Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK KELAS X PADA KONSEP REAKSI REDOKS
SKRIPSI
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
Lestari Kurniawati Zai
NIM: 171444036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENERAPAN PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS X PADA KONSEP REAKSI REDOKS
Oleh:
Lestari Kurniawati Zai
NIM 171444036
Telah disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
(Risnita Vicky Listyarini, M.Sc.) Tanggal: 23 September 2021
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENERAPAN PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS X PADA KONSEP REAKSI REDOKS
Disusun Oleh:
Lestari Kurniawati Zai
NIM: 171444036
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...................................
Sekretaris : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. ..................................
Anggota : Risnita Vicky Listyarini, M.Sc. ...................................
Anggota : Johnsen Harta, M.Pd. ...................................
Anggota : Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. ...................................
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji
pada Tanggal: 29 September 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
iii
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
Yogyakarta, 29 September 2021
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kepada Tuhan sumber kekuatan dan pengharapanku.
Hasil karya dan perjuangan ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, Waosokhi Zai dan Norima Halawa.
Saudaraku, Abang Martin, Abang Ferry, Kakak Happy, Kakak Fanny, Kakak
Poppy dan Abang Boy.
Seluruh keluarga besar Ama/Ina Nuru Zai.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Terimaka kasih untuk setiap Doa, Dukungan dan Cinta yang menyertai
perjuanganku selama belajar diprogram Studi Pendidikan Kimia
Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 September 2021
Penulis
Lestari Kurniawati Zai
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lestari Kurniawati Zai
NIM : 171444036
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENERAPAN PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS X PADA KONSEP REAKSI REDOKS “
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 29 September 2021
Penulis
Lestari Kurniawati Zai
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENERAPAN PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS X PADA KONSEP REAKSI REDOKS
Lestari Kurniawati Zai
Universitas Sanata Dharma
2021
Pada konsep reaksi redoks peserta didik kesulitan untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah
model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk
menerapkan model pembelajaran flipped classroom untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas X pada konsep reaksi redoks. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian Quasi Experiment dengan desain penelitian One Group Pretest-
Posttest Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
wawancara, lembar validasi, tes hasil belajar, lembar observasi dan lembar angket.
Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel
20 orang peserta didik. Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji
paired sample t-test. Hasil analisis menunjukkan (1) nilai thitung dari masing-masing
pertemuan lebih besar dari ttabel dan nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05. Hasil
analisis N-Gain pertemuan pertama 0,56 dan pertemuan kedua 0,62, masuk pada
kriteria sedang. Hasil analisis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada pertemuan
pertama sebesar 91,5% dan pertemuan kedua sebesar 97,5%, masuk pada kriteria
sangat tinggi; (2) hasil analisis lembar observasi selama pembelajaran memiliki
rata-rata persentase sebesar 63% masuk pada kriteria tinggi; (3) hasil analisis angket
respon peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran flipped classroom
memiliki rata-rata persentase sebesar 72,1% masuk pada kriteria positif. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran flipped classroom
dapat dijadikan sebagai model pembelajaran alternatif khususnya pada konsep
reaksi redoks.
Kata kunci: flipped classroom, hasil belajar, konsep reaksi redoks
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF FLIPPED CLASSROOM
TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES OF SENIOR HIGH SCHOLL
STUDENTS ON THE CONCEPT OF REDOX REACTION
Lestari Kurniawati Zai
Sanata Dharma University
2021
In the concept of redox reactions, students find it difficult to achieve maximum
learning outcomes. One of the factors that influence student learning outcomes is
the learning model used by the teacher. This study aims to implement the flipped
classroom learning model to improve the learning outcomes of class X students on
the concept of redox reactions. This research is a Quasi Experiment research with
One Group Pretest-Posttest Design research design. The instruments used in this
study were interview sheets, validation sheets, learning outcomes tests, observation
sheets and questionnaire sheets. Determination of the sample using purposive
sampling technique with a sample of 20 students. The research hypothesis test was
conducted using the paired sample t-test. The results of the analysis show (1) the
tcount value of each meeting is greater than ttable and the sig value. (2-tailed) is
less than 0.05. The results of the N-Gain analysis for the first meeting were 0.56
and the second meeting was 0.62, including the moderate criteria. The results of
the analysis of the Student Worksheet (LKPD) at the first meeting was 91.5% and
the second meeting was 97.5%, it was included in the very high criteria; (2) the
results of the analysis of the observation sheet during learning have an average
percentage of 63% entering the high criteria; (3) the results of the questionnaire
analysis of student responses to the application of the flipped classroom learning
model have an average percentage of 72.1% which is included in the positive
criteria. The results of this study indicate that the flipped classroom learning model
can be used as an alternative learning model, especially on the concept of redox
reactions.
Keywords: flipped classroom, learning outcomes, redox reaction concept
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
penyertaanNya, penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“PENERAPAN PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X PADA
KONSEP REAKSI REDOKS”. Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik atas bimbingan dan kebaikan hati dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Tarsius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia dan segenap dosen Pendidikan Kimia yang telah
membimbing dan membagikan ilmunya selama belajar diprogram studi
Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Risnita Vicky Listyarini, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dan dengan sabar memberikan
bimbingan, bantuan, pengarahan serta saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Johnsen Harta, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang
selalu memberikan bimbingan, dukungan dan doa selama belajar diprogram
studi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma.
5. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang dengan keramahan dan kesabaran
telah membantu dalam segala hal terkait administrasi penulis selama belajar di
Universitas Sanata Dharma.
6. Bapak Antonius Haryanto, M.Pd., selaku Kepala SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.
7. Bapak Marcus Rustanta, M.Pd., selaku guru mata pelajaran kimia SMA Stella
Duce 2 Yogyakarta yang telah memberikan masukan dan membantu penulis
selama proses pengambilan data skripsi.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Peserta didik kelas X MIPA SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah
meluangkan waktu dan pikiran sebagai subjek penelitian.
9. Keluarga besar SMA Stella Duce 2 Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Teristimewa untuk keluargaku tersayang yang selalu mengirimkan doa,
dukungan, kasih sayang dan cinta yang tak henti-hentinya selama belajar di
program studi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma.
11. Nely dan Nastry yang mengajarkanku untuk bertahan dan meneruskan
perjuangan di program studi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma.
12. Personil “Iki Opo Ini” yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat
selama menyusun skripsi.
13. Tanika dan Maria yang selalu membantu penulis selama proses penyusunan
skripsi.
14. Kelompok belajarku yang memberikan dukungan dan semangat selama belajar
diprogram studi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma.
15. Teman-teman Pendidikan Kimia 2017 yang memberikan bantuan dan
dukungan kepada penulis selama belajar di program studi Pendidikan Kimia
Universitas Sanata Dharma.
16. Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma (USD), sering disebut
Kampus Sadhar, yang menjadi tempatku untuk menuntut ilmu dan berproses
untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
17. Semua pihak yang ikut serta membantu dan mendukung penulis selama belajar
diprogram studi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kelemahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk
memperbaiki karya selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 29 September 2021
Penulis
Lestari Kurniawati Zai
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat ..................................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 6
A. Landasan Teori.......................................................................................... 6
1. Flipped Classroom ................................................................................... 6
2. Hasil Belajar ........................................................................................... 10
3. Reaksi Redoks ........................................................................................ 14
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 17
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 21
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 21
B. Desain Penelitian .................................................................................... 21
1. Tahap Persiapan ..................................................................................... 21
2. Tahap Perencanaan ................................................................................. 22
3. Tahap Pelaksanaan ................................................................................. 23
4. Tahap Akhir ............................................................................................ 25
C. Variabel Penelitian .................................................................................. 26
D. Sampel Penelitian.................................................................................... 26
E. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 26
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 27
1. Wawancara ............................................................................................. 27
2. Tes .......................................................................................................... 27
3. Observasi ................................................................................................ 27
4. Angket .................................................................................................... 28
G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 28
1. Lembar Wawancara
.................................. 30
xi
................................................................................ 28
2. Lembar Validasi ..................................................................................... 28
3. Soal Pretest dan Posttest ........................................................................ 30
4. Soal dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiDAFTAR TABEL ................................................................................................ xiiiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
HALAMAN JUDUL.................................................................................................iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................iiHALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iiiMOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... ivPERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vPERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................ix
AKADEMI................................................................................................viABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ...........................................................................................................viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Lembar Observasi ................................................................................... 31
6. Lembar Angket ....................................................................................... 31
H. Metode Analisis Data .............................................................................. 31
1. Analisis Hasil Wawancara ...................................................................... 31
2. Uji Normalitas ........................................................................................ 32
3. Uji Homogenitas ..................................................................................... 32
4. Analisis Lembar Validasi ....................................................................... 32
5. Analisis Hasil Belajar ............................................................................. 35
6. Uji Paired Sample T-Test (Uji-T Berpasangan) ..................................... 36
7. Analisis Hasil Observasi Peserta Didik .................................................. 37
8. Analisis Hasil Angket Respon Peserta Didik ......................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 39
A. Tahap Persiapan ...................................................................................... 39
B. Tahap Perencanaan ................................................................................. 40
C. Tahap Pelaksanaan .................................................................................. 49
D. Tahap Akhir ............................................................................................ 52
1. Hasil Pretest dan Posttest ....................................................................... 52
2. Hasil Analisis Jawaban LKPD ............................................................... 62
3. Hasil Analisis Lembar Observasi Peserta Didik .................................... 65
4. Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik ......................................... 68
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 71
A. Kesimpulan ............................................................................................. 71
B. Saran ....................................................................................................... 71
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 73
Lampiran ............................................................................................................... 78
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbandingan Model Pembelajaran Kelas Tradisional dan Model
Pembelajaran Flipped Classroom (Bergman & Sams, 2012) .............. 9
Tabel 2. 2 Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi .................................................. 15
Tabel 3. 1 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Flipped Classroom…………………24
Tabel 3. 2 Kriteria Aiken’s V (Tomoliyus & Sunardianta, 2020) ........................ 33
Tabel 3. 3 Kriteria Validitas LKPD (Suwardi, 2011) ........................................... 33
Tabel 3. 4 Kriteria Aiken’s V (Tomoliyus & Sunardianta, 2020) ........................ 34
Tabel 3. 5 Kriteria Validitas Lembar Observasi Peserta Didik ............................. 34
Tabel 3. 6 Kriteria Validitas Angket Respon Peserta Didik ................................. 35
Tabel 3. 7 Kriteria Gain Ternormalisasi (Hake, 1999) ......................................... 35
Tabel 3. 8 Kriteria Penilaian LKPD (Nurpratiwi, 2015) ....................................... 36
Tabel 3. 9 Kategori Persentase Observasi (Nurpratiwi, 2015).............................. 37
Tabel 3. 10 Kriteria Angket Respon (Nurpratiwi, 2015) ...................................... 38
Tabel 4. 1 Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest 42
Tabel 4. 2 Komentar dan Saran Terhadap Soal Pretest dan Posttest .................... 44
Tabel 4. 3 Hasil Validasi LKPD Keseluruhan ...................................................... 44
Tabel 4. 4 Komentar dan Saran Terhadap LKPD ................................................. 45
Tabel 4. 5 Hasil Validasi Butir Soal dalam LKPD ............................................... 46
Tabel 4. 6 Komentar dan Saran Terhadap Butir Soal dalam LKPD ..................... 47
Tabel 4. 7 Hasil Validasi Lembar Observasi ........................................................ 47
Tabel 4. 8 Komentar dan Saran Validator Terhadap Instrumen Lembar Observasi
............................................................................................................ 48
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik ...................................... 48
Tabel 4. 10 Komentar dan Saran Validator Terhadap Instrumen Angket Respon
Peserta Didik ........................................................................................ 49
Tabel 4. 11 Hasil Uji Homogenitas ....................................................................... 50
Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 50
Tabel 4. 13 Rata-Rata Hasil Pretest dan Posttest ................................................. 53
Tabel 4. 14 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Peserta Didik Pada Pertemuan
Pertama ............................................................................................... 54
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Peserta Didik Pada Pertemuan
Kedua ................................................................................................. 56
Tabel 4. 16 Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk .................................................... 60
Tabel 4. 17 Hasil Uji Paired Sample T-Test ......................................................... 61
Tabel 4. 18 Hasil Analisis LKPD Pertemuan Pertama ......................................... 63
Tabel 4. 19 Hasil Analisis LKPD Pertemuan Kedua ............................................ 63
Tabel 4. 20 Klasifikasi Peserta Didik Berdasarkan N-Gain dan Keterlibatan
Dalam Proses Pembelajaran ............................................................... 67
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................... 20
Gambar 3. 1 Desain Penelitian……………………………………………………21
Gambar 3. 2 Bagan Tahap Pengumpulan Informasi ............................................. 22
Gambar 4. 1 Klasifikasi Persentase untuk Masing-Masing Kriteria N-Gain
Pertemuan Pertama…………………………………………………55
Gambar 4. 2 Klasifikasi Persentase untuk Masing-Masing .................................. 57
Gambar 4. 3 Klasifikasi Kriteria N-Gain Pertemuan Pertama dan Kedua ............ 58
Gambar 4. 4 Peserta Didik yang Memenuhi KKM ............................................... 60
Gambar 4. 5 Hasil Analisis Lembar Observasi Pertemuan Pertama ..................... 65
Gambar 4. 6 Hasil Analisis Lembar Observasi Pertemuan Kedua ....................... 66
Gambar 4. 7 Hasil Angket Respon Peserta Didik ................................................. 69
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Lembar Wawancara Wawancara ...................................... 78
Lampiran 2 Rencana Proses Pembelajarann (RPP) Pertemuan 1 ........................ 79
Lampiran 3 Rencana Proses Pembelajarann (RPP) Pertemuan 2 ........................ 86
Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik (LPKD) Pertemuan 1 .......................... 90
Lampiran 5 Lembar Kerja Peserta Didik (LPKD) Pertemuan 2 .......................... 99
Lampiran 6 Modul Ajar ..................................................................................... 106
Lampiran 7 Soal Pretest dan Posttest ............................................................... 116
Lampiran 8 Lembar Observasi ........................................................................... 121
Lampiran 9 Angket Respon Peserta Didik ......................................................... 123
Lampiran 10 Lembar Validasi Soal Pretest dan Posttest................................... 125
Lampiran 11 Lembar Validasi Lembar Observasi ............................................. 131
Lampiran 12 Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik ........................... 135
Lampiran 13 Lembar Validasi LKPD ................................................................ 139
Lampiran 14 Lembar Validasi Butir Soal dalam LKPD .................................... 143
Lampiran 15 Lembar Wawancara ...................................................................... 148
Lampiran 16 Hasil Wawancara .......................................................................... 150
Lampiran 17 Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest. 153
Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Validasi LKPD ............................................... 154
Lampiran 19 Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Validasi Butir Soal dalam LKPD .. 155
Lampiran 20 Rekapitulasi Hasil Validasi Lembar Observasi ............................ 156
Lampiran 21 Rekapitulasi Hasil Validasi Angket Respon ................................. 156
Lampiran 22 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest ........................................ 157
Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Observasi Pertemuan 1 ................................... 158
Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Observasi Pertemuan 2 ................................... 159
Lampiran 25 Rekapitulasi Hasil LKPD Kelompok ........................................... 160
Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Angket ............................................................ 161
Lampiran 27 Contoh Hasil LKPD Pertemuan 1 ............................................... 163
Lampiran 28 Contoh Hasil LKPD Pertemuan 2 ................................................ 171
Lampiran 29 Surat Keterangan telah Selesai Penelitian .................................... 178
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya proses pembelajaran merupakan hubungan timbal balik
antara guru dan peserta didik dengan bahan pelajaran dan metode penyampaian
dalam lingkungan belajar (Pane & Dasopang, 2017). Setelah peserta didik
melalui proses pembelajaran diperoleh suatu hasil yang disebut dengan hasil
belajar. Hasil belajar adalah pencapaian yang dimiliki oleh peserta didik setelah
memperoleh pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang menjadi objek penilaian
adalah kemampuan baru yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran pada mata pelajaran tertentu (Supratiknya, 2012).
Penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa ilmu sains, salah
satunya kimia menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang disukai oleh
peserta didik (Ristiyani & Bahriah, 2016). Hal ini disebabkan karena ilmu kimia
merupakan salah satu ilmu yang dianggap sulit karena konsepnya yang abstrak,
menyangkut reaksi-reaksi kimia dan perhitungan. Sifat ilmu kimia yang
demikian tentunya berpengaruh pada pencapaian hasil belajar peserta didik yang
kurang maksimal.
Haryani, dkk. (2014) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa salah satu
materi kimia kelas X yang diaggap sulit adalah konsep reaksi redoks. Pada
materi tersebut peserta didik merasa kesulitan dalam menentukan bilangan
oksidasi dan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi (Sulalah & dkk, 2017).
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sulalah dan Anis (2017)
bahwa 56% peserta didik mengalami kesulitan pada konsep reaksi redoks
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi, 48% mengalami kesulitan pada
konsep oksidator dan reduktor dan 45% mengalami kesulitan pada konsep
bilangan oksidasi. Selain itu, penelitian Andrianie, dkk. (2018) yang dilakukan
di SMA Negeri 2 Ungaran menyatakan bahwa peserta didik mengalami kesulitan
dalam memahami konsep-konsep reaksi redoks dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga sebagian besar peserta didik memiliki nilai yang
kurang memuaskan. Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dilakukan dengan guru kimia SMA Stella Duce 2 bahwa konsep reaksi redoks
merupakan salah satu materi kimia kelas X yang sulit bagi peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara rata-rata nilai UH pada materi konsep reaksi
redoks yaitu 50% tuntas dan 50% tidak tuntas.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik
adalah faktor eksternal (Yakina & Fadhilah, 2017). Faktor eksternal merupakan
faktor yang berasal dari lingkungan peserta didik, salah satunya adalah dari
aspek guru. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi secara tepat
berpengaruh erat terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Hal ini tentunya
didukung oleh kompetensi yang dimiliki oleh guru itu sendiri. Menurut Rosdiana
(2013) semakin tinggi tingkat kompetensi guru maka akan semakin
mempengaruhi peserta didik dalam mencapai hasil yang lebih maksimal. Hal ini
menunjukkan bahwa guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam
menunjang keberhasilan belajar peserta didik.
Kemampuan guru dalam penyampaian materi secara tepat dapat
diwujudkan melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat (Utami &
Hasanah, 2018). Model pembelajaran adalah salah satu komponen penting
dalam proses pembelajaran yang merupakan suatu rancangan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru untuk mengajar suatu materi kepada peserta didik (Nurliani
& dkk, 2016). Ketidaktepatan pemilihan model pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran dapat menjadi faktor penyebab peserta didik tidak
mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik. Penggunaan model pembelajaran
yang sesuai sangat berpengaruh erat terhadap keberhasilan belajar peserta didik
(Musmaryetty & dkk, 2019). Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara
pada guru kimia di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang mengatakan bahwa
model pembelajaran sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar di
mana materi yang mudah jika salah penyampaian akan menjadi sulit dipahami
oleh peserta didik.
Saat ini, model pembelajaran sangat beragam. Hal ini menuntut guru
untuk mampu memilih model pembelajaran yang tepat dalam suatu proses
pembelajaran. Model pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
tentunya berdampak pada pencapaian hasil belajar peserta didik yang maksimal.
Model pembelajaran flipped classroom adalah salah satu model pembelajaran
yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada
model pembelajaran ini guru terlebih dahulu memberikan materi pembelajaran
sebelum kegiatan belajar di kelas, baik berupa video ataupun modul. Pada
pertemuan di kelas guru dan peserta didik melakukan pemecahan masalah secara
bersama-sama (Paristiowati & dkk, 2018). Penerapan pembelajaran flipped
classroom memberikan peluang bagi peserta didik untuk memahami lebih
mendalam materi pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran
menggunakan flipped classroom peserta didik dapat mempelajari materi tanpa
batas waktu seperti di kelas (Wulandari, 2017). Pada model pembelajaran ini
peserta didik memiliki peluang yang lebih banyak dalam menggali informasi
yang belum dipahami melalui pembelajaran di kelas bersama guru.
Selama masa pandemi menuntut guru untuk kreatif dalam menciptakan
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan tentunya melibatkan peserta
didik secara aktif. Model pembelajaran flipped classroom ini dapat menjadi
solusi untuk menjawab tantangan guru dalam pemilihan model pembelajaran
yang tepat dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran flipped
classroom dalam proses pembelajaran yang tidak memungkinkan tatap muka
dapat membantu peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Hal
ini disebabkan karena pembelajaran berbasis flipped classroom guru terlebih
dahulu memberikan materi kepada peserta didik sebelum pertemuan dalam kelas
daring. Peserta didik terlebih dahulu mempelajari materi secara mandiri dengan
versi belajar masing-masing, di mana kesulitan peserta didik dalam memahami
materi dapat didiskusikan dalam pertemuan daring.
Pencapaian hasil belajar yang lebih baik juga dipengaruhi oleh
kemampuan peserta didik dalam memahami informasi yang diperoleh. Semakin
banyak waktu yang dimiliki peserta didik untuk belajar tentunya semakin
memantapkan peserta didik untuk memahami materi yang dipelajari. Model
pembelajaran flipped classroom memberikan peluang bagi peserta didik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hal ini dikarenakan peserta didik
memiliki banyak waktu untuk memahami materi sehingga cocok diterapkan
pada materi yang dianggap sulit. Salah satu keunggulan dari flipped classroom
adalah peserta didik dapat menonton video pembelajaran secara berulang-ulang
hingga dapat memahami materi pembelajaran dengan maksimal (Apriyani &
dkk, 2017). Selain itu, peserta didik juga dapat menggunakan berbagai referensi
belajar untuk memperdalam pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu membantu peserta didik
mengatasi kesulitan belajar yang dialami. Hal ini dapat dilakukan dengan
pemilihan model pembelajaran yang digunakan untuk menunjang antusias
belajar peserta didik agar hasil belajar dapat maksimal. Berdasarkan uraian
masalah tersebut, dilakukan penelitian untuk menerapkan pembelajaran flipped
classroom untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X pada konsep
reaksi redoks. Penelitian yang menerapkan pembelajaran flipped classroom ini
didasarkan pada waktu belajar peserta didik yang lebih banyak sehingga
diharapkan mampu mencapai hasil belajar yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X pada konsep reaksi
redoks setelah diterapkan model pembelajaran flipped classroom?
2. Bagaimana keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran flipped
classroom?
3. Bagaimana respon peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran
flipped classroom pada konsep reaksi redoks?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X pada
konsep reaksi redoks setelah diterapkan model pembelajaran flipped
classroom.
2. Untuk mengetahui keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
flipped classroom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penerapan model
pembelajaran flipped classroom pada konsep reaksi redoks.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam
menerapkan model pembelajaran flipped classroom khususnya pada konsep
reaksi redoks.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Membantu peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang maksimal pada
materi konsep reaksi redoks.
b. Bagi Guru Kimia
Sebagai referensi terkait dengan pemilihan model pembelajaran alternatif
pada pembelajaran kimia khususnya pada materi konsep reaksi redoks.
c. Bagi Peneliti
Untuk mengamalkan pengetahuan yang sudah diperoleh dan sebagai
bahan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai
calon guru kimia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Flipped Classroom
Menurut Bergman & Sams (2012), konsep dasar dari model
pembelajaran flipped classroom adalah pembelajaran yang biasanya
dilakukan di kelas dilakukan di rumah oleh peserta didik sebaliknya pekerjaan
rumah yang biasanya dilakukan di rumah dilakukan di kelas oleh peserta
didik. Model pembelajaran flipped classroom pertama kali diperkenalkan
oleh Jonathan Bergman dan Aaron Sams pada tahun 2007. Bergman berasal
dari Denver dan Sams berasal dari California Selatan di mana keduanya mulai
mengajar di sekolah menengah di Woodland Park pada tahun 2006. Sejak
saat itu keduanya saling berkolaborasi untuk merencanakan kegiatan
pembelajaran secara bersama. Sams menemukan beberapa perangkat lunak di
majalah teknologi yang bisa digunakan untuk merekam tayangan power
point, termasuk suara yang kemudian dapat mengubahnya dalam bentuk
video. Sejak saat itu, Bergman dan Sams membahas potensi perangkat lunak
tersebut untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Pada tahun 2007,
Bergamn dan Sams mulai merekam pelajaran kemudian mengunggah ke
Youtube sehingga peserta didik dapat mengakses dan mengejar
ketertinggalan materi.
Flipped classroom adalah sebuah active learning yang
menggabungkan kombinasi berbagai desain belajar, keterlibatan peserta didik
dan penyebaran materi belajar secara podcast (video, suara, gambar maupun
dokumen) (Wicaksono & dkk, 2015). Flipped classroom merupakan salah
satu tipe dari blended learning yang merupakan pembelajaran campuran, di
mana pembelajarannya dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran
berbasis online (e-learning) dan tradisional (tatap muka) (Ekmekci, 2016).
Menurut Steele (2013) terdapat beberapa tipe model pembelajaran flipped
classroom yaitu sebagai berikut.
a. Traditional Flipped
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tipe model Traditional Flipped adalah model pembelajaran yang
paling sederhana dan biasanya digunakan oleh guru yang baru
menggunakan model flipped classroom. Adapun langkah kegiatan
pembelajarannya adalah peserta didik menonton video pembelajaran di
rumah dan ketika di kelas mengerjakan tugas yang diberikan secara
berkelompok. Pada akhir kegiatan pembelajaran peserta didik diberikan
kuis secara individu atau berpasangan.
b. Mastery Flipped
Tipe model Mastery Flipped adalah perkembangan dari tipe model
Traditional Flipped. Langkah pembelajarannya hampir sama dengan
Traditional Flipped. Perbedaannya adalah pada tipe model Mastery
Flipped dilakukan pengulangan pembelajaran pertemuan sebelumnya
pada awal proses pembelajaran.
c. Peer Instruction Flipped
Tipe model Peer Instruction Flipped adalah tipe model flipped
classroom di mana video pembelajaran ditonton peserta didik di rumah.
Pada kegiatan pembelajaran di kelas peserta didik mengerjakan tugas
secara individu kemudian saling memberikan pendapat terkait jawaban
mereka. Setelah soal pertama terlesaikan dilanjutkan dengan tes soal kedua
dan seterusnya hingga waktu pembelajaran selesai. Pada akhir kegiatan
pembelajaran peserta didik diberikan kuis untuk mengukur pemahaman
pada materi yang telah dipelajari.
d. Problem-Based Learning Flipped
Tipe model Problem Based Learning Flipped adalah pembelajaran
di mana peserta didik diberikan video yang digunakan sebagai petunjuk
untuk menyelesaikan masalah yang muncul pada proses pembelajaran di
kelas. Pada tipe ini, peserta didik melakukan eksperimentasi dan evaluasi
dan berkerja dengan bantuan guru.
Adapun model pembelajaran flipped classroom yang akan diterapkan
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran flipped classroom tipe
Traditional Flipped dimana langkah-langkah penerapannya dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menurut Stelee (2013). Pada model pembelajaran flipped classroom dengan
tipe Traditional Flipped memungkinkan peserta didik memahami dan
menyelesaikan masalah yang diberikan melalui kegiatan diskusi kelompok.
Adapun sintaks model pembelajaran flipped classroom tipe Traditional
Flipped menurut Stelee (2013) yang telah dimodifikasi terdiri dari kegiatan
di luar dan di dalam kelas daring dengan langkah-langkah pembelajaran
dijelaskan sebagai berikut.
1) Sebelum pertemuan dalam kelas, peserta didik diarahkan untuk belajar
secara mandiri dirumah masing-masing melalui video pembelajaran yang
diberikan.
2) Peserta didik diminta untuk menyampaikan hal-hal yang telah dipahami
dari video pembelajaran dan juga menyampaikan hal-hal yang masih sulit
untuk dipahami.
3) Pertemuan dalam kelas berfokus pada pembahasan hal-hal yang masih
sulit dipahami oleh peserta didik dan dilanjutkan dengan diskusi
kelompok.
4) Pada kegiatan diskusi kelompok guru memfasilitasi berlangsungnya
diskusi kelompok.
5) Pada akhir kegiatan pembelajaran, peserta didik diberikan kuis untuk
mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajari.
Menurut Adhitiya, dkk (2015) model pembelajaran flipped classroom
merupakan salah satu model pembelajaran yang memungkinkan kegiatan
pembelajaran di kelas lebih efektif. Biasanya pada pembelajaran
konvensional lebih banyak waktu yang digunakan untuk menjelaskan materi
pelajaran sehingga berdampak pada peserta didik yang kurang terlibat dalam
kegiatan pembelajaran. Pada model pembelajaran flipped classroom
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran sehingga berdampak pada pemahaman peserta didik
terhadap materi yang dipelajari. Bergman dan Sams (2012) membandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
model pembelajaran flipped classroom dengan model pembelajaran
konvensional yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Perbandingan Model Pembelajaran Kelas Tradisional dan Model
Pembelajaran Flipped Classroom (Bergman & Sams, 2012)
Kelas Tradisional Flipped Classroom
Aktivitas Waktu Aktivitas Waktu
Apersepsi 5 menit Apersepsi 5 menit
Guru dan peserta
didik
mendiskusikan
pekerjaan rumah
dan pertemuan
sebelumnya
20 menit Guru mereview
materi yang telah
diberikan melalui
video
10 menit
Guru memberikan
materi baru kepada
peserta didik
30 s.d. 45
menit
Guru memberikan
latihan secara
individu atau
kelompok
75 menit
Guru memberikan
latihan secara
individu atau
kelompok
20 s.d. 35
menit
Setiap model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangannya, sama halnya dengan flipped classroom memiliki kelebihan
dan kekurangan dalam pelaksanaanya. Kelebihan flipped classroom menurut
Apriyani, dkk. (2017) dijelaskan sebagai berikut.
1. Sebelum pertemuan di dalam kelas, peserta didik memiliki waktu secara
mandiri untuk mempelajari materi pembelajaran di rumah masing-masing.
2. Peserta didik dapat mempelajari materi pembelajaran sesuai dengan
kemampuannya untuk menerima materi dalam suasan dan kondisi yang
nyaman.
3. Peserta didik memperoleh perhatian penuh dari guru apabila mengalami
kesulitan dalam memahami dan mengerjakan latihan yang diberikan.
4. Peserta didik dapat menggunakan referensi pembelajaran lain baik melalui
video, laman website ataupun buku.
5. Peserta didik dapat mengulang-ulang video pembelajaran hingga
memahami materi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
6. Peserta didik dapat mengakses video pembelajaran di manapun dan kapan
pun apabila memiliki koneksi internet yang cukup.
Adapun kekurangan flipped classroom menurut Apriyani, dkk. (2017)
diuraikan sebagai berikut.
1. Peserta didik yang tidak memiliki komputer atau laptop tentunya akan
terkendala untuk menonton video pembelajaran yang diberikan.
2. Model pembelajaran flipped classroom hanya dapat diaplikasikan pada
sekolah yang mana peserta didiknya memiliki sarana prasarana yang
memadai. Hal ini dikarenakan pada model pembelajaran flipped classroom
mewajibkan peserta didik untuk menonton video pembelajaran di rumah
melalui media seperti komputer, laptop dan lain-lain.
Dari beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran flipped classroom merupakan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dengan membalik kegiatan kelas pada biasanya. Umumnya
kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan dengan menyampaikan materi lalu
penugasan secara individu atau kelompok. Pada flipped classroom peserta
didik diberikan materi pelajaran sebelum pertemuan di kelas, biasanya
diberikan dalam bentuk video pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di kelas
berfokus pada memaksimalkan pemahaman peserta didik melalui kegiatan
diskusi yang difasilitasi oleh guru.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yang baik dan maksimal tentunya keinginan semua
peserta didik setelah melalui proses belajar. Menurut Muflihah (2021) hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah melalui
proses pembelajaran. Pencapaian hasil belajar yang baik tentunya
membutuhkan usaha yang maksimal dari dalam diri peserta didik dengan cara
bersungguh-sungguh untuk belajar. Ada tiga tahap yang ditempuh dalam
proses belajar yaitu tahap informasi, tahap transformasi dan tahap evaluasi
(Bruner, 1966). Dalam tahap informasi peserta didik menerima materi yang
baru. Hal ini tentunya menambah dan memperdalam pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya. Pada tahap transformasi, informasi yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
peserta didik dianalisis kemudian diubah atau ditransformasikan menjadi
bentuk konseptual sehingga dapat dimanfaatkan secara luas pada masa yang
akan datang. Pada tahap evaluasi, peserta didik menilai sendiri informasi yang
telah ditransformasikan yaitu dengan menggunakan untuk memahami gejala-
gejala yang muncul atau masalah yang dihadapi (Mansur, 2018).
Hasil belajar mencakup tiga ranah diantaranya yaitu kognitif, afektif
dan psikomotorik. Pada penelitian ini berfokus pada ranah kognitif dan ranah
psikomotorik. Ranah yang mencakup kegiatan otak atau mental disebut
sebagai ranah kognitif (Ruwaida, 2019). Ranah kognitif yang telah diperbaiki
oleh Kratwohl dan Anderson terdiri atas enam level (Magdalena & dkk, 2020)
yaitu:
a. Mengingat
Proses mengingat yaitu kemampuan untuk menyebut dan menunjuk
kembali informasi yang sesuai dari ingatan jangka panjang.
b. Memahami
Proses memahami adalah kemampuan untuk memahami lebih mendalam
materi pembelajaran dengan menjelaskan dan mendefinisikan kembali.
c. Mengaplikasikan
Proses menerapkan melibatkan pada penggunaan prosedur yang telah
dipelajari sebelumnya.
d. Menganalisis
Pada proses ini, peserta didik mampu untuk menguraikan dan
mengklasifikasikan secara teliti.
e. Mengevaluasi
Pada proses ini meliputi tahap penilaian terhadap suatu proses yang telah
dilakukan atau dilalui.
f. Menciptakan
Proses menciptakan melibatkan usaha untuk menghasilkan suatu
pengetahuan yang baru.
Pada penelitian ini penilaian ranah kognitif peserta didik diukur
melalui hasil pretest, hasil analisis jawaban dari LKPD dan hasil posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Penilaian pretest bertujuan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik.
Penilaian LKPD bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif peserta
didik dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKPD secara berkelompok.
Penilaian posttest bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir peserta didik
setelah melalui kegiatan pembelajaran.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai
(Ruwaida, 2019). Pada ranah afektif yang tergolong penting menurut Sukanti
(2011) adalah sebagai berikut.
a. Kejujuran, peserta didik harus belajar untuk menghargai kejujuran dalam
berinteraksi dengan orang lain.
b. Integritas, peserta didik harus dapat dipercaya oleh orang lain.
c. Adil, peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang memperoleh
perlakukan hukum yang sama.
d. Kebebasan, peserta didik harus yakin bahwa negara demokratis harus
memberi kebebasan secara maksimum kepada orang lain.
Menurut Magdalena, dkk. (2020) penguasaan ranah afektif oleh
peserta didik dapat ditinjau dari aspek moral, yang ditunjukkan melalui
perasaan, nilai, motivasi dan sikap peserta didik.
Menurut Ruwaida (2019) ranah psikomotorik diartikan sebagai ranah
yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah
menerima suatu pengalaman. Ranah psikomotorik dapat ditinjau melalui
kemampuan bertindak peserta didik yang merupakan implementasi dari
proses pembelajaran di kelas (Magdalena & dkk, 2020). Pada ranah ini,
peserta didik tidak cukup untuk menghafal suatu teori saja tetapi diharapkan
mampu untuk menerapkannya dalam aktualisasi nyata.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik terdiri
dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang
muncul dari dalam diri peserta didik disebut juga sebagai faktor internal.
Adapaun faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik seperti keluarga atau sekolah. Berikut adalah faktor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mempengaruhi hasil belajar peserta didik ditinjau dari aspek sekolah
(Imran & Firmansyah, 2015).
a. Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru
untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.
b. Kurikulum
Kurikulum digunakan sebagai acuan untuk menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran.
c. Hubungan Guru dengan Peserta Didik
Proses pembelajaran terjadi antara guru dengan peserta didik. Jika
peserta didik memiliki relasi yang baik dengan guru tentunya
mempengaruhi cara belajar peserta didik tersebut sehingga berpengaruh
pada hasil belajar yang dicapai.
d. Hubungan Peserta Didik dengan Peserta Didik
Peserta didik yang memiliki sifat yang kurang menyenangkan teman
lain, mengalami tekanan-tekanan batin dan mempunyai rasa rendah diri
tentunya ini mempengaruhi cara belajar sehingga mempengaruhi hasil
belajar yang dicapai.
e. Disiplin Sekolah
Kedisplinan guru dalam mengajar dapat memberi contoh yang baik bagi
peserta didik sehingga mempengaruhi pencapaian hasil belajar yang
lebih baik.
Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik)
sangat penting dalam menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal.
Faktor internal mencakup minat belajar dalam diri peserta didik. Minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan beberapa kegiatan
(Pratiwi, 2015). Adanya minat belajar yang baik tentunya mempengaruhi
proses belajar peserta didik. Apabila peserta didik memiliki minat belajar
yang tinggi akan mempengaruhi kemudahan dalam memahami materi
yang hendak dipelajari sehingga berdampak pada pencapaian hasil belajar
yang lebih baik (maksimal). Sebaliknya apabila peserta didik memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
minat belajar yang rendah tentunya akan mempengaruhi pencapaian hasil
belajar yang tidak maksimal. Pada penelitian ini, faktor yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik berfokus pada faktor eksternal
yaitu metode mengajar guru yang diwujudkan pada model pembelajaran
flipped classroom.
3. Reaksi Redoks
a. Konsep Reaksi Redoks
Reaksi redoks terjadi sebagai akibat terjadinya reaksi reduksi dan
oksidasi. Ada tiga konsep yang digunakan untuk menjelaskan pengertian
reaksi redoks diantaranya pelepasan dan pengikatan oksigen, perpindahan
elektron dan perubahan bilangan oksidasi (Muchtaridi & Justiana, 2009)
1) Pelepasan dan Pengikatan Oksigen
Konsep awal reaksi redoks adalah pengikatan dan pelepasan
oksigen oleh suatu zat (Rivai, 1995). Pengikatan dan pelepasan oksigen
ini didasarkan pada kemampuan oksigen untuk bereaksi dengan
berbagai unsur membentuk suatu oksida. Berdasarkan pelepasan dan
pengikatan oksigen, reaksi reduksi adalah reaksi di mana oksigen
diambil dari dalam suatu zat (pelepasan oksigen). Reaksi oksidasi
adalah reaksi di mana oksigen diambil oleh suatu zat (pengikatan
oksigen) (Svehla, 1990).
Reaksi Reduksi (Pelepasan oksigen)
HgO(s) Hg(l) + O2(g) (2.1)
Reaksi Oksidasi (Pengikatan oksigen)
4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s) (2.2)
(Muchtaridi & Justiana, 2009)
2) Perpindahan (transfer) Elektron
Berdasarkan perpindahan elektron, reaksi reduksi diartikan
sebagai reaksi penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi
diartikan sebagai reaksi pelepasan elektron (Rivai, 1995).
Reaksi Reduksi (Penangkapan Elektron)
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) (2.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Reaksi Oksidasi (Pelepasan Elektron)
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- (2.4)
(Svehla, 1990)
3) Perubahan Bilangan Biloks (Biloks)
Bilangan oksidasi merupakan muatan atom yang menyatakan
banyaknya elektron yang telah diterima atau dilepaskan oleh suatu atom
dalam suatu senyawa (Muchtaridi & Justiana, 2009). Jika suatu atom
melepas elektron bilangan oksidasi diberi tanda positif dan jika suatu
atom menerima elektron bilangan oksidasi diberi tanda negatif.
Tabel 2. 2 Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi
(Tim Maestro Eduka, 2020)
No Aturan Contoh
1 Biloks unsur bebas
adalah 0
Biloks O2, Na dan Cl2 adalah 0
2 Biloks ion monoatom
sama dengan muatan
ionnya
Biloks Na dalam ion Na+ adalah
+1
3 Jumlah biloks untuk
semua atom dalam
senyawa adalah nol
Jumlah biloks atom Cu dan atom
O dalam CuO adalah 0
4 Jumlah biloks ion
poliatom sama dengan
muatan ionnya
Jumlah biloks atom O dan atom
H dalam OH- adalah -1
5 Biloks golongan IA
dalam senyawanya yaitu
+1. Biloks golongan IIA
dalam senyawanya yaitu
+2
Biloks K dalam K2SO4 = +1.
Biloks Ca dalam CaSO4 = +2
6 Biloks hidrogen dalam
senyawanya yaitu +1.
Dalam hidrida memiliki
biloks -1
Biloks H dalam H2O = +1.
Biloks H dalam NaH= -1
7 Biloks oksigen dalam
senyawanya yaitu -2.
Dalam peroksida -1,
dalam senyawa
superoksida 1/2 dan
dalam senyawa biner
dengan fluor +2
Biloks O dalam H2O = -2.
Biloks O dalam H2O2 = -1
Biloks O dalam OF2 = +2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi, reaksi
reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi
(biloks) sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengalami
kenaikan bilangan oksidasi (biloks) (Muchtaridi & Justiana, 2009).
Contoh
Dalam reaksi redoks, terdapat unsur-unsur yang berperan
sebagai reduktor dan oksidator. Reduktor diartikan sebagai zat yang
mengalami oksidasi. Sedangkan oksidator diartikan sebagai zat yang
mengalami reduksi.
b. Reaksi Redoks dan Bukan Redoks
Suatu reaksi dikatakan redoks jika mengalami reaksi oksidasi dan
reduksi. Reaksi redoks ditandai dengan perubahan biloks pada unsur-unsur
yang menyusun senyawa yang bereaksi (Muchtaridi & Justiana, 2009).
Contoh
(Muchtaridi & Justiana, 2009)
Suatu reaksi dikatakan bukan redoks jika setiap unsur yang terlibat
dalam reaksi tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi.
Contoh
(Muchtaridi & Justiana, 2009)
c. Jenis-jenis Reaksi Redoks
1) Reaksi Disproporsionasi (Autoredoks)
H2(g) + Cl2(g) 2HCl(aq) (2.6) 0 0 +1 -1
Red Oks
+4 -4 +2 SO2(aq) + 2H2(g)
2(g) S(s) + 2H2O(l) (2.5)
+4 -2 0 0 +1 -2
Oks Red
-2 +2 CuO(aq) + 2HCl(aq) CuCl2(aq) + H
2O(l) (2.7)
+2 -2 +1 -1 +2 -1 +1 -2
Bukan redoks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Reaksi disproporsionasi atau sering disebut dengan reaksi auto redoks
merupakan zat yang mengalami reduksi sekaligus oksidasi (Muchtaridi
& Justiana, 2009)
Contoh
(Muchtaridi & Justiana, 2009)
2) Reaksi Komproporsionasi (Anti Autoredoks)
Reaksi komproporsionasi atau disebut juga dengan anti
autoredoks adalah dua zat yang masing-masing mengalami reduksi dan
oksidasi pada produk yang sama atau dengan kata lain hasil reduksi dan
oksidasinya sama.
Contoh
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2017) di
kelas X MIA 1 MAN 2 Sumedang menjelaskan bahwa model pembelajaran
flipped classroom dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada sifat-sifat
sistem periodik. Persamaan dengan penelitian ini adalah penerapan
pembelajaran flipped classroom untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
sedangkan perbedaan terletak pada materi yang digunakan. Pada penelitian ini,
penerapan flipped classroom bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi konsep reaksi redoks. Selain itu, pada penelitian ini seluruh
kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring tanpa pertemuan tatap muka
dengan peserta didik.
-8 +1 -8 -4 +2 3MnO4
2-(aq) + 4H+(aq) 2MnO4-(aq) + MnO2(aq) + 2H2O(l) (2.8)
+6 -2 +1 +7 -2 +4 -2 +1 -2
Oks Red
IO3- (aq) + I-(aq) I2(aq) (2.9)
+5-2 -1 0
Oks
Red
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Penelitian yang dilakukan Lestari, dkk. (2017), menjelaskan bahwa
model pembelajaran flipped classroom dengan cooperative learning
memberikan dampak positif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada
materi reaksi reduksi oksidasi. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan
adalah penerapan flipped classroom dan materi yang digunakan sedangkan
perbedaannya terletak pada variabel terikat yaitu hasil belajar. Selain itu, dalam
penelitian ini seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Paristiowati, dkk. (2018),
menjelaskan bahwa model pembelajaran flipped classroom yang
dikombinasikan dengan Collaborative Learning pada pembelajaran redoks dan
tata nama senyawa dapat menciptakan soft skills peserta didik. Persamaan
dengan penelitian yang dilakukan adalah penerapan flipped classroom dan juga
materi yang digunakan yaitu konsep reaksi redoks sedangkan perbedaannya
terletak pada variabel terikat yang digunakan. Pada penelitian ini varibel
terikatnya adalah hasil belajar peserta didik. Selain itu, pada penelitian ini
seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring sehingga guru dan
peserta didik bertemu secara online.
Maemanah, dkk. (2019) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa model
pembelajaran flipped classroom dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
kemampuan pemecahan masalah pada materi laju reaksi dengan persentase
sebesar 81,3. Persamaan dengan penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran
flipped classroom. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel terikat dan
materi yang digunakan. Pada penelitian ini, materi yang digunakan adalah
konsep reaksi redoks. Selain itu, pada penelitian ini seluruh kegiatan
pembelajaran dilakukan secara daring.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pandeleke, dkk. (2020) menjelaskan
bahwa pembelajaran flipped classroom berbasis Animasi memberikan nilai rata-
rata pemahaman konsep yang lebih tinggi pada materi termokimia dan sifat
koligatif larutan dibanding dengan kelas tradisional berturut-turut adalah 73 dan
62. Persamaan dengan penelitian ini adalah penerapan flipped classroom
sedangkan perbedaannya adalah pada materi dan media yang digunakan. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
penelitian ini materi yang digunakan adalah konsep reaksi redoks yang diberikan
ke peserta didik dalam bentuk video yang berisi penjelasan-penjelasan langsung
oleh guru. Selain itu, seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring
tanpa pertemuan secara langsung.
C. Kerangka Berpikir
Hasil belajar adalah pencapaian yang dimiliki oleh peserta didik setelah
melalui proses pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi peserta
didik mencapai hasil belajar yang lebih baik adalah dari aspek guru (faktor
eksternal). Kemampuan guru dalam menyampaikan materi secara tepat tentunya
menunjang tingkat pemahaman peserta didik pada materi yang dipelajari. Hal ini
tentunya mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Kemampuan tersebut dapat
diwujudkan melalui pemilihan model pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah salah satu komponen penting
yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi dengan baik dan
mudah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Stella Duce 2
mengatakan bahwa model pembelajaran sangat penting dalam menentukan
keberhasilan belajar di mana materi yang mudah jika salah penyampaian akan
menjadi sulit dipahami oleh peserta didik. Selain itu, dari hasil wawancara
diperoleh informasi bahwa salah satu materi kimia yang dianggap sulit oleh
peserta didik adalah konsep reaksi redoks. Pada materi ini peserta didik kesulitan
dalam memahami perubahan bilangan oksidasi, oksidator dan reduktor. Hal ini
tentunya berdampak pada hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Oleh
karena itu guru dituntut untuk mampu membantu peserta didik dalam mengatasi
kesulitan belajar, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang
tepat. Pada penelitian ini dilakukan penerapan model pembelajaran flipped
classroom untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada konsep reaksi
redoks. Kerangka berpikir penelitian disajikan pada Gambar 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian
Dipengaruhi oleh kemampuan
guru dalam menyampaikan
materi secara tepat
Hasil belajar peserta didik
Permasalahan
Peserta didik kesulitan memahami konsep reaksi redoks
Guru menggunakan model pembelajaran yang tepat
untuk mempermudah peserta didik memahami materi
Model pembelajaran flipped classroom
Model pembelajaran flipped classroom dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain kuasi
eksperimen. Penelitian dengan metode kuasi eksperimen merupakan salah satu
metode kuantitatif yang menempatkan satu unit yaitu kelas ke dalam eksperimen
(Hastjarjo, 2019).
B. Desain Penelitian
Penelitian ini didesain dengan menggunakan One Group Pretest-Posttest
Design yaitu pre-eksperimen yang menggunakan satu kelompok saja tanpa
adanya kelompok pembanding atau kelompok kontrol (Arikunto,2006). Pada
desain ini sebuah kelompok diukur sebelum dan setelah perlakuan (treatment).
Desain penelitian ini disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3. 1 Desain Penelitian
Keterangan:
L1
L2
X
=
=
=
Nilai pretest sebelum flipped classroom
Nilai posttest setelah flipped classroom
Perlakuan model pembelajaran flipped classroom
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara
sebagai studi awal untuk menemukan permasalahan yang hendak diteliti.
Dalam wawancara ini, diharapkan dapat mendapatkan informasi mengenai
topik kimia yang sulit dipahami oleh peserta didik, penyebabnya beserta
solusi untuk mengatasinya agar peserta didik mampu mencapai hasil belajar
yang lebih baik. Wawancara dilakukan dengan guru kimia kelas X di SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta. Hasil wawancara dengan guru kimia ini digunakan
untuk merumuskan permasalahan yang harus diteliti. Tahap kegiatan
L1 X L2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
wawancara dapat dilihat pada bagan berikut ini. Adapun kisi-kisi wawancara
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 3. 2 Bagan Tahap Pengumpulan Informasi
2. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi persiapan pembelajaran flipped
classroom yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Pengembangan Rencana Pembelajaran
Silabus yang digunakan adalah silabus kurikulum 2013 edisi revisi
yang diberikan oleh pemerintah. Silabus tersebut mencakup KI, KD,
materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber
Belajar. Rencana proses pembelajaran dibuat berdasarkan model
pembelajaran flipped classroom. Adapun kegiatan pembelajaran terdiri
atas kegiatan di luar dan di dalam kelas. Rencana Proses Pembelajaran
(RPP) yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2
dan Lampiran 3. Selain itu, pada tahap ini dilakukan pembuatan perangkat
pembelajaran berupa modul ajar dan video pembelajaran dan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD). Modul ajar, video pembelajaran dan LKPD
dibuat sesuai dengan materi konsep reaksi redoks. LKPD dapat dilihat
pada Lampiran 4 untuk pertemuan pertama dan Lampiran 5 untuk
pertemuan kedua. Adapun modul ajar dapat dilihat pada Lampiran 6.
b. Pengembangan Instrumen Penelitian
Pada tahap ini semua instrumen penelitian yang diperlukan
dirancang sesuai dengan kebutuhan. Adapun instrumen penelitian yang
diperlukan yaitu soal pretest dan posttest, lembar observasi dan lembar
angket respon peserta didik. Soal pretest dan posttest dibuat dalam bentuk
pilihan ganda yang terdiri dari sepuluh butir soal setiap pertemuan. Soal
pretest dan posttest dibuat berdasarkan materi konsep reaksi redoks dan
dikerjakan selama 20 menit. Adapun aplikasi yang digunakan untuk soal
Penyusunan
pedoman
wawancara
Proses wawancara
dengan guru kimia
Pengolahan hasil
wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pretest dan posttest yaitu Quizizz. Soal pretest dan posttest dapat dilihat
pada Lampiran 7. Lembar observasi terdiri dari beberapa pernyataan yang
menyatakan tentang keterlibatan belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran. Lembar observasi dibuat sesuai dengan indikator minat
belajar peserta didik. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian
ini dapat dilihat pada Lampiran 8. Adapun lembar angket respon peserta
didik terdiri atas pernyatan-pernyataan yang menyatakan pendapat peserta
didik terhadap pembelajaran flipped classroom. Lembar angket tersebut
dibuat berdasarkan indikator flipped classroom. Lembar angket yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 9.
c. Validasi dan Revisi Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran
Instrumen Penelitian dan perangkat pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian ini divalidasi oleh dua orang guru kimia yaitu guru kimia
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dan guru kimia SMA Negeri 7 Yogyakarta
dan dua orang dosen prodi pendidikan kimia Universitas Sanata Dharma.
Setiap instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran yang telah
divalidasi oleh validator diperbaiki sesuai dengan saran yang diberikan.
Hal ini bertujuan agar instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran
layak digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan
dalam penelitian. Lembar validasi soal pretest dan posttest dapat dilihat
pada Lampiran 10. Lembar validasi lembar observasi dapat dilihat pada
Lampiran 11. Lembar validasi lembar angket respon peserta didik dapat
dilihat pada Lampiran 12. Lembar validasi LKPD dapat dilihat pada
Lampiran 13. Lembar validasi butir soal dalam LKPD dapat dilihat pada
Lampiran 14.
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai tahap
pembelajaran flipped classroom. Tahap-tahap pelaksanaan model
pembelajaran flipped classroom dapat dilihat pada Tabel 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 3. 1 Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Flipped Classroom
Kegiatan Tujuan Perangkat Platform
Kegiatan
di luar
kelas
daring
Guru
memberikan
jadwal
kegiatan
pembelajaran
Untuk
mempermudah
peserta didik
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
secara teratur
Dokumen
jadwal
Grup
Guru
memberikan
pretest ke
peserta didik
Untuk
mengetahui
pemahaman
awal peserta
didik
Soal pretest Quizzizz
Guru
mengirimkan
materi
pembelajaran
Untuk peserta
didik pelajari
sebelum
pertemuan di
kelas
Video
pembelajaran
Tautan
Drive
Peserta didik
mempelajari
materi
pembelajaran
Peserta didik
dapat
memahami
materi
Video
pembelajaran
Tautan
Drive
Peserta didik
wajib
menyampaik
an poin-poin
yang
dipahami dan
tidak
dipahami dari
materi
Untuk
mendorong dan
memastikan
peserta didik
menonton
video
pembelajaran
Butir
pertanyaan
Form
Peserta didik
diberikan
posttest
setelah
kegiatan di
kelas
Untuk
mengetahui
pemahaman
akhir peserta
didik setelah
melalui
kegiatan di
kelas daring
Soal posttest Quizzizz
Peserta didik
mengisi
angket
setelah
melalui
Untuk
mengetahui
pendapat
peserta didik
setelah
Lembar
angket
Form
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kegiatan Tujuan Perangkat Platform
kegiatan
pembelajaran
berbasis
flipped
classroom
mengikuti
kegiatan
pembelajaran
berbasis
flipped
classroom
Kegiatan di
kelas
daring
Review
materi - Menjelaskan
kembali
materi secara
umum
- Menjelaskan
kembali hal-
hal yang
belum
dipahami
oleh peserta
didik
Power
point Zoom
Diskusi
kelompok
Memperdalam
pengetahuan
peserta didik
terhadap
materi
pelajaran
LKPD Breakout
Zoom
Presentasi Peserta didik
memaparkan
hasil diskusi
dengan cara
guru menshare
screen hasil
jawaban dari
peserta didik
LKPD Zoom
4. Tahap Akhir
Tahap akhir merupakan tahap untuk melakukan proses analisis data
hasil penelitian yang telah dilakukan. Proses analisis data dimulai dari
menelaah seluruh data yang diperoleh selama melakukan penelitian,
diantaranya hasil wawancara, hasil belajar, hasil observasi dan hasil angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Variabel Penelitian
Varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas atau disebut juga dengan variabel independen
merupakan variabel yang memberikan pengaruh pada variabel lain atau menjadi
penyebab adanya perubahan pada variabel lain atau variabel terikat (Muharto &
Ambarita, 2016). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran flipped classroom. Variabel terikat (dependen) merupakan
variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Muharto & Ambarita, 2016).
Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik pada
materi konsep reaksi redoks. Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Ho: Penerapan model pembelajaran flipped classroom tidak meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada materi konsep reaksi redoks. Pengujian dengan α
= 5%.
H1: Penerapan model pembelajaran flipped classroom meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada materi konsep reaksi redoks. Pengujian dengan α
= 5%.
D. Sampel Penelitian
Populasi dari penelitan ini adalah seluruh peserta didik kelas X MIPA
SMA Stella Duce 2, Yogyakarta tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari 30
orang peserta didik kelas X MIPA 1 dan 30 orang peserta didik kelas X MIPA
2. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang peserta didik
kelas X MIPA 2. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan suatu cara pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah peserta didik yang bersedia
mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir penelitian dan
melengkapi semua instrumen penelitian yang dibutuhkan.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2020 sampai Juni 2021.
Tahap pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang dilaksanakan pada bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Mei 2021 di kelas X MIPA SMA Stella Duce 2 di Yogyakarta tahun ajaran
2020/2021.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
data yang dibutuhkan (Siagian & Sugiarto, 2006). Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru kimia kelas X SMA Stella Duce
2, Yogyakarta. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan informasi pada
tahap pengumpulan informasi awal. Dalam wawancara ini diharapkan dapat
mendapatkan informasi mengenai materi kimia yang sulit dipahami oleh
peserta didik, penyebabnya beserta dengan solusi untuk mengatasinya agar
peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.
2. Tes
Tes diberikan kepada peserta didik melalui Quizzizz dan dokumen
LKPD. Tes yang diberikan melalui Quizzizz bertujuan untuk mengetahui
pemahaman awal dan akhir peserta didik sebelum dan sesudah melalui
kegiatan pembelajaran flipped classroom. Dari tes ini diperoleh data hasil
belajar peserta didik baik berupa nilai pretest maupun nilai posttest.
Tes yang diberikan dalam bentuk dokumen LKPD digunakan sebagai
bahan diskusi saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Tes ini dikerjakan
dengan cara diskusi dalam kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan
sebelumnya. Tes ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman peserta didik
pada materi yang dipelajari. Dari hasil diskusi kelompok ini diperoleh data
berupa nilai masing-masing kelompok.
3. Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui keterlibatan peserta didik
selama kegiatan pembelajaran daring berlangsung. Observer mengamati
kegiatan pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan di kelas daring. Oberver
dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang. Ada dua pilihan untuk menjawab
setiap pernyataan dalam lembar observasi, yaitu “Ya” dan “Tidak”. Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bernilai 1 dan tidak bernilai 0. Lembar observasi disusun menggunakan Skala
Guttman dengan tujuan untuk memperoleh jawaban yang tegas terhadap
keterlibatan peserta didik pada kegiatan pembelajaran (Sugiyono, 2019). Dari
data ini diperoleh hasil observasi berupa keterlibatan peserta didik pada
kegiatan pembelajaran.
4. Angket
Angket diberikan kepada peserta didik dengan tujuan untuk
mengetahui pendapat peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran flipped
classroom. Lembar angket disusun dengan menggunakan skala Likert dari
skala satu sampai lima. Dari hasil angket ini diperoleh data terkait dengan
pendapat peserta didik setelah melalui kegiatan pembelajaran flipped
classroom.
G. Instrumen Penelitian
Instumen penelitian diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data.
Data yang telah terkumpul kemudian diolah untuk menjadi informasi yang dapat
menjelaskan suatu gejala tertentu (Danim, 2003). Adapun instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Lembar Wawancara
Lembar wawancara terdiri atas 25 pertanyaan untuk mengetahui
informasi mengenai kurikulum, pengalaman mengajar guru, model dan
metode pembelajaran, profil peserta didik, media pembelajaran dan model
pembelajaran flipped classroom. Lembar wawancara dapat dilihat pada
Lampiran 15.
2. Lembar Validasi
Setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh
validator untuk mengetahui kelayakan instumen yang digunakan. Adapun
lembar validasi yang digunakan pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.
a) Lembar Validasi Soal Pretest dan Posttest
Soal pretest dan posttest dalam penelitian ini divalidasi oleh
validator dari tiga aspek diantaranya materi, konstruksi dan bahasa
(Rachmawati, Maizaro, & Maulidiya, 2019). Indikator dari aspek materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yaitu kesesuain soal dengan kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
Indikator dari aspek konstruksi yaitu ketepatan informasi dalam soal.
Indikator dari aspek bahasa yaitu sederhana dan mudah dipahami. Lembar
validasi dinilai oleh validator dengan menggunakan skala Likert dari skala
satu sampai lima, dimana 1 = Tidak Baik, 2 = Kurang Baik, 3 = Cukup
Baik, 4 = Baik dan 5 = Sangat Baik. Kisi-kisi lembar validasi butir soal
pretest dan posttest dapat dilihat pada Lampiran 10.
b) Lembar Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar validasi LKPD terdiri dari lembar validasi LKPD secara
keseluruhan dan lembar validasi butir soal dalam LKPD. LKPD secara
keseluruhan divalidasi oleh validator dari tiga aspek diantaranya format
LKPD, isi LKPD dan bahasa (Ali, Saragih, & Kartini, 2021). Pada aspek
format LKPD memiliki indikator kejelasan format LKPD. Pada aspek isi
memiliki indikator kesesuain soal dengan kompetensi dasar. Pada aspek
bahasa memiliki indikator kelayakan bahasa. Butir soal dalam LKPD
dinilai oleh validator dari tiga aspek yaitu materi, konstruksi dan bahasa.
Pada aspek materi memiliki indikator kesesuaian soal dengan kompetensi
dasar yang telah dirumuskan. Pada aspek konstruksi memiliki indikator
ketepatan informasi dalam soal. Pada aspek bahasa memili indikator
sederhana dan dapat dipahami. Lembar validasi LKPD dan butir soal
dalam LKPD dinilai oleh validator dengan menggunakan skala Likert dari
skala satu sampai lima, dimana 1 = Tidak Baik, 2 = Kurang Baik, 3 =
Cukup Baik, 4 = Baik dan 5 = Sangan Baik. Kisi-kisi lembar validasi
LKPD dapat dilihat pada Lampiran 13 dan kisi-kisi lembar validasi butir
soal dalam LKPD dapat dilihat pada pada Lampiran 14.
c) Lembar Validasi Lembar Observasi
Validasi lembar observasi dinilai dari tiga aspek diantaranya
kelayakan isi, kelayakan penyajian dan kelayakan bahasa (Zunaidah &
Amin, 2016). Indikator kelayakan isi yaitu kelayakan lembar observasi
dengan indikator terukur. Indikator kelayakan penyajian yaitu kelayakan
penyajian lembar observasi untuk mengukur minat belajar peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pada kegiatan pembelajaran. Adapun indikator kelayakan bahasa yaitu
kelayakan bahasa dalam lembar observasi sesuai PUEBI. Lembar validasi
pedoman observasi dinilai oleh validator dengan menggunakan skala
Likert dari skala 1-5, dimana 1 = Tidak Baik (TB), 2 = Kurang Baik (KB),
3 = Cukup Baik (CB), 4 = Baik (B) dan 5 = Sangan Baik (SB). Kisi-kisi
lembar validasi pedoman observasi dapat dilihat pada Lampiran 11.
d) Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik
Validasi angket respon peserta didik dinilai oleh validator dari tiga
aspek yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian dan kelayakan bahasa
(Zunaidah & Amin, 2016). Aspek kelayakan isi memiliki indikator
kelayakan angket respon dengan indikator terukur. Aspek kelayakan
penyajian memiliki indikator kelayakan penyajian angket respon untuk
mengukur keterlibatan peserta didik pada kegiatan pembelajaran. Adapun
aspek kelayakan bahasa memiliki indikator kelayakan bahasa dalam
angket sesuai PUEBI. Lembar validasi angket respon peserta didik dinilai
oleh validator dengan menggunakan skala Likert dari skala satu sampai
lima, dimana 1 = Tidak Baik, 2 = Kurang Baik, 3 = Cukup Baik, 4 = Baik
dan 5 = Sangat Baik. Adapun kisi-kisi lembar validasi angket respon
peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 12.
3. Soal Pretest dan Posttest
Soal pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta
didik pada materi konsep reaksi redoks. Adapun soal posttest digunakan
untuk mengetahui kemampuan akhir peserta didik pada materi konsep reaksi
redoks setelah melalui proses pembelajaran flipped classroom. Soal pretest
dan posttest terdiri dari sepuluh butir pilihan ganda yang disusun berdasarkan
materi konsep reaksi redoks. Soal pretest dan posttest pada setiap pertemuan
mengandung soal-soal yang sama. Adapun soal pretest dan posttest yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 7.
4. Soal dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digunakan sebagai bahan diskusi
saat pembelajaran di kelas daring berlangsung. Soal dalam LKPD berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
empat soal uraian pada pertemuan pertama dan dua soal uraian pada
pertemuan kedua. Soal dalam LKPD dikerjakan oleh peserta didik saat kelas
daring berlangsung. Presentasi dilakukan dengan cara guru menshare screen
jawaban dari peserta didik. Soal dalam LKPD ini disusun berdasarkan materi
konsep reaksi redoks. LKPD yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.
5. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai acuan untuk mengukur
keterlibatan peserta didik pada kegiatan pembelajaran daring yang
berlangsung. Lembar observasi terdiri dari sepuluh butir pernyataan yang
dapat dijawab dengan “Ya-Tidak” oleh observer. Lembar observasi yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 8.
6. Lembar Angket
Lembar angket digunakan untuk mengukur respon peserta didik
terhadap pembelajaran flipped classroom. Lembar angket terdiri dari lima
belas butir pernyataan yang dapat dijawab peserta didik dengan menggunakan
skala likert satu sampai lima, dimana 1= Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak
Setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju dan 5 = Sangat Setuju. Lembar angket yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 9.
H. Metode Analisis Data
Menyusun data dengan cara yang bermakna untuk dapat dipahami
merupakan tujuan dari analisis data (Situmorang S. , 2010). Adapaun data yang
dianalisis pada penelitian ini diantaranya data hasil validasi yang diperoleh dari
validator, data hasil belajar, data hasil angket respon dan data hasil observasi
peserta didik.
1. Analisis Hasil Wawancara
Data hasil wawancara diperoleh dari guru kimia SMA Stella Duce 2,
Yogyakarta. Hasil wawancara yang diperoleh dianalisis secara kualitatif
sesuai informasi yang didapatkan dari guru kimia. Hasil wawancara dianalisis
untuk mendapatkan permasalahan disekolah yang perlu diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berasal dari populasi
yang terdistribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan SPSS 17.0. Adapun pedoman pengambilan keputusan menurut
Nuryadi, dkk. (2017) yaitu:
a. Nilai signifikasi (Sig) < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal.
b. Nilai signifikasi > 0,05 maka distribusi adalah normal.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang bertujuan
untuk menunjukkan bahwa kelompok data sampel berasal dari populasi yang
memiliki variansi sama (Nuryadi & dkk, 2017). Pada penelitian ini uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan
menggunakan nilai Ulangan Harian (UH) peserta didik kelas X MIPA SMA
Stella Duce 2, Yogyakarta pada materi konsep reaksi redoks. Adapun
pedoman pengambilan keputusan menurut Nuryadi, dkk. (2017) yaitu:
a. Nilai signifikasi (Sig) < 0,05 maka distribusi adalah tidak homogen.
b. Nilai signifikasi > 0,05 maka distribusi adalah homogen.
4. Analisis Lembar Validasi
a. Analisis Hasil Lembar Validasi Soal Pretest dan Posttest
Analisis hasil lembar validasi soal pretest dan posttest bertujuan
untuk mengetahui kelayakan soal pretest dan posttest yang digunakan
dalam penelitian. Proses analisis dilakukan dengan menggunakan rumus
yang diusulkan oleh Aiken’s V (Aiken, 1985) sebagai berikut.
V=ΣS
n (C−1) (3.1)
Keterangan:
S = R-Lo
R = Nilai dari validator
Lo = Nilai terendah dari validator
N = Jumlah validator
C = Nilai tertinggi dari validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Skor rata-rata yang telah dihitung menggunakan rumus Aiken’s V diubah
menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria Aiken’s V seperti pada
Tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Kriteria Aiken’s V (Tomoliyus & Sunardianta, 2020)
Kriteria Iken's V
0,00-0,20 Validitas sangat rendah
0,20-0,40 Validitas rendah
0,40-0,60 Validitas sedang
0,60-0,80 Validitas tinggi
0,80-1,00 Validitas sangat tinggi
b. Analisis Hasil Lembar Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Analisis hasil lembar validasi LKPD bertujuan untuk mengetahui
kelayakan LKPD yang digunakan dalam penelitian. Analisis hasil lembar
validasi LKPD dilakukan dengan menggunakan rumus 3.2.
Skor validasi = Jumlah skor tiap kriteria
Jumlah skor maksimum × 100% (3.2)
Hasil analisis lembar validasi LKPD dibandingkan dengan Tabel 3.3
berikut untuk mengetahui tingkat validitas.
Tabel 3. 3 Kriteria Validitas LKPD (Suwardi, 2011)
Skor Perolehan (%) Kriteria
25 - 39,9 Tidak valid
40 - 54,9 Kurang valid
55 - 69,9 Cukup valid
40 – 54,9 Valid
25 – 39,9 Sangat valid
c. Analisis Hasil Lembar Validasi Butir Soal dalam Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
Analisis hasil lembar validasi butir soal dalam LKPD bertujuan
untuk mengetahui kelayakan butir soal dalam LKPD yang digunakan
dalam penelitian. Analisis lembar validasi butir soal dalam LKPD dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus yang diusulkan oleh Aiken’s V
(Aiken, 1985) sebagai berikut.
V=ΣS
n (C−1) (3.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Keterangan:
S = R-Lo
R = Nilai dari validator
Lo = Nilai terendah dari validator
N = Jumlah validator
C = Nilai tertinggi dari validator
Skor rata-rata yang telah dihitung menggunakan rumus Aiken’s V diubah
menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria Aiken’s V seperti pada
Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3. 4 Kriteria Aiken’s V (Tomoliyus & Sunardianta, 2020)
Kriteria Iken's V
0,00-0,20 Validitas sangat rendah
0,20-0,40 Validitas rendah
0,40-0,60 Validitas sedang
0,60-0,80 Validitas tinggi
0,80-1,00 Validitas sangat tinggi
d. Analisis Hasil Lembar Validasi Observasi Peserta Didik
Analisis hasil lembar validasi observasi peserta didik dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan lembar observasi yang
digunakan dalam penelitian. Analisis hasil lembar validasi observasi
peserta didik dilakukan dengan menggunakan rumus 3.4.
P = f
N × 100% (3.4)
Keterangan:
P = Persentase hasil
f = Total penilaian dari validator
N = Total penilaian maksimum
Hasil analisis lembar validasi observasi peserta didik dibandingkan dengan
Tabel 3.5 untuk mengetahui tingkat validitas.
Tabel 3. 5 Kriteria Validitas Lembar Observasi Peserta Didik
(Suwardi, 2011)
Skor Perolehan (%) Kriteria
25 - 39,9 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Skor Perolehan (%) Kriteria
40 - 54,9 Kurang valid
55 - 69,9 Cukup valid
70 - 84,9 Valid
85 - 100 Sangat valid
e. Analisis Hasil Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik
Analisis lembar validasi angket respon peserta didik bertujuan
untuk mengetahui kelayakan angket respon yang digunakan dalam
penelitian. Analisis angket respon peserta didik dilakukan dengan
menggunakan rumus 3.5.
Skor validitas = Jumlah skor tiap kriteria
Jumlah skor maksimum × 100% (3.5)
Hasil analisis lembar angket respon peserta didik dibandingkan dengan
Tabel 3.6 untuk mengetahui tingkat validitas.
Tabel 3. 6 Kriteria Validitas Angket Respon Peserta Didik
(Arikunto, 2013)
Tingkat Pencapaian (%) Kriteria
0 - 20 Tidak valid
21 - 40 Kurang valid
41 - 60 Cukup valid
61 - 80 Valid
81 - 100 Sangat valid
5. Analisis Hasil Belajar
a. Analisis Hasil Pretest dan Posttest
Analisi hasil pretest dan posttest peserta didik dilakukan dengan
menggunakan SPSS 17.0. Hasil analisis selanjutnya di konversi sesuai
kriteria N-gain seperti pada Tabel 3.7.
Tabel 3. 7 Kriteria Gain Ternormalisasi (Hake, 1999)
Skor Kriteria
N-Gain < 0.30 Rendah
0.30 ≤ N-Gain ≤ 0.70 Sedang
0.70 < N-Gain Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Analisis Hasil LKPD
Analisis jawaban butir soal dalam LKPD dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Persentase = Sr
Smax x 100% (3.6)
Keterangan:
ST = Skor keseluruhan kelompok
N = Jumlah Kelompok
Smax = Skor maksimum
Hasil dari perhitungan persentase diubah menjadi data kualitatif dengan
kriteria seperti pada Tabel 3.8.
Tabel 3. 8 Kriteria Penilaian LKPD (Nurpratiwi, 2015)
Persentase Kriteria
0 -24,99 Rendah
25 - 49,99 Sedang
50 - 74,99 Tinggi
75 - 100 Sangat Tinggi
6. Uji Paired Sample T-Test (Uji-T Berpasangan)
Uji Paired Sampel T-Test (Uji-T Berpasangan) merupakan salah satu
metode pengujian jawaban sementara (hipotesis) dengan data yang digunakan
berpasangan (Montolalu & Langi, 2018). Uji ini dilakukan bertujuan untuk
membuktikan hipotesis penelitian yang dilakukan. Uji T-berpasangan pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunanakan SPSS 17.0 pada nilai pretest
dan posttest peserta didik. Pedoman pengambilan keputusan menurut
Nuryadi, dkk. (2017) adalah sebagai berikut.
a. Jika sig. (2-tailed) < 0,05 / thitung > ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak.
b. Jika sig. (2-tailed) > 0,05 / thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Ho dalam penelitian adalah penerapan model pembelajaran flipped classroom
tidak meningkatkan hasil belajar peserta didik pada konsep reaksi redoks.
Apabila Ho diterima maka H1 ditolak. Adapun H1 dalam penelitian ini adalah
penerapan model pembelajaran flipped classroom meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada konsep reaksi redoks. Apabila H1 diterima maka Ho.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
7. Analisis Hasil Observasi Peserta Didik
Analisis data dari hasil observasi bertujuan untuk mengetahui
keterlibatan peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung
di kelas daring. Analisis hasil observasi dihitung dengan cara mengakumulasi
hasil observasi peserta didik dengan Ya bernilai 1 dan Tidak bernilai 0.
Teknik analisis yang digunakan adalah persentase. Persentase hasil observasi
dihitung dengan menggunakan rumus 3.7.
AP = ΣP
Σp x 100 % (3.7)
Keterangan:
AP = Persentase
ΣP = Banyaknya peserta didik yang melakukan aktivitas
Σp = Jumlah sampel
Hasil dari perhitungan persentase observer diubah menjadi data kualitatif
dengan kategori persentase seperti pada Tabel 3.9.
Tabel 3. 9 Kategori Persentase Observasi (Nurpratiwi, 2015)
Aktivitas (%) Kriteria
≤ 25 Kurang tinggi
26 - 50 Cukup tinggi
51 - 75 Tinggi
76 - 100 Sangat Tinggi
8. Analisis Hasil Angket Respon Peserta Didik
Analisis data dari hasil angket respon peserta didik bertujuan untuk
mengetahui pendapat peserta didik terhadap penerapan pembelajaran flipped
classroom. Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus 3.8.
Persentase respon = N s
N s max x 100 % (3.8)
Keterangan:
Ns = Jumlah skor hasil pengumpulan data
N s max = Jumlah skor maksimum
Hasil dari perhitungan persentase respon diubah menjadi data kualitatif
dengan kriterial seperti pada Tabel 3.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3. 10 Kriteria Angket Respon (Nurpratiwi, 2015)
Persentase Kriteria
Respon < 50 Tidak positif
50 ≤ Respon < 70 Kurang positif
70 ≤ Respon < 85 Positif
85 ≤ Respon Sangat positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara
sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti.
Wawancara dilakukan dengan guru kimia SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan informasi pada tahap
pengumpulan informasi awal. Dalam wawancara ini diharapkan dapat
mendapatkan informasi mengenai topik kimia yang sulit dipahami oleh peserta
didik, penyebabnya beserta dengan solusi untuk mengatasinya agar peserta didik
dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hasil wawancara dapat dilihat pada
Lampiran 16. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia SMA Stella
Duce 2 Yogyakarta diketahui bahwa salah satu materi yang dianggap sulit oleh
peserta didik adalah konsep reaksi redoks. Pada konsep reaksi redoks peserta
didik kesulitan untuk memahami penentuan bilangan oksidasi dan menentukan
oksidator dan reduktor. Hal ini tentunya berdampak pada pencapaian hasil
belajar yang kurang maksimal, di mana masih banyak peserta didik yang tidak
memenuhi Kriterial Ketuntasan Minimal (KKM). Selain itu berdasarkan hasil
wawancara, salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar peserta
didik adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model
pembelajaran sangat penting dalam menunjang keberhasilan belajar peserta
didik, materi yang mudah jika salah penyampaian akan terasa sulit untuk
dipahami oleh peserta didik.
Selama pandemi, guru biasanya menyampaikan materi kepada peserta
didik dengan dua alternatif yaitu menjelaskan secara langsung menggunakan
Zoom atau memberikan materi menggunakan power point beraudio yang berisi
materi yang dipelajari. Penggunaan dua alternatif tersebut dikarenakan peserta
didik keterbatasan kuota jika menggunakan Zoom setiap kali pertemuan di kelas
daring. Berdasarkan hasil wawancara guru biasanya memberikan materi kepada
peserta didik saat pertemuan di kelas daring berlangsung. Hal ini tentunya
kurang efektif karena peserta didik keterbatasan waktu dalam mempelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
materi sehingga berpengaruh pada kurangnya pemahaman terhadap materi yang
dipelajari. Berdasarkan permasalahan tersebut, dilakukan penelitian untuk
menerapkan pembelajaran flipped classroom terhadap hasil belajar peserta didik
kelas X pada topik konsep reaksi redoks.
B. Tahap Perencanaan
a. Pengembangan Rencana Pembelajaran
Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus kimia
kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Berdasarkan silabus ini, materi konsep
reaksi redoks terdapat pada KD 3.9, di mana penyusunan materi pembelajaran
didasarkan pada KD tersebut. Materi yang diajarkan mencakup konsep reaksi
redoks yang terdiri dari pengikatan dan pelepasan oksigen, transfer elektron
dan perubahan bilangan oksidasi. Adapun rencana proses pembelajaran
(RPP) untuk pertemuan pertama dapat dilihat pada Lampiran 2 dan pertemuan
kedua dapat dilihat pada Lampiran 3. Rencana proses pembelajaran tersebut
terdiri atas kegiatan di luar dan di dalam kelas yang dirancang berdasarkan
model pembelajaran flipped classroom.
Pada tahap ini juga dilakukan pembuatan perangkat pelajaran yang
digunakan dalam penelitian. Perangkat pembelajaran tersebut di antaranya
adalah modul ajar dalam bentuk softfile dokumen, video pembelajaran
sebanyak 2 video pembelajaran dan LKPD. Modul aja dibuat berdasarkan
materi yang diajarkan yaitu konsep reaksi redoks. Modul ajar diberikan
kepada peserta didik dalam bentuk softfile dokumen yang diberikan kepada
peserta didik melalui grup Whatssapp. Modul ajar yang telah dibuat dapat
dilihat pada Lampiran 6.
Pembuatan video pembelajaran dilakukan berdasarkan materi yang
dipelajari yaitu konsep reaksi redoks. Video pembelajaran dibuat dengan
merekam penjelasan materi menggunakan Zoom. Video pembelajaran yang
telah dibuat terdiri atas dua video yakni video pertama berisi penjelasan
tentang tiga konsep reaksi redoks dan video pembelajaran kedua berisi
penjelasan tentang cara menentukan suatu reaksi redoks dan jenis-jenis reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
redoks. Video pembelajaran ini diberikan kepada peserta didik dalam bentuk
tautan Google Drive yang disampaikan melalui grup Whatssapp.
LKPD disusun berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
yang telah dirumuskan dan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun. Pada LKPD pertemuan pertama berfokus pada konsep reaksi redoks
yaitu pengikatan dan pelepasan oksigen, transfer elektron dan perubahan
bilangan oksidasi dengan IPK 3.9.1 dan 3.9.2. Pada LKPD pertemuan kedua
berfokus pada cara membedakan suatu reaksi dikatakan reaksi redoks dan
jenis-jenis reaksi redoks dengan IPK 3.9.3 dan 3.9.4 Soal-soal dalam LKPD
ini dibuat kontekstual agar peserta didik dapat memahami penerapan materi
yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. LKPD diberikan kepada peserta
didik dalam bentuk softfile dokumen melalui grup Whatssapp.
b. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pretest dan
posttest, lembar observasi, dan angket respon peserta didik. Pretest dan
posttest terdiri atas sepuluh butir pilihan ganda di setiap pertemuan. Soal
pretest dan posttest ini disusun berdasarkan konsep reaksi redoks dan sesuai
dengan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) pada masing-masing
pertemuan. Soal pretest dan posttest ini diberikan kepada peserta didik
menggunakan platform Quizizz yang disampaikan melalui grup Whatsapp.
Lembar observasi dibuat sesuai dengan indikator yang telah dirumuskan
dengan tujuan untuk mengukur keterlibatan peserta didik pada kegiatan
pembelajaran di kelas daring. Lembar angket disusun sesuai dengan indikator
yang telah dirumuskan dengan tujuan untuk mengetahui respon peserta didik
pada kegiatan pembelajaran flipped classroom.
c. Hasil Validasi dan Revisi Validasi Instrumen Penelitian dan Perangkat
Pembelajaran
Instrumen penelitian yang divalidasi adalah soal pretest dan posttest,
lembar observasi dan angket respon peserta didik. Adapun perangkat
pembelajaran yang divalidasi adalah LKPD secara keseluruhan dan butir soal
dalam LKP. Instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran divalidasi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dua orang guru kimia (guru kimia SMA Stella Duce 2 dan guru kimia SMA
N 7 Yogyakarta) dan dua orang dosen Pendidikan Kimia Universitas Sanata
Dharma. Menurut Ernawati dan Sukardiyono (2017) instrumen penelitian
divalidasi dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan instumen yang
digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Instrumen penelitian dan
perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh validator selanjutnya
direvisi sesuai dengan komentar dan saran yang diberikan. Berikut ini
diuraikan hasil validasi dan revisi setiap instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.
1) Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest
Soal pretest dan posttest digunakan sebagai tes untuk mengetahui
kemampuan kognitif peserta didik. Soal pretest digunakan untuk
mengukur kemampuan kognitif awal peserta didik sedangkan posttest
digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif akhir peserta didik
setelah melalui proses pembelajaran flipped classroom pada materi konsep
reaksi redoks. Validasi instrumen tes berupa soal pretest dan posttest
dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana isi tes yang
digunakan dapat menggambarkan apa yang hendak diukur (Hendryadi,
2017). Menurut Arifin (2017) validasi suatu instrumen penelitian termasuk
soal pretest dan posttest dilakukan dengan tujuan agar dapat menarik
kesimpulan yang tepat dan tidak keliru dari data yang diperoleh dari
lapangan. Hasil validasi instumen penelitian soal pretest dan posttest dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest
Butir
Soal
Aspek
Pertama
Aspek
Kedua
Aspek
Ketiga
Rata-
Rata Validitas
1 0,87 0,62 0,75 0,75 Tinggi
2 0,87 0,94 0,94 0,92 Sangat Tinggi
3 0,87 0,81 0,81 0,83 Sangat Tinggi
4 0,87 0,94 0,94 0,92 Sangat Tinggi
5 0,94 0,87 0,87 0,89 Sangat Tinggi
6 0,91 0,94 0,94 0,93 Sangat Tinggi
7 0,91 0,94 0,94 0,93 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Butir
Soal
Aspek
Pertama
Aspek
Kedua
Aspek
Ketiga
Rata-
Rata Validitas
8 0,91 0,87 0,87 0,88 Sangat Tinggi
9 0,91 0,81 0,87 0,86 Sangat Tinggi
10 0,91 0,87 0,87 0,88 Sangat Tinggi
11 0,87 0,81 0,87 0,85 Sangat Tinggi
12 0,87 0,81 0,81 0,83 Sangat Tinggi
13 0,87 0,75 0,85 0,82 Sangat Tinggi
14 0,87 0,87 0,94 0,89 Sangat Tinggi
15 0,87 0,81 0,81 0,83 Sangat Tinggi
16 0,87 0,94 0,94 0,92 Sangat Tinggi
17 0,87 0,94 0,94 0,92 Sangat Tinggi
18 0,87 0,87 0,87 0,87 Sangat Tinggi
19 0,87 0,87 0,87 0,87 Sangat Tinggi
20 0,87 0,87 0,87 0,87 Sangat Tinggi
Rata-Rata Keseluruhan 0,87 Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil validasi, butir soal satu pretest dan posttest pada
aspek satu hingga tiga mendapat nilai rata-rata sebesar 0,75 dengan
kategori validitas tinggi (Tomoliyus & Sunardianta, 2020). Butir soal dua
hingga kedua puluh soal pretest dan posttest pada aspek satu hingga tiga
mendapat nilai dari rentang 0,82-0,93 dengan kategori validitas sangat
tinggi (Tomoliyus & Sunardianta, 2020). Adapun nilai rata-rata dua puluh
butir soal pretest dan posttest adalah 0,87 dengan kategori validitas sangat
tinggi (Tomoliyus & Sunardianta, 2020). Berdasarkan hasil validasi
tersebut soal pretest dan posttest dapat digunakan sebagai tes untuk
mengukur kemampuan kognitif awal dan akhir peserta didik pada materi
konsep reaksi redoks. Soal pretest dan posttest yang digunakan dalam
penelitian direvisi sesuai saran dan komentar yang diberikan oleh empat
validator. Soal pretest dan posttest yang telah direvisi kemudian digunakan
dalam penelitian yang dilakukan. Pada Tabel 4.2 disajikan saran dan
komentar dari empat validator soal pretest dan posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4. 2 Komentar dan Saran Terhadap Soal Pretest dan Posttest
Validator Komentar dan Saran Revisi
A
1. Konstruksi bahasa pada
beberapa soal diperbaiki
2. Penggunaan fase pada
setiap reaksi
3. Pilihan jawaban dibuat
huruf kapital
1. Konstruksi bahasa pada
nomor soal 1, 9, 14, 17
diperbaiki sesuai dengan
saran
2. Setiap soal yang
mengadung reaksi kimia
dilengkapi dengan fase
4. Pilihan jawaban seperti
“jawaban a dan b benar”
dihindari.
3. Pilihan jawaban
menggunakan huruf
kapital, option a diubah
menjadi A hingga pilihan
e menjadi E
4. Semua pilihan jawaban
tersebut diubah menjadi
pilihan jawaban yang
benar
B
1. Perhatikan konstruksi dan
penggunaan bahasa yang
baik
2. Ada ketidaksesuaian soal
dengan jawaban.
3. Revisi rubrik penilaian
perlu dilakukan.
1. Memperbaiki konstruksi
bahasa sesuai saran
2. Urutan soal disesuaikan
dengan urutan kunci
jawaban.
3. Rubrik penilaian
diperbaiki.
C - -
D - -
Rekapitulasi rata-rata hasil validasi soal pretest dan posttest dapat dilihat
pada Lampiran 17.
2) Hasil Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) digunakan untuk mengukur
kemampuan kognitif peserta didik secara berkelompok. Validasi LKPD ini
bertujuan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran berupa
LKPD dalam penelitian yang dilakukan. Menurut Panjaitan, dkk. (2015)
lembar validasi perangkat pembelajaran digunakan untuk mengetahui
kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Pada Tabel 4.3
berikut disajikan hasil validasi LKPD secara keseluruhan.
Tabel 4. 3 Hasil Validasi LKPD Keseluruhan
Aspek Hasil Validasi Validitas
Format LKPD 85% Sangat Valid
Isi LKPD 91% Sangat Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Aspek Hasil Validasi Validitas
Bahasa 87,5% Sangat Valid
Rata-Rata 88,33% Sangat Valid
Berdasarkan hasil validitas diatas, hasil validasi LKPD pada aspek
format LKPD sebesar 85% masuk pada kriteria validitas sangat valid
(Suwardi, 2011). Hasil validasi LKPD pada aspek isi LKPD sebesar 91%
masuk pada kriteria validitas sangat valid (Suwardi, 2011). Hasil validasi
LKPD pada aspek bahasa sebesar 87,5% masuk pada kriteria validitas
sangat valid (Suwardi, 2011). Adapun rata-rata validitas LKPD secara
keseluruhan sebesar 88,33% masuk pada kriteria validitas sangat tinggi
(Suwardi, 2011). Dengan demikian perangkat pembelajaran berupa LKPD
layak digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Perangkat
pembelajaran berupa LKPD yang digunakan dalam penelitian direvisi
sesuai saran dan komentar yang diberikan oleh empat validator. LKPD
yang telah direvisi kemudian digunakan dalam penelitian yang dilakukan.
Pada Tabel 4.4 disajikan komentar dan saran dari empat validator LKPD
yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4. 4 Komentar dan Saran Terhadap LKPD
Validator Komentar dan Saran Revisi
A Kolom jawaban diperbesar Kolom jawaban diperbesar
sesuai saran
B
1. Sumber gambar
menggunakan sumber
yang kredibel
2. Lengkapi KD dan IPK
disetiap butir soal
1. Gambar diambil dari
sumber yang kredibel
2. Melengkapi KD dan IPK
disetiap butir soal
C - -
D - -
Rekapitulasi hasil validasi LKPD dapat dilihat pada Lampiran 18.
3) Hasil Validasi Butir Soal dalam LKPD
Butir soal dalam LKPD digunakan untuk mengukur kemampuan
kognitif peserta didik. Butir soal dalam LKPD berupa soal esai yang terdiri
dari empat soal esai untuk pertemuan pertama dan dua soal esai untuk
pertemuan kedua. Validasi butir soal dalam LKPD ini bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mengetahui kelayakan butir soal dalam perangkat pembelajaran berupa
LKPD yang digunakan. Hasil validasi butir soal dalam LKPD disajikan
pada Tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Hasil Validasi Butir Soal dalam LKPD
Butir Soal Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Rata-
Rata Validitas
1 0,91 0,87 0,91 0,89 Sangat
Tinggi
2 0,91 0,87 0,83 0,87 Sangat
Tinggi
3 0,91 0,87 0,83 0,87 Sangat
Tinggi
4 1 0,94 0,89 0,94 Sangat
Tinggi
5 0,94 0,81 0,83 0,86 Sangat
Tinggi
6 0,94 0,81 0,81 0,85 Sangat
Tinggi
7 0,94 0,87 0,83 0,88 Sangat
Tinggi
8 0,94 0,87 0,85 0,89 Sangat
Tinggi
Rata-rata Keseluruhan 0,88 Sangat
Tinggi
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.5, butir soal dalam LKPD
memiliki nilai dari rentang 0,85-0,94 dengan rata-rata sebesar 0,88.
Menurut Tomoliyus dan Sunardianta (2020) nilai pada rentang 0,80-1,00
masuk pada kategori validitas sangat tinggi. Dengan demikian butir soal
dalam LKPD layak digunakan dalam penelitian. Butir soal dalam LKPD
yang digunakan dalam penelitian direvisi sesuai saran dan komentar yang
diberikan oleh empat validator. Butir soal dalam LKPD yang telah direvisi
kemudian digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Pada Tabel 4.6
berikut disajikan komentar dan saran dari empat validator butir soal dalam
LKPD yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 4. 6 Komentar dan Saran Terhadap Butir Soal dalam LKPD
Validator Komentar dan
Saran Revisi
A Perbaiki rubrik
penilaian
Rubrik penilaian diperbaiki sesuai
saran.
B
1. Cek dan revisi
sitasi
2. Ada urutan soal
dan kunci terbalik
3. Revisi konstruksi
yang diperlukan
1. Merevisi sitasi dengan
menggunakan sitasi yang
kredibel
2. Urutan soal dan kunci
disesuaiakan
3. Konstruksi diperbaiki sesuai
saran
C - -
D Penskoran tiap soal
diuraikan
Penskoran setiap soal diuraikan
sesuai saran
Rekapitulasi rata-rata hasil validasi butir soal dalam LKPD dapat dilihat
pada Lampiran 19.
4) Hasil Validasi Lembar Observasi
Validasi lembar observasi peserta didik dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui kelayakan lembar observasi yang digunakan pada
penelitian. Apabila lembar observasi valid menandakan bahwa lembar
observasi layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Dengan
demikian lembar observasi yang digunakan dapat mengukur keterlibatan
peserta didik dalam proses pembelajaran (Hendryadi, 2017). Pada Tabel
4.7 disajikan hasil validasi lembar observasi yang digunakan dalam
penelitian.
Tabel 4. 7 Hasil Validasi Lembar Observasi
Aspek Skor Perolehan Kriteria
Kelayakan isi 95 Sangat Valid
Kelayakan penyajian 92,5 Sangat Valid
Kelayakan bahasa 90 Sangat Valid
Rata-Rata 92,5 Sangat Valid
Berdasarkan hasil validitas pada Tabel 4.7, nilai validitas lembar
observasi pada aspek kelayakan isi sebesar 95 masuk pada kriteria sangat
valid (Suwardi, 2011). Pada aspek kelayakan penyajian memiliki nilai
sebesar 92,5 masuk pada kriteria sangat valid (Suwardi, 2011). Pada aspek
kelayakan bahasa memiliki nilai sebesar 90, masuk pada kriteria sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
valid (Suwardi, 2011). Rata-rata nilai hasil validasi lembar observasi
peserta didik sebesar 92,5 masuk pada kriteria sangat valid (Suwardi,
2011). Berdasarkan hasil analisis tersebut, lembar observasi peserta didik
layak digunakan pada penelitian karena memiliki kriteria validitas sangat
tinggi. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini direvisi
sesuai dengan saran yang diberikan oleh keempat validator. Instrumen
lembar observasi yang telah direvisi kemudian digunakan dalam penelitian
yang dilakukan. Pada Tabel 4.8 disajikan komentar dan saran dari empat
validator instrumen lembar observasi peserta didik.
Tabel 4. 8 Komentar dan Saran Validator Terhadap Lembar Observasi
Validator Komentar dan Saran Revisi
A Tidak Ada Tidak ada
B
1. Ada sedikit perbaikan
konstruksi dan bahasa
2. Perlu tambahan identitas
observer dan yang
diobserver.
1. Memperbaiki konstruksi
dan bahasa sesuai dengan
saran
2. Menambahakan identitas
observer dan yang
diobserver dengan
mengguwnakan kode
C - -
D - -
Rekapitulasi hasil validasi lembar observasi dapat dilihat pada Lampiran
20.
5) Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik
Validasi angket respon peserta didik bertujuan untuk mengetahui
kelayakan angket respon peserta yang digunakan dalam penelitian.
Instrumen penelitian termasuk angket respon yang baik adalah instrumen
yang valid sehingga dapat menjadi alat ukur dalam proses penelitian
(Arifin, 2017). Pada Tabel 4.9 disajikan hasil validitas dari angket respon
peserta didik.
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik
Aspek Hasil Validasi (%) Kriteria
Kelayakan isi 92,5 Sangat Valid
Kelayakan penyajian 90 Sangat Valid
Kelayakan bahasa 86,77 Sangat Valid
Rata-Rata 89,75 Sangat Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan hasil analisis diatas, hasil validasi lembar angket
respon peserta didik untuk aspek kelayakan isi memiliki nilai sebesar
92,5% dan masuk pada kriteria sangat valid (Arikunto, 2013). Hasil
analisis validasi angket respon peserta didik pada aspek kelayakan
penyajian memiliki nilai sebesar 90% masuk pada kriteria sangat valid
(Arikunto, 2013). Hasil analisis lembar angket respon peserta didik pada
aspek kelayakan bahasa memiliki nilai sebesar 86,77% masuk pada
kriteria sangat valid (Arikunto, 2013). Adapun rata-rata validasi angket
respon peserta didik sebesar 89,75% masuk pada kriteria sangat valid
(Arikunto, 2013). Oleh karena itu, angket respon peserta didik layak
digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran
flipped classroom. Instrumen angket respon peserta didik yang digunakan
dalam penelitian ini direvisi sesuai saran dan komentar yang diberikan
oleh empat validator kemudian digunakan dalam penelitian yang
dilakukan. Pada Tabel 4.10 berikut disajikan komentar dan saran dari
empat validator instrumen angket respon peserta didik.
Tabel 4. 10 Komentar dan Saran Validator Terhadap Instrumen Angket
Respon Peserta Didik
Validator Komentar dan Saran Revisi
A 1. Perbaiki struktur kalimat 1. Struktur kalimat
diperbaiki sesuai saran.
B
1. Ada beberapa indikator
angket yang tidak sesuai
dengan pernyataan.
2. Petunjuk pengisian angket
belum lengkap.
1. Indikator angket
disesuaikan dengan
pernyataan.
2. Petunjuk pengisian
angket dilengkapi.
C - -
D - -
Rekapitulasi hasil validasi angket respon peserta didik dapat dilihat pada
Lampiran 21.
C. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Stella Duce 2, Yogyakarta pada
bulan Mei 2021. Sampel dalam penelitian ini adalah dua puluh orang peserta
didik kelas X MIPA 2. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
melakukan uji normalitas dan uji homogentitas pada sampel yang digunakan. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui sampel terdistribusi normal dan uji
homogenitas bertujuan untuk menunjukkan bahwa kelompok data sampel
berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (Nuryadi & dkk, 2017).
Uji normalitas dan homogenitas dilakukan dengan menggunakan nilai Ulangan
Harian (UH) peserta didik pada konsep mol. Hasil uji homogenitas disajikan
pada Tabel 4.11 dan hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.12.
Tabel 4. 11 Hasil Uji Homogenitas
Uji Homogentitas
Hasil belajar
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
0,643 1 55 0,426
Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
KelasA 0,166 26 0,063
KelasB 0,126 26 0,200*
Pada tabel 4.11 menunjukkan hasil uji homogentitas sebesar 0,426.
Pedoman pengambilan keputusan terhadap uji homogenitas yaitu apabila nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05 maka distribusi adalah tidak homogen dan apabila
nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka distribusi adalah homogen (Nuryadi
& dkk, 2017). Berdasarkan pedoman pengambilan keputusan tersebut, sampel
yang digunakan termasuk homogen. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji
homogenitas sampel yang memiliki nilai signifikan sebesar 0,426 lebih besar
dari 0,05. Adapun hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.12 yang
menunjukkan bahwa sampel yang digunakan berdistribusi normal sehingga
dapat digunakan sebagai sampel penelitian. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji
normalitas yang lebih besar dari 0,05.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara daring menggunakan Zoom
dan grup Whatssapp. Sebelum pertemuan di kelas daring, peneliti terlebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dahulu memberikan jadwal kegiatan pembelajaran untuk mempermudah peserta
didik mengikuti proses pembelajaran, baik di luar maupun di dalam kelas.
Jadwal pembelajaran yang telah dibuat dapat dilihat pada Tabel 3.1. Sebelum
melakukan penerapan pembelajaran flipped classroom peserta didik terlebih
dahulu diminta untuk mengerjakan pretest untuk mengetahui pemahaman awal
peserta didik terhadap materi konsep reaksi redoks. Soal pretest terdiri dari
sepuluh soal pilihan ganda yang diberikan ke peserta didik menggunakan
platform Quizziz dan disampaikan melalui grup Whatsapp. Rekapitulasi hasil
pretest dan posttest peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 22. Lima hari
sebelum pertemuan dalam kelas daring yaitu pada tanggal 28 April 2021, peneliti
memberikan video pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri oleh peserta
didik. Selain itu, peserta didik diminta untuk mengisi tautan Google Form yang
berisi dua pertanyaan yang wajib dijawab maksimal satu hari sebelum pertemuan
di kelas daring. Hal ini bertujuan untuk mendorong dan memastikan peserta
didik menonton video pembelajaran yang diberikan. Selanjutnya, sebelum
pertemuan dalam kelas, peneliti membagi peserta didik dalam kelompok-
kelompok kecil. Kelompok tersebut digunakan sebagai kelompok diskusi dalam
pembelajaran daring. Selain itu, peneliti dan peserta didik melakukan diskusi
terkait kegiatan pembelajaran di kelas daring. Hal ini dilakukan agar waktu
pembelajaran di kelas daring lebih efisien.
Pembelajaran pertemuan pertama dilakukan pada Selasa 4 Mei 2021
pada pukul 07.30-09.00 WIB. Adapun materi yang diajarkan yaitu konsep reaksi
redoks meliputi pengikatan dan pelepasan oksigen, transfer elektron dan
perubahan bilangan oksidasi. Pada pertemuan di kelas daring, peneliti
menjelaskan hal-hal penting dan hal-hal yang masih kurang dipahami peserta
didik. Selanjutnya peserta didik menggunakan LKPD sebagai bahan diskusi
kelompok. Diskusi berlangsung melalui breakout Zoom. Ketika breakout Zoom
berlangsung, observer melakukan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
keterlibatan peserta didik dalam kegiatan diskusi. Hasil diskusi dipresentasikan
di kelas daring dengan tujuan agar peneliti dapat memberikan penjelasan jika
terdapat jawaban yang kurang tepat. Ketika kelompok melakukan presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
observer melakukan observasi untuk mengetahui keterlibatan peserta didik pada
presentasi kelompok yang berlangsung. Rekapitulasi hasil observasi pertemuan
pertama dan kedua dapat dilihat pada Lampiran 23 dan Lampiran 24. Hasil
pekerjaan dalam LKPD kemudian dikumpulkan melalui tautan Google drive
yang telah disediakan. Rekapitulasi hasil LKPD setiap kelompok dapat dilihat
pada Lampiran 25. Pada akhir kegiatan pembelajaran dilakukan refleksi untuk
mengetahui perasaan dan pengalam baru yang diperoleh peserta didik setelah
melalui kegiatan pembelajaran flipped classroom.
Setelah pembelajaran di kelas daring, peserta didik diberikan posttest
untuk mengetahui hasil belajar akhir peserta didik setelah melalui kegiatan
pembelajaran flipped classroom. Soal posttest terdiri dari sepuluh butir soal
pilihan ganda yang diberikan kepada peserta didik menggunakan platform
Quizziz. Hal yang sama dilakukan pada pembelajaran daring pertemuan kedua
yaitu pada hari Selasa, 18 Mei 2021, pada pukul 07.30-09.00 WIB. Pada
pertemuan kedua membahas tentang cara menentukan suatu reaksi dikatakan
redoks dan bukan redoks dan jenis-jenis reaksi redoks. Setelah kegiatan
pembelajaran selesai, peserta didik mengisi angket yang bertujuan untuk melihat
respon peserta didik selama kegiatan pembelajaran flipped classroom.
Rekapitulasi hasil angket respon peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 26.
D. Tahap Akhir
Pada tahap ini, seluruh data yang diperoleh selama melakukan penelitian
dianalisis di antaranya hasil pretest dan posttest, hasil jawaban LKPD, hasil
observasi dan hasil angket respon peserta didik.
1. Hasil Pretest dan Posttest
Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif awal
peserta didik pada materi konsep reaksi redoks. Adapun posttest digunakan
untuk mengetahui kemampuan kognitif akhir peserta didik setelah melalui
pembelajaran flipped classroom. Dari hasil pretest diperoleh nilai
kemampuan kognitif awal dan dari hasil posttest diperoleh nilai kemampuan
kognitif akhir peserta didik setelah melalui kegiatan pembelajaran flipped
classroom. Menurut Effendy (2016) proses pembelajaran yang didahului
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dengan pretest dan diakhiri dengan posttest bertujuan untuk mengetahui
perkembangan kognitif peserta didik dengan materi yang akan dan sudah
dipelajari. Pada Tabel 4.13 berikut disajikan rata-rata kemampuan kognitif
berupa hasil pretest dan posttest peserta didik.
Tabel 4. 13 Rata-Rata Hasil Pretest dan Posttest
Pertemuan Rata-Rata
Pretest Posttest
Pertemuan 1 2,9 6,75
Pertemuan 2 3,5 7,45
Berdasarkan Tabel 4.13, rata-rata pretest untuk pertemuan pertama
yaitu 2,9 dan rata-rata posttest yaitu 6,75. Dari perolehan tersebut diperoleh
selisih nilai rata-rata sebesar 3,85. Rata-rata pretest untuk pertemuan kedua
yaitu 3,5 dan rata-rata posttest yaitu 7,45 dengan selisih nilai rata-rata sebesar
3,95. Selisih rata-rata nilai pretest dan posttest pertemuan pertama dan kedua
cukup signifikan terhadap hasil belajar berupa kemampuan kognitif peserta
didik pada materi konsep reaksi redoks. Dari hasil pretest dan posttest
menunjukkan bahwa peserta didik mengalami peningkatan kemampuan
kognitif setelah melalui proses pembelajaran flipped classroom.
Tes hasil belajar kognitif berupa hasil pretest dan posttest dianalisis
untuk mengetahui N-Gain. Analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS
17.0. Analisis N-Gain dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang
diberikan terhadap kemampuan kognitif peserta didik (Siswadi, 2019). Oleh
karena itu, analisis N-Gain ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar berupa kemampuan kognitif peserta didik setelah penerapan model
pembelajaran flipped classroom pada materi konsep reaksi redoks. Menurut
Situmorang, dkk, (2015) apabila hasil hasil belajar berupa kemampuan
kognitif meningkat setelah diberikan suatu perlakukan menandakan bahwa
perlakuan yang diberikan efektif untuk membantu peserta didik mencapai
hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, besarnya nilai N-Gain
digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran
flipped classroom (Oktavia & dkk, 2019). Hasil analisis pretest dan posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dapat dilihat pada Tabel 4.14 untuk pertemuan pertama dan Tabel 4.15 untuk
pertemuan kedua.
Tabel 4. 14 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Peserta Didik Pada
Pertemuan Pertama
Kode Peserta
Didik Pretest Posttest N-Gain Kriteria N-Gain
B1 2 7 0,63 Sedang
B2 4 8 0,67 Sedang
B5 2 5 0,38 Sedang
B6 2 7 0,63 Sedang
B7 3 7 0,57 Sedang
B9 5 7 0,40 Sedang
B12 4 7 0,50 Sedang
B13 4 10 1 Tinggi
B14 2 7 0,63 Sedang
B15 4 9 0,83 Tinggi
B16 1 4 0,33 Sedang
B17 5 10 1 Tinggi
B18 2 7 0,63 Sedang
B19 4 8 0,67 Sedang
B20 3 9 0,89 Tinggi
B23 2 7 0,63 Sedang
B24 2 4 0,25 Rendah
B26 3 5 0,29 Rendah
B27 3 4 0,14 Rendah
B28 1 3 0,22 Rendah
Rata-rata 2,9 6,75 0,56 Sedang
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.14, N-Gain pada pertemuan
pertama berada diantara 0,14-1,00. Menurut Hake (1999) skor N-gain lebih
kecil dari 0,30 berada pada kategori rendah, skor N-Gain dari 0,30-0,70
berada pada kategori sedang dan diatas 0,70 berada pada kategori tinggi. Dari
hasil analisis menunjukkan empat orang (20%) peserta didik mengalami
peningkatan hasil belajar dengan kategori tinggi. Menurut Warda (2018) N-
Gain yang masuk pada kriteria tinggi menunjukkan adanya peningkatan yang
tinggi dari hasil pretest dan posttest peserta didik. Dua belas orang (60%)
peserta didik mengalami peningkatan hasil belajar dengan kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Hal ini menunjukkan bahwa nilai posttest peserta didik cukup meningkat dari
hasil pretest (Nurrohma & Adistana, 2021). Empat orang (20%) peserta didik
mengalami peningkatan hasil belajar dengan kategori rendah. Kriteria N-Gain
masuk pada kriteria rendah menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
signifikan terhadap hasil pretest dan posttest peserta didik (Dwiantara &
Masi, 2016). Perbedaan yang tidak signifikan ini disebabkan karena nilai
pretest dan posttest peserta didik tidak jauh berbeda dan masih dibawah
KKM. Adapun klasifikasi persentase untuk masing-masing kriteria N-Gain
pada pertemuan pertama dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4. 1 Klasifikasi Persentase untuk Masing-Masing Kriteria N-Gain
Pertemuan Pertama
Rata-rata peningkatan hasil belajar pada pertemuan pertama adalah
0,56 dengan kategori sedang (Hake, 1999). Hal ini menandakan bahwa
penerapan model pembelajaran flipped classroom dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik berupa kemampuan kognitif. Berdasarkan hasil analisis
N-gain yang tergolong pada kriteria sedang menunjukkan bahwa model
pembelajaran flipped classroom cukup baik diterapkan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif peserta didik pada materi konsep reaksi redoks (Arisa &
dkk, 2020). Jika dihubungkan dengan persentase efektivitas N-Gain pada
pertemuan pertama yaitu 56% masuk pada kriteria cukup efektif (Siswadi,
0
10
20
30
40
50
60
Tinggi Sedang Rendah
Persentase 20 60 20
20%
60%
20%
Per
senta
se
Kriteria N-Gain
Klasifikasi Persentase Untuk Masing-Masing
Kriteria N-Gain Pertemuan Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2019). Dengan demikian pada pertemuan pertama model pembelajaran
flipped classroom cukup efektif untuk meningkatkan hasil hasil belajar
peserta didik pada materi konsep reaksi redoks.
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Peserta Didik Pada Pertemuan
Kedua
Kode Peserta
Didik Pretest Posttest N-Gain Kriteria N-Gain
B1 3 8 0,71 Tinggi
B2 3 9 0,86 Tinggi
B5 4 10 1 Tinggi
B6 1 8 0,78 Tinggi
B7 3 9 0,86 Tinggi
B9 5 8 0,60 Sedang
B12 8 10 1 Tinggi
B13 5 9 0,80 Tinggi
B14 3 7 0,57 Sedang
B15 6 7 0,25 Rendah
B16 2 7 0,63 Sedang
B17 4 7 0,50 Sedang
B18 3 6 0,43 Sedang
B19 5 8 0,60 Sedang
B20 4 10 1 Tinggi
B23 1 6 0,56 Sedang
B24 4 6 0,33 Sedang
B26 2 5 0,38 Sedang
B27 2 5 0,38 Sedang
B28 2 4 0,25 Rendah
Rata-rata 3,5 7,45 0,62 Sedang
N-Gain pada pertemuan kedua berada diantara 0,25-1,00 dari kategori
rendah hingga tinggi. Dari hasil analisis menunjukkan terdapat delapan orang
(40%) peserta didik yang mengalami peningkatan hasil belajar dengan
kategori tinggi. N-Gain yang masuk pada kriteria tinggi menunjukkan adanya
peningkatan yang tinggi dari hasil pretest dan posttest peserta didik (Warda,
2018). Sepuluh orang (50%) peserta didik mengalami peningkatan hasil
belajar dengan kategori sedang. N-Gain sedang menunjukkan bahwa nilai
posttest peserta didik cukup meningkat dari hasil pretest (Nurrohma &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Adistana, 2021). Dua orang (10%) peserta didik mengalami peningkatan hasil
belajar dengan kategori rendah. Menurut Dwiantara dan Masi (2016) kriteria
N-Gain yang tergolong pada kriteria rendah disebabkan karena tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest peserta didik.
Klasifikasi persentase untuk masing-masing kriteria N-Gain pada pertemuan
kedua dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4. 2 Klasifikasi Persentase untuk Masing-Masing
Kriteria N-Gain Pertemuan Kedua
Rata-rata peningkatan hasil belajar pada pertemuan kedua adalah 0,62
dengan kategori sedang (Hake, 1999). Persentase efektivitas N-Gain pada
pertemuan kedua sebesar 62% masuk pada kriteria cukup efektif (Siswadi,
2019). Dengan demikian pada pertemuan kedua model pembelajaran flipped
classroom cukup efektif untuk meningkatkan hasil hasil belajar peserta didik
pada materi konsep reaksi redoks.
Rata-rata N-Gain pada pembelajaran pertemuan pertama sebesar 0,56
sedangkan rata-rata N-Gain pada pembelajaran pertemuan kedua sebesar 0,62
yang keduanya masuk pada kriteria sedang (Hake, 1999). Dari rata-rata N-
gain tersebut menunjukkan kenaikan rata-rata N-Gain sebesar 0,06 yang
menandakan bahwa N-Gain pada pertemuan kedua lebih besar dari pada
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Tinggi Sedang Rendah
Persentase 40 50 10
40%
50%
10%Per
senta
se
Kriteria N-gain
Klasifikasi Persentase untuk Masing-Masing
Kriteria N-Gain Pertemuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pertemuan pertama. Pada Gambar 4.3 berikut disajikan perbedaan klasifikasi
kriteria N-Gain untuk pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Gambar 4. 3 Klasifikasi Kriteria N-Gain Pertemuan Pertama dan Kedua
Pada pertemuan pertama terdapat empat orang peserta didik dengan
persentase 20% memiliki N-Gain yang masuk pada kriteria tinggi sedangkan
pada pertemuan dua terdapat delapan orang peserta didik dengan persentase
40% memiliki N-Gain yang masuk pada kriteria tinggi. Pada kriteria sedang,
pertemuan pertama sebanyak dua belas orang peserta didik dengan persentase
60% dan pada pertemua kedua sebanyak sepuluh peserta didik dengan
persentase 50%. Pada kriteria rendah, pertemuan pertama sebanyak empat
orang peserta didik dengan persentase 20% dan pada pertemuan kedua
sebanyak dua orang peserta didik dengan persentase 10%. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan flipped classroom pada pertemuan kedua
lebih efektif dibandingkan dengan pertemuan pertama, di mana jumlah
peserta didik yang nilai N-Gain masuk pada kriteria tinggi semakin
meningkat sedangkan jumlah peserta didik yang masuk pada kriteria rendah
semakin berkurang. Peserta didik yang memiliki N-gain rendah disebabkan
oleh dua faktor yaitu selisih nilai pretest dan posttest tidak signifikan dan hasil
pretest dan posttest rendah. Hal didukung dengan pernyataan dari Dwiantara
dan Masi (2016) bahwa N-Gain rendah disebabkan karena hasil pretest dan
posttest peserta didik tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini
0102030405060
Tinggi Sedang Rendah
Pertemuan Pertama 20 60 20
Pertemuan Kedua 40 50 10
20
60
20
4050
10
Per
sen
tase
(%
)
Kriteria N-Gain
Klasifikasi Kriteria N-Gain
Pertemuan Pertama dan Kedua
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
disebabkan karena hasil belajar barupa pretest dan posttest tidak maksimal
yang menunjukkan bahwa peserta didik belum memahami materi dengan
baik. Ini dikarenakan pada pembelajaran sebelumnya model pembelajaran
flipped classroom belum pernah diterapkan sehingga peserta didik merasa
asing dan perlu untuk beradapatasi agar mampu mencapai hasil belajar yang
lebih baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih
(2017) dimana pada awal penerapan fliped classroom peserta didik masih
merasa asing dan belum terbiasa sedangkan pada pertemuan selanjutnya
terlihat bahwa peserta didik sudah terbiasa. Hal ini mempengaruhi pencapaian
hasil belajar dimana peserta didik yang sudah terbiasa dengan model
pembelajaran flipped classroom mampu mengikuti langkah-langkah
pembelajaran dengan baik sehingga berdampak pada hasil belajar yang
dicapai.
Peningkatan hasil belajar peserta didik yang dilihat dari N-Gain dapat
dijadikan sebagai tolok ukur bahwa penerapan model pembelajaran flipped
classroom dapat membantu peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang
lebih baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manuk
(2019) yang menyatakan bahwa model pembelajaran flipped classroom dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rusnawati (2020) dan Kurniasih (2017) bahwa model
pembelajaran flipped classroom dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran merupakan komponen
penting dalam menunjang keberhasilan belajar peserta didik, di mana
penggunaan model pembelajaran yang sesuai sangat berpengaruh erat
terhadap keberhasilan belajar peserta didik (Musmaryetty & dkk, 2019). Pada
Gambar 4.4 disajikan jumlah peserta didik yang memenuhi KKM untuk
pertemuan pertama dan kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 4. 4 Peserta Didik yang Memenuhi KKM
Selain itu, untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
uji paired sample t-test (Rahmawati & Melisa, 2016). Uji Paired Sampel T-
Test (Uji-T Berpasangan) merupakan salah satu metode pengujian hipotesis
dengan data yang digunakan berpasangan (Montolalu & Langi, 2018). Uji
paired sample t-test dilakukan pada nilai pretest dan posttest peserta didik
(Chriestie & dkk, 2018). Uji ini dilakukan menggunakan SPSS 17.0. Namun
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai syarat melakukan uji paired
sample t-test. Uji normalitas dilakukan pada nilai pretest dan posttest peserta
didik dengan metode Shapiro Wilk. Menurut Rosiyanti (2015) uji normalitas
menggunakan metode Shapiro Wilk dilakukan apabila jumlah sampel kecil.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Suardi (2019) bahwa uji metode Shapiro
Wilk dilakukan apabila jumlah sampel tidak lebih dari 50 sampel. Hasil uji
normalitas dengan metode Shapiro Wilk disajikan pada Tabel 4.16 berikut ini
Tabel 4. 16 Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk
Sig Kriteria Keputusan
Pretest Pertemuan
pertama 0,063
Sig. > 0,05
Data
terdistribusi
normal
Posttest Pertemuan
kedua 0,112
Pretest Pertemuan
pertama 0,197
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Tuntas 15 15
Tidak Tuntas 5 5
15 15
5 5
Jum
lah
Pes
eta
Did
ik
Klasifikasi Peserta Didik Yang Memenuhi KKM
Tuntas Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Sig Kriteria Keputusan
Posttest Pertemuan
kedua 0,385
Sig. > 0,05 Data
terdistribusi
normal
Pedoman pengambilan keputusan menurut Nuryadi, dkk. (2017) yaitu
apabila nilai signifikasi (Sig) < 0,05 maka data terdistribusi adalah tidak
normal dan apabila nilai signifikasi > 0,05 maka data terdistribusi adalah
normal. Berdasarkan pedoman pengambilan keputusan tersebut, seluruh data
terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikan pada matode
Shapiro Wilk yang lebih besar dari 0,05. Uji normalitas pada pretest
pertemuan 1 memiliki nilai sig. 0,063 dan posttest memiliki nilai sig. 0,112.
Uji normalitas pretest pada pertemuan 2 memiliki nilai sig. 0,197 dan posttest
memiliki nilai sig. 0,385. Seluruh data pada penelitian ini berdistribusi normal
sehingga dapat dilakukan uji paired sample t-test.
Data berdistribusi normal sehingga dilakukan analisis lebih lanjut
yaitu uji hipotesis menggunakan uji paired sample t-test. Hasil uji paired
sample t-test diberikan pada Tabel 4.16. Hipotesis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Ho: Penerapan model pembelajaran flipped classroom tidak meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada materi konsep reaksi redoks. Pengujian
dengan α = 5%
H1: Penerapan model pembelajaran flipped classroom meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada materi konsep reaksi redoks. Pengujian dengan
α = 5%
Tabel 4. 17 Hasil Uji Paired Sample T-Test
thitung ttabel Kriteria Sig. (2-
tailed) Kriteria
Pretest dan
posttest
pertemuan
pertama
11,505 2,10092 thitung >
ttabel
0,000 Sig. (2-
tailed) <
0,05 Pretest dan
posttest 10,387 2,10092 0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
thitung ttabel Kriteria Sig. (2-
tailed) Kriteria
pertemuan
kedua 10,387 2,10092
thitung >
ttabel 0,000
Sig. (2-
tailed) <
0,05
Hasil uji paired sample t-test untuk pertemuan satu memiliki nilai
thitung sebesar 11,505 dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Hasil uji
paired sample t-test pada pertemuan kedua memiliki nilai thitung sebesar
10,387 dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai ttabel dengan df sebesar
18 dan pengujian α = 5% adalah 2,10092. Nilai thitung dari dua pertemuan lebih
besar dari ttabel dan nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05. Menurut Nuryadi,
dkk. (2017) apabila nilai thitung > ttabel atau nilai nilai sig. (2-tailed) lebih kecil
dari 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Berdasarkan hal tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran flipped classroom
berpengaruh pada hasil belajar peserta didik pada topik konsep reaksi redoks.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Manuk (2019) yang
menyatakan bahwa model pembelajaran flipped classroom dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rusnawati (2020) dan Kurniasih (2017) bahwa model
pembelajaran flipped classroom dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
2. Hasil Analisis Jawaban LKPD
Analisis hasil LKPD bertujuan untuk mengetahui kemampuan
kognitif peserta didik secara berkelompok terhadap materi konsep reaksi
redoks. Dari hasil analisis ini diperoleh data kemampuan kognitif peserta
didik secara berkelompok. Analisis hasil LKPD ini digunakan untuk
mendukung hasil analisis pretest dan posttest peserta didik. Pada Tabel 4.17
dan 4.18 berikut disajikan hasil analisis diskusi kelompok dalam LKPD untuk
pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4. 18 Hasil Analisis LKPD Pertemuan Pertama
Kelompok dan Kode
Peserta Didik Persentase (%) Kriteria
Kelompok alkali (B6, B9,
B12, B19, B26) 98 Sangat Tinggi
Kelompok alkali tanah
(B5, B15, B20, B23, B24) 82 Sangat Tinggi
Kelompok halogen (B2,
B16, B17, B27, B28) 94 Sangat Tinggi
Kelompok gas mulia (B1,
B7, B13, B14, B18) 92 Sangat Tinggi
Rata-rata 91,5 Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil analisis tersebut, persentase nilai diskusi masing-
masing kelompok secara berturut-turut adalah 98%, 82%, 94%, dan 92%.
Menurut Nurpratiwi, dkk. (2015) persentase nilai kelompok dari 0%-24,99%
masuk pada kategori rendah, persentase 25%-49,99% masuk pada kategori
sedang, persentase 50%-74,99% masuk pada kategori tinggi dan persentase
75%-100% masuk pada kategori sangat tinggi. Rentang persentase nilai
diskusi kelompok yaitu antara 82%-98% sehingga masuk pada kategori
sangat tinggi (Nurpratiwi, 2015). Adapun rata-rata persentase hasil diskusi
kelompok adalah 91,5% dengan kategori sangat tinggi (Nurpratiwi, 2015).
Persentase hasil diskusi kelompok menjadi patokan keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran di kelas daring. Persentase hasil diskusi kelompok ini
dibandingkan dengan Tabel efektifitas pembelajaran. Menurut Almujab, dkk.
(2020) efektivitas pembelajaran yang berada pada persentase antara 81-100%
masuk pada kriteria sangat efektif. Rata-rata nilai hasil diskusi kelompok
sebesar 91,5% masuk pada kriteria sangat efektif. Oleh karena itu kegiatan
pembelajaran berupa diskusi kelompok pada pertemuan pertama terlaksana
dengan sangat efektif.
Tabel 4. 19 Hasil Analisis LKPD Pertemuan Kedua
Kelompok dan Kode
Peserta Didik Persentase (%) Kriteria
Kelompok alkali (B6, B9,
B12, B19, B26) 98 Sangat Tinggi
Kelompok alkali tanah
(B5, B15, B20, B23, B24) 96 Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kelompok dan Kode
Peserta Didik Persentase (%) Kriteria
Kelompok halogen (B2,
B16, B17, B27, B28) 100 Sangat Tinggi
Kelompok gas mulia (B1,
B7, B13, B14, B18) 96 Sangat Tinggi
Rata-rata 97,5 Sangat Tinggi
Berdasarkan hasil analisis LKPD pertemuan kedua pada Tabel 4.18
menunjukkan persentase nilai kelompok alkali yaitu 98%, persentase nilai
kelompok alkali tanah yaitu 96%, persentase nilai kelompok halogen yaitu
100% dan persentase nilai kelompok gas mulia yaitu 96%. Rentang
persentase hasil diskusi kelompok yaitu 96%-100%. Menurut Nurpratiwi,
dkk. (2015) persentase nilai yang berada pada nilai 75-100% masuk pada
kriteria sangat tinggi. Oleh karena itu, persentase masing-masing hasil diskusi
kelompok masuk pada kriteria sangat tinggi. Persentase rata-rata hasil diskusi
kelompok pada pertemuan kedua adalah 97,5% dengan kriteria sangat tinggi
(Nurpratiwi, 2015). Rata-rata persentase diskusi kelompok ini dibandingkan
dengan Tabel efektivitas pembelajaran. Menurut Almujab, dkk. (2020)
efektivitas pembelajaran yang berada pada persentase antara 81-100% masuk
pada kriteria sangat efektif. Rata-rata nilai hasil diskusi kelompok untuk
pertemuan kedua sebesar 97,5% masuk pada kriteria sangat efektif.
Rata-rata persentase hasil diskusi kelompok untuk pertemuan pertama
dan kedua sebesar 94,5% dengan kriteria sangat tinggi (Nurpratiwi, 2015).
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya diskusi kelompok peserta didik
mampu memahami lebih mendalam materi yang dipelajari sehingga
berdampak pada hasil belajar yang dicapai. Hal ini didukung dengan
pernyataan dari Nurrohma dan Adistana (2021) bahwa pembelajaran yang
dilakukan melalui kerja sama kelompok akan lebih baik dan menghasilkan
pemahaman peserta didik meningkat serta hasil belajar meningkat. Hal ini
dapat dilihat pada persentase nilai kelompok yang sangat tinggi dan
mengalami peningkatan dari pertemuan pertama kepertemuan kedua yakni
dari 91,5% meningkat menjadi 97,5%. Pencapaian persentase hasil diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kelompok ini dikarenakan pada diskusi kelompok peserta didik dapat saling
tukar pikiran dan saling memberikan pendapat untuk mengerjakan tugas
kelompok yang diberikan. Dengan demikian peserta didik dapat mencapai
hasil belajar yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Putriyanti dan Fensi (2017) yang menyatakan bahwa metode diskusi
kelompok dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik sehingga
berdampak pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik.
3. Hasil Analisis Lembar Observasi Peserta Didik
Analisis lembar observasi peserta didik bertujuan untuk mengetahui
keterlibatan peserta didik pada pembelajaran flipped classroom. Indikator
dalam lembar observasi ini adalah perasaan senang, ketertarikan belajar,
keterlibatan belajar, menunjukkan perhatian saat belajar dan kemampuan
komunikasi. Pada Gambar 4.5 disajikan hasil analisis lembar observasi
peserta didik pada pertemuan pertama.
Gambar 4. 5 Hasil Analisis Lembar Observasi Pertemuan Pertama
Gambar 4.5 menunjukkan hasil analisis lembar observasi pertemuan
pertama. Pada indikator perasaan senang memiliki persentase 45% masuk
pada kriteria cukup tinggi (Nurpratiwi, 2015). Pada indikator ketertarikan
untuk belajar memiliki persentase 45% masuk pada kriteria cukup tinggi
(Nurpratiwi, 2015). Pada indikator keterlibatan untuk belajar memiliki
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Perasaan
senang
Ketertarikan
untuk belajar
Keterlibatan
untuk belajar
Menunjukkan
perhatian saat
belajar
Kemampuan
komunikasi
45% 45%
67%
13%
88%
Per
senta
se (
%)
Indikator
Hasil Analisis Lembar Observasi
Pertemuan Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
persentase 67% masuk pada kriteria tinggi (Nurpratiwi, 2015). Pada indikator
menunjukkan perhatian saat belajar memiliki persentase 13% masuk pada
kriteria kurang tinggi (Nurpratiwi, 2015). Pada indikator kemampuan
komunikasi memiliki persentase 88% masuk pada kriteria sangat tinggi
(Nurpratiwi, 2015). Rata-rata persentase untuk semua indikator yaitu 51%
masuk pada kriteria tinggi (Nurpratiwi, 2015). Pada Gambar 4.6 disajikan
hasil analisis observasi peserta didik untuk pertemuan kedua.
Gambar 4. 6 Hasil Analisis Lembar Observasi Pertemuan Kedua
Persentase setiap indikator pada lembar observasi untuk pertemuan
kedua berada pada kisaran 65-92,5%. Pada indikator perasaan senang
memiliki persentase 65% masuk pada kriteria tinggi (Nurpratiwi, 2015). Pada
indikator ketertarikan untuk belajar memiliki persentase 73% masuk pada
kriteria sangat tinggi (Nurpratiwi, 2015). Pada indikator keterlibatan untuk
belajar memiliki persentase 85% masuk pada kriteria sangat tinggi
(Nurpratiwi, 2015). Pada indikator menunjukkan perhatian saat belajar
memiliki persentase 75% masuk pada kriteria tinggi (Nurpratiwi, 2015). Pada
indikator kemampuan komunikasi memiliki persentase 92,5 masuk pada
kriteria sangat tinggi (Nurpratiwi, 2015). Rata-rata persentase untuk semua
indikator sebesar 78% masuk pada kriteria sangat tinggi (Nurpratiwi, 2015).
Dengan demikian keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Perasaan
senang
Ketertarikan
untuk belajar
Keterlibatan
untuk belajar
Menunjukkan
perhatian saat
belajar
Kemampuan
komunikasi
65%73%
85%
75%
92,50%
Per
senta
se (
%)
Indikator
Hasil Analisis Lembar Observasi
Pertemuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
flipped classroom sangat tinggi. Pada Tabel 4.20 berikut disajikan klasifikasi
peserta didik berdasarkan N-Gain dan keterlibatan dalam proses
pembelajaran.
Tabel 4. 20 Klasifikasi Peserta Didik Berdasarkan N-Gain dan Keterlibatan
Dalam Proses Pembelajaran
Kode
Peserta
Didik
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
Kriteria N-
Gain
Keterlibatan
dalam
Pembelajaran
Kriteria
N-Gain
Keterlibatan
dalam
Pembelajaran
B13 Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
B20 Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
B17 Tinggi Cukup Tinggi Sedang Sangat Tinggi
B15 Tinggi Cukup Tinggi Rendah Tinggi
B2 Sedang Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
B6 Sedang Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
B7 Sedang Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
B14 Sedang Tinggi Sedang Sangat Tinggi
B18 Sedang Tinggi Sedang Sangat Tinggi
B5 Sedang Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
B1 Sedang Cukup Tinggi Tinggi Tinggi
B12 Sedang Cukup Tinggi Tinggi Tinggi
B16 Sedang Cukup Tinggi Sedang Sangat Tinggi
B9 Sedang Cukup Tinggi Sedang Sangat Tinggi
B19 Sedang Cukup Tinggi Sedang Tinggi
B23 Sedang Cukup Tinggi Sedang Tinggi
B24 Rendah Cukup Tinggi Sedang Tinggi
B26 Rendah Cukup Tinggi Sedang Tinggi
B27 Rendah Cukup Tinggi Sedang Tinggi
B28 Rendah Cukup Tinggi Rendah Tinggi
Dari hasil klasifikasi peserta didik pada Tabel 4.19 menunjukkan
bahwa peserta didik yang memiliki N-Gain tinggi cenderung memiliki
keterlibatan dalam proses pembelajaran yang tinggi pula. Sebaliknya peserta
didik yang memiliki N-gain rendah cenderung memiliki keterlibatan dalam
proses pembelajaran dengan cukup tinggi. Keterlibatan peserta didik dalam
proses pembelajaran berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. Dengan
demikian, keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai (Fikrie, 2019). Keterlibatan peserta
didik yang tinggi namun memiliki N-Gain yang rendah dapat disebabkan
karena faktor psikologis peserta didik itu sendiri. Hal ini didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suwardi yang menyatakan bahwa faktor
internal yang berkontribusi besar terhadap hasil belajar peserta didik adalah
faktor psikologis. Faktor psikologis dalam hal ini adalah meliputi tingkat
kecerdasan atau intelegensi peserta didik.
Selain itu, berdasarkan hasil analisis lembar observasi pada
pertemuan pertama hingga pertemuan kedua setiap peserta didik cenderung
memiliki keterlibatan yang semakin meningkat dalam proses pembelajaran.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase hasil analisis lembar observasi
pada pertemuan pertama dan kedua. Rata-rata persentase hasil analisis lembar
observasi mengalami peningkatan dari 51% meningkat menjadi 78% yang
masuk pada kriteria sangat tinggi (Nurpratiwi, 2015). Pada pembelajaran
sebelumnya peserta didik belum pernah belajar menggunakan model
pembelajaran flipped classroom sehingga merasa asing dan perlu beradaptasi.
Ketika peserta didik merasa asing dan belum terbiasa dengan model
pembelajaran yang diterapkan akan mempengaruhi tingkat keterlibatan dalam
proses pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar yang dicapai
(Kurniasih, 2017). Rata-rata persentase hasil analisis lembar observasi
menjadi tolok ukur bahwa model pembelajaran flipped classroom dapat
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
4. Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik
Analisis angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui
respon peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran flipped
classroom pada materi konsep reaksi redoks. Indikator dalam angket respon
ini adalah video pembelajaran, diskusi kelompok, memberikan pertanyaan
dan motivasi (Siregar, 2019). Pada Gambar 4.7 disajikan hasil angket respon
peserta didik pada masing-masing indikator yang telah dirumuskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4. 7 Hasil Angket Respon Peserta Didik
Berdasarkan Gambar 4.7, hasil angket respon peserta didik pada
indikator video pembelajaran memiliki persentase 71,16% masuk pada
kriteria positif (Nurpratiwi, 2015). Dapat disimpulkan bahwa pada indikator
pertama yaitu video pembelajaran, peserta didik memberikan respon yang
positif. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik senang dan tertarik dengan
proses pembelajaran yang menggunakan video. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Istiyarso (2019) yang menyatakan bahwa
melalui video pembelajaran dapat membangkitkan rasa belajar mandiri pada
diri peserta didik.
Pada indikator diskusi kelompok memiliki persentase 71,16% masuk
pada kriteria positif (Nurpratiwi, 2015). Dapat disimpulkan bahwa pada
indikator kedua yaitu diskusi kelompok peserta didik memberikan respon
yang positif. Menurut Istiyarso (2019) kegiatan diskusi yang dilakukan di
kelas dapat membantu peserta didik dalam memahami materi dengan baik.
Hal ini dikarenakan peserta didik mampu bekerja sama dengan peserta didik
lain untuk membahas Lembar Kerja Perserta Didik (LKPD) yang diberikan.
Pada indikator memberikan pertanyaan memiliki persentase 68%
masuk pada kriteria kurang positif (Nurpratiwi, 2015). Dapat disimpulkan
bahwa pada indikator ketiga yaitu memberikan pertanyaan peserta didik
646566676869707172737475
Video
pembelajaran
Diskusi
kelompok
Memberikan
pertanyaan
Motivasi
71,16%
74,5%
68%
74%
Per
senta
se (
%)
Indikator
Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
memberikan respon yang kurang positif. Hal ini sesuai dengan pengamatan
peneliti selama melakukan penelitian di mana masih terdapat beberapa
peserta didik yang tidak berani bertanya langsung terkait dengan hal-hal yang
masih belum dipahami pada materi pembelajaran.
Pada indikator motivasi peserta didik memiliki persentase 74% masuk
pada kriteria positif (Nurpratiwi, 2015). Dapat disimpulkan bahwa pada
indikator keempat yaitu motivasi peserta didik memberikan respon yang
positif. Ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran flipped
classroom dapat menumbuhkan motivasi belajar pada diri peserta didik. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk. (2017) yang
menyatakan bahwa model pembelajaran flipped classroom dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Rata-rata persentase untuk masing-masing aspek sebesar 72,1%
masuk pada kriteria positif (Nurpratiwi, 2015). Persentase tersebut menjadi
tolok ukur bahwa penerapan model pembelajaran flipped classroom pada
materi konsep reaksi redoks mendapat respon yang positif dari peserta didik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusnawati (2020) yang
menyatakaan bahwa penerapan pembelajaran flipped classroom terhadap
hasil belajar mendapat respon yang positif dari peserta didik. Oleh karena itu,
model pembelajaran flipped classroom dapat dijadikan sebagai model
pembelajaran alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
khususnya pada materi konsep reaksi redoks.
E. Keterbatasan Penelitian
1. Video pembelajaran yang digunakan hanya sebatas pada perekaman
penjelasan materi dari power point dengan menggunakan Zoom.
2. Proses pembelajaran dilakukan secara daring sehingga peneliti tidak terlalu
maksimal dalam memantau proses belajar peserta didik terutama saat diskusi
kelompok berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Model pembelajaran flipped classroom dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada konsep reaksi redoks. Hasil uji hipotesis menggunakan uji
paired sample t-test untuk pertemuan satu memiliki nilai thitung sebesar
11,505 dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dan pertemuan kedua
memiliki nilai thitung sebesar 10,387 dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000.
Nilai ttabel dengan df sebesar 18 dan pengujian α = 5% adalah 2,10092. Nilai
thitung dari dua pertemuan lebih besar dari ttabel dan nilai sig. (2-tailed) lebih
kecil dari 0,05. Hasil N-Gain pertemuan pertama sebesar 0,56 dan N-gain
pertemuan kedua 0,62, masuk pada kriteria sedang. Rata-rata hasil analisis
LKPD pertemuan pertama sebesar 91,5% dan pertemuan kedua 97,5%,
keduanya masuk pada kriteria sangat tinggi. Hal ini menjadi tolok ukur
bahwa model pembelajaran flipped classroom dapat dijadikan sebagai model
pembelajaran alternatif khususnya pada konsep reaksi redoks.
2. Penerapan model pembelajaran flipped classroom pada materi konsep reaksi
redoks dapat melibatkan peserta didik dengan sangat baik pada proses
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase hasil observasi
yang semakin meningkat dimana pada pertemuan pertama rata-rata
persentase hasil observasi sebesar 51% masuk pada kriteria tinggi dan untuk
pertemuan kedua sebesar 78% masuk pada kriteria sangat tinggi.
3. Penerapan pembelajaran flipped classroom pada materi konsep reaksi redoks
mendapat respon yang positif dari peserta didik. Hal ini dapat diketahui dari
hasil analisis angket yang memiliki rata-rata persentase sebesar 72,1%
masuk pada kriteria positif.
B. Saran
1. Penerapan pembelajaran flipped classroom memerlukan kuota dan jaringan
internet yang stabil dari peserta didik agar dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu untuk memperhatikan
hal tersebut terutama jika pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara daring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
agar peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran baik di dalam
maupun di luar kelas.
2. Pada peneliti selanjutnya, penerapan model flipped classroom pada materi
konsep reaksi redoks dapat dikombinasikan dengan eksperimen sederhana
yang dapat dilakukan di rumah oleh peserta didik terutama jika pembelajaran
dilakukan secara daring. Hal ini bertujuan agar peserta didik tidak hanya
belajar dari materi tetapi dapat melakukan eksperimen-eksperimen sederhana
sehingga proses pembelajaran tidak membosankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Daftar Pustaka
Adhitiya, dkk. (2015). Studi Komparasi Model Pembelajaran Traditional Flipped
dengan Peer Instruction Flipped Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah. Journal of Mathematics Education, 117-118.
Ai, N. S. (2012). Evolusi Fotosinteisis Pada Tumbuhan . Jurnal Ilmiah Sains, 12(1).
28.
Aiken, L. (1985). Three Coefficients For Analyzing The Reliability aAnd Validity
Of Ratings. Aducational And Psichological Maesurement, 132-133.
Ali, R., Saragih, S., & Kartini. (2021). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Model Core Untuk Memfasilitasi Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa . Matermatika dan Pendidikan Matematika, 68.
Almujab, dkk. (2020). Analisis Efektivitas Pembelajaran Dengan Media Belajar
Google CLassroom Pada Masa Pandemi. Webinar Hasil Penelitian, 191-
202.
Andrianie, D., Sudarmin, & Wardani, S. (2018). Representasi Kimia Untuk
Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Redoks Melali Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis LKS. Chemistry in
Education , 70.
Apriyani, dkk. (2017). Flipped Classroom. Jakarta: Teknologi Pendidikan.
Arifin, Z. (2017). Kriteria Instrumen dalam suatu Penelitian. Theoremems (The
Original Research of Mathematics), 29-30.
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arini, W. (2016). Efektivitas Pembelajaran Kontekstual Praktikum Mata Pelajaran
Pemrograman WEB Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Bantul. Jurnal
Pendidikan , 1-7.
Arisa, dkk. (2020). Keefektifan Model Pembelajaran Nivick Terhadap Pemahaman
Konsep Fisika Siswa SMK Negeri 17 Samarinda Materi Elastisitas dan
Hukum Hooke. Literasi Pendidikan Fisika, 51-52.
Asyafah, A. (2019). Menimbang Model Pembelajaran (Kajian teoritis-Kritis atas
Model Pembelajaran dalam Pendidikan Islam. Islamic education, 20.
Bergmann, J., & Sams, A. (2012). Flip Your Classroom-Reach Every Student in
Every Class Every Day. America: United State.
Chriestie, E., & dkk. (2018). Pengaruh Pelatihan Dasar Komputer dan teno;ogi
Informasi bagi Guru-Guru dengan Uji-T Berpasangan (Paired Sample T-
test). Matematika dan Aplikasi, 45.
Damayanti, M., & Jirana. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA SMA N 1
Tinambung. Saintifik, 48.
Danim, S. (2003). Riset Keperaawatan: Sejarah dan Metodologi. Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Dwiantara, G., & Masi, L. (2016). Pengaruh Penggunaan Pendekatan Pembelajaran
Open-Ended Terhadap peningkatan kemampuan berpikir Kreatif
Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA negeri 2 Kendari. Jurnal penelitian
Pendidikan Matematika. 4(1)., 57-70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Effendy, I. (2016). Pengaruh Pemberian Pretest dan Posttest Terhadap Hasil belajar
Mata Diklat HDW.DEV.100.2.A. Pada Siswa SMA negeri 2 Lubuk Basung.
Pendidikan Teknik Elektro, 83.
Ekmekci, E. (2016). An Innovative Step in Blended Learning: The Flipped ELT
Classroom Model ini Currrent Trends in ELT. Turkey: Ondokus Mayis
Universitesi.
Ernawati, I., & Sukardiyono, T. (2017). Uji Kelayakan media Pembelajaran
Ineteraktif Pada Mata pelajaran Administrasi Server . Elinvo (Electronics,
Informatics, and Vacational Education), 206.
Fikrie. (2019). Keterlibatan Siswa (Student Engagement) di Sekolah Sebagai Salah
Satu Upaya Peningkatan Keberhasilan Siswa di Sekolah. Prosiding Seminar
Nasional dan Call Paper, 103-110.
Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. Indiana: Indiana University.
Haryani, S., Prasetya, A., & Saptarini. (2014). Identifikasi Materi Kimia SMA Sulit
Menurut Pandangan Guru dan Calon Guru Kimia. Seminar Nasional Kimia
dan Pendidikan Kimia VI, 4.
Hastjarjo, T. (2019). Rancangan Eksperimen-Kuasi. Buletin Psikologi, 189.
Hendryadi. (2017). Validitas Isi: Tahap Awal Pengemabangan Kuesioner. Riset
Manajemen dan Bisnis (JRMB) , 170-171.
Imran, S., & Firmansyah, A. (2015). Meningkatkan Hasil belajar Siswa Melalui
Strategi pembelajaran berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas
V SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan bumi Raya. Kreatif Tadulako Online,
93.
Istiyarso, R. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom Di Kelas
XI MIPA 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019 dan
Hasil Belajar Siswa Pada Materi barisan dan Deret Aritmetika.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Justiana, S., & Muchtaridi. (2009). Chemistry for Senior High School. Jakarta:
Yudhistira.
Kurniasih, D. (2017). Upaya Mneingkatkan hasil Belajar Siswa dengan Model
Pembelajaran Flipped Classroom Pada Materi Sifat-Sifat Sistem Periodik
Di Kelas X MIA 1 MAN 2 Sumedang. Jurnal Edukasi Sebelas April, 1-7.
Lasmanah, A. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Model
Kooperatif Teknik Think Pair Share (TPS) Penelitian TIndakan Kelas
Terhadap Siswa kelas VII-A SMPN Sukasari Sumedang). Jurnal Analisa
Prodi pendidikan Matematika UIN Sunan Gunung Djati Bandung , 19-20.
Lestari, D., Nurbaity, & Hadinugrahaningsih, T. (2017). Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi Melalui Model
Pembelajaran Flipped Classroom dengan Cooperative Learning. Jurnal
Riset Pendidikan Kimia, 104.
Maemanah, S., Suryaningsih, S., & Yunita, L. (2019). Kemampuan Pemecahan
Masalah Melalui Model Flipped Classroom Pada Pembelajaran Kimia Abad
Ke 21. Jurnal Pendidikan Kimia, 144.
Magdalena, & dkk. (2020). Tiga Ranah Taksonomi Bloom Dalam Pendidikan.
Edukasi dan Sains, 136.
Mansur, R. (2018). Belajar Jalan Perubahan Menuju Kemajuan. vicratina, 147-148.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Manuk, M. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom Terhadap
hasil belajar Peserta Didik Pada Materi Gaya Gravitasi Newton di Kelas X
IPA SMAN Bintang. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Montolalu, C., & Langi, Y. (2018). Pengaruh Pelatihan Dasar Komputer dan
Teknologi Informasi bgai Guru-Guru dengan Uji -T Berpasangan (paired
Sample T-Test). Jurnal Matematika dan Aplikasi, 45.
Muchtaridi, & Justiana, S. (2009). Chemistry. Jakarta: Yudhistira.
Muflihah, A. (2021). Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melali
Model Pembelajaran Index Card Pada Pelajaran Matematika. Pendidikan
Indonesia , 153.
Muharto, & Ambarita, A. (2016). Metode Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta:
Deepublish.
Musmaryetty, dkk. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Sapta Marga Cibinong.
Teknologi Pendidikan, 191.
Nurliani, dkk. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Hasil belajar Peserta Didik Pada Materi Peristiwa Alam. Pena Ilmiah, 983.
Nurpratiwi, dkk. (2015). Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Melalui
Metode Picture and Picture dengan Media Audio Visual Pada Mata
Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung.
Geoedukasi, 1-9.
Nurrohma, R., & Adistana, G. (2021). penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Laerning dengan Media E-Learning Melalui Aplikasi Edmodo Pada
Mekanika Teknik . Jurnal Ilmu Pendidikan. 3(4), 1199-1209.
Nurrohma, R., & Adistana, G. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning dengan Media E-Learning Melalui Aplikasi Edmodo Pada
Mekanika Teknik . Jurnal Ilmu Pendidikan. 3(4), 1199-1209.
Nuryadi, dkk. (2017). Dasar-Dasar Statistik Penelitian. Yogyakarta: Sibuku
Media.
Oktavia, dkk. (2019). Uji Normalitas Gain Untuk Pemantapan dan Modul dengan
One Group Pre and Post Test. Simposium Nasional Ilmiah, 3.
Pandaleke, M., & Munzil, S. (2020). Pengembangan Media Pelajaran Kelas Flipped
Berbasis Animasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konep Kimia. Jurnal
Pendidikan , 387.
Pane, A., & Dasopang, M. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Kajian Ilmu-ilmu
Keislaman , 334.
Panjaitan, M., & dkk. (2015). Model Pembelajaran Sains Berbasis Proses Kreatif-
Inkuiri Untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep
Siswa SMP. Pendidikan Fisika Indonesia, 12.
Paristiowati, & dkk. (2018). Analisis Soft Skills Peserta Didik Pada Pembelajaran
Redoks dan Tata Nama Senyawa Kimia dengan Model Flipped Classroom-
Collaborative Learning. Riset Pendidikan Kimia, 55.
Pratiwi. (2015). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian Orang Tua, dan Minat
Belajar Siswa terhadapa Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMK
Kesehatan Di Kota Tangerang. Pujangga, 76.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pratiwi, A., Sahputra, R., & Hadi, L. (2020). Pengaruh Model Flipped Classroom
Terhadap Self-Confidence dan Hasil Belajar Siswa SMAN 8 Pontianak.
Pendidikan dan Pembelajaran, 6.
Putra, A. S., & Fatahillah, A. (2017). Analisis Sirkulasi Udara Pada Sistem
Pernapasan Manusia Menggunakan Metode Volume Hingga. Kadikma,
8(2). 95.
Putriyanti, C., & Fensi, F. (2017). Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IX
SMA Santa Maria Monica, Bekasi Timur. Jurnal Psibernetika. 10(2), 114-
122.
Rachmawati, Y., Maizaro, S., & Maulidiya, D. (2019). Validitas Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Berbasis Discovery Learning Pada Mataeri bangun
Datar Segiempat Di kelas VII SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah. Penelitian
Pembelajaran Matermatika Sekolah (JP2MS), 164.
Rahmawati, & Melisa. (2016). Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual
Bermedia Power Point terhadap Hasil belajar Siswa Pada Materi Sistem
Ekskresi Pada Manusia Kelas VIII SMPN 4 Bireuen. JESBIO, 3.
Ristiyani, E., & Bahriah, E. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Kimia di SMAN X
Kota Tangerang Selatan . Penelitian dan Pembelajaran IPA , 19.
Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Rosdiana, D. (2013). Pengaruh Kompetensi Guru dan Komitmen Mengajar
Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran Serta Implikasinya Pada hasil
Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal Penelitian
Pendidikan, 207.
Rosiyanti, H. (2015). Implementasi Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme
Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Mahasiswa Materi
Transformasi Linier. Pendidikan Matematika dan Matematika, 31.
Rusnawati, M. (2020). Implementasi Flipped Classroom Terhadap Hasil dan
Motivasi belajar Siswa. Pendidikan dan Pembelajaran, 139-150.
Ruwaida, H. (2019). Proses Kognitif Dalam Taksonomi Bloom Revisi : Analisis
Kemampuan Mencipta (C6) Pada Pembelajaran Fikih di Mi Miftahul Anwar
Desa Banua Lawas. Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 61.
Siagian, D., & Sugiarto. (2006). Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi .
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Siregar, R., & dkk. (2019). Efektivitas Model Pembelajaran Flipped Classroom
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. MathEdu (Mathematic
Education Journal, 52.
Siswadi. (2019). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
SMA Melalui Pembelajaran Matematika dengan Strategi Tipe STAD.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan dan Sains. 7(2), 227-238.
Situmorang, R., & dkk. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Menignkatkan Hasil belajar Siswa Pada Materi Sistem
Ekskresi Manusia. EduBio Tropika, 89.
Situmorang, S. (2010). Analisi Data. Medan: USU Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Suardi. (2019). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Bank
Mandiri, Tbk Kantor Cabang Pontianak . Business Economics and
Entrepreneurship, 16.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukanti. (2011). Penilaian Afektif Dalam pembelajaran Akuntansi. Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 76.
Sulalah, & Anis, W. (2017). Analisis Kesulitan Memahami Konsep reaksi Redoks
Pada Peserta Didik yang Mengalami Remidi di Kelas X-MIPA SMAN 3
Malang. Pembelajaran Kimia, 16-18.
Sulalah, dkk. (2017). Analaisis Kesulitan Peserta Remidi Dalam Memahami
Konsep Reaksi Redoks. Pembelajaran Kimia, 15.
Sunyono, dkk. (2009). Identifikasi Masalah Kesulitan Dalam pembelajaran Kimia
SMA Kelas X di Propinsi Lampung. Pendidikan MIPA (JPMIPA), 10.
Supraktiknya, A. (2012). Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes .
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suwardi. (2011). Menuju Kepuasan Pelanggan Melalui Penciptaan Kualitas
Pelayanan. . Pengembangan Humaniora.
Svehla, G. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
Tomoliyus, T., & Sunardianta, R. (2020). Validitas dan Reliabilitas Instumen Tes
Reaktif Agility Tenis Meja. Keolahragaan, 4.
Uno, H., & Hamzah, B. (2010). Teori Motivasi & Pengukurannya : analisis
dibidang pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Utami, I., & Hasanah, A. (2018). Kompetensi Profesional Guru dalam Penerapan
Pembelajaran tematik Di SD Negeri Maguwoharjo 1 Yogyakarta. Basicedu,
122.
Utami, S. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom Tipe Peer
Instruction Flipped Terhadapa Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Warda, A. (2018). Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dalam Implementasi Model
Discovery Learning Pada Sub Materi Pemanasan Global. Jurnlan Pensa.
Vol. 06 No.02, 238-242.
Wicaksono, & dkk. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom
Dengan Pendekatan Project Based Learning Untuk Mata Pelajaran Biologi
Kelas X. Artikel Ilmiah, 7.
Wulandari, H. (2017). Optimalisasi E-Learning Dengan Menggunakan Metode
Flipped Classroom. Seminar Nasional Pendidikan , 224.
Yakina, K. T., & Fadhilah, R. (2017). Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Kimia Kelas X di SMA Negeri 1 Sungai Ambawang. Ilmiah, 287.
Yunita, R. D., & Kiswandono, A. A. (2017). Kajian Indeks Standar Pencemaran
Udara (ISPU) Sulfur Dioksida (So2) Sebagai Polutan Udara Pada Tiga
Lokasi Di Kota Bandar Lampung. Analytical and Environmental Chemistry,
2(1). 2.
Zunaidah, F., & Amin, M. (2016). Pengembangan bahan Ajar Matakuliah
Bioteknologi Berdasarkan Kebutuhan dan Karakter Mahasiswa Universitas
Nusantara PGRI Kediri. Pendidikan Biologi Indonesia, 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran
Lampiran 1 Kisi-Kisi Lembar Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Aspek Indikator Pertanyaan
Kurikulum Penerapan kurikulum terkait
pembelajaran
1
Pengalaman
mengajar
- Lama mengajar
- Kelas yang diajar
2, 3
Materi - Sulit diajarkan 4
Model dan
metode
pembelajaran
- Model pembelajaran pada
pembelajaran kimia
- Model pembelajaran untuk materi
reaksi redoks
- Metode pembelajaran pada
pembelajaran kimia
- Metode pembelajaran pada reaksi
redoks
- Pentingnya model dan metode
pembelajaran
- Hambatan
- Cara penyelesain
5, 6, 7, 8, 9, 10,
11
Profil peserta
didik
- Antusias belajar kimia
- Antusias belajar reaksi redoks
- Kesulitan belajar kimia
- Kesulitan belajar reaksi redoks
- Nilai rata-rata UH kimia
- Nilai rata-rata UH pada KD reaksi
redoks
- Kemampuan mengklasifikasi konsep
reaksi redoks
12, 13, 14, 15,
16, 17, 18
Media
pembelajaran
- Media pembelajaran yang digunakan
- Repson peserta didik
- Perbedan media luring dan daring
- Pengaruh media terhadap hasil belajar
19, 20, 21, 22
Flipped
Calssroom
- Pengetahuan guru tentang FC
- Penerapan
- Hambatan
23, 24, 25
Lampiran 2 Rencana Proses Pembelajarann (RPP) Pertemuan 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
KIMIA KELAS X SEMESTER 2
“REAKSI REDOKS”
Disusun Oleh :
Lestari Kurniawati Zai (171444036)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA
SEMESTER GENAP 2020/2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah : SMA Stella Duce 2
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 pertemuan)
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Keterangan
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora, dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dari kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.9 Mengidentifikasi reaksi
reduksi dan oksidasi
menggunakan konsep
bilangan oksidasi unsur
3.9.1 Mengidentifikasi suatu reaksi redoks
berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen, perpindahan elektron dan
perubahan bilangan oksidasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
3.9.2 Mengkategorikan spesi yang tereduksi
dan yang teroksidasi serta oksidator
dan reduktor reaksi redoks
C. Tujuan Pembelajaran
3.9.1.1
3.9.1.2
3.9.2.1
:
:
:
Peserta didik mampu mengidentifikasi suatu reaki redoks
berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, perpindahan
elektron dan perubahan bilangan oksidasi melalui kegiatan
diskusi dan video pembelajaran.
Peserta didik mampu menentukan bilangan oksidasi suatu unsur
dalam ion dan senyawa melalui kegiatan diskusi dan video
pembelajaran.
Peserta didik mampu mengkategorikan spesi yang tereduksi dan
yang teroksidasi serta oksidator dan reduktor reaksi redoks
melalui kegiatan diskusi dan video pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
Konsep reaksi redoks
• Pengikatan dan pelepasan oksigen
• Transfer elektron
• Perubahan bilangan oksidasi
E. Pendekatan dan Metode
a. Model Pembelajaran
Flipped Classroom
b. Pendekatan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
c. Strategi
Induktif dan diskusi kelas
d. Metode
• Ceramah
• Tanya Jawab
• Diskusi
• Penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu Keterangan
Kegiatan di luar kelas
(5 hari sebelum pertemuan dalam kelas)
Pertemuan Pertama
• Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka.
• Guru memastikan peserta didik telah
bergabung dalam group Whatssapp
yang telah dibuat
5 menit
Menggunakan
Grup Whatssapp
Pemberian Acuan
• Guru menjelaskan mekanisme
pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah
pembelajaran.
• Guru memberikan pretest untuk
mengetahui pengetahuan awal
peserta didik pada materi reaksi
redoks
• Guru mengajak peserta didik untuk
mengakses materi video
pembelajaran pada tautan Google
Drive yang telah disediakan
• Peserta didik diwajibkan mengisi
Google Form yang telah disedikan
sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
• Satu hari sebelum pertemuan dalam
kelas daring guru dan peserta didik
melakukan diskusi terkait teknis
pembelajaran pada pertemuan di
kelas daring
60 menit
Menggunakan
Whatssapp/Zoom
Kegiatan di kelas
Orientasi
• Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka.
• Guru memeriksa presensi untuk
memastikan peserta didik telah
bergabung dalam Zoom.
3 menit
Ceramah dan
tanya jawab
menggunakan
Zoom
Pemberian Stimulus
• Guru memberikan stimulus kepada
peserta didik dengan mereview
materi pelajaran.
20
Menggunakan
Zoom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
• Guru membagikan LKPD kepada
setiap kelompok melalui Grup
Whatssapp.
• Setiap kelompok mengerjakan tugas
dalam LKPD
Pengumpulan data
• Kelompok mendiskusikan soal dalam
LKPD dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat
mengerjakan/mengetahui jawaban
dengan benar.
• Kelompok dapat menggunakan
referensi seperti buku paket atau
internet.
40 menit Diskusi dengan
teman kelompok
melalui Zoom
Pemaparan hasil diskusi
• Peserta didik memilih nomor soal
yang dipresentasikan pada Wordwall
yang telah disediakan
• Setiap kelompok memaparkan hasil
diskusi sesuai dengan nomor yang
didapat.
• Guru dan peserta didik memberi
tanggapan/komentar terkait dengan
jawaban yang telah dipaparkan.
20 menit Diskusi dan
tanya jawab
melalui Zoom
Kegiatan Penutup
• Guru dan peserta didik
menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
• Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan mengajak
peserta didik untuk berdoa bersama.
• Setelah kelas selesai, peserta didik
diminta untuk mengerjakan posttest
5 menit
Ceramah, tanya
jawab, dan
penugasan
G. Sumber dan Media Pembelajaran
• Buku Kimia SMA Kelas X dan Buku Universitas
Muchtaridi, & Justiana, S. (2009). Chemistry. Jakarta: Yudhistira.
Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Svehla, G. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
• Video Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
• Modul ajar
• Wordwall
• Google Form
• Tautan Google Drive
• Quiziz
Yogyakarta, 16 April 2020
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Risnita Vicky Listyarini, M.Sc.
NPP. 2479
Mahasiswa
Lestari Kurniawati Zai
NIM. 171444036
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 3 Rencana Proses Pembelajarann (RPP) Pertemuan 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KIMIA KELAS X SEMESTER 2
“REAKSI REDOKS”
Disusun Oleh :
Lestari Kurniawati Zai (171444036)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA
SEMESTER GENAP 2020/2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah : SMA Stella Duce 2
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (1 pertemuan)
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Keterangan
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora,
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dari kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
3.9 Mengidentifikasi reaksi
reduksi dan oksidasi
menggunakan konsep
bilangan oksidasi unsur.
3.9.3 Menganalisis suatu reaksi
termasuk redoks atau bukan
redoks
3.9.4 Menentukan jenis-jenis reaksi
redoks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
C. Tujuan Pembelajaran
3.9.3.1
3.9.4.1
:
:
Peserta didik mampu menganalis suatu reaksi termasuk redoks
atau bukan redoks melalui kegiatan diskusi dan video
pembelajaran.
Peserta didik mampu menentukan jenis-jenis reaksi redoks
melalui kegiatan diskusi dan menonton video pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
• Reaksi Redoks dan Bukan Redoks
• Jenis-jenis Reaksi Redoks
E. Pendekatan dan Metode
a. Model Pembelajaran
Flipped Classroom
b. Pendekatan
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
c. Strategi
Induktif dan diskusi kelas
d. Metode
• Ceramah
• Tanya Jawab
• Diskusi
• Penugasan
F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu Keterangan
Kegiatan di luar Kelas
(5 hari sebelum pertemuan dalam kelas)
Pertemuan Kedua
Pemberian Acuan
• Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka.
• Guru menjelaskan mekanisme
pelaksanaan pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran
60 menit
Menggunakan
Whatssapp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
• Guru memberikan prestest kepada
peserta didik
• Guru mengajak peserta didik untuk
mengakses video pembelajaran pada
tautan Google Drive yang telah
disediakan
• Peserta didik diwajibkan mengisi
Google Form yang telah disediakan
sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
• Satu hari sebelum pertemuan dalam
kelas daring guru dan peserta didik
melakukan diskusi terkait teknis
pembelajaran pada pertemuan di kelas
daring yang akan datang
Kegiatan di Kelas
Orientasi
• Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka
• Guru memeriksa presensi untuk
memastikan peserta didik telah
bergabung dalam Zoom
3 menit
Zoom
Pemberian Stimulus
• Guru memberikan stimulus kepada
peserta didik dengan mereview materi
pelajaran
• Guru membagikan LKPD kepada setiap
kelompok melalui Whatssapp
• Setiap kelompok mengerjakan tugas
dalam LKPD
20 menit
Zoom
Pengumpulan data
• Kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat
mengerjakan/mengetahui jawaban
dengan baik.
• Kelompok dapat menggunakan referensi
seperti buku paket atau internet
40 menit Breakout
Zoom
Pemaparan hasil diskusi
• Peserta didik memilih nomor soal yang
dipresentasikan pada Wordwall yang
telah disediakan
• Setiap kelompok memaparkan hasil
diskusi sesuai dengan nomor yang
didapat.
20 menit Zoom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
• Guru dan peserta didik memberi
tanggapan terkait dengan jawaban yang
telah dipaparkan.
Kegiatan Penutup
• Guru dan peserta didik menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
• Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan mengajak peserta didik untuk
berdoa bersama.
• Setelah kelas selesai, guru meminta
peserta didik untuk mengerjakan
posttest
5 menit Zoom
G. Sumber dan Media Pembelajaran
• Buku Kimia SMA Kelas X dan Buku Universitas
Muchtaridi, & Justiana, S. (2009). Chemistry. Jakarta: Yudhistira.
Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Svehla, G. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
• Video Pembelajaran
• Modul ajar
• Wordwall
• Google Form
• Tautan Google Drive
• Quizziz
Yogyakarta, 16 April 2021
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Risnita Vicky Listyarini, M.Sc.
NPP. 2479
Mahasiswa
Lestari Kurniawati Zai
NIM. 171444036
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik (LPKD) Pertemuan 1
REAKSI REDOKS
Lestari Kurniawati Zai
Kode Anggota Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
KONSEP REAKSI REDOKS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.9 : Mengidentifikasi
reaksi reduksi
dan oksidasi
menggunakan
konsep bilangan
oksidasi unsur.
3.9.1
3.9.2
:
:
Mengidentifikasi suatu
reaksi redoks berdasarkan
pengikatan dan pelepasan
oksigen, perpindahan
elektron dan perubahan
bilangan oksidasi
Mengkategorikan spesi
yang tereduksi dan yang
teroksidasi serta oksidator
dan reduktor reaksi redoks.
Tujuan Pembelajaran 3.9.1.1
:
Peserta didik mampu mengidentifikasi suatu reaki
redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen, perpindahan elektron dan perubahan
bilangan oksidasi melalui kegiatan diskusi dan
video pembelajaran.
3.9.1.2 : Peserta didik mampu menentukan bilangan
oksidasi suatu unsur dalam ion dan senyawa
melalui kegiatan diskusi dan video pembelajaran.
3.9.2.1
:
Peserta didik mampu mengkategorikan spesi yang
tereduksi dan yang teroksidasi serta oksidator dan
reduktor reaksi redoks melalui kegiatan diskusi
dan video pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Petunjuk Penggunaan Lembar Kerja Peserta
Didik
1. Tulislah kode anggota kelompok anda pada lembar jawaban
yang telah tersedia.
2. Tuliskan jawaban anda secara sistematis dan jelas pada
lembar jawaban yang telah disediakan.
3. Tugas dikerjakan secara kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pengantar
AKTIVITAS DISKUSI
Kerjakanlah soal berikut dengan melakukan diskusi pada
kelompok masing-masing!
Soal 1
Pencemaran udara dapat
dihasilkan dari berbagai
sumber, salah satunya adalah
pembakaran bahan bakar fosil
yang mengandung unsur
belerang seperti minyak, gas
dan batubara. Pembakaran
bahan bakar fosil ini
menghasilkan gas SO2 (sulfur dioksida) yang kemudian akan
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang menyebabkan
adanya perubahan bilangan oksidasi suatu unsur atau
molekul. Ada tiga konsep yang digunakan dalam
menjelaskan reaksi redoks yaitu pengikatan dan pelepasan
oksigen, perpindahan elektron dan perubahan bilangan
oksidasi (Justiana & Muchtaridi, 2009).
Gambar 1. Asap Kendaraan
(Prasanda, 2020)
Pertemuan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
bereaksi dengan O2 (oksigen) menghasilkan gas SO3 yang dapat
membahayakan kesehatan (Yunita & Kiswandono, 2017).
Berdasarkan penjelasan tersebut, identifikasilah dengan tepat
proses pembentukan gas SO3 dengan mengaitkan pada salah
satu konsep reaksi redoks!
Jawaban
Soal 2
Fotosintesis adalah proses
sintesis karbohidrat dari bahan-
bahan anorganik (CO2 dan H2O)
pada tumbuhan berpigmen
dengan bantuan energi cahaya
matahari (Ai, 2012). Oksigen
yang dihasilkan oleh tumbuhan
kemudian didistribusikan
keseluruh bagian tanaman
seperti halnya oksigen dalam darah manusia yang didistribusikan
keseluruh tubuh.
Gambar 2. Fotosintesis Pada
Tumbuhan (Anonim, 2020)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Berdasarkan penjelasan tersebut, jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut.
a. Jelaskan persamaan reaksi dalam proses fotosintesis
berdasarkan konsep reaksi redoks!
b. Tentukan bilangan oksidasi sebelum dan sesudah reaksi untuk
semua atom yang terlibat!
Jawaban
1. Amatilah video reaksi redoks dalam
kehidupan sehari-hari yang bisa
diakses pada QR Code dibawah ini.
2. Amati dan catat fenomena yang
terjadi kemudian analisis
berdasarkan konsep reaksi redoks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Soal 3
Dalam kehidupan sehari
manusia sebagai makhluk hidup
tidak terlepas dari proses
pernapasan. Proses pernapasan
adalah proses pertukaran gas
antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (Putra &
Fatahillah, 2017).
Berdasarkan penjelasan tersebut, jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut.
a. Mengapa proses pernapasan termasuk dalam reaksi redoks?
Jelaskan alasannya menggunakan persamaan reaksi!
b. Tentukan spesi yang berperan sebagai agen pereduksi!
Jawaban
Gambar 3. Proses
pernapasan
(Shutterstcock, 2020)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Soal 4
Seng banyak diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya
pada atap rumah. Seng biasanya
digunakan sebagai lapisan untuk
melindungi besi dan baja dari
korosi di udara, air dan tanah. Hal
ini dikarenakan seng bereaksi
khusus dengan besi untuk
membentuk lapisan pelindung
oksida (Anwar, 2016). Seng dapat bereaksi dengan platina
dengan menghasilkan persamaan reaksi berikut.
Zn(s) + Pt2+(aq) Pt(s) + Zn2+
(aq)
Berdasarkan reaksi tersebut, tentukan dan jelaskan:
a. Spesi yang mengalami oksidasi
b. Spesi yang mengalami reduksi
c. Agen pereduksi
d. Agen pengoksidasi
Jawaban
Daftar Pustaka
Gambar 4. Seng sebagai atap rumah
(Architectaria, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Daftar Pustaka
Ai, N. S. (2012). Evolusi Fotosinteisis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains, 12(1).
28.
Anonim. (2020). Diambil dari
https://www.bahasaindonesiasmait.com/2020/11/fotosintesis-
eksplanasi.html. Pada hari Rabu 28 April 2021
Anwar, T. (2016). Diambil dari https://sainskimia.com/pembuatan-seng-skala-
industri/. Pada hari Minggu, 4 April 2021
Architectaria (2012). Diambil dari http://architectaria.com/mengenal-atap-rumah-
berbagai-jenis-desain-atap-dan-bahan-penyusunnya.html. Pada hari
Minggu, 4 April 2021.
Justiana, S. & Muchtaridi. (2009). Chemistry for Senior High School. Yudhitira:
Jakarta
Prasanda, A. (2020). Diambil dari https://www.sehatq.com/artikel/bahaya-asap-
knalpot-bagi-kesehatan-anda. Pada hari Rabu, 28 April 2021
Putra, A. S., & Fatahillah, A. (2017). Analisis Sirkulasi Udara Pada Sistem
Pernapasan Manusia Menggunakan Metode Volume Hingga. Kadikma,
8(2). 95.
Shutterstock (2020). Diambil dari https://www.shutterstock.com/image-
vector/oxygen-cycle-499115725. Pada hari Minggu, 4 April 2021
Yunita, R. D., & Kiswandono, A. A. (2017). Kajian Indeks Standar Pencemaran
Udara (ISPU) Sulfur Dioksida (So2) Sebagai Polutan Udara Pada Tiga
Lokasi Di Kota Bandar Lampung. Analytical and Environmental Chemistry,
2(1). 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 5 Lembar Kerja Peserta Didik (LPKD) Pertemuan 2
REAKSI REDOKS
Lestari Kurniawati Zai
Kode Anggota Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
KONSEP REAKSI REDOKS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.9 : Mengidentifikasi
reaksi reduksi
dan oksidasi
menggunakan
konsep bilangan
oksidasi unsur
3.9.3
3.9.4
:
:
Menganalisis suatu reaksi
termasuk redoks atau bukan
redoks
Menentukan jenis-jenis
reaksi redoks
Tujuan Pembelajaran 3.9.3.1
:
Peserta didik mampu menganalis suatu reaksi
termasuk redoks atau bukan redoks melalui
kegiatan diskusi dan video pembelajaran. 3.9.4.1
: Peserta didik mampu menentukan jenis-jenis
reaksi redoks melalui kegiatan diskusi dan
menonton video pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Petunjuk Penggunaan Lembar Kerja Peserta
Didik
1. Tulislah kode anggota kelompok anda pada lembar jawaban
yang telah tersedia.
2. Tuliskan jawaban anda secara sistematis dan jelas pada lembar
jawaban yang telah disediakan.
3. Tugas dikerjakan secara kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Pengantar
AKTIVITAS DISKUSI
Kerjakanlah soal berikut dengan melakukan diskusi pada
kelompok masing-masing!
Soal 1
Perhatikanlah gambar berikut.
Gambar 1. Antiseptik sebagai obat luka
(Quamila, 2017)
Suatu reaksi dikatakan sebagai reaksi redoks apabila
adanya perubahan bilangan oksidasi pada unsur-unsur
yang menyusun senyawa yang bereaksi. Ada dua jenis
reaksi redoks yaitu reaksi disproporsionasi (zat yang
mengalami reduksi dan oksidasi sekaligus) dan
konproporsionasi (hasil reduksi dan oksidasi sama)
(Justiana & Muchtaridi, 2009).
Pertemuan
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Antiseptik sering sekali digunakan sebagai obat luka. Antiseptik
mengandung senyawa I2 yang dapat bereaksi dengan vitamin C
(asam askorbat) yang memiliki rumus molekul C6H8O6
menghasilkan warna bening (tidak berwarna).
Berdasarkan penjelasan tersebut, jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut dengan tepat!
a. Apakah reaksi antara seyawa I2 dan asam askorbat termasuk
sebagai reaksi redoks? Jelaskan alasannya menggunakan
persamaan reaksi!
b. Tentukan bilangan oksidasi I2 sebelum dan sesudah mengalami
reaksi!
Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Soal 2
Perhatikan reaksi-reaksi berikut!
1. Cl2(g) + 2NaOH(aq) NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
2. Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
3. H2S(g) + SO2(g) 3S(s) + 2H2O(l)
4. H2(g) + Cl2(g) 2HCl(aq)
Berdasarkan reaksi diatas, jelaskan dengan alasan yang tepat
reaksi yang termasuk sebagai reaksi autoredoks (reaksi
disproporsionasi) dan reaksi anti autoredoks (reaksi
konproporsionasi)!
Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Daftar Pustaka
Justiana, S. & Muchtaridi. (2009). Chemistry for Senior High School. Yudhitira:
Jakarta
Quamila, A. (2017). Diambil dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-
pertama/obat-merah-untuk-luka-gores-kulit/. Pada hari Sabtu, 8 Mei 2021,
pukul 17:15 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 6 Modul Ajar
Reaksi Redoks
Disusun Oleh:
Lestari Kurniawati Zai
Tahun Pelajaran 2020/2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK
3.9
Mengidentifikasi
reaksi reduksi dan
oksidasi
menggunakan
konsep bilangan
oksidasi unsur
3.9.1
3.9.2
3.9.2
3.9.4
Mengidentifikasi suatu reaksi redoks berdasarkan
pengikatan dan pelepasan oksigen, perpindahan
elektron dan perubahan bilangan oksidasi
Mengkategorikan spesi yang tereduksi dan yang
teroksidasi serta oksidator dan reduktor reaksi
redoks
Menganalisis suatu reaksi termasuk redoks atau
bukan redoks
Menentukan jenis-jenis reaksi redoks
B. Tujuan Pembelajaran
3.9.1.1
3.9.1.2
3.9.2.1
3.9.3.1
3.9.4.1
Peserta didik mampu mengidentifikasi suatu reaki redoks berdasarkan
pengikatan dan pelepasan oksigen, perpindahan elektron dan perubahan
bilangan oksidasi melalui kegiatan diskusi dan video pembelajaran.
Peserta didik mampu menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion
dan senyawa melalui kegiatan diskusi dan video pembelajaran.
Peserta didik mampu mengkategorikan spesi yang tereduksi dan yang
teroksidasi serta oksidator dan reduktor reaksi redoks melalui kegiatan
diskusi dan video pembelajaran.
Peserta didik mampu menganalis suatu reaksi termasuk redoks atau bukan
redoks melalui kegiatan diskusi dan video pembelajaran.
Peserta didik mampu menentukan jenis-jenis reaksi redoks melalui kegiatan
diskusi dan menonton video pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Peta Konsep
Reaksi Redoks
Bilangan
oksidasi Oksidasi &
Reduksi
Senyawa Ion Konsep Reaksi
Reduksi & Oksidasi Reaksi Redoks &
Bukan Redoks Jenis-jenis Reaksi
Redoks
Reaksi
Disproporsionasi Reaksi
Konproporsionas
i
Pengikatan dan
Pelepasan Oksigen Perubahan
Bilangan Oksidasi Perpindahan
Elektron
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
APERSEPSI
Pernahkah kalian memotong buah apel? Buah apel setelah dipotong dan
dibiarkan begitu saja akan mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan?
Mengapa hal demikian terjadi? Apa yang menjadi penyebabnya? Reaksi apa yang
terjadi pada buah apel yang berubah warna tersebut?
Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada buah apel yang berubah warna menjadi
kecoklatan maka pada hari ini kita akan belajar mengenai reaksi reduksi oksidasi
(redoks).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Materi Ajar
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang menyebabkan adanya perubahan
bilangan oksidasi pada suatu unsur maupun molekul. Reaksi redoks terjadi akibat
adanya reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi ditandai dengan penurunan
bilangan oksidasi melalui penangkapan elektron atau pelepasan oksigen pada suatu
molekul, atom, maupun ion. Reaksi oksidasi ditandai dengan peningkatan bilangan
oksidasi melalui pelepasan elektron atau penambahan oksigen pada molekul, atom
maupun ion.
A. Konsep Reaksi Redoks
Dalam menjelaskan pengertian reaksi reduksi dan oksidasi, ada tiga
konsep yang digunakan, yaitu pelepasan dan pengikatan oksigen, perpindahan
elektron dan perubahan bilangan oksidasi.
1) Pelepasan dan Pengikatan Oksigen
Pengikatan dan pelepasan oksigen oleh suatu unsur merupakan
konsep awal reaksi redoks (Rivai, 1995). Hal ini didasarkan pada kemampuan
oksigen untuk bereaksi dengan berbagai unsur membentuk suatu oksida.
Berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen, reaksi reduksi adalah reaksi
dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat (pelepasan oksigen). Reaksi
okisdasi adalah reaksi dimana oksigen diambil oleh suatu zat (pengikatan
oksigen) (Svehla, 1990). Pada reaksi reduksi oksigen berada disebelah kanan
yang menandakan terjadinya pelepasan elektron. Sedangkan pada reaksi
oksidasi oksigen berada diruas sebelah kiri sebagai reaktan.
Contoh Reaksi Reduksi (Pelepasan oksigen)
HgO(s) Hg(l) + O2(g)
Reaksi Redoks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Contoh Reaksi Oksidasi (Pengikatan oksigen)
4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
(Muchtaridi & Justiana, 2009)
2) Perpindahan (transfer) Elektron
Berdasarkan perpindahan elektron, reaksi reduksi adalah reaksi
penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan
elektron (Rivai, 1995).
Contoh Reaksi Reduksi (Penangkapan Elektron)
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
Contoh Reaksi Oksidasi (Pelepasan Elektron)
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-
(Svehla, 1990)
Konsep reaksi redoks yang melibatkan perpindahan elektron ini hanya
bisa terjadi pada senyawa ionik sedangkan senyawa kovalen tidak, oleh
karena itiu muncul konsep redoks yang ketiga yaitu perubahan bilangan
oksidasi (biloks).
3) Perubahan Bilangan Biloks (Biloks)
Bilangan oksidasi adalah muatan atom yang menyatakan banyaknya
elektron yang telah diterima atau dilepaskan oleh suatu atom dalam suatu
senyawa (Muchtaridi & Justiana, 2009). Jika suatu atom melepas elektron
bilangan oksidasi diberi tanda positif dan jika suatu atom menerima elektron
bilangan oksidasi diberi tanda negatif. Unsur yang biloks positif biasanya
merupakan atom-atom unsur logam seperti Na, Fe, Mg, Ca dan unsur logam
lainnya. Sementara itu unsur yang biloksnya negatif biasanya atom-atom
unsur nonlogam seperti O, Cl, F dan unsur nonlogam lainnya.
Tabel 1. Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi (Tim Maestro Eduka, 2020)
No Aturan Contoh
1 Bilangan oksidasi unsur
bebas adalah nol
Bilangan oksidasi atom-atom pada
Ne, H2, O2, Cl2 P4 S8 C, Cu, Fe,
dan Na adalah nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
2 Bilangan oksidasi ion
monoatom sama dengan
muatan ionnya
Bilangan oksidasi Na+ = +1,
bilangan oksidasi Mg2+ = +2,
bilangan oksidasi S2- = -2
3 Jumlah bilangan oksidasi
untuk semua atom dalam
senyawa adalah nol
Jumlah bilangan oksidasi atom Cu
dan atom O dalam CuO adalah
nol
4 Jumlah bilangan oksidasi
atom-atom membentuk
ion poliatom sama
dengan muatan ion
poliatom tersebut
Jumlah bilangan oksidasi atom O
dan atom H dalam OH- adalah -1
5 Bilangan oksidasi unsur-
unsur golongan IA dalam
senyawanya adalah +1
sedangkan biloks unsur-
unsur golongan IIA
dalam senyawanya
adalah +2
Biloks K dalam KCl, KNO3, dan
K2SO4 = +1. Mg dalam MgSO4
dan Ca dalam CaSO4 = +2
6 Bilangan oksidasi unsur-
unsur golongan VIIA
dalam senyawa biner
logam adalah -1
Bilangan oksidasi Cl dalam NaCl,
MgCl2, FeCl3 = -1
7 Bilangan oksidasi
hidrogen dalam
senyawanya adalah +1
kecuali dalam hidrida,
logam hidrogen
mempunyai bilangan
oksidasi -1
Bilangan oksidasi H dalam H2O,
NH3 dan HCl = +1. Bilangan
oksidasi H dalam NaH dan zat
CaH2 = -1
8 Bilangan oksidasi
oksigen dalam
senyawanya adalah -2,
kecuali dalam peroksida
(biloks oksigen = -1) dan
dalam senyawa biner
dengan fluor (biloks
oksigen = +2)
Bilangan oksidasi O dalam H2O =
-2.
Bilangan oksidasi O dalam OF2 =
+2
Bilangan oksidasi O dalam
peroksida seperti H2O2 dan BaO2
= -1
Berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi, reaksi reduksi
adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi sedangkan reaksi
oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi
(Muchtaridi & Justiana, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Contoh
Pada reaksi redoks, terdapat unsur-unsur yang bertindak sebagai
reduktor dan oksidator. Zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor
sedangkan zat yang mengalami reduksi disebut oksidator.
B. Reaksi Redoks dan Bukan Redoks
Suatu reaksi dikatakan redoks jika mengalami reaksi oksidasi dan
reduksi. Reaksi redoks ditandai dengan perubahan biloks pada unsur-unsur yang
menyusun senyawa yang bereaksi (Muchtaridi & Justiana, 2009).
Contoh
(Muchtaridi & Justiana, 2009)
Suatu reaksi dikatakan bukan redoks jika setiap unsur yang terlibat dalam reaksi
tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi.
Contoh
(Muchtaridi & Justiana, 2009)
+4 -4 +2
SO2(aq)
+ 2H2(g)
S(s) + 2H2O(l)
+4 -2 0 0 +1 -2
Oks
Red
H2(g)
+ Cl2(g)
2HCl(aq)
0 0 +1 -1
Red
Oks
-2 +2 CuO(aq) + 2HCl(aq) CuCl
2(aq) + H
2O(l)
+2 -2 +1 -1 +2 -1 +1 -2
Bukan redoks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
C. Jenis-jenis Reaksi Redoks
1) Reaksi Disproporsionasi (Autoredoks)
Reaksi disproporsionasi atau sering disebut dengan reaksi auto redoks
merupakan zat yang mengalami reduksi sekaligus oksidasi atau dengan kata
lain reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama
(Muchtaridi & Justiana, 2009)
Contoh
(Muchtaridi & Justiana, 2009)
2) Reaksi Komproporsionasi (Anti Autoredoks)
Reaksi komproporsionasi atau disebut juga dengan anti autoredoks
adalah dua zat yang masing-masing mengalami reduksi dan oksidasi pada
produk yang sama atau dengan kata lain hasil reduksi dan oksidasinya sama.
Contoh
-6 -8 +1 -8 -4 +2 3MnO
42-
(aq) + 4H+
(aq) 2MnO4
-(aq)
+ MnO2(aq) + 2H2O(l)
+6 -2 +7 -2 +4 -2 +1 -2
Oks Red
IO3(aq)
- + I(aq)
- I
2(aq)
+5-2 -1 0
Oks
Red
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Daftar Pustaka
Muchtaridi, & Justiana, S. (2009). Chemistry. Jakarta: Yudhistira.
Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Svehla, G. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 7 Soal Pretest dan Posttest
Materi : Konsep Reaksi Redoks
Kelas : X (Sepuluh)
Jenis Soal : Pilihan Ganda
Waktu Pengerjaan : 20 Menit/Pertemuan
Pretest dan Posttest diberikan menggunakan Quizizz
Pilihlah jawaban yang paling benar pada soal di bawah ini dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E!
Pertemuan 1
1. Menurut konsep pelepasan dan pengikatan oksigen, reaksi oksidasi adalah ….
A. reaksi pelepasan oksigen
B. reaksi pengikatan oksigen
C. reaksi pelepasan elektron
D. reaksi penangkapan elektron
E. reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi
2. Pada reaksi redoks:
MnO2(aq) + 4HCl(aq) MnCl2(aq) + 2H2O(l) + 2Cl2(g)
Bilangan oksidasi Mn mengalami perubahan dari ….
A. +4 menjadi +2
B. +4 menjadi +1
C. +2 menjadi +4
D. +2 menjadi +1
E. +2 menjadi +4
3. Bilangan oksidasi atom Cr yang sama dengan bilangan oksidasi atom Mn pada
senyawa MnO42- terdapat pada spesi ….
A. CrO
B. CrCl3
C. Cr2O72-
D. Cr2(SO4)3
E. Cr(NO3)2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
4. Perhatikan reaksi redoks berikut.
KMnO4(aq) + KI(aq) + H2SO4(aq) MnSO4(aq) + I2(aq) + K2SO4(aq) + H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, zat yang merupakan reduktor dan hasil oksidasi
berturut-turut adalah ….
A. KI dan I2
B. KI dan MnSO4
C. KMnO4 dan I2
D. H2SO4 dan K2SO4
E. KMnO4 dan MnSO4
5. Pernyataan tentang agen pereduksi yang benar adalah ….
A. zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi saat bereaksi
B. zat yang dapat mengoksidasi zat lain
C. zat yang mengalami oksidasi saat bereaksi
D. zat yang mengalami reduksi saat bereaksi
E. semua jawaban benar
6. Di antara spesi yang dicetak tebal dan miring dibawah ini, yang merupakan
agen pengoksidasi adalah ….
A. 2Ag+(aq) + Cu(s) 2Ag(s) + Cu2+
(aq)
B. 2I-(aq) + Cl2(g) I2(aq) + 2Cl-
(aq)
C. Sn2+(aq) + 2Fe3+
(aq) Sn4+(aq) + 2Fe2+
(aq)
D. 5I-(aq) + IO3
-(aq) + 6H+
(aq) 3I2(aq) + 3H2O(l)
E. Fe(s) + 2H+(aq) Fe2+
(aq) + H2(g)
7. Oksidator dan reduktor pada reaksi redoks:
Cr2O72-
(aq) + 6Fe2+(aq)
+ 14H+(aq) 2Cr3+
(aq) + 6Fe3+
(aq) + 7H2O(l)
Adalah ….
A. Cr2O72- dan dan Fe2+
B. Fe2+ dan Fe3+
C. Cr2O72- dan Cr3+
D. Fe2+ dan Cr3+
E. Fe2+ dan Cr2O72-
8. Perhatikan reaksi redoks berikut
2Na(s) + Cl2(g) 2Na+(aq)
+ 2Cl-(aq)
Dari reaksi diatas, Cl2 berperan sebagai ….
A. agen pereduksi
B. agen pengoksidasi
C. spesi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi
D. spesi yang teroksidasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
E. semua jawaban benar
9. Pada reaksi:
2Ag+(aq) + Zn(s) 2Ag(s) + Zn2+
(aq)
Pernyataan berikut yang benar adalah ….
A. Zn sebagai oksidator dan Ag reduktor
B. Zn sebagai oksidator dan Ag+ reduktor
C. Zn sebagai reduktor dan Ag oksidator
D. Zn sebagai reduktor dan Ag+ oksidator
E. Zn2+ sebagai reduktor dan Ag+ oksidator
10. Agen pengoksidasi dalam reaksi redoks berperan sebagai ….
A. zat yang mengalami oksidasi saat bereaksi
B. zat yang mengalami reduksi saat bereaksi
C. zat yang dapat mereduksi zat lain
D. zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi
E. semua jawaban salah
Pertemuan 2
11. Di antara reaksi berikut yang merupakan reaksi redoks adalah ….
A. NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(s) + H2O(l)
B. CaO(s) + 2HCl(aq) CaCl2(s) + H2O(l)
C. 2NaOH(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + 2H2O(l)
D. Fe(s) + HCl(aq) FeCl3(aq) + H2(g)
E. 2CrO42-
(aq) + 2H+(aq)
2CrO72-
(aq) + H2O(l)
12. Pernyatan yang benar tentang reaksi redoks adalah ….
A. adanya perubahan bilangan oksidasi
B. menangkap dan melepas elektron
C. menangkap dan mengikat oksigen
D. terjadinya reduksi dan oksidasi
E. semua jawaban benar
13. Reaksi berikut merupakan reaksi redoks, kecuali ….
A. Cl2(g) + H2O(l) HCl(aq) + HOCl(aq)
B. PbO(aq) + H2(g) Pb(s) + H2O(l)
C. NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) +H2O(l)
D. Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+
(aq) + Cu(s)
E. 3I2(aq) + 6OH-(aq)
5I-(aq) + IO3
-(aq) + 3H2O(l)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
14. Di antara persamaan reaksi berikut, yang merupakan reaksi redoks adalah ….
A. NaOH(s) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
B. CaSO4(aq) + 2LiOH(aq) Ca(OH)2(s) + Li2SO4(aq)
C. Mg(OH)2(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + 2H2O(1)
D. BaCl12(aq) + H2SO4(aq) BaSO4(s) + 2HCl(aq)
E. MnO2(s) + 4HCl(aq) MnCl2(aq) + 2H2O(1) + Cl2(g)
15. Dari beberapa reaksi berikut ini yang merupakan reaksi redoks adalah…
A. Ag+(aq) + Cl-
(aq) AgCl(aq)
B. H+(aq) + Cl-
(aq) HCl(aq)
C. NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(1)
D. CuO(aq) + 2H+(aq) Cu2
+(aq) + H2O(1)
E. Cu2+
(aq) + Zn(s) Cu(s) + Zn2+
(aq)
16. Perhatikan reaksi redoks berikut.
NaOCl(aq) + H2O2(aq) NaCl(aq) + H2O(l) + O2(g)
Pada reaksi di atas . . .
A. klor mengalami oksidasi
B. oksigen mengalami reduksi
C. hidrogen mengalami reduksi
D. oksigen mengalami kenaikan bilangan oksidasi
E. hidrogen mengalami penurunan bilangan oksidasi
17. Diantara reaksi-reaksi dibawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah . . .
A. AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
B. 2KI(aq) + Cl2(aq) I2(s) + 2KCI(aq)
C. NH3(aq) + H2O(l) NH4+
(aq) + OH–(aq)
D. OH–(aq) + Al(OH)3(s) AlO2
–(aq) + 2H2O(1)
E. Al2O3(s) + 2NaOH(aq) 2NaAlO2(aq) + H2O(l)
18. Perhatikan reaksi redoks berikut.
MnO2(aq) + 4HCl(aq) MnCl2(aq) + 2H2O(l) + Cl2(g)
Pernyataan yang benar mengenai reaksi tersebut adalah ….
A. bilangan oksidasi mangan berubah dari +2 menjadi +1
B. MnO2 mengalami reaksi reduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
C. HCl bertindak sebagai oksidator
D. H2O merupakan hasil reduksi
E. Cl2 merupakan hasil reduksi
19. Perhatikan reaksi berikut.
H2O2(aq) H2O(l) + O2(g)
Reaksi tersebut termasuk sebagai ….
A. reaksi disproporsionasi
B. reaksi konproporsionasi
C. reaksi redoks
D. bukan reaksi redoks
E. semua jawaban benar
20. Reaksi berikut yang termasuk reaksi konproporsionasi adalah ….
A. SnCl2(aq) + I2(aq) + 2HCl(aq) SnCl4(aq) + HI(aq)
B. 2CuO(aq) + CO(s) Cu2O(aq) + CO2(g)
C. 2Ag(s) + Cl2(g) 2AgCl(aq)
D. SnCl2(aq) + I2(aq) + 2HCl(aq) SnCl4(aq) + HI(aq)
E. 2I-(aq) + Cl2(g) I2(aq) + 2Cl(g)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 8 Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
Identitas
Kode Peserta Didik :
Kode Observer :
Skala : Guttman “Ya-Tidak”
Petunjuk:
1. Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui keterlibatan peserta
didik saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Isilah jawaban sesuai dengan kondisi peserta didik yang sebenarnya.
3. Lembar observasi diisi dengan menggunakan tanda centang (√) pada
jawaban yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
No Butir Pernyataan Observasi Peserta
Didik
Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1 Peserta didik antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
2 Peserta didik mengikuti prosedur
pembelajaran dengan sungguh-
sungguh.
3 Peserta didik melaksanakan tugas
kelompok dengan sungguh-sungguh
4 Peserta didik berani bertanya dan
mengemukakan pendapat
5 Peserta didik terlibat aktif dalam
diskusi kelompok
6 Kelompok menyelesaikan tugas dalam
LKPD dengan diskusi bersama.
7 Peserta didik memperhatikan teman
kelompok yang sedang presentasi.
8 Peserta didik menanggapi pertanyaan
guru ataupun teman
9 Peserta didik mampu berkomunikasi
dengan baik
10 Peserta didik menggunakan bahasa
yang baik dan sopan ketika
berkomunikasi
Yogyakarta, ……… 2021
Observer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 9 Angket Respon Peserta Didik
LEMBAR ANGKET RESPON PESERTA DIDIK
Identitas
Kode Peserta Didik :
Angket diberikan kepada peserta didik menggunakan Google Form
Petunjuk:
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama sebelum anda memberi jawaban.
2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Flipped Classroom
terhadap hasil belajar pada materi reaksi redoks.
3. Angket ini tidak berpengaruh terhadap penilaian akademik sehingga
jawablah sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya.
4. Pilihlah jawaban yang tersedia dengan ketentuan sebagai berikut.
5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-ragu
2 = Tidak Setuju
1= Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LEMBAR ANGKET PESERTA DIDIK
No Pernyataan Jawaban
5 4 3 2 1
1 Sebelum kegiatan belajar di kelas saya
menonton video pembelajaran yang telah
diberikan sebelumnya
2 Video pembelajaran yang digunakan
mempermudah saya untuk memahami
materi reaksi redoks
3 Saya senang menonton video pembelajaran
yang diberikan
4 Bahasa yang digunakan dalam video
pembelajaran mudah dipahami dan
dimengerti
5 Saya mencari referensi belajar selain video
pembelajaran yang diberikan.
6 Saya mudah memahami materi belajar
karena dikemas secara ringkas dan jelas
7 Diskusi dalam kelompok membantu saya
memahami materi konsep reaksi redoks
dengan mudah
8 Saya membuat catatan kecil terhadap hal-
hal penting saat sesi diskusi berlangsung
9 Saya berpartisipasi dalam kegiatan diskusi
kelompok.
10 Saya bekerja sama dan berdiskusi dengan
anggota kelompok terkait dengan tugas
yang diberikan
11 Saya tidak malu untuk bertanya kepada
guru ataupun teman ketika saya tidak
mengerti materi yang dipelajari
12 Pembelajaran yang memberikan materi
sebelum pertemuan di kelas, menggugah
saya untuk semakin giat belajar kimia
khususnya pada materi konsep redoks
13 Saya tertarik jika guru menerapkan
pembelajaran dimana guru membagikan
materi sebelum pertemuan di kelas
14 Materi yang diberikan sebelum pertemuan
di kelas, dapat memotivasi saya untuk giat
belajar
15 Saya mengikuti langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh
Yogyakarta, …….2021
Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 10 Lembar Validasi Soal Pretest dan Posttest
LEMBAR VALIDASI BUTIR SOAL PRETEST DAN POSTTEST
KISI-KISI LEMBAR VALIDASI BUTIR SOAL PRETEST DAN POSTTEST
No Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah Butir
1 Materi Kesesuaian soal
dengan kompetensi
dasar yang telah
dirumuskan
1, 2 2
2 Konstruksi Ketepatan informasi
dalam soal
3 1
3 Bahasa Sederhana dan dapat
dipahami
4, 5, 6 3
Adaptasi dari: (Rachmawati, Maizaro, & Maulidiya, 2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LEMBAR VALIDASI BUTIR SOAL PRETEST DAN POSTTEST
Yth. Bapak/Ibu …….
Validator Butir Soal Pretest dan Posttest
Saya memohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi Lembar Validasi Butir
Soal Pretest dan Posttest. Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat
Bapak/Ibu mengenai pengembangan Butir Soal Pretest dan Posttest sesuai dengan
indikator yang tertera. Penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak/Ibu sangat
bermanfaat untuk memperbaiki dan menyempurnakan Butir Soal Pretest dan
Posttest yang dikembangkan. Atas perhatian dan kesediana Bapak/Ibu saya
mengucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian
1. Berilah angka penilaian pada kolom penilaian yang telah disediakan!
2. Kriteria penilaian butir soal adalah sebagai berikut.
(5): Sangat Baik
(4): Baik
(3): Cukup Baik
(2): Kurang Baik
(1): Tidak Baik
3. Berilah komentar pada kolom komentar untuk setiap aspek yang dinilai!
(jika ada)
4. Berilah komentar umum pada kotak yang telah disediakan! (jika ada)
5. Berilah kesimpulan dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kotak
yang telah disediakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
LEMBAR VALIDASI BUTIR SOAL PRETEST DAN POSTTEST
No Pernyataan Butir Soal Komentar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Materi
1 Butir soal sesuai
dengan IPK yang
dirumuskan
P
E
R
T
E
M
U
A
N
1
P
E
R
T
E
M
U
A
N
2
2 Butir soal sesuai
dengan tujuan
pembelajaran
Konstruksi
3 Penyampaian
informasi dalam
soal mudah
dipahami
Bahasa
4 Bahasa mudah
dipahami
5 Bahasa tidak
ambigu atau
menimbulkan
makna ganda
6 Penulisan sesuai
dengan PUEBI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Komentar Umum
Kesimpulan:
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, Butir Soal Pretest dan Posttest
dinyatakan:
Layak diujicobakan tanpa revisi
Layak diujicobakan dengan revisi
Yogyakarta, ……….2021
Validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
KISI-KISI SOAL PRETEST DAN POSTTEST MATERI KONSEP REAKSI REDOKS
Nama Sekolah : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Kelas : X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : Kimia
No Kompetensi Dasar (KD) IPK Level Kognitif
yang Diukur
𝜮 Butir
Soal
Nomor
Soal Skor
1 3.9 Mengidentifikasi
reaksi reduksi dan
oksidasi menggunakan
konsep bilangan
oksidasi unsur.
Pertemuan 1
3.9.1 Mengidentifikasi suatu reaksi redoks
berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen, perpindahan elektron dan
perubahan bilangan oksidasi
C2 4 1
2
3
4
Benar 1
Salah 0
3.9.2 Mengkategorikan spesi yang tereduksi dan
yang teroksidasi serta oksidator dan
reduktor reaksi redoks
C2 6 5
6
7
8
9
10
Benar 1
Salah 0
𝜮 Butir Soal 10
𝜮 Skor 10
Pertemuan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
3.9.3 Menganalisis suatu reaksi termasuk reaksi
redoks atau bukan redoks
C4 8 11
12
13
14
15
16
17
18
Benar 1
Salah 0
3.9.4 Menentukan suatu reaksi termasuk reaksi
autoredoks atau disproporsionasi
C3 2 19
20
Benar 1
Salah 0
𝜮 Butir Soal 10
𝜮 Skor 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 11 Lembar Validasi Lembar Observasi
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN OBSERVASI
KISI-KISI LEMBAR VALIDASI UNTUK INSTRUMEN OBSERVASI
No Aspek Indikator Butir Jumlah
Butir
1 Kelayakan isi Kelayakan lembar observasi
dengan indikator terukur
1, 2 2
2 Kelayakan
penyajian
Kelayakan penyajian
lembar observasi untuk
mengukur keterlibatan
peserta didik pada kegiatan
pembelajaran
3, 4 2
3 Kelayakan
bahasa
Kelayakan Bahasa dalam
lembar observasi sesuai
PUEBI
5, 6 2
Adaptasi dari: (Zunaidah & Amin, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
LEMBAR VALIDASI UNTUK INSTRUMEN OBSERVASI
Yth. Bapak/Ibu ……….
Validator Lembar Observasi
Saya memohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi Validasi Lembar
Observasi Peserta Didik. Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat
Bapak/Ibu mengenai pengembangan pernyataan-pernyataan dalam lembar
observasi sesuai dengan indikator yang tertera. Penilaian, saran, dan koreksi dari
Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan menyempurnakan
pernyataan-pernyataan dalam lembar observasi yang dikembangkan. Atas perhatian
dan kesediaan Bapak/Ibu saya mengucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda centang (√) pada kolom penilaian yang telah disediakan!
2. Kriteria penilaian butir soal adalah sebagai berikut.
(5): Sangat Baik
(4): Baik
(3): Cukup Baik
(2): Kurang Baik
(1): Tidak Baik
3. Berilah komentar pada kolom komentar untuk setiap aspek yang dinilai!
(jika ada)
4. Berilah komentar umum pada kotak yang telah disediakan! (jika ada)
5. Berilah kesimpulan dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kotak
yang telah disediakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN OBSERVASI
No Pernyataan Skala Penilaian
Komentar 5 4 3 2 1
Kelayakan Isi
1 Komponen lembar observasi
sesuai dengan indikator yang
dirumuskan
2 Pernyataan pada lembar
observasi sesuai dengan tujuan
penelitian untuk mengukur
keterlibatan peserta didik pada
proses pembelajaran.
Kelayakan Penyajian
3 Terdapat petunjuk pengisian
lembar observasi
4 Lembar observasi sesuai
digunakan untuk mengukur
keterlibatan peserta didik pada
proses pembelajaran
Kelayakan Bahasa
5 Kalimat yang digunakan tidak
menimbulkan makna ganda
6 Kalimat yang digunakan sesuai
PUEBI
Komentar Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Kesimpulan:
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, lembar observasi yang digunakan
dinyatakan:
Layak diujicobakan tanpa revisi
Layak diujicobakan dengan revisi
* Mohon untuk di centang (√ ) pada salah satu kolom.
Yogyakarta, ………. 2021
Validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 12 Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik
LEMBAR VALIDASI ANGKET PESERTA DIDIK
KISI-KISI LEMBAR VALIDASI ANGKET PESERTA DIDIK
No Aspek Indikator Butir Jumlah
Butir
1 Kelayakan isi Kelayakan angket respon
dengan indikator terukur
1, 2 2
2 Kelayakan
penyajian
Kelayakan penyajian angket
respon untuk mengukur
keterlibatan peserta didik
pada kegiatan pembelajaran
3, 4 2
3 Kelayakan
bahasa
Kelayakan Bahasa dalam
angket sesuai PUEBI
5, 6,7 3
Adaptasi dari: (Zunaidah & Amin, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
LEMBAR VALIDASI ANGKET PESERTA DIDIK
Yth. Bapak/Ibu …….
Validator Angket Peserta Didik
Saya memohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi Lembar Validasi Angket
Peserta Didik. Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
mengenai pernyataan-pernyataan dalam angket sesuai dengan indikator yang
tertera. Penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk
memperbaiki dan menyempurnakan pernyataan-pernyataan dalam angket yang
dikembangkan. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu saya mengucapkan terima
kasih.
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda centang (√) pada kolom penilaian yang telah disediakan!
2. Kriteria penilaian butir soal adalah sebagai berikut.
(5): Sangat Baik
(4): Baik
(3): Cukup Baik
(2): Kurang Baik
(1): Tidak Baik
3. Berilah komentar pada kolom komentar untuk setiap aspek yang dinilai!
(jika ada)
4. Berilah komentar umum pada kotak yang telah disediakan! (jika ada)
5. Berilah kesimpulan dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kotak
yang telah disediakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LEMBAR VALIDASI UNTUK ANGKET PESERTA DIDIK
No Pernyataan Skala Penilaian
Komentar 5 4 3 2 1
Kelayakan Isi
1 Komponen angket respon
sesuai dengan indikator
kompetensi yang diukur.
2 Pernyataan pada angket
sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu mengukur
keterlibatan dan pendapat
peserta didik pada kegiatan
pembelajaran
Kelayakan Penyajian
3 Terdapat petunjuk pengisian
angket respon
4 Angket respon sesuai
digunakan untuk mengukur
keterlibatan dan pendapat
peserta didik pada kegiatan
pembelajaran
Kelayakan Bahasa
5 Kalimat yang digunakan
tidak menimbulkan makna
ganda
6 Bahasa sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa
7 Kalimat pernyataan sesuai
dengan kaidah penulisan
PUEBI
Komentar Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Kesimpulan:
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, lembar angket yang digunakan
dinyatakan:
Layak diujicobakan tanpa revisi
Layak diujicobakan dengan revisi
* Mohon untuk di centang (√ ) pada salah satu kolom.
Yogyakarta, ……….2021
Validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 13 Lembar Validasi LKPD
LEMBAR VALIDASI
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
KISI-KISI LEMBAR VALIDASI
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
No Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah Butir
1 Format
LKPD
Kejelasan format
LKPD
1, 2, 3, 3
2 Isi LKPD Kesesuaian soal
dengan kompetensi
dasar yang telah
dirumuskan
4, 5, 6, 7, 8 5
3 Bahasa Kelayakan Bahasa 9, 10 2
Adaptasi dari: (Ali, Saragih, & Kartini, 2021)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
LEMBAR VALIDASI UNTUK
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Yth. Bapak/Ibu ……
Validator untuk LKPD
Saya memohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi Lembar Validasi untuk
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Lembar validasi ini bertujuan untuk
mengetahui pendapat Bapak/Ibu mengenai pengembangan LKPD. Penilaian, saran,
dan koreksi dari Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan
menyempurnakan LKPD yang dikembangkan. Atas perhatian dan kesediaan
Bapak/Ibu saya mengucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda centang (√) pada kolom penilaian yang telah disediakan!
2. Kriteria penilaian butir soal adalah sebagai berikut.
(5): Sangat Baik
(4): Baik
(3): Cukup Baik
(2): Kurang Baik
(1): Tidak Baik
3. Berilah komentar pada kolom komentar untuk setiap aspek yang dinilai!
(jika ada)
4. Berilah komentar umum pada kotak yang telah disediakan! (jika ada)
5. Berilah kesimpulan dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kotak
yang telah disediakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
LEMBAR VALIDASI UNTUK
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
No Pernyataan Skala Penilaian
Komentar 5 4 3 2 1
Format LKPD
1 Desain sampul LKPD menarik
2 Sistem penomoran jelas
3 Penyusunan soal dalam LKPD
terstruktur dan rapi
Isi LKPD
4 Kesesuaian soal dengan indikator
pembelajaran
5 Setiap soal yang disajikan
mempunyai tujuan yang jelas
6 Kegiatan pembelajaran tertulis
secara jelas
7 Tampilan gambar jelas terbaca
dan mudah dipahami
8 Kegiatan pembelajaran menuntun
peserta didik untuk belajar
mandiri
Bahasa
9 Menggunakan struktur kalimat
sesuai dengan PUEBI
10 Menggunakan Bahasa yang
sesuai dengan tingkat
keterbacaan peserta didik
Komentar Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Kesimpulan:
Berdasarkan penilaian, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dinyatakan:
Layak diujicobakan tanpa revisi
Layak diujicobakan dengan revisi
* Mohon untuk di centang (√ ) pada salah satu kolom.
Yogyakarta, ……2021
Validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 14 Lembar Validasi Butir Soal dalam LKPD
LEMBAR VALIDASI BUTIR SOAL
DALAM LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
KISI-KISI LEMBAR VALIDASI BUTIR SOAL DALAM LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK (LKPD)
No Aspek Indikator Nomor
Butir
Jumlah
Butir
1 Materi Kesesuaian soal dengan
kompetensi dasar yang
telah dirumuskan
1, 2 2
2 Konstruksi Ketepatan informasi
dalam soal
3 1
3 Bahasa Sederhana dan dapat
dipahami
4, 5, 6 3
Adaptasi dari: (Rachmawati, Maizaro, & Maulidiya, 2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LEMBAR VALIDASI BUTIR SOAL
DALAM LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Yth. Bapak/Ibu …….
Validator Butir Soal dalam LKPD
Saya memohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi Lembar Validasi Butir
Soal dalam LKPD. Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat
Bapak/Ibu mengenai pengembangan Butir Soal dalam LKPD sesuai dengan
indikator yang tertera. Penilaian, saran, dan koreksi dari Bapak/Ibu sangat
bermanfaat untuk memperbaiki dan menyempurnakan Butir Soal dalam LKPD
yang dikembangkan. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu saya mengucapkan
terima kasih.
Petunjuk Pengisian
1. Berilah angka penilaian pada kolom penilaian yang telah disediakan!
2. Kriteria penilaian butir soal adalah sebagai berikut.
(5): Sangat Baik
(4): Baik
(3): Cukup Baik
(2): Kurang Baik
(1): Tidak Baik
3. Berilah komentar pada kolom komentar untuk setiap aspek yang dinilai!
(jika ada)
4. Berilah komentar umum pada kotak yang telah disediakan! (jika ada)
5. Berilah kesimpulan dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kotak
yang telah disediakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
LEMBAR VALIDASI BUTIR SOAL
DALAM LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
No Pernyataan Butir Soal Komentar
1 2 3 4 5 6 7 8
Materi
1 Butir soal sesuai
dengan indikator
yang dirumuskan
P
E
R
T
E
M
U
A
N
1
P
E
R
T
E
M
U
A
N
2
2 Butir soal sesuai
dengan tujuan
pembelajaran
Konstruksi
3 Penyampaian
informasi dalam
soal mudah
dipahami
Bahasa
4 Bahasa mudah
dipahami
5 Bahasa tidak
ambigu atau
menimbulkan
makna ganda
6 Penulisan sesuai
dengan PUEBI
Komentar Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Kesimpulan:
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, Butir Soal dalam LKPD dinyatakan:
Layak diujicobakan tanpa revisi
Layak diujicobakan dengan revisi
Yogyakarta, ……. 2021
Validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
KISI-KISI SOAL DALAM LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI KONSEP REAKSI REDOKS
Nama Sekolah : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Kelas : X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : Kimia
No Kompetensi Dasar
(KD) IPK
Level Kognitif
yang Diukur
𝜮 Butir
Soal Nomor Soal
3.10 Mengidentifikasi
reaksi reduksi dan
oksidasi
menggunakan
konsep bilangan
oksidasi unsur.
Pertemuan 1
1 3.10.1 Mengidentifikasi suatu reaksi redoks
berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen, perpindahan elektron dan
perubahan bilangan oksidasi
C3 3 1
2
3
2 3.10.2 Mengkategorikan spesi yang tereduksi dan
yang teroksidasi serta oksidator dan
reduktor reaksi redoks
C2 1 4
𝜮 Butir Soal 4
Pertemuan 2
3 3.10.3 Menganalisis suatu reaksi termasuk redoks
atau bukan redoks
C4 2 5
6
4 3.10.4 Menentukan jenis-jenis reaksi redoks C3 2 7
8
𝜮 Butir Soal 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 15 Lembar Wawancara
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
No Pertanyaan Jawaban
1 Kurikulum apa yang diterapkan
dalam pembelajaran kimia di
sekolah ini?
2 Berapa lama Bapak/Ibu mengajar di
sekolah ini?
3 Bapak/Ibu mengajar kimia di kelas
apa saja?
4 Berdasarkan pengalaman mengajar
Bapak/Ibu apakah ada materi yang
sulit untuk diajarkan kepada peserta
didik?
5 Bagaimana model pembelajaran
yang biasanya digunakan untuk
pembelajaran kimia?
6 Bagaimana model pembelajaran
yang biasa digunakan khususnya
pada materi reaksi redoks?
7 Bagaimana metode pembelajaran
yang biasa dilakukan pada
pembelajaran kimia?
8 Bagaimana metode pembelajaran
yang biasanya dilakukan khususnya
pada materi reaksi redoks?
9 Menurut Bapak/Ibu seberapa
penting model dan metode
pembelajaran dalam mempengaruhi
hasil belajar peserta didik
10 Apakah ada hambatan dalam
penerapan model pembelajaran yang
digunakan?
11 Bagaimana cara penyelesaian
Bapak/Ibu terhadap hambatan
tersebut?
12 Bagaimana antusias peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran
kimia?
13 Bagaimana antusias peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran
khususnya pada materi reaksi
redoks?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
14 Apakah kesulitan belajar kimia dan
penyebabnya yang dialami oleh
peserta didik?
15 Apakah kesulitan belajar materi
reaksi redoks dan penyebabnya
yang dialami oleh peserta didik?
16 Berapa nilai rata-rata UH pada
materi kimia?
17 Berapa nilai rata-rata UH pada KD
untuk materi Reaksi Redoks?
18 Bagaimana kemampuan peserta
didik secara keseluruhan dalam
mengklasifikasikan konsep reaksi
redoks (spesi reduksi, oksidasi,
reduktor, dan oksidator)?
19 Media pembelajaran apa yang
Bapak/Ibu gunakan ketika mengajar
materi reaksi redoks
20 Bagaimana respon peserta didik
terhadap media yg digunakan?
21 Apakah ada perbedaan media yang
digunakan pada pembelajaran luring
dan daring?
22 Apakah media pembelajaran
mempengaruhi hasil belajar peserta
didik pada materi reaksi redoks?
23 Sejauh manakah Bapak/Ibu
mengetahui tentang Flipped
Classroom?
24 Apakah Flipped Classroom telah
diterapkan pada pembelajaran
kimia?
25 Apakah ada hambatan Bapak/Ibu
dalam menerapkan Flipped
Classroom?
Narasumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 16 Hasil Wawancara
LEMBAR WAWANCARA GURU
Sekolah : SMA Stella Duce 2
Kelas : X
Materi : Kimia
Narasumber : Marcus Rustanta, M.Pd.,
Hari dan Tanggal Observasi : Selasa, 19 Januari 2021
Wawancara dilakukan melalui Zoom
No Pertanyaan Jawaban
1 Kurikulum apa yang diterapkan
dalam pembelajaran kimia di
sekolah ini?
K13, karena pandemi menggunakan
KD essensial saja
2 Berapa lama Bapak mengajar di
sekolah ini?
17 tahun
3 Bapak mengajar kimia di kelas
apa saja?
Dikelas 10, 11, 12 untuk sekarang
4 Berdasarkan pengalaman
mengajar Bapak apakah ada
materi yang sulit untuk diajarkan
kepada peserta didik?
Kimia organik, ikatan kimia, redoks,
konsep mol, bentuk molekul. Karena
abstrak, anak-anak harus mencari
struktur lewis, kalau pembelajaran
ofline dapat digunakan media
sebagai simbol. Sehingga membantu
anak-anak lebih mudah memahami
5 Bagaimana model pembelajaran
yang biasanya digunakan untuk
pembelajaran kimia?
Caramah dan diskusi kelompok.
Dimasa pandemi, menggunakan
zoom, menyampaikan materi dalam
bentuk PPT beraudio dan pdf.
6 Bagaimana model pembelajaran
yang biasa digunakan khususnya
pada materi reaksi redoks?
PBL
- Membaca
- Diskusi
- Mengajukan pertanyaan
- Menjawab
- Diskusi secara umum
7 Bagaimana metode pembelajaran
yang biasa dilakukan pada
pembelajaran kimia?
Ceramah dan diskusi kelompok
Pandemi: Diskusi melalui group WA
8 Bagaimana metode pembelajaran
yang biasanya dilakukan
khususnya pada materi reaksi
redoks?
Dulu saat pembelajaran online
menggunakan metode diskusi
kelompok dan ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
9 Menurut Bapak seberapa penting
model dan metode pembelajaran
dalam mempengaruhi hasil
belajar peserta didik
Metode dan model pembelajaran
sangat penting dalam menentukan
keberhasilan belajar. Materi yang
mudah jika salah penyampaian akan
menjadi sulit dipahami oleh siswa.
Misalnya laju reaksi, jika hanya
diberi ppt maka nilainya jelek tetapi
jika misalnya anak-anak disuruh
praktikum anak-anak memiliki nilai
yg lebih baik
10 Apakah ada hambatan dalam
penerapan model pembelajaran
yang digunakan?
Dari segi waktu jika menggunakan
model yang ideal
11 Bagaimana cara penyelesaian
Bapak terhadap hambatan
tersebut?
Beberapa tahap ditiadakan atau
dipersingkat
12 Bagaimana antusias peserta
didik dalam mengikuti
pembelajaran kimia?
Saat pandemi
Sebagian besar peserta didik
memiliki antusias untuk belajar. Hal
ini dapat dilihat dari keterlibatan
dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran melalui zoom. Hanya
saja kadang terkendala karena
jaringan atau kuota internet
Tugas: sebagain besar
mengumpulkan tepat waktu
13 Bagaimana antusias peserta
didik dalam mengikuti
pembelajaran khususnya pada
materi reaksi redoks?
Saat pandemi belum pernah
mengajar dengan materi reaksi
redoks
14 Apakah kesulitan belajar kimia
dan penyebabnya yang dialami
oleh peserta didik?
Materi yang abstrak dan hitung-
hitungan. Anak-anak susah
memahami yang abstrak dan juga
hitung-hitungan.
15 Apakah kesulitan belajar materi
reaksi redoks dan penyebabnya
yang dialami oleh peserta didik?
Belum sampai
Tetapi dulu saat ofline dalam materi
reaksi redoks anak-anak perlu untuk
memahami bilangan oksidasi
terlebih dahulu
16 Berapa nilai rata-rata UH pada
materi kimia?
60 % dan 40 %
60 % tuntas, 40 % tidak tuntas
17 Berapa nilai rata-rata UH pada
KD untuk materi Reaksi
Redoks?
1:1, 50% tuntas, 50% tidak tuntas.
Tetapi bergantung pada tingkat soal
yang diberikan. Jika level soal tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
kebanyakan anak-anak tidak lulus
sehingga menurunkan level soalnya.
18 Media pembelajaran apa yang
Bapak gunakan ketika mengajar
materi reaksi redoks
Dulu saat ofline menggunakan ppt
19 Bagaimana respon peserta didik
terhadap media yg digunakan?
-
20 Apakah ada perbedaan media
yang digunakan pada
pembelajaran luring dan daring?
Ya, media pembelajaran online
terbatas pada ppt beraudio
21 Apakah media pembelajaran
mempengaruhi hasil belajar
peserta didik pada materi reaksi
redoks?
Media pembelajaran sangat
mempengaruhi hasil belajar peserta
didik karena melalui media
membantu peserta didik memahami
materi dengan lebih mudah
22 Sejauh manakah Bapak
mengetahui tentang Flipped
Classroom?
Belum mengetahui
23 Apakah Flipped Classroom telah
diterapkan pada pembelajaran
kimia?
-
24 Dalam penerapan Flipped
Clasroom, biasanya materi
disampaikan dalam bentuk apa?
-
25 Apakah ada hambatan Bapak
dalam menerapkan Flipped
Classroom?
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 17 Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest
Nomor
Soal
Rata-Rata Hasil Validasi
Vaidator
1
Validator
2
Validator
3
Validator
4
Rata-
Rata
1 3,1 4 4,7 5 4,2
2 4 5 4,7 5 4,675
3 4 4 4,7 5 4,425
4 4 5 4,7 5 4,675
5 4 4,3 5 5 4,575
6 4 5 4,8 5 4,7
7 4 5 4,8 5 4,7
8 4 4,3 4,8 5 4,525
9 4 4,3 4,8 5 4,525
10 4 4,3 4,8 5 4,525
11 4 4,3 4,5 5 4,45
12 4 4 4,7 5 4,425
13 4 4,3 4,5 5 4,45
14 4 5 4,5 5 4,625
15 4 4 4,7 5 4,425
16 4 5 4,7 5 4,675
17 4 5 4,7 5 4,675
18 4 4,3 4,7 5 4,5
19 4 4,3 4,7 5 4,5
20 4 4,3 4,7 5 4,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Validasi LKPD
Aspek yang
Dinilai
Butir
Pernyataan
Rata-Rata Hasil Validasi
Vaidator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Rata-Rata
Format LKPD
1 5 4 4 4 4,25
2 5 4 4 4 4,25
3 5 4 4 4 4,25
Isi LKPD
4 5 5 5 4 4,75
5 5 5 5 4 4,75
6 4 5 5 4 4,5
7 5 4 4 4 4,25
8 4 5 4 5 4,5
Bahasa 9 4 5 4 5 4,5
10 4 5 4 4 4,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 19 Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Validasi Butir Soal dalam LKPD
Nomor
Soal
Rata-Rata Hasil Validasi
Vaidator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Rata-Rata
1 4,1 5 4,3 5 4,6
2 4,1 4,3 4,3 5 4,425
3 4,1 4,3 4,3 5 4,425
4 4,3 5 4,3 5 4,65
5 4,3 4,3 4,1 5 4,425
6 4,3 4,3 4 5 4,4
7 4,3 4,3 4,3 5 4,475
8 4,3 4,3 4,5 5 4,525
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 20 Rekapitulasi Hasil Validasi Lembar Observasi
Aspek Butir Pernyataan Rata-Rata Hasil Validasi
Vaidator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Rata-Rata
Kelayakan Isi 1 5 5 4 5 4,75
2 4 5 4 5 4,5
Kelayak
Penyajian
3 4 4 5 5 4,5
3 4 5 5 5 4,75
Kelayakan bahasa 5 4 5 5 4 4,5
6 4 5 5 5 4,75
Lampiran 21 Rekapitulasi Hasil Validasi Angket Respon
Aspek Butir Pernyataan Rata-Rata Hasil Validasi
Vaidator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Rata-Rata
Kelayakan Isi 1 5 5 4 5 4,75
2 5 4 5 4 4,5
Kelayak
Penyajian
3 5 4 5 5 4,75
3 4 4 5 4 4,25
Kelayakan bahasa
5 4 5 4 4 4,25
6 4 5 5 4 4,5
7 3 4 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 22 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest
Kode Peseta
Didik
Pretest
Pertemuan 1
Posttest
Pertemuan 1
Pretest
Pertemuan 2
Posttest
Pertemuan 2
B1 2 7 3 8
B2 4 8 3 9
B5 2 5 4 10
B6 2 7 1 8
B7 3 7 3 9
B9 5 7 5 8
B12 4 7 8 10
B13 4 10 5 9
B14 2 7 3 7
B15 4 9 6 7
B16 1 4 2 7
B17 5 10 4 7
B18 2 7 3 6
B19 4 8 5 8
B20 3 9 4 10
B23 2 7 1 6
B24 2 4 4 6
B26 3 5 2 5
B27 3 4 2 5
B28 1 3 2 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Observasi Pertemuan 1
Kode Peserta Didik P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 10 Σ YA Σ TIDAK % Kriteria
B1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B2 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6 4 60% Tinggi
B5 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B6 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6 4 60% Tinggi
B7 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 6 4 60% Tinggi
B9 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B12 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B13 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6 4 60% Tinggi
B14 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 6 4 60% Tinggi
B15 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B16 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B17 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B18 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 6 4 60% Tinggi
B19 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 5 50% Cukup Tinggi
B20 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 6 4 60% Tinggi
B23 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B24 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B26 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B27 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5 5 50% Cukup Tinggi
B28 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5 5 50% Cukup Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Observasi Pertemuan 2
Kode Peserta Didik P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 10 Σ YA Σ TIDAK % Kriteria
B1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 3 70 Tinggi
B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 100 Sangat Tinggi
B5 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 2 80 Sangat Tinggi
B6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 90 Sangat Tinggi
B7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 100 Sangat Tinggi
B9 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 2 80 Sangat Tinggi
B12 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 3 70 Tinggi
B13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 90 Sangat Tinggi
B14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 90 Sangat Tinggi
B15 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 6 4 60 Tinggi
B16 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 2 80 Sangat Tinggi
B17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 100 Sangat Tinggi
B18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 90 Sangat Tinggi
B19 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 6 4 60 Tinggi
B20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0 100 Sangat Tinggi
B23 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 3 70 Tinggi
B24 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 6 4 60 Tinggi
B26 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 3 70 Tinggi
B27 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 3 70 Tinggi
B28 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 3 70 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 25 Rekapitulasi Hasil LKPD Kelompok
Kode Peseta
Didik
Nilai Kelompok
Pertemuan 1
Nilai Kelompok
Pertemuan 2
Nama
Kelompok
B1 92 96 Gas Mulia
B2 94 100 Halogen
B5 82 96 Alkali Tanah
B6 98 98 Alkali
B7 92 96 Gas Mulia
B9 98 98 Alkali
B12 98 98 Alkali
B13 92 96 Gas Mulia
B14 92 96 Gas Mulia
B15 82 96 Alkali Tanah
B16 94 100 Halogen
B17 94 100 Halogen
B18 92 96 Gas Mulia
B19 98 98 Alkali
B20 82 96 Alkali Tanah
B23 82 96 Alkali Tanah
B24 82 96 Alkali Tanah
B26 98 98 Alkali
B27 94 100 Halogen
B28 94 100 Halogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Angket
Kode
Peserta
Didik
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Σ
Skor % Kriteria
B1 3 2 3 3 5 3 4 4 5 5 4 3 4 4 4 56 74,6 Positif
B2 5 3 4 4 5 3 4 5 5 2 5 3 4 4 3 59 78,6 Positif
B5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 52 69,3 Kurang
Positif
B6 4 4 2 2 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 54 72 Positif
B7 3 4 4 4 3 2 3 3 5 5 4 3 3 3 3 52 69,3 Kurang
Positif
B9 4 2 3 3 4 3 4 2 4 4 3 2 2 2 3 45 60 Kurang
Positif
B12 2 2 2 4 3 2 4 2 5 5 2 2 1 2 3 41 56,6 Kurang
Positif
B13 5 4 5 4 5 4 4 5 3 3 3 4 5 3 3 60 80 Positif
B14 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 63 84 Positif
B15 2 2 2 2 3 2 2 2 5 2 1 2 4 2 4 37 49.3 Tidak
Positif
B16 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 56 74.6 Positif
B17 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 3 41 54.6 Kurang
Positif
B18 5 4 4 4 5 4 3 5 3 3 3 4 5 5 5 62 82.6 Positif
B19 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 63 84 Positif
B20 4 3 4 3 5 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 52 69.3 Kurang
Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
B23 4 5 4 4 5 3 5 4 5 5 4 4 5 4 5 66 88 Sangat
Positif
B24 2 2 3 1 4 1 2 4 2 3 3 3 4 4 4 42 56 Kurang
Positif
B26 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 65 86.6 Sangat
Positif
B27 5 5 3 3 5 3 5 5 5 5 5 3 4 5 3 64 85.3 Sangat
Positif
B28 5 3 4 4 5 4 3 4 3 3 3 4 5 5 4 59 78.6 Positif
Rata-
Rata 3.8 3.35 3.5 3.4 4.15 3.15 3.6 3.7 3.95 3.65 3.4 3.45 3.9 3.75 3.7 54,45 72,7 Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 27 Contoh Hasil LKPD Pertemuan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 28 Contoh Hasil LKPD Pertemuan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 29 Surat Keterangan telah Selesai Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI