122
PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 187/X DESA BANGUN KARYA SKRIPSI Oleh NURHARYADI NIM. TPG. 141141 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN

TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERCERITA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH

DASAR NEGERI 187/X DESA BANGUN KARYA

SKRIPSI

Oleh

NURHARYADI

NIM. TPG. 141141

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

Page 2: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN

TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

BERCERITA PADA SISWA KELAS III SEKOLAH

DASAR NEGERI 187/X DESA BANGUN KARYA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NURHARYADI

NIM. TPG. 141141

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

Page 3: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

ii

Page 4: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

iii

Page 5: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

iv

Page 6: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

v

Page 7: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

vi

PERSEMBAHAN

Bismiillahirrohmannirrahim

Terimakasih kepada Allah SWT atas nikmat yang Engkau berikan sehingga skripsi

ini mampu hamba selesaikan dengan baik

Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta ayah wagito dan ibunda purwanti yang

selalu mensuport dan memotivasi

Terimakasih kepada kakek dan nenek yang selalu memberi semangat

Semua keluarga besarku, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini

Ibu, bapak dosen jurusan PGMI terimakasih atas segala bimbingan dan fasilitasnya

selama ini, terutama bapak habibuddin ritonga dan ibu yusria selaku pembimbing

yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan masukan terhadap skripsi ini serta

telah memberikan motivasi kepada saya

Kepada teman seperjuanganku PGMI B angkatan 2014 yang tidak bisa disebutkan

satu persatu

Serta sahabatku yang selalu mensuport dan berdoa untuk penyelesaian skripsi ini

Page 8: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

vii

MOTTO

:(٦٨١)البقرة

Artinya: dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka

(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan

orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka

itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,

agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Q.S Al-Baqara: 186). ( Penerbit.

Lembaga Percetakan Al-Qur‟an Pemprov Jambi 2012 )

Page 9: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang maha esa, yang telah

memberikan kesehatan jasmani maupun rohani sehingga peneliti dapat dan

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beriringan salam atas nabi Muhammad SAW

pembawa risalah pencerahan manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapat gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Penulis menyadari bahwa

penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi

baik moril maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan khususnya kepada:

1. Bapak Dr.H.Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, M.A.Phd selaku wakil Rektor I UIN STS Jambi.

3. Bapak Dr.Hidayat, M.Pd selaku wakil Rektor II UIN STS Jambi.

4. Ibu Dr.Hj Fadila Husen,M.Pd selaku wakil Rektor III UIN STS Jambi.

5. Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruann

UIN STS Jambi.

6. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd selaku wakil Dekan I Fakultas

Tarbiyah dan Keguruann UIN STS Jambi.

7. Bapak Dr. Zawaki Afdal jamil, M.Pd.I selaku wakil Dekan II Fakultas

Tarbiyah dan Keguruann UIN STS Jambi.

8. Bapak Dr. Kemas Imran, M.Pd.I selaku wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah

dan Keguruann UIN STS Jambi.

9. Bapak Dr. Mahluddin M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Bapak Drs.Shalahuddin,

M.Pd.I selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah.

Page 10: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

ix

10. Bapak Drs. Habibuddin Ritonga, MA dan Ibu Dr. Yusria, M.Ag selaku

pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan

pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi tiada

hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

Jambi, Oktober 2018

Penulis

Nurharyadi

TPG.141141

Page 11: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

x

ABSTRAK

Nama : Nurharyadi

NIM : TPG.141141

Jurusan/Prodi : PGMI

Judul : Penerapan Metode Storytelling Pembelajaran Tematik

Untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita Pada Siswa

Kelas III sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bercerita melalui metode

storytelling pada mata pelajaran tematik siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X

Desa Bangun Karya. Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan model Kemmis dan Mc Taggart, tahapan-tahapan yang dilakukan meliputi

perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi. Subjek penelitian yaitu siswa dan

guru wali kelas III SD Negeri 187/X Desa Bangun Karya yang berjumlah 21 siswa.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan, siklus II

terdiri dari 2 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan

strategi Storytelling dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas III. Hal

ini ditunjukkan berdasarkan peningkatan nilai rata-rata keterampilan bercerita pada

prasiklus, siklus I, siklus II. Peningkatan yang terjadi yaitu nilai rata-rata prasiklus

siswa 55.95, nilai rata-rata siklus 1 siswa meningkat 10.24 dengan rata-rata 66.19 dan

pada nilai rata-rata siklus II meningkat 10.71 dengan rata-rata 76.90.

Kata kunci: Peningkatan keterampilan Bercerita Melalui Metode Storytelling Pada

Pembelajaran Tematik

Page 12: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

xi

ABSTRAC

Name : Nurharyadi

NIM : TPG.141141

Study Program : PGMI

Tittle : Application of Storytelling Method of Thematic

Learning to Improve Storytelling Skills in Class III

Students 187 / X Elementary School Village Bangun

Karya

This study aims to improve storytelling skills through storytelling methods in

thematic subjects in third grade students of 187 / X State Elementary School Desa

Bangun Karya. The type of this research is Classroom Action Research (CAR) with

the Kemmis and Mc Taggart models, the steps taken include planning, implementing,

observing, and reflecting. The research subjects were students and teacher of the third

grade guardian of SD Negeri 187 / X Desa Bangun Karya totaling 21 students. This

research was carried out in 2 cycles. Cycle I consists of 2 meetings, cycle II consists

of 2 meetings. The results showed that using Storytelling strategies could improve the

storytelling skills of third grade students. This is shown based on the increase in the

average value of storytelling skills in pre-cycle, cycle I, cycle II. The increase that

occurs is the average value of students' pre-cycle 55.95, the average value of cycle 1

of students increases by 10.24 with an average of 66.19 and the average value of

cycle II increases by 10.71 with an average of 76.90.

Keywords: Storytelling skills through Storytelling Method in Thematic Learning

Page 13: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..….i

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….…...ii

NOTA DINAS……………………………………………………………………….iii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….iv

PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………………….…….v

PERSEMBAHAN……………………………………………………….…………..vi

MOTTO……………………………………………………………………….…….vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..….viii

ABSTRAK…………………………………………………………………………..x

ABSTRACT…………………………………………………………………………..xi

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..….xii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………...…..xiv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………...xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………………...3

C. Batasan Masalah………………………………………………………….3

D. Rumusan Masalah………………………………………………………..3

E. Tujuan Penelitian…………………………………………………………4

F. Manfaat Penelitian………………………………………………………..4

Page 14: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Metode Pembelajaran Storytelling……………….……………6

B. Pembelajaran tematik…………………………………..………………10

C. Keterampilan Bercerita………………….……………………………...13

D. Kerangka Berpikir………………………………………………….…...16

E. Kajian Terdahulu…………………………………………………….….17

F. Hipotesis Tindakan…………………………………………………….. 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian………………………………………………………...20

B. Setting dan Subjek Penelitian……………………………………………20

C. Prosedur Umum Penelitian………………………………………………23

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan……………………………..…………...25

E. Instrumen pengumpulan Data……...………………………….…………25

F. Teknik Analisis Data...……………………………………….………….27

G. Jadwal Penelitian…………………………………………….…………..31

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………………….32

B. Temuan Penelitian…..…………………………………………………..37

C. Deskripsi Data…………………………………………………………..49

D. Interprestasi Hasil Analisis Data…………………………..……………56

E. Pembahasan……………………………………………………………. 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………61

B. Saran …………………………………………………………………….72

C. Kata Penutup…………………………………………………………….63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Kisi-kisi Alat Pengumpulan Data………..……….….....………….…….26

Tabel3.2 Jadwal Penelitian ……………….………….……………………….……31

Tabel 4.1 Keadaan Sarana Pendidikan…………………..…………………….……34

Tabel 4.2Data Tenaga Pendidik di SDN No. 187/X …………………..……….….36

Tabel 4.3 Keadaan Siswa SDN No.187/X Bangun Karya ……………...………….37

Tabel 4.4 Kondisi Awal Keterampilan Bercerita Siswa….…………………….…..38

Tabel 4.5 Jadwal Perencanaan (Siklus I)……………………………..…………….40

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siswa Siklus I……….…………………………..……..45

Tabel 4.7 Keterampilan Bercerita Siswa Siklus I………….……………...……….46

Tabel 4.8 Jadwal Perencanaan (Siklus II)…………………………………...……..49

Tabel 4.9 HasilObservasiSiklus II…………………………………….………… 53

Tabel 4.10 Keterampilan Bercerita Siswa Siklus II……………………………….. 55

Tabel 4.11 Persentase keterampilan bercerita …………………………….……… 57

Tabel 4.12 Skor keterampilan bercerita siswa …………………………………… 58

Page 16: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Skema Kerangka Berpikir……………...………….…..……………….17

Gambar3.1 Desain Penelitian Kemmis dan McTaggart……………………..………21

Gambar4.1 StrukturOrganisasi…………….……………………………..…………35

Gambar4.2 Diagram Keterampilan Bercerita Siswa……………………..………….58

Gambar 4.3 Diagram Skor Keterampilan Bercerita Siswa …………………………59

Page 17: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. (Departemen pendidikan nasional, 2003,

hal.1).

Manusia adalah makhluk sosial, tindakan pertama dan paling penting

adalah tindakan sosial, suatu tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling

mengemukakan dan menerima pikiran, serta bertukar informasi kepada orang lain.

Semua tindakan sosial tersebut tidak hanya dapat dilakukan dengan cara

berdiskusi yang pada umumnya bersifat formal, namun juga dapat dilakukan

dengan cara yang lebih ringan yakni saling bertukar cerita.

Tujuan bercerita itu sendiri adalah untuk memberikan informasi kepada

orang lain. Dengan bercerita seseorang akan dapat menyampaikan berbagai

pengalaman yang pernah dirasakan, dilihat, dialami, serta informasi dan

pengetahuan yang dimiliki. Bercerita juga dapat berfungsi sebagai cara seseorang

untuk mengungkapkan berbagai perasaan yang dirasakan, kemauan serta

keinginan untuk berbagi tentang pengalaman yang diperolehnya. Dengan saling

mengungkapkan perasaan, pengalaman, informasi, maka komunikasi di kehidupan

sosial pun akan berjalan dengan baik dan lancar. (Henry Tarigan, 2013, hal. 35).

Pada jenjang sekolah dasar khusunya pada siswa kelas III SD/MI, sudah

harus dibiasakan untuk mengasah keterampilan bercerita anak. Bagi siswa kelas

rendah, keterampilan bercerita haruslah mulai dikembangkan sejak dini. Pada

Page 18: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dasarnya bercerita juga termasuk keterampilan yang bersifat produktif, karena

siswa akan dilatih untuk berpikir, menghasilkan ide, dan buah pikiran. (Yety

Mulyana, 2009, hal. 64)

Implikasi diterbitkannya peraturan pemerintah nomor 32 tentang

perubahan atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar

nasional pendidikan ialah perubahan model pendekatan pembelajaran yang

dilakukan di sekolah dasar. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah

pembelajaran terpadu atau yang sering disebut sebagai tematik integrative.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan yang menintegrasikan

berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran dalam berbagai tema.

Di SDN 187/X Desa Bangun Karya, siswa kelas III dirasa belum mampu

untuk menerapkan keterampilan bercerita. Banyak siswa yang masih kesulitan

jika diminta untuk bercerita secara lisan di depan kelas. Hal ini terlihat pada saat

proses pembelajaran di kelas III SDN 187/X Desa Bangun Karya sedang

berlangsung, keterampilan bercerita siswa kelas III dirasa masih sangat kurang,

siswa cenderung tidak memiliki keberanian untuk bersuara di depan kelas.

Di kelas III tersebut terdapat 21 siswa, dari 21 siswa hanya ada beberapa

siswa yang memiliki keterampilan bercerita yang baik serta berani bercerita di

depan kelas. Dengan demikian hanya sedikit siswa yang mendapat hasil sangat

memuaskan dengan nilai di atas KKM, sedangkan sebagian siswa lainnya tidak

berani sama sekali bercerita di depan kelas sehingga nilainya sangat kurang / jauh

di bawah KKM yang ditentukan yaitu 70.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran

peneliti menetapkan alternative tindakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dengan menggunakan suatu model pembelajaran kooperatif yang

dapat meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar siswa

dalam meningkatkan keterampilan bercerita.

Page 19: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

3

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Peneliti telah menganalisis beberapa model pembelajaran kooperatif yang

sesuai dan relevan dengan bidang kajian pembelajaran tema peristiwa

menyenangkan yaitu menggunakan model/strategi pembelajaran Storytelling.

Metode pembelajaran storytelling itu sendiri merupakan sebuah upaya yang

dilakukan supaya siswa mampu menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau

sebuah cerita secara lisan.

Dari ulasan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

tindakan kelas berjudul “Penerapan Metode Storytelling Untuk Meningkatkan

Keterampilan Bercerita Siswa Kelas III SDN 187/X Desa Bangun Karya”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pokok masalah yang dikemukakan pada latar belakang

masalah, dapat diduga akan muncul berbagai masalah penelitian. Oleh sebab itu

masalah dalam penelitian ini perlu diidentifikasi sebagai berikut :

1. Siswa masih kesulitan dalam bercerita di depan kelas.

2. Siswa cenderung pasif pada saat proses belajar mengajar berlangsung

sehingga proses belajar masih kurang efektif.

3. Guru tidak memanfaatkan model dan media pembelajaran yang

menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa kesulitan

bercerita serta pembelajaran pun menjadi kurang menarik minat siswa .

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari luasnya masalah yang dikaji, maka peneliti memberikan

batasan masalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang menggunakan Metode storytelling untuk

meningkatkan keterampilan bercerita pada kelas III.

2. Meningkatkan kualitas hasil keterampilan bercerita siswa kelas III SDN

187/X Desa Bangun Karya

Page 20: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

4

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran tematik dengan menggunakan metode

storytelling di kelas III SDN 187/X Desa Bangun Karya ?

2. Apakah dengan menggunakan metode storytelling dapat meningkatkan

keterampilan bercerita siswa SDN 187/X Desa Bangun Karya?

E. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan metode storytelling dalam meningkatkan

keterampilan bercerita di kelas III SDN 187/X Desa Bangun Karya.

2. Untuk mengetahui keterampilan bercerita siswa SDN 187/X Desa Bangun

Karya setelah menggunakan metode storytelling.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaaat Teoritik

Penelitian ini bermanfaat sebagai khasanah ilmu atau teori pendidikan

bahasa Indonesia di sekolah dasar khususnya pembelajaran cerita dongeng

bagi kelas III.

2. Manfaat Praktik

a. Bagi peneliti; Peneliti memperoleh pengalaman dan pengetahuan

mengenai cara belajar dengan menggunakan metode storytelling ,

dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan kemampuan dalam

merencanakan pembelajaran sehingga dapat memilih model dan media

pembelajaran maupun sebagai alternatif dalam pemecahan masalah

menyimak cerita dongeng.

Page 21: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

5

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Bagi sekolah; Sebagai bahan kajian guru untuk mengetahui seberapa

besar peningkatan keterampilan menyimak dongeng melalui metode

storytelling.

c. Bagi guru; Dapat dijadikan saran untuk mengevaluasi dan

memperbaiki pembelajaran yang sudah berlangsung, membantu untuk

menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran, dan menabah wawasan

guru dalam memilih model dan media pembelajaran.

d. Bagi siswa; Memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran

menyimak, menciptakan pembelajaran siswa yang menyenangkan.

e. Bagi pembaca; Menambah wawasan dan khazanah pengetahuan dalam

pembelajaran cerita dongeng, serta hasil penelitian ini dapat digunakan

pembaca sebagai bahan rujukan jika melakukan penelitian dengan

judul yang sama atau terkait dengan penelitian ini.

Page 22: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Storytelling

1. Pengertian Metode Pembelajaran Storytelling

Menurut kamus Echols (Aliyah.2011), Storytelling terdiri atas dua

kata Story berarti cerita dan telling berarti penceritaan, penggabungan dua

kata Storytelling berarti penceritaan cerita atau menceritakan cerita. selain

itu, Storytelling disebut juga bercerita atau mendongeng,mendongeng

ialah bercerita berdasarkan tradisi lisan. Storytelling merupakan usaha

yang dilakukan oleh pendongeng dalam menyampaikan isi perasaan, buah

pikiran atau sebuah cerita kepada anak-anak secara lisan.

Menurut Bachir (Aliyah.2011), menyatakan bahwa Storytelling

berarti bercerita, bercerita ialah menuturkan sesuatu yang mengisahkan

tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan

dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang

lain.

Menurut Burhan Nurgiyanto, Bercerita merupakan salah satu

bentuk tugas kemampuan berbicara yang bertujuan untuk

mengungkapkan kemampuan berbicara siswa yang bersifat pragmatis.

Ada dua unsur yaitu linguistic dan unsur apa yang diceritakan. Ketepatan

ucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan kelancaran, menggambarkan

bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang baik.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

storytelling adalah kegiatan bercerita atau menuturkan tentang suatu

peristiwa, dan disampaikan secara lisan yang bertujuan membagikan

pengetahuan kepada orang lain.

Page 23: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

7

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Menurut Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5

kompenen strategi pembelajaran,yaitu :

a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem

pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada

bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas

materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan

yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan

motivasi belajar peserta didik. Cara guru memperkenalkan materi

pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-

hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat mempelajaran pokok

bahasan tertentu akan sangat mmpengaruhi motivasi belajar peserta

didik.

b. Penyampaian Informasi

Dalam kegiatan ini guru juga harus memahami dengan baik

situasi dan kondisi yang dihadapinya. Dengan demikian, informasi

yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik.

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyamapain informasi

adalah urutan, ruang lingkup dan jenis materi.

c. Partisipasi Peserta Didik

Berdasarkan prinsip student centered , pesert didik merupakan

pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini deikenal dengan istilah

CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari SAL

(student active training). Yang maknanya adalah bahwa proses

pembelajaran akan lebih berhasil apabila pesrta didik secara aktif

melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan

pembelajaran yang di tetapkan (Dick dan Carey, 1978, hal 108).

Terdapat hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta

didik.

Page 24: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

8

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

d. Tes

Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan

pembelajaran setelah peserta didik malaui berbagai proses

pembelajaran. Penyampaian informasi berupa materi pembelajaran

pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan

latihan atau praktik.

e. Kegitan Lanjutan

Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari hasil

kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan

baik oleh guru. Dalam, kenyataannya setiap kali setelah tes terdapat

peserta didik yang berhasil dengan bagus atau diatas rata-rata, (a)

hanya menguasai sebagaian atau cenderung di rata-rata tingkat

penguasaan yang diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik

seharusnyan menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai

konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.

2. Manfaat Metode Pembelajaran Storytelling

Berbicara mengenai storytelling sungguh banyak manfaatnya. Tak

hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi orang yang mendongengkannya.

Menurut Hibana manfaat dari kegiatan mendongeng ini antara lain adalah

( Kusmiadi. 2008) :

a. Menumbuhkan minat baca.

b. Membangun kedekatan dan keharmonisan.

c. Media pembelajaran.

d. Mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak.

e. Mengembangkan kemampuan berbicara anak.

f. Mengembangkan daya sosialisasi anak.

g. Sarana komunikasi anak dengan orangtuanya.

h. Media terapi anak-anak bermasalah.

Page 25: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

9

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Storytelling

Metode pembelajaran storytelling menekankan pada aktivitas siswa

(student centered). Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator, motivator,

dan mediator dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Siswa akan

bekerja secara berpasangan bersama kelompoknya, dan dalam pembagian

tugasnya masing-masing siswa memiliki tanggung jawab sendiri untuk

menyelesaikan bagiannya masing-masing (Anita Lie.2008.Hal.5-

6). Dalam melakukan metode storytelling ini ada beberapa yang langkah

yang harus dilakukan oleh pendidik yaitu :

a. Pengajar menyiapkan media pembelajaran berupa “teks bacaan

bergambar” untuk pembelajaran yang akan berlangsung. Media

pembelajaran ini di berikan sebagai panduan siswa dalam melakukan

kegiatan bercerita pada saat pembelajaran.

b. Pengajar membagikan media pembelajaran berupa “teks bacaan

bergambar” kepada siswa.

c. Siswa membaca “teks bacaan bergambar” tersebut dengan seksama.

d. Pengajar mendemonstrasikan cara bercerita dengan baik di depan

kelas.

e. Siswa memberikan tanggapan terhadap demonstrasi yang pengajar

lakukan.

f. Siswa maju secara bergantian untuk bercerita tentang peristiwa

menyenangkan mereka, dengan bahasa masing-masing.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Storytelling

Kelebihan dari metode pembelajaran storytelling ini adalah

(Mualifah.2013.Hal.99-100) :

a. Pembelajaran terpusat pada siswa (student centered).

b. Membantu mengembangkan imajinasi dan kreatifitas

c. Melatih daya tangkap, daya pikir dan konsentrasi

Page 26: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

10

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

d. Meningkatkan minat baca anak.

e. Menambah sejumlah pengetahuan sosial, moral dan lain-lain

f. Melatih keberanian anak dalam berkomunikasi di depan umum

g. Mengembangkan aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik

Setiap kelebihan pasti ada kekurangan dari metode ini

adalah (Mualifah.2013.hal. 99-100):

a. Membutuhkan banyak waktu.

b. Susah di aplikasikan kepada siswa yang minder dan tidak

memiliki keberanian melakukan komunikasi di hadapan

teman serta gurunya.

c. Terkadang cerita tidak sesuai topik yang telah ditentukan.

B. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan

dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya

pendidik untuk membantu peserta melakukan kegiatan belajar. Tujuan

pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar

yang dilakukan peserta didik. (Isjoni. 2012. Hal. 11).

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam

pembelajaran terpadu yang merupaka suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa, baik, secara individu maupun kelompok, aktif

menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara

holistic, bermakna.dan autentik. (Rusman. 2014. hal. 254).

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga

dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.Tema adalah

pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pembicaraan. (Abdul

Majid, 2014, hal. 80).

Page 27: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

11

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan pembelajaran tematik disekolah dasar meliputi landasan

sebagai berikut :

a. Secara filosofi

Kemunculan pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga

aliran filsafat berikut: (1) progresivisme, (2) kontruktivisme, (3)

humanism. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran

perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian

sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan

pengalaman siswa. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman

langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Aliran

humanisme melihat siswa dari segi keunikannya/kekhasannya,

potensinya dan motivasi yang dimilikinya.

b. Landasan psikologis

Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan

isi materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar

tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap

perkembangan peserta didik, Melalui pembelajaran tematik

diharapkan adanya perubahan prilaku siswa menuju kedewasaan,

baik fisik, mental/intelektual, moral maupun sosial.

c. Landasan Yuridis

Dalam UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan

pengajarannya dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat

kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Dalam

UU No.23 tahun 2002 tentang SISDIKNAS dinyatakan bahwa

peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan

pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). (Rusman, 2014, hal. 255-256).

Page 28: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

12

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Tahap-Tahap Pembelajaran Tematik

a. Menentukan Tema

Tema dapat ditetapkan oleh pengambilan kebijakan guru atau

ditetapkan bersama dengan peserta didik.

b. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum

Pada tahap ini guru harus mampu mendesain tema pembelajaran

dengan cara terintegrasi sejalan dengan tuntutan kurikulum, dengan

mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

c. Mendesain rencana pembelajaran

Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber belajar, bahan

belajar, media belajar, termasuk kegiatan ekstrakulikuler yang

bertujuan untuk menunjukan suatu tema pembelajaran yang

terjadidalam kehidupan nyata.

d. Melaksanakan aktivitas belajar.

4. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di SD/MI, pembelajaran tematik

memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa

b. Memberikan pengalaman langsung

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

e. Bersifat fleksibel

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

(Abdul Majid, 2014, hal. 87-88).

5. Manfaat pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di SD/MI, pembelajaran tematik

memiliki manfaat sebagai berikut:

Page 29: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

13

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

a. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak

didik.

b. Memberikan pengalaman langsung dan kegiatan belajar mengajar

yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak

didik.

c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan

bermakna

d. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan

persoalan yang dihadapi

e. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerjasama

f. Memiliki sifat toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap

gagasan orang lain

g. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan

yang dihadapi dalam lingkungan anak didik. (Abdul Majid,2014,

hal. 92-93).

C. Keterampilan Bercerita

1. Pengertian Keterampilan Bercerita

Pada hakikatnya, keterampilan merupakan ilmu yang secara

lahiriah ada di dalam diri manusia dan perlu dipelajari secara mendalam

dengan mengembangkan keterampilan yang dimiliki. Keterampilan sangat

banyak dan beragam, semua itu bisa dipelajari bukan hanya untuk

pengetahuan keterampilan saja, akan tetapi juga sebagai pembuka inspirasi

bagi orang yang mau memikirkannya.

Sedangkan bercerita merupakan suatu kebiasaan yang sejak dahulu

tidak pernah ditinggalkan. Beberapa anak yang telah membaca cerita akan

siap jika diminta untuk menceritakan kembali cerita tersebut, terlebih jika

cerita itu mengesankan untuk mereka. Oleh sebab itu, guru harus mampu

memanfaatkan minat siswa dalam hal bercerita tersebut.Minat anak untuk

menceritakan kembali cerita yang telah selesai mereka baca, harus

Page 30: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

14

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dikembangkan sejak usai dini supaya minat tersebut tidak redup seiring

berjalannya waktu. (Rahmanto, B 2005 .hal. 113).

Sebagian guru beranggapan bahwa aktivitas menceritakan kembali

sebuah cerita ini hanyalah sekedar hafalan. Bila diarahkan dengan baik,

sebenarnya menceritakan kembali sebuah cerita, merupakan kegiatan yang

dapat memberikan siswa banyak pengalaman yang berharga. Supaya

kegiatan bercerita tidak monoton, guru hendaknya mengarahkan siswa

agar tidak hanya mengemukakan fakta-fakta pokok yang ada dalam cerita,

namun juga membuat cerita itu menjadi hidup. (Rahmanto, B. 2005 .hal.

113).

Bercerita merupakan suatu kegiatan yang produktif, karena

dalam kegiatan bercerita, seseorang akan melibatkan pikiran,

keberanian, kesiapan mental, pelafalan yang jelas sehingga cerita

tersebut dapat dipahami dengan baik oleh orang lain. Tujuan bercerita

itu sendiri adalah untuk memberikan informasi kepada orang lain.

Dengan bercerita seseorang akan dapat menyampaikan berbagai

pengalaman yang pernah dirasakan, dilihat, dialami, serta informasi dan

pengetahuan yang ia miliki. Bercerita juga dapat berfungsi sebagai cara

seseorang untuk mengungkapkan berbagai perasaan yang ia rasakan,

kemauan serta keinginan untuk berbagi tentang pengalaman yang

diperolehnya. Dengan saling mengungkapkan perasaan, pengalaman,

informasi, maka komunikasi di kehidupan sosialpun akan berjalan

dengan baik dan lancer. (Henry Guntur Tarigan.2013. hal. 35)

Jadi dapat dinyatakan bahwa bercerita merupakan salah satu

keterampilan dalam berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki

tujuan untuk saling memberikan informasi dengan cara menyampaikan

berbagai macam pengalaman, ungkapan, perasaan, dan segala sesuatu

yang pernah dialami, dilihat, dirasakan, maupun dibaca.

Page 31: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

15

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Tujuan Bercerita

Bercerita memiliki tujuan untuk saling bertukar informasi serta

berkomunikasi dengan orang lain di sekitar. Dalam bercerita, seseorang

harus memahami maksud dari cerita yang ingin disampaikan atau

dikomunikasikan tersebut.Sementara itu, terdapat tiga tujuan umum dari

kegiatan bercerita, yakni:

a. Melaporkan dan memberikan informasi

b. Menjamu atau menghibur, di dalamnya terdapat dapat meninggalkan

kesenangan pribadi.

c. Membujuk, mendesak dan meyakinkan. bertujuan jika kita ingin

melakukan tindakan atau aksi.

Oleh sebab itu dapat dinyatakan bahwa tujuan dari bercerita itu

sendiri adalah kegiatan untuk saling bertukar informasi, perasaan,

pengalaman kepada orang lain dengan cara melaporkan dan

memberikan informasi, menjamu atau menghibur, dan membujuk.

3. Manfaat Bercerita

Banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari kegiatan bercerita,

khususnya bercerita peristiwa menyenangkan. Ditinjau dari beberapa

aspek menyatakan bahwa manfaat bercerita adalah sebagai berikut:

a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak

b. Menyalurkan imajinasi dan fantasi anak

c. Memacu kemampuan verbal anak

d. Merangsang minat membaca dan berkomunikasi anak

e. Memperluas informasi dan pengetahuan anak. (Nur Jariyah. 2013. Hal.

13)

Page 32: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

16

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bercerita

a. Faktor Keberhasilan Keterampilan Bercerita

Bercerita merupakan salah satu contoh kegiatan untuk

menyampaikan pesan, informasi ataupun pengetahuan kepada orang

lain secara lisan. Dalam menyampaikan pesan atau informasi seseorang

harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat menunjang

keefektifan bercerita, khususnya bercerita peristiwa menyenangkan.

Faktor yang harus diperhatikan dalam menunjang keefektifan

bercerita tersebut adalah sebagai berikut :

1) Faktor kebahasaan, yang di dalamnya meliputi: (1)

ketepatan dalam melafalkan kalimat, (2) ketepatan

penggunaan kalimat, (3) intonasi suara dan durasi, (4)

pemilihan kata yang tepat, (5) ketepatan materi atau topik.

2) Faktor nonkebahasaan, meliputi:(1) sikap yang wajar,

tenang, dan tidak kaku, (2) pandangan harus diarahkan pada

lawan bicara, (3) menghargai pendapat orang lain, (4)

gerak-gerik dan ekspresi yang tepat,(5) kenyaringan

suara, (6) penalaran, (7) penguasaan topik. ( Nur Jariyah.

2013. Hal. 18-19)

b. Faktor Penghambat Keterampilan Bercerita

Sedangkan, faktor yang menghambat dalam keefektifan

keterampilan bercerita, khususnya keterampilan bercerita peristiwa

menyenangkan yaitu:

1) Faktor fisik, merupakan faktor yang ada dalam diri sendiri

maupun faktor yang berasal dari luar,

Page 33: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

17

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2) Faktor media, terdiri dari faktor linguistik dan faktor

nonlinguistik (misalnya irama, ucapan dan isyarat gerak tubuh). (

Nur Jariyah. 2013. Hal. 19 )

Page 34: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

18

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

D. Kerangka berpikir

Pembelajaran Tematik pada kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/IV Desa

Bangun Karya khususnya dalam aspek keterampilan bercerita sampai saat ini

cenderung masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional.

Gambar 2.1

Skema kerangka berpikir

Gurubelum

menggunakan

media

Guru belum

menggunakan

metode

storytelling

Kondisi awal

Siswa malu untuk bercerita

didepan kelas

Diberi tindakan

dengan metode

storytelling

Kondisi akhir

Siswa sudah percaya diri untuk

bercerita didepan kelas

Page 35: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

19

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

E. Studi Relevan

Pada dasarnya suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang

dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian. Dalam penelitian

ini, digunakan data penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang berkaitan

dengan penelitian ini diantaranya :

penelitian oleh Intan Janiar yang berjudul ” Peningkatan kemampuan

berbicara menggunakan metode storytelling di sekolah dasar ”. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan berbicara dengan

menggunakan metode storytelling di kelas V SDN 05 Pontianak Timur

Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Bentuk

penelitian tindakan kelas serta bersifat kolaboratif. Tempat penelitian berlangsung

di SDN 05 Pontianak Timur, subyek penelitian adalah siswa kelas V yang

berjumlah 41 siswa dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan pencermatan

dokumen, alat yang digunakan adalah lembar pengamatan dan pencermatan

dokumen yang berupa IPKG 2 dan kemampuan berbicara siswa. Penelitian ini

dilakukan dalam 2 siklus denga hasil akhir penelitian yang diperoleh yaitu pada

siklus I aspek kebahasaan 32,5% aspek nonkebahasaan 18% pada siklus II aspek

kebahasaan 77,5% aspek nonkebahasaan 62,6%. Dari data yang diperoleh dapat

disimpulkan terjadi peningkatan kemampuan berbicara siswa pada aspek

kebahasaan dan aspek non kebahasaan.

Penelitian yang lain juga di lakukan oleh Rosalina Rizki Pratiwi yang

berjudul ” Penerpan metode storytelling untuk meningkatkan keterampilan

berbicara siswa kelas II SDN S4 Bandung”. Penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas menegenai penerepan metode storytelling dalam meningkatkan

keterampilan berbicara siswa kelas II sekolah dasar. Latarbelakang penelitian ini

ini dikarenakan keterampilan berbicara siswa kelas II SD masih rendah. Penelitian

ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD

Page 36: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

20

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kecamatan Sukajadi sebanyak 23 siswa, langkah-langkah pembelajaran dengan

metode storytelling terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahapan membuka atau

mengawali kegiatan, tahapan saat bercerita, dan tahapan menutup cerita dan

evaluasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap siklusnya mengalami

peningkatan. Hal ini dilihat dari penilaian keterampilan berbicara siswa pada

siklus I yaitu sebesar 71 dan siklus II 80,4. Tingkat ketuntasan pada siklus I

sebesar 60,9% dan pada siklus II sebesar 87%. Dari penerapan siklus I dan siklus

II keterampilan belajar siswa mengalami peningkatan 26,1%. Berdasarkan hasil

penelitian di atas dapat disimpulkan bahawa metode storytelling dapat

meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Temuan ini dikuatkan oleh hasil peneletian Ni luh Putu Evytasari Pebriani

berjudul ” Pengaruh Metode storytelling terhadap keterampilan berbicara siswa

kelas V kecamatan Buleleng ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan keterampilan berbicara antara kelompok siswa yang dibelajarkan

dengan metode storytelling dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode

konvesional pada siswa kelas V kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan

di atas berikut ini dapat dijadikan hipotesis yang dirumuskan, peningkatan

keterampilan bercerita melalui metode pembelajaran storytelling pada mata

pelajaran Tematik kelas III di sekolah dasar negeri 187/X Desa Bangun Karya.

Page 37: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

187/X Desa Bangun Karya Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung

Jabung Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini di Sekolah Dasar Negeri 187/X Bangun

Karya dilaksanakan pada dari bulan 7 sampai bulan 8 tahun ajaran 2018 .

Dan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena

PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar

mengajar yang efektif di kelas.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Sekolah Dasar

Negeri 187/X Bangun Karya kelas III dengan jumlah 21 siswa, laki-laki 11

orang dan perempuan 10 orang

B. Rancangan Tindakan

Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). PTK adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru didalam

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

baik, dan hasil belajar siswa meningkat. (Hamzah B Uno, Dkk, 2011, Hal 41).

Tujuan penelitian Tindakan Kelas (PTK) di antaranya meningkatkan

kualitas pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru atau

peneliti itu sendiri sehingga tidak ada lagi permasalahan di kelas. ( Mahmud,

2011, hal.201)

Page 38: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

21

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian

bersiklus yang terdiri dari 4 tahapan. Tahapan tersebut adalah perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun penelitian tindakan kelas menurut

Kemmis Dan Mc Taggart yaitu mudah dipahami dan banyak dipakai oleh

peneliti terdahulu. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc Taggart

Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kunanndar, penelitian tindakan

kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri

dari empat momentum asensial yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan tahap dimana peneliti menjelaskan apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan

(Suharsimi Arikunto Dkk 2014, hlm. 17). Pada tahap ini peneliti

mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan diteliti, menetapkan

alasan mengapa penelitian dilakukan untuk mengatasi masalah, membuat

rincian rancangan tindakan seperti menyusun rencana pelaksanaan

Page 39: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

22

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pembelajaran (RPP), merancang media yang akan digunakan, menyiapkan

angket, menyiapkan lembar pengamatan, menyusun kisi-kisi soal, membuat

tes evaluasi dan formatif, serta menetapkan indicator keberhasilan.

2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas

(Suharsimi Arikunto dkk, 2014, hlm. 18). Pada tahap ini, rancangan strategi

dan skenario pembeajaran akan diterapkan. skenario atau rancangan tindakan

yang akan dilakukan menjelaskan tentang:

a. Langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan

b. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru

c. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh siswa

d. Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan

cara menggunakannya

e. Jenis instrument yang akan digunakan untuk pengumpulan

data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana

menggunakannya. (Suharsimi Arikunto Dkk, 2014, hlm. 77).

3. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan merupakan kegiatan pengamatan (pengumpulan data) yang

selanjutnya dikaji secara menyeluruh untuk mengukur seberapa jauh efek

tindakan dalam mencapai sasaran. Pengamatan dilaksanakan bersamaan

dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila

ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal

yang diperlukan dapat berupa data kuantitatif (hasil teks, kuis, presentasi, nilai

tugas, dan lain-lain) atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,

antusias siswa dan lain-lain. (Suharsimi Arikunto Dkk, 2014, hlm. 78)

Page 40: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

23

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilaksanakan kegiatan mengevaluasi dan menganalisis hasil pengamatan untuk

mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Hasil refleksi digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk menentukan

tindakan selanjutnya. Apabila masih ditemukan beberapa kekurangan dan

belum sesuai dengan indicator keberhasilan maka hasil refleksi akan

digunakan sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pada siklus

berikutnya. Jika hasil penelitian pada siklus I belum memenuhi indicator

keberhasilan maka hasil tersebut akan ditingkatkan pada siklus berikutnya.

C. Prosedur Umum Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Pengkatagorian penelitian ini ke dalam penelitian sesuai dengan

model Kemmis dan Mc.Taggart. tiap siklus atau putaran terdiri dari empat tahap

yaitu perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing),

dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

dilakukan guru kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X Bangun karya dikelasnya

sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kenerjanya

sehingga keterampilan bercerita siswa meningkat. Dalam pelaksanaannya,

penelitian ini bersifat kalaboratif bersama teman, guru sebagai upaya bersama

untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan.

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus

yaitu siklus yang pertama dan kedua di antaranya:

1. Tahap Perencanaan

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai indikator dan

scenario pembelajaran dengan menggunakan metode storytelling

b. Mempersiapkan media pembelajaran berupa teks cerita

c. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar penilaian unjuk kerja.

Page 41: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

24

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

d. Menyiapkan lembar penilaian observasi untuk mengamati aktivitas siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Guru melaksanakan apersepsi

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Guru menjelaskan apa itu metode storytelling

d. Siswa mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru

e. Guru bertanya kepada siswa tentang kepahaman metode storytelling

f. Guru memberikan Teks cerita

g. Guru mencontohkan cara bercerita Siswa memperhatikan guru yang

sedang bercerita

h. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita yang sudah

diberikan

i. Guru menyuruh siswa menceritakan kembali di depan kelas

j. Guru menyimpulkan pelajaran hari ini bersama siswa

k. Guru menutup pelajaran

3. Tahap Observasi

a. Pada saat menggunakan metode pembelajaran storytelling

b. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengobservasi tingkat

keterampilan siswa dalam menyampaikan cerita.

4. Tahap Refleksi

a. Dalam pelaksanaan siklus pertama sudah sesuai dengan sintaks

pembelajaran dengan menggunakan metode storytelling siswa sudah

mempergunakan dengan baik.

b. Semangat dan aktivitas siswa pada siklus kedua ini sudah mencapai

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah terdapat

siswa yang memiliki motivasi belajar setidaknya 75% dari 21 yaitu 15 orang

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan atau ketuntasan belajar dilihat

Page 42: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

25

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

berdasarkan hasil tes yang diperoleh siswa. Siswa yang dikatakan berhasil atau

tuntas apabila setiap siswa mencapai skor 70% - 100% atau 70, sesuai dengan

standar KKM yang telah ditentukan dalam pembelajaran tersebut yaitu 70.

E. Instrument Pengumpulan Data

Adapun pengertian storytelling menurut beberapa ahli:Menurut Echols

(Aliyah.2011), Storytelling terdiri atas dua kata Story berarti cerita dan telling

berarti penceritaan,penggabungan dua kata Storytelling berarti penceritaan cerita

atau menceritakan cerita. selain itu, Storytelling disebut juga bercerita atau

mendongeng, mendongeng ialah bercerita berdasarkan tradisi lisan. Storytelling

merupakan usaha yang dilakukan oleh pendongeng dalam menyampaikan isi

perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada anak-anak secara lisan.

Menurut Bachir (Aliyah.2011), menyatakan bahwa Storytelling berarti

bercerita, bercerita ialah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang

perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan

membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain..

Menurut Burhan Nurgiyanto, Bercerita ialah salah satu bentuk tugas

kemampuan berbicara yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan

berbicara siswa yang bersifat pragmatis. Ada dua unsur yaitu linguistic dan unsur

apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan

kelancaran, menggambarkan bahwa siswa memiliki kemampuan berbicara yang

baik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

storytelling adalah kegiatan bercerita atau menuturkan tentang suatu peristiwa,

dan disampaikan secara lisan dengan alat atau tanpa alat yang bertujuan

mengungkapkan kemampuan berbicara dan membagikan pengetahuan kepada

orang lain.

Pada metode storytelling ini, pembelajaran lebih ditekankan untuk melatih

kemampuan anak untuk bercerita, serta untuk mengembangkan daya kesadaran

dan memperluas imajinasi anak tersebut.

Page 43: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

26

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 3.1 kisi-kisi alat pengumpulan data metode storytelling

No Aspek Indikator skor

1. Kemampuan

berbicara

a. Siswa mampu

berbicara bahasa yang

baik

b. Siswa memiliki

kefasehan berbicara

c. Siswa lancar dalam

berbicara

d. Mengusai kosakata

yang baik

e. Intonasi suara dan

durasi

10

10

10

10

2. Menceritakan cerita a. Siswa mampu

bercerita dengan baik

b. Menguasai isi cerita

c. Ekpresi yang tepat dan

sesuai dengan isi cerita (

sedih, bahagia )

d. Memiliki sikap yang

wajar, tenang dan tidak

kaku

e. Pandangan harus di

arahkan pada lawan

bicara

10

10

10

10

Jumlah 100

Berdasarkan definisi konseptual dan operasional Storytelling di atas, maka

penulis menggunakan instrument berupa metode wawancara, observasi,

Page 44: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

27

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dokumentasi, dan catatan lapangan sebagai alat pengambilan data dalam tindakan

penelitian. Adapun metode tersebut yaitu :

a. IPD observasi: menggunakan lembar pengamatan untuk mengukur tingkat

partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

b. IPD tes, menggunakan lembar kerja atau butir soal untuk mengukur hasil

belajar siswa

c. IPD wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui

pendapat atau sikap tentang pembelajaran tematik dengan menggunakan

strategi pembelajaran Storytelling.

d. IPD dokumentasi: menggunakan lembar hasil pengamatan. Silabus, RPP.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan ke dalam kategori, menjabarkan ke

unit-unit, melakukan sistesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. (Sugiyono, 2010, Hal, 334)

Untuk menganalisa data dalam penelitian ini digunakan teknik analisis

data kualitatif dan kuantitatif.

1. Teknik Analisis Kualitatif

Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data kualitatif dilakukan

secara deskriptif difokuskan secara proses di lapangan bersamaan dengan

pengumpulan data. Analisis selama di lapangan dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode

tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban yang diwawancarai, setelah dianalisis belum memuaskan, maka

peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh

data yang dianggap kredibel. (Sugiyono,2010, Hal. 335)

Page 45: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

28

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif yang

merupakan interaksi dari 3 komponen utama yaitu :

a. Reduksi Data

Merupakan proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi data

mentah menjadi data yang bermakna. Data yang diseleksi untuk digunakan

dan mendukung dalam penelitian ini adalah hasil observasi sikap siswa dan

hasil belajar sebelum tindakan, hasil wawancara dengan guru dan siswa, dan

hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa, serta keaktifan siswa.

b. Sajian data

Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian di kelompokkan

dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya

menjadi lebih jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam

bentuk paparan naratif, tabel, dan grafik.

c. Penarikan simpulan/verifikasi

Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian

data. Penarikan simpulan dilakukan sebagai proses pengambilan intisari dan

sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat

yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas.

Dalam analisis data ini penulis akan mengambil data tentang hasil

observasi keterampilan berbicara siswa, yang dapat diambil melalui:

Presentase respon siswa =

x 100 %

Dimana : a = proporsi siswa yang terampil berbicara

b = jumlah siswa (keseluruhan)

Dengan penilaian :

0 – 19 = tidak terampil

20 – 59 = kurang terampil

60 – 69 = cukup terampil

Page 46: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

29

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

70 – 79 = terampil

80 – 100 = terampil sekali

Sedangkan hasil observasi aktivitas guru diberikan nilai sebagai berikut (

Trianto, 2011, hal.63)

1 = kurang baik 3 = baik

2 = cukup baik 4 = baik sekali

2. Teknik Analisis Kuantitatif

Data kuantitatif (hasil belajar siswa) akan dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis statistic sederhana. Analisis data hasil belajar

siswa dapat dilihat dari yang diperoleh melalui hasil tes.

Skor =

x 100

Ket :

B = jumlah butiran dijawab benar

N = banyak butiran soal.

Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus :

= X

Ket :

= jumlah semua nilai siswa

= jumlah siswa.

= nilai rata-rata

Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan

menggunakan :

P = ( )

Siswa yang tuntas belajar dengan penilaian

0 – 2 = sangat rendah

Page 47: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

30

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2 – 4 = rendah

6 – 6 = cukup tinggi

6 – 8 = tinggi

8– 10 = sangat tinggi

G. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan penelitian maka penulis

menggunakan kegiatan yang terjadwal, yaitu dari bulan Juli 2018 sampai

Agustus 2018. Rencana waktu ini masih bersifat tentative, artinya dapat berubah

berdasarkan situasi dan kondisi secara teknis administrative kondisi lapangan.

Page 48: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

31

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 3.2

NO Jenis Kegiatan

Penelitian

Bulan

Oktober

2017

Februari20

18

Maret

2018

April

2018

Juli

2018

Agustus

2018

September

2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 Pembuatan

Proposal PTK

3 Pengajuan

proposal dan

penunjukan dosen

pembimbing

4 Konsultasi dan

perbaikan

proposal

5 Izin seminar

6 Seminar proposal

dan perbaikan

hasil seminar

7 Pengesahan judul

dan izin riset

8 Pelaksanaan

siklus

9 Analisis dan

penyusunan draf

10 Penyempurnaan

dan penggandaan

skripsi

11 Ujian

munaqasyah

Page 49: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Historis dan Geografis

a. Historis sekolah

SD Negeri No: 187/X Bangun Karya dibangun tahun 1982 dan

operasional sejak tahun 1983 dengan nama sekolah sesuai dengan

nomenklatur adalah SD Negeri No. 328/V Bangun Karya seiring

perkembangan dan pemekaran kabupaten dari kabupaten Tanjung

Jabung menjadi menjadi kabupaten Tanjung Jabung Timur dan

sekarang sekolah ini berubah nama sesuai dengan nomenklatur

Sekolah menjadi SD Negeri No: 187/X Bangun Karya dengan alamat:

Jln. SK 16 FC I Desa Bangun Karya, Kecamatan Rantau Rasau,

Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Semenjak perubahan nomenklatur SDN No. 328/V menjadi SDN

187/X Bangun Karya, SD ini semakin berkembang, seperti jumlah

siswa dari tahun ketahun terjadi peningkatan, selain itu dari segi

bangunan SDN 187/X semakin bagus, bersih, dan rapi, sehingga

sekolah ini dapat meraih juara I lomba sekolah sehat tingkat

Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2015, setelah itu SDN

187/X dapat meraih kembali juara III lomba sekolah sehat tingkat

Provisi Jambi pada tahun 2017.

b. Keadaan geografis

SD Negeri No.187/X Bangun Karya, letak dan geografisnya

sangatlah strategis sekali, yaitu Jln SK 16 FC I Desa Bangun Karya,

Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Yaitu

berada di tengah-tengah lingkungan rumah masyarakat. Keberadaan

Page 50: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

33

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

lokasi SD Negeri No.187/X sangatlah mudah dijangkau oleh berbagai

masyarakat, khususnya masyarakat kecamatan Rantau-Rasau.

Keberadaan lokasi SDN 187/X sangatlah mudah dijangkau oleh

masyarakat, terutama dalam lingkungan Desa Bangun Karya. SDN

187/X terletak ditengah keramaian penduduk, dari sudut utara akan

bertemu dengan sk16, dari sudut barat akan bertemu dengan sk 17,

dan dari sudut timur akan bertemu dengan Desa Sungai Jarum.

2. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

Terwujudnya Sekolah Berkualitas, Bermartabat, Adil, dan

Berwawasan Lingkungan.

b. Misi

1) Menciptakan rasa memiliki terhadap lembaga sekolah kepada

seluruh warga sekolah

2) Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan, dan

evaluasi secara berkesinambungan dan menyeluruh.

3) Membangun etos dan etis kerja serta meningkatkan disiplin

rasa tanggung jawab terhadap warga sekolah.

4) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan dengan efektif dan

profesional untuk mengembangkan potensi siswa.

5) Melaksanakan kegiatan akademik dan non akademik dengan

intesif.

6) Mengembangkan bakat, minat siswa secara optimal, sehingga

tumbuh rasa, karsa dan daya cipta.

7) Melaksanakan pembelajaran berwawasan lingkungan hidup

secara partisipatif dan berkelanjutan.

8) Menumbuhkembangkan prilaku hidup bersih dan sehat.

9) Menumbuhkembangkan nilai-nilai sikap dan prilaku cinta

lingkungan hijau.

Page 51: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

34

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Program pembelajaran

SD Negeri No.187/X Bangun Karya Kabupaten Tanjung Jabung

Timur yang berada dibawah naungan lembaga dinas pendidikan, dimana

proses pembelajarannya telah menerapkan Kurikulum 2013, yang

mengacu kepada Kurikulum Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar

Diknas) 100% pendidikan umum.

4. Sarana dan Prasarana

Dalam usaha meningkatkan proses pembelajaran dan tercapainya

tujuan pendidikan yang telah diterapkan maka harus tersedia faktor-faktor

yang menunjang terlaksanya proses pembelajaran, saran dan prasarana

merupakan salah satu yang mempunyai fungsi sangat penting yang dapat

mempermudah dalam pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan.

a. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan merupakan tempat berlangsungnya proses

pembelajaran dan adapun sarana yang dapat menunjang kelangsungan

proses pembelajaran di SD Negeri No.187/X Bangun Karya dapat

dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Keadaan Sarana Pendidikan SDN No.187/X Bangun Karya

No Nama bangunan Jenis Fungsi Jumlah

ruang Luas

1. Datuk Paduko Berhalo Ruang belajar Kelas 1 – 4 4 ruang 324 m²

2. Orang Kayo Pingai Ruang belajar Kelas 5 – 6 2 ruang 162 m²

3. Orang Kayo Hitam Ruang kantor Kantor 1 ruang 81 m²

4. Putri Julan Perpustakaan Perpustakaan 1 ruang 81 m²

5. Putri Pinang Masak Uks Uks 1 ruang 16 m²

6. Mayang Mangurai Wc siswa Wc 3 ruang 13,5 m²

7. Putri Ayu Wc guru/dapur

sekolah Wc 2 ruang 13,5 m²

Luas total 691 m²

Sumber: Dokumentasi TU SDN No.187/XBangun Karya

Page 52: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

35

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan merupakan faktor yang membantu dalam

menunjang proses pembelajaran di SD Negeri No.187/X Bangun

Karya.

Adapun prasarana olahraga yaitu:

1. Lapangan bola kaki

2. Lapangan bola volly

3. Lapangan bulu tangkis.

4. Tenis meja.

5. Struktur Organisasi

Lembaga pendidikan formal sebagai penyelenggara organisasi kerja,

diselenggarakan secara sistematis,, terpimpin dan terarah pada tujuan yang

diharapkan. SD Negeri No.187/X Bangun Karya telah menata suatu

struktur organisasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut:

……

Gambar 4.1

Struktur Organisasi SD Negeri No.187/X Bangun Karya 2018

Kepala Sekolah

Mujiyem S.Pd

Sekretaris

Helmi Suwasto S.Pd

Bendahara

Zurmaini S.Pd

Seksi-seksi

Agama

Aryati

S.Pd

Sosial

Juwariyah

S.Pd

Akademik

Budiyono

S.Pd

Perlengka

pan

Karwo

Ekskul

Rustam

S.Pd

Olahraga

SlametS.

Pd

Wali Kelas

Komite

Sohibul Bahri

Guru

Siswa

Page 53: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

36

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

6. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Pada dasarnya guru sebagai tenaga pengajar di SD Negeri

No.187/X Bangun Barya ini cukup bagusdan berpengalaman, karna

mayoritas tenaga pengajar di SD Negeri No.187/X Bangun

Karyasudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan hanya satu

orang tenaga pengajar yang masih berstatus Honorer. Semenjak SD

Negeri No.187/X Bangun Karya berdiri pada tahun 1983 sampai

sekarang, telah terjadi pertukaran pemimpin/kepala sekolah sebanyak

tiga periode, yaitu:

1. Drs. Sukijo Masa jabatan : 1983 – 2004

2. Ruliati, A.Ma. Pd Masa jabatan : 2004 – 2008

3. Budiyono, S. Pd Masa jabatan : 2008 – 2018

4. Mujiyem, S.Pd Masa jabatan : 2018 - sekarang

Tabel 4.2

Data Tenaga Pendidik di SDN No. 187/X

No NAMA GURU/PEGAWAI L/P PENDIDIKAN JABATAN

1. MUJIYEM, S. Pd

Bantul, 01-Juni-1966

L S1. UNIVERSITAS

TERBUKA

Kepala Sekolah

2. HELMI SUWASTO, S. Pd

Klaten, 20-April-1962

L S1. UNIVERSITAS

TERBUKA

Sekretaris/ Wali

Kelas V

3. ARYATI, S.Pd.I

Batanghari, 01-Desember-

1966

P S1. STAI

MA‟ARIF

Bendahara/

Guru Agama

4. RUSTAM, S.Pd

Sragen, 10-November-1961

P S1. UNIVERSITAS

TERBUKA

Wali Kelas I

5. BUDIYONO, S. Pd

Salatiga, 31-Desember-1965

P S1. UNIVERSITAS

TERBUKA

Wali Kelas VI

6. ZURMAINI, S.Pd

Sungai penuh, 13-Mei-1969

P S1. UNIVERSITAS

TERBUKA

Wali Kelas IV

7. JUWARIYAH, S.Pd

Jember, 05-April-1966

L S1. UNIVERSITAS

TERBUKA

Wali Kelas III

8. SLAMET RIYADI, S.Pd

Blitar, 20-Mei-1962

L S1. UNIVERSITAS

JAMBI

Guru

PENJASKES

9. JARIYAH, S.Pd

Rantau Rasau, 04-Mei-1990

P S1. UNIVERSITAS

TERBUKA

Wali Kelas II

Page 54: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

37

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

10. SOHIBUL BAHRI

Solo, 01-Januari-1969

L SMAN 1 Rantau

Rasau

Komite Sekolah

11. KARWO

Purworejo, 20-April-1962

L SMPN 2 Rantau

Rasau

Penjaga Sekolah

Sumber:Bagian TU SDNNo.187/X Bangun Karya

b. Keadaan siswa

Semenjak berdirinya SD Negeri No.187/X Bangun Karya sampai

saat ini, telah mengeluarkan siswa/siswi yangdapat mengantarkan

mereka ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan siswa/siswi yang

masuk pada setiaptahunnya terjadi peningkatan.

Tabel 4.3

Keadaan Siswa SDN No.187/X Bangun Karya

Jumlah Siswa Jum

Lah Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI

L P L P L P L P L P L P L P

4 8 12 10 11 10 9 7 5 8 6 6 47 49

12 22 21 16 13 12 96

Sumber:Bagian TU SDNNo.187/X Bangun Karya

B. Temuan Penelitian

1. Kondisi Awal Aktivitas Belajar Siswa

Kondisi awal aktivitas belajar siswa kelas III SDN 187/X masih rendah,

hal ini dapat dilihat dari hasil observasi awal peneliti.

Tabel 4.4

Kondisi Awal Keterampilan Bercerita Siswa

No. Nama Hasil

Observasi

Prasiklus

Keterangan

1. Andika Pratama 40 Kurang baik

2. Dwi Wulan Sari 55 Kurang baik

3. Failasuf Muzaki 60 Cukup baik

4. Ferdiansyah 40 Kurang baik

5. Gusti Ramayanda 70 Baik

6. Harmono 55 Kurang baik

7. Khoirum Musakaroh 55 Kurang baik

Page 55: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

38

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

8. Laila Tusakdiah 55 Kurang baik

9. Laila Nurlatifa 70 Baik

10. M. Iqbal 40 Kurang baik

11. M. Ridho 45 Kurang baik

12. Mila Agustina 50 Kurang baik

13. M. Panji 45 Kurang baik

14 Nabila Nurul Mahmuda 60 Cukup baik

15 Nabila Risya 70 Baik

16 Novia Dini 65 Cukup baik

17 Rahmad Kelfin 40 Kurang baik

18 Rifki Alfian 45 Kurang baik

19 Veni Marlinda 65 Cukup baik

20 Verdin Saputra 70 Baik

21 Zahra Aurella Putri 70 Baik

Jumlah 1175 Kurang baik

Skor rata-rata 55,95

Dari data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata keterampilan

bercerita siswa masih rendah yaitu 55,95 sedangkan skor yang dikatakan baik

yaitu dengan rata-rata 70 hanya 5 siswa dari 21 siswa yang mendapatkan skor baik

dikelas III hal ini menandakan keterampilan bercerita siswa masih rendah.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata keterampilan

bercerita dalam pembelajaran tematik khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia

siswa kelas III SDN 187/X Bangun Karya termasuk kedalam kategori „‟Rendah‟‟.

Hasil tersebut disebabkan karena saat proses pembelajaran tematik guru masih

menggunakan model pembelajaran yang berpusat kepada guru, dimana lebih

banyak menggunakan metode ceramah saat proses pembelajaran, dan guru juga

kurang mengkreasikan penggunaan metode maupun strategi pembelajaran yang

tepat sebagai alat pemahaman siswa. Sehingga proses pembelajaran berlangsung

secara monoton dan tidak ada feedback. Siswa jarang melakukan proses

pembelajaran yang efektif seperti penggunaan berbagai macam metode

pembelajaran, penggunaan media maupun strategi belajar, sehingga tidak terlihat

proses keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Guru hanya menjelaskan di

depan, dan setelah itu Siswa hanya disuruh mencatat dan mengerjakan tugas-tugas

yang terdapat didalam buku tematik. Siswa tidak dilibatkan secara langsung

Page 56: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

39

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

selama proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran tematik

yang diperoleh siswa hanya mengikuti apa saja yang diberikan oleh guru, tanpa

siswa itu tau sendiri seperti apa mendapatkan pengetahuan melalui proses

pembelajaran, karena siswa tidak pernah diajak untuk menemukan konsep sendiri

sesuai pemahaman dan pengetahuan siswa dan siswa cenderung ribut dan

berjalan-jalan saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga keterampilan

bercerita siswa dalam proses belajar tematik pada mata pelajaran bahasa Indonesia

tidak berlangsung seperti yang diharapkan.

Untuk menyelesaikan permasalahan di atas oleh karena itu guru harus dapat

menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan

diajarkan kepada siswa, yang dapat menarik perhatian siswa sehingga

pembelajaran tematik khususnya aspek keterampilan bercerita dapat meningkat.

C. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 21

Agustus 2018.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus

dilaksanakan dalam 2 pertemuan yang setiap pertemuannya terdiri dari 2x35

menit. Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus disesuaikan

dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tematik dengan mengunakan Metode

Pembelajaran Storytelling di kelas III SDN 187/X dengan jumlah siswa yang

terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian

tindakan kelas ini melalui empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.Setelah melalui tahapan-tahapan

tersebut maka diperoleh data-data yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini

yaitu untuk meningkatkan keterampilan bercerita siswa dengan menggunakan

Metode Pembelajaran Storytelling di kelas III di SDN 187/X Bangun Karya.

Sebelum terjun langsung untuk menerapkan pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran Storytelling, peneliti terlebih dahulu mengikuti guru kelas mengajar

tematik selama 4 hari, dimulai tanggal 23 Juli 2018 sampai 26 Juli 2018, hal ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara guru mengajar, model dan strategi

Page 57: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

40

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

apa saja yang digunakannya dan untuk lebih dekat dengan siswa sebelum

langsung menerapkan pembelajaran menggunakan metode Storytelling

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan pembelajaran

yang dimulai pada tanggal 30 Juli 2018, dan 31 Juli 2018. Dalam

pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang tematik khususnya mata

pelajaran bahasa Indonesia yang akan dipelajari dengan metode

pembelajaran Storytelling, menyusun dan mempersiapkan bahan ajar

yang akan diajarkan, dan mempersiapkan lembar observasi

keterlaksanaan proses pembelajaran.

Tabel 4.5

Jadwal Perencanaan (Siklus I)

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1 Senin

30 Juli 2018 Pertemuan I

Subtema 1 ciri-ciri makhluk

hidup

2

Selasa

31 Juli 2018

Pertemuan II Subtema 1 ciri-ciri makhluk

hidup

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tahap pelaksanaan siklus I.

Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam dua kali pertemuan

yang dilakukan selama 2x35 menit atau 2 jam pelajaran dengan tema

pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

Page 58: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

41

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan

pembelajaran tematik tema pertumbuhan dan perkembangan makhluk

hidup pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan

metode pembelajaranStorytelling.

1) Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin 30 Juli

2018 jam ke 3-4 pada pukul 08.05 – 09.15 WIB.

a) Kegiatan awal

1. Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek

kehadiran siswa.

2. Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing dipimpin oleh salah satu

siswa. Religius

3. Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama.

dilanjutkan lagu Nasional “Tanah Airku”. Nasionalis

4. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

5. Pembiasaan Membaca . Literasi

6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

7. Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan

atau bercerita pengalaman pergi ke kebun binatang untuk

mengawali pembahasan tentang ciriciri makhluk hidup.

b) Kegiatan Inti

1. Guru membentuk kelompok menjadi dua kelompok

2. Guru membagikan teks cerita lengkap dan teks cerita

rumpang

3. Guru mencontohkan cara bercerita dan siswa

memperhatikan guru yang sedang bercerita

4. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita

kembali dan mengisi bagian yang rumpang dari tekas yang

sudah diberikan oleh guru.

Page 59: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

42

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5. Siswa mengisi teks cerita yang masih rumpang dengan

menggunakan kata kunci yang sudah ditulis lengkap.

6. Siswa menuliskan cerita dari cerita yang mereka simak

berdasarkan semua kata kunci yang telah diisi pada cerita

rumpang.

7. Guru menyuruh Satu persatu siswa bercerita

8. Guru memberikan penguatan kepada siswa

9. Guru merefleksi hasil kerja siswa dan menyimpulkan

materi pembelajaran.

10. Guru memberikan soal evaluasi.

c) Penutup

1. Guru bersama siswa melakukan refleksi, menguraikan

manfaat pembelajaran yang telah dialami.

2. Guru memberikan umpan balik.

3. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

4. Guru mengkondisikan kelas, dan dilanjutkan dengan

berdo‟a.

2) Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 31 Juli

2018 jam ke 1-2 pada pukul 07.15 – 08.40 WIB.

a) Kegiatan awal

1. Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek

kehadiran siswa.

2. Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing dipimpin oleh salah satu

siswa. Religius

3. Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama.

dilanjutkan lagu Nasional “Tanah Airku”. Nasionalis

4. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Page 60: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

43

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5. Pembiasaan Membaca. Literasi

6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

7. Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan

atau bercerita pengalaman pergi ke kebun binatang untuk

mengawali pembahasan tentang ciriciri makhluk hidup.

b) Kegiatan Inti

1. Guru membentuk kelompok menjadi dua kelompok

2. Guru membagikan teks cerita lengkap dan teks cerita

rumpang

3. Guru mencontohkan cara bercerita dan siswa

memperhatikan guru yang sedang bercerita

4. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita

kembali dan mengisi bagian yang rumpang dari tekas yang

sudah diberikan oleh guru.

5. Siswa mengisi teks cerita yang masih rumpang dengan

menggunakan kata kunci yang sudah ditulis lengkap.

6. Siswa menuliskan cerita dari cerita yang mereka simak

berdasarkan semua kata kunci yang telah diisi pada cerita

rumpang.

7. Guru menyuruh Satu persatu siswa bercerita

8. Guru memberikan penguatan kepada siswa

9. Guru merefleksi hasil kerja siswa dan menyimpulkan

materi pembelajaran.

10. Guru memberikan soal evaluasi.

c) Penutup

1. Guru bersama siswa melakukan refleksi, menguraikan

manfaat pembelajaran yang telah dialami.

2. Guru memberikan umpan balik.

Page 61: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

44

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

4. Guru mengkondisikan kelas, dan dilanjutkan dengan

berdo‟a.

c. Hasil Obsevasi Siklus I

Untuk melihat hasil observasi yang telah dilakukan terhadap siswa

di kelas selama proses pembelajaran dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Lembar observasi penilaian siswa pembelajaran keterampilan bercerita

menggunakan metode storytelling.

Observasi terhadap siswa :

Sekolah : SDN 187/XDesa Bangun Karya

Kelas/Semester : III/ I (satu)

Hari / Tanggal : Rabu dan sabtu/ 22 dan 2018

Pertemuan/Siklus : I dan II / II (Dua)

Berikut adalah lembar penilaian hasil observasi keterampilan

bercerita siswa pada tahap pelaksanaan siklus I.

Tabel 4.6

Hasil Observasi keterampilan bercerita Siswa dengan Menggunakan

Metode storytelling(Siklus I)

No Indikator atau aspek yang

dinilai

Skor Juml

Ah

Rata-

rata P1 P2

1. Kemampuan berbicara

a. Siswa mampu berbicara

bahasa yang baik

b. Siswa memiliki kefasehan

berbicara

c. Siswa lancar dalam

berbicara

d. Mengusai kosakata yang

baik

3

3

3

2

3

4

4

3

6

7

7

5

60

70

70

50

Page 62: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

45

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

e. Intonasi suara dan durasi 4 4 8 80

2. Menceritakan cerita

a. Siswa mampu bercerita

dengan baik

b. Menguasai isi cerita

c. Ekpresi yang tepat dan

sesuai dengan isi cerita (

sedih, bahagia )

d. Memiliki sikap yang wajar,

tenang dan tidak kaku

e. Pandangan harus di

arahkan pada lawan bicara

3

3

2

3

3

3

4

3

4

4

6

7

5

7

7

60

70

50

70

70

Jumlah 29 32 65

Rata-rata 2,9 3,2 6,5

Rata-rata keseluruhan (%) 4,2

Keterangan:

1 : Sangat Kurang terampil P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang terampil P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukupterampil

4 : terampil

5 : Sangat terampil

Berdasarkan hasil pengamatan di atas sebagaimana ditunjukkan pada

tabel 4.6 dapat diketahui bahwa keterampilan bercerita siswa dalam proses

pembelajaran Tematik mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek bercerita

sudah cukup terampil yaitu dengan persentase rata-ratanya sebesar 4,2%, masih

terdapat beberapa kekurangan yaitu siswa kurang mampu bercerita dengan

baik, selain itu siswa kurang menguasai kosakata dengan baik, serta siswa

belum menguasai cerita dengan benar.

Page 63: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

46

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 4.7

Keterampilan bercerita Siswa dengan Metode Pembelajaran Storytelling

(Siklus I)

No

Nama

Skor

Siklus I

Rata-rata

Skor

Keterangan

P1 P2

1. Andika Pratama 50 60 55 Kurang Baik

2. Dwi Wulan Sari 60 70 65 Cukup baik

3. Failasuf Muzaki 60 70 65 Cukup baik

4. Ferdiansyah 60 70 65 Cukup baik

5. Gusti Ramayana 70 80 75 Baik

6. Harmono 60 60 60 Cukup baik

7. Khoirum Musakaroh 50 60 55 Kurang baik

8. Laila Tusakdiah 50 60 55 Kurang baik

9. Laila Nurlatifa 70 80 75 Baik

10. M. Iqbal 50 60 55 Kurang Baik

11. M. Ridho 60 60 60 Cukup baik

12. Mila Agustina 60 60 60 Cukup baik

13. M. Panji 60 70 65 Cukup baik

14 Nabila Nurul Mahmuda 70 80 75 Baik

15 Nabila Risya 80 80 80 Sangat baik

16 Novia Dini 60 70 75 Baik

17 Rahmad Kelfin 60 60 60 Cukup baik

18 Rifki Alfian 60 60 60 Cukup baik

19 Veni Merlinda 70 70 70 Baik

20 Verdin Saputra 70 80 75 Baik

21 Zahra Aurella Putri 80 80 80 Sangat baik

Jumlah 1315 1395 1390 Cukup

Rata-rata Skor 62,61 66,42 66,19 Baik

Adapun hasil tes evaluasi tindakan pada siklus 1 pada aspek

keterampilan bercerita dengan menggunakan metode pembelajaran

Storytelling pada pembelajaran tematik mata pelajaran bahasa Indonesia

terdapat pada table 4.7 nilai siswa dengan rata-rata 70 sudah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM). dimana sudah terlihat siswa yang semula

sangat kurang sekarang sudah meningkat, siswa yang semula belum tuntas

Page 64: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

47

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pada siklus 1 ini sudah mendapatkan nilai yang cukup bagus, siswa yang

sudah tuntas pada pra siklus lebih meningkat lagi nilainya, hanya saja ada

beberapa siswa yang belum tuntas.

Hasil yang diperoleh sebagian besar siswa menunjukkan ketuntasan

yang lebih baik dibandingkan dengan ketuntasan pada saat pra siklus melalui

metode pembelajaran Storytelling siswa sudah terlihat sangat antusias dalam

pembelajaran dan ikut berpartisipasi sehingga siswadengan mudah

berkonsentrasi pada saat bercerita.

d. Tahap refleksi

Berdasarkan refleksi diri peneliti, hasil pengamatan observer,

dan didukung oleh data dokumentasi berupa foto maupun video

pada pembelajaran siklus I, aktivitas siswa yang masih berada pada

kriteria cukup dan hasil belajar siswa yang belum mencapai ketun-

tasan klasikal yang diharapkan, yaitu ≥85%. Setelah tindakan

observasi siklus I, maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan,

yaitu:.

1) Keterampilan guru dalam mengelola kelas perlu

ditingkatkan karena masih ada siswa yang ramai dan

tidak konsentrasi saat guru menjelaskan

2) Kemampuan guru dalam bercerita masih kurang

bervariasi

3) Pada keterampilan memberikan penguatan oleh guru

masih sangat kurang, ketika siswa berhasil

mengerjakan tugas, guru belum sepenuhnya

memberikan penghargaan baik verbal maupun non-

verbal

4) Siswa selalu berbuat gaduh pada waktu bercerita

sehingga kelas tidak kondusif.

Page 65: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

48

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5) Guru kurang luwes dan menyenangkan dalam

memberikan pertanyaan.

6) Saat berkelompok, guru kurang mengatur tempat

duduk kelompok sehingga kelas menjadi ramai dan

siswa menjadi bingung saat berpindah tempat.

7) Kemampuan guru dalam menjelaskan materi masih

kurang dan belum memberikan contoh yang konkrit ke

siswa.

8) Masih banyak siswa yang belum berani dan malu

untuk bercerita ke depan kelas.

9) Siswa belum terlihat menyimpulkan hasil

pembelajaran.

10) Hasil belajar siswa berupa keterampilan bercerita

menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 71%

sehingga diperlukan pertemuan berikutnya.

Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada

pada siklus 1 dan untuk meningkatkan keterampilan bercerita,

maka perlu dilanjutkan pada siklus II dengan melakukan

perbaikan pada hal-hal berikut:

1) Guru perlu memperbaiki keterampilan dalam mengelola

kelas agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

2) Guru perlu meningkatkan kemampuan memberikan

apersepsi dengan memberipelajaran di papan tulis agar

siswa memahami tujuan dari materi yang akan dipelajari.

3) Guru harus meningkatkan keterampilan memberikan

penguatan dengan memberikan penghargaan berupa verbal

atau nonverbal agar siswa lebih bersemangat dan

termotivasi untuk belajar.

Page 66: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

49

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4) Menegur dengan tegas ketika ada siswa yang gaduh serta

dapat diatasi dengan pendekatan membimbing siswa.

5) Hasil belajar siswa berupa keterampilan bercerita perlu

ditingkatkan lagi.

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan selama tiga kali pertemuan pembelajaran

yang dimulai pada tanggal 06 Agustus 2018, dan 07 Agustus 2018. Dalam

pelaksanaan siklus II kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan Siklus II

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan dipelajari dengan metode

pembelajaran storytelling, menyusun dan mempersiapkan bahan ajar yang

akan diajarkan, dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses

pembelajaran.

Tabel 4.8

Jadwal Perencanaan (Siklus II)

No Hari/tanggal Pertemuan Materi

1. Senin

06 agustus 2018 Pertemuan I

Subtema 2 pertumbuhan dan

perkembangan manusia

2.

Selasa

07 agustus 2018

Pertemuan II Subtema 2 pertumbuhan dan

perkembangan manusia

b. Tahap Pelaksanaan Siklus II

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan yang

akan dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

tahap pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dalam

Page 67: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

50

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2 kali pertemuan pemberian tindakan yang dilakukan selama 2x35 menit atau

2 jam pelajaran.

1) Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin 06 agustus

2018 jam ke 3-4 pada pukul 08.05 – 09.15 WIB.

a) Kegiatan awal

1. Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek

kehadiran siswa.

2. Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing dipimpin oleh salah satu

siswa. Religius

3. Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama.

dilanjutkan lagu Nasional “Tanah Airku”. Nasionalis

4. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

5. Pembiasaan Membaca . Literasi

6. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

7. Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan

atau bercerita pengalaman pergi ke kebun binatang untuk

mengawali pembahasan tentang ciriciri makhluk hidup.

b) Kegiatan Inti

1. Guru membentuk kelompok menjadi dua kelompok

2. Guru membagikan teks cerita lengkap dan teks cerita

rumpang

3. Guru mencontohkan cara bercerita dan siswa

memperhatikan guru yang sedang bercerita

4. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita

kembali dan mengisi bagian yang rumpang dari tekas yang

sudah diberikan oleh guru.

Page 68: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

51

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5. Siswa mengisi teks cerita yang masih rumpang dengan

menggunakan kata kunci yang sudah ditulis lengkap.

6. Siswa menuliskan cerita dari cerita yang mereka simak

berdasarkan semua kata kunci yang telah diisi pada cerita

rumpang.

7. Guru menyuruh Satu persatu siswa bercerita

8. Guru memberikan penguatan kepada siswa

9. Guru merefleksi hasil kerja siswa dan menyimpulkan

materi pembelajaran.

10. Guru memberikan soal evaluasi.

c) Penutup

1. Guru bersama siswa melakukan refleksi, menguraikan

manfaat pembelajaran yang telah dialami.

2. Guru memberikan umpan balik.

3. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

4. Guru mengkondisikan kelas, dan dilanjutkan dengan

berdo‟a.

2) Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 07

Agustus 2018 jam ke 1-2 pada pukul 07.15 – 08.40 WIB.

a) Kegiatan awal

1) Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan mengecek

kehadiran siswa.

2) Siswa berdoa bersama sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing dipimpin oleh salah satu

siswa. Religius

3) Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama-sama.

dilanjutkan lagu Nasional “Tanah Airku”. Nasionalis

Page 69: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

52

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

5) Pembiasaan Membaca . Literasi

6) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

7) Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak hewan

atau bercerita pengalaman pergi ke kebun binatang untuk

mengawali pembahasan tentang ciriciri makhluk hidup.

b) Kegiatan Inti

1. Guru membentuk kelompok menjadi dua kelompok

2. Guru membagikan teks cerita lengkap dan teks cerita

rumpang

3. Guru mencontohkan cara bercerita dan siswa

memperhatikan guru yang sedang bercerita

4. Setelah itu guru menyuruh siswa membaca teks cerita

kembali dan mengisi bagian yang rumpang dari tekas yang

sudah diberikan oleh guru.

5. Siswa mengisi teks cerita yang masih rumpang dengan

menggunakan kata kunci yang sudah ditulis lengkap.

6. Siswa menuliskan cerita dari cerita yang mereka simak

berdasarkan semua kata kunci yang telah diisi pada cerita

rumpang.

7. Guru menyuruh Satu persatu siswa bercerita

8. Guru memberikan penguatan kepada siswa

9. Guru merefleksi hasil kerja siswa dan menyimpulkan

materi pembelajaran.

10. Guru memberikan soal evaluasi.

c) Penutup

1) Guru bersama siswa melakukan refleksi, menguraikan

manfaat pembelajaran yang telah dialami.

2) Guru memberikan umpan balik.

Page 70: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

53

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

4) Guru mengkondisikan kelas, dan dilanjutkan dengan

berdo‟a.

c. Hasil Obsevasi Siklus II

Tabel 4.9

Hasil Observasi keterampilan bercerita siswa dengan Menggunakan

Metode storytelling (Siklus II)

No Indikator atau aspek yang

dinilai

Skor Juml

Ah

Rata-

rata P1 P2

1. Kemampuan berbicara

a. Siswa mampu

berbicarabahasa yang baik

b. Siswa memiliki kefasehan

berbicara

c. Siswa lancar dalam

berbicara

d. Mengusai kosakata yang

baik

e. Intonasi suara dan durasi

4

4

3

3

4

4

4

4

3

5

8

8

7

6

9

75

85

80

85

80

2. Menceritakan cerita

a. Siswa mampu bercerita

dengan baik

b. Menguasai isi cerita

c. Ekpresi yang tepat dan

sesuai dengan isi cerita (

sedih, bahagia )

d. Memiliki sikap yang wajar,

tenang dan tidak kaku

e. Pandangan harus di

arahkan pada lawan bicara

4

3

3

4

4

4

4

4

4

4

8

7

7

8

8

85

80

85

75

85

Jumlah 36 40 76

Rata-rata 3,6 4,0 7,6

Rata-rata keseluruhan (%) 5,0

Page 71: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

54

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Keterangan:

1 : Sangat Terampil P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Terampil P2 : Pertemuan Kedua

3 : CukupTerampil

4 : Terampil

5 : Sangat Terampil

Berdasarkan hasil pengamatan di atas sebagaimana ditunjukkan pada

tabel 4.9 dapat diketahui bahwa keterampilan bercerita siswa dalam proses

pembelajaran tematik mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus II aspek

keterampilan bercerita sudah baik yaitu dengan persentase rata-ratanya sebesar

5,0%, persentase pada siklus II meningkat dari siklus I hal ini dapat dibuktikan

bahwa persentase rata-rata siklus II 5,0% dari siklus I yaitu persentase rata-

rata sebesar 4,2%, upaya peningkatan keterampilan bercerita siswa sudah dapat

terlihat walaupun secara keseluruhan belum memuaskan masih terdapat

beberapa kekurangan yaitu ada beberapa siswa yang kurang percaya diri dan

dengan suara yang pelan saat bercerita hanya saja siswa tersebut sudah berani

maju ke depan kelas untuk bercerita tanpa ditunjuk oleh guru, serta terdapat

kekurangan pada saat siswa bercerita ke depan kelas ada beberapa bahasa yang

disampaikan dengan menggunakan bahasa daerah.

Tabel 4.10

Keterampilan Bercerita Siswa dengan Metode Pembelajaran storytelling

(Siklus II)

No

Nama

Skor

Siklus I

Rata-rata

Skor

Keterangan

P1 P2

1. Andika Pratama 60 70 65 Cukup Baik

2. Dwi Wulan Sari 80 80 80 Sangat baik

3. Failasuf Muzaki 80 80 80 Sangat baik

4. Ferdiansyah 70 70 70 baik

5. Gusti Ramayana 80 80 80 Sangat baik

6. Harmono 70 80 75 Baik

7. Khoirum Musakaroh 70 80 75 Baik

8. Laila Tusakdiah 70 80 75 Baik

Page 72: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

55

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

9. Laila Nurlatifa 80 90 85 Sangat baik

10. M. Iqbal 60 70 65 Cukup Baik

11. M. Ridho 70 80 75 Baik

12. Mila Agustina 70 80 75 baik

13. M. Panji 60 70 65 Cukup Baik

14 Nabila Nurul Mahmuda 80 90 85 Sangat baik

15 Nabila Risya 80 90 85 Sangat baik

16 Novia Dini 80 80 80 Sangat baik

17 Rahmad Kelfin 70 80 75 Baik

18 Rifki Alfian 70 70 70 Baik

19 Veni Merlinda 80 80 80 Sangat baik

20 Verdin Saputra 80 90 85 Sangat baik

21 Zahra Aurella Putri 90 90 90 Sangat baik

Jumlah 1435 1680 1615 Sangat

Rata-rata Skor 68,33 80 76,90 Baik

Adapun hasil observasi siswa dalam proses pembelajaransiswa akhir

siklus II dengan metode pembelajaran Storytelling. Pada tabel

4.10skorketerampilan bercerita siswa sebesar 1615 dengan rata-rata skornya

76.90 dan ini meningkat dari siklus I dimana jumlah skor yang diperoleh

sebesar 1390 dengan rata-rata skornya 66,19.

d. Tahap Refleksi

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan

tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah

mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini terlihat dari keterampilan

bercerita siswa telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan, setelah

peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan data-data

yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi,

diketahui hasil keterampilan bercerita siswa pada siklus II dalam kategori

sudah baik. Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus

IIdikatakan sudah berhasil karena sudah memenuhi indikator keberhasilan

tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya peningakatan keterampilan

Page 73: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

56

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

bercerita siswa kedalam kategori baik, maka pemberian tindakan pada

penelitian diakhiri pada siklus II.

D. Analisis Data

Setelah semua data diolah, selanjutnya data tersebut di analisa. Dalam

menganalisa data ini didasarkan pada pertanyaan/pernyataan penelitian

berdasarkan temuan penelitian terdahulu, maka pertanyaan penelitian tersebut

dapat dijawab hasil penelitian memuat pengelolaan data tentang hasil

keterampilan berceritayang ditimbulkan siswa, hasil pengamatan terhadap

aktivitas siswa, dan hasil pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran. Hasil

data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi adalah

sebagai berikut:

1. Hasil observasi keterampilan bercerita siswa pada siklus I diperoleh

rata-rata persentase sebesar 4,2%, sedangkan pada siklus II diperoeh

persentase sebesar 5,0%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan

keterampilan bercerita pada pembelajaran tematik mata pelajaran

Bahasa Indonesia yang menggunakan pembelajaran Storytelling.

2. Skor hasil keterampilan bercerita pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 66.19%, sedangkan pada siklus II diperoleh

persentase sebesar 76.90%. Hal ini juga menunjukkan adanya

peningkatan kemampuan bercerita siswa menggunakan metode

storytelling.

E. Interprestasi Hasil Analisis Data

Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi bahwa

pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang dilakukan selama proses

pembelajaran menunjukan aktivitas belajar dan keterampilan bercerita siswa

belum begitu optimal. Namun terjadi peningakatan pada aktivitas belajar dan

keterampilan bercerita siswa setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II.

Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Page 74: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

57

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam

melakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa dan aktivitas

mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang

diperoleh dari lembar observasi digunakan peneliti dan observer sebagai

bahan untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan dan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus

selanjutnya. Hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.11

Persentase keterampilan bercerita Siswa dengan Menggunakan Metode

Pembelajaran Storytelling.

Skor

Aktivitas

Pertemuan

1

Pertemuan

2

Rata-rata

Siklus I 2,9 3,2 4,2%

Siklus II 3,6 4,0 5,0%

Peningkatan 0,7% 0,8% 0,8%

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.9 terjadi peningkatan keterampilan

berceritasiswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa

pembelajaranTematik dengan menggunakan metode pembelajaran Storytelling

dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas III di Sekolah Dasar

Negeri 187/X DesaBangun Karya selama proses pembelajaran.

Adapun persentase ketermpilan berceritabelajar siswa pada siklus I dan

siklus II disajikan pada diagram berikut:

Page 75: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

58

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar 4.2 Diagram Keterampilan Bercerita Siswa Dengan Menggunakan

Metode Storytelling

Tabel 4.12

Skor keterampilan bercerita siswa dengan Menggunakan Metode

Pembelajaran Kooperatif Tipe Storytelling observasi.

Tes Akhir Skor Kriteria

Skor Awal 55.95 Kurang Terampil

Siklus I 66.19 Cukup Terampil

Siklus II 76.90 Terampil

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.12 dapat dilihat adanya

peningakatan skor keaktifan belajar siswa dari skor awal ke siklus I ke siklus

II dengan peningkatan skor sebesar 10,24 (skor awal ke siklus 1) dan 10,71

(siklus 1 ke siklus 2)hal ini menunjukan tercapainya indikator keberhasilan.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

SIKLUS 1 SIKLUS 2

PERTEMUAN1

PERTEMUAN 2

Page 76: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

59

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar 4.3Diagram Skor Keterampilan Bercerita Siswa Menggunakan

Metode Pembelajaran storytelling Berdasarkan Observasi.

F. Pembahasan

Dari hasil penelitian diatas, dapat terlihat hasil sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan

untuk meningkatkan keterampilan bercerita metode storytelling

pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun

Karya. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti tahapan-tahapan

metode pembelajaran storytelling guntuk meningkatkan keterampilan

bercerita siswa. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode

Storytelling telah menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam

pelaksanaan proses pembelajaran Tematik di kelas III Sekolah Dasar

Negeri 187/XDesaBangun Karya. Hal ini terlihat dari adanya

peningkatan aktivitas belajar siswadengan menggunakan metode

pembelajaran Storytelling. Karena proses pembelajaran menggunakan

metode Storytelling membuat siswa lebih menarik dan berkesan ketika

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra siklus siklus 1 siklus 2

skor keterampilan bercerita

skor keterampilan bercerita

Page 77: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

60

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

mengikuti pembelajaran, siswa lebih bersemangat dan siswa lebih

mudah mengingat materi yang diceritakan oleh guru. Metode

pembelajaran Storytelling juga membuat siswa lebih terampil dan

percaya diri bercerita di depan kelas.

2. Selain itu dilihat dari hasil observasi selama penelitian di kelas III

Sekolah Dasar Negeri 187/XDesa Bangun Karya terlihat ada

perubahan sebelum dan sesudah menggunakan metode storytelling

dalam pembelajaran tematik, keterampilan bercerita siswa meningkat

dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II, hasil

keterampilan bercerita pada siklus I mencapai 66.19% meningkat pada

siklus II menjadi 76,90%. Hal serupa terjadi pada tes keterampilan

bercerita pembelajaran tematik dengan menggunakan metode

storytelling.Hal ini terbukti berdasarkan presentase keterampilan

bercerita siswa akhir siklus 1 sebesar 4,2 dengan kategori “terampil”

dan skor siswa meningkat menjadi 5.0 dengan kategori “sangat baik

“.Berdasarkan analisis hasil tes pada siklus I dan siklus II, hasil belajar

siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya

mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa metode pembelajaran Storytelling dapat

meningkatkan keterampilan bercerita dalam pembelajaran tematik

siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya

3. Adapun dampak dari penggunaan metode pembelajaran Storytelling

siswa menjadi lebih percaya diri ketika tampil ke depan kelas, dalam

kegiatan pembelajaran ini lebih menyenangkan siswa dalam belajar,

dalam kegiatan pembelajaran siswa terlibat aktif, siswa juga dapat

mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi sehingga

mampu memberikan kesempatan kepada siswa bekerjasama dalam

suasana bergotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk

memperoleh informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi

siswa.

Page 78: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

FakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada tindakan kelas yaitu penggunaan

metode storytelling di Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode pembelajaran storytelling dalam pembelajaran

Tematik mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas III, dapat

meningkatkan keterampilan bercerita siswa. Hal ini terlihat dari

peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari setiap siklusnya.

2. Dampak yang diperoleh siswa dari diterapkannya metode pembelajaran

Storytelling yaitu siswa yang semula malas mengikuti proses

pembelajaran kini sudah terlihat menyukai pembelajaran tematik, siswa

yang jarang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru kini sudah

berani untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa yang

semula gaduh saat belajar kini sudah terlihat serius ketika proses

pembelajran berlangsung, siswa yang mula-mula malu untuk bercerita di

depan kelas kini sudah percaya diri saat bercerita. Penggunaan metode

pembelajaran Storytelling dapat mengoptimalkan pembelajaran Tematik

pada aspek keterampilan bercerita di Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa

Bangun Karya.

3. Terdapat peningkatan ketuntasan belajar dan hasil belajar hasil observasi

selama penelitian di kelas III Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun

Karya terlihat ada perubahan sebelum dan sesudah menggunakan

metode storytelling, keterampilan bercerita siswa meningkat dari

prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II, hasil keterampilan

menyimak pada siklus I mencapai 66.19% meningkatpadasiklus II

menjadi 76.90%. Hal serupa terjadi pada skor keterampilan bercerita

siswa meningkat pada setiap siklus, pada saat pra siklus nilai rata-rata

Page 79: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

62

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

siswa hanya 55,95 (belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum,

pada saat siklus 1 meningkat rata-rata siswa menjadi 66,19 (hampir

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum), dan meningkat lebih baik

pada siklus II rata-rata siswa menjadi 76.90 (sudah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum). Ini membuktikan bahwa dengan menggunakan

metode pembelajaran Storytelling pada mata pelajaran Tematik dapat

meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas III Sekolah Dasar

Negeri 187/X Desa Bangun Karya.

B. Saran

Setelah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dipaparkan dalam bentuk

tulisan maka peneliti menyampaikan beberapa saran yang berguna dan

bermanfaat sebagai masukan, demi kelancaran pelaksanaan pembelajaran di

sekolah dasar negeri 187/X Desa Bangun Karya. Adapun saran dari peneliti atau

penulis adalah sebagai berikut:

1. Guru diharapkan ketika proses belajar mengajar dapat menerapkan

metode pembelajaran storytelling dalam pembelajaran tematik

khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih membuat

pembelajaran bermakna dan menarik bagi siswa.

2. Guru diharapkan dengan adanya penerapan metode pembelajaran

storytelling ini siswa akan lebih senang dengan setiap materi yang

diberikan oleh guru, dan akan membuat guru lebih mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan.

3. Guiru diharapkan sebelum mengajar terlebih dahulu menyiapkan

rencana pembelajaran, model pembelajaran, serta media yang sesuai

dengan materi yang akan diajarkan kepda siswa.

4. Sebaiknya sekolah memfasilitasi guru untuk mengembangkan model

pembelajaran yang inovatif dan kreatif, serta tidak hanya digunakan

sebagai alternative dalam pembelajaran bahasa Indonesia tetapi dapat

digunakan pada mata pelajaran lainnya karena dapat meningkatkan

keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Page 80: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

63

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

C. Kata Penutup

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan

jasmani dan rohani sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tindakan

kelas ini. Penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan baik

dalam bentuk penuangan pikiran, sistematika penulisan serta hal lainnya, dengan

hal ini kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ini.

Rasa terimakasih yang mendalam peneliti ucapkan kepada seluruh pihak

yang memberikan bantuan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, semoga apa

yang telah penulis tuangkan dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi guru

di Sekolah Dasar Negeri 187/X Desa Bangun Karya.

Page 81: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

FakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika

B, Rahmanto, 2005. Metode pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No.

20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional Republik Indonesia

Hamzah, B Uno. 2011. Menjadi peneliti PTK yang profesional. Jakarta: Bumi

Aksara

Isjoni, 2012.Cooperative learning. Bandung: Alfabeta

Jamaluddin, dkk. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan

UIN STS Jambi. Jambi: UIN Jambi

Lie, Anita. 2008. Mempraktikan cooperative learning di ruang-ruangkelas.

Jakarta: Grasindo.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Mualifah, 2013.Storytelling sebagai metode parenting untuk pengembangan

kecerdasan anak usia dini. Malang: UIN Malik Ibrahim

Mulyana, yeti. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Mulyono, 2012.Strategi Pembelajaran. Malang: UIN –Maliki Press

Rusman, 2014.Model-model pembelajaran. Bandung: PT Raja GrafindoPersada

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: BumiAksara

Page 82: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

FakultasTarbiyahdanKeguruan UIN STS Jambi

Sanjana, wina. 2006. Strategi pembelajaran. Jakarta: Media prenada

Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: CV. Angkasa.

Jurnal

Intan Janiar, Siti Halidjah, Suryani. 2013. Peningkatan Kemampuan Berbicara

Dengan Mengunakan Metode Storytelling Siswa Kelas V SDN 05

Pontianak

Rosalina Rizki Pratiwi. 2016. Penerapan Metode Storytelling Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas II SDN S4 Bandung.

Ni Luh Putu Evytasari Pebriani, 2014. Pengaruh Metode Storytelling Terhadap

Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V Kecamatan Buleleng

Nur Jariyah, 2013. Penerapan Storytelling Dalam Rangka Meningkatakan

Keterampilan Bercerita Peristiwa Menyenangkan Pada Mata Pelajaran

IPS Kelas II Madrasah Ibtidaiyah Nurul Yaqin Surabaya

Kusmiadi. 2008. Strategi pembelajaran PAUD melalui metode dongeng

bagi pendidik paud. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF

Internet

www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-bercerita-

anak.html?m=1

Page 83: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

A. Lembar Observasi Siswa

Tema :

Sub tema :

Kelas :

Hari dan tanggal :

Jam pelajaran :

Tujuan Observasi :

1) Untuk mengetahui tingkat awal keterampilan bercerita siswa dalam proses

pembelajaran sebelum menggunakan metode pembelajaran Storytelling.

2) Untuk mengetahui dampak setelah di terapkannya metode Storytelling terhadap

keterampilan bercerita siswa.

Petunjuk :

1) Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi

tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa.

2) Observer memberikan skor dengan petunjuk berikut:

Kualitas

Skor Kualitas

1 Sangat kurang terampil

2 Kurang terampil

3 Cukup terampil

4 Terampil

5 Sangat terampil

3). Ceklis pada angka yang memenuhi aspek-aspek penilaian siswa dalam proses

pembelajaran

Page 84: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Aktivitas Belajar Siswa Skor

1 2 3 4 5

1

Kemampuan berbicara

a. Siswa mampu berbicara bahasa yang baik.

b. Siswa memiliki kefasehan dalam berbicara.

c. Siswa lancar dalam berbicara.

d. Menguasai kosakata yang baik.

e. Intonasi suara dan durasi

2 Menceritakan Cerita

a. Siswa mampu bercerita dengan baik.

b. Menguasai isi cerita

c. Ekpresi yang tepat dan sesuai dengan isi cerita.

d. Memiliki sikap yang wajar , tenang dan tidak

kaku.

e. Pandangan harus lurus kedepan

Jumlah

Page 85: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN BERCERITA SISWA

Siklus pertemuan ke :

Pengamat :

Petunjuk pengisian :

Dengan penilaian :

0 – 19 = tidak terampil

20 – 59 = kurang terampil

60 – 69 = cukup terampil

70 – 79 = terampil

80 – 100 = terampil sekali

Dengan aspek yang diamati

A : Siswa mampu berbicara bahasa yang baik.

B : Siswa memiliki kefasehan dalam berbicara.

C : Siswa lancar dalam berbicara.

D :Menguasai kosata dengan baik.

E : Intonasi suara dan durasi

F : Siswa mampu berbicara dengan baik

G : Menguasai isi cerita.

H : Ekpresi yang tepat dan sesuai dengan isi cerita

I : Memiliki sikap yang wajar ,tenang dan tidak kaku

J : Pandangan harus lurus kedepan.

Page 86: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama siswa Aspek yang Dinilai

Jumlah skor A B C D E F G H I J

1 Andika Pratama 50

2 Dwi Wulan Sari

3 Failasuf Muzaki

4 Ferdiansyah

5 Gusti Ramayana

6 Harmono

7 Khoirum

Musakaroh

8 Laila Tusakdiah

9 Laila Nurlatifa

10 M. Iqbal

11 M. Ridho

12 Mila Agustina

13 M. Panji

14 Nabila Nurul

Mahmuda

15 Nabila Risya

16 Novia Dini

17 Rahmat Kelfin

18 Rifki Alfian

19 Veni Merlinda

20 Verdin Saputra

21 Zahra Aurella Putri

JUMLAH

RATA-RATA SKOR

Page 87: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Lembar Observasi Guru

No Indikator atau aspek yang dinilai Skor Jumlah Rata-rata

%

P1 P2

1 Melaksanakan pra pembelajaran

Mempersiapkan media

Memimpin berdoa

Mengabsen siswa

2 Melakukan apersepsi berkaitan dengan

materi yang dipelajari

Melakukan apersepsi yang akan

menarik perhatian siswa

Bertanya tentang materi yang akan

dibahas

Menumbuhkan motivasi siswa

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menyampaikan tujuan

pembelajaran sesuai dengan

indicator

Menyampaikan model

pembelajaran yang akandilakukan

4 Menyampaikan materi pembelajaran

Menjelaskan materi pembelajaran

sesuai indicator

Memberikan contoh konkrit dalam

menjelaskan materi

Menggunakan media pembelajaran

dalam menjelaskan materi

5 Membimbing dalam pembagian bahan

cerita

Guru membagi siswa menjadi dua

kelompok besar

Menjelaskan bahan cerita yang

didapat tiap kelompok

Memberikan petunjuk saat

pembagian cerita dengan suara

Page 88: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

jelas dan tepat

6 Guru Menutup Mata pembelajaran

Guru bersama siswa melakukan

refleksi

Guru bersama siswa

menyimpulkan pembalajaran

Guru mengakhiri mata pelajaran

dengan mengucapkan salam

Jumlah

Rata-rata (%)

Rata-rata keseluruhan (%)

Page 89: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

C. Lembar Wawancara Siswa

Nama siswa : HARMONO

Kelas : III

No. absen : 6

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu suka

pembelajaran Tematik?

Iya, Suka

2 Bagaimana pendapat kamu

tentang pembelajaran

Tematik?

Asik, dan enak aja

3 Bagaimana pendapat kamu

tentang cara mengajar guru

yang digunakan dalam

pembelajaran selama ini?

Biasanya ibu hanya menjelaskan dan

mengerjakan soal yang ada di buku siswa

4

Pernahkah kamu mendengar

atau mengetahui metode

pembelajaran Storytelling?

Belum Pernah pak

5 Apakah kamu ingin tahu lebih

banyak tentang metode

pembelajaran Storytelling?

iya mau pak

6 Apakah selama proses

pembelajaran guru pernah

menggunakan media?

Pernah pak

7 Apa yang kamu dapat setelah

mempelajari pembelajaran

Tematik menggunakan

metode pembelajaran

Saya bisa mengeluarkan ide ,dan saya sudah

tidak malu untuk bercerita didepan kelas

Page 90: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Storytelling?

8 Apakah kamu ikut

berpartisipasi dalam

kelompokmu?

Iya pak

9 Apakah kamu bertanya

kepada guru apabila kamu

belum paham ?

Iya pak

10 Apakah kamu membantu

teman yang belum paham ?

Iya pak

D. Lembar Wawancara Guru

Nama guru : Juwariyah S.Pd

Wali kelas : III

Instrument Wawancara dengan Guru Sebelum Pembelajaran

No Pertanyaan Jawaban

1 Berapa lama ibu mengajar di SDN

187/X?

Dari tahun 2010

2 Berapa lama ibu mengajar di kelas

III?

Selama 4 tahun

3 Berapa jumlah peserta didik yang

belajar di kelas ibu saat ini?

Jumlahnya ada 21 siswa, 10 perempuan

dan 11 laki-laki

4 Bagaimana respon siswa di kelas

pada pembelajaran tematik ?

Respon siswa ya sangat menanggapi,

karenakan sudah terbiasa dengan

pembelajaran tersebut

5 Bagaimana cara ibu menyampaikan Biasanya saya menjelaskan terlebih

Page 91: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

materi dongeng kepada siswa? dahulu kemudian menyuruh siswa

mengerjakan soal yang ada di buku

siswa

6 Apa metode pembelajaran yang

sering ibu gunakan pada saat proses

pembelajaran?

Biasanya saya menggunakan metode

yang umumnya banyak digunakan

oleh guru-guru lainya

7 Apakah dalam proses pembelajaran

ibu pernah menggunakan metode

pembelajaran Storytelling?

Belum pernah

Nama guru : Juwariyah S.Pd

Wali kelas : III

Instrument Wawancara dengan Guru Setelah Pembelajaran

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah dengan menggunakan

metode pembelajaran Storytelling

lebih memudahkan siswa dalam

bercerita?

Saya rasa sangat mudah, karena

siswanya sendiri berpartisipasi aktif

dalam prosesnya

2 Apakah dengan menggunakan

metode pembelajaran Storytelling

dengan dapat meningkatkan

keterampilan bercerita siswa?

Seperti yang kita lihat tadi siswa terlihat

aktif selain itu siswa nyaman dengan

metode pembelajaran ini

3 Apakah dengan menggunakan

metode pembelajaran Storytelling

siswa berani bercerita kedepan kelas?

Iya lebih berani

Page 92: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5 Bagaimana hasil belajar siswa

setelah diterapkannya metode

pembelajaran Storytelling?

Hasil belajarnya sangat bagus karena

siswa sudah tidak malu lagi untuk

bercerita di depan kelas

E. Soal

Page 93: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

SILABUS SIKLUS I dan II

Satuan Pendidikan : SDN 187/X Desa Bangun Karya

Kelas/Semester : III/I

Tema/Subtema : Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup/ ciri- ciri makhluk hidup

Pertemuan ke : 1 dan 2

Kompetensi Inti :

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan

guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Page 94: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

SUB TEMA 1 PB 1

Bahasa Indonesia

3.4 Mencermati kosakata dalam teks

tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan

(makanan dan tempat hidup),

pertumbuhan, dan perkembangan

makhluk hidup yang ada di

lingkungan setempat yang

disajikan dalam bentuk lisan, tulis,

visual, dan/atau eksplorasi

lingkungan.

Membaca dan menjawab pertanyaan

sesuai teks tentang ciri-ciri makhluk

hidup.

Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk

hidup.

Menulis ciri-ciri makhluk hidup.

Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup

berdasarkan gambar. Critical Thinking and

Problem Solving

Berdiskusi dan menjawab pertanyaan yang

disampaikan guru mengenai ciri-ciri makhluk hidup.

Menuliskan ciri-ciri nyamuk dan ikan yang ada pada

gambar. Mandiri

4.4 Menyajikan laporan tentang

konsep ciri-ciri, kebutuhan

(makanan dan tempat hidup),

pertumbuhan, dan perkembangan

makhluk hidup yang ada di

lingkungan setempat secara tertulis

menggunakan kosakata baku

dalam kalimat efektif.

MTK

3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi

hitung pada bilangan cacah.

Menulis nama dan lambang

bilangan.

Mengurutkan bilangan.

Mengenal nama dan lambang bilangan ribuan.

Communication

Berlatih mengurutkan bilangan, sesuai dengan kartu

bilangan yang dimiliki bersama 4 orang teman

lainnya. Critical Thinking and Problem Solving

Berlatih menuliskan nama dan lambang bilangan

1.000 sampai dengan 10.000 yang ada pada buku.

Page 95: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

4.1 Menyelesaikan masalah yang

melibatkan penggunaan sifat-sifat

operasi hitung pada bilangan

cacah.

SBdP

3.2 Mengetahui bentuk danvariasi

pola irama dalamlagu.

Menyanyi lagu yang memiliki pola

irama sederhana.

Membaca pola irama sederhana pada

lagu.

Mengenal lagu Cicak di Dinding.

Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup yang ada

pada teks lagu. Critical Thinking and Problem

Solving

Mengamati guru menyanyikan lagu Cicak di

Dinding.

Mengamati tanda dan yang ada pada syair

lagu.

Berlatih menyanyi secara bergantian.

4.2 Menampilkan bentuk danvariasi

irama melalui lagu.

SUB TEMA 1 PB 2

Bahasa Indonesia

3.4 Mencermati kosakata dalam teks

tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan

(makanan dan tempat hidup),

Membaca dan mengidentifikasi ciri-

ciri makhluk hidup.

Mengamati ciri kedua makhluk hidup yaitu

bernapas. Siswa berdiskusimengenai cara tumbuhan

bernapas. Jika memungkinkan lakukan

Page 96: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

pertumbuhan, dan perkembangan

makhluk hidup yang ada di

lingkungan setempat yang

disajikan dalam bentuk lisan, tulis,

visual, dan/atau eksplorasi

lingkungan.

Membuat kalimat berdasarkan kosa

kata yang diberikan.

kegiatanpercobaan untuk membuktikan tumbuhan

bernapas.Creativity and Innovation

Mendiskusikan ciri-ciri makhluk hidup lainnya,

yaitu tumbuh. Sejak kelas 1sampai dengan kelas 3

tentunya ada banyak perubahan pada siswa.

Begitupunpada makhluk hidup lainnya. Kucing,

ayam, dan tumbuhan akan tumbuh dari kecilmenjadi

besar.Critical Thinking and Problem Solving

Berlatih menuliskan berbagai cara berkembang biak

hewan.

4.4 Menyajikan laporan tentang

konsep ciri-ciri, kebutuhan

(makanan dan tempat hidup),

pertumbuhan, dan perkembangan

makhluk hidup yang ada di

lingkungan setempat secara tertulis

menggunakan kosakata baku

dalam kalimat efektif.

PPKn

1.1. Menerima arti bintang, rantai,

pohon beringin, kepala banteng,

dan padi kapas pada lambang

negara “Garuda Pancasila”

sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa.

Berdiskusi tentang cara

memenangkan sebuah perlombaan

dan sikap yang harus dilakukan.

mempraktikkan sikap bersyukur.

Membaca teks tentang Bersyukur kepada Tuhan.

Menuliskan cara-cara bersyukur atas rahmat Tuhan

terutama berkaitandengan karunia keragaman

makhluk hidup dan alat geraknya.Critical Thinking

and Problem Solving

Menuliskan pada tempat yang tersedia.Mandiri 2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih

sayang sesuai dengan sila-sila

Page 97: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Pancasila dalam lambang negara

“Garuda Pancasila”.

Menceritakan hasil tulisan di depan teman-teman.

3.1 Memahami arti gambar pada

lambang negara “Garuda

Pancasila”.

4.1 Menceritakan arti gambar pada

lambang negara “Garuda

Pancasila”.

PJOK

3.1 Memahami kombinasigerak dasar

lokomotorsesuai dengan

konseptubuh, ruang, usaha,

danketerhubungan

dalamberbagai bentuk

permainansederhana dan

atautradisional.

Mempraktikkan berbagai macam

cara berjalan dan berlari.

Mempraktikkan gerak kombinasi

jalan dan lari.

Mempraktikkan berbagai cara berjalan dan berlari.

Berjalan danberlari merupakan cara manusia

bergerak dan berpindah tempat.Creativity and

Innovation

Mencoba melakukan berbagai cara berlari secara

perkelompok danperorangan.

Mencoba kegiatan kombinasi berlari dan berjalan

melalui permainanlomba jalan dan lari.Creativity

and Innovation

4.1 Mempraktikkan kombinasigerak

dasar lokomotorsesuai dengan

konseptubuh, ruang, usaha,

danketerhubungan

dalamberbagai bentuk

permainansederhana dan

atautradisional.

Page 98: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Guru Kelas

Juwariyah, S.Pd

NIP:196604051989012002

Mengetahui,

Kepala SD 187/X Desa Bangun

Karya

Mujiyem, S.Pd

NIP: 196601061989012002

Jambi, 2018

Peneliti

Nurharyadi

NIM: TPG.141 141

Page 99: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SDN 187/X Desa Bangun karya

Kelas/Semester : III/I

Tema/Subtema : Pertumbuhan dan Perkembangan makhluk hidup/ ciri-ciri

makhluk hidup

Pertemuan ke : 2

Alokasi Waktu : 6 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,

melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis

dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar

3.4 Mencermati kosakata dalam teks tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan

(makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan

Page 100: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat yang disajikan dalam

bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.

4.4 Menyajikan laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan

tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang

ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku

dalam kalimat efektif.

Indikator

3.4.1 Menemukan kata/istilah khusus tentang ciri-ciri makhluk hidup

4.4.1 Menyusun informasi lisan/tulis/visual tentang ciri-ciri makhluk hidup

dalam bentuk kalimat efektif.

PPKN

Kompetensi Dasar

1.1. Menerima arti bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan

padi kapas pada lambang negara “Garuda Pancasila” sebagai anugerah

Tuhan Yang Maha Esa.

2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih sayang sesuai dengan sila-sila Pancasila

dalam lambang negara “Garuda Pancasila”.

3.1 Memahami arti gambar pada lambang negara “Garuda Pancasila”.

4.1 Menceritakan arti gambar pada lambang negara “Garuda Pancasila”.

Indikator

1.1.1 Memahami makna simbol sila-sila Pancasila.

2.1.1 Melaksanakan contoh perilaku yang sesuai dengan salah satu sila

Pancasila.

3.1.1 Menyebutkan makna simbol sila-sila Pancasila.

3.1.2 Menceritakan contoh perilaku yang sesuai dengan salah satu sila

Pancasila.

4.1.1 Menyebutkan arti penting bersyukur kepada Tuhan sebagai salah

satu makna dari simbol sila Pancasila yang pertama.

4.1.2 Menceritakan pengalaman bersyukur kepada Tuhan YME dengan

benar.

Page 101: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

PJOK

Kompetensi Dasar

3.1 Memahami kombinasi gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh,

ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentuk permainan

sederhana dan atau tradisional.

4.1 Mempraktikkan kombinasi gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep

tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai bentuk

permainan sederhana dan atau tradisional.

Indikator:

3.1.1 Menjelaskan prosedur berbagai gerakan jalan.

4.1.1 Mempraktikkan prosedur berbagai gerakan jalan.

4.1.1 Berdiskusi mengenai cara melakukan gerakan berjalan dan berlari

dengan benar.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mengamati gambar dan teks yang dibaca, siswa dapat

menemukan kata/istilah khusus tentang ciri-ciri makhluk hidup

dengan tepat.

2. Setelah mengamati contoh, siswa dapat menyusun informasi

lisan/tulis/visual tentang ciri-ciri makhluk hidup dalam bentuk

kalimat efektif.

3. Setelah mengamati gambar, siswa dapat menjelaskan prosedur

berbagai gerakan jalan dengan benar.

4. Setelah mengamati gambar, siswa dapat mempraktikkan prosedur

berbagai gerakan jalan dengan benar.

5. Setelah melakukan permainan, siswa dapat berdiskusi mengenai

cara melakukan gerakan berjalan dan berlari dengan benar.

6. Setelah mengamati, siswa dapat menyebutkan makna simbol sila-

sila Pancasila dengan benar.

7. Setelah mengamati, siswa dapat menceritakan contoh perilaku

yang sesuai dengan salah satu sila Pancasila dengan benar.

8. Setelah membaca, siswa dapat menyebutkan arti penting bersyukur

kepada Tuhan sebagai salah satu makna dari simbol sila Pancasila

yang pertama dengan benar.

9. Setelah mengamati contoh, siswa dapat menceritakan pengalaman

bersyukur kepada Tuhan YME dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

Bahasa indonesia, PPKN, dan PJOK

Page 102: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Saintifik

Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, dan Storytelling

F. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

Media Pembelajaran :

Peluit dan kapur tulis untuk membuat tanda garis permainan.

Buku teks siswa dan guru.

Sumber Belajar :

Buku Pedoman Guru Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan

Makhluk Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

Buku Siswa Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

1. Guru menyapa siswa,

menanyakan kabar, dan

mengecek kehadiran siswa.

2. Siswa berdoa bersama sesuai

dengan agama dan kepercayaan

masing-masing dipimpin oleh

salah satu siswa. Religius

3. Menyanyikan lagu “Indonesia

Raya” bersama-sama.

dilanjutkan lagu Nasional

“Tanah Airku”. Nasionalis

4. Guru menjelaskan kegiatan

yang akan dilaksanakan.

5. Pembiasaan Membaca 15

menit. Literasi

6. Guru menginformasikan tujuan

pembelajaran yang ingin

10 menit

Page 103: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dicapai.

7. Guru melakukan apersepsi

dengan bermain tebak hewan

atau bercerita pengalaman pergi

ke kebun binatang untuk

mengawali pembahasan tentang

ciriciri makhluk hidup.

Inti

1. Guru membentuk kelompok

menjadi dua kelompok

2. Guru membagikan teks cerita

lengkap dan teks cerita rumpang

3. Guru mencontohkan cara

bercerita dan siswa

memperhatikan guru yang sedang

bercerita

4. Setelah itu guru menyuruh siswa

membaca teks cerita kembali dan

mengisi bagian yang rumpang

dari tekas yang sudah diberikan

oleh guru.

5. Siswa mengisi teks cerita yang

masih rumpang dengan

menggunakan kata kunci yang

sudah ditulis lengkap.

6. Siswa menuliskan cerita dari

cerita yang mereka simak

berdasarkan semua kata kunci

yang telah diisi pada cerita

rumpang.

7. Guru menyuruh Satu persatu

siswa bercerita

180 menit

Page 104: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

8. Guru memberikan penguatan

kepada siswa

9. Guru merefleksi hasil kerja siswa

dan menyimpulkan materi

pembelajaran.

10. Guru memberikan soal evaluasi.

Penutup 1. Guru bersama siswa melakukan

refleksi, menguraikan manfaat

pembelajaran yang telah

dialami.

2. Guru memberikan umpan balik.

3. Guru menginformasikan

rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

4. Guru mengkondisikan kelas,

dan dilanjutkan dengan berdo‟a.

15 menit

H. PENILAIAN

1. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

2. Lembar Observasi Aktivitas Guru

3. Angket Respon Siswa

Page 105: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Rubrik Melakukan Gerakan Kombinasi

Page 106: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c. Rubrik Menceritakan Pengalaman Bersyukur

Guru Kelas

Juwariyah, S.Pd

NIP:196604051989012002

Mengetahui,

Kepala SD 187/X Desa

Bangun Karya

Mujiyem, S.Pd

NIP: 196601061989012002

Jambi, 2018

Peneliti

Nurharyadi

NIM: TPG.141 141

Page 107: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SDN 187/X Desa Bangun karya

Kelas/Semester : III/I

Tema/Subtema : Pertumbuhan dan Perkembangan makhluk hidup/ ciri-ciri

makhluk hidup

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 6 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,

melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis

dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar

3.4 Mencermati kosakata dalam teks tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan

(makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan

Page 108: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat yang disajikan dalam

bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.

4.4 Menyajikan laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan

tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang

ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku

dalam kalimat efektif.

Indikator

1. Menyebutkan minimal 4 ciri-ciri makhluk hidup.

2. Menyimpulkan ciri-ciri makhluk hidup..

Matematika

Kompetensi Dasar

3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan cacah

4.1 Menyelesaikan masalah yang melibatkan penggunaan sifat-sifat operasi

hitung pada bilangan cacah.

Indikator

1. Membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000.

2. Membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000.

Membilang dan menuliskan bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang

(sepuluh ribuan, ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan).

SBdP

Kompetensi Dasar

3.2 Mengetahui bentuk dan variasi pola irama dalam lagu.

4.2 Menampilkan bentuk dan variasi irama melalui lagu.

Indikator:

1. Mengidentifikasi bentuk pola irama sederhana.

2. Memeragakan pola irama sederhana.

3. Membuat pola irama sederhana.

Page 109: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mengamati, siswa dapat mengidentifikasi bentuk pola irama

sederhana dengan benar.

2. Setelah mengamati, siswa dapat memeragakan pola irama sederhana

dengan percaya diri.

3. Setelah mengamati, siswa dapat membuat pola irama sederhana dengan

benar.

4. Setelah mengamati, siswa dapat memeragakan pola irama sederhana yang

sudah dibuat dengan percaya diri.

5. Setelah mengamati gambar, siswa dapat menyebutkan minimal 4 ciri-ciri

makhluk hidup dengan tepat.

6. Setelah kegiatan membandingkan gambar, siswa dapat menyimpulkan ciri-

ciri makhluk hidup dengan tepat.

7. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa

dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000 dengan

benar.

8. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa

dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000

dengan benar.

9. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan

bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,

ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

Bahasa indonesia, matematika, dan SBdP

E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan : Saintifik

Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, dan Storytelling

F. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

Media Pembelajaran :

1. Buku Siswa dan Buku Guru,

2. Berbagai poster pertumbuhan manusia, hewan, dan tanaman.

3. Berbagai aktivitas makhluk hidup.

4. Teks lagu Cicak atau jika memungkinkan alat audio agar siswa dapat

mendengarkan langsung.

Page 110: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sumber Belajar :

Buku Pedoman Guru Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan

Makhluk Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

Buku Siswa Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

8. Guru menyapa siswa,

menanyakan kabar, dan

mengecek kehadiran siswa.

9. Siswa berdoa bersama sesuai

dengan agama dan kepercayaan

masing-masing dipimpin oleh

salah satu siswa. Religius

10. Menyanyikan lagu “Indonesia

Raya” bersama-sama.

dilanjutkan lagu Nasional

“Tanah Airku”. Nasionalis

11. Guru menjelaskan kegiatan

yang akan dilaksanakan.

12. Pembiasaan Membaca 15 menit.

Literasi

13. Guru menginformasikan tujuan

pembelajaran yang ingin

dicapai.

14. Guru melakukan apersepsi

dengan bermain tebak hewan

atau bercerita pengalaman pergi

ke kebun binatang untuk

mengawali pembahasan tentang

ciriciri makhluk hidup.

10 menit

Inti 1. Guru membentuk kelompok

menjadi dua kelompok

180 menit

Page 111: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Guru membagikan teks cerita

lengkap dan teks cerita rumpang

3. Guru mencontohkan cara

bercerita dan siswa

memperhatikan guru yang sedang

bercerita

4. Setelah itu guru menyuruh siswa

membaca teks cerita kembali dan

mengisi bagian yang rumpang

dari tekas yang sudah diberikan

oleh guru.

5. Siswa mengisi teks cerita yang

masih rumpang dengan

menggunakan kata kunci yang

sudah ditulis lengkap.

6. Siswa menuliskan cerita dari

cerita yang mereka simak

berdasarkan semua kata kunci

yang telah diisi pada cerita

rumpang.

7. Guru menyuruh Satu persatu

siswa bercerita

8. Guru memberikan penguatan

kepada siswa

9. Guru merefleksi hasil kerja siswa

dan menyimpulkan materi

pembelajaran.

10. Guru memberikan soal evaluasi.

Penutup 5. Guru bersama siswa melakukan

refleksi, menguraikan manfaat

pembelajaran yang telah

15 menit

Page 112: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dialami.

6. Guru memberikan umpan balik.

7. Guru menginformasikan

rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

8. Guru mengkondisikan kelas,

dan dilanjutkan dengan berdo‟a.

H. PENILAIAN

4. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

5. Lembar Observasi Aktivitas Guru

6. Angket Respon Siswa

Page 113: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Rubrik Menulis Ciri-Ciri Makhluk Hidup Berdasarkan Gambar.

a. Rubrik Kegiatan Bernyanyi

Page 114: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Guru Kelas

Juwariyah, S.Pd

NIP:196604051989012002

Mengetahui,

Kepala SD 187/X Desa

Bangun Karya

Mujiyem, S.Pd

NIP: 196601061989012002

Jambi, Juli 2018

Peneliti

Nurharyadi

NIM: TPG.141 141

Page 115: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 116: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Istilah bagian yang rumpung pada cerita di bawah ini

Pada suatu hari udin dan keluarganya pergi ke …….. binatang

Sesampai disana udin ……. banyak hewan

Salah satunya adalah hewan ……..

Udin sangat senang melihat gajah

Gajah memiliki …….. yang panjang dan ……. yang besar

Selain itu gajah juga termasuk salah satu hewan yang …….. melakukan atraksi

menggunakan ……….. contohnya bermain bola

Setelah melihat gajah udin juga melihat burung ……..

Burung nuri itu sangat indah karna memiliki …… berwarna warni

Burung itu sedang memakan ………… bersama dua anaknya

Page 117: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR NAMA SIAWA KELAS III SDN 187/X BANDAR JAYA

TAHUN AJARAN 2017/2018

NO NAMA L/P

1. Andika Pratama L

2. Dwi Wulan Sari P

3. Failasuf Muzaki L

4. Ferdiansyah L

5. Gusti Ramayana P

6. Harmono L

7. Khoirum Musakaroh P

8. Laila Tusakdiah P

9. Laila Nurlatifa P

10. M. Iqbal L

11. M. Ridho L

12. Mila Agustina P

13. M. Panji L

14 Nabila Nurul Mahmuda P

15 Nabila Risya P

16 Novia Dini P

17 Rahmad Kelfin L

18 Rifki Alfian L

19 Veni Merlinda P

20 Verdin Saputra L

21 Zahra Aurella Putri P

Page 118: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran

FOTO LINGKUNGAN SEKOLAH SDN 187/X

Gerbang SDN 187/X Foto halaman depan SDN 187

Kantor SDN 187/X Perpustakaan SDN 187/X

RuangBelajarKelas 1, 2, 3, 4

RuangBelajarKelas 5, 6

Page 119: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran

Kegiatan Belajar Siswa

Guru menyampaikan materi

Siswa-siswi sedang Berdiskusi

Siswa-siswi sedang Berdiskusi Siswa bercerita didepan kelas

Guru menyimpulkan pembelajaran

Guru berfoto bersama siswa kelas III

Page 120: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 121: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 122: PENERAPAN METODE STORYTELLING PEMBELAJARAN …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Nurharyadi

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Bangun karya, 01 Mei 1996

Alamat Asal : Sk 18 Pelita Jaya Bangun Karya

Alamat Sekarang : -

Alamat Email : [email protected]

No Kontak : 082374091842

Pengalaman-pengalaman :

Pengalaman akademisi paling berkesan yang penulis dapatkan selama belajar di UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu turut serta dalam kegiatan HMJ PGMI, Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan (FTK), institut, kegiatan KKN di Desa Petajen dan melaksanakan tugas PPL di

sekolah MIS Tarbiyah Islamiyah Kota Jambi. Selain itu, penulis juga mengikuti sanggar seni

pgmi uin sts jambi.

Pendidikan Formal :

1. SDN 74/X Desa Bangun Karya (2002-2007)

2. SMPN 9 Tanjung Jabung Timur (2007-2010)

3. SMAN 1 Tanjung Jabung Timur (2010-2013)

4. UIN STS JAMBI (2014-2018)

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota HMJ PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Anggota Ikatan Mahasiswa Rantau Rasau (IMARA).

Motto Hidup :

“Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi”