265
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di MTs Daarul Hikmah Pamulang) Oleh: RIA SARDIYANTI NIM: 105017000475 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

  • Upload
    ngominh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK

(RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Daarul Hikmah Pamulang)

Oleh:

RIA SARDIYANTI

NIM: 105017000475

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

ABSTRAK RIA SARDIYANTI (105017000475), ”Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Apakah model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) pada pelajaran matematika? 3) Apakah model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini dilakukan di MTs Daarul Hikmah Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2009/2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas, jurnal harian siswa, wawancara, dan tes. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Kata Kunci : Pembelajaran Terbalik dan Aktivitas Belajar

i

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

ABSTRACT

RIA SARDIYANTI (105017000475), "Application of Reciprocal Teaching Model to Improve Student Mathematics Learning Activities." Thesis Department of Mathematics Education, Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, June 2010. The purpose of this study is to study 1) Does reciprocal teaching model can enhance mathematics learning activities, 2) how the students' responses to the application of reciprocal teaching model in a math lesson 3) Does reciprocal teaching model can improve students' mathematics learning outcomes. This research was conducted in MTs Daarul Hikmah Pamulang South Tangerang city in academic Year 2009/2010. The method used in this study is the Classroom Action Research, which consists of four stages of planning, execution, observation, and reflection. The research instrument used is the observation sheet activities, the daily student journals, interview, and test questions. Research results revealed that the application of reciprocal teaching model can enhance mathematics learning activities, giving a positive response towards learning mathematics and mathematics to improve student learning outcomes. Keyword : Reciprocal Teaching and Active

ii

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika

pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat

terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak

sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

2. Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika.

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika.

4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, selaku pembimbing I yang selalu memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, selaku pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika.

7. Ibu Dra. Hj. Sri Uswati, selaku kepala MTs Daarul Hikmah Pamulang Kota

Tangerang Selatan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian

berlangsung.

8. Bapak Rusli, A.Md, selaku guru pamong tempat penulis mengadakan

penelitian.

9. Ayahanda (H. Sardi S.Pd) dan ibunda (Rokih) tercinta yang senantiasa

memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

iii

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

10. Adik-adikku (Saifudin Zhuhri dan M. Arif Febrian) tercinta yang senantiasa

memberikan motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11. Siswa dan siswi kelas VII-D MTs Daarul Hikmah Pamulang Kota Tangerang

Selatan, yang telah bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.

12. Sahabat-sahabat terbaikku Nita, Novi, Dewi, Cory, Eny, Ubay, Irna, serta

seluruh teman-teman ku tercinta, mahasiswa dan mahasiswi jurusan

pendidikan matematika angkatan 2005, khususnya kelas B, semoga

kebersamaan kita menjadi kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan

dimasa mendatang.

13. Untuk masku yang selalu memberi support dan motivasi selama penulis

menyelesaikan skripsi dan keluarga yang telah banyak mendoakan.

14. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dorongan dan informasi

serta pendapat yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik

yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-

kekurangan karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu

pengetahuan. Amin.

Jakarta, Juni 2010

Penulis

Ria Sardiyanti

iv

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... x

DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................... 6

C. Pembatasan Fokus Masalah ........................................................ 6

D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN .......................................................... 9

A. Kajian Teori ................................................................................ 9

1. Pembelajaran Matematika..................................................... 9

a. Pengertian Matematika.................................................... 9

b. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika ......... 11

2. Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching).......... 14

a. Pengertian Model Pembelajaran Terbalik

(Reciprocal Teaching)..................................................... 15

v

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Terbalik

(Reciprocal Teaching)..................................................... 18

c. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran

Terbalik (Reciprocal Teaching) ..................................... 21

d. Keunggulan Model Pembelajaran Terbalik

(Reciprocal Teaching)..................................................... 24

e. Prinsip Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) ... 24

3. Aktivitas Belajar.................................................................... 26

a. Pengertian Aktivitas Belajar ........................................... 26

b. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar ................................ 27

c. Nilai Aktivitas dalam Pembelajaran................................ 32

B. Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan........................................... 33

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan............................ 33

D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 35

A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 35

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan ................... 35

C. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan............................... 38

D. Subjek/Partisipasi yang Terlibat dalam Penelitian...................... 38

E. Peran dan posisi Peneliti dalam Penelitian.................................. 39

F. Tahapan Intervensi Tindakan...................................................... 39

G. Data dan Sumber Data ................................................................ 45

H. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 45

I. Instrumen-Instrumen Penelitian .................................................. 46

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthinees)

Study ........................................................................................... 47

K. Analisis Data ............................................................................... 49

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................................... 50

vi

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

TEMUAN PENELITIAN ............................................................... 51

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan............................................... 51

1. Siklus I .................................................................................. 56

2. Siklus II ................................................................................. 83

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 100

C. Analisis Data ............................................................................... 101

D. Pembahasan Temuan Penelitian.................................................. 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 110

A. Kesimpulan ................................................................................. 110

B. Saran............................................................................................ 111

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 112

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 115

vii

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian............................................................................ 35

Tabel 2 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Siklus I..................................................................... 72

Tabel 3 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I..................... 75

Tabel 4 Rekapitulasi Respon Siswa Selama Siklus I .................................. 77

Tabel 5 Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus I .............................. 80

Tabel 6 Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I ............................................. 82

Tabel 7 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Siklus II ................................................................... 95

Tabel 8 Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II ................... 97

Tabel 9 Rekapitulasi Respon Siswa Selama Siklus II................................. 98

Tabel 10 Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus II ............................. 99

Tabel 11 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I dan II ................................................................................ 102

Tabel 12 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa

Siklus I dan II ................................................................................. 104

Tabel 13 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa .................... 105

Tabel 14 Rekapitulasi Persentase Respon Siswa Siklus I dan II .................. 107

viii

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Aktivitas Mengerjakan Tugas pada Penelitian Pendahuluan ... 55

Gambar 2 Guru Sedang Memberi Pengarahan ......................................... 78

Gambar 3 Siswa yang Lebih Pintar (a) sedang memberi penjelasan

Kepada siswa lain pada saat berdiskusi ................................... 79

Gambar 4 Aktivitas Siswa pada saat menjadi Guru Siswa ....................... 80

Gambar 5 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I .................... 81

ix

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Diagram Lingkaran Jurnal Harian Siswa pada Pembelajaran

Siklus I ..................................................................................... 77

Diagram 2 Diagram Lingkaran Jurnal Harian Siswa pada Pembelajaran

Siklus II .................................................................................... 99

Diagram 3 Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar..... 103

Diagram 4 Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar

Kelompok ................................................................................ 105

Diagram 5 Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Siswa ........................................................................................ 106

Diagram 6 Diagram Garis Persentase Respon Siswa................................. 107

x

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Alur Prosedur Pelaksanaan PTK.............................................. 37

Bagan 2 Desain Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ............................ 39

xi

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.................... 115

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .................. 119

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................ 123

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I

sebelum Uji Validitas …………………………………………. 184

Lampiran 5 Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I sebelum

Uji Validitas…………………………………………….............185

Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II

sebelum Uji Validitas …………………………………………..189

Lampiran 7 Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II sebelum Uji

Validitas ………………………………………………………..190

Lampiran 8 Lembar Jurnal Harian Siswa …………………………………...195

Lampiran 9 Lembar Wawancara Pra Penelitian dengan Guru …………….. 196

Lampiran 10 Lembar Wawancara Pra Penelitian dengan Siswa ……………. 198

Lampiran 11 Lembar Wawancara setelah Penelitian dengan Guru …………..199

Lampiran 12 Lembar Wawancara setelah Peneltian dengan Siswa ………….200

Lampiran 13 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar

Matematika Siswa Siklus I ……………………………………..201

Lampiran 14 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I

setelah Uji Validitas ……………………………………………203

Lampiran 15 Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I setelah

Uji Validitas .......……………………………………………….204

Lampiran 16 Jawaban Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I ……………….207

Lampiran 17 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar

Matematika Siswa Siklus II …………………………………... 208

Lampiran 18 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II

setelah Uji Validitas …………………………………………... 210

xii

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

xiii

Lampiran 19 Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II setelah

Uji Validitas....………………………………………………….201

Lampiran 20 Jawaban Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II ………………215

Lampiran 21 Daftar Nilai Tes Siklus I dan Siklus II …………………………216

Lampiran 22 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pra

Peneltian ……………………………………………………......217

Lampiran 23 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika

Siswa …………………………………………... ...... ... ... ... ... 220

Lampiran 24 Rekapitulasi Komentar Observer Siklus I dan Siklus II... ... ... ..223

Lampiran 25 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Belajar

Kelompok ………………………………………………………227

Lampiran 26 Rekapitulasi Observasi Kelompok Siklus I dan Siklus II... ... ... 228

Lampiran 27 Respon Siswa terhadap Pembelajaran Selama Siklus I

dan Siklus II …………………………...……………………….229

Lampiran 28 Rekapitulase Persentase Aktivitas Belajar Siklus I dan

Siklus II... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 231

Lampiran 29 Hasil Wawancara Pra Peneltian dengan Guru ………………….233

Lampiran 30 Hasil Wawancara Pra Penelitian dengan Siswa ………………..235

Lampiran 31 Hasil Wawancara setelah penelitian dengan Guru ……………..239

Lampiran 32 Hasil Wawancara setelah Penelitian dengan Siswa ……………240

Lampiran 33 Hasil Dokumentasi Penelitian ………………………………….243

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mempelajari apa yang perlu diketahui agar dapat berpikir

cerdas dan bertindak cepat. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ”Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

UNESCO-APNIEVE SOURCE BOOK menetapkan empat pilar utama

pendidikan untuk menghadapi abad ke-21, yaitu:(1) Learning to know, (2)

Learning to do, (3) Learning to be, (4) Learning to live together.2 Learning to

know artinya belajar tidak hanya berorientasi kepada hasil belajar, tetapi harus

berorientasi kepada proses belajar. Learning to do artinya belajar bukan hanya

mendengar dan melihat tetapi untuk berbuat dengan tujuan penguasaan

kompetensi. Learning to be artinya membentuk manusia yang menjadi dirinya

sendiri dan Learning to live together artinya belajar untuk bekerja sama.

Pendidikan matematika di Indonesia memang belum menampakkan hasil

yang diharapkan. Dari hasil studi TIMSS tahun 2007 untuk siswa kelas VIII,

menempatkan siswa Indonesia pada urutan ke-36 dari 49 negara dengan nilai rata-

rata untuk kemampuan matematika secara umum adalah 397. Nilai tersebut masih

jauh dari standard minimal nilai rata-rata kemampuan matematika yang ditetapkan

TIMSS yaitu 500. Prestasi siswa Indonesia ini berada dibawah siswa Malaysia

dan Singapura. Siswa Malaysia memperoleh nilai rata-rata 474 dan Singapura

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana Prenanda Media Group, 2008), h.2 2 Ibid., 110

1

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

2

memperoleh nilai rata-rata 593.3 Skala matematika TIMSS-Benchmark

Internasional menunjukkan bahwa siswa Indonesia berada pada peringkat bawah,

Malaysia pada peringkat tengah, dan Singapura berada pada peringkat atas.

Padahal jam pelajaran matematika di Indonesia 136 jam untuk kelas VIII, lebih

banyak dibanding Malaysia yang hanya 123 jam dan Singapura 124 jam.4

Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengantarkan peserta

didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap,

moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai makhluk individu dan

hidup bermasyarakat dengan baik sebagai makhluk sosial. Untuk mencapai tujuan

tersebut peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar, dimana pada

lingkungan belajar di sekolah interaksi ini diatur oleh guru.

Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru.

Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya

manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui

proses belajar mengajar. Seorang guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan

belajar yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara langsung dan

bertanggung jawab terhadap proses belajar itu sendiri. Selain faktor guru, siswa

sebagai subyek dalam pembelajaran merupakan faktor yang harus mendapat

perhatian cukup besar, hal ini dimaksudkan agar siswa lebih termotivasi untuk

belajar.

Pengajaran matematika menuntut siswa menunjukkan sikap yang aktif,

kreatif, inovatif dan bertanggung jawab. Tetapi kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran matematika, belum tercapai

sebagaimana yang diharapkan. Seringkali guru menemukan siswa tidak berani

mengemukakan pendapat maupun bertanya. Dalam bekerja kelompok banyak dari

anggota kelompok yang hanya mencantumkan nama saja tanpa ikut berpartisipasi

dalam kelompok. Tanggung jawab siswa rendah baik terhadap dirinya sendiri,

maupun terhadap kelompok.

3 Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International Mathematics Report”, dari

http://timss.bc.edu/TIMSS2007/techreport.html, 6 September 2009, h. 38. 4 Ibid., h. 195.

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

3

Berdasarkan pengamatan dalam penelitian PPKT bulan Maret Tahun 2009,

peneliti menemukan bahwa siswa MTs Daarul Hikmah Pamulang Kelas VII

seringkali kurang merespon terhadap pelajaran matematika, dan tidak disiplinnya

siswa terhadap pelajaran matematika. Siswa tidak fokus mengikuti pembelajaran,

beberapa siswa berbincang dengan siswa lainnya ketika guru menyampaikan

materi, kurangnya rasa ingin tahu terhadap materi yang dipelajari sehingga

kemampuan bertanya mereka rendah, tugas-tugas atau PR yang tidak dikerjakan,

rendahnya perhatian siswa terhadap pelajaran matematika dan hanya sebagian

kecil siswa yang mampu menyelesaikan soal matematika. Siswa kurang diberikan

kesempatan melakukan aktivitas belajar atau dengan kata lain peran guru dalam

pembelajaran terlihat lebih dominan. Hal ini mengindikasikan bahwa proses

pembelajaran yang dilaksanakan belum optimal.

Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Sebab, hakekat

mengajar bukanlah melakukan sesuatu bagi siswa tetapi lebih berupa

menggerakkan siswa melakukan hal-hal yang dimaksudkan menjadi tujuan

pendidikan. Tugas utama seorang guru bukanlah menerangkan hal-hal yang

terdapat dalam buku-buku, tetapi mendorong, memberikan inspirasi, memberikan

motif-motif dan membimbing siswa dalam usaha mereka mencapai tujuan-tujuan

yang diinginkan.

Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah telah

disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama yang dapat mengaktifkan siswa. Mengembangkan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis maupun bekerja sama sudah

lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di kelas, karena hal itu

berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan matematika.

Teori pembelajaran kognitif memandang bahwa “Learning is much more

than memory. For student to really understand and be able to apply knowledge,

they must to solve problems, to discover things for themselves, to wrestle with

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

4

ideas” (Slavin 1994 : 224).5 Intinya adalah agar pengetahuan menjadi bermakna

bagi dirinya, siswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Ini berarti,

menurut teori pembelajaran kognitif pengetahuan adalah dibangun, bukan

diperoleh secara pasif. Dengan demikian, dalam kegiatan belajar mengajar guru

tidak hanya memberikan pengetahuan kedalam pikiran siswa, namun harus

merencanakan pengajaran dengan berbagai kegiatan-kegiatan belajar yang

melibatkan siswa aktif dalam membangun pengetahuannya tersebut. Dalam proses

ini guru berperan memberikan dukungan dan memberi kesempatan kepada siswa

untuk menerapkan ide-ide mereka sendiri dan strategi mereka dalam belajar.

Dalam belajar, aktivitas sangat diperlukan. Sebab pada prinsipnya belajar

adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.

Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

prinsip atau asas yang penting dalam interaksi belajar-mengajar. Dalam

pembelajaran, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri

adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan

merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.

Mengajarkan matematika memerlukan model dan pendekatan agar siswa

lebih mudah memahami materi dan meyelesaikan masalah mengenai materi yang

diajarkan. Model pembelajaran matematika harus mengubah situasi guru mengajar

kepada situasi siswa belajar. Guru memberikan pengalamannya kepada siswa

sebagai pengayom, sebagai sumber tempat bertanya, sebagai pengarah, sebagai

pembimbing, sebagai fasilitator, dan sebagai organisator dalam belajar.

Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami

perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan

berganti dengan model yang lebih modern. Sejalan dengan pendekatan

konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini

banyak mendapat respon adalah Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan konsep baru dalam

5 Sri Hartati, Penerapan Pendekatan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

(Pengajaran Berbalik) Sebagai Upaya peningkatan Kadar Keaktifan dan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPA SLTP, (Jakarta: Laporan Penelitian LIPI,UNS, 2002) h.3

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

5

pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih

aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga dapat membantu memecahkan

kebutuhan yang sering dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran yang

sudah usang.

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ini merupakan model yang

dirasa dapat membantu meningkatkan aktivitas, karena dengan menerapkan

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) siswa diutamakan dapat menerapkan

empat strategi pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun

pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah

diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari

persoalan yang disodorkan kepada siswa.6 Manfaatnya adalah dapat

meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk

aktif berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan baik.

Pada pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) siswa diberi kesempatan

untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai

tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator

aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan

pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas

pembelajarannya. Dalam kaitannya dengan pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) adalah untuk menilai aktivitas-aktivitas siswa, dan aktivitas yang

dimasudkan adalah kegiatan siswa selama siswa bekerja dalam kelompoknya,

yaitu (1) memperhatikan, (2) memberi penjelasan, (3) menanggapi penjelasan, (4)

mengajukan pertanyaan, (5) membuat rangkuman, (6) memecahkan masalah, (7)

memprediksi, (8) antusias dan senang dll. Oleh karena itu, dengan menerapkan

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dirasa dapat meningkatkan aktivitas

belajar matematika siswa.

Guna membuktikan hal tersebut, maka diperlukan studi penelitian lebih

lanjut, untuk itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

6Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal

Teaching) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Operasi Bilangan Berpangkat Siswa Kelas IX-A SMP Negeri 2 Moramo, h. 2 dalam http://pendidikanmatematika.files.wordpress.com/2009/03/proposal_reciprocal_teaching_.doc.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

6

penerapan pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) untuk meningkatkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan mengangkatnya menjadi

bahan kajian dalam skripsi yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran

Terbalik (Reciprocal Teaching) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar

Matematika Siswa”

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas, dapat didefinisikan masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana cara menumbuhkan motivasi siswa terhadap pelajaran

matematika?

2. Apakah model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat

diterapkan pada pelajaran matematika?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pelajaran matematika dengan

menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)?

4. Apakah penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa?

5. Apakah penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

6. Jenis-jenis aktivitas apakah yang dapat ditingkatkan melalui penerapan

model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)?

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs Daarul Hikmah

Pamulang. Adapun fokus penelitian adalah meningkatkan aktivitas belajar

matematika siswa melalui pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Setelah penulis mengemukakan latar belakang masalah di atas, dapatlah

terlihat luasnya permasalahan yang di dapat. Karena adanya keterbatasan waktu

dan pengetahuan yang penulis miliki serta untuk memperjelas dan memberikan

arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, maka penulis berusaha memberikan

batasan sesuai dengan judul, yaitu sebagai berikut:

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

7

1. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching): Pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching) ini merupakan model yang menerapkan

empat strategi pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan materi yang

dipelajari, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan

kembali pengetahuan/informasi yang telah diperolehnya, kemudian

memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang

disodorkan kepada siswa.

2. Aktivitas belajar yang di observasi adalah jenis-jenis aktivitas belajar

berdasarkan teori Paul D. Dierich. Penulis membatasi pada 5 jenis

aktivitas belajar yaitu:

a. Visual activities; memperhatikan penjelasan guru atau teman.

b. Oral Activities; menjelaskan, bertanya, dan mengajukan pendapat.

c. Writing Activities; merangkum bahan diskusi atau bahan ajar lain.

d. Mental Activities; memecahkan soal, dan memprediksi.

e. Emotional Activities; minat/antusias dan perasaan senang.

3. Siswa: Siswa yang dimaksud adalah siswa MTs, yaitu kelas VII.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas, maka

peneliti merumuskan masalah penelitian, yaitu:

1. Apakah model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa?

2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) pada pelajaran matematika?

3. Apakah penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk:

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

8

1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui

penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

2. Mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching).

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan

model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah, dengan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah

2. Bagi Guru, hasil penelitian memberikan manfaat untuk mengetahui

strategi pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan aktivitas belajar

siswa dan hasil belajar matematika siswa serta dapat meningkatkan

prefesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas.

3. Bagi siswa, dengan diterapkannya pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) memberikan manfaat dalam membangun motivasi belajar siswa

dalam pelajaran matematika serta meningkatkan aktivitas belajar siswa.

4. Bagi peneliti, sebagai umpan balik bagi peneliti dalam proses belajar

mengajar bidang studi matematika, dan untuk menambah pengetahuan

serta pengalaman.

5. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan

bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih lanjut.

6. Bagi perkembangna ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini dapat

menambah informasi mengenai penerapan model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika

siswa.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

9

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Matematika

Dalam kajian teori pembelajaran matematika, peneliti akan menguraikan 2

sub bab antara lain: pengertian matematika dan pengertian belajar dan

pembelajaran matematika. Pengertian matematika, belajar dan pembelajaran

matematika sangatlah penting untuk ditulis karena dapat digunakan sebagai bahan

acuan teori dalam mengajar matematika. Dengan adanya teori tersebut peneliti

dapat menghubungan bagaimana caranya menerapkan pembelajaran matematika

di sekolah.

a. Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, Mathematike, yang berarti

“relating to learning“. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti

pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan

sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar

(berpikir).1

Matematika adalah cara atau metode berpikir dan bernalar. Matematika

dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah suatu ide itu benar atau salah

atau paling tidak ada kemungkinan benar. Matematika adalah suatu eksplorasi dan

penemuan, di situlah setiap hari ide-ide baru ditemukan. “Matematika adalah

metode berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis permasalahan

yang terdapat di dalam sains, pemerintahan, dan industri”.2

James dan James (dalam Erman Suherman, 2001) dalam kamus

matematikanya mengatakan “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai

1 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :

JICA-UPI.2001), h. 18 2 Sukardjono, dkk, Hakikat dan Sejarah Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2008), h. 1.3

9

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

10

bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang

lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar,

analisis, dan geometri”.3 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa

dalam pembelajaran matematika antara satu topik matematika dengan topik

matematika yang lain saling berkaitan.

Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir

logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama, karena

itu, matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun

dalam menghadapai perkembangan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan

kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. “Matematika yang

diberikan di sekolah baik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) maupun

pada jenjang pendidikan menengah (SMU dan SMK), disebut dengan matematika

sekolah”.4

Menurut Ismail ”matematika sekolah berfungsi sebagai tempat untuk

meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat membantu memperjelas dan

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupann sehari-hari, serta untuk

meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan

simbol-simbol”.5 Sehingga dapat dikatakan bahwa matematika sekolah berfungsi

untuk meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan komunikasi terhadap

bilangan atau simbol yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari.

Dari berbagai pengertian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan

bahwa matematika merupakan suatu ilmu mengenai bilangan-bilangan yang

diperoleh dengan bernalar, terorganisasikan dengan baik, yang dapat diterapkan di

sekolah untuk mengembangkan cara berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, serta kemampuan bekerjasama baik pada jenjang pendidikan dasar (SD

dan SMP) maupun pada jenjang pendidikan menengah (SMU dan SMK) dan

dapat digunakan sebagai pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

3 Erman Suherman,dkk, Loc.Cit 4 Erman Suherman,dkk, Op.Cit., h. 55 5 Ismail.,dkk, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2002), h.1.15

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

11

b. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika

”Belajar adalah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,

sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.”6 Perubahan dan

kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam

belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia

dapat berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia

terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi.

Beberapa pendapat yang mengemukakan tentang pengertian belajar. Ada

yang berpendapat bahwa “Belajar adalah penambahan pengetahuan.”7 “Belajar

adalah usaha aktif seseorang artinya tanpa adanya usaha aktif tidak akan terjadi

proses belajar pada diri seseorang”.8 James O. Whittaker berpendapat bahwa

“Belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan.”9 Sedangkan menurut

pandangan konstruktivisme “Belajar merupakan hasil konstruksi kognitif melalui

kegiatan seseorang. Pandangan ini memberi penekanan bahwa pengetahuan kita

adalah bentukan kita sendiri”.10

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini

berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di

sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Gagne’, seperti yang dikutip oleh Meriana (1999: 25) menyatakan untuk terjadinya belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Memori siswa yang terdahulu merupakan komponen kemampuan yang baru dan ditempatkannya bersama-sama. Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran. Sebagai hasil belajar (learning outcomes), Gagne’, seperti yang dikutip oleh Mariana

6 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 59 7 Udin S. Wiranataputra, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2007), h. 1.2 8 Soedijanto Padmowihardjo, Psikologi belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2008), h. 1.18 9 Wasty soemarto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 104 10 Triyanto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

pustaka, 2007), h. 28

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

12

(1999: 25) menyatakan dalam lima kelompok, yaitu intelektual skill, cognitive strategy, verbal information, motor skill, dan attitude.11

Berdasarkan perbedaan-perbedaan pendapat mengenai belajar, penulis

dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah

laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Segala aktivitas dan prestasi hidup

manusia tidak lain adalah hasil dari belajar hanya berbeda cara dan usaha

pencapaiannya.

Proses yang terjadi yang membuat seseorang melakukan proses belajar

disebut pembelajaran. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah

“proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”.12

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk

menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya kita menggunakan istilah

“proses belajar-mengajar” dan “pengajaran”. Menurut Gagne, Bringgs, dan Wager

(1992), pembelajaran adalah “serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa”.13

Pembelajaran lebih mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh

langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau kita menggunakan kata

“pengajaran”, kita membatasi diri hanya pada konteks tatap muka guru dan siswa

di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak

dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar

cetak, program radio, program televisi, atau media lainnya. Guru tetap memainkan

peranan penting dalam merancang setiap kegiatan pembelajara. Dengan demikian

pengajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran.

11 Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), h. 12 12 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003 ), hal. 74

13 Udin S. Wiranataputra, dkk, Op.Cit., h. 1.6

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

13

Pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi tersebut antara siswa yang

belajar dengan lingkungan belajarnya, baik dengan guru, siswa lainnya, tutor,

media, atau sumber lainnya. Ciri lain dari pembelajaran adalah “adanya

komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain dan komponen-

komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran”.14

Prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme diantaranya

bahwa “observasi, aktivitas, dan diskusi matematika siswa merupakan acuan dan

petunjuk di dalam mengajar (Steffe dan Kieren dalam Suherman dan dikutip oleh

Ismail,dkk: 2007)”.15 Dalam konstruktivisme aktivitas matematika diwujudkan

melalui pengajuan suatu masalah yang menantang, kerja dalam kelompok kecil,

dan diskusi kelas. Jadi, proses pembelajaran menurut konstruktivis menggunakan

pendekatan yang berpusat pada masalah.

Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk

berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Dari pengertian tersebut

pembelajaran matematika meliputi guru, siswa, proses pembelajaran, dan materi

matematika sekolah. Dan dapat dikatakan pembelajaran matematika sekolah

merupakan suatu proses yang sangat kompleks.

Pada pembelajaran matematika prinsip belajar adalah berbuat, berbuat

untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.16 Berbuat salah satunya

menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Penemuan

kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam

pembelajaran matematika di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan

bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya. Oleh karena itu,

materi yang diberikan kepada siswa bukan dalam bentuk akhir dan tidak

diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam pembelajaran ini, guru lebih banyak

berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu.

14 Ibid 15 Ismail, dkk, Pembaharuan dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2007), h. 7.13 16 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT. Raja Grafindo

Persada,2008), h. 95

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

14

Dalam pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara

pengalaman siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Pengaitan

antara pelajaran yang sebelumnya dan yang akan dipelajari anak. Dalam

matematika setiap konsep berkaitan dengan konsep yang lain. Oleh karena itu,

siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melakukan keterkaitan

tersebut.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang

sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang

memungkinkan seseorang atau pelajar melaksanakan kegiatan belajar, dan proses

tersebut dipandu oleh guru. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang

kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman dalam belajar matematika.

Setelah membahas tentang belajar dan pembelajaran, penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa proses belajar bersifat internal dalam diri siswa,

maksudnya proses belajar merupakan peningkatan memori siswa itu sendiri

sebagai hasil belajar terdahulu. Sedangkan, pembelajaran bersifat eksternal yaitu

aspek atau benda yang sengaja direncanakan dan dirancang oleh guru dalam suatu

pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan konsep

baru dalam pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri,

kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga dapat

membantu memecahkan kebutuhan yang sering dihadapi dalam penggunaan

model pembelajaran yang sudah usang. ”Model pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan

bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali

pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan apa

selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa”.17

17http://pendidikanmatematika.files.wordpress.com/2009/03/proposal_reciprocal_teachin

g_.doc. Loc.Cit

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

15

a. Pengertian Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dikembangkan oleh Anne

Marie Palinscar dari Universitas Michigan dan Ane Crown dari Universitas

Illinois USA. Karekteristik dari pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

adalah:

A dialoge student and teacher, each taking a term in the role of dialogue leader :”reciprocal” interactions where me person acts in response to the other structured dialogue using four strategis: questioning, summarizing ,clarifying, predicting. Palinscar dan Brown.18

Bila diterjemahkan berarti bahwa karakteristik dari pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) adalah:

1 Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat

kesempatan dalam memimpin diskusi.

2 “Reciprocal” artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk

merespon dalam memimpin diskusi.

3 Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi yaitu

merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan

memprediksi.

Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun

aktivitas dan pemikiran kreatif terhadap apa yang sedang dipelajarinya. Menurut

Resnick (dalam Hendriana,2002:25) “Pembelajaran terbalik adalah suatu kegiatan

belajar yang telah dilakukan oleh siswa meliputi membaca bahan ajar yang

disediakan, menyimpulkan, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan

menyusun prediksi”.19 Khadijah (dalam Hendriana,2002:4) berpendapat bahwa

salah satu alternatif yang biasa digunakan “strategi yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk melakukan analisis terhadap konsep yang dibacanya

melakukan langkah-langkah berupa pemecahan masalah, menyusun pertanyaan

18 http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/05/model-pembelajaran-reciprocal-

teaching/ Diterbitkan di: www.Pendidikanmatematika.com on Juni 5, 2009 at 8:08 h.1 19Ibid

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

16

atau menjelaskan konsep yang dipelajarinya dan memprediksi adalah

pembelajaran terbalik”.20

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) lebih menghendaki guru

menjadi model dan pembantu daripada penyaji proses pembelajaran. Maksudnya

adalah guru hanya sebagai fasilitator dan siswa yang lebih aktif dalam proses

pembelajaran di kelas. Menurut Ann Brown (1982) dan Annemarie palincsar

(1984) “guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting

dengan menciptakan pengalaman-pengalaman belajar, pada kesempatan itu

mereka memodelkan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa

mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut berkat upaya mereka sendiri

dengan pemberian semangat, dukungan, dan suatu sistem scaffolding”.21

Scaffolding adalah pemberian sejumlah besar bantuan seorang anak selama tahap-

tahap awal pembelajaran dan kemudian peserta didik tersebut mengambil alih

tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya.

Pembelajaran terbalik adalah pendekatan konstrukivis yang berdasar pada

prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan.22 Dengan Pembelajaran terbalik

guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dalam

menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan prilaku tertentu dan

kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha

mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem

scaffolding.

Menurut Palinscar (Daniels, 1995:75) pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) adalah suatu model pembelajaran yang dirancang untuk menjadi peserta

didik dengan empat strategi kognitif yaitu:

a. Merangkum artinya mengidentifikasi dan memparafrasekan topik

utama dari suatu wacana. Bertujuan untuk menentukan intisari dari

teks bacaan, memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dan

mengintegrasikan informasi yang paling penting dalam teks.

20 Ibid 21 Mohammad Nur, Strategi-Strategi Belajar, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya,

2000), h. 48 22 Triyanto, Op.Cit., h. 96

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

17

b. Membuat pertanyaan mengenai informasi yang belum jelas yang

terdapat dalam wacana. Strategi bertanya digunakan untuk memonitor

dan mengevaluasi sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan

bacaan, pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-

pertanyaan pada dirinya sendiri.

c. Menjelaskan artinya mengklarifikasi kata-kata kunci yang terdapat

dalam wacana. Pada tahap menjelaskan siswa dapat menjelaskan hasil

dari bacaan dan dapat menjadi guru dihadapan teman-temannya (guru

siswa).

d. Memprediksi artinya menyimpulkan apakah struktur dan inti dari

wacana yang tersedia dapat diperluas atau dipersempit. Pada tahap ini

pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah

diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang

diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam

mengimajinasikan kemungkinan yang akan diungkapkan dan diduga

berdasarkan atas informasi yang sudah dimilikinya. 23

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) menuntut guru menjadi model

dan pembantu siswa. Guru mengajarkan keterampilan-keterampilan kognitif yang

penting pada peserta didik dengan cara menciptakan pengalaman-pengalaman

belajar. Guru menciptakan tingah laku tertentu kemudian membantu siswa untuk

membangun keterampilan-keterampilan itu sendiri dengan memberikan

rangsangan, dukungan dan system system yang mendukung.

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah teknik membaca yang

dikembangkan oleh Palincsar dan Brown (1984,1986). Adapun teknik tersebut

adalah:

Teknik ini meminta para siswa bekerja dalam kelompok untuk menggunakan beberapa strategi pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman bacaan. Siswa dibagi ke dalam empat kelompok. Seorang siswa kemudian bertindak sebagai pemimpin diskusi

23 Eti Sulandari, Sri Riyanti. Pengembangan Model Pembelajaran terbalik (Reciprocal

Teaching) pada Mata Kuliah Perancangan Bahan dan Tebal Perkerasan dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Belajar Mahasiswa Teknik Sipil di Fakultas Teknik, Universitas Tanjung Pura, h. 6

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

18

dan, setelah merangkum pokok-pokok dari teks, siswa membuat pertanyaan yang lain tentang teks yang diajarkan, dapat menjelaskan setiap kesulitan, dan membuat prediksi tentang apa yang mungkin terjadi di bagian berikutnya dari teks . Kemudian di lanjutkan membaca anggota kelompok siswa yang kedua bertindak sebagai pemimpin diskusi. Siswa melanjutkan dengan cara ini sampai mereka telah membaca keseluruhan teks. Maksudnya adalah bahwa melalui praktik terang-terangan dan membimbing strategi membaca ini, siswa akan menginternalisasi mereka dan mulai menggunakan secara independen untuk tugas membaca lain. 24 Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah strategi belajar melalui

kegiatan mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai “guru”

menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Pembelajaran

terbalik terutama dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-

dialog belajar yang bersifat kerja sama untuk mengajarkan pemahaman-

pemahaman bacaan secara mandiri di kelas.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) yaitu pembelajaran yang mula-

mula guru memberi model-model pertanyaan, sedangkan siswa diminta oleh guru

untuk membaca teks bacaan materi, kemudian siswa segera ditetapkan seolah-olah

menjadi guru untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang lain.

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan model pembelajaran yang

menekankan pada pemahaman mandiri siswa, sehingga dapat meningkatkan

penguasaan konsep matematika.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

Prosedur pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dilakukan dengan

“guru menugaskan siswa membaca bacaan dalam kelompok-kelompok kecil,

kemudian guru memodelkan empat keterampilan kognitif, merangkum,

mengajukan pertanyaan, menjelaskan, dan memprediksi.”25 Selanjutnya guru

menunjuk seorang siswa untuk menggantikan peranannya sebagai pemimpin

24 Anna Uhl Chamot, et.al, The Learning Strategies Handbook, (Newyork: Addison

Wesley Longman, Inc, 1996), h. 106 25 Triyanto, Op.Cit., h.97

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

19

diskusi dalam kelompok tersebut, dan guru bertindak sebagai fasilitator,

motivator, mediator, serta semangat bagi siswa.

Langkah-langkah pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) menurut

Palinscar dan Brown (1984) adalah sebagai berikut: 26

1 Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab memimpin

tanya jawab dan melaksanakan keempat strategi pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) yaitu merangkum, menyusun pertanyaan,

menjelaskan kembali dan memprediksi.

2 Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun

pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca

3 Selama membimbing siswa melakukan latihan mengunakan empat

strategi pembelajaran terbalik (reciprocal teaching), guru meminta

siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang

diberikan berdasarkan tugas kepada siswa.

4 Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau

tanpa adanya guru.

5 Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian

berkenaan dengan penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam

tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang sedang

belajar untuk membangun pengetahuannya sendiri dan guru hanya berperan

sebagai fasilitator untuk menyediakan suasana belajar yang mendukung proses

konstruksi pengetahuan siswa. Berdasarkan pandangan konstruktivisme untuk

lebih mengoptimalkan pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) kelas dibagi

menjadi beberapa kelompok. “Menurut Michael (Rahma, 2004:26) kelompok

belajar adalah merupakan cara yang memadai, mendukung konstruksi

pengetahuan individu dengan berbagai cara dari setiap anggota kelompok

tersebut”.27 Untuk mengelompokkan siswa kedalam beberapa kelompok dengan

26http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/05/model-pembelajaran-reciprocal-

teaching/, Loc.Cit 27 Ibid.,h. 3

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

20

berbagai pertimbangan individual sehingga terciptanya kelas yang bergairah

dalam belajar.

Berdasarkan uraian tersebut maka pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Tahap pertama

Guru mempersiapkan bahan diskusi (lampiran 3) yang akan digunakan

pada setiap pertemuan. Bahan diskusi tersebut memuat tugas–tugas

menyimpulkan (merangkum), menyusun pertanyaan dan

menyelesaikannya dan memprediksi suatu permasalahan. Selanjutnya

guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil sekitar 4-5

orang.

b. Tahap Kedua

1) Guru membagikan bahan diskusi yang akan dipergunakan pada

pertemuan tersebut, kemudian siswa membaca bahan ajar lain

(buku paket) yang mereka miliki sebagai penunjang untuk

mengerjakan bahan diskusi. Bahan diskusi tersebut tersebut

memuat langkah-langkah yang terdapat pada pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching).

2) Selesai membaca siswa ditugaskan mengerjakan bahan diskusi

dengan cara berdiskusi dengan teman sekelompoknya.

3) Guru memperagakan peran sebagai guru siswa dengan menjelaskan

hasil rangkuman, mengajukan pertanyaan, dan menyampaikan

hasil prediksi dari pertanyaan yang diajukan dari soal prediksi yang

dibuat dalam bahan diskusi.

4) Pada pertemuan selanjutnya yang menjadi guru siswa adalah salah

satu kelompok dalam kelas yang dipilih secara acak, sehingga

seluruh kelompok siswa dalam kelas harus siap.

c. Tahap Ketiga

Sebagaimana pertemuan sebelumnya, guru membagikan bahan diskusi

dan siswa mengerjakan secara diskusi kelompok. Dipilih salah satu

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

21

kelompok untuk menjadi guru siswa yang berperan aktif bersama

teman-temannya membahas bahan diskusi.

c. Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Terbalik (Reciprocal

Teaching)

Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ini didukung oleh

beberapa teori, karena teori ini membantu pengajar dalam menjelaskan strategi

pembelajaran yang akan digunakan. Adapun teori-teori yang mendukung

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah:28

1. Teori Piaget

Penerapan teori Piaget dalam pengajaran yaitu menggunakan

demonstasi dan mempresentasikan ide-ide secara fisik. Teori Piaget dalam

pembelajaran diterapkan dalam program yang menekankan:

a) Pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata dan

memanipulasi langsung alat bahan atau media belajar.

b) Peranan pengajar sebagai seorang yang mempersiapkan lingkungan yang

memungkinkan peserta didik dapat memperoleh berbagai pengalaman

belajar yang luas.

Berdasarkan Teori Piaget pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) ini sangat cocok sekali dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) memusatkan kepada berpikir

atau proses mental peserta didik, tidak hanya hasil yang diperoleh. Selain

itu pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) mengutamakan peran siswa

dalam berinisiatif dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Penerapan teori Piaget dalam pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

adalah “tutor teman sebaya” dimana peserta didik dapat mempresentasikan

ide-ide secara lebih jelas.

28 Eti Sulandari, Sri Riyanti, Op.Cit., h. 8-10

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

22

2. Teori Vygotsky

Teori Vygotsky adalah menekankan pada hakikat sosiokultural dari

pembelajaran, yang berlangsung ketika siswa bekerja dalam Zone of

proximal depelopment adalah tingkat perkembangan sedikit diatas tingkat

perkembangan seorang anak saat ini.

Ide penting lain dari Teori Vygotsky adalah Scaffolding.

Scaffolding berarti pemberian sejumlah besar bantuan seorang anak selama

tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian peserta didik tersebut

mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat

melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk peningkatan,

dorongan, menguraikan masalah kedalam langkah-langkah pemecahan,

memberikan contoh, ataupun yang lainnya yang memungkinkan peserta

didik untuk tumbuh mandiri. Dalam pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) peran pengajar adalah membantu “tutor teman sebaya” jika

mengalami kesulitan dengan memberikan Scaffolding atau memberikan

bantuan kepada peserta didik berupa petunjuk, peringatan dan dorongan

untuk meyakinkan peserta didik tumbuh mandiri.

3. Teori Kekuatan Mental

Teori kekuatan mental berasal dari Jean. J. resseau yang

mengungkapkan bahwa anak memiliki potensi atau kekuatan yang masih

terpendam, yaitu potensi berpikir, berperasaan, berkemauan, keterampilan

berkembang, mencari dan menemukan sendiri apa yang diperlukannya.

Anda tidak usah terlalu banyak mengatur dan memberi. Biarkan mereka

mencari dan menemukan dirinya sendiri agar anak dapat berkembang

sendiri.

Tugas guru adalah menyediakan bahan pelajaran yang menarik

perhatian dan minat anak, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat

perkembangannya. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,

memberikan motivasi dan bimbingan sesuai dengan sifat dan kebutuhan

anak. Apabila dihubungkan dengan pembelajaran terbalik (reciprocal

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

23

teaching), teori ini sangan mendukung, dimana pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) ini memberikan keempat keterampilan kognitif.

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) mengutamakan peran aktif

siswa dalam pembelajaran untuk membangun proses berfikir siswa sehingga

siswa dapat lebih berfikir kreatif. Hal itu sejalan dengan prinsip dasar

konstruktivisme. Menurut Supomo (dalam Nuryani, 2003:22) prinsip

konstruktivisme adalah sebagai berikut:

a) Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses berpikir untuk

pembentukan pengetahuan.

b) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua

mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan

dengan berbagai cara.

c) Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya interaksi

dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya,

misalnya inetraksi dan kerjasama antara siswa, guru dan siswa.

d) Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis

sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

e) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga matematika menjadi

menarik dan siswa rajin belajar.29

Menurut Claire Weinstein (Hamzah, 2006) “pengajaran yang baik adalah

pengajaran yang meliputi mengajar siswa tentang bagaimana belajar, bagaimana

mengingat, bagaimana berpikir, bagaimana memotivasi diri sendiri”.30 Ini berarti

yang menjadi pusat perhatian adalah siswa, siswa termotivasi untuk aktif dan

belajar mandiri dalam memahami suatu konsep. Dalam hal ini peranan guru

adalah sebagai fasilitator dan motivator yang mengarahkan siswa untuk

membangun pengetahuan matematika secara mandiri. Siswa akan terbiasa untuk

29 Nuryani, Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP

Melalui Model Pembelajaran terbalik (Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching)). Bandung: SKRIPSI UPI (tidak diterbitkan), 2003. dalam http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/05/model-pembelajaran-reciprocal-teaching/,

30 Mohammad Nur, Op.Cit.,h.49

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

24

memahami dan mengerti apa yang dibahas pada materi yang sedang dipelajari

tanpa dibahas terlebih dahulu oleh guru. Siswa dapat memahaminya dengan cara

mereka bekerja secara kelompok dengan terjadinya interaksi antara siswa yang

lebih pandai dengan siswa yang kurang pandai sehingga dapat saling membantu

satu dengan yang lainnya.

d. Keunggulan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) selain dapat

menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam

konteks nyata yang mendorong siswa untuk berpikir dan berpikir ulang lalu

mendemonstrasikan. Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) juga dapat

mengaktifkan siswa, dan memiliki beberapa kelebihan yang yang dapat dijadikan

suatu motivasi agar anak mau belajar. Adapun keunggulan-keunggulannya adalah:

1. Dapat memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa

itu sendiri

2. Peserta didik belajar dengan pemahaman sehingga tidak mudah lupa

dan lebih bermakna.

3. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan

pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri.

4 Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman

konsep secara lengkap.

5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang

mandiri.

e. Prinsip Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

Pembelajaran terbalik adalah suatu pendekatan konstruktivistik yang

berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan. Dengan

pembelajaran terbalik dapat menciptakan pengalaman belajar yang membantu

siswa mengembangkan keterampilan kognitif.

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

25

Adapun prinsip-prinsip yang mendasari pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) dalam pendekatan konstuktivistik adalah sebagai berikut:31

Pertama : Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. Artinya, dengan

bantuan prinsip-prinsip pedagogi yang konstruktivis yaitu

relevasinya tidak harus berkitan dengan kehidupan atau keberadaan

siswa terdahulu tetapi siswa harus memiliki minat terhadap subjek

tertentu sehingga memberikan perhatian yang lebih besar terhadap

subjek tertentu. Modal yang besar terhadap sesuatu merupakan suatu

modal besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan

yang diminati

Kedua : Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah

pertanyaan. Artinya, guru konstruktivistik mengorganisasi informasi

sekitar problematika konsep, pertanyaan dan situasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu. Karena siswa merasa disibukan dengan

ide-ide atau problem yang dipresentasikan secara sulit/tidak

dimengerti.

Ketiga : Mencari dan menilai pendapat siswa. Artinya, dalam proses belajar

mengajar karakteristik para siswa sangat diperhitungkan karena

mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelaan siswa yang

bersangkutan. Maksudnya yaitu siswa akan memiliki pemahaman

yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada pengalamannya

dan perspektif yang dipakai dalam menggiatkan prestasinya.

Pemahaman dan karakteristik siswa ini sangat membantu dalam

mencari dan menilai pendapat siswa.

Keempat : Menyesuaikan kurkulum untuk menanggapi anggapan siswa. Artinya

belajar menjadi lebih baik jika tuntutan kognitif, sosial dan

emosional dari kurikulum dapat dicapai oleh para siswa.

Kelima : Guru harus mampu memberikan pertanyaan yang luas agar siswa

dapat mengugkapan ide-ide yang mereka miliki tanpa harus terfokus

31 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2009), h. 147-154

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

26

terhadap satu jawaban saja. Guru harus mempunyai kemamuan

kepribadian dan keterampilan kemasyarakatan dalam proses

pembelajaran (profesional). Guru perlu berupaya untuk menigkatkan

kemampuan-kemampuan pembelajaran siswa.

3. Aktivitas Belajar

Di dalam menerapkan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching),

aktivitas menjadi tujuan utama dalam penilaian peneliti. Dengan diterapkannya

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) siswa harus mampu menemukan ide-

idenya sendiri dengan cara berdiskusi di dalam kelompok-kelompok kecil.

Peneliti dapat menilai bagaimana siswa berinteraksi dengan siswa lainnya, untuk

itu diperlukan kajian teori tentang aktivitas agar dapat mendukung proses

pembelajaran di kelas.

a. Pengertian Aktivitas Belajar

”Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah

laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.”32

Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di

dalam interaksi belajar-mengajar. Dengan adanya aktivitas dapat mewujudkan

siswa yang aktif dan bukan siswa yang pasif.

Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun dilakukan di alam sekitar.

Lain halnya dengan Sardiman AM, yang mengganggap bahwa ”sekolah adalah

salah satunya pusat kegiatan belajar karena sekolah merupakan arena untuk

mengembangkan aktivitas.”33

Menurut Mulyono Aktivitas artinya “kegiatan/keaktifan”. Segala kegiatan-

kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.34

Aktivitas dalam belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari di

32 Sardiman, Loc.Cit 33 Sardiman, Op.Cit., h. 100 34 Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2000),

h.. 26

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

27

dalam kelas atau dalam istilah kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam

belajar dilakukan bila keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu

sendiri berupa: kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara

guru dan siswa, dan lain sebagainya.

Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta

didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Beberapa pandangan mengenai

konsep aktivitas belajar antara lain:35

1. Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka

ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di

dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja

sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa.

2. Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani,

rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat.

Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya

semakin banyak dan beraneka ragam pula.

Dari pengertian aktivitas di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas

merupakan inti dari suatu proses belajar, karena belajar merupakan suatu kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang. Dapat dikatakan bahwa aktivitas merupakan asas

yang terpenting karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau

bergerak tak mungkin seorang dikatakan belajar. Aktivitas belajar itu adalah

aktivitas yang bersifat fisik/jasmani maupun mental/rohani. Kaitan antara

keduanya akan menimbulkan aktivitas belajar yang optimal.

b. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di

sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas (Sardiman A.M,

2008:100). Oleh sebab itu, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa

di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti

yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich membuat

35 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. Ke-2,

2003), h. 170

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

28

suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat

digolongkan sebagai berikut:36

1. Visual activities

Membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pendapat

orang lain.

2. Oral activities

Menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan

pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities,

Mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities,

Menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin.

5. Drawing activities,

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, dan pola.

6. Motor activities,

Melakukan percobaan, melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

7. Mental activities,

Menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat

hubungan-hubungan dan membuat keputusan.

8. Emotional activities,

Minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang,

gugup.

Jadi dengan klarifikasi aktivitas seperti diuraikan di atas, menunjukkan

bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam

kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih

dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang

maksimal.

Sedangkan secara lebih sederhana, contoh berbagai aktivitas belajar

yaitu:37

36 Sardiman, Op.Cit., h. 101

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

29

1) Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang

belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.

2) Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek.

Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam

memandang itu matalah yang memegang peranan penting.

3) Meraba, membau, mencicipi/mengecap.

Aktivitas meraba, membau, mencicipi adalah indra manusia yang

dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.

4) Menulis atau mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari

aktivitas belajar.

5) Membaca

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan

selama belajar di sekolah.

6). Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi

Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat

atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan

datang.

7) Mengamati tabel-tabel, diagaram-diagram dan bagan-bagan

Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagaram-diagram dan bagan-bagan

jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak

termasuk dalam penjelasan melalui tulisan.

8) Menyusun paper atau kertas kerja

Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus

metodologis dan sistematis.

37 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2002), cet 1, h.

38-45

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

30

9) Mengingat

Mengingat merupakan gejala psikologis. Perbuatan mengingat

dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah

dipunyai.

10) Berpikir

Berpikir termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang

memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu

tentang hubungan antara sesuatu.

11) Latihan atau praktek

Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan. Dengan

banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional. Dengan

demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.

Dari contoh-contoh di atas, perlu diperhatikan bahwa peserta didik belajar

dengan gaya mereka masing-masing. Sehingga kepekaan dan keahlian guru dalam

menentukan strategi pembelajaran sangat penting agar aktivitas belajar siswa

dapat optimal. Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan

psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan

(mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri.

Jenis-jenis aktivitas yang akan diamati peneliti dalam menerapkan

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) antara lain:

a) Visual activities

Memperhatikan. Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika

siswa di dalam diskusi kelompok turut berpartisipasi baik selama menjadi

guru siswa ataupun siswa lainnya, karena di dalam pembelajaran terbalik

terdapat tahapan memperhatikan yaitu siswa diharuskan memperhatikan guru

siswa pada saat diskusi berlangsung ataupun memperhatikan apa yang sedang

didiskusikan teman lainnya.

b) Oral activities

Memberi penjelasan. Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini,

jika siswa secara lisan menjawab pertanyaan guru atau pertanyaan siswa lain

atau menyarankan suatu penyelesaian masalah karena di dalam proses

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

31

pembelajaran terbalik pada saat guru siswa mempresentasikan hasil dari bahan

diskusinya, kelompok guru siswa diharuskan memberi penjelasan kepada

kelompok yang lain. Demikian juga, jika siswa memberi penjelasan lisan

maupun tertulis atas contoh pekerjaannya terhadap suatu masalah yang telah

mereka selesaikan.

Mengajukan pertanyaan. Aktivitas siswa yang dikelompokan ke dalam

kelompok ini, jika siswa mengajukan pertanyaan tentang materi ajar atau

mencari bantuan untuk memecahkan suatu masalah karena dalam

pembelajaran terbalik terdapa tahapan mengajukan pertanyaan.

Menanggapi. Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jka siswa

dapat berpartisipasi aktif di dalam diskusi kelompok. Pada pembelajaran

terbalik pada saat guru siswa atau teman lain menjelaskan maka siswa lain

bisa menanggapi apa yang dijelaskan oleh guru siswa atau siswa lain.

c) Writing activities

Membuat catatan tertulis (membuat rangkuman). Aktivitas siswa

dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa mampu membuat rangkuman

dari lembar kerja siswa yang diberikan guru tentang materi ajar yang sedang

dipelajari dengan mencatat hal-hal yang penting dalam bahan diskusi. Pada

pembelajaran terbalik terdapat tahapan merangkum, oleh krena itu peneliti

mengamati rangkuman yang dibuat siswa.

d) Mental activities.

Memecahkan masalah. Aktivitas siswa masuk pada kategori ini, jika mereka

secara nyata terlibat dalam menulis penyelesaian suatu masalah yang mereka

pecahkan sendiri, itu berarti siswa telah dapat melakukan aktivitas oral yang

kemudian secara langsung akan diamati peneliti. Pembelajaran terbalik

menuntut siswa dapat memecahkan masalah yang terdapat dalam bahan

diskusi atau dari pertanyaan teman yang lain.

Memprediksi. Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa

berusaha mengungkapkan ide atau jawabannya dari soal memprediksi yang

telah dibuat dalam bahan diskusi. Pambelajaran terbalik terdapat tahapan

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

32

dimana siswa harus memprediksi jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat

peneliti di dalam bahan diskusi.

e) Emotional activities.

Minat dan Antusias. Jika siswa ada kemauan dalam mengikuti pelajaran

matematika dan sangat bersemangat ketika sedang melaksanakan diskusi.

Senang. Aktivitas siswa dikelompokkan ke dalam kategori ini, jika siswa

dalam mengikuti pelajaran dapat memberikan respon yang baik atau

sebaliknya. Dengan adanya pembelajaran terbalik dapat mengetahui antusias

siswa dan rasa senang siswa terhadap pembelajaran matematika.

c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran

Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu aspek yang penting

diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada proses pembelajaran.

Sehingga, suatu aktivitas memiliki nilai bagi pengajaran dikarenakan:38

1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami

sendiri.

2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa

secara integral.

3) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.

4) Para siswa bekerja menuntut minat dan kemampuan sendiri.

5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis.

6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antar

orang tua dan guru.

7) Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret.

8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam

kehidupan di masyarakat.

Nilai-nilai aktivitas tersebut di atas menegaskan kembali bahwa

pembelajaran tidak berpusat pada guru saja melainkan siswa dituntut aktif dalam

proses belajar dengan menggunakan seluruh alat inderanya. Dengan demikian,

38 Prof.Dr.Oemar Hamalik, Op.Cit., h. 175

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

33

pengajaran yang menjadikan aktivitas sebagai acuannya sapat berdampak positif

bagi hasil belajar siswa.

B. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

1. Nanang Priyatna, dalam penelitiannya yang berjudul “Pendekatan

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) pada Pembelajaran

Matematika SD”, memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa SD dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dan

juga membiasakan siswa untuk selalu berpikir cermat dan kritis.

2. Rani, Dwina, Amalia. “Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan

Menggunakan Model Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematika Siswa Smp (Studi Eksperimen Terhadap

Siswa Kelas Viii Smp Negeri 12 Bandung)”, memberi kesimpulan bahwa

model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan

berpikir kreatif matematika siswa SMP Negeri 12 Bandung dan dapat

meningkatkan kemandirian belajar siswa dan dapat memberikan respon

yang baik terhadap siswa.

4. Ramdani Miftah, dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)”,

memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran terbalik dapat meningkatkan

komunikasi matematika siswa dan dapat memberikan respon positif bagi

siswa.

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Kegagalan/keberhasilan belajar sangat bergantung pada peserta didik

misalnya saja, bagaimana kemampuan dan kesiapan peserta didik untuk mengikuti

kegiatan belajar matematika, bagaimana sikap, minat dan aktivitas peserta didik

terhadap pelajaran matematika.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

34

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah suatu prosedur

pengajaran atau pembelajaran yang dirancang untuk mengajar siswa strategi-

strategi kognitif serta untuk membantu mereka memahami bacaan dengan baik.

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) mengacu kepada sekumpulan kondisi

belajar dimana siswa pertama-tama mengalami sekumpulan kegiatan kognitif

tertenti dan perlahan-lahan baru melakukan fungsi-fungsi itu sendiri.

Pembelajaran ini menuntut guru menjadi model dan pembantu siswa. Guru

mengajarkan keterampilan-keterampilan kognitif yang penting pada peserta didik

dengan cara menciptakan pengalaman-pengalaman belajar. Guru mencontohkan

tingkah laku tertentu kemudian membantu siswa untuk membangun keterampilan-

keterampilan diri sendiri dengan memberikan rangsangan, dukungan dan sistem-

sistem yang mendukung.

Keterampilan-keterampilan kognitif siswa perlu dilatih dan dikembangkan.

Pembelajaran terbalik merupakan salah satu cara yang dapat menjadikan siswa

lebih aktif dengan mengukur beberapa indikator-indikator dari aktivitas sehingga

dapat diduga dengan menerapkan pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

selain dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori yang telah diuraikan maka peneliti mengajukan

hipotesis tindakan sebagai berikut: Diduga penerapan model pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching) pada pelajaran matematika dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika siswa.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran

2009/2010, yaitu pada bulan Februari – Mei 2010 di MTs Daarul Hikmah

Pamulang yang beralamat di Jl. Surya Kencana pamulang timur , dengan

perincian sebagai berikut:

Tabel 1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Februari Maret April Mei 1 Persiapan dan perencanaan √ 2 Observasi (Studi lapangan) √ 3 Pelaksanaan Pembelajaran √ √ 4 Analisis Data √ 5 Laporan penelitian √

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. yaitu

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan

tersebut dilakukan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh

siswa.1

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki

dan meningkatkan professionalisme pendidik dalam menangani proses

pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan

kelas, diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran semakin

meningkat kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan.

1 Suharsimi Arikunto, Peneltian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007) Cet

ke-4, h.3

35

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

36

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra

penelitian) dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud

siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula,2

dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah

instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tin dakan

berlangsung. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang

perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian bekerja sama

dengan kolaborator (guru kelas) membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas.

Pada tahap ini juga peneliti membuat instrumen penelitian yang terdiri dari

lembar observasi, jurnal harian, lembar wawancara dan soal tes untuk akhir

silkus.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini, adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas.

c. Pengamatan (Observing)

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan

pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati,

menggali, dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama

proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan

dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai observer dan

kolaborator. Sebagai observer yaitu mengamati aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan memberi penilaian terhadap peneliti dalam menerapkan

model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

2 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 20

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

37

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis

bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang

telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya

perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki

kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian

berikutnya.

Secara lebih rinci prosedur pelaksanaan PTK itu dapat digambarkan

dengan alur sebagai berikut.

Bagan 1.

Alur Prosedur Pelaksanaan PTK

Perencanaan

Permasalahan Alternatif pemecahan (Rencana Tindakan)

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi

Pengamatan dan pengumpulan data

Perencanaan II

Anaslisis Data Observasi

Selesai ? Siklus I

Masalah belum selesai

Alternatif pemecahan (Rencana Tindakan)

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi Anaslisis Data Observasi

Selesai ? Siklus II

Masalah belum selesai Siklus selanjutnya

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

38

Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan

dilanjutkan dengan siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah

menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian

dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian

dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

C. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan

sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika

siswa menunjukkan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal

ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase seluruh indikator aktivitas

mencapai rata-rata 70%.

2. Rata-rata persentase respon positif siswa dapat mencapai minimal 70%.

3. Rata-rata tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir

siklus harus mencapai lebih dari atau sama dengan 70 dan tidak ada siswa

yang mendapat nilai kurang dari 60.

D. Subjek /Partisipan yang terlibat dalam Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-D MTs Daarul

Hikmah Pamulang yang berjumlah. satu orang observer terlibat dalam penelitian

ini yaitu guru matematika kelas VII-D sebagai pengamat jalannya penelitian.

Pada saat pelaksanaan tindakan guru matematika kelas membantu peneliti

mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu guru matematika

juga melakukan observasi dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan

tindakan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kualits pengajaran yang

dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk mendapatkan

informasi dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

39

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian.

Peneliti bekerja sama dengan guru matematika kelas sebagai kolaborator dan

observer. Sebagai kolaborator yaitu bekerja dalam hal membuat rancangan

pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus

selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti dalam

mengajar dengan menerapkan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa selama proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerja sama antara guru

matematika kelas dan peneliti menjadi hal yang sangat penting dan memiliki

kedudukan yang setara, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan

tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai

tujuan.3

F. Tahapan Interversi Tindakan

Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya prapenelitian atau

penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus,

terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi,

serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I,

penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II, jika data yang diperoleh

memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III, dan

seterusnya. Bagan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan

1. Observasi proses pembelajaran di

kelas. 2. Observasi tingkat aktivitas belajar

siswa. 3. Wawancara dengan guru kelas. 4. Wawancara dengan siswa.

3 Suharsimi Arikunto, dkk, Op.Cit., h. 63

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

40

1. Tahap Perencanaan a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching) b. Membuat pedoman observasi c. Membuat pedoman wawancara d. Membuat jurnal harian e. Membuat soal tes Siklus I untuk siswa f. Mempersiapkan tolak ukur efektivitas Tindakan

SIKLUS I

2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar metematika dengan menerapkan pembelajaran terbalik (reciprocal teaching), kemudian dilanjutkan dengan pemberian tes Siklus

3. Tahap Observasi

a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.

c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.

4. Tahap Refleksi

Peneliti bersama kolaborator mengevalusi proses pembelajaran silkus I. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuannya.

Siklus II

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

41

Siklus II

1. Tahap Perencanaan a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching) berdasarkan hasil refleksi siklus 1 b. Menyiapkan pedoman observasi c. Menyiapkan pedoman wawancara d. Menyiapkan lembar jurnal harian siswa e. Membuat soal tes Siklus II untuk siswa

2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan menerapkan pembelajaran terbalik (reciprocal teaching), kemudian dilanjutkan dengan pemberian tes Siklus II.

3. Tahap Observasi a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran terbalik. b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran. c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.

4. Tahap Refleksi Mengevalusi proses pembelajaran Siklus II. Apabila indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

Bagan 2

Desain Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

42

Adapun uraian rencana kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pra penelitian

a) Pengamatan keadaan kelas

Waktu pelaksanaan : 18, 19, 25 februari 2010

Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses

pembelajaran di kelas VII-D MTs Daarul Hikmah Pamulang. Kegiatan ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses

pembelajaran matematika dan aktivitas belajar matematika siswa.

b) Wawancara

Waktu pelaksanaan : 17 februari 2010

Wawancara dilaksanakan terhadap guru kelas untuk mengetahui minat

siswa terhadap pelajaran matematika, aktivitas belajar siswa, dan

permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika di kelas

tersebut.

c) Analisis dan refleksi

Waktu pelaksanaan : 30 februari 2010

Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini

dilakukan menganalisa data yang diperoleh pada pra penelitian dan

kemudian dilakukan refleksi untuk memperoleh cara yang tepat untuk

mengatasi permasalahan yang muncul sehinggga dapat diberikan tindakan

yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran nanti.

2. Siklus I

a) Tahap perencanaan

Waktu Pelaksanaan : 11,12,15 februari 2010

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dengan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

dan membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi

aktivitas belajar siswa, lembar jurnal harian siswa, pedoman wawancara

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

43

untuk guru, serta lembar pertanyaan untuk siswa, dan soal untuk tes pada

akhir siklus I ini.

b) Tahap pelaksanaan

Waktu pelaksanaan : 4,5,11,12,18 dan 19 maret 2010

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan skenario dan

rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahap ini,

peneliti yang dalam hal ini sebagai pelaksana tindakan menyampaikan

materi kemudian memperagakan bagaimana menjadi guru siswa dengan

menerapkan 4 keterampilan kognitif, kemudian siswa dibuat menjadi

beberapa kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 4-5 orang. Guru

memberikan LKS kepada siswa yang di dalamnya berisi perintah

merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan dan memprediksi. Setelah

selesai di kerjakan salah satu kelompok diminta menjadi guru siswa di

depan kelas yang dipilih secara di kocok.

c) Tahap observasi

Waktu pelaksanaan : 4,5,18 maret 2010

Pada tahap ini guru matematika kelas (observer) melakukan pengamatan

tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dan aktivitas belajar siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

d) Tahap analisis dan refleksi

Waktu pelaksanaan : 3 april 2010

Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil

pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada

Siklus I, kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap

perencanaan Siklus II.

3. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Waktu Pelaksanaan : 5,6,10,11 april 2010

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

44

Pada tahap ini peneliti membuat skenario dan rencana pembelajaran yang

akan dilakukan pada siklus II. Pada kegiatan ini peneliti mempersiapkan

hal-hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan siklus II sesuai

dengan hasil refleksi pada siklus I .

b. Tahap pelaksanaan

Waktu pelaksanaan : 15,16,22,23,dan 29 april 2010

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan skenario dan

rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) yang telah dibuat sebelumnya. Dalam tahap ini,

peneliti bermaksud meningktkan aktivitas yang kurang pada siklus 1,

kemudian siswa dibuat kembali menjadi beberapa kelompok kecil yang

masing-masing terdiri dari 4-5 orang. Guru memberikan bahan diskusi

kepada siswa yang di dalamnya berisi perintah merangkum, membuat

pertanyaan, menjelaskan dan memprediksi. Hanya saja aktivtas yang lebih

ditekankan berbeda sesuai dengan aktivitas yang kurang pada siklus 1.

Setelah selesai di kerjakan salah satu kelompok diminta kembali menjadi

guru siswa di depan kelas yang dipilih secara di kocok.

c. Tahap observasi

Waktu pelaksanaan : 15,22,23,29 april 2010

Pada tahap ini guru matematika kelas (observer) melakukan pengamatan

tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal

teaching dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

d. Tahap analisis dan refleksi

Waktu pelaksanaan : 30 april dan 3,4 mei 2010

Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil

pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada

siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa

indikator keberhasilan tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila

indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke

siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

45

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitataif dan data

kuantitatif.

1. Data kualitatif : hasil observasi proses pembelajaran, hasil observasi

aktivitas belajar matematika siswa, lembar jurnal harian siswa, hasil

wawancara terhadap guru dan siswa, dan hasil dokumentasi (berupa foto

dan video kegiatan pembelajaran).

2. Data kuantitatif : nilai hasil tes tiap siklus.

Sumber data : sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru, dan

peneliti.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi aktivitas belajar matematika siswa; diperoleh dari lembar

observasi aktivitas yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan.

2. Jurnal harian siswa; digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran terbalik.

3. Nilai hasil belajar diperoleh dari tes akhir siswa yang dilakukan pada

setiap akhir siklus.

4. Wawancara; peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas dan siswa

pada tahap pra penelitian dan pada akhir siklus.

5. Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang

diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus.

Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator

melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang

perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, tentang kelebihan dan

kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

46

I. Instrumen – instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Instrumen Tes

Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada

setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir

pembelajaran, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil

belajar matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh

materi yang telah diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi dari PTK.

2. Instrumen Non Tes

Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:

a. Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa

Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa digunakan untuk

mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa. Lembar

observasi ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap

siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.

b. Lembar observasi kelompok siswa

Lembar observasi kelompok siswa digunakan untuk mengetahui

bagaimana peningkatan kelompok siswa selama pembelajaran dengan

diterapkannya model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

c. Lembar jurnal harian siswa

Lembar jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa

dengan diterapkannya model pembelajaran terbalik.

d. Lembar wawancara

Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui

gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-

masalah yang dihadapi di kelas.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

47

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) study

Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi yaitu :

1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang

berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang

aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa,

dan memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal.

2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang

sama. Untuk memperoleh informasi tentang pemahaman siswa dilakukan

dengan memeriksa hasil pekerjaan siswa dan mengandakan wawancara

dengan guru.

3. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik tentang kejanggalan-

kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.

4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

Berdasarkan hasil triangulasi diperoleh kesimpulan bahwa pada saat

siswa diwawancara dengan pertanyaan apakah siswa merangkum rata-rata siswa

menjawab dapat menjelaskan teman-temannya baik pada saat menjadi guru siswa

ataupun pada saat menjelaskan kelompok yang bertanya. Berdasarkan pengamatan

observasi selama pembelajaran terbukti bahwa siswa dapat menjelaskan dengan

baik selama siswa menjadi guru siswa walaupun masih terlihat malu-malu dan

dari data hasil diskusi yang dibagikan rata-rata siswa dapat menjelaskan latihan

soal secara tertulis. Kesimpulan diperoleh bahwa teknik triangulasi menunjukkan

keseragaman bahwa baik melalui wawancara, melalui observasi dan melalui soal

dapat terbukti bahwa rata-rata siswa dapat menjelaskan hasil pekerjaannya.

Agar dapat diperoleh data yang valid sebelum digunakan dalam

penelitian, instrumen tes hasil belajar terlebih dahulu diujicobakan untuk

mengetahui validitas, reliabilitas Validitas adalah salah satu ciri yang menandai

tes hasil belajar yang baik. Sebuah item tes dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total

menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa sebuah

item memiliki validitas yang tinggi jika pada skor item mempunyai kesejajaran

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

48

dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk

mengetahui validitas item digunkan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas

instrumen tes hasil belajar peneliti menggunkana rumus korelasi point biserial:4

qp

SMM

t

tpbis

−=γ

Keterangan:

bisγ = Koefisien korelasi biserial

Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang

dicari validitasnya

Mt = Rerata skor total

St = Standar deviasi dari skor total

P = Proporsi siswa yang menjawab benar

q = Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)

Hasil validitas/hasil uji coba menyimpulkan siklus I yang terdiri dari 20

butir soal (lampiran 4) terdapat 15 butir soal yang valid (lampiran 14) dan 5 tidak

valid. Butir tidak valid adalah no 4, 7, 9, 13, dan 20. pada siklus II yang terdiri

dari 30 butir soal (lampiran 6) terdapat 25 butir soal yang valid (lampiran 18) dan

5 tidak valid. Butir tidak valid adalah no 4, 13, 24, 27, dan 28.

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. Suatu

tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut

dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menghitung besarnya reliabilitas

instrumen hasil belajar peneliti menggunakan rumus Kuder Richardson (K-R. 20)

sebagai berikut:5

4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

h. 79 5 Suharsimi Arikunto , Op.Cit., h. 100

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

49

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ −⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

−= ∑

2

2

11 1 t

t

S

pqSk

kr

Keterangan:

11r = Reliabilitas tes secara keseluruhan

k = Banyaknya item

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

∑ pq = Jumlah perkalian antara p dan q

2tS = Varians tes

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien reliabilitas siklus I

adalah 0,37 (lampiran 13) dan nilai koefisien reliabilitas siklus II adalah 0,84

(lampiran 17).

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Sebelum melakukan analisis data, peneliti memeriksa kembali

kelengkapan data dari berbagai sumber. Kemudian analisis data dilakukan pada

semua data yang sudah terkumpul, yaitu berupa hasil wawancara, hasil observasi,

hasil jurnal harian siswaa, hasil tes siswa dan catatan komentar observer pada

lembar observasi. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi

terhadap tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses

aktivitas belajar siswa. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan

sangat baik (5), baik (4), sedang (3), kurang (2), buruk (1). Menganalisis jurnal

harian dengan mengelompokkan respon siswa ke dalam kelompok berkomentar

positif, negatif, netral dan tidak berkomentar kemudian dihitung persentasenya.

Apabila persentase respon positif mencapai minimal 70% maka penelitian

dihentikan.

Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang

diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

50

rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-

kalimat dan skala penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang

bermakna.

L. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang

diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas

siswa dalam pembelajaran matematika maka akan ditindak lanjuti untuk

melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus

ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, observasi, serta

analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila

indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan

siklus II.

Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini

telah berhasil menguji penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.

Kegiatan penelitian yang penulis akan lakukan memerlukan perencanaan

dan persiapan yang cukup panjang, adapun perencanaan tindakannya adalah

peneliti mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi aktivitas

kelompok, observasi aktivitas belajar matematika siswa, lembar jurnal harian

siswa, soal-soal yang dipergunakan untuk latihan dan soal-soal tes formatif untuk

menilai hasil belajar matematika siswa. Peneliti juga dapat menggunakan lembar

kerja siswa yang dibuat oleh peneliti sendiri atau yang dianjurkan oleh sekolah.

Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi dapat berkolaborasi

dengan observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu

kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi

membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

51

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN TEMUAN

PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dimulai dengan melakukan penelitian

pendahuluan yang dilakukan dengan observasi pembelajaran serta wawancara

terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15,17,18,19,25

ferbruari dan 2, 3 maret di MTs Daarul Hikmah Pamulang.

Pada tanggal 15 februari 2010 peneliti menemui kepala sekolah untuk

menjelaskan tujuan kedatangan peneliti ke MTs Daarul Hikmah Pamulang dan

untuk menanyakan apakah pada mata pelajaran matematika di MTs Daarul

Hikmah sudah atau pernah menerapkan model pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching). Sebelumnya kepala sekolah menanyakan apa itu model pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching) dan bagaimana cara penerapannya? Kemudian

peneliti menjelaskan pengertian dari pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

dan menjelaskan langkah-langkah pembelajarannya.. Berdasarkan penjelasan dari

kepala sekolah, diperoleh informasi bahwa model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) belum pernah diterapkan di MTs Daarul Hikmah karena

biasanya guru matematika menerapkan pembelajaran konvensional dan belum

pernah menerapkan pembelajaran berkelompok seperti pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching).

Setelah peneliti mendapatkan izin untuk melakukan penelitian di sekolah

tersebut, kepala sekolah menentukan kelas yang dapat dijadikan objek penelitian

yaitu kelas VII-D. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ini sangat

tepat untuk diterapkan di kelas VII-D karena berdasarkan pengamatan bidang

kurikulum kelas ini termasuk kategori kelas yang prestasi belajarnya sedang,

bukan yang terbaik ataupun terburuk diantara 7 kelas lainnya. Kepala sekolah

meminta peneliti menemui guru bidang studi matematika yang mengajar di kelas

VII-D tersebut.

51

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

52

Pada tanggal 17 februari 2010 peneliti menemui guru bidang studi

matematika kelas VII-D untuk melakukan wawancara. Wawancara ini dilakukan

untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa, tanggapan guru

tentang model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dan permasalahan yang

dihadapi guru dalam pembelajaran matematika di kelas tersebut. Berdasarkan

wawancara dengan guru diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Tingkat kemampuan siswa pada mata pelajaran matematika kelas

VII.D rata-rata sama, hal itu disebabkan karena siswa kurang

memahami pelajaran matematika.

2. Metode yang sering digunakan guru adalah konvensional, ceramah,

tanya jawab, penugasan dan belum pernah menerapkan pembelajaran

berkelompok.

3. Umumnya siswa memperhatikan penjelasan guru, tetapi terkadang

masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru,

tergantung kondisi guru tersebut.

4. Siswa tidak berdiskusi dahulu dengan temannya tetapi siswa langsung

bertanya kepada guru itupun masih malu-malu.

5. Siswa hanya akan menjawab atau mengajukan pendapatnya tentang

materi yang disampaikan guru jika ada pertanyaan dari guru saja. Jika

tidak ada pertanyaan, maka tidak ada yang berinisiatif mengajukan

pendapatnya.

6. Beberapa siswa masih takut bertanya kepada guru, jika tidak diberi

motivasi maka tidak ada siswa yang bertanya kebanyakan dari mereka

hanya diam saja. Apabila ada siswa yang bertanya kebanyakan siswa

yang lain tidak menanggapi dan tidak mendengarkan

7. Respon siswa dalam proses pembelajaran biasa-biasa saja tidak ada

yang aktif mengemukakan pendapat, malah kebanyakan siswa acuh tak

acuh terhadap pelajaran matematika.

8. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Namun

ada beberapa siswa yang tidak semangat dalam mengerjakan tugas

sehingga lamban.

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

53

9. Guru selalu memberi catatan tertulis kepada siswa dan jarang

menyuruh siswa untuk membuat sendiri catatan dengan bahasa mereka

sendiri.

10. Siswa yang terlihat mampu mengingat materi sebelumnya biasanya

hanya siswa yang pintar saja. Kalau siswa yang agak kurang

kemampuan mengingatnya, jangankan materi pada pertemuan

sebelumnya, materi yang baru saja diajarkan pun terkadang sudah

tidak ingat.

11. Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika berbeda-beda.

Siswa yang pintar dapat menyelesaikan soal dengan baik dan benar,

siswa yang sedang terbilang cukup baik karena kurang teliti, sementara

siswa yang kurang biasanya mendapat nilai di bawah KKM.

12. Ekspresi siswa berbeda-beda saat belajar matematika, ada yang terlihat

kurang bersemangat, ada juga yang terlihat santai

13. Kendala yang dialami guru saat mengajar adalah jika menjelaskan

rumus matematika yang sulit bagi siswa, walaupun berkali-kali

dijelaskan tetap saja siswa belum mengerti. Kendala lain adalah ketika

menghadapi siswa yang sulit diatur dan siswa yang sering tidak masuk

sekolah, karena siswa yang sering mengikuti pelajaran matematika saja

belum tentu mengerti apalagi siswa yang jarang hadir di kelas.

Fasilitas, media pembelajaran yang ada di MTs Daarul Hikmah

Pamulang sangat terbatas. Jam belajar matematika masih kurang

banyak.

Pada tanggal 18, 19, 25 februari 2010 peneliti melakukan observasi

pembelajaran matematika di kelas VII-D. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas tersebut

dan aktivitas belajar matematika siswa. Adapun hasil observasi pembelajaran di

kelas adalah sebagai berikut:

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

54

a) Metode yang digunakan guru adalah ekspositori, ceramah, simulasi

dan penugasan. Guru menjelaskan materi, memberika sedikit simulasi

dan waktu lebih banyak dipergunakan untuk pemberian tugas (soal

latihan).

b) Selama proses pembelajaran matematika, siswa terlihat kurang

mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, kebanyakan siswa

malah mengobrol dengan teman sebangku atau teman belakang tempat

duduknya.

c) Siswa masih merasa takut untuk bertanya dan mengajukan pendapat

tentang materi pelajaran yang tidak dipahami atau belum dipahami

dan banyak yang hanya diam saja.

d) Kemampuan dalam menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan

materi bagi beberapa siswa sudah cukup baik.

e) Pada saat guru meminta siswa bertanya siswa malah diam saja dan

terlihat menunduk karena takut dan tegang.

f) 40% siswa mencatat materi yang disampaikan guru tetapi 60% catatan

mereka tida lengkap.

g) Kemampuan siswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari

sebelumnya dianggap kurang, karena tidak merata ke semua siswa.

h) Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika masih

dibawah rata-rata itu terjadi karena banyak siswa yang tidak mengerti

cara mengerjakannya.

i) Setiap pertemuan selama pembelajaran berlangsung, beberapa siswa

izin untuk keluar kelas secara bergantian. Hal ini dapat berdampak

kurang baik bagi siswa tersebut karena tidak mendengarkan penjelasan

guru secara keseluruhan.

j) Siswa yang duduk di barisan depan terlihat antusias, sementara

ekspresi sebagian besar siswa terlihat biasa saja.

k) Hasil persentase aktivitas belajar siswa, rata-ratannya hanya mencapai

47,5% (lampiran 24).

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

55

Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan tugas pada penelitian

pendahuluan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 1

Aktivitas Mengerjakan Tugas pada Penelitian Pendahuluan

Pada tanggal 02 dan 03 maret 2010 peneliti melakukan wawancara dengan

6 orang siswa kelas VII-D. Keenam siswa ini terdiri dari 2 orang siswa yang aktif,

2 orang siswa yang cukup aktif, dan 2 orang siswa yang pasif. Ketentuan ini

berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap aktivitas belajar

siswa pada pelajaran matematika sebelumnya. Wawancara ini bertujuan untuk

mengetahui respon dan minat siswa terhadap pelajaran matematika serta aktivitas

belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi

sebagai berikut:

1. Sebagian siswa memperhatikan materi yang guru sampaikan,

sementara sebagian lagi tidak memperhatikan jika materi yang guru

sampaikan sulit.

2. Guru matematika tidak pernah menerapkan pembelajaran

berkelompok yang sering dilakukan menerangkan materi.

3. Sebagian siswa tidak pernah berdiskusi dengan siswa lainnya, ada

siswa yang lebih memilih untuk bertanya langsung ke guru daripada

bertanya ke temannya.

4. Siswa tidak pernah mengajukan pendapatnya tentang materi yang

disampaikan guru.

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

56

5. Sebagian siswa terkadang bertanya kepada guru jika ada materi yang

kurang dimengerti. Ada siswa yang lebih sering bertanya ke

temannya daripada ke guru.

6. Jika ada teman yang bertanya siswa menjawab jarang memperhatikan

karena bertanyanya di tempat guru jadi tidak kedengaran.

7. Beberapa siswa menjawab tidak pernah menjawab pertanyaan guru

karena takut jawaban yang diberikan salah.

8. Sebagian siswa tidak tahu bagaimana cara mereka mengingat materi

yang telah dipelajari sebelumnya misalnya dengan mencatat, sebagian

lagi mengingatnya dengan belajar di rumah.

9. Hampir semua siswa cukup mampu mengerjakan soal-soal

matematika, namun tergantung tipe soalnya. Soal yang sulit biasanya

tidak bisa mereka selesaikan.

10. Siswa tidak pernah menentukan atau mendapatkan rumus matematika

dengan cara mereka sendiri.

11. Rata-rata siswa senang belajar matematika jika materi yang dipelajari

mudah bagi mereka.

Hasil observasi pembelajaran matematika di kelas dan wawancara tersebut

digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan pada siklus I nanti.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat

penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan

dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya.

Pada pembelajaran siklus I sub pokok bahasan yang disampaikan yaitu mengenai

pengertian dan jenis-jenis segitiga, sifat-sifat segitiga istimewa, jumlah sudut

segitiga 1800, hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga, dan menjelaskan

hubungan sisi dan sudut pada segitiga.

a) Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah peneliti telah

mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti juga

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

57

membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi aktivitas belajar

siswa, lembar observasi kelompok siswa, jurnal harian siswa, alat dokumentasi,

pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta membuat bahan diskusi untuk

tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir siklus I ini. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dibuat dan didiskusikan bersama guru kolaborator agar rencana

pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di MTs Daarul

Hikmah Pamulang (terlampir).

Bahan diskusi dibuat sendiri oleh peneliti sebagai alat bantu proses

pembelajaran yang didalamnya memuat empat strategi dalam pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching) yaitu kegiatan merangkum, membuat pertanyaan,

menjelaskan dan memprediksi (terlampir). Lembar soal tes siklus I dibuat untuk

mengetahui perkembangan kemampuan mengerjakan soal matematika. Lembar

observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung yang menggunakan model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching). Jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon

siswa terhadap proses pembelajaran matematika yang dilakukan pada setiap

pertemuan pembelajaran.

Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran terbalil (reciprocal teaching) ini dapat

meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, target yang ingin dicapai pada

siklus 1 ini yaitu siswa mengalami peningkatan aktivitas belajar, dan siswa

memiliki respon yang positif terhadap proses pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching).

b) Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam enam pertemuan

dengan alokasi waktu (2x40 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan

siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.

1) Pertemuan pertama (Kamis, 04 Maret 2010)

Pertemuan pertama berlangsung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran) yang

dimulai dari pukul 14.30 sampai dengan 15.50 WIB, pokok bahasan yang dibahas

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

58

adalah pengertian dan jenis-jenis segitiga. Kegiatan ini diawali dengan membuka

kegiatan pembelajaran dan apersepsi. Pada pertemuan pertama ini terdapat 2

orang siswa yang tidak hadir diantaranya 1 orang sakit dan 1 orang tanpa

keterangan. Guru mata pelajaran hadir sebagai observer untuk mengamati dan

memberikan penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat

pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi

perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan

pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai penerapan model pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching), dan memperagakan bagaimana cara merangkum,

membuat pertanyaan, menjelaskan dan memprediksi. Dan menjelaskan bahwa

setiap pembelajaran menggunakan pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan sebelumnya. peneliti

memberi penjelasan bahwa setiap kelompoknya akan diberikan bahan diskusi

yang di dalamnya terdapat perintah pembelajaran terbalik (reciprocal teaching),

setelah siswa mengerjakan seluruh perintah dalam bahan diskusi kemudian salah

satu kelompok diminta untuk maju ke depan untuk menjadi guru siswa

menjelaskan hasil bahan diskusi kelompok tersebut dan kelompok lain ikut

menanggapi.

Pembagian kelompok sudah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya

yaitu pada saat peneliti melakukan pra penelitian, peneliti bersama guru

matematika kelas membagi kelompok menjadi 8 kelompok dari 40 siswa yaitu 20

perempuan dan 20 laki-laki, karena jumlah siswa genap maka peneliti bersama

guru matematika kelas tidak kesulitan dalam menentukan kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Pada awalnya peneliti bersama

observer ingin menentukan setiap kelompoknya ada laki-laki dan ada perempuan

tetapi siswa banyak siswa yang menolak untuk disatukan antara laki-laki dan

perempuan. Oleh karena itu, setiap kelompoknya terdiri dari masing-masing

perempuan dan masing-masing laki-laki.

Sesuai perintah siswa sudah duduk bersama kelompok yang telah

ditentukan. Kemudian peneliti di bantu observer membgikan bahan diskusi (1)

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

59

kepada masing-masing kelompok siswa yang berisi materi pengertian dan jenis-

jenis segitiga. Peneliti meminta kepada setiap siswa untuk aktif dalam

mengerjakan tugas dalam bahan diskusi (1) tanpa harus mengandakan salah satu

siswa atau siswa yang pintar saja. selama siswa mengerjakan bahan diskusi (1),

peneliti bersama observer berkeliling memantau aktivitas siswa dari satu

kelompok ke kelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok

yang kurang mengerti dan pada saat itu pula peneliti bersama observer melakukan

observasi pembelajaran terhadap aktivitas belajar matematika siswa dengan

lembar yang sudah dipegang.

Pada saat mengerjakan sebagian besar siswa terihat kurang memperhatikan

apa yang diperintahkan peneliti, dan masih terlihat belum kompak dalam bekerja

sama. Suasana kelas menjadi ribut karena ada beberapa siswa yang membuat onar

di dalam kelas, tetapi observer berusaha menegur mereka dan menyuruh siswa

bekerja kembali. Pada saat diskusi kelompok terlihat siwa yang pintar masih

mendominasi kegiatan diskusi, siswa yang diam cenderung diam dan mencoba

bertanya kepada siswa yang pintar. Dan banyak sekali siswa yang aktif bertanya

kepada guru karena mereka memang belum begitu paham dengan tugas-tugas

mereka. setelah siswa menyelesaikan bahan diskusi (1) dalam waktu kurang lebih

40 menit. Kemudian peneliti memberika contoh bagaimana menjadi guru siswa di

depan kelas, peneliti mencontohkan menjadi guru siswa dengan menggunakan

hasil bahan diskusi (1) dari kelompok 2 karena menurut observer kelompok 2

terdapat 2 orang siswa yang pandai.

Berikut ini contoh yang dilakukan peneliti dari proses pembelajaran terbalik yang

dilakukan siswa pada pertemuan pertama beserta analisis deskripsinya.

(1). Merangkum

Dari berbagai hasil bahan diskusi siswa yang terdiri dari 38 siswa yang

mengikuti pembelajaran terbalik, masih banyak sekali siswa yang bingung

bagaimana cara merangkum yang benar dari materi pengertian dan jenis-jenis

segitiga. Berikut penjelasan hasil dari rangkuman bahan diskusi (1) kelompok 2 :

1. Pengertian segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan

mempunyai tiga buah titik sudut.

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

60

Alas segitiga merupakan salah satu sisi dari suatu segitiga, sedangkan

tingginya adalah garis yang tegak lurus dengan sisi alas dan melalui titik

sudut yang berhadapan dengan sisi alas.

2. Jenis-jenis segitiga

Jenis-jenis suatu segitiga dapat ditinjau berdasarkan

a) Panjang sisi-sisinya.

b) Besar sudut- sudutnya.

c) Panjang sisi dan besar sudutnya.

Rangkuman tersebut dibacakan oleh peneliti kepada seluruh siswa dan

menanyakan kepada seluruh siswa apakah dari rangkuman yang sudah dibacakan

peneliti dari hasil bahan diskusi (1) kelompok 2 ada yang belum jelas? Kemudian

semua siswa menjawab tidak ada. Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan

bahwa untuk pertemuan berikutnya rangkuman siswa dibacakan seperti contoh

peragaan peneliti dengan maksud siswa dapat mengerti materi yang mereka

rangkum dan dapat menjelaskan kepada teman-temannya di depan kelas

(2). Menyusun pertanyaan

Peneiti memberikan contoh bagaimana cara menjelaskan menyusun

pertanyaan dari perintah bahan diskusi (1) tahap 2. Seperti menjadi guru siswa

peneliti bertanya kepada kelompok lain apa saja materi yang belum dipahami dari

pengertian dan jenis-jenis segitiga tersebut. Ketika peneliti bertanya kelompok

siswa merasa ketakutan tetapi, peneliti berusaha membuat kelas menjadi rileks.

Karena tidak ada kelompok siswa yang berani mengajukan pertanyaan hasil dari

bahan diskusi (1) mereka. Peneliti menunjuk kelompok 3 untuk membacakan

pertanyaan yang mereka ingin tanyakan. Adapun pertanyaan yang dibuat salah

satu siswa dari kelompok 3 adalah:

Apa yang di maksud segitiga sama sisi? Kalau dari kelompok 2 (contoh peneliti) bisa menjawab pertanyaan

tersebut maka yang menjawab pertanyaan adalah kelompok 2 (contoh peneliti),

tetapi kalau kelompok 2 (contoh peneliti) tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut

maka pertanyaan tersebut dapat dilempar dengan kelompok lain. Peneliti meminta

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

61

kelompok 4 untuk menjawab pertanyaan dari kelompok 3 karena peneliti

misalnya tidak bisa menjawab. Dan jawaban dari kelompok 3 adalah:

Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki tiga buah sisi yang sama

panjang dan tiga buah sudut yang sama besar

3. Menjelaskan jawaban dari soal yang ada pada bahan diskusi (1) tahap 3

Peneliti memberi contoh bagaimana cara menerangkan jawaban di depan

kelas dan siswa memperhatikan. Peneliti menjelaskan hasil jawaban dari

kelompok 2 dan jawabannya masih banyak yang salah. Kelompok 2 hanya bisa

menjawab 7 pertanyaan dari 12 pertanyaan dalam bahan diskusi (1). Dan untuk

pertemuan selanjutnya dilakukan seperti itu.

4. Memprediksi

Setelah siswa memahami pengertian dan jenis-jenis segitiga dan dapat

memecahkan soal-soal, siswa diminta untuk memprediksikan:

Tebaklah aku! Aku mempunyai 3 buah sisi. 2 sisiku sama panjang, salah satu

sudutku 900. segitiga apakah aku? Buatlah gambarku!

Jawaban kelompok 2:

Segitiga siku-siku sama kaki

Jawaban dari soal memprediksi bahan diskusi(1) dapat di jawab dengan

benar oleh kelompok 2. untuk kelompok yang lain belum tepat menjawabnya.

Karena waktu pembelajaran sudah habis maka proses pembelajaran menjadi guru

siswa dapat dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya seperti apa yang telah

diperagakan dan dicontohkan peneliti. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti

bersama observer selain mengisi lembar observasi aktivitas siswa juga

memberikan lembar jurnal harian siswa sebelum pembelajaran untuk mengetahui

respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

62

2) Pertemuan kedua (Jum’at, 05 Maret 2010)

Pertemuan kedua berlangsung 2x40 menit (2 jam pelajaran) yan dimulai

16.00 – 17.20. Peneliti mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa

dan menanyakan kabar siswa yang tidak masuk hari ini. Tercatat seluruh siswa

hadir semua. Pada pertemuan kedua ini sesuai perintah guru para siswalangsung

duduk berkumpul dengan kelompok belajarnya sama seperti pertemuan

sebelumnya. Sesuai dengan perjanjian pertemuan sebelumnya bahwa pada

pertemuan kedua ini peneliti mengocok kelompok mana yang menjadi guru siswa

untuk bahan diskusi (1) sebagaimana contoh yang telah diperagakan peneliti pada

pertemuan sebelumnya.

Terpilih kelompok 1 untuk mempresentasikan serta menjelaskan hasi

pengerjaannya pada bahan diskusi (1) di depan kelas. Awalnya kelompok 1 tidak

mau karena merasa mau dengan teman-temannya yang lain, tetapi dengan

semangat yang di berikan peneliti maka kelompok 1 mau maju ke depan kelas.

Pemilihan kelompok secara acak ini dimaksudkan agar siswa terbiasa selalu siap

dan bertanggung jawab dengan tugas menjelaskan kembali sehingga mereka di

latih keberanian dan keaktifan pada saat menjadi guru siswa di depan kelas.

Menurut observer di kelompok 1 terdapat 1 orang siswa yang pandai matematika,

siswa yang pandai bertanya : Bu, apakah dalam menjelaskan kita selain membaca

dan menjelaskan ke teman-teman juga menuliskan hasil kita di papan tulis? Dan

penelitipun menjawab kalau memang ada yang harus ditulis maka ditulis tetapi

kalau tidak perlu ditulis maka tidak usah ditulis.

Ketika guru siswa mempresentasikan hasil pengerjaannya, peneliti

berusaha memotivas siswa agar siswa lain aktif dalam mengikuti diskusi tersebut

dengan cara menanggapi, mengajukan pertanyaan, menyanggah dari apa yang

dipresentasikan oleh kelompok 1 di depan kelas. Kondisi kelas masih sangat rebut

karena tidak biasa beberapa siswa tampil untuk menjadi guru siswa di depan

kelas. Karena di dalam kelas berisik maka suara kelompok 1 pun kurang

kedengaran dan siswa yang ingin mengerti tentang materi yang dijelaskan merasa

kesal dengan siswa yang berisik. Observer duduk diantara siswa-siswa yang

membuat keributan di kelas dan akhirnya siswa-siswa tersebut menjadi diam.

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

63

Dari penjelasan kelompok 1 terdapat 2 kelompok siswa yang bertanya,

yaitu dari kelompok 5 dan kelompok 2. untuk pertanyaan kelompok 5 kelompok 1

dapat menjawabnya tetapi untuk pertanyaan dari kelompok 2 kelompok 1 idak

dapat menjawabnya. Lalu peneliti melempar pertanyaan darikelompok 1 kepada

kelompok 6 tetapi kelompok 6 tidak bisa menjawab. Peneliti meminta kelompok

siapa saja yang bisa menjawab tetapi tidak ada kelompok yang mau

menjawabnya, mereka terlihat masih kaku dan masih kelihatan malu karena takut

jawaban dari mereka salah. Akirnya, karena tidak ada yang bisa menjawab

pertanyaan dari kelompok 2 tersebut, peneliti membantu dengan menjawabnya,

dan siswa mulai paham.

Kelompok 1 pun selesai menjadi guru siswa, kemudian peneliti

membagikan bahan diskusi (2) kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan

kembali seperti pertemuan sebelumnya. Selama kelompok siswa sibuk membagi-

bagikan tuga kepada teman-temannya sambil mengerjakan tugas-tugas yang ada

pada bahan diskusi (2) peneliti bersama observer melakukan observasi bagaimana

aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran terbalik. Peneliti melihat masih

banyak siswa yang mengalami kesulitan pada saat mengerjakan tugas, karena

belum terbiasa dengan tugas-tugas yang ada dalam pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching). Peneliti sambil keliling memberikan arahan kepada

kelompok-kelompok yang masih kesulitan.

Karena waktu pembelajaran sudah habis maka tidak ada siswa yang

menjadi guru siswa, peneliti meminta bahan diskusi (2) di kumpulkan untuk

diberikan penilaian. Peneliti menyimpulkan apa yang telah dilaksanakan siswa

dan memberi saran agar pertemuan selanjutnya siswa lebih baik lagi dan lebih

cepat lagi dalam mengerjakan bahan diskusi dengan langkah-langkah

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). Sebagai penutup peneliti

memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi tentang cara

menghitung besar salah satu sudut apabila sudut lainnya diketahui. Karena untuk

pertemuan selanjutnya bahan diskusi (3) akan membahas tentang materi tersebut.

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

64

3) Pertemuan ketiga (Kamis, 11 Maret 2010)

Pada pertemuan ketiga sama halnya dengan pertemuan sebelumnya

berlangung selama 2x40 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran diawali

dengan membuka kegiatan pembelajaran dengan cara mengulang sedikit materi

sebelumnya, pada pertemuan ketiga ini terapat 5 orang diantaranya tidak hadir 3

orang sakit dan 2 tanpa keterangan dan observer sudah hadir untuk memberikan

penilaian aktivitas siswa di dalam diskusi.

Siswa sudah mulai mengerti bahwa pada setiap pembelajaran harus sudah

duduk dengan kelompoknya masing-masing. Seperti biasa guru memberikan

bahan diskusi (3) kepada masing-masing kelompok yang berisi materi “jumlah

sudut-sudut segitiga adalah 1800” serta menghitung besar salah satu sudut

segitiga apabila sudut lainnya diketahui. Siswa terlihat sibuk membagi tugas

kepada teman-teman dalam kelompoknya dan pada saat mengerjakan siswa

menggunakan bantuan buku paket dari sekolah dan bahan diskusi dari sekolah.

Selama mengerjakan bahan diskusi (3), peneliti bersama observer

berkeliling seperti sebelumnya untuk memantau pekerjaan siswa dari kelompok

satu ke kelompok lainnya. Siswa masih sangat ribut ketika mengerjakan bahan

diskusi (3) dan peneliti senang karena antusias siswa mulai kelihatan meningkat

dan siswa mulai aktif bertanya kepada peneliti apa-apa yang mereka tidak

mengerti walaupun kelas menjadi berisik. Observer berusaha menenangkan siswa

untuk tidak berisik dalam mengerjakan tugas-tugas dalam bahan diskusi (3). Dan

siswa terlihat lebih tenang. Pada saat kelompok siswa bertanya kepada peneliti,

peneiti berusaha mengarahkan dan memberi petunjuk kepada kelompok tersebut

agar mereka menjadi paham.

Kelompok siswa sudah ada yang mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang

ada dalam bahan diskusi (3), sehingga sebagian siswa sudah mampu membuat

rangkuman, pertanyaan, menjelaskan soal yang ada dalam bahan diskusi (3) dan

memprediksi dengan menuliskan masing-masing ke dalam kertas selembar yang

dibuatnya secara bersama-sama dengan membagi-bagikan tugas kepada masing-

masing kelompok. Tetapi masih ada juga beberapa kelompok yang hanya

mengobrol dan mengganggu siswa yang lain, walaupun sudah ditegur berulang-

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

65

ulang mereka hanya bisa diam sejenak. Dan observer mengambil tindakan yang

lebih tegas dengan cara meminta siswa yang berisik untuk berdiri di depan kelas.

Setelah waktu habis untuk menyelesaikan bahan diskusi (3), masih ada beberapa

kelompok yang hanya mengerjakan sebagian saja dan belum

menyempurnakannya. Karena waktu mengerjakan bahan diskusi (3) sudah habis,

siswa tidak ada yang boleh melanjutkan lagi.

Pemilihan kelompok guru siswa secara acak yaitu kelompok 4 yaitu

kelompok 4 yang terpilih. Kelompok 4 tampak malu-malu ketika diminta maju ke

depan kelas salah satu siswa dalam kelompok 4 ada yang tidak hadir jadi mereka

hanya berempatlah yang maju ke depan. Ketika guru siswa menjelaskan hasil

pengerjaannya, peneliti berusaha memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam

diskusi tersebut, peneliti meminta siswa tidak lagi malu untuk bertanya kepada

kelompok yang sedang mempresentasikan hasil pengerjaan temannya di depan

kelas. Kondisi kelas cukup tertib tidak terlalu gaduh seperti sebelumnya.

Berikut ini petikan dari proses pembelajaran terbalik yang dilakukan siswa

pada pertemuan ketiga beserta analisis deskriptifnya.

1. Merangkum

Dari 35 siswa yang mengikuti pembelajaran terbalik, sebagian besar siswa

membuat rangkuman dengan baik walaupun belum sepenuhnya sempurna.

Diskusi kelompok 4 selama mengerjakan rangkuman kesimpulan sebagai berikut:

Jumlah sudut-sudut suatu segitiga membentuk sudut lurus, yaitu sudut yang

besarnya 1800

Diketahui pada PQR, besar ∠P =48o dan ∠Q = 72o.Hitunglah besar ∠R. Δ

Penyelesaian:

Diketahui ∠P = 48o dan ∠Q = 72o.

Pada Δ PQR, berlaku ∠P + ∠Q + ∠ R = 180o ,

sehingga 48o + 72o + ∠R = 180o

120o + ∠R = 180o

∠R = 180 - 120o

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

66

2. Menyusun pertanyaan

Kelompok 4 bertanya kepada siswa lain apakah ada yang mau ditanyakan?

Kemudian kelompok 6 yang bertanya adapun pertanyaannya adalah:

Apakah setiap mencari besar salah satu sudut segitiga harus di jumlahkan

menjadi 1800? Kenapa?

Jawaban dari kelompok 2 karena kelompok 4 tidak bisa menjawab:

Iya, karena jumlah sudut segitiga adalah 1800 jadi, jika ketiga sudut

segitiga bila dijumlahkan tidak 1800 maka jawaban itu salah. Maka dari itu

dalam mengerjakan soal harus selalu dijumahkan menjadi 1800

3. Menjelaskan jawaban dari soal bahan diskusi(3)

Dari 10 pertanyaan yang terdapat dalam bahan diskusi (3) hanya 6

pertanyaan yang dapat diselesaikan kelompok 4. 1 pertanyaan lain di Bantu

kelompok 7 untuk menjawab dan untuk 3 pertanyaan peneliti yang

menjelaskannya.

4. Memprediksi

Kelompok 4 belum sempurna dalam menjawab soal memprediksi, dari 8

gambar yang diminta hanya 5 yang dapat dikerjakan. Siswa masih salah dalam

menggambar layang-layang, jajargenjang dan segi lima beraturan.

Selanjutnya, peneliti bersama observer memberikan penilaian terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung, dan peneliti menympulkan apa yang sudah

di jelaskan oleh kelompok 4. peneliti mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya

siswa lebih aktif lagi dalam menjawab maupun pada saat diskusi di depan kelas.

Dan terakhir guru memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.

4) Pertemuan keempat (Jum’at 12 Maret 2010)

Pertemuan 4 berlangsung 2x40 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan

pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada

pertemuan keempat ini semua siswa hadir. Kelas sudah mulai rapih karena siswa

sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya, dan sudah kelihatan

bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini. pada pertemuan keempat ini

terdapat 1 orang yang tidak hadir karena sakit.

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

67

Peneliti bersama observer membagikan bahan diskusi (4) dengan materi

“hubungan sudut dalam dan sudut luar pada segitiga” kepada setiap kelompok.

Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam bahan diskusi

tanpa perintah peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk

membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa mulai terlihat

membaik ketika mengerjakan bahan diskusi (4) walaupun siswa pandai masih

lebih mendominasi dalam kelompok tetapi siswa lain berusaha untuk mengerti

juga.

Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam

mengerjakan bahan diskusi (4), pada proses pembelajaran terbalik di pertemuan 4

peneliti sudah merasakan keringanan ketika berkeliling karena keompok-

kelompok sudah terlihat lebih rapih dan teratur, siswa yang sering membuat

onarpun sudah mau mengerjakan bahan diskusi walaupun belum sepenuhnya

mengerti dan peneliti berusaha memberi pengarahan dan penjelasan kepada siswa

tersebut.

Setelah selesai mengerjakan bahan diskusi (4), dengan cara acak memilih

siswa yang akan menjadi guru siswa dan terpilihlah kelompok 7 untuk

mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas.

Berikut ini petikan dari proses pembelajaran terbalik yang dilakukan siswa pada

pertemuan keempat beserta analisis deskripsinya.

1. Merangkum

Dari 40 siswa yang mengikuti pembelajaran terbalik, sebagian besar siswa

membuat rangkuman dengan baik walaupun belum sepenuhnya sempurna. Dari

diskusi kelompok 7 selama mengerjakan rangkuman diperoleh kesimpulan

rangkuman siswa dalam kelompok 7 adalah sebagai berikut:

Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut dalam yang tidak

berpelurus dengan sudut luar tersebut.

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

68

C

A B 800

600

x y

Penyelesaian: 80o + 60o + xo = 180o (sudut dalam segitiga)

140o + xo = 180o

xo = 180o - 140o

xo = 40o

xo + yo = 180o (berpelurus) 40o + yo = 180o

yo = 180o - 40o

yo = 140o

Jadi, nilai xo = 40o dan yo = 140o.

2. Menyusun pertanyaan

Kelompok 3 bertanya:

Kelompok 7 menjawab

440

Aq0 470

p0

C r0

890

B

Penyelesaian:

p0 = + = 440 + 890 = 1330 atau BAC∠ ACB∠

p0 = 1800 – 470 = 1330

q0 = + = 470 + 890 = 1360 atau ABC∠ ACB∠

q0 = 1800 – 440 = 1360

r0 = + = 440 + 470 = 910 atau BAC∠ ABC∠

r0 = 1800 – 890 = 910

3. Menjelaskan jawaban dari soal bahan diskusi (4)

Dari 6 pertanyaan yang terdapat dalam bahan diskusi (4) hanya 3

pertanyaan yang dapat diselesaikan kelompok 7. 1 pertanyaan lain di Bantu

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

69

kelompok 1 yang menjawab dan untuk 2 pertanyaan peneliti yang

menjelaskannya.

4. Memprediksi

Dari soal memprediksi bahan diskusi (4) kelompok 7 kesulitan

memindahkan 3 buah batang korek api tersebut, tetapi dengan bantuan peneliti

maka kelompok 7 dapat menjawab dan menggambarkannya di papan tulis.

5) Pertemuan kelima (Kamis, 18 Maret 2010)

Pertemuan 5 berlangsung 2x40 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan

pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada

pertemuan kelima ini terdapat 2 orang siswa yang tidak hadir 1 orang sakit dan

yang satunya tanpa keterangan. Peneliti meriview pembelajaran pada pertemuan

sebelumnya untuk mengingatkan siswa agar tidak lupa. Kelas sudah mulai rapih

karena siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya, dan sudah

kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini.

Peneliti bersama observer membagikan bahan diskusi (5) yang berisi

materi “hubungan panjang sisi dan besar sudut” kepada setiap kelompok. Siswa

sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam bahan diskusi tanpa

perintah peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk membagi

tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa mulai terlihat membaik

ketika mengerjakan bahan diskusi (5) walaupun siswa pandai masih lebih

mendominasi dalam kelompok tetapi siswa lain berusaha untuk mengerti juga.

Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam

mengerjakan bahan diskusi (5), pada proses pembelajaran terbalik di pertemuan 5

kelompok-kelompok sudah mulai kompak dan akrab. Siswa sudah mulai terbiasa

dengan pertanyaan dan perintah-perintah yang terdapat dalam bahan diskusi,

sehingga proses menyelesaikan bahan diskusi (5) dapat diselesaikan tepat waktu.

Walaupun masih terlihat ada 3 kelompok yang belum aktif dalam mengerjakan

bahan diskusi (5).

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

70

Setelah selesai mengerjakan bahan diskusi (5), dengan cara acak memilih

siswa yang akan menjadi guru siswa dan terpilihlah kelompok 5 untuk

mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas.

Berikut ini petikan dari proses pembelajaran terbalik yang dilakukan siswa pada

pertemuan keempat beserta analisis deskripsinya.

1. Merangkum

Dari 38 siswa yang mengikuti pembelajaran terbalik, sebagian besar siswa

membuat rangkuman dengan baik walaupun belum sepenuhnya sempurna. Dari

diskusi kelompok 5 selama mengerjakan rangkuman diperoleh kesimpulan

rangkuman siswa dalam kelompok 5 adalah sebagai berikut:

Pada setiap segitiga berlaku sudut terbesar terletak berhadapan dengan sisi

terpanjang sedangkan sudut terkecil terletak berhadapan dengan sisi terpendek

Dalam diketahui perbandingan antar sudut-sudutnya adalah sebagai berikut:

:

ABCΔ

A∠ B∠ ∠ : = 3 : 5 : 2. C

a. Tentukan besar masing-masing sudut pada ABCΔ tersebut!

b. Sisi manakah yang terpanjang dan yang terpendek?

Penyelesaian:

Diketahui : A∠ B∠ : = 3 : 5 : 2 dan C∠ A∠ + B∠ + C∠ = 1800 maka

a. 000 54180103180

2533

==++

=∠ xxA

000 90180105180

2535

==++

=∠ xxB

0000 36180102180

102180

2532

===++

=∠ xxxC

b. Karena dalam diketahui ABCΔ C∠ < A∠ < B∠ , maka sisi c < a < b, Jadi, sisi

terpanjang adalah sisi b atau sisi AC dan sisi terpendek adalah sisi c atau sisi AB.

2. Menyusun pertanyaan

Pertanyaan kelompok 8:

Apakah dalam setiap segitiga sudut yang terbesar selalu berhadapan dengan

sisi yang paling panjang?

Jawab: (kelompok 5)

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

71

Iya benar, karena sudut yang paling besar maka panjang sisit yang berada di

hadapannya selalu lebih panjang dibandingkan dengan sisi yang lainnya .

3. Menjelaskan jawaban dari soal-soal bahan diskusi (5)

Dari 4 pertanyaan yang terdapat dalam bahan diskusi (5) hanya 2

pertanyaan yang dapat diselesaikan kelompok 5.

4. Memprediksi

Dari soal memprediksi kelompok 4 memilih gambar e dan menjawabnya

bahwa sudut terbesar C yang berada di

hadapan sisi AB (terpanjang )

sudut terkecil B yang berada di hadapan sisi AC (terpendek)

Selanjutnya, peneliti bersama observer memberikan penilaian terhadap

pembelajaran. peneliti mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya siswa lebih

aktif lagi dalam menjawab maupun pada saat diskusi di depan kelas.

A

C e

B

A

6) Pertemuan keenam (Jum’at, 19 maret 2010)

Pertemuan keenam sama halnya dengan pertemuan sebelumnya

berlangsung 2x40 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 14.30-15.50.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuka pembelajaran dan memeriksa

absensi siswa, dan semua siswa hadir.

Pertemuan ini tidak dibagi kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir

siklus 1. Tes ini berbentuk soal pilihan ganda yang telah di uji validitas dan

reliabilitas soal, soal berjumlah 15 yang terdiri dari menjelaskan pengertian dan

jenis-jenis segitiga, menjelaskan sifat-sifat segitiga, menghitung besar salah satu

sudut segitiga apabila sudut lainnya diketahui, menjelaskan hubungan sudut dalam

dan luar pada segitiga, menjelaskan hubungan sisi dan sudut pada segitiga. Tes ini

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar matematika siswa terhadap

materi yang telah diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Sebelum dilaksanakan tes, 10 menit dilakukan review sekilas materi yang

sudah diajarkan dan membahas kesulitan-kesulitan yang masih ada. Tes ini

dilaksanakan selama 60 menit. Selama proses berlangsung, suasanapun menjadi

sepi dan hening namun masih ada beberapa siswa yang masih menyontek dengan

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

72

teman sebangkunya dan peneliti segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa

segera mengumpulkan lembar jawaban tes dan pada pertemuan ini siswa tidak

diberikan lembar jurnal harian siswa.

c) Tahap Observasi dan analisis

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Guru kelas (observer) melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dan aktivitas belajar siswa selama

proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar

observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Pada Pembelajaran Siklus I

No

Indikator yang

diamati

Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5 Rata-

rata

1 Aktivitas visual 40% 60% 60% 80% 60% 60% 2 Aktivitas oral 46,67% 46,67% 53,33% 60% 73,33% 56% 3 Aktivitas menulis 60% 60% 60% 60% 80% 64% 4 Aktivitas mental 50% 50% 70% 60% 70% 60%

5 Aktivitas emosional 40% 50% 60% 80% 80% 62%

Rata-rata aktivitas total 60,40%

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada

siklus I adalah sebagai berikut:

1) Visual activities

Visual activities terdiri atas akitivitas memperhatikan pada saat guru

menjelaskan materi dan pada saat diskusi Rata-rata persentase siswa yang

memperhatikan penjelasan guru atau teman pada saat diskusi sebanyak 60 %. Hal

ini menunjukkan bahwa siswa yang memperhatikan guru atau teman pada saat

diskusi berlangsung sudah cukup banyak, akan tetapi tidak semua siswa

memperhatikan penjelasan guru atau teman pada saat menjadi guru siswa dengan

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

73

sungguh-sungguh. Masih banyak siswa yang bercanda dengan teman

sebangkunya dan mengobrol dengan teman lainnya ketika temannya menjadi guru

siswa di depan kelas. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya

perbaikan pada siklus II.

2) Oral activities

Oral activities terdiri atas memberi penjelasan pada saat diskusi

kelompok, mengajukan pertanyaan, dan menanggapi penjelasan guru atau teman

pada saat diskusi berlangsung. Rata-rata persentase aktivitas oral mencapai 56%.

Siswa pada aktivitas memberi penjelasan pada saat diskusi kelompok berlangsung

hanya sebanyak 56%. Persentase ini terbilang masih kurang, karena pada saat

siswa menjadi guru siswa masih terlihat kaku dan belum menguasai materi yang

akan dijelaskan guru siswa kepada kelompok lainnya. Rata-rata persentase siswa

mengajukan pertanyaan sebanyak 56%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat

diskusi berlangsung masih terbilang kurang, karena masih banyak siswa yang

tidak berani bertanya kepada guru siswa pada saat diskusi berlangsung, walaupun

terkadang masih ada beberapa siswa yang berani bertanya dan menjawab

pertanyaan yang diajukan temannya. Rata-rata menanggapi penjelasan guru/teman

pada saat diskusi sebanyak 56%. Hal ini menunjukan bahwa pada saat memberi

penjelasan siswa masih kurang, karena kebanyakan guru siswa belum percaya diri

apa yang mereka jelaskan dan beum sepenuhnya memahami materi. Untuk itu

pada saat memberi penjelasan peneliti banyak memberi arahan dan masukan.

Berdasarkan penilaian observer siswa masih banyak yang takut pada saat

mengemukakan pendapatnya jadi masih banyak siswa yang hanya diam saja.

Untuk itu perlu diadakan perbaikan pada siklus dua dengan membuat suasana

belajar yang lebih menyenangkan dan peneliti memberikan motivasi yang lebih

baik lagi. Contohnya dengan menambahkan alat peraga.

3) Writing activities

Writing activities yang dinilai peneliti adalah membuat rangkuman

materi dari bahan diskusi yang diberikan kepada masing-masing kelompok. Rata-

rata membuat rangkuman sebanyak 64%. Dalam membuat rangkuman siswa

dinyatakan cukup baik karena siswa tidak hanya menulis apa yang ada dalam

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

74

bahan diskusi tetapi siswa melihat dari sumber lain misalnya buku cetak yang

diberikan dari sekolah. Rangkuman siswa sudah cukup rapih walaupun masih

banyak juga siswa yang hanya membuat rangkuman dari bahan diskusi saja tanpa

menambahkan dari sumber acaan lainnya.

4) Mental activities

Untuk mental activities yaitu aktivitas memecahkan soal dalam bahan

diskusi dan memprediksi, rata-rata persentase aktivitas mental mencapai 60%

dengan persentase aktivitas siswa memecahkan masalah masih kurang karena

hanya mencapai 52% saja, hal ini disebabkan soal yang ada di dalam bahan

diskusi terlalu banyak sehingga waktu yang memungkinkan siswa untuk

mengerjakan semua soal tidak cukup dan soal terbilang susah menurut siswa.

Untuk aktivitas memprediksi sudah cukup baik mencapai 68%, dalam bahan

diskusi soal memprediksi sudah dinilai cukup jelasoleh observer karena soalnya

mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif dalam menjawab soal dan soal-soal

yang adapun menarik menurut observer.

5) Emotional activities

Rata-rata aktivitas emosional siswa mencapai 62% diantaranya minat

siswa dengan pembelajaran terbalik mencapai 60%, menurut observer siswa

terlihat antusias dan bersemangat pada saat mengerjakan tuga-tugas yang ada di

bahan diskusi karena menurut siswa pembelajaran yang diterapkan sangat

menarik, siswa dilatih untuk memahami materi sendiri dan belajar menjadi guru

siswa. Siswa cukup senang dengan diterapkannya model pembelajaran terbalik

dengan persentase yang diperoleh 64%. Walaupun masih banyak siswa yang

terlihat mengantuk dan bosan dengan diterapkannya pembelajaran terbalik karena

bingung mengerjakannya. Tetapi karena setiap kelompok terdapat siswa yang

pandai jadi siswa yang kurang pandai jadi bersemangat karena dibantu siswa yang

lebih pandai.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran

siklus I rata-rata aktivitas yang diperoleh sebesar 60,40%. Rata-rata aktivitas

siswa pada siklus I ini meningkat dibandingkan pada saat pra penelitian yang

hanya mencapai 47,5% tetapi rata-rata aktivitas siswa pada siklus I masih banyak

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

75

yang kurang yaitu dalam bekerja sama dengan anggota kelomponya masing-

masing, kualitas menjelaskan kembali hasil pengisian bahan diskusi, kualitas

memimpin diskusi, keaktifan bertanya dan menanggapi teman. Hal ini perlu

diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Pembelajaran masih harus

dilanjutkan karena aktivitas belajar siswa belum mencapai 70%.

Lembar aktivitas kelompok siswa juga dinilai oleh observer untuk

mengetahui sejauh mana kekompakan dan keseriusan siswa dalam mengerjakan

tugas. Lembar ini terdiri dari 10 aspek yang diukur dengan skor penilaian 4 (baik

sekali), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang). Hasil pengamatan aktivitas kelompok

siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3

Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus I

Kelompok Jumlah Skor Persentase Keterangan

1 25 63% Tercapai

2 18 45% Tidak tercapai

3 21 53% Tidak tercapai

4 23 58% Tidak tercapai

5 25 63% Tercapai

6 26 65% Tercapai

7 20 50% Tidak tercapai

8 26 65% Tercapai

Rata-rata 23 57,75% Tidak tercapai

Keterangan:

1. Skor aktivitas kelompok siswa:

a. Skor maksimum = 40

b. Skor minimum = 10

c. Skor rata-rata = 25 atau 63%

2. Skor rata-rata 25 atau 63% dijadikan sebagai patokan ketercapaian.

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

76

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat aktivitas kelompok 2, 7 masih

cukup jauh dari atandar ketercapaian, hal ini dapat dilihat dari persentase yang

didapatkan kurang dari 63% yaitu 45% dan 50% sehingga hampir seluruh aspek

ini perlu ditingkatkan lagi. Kelompok 3 lebih baik dari kelompok 2, 7 karena

persentase yang diperoleh 53%, ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan lagi

seperti bekerja sama dalam kelompok, kualitas menjelaskan, kualitas memimpin

diskusi dan keaktifan bertanya.

Kelompok 4 sudah cukup baik dari kelompok 2,3,7, hal ini terlihat dari

persentase yang diperoleh oleh kelompok 4 yaitu 58%, namun ada beberapa hal

yang perlu ditingkatkan lagi seperti kualitas menjelaskan hasil bahan diskusi,

kualitas memimpin diskusi dan bekerjasama dalam kelompok. Perolehan

persentase terbesar didapatkan oleh kelompok 6 dan 8 sebesar 65%, siswa terihat

lebih siap mengikuti pelajaran dan aktivitas mengikuti metode pembelajaran.

Kualitas bertanya dan menjelaskan sudah cukup baik, namun masih ada perlu

peningkatan dalam hal ketertiban suasana kelompok diskusi dan kualias

memimpin diskusi.

Berdasarkan hasil observasi dari seluruh kelompok pada saat

pembelajaran siklus I didapatkan bahwa rata-rata aktivitas kelompok siswa masih

kurang dalam beerjasama dengan anggot kelompoknya masing-masing, kualitas

menjelaskan hasi pengerjaan bahan diskusi, kualitas memimpin diskusi, keaktifan

bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal inilah yang perlu diperhatikan sebagai

bahan perbaikan pada siklus II. Pembelajaran harus dilanjutkan karena baru empat

kelompok yang dapat dikatakan baik aktivitasnya. Sedangkan kelompok lain

masih perlu ditingkatkan agar aktivitas kelompok pada siklus II lebih baik lagi.

Selain lembar observasi, peneliti menggunakan jurnal harian siswa

untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) pada siklus I ini. Berdasarkan hasil perhitungan, siswa yang memberi

respon positif 59,46%, siswa yang memberi respon negatif 29, 47%, siswa yang

bersikap netral 10%, dan siswa yang tidak berkomentar sebanyak 5,26%:

Rekapitulasi persentase respon siswa terhadap pembelajaran selama siklus I

dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

77

Tabel 4

Rekapitulasi Respon Siswa Selama Siklus I

Persentase pada Pertemuan Ke- No Kategori

1 (%) 2 (%) 3 (%) 4 (%) 5 (%)

Rata-rata

(%)

1 Positif 47,36 55 68,57 71,79 78,94 64,33

2 Netral 13,15 12,5 8,57 5,12 2,63 8,40

3 Negatif 34,21 32,5 22,85 23,07 18,42 26,21

4 Tidak

Berkomentar 5,26 5,26

Data Hasil jurnal harian siswa di atas jika diubah ke dalam diagram lingkaran

seprti pada Diagram 1 berikut:

64,33%8,40%

26,21%5,26%

1 Positif2 Netral3 Negatif4 Tidak Berkomentar

Diagram 1

Persentase Jurnal Harian Siswa pada Pembelajaran Siklus I Dilihat dari diagram 1 bahwa respon positif siswa terhadap

pembelajaran siklus I lebih besar dibandingkan dengan respon yang negatif, netral

maupun yang tidak berkomentar. Ini artinya bahwa sebagian besar siswa

menyatakan respon yang positif terhadap pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching). Pendapat-pendapat siswa tersebut baik yang positif, negatif, netral

maupun yang tidak berkomentar akan dijadikan bahan releksi untuk tindakan

pembelajaran selanjutnya.

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

78

Berdasarkan lembar observasi aktivitas yang diperoleh pada

pembelajaran siklus I aktivitas siwa memperoleh hasil yang cukup baik, hanya

saja kendalanya adalah kurangnya waktu untuk menyelesaikan bahan diskusi,

soal-soalnya masih terlalu sulit dan terlalu banyak dan belum terbiasanya siswa

mengerjakan secara berkelompok. Dan masih banyak juga siswa yang hanya

mengandalkan teman yang pintar saja.

Selama proses diskusi, peneliti mengamati aktivitas belajar di dalam

kelompok siswa sebagaimana pada gambar berikut:

Gambar 2

Guru Sedang Memberi Pengarahan

Gambar 2 menunjukkan guru sedang membimbing siswa dalam

kelompok belajarnya. Hal ini agar siswa lebih terarah dan lebih mengerti apa yang

harus mereka kerjakan dari penjelasan peneliti.

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

79

a

Gambar 3

Siswa yang Lebih Pintar (a) sedang Memberi Penjelasan kepada Siswa Lain

pada Saat Berdiskusi

Gambar 3 menunjukkan pada saat siswa berdiskusi terlihat serius dan

tampak pada gambar kalau siswa yang lebih pintar berusaha menjelaskan kepada

teman-teman yang lain dan teman yang lainpun terlihat serius memperhatikan

teman yang lebih pintar. Kelompok siswa berusaha memberikan yang terbaik dan

berusaha mengerti materi yang terdapat dalam bahan diskusi dan apabila mereka

tidak mengerti mereka akan menanyakan hal tersebut kepada peneliti. Kelompok

tersebut terlihat serius dalam mengerjakannya karena jika kelompok mereka yang

akan terpilih mereka sudah siap untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.

Pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa

dalam menerapkan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) masih

terlihat kaku karena sebelumnya belum perna siswa diajarkan secara berkelompok

apalagi manjadi guru siswa di depan kelas dan berusaha menjelakan kepada teman

yang lain. Pada gambar d bawah ini terlihat siswa ketika menjadi guru siswa di

depan kelas, siswa masih tampak malu-malu untuk tampil di depan kelas.

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

80

Gambar 4

Aktivitas Siswa pada Saat Menjadi Guru Siswa

Hasil belajar selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I pada

pertemuan keenam. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel 5

berikut:

Tabel 5 Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus I

Interval F f relatif f relatif kumulatif ≥

35-43 3 7,5% 100%

44-52 5 12,5% 92,5%

53-61 8 20% 80%

62-70 12 30% 60%

71-79 4 10% 30%

80-88 2 5% 20%

89-97 6 15% 15%

Keterangan:

Nilai tertinggi = 95 Jumlah siswa = 40

Nilai terendah = 35 Rata-rata = 66,87

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

81

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini

mencapai rata-rata 66,87. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada

siklus I ini cukup baik, namun masih ada 8 orang siswa yang mendapat nilai

dibawah KKM.

Gambar 5

Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I

Gambar 5 menunjukkan siswa sedang mengerjakan tes siklus I, suasana

cukup tenang dan penuh konsentrasi tidak ada lagi siswa yang berisik pada saat

mengerjakan soal siklus I. Soal siklus I terdiri dari 15 butir soal yang sudah di uji

validitas dan reliabelitasnya akan tetapi, tetap saja masih ada beberapa sswa yang

masih melihat pekerjaan teman sebangkunya atau bekerja sama dengan teman

teman sebangku.

d) Tahap refleksi

Berdasarkan hasil jurnal harian, lembar observasi aktivitas siswa dan

wawancara dengan guru terhadap hasil dari analisis dan seluruh pelaksanaan

pembelajaran siklus I, adapun hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

82

Tabel 6

Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I

Temuan No Aspek Peneliti Siswa Rencana Perbaikan

1 Penerapan Model Pembelajaran Terbalik

- Pengaturan waktu tidak sesuai apa yang direncanakan sebelumnya

- Soal tes yang diberikan peneliti masih terlalu banyak dan kategori soal masih terbilang sulit sehingga jarang sekali siswa yang mengerjakan tepat waktu

- Siswa masih sedikit kesulitan dalam menjalankan strategi pembelajaran terbalik

- Siswa masih sedikit bingung pada saat mengerjakan bahan diskusi

- Mengoptimalkan waktu untuk mengerjakan bahan diskusi dan ketika siswa menjadi guru siswa

- Mengurangi jumlah soal dalam bahan diskusi dan memberikan soal yang bervariatif mulai dari yang mudah dan tidak memberikan soal yang tingkatannya sangat sulit bagi siswa

- Peneliti memberikan waktu pada setiap tahapan-tahapan pembelajaran terbalik sehingga waktu yang digunakan bisa lebih optimal

2 Aktivitas

Siswa dalam Pembelajaran Terbalik

- Masih kesulitan dalam membimbing siswa karena siswa masih sering teriak-teriak jika memanggil guru

- Belum maksimal dalam mengkondisikan kelas

- Siswa masih belum kompak pada saat diskusi kelompok

- Suasana kelas menjadi sangat ribut

- Siswa masih kurang jelas memberi penjelasan pada saat menjadi guru siswa

- Keaktifan siswa dalam bertanya masih kurang

- Masih banyak yang salah pada saat

- menjelaskan soal-soal dalam bahan diskusi

- Aktivitas siswa ditngkatkan dengan cara memberi motivasi dan dorongan pada siswa untuk melakukan diskusi kelompok

- Memberikan suasana kelas lebih santai agar siswa tidak tegang dan takut

- Guru lebih tegas lagi dalam menghadapi siswa yang ribut

- Guru memberi motivasi agar kelompok yang mendapat giliran lebih berani dan lebih semangat lagi

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

83

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II

a) Tahapan Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), menyiapkan bahan diskusi,

menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa, jurnal harian siswa,

pedoman wawancara untuk guru dan siswa dan keperluan pembelajaran lainnya.

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses

pemelajaran harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu mengoptimalkan waktu

yang digunakan agar seluruh tahapan pembelajaran terbalik dapat selesai sesuai

waktu yang diinginkan seperti alokasi waktu untuk mengerjakan bahan diskusi

ditambah menjadi 40 menit dari sebelumnya 30 menit agar siswa dapat

menyelesaikannya secara maksimal. Peneliti memperbaiki soal-soal pada tahap

menjelaskan agar soal tidak terlalu banyak dan tidak terlalu susah. Peneliti harus

lebih tegas dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan kepada siswa

secara detai dan dapat menjadikan suasana kelas menjadi santai, tidak tegang dan

tidak terburu-buru. Memberikan reward kepada kelompok siswa yang mampu

mempresentasikan bahan diskusi dengan baik dan siswa yang turut aktif dalam

proses diskusi agar siswa termotivasi baik keaktifannya maupun prestasinya.

Materi yang dibahas pada siklus II ini adalah menemukan rumus dan

menghitung keliling segitiga, menemukan rumus dan menghitung luas segitiga,

menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang, menemukan rumus dan

menghitung keliling dan luas persegi panjang. Target pada siklus II ini siswa

semakin baik dalam menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) dan aktivitas siswa semakin meningkat melalui lembar observasi

dibandingkan dengan siklus I dimana rata-rata persentase aktivitas belajar siswa

harus mencapai 70%. Tes hasil belajar siswa semakin meningkat dengan target

pencapaian peneliti dimana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 70 dan

tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 55.

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

84

b) Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan lima pertemuan dengan

alokasi waktu (2x40 menit) tiap pertemuannya. RPP siklus II dapat dilihat pada

lampiran.

1) Pertemuan ketujuh (Kamis, 15 April 2010)

Pertemuan 7 berlangsung 2x40 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan

pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada

pertemuan kelima ini siswa hadir seluruhnya. Peneliti merivew soal tes yang

belum dimengerti siswa untuk mengingatkan siswa agar menjadi paham. Peneliti

mengkondisikan kelas dengan lebih tegas agar siswa lebih disiplin.

Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi siklus II dan

memberika penjelasan dan pengarahan agar proses pembelajaran lebih baik lagi

dan siswa semakin aktif dalam menerapkan model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) yaitu dalam merangkum, menyusun pertanyaan,

menjelaskan soal yang terdapat dalam bahan diskusi, dan memprediksi jawaban

dari soal yang telah disediakan. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, siswa

langsung diperintahkan untuk duduk bersama kelompok sebelumnya.

Peneliti bersama observer membagikan bahan diskusi (6) yang berisi

materi “menemukan rumus dan menghitung keliling segitiga” kepada setiap

kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam

bahan diskusi tanpa perintah peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok

sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa

mulai terlihat membaik ketika mengerjakan bahan diskusi (6) walaupun siswa

pandai masih lebih mendominasi dalam kelompok tetapi siswa lain berusaha

untuk mengerti juga.

Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam

mengerjakan bahan diskusi (6), pada proses pembelajaran terbalik di pertemuan 6

sudah terlihat mengalami banyak peningkatan, walaupun masih ada saja dalam

kelompok siswa yang hanya diam saja. Peneliti menegur siswa tersebut dengan

memberi pengertian kalau siswa yang tidk ikut mengerjakan akan dikeluarkan dari

kelas dan tidak mendapatkan nilai. bahan diskusi (6) dapat diselesaikan sesuai

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

85

waktu yang diinginkan walaupun masih ada 3 kelompok yang belum tuntas tetapi

peneliti harus menutup sesi mengerjakan bahan diskusi sesuai perjanjian.

Setelah selesai mengerjakan bahan diskusi (6), dengan cara acak memilih

siswa yang akan menjadi guru siswa dan terpilihlah kelompok 6 untuk

mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas. Kelompok sudah mulai

berani dan percaya diri untuk maju ke depan.

Berikut ini petikan dari proses pembelajaran terbalik yang dilakukan siswa pada

pertemuan keempat beserta analisis deskripsinya.

1 Merangkum

Dari 40 siswa yang mengikuti pembelajaran terbalik, sebagian besar siswa

membuat rangkuman dengan baik walaupun belum sepenuhnya sempurna. Dari

diskusi kelompok 6 selama mengerjakan rangkuman diperoleh kesimpulan

rangkuman siswa dalam kelompok 6 yang di jelaskan kepada kelompok lain

adalah sebagai berikut: Dengan menuliskan di papan tulis hasil kelompok (6)

Sebuah segitiga mempunyai tiga sisi dan tiga sudut. Sisi yang terletak di

bawah disebut alas. Sudut yang berhadapan dengan alas disebut sudut

puncak, dan titik sudut puncak disebut titik puncak. Jarak terdekat antara

titik puncak dengan alas disebut tinggi segitiga.

Keliling segitiga adalah jumlah panjang ketiga sisinya. ditulis:

Keliling (K) = a + b + c

Dan berusaha memberikan contoh kepada kelompok lain

Hitunglah keliling segitiga yang panjang sisi-sisinya 8 cm, 16 cm dan 12 cm.

Jawab:

K = 8 cm + 16 cm + 12 cm = 36 cm

Jadi, keliling segitiga tersebut adalah 36 cm.

Pada saat kelompok (6) menjelaskan hasil rangkumannya terdapat 2 orang

siswa yang mengajukan pendapatnya dengan membetulkan dari kesalahan kelompok

(6).

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

86

2 Menyusun pertanyaan

Pertanyaan kelompok 3:

- Bagaimana jika yang diketahui terlebih dahulu kelilingnya, apakah bisa di

cari sisi-sisi segitiganya?

Jawab: (kelompok 6)

Bisa saja tinggal mengurangkan keliling dengan sisi yang diketahui.

- Dalam mengerjakan soal kelilng segitiga apakah yang dimaksud dengan

variable?

Jawab: (kelompok 1 menanggapi)

Variable itu adalah pengganti angka yang belum diketahui, cara mencarinya

dengan membagi keliling dengan konstantanya.

3 Menjelaskan jawaban dari soal-soal bahan diskusi (6)

Dari 3 pertanyaan yang terdapat dalam bahan diskusi (6) hanya2

pertanyaan yang dapat diselesaikan kelompok 6. 1 pertanyaan dapat diselaikan

oleh kelompok 4 yang bisa menjawabnya.

4 Memprediksi

Gambar bintang di samping ini terbentuk dari

12 buah segitiga sama sisi dengan panjang

sisi = 6 cm. tentukan keliling gambar bintang

tersebut? Dapat dijawab hampir semua

kelompok dengan menjawabnya 6cm x 12 =

72 cm

Selanjutnya, peneliti bersama observer memberikan penilaian terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung, dan peneliti menyimpulkan apa yang sudah

di jelaskan oleh kelompok 6. peneliti mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya

siswa lebih aktif lagi dalam menjawab maupun pada saat diskusi di depan kelas.

Dan terakhir guru memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

87

2) Pertemuan kedelapan (Jum’at, 16 April 2010)

Pertemuan 8 berlangsung 2x40 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan

pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada

pertemuan kedelapann ini terdapat 1 orang yang tidak hadir karena sakit. Kelas

sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk dengan masing-masing

kelompoknya, dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali

ini.

Peneliti bersama observer membagikan bahan diskusi (7) yang berisi

materi “menemukan rumus dan menghitung luas segitiga” kepada setiap

kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam

bahan diskusi tanpa perintah peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok

sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa

mulai terlihat membaik ketika mengerjakan bahan diskusi (7) walaupun siswa

pandai masih lebih mendominasi dalam kelompok tetapi siswa lain berusaha

untuk mengerti juga.

Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam

mengerjakan bahan diskusi (7), pada proses pembelajaran terbalik di pertemuan 7

sudah terlihat mengalami banyak peningkatan, walaupun masih ada saja dalam

kelompok siswa yang hanya diam saja. Siswa sudah tidak begitu ribut dan peran

penelitipun suda mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan sendirinya.

bahan diskusi (7) dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan walaupun

masih ada 2 kelompok yang belum tuntas tetapi peneliti harus menutup sesi

mengerjakan bahan diskusi sesuai perjanjian.

Setelah selesai mengerjakan bahan diskusi (7), dengan cara acak memilih

siswa yang akan menjadi guru siswa dan terpilihlah kelompok 3 untuk

mempresentasikan hasil pengerjaannya di depan kelas karena memang belum

terpilih. Kelompok sudah mulai berani dan percaya diri untuk maju ke depan.

Berikut ini petikan dari proses pembelajaran terbalik yang dilakukan siswa pada

pertemuan keempat beserta analisis deskripsinya.

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

88

1 Merangkum

Dari 39 siswa yang mengikuti pembelajaran terbalik, sebagian besar siswa

membuat rangkuman dengan baik walaupun belum sepenuhnya sempurna. Dari

diskusi kelompok 3 selama mengerjakan rangkuman diperoleh kesimpulan

rangkuman siswa dalam kelompok 3 yang di jelaskan kepada kelompok lain

adalah sebagai berikut: Dengan menuliskan di papan tulis hasil kelompok (3)

AB adalah alas segitiga, C adalah titik puncak, dan

CD adalah tinggi segitiga ABC.

Persegi panjang ABEF mempunyai panjang AB

atau EF sama dengan p, dan lebar AF atau BE

sama dengan l, maka luas persegi panjang ABEF =

p x l.

Luas ABEF = luas Δ ADC + luas Δ AFC + luas Δ BDC + luas Δ BEC.

Karena Δ ADC kongruen dengan Δ AFC dan Δ BDC kongruen dengan

BEC Δ

Luas ABEF = 2 x luas Δ ADC + 2 x luas Δ BDC

= 2 x (luas ADC + luas Δ Δ BDC)

= 2 x luas ABC Δ

maka luas ABC = Δ21 x luas persegi panjang ABEF =

21 x p x l.

Karena p = AB = alas segitiga ABC dan l = BE = CD = tinggi segitiga

ABC,

maka luas ABC =Δ21 x alas x tinggi atau ditulis:

Luas segitiga = 21 x alas x tinggi.

Kelompok 3 merangkum contoh beberapa contoh soal juga dan

menjelaskan dengan cara menuliskannya di papan tulis.

Pada saat kelompok 3 menjelaskan hasil rangkumannya terdapat 3 orang siswa

yang mengajukan pendapatnya dengan membetulkan dari kesalahan kelompok 3.

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

89

2 Menyusun pertanyaan

Pertanyaan kelompok 2:

- Bagaimana jika yang diketahui terlebih dahulu luasnya, apakah bisa di cari

tinggi segitiganya?

Jawab: (kelompok 3)

Bisa saja tinggal membagi luas dengan setengah alas yang diketahui.

- Bagaimana mencari tinggi segitiga, jika yang diketahui hanya sisi-sisinya

saja?

Jawab: (kelompok 8 menanggapi)

Dapat dicari dengan rumus pytagoras yaitu mencari akar dengan

mengurangkan sisi miring kuadrat dikurangi sisi siku kuadrat, maka akan

didapat tinggi segitiganya.

3 Menjelaskan jawaban dari soal-soal bahan diskusi (7)

Dari 3 pertanyaan yang terdapat dalam bahan diskusi (7) seluruh

pertanyaan dapat diselesaikan kelompok 3 dan kelompok 3 daat menjelaskan

dengan lancar kepada kelompok lain karena di kelompok 3 terdapat 2 anak yang

pintar.

4 Memprediksi

Dari gambar di atas, luas sebuah segitiga jika digabungkan dengan luas

segitiga yang satunya akan menghasilkan luas bangun datar apa?

Kelompok 3 dapat menjawabnya dengan benar: yaitu luas persegi dan luas

belah ketupat.

Selanjutnya, peneliti bersama observer memberikan penilaian terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung, dan peneliti menyimpulkan apa yang sudah

di jelaskan oleh kelompok 6. peneliti mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya

siswa lebih aktif lagi dalam menjawab maupun pada saat diskusi di depan kelas.

Dan terakhir guru memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

90

3) Pertemuan kesembilan (Kamis, 22 April 2010)

Pertemuan 9 berlangsung 2x40 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan

pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada

pertemuan kesembilan ini terdapat 2 orang yang tidak hadir karena sakit. Kelas

sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk dengan masing-masing

kelompoknya, dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali

ini.

Peneliti bersama observer membagikan bahan diskusi (8) yang berisi

materi “menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang” kepada setiap

kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di dalam

bahan diskusi tanpa perintah peneliti terlebih dahulu masing-masing kelompok

sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya. Aktivitas siswa

sudah membaik tidak ada lagi siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan

kelompoknya..

Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau siswa dalam

mengerjakan bahan diskusi (8), pada proses pembelajaran terbalik di pertemuan 9

sudah terlihat mengalami banyak peningkatan. Siswa sudah tidak begitu ribut dan

peran penelitipun suda mulai berkurang karena siswa sudah paham dengan

sendirinya. bahan diskusi (8) dapat diselesaikan sesuai waktu yang diinginkan

semua kelompok dapat mengerjakan bahan diskusi dengan tuntas sesuai waktu

yang diperintahkan.

Setelah selesai mengerjakan bahan diskusi (8), dengan cara acak memilih

siswa yang akan menjadi guru siswa dan terpilihlah kelompok 8 karena memang

kelompok 8 yang belum pernah maju di setiap pertemuan sebelumnya.

Berikut ini petikan dari proses pembelajaran terbalik yang dilakukan siswa pada

pertemuan keempat beserta analisis deskripsinya.

1 Merangkum

Dari 38 siswa yang mengikuti pembelajaran terbalik, sebagian besar siswa

membuat rangkuman dengan baik walaupun belum sepenuhnya sempurna. Dari

diskusi kelompok 8 selama mengerjakan rangkuman diperoleh kesimpulan

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

91

rangkuman siswa dalam kelompok 8 yang di jelaskan kepada kelompok lain

adalah sebagai berikut: Dengan menuliskan di papan tulis hasil kelompok (8)

Pengertian persegi panjang: Persegi panjang adalah bangun datar segi empat

yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku.

Sifat-sifat persegi panjang antara lain:

- Sisi-sisi yang berhadapan dari suatu persegi panjang sama panjang dan sejajar.

- Diagonal-diagonal dari suatu persegi panjang adalah sama pan-

jang dan saling membagi dua sama besar.

- Setiap sudut persegi panjang adalah sama besar dan merupakan sudut siku-siku

(90o).

2 Menyusun pertanyaan

Pertanyaan kelompok 1:

- Apakah yang dimaksud dengan diagonal?

Jawab: (kelompok 8)

Diagonal adalah garis yang menghubungkan sudut dari panjang dan lebar

persegi panjang dan saling membagi dua sama besar.

- Apakah bisa mencari panjang diagonal dengan diketahui panjang dan

lebarnya?

Jawab: (kelompok 4 menanggapi)

Dapat dicari dengan rumus pytagoras yaitu mencari akar dengan

menjumlahkan panjang kuadrat ditambah sisi siku kuadrat, maka akan

didapat panjang diagonal persegi panjang.

3 Menjelaskan jawaban dari soal-soal bahan diskusi (8)

Dari 5 pertanyaan yang terdapat dalam bahan diskusi (7) seluruh

pertanyaan dapat diselesaikan kelompok 8 dan kelompok 8 daat menjelaskan

dengan lancar kepada kelompok lain.

4 Memprediksi

Tebaklah aku! Aku adalah benda yang mempunyai dua pasang buah sisi, sisi yang

satu biasanya disebut sisi panjang dan yang satunya lagi biasa disebut lebar.

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

92

Ukuranku macam-macam, ada yang 1 meter, 50 cm, 30 cm, dll. Selain itu, aku

juga terbentuk dari kayu, plastic bahkan besi!

Apakah aku? Penggaris

Apa fungsiku? Untuk mengukur benda

Selanjutnya, peneliti bersama observer memberikan penilaian terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung, dan peneliti menyimpulkan apa yang sudah

di jelaskan oleh kelompok 8. hasilnya sudah membaik siswa sudh banyak yang

aktif dan sudah percaya diri untuk menjadi guru siswa. Dan terakhir guru

memberikan jurnal harian untuk diisi oleh siswa.

4) Pertemuan kesepuluh (Jum’at, 23 April 2010)

Pertemuan 10 berlangsung 2x40 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan

pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran dan apersepsi, pada

pertemuan kesembilan ini terdapat 2 orang yang tidak hadir karena sakit. Kelas

sudah mulai rapih karena siswa sudah duduk dengan masing-masing

kelompoknya, dan sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali

ini.

Peneliti bersama observer membagikan bahan diskusi (9) yang berisi

materi “menemukan dan menghitung keliling dan luas persegi panjang” kepada

setiap kelompok. Siswa sudah mulai terbiasa dengan tugas-tugas yang ada di

dalam bahan diskusi tanpa perintah peneliti terlebih dahulu masing-masing

kelompok sudah sibuk membagi tugas kepada teman-teman kelompoknya.

Aktivitas siswa sudah sangat membaik tidak ada lagi siswa yang tidak

mengerjakan tugas dengan kelompoknya..

Peneliti bersama observer hanya memantau dari depan tidak lagi

berkeliling seperti biasanya karena semua siswa sudah sangat mengerti akan

tugasnya. pada proses pembelajaran terbalik di pertemuan 10 sudah terlihat

mengalami banyak peningkatan.

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

93

Setelah selesai mengerjakan bahan diskusi (9), karena semua kelompok

sudah merasakan maju ke depan akhirnya peneliti yang menentukan bahwa

kelompok 4 lah yang akan menjadi guru siswa.

Berikut ini petikan dari proses pembelajaran terbalik yang dilakukan siswa pada

pertemuan keempat beserta analisis deskripsinya.

1 Merangkum

Dari 38 siswa yang mengikuti pembelajaran terbalik, sebagian besar siswa

membuat rangkuman dengan baik walaupun belum sepenuhnya sempurna. Dari

diskusi kelompok 4 selama mengerjakan rangkuman diperoleh kesimpulan

rangkuman siswa dalam kelompok 4 yang di jelaskan kepada kelompok lain

adalah sebagai berikut: Dengan menuliskan di papan tulis hasil kelompok (4)

Keliling suatu bangun datar adalah jumlah panjang sisi-sisi bangun

tersebut.

p + p +l + l = 2(p +l)

Luas daerah persegi panjang adalah hasil perkalian dari ukuran panjang

dan lebar persegi panjang tersebut.

Secara aljabar ditulis L = p x l

Kelompok 4 merangkum contoh beberapa contoh soal juga dan

menjelaskan dengan cara menuliskannya di papan tulis.

2 Menyusun pertanyaan

- Bagaimana jika yang diketahui terlebih dahulu luas dan lebarnya, apakah

bisa di cari panjangnya?

Jawab: (kelompok 3)

Bisa saja tinggal mengurangi keliling dengan lebar persegi panjang.

- Bagaimana mencari lebar persegi panjang, jika yang diketahui luas dan

panjangnya?

Jawab: (kelompok 8 menanggapi)

Dapat dicari dengan mengurangkan keliling dengan dua kali panjangnya

kemudian hasilnya dibagi dua, maka akan ketemu lebarnya.

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

94

3 Menjelaskan jawaban dari soal-soal bahan diskusi (9)

Dari 2 pertanyaan yang terdapat dalam bahan diskusi (9) seluruh

pertanyaan dapat diselesaikan kelompok 4 dan kelompok 4 daat menjelaskan

dengan lancar kepada kelompok lain.

4 Memprediksi

Masing-masing kelompok menggambar macam-macam ada yang

menggambar rumah, menggambar pak tani dll. Kelompok 4, 1, 3 dan 5

menggambar pak tani dan memiliki 9 satuan luas segitiga.

5) Pertemuan kesebelas (Kamis, 29 April 2010)

Pertemuan kesebelas sama halnya dengan pertemuan sebelumnya

berlangsung 2x40 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 14.30-15.50.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuka pembelajaran dan memeriksa

absensi siswa, dan semua siswa hadir.

Pertemuan ini tidak dibagi kelompok karena akan dilaksanakan tes akhir

siklus 1. Tes ini berbentuk soal pilihan ganda yang telah di uji validitas dan

reliabilitas soal, soal berjumlah 25 yang terdiri dari menemukan rumus dan

menghitung keliling segitiga, menemukan rumus dan menghitung luas segitiga,

menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang, menemukan rumus dan

menghitung keliling dan luas persegi panjang. Tes ini dimaksudkan untuk

mengetahui tingkat hasil belajar matematika siswa terhadap materi yang telah

diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Sebelum dilaksanakan tes, 10 menit dilakukan review sekilas materi yang

sudah diajarkan dan membahas kesulitan-kesulitan yang masih ada. Tes ini

dilaksanakan selama 60 menit. Selama proses berlangsung, suasanapun menjadi

sepi dan hening namun masih ada beberapa siswa yang masih menyontek dengan

teman sebangkunya dan peneliti segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa

segera mengumpulkan lembar jawaban tes dan pada pertemuan ini siswa tidak

diberikan lembar jurnal harian siswa.

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

95

c) Tahap Observasi dan analisis

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Guru kelas (observer) melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dan aktivitas belajar siswa selama

proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar

observasi dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Pada Pembelajaran Siklus II

No

Indikator yang

diamati

Pert.7 Pert.8 Pert.9 Pert.10 Rata-rata

1 Aktivitas visual 80% 80% 80% 80% 80% 2 Aktivitas oral 60% 66,67% 80% 80% 71,67% 3 Aktivitas menulis 60% 80% 80% 80% 75% 4 Aktivitas mental 70% 80% 80% 80% 77,5%

5 Aktivitas emosional 80% 80% 80% 80% 80%

Rata-rata aktivitas total

76,83%

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada

siklus II adalah sebagai berikut:

1) Visual activities

Rata-rata persentase siswa yang memperhatikan penjelasan guru atau

teman pada saat diskusi sebanyak 80 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang

memperhatikan guru atau teman pada saat diskusi berlangsung sudah cukup

banyak dan memperoleh nilai baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang

tidak memperhatikan penjelasan guru atau teman pada saat diskusi. aspek ini

sudah menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan

dengan hasil persentase pada siklus I.

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

96

2) Oral activities

Rata-rata persentase aktivitas oral mencapai 71,67%. Siswa pada

aktivitas memberi penjelasan pada saat diskusi kelompok berlangsung mencapai

75%. Persentase ini terbilang sudah cukup baik karena siswa sudah mulai terbiasa

menjadi guru. Rata-rata persentase siswa mengajukan pertanyaan sebanyak 70%.

Hal ini menunjukkan bahwa pada saat diskusi berlangsung sudah terbilang cukup,

karena sudah banyak siswa yang berani bertanya kepada guru siswa pada saat

diskusi berlangsung, walaupun terkadang siswa masih ada beberapa siswa yang

berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan temannya. Rata-rata

menanggapi penjelasan guru/teman pada saat diskusi sebanyak 70%. Hal ini

menunjukan bahwa pada saat memberi penjelasan siswa sudah berani

mengemukakan pendapatnya dan percaya diri akan pendapatnya. Ketiga aspek ini

sudah menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan

dengan hasil persentase pada siklus I

3) Writing activities

Writing activities yang dinilai peneliti adalah membuat rangkuman

materi dari bahan diskusi yang diberikan kepada masing-masing siswa dalam

kelompok. Rata-rata membuat rangkuman sebanyak 75%. Dalam membuat

rangkuman siswa dinyatakan sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan

siklus I karena rangkuman sudah dibuat persiswa.

4) Mental activities

Untuk mental activities yaitu aktivitas memecahkan soal dalam bahan

diskusi dan memprediksi, rata-rata persentase aktivitas mental mencapai 77,5%

dengan persentase aktivitas siswa memecahkan masalah mencapai 75%, siswa

sudah mampu mengerjakan soal-soal dengan kelompoknya karena tingkatan soal

sudah dibuat bervariasi. Untuk aktivitas memprediksi sudah cukup baik mencapai

80%, dalam bahan diskusi soal memprediksi sudah dinilai cukup jelas oleh

observer karena soalnya mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif dalam

menjawab soal dan soal-soal yang adapun menarik menurut observer. Kedua

aspek ini sudah menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik bila

dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I.

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

97

5) Emotional activities

Rata-rata aktivitas emosional siswa mencapai 80% diantaranya minat

siswa dengan pembelajaran terbalik mencapai 80%, menurut observer siswa

terlihat antusias dan bersemangat pada saat mengerjakan tugas-tugas yang ada di

bahan diskusi karena menurut siswa pembelajaran yang diterapkan sangat

menarik, siswa dilatih untuk memahami materi sendiri dan belajar menjadi guru

siswa. Siswa cukup senang dengan diterapkannya model pembelajaran terbalik

dengan persentase yang diperoleh 80%. Kedua aspek ini sudah menunjukkan

adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase

pada siklus I.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran

siklus II rata-rata aktivitas yang diperoleh sebesar 76,83%. Rata-rata aktivitas

siswa pada siklus II ini meningkat dibandingkan pada siklus I yang hanya

mencapai 60,40%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa ketika proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran terbalik sudah cukup baik.

Hasil pengamatan aktivitas kelompok siswa melalui lembar observasi

dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8

Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa Siklus II

Kelompok Jumlah Skor Persentase Keterangan

1 30 75% Tercapai

2 23 58% Tidak tercapai

3 27 68% Tercapai

4 29 73% Tercapai

5 30 75% Tercapai

6 32 80% Tercapai

7 24 60% Tidak tercapai

8 32 80% Tercapai

Rata-rata 29,5 71,12% Tercapai

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

98

Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas kelompok 2

mengalami peningkatan sebesar 13% apabila dibandingkan dengan aktivitas pada

siklus I yaitu 45% pada siklus II ini menjadi 58%. Aktivitas kelompok 3 juga

mengalami peningkatan sebesar 15% bila dibandingkan dengan siklus I,

persentase aktivitas kelompok ini pada siklus II mencpai 68% sedangkan pada

siklus I sebesar 53%. Persentase aktivitas kelompok 4 pada siklus I sebesar 58%

sedangkan persentase pada siklus II sebesar 73%. Persentase tersebut

memperlihakan kenaikan aktivitas siswa sebesar 15%. Persentase aktivitas belajar

matematika kelompok 7 pada siklus I sebesar 50% sedangkan pada siklus II

sebesar 60%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 10%.

Perolehan persentase aktivitas belajar kelompok 6 dan 8 masih

menunjukkan persentase paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lain yaitu

sebesar 80%. Persentase kelompok ini pada siklus I sebesar 65% sehingga

kelompok ini mengalami peningkatan 15%. Aktivitas kelompok 1 dan 5

meningkat bila dibandingkan dengan aktivitas kelompok pada siklus I, hal ini

dapat dilihat dari perbandingan persentase aktivitas kelompok siklus I yaitu

sebesar 63% menjadi 75%.

Selain lembar observasi, peneliti menggunaan jurnal harian siswa untuk

mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Beberapa respon siswa terhadap tindakan pembelajaran pada setiap pertemuan

siklus II yang diperoleh dari jurnal harian siswa dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9

Rekapitulasi Respon Siswa Siklus II

Persentase Pada Pertemuan Ke- No Kategori

7 (%) 8 (%) 9 (%) 10 (%)

Rata-rata

(%)

1 Positif 72,5 74,35 77,5 80 76,08

2 Netral 0 0 0 0 0

3 Negatif 27,5 25,64 22,5 20 23,91

4 Tidak

Berkomentar 0 0 0 0 0

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

99

Data hasil jurnal harian siswa di atas jika diubah ke dalam diagram

lingkaran seperti pada Diagram 2 berikut:

76,08%

0,00%

23,91% 0,00%1 Positif2 Netral3 Negatif4 Tidak Berkomentar

Dilihat dari diagram 2 respon positif siswa terhadap pembelajaran siklus II

lebih besar dibandingkan dengan respon yang negatif. Ini artinya bahwa sebagian

besar siswa menyenangi pembelajaran matematika dengan penggunaan model

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

Hasil belajar selama siklus II diperoleh dari tes akhir siklus II pada

pertemuan kesembilan. Hasil tes akhir siklus II tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 10

Hasil Belajar Matematika pada Akhir Siklus II

Interval Frekuensi frelatif frelatif Kumulatif ≥

60 – 66 5 0,122 100%

67 – 73 10 0,2439 87,8%

74 – 80 11 0,2683 63,41%

81 – 87 6 0,1463 36,58%

88 – 94 5 0,122 21,95%

95 – 101 4 0,0975 9,75%

Keterangan :

Xmin = 60 Jumlah siswa = 40

Xmax = 100 Rata-rata = 78,3

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

100

d) Tahap Refleksi

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran metode yang digunakan oleh

peneliti pada setiap tindakan pembelajaran telah sesuai yaitu model pembelajaran

terbalik walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan tetapi hal

tersebut dapat diatasi pada tindakan pembelajaran selanjutnya dengan adanya

kegiatan refleksi pada setiap akhir pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas

belajar siswa mencapai 76,33%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase

aktivitas belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan

penelitian ini, dimana rata-rata persentase aktivitas belajar siswa harus mencapai

70%.

Berdasarkan tes hasil belajar matematika yaitu tes akhir siklus II ini

mencapai rata-rata 78,3 dengan nilai terendah 60. Hal ini juga menunjukkan

bahwa tes hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan

penelitian ini, dimana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 70 dan tidak

ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 55.

Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan

informasi bahwa siswa sangat merespon baik model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching) ini dan guru kelas juga menganggap bahwa penerapan

model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ini telah dilaksanakan dengan

sangat baik sehingga dapat dikatakan berhasil.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator

keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai

dengan siklus II.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini terdiri atas instrument tes dan non tes. Untuk tes digunakan tes formatif yaitu

tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan

pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada bahan diskusi. Tes ini

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

101

bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa pada

tiap siklus sebagai implikasi dari PTK.

Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi, jurnal harian

dan wawancara yang ditujukan untuk guru dan siswa. Lembar observasi diisi pada

setiap pertemuan sedangkan wawancara dilakukan pada akhir siklus II. Untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat keterpercayaan

yang tinggi, dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali

keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber,

memeriksa apakah data tersebut tetap sifatnya dan dapat dipastikan kebenaran

data. Selain melakukan member check, untuk mendapatkan data yang absah

dilakukan pula teknik triangulasi melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar

siswa apakah menunjukkan peningkatan dengan diterapkannya model

pembelajaran terbalik. Hal ini bertujuan untuk menggali data dari sumber yang

sama yaitu siswa, dengan menggunakan cara yang berbeda. Peneliti juga secara

rutin melakukan diskusi dengan guru kolaborator mengenai hasil observasi yang

diperoleh, dibaca berulang-ulang, dan menghilangkan data yang tidak relevan

dengan fokus penelitian. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya.

Untuk mengetahui apakah hasil wawancara dengan siswa tentang

persepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran terbalik, bagaimana

aktivitas belajar siswa dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa didapat

informasi dari keadaan yang sebenarnya, wawancara dilakukan kepada 6 siswa

yang diambil berdasarkan prestasi belajarnya yang rendah, sedang dan tinggi. Hal

ini bertujuan agar informasi yang diperoleh dapat mewakili siswa dalam kelas

secara keseluruhan.

C. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada,

yang diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

102

1. Hasil Pengamatan

Lembar observasi terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi guru

pada KBM untuk menilai kualitas guru dalam penerapan model pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching) dan lembar observasi aktivitas belajar matematika

siswa untuk mengetahui persentase aktivitas belajar siswa. Lembar observasi juga

digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus.

Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 11

Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

No

Jenis

aktivitas Indikator yang diamati Siklus

I

Siklus

II

1 Visual activities

Memperhatikan penjelasan materi guru/teman (60%) (80%)

Rata-rata visual activities 60% 80% Memberikan penjelasan pada saat diskusi kelompok (56%) (75%)

Mengajukan pertanyaan (56%) (70%) 2 Oral activities

Menanggapi penjelasan guru/teman pada saat diskusi (56%) (70%)

Rata-rata oral activities 56% 71,67%

3

Writing activities

Membuat rangkuman dari materi yang akan dijelaskan (64%) (75%)

Rata-rata writing activities 64% 75% Memecahkan masalah dalam BAHAN DISKUSI (52%) (75%)

4

Mental activities Memprediksi jawaban dari

pertanyaan yang diberikan dalam BAHAN DISKUSI

(68%) (80%)

Rata-rata mental activities 60% 77,5% Minat/antusias siswa selama belajar (60%) (80%)

5 Emotional activities

Senang selama belajar (64)% (80%) Rata-rata emotional activities 62% 80%

Rata-rata aktivitas total 60,40% 76,83%

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

103

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata persentase

aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan 16,43%. Data pada tabel tersebut

juga menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II telah dapat

memperbaiki/meningkatkan sebagian besar aspek aktivitas yang masih rendah

pada siklus I, seperti aktivitas memperhatikan penjelasan guru/teman,

memberikan penjelasan materi, mengajukan pertanyaan, menanggapi penjelasan

guru siswa, memecahkan masalah, dan antusias siswa. Perbandingan persentase

aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam diagram sebagai

berikut:

Diagram 3

Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar

0102030405060708090

100

1 2 3 4 5

Siklus ISiklus II

pers

enta

se

Aspek Aktivitas

Ket: Aspek 1. Visual Activities

2. Oral Activities

3. Writing Aactivities

4. Mental Activities

5. Emotional Activities

Dari kelima aspek indikator tersebut terlihat bahwa peningkatan setiap

aspeknya memiliki rata-rata kenaikan hampir sama, dan aspek peningkatan

tertinggi terjadi pada indikator visual activities yaitu memperhatikan penjelasan

materi yang disampaikan guru/teman dan indikator emotional activities yaitu

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

104

antusias dan senang selama belajar matematika yang meningkat sampai 80%.

Peningkatan aspek aktivitas yang belum maksimal terjadi pada oral activities

yaitu masih kurangnya siswa pada saat mengajukan pertanyaan dan menanggapi

penjelasan guru siswa pada saat diskusi, hal ini terjadi karena siswa masih malu-

malu dalam mengungkapkan pendapatnya tetapi siswa sudah terlihat maksimal

walaupun belum sepenuhnya maksimal. Seluruh indikator sudah mengalami

ketercapaian penelitian yaitu aktivitas siswa mencapai 76,83% dan sudah

melebihi batas ketercapaian 70%.

Tabel 12

Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Kelompok Siswa

Siklus I Siklus II Nama

Kelompok skor % Keterangan skor % Keterangan

1 25 63% Tercapai 30 75% Tercapai

2 18 45% Tidak tercapai 23 58% Tidak tercapai

3 21 53% Tidak tercapai 27 68% Tercapai

4 23 58% Tidak tercapai 29 73% Tercapai

5 25 63% Tercapai 30 75% Tercapai

6 26 65% Tercapai 32 80% Tercapai

7 20 50% Tidak tercapai 24 60% Tidak tercapai

8 26 65% Tercapai 32 80% Tercapai

Rata-rata 23 57,75% Tidak tercapai 28,4 71,12% Tercapai

Berdasarkan tabel 12 peningkatan persentase aktivitas kelompok

mengalami peningkatan 13,37% karena terjadi peningkatan pada setiap

kelompoknya, walaupun masih ada 2 kelompok yang belum mencapai

ketercapaian karena masih di bawah kriteria ketuntasan yaitu 63% atau skor

minimum 25, tetapi semua kelompok sudah menunjukkan peningkatan pada setiap

pertemuannya. kelompok yang paling meningkat terjadi pada kelompok 6 dan 8

hal itu terjadi karena kelompok tersebut merupakan kelompok yang paling aktif

dalam berdiskusi maupun dalam mengerjakan bahan diskusi.

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

105

Diagram 4

Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar Kelompok

0102030405060708090

100

1 2 3 4 5 6 7 8

Siklus 1Siklus 2

Nama Kelompok

Pers

enta

se

2. Hasil Belajar Matematika

Untuk tes hasil belajar digunakan tes formatif yaitu tes yang

dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada

akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada bahan diskusi. Adapun hasil tes

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13

Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Statistik Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi 95 100

Nilai terendah 35 60

Rata-rata 66,87 78,3

Standar deviasi 15,21 10,4

Berdasarkan tabel 13 tersebut diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil

belajar siswa pada siklus I yaitu sudah di atas KKM. Rata-rata nilai pada siklus II

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

106

mengalami peningkatan 11,43 yaitu dari yang sebelumnya 66,87 menjadi 78,3.

Pada siklus I masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 35,

namun pada siklus II nilai terendahnya adalah 60 dan sudah tidak ada lagi siswa

yang mendapat nilai dibawah KKM. Peningkatan hasil belajar jika disajikan

dalam diagram batang adalah sebagai berikut:

Diagram 5 Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Siklus I Siklus II

Tes Hasil Belajar

Nila

i Rat

a-ra

ta

3. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)

Respon siswa terhadap pembelajaran dalam setiap tindakan penting

untuk disajikan sebuah pertimbangan ataupun perbaikan bagi penyusunan rencana

pembelajaran berikutnya. Respon siswa tersebut disusun dalam jurnal harian

siswa yang diberikan kepada siswa pada akhir tindakan pembelajaran. Respon

yang dikemukakan siswa beragam, ada yang berkomentar positif, komentar

negatif, komentar netral bahkan ada yang tidak berkomentar. Jurnal harian yang

telah disusun kemudian dihitung persentase jenis pendapatnya dan hasilnya

dirangkum pada tabel 14 berikut:

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

107

Tabel 14

Rekapitulasi Persentase Respon Siswa siklus I dan II

Rata-rata Persentase Pada Siklus ke- Kategori

I(%) II(%) Rata-rata(%)

Positif 64,33 76,08 70,20

Netral 8,40 0 8,40

Negatif 26,21 23,91 25,06

Tidak

Berkomentar 5,26 0 5,26

Berdasarkan tabel 14 persentase rata-rata dikonversikan dalam diagram 5:

Persentase Respon Siswa

64,33

76,08

8,40

26,21 23,91

5,2600

20

40

60

80

Siklus I Siklus II

Per

sent

ase

PositifNetralNegatifTidak Berkomentar

Diagram 6

Persentase Respon Siswa

4. Hasil Wawancara

Selain data yang diperoleh dari lembar observasi, jurnal harian dan tes

hasil belajar, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti pada guru dan siswa. Wawancara dilakukan sebelum tindakan dan setelah

tindakan.

Pada wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan (penelitian

pendahuluan) diperoleh informasi bahwa tingkat kemampuan siswa kelas VII-D

rata-rata masih di bawah KKM, metode yang selama ini digunakan guru adalah

ceramah, siswa jarang sekali bertanya, kemampuan siswa dalam mengerjakan soal

rendah tentang materi pelajaran dan masih ada sebagian kecil siswa yang sering

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

108

acuh saat guru menjelaskan ataupun memberi pertanyaan. Para siswa juga kadang

merasa bosan saat belajar matematika yang selalu mengerjakan soal.

Adapun hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus II

memberikan informasi bahwa siswa sangat merespon baik model pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching) ini dan guru kelas juga menganggap bahwa

penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ini telah

dilaksanakan dengan sangat baik karena siswa dituntut untuk menggali

kemampuannya dalam belajar dan aktivitas siswa menjadi meningkat, sehingga

dapat dikatakan berhasil.

D. Pembahasan Temuan Penelitian

1. Penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat

meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

Penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat

meningkatkan aktivitas siswa karena prinsip pembelajaran ini adalah sebuah

pembelajaran yang menerapkan empat strategi kognitif yang mengarahkan siswa

untuk mandiri, aktif dalam memahami suatu materi. Jadi dalam setiap

pembelajaran yang lebih berperan aktif adalah siswa. Peningkatan aktivitas

belajar matematika pada penelitian pendahuluan diperoleh rata-rata skor aktivitas

siswa yaitu 47,5%. Dan setelah tindakan siklus I diperoleh skor rata-rata aktivitas

siswa sebesar 60,40% sedangkan setelah tindakan dengan siklus II diperoleh skor

rata-rata aktivitas belajar matematika siswa sebesar 76,83% ini artinya terjadi

peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, hal ini terjadi karena

pada siklus II siswa sudah mulai berani dalam mengemukakan pendapatnya, siswa

juga sudah pintar dalam membuat pertanyaan maupun menjadi guru siswa.

Sedangkan melaui lembar observasi aktivitas kelompok siswa pada siklus I

mendapat skor dengan rata-rata 57,75% sedangkan pada siklus II mengalami

peningkatan menjadi 71,12% dan sudah mencapai rata-rata skor ketercapaian

yaitu 63% atau skor 25. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

terbalik (reciprocal teaching) memberikan pengaruh yang besar terhadap aktivitas

belajar matematika siswa.

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

109

2. Siswa memiliki respon positif terhadap pembelajaran matematika

dengan penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)

Pada siklus I dari hasil pengamatan menunjukkan siswa cukup senang

dan semangat belajar dengan diterapkannya model pembelajaran terbalik

(reciprocal teaching). Dengan adanya antusias dan semangat siswa dalam belajar

matematika dengan menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal

teaching) dapat menginformasikan bahwa model pembelajaran ini dapat

menciptakan respon positif siswa terhadap pelajaran matematika. Siswa juga

terlihat semakin pandai dan berani dalam menerapkan model pembelajaran

terbalik.

Jurnal harian siswa melengkapi data yang sudah ada tujuannya agar data

yang diperoleh kuat keberadaannya yaitu untuk mengetahui respon siswa terhadap

penerapan model pembelajaran terbalik. Berdasarkan hasil jurnal harian diperoleh

respon positif siswa dari siklus I sebesar 64,33% menjadi 76,08% pada siklus II.

Sehingga mengalami peningkatan sebesar 11,75% dengan rata-rata keseluruhan

siswa yang memberikan respon positif pada siklus I dan siklus II sebesar 70,20%,

sedangkan rata-rata siswa yang memberikan respon yang negatif pada siklus I dan

siklus II sebesar 25,06%, ini artinya sebagian besar siswa memiliki respon yang

positif terhadap proses pembelajaran matematika menggunakan model

pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).

3. Penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa

Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dengan penerapan

model pembelajaran tematik maka hasil belajar siswa juga mengalami

peningkatan. Peningkatan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari nilai

tes akhir siklus I menunjukkan rata-rata yang cukup baik yaitu mencapai 66,67%.

Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan 11,43 yaitu dari yang

sebelumnya 66,67% menjadi 78,30%. Pada siklus I masih ada 8 orang siswa yang

mendapat nilai dibawah KKM yaitu 55, namun pada siklus II nilai terendahnya

adalah 60 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

110

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

111

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan maka dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika

siswa ini dapat terlihat dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa rata-rata

persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 60,40% dan setelah

dilakukan perbaikan selama pembelajaran pada siklus II rata-rata persentase

aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 76,83%. Penelitian ini dihentikan

karena sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70%. Rata-rata

aktivitas kelompok siswa pada siklus I sebesar 57,75% dan meningkat pada

siklus II menjadi 71,12%. Aspek yang dapat ditingkatkan melalui penerapan

model pembelajaran terbalik yaitu aktivitas memperhatikan penjelasan materi

guru/teman, memberi penjelasan pada saat diskusi kelompok, mengajukan

pertanyaan, menanggapi penjelasan guru/teman pada saat diskusi, membuat

rangkuman, memecahkan masalah dalam LKS, memprediksi, antusias dan

senang selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran terbalik.

2. Siswa memiliki respon yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan

menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). Hal ini

terlihat dari meningkatnya respon positif siswa dari siklus I sebesar 64,33%

menjadi 76,08% pada siklus II. Sehingga mengalami peningkatan sebesar

11,75%.

3. Model pembelajaran terbalik dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata nilai tes hasil belajar

yang diberikan pada setiap akhir siklus. Pada siklus I nilai rata-ratanya sebesar

66,87 dan pada siklus II meningkat menjadi 78,30 serta tidak ada siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM yaitu 55.

110

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

111

B. Saran

1. Apabila pembelajaran ini akan dilakukan maka guru perlu melakukan

persiapan yang matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh

karena itu, perlu dipersiapkan beberapa hal diantaranya:

a. Mempersiapkan RPP, soal latihan, lembar observasi aktivitas siswa, jurnal

harian untuk mengetahui respon siswa tersebut.

b. Mempersiapkan LKS yang menarik dan memuat 4 strategi pembelajaran

terbalik yaitu membuat rangkuman, mengajukan pertanyaan, menjelaskan

dan memprediksi sebagai panduan agar terlaksana semua strategi dalam

proses pembelajaran.

c. Dalam membuat kelompok siswa sebaiknya terdapat siswa yang lebih

pintar pada setiap kelompoknya untuk mempermudah dalam diskusi.

2. Siswa sebaiknya bisa dilibatkan dalam merumuskan kegiatan pembelajaran

pada siklus berikutnya agar peneliti mengetahui keinginan siswa sebagai

bahan pertimbangan perencanaan yang akan dipakai.

3. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat menjadi salah satu

alternatif dalam meningkatkan kemampuan dalam belajar matematika

terutama dari segi keaktifan siswa.

4. Bagi para peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti keterkaitan antara

penerapan model pembelajaran terbalik delam pembelajaran matematika

terhadap kemampuan-kemampuan matematika yang lain seperti koneksi,

penalaran, pemecahan masalah, berpikir kreatif dan penalaran. Jika membuat

rangkuman diharapkan siswa dapat mengambil dari bahan diskusi yang dibuat

peneliti atau bahan lain.

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

115

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

116

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

117

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

118

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

119

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

120

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

121

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

122

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

123

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

124

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

125

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

126

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

127

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

128

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

129

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

130

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

131

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

132

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

133

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

134

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

135

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

136

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

137

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

138

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

139

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

140

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

141

Page 155: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

142

Page 156: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

143

Page 157: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

144

Page 158: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

145

Page 159: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

146

Page 160: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

147

Page 161: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

148

Page 162: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

149

Page 163: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

150

Page 164: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

151

Page 165: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

152

Page 166: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

153

Page 167: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

154

Page 168: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

155

Page 169: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

156

Page 170: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

157

Page 171: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

158

Page 172: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

159

Page 173: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

160

Page 174: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

161

Page 175: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

162

Page 176: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

163

Page 177: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

164

Page 178: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

165

Page 179: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

166

Page 180: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

167

Page 181: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

168

Page 182: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

169

Page 183: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

170

Page 184: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

171

Page 185: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

172

Page 186: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

173

Page 187: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

174

Page 188: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

175

Page 189: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

176

Page 190: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

177

Page 191: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

178

Page 192: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

179

Page 193: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

180

Page 194: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

181

Page 195: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

182

Page 196: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

183

Page 197: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

184

Page 198: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

185

Page 199: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

186

Page 200: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

187

Page 201: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

188

Page 202: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

189

Page 203: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

190

Page 204: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

191

Page 205: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

192

Page 206: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

193

Page 207: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

194

Page 208: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

195

Page 209: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

196

Page 210: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

197

Page 211: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

198

Page 212: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

199

Page 213: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

200

Page 214: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

201

Page 215: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

202

Page 216: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

203

Page 217: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

204

Page 218: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

205

Page 219: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

206

Page 220: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

207

Page 221: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

208

Page 222: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

209

Page 223: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

210

Page 224: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

211

Page 225: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

212

Page 226: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

213

Page 227: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

214

Page 228: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

215

Page 229: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

216

Page 230: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

217

Page 231: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

218

Page 232: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

219

Page 233: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

220

Page 234: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

221

Page 235: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

222

Page 236: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

223

Page 237: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

224

Page 238: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

225

Page 239: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

226

Page 240: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

227

Page 241: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

228

Page 242: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

229

Page 243: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

230

Page 244: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

231

Page 245: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

232

Page 246: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

233

Page 247: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

234

Page 248: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

235

Page 249: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

236

Page 250: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

237

Page 251: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

238

Page 252: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

239

Page 253: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

240

Page 254: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

241

Page 255: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

242

Page 256: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

243

Page 257: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

244

Page 258: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

245

Page 259: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal

Teaching) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa”,

disusun oleh Ria Sardiyanti, Nomor Induk Mahasiswa 105017000475, Jurusan

Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah

sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai

ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, Juni 2010

Yang Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kadir, M.Pd Abdul Muin,S.Si, M.Pd

NIP. 19670812 199402 1 001 NIP.150 378 019

Page 260: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertandatangan di bawah ini

Nama : Ria Sardiyanti

NIM : 105017000475

Jurusan : Pendidikan Matematika

Angkatan Tahun : 2005

Alamat : Jl. Oscar II No.17 RT 001/ RW 002, BambuApus- Pamulang,

Kota Tangerang Selatan, Banten, 15415.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Terbalik

(Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika

Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama : Dr. Kadir, M.Pd

NIP : 19670812 199402 1 001

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

2. Nama : Abdul Muin, S.Si, M.Pd

NIP : 19751201 200604 1 003

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, Juni 2010

Yang Menyatakan

Ria Sardiyanti

Page 261: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Ria Sardiyanti

Nim : 105017000475

Jurusan : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal

Teaching) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika

Siswa

No Referensi Pembimbing

I

Pembimbing

II

1. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenanda Media

Group, 2008), h.2

2. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenanda Media

Group, 2008), h.110

3. Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International Mathematics

Report”, dari http://timss.bc.edu/TIMSS2007/techreport.html,

6 September 2009, h. 38.

4. Ina V.S. Mullis, dkk, “TIMSS 2007 International Mathematics

Report”, dari http://timss.bc.edu/TIMSS2007/techreport.html,

6 September 2009, h. 195.

5. Sri Hartati, Penerapan Pendekatan Pembelajaran Terbalik

(Reciprocal Teaching) (Pengajaran Berbalik) Sebagai Upaya

peningkatan Kadar Keaktifan dan Kemampuan Kognitif Siswa

Pada Pembelajaran IPA SLTP, (Jakarta: Laporan Penelitian

LIPI,UNS, 2002) h.3

Page 262: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

6. Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran

Terbalik (Reciprocal Teaching) untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep Operasi Bilangan Berpangkat Siswa

Kelas IX-A SMP Negeri 2 Moramo, h. 2 dalam

http://pendidikanmatematika.files.wordpress.com/2009/03/

proposal_reciprocal_teaching_.doc.

7. Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer, (Bandung : JICA-UPI.2001), h. 18

8. Sukardjono, dkk, Hakikat dan Sejarah Matematika, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008), h. 1.3

9. Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer, (Bandung : JICA-UPI.2001), h. 55

10. Ismail.,dkk, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika,

(Jakarta: Universitas Terbuka, 2002), h.1.15

11. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003), h. 59

12. Prof. Dr. Udin S. Wiranataputra, dkk, Belajar dan

Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 1.2

13. Prof. Dr. Ir. Soedijanto Padmowihardjo, Psikologi belajar

Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.18

14. Wasty soemarto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 104

15. Triyanto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan

Praktek, (Jakarta: Prestasi pustaka, 2007), h. 28

16. Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 12

17.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan

Pemuda, 2003 ), hal. 4

Page 263: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

18. Prof. Dr. Udin S. Wiranataputra, dkk, Belajar dan

Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 1.6

19. Ismail, dkk, Pembaharuan dalam Pembelajaran Matematika,

(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 7.13

20. Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,

(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2008), h. 96

21. http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/05/model-

pembelajaran-reciprocal-teaching/ Diterbitkan di: Pendidikan

on Juni 5, 2009 at 8:08 h.1

22. Dr. Mohammad Nur, Strategi-Strategi Belajar, (Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya, 2000), h. 48

23. Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 96

24. Eti Sulandari, Sri Riyanti. Pengembangan Model

Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) pada Mata

Kuliah Perancangan Bahan dan Tebal Perkerasan dalam

Upaya Meningkatkan Kualitas Belajar Mahasiswa Teknik

Sipil di Fakultas Teknik, (Jakarta: Laporan Penelitian

LIPI,Universitas Tanjung Pura, 2002) h. 6

25. Anna Uhl Chamot, et.al, The Learning Strategies Handbook,

(Newyork: Addison Wesley Longman, Inc, 1996), h. 106

26. Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 97

27. http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/05/model-

pembelajaran-reciprocal-teaching/ Diterbitkan di: Pendidikan

on Juni 5, 2009 at 8:08 h.3

28. Eti Sulandari, Sri Riyanti. Pengembangan Model

Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) pada Mata

Kuliah Perancangan Bahan dan Tebal Perkerasan dalam

Upaya Meningkatkan Kualitas Belajar Mahasiswa Teknik

Page 264: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

Sipil di Fakultas Teknik, (Jakarta: Laporan Penelitian

LIPI,Universitas Tanjung Pura, 2002) h. 8-10

29. Dr. Mohammad Nur, Strategi-Strategi Belajar, (Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya, 2000), h. 49

30. Prof.Dr.H. Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 147-154

31. Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,

(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2008), h. 100

32. Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta

: Balai Pustaka, 2000), h. 26

33. Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, Cet. Ke-2, 2003), h. 170

34. Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,

(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2008), h. 101

35. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT

Rineka Cipta,2002), cet 1, h. 38-45

36. Prof. Dr. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, Cet. Ke-2, 2003), h. 175

37. Suharsimi Arikunto, Peneltian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT.

Bumi Aksara, 2007) Cet ke-4, h.3

38. Suharsimi Arikunto, Peneltian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT.

Bumi Aksara, 2007) Cet ke-4, h.20

39. Suharsimi Arikunto, Peneltian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT.

Bumi Aksara, 2007) Cet ke-4, h.63

40. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 79

41.

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 100

Page 265: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3353/1/RIA... · siswa, 2) Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kadir, M.Pd Abdul Muin,S.Si, M.Pd

NIP. 19670812 199402 1 001 NIP.150 378 019