok asal untuk saling

berdiskusi tentang sesuatu hal yang diperoleh setelah berdiskusi dengan kelompok

ahli. Guru kembali mendampingi siswa ketika ada siswa yang mengalami kesulitan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

198

Ketika ada siswa yang membuat gaduh, guru langsung menegur siswa tersebut agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

199

Lampiran 5c

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

(Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 29/01/2009, 07.45-09.15 Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Siswa Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E

Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas siswa dalam KBM

Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran. Siswa memberi salam

kepada guru. Siswa kembali berkumpul dengan kelompoknya sesuai dengan

pembagian kelompok pada siklus I. karena materi telah dibagikan sebelumnya maka

siswa langsung berdiskusi di dalam kelompok ahli. Di dalam diskusi, masih ada saja

siswa yang asyik mengobrol dengan temannya dan sesekali membicarakan topik di

luar permasalahan. Namun ketika diskusi juga ada siswa yang bertanya kepada guru

tentang materi yang belum mereka mengerti. Setelah diskusi selesai, kelompok ahli

kembali bergabung dengan kelompok asal dan menjelaskan pendapat yang mereka

peroleh pada saat diskusi dalam kelompok ahli. Pada saat berkumpul dalam

kelompok asal, perdebatan kembali terjadi ketika siswa dalam kelompok berbeda

pendapat dan ada siswa yang belum paham dengan penjelasan masing-masing siswa,

tetapi masalah tersebut dapat teratasi dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

200

Setelah berdiskusi dengan kelompok asal, satu per satu kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Ketika kelompok pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

201

Lampiran 6c

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat : Nobertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : Kamis, 22/01/2009, 07.45-09.15 WIB Lamanya observasi : 2 Jam Pelajaran (90 menit) Orang dan/atau peristiwa yang diamati : Kelas Tingkat kelas (semester) dan/atau subyek : X-E Tujuan observasi : Mengetahui aktivitas kelas Ketika pergantian jam pelajaran suasana kelas awalnya sedikit gaduh. Hal ini

dikarenakan siswa masih berbincang-bincang dengan siswa yang lain. Siswa cukup

berantusias saat guru masuk ke kelas, mengucapkan salam dan meminta siswa untuk

mempersiapkan diri mengikuti pelajaran, dan mempresensi siswa, Suasana kelas

terkendali ketika guru akan memulai pelajaran dikarenakan siswa menyimak

penjelasan dari guru dalam hal prosedur pelaksanaan pembelajaran. Terjadi keributan

kembali ketika guru meminta siswa bergabung ke dalam kelompok, hal ini

dikarenakan ada beberapa siswa yang berbincang-bincang dengan siswa yang lain.

Ketika berdiskusi guru mengawasi jalannya diskusi dan ada beberapa siswa yang

bertanya kepada guru tentang hal-hal yang masih dibingungkan. Selama berdiskusi,

siswa saling bertukar pendapat sehingga suasana sedikit ramai namun tetap

terkendali. Menjelang diskusi dengan kelompok ahli usai, ada beberapa siswa yang

membuat keributan. Hal ini siswa di dalam kelompok tersebut telah selesai

berdiskusi. Ketika kembali ke kelompok asal dimana siswa harus menyampaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

202

hasil diskusinya kepada anggota kelompoknya suasana juga sedikit ramai, ditambah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

203

Lampiran 7b LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Hari/ tanggal : Kamis, 29 Januari 2009 Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas : X-E Observer : Norbertus Dony Triyustiko

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Guru menjelaskan metode pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. √

2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi sub pokok bahasan yang lebih sempit.

3 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok jigsaw yang heterogen.

4 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar terlibat dalam diskusi kelompok.

5 Guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok.

6 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar individu di dalam kelompok diskusinya.

7 Guru memberikan dorongan kepada siswa agar ada kerjasama antar kelompok diskusi.

8 Guru mengamati atau mengobservasi kegiatan kelompok selama berdiskusi.

9 Guru memberikan rangsangan pemikiran kepada kelompok.

10 Guru memberikan dorongan kepada semua kelompok agar dapat bekerjasama dengan baik.

11 Guru berinteraksi dengan siswa, menumbuhkan semangat kerja, keterlibatan dalam kelompok untuk mencapai tujuan, serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.

12 Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk menjelaskan prosedur pengerjaan tugas dalam kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, serta tujuan yang akan dicapai.

13 Guru berinteraksi dengan siswa dengan cara berdiri di depan untuk memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan dari siswa

14 Guru berinteraksi dengan setiap kelompok, menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

205

Lampiran 8b

Instrumen Pengamatan Kelas

Nama pengamat : Norbertus Dony Triyustiko Tanggal dan waktu observasi : 29 Januari 2009, 07.45-09.15 WIB Obyek yang diamati : Aktivitas kelas Kelas : X-E Tujuan observasi : Mengetahui kondisi kelas

No Deskriptor Ya Tidak Catatan 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki

kemampuan dan asal usul yang berbeda-beda. √

2 Ada sejumlah aturan yang harus diikuti oleh para siswa

3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

4 Buku-buku dan perlengkapan siswa mudah ditemukan di kelas (lingkungan)

5 Ada klik-klik di dalam kelas sehingga menyulitkan dalam penggabungan di dalam kelompok.

6 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas).

7 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok.

8 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.

9 Ada kegaduhan di dalam kelas sehingga menghambat kerja kelompok.

10 Para siswa saling bersaing untuk menunjukan siapa yang terbaik.

11 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.

12 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.

13 Siswa mempunyai cukup banyak waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

14 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. √ 15 Setiap siswa mempunyai keistimewaan yang

sama. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

209

Lampiran 11b

Instrumen Refleksi

Kesan Guru Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw

No Uraian Komentar 1

Kesan guru terhadap komponen

pembelajaran yang digunakan

dalam pembelajaran dengan metode

jigsaw.

Kurang variasi dan siswa kurang memahami materi

2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa selama kerja kelompok.

Bagus, meskipu terkesan kurang serius

3 Kesan guru terhadap minat siswa selama pembelajaran dengan menerapkan metode jigsaw.

Bagus, siswa mulai berani berpendapat

4 Hambatan yang ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw seperti yang telah dilakukan

Keseriusan siswa dalm berdiskusi kurang

5 Hal-hal yang mendukung jika nanti guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw

Materi yang sesuai untuk bahan diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PENERAPAN METODE PEMBELA JARAN KOOPERATIF TIPE … filei penerapan metode pembela jaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas x sma santa maria yogyakarta

210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI