127
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Karina Eka Eridani NIM: 152114069 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

  • Upload
    others

  • View
    35

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

(Studi Kasus pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Karina Eka Eridani

NIM: 152114069

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

i

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

(Studi Kasus pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Karina Eka Eridani

NIM: 152114069

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

iv

PERSEMBAHAN

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap

orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

~ Yohanes 3:16 ~

“Hidupku menggenapi Firman-Mu tanda Mujizat sertai tiap lagkahku, Kau bersamaku di dalam ku. Jadi bukti kebesaran-Mu

-NDC Worship-

Karya ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tuaku, Sugeng Praptono dan Endah Tri Nugraheni

Seluruh keluarga Besar

Sahabat-sabatku tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTASI

PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

(Studi Kasus pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya)

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 18 Juli 2019 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini

tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan

cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui

seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain

tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan

saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan

menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,

berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Karina Eka Eridani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Karina Eka Eridani

Nomor Mahasiswa : 152114069

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA INDUSTRI KECIL

DAN MENENGAH

(Studi Kasus pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikn secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Juli 2019

Yang menyatakan,

Karina Eka Eridani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang senantiasa melimpahkan kasih dan berkatnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata

Darma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar

dan mengembangkan kepribadian.

3. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc, QIA selaku Pembimbing yang telah sabar

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Yohanes Pembaptis Supardiyono selaku Dosen Pembimbing Akademik

kelas B

5. Semua Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bimbingan dan

pengajaran kepada penulis selama masa studi.

6. Bpk. H. Affan Susanto dan Bpk Budi Wahyono selaku Manajer dan Wakil

Manager Koperasi Industri Batur Jaya yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penilitian di Koperasi Industri Batur Jaya

7. Seluruh IKM Pengecoran Logam Batur, Ceper yang telah membantu dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku yang selalu mendokan dan memberi semangat kepada

penulis hingga skripsi ini dapat selesai.

9. Tante Levi yang membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

viii

10. Sahabat-sahabat dan teman-temanku (Rifa, Regina, Atik, Emil, Nora, Mbak

Elsa, Mbak Sinta, Mbak Pinta, Mbak Tituk, Mbak Rilis, Siu, Mbak Lia, Buk

Wati, Mas Yono, Om Felix , Dek Siti dan teman-teman Banana), atas doa,

dukungan dan semangat.

11. Teman-teman mahasiswa/ mahasiswi Program Studi Akuntansi 2015

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terkhusus teman-teman MPAT

(Skripsi Woyo-woyo), yang senantiasa mendukung dan menyemangati

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman kelas B Akuntansi 2015 yang senantiasa menyemangati dan

mendoakan penulis dalam menyeesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengarapkan kritik dan saran. Semiga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2019

Karina Eka Eridani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA TULIS SKRIPSI ............. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii

HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xiii

ABSTRAK ........................................................................................................... xiv

ABSTRACT .......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH .............................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 5

C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................... 6

D. MANFAAT PENELITIAN ........................................................................... 6

E. SISTEMATIKA PENULISAN ..................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9

A. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) .......................................... 9

1. Definisi Corporate Governance (GG) ....................................................... 9

2. Definisi Good Corporate Governance (GCG) .......................................... 9

3. Prinsip- prinsip Good Corporate Governance (GCG) ........................... 10

4. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance (GCG) ...................... 11

5. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance Bagi UKM ............... 12

B. KEBERLANGSUNGAN USAHA .............................................................. 13

1. Pengertian Keberlangsungan Usaha (Going Concern) ........................... 13

2. Hubungan Prinsip Good Corporate Governance dengan Keberlangsungan

Usaha....................................................................................................... 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

x

C. INDUSTRI ................................................................................................... 19

1. Pengertian Industri .................................................................................. 19

2. Tujuan Penyelenggaraan Industri ........................................................... 20

D. INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) ......................................... 20

1. Pengertian Industri Kecil dan Menengah ................................................ 20

2. Karakteristik Industri Kecil dan Menengah (IKM) ................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 25

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 25

1. Tempat Penelitian ................................................................................... 25

2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 25

C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................ 25

1. Subjek Penelitian .................................................................................... 25

2. Objek Penelitian ...................................................................................... 25

D. Populasi Sasaran .......................................................................................... 26

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 26

1. Wawancara .............................................................................................. 26

2. Kuesioner ................................................................................................ 27

3. Observasi................................................................................................. 27

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ............................ 27

G. Sumber Data ................................................................................................ 30

H. Teknik Analisis Data ................................................................................... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH ......... 37

A. Latar Belakang Berdirinya Industri Kecil dan Menengah yang diteliti ....... 37

B. Lokasi Usaha ............................................................................................... 37

C. Struktur Organisasi ...................................................................................... 38

D. Proses Pengecoran Logam pada IKM.......................................................... 39

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................................. 43

A. Profil Responden ......................................................................................... 43

1. Nama responden, jabatan dan nama IKM ............................................... 43

2. Jenis Kelamin .......................................................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

xi

3. Usia ......................................................................................................... 45

4. Pendidikan terakhir ................................................................................. 45

B. Analisis Data dan Pembahasan .................................................................... 45

1. Rumusan masalah pertama “ Apakah IKM yang tergabung dengan

Koperasi Industri Batur Jaya sudah menerapkan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance?” ......................................................................... 46

2. Rumusan Masalah 2 “Apakah prinsip-prinsip Good Corporate

Governance mendukung keberlangsungan usaha pada IKM ?” ............ 82

BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 90

A. Kesimpulan .................................................................................................. 90

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 90

C. Saran ............................................................................................................ 90

1. Saran untuk peneliti selanjutnya ............................................................. 90

2. IKM ......................................................................................................... 91

3. Koperasi Industri Batur Jaya ................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 92

LAMPIRAN .......................................................................................................... 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pengukuran Penerapan prinsip GCG .................................................... 30

Tabel 3.2 Skor Penerapan prinsip-prinsip GCG untuk setiap IKM ...................... 32

Tabel 3.3 Skor Penerapan Setiap Item Prinsip-prinsip GCG ............................... 34

Tabel 4.1 Alamat Lokasi Industri Kecil dan Menengah ....................................... 37

Tabel 5.1 Nama Responden, Jabatan dan Nama IKM .......................................... 43

Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 44

Tabel 5.3 Usia responden ..................................................................................... 45

Tabel 5.4 Pendidikan terakhir responden ............................................................. 45

Tabel 5.5 Skor Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada

IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya ................. 46

Tabel 5.6 Persentase Jumlah IKM dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Good

Corporate Governance ........................................................................ 47

Tabel 5.7 Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip

Transparansi.......................................................................................... 49

Tabel 5.8 Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip

Akuntabilitas ......................................................................................... 55

Tabel 5.9 Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip

Responsibilitas ...................................................................................... 62

Tabel 5.10 Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip

Independensi ......................................................................................... 69

Tabel 5.11 Penerapan Good Corporate Governance Pada Aspek Kewajaran

dan Kesetaraan ...................................................................................... 75

Tabel 5.12 Skor rata-rata penerapan prinsip Good Corporate Governance ....... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 95

Lampiran II Kuesioner ........................................................................................ 97

Lampiran III Data Kuesioner .............................................................................. 105

Lampiran IV Pertanyaan Wawancara ................................................................. 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

xiv

ABSTRAK

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

(Studi Kasus Pada IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya)

Karina Eka Eridani

NIM:152114069

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip Good Corporate

Governance (prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan

kewajaran dan kesetaraan) dan untuk mengetahui apakah penerapan prinsip Good

Corporate Governance (GCG) dalam mendukung keberlangsungan usaha.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada IKM yang tegabung dalam

Koperasi Industri Batur Jaya dengan jumlah populasi sasaran 24 IKM. Sumber data

yang digunakan adalah data primer dengan kuesioner, wawancara, dan observasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa IKM yang tergabung dalam

Koperasi Industri Batur Jaya baru menerapkan sebagian prinsip Good Corporate

Governance dan hanya 3 prinsip yang mendukung keberlangsungan usaha.

Kata kunci: Prinsip Good Corporate Governance, IKM, keberlangsungan IKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

xv

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PRINCIPLES TO SUPPORT THE CONTINUITY OF

SMALL AND MEDIUM INDUSTRIES

(A Case Study at Small and Medium Industries Joined in

Koperasi Industri Batur Jaya)

Karina Eka Eridani

NIM:152114069

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2019

This research aims to determine the implementation of Good Corporate

Governance Principles (transparency, accountability, responsibility, independency

and fairness), as well as to analyze the Good Corporate Governance in supporting

the continuity of Small and Medium Industries joined at Koperasi Industri Batur

Jaya.

The type of this research is a case study on Small and Medium Industries

joined at Koperasi Industri Batur Jaya. The targeted population was 24 Small and

Medium Industries. The data was collected from questionnaires, interviews, and

observations. The data analysis technique used was qualitative descriptive analysis

techniques.

The results of this study indicated that Small and Medium Industries joined

at Koperasi Industri Batur Jaya applied some of the principles of Good Corporate

Governance. Futhermore, there were only 3 principles that support business

continuity.

Keywords: Good Corporate Governance Principles, Small and Medium Industries,

Continuity of Small and Medium Industries.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator penting untuk

menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu negara yang diukur

dari perbedaan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun tertentu dan tahun

sebelumnya. Perekonomian akan mengalami pertumbuhan apabila jumlah total

output produksi barang dan penyediaan jasa lebih besar daripada tahun

sebelumnya (Ervani, 2004). Hal tersebut dapat dilihat pada tahun 2017

pertumbuhan ekonomi di Indonesia menurut Badan Pengelola Statistik (BPS)

mengalami kenaikan sebesar 5,07% dengan Produk Domestik Bruto sebesar

Rp13.558,8 triliun. Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) didukung oleh

5 sektor bisnis yaitu Industri, Konstruksi, Perdagangan, Pertanian, dan lainnya.

Kontribusi sektor industri dalam meningkatkan Produk Domestik Bruto dari

tahun 2015-2017 mengalami penurunan. Pada tahun 2015 peran sektor industri

sebanyak 0,94%, Pada Tahun 2016 peran sektor industri semakin turun dengan

persentase 0,92% dan Tahun 2017 sektor industri mengalami penurunan

kembali dengan persentase 0,91%. Dapat dilihat bahwa kondisi Industri di

Indonesia lemah dalam kontribusinya meningkatkan Produk Domestik Bruto

(PDB).

Menurut Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 64

tahun 2016 Industri dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu Industri kecil,

menengah dan besar. Industri kecil merupakan industri yang mempekerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

2

paling banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi kurang dari

Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha. Industri menengah merupakan industri yang mempekerjakan

paling banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki nilai investasi paling sedikit

Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau mempekerjakan paling sedikit

20 orang tenaga kerja dan memiliki nilai investasi paling banyak

Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah). Industri Besar merupakan

industri yang mempekerjakan paling sedikit 20 orang tenaga kerja dan

memiliki nilai investasi lebih dari Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar

rupiah).

Menurut Simatupang, et al. (1994 )dan Kuncoro (1996 ) dalam Ihsannudin

(2011) IKM memiliki peranan penting bagi perekonomian indonesia karena

dapat mengatasi permasalahan pemerataan dalam distribusi pendapatan antar

wilayah, mengurangi pengangguran, pengurangan jumlah kemiskinan,

pembangunan ekonomi di pedesaan. Menurut Inhasannudin (2011) sektor

industri kecil dan menengah meskipun tidak didukung dengan modal besar

namun lebih mampu bertahan disaat menghadapi krisis. Hal ini disebabkan

pembiayaan yang kecil, penggunaan bahan baku yang berlimpah dan

penggunaan tenaga kerja rumah tangga yang digunakan. Namun demikian,

bukan berarti sektor industri kecil dan menengah dapat terhindar dari krisis atau

permasalahan dalam menjalankan usahanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

3

Dalam penelitian Hidayat dan Herlambang (2009) permasalahan pokok

yang dihadapi oleh IKM adalah rendahnya tingkat produktivitas dan

kemampuan daya saing dalam memasarkan produknya. Ada beberapa faktor

yang menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing pada IKM, yaitu

pengaruh perekonomian global yang tidak mampu diantisipasi secara cepat dan

tepat, lemahnya kualitas sumber daya manusia dalam mengelola IKM, kualitas

produk yang kalah bersaing, kemampuan daya usaha dalam merebut pasar

global rendah, kurangnya memperoleh informasi yang akurat dan memadai,

lemahnya permodalan, pemberdayaan usaha yang tidak tepat dan kurang

efisien dan lemahnya kebijakan pemerintah yang berpihak pada IKM.

Permasalahan tersebut muncul karena sebagian besar IKM masih menjalankan

usahanya secara konvensional dan belum menerapkan serta mengenal prinsip-

prinsip Good Corporate Governance.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada IKM maka perlu

menerapkan prinsip GCG. Menurut Suparwo (2018) salah satu penyebab

adanya masalah permodalan adalah bersikap tidak terbuka dalam memberikan

informasi kepada publik sehingga menyebabkan para investor atau lembaga

keuangan enggan menanamkan modalnya. Prinsip transparansi perlu

diterapkan karena dengan bersikap terbuka kepada publik maka IKM akan

lebih mudah mendapatkan pendanaan dari investor atau lembaga keuangan.

Selain dapat mengatasi permasalahan pokok pada IKM, penerapan Good

Corporate Governance juga akan mendukung keberlangsungan usaha pada

IKM. Karena semua IKM tentu menginginkan usahanya terus menerus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

4

berlangsung dan mampu melanjutkan kegiatan usahanya pada masa

mendatang, suatu IKM dianggap dapat berlangsung dengan baik jika dilihat

dari aspek-aspek penting dalam suatu usaha yaitu permodalan, sumber daya

manusia, dan produksi. Keberlangsungan usaha tidak hanya didukung oleh

aspek-aspek tersebut namun dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam

IKM.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG yaitu prinsip transparansi yaitu

dengan bersikap terbuka kepada publik maka IKM lebih mudah dalam

mendapatkan pendanaan dari para investor atau lembaga keuangan, penerapan

penggunaan prinsip akuntabilitas juga membuat otorisasi atau pembagian kerja

dalam IKM akan meningkatkan produksi karena tugas, tanggung jawab pada

masing-masing karyawan menjadi jelas, penerapan prinsip responsibilitas juga

akan mendukung keberlangsungan dalam memperoleh modal karena adanya

tanggung jawab dari peminjam modal untuk mengembalikan pinjaman maka

hubungan antara pemberi modal dan peminjam terpelihara dengan baik,

penerapan prinsip independensi juga mempengaruhi keberlangsungan produksi

karena adanya sikap independen dalam hal pengambilan keputusan mengenai

pemasok bahan baku akan berpengaruh pada hasil produksi. Penerapan prinsip

kewajaran dan kesetaraan juga dapat mendukung keberlangsungan usaha pada

IKM karena IKM akan lebih memperhatikan kepentingan karyawan karena

karyawan sebagai sumber daya manusia yang menentukan kesuksesan

berdirinya suatu perusahaan, menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan dan

memperlancar produktivitas dan memaksimalkan kinerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

5

Koperasi Industri Batur Jaya merupakan sebuah wadah bagi IKM-IKM

pengecoran logam di Batur. Dalam Koperasi Industri Batur Jaya terdapat 180

IKM pengecoran logam yang tergabung. Koperasi Industri Batur Jaya

merupakan koperasi yang menjadi penghubung antara konsumen dan IKM

dalam hal pemesanan barang serta perbaikan mesin. Peran Koperasi Industri

Batur Jaya adalah memberikan solusi terhadap permasalahan pada IKM serta

membantu IKM dalam hal permodalan. Adapun produk yang dihasilkan oleh

IKM-IKM di Batur Jaya antara lain tiang lampu, rel kereta api, mesin pabrik,

dan lain-lain.

Penelitian ini penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan pokok yang

dihadapi oleh IKM yaitu lemahnya permodalan dan mendukung

keberlangsungan usaha. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu

memberikan wawasan kepada IKM mengenai prinsip Good Corporate

Governance.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, maka peneliti

merumuskan permasalahan yang akan dikaji yaitu:

1. Apakah IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya sudah

menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance?

2. Apakah prinsip-prinsip Good Corporate Governance mendukung

keberlangsungan usaha pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri

Batur Jaya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

6

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya.

2. Untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

dalam mendukung keberlangsungan usaha pada IKM yang tergabung dalam

Koperasi Industri Batur Jaya.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian yang dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan dan menambah

ilmu pengetahuan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governnace

(GCG) yang diterapkan pada IKM.

2. Bagi IKM

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan bagi IKM

untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governnace (GCG)

sehingga IKM semakin lancar dalam menjalankan usahanya.

3. Bagi Koperasi Industri Batur Jaya

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada

Koperasi terkait dengan IKM yang memiliki tata kelola yang baik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

7

buruk serta memberikan kemudahan untuk Koperasi dalam melakukan

pengawasan bagi IKM yang masih memiliki tata kelola yang buruk.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mampu menambah wawasan

mengenai Good Corporate Governance pada IKM dan sebagai salah satu

sarana pembelajaran dalam melakukan penelitian ilmiah.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan ini akan dibagi dalam enam bab, dimana setiap bab

terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan satu kesatuan yang saling

berhubungan, yaitu sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan sebagai

pedoman dalam mengolah dan menganalisa data hasil penelitian

yang dilakukan peneliti.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, objek dan subjek

penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

8

teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, dan teknik analisis

data.

BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab ini membahas mengenai gambaran umum perusahaan yang

diteliti.

BAB V : Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini meliuti deskripsi data, analisis data, serta hasil penelitian

dan interpretasi.

BAB VI : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan,

keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan baik

untuk pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian maupun

untuk peneliti sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

1. Definisi Corporate Governance (GG)

Menurut Komite Cadburry (1992), Corporate Governance (CG) adalah

prinsip mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai

keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam

memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholder khususnya,

dan stakeholder pada umumnya. Menurut OECD (Organization for

Economic Corporation and Development, 2004), definisi Corporate

Governance (CG) adalah pembagian wewenang bagi pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan. Corporate Governance (CG) juga

menyediakan struktur untuk menetapkan dan mencapai tujuan, serta

mengawasi kinerja perusahaan.

2. Definisi Good Corporate Governance (GCG)

Menurut KNKG (2006), good corporate governance adalah salah satu

pilar dari sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik

terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha

di suatu negara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

10

3. Prinsip- prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Menurut pedoman umum Good Corporate Governance (GCG) KNKG

(2006), 5 prinsip GCG yaitu:

a. Transparansi (Transparancy)

Prinsip transparansi terkait dengan penyediaaan informasi yang material

dam relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh

pemangku kepentingan. Penerapan prinsip transparansi dalam IKM

diwujudkan dengan adanya sikap terbuka dalam memberikan informasi

terkait pola penggajian kepada karyawan, tata tertib dalam IKM.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip akuntabilitas terkait dengan pertanggungjawaban kinerja secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,

terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan kepentingan

pemangku lain. Penerapan prinsip akuntabilitas dalam IKM diwujudkan

dengan adanya arahan dari pemilik mengenai tahapan dalam

mengerjakan sesuatu (SOP), adanya penjelasan dari pemilik mengenai

tata tertib dalam IKM misalnya mengenai izin, dan jam kerja karyawan.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Prinsip responsibilitas terkait dengan patuh terhadap perundang-

undangan serta melaksanakan tanggungjawab terhadap masyarakat dan

lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam

jangka panjang dam mendapat pengakuan sebagai good corporate

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

11

citizen.Penerapan prinsip responsibilitas diwujukan oleh IKM dengan

pembayaran pajak dan penyampaian SPT yang dilakukan tepat waktu.

d. Independensi (Independency)

Prinsip independensi terkait dengan pengelolaan secara independen

sehingga masing-masing organ tidak saling mendominasi dan tidak dapat

diintervensi oleh pihak lain yang diwujukan dengan tidak adanya campur

tangan dari pihak lain dalam menentukan pemasok atau distributor dalam

IKM, pemilihan tenaga kerja, penyusunan rencana kerja dan

pengambilan keputusan dalam IKM.

e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Prinsip kewajaran dan kesetaraan terkait dengan pelaksanaan kegiatan,

perusahaan harus memperhatikan kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan

kesetaraan. Prinsip kewajaran dan kesetaraan diwujudkan dengan adanya

sikap setara dan adil dengan karyawan.

4. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

Menurut pedoman umum Good Corporate Governance (GCG) KNKG

(2006), manfaat Good Corporate Governance (GCG) yaitu:

a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan

yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,

independensi, serta kewajaran dan kesetaraan.

b. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun

internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

12

mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang

berkesinambungan.

5. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance Bagi UKM

Manfaat dari penerapan Good Corporate Governance pada UKM

menurut BAPEPAM (2011) dalam jurnal analisis tingkat implementasi

GCG pada UKM (2016) adalah mereka para wirausahawan yang tumbuh

dari UKM dan menjadi usaha besar. UKM membutuhkan tambahan sumber

daya (seperti: keuangan, aset dan teknologi) untuk tumbuh, penerapan

prinsip-prinsip GCG akan meningkatkan status bankable dan investable

perusahaan tersebut. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance akan mengurangi masalah berkaitan dengan informasi yang

tidak simetris dan membuat UKM lebih bebas resiko dalam sudut pandang

investasi menurut Mahmood (2008) dan Shantly dan Elsa (2009) dalam

jurnal siasat bisnis (2016)

Dube, Dube and Mishra (2011) dalam jurnal analisis tingkat

implementasi GCG pada UKM (2016) berpendapat bahwa manfaat

penerapan GCG pada UKM adalah membantu UKM dalam rangka

memperbaiki prospek mereka untuk mendapatkan alternatif pendanaan baik

dari investor maupun institusi keuangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

13

B. KEBERLANGSUNGAN USAHA

1. Pengertian Keberlangsungan Usaha (Going Concern)

Asumsi going concern adalah salah satu asumsi yang dipakai dalam

menyusun laporan keuangan suatu entitas ekonomi. Asumsi ini

mengharuskan entitas ekonomi secara operasional dan keuangan memiliki

kemampuan mempertahankan kelangsungan hidupnya atau going concern

(Purba 2009: 2).

Menurut Handayani (2017) dalam Widayanti, et al. (2007)

keberlangsungan usaha merupakan suatu bentuk kondisi usaha di mana

didalamnya terdapat cara-cara untuk mempertahankan, mengembangkan,

dan melindungi sumber daya serta memenuhi kebutuhan yang ada di dalam

suatu usaha (industri), cara-cara yang dipergunakan ini bersumber dari

pengalaman sendiri, orang lain, serta berlandaskan pada kondisi atau

keadaan ekonomi yang sedang terjadi di dalam dunia usaha sehingga

keberlangsungan usaha merupakan baik yang mencakup pertumbuhan,

perkembangan, strategi untuk menjaga kelangsungan usaha dan

pengembangan usaha dimana semua ini bermuara pada keberlangsungan

dan eksistensi (ketahanan) usaha.

Asumsi going concern digunakan apabila suatu perusahaan dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keberlangsungan hidup sebuah

usaha dinilai dari berbagai macam aspek, namun menurut beberapa ahli

keberlangsungan usaha dinilai dari hal-hal seperti berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

14

a. Sumber Daya Manusia

Menurut Retnosari (2017) sumber daya manusia merupakan salah satu

unsur atau bagian investasi terbesar dari suatu organisasi terutama bagi

organisasi bisnis. Perusahaan tidak akan mungkin dapat berjalan jika

sumber daya manusia yang ada tidak mampu melaksanakan tugasnya

dengan baik. Untuk itu faktor manusia memegang perananan utama

dalam setiap usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan kata lain

keberhasilan sebuah perusahaan dalam melaksanakan kegiatan

operasionalnya, tidak terlepas dari kualitas manajemen sumber daya

manusia yang dimilikinya

b. Modal

Menurut Utari & Dewi (2014) dalam Suparwo, et al (2018:211) modal

adalah faktor yang mempunyai peran cukup penting dalam proses

produksi, karena modal diperlukan ketika pengusaha hendak mendirikan

perusahaan baru atau untuk memperluas usaha yang sudah ada, tanpa

modal yang cukup maka akan berpengaruh terhadap kelancaran usaha,

sehingga akan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh.

c. Produksi

Menurut Assauri (2008: 17) produksi adalah suatu kegiatan atau proses

yang mengtransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran

(output) yang berupa barang atau jasa. Adapun aspek yang mendukung

keberlangsungan usaha dalam produksi meliputi bahan baku,kualitas

barang hasil produksi, dan ketepatan dalam menyelesaikan pesanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

15

2. Hubungan Prinsip Good Corporate Governance dengan

Keberlangsungan Usaha

a. Hubungan Prinsip Transparansi dan Keberlangsungan Usaha (Sumber

Daya Manusia & Permodalan)

1) Prinsip Transparansi dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Prinsip transparansi menjelaskan bahwa perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dan dipahami oleh

pihak yang berkepentingan KNKG (2006). Pihak yang

berkepentingan yang dimaksud salah satunya adalah karyawan atau

sumber daya manusia karena merupakan salah satu unsur atau bagian

investasi terbesar dari suatu organisasi terutama bagi organisasi bisnis

(Retnosari, 2017). Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh

karyawan adalah gaji, informasi mengenai bonus, tunjangan dan

fasilitas-fasilitas karyawan. Dengan bersikap transparan dengan

karyawan akan membuat karyawan memperoleh informasi yang jelas

dan merasa nyaman dalam bekerja sehingga memiliki loyalitas yang

tinggi. Adanya penerapan prinsip transparansi dalam hal penyampaian

informasi kepada karyawan menyebabkan loyalitas karyawan tinggi

sehingga keberlangsungan usaha akan terus berlanjut.

2) Prinsip Transparansi dan Keberlangsungan Usaha (Permodalan)

Prinsip transparansi menjelaskan mengenai keterbukaan yang

dianut oleh perusahaan dalam pemberitahuan informasi yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

16

terbatas pada visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi

keuangan, susunan dan kompensasi pengurus KNKG (2006). Adanya

sikap transparan dalam pemberitahuan informasi melalui

penyampaian laporan keuangan dan non keuangan kepada publik dan

pemberi modal menyebabkan IKM terhindar dari masalah permodalan

dikarenakan mudahnya mendapatkan modal dari para investor atau

lembaga keuangan. Selain itu, menurut Utari & Dewi (2014) dalam

Suparwo et al (2018) modal adalah faktor yang mempunyai peran

cukup penting karena diperlukan ketika pengusaha hendak

mendirikan perusahaan atau memperluas usaha. Tanpa modal yang

cukup maka akan berpengaruh terhadap kelancaran usaha. Adanya

sikap transparan dalam pemberitahuan informasi melalui

penyampaian laporan keuangan dan non keuangan kepada publik akan

berpengaruh terhadap permodalan sehingga keberlangsungan usaha

akan terus berlanjut.

b. Hubungan Prinsip Akuntabilitas dan Keberlangsungan Usaha (Produksi)

Prinsip Akuntabilitas menjelaskan bagaimana perusahaan dapat

mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar.

Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua

karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab,

dan perannya dalam pelaksanaan GCG KNKG (2006). Menurut Moenir

(1987) dalam Fera (2014) Pembagian kerja atau fungsi otorisasi

merupakan cara untuk melaksanakan fungsi akuntabilitas dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

17

dikarenakan dapat memberikan kemudahan bagi seseorang untuk

mengerjakan pekerjaannya tanpa harus menunggu perintah, mengetahui

batas-batas tanggung jawab dan wewenang, memberikan kemudahan

dalam pengawasan, tidak terjadi benturan dalam melakukan pengawasan,

dan menjadi tolak ukur pertimbangan dalam penentuan kebutuhan

pendidikan bagi karyawan. Dengan melaksanakan fungsi otorisasi atau

pembagian kerja maka IKM tersebut akan tepat waktu dalam

menyelesaikan pesananan dan menyebabkan proses produksi menjadi

lancar. Jika IKM tersebut mampu menyelesaikan pesanan secara tepat

waktu maka konsumen merasa puas dan memutuskan untuk menjadi

pelanggan tetap. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa IKM mampu

mempertahankan keberlangsungan usahanya.

c. Hubungan Prinsip Responsibilitas dan Keberlangsungan Usaha

(Permodalan)

Prinsip responsibilitas juga memiliki hubungan dengan pengembalian

pinjaman kepada pemberi modal. Adanya tanggung jawab IKM untuk

mengembalikan pinjaman secara tepat waktu akan membuat hubungan

antara pihak pemberi modal dengan peminjam dapat terpelihara secara

berkesinambungan. Salah satu unsur dari pemberian pinjaman adalah

kepercayaan pemberi modal kepada peminjam dalam pengembalian

pinjaman secara tepat waktu, jika tidak tepat waktu dalam pengembalian

pinjaman maka pemberi modal akan memberikan denda berupa bunga

dan tidak akan memberikan pinjaman. Jika IKM mampu mengembalikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

18

pinjaman kepada pemberi modal maka IKM tersebut bisa

mempertahankan, dan melindungi sumber daya yang ada didalam

usahanya. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa IKM mampu

mempertahankan keberlangsungan usahanya.

d. Prinsip Independensi dan Keberlangsungan Usaha (Produksi)

Prinsip Independensi menjelaskan bahwa masing-masing organ

perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun,

tidak terpengaruh dengan pihak lain KNKG (2006). Pemilik IKM juga

harus menghindari adanya dominasi dari pihak tertentu yang

menyebabkan pengambilan keputusan tidak berjalan dengan baik. Salah

satu contohnya adalah dalam pengambilan keputusan mengenai

pemilihan pemasok bahan baku karena pemilihan bahan baku harus

cermat karena akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Jika

kualitas produk yang dihasilkan baik maka loyalitas konsumen terhadap

perusahaan semakin meningkat. Menurut Stevenson dalam Sihombing

(2017) manfaat jika perusahaan memiliki produk yang baik adalah

naiknya reputasi perusahaan, kemampuan menentukan harga premium,

peningkatan marketshare, loyalitas konsumen yang kuat, biaya liability

yang lebih kecil, masalah produksi yang lebih sedikit, meningkatnya

produksi, komplain yang lebih sedikit dari knsumen, biaya produksi yang

kecil, dan keuntungan yang lebih tinggi. Hal ini dapat dimaknai bahwa

jika IKM dapat menghasilkan produk yang baik maka IKM tersebut

mampu mempertahankan keberlangsungan usaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

19

e. Hubungan Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan & Keberlangsungan

Usaha (Sumber Daya Manusia)

Prinsip Kewajaran dan kesetaraan menjelaskan bahwa perusahaan

harus senantiasa memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terkait

dalam bisnis KNKG (2006). Kepentingan yang dimaksud adalah

kepentingan para karyawan karena sumber daya manusia merupakan

salah satu unsur atau bagian investasi terbesar dari suatu organisasi

terutama bagi organisasi bisnis (Retnosari, 2017). Selain itu karyawan

dianggap penting karena dapat menentukan kesuksesan berdirinya suatu

perusahaan, menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan dalam

membantu memperlancar produktivitas dan memaksimalkan kinerja,

apabila karyawan tidak bekerja secara produktif dan efisien maka

menjadi faktor penghambat untuk perusahaan. Karena peran karyawan

sangat penting bagi perusahaan maka IKM harus memberikan perlakuan

yang setara juga adil dalam hal penggajian dan perlakuan karena

karyawan merasa dihargai ketika mendapat perlakuan secara adil dan

karyawan menjadi nyaman sehingga loyalitas kepada perusahaan tinggi.

Adanya prinsip kewajaran dan setaraan dalam pemberian gaji karyawan

yang berasal dari anggota keluarga dan non keluarga mempengaruhi

loyalitas karyawan dalam IKM sehingga keberlangsungan usaha akan

terus berlanjut.

C. INDUSTRI

1. Pengertian Industri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

20

Industri adalah seluruh bentuk ekonomi yang mengolah bahan baku dan /

atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menhasilkan barang

yang mempunyai nilai tambah atau mafaat lebih tinggi, termasuk jasa

industri (UU RI NO 3 TH 2014).

2. Tujuan Penyelenggaraan Industri

Berdasarkan pada UU RI NO 3 TH 2014, terdapat beberapa tujuan

penyelenggaraan industri yang meliputi:

a. Mewujudkan Industri nasional sebagai pilar dan penggerak

perekonomian nasional;

b. Mewujudkan kedalaman dan kekuatam struktur Industri;

c. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta

Industri Hijau;

d. Mewujudkan kepastian berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

e. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

f. Mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah

Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan

g. Meningkatkan kemakmuran dan kesejateraan masyarakat serta

berkeadilan.

D. INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

1. Pengertian Industri Kecil dan Menengah

a. Badan Pusat Statistik (BPS)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

21

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan Industri Kecil dan

Menengah (IKM) sebagai berikut:

1) Industri Rumah Tangga, yaitu suatu unit (kesatuan) usaha yang

melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau

jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan

mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan

struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggungjawab

atas usaha, yang memiliki tenaga kerja sebanyak 1-4 orang.

2) Industri Kecil, yaitu suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan

kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak

pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan

administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada

seseorang atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha, yang

memiliki tenaga kerja sebanyak 5-19 orang.

3) Industri Sedang, yaitu suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan

kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak

pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan

administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada

seseorang atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha, yang

memiliki tenaga kerja sebanyak 20- 99 orang.

4) Industri Besar, yaitu suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan

kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak

pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

22

administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada

seseorang atau lebih yang bertanggungjawab atas usaha, yang

memiliki tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih.

b. Menurut Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 64

tahun 2016 pasal 3, 4 dan 5. Industri dikelompokkan dalam kategori

berikut:

1) Industri Kecil, merupakan industri yang mempekerjakan paling

banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi kurang dari

Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha. Tanah dan bangunan yang dimaksud

merupakan tanah dan bangunan yang lokasinya menjadi satu dengan

lokasi tempat tinggal pemilik usaha.

2) Industri Menengah, merupakan industri yang mempekerjakan paling

banyak 19 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi paling

sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau mempekerjakan

paling sedikit 20 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi

paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).

3) Industri Besar, merupakan industri yang mempekerjakan paling

sedikit 20 orang tenaga kerja dan memiliki Nilai investasi lebih dari

Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).

2. Karakteristik Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Karakteristik Industri kecil dan menengah menurut Kuncoro (2008) dalam

Ihsannudin (2011) yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

23

a. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan

operasi

b. Rendahnya akses terhadap lembaga – lembaga kredit.

c. Belum memiliki status badan hukum.

Industri kecil dan menengah banyak bergerak di kelompok usaha

makanan, minuman, dan tembakau; industri galian bukan logam; industri

tekstil; dan industri kayu, rotan dan sejenisnya.

E. PENELITIAN TERDAHULU

1. Penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2017) yang berjudul “PENERAPAN

ASAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI FAKTOR

KEBERLANGSUNGAN UMKM STUDI KASUS PADA ASOSIASI

BATIK MUKTI MANUNGGAL DI SLEMAN” menunjukkan bahwa

secara keselurugan mencapai presentase yang tinggi yang terdapat pada asas

kesetaraan dan kewajaran dan tingkat penerapan yang paling rendah adalah

asas independensi. Penerapan asas GCG yang dilakukan di UMKM batik di

Asosiasi Batik Manunggal sebagian besar tidak mendukung

keberlangsungan UMKM.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maskur (2012) yang berjudul “ANALISIS

PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) di USAHA

KECIL dan MENENGAH STUDI KASUS PADA MITRA BINAAN

UNITPKBL PT TASPEN (PERSERO)” menunjukkan bahwa sebagian

besar UMKM telah menerapkan Good Corporate Governance dengan

kategori baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukakan adalah dalam bentuk penelitian studi

kasus. Penelitian studi kasus berfokus pada pengumpulan informasi terkait

objek tertentu, acara atau kegiatan, seperti pada unit atau organisasi bisnis

tertentu (Sekaran, 2017:118)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Industri Kecil dan Menengah Dukuh

Batur, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini akan mulai dilakukan pada bulan Febuari 2019 hingga

bulan April 2019.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik atau karyawan untuk masing-

masing IKM yang tergabung dalam Koperasi Indusri Batur Jaya.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan

keberlangsungan usaha pada IKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

26

D. Populasi Sasaran

Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik atau karyawan IKM. Dalam

penelitian ini IKM yang dipilih menggunakan teknik sampling kemudahan

(Convenience sampling). Sampling kemudahan (Convenience sampling)

merupakan pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan kemudahan

dalam mendapatkan informasi (Nuryaman, 2015: 110). Pengambilan sampel

ditentukan oleh Koperasi Industri Batur Jaya karena lebih mengetahui IKM

mana yang memiliki potensi untuk memberikan informasi dengan mudah

kepada peneliti. Koperasi Industri Batur Jaya adalah koperasi yang

beranggotakan IKM-IKM dalam bidang pengecoran logam. Koperasi memiliki

peran yang sangat besar kepada IKM-IKM di Batur karena koperasi sebagai

salah satu perantara antara konsumen dan IKM dalam kegiatan penjualan dan

pembelian, membantu IKM dalam memecahkan permasalahan seperti

kesulitan bahan baku dan permodalan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Wawancara

Teknik wawancara yang dilakukan adalah teknik pengumpulan data

melalui dialog secara langsung atau tatap muka secara langsung dengan

pemilik atau karyawan IKM di Batur Klaten. Teknik pengumpulan data

dengan menggunakan teknik wawancara bertujuan untuk mendapatkan

beberapa informasi sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

27

a. Gambaran Umum IKM (sejarah usaha, lokasi, struktur organisasi, jumlah

karyawan, pembagian tugas untuk masing-masing karyawan, pemasok,

konsumen, proses penggajian, pendanaan, pemasaran).

b. Profil responden (nama responden, pendidikan terakhir, jabatan, lama

bekerja).

c. Penerapan asas GCG dalam aktivitas pada IKM (transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan).

d. Keberlangsungan usaha (permodalan, produksi dan sumber daya

manusia).

2. Kuesioner

Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada pemilik atau karyawan IKM.

Kuesioner dalam penelitian ini berisi pertanyaan yang berkaitan dengan

penerapan prinsip GCG pada IKM.

3. Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan di tempat produksi dengan

melihat proses produksi dan tahapan-tahapan dalam proses produksi dalam

Industri tersebut.

F. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel di dalam penelitian ini terbagi atas 2 yaitu prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (KNKG, 2006).

1. Variabel pertama dari penelitian ini diukur berdasarkan prinsip-prinsip yang

terdapat di dalam Good Corporate Governance (KNKG, 2006). Kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

28

pada penelitian ini bersumber dari thesis yang ditulis oleh Maskur (2012),

yaitu:

a. Transparansi

Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan

dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan.

b. Akuntabilitas

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar

dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemangku kepentingan.

c. Responsibilitas

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

d. Independensi

Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi

oleh pihak lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

29

e. Kewajaran dan Kesetaraan

Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran

dan kesetaraan.

Variabel ini akan akan diukur dengan hasil wawancara dan kuesioner

yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian. Wawancara yang

dilakukan meliputi pertanyaan-pertanyaan yang dihubungkan dengan

prinsip Good Corporate Governance dan ditujukkan kepada pemilik atau

karyawan dalam IKM. Wawancara tersebut bertujuan untuk mendapatkan

informasi secara mendalam terkait dengan penerapan prinsip GCG yang

diajukan melalui kuesioner. Kuesioner yang diajukan berbentuk daftar

checklist mengenai penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Kuesioner tersebut terdiri dari 22 pernyataan yang bersumber dari thesis

yang berjudul analisis pelaksanaan Good Corporate Governance di UMKM

oleh Maskur (2012). Kuesioner tersebut akan dihubungkan dengan masing-

masing asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,

independensi, kewajaran dan kesetaraan.

Berikut ini merupakan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban serta tabel

keterangan jawabannya:

a. Sudah Menerapkan (SM) berbobot nilai 3

b. Menerapkan Sebagian (MS) berbobot nilai 2

c. Belum Menerapkan (BM) berbobot nilai 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

30

Tabel 3.1

Pengukuran Penerapan prinsip GCG

2. Variabel kedua yaitu keberlangsungan usaha pada IKM akan diukur dengan

wawancara. Wawancara akan dilakukan dengan karyawan atau pemilik

IKM mengenai prinsip GCG dan keberlangsungan usaha. Keberlangsungan

usaha dinilai dari berbagai macam aspek, namun menurut beberapa ahli

keberlangsungan usaha dinilai dari hal-hal seperti berikut:

a. Permodalan

Permodalan diukur berdasarkan sikap transparansi yang dimiliki oleh

IKM dalam melaporkan laporan keuangan dan non keuangan kepada

pemberi modal dan ketepatan waktu IKM dalam mengembalikan

pinjaman kepada pemberi modal.

b. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia diukur dengan loyalitas karyawan dalam suatu

IKM.

c. Produksi

Produksi diukur dengan ketepatan dalam menyelesaikan pesanan dan

kualitas dari produk yang dihasilkan.

G. Sumber Data

Jawaban Keterangan

Sudah Menerapkan

IKM sudah menerapkan sepenuhnya

prinsip GCG dalam menjalankan

usahanya

Menerapkan Sebagian IKM baru menerapkan sebagian prinsip

GCG dalam menjalankan usahanya

Belum Menerapkan IKM belum menerapkan prinsip GCG

dalam menjalankan usahanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

31

Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data primer.

Perolehan data primer akan dilakukan dengan kuesioner, wawancara.

Kuesioner dan wawancara dilakukan terkait dengan penelitian yaitu penerapan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam mendukung

keberlangsungan dalam lingkup IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri

Batur Jaya.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik analisis data

deskriptif kualitatif.

1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, “Apakah IKM yang

tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya sudah menerapkan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance?” yaitu dengan langkah-langkah

seperti berikut:

a. Menentukan rentang skor tertinggi dan terendah penerapan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance untuk setiap IKM dengan rumus:

Skor terendah = Jumlah item pernyataan (22) x bobot nilai terendah (1)

Skor tertinggi = Jumlah item pernyataan (22) x bobot nilai tertinggi (3)

Jadi, dalam penelitian ini skor tertinggi adalah 66 dan skor terendah

adalah 22.

b. Menentukan rentang skala penerapan prinsip Good Corporate

Governance untuk setiap IKM dengan rumus:

Rentang Skala = Skor tertinggi−Skor terendah

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

32

Rentang Skala = 66−22

3

Rentang Skala = 44

3 = 14,67

c. Menentukan rentang skor penerapan prinsip GCG untuk setiap IKM

Tabel 3.2

Skor Penerapan Prinsip-prinsip GCG untuk setiap IKM

Skor Kategori

51,34-66 Sudah Menerapkan

36,67-51,33 Menerapkan Sebagian

22-36,66 Belum Menerapkan

d. Menghitung skor penerapan prinsip-prinsip GCG untuk setiap IKM yang

diperoleh melalui kuesioner dengan pilihan jawaban belum menerapkan

diberikan skor 1, menerapkan sebagian diberi skor 2, sudah menerapkan

diberi skor 3.

e. Menghitung skor rata-rata jawaban penerapan prinsip-prinsip GCG

secara keseluruhan untuk setiap IKM, dengan rumus:

Jumlah masing − masing skor setiap IKM

Jumlah IKM

f. Melakukan analisis dengan melihat rata-rata jawaban dan skor penerapan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance untuk setiap IKM yang

akan disesuaikan atau dicocokkan dengan kategori penerapan prinsip-

prinsip GCG (lihat tabel 3.2).

g. Setelah melakukan analisis dan penghitungan skor untuk setiap IKM

maka langkah selanjutnya adalah menentukan rentang skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

33

penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance untuk setiap

item pernyataan dengan rumus :

Rentang Skala = n(m−1)

m

(Umar, Husein, 2007:164)

Dimana:

n = jumlah sampel

dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) = 24 dan jumlah

alternatif jawaban tiap item (m) = 3 maka rentang skala yang digunakan

adalah:

Rentang Skala = 24(3−1)

3 = 16

h. Menentukan skor tertinggi dan terendah penerapan Good Corporate

Governance untuk setiap item pernyataan dengan rumus :

Skor terendah = Jumlah sampel (24) x bobot nilai terendah (1)

Skor tertinggi = Jumlah sampel (24) x bobot nilai tertinggi (3)

Jadi, dalam penelitian ini skor terendah adalah 24 dan skor tertinggi

adalah 72.

i. Menentukan rentang skor penerapan setiap item pernyataan prinsip-

prinsip GCG.

Tabel 3.3

Skor Penerapan Setiap Item Pernyataan Prinsip-prinsip GCG

Skor Kategori

56,01-72 Sudah Menerapkan Sebagian Besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

34

40,01-56,00 Menerapkan Sebagian

24- 40,00 Belum Menerapkan

j. Menghitung total skor penerapan GCG untuk setiap alternatif jawaban

dengan rumus:

Total skor untuk setiap alternatif jawaban = Jumlah responden x Bobot

nilai untuk masing-masing alternatif jawaban.

Untuk pilihan jawaban belum menerapkan memiliki bobot nilai 1,

menerapkan sebagian memiliki bobot nilai 2, sudah menerapkan

memiliki bobot nilai 3.

k. Menghitung total skor untuk setiap item pernyataan dengan cara

menjumlahkan total skor yang didapatkan berdasarkan tiap alternatif

jawaban

l. Menghitung rata-rata skor penerapan setiap prinsip GCG dengan rumus:

Total Skor Setiap Item Pernyataan

Jumlah Pernyataan Pada Setiap Prinsip GCG

m. Melakukan analisis untuk setiap item pernyataan penerapan GCG dengan

cara melihat total skor setiap item pernyataan kemudian dicocokkan

dengan kategori penerapan setiap item pernyataan prinsip-prinsip GCG

(lihat tabel 3.3)

n. Mendeskripsikan hasil analisis dari perhitungan skor dan kategori

penerepan setiap item pernyataan prinsip GCG untuk seluruh responden

yang diperoleh dari hasil perhitungan kuesioner dan data hasil

wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

35

o. Melakukan penilaian secara keseluruhan penerapan prinsip-prinsip GCG

berdasarkan hasil rata-rata skor yang sudah diperoleh setiap prinsip.

p. Menganalisis dan mendeskripsikan kategori penerapan GCG yang

diperoleh dari rata-rata skor penerapan kelima prinsip GCG.

q. Melakukan penarikan kesimpulan dengan melihat skor tertinggi dan

terendah berdasarkan rata –rata skor yang sudah diperoleh setiap prinsip.

2. Untuk menjawab permasalahan kedua “Apakah prinsip Good Corporate

Governance mendukung keberlangsungan usaha pada IKM yang tergabung

dalam Koperasi Industri Batur Jaya?” yaitu dengan langkah-langkah seperti

berikut:

a. Melakukan wawancara dengan karyawan atau pemilik IKM di Batur,

Klaten. Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan

untuk mengetahui apakah penerapan GCG mendukung keberlangsungan

usaha pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya.

Pertanyaan yang diberikan berkaitan dengan prinsip-prinsip GCG

(transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, keadilan dan

kesetaraan) yang mendukung keberlangsungan usaha (permodalan,

sumber daya manusia, dan produksi).

b. Melakukan analisis dengan menilai hasil wawancara terkait prinsip GCG

dengan keberlangsungan usaha dan kuesioner penerapan prinsip GCG

yang sudah didapatkan. Analisis dilakukan dengan mengambil 1 contoh

item pernyataan dari masing-masing prinsip GCG dalam kuesioner yang

berhubungan dengan aspek keberlangsungan usaha. Data hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

36

wawancara dipergunakan untuk melihat apakah dengan prinsip GCG

mendukung keberlangsungan usaha pada IKM dan data kuesioner

digunakan untuk melihat kategori penerapan GCG.

c. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis dengan

judgement mendukung dan tidak mendukung keberlangsungan usaha.

Prinsip Good Corporate Governance dikatakan mendukung keberlangsu

ngan usaha jika memiliki hubungan yang searah yaitu ketika tingkat

penerapan GCG tinggi dan keberlangsungan usaha tinggi, tingkat

penerapan GCG rendah dan keberlangsungan usaha juga rendah. Prinsip

GCG dikatakan tidak mendukung keberlangsungan ketika tingkat

penerapan GCG tinggi dan keberlangsungan usaha rendah begitupun

sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

37

BAB IV

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

A. Latar Belakang Berdirinya Industri Kecil dan Menengah yang diteliti

Berdirinya puluhan Industri Kecil dan Menengah dalam dunia bisnis

dikarenakan pengaruh lingkungan yang merupakan kawasan industri

pengecoran logam. Bisnis pengecoran logam merupakan bisnis yang

menjanjikan karena memberikan keuntungan yang besar. Selain itu, keluarga

juga dapat berpengaruh dalam kehadiran Industri Kecil dan Menengah

dikarenakan oleh adanya pendidikan dini mengenai dunia industri pengecoran

logam yang merupakan usaha turun temurun keluarganya kepada anak dan

cucunya, sehingga dapat memperluas kawasan industri pengecoran logam.

B. Lokasi Usaha

Lokasi Industri Kecil dan Menengah yang diteliti tersebar pada satu

kecamatan dan beberapa desa. Berikut adalah tabel alamat lokasi usaha Industri

Kecil dan Menengah yang diteliti:

Tabel 4.1 Alamat Lokasi Industri Kecil dan Menengah

No Nama IKM Alamat

1 UD.Tridodo Jaya Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten

2 CV.Aneka Metal

Industri Jl. Infitex No 11 Bakalan, Ceper, Klaten

3 PT.Bahama Lasakka Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten

4 CV.Putra Sari Logam Batur Baru RT 01/ RW 01 Tegalrejo,Ceper,

Klaten

5 Indah Karya Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten

6 CV.Okabawes Jl. Raya Jeblogan-Infitex Ceper,Klaten

7 Adi Jaya Mandiri Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten

8 UD.Multi Karya

Logam Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

38

Lanjutan Tabel 4.1 Alamat Lokasi Industri Kecil dan Menengah

No Nama IKM Alamat

9 Makmur Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten

10 Sinar Baja Bakalan, Ceper, Klaten

11 Sahabat Teknik Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten

12 Tosana Karya Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten

13 Wijaya Makmur Tegalsari, RT 39/ RW. 16, Ngawonggo,

Ceper, Klaten

14 CV.Dlimas Logam

Jaya

Jl. Karangwuni-Pedan KM 2, Dlimas, Ceper,

Klaten

15 Pasir Emas Bakalan, Ceper, Klaten

16 Tunas Logam Jaya Batur Ceper, Tegalrejo, Ceper, Klaten

17 CV.Sudirman Batur Ceper, Tegalrejo, Ceper, Klaten

18 Adhi Mulya Jl. Raya Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Klaten

19 CV.Jaya Warsa Gebang, Lemahireng, Pedan, Klaten

20 Bintang Jaya

Utama Jl. Raya Batur, Jeblogan, Ceper, Klaten

21 CV.Sinar Abadi

Logam Bakalan, Ceper, Klaten

22 CV.Mitra Karya

Utama Jl.Raya Batur, Jeblogan, Ceper, Klaten

23 PT.Aneka Adhi

Karya Logam

Jl. Raya Batur Ceper, Batur, Tegalrejo, Ceper,

Klaten

24 Munaborru Batur, Tegalrejo, Ceper, Klaten

Sumber: Data Diolah, 2019

C. Struktur Organisasi

Sebagian besar IKM yang diteliti tidak memiliki struktur organisasi secara

resmi dan tertulis. Akan tetapi, struktur organisasi dalam IKM hanya bersifat

sederhana. Bagian-bagian tersebut, yaitu pemilik dan/atau manager yang

membawahi semua karyawan yang bekerja pada IKM tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

39

D. Proses Pengecoran Logam pada IKM

1. Persiapan awal

Proses persiapan awal untuk melakukan pengecoran logam adalah

mempersiapkan media untuk membuat cetakan yaitu pasir, tidak semua

pasir bisa digunakan untuk membuat cetakan, hanya pasir yang memiliki

kriteria-kriteria khusus yang dapat digunakan untuk membuat cetakan.

Adapun kriteria-kriteria khusus pasir yang dapat digunakan untuk

membuat cetakan dalam pengecoran logam adalah:

a. Memiliki sifat mampu membuat bentuk sehingga mudah dalam

pembuatan cetakan dengan kekuatan yang cocok sehingga tidak rusak

jika dipindah-pindah letaknya dan mampu menahan logam cair saat di

tuang ke rongga cetak.

b. Permeabilitas pasir yang cocok. permeabilitas berhubungan erat

dengan keadaan permukaan coran. Pada prinsipnya, permeabilitas akan

menentukan seberapa besar gas-gas dari cetakan atau logam cair

mampu melepaskan diri selama waktu penuangan. Nilai permeabilitas

yang rendah menyebabkan kulit coran lebih halus dan terjadilah

gelembung udara terperangkap di dalam cetakan yang akan

menghasilkan cacat permukaan pada coran.

c. Tahan terhadap temperatur logam cair selama penuangan, pasir dan

bahan pengikat harus tahan api sehingga dinding dalam cetakan tidak

rontok selama penuangan logam cair.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

40

d. Memiliki kemampuan hancur yang baik, pada saat pembongkaran

cetakan lebih mudah pasir tersebut hancur. Ketika media untuk

percetakan sudah siap masukkan cetakan atau matress kedalam pasir

lalu timbun matres tersebut kedalam pasir lalu dibuat rongga pada pasir

tersebut, tujuan pembuatan rongga tersebut untuk memasukkan cairan

logam kedalam cetakan.

2. Proses Pengecoran

Siapkan tungku dan bahan baku untuk pengecoran, peroses pemanasan

tungku kurang lebih 3 jam, setelah tungku panas masukkan bahan baku

kedalam tungku. Proses peleburan bahan baku kurang lebih 5 jam

tergantung dari keras atau lunaknya bahan baku.

3. Proses Pencetakan

Setalah logam leleh secara sempurna langkah selanjutnya adalah

penuangan logam cair kedalam cetakan dengan cara memasukkan logam

cair ke dalam rongga atau lubang pada pasir tersebut.

4. Proses Pembongkaran Cetakan

Setelah logam cair dituang kedalam cetakan proses selanjutnya adalah

pembongkaran cetakan. Proses pembongkaran cetakan dilakukan 1 hari

setelah proses penuangan, hal ini bertujuan agar proses pemadatan

sempurna.

5. Proses Pembersihan atau Shot Blast

Shot blast merupakan metode yang digunakan untuk membersihkan,

memperkuat dan memoles logam, metode shot blas digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

41

membersihkan pasir yang menempel pada benda cor.

6. Proses Pembubutan

Proses pembubutan adalah proses penyesuaian hasil cor dengan ukuran

atau standar dari sebuah produk menggunakan mesin bubut. Proses

pembubutan ini bertujuan untuk membuang kelebihan logam seperti sirip

stau bagian yang menonjol pada bagian luar maupun di dalam rongga.

7. Proses Gerinda

Proses pengerindaan dilakuan ketika tidak ada mesin bubut yang cocok

dengan bentuk coran, proses pengerindaan memiliki tujuan yang sama

dengan proses pembubutan. Proses gerinda mengarah ke proses

menghaluskan permukaan logam.

8. Proses Pengeboran

Untuk menghasilkan motif tertentu atau lubang maka dibutuhkan proses

pengeboran, proses pengeboran ini dilakukan berdasarkan jenis produk

yang dipesan.

9. Proses Pengelasan

Pengelasan dilakukam untuk menambal logam yang berlubang, cacat dan

menyambung bagian yang patah.

10. Proses Pendempulan

Proses pendempulan bertujuan untuk memperbaiki bagian yang berongga-

rongga kecil, yang nantinya bisa tertutupi agar permukaanya halus.

11. Proses Pengecatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

42

Proses pengecatan biasaya digunakan untuk memperbaiki atau melapisi benda

coran dari karat atau korosi.

12. Proses Pengepakan Barang

Ketika produk sudah jadi maka produk tersebut dapat dikirim ke

konsumen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

43

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Profil Responden

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 responden dari

30 responden yang dikirimi kuesioner dikarenakan tidak bersedia untuk

menjadi responden. Pemilihan populasi sasaran IKM ditentukan oleh Koperasi

Industri Batur Jaya, karena pihak Koperasi lebih mengetahui IKM yang

memiliki potensi dalam memberikan kemudahan dalam memberikan informasi

penelitian ini. Responden yang dipilih adalah pemilik IKM atau karyawan

dalam IKM. Profil responden akan dipaparkan ke dalam beberapa poin, yaitu:

1. Nama responden, jabatan dan nama IKM

Berikut adalah tabel nama responden, jabatan dan nama IKM

Tabel 5.1

Nama responden, jabatan dan nama IKM

Lanjutan Tabel 5.1

Nama responden, jabatan dan nama IKM

No Nama Responden Jabatan Nama IKM

1 Gian Gusdiyansyah Ramadani Manager CV. Mitra Karya Utama

2 Angga Pradifta pemilik CV. Sinar Abadi Logam

3 Didik Ahmadi Pemilik UD.Bintang Jaya Utama

Logam

4 Sumiyat Syamsyudin Pemilik Pasir Emas

5 Sri Hartuti Pemilik Tunas Logam Jaya

6 H.Sudirman Pemilik CV.Sudirman

7 Muh.Sangidu Pemilik Adhi Mulya

8 Hartanto Muslim Pemilik Sinar Baja

9 H.Muqorobin Pemilik Makmur

10 M.Zainal Pemilik UD.Multi Karya Logam

11 Agus Mustofa Fanani Pemilik Adi Jaya Mandiri

12 Desy Ita Suryani Marketing CV.Okabawes

13 H.A.Y. Sugiyono Pemilik Indah Karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

44

Sumber: Data diolah, 2019

Dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam

penelitian memiliki jabatan sebagai pemilik dan/atau direktur yakni

sebanyak 15 responden. Selain itu, sebanyak 4 karyawan memiliki jabatan

sebagai manager, administrasi, personalia, dan marketing.

2. Jenis Kelamin

Berikut adalah tabel jenis kelamin responden

Tabel 5.2

Jenis Kelamin Responden

No Jenis kelamin Jumlah Responden

1 Pria 20

2 Wanita 4

Jumlah 24

Sumber: Data diolah, 2019

Dari tabel 5.2 diperoleh informasi bahwa sebanyak 20 responden yang

menjadi objek penelitian ini sebagian besar memiliki jenis kelamin pria.

Selain itu, hanya terdapat 4 responden yang memiliki jenis kelamin wanita.

No Nama Responden Jabatan Nama IKM

14 Widodo Pemilik Wijaya Makmur

15 Rustami Mahmudi Pemilik Tosana Karya

16 Andi Yunanto Direktur

sekaligus pemilik CV. Jaya Warsa

17 Bayu Prasetyo Direktur

sekaligus pemilik CV. Putra Sari Logam

18 Erwan Heri Kusnadi Direktur

sekaligus pemilik

CV. Aneka Metal

Industri

19 Widodo Miftah Pemilik UD. Tridodo Jaya

20 Nurul Rochmawati Administrasi CV. Dlimas Logam Jays

21 Asnawi Latif Direktur

sekaligus pemilik PT. Bahama Lasakka

22 Hartanto Muslim Pemilik Sinar Baja

23 Muhammad Najib Pemilik Munaborru

24 Rina Husniati Personalia PT. Aneka Adhilogam

Karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

45

3. Usia

Berikut adalah tabel usia responden

Tabel 5.3

Usia responden

No Usia Jumlah Responden

1 30-40 8

2 41-50 4

3 51-60 6

4 ≥ 61 6

Jumlah 24

Sumber: Data Diolah, 2019

Berdasarkan tabel 5.3 bahwa sebanyak 8 responden yang menjadi objek

penelitian ini sebagian besar berusia 30-40 tahun. Selain itu, hanya terdapat

4 responden yang berusia 41-50 tahun.

4. Pendidikan terakhir

Berikut adalah tabel pendidikan terakhir responden

Tabel 5.4

Pendidikan terakhir responden

No Pendidikan Terakhir Jumlah Responden

1 SD 0

2 SMP 1

3 SMA 8

4 Diploma/ Sarjana 15

Jumlah 24

Sumber: Data diolah, 2019

Dari tabel 5.3 diperoleh informasi bahwa sebanyak 15 responden, sebagian

besar memiliki jenjang pendidikan terakhir diploma/ sarjana. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jenjang prndidikan

yang tinggi.

B. Analisis Data dan Pembahasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

46

1. Rumusan masalah pertama “ Apakah IKM yang tergabung dengan Koperasi

Industri Batur Jaya sudah menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance?”

Berikut adalah hasil analisis dan pembahasan untuk menjawab rumusan

masalah pertama yaitu:

a. Skor Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance untuk

setiap IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya

Berikut ini adalah tabel skor penerapan prinsip good corporate

governance pada IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur

Jaya :

Tabel 5.5

Skor Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada

IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya

No Nama IKM Skor Kategori

1 UD. Tridodo Jaya 44 Menerapkan Sebagian

2 CV. Aneka Metal Industri 50 Menerapkan Sebagian

3 PT. Bahama Lasakka 41 Menerapkan Sebagian

4 CV. Putra Sari Logam 52 Sudah Menerapkan

5 Indah Karya 46 Menerapkan Sebagian

6 CV. Okabawes 49 Menerapkan Sebagian

7 Adi Jaya Mandiri 47 Menerapkan Sebagian

8 UD. Multi Karya Logam 47 Menerapkan Sebagian

9 Makmur 40 Menerapkan Sebagian

10 Sinar Baja 37 Menerapkan Sebagian

11 Sahabat Teknik 49 Menerapkan Sebagian

12 Munaborru 44 Menerapkan Sebagian

13 Tosana Karya 41 Menerapkan Sebagian

14 Wijaya Makmur 41 Merapkan Sebagian

15 CV. Dlimas Logam Jaya 50 Menerapkan Sebagian

16 Pasir Emas 47 Menerapkan Sebagian

Lanjutan Tabel 5.5

Skor Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

47

IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya

No Nama IKM Skor Kategori

17 Tunas Logam Jaya 45 Menerapkan Sebagian

18 CV.Sudirman 40 Menerapkan Sebagian

19 Adhi Mulya 44 Menerapkan Sebagian

20 CV. Jaya Warsa 48 Menerapkan Sebagian

21 Bintang Jaya Utama 45 Menerapkan Sebagian

22 CV. Sinar Abadi Logam 47 Menerapkan Sebagian

23 CV. Mitra Karya Logam 41 Menerapkan Sebagian

24 PT. Aneka Adhi Karya

Logam 52 Sudah Menerapkan

Total 1087

Rata-rata skor 45,29 Menerapkan Sebagian

Sumber: Data diolah, 2019

Berdasarkan pada tabel 5.5 rata-rata skor penerapan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance pada 24 IKM adalah sebesar 45,29 yang berarti

secara rata-rata 24 IKM yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur

Jaya baru menerapkan sebagian. Berikut adalah tabel persentase jumlah

IKM dalam penerapan prinsip – prinsip Good Corporate Governance

Tabel 5.6

Persentase Jumlah IKM dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Good

Corporate Governance

Kategori Jumlah IKM %

Belum Menerapkan 0 0

Menerapkan Sebagian 22 92

Sudah Menerapkan 2 8

Berdasarkan tabel 5.6 sebanyak 22 IKM (92%) menerapkan sebagian dan

terdapat 2 IKM (8%) yang belum menerapkan prinsip Good Corporate

Governance.

b. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada IKM yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

48

tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya berdasarkan setiap prinsip

dan setiap item pernyataan

Berikut ini adalah hasil analisis dan pembahasan mengenai penerpaan

prinsip Good Corporate Governance berdasarkan pada setiap prinsip dan

setiap item pernyataan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

49

1) Prinsip Transparansi

Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada prinsip transparansi

Tabel 5.7

Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip Transparansi

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

1 Menyampaikan laporan yang berisi informasi keuangan dan non keuangan kepada pemberi modal

14 1 14 8 2 16 2 3 6 36 Belum

Menerapkan

2 Laporan keuangan yang dibuat dalam bentuk laba rugi, neraca, perubahan modal, dan arus kas

6 1 6 15 2 30 3 3 9 45 Menerapkan

sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

50

Lanjutan Tabel 5.7

Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip Transparansi

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

3 Menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan kepada koperasi industri Batur Jaya

16 1 16 6 2 12 2 3 6 34 Belum

Menerapkan

4 Menjelaskan pola penggajian atau pemberian honor kepada pegawai

0 1 0 3 2 6 21 3 63 69 Sudah

Menerapkan

Total Skor 184

Rata-rata skor penerapan prinsip transparansi 46

Menerapkan Sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

51

Berdasarkan tabel 5.7 skor rata-rata penerapan Good Corporate

Governance pada prinsip transparansi sebesar 46 yang berarti IKM

dikategorikan menerapkan sebagian. Kontribusi kesimpulan ini disebabkan

adanya dua item pernyataan yang masuk kategori belum menerapkan, satu

item yang dikategorikan menerapkan sebagian dan satu item permyataan

yang masuk kategori sudah menerapkan. Secara lebih rinci prinsip

transparansi akan dibahas dan dianalisis berdasarkan item pernyataan

nomor 1 sampai dengan nomor 4, yaitu:

a) Item Pernyataan 1: Penyampaian laporan keuangan dan non keuangan

kepada pemberi modal

Skor item pernyataan 1 pada prinsip transparansi sebesar 36 dan

dikategorikan belum menerapkan yang bermakna bahwa IKM belum

bersikap transparan dalam hal penyampaian laporan keuangan dan non

keuangan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang

menunjukkan bahwa 14 dari 24 responden memilih jawaban belum

menerapkan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya laporan keuangan

dan non keuangan yang dilaporkan oleh pihak IKM kepada pemberi

modal (Bank). Hal ini disebabkan karena tidak adanya tuntutan dari

pemberi modal (bank) kepada IKM untuk melaporkan laporan keuangan

dan non keuangan Selain itu, modal sebagian besar berasal dari pemilik.

Proses peminjaman yang dilakukan pemilik kepada pemberi modal

hanya bersifat insidental yaitu hanya ketika IKM tersebut mengalami

jumlah permintaan barang yang tinggi sehingga pemilik memutuskan

untuk melakukan peminjaman dari pemberi modal (bank). Menurut

pemilik IKM, hal terpenting bagi pemberi modal (bank) bukanlah

melaporkan laporan keuangan dan non keuangan, melainkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

52

kemampuan IKM dalam mengembalikan pinjaman kepada pemberi

modal secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang dilakukan. Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM belum memiliki

kesadaran untuk bersikap transparan dalam hal melaporkan laporan

keuangan dan non keuangan kepada publik atau pemberi modal (Bank).

b) Item Pernyataan 2: Laporan Keuangan yang dibuat dalam bentuk laba

rugi, neraca, perubahan modal, arus kas

Berdasarkan tabel 5.7 skor untuk item pernyataan 2 pada prinsip

transparansi sebesar 45 dan dikategorikan menerapkan sebagian yang

berarti bahwa IKM baru menerapkan sebagian prinsip transparansi

untuk item pernyataan 2. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil

kuesioner yang menunjukkan bahwa 15 dari 24 responden memilih

jawaban menerapkan sebagian karena laporan keuangan yang dibuat

oleh IKM hanya bersifat sederhana dengan alasan laporan tersebut

hanya dapat diakses oleh pihak internal saja, sehingga IKM tidak perlu

lagi membuat laporan keuangan secara baku, lengkap dan laporan

tersebut hanya dapat dimengerti oleh pihak internal IKM saja. Selain itu,

alasan lainnya karena IKM tidak memiliki pengetahuan yang cukup

dalam membuat laporan keuangan. Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa IKM belum memiliki sikap transparan kepada

publik karena laporan keuangan yang dibuat hanya dimengerti dan

digunakan oleh pihak internal IKM saja.

c) Item Pernyataan 3: Menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan

kepada Koperasi Industri Batur Jaya

Berdasarkan tabel 5.7 skor yang diperoleh untuk item pernyataan 3

pada prinsip transparansi sebesar 34 dan dikategorikan belum

menerapkan yang bermakna bahwa IKM belum menerapkan prinsip

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

53

transparansi untuk item pernyataan 3. Pernyataan tersebut didukung

oleh jumlah responden yang sebagian besar yaitu 16 dari 24 responden

yang menjawab belum menerapkan karena IKM tidak menyampaikan

rencana pelaksanaan kepada pihak Koperasi (sebagai pemberi order).

Hal ini disebabkan karena tidak adanya tuntutan untuk anggota koperasi

(IKM) untuk menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan. Laporan

perencanaan kegiatan akan disampaikan ke Koperasi Industri Batur Jaya

hanya ketika IKM mendapatkan job dari Koperasi. Kurangnya ke

transparansian IKM kepada Koperasi menyebabkan Koperasi tidak

memperoleh informasi mengenai rencana kegiatan yang sedang

dijalankan oleh IKM. Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa

IKM belum memiliki sikap transparan kepada koperasi karena tidak

adanya job yang diberikan kepada IKM dan tidak adanya tuntutan dari

Koperasi untuk melaporkan rencana pelaksanaan kegiatan.

d) Item Pernyataan 4: Menjelaskan pola penggajian atau pemberian honor

kepada pegawai

Berdasarkan tabel 5.7 untuk item pernyataan 4 dikategorikan sudah

menerapkan dengan skor 69. Hal ini berarti bahwa penerapan prinsip

transparansi sudah diterapkan untuk item ini. Pernyataan tersebut juga

didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 21 dari 24

responden memilih jawaban sudah menerapkan. IKM sudah

menganggap pentingnya transparansi dalam hal penyampaian informasi

penggajian kepada karyawan, hal ini bertujuan agar karyawan bisa

memperoleh informasi dengan jelas dan merasa nyaman dalam bekerja

sehinga karyawan memiliki loyalitas yang tinggi. Keterbukaan

informasi mengenai penggajian dalam IKM sangat beragam, salah satu

contohnya adalah adanya informasi mengenai slip gaji yang terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

54

gaji pokok saja dan gaji pokok beserta tunjangan, pinjaman, dan

potongan gaji. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM

sudah memiliki kesadaran untuk bersikap terbuka atau transparan

dalam hal penyampaian informasi penggajian kepada karyawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

55

2) Prinsip Akuntabilitas

Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada prinsip akuntabilitas.

Tabel 5.8

Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip Akuntabilitas

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

1 Terdapat Pemisahan fungsi dalam IKM.Misalnya bagian pemasaran dan keuangan

6 1 6 13 2 26 5 3 15 47 Menerapkan

Sebagian

2 Terdapat rincian tugas dan tanggungjawab bagi pegawai

16 1 16 1 2 2 7 3 21 39 Belum

Menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

56

Lanjutan Tabel 5.8

Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip Akuntabilitas

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

3 Terdapat Standard Operating Procedure (SOP) atau tata cara pelaksanaan kegiatan dalam IKM

5 1 5 5 2 10 14 3 42 57 Sudah

Menerapkan

4 Terdapat pedoman perilaku dalam IKM

4 1 4 14 2 28 6 3 18 50 Menerapkan

Sebagian

5 Terdapat sistem bonus dan sanksi bagi pegawai

3 1 3 9 2 18 12 3 36 57 Sudah

Menerapkan

Total Skor 250

Rata-rata skor penerapan prinsip akuntabilitas 50

Menerapkan Sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

57

Berdasarkan tabel 5.8 skor rata-rata penerapan Good Corporate

Governance pada prinsip akuntabilitas sebesar 50. Hal ini memiliki

makna bahwa IKM dikategorikan telah menerapkan sebagian prinsip

akuntabilitas. Kontribusi kesimpulan ini disebabkan adanya dua item

yang masuk kategori menerapkan sebagian, dua item pernyataan yang

masuk kategori sudah menerapkan dan satu item pernyataan masuk

kategori belum menerapkan. Secara lebih rinci prinsip akuntabilitas akan

dibahas dan dianalisis berdasarkan item pernyataan nomor 1 sampai

dengan nomor 5, yaitu:

a) Item pernyataan 1: Terdapat pemisahan fungsi dalam IKM

Skor yang diperoleh untuk item pernyataan 1 sebesar 47 dan

dikategorikan menerapkan sebagian. Hal ini berarti bahwa prinsip

akuntabilitas baru diterapkan sebagian kecil pada item pernyataan ini.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang

menunjukkan bahwa 13 dari 24 responden memilih jawaban

menerapkan sebagian dikarenakan pemisahan fungsi tugas hanya

untuk tukang bubut dan tukang cor yang membutuhkan skill atau

keahlian khusus. Selain tukang cor dan bubut, karyawan bekerja

secara fleksibel. Pemilik IKM menganggap bahwa dengan melakukan

pemisahan fungsi tugas seperti bagian keuangan dan sekretaris akan

menambah biaya. Selain itu IKM belum membutuhkan karyawan

khusus untuk menangani bagian keuangan dan pemasaran karena

pemilik merasa masih bisa menghandle pekerjaan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

58

Pernyataan ini didukung dengan hasil wawancara dengan Bpk

Mustofa Fanani, pemilik Adi Jaya Mandiri

“Di sini tidak ada bagian keuangan dan pemasaran mbak, ya disini

saya dan istri yang menghandle bagian pemasaran dan bagian

keuangan, ya usaha saya masih kecil-kecilan jadi saya rasa belum

membutuhkan bagian keuangan dan pemasaran dan jika

menambah bagian keuangan dan pemasaran akan menambah

biaya yang banyak juga. Kalau untuk pemisahan bagian produksi

saya hanya melakukan pemisahan fungsi untuk tukang bubut dan

tukang cor karena mereka harus memiliki keahlian atau skill

dalam menggunakan mesin tersebut dan pemisahan fungsi tugas

ini bersifat tidak tertulis,”

Dapat disimpulkan bahwa IKM tidak sepenuhnya memiliki kesadaran

mengenai kejelasan dalam pemisahan fungsi tugas karena bersifat

tidak tertulis dan hanya berlaku untuk job tertentu.

b) Item pernyataan 2: Rincian tugas dan tanggungjawab pegawai

Berdasarkan tabel 5.8 untuk item pernyataan 2 dikategorikan

menerapkan sebagian kecil dengan skor sebesar 39 dan dikategorikan

belum menerapkan. Hal ini berarti bahwa prinsip akuntabilitas belum

diterapkan untuk item pernyataan ini. Pernyataan tersebut juga

didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 16 dari 24

responsen memilih jawaban belum menerapkan. Hal tersebut

dikarenakan rincian tugas dan tanggungjawab bagi pegawai bersifat

tidak tertulis dan hanya berupa arahan dan perintah dari pemilik IKM.

Pemilik IKM berpendapat bahwa tanpa adanya rincian tugas dan

tanggungjawab secara tertulis karyawan sudah memahami dan

mengerti tugas dan tanggungjawabnya. Dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa IKM belum sepenuhnya memiliki kesadaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

59

dalam kejelasan rincian fungsi tugas karena pemisahan rincian tugas

dan tanggung awab bersifat tidak tertulis.

c) Item pernyataan 3: Terdapat Standard Operating Procedure (SOP)

atau tata cara pelaksanaan kegiatan dalam IKM.

Berdasarkan tabel 5.8 skor untuk item pernyataan 3 pada prinsip

akuntabilitas sebesar 57 yang dikategorikan sudah menerapkan. Hal

ini berarti bahwa penerapan prinsip akuntabilitas untuk item

pernyataan ini sudah diterapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil

kuesioner yang menunjukkan bahwa sebanyak 14 dari 24 responden

memilih jawaban sudah menerapkan. Hal tersebut disebabkan sudah

adanya SOP (Standard Operating Procedure) tetapi bersifat tidak

tertulis dan hanya didasarkan pada contoh dan arahan dari pemilik dan

bukan berdasarkan ketentuan yang dibuat dan ditetapkan secara

formal pada unit usaha. Berdasarkan pada pernyataan di atas dapat

disimpulkan bahwa IKM belum memiliki kejelasan secara penuh

mengenai adanya SOP (Standard Operating Procedure) pada IKM

d) Item pernyataan 4: Terdapat pedoman perilaku bagi pegawai

Pada tabel 5.8 perolehan skor untuk item pernyataan 4 sebesar 50

dan dikategorikan menerapkan sebagian. Hal ini berarti bahwa

penerapan prinsip akuntabilitas untuk item pernyataan 4 baru

diterapkan sebagian. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil

kuesioner yang menunjukkan bahwa sebanyak 14 dari 24 responden

memilih jawaban menerapkan sebagian. Hal tersebut dikarenakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

60

pedoman perilaku bagi karyawan bersifat tidak tertulis dan hanya

bersifat lisan dari pemilik salah satu contohnya adalah aturan

mengenai jam kerja karyawan. Alasan IKM tidak membuat prdoman

perilaku secara tertulis karena pemilik IKM menganggap karyawan

sudah memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi sehingga pemilik

tidak perlu membuat pedoman perilaku secara tertulis. Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan, bahwa IKM belum

sepenuhnya memiliki kesadaran dalam hal kejelasan pedoman

perilaku bagi pegawai karena pedoman tersebut bersifat tidak tertulis.

e) Item pernyataan 5: Terdapat sistem bonus dan sanksi bagi pegawai

Skor untuk item pernyataan 5 yang ditunjukkan pada tabel 5.8

sebesar 57 dan dikategorikan sudah menerapkan yang diartikan bahwa

penerapan prinsip akuntabiilitas sudah diterapkan untuk item

pernyataan ini. Pada item pernyataan ini terdapat 2 pilihan jawaban

yang berkontribusi dalam kategori penerapan prinsip akuntabilitas

yaitu menerapkan sebagian besar dan sudah menerapkan. Pernyataan

ini didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa sebanyak

2 dari 24 responden memilih jawaban menerapkan sebagian besar dan

sebanyak 12 dari 24 responden memilih jawaban sudah menerapkan.

Hal tersebut dikarenakan sistem bonus yang diterapkan oleh IKM

hanya berlaku untuk saat tertentu, misalnya pada saat hari raya, dan

ketika IKM mengalami jumlah order yang banyak. Sanksi yang

terdapat dalam IKM bersifat tidak tertulis, sanksi yang diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

61

hanya berupa teguran dari pemilik kepada karyawan, dengan alasan

pegawai akan merasa tertekan dan terbebani jika terdapat sanksi

secara tertulis sehingga menyebabkan pegawai tersebut keluar atau

resign. Selanjutnya, jika karyawan keluar atau resign maka pemilik

IKM mengalami kesulitan dalam mencari karyawan baru. Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM belum memiliki

kejelasan secara penuh terhadap asas akuntabilitas dalam hal

pemberian bonus dan sanksi bagi pegawai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

62

3) Prinsip Responsibilitas

Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada prinsip responsibilitas.

Tabel 5.9

Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip Responsibilitas

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

1 Pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh Koperasi Batur Jaya

16 1 16 4 2 8 4 3 12 36 Belum

Menerapkan

2 Pengembalian pinjaman dilakukan tepat waktu sesuai dengan perijinan yang telah disepakati

9 1 9 3 2 6 12 3 36 51 Menerapkan

Sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

63

Lanjutan Tabel 5.9

Penerapan Good Corporate Governance Pada Prinsip Responsibilitas

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

3 Laporan perkembangan usaha sudah disampaikan ke Koperasi Industri Batur Jaya

21 1 21 2 2 4 1 3 3 28 Belum

Menerapkan

4 Penyetoran pajak sudah dilakukan tepat waktu

4 1 4 1 2 2 19 3 57 63 Sudah

Menerapkan

5 Ter Penyampaian SPT sudah dilakukan tepat waktu dapat sistem bonus dan sanksi bagi pegawai

4 1 4 1 2 2 19 3 57 63 Sudah

Menerapkan

Total Skor 241

Rata-rata skor penerapan prinsip responsibilitas 48,2

Menerapkan Sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

64

Berdasarkan tabel 5.9 skor rata-rata penerapan Good Corporate

Governance prinsip responsibilitas sebesar 48,2 yang berarti IKM dapat

dikategorikan baru menerapkan sebagian. Kontribusi kesimpulan ini

disebabkan dua item pernyataan yang masuk kategori belum

menerapkan, satu item pernyataan yang masuk kategori menerapkan

sebagian dan dua pernyataan masuk kategori sudah menerapkan. Secara

lebih rinci prinsip responsibilitas akan dibahas dan dianalisis berdasarkan

item pernyataan nomor 1 sampai dengan nomor 5, yaitu:

a) Item pernyataan 1: Pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan rencana

yang telah disetujui oleh Koperasi Industri Batur Jaya.

Skor untuk item pernyataan 1 sebesar 36 dan dikategorikan belum

menerapkan yang berarti bahwa penerapan prinsip responsibilitas

untuk item pernyataan ini belum diterapkan. Pernyataan tersebut

didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 16 dari 24

responden memilih jawaban belum menerapkan dikarenakan tidak

adanya persetujuan antara pihak IKM dan koperasi mengenai

pelaporan pelaksanaan kegiatan dalam IKM. Hal tersebut juga

disebabkan IKM dalam proses pendiriannya didirikan secara mandiri

oleh pemilik tanpa adanya bantuan dari pihak Koperasi sehingga tidak

adanya kewajiban bagi IKM untuk melakukan persetujuan mengenai

pelaksanaan kegiatan usaha. Selain itu, Koperasi Industri Batur Jaya

juga tidak menuntut para anggotanya (IKM) untuk melakukan

persetujuan terlebih dahulu perihal pelaksanaan kegiatan usaha. Dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

65

disimpulkan bahwa IKM memiliki sikap tanggungjawab dan tingkat

kepedulian yang sangat rendah pada Koperasi karena IKM

menganggap bahwa Koperasi tidak berperan dalam proses pendirian

sehingga IKM tidak memiliki kewajiban untuk meminta persetujuan

dengan Koperasi.

b) Item Pernyataan 2: Pengembalian pinjaman dilakukan secara tepat

waktu sesuai dengan perijinan yang telah disepakati

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa skor untuk item pernyataan 2

sebesar 51 dan dikategorikan menerapkan sebagian. Dapat diartikan

bahwa prinsip responsibilitas untuk item pernyataan ini baru

diterapkan sebagian. Dalam item pernyataan ini terdapat 2 pilihan

jawaban yang berkontribusi yaitu menerapkan sebagian dan sudah

menerapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil kuesioner yang

menunjukkan bahwa sebanyak 3 dari 24 responden memilih jawaban

menerapkan sebagian dan sebanyak 12 dari 24 responden memilih

jawaban sudah menerapkan. Hal tersebut, dikarenakan IKM sudah

melakukan pengembalian pinjaman secara tepat waktu kepada

pemberi modal (bank). Hal ini bertujuan agar hubungan kerjasama

antara pemberi modal (bank) dan IKM dapat terjalin dengan baik.

Selain itu, agar IKM terhindar dari denda berupa bunga pinjaman yang

dibebankan kepada IKM ketika mengalami keterlambatan

pengembalian pinjaman. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa IKM sudah memiliki sikap tanggungjawab dan kepedulian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

66

secara penuh kepada pemberi modal untuk melakukan pengembalian

pinjam tepat waktu.

c) Item pernyataan 3: Laporan perkembangan usaha sudah disampaikan

ke Koperasi Industri Batur Jaya .

Skor penerapan prinsip responsibilitas untuk item pernyataan 3

sebesar 28 dan dikategorikan belum menerapkan. Hal ini bermakna

bahwa IKM belum menerapkan prinsip responsibilitas untuk item

pernyataan ini. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil

kuesioner yang menunjukkan bahwa 21 dari 24 responden memilih

jawaban belum menerapkan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya

laporan perkembangan usaha yang disampaikan kepada Koperasi

Industri Batur Jaya (sebagai wadah IKM). Pemilik IKM menganggap

bahwa Koperasi Industri Batur Jaya tidak ikut berperan dalam proses

pendirian IKM sehingga tidak adanya kewajiban bagi IKM untuk

melakukan pelaporan mengenai perkembangan usaha. Selain itu,

Koperasi Industri Batur Jaya tidak menuntut para anggotanya (IKM)

untuk melakukan pelaporan perkembangan usaha. Dari pernyataan

diatas bisa disimpulkan bahwa IKM memiliki sikap tanggungjawab

dan tingkat kepedulian yang sangat rendah karena IKM menganggap

bahwa Koperasi tidak berperan dalam proses pendirian sehingga IKM

tidak memiliki kewajiban untuk memberikan laporan perkembangan

usaha kepada Koperasi Industri Batur Jaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

67

d) Item pernyataan 4: Penyetoran pajak sudah dilakukan tepat waktu

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa skor untuk item pernyataan ini

sebesar 63 dan dikategorikan sudah menerapkan. Hal ini dapat

dimaknai bahwa IKM sudah menerapkan prinsip responsibilitas

dalam hal penyetoran pajak. Pernyataan tersebut juga didukung oleh

hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 19 dari 24 responden

memilih jawaban sudah menerapkan. Hal tersebut dikarenakan IKM

sudah melaporkan pajak secara tepat waktu. Pemilik IKM menyadari

bahwa membayar pajak merupakan sebuah kontribusi wajib kepada

negara. Dengan melakukan pembayaran pajak berarti Wajib Pajak

(WP) memiliki kesadaran dan tanggungjawab untuk mendukung

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selanjutnya,

pembayaran pajak harus dilakukan secara tepat waktu karena bagi

Wajib Pajak (WP) yang terlambat membayar pajak akan dikenai

denda administrasi bunga 2%. Dari pernyataan diatas dapat

disimpulkan bahwa IKM sudah memiliki tanggungjawab sosial

kepada negara dengan melakukan penyetoran pajak secara tepat

waktu.

e) Item pernyataan 5: Penyetoran Pajak sudah dilakukan tepat waktu

Skor untuk item pernyataan 5 pada prinsip responsibilitas sebesar

63 dan dikategorikan sudah menerapkan yang berarti responden sudah

menerapkan prinsip responsibilitas untuk pernyataan ini. Hal ini juga

didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 19 dari 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

68

responden memilih jawaban sudah menerapkan. Hal tersebut

dikarenakan IKM sudah melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan)

dengan tepat waktu. Disamping itu, SPT merupakan surat yang oleh

Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau

pembayaran pajak, jika Wajib Pajak tidak melakukan pelaporan SPT

makan proses pembayaran pajak tidak dapat berjalan dengan

semestinya. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan

bahwa IKM sudah memiliki sikap tanggungjawab kepada negara yaitu

dalam hal melaporkan SPT tepat waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

69

4) Prinsip Independensi

Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada prinsip independensi.

Tabel 5.10

Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip Independensi

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

1 Terdapat Ketentuan mengenai pemilihan pemasok atau distributor dalam IKM

0 1 0 1 2 2 23 3 69 71 Sudah

Menerapkan

2 Terdapat Ketentuan mengenai pemilihan tenaga kerja dalam IKM

2 1 2 6 2 12 16 3 48 62 Sudah

Menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

70

Lanjutan Tabel 5.10

Penerapan Good Corporate Governance pada Prinsip Independensi

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

3 Penyusunan rencana kerja usaha tidak dipengaruhi oleh pemberi modal

2 1 2 0 2 0 22 3 66 68 Sudah

Menerapkan

4 Pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh pemberi modal

2 1 2 0 2 0 22 3 66 68 Sudah

Menerapkan

Total Skor 269

Rata-rata skor penerapan prinsip independensi 67,25

Sudah Menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

71

Berdasarkan tabel 5.10 skor rata-rata penerapan Good Corporate

Governance pada prinsip independensi sebesar 67,25 yang berarti IKM

dikategorikan sudah menerapkan prinsip independensi. Kontribusi

kesimpulan ini disebabkan adanya empat pernyataan yang masuk

kategori sudah menerapkan. Secara lebih rinci prinsip independensi akan

dibahas dan dianalisis berdasarkan item pernyataan nomor 1 sampai

dengan nomor 4, yaitu:

a) Item pernyataan 1: Terdapat ketentuan mengenai pemilihan pemasok

atau distributor dalam IKM

Berdasarkan pada tabel 5.10, skor untuk item pernyataan 1

memperoleh skor tertinggi dari jumlah skor keempat item pernyataan

yang ada dengan jumlah skor sebesar 71 dan dikategorikan sudah

menerapkan. Hal ini membuktikan bahwa responden sudah

menerapkan prinsip independensi dalam hal pemilihan pemasok dan

distributor. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner

yang menunjukkan bahwa 23 dari 24 responden memilih jawaban

sudah menerapkan Hal tersebut disebabkan responden sudah memiliki

ketentuan mengenai pemilihan pemasok bahan baku. Ketentuan

tersebut dinilai sangat penting karena menentukan kualitas produk

yang dihasilkan. Pemilihan pemasok bahan baku dalam IKM dipilih

oleh pemilik melalui survei secara langsung pada pemasok bahan

baku, hal ini disebabkan pemilik tidak ingin adanya campur tangan

dari pihak manapun dalam menentukan bahan baku. Berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

72

hasil wawancara dan kuesioner dapat disimpulkan bahwa IKM sudah

memiliki sikap independensi yang tinggi karena tidak adanya campur

tangan dan pengaruh dari pihak manapun, Hal ini juga didukung oleh

hasil wawancara dengan Ibu Desy, Marketing dari CV.Okabawes:

“Pemilihan pemasok bahan baku ditentukan oleh pak Arif

(pemilik) sendiri mbak karena beliau ingin memastikan bahwa

bahan baku yang digunakan memiliki kualitas yang baik dan nggak

mau ada orang yang menangani proses pemilihan bahan baku.

Disini pak arif (pemilik) juga mencari bahan baku sampai luar

kota , apa-apa dikerjakan sendiri oleh beliau”

b) Item pernyataan 2: Terdapat ketentuan mengenai pemilihan tenaga

kerja dalam IKM

Tabel 5.10 menunjukkan skor untuk item pernyataan 2 sebesar 62

dan dikategorikan sudah menerapkan. Hal ini berarti bahwa,

penerapan prinsip independensi untuk item pernyataan ini sudah

diterapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil kuesioner yang

menunjukkan bahwa 16 dari 24 responden memilih jawaban sudah

menerapkan. Hal ini disebabkan sudah adanya ketentuan mengenai

pemilihan tenaga kerja. Namun, beberapa responden dalam membuat

ketentuan tersebut ada yang bersifat tertulis dan tidak tertulis.

Ketentuan tersebut digunakan dalam proses pemilihan tenaga kerja.

Pemilihan dan seleksi karyawan dilakukan secara langsung oleh

pemilik IKM. Hal ini dilakukan oleh pemilik untuk membuktikan

bahwa karyawan yang bekerja pada IKM tersebut benar-benar

memiliki ketrampilan. Kesimpulan untuk item pernyataan ke-2, yaitu

bahwa IKM sudah memiliki sikap independen karena tenaga kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

73

dipilih dan diseleksi secara langsung oleh pemilik IKM tanpa adanya

campur tangan dari pihak lain.

c) Pernyataan ke-3: Penyusunan rencana kerja usaha tidak dipengaruhi

oleh pemberi modal.

Skor untuk pernyataan 3 pada prinsip independensi sebesar 68 dan

dikategorikan sudah menerapkan. Dapat diartikan bahwa responden

sudah menerapkan prinsip independensi dalam penyusunan rencana

kerja. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang

menunjukkan bahwa sebanyak 22 dari 24 responden memilih jawaban

sudah menerapkan dikarenakan dalam proses penyusunan rencana

kerja dalam IKM tidak dipengaruhi oleh pemberi modal (Bank). Bank

hanya memiliki peran sebagai pemberi modal dan tidak memiliki

wewenang dan akses dalam menyusun rencana kerja. Penyusunan

rencana kerja dipengaruhi oleh pemilik karena pemilik adalah pihak

yang berkuasa secara penuh terhadap IKM. Penyusunan rencana kerja

dilakukan dengan cara melalui rapat atau diskusi dengan para

karyawan atau berupa penyampaian susunan rencana kerja secara

langsung dari pemilik kepada para karyawannya. Disimpulkan bahwa

IKM sudah memiliki sikap independen dalam proses penyusunan

rencana kerja dan pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh

pemberi modal (Bank).

d) Item Pernyataan 4: Pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh

pemberi modal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

74

Berdasarkan tabel 5.10 skor penerapan prinsip independensi untuk

item pernyataan 4 sebesar 68 dan masuk ke dalam kategori sudah

menerapkan. Hal ini berarti bahwa responden sudah meneraapkan

prinsip independensi dalam hal pengambilan keputusan. Pernyataan

tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang menunjukkan

bahwa 22 dari 24 responden memilih jawaban sudah menerapkan

karena pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh pemberi modal

(Bank). Hal tersebut dikarenakan pemberi modal (bank) tidak

memiliki hak dan akses untuk ikut campur dalam IKM. Pengambilan

keputusan dalam IKM dilakukan oleh pemilik IKM melalui rapat atau

penyampaian secara langsung kepada para karyawan. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM sudah memiliki sikap

independen, hal tersebut dikarenakan proses pengambilan keputusan

IKM dilakukan oleh pemilik IKM tanpa adanya campur tangan dari

pihak lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

75

5) Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan

Berikut adalah tabel penerapan Good Corporate Governance pada aspek kewajaran dan kesetaraan.

Tabel 5.11

Penerapan Good Corporate Governance pada Aspek Kewajaran dan Kesetaraan

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

1 Pemberi modal memiliki akses untuk melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan usaha di IKM

7 1 7 16 2 32 1 3 3 42 Menerapkan

Sebagian

2 Adanya pertemuan forum diskusi rutin dengan pemberi modal

22 1 22 1 2 2 1 3 3 27 Belum

Menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

76

Lanjutan Tabel 5.11

Penerapan Good Corporate Governance pada Aspek Kewajaran dan Kesetaraan

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total Skor (C1+C2+C3)

Kategori Belum Menerapkan Menerapkan Sebagian Sudah Menerapkan

Jumlah Responden

Bobot (1)

Total Skor

Jumlah Respon-

Bobot(2) Total Skor (C2)

Jumlah Responden

Bobot(3) Total Skor (C3)

3 Sebagian besar pegawai berasal dari angota keluarga

14 1 14 7 2 14 3 3 9 37 Belum

Menerapkan

B\ Pola pemberian gaji atau honor diperlakukan sama bagi pegawai yang bersasal dari keluarga dan dari luar keluarga

14 1 14 7 2 14 3 3 9 37 Belum

Menerapkan

Total Skor 143

Rata-rata skor penerapan prinsip kewajaran dan kesetaraan 35,75

Belum Menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

77

Berdasarkan tabel 5.11 diperoleh skor rata-rata penerapan Good

Corporate Governance prinsip kewajaran dan kesetaraan sebesar 35,75

yang berarti IKM dapat dikategorikan belum menerapkan prinsip

kewajaran dan kesetaraan. Kontribusi kesimpulan ini disebabkan adanya

tiga item pernyataan yang masuk kategori belum menerapkan dan satu

pernyataan masuk kategori menerapkan sebagian. Secara lebih rinci

prinsip kewajaran dan kesetaraan akan dibahas dan dianalisis

berdasarkan item pernyataan nomor 1 sampai dengan nomor 4, yaitu:

a) Item Pernyataan 1: Pemberi modal memiliki akses untuk melakukan

monitoring pelaksanaan kegiatan usaha di IKM

Tabel 5.11 menunjukkan skor untuk item pernyataan 1 sebesar 47

dan dikategorikan menerapkan sebagain kecil yang berarti bahwa

prinsip kewajaran dan kesetaraan untuk item pernyataan ini baru

diterapkan sebagian kecil. Pernyataan tersebut juga didukung oleh

hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa 16 dari 24 responden

memilih jawaban menerapkan sebagian kecil, Hal tersebut

dikarenakan pemberi modal (bank) hanya memiliki akses untuk

melakukan monitoring ketika IKM mengalami kesulitan dalam

mengembalikan pinjaman. Monitoring yang dilakukan oleh pemberi

modal (bank) bertujuan untuk mengawasi seluruh kegiatan dan

aktivitas yang dilakukan oleh IKM meliputi stock bahan baku, dan ada

atau tidaknya order. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan

bahwa IKM masih memiliki sikap kesetaraan dan kewajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

78

masih rendah karena IKM akan memperhatikan kepentingan pemberi

modal pada saat tertentu saja.

b) Item Pernyataan 2: Adanya pertemuan forum diskusi rutin dengan

pemberi modal

Skor item pernyataan 2 pada prinsip kewajaran dan kesetaraan

memperoleh total skor sebesar 27. Item pernyatan ini memperoleh

skor terendah dari ke-4 item pernyataan prinsip kewajaran dan

kesetaraan sehingga dapat dikategorikan belum menerapkan.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner yang

menunjukkan bahwa 22 dari 24 responden memilih jawaban belum

menerapkan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya pertemuan forum

diskusi rutin dengan pemberi modal. IKM dan pemberi modal tidak

melakukan pertemuan forum diskusi rutin karena hubungan yang

terjalin antara IKM dan pemberi modal (Bank) hanya bersifat

sementara, pemilik IKM hanya melakukan pinjaman kepada pemberi

modal pada situasi tertentu saja. Diskusi hanya dilakukan sebanyak 1

kali pada saat IKM akan melakukan pinjaman kepada pemberi modal.

Menurut IKM, diskusi akan dilakukan ketika IKM memiliki

kepentingan dengan pemberi modal (bank). Selain itu, pemberi modal

(bank) tidak melakukan penjadwalan khusus untuk melakukan diskusi

dengan IKM. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM

dan Bank tidak saling memperhatikan kepentingan dengan pihak-

pihak yang terkait dengan bisnisnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

79

c) Item Pernyataan 3: Sebagian besar pegawai berasal dari anggota non

keluarga

Tabel 5.11 menunjukkan skor yang diperoleh umtuk item

pernyataan 3 sama dengan item pernyataan 4 yaitu sebesar 37 dan

dikategorikan belum menerapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil

kuesioner yang menunjukkan bahwa sebanyak 14 dari 24 responden

memilih jawaban belum menerapkan. Hal ini disebabkan oleh hasil

wawancara diperoleh informasi, bahwa jumlah karyawan yang

memiliki hubungan kekeluargaan dengan pemilik hanya sebanyak 2-

3 orang. Adanya pegawai yang berasal dari keluarga menyebabkan

IKM tersebut lebih mementingkan kepentingan keluarga daripada

kepentingan pihak lain. Salah satu contohnya adalah ketika pemilik

memberikan tugas kepada karyawan yang masih memiliki hubungan

keluarga, karyawan tersebut diberikan tugas yang lebih mudah

dibandingkan dengan tugas yang diberikan kepada karyawan non

keluarga dan jika karyawan yang masih memiliki hubungan keluarga

dengan pemilik tersebut melakukan kesalahan maka pemilik tidak

memberikan sanksi kepada karyawan tersebut. Hal ini terbukti dari

hasil wawancara dengan pak Zainal, pemilik UD. Multi Karya Logam:

“Disini ada 2 orang karyawan yang berasal dari keluarga, ya tidak

enaknya memiliki karyawan yang masih memiliki hubungan

keluarga itu serba salah mbak. Serba salahnya ketika kalo dikasih

pekerjaan yang berat nanti kasihan kalo karyawan tersebut

berbuat salah saya hanya bisa menegur mbak dan tidak diberi

sanksi karena saya pekwuh mbak sama karyawan tersebut”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemilik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

80

IKM belum sepenuhnya bersikap adil dalam hal perlakuan kepada

karyawan yang berasal dari keluarga dan non keluarga.

d) Item Pernyataan 4: Pola pemberian gaji atau honor diperlakukan sama

bagi pegawai yang berasal dari keluarga dan dari luar keluarga

Skor item pernyataan 4 pada prinsip kewajaran dan kesetaraan

sebesar 37 dan dikategorikan belum menerapkan yang bermakna

bahwa penerapan prisnsip kewajaran dan kesetaraan untuk item

pernyataan ini belum diterapkan. Pernyataan ini didukung oleh hasil

kuesioner yang menunjukkan bahwa 14 dari 24 responden memilih

jawaban belum menerapkan. Hal ini disebabkan pemberian gaji

karyawan yang berasal dari keluarga dan non keluarga diperlakukan

berbeda. Karyawan yang berasal dari anggota keluarga diberikan gaji

dan bonus yang lebih banyak dikarenakan pemilik IKM ingin

membantu perekonomian karyawan yang berasal dari anggota

keluarga. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa IKM

kurang memiliki sikap wajar dan adil dengan karyawan yang berasal

dari keluarga dan non keluarga dalam hal penggajian karyawan.

c. Penerapan prinsip Good Corporate Governance secara keseluruhan

berdasarkan rata-rata skor yang diperoleh untuk setiap prinsip.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

81

Berikut ini adalah tabel perolehan skor rata-rata penerapan Good

Corporate Governance untuk setiap prinsip.

Tabel 5.12

Skor rata-rata penerapan prinsip Good Corporate Governance

Prinsip Rata-rata Skor Kategori

Transparansi 46 Menerapkan Sebagian

Akuntabilitas 50 Menerapkan Sebagian

Responsibilitas 48,2 Menerapkan Sebagian

Independensi 67,25 Sudah Menerapkan

Kewajaran dan

kesetaraan 35,75 Belum Menerapkan

Jumlah Skor 247,2

Skor Rata-rata

(Jumlah Skor /5) 49,44 Menerapkan Sebagian

Berdasarkan pada tabel 5.12 Penerapan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance secara keseluruhan, skor rata-rata dari kelima

prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan adalah sebesar

60,15 yang berarti bahwa IKM dikategorikan menerapkan sebagian

prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Penerapan prinsip GCG

hanya diterapkan sebagian besar karena adanya aktivitas atau kegiatan

dalam IKM belum sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance. Skor penerapan prinsip GCG tertinggi dengan perolehan

skor 67,25 terdapat pada prinsip independensi. Hal ini berarti bahwa IKM

yang tergabung dengan Koperasi Industri Batur Jaya sudah memiliki

sikap independen dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan dalam IKM.

Sedangkan, untuk skor penerapan prinsip GCG terendah dengan

perolehan skor 35,75 terdapat pada prinsip kewajaran dan kesetaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

82

Hal ini membuktikan bahwa IKM belum memiliki kesadaran dalam

memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terkait dengan bisnis.

2. Rumusan Masalah 2 “Apakah prinsip-prinsip Good Corporate Governance

mendukung keberlangsungan usaha pada IKM ?”

Berikut adalah hasil analisis dan pembahasan untuk menjawab rumusan

masalah kedua yaitu:

a. Hubungan Prinsip Transparansi dan Keberlangsungan Usaha

(Permodalan)

Adanya sikap transparan dalam pemberitahuan informasi keuangan

dan non keuangan kepada pemberi modal menyebabkan usaha terhindar

dari masalah permodalan dikarenakan mudahnya mendapatkan modal

dari investor atau lembaga keuangan. Selain itu, menurut Utari & Dewi

(2014) dalam Suparwo et.al (2018:211) Modal adalah faktor yang

mempunyai peran cukup penting karena diperlukan ketika pengusaha

mendirikan perusahaan atau memperluas usaha. Tanpa modal yang

cukup akan mempengaruhi kelancaran usaha.

Salah satu contoh hubungan prinsip transparansi dan permodalan

adalah pada item pernyataan 1 “ menyampaikan laporan keuangan dan

non keuangan kepada pemberi modal”. Berdasarkan hasil kuesioner

(tabel 5.7) prinsip transparansi untuk pernyataan 1 dikategorikan belum

menerapkan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara

yang menunjukkan bahwa kurangnya transparansi IKM dalam

melaporkan laporan keuangan dan non keuangan kepada pemberi modal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

83

(bank), ternyata tidak menyebabkan IKM mengalami permasalahan

dalam permodalan.

Hasil wawancara juga menunjukkan, ketika IKM akan melakukan

pinjaman ke Bank, Bank tidak akan menuntut adanya transparansi dalam

pelaporan keuangan dan non keuangan karena yang terpenting adalah

IKM mampu mengembalikan pinjaman tepat waktu. Kepercayaan bank

juga akan bertambah ketika IKM memiliki sikap transparan dalam

memberikan informasi secara lisan terkait dengan IKM seperti jumlah

penjualan, jumlah pesanan, jumlah pelanggan, NPWP, dll. Berdasarkan

pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya prinsip

transparansi dalam hal memberikan laporan keuangan dan non keuangan

kepada pemberi modal tidak mendukung keberlangsungan usaha IKM .

b. Hubungan prinsip Transparansi dan Keberlangsungan Usaha (Sumber

Daya Manusia)

Adanya sikap transparan dalam memberikan informasi kepada

karyawan terkait dengan penggajian, bonus, tunjangan dan fasilitas-

fasilitas menyebabkan karyawan menjadi nyaman dalam bekerja dan

memiliki loyalitas yang tinggi. Selain itu menurut Retnosari (2017)

sumber daya manusia (karyawan) merupakan salah satu unsur atau

bagian investasi terbesar dari suatu organisasi terutama bagi organisasi

bisnis.

Salah satu contoh hubungan prinsip transparansi dan sumber daya

manusia adalah pada item pernyataan 4 “menjelaskan pola pengajian atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

84

pemberian honor kepada pegawai”. Berdasarkan hasil kuesioner, prinsip

transparansi untuk pernyataan 4 dikategorikan sudah menerapkan yang

bermakna bahwa IKM sudah bersikap transparan dalam pemberian

informasi gaji, bonus, tunjangan dan fasilitas-fasilitas untuk karyawan.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara yang

menunjukkan bahwa adanya sikap transparan dalam memberikan

informasi kepada karyawan membuat karyawan nyaman dan betah

bekerja dalam IKM tersebut sehingga loyalitas karyawan tinggi. Hal ini

dibuktikkan dengan tidak adanya karyawan yang keluar atau resign dari

IKM. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya

prinsip transparansi dalam hal pemberian informasi mengenai gaji,

tunjangan, bonus dan fasilitas-fasilitas kepada karyawan mendukung

keberlangsungan usaha IKM.

c. Hubungan Prinsip Akuntabilitas dan Keberlangsungan Usaha (Produksi).

Adanya sikap akuntabilitas dalam hal pemisahan fungsi tugas dalam

IKM dapat memberikan kemudahan bagi seseorang untuk mengerjakan

pekerjaannya tanpa harus menunggu perintah Moenir (1987) dalam Fera

(2014). Salah satu contoh hubungan prinsip akuntabilitas dan

keberlangsungan usaha (produksi) yaitu dalam hal pemisahan fungsi

tugas dalam IKM (item pernyataan 1). Berdasarkan kuesioner, prinsip

akuntabilitas pada pernyataan 1 (tabel 5.8) dikategorikan menerapkan

sebagian karena pemisahan fungsi tugas bersifat tidak tertulis dan hanya

berlaku untuk job tertentu. Pembagian fungsi tugas hanya untuk tukang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

85

bubut mesin dan tukang cor yang memerlukan sebuah skill atau keahlian

khusus selain itu karyawan bekerja secara fleksibel. Meskipun IKM

tersebut hanya melakukan pemisahan fungsi untuk tukang bubut dan cor

bukan berarti semua pegawai diluar fungsi tugas tersebut dalam

melaksanakan pekerjaanya harus menunggu perintah. Semua pegawai

yang diluar divisi bubut dan cor sudah mengetahui tanggung jawabnya

sehingga dalam melakukan pekerjaannya tanpa menunggu perintah.

Walaupun IKM baru menerapkan sebagian kecil adanya pembagian

fungsi tugas, IKM tersebut memiliki kemampuan yang sama dalam

ketepatan menyelesaikan pesanan dan memiliki banyak pelanggan tetap.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa asas

akuntabilitas dalam hal pemisahan fungsi tugas karyawan tidak

mendukung keberlangsungan usaha IKM. Meskipun begitu tidak

menjadi permasalahan dalam IKM karena usaha masih bersifat

sederhana, pekerjaan yang dilakukan masih sederhana, rutin dan sudah

menjadi aktivitas rutin yang dikerjakan oleh karyawan sehingga tidak

memerlukan adanya pemisahan fungsi tugas dalam IKM.

d. Hubungan Prinsip Responsibilitas dan Keberlangsungan Usaha

(Permodalan)

Adanya sikap tanggung jawab (responsibilitas) dalam pengembalian

pinjaman tepat waktu kepada pemberi modal menyebabkan hubungan

antara pemberi modal dan IKM terjalin dengan baik dan dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

86

memberikan kemudahkan dalam melakukan pinjaman kepada pemberi

modal sehingga IKM lancar dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dan

dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya.

Salah satu contoh hubungan prinsip responsibilitas dan

keberlangsungan usaha (permodalan) yaitu dalam hal pengembalian

pinjaman dilakukan tepat waktu kepada pemberi modal (item pernyataan

2). Berdasarkan kuesioner untuk item pernyataan 2 (tabel 5.9)

dikategorikan menerapkan sebagian besar yang berarti bahwa IKM telah

memiliki sikap tanggung jawab dengan melakukan pengembalian

pinjaman yang dilakukan tepat waktu dengan tujuan agar hubungan

kerjasama antara pemberi modal dan IKM dapat terjalin dengan baik

sehingga memudahkan IKM untuk melakukan pinjaman kepada pemberi

modal. Dapat disimpulkan bahwa adanya prinsip responsibilitas dalam

hal pengembalian pinjaman dengan tepat waktu mendukung

keberlangsungan usaha IKM.

Berdasarkan hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa sebagian atau

12 IKM memiliki responsibilitas yang rendah dalam pengembalian

pinjaman. Penyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara yang

menunjukkan bahwa sebagian atau 12 IKM masih memiliki

responsibilitas yang rendah ternyata tidak menyebabkan tingkat

kepercayaan pemberi modal akan rendah. Pemberi modal tetap akan

memberikan kemudahan dalam pemberian modal kepada IKM hal ini

disebabkan karena sudah adanya hubungan kerjasama antara IKM dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

87

pemberi modal (bank). Berdasarkan pernyataan tersebut disimpulkan

bahwa prinsip responsibilitas dalam pengembalian pinjaman tidak

mendukung keberlangsungan usaha (permodalan).

Adanya prinsip responsibilitas dalam hal pengembalian pinjaman

dengan tepat waktu kepada pemberi modal sebagian mendukung dan

tidak mendukung keberlangsungan usaha IKM.Hubungan Prinsip

Kewajaran dan Kesetaraan dengan Keberlangsungan Usaha (Sumber

Daya Manusia).

e. Hubungan Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan dengan Keberlangsungan

Usaha (Sumber Daya Manusia)

Adanya penerapan prinsip kewajaran dan kesetaraan dalam pemberian

gaji karyawan yang berasal dari anggota keluarga dan non keluarga

menyebabkan loyalitas karyawan tinggi dikarenakan pemilik berlaku

secara adil dan setara dengan karyawan sehingga membuat karyawan

merasa nyaman bekerja pada IKM tersebut dan IKM dapat

mempertahankan keberlangsungan usahanya.

Loyalitas karyawan merupakan suatu hal yang penting bagi IKM

karena karyawan atau sumber daya manusia merupakan salah satu unsur

atau bagian investasi terbesar dari suatu organisasi terutama bagi

organisasi bisnis (Retnosari, 2017). Selain itu, karyawan dianggap

penting karena dapat menentukan kesuksesan berdirinya suatu

perusahaan, menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan dalam

membantu memperlancar produktivitas dan memaksimalkan kinerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

88

Apabila karyawan tidak bekerja secara produktif dan efisien maka

menjadi faktor penghambat untuk perusahaan. Salah satu penyebab

karyawan tidak bekerja secara produktif adalah adanya subyektivitas

pemilik dalam hal pemberian gaji kepada karyawan yang berasal dari

keluarga dan non keluarga. Salah satu contoh hubungan prinsip

kewajaran dan kesetaraan dengan keberlangsungan usaha (sumber daya

manusia) yaitu dalam hal pemberian gaji karyawan yang berasal dari

anggota keluarga dan non keluarga (item pernyataan 4). Berdasarkan

hasil kuesioner, prinsip kewajaran dan kesetaraan untuk pernyataan 4

(tabel 5.11) dikategorikan belum menerapkan yang bermakna bahwa

IKM kurang memiliki kesadaran untuk bersikap setara dan adil karena

masih adanya perbedaan gaji yang diberikan karyawan anggota keluarga

dan non keluarga.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa karyawan yang berasal dari

anggota keluarga mendapatkan gaji dan bonus yang lebih besar

dibanding dengan karyawan yang berasal dari non keluarga. Hal ini

dilakukan oleh pemilik IKM karena ingin membantu perekonomian

keluarga. Meskipun pemilik bersikap tidak adil kepada karyawan yang

berasal dari anggota non keluarga tetapi karyawan dapat menerima

keputusan tersebut karena bagi karyawan hal tersebut merupakan hal

yang biasa terjadi dan karyawan merasa nyaman dan betah bekerja dalam

IKM tersebut (loyalitas tinggi). Berdasarkan pernyataan di atas dapat

disimpulkan bahwa adanya prinsip kewajaran dan kesetaraan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

89

pemberian gaji karyawan yang berasal dari anggota keluarga dan non

anggota keluarga tidak berpengaruh pada loyalitas karyawan. Dapat

diartikan bahwa prinsip kewajaran dan kesetaraan tidak mendukung

keberlangsungan usaha IKM (SDM).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

90

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada Industri Kecil

dan Menengah (IKM) yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur Jaya

baru menerapkan sebagian. Skor penerapan prinsip Good Corporate

Governance tertinggi terdapat pada prinsip independensi dan skor

penerapan terendah terdapat pada prinsip kewajaran dan kesetaraan.

2. Penerapan prinsip Good Corporate Governance sebagian kecil mendukung

dan sebagian besar tidak mendukung keberlangsungan usaha pada Industri

Kecil dan Menengah (IKM ) yang tergabung dalam Koperasi Industri Batur

Jaya.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesulitan untuk menemui pemilik

untuk beberapa IKM sehingga informasi yang didapatkan peneliti relatif

terbatatas dan ketersediaan waktu responden dalam melakukan wawancara

sehingga peneliti tidak bisa menggali informasi yang lebih dalam.

C. Saran

1. Saran untuk peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian diharapkan dapat

menambah jumlah responden dan membuat kuesioner dengan bahasa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

91

mudah dipahami oleh responden. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh

lebih banyak dan memudahkan responden memahami kuesioner.

2. IKM

a. Laporan keuangan hendaknya dibuat secara lengkap agar IKM bisa

mengetahui laba/ rugi

b. Melakukan pemisahan fungsi tugas dalam IKM karena untuk

menghindari benturan kepentingan antar karyawan.

c. Membuat aturan atau pedoman perilaku secara tertulis, hal ini bertujuan

agar karyawan tertib dan memiliki etika.

d. Mempertahankan penerapan prinsip transparansi dalam hal pemberian

informasi gaji kepada karyawan, penerapan prinsip independensi dengan

adanya ketentuan mengenai pemasok bahan baku karena mendukung

keberlangsungan usaha pada IKM.

3. Koperasi Industri Batur Jaya

Memberikan kewajiban kepada anggota IKM untuk menyampaikan rencana

pelaksanaan kegiatan IKM, dan melaporkan laporan perkembangan usaha

kepada IKM. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan asas transparansi dan

responsibilitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

92

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan.2008. Manajemen Produksi dan Operasi : Edisi Revisi 2008.

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Cadbury, A. 1992. Report of the Comittee on the Financial Aspects of Corporate

Governance, London: Gee & Co Ltd.

Ervani, Eva.2014. Analisis Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol .7 No .2.

Fera, Firma. 2014. Pentingnya Pembagian Kerja Dalam Meningkatkan Efektivitas

Kerja Karyawan. Politeknik Negeri Bandung, Bandung.

Hidayat, Rachmad dan Herlambang, Yudha. 2009. Pengembangan Tata Kelola

Industri Kecil dan Menengah di Madura. Jurnal Teknik Industri Vol. 11 No.1

Ihsannudin. 2011. Studi Keruangan Pertumbuhan Sektor Industri Kecil dan

Menengah Kabupaten Bangkalan. Jurnal Embryo Vol. 9 No. 1

https://www.bps.go.id/subject/170/industri-mikro-dan-

kecil.html#subjekViewTab6 diakses pada 20 September 2018.

https://www.bps.go.id/subject/9/industri-besar-dan-sedang.html diakses pada 26

April 2019

Jaswadi. 2016. Analisis Tingkat Implementasi Good Corporate Governance Pada

Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 20

http://www.kemenperin.go.id/artikel/4299/Struktur-Industri-Indonesia-Masih-

Lemah diakses pada 25 Oktober 2018.

https://www.bps.go.id/website/images/Produk-Domestik-Bruto-Indonesia-Triwulan-IV-2017-ind.jpg diakses pada 20 September 2018

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia.

Maskur, Any. 2012. “Analisis Pelaksanaan Good Corporate Governance di usaha

mikro kecil dan menengah studi kasus pada mitra binaan unit PKBL PT

Taspen (PERSERO)”. Tesis Program Magister Akuntansi Universitas

Indonesia, Jakarta.

Nuryaman, Veronica Christina. 2015. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis.

Ghalia Indonesia, Bogor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

93

OECD. 2015. OECD Principles of Corporate Governance.

Peraturan Mentri Perindustian (Permenprin) Nomor 64 tahun 2016 tentang besaran

jumlah tenaga kerja dan nilai investasi untuk klasifikasi usaha industri

Purba, Marisi P. 2009. Asumsi Going Concern: Suatu Tinjauan Terhadap Dampak

Kritis Keuangan atas Opini Audit dan Laporan Keuangan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Retnosari, P Alienda. 2017. ”Pengaruh Kompensasi, Motivasi, dan lingkungan

kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di konsultan pajak”. Jurnal Ilmiah

Ilmu Administrasi Vol.9 No.1.

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis pendekatan

pengembangan-keahlian. Jakarta: Salemba Empat.

Sihombing, Midian Immanuel dan Sumartini. 2017.Pengaruh Pengendalian

kualitas bahan baku dan pengendalian proses produksi terhadap kualitas

produk cacat dan dampaknya pada biaya kualitas. Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Suparwo, et al. 2018. ”Stategi Pengembangan Usaha UMKM Baju Bayi Indra

Collection”. Jurnal Pengabdian Kepada Mayarakat. Vol.1 No.2.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang perindustrian.

Umar, Husein. 2005.”Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Widayanti et al. 2017. Pengaruh Financial literacy terhadap keberlangsungan

usaha (Business Sustainability) Pada UMKM Desa Jatisari. Jurnal Ilmiah

Manajemen dan Bisnis Vol. 18 No. 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

94

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

95

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

97

LAMPIRAN II KUESIONER

Kepada Yth.

Bapak/Ibu Responden Penelitian

Di tempat

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa program studi Akuntansi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang saat ini melakukan penelitian untuk penulisan skripsi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (GCG) pada IKM yang tergabung dalam Koperasi Industri

Batur Jaya dan mengetahui penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance

(GCG) dalam mendukung keberlangsungan usaha pada IKM yang tergabung dalam

Koperasi Industri Batur Jaya.

Sehubungan dengan hal tersebut saya memohon kesediaan Bapak/ Ibu dapat

meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kuesioner yang akan saya lampirkan

pada surat pernyataan ini. Kuesioner ini bertujuan untuk menilai apakah IKM sudah

menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance atau belum.

Kuesioner yang akan diisi oleh Bapak/Ibu merupakan data yang akan

diolah, dianalisis. Sesuai dengan etika penelitian, daya yang saya peroleh akan

dijaga kerahasiannya dan hanya digunakan semata - mata untuk penelitian ini.

Terimakasih atas kerjasama yang telah diberikan.

Hormat Saya

Peneliti

(Karina Eka Eridani)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

98

Identitas Responden

(berilah tanda ( √ ) pada salah satu kolom dibawah)

Nama :..................................................................................

Jenis Kelamin : Pria /Wanita *(coret yang tidak perlu)

Usia :........Tahun

Pendidikan Terakhir :

SD SMP SMA Diploma / Sarjana

Lama Bekerja :.........Tahun

Jabatan :.................................................................................

Nama Usaha :.................................................................................

Lama Usaha :..................................................................................

Alamat Usaha :..................................................................................

Jumlah Karyawan :..................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

99

Petunjuk pengisian kuesioner

Daftar checklist berikut merupakan daftar yang terdiri dari beberapa kondisi yang

mencerminkan setiap prinsip Good Corporate Governance. Bapak /Ibu diharapkan

untuk memilih satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia. Berilah tanda

centang (√) pada kolom yang tersedia. Bagi Bapak/Ibu yang memilih jawaban

Menerapkan Sebagian (MS) dimohon menuliskan sejauh mana IKM menerapkan

prinsip-prinsip GCG, aktivitas apa saja yang belum diterapkan sehubungan dengan

prinsip-prinsip GCG . Untuk Setiap jawaban Bapak/Ibu harap sesuaikan dengan

kondisi IKM anda. Kuesioner Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate

Governance ditujukan untuk Pemilik atau karyawan dalam IKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

100

1. Transparansi

Transparansi adalah keterbukaan dalam pemberitahuan informasi, baik dalam

proses pengambilan keputusan maupun dalam pengungkapan informasi

keuangan dan non keuangan mengenai unit usaha.

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

BM MS SM Keterangan

1

Menyampaikan

laporan yang berisi

informasi keuangan

dan non keuangan

kepada pemberi

modal

2

Laporan keuangan

yang dibuat dalam

bentuk laba rugi,

neraca, perubahan

modal, dan arus kas

3

Menyampaikan

rencana

pelaksanaan

kegiatan kepada

koperasi industri

Batur Jaya

4

Menjelaskan pola

penggajian atau

pemberian honor

kepada pegawai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

101

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

pertanggungjawaban organ/ bagian perusahaan sehingga pengelolaan

terlaksana efektif.

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

BM MS SM

Keterangan

1

Terdapat

Pemisahan

fungsi dalam

IKM.Misalnya

bagian

pemasaran dan

keuangan

2

Terdapat rincian

tugas dan

tanggungjawab

bagi pegawai

3

Terdapat Sistem

Operating

Procedure

(SOP) atau tata

cara

pelaksanaan

kegiatan dalam

IKM

4

Terdapat

pedoman

perilaku dalam

IKM

5

Terdapat sistem

bonus dan

sanksi bagi

pegawai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

102

3. Responsibilitas

Responsibilitas adalah tanggungjawab sosial dengan peduli dengan

masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sektor perusahaan.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

BM MS SM Keterangan

1

Pelaksanaan

kegiatan usaha

sesuai dengan

rencana yang

telah disetujui

oleh Koperasi

Batur Jaya

2

Pengembalian

pinjaman

dilakukan tepat

waktu sesuai

dengan perijinan

yang telah

disepakati

3

Laporan

perkembangan

usaha sudah

disampaikan ke

Koperasi Industri

Batur Jaya

4

Penyetoran pajak

sudah dilakukan

tepat waktu

5

Penyampaian SPT

sudah dilakukan

tepat waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

103

4. Indepenensi (Kemandirian)

Independensi adalah suatu usaha dimana perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan danpengaruh atau tekanan dari pihak

manapun.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

BM MS SM Keterangan

1

Terdapat

Ketentuan

mengenai

pemilihan

pemasok atau

distributor dalam

IKM

2

Terdapat

Ketentuan

mengenai

pemilihan tenaga

kerja dalam IKM

3

Penyusunan

rencana kerja

usaha tidak

dipengaruhi oleh

pemberi modal

4

Pengambilan

keputusan tidak

dipengaruhi oleh

pemberi modal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

104

5. Kewajaran dan Kesetaraan

Kewajaran dan Kesetaraan adalah keadaan dimana perusahaan harus

senantiasa memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terkait dengan

bisnis.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

BM MS SM Keterangan

1

Pemberi modal

memiliki akses

untuk melakukan

monitoring

pelaksanaan

kegiatan usaha di

IKM

2

Adanya

pertemuan forum

diskusi rutin

dengan pemberi

modal

3

Sebagian besar

pegawai berasal

dari keluarga

sendiri

4

Pola pemberian

gaji atau honor

diperlakukan

sama bagi

pegawai yang

bersasal dari

keluarga dan dari

luar keluarga

(Sumber: Maskur (2012), dengan modifikasi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

105

LAMPIRAN III DATA JAWABAN KUESIONER

No T1 T2 T3 T4 A1 A2 A3 A4 A5 R1 R2 R3 R4 R5 I1 I2 I3 I4 K1 K2 K3 K4

Total

Skor

Setiap

IKM

1 1 1 1 3 1 1 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 44

2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 50

3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 3 3 2 1 1 1 41

4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 1 1 1 52

5 1 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 46

6 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 49

7 1 2 2 3 2 3 3 1 3 1 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 47

8 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 1 1 1 47

9 1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 40

10 1 2 1 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 1 1 1 37

11 2 2 2 3 1 1 3 2 2 1 2 1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 49

12 1 1 1 3 1 1 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 44

13 1 2 2 3 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 3 1 3 3 2 1 2 2 41

14 1 2 2 3 1 1 3 1 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 41

15 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 50

16 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 3 1 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2 47

17 3 1 1 3 2 1 3 2 2 1 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

106

LANJUTAN LAMPIRAN III DATA JAWABAN KUESIONER

No T1 T2 T3 T4 A1 A2 A3 A4 A5 R1 R2 R3 R4 R5 I1 I2 I3 I4 K1 K2 K3 K4

Total

skor

setiap

IKM

18 1 1 1 3 2 1 3 2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 40

19 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 44

20 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 48

21 1 2 2 3 2 1 3 2 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 45

22 1 2 2 3 1 1 1 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 47

23 2 1 1 3 3 3 2 1 2 1 3 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 1 41

24 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 52 Total

Skor

per

item

36 45 34 69 47 39 57 50 57 36 51 28 63 63 71 62 68 68 42 27 37 37

Jumlah

Skor

per

prinsip

184 250 241 269 143

Rata-

rata 46 49,44 48,2 67,25 35,75

Total Skor Per IKM 1087

Rata-rata per IKM 45,29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

107

LAMPIRAN IV WAWANCARA

Daftar Pertanyaan akan diajukan kepada sekertaris, pemilik, dan karyawan

IKM

A. Transparansi

1. Apakah laporan keuangan yang dibuat meliputi laporan laba rugi, neraca,

perubahan modal, dan arus kas? Lalu alasan membuat laporan keuangan

tersebut?

2. Berapa kali penyampaian rencana pelaksanaan kegiatan kepada pemberi

modal?

3. Apakah karyawan mengetahui pola penggajian atau pemberian honor?

4. Apakah IKM bapak/ibu membuat slip gaji ? informasi apa sajakah yang

terkandung dalam slip gaji tersebut?

B. Akuntabilitas

1. Apakah di dalam IKM terdapat pemisahan fungsi tugas? Terdapat berapa

divisi pada IKM?

2. Apakah terdapat rincian tugas pada masing-masing divisi?

3. Apakah ada tata tertib atau pedoman perilaku dalam IKM ini?

4. Apakah terdapat sanksi jika ada karyawan yang melanggar aturan dalam

IKM?

5. Apakah IKM memberikan bonus bagi karyawan yang memiliki prestasi kerja

yang baik dan lembur?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

108

C. Responsibilitas

1. Apakah semua kegiatan yang ada pada IKM disetujui oleh Koperasi?

2. Seberapa besar peran Koperasi pada IKM

3. Apakah Koperasi Industri batur Jaya mengetahui perkembangan usaha pada

IKM?

4. Bagaimana pola penyetoran pajak pada IKM ini? Apakah pengurusan pajak

diserahkan kepada Koperasi Industri Batur Jaya?

5. Apakah IKM ini membuat pelaporan SPT secara tepat waktu?

6. Siapakah yang bertanggungjawab dalam pengurusan pajak?

D. Independensi

1. Berapakah jumlah pemasok atau distributor dalam IKM ini?

2. Apakah ada syarat khusus bagi pemasok atau distributor dalam IKM ini? Jika

ada apa saja syaratnya?

3. Apa saja syarat untuk bekerja disini? Apakah semua karyawan atau pegawai

memenuhi kualifikasi?

4. Apakah penyusunan rencana pada IKM tersebut dipengaruhi oleh pemberi

modal? Siapa saja yang turut serta dalam penyusunan rencana dalam IKM

ini?

5. Siapa yang mempengaruhi dalam pemgambilan keputusan ? Siapa saja yang

turut serta dalam pengambilan keputusan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

109

E. Kewajaran dan Kesetaraan

1. Siapa saja yang turut serta memonitor pelaksanaan kegiatan usaha di IKM

ini?

2. Apakah pemberi modal ikut serta dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan

usaha di IKM ini?

3. Apakah terdapat anggota keluarga yang menjadi karyawan anda? Alasan

merekrut karyawan dari anggota keluarga? dan berapakah jumlah karyawan

yang merupakan anggota keluarga?

4. Apakah pemberian gaji atau honor diperlakukan sama bagi pegawai yang

berasal dari keluarga dan non keluarga? Alasan jika pemberian gaji atau

honor diperlakukan berbeda? Apakah ada hal yang mempengaruhi dalam

keputusan pemberian gaji kepada keluarga?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

110

GCG dalam mendukung keberlangsungan IKM: Pertanyaan Wawancara akan

diajukan kepada sekertaris atau pemilik IKM.

1. Apakah anda mengalami kesulitan dalam hal permodalan? Bagaimana cara

mengatasi dalam menghadapi kesulitan permodalan?

2. Kebutuhan permodalan, modal usaha berasal dari mana? apakah pemberi

modal meminta anda atau IKM melaporkan hal yang berkaitan dengan

keuangan dan non keuangan?

3. Apakah dengan sikap terbuka atau transparan kepada pemilik modal bisa

mempermudah IKM dalam memenuhi kebutuhan modalnya?

4. Upaya apa yang akan anda lakukan untuk mencegah dan mengatasi kesulitan

dalam hal permodalan?

5. Apakah Koperasi mempengaruhi IKM dalam proses pengambilan keputusan?

6. Apakah ada lembaga lain yang mempengaruhi IKM dalam proses

pengembilan keputusan ?

7. Sejauh mana Koperasi ikut campur dalam IKM?

8. Bagaimana mekanisme pengambilan keputusan pada IKM ?

9. Apakah dalam IKM sudah ada pembagian tugas dan wewenang?

10. Apakah menurut anda penting bagi IKM melakukan pembagian kerja atau

fungsi otorisasi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCErepository.usd.ac.id/35272/2/152114069_full.pdf · PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN

111

11. Apakah omset dalam IKM mengalami peningkatan? Faktor apa yang

membuat omset dalam IKM mengalami peningkatan?

12. Bagaimana cara IKM untuk mempertahankan pelanggan?

13. Apa saja kelebihan yang ditawarkan IKM anda daripada IKM yang lain?

14. Apakah IKM anda mengalami peningkatan pelanggan? Faktor apa saja

membuat IKM mengalami peningkatan pelanggan?

15. Apakah karyawan sering resign dari IKM bapak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI