Upload
trananh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH BANK SYARIAH MANDIRI
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
Angga Triyoga P.
NIM F3307191
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH BANK SYARIAH MANDIRI
Angga Triyoga Perbawa
F3307191
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang perhitungan
dan pencatatan pelaksanaan prinsip bagi hasil pembiayaan mudharabah di Bank
Syariah Mandiri. Diharapkan tugas akhir ini bisa mensosialisasikan pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil ini kepada pembaca. Metode yang digunakan dalam
penulisan tugas akhir ini antara lain dengan wawancara, pengamatan,
pengumpulan data, dan praktik secara langsung di bank syariah mandiri KCP
Nusukan. Dari semua informasi yang didapatkan penulis membandingkan
pelaksanaan pembiayaan mudharabah di Bank Syariah Mandiri dengan berbagai
peraturan yang mengatur hal-hal tersebut. Dalam Tugas akhir ini sudah dapat
memastikan bahwa prinsip bagi hasil yang diterapkan bank syariah mandiri dalam
pembiayaan mudarabah telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.
15/DSN-MUI/IX/2000. Didalamnya termasuk tentang metode Revenue sharing
yang digunakan dan juga mengenai hal penentuan presentase nisbah telah sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan segala sesuatu tentang pencatatan atau
penjurnalan juga telah sesuai dengan PSAK No. 105 dan papsi 2003. Setelah
diketaui tentang telah sesuainya pembiayaan mudharabah di bank syariah mandiri
dengan berbagai peraturan yang berlaku, diharapkan pihak bank lebih
meningkatkan sosialisasi tentang hal ini kepada masyarakat pada umumnya dan
nasabah pada khususnya. Transparansi tentang berbagai hal tentang pembiayaan
mudharabah kepada nasabah yang bersangkutan sangat diharapkan agar terjadi
sikap saling percaya antara nasabah dengan bank.
Kata kunci : bagi hasil, mudharabah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
THE APPLICATION OF THE SYSTEM FOR A RESULT TO
MUDHARABAH FINANCING BANK SYARIAH MANDIRI
Angga Triyoga Perbawa
F3307191
The purpose of this study was to describe the calculation and recording of
the implementation of the principle of profit sharing mudharabah at Bank Syariah
Mandiri. This final project is expected to socialize with the principles of financing
for this result to the reader. The methods used in the writing of this study, among
others, with interviews, observations, data collection, and the practice directly in
Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan. From all the information obtained as the
author comparing the implementation of mudharabah financing in the Bank
Syariah Mandiri with various rules governing such matters..In this final task is to
ensure that the principles applied to the results of an independent Islamic bank in
mudarabah financing in accordance with the Dewan Syariah Nasional No:
15/DSN-MUI/IX/2000. It includes about revenue sharing method used and also on
the determination of the percentage ratio in accordance with applicable
regulations. While everything about the recording or journalizing also been in
accordance with PSAK No. 105 and PAPSI 2003.After the identification of
resources has been the incompatibility mudharabah in Bank Syariah Mandiri with
various regulations, banks are expected to further enhance the dissemination of
this to the public in general and customers in particular. Transparency about
mudharabah to the customer concerned is expected to enable the mutual trust
between customer and bank.
Key words : profit sharing, mudharabah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir dengan judul “ PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL
PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BANK SYARIAH
MANDIRI ” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perepajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret ( UNS).
Surakarta, 20 Juli 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Ibrahim Fatwa Wijaya, SE, MSc
NRP. 330800003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melangkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Akuntansi
Surakarta, 25 Juli 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
1. Drs. Agus Budiatmanto, MSi., Ak ( )
NIP. 19591216 199003 1 001
Penguji
2. Ibrahim Fatwa Wijaya, SE, MSc. ( )
NRP. 330800003 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah
Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Al-Baqoroh : 32)
“Dan barang siapa menempuh jalan dimana dituntutnya ilmu pengetahuan,
niscaya Allah akan memudahkan jalan ke surga” (H.R Muslim)
“Sesungguhnya tidak ada yang sia-sia, semua pasti ada hikmahnya”
Penulis persembahkan kepada:
1. Bunda dan Ayah tercinta.
2. Kakak-kakakku tercinta.
3. Zahira, Afifah dan Tiara jadilah anak yang sholehah kelak.
4. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku.
5. Almamaterku.
6. Pembaca yang budiman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul “ PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH BANK SYARIAH MANDIRI ” dengan tepat waktu.
Tugas akhir ini dimaksudkan sebagai syarat persyaratan untuk mencapai derajat
Sarjana Ahli Madya Perpajakan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Santosa T H, Msi., Ak selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si, Ak. selaku ketua Program Studi
Diploma III Akuntansi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Ibu Sri Murni, SE, Msi, Ak. Selaku pembimbing akademik.
5. Bapak Ibrahim Fatwa Wijaya, SE, MSc. Selaku pembimbing magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
6. Bapak ibu Dosen Fakultas Ekonomi UNS yang telah membekali ilmu
pengetahuan selam dalam bangku perkuliahan.
7. Segenap staff karyawan Fakultas Ekonomi UNS.
8. Chrisna Mandarwati selaku Kepala Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan
yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan magang dan penelitian serta sebagai pembimbing instansi
magang.
9. Seluruh karyawan-karyawati Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan
Surakarta, terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang diberikan.
10. Kedua orang tua yang telah memberikan do’a, dukungan, dan semangat
kepada penulis.
11. Teman-teman yang telah banyak memberikan dukungannya.
12. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna.
Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penulisan Tugas Akhir ini. Penulis juga berharap semoga penulisan Tugas
Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.
Surakarta, Maret 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 1
1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri ...................................... 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan .............. 3
3. Profil Perusahaan Bank Syariah Mandiri ........................................ 3
4. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri .............................................. 5
5. Budaya Bank Syariah Mandiri ........................................................ 6
6. Struktur Organisasi.......................................................................... 7
7. Deskripsi Jabatan ............................................................................ 9
8. Produk Layanan ............................................................................ 12
B. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................. 17
C. PERUMUSAN MASALAH .............................................................. 19
D. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................. 19
E. PERUMUSAN MASALAH .............................................................. 20
BAB II PROFIL INSTANSI
A. Landasan Teori .................................................................................. 21
1. Pengertian Bank ............................................................................ 21
2. Pembiayaan Mudharabah ............................................................. 23
3. Metode Bagi Hasil ......................................................................... 27
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................................... 31
1. Mekanisme Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah Pada BSM ... 31
2. Perhitungan dan Pengungkapan Bagi Hasil pada Pembiayaan
Mudharabah .................................................................................. 45
3. Pelaksanaan Bagi Hasil Ditinjau Fatwa DSN ............................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB III TEMUAN
A. KELEBIHAN ....................................................................................... 52
B. KELEMAHAN .................................................................................... 53
BAB IV PENUTUP
A. KELEBIHAN ....................................................................................... 54
B. KELEMAHAN .................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Tabel Karyawan dan Pembagian Kerja ............................................. 5
Tabel II.1 Perhitungan Setoran Ke Bank ......................................................... 48
Tabel II.2 Tinjauan Fatwa DSN Terhadap Pembiayaan Mudharabah Di BSM 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Struktur Organisasi BSM KCP Nusukan ........................................ 8
Gambar II.1 Sekema Transaksi Pembiayaan Mudharabah .............................. 26
Gambar II.2 Perbedaan Prinsip Bagi Hasil Revenue Sharing dan Profit Sharing30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Fatwa DSN No. 15/DSN_MUI?IX?2000
2. PSAK No. 105 Tahun 2007
3. PAPSI Tahun 2003
4. Surat Pernyataan Tugas Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH BANK SYARIAH MANDIRI
Angga Triyoga Perbawa
F3307191
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang perhitungan
dan pencatatan pelaksanaan prinsip bagi hasil pembiayaan mudharabah di Bank
Syariah Mandiri. Diharapkan tugas akhir ini bisa mensosialisasikan pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil ini kepada pembaca. Metode yang digunakan dalam
penulisan tugas akhir ini antara lain dengan wawancara, pengamatan,
pengumpulan data, dan praktik secara langsung di bank syariah mandiri KCP
Nusukan. Dari semua informasi yang didapatkan penulis membandingkan
pelaksanaan pembiayaan mudharabah di Bank Syariah Mandiri dengan berbagai
peraturan yang mengatur hal-hal tersebut. Dalam Tugas akhir ini sudah dapat
memastikan bahwa prinsip bagi hasil yang diterapkan bank syariah mandiri dalam
pembiayaan mudarabah telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.
15/DSN-MUI/IX/2000. Didalamnya termasuk tentang metode Revenue sharing
yang digunakan dan juga mengenai hal penentuan presentase nisbah telah sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan segala sesuatu tentang pencatatan atau
penjurnalan juga telah sesuai dengan PSAK No. 105 dan papsi 2003. Setelah
diketaui tentang telah sesuainya pembiayaan mudharabah di bank syariah mandiri
dengan berbagai peraturan yang berlaku, diharapkan pihak bank lebih
meningkatkan sosialisasi tentang hal ini kepada masyarakat pada umumnya dan
nasabah pada khususnya. Transparansi tentang berbagai hal tentang pembiayaan
mudharabah kepada nasabah yang bersangkutan sangat diharapkan agar terjadi
sikap saling percaya antara nasabah dengan bank.
Kata kunci : bagi hasil, mudharabah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
THE APPLICATION OF THE SYSTEM FOR A RESULT TO
MUDHARABAH FINANCING BANK SYARIAH MANDIRI
Angga Triyoga Perbawa
F3307191
The purpose of this study was to describe the calculation and recording of
the implementation of the principle of profit sharing mudharabah at Bank Syariah
Mandiri. This final project is expected to socialize with the principles of financing
for this result to the reader. The methods used in the writing of this study, among
others, with interviews, observations, data collection, and the practice directly in
Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan. From all the information obtained as the
author comparing the implementation of mudharabah financing in the Bank
Syariah Mandiri with various rules governing such matters..In this final task is to
ensure that the principles applied to the results of an independent Islamic bank in
mudarabah financing in accordance with the Dewan Syariah Nasional No:
15/DSN-MUI/IX/2000. It includes about revenue sharing method used and also on
the determination of the percentage ratio in accordance with applicable
regulations. While everything about the recording or journalizing also been in
accordance with PSAK No. 105 and PAPSI 2003.After the identification of
resources has been the incompatibility mudharabah in Bank Syariah Mandiri with
various regulations, banks are expected to further enhance the dissemination of
this to the public in general and customers in particular. Transparency about
mudharabah to the customer concerned is expected to enable the mutual trust
between customer and bank.
Key words : profit sharing, mudharabah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri
Sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri dipengaruhi adanya
tuntutan dari sebagian masyarakat muslim Indonesia yang menganggap
bahwa bunga bank adalah haram. Pada tahun 1997 tepatnya bulan Juli
krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi
oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah yang
menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk
merekonstruksi dan merekapitalisasi sebagian bank Indonesia.
Dicuplik dari situs resmi BSM (www.syariahmandiri.co.id/ ) Bank
Syariah Mandiri berawal dari salah satu bank konvensional, PT Bank
Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai
(YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena
dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan
melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang
investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi
Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT
Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Di dalam Laporan Keuangan BSM 2010 menjelaskan tentan
sejarahnya saat melakukan konsolidasi serta membentuk Tim
Pengembangan Perbankan Syariah yang bertujuan untuk mengembangkan
layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri,
sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang
memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual
banking system). Dengan Berlakuknya UU tersebut dianggap menjadi
momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti
dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah
dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam
Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/
1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420
H atau tanggal 1 November 1999( www.syariahmandiri.co.id/ ).
2. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan
Dari Informasi yang didapat dari Bapak Sutarto (Operating Officer
BSM KCP Nusukan) “Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan merupakan
perpanjangan dari kantor pusat. Sebelum menjadi KCP, di tahun 2005
KCP Nusukan masih berupa Kounter Layanan Syariah (KLS) yang
tempatnya berada di Bank Mandiri Konvensional cabang Gladak. Karena
dinilai mempunyai potensi yang tinggi dalam pertumbuhan Bank Syariah
Mandiri, KLS ini diajukan ke pusat untuk mendapatkan kenaikan tingkat
menjadi KCP. Akhirnya pada tahun pada bulan oktober 2011 KLS ini
mendapatkan kenaikan tingkat menjadi KCP Nusukan dan sekarang
pindah ke gedung milik sendiri yang berada di jl. Piere Tendean No.199,
Nusukan, Banjarsari, Surakarta sampai saat ini.”
3. Profil Perusahaan Bank Syariah Mandiri
Nama Induk Lembaga : PT. Bank Syariah Mandiri
Alamat Lembaga : Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5
Jakarta 10340 – Indonesia
Telepon : (62-21) 2300 509, 3983 9000
Faksimili : (62-21) 3983 2989
Situs Resmi : www.syariahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri : 25 Oktober 1999
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tanggal Beroperasi : 01 November 1999
Jumlah Karyawan : 13.185 orang (Per November 2011)
Kepemilikan Saham : 1. PT Bank Mandiri (131.648.712 lembar)
2. PT Mandiri Sekuritas (1 lembar)
Kantor Layanan : 630 kantor, yang tersebar di 33 provinsi di
seluruh Indonesia.
Kantor Tempat Magang : Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan
Alamat Tempat Magang : Jl. Piere Tendean No.199, Nusukan,
Banjarsari, Surakarta.
Kepala Kantor Magang : Chrisna Mandarwati
Sumber : http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-
perusahaan/profil-perusahaan/profilperusahaan-profilperusahaan/ diakses
10 Maret 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1.1
Tabel Karyawan dan Pembagian Kerja
Pembagian Kerja Nama Karyawan
Kepala KCP Chrisna Mandarwati
I. Operasional
Operation Officer Sutarto
Back Office Yudha Bintara
Customer Service Muh. Fajrin Sean Akbar
Teller Laily Abidah
1) Office Boy 1. Fitrah Hariyadi
2. Agus Nur Sandy
2) Security
3)
1. Ngadiyono
2. Arief Sukmanegara
3. Sugiyanto
4. Haryadi Budi Santoso
4) Driver Sumaryanto
II. Marketing
Account Officer -
1) Pelaksana Marketing Suport 1. Wisnu Bangun Wibowo
2. Rizal Gunawan
Syariah Founding Eksekutif 1. Novita Dyah Windasari
2. Indriyanti Muslimah
Sumber : Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan (2012)
4. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
a. Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
b. Misi
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam
lingkungan kerja yang sehat.
4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan
yang sehat.
5. Budaya Bank Syariah Mandiri
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai
sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang
disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah
Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared
Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.
1) Excellence:
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu
dan berkesinambungan.
2) Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
3) Humanity:
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
4) Integrity:
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Customer Focus:
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan
Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan
menguntungkan.
6. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dari Bank Syariah Mandiri pada dasarnya
sudah ada standar tersendiri dari Kantor Pusat. Tapi dalam pelaksanaannya
banyak perubahan-perubahan yang perlu dilakukan untuk mengadaptasi
dengan keadaan di masing-masing kantor BSM. Sebagai contoh di Kantor
BSM KCP Nusukan, karena belum adanya Account Officer dan Kepala
Warung Mikro, maka bagian marketing dan bagian mikro langsung
dipimpin juga oleh Operating officer. Adapun Standar Bagian atau
Struktur Organisasi dari Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan dapat dilihat
pada gambar berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kepala
KCP
Nusukan
Account
Office
Operational
Officer
Kepala
Warung
Mikro
Pelaksana
Marketing
Support
Syariah
Founding
Eksekutif
Back Office
Customer
Service
Teller
Security
Office Boy
Driver
Analis
Mikro
Pelaksana
Marketing
Mikro
Gambar I.1
Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan
Sumber : Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan (2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
7. Deskripsi Jabatan
Diskripsi jabatan merupakan uraian dan tanggung jawab dari
masing-masing unit organisasi yang ada dalam perusahaan. Adapun
deskripsi jabatan dari struktur organisasi Bank Syariah Mandiri KCP
Nusukan dipegang oleh Kepala Kantor Cabang Pembantu.
a. Kepala KCP
1) Mengelola secara optimal sumber daya Cabang agar dapat
mendukung kelancaran operasional Bank.
2) Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank
guna mencapai tingkat volume/sasaran yang telah ditetapkan baik
pembiayaan, dana, maupun jasa.
3) Memastikan realisasi target operasional Cabang serta menetapkan
upaya-upaya pencapaiannya.
4) Melakukan kegiatan penghimpunan dana; pemasaran
pembiayaan; pemasaran jasa-jasa dan mencapai target yang telah
ditetapkan.
5) Melakukan review terhadap ketajaman dan kedalaman
analisis pembiayaan guna antisipasi risiko dengan penekanan
kepada:
6) Mengimplementasikan corporate culture Bank Syariah Mandiri
kepada seluruh Cabang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Operating Officer
1) Mengelola secara optimal sumber daya bidang operasi agar
dapat mendukung kelancaran operasional Cabang.
2) Membuat rencana dan sasaran kerja tahunan Cabang di
bidang operasi.
3) Melakukan pengecekan pemenuhan prasyarat/syarat
pembiayaan berdasarkan Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan
(SP3) dan akad pembiayaan serta otorisasinya.
4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Cabang
c. Account Officer
1) Membantu manajemen pemasaran dalam menetapkan rencana
kerja (RKAP) tahunan bidang pemasaran, baik pembiayaan,
pendanaan, maupun jasa-jasa bank.
2) Melaksanakan strategi pembiayaan produksi bank guna
mencapai volume/sasaran yang telah ditetapkan.
3) Melakukan survey/pengamatan secara langsung terhadap
kondisi/ potensi bisnis daerah.
4) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk oleh atasan.
d. Customer Service
1) Memberikan penjelasan nasabah/calon nasabah atau investor
mengenai produk-produk Bank Syariah Mandiri berikut syarat-
syaratnya maupun tata cara prosedurnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Melayani pembukaan rekening giro dan tabungan sesuai
dengan permohonan investor.
3) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk atasan.
e. Teller
1) Bersama-sama dengan Operating Officer :
a) Mengambil/menyimpan uang tunai dari/ke dalam brangkas
kas/teller.
b) Melaksanakan pengawasan brangkas.
2) Pada awal/akhir hari mengambil/menyimpan box teller dari/ke
dalam brangkas.
3) Bersama-sama Operating Officer :
a) Menghitung persediaan uang yang ada di brangkas teller.
b) Pada awal/akhir membuka / menutup brangkas teller.
4) Melayani penyetoran tunai maupun non tunai dengan benar dan
cepat.
5) Membuka (posting) mutasi kas secara benar melalui terminalnya
f. Back Office
1) Melaksanakan pemeriksaan ulang atas semua transaksi tranfer
keluar/masuk maupun nota debit keluar/masuk setiap hari.
2) Memeriksa kebenaran/kecocokan antara fisik blanko nota
kredit/nota debit
3) Mengimplementasikan budaya ETHIC.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g. Pelaksana Marketing Support
1) Memperkenalkan produk-produk BSM kepada calon nasabah.
2) Memastikan kelengkapan persyaratan-persyaratan
penandatanganan akad dan pencairan pembiayaan nasabah.
3) Mengimpletasikan budaya ETHIC.
h. Syariah Founding Eksekutif
1) Memperkenalkan produk-produk BSM kepada calon nasabah.
2) Memastikan kelengkapan persyaratan-persyaratan
penandatanganan akad dan pencairan pembiayaan nasabah
3) Membantu tugas Pelaksana Marketing Support.
Sumber : Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan (2012)
8. Produk Layanan
a. Produk Pendanaan
1) Tabungan BSM
Tabungan dalam mata uang rupiah dengan akad
Mudharabah Mutlaqah yang penarikannya berdasarkan
syarat-syarat tertentu yang disepakati.
2) BSM Tabungan Simpatik
Tabungan berdasarkan prinsip wadiah
yaddhamanah yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan Nisbah bagi
hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang
telah ditetapkan dan dilengkapi perlindungan asuransi dan premi
gratis.
4) BSM Tabungan Investa Cendekia
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan
dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan
dilengkapi dengan perlindungan asuransi.
5) BSM Tabungan Mabrur
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu
pelaksanaan ibadah haji & umrah.
6) BSM Tabungan Kurban
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu
nasabah dalam merencanakan ibadah kurban dan aqiqah.
Pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.
7) BSM Tabungan Pensiun
Tabungan Pensiun BSM adalah simpanan dalam mata
uang rupiah berdasarkan prinsip Mudharabah mutlaqah,
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan yang disepakati.
Produk ini merupakan hasil kerjasama BSM dengan PT Taspen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang diperuntukkan bagi pensiunan pegawai negeri Indonesia.
8) BSM Giro
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip
wadiah yad dhamanah.
9) BSM Giro Valas
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US
Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan
berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.
10) BSM Giro Singapore Dollar
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore
Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan
berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.
11) BSM Giro Euro
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Euro untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip
wadiah yad dhamanah.
12) BSM Deposito
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang
rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
13) BSM Deposito Valas
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dollar yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
14) BSM Tabungan Dollar
Tabungan dalam mata uang Dollar yang penarikan dan
setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM.
15) Tabunganku
Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah
dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di
Indonesia.
Sumber : http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-
banking/produkdana-consumer/ diakses pada tanggal 13 Maret 2012
b. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan BSM Griya
Pembiayaan BSM Griya merupakan fasilitas pembiayaan
pemilikan rumah tinggal.
2) BSM GADAI EMAS IB
Pembiayaan gadai emas IB merupakan layanan untuk
mendapatkan dana dalam mengatasi kebutuhan biaya
pendidikan, modal usaha, biaya pengobatan, penyelenggaraan
hajatan dan kebutuhan lain.
3) BSM Warung Mikro
Yaitu pembiayaan bagi usaha mikro yang membutuhkan
dana untuk pengembangann usaha produktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Pembiayaan Talangan Haji
Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada
nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk
memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.
Sumber : http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-
banking/pembiayaan-consumer/ diakses pada tanggal 13 Maret 2012
c. Produk Jasa
1) BSM E-Banking
a) SM Card
BSM Card merupakan kartu yang dapat
dipergunakan untuk transaksi perbankan melalui ATM dan
mesin debit.(EDC/Electronic Data Capture).
b) BSM Mobile Banking GPRS (MBG)
BSM Mobile Banking GPRS (MBG) merupakan
layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone
(handphone) berbasis GPRS.
c) BSM NET BANKING
BSM net Banking merupakan layanan transaksi
perbankan (non tunai) melalui internet.
2) BSM E-Payroll
BSM e-payroll merupakan layanan transaksi
perbankan yang mempermudah pembayaran gaji karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara elektronis.
3) BSM Sentra Bayar
BSM sentra bayar merupakan layanan transaksi
perbankan yang mempermudah nasabah dalam membayar
tagihan.
Sumber : http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-
banking/produkjasa-consumer/ diakses pada tanggal 13 Maret 2012
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada awal periode 1980-an, diskusi tentang bank syariah sebagai
pilar ekonomi islam di indonesia telah dilakukan. Beberapa uji coba pada
sekala yang relatif terbatas telah dilakukan. Didalam Musyawarah Nasional
IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta pada 22-25 Agustus
1990 menghasilkan sebuah kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di
Indonesia. Perbankan islam di indonesia terus berkembang setelah itu
ditandai dengan berlakunya UU No.7 Tahun 1992, perkembangan tersebut
semakin terlihat pada era reformasi dengan disetujuinya UU No.10 Tahun
2008, dan sekarang berlaku UU No.21 Tahun 2008 (Muhammad Syafi’i
2001:25-26).
Di dalam Undang-undang No.21 Tahun 2008 tercantum bahwa fungsi
perbankan syariah mulakukan fungsi perhimpunan dan penyaluran dana
masyarakat. Permasalahannya adalah bagaimana Implementasi pelaksanaan
prinsip bagi hasil dalam kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perbankan syariah. Untuk keperluan pengawasan tentang hal tersebut Dewan
Syariah Nasional membentuk garis panduan produk syariah yang diambil dari
sumber-sumber hukum islam (Muhammad Syafi’i 2001:32).
Pada Umumnya produk yang ditawarkan dalam perbankan syariah
kepada nasabah diantaranya adalah a) produk funding berupa tabungan
wadiah, tabungan Mudharabah, dan deposito Mudharabah, b) produk
financing berupa pembiayaan murabahah, musyarakah, dan Mudharabah.
Pembiayaan murabahah merupakan produk berakad jual-beli dengan
berorientasi bisnis. Sedangkan pembiayaan Mudharabah dan musyarakah
merupakan produk yang berakad kerjasama dan berorientasi bisnis yang
berasal dari dana pihak ketiga atau masyarakat berupa giro, tabungan atau
deposito (Muhammad, 2005:179).
Didalam pelaksanaan prinsip bagi hasil dalam hal kegiatan
penghimpunan dana dalam bank syariah cukup mendapat kepercayaan dari
masyarakat, akan tetapi dalam hal penyaluran dana yang dilakukan bank
syariah dalam bentuk pembiayaan masih cukup banyak masyarakat yang
beranggapan bahwa pembiayaan di bank syariah tidak berbeda dengan kredit
di bank konvensional atau belum benar-benar diterapkan sesuai hukum islam.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil
judul “PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH BANK SYARIAH MANDIRI”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas berdasarkan latar belakang
masalah diatas adalah :
1. Seperti apakah pelaksanaan pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah
Mandiri ?
2. Bagaimana perhitungan bagi hasil dalam pembiayaan Mudharabah pada
Bank Syariah Mandiri ?
3. Seprti apakah pencatatan transaksi pembiayaan Mudharabah khususnya
saat pembayaran, pelaksanaan bagi hasil, dan pelunasan pembiayaan
Mudharabah jika dilihat dari dasar PSAK No.105 dan PAPSI 2003 ?
4. Bagaimanakah pelaksanaan prinsip bagi hasil pada pembiayaan
Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri jika ditunjau dari Fatwa Dewan
Syariah Nasional (DSN-MUI) ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan atas penelitian yang dilakukan adalah menemukan
pemecahan atas permasalahan yang diuraikan diatas, yaitu :
1. Mengetahui bagaimanakah penerapan prinsip bagi hasil yang diterapkan
oleh bang syariah mandiri, khususnya pada transaksi pembiayaan
Mudharabah?
2. Mengetahui apakah perlakuan dalam penerapan prinsip bagi hasil dalam
pembiayaan Mudharabah telah sesuai dengan PSAK No. 105 belum?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Mengetahui Untuk memahami, apa hambatan yang dihadapi bank Syariah
dan bagaimana seharusnya?
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis
Dapat memberikan pengalaman dalam mempraktikan ilmu dan
teori yang diperoleh selama mengikuti pendidikan Program Diploma III
Akuntansi Keuangan ke dalam kenyataan dunia bisnis yang ada pada PT.
Bank Syariah Mandiri.
2. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan
untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam hal bagi hasil sesuai materi
yang dibahas.
3. Bagi Pihak Lain
Dapat memberikan sebuah manfaat, berupa tambahan informasi
dan sebagai refrensi bacaan untuk memperdalam bidang ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Bank
Menurut pernyataan setandar akuntansi keuangan, pengertian bank
adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak
yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai
lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Thomas
Suyatno mengartikan perbankan sebagai suatu lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang, dengan tujuan untuk memenui kebutuhan
kredit dengan modal sendiri atau orang lain, selain itu juga mengedarkan
alat tukar baru dalam bentuk uang bank atau giral (Wibowo,dkk., 2005:
16).
Bank Syariah atau Bank Islam adalah bank yang dikembangkan
berdasarkan syariah (hukum) islam, yaitu berdasarkan Al-Quran dan
hadist Rosulullah saw. Definisi Bank Syariah menurut Sudarsono
(2004:27) adalah Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberi
kredit jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang beroprasi dengan prinsip-prinsip syariah. Bank Syariah muncul di
Indonesia dikarenakan oleh desakan dari masyarakat khususnya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
beragama Islam yang berpandangan bahwa bunga dalam perbankan
merupakan bentuk riba, sehingga diharamkan dalam ajaran agama Islam.
Dengan adanya UU No. 7 tahun 1997 merupakan dasar berkembangnya
Bank Syariah di Indonesia.
Menurut Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru(2006) perbedaan
yang mendasar antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional antara
lain :
a. Perbedaan Falsafah
Landasan falsafah yang dianut adalah perbedaan pokok antara bank
syariah dengan bank konfensional. Jika dalam bank konvensional
menggunakan sistem bunga, maka dalam bank syariah justru
sebaliknya. Di dalam bank syariah sistem dikembangkan untuk
menghindari sistem bunga, maka sistem yang dikembangkan adalah
jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan adalah bagi hasil.
b. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah
Pengelolaan dana dalam sistem bank syariah dilakukan dalam bentuk
titipan atau investasi. Berbeda dengan deposito dalam bank
konvensional yang merupakan upaya untuk membungakan uang, cara
titipan atau investasi ini berarti bank syariah harus mampu memenuhi
kapan saja nasabah membutuhkan. Dana nasabah yang terkumpul akan
disalurkan dan dimanfaatkan ke dalam berbagai transaksi perniagaan
yang diperbolehkan dalam sistem syariah. Keuntungan yang berasal
dari pemanfaatan dana nasabah dalam berbagai transaksi itulah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
nantinya akan dibagikan kepada nasabah dalam bentuk bagi hasil.
Dengan begitu jika hasil usaha semakin tinggi maka semakin besar
pula keuntungan yang dibagikan bank syariah kepada nasabahnya,
begitu pula sebaliknya.
c. Kewajiban Mengelola Zakat
Bank Syariah diharuskan menjadi pengelola Zakat dalam arti wajib
membayar, menghimpun, mengadministrasikan dan mendistribusikan
zakat.
d. Struktur Organisasi
Di dalam struktur organisasi sebuah Bank Syariah diwajibkan adanya
Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi segala
aktivitas bank agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.
2. Pembiayaan Mudharabah
a. Pembiayaan Bank Syariah
Sebagaimana bank pada umumnya, bank syariah juga memiliki
produk keuangan berupa kredit. Di dalam bank syariah, kredit ini
disebut sebagai pembiayaan. Menurut Muhammad (2005: 17)
pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain pembiayaan
adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang
direncanakan atau penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang
perbankan Syariah pasal 1 ayat 25 menjelaskan Pembiayaan adalah
penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :
1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijrah atau sewa beli dalam
bentuk ijrah muntahiya bittamlik.
3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna’.
4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa.
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah
dari/atau UUS (Unit Usaha Syariah) dan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
b. Mudharabah
Mudharabah adalah perjanjian antara pemilik modal dengan
pengusaha. Dimana pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya
suatu proyek / usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek
tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian.pemilik
modal tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha, tetapi
diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan. Apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
usaha mengalami kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya
ditanggung oleh pemilik modal, kecuali apabila kerugian tersebut
terjadi karena penyelewengan atau penyalahgunaan oleh pengusaha.
(Sumitro, 2002: 32)
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 07/DSN-
MUI/IV/2000 menyebutkan bahwa dalam rangka mengembangkan
dan meningkatkan dana Lembaga Keuangan Syariah (LKS), pihak
LKS dapat menyalurkan dananya kepada pihak lain sengan cara
mudharabah, yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (malik, shahib al-maal, LKS) menyediakan
seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara
mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Akad ini
sudah dikenal oleh umat islam sejak zaman para nabi, bahkan pada
saat itu Nabi Muhammad SAW juga melakukan mudharabah dengan
khatijah. Khatijah saat itu berperan sebagai shahib al-maal
mempercayakan barang dagangnya untuk dijual oleh Rasulullah yang
berperan sebagai mudharib ke luar negeri.
Untuk memahami akad mudharabah secara umum dapat dilihat
dalam sekema terjadinya transaksi mudharabah secara garis besar
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Pengajuan pembiayaan
3. Akad mudharabah
2. Persetujuan Pembiayaan
6.2. Pelunasan
pembiayaan
4. 100% Modal
100%
5. Keahlian / tenaga
6.1. Pembagian bagi hasil
untuk Bank
6.1. Pembagian bagi hasil
untuk nasabah
Gambar II.1
Sekema Transaksi Pembiayaan Mudharabah
Sumber : Muhammad Syafi’i Antonio “ Bank syariah” ( 2001 )
Bank Syariah
( Shahib al-maal )
Nasabah / Pengusaha
( Mudharib )
Proyek / Usaha
Keuntungan
Modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Metode Bagi Hasil
a. Pengertian Riba
Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum
terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah
pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-
meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah
dalam Islam (Muhammad syafi’i, 2001:37).
Terdapat beberapa dalil islam yang melarang sistem riba. Diantara
dalil-dalil tersebut antara lain di dalam Al-quran yaitu: QS.Ar-
Ruum:39, QS.An-Nisaa’:160-161, QS.Ali Imran:130, QS. Al-
Baqarah:278-279 dan lain-lain. Allah melarang dengan keras dan tegas
semua jenis riba. Allah berfirman: “ Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa-sisa (dari berbagai
jenis) riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu
tidak mengerjakannya maka ketahuilah bahwa Allah dan Rosul-Nya
menerangimu. Dan jika kamu bertaubat, maka bagimu pokok hartamu,
kamu tiak menganiaya dan tidak pula dianiaya.” (QS. Al-
Baqarah:278-279)
Ternyata larangan transaksi riba tersebut tidak hanya dalam Islam saja.
Agama Kristen dan Katkolik bahkan Yahudi juga melarangnya. Di
kalanyan Kristen terinspirasi oleh Lukas 6:34-35, sedangkan di
kalangan yahudi dalam kitab-kitabnya antara lain: kitab Eksodus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(keluaran) pasal 22 ayat 25, kitab Levicitus (Imamat) pasal 35 ayat 7,
dan lain-lain(Muhammad syafi’i, 2001:43-45).
Menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2001), riba terbagi dalam 4
jenis, yaitu:
1) Riba Fadl
Riba ini timbul akibat pertukaran barang yang tidak memiliki
kesamaan dalam hal kuantitas, kualitas, dan waktu penyerahan,
atau mengandung ketidakjelasan bagi kedua belah pihak akan nilai
masin-masing barang yang akan dipertukarkan
2) Riba Nasi’ah
Riba Nasi’ah bisa terjadi pada pertukaran maupun pinjam-
meminjam. Bisa terjadi dalam 3 bentuk, pertama pada jual beli dua
mata uang yang berbeda yang dilakukan tidaj secara tunai. Kedua,
pinjam-meminjam untuk jangka waktu tertentu dengan syarat
tertentu maka akan ada tambahan pada saat pengembalian. Ketiga,
pinjam-meminjam tanpa syarat tambahan pada saat pengembalian,
tapi jika belum bisa membayar pada saat jatuh tempo, akan diberi
tempo dengan konpensasi ada tambahan.
3) Riba Jahiliyah
Adalah hutang yang telah dibayar oleh seseorang peminjam
melebihi dari pokok pinjaman, karena si peminjam tidak mampu
mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan.
4) Riba Qardh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan
terhadap yang berutang (muqtaridh)
Dari berbagai hal diatas tentang seperti apa riba itu, dapat disimpulkan
bahwa praktik bunga dalam perbankan konvensional tergolong dalam
praktik riba yang dilarang dilaksanakan oleh ajaran agama Islam
b. Pengertian Prinsip Bagi Hasil
Menurut Antonio (2010), bagi hasil merupakan suatu sistem
pengolahan dana dalam perekonomian Islam yakni pembagian hasil
usaha antara pemilik modal (shahib al-maal) dan pengelola
(Mudharib).
Keuntungan yang harus dibagihasilkan harus dibagi secara
proporsional antara shahib al-maal dengan mudharib. Dengan
demikian semua pengeluaran ruti yang berkaitan dengan bisnis, bukan
untuk keperluan pribadi mudharib, dapat dimasukkan kedalam biaya
operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shahib al-maal
dengan mudharib sesuai proporsi yang disepakati sebelumnya dan
secara eksplisit disebut dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian
keuntungan sebelum semua kerugian telah ditutup dan ekuiti shahibul
maal telah dibayar kembali.
c. Mekanisme perhitungan Bagi Hasil
Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam
perbankan syariah terdiri dari dua sistem, yaitu profit sharing dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
revenue sharing. Untuk memahami masing-masing metode dapat
diliahat dari gambar di bawah ini :
Gambar II.2
Perbedaan Prinsip Bagi Hasil Revenue Sharing dan Profit Sharing
Sumber : Aji Erlangga Martawireja “Akuntansi Perbankan Syariah”,
( 2009 )
Jika dilihat sesuai gambar di atas, terlihat jelas bahwa perbedaan
yang mendasar antara metode profit sharing dengan metode
revenue sharing terletak pada dasar perhitungannya. Di dalam
PRINSIP REVENUE
SHARING
Pendapatan
Bagi Hasil
Margin
Sewa
Lainnya
Dikurangi : Hak Bagi Hasil
pihak ketiga
Ditambah : Pendapatan
operasional lainnya
Dikurangi : Beban
operasional
Laba / Rugi Bersih
Dasar
Perhitungan
Bagi Hasil
PRINSIP PROFIT
SHARING
Pendapatan
Bagi Hasil
Margin
Sewa
Lainnya
Dikurangi : Beban Operasional
Pembiayaan Mudharabah
Laba / Rugi Bersih
Dasar
Perhitungan
Bagi Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PSAK 105 2007 juga dijelaskan tentang dua metode ini. Jika
berdasarkan revenue sharing maka dasar pembagian hasil usaha
adalah laba bruto, bukan total pendapatan usaha (omset).
Sedangkan jika berdasar prinsip profit sharing, dasar
pembagiannya adalah laba neto yaitu laba bruto dikurangi beban
yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah.
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Mekanisme Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah Pada Bank
Syariah Mandiri
Cara penyaluran dana di Bank Syariah Mandiri pada dasarnya mengikuti
petunjuk dan pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Direksi atau Kantor
Pusat Jakarta. Tahapan proses pemberian pembiayaan yang diawali dengan
a. Perencanaan Target Market
Perencanaan target market merupakan proses identifikasi terhadap
bidang usaha / individu yang potensial, sekaligus merupakan
penentuan prioritas dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bisnis unit dengan kebijakan umum yang telah ditentukan
Direksi.
Dasar – dasar penentuan target market meliputi :
Kualitas ه
Portfolio Konsentration ه
BANK Experience ه
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Evaluation ه
b. Investigasi
Investigasi adalah pengumpulan data yang berkaitan dengan nasabah
dan usaha nasabah, pemeriksaan atas kebenaran data dan penyusunan
laporan, Mencakup:
1) Melakukan Investigasi surat permohonan pembiayaan dan
kelengkapanya.
a) Untuk Nasabah Perorangan
Memastikan seluruh kolom isian yang terdapat pada
formulir permohonan pembiayaan telah diisi dengan
benar oleh nasabah.
Mencocokkan isian data pribadi dengan Copy kartu
identitas nasabah.
Mencocokkan isian data jaminan dengan data-data
jaminan yang diberikan.
Memastikan bahwa formulir dan tanda tangan tersebut
sesuai/sama dengan tanda tangan yang ada pada kartu
identitas nasabah.
Untuk nasabah yang beristri memastikan suami/istri
nasabah telah menandatangani formulir, dan tanda
tangan tersebut sesuai dengan tanda bukti diri.
b) Untuk Nasabah Badan Usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Memastikan bahwa seluruh kolom isian yang terdapat
pada SPP telah diisi nasabah. Bila pengisian dilakukan
dengan tulisan tangan, Pastikan bahwa tulisan jelas dan
terbaca.
Memastikan bahwa setiap informasi yang ditulis nasabah
pada SPP sesuai dengan data-data ( lampiran ) yang
disampaikan nasabah.
Memastikan bahwa yang menandatangani SPP adalah
pihak yang berhak / berwenang sesuai akta perusahaan
terakhir.
Memastikan SPP telah dibubuhi cap perusahaan.
2) Melakukan Investigasi Informasi Nasabah (Pra- Analisis).
a) BI Checking
Untuk memastikan nasabah bukan merupakan debitur
bermasalah pada bank lain.
b) Trade Checking
Memastikan calon nasabah telah mempunyai hubungan yang
baik dan selalu dapat memenuhi kewajan-kewajibanya.
c) Negative List. ( termasuk didalamnya daftar nasabah ditolak)
Memastikan nasabah tidak termasuk dalam daftar black list
yang dikeluarkan BI, maupun negative list intern BSM (
dapat dilihat pada public folder masing-masing cabang).
d) Kelompok debitur besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Memastikan apakah nasabah termasuk / tidak termasuk dalam
salah satu dari debitur besar BSM dan tidak melampaui
BMPK (dapat dilihat pada public folder masing – masing
cabang).
e) Financing risk rating ( FRR)
Untuk mengetahui tingkat risiko usaha calon nasabah ( sesui
SE No. 6/007/PEM tanggal 26 april 2004)
f) Pengecekan sektor ekonomi
Memastikan bahwa usaha yang dijalankan calo nasabah
tergolong dalam sector ekonomi dan sub sektor ekonomi
yang mempunyai rating menarik untuk dibiayai dan
penetapan princing ( sesuai No. 6/013/PEM tanggal dan SE
turunannya).
3) Melakukan Investigasi Obyek Pembiayaan, Lokasi Usaha dan
Aktifitas Usaha Nasabah.
a) Obyek pembiayaan berupa barang / benda
memastikan fisik barang sesuai dengan tujuan
pembiayaan, meliputi antara lain jenis barang, kualitas
barang, jumlah barang dan nilai kewajaran barang.
Memastikan tempat penyimpanan dan system
pengamanan oleh nasabah sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Khusus barang-barang investas : memastikan
keberadaan, kondisi, perawatan dan masih
dimanfaatkannya barang-barang investasi tersebut.
Memeriksa dokumen legalitas/ bukti kepemilikan
barang/ benda, dan nomor identitas/ spesifikasi dalam
dokumen surat harus sama dengan nomor yang terdsapat
pada objek.
b) Obyek pembiayaan berupa modal kerja usaha / proyek.
Memastikan keberadaan / lokasi usaha yang dijalankan
nasabah serta meyakini bahwa usaha tersebut benar –
benar milik nasabah.
Memastikan volume serta aktivitas usaha nasabah sesuai
dengan gambaran yang diberikan oleh nasabah dalam
proposal pembiayaan.
Memastikan kelancaran usaha nasabah .
Memastikan bahwa proyek yang akan / sedang
dikerjakan nasabah sesuai dengan SPK / dokumen
proyek yang dimintakan pembiayaan bank. Critical poin
yang harus diperhatikan, antara lain: Lokasi Proyek,
Jenis, Nilai Proyek, Pemberi Kerja, Aktivitas Proyek.
4) Melakukan Investigasi Barang Jaminan :
a) Barang jaminan berupa tanah dan bangunan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dokumen jaminan terdiri dari : sertifikat tanah (SHM,
SHGB, SHU), KTP pemilik + suami/istri, Copy PBB 2
tahun terakhir, IMB ( bila terdapat bangunan)
Untuk tanah yang belum memiliki sertifikat atau masih
berupa girik / letter C sebaiknya tidak diterima sebagai
jaminan.
Untuk lokasi dengan alamat yang jelas, maka alamat
objek harus dicek sama dengan alamat yang tertera pada
dokumen jaminan.
Untuk memastikan letak / lokasi jaminan beupa tanah
kosong beserta batas –batasnya agar menghubungi
aparat desa setempat ( RT/RW/ carik/lurah )
Mintalah informasi kepada aparat desa maupun warga
sekitar untuk memastikan bahwa objek jaminan tidak
dalam status sengketa.
Melakukan pengecekan keaslian sertifikat jaminan ke
BPN setempat.
b) Barang jaminan berupa kendaraan;
Dokumen jaminan terdiri dari : faktur/invoice pembelian
dan BPKB
Mencocokkan dokumen jaminan tersebut dengan merk &
Jenis kendaraan, nomor mesin dan nomor rangka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Khusus untuk kendaraan komersial, periksa peruntukan
kendaraan, ijin trayek dan masa berlakunya serta uji
kendaraan.
c. Pengumpulan Dan Pengecekan Dokumen
1) Nasabah Perorangan
a) Asli surat permohonan pembiayaan yang telah ditandatangani
nasabah + istri / suami ( bila telah menikah). Cek bahwa
nama dan tandatangan yang tertera sesuai dengan asli KTP
/ paspor / SIM nasabah + istri / suami.
b) Copy surat bukti diri ( KTP / Paspor / SIM ) nasabah + istri
(bila telah menikah). Pastikan bahwa KTP / Paspor / SIM
nasabh masih berlaku, dan periksa bahwa foto yang tertera
sesuai dengan wajah nasabah.
c) Surat nikah ( bila nasabah telah menikah). Cocokkan nama
sesuai nama di KTP nasabah+istri.
d) Copy kartu keluarga ( KK ) Pastikan alamat pada KK sesuai
dengan yang tertera di KTP / paspor / SIM nasabah. Pastikan
bahwa KK tersebut tertera tandatangan pengurus dan cap RT
/ RW setempat.
e) Keterangan Penghasilan
f) Foto Copy / salinan dokumen jaminan
g) Data penunjang :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Copy surat izin praktek ( SIP ) dan NPWP (untuk
professional ).
Surat Izin Usaha ( SIUP, TDP, NPWP ) untuk
wiraswasta.
2) Nasabah Badan Usaha
a) Asli surat permohonan pembiayaan
b) Copy legalitas badan usaha berupa akta pendirian anggaran
dasar dan perubahannya, termasuk pengesahan dari
Departemen kehakiman dan Lembaran Berita Negara.
c) Copy Legalitas usaha berupa: SIUP, TDP, NPWP, dan izin
lainya.
d) Laporan keuangan ( Neraca , Laba/Rugi ) 2 tahun terakhir,
khusus pembiayaan dengan total limit diatas Rp. 5 milyar,
wajib didukung dengan laporan keuangan audited.
e) Data rencana usaha / perincian peruntukan pembiayaan.
f) Study kelayakan proyek, khusus untuk pemberian
pembiayaan untuk tujuan investasi kepada group - group
debutur dengan total limit diatas Rp. 5 milyar.
d. Analisis Pembiayaan
1) Tujuan analisis pembiayaan
2) Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis
pembiayaan serta pembuatan NAP.
3) Melakukan penilaian Aspek – aspek Pembiayaaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Persetujuan, Pemutusan, dan Pencairan Pembiayaan
1) Bagaimana Pemutusan dan Persetujuan Pembiayaan diberikan ?
a) Persetujuan pembiayan harus didasarkan atas hasil analisis
secara menyeluruh, dengan mempertimbangkan semua
faktor resiko yang akan ditanggung dengan ekspektasi hasil
yang akan diperoleh dari rencana pembiayaan.
b) Pemutusan pembiayaan dilakukan oleh Komite Pembiayaan
sesuai dengan kewenangannya, dengan memperhatikan
rekomendasi persetujuan yang diberikan dalam NAP.
c) Pemberitahuan persetujuan kepada nasabah disampaikan
melalui Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembiayaan (SP3).
d) Pembuatan SP3 harus sesuai dengan persyaratan dalam NAP
dan persyaratan tambahan yang diputuskan oleh Komite
Pembiayaan.
2) Prinsip – Prinsip Pencairan Pembiayaan
a) Prinsip Dual Control
Proses pencairan pembiayaan harus dilakukan oleh unit lain
yang terpisah dari unit analisis dan pemutusan pembiayaan.
b) Prinsip Comply With ( Kepatuhan terhadap Syarat)
Pencairan pembiayaan merupakan implementasi dari sebuah
persetujuan pembiayaan yang dicantumkan dalam nota
analisis. Yang kemudian dituangkan dalam SP3 dan Akad
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pembiayaan. Oleh sebab itu maka setiap pencairan harus
memenuhi syarat ( comply with ) yang ditetapkan dalam SP3
dan Akad Pembiayaan.
3) Kapan Pembiayaan Dapat Dicairkan
a) Memastikan kelengkapan dan keabsahan semua dokumen
pembiayaan dan surat jaminan sesuai persyaratan yang
tercantum dalam SP3 atau Akad Pembiayaan.
b) Lakukan pengecekan dokumen yang diserahkan tersebut
diatas, dengan menggunakan formulir Daftar Pengecekan
Realisasi Pembiayaan (DPRP).
c) Pencairan dilakukan setelah semua persyaratan dalam DPRP
dipenuhi, sesuai rekomendasi Manajer Operasi dan
persetujuan Kacab.
f. Dokumentasi
1) Dokumentasi pembiayaan mempunyai fungsinya yang strategis
yaitu :
a) Sebagai bukti adanya kesepakatan antara Bank dengan
nasabah.
b) Sebagai bukti pengikatan / penguasaan jaminan.
c) Sebagai bukti penutupan asuransi.
d) Sebagai bukti transaksi keuangan antara nasabah dengan
Bank.
e) Sebagai bukti adanya pembiayaan Bank kepada nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f) Sebagai sarana pembuktian di pengadilan bila terjadi
wanprestasi / perselisihan antara Bank dengan nasabah
dikemudian hari.
Untuk itu dokumentasi pembiayaan harus dilakukan secara benar,
tertib & up to date serta dapat dipertanggungjawabkan.
2) Dokumen apa saja yang harus di dokumentasikan
a) Surat Permohonan Pembiayaan dan Lampirannya.
b) Bukti Pelaksanaan Investigasi.
c) Nota analisis dan Bukti Persetujuan Pembiayaan ( SP3 ).
d) Akad Pembiayaan.
e) Setiap akad pembiayaan harus diberi nomor urut tertentu
sesuai ketentuan guna tertib administrasi dan dokumentasi
pembiayaan.
f) Bukti pengikatan jaminan.
g) Bukti penutupan asuransi.
h) Bukti kelengkapan Dokumen Pembiayaan lainnya.
g. Monitoring Pembiayaan
1) Yang dimaksud Monitoring Pembiayaan
Monitoring pembiayaan adalah tindakan pengawasan /
pengawalan dalam pengelolaan pembiayaan sampai dengan
pembiayaan dilunasi nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Monitoring Pembiayaan Mencakup Apa Saja
a) Memastikan bahwa setiap tahapan proses pemberian
pembiayaan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan.
b) Memastikan bahwa semua persyaratan pembiayaan telah
dipenuhi nasabah, meliputi :
Monitoring penguasaan dan pengamanan jaminan.
Monitoring penutupan asuransi.
Monitoring pemunuhan dokumen pembiayaan lainnya.
c) Monitoring portofolio pembiayaan.
d) Monitoring perkembangan usaha nasabah.
e) Monitoring penggunaan pembiayaan.
f) Monitoring dokumen pembiayaan yang akan jatuh tempo.
g) Monitoring kualitas aktifitas produktif dan PPAP.
h. Hal – hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan monitoring.
1) Memaksimalkan penggunaan checklist dalam pembuatan NAP dan
checklist proses pencairan pembiayaan guna monitoring proses
pemberian pembiayaan dan pemenuhan persyaratan.
2) Analyst mikro hendaknya membuat administrasi / catatan mengenai
persyaratan pencairan pembiayaan yang belum dipenuhi nasabah.
3) Tetapkan batas waktu kesanggupan nasabah dalam memenuhi /
menyerahkan persyarantan pembiayaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Cover note yang dikeluarkan oleh notaris / deler bukan merupakan
bukti pemilikan jaminan / pengikatan, namun hanya merupakan
bukti tanda terima pengurusan dokumen / pengikatan jaminan.
5) Dilakukan dalam monitoring portofolio pembiayaan
a) Monitoring pencapaian target pembiayaan yang telah
ditetapkan, berdasarkan jenis penggunaan, sektor ekonomi,
skema pembiayaan dan segmentasi debitur.
b) Membuat laporan kepada manajer marketing / kepala cabang
untuk pembiayaan yang telah melampaui target yang
ditetapkan. Dengan demikian cabang / unit bisnis dapat
mengalokasikan pembiayaan kepada jenis pembiayaan
lainya.
6) Yang dilakukan dalam monitoring kegiatan usaha nasabah.
a) Membuat rencana OTS secara tahunan untuk memperoleh
informasi tentang :
Perkembangan usaha terakhir
Perubahan manajemen ( bila ada )
Masalah – masalah yang dihadapi dan upaya
pemecahanya.
Rencana usaha tahun depan ( jangka pendek maupun
jangka panjang)
Industri nasabah serta strategi pasar nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Usaha – usaha ( kebutuhan pembiayaan ) yang mungkin
dibiayai.
b) Hal – hal yang dilihat pada saat melakukan kunjungan :
tanggapan nasabah, jumlah persediaan dan piutang, tingkat
aktifitas usaha nasabah ( transaksi jual beli ), omset
pembelian / penjualan, administrasi nasabah, serta hal lain
yang diperlukan dalam monitoring dimaksud.
7) Apa yang dilakukan dalam monitoring penggunaan / kewajaran
pembiayaan.
a) Pembiayaan modal kerja
b) Volume oprasional usaha nasabah dapat dimonitor on desk
melalui aktivitas rekening bank, laporan keuangan triwulan /
semesteran dan laporan penjualan / pembelian yang
disampaikan nasabah secara berkala.
c) Pembiayaan investasi atau konsumtif : meyakini kewajaran
harga barang yang dibeli dengan menanyakan kepada penjual
/ agen barang sejenis untuk meyakini kebenaran pembelian
dan keberadaan barang yang dibiayai.
8) Yang dilakukan dalam monitoring kewajiban jatuh tempo.
a) Monitoring jatuh tempo angsuran harian yaitu melalui cetak
pembiayaan Past Due ( per AO ), untuk selanjutnya
dilakukan penagihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Monitoring asuransi yang akan jatuh tempo maupun yang
telah jatuh tempo melalui cetak asuransi YAJT s/d tanggal
tertentu atau cetak asuransi yang telah jatuh tempo untuk
selanjutnya dilakukan tindakan penagihan kepada nasabah
agar nasabah menyiapkan dananya.
Idealnya perpanjangan asuransi dilakukan minimal 7 hari sebelum
jatuh tempo polis asuransi. Untuk itu, hendaknya pencetakan
asuransi yang akan jatuh tempo dilakukan setiap minggu.
Sumber : Bank Syariah Mandiri KCP Nusukan (2012)
2. Perhitungan dan Pengungkapan Bagi Hasil Pada Pembiayaan
Mudharabah
Dalam pembiayaan mudharabah di Bank Syariah Mandiri
menggunakan prinsip bagi hasil dalam pelaksanaannya. Setelah penentuan
nisbah, pada saat akad juga ditentukan metode yang akan digunakan dalam
distribusi hasil usaha tersebut. Dalam pelaksanaannya di Bank Syariah
Mandiri, perhitungan distribusi hasil usaha dalam pembiayaan
mudharabah menggunakan metode Revenue Sharing. Dalam PSAK 105
dijelaskan bahwa metode ini menjadikan laba bruto sebagai dasar dalam
pendistribusian hasil usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam memahami sistem perhitungan bagi hasil di Bank Syariah
Mandiri akan lebih mudah jika menggunakan sebuah ilustrasi transaksi
pembiayaan mudharabah itu sendiri.
a. Berikut Ilustrasi pembiayaan mudharabah :
PT. Susah Payah mendapatkan suatu proyek pembangunan gedung
dari Pemda Kota Surakarta senilai Rp 1.200.000.000,00 dengan
jangka waktu pekerjaan selama 1 tahun dari tahun 2010 sampai 2011.
Untuk mengerjakan proyek tersebut PT. Susah Payah tidak memiliki
dana sendiri, oleh karena itu akan diajukan pembiayaan ke Bank
Syariah Mandiri untuk mendanai proyek tersebut. Diketahui nilai
RAB proyek sebesar Rp 990.000.000,00 Pembayaran proyek
dilakukan berkala sebanyak 2 kali selama 1 tahun, dan dilakukan
setiap 6 bulan sekali.
Pertanyaan :
1) Berapa nisbah bagi hasil antara bank dan nasabah bila disepakati
jangka waktu pembiayaan selama 1 tahun dan pokok pembiayaan
dikembalikan secara berkala sebanyak 2 kali setiap 6 bulan sekali.
Atau pada saat pembayaran termin dari pemilik proyek?
Penghitungan dengan metode Revenue Sharing, bila diketahui
bank berharap mendapatkan return 10% per tahun!
Perhitungan Nisbah :
- Pembiayaan Bank : RAB
: Rp 990.000.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Laba Bruto PT. SP : Nilai SPK – RAB
: Rp 1.200.000.000 – Rp 990.000.000
: Rp 210.000.000,00
- Expected Return Bank : Rp 990.000.000 x 10% x 1
: Rp 99.000.000,00
10% adalah contoh bila bank ingin mendapat return 10% per tahun.
Dalam prakteknya persentase return yang diinginkan bank telah
ditentukan oleh kantor pusat. Hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh
besar pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan.
Nisbah Bagi Hasil dengan metode Revenue Sharing :
- Nisbah Bank : Expected return bank x 100%
Laba Bruto Nasabah
: Rp 99.000.000 x 100%
Rp 210.000.000
: 47,143 %
- Nisbah PT. Duta Kencana : 100% - 47,143% = 52,857%
Distribusi bagi hasil adalah sebagai berikut:
- Setoran pertama dan ke-2 :
Pendapatan : Rp. 600.000.000,00
Laba bruto : 600.000.000 – (990.000.000:2)
: Rp. 105.000.000,00
Bagi hasil : Nisbah x Laba Bruto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bagi hasil bank : 47,143% x 105.000.000
: Rp 49.500.000,00
Bagi Hasil PT. SP : 52,857% x 105.000.000
: Rp 55.500.000,00
Tabel II.1
Perhitungan Setoran Ke Bank
dalam (Rp. 1.000,00)
Keuntungan Bagi Hasil Bagi Hasil Pembayaran Jumlah Yang
PT. Susah Payah Bank PT. Susah Payah Pokok Pembiayaan Disetor ke Bank
Setoran Ke-1 Rp 105.000 Rp 49.500 Rp 55.500 Rp 495.000 Rp 544.500
Setoran Ke-2 Rp 105.000 Rp 49.500 Rp 55.500 Rp 495.000 Rp 544.500
Rp 1.200.000 Rp 99.000 Rp 111.000 Rp 990.000 Rp 1.089.000
2) Pencatatan pembiayaan mudharabah
a) Jurnal pada saat pembayaran pembiayaan mudharabah
adalah:
Pembiayaan Mudharabah Rp 990.000.000
Kas Rp 990.000.000
Jurnal telah sesuai dengan PAPSI 2003
Pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran
kas kepada pengelola dana (sesuai PSAK 105: Akuntansi
Mudharabah paragraf 12).
Pembiayaan mudharabah yang diberikan dalam bentuk
kas diukur sejumlah uang yang diberikan bank pada saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembayaran (sesuai PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
paragraf 13).
b) Jurnal pada saat penerimaan angsuran pertama dan ke-2
adalah:
Kas Rp 495.000.000
Pembiayaan Mudharabah Rp 495.000.000
Kas Rp 495.000.000
Pembiayaan Mudharabah Rp 495.000.000
Jurnal telah sesuai dengan PAPSI 2003
Pengembalian dana mudharabah dapat dilakukan secara
bertahap bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau
secara total pada saat akad mudharabah berakhir (sesuai
PSAK 105: Akuntansi Mudharabah paragraf 9).
Pembayaran kembali pembiayaan mudharabah oleh
mudharib akan mengurangi pembiayaan mudharabah
(sesuai PAPSI 2003)
c) Jurnal pada saat penerimaan laba bagi hasil bank pertama dan
ke-2 adalah:
Kas Rp 49.500.000
Pend. Bagi Hasil Mudharabah Rp 49.500.000
Kas Rp 49.500.000
Pend. Bagi Hasil Mudharabah Rp 49.500.000
Jurnal telah sesuai dengan PAPSI 2003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengakuan penghasilan usaha mudharabah diketahui
berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan
usaha dari pengelola dana (sesuai PSAK 105: Akuntansi
Mudharabah paragraf 22).
Investasi mudharabah yang melebihi satu periode
pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode
terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati
(sesuai PSAK 105: Akuntansi Mudharabah paragraf 20).
Pembagian hasil usaha mudharabah dilakukan dengan
prinsip Revenue sharing ( bagi hasil ), maka dasar
pembagian hasil usaha adalah laba bruto, bukan total
pendapatan usaha (sesuai PSAK 105: Akuntansi
Mudharabah paragraf 11).
Jika terjadi kerugian akan ditanggung sepenuhnya oleh
pihak bank, kecuali kerugian tersebut terjadi karena
kelalaian atau kesalahan pengelola dana. Dan jika terjadi
kerugian akibat kelalaian pengelola dana akan
dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi
investasi mudharabah (sesuai PSAK 105: Akuntansi
Mudharabah paragraf 11).
3. Pelaksanaan Bagi Hasil Ditinjau Fatwa Dewan Syariah Nasional
Pelaksanaan pembagian bagi hasil dalam sebuah pembiayaan
diatur dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No: 15/DSN-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MUI/IX/2000 tentang “Prinsip Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga
Keuangan Syariah”. Penulis akan menganalisis kesesuaian perhitungan
bagi hasil pada pembiayaan mudharabah di Bank Syariah Mandiri dengan
Fatwa DSN di atas.
Tabel II.2
Tinjauan Fatwa DSN Terhadap Pembiayaan Mudharabah
Di Bank Syariah Mandiri
NO.
Item Dalam
Distribusi
Hasil Usaha
Implementasi
Distribusi
Hasil Usaha
Fatwa Dewan
Syariah Nasional
( DSN )
Kesesuaian
1.
Akad
Saat menentukan
be-sarnya nisbah
bagi hasil terdapat
kesepakatan dan
tawar-menawar
antara nasabah dan
Bank Syariah
Mandiri, sehingga
rela dan saling
percaya.
Fatwa DSN No.
15/DSN-MUI/IX/2000
tentang Prinsip Hasil
Usaha dalam Lembaga
Keuangan Syariah Pa-
da Ketentuan Umum
Butir ke-3
Sesuai
2.
Metode Bagi
Hasil
Metode yang
digunakan oleh Bank
Syariah Mandiri
adalah metode
Revenue Sharing
Fatwa DSN No.
15/DSN-MUI/IX/2000
tentang Prinsip Hasil
Usaha dalam Lembaga
Keuangan Syariah Pa-
da Ketentuan Umum
Butir ke- 1&2
Sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
TEMUAN
Setelah penulis melakukan analisis serta pembahasan terhadap
pelaksanaan dan perhitungan prinsip bagi hasil pada pembiayaan Mudharabah di
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Nusukan Pada Bulan Januari
2012, penulis dapat menemukan kelebihan dan kelemahan yaitu sebagai berikut.
A. Kelebihan
1. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri dilakukan
secara teratur dan berkekuatan hukum untuk memberikan rasa aman
kepada kedua belah pihak.
2. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri telah
sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional – MUI, dan sepenuhnya
tidak terdapat penyimpangan dari Fatwa Dewan Syariah Nasional No :
07/DSN-MUI/IV/2000, tentang Pembiayaan Mudharrabah ( Qiradh).
3. Metode Bagi Hasil yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri dalam
Pembiayaan Mudharabah adalah Revenue Sharing, sesuai dengan Fatwa
Dewan Syariah Nasional No : 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Hasil
Usaha dalam Lembaga Keuangan Syariah pada Ketentuan Umum Prinsip
Distribusi Hasil Usaha Butir ke 1 dan 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Penentuan nisbah pada prinsip Bagi Hasil yang digunakan Bank Syariah
Mandiri dilakukan saat akad sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah
Nasional No : 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Hasil Usaha dalam
Lembaga Keuangan Syariah pada Ketentuan Umum Prinsip Distribusi
Hasil Usaha Butir ke 3.
B. Kelemahan
1. Kurangnya sosialisasi membuat Pembiayaan Mudharabah dengan prinsip
Bagi Hasil ini masih dianggap tidak berbeda dengan kredit dalam
perbankan konvensional, sehingga masyarakat belum mengerti secara jelas
tentang kelebihan-kelebihan pembiayaan mudharabah ini.
2. Belum Transparansi atau belum jelasnya sumber dari mana didapat sebuah
angka presentase dari Expected return bank membuat masih ada tanda
tanya yang belum terjawab dengan tutas di dalam pembahasan tentang
pelaksanaan prinsip bagi hasil ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari temuan pada bab III, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
1. Penentuan presentase nisbah dalam Pembiayaan Mudharabah di Bank
syariah mandiri dilakukan saat awal pembuatan akad pembiayaan
mudharabah. Dimana akad tersebut telah disetujui dan ditandatangani
oleh keduabelah pihak yaitu pihak bank syariah sebagai sohibul maal
dan nasabah sebagai mudharib. Hal tersebut sesuai Fatwa Dewan
Syariah Nasional No. 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Hasil
Usaha dalam Lembaga Keuangan Syariah Pada Ketentuan Umum
Prinsip Distribusi Hasil Usaha Butir ke-3.
2. Dalam pembiayaan mudharabah di Bank Syariah Mandiri
menggunakan metode revenue sharing sebagai metode yang digunakan
dalam hal pembagian hasil usaha. Hal ini sesuai Fatwa Dewan Syariah
Nasional No. 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang Prinsip Hasil Usaha
dalam Lembaga Keuangan Syariah Pada Ketentuan Umum Prinsip
Distribusi Hasil Usaha Butir ke-1 dan 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. SARAN
Dari hasil temuan pada bab III, maka penulis memberikan
rekomendasi bagi Bank Syariah Mandiri, khususnya BSM KCP Nusukan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan sosialisasi atau penyuluhan tentang seluk beluk
keuangan syariah, dimana berbagai pembiayaan di bank syariah
tercakup didalamnya. Dengan ditingkatkannya sosialisasi diharapkan
masyarakat menjadi lebih mengerti dan mengetahui keuntungan dan
kelebihan-kelebihan pembiayaan yang dilaksanakan dengan prinsip
syariah, sehingga berakibat bertambahnya minat masyarakat untuk
melakukan pembiayaan dengan prinsip syariah
2. Meningkatkan transparansi proses pelaksanaan pembiayaan
mudharabah tersebut kepada nasabah yang berperan sebagai mudharib,
dengan tujuan menumbuhkan rasa saling percaya antara kedua belah
pihak.