Upload
duonghuong
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING BERBASIS
KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP DAN KINERJA SISWA
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Agung Cipto Harjono
4201409097
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Penerapan Model Active Learning Berbasis Kooperatif
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Siswa” telah disetujui
oleh pembimbing untuk diajukan di sidang panitia ujian skripsi Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Hari : Rabu
Tanggal : 4 September 2013
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping
Dr. Sarwi, M.Si. Dr. Sulhadi, M.Si.
NIP: 19620809 198703 1 001 NIP: 19710816 199802 1 001
iii
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 4 September 2013
Agung Cipto Harjono NIM. 4201409097
iv
iv
PENGESAHAN
Skripsi yangberjudul
Penerapan Model Active Learning Berbasis Kooperatif Untuk meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Kinerja Siswa
disusun oleh
Agung Cipto Harjono
4201409097
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA
UNNES pada tanggal 4 September 2013.
Panitia : Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si. NIP: 19631012 198803 1 001 NIP: 19630610 198901 1 002
Ketua Penguji
Drs. Hadi Susanto, M.Si NIP: 19530803 198003 1 003
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Sarwi, M.Si. Dr. Sulhadi, M.Si. NIP: 19620809 198703 1 001 NIP: 19710816 199802 1 001
v
v
MOTTO
“Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak mau mencari sahabat dan orang
yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah
dicari”(Sayidina Ali)
" Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya " (Abraham Lincoln)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini untuk :
Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberi doa,
kasih sayang serta pengorbanan yang begitu besar demi
masa depanku.
Kaka dan adikku terimakasih atas dukungan dan
doanya.
Kekasih ku tersayang, dan beberapa sahabat ku yang
senantiasa memberi dukungan.
Teman-teman kos on7.
Teman-teman pendidikan fisika angkatan 2009.
vi
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikkan skripsi yang berjudul “ Penerapan
Model Active Learning Berbasis Kooperatif Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Kinerja Siswa ”. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat motivasi dan bimbingan dari semua
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Dr. Kasmadi Imam S, M. S., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
2. Dr. Khumaedi, M.Si., Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNNES
3. Dr. Sarwi, M.Si., dan Dr. Sulhadi, M.Si, dosen pembimbing yang telah
membimbing penyusunan skripsi.
4. Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si., dosen wali yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi.
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen jurusan Fisika FMIPA UNNES yang telah
memberikan bekal ilmu.
6. Mokh. Idi Fitriyadi, S. Pd., Kepala SMP Negeri 2 Jatibarang yang telah
memberikan ijin, sehingga penulis dapat melakukan penelitian
7. Guru Fisika SMP N 2 Jatibarang yang telah membantu penelitian
8. Teman-teman angkatan 2009 Jurusan Fisika yang telah memberikan saran
dalam penyusunan skripsi.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin penulis sebutkan semua.
vii
vii
Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, September 2013
Penulis
viii
viii
ABSTRAK
Harjono, Agung Cipto. 2013. Penerapan model Active Learning Berbasis Kooperatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kinerja Siswa. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Sarwi, M.Si, Pembimbing II: Dr. Sulhadi, M.Si. Kata Kunci : Active learning, Kooperatif, Pemahaman Konsep, Kinerja Siswa.
Pembelajaran harus dipusatkan pada peserta didik (student centered) sesuai
dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diwajibkan untuk setiap satuan pendidikan. Pembelajaran di sekolah yang menerapkan KTSP masih bersifat konvensional yakni berpusat pada guru (teacher centered) sehingga kurang mencerminkan belajar yang bermakna bagi siswa. Penerapan model active learning berbasis kooperatif diharapkan meningkatan pemahaman konsep dan kinerja siswa kelas VIII dalam pembelajaran fisika sub bahasan alat optik. Sampel diambil secara random sampling diperoleh siswa kelas VIIIE sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol dari populasi yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatibarang. Kelas eksperimen menggunakan model active learning berbasis kooperatif, sedangkan kelas kontrol menggunakan model active learning diskusi. Data dari penelitian ini diperoleh dari tes dan observasi. Teknik analisis data tes menggunakan model kuantitatif sedangkan untuk observasi menggunakan analisis deskriptif.
Peningkatan pemahaman konsep siswa diukur dengan tes tertulis sebelum treatmen (pre-test) dan sesudah (pos-test). Peningkatan pemahaman konsep dapat dilihat melalui uji gain. Pada kelas eksperimen diperoleh nilai gain pemahaman konsep 0,58 termasuk kategori sedang dan lebih tinggi dari nilai gain pemahaman konsep yang diperoleh kelas kontrol yaitu 0,51 tergolong sedang. Data nilai kinerja siswa dari hasil observasi pertemuan 1 dan pertemuan 2 diuji dengan uji gain untuk mengetahui peningkatan kinerja siswa. Nilai gain kinerja siswa kelas eksperimen 0,22 tergolong rendah dan lebih tinggi dari nilai gain kinerja siswa yang diperoleh kelas kontrol yaitu 0,04 tergolong rendah. Dari beberapa hasil di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model active learning berbasis kooperatif dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kinerja siswa. Peningkatan pemahaman konsep dan kinerja siswa yang diajar dengan model active learning berbasis kooperatif lebih besar daripada yang diajar dengan model active learning diskusi.
ix
ix
ABSTRACT
Harjono, Agung Cipto. 2013. Implementation Active Learning Based Cooperative Model to Increase Conceptual Understanding and Students Performance. Thesis, Physics Departement, Mathematics and Natural Sciences Faculty, Semarang State University. Supervisor I: Dr. Sarwi, M.Si, Supervisor II: Dr. Sulhadi, M.Si. Keywords : active learning, Coopertive, Conceptual Understanding, Students’ Performance. Learning should be centered on the learners (student centered) in accordance with the demands of the Education Unit Level Curriculum (SBC) which is required for any educational institution. Learning in schools that implement the SBC is still conventional teacher-centered. Implementation of active learning based cooperative model can increase conceptual undersanding and student performance class VIII in the physics study of Optic. The sampel were taken as random sampling and the sampel were class VIII E as the experiment class and class VIII B as the control class from the population student class VIII SMP Negeri 2 Jatibarang. Experiment class got active learning based cooperative and control class got active learning discussion. The data in this research were obtained by tests and observations. Technique analysis of the data uses quantitive methods, while for observation data using descriptive analysis.
The improvements of students’ conceptual understanding were calculated with pre-test and postest. The improvement of conceptual understanding could be seen with the gain test. Gain number of conceptual understanding In experimental class was 0,58 that’s category of medium and it was better than in the control class 0,51 that’s category of medium. The data of students’ performance from observation in first and second meeting was tested with gain test. Gain number of experiment class was 0,22 that’s category of small and it was higher than control class 0,04 that’s category of small. From the calculations above, it can be concluded that the model of active learning based cooperative can improve conceptual understanding and students’ performance. The improvement of conceptual understanding and students’ performance that get active learning based cooperative model is better than student that get active learning discussion.
x
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PERNYATAAN ................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
1.4 Manfaat Peneltian ........................................................................................... 5
1.5 Batasan Masalah ............................................................................................. 6
1.6 Penegasan Istilah ............................................................................................. 6
1.6. 1 Active Learning ......................................................................................... 6
1.6. 2 Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 7
1.6. 3 Pemahaman Konsep .................................................................................. 8
1.6. 4 Kinerja Siswa ............................................................................................. 8
xi
xi
1.6. 5 Alat Optik .................................................................................................. 9
1.7 Sistematika Skripsi .......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS .......................................... 11
2.1 Belajar dan Pembelajaran ........................................................................... 11
2.2 Active Learning .......................................................................................... 13
2.3 Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 16
2.4 Pemahaman Konsep ................................................................................... 19
2.5 Kinerja Siswa ............................................................................................. 21
2.6 Materi Alat Optik ....................................................................................... 23
2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 31
2.2 Hipotesis ................................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 35
3.1 Subjek dan Lokasi Penelitian ...................................................................... 35
3.1. 1 Populasi dan Sampel ................................................................................... 35
3.1. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 36
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 36
3.3 Desain Penelitian ........................................................................................ 37
3.4 Alur Penelitian ........................................................................................... 37
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data............................................................ 39
3.5.1 Teknik dan Alat dokumentasi ..................................................................... 39
3.5.2 Teknik dan Alat Observasi.......................................................................... 39
3.5.3 Teknik Tes ................................................................................................. 40
3.5.4 Pengujian Instrumen ................................................................................... 40
xii
xii
3.6 Metode Analisis Data ...................................................................................... 43
3.5. 1 Analisis Data Tahap Awal .......................................................................... 43
3.5. 2 Analisis Data Tahap Akhir ......................................................................... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 49
4.1 Hasis Analisis Data Tahap Awal ................................................................. 49
4.3.1 Uji Homogenitas ........................................................................................ 49
4.2 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Akhir ................................................ 50
4.3.1 Kemampuan Pemahaman Konsep ............................................................... 50
4.3.2 Analisis Kinerja Siswa ................................................................................ 52
4.3.3 Uji Normalitas ............................................................................................ 53
4.3.4 Uji Kesamaan Dua Varians ......................................................................... 54
4.3.5 Uji Gain ..................................................................................................... 54
4.3.6 Uji t Satu Sampel ........................................................................................ 56
4.3.7 Uji t Dua Sampel ........................................................................................ 57
4.3 Pembahasan ................................................................................................ 58
4.3.1 Pemahaman Konsep ................................................................................... 58
4.3.2 Kinerja Siswa ............................................................................................. 62
4.3.3 Kendala-Kendala Penelitian ........................................................................ 64
BAB V PENUTUP............................................................................................... 66
5.1 Simpulan .................................................................................................... 66
5.2 Saran .......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN ......................................................................................................... 71
xiii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian Control Group Pre-test Post-test ......................................37
4.1 Hasil Uji Homogenitas .................................................................................49
4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...54
4.3 Uji t Satu sampel Pos-test Kelas Eksperimen ...............................................56
4.4 Analisis Uji t Dua Sampel Nilai Pos-test Pemahaman Konsep ......................57
4.5 Analisis Uji t Dua Sampel signifikasi Gain Pemahaman Konsep ..................57
xiv
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Bagan deskripsi komponen TGT ..................................................................7
2.1 Pembentukan Bayangan Pada Mata ..............................................................24
2.2 Skema Pembentukan Bayangan Pada Mata Penderita Miopi .........................26
2.3 Skema Pembentukan Bayangan Pada Mata Penderita Hipermetropi .............27
2.4 Pembentukan Bayangan Pada Kamera ..........................................................28
2.5 Pembentukan Bayangan Pada Lup ................................................................29
2.6 Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop .....................................................30
2.7 Kerangka Berfikir ........................................................................................33
3.1 Alur penelitian .............................................................................................38
4.1 Data Hasil Pre-test Siswa .............................................................................50
4.2 Data Nilai Post-test Siswa ............................................................................51
4.3 Data Tiap Aspek Pemahaman Konsep ..........................................................52
4.4 Data Nilai Kinerja Siswa Pertemuan 1 ..........................................................52
4.5 Data Nilai Kinerja Siswa Pertemuan 2 ..........................................................53
4.6 Peningkatan Rata-Rata Pemahaman Konsep .................................................55
4.7 Peningkatan Tiap Aspek Pemahaman Konsep ..............................................55
4.8 Peningkatan Rata-Rata Kinerja Siswa ..........................................................56
xv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Soal Tes Uji Coba ........................................................................ 71
2. Soal Uji coba .............................................................................................. 77
3. Rubrik Penilaian Soal Ujicoba .................................................................... 78
4. Daftar Kode Responden Kelas Uji coba Instrumen ...................................... 82
5. Analisis Uji Coba Instrumen ....................................................................... 83
6. Perhitungan Validitas Butir Soal ................................................................. 84
7. Perhitugnan Reliabilitas .............................................................................. 85
8. Perhitungan Daya Pembeda Soal ................................................................. 86
9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ........................................................... 87
10. Silabus ...................................................................................................... 88
11. RPP Kelas Eksperimen.............................................................................. 89
12. LDS I Alat Optik ....................................................................................... 95
13. LDS II Alat Optik ..................................................................................... 97
14. Kartu Soal Pertemuan I ............................................................................. 99
15. Kartu Soal Pertemuan II ............................................................................ 100
16. Kunci Jawaban Kartu Soal ........................................................................ 101
17. Lembar Aturan Permainan ........................................................................ 102
18. Kisi-Kisi Soal Pre-test dan Pos-test........................................................... 103
19. Rekap Jumlah Soal Pre-test dan Pos-test ................................................... 106
20. Soal Pre-test dan Pos-test .......................................................................... 107
21. Rubrik Penilaian Soal Pre-test dan Pos-test ............................................... 108
xvi
xvi
22. Kriteria Observasi Kinerja Siswa............................................................... 111
23. Lembar Observasi Kinerja Siswa............................................................... 113
24. Nilai Ulangan Tengah Semester 2 Kelas VIII ............................................ 114
25. Uji Homogenitas Populasi ......................................................................... 115
26. Daftar Kode Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................... 116
27. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen .................................................. 117
28. Pembagian Kelompok Kelas Kontrol......................................................... 118
29. Analisis Hasil Pre-test Kelas Eksperimen .................................................. 119
30 Analisis Hasil Pre-test Kelas Kontrol ......................................................... 120
31. Analisis Hasil Pos-test Kelas Eksperimen ................................................. 121
32. Analisis Hasil Pos-test Kelas Kontrol ........................................................ 122
33. Analisis Hasil Pre-test Tiap Indikator Pemahaman Konsep
Kelas Eksperimen ..................................................................................... 123
34 Analisis Hasil Pre-test Tiap Indikator Pemahaman Konsep
Kelas Kontrol ............................................................................................ 124
35. Analisis Hasil Pos-test Indikator Pemahaman Konsep
Kelas Eksperimen ..................................................................................... 125
36. Analisis Hasil Pos-test Indikator Pemahaman Konsep
Kelas Kontrol ............................................................................................ 126
37. Uji Normalitas Data Nilai Pos-test Kelas Eksperimen ............................... 127
38. Uji Normalitas Data Nilai Pos-test Kelas Kontrol ...................................... 128
39. Uji Kesamaan Dua Varians Data Pos-test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ........................................................................................... 129
xvii
xvii
40. Perhitungan Uji Gain Kelompok ............................................................... 130
41. Peningkatan rata-rata (gain) Pemahaman Konsep Masing-masing Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................. 131
42. Uji Gain Tiap Aspek Pemahaman Konsep ................................................. 132
43. Uji t Satu Sampel Nilai Pos-test Kelas Eksperimen ................................... 133
44. Uji t Dua Sampel Data Pos-test kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 135
45. Uji t Dua Sampel Signifikasi Gain` ........................................................... 136
46. Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I .................. 137
47. Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol Pertemuan I ........................ 138
48. Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan II ................ 139
49. Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol Pertemuan II ....................... 140
50. Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Kelas Eksperimen ........................... 141
51. Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol........................ 142
52. Uji Gain Kinerja Siswa Pertemuan I dan Pertemuan II .............................. 143
53. Foto Kegiatan Penelitian ........................................................................... 144
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan
pendidikan. Salah satu prinsip untuk pengembangan KTSP adalah
berpusat pada kompetensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum ini dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab (Soehendro, 2006: 5).
Kurikulum sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang
beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004: 2). Menurut Permendiknas No.
41 tahun 2007, pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2
Kegiatan pembelajaran harus dipusatkan pada peserta didik
(student centered). Ini sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang diwajibkan untuk setiap satuan pendidikan. Pada
kenyataannya di lapangan menunjukan bahwa kebanyakan kegiatan
pembelajaran di sekolah – sekolah yang menerapkan KTSP masih bersifat
konvensional yakni berpusat pada guru (teacher centered) sehingga
kurang mencerminkan belajar yang bermakna bagi siswa.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti selama bulan
maret 2013 di kelas VIII SMP Negeri 2 Jatibarang, saat pembelajaran
fisika berlangsung proses pembelajaran yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional seperti ceramah dan penugasan kepada siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru hanya menyampaian teori dan
siswa mencatat.
Berdasarkan kasus ini maka perlu adanya penerapan model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa ini akan berakibat pada meningkatnya kinerja siswa
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meminimalisir pembelajaran
yang bersifat teacher centered dan pembelajaran akan beralih menjadi
student centered. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan
untuk mewujudkan student centered adalah model pembelajaran Active
Learning.
3
Active Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran. Active Learning lebih menekankan pada
suatu pembelajaran yang membuat siswanya melakukan aktivitas belajar
yang bermanfaat dan berpikir tentang apa yang siswa lakukan (Prince,
2007: 1). Siswa bukan lagi sebagai obyek melainkan subyek yang mencari
informasi, mencari sumber belajar, membangun pengetahuan berdasarkan
apa yang siswa lakukan, apa yang siswa lihat dan apa yang siswa dengar.
Pada model ini, guru hanya sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-
satunya sumber belajar siswa (Yerigan, 2008: 19). Jika siswa aktif maka
hal itu menunjukkan bahwa siswa tertarik pada materi yang dipelajari
sehingga kinerja siswa dalam kelas pun akan meningkat. Active Learning
ini juga memberikan peluang bagi siswa untuk dapat menemukan
beberapa konsep dengan berbagai alternatif yang berbeda antar siswa
sehingga pemahaman siswa terhadap konsep meningkat.
Salah satu model pembelajaran yang juga dapat meningkatkan
kinerja siswa dan Pemahaman konsep adalah model permbelajaran
kooperatif. Hasil penelitian Awofala, et al., (2012) menunjukan bahwa
penerapan model kooperatif dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap matematika dalam hal pemahaman dan aplikasi daripada di
tingkat pengetahuan kognisi. Hasil penelitian Zakaria, dkk (2010) juga
menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi siswa dalam matematika serta sikap siswa dalam pembelajaran
matematika.
4
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk bekerjasama dalam satu
kelompok, karena keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab
bersama. Pembelajaran kooperatif juga ditekankan bahwa siswa yang
bekerja pada satu kelompok harus dapat bekerjasama dengan baik, hal ini
akan mengarahkan siswa untuk saling membantu, saling diskusi, saling
berargumen, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu
(Slavin, 2005: 2). Berdasarkan hal ini, kinerja siswa dapat meningkat dan
diharapkan siswa akan memahami konsep atau teori yang diajarkan
dengan baik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menjadikan
model pembelajaran Active Learning yang berbasis kooperatif sebagai
salah satu cara membuat pembelajaran fisika lebih menarik dan
melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran di kelas
melalui penelitian yang berjudul “PENERAPAN MODEL ACTIVE
LEARNING BERBASIS KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP DAN KINERJA SISWA”.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan yang
diteliti adalah:
1. Apakah penerapan model active learning berbasis kooperatif dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa?
2. Apakah penerapan model active learning berbasis kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan
model active learning berbasis kooperatif.
2. Mengetahui peningkatan kinerja siswa setelah diterapkan model active
learning berbasis kooperatif.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi Guru
a. Memberikan masukan agar pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran lebih menekankan pada keterlibatan dan kedekatan
dengan siswa.
b. Mengembangkan kreativitas guru dalam melakukan pembelajaran.
6
Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan pemahaman konsep fisika pada siswa.
c. Memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik.
d. Meningkatkan kinerja siswa dalam pembelajaran.
Bagi Sekolah
Memperluas wawasan tentang berbagai model yang bisa
diterapkan dalam proses pembelajaran.
1.5 Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Jatibarang.
2. Penelitian ini terbatas pada penerapan model active learning berbasis
kooperatif yang digunakan pada mata pelajaran fisika untuk sub pokok
bahasan alat optik.
1.6 Penegasan Istilah
1.6.1 Active Learning
Active learning atau pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran
yang menekankan pada aktivitas, keaktifan dan partisipasi penuh siswa
selama proses belajar berlangsung sehingga dengan keaktifan dan
partisipasi penuh maka siswa akan dapat mempelajari materi pelajaran
dengan baik.
7
1.6.2 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
yang menekankan agar siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif beranggotakan 4-6 orang dengan
struktur kelompok heterogen (Slavin, 2005: 2).
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe pembelajaran.
Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe TGT (Team Games
Tournament). Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Menurut Awofala ( 2012) model TGT adalah model pembelajaran
yang mengelompokan peserta didik dalam beberapa kelompok heterogen
yang mengharuskan diskusi kelompok serta adanya persaingan antar
kelompok dalam permainan.
Menurut Slavin (2005: 163) deskripsi dari komponen-komponen
TGT adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Bagan deskripsi komponen TGT
8
Penelitin ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT. Media pembelajaran yang digunakan adalah lembar diskusi dan
kartu soal kartu soal.
1.6.3 Pemahaman Konsep
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep
merupakan batu-batu pembangun dalam berpikir. Konsep-konsep
merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk memutuskan
prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi (Dahar, 2011).
Konsep dalam fisika adalah abstraksi dari ciri-ciri sesuatu dan
konsep yang mempermudah komunikasi antar manusia dan membantu
manusia berfikir ( Berg, 1988).
Pemahaman konsep fisika dalam penelitian ini adalah konsepsi
siswa yang sama dengan konsepsi para fisikawan yang menyangkut
pemahaman siswa dalam memahami hubungan antar konsep pada materi
alat optik.
1.6.4 Kinerja Siswa
Kinerja siswa adalah unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa
saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian kinerja siswa adalah
penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa
sebagaimana yang terjadi (Setyono, 2005:3).
Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau
interaksi siswa pada saat belajar dalam kelompok (team study).
9
1.6.5 Alat Optik
Materi alat optik merupakan salah satu kompetensi dasar dalam
pembelajaran fisika SMP kelas VIII. Materi alat optik diajarkan pada
siswa kelas VIII ketika memasuki semester 2 akhir. Setelah melakukan
koordinasi dan menyampaikan tujuan penelitian terhadap guru fisika di
SMP tempat dilaksanakan penelitian, materi alat optik dipilih sebagai
materi yang digunakan dalam penelitian.
1.7 Sistematika Skripsi
Susunan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian
pendahuluan, bagian isi dan bagian akhir skripsi.
1.7.1 Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan skripsi ini berisi halaman judul, pengesahan,
motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar
lampiran, daftar gambar dan daftar tabel.
1.7.2 Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari lima bab yakni sebagai berikut:
Bab 1 : Pendahuluan
Bagian bab 1 ini berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan
istilah dan sistematika skripsi.
10
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Bagian bab 2 ini berisi tentang teori-teori yang dijadikan
pedoman atau acuan dalam melakukan penelitian, kerangka
berpikir dan hipotesis.
Bab 3 : Metode Penelitian
Bagian bab 3 ini berisi metode yang digunakan untuk
analisis data yang meliputi: metode penentuan objek
penelitian, metode pengumpulan data, penyusunan
instrumen, prosedur penelitian dan metode analisis data.
Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian bab 4 ini berisi hasil-hasil penelitian yang diperoleh
yang disertai dengan analisis data serta pembahasannya.
Bab 5 : Penutup
Bagian bab 5 ini berisi simpulan dari penelitian dan saran-
saran.
1.7.3 Bagian Akhir Skripsi
Bagian bab akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Disadari atau tidak disadari, belajar merupakan bagian dari proses
kehidupan manusia. Setiap manusia dalam hidupnya pasti mengalami
suatu proses yang disebut belajar. Belajar mempunyai beberapa arti.
Banyak sekali pendapat oleh para pakar psikologi tentang definisi dari
belajar itu sendiri. Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen
dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas
pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya
(Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007).
Morgan dkk. (1986: 140) menyatakan bahwa belajar merupakan
proses mental dalam memahami tingkah laku manusia menyangkut
beberapa faktor, yaitu asosiasi, motivasi, variabilitas, kebiasaan,
kepekaan, pencetakan (imprinting), dan hambatan. Sedangkan Ani (2007:
02) menyaakan bahwa belajar merupakan proses terpenting dalam diri
manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan,
belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.
12
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang berkaitan dengan perubahan perilaku manusia
baik berupa hasil pemikiran siswa maupun pengalaman siswa.
Sementara menurut aliran behavioristik upaya untuk membentuk
tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan agar terjadi
hubungan antara lingkungan dengan tingkah laku si belajar disebut
pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan akan mmperkuat
perilaku, sebaliknya pembelajaran yang kurang menyenangkan akan
memperlemah perilaku (Sughandi dkk., 2007: 34).
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan
dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya
pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar
(Isjoni, 2012: 14). Proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri
individu siswa, sedang proses pembelajaran bersifat eksternal yang
sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa.
Pembelajaran sains harus dapat membantu siswa dalam
mengembangkan pemahaman dan kebiasaan berpikir dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya maupun mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
Sekolah tidak perlu dituntut untuk mengajarkan terlalu banyak materi
tetapi sebaiknya lebih difokuskan pada hal-hal pokok yang bersifat
fungsional dalam rangka literasi sains serta mengajarkannya secara lebih
efisien dan efektif.
13
Fisika sebagai ilmu merupakan landasan pengembangan teknologi
sehingga teori-teori fisika sangat membutuhkan tingkat kecermatan yang
tinggi. Oleh karena itu, fisika berkembang dari ilmu yang bersifat
kualitatif menjadi ilmu yang bersifat kuantitatif. Fisika adalah salah satu
cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya bertujuan untuk
mempelajari dan memberi pemahaman kuantitatif terhadap berbagai
gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya. Semua proses
fisika ternyata dapat dipahami melalui sejumlah hukum alam yang
bersifat dasar. Pemahaman ini memerlukan pengetahuan abstraksi dari
proses yang bersangkutan dan penalaran teoretis secara terperinci dalam
komponen-komponen dasarnya secara berstruktur agar dapat dirumuskan
dan diolah secara kuantitatif. Perumusan kuantitatif ini memungkinkan
dilakukan analisis secara mendalam terhadap masalah yang dikaji dan
melakukan prediksi tentang hal-hal yang bakal terjadi berdasarkan model
penalaran yang diajukan. Sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan daya
prediksi dan kontrol fisika.
2.2 Active Learning
Meyer & Jones (1993) dalam Kennedy (2007: 183) mengemukakan
bahwa pembelajaran aktif terjadi aktivitas berbicara dan mendengar,
menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah pemaknaan
mengenai isi pelajaran, ide – ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan
satu topik yang sedang dipelajari.
14
Menurut Silberman (2004), ketika belajar adalah aktif, siswa
melakukan banyak aktivitas, dan otak siswa belajar berfikir,
menyelesaikan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Secara garis besar active learning atau pembelajaran aktif dapat
didefinisikan sebagai suatu pembelajaran yang menekankan pada aktivitas,
keaktifan dan partisipasi penuh siswa selama proses belajar berlangsung
sehingga dengan keaktifan dan partisipasi penuh maka siswa akan dapat
mempelajari materi pelajaran dengan baik.
2.2.1 Ciri-Ciri Model Pembelajaran aktif.
Ada beberapa ciri yang terdapat dalam proses pembelajaran aktif
antara lain:
1. Kerja kelompok
Semua peserta didik aktif dan mendapatkan kesempatan yang sama.
Jumlah peserta didik perkelompok tidak lebih dari 6 orang.
Adanya umpan balik antarpeserta didik dalam kelompok, antar
kelompok dan antara guru-kelompok/seluruh kelas.
2. Kegiatan belajar
Kegiatan belajar menarik minat peserta didik.
Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif.
Mendorong peserta didik mencari informasi, data, dan mencari
jawaban atas pertanyaan.
15
3. Teknik bertanya dan penilaian proses
Semua peserta didik diberi kesempatan yang cukup untuk
mengemukakan pendapat dan bertanya.
Setiap peserta didik diberi kesempatan lebih dahulu untuk mencoba
menjawab pertanyaaan temannya.
Guru memberi umpan balik atau catatan bagi setiap tugas yang diberikan
4. Penggunaan beragam sumber belajar
Menggunakan lingkungan sekolah serta pengalaman sebagai sumber
belajar.
Menggunakan sumber belajar dari media cetak maupun elektronik.
5. Pajangan
Hasil kerja, karya serta portofolio peserta didik dipajang di kelas.
Tercapainya ciri pembelajaran aktif di atas tentu tidak mudah,
khususnya bagi yang sudah terbiasa dengan pola pembelajaran pasif.
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang
tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran,
guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran
serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model
pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan
belajar siswa.
Counfucius dalam Silberman (2004: 1) telah menyatakan tiga
pernyataan sederhana tentang belajar aktif, salah satu pernyataan
counfucius adalah “apa yang saya lakukan,saya paham”. Ini berarti dengan
16
belajar aktif, siswa akan lebih memahami materi yang dipelajari.
Sedangkan Mel silberman memperluas tiga pernyataan counfucius tersebut
dengan pernyataan yang disebut paham belajar aktif. Paham belajar aktif
berisi 4 pernyataan, yaitu :
a. Apa yang saya dengar, saya lupa.
b. Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan
beberapa kolega/teman, saya mulai paham.
c. Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya akan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
d. Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya
Salah satu alasan orang cenderung melupakan apa yang mereka
dengar adalah perbedaan tingkat kecepatan bicara-pengajar dengan tingkat
kecepatan kemampuan siswa mendengarkan. Berdasarkan hasil penelitian
Laws et al. (1999) tentang active learning, pemahaman konsep siswa
meningkat setelah diterapkan model active learning.
2.3 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
menekankan agar siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang beranggotakan 4-6 orang dengan
struktur kelompok heterogen (Slavin, 2005: 2).
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe pembelajaran.
Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe TGT (Team Games
17
Tournament). Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Awofala et
al., (2012) menyatakan bahwa model TGT adalah model pembelajaran
yang mengelompokan peserta didik dalam beberapa kelompok heterogen
yang mengharuskan diskusi kelompok serta adanya persaingan antar
kelompok dalam permainan.
Menurut Slavin (2005: 163) deskripsi dari komponen-komponen
TGT adalah sebagai berikut:
a. Presentasi Kelas
Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi
di dalam kelas. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena
akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan
pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b. Tim
Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama
tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan
lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa
mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.
18
c. Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan
yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari
presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di
atas meja dengan tiga orang siswa,yang masing-masing mewakili tim yang
berbeda.
d. Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.
Turnamen biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit,setelah
guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja
kelompok terhadap lembar kegiatan.
e. Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang
lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim
siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari
tingkat mereka.
Berdasarkan hasil penelitian Van Wyk (2011: 9) tentang model
TGT bahwa aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar
lebih rileks dan menumbuhkan karakter siswa.
19
2.4 Pemahaman Konsep
Pemahaman berasal dari kata “paham” dalam kamus bahasa
Indonesia diartikan menjadi benar. Seseorang dikatakan paham apabila
orang tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskanya. Menurut Dahar
(1996:160) konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental
yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-
generalisasi. Untuk menyelesaikan suatu masalah siswa harus mengetahui
aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-
konsep yang diperolehnya.
Secara umum pemahaman konsep adalah kemampuan untuk
mengkonstruk makna atau pengertian suatu konsep berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki atau mengintegrasikan pengetahuan baru
yang telah ada dalam skema pemikiran siswa. Pada pemahaman konsep,
dikenal suatu teori Benjamin Bloom yang disebut Taksonomi Bloom.
Uniknya pada taksonomi ini, terdapat suatu urutan atau tingkatan yang
menandakan level kemampuan siswa. Taksonomi Bloom menggolongkan
tiga katagori perilaku belajar yang berkaitan dan saling melengkapi. Ketiga
katagori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yaitu :
a. Pengetahuan (knowledge) / C1
Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau
menggali informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari
sebelumnya.
20
b. Pemahaman (comprehension) /C2
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna
dari materi pembelajaran
c. Penerapan (application) /C3
Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi
pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit.
d. Analisis (analysis) /C4
Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan materi kedalam
bagian-bagian dalam sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.
e. Sintesis (syntesis) /C5
Sintesis mengacu pada kemampuan menggabung bagian-bagian
dalam rangka membentuk struktur baru
f. Penilaian (evaluation) / C6
Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang
materi pembelajaran untuk tujuan tertentu.
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada
materi alat optik, maka instrumen hasil belajar ranah kognitif
menggunakan C1 sampai C4 untuk siswa tingkat SMP.
Hasil belajar pada ranah afektif berhubungan dengan sikap, minat,
emosi, perhatian, penghargaan, dan pembentukan karakteristik diri. Hasil
belajar afektif tampak dalam siswa bertingkah laku, disiplin, motivasi
belajar, menghargai guru, dan teman serta hubungan sosial. Hasil belajar
21
pada ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan kemampuan
gerak dan bertindak.
2.5 Kinerja Siswa
Kinerja siswa adalah unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa
saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian kinerja siswa adalah
penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa
sebagaimana yang terjadi (Setyono, 2005:3).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Popham (1995) mengemukakan
bahwa penilaian kinerja dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa
berdasarkan cara siswa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Stiggins (1994) juga mengemukakan bahwa dalam penilaian kinerja
siswa, guru menghendaki respon yang "authentic" atau yang asli berupa
aktivitas yang dapat diamati.Penilaian terhadap keterampilan (skill) dan
karya cipta siswa menggunakan alat ukur yang disebut dengan tes kinerja.
Tes ini menyediakan cara mengukur skill dan kemampuan yang tidak
dapat diukur dengan tes tertulis.
Tes kinerja adalah tes yang penugasannya disampaikan dalam
bentuk lisan atau tertulis dan proses penilaiannya dilakukan sejak siswa
melakukan persiapan, melaksanakan tugas sampai dengan hasil akhir.
Sebagai alat penunjang dalam melaksanakan tes perbuatan digunakan
lembar observasi atau sebuah format pengamatan kinerja atau penampilan
siswa. Dalam lembar pengamatan tertera aspek-aspek yang diamati sesuai
22
dengan target pembelajarannya. Berdasarkan deskriptor-deskriptor yang
nampak selama proses pengamatan, ditentukanlah skor kinerja siswa
dengan berpedoman pada kriteria penilaian yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menilai kinerja
dalam proses pembelajaran (Brualdi, A. 1998) :
1. Mendefinisikan tujuan dari penilaian kinerja.
Dalam rangka mengelola penilaian yang baik, maka harus
menentukan tujuan utama penilaian yang dilakukan. Tujuan penilaian
kinerja dalam penelitian ini adalah untuk menilai proses yang dilakukan
siswa dalam pembelajaran dalam rangka mendapatkan pengetahuan dan
memahami konsep alat optik.
2. Memilih kegiatan yang akan digunakan dalam penilaian kinerja.
Setelah menentukan tujuan penilaian kinerja, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan kegiatan yang akan digunakan untuk
menilai kinerja siswa. Kegiatan yang dinilai meliputi kegiatan awal
pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran.
3. Menentukan kriteria penilaian kinerja.
Mendefinisikan kriteria dalam penilaian kinerja dilakukan untuk
memilih kegiatan-kegiatan mana yang akan digunakan untuk menilai
kinerja siswa.
23
4. Membuat rubrik penilaian kinerja.
Rubrik adalah sistem penilaian dimana guru dapat menentukan
tingkat kemampuan siswa melakukan tugas atau menampilkan
pengetahuan tentang konsep. Dengan rubrik, guru dapat menentukan
berbagai tingkat kemahiran untuk setiap kriteria. Rubrik penilaian kinerja
dapat dibuat sendiri atau bisa mencontoh dari rubrik yang sudah ada.
Selain itu, kinerja pada setiap tingkat harus didefinisikan secara jelas dan
akurat mencerminkan kriteria yang sesuai (Popham,1995).
5. Menilai kinerja.
Langkah terakhir adalah melakukan penilaian kinerja siswa dalam
proses pembelajaran.
2.6 Materi Alat Optik
2.6.1 Pengertian Alat Optik
Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya
menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma.
Prinsip kerja dari alat optik adalah dengan memanfaatkan prinsip
pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Pemantulan cahaya adalah
peristiwa pengembalian arah rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan
cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya karena cahaya
melalui bidang batas antara dua zat bening yang berbeda kerapatan
optiknya.
24
2.6.2 Mata
Mata merupakan salah satu alat optik, karena pada mata terdapat
benda optik yaitu lensa. Pembentukan bayangan pada mata dapat dilihat
pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Pembentukan Bayangan Pada Mata
Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai alat optik :
1. Kornea
Merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi bagian-
bagian lain dalam mata yang halus dan lunak.
2. Aqueous humor (cairan)
Terdapat di belakang kornea fungsi untuk membiaskan cahaya
yang masuk ke dalam mata.
3. Lensa
Terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan lensa
cembung berfungsi membentuk bayangan.
4. Iris (otot berwarna)
Berfungsi untuk membentuk celah lingkaran yang disebut pupil.
25
5. Pupil
Berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.
Lebar pupil diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka lebar agar
lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.
6. Retina (selaput jala)
Terdapat di permukaan belakang mata yang berfungi sebagai layar
tempat terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Bayangan yang jatuh
pada retina bersifat : nyata, terbalik dan diperkecil. Pada retina terdapat
bintik buta yang mengandung sel batang dan bintik kuning yang
mengandung sel kerucut.
7. Bintik buta
Merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap cahaya,
sehingga bayangan jika jatuh di bagian ini tidak jelas atau tidak kelihatan
kelihatan, sebaliknya pada retina terdapat bintik kuning. Permukaan retina
terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang berbentuk sel batang
berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan yang berbentuk sel
kerucut berfungsi membedakan kesan berwarna.Otot siliar (otot lensa
mata) berfungsi mengatur daya akomodasi mata.
Karena berbagai hal, kadang-kadang bayangan tidak terbentuk
tepat di retina. Hal ini terjadi jika mata mengalami cacat atau objek berada
diluar jangkauan penglihatan. Berikut ini adalah beberapa kelainan pada
mata :
26
1. Miopi (rabun jauh)
Miopi atau rabun jauh adalah salah satu jenis cacat mata yang
penglihatannya tampak buram jika melihat benda-benda jauh. Miopi
dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cekung karena
dapat menyebarkan sinar agar bayangan tepat di retina. Skema
pembentukan bayangan pada mata yang menderita miopi dapat dilihat
pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Skema Pembentukan Bayangan Pada Mata Penderita
Miopi
2. Hipermetropi (rabun dekat)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah cacat mata yang
penglihatanya tidak jelas untuk benda-benda yang dekat. Hipermetropi
dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cembung karena
dapat mengumpulkan sinar agar bayangan tepat di retina. Skema
pembentukan bayangan pada mata yang menderita hipermetropi dapat
dilihat pada gambar 2.3.
27
Gambar 2.3 Skema Pembentukan Bayangan Pada Mata Penderita
Hipermetropi
3. Presbiopi (mata tua)
Presbiopi merupakan cacat mata yang lebih banyak disebabkan
oleh faktor usia. Orang yang usianya sudah lanjut, daya akomodasinya
semakin lemah sehingga lensa mata sukar mencembung secembung-
cembungnya dan sukar memipih sepipih-pipihnya. Cacat mata presbiopi
adalah cacat mata yang tidak dapat melihat benda-benda jauh atau dekat
dengan jelas. Untuk menolong orang yang menderita cacat mata
presbiopi, harus digunakan kacamata rangkap. Lensa kacamata rangkap
terdiri atas lensa cekung untuk melihat benda-benda jauh dan lensa
cembung untuk melihat benda-benda dekat.
2.6.3 Kamera
Kamera merupakan salah satu alat optik yang besar manfaatnya.
Dengan adanya kamera kamu dapat mengabadikan kejadian-kejadian
penting dan bersejarah dalam bentuk gambar.
Kamera terdiri atas tiga bagian utama, yaitu lensa, diafragma, dan
film. Cara kerja kamera adalah Benda yang akan diambil gambarnya
diletakkan di depan kamera, cahaya yang dipantulkan oleh objek tersebut
akan diterima oleh lensa cembung dan akan dibiaskan sehingga
28
membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil di film. Kedudukan
lensa terhadap film dapat diubah-ubah. Hal ini dimaksudkan agar
bayangan yang terbentuk jatuh tepat di atas film. Pada film, terdapat zat
kimia yang peka terhadap cahaya. Cahaya gelap dan cahaya terang
masing-masing akan meninggalkan jejak yang berbeda pada kamera. Dari
film, gambar tersebut dapat dicuci dan dicetak.
Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan Pada Kamera
Jika diperhatikan, prinsip kerja antara kamera dan mata kita adalah
sama. Mata kita menangkap bayangannya di retina yang akan diolah oleh
otak melalui saraf, sedangkan pada kamera, bayangan yang ditangkap
lensa dibentuk pada film. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung
bersifat nyata dan terbalik. Bayangan yang dibentuk pada film kamera
bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
2.6.4 Lup
Lup adalah alat optik yang menggunakan lensa cembung untuk
melihat benda-benda kecil. Lup biasa digunakan untuk melihat nama-
nama jalan di peta yang tercetak sangat kecil, melihat gambar di perangko,
dan melihat komponen-komponen jam tangan yang kecil.
29
Agar benda terlihat, maka benda diletakkan di antara titik pusat (O)
dan titik fokus (F) sehingga terbentuk bayangan yang bersifat maya, tegak,
dan diperbesar. Saat bayangan terbentuk di titik dekat mata, maka mata
berakomodasi maksimum. Jika ingin mengamati benda dengan lup tanpa
berakomodasi, maka benda diletakkan tepat di titik fokus lensa sehingga
yang masuk ke mata berupa sinar sejajar. Ini dikatakan mengamati dengan
mata tidak berakomodasi. Perbesaran bayangan pada lup dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
a. Mata berakomodasi maksimum
, dengan Sn adalah jarak titik dekat mata, dan f adalah
jarak fokus lensa.
b. Mata tidak berakomodasi
, dengan Sn adalah jarak titik dekat mata, dan f adalah jarak
fokus lensa.
Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan Pada Lup (a) mata
berakomodasi (b) mata tidak berakomodasi
30
2.6.5 Mikroskop
Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung yang berfungsi
untuk memperbesar bayangan benda. Lensa ini dinamakan lensa objektif
dan lensa okuler. Lensa objektif adalah lensa yang diletakkan dekat
dengan objek yang akan diamati, sedangkan lensa okuler adalah lensa
yang diletakkan dekat mata. Jarak fokus lensa objektif lebih kecil dari
jarak fokus lensa okuler (fob < fok).
Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara
Fob dan 2Fob. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata,
terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif akan
menjadi benda bagi lensa okuler. Bila diamati dengan mata berakomodasi,
maka benda (bayangan dari lensa objektif) diletakkan di antara titik pusat
lensa okuler dan titik fokus okuler (Fok). Sedangkan jika diamati dengan
mata tanpa berakomodasi, maka benda (bayangan dari lensa objektif)
diletakkan di titik fokus lensa okuler (Fok).
Gambar 2.6 Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop
31
2.7 Kerangka Berfikir
Fakta yang ada di lapangan, pembelajaran masih bersifat
informatif, siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan proses
pembelajaran masih menekankan pada aktivitas mengingat, memahami,
dan mengaplikasikan. Hal ini berakibat pada rendahnya kinerja para siswa
serta kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi yang
diajarkan.
Model active learning berbasis kooperatif tipe TGT dapat menjadi
alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan kinerja siswa. Melalui model ini, siswa akan
menemukan sendiri konsep-konsep materi yang diajarkan dan
mengembangkan pengetahuan tentang materi tersebut dengan diskusi
kelompok. Akan tetapi, efektivitas model active learning berbasis
kooperatif tipe TGT dalam kegiatan pembelajaran memerlukan penelitian
lebih lanjut. Untuk itu perlu dibuat terlebih dahulu perangkat penelitiannya
dengan membagi 2 kelas yaitu menggunakan kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Kelas eskperimen menggunakan model active learning berbasis
kooperatif tipe TGT dan kelas kontrol menggunakan model active learning
dengan diskusi. Variabel dalam penelitian meliputi model active learning
berbasis kooperatif sebagai variabel bebas sedangkan untuk variabel
terikatnya adalah meningkatnya pemahaman konsep dan kinerja siswa.
Desain penelitian control group pretest-posttest.
32
Sebelum diberikan perlakuan kedua kelas diberi pretest dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Kedua kelas diberi perlakuan
berbeda, kelas eskperimen menggunakan model active learning berbasis
kooperatif tipe TGT sedangkan kelas kontrol menggunakan model active
learning diskusi. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelas
ini diberikan posttest . Dari pretest dan posttest, dapat diketahui sejauh
mana keefektifan penerapan model Active learning berbasis kooperatif tipe
TGT yang diteliti. Berikut skema kerangka berpikir penelitian.
33
Gambar 2.7 Kerangka Berfikir
Kelas eksperimen Kelas kontrol
pretest
Alternative model pembelajaran
Pembelajaran yang terpusat pada guru Kinerja siswa kurang Siswa kurang menguasai konsep
model active learning berbasis kooperatif tipe TGT
Pembelajaran dengan Active learning dengan diskusi.
Evaluasi hasil belajar Evaluasi hasil belajar
Kinerja siswa meningkat dan pemahaman konsep siswa
meningkat
Siswa kurang menguasai konsep dan kinerja siswa tetap
Peningkatan Pemahaman konsep dan kinerja siswa kelas
eksperimen lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman konsep dan kinerja siswa kelas kontrol
34
2.8 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ho : Peningkatan Pemahaman konsep siswa SMP yang diajar dengan
model active learning berbasis kooperatif lebih kecil atau sama
dengan yang diajar dengan model active learning diskusi.
Ha : Peningkatan Pemahaman konsep siswa SMP yang diajar dengan model
active learning berbasis kooperatif lebih besar daripada yang diajar
dengan model active learning diskusi.
b. Ho :Peningkatan kinerja siswa SMP yang diajar dengan model active
learning berbasis kooperatif lebih kecil atau sama dengan yang diajar
dengan model active learning diskusi .
Ha : Peningkatan kinerja siswa SMP yang diajar dengan model active
learning berbasis kooperatif lebih besar daripada yang diajar dengan
model active learning diskusi.
35
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2
SMP Negeri 2 Jatibarang tahun pelajaran 2012/2013, yaitu kelas VIII B,
VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G dan VIII H dengan jumlah total
sebanyak 228 siswa. Populasi tersebut telah diuji homogenitas dengan
menggunakan uji Barlett. Berdasarkan hasil uji homogenitas pada nilai
UTS semester 2 diperoleh 59,12726,10 22 tabelhitung . Ini berarti H0
diterima dan artinya populasi tersebut homogen (sebelum diberi perlakuan,
berada pada tingkat kemampuan akademik yang sama).
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
random sampling yaitu dipilih 2 kelas secara acak dari populasi yang
homogen sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan
pertimbangan siswa duduk pada jenjang kelas yang sama, materi
berdasarkan pada kurikulum yang sama dan tidak ada kelas unggulan.
Kelas VIII E sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas
kontrol.
36
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jatibarang yang
terletak di Jalan Raya Timur Jatibarang no 14 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes.
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 13 Mei sampai dengan tanggal
24 Mei 2013.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel yang diungkap dalam penelitian ini meliputi dua
variabel, yaitu:
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan
timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2002: 3). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran active
learning berbasis kooperatif.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002: 3).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan
pemahaman konsep dan kinerja siswa.
37
3.3 Desain Penelitian
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
control group pretest-posttest. Pola desain ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Control Group Pre-test Post-test (Arikunto,
2006: 86)
K
keterangan:
E = kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol
01 dan 02 = pre test sebelum penelitian
03 dan 04 = post-test sesudah penelitian
Xଵ = Pembelajaran dengan model Active learning berbasis
kooperatif tipe TGT
= pembelajaran dengan model Active learning diskusi܆
3.4 Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan sesuai alur penelitian seperti Gambar 3.1
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
E 01 Xଵ 03
K 02 Xଶ 04
38
Gambar 3.1 Alur penelitian
Alur penelitian gambar 2 dijelaskan dalam langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Mengambil nilai ulangan harian materi sebelumnya pada mata pelajaran
Fisika kelas VIII tahun ajaran 2012/2013.
b) Menganalisis nilai ulangan harian dengan melakukan uji homogenitas.
c) Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
d) Memberikan pre-test pada kelas eksperimen dan kontrol.
e) Melaksanakan pembelajaran di kelas eksperimen dengan model Active
learning berbasis kooperatif tipe TGT.
f) Melaksanakan pembelajaran dikelas kontrol dengan model
pembelajaran active learning diskusi.
g) Melaksanakan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
h) Menganalisis data hasil penelitian.
Kelas Eksperimen Kelas kontrol
Pre-test
Pembelajaran fisika dengan model active learning berbasis
kooperatif tipe TGT.
Pembelajaran fisika dengan model
pembelajaran active learning diskusi
Post-test
Analisis
39
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik dan Alat Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-
hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, surat kabar,
majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya
(Arikunto, 2006: 231). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data
mengenai kemampuan awal siswa yang menjadi sampel penelitian, yaitu
mengumpulkan daftar nama siswa dan nilai UTS semester genap siswa
yang selanjutnya dianalisis untuk menentukan homogenitas antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Alat dokumentasi meliputi lembar cheklist
yang berisi hal hal yang akan didokumentasikan, dan kamera untuk
dokumentasi kegiatan dalam bentuk gambar.
3.5.2 Teknik dan Alat Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati aspek afektif dan
psikomotorik siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada
penelitian ini teknik observasi digunakan untuk mengukur kinerja setiap
siswa selama proses pembelajaran.
Alat yang digunakan untuk observasi berupa lembar observasi
kinerja siswa. Ini berisi jenis kegiatan, kriteria, dan skor penilaian.
Adapun skor maksimal untuk masing – masing kriteria adalah 3 dan skor
total maksimal untuk seluruh lembar observasi adalah 30.
40
3.5.3 Teknik Tes
Tes dalam penelitian merupakan tes prestasi, yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari
sesuatu (Arikunto, 2006: 151). Tes digunakan untuk mengetahui
pemahaman konsep siswa tentang materi alat optik. Tes yang digunakan
adalah tes uraian. Tes ini diuji cobakan kepada siswa kelas VIII A
kemudian hasil uji coba tersebut dianalisis dengan validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembedanya.
3.5.4. Pengujian Instrumen Tes
3.5.4.1 Validitas isi
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian
dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu
mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur
(Sudjana, 2009: 13). Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat
variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir
(item) pertanyaan atau pertanyaan yang dijabarkan dari indikator.
Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan
dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2000: 272).
3.5.4.2 Reliabilitas
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah
instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya . Rumus yang
41
digunakan untuk menghitung reliabilitas tes uraian adalah rumus Alpha
sebagai berikut (Arikunto, 2002 : 109) :
Keterangan :
r11 = reliabilitas yang dicari
n = banyaknya items pertanyaan
= jumlah varians skor tiap-tiap items
= varians total
Rumus varians skor items (Arikunto, 2002 : 110) :
Keterangan
= varians skor tiap items
Xi = jumlah skor tiap item soal
n = banyaknya siswa
Rumus varians total (Arikunto, 2002 : 111) :
Keterangan :
= varians total
Xt = jumlah subyek
n = banyaknya siswa
42
Hasil perhitungan r11 dikonsultasikan dengan tabel r product
moment pada tabel. Apabila r11> rtabel, maka instrument dikatakan
reliabel (Arikunto, 2002:112).
3.5.4.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk
menganalisis tingkat kesukaran soal uraian adalah sebagai berikut
(Arikunto, 2002: 112) :
dengan
Kriteria tingkat kesukaran soal adalah :
0 ≤ P ≤ 0,30 soal sukar
0,30 < P ≤ 0,70 soal cukup ( sedang)
0,70 < P ≤ 1 soal mudah
3.5.4.4 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai
(Arikunto, 2002: 112). Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk
uraian, digunakan rumus sebagai berikut:
43
Kriteria daya pembeda soal adalah:
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 : soal jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 : soal cukup baik
0,40 < DP ≤ 0,70 : soal baik
0,70 < DP ≤ 1,00 : soal sangat baik
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Tahap Awal
3.6.1.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
yang di gunakan dalam populasi dalam keadaan homogen (mempunyai
kemampuan awal yang sama) atau tidak. Data yang digunakan untuk uji
homogenitas adalah nilai UTS fisika semester genap. Rumus yang
digunakan adalah uji Bartlett, yaitu:
22 log)1()10( SinBLn i
dengan )1()( 2inLogSB
dan
Kriteria pengujianya adalah jika 2 hitung < 2 (1-α) (k-1) dengan dk
= (k-1) dan k adalah jumlah kelas, maka masing-masing kelas dalam
populasi mempunyai varians yang sama atau homogen (Sudjana, 2002:
263).
44
3.6.2 Analisa Data Tahap Akhir
3.6.2.1 Analisis Pemahaman Konsep
3.6.2.1.1 Metode Tes
Analisis metode tes soal uraian, skornya adalah 0-3. Setelah itu,
metode tes ini dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Ali, 1993: 184).
Klasifikasi persentase nilainya adalah sebagai berikut:
25,00% ≤ N <43,75% = tidak baik
43,75% ≤ N < 62,50% = cukup
62,50% ≤ N < 81,25% = baik
81,25% ≤ N ≤ 100,00% = sangat baik
3.6.2.2 Analisis Kinerja Siswa
3.6.2.2.1 Metode Observasi
Penskoran lembar observasi ini dilakukan dengan ratting scale,
yaitu skor 1 untuk tidak baik, skor 2 untuk cukup baik, skor 3 untuk baik
dan skor 4 untuk sangat baik, sedangkan analisis lembar observasi ini
dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Ali, 1993: 184).
45
Klasifikasi persentase nilainya adalah sebagai berikut:
25,00% ≤ N < 43,75% = tidak baik
43,75% ≤ N < 62,50% = cukup
62,50% ≤ N < 81,25% = baik
81,25% ≤ N ≤ 100,00% = sangat baik
3.6.2.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan untuk uji
normalitas ini adalah nilai hasil post-test siswa. Rumus yang digunakan
adalah Chi Kuadrat. 2 = Ei
EiOik
i
2
1
Keterangan :
2 : harga chi kuadrat
Oi : frekuensi hasil pengamatan
Ei : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya kelas interval
Jika 2hitung ≤ 2
tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1 dan
taraf signifikasi 5% maka akan berdistribusi normal (Sudjana, 2002:
273).
46
ns
xt 0
3.6.2.4 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menentukan rumus t-
test yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Pengujian
homogenitas varians digunakan uji F. Rumus yang dipakai adalah:
Jika Fhitung ≤ F1/2 α (V1, V2) dengan α = 5%, kedua kelompok
memiliki varians yang sama, dengan :
V1 = n1 – 1 (dk pembilang)
V2 = n2 – 1 (dk penyebut)
3.6.2.5 Uji t Satu Sampel
Persamaan Uji t satu sampel dalam Sudjana (2005) adalah sebagai
berikut :
Dengan arti:
x = skor rata-rata
0 = Kriteria Ketuntasan Minimum
s = standar deviasi
n = jumlah siswa
t = tingkat keefektifan
Dengan α = 5% dan dk = n-1 maka pembelajaran dikatakan efektif
jika t > -t(1-a)(n-1) dan dan tidak efektif jikat -t(1-a)(n-1).
47
3.6.2.6 Uji Gain
Uji gain digunakan untuk mengetahui besar peningkatan
pemahaman konsep sebelum perlakuan dan setelah mendapat perlakuan.
Peningkatan pemahaman konsep siswa dapat dihitung menggunakan
rumus gain ternormalisasi sebagai berikut:
Keterangan :
g : besarnya faktor g
Spre : skor rata-rata pre test (%)
Spost : skor rata-rata post test (%)
Klasifikasi besarnya dikategorikan sebagai berikut (Hake,
1998: 3).
g tinggi :
g sedang :
g rendah :
3.6.2.7 Uji t Dua Sampel
Dalam penelitian ini sampel berkorelasi, sehingga menggunakan
rumus t-test:
ns
ns
ns
ns
xx
r
t
2
2
1
1
2
2
1
221
221
_____
48
Keterangan:
__
1x = Rata-rata kelas eksperimen
__
2x = Rata-rata kelas kontrol
s1 = Simpangan baku kelas eksperimen
s 2 = Simpangan baku kelas kontrol
s12
= Varian kelas eksperimen
s22 = Varian kelas kontrol
r = Korelasi antar sampel
dengan
Kriteria Pengujian:
Harga t tersebut dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk
n1 + n2 – 2, taraf kesalahan 5%. Jika thitung< ttabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak (Sugiyono, 2007: 217).
49
BAB 4
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Awal
4.1.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi
penelitian SMP Negeri 2 Jatibarang yang terdiri dari kelas VIII B, VIII C,
VIII D, VIII E, VIII F, VIII G dan VIII H mempunyai keadaan awal yang
sama atau tidak. Data yang digunakan untuk uji homogenitas ini adalah
nilai UTS semester 2 pelajaran IPA. Rumus yang digunakan untuk uji
homogenitas adalah uji Barllet.Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Uji Homogenitas
No Sumber Variasi Hasil 1. χ2
hitung 10,726 2. dk 5 3. χ2
tabel 12,59 4. Kriteria Homogen
Dari analisis data diperoleh χ2hitung= 10,726. Kemudian
χ2hitungdibandingkan dengan χ2
tabel. Untuk dk= n-1 diperoleh χ2tabel= 12,59.
Karenaχ2hitung<χ2
tabelmaka populasi mempunyai varians yang sama
(homogen). Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 25.
50
4.2 Hasil Analisis Data Penelitian Tahap Akhir
4.2.1 Kemampuan Pemahaman Konsep
Setelah kedua sampel diberikan pre-test kelas kontrol mendapat
pembelajaran active learning dengan diskusi dan kelas eksperimen
mendapat perlakuan pembelajaran active learning berbasis kooperatif (tipe
TGT). Pada akhirpenelitian, kedua kelas melaksanakan post-test untuk
mengetahui pemahaman konsep terhadap materi optik. Hasil pre-test dan
post-test peserta didik dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti
ditunjukkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Data Hasil Pre-test Siswa
Dari Gambar 4.1 diketahui bahwa nilai tertinggi maupun nilai
terendah pemahaman konsep hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah sama.Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 29
dan lampiran 30.
60
36,56
23,33
60
36,87
23,33
0
10
20
30
40
50
60
70
Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Terendah
Ni l
ai P
emah
aman
Kon
sep Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
51
Gambar 4.2 Data Nilai Post-test Siswa
Dari Gambar 4.2 diketahui bahwa rata-rata nilai pemahaman
konsep kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.Perhitungan
selengkapnya dimuat pada lampiran 31 dan lampiran 32.
4.2.1.1 Instrumen Tes
Pemahaman konsep untuk materi optik diukur dengan
menggunakan instrumen tes. Pemahaman konsep yang dikaji dalam
instrumen tes meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasidan analisis.
Hasil pengukuran pemahaman konsep dengan instrumen tes dapat dilihat
pada Gambar 4.3. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 35 dan lampiran 36.
86,67
73,65
56,67
8068,85
50
0
20
40
60
80
100
Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Terendah
Nila
i Pem
aham
an K
onse
p
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
52
Gambar 4.3 Data Tiap Aspek Pemahaman Konsep
Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa nilai masing – masing indikator
yang diukur dengan instrumen tes kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol.
4.2.2 Analisis Kinerja Siswa
kinerja siswa selama pembelajaran di kelas kontrol maupun kelas
eksperimen diukur dengan metode observasi. Kinerja siswa diukur selama
dua kali pertemuan yang masing masing dilakukan oleh satu observer.
Hasil penilaian kinerja siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat
pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5.
Gambar 4.4 Data Nilai Kinerja Siswa Pertemuan 1
82,5
57,27
45
62,5
41,9527,5
0
20
40
60
80
100
Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Terendah
Nila
i Kin
erja
Kelas EksperimenKelas Kontrol
65,63 66,32 69,7961,88
56,25
64,58 67,71
57,5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi AnalisisN
ilai T
es P
emah
aman
Kon
sep
(%)
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
53
Dari Gambar 4.4 diketahui bahwa nilai kinerja siswa kelas
eksperimen pada pertemuan pertama lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Gambar 4.5 Data Nilai Kinerja Siswa Pertemuan 2
Dari Gambar 4.5 diketahui bahwa nilai kinerja siswa kelas
eksperimen pada pertemuan kedua lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Perhitungan lebih lengkap kinerja siswa dapat dilihat pada lampiran 46,
lampiran 47, lampiran 48, dan lampiran 49.
4.2.3 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan untuk uji ini adalah
data post-test. Uji normalitas ini juga digunakan untuk menentukan
statistik yang akan digunakan, apakah menggunakan statistik parametris
atau non parametris. Berdasarkan hasil analisis data nilai post-test,
diperoleh 2hitung ≤ 2
tabel baik untuk kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Karena data
berdistribusi normal maka uji selanjutnya menggunakan statistik
parametrik. Hasil analisis uji normalitas data post-test dapat dilihat pada
90
66,53
52,5
72,5
44,29
27,5
0
20
40
60
80
100
Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Terendah
Nila
i Kin
erja
Kelas EksperimenKelas Kontrol
54
tabel 4.2 dan uji normalitas post-test selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 37 dan lampiran 38.
Tabel 4.2Hasil Uji Normalitas Nilai Post-test Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
2hitung
2 tabel
10,893 11,07
8,936 11,07
Kriteria Data bersdistribusi normal
Data bersdistribusi normal
4.2.4 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah
kedua kelas mempunyai varians yang sama atau tidak setelah diberi
perlakuan. Hasil uji kesamaan dua varians untuk nilai post-test diperoleh
Fhitung = 1.11, sedangkan Ftabel dengan taraf kesalahan 5% adalah 1.82.
Karena Fhitung< Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas
mempunyai varians yang sama.dan hasil perhitungan kesamaan dua
varians data post-testselengkapnya dimuat pada lampiran 39.
4.2.5 Uji Gain
Ujigain digunakan untuk mengukur peningkatan rata-rata
pemahaman konsep dan peningkatan rata-rata kinerja siswa. Peningkatan
rata-ratapemahaman konsep antara kelas eksperimen dan kelas control
dapat diperoleh melalui pre-test dan post-test, yang hasilnya dapat dilihat
pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7
55
Gambar 4.6 Peningkatan Rata-Rata Pemahaman Konsep
Hasil uji gain pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata
peningkatan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar daripada
pemahaman konsep kelas kontrol. Hasil perhitungan selengkapnya dimuat
pada Lampiran 40 dan lampiran 42.
Gambar 4.7 Peningkatan Tiap Aspek Pemahaman Konsep
Gambar 4.7 menunjukan bahwa hasil uji peningkatan rata-rata tiap-
-tiap aspek pemahaman konsep kelas eksperimen seluruhnya lebih tinggi
daripada kelas kontrol.
Peningkatan rata-ratakinerja siswa antara kelas eksperimen dankelas
kontrol diperoleh dari penilaian kinerja pada pertemuan 1 dan pertemuan 2
melalui metode observasi. Hasil peningkatan kinerja antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.7.
0,40 0,38
0,54
0,45
0,21
0,37
0,48
0,39
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis
Peni
ngka
tan
rata
-rat
a
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
0,58
0,51
0,460,48
0,50,520,540,560,58
0,6
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Peni
ngka
tan
rata
-rat
a pe
mah
aman
kon
sep
56
Gambar 4.8 Peningkatan Rata-Rata Kinerja Siswa
Hasiluji gain padaGambar 4.8menunjukkan bahwa rata-rata
peningkatan kinerja siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas
kontrol. Hasil perhitungan selengkapnya dimuat pada Lampiran 52.
4.2.4 Uji t Satu Sampel
Uji t satu sampel digunakan untuk mengetahui apakah model
active learning berbasis kooperatif dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Uji t Satu sampel Pos-test Kelas Eksperimen
Nilai Rata-rata 0 Dk thitung ttabel Kriteria
73,57 65 31 6,90 2.04 Terima Ho jikathitung<ttabel
Tabel.4.3 menunjukan bahwa pada taraf kesalahan 5% harga thitung
= 6,90 sedangkan harga ttabel 2,04 sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa penerapan model active learning berbasis kooperatif dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.Perhitungan selengkapnya
dimuat pada lampiran 43.
0,22
0,04
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
Kelas Eksperimen Kelas KontrolPe
ning
kata
n ra
ta-r
ata
Kin
erja
si
swa
57
4.2.5 Uji t Dua Sampel
Uji t dua sampel digunakan untuk menguji hipotesis nol (Ho) yang
menyatakan bahwa peningkatan pemahaman konsep siswa kelas
eksperimen lebih kecil atau sama dengan peningkatan pemahaman konsep
siswa kelas kontrol. Hasil analisis dapat dilihat padaTabel 4.4 dan Tabel
4.5.
Tabel 4.4 Analisis Uji t Dua Sampel Nilai Pos-test Pemahaman Konsep
Kelas Rata-rata Dk thitung ttabel Kriteria
Eksperimen 73,65 62 2.61 2.00 Terima Ho jikathitung<ttabel
Kontrol 68,85 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada taraf 5% harga thitung= 2.61
sedangkan harga ttabel= 2.00. Harga thitung>ttabel sehingga Ho ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman
konsep kelas eksperimen lebih besar dari peningkatan pemahaman konsep
kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 46,
lampiran 44.
Tabel 4.5 Analisis Uji t Dua Sampelsignifikasi Gain Pemahaman Konsep
Kelas Peningkatan Rata-rata Dk thitung ttabel Kriteria
Eksperimen 0.58 62 2.69 2.00 Terima Ho jikathitung<ttabel
Kontrol 0.51 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada taraf 5% harga thitung= 2.68
sedangkan harga ttabel= 2.00. Harga thitung>ttabel sehingga Ho ditolak.
58
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman
konsep kelas eksperimen lebih besar dari peningkatan pemahaman konsep
kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dimuat pada lampiran 46,
lampiran 45.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk mengkonstruk
makna atau pengertian suatu konsep berdasarkan pengetahuan awal yang
dimiliki atau mengintegrasikan pengetahuan baru yang telah ada dalam
skema pemikiran siswa. Dalam penelitian ini pemahaman konsep
ditunjukan pada pemahaman siswa terhadap konsep materi alat optik.
Diharapkan siswa akan dapat mengetahui jenis-jenis alat optik dan bagian-
bagianya, memahami prinsip kerja masing-masing alat optik, serta
mengetahui kegunaan masing-masing alat optik. Untuk mengetahui
pemahaman konsep siswa SMP setidaknya diperlukan empat komponen
ranah kognitif yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3),
dan analisis (C4).
Pemahaman konsep dalam penelitian ini diteliti menggunakan
instrument tes yang terdiri dari pre-test dan post-test.Kedua tes dilakukan
dengan menggunakan soal yang sama yang berisi empat komponen ranah
kognitif. Berdasarkan analisis data, rata-rata pemahaman konsep
mengalami peningkatan dari keadaan awal (pre-test) dan keadaan akhir
59
(post-test) baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini dapat
diketahui dari Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Hasil penilaian pemahaman konsep untuk masing-masing
komponen dengan instrumen tes dapat dilihat pada Gambar 4.3. Dari hasil
analisis data post-test, diketahui bahwa pemahaman konsep kedua kelas
berdistribusi normal. Hal itu sesuai dengan uji normalitas yang
ditunjukkan Tabel. 4.2. Diketahui bahwa nilai 2hitung ≤ 2
tabel baik untuk
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini berarti data tersebut
berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka uji
selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Kemudian dilakukan uji
kesamaan dua varians untuk mengetahui mengetahui apakah kedua kelas
mempunyai varians yang sama atau tidak setelah diberi perlakuan. Hasil
uji kesamaan dua varians untuk nilai post-test diperoleh Fhitung = 1.11,
sedangkan Ftabel dengan taraf kesalahan 5% adalah 1.82. Karena Fhitung<
Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varians
yang sama.
Data berdistribusi normal dan kedua sampel memiliki varians yang
sama atau homogen, maka pengujian hipotesis menggunakan statistik
parametris. Selanjutnya dilakukan uji gain untuk mengetahui peningkatan
rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol.Data
peningkatan rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen dan
pemahaman konsep kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan
Gambar 4.8.Hasil uji gain menunjukan bahwa untuk kelas eksperimen dan
60
kelas kontrol sama –sama mengalami peningkatan pemahaman konsep
dengan nilai gain kelas eksperimen 0,58 yang tergolong sedang dan nilai
gain kelas kontrol 0,51 yang tergolong kategori sedang. Peningkatan rata-
rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan rata-
rata kelas kontrol karena pada kelas eksperimen menggunakan metode
active learning berbasis kooperatif (tipe TGT).
Dilakukan uji t satu sempel untuk mengetahui apakah metode active
learningberbasis kooperatif dapat efektif meningkatkan pemahaman
konsep siswa. Dari hasil uji t satu sampel pada tabel 4.3 dikeahui bahwa
thitung sebesar 6,90 dan ttabel sebesar 2,04 sehingga dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode active learning berbasis kooperatif dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Kemudian dilakukan uji t dua
sampel. Uji t dua sampel digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Dari hasil analisis data padaTabel 4.4 diperoleh bahwa thitungsebesar 2.61
dan ttabel sebesar2.00. Dari uji t tersebut, diketahui bahwa thitung>ttabel maka
Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman
konsep kelas eksperimen lebih besar dari kemampuan pemahaman konsep
kelas kontrol. Kesimpulan tersebut menunjukkan bahwa pemahaman
konsep kelas eksperimen yang mendapat pembelajaranactive learning
berbasis kooperatif (tipe TGT) lebih tinggi dari pemahaman konsep kelas
kontrol yang mendapat pembelajaran active learning diskusi.
Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi karena
mendapatkan metode active learning berbasis kooperatif (tipe TGT).
61
Active learning berbasis kooperatif (tipe TGT) menggabungkan 2 meode
pembelajaran, yaitu metode active learning dan metode kooperatif (tipe
TGT), dimana kelebihan masing-masing metode pembelajaran dapat
menunjang keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa
melakukan active learning dan juga melakukan pembelajaran kooperatif
tipe TGT. Active learning memungkinkan terjadinya aktivitas berbicara
dan mendengar, menulis, membaca, danrefleksi yang menggiring kearah
pemaknaan mengenaiisi pelajaran, ide – ide, dan berbagai hal yang
berkaitan dengan materi alat optik. Siswa dikelompokan dalam kelompok-
kelompok belajar dengan jumlah 4 orang masing-masing kelompok.
Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan LDS
yang telah disediakan oleh guru. Dalam pembelajaran guru bertindak
sebagai fasilitator dan siswa adalah subjek belajar. Siswa mencari sendiri
pengetahuan dan segala sesuatu tentang materi alat optik hingga seluruh
LDS dapat diselesaikan tepat waktu. Setelah selesai diskusi kelompok,
masing masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan
guru meluruskan jawaban yang belum sesuai dengan materi. Dilakukan
permainan antar kelompok untuk menambah pemahaman siswa tentang
materi alat optik.
Berdasarkan hal-hal yang telah dilakukan dalam proses
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep
siswa terhadap materi alat optik merupakan akibat dari penerapan
pembelajaran active learning berbasis kooperatif (tipe TGT).Hal ini sesuai
62
dengan penelitian dari Laws dkk., (1999) tentang active learning,dimana
pemahaman konsep meningkat setelah diterapkan model active learning
dan penelitian yang dilakukan oleh De Lisi dkk.,(2002) tentang metode
kooperatif, dimana dengan pembelajaran kooperatif, siswa akan saling
berdiskusi untuk memperoleh pemahaman yang lebih bak daripada dengan
pembelajaran konvensional. Hasil penelitian Awofala, et al. (2012)juga
menunjukan bahwa penerapan model kooperatif dapat meningkatkan
pemahaman siswaterhadap matematika dalam hal pemahaman dan aplikasi
daripada di tingkat pengetahuan kognisi.
4.3.2 Kinerja Siswa
Kinerja siswa adalah unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa
saat proses pembelajaran berlangsung. Kinerja siswa dalam penelitiaan ini
mencakup seluru unjuk kerja, tingkah laku, serta interaksi siswa saat
pelaksanaan proses pembelajaran. Menurut Setyono (2005), penilaian
kinerja siswa dapat dilakukan dengan pengamatan penilai terhadap
aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi dalam pembelajaran.
Kinerja siswa dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan
metode observasi, dimana terdapat form penilaian kinerja. Form penilaian
kinerja terdiri dari tiga komponen utama yaitu macam-macam kegiatan,
indikator kegiatan, dan kriteria penilaian. Dalam menilai kinerja siswa
peneliti dibantu oleh satu observer, yang bertugas untuk menilaikinerja
siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan form
penilaian yang telah disediakan.
63
Penilaian kinerja siswa dilakukan dua kali yaitu pada pertemuan
pertama pembelajaran dan pertemuan kedua pembelajaran. Kinerja rata-
rata siswa kelas kontrol pada pertemuan pertama tergolong rendah
sedangkan kinerja rata-rata siswa kelas eksperimen tergolong cukup baik.
Pada pertemuan kedua kinerja rata-rata siswa kelas kontrol tergolong
cukup, dan kinerja rata-rata kelas eksperimen tergolong baik.Data
penilaian kinerja siswa dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5.
Data penilaian kinerja siswa baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol selanjutnya dilakukan uji Gain untuk mengetahui peningkatan
kinerja rata-rata siswa. Nilai gain kinerja siswa kelas eksperimen adalah
0,22 yang tergolong rendah dan nilai gain kinerja siswa kelas kontrol
adalah 0,04 yang tergolong rendah. Setelah dilakukan uji gain diketahui
bahwa peningkatan kinerja rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dari peningkatan kinerja rata-rata siswa kelas kontrol. Data uji Gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Peningkatan rata-rata kinerja siswa kelas eksperimen dengan
metode pembelajaran active learning berbasis kooperatif (tipe TGT) lebih
tinggi dari peningkatan rata-rata kinerja siswa dengan metode
pembelajaran active learning diskusi.Dalam active learning berbasis
kooperatif, siswa melakukan active learning dan juga melakukan
pembelajaran kooperatif. Active learning memungkinkan terjadinya
aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang
menggiring ke arah pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide – ide, dan
64
berbagai hal yang berkaitan dengan materi alat optik. Pembelajaran
kooperatif tipe TGT memungkinkan peserta didik untuk melakukan
diskusi dan bersaing antar kelompok dalam permainan.Active learning
berbasis kooperatif menggabungkan kelebihan masing masing model
pembelajaran. Adanya permainan dalam pembelajaran menimbulkan
motivasi antar kelompok untuk bersaing menjadi pemenang. Berdasarkan
penelitian Van Wyk (2011) tentang model TGT bahwa Pembelajaran
kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks.
Kelebihan dari masing – masing model pembelajaran ini saling menunjang
dalam meningkatkan kinerja siswa dalam proses pembelajaran active
learning berbasis kooperatif (tipe TGT) .
Adanya hal-hal tersebut di atas menyebabkan peningkatan kinerja
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan dapat
disimpulkan bahwa active learning berbasis kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa.
4.3.3 Kendala-Kendala Penelitian
Meningkatkan pemahaman konsep dan kinerja siswa dengan
penerapan metode active learning dalam pembelajaran tentunya tidak
berjalan tanpa hambatan. Selama penerapan metode active learning
berbasis kooperatif, peneliti sering kali menemukan kendala sehingga
pembelajaran tidak sesuai harapan.
Kendala yang sering muncul adalah ketika diskusi kelompok
berlangsung akan menyita banyak waktu. Pendapat siswa yang berbeda-
65
beda dalam satu kelompok membuat siswa lama dalam mengerjakan
LDS, serta ketika penyampaian hasil diskusi kelompok, dimana tiap
kelompok memiliki jawaban mereka masing-masing yang berbeda-beda
dan saling ingin membenarkan pendapatnya. Jika tidak diarahkan oleh
guru, maka pembahasan siswa tentang materi alat optik bisa melebar dan
menjauh dari materi alat optik. hal ini akan membuat siswa semakin sulit
memahami materi alat optik.
Beberapa siswa kesulitan untuk memperoleh jawaban yang tepat
untuk LDS, karena keterbatasan media untuk memperoleh informasi.
Tidak adanya akses internet pada ruangan serta minimnya buku penunjang
pembelajaran membuat siswa kurang mengembangkan wawasannya
tentang materi alat optik. kondisi ini akan bertambah buruk jika siswa
kurang percaya diri untuk bertanya atau mengungkapkan ketidak
tahuanya. Dalam keadaan seperti ini sangat diharapkan munculnya rasa
ingin tahu siswa dengan bertanya kepada teman lain atau kepada guru.
Selain kedua kendala di atas peneliti juga menemui siswa yang
kurang aktif dalam kelompoknya sehingga cenderung kurang memahami
materi yang diajarkan.
66
BAB 5
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pengujian
hipotesis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
active learning berbasis kooperatif dapat meningkatkan pemahaman
konsep dan kinerja siswa. Hal ini dapat dilihat dari uji t dimana diperoleh
thitung 6,90 yang lebih dari ttabel =2,04 untuk dk=32-1. Adanya
peningkatan pemahaman konsep siswa juga dapat dilihat dari harga gain
ternormalisasi yaitu 0,58 yang termasuk kategori sedang, sedangkan
peningkatan kinerja siswa dapat dilihat dari nilai gain yaitu 0,22 yang
termasuk kategori rendah.
5.2 SARAN
Dari kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka disarankan :
1. Model active learning berbasis kooperatif dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan kinerja siswa, maka sebaiknya guru dapat
menerapkannya sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran.
2. Guru perlu membiasakan proses pembelajaran metode active
learning berbasis kooperatif agar pemahaman konsep dan kinerja
siswa dapat dikembangkan secara maksimal.
67
3. Hendaknya untuk penelitian kedepan, metode active learning
berbasis kooperatif dapat lebih dikembangkan guna memperoleh
pemahaman konsep dan kinerja siswa yang lebih maksimal.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Arikunto, S. 2002. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Awofala, et al. 2012. Achievement in Cooperative versus Individualistic Goal-
Structured Junior Secondary School Mathematics Classrooms in Nigeria. International Journal of Mathematics Trends and Technology- Volume 3.
Berg, Van Den. 1995. Cultural Factors in the Origin and remediation of
Alternative Conceptions in Physics. Netherlands: Kluwer Academic Publishers.
Brualdi, A. C. 1998. Classroom questions. ERIC Clearinghouse on Assessment
and Evaluation. Washington DC. Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. De Lisi, R. (2002). From marbles to instant messenger: Implications of Piaget's
ideas about peer learning. Theory into Practice, 41(1), 5 -12. Hake, R. R. 1998. Interactive-enggagment vs tradisional methods : A Six-
thousand-studend survey of mechanics Test data for introductory physics. AM. J. Phys. 66: 64-74.
Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kennedy, Ruth. 2007. In- Class Debates: Fertile Ground for Active Learning and
the Cultivation of Critical Thinking and Oral Communication Skills. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 19 (2) : 183-190.
Laws, P., D. Sokoloff, and R. Thornton. 1999. Promoting Active Learning Using
the Results of Physics Education Research. UniServeScience News- Volume 13.
Morgan, C.T. , dkk. (1986). Introduction to Psychology (7th Ed.). Singapore:
McGraw Hill Book Co. Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
69
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Boston: Allyn and Bacon. Prince, Michael. 2004. Does Active Learning Work? A Review of the Research.
International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 93(3): 223-231.
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan
Pendekatan Belajar Aktif; Buku I Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta.
Setyono, Budi. 2005. Penilaian Otentik dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
(dalam jurnal pengembangan pendidikan). Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Jember.
Silberman, M. 2004. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
(terjemahan Sarjuli et al.) .Yogyakarta: YAPPENDIS.
Slavin, R. 2005. Cooperative learning. Bandung: Nusa Media Soehendro, Bambang . 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta: BSNP.
Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan College Publishing Company.
Sudjana, N. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sudjana, N. 2009. Dasar-Dasar Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo Offset. Sughandi. A, dkk. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabet Suyitno, A. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Yerigan, T. 2008. Getting Active In The Classroom. Journal of College Teaching
& Learning. 5(6): 20-24.
70
Van Wyk, M.M. 2011. The Effects of Teams-Games-Tournaments on Achievement, Retention, and Attitudes of Economics Education Students.South Africa: University of the Free State.
Zakaria, et al. 2010. The Effects of Cooperative Learning on Students’
Mathematics Achievement and Attitude towards Mathematics. Journal of Social Sciences 6 (2): 272-275.
71
KISI-KISI SOAL TES UJI COBA
Indikator Aspek yang
dinilai
Kemampuan No soal Jawaban
Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik
C1
C2
C4
C4
C3
Pengetahuan Pemahaman Analisis Analisis Aplikasi
1. Apa yang dimaksud dengan alat optik? Sebutkan contohnya?
2. Mata merupakan salah satu alat optik. Jelaskan bagian-bagian mata dan fungsinya?
3. Jelaskan bagaimana mata kamu dapat melihat benda-benda di sekitarmu. Bagaimana prosesnya?
4. Pada mata normal, mengapa ketika melihat benda yang terlalu dekat dengan mata terlihat kurang jelas?
5. Seseorang mempunyai titik dekat mata 50 cm. Berapa kekuatan lensa kacamata yang dipakai orang tersebut agar dapat melihat benda dengan normal? Apa jenis lensa kacamata tersebut?
1. Alat optik adalah alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan sifat cahaya. Contoh alat optik adalah mata, mikroskop, kamera, kacamata, teropong, lup, dan sebagainya.
2. Bagian-bagian mata: a. Retina, bagian mata yang berperan
sebagai layar karena digunakan untuk menangkap bayangan.
b. Cairan Aqueous, bagian mata yang berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke mata
c. Iris, bagian mata yang memberi pigmen warna pada mata
d. Pupil, bagian mata yang berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata
e. Lensa Kristalin, bagian mata yang berfungsi sebagai lensa berfungsi untuk memfokuskan bayangan di retina
3. Benda memantulkan cahaya, kemudian cahaya masuk ke mata. Cahaya masuk
Lampiran 1
72
ke mata melalui kornea dan dibiaskan oleh cairan aqueous agar jatuh pada lensa. Oleh lensa mata diatur sedemikian rupa sehingga bayangan nya jatuh tepat di retina.
4. Pada mata normal, benda yang terlalu dekat dengan mata tidak terlihat dengan jelas, hal ini karena mata normal mempunyai jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas sekitar 25 cm, sehingga apabila benda terlalu dekat dengan mata maka bayangan benda yang dibentuk tidak jatuh tepat di retina.
5. Kekuatan lensa dapat kita hitung
Df
P
mcmff
SSf io
25,0
115,050501
501
2511
111
Jenis lensanya adalah lensa cembung karena kekuatan lensanya positif.
Menjelaskan pembentukan
C4
Analisis
6. Bagaimana cara mata mengatur agar bayangan tetap jatuh di retina
6. Mata mempunyai daya akomodasi yaitu kemampuan mata untuk mengubah
73
bayangan pada retina mata.
C1
C1
Pengetahuan Pengetahuan
saat melihat benda jauh maupun dekat?
7. Gambarkan pembentukan bayangan pada retina pada mata normal!
8. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh mata pada retina?
kelengkungan lensa mata sehingga jarak fokus berubah. Pada saat melihat benda yang dekat lensa akan mencembung, sedangkan saat benda jauh lensa akan memipih.
7. Pembentukan bayangan pada mata akan jatuh pada retina
8. Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata bersifat nyata, terbalik, diperkecil.
Menjeaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata
C2
C4
C2
Pemahaman Analisis Pemahaman
9. Bagaimana proses pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun dekat?
10. Mengapa orang yang menderita hipermetropi disarankan memakai kaca mata berlensa cembung?
11. Bagaimana proses pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun jauh?
9. Pada penderita rabun dekat, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di belakang retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk mencembung ketika melihat benda yang jaraknya dekat sehingga panjang fokusnya besar.
10. Orang yang menderita hipermetropi atau rabun dekat disarankan memakai kaca
74
C4
Analisis 12. Mengapa orang yang menderita miopi disarankan memakai kaca mata berlensa cekung?
mata berlensa cembungdikarenakan pada penderita hipermetropi bayangan jatuh di belakang retina bukan tepat di retina.Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa mencembung sehingga diperlukan lensa cembung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.
11. Pada penderita rabun jauht, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di depan retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk memipih ketika melihat benda yang jaraknya jauh sehingga panjang fokusnya kecil.
12. Orang yang menderita miopi atau rabun jauh disarankan memakai kaca mata berlensa cekung dikarenakan pada penderita miopi bayangan jatuh di depan retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa memipih sehingga diperlukan lensa cekung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.
Menjelaskan konsep teleskop, mikroskop, lup kamera sebagai alat optik
C2
C1
C2
Pemahaman Pengetahuan Pemahaman
13. Jelaskan pembentukan bayangan pada teleskop?
14. Apa yang dimaksud dengan periskop?
15. Jelaskan pembentukan bayangan
13. Cahaya yang masuk ke teleskop melalui sebuah lensa cembung yang disebut lensa objektif dan memperoleh bayangan nyata. Kemudian bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa
75
C2
C4
C2
Pemahaman Analisis Pemahaman
pada periskop? 16. Jelaskan pembentukan bayangan
pada lup? 17. Mengapa untuk menghasilkan
bayangan tegak dan diperbesar pada lup, benda harus diletakkan di antara F dan O (ruang I)?
18. Jelaskan pembentukan bayangan pada mikroskop?
cembung kedua yang disebut lensa okuler dengan panjang fokus yang lebih pendek sehingga dapat melihat bayangan maya dan diperbesar. Pembentukan bayangan pada teleskop mirip dengan mikroskop.
14. Periskop adalah alat bantu optik yang berfungsi untuk mengamati benda dalam jarak jauh atau berada dalam sudut tertentu.
15. Ketika melihat dari ujung bawah, cahaya sejajar masuk melalui ujung atas mengenai cermin, oleh cermin yang membentuk sudut 450 cahaya akan dipantulkan ke cermin bawah yang juga membentuk sudut 450. Sinar-sinar pantul sejajar tadi akan diterima mata sehingga dapat melihat benda yang berada di atas.
16. Lup terdiri dari satu lensa cembung. Beda diletakkan di depan lensa cembung pada ruang I, kemudian dibiaskan oleh lensa dan diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak dan diperbesar.
17. Untuk menghasilkan bayangan yang terletak di jauh tak, sehingga sifat yang diperoleh sama tegak dan diperbesar.
18. Mikroskop sederhana menggunakan dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan
76
lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif yaitu antara titik F dan 2F lensa objektif atau di ruang 2 lensa objektif. Bayangan yang diperoleh oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik diperbesar. Bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa okuler dan harus berada di ruang 1 lensa okuler sehingga bayangan berada di jauh atau ruang IV lensa okuler bersifat maya, dan diperbesar
Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : mikroskop, berbagai jenis teropong, periskop dan sebagainya
C4
C3
Analisis Aplikasi
19. Mikroskop terus dikembangkan, sehingga berhasil dibuat mikroskop elektron, apa perbedaan mikroskop elektron dengan mikroskop cahaya?
20. Sebutkan penerapan lensa pada teknologi dan manfaatnya untuk masyarakat!
19. Mikroskop elektron memiliki kemampuan memperbesar bayangan jauh lebih baik daripada mikroskop cahaya. Mikroskop cahaya mampu mengamati virus sedangkan mikroskop cahaya tidak bisa
20. Penerapan lensa dalam teknologi diantaranya digunakan pada lup, mikroskop, kamera dan kaca mata. Lup sering digunakan oleh tukang arloji untuk melihat benda yang ukurannya kecil. Mikroskop dapat digunakan untuk melihat bakteri. Kamera digunakan untuk mengasilkan foto. Kaca mata dapat digunakan untuk menolong orang yang menderita cacat mata.
77
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
Alamat : Gedung D-7, kampus Sekaran Gunungpati, Semarang, website :
1. Jelaskan bagaimana mata kamu dapat melihat benda-benda di sekitarmu. Bagaimana
prosesnya? 2. Pada mata normal, mengapa ketika melihat benda yang terlalu dekat dengan mata
terlihat kurang jelas? 3. Seseorang mempunyai titik dekat mata 50 cm. Berapa kekuatan lensa kacamata yang
dipakai orang tersebut agar dapat melihat benda dengan normal? Apa jenis lensa kacamata tersebut?
4. Bagaimana cara mata mengatur agar bayangan tetap jatuh di retina saat melihat benda jauh maupun dekat?
5. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh mata pada retina? 6. Hipermetropi (rabun dekat) adalah salah satu kelainan pada mata, Bagaimana proses
pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun dekat? 7. Mengapa orang yang menderita hipermetropi disarankan memakai kaca mata berlensa
cembung? 8. Miopi (rabun jauh) adalah salah satu kelainan pada mata Bagaimana proses
pembentukan bayangan pada orang yang menderita miopi? 9. Mengapa orang yang menderita miopi (rabun jauh) disarankan memakai kaca mata
berlensa cekung? 10. Teleskopadalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan pada teleskop! 11. Periskop adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan pada periskop! 12. Lup (kaca pembesar) adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan
pada lup! 13. Mengapa untuk menghasilkan bayangan tegak dan diperbesar pada lup, benda harus
diletakkan di antara F dan O (ruang I)? 14. Mikroskop adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan pada
mikroskop!
------Selamat mengerjakan-----
Lampiran 2
78
RUPBRIK PENILAIAN SOAL UJI COBA
Kemampuan No soal
Jawaban Skors Keterangan
Analisis 1 Benda memantulkan cahaya, kemudian cahaya masuk ke mata. Cahaya masuk ke mata melalui kornea dan dibiaskan oleh cairan aqueous agar jatuh pada lensa. Oleh lensa mata diatur sedemikian rupa sehingga bayangan nya jatuh tepat di retina.
3 2 1 0
Menjelaskan proses terjadinya bayangan secara urut dan rinci Menjelaskan proses terjadinya bayangan secara urut Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Analisis 2 Pada mata normal, benda yang terlalu dekat dengan mata tidak terlihat dengan jelas, hal ini karena mata normal mempunyai jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas sekitar 25 cm, sehingga apabila benda terlalu dekat dengan mata maka bayangan benda yang dibentuk tidak jatuh tepat di retina.
3 2 1 0
Menjelaskan secara rinci penyebab dan akibatnya Menjelaskan penyebab dan akibatnya tidak secara rinci Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Aplikasi 3 Kekuatan lensa dapat kita hitung
Df
P
mcmff
SSf io
25,0
115,050501
501
2511
111
Jenis lensanya adalah lensa cembung karena kekuatan lensanya positif.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar disertai kesimpulan benar Memberikan jawaban dengan benar dan kesimpulan salah Mencoba menjawab dan menyertakan alasan tetapi salah Tidak ada jawaban
Lampiran 3
79
Analisis 4 Mata mempunyai daya akomodasi yaitu kemampuan mata untuk mengubah kelengkungan lensa mata sehingga jarak fokus berubah. Pada saat melihat benda yang dekat lensa akan mencembung, sedangkan saat benda jauh lensa akan memipih.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar dan tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Pengetahuan
5 Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata bersifat nyata, terbalik, diperkecil.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan disertai bukti yang benar Memberikan jawaban dengan benar dan disertai bukti yang salah Mencoba menjawab dan menyertakan bukti tetapi salah Tidak ada jawaban
Pemahaman 6 Pada penderita rabun dekat, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di belakang retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk mencembung ketika melihat benda yang jaraknya dekat sehingga panjang fokusnya besar.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Analisis 7 Orang yang menderita hipermetropi atau rabun dekat disarankan memakai kaca mata berlensa cembung dikarenakan pada penderita hipermetropi bayangan jatuh di belakang retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa mencembung sehingga diperlukan lensa cembung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Pemahaman 8 Pada penderita rabun jauh, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di depan retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk
3 2
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak
80
memipih ketika melihat benda yang jaraknya jauh sehingga panjang fokusnya kecil.
1 0
lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Analisis 9 Orang yang menderita miopi atau rabun jauh disarankan memakai kaca mata berlensa cekung dikarenakan pada penderita miopi bayangan jatuh di depan retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa memipih sehingga diperlukan lensa cekung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Pemahaman 10 Cahaya yang masuk ke teleskop melalui sebuah lensa cembung yang disebut lensa objektif dan memperoleh bayangan nyata. Kemudian bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa cembung kedua yang disebut lensa okuler dengan panjang fokus yang lebih pendek sehingga dapat melihat bayangan maya dan diperbesar. Pembentukan bayangan pada teleskop mirip dengan mikroskop.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Pemahaman
11 Ketika melihat dari ujung bawah, cahaya sejajar masuk melalui ujung atas mengenai cermin, oleh cermin yang membentuk sudut 450 cahaya akan dipantulkan ke cermin bawah yang juga membentuk sudut 450. Sinar-sinar pantul sejajar tadi akan diterima mata sehingga dapat melihat benda yang berada di atas.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dan prosesnya dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Pemahaman 12 Lup terdiri dari satu lensa cembung. Benda diletakkan di depan lensa cembung pada ruang I, kemudian dibiaskan oleh lensa dan diperoleh
3 2
Memberikan jawaban dengan benar dan disertai alasan yang benar Memberikan jawaban dengan benar dan disertai
81
bayangan yang bersifat maya, tegak dan diperbesar.
1 0
alasan yang salah Mencoba menjawab dan menyertakan alasan tetapi salah Tidak ada jawaban
Analisis 13 Untuk menghasilkan bayangan yang terletak di jauh tak hingga (ruang IV), sehingga sifat yang diperoleh sama tegak dan diperbesar.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Pemahaman 14 Mikroskop sederhana menggunakan dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif yaitu antara titik F dan 2F lensa objektif atau di ruang 2 lensa objektif. Bayangan yang diperoleh oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik diperbesar. Bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa okuler dan harus berada di ruang 1 lensa okuler sehingga bayangan berada di jauh atau ruang IV lensa okuler bersifat maya, dan diperbesar
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
82
Daftar Kode Responden Kelas Uji Coba Instrumen
No Kelas Kode Siswa 1 IX A UC-1 2 IX A UC-2 3 IX A UC-3 4 IX A UC-4 5 IX A UC-5 6 IX A UC-6 7 IX A UC-7 8 IX A UC-8 9 IX A UC-9
10 IX A UC-10 11 IX A UC-11 12 IX A UC-12 13 IX A UC-13 14 IX A UC-14 15 IX A UC-15 16 IX A UC-16 17 IX A UC-17 18 IX A UC-18 19 IX A UC-19 20 IX A UC-20 21 IX A UC-21 22 IX A UC-22 23 IX A UC-23 24 IX A UC-24 25 IX A UC-25 26 IX A UC-26 27 IX A UC-27 28 IX A UC-28 29 IX A UC-29 30 IX A UC-30 31 IX A UC-31 32 IX A UC-32
Lampiran 4
83
Lampiran 5
84
rumus yang digunakan :
Kriteria pengambilan keputusan:Butir angket valid jika rxy > rtabel
Perhitungan :Berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1.
No X Y XY1 3 38 9 1444 1142 3 35 9 1225 1053 3 32 9 1024 964 3 30 9 900 905 3 30 9 900 906 1 27 1 729 277 1 26 1 676 268 3 26 9 676 789 2 25 4 625 5010 2 25 4 625 5011 3 25 9 625 7512 3 24 9 576 7213 3 24 9 576 7214 2 24 4 576 4815 2 24 4 576 4816 1 23 1 529 2317 1 23 1 529 2318 3 23 9 529 6919 3 23 9 529 6920 1 21 1 441 2121 1 21 1 441 2122 2 21 4 441 4223 1 20 1 400 2024 2 20 4 400 4025 2 20 4 400 4026 2 20 4 400 4027 1 19 1 361 1928 1 18 1 324 1829 1 16 1 256 1630 1 15 1 225 1531 1 15 1 225 1532 1 14 1 196 14
Jumlah 62 747 144 18379 1546Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh
Harga r tabel = 0,349karena rxy>r tabel maka butir soal nomor 1 valid
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL
2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYNrxy
22 )747(18379.32)62(144.32)747)(62(1546.32
xyr
65833,0xyr
Lampiran 6
85
Rumus yang digunakan:
Kriteria pengambilan keputusan:Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel1. Perhitungan varians total Rumus yang digunakan adalah:
sehingga varians totalnya adalah:
2. Perhitungan varians butir Rumus yang digunakan adalah:
varians butir ke-1 adalah:
dan seterusnya sampai varians butir 14dengan demikian jumlah varian butir ke 1 sampai ke 14 adalah
3. Perhitungan koefisien reliabilitas
harga r tabel = 0,349karena harga r 11> r tabel maka butir soal tersebut reliabel
PERHITUNGAN RELIABILITAS
2
2
11 11 t
i
nnr
nnY
Yt
22
2
)(
7461,032
32)62(144
2
2
t
4133,2932
32)747(18379
2
2
t
nnX
Xi
22
2
)(
917,82 i
7335,04133,29917,81
13232
11
r
Lampiran 7
86
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL
Rumus yang digunakan:
Keterangan:DP : Daya Pembeda
Kriteria
0,200,400,701,00
Berikut ini perhitungan daya pembeda pada butir nomor 1.No No kelompok bawah1 292 303 314 32
∑ ∑
(antara nilai 0,40-0,70 maka soal dikatakan baik)
Untuk butir soal yang lain cara perhitungannya analog dengan cara di atas.
mean kelompok bawah =
mean kelompok atas =
Negative Sangat tidak baik, sebaiknya dibuang
kelompok atas
3 1
0,00 JelekInterval DP Kriteria
0,20 Cukup0,40 Baik0,70 Sangat Baik
3 13 1
3 1
12 4
soalmaksimalskorbawahkelompokMeanataskelompokMeanDP
34
12
144
6667,03
13
DP
Lampiran 8
87
Rumus yang digunakan:
Kriteria pengambilan keputusan:
0 0,30,3 0,70,7 1
Berikut ini perhitungan tingkat kesukaran pada butir nomor 1.
Mean = 1,9375skor maksimal soal = 3
Untuk soal butir nomor 1, dikatakan mempunyai tingkat kesukaran sedangUntuk butir soal yang lain cara perhitungannya analog dengan cara di atas.
interval tingkat kesukaran
TINGKAT KESUKARAN
sukarsedangmudah
kriteria
alskormaksimMeanTK
6458,03
9375,1TK
Lampiran 9
88
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : IPA FISIKA
Kelas/Semester : VIII /2
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu Sumber/Ba
han/Alat
Mendeskripsi-kan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Alat-alat Optik Menggali informasi dari nara sumber untuk memperoleh penjelasan tentang fungsi mata sebagai alat optik dan tentang cacat mata
Studi pustaka untuk membedakan ciri-ciri kamera dan lup sebagai alat optik
Melalui diskusi kelompok dapat dijelaskan cara kerja alat-alat optik yang terdapat dalam kehidupan
Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik
Menggambarkan pembentukan bayangan benda pada retina
Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kaca mata
Menjelaskan konsep teleskop, periskop, loop, dan mikroskop sebagai alat optik.
Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : mikroskop, berbagai jenis teropong, periskop dan sebagainya
Tes kognitif (pemahaman konsep) : tes esai
Kinerja siswa : lembar observasi
4x40
menit
Buku siswa, buku referensi, alat-alat spt; mikroskop, lop, kamera, Lembar Diskusi Siswa, media (powerpoint)
Lampiran 10
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/2
Pokok Bahasan : Optik
Alokasi Waktu : 4 pertemuan (2 x 40 menit)
A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator
1. Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik.
2. Menggambarkan bayangan benda pada retina.
3. Menjelaskan beberapa cacat dan penggunaan kacamata.
4. Menjelaskan konsep teleskop, periskop, loop, dan mikroskop sebagai alat optik.
5. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan seperti
mikroskop,periskop, dan teleskop.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan fungsi mata
sebagai alat optik.
2. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menggambarkan informasi
bayangan obyek pada retina.
3. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan beberapa
cacat dan penggunaan kacamata.
4. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan konsep
teleskop, periskop, loop, dan mikroskop sebagai alat optik.
5. Melalui penjelasan guru dan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan cara kerja
beberapa produk teknologi yang relevan seperti mikroskop,periskop, dan teleskop.
Lampiran 11
90
E. Model dan Metode Pembelajaran
o Model Pembelajaran :
Active learning berbasis kooperatif
o Metode :
Diskusi kelompok
Ceramah
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan Alokasi
Waktu
Aktivitas
Guru Siswa
Pendahuluan 5 menit a. Guru membuka kelas. a. Siswa menjawab pertanyaan
dari guru.
Kegiatan Inti 60 menit a. Guru memberikan pretest untuk
materi Optik.
a. Siswa menjawab pretest untuk
materi optik.
Penutup 15Menit a. Guru membagi siswa dalam 4
kelompok.
b. Guru menugaskan siswa untuk
mempelajari materi optik.
c. Guru menutup kelas
a. Siswa mempelajari materi
optik untuk pertemuan
selanjutnya
Pertemuan II
Kegiatan Alokasi
Waktu Aktivitas
Pendahuluan 5 menit Pendahuluan
a. Guru membuka kelas
b. Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran
Motivasi:
Mata manusia berfungsi untuk melihat suatu benda atau objek.
91
Dengan mata kita dapat mengetahui bentu benda, warna benda serta
ukuranya. Nah kenapa mata kita bisa melihat?
Kegiatan Inti 60 menit Kegiatan inti
a. Eksplorasi
1. Guru membimbing siswa untuk mencari informasi seluas-
luas nya tentang alat optik.
2. Guru membimbing siswa untuk berkelompok sesuai
kelompoknya untuk mengerjakan LDS yang disediakan.
3. Guru memfasilitasi siswa untuk melaksanakan diskusi
kelompok
b. Elaborasi
1. Guru memberikan arahan agar secara santun setiap anggota
kelompokdalam melakukandiskusi.
2. siswa secara kelompok bekerjasama menjawab pertanyaan –
pertanyaan di LDS
3. Dengan pemantauan guru, Siswa dalam kelompoknya
berdiskusi mengenaimateri alat optik mata.
c. Konfirmasi
1. Guru memoderatori diskusi kelas: ada kelompok
menyampaikan pendapat; sementara kelompok lain
menanggapi pendapat dan menjadi pendengar yang baik
untuk memperoleh kesimpulan
2. Guru memfasilitasi siswa untuk bertanya jika ada materi
yang belum dimengerti oleh siswa, kemudian guru
meluruskan pemahaman dan memberikan penguatan.
3. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan siswa
Penutup 15Menit a. Guru mengadakan permainan sederhana untuk menambah
pemahaman siswa pada materi alat optik mata.
b. Guru mengumumkan skor dalam permainan untuk masing-masing
kelompok.
c. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari sub materi
92
selanjutnya yaitu teleskop,periskop,kamera,dan mikroskop.
d. Guru menutup pembelajaran.
Pertemuan III
Kegiatan Alokasi
Waktu Aktivitas
Pendahuluan 5 menit a. Guru membuka kelas.
b. Guru mengingatkansub materi sebelumnya tentang alat optik
mata.
c. Guru memberi motivasi kepada siswa.
Kegiatan Inti 60 menit Kegiatan inti
a. Eksplorasi
1. Guru membimbing siswa untuk mencari informasi seluas-
luas nya tentang alat –alat optik.
2. Guru membimbing siswa untuk berkelompok sesuai
kelompoknya untuk mengerjakan LDS yang disediakan
3. Guru memfasilitasi siswa untuk melaksanakan diskusi
kelompok
b. Elaborasi
1. Guru memberikan arahan agar secara santun setiap anggota
kelompokdalam melakukandiskusi.
2. siswawa secara kelompok bekerjasama menjawab
pertanyaan – pertanyaan di LDS
3. Dengan pemantauan guru, Siswa dalam kelompoknya
berdiskusi mengenai alat-alat optik.
c. Konfirmasi
1. Guru memoderatori diskusi kelas: ada kelompok
menyampaikan pendapat; sementara kelompok lain
menanggapi pendapat dan menjadi pendengar yang baik
untuk memperoleh kesimpulan.
2. Guru memfasilitasi siswa untuk bertanya jika ada materi
yang belum dimengerti oleh siswa, kemudian guru
93
meluruskan pemahaman dan memberikan penguatan.
3. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan siswa.
Penutup 15 Menit a. Guru mengadakan permainan sederhana untuk menambah
pemahaman siswa pada materi alat-alat optik.
b. Guru mengumumkan skor dalam permainan untuk masing-masing
kelompok.
c. Guru mengumumkan tim terbaik dan memberikan reward untuk
tim tersebut.
d. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari seluruh materi yang
telah dipelajari.
e. Guru menutup pembelajaran.
Pertemuan IV
Kegiatan Alokasi
Waktu
Aktivitas
Guru Siswa
Pendahuluan 5 menit Guru membuka kelas.
Kegiatan Inti 60 menit Guru memberikan postest untuk
materialat Optik.
Siswa menjawab postest untuk
materi optik.
Penutup 15 Menit Guru menutup kelas
G. Sumber Belajar
Karim, Saeful. 2008. Membuka Cakrawala Alam Sekitar 2 untuk Kelas VIII/SMP/MTs.
Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
H. Penilaian
Aspek penilaian dan instrumen
a. Pemahaman Konsep
94
Aspek Penilaian teknik instrumen
a. Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik.
b. Menggambarkan bayangan benda pada
retina.
c. Menjelaskan beberapa cacat dan
penggunaan kacamata.
d. Menjelaskan konsep teleskop, periskop,
loop, dan mikroskop sebagai alat optik.
e. Menjelaskan cara kerja beberapa produk
teknologi yang relevan seperti
mikroskop,periskop, dan teleskop.
Tes tertulis (esai) Soal pretest dan
postest
b. Kinerja siswa
Aspek Penilaian teknik instrumen
a. Kinerja siswa saat pembelajaran
b. Kinerja kelompok diskusi
observasi Lembar observasi
(terlampir)
Tagihan
a. Lembar Diskusi Siswa (LDS)
Mengetahui Guru Mapel Fisika Praktikan ___________________ Agung Cipto Harjono NIP. NIM. 420140909
95
KELOMPOK : ................
Nama anggota Kelompok :
1. ................................................. 2. ................................................. 3. ................................................. 4. .................................................
LEMBAR DISKUSI SISWA
ALAT OPTIK
1. Apa yang dimaksud dengan alat Optik? Sebutkan beberapa contoh alat optik dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Perhatikan skema gambar mata dibawah ini.
a. Sebutkan bagian – bagian mata
1)
2)
3)
4)
5)
b. Sebutkan pula fungsi masing-masing bagian mata
1)
2)
3)
4)
Lampiran 12
96
5)
3. Mengapa mata termasuk salah satu alat optik? Bagian apa dari mata yang termasuk
kedalam alat optik?
4. Gambarkan pembentukan bayangan pada mata.
5. Kelainan pada mata
a. Sebutkan macam-macam kelainan pada mata dan jelaskan.
1)
2)
3)
b. Sebutkan pula penanggulangan pada kelainan mata tersebut
1)
2)
3)
6. Jika diketahui titik dekat mata normal adalah 25 cm, dan titik jauh mata normal
adalah ~ (tak hingga). Lengkapilah tabel berikut ini.
No Titik dekat
penderita (cm)
Titik jauh
penderita (cm)
Fokus
Lensa (cm)
Kekuatan
Lensa
Jenis kelainan
mata
1 50 Normal
2 Normal 100
3 Normal 50
97
KELOMPOK : ................
Nama anggota Kelompok :
5. .................................................
6. .................................................
7. .................................................
8. .................................................
LEMBAR DISKUSI SISWA
ALAT OPTIK
1. Alat optik apa yang dapat anda gunakan untuk merekam suatu objek dalam bentuk
gambar? Bagaimana prinsip kerja alat tersebut?
2. Alat optik apa yang dapat anda gunakan untuk mengamati suatu mikroorganisme?
Bagaimana ciri bayangan yang dibentuk dengan alat tersebut?
3. Alat optik apa yang berupa lensa cembung tunggal dengan titik fokus dekat, dan
biasa digunakan untuk melihat benda atau tulisan yang kecil agar terlihat lebih besar?
bagaimana prinsip kerja alat tersebut?
4. Merancang periskop sederhana
Alat dan bahan
Kertas karton tebal dengan ukuran panjang 57 cm dan lebar 34 cm, gunting,
pensil, penggaris, cermin datar.
Cara kerja
Bagilah lebar karton masing-masing 8 cm, dan sisa kan 2 cm dan garislah
dengan pensil seperti gambar berikut
Lampiran 13
98
a. Guntinglah bagian-bagian yang diberi garis tebal
b. Lipatlah bagian yang di beri tanda titik-titik
c. Lubangilah bagian yang diberi warna hitam. Letakkan cermin datar pada
bagian yang digunting
d. Lipatlah bagian-bagian tadi sehingga membentuk sebuah kotak dan kuatkan
menggunakan lem. Hasilnya adalah sebuah alat yang menyerupai periskop.
Pertanyaan
Posisikan matamu di bagian bawah ujung periskop buatanmu.Apa yang dapat kamu
lihat? Mengapa demikian?
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..........
Berilah kesimpulan dari hasil kegiatan tersebut.
.........................................................................................................................................
....................................................................................................................................
99
1. Berikut ini contoh alat optik adalah....
a. telinga
b. hidung
c. mata
d. kulit
2. Bagian mata yang berfungsi membentuk
bayangan adalah ….
a. lensa
b. iris
c. pupil
d. retina
3. Bagian retina yang
mengandungselkerucutadalah ….
a. Bintikbuta
b. Bintikbening
c. Vitreous humor
d. Aqueous humor
4. Berikut yang bukan bagian dari mata
adalah...
a. retina
b. prisma
c. lensa
d. pupil
5. Cacat mata miopi dapat ditolong
dengankacamata ....
a. berlensa cembung supaya mengumpulkan
sinar
b. berlensa cekung supaya dapat
mengumpulkan sinar
c. berlensa cembung supaya dapat
menyebarkan sinar
d. berlensa cekung supaya dapatmenyebarkan
sinar
6. Seseorang yang tidak dapat melihat benda-
benda jauh karena ukuran bola mata yang
terlalu tebal disebut cacat mata ....
a. miopi
b. hipermetropi
c. emetropi
d. presbiopi
7. Mata yang tidak bisa melihat benda dekat
disebabkan lensa mata tidak dapat
mencembung sehingga bayangan jatuh di
belakang retina disebut ....
a. mata normal
b. mata hipermetropi
c. mata miopi
d. mata presbiopi
8. Jangkauan mata normal adalah antara 25
cm sampai tak terhingga. Apabila jangkauan
penglihatan maksimalmu hanya 100 cm,
dapat dipastikan ....
a. mata masih normal
b. memiliki cacat mata miopi
c. memiliki cacat mata hipermetropi
d. memiliki cacat mata presbiopi
Lampiran 14
100
1. Fungsi prisma pada periskop adalah ....
a. pengatur bayangan
b. pembelokan bayangan
c. pembesar bayangan
d. pembentukan bayangan
2. Berikut alat optik yang prinsip
kerjanyahampir sama dengan mata adalah ....
a. kacamata
b. kamera
c. mikroskop
d. lup
3. Agar bayangan tampak jelas pada
lup,benda diletakkan antara F dan O
sehinggadiperoleh bayangan dengan sifat ....
a. maya, diperbesar, dan tegak
b. nyata, diperbesar, dan tegak
c. maya, diperbesar, dan terbalik
d. nyata, diperbesar, dan terbalik
4. Alat optik yang dapat melihat
bendabendarenik adalah ....
a. mikroskop
b. lup
c. kamera
d. periskop
5. Bagaimana ciri bayangan akhir yang
dibentuk pada mikroskop...
a. nyata,terbalik dan diperbesar
b. maya,terbalik dandiperbesar
c. maya,tegak dandiperbesar
d. maya,terbalik dandiperkecil
6. Alat yang dipasang pada kapal selamuntuk
mengintai kapal-kapal musuh ataumelihat
benda-benda di permukaan airlaut adalah ....
a. teropong binokuler
b. teropong pantul
c. periskop
d. teropong bias
7.Alat optik yang digunakan untuk
mengambil gambar suatu objek adalah..
a. teropong
b. mikroskop
c. kamera
d. teleskop
8. bagaimana ciri bayangan yang dibentuk
oleh kamera...
a. maya, terbalik dan diperkecil
b. maya, tegak dan diperkecil
c. nyata, terbalik dan dipebesar
d. nyata, terbalik dan diperkecil
Lampiran 15
101
Kunci Jawaban Kartu Soal
Games Pertemuan I 1. c 2. a 3. b 4. d 5. d 6. a 7. b 8. b
Games Pertemuan II
1. b 2. b 3. a 4. a 5. b 6. c 7. c 8. d
Lampiran 16
102
ATURAN PERMAINAN
1. Siswa mengambil satu kartu nilai 2. Mengisi tabel tabel dengan angka yang diperoleh pada kartu (1-5) 3. Mengambil satu kartu soal 4. Apabila mendapat kartu soal yang sama dengan putaran sebelumnya, maka harus
mengambil kartu soal yang lain. 5. Apabila menjawab dengan benar siswa mendapat skor soal 10 dan apabila salah
mendapat skor 0 6. Kocok kembali kartu nilai, dan ulangi permainan sampai 5 putaran
Putaran
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
Kartu Soal Kartu Soal Kartu Soal Kartu Soal
1
2
3
4
5
Total
Lampiran 17
103
KISI-KISI SOAL Pre-test dan Pos-test
Indikator Aspek yang
dinilai
Kemampuan No soal Jawaban
Menjelaskan Fungsi Mata Sebagai Alat Optik
C4
C4
C3
Analisis Analisis Aplikasi
15. Jelaskan bagaimana mata kamu dapat melihat benda-benda di sekitarmu. Bagaimana prosesnya?
16. Pada mata normal, mengapa ketika melihat benda yang terlalu dekat dengan mata terlihat kurang jelas?
17. Seseorang mempunyai titik dekat mata 50 cm. Berapa kekuatan lensa kacamata yang dipakai orang tersebut agar dapat melihat benda dengan normal? Apa jenis lensa kacamata tersebut?
21. Benda memantulkan cahaya, kemudian cahaya masuk ke mata. Cahaya masuk ke mata melalui kornea dan dibiaskan oleh cairan aqueous agar jatuh pada lensa. Oleh lensa mata diatur sedemikian rupa sehingga bayangan nya jatuh tepat di retina.
22. Pada mata normal, benda yang terlalu dekat dengan mata tidak terlihat dengan jelas, hal ini karena mata normal mempunyai jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas sekitar 25 cm, sehingga apabila benda terlalu dekat dengan mata maka bayangan benda yang dibentuk tidak jatuh tepat di retina.
23. Kekuatan lensa dapat kita hitung
Df
P
mcmff
SSf io
25,0
115,050501
501
2511
111
Lampiran 18
104
Jenis lensanya adalah lensa cembung karena kekuatan lensanya positif.
Menggambarkan Pembentukan Bayangan Pada Retina
C4
C1
Analisis Pengetahuan
18. Bagaimana cara mata mengatur agar bayangan tetap jatuh di retina saat melihat benda jauh maupun dekat?
19. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh mata pada retina?
24. Mata mempunyai daya akomodasi yaitu kemampuan mata untuk mengubah kelengkungan lensa mata sehingga jarak fokus berubah. Pada saat melihat benda yang dekat lensa akan mencembung, sedangkan saat benda jauh lensa akan memipih.
25. Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata bersifat nyata, terbalik, diperkecil.
Menjelaskan Beberapa Cacat Mata dan Penggunaan Kacamata
C2
C4
Pemahaman Analisis
20. Bagaimana proses pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun dekat?
21. Mengapa orang yang menderita miopi disarankan memakai kaca mata berlensa cekung?
26. Pada penderita rabun dekat, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di belakang retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk mencembung ketika melihat benda yang jaraknya dekat sehingga panjang fokusnya besar.
27. Orang yang menderita miopi atau rabun jauh disarankan memakai kaca mata berlensa cekung dikarenakan pada penderita miopi bayangan jatuh di depan retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa memipih sehingga diperlukan lensa cekung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.
105
Menjelaskan Konsep Mikroskop, Teleskop, Loop sebagai Alat Optik
C2
C4
C2
Pemahaman Analisis Pemahaman
22. Jelaskan pembentukan bayangan pada lup?
23. Mengapa untuk menghasilkan bayangan tegak dan diperbesar pada lup, benda harus diletakkan di antara F dan O (ruang I)?
24. Jelaskan pembentukan bayangan pada mikroskop?
28. Lup terdiri dari satu lensa cembung. Beda diletakkan di depan lensa cembung pada ruang I, kemudian dibiaskan oleh lensa dan diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak dan diperbesar.
29. Untuk menghasilkan bayangan yang terletak di jauh tak hingga, sehingga sifat yang diperoleh sama tegak dan diperbesar.
30. Mikroskop sederhana menggunakan dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif yaitu antara titik F dan 2F lensa objektif atau di ruang 2 lensa objektif. Bayangan yang diperoleh oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik diperbesar. Bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa okuler dan harus berada di ruang 1 lensa okuler sehingga bayangan berada di jauh atau ruang IV lensa okuler bersifat maya, dan diperbesar
106
Rekap Jumlah Soal Pre-test dan Pos-test
No Jenis Soal Jumlah Soal Presentase Nomer Soal
1 C1 1 10 % 5
2 C2 3 30 % 6,8,10
3 C3 1 10 % 3
4 C4 5 50 % 1,2,4,7,9
Lampiran 19
107
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
Alamat : Gedung D-7, kampus Sekaran Gunungpati, Semarang, website :
1. Jelaskan bagaimana mata kamu dapat melihat benda-benda di sekitarmu. Bagaimana
prosesnya?
2. Pada mata normal, mengapa ketika melihat benda yang terlalu dekat dengan mata
terlihat kurang jelas?
3. Seseorang mempunyai titik dekat mata 50 cm. Berapa kekuatan lensa kacamata yang
dipakai orang tersebut agar dapat melihat benda dengan normal? Apa jenis lensa
kacamata tersebut?
4. Bagaimana cara mata mengatur agar bayangan tetap jatuh di retina saat melihat benda
jauh maupun dekat?
5. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh mata pada retina?
6. Hipermetropi (rabun dekat) adalah salah satu kelainan pada mata, Bagaimana proses
pembentukan bayangan pada orang yang menderita rabun dekat?
7. Mengapa orang yang menderita miopi (rabun jauh) disarankan memakai kaca mata
berlensa cekung?
8. Lup (kaca pembesar) adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan
pada lup!
9. Mengapa untuk menghasilkan bayangan tegak dan diperbesar pada lup, benda harus
diletakkan di antara F dan O (ruang I)?
10. Mikroskop adalah salah satu alat optik, Jelaskan pembentukan bayangan pada
mikroskop!
------Selamat mengerjakan-----
Lampiran 20
108
RUPBRIK PENILAIAN SOAL
Kemampuan No soal
Jawaban Skors Keterangan
Analisis 1 Benda memantulkan cahaya, kemudian cahaya masuk ke mata. Cahaya masuk ke mata melalui kornea dan dibiaskan oleh cairan aqueous agar jatuh pada lensa. Oleh lensa mata diatur sedemikian rupa sehingga bayangan nya jatuh tepat di retina.
3 2 1 0
Menjelaskan proses terjadinya bayangan secara urut dan rinci Menjelaskan proses terjadinya bayangan secara urut Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Analisis 2 Pada mata normal, benda yang terlalu dekat dengan mata tidak terlihat dengan jelas, hal ini karena mata normal mempunyai jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas sekitar 25 cm, sehingga apabila benda terlalu dekat dengan mata maka bayangan benda yang dibentuk tidak jatuh tepat di retina.
3 2 1 0
Menjelaskan secara rinci penyebab dan akibatnya Menjelaskan penyebab dan akibatnya tidak secara rinci Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Aplikasi 3 Kekuatan lensa dapat kita hitung
Df
P
mcmff
SSf io
25,0
115,050501
501
2511
111
Jenis lensanya adalah lensa cembung karena kekuatan lensanya positif.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar disertai kesimpulan benar Memberikan jawaban dengan benar dan kesimpulan salah Mencoba menjawab dan menyertakan alasan tetapi salah Tidak ada jawaban
Lampiran 21
109
Analisis 4 Mata mempunyai daya akomodasi yaitu kemampuan mata untuk mengubah kelengkungan lensa mata sehingga jarak fokus berubah. Pada saat melihat benda yang dekat lensa akan mencembung, sedangkan saat benda jauh lensa akan memipih.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar dan tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Pengetahuan
5 Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata bersifat nyata, terbalik, diperkecil.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan disertai bukti yang benar Memberikan jawaban dengan benar dan disertai bukti yang salah Mencoba menjawab dan menyertakan bukti tetapi salah Tidak ada jawaban
Pemahaman 6 Pada penderita rabun dekat, bayangan yang di bentuk tidak jatuh di retina tetapi di belakang retina. Hal ini karena lensa mata tidak mampu untuk mencembung ketika melihat benda yang jaraknya dekat sehingga panjang fokusnya besar.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Analisis 7 Orang yang menderita miopi atau rabun jauh disarankan memakai kaca mata berlensa cekung dikarenakan pada penderita miopi bayangan jatuh di depan retina bukan tepat di retina. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak bisa memipih sehingga diperlukan lensa cekung agar bayangan yang diperoleh tepat di retina.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Pemahaman 8 Lup terdiri dari satu lensa cembung. Benda diletakkan di depan lensa cembung pada ruang I, kemudian dibiaskan oleh lensa dan diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak dan
3 2
Memberikan jawaban dengan benar dan disertai alasan yang benar Memberikan jawaban dengan benar dan disertai alasan yang salah
110
diperbesar.
1 0
Mencoba menjawab dan menyertakan alasan tetapi salah Tidak ada jawaban
Analisis 9 Untuk menghasilkan bayangan yang terletak di jauh tak hingga (ruang IV), sehingga sifat yang diperoleh sama tegak dan diperbesar.
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
Pemahaman 10 Mikroskop sederhana menggunakan dua lensa cembung, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif yaitu antara titik F dan 2F lensa objektif atau di ruang 2 lensa objektif. Bayangan yang diperoleh oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik diperbesar. Bayangan tersebut dijadikan benda oleh lensa okuler dan harus berada di ruang 1 lensa okuler sehingga bayangan berada di jauh atau ruang IV lensa okuler bersifat maya, dan diperbesar
3 2 1 0
Memberikan jawaban dengan benar dan lengkap Memberikan jawaban dengan benar tetapi tidak lengkap Mencoba menjawab tetapi salah Tidak ada jawaban
111
Kriteria Observasi Kinerja Siswa
A. Pedoman Penskoran :
4 : semua deskripsi muncul 3 : dua deskripsi muncul 2 : satu deskripsi muncul 1 : tidak ada deskripsi muncul
Kegiatan Indikator Deskripsi
I.
Kegiatan awal
pengajaran
a. Siswa mengajukan
pertanyaan.
pertanyaan berkaitan dengn materi
pertanyaan tentang pengembangan
materi
pertanyaan tentang penerapan
materi dalam kehidupan sehari-hari
b. Siswa memberikan
pendapat.
pendapat berkaitan dengan materi
pendapat tentang pengembangan
materi
pendapat tentang penerapan materi
dalam kehidupan sehari-hari
c. Siswa memperhatikan
penjelasan
memperhatikan penjelasan
mencatat penjelasan
membaca bahan ajar yang ada
II.
Diskusi
Kelompok
a. Siswa aktif dalam
kelompok
aktif mencatat hasil diskusi
aktif dalam mendiskusikan jawaban
LDS
aktif menyampaikan pendapat
b. Siswa bekerjasama
dalam kelompok
bekerjasama dalam mencari
jawaban LDS dari berbagai sumber
membagi tugas untuk mengerjakan
LDS
mengerjakan seluruh pertanyaan
dalam LDS
Lampiran 22
112
III.
Penyampaian
hasil diskusi
a. Siswa memperhatikan
penyampaian hasil
diskusi kelompok lain
memperhatikan dan mencatat
penjelasan kelompok lain
mengajukan pendapat
memberikan pertanyaan untuk hal
yang belum dipahami
b. Siswa menyampaikan
hasil diskusi kelompok
membacakan seluruh hasil diskusi
kelompok
memberi penjelasan untuk
pertanyaan dari kelompok lain
mempersilahkan kelompok lain
untuk memberikan pendapat
IV
Aktifitas akhir
pembelajaran
(relaksasi dan
evaluasi)
a. Siswa mengajukan
pertanyaan
pertanyaan berkaitan dengn materi
pertanyaan tentang pengembangan
materi
pertanyaan tentang penerapan
materi dalam kehidupan sehari-hari
b. Siswa menyampaikan
pendapatnya untuk
penarikan kesimpulan
pendapat sesuai dengan materi
pendapat tentang pengembangan
materi
pendapat tentang penerapan materi
dalam kehidupan sehari-hari
c. Siswa memperhatikan
penyampaian
kesimpulan oleh guru
memperhatikan penjelasan
mencatat penjelasan
membaca bahan ajar yang ada
Nilai Kinerja siswa : ௦ ௧௧
ସ x 10 =
113
KELAS :
PEREMUAN KE :
Kegiatan => Kegiatan Awal Diskusi Kelompok Penyampaian Hasil K. Akhir Pembelajaran Nilai
Indikator => a b c a b a b a b c
No Nama Kode Siswa
Lampiran 23
114
VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H1 80 82 79 82 87 83 862 86 80 79 88 83 82 863 84 77 74 85 82 81 804 88 82 82 82 77 80 865 82 76 71 86 77 77 806 81 78 83 77 77 84 867 88 71 86 78 88 78 838 85 75 72 79 91 80 839 87 85 89 75 85 75 8010 86 74 78 76 78 83 8411 93 73 83 75 80 80 8312 80 83 85 79 80 76 8413 90 77 75 83 77 80 8414 94 75 76 85 79 80 8315 86 77 82 86 78 86 9316 83 81 85 80 81 82 8417 82 77 74 80 82 78 8018 82 77 78 82 78 80 9719 85 78 82 80 80 78 8920 91 88 80 81 81 74 8621 90 80 86 89 84 78 8022 80 76 79 86 78 78 8423 82 80 72 81 84 84 8424 80 76 86 79 76 77 8925 82 83 85 79 76 77 8326 80 84 81 80 79 80 8027 77 73 89 79 78 86 9328 81 83 90 78 74 76 8429 77 82 81 80 78 80 7730 77 82 89 86 78 81 7731 78 85 86 79 84 84 9332 88 91 81 72 77 78 8333 79 7734 82 80
2685 2541 2759 2587 2724 2556 2704X 83,91 79,41 81,15 80,84 80,12 79,88 84,50S2 21,77 20,96 26,92 15,88 14,47 9,40 21,74
Ni - 1 31 31 33 31 33 31 31 221,00(Ni-1) Log Si 41,47 40,96 47,19 37,22 38,30 30,17 41,46 276,77
(Ni-1)Si2 674,72 649,72 888,26 492,22 477,53 291,50 674,00 4147,95
No
Nilai Ulangan Tengah Semester 2 Kelas VIII
Kelas
Lampiran 24
115
HipotesisHo : s2
1 = s22 = s2
3 …. s29
Ha : s21 = s2
2 = s23 … s2
9
Kriteria:Ho diterima jika 2 hitung < 2 (1-a (k-1)
2(a)(k-1)
Pengujian Hipotesis
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah:
=
Harga satuan B
= (Log S2 ) (ni - 1)
= x=
= (Ln 10) { B - (ni-1) log Si2}
==
Untuk a = 5% dengan dk = k - 1 = 7 - 1 = 6 diperoleh 2 tabel =
12,59
2
2,3026 281,43
281,43
Log S2
B
S2 = (ni-1) Si2
10,7258
4147,9504
12,59
18,769(ni-1) 221
221
=
276,772410,726
=
47,191
228 221 131,13 4147,95 8,7610 276,772
D 34 33 26,92
291,5032
37,225E
674,72 1,337831 21,77
888,26 1,4300
41,471C 32 31 20,96 649,72 1,3214 40,962B 32
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Sampel ni dk = ni - 1 Si2 (dk) Si2 log Si
2 (dk) log Si2
32 31 15,88 492,22 1,2008
0,97339,40 30,172F 34 33 14,47 477,53 1,1605 38,296G 31
41,45631 21,74 674,00 1,3373H 32
Karena 2hitung < 2
tabel maka data antar kelompok mempunyai varians yangsama
1,2734
1,2734
Daerah penolakan HoDaerah
penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
Lampiran 25
116
1 E-1 K-12 E-2 K-23 E-3 K-34 E-4 K-45 E-5 K-56 E-6 K-67 E-7 K-78 E-8 K-89 E-9 K-9
10 E-10 K-1011 E-11 K-1112 E-12 K-1213 E-13 K-1314 E-14 K-1415 E-15 K-1516 E-16 K-1617 E-17 K-1718 E-18 K-1819 E-19 K-1920 E-20 K-2021 E-21 K-2122 E-22 K-2223 E-23 K-2324 E-24 K-2425 E-25 K-2526 E-26 K-2627 E-27 K-2728 E-28 K-2829 E-29 K-2930 E-30 K-3031 E-31 K-3132 E-32 K-32
Daftar Kode Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
NoKODE
KELAS EKSPERIMEN (VIIIE)
KELAS KONTROL (VIIIB)
Lampiran 26
117
Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen
KELOMPOK I
E-21
E-17
E-19
E-32
KELOMPOK V
E-22
E-18
E-12
E-6
KELOMPOK II
E-2
E-16
E-26
E-11
KELOMPOK VII
E-30
E-1
E-25
E-7
KELOMPOK VIII
E-14
E-13
E-27
E-31
KELOMPOK VI
E-30
E-4
E-24
E-28
KELOMPOK III
E-5
E-23
E-29
E-9
KELOMPOK IV
E-15
E-20
E-8
E-10
Lampiran 27
118
Pembagin Kelompok Kelas Kontrol
KELOMPOK I
K-14
K-16
K-5
K-30
KELOMPOK V
K-21
K-15
K-25
K-26
KELOMPOK II
K-11
K-3
K-17
K-29
KELOMPOK VII
K-7
K-2
K-28
K-22
KELOMPOK VIII
K-32
K-9
K-1
K-12
KELMOMPOK VI
K-4
K-10
K-6
K-24
KELOMPOK III
K-20
K-19
K-18
K-27
KELOMPOK IV
K-13
K-8
K-23
K-31
Lampiran 28
119
No Kode Skor Nilai Ketuntasan Keterangan1 E-1 12 40 tidak tuntas Tidak paham2 E-2 13 43,3333 tidak tuntas Tidak paham3 E-3 12 40 tidak tuntas Tidak paham4 E-4 9 30 tidak tuntas Tidak paham5 E-5 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham6 E-6 10 33,3333 tidak tuntas Tidak paham7 E-7 7 23,3333 tidak tuntas Tidak paham8 E-8 9 30 tidak tuntas Tidak paham9 E-9 18 60 tidak tuntas Cukup paham
10 E-10 9 30 tidak tuntas Tidak paham11 E-11 14 46,6667 tidak tuntas Cukup paham12 E-12 12 40 tidak tuntas Tidak paham13 E-13 10 33,3333 tidak tuntas Tidak paham14 E-14 9 30 tidak tuntas Tidak paham15 E-15 13 43,3333 tidak tuntas Tidak paham16 E-16 10 33,3333 tidak tuntas Tidak paham17 E-17 14 46,6667 tidak tuntas Cukup paham18 E-18 8 26,6667 tidak tuntas Tidak paham19 E-19 14 46,6667 tidak tuntas Cukup paham20 E-20 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham21 E-21 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham22 E-22 12 40 tidak tuntas Tidak paham23 E-23 7 23,3333 tidak tuntas Tidak paham24 E-24 13 43,3333 tidak tuntas Tidak paham25 E-25 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham26 E-26 12 40 tidak tuntas Tidak paham27 E-27 12 40 tidak tuntas Tidak paham28 E-28 7 23,3333 tidak tuntas Tidak paham29 E-29 8 26,6667 tidak tuntas Tidak paham30 E-30 10 33,3333 tidak tuntas Tidak paham31 E-31 11 36,6667 tidak tuntas Tidak paham32 E-32 12 40 tidak tuntas Tidak paham
Jumlah siswa yang tuntas 0Jumlah siswa yang tidak tuntas 32
6023,333336,5625
0
004
28
ANALISIS HASIL PRE-TEST VIII E (kelas eksperimen)
Nilai tertinggiNilai terendahRata-rataKetuntasan Klasikal
jumlah pahamjumlah sangat paham
jumlah cukup pahamjumlah tidak paham
Lampiran 29
120
No Kode Skor Nilai Ketuntasan Keterangan1 K-1 9 30 tidak tuntas Tidak paham2 K-2 11 36,6666667 tidak tuntas Tidak paham3 K-3 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham4 K-4 7 23,3333333 tidak tuntas Tidak paham5 K-5 7 23,3333333 tidak tuntas Tidak paham6 K-6 18 60 tidak tuntas Cukup paham7 K-7 9 30 tidak tuntas Tidak paham8 K-8 14 46,6666667 tidak tuntas Cukup paham9 K-9 12 40 tidak tuntas Tidak paham
10 K-10 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham11 K-11 15 50 tidak tuntas Cukup paham12 K-12 9 30 tidak tuntas Tidak paham13 K-13 14 46,6666667 tidak tuntas Cukup paham14 K-14 12 40 tidak tuntas Tidak paham15 K-15 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham16 K-16 9 30 tidak tuntas Tidak paham17 K-17 13 43,3333333 tidak tuntas Tidak paham18 K-18 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham19 K-19 14 46,6666667 tidak tuntas Cukup paham20 K-20 8 26,6666667 tidak tuntas Tidak paham21 K-21 14 46,6666667 tidak tuntas Cukup paham22 K-22 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham23 K-23 11 36,6666667 tidak tuntas Tidak paham24 K-24 12 40 tidak tuntas Tidak paham25 K-25 7 23,3333333 tidak tuntas Tidak paham26 K-26 13 43,3333333 tidak tuntas Tidak paham27 K-27 12 40 tidak tuntas Tidak paham28 K-28 12 40 tidak tuntas Tidak paham29 K-29 7 23,3333333 tidak tuntas Tidak paham30 K-30 8 26,6666667 tidak tuntas Tidak paham31 K-31 10 33,3333333 tidak tuntas Tidak paham32 K-32 17 56,6666667 tidak tuntas Cukup paham
Jumlah siswa yang tuntas 0Jumlah siswa yang tidak tuntas 32
6023,3333
36,8750
007
25
ANALISIS HASIL PRE-TEST VIII B (kelas Kontrol)
Nilai tertinggiNilai terendahRata-rataKetuntasan Klasikal
jumlah sangat pahamjumlah pahamjumlah cukup pahamjumlah tidak paham
Lampiran 30
121
No Kode Skors Nilai Ketuntasan Keterangan1 E-1 21 70 tuntas paham2 E-2 26 86,6667 tuntas Sangat paham3 E-3 20 66,6667 tuntas paham4 E-4 21 70 tuntas paham5 E-5 23 76,6667 tuntas paham6 E-6 21 70 tuntas paham7 E-7 23 76,6667 tuntas paham8 E-8 22 73,3333 tuntas paham9 E-9 25 83,3333 tuntas Sangat paham
10 E-10 19 63,3333 tidak tuntas paham11 E-11 20 66,6667 tuntas paham12 E-12 21 70 tuntas paham13 E-13 19 63,3333 tidak tuntas paham14 E-14 21 70 tuntas paham15 E-15 21 70 tuntas paham16 E-16 25 83,3333 tuntas Sangat paham17 E-17 17 56,6667 tidak tuntas Cukup paham18 E-18 24 80 tuntas paham19 E-19 26 86,6667 tuntas Sangat paham20 E-20 21 70 tuntas paham21 E-21 26 86,6667 tuntas Sangat paham22 E-22 22 73,3333 tuntas paham23 E-23 21 70 tuntas paham24 E-24 23 76,6667 tuntas paham25 E-25 23 76,6667 tuntas paham26 E-26 24 80 tuntas paham27 E-27 21 70 tuntas paham28 E-28 22 73,3333 tuntas paham29 E-29 22 73,3333 tuntas paham30 E-30 21 70 tuntas paham31 E-31 26 86,6667 tuntas Sangat paham32 E-32 20 66,6667 tuntas paham
Jumlah siswa yang tuntas 29Jumlah siswa yang tidak tuntas 3
86,666756,666773,6458
90,625
625
10
ANALISIS HASIL POST-TEST KELAS VIII E (Kelas Eksperimen)
Nilai tertinggiNilai terendahRata-rataKetuntasan Klasikal
jumlah sangat pahamjumlah pahamjumlah cukup pahamjumlah tidak paham
Lampiran 31
122
No Kode Skors Nilai Ketuntasan Keterangan1 E-1 19 63,33333 tidak tuntas paham2 E-2 20 66,66667 tuntas paham3 E-3 21 70 tuntas paham4 E-4 18 60 tidak tuntas Cukup paham5 E-5 21 70 tuntas paham6 E-6 19 63,33333 tidak tuntas paham7 E-7 24 80 tuntas paham8 E-8 15 50 tidak tuntas Cukup paham9 E-9 19 63,33333 tidak tuntas paham
10 E-10 22 73,33333 tuntas paham11 E-11 21 70 tuntas paham12 E-12 23 76,66667 tuntas paham13 E-13 22 73,33333 tuntas paham14 E-14 24 80 tuntas paham15 E-15 18 60 tidak tuntas Cukup paham16 E-16 20 66,66667 tuntas paham17 E-17 20 66,66667 tuntas paham18 E-18 24 80 tuntas paham19 E-19 21 70 tuntas paham20 E-20 19 63,33333 tidak tuntas paham21 E-21 21 70 tuntas paham22 E-22 21 70 tuntas paham23 E-23 22 73,33333 tuntas paham24 E-24 21 70 tuntas paham25 E-25 24 80 tuntas paham26 E-26 19 63,33333 tidak tuntas paham27 E-27 19 63,33333 tidak tuntas paham28 E-28 24 80 tuntas paham29 E-29 20 66,66667 tuntas paham30 E-30 21 70 tuntas paham31 E-31 19 63,33333 tidak tuntas paham32 E-32 20 66,66667 tuntas paham
Jumlah siswa yang tuntas 22Jumlah siswa yang tidak tuntas 10
8050,000068,8542
68,75
029
30
ANALISIS HASIL POST-TEST KELAS VIII B (Kelas Kontrol)
Nilai tertinggiNilai terendahRata-rataKetuntasan Klasikal
jumlah sangat pahamjumlah pahamjumlah cukup pahamjumlah tidak paham
Lampiran 32
123
Lampiran 33
124
Lampiran 34
125
Lampiran 35
126Lampiran 36
127
HipotesisHo : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakanHo diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian HipotesisNilai maksimal = Panjang Kelas =Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =Rentang = s =Banyak kelas = n =
-----
²Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1= 5 diperoleh ² tabel =
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
#### 1#### 2#### 13#### 4#### 6#### 6
UJI NORMALITAS POST-TESTDATA NILAI KELAS VIII E
86,67 5,1756,67 73,6531,00 7,546 32
Kelas Interval Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei56,67 60,84 56,17 -2,32 0,4898 0,0411 1,3152 1 0,07661,84 66,01 61,34 -1,63 0,4487 0,1206 3,8591 2 0,89667,01 71,18 66,51 -0,95 0,3281 0,2251 7,2025 13 4,66772,18 76,35 71,68 -0,26 0,1030 0,2673 8,5548 4 2,42577,35 81,52 76,85 0,42 0,1644 0,2021 6,4675 6 0,03482,52 86,69 82,02 1,11 0,3665 0,3665 11,7268 6 2,797
= 10,893411,07
10,893 11,07
Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho
02468
101214161820
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
Frek
uens
i
Prestasi Belajar
k
1i i
2ii2
EEO
Lampiran 37
128
HipotesisHo : Data berdistribusi normalHa : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakanHo diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian HipotesisNilai maksimal = Panjang Kelas =Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =Rentang = s =Banyak kelas = n =
-----
²Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1= 5 diperoleh ² tabel =
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
#### 1#### 0#### 9#### 5#### 11#### 6
UJI NORMALITAS POST-TESTDATA NILAI KELAS VIII B
80,00 5,1750,00 68,8531,00 6,966 32
Kelas Interval Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei50,00 54,17 49,50 -2,78 0,4973 0,0181 0,5787 1 0,30755,17 59,34 54,67 -2,04 0,4792 0,0769 2,4604 0 2,46060,34 64,51 59,84 -1,29 0,4023 0,1927 6,1670 9 1,30165,51 69,68 65,01 -0,55 0,2096 0,2851 9,1235 5 1,86470,68 74,85 70,18 0,19 0,0755 0,2491 7,9709 11 1,15175,85 80,02 75,35 0,93 0,3246 0,3246 10,3875 6 1,853
= 8,936611,07
8,9366 11,07
Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho
-202468
101214161820
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
Frek
uens
i
Prestasi Belajar
k
1i i
2ii2
EEO
Lampiran 38
129
Hipotesis :Ho : σ1
2 = σ22 ( Varians homogen )
Ha : σ12 > σ2
2 ( Varians tidak homogen )
Uji Hipotesis :Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :
Kriteria :Ho diterima jika F hitung ≤ Ftabel
Daerah peneriman H0
F tabel
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol]Jumlah 2357 2203
n 32 32x 73,65 68,85
Varians(S2) 56,89 51,41Standar Deviasi (S) 7,54 7,17
F = = 1,11
Pada a = 5% dengan :dk pembilang = 32 - 1 = 31dk penyebut = 32 - 1 = 31F tabel = 1,82
Daerah peneriman H0
1,11 1,82
Berdasarkan Rumus maka diperoleh :
Karena Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varians yang sama.
Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
56,89
51,41
Lampiran 39
130
Rata-rata kemampuan awal := 36,88
Rata-rata kemampuan akhir := 68,85
= 0,51Kriteria peningkatannya adalah sedang, karena
Rata-rata kemampuan awal := 36,56
Rata-rata kemampuan akhir := 73,65
= 0,58Kriteria peningkatannya adalah sedang, karena
Hasil analisis data kelas eksperimen diperoleh bahwa:
Hasil analisis data kelas kontrol diperoleh bahwa:
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep sebagai berikut:
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep sebagai berikut:
PERHITUNGAN PENINGKATAN UJI GAIN KELOMPOK
Lampiran 40
131
Peningkatan rata-rata (gain) pemahaman konsep masing-masing siswa
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
1 0,48 0,50 -0,01 -0,08 0,00 0,01 0,002 0,47 0,76 -0,02 0,18 0,00 0,03 0,003 0,55 0,44 0,06 -0,14 0,00 0,02 -0,014 0,48 0,57 -0,01 -0,01 0,00 0,00 0,005 0,61 0,63 0,12 0,05 0,01 0,00 0,016 0,08 0,55 -0,41 -0,03 0,17 0,00 0,017 0,71 0,70 0,22 0,12 0,05 0,01 0,038 0,06 0,62 -0,43 0,04 0,18 0,00 -0,029 0,39 0,58 -0,10 0,00 0,01 0,00 0,0010 0,60 0,48 0,11 -0,10 0,01 0,01 -0,0111 0,40 0,38 -0,09 -0,20 0,01 0,04 0,0212 0,67 0,50 0,18 -0,08 0,03 0,01 -0,0113 0,50 0,45 0,01 -0,13 0,00 0,02 0,0014 0,67 0,57 0,18 -0,01 0,03 0,00 0,0015 0,40 0,47 -0,09 -0,11 0,01 0,01 0,0116 0,52 0,75 0,03 0,17 0,00 0,03 0,0117 0,41 0,19 -0,08 -0,39 0,01 0,15 0,0318 0,70 0,73 0,21 0,15 0,04 0,02 0,0319 0,44 0,75 -0,05 0,17 0,00 0,03 -0,0120 0,50 0,53 0,01 -0,05 0,00 0,00 0,0021 0,44 0,79 -0,05 0,21 0,00 0,04 -0,0122 0,55 0,56 0,06 -0,02 0,00 0,00 0,0023 0,58 0,61 0,09 0,03 0,01 0,00 0,0024 0,50 0,59 0,01 0,01 0,00 0,00 0,0025 0,74 0,63 0,25 0,05 0,06 0,00 0,0126 0,35 0,67 -0,14 0,09 0,02 0,01 -0,0127 0,39 0,50 -0,10 -0,08 0,01 0,01 0,0128 0,67 0,65 0,18 0,07 0,03 0,01 0,0129 0,57 0,64 0,07 0,06 0,01 0,00 0,0030 0,59 0,55 0,10 -0,03 0,01 0,00 0,0031 0,45 0,79 -0,04 0,21 0,00 0,04 -0,0132 0,23 0,44 -0,26 -0,14 0,07 0,02 0,04
Σ 15,69 18,56 0,793276 0,53549 0,115097
S2 0,026 0,017X 0,5 0,58
Gain eksperimen(x1)
x (X?-X
?
)y
(X
?
- X
?
) x² y² xyNoGain Kontrol Kontrol (x2)
Lampiran 41
132
No aspek pre-test pos-test gain Kriteria1 Pengetahuan 42,71 65,63 0,40 Sedang2 Pemahaman 45,83 66,32 0,38 Sedang3 Aplikasi 34,38 69,79 0,54 Sedang4 Analisis 30,21 61,88 0,45 Sedang
No aspek pre-test pos-test gain Kriteria1 Pengetahuan 44,79 56,25 0,21 Rendah2 Pemahaman 44,1 64,58 0,37 Sedang3 Aplikasi 37,5 67,71 0,48 Sedang4 Analisis 30,83 57,5 0,39 Sedang
Uji Gain Kelas Eksperimen
Uji Gain Kelas Kontrol
UJI GAIN Tiap Aspek Pemahaman Konsep
Lampiran 42
133
No Xi (Xi - X?) (Xi - X?)^2Varians s2 Standar deviasi s1 70 -3,57143 12,75512 86,66667 13,09524 171,48533 66,66667 -6,90476 47,675744 70 -3,57143 12,75515 76,66667 3,095238 9,5804996 70 -3,57143 12,75517 76,66667 3,095238 9,5804998 73,33333 -0,2381 0,0566899 83,33333 9,761905 95,2947810 63,33333 -10,2381 104,818611 66,66667 -6,90476 47,6757412 70 -3,57143 12,755113 63,33333 -10,2381 104,818614 70 -3,57143 12,755115 70 -3,57143 12,755116 83,33333 9,761905 95,2947817 56,66667 -16,9048 285,77118 80 6,428571 41,3265319 86,66667 13,09524 171,485320 70 -3,57143 12,755121 86,66667 13,09524 171,485322 73,33333 -0,2381 0,05668923 70 -3,57143 12,755124 76,66667 3,095238 9,58049925 76,66667 3,095238 9,58049926 80 6,428571 41,3265327 70 -3,57143 12,755128 73,33333 -0,2381 0,05668929 73,33333 -0,2381 0,05668930 70 -3,57143 12,755131 86,66667 13,09524 171,485332 66,66667 -6,90476 47,67574
Σ = 2060 1531,746X? = 73,57143
49,41116231
7,029307385
UJI t satu sampel Nilai Pos-test Kelas Eksperimen
Lampiran 43
134
135
HipotesisHo : ≤
Ha : >
Uji Hipotesisdigunakan rumus
dimana,
Kelas Kontrol32
48,4768,85
Ho ditolak jika t hitung > t tabeldiperoleh r = -0,020264741
t = 2,614529576
pada α = 5% dengan dk = 32 + 32 -2 = 62 diperoleh t tabel = 2,00
2.00 2,6145296
DATA HASIL POST-TEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
: Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan Peningkatan pemahaman konsep kelas kontrol
: Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar dari pada Peningkatan Pemahaman konsep kelas kontrol
Sumber Variasi
Varians (S2)n
Kelas Eksperimen32
56,89
karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar dari pada Pemahaman konsep kelas kontrol
Daerah penerimaan Ho
Uji t dua sampel
X 73,65
2
2
1
1
2
22
1
21
21
2ns
nsr
ns
ns
XXt
Lampiran 44
136
HipotesisHo : ?
Ha : >
Uji Hipotesisdigunakan rumus
dimana,
Kelas Kontrol32
0,0260,5
Ho ditolak jika t hitung > t tabeldiperoleh r = 0,176594258
t = 2,689392783
pada α = 5% dengan dk = 32 + 32 -2 = 62 diperoleh t tabel = 2,00
2.00 2,6893928
n 32Varians (S2) 0,017
X 0,58
Sumber Variasi Kelas Eksperimen
Daerah penerimaan Ho
karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar dari pada Pemahaman konsep kelas kontrol
Uji t dua sampel Signifikasi GainNilai Gain kelas eksperimen dan Kelas Kontrol
: Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan pemahaman konsep kelas kontrol
: Peningkatan Pemahaman konsep kelas eksperimen lebih besar dari pada Pemahaman konsep kelas kontrol
2
2
1
1
2
22
1
21
21
2ns
nsr
ns
ns
XXt
Lampiran 45
137
a b c a b a b a b cKelompok Kode Siswa
E21 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 31 77,5 TinggiE17 1 1 4 4 4 2 1 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE19 1 1 4 4 4 2 1 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE32 1 1 2 4 4 2 1 4 1 1 21 52,5 Cukup TinggiE2 1 4 2 4 3 3 1 1 4 2 25 62,5 Cukup Tinggi
E16 1 1 4 4 3 2 1 1 1 4 22 55 Cukup TinggiE26 1 1 2 4 3 2 4 1 1 2 21 52,5 Cukup TinggiE11 1 1 4 4 2 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiE5 1 1 4 4 3 3 3 1 1 4 25 62,5 Cukup Tinggi
E23 1 1 4 3 3 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiE29 1 4 4 3 2 2 4 1 4 4 29 72,5 TinggiE9 1 1 3 3 4 2 1 3 1 3 22 55 Cukup Tinggi
E15 4 2 4 4 4 4 4 1 2 4 33 82,5 Sangat TinggiE20 1 1 4 4 2 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiE8 1 2 4 4 3 2 1 1 2 4 24 60 Cukup Tinggi
E10 1 1 3 4 3 2 2 1 1 3 21 52,5 Cukup TinggiE22 1 1 4 4 2 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiE18 1 1 3 3 2 2 1 1 1 3 18 45 Cukup TinggiE12 2 1 4 3 3 2 1 1 1 4 22 55 Cukup TinggiE6 1 1 2 3 3 2 4 1 1 2 20 50 Cukup Tinggi
E30 1 1 4 3 4 3 1 4 1 4 26 65 TinggiE4 1 2 4 3 3 2 1 1 2 4 23 57,5 Cukup Tinggi
E24 1 1 4 3 2 2 4 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE28 1 1 4 3 2 2 1 1 1 4 20 50 Cukup TinggiE30 4 2 4 3 4 4 4 1 2 4 32 80 TinggiE1 1 1 4 1 2 2 1 3 1 4 20 50 Cukup Tinggi
E25 1 1 4 2 2 2 2 1 1 4 20 50 Cukup TinggiE7 1 1 3 3 2 2 1 1 1 3 18 45 Cukup Tinggi
E14 2 1 4 4 3 3 1 1 1 4 24 60 Cukup TinggiE13 1 1 2 4 4 2 4 3 1 2 24 60 Cukup TinggiE27 1 1 3 3 2 2 3 1 1 3 20 50 Cukup TinggiE31 1 1 3 3 3 2 1 1 1 3 19 47,5 Cukup Tinggi
1832,589,25857,266
82,545
Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I
Penyampaian Hasil
K. Akhir Pembelajaran
S2
X
IV
V
VI
VII
VIII
Kinerja
III
NilaiTOTALKegiatan =>
Indikator =>
I
II
Kegiatan Awal Diskusi Kelompok
minmax
Lampiran 46
138
a b c a b a b a b cKelompok Kode Siswa
K14 1 1 4 4 3 3 1 1 1 3 22 55 Cukup TinggiK16 4 1 1 3 2 2 1 1 1 3 19 47,5 Cukup TinggiK5 1 1 1 2 1 2 1 4 1 3 17 42,5 Rendah
K30 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 12 30 RendahK11 1 4 2 2 2 1 1 4 1 2 20 50 Cukup TinggiK3 1 1 2 2 1 2 1 1 1 3 15 37,5 Rendah
K17 1 1 2 2 1 2 4 1 1 2 17 42,5 RendahK29 1 1 3 1 1 1 1 1 4 2 16 40 RendahK20 4 1 2 2 3 1 3 1 1 4 22 55 Cukup TinggiK19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 13 32,5 RendahK18 1 4 1 1 2 3 1 1 1 2 17 42,5 RendahK27 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 12 30 RendahK13 1 2 2 2 4 4 1 4 1 4 25 62,5 Cukup TinggiK8 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 14 35 Rendah
K23 1 2 2 2 1 2 1 1 1 4 17 42,5 RendahK31 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 13 32,5 RendahK21 1 1 2 3 3 1 1 1 1 4 18 45 Cukup TinggiK15 1 1 3 2 2 1 1 1 1 3 16 40 RendahK25 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 14 35 RendahK26 1 1 2 1 1 2 4 1 1 2 16 40 RendahK4 1 1 3 2 2 1 1 1 1 3 16 40 Rendah
K10 1 2 1 3 1 1 1 1 1 4 16 40 RendahK6 1 1 1 1 1 3 4 1 1 2 16 40 Rendah
K24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 27,5 RendahK7 4 2 2 1 1 2 4 1 4 4 25 62,5 Cukup TinggiK2 1 1 1 1 2 4 1 1 1 4 17 42,5 Rendah
K28 1 1 1 1 2 3 2 1 1 4 17 42,5 RendahK22 1 1 2 1 1 3 1 1 1 3 15 37,5 RendahK32 1 2 4 1 4 2 1 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiK9 2 1 1 1 2 2 4 1 1 2 17 42,5 RendahK1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 3 17 42,5 Rendah
K12 1 1 2 2 1 2 1 3 1 14 35 Rendah
1342,573,683241,9531
62,527,5
Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol Pertemuan I
KinerjaIndikator =>
I
II
III
Kegiatan => Kegiatan Awal Diskusi Kelompok
Penyampaian Hasil
K. Akhir Pembelajaran
IV
V
VI
VII
VIII
NilaiTOTAL
maxmin
S2
X
Lampiran 47
139
a b c a b a b a b cKelompok Kode Siswa
E21 1 1 4 4 4 2 4 1 1 4 26 65 TinggiE17 1 1 4 4 4 2 3 4 1 4 28 70 TinggiE19 4 4 4 4 4 2 3 1 4 4 34 85 Sangat TinggiE32 1 1 3 4 4 4 2 1 1 4 25 62,5 Cukup TinggiE2 1 4 4 4 3 2 3 4 4 4 33 82,5 Sangat Tinggi
E16 1 1 4 4 4 2 3 1 1 4 25 62,5 Cukup TinggiE26 3 1 4 4 4 2 4 1 1 4 28 70 TinggiE11 1 1 3 4 3 2 2 1 1 3 21 52,5 Cukup TinggiE5 4 1 4 4 4 2 4 1 1 4 29 72,5 Tinggi
E23 3 2 4 4 3 2 2 1 2 4 27 67,5 TinggiE29 1 1 4 4 2 2 3 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE9 1 1 4 4 4 2 2 4 1 4 27 67,5 Tinggi
E15 1 4 4 4 4 2 3 1 4 4 31 77,5 TinggiE20 1 1 4 4 3 4 2 4 1 4 28 70 TinggiE8 4 1 4 4 4 2 2 1 1 4 27 67,5 Tinggi
E10 1 1 4 4 3 2 3 1 3 4 26 65 TinggiE22 1 1 4 4 3 2 1 1 1 4 22 55 Cukup TinggiE18 1 1 4 4 3 2 4 1 1 4 25 62,5 Cukup TinggiE12 1 4 4 3 3 2 1 1 4 4 27 67,5 TinggiE6 1 1 3 4 3 2 3 4 1 3 25 62,5 Cukup Tinggi
E30 4 1 4 4 4 2 1 1 1 4 26 65 TinggiE4 1 1 4 4 4 2 4 1 1 4 26 65 Tinggi
E24 1 1 4 4 4 2 1 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE28 1 3 4 4 3 4 3 2 3 4 31 77,5 TinggiE30 3 1 4 4 3 2 4 1 1 4 27 67,5 TinggiE1 1 1 4 3 3 2 2 1 1 4 22 55 Cukup Tinggi
E25 1 1 4 4 3 4 3 1 1 4 26 65 TinggiE7 1 1 4 4 3 2 1 1 1 4 22 55 Cukup Tinggi
E14 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 36 90 Sangat TinggiE13 1 1 3 4 4 2 4 1 1 4 25 62,5 Cukup TinggiE27 1 1 4 3 4 2 2 1 1 4 23 57,5 Cukup TinggiE31 1 3 4 3 4 3 1 1 3 4 27 67,5 Tinggi
2062,579,86666,532
9052,5
Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan II
Diskusi Kelompok
Penyampaian Hasil
K. Akhir Pembelajaran TOTAL
S2
X
VIII
Nilai KinerjaIndikator =>
I
IV
V
VI
VII
II
III
Kegiatan => Kegiatan Awal
min
max
Lampiran 48
140
a b c a b a b a b cKelompok Kode Siswa
K14 1 2 4 4 3 4 3 4 1 3 29 72,5 TinggiK16 1 1 3 3 3 1 2 1 1 3 19 47,5 Cukup TinggiK5 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 14 35 Rendah
K30 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 14 35 RendahK11 4 1 2 2 2 3 3 1 4 2 24 60 Cukup TinggiK3 1 1 2 2 2 1 3 1 1 2 16 40 Rendah
K17 1 1 4 2 1 4 3 1 1 4 22 55 Cukup TinggiK29 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 14 35 RendahK20 1 1 2 2 4 3 1 4 1 4 23 57,5 Cukup TinggiK19 1 1 2 2 2 1 3 1 1 3 17 42,5 RendahK18 1 1 3 2 2 4 3 1 1 2 20 50 Cukup TinggiK27 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 14 35 RendahK13 1 2 2 2 2 3 3 1 1 4 21 52,5 Cukup TinggiK8 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 13 32,5 Rendah
K23 1 2 1 2 1 1 2 1 1 4 16 40 RendahK31 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 12 30 RendahK21 1 1 2 2 2 1 1 4 2 4 20 50 Cukup TinggiK15 1 1 2 2 3 1 2 1 1 4 18 45 Cukup TinggiK25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 27,5 RendahK26 1 1 2 1 1 4 2 1 1 3 17 42,5 RendahK4 1 1 4 3 2 1 1 1 1 4 19 47,5 Cukup Tinggi
K10 2 2 1 3 1 1 4 1 1 4 20 50 Cukup TinggiK6 1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 15 37,5 Rendah
K24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 27,5 RendahK7 1 2 4 2 2 4 4 1 1 3 24 60 Cukup TinggiK2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 14 35 Rendah
K28 1 4 1 1 2 2 2 1 1 4 19 47,5 Cukup TinggiK22 1 1 3 2 2 1 1 1 1 4 17 42,5 RendahK32 1 3 4 3 3 1 2 1 4 4 26 65 TinggiK9 1 1 1 1 2 4 2 1 1 4 18 45 Cukup TinggiK1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 14 35 Rendah
K12 1 3 2 2 2 1 1 1 1 2 16 40 Rendah
1417,5120,6644,297
72,527,5
Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol Pertemuan II
Kegiatan =>
V
VI
VII
VIII
TOTAL Nilai KinerjaIndikator =>
I
II
III
IV
Kegiatan Awal Diskusi Kelompok
Penyampaian Hasil
K. Akhir Pembelajaran
S2
Xmaxmin
Lampiran 49
141
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2Kelompok Kode Siswa
E21 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 1 1 1 4 4 57 71,25 TinggiE17 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 2 2 1 3 1 4 1 1 4 4 51 63,75 TinggiE19 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 3 1 1 1 4 4 4 57 71,25 TinggiE32 1 1 1 1 2 3 4 4 4 4 2 4 1 2 4 1 1 1 1 4 46 57,5 Cukup TinggiE2 1 1 4 4 2 4 4 4 3 3 3 2 1 3 1 4 4 4 2 4 58 72,5 Tinggi
E16 1 1 1 1 4 4 4 4 3 4 2 2 1 3 1 1 1 1 4 4 47 58,75 Cukup TinggiE26 1 3 1 1 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 1 1 1 1 2 4 49 61,25 Cukup TinggiE11 1 1 1 1 4 3 4 4 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 4 3 42 52,5 Cukup TinggiE5 1 4 1 1 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 1 1 1 1 4 4 54 67,5 Tinggi
E23 1 3 1 2 4 4 3 4 3 3 2 2 1 2 1 1 1 2 4 4 48 60 Cukup TinggiE29 1 1 4 1 4 4 3 4 2 2 2 2 4 3 1 1 4 1 4 4 52 65 TinggiE9 1 1 1 1 3 4 3 4 4 4 2 2 1 2 3 4 1 1 3 4 49 61,25 Cukup Tinggi
E15 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 1 1 2 4 4 4 64 80 TinggiE20 1 1 1 1 4 4 4 4 2 3 2 4 1 2 1 4 1 1 4 4 49 61,25 Cukup TinggiE8 1 4 2 1 4 4 4 4 3 4 2 2 1 2 1 1 2 1 4 4 51 63,75 Tinggi
E10 1 1 1 1 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 1 1 1 3 3 4 47 58,75 Cukup TinggiE22 1 1 1 1 4 4 4 4 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 4 4 43 53,75 Cukup TinggiE18 1 1 1 1 3 4 3 4 2 3 2 2 1 4 1 1 1 1 3 4 43 53,75 Cukup TinggiE12 2 1 1 4 4 4 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 4 4 4 49 61,25 Cukup TinggiE6 1 1 1 1 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 1 4 1 1 2 3 45 56,25 Cukup Tinggi
E30 1 4 1 1 4 4 3 4 4 4 3 2 1 1 4 1 1 1 4 4 52 65 TinggiE4 1 1 2 1 4 4 3 4 3 4 2 2 1 4 1 1 2 1 4 4 49 61,25 Cukup Tinggi
E24 1 1 1 1 4 4 3 4 2 4 2 2 4 1 1 1 1 1 4 4 46 57,5 Cukup TinggiE28 1 1 1 3 4 4 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 1 3 4 4 51 63,75 TinggiE30 4 3 2 1 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 1 1 2 1 4 4 59 73,75 TinggiE1 1 1 1 1 4 4 1 3 2 3 2 2 1 2 3 1 1 1 4 4 42 52,5 Cukup Tinggi
E25 1 1 1 1 4 4 2 4 2 3 2 4 2 3 1 1 1 1 4 4 46 57,5 Cukup TinggiE7 1 1 1 1 3 4 3 4 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 3 4 40 50 Cukup Tinggi
E14 2 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 2 1 2 1 4 1 4 4 4 60 75 TinggiE13 1 1 1 1 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 1 1 1 2 4 49 61,25 Cukup TinggiE27 1 1 1 1 3 4 3 3 2 4 2 2 3 2 1 1 1 1 3 4 43 53,75 Cukup TinggiE31 1 1 1 3 3 4 3 3 3 4 2 3 1 1 1 1 1 3 3 4 46 57,5 Cukup Tinggi
198052,9233871
61,8758050
Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Eksperimen
Kegiatan Awal Diskusi Kelompokb a b ca b c a
Penyampaian Hasil Kegiatan Akhir Pembelajaran
Pertemuan Ke =>
Kegiatan =>Indikator => b a
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
TOTAL Nilai Kinerja
S2
Xmaxmin
Lampiran 50
142
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2Kelompok Kode Siswa
K14 1 1 1 2 4 4 4 4 3 3 3 4 1 3 1 4 1 1 3 3 51 63,75 TinggiK16 4 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 3 3 38 47,5 Cukup TinggiK5 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1 4 1 1 1 3 2 31 38,75 Rendah
K30 1 1 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 26 32,5 RendahK11 1 4 4 1 2 2 2 2 2 2 1 3 1 3 4 1 1 4 2 2 44 55 Cukup TinggiK3 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 3 2 31 38,75 Rendah
K17 1 1 1 1 2 4 2 2 1 1 2 4 4 3 1 1 1 1 2 4 39 48,75 Cukup TinggiK29 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 2 30 37,5 RendahK20 4 1 1 1 2 2 2 2 3 4 1 3 3 1 1 4 1 1 4 4 45 56,25 Cukup TinggiK19 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 4 3 30 37,5 RendahK18 1 1 4 1 1 3 1 2 2 2 3 4 1 3 1 1 1 1 2 2 37 46,25 Cukup TinggiK27 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 26 32,5 RendahK13 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 4 3 1 3 4 1 1 1 4 4 46 57,5 Cukup TinggiK8 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 27 33,75 Rendah
K23 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 4 4 33 41,25 RendahK31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 25 31,25 RendahK21 1 1 1 1 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 4 1 2 4 4 38 47,5 Cukup TinggiK15 1 1 1 1 3 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 3 4 34 42,5 RendahK25 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 25 31,25 RendahK26 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 4 4 2 1 1 1 1 2 3 33 41,25 RendahK4 1 1 1 1 3 4 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 35 43,75 Rendah
K10 1 2 2 2 1 1 3 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 4 36 45 Cukup TinggiK6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 4 1 1 1 1 1 2 3 31 38,75 Rendah
K24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 22 27,5 RendahK7 4 1 2 2 2 4 1 2 1 2 2 4 4 4 1 1 4 1 4 3 49 61,25 Cukup TinggiK2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 31 38,75 Rendah
K28 1 1 1 4 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 4 4 36 45 Cukup TinggiK22 1 1 1 1 2 3 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 4 32 40 RendahK32 1 1 2 3 4 4 1 3 4 3 2 1 1 2 1 1 1 4 4 4 47 58,75 Cukup TinggiK9 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 4 4 2 1 1 1 1 2 4 35 43,75 RendahK1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3 3 2 1 1 1 1 3 2 31 38,75 Rendah
K12 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 1 1 1 3 2 33 41,25 Rendah
1383,7584,6632443,24219
63,7527,5
Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Siswa Kelas Kontrol
a bKegiatan =>
cPertemuan Ke =>
Indikator =>Kegiatan Awal Diskusi Kelompok Penyampaian Hasil Kegiatan Akhir Pembelajaran
a b c
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
TOTAL Nilai Kinerjaa b a b
S2
Xmaxmin
Lampiran 51
Lampiran 52 143
FOTO PENELITIAN
Siswa Melakukan Pre-Test
Siswa Melakukan Active Learning Berbasis Kooperatif
Hasil Diskusi Kelompok
Lampiran 53 144
Hasil Diskusi Kelompok
Penyampaian Hasil Diskusi Kelompok
Pelaksanaan Post-Test
145