24
i Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (Studi Kasus pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX SMP Kristen Satya Wacana Salatiga) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Peneliti: Norce Maribel Jenifer Noya (702010040) Teguh Wahyono S.Kom, M.Cs. Widya Damayanti, S.Pd, M.Sc. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Oktober 2014

Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

  • Upload
    others

  • View
    49

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

i

Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis

Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar

Siswa

(Studi Kasus pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX

SMP Kristen Satya Wacana Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:

Norce Maribel Jenifer Noya (702010040)

Teguh Wahyono S.Kom, M.Cs.

Widya Damayanti, S.Pd, M.Sc.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Oktober 2014

Page 2: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

ii

Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis

Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar

Siswa

(Studi Kasus pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX

SMP Kristen Satya Wacana Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:

Norce Maribel Jenifer Noya (702010040)

Teguh Wahyono S.Kom, M.Cs.

Widya Damayanti, S.Pd, M.Sc.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Oktober 2014

Page 3: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

iii

Page 4: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

iv

Page 5: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

v

Page 6: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

vi

Page 7: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

vii

Page 8: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

1

Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis

Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa

(Studi Kasus Pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX SMP Kristen Satya Wacana Salatiga)

1Norce Maribel Jenifer Noya, 2Teguh Wahyono, S. Kom. , M. Cs.,

3Widya Damayanti, S. Pd. , M. Sc. ,

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: [email protected], [email protected]

3widya. [email protected]

Abstract Lackof learning methods and media variation in conventional teaching makes students

less active in learning. The purpose of this study was to determine whether the application of Student Centered Learning (SCL) learning method and classroom-based blogging can enhance the activity of students on ICT subjects in SMP Kristen Satya Wacana. The method used was a quasi-experimental design with nonequivalen control group.The results showed that the application of the SCL-based classroom blogging could increase students’ activity seen from the level of activity, average grades, and the success rate of SCL learning method and classroom –based blogging. Keyword: SCL, classroom blogging, learning method, student activites and learning result

Abstrak Pemilihan metode pembelajaran konvensional dan media pembelajaran yang kurang variatif membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan metode pembelajaran SCL(Student Centered Learning) berbasis classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran TIK di SMP Kristen Satya Wacana. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalen control group. Dimana hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode SCL berbasis classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan siswa yang dapat dilihat dari rata-rata keaktifan siswa, nilai rata-rata siswa, dan keberhasilan penerapan metode SCL berbasis classroom blogging. Kata kunci: SCL, classroom blogging, media pembelajaran,keaktifan siswa dan hasil belajar

1Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana 2Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

3Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

Page 9: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

2

1. Pendahuluan

E-learning merupakan salah satu proses pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran seperti powerpoint, web, blog, prezi, dan lain-lain dalam penyampaian materi pelajaran [1]. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan seorang guru dalam menyampaikan materi adalah blog.Dengan penggunaan blog dapat membuat suatu pembelajaran menjadi kreatif. Penggunaan blog juga harus didukung dengan metode pembelajaran yang kreatif juga.Tetapi disekolah-sekolah saat ini, masih ditemukan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional dan media pembelajaran yang kurang variatif.Akibat dari penggunaan metode konvensional dan media pembelajaran yang kurang variatif ini membuat siswa menjadi tidak fokus dan tidak aktif di dalam pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana kelas IX pada pembelajaran TIK menunjukan bahwa guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dan media pembelajaran yang kurang variatif.Siswa tidak menggunakan buku paket sebagai pedoman pembelajaran, tetapi siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan powerpoint atau notepad. Pemilihan media yang tidak variatif ini menjadikan siswa tidak tertarik dalam pembelajaran dan melakukan aktivitas lain seperti mengobrol dengan teman, saling melempar kertas, dan bermain laptop saat pembelajaran sehingga keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar rendah. Akibat buku teks yang tidak dimiliki siswa ini membuat penguasaan materi siswa menjadi terbatas hanya dari guru saja, maka dari itu diperlukan suatu media belajar yang dapat dipergunakan siswa untuk mencari suatu sumber belajar. Selain itu, kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menjadikan siswa pasif. Selain dari pemilihan media yang tidak melibatkan siswa, metode yang digunakan guru masih metode konvensional, dimana guru menyampaikan pelajaran dengan powerpoint slide yang banyak dan menggunakan metode ceramahdi kelas. Aktivitas belajar siswa dikelas yang tidak dirancang dengan baik ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif didalam suatu pembelajaran. Keaktifan siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan alternatif pembelajaran seperti media pembelajaran yang variatif dan interaktif serta metode pembelajaran yang lebih berfokus kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran.Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalahblog, dimana tidak hanya teks yang dapat dimasukkan di dalamya, namun jugavideo, audio, animasi, gambar dan lain-lain. Sementara itu, metode pembelajaran sebaiknya menggunakan metode yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran seperti student centered learning (SCL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan SCL berbasis classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan siswa dan dapat berdampak positif terhadap hasil belajar, serta untuk mengetahui apakah metode SCL berbasis classroom blogging ini dapat diterapkan didalam suatu pembelajaran.

Page 10: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

3

2. Kajian Pustaka Penelitian yang relevan dengan topik ini adalah penelitian yang dilakukan

oleh Nur Maryam tentang penggunaan metode SCL berbasis classroom blogging dalam meningkatkan hasil belajar.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan penggunaan metode SCL berbasis classroom blogging dapat efektif meningkatkan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen dari 34,87 menjadi 66 dibandingkan dengan nilai kelas kontrol yang nilai rata-rata 33,75 menjadi 54,89[2].

Penelitian lain yang relevan adalah penelitian Sugiyo Warlan tentang efektifitas metode SCL berbasis fun chemistry untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan SCL dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan mampu memberikan nilai ketuntasan siswa sebesar 88,89% [3]. Persamaan penelitian Nur Maryam dengan penelitian ini adalah penggunaan metode SCL menggunakan classroom blogging.Sedangkan perbedaannya, pada penelitian Nur Maryam tidak dijelaskan secara terperinci proses pembelajaran dengan menggunakan metode SCL dan target yang dituju oleh Nur Maryam adalah hasil belajar, sedangkan pada penelitian ini target yang ingin ingin dicapai adalah keaktifan belajar siswa. Persamaan penelitian Sugiyo Warlan dengan penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran SCL, sedangkan perbedaannya Sugiyo Warlan tidak menggunakan media pembelajaran sebagai pendukung dalam proses pembelajaran di kelas.Penelitian ini membahas tentang penerapan metode SCL berbasis classroom blogging untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Metode SCL merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses belajar itu sendiri [4]. SCL ini bersifat strategis dan inovatif.Dikatakan strategis karena dapat memfasilitasi siswa aktif dalam proses pembelajaran yang mengembangkan potensi dirinya dan menempatkan siswa sebagai subyek yang bertanggung jawab dalam pembelajaran. Inovatif, karena siswa tidak terikat oleh kelas belajar dan guru sebagai sumber dan tujuan pembelajaran [5].Dalam menerapkan SCL, Kustijono menyatakan ada prinsip-prinsip utama yang harus ada dalam suatu pembelajaran adalah (1) tanggung jawab, (2) peran, (3) keadilan, (4) mandiri, (5) berfikir kritis dan kreatif, (6) komunikatif, (7) kerjasama dan (8) integritas [6].

Menurut Afianti, SCLmerupakan suatu pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa dengan keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa yaitu (a) berbagi informasi (dengan cara curah gagasan, diskusi kelompok dan seminar), (b) belajar dari pengalaman (dengan cara: simulasi, bermain peran dan kelompok temu), (c) pembelajaran melalui pemecahan masalah (dengan cara: studi kasus, tutorial dan lokakarya) [7].

Media pembelajaran menurut Sabriadalah alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar

Page 11: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

4

mengajar [8]. Dalam penelitian ini, media pembelajaran yang digunakan adalah media pembelajaran berbasis blog.

Blog merupakan salah satu layanan internet yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang tidak terbatas bagi seorang pengajar maupun pelajar. Sedangkan blogging merupakan suatu cara komunikasi melalui sebuah gagasan atau ide yang kemudian dituangkan di dalamblog dan dijadikan sebuah artikel atau postingan [9]. Menurut Nur Maryam, classroom blogging adalah suatu media pembelajaran yang menggunakan blog pada proses belajar mengajarnya. Classroom blogging ini dapat dibuat menggunakan situs pembuatan blog seperti wordpress.com,blog. com, weebly.comdan lain-lainnya. Dengan penggunaan classroom blogging, guru dapat memposting materi pelajaran yang dapat diakses oleh siswa atau oleh pengguna internet umum.Guru juga dapat menjadikan classroom blogging ini sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kelas.Classroom blogging ini dapat akses dari luar sekolah selama di tempat tersebut fasilitas pendukung yaitu internet [2]. Keaktifan siswa menurut Sudjana dapat dilihat dari indikator keaktifan siswa yaitu turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan permasalahan, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok, melatih diri dalam memecahkan soal dan kesempatan menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau masalah [10].

Keaktifan tidak hanya muncul dari diri siswa saja, tetapi keaktifan siswa bisa muncul melalui suasana pembelajaran yang aktif oleh guru dengan pemilihan media dan metode pembelajaran yang variatif untuk menimbulkan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Selain itu indikator keaktifan yang digunakan adalah dari Paul D. Deirich dimana indikator tersebut menjadi pedoman dalam melihat tingkat keaktifan belajar siswa dialam kelas yang dapat dilihat melalui beberapa kegiatan yaitu 1) kegiatan visual, 2) kegiatan lisan, 3) mendengarkan dan 4) menulis [11].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent control group, dimana kelompok subyek diambil secara acak dari populasi tertentu dan dilakukan uji pretest untuk menentukan keadaan awal pembelajaran sebelum diberikan treatment,setelah itudilakukan treatmentsecara berturut-turut dan yang terakhir diberikan posttest untuk mengukur hasil belajar pada kelompok belajartersebut [12]. Adapun indikator soal tes yang digunakan di dalampretest dan posttestadalah sebagai berikut:

Tabel 1 Indikator Soal Test

No. Indikator No. Pertanyaan 1. Dapat menjelaskan sejarah internet 8,10 2. Dapat mendiskripsikan perkembangan internet 1,11,18

Page 12: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

5

3. Dapat menjelaskan jenis-jenis jaringan komputer 2,4,5,9,13,14,20

4. Dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing jaringan komputer

3,6,7,12,15,16,17

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Kristen Satya Wacana

tahun ajaran 2014/2015.Sampel yang digunakan adalah kelas IX A yang berjumlah 26 siswa dan kelas IX C yang berjumlah 27 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan angket. Observasi dilakukan untuk mengetahui kekatifan belajar siswa selamaproses pembelajaran berlangsung di kelas. Tes dilakukan untuk menjadi acuan dalam mengetahui hasil belajar siswa.Sedangkan angket dilakukan untuk mengetahui apakah metode SCL berbasis classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan dapat mengetahui apakah metode SCL berbasis classroom blogging dapat diterapkan di dalam pembelajaran. Instumen tes yang dipakai adalah pretest dan posttest dengan soal yang sama, hanya dibedakan pada penomoran soal. Instrumen observasi yang digunakan berupa check list. Dalam instrument observasi, indikator yang digunakan sebagai panduan observasi adalah indikator aktivitas yang dikemukakan oleh Paul D.Deirich dimana didalam kegiatan visual, lisan, mendengarkan dan menulis merupakan kegiatan yang menunjang terjadinya kekatifan didalam kelas yang dapat dilihat dalam tabel 2 [11].

Tabel 2 Indikator Keaktifan Paul D. Deirich [11]

No Indikator Keaktifan

Sub Indikator Skor 1 2 3 4

1 Visual

Siswa memperhatikan penjelasan guru 2 Siswa membaca buku / materi yang diberikan 3

Lisan

Siswa mengajukan pertanyaan pada guru atau pada saat diskusi

4 Siswa memberi jawaban, pendapat, saran kepada guru/teman

5 Siswa melakukan diskusi kelompok 6

Mendengarkan Siswa mendengarkan penjelasan guru

7 Siswa mendengarkan pendapat temannya saat berdiskusi

8

Menulis

Siswa mengerjakan latihan yang diberikan baik individu maupun kelompok

9 Siswa menjawab pertanyaan baik pertanyaan tugas individu maupun kelompok

10 Siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru

Gambar 1 berikut ini merupakan prosedur penelitian yang dilakukan selama 4 minggu.Dalam gambar 1 dijelaskan tahap-tahapan saat melakukan penelitian dari awal observasi sampai dengan penarikan kesimpulan penelitian.

Page 13: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

6

Gambar 1 Prosedur penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan pertama adalah observasi metode pengajaran, media pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses belajar berlangsung. Kedua, melakukan studi literatur tentang materi ajar, dan masalah yang ada.Ketiga, pembuatan instrument yang meliputi pembuatan blog, penyusuan checklist, penyusunan test dan penyusunan angket.Pada pembuatan blog dilakukan uji relevensi dengan guru kemudian dilakukan perbaikan pada blog tersebut dan diterapkan kepada kelas IXC (kelas eksperimen).Setelah checklist disusun, dilakukan observasi keaktifan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pertemuan 1-3 dengan mengisi checklist tersebut. Pada penyusunan testdilakukan uji coba soal test pada kelas normal dan setelah itu dilakukan perbaikan soal test. Soal test ini dibagi menjadi dua yaitu pretest yang diberikan pada awal pelajaran dan posttest yang diberikan pada akhir pelajaran. Angket disusun menjadi 2 bagian yaitu angket keaktifan yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol serta angket 8 prinsip SCL berbasis classroom blogging menurut Kustijono yang diberikan di kelas eksperimen. Setelah mendapatkan hasil dari instrumen penelitian, data yang dihasilkan tersebut diolah dan dianalisis hasilnya kemudian ditarik kesimpulan dari penelitian tersebut. Pembuatan classroom bloggingmenggunakan waterfall. Metode waterfalldilakukan dengan 5 tahapan yaitu analisa kebutuhan, desain, implementasi, uji coba dan operasi[13].

Gambar 2 siklus waterfall

Analisa Kebutuhan

Desain

Implementasi

Uji Coba

Operasi

Page 14: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

7

Pada gambar 2, tahapan pertama yang dilakukan di dalam pembuatan classroom blogging adalah analisa kebutuhan.Analisa kebutuhan ini Kebutuhan dalam proses belajar mengajar yaitu kesenjangan antara apayang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan, selain itu menganalisa topik-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanyamemerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapatditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada tahapan kedua, dibuatlah rancangan atau desain media blog itu sendiri.Pada tahapan ini pembuatan blog menggunakan situs weebly.com.Tahapan ketiga, setelah pengumpulan materi ajar dan desain blog, materi-materi tersebut di terapkandi dalamblog tersebut.Pada tahapan keempat, dilakukan uji coba dengan guru sebelum blog tersebut digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pengulangan proses pembuatan blog. Dari uji coba dengan guru, ada 2 hal perbaikan yaitu pertama tampilan perlu dibuat menarik dengan memperbanyak gambar dan memasukan video tentang sejarah internet dan yang kedua adalah memperbesar ukuran font pada blogyangakan ditayangkan menggunakan LCD proyektor. Pada tahapan kelima, setelah dilakukan uji coba blog tersebut dioperasikan pada proses pembelajaran di kelas.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian pada kelas eksperimen dilakukan selama 3 minggu dengan 2 kali pertemuan.Materi yang diajarkan adalah Sejarah dan perkembangan internet serta jaringan komputer.

Langkah-langkahproses belajardapar dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Langkah - langkah Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pertemuan 1 Dilakukan observasi keaktifan dengan mengisi checklist

Media pembelajaran notepad Materi pelajaran : pengenalan internet

Pemberian soal pretest Pertemuan 2 (treatment 1)

Dilakukan observasi keaktifan dengan mengisi checklist

Materi pelajaran: Sejarah dan Perkembangan Internet

Media pembelajaran powerpoint

Pemberian tugas didalam kelas

Dilakukan observasi keaktifan dengan mengisi checklist

Materi pelajaran : Sejarah dan Perkembangan Internet

Media pembelajaran : classroom blogging dengan menggunakan metode pembelajaran SCL

Diskusi bersama didalam kelas Pemberian tugas yang dapat

diakses melalui blog Pertemuan 3 (treatment 2)

Dilakukan observasi keaktifan dengan mengisi checklist

Materi pelajaran : Jaringan Komputer

Media pembelajaran notepad Pemberian tugas individu

Dilakukan observasi keaktifan dengan mengisi checklist

Materi pelajaran : Jaringan Komputer

Media pembelajaran: classroom blogging dengan menggunakan

Page 15: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

8

didalam kelas Pemberian soal posttest dan

angket

metode pembelajaran SCL Membuat kelompok diskusi yang

dikelompokkan menjadi 8 kelompok diskusi yang masing-masing berisi 4 siswa

Soal diskusi diambil dari soal tugas yang dikirim melalui email

Presentasi hasil diskusi kelompok Pemberian soal posttest dan

angket

Pada pertemuan 2 dan 3 guru menjelaskan tentang materi yang ada di dalamblog.Siswa terlihat sangat penasaran dengan media blog yang baru pertama kali digunakan di dalam pembelajaran di kelas.Dibawah ini merupakan tampilan dari blog.

Gambar 3 Tampilan menu home

Terdapat menu home, materi pelajaran, tugas dan about medalam blog ini.

Menu homeberisi tentang pengantar sebelum menggunakan blog sebagai media pembelajaran. Menu materi pelajaran berisi tentang materi-materi pelajaran TIK yang dapat dibaca serta pada salah satu materi terdapat video yang berisikan tentang sejarah internet. Pada menu tugas berisi tentang tugas yang harus dikerjakan siswa dan cara pengumpulan tugas tersebut, dan pada menu about me berisi tentang biodata atau profil dari penulis blog itu sendiri.Di dalam blog terdapat fitur-fitur yang dapat mendukung kegiatan penggunanya. Fitur-fitur tersebut antara lain post yaitu sebuah tulisan yang terpisah dengan tulisan-tulisan lainnya yang ada di dalamblog(menggambarkan isi dariblog),komentar yaitufasilitas yang memberi kesempatan bagi parapengunjung sebuah blog untuk memberikan tanggapan mengenai tulisandalam blog.Pembuatan blog ini dapat menjadi salah satu media pembelajaran bagi guru dalam penyampaian materi didalam kelas. Selain itu, blogjuga dapat dijadikan referensi pembelajaran dan jurnal pembelajaran bagi siswa diluar jam pelajaran sekolah.

Page 16: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

9

Data yang diperoleh dari observasi keaktifan siswa dengan menggunakancheck listdiolah menggunakan kuantitatif deskriptif dan diberi skor berdasarkan jumlah tanda yang menunjukkan keaktifan siswa berdasarkan indikator kemudian dilakukan perhitungan persentase hasil dengan menggunakan rumus berikut [14]:

%: = ����������

���������� 100%

Kriteria keaktifan siswa diukur berdasar pengelompokkan [14]: >75 % : keaktifan tinggi 55%-60 %:keaktifan cukup 61 % -75 %:keaktifan baik <55 :keaktifan kurang

Dengan kriteria peniliaian : 1 = kurang aktif 3 = aktif 2 = cukup aktif 4 = sangat aktif

Page 17: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

10

Tabel 4 Tingkat keaktifan siswa menurut indikator Paul D. Deirich [11]

No. Indikator Keaktifan

Sub Indikator

Persentase (%)

Pertemuan Awal Pertemuan 2 Pertemuan 3 Rata-Rata

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

1. Visual

Siswa memperhatikan penjelasan guru 67,31baik 61,11baik 71,15baik 71,29 Baik 64,42 baik 75,93tinggi 66,99 67,90

2 Siswa membaca materi yang diberikan 72,11baik 56,48cukup 64,42baik 65,74 Baik 62,5 baik 76,85tinggi

3

Lisan

Siswa mengajukan pertanyaan pada guru saat pelajaran atau pada saat diskusi

74,03baik 63,89baik 73,08baik 70,37 Baik 73,07 baik 77,78tinggi

67,94 69,44 4 Siswa memberi jawaban, pendapat, saran kepada guru/teman

65,38baik 60,19cukup 62,5baik 67,59 Baik 58,65 cukup 74,07baik

5 Siswa melakukan diskusi bersama di kelas/dikelompok

64,42baik 58,33cukup 71,15baik 69,44 Baik 69,23 baik 83,33tinggi

6 Mendengar-

kan

Siswa mendengarkan penjelasan guru 72,11baik 57,41cukup 65,38baik 66,66 Baik 63,46 baik 74,15baik

68,27 69,76 7

Siswa mendengarkan pendapat teman saat berdiskusi/ mengajukan pendapat di kelas

75baik 56,49cukup 62,5baik 72,22 Baik 71,15 baik 79,63tinggi

8

Menulis

Siswa mengerjakan latihan baik individu maupun kelompok

73,07baik 61,11baik 67,30baik 73,15 Baik 64,42 baik 85,18tinggi

66,31 70,57 9

Siswa menjawab pertanyaan baik tugas individu maupun kelompok

67,30baik 62,04baik 67,31baik 68,51 baik 65,38 baik 78,70tinggi

10 Siswa mencatat materi yang disampaikan 68,27baik 55,56cukup 63,46baik 71,29 baik 60,57 baik 80,56tinggi

Rata-rata 70,10 baik 59,26 cukup 68,07 baik 69,63 baik 65,28 baik 81,85 tinggi 67,82 70,25

Sumber Data Primer Diolah 2014

Page 18: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

11

Dari tabel 3, pada pertemuan pertemuan awal (pertemuan 1), rata-rata keaktifan kelas kontrol lebih besar 70,10% dengan kriteria keaktifan baik. Berbeda dengan kelas eksperimen dimana tingkat rata-rata pada kelas eksperimen 59,26 % dan berada dalam kriteria keaktifan cukup baik. Meskipun dari beberapa indikator berada pada kategori keaktifan yang sama, namun terlihat presentasenya berbeda. Pada indikator visual, presentase siswa saat mendengarkan penjelasan guru berada pada kelompok keaktifan baik untuk kelas eksperimen 61,11% dan kelas kontrol 67,31%. Hal ini dikarenakan siswa pada kelas eksperimen banyak yang ribut di kelas dan masih sering mengobrol dengan teman sebangkunya. Sedangkan terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa pada kelas kontrol 72,11% yang berada pada kelompok baik dengan kelas eksperimen yang berada pada kelompok keaktifan cukup pada kegiatan membaca materi. Hal ini terjadi karena terlalu banyak materi yang disampaikan dalam slide powerpointsehingga siswa menjadi malas dalam membaca. Pada indikator lisan, kelas eksperimen berada pada kelompok cukup dibandingkan dengan kelas kontrol yang berada pada kelompok baik.Dalam mengajukan pertanyaan, memberi saran, atau melakukan diskusi di kelas, kelas eksperimen lebih banyak pasif dibandingkan dengan kelas kontrol.Pasifnya siswa di kelas eksperimen terjadi karena metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah, sehingga siswa menjadi malas dalam bertanya maupun memberi saran dalam pembelajaran.Pada kegiatan mendengarkan, kelas eksperimen lebih banyak ribut di kelas daripada mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini terjadi karena guru lebih banyak duduk dalam menyampaikan pelajaran, sehingga guru tidak memperhatikan siswa saat pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Berbeda dengan kelas kontrol yang lebih banyak mendengarkan penjelasan guru maupun saat temannya sedang berpendapat di kelas. Pada kegiatan menulis, siswa kelas kontrol berada pada kelompok keaktifan baik yaitu 73,07% pada saat mengerjakan tugas, 67,30% siswa menjawab pertanyaan, 68,27% siswa mencatat materi. Di kelas kontrol siswa sangat antusias didalam menulis materi bahkan siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru baik tugas individu maupun tugas kelompok. Sedangkan pada kelas eksperimen 61,11% siswa mengerjakan tugas, 62,04% siswa menjawab pertanyaan dan 55,56% siswa mencatat materi. Pada saat siswa mencatat materi, keaktifan siswa cukup, karena materi yang terlalu banyak membuat siswa malas dalam mencatat materi tersebut.Selain itu pada saat siswa mengerjakan tugas, terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas dan ribut bersama dengan teman sebangkunya.Hal ini juga terlihat saat siswa diberikan pertanyaan oleh guru.Pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa tersebut lebih banyak diam dan melamun di kelas. Pada pertemuan kedua, terjadi peningkatan rata-rata pada kelas eksperimen. Rata-rata kelas eksperimen naik menjadi 69,36 %dengan keaktifan baik sedangkan rata-rata pada kelas kontrol menurun menjadi 68,07% dengan tingkat keaktifan baik. Hal ini terlihat pada minat siswa pada kelas eksperimen dalam pembelajaran. Pada awal penggunaan blog, siswa tertarik dengan materi yang disajikan dengan menggunakan media yang berbeda. Pada saat melakukan diskusi bersama di kelas terlihat bahwa persentase keaktifan kelas kontrol lebih tinggi 71,15% daripada kelas eksperimen 69,44%. Hal ini disebabkan karena di

Page 19: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

12

kelas eksperimen saat mengadakan diskusi bersama, siswa masih kurang aktif dalam menjawab pertanyaan bahkan saat diminta pendapat tentang materi, siswa masih terlihat diam dan masih bingung tentang materi tersebut. Pada pertemuan yang ketiga, siswadi kelas eksperimen sangat aktif dalam kelas.Aktif dalam bertanya, berpendapat, bahkan di dalam kelompok diskusi siswa saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas.Dilihat dari rata-rata keaktifan di kelas eksperimen naik menjadi 81,85% dengan tingkat keaktifan tinggi, sementara kelas kontrol turun menjadi 65,28 % dengan tingkat keaktifan baik. Hal ini terjadi karena pada saat pelajaran di kelas kontrol, siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan sehingga tugas tidak selesai dan siswa ribut serta mengobrol dengan teman.Di kelas eksperimen, siswa memberi pendapat dalam kelompok dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator dalam kelas.Dari tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata kekatifan masing-masing indikator pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada indikator visual, rata-rata keaktifan kelas eksperimen 67,90% lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang rata-rata keaktifannya 66,99%. Pada indikator lisan, kelas eksperimen memiliki rata-ratta keaktifan sebesar 69,44% dan kelas kontrol 67,94%. Indikator mendengarkan didapatkan rata-rata keaktifan kelas eksperimen 69,76% lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 68,27%. Pada indikator menulis didapatkan bahwa rata-rata keaktifan kelas eksperimen lebih besar 70,57% dibandingkan kelas kontrol yang rata-rata keaktifannya 66,31 Pada kelas eksperimen penggunaan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang lebih variatif membuat siswa dapat fokus dan aktif dalam pembelajaran.Pembelajaran menggunakan metode SCL membuat siswa aktif bertanya, berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas baik tugas individu maupun kelompok. Media pembelajaran classroom blogging membantu siswa lebih fokus, apalagi materi pembelajaran dapat diakses diluar jam sekolah. Hasil Tes Sebelum diberikan kepada siswa, soal pretest dan posttestdiujikan validitas dan reabilitasnya terlebih dahulu pada kelas IXB yang berjumlah 26 siswa.Kelas IXB bukan merupakan sampel penelitian. Dari 25 soal yang diberikan kepada siswa, hanya 20 soal yang valid dengan tingkat reabilitasnya 0,7458. Pada kelas kontrol (IXA) dan kelas eksperimen (IXC) dapat nilai rata-rata pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 5dibawah ini:

Tabel 5 Rata-rata pretest dan posttest

Kelas Pretest Posttest Kontrol 66. 73 65. 96

Eksperimen 64. 81 74. 81

Dari tabel 4, rata-rata nilai pada kelas kontrol mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pada saat proses belajar mengajar, siswa di kelas kontrol masih belum memahami materi yang diajarkan dan masih ribut saat proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, banyaknya materi pada slide

Page 20: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

13

powerpointmembuat siswa malas dalam membaca dan malas dalam mecatat. Sehingga pemahaman siswa tentang materi pelajaran menjadi kurang.Sedangkan pada kelas eksperimen, mengalami peningkatan pada rata-rata nilai posttest. Dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menggunakan media dan metode pembelajaran yang baru. Untuk melihat adanya peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran maka dilakukan uji gain. Hasil dari uji gain didapatkan dengan rumus :

g = ���������������

����������������

Dengan kriteria peningkatan : g> 0,7 : Peningkatan tinggi 0,3> g >0,7 : Peningkatan sedang g ≤ 0,3 : Peningkatan rendah

Tabel 6 Hasil Uji Gain Uji Gain

Kontrol 0.0231 Eksperimen 0.3970

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa peningkatan pada kelas eksperimen berada pada peningkatan nilai sedang dan kelas kontrol berada pada kategori peningkatan rendah.Hal ini di karenakan pada kelas kontrol masih banyak siswa yang ribut saat guru menjelaskan materi di kelas.Sehingga saat di berikan pertanyaan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.Berbeda dengan kelas eksperimen, dimana siswa sangat antusias dalam mengikuti pelajaran sehingga menghasilkan nilai yang baik dan siswa mengerti dengan penjelasan guru saat mengajar. Hasil Angket

Data yang diperoleh merupakan tanggapan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam angket.Terdapat 2 angket yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu angket keaktifan siswa menurut Kurniawati dan angket angket penerapan metode SCL berbasis classroom blogging menurut Kustijono.Sedangkan pada kelas kontrol hanya diberikan 1 angket yaitu angket keaktifan siswa menurut Kurniawati.Indikator keaktifan siswa menurut Kurniawati dapat dilihat dari: (1) perhatian siswa terhadap penjelasan guru, (2) kerjasama dalam kelompok, (3) kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi, (4) kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dalam kelas, (5) memberi kesempatan berpendapat pada teman, (6) mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, (7) memberi gagasan yang cemerlang, (8) membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang, (9) keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang, (10) memanfaatkan potensi anggota kelompok dan (11) saling membantu dan menyelesaikan masalah [15].

Page 21: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

14

Angket ini diberikan kepada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pertemuan ke 3.Presentase hasil dengan perhitungan sebagai berikut [14]

%: = ����������

���������� 100%

Dengan kriteria peniliaian : 1 = tidak pernah 3 = sering 2 = kadang-kadang 4 = selalu

Tabel 6 Tanggapan Siswa per indikator keaktifan menurut Kurniawati [15]

No. Indikator Presentase Hasil Kelas

Kontrol Eksperimen 1 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 81,25 87,04 Kerjasama dalam kelompok 72,11 84,25 2 Mengemukakan pendapat dalam kelompok diskusi 71,15 83,33 3 Mengemukakan pendapat dalam kelompok di kelas 59, 61 71, 29

4 Memberi kesempatan kepada teman dalam berpendapat

65,38 87,96

5 Mendengar pendapat teman 67,30 72,22 6 Membuat gagasan yang cemerlang 56,65 73, 14 7 Membuat perencanaan dan kerja yang matang 65,38 78,70 8 Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain 70,19 85,18 9 Memanfaatkan potensi anggota kelompok 75,96 81,48 10 Saling membantu dan menyelesaikan masalah 82,69 83,38 Rata-rata 70,91 81,40

Sumber Data Primer Diolah 2014

Dari hasil tabel 6, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode SCL berbasis classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan belajar siswadibandingkan dengan penggunaan metode konvensional dan media yang kurang variatif. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan per indikator di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, dan rata-rata indikator kelas eksperimen 81,40% lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya memiliki rata-rata 70,91%. Untuk mengetahui apakah dengan SCL berbasis classroom blogging dapat digunakan di dalam pembelajaran, maka diberilah angket penerapan SCL berbasis classroom blogging menurut Kustijono dengan indikator 9 prinsip SCL di kelas eksperimen [6]. Hasil angket disajikan tabel 7 dengan perhitungan:

Persentase Keberhasilan= %: = ����������

���������� 100%

Dengan criteria peniliaian : 1 = tidak pernah 3 = sering 2 = kadang-kadang 4 = selalu

Page 22: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

15

Tabel 7Tingkat keberhasilan penerapan metode SCL berbasisClassroom Blogging menurut Kustijono [6]

No. Indikator Persentase Keberhasilan

1. Tanggung Jawab 81, 48 2. Peran Serta 76,85 3. Keadilan 77,77 4. Mandiri 78,70 5. Berfikir kritis dan kreatif 79,62 6. Komunikatif 85,18 7. Kerjasama 84,25 8 Integritas 81,17

Rata-Rata 80,74 % Sumber Data Primer Diolah 2014

Dari tabel 7dapat dilihat bahwa SCL berbasis classroom bloggingmemberikan pengaruh yang baik pada proses belajar mengajar. Penerapan metode SCL berbasis classroom blogging ini menunjukkan bahwa tingkat tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan persentase 81,48%. Persentase siswa yang ikut berperan serta aktif dalam pembelajaran adalah 76,85%. Persentase siswa dalam keadilan atau memberi kesempatan kepada siswa lain dalam berpendapat adalah sebesar 77,77%. Kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugas sebesar 78,70%. Sebesar 79,62% siswa di kelas eksperimen dapat menuangkan ide-ide baru dan dapat berfikir kritis dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan penerapan SCL berbasis classroom blogging, 85,18% siswa dapat saling berinteraksi dengan siswa lain, 84,25% siswa dapat saling bekerjasama dengan siswa lainnya dalam suatu bentuk diskusi kelompok dan 81,17% siswa percaya diri dalam menyelesaikan tugas dan dapat memahami materi yang diajarkan. Dari tingkat pemenuhan 8 indikator diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasil penerapan metode SCL berbasis classroom blogging adalah 80,74%. Kendala yang ditemukan dalam penelitian ini adalah penerapan SCL berbasis classroom blogging pada minggu ke 2 tidak maksimal karenasetengah dari jam pelajaran digunakan pihak sekolah untuk melakukan razia. Konsekuensi yang timbul dari kendala tersebut adalah kurangnya waktu yang digunakan untuk proses belajar mengajar dan penerapan metode SCL tidak dapat dilakukan dengan maksimal. Jika kendala tersebut tidak terjadi, maka proses belajar mengajar dapat berlangsung secara maksimal dan dapat melakukan proses diskusi diluar kelas. Kendala lain yang terjadi yaitu partisipasi siswa dalam melakukan diskusi dalam blog tidak dapat terlaksana karena guru meminta untuk menghapus kolom

Page 23: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

16

interaksi. Interaksi yang diminta oleh guru terjadi melalui email.Hal ini membuat partisipasi siswa dalam pemanfaatan blog menjadi tidak maksimal.Jika guru tidak meminta untuk menghapus kolom interaksi, maka siswa dapat melakukan interaksi dengan guru melalui blog diluar jam pelajaran sekolah. Merujuk pada metode pembelajaran SCL menurut Afianti tentang 3 hal penting yang harus ada didalam pembelajaran SCL, hanya 1 yang dapat diterapkan dalam penelitian ini adalah berbagi informasi. Hal ini terjadi karena pembelajaran siswa didalam kelas sehingga dapat dilakukan diskusi bersama. Sementara 2 hal penting laintidak dapat dilakukan karena ruang lingkup belajar siswa hanya didalam kelas dan materi yang diterima siswa hanya sebatas dari guru. Jika 3 hal penting ini dapat diterapkan, maka proses belajar dengan menggunakan metode SCL ini dapat berjalan dengan maksimal. Kendala lainnya yang terjadi adalah kurangnya fasilitas internet dan buku paket pelajaran.Hal ini membuat siswa kurang aktif dalam menggunakan blog selama pelajaran.Selain itu materi yang diterima siswapun hanya terbatas dari guru. Jika kedua fasilitas ini ada, maka siswa bias mendapatkan materi pelajaran tidak hanya melalui buku paket dan teori dari guru tetapi juga dari cakupan wilayah luas. Dari kendala tersebut, pengaruh terhadap penelitian ini adalah siswa kurang berinteraksi dengan guru diluar jam pelajaran sekolah, sehingga siswa hanya dapat bertanya melalui email atau saat di sekolah.

5. Simpulan Dari proses belajar yang dilakukan pada awal pertemuan sampai dengan pertemuan 3dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SCL berbasis classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran TIK kelas IX di SMP Kristen Satya Wacana. Dari observasi yang dilakukan pada setiap pertemuan, terjadi peningkatan keaktifan siswa dari 59,26%menjadi 81,85% dengan rata-rata persentase keberhasilan indikator keaktifan sebesar 70,25%. Hal ini juga tampak dari tanggapan siswa melalui angket yang diberikan bahwa penerapan metode SCL berbasis classroom blogging mendorong mereka untuk lebih aktif.Tanggapan siswa masuk dalam kriteria keaktifan yang tinggi (81,40%) dibandingkan tingkat keaktifan di kelas kontrol yaitu 70,91%. Peningkatankeaktifan terbukti memberi pengaruh positif pada presentase hasil belajar siswa kelas eksperimen meningkat 10 angka dari nilai rata-rata 64,81 menjadi 74,81. Dari hasil yang diuraikan diatas, nampak bahwa pertemuaan awal didalam kelas kontrol berada pada kategori baik (menurut indikator Paul D. Deirich). Pada proses pembelajaran selama 2 kali pertemuan, kelas kontrol tetap berada pada kategori baik namun mengalami penurunan menjadi dari 70,10% menjadi 65,28% karena siswa mulai kurang aktif didalam pembelajaran dan pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dari 59,26% menjadi 81,85% dengan kategori yang cukup menjadi tinggi. Dengan kendala –kendala yang ada, maka pelaksanaan metode SCL berbasis classroom blogging ini tidak berjalan dengan maksimal.Diharapkan metode SCL berbasis classroom blogging ini dapat dikembangkan oleh peneliti-peneliti yang lainnya dan dapat mengatasi kendala-kendala yang terjadi didalam penelitian ini.

Page 24: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning ......1 Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa (Studi Kasus

17

6. Daftar Pustaka [1] Kodir, Abdhul. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia

[2] Nur Maryam, dkk. 2010. Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar SMA. Laporan Penelitian. Pendidikan Ilmu Komputer UPI.

[3] Sugiyo Warlan, dkk. 2009. Efektifitas Metode Student Centered Learning Yang Berbasis Fun Chemistry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Vol. 3. FMIPA Universitas Negeri Semarang

[4] Kurdi, Fauziah Nuraini. 2009. Penerapan Student-Centered Learning Dari Teacher-Centered Learning Mata Ajar Ilmu Kesehatan Pada Program Studi Penjaskes. Forum Kependidikan, Volume 28

[5] Tilaar. H. A. R. 2012. Media Pembelajaran Aktif, Bandung: Nuansa [6] Kustijono,Rudi. 2011. Implementasi Student Centered Learning Dalam Praktikum

Dasar. Jurnal Penelitian. Jurusan Fisika Unesa. [7] Afianti, Tina. 2009. Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning.

Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Jurnal Penelitian.

www.imparametric.com. Diakses September 2014

[8] Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Ciputat: PT CIPUTAT PRESS

[9] Kusumah,Wijayah. 2012. TIK:Menulis Blog, Jakarta: PT Permata Puri Media [10] Sari,Winda Pramita. 2011. Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar

Siswa Melalui Metode Index Card Match Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Kopeng 01 Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Pend. Guru Sekolah Dasar Universitas Kristen Satya Wacana.

[11] Ahmad, Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta

[12] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: ALFABETA

[13] Situmorang, Richard. 2014. Analisis dan Rekayasa Perangkat Lunak Data Pensiun Pada Dinas Komunikasi Informatika Provinsi Sumatra Utara Dengan Model Waterfall. Jurnal Pelita Informatika Budi darma, Volume, VII Nomor:2. Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma

[14] Nafisah, Syafrotun. 2010. Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Membaca Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan dengan Metode Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada SiswaKelas VIII-H MTSN 1 Semarang Tahun Pelajaran 2009-2010. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

[15] Kurniawati, Dwi Dhida. 2010. Pengaruh Metode Mind Mapping Dan Keaktifan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.Skripsi.Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.