92
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 8 JAKARTA (Study Penelitian pada Siswa Kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: MUHAMMAD ASHIP NIM: 107011000881 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 8

JAKARTA

(Study Penelitian pada Siswa Kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

MUHAMMAD ASHIP

NIM: 107011000881

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 8

JAKARTA

(Study Penelitian pada Siswa Kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

MUHAMMAD ASHIP

NIM: 107011000881

Disetujui oleh Dosen Pembimbing

Pror. Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor, MA.

19470902 196712 1 001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 3: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
Page 4: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli dari saya sendiri yang diajukan

untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana pada jenjang

Strata Satu (S1) di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam ketentuan yang berlaku di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya,

dan atau merupakan jiplakan karya orang lain maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juli 2014

Muhammad Aship

Page 5: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

i

ABSTRAK

Muhammad Aship (107011000881). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta (Study Penelitian pada Siswa Kelas VIII D

di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta). Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).Universitas Islam Negeri Sayarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

dalam pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakartatahun pelajaran

2013/2014 dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

korelasional. Data penelitian diperoleh melalui angket, observasi, dan kajian

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah

analisis deskriptif kuantitatif. Validitas data menggunakan teknik triangulasi

sumber data.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

dalam mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta tahun pelajaran

2013/2014.Ini dibuktikan dari hasil observasi (angket) yang menunjukkan bahwa

penerapan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar pelajaran agama Islam

pada sekolah SMP Muhammadiyah 8 Jakarta sudah baik atau mendekati sangat

baik. Hal ini berdasarkan frekuensi jumlah jawaban responden yang sangat setuju

yaitu sebanyak 256 (42,67%), jawaban responden yang setuju adalah sebanyak

236 (39,33%), jawaban responden yang tidak setuju adalah sebanyak 90

(15,00%), dan jawaban responden sangat tidak setuju adalah sebanyak 18

(3,00%). Motivasi Belajar Siswa pada SMP Muhammadiyah 8 Jakarta adalah

sudah baik atau mendekati sangat baik. Hal ini berdasarkan frekuensi jumlah

jawaban responden yang sangat setuju yaitu sebanyak 263 (43,83%), jawaban

responden yang setuju adalah sebanyak 248 (41,33%), jawaban responden yang

tidak setuju adalah sebanyak 81 (13,50%), dan jawaban responden yang sangat

tidak setuju adalah sebanyak 8 (1,33%). Penerapan metode kooperatif Jigsaw

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar Agama Islam pada

siswa kelas VIII D di sekolah SMP Muhammadiyah 8 Jakarta. Hal ini berdasarkan

pada nilai t-hitung sebesar 5,374 > t-tabel sebesar 1,333 dan nilai probabilitas

(Sig) < α = 0,05. Besarnya kontribusi (pengaruh) penerapan metode jigsaw

terhadap motivasi belajar adalah 0,508 (50,8%).

Kata kunci: Metode pembelajaran kooperatif jigsaw, motivasi belajar.

Page 6: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ii

ABSTRACT

Muhammad Aship (107011000881). The Application of Learning Method

Cooperative Type of Jigsaw to Increase Students’ Learning Motivation in PAI

Lesson in SMP Muhammadiyah 8 Jakarta (Research Study at the Students VIII D

Grade at SMP Muhammadiyah 8 Jakarta). Thesis, Department of Islamic

Education. Faculty of Tarbiya and Teaching (FITK). State Islamic University

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

The purpose of this research is to improve students' motivation in learning

PAI in SMP Muhammadiyah 8 Jakarta in academic year 2013/2014 by using

learning method cooperative type of jigsaw.

The methodology that was used in this research was research methodology

of correlational. The data were obtained through questionnaires, observation, and

study the documentations. The data analysis techniques used in the study is

quantitative descriptive analysis. The validity of the data using a data source

triangulation techniques.

The conclusion from this study is that the application of learning method

cooperative type of jigsaw can increase students' motivation in subject of PAI in

SMP Muhammadiyah Jakarta 8 in academic year 2013/2014. This is evidenced

from the observation that indicates that the application of learning method

cooperative type of jigsaw in teaching and learning in Islamic studies at SMP

Muhammadiyah 8 Jakarta is good or very good approach. It is based on the

frequency of the number of respondents who strongly agree that as many as 256

(42.67%), respondents who agree are as many as 236 (39.33%), respondents who

do not agree are as many as 90 (15.00%), and respondents who strongly disagree

are as many as 18 (3.00%). Students’ learning motivation in SMP

Muhammadiyah 8 Jakarta is already good or approaching very good. It is based on

the frequency of the number of respondents who strongly agree are as many as

263 (43.83%), respondents who agree are as many as 248 (41.33%), respondents

who do not agree are as many as 81 (13.50%), and respondents who strongly

disagree are as many as 8 (1.33%). The application of learning method

cooperative type of jigsaw has positif effect and significant on motivation to learn

Islamic study at the students VIII D grade at SMP Muhammadiyah 8 Jakarta. It is

based on the percentage of 5,374 t count> t-table is 1.333 and the probability

value (Sig) <α = 0.05. The amount of the contribution (influence) the application

of the Jigsaw method on learning motivation is 0.508 (50.8%).

Keywords: Jigsaw cooperative learning method, learning motivation.

Page 7: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji hanyalah milik Allah swt. Rabb

Semesta Alam semata, yang karena taufiq dan inayah-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini meski harus melalui berbagai hambatan dan rintangan,

hingga berjuang pada penyelesaian masa study yang cukup lama. Shalawat

teriring salam semoga senantiasa Allah sampaikan kepada manusia agung,

Muhammad al-Musthafa, yang warisan-warisannya senantiasa menjadi bahan

kontemplasi dan rujukan di tengah kegelapan alam pikiran manusia dalam dunia

yang semakin renta.

Dalam penyelesaian skripsi ini tak terhitung banyaknya lantunan do’a,

motivasi, dukungan dan uluran tangan yang diretima oleh penulis. Untuk itu

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada

berbagai pihak sehingga penulis mampu menjalani perkuliahan dan

menyelesaikan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ucapan terima kasih kepada Seluruh staf perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak membantu penulis dan mengerti keadaan

penulis ketika terlambat mengembalikan buku pinjaman. Juga seluruh staf

perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

kesempatan bagi penulis untuk meminjamkan buku-bukunya.

Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada : ( Ibu Nurlena Rifa’I,

MA.,Ph.D. selaku ketua Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ), Drs.

Sapiudin, M.Ag. Selaku dosen Penasehat Akademik, Prof. Dr. H. Ahmad Syafi'i

Noor selaku Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. H. Abdul Majid Khon, MA. Selaku

ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, dan Ibu Marhkamah, MA. selaku

Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bpk. Faza, selaku staf administrasi

Jurusan Pendidikan Agama Islam dan seluruh Dosen Penguji Skripsi pada Sidang

Munaqosah, serta penulis sampaikan pula kepada seluruh Pengelola dan Staf

Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan juga Staf Akademik Pusat

yang telah banyak membantu penulis dalam urusan administrasi. Ucapan

Page 8: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

iv

terimaksih juga penulis sampaikan kepada kepala sekolah dan guru serta siswa

SMP Muhammadiyah 8 Jakarta, yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian dalam skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang se-tulus-tulusnya juga penulis sampaikan

kepada Ayahanda tercinta, Almarhum Almaghfurlah Bpk. Amin Mundzir, yang

nasihat-nasihat dan pesan-pesanya senantiasa penulis ingat, semangat dan

perjuangan yang tak pernah padam hingga akhir hayat beliau, yang menjadi

motivasi terdalam bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini demi mewujudkan

cita-cita dan harapan yang sempat beliau sampaikan sebelum kepergiannya, serta

untuk melanjutkan perjuangan beliau. Semoga Allah senantiasa menaunginya

dengan Rahmat dan Cinta-Nya. Aamiinn… Juga untuk Ibunda tercinta, Ibu

Fatimah, terima kasih atas curahan do'a, kasih sayang, ketulusan, kesabaran dan

perhatian yang diberikan sejak penulis kecil hingga saat ini. Semoga Allah

senantiasa menjaganya dengan Kasih dan Sayang-Nya. Serta untuk keduanya-lah

skripsi ini penulis persembahkan. Serta untuk kakak-kakakku tercinta, kang udin,

kang mimin, kang ipah dan untuk adik-adikku tercinta, Ma’mun, Nur’aini dan

Zubaedah yang telah mencurahkan perhatian, kasih saying, keikhlasan do’a yang

tiada henti untuk penulis.

Tak lupa penulis sampaikan terima kasih yang setulusnya kepada Guru

kami yang terhormat Bpk. H. Bachron Fathin M.A “ dan " Bpk. Subchi Ahmad

Fikri, MA., yang telah banyak memberikan saran, motivasi dan taushiah-taushiah

sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayahanda H. Azhar Fuady Azuddin

dan Bunda Faizah yang juga telah banyak meng-infaq-kan morilnya maupun

materilnya. Penulis sampaikan juga terima kasih kepada bunda Hj. Radi’ah Salim,

Hj. Retno Bambang Sumantri, Hj. Rosmawati Redha, H, Setidarma kanani selaku

Pengurus dan pengasuh anak-anak yatim Majlis ta’lim Yayasan Istiqomah Tanah

Kusir, Yang juga telah banyak membantu penulis, semoga Allah swt. Senantiasa

memberikan balasan yang se-baik-baiknya kepada mereka semua. serta Selalu

diberikan keberkahan, keselamatan, dan kebahagiaan, Dunia-Akhirat.

Aamiiinnn…

Page 9: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

v

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Sahabat-Sahabatku,

santriwan dan santriwati serta Pengurus Mushalla Ar-Ridho Sawah Baru Ciputat

dan Pengurus Masjid Istiqomah Tanah Kusir yan telah membantu penulis dam

memotivasi penulis serta mengajarkan tentang indahnya kebersamaan.

Kemudian penulis sampaikan pula terima kasih banyak kepada Istriku

tercinta adinda Fatimatuzzahro, yang senantiasa setia mendampingi penulis

dalam suka-maupun duka pada perjuangan ini, serta kesabaran yang begitu besar,

juga lantunan do’a dan perhatiannya yang tak kenal lelah yang selalu mengiringi

penulis dalam menyelesaikan skripsi. penulis sampaikan pula kepada sahabat-

sahabat PAI, khususnya angkatan 2007, yang sama-sama dalam perjuangan keras

pada penyelesaian tugas akhir ini. Semoga kalian berhasil, dan dapat berjumpa

kembali dalam dunia masa depan yang baik dan cemerlang. Aamiin..

Jakarta, 24 Juli 2014

Penulis

Page 10: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

vi

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian ........................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................. 8

b. Karakteristik Metode Pembelajaran Jigsaw ...................... 10

c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ..... 12

d. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif ................. 12

e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw . 13

f. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif .... 15

Page 11: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

vii

2. Motivasi Belajar Siswa

a. Pengertian Motivasi .......................................................... 16

b. Fungsi dan Peranan Motivasi ............................................ 18

c. Macam-macam Motivasi ................................................... 19

d. Upaya Membangkitkan Motivasi Belajar ......................... 22

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................ 23

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam ...................................... 24

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...................................... 25

B. Kerangka Berfikir ............................................................................ 26

C. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 29

B. Subjek Penelitian ............................................................................. 29

C. Metode Penelitian ............................................................................ 30

D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 30

E. Sumber Data dan Penelitian ............................................................ 33

F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 34

G. Teknik Validitas Data ...................................................................... 35

H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil SMP Muhammadiyah 8 Jakarta

1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 8 Jakarta ................ 40

Page 12: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

viii

2. Tujuan, Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 8 Jakarta ........... 41

3. Struktur Organisasi SMP Muhammadiyah 8 Jakarta ............... 41

B. Uji Validitas dan Reabilitas.............................................................. 42

C. Deskiptif data penelitian................................................................... 46

D. Deskriptif Jawaban Responden ........................................................ 50

E. Deskriptif Total Skor ........................................................................ 55

F. Uji Prasyarat Data ............................................................................ 55

1. Uji Normalitas Data .................................................................. 56

2. Uji Linieritas Data ..................................................................... 56

3. Analisa Data dan Interpretasi .................................................... 57

4. Uji Hipotesis ............................................................................. 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 60

B. Saran ................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Uji Validitas Variabel Metode Jigsaw ........................................ 43

Tabel 2. Reliabilitas Metode Jigsaw .......................................................... 44

Tabel 3. Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ...................................... 45

Tabel 4. Reliabilitas Motivasi Belajar ...................................................... 46

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Metode Jigsaw ................................... 47

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar ................................ 49

Tabel 7. Deskriptif Jawaban Metode Jigsaw ............................................. 51

Tabel 8. Deskriptif Jawaban Motivasi Belajar ......................................... 53

Tabel 9. Deskriptif Totak Skor Variabel Metode Jigsaw, dan Motivasi

Belajar ......................................................................................... 55

Tabel 10. UjiNormalitas Data Lilifors Kolmogorov-Smirnov .................... 56

Tabel 11. Uji Linieritas ................................................................................ 56

Tabel 12. Uji Model Summary ................................................................... 57

Tabel 13. Uji T (Uji Coefficients) .............................................................. 58

Page 14: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Menurut Trianto, “Perubahan dan

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan

masa depan”.1 Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.2

Pada hakikatnya, pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah

merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, dan sistematis

oleh pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mengembangkan kepribadian,

kecerdasan, dan kemampuan peserta didik ke arah yang lebih maju guna

1 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h.1

2 Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, (Jakarta: Sinar Grafika,

2003) h. 5-6.

Page 15: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

2

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga siap dan mampu

bersaing dalam menghadapi era globalisasi.

Proses pembelajaran di sekolah pada umumnya belum menampakkan

sistem belajar mengajar yang mengajak siswa untuk aktif berfikir dan bertindak

melakukan penggalian potensi yang ada padanya. Sikap yang demikian mungkin

disebabkan karena metode pembelajaran yang kurang bervariasi, serta materi

pelajaran yang relatif lebih sukar. Hal ini secara tidak langsung sangat

mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa.

Salah satu mata pelajaran khusus yang diberikan kepada siswa adalah

Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata

pelajaran di sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan

dalam pembentukan akhlak dan pribadi siswa. Pendidikan Agama Islam secara

umum dapat dipahami sebagai upaya untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam. Sehingga

menjadi pribadi muslim yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pada umumnya, pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan metode

konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam,

dengar, catat dan hafal. Sehingga kegiatan belajar mengajar masih monoton dan

kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti itu akan menyebabkan

menurunnya motivasi belajar siswa dan kurangnya pemahaman siswa pada mata

pelajaran PAI. Berdasarkan penelitian, permasalahan tersebut tidak jauh berbeda

terjadi di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta. Perhatian siswa yang rendah terhadap

mata pelajaran PAI disebabkan karena tidak adanya peningkatan motivasi belajar

siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Seorang guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan

keahliannya sebagai guru didepan kelas. Komponen yang harus dikuasai adalah

menggunakan bermacam-macam model pembelajaran yang bervariasi yang dapat

menarik minat belajar siswa dan guru tidak hanya cukup dengan memberikan

ceramah di depan kelas. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik,

melainkan pada suatu saat siswa akan menjadi bosan apabila hanya guru sendiri

Page 16: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

3

yang berbicara, sedangkan mereka duduk, diam dan mendengarkan. Kebosanan

dalam mendengarkan uraian guru dapat mematikan semangat belajar siswa. Oleh

karena itu, guru perlu menguasai model pembelajaran.

Perlu adanya usaha untuk memperbaiki hasil belajar siswa dengan

berbagai cara antara lain: perbaikan model pembelajaran, penggunaan model

pembelajaran yang bervariasi, peningkatan sarana dan pra sarana, memberi

motivasi siswa supaya semangat belajar, mengingatkan orang tua agar memberi

motivasi belajar dirumah.

Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada siswa adalah model

pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Menurut Rusman, “Model

pembelajaran ini bisa melatih siswa aktif. Pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) merupakan pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu

kelompok kecil untuk salin berinteraksi”.3

Penggunaan secara efektif keterampilan-keterampilan kooperatif menjadi

semakin penting untuk mengembangkan sikap saling bekerja sama, mempunyai

rasa tanggung jawab dan mampu bersaing secara sehat. Menurut Artzt &

Newman, sebagaimana dikutip Trianto, "menyatakan bahwa dalam belajar

kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-

tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama".4

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Jigsaw. Model

pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai pelajaran untuk

mencapai prestasi yang maksimal. Beberapa alasan lain yang menyebabkan model

jigsaw perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak adanya

persaingan antar siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk menyelesaikan

masalah dalam mengatasi cara pikir yang berbeda. Siswa dalam kelompok

bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan padanya lalu

mengajarkan bagian tersebut pada anggota yang lain. Siswa juga senantiasa tidak

hanya mengharapkan bantuan guru serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan

3 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), hal.203 4 Trianto, Op. Cit., h.56

Page 17: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

4

akurat seluruh materi. Dengan demikian, jika model pembelajaran ini diterapkan

dalam proses pembelajaran, maka akan terjadi pembelajaran student center, bukan

teacher center.

Dengan adanya faktor kesamaan tersebut, maka dalam pencapaian

keberhasilan siswa dapat pula dikombinasikan antara model pembelajaran jigsaw

dengan peningkatan motivasi belajar siswa. Yang diharapakan dapat

meningkatkan mutu pembelajaran pada mata pelajaran PAI.

Motivasi sebagai salah satu faktor psikologis adalah sangat penting dalam

proses kegiatan belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa. Asumsi ini sejalan dengan pendapat Sardiman

yang mengatakan bahwa seseorang itu akan mendapat hasil yang diinginkan

dalam belajar bila dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar.5 Ini berarti

bahwa motivasi memiliki pengaruh terhadap keberhasilan siswa untuk mencapai

hasil yang optimal. Sebaliknya rendahnya motivasi siswa dalam belajar maka

akan rendah pula hasil yang dicapai.

Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong untuk pencapaian

prestasi. Seseorang akan melakukan suatu kegiatan karena adanya motivasi dalam

dirinya. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan mencapai hasil yang

optimal. Seperti firman Allah SWT dalam Q.S. Ar-Ra’du ayat 11 :

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Dalam ayat lain juga Allah berfirman :

5Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007), h.40

Page 18: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

5

Artinya : (2). apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah

mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah

dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan

kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang

yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada

Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.

(3). dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan

Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan

(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang

(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-

tiap sesuatu. (Q.S. At-Thalaq : 2-3)6

Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun terutama yang didasari

oleh adanya motivasi maka seseorang itu akan dapat melahirkan prestasi yang

baik.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai: “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP

MUHAMMADIYAH 8 JAKARTA”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka

identifikasi masalah antara lain sebagai berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran pada mata pelajaran PAI.

2. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa pada mata pelajaran PAI.

6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci

Al-Qur’an, 1984).

Page 19: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

6

3. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI masih rendah.

4. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam belum

optimal.

5. Metode pembelajaran yang kurang bervariasi

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis memberi batasan

penelitian ini sebagai berikut:

1. Metode Pembelajaran Jigsaw

Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa

dalam bentuk kelompok kecil yang bertanggunga jawab atas penguasaan

bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota

lain dalam kelompoknya.

2. Motivasi belajar

Yang dimaksud motivasi belajar di sini adalah adanya dorongan baik

internal maupun eksternal pada siswa kelas VIII D untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, yang meliputi; adanya hasrat dan keinginan berhasil,

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita

masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka pokok

perumusan masalah yang ingin penulis kemukakan yaitu:

1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata

Pelajaran Agama Islam di kelas VIII D SMP Muhammadiyah 8 Kebayoran

Lama-Jakarta Selatan?

2. Apakah terdapat pengaruh penerapan metode jigsaw terhadap motivasi belajar

siswa kelas VIII D SMP Muhammadiyah 8 Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?

Page 20: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

7

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui proses penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw yang dilakukan di kelas VIII D SMP Muhammadiyah 8 Jakarta

pada mata pelajaran PAI.

b. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

yang dilakukan di kelas VIII D SMP Muhammadiyah 8 Jakarta pada mata

pelajaran PAI.

2. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bersifat

teoritis dan praktis.

a. Secara Teoritis

Hasil penlitian diharapakan dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan

Islam.

b. Secara Praktis

1) Bagi para pendidik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu

referensi dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

2) Bagi siswa

Meningkatkan motivasi serta keaktifan siswa dalam belajar

pendidikan Islam.

3) Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam menggunakan metode

pembelajaran yang tepat dan efektif ketika mengajar mata pelajaran

PAI.

Page 21: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Melalui pembelajaran kooperatif akan memberi kesempatan pada siswa

untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Melalui pembelajaran kooperatif pula, seorang siswa akan menjadi sumber belajar

bagi temannya yang lain. Lie mengatakan bahwa, “Pembelajaran kooperatif

dikembangkan dengan dasar asumsi bahwa proses belajar akan lebih bermakna

jika peserta didik dapat saling mengajarkan".7 Walaupun dalam pembelajaran

kooperatif siswa dapat belajar dari dua sumber belajar utama, yaitu pengajar dan

teman belajar lain.

Menurut Rusman, “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen”.8

Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi dan komunikasi

yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan

7 Made, Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2009) Cet. II, h.189 8 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011) h.202

Page 22: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

9

guru (multi way traffic comunication). Tujuan dibentuknya kelompok tersebut

adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat

secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam

kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang

disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai

ketuntasan belajar.

Selama belajar secara kooperatif siswa diajarkan keterampilan-

keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam

kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada

teman sekelompok dengan baik, berdiskusi, dan sebagainya.

Menurut Eggen and Kauchak, "Pembelajaran kooperatif merupakan

sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara

berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama".9

Pembelajaran kooperatif ini disusun dalam sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap

kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan

kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan

siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa

berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara

kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan

mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan

sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

Diatas telah disebutkan, bahwa ide utama dari belajar kooperatif adalah

siswa bekerjasama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar

temannya. Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok

mencapai tujuan atau penguasaan materi. Menurut Johnson & Johnson, seperti

yang dikutip oleh Richard M. Felder dan Rebecca Brent didalam bukunya

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, memberikan gambaran lebih rinci

dengan menyatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang

9 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009).

h.58

Page 23: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

10

melibatkan siswa untuk bekerja sama dalam tim, menyelesaikan suatu tujuan

bersama, dalam suatu kondisi yang meliputi sejumlah unsur dan prinsip-prinsip

berikut :

1) Saling ketergantugan positif, yaitu anggota tim terikat untuk bekerja sama

satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran;

2) Tanggung jawab individu, yaitu seluruh siswa dalam tim bertanggung jawab

untuk mengerjakan bagian tugasnya sendiri serta wajib menguasai seluruh

materi pembelajaran;

3) Interaksi tatap muka, walaupun setiap anggota tim secara perorangan

mengerjakan tugas bagiannya sendiri, sejumlah tugas harus dikerjakan secara

interaktif, masing-masing memberikan masukan, penalaran dan kesimpulan,

dan lebih penting lagi mereka saling mengajari dan memberikan dorongan

(motivasi) satu sama lain;

4) Penerapan keterampilan kolaboratif, dimana siswa didorong dan di bantu

untuk mengembangkan rasa saling percaya, kepemimpinan, pengambilan

keputusan, komunikasi dan keterampilan mengelola konflik;

5) Proses kelompok, dimana anggota tim menetapkan tujuan kelompok, secara

periodik menilai hal-hal yang tercapai dengan baik dalam tim, serta

mengidentifikasi perubahan yang harus dilakukan agar ke depan tim dapat

berfungsi lebih efektif. 10

b. Karakteristik Metode Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model

kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk

kelompok kecil. Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi

yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil.

Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif

yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab

terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan

sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab

terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri atas dua atau

tiga orang. Di dalam kelompok inilah siswa yang menjadi “ahli” dalam subtopik

yang akan bertanggung jawab untuk mengajarkan kepada anggota kelompoknya

agar dapat menguasai materi yang diberikan guru.

Hisyam Zaini dkk. Menyatakan bahwa “Tipe pembelajaran jigsaw

merupakan tipe yang menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran,

10

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, (Bandung: Rosda Karya, 2012), h.166

Page 24: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

11

apalagi materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pada

tipe ini seluruh siswa dilibatkan dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada

siswa yang lainnya”.11

Dengan kegiatan siswa mengajari siswa maka kondisi

seperti ini dapat memotivasi siswa lain untuk mengungkapkan gagasannya serta

bertukar pendapat. Adanya pencapaian tujuan bersama juga mendorong siswa

saling membantu setiap anggota dalam kelompoknya agar dapat mencapai

penguasaan materi.

Jhonson and Jhonson, seperti dikutip dalam bukunya Rusman, Model-

model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, melakukan

penelitian tentang pembelajaran kooperatif model jigsaw yang hasilnya

menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif

terhadap perekembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah:

1) Meningkatkan hasil belajar;

2) Meningkatkan daya ingat;

3) Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tigkat tinggi;

4) Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu);

5) Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen;

6) Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah;

7) Meningkatkan sikap positif terhadap guru;

8) Meningkatkan harga diri anak;

9) Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif; dan

10) Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong. 12

Kegiatan yang dilakukan dalam metode jigsaw adalah sebagai berikut:

1) Melakukan kegiatan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperolah

topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi dari

permasalahan tersebut.

2) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan

yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok

ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut.

3) Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.

4) Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.

5) Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok. 13

11

Hisyam Zainin, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008),

h.56 12

Rusman, Op. Cit., h.219 13

Ibid.

Page 25: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

12

c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain.

Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan

kepada proses kerja sama dalam kelompok. Di setiap kelompoknya bersifat

heterogen dimana kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan

akademik, jenis kelamin, dan latar belakang yang berbeda.

Salah satu ciri yang membedakan dari metode-metode pembelajaran

kooperatif yaitu pembelajaran model jigsaw yang dikenal juga dengan kooperatif

para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang

berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan

dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut tim ahli

yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil

pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota

kelompoknya. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif ini menandakan bahwa

pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran kelompok biasa, karena

pada pembelajaran ini siswa tidak hanya bertanggung jawab pada dirinya sendiri

tetapi juga bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Siswa juga dapat

berpartisipasi secara aktif serta saling terkait satu sama lain di dalam kelompok.

Pembelajaran kooperatif juga dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan

penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran

kooperatif di dorong dan di kehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas

bersama dan mereka harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan

tugasnya. Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling

tergantung satu sama lain untuk mencapai penghargaan bersama.

d. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran kooperatif

Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan

kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik

kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Aktivitas

pemebelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar

Page 26: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

13

peserta dapat saling membelajarkan melalui bertukar pikiran, pengalaman,

maupun gagasan-gagasan.

Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok

dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.

Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk

mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan

ini amat penting untuk di miliki di dalam masyarakat di mana sebagian besar

orang dewasa banyak melakukan pekerjaan di dalam organisasi yang saling

bergantung satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin

beragam.

