91
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Triguna Utama Ciputat) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh UMMI KALSUM NIM. 106016100566 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010 M

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

  • Upload
    lymien

  • View
    236

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Triguna Utama Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

UMMI KALSUM NIM. 106016100566

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2010 M

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

i

ABSTRAK

Kalsum, Ummi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing I : Dr. Sujiyo Miranto, M. Pd. Dosen Pembimbing II : Sigit Tri Wibowo, M. Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan model pembelajaran guided inquiry pada konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SMA Triguna Utama pada kelas XII IPA yang terdiri dari 31 siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, siklus pertama pada subkonsep faktor-faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, sedangkan siklus kedua pada subkonsep faktor-faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembang pada tumbuhan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes uraian Keterampilan Proses Sains (KPS), lembar wawancara, lembar observasi, dan angket respon siswa terhadap proses pembelajaran serta instrumen pembelajaran berupa RPP dan LKS guided inquiry. Teknik analisis data secara kualitatif berdasarkan analisis deskriptif hasil perhitungan rata-rata skor penguasaan KPS dan respon siswa pada siklus pertama dan kedua. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata skor penguasaan KPS siswa pada siklus I sebesar 77,76 sedangkan pada siklus II sebesar 82,26. Ketercapaian aspek KPS mencapai rata-rata 82,26 dan sebagian besar sikap siswa positif terhadap pembelajaran guided inquiry. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan KPS siswa, hal tersebut juga didukung dengan perhitungan statistik menggunakan uji t pada nilai N Gain penguasaan KPS siswa, dan dihasilkan nilai uji t sebesar 4,52 dan t tabel sebesar 2,00, dengan taraf signifikansi 5%. Dengan demikian penerapaan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains siwa. Adapun Aspek keterampilan proses sains yang mengalami peningkatan yaitu, keterampilan observasi, mengajukan pertanyaan, berkomunikasi, menghitung matematika, interpretasi, memprediksi, merencanakan percobaan, menentukan variabel, merumuskan masalah, dan berhipotesis Kata kunci: Keterampilan proses sains, Guided inquiry.

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

ii

ABSTRACT

Kalsum, Ummi. 2010. Implementation Guided Inquiry Model of Learning to Improve Students Science Process Skill of XII Level SMA Students at Growth and Development of Plant Concept. Biology Education Study Program, Natural Science Education Departement, Faculty of Education and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The aim of this study were to improve science process skill of students at growth and development of plant concept by implementation guided inquiry model of learning, and want to know the student coment about applies the guided inquiry model of learning. The study was an action research which was done in SMA Triguna Utama at XII level consist of 31students . This research consist of 4 steps, which were planning, implementing, observating, and reflecting. This action reasearch was devided into 2 cycles, the first cycle at concept the external factor that influence the plant growth, and the second cycle at concept the internal factor that influence the plant growth. The technique data gathering with science process skill essay test, interview sheet, observation sheet, and student responds questionnaire of learning process. The data analysis by qualitative base on descriptive analysis. The results of this study shows: there is increasing of science process skill from cycle to cycle; 77,76% to 82,06%, and the impression of students to implementation of guided inquiry model of learning is positive. Base on t test, shows that the t test score 4,52 and t table 2,00 with significancy 5%. Result of this reasearch showed that application learning model of inquiry can improving student science process skill. There are increased aspects of science process skill, consist of observation skill, questioning, communicating, math account, interpretating, predicting, planning an experiment,formulate the problem, and hypothesis. Keywords: guided inquiry, science process skill

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta

petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan

Tumbuhan.” Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada pahlawan

revolusi Islam, Nabi besar Muhammad Saw.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak menerima bantuan dan

bimbingan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Dosen pembimbing I,

yang telah membimbing, memberikan saran, masukan serta mengarahkan

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Sigit Tri Wibowo, M,Si, Dosen pembimbing II, yang telah

membimbing, memberikan saran, masukan serta mengarahkan penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen yang telah membimbing, mendidik dan mewariskan

ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang telah diberikan kepada penulis

dapat menjadi ilmu yang berkah dan bermanfaat.

7. Bapak Sajiko, S.Pd, Kepala sekolah SMA Triguna Utama dan bapak Ase

Saepul Karim, S.Pd sebagai wakil, yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian skripsi ini pada SMA Triguna Utama.

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

iv

8. Ibu Titik Puji Lestari, Guru bidang studi biologi yang telah membantu

penulis dalam penelitian skripsi ini.

9. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Yazid Bustami dan Ibunda Nurhikmah yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, do’a yang selalu terucap untuk penulis, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Adik-adikku tersayang Maimanah Nur dan Siti Maisyaroh yang telah memberikan dukungan moril serta doanya kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat seperjuanganku dibangku kuliah yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada penulis serta semua teman-temanku di Jurusan IPA Prodi Pendidikan Biologi 2006.

11. Sahabat-sahabat seperjuanganku dari daerah perantauan RIAU (Nuraida, Aminah, Rhohmatillah, Lara Restiyani, Titin Nurhayati, Lilis Marina A, Ana Riyansih, Elida Hayati, Ronaldo Bafit, Halsariki Nasution, Feni Andrian dan Muhammad Zainul Ulum) yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis serta semua adik-adik, abang-abang dan kakak-kakak IKAPDH Jakarta.

12. Anak-anak kosan tercinta, beti, reta, rohai, dan mbak idah. Terima kasih atas dukungannya.

13. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk sempurnanya skripsi

ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, Desember 2010

Penulis

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................... 6

C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................... 6

D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................... 8

1. Keterampilan Proses Sains ...................................................... 8

a. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ............................... 9

b. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ................... 13

c. Pengukuran Keterampilan Proses Sains ........................... 15

2. Model Pembelajaran .................. ............................................. 19

3. Teori Konstruktivisme ............................................................. 22

4. Model Pembelajaran Inquiry .................................................. 24

5. Karakteristik Pembelajaran Inquiry ......................................... 25

6. Prinsip-prinsip Penggunaan Pembelajaran Inquiry ................ 30

7. Kelemahan Pembelajaran Inquiry ............................................. 31

8. Tingkatan Pembelajaran Inquiry ................................................ 32

9. Fase-fase Pembelajaran Inquiry ................................................ 33

B. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan .................................... 37

C. Bahasan dan hasil-hasil Penelitian yang Relevan ................................ 37

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

vi

D. Kerangka Pikir .................................................................................. 40

E. Hipotesis Tindakan .......................................................................... ... 41

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 42

B. Subjek Penelitian ...................................................................... 42

C. Metode dan Desain Intervensi Tindakan ................................... 42

1. Metode ........................................................................ .......... 42

2. Desain Intervensi Tindakan ................................................ 43

3. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................. 43

4. Prosedur Singkat Tindakan ................................................. 44

D. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................... 45

E. Hasil Intervensi yang Diharapkan ............................................. 46

F. Data dan Sumber Data .............................................................. 47

G. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 47

H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 48

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ........................................ 49

J. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ............................ 53

K. Indikator Keberhasilan .............................................................. 58

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Temuan Hasil Penelitian ........................................................... 59

1. Siklus I ....................................................................................... 59

2. Siklus II ....................................................................................... 67

B. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................... 72

1. Uji Normalitas ......................................................................... 72

2. Uji Homogenitas ...................................................................... 72

3. Analisis Hipotesis Tindakan ..................................................... 73

C. Pembahasan ................................................................................ 74

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 78

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

vii

B. Saran .......................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ………...…….……………………………………….... 79

LAMPIRAN .......................................................................................

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model-model Pembelajaran ........................................................ 20

Tabel 2.2 Model-model Pembelajaran Inquiry ........................................... 33

Tabel 2.3 Tahap Pembelajaran Inquiry ........................................................ 36

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 48

Tabel 3.2 Indeks Reliabilitas ........................................................................ 50

Tabel 3.3 Indeks Kesukaran ........................................................................ 51

Tabel 3.4 Indeks Daya Pembeda ................................................................ 53

Tabel 3.5. Interpretasi Keterampilan Proses Sains ........................................ 56

Tabel 4.1 Hasil Catatan Lapangan .............................................................. 59

Tabel 4.2 Hasil Observasi KPS .................................................................. 60

Tabel 4.3 Data Wawancara ........................................................................ 61

Tabel 4.4 N-gain KPS Pretest dan Postet Siklus I ........................................ 63

Tabel 4.5 Persentase Ketercapaian Aspek KPS ......................................... 63

Tabel 4.6 Tindakan perbaikan siklus I ........................................................ 66

Tabel 4.7 Catatan Lapangan ........................................................................ 67

Tabel 4.8 Hasil Observasi KPS .................................................................. 68

Tabel 4.9 N-Gain KPS Pretest dan Postet Siklus II....................................... 69

Tabel 4.10 Persentase Ketercapaian Aspek KPS ........................................... 69

Tabel 4.11 Data Persentase Sikap Siswa ....................................................... 71

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas ........................... 72

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ....................... 73

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ............................ 74

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 82

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa................................................................. 96

Lampiran 3. Kisi-Kisi Soal Keterampilan Proses Sain.................................. 114

Lampiran 4. Soal Keterampilan Proses Sains ............................................... 118

Lampiran 5. Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes .................................. 127

Lampiran 6. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes .............................. 131

Lampiran 7. Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes .................. 135

Lampiran 8. Perhitungan Uji Daya Pembeda ............................................... 139

Lampiran 9. Rekapitulasi Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran

dan Daya Pembeda Soal Postest .............................................. 143

Lampiran 10. Format Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran .................... 145

Lampiran 11. Lembar Wawancara Terstruktur Respon Siswa ......................... 147

Lampiran 12. Format Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran ............. 148

Lampiran 13. Lembar Obsevasi Keterampilan Proses Sains Siswa ................ 150

Lampiran 14. Angket Respon Siswa .............................................................. 151

Lampiran 15. Hasil Keterampilan Proses Sains Siklus I ................................. 153

Lampiran 16. Perhitungan N Gain Siklus I..................................................... 155

Lampiran 17. Hasil Keterampilan Proses Sains Siklus II ................................ 156

Lampiran 18. Perhitungan N Gain Siklus II ................................................... 158

Lampiran 19. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas N Gain Siklus I .... 159

Lampiran 20. Perhitungan Uji Normalitas N Gain Siklus I ............................. 161

Lampiran 21. Persiapan Uji Normalitas dan Homogenitas N Gain Siklus II ... 163

Lampiran 22. Perhitungan Uji Normalitas N Gain Siklus II .......................... 165

Lampiran 23. Perhitungan Uji Homogenitas ................................................. 167

Lampiran 24. Persiapan Perhitungan Uji Hipotesis Siklus I ........................ 168

Lampiran 25. Persiapan Perhitungan Uji Hipotesis Siklus II ........................ 169

Lampiran 26. Perhitungan Pengujian Hipotesis ............................................. 170

Lampiran 27. Perhitungan Lembar Observasi ............................................... 171

Lampiran 28. Perhitungan Lembar Angket ................................................. 173

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran biologi sebagai bagian dari pendidikan di bidang

IPA/sains, memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan,

khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Karena

IPA/sains merupakan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang

diketahui telah membawa pengaruh yang besar dan cepat pada semua aspek

kehidupan manusia, dan diyakini juga bahwa melalui IPA/sains dengan

pembelajaran keterampilan prosesnya memiliki potensi dan peluang paling

besar untuk ikut andil dalam proses pengembangan manusia yang berkualitas

terutama aspek intelektualnya.1 Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi tersebut termasuk ilmu biologi membawa dampak pemilihan

materi, metode dan media pembelajaran serta sistem pembelajaran yang tepat

agar dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik sehingga dapat bersaing

dalam menanggapi perkembangan sains tersebut dan dapat mencapai tujuan

mata pelajaran biologi itu sendiri.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tersebut, pemerintah

menaruh perhatian terhadap mutu proses pembelajaran. Hal tersebut tertuang

dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tentang Standar Nasional

Pendidikan yang menyatakan bahwa: “proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik.”2

1 Ahmad Sofyan, Konstruktivisme dalam pembelajaran IPA/Sains, Prosiding Seminar

Internasional Pendidikan IPA, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2007), h. 9. 2 Peraturan Pemerintah RI Bab IV Standar Proses Pasal 19 ayat 1 tentang “Standar Nasional

Pendidikan”, tersedia di: www.depdiknas.go.id

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

2

Upaya pemerintah tersebut harus ditindaklanjuti sehingga mutu

pendidikan menjadi kenyataan yang akan berdampak terhadap pembangunan

Indonesia di masa mendatang. Pembelajaran IPA/sains di sekolah selalu

mengacu pada kurikulum IPA, di dalam kurikulum telah ditegaskan bahwa

pembelajaran IPA harus menekankan pada penguasaan kompetensi melalui

serangkaian proses ilmiah. Dalam buku panduan penyusunan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, dikatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya

dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek

penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA khususnya

biologi menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung

melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap

ilmiah.3

Namun pada kenyataannya berbeda dari yang diharapkan, berdasarkan

hasil kajian penelitian Sardjono dalam Muslim, menunjukkan bahwa

pembelajaran IPA di sekolah masih banyak dilakukan secara konvensional

(pembelajaran berpusat pada guru) dan prestasi belajar IPA masih sangat

rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.4 Menurut

Clements dan Battista dalam Trianto, yang kita lihat bahwa sebagian pola

pembelajaran masih bersifat transmisif, pengajar mentransfer dan

menyampaikan konsep-konsep secara langsung pada peserta didik. Dalam

pandangan ini, siswa secara pasif “menyerap” struktur pengetahuan yang

diberikan guru atau yang terdapat dalam buku pelajaran. Pembelajaran hanya

sekedar penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan kepada siswa.5

Hal ini senada dengan hasil observasi peneliti pada Praktik Profesi

Keguruan Terpadu selama empat bulan (Februari s/d Mei) di kelas XI IPA

3 BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006) h. 484 4 Muslim, Effort to Improve Science Process Skill Student’s Learning in Physics Through

Inquiry Based Model. (Proceeding The Second International Seminar on Science Education. UPI 2008) h. 285

5 Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009) h. 18

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

3

SMA Triguna Utama Tangerang serta wawancara yang dilakukan dengan

siswa dan guru bidang studi biologi di sekolah tersebut, diperoleh informasi

bahwa pembelajaran biologi yang telah dilaksanakan terdapat hal-hal yang

perlu ditingkatkan. Adapun hal-hal yang perlu ditingkatkan tersebut adalah

pertama, penggunaan metode pembelajaran, karena selama pembelajaran

hanya sedikit sekali peserta yang aktif disebabkan guru masih menggunakan

metode konvensional, yaitu dengan ceramah dan berpusat pada guru. Dengan

tidak adanya kegiatan praktikum atau kegiatan yang menunjang keterampilan

siswa pada metode ceramah yang diterapkan, hal ini dapat menyebabkan

keterampilan proses sains (KPS) siswa tidak berkembang dengan maksimal,

hal ini terlihat pada saat pembelajaran bahwa pada umumnya siswa belum

dapat menyusun hipotesis, melakukan pengamatan dengan benar, membaca

grafik dengan benar, menentukan variabel percobaan, menginterpretasi data

dan menarik kesimpulan dengan benar. Akibatnya, keterampilan proses sains

siswa menjadi rendah. Padahal dengan terlatihnya siswa menggunakan

keterampilan proses sains akan memudahkannya dalam menerapkan konsep

sains dalam kehidupan sehari-hari (pemecahan masalah).6 Selain itu, dalam

pembelajaran model ceramah siswa ditempatkan pada posisi belajar pasif

yaitu mendengar dan mencatat. Kondisi kelas seperti ini dapat membuat

siswa bosan dan tidak mendapatkan pengalaman belajarnya sendiri serta

semakin enggan untuk belajar biologi.

Kedua, sumber informasi masih didominasi oleh guru, sehingga siswa

jarang dijadikan sumber informasi alternatif, sehingga tidak muncul interaksi.

Hal ini membuat siswa tidak terbiasa bertanya, mengeluarkan pendapat,

berdebat dan perilaku aktif lainnya. Sehingga pemahaman belajar yang

diperoleh siswa tidak maksimal, karena melalui keaktifan siswa, maka ia akan

mampu mengolah kesan pengamatan menjadi pengetahuan. Keaktifan juga

mendorong siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sehingga merupakan

pengalaman langsung dengan lingkungan. Pengalaman interaksi ini akan

6 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009) h. 52

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

4

menimbulkan pengertian tentang lingkungan dan selanjutnya akan menjadi

pengetahuan baru. 7

Terkait hal di atas Edgar Dale membuat kesimpulan dari penelitiannya

yang dikenal dengan Dale’s Cone Experience, yang menunjukkan bahwa jika

mengajar dengan banyak ceramah maka tingkat pemahaman siswa hanya

20%, sedangkan jika siswa diminta untuk melakukan sesuatu sambil

melaporkannya tingkat pemahaman siswa dapat mencapai 90%.8

Ketidakaktifan siswa menyebabkan suasana kelas saat proses

pembelajaran berlangsung sangat tidak kondusif, beberapa siswa banyak yang

sibuk dengan aktifitasnya sendiri yang tidak mendukung kegiatan belajar

seperti mengobrol, memainkan telepon genggam, ada yang mengantuk, dan

ada yang bercanda.

Berdasarkan persoalan yang dipaparkan di atas peneliti bermaksud

untuk melakukan suatu tindakan untuk mengatasi beberapa permasalahan

tersebut. Dalam tindakan ini keterampilan proses sains dipandang perlu

ditingkatkan. Mengingat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-

satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori. Untuk

mengatasi hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan

memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa.9 Menurut

Rustaman keterampilan proses tersebut dimunculkan sebagai materi yang

harus diukur dan berada dalam lingkup pembelajaran “bekerja ilmiah”.10

Selain itu pentingnya keterampilan proses sains untuk ditingkatkan

mengingat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilakukan

memiliki rumusan tujuan pembelajaran yang menuntut keterampilan proses

melalui suatu konsep tertentu. Adapun standar kompetensi yang akan

7 Yudi Munadi dan Farida Hamid, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Jakarta: UIN syarif Hidayatullah, 2009) hal. 24

8 Raymond S. Pastore, Principles of Teaching, Blommsburg University, dari: http://teacherwolrd.com/potdale.html

9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) h. 137

10 Nuryani Rustaman,dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005) h. 161

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

5

dilaksanakan berdasarkan panduan dari badan standar nasional pendidikan

adalah melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada

tumbuhan. Selain itu aspek-aspek keterampilan proses sains juga menjadi

salah satu poin dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Biologi SMA/MA.

Dalam pelaksanaan pembelajaran sains, siswa dituntut mengembangkan

keterampilan proses sains, berpikir induktif, sikap ilmiah, keterampilan

manipulasi alat, keterampilan komunikasi yang semuanya terintegrasi dalam

keterampilan dasar kerja ilmiah.11 Sehingga diperlukan pembelajaran yang

dapat mengembangkan keterampilan tersebut. Salah satu alternatif model

pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan proses

sains siswa serta dapat memberikan penguatan terhadap kualitas pembelajaran

biologi di kelas sebagai sarana penelitian adalah model pembelajaran inquiry.

Sebagai salah satu model pembelajaran rujukan konstruktivisme, inquiry ini

dirancang untuk mendorong siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan,

berpikir kritis, mengembangkan berbagai keterampilan dan melakukan

penerapan. Berarti prinsip pembelajaran sains disini adalah proses aktif.

Proses aktif memiliki aktivitas mental dan fisik. Artinya hands on activities

saja tidak cukup, melainkan juga minds on activities. Implikasi ini difasilitasi

oleh model pembelajaran inquiry.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

keterampilan proses sains peserta didik diperlukan model pembelajaran yang

sesuai, dan pembelajaran inquiry merupakan salah satu model pembelajaran

yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan tersebut karena model

pembelajaran inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari

dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Seperti yang

dinyatakan oleh Nur dalam Holil, bahwa dalam pembelajaran IPA,

keterampilan-keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan

11 Nuryani Rustaman, Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional II HISPPIPAI. (Bandung: FPMIPA UPI, 2005) h. 3

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

6

yang dipelajari siswa saat mereka melakukan inkuiri ilmiah.12 Jadi pada

penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran guided inquiry

sebagai model pembelajaran yang digunakan dalam upaya meningkatkan

keterampilan proses sains siswa.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang masih monoton dan satu arah.

2. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan keaktifan siswa.

3. Suasana kelas yang tidak kondusif selama proses pembelajaran.

4. Keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran biologi masih

tergolong rendah.

5. Penggunaan model pembelajaran guided inquiry dalam upaya

meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada konsep pertumbuhan

dan perkembangan tumbuhan.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman makna serta upaya untuk lebih

efisien dalam pelaksanaan penelitian yang selaras dengan judul penelitian,

maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah

tersebut adalah:

1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran guided

inquiry. Model pembelajaran ini dipilih karena dalam proses

pembelajarannya melibatkan keterampilan proses sains sehingga

diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran ini dapat

meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

2. Penelitian ini akan dilaksanakan pada konsep pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan. Konsep pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan ini merupakan konsep konkrit yang tujuan utama dari

12Anwar holil, Keterampilan Proses, tersedia di http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/hubungan-inkuiri-dan-keterampilan.html, 24 Juni 2010

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

7

pembelajarannya adalah keterampilan proses sains melalui konsep

tersebut.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan fokus penelitian di atas, maka penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran

guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XII

IPA SMA Triguna Ciputat Kabupaten Tangerang Tahun Pelajaran

2010/2011?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan dan manfaat dari

penelitian, yaitu:

a. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana keterampilan proses sains siswa dapat

meningkat dengan pembelajaran inkuiri terbimbing.

2. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan sebagai refleksi pembelajaran.

b. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi kepada para pembaca tentang penerapan

model pembelajaran guided inquiry untuk meningkatkan keterampilan

proses sains siswa.

2. Bagi sekolah dan guru semoga karya tulis ini dapat digunakan sebagai

masukan tentang pentingnya meningkatkan keterampilan proses sains

siswa dalam pembelajaran.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar atau

tolak ukur bagi penelitian-penelitian selanjutnya guna memperbaiki

dan mengembangkan hasil penelitian yang sudah ada.

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Keterampilan Proses Sains

Belajar sains atau biologi secara bermakna baru akan dialami siswa

apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual, dan sosial.

Pengembangan keterampilan proses sains sangat ideal dikembangkan

apabila guru memahami hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai proses

dan produk. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui

pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika

kegiatannya sedang berlangsung. Namun apabila dia sekedar

melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang dikerjakannya, maka

perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk

menguasainya. Kesadaran tentang apa yang sedang dilakukannya, serta

keinginan untuk melakukannya dengan tujuan untuk menguasainya

adalah hal yang sangat penting.1

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan

kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau

intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa

menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam

keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat

dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan

keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan

sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

keterampilan proses. Hal ini senada dengan pendapat Dahar yakni

keterampilan proses sains adalah keterampilan yang meliputi intelektual,

manual dan sosial, begitu juga dengan Semiawan mendefinisikan

keterampilan proses sains sebagai keterampilan-keterampilan fisik dan

1 Nuryani Y Rustaman, dkk. Strategi Belajar dan Mengajar Biologi. Cetakan I (Malang:

Penerbit Universitas Negeri Malang. 2005) h. 86

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

9

mental yang dimiliki, dikuasai, dan diterapkan dalam usaha mencari

penemuan-penemuan baru.2

Jadi menurut penulis keterampilan proses sains adalah

keterampilan-keterampilan yang muncul atau diperlukan disetiap langkah

dalam upaya memecahkan masalah atau menemukan sesuatu yang baru

dalam sains.

a. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains

Jenis-jenis keterampilan proses sains dan karakteristiknya terdiri

atas sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak

dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-

masing keterampilan proses tersebut.3

Menurut Harlen keterampilan proses sains terdiri dari tujuh

keterampilan yaitu, observing, hypothesizing, predicting,

investigating, interpreting findings, and drawing conclusions,

communicating.4 Sedangkan menurut Rustaman keterampilan proses

sains terdiri dari sembilan keterampilan yaitu:

1) Melakukan Pengamatan (observasi).

Mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses

dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakakn hal

terpenting untu mengembangkan keterampilan-keterampilan

proses yang lain. Mengamati merupakan tanggapan kita

terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan

menggunakan pancaindra. Menggunakan indera penglihat,

pembau, pendengar, pengecap, dan peraba pada waktu

mengamati ciri-ciri semut, capung, kupu-kupu, dan hewan lain

yang termasuk serangga merupakan kegiatan yang sangat

dituntut dalam belajar IPA. Menggunakan fakta yang relevan

dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan

proses mengamati.

2 Cony Semiawan. Pendekatan Keterampilan Proses. (Jakarta: Gramedia 1992), h.17 3 Nuryani Y Rustaman. Op.cit,. h. 78 4 Wynne Harlen, The Teaching of Science, (London: David Fulton Publishers, 1992) h. 29

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

10

2) Menafsirkan (interpretasi)

Mencatat setiap hasil pengamatan tentang fermentasi secara terpisah

antara hasil utama dan hasil sampingan termasuk menafsirkan atau

interpretasi. Menghubung-hubungkan hasil pengamatan tentang

bentuk alat gerak dengan habitatnya menunjukkan bahwa siswa

melakukan interpretasi. Begitu pula jika siswa menemukan pola atau

keteraturan dari satu seri pengamatan tentang jenis-jenis makanan

berbagai burung, misalnya semuanya bergizi tinggi, dan

menyimpulkan bahwa makanan bergizi diperlukan oleh burung.

3) Mengelompokkan (klasifikasi)

Penggolongan makhluk hidup dilakukan setelah siswa mengenali

ciri-cirinya. Dengan demikian dalam proses pengelompokan

tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan,

mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan

mencari dasar penggolongan. Jadi mengklasifikasikan merupakan

keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa

berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan

golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.

4) Meramalkan (prediksi)

Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan

mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi

berdasarkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada.

Memperkirakan bahwa besok matahari akan terbit pada jam tertentu

di sebelah timur merupakan contoh prediksi. Memprediksi dapat

diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang

segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan

perkiraan pada pola atau kecendrungan tertentu, atau hubungan

antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.

5) Berkomunikasi

Membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernapasan

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

11

termasuk berkomunikasi dalam pembelajaran IPA. Menggambarkan

data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk

berkomunikasi. Selain itu termasuk ke dalam berkomunikasi juga

adalah menjelaskan hasil percobaan, misalnya mempertelakan atau

memerikan tahap-tahap perkembangan daun, termasuk menyusun

dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.

Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan

memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam

bentuk suara, visual, atau suara visual.

6) Berhipotesis

Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau

mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan berhipotesis

diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam

rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya.

Apabila ingin diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan

tumbuh, dapat dibuat hipotesis: “Jika diberikan pupuk NPK, maka

tumbuhan A akan lebih cepat tumbuh”. Dalam hipotesis tersebut

terdapat dua variabel (faktor pupuk dan cepat tumbuh), ada perkiraan

penyebabnya (meningkatkan), serta mengandung cara untuk

mengujinya (diberi pupuk NPFC). Keterampilan menyusun hipotesis

dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan “dugaan yang

dianggap benar” mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam

suatu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan

timbul.

7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan

Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam

keterampilan proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam

lembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus,

tetapi tersirat dalam masalah yang dikemukakan, berarti siswa

diminta merencanakan dengan cara menentukan alat dan bahan

untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

12

terlibat dalam suatu percobaan tentang pengaruh pupuk terhadap laju

pertumbuhan tanaman juga termasuk kegiatan merancang

penyelidikan. Selanjutnya menentukan variabel kontrol dan variabel

bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta

menentukan cara dan langkah kerja juga termasuk merencanakan

penyelidikan. Sebagaimana dalam penyusunan rencana kegiatan

penelitian perlu ditentukan cara mengolah data untuk dapat

disimpulkan, maka dalam merencanakan penyelidikan pun terlibat

kegiatan menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk

menarik kesimpulan.

8) Menerapkan konsep atau prinsip

Setelah memahami konsep pembakaran zat makanan menghasilkan

kalori, barulah seorang siswa dapat menghitung jumlah kalori yang

dihasilkan sejumlah gram bahan makanan yang mengandung zat

makanan. Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru

(misal banjir) dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki

(erosi dan pengangkutan air), berarti ia menerapkan prinsip yang

telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa menerapkan konsep

yang telah dipelajari dalam situasi baru.

9) Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa,

mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis.

Pertanyaan yang meminta penjelasan tentang pembahasan ekosistem

menunjukan bahwa siswa ingin mengetahui dengan jelas tentang hal

itu. Pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana keseimbangan

ekosistem dapat dijaga menunjukkan si penanya berpikir. Pertanyaan

tentang latar belakang hipotesis menunjukkan si penanya sudah

memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya.

Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya

tetapi melibatkan pikiran.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

13

Selain sembilan keterampilan proses di atas menurut Padilla’s

keterampilan proses sains terdiri dari keterampilan dasar dan

keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar terdiri dari: observasi,

menyimpulkan, pengukuran, komunikasi, klasifikasi, dan prediksi.

Keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengontrol variabel, merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, interpretasi data, dan merumuskan

model.5

b. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya

1) Mengamati/Observasi

Menggunakan sebanyak mungkin indera

Mengumpulkan atau menggunakan fakta yang relevan

2) Mengelompokkan/Klasifikasi

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah

Mencari perbedaan, persamaan

Mengontraskan ciri-ciri

Membandingkan

Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan

Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

3) Menafsirkan/Interpretasi

Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan

Menyimpulkan

4) Meramalkan/Prediksi

Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang

belum diamati

5) Mengajukan Pertanyaan

5 Chris Keil, Jodi Haney, and Jennifer Zoffel. Improvements in Student Achievement and

Science Process Skills Using Environmental Health Science Problem Base Learning Curricula, (Elecronic Journal of Science Education, Volume 13 No. 1, 2009) h. 4, tersedia: http://ejse.southwestern.edu

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

14

Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa

Bertanya untuk meminta penjelasan

Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis

6) Berhipotesis

Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan

penjelasan dari satu kejadian

Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya

dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara

pemecahan masalah

7) Merencanakan Percobaan/Penelitian

Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan

Menentukan variabel/faktor penentu

Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan dicatat

Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah

kerja.

8) Menggunakan Alat/Bahan

Memakai alat/bahan

Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan

Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan

9) Menerapkan konsep

Menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk

menjelaskan apa yang sedang terjadi

10) Berkomunikasi

Mengubah bentuk penyajian

Memerikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan

atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram

Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis

Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian

Membaca grafik, tabel, atau diagram

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

15

Mendiskusikan hasil kegiatan, suatu masalah atau suatu

peristiwa

c. Pengukuran Keterampilan Proses Sains

Pengukuran keterampilan proses sains tidak seperti pengukuran

pengetahuan konsep pada umumnya, tapi itu dapat dilakukan. Untuk

evaluasi keterampilan proses akan dibahas karakteristik butir soal

keterampilan proses sains, penyusunan butir soal keterampilan

proses sains, dan pemberian skor butir soal keterampilan proses

sains.

1) Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains

Karakteristik butir soal keterampilan proses sains akan

dibahas secara umum dan secara khusus. Secara umum

pembahasan butir soal keterampilan proses lebih ditujukan untuk

membedakannya dengan butir soal biasa yang mengukur

penguasaan konsep. Secara khusus karakteristik jenis

keterampilan proses tertentu akan dibahas dan dibandingkan satu

sama lain, sehingga jelas perbedaannya.

a) Karakteristik Umum

Secara umum butir soal keterampilan proses dapat

dibedakan dari butir soal penguasaan konsep. Butir-butir soal

keterampilan proses memiliki beberapa karakteristik. Pertama,

butir soal keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep

(nonkonsep burdan). Hal ini diupayakan agar butir soal tersebut

tidak rancu dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep

dijadikan konteks, dan konsep yang terlibat harus diyakini oleh

penyusun butir soal sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi

siswa (dekat dengan keadaan sehari-hari siswa). Kedua, butir

soal keterampilan proses mengandung sejumlah informasi yang

harus diolah oleh responden atau siswa. Informasi dalam butir

soal keterampilan proses dapat berupa gambar, diagram, grafik,

data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya. Ketiga, seperti

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

16

butir soal pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh butir soal

keterampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu

aspek saja, misalnya interpretasi. Keempat, sebaiknya

ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.

b) Karakteristik khusus

Observasi :soal pada keterampilan ini harus dari objek atau

peristiwa sesungguhnya.

Interpretasi :harus menyajikan sejumlah data untuk

memperlihatkan pola yang harus diinterpretasikan.

Klasifikasi :harus ada kesempatan mencari atau menemukan

persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria

tertentu untuk melakukan pengelompokan, atau

ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk.

Prediksi :harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat

mengajukan dugaan atau ramalan.

Berkomunikasi: harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk

diubah ke bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk

uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk

grafik.

Berhipotesis : siswa dapat merumuskan dugaan atau jawaban

sementara, atau menguji pernyataan yang ada serta

mengandung hubungan dua variabel atau lebih,

biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau

membuktikan.

Merencakan percobaan atau penyelidikan: harus memberikan

kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan

dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan

prosedur yang harus ditempuh, menentukan peubah

(variabel), mengendalikan peubah.

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

17

Menerapkan konsep atau prinsip: harus memuat konsep/ prinsip

yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama

konsepnya.

Mengajukan pertanyaan: harus memunculkan sesuatu yang

mengherankan, mustahil, tidak biasa atau

kontradiktif agar responden atau siswa termotivasi

untuk bertanya.

2) Penyusunan Butir Soal Keterampilan Proses Sains

Penyusunan butir soal keterampilan proses sains menuntut

penguasaan masing-masing jenis keterampilan prosesnya

termasuk pengembangannya. Pilihlah satu konsep tertentu untuk

dijadikan konteks. Dengan mengingat karakteristik jenis

keterampilan proses yang akan diukur, sajikan sejumlah

informasi yang perlu diolah. Setelah itu siapkan pertanyaan atau

suruhan yang dimaksudkan untuk memperoleh respon atau

jawaban yang diharapkan. Tentukan pula bagaimana bentuk

respon yang diminta: memberi tanda silang pada pilihan huruf

a/b/c atau memberi tanda cek dalam kolom yang sesuai, atau

menuliskan jawaban singkat tiga buah, atau bentuk lainnya.

Umpamanya akan disusun soal keterampilan observasi tentang

bagian-bagian bunga. Berikan satu tangkai bunga sesungguhnya

untuk diperiksa (informasi). Sebaiknya dipilih bunga yang

kontras dan memiliki bau khas. Ajukan pertanyaan mengenai

jumlah kelopak, jumlah dan keadaan daun mahkota bunga,

bentuk kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri khas bunga

tersebut. Respon diminta dalam bentuk jawaban singkat 5 buah

berurutan ke bawah dari a sampai e.

3) Pemberian Skor Butir Soal Keterampilan Proses Sains

Sebagaimana butir soal pada umumnya, butir soal

keterampilan proses perlu diberi skor dengan cara tertentu. Setiap

respon yang benar diberi skor dengan bobot tertentu, umpamanya

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

18

masing-masing 1 untuk soal observasi di atas yang berarti jumlah

skornya 5. Untuk respon yang lebih kompleks, misalnya

membuat pertanyaan, dapat diberi skor bervariasi berdasarkan

tingkat kesulitannya. Umpamanya pertanyaan berlatar-belakang

hipotesis diberi skor 3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana

diberi skor 2; pertanyaan yang meminta penjelasan diberi skor 1.

d. Peranan Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Proses Sains

Secara umum peran guru terutama berkaitan dengan

pengalaman mereka membantu siswa mengembangkan keterampilan

proses sains. Menurut Harlen sedikitnya terdapat lima aspek yang

perlu diperhatikan oleh guru dalam berperan mengembangkan

keterampilan proses.

Pertama, memberikan kesempatan untuk menggunakan

keterampilan proses dalam melakukan eksplorasi materi dan

fenomena. Pengalaman langsung tersebut memungkinkan siswa

untuk menggunakan alat-alat inderanya dan mengumpulkan

informasi atau bukti-bukti untuk kemudian ditindak lanjuti dengan

pengajuan pertanyaan, merumuskan hipotesis berdasarkan gagasan

yang ada.

Kedua, memberi kesempatan untuk berdiskusi dalam

kelompok-kelompok kecil dan juga diskusi kelas. Tugas-tugas

dirancang agar siswa berbagi gagasan (urun-rembuk), menyimak

teman lain, menjelaskan dan mempertahankan gagasan mereka

sehingga mereka dituntut untuk berpikir reflektif tentang hal yang

sudah dilakukannya, menghubungkan gagasan dengan bukti dan

pertimbangan orang lain untuk memperkaya pendekatan yang

mereka rencanakan. Berbicara dan menyimak menyiapkan dasar

berpikir untuk bertindak.

Ketiga, mendengarkan pembicaraan siswa dan mempelajari

produk mereka untuk menemukan proses yang diperlukan untuk

membentuk gagasan mereka. Dengan kata lain aspek ketiga

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

19

menekankan: membantu pengembangan keterampilan bergantung

pada pengetahuan bagaimana siswa menggunakannya.

Keempat, mendorong siswa mengulas (review) secara kritis

tentang bagaimana kegiatan mereka telah dilakukan. Mereka juga

hendaknya didorong untuk mempertimbangkan cara-cara alternatif

untuk meningkatkan kegiatan mereka. Membantu siswa untuk

menyadari keterampilan-keterampilan yang mereka perlukan adalah

penting sebagai bagian dari proses belajar mereka sendiri.

Kelima, memberikan teknik atau strategi untuk meningkatkan

keterampilan, khususnya ketepatan dalam observasi dan pengukuran

misalnya, atau teknik-teknik yang perlu rinci dikembangkan dalam

komunikasi. Begitu pula dalam penggunaan alat, karena mengetahui

bagaimana cara menggunakan alat tidak sama dengan

menggunakannya. Menggunakan teknik secara tepat berarti

memerlukan pengetahuan bagaimana cara menggunakannya.6

2. Model Pembelajaran

Pentingnya keterampilan proses untuk dikembangkan menuntut

adanya pemilihan proses pembelajaran yang dapat memberikan

kontribusi terhadap keterampilan proses tersebut. Proses pembelajaran

tersebut tentunya tidak terlepas dari model yang digunakan. Istilah model

pembelajaran dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja

yang sistematis atau teratur, serta mengandung pemikiran bersifat uraian

atau penjelasan berikut saran.7 Arends mengemukakan bahwa “ Model

pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap

dalam kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas”.8 Sementara

menurut Trianto model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

6 Wynne Harlen, The Teaching of Science, h. 83 7 Dewi Salma Prawiladilaga, Prinsip Disain Pembelajaran; Instructional Designe

Principle. (Jakarta: Kencana & UNJ, 2009), h.33 8 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustaka. Cet. ke 1. h.4.

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

20

menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.9

Ada sejumlah pandangan atau pendapat berkenaan dengan model

pembelajaran, yang perlu kita kaji untuk memperluas pemahaman dan

wawasan kita sehingga kita dapat semakin fleksibel dalam menentukan

salah satu atau beberapa model pembelajaran yang tepat. “Joyce, Weil,

dan Calhoun mendeskripsikan empat kategori model mengajar, yaitu

kelompok model sosial (social family), kelompok pengolahan informasi

(information processing family), kelompok model personal (personal

family), dan kelompok model sistem perilaku (behavioral systems

family)”.10 Tiap-tiap model tersebut dijabarkan ke dalam beberapa tipe

yang lebih terukur. Jika dituangkan dalam bentuk tabel adalah seperti

berikut:

Tabel 2.1

Model-model Pembelajaran Menurut Joyce, Weil dan Calhoun

Kelompok Model Sosial Pengolahan Informasi

Model Personal

Model Sistem Perilaku

Model 1. Kelompok Belajar (Positive independence dan inkuiri terstruktur)

2. Investigasi Kelompok

3. Bermain Peran

4. Penelitian Yurisprudensi

1. Berpikir Introduktif (classification oriented)

2. Pencapaian Konsep

3. Memorisasi (memory assists)

4. Penelitian Ilmiah

5. Latihan Inkuiri 6. Synectics

1. Pembelajaran tanpa arahan

2. Meningkatkan rasa percaya diri

1. Belajar Tuntas

2. Pengajaran Langsung

3. Simulasi 4. Pembelajar

an Sosial 5. Jadwal

Terprogram (tugas penampilan)

Jadi menurut penulis model pembelajaran adalah : cara-cara yang akan

digunakan oleh pengajar (guru) untuk memilih kegiatan belajar yang akan

digunakan selama proses pembelajaran, dimana pemilihan tersebut dilakukan

9 Trianto,ibid.,h.2. 10 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta.2009).Cet ke-2. h. 148.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

21

dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, materi dan sumber belajar,

kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Kesesuaian antara tujuan, materi dan metode serta pengalaman belajar

jelas menjadi dambaan para pengembang kurikulum maupun guru dalam

perencanaan pengajaran. Sangat tidak adil apabila siswa dituntut untuk kreatif

melalui pengalaman belajar yang pasif dalam mempelajari konsep tertentu.

Berdasarkan uraian di atas penulis memilih model pembelajaran guided

inquiry sebagai tindakan yang akan digunakan dalam penelitian sebagai

upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa, karena dalam

pembelajaran inquiry terdapat keterampilan-keterampilan yang muncul, dan

adapun keterampilan-keterampilan tersebut merupakan keterampilan-

keterampilan proses sains. Seperti pernyataan Kuslan bahwa pengajaran

Inquiry merupakan pembelajaran dimana guru dan siswa mempelajari

fenomena alam dengan pendekatan dan semangat para ilmuan, serta

karakteristik pembelajaran inquiry dengan proses sainsnya seperti observasi,

pengukuran, estimasi, prediksi, membandingkan, klasifikasi, percobaan,

komunkasi, inferensi, analisis dan membuat kesimpulan.11 Hal ini juga

diungkapkan oleh Rustaman bahwa ketiga tingkatan inkuiri (discovery,

guided inquiry, and free inquiry) memiliki kesamaan yaitu ketiganya

melibatkan keterampilan proses sains dan atau kemampuan dasar bekerja

ilmiah.12

Pengajaran dengan inquiry mengajukan kepada siswa konten yang

berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang memfokuskan kepada

kegiatan penelitian kelas. Dengan adanya permasalahan, siswa dapat

merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, mengumpulkan data yang

relevan dengan hipotesis, dan kemudian mengevaluasi data yang telah

11 Louis I. Kuslan and A. Haris Stone. Teaching Children Science: an Inquiry Approach..

( California: Wadsworth Publishing Company, 1969) h. 138 12 Nuryani Y Rustaman. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuri dalam

Pendidikan Sains. (Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung, 2005) h. 3

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

22

terkumpul dan membuat suatu kesimpulan. Pada strategi ini siswa tidak

hanya belajar konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga belajar

bagaimana pemecahan masalah kedepannya.13

Pembelajaran dengan menggunakan model guided inquiry

merupakan model pembelajaran yang tidak berdiri sendiri karena model ini

bersumber dari teori kontruktivisme. Oleh karena itu pada bab ini penulis

akan terlebih dahulu membahas tentang teori kontruktivisme dan kemudian

model pembelajaran inquiry.

3. Teori Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivistik dipelopori oleh J. Piaget dan

Vigotsky. Belajar menurut pandangan konstruktivistik berarti

membangun, yaitu siswa dapat mengonstruksi sendiri pemahamannya

dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Teori

konstrukivistik merupakan salah satu teori belajar yang berhubungan

dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang menekankan pada

penemuan makna (meaningfullness). Perolehan tersebut melalui

informasi dalam struktur kognitif yang telah ada dari hasil perolehan

sebelumnya yang tersimpan dalam memori dan siap dikonstruk untuk

mendapatkan pengetahuan baru.14 Konstruktivisme merupakan teori

pembelajaran yang berdasarkan pada pengamatan dan studi ilmiah

mengenai bagaimana seseorang belajar.15 Dengan dasar itu, pembelajaran

harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima

pengetahuan.

Teori pembelajaran kontruktivisme menyatakan bahwa siswa harus

menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,

mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya

apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori kontruktivisme,

13 David Jacobsen,dkk. Methods for Teaching; A Skill Approach. 2nd edition. (Columbus:

A Bell & Howell Company. 1985) h. 197 14 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009) h. 119 15 Educational Broadcasting Corporation , Contructivism as a Paradigma for Teaching and Learning: What is Contructivism? (2004) tersedia: http://www.thirteen.org (19 Juni 2010]

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

23

satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah

bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.

Siswa sendiri yang harus membangun pengetahuan didalam benaknya.16

Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang

menjelaskan bagaimana pengetahuan disusun dalam pikiran seseorang.

Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam

pembelajaran disetiap tingkatan sekolah atau satuan pendidikan.

Berdasarkan paham konstruktivisme, ilmu pengetahuan tidak dapat

dipindahkan (transfer) dari seorang guru kepada siswa dalam bentuk

yang serba sempurna, melainkan bertahap sesuai dengan pengalaman

masing-masing siswa.17

Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri

pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar

mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru. Untuk itu tugas

guru adalah menfasilitasi proses tersebut dengan :

a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan terhadap siswa,

b. Memberi kesempatan kepada siswa menemukan dan menerapkan

idenya sendiri, dan

c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam

belajar.18

Konteks pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

kontruktivisme, guru tidak dapat mengindoktrinasi gagasan ilmiah supaya

peserta didik mau mengganti dan memodifikasi gagasannya yang non

ilmiah menjadi gagasan atau pengetahuan ilmiah. Dengan demikian

arsitek pengubah gagasan peserta didik adalah peserta didik itu sendiri

dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan penyedia kondisi supaya

proses pembelajaran dapat berlangsung.

16 Trianto. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan

Implementasi pada KTSP, Cet II, (Jakarta : Kencana, 2010) h. 28 17Ahmad Sofyan, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA/Sains. Seminar Internasional

Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA FITK( Jakarta: UIN Syahid, 2007) h. 14 18 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007) h. 109

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

24

4. Model Pembelajaran Inquiry

Indrawati dalam Trianto menyatakan, bahwa suatu pembelajaran

pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-

model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini

dikarenakan model-model pemrosesan informasi menekankan pada

bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-

cara mengolah informasi. Menurut Downey dalam Trianto menyatakan

bahwa inti dari berpikir yang baik adalah kemampuan untuk memecahkan

masalah. Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar

dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian, hal ini dapat

diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana

belajar yang meliputi apa yang diajarkan, bagaiman hal itu diajarkan, jenis

kondisi belajar, dan memperoleh padangan baru. Salah satu yang termasuk

dalam model pemrosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiry.19

Pembelajaran inkuiry adalah rangkain kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara

guru dan siswa.20 Hal ini senada dengan pendapat Joseph Abruscato yang

menyatakan bahwa inquiry adalah metode yang teliti dan sistematik dalam

mempertanyakan dan mencari penjelasan.21

Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto, menyatakan bahwa

discovery merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan

perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inquiry yang

dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan,

penyelidikan. Inquiry sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia

untuk mencari atau memahami informasi. Gulo dalam Trianto,

19 Trianto. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan Implementasi pada KTSP. h.165

20 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Cet ke-5 (Jakarta: Kencana. 2005) h. 196

21 Joseph Abruscato and Donald A. Derosa. Teaching Children Science; A Discovery Approach. (Unitate State: Pearson Education, 2010) h. 43

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

25

menyatakan strategi inquiry sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran

utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah (1) keterlibatan siswa secara

maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara

logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; (3) mengembangkan sikap

percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan pada proses inquiry.22

Menurut Alberta pembelajaran inquiry adalah sebuah proses dimana siswa

mengembangkan belajar mereka, merumuskan pertanyaan, menyelidiki,

dan kemudian membangun pengetahuan baru yang berupa pengetahuan

yang bermakna. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan baru bagi siswa

dan memungkinkan untuk mengajukan suatu pertanyaan, untuk dicari

penyelesaiannya.23 Dalam suatu penelitian didapat bahwa penggunaan

pembelajaran inquiry dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif,

bersungguh-sungguh, dan lebih percaya diri. Jadi pembelajaran inquiry

merupakan suatu pembelajaran yang diawali dengan suatu keadaan atau

masalah yang menimbulkan suatu pertanyaan sehingga mendorong siswa

untuk mencari solusi atau pemecahannya melalui proses ilmiah.

5. Karakteristik Pembelajaran Inquiry

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama pembelajaran inquiry.

Pertama, pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiry

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,

siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan

guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti

dari materi pelajaran itu sendiri.

22 Trianto. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan

Implementasi pada KTSP, h. 166 23 Alberta Learning Center. Focus on Inquiry: a teacher’s guide to implementing inquiry

based learning. (Canada: 2004) tersedia: http//www. Learning.gov.ab.ca/k_12/curriculum/bysubject/focus on inquiry.pdf (22 juni 2010), h. 1

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

26

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk

mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self esteem).

Dengan demikian, strategi pembelajaran inquiry menempatkan guru bukan

sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator

belajar siswa.

Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya

jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam

menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan

inquiry.

Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis,

atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses

mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inquiry siswa tak

hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana

mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang

hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan

kemampuan berpikir secara optimal; namun sebaliknya, siswa akan dapat

mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai

materi pelajaran.

Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama

pembelajaran melalui strategi inquiry adalah menolong siswa untuk dapat

mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar

rasa ingin tahu mereka.24

Menurut Hinrichsen dan Jarrett dalam Zulfiani, menyatakan empat

karakter inquiry, yaitu:

a. Koneksi

Pada tahap ini:

24 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . h. 197

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

27

1) Siswa mampu menghubungkan pengetahuan sains pribadi dengan

konsep komunitas sains.

2) Dilakukan dengan diskusi bersama, eksplorasi fenomena.

3) Guru mendorong untuk mendiskusikan dan menjelaskan

pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena bekerja,

menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan

hubungan dengan literatur.

4) Proses koneksi melalui: konsiliasi, pertanyaan, dan observasi.

b. Desain

Pada tahap ini:

1) Proses melalui prosedur-materi.

2) Siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang bermakna

yang ditujukan pada pertanyaan. Disini terjadi integrasi konsep

sains dengan proses sains.

3) Siswa berperan aktif mendiskusikan prosedur, persiapan materi,

menentukan variabel kontrol, dan pengukuran.

4) Guru memantau ketepatan aktivitas siswa.

c. Investigasi

Pada tahap ini:

1) Proses melalui koleksi dan mempresentasikan data.

2) Siswa dapat membaca data secara akurat, mengorganisasi data

dalam cara yang logis dan bermakna, dan memperjelas hasil

penyelidikan.

d. Membangun Pengetahuan

Pada tahap ini:

1) Proses melalui refleksi-konstruksi-prediksi.

2) Konsep yang dilakukan dengan eksperimen akan memberi arti

yang lebih bermakna dan mampu berpikir kritis. Ia harus

menghubungkan antara interpretasi data dengan interpretasi ilmiah

yang diterima.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

28

3) Siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya pada situasi baru yang

mengembangkan inferensi, generalisasi, dan prediksi.

4) Guru melakukan sharing pemahaman siswa.25

Alberta menyatakan bahwa pembelajaran inquiry memberikan

kesempatan kepada siswa untuk:

a. Mengembangkan keterampilan mereka yang akan dibutuhkan pada seluruh

kehidupan mereka.

b. Belajar mengatasi bagaimana mengatasi masalah yang mungkin tidak

memiliki solusi yang pasti.

c. Menghadapi perubahan dan keraguan untuk dapat memahami.

d. Membuat suatu penelitian untuk menemukan solusi, sekarang dan yang

akan datang. 26

Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inquiry bagi

siswa adalah:

a. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa

berdiskusi;

b. Inquiry berfokus pada hipotesis, dan

c. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta)

Untuk menciptakan kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai

berikut:

a. Motivator, memberikan rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir.

b. Fasilitator, menunjukan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan.

c. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat. d. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.

e. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

f. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

g. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

25 Zulfiani, Inkuiri dalam Pendidikan IPA, Pendekatan Baru dalam Proses

Pembelajaran; Matematika dan Sains Dasar, Sebuah Antologi, (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2007) h. 18

26 Alberta. Focus on Inquiry. h. 3

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

29

Pembelajaran inkuri dirancang untuk mengajak siswa secara

langsung kedalam proses ilmiah. Strategi pembelajaran inkuri ini akan

efektif manakala:

a. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari

suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam

strategi inquiry penguasaan materi pembelajaran bukan sebagai tujuan

utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses

belajar.

b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau

konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu

pembuktian.

c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap

sesuatu.

d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata

memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inquiry akan

kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki

kemampuan untuk berpikir.

e. Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa

dikendalikan oleh guru.

f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan

yang berpusat pada siswa.27

Selama pelaksanaan pembelajaran inquiry, guru dapat mengajukan

suatu pertanyaan atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan-

pertanyaan mereka sendiri, yang dapat bersifat open-ended, memberi

peluang siswa untuk mengarahkan penyelidikan mereka sendiri dan

menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri, dan

mengantarkan pada lebih banyak pertanyaan lain.

Pembelajaran inquiry melibatkan siswa untuk berkomunikasi yang

berarti tersedia suatu ruang, peluang, dan tenaga bagi siswa untuk

27 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, h. 198

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

30

mengajukan pertanyaan dan pandangan yang logis, objektif, dan

bermakna, serta untuk melaporkan hasil-hasil kerja mereka. Pembelajaran

inquiry memungkinkan guru belajar tentang siapakah siswa mereka, apa

yang siswa ketahui, dan bagaimana pikiran siswa bekerja, sehingga guru

dapat menjadi fasilitator yang lebih efektif berkat adanya pemahaman guru

mengenai siswa mereka.

Dalam pembelajaran sains, guru diharapkan memiliki filosofi

inquiry, sehingga akan lebih berperilaku sebagai fasilitator pembelajaran,

sedangkan siswa ditempatkan sebagai pusat pembelajaran. Oleh karena itu

inquiry merupakan filosofi utama dalam proses pembelajaran sains.

Namun demikian, dalam pembelajaran sains perlu juga digunakan metode

pembelajaran lainnya.

6. Prinsip-prinsip Penggunaan Pembelajaran Inquiry

Adapun prinsip-prinsip penggunaan pembelajaran inquiry yaitu:28

a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual

Tujuan utama dari strategi inquiry adalah pengembangan

kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain

berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi kepada proses belajar.

Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran inquiry bukan ditentukan oleh

sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh

mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

b. Prinsip Interaksi

Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru

bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau

pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar

siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi

mereka.

28 Wina sanjaya. Ibid,. h. 199

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

31

c. Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakakn strategi

pembelajaran inquiry adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan

siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah

merupakan sebagian dari proses berpikir.

d. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar

adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses

mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak

kanan; baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek.

Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara

maksimal.

e. Prinsip Keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan.

Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberi

kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan

logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran

yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus

dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk

memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan

secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

7. Kelemahan Pembelajaran Inquiry

Disamping memiliki keunggulan, model pembelajaran inquiry juga

mempunyai kelemahan, di antaranya sebagai berikut:

a. Guru akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik

b. Perencanaan pembelajaran dengan model ini sulit karena terbentur

dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.

c. Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang,

sehingga guru sulit untuk menyesuaikan dengan waktu yang

ditentukan.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

32

d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

peserta didik dalam menguasai materi pelajaran, model pembelajaran

inquiry akan sulit diimplementasikan oleh guru.29

8. Tingkatan dalam Pembelajaran Inquiry

Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran dimana siswa

terkait dengan “open-ended, student centered, dan hands-on activities”.

Dari definisi ini terdapat beberapa pendekatan yang berbeda dalam model

pembelajaran inkuiri yaitu, structured inquiry, guided inquiry, open

inquiry, and learning cycle30. Adapun menurut Bonstetter model inkuiri

terdiri dari lima tingkatan model, yaitu:

a. Praktikum (traditional hands-on science experience) adalah tipe

inkuiri yang paling sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan

seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus

ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap. Pada

tingkat ini konponen esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau

masalah tidak muncul, oleh karena itu, Martin-Hansen, menyatakan

bahwa praktikum tidak termasuk dalam kegiatan inkuiri.

b. Pengalaman sains terstruktur (structured science experience) yaitu

kegiatan inkuiri di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan

dan prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh

siswa.

c. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) yaitu dimana siswa diberikan

kesempatan untuk merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan

mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal

menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya

berperan sebagai fasilitator.

29 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, hal.208 30Alan Colburn. An Inquiry Primer. (Science Scope: 2000), tersedia:

http://www.exparentiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-primer.pdf.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

33

d. Inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry) dapat dikatakan

sebagai inkuiri penuh menurut Martin-Hansen menyatakan bahwa

pada tingkatan ini siswa bertanggung jawab secara penuh terhadap

proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas

pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan.

e. Penelitian siswa (student research) inkuiri tipe ini, guru hanya

berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan

atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen

diserahkan kepada siswa.31

Tabel 2.2 Model-model pembelajaran inquiry

9. Fase-fase Pembelajaran Inquiry

Dalam Alberta Learning Center dikemukakan enam fase model

pembelajaran inquiry, yaitu planning, retrieving, processing, creating,

sharing, and evaluating.32

a. Planning

1) Menggali gagasan-gagasan dan pertanyaan-pertanyaan serta

mengidentifikasi pokok bahasan untuk inquiry mereka.

2) Mengidentifikasi sumber informasi yang memungkinkan.

31 Ronal J. Bonnstetter, Inquiry: Learning from The Past with an Eye on The Future,

(University of Nebraska, Lincoln, 2006) h. 3 32 Alberta Learning Center. Focus on Inquiry, h. 6

Praktikum Terstruktur

Terbimbing

Siswa Mandiri

Penelitian Siswa

Topik Guru Guru Guru Guru Guru / Siswa

Pertanyaan/Masalah Guru Guru Guru Guru /

Siswa Siswa

Materi/Bahan Guru Guru Guru Siswa Siswa

Prosedur Guru Guru Guru / Siswa Siswa Siswa

Hasil/Analisis Guru Guru /

Siswa Siswa Siswa Siswa

Kesimpulan Guru Siswa Siswa Siswa Siswa

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

34

3) Mempertimbangkan kebutuhan siswa pada saat penciptaan dan

penyampaian gagasan.

4) Memahami atau membantu mengembangkan kriteria penilaian

proses dan produk.

5) Mengenal proses alamiah dari langkah kerja dan

menyadari/mengakui bahwa kegiatan mengolah kembali,

memikirkan kembali, dan memfokuskan kembali merupakan

pelengkap proses inquiry.

b. Retrieving, pada fase ini siswa akan belajar untuk:

1) Menyadari bahwa keberhasilan retrieving bergantung pada

perencanaan sebelumnya.

2) Memahami bagaimana informasi diorganisasi di perpustakaan.

3) Memahami bahwa sumber yang berbeda akan memberikan

informasi yang berbeda.

4) Mengevaluasi strategi penelitian dan memberikan saran untuk

perbaikan masa berikutnya.

c. Processing, pada fase ini siswa akan belajar untuk:

1) Mengavaluasi informasi cetak, non cetak, digital dan informasi

elektronik menggunakan kriteria yang dibuat.

2) Menginterpretasi grafik, bagan, ilustrasi, gambar, audio, dan video

klip, serta animasi.

3) Mencatat informasi menggunakan strategi pencatatan yang tepat.

4) Memfokuskan bahasan, memasukkan gagasan baru dan membuat

hubungan.

5) Mengevaluasi strategi proses dan memberikan saran untuk

perbaikan masa berikutnya.

d. Creating, pada fase ini siswa akan belajar untuk:

1) Memperbaiki untuk membuat hasil karya mereka menjadi jelas,

singkat, tetap, dan tepat untuk peserta inquiry.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

35

2) Bekerja sama dengan orang lain untuk mempertinggi produk yang

kreatif.

3) Mengakui atau menyadari kekuatan dan keterbatasan proses yang

kreatif.

4) Menyempurnakan hasil karya terakhir yang menggabungkan

informasi dan saran dari orang lain serta menonjolkan pemahaman

baru.

5) Mengakui bahwa usaha yang kreatif memerlukan banyak versi

sebelum siap untuk disampaikan.

6) Mengakui atau menyadari munculnya pertanyaan, persoalan, dan

gagasan baru selama proses penciptaan.

7) Mengevaluasi strategi penciptaan dan memberikan saran untuk

perbaikan masa berikutnya.

e. Sharing, pada fase ini siswa belajar untuk:

1) Berbagi pengalaman baru dengan peserta lain.

2) Fokus pada fakta-fakta yang dibutuhkan peserta.

3) Berpartisipasi sebagai anggota dan memikirkan apa keikutsertaan

mereka mengenai pengalaman penyampaian fakta.

4) Memikirkan keberhasilan dan tantangan dari pengalaman sharing

mereka dengan menulis/mengungkapkan mengenai apa yang

mereka pelajari.

5) Mengevaluasi strategi sharing dan memberikan saran untuk

perbaikan di masa berikutnya.

f. Evaluating, pada fase ini siswa akan belajar untuk:

1) Memahami kriteria untuk inkuiri. Mengevaluasi proses inkuiri

mereka dengan menggunakan kriteria yang dibuat.

2) Memberikan umpan balik yang berguna bagi teman mereka

menggunakan kriteria yang dibuat.

3) Memikirkan persamaan dan perbedaan antara inkuiri yang mereka

jalani dengan inkuiri lain di masa lalu.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

36

4) Memikirkan gaya pembelajaran dan bagaimana mereka

mempengaruhi proses inkuiri.

5) Memikirkan keberhasilan dan tantangan dari pengalaman mereka,

dan menulis atau mengungkapkan apa yang mereka pelajari.

Model inquiry yang dikemukakan Suchman terdapat lima langkah

yaitu, identifikasi masalah, hipotesis yang memungkinkan untuk

memecahkan masalah, pengumpulan data untuk menguji hipotesis, revisi

hipotesis, dan mengulangi langkah tiga dan empat sampai hipotesis yang

menghitung seluruh data diperoleh.33

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan

mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inquiry yang dikemukakan oleh

Eggen dan Kauchak. Adapun tahapan pembelajaran inquiry tersebut

sebagai berikut: 34

Tabel 2.3

Tahap Pembelajaran Inquiry

Fase Perilaku Guru

1. Menyajikan

pertanyaan atau

masalah

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan

masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa

dalam kelompok.

2. Membuat

hipotesis

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah

pendapat untuk membentuk hipotesis. Guru

membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang

relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan

hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.

3. Merancang

percobaan

Guru memberi kesempatan pada siswa untuk

menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan

hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa

mengurutkan langkah-langkah percobaan.

4. Melakukan Guru membimbing siswa mendapatkan informasi

33 Yatim Riyanto, Pengajaran IPA Bermetode Inkuiri Suatu Upaya Peningkatan

Keefektifan IBM di SD, (Jakarta: Wahana, 1997) h. 37 34 Trianto. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . h. 172

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

37

percobaan untuk

memperoleh

informasi

melalui percobaan

5. Mengumpulkan

dan menganalisis

data

Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok

untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang

terkumpul.

6. Membuat

kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

B. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran biologi yang berkaitan

dengan upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Keterampilan

tersebut dapat dicapai melalui model pembelajaran guided inquiry. Karena

dalam pembelajaran ini siswa diajak untuk menggunakan kemampuan ilmiah

yang mereka miliki.

Dalam penelitian ini model pembelajaran guided inquiry akan diterapkan

pada konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, di kelas XII

IPA SMA Triguna Utama semester 1 dengan Standar Kompetensi:

“Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan” dan

Kompetensi Dasar: “Merencanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap

pertumbuhan tumbuhan, melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar

terhadap pertumbuhn tumbuhan, mengkomunikasikan hasil percobaan

pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan”.

C. Bahasan dan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini beberapa hasil penelitian mengenai penggunaan model

pembelajaran guided inquiry dan upaya meningkatkan keterampilan proses

sains siswa:

1. Agus Suyatna dengan Judul penelitian, “Implementation Experiment

Applies Inquiry Model to Improve Science Process Skill of XI Level SMA

Study.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model inkuiri

terbimbing pada kegiatan eksperimen dalam pembelajaran fisika setelah

tiga siklus yang terdiri dari enam macam eksperimen, dapat menumbuhkan

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

38

dan meningkatkan keterampilan proses sains yang mencakup kemampuan

melakukan pengukuran, melakukan pengamatan, melaksanakan prosedur

eksperimen, mengolah dan menganalisis data, menginterpretasi data, dan

menarik kesimpulan. Sedangkan merumuskan hipotesis, menulis laporan,

dan mengkomunikasikan hasil eksperimen masih perlu dilatih lebih

lanjut.35

2. Yudi Dirgantara, dkk. dengan judul penelititan “Model Pembelajaran

Laboratorium Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

dan Keterampilan Proses Sains Siswa MTs Pada Pokok Bahasan Kalor”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep

siswa pada pokok bahasan kalor dengan penerapan model pembelajaran

laoratorium berbasis inkuiri lebih tinggi dari pada penerapan model

pembelajaran kerja laboratorium verifikasi, begitu juga peningkatan

keterampilan proses sains siswa pada pokok bahasan kalor dengan

penerapan model pembelajaran laboratorium berbasis inkuiri lebih tinggi

dari pada penerapan model pembelajaran laboratorium verifikasi.36

3. Yanu Cari Adi, dengan judul penelitian “Peningkatan Keterampilan Proses

Sains Melalui Metode Inkuiri Terpimpin Disertai Penggunaan LCD

Proyektor Sebagai Penguatan Konsep dalam Pembelajaran biologi di SMP

N 1 Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun pelajaran 2008/2009”.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan inkuiri dapat terlaksana dengan baik dengan persentase

keterlaksanaan yang semakin meningkat selama siklus I dan siklus II yang

berarti pendekatan ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains

siswa.37

35 Agus Suyatna, Implementation experiment applies Inquiry Model to Improve Science

Process skill of XII Level SMA Students, Poceeding The Second International Seminar on Science Education. ( Lampung: Physic Education Study Program The University of Lampung, 2006)

36 Yudi Dirgantara, Sri Rejeki, dan Agus Setiawan. Model Pembelajaran Laboratorium Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa MTs pada Pokok Bahasan Kalor. (Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol.II No. 1, Maret 2008)

37 Yanu Cari Adi, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Metode Inkuiri Terpimpin disertai Penggunaan LCD Proyektor Sebagai Penguatan Konsep dalam Pembelajaran

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

39

4. Tisngatun Nurochmah dalam skripsinya di Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Inkuiri

terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Proses

Pembelajaran IPA biologi pada Materi Pokok Sistem Pencernaan pada

Manusia (Studi kasus pada siswa SMP N 2 Temon Kulon Progo Kelas

VIII Semester I Tahun Ajaran 2007/2008)” Hasil penelitian menunjukan

bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Inkuiri dapat

meningkatkan keterampilan proses sains siswa.38

5. Fitri Eka Sari, Betty Holiwarni, dan Jimmi Copriady. Program Studi

Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru.

Dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi kelas XI IPA

SMAN 1 Siak Sri Indrapura”. Hasil penelitian menunjukan bahwa

pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa.39

6. Wawan, dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Inkuri

Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP

pada Pokok Bahasan Kalor”, Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

2007. Pada penelitian ini dibatasi hanya pada 6 aspek keterampilan proses

yang di ukur. Dari hasil yang diperoleh didapat bahwa keterampilan proses

sains siswa mengalami kenaikan dan dikategorikan sangat baik.40

7. Muslim, dengan judul “Effort to Improve Science Process Skill Students

Learning in Physics Through Inquiry Based Model”. Dari hasil penelitian

didapat beberapa kesimpulan, pertama keterampilan proses sains siswa

Biologi. (Skripsi tidak diterbitkan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2009)

38 Tisngatun Nurochmah, Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia, (Yogayakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2008)

39 Fitri Eka Sari, dkk. Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa pada Poko Bahasan Laju Reaksi Kelas XI IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura. (Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, 2009) tulisan tidak diterbitkan

40 Wawan, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP pada Pokok Bahasan Kalor. (Bandung: Jurusan Pendidikan FisikaFPMIPA UPI, 2007) tidak diterbitkan

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

40

pada pembelajaran IPA setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri

menunjukan adanya peningkatan; kedua, penggunaan model pembelajaran

inkuiri dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keterampilan proses

sains siswa.41

D. Kerangka Pikir

Penguasaan biologi melalui pembelajaran secara teoritis sangat

ditentukan oleh kemampuan dan kreatifitas peserta didik dalam menguasai

keterampilan proses sains. Oleh karena itu untuk mencapai produk

pembelajaran biologi yang optimal peserta didik perlu menguasai

keterampilan proses sainsnya.

Untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa menjadi lebih baik

hendaknya guru dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih

menarik dan membuat siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam

belajar. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan model

pembelajaran guided inquiry.

Pembelajaran inquiry adalah suatu pembelajaran yang dirancang untuk

mengajarkan kepada siswa bagaimana cara meneliti permasalahan atau

pertanyaan fakta-fakta. Pembelajaran inquiry memerlukan lingkungan kelas

dimana siswa merasa bebas untuk berkarya, berpendapat, membuat

kesimpulan dan membuat dugaan. Suasana seperti itu amat penting karena

keberhasilan pembelajaran bergantung pada kondisi pemikiran siswa.

Inquiry memberikan peluang, ruang, dan dorongan untuk mempelajari

berbagai keterampilan-keterampilan menentukan kapan saatnya memberikan

suatu sentuhan, menentukan petunjuk-petunjuk apa yang tepat diberikan pada

tiap siswa tertentu, menentukan apa yang tidak perlu dikatakan pada siswa,

menentukan cara membaca perilaku siswa pada saat mereka bekerja

menghadapi tantangan dan cara merancang suatu situasi pembelajaran

bermakna dengan memperhitungkan perilaku tersebut, menentukan kapan

41 Muslim, Effort to Improve Science Process Skill Student’s Learning in Physics

Through Inquiry Based Model. Proceeding The Second International Seminar on Science Education. UPI 2008/7

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

41

pengamatan, hipotesis, atau eksperimen adalah bermakna, menentukan cara

bagaimana memberikan toleransi terhadap keragu-raguan, menentukan

bagaimana menggunakan kesalahan-kesalahan secara konstruktif, dan

menentukan bagaimana membimbing siswa sehingga memberikan mereka

keleluasaan kontrol atas eksplorasi mereka tanpa guru kehilangan kontrol atas

kelas.42

Selain itu pada model pembelajaran guided inquiry siswa dijadikan

sebagai subjek belajar, sedangkan guru berkedudukan sebagai fasilitator dan

motivator. Siswa berperan aktif dalam menemukan konsep-konsep yang

sebelumnya direncanakan oleh guru melalui tahapan kegiatan guided inquiry.

Dengan aktifnya siswa dalam proses pembelajaran dengan kegiatan

penemuan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa.

42Anwar holil, Hubungan Inkuiri dan Keterampilan Proses, tersedia,

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/hubungan-inkuiri-dan-keterampilan.html 25 Juni 2010

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Triguna Utama pada semester I kelas

XII IPA, yaitu dari bulan Agustus sampai dengan Oktober tahun ajaran

2009/2010.

B. Subjek Penelitian

Adapun yang akan menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah

siswa kelas XII IPA yang terdiri dari 31 orang siswa dengan komposisi

perempuan 22 orang dan laki-laki 9 orang. Pada penelititan ini peneliti

berkolaborasi dengan seorang guru bidang studi biologi dan teman sejawat

yang bertindak sebagai observer guna mengamati seluruh proses belajar

mengajar yang berlangsung.

C. Metode dan Disain Intervensi Tindakan

1. Metode

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau Classroom Action Research (CAR), yang hanya berfokus pada

suatu kajian yang berawal dari situasi alamiah kelas. Peneliti berusaha

merefleksikan secara kritis dan kolaboratif terhadap suatu kajian yang

benar-benar berawal dari situasi alamiah kelas, dengan memberikan

intervensi tindakan tanpa merubah kealamiahan situasi sebagai upaya

melakukan perbaikan berupa peningkatan kualitas situasi sosial dan

kualitas pembelajaran melalui implementasi rencana pembelajaran. Dalam

hal ini berarti dengan melakukan PTK guru dapat memperbaiki praktik-

praktik pembelajaran sehingga mutu pendidikan dapat meningkat.

Untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi di SMA Triguna Utama

Ciputat Kabupaten Tangerang khususnya kelas XII IPA, maka peneliti

melakukan observasi. Berdasarkan hasil observasi pada kelas tersebut

pembelajaran biologi yang telah dilaksanakan ditemukan hal-hal yang

masih kurang dan perlu ditingkatkan. Hal yang sudah baik tetapi perlu

ditingkatkan adalah penggunaan metode pembelajaran yang lebih

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

43

bervariasi, meskipun media yang digunakan guru sudah bervariasi tetapi

selama pembelajaran hanya sebagian peserta didik yang aktif. Sedangkan

yang perlu ditingkatkan adalah keterampilan proses sains peserta didik

karena dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa belum semua

aspek keterampilan proses sains yang dilatih oleh guru, dari hasil observasi

dan wawancara pada kelas XII IPA keterampilan proses sains peserta

didiknya dirasa perlu ditingkatkan. Upaya meningkatkan keterampilan

proses sains ini dipandang perlu ditingkatkan mengingat materi yang akan

dipelajari mempunyai tujuan utama yang menuntut keterampilan proses

siswa melalui suatu konsep.

Dari hasil diskusi bersama antara peneliti dan guru bidang studi

biologi maka perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan

keterampilan proses sains peserta didik, dalam hal ini model pembelajaran

guided inquiry merupakan model pembelajaran yang sesuai untuk

meningkatkan keterampilan tersebut karena model pembelajaran ini

merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

2. Desain Intervensi Tindakan

Desain intervensi tindakan kelas yang digunakan adalah model spiral

Kemmis dan Mc. Taggart. Hopkins seperti yang dikutip oleh Wiriaatmadja

menjelaskan tahapan model spiral ini terdiri dari empat komponen yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.1

3. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru bidang studi

biologi yang berperan langsung pada kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran guided inquiry sedangkan untuk

observer akan dilakukan oleh teman sejawat dan guru bidang studi biologi

SMA Triguna Utama.

1 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 66-67.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

44

4. Prosedur Singkat Tindakan

Gambar 3.1 Bagan prosedur tindakan modifikasi Kurt Lewin

Penelitian pendahuluan a) Observasi kegiatan pembelajaran b) Wawancara dengan siswa c) Wawancara dengan guru d) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa

dalam kegiatan belajar mengajar biologi dari hasil observasi awal

SIKLUS I

Perencanaan Tindakan a) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran,

LKS, media pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. b) Penyusunan lembar observasi keterampilan proses sains dan soal tertulis, lembar

observasi pelaksanaan pembelajaran guided inquiry, lembar catatan lapangan, dan angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran.

Monitoring dan Evaluasi Melaksanakan pretest, mencatat data selama pembelajaran, melaksanakan postes, wawancara dan penilaian LKS.

Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat dan mengobservasi jalannya pembelajaran.

Refleksi Mengolah data, refleksi untuk siklus II

Perencanaan Tindakan a) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran,

LKS, serta media pembelajaran dari hasil refleksi. b) Penyusunan lembar observasi keterampilan proses sains dan soal tertulis, lembar

observasi pelaksanaan pembelajaran guded inquiry, lembar catatan lapangan, dan angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

Monitoring dan Evaluasi Melaksanakan pretest, mencatat data selama pembelajaran, melaksanakan postes, wawancara dan penilaian LKS.

Refleksi Mengolah data, refleksi untuk siklus III

SIKLUS II

SIKLUS III

Penyusunan

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

45

D. Tahapan Intervensi Tindakan

Berikut adalah gambaran langkah-langkah yang dilakukan dalam

penelitian tindakan kelas ini:

1. Persiapan Pra Penelitian, yaitu:

a. Orientasi lapangan melalui observasi dan wawancara terhadap siswa

dan guru bidang studi biologi yang mengajar di kelas XII SMA

Triguna Utama Ciputat tahun pelajaran 2010/2011 untuk menjaring

permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran biologi

sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan.

b. Menganalisis hasil wawancara dengan menentukan fokus

permasalahan yang akan diteliti.

c. Mendiskusikan rancangan penelitian berdasarkan fokus permasalahan

yang akan diteliti dengan pembimbing, ahli dan rekan sejawat.

d. Mengkaji literatur dan hasil-hasil penelitian yang relevan.

2. Siklus 1

a. Tahapan Perencanaan Tindakan (Planning)

1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses

belajar mengajar.

2) Merancang strategi dan skenario pembelajaran yang akan

dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran guided

inquiry.

3) Menentukan indikator-indikator ketercapaian keberhasilan dalam

pembelajaran.

4) Menyusun instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data

yang terdiri dari tes uaraian, lembar angket, dan lembar observasi.

Untuk instrumen tes berupa soal tes uraian untuk menilai

keterampilan proses siswa.

5) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang akan diamati

sebagai pedoman lembar observasi.

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

46

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang

akan diberikan kepada peserta didik.

2) Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran guided inquiry.

3) Memberikan pre-tes sebelum pembelajaran dan pos-tes setelah

dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran guided

inquiry.

c. Pengamatan (observasi)

1) Peneliti dan observer mencatat semua data dan informasi mengenai

keterampilan proses sains siswa yang dapat terlihat secara

langsung selama pembelajaran sesuai dengan lembar observasi.

2) Observer mencatat kegiatan guru dalam melaksanakan

pembelajaran dengan model pembelajaran guided inquiry

berdasarkan lembar catatan guru.

3) Melakukan diskusi antara peneliti dan observer tentang kegiatan

yang sudah berlangsung.

d. Refleksi siklus I

Melakukan evaluasi tindakan dengan menganalisis seluruh data

yang diperoleh pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan seluruh

kegiatan yang sudah dilakukan selanjutnya dilakukan analisis,

pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan data. Hasil kesimpulan

yang didapat berupa tingkat keefektifan rancangan pembelajaran

yang dibuat dan daftar permasalahan serta kendala-kendala yang

dihadapi di lapangan. Hasil ini kemudian dijadikan dasar untuk

melakukan perencanaan pada siklus II. E. Hasil Intervensi yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terciptanya suasana

pembelajaran yang aktif, kondusif dan peningkatan keterampilan proses sains

siswa melalui penerapan model pembelajaran guided inquiry dalam

pembelajaran biologi pada konsep pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

47

F. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber yakni:

1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil keterampilan proses sains

dan aktivitas keterampilan proses sains siswa dalam proses belajar

mengajar, serta sikap siswa terhadap pembelajaran guided inquiry.

2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi model

pembelajaran guided inquiry.

3. Teman sejawat dan kolaborator, dimaksudkan sebagai sumber data untuk

melihat implementasi PTK secara komprehensif, dari sisi siswa maupun

guru.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini lembar observasi digunakan untuk mengetahui

pemunculan kejadian/aspek keterampilan proses sains siswa selama

proses pembelajaran.

2. Lembar Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra

peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau

objek penelitian tindakan kelas.2 Catatan lapangan ini memuat kondisi

siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dan tindakan guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

3. Tes Keterampilan Proses Sains

Untuk mengevaluasi keterampilan proses sains digunakan tes tertulis

yang berbentuk uraian sesuai dengan karakteristik soal keterampilan

proses sains.

4. Wawancara

Menurut Hopkins dalam Wiriadmadja, wawancara adalah suatu cara

untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang

2 Rochiati Wiriadmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Maret 2008. Cetakan ke-5, hal. 125

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

48

yang lain.3 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru dan

siswa sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan.

5. Lembar Angket

Angket adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden

untuk mengungkapkan pendapat, keadaan, kesan yang ada pada responden

sendiri maupun di luar dirinya. Dalam penelitian ini angket digunakan

untuk mengetahui sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi

dengan model pembelajaran guided inquiry. Angket yang digunakan pada

penelitian ini berbentuk skala likert dimana pada skala ini siswa

memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan respon dengan

memilih:

SS : jika sangat setuju

S : jika setuju

TS : jika tidak setuju

STS : jika sangat tidak setuju

H. Teknik Pengumpulan Data

Table 3.1 Teknik Pengumpulan Data

Instrument Kegiatan Pengumpulan Data

Observasi Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati berupa KPS siswa yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung.

Catatan

lapangan

Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu kondisi siswa selama proses pembelajaran dan berita acara proses pembelajaran.

Wawancara Dilaksanakan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan metode guided inquiry kepada siswa.

Tes Tes untuk mengukur keterampilan proses sains siswa diberikan sebelum dan setelah pembelajaran setiap siklus

Angket Diberikan kepada siswa setelah dilaksanakan pembelajaran guided inquiry pada konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

3 Rochiati Wiriadmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas, h. 117

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

49

I. Tekhnik Pemeriksaan Keterpercayaan

Data diperoleh dengan menggunakan instrumen tes keterampilan

proses sains berbentuk tes uraian sebanyak 18 butir soal. Sebelum instrumen

tersebut digunakan, maka dilakukan uji coba soal untuk memenuhi

persyaratan yaitu uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.

1. Uji Validitas

Vadilitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih,

yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurannya.4 Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kesahihan instrumen. Validitas instrumen yang

digunakan adalah validitas isi (content validity), yaitu kesanggupan alat

penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut

mampu mengungkapkan isi suatu konsep/variabel yang hendak diukur.

Pengujian validitas dilakukan menggunakan rumus Product

Moment Pearson.5

2222

YYnXXn

YXXYnrxy

Keterangan:

xyr : koefisien antara variabel x dan variabel y

n : banyaknya siswa

x : skor item

y : skor total

xy : hasil perkalian skor item dan skor total

x2 : hasil kuadrat dari skor item

y2 : hasil kuadrat dari skor total

(∑X)2 : hasil kuadrat dari total jumlah skor item

(∑Y)2 : hasil kuadrat dari total jumlah skor total

4 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Lembaga ian UIN Jakarta, 2006) h. 105 5 M. Subana, H.M. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung Pustaka Setia 2005, h. 130.

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

50

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan hasil

perhitungan di atas dengan rtabel pada taraf signifikansi 5%, dengan

ketentuan bahwa jika rxy sama atau lebih besar dari rtabel maka soal tersebut

dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian

(lampiran), dari 18 soal siklus I dan 18 soal siklus II yang diujicobakan

diperoleh 16 butir soal yang valid untuk siklus I dan 15 soal yang valid

untuk siklus II. Namun peneliti hanya menggunakan 12 soal pada tiap

siklus, dengan pertimbangan proporsi soal, keterwakilan masing-masing

indikator. Sehingga hanya 24 soal yang dipakai pada penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas bermakna ketepercayaan, keterandalan, keajegan,

kestabilan atau konsistensi, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.6 Suatu alat ukur memiliki

reliabilitas yang baik bila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal.

Untuk menentukan reliabilitas soal uraian, penulis menggunakan rumus

Alpha7:

nnX

X

2

2

2

Keterangan:

11r = reliabilitas yang dicari 2i = jumlah varians skor tiap-tiap item

2t = varians total

Tabel 3.2

Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut:

11r Keterangan

< 0,20 Tidak ada korelasi

6 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA., h.105 7 Suharsimi Arikunto,. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 1995)

h.109

2

2

11 11 t

i

nnr

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

51

0,20 – 0,40 Korelasi rendah

0,40 – 0,70 Korelasi sedang

0,70 – 0,90 Korelasi tinggi

0,90 – 1,00 Korelasi sangat tinggi

1,00 Korelasi sempurna

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen penelitian

(lampiran) diperoleh hasil 0,82 untuk soal siklus 1 dan 0,41 untuk siklus

II , dengan skor reliabilitas demikian maka instrumen penelitian tersebut

disimpulkan memiliki korelasi yang tinggi untuk siklus I dan sedang untuk

siklus II, sehingga memenuhi persyaratan instrumen yang baik.

3. Uji Taraf Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang memuat ketiga kriteria yaitu:

sukar, sedang dan mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar, sedang dan

mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index).

Untuk mengukur taraf kesukaran soal digunakan rumus:8

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Tabel 3.3

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

P Keterangan

0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal

instrumen penelitian (lampiran), pada instrumen siklus I diperoleh 8 soal

dengan tingkat kesulitan “mudah”, 10 soal dengan tingkat kesulitan

8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h.208

P = JSB

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

52

“sedang”. Pada siklus II diperoleh 2 soal dengan tingkat kesulitan “sukar”,

13 soal dengan tingkat kesulitan “sedang”, dan 3 soal dengan tingkat

kesulitan “mudah”.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

Keterangan:

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

JA = banyaknya peserta pada kelompok atas

JB = banyaknya peserta pada kelompok bawah9

Tabel 3.4

Indeks daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut:

D Keterangan

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda butir soal

instrumen penelitian (lampiran), pada instrument siklus I diperoleh 2 soal

dengan daya pembeda “jelek”, 12 soal dengan daya pembeda “cukup”, 4

soal dengan daya pembeda “baik”. Untuk siklus II diperoleh 6 soal dengan

daya pembeda “jelek”, 3 soal dengan daya pembeda “cukup”, 9 soal

dengan daya pembeda “baik”.

9 Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h.211-214

BA PPJBBB

JABAD

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

53

J. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis

1. Uji Prasyarat Analisis

Analisis terhadap data penelitian dilakukan bertujuan untuk

menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Akan tetapi,

sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan analisis data, dengan menggunakan uji normalitas dan uji

homogenitas data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan

adalah uji Liliefors sebagai berikut:10

SXX

Z i

Di mana:

Z : Simpangan baku untuk kurva normal standard.

Xi : data

: rata-rata data tunggal

S : simpangan baku

Kriteria pengujiannya adalah:

a) apabila Lhitung < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

b) apabila Lhitung ≥ Ltabel, maka sampel tidak berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara

dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji

Fisher sebagai berikut:

ilVarianskecarVariansbes

SSF 2

2

21 di mana

1

222

nnxxn

S ii

Kriteria pengujiannya adalah:

a) apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, yang berarti varians kedua

10 Sudjana. Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 1996) h. 466

X

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

54

populasi homogen.

b) apabilaFhitung ≥ Ftabel, H0 ditolak, yang berarti varians kedua

populasi tidak homogen.

2. Analisis Data

Terhadap data hasil tes prestasi belajar siswa, dilakukan analisis

dengan menentukan rata-rata nilai tes, peningkatan (gain) dari pretes dan

postes pada siklus I dan II, serta jumlah (persentase) siswa yang tuntas

belajar pada siklus I dan II. Kemudian membandingkan hasil yang

diperoleh pada siklus I dan II. Dalam menganalisis data pada aspek

keterampilan proses sains dengan menggunakan Gain skor. Gain adalah

selisih antara nilai postes dan pretes, gain menunjukkan peningkatan

pemahaman/penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan

guru.

a. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran guided inquiry dalam

upaya meningkatkan katerampilan proses sains siswa dapat dihitung

dengan menggunakan rumus rata-rata gain ternormalisasi sebagai berikut:

skorpretesidealskor

pretesskorpostesskorg

Skor gain ternormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria

efektivitas pembelajaran dengan kriteria sebagai berikut:11

G tinggi : nilai (g) > 0,70

G sedang : 0,70 > (g) >030

G rendah : nilai (g) 03

b. Terhadap data hasil tes keterampilan proses sains siswa, setiap aspek

keterampilan proses sains diukur dengan satu butir soal. Untuk mengetahui

peningkatan kemampuan proses sains, dengan menghitung selisihnya,

selisih itu sebagai peningkatan keterampilan proses sains.

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa untuk setiap aspek keterampilan

proses sains yang akan dicari.

11 Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, American Educational Research Association’s Division, Measurrement and Research Methodology, 1999, h. 1

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

55

2) Menentukan persentase tiap aspek keterampilan proses sains.

3) Menentukan kriteria keterampilan proses sains dengan cara

menafsirkan persentase skor yang diperoleh siswa dengan kriteria

sebagai berikut:

Tabel 3.5. Interpretasi Keterampilan Proses Sains

Persentase Kategori

90-100%

75-89%

55-74%

31-54%

0-30%

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

Aep Saepudin (2001) dalam Wawan

c. Terhadap data hasil observasi pelaksanaan model pembelajaran guided

inquiry dilakukan analisis kualitatif, yaitu memfokuskan hal-hal pokok dan

penting yang berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran guided

inquiry. Hasil observasi dideskripsikan dalam paparan data secara naratif.

Analisis kualitatif ini memperoleh data penelitian yang berupa indikator-

indikator perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran guided

inquiry yang berperan pada peningkatan keterampilan proses sains siswa.

d. Terhadap data hasil angket respon siswa

Analisis persentase sikap siswa dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

Keterangan :

P : angka persentase

F : frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : jumlah individu

Hasil analisis persetase sikap siswa dikategorikan menjadi:

1) Sikap positif jika persentase hasil analisis angket > 50%

2) Sikap negatif jika persentase hasil analisis angket < 50%

P = F/N x 100%

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

56

e. Terhadap data hasil pengamatan keterampilan proses sains, analisis

dilakukan dengan mencari persentase skor tiap aspek keterampilan proses

sains siswa, Kemudian membandingkan persentase skor tiap aspek

keterampilan proses sains yang diamati pada siklus I dan siklus II. Untuk

menghitung nilai kemampuan keterampilan proses sains (psikomotor)

suatu tes performance dalam pelaksanaan praktikum dengan menggunakan

lembar observasi skor keterampilan siswa pada tiap tindakan yang dinilai

menjadi skor total siswa.

Persentase = Skor ideal yang dilakukan X 100%12

Skor maksimum yang diharapkan

Tingkat Penguasaan Predikat

86-100 Sangat baik 76-85 Baik 60-75 Cukup 55-59 Kurang ≤ - 54 Kurang sekali

3. Pengujian Hipotesis Tindakan

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data, maka

dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan, untuk mengetahui

apakah nilai rata-rata keterampilan proses siswa pada siklus II lebih tinggi

dari rata-rata keterampilan proses siswa pada siklus I setelah diajarkan

dengan model pembelajaran guided inquiry. Jika sampel yang diteliti

memenuhi uji prasyarat analisis maka untuk menguji hipotesis, digunakan

uji t dengan taraf signifikan α = 0,05.

Rumus uji t yang digunakan yaitu:13

21

21

11nn

S

XXt

di mana

2

11

21

222

2112

nn

SnSnS , db = n1+n2-2

Keterangan:

1X : nilai rata-rata hasil belajar siklus II

12 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000) h. 103

13 Sudjana. Metode Statistik. (Bandung: Tarsito, 1996) h. 239

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

57

2X : nilai rata-rata hasil belajar siklus I

n1 : jumlah sampel siklus II

n2 : jumlah sampel siklus I 2

1S : varians kelompok siklus II

22S : varians kelompok siklus I

Adapun kriteria pengujian untuk uji t ini adalah:

Terima H0, apabila thitung < ttabel

Tolak H0, apabila thitung ≥ ttabel

Namun apabila sampel yang diteliti tidak memenuhi uji normalitas,

maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik uji nonparametrik, yaitu

uji Mann Whitney. Rumus statistik uji yang digunakan adalah sebagai

berikut:

12)1(

22121

21

nnnn

nnUZ dimana 1

1121 2

)1( RnnnnU

Keterangan:

U : statistik uji Mann Whitney

n1 : ukuran sampel pada kelompok 1

n2 : ukuran sampel pada kelompok 2

n1n2 : hasil kali ukuran sampel pada kelompok 1 dan 2

R1 : jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran

sampelnya n1.

Z : statistik uji Z yang berdistribusi normal N(0,1)

4. Hipotesis Statistik

Berdasarkan uji prasyarat analisis di atas, maka kriteria pengujian

hipotesis yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

1 : nilai rata-rata keterampilan proses sains siswa siklus II

2 : nilai rata-rata keterampilan proses sains siswa siklus I

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

58

K. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami

peningkatan kemampuan keterampilan proses sains terhadap konsep

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan apabila mencapai indikator

sebagai berikut:

Siswa mencapai ketuntasan minimal : 70

Kelas mencapai ketuntasan : 90%

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Hasil Pengamatan

1) Catatan lapangan

Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran

berlangsung diperoleh catatan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Catatan Lapangan

No Indikator pengamatan

Kondisi siswa per kelompok

1 Pembelajaran berkelompok

Mulai terkondisikan. Beberapa masih ada yang

bercanda. Beberapa merasa pembagian

kelompok tidak rata antara yang pandai dan kurang.

2 Mengajukan pertanyaan/jawaban

Masih ragu-ragu dalam menyampaikan jawaban.

Pada umumnya siswa mau menjawab jika ditunjuk oleh guru.

Masih banyak siswa yang tidak menyimak temannya yang sedang menyampaikan jawaban.

3 Diskusi dalam kelompok

Didominasi siswa yang pandai Beberapa siswa hanya

mengandalkan temannya. Masih tampak malu-malu dalam

berpendapat. Beberapa yang pasif hanya

mengikuti pendapat temannya yang aktif.

Mulai mau bertanya dan berdiskusi.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa

pembelajaran dengan berkelompok dapat membuat siswa mulai

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

60

terkondisikan untuk melaksanakan pembelajaran, namun masih ada

beberapa siswa yang masih bercanda, berkumpul dengan kelompok

lain, dan ada yang tidak senang dengan pembagian kelompok yang

dilakukan oleh guru. Mereka merasa pembagian kelompok tidak

merata karena ada beberapa kelompok yang anggotanya pasif.

Pada saat tanya jawab tampak siswa masih ragu-ragu dalam

menyampaikan jawabannya. Mereka hanya mau menjawab ketika

telah ditunjuk oleh guru. Hal ini menyebabkan masih banyak siswa

yang tidak menyimak temannya yang sedang menyampaikan

jawabannya karena merasa tidak mendapat tugas untuk menjawab

pertanyaan. Hal ini menyebabkan proses tanya jawab belum

berjalan dengan baik.

Pada saat diskusi pembelajaran, tampak siswa mulai

berdiskusi dengan teman kelompoknya. Namun masih didominasi

oleh siswa yang pandai. Siswa yang pasif hanya mengikuti

pendapat temannya yang dianggap pandai. Mereka masih malu-

malu untuk mengungkapkan pendapat ataupun jawaban mereka.

Beberapa siswa juga masih banyak yang mengandalkan orang lain

dalam pengerjaan LKS.

2) Observasi Keterampilan Proses Sains

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aspek KPS

Aspek KPS Persentase Siklus I

Mengamati 87,5%

Manafsirkan pengamatan 56,25%

Berhipotesis 75% Merencanakan percobaan 81,25%

Menerapkan konsep 37,5%

Berkomunikasi 70,83%

Mengajukan pertanyaan 43,75%

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

61

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui persentase

keterampilan proses sains siswa yang muncul pada saat

pembelajaran pada siklus 1. Tampak bahwa aspek mengamati dan

merencanakan percobaan memiliki skor paling tinggi, sedangkan

aspek mengajukan pertanyaan dan menerapkan konsep memiliki

skor paling rendah.

3) Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Wawancara

No Pertanyaan Tidak Ya 1. Apakah anda mengalami kesulitan selama

proses pembelajaran berlangsung 83,33

% 16,67

% 2. Apakah menurut anda proses pembelajaran

yang telah dilakukan menarik 8,33% 91,67

% 3. Apakah menurut anda proses pembelajaran

yang telah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

25% 75%

4. Apakah pembelajaran yang telah dilakukan dapat merangsang anda untuk berpikir ilmiah

25% 75%

5. Apakah pembelajaran yang telah dilakukan berjalan dengan efektif

16,67%

83,33%

6. Apakah setelah melakukan kegiatan pembelajaran anda memiliki keterampilan untuk melakukan penelitian

25% 75%

7. Apakah anda menyukai pembelajaran biologi dengan model guided inquiry

8,33% 91,67%

Dari hasil wawancara terstruktur dengan siswa dapat diketahui

bahwa siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran

sebesar 16,67% mereka beralasan bahwa mereka belum terbiasa

dengan proses pembelajaran yang digunakan. Pada pertanyaan kedua

diperoleh 8,33% siswa yang merasa proses pembelajaran kurang

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

62

menarik, dan 91,67% siswa merasa proses pembelajaran menarik

karena pembelajaran sangat interaktif. Pertanyaan ketiga diperoleh

75% siswa yang merasa pemahaman konsepnya meningkat setelah

pembelajaran, mereka beralasan mereka termotivasi untuk

mempraktikkan sendiri apa yang sedang dipelajari dan berusaha

mencari tahu konsep apa yang ada pada praktikum. Sedangkan siswa

yang merasa pemahaman konsepnya tidak meningkat beralasan

bahwa hanya sedikit konsep yang bisa terserap.

Pada pertanyaan keempat diketahui 75% siswa yang terdorong

untuk berpikir ilmiah menurut mereka pembelajaran yang

berlangsung membuat mereka bertanya sendiri dan kemudian

mempraktikkannya karena ingin tahu. Pertanyaaan ke lima diketahui

83,33% yang setuju bahwa pembelajaran berjalan efektif dan 16,67%

yang tidak setuju. Pertanyaan ke enam diketahui bahwa 75% siswa

memiliki keterampilan praktikum setelah pembelajaran dan 25%

tidak. Pertanyaan terakhir diperoleh 91,67% siswa menyukai

pembelajaran guided inquiry dan hanya 8,33% siswa yang tidak

menyukai pembelajaran guided inquiry.

b. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains

Tes yang digunakan pada siklus ini berbentuk esai (uraian)

berjumlah 12 soal. Setiap soal uraian mengukur satu aspek

keterampilan proses sains. Berdasakan hasil pretes dan postes yang

diperoleh, maka dapat ditentukan besarnya rata-rata kemampuan awal

siswa dan rata-rata kemampuan akhir siswa setelah diberikan

perlakuan, serta standar deviasi masing-masing tes.

Untuk mengetahui tingkat efektifitas tindakan yang telah

dilakukan pada penelitian tindakan kelas siklus I maka data hasil tes

keterampilan proses sains siswa dianalisis dengan N-gain terhadap

skor rerata tes awal dan tes akhir kemampuan pemahaman siswa.

Adapun hasil N-gain tersebut adalah sebagai berikut:

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

63

Tabel 4.4 N-gain Ketercapain KPS Pretest dan Postet Siklus I

Pretest Postet N-Gain

Rata-rata siswa 46,24 77,76 0,58

SD 12,02 8,18 0,14

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai N gain sebesar = 0,58,

berdasarkan kategorisasi ini menunjukkan g pada kategori sedang

(nilai (0,30<g≤0,7). Hal ini berarti menunjukan tingkat efektifitas

yang sedang pada perlakuan tindakan pembelajaran guided inquiry

pada subkonsep pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan.

Berdasarkan hasil tes keterampilan proses sains siswa (pretes

dan postes) pada siklus I diperoleh ketercapaian aspek keterampilan

proses sains pada subkonsep pengaruh faktor luar terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sebagai berikut:

Tabel 4.5 Persentase Ketercapaian Aspek KPS Siswa antara

Pretest dan Postest pada siklus I

No. Aspek KPS

Persentase

Ketercapaian

Pretest Posttest

1 Observasi 52 79

2 Klasifikasi 77 90

3 Membuat Pertanyaan 47 78

4 Mengkomunikasikan 66 88

5 Menghitung Matematika 80 90

6 Membuat Kesimpulan 47 77

7 Menerapkan Konsep 54 79

8 Membuat Prediksi 39 68

9 Merencanakan Percobaan 40 74

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

64

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa terjadi

peningkatan keterampilan proses sains siswa pada setiap aspek

keterampilan proses sains dengan peningkatan yang berbeda-beda

pada subkonsep pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan

pada siklus I, namun terdapat dua aspek keterampilan proses sain yang

tergolong rendah yaitu pada aspek membuat prediksi diduga

disebabkan oleh belum terbiasanya siswa menggunakan pola-pola

hasil pengamatan. Pada keterampilan membuat hipotesis, walaupun

hasil yang diperoleh masih tergolong rendah namun peningkatan nilai

yang terjadi termasuk kategori sedang. Rata-rata persentase

ketercapain aspek KPS meningkat dari 45,09% menjadi 77,76%.

Tes akhir yang dilaksanakan pada siklus ini belum memenuhi

ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan masih terdapat siswa yang

mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan minimal dengan

penguasaan keterampilan proses sains yaitu 70. Pada siklus ini

ketuntasan belajar siswa baru mencapai 83,87%. Hal ini belum

memenuhi target yang diharapkan yaitu ketuntasan belajar siswa

mencapai 90%.

c. Refleksi

Proses pembelajaran model guided inquiry pada konsep

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mampu membuat siswa

lebih terkondisikan untuk belajar dan lebih aktif. Dengan adanya

No Aspek KPS Pretes Postes

10 Menentukan Variabel 25 73

11 Merumuskan Masalah 14 71

12 Membuat Hipotesis 14 67

Jumlah 541 933

Rata-rata 45,09 77,76

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

65

kegiatan diskusi siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran,

dimana setiap siswa memiliki tanggung jawab dalam setiap

kelompoknya.

Namun dalam pelaksanaan pembelajaran guided inquiry ini

masih terdapat kekurangan dalam hal:

1) Pembelajaran berkelompok

Dalam pembelajaran berkelompok ini terlihat pembagian kelompok

yang kurang merata sehingga kelompok belum maksimal dalam hal

bekerja sama, bertukar pikiran dan bantu membantu ketika

mengalami kesulitan. Karena keterbatasan waktu pembelajaran

sehingga tidak semua kelompok dapat mempresentasikan hasil

yang diperoleh.

2) Diskusi dalam kelompok

Siswa masih malu-malu dalam menyampaikan pendapat dan

mengajukan pertanyaan. Masih ada siswa yang tidak mau

menyimak orang lain yang sedang menyampaikan pendapat. Dalam

hal ini masih didominasi oleh siswa yang biasa aktif, sehingga

beberapa masih mengandalkan teman dalam mengerjakan

tugasnya.

3) Tanya jawab

Siswa masih malu dan tidak percaya diri dalam menyampaikan

pendapat. Masih banyak siswa yang tidak menyimak guru atau

siswa lain yang sedang menyampaikan pendapat, kurangnya rasa

saling menghargai pada sebagian siswa. Pembahasan hasil diskusi

kelompok memakan waktu yang cukup lama.

Pada pelaksanaan siklus I pembelajaran biologi dengan model

pembelajaran guided inquiry diperoleh hasil keterampilan proses sains

siswa yang masih kurang. Berdasarkan tes keterampilan yang telah

dilaksanakan, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai batas

minimal penguasaan keterampilan proses sains yang telah ditentukan

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

66

yaitu 70. Hal ini menunjukan belum tercapainya ketuntasan belajar

yang telah ditentukan yaitu 90%. Oleh sebab itu hasil belajar harus

ditingkatkan melalui perbaikan tindakan yang telah dilaksanakan

untuk diterapkan pada siklus ke dua. Adapun perbaikan yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Tindakan perbaikan siklus I

No Tindakan Perbaikan

1. Pembelajaran berkelompok

- Pembagian kelompok dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat prestasi belajar, dan keaktifan siswa di kelas secara merata.

- Pengaturan posisi tiap kelompok dalam melaksanakan pembelajaran di kelas agar guru mudah mengawasi seluruh kelompok selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Diskusi dalam menyelesaikan masalah yang diajukan

- Lebih memotivasi siswa untuk turut aktif dalam kegiatan diskusi

- Mengawasi secara merata setiap kelompok agar ikut aktif dalam diskusi.

3. Tanya jawab - Perbaikan gaya bertanya guru.

- Memberikan kesempatan lebih pada siswa yang kurang aktif.

- Memotivasi siswa yang kurang percaya diri untuk mengajukan pertanyaan atau mengajukan pendapat.

4 Aspek KPS - Penekenan pembelajaran pada aspek prediksi dan membuat hipotesis

d. Keputusan

Berdasarkan hasil refleksi siklus 1 diperoleh bahwa kemampuan

keterampilan proses sains siswa pada sub-konsep pengaruh faktor luar

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan belum mencapai

kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu dilakukan perbaikan tindakan

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

67

pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I sehingga perlu

dilanjutkan ke tindakan pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II

a. Hasil Pengamatan

1) Catatan lapangan

Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

diperoleh catatan sebagai berikut:

Tabel 4.7 Catatan Lapangan

No Indikator Pengamatan Kondisi Siswa Per-Kelompok

1 Pembelajaran berkelompok

Berkelompok dengan baik Berada pada posisi yang telah

ditentukan Siap untuk menemukan

pengetahuan 2 Mengajukan

pertanyaan/jawaban Aktif dalam tanya jawab Percaya diri ketika

menyampaikan pendapat dan jawaban kepada kelompok lain

Mampu menghargai orang lain dan senantiasa menyimak setiap orang yang sedang menyampaikan pendapat.

3 Diskusi dalam kelompok

Seluruh siswa aktif dalam mendiskusikan masalah yang diberikan.

Berdasarkan tabel 4.6 pada pembelajaran berkelompok siswa

tampak berkumpul dengan teratur pada kelompoknya masing-masing

dengan posisi yang telah ditentukan. Siswa terkondisikan dengan

baik, dan bersemangat untuk memulai pembelajaran.

Pada saat mengajukan pertanyaan atau jawaban seluruh siswa

aktif dan percaya diri dalam menjawab atau mengajukan pertanyaan.

Seluruh siswa menyimak dan menghargai kelompok yang sedang

mempresentasikan hasil kelompoknya.

Pada saat diskusi kelompok semua siswa terlibat aktif dalam

jalannya diskusi. Mereka mulai menghargai teman yang memberikan

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

68

pendapat atau mengajukan pertanyaan, serta saling bertukar pikiran

dalam menyelesaikan masalah yang diajukan.

2) Observasi Keterampilan Proses Sains

Tabel 4.8 Hasil Observasi KPS

Aspek KPS Persentase Siklus II

Mengamati 89,58% Manafsirkan pengamatan 56,25%

Berhipotesis 75% Merencanakan percobaan 87,5%

Menerapkan konsep 50% Berkomunikasi 77,08% Mengajukan pertanyaan 56,25%

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui persentase

keterampilan proses sains siswa yang muncul pada saat

pembelajaran pada siklus II. Tampak bahwa tiga aspek

keterampilan proses sain masih tergolong rendah yaitu, aspek

menafsirkan pengamatan, menerapkan konsep, dan aspek

mengajukan pertanyaan. Namun secara keseluruhan persentase

aspek keterampilan proses sains pada siklus II sudah mengalami

peningkatan dari siklus I.

b. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains

Tes yang digunakan pada siklus ini berbentuk esai (uraian)

berjumlah 12 soal. Setiap soal uraian mengukur satu aspek

keterampilan proses sains. Berdasakan hasil pretes dan postes pada

siklus II, maka dapat ditentukan besarnya rata-rata kemampuan awal

siswa dan rata-rata kemampuan akhir siswa setelah diberikan

perlakuan, serta standar deviasi masing-masing tes.

Untuk mengetahui tingkat efektifitas tindakan yang telah

dilakukan pada penelitian tindakan kelas siklus II maka data hasil tes

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

69

keterampilan proses sains siswa dianalisis dengan N-Gain terhadap

skor rerata tes awal dan tes akhir kemampuan pemahaman siswa.

Adapun hasil N-Gain tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 N-Gain KPS Pretest dan Postet Siklus II

Pretest Postet N-Gain

Rata-rata siswa 72,11 82,26 0,39

SD 10,03 9,39 0,19

Berdasarkan kategorisasi diperoleh nilai N Gain sebesar = 0,39,

ini menunjukkan g pada kategori rendah (nilai (0,30<g≤0,7). Hal ini

berarti menunjukan tingkat efektifitas yang rendah pada perlakuan

tindakan pembelajaran guided inquiry pada subkonsep pengaruh faktor

dalam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Berdasarkan analisis butir soal diketahui bahwa pada hasil

pretesnya diperoleh 58,33% soal yang rerata nilainya termasuk

kategori baik (70-80) dan mengalami rerata peningkatan skor yang

relatif rendah sebesar 12,19%, hal ini memberikan kontribusi terhadap

rendahnya skor perolehan N gain.

Berdasarkan hasil tes keterampilan proses sains siswa (pretes

dan postes) pada siklus II diperoleh ketercapaian aspek keterampilan

proses sains pada subkonsep pengaruh faktor dalam terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sebagai berikut:

Tabel 4.10 Persentase Ketercapaian Aspek KPS Pretest dan

Postest Siklus II

No Aspek KPS Persentase Ketercapaian

Pretest Posttest

1 Observasi 62 86

2 Klasifikasi 76 91

3 Membuat Pertanyaan 78 80

4 Mengkomunikasikan 82 89

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

70

No Aspek KPS Persentase Ketercapaian

Pretest Posttest

5 Menghitung Matematika 89 93

6 Membuat Kesimpulan 68 83

7 Menerapkan Konsep 65 77

8 Membuat Prediksi 74 77

9 Merencanakan Percobaan 67 81

10 Menentukan Variabel 80 89

11 Merumuskan Masalah 71 74

12 Membuat Hipotesis 59 75

Jumlah 871 995,16

Rata-rata 72,58 82,16

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa terjadi

peningkatan keterampilan proses sains siswa pada subkonsep pengaruh

faktor dalam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus II. Dari tabel

diketahui bahwa tujuh aspek sudah mencapai KKM sebelum

pembelajaran, ini dapat diambil kesimpulan bahwa siswa sudah ada

pembiasaan keterampilan proses sains pada siklus sebelumnya. Rata-

rata persentase ketercapaian aspek KPS meningkat dari 72,58%

menjadi 82,06%. Pada pembelajaran siklus II ini diperoleh rata-rata

persentase ketercapaian indikator keterampilan proses sains siswa

sebesar 82,06%. Jika dibandingkan dengan siklus I terdapat

peningkatan ketercapaian indikator keterampilan proses sains siswa.

Pada siklus II ini diperoleh ketuntasan belajar siswa mencapai

ketuntasan ideal yaitu 90%.

c. Respon Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran

Berdasarkan angket yang disebarkan kepada siswa pada akhir

pembelajaran siklus ke II, diperoleh data mengenai sikap siswa

terhadap pembelajaran biologi dengan pembelajaran model guided

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

71

inquiry pada konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.

Pernyataan-pernyataan pada angket tersebut dikategorikan dalam

indikator sikap dengan persentasi sebagai berikut:

Tabel 4.11 Data Persentase Sikap Siswa Mengenai Pembelajaran

Biologi dengan Model Guided Inquiry

No Indikator Persentase Sikap

Positif Negatif 1 Perasaan siswa terhadap pelajaran

biologi 91,13% 8,87%

2 Perasaan siswa terhadap pelaksanaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran biologi

83,87% 16,13%

3 Perasaan siswa terhadap pembelajan biologi dengan guided inquiry

83,23% 16,77%

Jumlah 258,23 41,77 Rata-rata 86,07% 13,93%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa secara

keseluruhan (86,85%) sebagian besar siswa memberikan sikap yang

positif terhadap tindakan pembelajaran guided inquiry pada konsep

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang telah dilaksanakan.

Menurut siswa permasalahan yang diangkat cukup menantang

untuk didiskusikan. Siswa setuju bahwa belajar dengan cara ini

menarik, tidak membosankan, dan mengajak untuk berpikir dan

berusaha menemukan sendiri jawaban dari permasalahan.

Meskipun masih ada sedikit siswa yang menunjukan sikap yang

negatif, hal ini disebabkan karena mereka belum terbiasa

melaksanakan pembelajaran dengan model guided inquiry.

d. Refleksi

Pada proses pembelajaran siklus II ini, diketahui siswa mampu

belajar mandiri, lebih kondusif, dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Dilihat dari ketercapaian aspek KPS pada siklus II tampak adanya

peningkatan nilai rata-rata KPS. Terjadi peningkatan keterampilan proses

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

72

sains siswa dan ketuntasan belajar siswa telah mencapai 90%. Hal ini

sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan dan menunjukan bahwa

tindakan yang telah dilakukan telah berhasil.

e. Keputusan

Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa kemampuan

keterampilan proses sains siswa pada konsep pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan telah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu

90% sehingga tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan

proses sains siswa telah berhasil.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Berdasarkan persyaratan analisis, maka sebelum dilakukan pengujian

hipotesis perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap data hasil

penelitian. Uji prasyarat analisis yang perlu dilakukan adalah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilifors. Dari hasil

pengujian untuk data N Gain siklus 1 diperoleh nilai L hitung =0,03557.

Dari tabel harga kritis uji Lilifors pada taraf signifikan α = 0,05 dengan n

= 31 didapat harga Ltabel = 0,15913. Sedangkan untuk data N gain siklus II

nilai Lhitung = 0,03223. Didapat harga Ltabel untuk n = 31 yaitu 0,15913.

Karena L hitung pada kedua kelompok lebih kecil dari Ltabel, maka dapat

disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians populasi

dilakukan dengan uji fisher. Dari hasil pengujian diperoleh Fhitung =

1,6949 dan Ftabel = 1,84. Pada taraf signifikansi α = 0,05 untuk dk

Kelompok Sampel L hitung L tabel Kesimpulan Siklus I 31 0,03557 0,15913 Terima H0

Siklus II 31 0,03223 0,15913 Terima H0

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

73

pembilang = 30 dan dk penyebut = 30, karena Fhitung < Ftabel ini artinya H0

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians

yang homogen.

Tabel 4.13

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Kelompok Sampel Fhitung Ftabel Kesimpulan

Siklus I 31 1,6949 1,84 Terima H0

Siklus II 31

3. Analisis Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa data

berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya data dianalisis

untuk pengujian hipotesis. Perhitungan uji hipotesis dilakukan untuk

mengetahui ada atau tidaknya peningkatan keterampilan proses sains

siswa pada model pembelajaran guided inquiry antara siklus I dan siklus

II.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t, dengan

menggunakan data yang diperoleh, yaitu rata-rata postes hasil tes siklus I

sebesar 77,76. Dengan varians sebesar 66,9523, dan pada

siklus II diperoleh sebesar 82,26 dengan varians sebesar

88,22.

Setelah itu dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji t, maka

diperoleh nilai t hitung sebesar 2,01. Untuk mengetahui nilai t tabel dengan

derajat kebebasan (dk) = 60 dan taraf signifikansi (α) = 0,05 dilakukan

penghitungan, dari hasil penghitungan didapat nilai t tabel = 2,00. Dengan

membandingkan nilai t hitung dan t tabel diperoleh thitung > t tabel, ini berarti

H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terjadi peningkatan keterampilan proses sains siswa yang signifikan dari

siklus I ke siklus II setelah diajar dengan model pembelajaran guided

inquiry. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

74

Tabel 4.14

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Hipotesis

Kelompok Sampel Mean thitung ttabel Kesimpulan

Postes I 31 77,76 2,01 2,00 Tolak H0

Postes II 31 82,26

C. PEMBAHASAN

Penerapan pembelajaran biologi dengan menggunakan model guided

inquiry pada konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan mampu

meningkatkan keefektifan pembelajaran. Sebelum dilaksanakannya

pembelajaran dengan menggunakan guided inquiry, proses pembelajaran

didominasi oleh guru. Siswa tidak turut aktif dalam mengikuti semua

kegiatan pembelajaran. Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran

menggunakan pembelajaran guided inquiry siswa lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran, guru tidak mendominasi kelas, siswa juga mampu belajar

mandiri.

Pada siklus I rata-rata ketercapaian aspek KPS secara keseluruhan

setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan model guided inquiry pada

sub konsep pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan

pada tumbuhan diperoleh 77,76 dengan ketuntasan belajar mencapai 83,87%.

Pada siklus II ketercapaian aspek KPS setelah dilaksanakan pembelajaran

dengan model guided inquiry pada sub konsep pengaruh faktor dalam

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mencapai rata-rata 82,26

dengan ketuntasan belajar mencapai ketuntasan ideal yaitu 90%. Hal ini

menunjukkan terjadi peningkatan penguasaan keterampilan proses sains

siswa dari siklus I ke siklus II.

Tingkat efektifitas tindakan dilihat dari nilai N gain, nilai N gain yang

diperoleh diketahui bahwa pada siklus I tingkat efektifitas tindakan tergolong

pada kategori sedang, sedangkan pada silus II pada kategori rendah. Pada

silus II diketahui bahwa hasil pretesnya diperoleh 58,33% soal yang rerata

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

75

nilainya termasuk kategori baik (70-80) dan mengalami rerata peningkatan

skor yang relative rendah sebesar 12,19%. Hal yang mungkin menyebabkan

tingginya nilai pretes pada silus II karena siswa sudah mulai terbiasa atau

mampu menggunakan KPS dalam pembelajaran pada silus I.

Pembelajaran menggunakan model guided inquiry merupakan

pengalaman baru bagi siswa karena model pembelajaran ini belum pernah

diterapkan sebelumnya pada kelas ini. Selama proses penelitian ada 12 aspek

keterampilan proses sains yang diukur peneliti yaitu, keterampilan

mengobservasi, membuat pertanyaan, menerapkan konsep, menentukan

variable, menghitung matematika, mengkomunikasikan, merencanakan

percobaan, membuat kesimpulan, memprediksi, merumuskan masalah,

mengklasifikasi, membuat hipotesis.

Pada hasil observasi keterampilan proses sains yang dilakukan terdapat

tiga aspek keterampilan proses sains yang tergolong masih rendah, ketiga

aspek tersebut adalah aspek menafsirkan pengamatan, menerapkan konsep,

dan aspek mengajukan pertanyaan. Rendahnya peninkatan keterampilan

menafsirkan pengamatan melalui pembelajaran yang diterapkan diduga

disebabkan oleh objek pengamatan yang hanya berupa lembar pengamatan

dan bukan objek nyata. Rendahnya keterampilan menerapkan konsep pada

pembelajaran ini diduga deisebabkan oleh kurangnya penguasaan siswa

terhadap konsep tersebut, sedikitnya waktu yang digunakan untuk membahas

hasil-hasil percobaan. Padahal justru pada tahap pembahasan hasil percobaan

inilah sesungguhnya saat yang tepat untuk menanamkan dan memantapkan

konsep.1 Rendahnya keterampilan mengajukan pertanyaan siswa diduga

disebabkan oleh kebiasaan siswa pada pembelajaran sebelumnya yang

bersifat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari gurunya, namun

keterampilan bertanya siswa telah mengalami peningkatan dari siklus

sebelumnya.

1 Nuryani Y Rustaman, dkk. Strategi Belajar dan Mengajar Biologi. Cetakan I (Malang:

Penerbit Universitas Negeri Malang. 2005)

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

76

Dari deskripsi data keterampilan proses sains yang telah dipaparkan

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat

meningkatkan keterampilan proses sains siwa, ini dapat dilihat dari hasil tes

keterampilan proses sains siswa siklus II lebih tinggi dari hasil tes

keterampilan proses sains siswa siklus I. Perbedaan ini juga diperkuat dengan

uji t dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel diperoleh thitung > t tabel,

ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa terjadi peningkatan keterampilan proses sains siswa yang signifikan

dari siklus I ke siklus II setelah diajar dengan model pembelajaran guided

inquiry, yaitu yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang

signifikan antara siklus I dengan siklus II. Sehingga dapat diinterpretasikan

bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan keterampilan

proses sains siswa. Adapun Aspek keterampilan proses sains yang mengalami

peningkatan yaitu, keterampilan observasi, mengajukan pertanyaan,

berkomunikasi, menghitung matematika, interpretasi, memprediksi,

merencanakan percobaan, menentukan variabel, merumuskan masalah, dan

berhipotesis. Hal ini juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Muslim

pada mata pelajaran fisika,2 dan oleh Fitri, Betty, dan Jimmi dalam penelitian

mereka pada mata pelajaran kimia pokok bahasan laju reaksi, dari hasil

penelitian mereka menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa

dalam pembelajaran IPA setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri

menunjukkan adanya peningkatan.3

Pembelajaran dengan model guided inquiry merupakan salah satu

model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan

proses sains siswa, selain itu pembelajaran ini juga dapat meningkatkan

keterlibatan siswa atau keaktifan siswa selama mengikuti proses

2 Muslim, Effort to Improve Science Process Skill Student’s Learning in Physics Through

Inquiry Based Model. Proceeding The Second International Seminar on Science Education. UPI 2008/7

3 Fitri Eka Sari, dkk. Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa pada Poko Bahasan Laju Reaksi Kelas XI IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura. (Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, 2009) tulisan tidak diterbitkan

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

77

pembelajaran. Sehingga dapat mengubah proses pembelajaran yang berpusat

pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran biologi melatih para siswa

untuk membangun pengetahuannya melalui kegiatan mengobservasi,

mengorganisasi data, fakta, konsep dan prinsip, merencanakan dan

melaksanakan percobaan. hal ini tampak melalui peningkatan KPS yang

terjaring melalui tes tertulis maupun tes observasi. Meskipun tidak terlalu

tinggi tetapi aktivitas siswa dapat menjadi pengalaman yang sangat

bermakna. Hal ini sejalan dengan pernyataan Carin (1997) bahwa proses ber-

inkuiri sangat berarti bagi siswa untuk memahami fenomena dan peristiwa,

dan pandangan konstruktivistik yang menekankan bahwa setiap individu

perlu membangun pemaknaan pengetahuan dan gagasannya melalui interaksi

dalam kerja kelompok.4

Selain itu sikap siswa terhadap pembelajaran biologi dengan

menerapkan model pembelajaran guided inquiry pada konsep pertumbuhan

dan perkembangan tumbuhan sebagian besar positif. Siswa senang dengan

kegiatan model pembelajaran guided inquiry.

Keberhasilan tindakan kelas sangat dipengaruhi oleh guru dalam

mengelola kelas. Selama pelaksanaan tindakan siswa sangat membutuhkan

perhatian dan bimbingan guru. Walaupun pembelajaran berpusat pada siswa

tetapi peran guru untuk menciptakan suasana belajar masih sangat penting.

Guru harus mampu bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Ia harus

menyediakan diri sepenuhnya untuk membimbing siswa. Saran-saran

perbaikan pengelolaan kelas dari dosen pembimbing dan guru pamong serta

hasil diskusi pada tahap refleksi telah memperbaiki kinerja penulis dari siklus

ke siklus. Hal ini berdampak juga pada kinerja siswa.

4 Fransisca Sudargo Tapilouw, Pedagogical Competence of Pre-Service Biology Teacher

on Conducting Inquiry Approach to Develop Science Process Skill (Study on ‘Profession Practice Program’ at High Schools In Bandung)

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab VI maka

dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Penggunaan model pembelajaran guided inquiry pada konsep

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dapat memberikan pengaruh

positif dan signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa. Adapun

keterampilan proses sains siswa yang mengalami peningkatan yaitu,

keterampilan observasi, mengajukan pertanyaan, berkomunikasi, menghitung

matematika, interpretasi, memprediksi, merencanakan percobaan,

menentukan variabel, merumuskan masalah, dan berhipotesis. Peningkatan

keterampilan proses sains berada pada kategori sedang. Diperoleh sikap siswa

terhadap penerapan model guided inquiry pada kegiatan pembelajaran positif.

Siswa setuju bahwa belajar dengan cara ini menarik, tidak membosankan, dan

mengajak untuk berpikir. Mereka menjadi memahami cara kerja ilmiah.

B. Saran

Model pembelajaran guided inquiry merupakan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa, oleh karena itu model

pembelajaran ini perlu diterapkan. Adapun saran dari peneliti yaitu:

1. Pembelajaran guided inquiry ini dapat dijadikan alternatif model

pembelajaran biologi. Model pembelajaran guided inquiry akan lebih baik

jika digunakan pada konsep yang bersifat konkrit agar siswa dapat

menemukan sendiri konsep yang sedang dipelajari.

2. Hasil penelitian ini diharapakan dapat dipergunakan untuk melakukan

penelitian sejenis dalam pembelajaran yang berbeda.

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

77

DAFTAR PUSTAKA

Abruscato.Joseph. 2010. Teaching Children Science; A Discovery Approach.

Unitate State: Pearson Education Adi, Yanu Cari, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Metode Inkuiri

Terpimpin disertai Penggunaan LCD Proyektor Sebagai Penguatan Konsep dalam Pembelajaran Biologi. (Skripsi tidak diterbitkan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2009)

Alberta Learning, Focus on Inquiry: A Teacher’s Guide to Implementing Inquiry Based learning, Tersedia: http://www.learning.gov.ab.ca/k_12/curriculum/bysubject/focusoniquiry.pdf.(20 Juni 2010)

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. Cet ke-2.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Bonnstetter,Ronal J. (2006) Inquiry: Learning from The Past with an Eye on The Future, University of Nebraska, Lincoln

Colburn, Alan (2000). An Inquiry primer. California: Science Scope. tersedia di: http://www.experentiallearning.ucdavis.edu/module 2/el2

Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta Dirgantara, Yudi dkk. Model Pembelajaran Laboratorium Berbasis Inkuiri untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa MTs pada Pokok Bahasan Kalor. (Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol.II No. 1, Maret 2008)

Educational Broadcasting Corporation, 2004, Contructivism as a Paradigma for Teaching and Learning: What is Contructivism? tersedia: http://www.thirteen.org/edonline/concept2class/constructivism/index_sub2.html.

Hake, Richard R. (1999) Analyzing Change/Gain Scores, American Educational Research Association’s Division, Measurrement and Research Methodology,

Harlen, Wynne. 1992. The Teaching of Science. London: David Fulton Publishers Holil, Anwar. 2008. “Jurnal Menjadi Manusia Pembelajar”, dari: (http//www.

Google.com/jurnal pendidikan/model pembelajaran, april Holil, Anwar. 2008. Hbungan Inkuiri dan Keterampilan Proses dari :

http://anwarholil.blogspot.com//04/hubungan-inkuiri-dan-keterampilan.html

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

78

Jacobsen, David, dkk. 1985. Methods for Teaching; A Skill Approach. 2nd edition. Columbus: A Bell & Howell Company.

Keil, Chris, Jodi Haney, and Jennifer Zoffel. (2009) Improvements in Student Achievement and Science Process Skills Using Environmental Health Science Problem Base Learning Curricula, (Elecronic Journal of Science Education, Volume 13 No. 1, h. 4, tersedia: http://ejse.southwestern.edu

Kuslan, Louis I. and A Haris Stone. (1969) Teaching Children Science: an Inquiry Approach.California: Wadsworth Publishing Company

Lasley, Thomas J. Dkk. 2002. Instructional Models: strategies for teaching in a diverse society. Unitate State: Wadsworth Group

M. Subana, (2005) Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : Pustaka Setia,

Munadi, Yudi dan Farida Hamid, (2009) Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Jakarta: UIN syarif Hidayatullah

Muslim, (2008) Effort to Improve Science Process Skill Student’s Learning in Physics Through Inquiry Based Model. Proceeding The Second International Seminar on Science Education. UPI

National Research Council. (1999 )National Science Education Standard. (Washington DC: National Academy Press

Nurochmah, Tisngatun, Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada materi pokok sistem pencernaan pada manusia, (Yogayakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2008)

Peraturan Pemerintah RI Bab IV Standar Proses Pasal 19 ayat 1 tentang “Standar Nasional Pendidikan”, tersedia di: www.depdiknas.go.id

Prawiladilaga,Dewi Salma (2009) Prinsip Disain Pembelajaran; Instructional Designe Principle. Jakarta: Kencana & UNJ

Purwanto, Ngalim (2000) Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Riyanto, Yatim, (1997) Pengajaran IPA Bermetode Inkuiri Suatu Upaya Peningkatan Keefektifan IBM di SD, Jakarta: Wahana

Rustaman,Nuryani, dkk. (2005) Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang

Rustaman. Nuryani Y (2005) Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuri dalam Pendidikan Sains. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung,

Sari, Fitri Eka, dkk. Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa pada Poko Bahasan Laju Reaksi Kelas XI IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura. (Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, 2009) tulisan tidak diterbitkan

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21524/1/UMMI... · pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Metode penelitian

79

Semiawan. Cony (1992), Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia

Sofyan, Ahmad. dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Lembaga ian UIN Jakarta,)

Sofyan, Ahmad. (2007) Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA/Sains. Seminar Internasional Pendidikan IPA Jurusan Pendidikan IPA FITK( Jakarta: UIN Syahid,

Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Suyatna, Agus, Implementation experiment applies Inquiry Model to Improve Science Process skill of XII Level SMA Students, Poceeding The Second International Seminar on Science Education. ( Lampung: Physic Education Study Program The University of Lampung, 2006)

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustaka. Cet. ke 1.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan Implementasi pada KTSP. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana

Wawan, Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP pada Pokok Bahasan Kalor. (Bandung: Jurusan Pendidikan FisikaFPMIPA UPI, 2007) tidak diterbitkan

Wina Sanjaya. (2005) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Cet ke-5, Jakarta: Kencana

Wiriadmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas Cetakan ke-5. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Zulfiani, (2007) Inkuiri dalam Pendidikan IPA, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran; Matematika dan Sains Dasar, Sebuah Antologi, Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. (2009) Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta