87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 BALONG JENAWI KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI oleh : SARWAN RACHMADI X7106023 PROGRAM STUDI S1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  • Upload
    ledien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA

PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 BALONG JENAWI

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

oleh :

SARWAN RACHMADI

X7106023

PROGRAM STUDI S1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA

PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 BALONG JENAWI

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Disusun oleh :

SARWAN RACHMADI

NIM X7106023

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Sarwan Rachmadi. X7106023. PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 BALONG JENAWI KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2011.

Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI inklusi SD Negeri 01 Balong Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar Tahun 2011/2012 .

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas VI inklusi SD Negeri 01 Balong Jenawi tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 23 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA pada siswa kelas VI inklusi SD Negeri 01 Balong Jenawi Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh nilai di atas KKM (nilai evaluasi menunjukkan ketuntasan siswa pada pra siklus adalah 13 siswa (56,52%), siklus I mencapai 15 siswa (65,21%); pada siklus II naik menjadi 17 siswa (73,91%). Setelah dilakukan siklus III ketuntasan siswa mencapai 21 siswa (91,30%). Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus adalah 66,30; rata-rata tes Siklus I adalah 72,89; pada Siklus II naik menjadi 73,95; dan nilai rata-rata siklus III mencapai 76,72.

Kata kunci : pemahaman konsep-konsep IPA, pembelajaran kooperatif tipe STAD

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT Sarwan Rachmadi. X7106023. APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE STAD TO INCREASE COMPREHENSION OF SCIENCE CONCEPTS IN CLASS VI INCLUSION SDN 01 BALONG JENAWI KARANGANYAR ACADEMIC YEAR IN 2011/2012. Skripsi. Faculty of Teacher Training and Education University of Surakarta Eleven March. In December 2011.

The research objective of this class action is to increase comprehension of science concepts of inclusion students in class VI Elementary School 01 Balong Jenawi Karanganyar academic year 2011/2012 with the implementation of cooperative learning model type STAD.

The form of this research is a Class Action Research. The research has performed a total of three cycles, each cycle consisting of four stages including planning, implementating, observating and reflecting. As a research subject is the inclusion of student class VI Elementary School 01 Balong Jenawi 2011/2012 school year, amounting to 23 students. Data collection techniques using observation and tests. Techniques of data analysis using interactive analysis technique which consists of three components analysis namely data reduction, dish of data and drawing conclusions or verification

Based on the research results can be concluded that the application of cooperative learning models type STAD can enhance the comprehension of science concepts to students in grade VI inclusions Elementary School 01 Balong Jenawi Karanganyar 2011/2012school year. Increasing students' comprehension of science concepts can be evidenced by the increasing exhaustiveness student

Based on the evaluation value indicates the thoroughness of students in pre-cycle is 13 students (56.52%), cycle I reached 15 students (65.21%); the second cycle of up to 17 students (73.91%).After a third cycle students achieve exhaustiveness 21 students (91.30%). The average grade is also experiencing an increase in pre-cycle was 66.30, average test cycle I is 72.89; in Cycle II,rose to 73.95, and the average value reached 76.72 in III cycle.

Keyword : Comprehension of science concepts, cooperative learning type STAD

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri sendiri.

( QS. Ar Ra’d : 11 )

Barangsiapa yang ingin sukses di dunia maka hendaklah dicapai dengan ilmu.

Barangsiapa yang ingin sukses di akhirat maka hendaklah dicapai dengan ilmu.

Barangsiapa yang ingin sukses di dunia dan akhirat maka hendaklah dicapai

dengan ilmu.

( Al Hadits )

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Bapak dan ibuku yang telah membimbing dan

mencurahkan kasih sayang

Istriku dan buah hatiku ( Halwa )

Kakak-kakakku yang senantiasa mendukungku

Sahabat-sahabatku

Rekan-rekan S1 PGSD dan Almamaterku.

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dalam menyelesaikan

skripsi ini, maka dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan izin dalam penyusunan skripsi.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan persetujuan skripsi.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

4. Drs. Hasan Mahfud, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

5. Drs. Kartono,M.Pd., selaku Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan

dalam penyusunan skripsi,

6. Drs.Chumdari, M.Pd., selaku Pembimbing II , yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan skripsi,

7. Drs. Tri Budiarto, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik,

8. Nartinah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 01 Balong yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Partini,S.Pd,selaku observer yang telah memberi saran untuk perbaikan dalam

penyusunan skripsi,

10. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penelitian

terselesaikan dengan lancar.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran demi kemajuan akan diterima dengan lapang dada.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Desember 2011

Penulis

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

PENGAJUAN SKRIPSI ......................................................................... ii

PERSETUJUAN ...................................................................................... iii

PENGESAHAN ....................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

MOTTO................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK……………………………………………………….. xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 7

1. Hakikat Tentang Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 7

2. Hakekat Pemahaman Konsep-Konsep IPA…………………. 12

3. Kelas Inklusi................... ...................................................... 17

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 21

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 22

D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 24

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian ...................................................................... 25

1. Tempat Penelitian ............................................................. 25

2. Waktu Penelitian ............................................................... 25

B. Subjek Penelitian ...................................................................... 26

C. Sumber Data ............................................................................. 26

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27

E. Teknik Analisis Data ................................................................ 27

F. Indikator Kerja ......................................................................... 29

G. Prosedur Penelitian Tindakan ................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian……………........................................................... 34

B. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................... 65

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan.......................................................................................... 69

B. Implikasi Hasil Penelitian............................................................... 70

C. Saran............................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA . ........................................................................... 72

LAMPIRAN ............................................................................................ 74

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ketuntasan dan Hasil Belajar IPA

Kelas VI SDN 01 Balong Sebelum tindakan………………………..35

Tabel 2. Nilai Tertinggi dan terendah Sebelum Tindakan……………….......36

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ketuntasan dan Hasil Belajar IPA

Kelas VI SDN 01 Balong Pada Siklus I……………………….... …..41

Tabel 4. Nilai Tertinggi dan terendah pada Siklus I…...................................42

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ketuntasan dan Hasil Belajar IPA

Kelas VI SDN 01 Balong Pada Siklus II………………….………....50

Tabel 6. Nilai Tertinggi dan terendah pada Siklus II…………………..……. 51

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Ketuntasan dan Hasil Belajar IPA

Kelas VI SDN 01 Balong Pada Siklus III ....................................... . 58

Tabel 8. Nilai Tertinggi dan terendah pada Siklus III.................................. . 59

Tabel 9. Nilai Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I, Siklus II dan Siklus III.. 61

Tabel 10. Nilai Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I,Siklus II dan Siklus III... 63

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Kelas VI

Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III……………. 64

Tabel 12. Nilai Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III……………………… 66

Tabel 13. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VI ………………….. 66

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Grafik Ketuntasan Belajar dan Nilai Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Balong Pada Siklus I………………36

Grafik 2. Grafik Ketuntasan Belajar dan Nilai Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Balong Pada Siklus I………………..42

Grafik 3. Grafik Ketuntasan Belajar dan Nilai Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Balong Pada Siklus II………………50

Grafik 4. Grafik Ketuntasan Belajar dan Nilai Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Balong Pada Siklus III……………..59

Grafik 5. Frekuensi nilai Awal Pra Siklus,

Siklus I, Siklus II, dan Siklus III……………………………………64

Grafik 6. Rekapitulasi frekuensi ketuntasan belajar siswa kelas VI Pra Siklus

Siklus I, Siklus II, dan Siklus III……………………………………67.

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Prosedur Penelitian………………………………………………..29

Gambar 2. Kegiatan siswa siklus I……………..……………………………...93

Gambar 3. Kegiatan siswa siklus II …………………………….…………...110

Gambar 4. Kegiatan siswa siklus III ………………………………………...129

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas…………………….74

Lampiran 2. Nilai hasil belajar dan ketuntasan belajar ipa sebelum tindakan

Penelitian…………………………………………………………....75

Lampiran 3. Silabus ………………………...………………………………........76

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I…………………. …...77

Lampiran 5. Lembar observasi Kegiatan Guru ............................................ .…..88

Lampiran 6. Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa………………………….…....91

Lampiran 7. Foto pelaksanaan siklus I......................................................... .…..93

Lampiran 8. Nilai hasil belajar dan ketuntasan belajar ................................. .…..94

Lampiran 9. Silabus .................................................................................... .......95

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……………….….….96

Lampiran 11. Lembar observasi Kegiatan Guru ............................................ .....105

Lampiran 12. Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa ....................................... .....108

Lampiran 13. Foto pelaksanaan siklus II ....................................................... .....110

Lampiran 14. Nilai hasil belajar dan ketuntasan belajar…………………………111

Lampiran 15. Silabus …...………………………………………………..……..112

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III………………......113

Lampiran 17. Lembar observasi Kegiatan Guru…………………………..........124

Lampiran 18. Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa…………………….……...127

Lampiran 19. Foto pelaksanaan siklus III ……………………………………...129

Lampiran 20. Nilai hasil belajar dan ketuntasan belajar……………………......130

Lampiran 21. Menghitung kelas interval pra siklus………………………..…...131

Lampiran 22. Menghitung kelas interval siklus I…………………………..…...132

Lampiran 23. Menghitung kelas interval siklus II…………………………..….133

Lampiran 24. Menghitung kelas interval siklus III……………………………..134

Lampiran 25. Rekapitulasi Hasil belajar dan ketuntasan………………...…......135

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan pendidikan, masalah-masalah yang

dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia juga semakin kompleks. Masalah-

masalah tersebut bisa bersumber dari pelaksanaan pendidikan, peserta didik,

pemerintah, sarana pendidikan, media pendidikan dan bahan pendidikan, maka

sudah saatnya pihak yang berkepentingan mengadakan perbaikan dan

pengembangan sistem pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan

juga terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir

pendidik dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut

sangat berpengaruh dalam pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut perlu

ditingkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di

sekolah. Pengkajian proses pembelajaran menuju ke arah yang lebih efektif dan

efisien tidak terlepas dari peranan guru sebagai ujung tombak pembelajaran di

sekolah. (UU No.20 tahun 2003)

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang harus difasilitasi

oleh pelaku pendidikan. Heteroginitas masyarakat membuat kita terus memikirkan

cara yang terbaik agar tidak terjadi diskriminasi pendidikan, karena pada

hakekatnya manusia dilahirkan pasti memiliki perbedaan secara

fisik,psikis,intelegensi maupun status sosial. Maka pada peringatan Hardiknas

tahun 2005, Pendidikan Inklusi mulai dilaunching oleh Presiden Republik

Indonesia dan diikuti dengan International Symposium 2005 Inclusion and the

Removel of Barriers to Learning, Participation and Development yang

diselenggarakan di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Menurut Mulyono Abdurrahman (2008:3), pendidikan inklusi adalah

pendidikan yang mengikut sertakan anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belajar bersama-sama dengan anak-anak yang sebayanya di sekolah reguler

normal dan menjadi bagian dari masyarakat sekolah tersebut,sehingga tercipta

suasana belajar yang kondusif. Di dalam pendidikan inklusi, anak berkebutuhan

khusus (ABK) diberikan kesempatan penuh untuk dapat mengakses

kurikulum,lingkungan,interaksi sosial dan segala konsep yang dimiliki sekolah

tersebut.

Pasal 3 Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 menyatakan setiap peserta

didik yang memiliki kelainan fisik,emosional,fisik,sosial, atau memiliki potensi

kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan secara inklusif

pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Peserta didik yang memiliki kelainan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

terdiri atas tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,

berkesulitan belajar, lamban belajar, autis, memiliki gangguan motorik, menjadi

korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang dan zat adiktif lainnya, memiliki

kelainan lainnya, dan tunaganda.

Di dalam sekolah inklusif, anak yang menyandang kebutuhan pendidikan

khusus seyogyanya menerima segala dukungan tambahan yang mereka perlukan

untuk menjamin efektifnya pendidikan mereka. Pendidikan inklusif merupakan

alat yang paling efektif untuk membangun solidaritas antara anak penyandang

kebutuhan khusus dengan teman-teman sebayanya.

Dalam hal pencapaian hasil belajar, menggariskan kriteria ketuntasan

pembelajaran 70 – 75 %. Siswa telah memenuhi ketuntasan belajar apabila siswa

minimal telah memahami 70 % materi yang diajarkan atau siswa mendapatkan

nilai 7 pada tes akhir pembelajaran. Untuk siswa yang memperoleh nilai ulangan

harian kurang dari 7 diberikan program perbaikan dengan menitik beratkan pada

materi yang belum dikuasai. Sedangkan siswa yang telah memperoleh nilai 7,5 ke

atas perlu diberikan program pengayaan.(Dep P dan K Prop.Jateng,1996:20).

Sesuai dengan acuan tersebut di atas, jika seorang belum mencapai

kriteria yang ditetapkan, ada kecenderungan bahwa siswa mengalami kesulitan

belajar. Kemudian Muhibbin Syah ( 2004: 173) menjelaskan bahwa “fenomena

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kerja

akademik atau prestasi belajar”.

Pada kenyataannya, pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di

kelas reguler mengalami hambatan ketika guru masih menggunakan pendekatan

pembelajaran yang konvensional. Guru belum mempertimbangkan heteroginitas

peserta didik. Hambatan lain juga disebabkan karena guru belum mengoptimalkan

kerjasama antara anak reguler dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Dari data nilai siswa diketahui bahwa berdasarkan standar ketuntasan

minimal mata pelajaran IPA yang telah ditetapkan ( KKM : 70 ), dari 25 siswa

kelas VI SDN 01 Balong, tercatat hanya 13 siswa (56,52%) yang telah mencapai

ketuntasan belajar, sedangkan 10 siswa (43,48%) belum mencapai ketuntasan

belajar. Data tersebut diperoleh dari hasil tes akhir pelajaran IPA pada kompetensi

dasar mengidentifikasi cara perkembangbiakan hewan dan tumbuhan. Dari data

nilai tersebut terdapat banyak siswa yang belum memahami materi pelajaran,

sehingga perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran. Dengan latar belakang

kondisi siswa tersebut, guru perlu memikirkan solusi untuk dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap pelajaran IPA.

Untuk meningkatkan pemahaman pada pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA), dan mempertimbangkan peserta didik yang sangat beragam perlu

penerapan metode baru dalam pembelajaran diantaranya dengan model

pembelajaran koperatif tipe STAD. Karena tipe STAD ini merupakan tipe

pembelajaran yang paling sederhana dan cocok digunakan pada kela inklusi.

Gagasan utama untuk menggunakan STAD adalah untuk memotivasi siswa

supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai

yang diajarkan guru.

Dalam pembelajaran IPA menggunakan metode STAD, siswa akan

merasa senang dan termotivasi untuk belajar, sehingga perhatiannya penuh dalam

mengerjakan tugas, belajar penuh semangat yang berujung penguasaan materi

pelajaran tersebut meningkat. Di samping itu model pembelajaran kooperatif tipe

STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep

sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan interaksi antara guru dan

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa, meningkatkan kerjasama, kreativitas, berpikir kritis serta ada kemauan

membantu. Dengan metode STAD diharapkan terjadi interaksi positif antara anak

reguler dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam pelajaran yang kurang

dipahami.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagi sebagian anak mata pelajaran IPA dianggap mata pelajaran yang sulit dan

banyak hafalan, karena materi pelajarannya yang sangat banyak, luas dan anak

malas membaca,

2. Pada umumnya pembelajaran yang klasikal lebih berorientasi menyamakan

anak, sehingga anak yang lamban belajar kurang mendapat perhatian lebih

intensif, menyebabkan prestasinya semakin tertinggal dibandingkan dengan

siswa reguler yang sebayanya,

3. Biasanya guru banyak memberi tugas kepada siswa untuk di kerjakan sendiri-

sendiri, artinya tugas diberikan tanpa memperhatikan kemampuan individual

siswa dalam mata pelajaran IPA, padahal anak mempunyai kemampuan yang

berbeda-beda,

4. Pembelajaran kooperatif lebih meningkatkan pembelajaran yang berorientasi

kompetitif,

5. Pembelajaran kooperatif meningkatkan kepedulian dan interaksi sosial.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP-KONSEP IPA PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01

BALONG JENAWI KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

penelitian adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA pada siswa kelas VI inklusi

SD Negeri 01 Balong Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar Tahun

2011/2012 ?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang ada di sekolah, maka tujuan dari penelitian

adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI inklusi

SD Negeri 01 Balong Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar Tahun

2011/2012 .

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoritis

a. Memberikan sumbangan pengetahuan khususnya tentang peningkatan

prestasi belajar IPA dan pendekatan pembelajaran cooperative learning

tipe STAD.

b. Sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian terhadap model

pembelajaran cooperative learning pada mata pelajaran yang lain.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi Sekolah

Dapat digunakannya sebagai sarana perbaikan kualitas pembelajaran di

kelas dan peningkatan kualitas guru di sekolah tersebut.

b. Bagi Guru

1) Guru dapat mengembangkan model pembelajaran yang variatif dan

sesuai dengan materi serta karakter siswa.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Guru mendapatkan pengalaman berharga dalam menerapkan model-

model pembelajaran Inovatif .

3) Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan pembelajaran yang

professional.

c. Bagi Siswa

1) Meningkatnya hasil belajar siswa sehingga dapat mengubah perolehan

prestasi yang lebih baik

2) Diperolehnya pembelajaran yang humanis dan menghargai perbedaan.

3) Meningkatnya interaksi siswa dalam proses pembelajaran dengan

adanya saling memberi dan menerima.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Tentang Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

a. Pengertian Model

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Susunan W.J.S

Poerwadarminta yang diolah kembali Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional (2007:773)” model diartikan sebagai contoh, pola acuan, atau ragam”.

Soli Abimanyu,dkk. ( 2008:11) mengatakan bahwa model diartikan

sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan.

Berdasarkan beberapa pengertian itu dapat disimpulkan model adalah

suatu pola atau acuan yang digunakan dalam bertindak atau melakukan sesuatu

kegiatan.

b. Pengertian Belajar

Slavin (1997: 152) menyatakan learning is usually defined a change in

an individual caused by experience. Change caused by development ((such as

growing taller) are not instances of learning. Learning is a change in an

individual that results from experience. Belajar didefinisikan sebagai perubahan

individu yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan yang disebabkan oleh

adanya perkembangan tubuh (seperti tumbuh lebih tinggi) bukan merupakan hasil

dari belajar.

Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning

mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich

persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth.

Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar

secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja.

Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan

faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

W.H. Burton menyatakan learning is a change in the individual due to

instruction of that individual and his environment. Belajar adalah perubahan

tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang karena adanya dorongan dari dirinya

dan pengaruh lingkungannya.

Cronchbach berpendapat learning is shown by change in behavior as a

result of experience. Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh

perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Ernest Hilgard berpendapat learning refers to the change in a subjects

behavior or behavior potential to a given situation brought about by the subjects

repeated experiences in the situation, provided that the behavior change cannot be

explained on the basis of the subjects native response tendencies, maturation, or

temporary state ( such as fatigue, drunk, drives, and so on). Belajar adalah dapat

melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya atau bila perilakunya

berubah sehingga sikapnya berbeda bila menghadapi situasi daripada sebelum itu.

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_belajar_menurut_para_ahli_info.html)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah perubahan yang berasal dari aktifitas yang dialami oleh anak

dengan panca inderanya, dalam interaksinya dengan lingkungan, sehingga anak

berubah perilakunya atau mampu melakukan sesuatu yang belum dapat dilakukan

sebelumnya.

Jadi suatu proses belajar harus bersifat praktis dan langsung, artinya jika

seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus

melakukannya, tanpa melalui perantara orang lain. Meskipun demikian, faktor

lingkungan seperti tempat belajar, teman dan suasana sekitar dapat berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar.

c. Pengertian Pembelajaran

Menurut Robert Slavin, pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan

tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Menurut G.A.Kimble, pembelajaran merupakan perubahan kekal secara

relatif dalam upaya, perilaku, akibat dan latihan yang sungguh-sungguh.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan menurut pendapat Woolfolk, pembelajaran berlaku apabila

suatu pengalaman secara relatif menghasilkan perubahan kekal dalam

pengetahuan dan tingkah laku.

((http://carapedia.com/pengertian_definisi_pembelajaran_menurut_para_ahli_info

.html)

Rudi Susilana (2009:1) berpendapat bahwa pembelajaran merupakan

suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk

belajar.

Berdasarkan pendapat pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu pengalaman belajar siswa dan guru yang tersusun dari

unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur untuk meningkatkan

kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan yang menghasilkan perubahan

secara kekal.

d. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Arends dalam Triyanto (2007: 7) menyatakan the term teaching

model refers a particular approach instruction that includes its goals,

syntax,environment, and management system. Istilah model pengajaran mengarah

pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu, tujuannya, sintaksnya,

lingkungannya, dan pengelolaan.

Menurut Joice dan Weil dalam Soli Abimanyu (2008:11) model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu dan befungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan model

pembelajaran merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem belajar yang

tidak dapat dipisahkan dari sub sistem yang lain. Model pembelajaran

berhubungan dengan system perencanaan yang dipilih untuk menyampaikan

materi pelajaran dalam lingkungan instruksional tertentu.

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

1) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Slavin (2008: 8) Mendefinisikan bahwa model pembelajaran kooperatif

sebagai model pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam suatu kelompok.

Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajarnya.

b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki tinggi, sedang, dan rendah.

c) Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya,, suku, jenis

kelamin berbeda –beda berkembang individu. (Ibrahim, 2000 : 7).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif

adalah model pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam suatu kelompok

yang beranggotakan empat atau lima anak yang beragam untuk menguasai materi

yang disampaikan oleh guru dan mencapai ketuntasan belajar.

2) Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2009: 42) metode pembelajaran kooperatif meliputi :

a) Metode STAD (Student Achievement Divisions)

Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari

Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang paling sederhana dan paling

langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif.

b) Metode Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson.

c) Metode GI (Group Investigation)

Metode GI dirancang oleh Herbert Thelen.

d) Metode Struktural

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawan.

f. Pengertian Student Team Achievement Division (STAD)

Richard I. Arends (2008:13) dalam model pembelajaran cooperative

learning terdapat berbagai macam variasi pendekatan tanpa merubah prinsip-

prinsip dasar dari cooperative learning. Empat pendekatan yang seharusnya

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjadi bagian repertoar guru pemula adalah Student Team Achievment

Divisions (STAD), Jigsaw, Group Investigation dan yang keempat adalah

Pendekatan Struktural yang diantaranya yaitu Think-Pair-Share dan Numbered

Head Together.

Menurut Slavin (2008 : 12) gagasan utama dari model pembelajaran

kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling

mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai yang diajarkan guru.

Student Team Achievement Division (STAD merupakan salah satu sistem

pembelajaran kooperatif yang didalamnya siswa di bentuk kelompok belajar yang

terdiri dari lima atau enam anggota yang mewakili siswa dengan tingkat

kemapuan dan jenis kelamin yang berbeda atau kelompok ditentukan secara

heterogen. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran secara singkat

dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk

memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran

yang diberikan dan mereka harus telah mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa

lainnya, walaupun dalam satu kelompok.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan Student

Team Achievement Division (STAD) dalam proses pembelajaran tidak jauh

berbeda dengan tipe koopertif yang lain. Student Team Achievement Division

(STAD) mempunyai ciri khusus pada akhir pembelajaran guru memberikan kuis.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang

matang, antara lain :

1) Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta jawabannya.

2) Membentuk kelompok kooperatif

Anggota kelompok diusahakan agar siswa dalam kelompok heterogen.

3) Menentukan skor awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan

sebelumnya.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Pengaturan tempat duduk

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik

5) Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD

terlebih dahulu diadakan latihan kerjasama kelompok.

2. Hakekat Pemahaman Konsep-Konsep IPA

Pembahasan mengenai hakekat pemahaman konsep-konsep IPA akan

membicarakan Hakekat pemahaman konsep, Hakekat IPA, Tujuan Mata Pelajaran

IPA, Materi Pelajaran IPA dan Evaluasi Mata Pelajaran IPA.

a. Hakekat Pemahaman Konsep

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Pemahaman adalah sesuatu

hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Menurut Driver

(http://matematika.upi.edu/), pemahaman merupakan kemampuan untuk

mejelaskan situasi atau tindakan yang meliputi tiga aspek yakni meliputi

mengenal, menjelaskan, dan menginterpretasikan atau menarik kesimpulan.

Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah

bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates),

menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan

contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.

( http://www.masbied.com/2011/09/02/definisi-pemahaman-menurut-para-ahli/ )

Berdasarkan taksonomi Bloom, pemahaman merupakan jenjang kognitif

C2 yang dalam bahasa inggris disebut comprehension, istilah ini kemudian

mengalami perluasan makna menjadi understanding. Menurut Bloom,

comprehension is understand the meaning, paraphrase a concept.

Sedangkan menurut Ruminiati, konsep adalah suatu pernyataan yang

masih bersifat abstrak atau pemikiran untuk mengelompokkan ide–ide atau

peristiwa yang masih dalam angan-angan seseorang.

(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_0700213_chapter2.)

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep adalah kemampuan untuk mengenal, mengetahui makna, menjelaskan dan

menginterpretasikan atau menarik kesimpulan dari pernyatan atau ide-ide yang

bersifat abstrak.

b. Hakekat IPA

Kata “IPA” merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam” yang

merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara

singkat sering disebut ”Science”. Natural artinya alamiah,berhubungan dengan

alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan.Jadi

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut

sebagai ilmu tentang alam ini. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam (M. Iskandar, 2001 : 2).

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains

dianggap sebagai cara berpikir yang benar, penalaran logis untuk

menarik kesimpulan khusus dari berbagai fenomena yang bersifat umum

(Aristoteles dalam Ali Nugraha, 2005 : 4).

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan

pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan

langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah (cara khusus) dan

didapatkan dari hasil observasi, penyimpulan,teori dan eksperimen yang

bersifat umum, sehingga akan terus di sempurnakan untuk mempelajari

tentang alam. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan

perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.

c. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam

IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi

juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan

ilmiah menekankan pada hakikat IPA.

Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman adalah sebagai berikut:

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Kualitas;

2) Observasi dan Eksperimen;

3) Ramalan (prediksi);

4) Progresif dan komunikatif;

5) Proses; tahapan-tahapan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah

dalam rangkan menemukan suatu kebernaran.

6) Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.

d. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar Departemen P dan K

(1994:59) pengajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bertujuan agar

siswa :

1) Memahami konsep-konsep mata pelajaran IPA dan keterkaitannya dengan

kehidupan sehari-hari.

2) Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan

tentang alam sekitar.

3) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,

bekerjasama dan mandiri.

4) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala alam

5) Mampu menggunakan teknologi sederhana

6) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar

e. Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di dalam materi pelajaran IPA yaitu

mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan

alam (ekosistem), membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari

berbagai benda, dan menjelaskan faktor-faktor penyebab perubahan benda

(pelapukan, perkaratan, pembusukan).

Materi pertama

Kegiatan manusia yang mengganggu keseimbangan ekosistem yaitu

perpindahan penduduk, penebangan liar dan pembakaran hutan, penggunaan

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahan kimia secara berlebihan, pengeboran minyak di laut, perburuan liar, dan

perusakan terumbu karang.

Beberapa jenis hewan yang diburu manusia telah menjadi langka,

diantaranya rusa, burung merak, ikan duyung, hiu, gajah, cenderawasih,

badak,paus, ular dan harimau. Sedangkan tumbuhan yang dimanfaatkan manusia

secara berlebihan yaitu ulin, kemiri, kemenyan, kayu manis, dan aren.

Cara pelestarian makhluk hidup yaitu dengan menebang pohon secara

terencana, melindungi dan mengembangkan hewan dan tumbuhan, serta

membudidayakan tumbuhan dan hewan.

Materi kedua

Perpindahan panas terjadi melalui tiga cara yaitu konveksi, konduksi, dan

radiasi. Bahan yang mudah menghantarkan panas disebut konduktor, sedangkan

bahan yang sulit / tidak dapat menghantarkan panas disebut isolator. Benda yang

termasuk konduktor yaitu yang terbuat dari logam. Bahan yang termasuk isolator

yaitu kayu, karet, dan plastik. Pemanfaatan konduktor dan isolator diantaranya

pada seterika, jaket, termos, alat masak, dan lain-lain.

Materi ketiga

Ada banyak penyebab perubahan benda yaitu :

1). Pemanasan dan pendinginan

Contoh : lilin dipanaskan akan mencair.

2). Perkaratan / korosi

Perkaratan terjadi karena proses oksidasi udara dengan besi.

Contoh : besi berkarat bila tidak dilindungi cat

3). Pembusukan

Pembusukan terjadi karena aktifitas mikroba (jamur dan bakteri ).

Contoh : makanan dan sampah yang membusuk

4). Pelapukan

Pelapukan dibedakan menjadi pelapukan fisik, pelapukan biologis dan

pelapukan kimia.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Evaluasi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Untuk mengungkap dan mengukur tingkat pemahaman belajar siswa

harus dilakukan evaluasi. Adapun yang dimaksud evaluasi menurut pendapat

beberapa ahli adalah sebagai berikut.

Wand and Brown (1997 : 1) yang diterjemahkan oleh D. Chadijah HA.

evaluasi ialah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala

sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya

dengan dunia pendidikan.

Muhibbin Syah (1995 : 141) evaluasi berarti penilaian terhadap tingkat

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

program.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan

penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan pada kurun waktu tertentu dalam dunia pendidikan. Kegiatan evaluasi

meliputi mengukur dan menilai.

Cara menilai hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

biasanya dengan menggunakan tes. Menurut Suharsimi Arikunto (1997 : 163) tes

adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan. Ada dua bentuk teknik penilaian yaitu teknik tes dan non tes.

g. Pelaksanaan Metode STAD Dalam Pembelajaran IPA

Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu

sistem pembelajaran kooperatif yang didalamnya siswa di bentuk kelompok

belajar yang terdiri dari lima atau enam anggota yang mewakili siswa dengan

tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda atau kelompok ditentukan

secara heterogen. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran secara

singkat dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk

memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran

yang diberikan dan mereka harus telah mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa

lainnya, walaupun dalam satu kelompok.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Langkah pendekatan pembelajaran kooperatif STAD:

1) Para siswa didalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim,

masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok yang heterogen,

2) Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling

membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar

sesama anggota tim.

3) Secara individual atau tim, tiap minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui

penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.

4) Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar.

Pada penelitian ini STAD diterapkan pada mata pelajaran IPA dalam

kompetensi dasar mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

keseimbangan alam (ekosistem), membandingkan sifat kemampuan

menghantarkan panas dari berbagai benda, dan menjelaskan faktor-faktor

penyebab perubahan benda (pelapukan, perkaratan, pembusukan) melalui

pengamatan

3. Kelas Inklusi

a. Pendidikan Inklusif

1) Pengertian Pendidikan Inklusif

Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang

mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di

kelas biasa bersama teman-teman seusianya. Sekolah penyelenggara pendidikan

inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama.

Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi

disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan

dukungan yang dapat diberikan oleh para guru,agar anak-anak.

2) Konsep Sekolah Inklusi

Pendidikan inklusi merupakan perkembangan terkini dari model bagi

anak luar biasa yang secara formal kemudian ditegaskan dalam pernyataan

Salamanca pada Konferensi Dunia tentang Pendidikan Berkelainan pada bulan

Juni 1994 bahwa “prinsip mendasar dari pendidikan inklusi adalah selama

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang

kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka”.

Pendidikan inklusi adalah layanan pendidikan yang semaksimal mungkin

mengakomodasi semua anak termasuk anak yang memiliki kebutuhan khusus atau

anak luar biasa di sekolah atau lembaga pendidikan (diutamakan yang terdekat

dengan tempat tinggal anak) bersama dengan teman-teman sebayanya dengan

memperhatikan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak. (Tim

Pendidikan Inklusi Jawa Barat, 2003:4)

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusi adalah:

1) Pendidikan yang mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik,

intelektual, emosional, sosial maupun kondisi lainnya.

2) Pendidikan yang memungkinkan semua anak belajar bersama-sama tanpa

memandang perbedaan yang ada pada mereka.

3) Pendidikan yang berupaya memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan

kemampuannya.

4) Pendidikan yang dilaksanakan tidak hanya di sekolah formal, tetapi juga di

lembaga pendidikan dan tempat lainnya.

http://www.bintangbangsaku.com/content/konsep-sekolah-inklusi(7Agustus 2011)

3) Landasan Filosofis

Pendidikan Inklusi adalah pendidikan yang didasari semangat terbuka

untuk merangkul semua kalangan dalam pendidikan.

Adapun filosofi yang mendasari pendidikan inklusi adalah keyakinan bahwa

setiap anak, baik karena gangguanperkembangan fisik/mental maupun

cerdas/bakat istimewa berhak untuk memperoleh pendidikan seperti layanya anak-

anak “normal” lainnya dalam lingkungan yang sama (Education for All ). Secara

lebih luas, ini bias diatikan bahwa anak-anak yang “normal” maupun yang dinilai

memiliki kebutuhan khusus sudah selayaknya dididik bersama-sama dalam

sebuah keberangaman yang ada di dalamnya, sekolah inklusi memainkan peran

sebagai. Di sini, mereka tidak semata mengejar kemampuan akademik, tetapi

lebih dari itu, mereka belajar tentang kehidupan itu sendiri.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Alternatif Penyelenggaraan

Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif terbagi dua jenis:

1. Sekolah umum yang mengakomodasi semua anak berkebutuhan khusus

2. Sekolah Luar Biasa/Sekolah Khusus yang mengakomodasi anak normal.

Adapun alternatif layanan pendidikan inklusif bisa dilakukan antara lain dengan :

1. Kelas Biasa Penuh

2. Kelas Biasa dengan Tambahan Bimbingan di Dalam

3. Kelas Biasa dengan Tambahan Bimbingan di Luar Kelas.

4. Kelas Khusus dengan Kesempatan Bergabung di Kelas Biasa,

5. Kelas Khusus Penuh

6. Sekolah Khusus

7. Sekolah Khusus berasrama

5) Sisi Positif Pendidikan Inklusi

1.Membangun kesadaran dan konsensus pentingnya pendidikan inklusi sekaligus

menghilangkan sikap dan nilai yg diskriminatif

2.Melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis situasi

pendidikan lokal dan memgumpulkan infomasi

3.Mengindenfikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik,sosial,dan masalah

lainnya terhadap akses dan pembelajaran

4.Melibatkan masyarakat dalam melakukan perecanaan dan monitoring mutu

pendidikan bagi semua anak

http://www.slbk-batam.org/index.php?pilih=hal&id=78( 7 Agustus 2011)

b. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

1) Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Pengertian “Luar Biasa” dalam dunia pendidikan mempunyai ruang

lingkup pengertian yang lebih luas daripada pengertian “berkelainan atau cacat”

dalam percakapan sehari-hari. Dalam dunia pendidikan istilah luar biasa

mengandung pengertian ganda, yaitu mereka yang menyimpang ke atas karena

mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dibanding dengan orang normal

pada umumnya dan mereka yang menyimpang ke bawah, yaitu mereka yang

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menderita kelainan atau ketunaan dan kekurangan yang tidak diderita oleh orang

normal pada umumnya.

Anak Berkebutuhan Khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa)

didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus

untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Anak Luar

biasa juga dapat didefinisikan sebagai Anak yang Berkebutuhan Khusus.

Anak luar biasa disebut sebagai Anak Berkebutuhan Khusus, karena

dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan

bantuan layanan pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling

danberbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2194381-pengertian-anak-

berkebutuhan-khusus-abk/#ixzz1UJuVBcP3 (7 Agustus 2011,13:22 WIB)

2) Macam Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Dalam dunia pendidikan luar biasa dewasa ini, Anak

BerkebutuhanKhusus diklasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai dengan jenis

kelainan anak. Klasifikasi tersebut mencakup beberapa kelompok sebagai berikut:

1) Anak Retardasi Mental (Keterbelakangan Mental)

Kelompok anak yang mengalami keterbelakangan mental atau disebut juga

retardasi mental didefinisikan sebagai kelompok anak yang memiliki fungsi

intelektual umum di bawah rata-rata secara signifikan yang berkaitan dengan

gangguan dalam penyesuaian perilaku yang terwujud atau terjadi selama

periode perkembangan.

2) Anak Berkesulitan Belajar

Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Learning

Disability. Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning

artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan,sehingga terjemahan

yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar,berbicara,dan berpikir.

Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2194387-macam-

macam-anak-berkebutuhan-khusus/#ixzz1UJv6tcxs (7 Agustus 2011)

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Anak berketunaan juga termasuk dalam Anak berkebutuhan Khusus,

misalnya Tuna rungu, Tuna netra, Tuna Daksa, Tuna laras,dll.

3) Aspek-Aspek Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Persoalan perbedaan individual anak didik perlu mendapat perhatian dari

guru, sehubungan dengan pengelolaan pengajaran agar dapat berjalan secara

kondusif. Karena banyaknya perbedaan individual anak didik, maka akan

diklasifikasikan menjadi tiga sapek, yaitu :

1. Aspek Biologis atau Fisik

Perbedaan individual anak dapat dilihat dari segi biologis atau fisik yaitu

perbedaan jenis kelamin, bentuk tubuh, warna rambut, warna kulit,mata, dan

sebagainya.

2. Aspek Intelektual atau Intelegensi

Setiap anak memiliki intelegensi yang berlainan.Berdasarkan hasil tes intelegensi,

maka hasil bagi yang diperoleh dari pembagian umur kecerdasan dengan umur

sebenarnya, menunjukkan kesanggupan rata-rata kecerdasan seseorang.

3. Aspek Psikologis atau Tingkah Laku

Secara psikologis anak mempunyai perbedaan dengan karakteristik mereka

masing-masing.

Sumber:(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2194386-aspek-aspek-

anak-berkebutuhan-khusus/#ixzz1UJvJYSSx 7 Agustus 2011)

B. Penelitian Relevan

Penelitian Ely Fatkhusana,tahun 2010, “Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD (dengan Visualisasi Media Chart dan Komik) dalam

Pembelajaran Sains Siswa Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Gaya Belajar (Studi

Kasus Pembelajaran IPA pada Materi Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan

Semester 1 Kelas V SD Aisyiyah Gemolong Tahun Ajaran 2009/2010)”,

menyimpulkan bahwa :

(1) Pembelajaran STAD dengan visualisasi media Chart dan komik berpengaruh

terhadap prestasi belajar IPA

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2) Motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar

(3) Gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA

(4) tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi belajar

siswa,

(5) Tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar

terhadap prestasi belajar,

(6) Tidak terdapat interaksi antara motivasi belajar dengan gaya belajar terhadap

prestasi belajar,

(7) Tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi belajar

dangaya belajar terhadap prestasi belajar.

Kata kunci: Chart, komik, motivasi belajar, gaya belajar, prestasi belajar IPA.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal, siswa kelas VI SDN 01 balong masih banyak yang

kurang memahami materi pelajaran IPA dan ketuntasan belajar sangat rendah. Hal

ini terjadi karena kemampuan siswa yang beragam sedangkan pembelajaran IPA

masih bersifat konvensional yang kurang memperhatikan kemajemukan siswa.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diadakan penelitian tindakan

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang didalamnya

siswa di bentuk kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima siswa yang

beragam kemampuannya, agar semua anggota kelompok menguasai materi.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dipilih karena pembelajaran lebih humanis,

meningkatkan kepedulian siswa terhadap siswa lain, meningkatkan interaksi

siswa, dan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

dipelajari.

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang

dilaksanakan pada materi mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhi keseimbangan alam, membandingkan sifat kemampuan

menghantarkan panas dari berbagai benda, dan menjelaskan faktor penyebab

perubahan benda, terjadi peningkatan pemahaman siswa.

Pemahaman konsep IPA siswa kelas VI inklusi SDN 01 Balong rendah. Guru mengadakan rencana awal dengan identifikasi.

Siklus II KD : Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda Model : Kooperatif tipe STAD Langkah :Siswa melakukan percobaan jenis benda yang dapat menghantarkan panas.

Siklus I KD : Mengidentifikasi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam Model : Kooperatif tipe STAD Langkah:Siswa mendiskusikan berbagai kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam.

Pembelajaran bersifat konvensional, siswa kurang memahami konsep IPA.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Melalui penerapan Model Kooperatif tipe STAD, siswa kelas inklusi mampu memahami konsep-konsep IPA.

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Siklus III KD : Menjelaskan faktor penyebab perubahan benda Model : Kooperatif tipe STAD Langkah :Siswa mendiskusikan tentang perubahan benda,penyebab dan cara mencegahnya.

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian. Lebih lanjut dikatakan oleh Saifudin Azwar bahwa

hipotesis penelitian tidak dirumuskan sekedar mengikuti dugaan atau asumsi

peneliti saja, melainkan dugaan tersebut didasarkan pada logika. Jadi, hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian secara logika .

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di

atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

“Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan pemahaman konsep-konsep mata pelajaran IPA pada siswa kelas

VI inklusi SD Negeri 01 Balong Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar

Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan

dari masalah yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

01 Balong Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011 /

2012. Penulis memilih tempat tersebut karena bertugas di sekolah ini sejak tahun

2008. Sekolah Dasar Negeri 01 Balong terdiri dari 6 ruang kelas reguler, ruang

perpustakaan dan ruang komputer.

Jumlah siswa per kelas berkisar antara 20 – 30 siswa, dengan

kemampuan dan latar belakang yang sangat heterogen.Orang tua siswa

kebanyakan bekerja sebagai petani. Mulai tahun 2011 SD Negeri 01 Balong

ditunjuk sebagai penyelenggara pendidikan inklusi,meskipun belum memiliki

ruang khusus inklusi. Penulis mengajar di kelas VI dengan jumlah siswa 23 anak

yang terdiri 13 siswa putri dan 10 siswa putra.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester gasal selama 6 bulan mulai bulan

Juli 2011 sampai dengan bulan Desember 2011. Tahap perencanaan dan persiapan

dilaksanakan bulan Juli sampai bulan September 2011, penelitian dalam

pembelajaran dilaksanakan bulan Oktober dan Nopember 2011.

3. Mata Pelajaran

Mata Pelajaran yang dipilih penulis adalah mata pelajaran IPA karena

berdasarkan pengamatan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

mata pelajaran IPA, dan IPA diujikan dalam Ujian Nasional. Selain itu Mata

Pelajaran IPA juga sangat bermakna bagi kehidupan sehari-hari siswa.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Subyek Penelitian

Kelas yang menjadi subyek penelitian adalah kelas VI inklusi SD Negeri

01 Balong Kecamatan Jenawi Tahun 2011/1012 karena peneliti mengajar di kelas

VI yang merintis kelas inklusi, dengan jumlah siswa 23 anak, yang terdiri 10

siswa putra, 13 siswa putri.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada tiga sumber data yang dapat digali

untuk mendapatkan berbagai informasi guna memperlancar penelitian, yaitu

pertama informan atau nara sumber, yakni siswa kelas VI SD Negeri 01

Balong serta orang tua siswa yang mengetahui kondisi siswa setiap hari.

Kedua, proses pembelajaran yaitu proses belajar mengajar IPA di kelas

VI SD Negeri 01 Balong .Sumber yang terakhir yaitu dokumen yang berupa

informasi tertulis terdiri dari nilai belajar IPA awal, tes siklus I dan II,

angket dan lembar observasi.

Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini

dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Sumber data pokok (primer) yaitu :

a) Siswa kelas VI SD Negeri 01 Balong sebagai obyek penelitian

b) Orang tua siswa

c) Pihak lain yang berhubungan dengan siswa

2. Sumber data sekunder, antara lain:

a) Arsip atau dokumentasi

Pengumpulan data-data tertulis, misalnya daftar nilai IPA siswa.

b) Tes hasil belajar

Siswa akan dites atau diuji kemampuannya oleh guru.Tes dilaksanakan

setelah pelaksanaan tindakan kelas.

c) Lembar Observasi

Observasi digunakan dalam mengamati proses pembelajaran.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d) Hasil wawancara

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data tersebut, teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa di kelas pada saat

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi siswa berguna untuk mengetahui

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Tes

Tes diberikan kepada para siswa, hal ini dilaksanakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal

yang berkaitan dengan konsep IPA setelah diberikan tindakan sesuai siklus

yang direncanakan. Sehingga pemahaman konsep belajar siswa akan diperoleh

dari tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus.

3. Dokumentasi

Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan catatan

sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan

siswa. Dokumen digunakan untuk memperoleh data berupa nama siswa, data nilai

siswa, dan sejarah perkembangan SD Negeri 01 Balong. Selain itu, saat proses

pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa foto.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang

berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah

dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar (dikutip dari definisi

Mills dalam IGAK Wardhani, 2008 : 5.4) :

Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan mulai dari proses

penelitian hingga akhir penelitian yaitu sampai pada tahap penarikan kesimpulan.

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis interaktif menurut Millis and Huberman .

Langkah-langkah :

1. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan

yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian

direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan

untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses

penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan terus

menerus selama proses penelitian berlangsung.

2. Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimasudkan agar lebih mempermudah bagi

peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-

bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data

kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih

utuh. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisihkan untuk

disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan kategori yang sejenis

untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi,

termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data

direduksi.

3. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data

agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis

yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu

simpulan. Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi

dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan

yang ditarik pada siklus I dan siklus II. Simpulan akhirnya dilakukan refleksi

untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua

data disajikan dalam laporan, peneliti menarik simpulan yang merupakan

jawaban dari hipotesis penelitian.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Indikator Kinerja

Dalam melakukan penelitian ini perlu dikemukakan indikator

sebagai tolok ukur keberhasilan penelitian yang harus dilakukan.

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam

menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2010: 61).

Adapun indikator kinerjanya sebagai berikut : penelitian berhasil apabila

75 % dari 23 siswa kelas VI inklusi dapat memahami konsep –konsep IPA yang

telah diajarkan, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

ditentukan.

G. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap

mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Sesuai dengan

pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul penelitian ini adalah mengenai

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan guru dengan

penanaman konsep melalui kerja kelompok. Data dikumpulkan dengan

pengamatan pada saat guru melaksanakan tugas mengajar dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka prosedur pelaksanaan

melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah yaitu: tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Tindakan

yang ditempuh dapat dijelaskan pada gambar berikut.

Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 1. Prosedur Penelitian

Plan

Observe

Refleks act

Plan

Observe

Refleks act

Plan

Observe

Refleks act

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan gambar 1 dapat dijelaskan bahwa prosedur rencana tindakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Siklus I

1) Rencana Tindakan ( Planning)

Dalam tahap perencanaan berisi tentang penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), penyiapan alat peraga yang akan digunakan,

penyusunan lembar pengamatan, lembar kerja siswa serta lembar evaluasi

siswa yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

penguasaan konsep IPA.

2) Pelaksanaan Tindakan ( acting)

a) Menentukan kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang anak

dengan kondisi yang heterogen. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut

adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat

terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar.

b) Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap siswa untuk bahan

pengerjaan latihan soal

c) Siswa melaksanakan proses belajar dengan kelompok masing-masing yang

sudah ditetapkan model kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD).

d) Guru memberikan kuis pada akhir pembelajaran

e) Pemberian tugas kepada siswa. Selama bekerja dalam kelompok adalah

mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu

teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

3) Observasi

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara cermat

menggunakan blangko observasi yang berupa instrumen-instrumen yang telah

direncanakan. Sumber data diperoleh dari : Guru pengajar(peneliti), guru mitra

(kolaborator), siswa dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati

adalah kondisi proses pembelajaran. Di samping itu juga kejadian-kejadian dan

fakta-fakta lainnya selama proses pembelajaran berlangsung.

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Cara pengumpulan data dan penggunaan instrumen:

a) Data tentang tingkat belajar siswa terutama diperoleh dan lembar observasi

kelas.

b) Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari soal-soal tes evaluasi

pencapaian hasil belajar yang berupa tugas maupun ulangan harian.

4) Refleksi

Dari lampiran 8 diperoleh data hasil tindakan siklus I, siswa yang telah

mencapai ketuntasan sebanyak 15 anak ( 65,21 % ) dan siswa yang belum tuntas

sebanyak 8 anak ( 34,79 % ). Dari data tersebut tampak adanya siswa yang belum

memahami pelajaran, sehingga menunjukkan hasil tindakan (intervensi) dinilai

belum berhasil dan perlu ditindaklanjuti dengan indakan siklus berikutnya.

c) Siklus II

1) Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk

melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan materi pelajaran IPA dengan KD yang berbeda. Pada siklus II yang

menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VI yang sama untuk mengukur

pemahaman terhadap konsep IPA yang lain.

2) Rencana Pelaksanaan Tindakan II

Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan

dalam rangka mengatasi permasalahan penelitian. Kegiatan yang akan

dilaksanakan pada siklus II adalah mengadakan belajar kelompok dengan

menggunakan tipe STAD dalam IPA dengan KD yang berbeda.

3) Observasi

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara cermat

menggunakan blangko observasi yang berupa instrumen-instrumen yang telah

direncanakan. Sumber data diperoleh dari : Guru pengajar(peneliti), guru mitra

(kolaborator), siswa dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati

adalah kondisi proses pembelajaran.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Di samping itu juga kejadian-kejadian dan fakta-fakta lainnya selama

proses pembelajaran berlangsung. Cara pengumpulan data dan penggunaan

instrument:

a) Data tentang tingkat belajar siswa terutama diperoleh dan lembar observasi

kelas.

b) Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari soal-soal tes evaluasi pencapaian

hasil belajar yang berupa tugas maupun ulangan harian.

4) Refleksi

Dari lampiran 14 diperoleh data hasil tindakan siklus II, siswa yang telah

mencapai ketuntasan sebanyak 17 anak ( 73,91 % ) dan siswa yang belum tuntas

sebanyak 6 anak ( 26,09 % ). Dari data tersebut tampak adanya siswa yang belum

memahami pelajaran, sehingga menunjukkan hasil tindakan (intervensi) dinilai

belum berhasil dan perlu ditindaklanjuti dengan indakan siklus berikutnya.

d) Siklus III

1) Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk

melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan materi pelajaran IPA dengan KD yang berbeda. Pada siklus III

yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VI inklusi untuk mengukur

pemahaman terhadap konsep IPA yang lain.

2) Rencana Pelaksanaan Tindakan II

Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan

dalam rangka mengatasi permasalahan penelitian. Kegiatan yang akan

dilaksanakan pada siklus III adalah mengadakan belajar kelompok dengan

menggunakan tipe STAD dalam IPA dengan KD yang berbeda.

3) Observasi

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara cermat

menggunakan blangko observasi yang berupa instrumen-instrumen yang telah

direncanakan. Sumber data diperoleh dari : Guru pengajar(peneliti), guru mitra

(kolaborator), siswa dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah kondisi proses pembelajaran. Di samping itu juga kejadian-kejadian dan

fakta-fakta lainnya selama proses pembelajaran berlangsung. Cara pengumpulan

data dan penggunaan instrument:

a) Data tentang tingkat belajar siswa terutama diperoleh dan lembar observasi

kelas.

b) Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari soal-soal tes evaluasi pencapaian

hasil belajar yang berupa tugas maupun ulangan harian.

4) Refleksi

Dari lampiran 20 diperoleh data hasil tindakan siklus III, siswa yang

telah mencapai ketuntasan sebanyak 20 anak ( 91,30 % ) dan siswa yang belum

tuntas sebanyak 2 anak 8,70 % ). Dari data tersebut tampak adanya 2 siswa yang

belum memahami pelajaran, meskipun demikian prosentase ketuntasan telah

memenuhu target yaitu diatas 75 persen dari seluruh siswa sehingga menunjukkan

hasil tindakan (intervensi) dinilai telah berhasil.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Balong Kecamatan Jenawi

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Lokasi SD Negeri 01

Balong berada di lereng Gunung Lawu tepatnya di Dukuh Kutosari, Dusun

Balong, Desa Balong, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. SDN 01

Balong dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dengan didukung 6 (enam) guru

kelas, 4 (empat) guru mata pelajaran, dan 1(satu) penjaga sekolah. Siswa SDN 01

Balong berjumlah 145 siswa, yang terdiri dari kelas I sebanyak 22 siswa, kelas II

sebanyak 24 siswa, kelas III sebanyak 28 siswa, kelas IV dengan 24 siswa, kelas

V sebanyak 24 siswa dan kelas VI sebanyak 23 siswa. Siswa-siswa yang

bersekolah di SDN 01 Balong berasal dari latar belakang yang beragam, sehingga

memiliki karakteristik belajar yang beragam pula.

Penelitian dilaksanakan terhadap mata pelajaran IPA di kelas VI karena

peneliti sebagai guru kelas mengamati adanya banyak siswa yang tidak tuntas

ketika diadakan evaluasi akhir pelajaran, terlihat dari banyaknya nilai siswa yang

berada di bawah KKM yang telah ditentukan pada awal semester gasal. Untuk

mengatasi hal itu, dilakukan penelitian tindakan dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan pemilihan model pembelajaran ini

diharapkan akan adanya perubahan pada tingkat ketuntasan belajar siswa.

Penelitian tindakan dilaksanakan dalam 3 ( tiga ) siklus yang

berkesinambungan, dengan mengambil kompetensi dasar yang berbeda - beda.

Kegiatan pada setiap siklus adalah tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi hasil penelitian dan seterusnya adalah tahap

penyusunan laporan hasil penelitian.

2. Deskripsi Awal Tindakan

Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan kegiatan observasi terhadap nilai siswa untuk dijadikan sebagai nilai

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

awal sebelum diadakan penelitian. Dari nilai yang diperoleh siswa, nilai IPA

merupakan salah satu pelajaran yang mengalami banyak ketidaktuntasan pada

siswa.Padahal bagi siswa kelas VI, IPA merupakan mata pelajaran yang sangat

menentukan kelulusan siswa. Selain itu IPA juga dinilai merupakan ilmu terapan

yang sangat penting bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data dalam lampiran 2 dapat dilihat bahwa dari seluruh siswa

kelas VI yang berjumlah 23 siswa, hanya 13 siswa atau 56,52% dari seluruh siswa

yang memiliki nilai di atas atau sama dengan KKM yang dipersyaratkan

(

adanya kelemahan yang ada pada proses pembelajaran. Selengkapnya hal ini

dapat diamati pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ketuntasan dan Hasil Belajar IPA Kelas VI

SDN 01 Balong Sebelum Tindakan

No Nilai Frekuensi

(Fi)

Nilai Tengah

(Xi) FiXi Prosentase Ketuntasan

1 40 – 48 2 44 88 8,69% Belum Tuntas

2 49 – 57 2 53 106 8,69% Belum Tuntas

3 58 6 62 372 26,08 % Belum Tuntas

4 67 – 75 9 71 639 39,13% Tuntas

5 76 – 85 4 80 320 17,39% Tuntas

JUMLAH 23 1525 100%

Nilai Rata-rata = 1525 : 23 = 66,30

Ketuntasan Kelas = 13 : 23 x 100% = 56,52%

Ket : - Data tabel 1 diperoleh dari lampiran 2

- Penentuan rentang dan kelas interval diuraikan pada lampiran 21

Ketuntasan belajar dan nilai pelajaran IPA pada siswa kelas VI SD Negeri

01 Balong sebelum diadakannya penelitian tindakan dengan model kooperatif tipe

STAD dapat disajikan dalam bentuk grafik 1 berikut ini.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik tersebut dapat dinyatakan ke dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Nilai Tertinggi dan terendah Sebelum Tindakan

Keterangan Nilai Awal

Nilai terendah 40

Nilai tertinggi 85

Rata-rata nilai 66,30

Siswa belajar tuntas 56,52%

Dengan mengamati tabel 1 dan grafik 1 dapat dilihat bahwa nilai IPA dari

23 siswa kelas VI, hanya 13 siswa atau 56,52% yang telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai

semester.Sedangkan 10 siswa atau sekitar 43,48% siswa mendapatkan nilai di

bawah KKM. Meskipun sebelum tindakan penelitian nilai telah mencapai rata-rata

66,30, dengan tingkat prosentase ketuntasan 56,52%, akan tetapi hampir separuh

dari jumlah siswa masih belum mencapai ketuntasan, bahkan masih ada siswa

yang mendapatkan nilai 40, sedangkan nilai yang tertinggi adalah 85. Dengan

rentang nilai yang begitu jauh dan banyaknya siswa yang nilainya masih dibawah

KKM, maka perlu adanya pembenahan dalam proses pembelajaran.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Deskripsi Tindakan Penelitian

a. Tindakan siklus 1

Tindakan Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan

selama dua hari yaitu pada tanggal 14 Oktober 2011 dan 15 Oktober 2011.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :

1). Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan terhadap nilai siswa

diketahui ada permasalahan dan kelemahan yang menyebabkan sebagian siswa

tidak mencapai batas minimal ketuntasan belajar (KKM

tersebut perlu dicari pemecahan agar tidak berkelanjutan. Bertolak dari hasil

analisis itulah peneliti menarik kesimpulan bahwa tindakan perlu dilakukan untuk

mengatasi permasalahan tersebut.

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan refleksi diri

terhadap proses pembelajaran yang meliputi model, model, strategi, dan media

pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta aktifitas siswa dalam proses

belajar. Peneliti juga mengamati kembali hasil belajar yang diperoleh oleh

masing-masing siswa khususnya nilai IPA pada materi pelajaran yang pernah

diajarkan. Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap pembelajaran serta

hasil belajar diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan tersebut

menunjukkkan bahwa 13 siswa kelas VI SD Negeri Balong 01 atau 56,52% yang

mencapai ketuntasan belajar (mendapat nilai 70 ke atas). Sedangkan sebanyak 10

siswa atau 43,48%.belum mencapai KKM (dibawah 70).

Berawal dari kenyataan tersebut, diadakan pertimbangan mengenai

pemilihan alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketuntasan belajar

siswa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan perolehan nilai IPA di kelas VI

SD Negeri Balong 01. Akhirnya, alternatif pemecahan masalah yang diambil yaitu

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan menggunakan metose pembelajaran kooperatif tipe STAD. Langkah-

langkah yang dilakukan peneliti yaitu :

1. Memilih SK, KD dan indikator ( lampiran 3 )

2. Menyusun RPP yang disesuaikan ( lampiran 4 )

3. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan

4. Mempersiapkan Lembar Kerja (diskusi) dan evaluasi pembelajaran

5. Mempersiapkan lembar observasi ( lampiran 5 dan lampiran 6 )

2). Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD dilaksanakan pada

tanggal 14 Oktober 2011 dan 15 Oktober 2011 dengan alokasi waktu 2x35 menit

setiap pertemuan.

1. Pertemuan Pertama

Dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 14 Oktober 2011 pada jam pelajaran

pertama dan kedua yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Pada pertemuan ini materi yang

diajarkan adalah tentang keseimbangan lingkungan dan ekosistem, dengan

indikator menjelaskan tentang kosistem, menyebutkan berbagai kegiatan manusia

yang dapat mempengaruhi kestabilan ekosistem, dan menjelaskan akibat dari

penggunaan bahan kimia secara berlebihan.

Pada kegiatan pendahuluan, guru memeriksa kesiapan siswa dan

mengkondisikan kelas. Kemudian guru mengadakan apersepsi dengan

menanyakan pengetahuan yang pernah diajarkan diantaranya tentang pengertian

populasi,komunitas,lingkungan dan ekosistem. Guru kemudian memberikan

beberapa kartu binatang kepada setiap kelompok untuk dikelompokkan

berdasarkan tempat hidup masing-masing.

Setelah mengetahui tentang konsep ekosistem, siswa diajak untuk

memikirkan apa akibatnya bila komponen ekosistem ada yang mengalami

kepunahan. Guru melanjutkan dengan faktor penyebab perubahan lingkungan

yaitu faktor alam dan manusia, kemudian menstimulus siswa untuk menyebutkan

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kegiatan manusia dan gejala alam yang dapat merubah lingkungan. Semua

kegiatan dilaksanakan secara kelompok kemudian dipresentasikan di depan

teman-temannya dan disimpulkan dengan bimbingan guru. Kegiatan elaborasi

diakhiri dengan mencatat rangkuman materi. Pada Kegiatan konfrmasi, guru

menyimpulkan pelajaran dengan menampilkan gambar-gambar pada slide untuk

meluruskan pemahaman siswa, kemudian mengadakan penguatan. Di dalam

kegiatan akhir pembelajaran disimpulkan tentang materi dan diberikan tindak

lanjut untuk belajar di rumah.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 Oktober 2011

pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Pada

pembelajaran ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi

tentang keseimbangan ekosistem. Setelah siswa terkondisi dengan pelajaran, guru

menanyakan tentang pelajaran yang lalu yaitu kegiatan manusia yang merusak

lingkungan, kemudian siswa menjawab secara bergantian. Guru memberikan

tugas secara kelompok untuk menuliskan akibat dan dampak kerusakan dari

kegiatan alam dan manusia yang telah dibahas sebelumnya.

Hasil diskusi kelompok didiskusikan antar kelompok, kemudian hasil

akhirnya dicatat oleh masing-masing siswa dengan bimbingan guru kelas. Materi

yang terakhir diajarkan dalam pertemuan ini yaitu akibat dari penggunaan bahan

kimia terhadap kerusakan lingkungan sekitar kita, melalui diskusi kelompok.

Hasil diskusi dibahas dan disimpulkan bersama guru kelas.

Pada akhir kegiatan elaborasi, guru mengulang inti pelajaran, kemudian

menjelaskan pentingnya menjaga kelangsungan lingkungan hidup kita.

Pembelajaran dievalusi dengan lembar soal secara individu untuk mengukur

pemahaman dan ketuntasan belajar siswa.

c. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran IPA dengan menggunakan

model kooperatif tipe STAD. Pertemuan pertama dan kedua berlangsung pada

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tanggal 14 dan 15 Oktober 2011 pukul 07.15-08.25 WIB. Pada saat pembelajaran

berlangsung, peneliti dan observer bekerja sama melakukan observasi terhadap

pelaksanaan tindakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu meningkatkan

ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD.

Observasi ditujukan terhadap kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas

siswa dalam pembelajaran, dengan penilaian kurang (skor ,cukup (skor

2),baik (skor dan sangat baik (skor

Dari lampiran 5 di dalam tabel pengamatan guru, dapat terlihat bahwa dari

siklus pertama kegiatan mengajar guru secara umum telah dinilai baik, namun

masih ada beberapa catatan dari observer yang secara rinci dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1) Persiapan memulai kegiatan pembelajaran dinilai cukup, karena belum

diungkapkannya ruang lingkup materi dan alokasi waktu

2) Kemampuan mengelola kelas dinilai cukup, karena guru kurang dapat

menjaga konsentrasi siswa dalam pembelajaran

3) Kemampuan mengelola waktu pembelajaran dinilai cukup, karena

penggunaan alokasi waktu belum memenuhi yang direncanakan

4) Kemampuan memberikan apersepsi dinilai telah baik, namun kemampuan

guru menghubungkan pengetahuan awal menuju konsep perlu ditingkatkan

5) Kemampuan menyampaikan materi dinilai cukup, karena penggunaan alat

peraga dinilai belum cukup tepat

6) Ketrampilan proses tanyajawab guru dan siswa dinilai telah baik,

7) Mengelola diskusi dan pelaksanaan percobaan dinilai cukup, karena

partisipasi perlu ditingkatkan

8) Kemampuan menutup pembelajaran dinilai baik,

Hasil pengamatan guru dan observer terhadap siswa dalam pembelajaran

dapat dilihat pada lampiran 6. Kegiatan siswa dalam siklus I secara umum dinilai

baik, namun ada beberapa simpulan awal yang perlu dibenahi, yaitu :

1) Keaktifan siswa dinilai baik, namun keberanian mengemukakan pendapat

perlu dibangkitkan

2) Kemampuan siswa memilih benda kongkret di lingkungannya dinilai baik,

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Keterampilan diskusi siswa dinilai baik, namun kemauan memeriksa hasil

diskusi perlu ditingkatkan

4) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dinilai telah baik,

namun kemampuan menjawab secara lengkap perlu ditingkatkan

5) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dinilai telah baik, namun masih ada

siswa kesulitan memahami materi

6) Kemampuan siswa mengerjakan evaluasi dinilai telah baik, meskipun masih

ada siswa yang kesulitan dalam menjawab soal evaluasi

Meskipun ketuntasan belajar siswa telah mengalami peningkatan

dibandingkan sebelum ada tindakan, tetapi kenaikannya belum signifikan.

Berdasarkan catatan di atas, berdampak pada hasil evaluasi siswa yang masih

banyak nilai belum tuntas, hal ini dapat dilihat lebih lengkap pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ketuntasan dan Hasil Belajar IPA

Kelas VI SDN 01 Balong Pada Siklus I

No Nilai Frekuensi (Fi)

Nilai Tengah

(Xi) FiXi Prosentase Ketuntasan

1 52 – 59 1 55,5 55,5 4,34 % Belum Tuntas

2 60 – 67 6 63,5 381 26,08 % Belum Tuntas

3 68 75 6 71,5 429 26,08 % Tuntas

4 76 – 83 8 79,5 636 34,78 % Tuntas

5 84 – 91 2 87,5 175 8,69 % Tuntas

JUMLAH 23 1676,5 100%

Nilai Rata-rata = 1676,5 : 23 = 72,89

Ketuntasan Kelas = 15 : 23 x 100% = 65,21%

Ket : - Data tabel 3 diperoleh dari lampiran 8

- Penentuan rentang dan kelas interval diuraikan pada lampiran 22

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data tabel 3, ketuntasan belajar dan nilai siswa kelas VI SD

Negeri 01 Balong setelah diadakan tindakan siklus I melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat disajikan dalam bentuk grafik 2.

Grafik 2. Grafik Ketuntasan Belajar dan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Balong Pada Siklus I.

Grafik tersebut dapat disimpulkan ke dalam tabel 4 berikut.

Tabel 4. Nilai Tertinggi dan terendah pada Siklus I

Keterangan Nilai Awal

Nilai terendah 52

Nilai tertinggi 90

Rata-rata nilai 72,89

Siswa belajar tuntas 65,21%

Dengan mengamati tabel 3 dan grafik 2 dapat dilihat bahwa nilai IPA dari

23 siswa kelas VI, hanya 15 siswa atau 65,21% yang telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai

semester.Sedangkan 10 siswa atau sekitar 34,79% siswa mendapatkan nilai di

bawah KKM. Meskipun setelah tindakan siklus I nilai telah mencapai rata-rata

72,89, dengan tingkat prosentase ketuntasan 65,21%, akan tetapi masih ada 10

siswa yang belum mencapai ketuntasan, bahkan masih ada siswa yang

mendapatkan nilai 52, sedangkan nilai yang tertinggi adalah 90. Adanya banyak

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa yang nilainya masih dibawah KKM, maka perlu adanya pembenahan dalam proses

pembelajaran.

Pada tabel 3 dan grafik 2 di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM (nilai

13 siswa atau 56,52% menjadi 15 siswa atau 65,21%. Sedangkan, nilai rata-rata

kelas adalah 72,89. Dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal sebelum

tindakan, nilai rata-rata kelas pada siklus I meningkat dari 66,30 menjadi 72,89.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus I melalui pengamatan dan

penilaian materi keseimbangan lingkungan, dilakukan melalui tes akhir yang

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan

selama proses pembelajaran siklus I maka dapat dikatakan proses pembelajaran

telah menunjukkan perubahan pada ketuntasan belajar siswa dengan dibuktikan

adanya ketuntasan belajar yang mengalami peningkatan.

Peningkatan yang telah dicapai pada siklus I yaitu adanya peningkatan

kuantitas anak yang mencapai ketuntasan dari 13 siswa menjadi 15 siswa. Selain

itu juga mengalami peningkatan rata-rata nilai yang dicapai siswa dari 66,30

sebelum tindakan menjadi 72,89 setelah tindakan diadakan. Berdasarkan

observasi siklus I dalam lampiran 5 dan lampiran 6, meskipun terjadi peningkatan

dalam ketuntasan belajar IPA, akan tetapi terdapat beberapa kekurangan dalam

pembelajaran yang perlu dicari solusinya,antara lain dengan :

1) Persiapan memulai kegiatan pembelajaran akan ditingkatkan dengan

mengungkapkan ruang lingkup materi dan alokasi waktu kepada siswa

sebelum pembelajaran

2) Kemampuan mengelola kelas akan diperbaiki dengan senantiasa menjaga

konsentrasi siswa dalam pembelajaran

3) Kemampuan mengelola waktu pembelajaran akan diperhatikan dengan

menepati penggunaan alokasi waktu sesuai yang direncanakan

4) Kemampuan memberikan apersepsi akan dikembangkan dengan cara guru

menghubungkan pengetahuan awal siswa menuju konsep yang akan

dipelajari

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Kemampuan menyampaikan materi akan ditingkatkan dengan penggunaan

alat peraga yang tepat dan menarik

6) Ketrampilan proses tanyajawab guru dan siswa akan ditingkatkan dengan

membimbing siswa menjawab dengan runtut ketika diberi pertanyaan

7) Mengelola diskusi dan pelaksanaan percobaan akan diperbaiki dengan

meningkatkan partisipasi siwa dalam diskusi kelompok

8) Kemampuan menutup pembelajaran akan ditingkatkan dengan tugas yang

dapat meningkatkan belajar siswa

9) Keaktifan siswa akan dikembangkan dengan membangkitkan keberanian

siswa dalam mengemukakan pendapat

10) Kemampuan siswa memilih benda kongkret di lingkungannya akan

ditingkatkan agar siswa memilih benda yang muudah ditemui disekitarnya

11) Keterampilan diskusi siswa diperbaiki agar siswa mau memeriksa kembali

hasil diskusi sebelum dipresentasikan

12) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi akan ditingkatkan

dengan memperbaiki kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan

secara lengkap

13) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar yang telah baik, akan ditingkatka

agar tidak ada siswa yang kesulitan memahami materi

14) Kemampuan siswa mengerjakan evaluasi yang telah baik akan ditingkatkan

agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam menjawab soal evaluasi

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan

pada siklus I dikatakan belum behasil. Hasil yang diperoleh belum mencapai hasil

yang maksimal karena masih kurang dari indikator ketercapaian yang telah

ditentukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan

dari proses pembelajaran pada siklus I.

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tindakan Siklus II

Hasil pembelajaran IPA Pada siklus pertama dengan kompetensi dasar

keseimbangan lingkungan belum menunjukkan ketuntasan belajar yang maksimal.

Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan dengan

tindakan siklus II dengan harapan pada siklus berikutnya dapat memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran pada siklus I,

sehingga tujuan meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan

model kooperatif tipe STAD dapat terwujud.

Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri

dari dua jam pelajaran (2x35menit). Siklus II dilaksanakan selama dua hari yaitu

pada tanggal 24 Oktober 2011 dan 25 Oktober 2011. Adapun tahapan-tahapan

yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

1). Tahap Perencanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus II ini akan dilakukan dengan beberapa langkah

perbaikan dari tindakan siklus sebelumnya, yaitu (1) guru memberikan percobaan

yang lebih menarik lagi, (2) guru menyiapkan RPP yang lebih sesuai dengan

pembelajaran kooperatif, (3) guru selalu memberi bimbingan pada anggota

kelompok agar mau bekerja sama aktif antar anggota kelompok, (4) dalam

percobaan menggunakan alat peraga yang lebih kongkret dan menarik, (5) guru

memancing siswa untuk berpendapat dalam diskusi.

Adapun urutan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai

berikut :

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti yaitu :

1. Memilih SK, KD dan indikator ( lampiran 9 )

2. Menyusun RPP yang disesuaikan ( lampiran 10 )

3. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan

4. Mempersiapkan Lembar Kerja (diskusi) dan evaluasi pembelajaran

5. Mempersiapkan lembar observasi ( lampiran 11 dan lampiran 12 )

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2). Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD siklus II dilaksanakan

pada tanggal 14 Oktober 2011 dan 15 Oktober 2011 dengan alokasiwaktu 2x35

menit setiap pertemuan.

1. Pertemuan Pertama

Dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2011 pada jam pelajaran

pertama dan kedua yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Pada pertemuan ini materi yang

diajarkan adalah tentang konduktor dan isolator panas, dengan indikator

memahami peta konsep tentang benda, memahami sifat-sifat benda yang

berhubungan dengan panas yang diterima benda tersebut, membedakan sifat

benda konduktor dan isolator panas,menyebutkan beberapa benda yang tergolong

konduktor, dan menyebutkan beberapa benda yang tergolong isolator.

Pada kegiatan pendahuluan, guru memeriksa kesiapan siswa dan

mengkondisikan kelas. Kemudian guru mengadakan apersepsi dengan

menanyakan pengetahuan yang pernah diajarkan diantaranya tentang pengertian

benda dan panas (kalor). Dengan pertanyaan tersebut diharapkan dapat membuka

ingatan siswa tentang materi yang akan diajarkan.Pada saat eksplorasi,guru

kemudian memberi tugas kepada siswa untuk menyebutkan benda-benda di dalm

kelasnya, setelah itu guru menghubungkan pengetahuan kepada siswa tentang

benda di sekitarnya.Setelah mengetahui tentang konsep benda, siswa diajak untuk

mengingat kembali tentang panas dan cara perpindahannya.Panas berpindah dari

suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah,sedangkan cara perpindahannya yaitu

secara konduksi,konveksi dan radiasi.

Pada tahap elaborasi,siswa mengadakan percobaan tentang sifat hantar

panas pada benda yaitu dengan membakar beberapa bahan yang telah disediakan

sebelumnya dalam waktu tertentu kemudian mencatat hasil pemgamatan sebagai

hasil diskusi kelompok. Percobaan dimulai dengan memanaskan batang besi,

batang kaca,batang kuningan,kertas, dan kayu. Setiap siswa mengamati dan

mencatat apa yang terjadi pada benda. Percobaan kedua yaitu dengan

memanaskan bahan yang sama, tetapi menggunakan pelapis kertas tipis,kertas

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tebal,kain tipis dan kain tebal, kemudian dicatat apa yang dirasakan oleh siswa.

Hasil percobaan didiskusikan antar kelompok di depan kelas dengan bimbingan

guru.Kegiatan elaborasi diakhiri dengan menyimpulkan hasil diskusi dan mencatat

rangkuman materi. Pada Kegiatan konfirmasi, guru menyimpulkan pelajaran

dengan pemantapan materi dan menjawab pertanyaan siswa yang kurang paham

dengan menampilkan gambar-gambar percobaan tentang panas kemudian

mengadakan penguatan. Di dalam kegiatan akhir pembelajaran disimpulkan

tentang materi dan diberikan tindak lanjut untuk belajar di rumah.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2011

pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Pada

pembelajaran ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi

tentang konduktor dan isolator panas. Setelah siswa terkondisi dengan pelajaran,

guru menanyakan tentang pelajaran yang lalu yaitu sifat-sifat hantaran panas pada

benda. Guru melanjutkan dengan menghubungkan dengan percobaan berikutnya

untuk mengetahui cepat rambat hantar panas pada benda.

Pembelajaran tahap eksplorasi dimulai dengan percobaan memanaskan

tiga benda (besi,kaca, dan kuningan) yang diolesi mentega,kemudian siswa

mengamati benda mana yang menteganya meleleh paling cepat.Hasil diskusi

kelompok didiskusikan antar kelompok, kemudian hasil akhirnya dicatat oleh

masing-masing siswa dengan bimbingan guru kelas. Dari percobaan tersebut

dihubungkan dengan materi pemilihan bahan yang baik berdasarkan sifat

konduktor dan isolator untuk pembuatan benda.

Kegiatan berikutnya guru memberikan tugas setiap siswa untuk mencatat

peralatan rumah tangga yang menggunakan bahan konduktor dan peralatan yang

menggunakan bahan isolator, kemudian hasilnya ditanggapi siswa lain kemudian

dinilai oleh guru. Setelah itu guru bersama siswa mencatat rangkuman materi dan

mengadakan Tanya jawab tentang pelajaran yang belum jelas. Pembelajaran inti

ditutup dengan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang telah

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan, ditambahkan penguatan dan diberikan tindak lanjut untuk belajar

siswa.

3). Tahap Observasi

Pengamatan terhadap siswa dan guru dilaksanakan pada saat pembelajaran

IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. Pertemuan pertama dan

kedua berlangsung pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2011 pukul 07.15-08.25 WIB.

Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer bekerja sama

melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk mencapai tujuan

penelitian yaitu meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan

model yang telah dipilih. Observasi ditujukan terhadap kegiatan yang

dilaksanakan guru serta aktivitas siswa dalam pembelajaran, dengan penilaian

kurang (skor ,cukup (skor ,baik (skor dan sangat baik (skor

Dari lampiran 11 di dalam tabel pengamatan guru, dapat terlihat bahwa

dari siklus kedua kegiatan mengajar guru secara umum telah dinilai baik, namun

masih ada beberapa catatan dari observer yang secara rinci dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1) Persiapan memulai kegiatan pembelajaran dinilai telah baik, namun

penyampaian ruang lingkup materi dan alokasi waktu perlu ditingkatkan

2) Kemampuan mengelola kelas dinilai sangat baik, namun ditingkatkan dalam

menjaga konsentrasi siswa pada pelajaran dan dalam berdiskusi

3) Kemampuan mengelola waktu pembelajaran dinilai telah baik, namun

penggunaan alokasi waktu dan batas waktu dikusi perlu lebih diperhatikan

4) Kemampuan memberikan apersepsi dinilai telah baik, namun masih perlu

ditingkatkan lebih baik lagi

5) Kemampuan menyampaikan materi dinilai baik, namun guru perlu untuk

lebih memperhatikan siswa yang kesulitan dalam memahami materi

6) Ketrampilan proses tanyajawab guru dan siswa dinilai telah baik, namun

siswa masih prlu dibimbing untuk menjawab dengan runtut

7) Mengelola diskusi dan pelaksanaan percobaan dinilai telah baik, namun

masih perlu ditingkatkan partisipasi semua anggota kelompok

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8) Kemampuan menutup pembelajaran dinilai telah baik, namun penyimpulan

hasil diskusi perlu partisipasi antara guru dan siswa

Hasil pengamatan guru dan observer terhadap siswa dalam pembelajaran

dapat dilihat pada lampiran 12. Kegiatan siswa dalam siklus II secara umum

dinilai sangat baik, namun ada beberapa simpulan awal yang perlu dibenahi,

yaitu:

1) Keaktifan siswa dinilai sangat baik, namun keberanian mengemukakan

pendapat dan bertanya perlu distimulus

2) Kemampuan siswa memilih benda kongkret di lingkungannya dinilai sangat

baik, namun masih perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan kegiatan

3) Keterampilan diskusi siswa dinilai baik, nemun kemauan memeriksa hasil

diskusi dan tanggung jawab individu perlu ditingkatkan

4) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dinilai sangat baik,

namun kemampuan menjawab secara lengkap perlu ditingkatkan

5) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dinilai sangat baik, namun tingkat

pemahaman siswa perlu ditingkatkan

6) Kemampuan siswa mengerjakan evaluasi dinilai telah baik, namun ketepatan

waktu dan kemadirian dalam menjawab soal evaluasi perlu ditingkatkan

Ketuntasan belajar siswa telah mengalami peningkatan dibandingkan

tindakan siklus pertama, tetapi kenaikannya belum mencapai tujuan penelitian.

Berdasarkan pengamatan di atas, kelemahan-kelemahan tersebut berdampak pada

banyaknya nilai siswa yang belum mencapai ketuntasan. Nilai dan ketuntasan

siswa lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 5.

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ketuntasan dan Hasil Belajar IPA Kelas VI SDN 01 Balong Pada Siklus II

No Nilai Frekuensi (Fi)

Nilai Tengah

(Xi) FiXi Prosentase Ketuntasan

1 50 – 58 2 54 108 8,69% Belum Tuntas

2 59 – 67 4 63 252 17,39% Belum Tuntas

3 68 76 8 72 576 34,78% Tuntas

4 77 – 85 5 81 405 21,73% Tuntas

5 86 – 95 4 90 360 17,39% Tuntas

JUMLAH 23 1701 100%

Nilai Rata-rata = 1701 : 23 = 73,95

Ketuntasan Kelas = 17 : 23 x 100% = 73,91%

Ket : - Data tabel 1 diperoleh dari lampiran 14

- Penentuan rentang dan kelas interval diuraikan pada lampiran 23

Berdasarkan data tabel 5, ketuntasan belajar dan nilai siswa kelas VI SD

Negeri 01 Balong setelah diadakan tindakan siklus II melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat disajikan dalam bentuk grafik 3.

Grafik 3. Grafik Ketuntasan Belajar dan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Balong Pada Siklus II.

Grafik tersebut dapat disimpulkan ke dalam tabel 6 berikut.

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 6. Nilai Tertinggi dan terendah pada Siklus II

Keterangan Nilai Awal

Nilai terendah 50

Nilai tertinggi 95

Rata-rata nilai 73,95

Siswa belajar tuntas 73,91%

Dengan mengamati tabel 5 dan grafik 3 dapat dilihat bahwa nilai IPA dari

23 siswa kelas VI, hanya 17 siswa atau 73,91% yang telah mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilai entukan di awal

semester. Sedangkan 6 siswa atau sekitar 26,09% siswa mendapatkan nilai di

bawah KKM. Meskipun setelah tindakan siklus II nilai telah mencapai rata-rata

73,95, dengan tingkat prosentase ketuntasan 73,91%, akan tetapi masih ada 6

siswa yang belum mencapai ketuntasan, bahkan masih ada siswa yang

mendapatkan nilai 50, sedangkan nilai yang tertinggi adalah 90. Dengan rentang

nilai yang begitu jauh dan banyaknya siswa yang nilainya masih dibawah KKM,

maka perlu adanya pembenahan dalam proses pembelajaran.

Pada tabel 5 dan grafik 3 di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM (nilai

15 siswa atau 65,21% menjadi 17 siswa atau 73,91%. Sedangkan, nilai rata-rata

kelas adalah 73,95. Dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal sebelum

tindakan, nilai rata-rata kelas pada siklus I meningkat dari 72,89 menjadi 73,95.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pengamatan dan

penilaian materi konduktor dan isolator panas, dilakukan melalui tes akhir yang

dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan

selama proses pembelajaran siklus II maka dapat dikatakan proses pembelajaran

telah menunjukkan perubahan pada ketuntasan belajar siswa dengan dibuktikan

adanya ketuntasan belajar yang mengalami peningkatan.

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peningkatan yang telah dicapai pada siklus II yaitu adanya peningkatan

kuantitas anak yang mencapai ketuntasan dari 15 siswa menjadi 17 siswa. Selain

itu juga mengalami peningkatan rata-rata nilai yang dicapai siswa dari 72,89 pada

tindakan siklus I, menjadi 73,95 setelah tindakan siklus II diadakan. Berdasarkan

observasi siklus I dalam lampiran 11 dan lampiran 12, meskipun terjadi

peningkatan dalam ketuntasan belajar IPA, akan tetapi terdapat beberapa

kekurangan dalam pembelajaran yang perlu dicari solusinya,antara lain dengan :

1) Persiapan memulai kegiatan pembelajaran akan ditingkatkan dengan

penyampaian ruang lingkup materi dan alokasi waktu

2) Kemampuan mengelola kelas akan diperbaiki dengan menjaga konsentrasi

siswa pada pelajaran dan dalam berdiskusi kelompok

3) Kemampuan mengelola waktu pembelajaran akan lebih diperhatikan

khususnya dalam penggunaan alokasi waktu dan pembatasan waktu diskusi

4) Kemampuan memberikan apersepsi akan dikembangkan dengan menstimulus

pengetahuan siswa dan dihubungkan dengan konsep yang akan dipelajari

5) Kemampuan menyampaikan materi akan diperbaiki dengan lebih

memperhatikan siswa yang kesulitan dalam memahami materi

6) Ketrampilan proses tanya jawab guru dan siswa akan ditingkatkan deng

membimbing siswa untuk menjawab dengan runtut

7) Mengelola diskusi dan pelaksanaan percobaan akan diperbaiki dengan

meningkatkan partisipasi semua anggota kelompok dal berdiskusi

8) Kemampuan menutup pembelajaran akan ditingkatkan dengan partisipasi

siswa yang lebih banyak dalam penyimpulan hasil diskusi

9) Keaktifan siswa akan ditingkatkan dengan menstimulus kemauan bertanya

keberanian mengemukakan pendapat

10) Kemampuan siswa memilih benda kongkret di lingkungannya akan

ditingkatkan dalam pelaksanaan kegiatan diskusi dan percobaan

11) Keterampilan diskusi siswa akan dikembangkan dengan kemauan

memeriksa hasil diskusi dan adanya tanggung jawab individu

12) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi akan ditingkatkan

dengan membimbing kemampuan siswa menjawab pertanyaan secara lengkap

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar akan diperbaiki dengan

memeksimalkan pehaman siswa terhadp pelajaran

14) Kemampuan siswa mengerjakan evaluasi akan ditingkatkan dengan ketepatan

waktu dan kemadirian siswa dalam menjawab soal evaluasi

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan

pada siklus II ternyata belum behasil seperti yang ditargetkan di awal tindkan.

Hasil yang diperoleh belum mencapai hasil yang maksimal karena masih 6 siswa

yang belum tuntas, sehingga masih kurang dari indikator ketercapaian yang telah

ditentukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan siklus III sebagai langkah perbaikan

dari proses pembelajaran pada siklus II.

c. Tindakan Siklus III

Siklus III dilaksanakan karena hasil pembelajaran IPA Pada siklus II

dengan kompetensi dasar konduktor dan isolator panas belum menunjukkan

ketuntasan belajar yang maksimal, . Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan

kelas ini dilanjutkan dengan tindakan siklus III dengan harapan pada siklus

berikutnya dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

proses pembelajaran pada siklus II, sehingga tujuan meningkatkan ketuntasan

belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat terwujud.

Tindakan siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2x35menit). Siklus III dilaksanakan

selama dua hari yaitu pada tanggal 4 Nopember 2011 dan 5 Nopember 2011.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut :

1). Tahap Perencanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus III ini akan dilakukan dengan beberapa langkah

perbaikan dari tindakan siklus sebelumnya, yaitu (1)Guru berusaha

mengefektifkan waktu sehingga sesuai dengan alokasi waktu yang telah

direncanakan,(2)Guru perlu memantau dan memotivasi keaktifan semua siswa

dalam diskusi,(3)Guru lebih memberi perhatian terhadap siswa yang kurang

memahami materi agar mereka tidak tertinggal dibanding siswa lain,(4)Guru

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menstimulus seluruh siswa untuk bertanya dan berpendapat dalam

pembelajaran,(5)Tindak lanjut lebih digiatkan untuk mendorong siswa memahami

pelajaran,(6)Guru membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan dalam dikusi

kelas secara runtut dan lengkap,(7)Meningkatkan kembali kualitas pemahaman

siswa terhadap materi untuk seluruh siswa

Adapun urutan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II adalah

sebagai berikut :

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti yaitu :

1. Memilih SK, KD dan indikator ( lampiran 15 )

2. Menyusun RPP yang disesuaikan ( lampiran 16 )

3. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan

4. Mempersiapkan Lembar Kerja (diskusi) dan evaluasi pembelajaran

5. Mempersiapkan lembar observasi ( lampiran 17 dan lampiran 18 )

2). Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD siklus III dilaksanakan

pada tanggal 4 Nopember 2011 dan 5 Nopember 2011 dengan alokasi waktu

2x35 menit setiap pertemuan.

1. Pertemuan Pertama

Dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 4 Nopember 2011 pada jam

pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Pada pertemuan ini

materi yang diajarkan adalah tentang perubahan benda, dengan indikator

menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan pada benda.

(perkaratan,pembusukan, dan pelapukan),menentukan jenis bahan benda sesuai

kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari,dan menentukan cara mencegah

perubahan pada benda.

Pada kegiatan pendahuluan, guru memeriksa kesiapan siswa dan

mengkondisikan kelas. Kemudian guru mengadakan apersepsi dengan

menanyakan pengetahuan yang pernah diajarkan diantaranya benda-benda di

sekitarnya dan bahan pembuatnya. Dengan pertanyaan tersebut diharapkan dapat

membuka ingatan siswa tentang materi yang akan diajarkan.Pada saat

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

eksplorasi,guru kemudian memberi tugas kepada siswa untuk menyebutkan

benda-benda di dalam dan luar kelasnya.Setelah itu guru menghubungkan

pengetahuan siswa tentang benda di sekitarnya,dengan materi perubahan benda

dengan menanyakan kondisi benda di sekitarnya.Setelah mengetahui tentang

kondisi benda, siswa diajak untuk menemukan penyebab perubahan benda dengan

bimbingan guru.

Pada tahap elaborasi,siswa mengadakan diskusi kelompok untuk mencari

contoh pelapukan fisika dan biologis yang ada di sekitarnya, sekaligus

menentukan cara pencegahannya. Hasil diskusi dicatat kemudian dibahas

bersama-sama dengan kelompok lain dengan bimbingan guru. Diskusi kedua yaitu

setiap kelompok nenuliskan contoh kongkret terjadinya perkaratan di

sekitarnya,dan mampu menguraikan penyebab terjadinya perkaratan pada logam,

serta menentukan solusi untuk mencegah proses perkaratan/korosi. Hasil catatan

setiap kelompok didiskusikan antar kelompok di depan kelas dengan bimbingan

guru.Kegiatan elaborasi diakhiri dengan menyimpulkan hasil diskusi dan mencatat

rangkuman materi. Pada Kegiatan konfirmasi, guru menyimpulkan pelajaran

dengan pemantapan materi dan menjawab pertanyaan siswa yang kurang paham,

serta menampilkan gambar-gambar tentang proses terjadinya pelapukan

fisika,pelapukan biologi,perkaratan, serta cara mencegahnya. Di dalam kegiatan

akhir pembelajaran disimpulkan tentang materi dan diberikan tindak lanjut untuk

belajar di rumah.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Nopember 2011

pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Pada

pembelajaran ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi

tentang perubahan benda. Setelah siswa terkondisi dengan pelajaran, guru

menanyakan tentang pelajaran yang lalu yaitu perubahan pada benda. Guru

melanjutkan dengan materi berikutnya yaitu penyebab perubahan benda oleh

makhluk hidup.

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Apersepsi dimulai dengan menyebutkan makanan kesukaan siswa dan

yang terjadi pada makanan yang sudah basi. Pembelajaran tahap eksplorasi

dimulai dengan menanyakan kepada setiap kelompok tentang adanya perubahan

sifat,warna dan bau pada makanan,kemudian mencari contoh-contoh yang pernah

ditemui oleh siswa dalam keseharian. Kemudian siswa menganalisis penyebab

terjadinya perubahan pada makanan. Setelah dipresentasikan oleh setiap

kelompok,guru menampilkan gambar tentang makanan basi dan rusak yang

disebabkan oleh jamur,mikroba dan organisme lain.

Kegiatan berikutnya guru memberikan tugas setiap kelompok untuk

mencari cara agar pembusukan dapat diperlambat, dengan distimulus

menggunakan gambar-gambar kongkret yang dikenal siswa. Hasilnya kemudian

didiskusikan dalam kelas untuk dijadikan catatan bagi siswa. Selanjutnya guru

bersama siswa mencatat rangkuman materi dan mengadakan tanya jawab tentang

pelajaran yang belum jelas.

Pembelajaran secara kelompok di kelas ditutup dengan tugas individu

berupa kuis, yaitu setiap siswa ditugaskan mengamati dan mencatat benda-benda

yang telah mengalami perubahan di dalam dan luar kelas. Siswa juga mencatat

bahan pembuat serta cara yang telah dilakukan untuk mencegah kerusakan pada

benda tersebut. Kegiatan ini ternyata sangat disukai oleh anak-anak karena

menemukan suasana baru dalam pembelajaran, juga mampu memberikan

pelajaran yang bermakna bagi siswa karena mereka mengamati secara langsung

materi yang dipelajari. Setelah hasil pengamatan dikumpulkan, guru mengadakan

evaluasi akhir terhadap pelajaran yang telah diajarkan kepada siswa sebagai tolok

ukur keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran.

c. Tahap Observasi

Pengamatan terhadap siswa dan guru dilaksanakan pada saat pembelajaran

IPA menggunakan model kooperatif tipe STAD. Pertemuan pertama dan kedua

berlangsung pada tanggal 4 dan 5 Nopember 2011 pukul 07.15-08.25 WIB. Pada

saat pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer bekerja sama melakukan

observasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan model yang telah

dipilih. Observasi ditujukan terhadap kegiatan yang dilaksanakan guru serta

aktivitas siswa dalam pembelajaran, dengan penilaian kurang (skor ,cukup

(skor ,baik (skor dan sangat baik (skor

Dari lampiran 17 di dalam tabel pengamatan guru, dapat terlihat bahwa

dari siklus ketiga kegiatan mengajar guru secara umum telah dinilai sangat baik,

namun masih ada beberapa catatan dari observer yang secara rinci dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Persiapan memulai kegiatan pembelajaran dinilai sangat baik, meskipun ada

catatan pada penyampaian ruang lingkup materi

2) Kemampuan mengelola kelas dinilai sangat baik, namun ada catatan dalam

menjaga konsentrasi siswa pada pelajaran dan dalam berdiskusi

3) Kemampuan mengelola waktu pembelajaran dinilai sangat baik, namun

penggunaan alokasi waktu perlu lebih diperhatikan

4) Kemampuan memberikan apersepsi dinilai sangat baik, namun dapat

ditingkatkan lebih baik lagi

5) Kemampuan menyampaikan materi dinilai sangat baik, namun siswa yang

kesulitan dalam memahami materi perlu selalu mendapat perhatian

6) Ketrampilan proses tanya jawab guru dan siswa dinilai sangat baik, namun

kemauan siswa dalam bertanya perlu dipertahankan

7) Mengelola diskusi dan pelaksanaan percobaan dinilai sangat baik, namun

partisipasi semua anggota kelompok perlu senantiasa dijaga

8) Kemampuan menutup pembelajaran dinilai sangat baik, namun partisipasi

siswa dalam penyimpulan diskusi lebih diutamakan

Hasil pengamatan guru dan observer terhadap siswa dalam pembelajaran

dapat dilihat pada lampiran 18. Kegiatan siswa dalam siklus III secara umum

dinilai sangat baik, namun ada beberapa simpulan awal yang perlu dibenahi,

yaitu:

1) Keaktifan siswa dinilai sangat baik, namun keberanian mengemukakan

pendapat dan bertanya perlu terus distimulus

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Kemampuan siswa memilih benda kongkret di lingkungannya dinilai sangat

baik, namun dapat lebih ditingkatkan

3) Keterampilan diskusi siswa dinilai sangat baik, namun tanggung jawab

individu perlu dipertahankan

4) Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dinilai sangat baik,

namun kemampuan menjawab dengan lengkap perlu dipertahankan

5) Keadaan siswa dengan lingkungan belajar dinilai sangat baik, namun

pemahaman siswa perlu selalu diperhatikan

6) Kemampuan siswa mengerjakan evaluasi dinilai telah baik, namun

kemadirian dalam menjawab soal evaluasi perlu ditekankan

Meskipun masih ada beberapa catatan, ketuntasan belajar siswa telah

mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tindakan siklus kedua, tetapi

kenaikannya belum mencapai 100 persen. Nilai dan ketuntasan siswa lebih

lengkap dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Ketuntasan dan Hasil Belajar IPA Kelas VI SDN 01 Balong Pada Siklus III

No Nilai Frekuensi (Fi)

Nilai Tengah

(Xi) FiXi Prosentase Ketuntasan

1 60 – 67 2 63,5 127 8,69% Belum Tuntas

2 68 – 75 11 71,5 786,5 47,82% Tuntas

3 76 – 83 5 79,5 397,5 21,73% Tuntas

4 84 – 91 3 87,5 262,5 13,04% Tuntas

5 92–100 2 95,5 191 8,69% Tuntas

JUMLAH 23 1764,5 100%

Nilai Rata-rata = 1764,5 : 23 = 76,72

Ketuntasan Kelas = 21 : 23 x 100% = 91,30%

Ket : - Data tabel 7 diperoleh dari lampiran 20

- Penentuan rentang dan kelas interval diuraikan pada lampiran 24

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data tabel 7, ketuntasan belajar dan nilai siswa kelas VI SD

Negeri 01 Balong setelah diadakan tindakan siklus III melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat disajikan dalam bentuk grafik 4.

Grafik 4. Grafik Ketuntasan Belajar dan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Balong Pada Siklus III.

Grafik tersebut dapat disimpulkan ke dalam tabel 8 berikut.

Tabel 8. Nilai Tertinggi dan terendah pada Siklus III

Keterangan Nilai Awal

Nilai terendah 60

Nilai tertinggi 100

Rata-rata nilai 76,72

Siswa belajar tuntas 91,30%

Dengan mengamati tabel 7 dan grafik 4 dapat dilihat bahwa nilai IPA dari

23 siswa kelas VI, 21 siswa atau 91,30% telah mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu nilai

Sedangkan 6 siswa atau sekitar 8,70% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM.

Meskipun setelah tindakan siklus III nilai telah mencapai rata-rata 76,72, dengan

tingkat prosentase ketuntasan 91,30%, akan tetapi masih ada 2 siswa yang belum

mencapai ketuntasan dan masih ada siswa yang mendapatkan nilai 60, sedangkan

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

nilai yang tertinggi adalah 100. Hasil ini dinilai merupakan hasil terbaik yang

mampu dicapai dalam penelitian tindakan ini dan dinilai telah cukup berhasil.

Pada tabel 7 dan grafik 4 di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh

nilai di atas KKM (nilai

atau 73,91% menjadi 21 siswa atau 91,30%. Sedangkan, nilai rata-rata kelas

adalah 76,72. Dibandingkan dengan nilai pada kondisi tindakan siklus II, nilai

rata-rata kelas pada siklus III meningkat dari 73,95 menjadi 76,72.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus III melalui pengamatan dan

penilaian materi perubahan benda, dilakukan melalui tes akhir yang dikumpulkan

kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama

proses pembelajaran siklus III maka dapat dikatakan proses pembelajaran telah

menunjukkan perubahan pada ketuntasan belajar siswa dengan dibuktikan adanya

ketuntasan belajar yang mengalami peningkatan.

Peningkatan yang telah dicapai pada siklus III yaitu adanya peningkatan

ketuntasan belajar siswa dari 17 siswa menjadi 21 siswa. Selain itu juga

mengalami peningkatan rata-rata nilai yang dicapai siswa dari 73,95pada tindakan

siklus II, menjadi 76,72 setelah tindakan siklus III diadakan. Meskipun terjadi

peningkatan dalam ketuntasan belajar IPA, akan tetapi terdapat beberapa catatan

agar guru selalu memperhatikan hal-hal yang menjadi kekurangan dalam

penelitian tindakan ini.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan

pada siklus III dinilai merupakan hasil terbaik yang mampu dicapai dalam

penelitian tindakan ini dan dinilai telah cukup berhasil.Meskipun masih ada 2

siswa yang nilainya belum mencapai ketuntasan, namun secara keseluruhan

ketuntasan siswa telah lebih dari 75% sehingga telah mencapai target yang

diharapkan sebelum penelitian tindakan.

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Deskripsi Hasil Penelitian

Tindakan yang dilakukan guru pada setiap pertemuan selalu diamati dan

diarsipkan. Dalam mengamati kegiatan guru pada proses pembelajaran, observer

menggunakan lembar pengamatan dan catatan sebagai alat bantu untuk melihat

perkembangan kemampuan guru dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan lampiran 5, lampiran 11 dan lampiran 17, dapat terlihat

peningkatan ketrampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peningkatan ketrampilan guru dalam

mengajar dari tindakan siklus I hingga siklus III dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Nilai Pengamatan Kegiatan Guru

Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Siklus I Siklus II Siklus III

No Aspek

Penilaian Nilai No Aspek

Penilaian Nilai No

Aspek Penilaia

n Nilai

1 Aspek 1 2,3 1 Aspek 1 2,7 1 Aspek 1 3,7

2 Aspek 2 3,0 2 Aspek 2 3,3 2 Aspek 2 3,7

3 Aspek 3 2,0 3 Aspek 3 2,7 3 Aspek 3 3,7

4 Aspek 4 2,7 4 Aspek 4 3,0 4 Aspek 4 3,3

5 Aspek 5 2,5 5 Aspek 5 3,0 5 Aspek 5 3,7

6 Aspek 6 2,7 6 Aspek 6 2,7 6 Aspek 6 3,3

7 Aspek 7 3,0 7 Aspek 7 3,0 7 Aspek 7 3,3

8 Aspek 8 2,7 8 Aspek 8 3,0 8 Aspek 8 3,7

Rata-rata 2,6 Rata-rata 2,9 Rata-rata 3,6

Keterangan :

1. Aspek 1 : Persiapan memulai kegiatan pembelajaran

2. Aspek 2 : Kemampuan mengelola kelas

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Aspek 3 : Kemampuan mengelola waktu pembelajaran

4. Aspek 4 : Kemampuan memberikan apersepsi

5. Aspek 5 : Kemampuan menyampiakan materi

Pengamatan terhadap guru diperlukan untuk mengamati keberhasilan

program pembelajaran dengan model kooperative learning serta hambatan yang

ditemukan berikut cara mengatasinya. Setelah melakukan dan menyelesaikan

tindakan pada setiap siklus, catatan yang ditemukan observer dari hasil

pengamatan guru direfleksikan untuk merencanakan perbaikan pada program

pembelajaran dan tindakan berikutnya.

Kegiatan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus juga

selalu diamati dan diarsipkan dengan tujuan untuk melihat perkembangan sikap

siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap siswa juga sangat

diperlukan untuk mengamati tingkat keberhasilan pembelajaran dengan model

kooperative learning yang berhubungan dengan sikap dan kegiatan siswa dalam

pembelajaran. Setelah melakukan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus,

hasil pengamatan oleh guru dan observer terhadap siswa direfleksikan untuk

menemukan kelemahan kemudian dicarikan solusi dengan merencanakan

perbaikan pada program pembelajaran dan tindakan berikutnya.

Berdasarkan lampiran 6, lampiran 12 dan lampiran 18, kegiatan

belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat diamati perubahannya dari siklus pertama

hingga siklus ketiga. Berikut ini akan disajikan rekapitulasi data

pengamatan siswa yang telah dilakukan oleh guru barsama dengan

observer. Peningkatan kegiatan siswa dalam pembelajaran dari tindakan

siklus I hingga siklus III dapat dilihat pada tabel 10.

6. Aspek 6 : Ketrampilan proses tanya jawab guru dan siswa

7. Aspek 7 : Mengelola diskusi dan pelaksanaan percobaan

8. Aspek 8 : Kemampuan menutup pembelajaran

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 10. Nilai Pengamatan Kegiatan Siswa

Siklus I,Siklus II dan Siklus III

Siklus I Siklus II Siklus III

No Aspek

Penilaian Nilai No Aspek

Penilaian Nilai No Aspek

Penilaian

Nilai

1 Aspek 1 2,7 1 Aspek 1 3,25 1 Aspek 1 3,5

2 Aspek 2 2,7 2 Aspek 2 3,3 2 Aspek 2 3,7

3 Aspek 3 2,7 3 Aspek 3 3,0 3 Aspek 3 3,5

4 Aspek 4 2,7 4 Aspek 4 3,3 4 Aspek 4 3,3

5 Aspek 5 2,7 5 Aspek 5 3,3 5 Aspek 5 3,7

6 Aspek 6 2,7 6 Aspek 6 3,0 6 Aspek 6 3,7

Rata-rata 2,7 Rata-rata 3,2 Rata-rata 3,6

Keterangan : 1. Aspek 1 : Keaktifan siswa 2. Aspek 2 : Kemampuan siswa memilih benda kongkret di lingkungannya

3. Aspek 3 : Keterampilan diskusi siswa 4. Aspek 4 : Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi

5. Aspek 5 : Keadaan siswa dengan lingkungan belajar

6. Aspek 6 : Kemampuan siswa mengerjakan evaluasi

Setelah melaksanakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Siklus I pada kompetensi dasar keseimbangan ekosistem, dilanjutkan Siklus II dengan kompetensi dasar konduktor dan isolator panas, dan pada siklus ketiga diterapkan pada kompetensi dasar perubahan benda diperoleh hasil peningkatan nilai hasil belajar dan peningkatan ketuntasan belajar IPA.

Bersumber dari lampiran 21, lampiran 22, lampiran 23 dan lampiran 24,

data nilai hasil belajar siswa dan frekuensi siswa dari awal sebelum tindakan

hingga siklus III dapat dilihat pada tabel 9. Berdasarkan penetapan Kriteria

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ketuntasan Minimal (KKM) di awal semester sebesar 70, maka dapat diketahui

adanya perubahan frekuensi perolehan nilai dan ketuntasan belajar siswa dengan

mengamati tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Kelas VI

SDN 01 Balong Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

No Interval

Nilai frek No Interval

Nilai frek No Interval

Nilai frek No

Interval Nilai

frek

1 40 – 48 2 1 52 – 59 1 1 50 –58 2 1 60 – 67 2

2 49 – 57 2 2 60 – 67 6 2 59 –67 4 2 68 – 75 11

3 58 6 3 68 6 3 68 8 3 76 – 83 5

4 67 – 75 9 4 76 – 83 8 4 77 –85 5 4 84 – 91 3

5 76 – 85 4 5 84 – 91 2 5 86 –95 4 5 92 –100 2

Jumlah 23 Jumlah 23 Jumlah 23 Jumlah 23

Dari data tabel 11 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :

Grafik 5.a Frekuensi Nilai Awal Grafik 5.b Frekuensi Siklus I

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik 5.c Frekuensi Siklus II Grafik 5.d Frekuensi Siklus III

Grafik 5. Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SDN 01 Balong Nilai Awal, Siklus I,Siklus II dan Siklus III

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa

pada pra siklus adalah 40, siklus I naik menjadi 52, siklus II tetap 50, dan siklus

III naik menjadi 60.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh

pada anak yang lambat belajar, karena nilai terendah tidak didominasi seorang

siswa saja.

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada pra siklus adalah 85, tes Siklus I

mencapai nilai 90,siklus II mencapai nilai 95 dan siklus III naik menjadi 100.

Pembelajaran kooperatif juga mempengaruhi perolehan nilai dari anak yang

pandai di kelasnya, karena nilai tertinggi juga mengalami peningkatan.

Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada pra siklus adalah

66,30, rata-rata tes Siklus I adalah 72,89,pada Siklus II naik menjadi 73,95,dan

nilai rata-rata siklus III adalah 76,72. Dengan adanya peningkatan rata-rata kelas

berarti pembelajaran kooperatif mampu mempengaruhi pemahaman siswa secara

merata.

Prosentase ketuntasan siswa pada pra siklus adalah 56,52%, siklus I

mencapai 65,21%; pada siklus II naik menjadi 73,91%. Setelah dilakukan siklus

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III ketuntasan siswa mencapai 91,30%. Adanya peningkatan ketuntasan belajar

menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep IPA yang

diajarkan. Pengaruh pembelajaran kooperatif dapat diamati pada tabel 10.

Tabel 12. Nilai IPA Kelas VI SDN 01 Balong

Nilai Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Keterangan Nilai Awal Siklus I Siklus II Siklus III

Nilai terendah 40 52 50 60

Nilai tertinggi 85 90 95 100

Rata-rata nilai 66,30 72,89 73,95 76,72

Ketuntasan 56,52% 65,21% 73,91% 91,30%

Adanya perubahan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam

pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe STAD, telah

berdampak positif pada kenaikan nilai dan ketuntasan belajar siswa.

Bersumber pada lampiran 2,lampiran 8,lampiran 14 dan lampiran

20,dengan penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 70, maka

siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar pada nilai awal sebanyak

13 siswa, Siklus I sebanyak 15 siswa, Siklus II sebanyak 17 siswa, dan

Siklus III sebanyak 21 siswa. Rekapitulasi ketuntasan belajar siswa

disajikan dalam tabel13.

Tabel 13. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 01 Balong

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Jml % Jml % Jml % Jml %

1 Tuntas (nilai

13 56,52% 15 65,21% 17 73,91% 21 91,30%

2 Belum Tuntas (Nilai<70)

10 43,48% 8 34,79% 6 26,09% 2 8,70%

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan tabel 13 terlihat adanya peningkatan ketuntasan belajar IPA

kelas VI yang diterapkan pada beberapa kompetensi dasar yang berbeda.

Ketuntasan belajar yang dimaksud adalah apabila siswa mendapatkan nilai di atas

KKM (nilai

bawah KKM(nilai at disajikan dalam grafik.

Grafik 6. Rekapitulasi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VI pada

Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

Dari keseluruhan tindakan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

melalui pembelajaran model kooperatif tipe STAD , guru telah mampu

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA yang diajarkan,

berdasarkan peningkatan ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri 01 Balong

Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar pada semester I tahun pelajaran

2011/2012. Dengan penerapan pembelajaran model kooperatif learning tipe

STAD dan menjaga agar tetap konsisten, peningkatan ketuntasan belajar siswa

dapat meningkat secara bertahap.

0

5

10

15

20

25

Awal Siklus I Siklus II Siklus III

13 15

17

21

10 8

6

2

23 23 23 23

Tuntas Belum Tuntas jumlah siswa

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penerapan pembelajaran model kooperatif tipe STAD juga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, sesuai dengan hasil penelitian oleh Ely

Fatkhusana, pada pelajaran IPA Semester 1 Kelas V SD Aisyiyah Gemolong

Tahun Ajaran 2009/2010 yang telah ditulis pada BAB II.

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam pembelajaran tiga siklus ini, maka dapat ditarik simpulan bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman

konsep-konsep pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas VI Sekolah

Dasar Negeri 01 Balong Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Peningkatan pemahaman siswa kelas VI ini dapat dilihat dari adanya

peningkatan nilai yang diperoleh masing-masing siswa maupun peningkatan nilai

rata-rata kelas VI setelah diadakan evaluasi pada akhir pembelajaran di masing-

masing siklus. Berdasarkan data nilai yang telah dikumpulkan dan dianalisis

terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa yaitu pada kondisi awal sebelum

tindakan 66,30 , dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 65,21% atau 13 siswa

yang tuntas, kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus I rata-rata nilai

meningkat menjadi 72,89 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 65,21% atau

15 siswa telah mencapai ketuntasan. Pada siklus II rata-rata nilai siswa mengalami

peningkatan kembali menjadi 73,95 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai

73,91% atau 17 siswa telah mencapai ketuntasan. Setelah diadakan perbaikan

pada siklus III diperoleh peningkatan rata-rata nilai menjadi 76,72 dengan siswa

yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 91,30% atau 21 siswa telah

mencapai ketuntasan.

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA pada siswa kelas VI SD

Negeri 01 Balong. Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan ini adalah :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan

pemahaman konsep IPA, maka dapat diteruskan dan dikembangkan pada setiap

guru yang mengajarkan IPA pada siswa kelas VI Sekolah Dasar.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan menumbuhkan

kerjasama positif antar siswa dalam kelompok, karena anak dibiasakan

bekerjasama untuk memecahkan soal yang diberikan oleh guru.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menumbuhkan

kepedulian dan kepekaan terhadap siswa lain yang kurang memahami

pelajaran, karena siswa yang pandai akan berusaha memberikan pemahaman

kepada teman yang belum memahami pelajaran.

4. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru mampu

meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya dan berpendapat, karena anak

terbiasa melaksanakan diskusi

5.. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memerlukan persiapan

yang matang dengan menyiapkan strategi,RPP dan alat peraga yang sesuai,

sehingga membutuhkan pengorbanan waktu dan pemikiran yang lebih banyak

6.. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, akan

menumbuhkan sikap siswa untuk menghargai pendapat orang lain, karena

dalam diskusi muncul beberapa pendapat yang berbeda-beda.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada kelas VI SDN 01 Balong tahun pelajaran 2011 / 2012,

maka sumbangan pemikiran untuk guru dalam meningkatkan mutu pendidikan

pada umumnya, dan meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada khususnya,

dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK ...... · PADA SISWA KELAS VI INKLUSI SDN 01 ... gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya mendorong guru untuk mempelajari dan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk

meningkatkan pemahaman siswa.

b. Sekolah diharapkan dapat mengadakan pelatihan dan menyediakan sarana

pendukung penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar diharapkan :

a. Menggunakan model pembelajaran yang variatif, salah satunya dengan

model kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Untuk meningkatkan keaktifan, kepedulian dan kekompakan siswa,

diharapkan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih bermakna bagi siswa bisa

dilakukan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

d. Model pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan humanisme sebagai

makhluk sosial, sehingga sangat disarankan untuk diterapkan.

3. Bagi Siswa

Dari penelitian tindakan ini diharapkan :

a. Peserta didik dapat berperan aktif dalam pembelajaran dengan

menyampaikan pemikiran dan temuan dalam diskusi sehingga

pembelajaran bersifat student centre.

b. Peserta didik mampu mengembangkan kepekaan dan kepedulian terhadap

teman yang kurang memahami pelajaran.

c. Dengan pembelajaran yang bermakna, peserta dapat mengaplikasikan hasil

belajarnya kedalam kehidupan sehari hari.

4. Bagi Peneliti yang lain

a. Penelitian dengan penerapan model kooperatif tipe STAD ini dapat

menjadi acuan bagi peneliti yang akan menindaklanjuti hasil penelitian ini.

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan perbandingan untuk penelitian yang lain