Adapun menurut Warsono dan Hariyanto, keuntungan atau manfaat

bersama yang di dapat dalam pembelajaran kooperatif, antara lain:

1) Saling memperoleh hasil usaha orang lain (suksesmu menguntungkan aku dan

suksesku menguntungkan kamu);

2) Kesadaran bahwa semua anggota kelompok akan saling berbagi manfaat yang

sama (kita semua berenang atau tenggelam bersama di sini);

3) Merasa bangga dan mau bergabung untuk merayakan keberhasilan semua

anggota kelompok. 14

e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut Priyanto, seperti yang telah dikutip oleh Made Wena, dalam

penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ada beberapa langkah yang harus

dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:15

1) Pembentukan Kelompok Asal

Setiap kelompok asal terdiri dari 4-6 orang anggota dengan kemampuan

yang heterogen.

2) Pembelajaran pada Kelomok Asal

Setiap anggota dari kelompok asal mempelajari submateri pelajaran yang

akan menjadi keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas

secara individual.

14

Warsono dan Hariyanto, Op. Cit., h. 166 15

Made Wena, Op. Cit., h. 194

Page 27: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

14

3) Pembentukan Kelompok Ahli

Ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya

untuk menjadi ahli dalam satu submateri pelajaran. Kemudian masing

masing ahli submateri yang sama dari kelompok yang berlainan bergabung

membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.

4) Diskusi Kelompok Ahli

Anggota kelompok ahli mengajarkan tugas dan saling berdiskusi tentang

masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap anggota

kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa

yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoalan yang

menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

5) Diskusi Kelompok Asal (Induk)

Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing.

Kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab

pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang menjadi keahliannya

kepada anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung secara bergilir

sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapatkan giliran.

6) Diskusi Kelas

Dengan dipandu oleh guru diskusi kelas membicarakan konsep-konsep

penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli.

Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa.

7) Pemberian Kuis

Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang di peroleh masing- masing

anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai

kelompok.

8) Pemberian Penghargaan Kelompok

Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan

penghargaan berupa piagam dan bonus nilai.

Berikut adalah ilustrasi penjelasan jigsaw:

Gambar kelas model Jigsaw

Page 28: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

15

f. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

1) Keunggulan

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran

diantaranya:

a) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada

guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,

menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan

kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c) Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan

segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab

dalam belajar.

e) Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi

akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga

diri, hubungan interpersoanal yang positif dengan yang lain, mengembangkan

keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

f) Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa

dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,

karena keputusan yang di buat adalah tanggung jawab kelompoknya.

g) Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan

kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

h) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan

memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses

pendidikan jangka panjang.

2) Kelemahan

Di samping keunggulan, model pembelajaran kooperatif juga memiliki

kelemahan, di antaranya:

a) Untuk memahami dan mengerti filosofis model pembelajran kooperatif

memang butuh waktu. Sangat tidak rasioanl kalau kita mengharapkan secara

otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.

Untuk siswa yang di anggap memiliki kelebihan, contohnya mereka akan

merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.

Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam

kelompok.

b) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling

membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka

Page 29: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

16

di bandingkan dengan pengajaran langsung dari guru bisa terjadi cara belajar

yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah

tercapai oleh siswa.

c) Penilaian yang diberikan dalam model pembelajaran kooperatif didasarkan

kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa

sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapakan adalah prestasi setiap individu

siswa.

d) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Dan

hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau beberapa kali

penerapan strategi ini.

e) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat

penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang

hanya didasarkan pada kemampuan secara individual. Oleh karena itu,

idealnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama,

siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk

mencapai kedua hal itu dalam model pembelajaran kooperatif memang bukan

pekerjaan yang mudah. 16

2. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi mereka yang

belajar dan mengajar. Pertanyaan yang selalu dikemukakan ialah: bagaimanakah

memotivasi seseorang agar mempelajari apa yang harus dipelajarinya? Dalam

kehidupan sehari-sehari dijumpai orang dengan penuh antusias dan ketekunan

melaksanakan berbagai kegiatan belajar, sedang di pihak lain ada yang tidak

bergairah dan bermalas-malas. Kenyataan tersebut tentu mempunyai sebab-sebab

yang perlu diketahui lebih lanjut untuk kepentingan motivasi belajar.17

16

Wina, Op. Cit., h.249 17

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), h. 139

Page 30: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

17

Dalam psikologi istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi.

Silverstone menganggap motif ini merupakan tahap awal dari proses motivasi,

karena itu W.S. winkell menanamkan motif ini baru merupakan suatu kondisi

intern atau disposisi (kesiapsiagaan) saja.18

Sebab motif-motif itu tidak selamanya

aktif. Motif-motif ini hanya aktif pada saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan

untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Kata “motif”, diartikan

sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif

dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif

dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata

“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif.19

Oleh karena itu, motif-motif menjadi aktif pada saat tertentu saja,

dan bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.

Mc. Donald mengatakan bahwa, "Motivation is a energy change within the

person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions".

(Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan).20

Yakni

sebuah perubahan energi pada diri seseorang yang berbentuk nyata berupa

kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya,

maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya. Dan

motivasi menurut Sumardi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna

pencapaian suatu tujuan.21

Menurut M. Ustman Najati, "Motivasi adalah kekuatan penggerak yang

membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku

18

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1993), h.129 19

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007). h. 73 20

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 148 21

Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 101

Page 31: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

18

serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu".22

Sedangkan, menurut Prof. Dr.

Oemar Hamalik yang di kutip dalam bukunya Proses Belajar Mengajar, bahwa

motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.23

Dari paparan berbagai definisi para ahli, dapat dipahami bahwa motivasi

adalah segala sesuatu yang mendorong tingkah laku, daya gerak, aktivitas

seseorang yang menuntut atau mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya.

Seseorang yang mempunyai tujuan dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai

motivasi untuk mencapainya. Dan semakin kuat motivasi seseorang maka

semakin besar peluang untuk mencapai tujuan.

b. Fungsi dan Peranan Motivasi

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar

seseorang. Tidak seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi

berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka

prinsip-prinsip dalam tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan

dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar

seperti dalam uraian berikut.

1) Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar

Seseorang yang hanya berminat untuk belajar tapi belum sampai pada tataran

motivasi dan belum menunjukkan aktivitas nyata, maka tidak akan ada

kegiatan belajar. Namun, minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat

merupakan potensi psikologi yang dapat di manfaatkan untuk menggali

motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan

melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena

itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas

belajar seseorang.

2) Motivasi Instrinsik Lebih Utama dari pada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar

Efek yang diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah

kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu dari luar

dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan

dan mudah terpengaruh. Oleh karen itu, motivasi instrinsik lebih utama dalam

belajar. Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi instrinsik sangat sedikit

terpengaruh dari luar serta semangat belajarnya sangat kuat.

22

Abdul Rahman Shaleh, Abdul, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,

Jakarta: Kencana, 2009. h. 183 23

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h.158

Page 32: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

19

3) Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik daripada Hukuman

Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak

didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Memuji orang lain

berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan

memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi

kerjanya. Tetapi pujian yang dikatakan itu tidak asal mengatakan, harus pada

tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

4) Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan dalam Belajar

Dalam kehidupan anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak ingin

dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya

sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik

merasa berguna, dikagumi atau dihormati oleh guru atau orang lain. Semuanya

dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar.

5) Motivasi Dapat Memupuk Optimisme dalam Belajar

Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat

menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar

bukan pekerjaan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini,

tetapi juga di hari-hari mendatang.

6) Motivasi Melahirkan Prestasi Dalam Belajar

Dari berbagai hasil penelitian selau menyimpulkan bahwa motivasi

mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan

indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. 24

Dari uraian diatas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya kelakuan

dan memepengaruhi serta mengubah kelakuan. Adapun fungsi motivasi menurut

Oemar Hamalik yang dikutip dalam bukunya, antara lain :25

1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka

tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan

kepencapaian tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil.

Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan.

c. Macam-macam Motivasi

Pendapat mengenai klasifikasi motivasi itu bermacam-macam. Beberapa

pendapat para ahli psikologi diantaranya adalah sebagai berikut.

Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu physiological

drive dan social motives. Physiological drive ialah dorongan-dorongan yang

24

Syaiful Bahri Op. Cit., h. 152 25

Oemar Hamalik, Op. Cit., h.161

Page 33: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

20

bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud

dengan social motives ialah dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang

lain, seperti estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis. Lindzy G. Hall,

memasukkan kebutuhan berkelompok, kebutuhan terhadap penghormatan,

kebutuhan akan sesuatu yang dicintai ke dalam social motives.26

Disamping itu Frandsen, menambahkan macam-macam motif yaitu:

1) Cognitive motives

Motif ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan

individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri manusia dan

biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini

adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang

berkaitan dengan pengembangan intelektual.

2) Self-expression

Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting

kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana

sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk

ini memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini

seseorang itu ada keinginan untuk aktualisasi diri.

3) Self-enhancement

Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan

meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri

ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar

dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk

mencapai suatu prestasi.27

Selain dua tokoh di atas, beberapa psikologi ada yang membagi motivasi

menjadi dua, yaitu:

1) Motivasi Intrinsik, ialah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri

tanpa di rangsang dari luar. Misalnya: orang yang gemar membaca, tidak usah

ada yang mendorong, ia akan mencari sendiri buku-bukunya untuk di baca.

2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi datang karena adanya perangsangan dari

luar, seperti: seorang mahasiswa rajin belajar karena akan ujian.28

Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia

secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari

luar dirinya. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik akan sulit untuk

26

Abdul Rahman, Op. Cit., h. 192 27

Sadirman, Op. Cit., h. 87. 28

Abdul Rahman, Op. Cit., h. 194

Page 34: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

21

melakukan aktivitas belajar terus-menerus. Sebaliknya seseorang yang memiliki

motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan tersebut

dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang

dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna di masa kini dan

mendatang.

Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak

baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau

belajar. Berbagai macam cara dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar.

Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak

didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai

bentuknya.29

Abraham Maslow, mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia

memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk

piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat

kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari

kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang

hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu

peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada

peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)

c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang

lain, diterima, memiliki)

29

Syaiful Bahri, Op. Cit., h.151

Aktualisasi diri

Penghargaan

Sosial

Keamanan

Faali

Page 35: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

22

d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan

mendapatkan dukungan serta pengakuan)

e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,

memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian,

keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan

kepuasan diri dan menyadari potensinya).

Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan

tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi

akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi

untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah

dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh

subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari

makan, perlindungan, dan rasa aman.

d. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decee dan Grawford ada empat fungsi guru sebagai pengajar

yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar

anak didik, yaitu guru harus dapat menggairahkan anak didik, memberikan

harapan yang realistis, memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik

ke arah yang menunjang tercapainya tujan pengajaran.30

1) Menggairahkan Anak Didik

Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha

menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Ia harus selalu

memberikan kepada anak didik cukup banyak hal-hal yang perlu

dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memelihara minat anak didik

dalam belajar, yaitu dengan memberi kebebasan tertentu untuk

berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.

2) Memberikan Harapan Realistis

Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis dan

memodifikasi harapan-harapan yang kurng tau tidak realistis. Untuk

itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di masa lalu.

Dengan demikian, guru dapat membedakan antara harapan-harapan

yang realistis, pesimistis, atau terlalu optimistis.

30

Ibid. h. 169

Page 36: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

23

3) Memberikan Insentif

Bila anak didik mendapat keberhasilan, guru diharapkan memberikan

hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan

sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong

untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan

pengajaran.

4) Mengarahkan Perilaku Anak Didik

Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. Anak didik yang

diam, yang membuat keributan, yang berbicara semaunya, dan

sebagainya harus di beri teguran secara arif dan bijaksana.

Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat

anak didik adalah sebagai berikut:

a) Membangkitkan kebutuhan pada diri anak seperti kebutuhan rohani,

jasmani, sosial, dan sebagainya. Rasa kebutuhan ini kan menimbulkan

keadaan labil, ketidakpuasan yang memerlukan kepuasan.

b) Pengalaman-pengalaman yang ingin ditanamkan pada anak hendaknya

didasari oleh pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki.

c) Beri kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kesanggupan murid. Anak yang

tidak pernah mencapai hasil yang baik atau tidak pernah dapat

menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik, akan merasa putus asa.

d) Menggunakan alat-alat peraga dan berbagai metode mengajar.31

1. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadis, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Menurut Tayar Yusuf, mengartikan "Pendidikan Agama Islam sebagai

usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,

kecakapan, dan keterampilan pada generasi muda agar kelak menjadi manusia

muslim, bertakwa kepada Allah Swt, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian

yang memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam

kehidupannya", sedangkan menurut A. Tafsir, "Pendidikan agama Islam adalah

31

Zakiah Daradjat, Op. Cit., h.143

Page 37: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

24

bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang

secara maksimal sesuai ajaran Islam".32

Lalu menurut Imam Bawani menyatakan

bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-

hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut

ukuran-ukuran Islam.33

Tohirin dalam bukunya, Psikologi Pembelajaan Pendidikan Agama Islam,

bahwa mengenai pendidikan agama Islam dapat dipahami, sebagai berikut:

1) Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya

sebagai pandangan hidup (way of life).

2) Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasar

ajaran Islam.

3) Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-

ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan jaran-ajaran agama Islam yang telah

diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam

itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan

kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

Dasar pendidikan Islam tentu saja didasarkan kepada falsafah hidup umat

Islam dan tidak ddidasarkan kepada falsafah hidup suatu negara, sebab sistem

pendidikan Islam tersebut dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa

dibatasi oleh ruang dan waktu. 34

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut Majid, pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah

berfungsi sebagai berikut:35

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta

didik kepada Allah Swt. Yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan

keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam

32

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2012), h.11 33

Tohirin, Psikologi Pembelajaan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2006), h.9 34

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.121 35

Abdul Majid, Op. Cit., h.15

Page 38: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

25

keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut

dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar

keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal

sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat.

3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam

keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan

sehari-sehari.

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan

menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan

bagi orang lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan agama

Islam adalah untuk mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai ajaran agama

Islam kepada anak didik untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaanny serta

menjadikannya sebagai pedoman hidup untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan anak didik dalam keyakinan,

pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-sehari.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan

pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang

agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal

keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.36

36

Ibid. h.16

Page 39: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

26

Tujuan pendidikan agama Islam di atas merupakan turunan dari tujuan

pendidikan nasional. Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.37

Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam merupakan usaha dalam

membangun manusia yang utuh dalam rangka pembentukan kepribadian,

moralitas, sikap ilmiah dan keilmuan, kemampuan berkarya, profesionalisasi

sehingga mampu menunjukkan iman dan amal shaleh sesuai nilai-nilai keagamaan

dan kehidupan.

B. Kerangka Berfikir

Pada dasarnya, guru adalah seorang motivator bagi para siswanya dalam

melakukan proses kegiatan belajar – mengajar, guru sebagai seorang pemimpin

melakukan dua usaha utama: (1) memperkokoh motivasi siswa. (2) memilih

strategi yang tepat.

Motivasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu; (1) Motivasi intrinsik yang

mengacu kepada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dari tugas itu sendiri

maupun pada diri siswa. Motivasi intrinsik merupakan pendorong bagi aktivitas

dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Keinginan untuk menambah

pengetahuan dan untuk menjelajah pengetahuan merupakan faktor intrinsik semua

orang. (2) Motivasi ekstrinsik yaitu mengacu kepada faktor-faktor dari luar dan

ditetapkan pada tugas atau pada diri siswa oleh guru atau orang lain. Motivasi

ekstrinsik dapat berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan.

Dalam proses pembelajaran, pemilihan metode mengajar yang tepat akan

membawa prestasi belajar siswa yang maksimal. Pemilihan metode mengajar ini

harus disesuaikan dengan mata pelajaran yang diajarkan dan juga standar

37

Undang-undang Sisdiknas, Loc. Cit.

Page 40: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

27

kompetensi yang disampaikan, selain memperhatikan sarana dan prasaranayang

ada dan kondisi dan situasi siswa.

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah mata pelajaran yang erat

kaitannya dengan pembentukan karakter, sikap dan sifat siswa. Mata pelajaran ini

juga erat sekali dengan lingkungan tempat siswa beradaptasi sehingga pada

dasarnya siswa telah memiliki pengetahuan-pengetahuan atau konsep-konsep

dasar dalam mata pelajaran ini yang diperoleh dari lingkungan dan media massa.

Dalam proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama islam guru

dituntut untuk menggali konsep, pengetahuan atau informasi dasar yang telah

dimiliki oleh siswa dan memilahnya ke dalam kumpulan konsep atau pengetahuan

yang benar dan membangunnya dalam pengetahuan yang tepat untuk pembetukan

sikap dan sifat yang baik yaitu sikap siswa berdasarkan ajaran-ajaran Islam.

Dengan metode ini guru dapat menggali konsep dan pengetahuan dasar

yang telah dimiliki oleh seorang siswa dan membangunnya dalam suatu konsep

pengetahuan yang benar. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah model

pembelajaran kelompok. Dalam proses pembelajaran kooperatif terjadi peristiwa

pengajaran teman sebaya (peer teaching) yang cenderung lebih efektif

dibandingkan dengan pembelajaran oleh guru. Dalam sistem pembelajaran

kooperatif siswa berkesempatan untuk bekerjasama dengan teman untuk

mengembangkan diri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator belajar sehingga

hasil belajar akan lebih bermakna mendalam bagi siswa. Pada pembelajaran

konvensional, guru yang lebih berperan aktif sebagai sumber belajar dan siswa

hanya sebagai objek pembelajaran yang cenderung bersifat pasif.

Dengan metode yang berbeda yaitu metode kooperatif tipe jigsaw dan

pembelajaran konvensional seperti terurai diatas akan membawa prestasi siswa

yang berbeda.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu preposisi atau anggapan yang

mungkin benar dan sering digunakan untuk dasar pembuatan keputusan dan

penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai

Page 41: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

28

berikut: “Semakin tepat penggunaan metode Jigsaw pada siswa maka akan

semakin tinggi pula motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan

agama Islam”. Berdasarkan hipotesis tersebut maka hipotesis alternatif (Ha) dan

hipotesis nol (Ho) dapat dirumuskan. Adapun rumusan kedua hipotesis tersebut

adalah sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara tepatnya penggunaan metode

Jigsaw dengan peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

pendidikan agama Islam.

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara tepatnya penggunaan metode

Jigsaw dengan peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

pendidikan agama Islam.

Page 42: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai tempat dan

waktu penelitian, subjek penelitian, bentuk dan strategi pendidikan, sumber data

dan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validitas data, teknik analisis

data, dan prosedur penelitian.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta yang berlokasi

di Jl. Bendi Raya/Besar No. 42 Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta

Selatan.Tindakan penelitian ini dilakukan di kelas VIII D, hal tersebut

dikarenakan menurut pihak sekolah dan guru kelas yang mengajar dikelas VIII D

serta hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti, permasalahan pada motivasi

belajar siswa yang menurun yang menjadikan kurangnya perhatian siswa terhadap

mata pelajaran pendidikan agama Islam.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP

Muhammadiyah 8 Jakarta Tahun ajaran 2013/2014”. Jumlah siswa dikelas

tersebut adalah 30 siswa, yang terdiri dari 16 siswa putra dan 14 siswa putri

dengan peniliti bertindak sebagai guru kelas. Penelitian ini mengambil objek

penelitian metode pembelajara kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI).

Page 43: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

30

C. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional,yang

bertujuan untuk melihat pengaruh atau hubungan antara dua variable.38

Yaitu

dengan cara menganalisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penelitian yang

berupa data dan informasi mengenai masalah pengaruh antara penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan motivasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu variable bebas

(Independent Variable) yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X) dan

Variabel terikat (Dependent Variable) yaitu motivasi belajar siswa (Y).

Penelitian korelasi bermaksud mengetahui sejauh mana suatu variable

berpengaruh pada variable lainnya. Penelitian ini akan terlihat seberapa besar

korelasi antara penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

Adapun sebagai pedoman penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

Buku Pedoman Penulisan Skripsi, yang Disusun oleh Tim Penyusun Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Tahun 2013

D. Populasi dan Sample

Agar pembahasan lebih terarah dan sistimatis sesuai dengan tujuan

penelitian, maka peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk menguraikan hal-

hal yang berkaitan dengan metode penelitian ini adalah : populasi dan sampel,

instrumen pengumoulan data dan teknik analisis data.

1. Populasi

Sebelum penulis membahas lebih jauh tentang populasi, terlebih dahulu

akan diuraikan batasan-batasan populasi yang dimaksud, antara lain adalah

sebagai berikut:

Menurut Donald Ary dalam bukunya Introduction to Research in

Education, mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah yang lebih

38

Nuraida & Khalid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat:Islamic Research

Publishing, 2009), h. 132.

Page 44: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

31

besar yang menjadi sasaran generalisasi. Dan juga populasi dirumuskan sebagai

seluruh anggota kelompok (orang); kejadian atau obyek yang telah dirumuskan

secara jelas.39

Menurut Winarno Surakhmad mengemukakan bahwa Populasi adalah

keseluruhan obyek penelitian yang dilakukan baik berupa manusia, hewan, benda,

tumbuh-tumbuhan serta gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan

berkaitan dengan obyek dari suatu penelitian.40

Suharsimi Arikunto memberikan pengertian bahwa populasi adalah

keseluruhan objek penelitian. Apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang

ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi.41

Dalam buku Pengantar Metode Statistik II dikemukakan bahwa populasi

adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau

karakteristik yang sama.42

Jadi, yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan obyek yang

menjadi sasaran penelitian, baik itu seluruh anggota, sekelompok orang, kejadian

atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas dan memiliki ciri-ciri atau

karakteristik yang sama. Dengan demikian yang dimaksud dengan populasi dalam

penelitian ini adalah keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian yaitu

keseluruhan siswa dengan jumlah 492 sebagai obyek penelitian yang ada di SMP

Muhammadiyah 8 Jakarta tahun ajaran 2013-3014.

2. Sampel

Sampel menurut Suharsimi Arikunto dalam Nazar Bakry yang

mengemukakan bahwa “sampel adalah sebahagian atau wakil populasi yang di

39

Donald Ary., et.all., Introduction to Research in Education, diterjemahkan oleh Arif

Furqan dengan judul Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. (Surabaya : Usaha Nasional, 1982),

h. 189. 40

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah. Cet. II. (Bandung : Tarsito, 1985),

h. 93. 41

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta : Rineka

Cipta, 2002), h.108. 42

Anton Dajan, Pengantar Metode Statistik II, Cet. II. (Jakarta : LP3S, 1986), h. 110.

Page 45: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

32

teliti”.43

Sedangkan Mohammad Ali mengemukakan bahwa, “Sampel adalah

sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang akan diteliti yang dianggap

mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan tehnik-

tehnik tertentu.44

Kedua penjelasan tersebut di atas, maka dengan demikian, penulis dapat

memberikan kesimpulan bahwa sampel adalah anggota bagian dari suatu populasi

yang bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek yang diteliti

dengan mengambil sebahagian saja dari populasi yang telah ditentukan tersebut.

Peneliti menggunakan tehnik sampling. Sebab penggunaan cara tersebut

atas pertimbangan beberapa hal yaitu dengan mengacu pada pendapat Suharsimi

Arikunto yang menyatakan bahwa :

Jika peneliti mempunyai beberapa ratus atau beberapa puluh subyek dalam

suatu populasi, mereka (peneliti) dapat menentukan kurang lebih 25 sampai 30%

dari jumlah subyek tersebut. Jika jumlah subyek dalam populasi hanya meliputi

20 sampai 30 orang dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan daftar

interview atau wawancara dan sebaiknya diambil jumlah subyek secara

keseluruhan.45

Sampel dalam penulisan ini tetap akan dibatasi beberapa orang yang akan

dijadikan obyek untuk memperoleh data ini. Hal ini sesuai dengan maksud jenis

sampel yang digunakan yaitu purposive sampling yang mengandung makna

bahwa seluruh populasi yang ada hanya diwakilkan atas beberapa obyek saja.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dijelaskan bahwa dari beberapa

populasi yang ada, 30 orang siswa kelas VIII D yang akan diberi angket secara

untuk memperoleh data berupa tanggapan siswa tentang penerapan Metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

43

Nazar Bakry, Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian, Cet. I. (Jakarta : Pedoman Jaya,

1995), h. 29. 44

Mohammad Ali, Penelitian Pendidikan (Prosedur dan Strtaegis), Cet. III. (Bandung :

Angkasa, 1985), h. 54. 45

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Cet. I. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1990),

h. 125.

Page 46: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

33

E. Sumber Data dan Penelitian

1. Jenis Data

Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif

penerapan metode Jigsaw dalam meningkat kanmotivasi belajar siswa pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Muhammadiyah 8 Tanah Kusir, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan, maka

datayang diperlukan antara lain data tentang situasi daerah penelitian yang

meliputi:

a) Letak geografis Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 8 Tanah

Kusir, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan.

b) Sejarah berdirinya Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 8 Tanah

Kusir, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan.

c) Struktur organisasi

d) Keadaan Guru Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 8 Tanah

Kusir, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan.

e) Keadaan siswa Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 8 Tanah

Kusir, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan.

f) Gambar denah Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 8 Tanah

Kusir, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan.

g) Data tentang pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Sekolah

Menengah Pertama Muhammadiyah 8 Tanah Kusir, Kebayoran Lama –

Jakarta Selatan yang meliputi:

1) Sistem pelaksanaan pendidikan dan pengajaran Sekolah Menengah

Pertama Muhammadiyah 8 Tanah Kusir, Kebayoran Lama – Jakarta

Selatan.

2) Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 8

Tanah Kusir, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan.

3) Sarana dan prasarana pendidikan Sekolah Menengah Pertama

Muhammadiyah 8 Tanah Kusir, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan.

Page 47: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

34

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari

mana data dapat diperoleh.46

Pada dasarnya sumber data dalam penelitian ini

penulis peroleh dari kepala sekolah, dewan guru dan wali kelas serta dokumentasi

sebagian siswa baik yang berkenaan dengan proses belajar siswa maupun data-

data lain yang penulis perlukan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.Bermacam-macam tekhnik

pengumpulan data secara umum terdapat empat macam tehnik pengumpulan data,

yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.47

1. Observasi

Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah penelitian

berlangsung. Observasi atau pengamatan ini dilakukan di dalam proses

pembelajaran pendidikan agama Islam untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

Di dalam kegiatan observasi ini peniliti bertindak sebagai partisipan aktif.

Dimana peneliti menempati posisi menjadi guru kelas dan berinteraksi langsung

dengan peserta didik. Sehingga dengan begitu peniliti dapat dengan mudah

mengamati dan mengetahui perkembangan afektif serta kognitif peserta didik

selama masa observasi berlangsung.

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti kemudian didiskusikan dengan

guru kelas sebelumnya. Untuk kemudian di analisis untuk mengetahui kelemahan

proses pembelajaran PAI serta mencari solusi kelemahan tersebut.

46

Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

2002), h.108. 47

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2011), h.225

Page 48: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

35

Dengan demikian hasil observasi atau pengamatan ini dapat dijadikan

acuan untuk melakukan siklus tindakan selanjutnya.

2. Dokumen

Peneliti melengkapi hasil penelitian observasi atau wawancara dengan

sebuah dokumen. Untuk meningkatkan kredibilitas hasil penelitian.

3. Triangulasi

Pada teknik triangulasi ini peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif (angket), dan dokumentasi untuk sumber data

yang sama secara serempak.

G. Teknik Validitas Data

Validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam

menjalankan fungsi ukurnya. Adapun menurut Crocker dan Algina bahwa

validitas tidak sekedar mengukur apa yang seharusnya di ukur, melainkan juga

mengandung pengertian sejauh mana informasi yang diperoleh dari pengukuran

dapat diinterpretasikan sebagai tingkah laku karakteristik yang di ukur. Adapun

dilakukan tes validitas untuk mengetahui apakah instrumen tersebut sudah

sungguh-sungguh mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk memperoleh data yang valid, perlu dilakukan teknik-teknik uji

valditas seabagai berikut:

1. Triangulasi metode, tehnik ini digunakan untuk membandingkan data yang

telah diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan dengan data yang telah

diperoleh dari hasil wawancara.

2. Triangulasi sumber data, tehnik ini digunakan untuk menguji kebenaran data

yng diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain.

3. Refiew informan, tehnik ini dignkan untuk menanyakan informasi apakah data

yang diperoleh dari hasil wawancara sudah valid atau belum, dan sudah sesuai

dengan kesepakatan anatara peneliti dengan informan.

Page 49: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

36

H. Teknik Analisis Data

Metode Analisis data adalah bagian yang terpenting dalam penelitian.Oleh

karena itu,apakah hipotesis yang telah dikemukakan penulis diatas telah sesuai

atau belum. Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang kemudian

diolah dan dianalisis. Dari hasil analisis dan pengolahan data inilah akan dapat

diambil kesimpulan. Data yang terkumpul untuk masing-masing variabel dibuat

tabulasi dan diolah dengan bantuan program aplikasi SPSS for WindowRelase16.

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan tiga pengujian yaitu uji

instrumen, uji prasyarat, dan uji hipotesis statistik, dengan uraian sebagai berikut:

1. Uji Validitas Butir Item Pertanyaan

Arikunto menyatakan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.Suatu instrument yang

valid (sahih) mempunyai validitas tinggi, namun sebaliknya instrument yang

kurang valid memiliki validitas rendah.Sebuah instrument dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan.

Pengujian validitas instrument menggunakan jenis pengujian validitas

internal berdasarkan rumus korelasi Product Moment.Arikunto (2010: 213).48

Rumusnya adalah:

Keterangan:

Rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y

ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X

ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y

ΣXY = Jumlah kuadrat masing-masing skor X

N = Jumlah subyek keseluruhan

48

Sambas Ali MuhidindanMamanAbdurahman, AnalisaKorelasi, Regresi,

danJalurdalamPenelitian, PustakaSetia, Bandung, 2009), h.30

Page 50: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

37

2. Uji Reliabilitas Konstruks

Menurut Arikunto, reliable artinya dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Reliabilitas menujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument

cukupdapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrument itu sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Jenis

pengujian reliabilitas instrument penelitian ini menggunakan pengujian reabilitas

dengan rumus Alpha . Arikunto (2010: 239)

Keterangan:

3. Uji Prasyarat:

a. Uji Normalitas

Uni normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu

dengan (a) Uji Kertas Peluang Normal, (b) Uji Lilifors, dan (c) Uji Chi

Kuadrat. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas dengan

metode Lilifors Kolmogorov-Smirnov.49

b. Uji Linieritas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah pola korelasi

yang terbentuk linear ataunon-linear. Pengujian linearitas hubungan

dengan menggunakan ujir2

melalui harga F untuk mengetahui kelinearan

hubungan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan

bantuan SPSS 17 dengan taraf signifikansi 5%.

49

H.Buchari Alma, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian

Pemula, 119, 2004)

Page 51: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

38

4. Uji Hipotesis Statistik:

a. Analisis Regresi

Langkah awal sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian adalah

dengan mencari persamaan regresilinier sederhana untuk masing-masing variable

bebas dan persamaan regresi linier ganda. Analisis regresi linier sederhana adalah

hubungan secara linear antara satu variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y),

dalam arti ada variabel yang mempengaruhi dan ada variabel yang dipengaruhi.

Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:50

Y =a+bX

Keterangan:

Y : Variabel bebas (nilai yang diprediksikan)

X : Variabel terikat

a : Konstanta (nilai Y apabilaX =0)

b : Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun penurunan

jika bernilai negatif)

b. Uji t

Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat digunakan Uji t.Sebagai dasar pengujian dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis nilai dan hipotes isi alternatif

Ho : Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap

variabel terikat.

Ha : Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel

terikat.

2) Menentukan level ofsignificanceα=0,05

Dimana T-tabel dihitung dengan rumus df = n-k, k adalah jumlah variable

independen

50

H. Buchari Alma, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian

Pemula, 147, 2004)

Page 52: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

39

3) Kriteria pengujian51

Gambar 3. 2. Daerah T-hitung Diterima

Ho di terima apabila T-tabel> T-hitung

Ho ditolak apabilaT-hitung> T-tabel

51

H. Buchari Alma, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian

Pemula, 164, 2004

Page 53: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMP Muhammadiyah 8 Jakarta

1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 8 Jakarta

SMP Muhammadiyah 8 Jakarta merupakan salah satu sekolah reguler

yang menyelenggarakan pembelajaran dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). SMP Muhammadiyah 8 mempunyai misi, visi dan bertujuan

mengidentifikasi serta mengembangkan bakat, minat, pengetahuan dan

keterampilan peserta didik untuk menjadi yang terbaik dibidang akademik

maupun non akademik.

Pada tahun 1953 – 1955 SMP Muhammadiyah berlokasi di Senayan,

dekat Pintu Sembilan (9). Mengingat Senayan akan digunakan oleh Pemerintah

untuk membangun sarana olahraga, maka sekolah dipindahkan ke gedung PU

Taman Puring (sekarang RSIA Taman Puring). Setahun kemudian dipindahkan ke

jalan Limau Kebayoran Baru. Pada tahun 1956 - 1957 sebagai uji coba SMP

dipecah menjadi dua. SMP Muhammadiyah Puteri (pagi hari) dan SMP

Muhammadiyah Putera (sore hari).

Pemisahan antara SMP Muhammadiyah puteri dan putera hanya

berlangsung 2 tahun, kemudian pada tahun 1960 terjadi pemisahan kembali yaitu

siswa yang belajar pagi menjadi siswa SMP Muhammadiyah 9 dan siswa yang

Page 54: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

41

belajar siang hari menjadi siswa SMP Muhammadiyah 8. Pada masa ini sampai

dengan tahun 1980-an kedua SMP ini mencapai masa kejayaannya.

Seiring dengan perkembangan zaman para Pengurus Cabang

Muhammadiyah Kebayoran Baru dengan pertimbangan peningkatan pelayanan

kepada masyarakat dan mendorong agar siswa dapat belajar pagai hari, mulai

tahun pelajaran 1994 – 1995, SMP Muhammadiyah 8 dipindahkan ke gedung baru

yang berlokasi di jalan Bendi Raya No. 42, Tanah Kusir sampai dengan saat ini.

2. Tujuan, Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 8 Jakarta

Tujuan: membantu meletakkan dasar terbentuknya pribadi mandiri

seutuhnya dalam mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

intelektual dan prilaku secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang Islami,

kondusif, demokratis dan kompetitif. Melalui pendekatan multiple intelegences

learning.

Visi: menjadikan sekolah yang bernuansa Islami dengan menyiapkan

peserta didik yang beriman dan bertaqwa, menguasai iptek dan mampu

mengembangkan potensi dirinya.

Misi: dengan disiplin dan pelayanan yang baik, kita tingkatkan prestasi

peserta didik. Sumber penyebarluasan pendidikan berkualitas yang dijiwai nilai-

nilai Islam.

3. Struktur Organisasi SMP Muhammadiyah 8 Jakarta

Struktur kepengurusan SMP Muhammadiyah 8 Jakarta periode 2013 –

2014 adalah sebagai berikut:

Kepala Sekolah : Saryoto, S.Pd.

Wakil Kepala Sekolah : Rita Harpaningsih, S.Pd.

Dewan Komite : Abdul Basir

Tata Usaha : Sardias, BA

Wakil Ur. Kurikulum : Nur Aisrah, S.Pd.

Wakil Ur.Kesiswaan : Bambang Wahyu Supriyanto, S.Pd

Wakil Ur. Sarana Prasarana : Harun Syarif

Page 55: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

42

Wakil Ur. Humas : Imron Roshidi, S.Pd

BP / BK : Kurnia Zawaly, S.Pd

H. Moch. Solichin, S.Pd

Wali Kelas VII : 1. Nurul Alipah, S.Pd

1. Budi Riva’i, S.Pd

2. Nia Roniawati, S.Kom

3. Imron Roshidi, S.Ag

4. Sri Lestari, S.Ag

5. Lena Maryana, SE

Wali Kelas VIII : 1. Yuli Astuti Asnei, S.Pd

2. Drs. Ramli Tadjudin

3. Andriyanto, S.Pd

4. Bambang Wahyu S, S.Pd

5. Mudaiyah, S.Pd

Wali Kelas IX : 1. Harun syarif

2. Nur Aisrah, S.Pd

3. Abdul Aziz Zaininurrahman, S.Pd

4. Cholis Mu’arifah, S.Pd

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Item Variabel X (Metode Jigsaw)

Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan

menghitung angka korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden

untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel,

didapat dari jumlah kasus – 2, atau 30 – 2 = 28, tingkat signifikansi 5%, maka

didapat r tabel 0,361. setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka

korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel.

Page 56: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

43

Tabel 4.1. Uji Validitas Variabel Metode Jigsaw

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria

P1 0,523 0,361 Valid

P2 0,584 0,361 Valid

P3 0,480 0,361 Valid

P4 0,471 0,361 Valid

P5 0,541 0,361 Valid

P6 0,749 0,361 Valid

P7 0,613 0,361 Valid

P8 0,606 0,361 Valid

P9 0,586 0,361 Valid

P10 0,716 0,361 Valid

P11 0,445 0,361 Valid

P12 0,648 0,361 Valid

P13 0,397 0,361 Valid

P14 0,617 0,361 Valid

P15 0,634 0,361 Valid

P16 0,624 0,361 Valid

P17 0,587 0,361 Valid

P18 0,587 0,361 Valid

P19 0,493 0,361 Valid

P20 0,480 0,361 Valid

Sumber : Output SPSS 17

Berdasarkan tabel validitas di atas diperoleh kesimpulan bahwa dari 20

item butir pertanyaan pada uji coba 30 responden variable Metode Jigsaw

menunjukkan bahwa terdapat 30 butir item pertanyaan adalah valid. Hal ini

karena nilai semua rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5%.

Page 57: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

44

2. Uji reliabilitas Variabel X (Metode Jigsaw)

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah sebuah instrumen telah

dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini digunakan

untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi sebuah konstruk pertanyaan

yang digunakan. Untuk melihat reliabilitas konstruk pertanyaan adalah dengan

mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan program SPSS 17. Nilai

alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliable jika nilai

alpha lebih besar dari 0.60.

Tabel 4.2. Reliabilitas Metode Jigsaw

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.901 20

Sumber : Output SPSS 17

Berdasarkan data pada tabel di atas nilai cronbach’s Alpha variabel

Metode Jigsaw, adalah 0.901. Karena nilai variabel Metode Jigsaw memiliki nilai

cronbach alpha lebih dari 0.60, maka dapat disimpulkan bahwa konstruk

pertanyaan dari variabel Metode Jigsaw adalah reliable.

3. Uji Validitas Item Variabel Y (Motivasi Belajar)

Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan

menghitung angka korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden

untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel,

didapat dari jumlah kasus – 2, atau 30 – 2 = 28, tingkat signifikansi 5%, maka

didapat r tabel 0.361. setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka

korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel.

Page 58: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

45

Tabel 4.3. Uji ValiditasVariabel Motivasi Belajar

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria

P1 0,462 0,361 Valid

P2 0,701 0,361 Valid

P3 0,663 0,361 Valid

P4 0,448 0,361 Valid

P5 0,527 0,361 Valid

P6 0,596 0,361 Valid

P7 0,610 0,361 Valid

P8 0,524 0,361 Valid

P9 0,477 0,361 Valid

P10 0,679 0,361 Valid

P11 0,529 0,361 Valid

P12 0,729 0,361 Valid

P13 0,676 0,361 Valid

P14 0,517 0,361 Valid

P15 0,397 0,361 Valid

P16 0,757 0,361 Valid

P17 0,479 0,361 Valid

P18 0,515 0,361 Valid

P19 0,550 0,361 Valid

P20 0,480 0,361 Valid

Sumber : Output SPSS 17

Berdasarkan tabel validitas di atas diperoleh kesimpulan bahwa dari 20

item butir pertanyaan pada uji coba 30 responden variable Metode Jigsaw

menunjukkan bahwa terdapat 30 butir item pertanyaan adalah valid. Hal

dikarenakan nilai rhitung > rtabel pada taraf signifikan 5%.

Page 59: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

46

4. Uji reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar)

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah

dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini digunakan

untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi sebuah konstruk pertanyaan

yang digunakan. Untuk melihat reliabilitas konstruk pertanyaan adalah dengan

mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan program SPSS 17. Nilai

alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliable jika nilai

alpha lebih besar dari 0.60.

Tabel 4.4. Reliabilitas Motivasi Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.885 20

Sumber : Output SPSS 17

Berdasarkan data pada tabel di atas nilai cronbach’s Alpha variabel

Motivasi Belajar, adalah 0.885. Karena nilai variabel Motivasi Belajar memiliki

nilai cronbach alpha lebih dari 0.60, maka dapat disimpulkan bahwa konstruk

pertanyaan dari variabel Motivasi Belajar adalah reliable.

C. Deskriptif Data Penelitian

Deskripsi data yang disajikan dalam penilitian ini terdiri dari variable

Metode Jigsaw (X) sebagai variable independent dan Motivasi Belajar (Y) sebagai

variable dependent. Variabel independen tersebut menentukan nilai variable

depenendent atau variable independent tersebut mempengaruhi variable

dependent. Berikut ini disajikan statistic deskriptif tentang variable X dan

variable Y.

1. Metode Jigsaw (X)

Instrumen Metode Jigsaw yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

20 item butir pertanyaan. Dari semua butir item pertanyaan adalah valid. Dari data

Metode Jigsaw memiliki rentang skor teoritik yaitu antara 20 sampai dengan 80.

Page 60: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

47

Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 52 dan tertinggi

adalah 80. Dan berdasarkan perhitungan model Sturgess, diperoleh jumlah kelas

interval adalah 6 dan panjang interval adalah 5, dengan demikian dapat dibuat

tabel distribusi frekuensi skor metode jigsaw seperti tertera pada tabel 4.5 untuk

menentukan rentang kelas, rentang nilai, dan menyusun histogram.

Mencari skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar 80

Skor terkecil 52

28

Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar - skor terkecil

R = 80 - 52 = 28

Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 Log n

BK = 1 + 3,3 (1.48)

BK = 1 + 4.88

BK = 6

Mencari nilai panjang kelas (i)

I = R/BK = 28/6 = 5

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Skor Metode Jigsaw

No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi

Mutlak Relatif (%) Kumulatif (%)

1 52-56 7 23.33 23.33

2 57-61 6 20.00 43.33

3 62-66 7 23.33 66.67

4 67-71 4 13.33 80.00

5 72-76 1 3.33 83.33

6 77-80 5 16.67 100.00

30

Sumber : Excel 2007

Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam

empat kategori, yaitu : sangat setuju, setuju, tidak setuju ,dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tabel 4.6. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor Motivasi Belajar

dengan frekuensi atau jumlah responden terbanyak adalah rentang interval antara

62 sampai dengan 66, yaitu sebanyak 7 responden atau (23,33%). Sedangkan

Page 61: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

48

kedua terbanyak adalah rentang interval antara 52 sampai dengan 56, yaitu

sebanyak 7 responden atau (23,33%). Ketiga adalah rentang rentang interval

antara 57 sampai dengan 61, yaitu sebanyak 6 responden atau (20,00%). Keempat

adalah rentang interval antara 77 sampai dengan 80, yaitu sebanyak 5 responden

atau (16,67,00%). Kelima adalah rentang interval antara 67 sampai dengan 71

adalah sebanyak 4 responden atau (13,33%). Dan terakhir adalah rentang interval

antara 72 sampai dengan 76 adalah sebanyak 1 responden atau (3,33%). Jika dari

kelima terbanyak dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 23 (76,66%), yang berarti

bahwa terdapat lebih dari separoh responden setuju jika Metode Jigsaw yang

digunakan dalam proses pembelajaran pada siswa di sekolah SMP

Muhammadiyah 8 adalah baik.

Gambar 4.1. Histogram Skor Metode Jigsaw

2. Motivasi Belajar (Y)

Instrumen metode jigsaw yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

20 item butir pertanyaan. Dari semua butir item pertanyaan adalah valid. Dari data

Motivasi Belajar memiliki rentang skor teoritik yaitu antara 20 sampai dengan 80.

Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 51 dan tertinggi

adalah 79. Dan berdasarkan perhitungan model Sturgess, diperoleh jumlah kelas

interval adalah 6 dan panjang interval adalah 5., dengan demikian dapat dibuat

0

1

2

3

4

5

6

7

8

52-56 57-61 62-66 67-71 72-76 77-80

Page 62: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

49

tabel distribusi frekuensi skor Motivasi Belajar seperti tertera pada Tabel 4.5

untuk menentukan rentang kelas, rentang nilai, dan menyusun histogram.

Mencari skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar 79

Skor terkecil 51

28

Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar - skor terkecil

R = 79 - 48 = 31

Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 Log n

BK = 1 + 3,3 (1.48)

BK = 1 + 4.88

BK = 5.88

Mencari nilai panjang kelas (i)

I = R/BK = 31/6 = 5

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar

No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Frekuensi

Mutlak Relatif (%) Kumulatif (%)

1 48-52 2 6.67 6.67

2 53-57 4 13.33 20.00

3 58-62 6 20.00 40.00

4 63-67 6 20.00 60.00

5 68-72 4 13.33 73.33

6 73-79 8 26.67 100.00

30

Sumber : Excel 2007

Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam

empat kategori, yaitu : sangat setuju, setuju, tidak setuju ,dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan tabel 4.5. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor Motivasi Belajar

dengan frekuensi atau jumlah responden terbanyak adalah rentang interval antara

73 sampai dengan 79, yaitu sebanyak 8 responden atau (26,67%). Rentang

interval kedua terbanyak adalah rentang interval antara 63 sampai dengan 67,

yaitu sebanyak 6 responden atau (20,00%). Rentang interval ketiga adalah rentang

Page 63: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

50

interval antara 58 sampai dengan 67 adalah sebanyak 6 responden atau (20,00%).

Rentang interval keempat adalah rentang interval antara 68 sampai dengan 72,

yaitu sebanyak 4 responden atau (13,33%). Rentang interval kelima adalah

rentang interval antara 53 sampai dengan 57 adalah sebanyak 4 responden atau

(13,33%). Dan terakhir adalah rentang interval antara 48 sampai dengan 52 adalah

sebanyak 2 responden atau (6,67%). Jika dari ketiga terbanyak dijumlahkan

diperoleh nilai sebesar 24 (80%), yang berarti bahwa terdapat hamper seluruhnya

responden setuju jika Motivasi Belajar yang pada siswa di sekolah SMP

Muhammadiyah 8 adalah baik.

Gambar 4.2. Histogram Skor Motivasi Belajar

D. Deskriptif Jawaban Responden

1. Metode Jigsaw (X)

Analisa deskriptif jawaban responden tentang Metode Jigsaw ini dimaksud

untuk mengetahui frkuensi nilai skor jawaban dari yang paling banyak sampai

dengan yang paling terendah di jawab oleh responden dari 20 item butir

pertanyaan tersebut.

2

4

6 6

4

8

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

48-52 53-57 58-62 63-67 68-72 73-79

Page 64: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

51

Tabel 4.6. Deskriptif Jawaban Metode Jigsaw

Descriptive Statistics

Pertanyaan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Belajar Pendidikan Agama Islam dengan

metode jigsaw sangat menarik dan

menyenangkan.

0 3 14 13

Dengan metode jigsaw saya dan teman-teman

aktif dalam proses belajar. 2 4 8 16

Kami saling menghargai pendapat sesama

teman kelompok. 3 6 11 10

Memecahkan masalah melalui diskusi

kelompok membantu saya lebih mampu

mengenal Pendidikan Agama Islam.

2 9 12 7

Cara belajar yang telah dilakukan membuat

saya akrab dengan guru dan berani bertanya. 2 4 9 15

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

membuat saya semakin akrab dengan teman-

teman, sehingga saya semakin senang dan

bersemangat untuk belajar bersama teman-

teman.

0 3 13 14

Guru Pendidikan Agama Islam selalu

memberikan kesempatan kepada kami untuk

bertanya.

0 1 13 16

Guru Pendidikan Agama Islam selalu

memberikan jawaban yang menyenangkan

terhadap pertanyaan dan jawaban yang

diberikan murid-murid.

4 4 7 15

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

dapat Meningkatkan daya ingatsaya 0 7 12 11

Page 65: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

52

Metode jigsaw dapatMeningkatkan hubungan

antarsiswa yang heterogen 3 5 9 13

Metode jigsaw dapat Meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap sekolah 0 2 10 18

Metode jigsaw dapat Meningkatkan sikap

siswa yang positif terhadap guru; 1 7 13 9

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

membuat saya belajar untuk memecahkan

masalah secara bersama-sama dengan teman.

1 7 11 11

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

membuat saya lebih bertanggung jawab pada

diri saya.

0 8 11 11

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

membuat saya lebih bertanggungjawab pada

teman-teman.

0 4 14 12

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

dapat meningkaktkan ketrampilan berdiskusi. 0 1 14 15

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

dapat meningkatkan ketrampilan bertanya. 0 0 16 14

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

dapat meningkatkan kemampuan berbaha

sayang baik dalam berdiskusi.

0 4 13 13

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

dapat menumbuhkan rasa percaya diri saya

dalam belajar.

0 8 13 9

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw

membuat saya tertantang untuk belajar lebih

giat lagi.

0 3 13 14

Total 18 90 236 256

Sumber : Excel 2007

Page 66: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

53

Berdasarkan tabel deskriptif variable metode jigsaw tersebut di atas

menunjukkan bahwa dari 30 responden frekuensi jumlah jawaban yang paling

banyak adalah jawaban sangat setuju yaitu sebanyak 256 (42,67%), jawaban

setuju adalah sebanyak 236 (39,33%), jawaban tidak setuju adalah sebanyak 90

(15,00%), dan jawaban paling rendah adalah sangat tidak setuju adalah sebanyak

18 (3,00%). Hal ini berarti metode jigsaw yang digunakan dalam proses belajar

mengajar pelajaran agama sudah baik atau mendekati sangat baik.

2. Motivasi Belajar (Y)

Analisa deskriptif jawaban responden tentang Motivasi Belajar ini

dimaksud untuk mengetahui frkuensi nilai skor jawaban dari yang paling banyak

sampai dengan yang paling terendah di jawab oleh responden dari 20 item butir

pertanyaan tersebut.

Tabel 4.8. Deskriptif Jawaban Motivasi Belajar

Descriptive Statistics

Pertanyaan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Hadir tepat waktu pada saat ada pelajaran

Pendidikan Agama Islam. 0 3 10 17

Saya mengikuti pelajaran Pendidikan Agama

Islam sampai selesai. 3 6 11 10

Saya bersemangat memperhatikan guru

mengajar Pendidikan Agama Islam. 0 4 13 13

Saya mempunyai keinginan untuk

mendapatkan nilai tertinggi pada pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

2 5 8 15

Saya berusaha mengerjakan tugas Pendidikan

Agama Islam dengan usaha sendiri. 2 5 14 9

Saya malas masuk sekolah jika ada pelajaran

Pendidikan Agama Islam. 0 6 13 11

Saya mengerjakan tugas Pendidikan Agama

Islamasal-asalan yang penting selesai. 0 5 11 14

Saya baru belajar Pendidikan Agama

Islamketika ada tugas atau ulangan. 0 4 12 14

Saya tidak pernah selesai mengikuti pelajaran

Pendidikan Agama Islam. 1 4 10 15

Page 67: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

54

Saya puas jika mendapatkan nilai Pendidikan

Agama Islam lebih baik dari kemarin. 0 2 14 14

Saya puas mendapatkan nilai Pendidikan

Agama Islam yang rendah. 0 3 13 14

Jika saya merasa kesulitan dengan pelajaran

Pendidikan Agama Islam saya tingggalkan. 0 6 13 11

Saya tidak ingin mendapatkan nilai yang

tinggi pada pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

0 2 15 13

Ketika guru Pendidikan Agama Islam tidak

masuk saya mendiskusikan pelajaran yang

telah lalu dengan teman.

0 3 13 14

Jika ada pelajaran kosong, maka saya

mempelajari kembali pelajarannya yang

sebelumnya

0 1 15 14

Saya ingin berprestasi lebih baik dari yang

sebelumnya 0 6 11 13

Saya tidak cepat putus asa ketika mengalami

masalah dalam belajar 0 2 14 14

Tugas-tugas dan soal-soal mudah dimengerti,

sehingga dapat saya kerjakan dengan baik. 0 4 14 12

Guru selalu memberikan kesempatan kepada

kami untuk bertanya. 0 5 14 11

Saya jadi semangat belajar, karena guru

menggunakan metode yang bervariasi.

0 5 10 15

Total 8 81 248 263

Sumber : Excel 2007

Berdasarkan tabel deskriptif variable Motivasi Belajar tersebut di atas

menunjukkan bahwa dari 30 responden frekuensi jumlah jawaban yang paling

banyak adalah jawaban sangat setuju yaitu sebanyak 263 (43,83%), jawaban

setuju adalah sebanyak 248 (41,33%), jawaban tidak setuju adalah sebanyak 81

(13,50%), dan jawaban paling rendah adalah sangat tidak setuju adalah sebanyak

8 (1,33%). Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi Belajar Siswa dengan metode

jigsaw adalah sudah baik atau mendekati sangat baik.

Page 68: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

55

E. Deskripsi Total Skor

Pengukuran statistik deskriptif total skor suatu variabel dilakukan untuk

melihat nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi

untuk masing-masing variabel Metode Jigsaw (X), dan variabel Motivasi Belajar

(Y) disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9 Deskriptif Totak Skor Variabel Metode Jigsaw,

dan Motivasi Belajar

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Metode Jigsaw 30 3 4 3 0.44

Motivasi Belajar 30 3 4 3 0.42

Valid N (listwise) 30

Sumber : Excel 2007

Berdasarkan tabel descriptive statistic di atas diperoleh gambaran

mengenai deskripsi masing-masing variable. Untuk variable Metode Jigsaw (X)

menunjukkan nilai minimum jawaban responden adalah sebesar 30 atau minimal

jawaban responden adalah 3 artinya setuju, nilai maksimum sebesar 4 artinya

sangat setuju, nilai rata-rata jawaban responden adalah sebesar 3 artinya setuju ,

dan nilai standar deviasi sebesar 0.44 (simpangan bakunya adalah rendah). Untuk

variable Motivasi Belajar (Y) menunjukkan nilai minimal jawaban responden

adalah 3 artinya setuju, nilai maksimum sebesar 4 artinya sangat setuju, nilai

rata-rata jawaban responden adalah sebesar 3 artinya setuju , dan nilai standar

deviasi sebesar 0.44 (simpangan bakunya adalah rendah).

F. Uji Prasyarat Data

Pengujian persyaratan analisis dilakukan apabila peneliti menggunakan

anaisis parametrik, maka harus dilakukan pengujian persyaratan analisa terhadap

asumsi-asumsinya yaitu uji normalitas data dan linieritas data untuk uji korelasi

(Prof Dr. H. Buchari Alma, 119, 2004).

Page 69: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

56

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan (a)

Uji Kertas Peluang Normal, (b) Uji Lilifors, dan (c) Uji Chi Kuadrat. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas dengan metode Lilifors

Kolmogorov-Smirnov yang tertera pada table 4.10 sebagai berikut. (Prof Dr. H.

Buchari Alma, 119, 2004).

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Lilifors Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

metode Jigsaw .106 30 .200* .929 30 .046

motivasi belajar siswa .098 30 .200* .948 30 .152

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Excel 2007

Berdasarkan table 4.10 menunjukkan bahwa nilai Asymp.sig masing-

masing variable adalah sebesar 0,200, dan 0,200. Karena nilai Asymp.sig lebih

besar dari α = 0,05, maka distribusi kedua variable adalah berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas Data

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu

studi empirisnya sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik. Dengan uji

linieritas dapat diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linier,

kuadrat atau kubik. (Prof Dr. H. Imam Ghazali, 115, 2012).

Tabel 4.11 Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

motivasi belajar siswa * metode Jigsaw

Between Groups

(Combined) 1714.467 17 100.851 1.614 .202

Linearity 1308.214 1 1308.214 20.936 .001

Deviation from Linearity 406.253 16 25.391 .406 .953

Within Groups 749.833 12 62.486

Total 2464.300 29

Sumber : Excel 2007

Page 70: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

57

Berdasarkan table 4.9 dapat diperoleh nilai linieritas signifikan 0,000

lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan linieritas antara

variable Metode Jigsaw (X1) dengan Motivasi Belajar (Y)

3. Analisa Data dan Interpretasi (Pembahasan)

Uji Pengaruh antara variable metode jigsaw terhadap motivasi belajar.

Untuk melihat besarnya koefisien korelasi dan kontribusi variable Metode Jigsaw

terhadap Motivasi Belajar adalah adalah sebagai berikut :

Tabel 4.12 Uji Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .713a .508 .490 5.932

a. Predictors: (Constant), metode Jigsaw

b. Dependent Variable: motivasi belajar siswa

Sumber : Excel 2007

Berdasarkan tabel Model Summary di atas dapat disimpulkan bahwa:

Nilai koefisien korelasi hubungan antara variabel metode jigsaw terhadap

metode belajar adalah sebesar 0,713. Hal ini berarti bahwa hubungan antara

variabel metode jigsaw terhadap motivasi belajar adalah kuat, karena nilai ini

berada pada rentang 0,70 sampai dengan 0,80 (berdasarkan table nilai korelasi

dari Guilford Emperical Rulesi).

Nilai determinasi atau nilai R square (R2) pengaruh antara variabel

variabel metode jigsaw terhadap motivasi belajar adalah sebesar 0,508 atau

50,8%. Hal ini berarti bahwa variabel Motivasi Belajar dapat dijelaskan oleh

variabel Metode Jigsaw sebesar 50,8% selebihnya 49.2% (100%-50,8%= 49,2%)

berasal dari variabel lain atau faktor lain yang tidak diteliti dalam model ini.

Page 71: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

58

Tabel 4.12 Uji T (Uji Coefficients)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 22.458 8.089 2.777 .010

metode Jigsaw .670 .125 .713 5.374 .000

a. Dependent Variable: motivasi belajar siswa

Sumber : Excel 2007

Uji T-test pada regresi linier sederhana bertujuan untuk mengetahui

besarnya pengaruh secara individual variabel independen terhadap variabel

dependen. Dimana t-tabel dihitung dengan rumus df = n-k, k adalah jumlah

variable independen.

Berdasarkan tabel Coefficients dan asumsi tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa : Nilai T-hitung variabel metode jigsaw adalah

sebesar 5,374 > nilai Ttabel 1,333 (n-k =30-2=28) dan nilai signifikan adalah

0,000 < α = 0,05. Karena nilai T-hitung variable metode jigsaw 5,374 > nilai

ttabel = 1,333 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1

diterima. Hal ini berarti bahwa variabel metode jigsaw berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel motivasi belajar.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi diatas, maka

dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:

Ŷ = a + b X

Ŷ = 28,877 + 0,670X

Dimana :

a = konstanta

b = koefisien regresi

X = Metode Jigsaw

Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana di atas dapat disimpulkan

dengan nilai konstanta sebesar 28,877 menyatakan bahwa jika tidak ada

Page 72: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

59

peningkatan dari metode jigsaw (X), maka Motivasi Belajar (Y) adalah sebesar

28,877. Sedangkan untuk nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,670 artinya bahwa

setiap peningkatan metode jigsaw satu point, maka akan meningkatkan motivasi

belajar sebesar 0,670.

4. Uji Hipotesis

Berdasarkan perhitungan pada tabel koeficient di atas menunjukan bahwa

diperoleh thitung sebesar 5,374 sedangkan ttabel sebesar 1,333 dengan nilai

signifikan sebesar 0,000 < nilai α = 0,05 . Karena nilai thitung 5,374 > 1,333

dan nilai signifikan 0,000 < nilai α = 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa variable Metode Jigsaw (X) berpengaruh

positif terhadap Motivasi Belajar (Y). Hal ini dapat dilihat pada gambar uji t

dibawah ini :

Ho ditolak (daerah penerimaan) H1 diterima (daerah penerimaan)

0 1,333 5,374 thitung

ttabel

Berdasarkan pada gambar di atas, maka dinyatakan bahwa t hitung berada

pada daerah penolakan Ho, maka dapat dinyatakan hipotesis nol (Ho) yang

berarti terdapat pengaruh positif antara metode jigsaw terhadap motivasi belajar.

Page 73: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

60

BAB V

SARAN DAN KESIMPULAN

Pada bab terakhir ini, peneliti akan memberi kesimpulan mengenai dan

saran yang berkaitan dengan penelitain. Berdasarkan pada hasil pengolahan data

secara kuantitatif maupun diskriptif pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat

memberikan kesimpulan dan saran tentang penilitian ini sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis

yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti lebih

mampu meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa.

2. Penerapan metode jigsaw dalam proses belajar mengajar pelajaran agama

Islam pada sekolah SMP Muhammadiyah 8 Kebayoran Lama-Jakarta

Selatan sudah baik atau mendekati sangat baik.

3. Motivasi Belajar Siswa pada SMP Muhammadiyah 8 adalah sudah baik

atau mendekati sangat baik.

4. Terdapat berpengaruh positif dan signifikan penerapan metode jigsaw

terhadap motivasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

pada siswa kelas di sekolah SMP Muhammadiyah 8 Kebayoran Lama-

Jakarta Selatan.

Page 74: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

61

5. Besarnya kontribusi (pengaruh) penerapan metode jigsaw terhadap

motivasi belajar adalah 0,508 (50,8%).

B. Saran

Diakhir penelitian ini, dengan berdasarkan pada kesimpulan yang telah

diambil, maka disarankan kepada:

1. Bagi sekolah dan guru diharapkan dapat menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw sebagai salah satu alternative untuk merubah cara

belajar siswa yang tadinya pasif menjdi lebih aktif di dalam proses

pembelajaran. Khususnya pada mata pelajaran Pendidikana Agma Islam.

2. Guru, hendaknya dapat menggunakan dan mengembangkan Metode

pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran salah satunya adalah

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa

Page 75: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

62

DAFTAR PUSTAKA

Referensi dari Buku

Alisuf Sabri, M., Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1993.

Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, 2008.

Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta:Proyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Qur’an, 1984.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.

Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2012.

Moleong. Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya. 2002.

Nuraida & Khalid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, Ciputat: Islamic

Research Publishing, 2009

Rahman Shaleh, Abdul, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,

Jakarta: Kencana, 2009.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

Jakarta: RajawaliPers, 2011.

Sadirman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2011.

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

GrafindoPersada, 2007.

Page 76: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

63

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R & D, Bandung:

Alfabeta, 2011.

Tohirin, Psikologi Pembelajaan Pendidikan Agama Islam,Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2006.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana,

2009.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana,

2010. Cet. 3.

Undang-undang Sisdiknas (SistemPendidikanNasional) 2003, Jakarta:

SinarGrafika, 2003.

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, Bandung: Rosda Karya, 2012.

Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2009. Cet. 2.

Yonny, Acep, dkk, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, yogyakarta: Familia,

2010.

Zainin, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insan Madani,

2008.

Page 77: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP MUHAMMADIYAH 8 JAKARTA

Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Kelas/ Semester : VIII / II (GENAP)

Tahun Ajaran : 2013/2014

Pokok Bahasan : MAD DAN WAQAF

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

==========================================================

A. Standar Kompetensi

Menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan hukum bacaan mad dan waqaf

C. Indikator

Memahami bacaan mad dan waqaf

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat memahami pengertian dan pembagian mad, menjelaskan pengertian dan

pembagian mad, menjelaskan waqaf, membedakan bacaan waqaf dengan washal serta

menyebutkan pembagian waqaf

E. Materi Pembelajaran

Terlampir

F. Kegiatan Pembelajaran

1. Model : Kooperatif tipe jigsaw

2. Metode : Diskusi kelompok, pemberian tugas, dan presentasi.

Page 78: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

G. Langkah- langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan 8 menit

1. Mempersiapkan siswa

Guru mengucapkan salam,

melihat kesiapan siswa untuk

belajar, dan memeriksa

kehadiran siswa.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan

memberikan apersepsi

Guru menjelaskan model

pembelajaran yang akan

digunakan

Siswa menjawab salam,

menyiapkan diri untuk

belajar, dan memberitahu

teman yang tidak hadir.

Siswa menyimak guru

penjelasan

Siswa menyimak penjelasan

guru

1 menit

3 menit

4 menit

Kegiatan Inti 62 menit

2. Mengorganisasikan siswa

dalam kelompok

Guru menyampaikan sekilas

materi yaitu Mad dan

Waqaf

Guru membagi siswa menjadi

5 kelompok asal yang terdiri

atas 6 siswa (masyarakat

belajar).

Guru mengarahkan siswa

untuk berbagi tugas menjadi

anggota kelompok ahli dalam

setiap kelompok asal.

3. Membimbing dalam diskusi

kelompok .

Guru memerintahkan siswa

membuka Lembar Kerja

Siswa ( LKS ) mengenai mad

dan waqaf

Guru memberikan

kesempatan siswa berdiskusi

untuk membangun

(kontruktivisme) pengetahuan

dan menemukan (inkuiri)

jawaban LKS yang

diberikan.

Guru memantau kerja setiap

kelompok dan memberi

kesempatan siswa untuk

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

Siswa membentuk kelompok

asal sesuai arahan guru

(masyarakat belajar).

Siswa berbagi tugas menjadi

anggota kelompok ahli di

kelompoknya masing-masing.

Siswa membuka Lembar

Kerja Siswa (LKS) mengenai

mad dan waqaf.

Siswa mulai berdiskusi untuk

membangun (kontruktivisme)

pengetahuan dan menemukan

(inkuiri) jawaban LKS dalam

kelompok ahli.

Siswa mengerjakan LKS dan

bertanya apabila ada yang

tidak mengerti.

5 menit

5 menit

2 menit

2 menit

20 menit

3 menit

Page 79: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

bertanya jika mengalami

kesulitan.

Guru meminta para anggota

kelompok ahli untuk kembali

ke kelompok asal dan

berdiskusi untuk membangun

(kontruktivisme) pengetahuan

yang diperolehnya kepada

anggota-anggota kelompok

asalnya dan menemukan

(inkuiri) jawaban LKS yang

diberikan.

4. Evaluasi

Guru memberikan

kesempatan kepada siswa

untuk bertanya apabila ada

yang tidak dimengerti.

Para anggota kelompok ahli

kembali ke kelompok asal

dan berdiskusi untuk

membangun (kontruktivisme)

pengetahuan yang

diperolehnya kepada

anggota-anggota kelompok

asalnya dan menemukan

(inkuiri) jawaban LKS dalam

kelompok asal.

Siswa bertanya apabila ada

yang tidak dimengerti.

20 menit

5 menit

Penutup 10 menit

Pemberian skor secara kelompok

dan pemberian reward.

Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pelajaran.

Guru meminta siswa untuk

mempelajari materi berikutnya.

Kelompok terbaik

mendapatkan reward.

Siswa bersama dengan guru

menyimpulkan pelajaran.

Siswa memperhatikan arahan

guru.

5 menit

4 menit

1 menit

H. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat

o Whiteboard

o Spidol

o Infokus

o Layar Infokus

o Laptop

2. Sumber Belajar

o Buku PAI kelas VIII

o LKS MGMP PAI SMP / MTS

o Mushaf Al-Qur'an

I. Penilaian

1. Teknik : Tes Tertulis

2. Bentuk Instrumen : Essay

Page 80: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

3. Instrumen : Tes Tertulis

Contoh Instrumen :

1. Jelaskan pengertian hukum bacaan mad!

2. Sebutkan macam-macam mad!

3. Jelaskan pengertian waqaf!

4. Apakah perbedaan antara waqaf dengan washal!

5. Sebutkan tanda-tanda waqaf!

Mengetahui

Jakarta,……………………….

Kepala sekolah Guru Mapel PAI

Saryoto, S.Pd Muhammad Aship

NIP NIP

Page 81: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

HUKUM MAD & WAQAF SERTA PEMBAGIANNYA

A. MAD

a. Pengertian Mad

Mad secara bahasa artinya panjang, sedangkan menurut Ilmu tajwid, mad adalah

memanjangkan suara bacaan menurut aturan-aturannya dalam membaca al-qur'an.

b. Pembagian Mad

1. Mad Tabi'I atau Mad Ashli

Yaitu memanjangkan bacaan (mad) karena adanya salah satu dari tiga huruf mad

(yaitu Alif Mati dan sebelum berbarus fathah, ya Mati dan sebelum nya berbaris

kasrah, dan wawu mati dan sebelumnya berbaris dlommah). Maka adalah alif

(2harokat). Misalnya :

dan lain sebagainya. قبلا -قل -هسي -عيسي -هب ال

2. Mad Far'i

a. pengertian

yaitu memanjangkan bacaan yang lebih atau sama dari mad ashli karena disebut oleh

hamzah atau sukun (tanda mati).

b. Macam-macam Mad Far'i

1). Mad Wajib Muttasil

Yaitu apabila ada huruf mad ashli bertemu dengan huruf hamzah dan masih dalam

satu suku kata. Maka kadar (ukuran) panjang nya ialah 2 1/2 Alif atau 5 harakat.

Contoh dalam ayat:

الفتح اهلل جبء ظس اذا

الئل ن الوفلحى عل د هي زبن الئل

2). Mad Jaiz Munfasil

Yaitu ketika mad asli bertemu dengan huruf hamzah pada dua suku kata, yaitu huruf

mad pada akhir suku pertama dan hamzah pada awal suku kata kedua. Jika dipisah

antara dua suku kata tersebut kedua-duanya memiliki arti sendiri. Ukuran panjangnya

2 sampai 5 harakat (ketukan) contoh ayat:

Page 82: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

يبب اسسءيل اذمسا عوت الت اعوت علينن افا بعد~

ي فبزبى اف بعد من ا

3). Mad 'Arid Lisukun

Yaitu mad yang terjadi karena waqaf (memberhentikan) pada huruf akhir

suku kata dan sebelum huruf terakhir tersebut terdapat salah satu huruf mad asli (alif,

waw, dan ya mati). Ukuran mad nya 2-6 harakat (ketukan), contoh-conton mad 'arid

lissukun.

الديي dari ayat يي هبلل يم الد

ستعييي dari ayat ايبك ستعيي

قبةالع dari ayat شديد العقبة

4). Mad Badal

Yaitu terhimpunnya mad dengan hamzah dala satu suku kata, tapi huruf hamzah

terletak di depan huruf mad. Maka ukurannya adalah 1 alif (2 harakat). Contoh mad

ini adalah:

asalnya اتا di baca ااتا

asalnya ايوبى dibaca ااهبى

5). Mad 'Iwad

Yaitu mad yang terjadi pada saat waqaf fathatain yang diikuti dengan alif rasam.

Cara membacanya adalah dengan cara membuang bunyi "an" pada fathatainndan

menggantikannya dengan "a" saja. Ukuran panjang mad ini adalah 1 alif (2 harakat).

Contoh 'Iwadh:

Dibaca : ' aliiman hakiima عليوبى حنيوب

Dibaca : wakaanallahu ghafuurur rakhiim مببهلل غفزا

زحيوب

Page 83: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

6). Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi

Yaitu mad yang berlaku ketika huruf mad bertemu dengan huruf yang bertasydid

dalam satu suku kata. Maka cara membacanya mestilah diberatkan pada kalimat itu.

Ukuran panjang mad ini adalah 3 alif (6 harakat). Contoh mad ini dalam penggalan

ayat:

الدا ب - ا لظب خة -ال الضب ليي

7). Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi

Yaitu mad yang diiringi atau disambut oleh huruf yang bertanda mati yang terdapat

pada dua suku kata. Ukuran panjangnya adalah 3 alif ( 6 harakat). Contoh mad ini:

pada Q.S. Yunus [10]: 91

ءالئي قد عظيت قبل مت هي الوفسديي

8). Mad Lazim musaqqal Harfi

Nama lainnya adalah Mad Lazim Harfi Musyba, yaitu mad yang berlaku pada huruf-

huruf tunggal ( huruf-huruf potong) yang terdapat dalam beberapa pangkal surat

dalam Al-qur'an yang dikenal dengan ayat-ayat mutasyabihat. Ukuran panjangnya

adalah 3 alif (6 harakat). Contoh mad ini sebagai berikut:

: a. Pada pangkal Surat Al Baqarah [2]ا لن

: b. pada pangkal surat Yusuf [12] الس

: c. pada pangkal surat Yaasiin [36]يس

: d. pada pangkal Surat Maryam [19] ميعض

:e. pada pangkal surat al Qalam [68] ى

9). Mad Lazim Mukhaffaf Harfi

Yaitu mad yang terjadi pada huruf-huruf tunggal (huruf-huruf potongan) yang

terdapat pada ayat-ayat mutasyabihat pada pangkal surat-surat tertentu. Panjangnya

adalah 1 alif (2 harakat). Contoh:

:a. pada pangkal surat Fushilat [41] حن

: b. pada pangkal surat yaasiin [36] يس

: c. pada pangkal surat tha ha [20] ط

10). Mad Lien

Page 84: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

Yaitu mad yang terjadi pada saat yaa dan wawu dan sebelumnya berbaris fathah

ketika menghentikan bacaan (waqaf). Contoh :

م –خف –سف

11). Mad Shilah

Yaitu mad yang terjadi pada Ha dhomir ( Ha/ Hi/ Hu sebagai kata ganti). Mad jenis

ini terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:

a. Mad Silah Qasirah ( Mad Silah Pendek)

: Contoh -ل –ا

Catatan : Jika huruf sebelum Ha Dhomir itu mati (sukun), maka tidaklah berlaku mad

nya. Seperti pada kata:

b. Mad Silah Tawilah ( Mad Silah panjang) contohnya:

(3يحسب اى هب ل آخلد )

12). Mad Farq

Yaitu mad yang terjadi pada huruf hamzah istifham ( bertanya) bertemu dengan alif

lam washal. Ukurannya adalah 3 alif ( 6 Harakat). Contoh:

شييي قل الر مسيي حسم ام اال

سقل اهلل اذى لنن

Catatan : Pada mad jenis ini sedikit sekali dijumpai dalam Alqur'an ( terdapat hanya

pada 4 ayat ) yaitu surat Al-An'am : 143 dan 144 dan Surat Yunus : 59 serta Surat An

Naml : 59.

13). Mad Tamkin

Yaitu apabila terhimpun dua buah huruf yaa. Yaa pertama berbaris dibawah serta

bertasydid dan yaa kedua mati (sukun). Ukuran panjangnya 1 alif (2 harakat). Contoh:

حييتم -ربنيين –والنبيين

Page 85: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

B. WAQAF

Pengertian Waqaf

Menurut bahasa , waqaf berarti berhenti/menahan. Sedangkan menurut istilah ilmu

tajwid, waqaf adalah memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan

niat meneruskan bacaan selanjutnya.

Jenis dan Tanda Waqaf

Arti Nama Waqaf Lambang

Waqaf

No

Wajib memberhentikan bacaan Waqaf lazim/waqaf taam 1 م.

Wajib memberhentikan bacaan Waqaf muthlaq 2 ط.

Lebih baik tidak berhenti, tapi

diperbolehkan berhenti pada saat

darurat

Waqaf murakhkhash 3 ص.

Meneruskan bacaan lebih baik Waqaf al washal aulaa 4 طل.

Disini boleh waqaf Qilaa alaihi waqaf 5 ق.

Tidak boleh waqaf 'Adamul waqaf 6 ال.

Waqaf ini semakna dengan waqaf

sebelumnya

Khathaalik=serupa 7 ك.

Bacaan boleh disambung atau

boleh berhenti

Waqaf jaiz 8 ج.

Bila berhenti, maka berhentilah

pada salah satu tanda tersebut.

Jangan pada kedua-duanya

Waqaf muraqabah/ waqaf

ta'anuq ؞؞ 9.

Boleh berhenti Waqaf Mujawal 10 ش.

Dihentikan lebih utama Al waqfu ulaa 11 قل.

Page 86: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

Angket Metode Jigsaw

Keterangan: SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Nama :

Kelas :

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Belajar Pendidikan Agama Islam dengan metode jigsaw sangat

menarik dan menyenangkan.

2. Dengan metode jigsaw saya dan teman-teman aktif dalam proses

belajar..

3. Kami saling menghargai pendapat sesama teman kelompok..

4. Memecahkan masalah melalui diskusi kelompok membantu saya

lebih mampu mengenal Pendidikan Agama Islam.

5. Cara belajar yang telah dilakukan membuat saya akrab dengan

guru dan berani bertanya..

6.

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw membuat saya

semakin akrab dengan teman-teman, sehingga saya semakin

senang dan bersemangat untuk belajar bersama teman-teman.

7. Guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan kesempatan

kepada kami untuk bertanya.

8.

Guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan jawaban yang

menyenangkan terhadap pertanyaan dan jawaban yang diberikan

murid-murid.

9. Belajar dengan menggunakan metode jigsaw dapat

Meningkatkan daya ingat saya

10. Metode jigsaw dapatMeningkatkan hubungan antarsiswa yang

heterogen

11. Metode jigsaw dapat Meningkatkan sikap siswa yang positif

terhadap sekolah

12. Metode jigsaw dapat Meningkatkan sikap siswa yang positif

terhadap guru.

13.

Belajar dengan menggunakan metode jigsaw membuat saya

belajar untuk memecahkan masalah secara bersama-sama

dengan teman

14. Belajar dengan menggunakan metode jigsaw membuat saya

lebih bertanggung jawab pada diri saya.

15. Belajar dengan menggunakan metode jigsaw membuat saya

lebih bertanggungjawab pada teman-teman.

16. Belajar dengan menggunakan metode jigsaw dapat

meningkaktkan ketrampilan berdiskusi.

17. Belajar dengan menggunakan metode jigsaw dapat

meningkatkan ketrampilan bertanya.

18. Belajar dengan menggunakan metode jigsaw dapat

Page 87: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

meningkatkan kemampuan berbaha sayang baik dalam

berdiskusi.

19. Belajar dengan menggunakan metode jigsaw dapat

menumbuhkan rasa percaya diri saya dalam belajar.

20. Belajar dengan menggunakan metode jigsaw membuat saya

tertantang untuk belajar lebih giat lagi.

Page 88: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

Angket Motivasi Belajar

Keterangan: SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Nama :

Kelas :

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Hadir tepat waktu pada saat ada pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

2. Saya mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam sampai

selesai.

3. Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar

Pendidikan Agama Islam.

4. Saya mempunyai keinginan untuk mendapatkan nilai

tertinggi pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.

5. Saya berusaha mengerjakan tugas Pendidikan Agama Islam

dengan usaha sendiri.

6. Saya malas masuk sekolah jika ada pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

7. Saya mengerjakan tugas Pendidikan Agama Islam asal-

asalan yang penting selesai.

8. Saya baru belajar Pendidikan Agama Islam ketika ada tugas

atau ulangan.

9. Saya tidak pernah selesai mengikuti pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

10. Saya puas jika mendapatkan nilai Pendidikan Agama Islam

lebih baik dari kemarin.

11. Saya puas mendapatkan nilai Pendidikan Agama Islam yang

rendah.

12. Jika saya merasa kesulitan dengan pelajaran Pendidikan

Agama Islam saya tingggalkan.

13. Saya tidak ingin mendapatkan nilai yang tinggi pada

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

14. Ketika guru Pendidikan Agama Islam tidak masuk saya

mendiskusikan pelajaran yang telah lalu dengan teman.

15. Belajar Pendidikan Agama Islam dengan metode jigsaw

sangat menarik dan menyenangkan.

16.

Memecahkan masalah melalui diskusi kelompok (jigsaw)

membantu saya lebih mampu mengenal Pendidikan Agama

Islam.

17. Belajar dengan metode kooperatif tipe jigsaw membuat

saya akrab dengan guru dan berani bertanya.

18. Tugas-tugas dan soal-soal mudah dimengerti, sehingga

dapat saya kerjakan dengan baik.

19. Guru selalu memberikan kesempatan kepada kami untuk

bertanya.

20. Saya jadi semangat belajar, karena guru menggunakan

metode yang bervariasi.

Page 89: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

DOKUMENTASI

Page 90: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
Page 91: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
Page 92: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24992/3/MUHAMMAD... · sepirit ke-Agama-an kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi