129
i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIC SMPN 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Miftahul Wahyuni NIM: 151115 081 JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM MATARAM 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIC SMPN 2 KEDIRI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

Miftahul Wahyuni NIM: 151115 081

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

MATARAM 2017

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIC SMPN 2 KEDIRI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Sebagai Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Miftahul Wahyuni NIM: 151115 081

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2017

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

iii

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

iv

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

v

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

vi

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

vii

Motto:

(مسلم رواه) معلما بعثت اماArtinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menjadi pengajar (H.R. Muslim)1

1H.R. Muslim

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang memiliki seluruh

jiwa ini dan atas Rahmat dan Karunia-Nya-lah karya sederhana ini dapat

terselesaikan dengan baik. Dengan rasa syukur karya ini penulis persembahkan

Kepada:

1. Kedua orang tua tercinta (Ayahanda H. Muhammad Taufik dan Ibunda Ibu

Sanipah) berkat bimbingan, didikan, kasih sayang, dukungan moril serta

materil yang disertai dengan doa yang tulus ikhlas, sehingga skripsi ini di bisa

terselesaikan.

2. Adik, nenek, dan kakek tercinta (Ahmad Busyairi, Papuk Ayunah, Datok H.

Turmuzi), dan semua keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang

telah memberikan semangat dan dukungan secara terus menerus tanpa ada kata

patah semangat dalam lantunannya.

3. Bapak dan ibu dosen yang telah membimbing dan membina sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan. Penulis ucapkan terimakasih yang tiada terhingga

4. Sahabat-sahabatku kelas B Biologi Tahun Angkatan 2011 semuanya (yang

tidak bisa disebutkan satu persatu) terima kasih atas semangat, bantuan dan

setia menemani selama penulis menimba ilmu di UIN Mataram. Semoga

persahabatan kita tetap terjaga selamanya dan semoga kita sukses didunia dan

akhirat.

5. Almamater tercinta dan kampus putih Universitas Islam Negeri (UIN)

Mataram.

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT. atas segala karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan

IPA (Biologi) di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.Shalawat serta salam

senantiasa tercurahkan atas junjungan alam nabi besar kita Muhammad SAW

berkat jasa beliau mengajarkan agama Allah, akhirnya kita dapat menikmati

indahnya Islam.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak. Oleh sebab itu, terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan

kepada:

1. Bapak Alwan Mahsul, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dwi

Wahyudiati M. Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing dan mengoreksi penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr.Suhirman, M.Si selaku dosen wali yang selalu memberikan arahan

selama studi.

3. Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA Biologi IAIN Mataram,

Ibu Dwi Wahyudiati M.Pd dan Bapak Alwan Mahsul, M.Pd.

4. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Mataram.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

x

5. Bapak dosen dan Ibu dosen yang telah membimbing peneliti selama menimba

ilmu di UIN Mataram

6. Bapak Fauzi, S.Pd selaku kepala Madrasah Sekolah SMP Negeri 2 Kediri dan

Ibu HJ. Zaitun, S.Pd selaku Guru bidang studi IPA Biologi kelas VIII SMP

Negeri 2 Kediri yang telah memberikan izin penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas jasa baik bapak dan ibu semua

mencatatnya sebagai amal ibadah. Amiiiin

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan

selanjutnya. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada

umumnya dan bagi penulis pada khususnya, Aamiin.

Wassalam.

Mataram, 8 juli 2017

Penulis

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. v

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

ABSTRAK ...................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Sasaran Tindakan .......................................................................... 6

C. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian......................................................................... 7

F. Telaah Pustaka............................................................................... 8

G. Kajian Pustaka ............................................................................... 9

1. Model Pembelajaran Discovery Learning ................................ 9

a. Pengertian Discovery Learning ........................................... 9

b. Kelebihan Dan Kekurangan Discovery Learning ................ 9

c. Ciri-Ciri Metode Discovery Learning.................................. 11

d. Langkah-Langkah Metode Discovery Learning .................. 11

2. Keterampilan Proses Sains ....................................................... 13

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ................................ 13

b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains ................................ 13

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

xii

c. Tujuan Keterampilan Proses Sains ...................................... 15

d. Indikator Keterampilan Proses Sains ................................... 16

3. Hasil Belajar ............................................................................. 16

a. Pengertian Hasil Belajar ...................................................... 16

b. Klasifikasi Hasil Belajar ...................................................... 17

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 20

4. Materi Ajar ............................................................................... 21

a. Jaringan pada Tumbuhan ..................................................... 21

b. Organ pada Tumbuhan......................................................... 24

c. Penyebab Air dapat naik dari Akar ke Daun ....................... 27

d. Fotosintesis .......................................................................... 28

H. Kerangka Berpikir ......................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30

A. Setting Penelitian ........................................................................ 30

B. Sasaran Penelitian ....................................................................... 30

C. Rencana Tindakan . ..................................................................... 30

D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya ................................. 33

E. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 35

F. Cara Pengamatan ........................................................................ 36

G. Analisis Data dan Refleksi . ........................................................ 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 40

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 40

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 46

C. Pembahasan ............................................................................... 59

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 64

A. Kesimpulan ................................................................................. 64

B. Saran ........................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Kriteria Ketuntasan Individu ....................................................... 38 Tabel 3.1 Keadaan Guru SMP Negeri 2 Kediri Kabupaten Lombok Barat

Tahun Pelajaran 2015-2016 ........................................................ 44 Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa-Siswai SMPN 2 Kediri Tahun Pelajaran

2016/2017 .................................................................................... 46 Tabel 3.3 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Rencana Proses

Pembelajaran (RPP) Siklus I ....................................................... 50 Tabel 3.4 Hasil Analisis Lembar Observasi keterampilan proses sains

siswa Siklus I ............................................................................... 50 Tabel 3.5 Data hasil rerfleksi siklus I .......................................................... 53 Tabel 3.6 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Rencana Proses

Pembelajaran (RPP) Siklus II ...................................................... 55 Tabel 3.7 Hasil Analisis Lembar Observasi keterampilan proses sains

Siswa Siklus II ............................................................................. 56

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ............... 68 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............. 74 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 1 ............................................................ 81 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 2 ............................................................ 83 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 3 ............................................................ 84 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 4 ............................................................ 86 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa 5 ............................................................ 88 Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa 6 ............................................................ 89 Lampiran 9 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus 1 ......... 90 Lampiran 10 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus II ........ 92 Lampiran 11 Soal Tes Siklus I ..................................................................... 94 Lampiran 12 Soal Tes Siklus II .................................................................... 96 Lampiran 13 Data Hasil Penelitian Siklus I ................................................. 99 Lampiran 14 Data Hasil Penelitian Siklus II ............................................... 100 Lampiran 15 Data Hasil Belajar Siklus I ..................................................... 101 Lampiran 16 Data Hasil Belajar Siklus I ..................................................... 102 Lampiran 17 Dokumentasi Siklus I ............................................................. 103 Lampiran 18 Dokumentasi Siklus II ............................................................ 105

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

xv

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIC SMPN 2 KEDIRI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

MIFTAHUL WAHYUNI Nim : 151 115 081

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar biologi siswa kelas VII IC SMPN 2 Kediri. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, Untuk mendapatkan data hasil penelitian maka pengumpulan data dilakukan dengan teknik Analisis Deskriptif Kualitatif untuk mengetahui keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan di terapkannya model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa dengan perolehan jumlah total skor yang diperoleh pada siklus I keterampilan proses sains siswa dengan persentase 66 %, siklus II meningkat menjadi 86,66 % sedangkan hasil belajar yang di peroleh siswa yang dilihat dari nilai rata-rata dan nilai ketuntasan klasikal belajar siswa sebagai berikut: dengan persentase, nilai rata-rata pada siklus I 54,40%, siklus II 72,40%. Sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I 52 %, siklus II 80%. Dengan demikian, penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning dapat direkomendasikan untuk diterapkan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran di sekolah. Simpulan yang di peroleh dari penelitian ini adalah keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa Biologi meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

Kata Kunci : Discovery Learning, Keterampilan Proses Sains, dan Hasil Belajar

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar. Belajar

merupakan suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam pengetahuan,

kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai.2Pendidikan merupakan suatu proses

penyesuaian diri secara timbal balik (memberi dan menerima pengetahuan)

dan dengan penyesuaian diri ini akan terjadi perubahan-perubahan pada diri

manusia lalu potensi-potensi pembawanya (kekuatan, bakat, kesanggupan,

minat.) tumbuh dan berkembangsehingga terbentuklah berbgai macam

abilitas dan kapasitas.3Pendidikan merupakan sebuah pranata strategis yang

keberadaannya sangat dipengaruhi oleh hamper seluruh disiplin ilmu

pengetahuan, perkembangan masyarakat, filsafat dan kebudayaan, nilai-nilai

agama dan lainnya.4

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu

proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk

membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam

upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan dan dapat dikatakan

bahwa pendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola

pikir saja, namun juga untuk mengembangkan semua potensi yang ada pada

2 Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan (jakarta:PT Rineka

Cipta.2003). h.36-37 3 H. jalaludin, Filsafat Pendidikan(.Jakarta:rajawali pers, 2011), hal: 156 4 Remiswalk dkk, Format Pengembangan Strategi Paikem Dalam Pembelajaran Agama

Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hal: 13

1

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

2

diri seseorang. Jadi pendidikan menyangkut semua aspek pada kepribadian

seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik.

Setiap guru memiliki cara dalam mengajar seperti halnya model

pembelajaran yang di gunakan bermacam-macam dan hal tersebut sangat

penting di gunakan untuk menuntaskan tujuan dari pembelajaran itu sendiri.

Arends menyatakan bahwa istilah model mengarah pada suatu pendekatan

pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungan, dan

system pengelolaannya, sehingga model pembelajaran nempunyai makna

yang lebih luas dari pada pendekatan, strategi, metode atau prosedur.

Untuk meningkatkan hasil belajar biologi dan keterampilan proses

sains siswa dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan

siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan mampu menumbuhkan

keterampilan proses sains siswa dalam memecahkan berbagai masalah yang

berkenaan dengan pembelajaran biologi. Salah satu model pembelajaran yang

dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa dan mampu

memecahkan masalah yang ada adalah model pembelajaran Discovery

Learning

Adapun keterampilan proses sains merupakan merupakan pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktifitas dan kreativitas

peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap,

serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.5 Jadi, keterampilan proses

adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa

5 Mulyasa,Menjadi Guru Professional (Bandung:Remaja Rosdakarya,2011),h.99.

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

3

dapat menemukan fakta-fakta dan teori-teori dengan keterampilan intelektual

dari siswa itu sendiri. Adapun menurut Budiningsih, pengertian model

pembelajaran discovery learning diartikan pula sebagai cara belajar

memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya

sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat,

terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan

beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi,

klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan daninferi. Model pembelajaran

discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dipilihnya model

pembelajaran discovery learning karena dalam proses pembelajaran siswa

dihadapkan pada masalah yang dihadapi oleh siswa seperti mengamati,

mencerna, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan

membuat kesimpulan yang akan diselesaikan melalui proses belajar di kelas.

Oleh karena itu, model pembelajaran Discovery Learning akan membangun

keterampilan proses sains siswa, karena berawal dari permasalahan belajar di

kelas, yang akan menimbulkan banyak pertanyaan dan pendapat dalam proses

menyelesaikan masalah yang ada. Oleh karena itu, penggunaan model

pembelajaran discovery learning mampu memecahkan keterampilan proses

sains dan hasil belajar biologi siswa di kelas.

Adapun kelebihan penggunaan model pembelajaran discovery

learning adalah untuk mengembangkan penguasaan keterampilan dalam

proses kognitif, untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat pribadi, untuk

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

4

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai

dengan kemampuan masing-masing, untuk membantu siswa dalam

menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

Selain itu dari kelebihan yang ada, penggunaan model pembelajaran

discovery learning juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya ialah

sebagai berikut: pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk

cara belajar ini, bila kelas terlalu besar penggunaan model ini akan kurang

berhasil, bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan

model penemuan.

Jadi permasalahan yang timbul saat ini adalah proses pelaksanaan

kegiatan pembelajaran khususnya pelajaran biologi yang berlangsung di

kelas. Pembelajaran biologi ini biasanya selesaikan dengan cara ilmiah

sehingga dipilih metode discovery learning utuk meningkatkan keterampilan

proses sains. Discovery learning ini merupakan metode penemuan, jadi di sini

siswa berperan penting dalam mencapai suatu masalah dan dapat

memecahkan masalah itu sendiri dengan jalan keterampilan proses sains,

yang meliputi, keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, menginferensi,

memprediksi, dan mengkomunikasikannya. Permasalahan tersebut sesuai

dengan hasil observasi yang peneliti lakukan dengan guru bidang studi

biologi SMPN 2 Kediri pada tanggal 5 Februari 2015, menunjukkan bahwa

hasil belajar siswa setelah menerima pelajaran masih dikategorikan rendah,

hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil ujuan tengah semester ganjil kelas VIII

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

5

C, yaitu 60,5 ini menunjukan bahwa nilai hasil belajar biologi siswa belum

mencapai standar yang telah ditentukan oleh KKM yaitu 70.6

Terkait dengan hal di atas, rendahnya keterampilan proses sains

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa biologi SMPN 2 Kediri.

Penerapan model pembelajaran yang secara terus menerus menyebabkan

siswa jenuh, sehingga tidak dapat menumbuhkan keterampilan proses sains

dan hanya cenderung menerima begitu saja materi palajaran yang belum

dipahami, tanpa ada pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan

sehingga hasil belajar siswa akan menurun.7

Berdasarkan hasil wawancar yang peneliti lakukan dengan salah satu

siswa kelas VIII SMPN 2 Kediri Zaitunllah pada tanggal 2 Maret 2015,

mengatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil ulangan hariannya

pada mata pelajaran biologi adalah karena kurang minatnya dalam menerima

pelajaran. Hal ini dikarenakan di dalam menyampaikan materi guru hanya

menggunakan metode mengajar yang membosankan dan mengutamakan teori

saja, sehingga membuatnya bosan dan siswa juga kurang dituntut untuk

melakukan keterampilan proses sains.8

Rendahnya hasil belajar siswa, dipengaruhi oleh beberapa faktor salah

satunya adalah model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan

materi yang disampaikan.Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat

pada proses pembelajaran biologi, juga berpengaruh terhadap keterampilan

proses sains dan hasil belajar. Pada saat proses pembelajaran siswa tidak

6Hj. Zaitun, guru bidang studi ipa biologi kelas VIII, 2 Maret 2015 7Ibid, 12 Februari 2015 8Zaitunllah (Siswa SMP 2 Kediri Kelas VIII). Wawancara 2 Maret 2015.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

6

pernah dituntut untuk menerapkan keterampilan proses sains seperti,

mengamati, menggolongkan, menginferensi, memprediksi, mengukur dan

mengkomunikasikan karena siswa cenderung hanya menerima materi dari

guru tanpa ada pertanyaan dan pendapat yang berbeda dari siswa setelah guru

selesai menyampaikan materi.9

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian tentang

“Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan

keterampilan proses Sains Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII C

SMPN 2 Kediri Tahun Akademik 2016/2017

B. Sasaran Tindakan

Dalam hal ini yang menjadi sasaran tindakan penelitian siswa kelas

VIII C SMPN 2 Kediri yang berjumlah 27 orang, yang terdiri dari 15 laki-laki

dan 12 perempuan.

C. Rumusan Masalah

Uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: Bagaimanakah Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning

Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Biologi

Siswa Kelas VIII C SMPN 2 Kediri Tahun Akademik 2016/2017 ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Penerapan

Model Pembelajaran Discovery Learning Dapat Meningkatkan Keterampilan

9Ahmad Muzammil (Guru Biologi). Wawancara12 Februari 2015.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

7

Proses Sains Dan hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII C SMPN 2 Kediri

tahun akademik 2016/2017.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini, dapat menambah

khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu biologi.

b. Hasil penelitian ini sebagai refrensi bagi penelitian berikutnya tentang

pendidikan, khususnya dalam peningkatan hasil belajar dan

pengembangan strategi belajar mengajar yang dapat memicu siswa

untuk aktif dan kreatif.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

peneliti berikutnya, terutama yang mengkaji fokus yang sama

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan dan pengalaman baru

bagi peneliti guna dijadikan studi banding pada masa–masa yang akan

datang.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya bagi guru-guru

dan semua peserta didik, bahwa dalam belajar biologi pasti ada

kesulitan yang dialami terkait karena biologi adalah ilmu pasti.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merangsang peneliti lain untuk

melaksanakan penelitian yang lebih mendalam lagi dalam bidang

pendidikan dengan pendekatan Model Pembelajaran Discovery Learning.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

8

d. Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini,

diharapkan dapat berguna sebagai bahan kajian belajar mata kuliah

pendidikan IPA Biologi mahasiswa IAIN Mataram.

F. Telaah Pustaka

Dari penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh FITRIANA dengan

menggunakan penerapan model pembelajaran discovery learning dalam

meningkatkan ketuntasan belajar materi virus pada siswa kelas X MA Az-

Zulkarnaen Batu Rak Langko Janapria Lombok Tengah tahun pelajaran

2010/2011. Bahwa dapat menuntaskan hasil belajar siswa, pembelajaran

dengan metode discovery dapat merangsang siswa untuk menentukan makna

dari sebuah konsep, artinya ada aktifitas fisik maupun psikologis yang

dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dituntut untuk

menemukan sendiri makna suatu konsep sehingga hasil yang di peroleh dapat

langsung tertanam dalam memori siswa tanpa harus menghapus.

Dari hasil penelitian ini analisa data yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran discovery learning dengan konsep virus dapat menuntaskan

hasil belajar biologi siswa. Hasil tersebut dapat di lihat dari ketuntasan hasil

belajar yang telah di lakukan dalam dua siklus. Dengan demikian penerapan

model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan ketuntasan

belajar siswa kelas X MA Az-Zulkarnaen Batu Rak Langko Janapria Lombok

Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011, di katakan meningkat serta pembelajaran

menjadi lebih efektif.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

9

Data hasi pelaksanaan pembelajaran

No Siklus Persentasi ketuntasan

Nilai rata-rata Nilai tertinggi

Nilai terendah

1 I 76,92 % 65,69 90 43 2 II 88,4% 70,46 95 40 Ketuntasan individu ≥ 60, ketuntasan klasikal ≥ 85%

G. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran Discovery Learning

a. Pengertian Discovery Learning

Model pembelajaran Discovery Learning atau penemuan adalah

teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang

terjadi apabila materi pembelajaran tidak di sajikan dengan dalam

bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik itu sendiri yang

mengorganisai sendiri. Menurut Sund discovery merupakan proses

mental di mana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau

prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah:

mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebainya.10

b. Kelebihan Dan Kekurangan Discovery Learning

Adapun kelebihan dari penggunaan model Discovery Learning

adalah sebagai berikut:

1) Dapat membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak

kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau

pengenalan siswa.

10Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar

Mengajar:Teknik Penyajian.(Jakarta:Rineka Cipta, 2012) hal:20

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

10

2) Siswa dapat memoeroleh pengetahuan secara pribadi atau

individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam

jiwa siswa tersebut.

3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.

4) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang

dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

5) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki

motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

6) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayan

pada diri sendiridengan proses penemuan sendiri.

7) Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru, guru hanya

sebagai teman belajar saja, membantu bila di perlukan.

Adapun kekurangan dari penggunaan model Discovery

Learning adalah sebagai beriku:

1) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara

belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui

keadaan sekitarnya dengan baik.

2) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

3) Bagi guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan

pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti

dengan model penemuan.

4) Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini

terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

11

memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan

keterampilan bagi siswa.

5) Teknik ini mngkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir

secara kreatif.11

c. Ciri-Ciri Metode Discovery Learning

Menurut mulyasa langkah-langkah penggunaan metode discovery

adalah:

1) Adanya pemecahan masalah dari siswa.

2) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.

3) Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik

melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara

jelas.

4) Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan.

5) Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan

terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar.

6) Guru harusmemberikan jawaban dengan tepat dengan data dan

informasi yang di perlukan peserta didik.12

d. Langkah-Langkah Metode Discovery Learning

Langkah-langkah penggunaan Metode Discovery Learning oleh

Gillstrap adalah sebagai berikut:

11Ibid. hal 20-21 12Mulyasa, menjadi guru profesional (bandung: rosda karya, 2011), h.110

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

12

1) Menilai kebutuhan dan minat siswa dan menggunakannya sebagai

dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realisitis untuk

mengajar dengan penemuan.

2) Seleksi pendahuluan atau dasar kbutuhan minat siswa, prinsip,

generalisasi, pengertian dalam hubungan dengan apa yang

dipelajari.

3) Mengatur susunan kelass sedemikian rupa sehingga memudahkan

terlibatnya arus bebas pikiran sisiwa dalam belajar dengan

penemuan.

4) Bercakap-cakap dengan siswa untuk membantu menjelaskan

peranan.

5) Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang harus

dipecahkan.

6) Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuk

meransang belajar dengan penemuan.

7) Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan

penemuan.

8) Memberikan kesempatan kepada siswwa melanjutkan pengalaman

belajarnya, walaupun sebagaian atas tanggung jawab sendiri.

9) Meransang iteraksi siswa dengan siswa, misalnya membandingkan

strategi penemuan, merundingkan hipotesis data yang terkumpul.

10) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupu pertanyaan tingkat

sederhana.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

13

11) Mengecek apakah siswa telah menggunakan apa yang telah

ditemukannya, misalnya pengertian atau teori atau teknik dalam

situasi berikutnya.

12) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan

eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan

mengidentifikasi proses.13

2. Keterampilan Proses Sains

e. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan

ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat

digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk

melakukukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Dengan kata

lain, keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan

pengembangan konsep, prinsip atau teori.14

f. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains

Beberapa keterampilan proses dasar yang harus dilakukan saat

pembelajaran, yaitu:15

1) Keterampilan mengobservasi atau pengamatan adalah keterampilan

menggunakan semua alat indera, seperti indera penglihatan, peraba,

13Juriyatun Toyyibah, Pengaruh Metode Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar

Biologi Siswa kelas VII MTs Darun Najah Al-Fatah Telaga Waru tahun Prlajaran 2013/2014, (Skripsi Iain mataram,2014), h.14-15

14Trianto.Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)di Kelas. (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher, 2008), hal. 72

15Ibid, hal. 73-75

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

14

perasa pencium, dan pendengaran untuk meperoleh semua

informasi dan data dari objek yang diobservasi atau yang diamati.

Yang termasuk dalam keterampilan mengobservasi, seperti

keterampilan membedakan, mengukur dan menghitung.

2) Keterampilan mengklasifikasi adalah suatu keterampilan

menggolongkan atau mengelompokkan suatu objek pengamatan

berdasarkan persamaan dan perbedaan karakteristik objek.

Pengelompokkan didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri serta

sifat-sifat yang sama dalam tujuan tertentu, dalam pengamatan baik

dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu

pengetahuan.

3) Keterampilan menginferensi adalah keterampilan menggunakan

apa yang diamati untuk menjelaskan sesuatu yang telah terjadi.

Menginferensi atau menyimpulkan secara sementara adalah

menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang

diobservasi.

4) Keterampilan memprediksi atau peramalan adalah keterampilan

mengajukan hasil-hasil yang mungkin dihasilkan dari suatu

percobaan. Peramalan juga dapat diartikan membuat perkiraan

kejadian atau keadaan yang akan datang dan yang diharapkan akan

terjadi.

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

15

5) Keterampilan mengukur adalah menemukan ukuran dari suatu

obyek yang menjadi kajian dalam pemebelajaran atau dalam

kegiatan penelitian.

6) Keterampilan mengkomunikasikan adalah mengatakan apa yang

diketahui dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi,

atau grafik. Keterampilan ini dapat digunakan siswa untuk

menyampaikan konsep-konsep atau yang telah diperoleh kepada

pihak lain baik secara lisan maupun tulisan.

g. Tujuan Keterampilan Proses Sains

Tujuan melatih keterampilan proses adalah sebagai berikut:16

1) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam

melatihkan ini siswa dipacu untuk berpartisipasi secra aktif dan

efisien dalam belajar.

2) Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan

produk, proses maupun kinerjanya.

3) Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat

mendefinisikan secara benar untuk mencegah terjadinya

miskonsepsi.

4) Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang

dipelajarinya karena dengan latihan keterampilan proses, siswa

sendiri yang berusaha mencari dan menemukan konsep tersebut.

16Ibid, hal. 82

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

16

5) Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan kenyataan

dalam kehidupan bermasyarakat.

6) Sebagai persiapan dan latihan di dalam menghadapi kenyataan

hidup dalam masyarakat, karena siswa telah dilatih keterampilan

dan berpikir logis dalam memecahkan berbagai masalah dalam

kehidupan.

h. Indikator Keterampilan Proses Sains

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah: (1) Adanya

peningkatan prosentase penguasaan keterampilan proses sains selama

pembelajaran pada setiap siklusnya, (2) Keberhasilan untuk

keterampilan proses sains siswa dinyatakan jika presentase siswa yang

mendapatkan skor berjumlah dari seluruh siswa di kelas.17

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat

belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena peserta didik mencapai

penguasaan atas sejumlah bahan pelajaran yang diberikan dalam proses

belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran

yang telah ditetapkan.Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek

kognitif, afektif maupun psikomotorik.18

17 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): 75-78 18Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 46

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

17

b. Klasifikasi Hasil Belajar

Para ahli sebagaimana yang dikutip oleh Sudjana

mengklasifikasikan hasil belajar menjadi beberapa macam, diantaranya

Hoard Kingsley membagi 3 (tiga) macam hasil belajar, yakni

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan

cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan yang

telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gangne membagi lima

kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal; (b) keterampilan

intelektual; (c) strategi kognitif; (d) sikap; dan (e) keterampilan motoris.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi

hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar

membangunnya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif

dan ranah psikomotorias.19

Ketiga ranah klasifikasi hasil belajar menurut Bloom di atas

menjadi objek penelitian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah

kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena

berkaitan dengan kemampuan proses siswa dalam menguasai isi bahan

ajar. Masing-masing ranah tersebut memiliki aspek-aspek tertentu

yaitu.20

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek yaitu:

19Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),h. 22

20Ibid, h. 23-33.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

18

a) Pengetahuan (knowledge) merupakan suatu hasil ingatan

terhadap materi yang telah dipelajari. Berkaitan erat dengan

harapan dan merupakan level belajar yang paling rendah dalam

tataran ranah kognitif, namun menjadi persyaratan bagi tipe

hasil belajar berikut.

b) Pemahaman (compretesion) diartikan sebagai suatu kemampuan

merangkap makna suatu bahan ajar. Mencakup tiga kategori

yakni pemahaman terjemahan, pemahaman, penafsiran, dan

pemahaman ekstrapolasi.

c) Penerapan (aplication) adalah penggunaan aplikasi pada situasi

karakter atau situasi aspek berupa ide, teori atau pertunjukan

teknis. Menunjukkan pada kemampuan menggunakan bahan ajar

yang telah dipelajari, pada situasi yang baru dan konkret.

d) Analisiss (analysis) adalah usaha memilih suatu integrasi

menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas

susunannya.

e) Sintesis (syntesis) menunjukkan suatu kemampuan untuk

menghimpun atau menyatukan bagian-bagian atau elemen-

elemen untuk membentuk pola baru.

f) Evaluasi (evaluation) adalah pemberian keputusan tentang nilai

sesuatu yang dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,

pemecahan masalah, metode, materi dan lain-lain.

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

19

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yaitu:

a) Reciving (attentind), yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk

masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diabaikan oleh

seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar, mencakup

perasaan.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulasi.

d) Organization (organisasi) yakni pengembangan dari nilai

kedalam satu sistem organisasi termasuk hubungan antara nilai

dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah di

milikinya.

e) Karakteristik nilai atau interalisasi nilai, yakni keterpaduan

semua sistem nilai yang dimiliki seseorang pada kepribadiandan

tingkah lakunya.

3) Ranah psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skiil) dan

kemampuan bertindak individu ada enam tingkah laku keterampilan,

yakni:

a) Gerakan refleks.

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

20

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan

visual, auditif, motorus dan lain-lain.

d) Kemampuan bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,

dan ketetapan.

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana

sampai keterampilan yang kompleks.

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-desersive

seperti gerakan ekspresif dan interpretif.

g) Ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan di atas penting

diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan

pembelajaran dan menyusun instrumen penilaian baik melalui

tes maupun non tes.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh daya serap siswa, dimana

daya serap pada umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi dapat

digolongkan menjadi dua golongan saja, seperti yang dikemukakan oleh

Slametoyaitu:21

1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari individu siswa sendiri

yang mengikuti pelajaran. Dimana faktor internal yang dimaksud

yaitu meliputi faktor kesehatan, keadaan tubuh (cacat tubuh),

kematangan, kelelahan, serta faktor kesiapan dalam belajar.

21Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Memepengaruhinya. (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2003), h. 54.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

21

2) Faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar individu siswa

itu sendiri yang juga mempengaruhi berhasil tidaknya

pembelajaran. Dimana faktor eksternal yang dimaksud yaitu

meliputi faktor keluarga, keadaan sekolah, dan masyarakat.

4. Materi Ajar

a. Jaringan pada Tumbuhan

1) Jaringan Meristem

Jaringan meristem terdiri dari sel-sel yang masih muda dan

senantiasa membelah. Jaringan meristem dibagi menjadi dua :

a) Meristem apikal atau meristem primer, terdapat di ujung batang

dan ujung akar. meristem apikal menghasilkan pertumbuhan

memanjang pada batang atau akar. Pertumbuhan yang

dihasilkan disebut pertumbuhan primer.

b) Meristem lateral atau meristem sekunder, terdapat pada

kambium batang dikotil, meristem lateral mengasilkan

pertumbuhan membesarnya ruas-ruas batang .pertumbuhan yang

dihasilkan disebut pertumbuhan sekunder.

2) Jaringan Epidermis

Epidermis tumbuhan merupakan jaringan yang terletak pada

bagian terluar dari tubuh tumbuhan tersebut.Jaringan epidermis

berfungsi sebagai pelindung bagi jaringan-jaringan yang ada di

bawahnya. Jaringan epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi

jaringan-jaringan dengan fungsi yang lebih khusus lagi yaitu:

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

22

a) Lapisan kutikula/lilin pada daun tumbuhan yang hidup di darat,

lapisan ini berfungsi untuk mencegah penguapan yang

berlebihan dari sel-sel daun.

b) Lentisel pada batang, merupakan pori penghubung ruang

antarsel dalam batang dengan udara lingkungan sebagai alat

pernapasan/respirasi pada tumbuhan.

c) Stomata pada daun, merupakan rongga pada daun yang

berfungsi sebagai alat pernapasan/respirasi pada tumbuhan.

Stomata tumbuhan darat banyak terdapat pada bagian bawah

daun bertujuan untuk mengurangi penguapan, sebaliknya pada

tumbuhan air banyak terletak di atas daun yang bertujuan untuk

mempercepat penguapan.

d) Bulu/rambut akar, berfungsi untuk memperluas bidang

penyerapan akar dalam menyerap air dan unsur-unsur hara

3) Jaringan Parenkim

Jaringan ini merupakan penyusun utama dalam tubuh

tumbuhan.Hal ini disebabkan karena jumlahnya yang dominan

daripada jaringan yang lainnya.Jaringan parenkim terdiri dari sel-sel

yang telah dewasa (perkembangan dari jaringan meristem). Fungsi

sel parenkim antara lain: penyimpan cadangan makanan, tempat

fotosintesis, penutupan luka, regenerasi.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

23

4) Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari :

a) Jaringan intraseluler, yaitu jaringan pengangkut yang melalui

saluran. Yang dibagi lagi menjadi:

(1) Xilem atau pembuluh kayu, penyusun utama jaringan xilem

adalah trakea dan trakeid. Sel-sel ini berfungsi sebagai

pengangkut air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya (unsur-

unsur hara) dari akar menuju daun.

(2) Floem atau pembuluh tapis, fungsinya untuk mengantarkan

hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh

tumbuhan. Floem disebut pula pembuluh tapis karena

terdapat sel-sel tapis yang mirip saringan. Pada batang dikotil

terletak di sebelah luar xylem.

b) Jaringan ekstraseluler, yaitu jaringan pengangkut tanpa melalui

saluran namun melaui ruang-ruang antar sel. Misalnya pada

korteks pada batang dan jaringan bunga karang/spons pada daun

memiliki banyak rongga antar sel yang berfungsi sebagai

transportasi gas dan penampung oksigen yang dibutuhkan dalan

respirasi

5) Jaringan Penguat

Jaringan penguat berfungsi untuk mendukung kokohnya

struktur berbagai bagian tumbuhan. Yang terdiri dari :

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

24

a) Kolenkim, sel-selnya memiliki dinding yang tipis dengan

penebalan di sudut-sudut sel, misalnya terdapat pada batang,

tangkai daun, dan bunga.

b) Sklerenkim, sel-selnya mengalami penebalan di seluruh bagian

sel. Sklerenkim dapat berasal dari kolenkim yang mengalami

penebalan lebih lanjut. Contohnya terdapat pada tempurung

kelapa, kulit biji, dan tangkai buah.

b. Organ pada Tumbuhan

1) Akar

Fungsi akar antara lain sebagai organ untuk menyerapan air

dan unsur-unsur hara yang terlarut di dalamnya yang diambil dari

dalam tanah. Selain itu akar juga sebagai alat melekat tumbuhan di

tempat hidupnya.jaringan-jaringan pokok yang menyusun akar yaitu

dari luar ke dalam berturut-turut adalah epidermis, korteks,

endodermis dan silider pusat (stele). Di ujung akar terdapat tudung

akar/kaliptra.Tudung akar terdiri dari sel-sel parenkim yang

berdinding tipis.Fungsinya adalah sebagai pelindung jaringan

meristem dan mengatur arah pertumbuhan akar.

2) Batang

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

25

Fungsi batang antara lain :

a) Merupakan organ tumbuhan yang dapat membuat tumbuhan

bisa tinggi menjulang yang berfungsi untuk mendapatkan sinar

matahari yang cukup.

b) Merupakan saluran penghubung agar air dan mineral yang

diserap akar dapat sampai ke daun.

c) Merupakan saluran hasil-hasil fotosintesis yang dihasilkan daun

ke seluruh bagian tumbuhan.

Struktur anatomi batang mirip dengan akar, yaitu tersusun

dari jaringan epidermis, jaringan dasar (parenkim), dan jaringan

pegangkut.Jaringan pengangkut pada tumbuhan monokotil tersusun

tersebar atau tidak teratur pada batang sedangkan pada tumbuhan

dikotil tersusun melingkar.Batang monokotil umumnya tidak

bercabang, tidak berkambium, dan beruas-ruas.Sebaliknya, pada

batang dikotil bercabang, berkambium dan tidak beruas.Tidak

adanya meristem sekunder/kambium menyebabkan batang

monokotil tidak mengalami pertumbuhan membesar (sekunder).Dan

sebaliknya, dengan adanya meristem sekunder/kambium pada batang

dikotil menyebabkan terjadinya pertumbuhan membesar.

3) Daun

Daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis.Struktur

anatomi daun juga terdiri dari tiga jenis jaringan, yaitu jaringan

epidermis, jaringan dasar/parenkim, dan jaringan pengangkut.Pada

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

26

jaringan epidermis terdapat kutikula untuk mengurangi penguapan

berlebihan dari sel-sel daun. Dalam keadaan lingkungan yang

lembab, misalnya pada malam hari, proses penguapan justru sangat

berkurang sehingga proses penguapannya melalui gutasi. Gutasi

yaitu proses keluarnya tetes-tetes air pada ujung daun.

Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim daun juga disebut

mesofil daun yang terdiri atas jaringan tiang (parenkim palisade) dan

jaringan bunga karang (parenkim spons).Pada jaringan tiang dan

bunga karang terdapat klorofil yang digunakan sebagai tempat

terjadinya fotosintesis.Jaringan tiang merupakan tempat fotosintesis

yang utama karena banyak mengandung klorofil dari pada jaringan

lainnya. Jaringan pengangkut pada daun berkumpul di tulang daun

atau urat daun

4) Bunga

Terdapat bagian penghasil serbuk sari dan bakal

biji.Penghasil serbuk sari adalah benang sari, sedangkan bakal biji

terdapat pada putik.Alat reproduksi jantan pada tumbuhan berupa

benang sari.Alat reproduksi betina pada tumbuhan dihasilkan pada

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

27

bagian yang disebut putik.Pada umumnya, pada dasar putik terdapat

bakal buah yang membuat air dan mineral dapat naik ke daun, yaitu

kapilaritas air, daya isap daun, dan tekanan akar.

c. Penyebab Air dapat naik dari Akar ke Daun

1) Kapilaritas Batang

Xylem merupakan sebuah saluran kecil yang merentang

mulai dari akar hingga daun.Karena kecilnya pembuluh-pembuluh

tersebut, air dan mineral dapat naik ke atas tanpa dorongan apapun.

2) Daya Isap Daun

Daun yang umumnya tipis dan lebar juga menyebabkan

tumbuhan mudah kehilangan air karena air yang ada di daun

menguap.Hilangnya air yang menguap ini akan menyebabkan

tekanan pada daun menjadi rendah sehingga menarik air yang ada di

pembuluh.

3) Transpirasi/penguapan pada Tumbuhan

Manfaat proses transpirasi adalah mendorong terserapnya air

dari dalam tanah beserta mineral (atau disebut juga unsur hara)

terlarut yang sangat diperlukan oleh tumbuhan. Jika air di dalam sel-

sel mesofil daun menguap maka akan menyebabkan daerah tersebut

berkurang kadar airnya sehingga mendorong air di sekitarnya akan

mengisi daerah tersebut. Proses transpirasi ini mempunyai manfaat

sendiri bagi tumbuhan. Di antaranya adalah untuk mengendalikan

suhu tubuh tumbuhan.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

28

d. Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses kimia-fisika dengan

menggunakan energi cahaya matahari yang berlangsung di dalam

kloroplas. Hasil fotosintesis berupa karbohidrat dan oksigen.

Karbohidrat inilah yang menjadi nutrisi bagi tumbuhan.

1) Pengertian Fotosintesis

Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari

karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan sinar

matahari. Fotosintesis melibatkan banyak reaksi kimia yang

kompleks. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi pada proses

fotosintesis sebagai berikut :

Dari reaksi di atas, dapat diketahui syarat-syarat agar

berlangsung proses fotosintesis, yaitu sebagai berikut.

a) Karbon dioksida (CO2), diambil oleh tumbuhan dari udara

bebas melalui stomata (mulut daun).

b) Air, diambil dari dalam tanah oleh akar dan diangkut ke daun

melalui pembuluh kayu (xilem).

c) Cahaya matahari.

d) Klorofil (zat hijau daun), sebagai penerima energi dari cahaya

matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis.

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

29

H. Kerangka Berpikir

Jenis permasalahan yang timbul di SMPN 2 Kediri yaitu belum terlaksananya

metode pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan keterampilan

proses sains siswa, yang dimana pembelajaran yang digunakan masih seperti

biasa, yaitu seperti pembelajaran berkelompok, Tanya jawab, dan masih

secara monoton.

Maka dari itu peneliti mencoba menerapkan Model pembelajaran

Discovery Learning atau penemuan untuk meningkatakan keterampilan

proses sains dan hasil belajar. Discovery Learning adalah teori belajar yang di

definisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi apabila materi

pembelajaran tidak di sajikan dengan dalam bentuk finalnya, tetapi

diharapkan peserta didik itu sendiri yang mengorganisai sendiri. Siswa di

tuntut untuk dapat mengorganisasikan masalah sendiri, menemukan susatu

masalah, dan dapat menyelesaikan masalah sendiri. Dengan menggunakan

proses dalam belajar seperti keterampilan proses sains dalam mengobservasi

suatu masalah, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengukur,

memprediksi dan menginferesensi sustu masalah..

Dengan pola tersebut diharapkan dapat lebih efektif dalam proses

pembelajaran yang di lakuakan. Sebagai suatu yang menarik yang dilakukan

pada akhir pembelajaran, sebagai cara yang dilakukan untuk melihat daya

serap siswa yaitu dengan memberikan tes pada tiap siklusnya, mulai dari

siklus satu sampai siklus kedua.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

30

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 2 Kediri.Adapun subjek

tindakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII C yang berjumlah 25 siswa

yang terdiri dari 12 orang perempuan dan 15 0rang laki-laki. Penelitian ini

akan dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian adalah perubahan apa yang diinginkan dari subjek

yang diberikan tindakan, yaitu target yang diharapkan.22Berdasarkan

pengertian tersebut, maka sasaran penelitian ini adalah untuk meningkatkan

hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Discovery Learninguntuk

meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar biologi siswa.

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam 2 siklus.Apabila siklus I tidak tuntas, maka dilanjutkan dengan siklus

selanjutnya begitu seterusnya.Setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan

yaitu 1) perencanaan; 2) tindakan; 3) pengamatan; dan 4) refleksi.Secara lebih

rinci prosedur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan adalah meliputi

tahap-tahap tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Adapun siklus yang dimaksud dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

22 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram: IAIN Mataram, 2009), hal.5

30

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

31

Bagan 3.1 Tahapan dalam siklus PTK

Prosedur meliputi beberapa siklus sesuai dengan tingkat permasalahan

yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan.23Adapun

penjelasan dari tiap tahap dalam siklus sebagai berikut:

1. SiklusI

a. Rencana, pada tahap ini peneliti melakukan beberapa rangkaian

perencanaan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, yaitu

sebagai berikut:

1) Analisis standar isi untuk mengetahui standar kompetensi dan

kompetensi dasar materi yang akan diajarkan kepada peserta

didik.

23E, Mulyasa, 2011. Praktek Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung. PT. Rosda Karya) hal.

70-73

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi Pelaksanaan

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

32

2) Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan memperhatikan indikator-indikator keterampilan proses

sains dan hasil belajar siswa.

3) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media

pembelajaran.

4) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai

dengan kondisi pembelajaran.

5) Mengembangkan Lembar kerja Siswa (LKS).

6) Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam

siklus PTK.

7) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator

keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.

b. Tindakan

Tindakan ini mencakup prosedur yang dilakukan dalam

penelitian serta proses perbaikan.

c. Observasi

Observasi ini akan di lakukan oleh observer untuk menilai

proses keterlaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti

yang bertindak langsung sebagai pelaku. Adapun observer pada

penelitian ini adalah guru IPA Biologi SMPN 2 Kediri.

d. Refleksi

Tahap refleksi ini penulis menguraikan prosodur analisis

terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

33

tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana

tindakan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus ini tidak jauh berbedadengan

kegiatan yang di lakukan pada Sikluspertama yang mempunyai empat

tahapan.Akan tetapi pada siklus ini merupakan tahap penyempurnaan dan

perbaikan terhadap Sikluspertama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

D. Jenis Instrumen dan Cara Pelaksanaannya

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrument ini mencerminkan

juga cara pelaksanaannya, maka sering juga disebut dengan tehnik

penelitian.24 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data pada waktu menggunakan suatu pendekatan guna

memperoleh jawaban dari masalah yang diteliti.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Tes Hasil Belajar

Untuk melihat hasil belajar siswa pada penelitian ini, peneliti

menggunakan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar. Tes yang di

lakukan pada penelitian ini disusun dalam bentuk tes pilihan ganda yang

berjumlah 25 butir soal yang digunakan dalam proses belajar mengajar

24 Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,

2009).hal 84

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

34

berlangsung.Tes ini disusun oleh peneliti dan diambil dari berbagai buku

pedoman pembelajaran biologi kelas VIII SMPN yang disesuaikan dengan

indikator dan tujuan pembelajaran, tes ini diberikan untuk mengetahui

hasil pembelajaran pada setiap siklus dan diberikan di setiap akhir

tindakan dan disesuaikan dengan rencana tindakan.Tes digunakan untuk

mengetahui hasil belajar Biologi siswa-siswi kelas VIII di SMPN 2

Kediri.Tes merupakan instrument pengumpulan data untuk mengukur

kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi

pembelajaran.25

2. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

Lembar observasi pada penelitian ini adalah lembar observasi

keterampilan proses sains siswa yang terdidri atas beberapa indikator yang

telah di tentukan.Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di

antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

ingatan.26Memaparkan bahwa observasi yaitu perhatian yang terfokus

terhadap kejadian, gejala kejadian atau sesuatu dengan maksud

menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya dan

menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.

Pada pedoman observasi termuat sejumlah kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Adapun instrumen

observasi pada penelitian tindakan kelas merupakan pedoman bagi

25Ibid. hal 99 26 M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian dan Aplkasinya (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2002)

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

35

observer untuk mengamati hal-hal yang akan diamati. Dalam penelitian ini

digunakan instrumen observasi jenis daftar cek (Check list).daftar cek

(Check list) adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua

aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda

ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang di

observasi.27 Objek yang akan diobservasi adalah keterlaksanaan RPP

dalam pembelajaran dan keterampilan proses sains siswa.

3. Dokumentasi

Instrumen ini dilakukan dengan mengambil dokumen/ data-data

yang mendukung penelitian meliputi data tentang profil sekolah, data

tentang jumlah guru, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana,

mengambil gambar/foto ketika guru sedang melakukan pengajaran.

E. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dimana

pembelajaran dilakukan oleh peneiti dan guru mata pelajaran sebagai

observer. Peneliti dan guru bekerjasama dalam pelaksanaan pembelajaran

sehingga diperoleh kesepakatan dan pemahaman yang sama dalam

pelaksanaan pembelajaran terhadap masalah yang dihadapi siswa. Penelitian

ini dilakukan dengan dua siklus kegiatan, dimana setiap siklus terdiri dari

empat tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap

observasi, dah tahap refleksi. Empat tahap tersebut merupakan langkah

27 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,

2009). hal 93

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

36

berurutan dalam satu siklus atau alur yang berhubungan dengan siklus pada

tabel indikator keterampilan proses sains.

F. Cara Pengamatan (Monitoring)

Cara pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah dengan mengobservasi keterlaksanaan RPP dalam proses

pembelajaran. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kekurangan ataupun kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran. Observer

dalam penelitian ini adalah orang yang akan melakukan observasi yaitu guru

mata pelajaran ipa biologi.

G. Analisis Data dan Refleksi

1. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

Lembar observasi pada penelitian ini berfungsi untuk mengetahui

aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran, dimana data yang di

peroleh pada lembar observasi ini akan di analisis dengan cara sebagai

berikut:

a. Menghitung semua jumlah tindakan (indikator) yang dapat di lakukan

siswa

b. Menghitung jumlah tindakan maksimal yang di harapkan

c. Menentukan persentase hasil keberhasilan aktivitas pembelajaran

siswa dengan rumus:

=�ℎ � � � ℎ ��ℎ � �慷 × 100%

Dengan kriteria sebagai berikut:

85-100 % tergolong sangat tinggi

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

37

75-80 % tergolong baik

65-70 % tergolong cukup

55-60 % tergolong tidak baik

2. Analisis Data Keterlaksanaan RPP

Data tentang keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dianalisis dengan presentase, yaitu jumlah langkah yang terlaksana

oleh guru dibagi total jumlah langkah yang direncanakan dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) di kali 100%.28

Presentase iini digunakan untuk menyatakan presentase keterlaksanaan

RPP.

% keterlaksanaan PBM = � X 100 %

Keterangan :

% keterlaksanaan PBM : presentase keterlaksanaan pembelajaran

X : Jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana : jumlah langkah pembelajaran yang di rencanakan dalam RPP

3. Tes Hasil Belajar

Setelah memperoleh data hasil belajar, maka data tersebut

merupakan data tentang ketuntasan belajar siswa. Untuk mengetahui

keberhasilan belajar siswa digunakan criteria sebagai berikut :

28 Purwanto, Ngalim.,Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 102.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

38

a. Penentuantingkat ketuntasan belajar klasikal akan menggunakan rumus

berikut: 29

TBK = N x 100%

SN

Keterangan:

TBK = Tuntas belajar klasikal

N = Banyak siswa yang memperoleh nilai ≥ 70

SN = Jumlah siswa keseluruhan.

b. Ketuntasan individu. Analisis keberhasilan ketuntasan individu

digunakan rumus:

PK= �P� x100%

Keterangan :

PK = Persentasi ketuntasan individu

SP =Skor yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum

Seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai skor 70%

dari jumlah skor yang diberikan dapat dijawab, atau dengan nilai 70.

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Individu

% Interval Kategori 80 – 100 70 – 79 60 – 69 40 – 59 0 – 49

Amat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali

29Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: CV Sinar Baru Algensindo, 2010. ). hal. 125

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

39

4. Refleksi

Refleksi merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi belajar

siswa, disimpulkan secara analisis sehingga dari hasil tersebut guru dapat

merefleksi diri dengan melihat analisis observasi, yaitu identifikasi

kekurangan, analisis sebab kekurangan,dan menentukan perbaikan pada

siklus berikutnya.

Refleksi yang dilakukan oleh peneliti yaitu bagaimana hasil belajar

siswa saat menggunaan model pembelajaran discovery learning untuk

meningkatkan ketrampilan proses sains dan hasil belajar siswa, dengan

melihat nilai tes (analisis data) dan kekurangan apa yang terdapat pada

proses pembelajaran. Refleksi juga akan dilakukan pada masing-masing

siklus, jika terdapat kekurangan pada siklus 1 maka akan di perbaiki di

siklus selanjutnya, begitupun seterusnya sehingga diperoleh hasil yang

maksimal.

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

40

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Identitas sekolah

Nama sekolah : SMP Negeri 2 Kediri

Nss : Negeri

Nama kepala sekolah : Fauzi, S.Pd

Tahun didirikan : Juli 1994/1995

Kategori sekolah : SBI/SSI/rintisan SSN*)

Alamat : Jalan Wisata Banyumulek Km.2 Kecamatan

Kedir Lombok Barat Prop. NTB 83362

Kode area-No.Telp : (0370) 681554

Sekolah dibuka : 1994

Kepemilikan tanah : Milik Pemerintah

Luas tanah/status : 12.765 m2 / SHM / HGB / Hak Pakai / akte jual-

beli / hibah*)

Luas bangunan : 1.254 m2

2. Kondisi Fisik Sekolah

SMP Negeri 2 kediri mempunyai kondisi fisik yang kontruksinya

permanen dan memiliki kapasitas yang cukup lengkap. Gedung sekolah

dibangun menghadap kelapangan dan saling berhadapan. Semua bangunan

berstatus milik pemerintah dan kondisi layak digunakan atau dipakai. SMP

Negeri 2 Kediri telah memiliki fasilitas seperti halaman sekolah, lapangan

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

41

olahraga, taman sekolah dan bangunan gedung seluas 1.254 m2 dan pagar

keliling (tembok) seluas 500 m2.

Adapun perincian bangunan SMP Negeri 2 Kediri adalah sebagai

berikut :

a. Ruang teori/Kelas (Baik) : luasnya 819 m2

b. Ruang kepala sekolah : luasnya 63 m2

c. Ruang guru : luasnya 84 m2

d. Ruang BP/BK : luasnya 63 m2

e. Ruang TU : luasnya 63 m2

f. Laboraturium IPA : luasnya 84 m2

g. Ruang Perpustakaan : luasnya 84 m2

h. WC Guru : luasnya 36 m2

i. WC siswa : luasnya 24 m2

j. Ruang multimedia : luasnya 63 m2

k. Gudang : luasnya 16 m2

l. Ruang kopsis : luasnya 28 m2

m. Tempat parkir : luasnya 84 m2

n. Musalla : luasnya 117 m2

Lapangan olahraga terdiri atas lapangan sepak bola, lapangan bola

basket dan lapangan volley dengan luas 1500 m2.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

42

3. Sarana dan Prasarana Sekolah

a. Perpustakaan

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber

pengetahuan. Oleh sebab itu, keberadaan perpustakaan sangat

diperlukan. Perpustakaan sekolah sangat berperan dalam menunjung

proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kediri. Untuk menyediakan

buku dan koleksi lainnya SMP Negeri 2 Kediri mendapat bantuan dari

(1) Proyek pengadaan buku dari pusat, (2) Pembelian sendiri oleh

sekolah, (3) Sumbangan dari siswa yang lulus. Untuk menerbitkan

proses peminjaman buku perpustakaan telah ditetapan ketentuan yang

harus ditaati oleh setiap peminjam buku, baik untuk guru, pegawai

ataupun siswa. Adapun ketentuan-ketentuan peminjaman buku tersebut

sebagai berikut:

1) Memiliki kartu anggota perpustakaan SMP Negeri 2 Kediri.

2) Lama peminjaman 3 hari dan dapat diperpanjang lagi.

3) Bagi siswa yang terlambat mengembalikan buku akan dikenakan

sanksi.

b. Ruang Guru

Ruang guru SMP Negeri 2 Kediri terletak di sebelah selatan

lapangan basket atau berdekatan dengan gedung. Di ruangan ini guru

melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan yang tidak dapat dilakukan di

ruang kelas seperti mengoreksi hasil ulangan siswa, berdiskusi sesama

guru dan melakukan persiapan-persiapan sebelum mengajar. Ruangan

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

43

guru dilengkapi dengan perlengkapan bangku atau kursi kerja, lemari,

kipas angin, galon air minum, pesawat televisi.

c. Ruang Kepala Sekolah

Ruang kepala sekolah terletak disebelah selatan lapangan basket

atau berdekatan dengan ruang tata usaha. Diruangan ini kepala sekolah

melakukan kegiatan kependidikan. Ruang kepala sekolah dilengkapi

dengan fasilitas yang memadai seperti kursi dan meja untuk tamu, meja

kerja, dan pesawat telepon.

d. Ruang Tata Usaha

Ruang tata usaha terletak disebelah selatan lapangan basket atau

berdekatan dengan ruang kepala sekolah. Ruang tata usaha dilengkapi

dengan fasilitas seperti meja, kursi, lemari dokumen, telepon, televisi,

komputer dan sebagainya. Diruangan ini para pertugas tata usaha

melakukan tugasnya masing-masing.

e. Lapangan Olah Raga

SMP Negeri 2 Kediri memiliki sarana dan fasilitas olah raga

seperti lapangan volly serta perlengkapan, lapangan basket serta

perlengkapannya, lapangan lompat jauh.

f. Tempat Ibadah

Sebagai tempat ibadah sebuah mushalla yang dapat digunakan

untuk shalat dan digunakan untuk pembelajaran agama islam dimana

ruangan tersebut sangat sederhana.

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

44

g. Tempat Parkir

SMP Negeri 2 kediri mempunyai tempat parkir hanya 1 lokal

yaitu untuk parkir sepeda motor guru-guru SMP Negeri 2 kediri,

sedangkan untuk siswa tidak ada lokasi tempat parkir karena siswa di

larang membawa motor. Tempat parkir ini terletak di samping ruangan

laboraturium IPA.

4. Keadaan Guru dan Siswa SMP Negeri 2 Kediri Kabupaten Lombok

Barat

a. Jumlah Guru

Guru mempunyai prasarana yang sangat penting terutama dalam

proses belajar mengajar. Guru merupakan sosook pigur yang perlu

ditiru oleh siswa sebagai tauladan yang baik untuk pembelajaran. Selain

itu juga guru berperan sebagai pendidik, pengajar, pembimbing,

sekaligus administrator sekolah.

Usaha menjamin kelancaran proses pendidikan haruslah

didukung dengan tenaga pengajar yang cukup memadai baik dari segi

kuantitas dan kualitas sehingga bisa menghasilkan lulusan yang

berkualitas. Dalam hal ini SMP Negeri 2 Kediri memiliki tenaga

pendidik yang cukup memadai.

Tabel 3.1 Keadaan Guru SMP Negeri 2 Kediri Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2015-2016

No Nama Bidang studi Keterangan 1 Fauzi, S.Pd Matematika Kepsek 2 Ahmad Sahrudin, S.Pd Pkn Waksek 3 Sri Wahyuni, S.Pd Prakarya Sarana prasarana 4 Zaitun, S.Pd IPA Terpadu Ur. Kurikulum 5 Anhar, S.Pd Bahasa Indonesia

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

45

6 Erry Sufriany, S.Pd Matematika 7 Wasidi, S.Pd IPS Terpadu Ur.Humas 8 Nasriah, S.Pd Bahasa Indonesia 9 Ruspiani, S.Pd Bahasa Inggris 10 Dra hikmah PAI 11 Wahidatul Ummaini, S.Pd Bahasa Inggris 12 Marniah, S.Pd IPA Terpadu 13 Siti jana Sitania, S.Pd IPA Terpadu Koor Lab IPA 14 Halian As’ari, S.Pd IPS Terpadu Ur.kesiswaan Agama 15 Idawari, S.Pd Penjasorkes 16 Nurlailah, S.Pd BK 17 Hj. Rakmah, S.Pd Bahasa Inggris 18 Rosima Indriana, S.Pd IPS Terpadu Pkn 19 GT.Ayu Md.Sariani, S.Pd Matematika 20 Yuyun Asmiaty, S.Pd SBK IPS Terpadu 21 Syamsul Lutfi, S.Pd Penjasorkes TIK 22 Khaerul Anam, S.Pd Penjasorkes TIK 23 Nur Asiah, S.Pd TIK 24 Muslim, S.Pd TIK 25 Adi Suprriyadi, S.Pd SBK 26 Andreana, S.Pd SBK 27 Amrun hadi, S.Pd BK 28 Hj. Suriati, S.Pd SBK 29 Baiq Masriah, S.Pd SBK 30 Haerul Fajriah, S.Pd Bahasa Indonesia 31 Mina Hariyati, S.Pd Pkn 32 Zurriatun Hasanah, S.Pd Bahasa Indonesia 33 Fahmy Maksum, S.Pd TIK 34 Eka Fitrianni, S.Pd SBK 35 Ahmad Zaeni, S.Pd Bahasa Indonesia 36 Hidayani, S.Pd Pkn 37 Firman BK 38 Ririn, S.Pd Matematika

b. Jumlah Siswa

Siswa merupakan unsur kepentingan dalam pendidikan karena

siswa merupakan tolak ukur dari keberhasilan suatu kependidikan atau

proses belajar mengajar. Data tentang keadaan siswa-siswi SMPN 2

Kediri dapat dilihat dari tabel berikut:

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

46

Tabel 3.2 Data Keadaan Siswa-Siswai SMPN 2 Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017

No Jumlah Ruangan Belajar

Jumlah Kelas

Jumlah siswa Jumlah I III III

Lk Pr Lk Pr Lk Pr 1 4 kelas VII 64 42 106 2 4 kelas VIII 56 52 108 3 4 kelas IX 48 64 112 Jumlah 12 106 108 112 326

c. Jumlah Kelas

Untuk menampung peserta didik, SMP Negeri 2 Kediri

mempunyai 12 kelas yang masing-masing terdiri atas: kelas VII

sebanyak 4 kelas, kelas VIII sebanyak 4 kelas, dan kelas IX sebanyak 4

kelas.30

B. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui penerapan

model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan keterampilan

proses sains dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII C Kediri tahun

pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan tiap-tiap

siklus terdiri dari 3 kali pertemuan, yaitu dari tanggal 01 maret samapi 30

maret 2017. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMPN 2 Kediri

Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 25 orang. Pada siklus I

pertemuan I diterapkan langkah-langkah meliputi beberapa tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Setiap tahapan

memiliki langkah-langkah tersendiri, begitu pula halnya pembelajaran pada

siklus I, pertemuan 1, 2 dan 3.

30 Arsip sekolah SMPN 2 kediri tahun pelajaran 2016-2017, dokumentasi 17 mei 2016

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

47

Adapun uraian pelaksanaan penelitian tindakan pada penelitian ini

diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Sebelum proses pembelajaran dimulai, peneliti melakukan

persiapan sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran siklus 1

2) Menyiapkan ringkasan materi siklus 1

3) Menyiapkan fotocopian materi tentang sistem dalam kehidupan

tumbuhan dan lain sebagainya.

4) Membuat lembar observasi keterlaksanaan RPP siklus I

5) Menyiapkan lembar observasi keterampilan proses sains siswa

siklus I

6) Menyiapkan LKS siklus I

7) Menyiapkan tes hasil belajar siklus I

8) Membuat kunci jawaban siklus I

9) Membagi kelompok

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Proses pembelajaran pada siklus ini dilaksanakan sesuai dengan

jadwal mata pelajaran biologi. Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus 1

dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan jumlah alokasi waktu

3x45 menit yaitu pada hari kamis tanggal 2 maret pada pukul 12:05-

13:45 wita, pertemuan ke-2 (dua) dilaksanakan pada hari sabtu tanggal

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

48

4 maret pukul 07:30-09:35 wita, pertemuan ke-3 dilaksanakan pada

hari kamis tanggal 9 maret pukul 12:05-13:45 wita, Pada pertemuan ini,

peneliti melakukan evaluasi dan refleksi terhadap materi yang telah

disampaikan.

Pada pertemuan pertama guru memberikan pendahuluan dengan

mengucap salam terlebih dahulu, setelah itu siswa berdoa sebelum

memulai pembelajaran, kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dengan meminta siswa memperhatikan beberapa

tumbuhan yang berada di sekitar sekolah, tujuannya agar siswa

termotivasi untuk mempelajari materi system dalam kehidupan

tumbuhan. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok, kemudian mengarahkan kepada semua kelompok mengenai

materi yag akan di pelajari serta proses belajarnya, mengarahkan siswa

untuk menyiapkan alat dan bahan dalam memecahkan suatu masalah

atau pengamatan, mengarahkan dan membimbing siswa melakukan

pengamatan mengenai objek yang akan dipelajari, setelah itu

mengarahkan kepada masing-masing kelompok untuk membuat laporan

hasil diskusinya setelah selesai melakukan diskusi, mengarahkan semua

kelompok untuk mempresentasikan sekaligus menyimpulkan hasil

pengamatan dan diskusinya, setelah itu guru memberikan penilaian dan

apresiasi terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapai,

yang terakhir guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

49

Pertemuan kedua, guru mereview kembali materi yang

disampaikan pada pertemuan pertama dengan melakukan pengamatan

mengenai objek yang akan dipelajari, sebelum itu siswa menyiapkan

alat dan bahan dalam memecahkan suatu masalah atau pengamatan.

Kemudian setelah itu siswa melakukan pengamatan bersama kelompok

masing-masing di samping itu mereka berdiskusi juga tentang apa yang

mereka belum mengerti, selain itu ada beberapa kelompok yang aktif

bertanya juga kepada guru tentang apa yang mereka belum pahami

disaat pengamatan berlangsung, sebagian kelompok juga ada yang

pengamatan sambil bermain dan mereka juga susah diatur.

Pertemuan ketiga, setelah selesai pengamatan berlangsung,

masing-masing kelompok memebuat laporan hasil pengamatannya,

kemudian salah satu kelompok mempresentasikan hasil pengamatan-

nya, setelah itu salah satu kelompok yang lain diminta untuk bertanya

mengenai apa yang belum di pahami. Selanjutnya guru memeberikan

tes evaluasi sebagai cara untuk mengetahui tingkat pemahan yang

didapatkan. Setelah itu guru memberikan penilaian dan apresiasi

terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapai, terahkir

guru penutup pelajaran dan mengucapkan salam.

c. Tahap/Hasil Observasi

Pada kegiatan pembelajaran siklus I, proses observasi

dilaksanakan oleh guru selama proses pembelajaran dengan mengisi

lembar observasi yang telah disiapkan, lembar observasi diisi dengan

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

50

memberi tanda centang pada rubrik yang telah disediakan, sehingga

pada siklus berikutnya tidak terjadi kesalahan. Berikut uraian dari hasil

observasi tersebut:

1) Hasil observasi keterlaksanaan RPP

Tabel 3.3 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) Siklus I

Siklus Jumlah langkah

pembelajaran

Langkah pembelajaran yang terlaksana Kategori

Jumlah Persentase 1 54 39 72,22% Baik

Berdasarkan Table diatas dilihat dari siklus I menunjukkan

bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dengan jumlah langkah

pembelajaran yang terlaksana yaitu 39 dari 54 langkah

pembelajaran hanya 15 langkah pebelajaran yang tidak terlaksana

pada siklus 1, dengan persentasi 72,22% dengan katagori baik.

2) Hasil Observasi keterampilan proses sains

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi keterampilan

proses sains siswa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.4 Hasil Analisis Lembar Observasi keterampilan proses sains siswa Siklus I

Analisis Hasil Jumlah Kategori

A B C D E F

9 10 12 14 10 10

Cukup

Jumlah total Skor yg diperoleh 65 Jumlah indikator 90 Persentase 72,22%

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

51

N =65

90 × 100%.

= 72,22 %

Berdasarkan Tabel di atas dilihat dari siklus I menunjukkan

bahwa observasi keterampilan proses sains siswa dengan jumlah

total skor yang terlaksana yaitu 10 dari 15 jumlah indicator yang

ada, dengan persentasi 72,222% menunjukkan kategori cukup aktif.

Adapun yang menjadi kekurangan-kekurangan yang muncul

pada siklus I adalah:

a) Sebagian siswa masih ada yang tidak serius dalam mengikuti

pelajaran dan malu bertanya sama teman sekelompoknya

maupun kepada guru.

b) Masih banyak di setiap kelompok tersebut yang masih belum

mengerti dalam pembelajaran discovery learning

(pembelajaran penemuan), dalam memecahkan suatu masalah.

c) Sebagian kelompok masih ada yang pengamatannya dilakukan

dengan main-main, yang disebabkan karena mereka masih

kurang mengerti kriteria-kriteria atau hal-hal yang mesti

dicapai dalam keterampilan proses sains siswa.

d) Pada saat diskusi masih ada sebagian siswa yang tidak

menanggapi dengan baik apa yang dijelaskan oleh guru dan

teman-temanya.

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

52

3) Data Hasil Belajar Siswa

Berikut rekapitulasi nilai hasil belajar siswa secara umum

didapatkan nilai hasil belajar dengan jumlah dan rata-rata sebagai

berikut:

Jumlah : 1360

Rata-rata : 54,40

a) Penentuan nilai rata-rata kelas

NR = 1360

25×100%

= 54,40% b) Penentuan tingkat ketuntasan belajar klasikal

TBK =19

25× 100%

= 52 %

Tahap selanjutnya, persentase tingkat ketuntasan klasikal

di atas digunakan untuk menghitung persentase tidak tuntas

secara klasikal, yaitu: 100%−52% = 48%. Sehingga persentase

tidak tuntas secara klasikal 48%, berdasarkan hal tersebut, dapat

dikatakan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa 52% tergolong

kategori cukup baik.

d. Refleksi

Refleksi dilaksanakan di akhir pembelajaran siklus 1 dengan

tujuan untuk memberikan gambaran tentang kekurangan-kekurangan

yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I, kemudian

dijadikan sebagai pedoman untuk memperbaiki pelaksanaan tindakan

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

53

pembelajaran pada siklus berikutnya. Pada pelaksanaan siklus I

terdapat beberapa kendala yang dihapai oleh peneliti diantaranya:

Tabel 3.5 data hasil rerfleksi siklus I

No Hasil Refleksi Solusi

1 Sebagian besar siswa tidak mempunyai

buku paket IPA terpadu

Menyiapkan fasilitas

sebelum memulai

pembelajaran

2 Siswa belum mampu berpikir ilmiah

disebabkan karena metode discovery

learning agaq jarang digunakan oleh

guru IPA

Memberikan

gambaran yang lebih

khusus kepada siswa

mengenai metode

pembelajaran

discovery learning

dengan keterampilan

proses sains

3 Peneliti belum bisa mengontrol siswa

didalam diskusi maupun pengamatan

sehingga suasana kelas masih kurang

stabil saat pembelajaran berlangsung

Menghimbau kepada

setiap kelompok agar

jangan terlalu banyak

bermain pada saat

proses pembelajaran

berlangsung

4 Sebagian kelompok masih kebanyakan

bermain pada saat pengamatan dan

masih kurang memperhatikan

Memberikan motivasi

kepada siswa agar

mereka lebih tertarik

dalam belajar dengan

menggunakan metode

discovery learning

tersebut

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

54

5 Kurangnya keaktifan siswa dalam

bertanya dan mengemukakan pendapat

Membimbing kepada

setiap kelompok

dalam pengamatan

dan memberikan

motivasi terhadap

keatifan bertanya

maupun

mengemukakan

pendapat.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Membuat skenario pembelajaran siklus II

2) Menyiapkan ringkasan materi siklus II

3) Membuat lembar observasi keterlaksanaan RPP siklus II

4) Menyiapkan lembar observasi keterampilan proses sains siswa

siklus II

5) Menyiapkan LKS siklus II

6) Menyiapkan tes hasil belajar siklus II

7) Membuat kunci jawaban tes hasil belajar siklus II

8) Membagi kelompok

b. Tahap Pelaksanaan

Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan

melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan

siklus II hampir sama dengan siklus I yang tentunya disesuaikan

dengan perbaikan-perbaikan yang telah direncanakan pada akhir siklus

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

55

I, yang membedakannya dengan siklus satu hanya sub materi yang

akan disampaikan.

c. Tahap/Hasil Observasi

Pada kegiatan pembelajaran siklus II sama halnya dengan siklus

I yaitu proses observasi dilaksanakan oleh guru bidang studi selama

proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah

disiapkan, baik lembar observasi keterampilan proses sains maupun

lembar observasi keterlaksanaan RPP, kemudian lembar observasi diisi

dengan memberi tanda centang pada rubrik yang telah disediakan,

sehingga pada.

1) Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP

Tabel 3.6 Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) Siklus II

Siklus Jumlah langkah

pembelajaran

Langkah pembelajaran yang terlaksana Kategori

Jumlah Persentase II 54 47 87,03% Sangat baik

Berdasarkan tabel di atas dilihat pada siklus II jumlah

langkah pembelajaran yang terlaksana yaitu berjumlah 47 dari 54

langkah pembelajaran yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan,

dengan persentase 87,03%, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I.

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

56

2) Data Hasil Observasi keterampilan proses sains Siswa

Tabel 3.7 Hasil Analisis Lembar Observasi keterampilan proses sains Siswa Siklus II

Analisis Hasil Jumlah Kategori

A B C D E F

13 14 16 14 16 13

Aktif

Jumlah total Skor yg diperoleh 86 Jumlah indikator 90 Persentase 95,55%

N =86

90 × 100%.

=95,55 %

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat persentase hasil

observasi keterampilan proses sains siswa mencapai 86,66%.

Berdasarkan persentase tersebut terjadi peningkatan hasil observasi

keterampilan proses sains siswa dalam menggunakan model

pembelajaran Discovery learning dan perolehan rata-rata hasil

observasi keterampilan proses sains siswa siswa pada siklus II

dengan persentase 95,55%.

3) Data Hasil Belajar Siswa

Berikut rekapitulasi nilai hasil belajar siswa secara umum

didapatkan nilai hasil belajar dengan jumlah dan rata-rata sebagai

berikut:

Jumlah: 1810

Rata-rata: 72,40

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

57

a) Penentuan nilai rata-rata kelas

NR = �� ×100%

= 72,40% b) Penentuan tingkat ketuntasan belajar klasikal

TBK =20

25× 100%

= 80%

Tahap selanjutnya, presentase tingkat ketuntasan klasikal di

atas dapat digunakan untuk menghitung persentase tidak tuntas

secara klasikal, yaitu: 100%−80% = 20%. Jika dilihat dari tingkat

ketuntasannya (nilai KKM 70), nilai yang tuntas ada 20 siswa,

sehingga menyisakan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa,

dapat di katakana bahwa persentase ketuntasan siswa 80%.

Sehingga menyisakan ketidaktuntasan siswa dengan persentase

20% ini menunjukan bahwa ketidak tuntasan belajaran siswa pada

siklus II ini sudah menunjukkan berkurang, sehingga ketuntasan

belajar klasikal pada siklus II ini dapat di golongkan pada kriteria

amat baik.

Hal ini di sebabkan ada kemajuan antusias atau semangat

belajar dari siswa tersebut, baik dari segi sikap dalam menerima

pelajaran, maupun sikap pada saat belajar. Seperti dalam proses

pembelajaran berlangsung, setiap kelompok lebih memperhatikan

dan mengurangi sikap bermainnya dalam proses pembelajaran.

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

58

d. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian siklus II setelah melakukan

perbaikan-perbaikan yang ada di akhir siklus I, diproleh hasil yang

lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I, proses pembelajaran

pada siklus II sudah mengalami peningkatan baik dari segi

keterlaksanaan RPP, observasi keterampilan proses sains siswa,

maupun hasil belajar siswa. Sebagian kekurangan pada siklus I sudah

teratasi, dapat diketahui dari kelebihan-kelebihan pada siklus II yaitu

siswa lebih memperhatikan guru saat menjelaskan, sebagian besar

siswa sudah mampu melakukan kerjasama dengan anggota

kelompoknya, dan sebagian besar kelompok juga sudah banyak

memahami proses pembelajaran dengan menggunakan metode

discovery learning, dan sebagian besar kelompok juga mulai fokus

dalam memecahkan masalah(pengamatan) seperti dalam proses

pengamatan, klasifikasi, inferensi, prediksi, dan komunokasi. Selain

itu setiap kelompok sudah mulai lebih serius dalam mengikuti

pelajaran, sebagian siswa sudah bisa mengurangi aktivitas main-

main pada saat belajar.

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

59

C. Pembahasan

Pada siklus I telah dilaksanakan pembelajaran sesuai RPP, dan

lembar observasi keterampilan proses sains, yang sudah disediakan oleh

peneliti. Peneliti mengikuti langkah-lanhgkah dalam beberapa tahapan seperti

tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Tetapi

pada siklus ini hasilnya belum terlalu memuaskan.

Peristiwa tersebut disebabkan kurangnya antusias siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran karena siswa baru pertama kali mengikuti

pembelajaran discovery learning, sehingga sebagian besar siswa mendapat

kesulitan dalam mengetahui keterampilan proses sainsnya seperti

pengamatan, klasifikasi, inferensi, prediksi dan komunikasi. Selain itu dalam

menyelesaikan soal tes siswa juga masih kebanyakan main-main, masih

banyak menggunakan sistem satu jawaban untuk semua, masih kurang serius

dalam menanggapi peneliti, jadinya peneliti masih kurang fokus dalam

mengatasinya, kurang beraninya siswa dalam bertanya, mengemukakan

pendapat, dan menjawab pertanyaan dari guru, kurangnya komunikasi dan

kurangnya kerjasama antar anggota kelompok.

Berdasarkan hasil analisis data, pada pemberian tindakan dikelas VIII

C penerapan model pembelajaran Discovery Learning menunjukkan nilai

rata-rata sebesar 54,40 pada siklus I, persentase keterampiln proses sains

sebesar 72,22%, dan persentase ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 52%

dari 25 orang siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus I, hanya 12 siswa

yang telah mencapai nilai standar ketuntasan dan 11 siswa belum mencapai

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

60

nilai standar ketuntasan, dan 2 orang yang tidak mengikuti tes. Ketuntasan

belajar siswa belum tercapai sesuai dengan ketuntasan belajar yang ditetapkan

oleh sekolah. Keterampilan proses siswa juga masih tergolong rendah, untuk

mengatasi hal tersebut, guru melakukan perbaikan-perbaikan dalam

pembelajaran dan meningkatkan hal yang masih kurang. Cara yang dilakukan

ialah dengan melatih mengembangkan keterampilan proses sains yaitu

dengan membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya, memberi

kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, meningkatkan daya

ingat, memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan

sesuatu, membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.31

Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang

belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu

pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,

pengertian, harga diri, minat, penyesuaian diri.32 Perubahan-perubahan yang

dilakukan pada siklus dua yaitu dengan melakuakn perbaiakan yang ada pada

siklus satu. Kekurangan-kekurangan pada siklus I dilakukan perbaikan-

perbaikan pada siklus II yaitu sebagai berikut : (1) Guru melaksanakan proses

pembelajaran sesuai skenario yang telah disusun, (2) memberi batasan waktu

terutama pada saat pengamatan dan diskusi kelompok berlangsung sehingga

semua yang direncanakan dalam skenario dapat terlaksana dengan baik, (3)

31

Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual. (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher, 2008). hal. 78-79.

32 Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar. (Jakarta: Rajawali Pers, 2011).

hal.21.

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

61

memberikan gambaran yang lebih khusus kepada siswa-siswa mengenai

model pembelajaran discovery learning, (4) memberikan motivasi kepada

siswa agar mereka lebih berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah, dengan

memgunakan keterampilan proses sains siswa seperti dalam proses

pengamatan, klasifikasi, inferensi, prediksi, dan komunikasi, (5) menghimbau

kepada setiap kelompok agar dalam pengamatan dan diskusi lebih

mengutamakan kerjasama secara kelompok bukan secara individual, (6)

membimbing setiap kelompok secara bergantian pada saat pengamatan dan

diskusi.

Model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa dan hasil belajar siswa berdampak banyak

perubahan pada keterampilan proses sains juga terjadi peningkatan. Hal ini

disebabkan karena melatih keterampilan proses sains merupakan salah satu

upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar siswa yang

optimal.33 Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dan siswa sudah mulai

terbiasa dengan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa yang melibatkan seluruh atau segenap

kemampuan siswa dalam kegiatan belajar, siswa yang lain dalam

menyelesaikan segala bentuk permasalahan-permasalahan yang dihadapi

yaitu baik dari materi maupun dari segi kemampuan siswa dalam proses

pengamatan dan dalam menyelesaikan tes evaluasi sehingga siswa tidak

merasa canggung dalam menanyakan permasalahan. Terlihat jelas bahwa

33

Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual. (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher, 2008). hal.81.

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

62

tujuan melatih keterampilan proses sains salah satunya ialah meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam melatih ini siswa di pacu untuk

berpartisifasi secara aktif dan efisien dalam belajar, dan menuntaskan hasil

belajar siswa secara serentak, baik keterampilan produk, proses, maupun

keterampilan kinerjanya.34

Seperti terlihat bahwa persentase yang didapatkan pada siklus I masih

tergolong rendah akibat dari masi kurangnya parsitifasi dan keaktifan siswa,

selain itu siswa masih kurang terbiasa dalam menggunakan model

pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan keterampilan proses

sains tersebut. Tetapi setelah dilakukan proses latihan beberapa kali dengan

menggunakan model pembelajaran discovery learning, siswa-siswa tersebut

akhirnya mengalami peningkatan hasil persentase pada siklus II, ini terlihat

bahwa peningkatan yang terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa akibat dari

seringnya dilatih dalam menggunakan model pembelajaran discovery

learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains.

Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II, model pembelajaran

discovery learning terdapat nilai rata-rata kelas sebesar 72,40%, persentase

keterampilan proses sains sebesar 86,66% dan ketuntasan belajar siswa

sebesar 80% dari 25 siswa yang mengikuti tes evaluasi, hanya 5 siswa yang

tidak mencapai nilai standar dan 25 siswa telah mencapai nilai standar

ketuntasan. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II model pembelajaran

discovery learning telah mencapai target yang telah ditetapkan oleh sekolah.

34

Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual. (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher, 2008.). hal.82

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

63

Metode yang dipakai sebelumnya yaitu metode diskusi klasik,

demonstrasi yang sifatnya monoton membuat siswa jenuh dalam belajar,

sehingga dari hasil penelitian ini model pembelajaran baru yaitu model

pembelajaran discovery learning yang dimana guru berusaha untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya dalam proses belajar

mengajar.35 Dengan demikian penggunaan model pembelajaran discovery

learning untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar

biologi siswa, itu mampu meningkatkan nilai keterampilan proses sains dan

hasil belajar. Menggunakan model pembelajaran discovery learning mereka

mampu menemukan suatu konsep atau masalah yang akan dicari solusinya

melalui keterampilan proses sains, menemukan dan membangun sendiri

konsep, lebih memperdalam konsep, mengembangkan pengetahuan teori atau

konsep dengan kenyataan.36 Proses belajar mengajar sains lebih ditekankan

pada pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa dapat menemukan

fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori, dan sikap ilmiah siswa

itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses

pendidikan maupun produk pendidikan dalam memecahkan masalah.37

Semua itu dipersiapkan siswa untuk berpartisipatif secara berkelompok dalam

belajar. Dengan demikian, pembelajaran discovery learning dapat diterapkan

untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa di

SMPN 2 Kediri.

35

Roestiyah, Srtategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). hal. 20 36

Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual. (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher, 2008). hal. 82

37 Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual. (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher,

2008). hal. 71

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

64

BAB IV

KESIMPULAN

A. Simpulan

Berdasarkan Rumusan Masalah dan Hasil Penelitian, maka dapat

disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran dicovery Learning untuk

meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar biologi siswa kelas

VIIIC SMPN 2 Kediri dapat meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari

peningkatan persentase pada proses pembelajaran, seperti persentase pada

tingkat keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Pada siklus I

keterampilan proses sains siswa dengan persentase 66 %, siklus II meningkat

menjadi 86,66% Sedangkan hasil belajar yang di peroleh siswa yang dilihat

dari nilai rata-rata dan nilai ketuntasan klasikal belajar siswa sebagai berikut:

dengan persentase, nilai rata-rata pada siklus I 54,40%, siklus II 72,40%.

Sedangkan persentase ketuntasan klasikal pada siklus I 52 %, siklus II 80%.

B. Saran

Berdasarkan paparan data dan hasil temuan, pembahasan serta

kesimpulan melalui penerapan model pembelajaran discovery learning untuk

meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar biologi siswa dapat

diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada para siswa kiranya dapat meningkatkan lagi usaha belajar

sehingga tercapai cita-cita yang diinginkan dan agar keterampilan proses

untuk belajar lebih bagus dan meningkat dari yang sebelumnya.

64

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

65

2. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang

memadai untuk memilih dan menggunakan model pembelajaran yang

tepat dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

3. Bagi peneliti diharapkan melakukan penelitian serupa dengan penelitian

ini pada pokok bahasan dan sampel yang lebih luas lagi pada bahasan

system dalam kehidupan tumbuhan.

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

66

DAFTAR PUSTAKA E, Mulyasa, 2011. Praktek Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung. PT. Rosda

Karya) H. Jalaludin, Filsafat Pendidikan (.Jakarta:rajawali pers, 2011) Juriyatun Toyyibah, Pengaruh Metode Discovery Learning Terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa kelas VII MTs Darun Najah Al-Fatah Telaga Waru tahun Prlajaran 2013/2014, (Skripsi Iain mataram,2014)

M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian dan Aplkasinya (Jakarta: PT. Ghalia

Indonesia, 2002) Mulyasa, menjadi guru profesional (bandung: rosda karya, 2011) Mulyasa,Menjadi Guru Professional (Bandung:Remaja Rosdakarya,2011) Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: CV Sinar Baru

Algensindo, 2010). Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009) Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) Purwanto, Ngalim.,Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2010) Remiswalk dkk, Format Pengembangan Strategi Paikem Dalam Pembelajaran

Agama Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi

Belajar Mengajar:Teknik Penyajian.(Jakarta:Rineka Cipta, 2012) Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Memepengaruhinya. (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2003) Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan (jakarta:PT Rineka

Cipta.2003) Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram: IAIN Mataram, 2009) Trianto.Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning)di Kelas. (Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher, 2008)

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

67

Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2009)

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta:Kencana Prenada Media

Group, 2009) Zaiunullah (Siswa SMP 2 Kediri Kelas VIII). Wawancara 2 Maret 2015.

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

68

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Sekolah : SMPN 2 Kediri Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas / Semester : VIII/I Tahun Pelajaran : 2016/2017 Alokasi waktu : 3X 45 Menit Pertemuan : 3 kali pertemuan A. Standar Kompetensi

2.1: Memahami Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar

2.1: Mengidentifikasi struktur Pada Tumbuhan.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi struktur jaringan pada tumbuhan dengan tepat.

2. Menyebutkan 5 macam jaringan pada tumbuhan.

3. Mengklasifikasikan masing-masing fungsi organ pada tumbuhan dengan

tepat.

4. Menyebutkan organ pada lima jenis tumbuhan yang berbeda-beda.

5. Mengidentifikasi fungsi organ pada pertumbuhan (akar) dengan jelas.

6. Membedakan akar dikotil dan akar monokotil pada tumbuhan dengan

tepat.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mengidentifikasi struktur jaringan pada tumbuhan dengan

tepat.

2. Siswa mampu menyebutkan 5 macam jaringan pada tumbuhan.

3. Mengklasifikasikan masing-masing fungsi organ pada tumbuhan dengan

tepat.

4. Siswa mampu menyebutkan organ pada lima jenis tumbuhan yang

berbeda-beda.

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

69

5. Siswa mampu Mengidentifikasi fungsi organ pada pertumbuhan (akar)

dengan jelas.

6. Siswa mampu Membedakan akar dikotil dan akar monokotil pada

tumbuhan dengan tepat.

E. Model pembelajaran : Discovery Learning

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

No Kegiatan Belajar Mengajar Penilaian Pengamat Trlaksana Tidak

1. Pendahuluan (10 menit) Guru mengucapkan salam Ketua kelas memimpin doa sebelum memulai pelajaran dan setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (tahap 1) discovery learning Siswa menentukan objek yang akan dipelajari (tahap 2) discovery learning Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, 4-5 orang tiap-tiap kelompok Mengarahkan kepada siswa tetang bagaimana proses belajar yang akan dilakukan. (tahap 4) discovery learning

2 Kegiatan inti (70 menit) Guru menjelaskan atau mnyampaikan materi struktur pada tumbuhan yang akan di pelajari dengan jelas. (tahap 4) discovery learning Masing-masing kelompok mengajukan pertanyaan dari materi yang belum dimengerti dari penjelasan guru. (tahap 5) discovery learning Guru memberikan suatu pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah dijelaskan atau sebagai feed back (tahap 6) discovery learning Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan dalam memecahkan suatu masalah atau pengamatan (tahap 7) discovery learning Masing-masing kelompok melakukan pengamatan mengenai objek yang akan dipelajari dan mengklasifikasikan berdasarkan perbedaan ciri dan karakter. (tahap 8) discovery learning

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

70

Masing-masing kelompok membuat laporan dan membuat hasil sementara. (tahap 9) discovery learning Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan bersama teman kelompoknya. (tahap 10) discovery learning Salah satu dari kelompok memprsentasikan hasil diskusinya

3 Kegiatan akhir (10 menit) Salah satu dari siswa menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dilakukan. (tahap 11) discovery learning Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Guru memberikan penilaian dan apresiasi terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yag dicapai. (tahap 12) discovery learning Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan 2

No Kegiatan Belajar Mengajar Penilaian Pengamat Terlaksana Tidak

1. Pendahuluan (10 menit) Guru mengucapkan salam Ketua kelas memimpin doa sebelum memulai pelajaran dan setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (tahap 1) discovery learning Siswa menenukan objek yang akan dipelajari (tahap 2) discovery learning Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, 4-5 orang tiap-tiap kelompok (tahap 3) discovery learning Mengarahkan kepada siswa tetang bagaimana proses belajar yang akan dilakukan di lapangan. (tahap 4) discovery learning

2 Kegiatan inti (70 menit) Guru menjelaskan atau menyampaikan materi organ pada tumbuhan (akar) yang akan di pelajari dengan jelas. (tahap 4) discovery learning

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

71

Masing-masing kelompok mengajukan pertanyaan dari materi yang belum dimengerti dari penjelasan guru. (tahap 5) discovery learning Guru memberikan suatu pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah dijelaskan atau sebagai feed back (tahap 6) discovery learning Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan dalam memecahkan suatu masalah atau pengamatan (tahap 7) discovery learning Masing-masing kelompok melakukan pengamatan mengenai objek yang akan dipelajari dan mengklasifikasikan berdasarkan perbedaan ciri dan karakter. (tahap 8) discovery learning Masing-masing kelompok membuat laporan dan hasil sementara. (tahap 9) discovery learning Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan bersama teman kelompoknya. (tahap 10) discovery learning Salah satu kelompok memprsentasikan hasil diskusinya

3 Kegiatan akhir (10 menit) Salah satu kelompok menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dipelajari.(tahap 11) discovery learning Salah satu kelompok bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Guru memberikan penilaian dan apresiasi terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yag dicapai. (tahap 12) discovery learning Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan 3

No Kegiatan Belajar Mengajar Penilaian Pengamat Terlaksana Tidak

1. Pendahuluan (10 menit) Guru mengucapkan salam Ketua kelas memimpin doa sebelum memulai pelajaran dan setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (tahap 1) discovery learning

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

72

Masing-masing kelompok menenukan objek yang akan dipelajari (tahap 2) discovery learning Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, 4-5 orang tiap-tiap kelompok (tahap 3) discovery learning Mengarahkan kepada masing-masing kelompok tetang bagaimana proses belajar yang akan dilakukan di lapangan. (tahap 4) discovery learning

2 Kegiatan inti (70 menit) Guru menjelaskan atau menyampaikan materi organ pada tumbuhan (batang) yang akan di pelajari dengan jelas. (tahap 4) discovery learning Masing-masing kelompok mengajukan pertanyaan dari masing-masing kelompok yang belum dimengerti dari penjelasan guru. (tahap 5) discovery learning Guru memberikan suatu pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah dijelaskan atau sebagai feed back (tahap 6) discovery learning Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan dalam memecahkan suatu masalah atau pengamatan (tahap 7) discovery learning Masing-masing kelompok melakukan pengamatan mengenai objek yang akan dipelajari dan mengklasifikasikan berdasarkan perbedaan ciri dan karakter. (tahap 8) discovery learning Masing-masing kelompok membuat laporan dan membuat hasil sementara. (tahap 9) discovery learning Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan bersama teman kelompoknya. (tahap 10) discovery learning Guru meminta salah satu dari kelmpok untuk memprsentasikan hasil diskusinya

3 Kegiatan akhir (10 menit) Salah satu dari siswa menyimpulkan hasil pengamatan yang telah di lakukan.(tahap 11) discovery learning Siswa bertanya mengenai materi yang belum

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

73

dipahami. Guru memberikan penilaian dan apresiasi terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yag dicapai. (tahap 12) discovery learning Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

G. Sumber Belajar

a. Sumber

Buku Ajar Siswa

LKS

internet

b. Alat dan Bahan

1. Alat tulis

2. Mikroskop

3. Tumbuhan lengkap dengan akar, batang dan daun

4. Toples atau botol

H. Penilaian

a. Jenis tagihan : Uji Kompetensi Tertulis

b. Bentuk tagihan : Latihan Soal

c. Instrument : Tes pilihan ganda, lembar observasi KPS,

dokumentasi

Kediri,08 juli 2016

Guru Mata Pelajaran IPA (Hj. Zaitun,S.Pd) NIP: 196702171993032008

Peneliti (Miftahul Wahyuni) NIM : 151.115.081

Kepala SMPN 2 Kediri

(Fauzi, S.Pd) NIP.196812311990031110

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

74

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS II

Sekolah : SMPN 2 Kediri

Mata Pelajaran : IPA Biologi

Kelas / Semester : VIII/I

Tahun Pelajaran : 2016/2017

Alokasi waktu : 3X 45 Menit

Pertemuan : 3 kali pertemuan

A. Standar Kompetensi :

2.1 Memahami Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan.

B. Kompetensi Dasar :

1.1 Mengidentifikasi struktur pada tumbuhan

C. Indikator

1. Mengidentifikasi fungsi organ pada pertumbuhan (batang) dengan jelas.

2. Membedakan batang dikotil dan batang monokotil pada tumbuhan dengan

tepat

3. Mengklasifikasi fungsi daun dengan jelas.

4. Menentukan jaringan yang ada pada tumbuhan.

5. Mengklasifiksikan fungsi bunga dan buah pada tumbuhan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mengidentifikasi fungsi organ pada pertumbuhan (batang)

dengan jelas.

2. Siswa mampu Membedakan batang dikotil dan batang monokotil pada

tumbuhan dengan tepat

3. Siswa mampu mengidentifikasi fungsi daun dengan jelas.

4. Siswa mampu menentukan jaringan yang ada pada tumbuhan.

5. Siswa mampu klasifiksikan fungsi bunga dan buah pada tumbuhan.

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

75

E. Materi Pembelajaran

Pertemuan pertama, kedua, dan ketiga

1. Cara tumbuhan memperoleh energi

2. Macam-macam gerak pada tumbuhan

F. Model pembelajaran : Discovery Learning

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

No Kegiatan Belajar Mengajar Penilaian Pengamat Trlaksana Tidak

1. Pendahuluan (10 menit) Guru mengucapkan salam

Ketua kelas memimpin doa sebelum memulai pelajaran dan setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (tahap 1) discovery learning

Masing-masing kelompok menenukan objek yang akan dipelajari (tahap 2) discovery learning

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, 4-5 orang tiap-tiap kelompok (tahap 3) discovery learning

Mengarahkan kepada siswa tetang bagaimana proses belajar yang akan dilakukan di lapangan. (tahap 4) discovery learning

2 Kegiatan inti (70 menit) Guru menjelaskan atau mnyampaikan materi

organ pada tumbuhan (batang) yang akan di pelajari dengan jelas. (tahap 4) discovery learning

Masing-masing kelompok mengajukan pertanyaan dari masing-masing kelompok yang belum dimengeti dari penjelasan guru. (tahap 5) discovery learning

Guru memberikan suatu pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah dijelaskan atau sebagai feed back (tahap 6) discovery

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

76

learning

Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan dalam memecahkan suatu masalah atau pengamatan (tahap 7) discovery learning

Masing-masing kelompok melakukan pengamatan mengenai objek yang akan dipelajari dan mengklasifikan berdaan ciri dan karakter. (tahap 8) discovery learning

Masing-masing kelompok membuat laporan dan hasil sementara. (tahap 9) discovery learning

Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan bersama teman kelompoknya. (tahap 10) discovery learning

Salah satu dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya

3 Kegiatan akhir (10 menit) Salah satu dari kelompok menyimpulkan

hasil pengamatan yang telah dipelajari.(tahap 11) discovery learning

Salah satu dari kelompok bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

Guru memberikan penilaian dan apresiasi terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yag dicapai. (tahap 12) discovery learning

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan 2

No Kegiatan Belajar Mengajar Penilaian Pengamat Terlaksana Tidak

1. Pendahuluan (10 menit) Guru mengucapkan salam

Ketua kelas memimpin doa sebelum memulai pelajaran dan setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

77

(tahap 1) discovery learning

Masing-masing kelompok menenukan objek yang akan dipelajari (tahap 2) discovery learning

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, 4-5 orang tiap-tiap kelompok (tahap 3) discovery learning

Mengarahkan kepada siswa tetang bagaimana proses belajar yang akan dilakukan di lapangan. (tahap 4) discovery learning

2 Kegiatan inti (70 menit) Guru menjelaskan atau mnyampaikan materi

organ pada tumbuhan (daun, bunga) yang akan di pelajari dengan jelas. (tahap 4) discovery learning

Masing-masing kelompok mengajukan pertanyaan dari masing-masing kelompok yang belum dimengeti dari penjelasan guru. (tahap 5) discovery learning

Guru memberikan suatu pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah dijelaskan atau sebagai feed back (tahap 6) discovery learning

Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan dalam memecahkan suatu masalah atau pengamatan (tahap 7) discovery learning

Masing-masing kelompok melakukan pengamatan mengenai objek yang akan dipelajari dan mengklasifikasikan berdasarkan perbedaan ciri dan karakter. (tahap 8) discovery learning

Masing-masing kelompok membuat laporan hasil pengamatan yang telah dilakukan. (tahap 9) discovery learning

Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan bersama teman kelompoknya. (tahap 10) discovery learning

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

78

Salah satu dari kelompok memprsentasikan hasil diskusinya

3 Kegiatan akhir (10 menit) Salah satu dari siswa menyimpulkan hasil

pengamatan yang telah dipelajari.(tahap 11) discovery learning

Salah satu dari siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

Guru memberikan penilaian dan apresiasi terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yag dicapai. (tahap 12) discovery learning

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan 3

No Kegiatan Belajar Mengajar Penilaian Pengamat Terlaksana Tidak

1. Pendahuluan (10 menit) Guru mengucapkan salam Ketua kelas memimpin doa sebelum memulai pelajaran dan setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (tahap 1) discovery learning Masing-masing kelompok menenukan objek yang akan dipelajari (tahap 2) discovery learning Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, 4-5 orang tiap-tiap kelompok (tahap 3) discovery learning Mengarahkan kepada siswa tetang bagaimana proses belajar yang akan dilakukan di lapangan. (tahap 4) discovery learning

2 Kegiatan inti (70 menit) Guru menjelaskan atau mnyampaikan materi organ pada tumbuhan (buah) yang akan di pelajari dengan jelas. (tahap 4) discovery learning Beberapa kelompok mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dimengerti dari penjelasan guru. (tahap 5) discovery learning

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

79

Guru memberikan suatu pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah dijelaskan atau sebagai feed back (tahap 6) discovery learning Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan dalam memecahkan suatu masalah atau pengamatan (tahap 7) discovery learning Masing-masing kelompok melakukan pengamatan mengenai objek yang akan dipelajari. (tahap 8) discovery learning Masing-masing kelompok membuat laporan hasil pengamatan yang telah dilakukan. (tahap 9) discovery learning Masing-masing kelompok mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan bersama teman kelompoknya. (tahap 10) discovery learning Salah satu dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya

3 Kegiatan akhir (10 menit) Salah satu dari siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatan yasng telah dipelajari.(tahap 11) discovery learning Salah satu dari siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Guru memberikan penilaian dan apresiasi terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yag dicapai. (tahap 12) discovery learning Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

4. Sumber Belajar

c. Sumber

Buku Ajar Siswa

LKS

internet

d. Alat dan Bahan

5. Alat tulis

6. Mikroskop

7. Tumbuhan lengkap dengan akar, batang dan daun

8. Toples atau botol

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

80

5. Penilaian

d. Jenis tagihan : Uji Kompetensi Tertulis

e. Bentuk tagihan : Latihan Soal

f. Instrument : Tes pilihan ganda, lembar observasi KPS,

dokumentasi

Kediri, …08./…juli….2016

Guru Mata Pelajaran IPA (Hj. Zaitun,S.Pd) NIP: 196702171993032008

Peneliti (Miftahul Wahyuni) NIM : 151.115.081

Kepala SMPN 2 Kediri

(Fauzi, S.Pd) NIP.196812311990031110

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

81

Lampiran 3

LEMBAR KERJA SISWA 1

Megindentifikasi jaringan pada tumbuhan

A. Materi

Jaringan pada Tumbuhan

a. Jaringan Meristemterdiri dari sel-sel yang masih muda dan senantiasa

membelah.

b. Jaringan Epidermismerupakan jaringan yang terletak pada bagian terluar

dari tubuh tumbuhan tersebut. Jaringan epidermis berfungsi sebagai

pelindung bagi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya.

c. Jaringan Parenkim merupakan penyusun utama dalam tubuh tumbuhan.

Fungsi sel parenkim antara lain: penyimpan cadangan makanan, tempat

fotosintesis, penutupan luka, regenerasi.

d. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari :

2) Jaringan intraseluler yaitu jaringan pengangkut yang melalui saluran

yang dibagi lagi menjadi xilem dan floem.

3) Jaringan ekstraseluler, yaitu jaringan pengangkut tanpa melalui

saluran namun melaui ruang-ruang antar sel. Misalnya pada korteks

pada batang dan jaringan bunga karang/spons pada daun memiliki

banyak rongga antar sel yang berfungsi sebagai transportasi gas dan

penampung oksigen yang dibutuhkan dalan respirasi

e. Jaringan Penguatberfungsi untuk mendukung kokohnya struktur berbagai

bagian tumbuhan.

B. Tujuan

Mengidentifikasi Struktur Jaringan pada Tumbuhan

C. Alat dan Bahan

Alat

Silet

Mikroskop

Anilin Sulfat/Air Suling

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

82

Bahan

Tanaman Bunga Matahari

D. Cara Kerja

1. Menyediakan batang tanaman bunga matahari yang masih muda

(berumuran sekitar 1 bulan)

2. Membuat sayatan melintang dari batang muda tersebut setipis mungkin

3. Meletakkan sayatan tipis batang tersebut pada kaca object yang telah di

tetesi anilin sulfat (anilin sulfat dapat diganti dengan air suling)

4. Menutup sediaan tadi dengan kaca penutup

5. Mengamati dengan menggunakan mikroskop

6. Menggunakan terlebih dahulu lensa objectif dengan perbesaran lemah

(100 kali), kemudian mengganti dengan perbesaran kuat (450 kali).

7. Mengamati jaringan – jaringan yang terdapat pada sayatan melintang

batang tersebut

8. Menggambar hasil pengamatan di buku latihan, dengan menunjukkan

jaringan epidermis, parenkim, xylem, floem, dan jaringan lainnya.

E. Pertanyaan

1. Bagaimanakah perbedaan bentuk dan susunan sel pada jaringan

parenkim dan meristem ?

Jawab: ………………………………………………………………..

2. Sebutkan masing-masing fungsi xylem dan floem?

Jawab: ………………………………………………………………..

3. Jelaskan menurut pendapatmu mengenai jaringan meristem pada

jaringan epidermis?

Jawab: ……………………………………………………………….

4. Bagaimanakah kesimpulan mengenai hasil pengamatanmu?

Jawab: ……………………………………………………………….

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

83

Lampiran 4

LEMBAR KERJA SISWA 2

ORGAN

Ringkasan Materi: Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melaksanakan fungsi tertentu 1) Organ pada Tumbuhan

Contoh organ pada Tumbuhan: a. Daun terdiri dari beberapa jaringan yaitu jaringan epidermis, jaringan

pagar, jaringan bunga karang, jaringan pengangkutan. b. Akar terdiri dari jaringan epidermis, parenkim dan pengangkutan. Akar

mempunyai fungsi menempelkan dan menancapkan tubuh tumbuhan dalam tanah.

c. Batang merupakan penghubung antara akar dan batang terdiri dari jaringan jaringan epidermis, parenkim dan pengangkutan.

2) Gambar tumbuhan Tujuan: untuk mengetahui organ-organ pada tumbuhan. Alat dan bahan:

1. Pulpen 2. Kertas Hvs 3. Lingkungan sekolah 4. Bahan bacaan

Petunjuk kerja : 1. Bacalah submateri yang sudah disediakan! 2. Perhatikan tumbuhan di sekitar sekolah dan teman kelompok kalian ? 3. Tuliskan salah satu nama organ tumbuhan yang ada di sekitarmu ? 4. Isilah tabel yang telah disediakan di bawah ini!

No Organ Fungsi

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

84

Klasifikasikan berdasarkan perbdaan ciri dan fungsi masing-masing organ

tumbuhan

Menjelaskan pendapatmu mengenai organ pada tumbuhan

Memebuat hipotesis mngenai hasi pengamatan

Membuat kesimpulan

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

1

Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA 3

Perbedaan Akar Dikotil Dan Akar Monokotil

Tujuan: untuk mengetahui perbedaan akar dikotil dan akar monokotil pada tumbuhan.

Alat dan bahan:

1. Pulpen 2. Kertas Hvs 3. Gambar 4. Bahan bacaan

Petunjuk kerja :

5. Bacalah submateri yang sudah disediakan! 6. Perhatikan gambar preparat arak dikotil dan akar monokotil! 7. Perhatikan jaringan-jaringan yang ada pada akar dikotil dan monokotil

kemudian Isilah pada tabel perbedaan yang sudah disediakan.

Gambar akar dikotil dan monokotil :

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

86

Tabel perbedaan akar dikotil dan monokotil

No Akar dikotil Akar monokotil

Kesimpulan :

1. Apakah yang di maksud dengan akar ? 2. Gambarkan hasil pengamatan kalian mengenai perbedaan akar dikotil dan

monokotil ? 3. Apa letak perbedaan akar dokotil dan monokotil ? 4. Jelaskan pendapatmu mengenai perbedaan jaringan ada pada akar dikotil

dan monokotil ? 5. Buatlah hipotesis mengenai hasil pengamatanmu ? 6. Buatlah kesimpulan ?

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

87

Lampiran 6

LEMBAR KERJA SISWA 4

Perbedaan Batang Dikotil Dan Akar Monokotil

Tujuan: untuk mengetahui perbedaan batang dikotil dan batang monokotil pada tumbuhan.

Alat dan bahan: 1. Pulpen 2. Kertas Hvs 3. Gambar 4. Bahan bacaan

Petunjuk kerja : 1. Bacalah submateri yang sudah disediakan! 2. Perhatikan gambar preparat batang dikotil dan batang monokotil! 3. Perhatikan jaringan-jaringan yang ada pada batang dikotil dan monokotil

kemudian Isilah pada tabel perbedaan yang sudah disediakan.

Gambar akar dikotil dan monokotil :

Tabel perbedaan Batang dikotil dan monokotil

No Batang Dikotil Batang Monokotil

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

88

Kesimpulan :

1. Apakah yang di maksud dengan batang ? 2. gambarkan hasil pengamatan kalian mengenai perbedaan batang dikotil dan

monokotil ? 3. Apa letak perbedaan batang dokotil dan monokotil ? 4. Jelaskan pendapatmu mengenai perbedaan jaringan ada pada batang dikotil

dan monokotil ? 5. Jelaskan hipotesis kalian mengenai hasil pengamatan mu ? 6. Buatlah kesimpulan ?

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

89

Lampiran 7

LEMBAR KERJA SISWA 5

Menentukan Jaringan Pengangkut Pada Daun

Tujuan: untuk mengetahui jaringan pengangkut pada daun.

Alat dan bahan:

1. Pulpen 2. Kertas Hvs 3. Gambar 4. Bahan bacaan

Petunjuk kerja :

1. Bacalah submateri yang sudah disediakan! 2. Perhatikan gambar preparat pada anatomi daun! 3. Perhatikan jaringan-jaringan pengangkut yang ada pada daun.

Gambar Anatomi Pada Daun :

Kesimpulan :

1. Apakah yang di maksud dengan daun ? 2. Setelah kalian mengamati gambar, kelompokkanlah organ jaringan pada

daun ? 3. Jelaskan pendapat kalian mengenai jaringan yang ada pada daun setelah

kalian mengamati ? 4. Gunakan hipotesis kalian untuk menjawab sementara ? 5. Buatlah kesimpulan mengenai pengamatanmu?

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

90

Lampiran 8

LEMBAR KERJA SISWA 6

Menentukan bagian organ pada bunga

Tujuan: untuk mengetahui bagian organ pada bunga.

Alat dan bahan:

1. Pulpen 2. Kertas Hvs 3. Gambar 4. Bahan bacaan

Petunjuk kerja :

1. Bacalah submateri yang sudah disediakan! 2. Perhatikan gambar preparat bunga sepatu! 3. Perhatikan bagian-bagian organ pada bunga.

Gambar bunga

Kesimpulan :

1. Apakah fungsi dari bunga ? 2. Setelah kalian mengamati tentukanlah alat kelamin jantan dan betina ? 3. Apakah fungsi serbuk sari pada bunga ? 4. Buatlah hipotesis mengenai pengamatanmu ? 5. Buatlah kesimpulan?

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

91

Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI

KETERAMPILAN PROSES SAINS

SIKLUS 1

1. Pedoman Observasi

a. Setiap observer berada pada setiap kelompok yang akan di observasi

b. Amatilah setiap siswa di tiap-tiap kelompok

c. Nilai yang diperoleh tiap-tiap siswa akan mewakili skor kelompok

2. Cara Penilaian

a. Berilah tanda √ pada kolom 0 jika tidak ada indikator yang tampak

b. Berilah tanda √ pada kolom 1 jika ada satu indikator yang tampak

c. Berilah tanda √ pada kolom 2 jika ada dua indikator yang tampak

d. Berilah tanda √ pada kolom 3 jika ada tiga indikator yang tampak

No

Pelaksanaan

Indikator

Penilaian Skor 0 1 2 3

1 Pengamatan 1. Menggunakan sebanyak mungkin indera

2. Mencari kesamaan dan perbedaan

3. Mengumpulkan Fakta yang relevan dan memadai

2 Klasifikasi 1. Mencari perbedaan 2. Mencari persamaan 3. Membandingkan

3 Inferensi 1. Mengaitkan pengamatan dengan pengalaman atau pengetahuan terdahulu

2. Mengajukan penjelasan-penjelasan untuk pengamatan-pengamatan

3. Menarik kesimpulan

4 Prediksi 1. Penggunaan data dan pengamatan yang sesuai

2. Pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

92

3. Menguji berbagai

kemungkinan jawaban terhadap suatu peristiwa atau serentetan peristiwa

5 Komunikasi 1. Menyusun dan menyampaikan hasil pengamatan secara sistematis

2. Menjelaskan hasil pengamatan

3. Menyesuaikan hasil pengamatan dengan refrensi yang relevan.

Jumlah

N= �ℎ � � � ℎ ��ℎ � � 100 %

Observer,

(Siti Hajar)

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

93

Lampiran 10

LEMBAR OBSERVASI

KETERAMPILAN PROSES SAINS

SIKLUS II

1. Pedoman Observasi

a. Setiap observer berada pada setiap kelompok yang akan di observasi

b. Amatilah setiap siswa di tiap-tiap kelompok

c. Nilai yang diperoleh tiap-tiap siswa akan mewakili skor kelompok

2. Cara Penilaian

a. Berilah tanda √ pada kolom 0 jika tidak ada indikator yang tampak

b. Berilah tanda √ pada kolom 1 jika ada satu indikator yang tampak

c. Berilah tanda √ pada kolom 2 jika ada dua indikator yang tampak

d. Berilah tanda √ pada kolom 3 jika ada tiga indikator yang tampak

No

Pelaksanaan

Indikator

Penilaian Skor 0 1 2 3

1 Pengamatan a. Menggunakan sebanyak mungkin indera

b. Mencari kesamaan dan perbedaan

c. Mengumpulkan Fakta yang relevan dan memadai

2 Klasifikasi a. Mencari perbedaan b. Mencari persamaan c. Membandingkan

3 Inferensi a. Mengaitkan pengamatan dengan pengalaman atau pengetahuan terdahulu

b. Mengajukan penjelasan-penjelasan untuk pengamatan-pengamatan

c. Menarik kesimpulan

4 Prediksi a. Penggunaan data dan pengamatan yang sesuai

b. Pengujian kebenaran dari ramalan-ramalan yang sesuai

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

94

c. Menguji berbagai kemungkinan jawaban terhadap suatu peristiwa atau serentetan peristiwa

5 Komunikasi a. Menyusun dan menyampaikan hasil pengamatan secara sistematis

b. Menjelaskan hasil pengamatan

c. Menyesuaikan hasil pengamatan dengan refrensi yang relevan.

Jumlah

N= �ℎ � �慰 � � ℎ ��ℎ � � 100 %

Observer,

(Siti Hajar)

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

95

Lampiran 11

SOAL SIKLUS I 1. Organ utama tumbuhan adalah…

a. Akar-batang-biji b. Akar-batang-bunga c. Daun-batang-biji d. Akar-batang-daun

2. Gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang adalah… a. Nasty dan tropisme b. Taksis dan tropisme c. Tropisme dan seismonasti d. Seismonasti dan taksis

3. Peranan penting daun bagi tumbuhan yaitu untuk.. a. Pernapasan b. Menyerap air c. Menyebarkan sari-sari makanan d. Fotosintesis

4. Hal berikut yang membedakan batang tumbuhan dikotil dan monokotil antara lain a. Batang dikotil berkambium, monokotil tidak b. Batang dikotil mempunyai pembuluh, monokotil tidak c. Batang monokotil berkambium, dikotil tidak d. Batang monokotil mempunyai pembuluh, dikotil tidak

5. Floem dan zylem pada batang dikotil berbeda dengan batang monokotil, karena pada batang dikotil a. Hanya terdapat floem dan xylem saja b. Floem dan xylem tersusun beraturan c. Floem danxylem tersebar d. Tersusun teratur fleom di dalam, xylem di luar

6. Penampang melintang akar monokotil berbeda dengan penampang melintang batangnya, perbedaan itu terletak pada pernyataan berikut, kecual….. a. Adanya persikel b. Bentuk cambium c. Adanya endodermis d. Letak xylem dan floem

7. Yang bukan merupakan fungsi batang antara lain.. a. Merupakan organ tumbuhan yang dapat membuat tumbuhan bias tinggi

menjulang yang berfungsi untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

96

b. Merupakan saluran penghubung agar air dan mineral yang diserap akar dapat sampai ke daun

c. Merupakan saluran hasil-hasil fotosintesis yang dihasilkan daun ke seluruh bagian tumbuhan

d. Merupakan tempat terjadinya fotosintesis 8. Perhatikan gambar dibawah ini

Bagian yang berfungsi sebagai jaringan pengangkut ditunjukkan pada bagian bernomor a. 1 dan 3 b. 2 dan 5 c. 3 dan 4 d. 3 dan 5

9. Perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil seperti di bawah ini, kecuali….. a. Dikotil akar tunggang, monokil akar serabut b. Dikotil biji berkeping belah, monokotil berkeping tunggal c. Dikotil antara zylem dan floem ada kambium, monokotil tidak d. Dikotil batang tidak berkembang, monokotil bercabang

10. Perbedaan batang dikotil dengan monokotil yang benar adalah No Dikotil Monokotil 1 Susunan pembuluh angkut tidak

teratur Susunan pembuluh angkut teratur

2 Tidak ada empelur Ada empelur 3 Memiliki kambium Tidak memiliki kambium 4 Jaringan penyokongnya adalah

kolenkim dan sklerenkim Jaringan penyokongnya adalah sklerenkim

5 Jaringan penyokongnya adalah sklerenkim

Jaringan penyokongnya adalah kolenkim

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

97

Lampiran 12

SOAL TES SIKLUS II

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!!!

1. Dibawah ini merupakan fenomena yang menunjukkan adanya gerak pada tumbuhan kecuali…. a. Tumbuhan putri malu akan menguncupkan daunya apabila disentuh b. Mengalirnya sitoplasma kedalam sel c. Melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuhan d. Berubahnya arna daun yng sudah tua

2. Perhatikan data berikut ini 1) Daun insektivora menutup karena ada sentuhan 2) Daun sikejut (putrid malu) menutup karena disentuh 3) Daun bunga kupu-kupu menutup diwaktu malam 4) Gerak akar masuk ke tanah

Manakah dari pertanyaan diatas yang merupakan gerak nasty….

a. 1 dan 4 b. 3 dan 4 c. 2 dan 4 d. 2 dan 3

3. Yang membuktikan adanya gerak autonom pada tumbuhan adalah…. a. Gerak yag diperlihatkan tumbuhan ketika tumbuh seperti tumbhnya

akar, batang, daun dan bunga b. Gerak mengalirnya air pada batang tumbuhan c. Gerak yang diakibatkan oleh rangsangan dari luar d. Gerak yang diakibatkan oleh rangsangan dari dalam

4. Salah satu faktor yang mempengaruhi adanya gerak nasty pada tumbuhan adalah…. a. Gerakan yang berasal dari luar tumbuhan itu sendiri b. Gerak yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari c. Gerak mengalirnya sitoplasma dalam sel d. Gerak bebas tubuh tumbuhan tertentu karena adanya rangsangan

5. Gerak kloroplas memutar mengelilingi isi sel pada sel-sel daun hydrila sp. Merupaka salah satu conttoh dari…. a. Gerak nasty b. Gerak higroskopis c. Gerak autonom(endonom) d. Gerak esionam

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

98

6. Contoh fenomena yang menunjukkan adanya gerak autonom pada

tumbuhan adalah…. a. Gerak melengkungnya kuncup daun Karena perbedaan kecepatan

tumbuh b. Pecahnya buah polong yang sudah kering pada lamtoro, jarak dan

kembang merak c. Membukanya sporangium pada tumbuhan paku akibat berkerutnya sel-

sel analus d. Membuka dan menutupya bunga pukul empat (mirabilis jalava)

7. Siti melakukan uji coba dengan meletakkan tanaman didekat jendela, setiap hari jendela tersebut di buka. Apakah yang terjadi pada tanaman tersebut setelah beberapa hari kemudian…. a. Tanaman menjauhi arah datangnya sinar matahari b. Tanaman membelok menuju sumber air c. Tanaman membelok menu pusat bumi d. Tanaman mengarah pada datangnya sinar matahari

8. Penelitian menunjukkan bahwa akar tumbuh lebih banyak dan lebih panjang ke arah sumber air dibandingkan dengan yag tumbuh kearah yang tidak ada airnya, gerak akar ke sumber air itu disebut…. a. Hidrotropisme b. Hidronasti c. Geotropism d. Geonasti

9. Membegkoknya ujung batang pada peristiwa fototropisme karena…. a. Sel-sel batang yang tidak terkena sinar matahari tumbuh lebih cepat

dari pada sel-sel batang yang terkena sinar sehingga membengkok. b. Sel-sel batang yang tidak terkena sinar tumbuh lebih lambat dari sel-

sel batang yang terkena sinar matahari sehingga membengkok c. Sel-sel batang yang tidak terkena sinar lebih panjang dari sel-sel

batang yang terkena sinar sehigga membengkok d. Sel-sel batang yang tidak terkea sinar lebih pendek dari sel-sel batang

yang terkena sinar sehingga membengkok 10. Dalam percobaan terhadap gerak nasty pada tumbuhan putri malu

menunjukkan bahwa…. a. Daun dan ranting yang lebih dekat dengan titik sentuhan akan tegak

lebih dulu b. Daun dan ranting yang lebih jauh dari titik sentuhan akan tegak lebih

dulu

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

99

c. Daun dan ranting yang lebih dekat dari titik sentuhan akan tegak lebih dulu, kemudian disusul daun

d. Ranting yang lebih jauh dari titik sentuhan akan tegak lebih dulu kemudian disusul daun

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

100

Lampiran 13

DATA HASIL PENELITIAN SIKLUS I

1. Hasil observasi keterlaksanaan RPP

Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Rencana Proses Pembelajaran

(RPP) Siklus I

Siklus Jumlah langkah

pembelajaran

Langkah pembelajaran yang terlaksana Kategori

Jumlah Persentase 1 54 39 72,22% Baik

2. Hasil Observasi keterampilan proses sains

Data Hasil Analisis Lembar Observasi keterampilan proses sains

siswa Siklus I

Analisis Hasil Jumlah Kategori A B C D E F

9 10 12 14 10 10

Cukup aktif

Jumlah total Skor yg diperoleh 65 Jumlah indikator 90 Persentase 72,22%

N =65

90 × 100%.

= 72,22 %

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

101

Lampiran 14

DATA HASIL PENELITIAN SIKLUS II

1. Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP

Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Rencana Proses Pembelajaran

(RPP) Siklus II

Siklus Jumlah langkah pembelajaran

Langkah pembelajaran yang terlaksana Kategori

Jumlah Persentase II 54 47 87,03% Sangat baik

2. Data Hasil Observasi keterampilan proses sains Siswa

Data Analisis Lembar Observasi keterampilan proses sains Siswa

Siklus II

Analisis Hasil Jumlah Kategori A B C D E F

13 14 16 14 16 13

Aktif

Jumlah total Skor yg diperoleh 86 Jumlah indikator 90 Persentase 95,55%

N =86

90 × 100%.

=95,55 %

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

102

Lampiran 15

DATA HASIL BELAJAR SIKLUS I

Data Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi Materi sistem dalam kehidupan tumbuhan di Kelas VIIIC SMPN 2 Kediri Siklus I

No Nama siswa Nilai Keterangan

Tuntas Tidak tuntas 1 Alivia salsabila 70 √ 2 Andre ditya 60 √ 3 Annisa qurani yulianti 70 √ 4 Dewi ernayanti 20 √

5 Elda yulia suhartini 60 √

6 Elis novianti 40 √

7 Pauzul bayan 70 √ 8 Fitri wahyuningsih 70 √ 9 Haeril abror 70 √ 10 Hayatul ulum 70 √ 11 Heri agus hardian 80 √ 12 Hilmanul farid 60 √

13 Lia usmayani 50 √

14 M. trisna afandi 60 √

15 Muhammah sahrul 70 √ 16 Muhammad rodi muslim 70 √ 17 Murniati 50 √

18 Ria restifa 40 √

19 Rizki arya kusuma 70 √ 20 Rupawan haris - √ 21 Siti dewi riana 70 √ 22 Siti sofiana - √ 23 Wahyu hidayat 80 √ 24 Mawaizah 10 √

25 Sofia ardianti 50 √

Jumlah 1360 Rata-rata 54,40

1. Penentuan nilai rata-rata kelas

NR = 1360

25×100%

= 54,40%

2. Penentuan tingkat ketuntasan belajar klasikal

TBK =19

25× 100%

= 52 %

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

103

Lampiran 16 DATA HASIL BELAJAR

SIKLUS II

Data Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi Materi Sistem Dalam Kehidupan Tumbuhan di Kelas VIIIC SMPN 2 Kediri Siklus II

No Nama siswa Nilai Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas 1 Alivia salsabila 80 √ 2 Andre ditya 80 √ 3 Annisa qurani yulianti 80 √ 4 Dewi ernayanti 60 √

5 Elda yulia suhartini 60 √

6 Elis novianti 70 √ 7 Pauzul bayan 80 √ 8 Fitri wahyuningsih 80 √ 9 Haeril abror 80 √ 10 Hayatul ulum 80 √ 11 Heri agus hardian 90 √ 12 Hilmanul farid 70 √ 13 Lia usmayani 70 √ 14 M. trisna afandi 70 √ 15 Muhammah sahrul 80 √ 16 Muhammad rodi muslim 80 √ 17 Murniati 80 √ 18 Ria restifa 40 √

19 Rizki arya kusuma 60 √

20 Rupawan haris 60 √

21 Siti dewi riana 70 √ 22 Siti sofiana 70 √ 23 Wahyu hidayat 80 √ 24 Mawaizah 70 √ 25 Sofia ardianti 70 √

Jumlah 1810 Rata-rata 72,40

1. Penentuan nilai rata-rata kelas

NR = �� ×100%

= 72,40% 2. Penentuan tingkat ketuntasan belajar klasikal

TBK =20

25× 100%

= 80%

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

104

LAMPIRAN 17

DOKUMENTASI SIKLUS I

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

105

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

106

LAMPIRAN 18

DOKUMENTASI SIKLUS II

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

107

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

108

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

109

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

110

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

111

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

112

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

113

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING …etheses.uinmataram.ac.id/1011/1/Miftahul Wahyuni151115081.pdf · penerapan model pembelajaran discovery learning untukmeningkatkan

114