162
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING BERBASIS KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KINERJA SISWA Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika oleh Agung Cipto Harjono 4201409097 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING BERBASIS

KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP DAN KINERJA SISWA

Skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

oleh

Agung Cipto Harjono

4201409097

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

ii

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Penerapan Model Active Learning Berbasis Kooperatif

Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Siswa” telah disetujui

oleh pembimbing untuk diajukan di sidang panitia ujian skripsi Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Hari : Rabu

Tanggal : 4 September 2013

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping

Dr. Sarwi, M.Si. Dr. Sulhadi, M.Si.

NIP: 19620809 198703 1 001 NIP: 19710816 199802 1 001

Page 3: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

iii

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 4 September 2013

Agung Cipto Harjono NIM. 4201409097

Page 4: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

iv

iv

PENGESAHAN

Skripsi yangberjudul

Penerapan Model Active Learning Berbasis Kooperatif Untuk meningkatkan

Pemahaman Konsep dan Kinerja Siswa

disusun oleh

Agung Cipto Harjono

4201409097

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA

UNNES pada tanggal 4 September 2013.

Panitia : Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si. NIP: 19631012 198803 1 001 NIP: 19630610 198901 1 002

Ketua Penguji

Drs. Hadi Susanto, M.Si NIP: 19530803 198003 1 003

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Sarwi, M.Si. Dr. Sulhadi, M.Si. NIP: 19620809 198703 1 001 NIP: 19710816 199802 1 001

Page 5: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

v

v

MOTTO

“Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak mau mencari sahabat dan orang

yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah

dicari”(Sayidina Ali)

" Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya " (Abraham Lincoln)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberi doa,

kasih sayang serta pengorbanan yang begitu besar demi

masa depanku.

Kaka dan adikku terimakasih atas dukungan dan

doanya.

Kekasih ku tersayang, dan beberapa sahabat ku yang

senantiasa memberi dukungan.

Teman-teman kos on7.

Teman-teman pendidikan fisika angkatan 2009.

Page 6: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

vi

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikkan skripsi yang berjudul “ Penerapan

Model Active Learning Berbasis Kooperatif Untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep dan Kinerja Siswa ”. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat motivasi dan bimbingan dari semua

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Dr. Kasmadi Imam S, M. S., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang

2. Dr. Khumaedi, M.Si., Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNNES

3. Dr. Sarwi, M.Si., dan Dr. Sulhadi, M.Si, dosen pembimbing yang telah

membimbing penyusunan skripsi.

4. Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si., dosen wali yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen jurusan Fisika FMIPA UNNES yang telah

memberikan bekal ilmu.

6. Mokh. Idi Fitriyadi, S. Pd., Kepala SMP Negeri 2 Jatibarang yang telah

memberikan ijin, sehingga penulis dapat melakukan penelitian

7. Guru Fisika SMP N 2 Jatibarang yang telah membantu penelitian

8. Teman-teman angkatan 2009 Jurusan Fisika yang telah memberikan saran

dalam penyusunan skripsi.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin penulis sebutkan semua.

Page 7: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

vii

vii

Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, September 2013

Penulis

Page 8: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

viii

viii

ABSTRAK

Harjono, Agung Cipto. 2013. Penerapan model Active Learning Berbasis Kooperatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Siswa. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Sarwi, M.Si, Pembimbing II: Dr. Sulhadi, M.Si. Kata Kunci : Active learning, Kooperatif, Pemahaman Konsep, Kinerja Siswa.

Pembelajaran harus dipusatkan pada peserta didik (student centered) sesuai

dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diwajibkan untuk setiap satuan pendidikan. Pembelajaran di sekolah yang menerapkan KTSP masih bersifat konvensional yakni berpusat pada guru (teacher centered) sehingga kurang mencerminkan belajar yang bermakna bagi siswa. Penerapan model active learning berbasis kooperatif diharapkan meningkatan pemahaman konsep dan kinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling diperoleh siswa kelas VIIIE sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol dari populasi yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatibarang. Kelas eksperimen menggunakan model active learning berbasis kooperatif, sedangkan kelas kontrol menggunakan model active learning diskusi. Data dari penelitian ini diperoleh dari tes dan observasi. Teknik analisis data tes menggunakan model kuantitatif sedangkan untuk observasi menggunakan analisis deskriptif.

Peningkatan pemahaman konsep siswa diukur dengan tes tertulis sebelum treatmen (pre-test) dan sesudah (pos-test). Peningkatan pemahaman konsep dapat dilihat melalui uji gain. Pada kelas eksperimen diperoleh nilai gain pemahaman konsep 0,58 termasuk kategori sedang dan lebih tinggi dari nilai gain pemahaman konsep yang diperoleh kelas kontrol yaitu 0,51 tergolong sedang. Data nilai kinerja siswa dari hasil observasi pertemuan 1 dan pertemuan 2 diuji dengan uji gain untuk mengetahui peningkatan kinerja siswa. Nilai gain kinerja siswa kelas eksperimen 0,22 tergolong rendah dan lebih tinggi dari nilai gain kinerja siswa yang diperoleh kelas kontrol yaitu 0,04 tergolong rendah. Dari beberapa hasil di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model active learning berbasis kooperatif dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kinerja siswa. Peningkatan pemahaman konsep dan kinerja siswa yang diajar dengan model active learning berbasis kooperatif lebih besar daripada yang diajar dengan model active learning diskusi.

Page 9: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

ix

ix

ABSTRACT

Harjono, Agung Cipto. 2013. Implementation Active Learning Based Cooperative Model to Increase Conceptual Understanding and Students Performance. Thesis, Physics Departement, Mathematics and Natural Sciences Faculty, Semarang State University. Supervisor I: Dr. Sarwi, M.Si, Supervisor II: Dr. Sulhadi, M.Si. Keywords : active learning, Coopertive, Conceptual Understanding, Students’ Performance. Learning should be centered on the learners (student centered) in accordance with the demands of the Education Unit Level Curriculum (SBC) which is required for any educational institution. Learning in schools that implement the SBC is still conventional teacher-centered. Implementation of active learning based cooperative model can increase conceptual undersanding and student performance class VIII in the physics study of Optic. The sampel were taken as random sampling and the sampel were class VIII E as the experiment class and class VIII B as the control class from the population student class VIII SMP Negeri 2 Jatibarang. Experiment class got active learning based cooperative and control class got active learning discussion. The data in this research were obtained by tests and observations. Technique analysis of the data uses quantitive methods, while for observation data using descriptive analysis.

The improvements of students’ conceptual understanding were calculated with pre-test and postest. The improvement of conceptual understanding could be seen with the gain test. Gain number of conceptual understanding In experimental class was 0,58 that’s category of medium and it was better than in the control class 0,51 that’s category of medium. The data of students’ performance from observation in first and second meeting was tested with gain test. Gain number of experiment class was 0,22 that’s category of small and it was higher than control class 0,04 that’s category of small. From the calculations above, it can be concluded that the model of active learning based cooperative can improve conceptual understanding and students’ performance. The improvement of conceptual understanding and students’ performance that get active learning based cooperative model is better than student that get active learning discussion.

Page 10: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

x

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PERNYATAAN ................................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

PRAKATA .......................................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

1.4 Manfaat Peneltian ........................................................................................... 5

1.5 Batasan Masalah ............................................................................................. 6

1.6 Penegasan Istilah ............................................................................................. 6

1.6. 1 Active Learning ......................................................................................... 6

1.6. 2 Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 7

1.6. 3 Pemahaman Konsep .................................................................................. 8

1.6. 4 Kinerja Siswa ............................................................................................. 8

Page 11: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

xi

xi

1.6. 5 Alat Optik .................................................................................................. 9

1.7 Sistematika Skripsi .......................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS .......................................... 11

2.1 Belajar dan Pembelajaran ........................................................................... 11

2.2 Active Learning .......................................................................................... 13

2.3 Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 16

2.4 Pemahaman Konsep ................................................................................... 19

2.5 Kinerja Siswa ............................................................................................. 21

2.6 Materi Alat Optik ....................................................................................... 23

2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 31

2.2 Hipotesis ................................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 35

3.1 Subjek dan Lokasi Penelitian ...................................................................... 35

3.1. 1 Populasi dan Sampel ................................................................................... 35

3.1. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 36

3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 36

3.3 Desain Penelitian ........................................................................................ 37

3.4 Alur Penelitian ........................................................................................... 37

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data............................................................ 39

3.5.1 Teknik dan Alat dokumentasi ..................................................................... 39

3.5.2 Teknik dan Alat Observasi.......................................................................... 39

3.5.3 Teknik Tes ................................................................................................. 40

3.5.4 Pengujian Instrumen ................................................................................... 40

Page 12: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

xii

xii

3.6 Metode Analisis Data ...................................................................................... 43

3.5. 1 Analisis Data Tahap Awal .......................................................................... 43

3.5. 2 Analisis Data Tahap Akhir ......................................................................... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 49

4.1 Hasis Analisis Data Tahap Awal ................................................................. 49

4.3.1 Uji Homogenitas ........................................................................................ 49

4.2 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Akhir ................................................ 50

4.3.1 Kemampuan Pemahaman Konsep ............................................................... 50

4.3.2 Analisis Kinerja Siswa ................................................................................ 52

4.3.3 Uji Normalitas ............................................................................................ 53

4.3.4 Uji Kesamaan Dua Varians ......................................................................... 54

4.3.5 Uji Gain ..................................................................................................... 54

4.3.6 Uji t Satu Sampel ........................................................................................ 56

4.3.7 Uji t Dua Sampel ........................................................................................ 57

4.3 Pembahasan ................................................................................................ 58

4.3.1 Pemahaman Konsep ................................................................................... 58

4.3.2 Kinerja Siswa ............................................................................................. 62

4.3.3 Kendala-Kendala Penelitian ........................................................................ 64

BAB V PENUTUP............................................................................................... 66

5.1 Simpulan .................................................................................................... 66

5.2 Saran .......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68

LAMPIRAN ......................................................................................................... 71

Page 13: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian Control Group Pre-test Post-test ......................................37

4.1 Hasil Uji Homogenitas .................................................................................49

4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...54

4.3 Uji t Satu sampel Pos-test Kelas Eksperimen ...............................................56

4.4 Analisis Uji t Dua Sampel Nilai Pos-test Pemahaman Konsep ......................57

4.5 Analisis Uji t Dua Sampel signifikasi Gain Pemahaman Konsep ..................57

Page 14: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

xiv

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Bagan deskripsi komponen TGT ..................................................................7

2.1 Pembentukan Bayangan Pada Mata ..............................................................24

2.2 Skema Pembentukan Bayangan Pada Mata Penderita Miopi .........................26

2.3 Skema Pembentukan Bayangan Pada Mata Penderita Hipermetropi .............27

2.4 Pembentukan Bayangan Pada Kamera ..........................................................28

2.5 Pembentukan Bayangan Pada Lup ................................................................29

2.6 Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop .....................................................30

2.7 Kerangka Berfikir ........................................................................................33

3.1 Alur penelitian .............................................................................................38

4.1 Data Hasil Pre-test Siswa .............................................................................50

4.2 Data Nilai Post-test Siswa ............................................................................51

4.3 Data Tiap Aspek Pemahaman Konsep ..........................................................52

4.4 Data Nilai Kinerja Siswa Pertemuan 1 ..........................................................52

4.5 Data Nilai Kinerja Siswa Pertemuan 2 ..........................................................53

4.6 Peningkatan Rata-Rata Pemahaman Konsep .................................................55

4.7 Peningkatan Tiap Aspek Pemahaman Konsep ..............................................55

4.8 Peningkatan Rata-Rata Kinerja Siswa ..........................................................56

Page 15: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

xv

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Soal Tes Uji Coba ........................................................................ 71

2. Soal Uji coba .............................................................................................. 77

3. Rubrik Penilaian Soal Ujicoba .................................................................... 78

4. Daftar Kode Responden Kelas Uji coba Instrumen ...................................... 82

5. Analisis Uji Coba Instrumen ....................................................................... 83

6. Perhitungan Validitas Butir Soal ................................................................. 84

7. Perhitugnan Reliabilitas .............................................................................. 85

8. Perhitungan Daya Pembeda Soal ................................................................. 86

9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ........................................................... 87

10. Silabus ...................................................................................................... 88

11. RPP Kelas Eksperimen.............................................................................. 89

12. LDS I Alat Optik ....................................................................................... 95

13. LDS II Alat Optik ..................................................................................... 97

14. Kartu Soal Pertemuan I ............................................................................. 99

15. Kartu Soal Pertemuan II ............................................................................ 100

16. Kunci Jawaban Kartu Soal ........................................................................ 101

17. Lembar Aturan Permainan ........................................................................ 102

18. Kisi-Kisi Soal Pre-test dan Pos-test........................................................... 103

19. Rekap Jumlah Soal Pre-test dan Pos-test ................................................... 106

20. Soal Pre-test dan Pos-test .......................................................................... 107

21. Rubrik Penilaian Soal Pre-test dan Pos-test ............................................... 108

Page 16: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

xvi

xvi

22. Kriteria Observasi Kinerja Siswa............................................................... 111

23. Lembar Observasi Kinerja Siswa............................................................... 113

24. Nilai Ulangan Tengah Semester 2 Kelas VIII ............................................ 114

25. Uji Homogenitas Populasi ......................................................................... 115

26. Daftar Kode Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................... 116

27. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen .................................................. 117

28. Pembagian Kelompok Kelas Kontrol......................................................... 118

29. Analisis Hasil Pre-test Kelas Eksperimen .................................................. 119

30 Analisis Hasil Pre-test Kelas Kontrol ......................................................... 120

31. Analisis Hasil Pos-test Kelas Eksperimen ................................................. 121

32. Analisis Hasil Pos-test Kelas Kontrol ........................................................ 122

33. Analisis Hasil Pre-test Tiap Indikator Pemahaman Konsep

Kelas Eksperimen ..................................................................................... 123

34 Analisis Hasil Pre-test Tiap Indikator Pemahaman Konsep

Kelas Kontrol ............................................................................................ 124

35. Analisis Hasil Pos-test Indikator Pemahaman Konsep

Kelas Eksperimen ..................................................................................... 125

36. Analisis Hasil Pos-test Indikator Pemahaman Konsep

Kelas Kontrol ............................................................................................ 126

37. Uji Normalitas Data Nilai Pos-test Kelas Eksperimen ............................... 127

38. Uji Normalitas Data Nilai Pos-test Kelas Kontrol ...................................... 128

39. Uji Kesamaan Dua Varians Data Pos-test Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ........................................................................................... 129

Page 17: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

xvii

xvii

40. Perhitungan Uji Gain Kelompok ............................................................... 130

41. Peningkatan rata-rata (gain) Pemahaman Konsep Masing-masing Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................. 131

42. Uji Gain Tiap Aspek Pemahaman Konsep ................................................. 132

43. Uji t Satu Sampel Nilai Pos-test Kelas Eksperimen ................................... 133

44. Uji t Dua Sampel Data Pos-test kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 135

45. Uji t Dua Sampel Signifikasi Gain` ........................................................... 136

46. Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I .................. 137

47. Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol Pertemuan I ........................ 138

48. Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan II ................ 139

49. Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol Pertemuan II ....................... 140

50. Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Kelas Eksperimen ........................... 141

51. Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol........................ 142

52. Uji Gain Kinerja Siswa Pertemuan I dan Pertemuan II .............................. 143

53. Foto Kegiatan Penelitian ........................................................................... 144

Page 18: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan

pendidikan. Salah satu prinsip untuk pengembangan KTSP adalah

berpusat pada kompetensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum ini dikembangkan

berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk

mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab (Soehendro, 2006: 5).

Kurikulum sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang

beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta

antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004: 2). Menurut Permendiknas No.

41 tahun 2007, pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Page 19: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

2

Kegiatan pembelajaran harus dipusatkan pada peserta didik

(student centered). Ini sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang diwajibkan untuk setiap satuan pendidikan. Pada

kenyataannya di lapangan menunjukan bahwa kebanyakan kegiatan

pembelajaran di sekolah – sekolah yang menerapkan KTSP masih bersifat

konvensional yakni berpusat pada guru (teacher centered) sehingga

kurang mencerminkan belajar yang bermakna bagi siswa.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti selama bulan

maret 2013 di kelas VIII SMP Negeri 2 Jatibarang, saat pembelajaran

fisika berlangsung proses pembelajaran yang menggunakan metode

pembelajaran konvensional seperti ceramah dan penugasan kepada siswa.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru hanya menyampaian teori dan

siswa mencatat.

Berdasarkan kasus ini maka perlu adanya penerapan model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

Keaktifan siswa ini akan berakibat pada meningkatnya kinerja siswa

dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meminimalisir pembelajaran

yang bersifat teacher centered dan pembelajaran akan beralih menjadi

student centered. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan

untuk mewujudkan student centered adalah model pembelajaran Active

Learning.

Page 20: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

3

Active Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif dalam pembelajaran. Active Learning lebih menekankan pada

suatu pembelajaran yang membuat siswanya melakukan aktivitas belajar

yang bermanfaat dan berpikir tentang apa yang siswa lakukan (Prince,

2007: 1). Siswa bukan lagi sebagai obyek melainkan subyek yang mencari

informasi, mencari sumber belajar, membangun pengetahuan berdasarkan

apa yang siswa lakukan, apa yang siswa lihat dan apa yang siswa dengar.

Pada model ini, guru hanya sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-

satunya sumber belajar siswa (Yerigan, 2008: 19). Jika siswa aktif maka

hal itu menunjukkan bahwa siswa tertarik pada materi yang dipelajari

sehingga kinerja siswa dalam kelas pun akan meningkat. Active Learning

ini juga memberikan peluang bagi siswa untuk dapat menemukan

beberapa konsep dengan berbagai alternatif yang berbeda antar siswa

sehingga pemahaman siswa terhadap konsep meningkat.

Salah satu model pembelajaran yang juga dapat meningkatkan

kinerja siswa dan Pemahaman konsep adalah model permbelajaran

kooperatif. Hasil penelitian Awofala, et al., (2012) menunjukan bahwa

penerapan model kooperatif dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap matematika dalam hal pemahaman dan aplikasi daripada di

tingkat pengetahuan kognisi. Hasil penelitian Zakaria, dkk (2010) juga

menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

prestasi siswa dalam matematika serta sikap siswa dalam pembelajaran

matematika.

Page 21: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

4

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana

siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

heterogen. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk bekerjasama dalam satu

kelompok, karena keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab

bersama. Pembelajaran kooperatif juga ditekankan bahwa siswa yang

bekerja pada satu kelompok harus dapat bekerjasama dengan baik, hal ini

akan mengarahkan siswa untuk saling membantu, saling diskusi, saling

berargumen, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu

(Slavin, 2005: 2). Berdasarkan hal ini, kinerja siswa dapat meningkat dan

diharapkan siswa akan memahami konsep atau teori yang diajarkan

dengan baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menjadikan

model pembelajaran Active Learning yang berbasis kooperatif sebagai

salah satu cara membuat pembelajaran fisika lebih menarik dan

melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran di kelas

melalui penelitian yang berjudul “PENERAPAN MODEL ACTIVE

LEARNING BERBASIS KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP DAN KINERJA SISWA”.

Page 22: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan yang

diteliti adalah:

1. Apakah penerapan model active learning berbasis kooperatif dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa?

2. Apakah penerapan model active learning berbasis kooperatif dapat

meningkatkan kinerja siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

pada penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan

model active learning berbasis kooperatif.

2. Mengetahui peningkatan kinerja siswa setelah diterapkan model active

learning berbasis kooperatif.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi Guru

a. Memberikan masukan agar pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran lebih menekankan pada keterlibatan dan kedekatan

dengan siswa.

b. Mengembangkan kreativitas guru dalam melakukan pembelajaran.

Page 23: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

6

Bagi Siswa

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan pemahaman konsep fisika pada siswa.

c. Memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik.

d. Meningkatkan kinerja siswa dalam pembelajaran.

Bagi Sekolah

Memperluas wawasan tentang berbagai model yang bisa

diterapkan dalam proses pembelajaran.

1.5 Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Jatibarang.

2. Penelitian ini terbatas pada penerapan model active learning berbasis

kooperatif yang digunakan pada mata pelajaran fisika untuk sub pokok

bahasan alat optik.

1.6 Penegasan Istilah

1.6.1 Active Learning

Active learning atau pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

yang menekankan pada aktivitas, keaktifan dan partisipasi penuh siswa

selama proses belajar berlangsung sehingga dengan keaktifan dan

partisipasi penuh maka siswa akan dapat mempelajari materi pelajaran

dengan baik.

Page 24: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

7

1.6.2 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

yang menekankan agar siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif beranggotakan 4-6 orang dengan

struktur kelompok heterogen (Slavin, 2005: 2).

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe pembelajaran.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe TGT (Team Games

Tournament). Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran

kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa

tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor

sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.

Menurut Awofala ( 2012) model TGT adalah model pembelajaran

yang mengelompokan peserta didik dalam beberapa kelompok heterogen

yang mengharuskan diskusi kelompok serta adanya persaingan antar

kelompok dalam permainan.

Menurut Slavin (2005: 163) deskripsi dari komponen-komponen

TGT adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Bagan deskripsi komponen TGT

Page 25: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

8

Penelitin ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT. Media pembelajaran yang digunakan adalah lembar diskusi dan

kartu soal kartu soal.

1.6.3 Pemahaman Konsep

Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep

merupakan batu-batu pembangun dalam berpikir. Konsep-konsep

merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk memutuskan

prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi (Dahar, 2011).

Konsep dalam fisika adalah abstraksi dari ciri-ciri sesuatu dan

konsep yang mempermudah komunikasi antar manusia dan membantu

manusia berfikir ( Berg, 1988).

Pemahaman konsep fisika dalam penelitian ini adalah konsepsi

siswa yang sama dengan konsepsi para fisikawan yang menyangkut

pemahaman siswa dalam memahami hubungan antar konsep pada materi

alat optik.

1.6.4 Kinerja Siswa

Kinerja siswa adalah unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa

saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian kinerja siswa adalah

penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa

sebagaimana yang terjadi (Setyono, 2005:3).

Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau

interaksi siswa pada saat belajar dalam kelompok (team study).

Page 26: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

9

1.6.5 Alat Optik

Materi alat optik merupakan salah satu kompetensi dasar dalam

pembelajaran fisika SMP kelas VIII. Materi alat optik diajarkan pada

siswa kelas VIII ketika memasuki semester 2 akhir. Setelah melakukan

koordinasi dan menyampaikan tujuan penelitian terhadap guru fisika di

SMP tempat dilaksanakan penelitian, materi alat optik dipilih sebagai

materi yang digunakan dalam penelitian.

1.7 Sistematika Skripsi

Susunan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian

pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir skripsi.

1.7.1 Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan skripsi ini berisi halaman judul, pengesahan,

motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar

lampiran, daftar gambar dan daftar tabel.

1.7.2 Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari lima bab yakni sebagai berikut:

Bab 1 : Pendahuluan

Bagian bab 1 ini berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan

istilah dan sistematika skripsi.

Page 27: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

10

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

Bagian bab 2 ini berisi tentang teori-teori yang dijadikan

pedoman atau acuan dalam melakukan penelitian, kerangka

berpikir dan hipotesis.

Bab 3 : Metode Penelitian

Bagian bab 3 ini berisi metode yang digunakan untuk

analisis data yang meliputi: metode penentuan objek

penelitian, metode pengumpulan data, penyusunan

instrumen, prosedur penelitian dan metode analisis data.

Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bagian bab 4 ini berisi hasil-hasil penelitian yang diperoleh

yang disertai dengan analisis data serta pembahasannya.

Bab 5 : Penutup

Bagian bab 5 ini berisi simpulan dari penelitian dan saran-

saran.

1.7.3 Bagian Akhir Skripsi

Bagian bab akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.

Page 28: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Belajar dan Pembelajaran

Disadari atau tidak disadari, belajar merupakan bagian dari proses

kehidupan manusia. Setiap manusia dalam hidupnya pasti mengalami

suatu proses yang disebut belajar. Belajar mempunyai beberapa arti.

Banyak sekali pendapat oleh para pakar psikologi tentang definisi dari

belajar itu sendiri. Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen

dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas

pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya

(Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007).

Morgan dkk. (1986: 140) menyatakan bahwa belajar merupakan

proses mental dalam memahami tingkah laku manusia menyangkut

beberapa faktor, yaitu asosiasi, motivasi, variabilitas, kebiasaan,

kepekaan, pencetakan (imprinting), dan hambatan. Sedangkan Ani (2007:

02) menyaakan bahwa belajar merupakan proses terpenting dalam diri

manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan,

belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan,

sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.

Page 29: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

12

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang berkaitan dengan perubahan perilaku manusia

baik berupa hasil pemikiran siswa maupun pengalaman siswa.

Sementara menurut aliran behavioristik upaya untuk membentuk

tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan agar terjadi

hubungan antara lingkungan dengan tingkah laku si belajar disebut

pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan akan mmperkuat

perilaku, sebaliknya pembelajaran yang kurang menyenangkan akan

memperlemah perilaku (Sughandi dkk., 2007: 34).

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan

dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya

pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar

(Isjoni, 2012: 14). Proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri

individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang

sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa.

Pembelajaran sains harus dapat membantu siswa dalam

mengembangkan pemahaman dan kebiasaan berpikir dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya maupun mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

Sekolah tidak perlu dituntut untuk mengajarkan terlalu banyak materi

tetapi sebaiknya lebih difokuskan pada hal-hal pokok yang bersifat

fungsional dalam rangka literasi sains serta mengajarkannya secara lebih

efisien dan efektif.

Page 30: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

13

Fisika sebagai ilmu merupakan landasan pengembangan teknologi

sehingga teori-teori fisika sangat membutuhkan tingkat kecermatan yang

tinggi. Oleh karena itu, fisika berkembang dari ilmu yang bersifat

kualitatif menjadi ilmu yang bersifat kuantitatif. Fisika adalah salah satu

cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya bertujuan untuk

mempelajari dan memberi pemahaman kuantitatif terhadap berbagai

gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya. Semua proses

fisika ternyata dapat dipahami melalui sejumlah hukum alam yang

bersifat dasar. Pemahaman ini memerlukan pengetahuan abstraksi dari

proses yang bersangkutan dan penalaran teoretis secara terperinci dalam

komponen-komponen dasarnya secara berstruktur agar dapat dirumuskan

dan diolah secara kuantitatif. Perumusan kuantitatif ini memungkinkan

dilakukan analisis secara mendalam terhadap masalah yang dikaji dan

melakukan prediksi tentang hal-hal yang bakal terjadi berdasarkan model

penalaran yang diajukan. Sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan daya

prediksi dan kontrol fisika.

2.2 Active Learning

Meyer & Jones (1993) dalam Kennedy (2007: 183) mengemukakan

bahwa pembelajaran aktif terjadi aktivitas berbicara dan mendengar,

menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah pemaknaan

mengenai isi pelajaran, ide – ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan

satu topik yang sedang dipelajari.

Page 31: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

14

Menurut Silberman (2004), ketika belajar adalah aktif, siswa

melakukan banyak aktivitas, dan otak siswa belajar berfikir,

menyelesaikan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.

Secara garis besar active learning atau pembelajaran aktif dapat

didefinisikan sebagai suatu pembelajaran yang menekankan pada aktivitas,

keaktifan dan partisipasi penuh siswa selama proses belajar berlangsung

sehingga dengan keaktifan dan partisipasi penuh maka siswa akan dapat

mempelajari materi pelajaran dengan baik.

2.2.1 Ciri-Ciri Model Pembelajaran aktif.

Ada beberapa ciri yang terdapat dalam proses pembelajaran aktif

antara lain:

1. Kerja kelompok

Semua peserta didik aktif dan mendapatkan kesempatan yang sama.

Jumlah peserta didik perkelompok tidak lebih dari 6 orang.

Adanya umpan balik antarpeserta didik dalam kelompok, antar

kelompok dan antara guru-kelompok/seluruh kelas.

2. Kegiatan belajar

Kegiatan belajar menarik minat peserta didik.

Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.

Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif.

Mendorong peserta didik mencari informasi, data, dan mencari

jawaban atas pertanyaan.

Page 32: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

15

3. Teknik bertanya dan penilaian proses

Semua peserta didik diberi kesempatan yang cukup untuk

mengemukakan pendapat dan bertanya.

Setiap peserta didik diberi kesempatan lebih dahulu untuk mencoba

menjawab pertanyaaan temannya.

Guru memberi umpan balik atau catatan bagi setiap tugas yang diberikan

4. Penggunaan beragam sumber belajar

Menggunakan lingkungan sekolah serta pengalaman sebagai sumber

belajar.

Menggunakan sumber belajar dari media cetak maupun elektronik.

5. Pajangan

Hasil kerja, karya serta portofolio peserta didik dipajang di kelas.

Tercapainya ciri pembelajaran aktif di atas tentu tidak mudah,

khususnya bagi yang sudah terbiasa dengan pola pembelajaran pasif.

Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang

tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran,

guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran

serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model

pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan

belajar siswa.

Counfucius dalam Silberman (2004: 1) telah menyatakan tiga

pernyataan sederhana tentang belajar aktif, salah satu pernyataan

counfucius adalah “apa yang saya lakukan,saya paham”. Ini berarti dengan

Page 33: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

16

belajar aktif, siswa akan lebih memahami materi yang dipelajari.

Sedangkan Mel silberman memperluas tiga pernyataan counfucius tersebut

dengan pernyataan yang disebut paham belajar aktif. Paham belajar aktif

berisi 4 pernyataan, yaitu :

a. Apa yang saya dengar, saya lupa.

b. Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan

beberapa kolega/teman, saya mulai paham.

c. Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya akan

memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

d. Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya

Salah satu alasan orang cenderung melupakan apa yang mereka

dengar adalah perbedaan tingkat kecepatan bicara-pengajar dengan tingkat

kecepatan kemampuan siswa mendengarkan. Berdasarkan hasil penelitian

Laws et al. (1999) tentang active learning, pemahaman konsep siswa

meningkat setelah diterapkan model active learning.

2.3 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

menekankan agar siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4-6 orang dengan

struktur kelompok heterogen (Slavin, 2005: 2).

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe pembelajaran.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe TGT (Team Games

Page 34: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

17

Tournament). Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran

kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa

tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor

sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Awofala et

al., (2012) menyatakan bahwa model TGT adalah model pembelajaran

yang mengelompokan peserta didik dalam beberapa kelompok heterogen

yang mengharuskan diskusi kelompok serta adanya persaingan antar

kelompok dalam permainan.

Menurut Slavin (2005: 163) deskripsi dari komponen-komponen

TGT adalah sebagai berikut:

a. Presentasi Kelas

Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi

di dalam kelas. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar

memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena

akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan

pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

b. Tim

Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas

dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama

tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan

lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.

Page 35: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

18

c. Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan

yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari

presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di

atas meja dengan tiga orang siswa,yang masing-masing mewakili tim yang

berbeda.

d. Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.

Turnamen biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit,setelah

guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja

kelompok terhadap lembar kegiatan.

e. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang

lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim

siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari

tingkat mereka.

Berdasarkan hasil penelitian Van Wyk (2011: 9) tentang model

TGT bahwa aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam

pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar

lebih rileks dan menumbuhkan karakter siswa.

Page 36: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

19

2.4 Pemahaman Konsep

Pemahaman berasal dari kata “paham” dalam kamus bahasa

Indonesia diartikan menjadi benar. Seseorang dikatakan paham apabila

orang tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskanya. Menurut Dahar

(1996:160) konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental

yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-

generalisasi. Untuk menyelesaikan suatu masalah siswa harus mengetahui

aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-

konsep yang diperolehnya.

Secara umum pemahaman konsep adalah kemampuan untuk

mengkonstruk makna atau pengertian suatu konsep berdasarkan

pengetahuan awal yang dimiliki atau mengintegrasikan pengetahuan baru

yang telah ada dalam skema pemikiran siswa. Pada pemahaman konsep,

dikenal suatu teori Benjamin Bloom yang disebut Taksonomi Bloom.

Uniknya pada taksonomi ini, terdapat suatu urutan atau tingkatan yang

menandakan level kemampuan siswa. Taksonomi Bloom menggolongkan

tiga katagori perilaku belajar yang berkaitan dan saling melengkapi. Ketiga

katagori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yaitu :

a. Pengetahuan (knowledge) / C1

Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau

menggali informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari

sebelumnya.

Page 37: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

20

b. Pemahaman (comprehension) /C2

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna

dari materi pembelajaran

c. Penerapan (application) /C3

Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi

pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit.

d. Analisis (analysis) /C4

Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan materi kedalam

bagian-bagian dalam sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.

e. Sintesis (syntesis) /C5

Sintesis mengacu pada kemampuan menggabung bagian-bagian

dalam rangka membentuk struktur baru

f. Penilaian (evaluation) / C6

Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang

materi pembelajaran untuk tujuan tertentu.

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada

materi alat optik, maka instrumen hasil belajar ranah kognitif

menggunakan C1 sampai C4 untuk siswa tingkat SMP.

Hasil belajar pada ranah afektif berhubungan dengan sikap, minat,

emosi, perhatian, penghargaan, dan pembentukan karakteristik diri. Hasil

belajar afektif tampak dalam siswa bertingkah laku, disiplin, motivasi

belajar, menghargai guru, dan teman serta hubungan sosial. Hasil belajar

Page 38: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

21

pada ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan kemampuan

gerak dan bertindak.

2.5 Kinerja Siswa

Kinerja siswa adalah unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa

saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian kinerja siswa adalah

penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa

sebagaimana yang terjadi (Setyono, 2005:3).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Popham (1995) mengemukakan

bahwa penilaian kinerja dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa

berdasarkan cara siswa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Stiggins (1994) juga mengemukakan bahwa dalam penilaian kinerja

siswa, guru menghendaki respon yang "authentic" atau yang asli berupa

aktivitas yang dapat diamati.Penilaian terhadap keterampilan (skill) dan

karya cipta siswa menggunakan alat ukur yang disebut dengan tes kinerja.

Tes ini menyediakan cara mengukur skill dan kemampuan yang tidak

dapat diukur dengan tes tertulis.

Tes kinerja adalah tes yang penugasannya disampaikan dalam

bentuk lisan atau tertulis dan proses penilaiannya dilakukan sejak siswa

melakukan persiapan, melaksanakan tugas sampai dengan hasil akhir.

Sebagai alat penunjang dalam melaksanakan tes perbuatan digunakan

lembar observasi atau sebuah format pengamatan kinerja atau penampilan

siswa. Dalam lembar pengamatan tertera aspek-aspek yang diamati sesuai

Page 39: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

22

dengan target pembelajarannya. Berdasarkan deskriptor-deskriptor yang

nampak selama proses pengamatan, ditentukanlah skor kinerja siswa

dengan berpedoman pada kriteria penilaian yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menilai kinerja

dalam proses pembelajaran (Brualdi, A. 1998) :

1. Mendefinisikan tujuan dari penilaian kinerja.

Dalam rangka mengelola penilaian yang baik, maka harus

menentukan tujuan utama penilaian yang dilakukan. Tujuan penilaian

kinerja dalam penelitian ini adalah untuk menilai proses yang dilakukan

siswa dalam pembelajaran dalam rangka mendapatkan pengetahuan dan

memahami konsep alat optik.

2. Memilih kegiatan yang akan digunakan dalam penilaian kinerja.

Setelah menentukan tujuan penilaian kinerja, maka langkah

selanjutnya adalah menentukan kegiatan yang akan digunakan untuk

menilai kinerja siswa. Kegiatan yang dinilai meliputi kegiatan awal

pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran.

3. Menentukan kriteria penilaian kinerja.

Mendefinisikan kriteria dalam penilaian kinerja dilakukan untuk

memilih kegiatan-kegiatan mana yang akan digunakan untuk menilai

kinerja siswa.

Page 40: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

23

4. Membuat rubrik penilaian kinerja.

Rubrik adalah sistem penilaian dimana guru dapat menentukan

tingkat kemampuan siswa melakukan tugas atau menampilkan

pengetahuan tentang konsep. Dengan rubrik, guru dapat menentukan

berbagai tingkat kemahiran untuk setiap kriteria. Rubrik penilaian kinerja

dapat dibuat sendiri atau bisa mencontoh dari rubrik yang sudah ada.

Selain itu, kinerja pada setiap tingkat harus didefinisikan secara jelas dan

akurat mencerminkan kriteria yang sesuai (Popham,1995).

5. Menilai kinerja.

Langkah terakhir adalah melakukan penilaian kinerja siswa dalam

proses pembelajaran.

2.6 Materi Alat Optik

2.6.1 Pengertian Alat Optik

Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya

menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma.

Prinsip kerja dari alat optik adalah dengan memanfaatkan prinsip

pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Pemantulan cahaya adalah

peristiwa pengembalian arah rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan

cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya karena cahaya

melalui bidang batas antara dua zat bening yang berbeda kerapatan

optiknya.

Page 41: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

24

2.6.2 Mata

Mata merupakan salah satu alat optik, karena pada mata terdapat

benda optik yaitu lensa. Pembentukan bayangan pada mata dapat dilihat

pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Pembentukan Bayangan Pada Mata

Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai alat optik :

1. Kornea

Merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi bagian-

bagian lain dalam mata yang halus dan lunak.

2. Aqueous humor (cairan)

Terdapat di belakang kornea fungsi untuk membiaskan cahaya

yang masuk ke dalam mata.

3. Lensa

Terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan lensa

cembung berfungsi membentuk bayangan.

4. Iris (otot berwarna)

Berfungsi untuk membentuk celah lingkaran yang disebut pupil.

Page 42: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

25

5. Pupil

Berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.

Lebar pupil diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka lebar agar

lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.

6. Retina (selaput jala)

Terdapat di permukaan belakang mata yang berfungi sebagai layar

tempat terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Bayangan yang jatuh

pada retina bersifat : nyata, terbalik dan diperkecil. Pada retina terdapat

bintik buta yang mengandung sel batang dan bintik kuning yang

mengandung sel kerucut.

7. Bintik buta

Merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap cahaya,

sehingga bayangan jika jatuh di bagian ini tidak jelas atau tidak kelihatan

kelihatan, sebaliknya pada retina terdapat bintik kuning. Permukaan retina

terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang berbentuk sel batang

berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan yang berbentuk sel

kerucut berfungsi membedakan kesan berwarna.Otot siliar (otot lensa

mata) berfungsi mengatur daya akomodasi mata.

Karena berbagai hal, kadang-kadang bayangan tidak terbentuk

tepat di retina. Hal ini terjadi jika mata mengalami cacat atau objek berada

diluar jangkauan penglihatan. Berikut ini adalah beberapa kelainan pada

mata :

Page 43: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

26

1. Miopi (rabun jauh)

Miopi atau rabun jauh adalah salah satu jenis cacat mata yang

penglihatannya tampak buram jika melihat benda-benda jauh. Miopi

dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cekung karena

dapat menyebarkan sinar agar bayangan tepat di retina. Skema

pembentukan bayangan pada mata yang menderita miopi dapat dilihat

pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Skema Pembentukan Bayangan Pada Mata Penderita

Miopi

2. Hipermetropi (rabun dekat)

Hipermetropi atau rabun dekat adalah cacat mata yang

penglihatanya tidak jelas untuk benda-benda yang dekat. Hipermetropi

dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cembung karena

dapat mengumpulkan sinar agar bayangan tepat di retina. Skema

pembentukan bayangan pada mata yang menderita hipermetropi dapat

dilihat pada gambar 2.3.

Page 44: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

27

Gambar 2.3 Skema Pembentukan Bayangan Pada Mata Penderita

Hipermetropi

3. Presbiopi (mata tua)

Presbiopi merupakan cacat mata yang lebih banyak disebabkan

oleh faktor usia. Orang yang usianya sudah lanjut, daya akomodasinya

semakin lemah sehingga lensa mata sukar mencembung secembung-

cembungnya dan sukar memipih sepipih-pipihnya. Cacat mata presbiopi

adalah cacat mata yang tidak dapat melihat benda-benda jauh atau dekat

dengan jelas. Untuk menolong orang yang menderita cacat mata

presbiopi, harus digunakan kacamata rangkap. Lensa kacamata rangkap

terdiri atas lensa cekung untuk melihat benda-benda jauh dan lensa

cembung untuk melihat benda-benda dekat.

2.6.3 Kamera

Kamera merupakan salah satu alat optik yang besar manfaatnya.

Dengan adanya kamera kamu dapat mengabadikan kejadian-kejadian

penting dan bersejarah dalam bentuk gambar.

Kamera terdiri atas tiga bagian utama, yaitu lensa, diafragma, dan

film. Cara kerja kamera adalah Benda yang akan diambil gambarnya

diletakkan di depan kamera, cahaya yang dipantulkan oleh objek tersebut

akan diterima oleh lensa cembung dan akan dibiaskan sehingga

Page 45: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

28

membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil di film. Kedudukan

lensa terhadap film dapat diubah-ubah. Hal ini dimaksudkan agar

bayangan yang terbentuk jatuh tepat di atas film. Pada film, terdapat zat

kimia yang peka terhadap cahaya. Cahaya gelap dan cahaya terang

masing-masing akan meninggalkan jejak yang berbeda pada kamera. Dari

film, gambar tersebut dapat dicuci dan dicetak.

Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan Pada Kamera

Jika diperhatikan, prinsip kerja antara kamera dan mata kita adalah

sama. Mata kita menangkap bayangannya di retina yang akan diolah oleh

otak melalui saraf, sedangkan pada kamera, bayangan yang ditangkap

lensa dibentuk pada film. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung

bersifat nyata dan terbalik. Bayangan yang dibentuk pada film kamera

bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.

2.6.4 Lup

Lup adalah alat optik yang menggunakan lensa cembung untuk

melihat benda-benda kecil. Lup biasa digunakan untuk melihat nama-

nama jalan di peta yang tercetak sangat kecil, melihat gambar di perangko,

dan melihat komponen-komponen jam tangan yang kecil.

Page 46: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

29

Agar benda terlihat, maka benda diletakkan di antara titik pusat (O)

dan titik fokus (F) sehingga terbentuk bayangan yang bersifat maya, tegak,

dan diperbesar. Saat bayangan terbentuk di titik dekat mata, maka mata

berakomodasi maksimum. Jika ingin mengamati benda dengan lup tanpa

berakomodasi, maka benda diletakkan tepat di titik fokus lensa sehingga

yang masuk ke mata berupa sinar sejajar. Ini dikatakan mengamati dengan

mata tidak berakomodasi. Perbesaran bayangan pada lup dapat dihitung

dengan persamaan berikut :

a. Mata berakomodasi maksimum

, dengan Sn adalah jarak titik dekat mata, dan f adalah

jarak fokus lensa.

b. Mata tidak berakomodasi

, dengan Sn adalah jarak titik dekat mata, dan f adalah jarak

fokus lensa.

Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan Pada Lup (a) mata

berakomodasi (b) mata tidak berakomodasi

Page 47: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

30

2.6.5 Mikroskop

Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung yang berfungsi

untuk memperbesar bayangan benda. Lensa ini dinamakan lensa objektif

dan lensa okuler. Lensa objektif adalah lensa yang diletakkan dekat

dengan objek yang akan diamati, sedangkan lensa okuler adalah lensa

yang diletakkan dekat mata. Jarak fokus lensa objektif lebih kecil dari

jarak fokus lensa okuler (fob < fok).

Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara

Fob dan 2Fob. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata,

terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif akan

menjadi benda bagi lensa okuler. Bila diamati dengan mata berakomodasi,

maka benda (bayangan dari lensa objektif) diletakkan di antara titik pusat

lensa okuler dan titik fokus okuler (Fok). Sedangkan jika diamati dengan

mata tanpa berakomodasi, maka benda (bayangan dari lensa objektif)

diletakkan di titik fokus lensa okuler (Fok).

Gambar 2.6 Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop

Page 48: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

31

2.7 Kerangka Berfikir

Fakta yang ada di lapangan, pembelajaran masih bersifat

informatif, siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan proses

pembelajaran masih menekankan pada aktivitas mengingat, memahami,

dan mengaplikasikan. Hal ini berakibat pada rendahnya kinerja para siswa

serta kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi yang

diajarkan.

Model active learning berbasis kooperatif tipe TGT dapat menjadi

alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan

pemahaman konsep dan kinerja siswa. Melalui model ini, siswa akan

menemukan sendiri konsep-konsep materi yang diajarkan dan

mengembangkan pengetahuan tentang materi tersebut dengan diskusi

kelompok. Akan tetapi, efektivitas model active learning berbasis

kooperatif tipe TGT dalam kegiatan pembelajaran memerlukan penelitian

lebih lanjut. Untuk itu perlu dibuat terlebih dahulu perangkat penelitiannya

dengan membagi 2 kelas yaitu menggunakan kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Kelas eskperimen menggunakan model active learning berbasis

kooperatif tipe TGT dan kelas kontrol menggunakan model active learning

dengan diskusi. Variabel dalam penelitian meliputi model active learning

berbasis kooperatif sebagai variabel bebas sedangkan untuk variabel

terikatnya adalah meningkatnya pemahaman konsep dan kinerja siswa.

Desain penelitian control group pretest-posttest.

Page 49: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

32

Sebelum diberikan perlakuan kedua kelas diberi pretest dengan

tujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Kedua kelas diberi perlakuan

berbeda, kelas eskperimen menggunakan model active learning berbasis

kooperatif tipe TGT sedangkan kelas kontrol menggunakan model active

learning diskusi. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelas

ini diberikan posttest . Dari pretest dan posttest, dapat diketahui sejauh

mana keefektifan penerapan model Active learning berbasis kooperatif tipe

TGT yang diteliti. Berikut skema kerangka berpikir penelitian.

Page 50: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

33

Gambar 2.7 Kerangka Berfikir

Kelas eksperimen Kelas kontrol

pretest

Alternative model pembelajaran

Pembelajaran yang terpusat pada guru Kinerja siswa kurang Siswa kurang menguasai konsep

model active learning berbasis kooperatif tipe TGT

Pembelajaran dengan Active learning dengan diskusi.

Evaluasi hasil belajar Evaluasi hasil belajar

Kinerja siswa meningkat dan pemahaman konsep siswa

meningkat

Siswa kurang menguasai konsep dan kinerja siswa tetap

Peningkatan Pemahaman konsep dan kinerja siswa kelas

eksperimen lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman konsep dan kinerja siswa kelas kontrol

Page 51: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

34

2.8 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ho : Peningkatan Pemahaman konsep siswa SMP yang diajar dengan

model active learning berbasis kooperatif lebih kecil atau sama

dengan yang diajar dengan model active learning diskusi.

Ha : Peningkatan Pemahaman konsep siswa SMP yang diajar dengan model

active learning berbasis kooperatif lebih besar daripada yang diajar

dengan model active learning diskusi.

b. Ho :Peningkatan kinerja siswa SMP yang diajar dengan model active

learning berbasis kooperatif lebih kecil atau sama dengan yang diajar

dengan model active learning diskusi .

Ha : Peningkatan kinerja siswa SMP yang diajar dengan model active

learning berbasis kooperatif lebih besar daripada yang diajar dengan

model active learning diskusi.

Page 52: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

35

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2

SMP Negeri 2 Jatibarang tahun pelajaran 2012/2013, yaitu kelas VIII B,

VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G dan VIII H dengan jumlah total

sebanyak 228 siswa. Populasi tersebut telah diuji homogenitas dengan

menggunakan uji Barlett. Berdasarkan hasil uji homogenitas pada nilai

UTS semester 2 diperoleh 59,12726,10 22 tabelhitung . Ini berarti H0

diterima dan artinya populasi tersebut homogen (sebelum diberi perlakuan,

berada pada tingkat kemampuan akademik yang sama).

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

random sampling yaitu dipilih 2 kelas secara acak dari populasi yang

homogen sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan

pertimbangan siswa duduk pada jenjang kelas yang sama, materi

berdasarkan pada kurikulum yang sama dan tidak ada kelas unggulan.

Kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas

kontrol.

Page 53: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

36

3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jatibarang yang

terletak di Jalan Raya Timur Jatibarang no 14 Kecamatan Jatibarang

Kabupaten Brebes.

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 13 Mei sampai dengan tanggal

24 Mei 2013.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel yang diungkap dalam penelitian ini meliputi dua

variabel, yaitu:

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan

timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2002: 3). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran active

learning berbasis kooperatif.

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002: 3).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan

pemahaman konsep dan kinerja siswa.

Page 54: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

37

3.3 Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

control group pretest-posttest. Pola desain ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian Control Group Pre-test Post-test (Arikunto,

2006: 86)

K

keterangan:

E = kelompok eksperimen

K = kelompok kontrol

01 dan 02 = pre test sebelum penelitian

03 dan 04 = post-test sesudah penelitian

Xଵ = Pembelajaran dengan model Active learning berbasis

kooperatif tipe TGT

= pembelajaran dengan model Active learning diskusi܆

3.4 Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan sesuai alur penelitian seperti Gambar 3.1

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

E 01 Xଵ 03

K 02 Xଶ 04

Page 55: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

38

Gambar 3.1 Alur penelitian

Alur penelitian gambar 2 dijelaskan dalam langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Mengambil nilai ulangan harian materi sebelumnya pada mata pelajaran

Fisika kelas VIII tahun ajaran 2012/2013.

b) Menganalisis nilai ulangan harian dengan melakukan uji homogenitas.

c) Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

d) Memberikan pre-test pada kelas eksperimen dan kontrol.

e) Melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen dengan model Active

learning berbasis kooperatif tipe TGT.

f) Melaksanakan pembelajaran dikelas kontrol dengan model

pembelajaran active learning diskusi.

g) Melaksanakan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

h) Menganalisis data hasil penelitian.

Kelas Eksperimen Kelas kontrol

Pre-test

Pembelajaran fisika dengan model active learning berbasis

kooperatif tipe TGT.

Pembelajaran fisika dengan model

pembelajaran active learning diskusi

Post-test

Analisis

Page 56: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

39

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik dan Alat Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-

hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, surat kabar,

majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya

(Arikunto, 2006: 231). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data

mengenai kemampuan awal siswa yang menjadi sampel penelitian, yaitu

mengumpulkan daftar nama siswa dan nilai UTS semester genap siswa

yang selanjutnya dianalisis untuk menentukan homogenitas antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Alat dokumentasi meliputi lembar cheklist

yang berisi hal hal yang akan didokumentasikan, dan kamera untuk

dokumentasi kegiatan dalam bentuk gambar.

3.5.2 Teknik dan Alat Observasi

Teknik ini digunakan untuk mengamati aspek afektif dan

psikomotorik siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada

penelitian ini teknik observasi digunakan untuk mengukur kinerja setiap

siswa selama proses pembelajaran.

Alat yang digunakan untuk observasi berupa lembar observasi

kinerja siswa. Ini berisi jenis kegiatan, kriteria, dan skor penilaian.

Adapun skor maksimal untuk masing – masing kriteria adalah 3 dan skor

total maksimal untuk seluruh lembar observasi adalah 30.

Page 57: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

40

3.5.3 Teknik Tes

Tes dalam penelitian merupakan tes prestasi, yaitu tes yang

digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari

sesuatu (Arikunto, 2006: 151). Tes digunakan untuk mengetahui

pemahaman konsep siswa tentang materi alat optik. Tes yang digunakan

adalah tes uraian. Tes ini diuji cobakan kepada siswa kelas VIII A

kemudian hasil uji coba tersebut dianalisis dengan validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran dan daya pembedanya.

3.5.4. Pengujian Instrumen Tes

3.5.4.1 Validitas isi

Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian

dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu

mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur

(Sudjana, 2009: 13). Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu

dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat

variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir

(item) pertanyaan atau pertanyaan yang dijabarkan dari indikator.

Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan

dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2000: 272).

3.5.4.2 Reliabilitas

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah

instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya . Rumus yang

Page 58: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

41

digunakan untuk menghitung reliabilitas tes uraian adalah rumus Alpha

sebagai berikut (Arikunto, 2002 : 109) :

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari

n = banyaknya items pertanyaan

= jumlah varians skor tiap-tiap items

= varians total

Rumus varians skor items (Arikunto, 2002 : 110) :

Keterangan

= varians skor tiap items

Xi = jumlah skor tiap item soal

n = banyaknya siswa

Rumus varians total (Arikunto, 2002 : 111) :

Keterangan :

= varians total

Xt = jumlah subyek

n = banyaknya siswa

Page 59: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

42

Hasil perhitungan r11 dikonsultasikan dengan tabel r product

moment pada tabel. Apabila r11> rtabel, maka instrument dikatakan

reliabel (Arikunto, 2002:112).

3.5.4.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak adalah soal yang tidak

terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk

menganalisis tingkat kesukaran soal uraian adalah sebagai berikut

(Arikunto, 2002: 112) :

dengan

Kriteria tingkat kesukaran soal adalah :

0 ≤ P ≤ 0,30 soal sukar

0,30 < P ≤ 0,70 soal cukup ( sedang)

0,70 < P ≤ 1 soal mudah

3.5.4.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai

(Arikunto, 2002: 112). Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk

uraian, digunakan rumus sebagai berikut:

Page 60: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

43

Kriteria daya pembeda soal adalah:

0,00 ≤ DP ≤ 0,20 : soal jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 : soal cukup baik

0,40 < DP ≤ 0,70 : soal baik

0,70 < DP ≤ 1,00 : soal sangat baik

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Data Tahap Awal

3.6.1.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

yang di gunakan dalam populasi dalam keadaan homogen (mempunyai

kemampuan awal yang sama) atau tidak. Data yang digunakan untuk uji

homogenitas adalah nilai UTS fisika semester genap. Rumus yang

digunakan adalah uji Bartlett, yaitu:

22 log)1()10( SinBLn i

dengan )1()( 2inLogSB

dan

Kriteria pengujianya adalah jika 2 hitung < 2 (1-α) (k-1) dengan dk

= (k-1) dan k adalah jumlah kelas, maka masing-masing kelas dalam

populasi mempunyai varians yang sama atau homogen (Sudjana, 2002:

263).

Page 61: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

44

3.6.2 Analisa Data Tahap Akhir

3.6.2.1 Analisis Pemahaman Konsep

3.6.2.1.1 Metode Tes

Analisis metode tes soal uraian, skornya adalah 0-3. Setelah itu,

metode tes ini dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Ali, 1993: 184).

Klasifikasi persentase nilainya adalah sebagai berikut:

25,00% ≤ N <43,75% = tidak baik

43,75% ≤ N < 62,50% = cukup

62,50% ≤ N < 81,25% = baik

81,25% ≤ N ≤ 100,00% = sangat baik

3.6.2.2 Analisis Kinerja Siswa

3.6.2.2.1 Metode Observasi

Penskoran lembar observasi ini dilakukan dengan ratting scale,

yaitu skor 1 untuk tidak baik, skor 2 untuk cukup baik, skor 3 untuk baik

dan skor 4 untuk sangat baik, sedangkan analisis lembar observasi ini

dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Ali, 1993: 184).

Page 62: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

45

Klasifikasi persentase nilainya adalah sebagai berikut:

25,00% ≤ N < 43,75% = tidak baik

43,75% ≤ N < 62,50% = cukup

62,50% ≤ N < 81,25% = baik

81,25% ≤ N ≤ 100,00% = sangat baik

3.6.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan untuk uji

normalitas ini adalah nilai hasil post-test siswa. Rumus yang digunakan

adalah Chi Kuadrat. 2 = Ei

EiOik

i

2

1

Keterangan :

2 : harga chi kuadrat

Oi : frekuensi hasil pengamatan

Ei : frekuensi yang diharapkan

k : banyaknya kelas interval

Jika 2hitung ≤ 2

tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1 dan

taraf signifikasi 5% maka akan berdistribusi normal (Sudjana, 2002:

273).

Page 63: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

46

ns

xt 0

3.6.2.4 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menentukan rumus t-

test yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Pengujian

homogenitas varians digunakan uji F. Rumus yang dipakai adalah:

Jika Fhitung ≤ F1/2 α (V1, V2) dengan α = 5%, kedua kelompok

memiliki varians yang sama, dengan :

V1 = n1 – 1 (dk pembilang)

V2 = n2 – 1 (dk penyebut)

3.6.2.5 Uji t Satu Sampel

Persamaan Uji t satu sampel dalam Sudjana (2005) adalah sebagai

berikut :

Dengan arti:

x = skor rata-rata

0 = Kriteria Ketuntasan Minimum

s = standar deviasi

n = jumlah siswa

t = tingkat keefektifan

Dengan α = 5% dan dk = n-1 maka pembelajaran dikatakan efektif

jika t > -t(1-a)(n-1) dan dan tidak efektif jikat -t(1-a)(n-1).

Page 64: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

47

3.6.2.6 Uji Gain

Uji gain digunakan untuk mengetahui besar peningkatan

pemahaman konsep sebelum perlakuan dan setelah mendapat perlakuan.

Peningkatan pemahaman konsep siswa dapat dihitung menggunakan

rumus gain ternormalisasi sebagai berikut:

Keterangan :

g : besarnya faktor g

Spre : skor rata-rata pre test (%)

Spost : skor rata-rata post test (%)

Klasifikasi besarnya dikategorikan sebagai berikut (Hake,

1998: 3).

g tinggi :

g sedang :

g rendah :

3.6.2.7 Uji t Dua Sampel

Dalam penelitian ini sampel berkorelasi, sehingga menggunakan

rumus t-test:

ns

ns

ns

ns

xx

r

t

2

2

1

1

2

2

1

221

221

_____

Page 65: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

48

Keterangan:

__

1x = Rata-rata kelas eksperimen

__

2x = Rata-rata kelas kontrol

s1 = Simpangan baku kelas eksperimen

s 2 = Simpangan baku kelas kontrol

s12

= Varian kelas eksperimen

s22 = Varian kelas kontrol

r = Korelasi antar sampel

dengan

Kriteria Pengujian:

Harga t tersebut dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk

n1 + n2 – 2, taraf kesalahan 5%. Jika thitung< ttabel, maka Ho diterima dan

Ha ditolak (Sugiyono, 2007: 217).

Page 66: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

49

BAB 4

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Awal

4.1.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi

penelitian SMP Negeri 2 Jatibarang yang terdiri dari kelas VIII B, VIII C,

VIII D, VIII E, VIII F, VIII G dan VIII H mempunyai keadaan awal yang

sama atau tidak. Data yang digunakan untuk uji homogenitas ini adalah

nilai UTS semester 2 pelajaran IPA. Rumus yang digunakan untuk uji

homogenitas adalah uji Barllet.Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Uji Homogenitas

No Sumber Variasi Hasil 1. χ2

hitung 10,726 2. dk 5 3. χ2

tabel 12,59 4. Kriteria Homogen

Dari analisis data diperoleh χ2hitung= 10,726. Kemudian

χ2hitungdibandingkan dengan χ2

tabel. Untuk dk= n-1 diperoleh χ2tabel= 12,59.

Karenaχ2hitung<χ2

tabelmaka populasi mempunyai varians yang sama

(homogen). Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 25.

Page 67: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

50

4.2 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Akhir

4.2.1 Kemampuan Pemahaman Konsep

Setelah kedua sampel diberikan pre-test kelas kontrol mendapat

pembelajaran active learning dengan diskusi dan kelas eksperimen

mendapat perlakuan pembelajaran active learning berbasis kooperatif (tipe

TGT). Pada akhirpenelitian, kedua kelas melaksanakan post-test untuk

mengetahui pemahaman konsep terhadap materi optik. Hasil pre-test dan

post-test peserta didik dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti

ditunjukkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Data Hasil Pre-test Siswa

Dari Gambar 4.1 diketahui bahwa nilai tertinggi maupun nilai

terendah pemahaman konsep hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah sama.Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 29

dan lampiran 30.

60

36,56

23,33

60

36,87

23,33

0

10

20

30

40

50

60

70

Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Terendah

Ni l

ai P

emah

aman

Kon

sep Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Page 68: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

51

Gambar 4.2 Data Nilai Post-test Siswa

Dari Gambar 4.2 diketahui bahwa rata-rata nilai pemahaman

konsep kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.Perhitungan

selengkapnya dimuat pada lampiran 31 dan lampiran 32.

4.2.1.1 Instrumen Tes

Pemahaman konsep untuk materi optik diukur dengan

menggunakan instrumen tes. Pemahaman konsep yang dikaji dalam

instrumen tes meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasidan analisis.

Hasil pengukuran pemahaman konsep dengan instrumen tes dapat dilihat

pada Gambar 4.3. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 35 dan lampiran 36.

86,67

73,65

56,67

8068,85

50

0

20

40

60

80

100

Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Terendah

Nila

i Pem

aham

an K

onse

p

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Page 69: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

52

Gambar 4.3 Data Tiap Aspek Pemahaman Konsep

Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa nilai masing – masing indikator

yang diukur dengan instrumen tes kelas eksperimen lebih tinggi daripada

kelas kontrol.

4.2.2 Analisis Kinerja Siswa

kinerja siswa selama pembelajaran di kelas kontrol maupun kelas

eksperimen diukur dengan metode observasi. Kinerja siswa diukur selama

dua kali pertemuan yang masing masing dilakukan oleh satu observer.

Hasil penilaian kinerja siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat

pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5.

Gambar 4.4 Data Nilai Kinerja Siswa Pertemuan 1

82,5

57,27

45

62,5

41,9527,5

0

20

40

60

80

100

Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Terendah

Nila

i Kin

erja

Kelas EksperimenKelas Kontrol

65,63 66,32 69,7961,88

56,25

64,58 67,71

57,5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi AnalisisN

ilai T

es P

emah

aman

Kon

sep

(%)

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Page 70: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

53

Dari Gambar 4.4 diketahui bahwa nilai kinerja siswa kelas

eksperimen pada pertemuan pertama lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Gambar 4.5 Data Nilai Kinerja Siswa Pertemuan 2

Dari Gambar 4.5 diketahui bahwa nilai kinerja siswa kelas

eksperimen pada pertemuan kedua lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Perhitungan lebih lengkap kinerja siswa dapat dilihat pada lampiran 46,

lampiran 47, lampiran 48, dan lampiran 49.

4.2.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan untuk uji ini adalah

data post-test. Uji normalitas ini juga digunakan untuk menentukan

statistik yang akan digunakan, apakah menggunakan statistik parametris

atau non parametris. Berdasarkan hasil analisis data nilai post-test,

diperoleh 2hitung ≤ 2

tabel baik untuk kelas eksperimen maupun kelas

kontrol. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Karena data

berdistribusi normal maka uji selanjutnya menggunakan statistik

parametrik. Hasil analisis uji normalitas data post-test dapat dilihat pada

90

66,53

52,5

72,5

44,29

27,5

0

20

40

60

80

100

Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Terendah

Nila

i Kin

erja

Kelas EksperimenKelas Kontrol

Page 71: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

54

tabel 4.2 dan uji normalitas post-test selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 37 dan lampiran 38.

Tabel 4.2Hasil Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

2hitung

2 tabel

10,893 11,07

8,936 11,07

Kriteria Data bersdistribusi normal

Data bersdistribusi normal

4.2.4 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah

kedua kelas mempunyai varians yang sama atau tidak setelah diberi

perlakuan. Hasil uji kesamaan dua varians untuk nilai post-test diperoleh

Fhitung = 1.11, sedangkan Ftabel dengan taraf kesalahan 5% adalah 1.82.

Karena Fhitung< Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas

mempunyai varians yang sama.dan hasil perhitungan kesamaan dua

varians data post-testselengkapnya dimuat pada lampiran 39.

4.2.5 Uji Gain

Ujigain digunakan untuk mengukur peningkatan rata-rata

pemahaman konsep dan peningkatan rata-rata kinerja siswa. Peningkatan

rata-ratapemahaman konsep antara kelas eksperimen dan kelas control

dapat diperoleh melalui pre-test dan post-test, yang hasilnya dapat dilihat

pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7

Page 72: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

55

Gambar 4.6 Peningkatan Rata-Rata Pemahaman Konsep

Hasil uji gain pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata

peningkatan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar daripada

pemahaman konsep kelas kontrol. Hasil perhitungan selengkapnya dimuat

pada Lampiran 40 dan lampiran 42.

Gambar 4.7 Peningkatan Tiap Aspek Pemahaman Konsep

Gambar 4.7 menunjukan bahwa hasil uji peningkatan rata-rata tiap-

-tiap aspek pemahaman konsep kelas eksperimen seluruhnya lebih tinggi

daripada kelas kontrol.

Peningkatan rata-ratakinerja siswa antara kelas eksperimen dankelas

kontrol diperoleh dari penilaian kinerja pada pertemuan 1 dan pertemuan 2

melalui metode observasi. Hasil peningkatan kinerja antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.7.

0,40 0,38

0,54

0,45

0,21

0,37

0,48

0,39

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis

Peni

ngka

tan

rata

-rat

a

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

0,58

0,51

0,460,48

0,50,520,540,560,58

0,6

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Peni

ngka

tan

rata

-rat

a pe

mah

aman

kon

sep

Page 73: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

56

Gambar 4.8 Peningkatan Rata-Rata Kinerja Siswa

Hasiluji gain padaGambar 4.8menunjukkan bahwa rata-rata

peningkatan kinerja siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas

kontrol. Hasil perhitungan selengkapnya dimuat pada Lampiran 52.

4.2.4 Uji t Satu Sampel

Uji t satu sampel digunakan untuk mengetahui apakah model

active learning berbasis kooperatif dapat meningkatkan pemahaman

konsep siswa. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Uji t Satu sampel Pos-test Kelas Eksperimen

Nilai Rata-rata 0 Dk thitung ttabel Kriteria

73,57 65 31 6,90 2.04 Terima Ho jikathitung<ttabel

Tabel.4.3 menunjukan bahwa pada taraf kesalahan 5% harga thitung

= 6,90 sedangkan harga ttabel 2,04 sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa penerapan model active learning berbasis kooperatif dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa.Perhitungan selengkapnya

dimuat pada lampiran 43.

0,22

0,04

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

Kelas Eksperimen Kelas KontrolPe

ning

kata

n ra

ta-r

ata

Kin

erja

si

swa

Page 74: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

57

4.2.5 Uji t Dua Sampel

Uji t dua sampel digunakan untuk menguji hipotesis nol (Ho) yang

menyatakan bahwa peningkatan pemahaman konsep siswa kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan peningkatan pemahaman konsep

siswa kelas kontrol. Hasil analisis dapat dilihat padaTabel 4.4 dan Tabel

4.5.

Tabel 4.4 Analisis Uji t Dua Sampel Nilai Pos-test Pemahaman Konsep

Kelas Rata-rata Dk thitung ttabel Kriteria

Eksperimen 73,65 62 2.61 2.00 Terima Ho jikathitung<ttabel

Kontrol 68,85 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada taraf 5% harga thitung= 2.61

sedangkan harga ttabel= 2.00. Harga thitung>ttabel sehingga Ho ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman

konsep kelas eksperimen lebih besar dari peningkatan pemahaman konsep

kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 46,

lampiran 44.

Tabel 4.5 Analisis Uji t Dua Sampelsignifikasi Gain Pemahaman Konsep

Kelas Peningkatan Rata-rata Dk thitung ttabel Kriteria

Eksperimen 0.58 62 2.69 2.00 Terima Ho jikathitung<ttabel

Kontrol 0.51 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada taraf 5% harga thitung= 2.68

sedangkan harga ttabel= 2.00. Harga thitung>ttabel sehingga Ho ditolak.

Page 75: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

58

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman

konsep kelas eksperimen lebih besar dari peningkatan pemahaman konsep

kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 46,

lampiran 45.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk mengkonstruk

makna atau pengertian suatu konsep berdasarkan pengetahuan awal yang

dimiliki atau mengintegrasikan pengetahuan baru yang telah ada dalam

skema pemikiran siswa. Dalam penelitian ini pemahaman konsep

ditunjukan pada pemahaman siswa terhadap konsep materi alat optik.

Diharapkan siswa akan dapat mengetahui jenis-jenis alat optik dan bagian-

bagianya, memahami prinsip kerja masing-masing alat optik, serta

mengetahui kegunaan masing-masing alat optik. Untuk mengetahui

pemahaman konsep siswa SMP setidaknya diperlukan empat komponen

ranah kognitif yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3),

dan analisis (C4).

Pemahaman konsep dalam penelitian ini diteliti menggunakan

instrument tes yang terdiri dari pre-test dan post-test.Kedua tes dilakukan

dengan menggunakan soal yang sama yang berisi empat komponen ranah

kognitif. Berdasarkan analisis data, rata-rata pemahaman konsep

mengalami peningkatan dari keadaan awal (pre-test) dan keadaan akhir

Page 76: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

59

(post-test) baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini dapat

diketahui dari Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

Hasil penilaian pemahaman konsep untuk masing-masing

komponen dengan instrumen tes dapat dilihat pada Gambar 4.3. Dari hasil

analisis data post-test, diketahui bahwa pemahaman konsep kedua kelas

berdistribusi normal. Hal itu sesuai dengan uji normalitas yang

ditunjukkan Tabel. 4.2. Diketahui bahwa nilai 2hitung ≤ 2

tabel baik untuk

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini berarti data tersebut

berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka uji

selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Kemudian dilakukan uji

kesamaan dua varians untuk mengetahui mengetahui apakah kedua kelas

mempunyai varians yang sama atau tidak setelah diberi perlakuan. Hasil

uji kesamaan dua varians untuk nilai post-test diperoleh Fhitung = 1.11,

sedangkan Ftabel dengan taraf kesalahan 5% adalah 1.82. Karena Fhitung<

Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varians

yang sama.

Data berdistribusi normal dan kedua sampel memiliki varians yang

sama atau homogen, maka pengujian hipotesis menggunakan statistik

parametris. Selanjutnya dilakukan uji gain untuk mengetahui peningkatan

rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol.Data

peningkatan rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen dan

pemahaman konsep kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan

Gambar 4.8.Hasil uji gain menunjukan bahwa untuk kelas eksperimen dan

Page 77: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

60

kelas kontrol sama –sama mengalami peningkatan pemahaman konsep

dengan nilai gain kelas eksperimen 0,58 yang tergolong sedang dan nilai

gain kelas kontrol 0,51 yang tergolong kategori sedang. Peningkatan rata-

rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan rata-

rata kelas kontrol karena pada kelas eksperimen menggunakan metode

active learning berbasis kooperatif (tipe TGT).

Dilakukan uji t satu sempel untuk mengetahui apakah metode active

learningberbasis kooperatif dapat efektif meningkatkan pemahaman

konsep siswa. Dari hasil uji t satu sampel pada tabel 4.3 dikeahui bahwa

thitung sebesar 6,90 dan ttabel sebesar 2,04 sehingga dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode active learning berbasis kooperatif dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa. Kemudian dilakukan uji t dua

sampel. Uji t dua sampel digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Dari hasil analisis data padaTabel 4.4 diperoleh bahwa thitungsebesar 2.61

dan ttabel sebesar2.00. Dari uji t tersebut, diketahui bahwa thitung>ttabel maka

Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman

konsep kelas eksperimen lebih besar dari kemampuan pemahaman konsep

kelas kontrol. Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa pemahaman

konsep kelas eksperimen yang mendapat pembelajaranactive learning

berbasis kooperatif (tipe TGT) lebih tinggi dari pemahaman konsep kelas

kontrol yang mendapat pembelajaran active learning diskusi.

Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi karena

mendapatkan metode active learning berbasis kooperatif (tipe TGT).

Page 78: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

61

Active learning berbasis kooperatif (tipe TGT) menggabungkan 2 meode

pembelajaran, yaitu metode active learning dan metode kooperatif (tipe

TGT), dimana kelebihan masing-masing metode pembelajaran dapat

menunjang keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa

melakukan active learning dan juga melakukan pembelajaran kooperatif

tipe TGT. Active learning memungkinkan terjadinya aktivitas berbicara

dan mendengar, menulis, membaca, danrefleksi yang menggiring kearah

pemaknaan mengenaiisi pelajaran, ide – ide, dan berbagai hal yang

berkaitan dengan materi alat optik. Siswa dikelompokan dalam kelompok-

kelompok belajar dengan jumlah 4 orang masing-masing kelompok.

Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan LDS

yang telah disediakan oleh guru. Dalam pembelajaran guru bertindak

sebagai fasilitator dan siswa adalah subjek belajar. Siswa mencari sendiri

pengetahuan dan segala sesuatu tentang materi alat optik hingga seluruh

LDS dapat diselesaikan tepat waktu. Setelah selesai diskusi kelompok,

masing masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan

guru meluruskan jawaban yang belum sesuai dengan materi. Dilakukan

permainan antar kelompok untuk menambah pemahaman siswa tentang

materi alat optik.

Berdasarkan hal-hal yang telah dilakukan dalam proses

pembelajaran dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep

siswa terhadap materi alat optik merupakan akibat dari penerapan

pembelajaran active learning berbasis kooperatif (tipe TGT).Hal ini sesuai

Page 79: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

62

dengan penelitian dari Laws dkk., (1999) tentang active learning,dimana

pemahaman konsep meningkat setelah diterapkan model active learning

dan penelitian yang dilakukan oleh De Lisi dkk.,(2002) tentang metode

kooperatif, dimana dengan pembelajaran kooperatif, siswa akan saling

berdiskusi untuk memperoleh pemahaman yang lebih bak daripada dengan

pembelajaran konvensional. Hasil penelitian Awofala, et al. (2012)juga

menunjukan bahwa penerapan model kooperatif dapat meningkatkan

pemahaman siswaterhadap matematika dalam hal pemahaman dan aplikasi

daripada di tingkat pengetahuan kognisi.

4.3.2 Kinerja Siswa

Kinerja siswa adalah unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa

saat proses pembelajaran berlangsung. Kinerja siswa dalam penelitiaan ini

mencakup seluru unjuk kerja, tingkah laku, serta interaksi siswa saat

pelaksanaan proses pembelajaran. Menurut Setyono (2005), penilaian

kinerja siswa dapat dilakukan dengan pengamatan penilai terhadap

aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi dalam pembelajaran.

Kinerja siswa dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan

metode observasi, dimana terdapat form penilaian kinerja. Form penilaian

kinerja terdiri dari tiga komponen utama yaitu macam-macam kegiatan,

indikator kegiatan, dan kriteria penilaian. Dalam menilai kinerja siswa

peneliti dibantu oleh satu observer, yang bertugas untuk menilaikinerja

siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan form

penilaian yang telah disediakan.

Page 80: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

63

Penilaian kinerja siswa dilakukan dua kali yaitu pada pertemuan

pertama pembelajaran dan pertemuan kedua pembelajaran. Kinerja rata-

rata siswa kelas kontrol pada pertemuan pertama tergolong rendah

sedangkan kinerja rata-rata siswa kelas eksperimen tergolong cukup baik.

Pada pertemuan kedua kinerja rata-rata siswa kelas kontrol tergolong

cukup, dan kinerja rata-rata kelas eksperimen tergolong baik.Data

penilaian kinerja siswa dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5.

Data penilaian kinerja siswa baik kelas eksperimen maupun kelas

kontrol selanjutnya dilakukan uji Gain untuk mengetahui peningkatan

kinerja rata-rata siswa. Nilai gain kinerja siswa kelas eksperimen adalah

0,22 yang tergolong rendah dan nilai gain kinerja siswa kelas kontrol

adalah 0,04 yang tergolong rendah. Setelah dilakukan uji gain diketahui

bahwa peningkatan kinerja rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi

dari peningkatan kinerja rata-rata siswa kelas kontrol. Data uji Gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Peningkatan rata-rata kinerja siswa kelas eksperimen dengan

metode pembelajaran active learning berbasis kooperatif (tipe TGT) lebih

tinggi dari peningkatan rata-rata kinerja siswa dengan metode

pembelajaran active learning diskusi.Dalam active learning berbasis

kooperatif, siswa melakukan active learning dan juga melakukan

pembelajaran kooperatif. Active learning memungkinkan terjadinya

aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang

menggiring ke arah pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide – ide, dan

Page 81: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

64

berbagai hal yang berkaitan dengan materi alat optik. Pembelajaran

kooperatif tipe TGT memungkinkan peserta didik untuk melakukan

diskusi dan bersaing antar kelompok dalam permainan.Active learning

berbasis kooperatif menggabungkan kelebihan masing masing model

pembelajaran. Adanya permainan dalam pembelajaran menimbulkan

motivasi antar kelompok untuk bersaing menjadi pemenang. Berdasarkan

penelitian Van Wyk (2011) tentang model TGT bahwa Pembelajaran

kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks.

Kelebihan dari masing – masing model pembelajaran ini saling menunjang

dalam meningkatkan kinerja siswa dalam proses pembelajaran active

learning berbasis kooperatif (tipe TGT) .

Adanya hal-hal tersebut di atas menyebabkan peningkatan kinerja

kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan dapat

disimpulkan bahwa active learning berbasis kooperatif dapat

meningkatkan kinerja siswa.

4.3.3 Kendala-Kendala Penelitian

Meningkatkan pemahaman konsep dan kinerja siswa dengan

penerapan metode active learning dalam pembelajaran tentunya tidak

berjalan tanpa hambatan. Selama penerapan metode active learning

berbasis kooperatif, peneliti sering kali menemukan kendala sehingga

pembelajaran tidak sesuai harapan.

Kendala yang sering muncul adalah ketika diskusi kelompok

berlangsung akan menyita banyak waktu. Pendapat siswa yang berbeda-

Page 82: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

65

beda dalam satu kelompok membuat siswa lama dalam mengerjakan

LDS, serta ketika penyampaian hasil diskusi kelompok, dimana tiap

kelompok memiliki jawaban mereka masing-masing yang berbeda-beda

dan saling ingin membenarkan pendapatnya. Jika tidak diarahkan oleh

guru, maka pembahasan siswa tentang materi alat optik bisa melebar dan

menjauh dari materi alat optik. hal ini akan membuat siswa semakin sulit

memahami materi alat optik.

Beberapa siswa kesulitan untuk memperoleh jawaban yang tepat

untuk LDS, karena keterbatasan media untuk memperoleh informasi.

Tidak adanya akses internet pada ruangan serta minimnya buku penunjang

pembelajaran membuat siswa kurang mengembangkan wawasannya

tentang materi alat optik. kondisi ini akan bertambah buruk jika siswa

kurang percaya diri untuk bertanya atau mengungkapkan ketidak

tahuanya. Dalam keadaan seperti ini sangat diharapkan munculnya rasa

ingin tahu siswa dengan bertanya kepada teman lain atau kepada guru.

Selain kedua kendala di atas peneliti juga menemui siswa yang

kurang aktif dalam kelompoknya sehingga cenderung kurang memahami

materi yang diajarkan.

Page 83: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

66

BAB 5

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pengujian

hipotesis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model

active learning berbasis kooperatif dapat meningkatkan pemahaman

konsep dan kinerja siswa. Hal ini dapat dilihat dari uji t dimana diperoleh

thitung 6,90 yang lebih dari ttabel =2,04 untuk dk=32-1. Adanya

peningkatan pemahaman konsep siswa juga dapat dilihat dari harga gain

ternormalisasi yaitu 0,58 yang termasuk kategori sedang, sedangkan

peningkatan kinerja siswa dapat dilihat dari nilai gain yaitu 0,22 yang

termasuk kategori rendah.

5.2 SARAN

Dari kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka disarankan :

1. Model active learning berbasis kooperatif dapat meningkatkan

pemahaman konsep dan kinerja siswa, maka sebaiknya guru dapat

menerapkannya sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran.

2. Guru perlu membiasakan proses pembelajaran metode active

learning berbasis kooperatif agar pemahaman konsep dan kinerja

siswa dapat dikembangkan secara maksimal.

Page 84: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

67

3. Hendaknya untuk penelitian kedepan, metode active learning

berbasis kooperatif dapat lebih dikembangkan guna memperoleh

pemahaman konsep dan kinerja siswa yang lebih maksimal.

Page 85: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

68

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arikunto, S. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Awofala, et al. 2012. Achievement in Cooperative versus Individualistic Goal-

Structured Junior Secondary School Mathematics Classrooms in Nigeria. International Journal of Mathematics Trends and Technology- Volume 3.

Berg, Van Den. 1995. Cultural Factors in the Origin and remediation of

Alternative Conceptions in Physics. Netherlands: Kluwer Academic Publishers.

Brualdi, A. C. 1998. Classroom questions. ERIC Clearinghouse on Assessment

and Evaluation. Washington DC. Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. De Lisi, R. (2002). From marbles to instant messenger: Implications of Piaget's

ideas about peer learning. Theory into Practice, 41(1), 5 -12. Hake, R. R. 1998. Interactive-enggagment vs tradisional methods : A Six-

thousand-studend survey of mechanics Test data for introductory physics. AM. J. Phys. 66: 64-74.

Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kennedy, Ruth. 2007. In- Class Debates: Fertile Ground for Active Learning and

the Cultivation of Critical Thinking and Oral Communication Skills. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 19 (2) : 183-190.

Laws, P., D. Sokoloff, and R. Thornton. 1999. Promoting Active Learning Using

the Results of Physics Education Research. UniServeScience News- Volume 13.

Morgan, C.T. , dkk. (1986). Introduction to Psychology (7th Ed.). Singapore:

McGraw Hill Book Co. Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 86: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

69

Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Boston: Allyn and Bacon. Prince, Michael. 2004. Does Active Learning Work? A Review of the Research.

International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 93(3): 223-231.

Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan

Pendekatan Belajar Aktif; Buku I Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta.

Setyono, Budi. 2005. Penilaian Otentik dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

(dalam jurnal pengembangan pendidikan). Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Jember.

Silberman, M. 2004. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif,

(terjemahan Sarjuli et al.) .Yogyakarta: YAPPENDIS.

Slavin, R. 2005. Cooperative learning. Bandung: Nusa Media Soehendro, Bambang . 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta: BSNP.

Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan College Publishing Company.

Sudjana, N. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sudjana, N. 2009. Dasar-Dasar Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo Offset. Sughandi. A, dkk. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabet Suyitno, A. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.

Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Yerigan, T. 2008. Getting Active In The Classroom. Journal of College Teaching

& Learning. 5(6): 20-24.

Page 87: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

70

Van Wyk, M.M. 2011. The Effects of Teams-Games-Tournaments on Achievement, Retention, and Attitudes of Economics Education Students.South Africa: University of the Free State.

Zakaria, et al. 2010. The Effects of Cooperative Learning on Students’

Mathematics Achievement and Attitude towards Mathematics. Journal of Social Sciences 6 (2): 272-275.

Page 88: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

71

KISI-KISI SOAL TES UJI COBA

Indikator Aspek yang

dinilai

Kemampuan No soal Jawaban

Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik

C1

C2

C4

C4

C3

Pengetahuan Pemahaman Analisis Analisis Aplikasi

1. Apa yang dimaksud dengan alat optik? Sebutkan contohnya?

2. Mata merupakan salah satu alat optik. Jelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya?

3. Jelaskan bagaimana mata kamu dapat melihat benda-benda di sekitarmu. Bagaimana prosesnya?

4. Pada mata normal, mengapa ketika melihat benda yang terlalu dekat dengan mata terlihat kurang jelas?

5. Seseorang mempunyai titik dekat mata 50 cm. Berapa kekuatan lensa kacamata yang dipakai orang tersebut agar dapat melihat benda dengan normal? Apa jenis lensa kacamata tersebut?

1. Alat optik adalah alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan sifat cahaya. Contoh alat optik adalah mata, mikroskop, kamera, kacamata, teropong, lup, dan sebagainya.

2. Bagian-bagian mata: a. Retina, bagian mata yang berperan

sebagai layar karena digunakan untuk menangkap bayangan.

b. Cairan Aqueous, bagian mata yang berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke mata

c. Iris, bagian mata yang memberi pigmen warna pada mata

d. Pupil, bagian mata yang berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata

e. Lensa Kristalin, bagian mata yang berfungsi sebagai lensa berfungsi untuk memfokuskan bayangan di retina

3. Benda memantulkan cahaya, kemudian cahaya masuk ke mata. Cahaya masuk

Lampiran 1

Page 89: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

72

ke mata melalui kornea dan dibiaskan oleh cairan aqueous agar jatuh pada lensa. Oleh lensa mata diatur sedemikian rupa sehingga bayangan nya jatuh tepat di retina.

4. Pada mata normal, benda yang terlalu dekat dengan mata tidak terlihat dengan jelas, hal ini karena mata normal mempunyai jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas sekitar 25 cm, sehingga apabila benda terlalu dekat dengan mata maka bayangan benda yang dibentuk tidak jatuh tepat di retina.

5. Kekuatan lensa dapat kita hitung

Df

P

mcmff

SSf io

25,0

115,050501

501

2511

111

Jenis lensanya adalah lensa cembung karena kekuatan lensanya positif.

Menjelaskan pembentukan

C4

Analisis

6. Bagaimana cara mata mengatur agar bayangan tetap jatuh di retina

6. Mata mempunyai daya akomodasi yaitu kemampuan mata untuk mengubah

Page 90: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

73

bayangan pada retina mata.

C1

C1

Pengetahuan Pengetahuan

saat melihat benda jauh maupun dekat?

7. Gambarkan pembentukan bayangan pada retina pada mata normal!

8. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh mata pada retina?

kelengkungan lensa mata sehingga jarak fokus berubah. Pada saat melihat benda yang dekat lensa akan mencembung, sedangkan saat benda jauh lensa akan memipih.

7. Pembentukan bayangan pada mata akan jatuh pada retina

8. Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata bersifat nyata, terbalik, diperkecil.

Menjeaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata

C2

C4

C2

Pemahaman Analisis Pemahaman

9. Bagaimana proses pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun dekat?

10. Mengapa orang yang menderita hipermetropi disarankan memakai kaca mata berlensa cembung?

11. Bagaimana proses pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun jauh?

9. Pada penderita rabun dekat, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di belakang retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk mencembung ketika melihat benda yang jaraknya dekat sehingga panjang fokusnya besar.

10. Orang yang menderita hipermetropi atau rabun dekat disarankan memakai kaca

Page 91: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

74

C4

Analisis 12. Mengapa orang yang menderita miopi disarankan memakai kaca mata berlensa cekung?

mata berlensa cembungdikarenakan pada penderita hipermetropi bayangan jatuh di belakang retina bukan tepat di retina.Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa mencembung sehingga diperlukan lensa cembung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.

11. Pada penderita rabun jauht, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di depan retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk memipih ketika melihat benda yang jaraknya jauh sehingga panjang fokusnya kecil.

12. Orang yang menderita miopi atau rabun jauh disarankan memakai kaca mata berlensa cekung dikarenakan pada penderita miopi bayangan jatuh di depan retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa memipih sehingga diperlukan lensa cekung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.

Menjelaskan konsep teleskop, mikroskop, lup kamera sebagai alat optik

C2

C1

C2

Pemahaman Pengetahuan Pemahaman

13. Jelaskan pembentukan bayangan pada teleskop?

14. Apa yang dimaksud dengan periskop?

15. Jelaskan pembentukan bayangan

13. Cahaya yang masuk ke teleskop melalui sebuah lensa cembung yang disebut lensa objektif dan memperoleh bayangan nyata. Kemudian bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa

Page 92: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

75

C2

C4

C2

Pemahaman Analisis Pemahaman

pada periskop? 16. Jelaskan pembentukan bayangan

pada lup? 17. Mengapa untuk menghasilkan

bayangan tegak dan diperbesar pada lup, benda harus diletakkan di antara F dan O (ruang I)?

18. Jelaskan pembentukan bayangan pada mikroskop?

cembung kedua yang disebut lensa okuler dengan panjang fokus yang lebih pendek sehingga dapat melihat bayangan maya dan diperbesar. Pembentukan bayangan pada teleskop mirip dengan mikroskop.

14. Periskop adalah alat bantu optik yang berfungsi untuk mengamati benda dalam jarak jauh atau berada dalam sudut tertentu.

15. Ketika melihat dari ujung bawah, cahaya sejajar masuk melalui ujung atas mengenai cermin, oleh cermin yang membentuk sudut 450 cahaya akan dipantulkan ke cermin bawah yang juga membentuk sudut 450. Sinar-sinar pantul sejajar tadi akan diterima mata sehingga dapat melihat benda yang berada di atas.

16. Lup terdiri dari satu lensa cembung. Beda diletakkan di depan lensa cembung pada ruang I, kemudian dibiaskan oleh lensa dan diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak dan diperbesar.

17. Untuk menghasilkan bayangan yang terletak di jauh tak, sehingga sifat yang diperoleh sama tegak dan diperbesar.

18. Mikroskop sederhana menggunakan dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan

Page 93: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

76

lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif yaitu antara titik F dan 2F lensa objektif atau di ruang 2 lensa objektif. Bayangan yang diperoleh oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik diperbesar. Bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa okuler dan harus berada di ruang 1 lensa okuler sehingga bayangan berada di jauh atau ruang IV lensa okuler bersifat maya, dan diperbesar

Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : mikroskop, berbagai jenis teropong, periskop dan sebagainya

C4

C3

Analisis Aplikasi

19. Mikroskop terus dikembangkan, sehingga berhasil dibuat mikroskop elektron, apa perbedaan mikroskop elektron dengan mikroskop cahaya?

20. Sebutkan penerapan lensa pada teknologi dan manfaatnya untuk masyarakat!

19. Mikroskop elektron memiliki kemampuan memperbesar bayangan jauh lebih baik daripada mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya mampu mengamati virus sedangkan mikroskop cahaya tidak bisa

20. Penerapan lensa dalam teknologi diantaranya digunakan pada lup, mikroskop, kamera dan kaca mata. Lup sering digunakan oleh tukang arloji untuk melihat benda yang ukurannya kecil. Mikroskop dapat digunakan untuk melihat bakteri. Kamera digunakan untuk mengasilkan foto. Kaca mata dapat digunakan untuk menolong orang yang menderita cacat mata.

Page 94: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

77

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

Alamat : Gedung D-7, kampus Sekaran Gunungpati, Semarang, website :

1. Jelaskan bagaimana mata kamu dapat melihat benda-benda di sekitarmu. Bagaimana

prosesnya? 2. Pada mata normal, mengapa ketika melihat benda yang terlalu dekat dengan mata

terlihat kurang jelas? 3. Seseorang mempunyai titik dekat mata 50 cm. Berapa kekuatan lensa kacamata yang

dipakai orang tersebut agar dapat melihat benda dengan normal? Apa jenis lensa kacamata tersebut?

4. Bagaimana cara mata mengatur agar bayangan tetap jatuh di retina saat melihat benda jauh maupun dekat?

5. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh mata pada retina? 6. Hipermetropi (rabun dekat) adalah salah satu kelainan pada mata, Bagaimana proses

pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun dekat? 7. Mengapa orang yang menderita hipermetropi disarankan memakai kaca mata berlensa

cembung? 8. Miopi (rabun jauh) adalah salah satu kelainan pada mata Bagaimana proses

pembentukan bayangan pada orang yang menderita miopi? 9. Mengapa orang yang menderita miopi (rabun jauh) disarankan memakai kaca mata

berlensa cekung? 10. Teleskopadalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan pada teleskop! 11. Periskop adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan pada periskop! 12. Lup (kaca pembesar) adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan

pada lup! 13. Mengapa untuk menghasilkan bayangan tegak dan diperbesar pada lup, benda harus

diletakkan di antara F dan O (ruang I)? 14. Mikroskop adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan pada

mikroskop!

------Selamat mengerjakan-----

Lampiran 2

Page 95: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

78

RUPBRIK PENILAIAN SOAL UJI COBA

Kemampuan No soal

Jawaban Skors Keterangan

Analisis 1 Benda memantulkan cahaya, kemudian cahaya masuk ke mata. Cahaya masuk ke mata melalui kornea dan dibiaskan oleh cairan aqueous agar jatuh pada lensa. Oleh lensa mata diatur sedemikian rupa sehingga bayangan nya jatuh tepat di retina.

3 2 1 0

Menjelaskan proses terjadinya bayangan secara urut dan rinci Menjelaskan proses terjadinya bayangan secara urut Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Analisis 2 Pada mata normal, benda yang terlalu dekat dengan mata tidak terlihat dengan jelas, hal ini karena mata normal mempunyai jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas sekitar 25 cm, sehingga apabila benda terlalu dekat dengan mata maka bayangan benda yang dibentuk tidak jatuh tepat di retina.

3 2 1 0

Menjelaskan secara rinci penyebab dan akibatnya Menjelaskan penyebab dan akibatnya tidak secara rinci Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Aplikasi 3 Kekuatan lensa dapat kita hitung

Df

P

mcmff

SSf io

25,0

115,050501

501

2511

111

Jenis lensanya adalah lensa cembung karena kekuatan lensanya positif.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar disertai kesimpulan benar Memberikan jawaban dengan benar dan kesimpulan salah Mencoba menjawab dan menyertakan alasan tetapi salah Tidak ada jawaban

Lampiran 3

Page 96: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

79

Analisis 4 Mata mempunyai daya akomodasi yaitu kemampuan mata untuk mengubah kelengkungan lensa mata sehingga jarak fokus berubah. Pada saat melihat benda yang dekat lensa akan mencembung, sedangkan saat benda jauh lensa akan memipih.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar dan tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Pengetahuan

5 Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata bersifat nyata, terbalik, diperkecil.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan disertai bukti yang benar Memberikan jawaban dengan benar dan disertai bukti yang salah Mencoba menjawab dan menyertakan bukti tetapi salah Tidak ada jawaban

Pemahaman 6 Pada penderita rabun dekat, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di belakang retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk mencembung ketika melihat benda yang jaraknya dekat sehingga panjang fokusnya besar.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Analisis 7 Orang yang menderita hipermetropi atau rabun dekat disarankan memakai kaca mata berlensa cembung dikarenakan pada penderita hipermetropi bayangan jatuh di belakang retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa mencembung sehingga diperlukan lensa cembung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Pemahaman 8 Pada penderita rabun jauh, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di depan retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk

3 2

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak

Page 97: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

80

memipih ketika melihat benda yang jaraknya jauh sehingga panjang fokusnya kecil.

1 0

lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Analisis 9 Orang yang menderita miopi atau rabun jauh disarankan memakai kaca mata berlensa cekung dikarenakan pada penderita miopi bayangan jatuh di depan retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa memipih sehingga diperlukan lensa cekung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Pemahaman 10 Cahaya yang masuk ke teleskop melalui sebuah lensa cembung yang disebut lensa objektif dan memperoleh bayangan nyata. Kemudian bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa cembung kedua yang disebut lensa okuler dengan panjang fokus yang lebih pendek sehingga dapat melihat bayangan maya dan diperbesar. Pembentukan bayangan pada teleskop mirip dengan mikroskop.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Pemahaman

11 Ketika melihat dari ujung bawah, cahaya sejajar masuk melalui ujung atas mengenai cermin, oleh cermin yang membentuk sudut 450 cahaya akan dipantulkan ke cermin bawah yang juga membentuk sudut 450. Sinar-sinar pantul sejajar tadi akan diterima mata sehingga dapat melihat benda yang berada di atas.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dan prosesnya dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Pemahaman 12 Lup terdiri dari satu lensa cembung. Benda diletakkan di depan lensa cembung pada ruang I, kemudian dibiaskan oleh lensa dan diperoleh

3 2

Memberikan jawaban dengan benar dan disertai alasan yang benar Memberikan jawaban dengan benar dan disertai

Page 98: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

81

bayangan yang bersifat maya, tegak dan diperbesar.

1 0

alasan yang salah Mencoba menjawab dan menyertakan alasan tetapi salah Tidak ada jawaban

Analisis 13 Untuk menghasilkan bayangan yang terletak di jauh tak hingga (ruang IV), sehingga sifat yang diperoleh sama tegak dan diperbesar.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Pemahaman 14 Mikroskop sederhana menggunakan dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif yaitu antara titik F dan 2F lensa objektif atau di ruang 2 lensa objektif. Bayangan yang diperoleh oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik diperbesar. Bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa okuler dan harus berada di ruang 1 lensa okuler sehingga bayangan berada di jauh atau ruang IV lensa okuler bersifat maya, dan diperbesar

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Page 99: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

82

Daftar Kode Responden Kelas Uji Coba Instrumen

No Kelas Kode Siswa 1 IX A UC-1 2 IX A UC-2 3 IX A UC-3 4 IX A UC-4 5 IX A UC-5 6 IX A UC-6 7 IX A UC-7 8 IX A UC-8 9 IX A UC-9

10 IX A UC-10 11 IX A UC-11 12 IX A UC-12 13 IX A UC-13 14 IX A UC-14 15 IX A UC-15 16 IX A UC-16 17 IX A UC-17 18 IX A UC-18 19 IX A UC-19 20 IX A UC-20 21 IX A UC-21 22 IX A UC-22 23 IX A UC-23 24 IX A UC-24 25 IX A UC-25 26 IX A UC-26 27 IX A UC-27 28 IX A UC-28 29 IX A UC-29 30 IX A UC-30 31 IX A UC-31 32 IX A UC-32

Lampiran 4

Page 100: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

83

Lampiran 5

Page 101: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

84

rumus yang digunakan :

Kriteria pengambilan keputusan:Butir angket valid jika rxy > rtabel

Perhitungan :Berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1.

No X Y XY1 3 38 9 1444 1142 3 35 9 1225 1053 3 32 9 1024 964 3 30 9 900 905 3 30 9 900 906 1 27 1 729 277 1 26 1 676 268 3 26 9 676 789 2 25 4 625 5010 2 25 4 625 5011 3 25 9 625 7512 3 24 9 576 7213 3 24 9 576 7214 2 24 4 576 4815 2 24 4 576 4816 1 23 1 529 2317 1 23 1 529 2318 3 23 9 529 6919 3 23 9 529 6920 1 21 1 441 2121 1 21 1 441 2122 2 21 4 441 4223 1 20 1 400 2024 2 20 4 400 4025 2 20 4 400 4026 2 20 4 400 4027 1 19 1 361 1928 1 18 1 324 1829 1 16 1 256 1630 1 15 1 225 1531 1 15 1 225 1532 1 14 1 196 14

Jumlah 62 747 144 18379 1546Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh

Harga r tabel = 0,349karena rxy>r tabel maka butir soal nomor 1 valid

PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL

2222 )()(

))((

YYNXXN

YXXYNrxy

22 )747(18379.32)62(144.32)747)(62(1546.32

xyr

65833,0xyr

Lampiran 6

Page 102: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

85

Rumus yang digunakan:

Kriteria pengambilan keputusan:Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel1. Perhitungan varians total Rumus yang digunakan adalah:

sehingga varians totalnya adalah:

2. Perhitungan varians butir Rumus yang digunakan adalah:

varians butir ke-1 adalah:

dan seterusnya sampai varians butir 14dengan demikian jumlah varian butir ke 1 sampai ke 14 adalah

3. Perhitungan koefisien reliabilitas

harga r tabel = 0,349karena harga r 11> r tabel maka butir soal tersebut reliabel

PERHITUNGAN RELIABILITAS

2

2

11 11 t

i

nnr

nnY

Yt

22

2

)(

7461,032

32)62(144

2

2

t

4133,2932

32)747(18379

2

2

t

nnX

Xi

22

2

)(

917,82 i

7335,04133,29917,81

13232

11

r

Lampiran 7

Page 103: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

86

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL

Rumus yang digunakan:

Keterangan:DP : Daya Pembeda

Kriteria

0,200,400,701,00

Berikut ini perhitungan daya pembeda pada butir nomor 1.No No kelompok bawah1 292 303 314 32

∑ ∑

(antara nilai 0,40-0,70 maka soal dikatakan baik)

Untuk butir soal yang lain cara perhitungannya analog dengan cara di atas.

mean kelompok bawah =

mean kelompok atas =

Negative Sangat tidak baik, sebaiknya dibuang

kelompok atas

3 1

0,00 JelekInterval DP Kriteria

0,20 Cukup0,40 Baik0,70 Sangat Baik

3 13 1

3 1

12 4

soalmaksimalskorbawahkelompokMeanataskelompokMeanDP

34

12

144

6667,03

13

DP

Lampiran 8

Page 104: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

87

Rumus yang digunakan:

Kriteria pengambilan keputusan:

0 0,30,3 0,70,7 1

Berikut ini perhitungan tingkat kesukaran pada butir nomor 1.

Mean = 1,9375skor maksimal soal = 3

Untuk soal butir nomor 1, dikatakan mempunyai tingkat kesukaran sedangUntuk butir soal yang lain cara perhitungannya analog dengan cara di atas.

interval tingkat kesukaran

TINGKAT KESUKARAN

sukarsedangmudah

kriteria

alskormaksimMeanTK

6458,03

9375,1TK

Lampiran 9

Page 105: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

88

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : IPA FISIKA

Kelas/Semester : VIII /2

Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi

Waktu Sumber/Ba

han/Alat

Mendeskripsi-kan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Alat-alat Optik Menggali informasi dari nara sumber untuk memperoleh penjelasan tentang fungsi mata sebagai alat optik dan tentang cacat mata

Studi pustaka untuk membedakan ciri-ciri kamera dan lup sebagai alat optik

Melalui diskusi kelompok dapat dijelaskan cara kerja alat-alat optik yang terdapat dalam kehidupan

Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik

Menggambarkan pembentukan bayangan benda pada retina

Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kaca mata

Menjelaskan konsep teleskop, periskop, loop, dan mikroskop sebagai alat optik.

Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : mikroskop, berbagai jenis teropong, periskop dan sebagainya

Tes kognitif (pemahaman konsep) : tes esai

Kinerja siswa : lembar observasi

4x40

menit

Buku siswa, buku referensi, alat-alat spt; mikroskop, lop, kamera, Lembar Diskusi Siswa, media (powerpoint)

Lampiran 10

Page 106: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : VIII/2

Pokok Bahasan : Optik

Alokasi Waktu : 4 pertemuan (2 x 40 menit)

A. Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk

teknologi sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator

1. Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik.

2. Menggambarkan bayangan benda pada retina.

3. Menjelaskan beberapa cacat dan penggunaan kacamata.

4. Menjelaskan konsep teleskop, periskop, loop, dan mikroskop sebagai alat optik.

5. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan seperti

mikroskop,periskop, dan teleskop.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan fungsi mata

sebagai alat optik.

2. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menggambarkan informasi

bayangan obyek pada retina.

3. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan beberapa

cacat dan penggunaan kacamata.

4. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan konsep

teleskop, periskop, loop, dan mikroskop sebagai alat optik.

5. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan cara kerja

beberapa produk teknologi yang relevan seperti mikroskop,periskop, dan teleskop.

Lampiran 11

Page 107: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

90

E. Model dan Metode Pembelajaran

o Model Pembelajaran :

Active learning berbasis kooperatif

o Metode :

Diskusi kelompok

Ceramah

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I

Kegiatan Alokasi

Waktu

Aktivitas

Guru Siswa

Pendahuluan 5 menit a. Guru membuka kelas. a. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru.

Kegiatan Inti 60 menit a. Guru memberikan pretest untuk

materi Optik.

a. Siswa menjawab pretest untuk

materi optik.

Penutup 15Menit a. Guru membagi siswa dalam 4

kelompok.

b. Guru menugaskan siswa untuk

mempelajari materi optik.

c. Guru menutup kelas

a. Siswa mempelajari materi

optik untuk pertemuan

selanjutnya

Pertemuan II

Kegiatan Alokasi

Waktu Aktivitas

Pendahuluan 5 menit Pendahuluan

a. Guru membuka kelas

b. Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran

Motivasi:

Mata manusia berfungsi untuk melihat suatu benda atau objek.

Page 108: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

91

Dengan mata kita dapat mengetahui bentu benda, warna benda serta

ukuranya. Nah kenapa mata kita bisa melihat?

Kegiatan Inti 60 menit Kegiatan inti

a. Eksplorasi

1. Guru membimbing siswa untuk mencari informasi seluas-

luas nya tentang alat optik.

2. Guru membimbing siswa untuk berkelompok sesuai

kelompoknya untuk mengerjakan LDS yang disediakan.

3. Guru memfasilitasi siswa untuk melaksanakan diskusi

kelompok

b. Elaborasi

1. Guru memberikan arahan agar secara santun setiap anggota

kelompokdalam melakukandiskusi.

2. siswa secara kelompok bekerjasama menjawab pertanyaan –

pertanyaan di LDS

3. Dengan pemantauan guru, Siswa dalam kelompoknya

berdiskusi mengenaimateri alat optik mata.

c. Konfirmasi

1. Guru memoderatori diskusi kelas: ada kelompok

menyampaikan pendapat; sementara kelompok lain

menanggapi pendapat dan menjadi pendengar yang baik

untuk memperoleh kesimpulan

2. Guru memfasilitasi siswa untuk bertanya jika ada materi

yang belum dimengerti oleh siswa, kemudian guru

meluruskan pemahaman dan memberikan penguatan.

3. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan siswa

Penutup 15Menit a. Guru mengadakan permainan sederhana untuk menambah

pemahaman siswa pada materi alat optik mata.

b. Guru mengumumkan skor dalam permainan untuk masing-masing

kelompok.

c. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari sub materi

Page 109: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

92

selanjutnya yaitu teleskop,periskop,kamera,dan mikroskop.

d. Guru menutup pembelajaran.

Pertemuan III

Kegiatan Alokasi

Waktu Aktivitas

Pendahuluan 5 menit a. Guru membuka kelas.

b. Guru mengingatkansub materi sebelumnya tentang alat optik

mata.

c. Guru memberi motivasi kepada siswa.

Kegiatan Inti 60 menit Kegiatan inti

a. Eksplorasi

1. Guru membimbing siswa untuk mencari informasi seluas-

luas nya tentang alat –alat optik.

2. Guru membimbing siswa untuk berkelompok sesuai

kelompoknya untuk mengerjakan LDS yang disediakan

3. Guru memfasilitasi siswa untuk melaksanakan diskusi

kelompok

b. Elaborasi

1. Guru memberikan arahan agar secara santun setiap anggota

kelompokdalam melakukandiskusi.

2. siswawa secara kelompok bekerjasama menjawab

pertanyaan – pertanyaan di LDS

3. Dengan pemantauan guru, Siswa dalam kelompoknya

berdiskusi mengenai alat-alat optik.

c. Konfirmasi

1. Guru memoderatori diskusi kelas: ada kelompok

menyampaikan pendapat; sementara kelompok lain

menanggapi pendapat dan menjadi pendengar yang baik

untuk memperoleh kesimpulan.

2. Guru memfasilitasi siswa untuk bertanya jika ada materi

yang belum dimengerti oleh siswa, kemudian guru

Page 110: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

93

meluruskan pemahaman dan memberikan penguatan.

3. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan siswa.

Penutup 15 Menit a. Guru mengadakan permainan sederhana untuk menambah

pemahaman siswa pada materi alat-alat optik.

b. Guru mengumumkan skor dalam permainan untuk masing-masing

kelompok.

c. Guru mengumumkan tim terbaik dan memberikan reward untuk

tim tersebut.

d. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari seluruh materi yang

telah dipelajari.

e. Guru menutup pembelajaran.

Pertemuan IV

Kegiatan Alokasi

Waktu

Aktivitas

Guru Siswa

Pendahuluan 5 menit Guru membuka kelas.

Kegiatan Inti 60 menit Guru memberikan postest untuk

materialat Optik.

Siswa menjawab postest untuk

materi optik.

Penutup 15 Menit Guru menutup kelas

G. Sumber Belajar

Karim, Saeful. 2008. Membuka Cakrawala Alam Sekitar 2 untuk Kelas VIII/SMP/MTs.

Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

H. Penilaian

Aspek penilaian dan instrumen

a. Pemahaman Konsep

Page 111: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

94

Aspek Penilaian teknik instrumen

a. Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik.

b. Menggambarkan bayangan benda pada

retina.

c. Menjelaskan beberapa cacat dan

penggunaan kacamata.

d. Menjelaskan konsep teleskop, periskop,

loop, dan mikroskop sebagai alat optik.

e. Menjelaskan cara kerja beberapa produk

teknologi yang relevan seperti

mikroskop,periskop, dan teleskop.

Tes tertulis (esai) Soal pretest dan

postest

b. Kinerja siswa

Aspek Penilaian teknik instrumen

a. Kinerja siswa saat pembelajaran

b. Kinerja kelompok diskusi

observasi Lembar observasi

(terlampir)

Tagihan

a. Lembar Diskusi Siswa (LDS)

Mengetahui Guru Mapel Fisika Praktikan ___________________ Agung Cipto Harjono NIP. NIM. 420140909

Page 112: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

95

KELOMPOK : ................

Nama anggota Kelompok :

1. ................................................. 2. ................................................. 3. ................................................. 4. .................................................

LEMBAR DISKUSI SISWA

ALAT OPTIK

1. Apa yang dimaksud dengan alat Optik? Sebutkan beberapa contoh alat optik dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Perhatikan skema gambar mata dibawah ini.

a. Sebutkan bagian – bagian mata

1)

2)

3)

4)

5)

b. Sebutkan pula fungsi masing-masing bagian mata

1)

2)

3)

4)

Lampiran 12

Page 113: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

96

5)

3. Mengapa mata termasuk salah satu alat optik? Bagian apa dari mata yang termasuk

kedalam alat optik?

4. Gambarkan pembentukan bayangan pada mata.

5. Kelainan pada mata

a. Sebutkan macam-macam kelainan pada mata dan jelaskan.

1)

2)

3)

b. Sebutkan pula penanggulangan pada kelainan mata tersebut

1)

2)

3)

6. Jika diketahui titik dekat mata normal adalah 25 cm, dan titik jauh mata normal

adalah ~ (tak hingga). Lengkapilah tabel berikut ini.

No Titik dekat

penderita (cm)

Titik jauh

penderita (cm)

Fokus

Lensa (cm)

Kekuatan

Lensa

Jenis kelainan

mata

1 50 Normal

2 Normal 100

3 Normal 50

Page 114: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

97

KELOMPOK : ................

Nama anggota Kelompok :

5. .................................................

6. .................................................

7. .................................................

8. .................................................

LEMBAR DISKUSI SISWA

ALAT OPTIK

1. Alat optik apa yang dapat anda gunakan untuk merekam suatu objek dalam bentuk

gambar? Bagaimana prinsip kerja alat tersebut?

2. Alat optik apa yang dapat anda gunakan untuk mengamati suatu mikroorganisme?

Bagaimana ciri bayangan yang dibentuk dengan alat tersebut?

3. Alat optik apa yang berupa lensa cembung tunggal dengan titik fokus dekat, dan

biasa digunakan untuk melihat benda atau tulisan yang kecil agar terlihat lebih besar?

bagaimana prinsip kerja alat tersebut?

4. Merancang periskop sederhana

Alat dan bahan

Kertas karton tebal dengan ukuran panjang 57 cm dan lebar 34 cm, gunting,

pensil, penggaris, cermin datar.

Cara kerja

Bagilah lebar karton masing-masing 8 cm, dan sisa kan 2 cm dan garislah

dengan pensil seperti gambar berikut

Lampiran 13

Page 115: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

98

a. Guntinglah bagian-bagian yang diberi garis tebal

b. Lipatlah bagian yang di beri tanda titik-titik

c. Lubangilah bagian yang diberi warna hitam. Letakkan cermin datar pada

bagian yang digunting

d. Lipatlah bagian-bagian tadi sehingga membentuk sebuah kotak dan kuatkan

menggunakan lem. Hasilnya adalah sebuah alat yang menyerupai periskop.

Pertanyaan

Posisikan matamu di bagian bawah ujung periskop buatanmu.Apa yang dapat kamu

lihat? Mengapa demikian?

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

..........

Berilah kesimpulan dari hasil kegiatan tersebut.

.........................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Page 116: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

99

1. Berikut ini contoh alat optik adalah....

a. telinga

b. hidung

c. mata

d. kulit

2. Bagian mata yang berfungsi membentuk

bayangan adalah ….

a. lensa

b. iris

c. pupil

d. retina

3. Bagian retina yang

mengandungselkerucutadalah ….

a. Bintikbuta

b. Bintikbening

c. Vitreous humor

d. Aqueous humor

4. Berikut yang bukan bagian dari mata

adalah...

a. retina

b. prisma

c. lensa

d. pupil

5. Cacat mata miopi dapat ditolong

dengankacamata ....

a. berlensa cembung supaya mengumpulkan

sinar

b. berlensa cekung supaya dapat

mengumpulkan sinar

c. berlensa cembung supaya dapat

menyebarkan sinar

d. berlensa cekung supaya dapatmenyebarkan

sinar

6. Seseorang yang tidak dapat melihat benda-

benda jauh karena ukuran bola mata yang

terlalu tebal disebut cacat mata ....

a. miopi

b. hipermetropi

c. emetropi

d. presbiopi

7. Mata yang tidak bisa melihat benda dekat

disebabkan lensa mata tidak dapat

mencembung sehingga bayangan jatuh di

belakang retina disebut ....

a. mata normal

b. mata hipermetropi

c. mata miopi

d. mata presbiopi

8. Jangkauan mata normal adalah antara 25

cm sampai tak terhingga. Apabila jangkauan

penglihatan maksimalmu hanya 100 cm,

dapat dipastikan ....

a. mata masih normal

b. memiliki cacat mata miopi

c. memiliki cacat mata hipermetropi

d. memiliki cacat mata presbiopi

Lampiran 14

Page 117: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

100

1. Fungsi prisma pada periskop adalah ....

a. pengatur bayangan

b. pembelokan bayangan

c. pembesar bayangan

d. pembentukan bayangan

2. Berikut alat optik yang prinsip

kerjanyahampir sama dengan mata adalah ....

a. kacamata

b. kamera

c. mikroskop

d. lup

3. Agar bayangan tampak jelas pada

lup,benda diletakkan antara F dan O

sehinggadiperoleh bayangan dengan sifat ....

a. maya, diperbesar, dan tegak

b. nyata, diperbesar, dan tegak

c. maya, diperbesar, dan terbalik

d. nyata, diperbesar, dan terbalik

4. Alat optik yang dapat melihat

bendabendarenik adalah ....

a. mikroskop

b. lup

c. kamera

d. periskop

5. Bagaimana ciri bayangan akhir yang

dibentuk pada mikroskop...

a. nyata,terbalik dan diperbesar

b. maya,terbalik dandiperbesar

c. maya,tegak dandiperbesar

d. maya,terbalik dandiperkecil

6. Alat yang dipasang pada kapal selamuntuk

mengintai kapal-kapal musuh ataumelihat

benda-benda di permukaan airlaut adalah ....

a. teropong binokuler

b. teropong pantul

c. periskop

d. teropong bias

7.Alat optik yang digunakan untuk

mengambil gambar suatu objek adalah..

a. teropong

b. mikroskop

c. kamera

d. teleskop

8. bagaimana ciri bayangan yang dibentuk

oleh kamera...

a. maya, terbalik dan diperkecil

b. maya, tegak dan diperkecil

c. nyata, terbalik dan dipebesar

d. nyata, terbalik dan diperkecil

Lampiran 15

Page 118: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

101

Kunci Jawaban Kartu Soal

Games Pertemuan I 1. c 2. a 3. b 4. d 5. d 6. a 7. b 8. b

Games Pertemuan II

1. b 2. b 3. a 4. a 5. b 6. c 7. c 8. d

Lampiran 16

Page 119: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

102

ATURAN PERMAINAN

1. Siswa mengambil satu kartu nilai 2. Mengisi tabel tabel dengan angka yang diperoleh pada kartu (1-5) 3. Mengambil satu kartu soal 4. Apabila mendapat kartu soal yang sama dengan putaran sebelumnya, maka harus

mengambil kartu soal yang lain. 5. Apabila menjawab dengan benar siswa mendapat skor soal 10 dan apabila salah

mendapat skor 0 6. Kocok kembali kartu nilai, dan ulangi permainan sampai 5 putaran

Putaran

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV

Kartu Soal Kartu Soal Kartu Soal Kartu Soal

1

2

3

4

5

Total

Lampiran 17

Page 120: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

103

KISI-KISI SOAL Pre-test dan Pos-test

Indikator Aspek yang

dinilai

Kemampuan No soal Jawaban

Menjelaskan Fungsi Mata Sebagai Alat Optik

C4

C4

C3

Analisis Analisis Aplikasi

15. Jelaskan bagaimana mata kamu dapat melihat benda-benda di sekitarmu. Bagaimana prosesnya?

16. Pada mata normal, mengapa ketika melihat benda yang terlalu dekat dengan mata terlihat kurang jelas?

17. Seseorang mempunyai titik dekat mata 50 cm. Berapa kekuatan lensa kacamata yang dipakai orang tersebut agar dapat melihat benda dengan normal? Apa jenis lensa kacamata tersebut?

21. Benda memantulkan cahaya, kemudian cahaya masuk ke mata. Cahaya masuk ke mata melalui kornea dan dibiaskan oleh cairan aqueous agar jatuh pada lensa. Oleh lensa mata diatur sedemikian rupa sehingga bayangan nya jatuh tepat di retina.

22. Pada mata normal, benda yang terlalu dekat dengan mata tidak terlihat dengan jelas, hal ini karena mata normal mempunyai jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas sekitar 25 cm, sehingga apabila benda terlalu dekat dengan mata maka bayangan benda yang dibentuk tidak jatuh tepat di retina.

23. Kekuatan lensa dapat kita hitung

Df

P

mcmff

SSf io

25,0

115,050501

501

2511

111

Lampiran 18

Page 121: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

104

Jenis lensanya adalah lensa cembung karena kekuatan lensanya positif.

Menggambarkan Pembentukan Bayangan Pada Retina

C4

C1

Analisis Pengetahuan

18. Bagaimana cara mata mengatur agar bayangan tetap jatuh di retina saat melihat benda jauh maupun dekat?

19. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh mata pada retina?

24. Mata mempunyai daya akomodasi yaitu kemampuan mata untuk mengubah kelengkungan lensa mata sehingga jarak fokus berubah. Pada saat melihat benda yang dekat lensa akan mencembung, sedangkan saat benda jauh lensa akan memipih.

25. Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata bersifat nyata, terbalik, diperkecil.

Menjelaskan Beberapa Cacat Mata dan Penggunaan Kacamata

C2

C4

Pemahaman Analisis

20. Bagaimana proses pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun dekat?

21. Mengapa orang yang menderita miopi disarankan memakai kaca mata berlensa cekung?

26. Pada penderita rabun dekat, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di belakang retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk mencembung ketika melihat benda yang jaraknya dekat sehingga panjang fokusnya besar.

27. Orang yang menderita miopi atau rabun jauh disarankan memakai kaca mata berlensa cekung dikarenakan pada penderita miopi bayangan jatuh di depan retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa memipih sehingga diperlukan lensa cekung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.

Page 122: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

105

Menjelaskan Konsep Mikroskop, Teleskop, Loop sebagai Alat Optik

C2

C4

C2

Pemahaman Analisis Pemahaman

22. Jelaskan pembentukan bayangan pada lup?

23. Mengapa untuk menghasilkan bayangan tegak dan diperbesar pada lup, benda harus diletakkan di antara F dan O (ruang I)?

24. Jelaskan pembentukan bayangan pada mikroskop?

28. Lup terdiri dari satu lensa cembung. Beda diletakkan di depan lensa cembung pada ruang I, kemudian dibiaskan oleh lensa dan diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak dan diperbesar.

29. Untuk menghasilkan bayangan yang terletak di jauh tak hingga, sehingga sifat yang diperoleh sama tegak dan diperbesar.

30. Mikroskop sederhana menggunakan dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif yaitu antara titik F dan 2F lensa objektif atau di ruang 2 lensa objektif. Bayangan yang diperoleh oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik diperbesar. Bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa okuler dan harus berada di ruang 1 lensa okuler sehingga bayangan berada di jauh atau ruang IV lensa okuler bersifat maya, dan diperbesar

Page 123: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

106

Rekap Jumlah Soal Pre-test dan Pos-test

No Jenis Soal Jumlah Soal Presentase Nomer Soal

1 C1 1 10 % 5

2 C2 3 30 % 6,8,10

3 C3 1 10 % 3

4 C4 5 50 % 1,2,4,7,9

Lampiran 19

Page 124: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

107

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

Alamat : Gedung D-7, kampus Sekaran Gunungpati, Semarang, website :

1. Jelaskan bagaimana mata kamu dapat melihat benda-benda di sekitarmu. Bagaimana

prosesnya?

2. Pada mata normal, mengapa ketika melihat benda yang terlalu dekat dengan mata

terlihat kurang jelas?

3. Seseorang mempunyai titik dekat mata 50 cm. Berapa kekuatan lensa kacamata yang

dipakai orang tersebut agar dapat melihat benda dengan normal? Apa jenis lensa

kacamata tersebut?

4. Bagaimana cara mata mengatur agar bayangan tetap jatuh di retina saat melihat benda

jauh maupun dekat?

5. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh mata pada retina?

6. Hipermetropi (rabun dekat) adalah salah satu kelainan pada mata, Bagaimana proses

pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun dekat?

7. Mengapa orang yang menderita miopi (rabun jauh) disarankan memakai kaca mata

berlensa cekung?

8. Lup (kaca pembesar) adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan

pada lup!

9. Mengapa untuk menghasilkan bayangan tegak dan diperbesar pada lup, benda harus

diletakkan di antara F dan O (ruang I)?

10. Mikroskop adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan pada

mikroskop!

------Selamat mengerjakan-----

Lampiran 20

Page 125: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

108

RUPBRIK PENILAIAN SOAL

Kemampuan No soal

Jawaban Skors Keterangan

Analisis 1 Benda memantulkan cahaya, kemudian cahaya masuk ke mata. Cahaya masuk ke mata melalui kornea dan dibiaskan oleh cairan aqueous agar jatuh pada lensa. Oleh lensa mata diatur sedemikian rupa sehingga bayangan nya jatuh tepat di retina.

3 2 1 0

Menjelaskan proses terjadinya bayangan secara urut dan rinci Menjelaskan proses terjadinya bayangan secara urut Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Analisis 2 Pada mata normal, benda yang terlalu dekat dengan mata tidak terlihat dengan jelas, hal ini karena mata normal mempunyai jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas sekitar 25 cm, sehingga apabila benda terlalu dekat dengan mata maka bayangan benda yang dibentuk tidak jatuh tepat di retina.

3 2 1 0

Menjelaskan secara rinci penyebab dan akibatnya Menjelaskan penyebab dan akibatnya tidak secara rinci Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Aplikasi 3 Kekuatan lensa dapat kita hitung

Df

P

mcmff

SSf io

25,0

115,050501

501

2511

111

Jenis lensanya adalah lensa cembung karena kekuatan lensanya positif.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar disertai kesimpulan benar Memberikan jawaban dengan benar dan kesimpulan salah Mencoba menjawab dan menyertakan alasan tetapi salah Tidak ada jawaban

Lampiran 21

Page 126: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

109

Analisis 4 Mata mempunyai daya akomodasi yaitu kemampuan mata untuk mengubah kelengkungan lensa mata sehingga jarak fokus berubah. Pada saat melihat benda yang dekat lensa akan mencembung, sedangkan saat benda jauh lensa akan memipih.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar dan tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Pengetahuan

5 Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata bersifat nyata, terbalik, diperkecil.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan disertai bukti yang benar Memberikan jawaban dengan benar dan disertai bukti yang salah Mencoba menjawab dan menyertakan bukti tetapi salah Tidak ada jawaban

Pemahaman 6 Pada penderita rabun dekat, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di belakang retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk mencembung ketika melihat benda yang jaraknya dekat sehingga panjang fokusnya besar.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Analisis 7 Orang yang menderita miopi atau rabun jauh disarankan memakai kaca mata berlensa cekung dikarenakan pada penderita miopi bayangan jatuh di depan retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa memipih sehingga diperlukan lensa cekung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Pemahaman 8 Lup terdiri dari satu lensa cembung. Benda diletakkan di depan lensa cembung pada ruang I, kemudian dibiaskan oleh lensa dan diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak dan

3 2

Memberikan jawaban dengan benar dan disertai alasan yang benar Memberikan jawaban dengan benar dan disertai alasan yang salah

Page 127: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

110

diperbesar.

1 0

Mencoba menjawab dan menyertakan alasan tetapi salah Tidak ada jawaban

Analisis 9 Untuk menghasilkan bayangan yang terletak di jauh tak hingga (ruang IV), sehingga sifat yang diperoleh sama tegak dan diperbesar.

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Pemahaman 10 Mikroskop sederhana menggunakan dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif yaitu antara titik F dan 2F lensa objektif atau di ruang 2 lensa objektif. Bayangan yang diperoleh oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik diperbesar. Bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa okuler dan harus berada di ruang 1 lensa okuler sehingga bayangan berada di jauh atau ruang IV lensa okuler bersifat maya, dan diperbesar

3 2 1 0

Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban

Page 128: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

111

Kriteria Observasi Kinerja Siswa

A. Pedoman Penskoran :

4 : semua deskripsi muncul 3 : dua deskripsi muncul 2 : satu deskripsi muncul 1 : tidak ada deskripsi muncul

Kegiatan Indikator Deskripsi

I.

Kegiatan awal

pengajaran

a. Siswa mengajukan

pertanyaan.

pertanyaan berkaitan dengn materi

pertanyaan tentang pengembangan

materi

pertanyaan tentang penerapan

materi dalam kehidupan sehari-hari

b. Siswa memberikan

pendapat.

pendapat berkaitan dengan materi

pendapat tentang pengembangan

materi

pendapat tentang penerapan materi

dalam kehidupan sehari-hari

c. Siswa memperhatikan

penjelasan

memperhatikan penjelasan

mencatat penjelasan

membaca bahan ajar yang ada

II.

Diskusi

Kelompok

a. Siswa aktif dalam

kelompok

aktif mencatat hasil diskusi

aktif dalam mendiskusikan jawaban

LDS

aktif menyampaikan pendapat

b. Siswa bekerjasama

dalam kelompok

bekerjasama dalam mencari

jawaban LDS dari berbagai sumber

membagi tugas untuk mengerjakan

LDS

mengerjakan seluruh pertanyaan

dalam LDS

Lampiran 22

Page 129: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

112

III.

Penyampaian

hasil diskusi

a. Siswa memperhatikan

penyampaian hasil

diskusi kelompok lain

memperhatikan dan mencatat

penjelasan kelompok lain

mengajukan pendapat

memberikan pertanyaan untuk hal

yang belum dipahami

b. Siswa menyampaikan

hasil diskusi kelompok

membacakan seluruh hasil diskusi

kelompok

memberi penjelasan untuk

pertanyaan dari kelompok lain

mempersilahkan kelompok lain

untuk memberikan pendapat

IV

Aktifitas akhir

pembelajaran

(relaksasi dan

evaluasi)

a. Siswa mengajukan

pertanyaan

pertanyaan berkaitan dengn materi

pertanyaan tentang pengembangan

materi

pertanyaan tentang penerapan

materi dalam kehidupan sehari-hari

b. Siswa menyampaikan

pendapatnya untuk

penarikan kesimpulan

pendapat sesuai dengan materi

pendapat tentang pengembangan

materi

pendapat tentang penerapan materi

dalam kehidupan sehari-hari

c. Siswa memperhatikan

penyampaian

kesimpulan oleh guru

memperhatikan penjelasan

mencatat penjelasan

membaca bahan ajar yang ada

Nilai Kinerja siswa : ௦ ௧௧

ସ x 10 =

Page 130: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

113

KELAS :

PEREMUAN KE :

Kegiatan => Kegiatan Awal Diskusi Kelompok Penyampaian Hasil K. Akhir Pembelajaran Nilai

Indikator => a b c a b a b a b c

No Nama Kode Siswa

Lampiran 23

Page 131: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

114

VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H1 80 82 79 82 87 83 862 86 80 79 88 83 82 863 84 77 74 85 82 81 804 88 82 82 82 77 80 865 82 76 71 86 77 77 806 81 78 83 77 77 84 867 88 71 86 78 88 78 838 85 75 72 79 91 80 839 87 85 89 75 85 75 8010 86 74 78 76 78 83 8411 93 73 83 75 80 80 8312 80 83 85 79 80 76 8413 90 77 75 83 77 80 8414 94 75 76 85 79 80 8315 86 77 82 86 78 86 9316 83 81 85 80 81 82 8417 82 77 74 80 82 78 8018 82 77 78 82 78 80 9719 85 78 82 80 80 78 8920 91 88 80 81 81 74 8621 90 80 86 89 84 78 8022 80 76 79 86 78 78 8423 82 80 72 81 84 84 8424 80 76 86 79 76 77 8925 82 83 85 79 76 77 8326 80 84 81 80 79 80 8027 77 73 89 79 78 86 9328 81 83 90 78 74 76 8429 77 82 81 80 78 80 7730 77 82 89 86 78 81 7731 78 85 86 79 84 84 9332 88 91 81 72 77 78 8333 79 7734 82 80

2685 2541 2759 2587 2724 2556 2704X 83,91 79,41 81,15 80,84 80,12 79,88 84,50S2 21,77 20,96 26,92 15,88 14,47 9,40 21,74

Ni - 1 31 31 33 31 33 31 31 221,00(Ni-1) Log Si 41,47 40,96 47,19 37,22 38,30 30,17 41,46 276,77

(Ni-1)Si2 674,72 649,72 888,26 492,22 477,53 291,50 674,00 4147,95

No

Nilai Ulangan Tengah Semester 2 Kelas VIII

Kelas

Lampiran 24

Page 132: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

115

HipotesisHo : s2

1 = s22 = s2

3 …. s29

Ha : s21 = s2

2 = s23 … s2

9

Kriteria:Ho diterima jika 2 hitung < 2 (1-a (k-1)

2(a)(k-1)

Pengujian Hipotesis

Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:

=

Harga satuan B

= (Log S2 ) (ni - 1)

= x=

= (Ln 10) { B - (ni-1) log Si2}

==

Untuk a = 5% dengan dk = k - 1 = 7 - 1 = 6 diperoleh 2 tabel =

12,59

2

2,3026 281,43

281,43

Log S2

B

S2 = (ni-1) Si2

10,7258

4147,9504

12,59

18,769(ni-1) 221

221

=

276,772410,726

=

47,191

228 221 131,13 4147,95 8,7610 276,772

D 34 33 26,92

291,5032

37,225E

674,72 1,337831 21,77

888,26 1,4300

41,471C 32 31 20,96 649,72 1,3214 40,962B 32

UJI HOMOGENITAS POPULASI

Sampel ni dk = ni - 1 Si2 (dk) Si2 log Si

2 (dk) log Si2

32 31 15,88 492,22 1,2008

0,97339,40 30,172F 34 33 14,47 477,53 1,1605 38,296G 31

41,45631 21,74 674,00 1,3373H 32

Karena 2hitung < 2

tabel maka data antar kelompok mempunyai varians yangsama

1,2734

1,2734

Daerah penolakan HoDaerah

penerimaan Ho

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

Lampiran 25

Page 133: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

116

1 E-1 K-12 E-2 K-23 E-3 K-34 E-4 K-45 E-5 K-56 E-6 K-67 E-7 K-78 E-8 K-89 E-9 K-9

10 E-10 K-1011 E-11 K-1112 E-12 K-1213 E-13 K-1314 E-14 K-1415 E-15 K-1516 E-16 K-1617 E-17 K-1718 E-18 K-1819 E-19 K-1920 E-20 K-2021 E-21 K-2122 E-22 K-2223 E-23 K-2324 E-24 K-2425 E-25 K-2526 E-26 K-2627 E-27 K-2728 E-28 K-2829 E-29 K-2930 E-30 K-3031 E-31 K-3132 E-32 K-32

Daftar Kode Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

NoKODE

KELAS EKSPERIMEN (VIIIE)

KELAS KONTROL (VIIIB)

Lampiran 26

Page 134: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

117

Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen

KELOMPOK I

E-21

E-17

E-19

E-32

KELOMPOK V

E-22

E-18

E-12

E-6

KELOMPOK II

E-2

E-16

E-26

E-11

KELOMPOK VII

E-30

E-1

E-25

E-7

KELOMPOK VIII

E-14

E-13

E-27

E-31

KELOMPOK VI

E-30

E-4

E-24

E-28

KELOMPOK III

E-5

E-23

E-29

E-9

KELOMPOK IV

E-15

E-20

E-8

E-10

Lampiran 27

Page 135: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

118

Pembagin Kelompok Kelas Kontrol

KELOMPOK I

K-14

K-16

K-5

K-30

KELOMPOK V

K-21

K-15

K-25

K-26

KELOMPOK II

K-11

K-3

K-17

K-29

KELOMPOK VII

K-7

K-2

K-28

K-22

KELOMPOK VIII

K-32

K-9

K-1

K-12

KELMOMPOK VI

K-4

K-10

K-6

K-24

KELOMPOK III

K-20

K-19

K-18

K-27

KELOMPOK IV

K-13

K-8

K-23

K-31

Lampiran 28

Page 136: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

119

No Kode Skor Nilai Ketuntasan Keterangan1 E-1 12 40 tidak tuntas Tidak paham2 E-2 13 43,3333 tidak tuntas Tidak paham3 E-3 12 40 tidak tuntas Tidak paham4 E-4 9 30 tidak tuntas Tidak paham5 E-5 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham6 E-6 10 33,3333 tidak tuntas Tidak paham7 E-7 7 23,3333 tidak tuntas Tidak paham8 E-8 9 30 tidak tuntas Tidak paham9 E-9 18 60 tidak tuntas Cukup paham

10 E-10 9 30 tidak tuntas Tidak paham11 E-11 14 46,6667 tidak tuntas Cukup paham12 E-12 12 40 tidak tuntas Tidak paham13 E-13 10 33,3333 tidak tuntas Tidak paham14 E-14 9 30 tidak tuntas Tidak paham15 E-15 13 43,3333 tidak tuntas Tidak paham16 E-16 10 33,3333 tidak tuntas Tidak paham17 E-17 14 46,6667 tidak tuntas Cukup paham18 E-18 8 26,6667 tidak tuntas Tidak paham19 E-19 14 46,6667 tidak tuntas Cukup paham20 E-20 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham21 E-21 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham22 E-22 12 40 tidak tuntas Tidak paham23 E-23 7 23,3333 tidak tuntas Tidak paham24 E-24 13 43,3333 tidak tuntas Tidak paham25 E-25 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham26 E-26 12 40 tidak tuntas Tidak paham27 E-27 12 40 tidak tuntas Tidak paham28 E-28 7 23,3333 tidak tuntas Tidak paham29 E-29 8 26,6667 tidak tuntas Tidak paham30 E-30 10 33,3333 tidak tuntas Tidak paham31 E-31 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham32 E-32 12 40 tidak tuntas Tidak paham

Jumlah siswa yang tuntas 0Jumlah siswa yang tidak tuntas 32

6023,333336,5625

0

004

28

ANALISIS HASIL PRE-TEST VIII E (kelas eksperimen)

Nilai tertinggiNilai terendahRata-rataKetuntasan Klasikal

jumlah pahamjumlah sangat paham

jumlah cukup pahamjumlah tidak paham

Lampiran 29

Page 137: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

120

No Kode Skor Nilai Ketuntasan Keterangan1 K-1 9 30 tidak tuntas Tidak paham2 K-2 11 36,6666667 tidak tuntas Tidak paham3 K-3 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham4 K-4 7 23,3333333 tidak tuntas Tidak paham5 K-5 7 23,3333333 tidak tuntas Tidak paham6 K-6 18 60 tidak tuntas Cukup paham7 K-7 9 30 tidak tuntas Tidak paham8 K-8 14 46,6666667 tidak tuntas Cukup paham9 K-9 12 40 tidak tuntas Tidak paham

10 K-10 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham11 K-11 15 50 tidak tuntas Cukup paham12 K-12 9 30 tidak tuntas Tidak paham13 K-13 14 46,6666667 tidak tuntas Cukup paham14 K-14 12 40 tidak tuntas Tidak paham15 K-15 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham16 K-16 9 30 tidak tuntas Tidak paham17 K-17 13 43,3333333 tidak tuntas Tidak paham18 K-18 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham19 K-19 14 46,6666667 tidak tuntas Cukup paham20 K-20 8 26,6666667 tidak tuntas Tidak paham21 K-21 14 46,6666667 tidak tuntas Cukup paham22 K-22 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham23 K-23 11 36,6666667 tidak tuntas Tidak paham24 K-24 12 40 tidak tuntas Tidak paham25 K-25 7 23,3333333 tidak tuntas Tidak paham26 K-26 13 43,3333333 tidak tuntas Tidak paham27 K-27 12 40 tidak tuntas Tidak paham28 K-28 12 40 tidak tuntas Tidak paham29 K-29 7 23,3333333 tidak tuntas Tidak paham30 K-30 8 26,6666667 tidak tuntas Tidak paham31 K-31 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham32 K-32 17 56,6666667 tidak tuntas Cukup paham

Jumlah siswa yang tuntas 0Jumlah siswa yang tidak tuntas 32

6023,3333

36,8750

007

25

ANALISIS HASIL PRE-TEST VIII B (kelas Kontrol)

Nilai tertinggiNilai terendahRata-rataKetuntasan Klasikal

jumlah sangat pahamjumlah pahamjumlah cukup pahamjumlah tidak paham

Lampiran 30

Page 138: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

121

No Kode Skors Nilai Ketuntasan Keterangan1 E-1 21 70 tuntas paham2 E-2 26 86,6667 tuntas Sangat paham3 E-3 20 66,6667 tuntas paham4 E-4 21 70 tuntas paham5 E-5 23 76,6667 tuntas paham6 E-6 21 70 tuntas paham7 E-7 23 76,6667 tuntas paham8 E-8 22 73,3333 tuntas paham9 E-9 25 83,3333 tuntas Sangat paham

10 E-10 19 63,3333 tidak tuntas paham11 E-11 20 66,6667 tuntas paham12 E-12 21 70 tuntas paham13 E-13 19 63,3333 tidak tuntas paham14 E-14 21 70 tuntas paham15 E-15 21 70 tuntas paham16 E-16 25 83,3333 tuntas Sangat paham17 E-17 17 56,6667 tidak tuntas Cukup paham18 E-18 24 80 tuntas paham19 E-19 26 86,6667 tuntas Sangat paham20 E-20 21 70 tuntas paham21 E-21 26 86,6667 tuntas Sangat paham22 E-22 22 73,3333 tuntas paham23 E-23 21 70 tuntas paham24 E-24 23 76,6667 tuntas paham25 E-25 23 76,6667 tuntas paham26 E-26 24 80 tuntas paham27 E-27 21 70 tuntas paham28 E-28 22 73,3333 tuntas paham29 E-29 22 73,3333 tuntas paham30 E-30 21 70 tuntas paham31 E-31 26 86,6667 tuntas Sangat paham32 E-32 20 66,6667 tuntas paham

Jumlah siswa yang tuntas 29Jumlah siswa yang tidak tuntas 3

86,666756,666773,6458

90,625

625

10

ANALISIS HASIL POST-TEST KELAS VIII E (Kelas Eksperimen)

Nilai tertinggiNilai terendahRata-rataKetuntasan Klasikal

jumlah sangat pahamjumlah pahamjumlah cukup pahamjumlah tidak paham

Lampiran 31

Page 139: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

122

No Kode Skors Nilai Ketuntasan Keterangan1 E-1 19 63,33333 tidak tuntas paham2 E-2 20 66,66667 tuntas paham3 E-3 21 70 tuntas paham4 E-4 18 60 tidak tuntas Cukup paham5 E-5 21 70 tuntas paham6 E-6 19 63,33333 tidak tuntas paham7 E-7 24 80 tuntas paham8 E-8 15 50 tidak tuntas Cukup paham9 E-9 19 63,33333 tidak tuntas paham

10 E-10 22 73,33333 tuntas paham11 E-11 21 70 tuntas paham12 E-12 23 76,66667 tuntas paham13 E-13 22 73,33333 tuntas paham14 E-14 24 80 tuntas paham15 E-15 18 60 tidak tuntas Cukup paham16 E-16 20 66,66667 tuntas paham17 E-17 20 66,66667 tuntas paham18 E-18 24 80 tuntas paham19 E-19 21 70 tuntas paham20 E-20 19 63,33333 tidak tuntas paham21 E-21 21 70 tuntas paham22 E-22 21 70 tuntas paham23 E-23 22 73,33333 tuntas paham24 E-24 21 70 tuntas paham25 E-25 24 80 tuntas paham26 E-26 19 63,33333 tidak tuntas paham27 E-27 19 63,33333 tidak tuntas paham28 E-28 24 80 tuntas paham29 E-29 20 66,66667 tuntas paham30 E-30 21 70 tuntas paham31 E-31 19 63,33333 tidak tuntas paham32 E-32 20 66,66667 tuntas paham

Jumlah siswa yang tuntas 22Jumlah siswa yang tidak tuntas 10

8050,000068,8542

68,75

029

30

ANALISIS HASIL POST-TEST KELAS VIII B (Kelas Kontrol)

Nilai tertinggiNilai terendahRata-rataKetuntasan Klasikal

jumlah sangat pahamjumlah pahamjumlah cukup pahamjumlah tidak paham

Lampiran 32

Page 140: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

123

Lampiran 33

Page 141: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

124

Lampiran 34

Page 142: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

125

Lampiran 35

Page 143: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

126Lampiran 36

Page 144: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

127

HipotesisHo : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakanHo diterima jika 2 < 2 tabel

Pengujian HipotesisNilai maksimal = Panjang Kelas =Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =Rentang = s =Banyak kelas = n =

-----

²Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1= 5 diperoleh ² tabel =

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

#### 1#### 2#### 13#### 4#### 6#### 6

UJI NORMALITAS POST-TESTDATA NILAI KELAS VIII E

86,67 5,1756,67 73,6531,00 7,546 32

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z Ei Oi (Oi-Ei)²

Ei56,67 60,84 56,17 -2,32 0,4898 0,0411 1,3152 1 0,07661,84 66,01 61,34 -1,63 0,4487 0,1206 3,8591 2 0,89667,01 71,18 66,51 -0,95 0,3281 0,2251 7,2025 13 4,66772,18 76,35 71,68 -0,26 0,1030 0,2673 8,5548 4 2,42577,35 81,52 76,85 0,42 0,1644 0,2021 6,4675 6 0,03482,52 86,69 82,02 1,11 0,3665 0,3665 11,7268 6 2,797

= 10,893411,07

10,893 11,07

Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho

02468

101214161820

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Frek

uens

i

Prestasi Belajar

k

1i i

2ii2

EEO

Lampiran 37

Page 145: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

128

HipotesisHo : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakanHo diterima jika 2 < 2 tabel

Pengujian HipotesisNilai maksimal = Panjang Kelas =Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =Rentang = s =Banyak kelas = n =

-----

²Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1= 5 diperoleh ² tabel =

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

#### 1#### 0#### 9#### 5#### 11#### 6

UJI NORMALITAS POST-TESTDATA NILAI KELAS VIII B

80,00 5,1750,00 68,8531,00 6,966 32

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z Ei Oi (Oi-Ei)²

Ei50,00 54,17 49,50 -2,78 0,4973 0,0181 0,5787 1 0,30755,17 59,34 54,67 -2,04 0,4792 0,0769 2,4604 0 2,46060,34 64,51 59,84 -1,29 0,4023 0,1927 6,1670 9 1,30165,51 69,68 65,01 -0,55 0,2096 0,2851 9,1235 5 1,86470,68 74,85 70,18 0,19 0,0755 0,2491 7,9709 11 1,15175,85 80,02 75,35 0,93 0,3246 0,3246 10,3875 6 1,853

= 8,936611,07

8,9366 11,07

Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho

-202468

101214161820

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Frek

uens

i

Prestasi Belajar

k

1i i

2ii2

EEO

Lampiran 38

Page 146: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

129

Hipotesis :Ho : σ1

2 = σ22 ( Varians homogen )

Ha : σ12 > σ2

2 ( Varians tidak homogen )

Uji Hipotesis :Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :

Kriteria :Ho diterima jika F hitung ≤ Ftabel

Daerah peneriman H0

F tabel

Sumber Variasi Eksperimen Kontrol]Jumlah 2357 2203

n 32 32x 73,65 68,85

Varians(S2) 56,89 51,41Standar Deviasi (S) 7,54 7,17

F = = 1,11

Pada a = 5% dengan :dk pembilang = 32 - 1 = 31dk penyebut = 32 - 1 = 31F tabel = 1,82

Daerah peneriman H0

1,11 1,82

Berdasarkan Rumus maka diperoleh :

Karena Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varians yang sama.

Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

56,89

51,41

Lampiran 39

Page 147: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

130

Rata-rata kemampuan awal := 36,88

Rata-rata kemampuan akhir := 68,85

= 0,51Kriteria peningkatannya adalah sedang, karena

Rata-rata kemampuan awal := 36,56

Rata-rata kemampuan akhir := 73,65

= 0,58Kriteria peningkatannya adalah sedang, karena

Hasil analisis data kelas eksperimen diperoleh bahwa:

Hasil analisis data kelas kontrol diperoleh bahwa:

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep sebagai berikut:

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep sebagai berikut:

PERHITUNGAN PENINGKATAN UJI GAIN KELOMPOK

Lampiran 40

Page 148: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

131

Peningkatan rata-rata (gain) pemahaman konsep masing-masing siswa

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

1 0,48 0,50 -0,01 -0,08 0,00 0,01 0,002 0,47 0,76 -0,02 0,18 0,00 0,03 0,003 0,55 0,44 0,06 -0,14 0,00 0,02 -0,014 0,48 0,57 -0,01 -0,01 0,00 0,00 0,005 0,61 0,63 0,12 0,05 0,01 0,00 0,016 0,08 0,55 -0,41 -0,03 0,17 0,00 0,017 0,71 0,70 0,22 0,12 0,05 0,01 0,038 0,06 0,62 -0,43 0,04 0,18 0,00 -0,029 0,39 0,58 -0,10 0,00 0,01 0,00 0,0010 0,60 0,48 0,11 -0,10 0,01 0,01 -0,0111 0,40 0,38 -0,09 -0,20 0,01 0,04 0,0212 0,67 0,50 0,18 -0,08 0,03 0,01 -0,0113 0,50 0,45 0,01 -0,13 0,00 0,02 0,0014 0,67 0,57 0,18 -0,01 0,03 0,00 0,0015 0,40 0,47 -0,09 -0,11 0,01 0,01 0,0116 0,52 0,75 0,03 0,17 0,00 0,03 0,0117 0,41 0,19 -0,08 -0,39 0,01 0,15 0,0318 0,70 0,73 0,21 0,15 0,04 0,02 0,0319 0,44 0,75 -0,05 0,17 0,00 0,03 -0,0120 0,50 0,53 0,01 -0,05 0,00 0,00 0,0021 0,44 0,79 -0,05 0,21 0,00 0,04 -0,0122 0,55 0,56 0,06 -0,02 0,00 0,00 0,0023 0,58 0,61 0,09 0,03 0,01 0,00 0,0024 0,50 0,59 0,01 0,01 0,00 0,00 0,0025 0,74 0,63 0,25 0,05 0,06 0,00 0,0126 0,35 0,67 -0,14 0,09 0,02 0,01 -0,0127 0,39 0,50 -0,10 -0,08 0,01 0,01 0,0128 0,67 0,65 0,18 0,07 0,03 0,01 0,0129 0,57 0,64 0,07 0,06 0,01 0,00 0,0030 0,59 0,55 0,10 -0,03 0,01 0,00 0,0031 0,45 0,79 -0,04 0,21 0,00 0,04 -0,0132 0,23 0,44 -0,26 -0,14 0,07 0,02 0,04

Σ 15,69 18,56 0,793276 0,53549 0,115097

S2 0,026 0,017X 0,5 0,58

Gain eksperimen(x1)

x (X?-X

?

)y

(X

?

- X

?

) x² y² xyNoGain Kontrol Kontrol (x2)

Lampiran 41

Page 149: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

132

No aspek pre-test pos-test gain Kriteria1 Pengetahuan 42,71 65,63 0,40 Sedang2 Pemahaman 45,83 66,32 0,38 Sedang3 Aplikasi 34,38 69,79 0,54 Sedang4 Analisis 30,21 61,88 0,45 Sedang

No aspek pre-test pos-test gain Kriteria1 Pengetahuan 44,79 56,25 0,21 Rendah2 Pemahaman 44,1 64,58 0,37 Sedang3 Aplikasi 37,5 67,71 0,48 Sedang4 Analisis 30,83 57,5 0,39 Sedang

Uji Gain Kelas Eksperimen

Uji Gain Kelas Kontrol

UJI GAIN Tiap Aspek Pemahaman Konsep

Lampiran 42

Page 150: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

133

No Xi (Xi - X?) (Xi - X?)^2Varians s2 Standar deviasi s1 70 -3,57143 12,75512 86,66667 13,09524 171,48533 66,66667 -6,90476 47,675744 70 -3,57143 12,75515 76,66667 3,095238 9,5804996 70 -3,57143 12,75517 76,66667 3,095238 9,5804998 73,33333 -0,2381 0,0566899 83,33333 9,761905 95,2947810 63,33333 -10,2381 104,818611 66,66667 -6,90476 47,6757412 70 -3,57143 12,755113 63,33333 -10,2381 104,818614 70 -3,57143 12,755115 70 -3,57143 12,755116 83,33333 9,761905 95,2947817 56,66667 -16,9048 285,77118 80 6,428571 41,3265319 86,66667 13,09524 171,485320 70 -3,57143 12,755121 86,66667 13,09524 171,485322 73,33333 -0,2381 0,05668923 70 -3,57143 12,755124 76,66667 3,095238 9,58049925 76,66667 3,095238 9,58049926 80 6,428571 41,3265327 70 -3,57143 12,755128 73,33333 -0,2381 0,05668929 73,33333 -0,2381 0,05668930 70 -3,57143 12,755131 86,66667 13,09524 171,485332 66,66667 -6,90476 47,67574

Σ = 2060 1531,746X? = 73,57143

49,41116231

7,029307385

UJI t satu sampel Nilai Pos-test Kelas Eksperimen

Lampiran 43

Page 151: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

134

Page 152: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

135

HipotesisHo : ≤

Ha : >

Uji Hipotesisdigunakan rumus

dimana,

Kelas Kontrol32

48,4768,85

Ho ditolak jika t hitung > t tabeldiperoleh r = -0,020264741

t = 2,614529576

pada α = 5% dengan dk = 32 + 32 -2 = 62 diperoleh t tabel = 2,00

2.00 2,6145296

DATA HASIL POST-TEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL

: Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan Peningkatan pemahaman konsep kelas kontrol

: Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar dari pada Peningkatan Pemahaman konsep kelas kontrol

Sumber Variasi

Varians (S2)n

Kelas Eksperimen32

56,89

karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar dari pada Pemahaman konsep kelas kontrol

Daerah penerimaan Ho

Uji t dua sampel

X 73,65

2

2

1

1

2

22

1

21

21

2ns

nsr

ns

ns

XXt

Lampiran 44

Page 153: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

136

HipotesisHo : ?

Ha : >

Uji Hipotesisdigunakan rumus

dimana,

Kelas Kontrol32

0,0260,5

Ho ditolak jika t hitung > t tabeldiperoleh r = 0,176594258

t = 2,689392783

pada α = 5% dengan dk = 32 + 32 -2 = 62 diperoleh t tabel = 2,00

2.00 2,6893928

n 32Varians (S2) 0,017

X 0,58

Sumber Variasi Kelas Eksperimen

Daerah penerimaan Ho

karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar dari pada Pemahaman konsep kelas kontrol

Uji t dua sampel Signifikasi GainNilai Gain kelas eksperimen dan Kelas Kontrol

: Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan pemahaman konsep kelas kontrol

: Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar dari pada Pemahaman konsep kelas kontrol

2

2

1

1

2

22

1

21

21

2ns

nsr

ns

ns

XXt

Lampiran 45

Page 154: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

137

a b c a b a b a b cKelompok Kode Siswa

E21 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 31 77,5 TinggiE17 1 1 4 4 4 2 1 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE19 1 1 4 4 4 2 1 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE32 1 1 2 4 4 2 1 4 1 1 21 52,5 Cukup TinggiE2 1 4 2 4 3 3 1 1 4 2 25 62,5 Cukup Tinggi

E16 1 1 4 4 3 2 1 1 1 4 22 55 Cukup TinggiE26 1 1 2 4 3 2 4 1 1 2 21 52,5 Cukup TinggiE11 1 1 4 4 2 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiE5 1 1 4 4 3 3 3 1 1 4 25 62,5 Cukup Tinggi

E23 1 1 4 3 3 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiE29 1 4 4 3 2 2 4 1 4 4 29 72,5 TinggiE9 1 1 3 3 4 2 1 3 1 3 22 55 Cukup Tinggi

E15 4 2 4 4 4 4 4 1 2 4 33 82,5 Sangat TinggiE20 1 1 4 4 2 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiE8 1 2 4 4 3 2 1 1 2 4 24 60 Cukup Tinggi

E10 1 1 3 4 3 2 2 1 1 3 21 52,5 Cukup TinggiE22 1 1 4 4 2 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiE18 1 1 3 3 2 2 1 1 1 3 18 45 Cukup TinggiE12 2 1 4 3 3 2 1 1 1 4 22 55 Cukup TinggiE6 1 1 2 3 3 2 4 1 1 2 20 50 Cukup Tinggi

E30 1 1 4 3 4 3 1 4 1 4 26 65 TinggiE4 1 2 4 3 3 2 1 1 2 4 23 57,5 Cukup Tinggi

E24 1 1 4 3 2 2 4 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE28 1 1 4 3 2 2 1 1 1 4 20 50 Cukup TinggiE30 4 2 4 3 4 4 4 1 2 4 32 80 TinggiE1 1 1 4 1 2 2 1 3 1 4 20 50 Cukup Tinggi

E25 1 1 4 2 2 2 2 1 1 4 20 50 Cukup TinggiE7 1 1 3 3 2 2 1 1 1 3 18 45 Cukup Tinggi

E14 2 1 4 4 3 3 1 1 1 4 24 60 Cukup TinggiE13 1 1 2 4 4 2 4 3 1 2 24 60 Cukup TinggiE27 1 1 3 3 2 2 3 1 1 3 20 50 Cukup TinggiE31 1 1 3 3 3 2 1 1 1 3 19 47,5 Cukup Tinggi

1832,589,25857,266

82,545

Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I

Penyampaian Hasil

K. Akhir Pembelajaran

S2

X

IV

V

VI

VII

VIII

Kinerja

III

NilaiTOTALKegiatan =>

Indikator =>

I

II

Kegiatan Awal Diskusi Kelompok

minmax

Lampiran 46

Page 155: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

138

a b c a b a b a b cKelompok Kode Siswa

K14 1 1 4 4 3 3 1 1 1 3 22 55 Cukup TinggiK16 4 1 1 3 2 2 1 1 1 3 19 47,5 Cukup TinggiK5 1 1 1 2 1 2 1 4 1 3 17 42,5 Rendah

K30 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 12 30 RendahK11 1 4 2 2 2 1 1 4 1 2 20 50 Cukup TinggiK3 1 1 2 2 1 2 1 1 1 3 15 37,5 Rendah

K17 1 1 2 2 1 2 4 1 1 2 17 42,5 RendahK29 1 1 3 1 1 1 1 1 4 2 16 40 RendahK20 4 1 2 2 3 1 3 1 1 4 22 55 Cukup TinggiK19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 13 32,5 RendahK18 1 4 1 1 2 3 1 1 1 2 17 42,5 RendahK27 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 12 30 RendahK13 1 2 2 2 4 4 1 4 1 4 25 62,5 Cukup TinggiK8 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 14 35 Rendah

K23 1 2 2 2 1 2 1 1 1 4 17 42,5 RendahK31 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 13 32,5 RendahK21 1 1 2 3 3 1 1 1 1 4 18 45 Cukup TinggiK15 1 1 3 2 2 1 1 1 1 3 16 40 RendahK25 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 14 35 RendahK26 1 1 2 1 1 2 4 1 1 2 16 40 RendahK4 1 1 3 2 2 1 1 1 1 3 16 40 Rendah

K10 1 2 1 3 1 1 1 1 1 4 16 40 RendahK6 1 1 1 1 1 3 4 1 1 2 16 40 Rendah

K24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 27,5 RendahK7 4 2 2 1 1 2 4 1 4 4 25 62,5 Cukup TinggiK2 1 1 1 1 2 4 1 1 1 4 17 42,5 Rendah

K28 1 1 1 1 2 3 2 1 1 4 17 42,5 RendahK22 1 1 2 1 1 3 1 1 1 3 15 37,5 RendahK32 1 2 4 1 4 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiK9 2 1 1 1 2 2 4 1 1 2 17 42,5 RendahK1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 3 17 42,5 Rendah

K12 1 1 2 2 1 2 1 3 1 14 35 Rendah

1342,573,683241,9531

62,527,5

Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol Pertemuan I

KinerjaIndikator =>

I

II

III

Kegiatan => Kegiatan Awal Diskusi Kelompok

Penyampaian Hasil

K. Akhir Pembelajaran

IV

V

VI

VII

VIII

NilaiTOTAL

maxmin

S2

X

Lampiran 47

Page 156: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

139

a b c a b a b a b cKelompok Kode Siswa

E21 1 1 4 4 4 2 4 1 1 4 26 65 TinggiE17 1 1 4 4 4 2 3 4 1 4 28 70 TinggiE19 4 4 4 4 4 2 3 1 4 4 34 85 Sangat TinggiE32 1 1 3 4 4 4 2 1 1 4 25 62,5 Cukup TinggiE2 1 4 4 4 3 2 3 4 4 4 33 82,5 Sangat Tinggi

E16 1 1 4 4 4 2 3 1 1 4 25 62,5 Cukup TinggiE26 3 1 4 4 4 2 4 1 1 4 28 70 TinggiE11 1 1 3 4 3 2 2 1 1 3 21 52,5 Cukup TinggiE5 4 1 4 4 4 2 4 1 1 4 29 72,5 Tinggi

E23 3 2 4 4 3 2 2 1 2 4 27 67,5 TinggiE29 1 1 4 4 2 2 3 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE9 1 1 4 4 4 2 2 4 1 4 27 67,5 Tinggi

E15 1 4 4 4 4 2 3 1 4 4 31 77,5 TinggiE20 1 1 4 4 3 4 2 4 1 4 28 70 TinggiE8 4 1 4 4 4 2 2 1 1 4 27 67,5 Tinggi

E10 1 1 4 4 3 2 3 1 3 4 26 65 TinggiE22 1 1 4 4 3 2 1 1 1 4 22 55 Cukup TinggiE18 1 1 4 4 3 2 4 1 1 4 25 62,5 Cukup TinggiE12 1 4 4 3 3 2 1 1 4 4 27 67,5 TinggiE6 1 1 3 4 3 2 3 4 1 3 25 62,5 Cukup Tinggi

E30 4 1 4 4 4 2 1 1 1 4 26 65 TinggiE4 1 1 4 4 4 2 4 1 1 4 26 65 Tinggi

E24 1 1 4 4 4 2 1 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE28 1 3 4 4 3 4 3 2 3 4 31 77,5 TinggiE30 3 1 4 4 3 2 4 1 1 4 27 67,5 TinggiE1 1 1 4 3 3 2 2 1 1 4 22 55 Cukup Tinggi

E25 1 1 4 4 3 4 3 1 1 4 26 65 TinggiE7 1 1 4 4 3 2 1 1 1 4 22 55 Cukup Tinggi

E14 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 36 90 Sangat TinggiE13 1 1 3 4 4 2 4 1 1 4 25 62,5 Cukup TinggiE27 1 1 4 3 4 2 2 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE31 1 3 4 3 4 3 1 1 3 4 27 67,5 Tinggi

2062,579,86666,532

9052,5

Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan II

Diskusi Kelompok

Penyampaian Hasil

K. Akhir Pembelajaran TOTAL

S2

X

VIII

Nilai KinerjaIndikator =>

I

IV

V

VI

VII

II

III

Kegiatan => Kegiatan Awal

min

max

Lampiran 48

Page 157: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

140

a b c a b a b a b cKelompok Kode Siswa

K14 1 2 4 4 3 4 3 4 1 3 29 72,5 TinggiK16 1 1 3 3 3 1 2 1 1 3 19 47,5 Cukup TinggiK5 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 14 35 Rendah

K30 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 14 35 RendahK11 4 1 2 2 2 3 3 1 4 2 24 60 Cukup TinggiK3 1 1 2 2 2 1 3 1 1 2 16 40 Rendah

K17 1 1 4 2 1 4 3 1 1 4 22 55 Cukup TinggiK29 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 14 35 RendahK20 1 1 2 2 4 3 1 4 1 4 23 57,5 Cukup TinggiK19 1 1 2 2 2 1 3 1 1 3 17 42,5 RendahK18 1 1 3 2 2 4 3 1 1 2 20 50 Cukup TinggiK27 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 14 35 RendahK13 1 2 2 2 2 3 3 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiK8 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 13 32,5 Rendah

K23 1 2 1 2 1 1 2 1 1 4 16 40 RendahK31 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 12 30 RendahK21 1 1 2 2 2 1 1 4 2 4 20 50 Cukup TinggiK15 1 1 2 2 3 1 2 1 1 4 18 45 Cukup TinggiK25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 27,5 RendahK26 1 1 2 1 1 4 2 1 1 3 17 42,5 RendahK4 1 1 4 3 2 1 1 1 1 4 19 47,5 Cukup Tinggi

K10 2 2 1 3 1 1 4 1 1 4 20 50 Cukup TinggiK6 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 15 37,5 Rendah

K24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 27,5 RendahK7 1 2 4 2 2 4 4 1 1 3 24 60 Cukup TinggiK2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 14 35 Rendah

K28 1 4 1 1 2 2 2 1 1 4 19 47,5 Cukup TinggiK22 1 1 3 2 2 1 1 1 1 4 17 42,5 RendahK32 1 3 4 3 3 1 2 1 4 4 26 65 TinggiK9 1 1 1 1 2 4 2 1 1 4 18 45 Cukup TinggiK1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 14 35 Rendah

K12 1 3 2 2 2 1 1 1 1 2 16 40 Rendah

1417,5120,6644,297

72,527,5

Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol Pertemuan II

Kegiatan =>

V

VI

VII

VIII

TOTAL Nilai KinerjaIndikator =>

I

II

III

IV

Kegiatan Awal Diskusi Kelompok

Penyampaian Hasil

K. Akhir Pembelajaran

S2

Xmaxmin

Lampiran 49

Page 158: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

141

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2Kelompok Kode Siswa

E21 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 1 1 1 4 4 57 71,25 TinggiE17 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 2 2 1 3 1 4 1 1 4 4 51 63,75 TinggiE19 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 3 1 1 1 4 4 4 57 71,25 TinggiE32 1 1 1 1 2 3 4 4 4 4 2 4 1 2 4 1 1 1 1 4 46 57,5 Cukup TinggiE2 1 1 4 4 2 4 4 4 3 3 3 2 1 3 1 4 4 4 2 4 58 72,5 Tinggi

E16 1 1 1 1 4 4 4 4 3 4 2 2 1 3 1 1 1 1 4 4 47 58,75 Cukup TinggiE26 1 3 1 1 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 1 1 1 1 2 4 49 61,25 Cukup TinggiE11 1 1 1 1 4 3 4 4 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 4 3 42 52,5 Cukup TinggiE5 1 4 1 1 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 1 1 1 1 4 4 54 67,5 Tinggi

E23 1 3 1 2 4 4 3 4 3 3 2 2 1 2 1 1 1 2 4 4 48 60 Cukup TinggiE29 1 1 4 1 4 4 3 4 2 2 2 2 4 3 1 1 4 1 4 4 52 65 TinggiE9 1 1 1 1 3 4 3 4 4 4 2 2 1 2 3 4 1 1 3 4 49 61,25 Cukup Tinggi

E15 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 1 1 2 4 4 4 64 80 TinggiE20 1 1 1 1 4 4 4 4 2 3 2 4 1 2 1 4 1 1 4 4 49 61,25 Cukup TinggiE8 1 4 2 1 4 4 4 4 3 4 2 2 1 2 1 1 2 1 4 4 51 63,75 Tinggi

E10 1 1 1 1 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 1 1 1 3 3 4 47 58,75 Cukup TinggiE22 1 1 1 1 4 4 4 4 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 4 4 43 53,75 Cukup TinggiE18 1 1 1 1 3 4 3 4 2 3 2 2 1 4 1 1 1 1 3 4 43 53,75 Cukup TinggiE12 2 1 1 4 4 4 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 4 4 4 49 61,25 Cukup TinggiE6 1 1 1 1 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 1 4 1 1 2 3 45 56,25 Cukup Tinggi

E30 1 4 1 1 4 4 3 4 4 4 3 2 1 1 4 1 1 1 4 4 52 65 TinggiE4 1 1 2 1 4 4 3 4 3 4 2 2 1 4 1 1 2 1 4 4 49 61,25 Cukup Tinggi

E24 1 1 1 1 4 4 3 4 2 4 2 2 4 1 1 1 1 1 4 4 46 57,5 Cukup TinggiE28 1 1 1 3 4 4 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 1 3 4 4 51 63,75 TinggiE30 4 3 2 1 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 1 1 2 1 4 4 59 73,75 TinggiE1 1 1 1 1 4 4 1 3 2 3 2 2 1 2 3 1 1 1 4 4 42 52,5 Cukup Tinggi

E25 1 1 1 1 4 4 2 4 2 3 2 4 2 3 1 1 1 1 4 4 46 57,5 Cukup TinggiE7 1 1 1 1 3 4 3 4 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 3 4 40 50 Cukup Tinggi

E14 2 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 2 1 2 1 4 1 4 4 4 60 75 TinggiE13 1 1 1 1 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 1 1 1 2 4 49 61,25 Cukup TinggiE27 1 1 1 1 3 4 3 3 2 4 2 2 3 2 1 1 1 1 3 4 43 53,75 Cukup TinggiE31 1 1 1 3 3 4 3 3 3 4 2 3 1 1 1 1 1 3 3 4 46 57,5 Cukup Tinggi

198052,9233871

61,8758050

Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen

Kegiatan Awal Diskusi Kelompokb a b ca b c a

Penyampaian Hasil Kegiatan Akhir Pembelajaran

Pertemuan Ke =>

Kegiatan =>Indikator => b a

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

TOTAL Nilai Kinerja

S2

Xmaxmin

Lampiran 50

Page 159: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

142

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2Kelompok Kode Siswa

K14 1 1 1 2 4 4 4 4 3 3 3 4 1 3 1 4 1 1 3 3 51 63,75 TinggiK16 4 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 3 3 38 47,5 Cukup TinggiK5 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1 4 1 1 1 3 2 31 38,75 Rendah

K30 1 1 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 26 32,5 RendahK11 1 4 4 1 2 2 2 2 2 2 1 3 1 3 4 1 1 4 2 2 44 55 Cukup TinggiK3 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 3 2 31 38,75 Rendah

K17 1 1 1 1 2 4 2 2 1 1 2 4 4 3 1 1 1 1 2 4 39 48,75 Cukup TinggiK29 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 2 30 37,5 RendahK20 4 1 1 1 2 2 2 2 3 4 1 3 3 1 1 4 1 1 4 4 45 56,25 Cukup TinggiK19 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 4 3 30 37,5 RendahK18 1 1 4 1 1 3 1 2 2 2 3 4 1 3 1 1 1 1 2 2 37 46,25 Cukup TinggiK27 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 26 32,5 RendahK13 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 4 3 1 3 4 1 1 1 4 4 46 57,5 Cukup TinggiK8 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 27 33,75 Rendah

K23 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 4 4 33 41,25 RendahK31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 25 31,25 RendahK21 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 4 1 2 4 4 38 47,5 Cukup TinggiK15 1 1 1 1 3 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 3 4 34 42,5 RendahK25 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 25 31,25 RendahK26 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 4 4 2 1 1 1 1 2 3 33 41,25 RendahK4 1 1 1 1 3 4 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 35 43,75 Rendah

K10 1 2 2 2 1 1 3 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 4 36 45 Cukup TinggiK6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 4 1 1 1 1 1 2 3 31 38,75 Rendah

K24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 22 27,5 RendahK7 4 1 2 2 2 4 1 2 1 2 2 4 4 4 1 1 4 1 4 3 49 61,25 Cukup TinggiK2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 31 38,75 Rendah

K28 1 1 1 4 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 4 4 36 45 Cukup TinggiK22 1 1 1 1 2 3 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 4 32 40 RendahK32 1 1 2 3 4 4 1 3 4 3 2 1 1 2 1 1 1 4 4 4 47 58,75 Cukup TinggiK9 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 4 4 2 1 1 1 1 2 4 35 43,75 RendahK1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3 3 2 1 1 1 1 3 2 31 38,75 Rendah

K12 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 3 2 33 41,25 Rendah

1383,7584,6632443,24219

63,7527,5

Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol

a bKegiatan =>

cPertemuan Ke =>

Indikator =>Kegiatan Awal Diskusi Kelompok Penyampaian Hasil Kegiatan Akhir Pembelajaran

a b c

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

TOTAL Nilai Kinerjaa b a b

S2

Xmaxmin

Lampiran 51

Page 160: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

Lampiran 52 143

Page 161: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

FOTO PENELITIAN

Siswa Melakukan Pre-Test

Siswa Melakukan Active Learning Berbasis Kooperatif

Hasil Diskusi Kelompok

Lampiran 53 144

Page 162: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING …lib.unnes.ac.id/17101/1/4201409097.pdfkinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling

Hasil Diskusi Kelompok

Penyampaian Hasil Diskusi Kelompok

Pelaksanaan Post-Test

145