98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARIK KESIMPULAN MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG 4 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : DZAKIYYATUR ROHMAH K7108134 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

  • Upload
    vannga

  • View
    268

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARIK KESIMPULAN

MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI PAJANG 4 LAWEYAN

SURAKARTA TAHUN AJARAN

2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

DZAKIYYATUR ROHMAH

K7108134

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dzakiyyatur Rohmah

NIM : K7108134

Jurusan/Program Studi: Ilmu Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENARIK KESIMPULAN MATA PELAJARAN IPA

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG 4 LAWEYAN

SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012“ ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Dzakiyyatur Rohmah

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARIK KESIMPULAN

MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI PAJANG 4 LAWEYAN

SURAKARTA TAHUN AJARAN

2011/2012

Oleh :

DZAKIYYATUR ROHMAH

K7108134

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu

Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Dzakiyyatur Rohmah. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARIK KESIMPULAN MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG 4 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme pada siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 yang berjumlah 30 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif, yaitu keterkaitan antara tiga komponen antara lain: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dengan meningkatnya keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA khususnya materi sifat-sifat cahaya dari sebelum tindakan dan sesudah dilaksanakannya tindakan. Pada saat pra tindakan nilai rata- rata sebesar 64,73, pada siklus I meningkat menjadi 70,04, dan pada siklus II meningkat menjadi 75,87. Sedangkan untuk presentase ketuntasan siswa menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 67, pada saat pratindakan siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 36,67% dari jumlah keseluruhan 30 siswa. Pada siklus I presentase ketuntasan menunjukkan peningkatan sebesar 26,66% yaitu dari siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 36,67% pada saat pratindakan, meningkat menjadi 19 siswa atau 63,33% pada saat siklus I dari jumlah keseluruhan 30 siswa. Pada siklus II presentase ketuntasan kembali menunjukkan peningkatan sebesar 23,34%, yaitu dari siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 63,33% pada saat siklus I, meningkat menjadi 26 siswa atau 86,67% pada saat siklus II dari jumlah keseluruhan 30 siswa.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran konstruktivisme meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 Tahun Ajaran 2011/2012. Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik kesimpulan.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Dzakiyyatur Rohmah. THE APLICATION OF CONSTRUCTIVE LEARNING MODEL TO IMPROVING THE ABILITY IN TAKING INFERENCE ON LEARNING IPA FOR THE 5TH GRADERS OF SD NEGERI PAJANG 4 LAWEYAN SURAKARTA ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Thesis. Faculty of Education Sebelas Maret University. Surakarta. July 2012.

The objective of this research is to improve the ability in taking inference on learning IPA by applying the constructive learning model for the 5th of SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta academic year of 2011/2012.

This research is Classroom Action Research. The research was done in two cycles. Each cycle consists of planning, the implementation steps, observation, and reflection. The subject of this research is the 5th graders of SD Negeri Pajang 4 which consists of 30 students. The data of this report is collected from the teachers and students. Data collection technique is done by doing the observation, interview, test, and documentation. Data analysis technique is the interactive analysis model – the relationship between the three components, there are: data reduction, data presentation, and taking the conclusion or verification.

The result of this research shows that the constructive learning model is able to improve the ability in taking inference on learning IPA for the 5th graders of SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta academic year of 2011/2012. It is proven by the increase of ability in taking the inference on learning IPA; especially in learning the characteristic of ray material, before – after doing the implementation steps. Before the implementation step begins, the average mark is 64.73, on the cycle I increased by 70,04, and on the II cycle increased by 75,87. Meanwhile, for the passing grade percentage of the students according to passing grade is 67. In this case, before the implementation step begins, only 11 students (36,67%) were passing the grade. On the cycle I, the passing grade percentage is increasing by 26,66% there are; 19 students (63,33%) were passing the grade. For the cycle II the passing grade percentage is increasing by 23,34% there are; 26 students (86,67%) were passing the grade.

The conclusions of this research is the application of constructive learning model is improving the ability in taking inference on learning IPA for the 5th graders of SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta academic year of 2011/2012.

Key words: the constructive learning model, the ability in taking inference.

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Susungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum tersebut

tidak merubah nasib yang ada pada diri mereka sendiri.

(QS. Ar Rodu Ayat 11).

Ilmu itu lebih baik dari pada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga

harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila

dibelanjakan, tapi ilmu bertambah apabila dibelanjakan.

(Ali Bin Abi Thalib)

Kebanyakan milyuner mendapat nilai B atau C di kampus. Mereka membangun

kekayaan bukan dari IQ semata, melainkan kreativitas dan akal sehat.

(Thomas Stanley).

Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab,

mencintai hidup dan pekerjaannya.

(Kahlil Gibran)

Sukses merupakan sebuah proses bukan hasil.

Jadi jangan mudah puas dengan apa yang kita peroleh sekarang.

(Dzakiyyatur Rohmah)

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring doa dan ungkapan syukur

Alhamdulillah, Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

Keluarga Besarku Tercinta

Ayah dan Ibu (Suparti S.Pd), adik-adikku (Zumrotul Muthmainah dan Dewi

Rochanatul A.), serta Azzam al Barra, kalian yang selalu memberikan

dorongan, nasehat, menjadi tempatku bersandar dan selalu

menghiburku dalam menjalani hidup sehingga

membuatku lebih kuat dan tegar.

Sahabat-Sahabat Terbaikku

Ria Hari Fitriani, Indah Dwi Hastuti, Sri Wuryani, Alfiah Fitrika Lusianti, Ina

Nurjanah, dan sahabat-sahabatku kelas C angkatan 2008 yang selalu

memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Keluarga Besar SD Negeri Pajang 4

Tempatku menimba ilmu untuk pengalaman profesiku.

Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta

Tempatku belajar mengenai pengalaman, pengetahuan dan kedewasaan.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARIK

KESIMPULAN MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI PAJANG 4 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN

2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahanndari berbagai pihak.

Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

5. Drs. Kartono, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

saran, serta dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik dan lancar

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Drs. Tri Budiarto, M.Pd, Pembimbing II yang telah bersabar memberikan

bimbingan serta dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik dan lancar.

7. Kepala SD Negeri Pajang 4 yang telah memberikan bantuan serta saran

kepada penulis melakukan penelitian tindakan kelas.

8. Tiwi Askundari, S.Pd.SD, Guru Kelas V SD Negeri Pajang 4 yang telah

memberikan bantuan serta saran kepada penulis selama melakukan

penelitian tindakan kelas.

9. Para siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 yang telah bersedia untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. v

HALAMAN ABSTRAK ..................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ......................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................ x

DAFTAR ISI ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................... 7

A. Kajian Teori ................................................................. 7

1. Hakikat Model Pembelajaran Konstruktivisme ....... 7

a. Pengertian Model Pembelajaran ........................ 7

b. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivisme 8

2. Hakikat Keterampilan Menarik Kesimpulan .......... 14

a. Pengertian Keterampilan ……………………… 14

b. Pengertian Keterampilan Menarik Kesimpulan 15

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Kelas V SD 21

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Penelitian yang Relevan ............................................... 25

C. Kerangka Berpikir ....................................................... 27

D. Hipotesis Tindakan ...................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ................................................... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 30

B. Subjek Penelitian………………………. ..................... 30

C. Data dan Sumber Data ............................................... 31

D. Pengumpulan Data ..................................................... 32

E. Uji Validitas Data ...................................................... 33

F. Analisis Data ............................................................. 34

G. Indikator Kinerja Penelitian ........................................ 35

H. Prosedur Penelitian .................................................... 35

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN .................... 41

A. Deskripsi Pratindakan ................................................. 41

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ......................... 43

1. Siklus 1 .................................................................. 44

2. Siklus 2 .................................................................. 58

C. Diskripsi Hasil Penelitian ............................................ 71

D. Pembahasan Hasil Penelitian........................................ 74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................ 78

A. Simpulan .................................................................... 78

B. Implikasi ..................................................................... 78

C. Saran ........................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 81

LAMPIRAN ................................................................................... 84

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Perbandingan Pembelajaran yang Bersifat Tradisional dan

Konstruktivis .............................................................................. 12

2.2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

IPA Semester II .......................................................................... 23

4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa Sebelum Diterapkan Model

Pembelajaran Konstruktivisme. .................................................. 42

4.2 Aktivitas Siswa Siklus I .............................................................. 51

4.3 Data Pengamatan Keterampilan Menarik Kesimpulan

Siswa.......................................................................................... 52

4.4 Hasil Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Sebelum

Tindakan dan Siklus I ................................................................. 52

4.5 Perbandingan Nilai aktivitas, Pengamatan Keterampilan

Menarik Kesimpulan dan Nilai test Sebelum Tindakan dan

Sesudah Diberikan Tindakan Siklus I ......................................... 53

4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siklus I ................................................................... 54

4.7 Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa Kelas V SD Negeri Pajang 4 antara

Sebelum dan Sesudah Tindakan ................................................. 56

4.8 Aktivitas Siswa Siklus II ............................................................ 66

4.9 Hasil Pengamatan Keterampilan Menarik Kesimpulan

Siklus II...................................................................................... 66

4.10 Hasil Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Siswa................... 66

4.11 Perbandingan Nilai Aktivitas, Pengamatan Keterampilan

Menarik Kesimpulan dan Tes Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa Siklus I Dan Siklus II ................................... 67

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa Siklus II ........................................................ 69

4.13 Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa Kelas V SD Negeri Pajang 4 antara

Siklus I dan Siklus II .................................................................. 70

4.14 Perbandingan Ketuntasan Pra Tindakan, Siklus I dan

SiklusII....................................................................................... 75

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Keterampilan Menyimpulkan (inverensi) .............................. 19

2.2 Skema Kerangka Berpikir ................................................................. 28

3.1 Model PTK (Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 16) ............................. 37

4.1 Grafik Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan

Siswa Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Konstruktivisme. ... 42

4.2 Grafik Perbandingan Nilai Akhir Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa Sebelum Tindakan dan Siklus I ........................... 54

4.3 Grafik Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan

Siswa Kelas V Siklus I ...................................................................... 55

4.4 Grafik Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa antara Pra Tindakan/Pre Test dan Siklus I ............ 56

4.5 Grafik Perbandingan Nilai Akhir Aktivitas, Pengamatan

Keterampilan Menarik Kesimpulan dan Nilai test Siswa antara

Siklus I dan Siklus II ......................................................................... 68

4.6 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa Siklus II ............................................................... 69

4.7 Grafik Perbandingan Nilai Ketuntasan Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa antara Siklus I dan Siklus II ................................. 70

4.8 Grafik Perbandingan Ketuntasan Pra Tindakan, Siklus I dan

SiklusII ............................................................................................. 76

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Soal Pra Tindakan ........................................................... 84

2. Soal Pra Tindakan Materi Sifat-Sifat Cahaya .................................. 86

3. Kunci Jawaban Soal Pra Tindakan ................................................. 91

4. Silabus .......................................................................................... 92

5. RPP Siklus I Pertemuan 1 .............................................................. 95

6. RPP Siklus I Pertemuan 2 .............................................................. 108

7. RPP Siklus II Pertemuan 1 ............................................................ 118

8. RPP Siklus II Pertemuan 2 ............................................................ 131

9. Hasil Wawancara Guru Sebelum Menerapkan Model

Pembelajaran Konstruktivisme ....................................................... 142

10. Hasil Wawancara Guru Setelah Menerapkan Model

Pembelajaran Konstruktivisme ....................................................... 144

11. Nilai Pengamatan Keterampilan Menarik Kesimpulan Pra

Tindakan ........................................................................................ 146

12. Nilai Pengamatan Keterampilan Menarik Kesimpulan Siklus I

Pertemuan I .................................................................................... 147

13. Nilai Pengamatan Keterampilan Menarik Kesimpulan Siklus I

Pertemuan 2 ................................................................................... 148

14. Nilai Pengamatan Keterampilan Menarik Kesimpulan Siklus II

Pertemuan I .................................................................................... 149

15. Nilai Pengamatan Keterampilan Menarik Kesimpulan Siklus II

Pertemuan 2 ................................................................................... 150

16. Rata-Rata Nilai Pengamatan Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siklus I ....................................................................... 151

17. Rata-Rata Nilai Pengamatan Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siklus II ...................................................................... 152

18. Rubrik Penilaian Pengamatan Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa .......................................................................... 153

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19. Nilai Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Pra Tindakan ........... 158

20. Nilai Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Siklus I .................... 159

21. Nilai Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Siklus II ................... 160

22. Nilai Aktivitas Siswa di Dalam Kelas Pra Tindakan ....................... 161

23. Aktivitas Siswa di Dalam Kelas Siklus I Pertemuan I ..................... 162

24. Aktivitas Siswa di Dalam Kelas Siklus I Pertemuan 2 .................... 163

25. Aktivitas Siswa di Dalam Kelas Siklus II Pertemuan I .................... 164

26. Aktivitas Siswa di Dalam Kelas Siklus II Pertemuan 2 ................... 165

27. Rata-Rata Aktivitas Siswa di Dalam Kelas Siklus I ........................ 166

28. Rata-Rata Aktivitas Siswa di Dalam Kelas Siklus II ....................... 167

29. Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa di Dalam Kelas .......................... 168

30. Nilai Hasil Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan 1 ....................... 170

31. Nilai Hasil Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan 2 ....................... 171

32. Nilai Hasil Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan 1 ..................... 172

33. Nilai Hasil Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan 2 ..................... 173

34. Nilai Diskusi Kelompok Siklus I Dan II ......................................... 174

35. Pedoman Penilaian Kemampuan Guru .......................................... 175

36. Lembar Penilaian Kemampuan Guru ............................................. 188

37. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus I

Pertemuan 1 .................................................................................. 191

38. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus I

Pertemuan 2 ................................................................................... 195

39. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus II

Pertemuan 1 ................................................................................... 199

40. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus II

Pertemuan 2 ................................................................................... 203

41. Rata-Rata Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus I ............... 207

42. Rata-Rata Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus II .............. 208

43. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 209

44. Hasil Pekerjaan Siswa ................................................................... 210

45. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ............................................ 214

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah

yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan

perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistem

nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar

sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan

penting dalam pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi

anak adalah mata pelajaran IPA.

IPA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar merupakan

program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan

sikap dan nilai ilmiah pada siswa, serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran

Tuhan Yang Maha Esa. Sejalan dengan itu tujuan pembelajaran IPA di sekolah

dasar antara lain agar : (i) siswa memiliki konsep-konsep IPA dan keterkaitannya

dalam kehidupan sehari-hari. (ii) siswa memiliki keterampilan proses untuk

mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitarnya. (iii) siswa

mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan

suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. (iv) siswa mengenal

dan dapat memupuk rasa cinta tehadap alam sekitar sehingga menyadari

kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Mata pelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan berupa

konsep-konsep atau teori-teori saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan

dan pemecahan permasalahan alam sekitar. Mata pelajaran IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembelajaran IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar mau

meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh

rahasia yang tak habis-habisnya. Khusus untuk IPA di SD hendaknya membuka

kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah.

Sebagaimana kita ketahui mata pelajaran IPA adalah upaya untuk

mengungkap permasalahan dan rahasia alam melalui teori dan konsep-konsep.

Berawal dari adanya permasalahan alam yang jelas dan membutuhkan jawaban,

oleh karenanya diperlukan peran aktif siswa dalam pembelajaran IPA merupakan

suatu keharusan. Karena akan memberikan pengalaman dan pengetahuan berharga

bagi siswa.

Dalam memecahan masalah IPA serangkaian kegiatan yang harus

dilakukan adalah menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan

hipotesis, mengumpulkan data dan menganalisis informasi, membuat referensi

dan merumuskan persoalan atas suatu persoalan atau permasalahan alam yang

jelas membutuhkan jawaban untuk dipecahkan. Sehingga dalam kegiatan

pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari, menemukan

dan memecahkan suatu permasalahan. Namun dalam pelaksanaannya akan

ditemukan berbagai kendala, dan salah satunya adalah kemampuan siswa untuk

memberikan kesimpulan akhir tentang jawaban atas pertanyaan yang telah

dipecahkan.

Kemampuan siswa menarik kesimpulan tentang jawaban atas

permasalahan alam, akan membantu siswa memahami konsep dan teori IPA serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, diharapkan siswa mampu

mengembangkan pengetahuan serta gagasan tentang alam sekitarnya.

Setelah diadakan pengamatan di kelas V SD Negeri Pajang 4, kenyataan

menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran IPA masih bersifat

konvensional, yakni pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru.

Pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan

tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan dari pada pengertian,

mengutamakan hasil dari pada proses. Guru belum menerapkan pembelajaran

yang inovatif, dimana siswa belum berperan aktif dalam kegiatan belajar

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengajar. Selain itu guru belum variatif dalam penyajian materi terkadang

mengakibatkan siswa merasa jenuh dan tidak bersemangat dalam belajar sehingga

siswa merasa kesulitan dalam mengerti, memahami dan menghafal konsep-

konsep. Serta pembelajaran masih berpusat pada guru (central teaching).

Berdasarkan data hasil wawancara (lampiran 9 halaman 142) terhadap

kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi

pelajaran IPA di kelas V, masih terdapat banyak kekurangan, antara lain siswa

kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru kurang dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan karena masih mengandalkan ceramah dalam

menyampaikan materi, dan sedikitnya praktek yang dilakukan guru. Hal inilah

yang membuat siswa tidak mampu untuk membangun pemahamannya sendiri dan

berlatih menyusun pengetahuan dalam pikirannnya sendiri. Beberapa siswa

memang sudah aktif dalam pembelajaran tetapi ketika guru memberikan

pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya siswa kesulitan untuk menjawabnya,

kalau pun bisa menjawab mereka ragu dan tidak percaya diri untuk

mengungkapkan jawabannya.

Berdasarkan data nilai yang diperoleh peneliti, nilai yang dicapai oleh

siswa dalam pembelajaran IPA terutama dalam hal keterampilan menarik

kesimpulan pada konsep dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya kurang

memuaskan. Karena hasil belajar yang dicapai oleh 30 siswa sebagian besar

tergolong rendah dan belum sesuai dengan tujuan kompetensi yang akan dicapai,

yaitu pencapaian nilai ketuntasan 67. Dari jumlah 30 siswa yang mendapat nilai

67 ke atas (kategori tuntas) sebanyak 11 siswa (36,67%), yang mendapat nilai

kurang dari 67 (kategori belum tuntas) sebanyak 19 siswa (63,33%).

Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 158.

Variasi dalam penggunaan model dan metode pembelajaran sangat penting

karena hal ini akan menarik perhatian siswa dalam menerima materi

pembelajaran. Dalam hal ini dibutuhkan model pembelajaran yang menyenangkan

dan memancing keaktifan siswa. Maka dari itu guru harus cermat dalam memilih

model pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan setiap mata pelajaran dan materi

yang disampaikan model pembelajaranya pun tidak semua sama.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, guru kelas V SD

Negeri Pajang 4 perlu melakukan perbaikan pengajaran. Salah satunya dengan

menerapkan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan

keterampilan menarik kesimpulan pada siswa kelas V SD Negeri Pajang 4. Alasan

penulis menggunakan model pembelajaran konstruktivisme, karena pembelajaran

yang mengacu pada pandangan konstruktivisme lebih memfokuskan pada

kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Dengan kata

lain siswa lebih berpengalaman untuk mengkonstruksikan atau membangun

sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.

Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bukan hanya

bergantung lingkungan atau kondisi belajar melainkan juga pada pengetahuan

awal siswa. Pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru

ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman

nyata. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Piaget yaitu belajar

merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan yang melibatkan asimilasi, yaitu

proses bergabungnya stimulus kedalam struktur kognitif. Bila stimulus baru

tersebut masuk kedalam struktur kognitif diasimilasikan, maka akan terjadi proses

adaptasi yang disebut kesinambungan dan struktur kognitif menjadi bertambah.

Dalam pembelajaran konstruktivisme siswa dituntut secara aktif

mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tersebut dapat

diperoleh melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran dimana siswa melakukan

pengamatan atau pengalaman secara langsung. Pengamatan yang dilakukan oleh

siswa tersebut tidak akan menjadi pengetahuan jika mereka tidak mampu

menafsirkan dan menyimpulkan apa yang telah diperolehnya. Dengan demikian

jelas bahwa tahap berfikir anak usia SD harus dikaitkan dengan hal-hal nyata dan

pengetahuan awal siswa yang telah dibangun mereka dengan sendirinya.

Diterapkannya model pembelajaran konstruktivisme ini diharapkan

mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang mencakup

keterampilan mengamati, mengelompokkan, komunikasi, mengklasifikasi,

mengukur, memprediksi dan diakhir pembelajaran adalah keterampilan menarik

kesimpulan.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong penulis untuk mengambil

fokus penelitian dengan judul “Penerapan model pembelajaran

konstruktivisme untuk meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan

mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 Laweyan

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian

ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Apakah dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme dapat

meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA pada siswa

kelas V SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?

C. Tujuan penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, maka

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan:

Untuk meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran

IPA pada siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012.

D. Manfaat penelitian

Dari penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat atau

sumbangan bagi dunia pendidikan baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat

praktis manfaat-manfaat tersebut antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

a. Dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan

serta lebih mendukung teori-teori yang sudah ada sebelumnya

sehubungan dengan masalah yang diteliti khususnya pada mata

pelajaran IPA.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan atau referensi bagi peneliti

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA.

2) Model pembelajaran konstruktivisme dapat memberikan pengalaman

baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan

prestasinya terutama dalam hal menarik kesimpulan.

3) Dapat meminimalisir tingkat masalah belajar IPA yang dihadapi

peserta didik.

4) Peserta didik menjadi senang mempelajari IPA.

b. Manfaat bagi guru

1) Mengembangkan potensi guru dalam pembelajaran IPA dengan

menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.

2) Sebagai upaya peningkatan pengalaman kreativitas guru dalam

memilih dan menerapkan model pembelajaran.

3) Dapat digunakan sebagai acuan guru untuk mengatasi masalah belajar

IPA peserta didik.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Dapat digunakan sebagai acuan bagi perbaikan kualitas pembelajaran

di kelas dalam meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan mata

pelajaran IPA dan mata pelajaran lainnya.

2) Mewujudkan pembelajaran yang efektif di sekolah.

3) Sebagai dorongan bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar

peserta didik khususnya mata pelajaran IPA.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Model Pembelajaran Konstruktivisme

a. Pengertian Model Pembelajaran

Pembelajaran akan bermakna bagi peserta didik apabila guru mengetahui

tentang objek yang akan diajarkannya sehingga dapat mengajarkan materi tersebut

dengan penuh dinamika dan inovasi dalam proses pembelajarannya. Salah satu

inovasi yang dapat dilakukan oleh guru adalah pemilihan model pembelajaran

yang tepat. Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat maka tujuan

pembelajaran akan dengan mudah tercapai sesuai dengan harapkan. Anitah

berpendapat “Model pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk

penyampaian pelajaran” (2009: 45). Sedangkan Sukarno berpendapat “Model

pembelajaran merupakan pegangan praktis pada pengelolaan pembelajaran di

dalam kelas yang mencakup semua komponen pokok yang harus dipertimbangkan

oleh tenaga pengajar” (2006: 144).

Suprijono berpendapat “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial”

(2009: 46). Suharno, sukardi, chodijah, dan suwalni (mengutip simpulan Joyce

dan Weil, 1980) berpendapat “Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola

yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pembelajaran

jangka panjang) merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain” (1994: 25-26).

Menurut Winataputra (2001) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sugiyanto, 2009: 3). Sedangkan Arends menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan–tujuan pengajaran, tahap – tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Trianto, 2010: 51). Menurut Sudrajat, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas

oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus dari

penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (2008). Sedangkan

Joyse dan Weil mendefinisikan pengertian model pembelajaran adalah sebagai

berikut:

Models of teaching are really models of learning. As we help students acquire information, ideas, skills, values, ways of thinking, and means of expressing themselves, we are also teaching them how to learn. In fact, the most important long-term outcome of instruction may be the students’ increased capabilities to learn more easily and effectively in the future, both because of the knowledge and skill they have acquired and because they have mastered learning processed (1996: 7).

Dari pendapat Joyse dan Weil dapat diartikan, model pembelajaran

merupakan aktualisasi dari model belajar. Yang hakekatnya membantu para

peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana

untuk mengekspresikan dirinya, dan juga mengajar cara-cara bagaimana mereka

belajar. Pada kenyataanya, hasil jangka panjang yang paling penting dari instruksi

mungkin kemampuan peserta didik meningkat untuk belajar lebih mudah dan

efektif di masa depan, baik karena pengetahuan dan keterampilan yang telah

mereka peroleh dan karena mereka telah menguasai proses belajar.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu prosedur yang disusun secara sistematis yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan suatu

pembelajaran di kelas maupun tutorial untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun. Muijs & Reynolds berpendapat

“Konstruktivisme adalah pembelajaran yang didasarkan pada premis bahwa

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

murid-murid mengkonstruksikan pengetahuan secara aktif dan tidak menerimanya

begitu saja dari guru” (2008: 110).

Mayer (1992) dan Hendry (1996) dalam jurnalnya berpendapat bahwa

“According to the constructivist theory, knowledge is being actively constructed

by the individual and knowing is an adaptive process, which organises the

individual’s experiential world”. Uraian tersebut menjelaskan bahwa menurut

teori konstruktivis, pengetahuan dikonstruksi secara aktif oleh seseorang dan

mengetahui adalah proses yang adaptif yang mengorganisir dunia berdasarkan

pengalaman seseorang.

Sejalan dengan pendapat tersebut Smith & Elley (mengutip simpulan Genevieve Marie Johnson, 2004) berpendapat “For constructivists, the emphasis is on learning processes as opposed to learning products. The process by which a student determines a particular answer is more important than retrieval of objective solutions. Student error is viewed as a mechanism of gaining insight into how students organize their experiential world” (1995). Berdasarkan uraian tersebut, konstruktivisme mengandung arti pembelajaran yang penekanannya pada proses belajar bukan produk belajar. Proses di mana seorang siswa menentukan jawaban tertentu lebih penting dari pengambilan solusi objektif. Kesalahan siswa dipandang sebagai mekanisme untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana siswa mengatur dunia pengalaman mereka.

Sa’ud berpendapat “Konstruktivisme adalah proses membangun dan

menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan

pengalaman” (2008: 168). Sependapat dengan itu Yamin menyatakan bahwa

“Pembelajaran konstruktivisme adalah kegiatan yang bukan hanya memindahkan

pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya” (2008: 3). Sedangkan

menurut Trianto model pembelajaran konstruktivisme pada dasarnya menekankan

pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif

proses belajar mengajar (2007).

Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Proposal dan laporan penelitian tindakan kelas ipa sd.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian

model pembelajaran konstruktivisme adalah suatu proses belajar mengajar dimana

siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya, yang dilandasi

oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator

dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih

berfokus terhadap suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka.

Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik

yaitu:

1) Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relefan.

2) Mengutamakan proses. 3) Menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial. 4) Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.

(Jauhar, 2011: 37)

Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam

belajar mengajar adalah :

1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri. 2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya

dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar. 3) Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi

perubahan konsep ilmiah. 4) Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses

kontruksi berjalan lancar. 5) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. 6) Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah

pertanyaan. 7) Mencari dan menilai pendapat siswa. 8) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. Teori pembelajaran konstruktivisme menurut Surianto, 2009

Menurut peneliti dari semua itu prinsip yang paling penting adalah guru

tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa

harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat

membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi

sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa. Cara tersebut antara lain dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan

strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.

Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut pandangan

konstruktivisme, Driver dan Bell mengajukan karakteristik sebagai berikut:

1. Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan.

2. Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa.

3. Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal.

4. Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas.

5. Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber (Jauhar, 2011: 40)

Karakteristik konstruktivisme diatas sesuai dengan prinsip-prinsip

konstruktivisme. Menurut prinsip konstruktivistik, seorang pengajar berperan

sebagai mediator dan fasilitator yang membantu proses belajar siswa agar berjalan

dengan baik. Tekanan ada pada siswa yang belajar bukan bukan pada disiplin

ataupun guru yang mengajar. Yamin menjabarkan fungsi mediator dan fasilitator

dalam beberapa tugas sebagai berikut:

1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses dan penelitian. Karena itu jelas member kuliah atau ceramah bukan tugas utama seorang guru atau dosen.

2) Menyediakan atau menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu merekan untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dan mengkomunikasikan gagasan ilmiah mereka, Watt & Pope (1989). Menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir secara produktif. Menyediakan pengalaman dan kesempatan yang paling mendukung proses belajar siswa.guru atau dosen menyemangati murid atau mahasiswa. Guru perlu menyediakan pengalaman konflik, Tobin, Tippinss & Gallard (1994).

3) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran si siswa jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan murid. (2008: 17)

Brooks dan Brooks (1999) memberikan perbandingan menarik antara kelas

konstruktivis dan tradisional. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2.1: Perbandingan Pembelajaran yang Bersifat Tradisional dan

Konstruktivis.

Tradisional konstruktivis Kegiatan-kegiatannya terutama bersandar pada textbooks

Kegiatan-kegiatannya terutama bersandar pada materi-materi hands on

Presentasi materi dimulai dengan bagian-bagian, kemudian pindah ke keseluruhan

Presentasi materi dimulai dengan keseluruhan, kemudian pindah ke bagian-bagian

Menekankan pada keterampilan-keterampilan dasar

Menekankan pada ide-ide besar

Guru menekankan tentang harus diikutinya kurikulum yang pasti

Guru mengikuti pertanyaan-pertanyaan murid

Guru mempresentasikan informasi kepada murid

Guru menyiapkan sebuah lingkungan belajar, dimana murid dapat menemukan pengetahuan

Guru berusaha membuat murid memberikan jawaban yang benar

Guru berusaha membuat murid mengungkapkan sudut pandangan dan pemahaman mereka, sehingga mereka dapat memahami pembelajaran mereka

Asesmen dilihat sebagai sebuah kegiatan tersendiri dan terjadi melalui testing

Asesmen dilihat sebagai sebuah kegiatan yang diintegrasikan dengan belajar mengajar dan terjadi melalui portofolio dan observasi

(Muijis dan Reynolds, 2008: 105)

Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan antara pembelajaran yang bersifat

tradisional dan pembelajaran yang bersifat konstruktivisme. Dapat disimpulkan

bahwa untuk meningkatkan pengetahuan murid guru membutuhkan cara-cara baru

yang lebih inovatif. Dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang telah

dipelajari.

Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tyler

mengemukakan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran,

sebagai berikut:

1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.

2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif.

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.

4) Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.

5) Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka.

6) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

(Jauhar, 2011: 43)

Hal-hal tersebut hendaknya diperhatikan serta dilaksanakan oleh guru

untuk memperoleh pembelajaran yang bersifat konstruktivisme. Namun dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara konstruktivisme akan ditemukan

kelebihan dan kelemahan. Menurut peneliti kelebihan dan kelemahan model

pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan

a) Dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam mempelajari

konsep IPA.

b) Melatih siswa berfikir kritis dan kreatif.

2) Kelemahan

a) Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa

hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan

sehingga menyebabkan miskonsepsi.

b) Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun

pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama

dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda.

c) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua

sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan

kreatifitas siswa.

Adanya kelemahan dalam penggunaan model konstruktivisme dapat

diatasi dengan beberapa cara. Cara mengatasi kelemahan model konstruktivisme

antara lain :

a. Guru mendampingi siswa selama kegiatan mengkonstruksi berlangsung.

Serta mengawasi dan memberi bantuan jika siswa mengalami kesulitan.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal ini sesuai dengan tugas guru dalam konstruktivisme adalah sebagai

mediator dan fasilitator.

b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang sama rata

kemampuan berpikirnya. Sehingga diharapkan waktu yang dibutuhkan

dalam mengkonstruksi pengetahuannya tidak terlalu lama. Serta guru

memberi batasan waktu yang tegas agar siswa tidak membuang waktu

secara percuma.

c. Guru menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses

pembelajaran.

2. Hakikat Keterampilan Menarik Kesimpulan

a. Pengertian Keterampilan

Kata keterampilan sama artinya dengan cekatan. Syah “Keterampilan

adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot

(neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniyah seperti

menulis, mengetik, olah raga dan sebagainya” (2010: 117). Syah (mengutip

simpulan Reber) berpendapat “Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-

pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai

dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu” (2010: 117).

Soemarjadi (2008) mengungkapkan bahwa terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak dapat dikatakan terampil (hlm. 2). Sardiman berpendapat “Keterampilan bersifat jasmani dan rohani.

Keterampilan adalah koordinasi dari gerakan fisik dan teknik dengan penghayatan

untuk mencari jawaban yang cepat dan tepat. Keterampilan dapat dididik, yaitu

dengan banyak melatih kemampuan” (2006: 27). Sesuai dengan pendapat tersebut,

Sukardi juga menyatakan bahwa keterampilan akan menghasilkan tindakan dalam

bentuk lain yang bersifat jasmani dan rohani, yaitu nilai dan sikap (2009).

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Reber mengemukakan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan

pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi sesuai dengan keadaan

untuk mencapai hasil tertentu. Sehinggga keterampilan bukan hanya meliputi

gerakan motorik melainkan juga pengejawentahan fungsi mental yang bersifat

kognitif (Dalyono, 2005: 214). Hamalik menyebutkan bahwa keterampilan

memiliki tiga karakteristik, yakni menunjukkan ikatan (a chain) respons motorik,

melibatkan koordinasi gerakan tangan dan mata, dan menuntut kaitan-kaitan

organisasi menjadi pola-pola respon yang kompleks (2010).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

keterampilan adalah suatu kemampuan seseorang untuk melakukan suatu hal yang

bersifat jasmani dan rohani yang dilakukan dengan cepat, cekat dan tepat dalam

menyelesaikan suatu hal untuk menghasilkan nilai dan sikap tertentu. Seseorang

yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan

terampil. Demikian pula, apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan

benar tetapi lambat juga tidak dapat dikatakan terampil. Jadi, keterampilan itu

berlandaskan pada ketepatan tertentu sehingga seseorang tidak akan merasakan

kesulitan-kesulitan yang berarti dalam pekerjaannya.

b. Pengertian Keterampilan Menarik Kesimpulan

Sebelum kita membahas mengenai keterampilan menarik kesimpulan,

terlebih dahulu kita akan membahas mengenai keterampilan proses sains. Sains

seringkali didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan seorang ilmuwan.

Keterampilan proses adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan diantaranya adalah mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen. (Iskandar, 2001: 5)

Funk mengatakan bahwa ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni : mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari : mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen. (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 140)

Keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses adalah:

1) Keterampilan mengamati ( Observation skills )

Observasi adalah keterampilan proses dasar sains yang sangat penting

untuk mengenal dunia luar yang menakjubkan. Iskandar berpendapat “Mengamati

dalam IPA adalah proses mengumpulkan informasi mempergunakan semua alat

pengindera atau mempergunakan instrument untuk membantu alat pengindera”

(2001: 5).

Menurut Dimyati dan Mudjiono mengamati memiliki sifat utama, yakni

sifat kualitatif dan kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam

pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindra untuk memperoleh informasi”

(2006). Contohnya adalah menentukan warna (penglihatan), mengenali suara

jangkrik (pendengaran) dll. Sedangkan mengamati bersifat kuantitatif apabila

dalam pelaksanaannya selain menggunakan pancaindra, juga menggunakan

peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat. Contohnya adalah

menghitung panjang ruang kelas dengan satuan ukuran tegel, menentukan suhu air

yang mendidih dengan bantuan thermometer, dll.

2) Keterampilan komunikasi ( Communication skills )

Keterampilan mengomunikasikan adalah keterampilan untuk

menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaan kepada orang lain,

baik secara lisan maupun tertulis. Dimyati dan Mudjiono berpendapat

“Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh

fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau

suara visual” (2006: 143). Contoh-contoh kegiatan dari keterampilan

mengkomunikasikan adalah mendiskusikan suatu masalah, membuat laporan,

membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Keterampilan mengklasifikasi ( Classification skills )

Diperlukan adanya pengelompokan atau penggolongan yang teratur untuk

memahami secara menyeluruh sejumlah objek, peristiwa, dan makhluk hidup di

sekeliling kita, sangat. Dimyati dan Mudjiono berpendapat “Mengklasifikasikan

merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa

berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/ kelompok

sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud” (2006: 143). Contohnya adalah

mengklasifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok:

binatang dan tumbuhan, mengklasifikasikan binatang menjadi binatang beranak

dan bertelur, dll.

4) Keterampilan mengukur ( Measurement skills )

Keterampilan mengamati dan menggunakan alat berkaitan dengan

keterampilan mengukur. Dimyati dan Mudjiono berpendapat “Mengukur dapat

diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu

yang telah ditetapkan sebelumnya” (2006: 144). Contohnya adalah mengukur

panjang garis, mengukur berat badan, dll.

5) Keterampilan memprediksi ( Prediction skills )

Prediksi adalah satu perkiraan apa yang akan terjadi. Dimyati dan

Mudjiono berpendapat “Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau

membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang,

berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan

antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan” (2006: 144).

Contohnya adalah berdasarkan pola-pola waktu terbitnya matahari yang telah

diobservasi dapat diprediksikan waktu terbitnya matahari pada tanggal tertentu,

dll.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Keterampilan menarik kesimpulan ( Inference skills )

Kita akan mengenal lingkungan sekitar lebih baik jika kita dapat

memahami dan menafsirkan kejadian-kejadian yang terjadi. Dimyati dan

Mudjiono berpendapat “Menarik kesimpulan dapat diartikan sebagai suatu

keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan

fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui” (2006: 145). Kegiatan yang

menampakkan keterampilan menarik kesimpulan antara lain: berdasarkan

pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-

rapat, siswa dapat menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada oksigen.

Pada bab ini yang akan kita kaji lebih dalam adalah mengenai

keterampilan menarik kesimpulan. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai

keterampilan menarik kesimpulan.

Abruscato berpendapat “inferring is using logic to draw conclutions from

what we observe” yang artinya menyimpulkan adalah menggunakan akal

pemikiran untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah kita amati (1995: 45).

Sependapat dengan itu Jauhar berpendapat “Menarik kesimpulan adalah

proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian

hipotesis” (2011: 68). Shinta Dewi berpendapat bahwa menarik kesimpulan

merupakan percobaan untuk menjelaskan atau untuk menginterpretasi hasil

pengamatan atau menyampaikan penyebab dari sesuatu yang diamati (2008).

Sedangkan Dimyati dan Mudjiono berpendapat “Menarik kesimpulan dapat

diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau

peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui (2006: 145).

Menurut Iskandar menarik kesimpulan (inferensi) adalah kesimpulan setelah melakukan observasi dan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Jadi inferensi mencakup tiga komponen yaitu : observasi yang merupakan pernyataan-pernyataan yang dibuat mempergunakan semua alat pengindera dan alat bantu pengindera, pengetahuan sebelumnya atau pengetahuan yang diorganisasikan secar mental dalam struktur kognitif atau disebut juga skemata, dan kesimpulan (2001: 5-6).

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

INVERENSI

Menarik kesimpulan secara umum dapat diartikan sebagai upaya dalam

menginterpretasikan atau menjelaskan segala hal yang kita amati. Hal ini sejalan

dengan Rustaman, A dan Rustaman, N bahwa menarik kesimpulan termasuk

dalam keterampilan menginterpretasi atau menafsirkan.

repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_043960_chapter2.pdf Hasanah

mengutip kesimpulan Gega, 2009: 14-15)

Kita menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu untuk membentuk

model mental terhadap dunia sekitar kita. Pengalaman baru hanya akan bermakna

jika kita dapat menghubungkannya dengan pengertian yang telah dimiliki

sebelumnya. Menginferensi berarti membangun hubungan antara apa yang

diobservasi secara langsung dan apa yang telah diketahui dari pengalaman masa

lampau. Hal tersebut dapat kita lihat pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1. Skema Keterampilan Menarik Kesimpulan (inverensi)

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa Inferensi adalah suatu

pernyataan yang didasari alasan logis dan untuk menjelaskan dan menafsirkan

hasil observasi. Setiap inferensi harus selalu didasarkan pada hasil observasi. Oleh

sebab itu setiap melakukan inferensi perlu selalu diingat : (1) lakukan sebanyak

mungkin observasi terhadap objek atau peristiwa, (2) hubungkan pengalaman-

pengalaman masa lalu yang relevan dengan objek atau peristiwa untuk

mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari hasil observasi, dan (3) bedakan

pernyataan inferensi yang disusun dengan observasi dan prediksi, misalnya, “dari

hasil yang saya amati saya simpulkan ….”, “dari hasil observasi dapat dijelaskan

bahwa ….”, “penjelasan yang mungkin sepanjang yang diamati ….”.

Apa yang langsung diamati melalui alat

indera

Apa yang diketahui melalui pengalaman

masa lalu

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5 indikator yang digunakan dalam keterampilan menarik kesimpulan. Indikator tersebut antara lain :

1) Membuat pernyataan berdasarkan informasi dari data hasil pengamatan.

2) Menemukan pola atau kecenderungan dalam suatu observasi berdasarkan data hasil pengamatan.

3) Mengidentifikasi adanya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain berdasarkan data hasil pengamatan.

4) Mengidentifikasi pola atau hubungan antar variabel terhadap seluruh data hasil pengamatan.

5) Membuat data secara umum (generalisasi) berdasarkan data hasil pengamatan.

repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_043960_chapter2.pdf menurut Hasanah mengutip dari simpulan Harlen, 2009: 15)

Indikator-indikator yang dikemukakan oleh Harlen di atas, digunakan

sebagai indikator dalam mengetahui kemampuan siswa dalam menarik

kesimpulan.

Dengan demikian, keterampilan menarik kesimpulan merupakan dasar dari

pengembangan sains yang dapat dilatihkan secara langsung ataupun tidak

langsung. Jika dalam proses belajar mengajar siswa melakukan pengamatan, hasil

pengamatannya tidak akan menjadi pengetahuan apabila siswa tersebut tidak

mampu menafsirkan dan menyimpulkan apa yang telah diperolehnya. Dengan

dilatihkannya keterampilan dalam menarik kesimpulan, diharapkan mampu

mengajak siswa untuk mengetahui atau paling tidak menerima pembuktian

berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan. Sehingga terbentuk pengetahuan

baru yang telah diperoleh oleh siswa tersebut. Hal ini sejalan dengan

perkembangan teori konstruktivisme yang memandang bahwa siswa belajar sains

dengan cara mengkonstruksi pengertian atau pemahaman baru tentang fenomena

dari pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian keterampilan menarik kesimpulan adalah upaya untuk

menginterpretasi atau menjelaskan hal-hal yang telah diamati dan didasarkan

pada pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dengan cepat, cekat dan tepat.

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Kelas V SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata

bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut “science” .

Natural berarti alamia, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan

alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau

science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini. Ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. (Iskandar, 2001: 2)

Iskandar (mengutip simpulan Robin Kerrod ) berpendapat “Science is the

broad field of human knowledge, acquired by systematic observation and

experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and

hyphotheses” (2001:2). Artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan

manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang

sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-

prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis.

Abruscato berpendapat “Science is the knowledge gathered through the

systematic use of a group of proseces. This knowledge is shaped by the values and

attitude that underline scientific enterprise” (1995: 16). Pengetahuan yang

didapat secara sistematik menggunakan proses kelompok. Pengetahuan ini

dibentuk oleh nilai-nilai dan sikap. Anak-anak harus mengetahui proses

pengetahuan itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan bagaimana

pengetahuan itu diterapkan dalam masyarakat. Aplikasi pengetahuan dalam

masyarakat dikenal sebagai teknologi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu yang

berhubungan erat dengan lingkungan alam dan kehidupan manusia. Ilmu

pengetahuan ini didapat dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik,

serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip,

teori-teori dan hipotesis-hipotesis.

Menurut Permendiknas (2006) tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) di SD adalah :

1) Memahami konsep IPA dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar.

3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar.

4) Bersifat ingin tahu, terbuka, kritik, mawas diri, bertanggung jawab, dan mandiri.

5) Mampu menerapkan konsep IPA untuk menjelaskan gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

6) Mampu menerapkan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan tuhan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di

SD adalah untuk menguasai konsep, keterampilan tentang IPA dan menumbuhkan

minat untuk mengenal dan mempelajari alam serta dapat menerapkan dan

memanfaatkan metode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Rumpun Mata Pelajaran Sains (IPA) berkaitan dengan

pencapaian kompetensi yang meliputi kerja ilmiah dan penguasaan konsep yakni

pemahaman dan penerapannya. Dari kompetensi rumpun mata pelajaran ini

kemudian dijabarkan menjadi kompetensi yang lebih operasional dan lebih

mencerminkan aspek-aspek khusus pencapai tujuan mata pelajaran. Menurut

kurikulum KTSP, pembelajaran IPA memiliki ruang lingkup, tujuan dan tujuan

yang harus tercapai. Ruang lingkup materi pembelajaran IPA SD kelas V semester

II berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya dapat dilihat pada

tabel 2.2 dibawah ini :

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2.2: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA

Semester II

No

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak dan gaya magnet)

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.

2. 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

6.1 Mendeskripsikan Sifat-Sifat Cahaya

6.2. Membuat Suatu Karya/Model, Misalnya Periskop atau Lensa dari Bahan Sederhana dengan Menerapkan Sifat-Sifat Cahaya

3. 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.

7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan

tanah karena pelapukan.

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam

masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Pengajaran IPA untuk

anak-anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide-ide

dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak

untuk memahaminya. Hal ini karena struktur kognitif anak-anak tiak dapat

dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan. Dalam pengajaran IPA anak-

anak harus diberi kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses

IPA, sebab diharapkan mereka dapat berfikir dan memiliki sikap ilmiah.

Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar sudah diberikan sejak kelas I, namun

untuk penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti mengambil pelajaran IPA

Kelas V Semester II khususnya materi cahaya dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pengajaran (KTSP).

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan

lingkungan sekitanya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu

mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga

pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan

guru sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran tersebut. Guru

berkewajiban untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran IPA. Tujuan ini tidak terlepas dari hakikat IPA sebagai

produk, proses dan sikap ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA perlu

menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.

Suprijono (mengutip simpulan Cronbach) berpendapat “Learning is shown

by change in behavior as a result of experience” (2009:2). Belajar sebagai suatu

aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman”.

Kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana siswa membangun

sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari, ini

merupakan proses menyesuaikan konsep-konsep dan ide-ide baru dengan

kerangka berfikir yang telah ada dalam pikiran mereka. Dalam hal ini siswa

membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru membantu sebagai mediator

dan fasilitator dalam proses pembentukan itu. Hal tersebut sesuai dengan prinsip

belajar konstruktivistik.

Penggunaan model pembelajaran konstruktivisme diharapkan dapat

membantu siswa untuk lebih paham dan menguasai materi yang telah dipelajari.

Hal ini dapat diketahui apabila prestasi belajar ipa tinggi serta peran aktif siswa

dalam mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya.

Dengan mengkonstruksi pengetahuan dalam pembelajaran IPA melalui

pengalaman nyata siswa akan lebih menguasai materi yang diajarkan. Dengan

menerapkan model pembelajaran konstruktivisme diharapkan:

1. Siswa dapat mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri.

2. Siswa dapat berpikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih

kreatif dan imajinatif.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Siswa dapat mencoba gagasan baru.

4. Siswa mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang

telah dimiliki.

5. Siswa dapat memikirkan perubahan gagasan mereka.

6. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Mengingat Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang

luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta

dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-

teori dan hipotesis-hipotesis. Maka model pembelajaran konstruktivisme sangat

cocok apabila diterapkan dalam pembelajaran IPA. Dengan menggunakan model

pembelajaran konstruktivisme peneliti akan menerapkan dalam proses

pembelajaran IPA pada siswa kelas V khususnya materi mengenai cahaya. Selain

itu, dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme dimana siswa aktif

membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengematan atau percobaan

yang telah dilakukan, maka akan melatih keterampilan-keterampilan IPA

termasuk menarik kesimpulan.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan/sesuai dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti, antara lain penelitian yang dilakukan oleh:

1. Siti Rokhati, (2010) yang berjudul “Peningkatan kemampuan siswa

memahami konsep pengurangan bilangan bulat melalui model pembelajaran

konstruktivisme di kelas IV SDN 03 Simpur Tahun 2010”. Kesimpulan dalam

penelitiannya bahwa dengan penerapan model pembelajaran konstruktivisme

dapat meningkatkan pemahaman konsep pengurangan bilangan bulat pada

siswa kelas IV SD Negeri 03 Simpur Belik Pemalang. Hal ini dibuktikan

dengan adanya kenaikan hasil tes formatif siswa kelas IV dari rata-rata 53,33

pada kondisi awal menjadi 84,95 pada akhir penelitian dan siswa yang tuntas

belajar bertambah dari 14 siswa atau 42 % menjadi 30 siswa atau 91 % dari 33

siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah variabel X yaitu model pembelajaran konstruktivisme, perbedaaannya

adalah kemampuan yang akan ditingkatkan. Dalam penelitian ini yang

ditingkatkan adalah kemampuan siswa memahami konsep pengurangan

bilangan bulat sedangkan penelti akan meningkatkan keterampilan menarik

kesimpulan.

2. Ngatirah, (2009) yang berjudul “Upaya peningkatan pemahaman konsep

energi pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran konstruktivisme

siswa kelas IV SDN Nglorog 4 Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Kesimpulan dalam penelitiannya bahwa dengan model pembelajaran

konstruktivisme dapat meningkatkan pemahaman konsep mengenai energi

pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Nglorog 4 Sragen. Hal ini

dibuktikan dengan adanya kenaikan hasil tes formatif siswa kelas IV dari rata-

rata hasil belajar siswa ada peningkatan sebesar 8,11% (dari 67,8 menjadi

73,3), jumlah siswa yang sudah tuntas ada 11 anak (73,33 %) dan yang belum

tuntas ada 4 anak (26,66 %). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilaksanakan adalah variabel X yaitu model pembelajaran

konstruktivisme, perbedaaannya adalah kemampuan yang akan ditingkatkan.

Dalam penelitian ini yang ditingkatkan adalah pemahaman konsep energi pada

mata pelajaran IPA sedangkan penelti akan meningkatkan keterampilan

menarik kesimpulan.

3. Annur Hasanah, (2009) yang berjudul “Kemampuan siswa dalam menarik

kesimpulan melalui praktikum guided inquiri pada konsep ekosistem”.

Kesimpulan dalam penelitiannya bahwa dengan praktikum guide inquiri dapat

meningkatkan kemampuan menarik kesimpulan siswa pada konsep ekosistem.

Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-

rata siswa 45,86 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 38,10%, siklus

I nilai rata-rata kelas 68,90 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar

71,42%, dan siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 84,09 dengan

prosentase ketuntasan klasikal sebesar 85,71%. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah variabel Y yaitu kemampuan

menarik kesimpulan, perbedaaannya adalah model pembelajaran yang

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

digunakan. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah

praktikum guided inquiri sedangkan peneliti akan menggunakan model

pembelajaran konstruktivisme.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian dan pendapat diatas, dapat

kami simpulkan bahwa model pembelajaran kostruktivisme dapat meningkatkan

pemahaman siswa mengenai konsep pengurangan bilangan bulat dan energy

gerak. Sehubungan dengan hal itu, kami merasa perlu untuk meningkatkan

keterampilan menarik kesimpulan peserta didik. Dalam penelitian ini penulis

menekankan pada penerapan model konstruktivisme untuk meningkatkan

keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD

Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal, keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA

siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 tergolong rendah, terbukti dari 63% siswa

memiliki nilai di bawah KKM. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya: Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru kurang

dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena masih

mengandalkan ceramah dalam menyampaikan materi, dan sedikitnya praktek yang

dilakukan guru.

Berdasarkan kondisi awal tersebut, Peneliti mencoba melakukan tindakan

dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme untuk dapat

meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan siswa mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam. Nantinya siswa akan belajar dengan lebih percaya diri,

menarik dan menyenangkan serta lebih mudah dalam pelaksanaan pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Peneliti akan merencanakan dua (2) siklus dalam

pembelajarannya. Dari setiap siklus akan diperoleh hasil persentase hasil belajar

siswa IPA. Pada siklus pertama dan kedua diharapkan keterampilan menarik

kesimpulan siswa meningkat.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diharapkan pada kondisi akhir, dengan menerapkan model pembelajaran

konstruktivisme dapat meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan siswa

kelas V SD Negeri Pajang 4. Berdasarkan uraian tersebut, dapat peneliti

gambarkan kerangka berpikir penelitian seperti gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir

Keterampilan menarik

kesimpulan mata pelajaran

IPA siswa kelas V SD Negeri

Pajang 4 masih rendah.

1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Guru kurang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena masih mengandalkan ceramah dalam menyampaikan materi.

3. Sedikitnya praktek yang dilakukan guru.

Kondisi Awal

Meningkatkan

keterampilan menarik

kesimpulan melalui

model pembelajaran

konstruktivisme.

Siklus I:

Keterampilan menarik kesimpulan meningkat.

Tindakan

Siklus II:

Keterampilan menarik kesimpulan meningkat.

Melalui model pembelajaran konstruktivisme

keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA

siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 dapat meningkat.

Kondisi Akhir

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka

berpikir di atas, peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan bahwa:

“Melalui penerapan model pembelajaran konstruktivisme dapat

meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA pada

siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012”.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas V SD Negeri Pajang 4

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta semester II tahun ajaran 2011/ 2012. Peneliti

memilih tempat ini dikarenakan beberapa alasan diantaranya keterampilan

menarik kesimpulan mata pelajaran IPA pada SD tersebut rendah, menghemat

waktu, biaya, dan keberadaan sampel yang memudahkan peneliti memperoleh

data-data yang dibutuhkan, serta lokasinya mudah dijangkau oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012

selama 6 bulan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2012. Adapun

waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 43 halaman 209.

B. Subjek Penelitian

Suwandi berpendapat “Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang

terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran” (2011: 60). Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa Kelas V SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta sebanyak 30 siswa

dengan jumlah sembilan belas (19) siswa laki-laki dan sebelas (11) siswa

perempuan. Semua siswa tersebut tidak ada yang ABK dan dalam kondisi normal.

Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah keterampilan menarik

kesimpulan mata pelajaran IPA. Peneliti hendaknya cermat dalam melakukan

pengamatan, khususnya pada objek yang ingin ditingkatkan.

Dari subjek dan objek penelitian tersebut dapat diketahui variabel dalam

penelitian ini, yaitu variabel bebas (x) adalah model pembelajaran

konstruktivisme dan variabel terikat (y) adalah keterampilan menarik kesimpulan

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mata pelajaran IPA. Sugiyono (2009) berpendapat “Variabel independen (bebas)

adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel

dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas” (hlm. 4).

Seperti dalam paparan bab II yang dimaksud model pembelajaran

konstruktivisme adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif

secara mental, membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif

yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator

pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap

suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka. Sedangkan yang dimaksud

dengan keterampilan menarik kesimpulan adalah upaya untuk menginterpretasi

atau menjelaskan hal-hal yang telah diamati dan didasarkan pada pengetahuan

yang telah dimiliki sebelumnya dengan cepat, cekat dan tepat.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian yang akan dikumpulkan berupa data hasil wawancara,

temuan hasil observasi, dan hasil tes. Suwandi menyebutkan data penelitian

dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu dari informan (narasumber), tempat dan

peristiwa berlangsungnya aktivitas, dokumen atau arsip (2011). Dalam penelitian

ini data dikumpulkan dari berbagai sumber untuk memperoleh data yang valid

meliputi :

1. Informan atau narasumber, antara lain guru kelas V dan kepala sekolah SD

Negeri Pajang 4.

2. Siswa Kelas V SD Negeri Pajang 4 tahun ajaran 2011/2012.

3. Dokumen dan arsip, yang berupa kurikulum, silabus pembelajaran,

rencana pembelajaran yang dibuat guru, hasil kerja siswa dan buku

penilaian.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data

yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Observasi

Sudjana (2009) berpendapat ”Observasi digunakan untuk mengukur

tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat

diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan” (hlm.

84). Observasi dilakukan pada guru dan murid kelas V SD Negeri Pajang 4 yang

menjadi subyek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang

aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran keterampilan menarik kesimpulan

dalam kelas.

2. Tes

Suwandi (2011) berpendapat “Pemberian tes dimaksudkan untuk

mengukur sebarapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian

tindakan” (hlm. 64). Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman

konsep siswa dan dilaksanakan di akhir kegiatan tiap-tiap siklus. Soal tes ini

digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa dalam keterampilan

menarik kesimpulan mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Pajang 4.

3. Wawancara

Wawancara atau diskusi dengan guru dilaksanakan setelah melakukan

pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan

untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran (Suwandi, 2011: 62). Teknik wawancara ini akan

dilaksanakan pada semua informan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana siswa menguasai materi dan mengetahui hambatan apa yang ditemui

serta memberi solusi untuk mengatasinya. Wawancara ini dilakukan peneliti

kepada guru kelas V SD Negeri Pajang 4 untuk memperoleh informasi mengenai

keterampilan menarik kesimpulan siswa di kelas secara umum.

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen dan arsip. Dokumen

itu berupa daftar nilai, daftar hadir, dan arsip-arsip lain yang dimiliki guru, hal ini

berfungsi untuk mengetahui kondisi siswa sebelum dilakukan penelitian. Selain

itu juga dokumentasi berupa rekaman video yang dilaksanakan oleh peneliti

selama proses pembelajaran berlangsung (siklus 1 dan siklus 2).

E. Uji Validitas Data

Dalam penelitian, diperlukan adanya kebenaran data atau validitas data.

Maksudnya adalah data yang berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam

kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi dan trianggulasi dalam

menentukan keabsahan data. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah :

1. Validitas Isi

Validitas isi adalah validitas yang berhubungan dengan kemampuan

instrumen untuk menggambarkan atau melukiskan secara tepat domain perilaku

yang akan diukur. Dalam penelitian ini untuk mengukur keterampilan menarik

kesimpulan siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 Tahun ajaran 2011/2012 digunakan

instrumen indikator keterampilan menarik kesimpulan siswa.

2. Trianggulasi

Moleong dalam Suwandi (2011: 65) triangulasi adalah teknik pemeriksaan

validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu. Berdasarkan pendapat

diatas teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan

triangulasi metode pengumpulan data. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut

adalah:

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Dari teknik ini

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diharapkan dapat memberi informasi yang tepat sesuai keadaan siswa. Sumber

data yang diperoleh peneliti berasal dari guru dan siswa yang ada di tempat

penelitian. Dalam kegiatan ini yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan

sumber data yang diperoleh dari guru dan siswa yang ada di tempat penelitian

yaitu di SD Negeri Pajang 4 Laweyan Surakarta.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu peneliti mengumpulkan data sejenis dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dari beberapa data

yang diperoleh lewat teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya

dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih

kuat validitasnya. Dalam kegiatan ini yang dilakukan peneliti adalah

mengumpulkan data sejenis yang diperoleh dari berbagai teknik yang

digunakan, yakni observasi, tes dan wawancara. Kemudian data yang

diperoleh tersebut dibandingkan dan ditarik kesimpulan agar memperoleh data

yang lebih valid.

F. Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu teknik untuk meneliti, memeriksa,

mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang

diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data secara

interaktif. Teknik analisi data secar interaktif menurut Miles dan Huberman

(2007: 16), terdapat tiga langkah meliputi:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan kata lain reduksi data

merupakan proses pemilihan data atau informasi dari keterampilan menarik

kesimpulan pada siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 yang relevan dengan

penelitian. Jika data tidak relevan maka data tersebut dibuang.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dari pengambilan

tindakan. Penyajian data meliputi berbagai jenis matrik, grafik, jaringan, dan

bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang telah

disusun dalam suatu bentuk yang padu. Dengan demikian peneliti dapat

melihat apa yang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang

benar ataukah harus melangkah melakukan analisis yang telah disajikan.

3. Menarik kesimpulan (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada reduksi data dan penyajian

data. Setelah ditarik kesimpulan, maka peneliti tetap terbuka menerima

masukan dari orang lain.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam

menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2011: 66-

67). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah meningkatnya keterampilan menarik kesimpulan mata pelajaran IPA pada

siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivisme. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus

KTSP IPA kelas V serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 67.

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila keterampilan

menarik kesimpulan siswa secara klasikal meningkat. Pada siklus II pembelajaran

dikatakan berhasil apabila keterampilan menarik kesimpulan siswa secara klasikal

memperoleh nilai ≥67 mencapai 80%

H. Prosedur Penelitian

Suwandi (2011) berpendapat “Prosedur penelitian tindakan kelas pada

umumnya dilakukan dalam beberapa siklus, misalnya tiga siklus” (67). Oleh

karena itu, perlu digambarkan rancangan tindakan pada masing – masing siklus.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap-tiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah

didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Berguna untuk mengetahui

permasalahan yang menyebabkan rendahnya keterampilan menarik kesimpulan

mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 dilaksanakan ketika

kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru. Sesuai dengan pokok permasalahan

yang dirumuskan dalam judul penelitian, maka data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah mengenai penerapan model pembelajaran konstruktivisme

yang dilaksanakan oleh guru. Data dikumpulkan dengan pengamatan pada saat

guru melaksanakan tugas mengajar. Prosedur pelaksanaan penelitian melalui

tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah yaitu: (a) perencanaan

(planning); (b) penerapan tindakan (action); (c) mengobservasi dan mengevaluasi

proses dan hasil tindakan (observation and evaluation); dan (d) melakukan

refleksi (reflecting). Dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang

diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat digambarkan pada gambar 3.1 berikut.

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.1 Model PTK (Arikunto, dkk, 2006: 16)

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menentukan pokok bahasan, yaitu cahaya dan sifat-sifatnya.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.

3) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik selama penerapan

model pembelajaran konstruktivisme.

4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini direncanakan dalam 2 x pertemuan,

yakni melakukan praktek tentang sifat-sifat cahaya, mendemonstrasikan sifat

cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cekung dan cembung),

serta praktek membuat pelangi melalui percobaan..

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Apersepsi

Siswa menjawab pertanyaan guru “Dapatkah kamu melihat,

membaca, dan menulis dalam keadaan gelap?

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

a) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang cahaya dan sifat-sifatnya.

b) Guru membantu meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan

siswa materi cahaya dan sifat-sifatnya dengan menerapkan model

pembelajaran konstruktivisme.

c) Siswa secara berkelompok diberi penugasan mengenai materi yang

disampaikan dengan bantuan model pembelajaran konstruktivisme.

d) Siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi hasil diskusi.

3) Kegiatan Penutup

a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran.

b) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c) Guru memberikan penilaian dan penguatan.

c. Pengamatan / Observasi

Melakukan pengamatan/observasi kegiatan guru dan peserta didik selama

menerapkan model pembelajaran konstruktivisme. Observasi diarahkan pada

poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data

kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis keterampilan

menarik kesimpulan siswa sesuai dengan nilai evaluasi saat pembelajaran pada

siklus I. Siswa yang mengalami peningkatan keterampilan menarik kesimpulan

baru 19 anak atau sekitar 63,33%. Sedangkan siswa yang belum tuntas adalah

sekitar 11 anak (36,67%). Hal ini membuktikan bahwa belum mencapai indikator

ketercapaian kinerja yaitu sebesar 80%, maka proses pembelajaran dengan

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penerapan model pembelajaran konstruktivisme tersebut perlu diperbaiki lagi dan

disempurnakan pada siklus II.

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan pembelajaran yang

menerapkan model pembelajaran konstruktivisme yang didasarkan pada hasil

refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.

3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik selama

menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.

4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

b. Tindakan

Pada dasarnya tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini hampir sama

dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

konstruktivisme. Perbedaannya hanya pada proses pembelajaran dan soal

instrumennya. Pelaksanaan tindakan siklus II ini terbagi dalam 2 x pertemuan pun

dengan materi yang sama, yakni melakukan praktek tentang sifat-sifat cahaya,

mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin

lengkung (cekung dan cembung), serta praktek membuat pelangi melalui

percobaan.Adapun langkah-langkah yang dilakukan, yaitu:

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

2) Guru menerapkan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran konstruktivisme.

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran konstruktivisme.

4) Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui peningkatan keterampilan

menarik kesimpulan peserta didik.

c. Pengamatan / Observasi

Melakukan pengamatan/observasi kegiatan guru dan aktivitas peserta didik

selama penerapan model pembelajaran konstruktivisme. Observasi diarahkan pada

poin-poin dalam pedoman yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

d. Tahap Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data

kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis keterampilan

menarik kesimpulan siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi dan hasil observasi

saat pembelajaran. Pada siklus II siswa yang nilainya mencapai KKM sebanyak

26 siswa (86,67%) dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 4 siswa

(13,33%). Sehingga keterampilan menarik kesimpulan siswa secara klasikal telah

mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 80%, dan penelitian dihentikan

sampai disini.

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

observasi dan wawancara. Observasi ini dilakukan kepada guru dan siswa saat

proses pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Pajang 4 dengan tujuan untuk

mengetahui kondisi awal pembelajaran IPA yang dilakukan guru. Sedangkan

wawancara hanya dilakukan kepada guru kelas dengan tujuan untuk mengetahui

kondisi awal dan siswa pada mata pelajaran IPA baik mengenai aktivitas siswa

dalam pembelajaran maupun keterampilan menarik kesimpulan yang dimiliki

siswa. Jumlah siswa kelas V ada 30 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan

11 siswa perempuan.

Berdasarkan data hasil wawancara (lampiran 9 halaman 142) terhadap

kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi

pelajaran IPA di kelas V, masih terdapat banyak kekurangan, antara lain siswa

kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru kurang dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan karena masih mengandalkan ceramah dalam

menyampaikan materi, dan sedikitnya praktek yang dilakukan guru. Hal inilah

yang membuat siswa tidak mampu untuk membangun pemahamannya sendiri dan

berlatih menyusun pengetahuan dalam pikirannnya sendiri. Beberapa siswa

memang sudah aktif dalam pembelajaran tetapi ketika guru memberikan

pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya siswa kesulitan untuk menjawabnya,

kalau pun bisa menjawab mereka ragu dan tidak percaya diri untuk

mengungkapkan jawabannya.

Dari hasil tes keterampilan menarik kesimpulan siswa pada pre test

diketahui bahwa tingkat ketuntasannya baru sekitar 36,67 % atau hanya 11 siswa

saja yang tuntas. Dan rata-rata untuk nilai tes keterampilan menarik kesimpulan

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebelum tindakan adalah 64,73 % (lampiran 19 halaman 158). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 distribusi frekuensi berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan

Siswa Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Konstruktivisme.

No Interval Nilai Frekuensi Prosentase

1 40-48 4 13,33 %

2 49-57 8 26,67 %

3 58-66 7 23,33 %

4 67-75 2 6,67 %

5 76-84 6 20 %

6 85-93 3 10 %

Jumlah 30 100 %

Dari tabel 4.1 tentang distribusi frekuensi nilai tes keterampilan menarik

kesimpulan sebelum diterapkan model pembelajaran konstruktivisme pada siswa

kelas V SD Negeri Pajang 4 yang telah diterangkan diatas dapat disajikan dalam

grafik pada gambar 4.1 dibawah ini :

Gambar 4.1 Grafik Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Siswa

Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Konstruktivisme.

4

87

2

6

3

0

2

4

6

8

10

40-48 49-57 58-66 67-75 76-84 85-93

frekuensi

interval nilai

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa siswa

yang mempunyai nilai keterampilan menarik kesimpulan lebih atau sama dengan

kriteria dalam pelajaran IPA yaitu 67 hanya 11 siswa atau 36,66 % dari jumlah

siswa kelas V. Sedang siswa yang lain kurang dari kriteria yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini , kriteria ketuntasan nilai keterampilan menarik kesimpulan

yang telah ditentukan sama dengan kriteria ketuntasan nilai pada mata pelajaran

IPA yaitu 67. Nilai ini juga didapat dari berbagai aspek baik dari aktivitas siswa,

pengamatan keterampilan menarik kesimpulan dalam mengikuti pembelajaran

maupun nilai tes keterampilan menarik kesimpulan siswa.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa masih rendahnya keterampilan

menarik kesimpulan yang dimiliki siswa dalam pelajaran IPA. Maka dari itu

diperlukan suatu pembaharuan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

konstruktivisme. Dengan model pembelajaran konstruktivisme diharapkan

keterampilan menarik kesimpulan yang dimiliki siswa akan meningkat. Apabila

siswa mampu terampil dalam menarik kesimpulan maka akan memudahkan

mereka dalam membangun pengetahuannya sendiri, melatih mereka untuk belajar

mandiri dan percaya diri, dapat mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks

dan mampu menganalisis serta menilai suatu fakta atau kejadian.

Analisis hasil nilai keterampilan menarik kesimpulan pre tes siswa kelas V

dari lampiran 19 halaman 156, diperoleh nilai rata-rata hasil nilai keterampilan

menarik kesimpulan siswa adalah 64,73 dimana hasil tersebut masih dibawah rata-

rata yang diinginkan peneliti yaitu sebesar 67 (KKM). Sedangkan besarnya

prosentase siswa tuntas tes keterampilan menarik kesimpulan pre test pada

pembelajaran IPA materi cahaya sebesar 36,66%.

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menarik

kesimpulan yang dimiliki siswa dalam pembelajaran IPA dengan mengambil

materi materi cahaya masih rendah. Maka dilakukan tindakan lanjutan untuk

meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan siswa kelas V SD Negeri Pajang

4 Laweyan Surakarta.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana setiap siklusnya

terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi.

1. Deskripsi Siklus I

Tindakan Siklus I dilaksanakan selama 1 minggu, tepatnya pada tanggal

26 dan 28 April 2012 dengan kompetensi dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya”, dengan sub pokok materi yaitu melakukan praktek tentang sifat-sifat

cahaya, mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin

lengkung (cekung dan cembung), serta praktek membuat pelangi melalui

percobaan. Penelitian ini terdiri terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan diskripsi data awal sebagai upaya untuk mengatasi

permasalahan mengenai keterampilan menarik kesimpulan siswa dalam

pembelajaran IPA maka peneliti membuat perencanaan dengan berpedoman

pada Standar Kompetensi mata pelajaran IPA, tahap perencanaan dilaksanakan

sebagai titik tolak pembelajaran untuk mengkondisikan dan membuat komitmen

atas peraturan dan konsekuensi yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPA

tentang sifat-sifat cahaya. Persiapan untuk siklus pertama yaitu sebagai berikut :

1) Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi IPA kelas V yaitu

sifat-safat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivisme yang disusun 2 kali pertemuan dan masing-masing

pertemuan 2 jam pelajaran (2x35 menit).

2) Menyusun lembar kerja siswa.

3) Menyiapkan alat,bahan dan media yang diperlukan dalam kegiatan

percobaan atau praktikum, berupa karton, cermin, sendok, pensil, plastik

bening, penggaris, lampu senter, gelas bening, gelas berwarna, gelas bening,

batu bata, kardus, air jernih, air berlumpur/keruh.

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Membuat lembar pengamatan guru (lampiran 36 halaman 188).

5) Membuat lembar pengamatan aktivitas belajar siswa (lampiran 29 halaman

168).

6) Setiap kali akan melaksanakan pembelajaran guru mempersiapkan ruangan

sebaik mungkin sehingga dapat mempermudah terciptanya suasana

pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivisme.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan Pertama

Dalam tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan jadwal yang

telah ditetapkan dan sesuai dengan RPP yang dibuat (lampiran 5 halaman 95).

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada penerapan model

pembelajaran konstruktivisme selama 2 x 35 menit. Pertemuan pertama pada

siklus I ini dilaksanakan pada hari kamis, 26 April 2012. Pada pertemuan ini

terdiri dari 6 indikator yaitu: Menyebutkan sifat-sifat cahaya, menjelaskan sifat

cahaya yang mengenai cahaya merambat lurus, menjelaskan sifat cahaya yang

mengenai cahaya menembus benda bening, menjelaskan sifat cahaya yang

mengenai cahaya dapat dibiaskan, menumbuhkan semangat siswa untuk

meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan, serta melakukan percobaan

cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening dan pembiasan cahaya.

Adapun langkah-langkah siklus I sebagai berikut:

Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengkondisikan siswa terlebih

dahulu, mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa serta melakukan

absensi. Guru melakukan apersepsi untuk membuka ingatan siswa tentang sifat-

sifat cahaya. Setelah siswa mengetahui tentang sifat-sifat cahaya, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam pembelajaran ini.

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sifat-sifat cahaya secara garis

besarnya. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh sifat-sifat cahaya

yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk mengeksplor

pengetahuan siswa mengenai sifat-sifat cahaya. Setelah itu siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok. Guru membagikan lembar kerja (LKS) yang berisi tentang

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hal-hal yang harus dilakukan siswa dalam praktikum. Guru memberikan

penjelasan tentang cara penggunaan alat peraga.

Siswa mulai mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui kegiatan

eksperimen tentang sifat-sifat cahaya secara berkelompok. Percobaaan dilakukan

dengan membuktikan bahwa cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda

bening dan cahaya dapat dibiaskan. Pada percobaan ini siswa masih sedikit

bingung dalam melaksanakan praktek dan guru pun ikut serta mendampingi dan

membimbing siswa dalam melakukan praktek sampai selesai sambil menilai

aktivitas siswa. Setelah selesai melakukan praktek siswa mulai mengerjakan

lembar kerja secara individu dan membuat sebuah kesimpulan yang hasilnya

disampaikan di depan kelas. Guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan

pada kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang

mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan reward berupa tepuk

tangan kepada kelompok yang memiliki kinerja terbaik.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat kesimpulan

berbagai percobaan yang telah dilakukan dan materi yang telah dipelajari yaitu

mengenai sifat-sifat cahaya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dan belum dimengerti. Untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran guru

memberikan evaluasi tertulis kepada siswa. Setelah evaluasi selesai, guru

merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, memberikan pekerjaan

rumah dan mengingatkan untuk giat belajar.

Pada pertemuan pertama ini siswa masih kebingungan untuk

melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivisme. Dalam

pembelajaran sebelumnya mereka tidak pernah bekerja dengan menggunakan

model pembelajaran konstruktivisme secara bersama, sehingga dalam

melaksanakan pembelajaran dengan model ini siswa kurang menunjukkan

keaktifannya. Walaupun guru sudah memberikan pengarahan siswa masih

kebingungan dalam melaksanakan praktek.

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pertemuan Kedua

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan RPP

yang telah dibuat (lampiran 6 halaman 108). Pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Sabtu, 28 April 2012 selama 2 jam pelajaran yaitu 2x 35 menit.

Pada pertemuan kedua ini terdiri dari 4 indikator yaitu menjelaskan sifat

cahaya yang mengenai cahaya dapat dipantulkan, menumbuhkan semangat siswa

untuk meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan, melakukan percobaan

cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung

(cekung dan cembung), serta membuat pelangi melalui percobaan.

Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengkondisikan siswa terlebih

dahulu, mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa serta melakukan

absensi. Guru melakukan apersepsi untuk membuka ingatan siswa tentang sifat

cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung

(cekung dan cembung). Setelah siswa mengetahui tentang sifat-sifat cahaya,yang

mengenai cermin guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

dalam pembelajaran ini. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sifat

cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung

(cekung dan cembung) secara garis besarnya. Guru bertanya jawab dengan siswa

mengenai contoh sifat cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar dan

cermin lengkung (cekung dan cembung) dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

bertujuan untuk mengeksplor pengetahuan siswa mengenai sifat cahaya dapat

dipantulkan yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cekung dan

cembung). Setelah itu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru

membagikan lembar kerja (LKS) yang berisi tentang hal-hal yang harus dilakukan

siswa dalam praktikum. Guru memberikan penjelasan tentang cara penggunaan

alat peraga.

Siswa mulai melaksanakan percobaan. Percobaan kali ini adalah

menentukan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar, cermin cembung dan

cermin cekung serta membuat pelangi. Dalam melakukan praktek guru

mendampingi serta membimbing setiap kelompok. Setelah praktikum selesai,

siswa mendiskusikan hasil penyelidikan dan penemuan mereka dalam

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melaksanakan praktek. Kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

Guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan pada kelompok yang

maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang mempresentasikan yaitu

berupa pujian dan memberikan reward berupa tepuk tangan kepada kelompok

yang memiliki kinerja terbaik.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat kesimpulan dari

praktikum yang telah dilakukan dan materi yang telah dipelajari yaitu mengenai

cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar dan lengkung (cekung dan

cembung) serta penguraian cahaya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Pada akhir siklus I ini guru

memberikan evaluasi berupa membuat rangkuman atau kesimpulan menyangkut

materi yang telah diajarkan.

Pada pertemuan kedua ini beberapa siswa mengalami peningkatan dalam

hal keantusiasan dan keaktifan. Beberapa kelompok sudah mampu mandiri dalam

melaksanakan praktek sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan. Tetapi masih

ada pula beberapa siswa atau kelompok yang bingung dalam melaksanakan

praktek, terbukti dari mereka yang sering bertanya atau memperhatikan kelompok

lain dalam praktikum.

c. Tahap observasi atau pengamatan

Selama pelaksanaan tindakan baik pada pertemuan pertama maupun

pertemuan kedua pada siklus I, observasi dilakukan oleh peneliti kepada siswa

dan guru kelas V kepada peneliti dalam kegiatan pembelajaran IPA kelas V

dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Observasi ini

difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh

guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan

dengan menggunakan alat bantu berupa lembar pengamatan atau observasi

aktivitas guru, aktivitas siswa, penilaian keterampilan menarik kesimpulan siswa

serta dokumentasi yang berupa foto dan video.

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menerapkan

model pembelajaran konstruktivisme dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar peningkatan

keterampilan menarik kesimpulan siswa melalui penerapan model pembelajaran

konstruktivisme.

Pada pertemuan pertama siklus I, siswa belum terbiasa dalam mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme secara

bersama di kelas. Saat pembelajaran dimulai, sebenarnya siswa sudah

menunjukkan kesiapan untuk mengikuti pembelajaran. Tetapi dalam kegiatan

praktek masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dan bermain sendiri. Jika

guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang menjawabnya, bahkan

ada yang cenderung diam tidak bisa menjawab atau diam karena malu untuk

menjawab. Ketika guru mengajak siswa untuk praktek, mereka sangat

bersemangat. Masing-masing kelompok diberikan lembar kerja siswa yang berisi

panduan untuk melaksanakan praktek. Dan tentunya guru masih ikut banyak

membimbing satu per satu siswa yang belum paham langkah-langkah dalam

praktek ini. Dalam melakukan praktek pun masih banyak terjadi hal-hal di luar

kegiatan praktek seperti bermain sendiri dengan alat dan bahan yang disediakan,

bercerita sendiri, bahkan pasif tidak melakukan kegiatan apapun. Hal ini

menyebabkan kehilangan banyak waktu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan

saat waktu telah habis mereka belum sempat untuk mempresentasikan hasil kerja

mereka.

Pada pertemuan kedua siklus I juga tidak jauh beda dengan pertemuan

pertama, tetapi mulai ada sedikit peningkatan yaitu mengenai kesiapan siswa

dalam mengikuti pembelajaran dengan berkelompok dan bereksperimen.

Beberapa siswa sudah menunjukkan semangatnya untuk mulai melaksanakan

praktek tetapi masih ada pula siswa yang pasif diam tidak melakukan apa-apa,

bermain sendiri ataupun bercerita sendiri. Akan tetapi siswa sudah mulai

menunjukkan sikap bekerja sama dalam kelompok untuk melaksanakan praktek.

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal tersebut ditunjukkan dengan berkurangnya pertanyaan-pertanyaan tentang

prosedur praktek dan praktek pun dapat berjalan dengan lancar melalui bimbingan

guru. Selain itu nilai tes keterampilan menarik kesimpulan siswa pelan-pelan

sudah ada peningkatan ketika sebelum diterapkannya tindakan .

Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran dan lampiran 20

halaman 159 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes keterampilan menarik

kesimpulan siswa pada siklus I adalah 70,04. Pada siklus I ini, nilai rata-rata tes

keterampilan menarik kesimpulan juga belum memenuhi kriteria minimum yang

telah ditetapkan. Dari 30 siswa kelas V, 19 siswa atau sekitar 63,33% yang telah

melebihi atau sama dengan KKM.

Berdasarkan lampiran 41 halaman 207 kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran pada siklus I antara lain :

1) Guru telah mempersiapkan ruangan, sumber belajar serta media pembelajaran

dengan cukup baik.

2) Guru telah memperiksa kesiapan siswa untuk belajar dengan baik.

3) Guru telah melakukan kegiatan absensi dengan baik.

4) Guru menyampaikan konpetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana

kegiatan dengan sangat baik.

5) Penguasaan materi guru sangat baik.

6) Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dengan baik.

7) Guru menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan

karakteristik siswa dengan cukup baik.

8) Dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang

akan dicapai dan karakteristik siswa terlihat cukup baik.

9) Guru melaksanakan pembelajaran secara runtun dengan sangat baik.

10) Dalam menguasai kelas guru sudah baik.

11) Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual sudah

baik.

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12) Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif (dampak pengiring) dengan baik.

13) Penggunaan waktu oleh guru sesuai yang telah direncanakan sudah baik

14) Guru menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien dengan sangat

baik.

15) Guru menghasilkan pesan yang menarik dengan baik.

16) Dalam pembelajaran guru sangat baik dalam melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media dan sumber belajar.

17) Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual sudah

baik.

18) Dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran guru sangat

baik.

19) Dalam menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa guru sudah baik.

20) Guru sudah baik dalam menunjukkan hubungan antara pribadi yang kondusif.

21) Guru cukup baik dalam menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

dalam belajar.

22) Dalam penilaian proses guru cukup baik dalam hal memantau kemajuan

siswa.

23) Guru dalam melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

sangat baik.

24) Ketika mengajar guru sudah baik dalam penggunaan bahasa lisan dan tulis

secara jelas, baik benar, dan lancar.

25) Dalam menyampaikan pesan guru sudah cukup baik menggunakan gaya yang

sesuai.

26) Di akhir pembelajaran guru melaksanakan refleksi, membuat rangkuman, dan

melaksanakan tindak lanjut dengan baik.

Dari hasil observasi terhadap guru diperoleh rata-rata observasi untuk

siklus I sebesar 3,41 dan tergolong dalam kategori cukup baik. Untuk lebih

lengkapnya, lembar observasi guru pada saat pelaksanaan tindakan siklus I dapat

dilihat pada lampiran 37-38 halaman 191-195.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari data observasi aktivitas (lampiran 27 halaman 166) pada akhir siklus I

diperoleh data hasil aktivitas siswa dalam tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Aktivitas Siswa Siklus I

Keterangan Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Nilai terendah 50 55

Nilai tertinggi 80 85

Jumlah 1905 2110

Rata-rata 63,5 70,33

Secara umum, aktivitas siswa di siklus 1 sudah cukup baik yaitu dengan

rata-rata 66,91 dan tergolong dalam kategori sedang. Dari siklus I pertemuan

pertama rata-rata aktivitas siswa adalah 63,5 sedangkan di pertemuan kedua rata-

ratanya menjadi 70,33. Dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua mengalami

peningkatan aktivitas sebesar 6,83 %.

Sedangkan pengamatan untuk keterampilan menarik kesimpulan siswa

(lampiran 16 halaman 151) diperoleh data dalam tabel 4.3berikut:

Tabel 4.3 Data pengamatan keterampilan menarik kesimpulan siswa

Keterangan Pertemuan I Pertemuan II Nilai Terendah 50 50 Nilai Tertinggi 80 80

Jumlah 1785 2030 Rata-rata 59,5 67,67

Data-data aktivitas dan pengamatan keterampilan menarik kesimpulan

siswa pada pertemuan I dan pertemuan II ini kemudian dibuat rata-rata akhir

siklus I. Rata-rata yang dihasilkan adalah 63,59. Untuk nilai hasil tes keterampilan

menarik kesimpulan siswa didapatkan hasil seperti yang tertera dalam tabel 4.4

berikut ini :

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.4 Hasil Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Sebelum Tindakan dan

Siklus I

Keterangan Sebelum tindakan Siklus I Nilai terendah 40 48 Nilai tertinggi 90 90 Jumlah 1942 2101 Rata-rata 64,73 70,04

Pada siklus I ini, nilai tes keterampilan menarik kesimpulan sudah

mengalami peningkatan jika dibandingkan pada saat sebelum tindakan. Nilai tes

keterampilan menarik kesimpulan siklus I ini memiliki nilai terendah 48 dan nilai

tertinggi 90. Rata-rata yang dihasilkan adalah 70,04 dan mengalami peningkatan

sebesar 5,31 dari sebelum tindakan. Selanjutnya nilai akhir sebelum tindakan dan

Siklus I dibandingkan untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak

keterampilan menarik kesimpulan siswa. Perbandingan nilai akhir sebelum

tindakan dan Siklus I dapat dilihat dalam tabel 4.5:

Tabel 4.5 Perbandingan Nilai aktivitas, Pengamatan Keterampilan Menarik

Kesimpulan dan Nilai test Sebelum Tindakan dan Sesudah Diberikan

Tindakan Siklus I

Keterangan

Sebelum Tindakan Siklus I

Aktivitas siswa

Pengamatan keterampilan

menarik kesimpulan

test keterampilan

menarik kesimpulan

Aktivitas siswa

Pengamatan keterampilan

menarik kesimpulan

test keterampilan

menarik kesimpulan

Nilai terendah

40 40 40 52,5 50 48

Nilai Tertinggi

80 80 90 82,5 80 90

Rata-rata nilai

54,83 54,83 64,73 66,91 63,58 70,04

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel nilai perbandingan pre tes dan sesudah Siklus I dapat

digambarkan dalam grafik pada gambar 4.2 di bawah ini:

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Akhir Keterampilan Menarik Kesimpulan

Siswa Sebelum Tindakan dan Siklus I

Prosentase nilai hasil tes keterampilan menarik kesimpulan siswa pada

siklus I ini dapat dilihat dalam tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan

Siklus I

No Interval nilai Frekuensi Prosentase 1 48-55 3 10 % 2 56-63 5 16,67 % 3 64-71 10 33.33 % 4 72-79 5 16,67 % 5 80-87 6 20 % 6 88-95 1 3,33 %

Jumlah 30 100 %

40

52,5

80 82,5

40

50

80 80

4048

90 90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

sebelum tindakan siklus I

nilai terendah aktivitasnilai tertinggi aktivitasnilai terendah keterampilan menarik kesimpulannilai tertinggi keterampilan menarik kesimpulannilai terendah tes keterampilan menarik kesimpulannilai tertinggi tes keterampilan menarik kesimpulan

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik pada

gambar 4.3 sebagai berikut :

Gambar 4.3 Grafik Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Siswa

Kelas V Siklus I

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.3 di atas dapat diketahui bahwa pada

siklus I ini siswa yang mendapatkan nilai 48-55 ada 3 siswa, yang mendapat nilai

56-63 ada 5 siswa,yang mendapat nilai 64-71 ada 10 siswa, yang mendapat nilai

72-79 ada 5 siswa, yang mendapat nilai 80-87 ada 6 siswa dan yang mendapat

nilai 88-95 ada 1 siswa dan rata-rata kelas adalah 70,04

d. Tahap refleksi

Data-data yang diperoleh dari observasi di atas, dianalisis untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan dari pre test dan setelah tindakan yaitu

siklus I.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dibuat perbandingan ketuntasan keterampilan

menarik kesimpulan siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 sebelum diterapkannya

model pembelajaran konstruktivisme dan setelah diterapkannya model

3

5

10

56

1

0

2

4

6

8

10

12

48-55 56-63 64-71 72-79 80-87 88-95

Frekuensi

Interval nilai

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPA. Berikut dituliskan pada

tabel 4.7 yaitu tabel perbandingan pra silus dan siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.7 Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Menarik Kesimpulan Siswa

Kelas V SD Negeri Pajang 4 antara Sebelum dan Sesudah Tindakan

Nilai sebelum tindakan Nilai siklus I Keterangan Jumlah siswa

yang tuntas Persentase

( %) Jumlah siswa yang tuntas

Persentase (%)

11 36,67 % 19 63,33 %

Keterampilan menarik

kesimpulan meningkat 26,66 %

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, agar lebih jelas tentang meningkatnya

keterampilan menarik kesimpulan siswa dari pra tindakan ke siklus I digambarkan

dalam grafik pada gambar 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Menarik Kesimpulan

Siswa antara Pra Tindakan/Pre Test dan Siklus I

Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.4 di atas dapat dikemukakan bahwa

setelah dilaksanakannya siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan adalah

19 siswa, meningkat 8 orang siswa dari sebelum dilaksanakan model

0

5

10

15

20

pra tindakan Siklus I

11

19

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran konstruktivisme. Sebelum tindakan prosentase ketuntasannya hanya

36,67 % atau 11 siswa dari jumlah siswa kelas V. Sedangkan setelah

dilaksanakannya siklus I, jumlah siswa yang keterampilan menarik kesimpulannya

sudah mencapai kriteria ketuntasan bertambah menjadi 8 siswa yaitu menjadi 19

siswa (63,33 % dari jumlah siswa kelas V).

Dari uraian di atas diketahui bahwa sudah ada peningkatan keterampilan

menarik kesimpulan siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 yaitu dari 36,67 %

menjadi 63,33 %. Jadi mengalami peningkatan sebesar 26,66 %. Akan tetapi

peningkatan ini masih belum maksimal, belum mencapai indikator kinerja yang

diharapkan yang ditetapkan oleh peneliti. Sehingga diperlukan adanya tindakan

penelitian siklus II.

Beberapa tindakan yang perlu direfleksikan ke dalam tindakan selanjutnya

(siklus II) agar pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran

konstruktivisme dapat meningkat dalam hal ini keterampilan menarik kesimpulan

siswa, antara lain berupa :

1) Guru harus lebih mempersiapkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik

lagi.

2) Guru harus mempersiapkan media pembelajaran, alat dan bahan yang lebih

menarik serta mudah digunakan untuk kegiatan eksperimen.

3) Guru harus memvariasikan pembelajaran secara individual, kelompok dan

klasikal lebih baik lagi.

4) Guru harus memberi petunjuk yang jelas saat siswa melaksanakan praktek

sehingga tidak menimbulkan banyak pertanyaan.

5) Guru harus mengelola pelaksanaan percobaan lebih baik lagi dengan

memberikan peraturan-peraturan selama pelaksanaan percobaan untuk

menghindari aktivitas yang kurang baik seperti bermain sendiri.

6) Dalam pembelajaran guru harus lebih memperhatikan siswa agar siswa

terbiasa menggunakan keterampilan menarik kesimpulannya.

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Deskripsi Siklus II

Berdasarkan refleksi tindakan pada siklus I, maka siklus II ini akan

dilaksanakan dengan alokasi waktu yang sama yaitu 2 x 35 menit dengan 4

pertemuan agar hasil yang diperoleh lebih optimal, maka diadakan siklus II ini

untuk lebih memantapkan hasil peningkatan keterampilan menarik kesimpulan

siswa. Kompetensi Dasar pada siklus ini adalah mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya. Dengan sub pokok materi yaitu melakukan praktek tentang sifat-sifat

cahaya, mendemonstrasikan sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin

lengkung (cekung dan cembung), serta praktek membuat pelangi melalui

percobaan.. Siklus II dilaksanakan selama 1 minggu yaitu tanggal 30 April dan 3

Mei 2012. Pembelajaran dirancang untuk 2 kali pertemuan masing masing

pertemuan 2x35 menit, jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran siklus II

sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

a. Tahap perencanaan

1) Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA dengan materi sifat-sifat

cahaya dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme yang

disusun 2 kali pertemuan dan masing-masing pertemuan 2x 35 menit. Siklus II

dengan kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Pertemuan

pertama dengan sub pokok materi yaitu melakukan praktek tentang sifat-sifat

cahaya, dan pertemuan kedua dengan sub pokok materi mendemonstrasikan

sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cekung dan

cembung), serta praktek membuat pelangi melalui percobaan..

2) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) di dan instrument tes keterampilan

menarik kesimpulan yang mengacu pada refleksi siklus I, sehingga dalam

penyusunan akan lebih baik sesuai dengan yang diharapkan.

3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan praktek dengan

model pembelajaran konstruktivisme.

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Setiap kali akan melaksanakan percobaan guru mempersiapkan, menata, dan

mengatur ruangan sebaik mungkin sehingga dapat mempermudah pelaksanaan

kegiatan konstruktivisme.

b. Tahap pelaksanaan atau tindakan

1) Pertemuan Pertama

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan

rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada tahap perencanaan (lampiran

7 halaman 118). Pertemuan pertama dilakanakan pada hari Senin, tanggal 30 April

2012 selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit).

Pada pertemuan ini terdiri dari 6 indikator yaitu Menyebutkan sifat-sifat

cahaya, menjelaskan sifat cahaya yang mengenai cahaya merambat lurus,

menjelaskan sifat cahaya yang mengenai cahaya menembus benda bening,

menjelaskan sifat cahaya yang mengenai cahaya dapat dibiaskan, menumbuhkan

semangat siswa untuk meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan, serta

melakukan percobaan cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening

dan pembiasan cahaya.

Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengkondisikan siswa terlebih

dahulu, mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa serta melakukan

absensi. Guru melakukan apersepsi untuk membuka ingatan siswa tentang sifat-

sifat cahaya. Setelah siswa mengetahui tentang sifat-sifat cahaya, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam pembelajaran ini.

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sifat-sifat cahaya secara garis

besarnya. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh sifat-sifat cahaya

yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk mengeksplor

pengetahuan siswa mengenai sifat-sifat cahaya. Setelah itu siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok. Guru membagikan lembar kerja (LKS) yang berisi tentang

hal-hal yang harus dilakukan siswa dalam praktikum. Guru memberikan

penjelasan tentang cara penggunaan alat peraga.

Siswa mulai melaksanakan kegiatan penemuan dan penelitian melalui

paktek. Percobaaan mengenai sifat-sifat cahaya ini menggunakan beberapa

media diantaranya yaitu: gambar contoh sifat-sifat cahaya, karton, cermin,

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sendok, pensil, plastik bening, penggaris, lampu senter, gelas bening, gelas

berwarna, gelas bening, batu bata, kardus, air jernih, air berlumpur/ keruh.

Pada percobaan ini guru mengawasi dan membimbing satu per satu

kelompok sambil menilai aktivitas siswa dalam berkelompok dan kemampuan

kelompok itu sendiri. Guru juga menciptakan suasana yang harmonis agar setiap

kelompok dapat bekerja sama dengan baik. Siswa mendiskusikan hasil

percobaan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari tiap percobaan.

Perwakilan dari tiap-tiap kelompok mempresentasikan dan mendemonstrasikan

hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

Selanjutnya guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan pada

kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang

mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan reward berupa tepuk

tangan kepada kelompok yang memiliki kinerja terbaik.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat kesimpulan

berbagai percobaan yang telah dilakukan dan materi yang telah dipelajari yaitu

mengenai sifat-sifat cahaya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam memahami materi pelajaran tentang gaya guru memberikan evaluasi tertulis

kepada siswa tentang sifat-sifat cahaya. Setelah evaluasi selesai, guru merefleksi

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan yang

bermanfaat bagi siswa.

Pada pertemuan pertama aktivitas siswa dalam berkelompok telah

mengalami peningkatan, yaitu mengenai keaktifan siswa saat mengikuti

pembelajaran, berani bertanya dan menjawab dan lain-lain. Selain itu beberapa

siswa juga mulai terlatih bertindak kreatif dalam praktikum maupun ketika

menjawab pertanyaan. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah jelas dan mampu

melaksanakan percobaan dan menarik kesimpulan dengan baik.

2) Pertemuan Kedua

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan

rencana pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada tahap perencanaan (lampiran

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8 halaman 131). Pertemuan kedua dilakanakan pada hari Kamis, tanggal 3 Mei

2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

Pada pertemuan kedua ini terdiri dari 4 indikator yaitu menjelaskan sifat

cahaya yang mengenai cahaya dapat dipantulkan, menumbuhkan semangat siswa

untuk meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan, melakukan percobaan

cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung

(cekung dan cembung), serta membuat pelangi melalui percobaan.

Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan mengkondisikan siswa terlebih

dahulu, mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan berdoa serta melakukan

absensi. Guru melakukan apersepsi untuk membuka ingatan siswa tentang sifat

cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung

(cekung dan cembung). Setelah siswa mengetahui tentang sifat-sifat cahaya,yang

mengenai cermin guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

dalam pembelajaran ini. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sifat

cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung

(cekung dan cembung) secara garis besarnya. Guru bertanya jawab dengan siswa

mengenai contoh sifat cahaya dapat dipantulkan yang mengenai cermin datar dan

cermin lengkung (cekung dan cembung) dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

bertujuan untuk mengeksplor pengetahuan siswa mengenai sifat cahaya dapat

dipantulkan yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cekung dan

cembung). Setelah itu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru

membagikan lembar kerja (LKS) yang berisi tentang hal-hal yang harus

dilakukan siswa dalam praktikum. Guru memberikan penjelasan tentang cara

penggunaan alat peraga.

Guru mengamati dan membimbing kerja masing-masing kelompok dan

masing-masing siswa. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas

melaksanakan praktek, maka perwakilan dari kelompok maju ke depan untuk

menyampaikan jawaban dari tugas yang mereka kerjakan.

Guru mengajak siswa untuk memberikan tanggapan pada perwakilan

kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan bagi siswa yang

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempresentasikan yaitu berupa pujian dan memberikan reward berupa tepuk

tangan kepada kelompok yang memiliki kinerja terbaik.

Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat kesimpulan

materi yang telah dipelajari yaitu mengenai sifat cahaya dapat dipantulkan yang

mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cekung dan cembung). Guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang

belum jelas. Semua materi telah disampaikan dan dipahami dengan baik, maka di

akhir pembelajaran guru memberikan instrument tes siklus II yang berupa

menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dari pertemuan pertama

sampai pertemuan terakhir.

Pada pertemuan kedua ini aktivitas siswa dalam berkelompok telah

mengalami peningkatan yang cukup pesat yang ditandai dengan keaktifan semua

anggota kelompok dalam melaksakan praktek, mengerjakan tugas, dan lebih

bertanggung jawab. Bisa dikatakan semua siswa telah mengalami peningkatan

aktivitas meskipun dalam keterampilan menarik kesimpulan masih ada beberapa

siswa yang kurang. Namun, rata-rata siswa sudah mampu menjawab pertanyaan

guru dengan benar, sudah tidak malu dan ragu-ragu lagi dalam mengungkapkan

gagasan atau menyampaikan jawaban, serta telah mampu untuk bertindak

mandiri. Mereka telah terbiasa menggunakan keterampilan menarik

kesimpulannya berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki kemudian diolah

dengan pengetahuan baru yang diperoleh dari percobaan-percobaan yang

dilakukan dan tidak hanya sebatas mengandalkan hafalan.

c. Tahap observasi/ pengamatan

Selama pelaksanaan tindakan baik pada pertemuan pertama maupun

pertemuan kedua pada siklus II, observasi dilakukan oleh peneliti kepada siswa

dan guru kelas V kepada peneliti dalam kegiatan pembelajaran IPA kelas V

dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Observasi ini

difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh

guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan

dengan menggunakan alat bantu berupa lembar pengamatan atau observasi

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aktivitas guru, aktivitas siswa, penilaian keterampilan menarik kesimpulan siswa,

dan dokumentasi yang berupa foto dan video.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian

pelaksanaan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menerapkan

model pembelajaran konstruktivisme dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui seberapa besar peningkatan

keterampilan menarik kesimpulan siswa melalui penerapan model pembelajaran

konstruktivisme.

Pada pertemuan pertama siklus II, siswa sudah mulai terbiasa dalam

mengikuti pembelajaran dengan kelompok dan bereksperimen. Saat pembelajaran

dimulai, siswa menunjukkan kesiapan yang baik dan semangat untuk mengikuti

pembelajaran. Ketika guru memberikan pertanyaan banyak siswa yang

mengacungkan tangan dan berebut untuk menjawabnya . Ketika guru mengajak

siswa untuk praktek, mereka mulai bersemangat. Mereka segera menempatkan

diri pada kelompoknya masing-masing. Masing-masing kelompok diberikan

Lembar Kerja Siswa yang berisi panduan untuk melaksanakan praktek. Dan

bimbingan guru sudah mulai berkurang dari pada bimbingan ketika siklus I.

Tetapi dalam berkelompok pun masih terjadi hal-hal di luar kegiatan praktek

seperti bermain sendiri dengan alat dan bahan yang disediakan, bercerita sendiri,

bercanda, tetapi sebagian besar siswa sudah aktif dalam melaksakan percobaan.

Setelah berkelompok dan mempelajari prosedur percobaan, siswa langsung

memulai percobaan dengan alat dan bahan yang telah disediakan karena telah

paham dengan petunjuk yang tertulis meskipun ada beberapa siswa yang masih

perlu bimbingan guru. Dalam percobaan ini semua kelompok dapat melaksanakan

percobaan dengan baik dan dapat membuat kesimpulan yang tepat.

Pada pertemuan II siklus II, tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama.

Antara pertemuan I dan II pada siklus II, mengalami peningkatan dalam hal

keseriusan, keaktifan, dan melaksanakan percobaan serta membuat kesimpulan.

Tetapi tetap masih ada pula yang kadang terlihat masih bermain sendiri dan

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengobrol. Akan tetapi secara keseluruhan sudah mengalami peningkatan dalam

hal aktivitas dan keterampilan menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran dan lampiran 21

halaman 160 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata keterampilan menarik

kesimpulan siswa pada siklus II adalah 75,87. Pada siklus II ada 4 siswa yang

belum mencapai ketuntasan. Nilai mereka masih dibawah rata-rata ketuntasan

yaitu 67. Sudah ada 26 siswa atau 86,67 % dari jumlah siswa kelas IV yang telah

melebihi atau sama dengan KKM.

Dan berdasarkan lampiran 42 halaman 208 kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran antara lain:

1. Guru telah mempersiapkan ruangan, sumber belajar serta media

pembelajaran dengan sangat baik.

2. Guru telah memperiksa kesiapan siswa untuk belajar dengan sangat

baik.

3. Guru telah melakukan kegiatan absensi dengan baik.

4. Guru menyampaikan konpetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan dengan sangat baik.

5. Penguasaan materi guru sangat baik.

6. Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dengan

baik.

7. Guru menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki

belajar dan karakteristik siswa dengan sangat baik.

8. Dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai dan karakteristik siswa dengan sangat baik.

9. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtun dengan sangat baik.

10. Dalam menguasai kelas guru sudah baik.

11. Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual

dengan sangat baik.

12. Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif (dampak pengiring) dengan baik.

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13. Penggunaan waktu oleh guru sesuai yang telah direncanakan sudah

baik

14. Guru menggunakan media dan sumber yang efektif dan efisien dengan

sangat baik.

15. Guru menghasilkan pesan yang menarik dengan baik.

16. Dalam pembelajaran guru sangat baik dalam melibatkan siswa dalam

pemanfaatan media dan sumber belajar.

17. Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual

dengan sangat baik.

18. Dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran guru

sangat baik.

19. Dalam menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa guru sudah

baik.

20. Guru sudah baik dalam menunjukkan hubungan antara pribadi yang

kondusif.

21. Guru cukup baik dalam menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

dalam belajar.

22. Dalam penilaian proses guru sangat baik baik dalam hal memantau

kemajuan siswa.

23. Guru dalam melaksanakan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan) sangat baik.

24. Ketika mengajar guru sangat baik dalam penggunaan bahasa lisan dan

tulis secara jelas, baik benar, dan lancar.

25. Dalam menyampaikan pesan guru sudah cukup baik menggunakan

gaya yang sesuai.

26. Di akhir pembelajaran guru melaksanakan refleksi, membuat

rangkuman, dan melaksanakan tindak lanjut dengan sangat baik.

Dari hasil observasi terhadap guru pada siklus II diperoleh rata-rata

observasi sebesar 3,72. Yang berarti masuk dalam kriteria sangat tinggi. Untuk

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hasil observasi aktivitas bagi siswa pada siklus akhir siklus II (lampiran 28

halaman 167) diperoleh data dalam tabel 4.8 sebagai berikut :

Tabel 4.8 Aktivitas Siswa Siklus II

Keterangan Pertemuan I Pertemuan II Nilai terendah 60 65 Nilai tertinggi 85 100

Jumlah 2165 2495 Rata-rata 72,17 83,17

Aktivitas siswa di siklus II sudah baik jika dibandingkan dengan siklus I

yaitu dengan rata-rata 77,67 dan tergolong dalam kategori tinggi. Dari siklus II

pertemuan pertama rata-rata aktivitas siswa adalah 72,17 sedangkan di pertemuan

kedua rata-ratanya menjadi 83,17. Dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua

mengalami peningkatan aktivitas sebesar 11 %. Selengkapnya dapat dilihat dalam

lampiran 53. Data lebih lengkap tentang pengamatan keterampilan menarik

kesimpulan siswa siklus II ini dapat dilihat dalam tabel 4.9 dibawah ini :

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Keterampilan Menarik Kesimpulan Siklus II

Keterangan Pertemuan I Pertemuan II

Nilai terendah 65 65

Nilai tertinggi 85 95

Jumlah 2240 2440

Rata-rata 74,67 81,34

Data-data aktivitas dan pengamatan keterampilan menarik kesimpulan

pada pertemuan I dan pertemuan II ini kemudian dibuat rata-rata akhir siklus II.

Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 78,01 (lampiran 17 halaman 152). Untuk

hasil tes didapatkan hasil seperti yang terteta dalam tabel 4.10 berikut ini:

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.10 Hasil Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Siswa

Keterangan Siklus I Siklus II

Nilai terendah 48 65

Nilai tertinggi 90 95

Jumlah 2101 2276

Rata-rata 70,04 75,87

Selanjutnya nilai akhir sebelum tindakan dan Siklus II dibandingkan untuk

mengetahui adanya peningkatan atau tidak keterampilan menarik kesimpulan

siswa. Perbandingan nilai akhir Siklus I dan Siklus II dapat dilihat dalam tabel

4.11 berikut ini.

Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Aktivitas, Pengamatan Keterampilan Menarik

Kesimpulan dan Tes Keterampilan Menarik Kesimpulan Siswa

Siklus I Dan Siklus II

Ket.

Sikus I Siklus II

Aktivitas siswa

Pengamatan keterampilan

menarik kesimpulan

Tes keterampilan

menarik kesimpulan

Aktivitas siswa

Pengamatan keterampilan

menarik kesimpulan

Tes keterampilan

menarik kesimpulan

Nilai terendah

52,5 50 48 62,5 65 65

Nilai Tertinggi

82,5 80 90 92,5 90 95

Rata-rata nilai

66,91 63,58 70,04 77,67 78,01 75,87

Berdasarkan tabel 4.11 tentang nilai perbandingan Siklus I dan Siklus II di

atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai aktivitas siswa dari

69,91 menjadi 77,67 ; pengamatan keterampilan menarik kesimpulan siswa dari

63,58 menjadi 78,01 dan pada hasil tes keterampilan menarik kesimpulan dari

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70,04 menjadi 75,87 dengan rata-rata akhir ketiga aspek tersebut adalah 77,18

Dari tabel 4.11 di atas dapat dibuat grafik yang dapat dilihat pada gambar 4.5

berikut :

Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Nilai Akhir Aktivitas, Pengamatan

Keterampilan Menarik Kesimpulan dan Nilai test Siswa antara

Siklus I dan Siklus II

d. Tahap refleksi

Data-data yang diperoleh dari observasi di atas, dianalisis untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan dari yaitu siklus I dan siklus II.

Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada Siklus II di atas,

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran konstruktivisme telah

menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menarik kesimpulan yang

baik/tinggi terhadap pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Pajang 4 . Maka

52,5

62,5

82,5

92,5

50

65

80

90

48

65

9095

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Siklus I siklus II

nilai terendah aktivitas Nilai tertinggi aktivitas nilai terendah pengamatan keterampilan menarik kesimpulan nilai tertinggi pengamatan keterampilan menarik kesimpulan nilai terendah tes keterampilan menarik kesimpulannilai tertinggi tes keterampilan menarik kesimpulan

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini cukup pada siklus II. Hal ini diperkuat

dengan nilai rata-rata tes keterampilan menarik kesimpulan siswa selama

pembelajaran yang telah mencapai batas tuntas yaitu 26 siswa atau 86,67% siswa

dari 30 siswa sudah mendapatkan nilai diatas KKM yang ditentukan. Prosentase

nilai Siklus II ini dapat dilihat dalam tabel 4.12 dibawah ini:

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Tes Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa Siklus II

No Interval Nilai Frekuensi Prosentase 1 65-70 9 30% 2 71-76 10 33,33 % 3 77-82 6 20% 4 83-88 2 6,67% 5 89-94 2 6,67% 6 95-100 1 3,33% Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.12 maka dapat digambarkan dalam grafik pada

gambar 4.6 di bawah ini

Gambar 4.6 Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Tes Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa Siklus II

910

6

2 21

0

2

4

6

8

10

12

65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100

frekuensi

Interval Nilai

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil pada Siklus I dan Siklus II maka dapat dibuat

perbandingan ketuntasan keterampilan menarik kesimpulan siswa kelas V SD

Negeri Pajang 4 dengan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran

IPA. Berikut dituliskan pada tabel 4.13 yaitu tabel perbandingan ketuntasan siklus

I dan siklus II sebagai berikut :

Tabel 4.13 Perbandingan Ketuntasan Keterampilan Menarik Kesimpulan Siswa

Kelas V SD Negeri Pajang 4 antara Siklus I dan Siklus II

Nilai siklus I Nilai siklus II

Keterangan Jumlah siswa yang tuntas

Persentase ( %)

Jumlah siswa yang

tuntas

Persentase ( %)

19 63,33 % 26 86,67 %

Keterampilan menarik

kesimpulan siswa naik 23,34 %

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, pada siklus II mengalami peningkatan

keterampilan menarik kesimpulan. Untuk lebih jelasnya tentang perbandingan

ketuntasan keterampilan menarik kesimpulan siswa dari siklus I ke siklus II

digambarkan dalam grafik pada gambar 4.7 berikut ini :

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Nilai Ketuntasan Keterampilan Menarik

Kesimpulan Siswa antara Siklus I dan Siklus II

0

5

10

15

20

25

30

SiklusI Siklus II

1926

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa pada

pembelajaran siklus II, penggunaan model pembelajaran konstruktivisme yang

dilakukan selama pembelajaran berlangsung telah terlaksana dengan baik, hal

tersebut dapat kita lihat dari aktivitas guru dan siswa yang sudah sesuai dengan

prasyarat pembelajaran sekarang yaitu KTSP dengan pembelajaran PAIKEM.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Menurut hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat didiskripsikan

bahwa ada peningkatan keterampilan menarik kesimpulan pada siswa kelas V SD

Negeri Pajang 4 dari pre test ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II, yang dapat

dilihat dari :

1. Data Hasil Keterampilan Menarik Kesimpulan siswa pra tindakan.

Pada pra tindakan ini hanya ada 11 siswa yang mencapai target ketuntasan.

Dari hasil analisis dan hasil observasi dan hasil evaluasi dari sebelum tindakan

diperoleh rata-rata aktivitas belajar siswa kategori rendah sebanyak 20 siswa atau

sekitar 66,67%, sedangkan untuk aktivitas belajar siswa kategori cukup Sebanyak

9 siswa atau 30%,untuk aktivitas belajar siswa kategori baik sebanyak 1 siswa

atau 3,33%. Sedangkan berdasarkan pengamatan keterampilan menarik

kesimpulan siswa selama pembelajaran didapatkan hasil sama seperti aktivitas

belajar siswa yakni sebagai berikut; siswa yang memperoleh kategori rendah

sebanyak 20 siswa atau 66,67%, siswa yang memperoleh kategori cukup sebanyak

9 siswa atau 30 %, siswa yang mendapat kategori baik sebanyak 1 siswa atau

3,33% Dari hasil test didapatkan data sebagai berikut siswa yang mendapat hasil

tes kategori tinggi sebanyak 5 siswa atau 16,67%, siswa yang mendapat nilai

sedang sebanyak 21 siswa atau 70 % dan untuk siswa yang mendapat nilai rendah

sebanyak 4 siswa atau 13,33%.

2. Data Aktivitas Siswa

a. Siklus I

Pada siklus I pertemuan I setelah diadakan tindakan dengan menggunakan

model pembelajaran konstruktivisme diperoleh hasil analisa dapat disimpulkan

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran, siswa yang mempunyai aktifitas tinggi

sebanyak 1 siswa atau 3,33%, siswa dengan kategori sedang sebanyak 26 siswa

atau 86,67%, dan siswa dengan aktivitas rendah sebanyak 3 siswa atau 10% dari

30 siswa. Dari pertemuan I ini didapatkan rata-rata sebanyak 63,5.

Pada pertemuan II siswa yang mempunyai aktivitas tinggi sebanyak 5 siswa

atau 16,67%, siswa yang mendapat nilai kategori sedang sebanyak 25 siswa atau

83,33% dari 30 siswa. Dari pertemuan II ini diperoleh rata-rata sebesar 70,33.

b. Siklus II

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk menetapkan

dan mencapai tujuan penelitian. Dari data observasi aktivitas siswa pada siklus II

pertemuan I diperoleh data sebagai berikut: siswa yang memiliki kategori

aktivitas belajar tinggi sebanyak 5 siswa atau 16,67%, siswa yang memiliki

kategori aktivitas belajar kategori sedang sebanyak 25 siswa atau 83,33% dari 30

peserta didik. Dari data aktivitas siswa diperoleh rata-rata sebanyak yaitu 72,17.

Aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan II, terdapat siswa yang

memiliki kategori aktivitas belajar tinggi sebanyak 20 siswa atau 66,67 %, siswa

yang memiliki kategori aktivitas belajar sedang sebanyak 10 siswa atau 33,33%

dari 30 peserta didik. Dari data aktivitas tersebut didapatkan rata-rata pada

pertemuan II yaitu 83,17.

3. Data Hasil Pengamatan Keterampilan Menarik Kesimpulan

a. Siklus I

Berdasarkan pengamatan kemampuan berpikir kritis selama pembelajaran

didapatkan hasil sebagai berikut; siswa yang memperoleh kategori nilai tinggi

sebanyak 1 siswa atau 3,33%, siswa yang mendapat nilai kategori sedang

sebanyak 23 siswa atau 76,67% dan siswa dengan kategori rendah sebanyak 6

siswa atau 20%. Pada pertemuan I ini diperoleh rata-rata sebanyak 59,5.

Pada pertemuan II siswa yang mendapat nilai kategori tinggi sebanyak

3 siswa atau 10%, siswa yang mendapat nilai kategori sedang sebanyak 25 siswa

atau 83,33% dan siswa yang mendapat nilai kategori rendah sebanyak 2 siswa

atau 6,67% dari 30 siswa. Dari pertemuan II ini diperoleh rata-rata sebesar 67,67.

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Siklus II

Pengamatan keterampilan menarik kesimpulan siswa pertemuan I

didapatkan hasil sebagai berikut: untuk siswa yang mendapat nilai kategori tinggi

sebanyak 8 siswa atau 26,67%, siswa yang mendapat nilai kategori sedang

sebanyak 22 siswa atau 73,33% dari 30 siswa. Dari pertemuan I ini diperoleh rata-

rata 74,67.

Pada pertemuan II siswa yang mendapat nilai kategori sangat baik

sebanyak 20 siswa atau 66,67 %, siswa yang memiliki kategori nilai baik

sebanyak 10 siswa atau 33,33% dari 30 peserta didik. Dari pertemuan II ini

didapatkan rata-rata sebanyak 81,34.

4. Data Hasil Test Keterampilan Menarik Kesimpulan

a. Siklus I

Hasil test keterampilan menarik kesimpulan didapatkan hasil sebagai

berikut; Siswa yang mendapat hasil tes kategori tinggi sebanyak 5 siswa atau

16,67%, siswa yang mendapat nilai sedang sebanyak 24 siswa atau 80 % dan

untuk siswa yang mendapat nilai rendah sebanyak 1 siswa atau 3,33%. Setelah

dilakukan siklus 1 dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan keterampilan menarik

kesimpulan siswa mengalami peningkatan sebesar 26,66% yaitu dari 36,67%

menjadi 63,33%. Dari 11 siswa pada pra siklus menjadi 19 siswa pada siklus I.

b. Siklus II

Sedangkan untuk test keterampilan menarik kesimpulan siswa yang

mendapat nilai kategori sedang sebanyak 22 siswa atau 73,33%, untuk kategori

nilai baik sebanyak 8 siswa atau 26,67%. Secara keseluruhan terjadi peningkatan

aktivitas maupun keterampilan menarik kesimpulan siswa. Tingkat ketuntasan

pada siklus II sebesar 86,67% atau sebanyak 26 siswa tuntas di atas KKM dari 30

siswa. Meningkat 7 siswa dari siklus I.

5. Observasi Kinerja Guru

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Siklus I

Pada siklus I ini nilai rata-rata kinerja guru adalah 3,41 yang berarti masuk

kategori baik. Secara keseluruhan kemampuan guru dalam mempersiapkan

pembelajaran sudah cukup baik, tetapi dalam pelaksanaan praktek guru kurang

bisa mengelola dengan baik. Selain itu guru kurang jelas dalam memberikan

petunjuk dan penjelasan berkaitan dengan praktek. Kekurangan-kekurangan inilah

yang perlu diatasi untuk perbaikan siklus II.

b. Siklus II

Pada Siklus II nilai rata-rata kinerja guru adalah 3,72 yang masuk kategori

sangat baik. Secara keseluruhan guru sudah mempersiapkan dan melaksanakan

pembelajaran dengan baik mulai dari mempersiapkan ruang, alat dan media

hingga memicu keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Namun dalam beberapa

hal ada yang perlu ditingkatkan lagi khususnya kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran secara berkelompok. Karena pembelajaran dengan

kelompok membutuhkan kesabaran dan pengelolaan yang bagus karena setiap

siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kelompoknya.

6. Data Hasil Wawancara Guru

Dari data wawancara dengan guru sebelum pembelajaran dengan model

pembelajaran konstruktivisme diketahui bahwa kondisi siswa kelas V SD Negeri

Pajang 4 memiliki keterampilan menarik kesimpulan siswa yang masih rendah.

Hal ini terlihat dalam pembelajaran ketika siswa kurang aktif dalam pelajaran,

siswa kurang antusias melakukan praktikum serta cara mengajar guru yang

menggunakan metode dan model yang monoton. Pemahaman siswa terhadap

materi IPA masih sebatas pada hal-hal yang bersifat informatif berdasarkan

penjelasan dari guru. Siswa masih kesulitan untuk menerima materi karena tidak

didukung dengan adanya media pembelajaran.

Setelah pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivisme ini,

perlahan-lahan siswa telah terlihat mengalami peningkatan keterampilan menarik

kesimpulan yang mereka miliki. Dalam pelajaran mereka sudah terlihat aktif,

sudah tidak merasa malu lagi dalam menyampaikan gagasan atau pendapat.

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Harapan lainnya semoga keterampilan menarik kesimpulan yang dimiliki siswa

tidak hanya nampak pada pelajaran IPA saja melainkan pada semua pelajaran

siswa sudah mulai terbiasa untuk membangun pengetahuan melalui praktek.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan rumusan tujuan penelitian, yaitu

untuk meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan siswa dalam pembelajaran

IPA dan untuk mengetahui tingkat keefektifan model pembelajaran

konstruktivisme dalam hal tersebut maka dengan pelaksanaan tindakan dalam

pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivisme diharapkan dapat

membawa perubahan pada proses pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Pajang

4 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta untuk kegiatan belajar mengajar atau KBM

selanjutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi dan hasil tes keterampilan

menarik kesimpulan dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran, peningkatan keterampilan menarik kesimpulan, serta peningkatan

nilai IPA di kelas V SD Negeri Pajang 4 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran berdasarkan observasi

diantaranya: (1) minat siswa untuk melaksanakan praktek lebih tinggi; (2) siswa

cukup aktif dalam pembelajaran, memberikan rangkuman, dan dalam menerima

tugas; (3) siswa lebih aktif menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat,

mengajukan pertanyaan, dan mengerjakan LKS dari guru; (4) siswa lebih aktif

dan bersemangat dalam pembelajaran; (5) siswa lebih teliti dalam melaksanakan

praktek; (6) kerja sama antar anggota kelompok lebih baik, dan (7) siswa lebih

bertanggung jawab dalam kelompoknya .

Berdasarkan data dari sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat

diketahui bahwa setiap siklus mengalami peningkatan. Pada pra tindakan siswa

yang tuntas diatas KKM ≥ 67 hanya 11 siswa atau 36,67 %, pada siklus I siswa

yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 63,33 %, dan pada siklus II siswa yang tuntas

sebanyak 26 siswa atau 86,67 % dari 30 siswa. Namun ada 4 siswa atau 13,33 %

yang belum tuntas. Hal ini disebabkan karena keterampilan menarik kesimpulan

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa tersebut sangat rendah, dan peneliti meminta bantuan kepada guru kelas

untuk membimbing mereka lebih lanjut. Data di atas disajikan dalam tabel 4.14

berikut ini :

Tabel 4.14 Perbandingan Ketuntasan Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Nilai pra tindakan Nilai siklus I Siklus II

Ket. Jumlah siswa yang tuntas

Persentase ( %)

Jumlah siswa yang tuntas

Persentase ( %)

Jumlah siswa yang lulus

Persentase (%)

11 36,67 % 19 63,33 % 26 86,67 %

Keterampilan menarik

kesimpulan siswa

meningkat 23,34 %

Berdasarkan tabel 4.14 di atas maka dapat digambarkan ke dalam grafik

pada gambar 4.8 sebagai berikut :

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Ketuntasan Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

0

5

10

15

20

25

30

Pra Tindakan Siklus I Siklus II

11

19

26

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan

bahwa adanya peningkatan keterampilan menarik kesimpulan siswa kelas V SD

Negeri Pajang 4 dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Hal

ini tampak jelas dengan adanya peningkatan-peningkatan nilai yang diperoleh

siswa dari hasil observasi dan test keterampilan menarik kesimpulan yang

dilakukan oleh peneliti. Dari hasil penelitian, siswa yang memiliki keterampilan

menarik kesimpulan tinggi siswa tersebut aktif dalam kegiatan pembelajaran

terutama pada saat kelompok, selain itu nilai evaluasinya juga tinggi. Tetapi masih

ada beberapa siswa yang aktif dan hasil tesnya masih sedang, hal ini dikarenakan

daya tangkap siswa tersebut memang rendah atau kurang.

Hambatan-hambatan yang dihadapi selama penelitian ini diantaranya

adalah :

1. Siswa yang masih main-main dengan guru (peneliti) dan menganggap

sebagai teman sendiri membuat mereka sulit untuk serius dalam

pembelajaran.

2. Kondisi kelas yang terkadang ramai membuat guru (peneliti) kurang dapat

menguasai kelas.

Namun secara keseluruhan penelitian dapat berjalan dengan lancar.

Dengan demikian, penelitian ini dapat diajukan sebagai suatu rekomondasi bahwa

penerapan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan keterampilan

menarik kesimpulan siswa kelas V SD Negeri Pajang 4, Kecamatan Laweyan,

Kota Surakarta dan siswa kelas V sekolah dasar lain pada umumnya.

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme

sebagai upaya meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan IPA pada siswa

kelas V SD Negeri Pajang 4 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme

dapat meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan mata pembelajaran IPA

pada siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 laweyan Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata aktivitas pada pra tindakan

yaitu 54,83 meningkat menjadi 66,91 pada siklus I dan 77,67 pada siklus II. Rata-

rata hasil pengamatan keterampilan menarik kesimpulan dari 54,83 pada pra

tindakan meningkat menjadi 63,58 pada siklus I dan 78,01 pada siklus II. Rata-

rata hasil tes keterampilan menarik kesimpulan juga mengalami peningkatan dari

64,73 pada pra tindakan meningkat menjadi 70,04 pada siklus I dan 75,87 pada

siklus II. Banyaknya siswa yang tuntas pada pra tindakan yaitu 11 siswa atau

36,67%, meningkat menjadi 19 siswa pada siklus I atau 63,33% dan menjadi 26

siswa atau 86,67% pada siklus II dari 30 siswa. Maka penelitian pada siklus II ini

telah mencapai target capaian. Untuk kinerja guru juga mengalami peningkatan

yakni dari 3,41 pada siklus I menjadi 3,72 pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa penerapan model

pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan keterampilan menarik

kesimpulan siswa. Sehubungan dengan penelitian ini maka dikemukakan

implikasi hasil penelitian sebagai berikut :

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran dapat

meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam membangun

pengetahuan serta membuat kesimpulan pembelajaran.

2. Penggunaan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran

menyebabkan proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan aktif karena

siswa membangun pengetahuannya sendiri sehingga pengetahuan akan lebih

bertahan lama.

3. Penggunaan model pembelajaran konstruktivisme memudahkan siswa dalam

memahami konsep, materi dalam pelajaran IPA.

4. Pentingnya guru dalam menggunakan model pembelajaran konstruktivisme

dalam upaya untuk meningkatkan keterampilan menarik kesimpulan siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan model

pembelajaran konstruktivisme pada siswa kelas V SD Negeri Pajang 4 Kecamatan

Laweyan Kota Surakarta, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sekolah dalam hal ini kepala sekolah selalu memotivasi guru untuk

menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dalam membelajarkan IPA

agar siswa terbiasa membangun pengetahuannya sendiri melalui penemuan-

penemuan. Hal ini untuk meningkatkan keterampilan siswa khususnya menarik

kesimpulan. Dengan terampil menarik kesimpulan maka siswa akan cepat, cekat

dan tepat dalam menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari berdasarkan

pengetahuan yang telah dikonstruksi.

2. Bagi Guru

Dalam melaksanakan pembelajaran IPA guru hendaknya sering

mengajak siswa untuk melakukan praktek agar pemahaman siswa tidak sekedar

hafalan saja. Konsep-konsep dalam IPA tidak bisa diajarkan sekedar dengan

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME …/Penerapan... · Kata kunci: model pembelajaran konstruktivisme, keterampilan menarik . ... Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memberitahu, tetapi lebih utamanya adalah bagaimana mengajarkan siswa untuk

memperoleh konsep tersebut. Dengan kata lain pembelajaran IPA sangat

mengutamakan proses tidak hanya produknya. Agar pembelajaran IPA dapat

berlangsung aktif dan efektif guru diharapkan menggunakan model pembelajaran

konstruktivisme. Dengan penemuan inilah siswa akan terbiasa menggunakan

keterampilan menarik kesimpulannya. Anak akan mudah memahami materi

pelajaran karena mereka membangun sendiri pengetahuan mereka.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam kegiatan praktek dan berani

menyampaikan ide atau pikiran pada saat proses pembelajaran. Selain itu siswa

hendaknya memanfaatkan media pembelajaran yang telah disiapkan, aktif

mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok yang diberikan guru, lebih

meningkatkan keterampilan proses IPA terutama keterampilan menarik

kesimpulan. Dalam belajar, janganlah hanya menghafalkan tetapi cobalah untuk

mengkontruksi pengetahuan tersebut melalui pengamatan serta didasarkan pada

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Di akhir kegiatan lakukanlah

kegiatan menarik kesimpulan. Kemudian mengaplikasikan hasil belajarnya ke

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh hasil

belajar yang optimal.