109
PENERAPAN SOFTWARE ATHENAEUM LIGHT 6.0 PADA SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH AN-NISAA’ BINTARO OLEH : KIRMAN EFENDI 103025027588 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1429 H/ 2008

penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

PENERAPAN SOFTWARE ATHENAEUM LIGHT 6.0 PADA SISTEM

OTOMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH AN-NISAA’ BINTARO

OLEH :

KIRMAN EFENDI

103025027588

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 1429 H/ 2008

Page 2: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa
Page 3: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa
Page 4: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

ABSTRAK

Kirman Efendi Coping Penerapan Software Athenaeum Light 6.0 Pada Sistem Otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ Bintaro

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan software Athenaeum Light

6.0 pada sistem otomasi perpustakaan Sekolah An-Nisaa’. Metode yang digunakan

dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif analitis. Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan sumber data kepala perpustakaan,

staf perpustakaan, dan pemakai perpustakaan. Dari hasil penelitian ini diketahui

bahwa alasan pemilihan Athenaeum Light 6.0 lebih ke faktor biaya dan

kemudahannya, baik dari segi penggunaan dan perawatannya. Athenaeum Light 6.0

juga mempunyai menu-menu yang cukup baik dan dapat menangani fungsi-fungsi

kegiatan perpustakaan Sekolah An-Nisaa’. Sehingga bisa membantu dan

memudahkan pengelolaan Perpustakaan An-Nisaa’. Dan, secara umum tidak ada

kendala yang serius selama Athenaeum Light 6.0 diterapkan pada sistem otomasi

perpustakaan Sekolah An-Nisaa’. Dapat disimpulkan bahwa Athenaeum Light 6.0

merupakan software yang gratis (murah) dan mudah digunakan serta mudah dalam

perawatannya. Mempunyai menu-menu yang cukup relevan dengan kebutuhan

perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ dan tidak banyak kendala dalam penggunaannya.

Page 5: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

KATA PENGANTAR

Puji syukur sangatlah pantas penulis panjatkan ke Hadirat Illahi Rabbi yang

telah memberikan nikmat dan karuniaNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “PENERAPAN SOFTWARE ATHENAEUM

LIGHT 6.0 PADA SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH AN-

NISAA’ BINTARO”. Tidak lupa Shalawat serta Salam semoga senantiasa tercurah

kepada Nabi Agung Muhammad SAW, sahabat, keluarga, dan para pengikutnya.

Semoga kita kelak mendapatkan safa’atnya, Amin.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa`terima kasih yang tulus

kepada:

1. Bapak DR. Abdul Khoir, MA., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Rizal Saeful Haq, MLS., selaku Kepala Jurusan Ilmu Perpustakaan dan

Informasi. Serta Bapak Pungki Purnomo, MLS selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Teta, selaku Kepala Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ yang telah banyak

membantu memberikan data dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Serta

Pak Heri yang baik hati serta sabar membantu menjawab pertanyaan penulis.

Page 6: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

4. Kedua orang tua penulis, bapa dan mamah tercinta yang telah begitu ikhlas

memberikan kasih sayangnya mulai dari buaian hingga sekarang masih

penulis rasakan. Bapa, mamah, Aang bangga! Serta untuk adikku Ernut

jangan manja tetap belajar yang rajin.

5. Bapak Ade Abdul Haq, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang tanpa lelah

senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

penulisan skripsi ini.

6. Mama Ida, terima kasih kamar gratisnya dan semua kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis. Maaf atas semua khilaf.

7. Buat Keluarga di Ciputat, Kong Tojak (alm.), Nene, Ang Yadi, Teh Evi,

keponakanku Galuh dan Zahra. Terima kasih atas kebaikannya semua.

8. Untuk Bunda, terima kasih Ayah ucapkan atas goresan-goesan tinta

kebahagian yang telah menjadi sebuah lukisan pengalaman terindah dalam

hidup Ayah.

9. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah banyak

memberikan ilmunya kepada penulis. Semoga kebaikan bapak dan ibu semua

mendapat imbalan dari Allah SWT. Amin.

10. Mahasiswa JIPI, terutama angkatan 2003. Tidak terasa waktu kita begitu cepat

berlalu, masih lekat dalam ikatan waktu kita PROPESA tanpa kita saling

mengenal. Dan sekarang masing-masing diri kita harus menentukan jalan

hidupnya sendiri. Meski begitu, tali persaudaran yang ada diantara kita kan

tetap indah terjaga.

Page 7: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

11. Teman-teman mess, Pak Sam, Nita, Ating, Habiel, dan bos Ridho, senang

berteman dengan kalian semua. Penulis doakan cepat nikah ya!

12. Teman-teman disaat penulis masih di Ciputat (Teh Yos, Lia, Mail, Devri,

Iwan, Ana, Ahong, Mang Ujang, Euce, Yance, Bune, Nanang, dan masih

banyak lagi).

13. Teman-teman SL Crew 2005, Bos Jamal, Agung, Kong Edi, Uni Fitri dan

Mpok Suryah.

14. Untuk Keluarga Besar ROMANZA, Om Jack, Ust. Salman, Ust. Yani, Ust.

Hakim, P’Ahmad, dan semuanya. Terima kasih atas bimbingan dan

kebersamaannya. Penulis banyak sekali mendapatkan pelajaran hidup, arti

persaudaraan dan tentunya pelajaran agama.

Dan untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis

hanya bisa mengucapkan terima kasih atas semua kebaikannya. Semoga Allah

membalasnya. Amin.

Bintaro, Juni 2008

Penulis

Page 8: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ..................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................v

DAFTAR TABEL .........................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.....................................................4

C. Tujuan Penelitian...................................................................................4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................5

E. Sistematika Penulisan ............................................................................5

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Fungsi-fungsi Kegiatan Perpustakaan...................................................7

1. Fungsi Layanan Teknis.....................................................................7

a. Fungsi Pengadaan .......................................................................7

b. Fungsi Pengolahan......................................................................9

c. Fungsi Penyimpanan dan Pemeliharaan ....................................12

2. Fungsi Layanan Pemakai/ Publik....................................................12

a. Layanan Sirkulasi .....................................................................12

b. Layanan Referensi ....................................................................13

Page 9: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

3. Fungsi Administrasi .......................................................................13

4. Fungsi Sosialisasi ...........................................................................14

B. Otomasi Perpustakaan ........................................................................14

1. Definisi Otomasi Perpustakaan.......................................................14

2. Tujuan Otomasi Perpustakaan ........................................................16

3. Manfaat Otomasi Perpustakaan ......................................................17

4. Metode Otomasi Perpustakaan .......................................................18

5. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan ................................................19

6. Cakupan Otomasi Perpustakaan......................................................23

a. Pengadaan (acquisiting) ............................................................24

b. Pengkatalogan (cataloguing).....................................................24

c. Pengawasan Sirkulasi (circulation control)................................24

d. Pengelolaan Terbitan Berkala (serials control) ..........................25

e. Katalog Online (online public access catalogue) .......................25

f. Pengelolaan Anggota.................................................................25

C. Penerapan Perangkat Lunak (software)

Pada Sistem Otomasi Perpustakaan .....................................................25

1. Gambaran Umum Perangkat Lunak ................................................25

2. Kriteria Perangkat Lunak ...............................................................33

3. Perangkat Lunak Open Source

Untuk Sistem Otomasi Perpustakaan ..............................................35

BAB III GAMBARAN UMUM SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN

AN-NISAA’ DAN SOFTWARE ATHENAEUM LIGHT 6.0

Page 10: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

A. Sejarah Singkat Sistem Otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ .....42

B. Cakupan Kegiatan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ ..........................43

C. Software Athenaeum Light 6.0

1. ................... Karakteristik……. ......................................................... 49

2. ................... Cara Instalasi …… ....................................................51

3. ................... Menggunakan Athenaeum Light 6.0 ..........................53

4. ................... Menu-menu Athenaeum Light 6.0 .............................56

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian................................................................................59

B. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data.......................................60

C. Teknik Analisa Data ............................................................................61

D. Pengujian Kredibilitas Data.................................................................62

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Alasan Penggunaan Software Athenaeum Light 6.0 Pada

Sistem Otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ ..............................64

B. Penerapan Fasilitas-fasilitas Software Athenaeum Light 6.0

Pada Fungsi-fungsi Kegiatan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’

1. Fungsi Pengadaan...................................................................67

2. Fungsi Pengolahan..................................................................69

3. Fungsi Administrasi Anggota .................................................72

4. Fungsi Sirkulasi ......................................................................75

5. Fungsi Penelusuran.................................................................79

6. Fungsi Laporan ......................................................................84

Page 11: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

C. Kendala-kendala Menggunakan Software Athenaeum Light 6.0

Pada Sistem Otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’......................86

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................90

B. Saran.. ...............................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Keunggulan dan Kendala Menu-menu Athenaeum Light 6.0………….88

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : File Apilikasi Athenaeum Light 6.0 ................................................. 51

Gambar 2 : Langkah Pertama Untuk Membuka Proteksi Read Only ................... 51

Gambar 3 : Langkah Kedua Untuk Membuka Proteksi Read Only ..................... 52

Gambar 4 : Langkah Ketiga Untuk Membuka Proteksi Read Only ..................... 52

Gambar 5 : Langkah Keempat Untuk Membuka Proteksi Read Only.................. 53

Gambar 6 : File Untuk Membuka Athenaeum Light 6.0..................................... 53

Gambar 7 : Tampilan Untuk Mengisi Pasword Pada Athenaeum Light 6.0 ........ 54

Gambar 8 : Tampilan Depan Athenaeum Light 6.0

Dengan Password Merdeka atau Freedom ...................................... 55

Gambar 9 : Tampilan Halaman Depan Athenaeum Light 6.0

Dengan Password User ................................................................. 55

Gambar 10 : Entri Katalog (Untuk Akes Internet) .............................................. 69

Gambar 11 : Entri Pengolahan Koleksi .............................................................. 70

Gambar 12 : Entri Anggota................................................................................ 73

Gambar 13 : Entri Peminjaman Koleksi ............................................................. 76

Gambar 14 : Entri Perpanjangan Koleksi ........................................................... 77

Gambar 15 : Entri Pengembalian Koleksi........................................................... 78

Gambar 16 : Entri Penelusuran “Fast Find” ...................................................... 80

Page 13: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Gambar 17 : Entri Penelusuran “Easy”.............................................................. 81

Gambar 18 : Entri Penelusuran “Detail”............................................................ 82

Gambar 19 : Entri Laporan ................................................................................ 84

Gambar 20 : Entri Stock Opname ...................................................................... 86

Page 14: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi

komputer hampir semua sektor aktivitas manusia tidak bisa lepas dari penggunaan

teknologi komputer, termasuk salah satunya perpustakaan. Tidak heran kalau akhir-

akhir ini muncul istilah perpustakaan digital (digital library), perpustakaan hibrida

(hybrid library), dan perpustakaan terotomasi. Semua ini tentunya menjadi kemajuan

dalam dunia perpustakaan yang bisa kita banggakan.

Penerapan teknologi komputer dipandang dapat meningkatkan citra dan

kinerja sebuah perpustakaan apabila penerapannya benar sesuai kebutuhan

perpustakaan. Namun sayang belum semua perpustakaan bisa menggunakan

teknologi komputer dalam kegiatan operasionalnya, termasuk menggunakan software

khusus perpustakaan yang menyuguhkan fasilitas untuk mengemas pangkalan data

koleksi, katalog online atau lebih dikenal OPAC (Online Public Access Catalogue),

melakukan proses sirkulasi, dan membuat laporan. Semua fasilitas tersebut tentunya

akan mempermudah kegiatan operasional dan meningkatkan layanan perpustakaan.

Hal ini dianggap wajar, karena untuk mewujudkan itu semua membutuhkan dana

yang relatif besar. Sedangkan kita tahu masih banyak perpustakaan yang mempunyai

Page 15: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

keterbatasan dana, fasilitas, serta sumber daya manusia. Ini tentunya menjadi kendala

untuk menjadikan perpustakaan lebih baik dan maju.

Idealnya sebuah software perpustakaan dibuat sesuai kebutuhan perpustakaan.

Untuk itu dibutuhkan kerjasama antara pustakawan yang benar-benar mengerti

kebutuhan perpustakaan dengan orang yang menguasai teknologi komputer.

Diharapkan dari kerjasama itu akan menghasilkan sebuah software yang benar-benar

sesuai dengan kebutuhan perpustakaan tersebut. Tentunya hal ini masih sulit

dilakukan oleh sebagian banyak perpustakaan di Indonesia. Karena untuk membuat

software atau membeli software membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi

biaya untuk perawatan dan pembelian sarana pendukungnya.

Sekarang sudah banyak program aplikasi yang sudah diluncurkan untuk

mendukung terciptanya perpustakaan elekronik yang disebut sistem otomasi

perpustakaan. Mulai dari yang sangat murah seperti CDS/ISIS sampai dengan yang

sangat mahal seperti URICA yang berkurs dollar dan iuran rutin tahunan yang tinggi.

Software CDS/ISIS, WINISIS dahulu pernah populer di Indonesia meskipun

sekarang sudah mulai ditinggalkan karena susah untuk dikembangkan dan cuma

sebatas pengolahan data dan penelusuran informasi menggunakan WWWISIS.

Sekarang UNESCO juga sudah mengeluarkan LIS yang berbasis pada ISIS untuk

urusan sirkulasi dan bebas di-download dari situs UNESCO.

Selain software-software di atas, masih banyak software gratisan (freeware)

perpustakaan yang bisa didapatkan dengan men-download di internet secara cuma-

cuma. Seperti Imelda (www.imelda.org), greenstone (www.greenstone.org), Koha

(www.koha.org), OpenBiblio (www.obiblio.sourceforge.net/), PHPMyLibrary

Page 16: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

(www.phpmylibrari.org), dan lain-lain. Ini tentunya akan memberikan solusi terhadap

keterbatasan dana yang dihadapi perpustakaan di Indonesia pada umumnya. Namun

demikian tidak semua software gratis tersebut mempunyai fasilitas/ fitur yang benar-

benar sesuai dengan kebutuhan perpustakaan. Kalaupun fasilitasnya sesuai dengan

kebutuhan perpustakaan ada kalanya pengopersiannya tidak mudah dan sebaliknya

ketika pengoperasiannya mudah, fasilitasnya masih jauh dari apa yang perpustakaan

butuhkan. Selain itu kebanyakan software gratisan tidak bersifat open-script artinya

kode atau formula di dalamnya tidak ditutup oleh pembuatnya. Padahal kalau

software itu open-script akan memudahkan para pemakainya untuk memperbaiki,

memodifikasi tampilan, field, bahasa, serta relasi data sesuai dengan kebutuhan

masing-masing perpustakaan.

Termasuk salah satunya software Athenaeum Light 6.0 yang akhir-akhir ini

sedang ramai menjadi bahan diskusi dan pilihan untuk digunakan di perpustakaan.

Software ini ada versi yang tidak gratisnya yaitu Athenaeum Pro dan Athenaeum

Light 6.0 merupakan penggalan dari software versi lengkapnya. Dari sekian banyak

software gratis yang sudah ada, tentunya memberikan kesempatan yang luas untuk

memilih software yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan, sarana dan sumber

daya manusia yang dimiliki masing-masing perpustakaan. Sehingga penggunaan

software tersebut benar-benar dapat digunakan secara maksimal.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

penerapan dan pemanfaatan perangkat lunak open source pada sebuah sistem

pengelolaan perpustakaan berbasis komputer (sistem otomasi). Penelitian ini akan

Page 17: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

membahas tentang penerapan software Athenaeum Light 6.0 yang telah digunakan

pada sistem otomasi perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ Bintaro.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang luas terhadap masalah yang dibahas

dalam skripsi ini, maka penulis memberikan batasan bahwa penulisan skripsi ini

hanya membahas mengenai penerapan software Athenaeum Light 6.0 pada sistem

otomasi perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ Bintaro.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Mengapa software Athenaeum Light 6.0 dipilih sebagai program aplikasi

dalam sistem otomasi perpustakaan Sekolah An-Nisaa’?

b. Apakah software Athenaeum Light 6.0 yang diterapkan pada sistem otomasi

perpustakaan dapat menangani fungsi-fungsi kegiatan perpustakaan di

perpustakaan Sekolah An-Nisaa’?

c. Apakah ada kendala selama menggunakan software Athenaeum Light 6.0

dalam sistem otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui alasan penggunaan software Athenaeum Light 6.0. pada sistem

otomasi Perpustakaan An-Nisaa’

Page 18: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

2. Mengetahui relevansi fasilitas-fasilitas software Athenaeum Light 6.0 dengan

fungsi-fungsi kegiatan perpustakaan di Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’.

3. Mengetahui kendala-kendala menggunakan software Athenaeum Light 6.0.

dalam sistem otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan tentang relevansi software Athenaeum Light 6.0.

dengan fungsi-fungsi kegiatan perpustakaan.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perpustakaan atau

pustakawan dalam memilih software perpustakaan yang sesuai dengan

kebutuhan perpustakaan.

3. Menambah pengetahuan tentang teknologi informasi dalam bidang

perpustakaan.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi ke dalam 5 (lima) bab yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Mencakup Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Berisi tentang Fungsi-fungsi Kegiatan Perpustakaan, Definisi Otomasi

Perpustakaan, Tujuan Otomasi Perpustakaan, Manfaat Otomasi Perpustakaan,

Metode Otomasi Perpustakaan, Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan, Cakupan

Page 19: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Otomasi Perpustakaan, Gambaran Umum Perangkat Lunak, Kriteria Perangkat

Lunak, dan Perangkat Lunak Open Source Untuk Sistem Otomasi Perpustakaan.

BAB III GAMBARAN UMUM SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN AN-

NISAA’ DAN SOFTWARE ATHENAEUM LIGHT 6.0

Berisi tentang Sejarah Singkat Sistem Otomasi Perpustakaan Sekolah An-

Nisaa’, Cakupan Kegiatan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’, Software Athenaeum

Light 6.0, Karakteristik, Cara Instalasi , dan Menu-menu Athenaeum Light 6.0.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang Metode, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data, Teknik

Analisa Data, dan Pengujian Kredibilitas Data.

BAB V HASIL PENELITIAN

Membahas tentang Alasan Penggunaan Software Athenaeum Light 6.0 Pada

Sistem Otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’, Penerapan Fasilitas-fasilitas

Software Athenaeum Light 6.0 Pada Fungsi-fungsi Kegiatan Perpustakaan Sekolah

An-Nisaa’, dan Kendala-kendala Dalam Penggunaan Software Athenaeum Light 6.0

Pada Sistem Otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’.

BAB VI PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 20: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Fungsi-fungsi Kegiatan Perpustakaan

Kegiatan yang dilakukan perpustakaan sangat bervariasi. Variasi kegiatan

tersebut tergantung kepada jenis perpustakaan dan ruang lingkup organisasinya.

Sebuah perpustakaan yang besar membagi tugas dan pekerjaan kepada berbagai

bidang, bagian, sub bagian, divisi, sub divisi, seksi, dan lain-lain. Sedangkan

perpustakaan yang relatif kecil dapat menyederhanakan pembagian tugasnya kedalam

orang dan jabatan yang terbatas pula. Namun pada prinsipnya ada beberapa hal yang

memiliki kesamaan. Kegiatan itu meliputi: fungsi layanan teknis terdiri dari,

pengadaan, pengolahan, dan pemeliharan; layanan pemakai terdiri dari layanan

sirkulasi dan layanan referensi; fungsi administrasi dan fungsi sosialisasi.

1. Fungsi Layanan Teknis

a. Fungsi Pengadaan

Pengadaan (acquisiting) koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam

mengisi atau menambah koleksi yang di perpustakaan. Proses pengadaan dilakukan

dengan cara : pembelian, hadiah atau sumbangan, tukar-menukar, dan titipan1.

1 Soeatminah, Perpustakaan, Kepustakawanan, dan Pustakawan, (Kanisius : Yogyakarta,

1992), h. 71

Page 21: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Hal-hal pokok yang harus ditetapkan berkaitan dengan pengadaan koleksi

adalah:2

a). Menyusun rencana operasional pengadaan bahan pustaka yang meliputi:

1) Perumusan kebijakan tentang koleksi, mencakup pedoman, peraturan,

penekanan, dan penyediaan anggaran.

• Mempelajari peta dan kondisi masyarakat pemakai

• Presentasi bidang-bidang pengetahuan bahan pustaka yang akan

diadakan

• Seleksi, dengan berpedoman kepada atau bersumber pada katalog

terbitan, brosur, bibliografi, daftar tambahan (accession list),

permintaan pemakai, perkembangan informasi, dan lain-lain.

2) Menghimpun alat seleksi bahan pustaka

Kegiatan ini adalah mengumpulkan semua sumber informasi literatur

yang akan dipergunakan dalam proses penyeleksian dan penentuan bahan

pustaka yang akan diadakan. Sumber-sumber informasi ini seperti, katalog

penerbit, bibliografi, buletin, abstrak, brosur terbitan baru, dan lain-lain.

b). Survei Minat Pemakai

Kegiatan ini adalah membuat instrumen, mengumpulkan, mengolah dan

menganalisa data serta membuat laporan hasil survei untuk mengetahui bidang atau

subjek apa yang diminati pemakai, jenis pustaka apa yang diperlukan termasuk jenis

layanan yang dikehendaki.

2 Sutarno N.S., Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekata Praktik, (Samitra Media Utama :

Jakarta, 2004), h. 147-149

Page 22: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

c). Survei Bahan Pustaka

Kegiatan ini adalah mengamati keberadaan bahan pustaka di penerbit, toko

buku, pameran, da perpustakaan lainnya.

d). Membuat dan Menyusun Desiderata

Kegiatan ini adalah membuat deskripsi bahan pustaka dalam bentuk kartu atau

daftar dan disusun dengan menurut aturan tertentu untuk digunakan sebagai seleksi

bahan pustaka dalam proses pengadaan bahan pustaka.

e.) Menyeleksi Bahan Pustaka

Dengan menggunakan daftar desiderata, laporan hasil survei minat pemakai,

dan laporan hasil survei maka diadakanlah penyeleksian bahan pustaka untuk

menentukan bahan pustaka yang akan diadakan oleh perpustakaan.

b. Fungsi Pengolahan

Pengolah (processing) adalah pekerjaan yang diawali sejak koleksi diterima di

perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau di tempat tertentu yang telah

disediakan.3 Proses pengolahan koleksi terdiri dari: inventarisasi, klasifikasi,

katalogisasi, pembuatan kelengkapan pustaka, penyusunan kartu katalog, dan

penyusunan buku.

1). Inventarisasi

Proses ini terdiri dari:

3 Sutarno N.S., Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekata Praktik, h. 151

Page 23: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

a) Mencatat setiap eksemplar buku dalam buku induk

b) Memberi nomor induk pada setiap eksemplar buku dan mencatatnya dalam

buku yang bersangkutan

c) Memberi cap atau stempel milik pada setiap buku, pada halaman tertentu yang

telah ditentukan sebelumnya.

2). Klasifikasi

Klasifikasi adalah kegiatan mengelompokkan buku yang subjeknya sama

dikumpulkan dan berbeda dipisahkan. Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan

alat yaitu sistem klasifikasi. Misalnya Dewey Decimal Classification (DDC),

Universal Decimal Classification (UDC), Library of Congress Classification (LCC),

atau sistem yang lainnnya.

Pengklasifikasian koleksi akan membantu dalam penempatan koleksi dirak

dan juga mempermudah pemakai dalam mencari dan menemukan koleksi yang

diinginkan. Pada sisi lain manfaat klasifikasi akan membantu tersusunnya koleksi

yang lebih rapi dan teratur.

3). Katalogisasi

Katalogisasi adalah kegiatan membuat deskripsi data bibliografi suatu bahan

pustaka menurut standar atau peraturan tertentu.4 Hasil dari proses ini berupa

deskripsi (entry) kartu katalog manual atau katalog online yang sesuai dengan ISBD

(International Standar Book Description) terdiri dari nama pengarang, keterangan

judul, keterangan kota terbit, nama penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ukuran

4 Ibid., h. 154

Page 24: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

buku, ilustrasi, indeks, tabel, bibliografi, keterangan singkat tentang isi buku, judul

asli, dan pengarang aslinya (apabila buku tersebut hasil terjemahan)5.

4). Pembuatan Kelengkapan Pustaka

Pembuatan kelengkapan pustaka adalah kegiatan menyiapkan dan membuat

kelengkapan pustaka agar pustaka siap dipakai, mudah digunakan, dan untuk

memelihara agar koleksi tetap dalam keadaan baik. Kegiatan itu antara lain:6

a) Label buku (call number) yang berisi kode klasifikasi, tiga huruf pertama

nama terkahir pengarang, dan satu huruf pertama judul buku.

b) Kartu buku dan kantong buku

c) Slip buku atau slip tanggal kembali

d) Sampul buku

5). Penyusunan Kartu Katalog

Penyusunan kartu katalog adalah kegiatan menyajikan katalog perpustakan

agar dapat digunakan oleh pemakai perpustakaan untuk mencari dan menemukan

lokasi suatu buku yang dikehendakinya.7

Biasanya kartu-kartu katalog disusun dalam laci katalog berdasarkan kategori

pengarang, judul atau subjek. Ketiga pembagian tersebut menjadi jalan atau akses

poin dalam mencari koleksi yang dibutuhkan pemakai. Hal ini berbeda dengan

katalog online yang tidak perlu disusun berdasarkan ketiga kategori tersebut. Karena

5 Ibid. h. 155 6 Ibid., h. 156

7 Soeatminah, Perpustakaan, Kepustakawanan, dan Pustakawan, h. 82

Page 25: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

secara otomatis katalog tersebut bisa diakses berdasarkan judul. Pengarang, subjek,

atau kategori yang lainnya.

6). Penyusunan Buku

Penyusunan buku adalah kegiatan menempatkan buku-buku yang sudah

selesai diolah dan telah dilengkapi dengan label ke dalam rak atau lemari buku. Buku

diatur sesuai dengan sandi buku, yang merupakan kode kelompok subjek buku.

Buku-buku yang subjeknya sama terkumpul dalam satu lokasi, sehingga mudah bagai

pemakai perpustakaan untuk menemukan buku-buku yang dikehendaki.

c. Fungsi Penyimpanan dan Pemeliharaan

Kegiatan ini bertujuan agar setiap bahan pustaka selalu terpelihara sehingga

usianya menjadi panjang, daya pakainya lama, dan penempatannya di rak selalu

teratur dan bersih. Kegiatan ini terdiri dari; pengecekan sebelum bahan pustaka

mengalami kerusakan, mengatur penempatan bahan pustaka pada ruangan dengan

pendingin ruangan (AC), pemeliharaan koleksi ketika rusak (melaminasi, menjilid

ulang, memberi bahan kimia pengawet kertas, mencegah masuknya serangga ke

dalam buku, dan meroproduksi bahan pustaka kedalam format tertentu).

2. Fungsi Layanan Pemakai/ Publik

Tugas-tugas layanan (service) perpustakaan merupakan kelanjutan kegiatan

pengadaan dan pengolahan. Tugas-tugas layanan pada umumnya terdiri dari layanan

sirkulasi dan layanan referensi.

a. Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian

buku-buku perpustakaan. Tugas pokok bagian sirkulasi adalah melayani pemakai

Page 26: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

yang akan meminjam, mengembalikan dan memperpanjang pinjaman buku-buku

perpustakaan serta membuat laporan kegiatan sirkulasi.

Untuk dapat memantau sejauh mana pelayanan perpustakaan digunakan,

petugas sirkulasi dapat membuat laporan kegiatan pelayanannya. Laporan tersebut

dapat digunakan untuk mengevaluasi pelayanan perpustakaan.

Beberapa laporan yang dapat dibuat diantaranya adalah:

a) Laporan anggota perpustakaan

b) Laporan pengunjung perpustakaan

c) Laporan buku yang dipinjam

b. Layanan Referensi

Layanan referensi adalah layanan yang berhubungan dengan pelayanan yang

membantu pemakai perpustakaan yang menemukan kesulitan dalam memperoleh

informasi atau bahan pustaka dan memberikan petunjuk agar informasi atau bahan

pustaka yang diperlukan dapat secepatnya ditemukan.8

3. Fungsi Administrasi

Sebenarnya administrasi perpustakaan terdapat di setiap kegiatan, baik

pengadaan koleksi, pengolahan, layanan, dan sekretariat. Yang dimaksud kegiatan

administrasi perpustakaan adalah kegiatan yang berada di sekretariat (ketatausahaan).

Ada yang mengatakan bahwa kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan

penunjang dari tugas pokok perpustakaan. Kegiatan pokoknya terdiri dari pengadaan,

pengolahan sampai terselenggaranya kegiatan layanan. Kegiatan administrasi

8 Rizal Saeful Haq, dkk, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, (Fakultas Adab

UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta, 2006), h. 111

Page 27: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

perpustakaan mencakup antara lain; konsep surat, pengetikan, surat masuk, surat

keluar, menata arsip dan dokumen, membuat peraturan tata tertib, penyusunan

anggaran, pembuatan laporan, menyusun program kegiatan perpustakaan, dan lain-

lain9.

4. Fungsi Sosialisasi

Istilah sosialisasi selalu dikaitkan dengan upaya promosi dan publikasi.

Promosi perpustakaan merupakan metode yang digunakan untuk menginformasikan,

membujuk dan mengingatkan pemakai tentang institusi beserta sumber-sumber yang

ada di dalamnya dan juga layanan yang diberikan.10 Selain itu, kegiatan sosialisasi/

promosi perpustakaan berguna untuk menjaring minat dan respon masyarakat,

mengembangkan kerja sama, memberikan sesuatu yang berguna dan

mengembangkan upaya membangun media penghubung antara perpustakaan dengan

masyarakat pengguna perpustakaan. Kegiatan sosialisasi diantaranya adalah;

penyebaran brosur, pembuatan daftar koleksi baru, pembuatan bookmark

perpustakaan, pembuatan mading perpustakaan, mengadakan berbagai lomba

kegiatan dan seminar atau workshop, membuat websit atau homepage perpustakaan,

dan lain-lain.

B. Otomasi Perpustakaan

1. Definisi Otomasi Perpustakaan

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang begitu pesat telah merambah ke

berbagai bidang aktivitas manusia, termasuk salah satunya bidang perpustakaan.

9 Sutarno N.S., Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekata Praktik, h. 168-169

10 Rizal Saeful Haq, dkk, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, h. 171

Page 28: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Penerapan teknologi informasi (TI) dalam pengelolaan perpustakaan dikenal dengan

istilah otomasi perpustakaan.

Otomasi adalah pengorganisasian mesin untuk mengerjakan tugas-tugas rutin

yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Definisi lain menyebutkan bahwa otomasi

adalah penggunaan peralatan yang dioprasikan secara otomatis, untuk menghemat

tenaga fisik dan mental manusia.11 Sedangkan menurut Sulistiyo Basuki,12 pengertian

otomasi adalah mencakup konsep proses/ hasil membuat mesin swatindak dan/atau

swakendali dengan mengurangi adanya campur tangan manusia.

Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung, ataupun

gedung tersendiri yang digunakan untuk menyimpan buku serta terbitan lainnya.

Bahan-bahan pustaka itu disimpan menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan

pembaca.13 Sedangkan menurut IFLA (Inetrnational Federation of Library

Associations and Institutions, yang dikutip Sulistiyo Basuki perpustakaan merupakan

kumpulan bahan tercetak dan non cetak dan atau sumber informasi dalam komputer

yang disusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai.14

Jadi dapat disimpulkan bahwa otomasi perpustakaan adalah penggunaan

komputer untuk melakukan beberapa kegiatan perpustakaan yang bersifat rutin

11 Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta :

Modern English Press, 2002), Ed. 3, h. 1067 12 Sulistiyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung : Remaja Rosda Karya,

1994), h. 96 13 Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

1991), h. 5

14 Ibid, h. 5

Page 29: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

dengan mengurangi campur tangan manusia, sehingga akan memberikan peningkatan

kualitas layanan kepada pemakai.

2. Tujuan Otomasi Perpustakaan

Penerapan sistem otomasi dalam sebuah perpustakaan pastinya mempunyai

tujuan. Menurut John Corbin, bahwa tujuan utama dari diterapkanya sistem otomasi

perpustakaan adalah:15

a) Meringankan beban kerja, khusunya yang rutin dan berulang-ulang. Perangkat

lunak yang digunakan dapat diprogram untuk mengerjakan pekerjaan bersifat

administratif, misalnya pengisian data anggota perpustakaan, pembuatan

statistik pelayanan, pengisian data bibliografi untuk pembuatan katalog, dan

sejenisnya.

b) Menghemat waktu dan tenaga sehingga dapat meningkatkan efesiensi kerja.

c) Komputer dapat mengolah data lebih cepat dan akurat dari pada pengolahan

secara manual.

d) Meningkatkan kerjasama antar layanan atau bagian ataupun antar

perpustakaan, sistem otomasi perpustakaan memungkinkan adanya hubungan

dan kerja sama (networking) baik secara lokal (antar bagian di satu

perpustakaan) maupun atar perpustakaan.

e) Memberikan hasil pekerjaan yang konsisten.

15 John Corbin, Managing The Library Automation Project , (Kanada : Oryx Press, 1985), h.

18-19

Page 30: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

f) Penggunaan komputer dapat mengurangi resiko kesalahan manusia dalam

mengerjakan pekerjaan rutinnya, karena komputer tidak dipengaruhi oleh

kondisi fisik maupun emosi.

g) Memberikan layanan yang lebih efektif bagi pemakai.

h) Pustakawan dapat mengalihkan pekerjaan yang bersifat rutin kepada

komputer dan dapat lebih mengkonsentrasikan diri kepada pengembangan

jasa perpustakaan, sehingga dapat memberikan layanan sebaik mungkin

kepada pemakai.

3. Manfaat Otomasi Perpustakaan

Penerapan sistem otomasi perpustakaan diharapkan akan memberikan

manfaat yang besar terhadap kemajuan dan peningkatan kualitas layanan

perpustakaan. Menurut Abdul Rahman Saleh, beberapa manfaat yang dapat diperoleh

apabila basis data diolah oleh komputer:16

a. Satu kali data dimasukan atau diketik ke komputer, maka untuk data yang

sama akan dihasilkan berbagai keluaran antara lain:

1) Dapat mencetak kartu katalog

2) Dapat mencetak daftar tambahan buku

3) Dapat mencetak bibliografi

4) Dapat mencetak buku induk jika diperlukan

5) Dapat mencetak label nomor pangil

6) Dapat mencetak kartu buku, dan lain-lain

16 Abdul Rahman Saleh, CDS/ISIS Pedoman Pengelolaan Sistem Manajemen Basis Data,

(Jakarta : Saraswati Utama, 1996), h. 21

Page 31: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

b. Penelusuran dapat dilakukan dari berbagai titik penelusuran (access points).

Bukan saja berdasarkan nama pengarang, judul buku, atau subjek,

sebagaimana biasanya pada sistem tradisional, melainkan dari seluruh kata

dan melalui seluruh ruas serta subruas yang ada dalam basis data.

c. Penelusuran dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan cara

tradisional.

d. Data, meskipun sudah lama dimasukan ke komputer, masih dapat secara

leluasa diubah-ubah (diperbaiki, ditambah, atau dikurangi).

e. Seluruh jumlah data yang disimpan akan memakan ruang lebih sedikit

dibandingkan dengan cara penyimpanan tradisional.

f. Data yang ada dapat saling dipertukarkan.

g. Kalau sudah paham penggunaannya akan terasa menyenangkan mencari

informasi dengan komputer.

4. Metode Otomasi Perpustakaan

Penggunaan komputer atau otomasi perpustakaan pada hakekatnya bertujuan

untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan kepada para penggunanya.

Menurut Corbin yang dikutip Jonner Hasugian, bahwa untuk mencapai tujuan itu

perpustakaan dapat menggunakan beberapa metode atau cara sebagai berikut:17

a. Mengadaptasi Sistem

Perpustakaan dapat juga membangun dan mengembangkan

otomasinya dengan cara mengadaptasi sistem kerjasama jaringan. Sistem

17 Jonner Hasugian, Penerapan Teknologi Pada Sistem Kerumahtanggaan Perpustakaan

Perguruan Tinggi, (Marsela, 2000), h. 45

Page 32: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

jaringan adalah suatu sistem yang dirancang, diprogram dan digunakan secara

bersama oleh beberapa perpustakaan, karena itu sistem tersebut dinamakan

juga sistem kooperatif.

b. Membeli Sistem Turnkey

Sistem turnkey adalah suatu sistem komputer yang sudah dirancang,

diprogram, diuji dan kemudian dijual oleh perusahaan kepada perpustakaan

dalam keadaan siap untuk dipasang dan dioperasikan. Sistem ini merupakan

sistem paket jadi.

c. Menggunakan Bersama Sistem Dari Perpustakaan Lain

Metode atau cara lain yang dapat dipilih oleh perpustakaan dalam

rangka membangun dan mengembangkan sistem otomasinya adalah

menggunakan bersama sistem dari perpustakaan lain.

d. Mengembangkan Sistem Lokal

Sistem lokal adalah sistem komputer yang dirancang, diprogram dan

diuji oleh perpustakaan pembuatnya. Perpustakaan juga dapat membangun

sistem otomasinya dengan mengembangkan sistem lokal yang sering disebut

in-house developed system.

5. Unsur-unsur Otomasi Perpustakaan

Sepeti halnya satu buah PC (Personal Computer) yang bisa digunakan untuk

berbagai kebutuhan, terdiri dari beberapa unsur atau komponen. Kita mengenal istilah

hardware dan software yang menjadikan sebuah komputer bisa dioperasikan.

Sama halnya dengan sistem otomasi perpustakaan yang merupakan perpaduan

dari beberapa unsur yang didisain sedemikian rupa untuk bekerjasama dalam

Page 33: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

menyempurnakan tugas-tugas khusus, dan apabila salah satu unsur yang ada tersebut

hilang maka sistem tersebut tidak akan dapat bekerja dengan baik. Unsur-unsur atau

syarat tersebut adalah:18

a). Pengguna (user)

Pengguna merupakan unsur utama dalam sistem otomasi perpustakan. Dalam

pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui

konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang

nantinya sebagai operator atau teknisi serta para angota perpustakaan. Apa misi

organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka? Seberapa melek komputerkah

mereka? Bagaimana sikap mereka? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah

beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem

otomasi perpustakaan. Otomasi perpustakaan baru bisa dikatakan baik bila memenuhi

kebutuhan pengguna baik staf maupun anggota perpustakaan. Tujuan dari pada

sistem otomasi perpustakaan adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.

Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan

mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh

pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa

dilakukan oleh suatu sistem komputer. Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak

atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.

Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan

pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk

18 Ikwan Arif, Konsep dan Perencanaan Dalam Automasi Perpustakaan, Malang : Makalah

Seminar dan Workshop Sehari “Membangun Jaringan Perpustakaan digital dan Automasi Perpustakaan Menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan” UMM, 4 Oktober 2003, h. 4

Page 34: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi operator,

teknisi dan administrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai bidang

yang akan dioperasikan.

b). Perangkat Keras (Hardware)

Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data

menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa komputer

hanya komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang memerlukan program untuk

menjalankannya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer adalah

sebuah alat dimana kemampuannya sangat tergantung pada manusia yang

mengoperasikan dan software yang digunakan. Kecendrungan perkembangan

komputer:

1) Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar

2) Harga terjangkau

3) Kemampuan menyimpan data berkapasitas tinggi

4) Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan

Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang

bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi

pembelian. Adanya staf yang bertanggungjawab adalah untuk mengurangi

ketergantungan terhadap pihak lain dan dapat menghindari dampak buruk yang

mungkin timbul. Hal ini adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari

vendor penyedia komputer.

Page 35: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

c). Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak diartikan sebagai mode atau prosedur untuk mengoperasikan

komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai. Kecendrungan dari perangkat

lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, mampu

menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan (multi-tasking),

kemampuan mengolah data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-

sama (multi-user).

d). Jaringan (Network)

Jaringan komputer telah menjadi bagian dari otomasi perpustakaan karena

perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta adanya

kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi.

Komponen perangkat keras jaringan antara lain: komputer sebagai server dan

klien, network interface card (LAN Card terminal kabel/ HUb), jaringan telepon atau

radio, modem

Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer adalah:

1) Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)

2) Lokasi dari hardware: komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya

3) Protokol komunikasi yang digunakan

4) Menentukan staf yang bertanggungjawab dalam membangun jaringan

e). Data

Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok

teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan

sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol

Page 36: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file, dan

database.

Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data

tersebut sesuai instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi

sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam priode waktu

sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage)

ke dalam model sistem informasi, dengan begitu kegiatan pengolahan tersedia baik

bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.

f). Manual

Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana memasang,

menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak. Prosedur

merupakan aturan-aturan yang harus diikuti bilamana mengunakan perangkat keras

dan perangkat lunak. Banyak peripheral perangkat keras maupun sistem tidak

berjalan dengan optimal karena dokumentasi yang tidak memadai atau pengguna

tidak mengerti manual yang disediakan. Manual harus dibaca dan dimengerti walau

serumit apapun. Manual adalah kunci bagi kelancaran sistem. Manual/ prosedur dapat

juga mencakup kebijakan-kebijakan khususnya dalam lingkungan jaringan dimana

pemasukan dan pengeluaran data membutuhkan format komunikasi bersama.

Pertemuan-pertemuan mungkin perlu sering diadakan diantara anggota-anggota

jaringan untuk menentukan standar-standar dan prosedur-prosedur.

6. Cakupan Otomasi Perpustakaan

Dalam kegiatan operasionalnya, perpustakaan mempunyai tugas-tugas khusus

seperti pengadaan, pengolahan, sirkulasi, dan lain-lain. Penerapan teknologi

Page 37: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

inforamasi (TI) dalam pengelolaan perpustakaan yang kemudian lebih dikenal dengan

otomasi perpustakaan didalam penerapannya mencakup berbagai bidang yakni:

pengadaan (acquisiting), pengkatalogan (cataloguing), pengawasan sirkulasi

(circulation control), pengelolaan terbitan berkala (serials control), katalog terpasang

(online public access catalogue), pengelolaan anggota.19

a. Pengadaan (acquisiting)

Kegiatan ini berkaitan dengan pengadan bahan pustaka baik melalui cara

membeli, pertukaran, maupun dari hadiah. Dalam kegiatan pengadaan terdapat

kegiatan pengecekan bibliografi (pre-order bibliographic control) yang dilakukan

sebelum pemesanan dan penerimaan bahan pustaka, pemprosesan faktur, dan

pemeliharaan arsip yang berhubungan dengan pengadaan.

b. Pengkatalogan (cataloguing)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan cantuman

bibliografi untuk pembuatan katalog yang digunakan sebagai sarana temu kembali

koleksi.

c. Pengawasan Sirkulasi (ciculation control)

Kegiatan yang berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan

pustaka, kegiatan ini berhubungan dengan pengontrolan peredaran koleksi

perpustakaan.

19 A. Ridwan Siregar, “Automasi Perpustakaan : Desain Sistem Kerumahtanggaan”, diakses

pada 30 April 2008 dari http://library.usu.ac.id/download/lib/AutomasiPerpustakaan.html

Page 38: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

d. Pengelolaan Terbita Berkala (serials control)

Kegiatan ini berhubungan dengan pembuatan pesanan, penerimaan dokumen,

akses terhadap koleksi, pengarahan, pengajuan tuntutan, peminjaman dan penjilitan

terbitan berkala dan serial.

e. Katalog Online (online public access catalogue)

Penyediaan fasilitas sarana temu kembali koleksi perpustakaan menggunakan

komputer untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan.

f. Pengelolaan Anggota

Kegiatan administratif pengelolaan perpustakaan yang meliputi penerimaan

layanan keanggotaan, pembuatan kartu anggota, layanan surat keterangan bebas

pustaka dan lainnya.

C. Penerapan Perangkat Lunak (software) Pada Sistem Otomasi Perpustakaan

1. Gambaran Umum Perangkat Lunak

Perangkat lunak atau lebih dikenal dengan istilah software, merupakan

perangkat yang harus ada dalam sistem sebuah komputer. Biasanya kinerja sebuah

software akan bekerja sama dengan perangkat keras atau lebih dikenal dengan istilah

hardware.

Banyak definisi untuk istilah perangkat lunak yang diantaranya adalah:

Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan

komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai20. Perangkat lunak dapat juga

dikatakan sebagai penterjemah perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer

20 Ikhwan Arif, Konsep dan Perencanaan Dalam Automasi Perpustakaan., h. 6

Page 39: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. Perangkat lunak ini dibagi

menjadi 3 tingkatan: tingkatan program aplikasi (application program) misalnya

Microsoft Office, tingkatan sistem operasi (operating system) misalnya Microsoft

Windows, Linux, dan Unix, dan tingkatan bahasa pemrograman yang dibagi lagi atas

bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Pascal dan bahasa pemrograman tingkat

rendah yaitu bahasa rakitan.

Perangkat lunak adalah program komputer yang isi instruksinya dapat diubah

dengan mudah. Perangkat lunak umumnya digunakan untuk mengontrol perangkat

keras yang sering disebut sebagai (device driver), melakukan proses perhitungan,

berinteraksi dengan perangkat lunak yang lebih mendasar lainnya seperti sistem

operasi, dan bahasa.

Dilihat dari cara mendapatkannya (segi ekonomi), perangkat lunak terbagi

menjadi dua jenis, yaitu freeware dan shareware.

1). Freeware

Istilah freeware lebih mengacu pada paket-paket program yang mengizinkan

redistribusi tetapi bukan pemodifikasian (dan kode programnya tidak tersedia).

Freeware didistribusi dalam form biner tanpa ada biaya lisensi. Freeware sering

digunakan dalam program promosi sebagai software tambahan pada penjualan

software berpemilik dan juga untuk meningkatkan penjualan21. Berbeda dari

shareware yang mewajibkan penggunanya membayar (misalnya setelah jangka waktu

21 “Freeware Definition”, diakses pada 14 Oktober 2008 dari

http://www.linfo.org/freeware.html

Page 40: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

percobaan tertentu atau untuk memperoleh fungsi tambahan). Para pengembang

freeware seringkali membuat freeware untuk disumbangkan kepada komunitas,

namun juga tetap ingin mempertahankan hak mereka sebagai pengembang dan

memiliki kontrol terhadap pengembangan selanjutnya. Kadang jika para programer

memutuskan untuk berhenti mengembangkan sebuah produk freeware, mereka akan

memberikan kode sumbernya kepada programer lain atau mengedarkan kode sumber

tersebut kepada umum sebagai perangkat lunak bebas.

2). Shareware

Shareware ialah perangkat lunak yang mengijinkan orang-orang untuk

meredistribusikan salinannya, tetapi bila pengguna terus menggunakannya diminta

untuk membayar biaya lisensi. Shareware bukan perangkat lunak bebas ataupun

semi-bebas. Hal ini dikarenakan sebagian besar shareware, kode programnya tidak

tersedia, jadi tidak dapat dimodifikasi sama sekali. Selain itu shareware tidak

mengizinkan pengguna membuat salinan dan memasangnya tanpa membayar biaya

lisensi 22.

Istilah lainnya untuk shareware adalah trialware, demoware yang pada

intinya mencoba dulu sebelum membeli. Fitur-fitur perangkat lunak shareware belum

tentu mencerminkan keseluruhan fitur yang didapat ketika pengguna sudah membeli

perangkat lunak tersebut, tetapi beberapa shareware membuka semua fitur tanpa

terkecuali. Umumnya perangkat lunak shareware hanya bisa dijalankan dalam

periode waktu tertentu saja atau dibatasi dari jumlah penggunaannya. Setelah periode

22 “Shareware ”, diakses pada 14 Oktober 2008 dari http://www.pcmag.com/encyclopedia

term/0,2542,t=shareware&i=51251,00.asp

Page 41: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

tertentu atau mencapai jumlah pemakaian tertentu, perangkat lunak akan terkunci.

Jika pengguna tidak merasa cocok, dan tidak ingin menggunakannya lagi, maka

pengguna wajib untuk menghapus program dari komputer pengguna. Apabila

pengguna merasa cocok, untuk dapat terus menggunakan, ia harus membeli untuk

memperoleh kunci pembuka atau perangkat lunak versi non-shareware-nya. Apabila

menggunakan kunci pembuka, pengguna memasukkan kunci tersebut di perangkat

lunak shareware. Apabila kunci tersebut valid, perangkat lunak yang tadinya terkunci

akan terbuka untuk penggunaan seterusnya tanpa batasan.

Sedangkan dilihat dari jenisnya perangkat lunak terbagi menjadi dua, yaitu

open source software dan closed source software.

1). Open Source Sofware

Open Source adalah suatu lisensi dari software yang memberikan kebebasan

kepada penggunanya untuk melihat kode sumber program, merubah kode sumber

program, dan mendistribusi program.23

Sebelumnya istilah open source adalah free software (perangkat lunak bebas).

Istilah ini diciptakan oleh Richard Stallman dan Free Software Foundation yang

mengacu kepada perangkat lunak yang bebas untuk digunakan, dipelajari dan diubah

serta dapat disalin dengan atau tanpa modifikasi, atau dengan beberapa keharusan

untuk memastikan bahwa kebebasan yang sama tetap dapat dinikmati oleh pengguna-

pengguna berikutnya. Bebas di sini juga berarti dalam menggunakan, mempelajari,

23 “Open Source”, diakses pada 14 Oktober 2008 dari http://www.pcmag.com/encyclopedia

term/0%2C254%2Ct%3Dopen+source&i%3D48471%2C00.asp

Page 42: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

mengubah, menyalin atau menjual sebuah perangkat lunak, seseorang tidak perlu

meminta ijin dari siapa pun.24

Menurut Richard Stallman dan Yayasan Perangkat Lunak Bebas, suatu

perangkat lunak dikatakan perangkat lunak bebas jika pengguna yang menerima

salinan perangkat lunak tersebut memiliki empat kebebasan yaitu:25

a) Kebebasan 0: Bebas untuk menjalankan perangkat lunak untuk tujuan

apapun.

b) Kebebasan 1: Bebas untuk mempelajari dan mengubah perangkat lunak.

c) Kebebasan 2: Bebas untuk menyalin perangkat lunak, sehingga Anda

dapat membantu tetangga Anda.

d) Kebebasan 3: Bebas untuk memajukan perangkat lunak, dan merilisnya ke

publik, sehingga komunitas dapat menikmati keuntungan tersebut.

Kebebasan 1 dan 3 membutuhkan akses atas kode sumber, karena tidak mungkin

untuk mempelajari dan mengubah perangkat lunak tanpa kode sumbernya.

Konsep open source pada intinya adalah membuka kode sumber (source

code) dari sebuah perangkat lunak. Konsep ini terasa aneh pada awalnya dikarenakan

source code merupakan kunci dari sebuah perangkat lunak. Dengan diketahui logika

yang ada di source code, maka orang lain semestinya dapat membuat perangkat lunak

yang sama fungsinya. 26

24 “Perangkat Lunak Sumber Terbuka”, diakses pada 24 September 2008 dari

http://www.gnu.org/philosophy/free-sw.id.html 25 Ibid. 26 Masyarakat Digital Gotong Royong, “Pengantar Sistem Operasi Komputer”, diakses pada

30 April 2008 dari http://bebas.vlsm.org/v06/kuliah/SistemOperasi/BUKU

Page 43: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Gerakan Open Source mendefinisikan bahwa open source tidak hanya sekedar

kemudahan akses pada kode sumber, namun suatu software dapat disebut open

source bila distribusinya memenuhi kriteria-kriteria berikut :27

a) Pendistribusian Ulang Secara Cuma-Cuma (free redistribution). Lisensi

software tersebut tidak boleh membatasi suatu pihak untuk menjual atau

memberikan software, baik software yang berdiri sendiri maupun software

yang menjadi komponen software lain.

b) Kode sumber. Program harus menyertakan kode sumber dan harus

memungkinkan pendistribusian dalam bentuk kode sumber maupun

terkompilasi.

c) Karya-karya Bentukan (derived works). Lisensi harus memungkinkan

modifikasi dan pekerjaan turunan, serta harus memungkinkan mereka

didistribusikan berdasarkan syarat-syarat yang sama dengan yang ada pada

lisensi software awal.

d) Integritas kode sumber. Lisensi tersebut dapat membatasi pendistribusian

kode sumber dalam bentuk modifikasi hanya saja jika lisensi itu mengijinkan

pendistribusian dalam bentuk patc file (potongan/ tidak seluruhnya) dengan

kode sumber dengan tujuan memodifikasi program tersebut pada masa

pembuatan. Lisensi itu tertulis harus memperbolehkan pendistribusian

perangkat lunak yang dibuat dari modifikasi kode sumber. Lisensi tersebut

27 Tedi Heriyanto, “Pengembangan Software Berbasiskan Open Source di Indonesia”, diakses

pada 9 Mei 2008 dari http://tedi.heriyanto.net/papers/pengembangan.html,

Page 44: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

mungkin memerlukan pekerjaan-pekerjaan bentukan untuk membawa nama

atau versi yang berbeda dari perangkat lunak asal.

e) Tidak ada diskriminasi terhadap orang atau kelompok.

f) Tidak ada diskriminasi terhadap bidang-bidang pemberdayaan (fields of

endeavor). Lisensi tidak boleh membatasi seseorang menggunakan program

dalam bidang tertentu.

g) Distribusi lisensi. Hak-hak yang ada dalam program harus berlaku pula bagi

tiap pihak yang menerima program, tanpa memerlukan lisensi tambahan.

h) Lisensi tidak boleh spesifik terhadap suatu produk.

i) Lisensi tidak boleh mempengaruhi software lain. Lisensi tidak boleh

membatasi software-software yang didistribusikan beserta software terlisensi

open source

Open source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa intervensi berpikir dan

mengungkapkan apa yag diinginkan dengan menggunakan pengetahuan dan produk

yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik.

Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-atik, merevisi

ulang, membenarkan atau bahkan menyalahkan, tetapi kebebasan ini juga datang

bersama dengan tanggung jawab bukan tanpa tanggung jawab.

2). Closed Source Software

Program closed source software merupakan paket program yang tidak dapat

didistribusikan lagi selain oleh pembuat/ vendor program tersebut. Jika ada distribusi

yang bukan oleh vendor program tersebut, maka itu dianggap sebagai pembajakan

software. Atau dengan kata lain program yang closed source tidak dapat

Page 45: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

didistribusikan secara bebas, kecuali oleh vendor program tersebut. Sedangkan

software yang Open Source, dapat didistribusikan secara bebas oleh siapapun. Paket

program juga dapat digandakan secara bebas.

Closed source atau dikenal juga dengan istilah perangkat lunak tak bebas

kadang disebut perangkat lunak berbayar, perangkat lunak sumber tertutup, perangkat

lunak proprieter atau perangkat lunak berpemilik adalah perangkat lunak dengan

pembatasan terhadap penggunaan, penyalinan, dan modifikasi yang diterapkan oleh

proprietor atau pemegang hak. Pembatasan-pembatasan ini dapat dilakukan secara

teknis maupun hukum, atau pun keduanya. Cara teknis dilakukan misalnya dengan

memberikan berkas biner terbaca-mesin kepada pengguna dan menyimpan kode

sumber terbaca manusia. Cara hukum dapat melalui lisensi perangkat lunak, hak

cipta, dan hukum paten. Hak eksklusif secara hukum atas perangkat lunak tak

dibutuhkan oleh seorang proprietor suatu perangkat lunak untuk menjadi perangkat

lunak tersebut tak bebas, karena perangkat lunak domain publik dan perangkat lunak

di bawah suatu lisensi permisif dapat menjadi perangkat lunak tak bebas dengan

mendistribusikan versi kompilasi program tanpa menyediakan kode sumbernya.28

Pembatasan perangkat lunak tak bebas membuatnya menjadi antonim dari

perangkat lunak bebas. Oleh perangkat lunak bebas, hukum yang sama yang

digunakan oleh perangkat lunak tak bebas digunakan untuk mempertahankan

kebebasan untuk menggunakan, menyalin, dan memodifikasi perangkat lunak.

28 “Perangkat Lunak tak Bebas”, diakses pada 24 September 2008 dari

http://www.gnu.org/philosophy/free-sw.id.html

Page 46: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Perangkat lunak tak bebas mencakup freeware dan shareware. Perangkat lunak ini

dapat berupa perangkat lunak komersial, meskipun perangkat lunak domain publik

dan perangkat lunak bebas lainnya juga dapat dijual untuk suatu harga tertentu dan

digunakan untuk tujuan komersial.

2. Kriteria Perangkat Lunak

Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu sistem

kerja yang berjalan, untuk menilia suatu software tentu saja banyak kriteria yang

harus diperhatikan. Hal ini sangat penting diperhatikan oleh pustakawan dalam

memilih sebuah software yang akan dipakai pada sistem otomasi perpustakaannya.

Agar pemilihan sebuah software akan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan, bisa

dioperasikan secara maksimal, serta tidak banyak masalah dalam penggunaan

software tersebut.

Menurut Abdul Rahman Saleh, hal-hal yang harus diperhatikan dalam

pemilihan software adalah sebagai berikut:29

a) Sebaiknya perangkat lunak tersebut mempunyai fitur multiuser, artinya

perangkat lunak tersebut bisa dijalankan pada jaringan lokal dan dapat

diakses oleh banyak pemakai secara bersamaan.

b) Memiliki kecepatan penelusuran (retrievel speed) yang tinggi

c) Ditunjang oleh kemampuan batch processing, artinya program tersebut

dapat menunda beberapa proses, dimana proses tersebut dijalankan di

29 Abdul Rahman Saleh, “Kriteria Pemilihan Perangkat Lunak untuk Automasi

Perpustakaan”, Jurnal Pustakawan Indonesia, h. 8-11

Page 47: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

waktu yang lain. Misalkan pada saat komputer tidak banyak diakses oleh

pengguna.

d) Mempunyai kemampuan space recovery yang baik, artinya bila terjadi

gangguan pada komputer maka program ataupun data yang ada tidak akan

rusak atau kerusakan data sangat minimal.

e) Memungkinkan pembatasan akses secara bertingkat kepada pengguna,

misalnya dengan password, dan lain-lain demi keamanan data.

f) Memungkinkan akses ke pangkalan data sebanyak-banyaknya

g) Dapat dijalankan di PC (Personal Computer) yang berbasis LAN

h) Memiliki menu yang mudah dimengerti (user friendly)

i) Apakah perangkat lunak tersebut disertai oleh manual yang lengkap dan

mudah dimengerti (misalnya petunjuk instalasi, pembuatan struktur data,

pengisian data, dan lain-lain).

j) Apakah perangkat lunak tersebut ditunjang oleh service dan after sale

service yang baik dari suplier seperti bantuan instalasi, pemeliharaan

sistem, dan sebagainya.

k) Apakah harga perangkat lunak tersebut kompetitif (murah tapi dengan

kinerja yang baik).

Sedangkan menurut Ikhwan Arif ada beberapa kriteria untuk menilai software

adalah sebagai berikut :30

30 Ikhwan Arif, Konsep dan Perencanaan Dalam Automasi Perpustakaan,, h. 6-7

Page 48: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

a) Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan

menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime) dan relevan untuk

proses pengambilan keputusan.

b) Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan

software sesuai dengan hasil yang didapatkan.

c) Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar

dan terus-menerus.

d) Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan

kemampuan temu kembali yang cepat.

e) Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah

dan interaktif dengan pengguna

f) Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan

institusi serta maupun memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

3. Perangkat Lunak Open Source Untuk Otomasi Perpustakaan

Saat ini banyak tersedia perangkat lunak berbasis open source yang dapat

digunakan gratis oleh perpustakaan untuk impelentasi otomasi perpustakaan atau

pembangunan perpustakaan digital. Bagi perpustakaan yang tidak memiliki dana

yang memadai untuk pengadaan perangkat lunak otomasi dan perpustakan digital,

tetap dapat mengimplementasikan otomasi perpustakaan atau pembangunan

perpustakaan digital dengan memanfaatkan perangkat lunak perpustakaan berbasis

open source.

Open source menjadi familiar ditelinga masyarakat Indonesia setelah razia

penggunaan perangkat lunak windows tidak berlisensi yang dilakukan oleh

Page 49: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Microsoft. Perangkat lunak Open source mulai dikenal masyarakat yang mencari

alternatif perangkat lunak untuk menghindari jeratan undang-undang hak cipta karena

tidak menggunakan perangkat lunak berlisensi. Open source dan Linux yang

merupakan salah satu produk dari gerakan open source semakin dikenal oleh

masyarakat Indonesia.

Secara harfiah open source berarti kode sumber yang terbuka. Sumber terbuka

yang dimaksudkan di sini adalah source code (kode sumber) dari sebuah program

(perangkat lunak), baik itu berupa kode-kode bahasa pemrograman maupun

dokumentasi dari program atau perangkat lunak tersebut.

Secara sederhana open source adalah sistem pengembangan yang tidak

dikoordinasi oleh satu orang/ lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja

sama dengan memanfaatkan source code yang tersebar dan tersedia bebas

(menggunakan fasilitas komunikasi internet).31

Banyak orang yang mendifinisikan open source sebagai perangkat lunak

“gratisan”. Akan tetapi hakikat dari open source itu bukan hanya sebatas “gratis”

karena tidak semua softaware atau program open source itu gratis, walaupun

memang banyak dari perangkat lunak open source dapat diperoleh dengan cuma-

cuma. Justru arti penting dari open source itu adalah source code (kode sumber) yang

dapat diperoleh oleh pengguna sehingga pengguna dapat memodifikasi perangkat

lunak tersebut sesuai dengan kebutuhan. Kemungkinan pengguna memperoleh source

31Masyarakat Digital Gotong Royong, “Pengantar Sistem Operasi Komputer”

Page 50: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

code perangkat lunak inilah yang menyebabkan perangkat lunak berbasis open source

banyak digunakan oleh masyarakat saat ini.

Beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan untuk dapat membuat sebuah sistem

informasi perpustakaan diantaranya:32

a. Operating system (Linux atau window)

b. Bahasa Pemrograman PHP

c. MySQL

d. Source Code yang dapat didownload di internet

e. Apache web server

Semua perangkat lunak yang dibutuhkan tersebut dapat diperoleh secara

cuma-cuma atau hanya mengganti biaya penggandaannya (kecuali untuk operating

system Windows). PHP, MySQL, dan Apache dapat diperoleh secara cuma-cuma di

situs yang menyediakan fasilitas untuk men-download program ini.

Saat ini ada berberapa perangkat lunak perpustakaan berbasis open source

yang dapat digunakan secara gratis oleh perpustakaan, bahkan perpustakaan dapat

memodivikasi perangkat lunak tersebut sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

Perangkat lunak-perangkat lunak tersebut antara lain OpenBibio, PhpMyLibrary,

Otomigen, Koha, X-Igloo dan GDL. OpenBiblio, PHP MyLibrary, Otomigen, Koha

dan X-Igloo adalah software untuk otomasi perpustakaan, sedangkan GDL adalah

32 Jaringan Perpustakaan Lingkungan Hidup, “JPLH Dalam Implementasi Library Catalogue

Online dan Digital Library for Environmental”, diakses pada 30 April 2008 dari http://www.jplh.or.id/elnv4

Page 51: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

perangkat lunak untuk membangun perpustakaan digital. Kesemua perangkat lunak

tersebut termasuk dalam kategori perangkat lunak berbasis open source.33

Beberapa perangkat lunak open source untuk otomasi perpustakaan yang

banyak digunakan dan terus dikembangkan adalah:34

a). Koha

Koha pertama kali dikembangkan oleh Katipo Communications dan

Horowhenua Library Trust di New Zealand. Koha telah banyak digunakan seperti di

New Zealand, Prancis, Kanada, dan Amerika Serikat. Software ini bisa di-download

di www.koha.org

b). Emilda

Imelda dikembangkan di negara Finlandia oleh sebuah perusahaan bernama

Realnode. Mereka memulai mengembangkan Emilda untuk satu sistem perpustakaan

sekolah. Software ini bisa di-download di www.emilda.org

c). PHPMyLibrary

PHPMyLibrary adalah sebuah perangkat lunak otomasi perpustakaan yang

dibangun menggunakan PHP dan MySQL. Program ini terdiri atas modul

pengkatalogan, sirkulasi, dan web-opac. Program ini menggunakan standar

USMARC untuk menambahkan koleksi. Untuk bisa menggunakan software ini bisa

di-download di www.phpmylibrary.org

33 Heri Abi Burachman Hakim, “Open source Sebuah Peluang Bagi Pengembangan

Perpustakaan”, diakses pada 1 April 2008 dari http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=33

34 Edward M. Corrado, “Open Source Library Automation System”, diakses pada 4 April 2008 dari http://library.rider.edu/scholary/ecorrado/il2004/

Page 52: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

d). OpenBiblio

OpenBiblio dibangun untuk mudah digunakan dan kode sumber (source code)

dari program ini pun dibuka agar dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan

kebutuhan. Untuk dapat menjalankan program ini memerlukan PHP, MySQL, dan

Apache yang diinstal pada sistem operasi (OS) Linux dan Windows. Software ini bisa

di-download di www.obiblio.sourceforge.net/

Selain perangkat lunak open source yang telah disebutkan di atas, sekarang ini

ada software Athenaeum Light Versi 6.0 dan 8.0. Software ini dibangun

menggunakan filmaker yang dikembangkan oleh Sumware Consulting dari New

Zealand. Beberapa produk yang mereka kembangkan antara lain ialah: Athenaeum

Pro , Athenaeum Express, dan Athenaeum Light. Semuanya sebagai solusi untuk

perpustakaan sekolah maupun korporat. Sampai saat ini, versi Athenaeum terakhir

sudah sampai versi 8 (Athenaeum Express 8). Dari sekian banyak versi tersebut,

hanya Athenaeum Light yang direlease sebagai freeware (gratis). Untuk mendapatkan

Athenaeum Light versi oroginal dapat di-download di Athenaeum original. Dan bagi

yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Athenaeum bisa dilihat di

http://sumware.co.nz/athenaeum/light.php.

Dan yang terbaru dari Perpustakaan Diknas adalah software SENAYAN

merupakan aplikasi berbasis web dengan pertimbangan cross-platform. Sepenuhnya

dikembangkan menggunakan Software Open Source yaitu: PHP Web Scripting

Language, (www.php.net) dan MySQL Database Server (www.mysql.com) . Untuk

meningkatkan interaktifitas agar bisa tampil seperti aplikasi desktop, juga digunakan

teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript And XML). Senayan juga menggunakan

Page 53: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Software Open Source untuk menambah fitur seperti PhpThumb dan Simbio

(development platform yang dikembangkan dari proyek Igloo). Karena

pengembangan senayan dibiayai dengan dana dari APBN maka sudah sepantasnya

semua rakyat Indonesia bisa memperolehnya secara bebas. Untuk itu Senayan

dilisensikan dibawah GPLv3 yang menjamin kebebasan dalam mendapatkan,

memodifikasi dan mendistribusikan kembali (rights to use, study, copy, modify, and

redistribute computer programs). Lebih detail tentang GPLv3 bisa dibaca di

http://www.gnu. org/licenses/ gpl-3.0.html.35

SENAYAN versi 1 dan 2 tidak dirilis ke publik karena masih tahap uji coba

dan sedang dalam penyempurnaan. Sejak versi 3, Senayan dianggap sudah stabil

untuk dirilis ke publik dan sudah waktunya diujicoba oleh komunitas pustakawan.

Diharapkan dengan peer-to-peer review oleh publik, software Senayan semakin stabil

dan fitur-fiturnya bisa semakin beragam dan mengakomodasi banyak kebutuhan.

Untuk melihat demo dan men-download software Senayan, bisa berkunjung ke

http://senayan. diknas.go. id.

Dengan semakin banyaknya perangkat lunak perpustakaan open source yang

beredar dan dapat digunakan oleh perpustakaan, semakin banyak juga pilihan

pustakawan untuk memilih alternatif software yang sesuai dengan kebutuhan

perpustakaan. Dan diharapkan dengan semakin berkemabangnya perangkat lunak

open source untuk perpustakaan khususnya di Indonesia kesan mahal dan susah

35 Diakses pada 29 April 2008 dari http://chinmi.wordpress.com/2007/12/05/perpustakaan-

diknas-dalam-meluncurkan-perangkat-lunak-perpustakaan-open-source/

Page 54: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

untuk mewujudkan sebuah perpustakaan yang terkomputerize (terotomasi) akan

segera hilang.

Page 55: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

BAB III

GAMBARAN UMUM SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN AN-NISAA’

DAN SOFTWARE ATHENAEUM LIGHT 6.0

A. Sejarah Singkat Sistem Otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’

Untuk mewujudkan sebuah perpustakaan yang bisa memberikan pelayanan

yang baik untuk anggotanya dan memberikan kemudahan dalam pengelolaannya,

perpustakaan An-Nisaa’ menerapkan sistem otomasi dalam pengelolan

perpustakaannya. Salah satu alasannya adalah adanya masalah pada kurangnya

kualitas layanan dan beratnya pengelolaan perpustakaan, ketika kegiatan tersebut

masih dikelola secara manual. Masalah itu seperti pada layanan sirkulasi, katalog/

penelusuran koleksi, pengolahan koleksi, dan pembuatan laporan.

Program otomasi perpustakaan di perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ dimulai

sejak akhir tahun 2005. Pada tanggal 1 Oktober 2005, beberapa pustakawan

perpustakaan An-Nisaa’ mengikuti kegiatan PIPS (Pertemuan Informal Pustakawan

Sekolah) di British International School. Dari pertemuan tersebut Perpustakaan An-

Nisaa’ mendapatkan software Athenaeum Light 6.0 dari presiden KALI (Komunitas

Athenaeum Light Indonesia) yang saat itu dijabat oleh bapak Didik Witono secara

gratis dan beliau menawarkan untuk memberikan pelatihannya. Dan, pada tahun 2006

perpustakaan An-Nisaa’ mendapatkan software Athenaeum Light 6.0 New Ver. 2006

dari Kelompok Kompas-Gramedia yang bekerja sama dengan KALI sebagai ucapan

Page 56: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

terima kasih atas partisipasi Perpustakaan An-Nisaa’ mengikuti lomba Perpustakaan

Sekolah.

Sejak saat itu perpustakaan mulai melakukan proses input data koleksi dengan

menggunakan program excel. Namun sampai satu tahun berjalan jumlah koleksi yang

masuk input baru sekitar ± 4000 eksemplar. Hal ini dikarenakan keterbatasan SDM

yang harus melakukan pekerjaan yang lain selain input data. Pada waktu itu pihak

perpustakaan sudah mengajukan kepada yayasan untuk menjadikan program otomasi

sebagai proyek. Namun pihak yayasan tidak memberikan izin dan akhirnya

perpustakan tetap melakukan input data sendiri dengan SDM yang terbatas.

Pada akhir tahun 2007 tepatnya sejak bulan juli, perpustakaan serius untuk

mengerjakan input data dengan mengurangi program-program perpustakaan yang

lainnya. Cara ini ditempuh mengingat pihak yayasan meminta pada tahun ajaran baru

sistem otomasi harus berjalan di perpustakaan An-Nisaa’. Akhirnya dengan segenap

perjuangan yang kuat, tanggal 14 januari 2008 perpustakaan bisa merealisasikan

sistem otomasi perpustakaan di perpustakaan An-Nisaa’. Meskipun belum semua

koleksi masuk ke dalam data base perpustakaan. Dari ± 19000 koleksi baru sekitar

14000 koleksi yang sudah masuk ke dalam data base perpustakaan.

B. Cakupan Kegiatan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’

Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perpustakaan mempunyai tugas-

tugas khusus seperti pengadaan, pengolahan, sirkulasi, dan lain-lain. Ini merupakan

tugas-tugas khusus yang bisa diakomodir dengan adanya sistem otomasi

perpustakaan. Sehingga dengan adanya sistem otomasi dalam sebuah perpustakaan

tugas-tugas khusus tersebut bisa dilaksanakan dengan lebih baik dan ringan.

Page 57: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Adapun cakupan kegiatan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ adalah sebagai

berikut:

1. Pengadaan

Kegiatan ini berkaitan dengan pengadaan bahan pustaka baik melalui cara

pembelian dan sumbangan/ hadiah. Kegiatan pengadaan di perpustakaan An-Nisaa’

khususnya yang melalui pembelian dilakukan 3-4 kali dalam satu semester. Proses

pembelian dilakukan secara langsung atau melalui sales masing-masing penerbit.

Setiap pengadaan bahan pustaka, pihak perpustakaan terlebih dahulu menyebarkan

form permintaan koleksi yang dibutuhkan pemakai. Selain itu perpustakaan

mendapatkan informasi buku baru dari katalog penerbit yang dikirim ke perpustakaan

atau katalog online yang diakses oleh pustakawan sebagai referensi untuk pengadaan

bahan pustaka yang akan dilakukan. Setelah semuanya terkumpul dan diseleksi,

selanjutnya perpustakaan membuat daftar pengajuan pembelian bahan pustaka yang

diserahkan kepada Ketua Perguruan untuk mendapatkan persetujuan sekaligus

realisasi dana untuk pembelian koleksi yang diajukan. Setelah mendapatkan

persetujuan dari Ketua Perguruan dan proses pencairan dana selesai, selanjutnya

proses pembelian buku-buku yang ada dalam daftar pengadaan dilakukan oleh

pustakawan sendiri ke toko buku dan pameran atau memesan melalui sales penerbit

yang bersangkutan. Setelah proses pembelian selesai, kemudian buku-buku baru

tersebut dicek kembali sesuai dengan daftar pengadaan buku yang ada. Dan, langkah

terakhir adalah membuat laporan realisasi pengadan bahan pustaka ke Ketua

Perguruan.

2. Pengolahan

Page 58: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Kegiatan ini terdiri dari; inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi dan pembuatan

kelengkapan pustaka (nomor panggil dan barcode nomor induk koleksi).

Pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan An-Nisaa’ dimulai dari kegiatan

inventarisasi, yaitu setiap koleksi baru dicap dan diberi nomor induk.

Selanjutnya proses klasifikasi, yaitu pemberian nomor kelas/ subjek

berdasarkan DDC (Dewey Decimal Classification). Untuk nomor kelas yang sama/

yang sudah ada di data bese koleksi, pustakawan tinggal mencari nomor kelas dengan

menggunakan pencarian di OPAC berdasarkan subjek. Sedangkan untuk nomor kelas

yang belum ada di data base, pustakawan mencarinya melalui menu DDC yang ada

di Athenaeum atau untuk lebih lengkap mencari di dalam buku pedoman DDC.

Proses selanjutnya adalah katalogisasi (pembuatan katalog), yaitu memasukan

identitas buku/ koleksi ke form katalog di Athenaeum yang hasil akhirnya bisa

dijadikan sebagai katalog onlione yang bisa diakses untuk mencari informasi koleksi

yang dibutuhkan pemakai. Data-data yang dimasukan dalam proses ini terdiri dari;

keterangan judul, pengarang, ilustrator/ penerjemah, subjek, ISBN, tempat terbit,

penerbit, tahun terbit, ringkasan isi bahan pustaka, nomor panggil, tempat koleksi

berada, jenis koleksi, tipe koleksi, bahasa, alamat website penerbit, seri, asal

pengadaan (pembelian, sumbangan, ganti, foto copy), tanggal pembelian, harga, dan

identitas penginput data. Untuk koleksi yang sama, pustakawan tidak usah lagi

membuat katalog yang baru, cukup meng-copy katalog yang sudah ada.

Proses terakhir dalam kegiatan pengolahan adalah pembuatan kelengkapan

pustaka, seperti pembuatan nomor panggil dan pembuatan barcode nomor induk

koleksi. Nomor panggil dan barcode nomor induk koleksi bisa langsung di-print,

Page 59: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

karena di Atehenaeum tersedia fasilitas cetak nomor panggil dan barcode nomor

induk koleksi.

3. Sirkulasi

Kegiatan yang berkaitan dengan peminjaman, perpanjangan, dan

pengembalian bahan pustaka, kegiatan ini berhubungan dengan pengontrolan

peredaran koleksi perpustakaan. Kegiatan sirkulasi di Perpustakaan An-Nisaa’

berlangsung setiap hari. Karena setiap kelas mempunyai jam khusus perpustakaan

(satu minggu satu kali). Untuk itu, proses sirkulasi merupakan tugas terberat yang

dirasakan oleh pustakawan disamping tugas pengolahan koleksi.

Sejak otomasi diterapkan di Perpustakaan An-Nisaa’, kegiatan sirkulasi

(peminjaman, perpanjangan, dan pengembalian) dirasakan cukup terbantu dengan

adanya fasilitas sirkulasi di dalam Athenaeum. Karena proses sirkulasi sudah

menggunakan alat barcode scanner. Sangat berbeda ketika proses sirkulasi masih

dilakukan dengan cara manual, yaitu proses sirkulasi dilakukan dengan mencatat

setiap kartu pinjaman kemudiam memasukannya ke dalam kantong peminjaman.

Proses seperti ini memungkinkan sering terjadi kesalahan pencatatan identitas

peminjam atau salah memasukan kartu pinjaman ke kantong peminjam (kantong

pinjaman anggota).

4. Data Anggota

Kegiatan administratif pengelolaan perpustakaan yang meliputi penerimaan

layanan keanggotaan, pembuatan kartu anggota, layanan surat keterangan bebas

pustaka dan lainnya. Semua kegiatan ini bisa dilakukan di Athenaeum, kecuali

pembuatan KTA (Kartu Tanda Anggota) yang masih dibuat secara terpisah (manual).

Page 60: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Namun untuk pembuatan barcode ID anggota bisa di-print di Athenaeum kemudian

ditempel di KTA. Kecuali untuk level KB/TK barcode ID anggota ditempel di map

folder setiap anak.

5. Katalog Online atau OPAC (Online Public Access Catalogue)

Penyediaan fasilitas sarana temu kembali koleksi perpustakaan menggunakan

komputer untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan. Setiap pemakai

perpustakaan bisa menggunakan fasilitas OPAC untuk mencari informasi koleksi

yang dibutuhkan. Karena di Athenaeum tersedia tiga fasilitas pencarian, dua fasilitas

pencarian yang bisa digunakan oleh pemakai, yaitu fast find, dan easy find.

Sedangkan satu lagi fasilitas pencarian yaitu pencarian detail hanya bisa digunakan

oleh pustakawan.

6. Laporan

Kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan laporan sirkulasi. Sejak ada

otomasi perpustakaan, pembuatan laporan sangat terbantu. Pustakawan tidak perlu

lagi membuat laporan dengan cara manual. Karena di Athenaeum terdapat menu

laporan yang bisa digunakan untuk membuat laporan sirkulasi per minggu, bulan, dan

tahun. Dalam pembuatan laporan sirkulasi, pustakawan bisa memilih pembuatan

laporan sirkulasi berdasarkan kelas, koleksi, atau anggota. Dan juga, dalam menu

laporan tersedia fasilitas search custom yang berguna untuk mengetahui identitas

peminjam koleksi terakhir apabila terjadi kerusakan koleksi. Sehingga pihak

perpustakaan akan mudah untuk melacaknya dan meminta pertanggungjawabannya.

Page 61: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

C. Software Athenaeum Light 6.0

Kata "Athenaeum" diambil dari bahasa Yunani, yang artinya perpustakaan

atau reading room. Nama ini digunakan oleh Sumware Consulting, perusahaan

software yang berlokasi di New Zealand, untuk nama produk perangkat lunak

perpustakaan yang mereka buat.

Sumware Consulting telah berdiri sejak tahun 1992 bersamaan dengan

peluncuran produk pertama untuk solusi perpustakaan yang bernama "That Book is

SumWare". Mereka mengkhususkan diri pada pengembangan dan training database,

dengan fokus secara ekslusif pada produk Filemaker untuk Windows dan Macintosh.

Beberapa produk yang mereka kembangkan antara lain ialah: Athenaeum Pro,

Athenaeum Express, dan Athenaeum Light. Semuanya sebagai solusi untuk

perpustakaan sekolah maupun korporat. Sampai saat ini, versi Athenaeum terakhir

sudah sampai versi 8 (Athenaeum Express 8). Dari sekian banyak versi tersebut,

hanya Athenaeum Light yang di-release sebagai freeware (gratis). Untuk

mendapatkan Athenaeum Light versi oroginal dapat di-download di Athenaeum

original. Dan bagi yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Athenaeum bisa

dilihat di http://sumware.co.nz/athenaeum/light.php

Athenaeum versi Light, adalah Athenaeum dengan fitur-fitur yang telah

dibatasi dibandingkan dengan versi yang lebih lengkap yaitu Athenaeum Pro dan

Express (proprietary). Sekalipun aplikasi ini free dan sekedar potongan perangkat

lunak untuk tujuan promosi (strategi marketing), tampaknya fasilitas yang ada sangat

menarik untuk dipakai sebagai salah satu otomasi perpustakaan secara sederhana.

Page 62: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Selain menyuguhkan fasilitas untuk mengemas pangkalan data buku

(collections), aplikasi ini juga menyediakan menu-menu peminjaman dan laporan.

Fasilitas lain seperti pembuatan label barcode, statistik dan stock opname yang

disediakan, menjadi nilai tambah tersendiri, hal ini jarang bisa ditemukan pada

aplikasi gratisan lain.

Athenaeum, dibangun dengan Database Filemaker Pro 6.0. Sebuah perangkat

lunak untuk mengelola pangkalan data (database) dengan penggunaan yang sangat

mudah dan sederhana. Kemudahan yang diberikan Filemaker telah menobatkannya

sebagai software yang "paling mudah" digunakan, versi Majalah PC World 2005.

Kemudahannya ini yang memberi peluang pada banyak orang (non-programmer)

mampu untuk mengotak-atik bahkan membuat sendiri aplikasi sesuai dengan

kebutuhan.

Source Code dari Athenaeum Light 6.0 masih dapat dibaca dengan bantuan

Filemaker. Hal ini memudahkan para pemakainya untuk memperbaiki, memodifikasi,

tampilan field, bahasa, relasi data sesuai kebutuhan masing-masing.

1. Karakteristik

Athenaeum Light 6.0 dibangun dengan menggunakan database Filemaker

yang asalnya native untuk Macintosh (Apple Mac) kemudian Windows lalu Linux

(FileMaker Server 5.5 for Red Hat Linux). Untuk menjalankannya, perpustakaan

harus memiliki komputer dengan spesifikasi minimal yang telah disyaratkan. Antara

lain :

a. Sistem Operasi Windows: Windows 95/98/XP/2000 or Windows NT with

Service Pack 6 (atau lebih tinggi). Spesifikasi hardware yang disyaratkan

Page 63: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

untuk PC sedikitnya Pentium II 200MHz dengan RAM 128MB. Tentunya

semakin tinggi spesifikasinya semakin baik kinerja Athenaeum.

b. Sistem Operasi Macintosh: Power Macintosh sistem 8.6 atau lebih tinggi.

Prosesor yang direkomendasikan ialah Power PC Macintosh 200MHz atau

lebih tinggi dengan RAM 64MB atau lebih. Untuk Macintosh OS-X, RAM

minimum ialah 256MB.

c. Sistem Operasi *nix (linux/posix): Tidak ada penjelasan lanjut dari

Athenaeum, hanya menyebut Red Hat Linux (salah satu distro linux

terpopuler). Sedangkan Filemaker menyediakan Filemaker Server for RedHat.

Secara umum Athenaeum Light 6.0 mengenal hak akses yang diwakili oleh 3

karakter user, yaitu Administrator/Root, Librarian dan User. Ketiga karakter tersebut

mewakili perbedaan wewenang dalam penggunaan Athenaeum Light 6.0 sehari-hari.

Berikut adalah penjelasannya:

1) Administrator/Root: Hak akses atas semua fasilitas Athenaeum Light

6.0, seperti layout, administrasi, sirkulasi, input/output data, searching,

modifikasi script, dll.

2) Librarian: Hak akses terbatas atas input/output data, beberapa fungsi

administrasi, sirkulasi, searching.

3) User: Hak akses terbatas atas fungsi pencarian (searching) saja.

Sebagai Administrator, hak akses atas librarian dan user dapat dirubah dengan

menggunakan Filemaker Pro dengan menuju menu File-Access Privileges.

Administrator bisa saja menambah atau mengurangi karakter user sesuai dengan

kebutuhan, dengan membatasi hak atas akses Athenaeum Light 6.0.

Page 64: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

2. Cara Instalasi

Untuk instalasi, Athenaeum Light 6.0 tidak perlu diinstal ke hardisk. Karena

software ini dikemas secara runtime [exe] dan bekerja pada OS Windows / 95 / 98/

ME / 2000 / XP. Dengan mengkopi seluruh file ke dalam perangkat keras (copy

paste). Aplikasi ini bisa dibuka dengan meng “klik” 2x.

Gambar 1: File Apilikasi Athenaeum Light 6.0

Untuk dapat melakukan entry data dan perintah lain secara penuh, maka

proteksi (read only) yang umumnya jika kita mengkopi Athenaeum Light 6.0 dari

CD-ROM ke komputer dengan OS Windows / 95 / 98/ ME / 2000 / XP harus dibuka

terlebih dahulu.

Caranya adalah sebagai berikut;

a. Klik kanan pada folder Athenaeum Light � Properties

Gambar 2 : Langkah Pertama Untuk Membukan Proteksi Read Only

Page 65: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

b. Hilangkan status Read Only yang masih aktif dengan cara mengklik tanda

check list-nya

Gambar 3 : Langkah Kedua Untuk Membukan Proteksi Read Only

Gambar 4 : Langkah Ketiga Untuk Membukan Proteksi Read Only

Page 66: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

c. Pilih Apply � pilih Apply changes to this folder, subfolders and file

Gambar 5 : Langkah Keempat Untuk Membukan Proteksi Read Only

Catatan: untuk OS Windows XP perintah di atas bisa diabaikan.

3. Menggunakan Athenaeum Light 6.0

Untuk menggunakan Athenaeum caranya adalah sebagai berikut:

Klik 2x pada file Athenaeum Light 6.0 Application atau EXE

Gambar 6 : File Untuk Membuka Athenaeum Light 6.0

Page 67: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Lalu akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini

Gambar 7: Tampilan Untuk Mengisi Password Pada Athenaeum Light 6.0

Ada 3 pilihan password untuk membuka Athenaeum Light 6.0

Masukkan password (pilih salah satu password di bawah ini) � ok

Admin (tertinggi) : merdeka

Petugas/pustakawan : freedom

Pengguna (OPAC) : user

Adanya perbedaan password untuk membuka Athenaeum berguna untuk

memberikan perbedaan akses terhadap menu-menu yang ada di Athenaeum. Sehingga

ada menu-menu khusus untuk pustakawan/ pengelola perpustakaan dan tidak bisa

diakses oleh pemakai perpustakaan.

Page 68: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Interface (tampilan depan) Athenaeum Light 6.0 dengan menggunakan

password merdeka atau freedom seperti di bawah ini:

Gambar 8 : Tampilan Depan Athenaeum Light 6.0 Dengan Password Merdeka atau

Freedom

Sedangkan untuk Interface (tampilan depan) Athenaeum Light 6.0 dengan

menggunakan password user seperti gambar di bawah ini:

Gambar 9 : Tampilan Halaman Depan Athenaeum Light 6.0 Dengan Password User

Tampilan depan (interface) termasuk gambar, huruf, kombinasi warna dan

bahasa bisa dirubah sendiri dengan menggunakan filemaker yang bisa di-download di

www.filemaker.com.

Page 69: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

4. Menu-menu Athenaeum Light 6.0

Software yang digunakan dalam sebuah sistem otomasi perpustakaan harus

mampu mengakomodir kebutuhan-kebutuhan dalam pengelolaan sebuah

perpustakaan. Tentunya hal ini, sebuah software untuk otomasi perpustakaan harus

mempunyai fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

Sebagai software yang sifatnya gratis (freeware), Athenaeum Light 6.0

memiliki menu-menu yang lumayan lengkap yang dapat digunakan dalam otomasi

perpustakaan. Menu-menu uatama Athenaeum Light 6.0 adalah sebagai berikut:

a. Menu Administrasi

Menu ini memungkinkan pustakawan untuk mengisi nama diri, instansi,

jabatan, serta logo instansi. Selain itu menu ini bisa digunakan untuk pengaturan

seperti jumlah koleksi yang bisa dipinjam, jumlah hari peminjaman, jenis ukuan

kertas untuk mencetak barcode, dan lain-lain.

b. Data Anggota

Menu ini berfungsi sebagai data base angota perpustakaan. Dalam menu ini

tersedia fasilitas registarsi anggota, mencetak surat bebas pustaka dan untuk

mencetak barcode ID anggota.

c. Katalog (Data Koleksi)

Menu ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan data koleksi yang nantinya

bisa diakses dalam menu penelusuran koleksi. Sebagai OPAC (Online Public Access

Catalogue)

Page 70: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

d. Peminjaman

Menu ini sebagai fasilitas untuk melakukan peminjaman koleksi. Proses

peminjaman bisa menggunakan barcode scanner atau tanpa barcode scanner.

e. Pengembalian

Menu ini sebagai fasilitas untuk melakukan pengembalian koleksi. Proses

pengembalian bisa menggunakan barcode scanner atau tanpa barcode scanner.

f. Perpanjangan

Menu ini sebagai fasilitas untuk melakukan perpanjangan koleksi. Proses

perpanjangan bisa menggunakan barcode scanner atau tanpa barcode scanner.

g. Sirkulasi

Menu ini sebagai tempat pencatatan untuk data peminjaman yang telah

berlangsung. Sehingga koleksi yang dipinjam/ keluar dan data peminjam serta

tanggal kembali akan diketahui.

h. Informasi

Menu ini memungkinkan pustakwan untuk menuliskan informasi yang

penting kepada anggota perpustakaan.

i. DDC

Menu ini berisi informasi DDC (Dewey Decimal Classification) sederhana

yang bisa membantu pustakawan dalam proses pengklasifikasian koleksi.

j. Pencarian

Menu ini berfungsi sebagai media pencarian koleksi yang dibutuhkan. Di

Athenaeum tersedia tiga fasilitas pencarian, dua fasilitas pencarian yang bisa

Page 71: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

digunakan oleh pemakai, yaitu fast find, dan easy find. Sedangkan satu lagi fasilitas

pencarian yaitu pencarian detail hanya bisa digunakan oleh pustakawan.

Kata kunci (key word) untuk pencarian koleksi bisa berdasarkan judul,

pengarang, subjek, atau dari unsur yang lainnya, seperti seri, penerbit, bahasa, dan

lain-lain.

k. Laporan

Menu ini berfungsi sebagai laporan dari semua kegiatan sirkulasi. Laporan ini

terdiri dari laporan sirkulasi mingguan, bulanan, tahunan, laporan yang bisa dicetak

berdasarkan divisi/ kelas, koleksi, dan anggota. berdasarkan divisi/ kelas, koleksi,

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Page 72: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Dalam sebuah penelitian pastinya diperlukan sebuah metode penelitian.

Metode merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan

informasi dan data yang diperlukan dalam penelitiannya.

Menurut Winarto Surachman, cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah

adalah melalui metode penelitian.36 Penggunaan metode penelitian adalah untuk

menemukan data yang valid, akurat dan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam

penelitian.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian

kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis, yaitu sebuah

pendekatan penelitian yang mencoba menggambarkan kondisi lapangan secara apa

adanya, data-data mengenai hal-hal yang diamati kemudian dianalisa.37

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui berbagai

cara, seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi.

B. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan

dengan fokus dan tujuan penelitian. Pada penelitian ini sumber data dipilih dan

mengutamakan perspektif emik, yaitu mementingkan pandangan informan dan

36 Winarto Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, (Bandung :

Tarsito, 1992), h. 26

37 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988). Cet. 3, h. 72.

Page 73: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

peneliti tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan data yang

diinginkan.38

Untuk mendapatkan data yang bisa menjawab pertanyaan penelitian, maka

sumber datanya adalah kepala perpustakaan sebagai pihak yang mempunyai

kebijakan dalam penerapan software Athenaeum Light 6.0 pada sistem otomasi

Perpustakaan An-Nisaa’, staf perpustakaan sebagai pihak yang mempunyai

pengetahuan tentang penggunaan Athenaeum Light 6.0 dan operator software

tersebut dalam menjalankan kegiatan-kegiatan perpustakaan, serta anggota

perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ sebagai pengguna sebagian fasilitas yang ada dalam

software Athenaeum Light 6.0.

Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Observasi, yaitu melihat secara langsung aktivitas kegiatan pengelolaan

perpustakaan yang menggunakan software Athenaeum Light 6.0., dan penulis

diberi kesempatan untuk mengoperasikan Athenaeum Light 6.0 secara

langsung. Ini dilakukan agar mendapatkan data-data akurat yang berhubungan

dengan Athenaeum, seperti fungsi dan cara pengoperasian setiap menu yang

ada pada Athenaeum Light 6.0.

2. Wawancara keberbagai sumber seperti kepala perpustakaan, staf perpustakaan

dan anggota perpustakaan. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

dan data yang berkaitan dengan alasan pemilihan software pada sistem

otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’, manfaat atau relevansi fasilitas-

38 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2005), h. 206

Page 74: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

fasilitas Athenaeum Light 6.0 dengan fungsi-fungsi kegiatan Perpustakaan

Sekolah An-Nisaa’, dan kendala-kendala penggunaan Athenaeum Light 6.0

pada sistem otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’. Selain itu penulis bisa

mendapatkan informasi seputar sejarah sistem otomasi di Perpustakaan

Sekolah An-Nisaa’ serta informasi mengenai gambaran umum dari software

Athenaeum Light 6.0.

3. Dokumentasi, yaitu melihat hasil kerja seperti print out data koleksi, data

anggota, dan laporan sirkulasi dari software Athenaeum Light 6.0, serta

dokumen-dokumen pendukung lainnya yang dibutuhkan untuk menjawab

masalah dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk melengkapi data-data

dari hasil observasi dan wawancara yang akan peneliti lakukan.

C. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa

kualitatif mengadopsi konsep Miles and Huberman. Menurut Miles and Huberman

yang dukutip oleh Sugono dalam bukunya “Memahami Penelitian Kualitatif”,

aktifitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus selama penelitian39. Aktifitas analisa data yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction)

Data yang diperoleh penulis dari lapangan melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi yang jumlahnya cukup banyak penulis rinci, kemudian dilakukan

perangkuman, memilih hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang

39 Ibid, h. 206

Page 75: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

penting. Dengan demikian data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran

yang lebih jelas.

2. Penyajian data (data display)

Dari hasil reduksi data, kemudian langkah selanjutnya adalah men-display

data. Dalam hal penyajian data, penulis melakukan dalam bentuk teks yang bersifat

naratif.

3. Penarikan kesimpulan (verification)

Langkah yang ketiga ini merupakan usaha verifikasi dari data-data yang telah

dirangkum dan disajikan dalam bentuk naratif. Hasil verifikasi ini digunakan untuk

menjawab rumusan masalah yang jadi pembahasan dalam penelitian ini.

D. Pengujian Kredibilitas Data

Pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan dengan cara triangulasi.

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data, tringulasi juga dapat

digunakan untuk menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan

berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber.40

Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi metode dan

sumber. Triangulasi metode dilakukan dengan cara melakukan pengecekan derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik penumpulan data dan

pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

40 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Remaja Rosdakarya : Bandung, 1989),

h. 330-331

Page 76: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Sedangkan triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda.

Dengan kata lain pemiliahan teknik triangulasi peneliti dapat me-recheck

temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber dan metode.

Untuk itu peneliti akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat

dilakukan.

Langkah-langkah di atas dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi

yang benar-benar valid, akurat, dan signifikan.

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Alasan Penggunaan Software Atheneum Light 6.0 Dalam Sistem Otomasi

Perpustakaan An-Nisaa’

Page 77: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk membeli sebuah software otomasi

perpustakaan yang bagus dan ideal membutuhkan biaya yang mahal. Hal inilah yang

masih menjadi penghalang besar kebanyakan perpustakaan untuk menerapkan sistem

otomasi di perpustakaannya. Selain software-nya mahal, sistem otomasi perpustakaan

membutuhkan SDM yang bisa mengoperasikan serta butuh biaya yang lumayan besar

untuk membeli perangkat kerasnya (hardware). Ditambah biaya perawatan yang

harus selalu dianggarkan agar sistem otomasi selalu bisa berjalan baik.

Seiring berjalanya waktu dan semakin pesatnya kemajuan teknologi

komputer, sekarang banyak software yang gratis (free) dan bersifat open source yang

bisa dimanfaatkan oleh perpustakaan.

Termasuk software Athenaeum Light 6.0 yang digunakan dalam sistem

otomasi Perpustakaan An-Nisaa’. Ada hal-hal yang menjadi alasan ketika

perpustakaan An-Nisaa’ memilih untuk menggunakan Atheneum Light 6.0 di dalam

sistem otomasi perpustakaanya. Karena sebelumnya perpustakaan An-Nisaa’ sudah

pernah membeli dan menggunakan software yang murah dari Elex Media

Komputindo namun pada penerapannya software ini tidak sesuai dengan kebutuhan

perpustakaan.

Menurut kepala Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ ibu Vera Yunindra atau

yang akrab dipanggil ibu Teta, ada beberapa alasan yang menjadikan Athenaeum

Light 6.0 dipilih sebagai software dalam sistem otomasi perpustakaan. Alasannya

adalah sebagai berikut:41

41 Vera Yunindra, Kepala Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

Page 78: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

1) Athenaeum Light 6.0 adalah software gratis, jadi perpustakaan tidak perlu

mengeluarkan anggaran yang besar untuk membeli sebuah software

perpustakaan. Sehingga anggaran perpustakaan bisa dialokasikan untuk

kebutuhan yang lainnya. Alasan ini memang tepat, mengingat untuk membeli

sebuah software perpustakaan yang sifatnya tidak gratis memerlukan biaya

yang tidak sedikit.

2) Mudah dalam penggunaanya (user friendly), baik untuk staf perpustakaan

ataupun untuk pengguna (anggota perpustakaan) khususnya menu katalog.

Hal ini penting, sebab dengan sistem opersional atau menu-menunya yang

mudah digunakan akan memungkinkan penggunaan yang maksimal. Sehingga

penerapan software dalam sistem otomasi perpustakaan dapat memberikan

kemudahan dan manfaat yang besar demi peningkatan kualitas layanan

perpustakaan.

3) Athenaeum juga tidak terlalu membutuhkan perangkat penunjang (hardware)

dengan spesifikasi yang terlalu tinggi termasuk murah dalam biaya

perawatannya. Sehingga akan mengurangi biaya perawatan dan pembelian

perangkat hardware-nya, seperti komputer, barcode scanner, printer, dan

lain-lain.

4) Mempunyai penyimpanan data yang relatif besar dengan kemampuan temu

kembali yang cepat. Hal ini penting, karena dengan kapasitas penyimpanan

data yang besar dan cepat, pustakawan tidak perlu khawatir dalam hal

penyimpanan data anggota maupun koleksi perpustakaan.

Page 79: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

5) Mempunyai password yang bertingkat/ berbeda sesuai penggunanya Hal ini

akan memberikan perbedaan penggunaan fasilitas yang bisa diakses sesuai

password yang digunakan. Sehingga akan memberikan tingkat keamanan

yang baik terhadap data dan fasilitas yang ada dalam software tersebut.

6) Tidak membutuhkan SDM yang benar-benar ahli dalam bidang komputer

untuk pengoperasian dan perawatannya. Dengan begitu, cukup pustakawan

atau staf perpustakaan yang lainnya bisa menggunakan software tersebut

dengan baik meskipun bukan seorang yang akhli dalam bidang komputer dan

software.

7) Ada komunitas pengguna software Athenaeum Light, sehingga bisa sharing

dengan sesama pengguna tentang Athenaeum, baik itu soal pengembangan

software atau masalah yang berkaitan dengan pengoperasian Atenaeum. Dan

di Indonesia ada KALI (Komunitas Athenaeum Light Indonesia), yaitu sebuah

organisasi yang menjadi wadah untuk semua pengguna Athenaeum di

Indonesia.

Alasan-alasan diatas sesuai dengan kriteria pemilihan software yang

diungkapkan oleh Ikhwan Arif dan Abdul Rahman Saleh. Yaitu diantaranya

ekonomis, artinya biaya yang dikeluarkan relatif murah, kapasitas mampu

menyimpan data dengan jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang cepat,

sederhana atau mudah untuk digunakan, mempunyai pembatasan akses secara

bertingkat, mempunyai kemampuan space recovery data yang baik, mempunyai

kecepatan penelusuran, mudah dan murah dalam perawatannya, dan lain-lain.

Page 80: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

B. Penerapan Fasilitas-fasilitas Software Athenaeum Light 6.0 Pada Fungsi-

fungsi Kegiatan Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’

1. Fungsi Pengadaan

Secara umum proses pengadaan koleksi di perpustakaan An-Nisaa’ terdapat

dua cara, yaitu proses pembelian dan sumbangan. Namun sebagian besar koleksi

perpustakaan An-Nisaa’ diperoleh melalui pembelian yang dilakukan secara langsung

oleh pustakawan atau pun melalui pemesanan kepada penerbit. Sedangkan untuk

sumbangan, koleksi banyak diperoleh dari siswa yang menjadi sahabat perpustakaan

(friend of library) dan sumbangan dari orang tua murid.

Dalam proses pengadaan koleksi, sebelumnya pihak perpustakaan

mengadakan seleksi terhadap koleksi-koleksi yang akan dibeli. Alat bantu seleksinya

bisa melalui katalog penerbit, form pemesanan koleksi dari anggota, dan buku induk

koleksi.

Menurut pustakawan yang penulis wawancarai, beliau mengatakan bahwa,

“Dalam proses pengadaan tidak ada menu khusus untuk anggota melakukan

permintaan koleksi yang dibutuhkan. Jadi untuk melakukan permintaan koleksi masih

menggunakan form isian yang disiapkan perpustakaan”.42

Hal ini benar bahwa dalam Athenaeum Light 6.0 tidak ada menu pengadaan

secara khusus. Sehingga tidak memungkinkan pemakai melakukan permintaan

koleksi yang belum ada di perpustakaan secara online. Permintaan koleksi masih

dilakukan secara manual, yaitu pemakai mengisi form permintaan koleksi yang

disediakan perpustakaan. Hal ini belum sesuai dengan salah satu unsur otomasi

42 Heri, Pustakawan Sekolah An-Nisaa’, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

Page 81: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

perpustakaan, yaitu unsur pengguna (user) yang diungkapkan oleh Ikhwan Arif.43

Meskipun demikian, untuk proses seleksi bisa dilakukan secara komputeraize.

Terutama untuk mengecek apakah koleksi yang akan dibeli atau yang diminta

pemakai sudah tersedia atau belum di perpustakaan. Selain itu pustakawan bisa

mengetahui mengenai jumlah koleksi yang sudah ada, apakah perlu ditambah atau

tidak.

Masih menurut pustakawan An-Nisaa’, beliau mengatakan bahwa, “Dalam

Athenaeum juga terdapat fasilitas website penerbit yang ada di menu katalog,

pustakawan tinggal menuliskan alamat website salah satu penerbit maka kita bisa

mengakses website penerbit tersebut”.44 Dengan adanya fasilitas seperti itu,

pustakawan bisa menggunakan katalog online penerbit untuk memilih koleksi-koleksi

apa yang dibutuhkan perpustakaan sekaligus bisa dicetak untuk data pembelian

koleksi. Dengan catatan jaringan internet sudah tersedia di perpustakaan. Kegiatan ini

sesuai dengan salah satu unsur dari cakupan otomasi perpustakaan yang diungkapkan

oleh A. Ridwan Siregar mengenai pengadaan (acquisiting), yaitu dalam kegiatan

pengadaan terdapat kegiatan pengecekan bibliografi (pre-order bibliographic

control) yang dilakukan sebelum pemesanan dan penerimaan bahan pustaka. 45

43 Ikhwan Arif, Konsep dan Perencanaan Dalam Automasi Perpustakaan, hal. 4

44 Heri, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

45 A. Ridwan Siregar, “Automasi Perpustakaan : Desain Sistem Kerumahtanggaan”.

Page 82: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Gambar 10 : Entri Katalog (Untuk Akes Internet)

Dengan adanya fasilitas tersebut, proses seleksi tidak lagi dilakukan secara

manual. Meskipun tidak terdapat fasilitas permintaan/ pemesanan koleksi yang bisa

diisi oleh pemakai. Namun fasilitas yang ada di Atenaeum Light 6.0 sudah membantu

pustakawan dalam proses seleksi pengadaan koleksi.

2. Fungsi Pengolahan

Proses pengolahan koleksi bisa dilakukan pada menu pengolahan yang ada di

Athenaeum Light 6.0. Dengan menu ini pustakawan tidak perlu lagi melakukan

pengolahan untuk koleksi dengan judul yang sama, karena pada menu pengolahan

terdapat fasilitas duplicate record (duplikasi data) koleksi. Selain itu duplikasi data

(nomor induk koleksi yang sama) dalam pengolahan dapat dihindari karena menu ini

telah dilengkapi proteksi duplikasi data.

Gambar 11 : Entri Pengolahan Koleksi

Page 83: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Berdasarkan wawancara terhadap seorang pustakawan An-Nisaa’ yang

bertugas melakukan proses pengolahan koleksi, beliau berkata “Dengan sistem yang

ada sekarang, yaitu Athenaeum, proses pengolahan tidak lagi sulit dan repot. Karena

untuk setiap buku yang sama tinggal di-copy saja termasuk proses klasifikasi,

pembuatan nomor panggil dan barcode nomor induk koleksi. Semuanya bisa

dikerjakan dengan fasilitas yang ada di Athenaeum. Hal ini berbeda ketika masih

dilakukan secara manual”.46 Ini berarti terdapat perubahan yang baik dibandingkan

ketika proses pengolahan masih dilakukan secara manual. Proses pengolahan untuk

koleksi yang sama harus ditulis kembali. Ini artinya terdapat pemborosan waktu dan

tenaga. Hal ini senada dengan yang diungkapkan John Corbin pada salah satu tujuan

otomasi perpustakaan, yaitu komputer dapat mengolah data lebih cepat dan akurat

dari pada pengolahan secara manual.47

Untuk form pengolahan (katalogisasi) pada Athenaeum Light 6.0 mencakup

informasi bibliografi yang secara umum telah sesuai dengan standar ISBD

(International Standar Book Description) dalam membuat katalog perpustakaan.

Bagian-bagian tersebut antara lain: bidang keterangan judul dan kepengarangan,

bidang impresum (penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit), bidang kolasi (jumlah

halaman, ukuran buku), bidang seri, bidang catatan dan ISBN. Dan, untuk layout

serta penambahan atau pengurangan bagian-bagian katalog bisa diatur sesuai dengan

46 Heri, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

47 Corbin, Managing the Library Automation Project, hal. 18

Page 84: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

kebutuhan perpustakaan. Untuk merubahnya bisa menggunakan filemaker yang

sebelumnya harus sudah diinstal di komputer.

Begitu juga dengan proses klasifikasi. Menurut kepala perpustakaan, beliau

mengatakan, “Untuk proses klasifikasi pustakawan bisa melihat nomor DDC untuk

subjek yang sama dengan koleksi yang telah ada di data base koleksi. Sehingga

pustakawan tidak perlu lagi mencari nomor klasifikasi untuk setiap koleksi baru”.48

Kemudahan ini tidak hanya membantu pustakawan dalam proses klasifikasi, tapi juga

menjadi kontrol yang tetap untuk pemberian nomor klasifikasi untuk subjek yang

sama. Athenaeum juga menyediakan fasilitas DDC sederhana yang bisa membantu

dan mempermudah pustakawan dalam proses klasifikasi. Sehingga pustakawan tidak

lagi membuka buku klasifikasi untuk subjek yang sederhana.

Selain itu pembuatan kelengkapan koleksi, seperti nomor panggil (call

number) dan barcode nomor induk koleksi bisa langsung dicetak (print) tanpa harus

membuatnya terlebih dahulu. Karena secara otomatis nomor panggil dan barcode

nomor induk koleksi siap dicetak ketika proses katalogisasi selesai dibuat.

Perlu diketahui juga bahwa proses pengolahan/ input data deskrifsi katalog

bisa dibuat di program excel. Yang sebelumnya, tabel diisi bagian-bagian daerah

deskrifsi katalog yang disesuaikan dengan bagian-bagian yang ada di menu form

pengolahan Athenaeum. Seperti nomor induk koleksi, keterangan kepengarangan,

judul, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, ISBN, jumlah halaman, ukuran buku,

ilustrasi, dan lain-lain. Kemudian file katalog yang ada di excel di-import ke menu

48 Vera Yunindra, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

Page 85: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

katalog yang ada di Athenaeum. Maka secara otomatis data yang dari excel akan

masuk menjadi katalog online di Athenaeum.

Secara umum menu pengolahan di Athenaeum Light 6.0 dapat mempermudah

dan mempercepat proses pengolahan. Sehingga pustakawan bisa bekerja secara

efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan otomasi perpustakaan yang

diungkapkan John Corbin, yaitu meringankan beban tugas pustakawan/ pengelola

perpustakaan terhadap pekerjaan yang bersifat pengulangan dan rutin.49

3. Fungsi Administrasi Anggota

Athenaeum Light 6.0 mempunyai menu administrasi yang diterapkan pada

fungsi keanggotaan. Fasilitas yang ada dalam menu ini adalah sebagai berikut:

a. Registrasi Anggota

Dengan fasilitas ini setiap anggota perpustakaan di catat dengan menggunkan

form entri data anggota yang terdiri dari; ID anggota, nama panggilan dan nama

lengkap, divisi atau bagian, tempat tanggal lahir, dan alamat lengkap anggota.

b. Surat Bebas Pustaka

Fasilitas ini berfungsi untuk membuat surat bebas pustaka untuk setiap

anggota yang habis masa aktif kenggotaannya. Syarat untuk mendapatkan surat bebas

pustaka adalah setiap anggota (siswa) yang telah menyelesaikan masa studinya atau

pindah sekolah, dan guru atau karyawan yang berakhir masa kerjanya atau pindah

kerja dengan ketentuan tidak mempunyai pinjaman buku perpustakaan.

49 Corbin, Managing the Library Automation Project, hal. 18

Page 86: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

c. Laporan Anggota

Fasilitas ini berfungsi untuk membuat laporan tercetak data anggota

perpustakaan. Data ini juga berfungsi sebagai cadangan (back up) data anggota

perpustakaan.

d. Barcode ID Anggota

Fasilitas ini untuk mencetak barcode ID setiap anggota yang sudah terdata di

data base anggota perpustakaan.

Gambar 12 : Entri Anggota

Namun pada menu ini tidak terdapat fasilitas print out KTA (Kartu Tanda

Anggota). Seperti yang dituturkan oleh pustakawan An-Nisaa, “Dalam menu ini tidak

ada fasilitas cetak kartu anggota. Namun, untuk barcode ID anggota bisa dicetak dan

kemudian ditempel di kartu anggota. Begitu juga dengan surat bebas pustaka bisa

dicetak dengan bantuan menu ini”.50 Sangat disayangkan dalam menu ini tidak ada

fasilitas yang bisa mencetak KTA secara otomatis. Padahal fasilitas ini dibutuhkan

oleh perpustakaan untuk memudahkan proses pembuatan KTA. Hal ini sesuai yang

50 Heri, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

Page 87: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

dituturkan oleh kepala perpustakaan, yaitu “Pembuatan KTA secara otomatis

memang kami butuhkan, sebab anggota perpustakaan di sini cukup banyak. Tapi

untuk kedepannya ada rencana KTA akan dicetak di percetakan seperti kartu

ATM”.51

Di perpustakaan An-Nisaa’ tidak semua anggota mempunyai KTA. Khusus

untuk level KB dan TK mereka hanya diberi barcode ID (nomor induk anggota) yang

ditempel pada map folder masing-masing anak. Map folder harus selalu mereka bawa

ketika ada kunjungan kelas perpustakaan atau setiap akan melakukan peminjaman,

selain berguna sebagai pengganti KTA map folder juga berfungsi untuk menjaga

buku yang mereka pinjam dari kerusakan. Cara ini diambil sebagai antisipasi

hilangnya KTA atau ketinggalan di rumah setiap akan melakukan kunjungan kelas

perpustakaan.

Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan penulis, menu

administrasi anggota masih kurang maksimal. Karena untuk pembuatan KTA masih

dikerjakan secara terpisah/ manual. Namun secara umum menu ini telah sesuai

dengan yang diungkapkan John Corbin pada salah satu tujuan otomasi perpustakaan,

yakni perangkat lunak yang digunakan dapat diprogram untuk mengerjakan pekerjaan

yang bersifat administratif, misalnya pengisian data anggota perpustakaan,

pembuatan statistik pelayanan, pengisian data bibliografi untuk pembuatan katalog

dan sejenisnya.52

51 Vera Yunindra, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

52 Corbin, Managing the Library Automation Project, hal. 18

Page 88: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

4. Fungsi Sirkulasi

Proses sirkulasi merupakan salah satu layanan yang harus ada dalam sebuah

perpustakaan, khususnya perpustakaan sekolah. Ada juga yang mengatakan bahwa

petugas sirkulasi dan layanan sirkulasi merupakan ujung tombak sebuah

perpustakaan. Baik buruknya perpustakaan ditentukan dari petugas dan layanan

sirkulasinya. Ketika mutu layanan sirkulasinya baik dan memuaskan pemakai, maka

perpustakaan tersebut mendapatkan predikat sebagai perpustakaan bagus. Namun

sebaliknya ketika petugas dan layanan sirkulasinya jelek dan tidak memuaskan, maka

perpustakaan tersebut mendapat predikat sebagai perpustakaan jelek.

Atas dasar tersebut proses sirkulasi harus dilakukan secara cepat, tepat dan

benar. Dengan adanya otomasi perpustakaan, proses sirkulasi, yaitu proses

peminjaman, pengembalian dan perpanjangan bisa dilakukan dengan sistem otomasi

tidak lagi dilakukan secara manual. Selain itu, proses sirkulasi bisa dilakukan dengan

alat bantu barcode scenner. Sehingga diharapkan layanan sirkulasi akan semakin baik

dan maksimal.

Dalam Athenaeum Light 6.0 terdapat menu peminjaman, pengembalian dan

perpanjangan, serta fasilitas yang bisa mengecek mengenai informasi pinjaman

anggota, yang terdiri dari jumlah buku yang dipinjam, judul buku yang dipinjam,

serta tanggal pinjam dan kembali koleksi yang dipinjam.

a. Peminjaman Koleksi

Dengan fasilitas ini, proses peminjaman koleksi dapat lebih cepat dan lebih

mudah dikerjakan. Karena proses peminjaman sudah menggunakan alat bantu

Page 89: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

barcode scenner. Dengan barcode scenner ini sistem akan membaca barcode ID

anggota dan barcode nomor induk buku yang akan dipinjam. Dan secara otomatis

data peminjaman akan tersimpan di data sirkulasi. Berdasarkan wawancara penulis

dengan salah seorang anggota perepustakaan mengatakan bahwa, “Proses sirkulasi

lebih cepat dibanding sebelum menggunkan sistem komputer. Apalagi sekarang

sudah kaya di supermarket menggunakan scanner”.53

Gambar 13 : Entri Peminjaman Koleksi

b. Perpanjangan Koleksi

Menurut pustakawan yang sering menangani sirkulasi menjelaskan bahwa

menu ini memungkinkan pemakai untuk bisa memperpanjang masa peminjaman

buku yang dipinjamnya. Perpanjangan bisa via telepon atau datang langsuang ke

perpustakaan. Untuk perpanjangan via telepon, pemakai cukup menyebutkan ID

53 Anita Siallagan, Anggota Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’, Wawancara Pribadi, 10 Juni

2008

Page 90: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

anggota atau nomor induk buku yang dipinjam. Selanjutnya proses perpanjangan

akan dilakukan oleh pustakawan, yaitu pustakawan akan memasukan ID anggota atau

nomor induk buku yang diperpanjang. Sedangkan untuk perpanjangan yang datang

langsung ke perpustakaan, pemakai bisa membawa buku yang akan diperpanjang atau

cukup menyebutkan nomor ID dan nomor induk bukunya. 54

Gambar 14 : Entri Perpanjangan Koleksi

c. Pengembalian Koleksi

Proses pengembalian juga lebih cepat dan lebih mudah serta tidak lagi terjadi

kesalahan data peminjam dengan buku yang dikembalikan. Seperti yang diutarakan

oleh salah seorang anggota perpustakaan, “Sirkulasi lebih baik dan jarang lagi terjadi

kesalahan dalam peminjaman dan pengembalian”55 Pustakawan cukup meng-scan

barcode nomor induk buku yang dikembalikan. Secara otomastis data pengembalian

akan masuk/ tersimpan di data laporan. Selain itu, ketika buku terlambat

dikembalikan maka sistem akan memberitahukan jumlah hari keterlambatannya.

54 Heri, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008 55 Samsuri, Anggota Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’, Wawancara Pribadi, 10 Juni 2008

Page 91: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Hanya saja untuk jumlah denda tidak bisa diketahui secara otomatis. Untuk denda,

pustakawan harus menghitung jumlah hari keterlambatan dikali nominal uang denda

yang berlaku di perpustakaan.

Berbeda ketika proses pengembalian masih dilakukan secara manual. Proses

pengembalian buku cukup lama karena pustakawan harus mencarai kantong kartu

anggota dan kartu buku pinjaman terlebih dahulu, setelah itu mencocokannya dengan

nomor induk buku yang dikembalikan. Pada proses ini sering terjadi ketidakcocokan

antara buku yang dikembalikan dengan kartu pinjaman yang ada di kantong anggota

yang mengembalikan. Hal ini terjadi dari adanya kesalahan pada proses peminjaman,

yaitu pustakawan salah memasukan kartu pinjaman ke kantong anggota.

Gambar 15 : Entri Pengembalian Koleksi

Dengan adanya menu sirkulasi yang terdapat dalam Atehenaeum Light 6.0,

proses sirkulasi dapat dilakukan secara mudah, cepat dan tepat. Sehingga

perpustakaan bisa memberikan layanan sirkulasi yang lebih baik bagi pemakai. Hal

ini sesuai dengan yang diungkapkan John Corbin pada salah satu tujuan otomasi

Page 92: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

perpustakaan, yaitu memberikan layanan yang efektif bagi pemakai.56 Namun dari

observasi yang penulis lakukan, pada proses peminjaman sering terjadi antrian

khususnya peminjaman pada saat jam kunjungan kelas perpustakaan berbeda untuk

peminjaman di luar jam kunjungan kelas perpustakaan yang tidak terjadi antrian. Hal

ini disebabkan proses peminjaman ditangani oleh satu orang petugas sirkulasi.

Terlebih untuk peminjaman level bawah yang banyak menjadi sahabat perpustakaan.

Setiap sahabat perpustakaan mempunyai kewenangan untuk meminjam 4 buku dan 2

buku untuk non sahabat perpustakaan. Bisa dibayangkan sibuknya petugas sirkulasi

menangani satu kelas yang masing-masing kelas berjumlah sekitar 23-26 siswa. Dan

setiap harinya ada kelas kunjungan perpustakaan antara 4-6 kelas.

5. Fungsi Penelusuran

Athenaeum Light 6.0 mempunyai menu penelusuran atau biasa disebut OPAC

(Online Public Access Catalogue) yang bisa digunakan oleh pemakai dan pustakawan

untuk mencari koleksi yang dibutuhkan. Penelusuran informasi koleksi yang

dibutuhkan tidak bisa menggunakan bantuan operator boolean logic (and, or, not).

Untuk itu, penelusuran bisa dilakukan dengan menggunkanan beberapa kategori

pencarian, yaitu: pencarian cepat (fast find), easy find (pencarian mudah) untuk

pemakai dan pustakawan, serta pencarian detail khusus untuk pustakawan. Perbedaan

fasilitas akses di Athenaeum disebabkan adanya tingkatan password yang digunakan.

Adanya perbedaan password untuk membuka Athenaeum berguna untuk memberikan

perbedaan akses terhadap menu-menu yang ada di Athenaeum. Sehingga ada menu-

56 Corbin, Managing the Library Automation Project, hal. 19

Page 93: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

menu khusus untuk pustakawan/ pengelola perpustakaan dan tidak bisa diakses oleh

pemakai perpustakaan.

a. Fast Find (pencarian cepat)

Gambar 16 : Entri Penelusuran “Fast Find”

Menu ini berfungsi untuk mencari informasi koleksi yang dibutuhkan secara

cepat dan umum. Pemakai bisa memasukan kata kunci (keyword) seperti nama

pengarang, judul atau subjek. Maka sistem akan menampilkan semua koleksi yang

sesuai dengan kata kunci yang dipakai dalam penelusuran. Menurut salah satu

anggota perpustakaan mengatakan bahwa, menu fast find merupakan menu pencarian

yang sangat mudah, karena pengguna cukup mengetik satu kata kunci bisa berupa

judul, pengarang, atau subjek57.

b. Easy Find (pencarian mudah)

Menu ini berfungsi untuk penelusuran informasi koleksi yang spesifik.

Pemakai harus mengisi lebih dari satu kata kunci atau mengkombinasikan kata kunci,

misalkan nama pengarang dengan judul, pengarang dengan subjek, atau nama

57 Hisyam, Anggota Perpustakaan, Wawancara Pribadi, 11 Juni 2005

Page 94: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

pengarang, judul dan subjek. Hal ini dilakukan untuk mengkhususkan hasil pencarian

yang diinginkan pemakai. Semakin banyak kata kunci yang dipakai, maka hasil

pencarian akan semakin spesifik. Hal ini sesuai dengan hasil observasi penulis,

bahwa menu ini berguna ketika pemakai mencari informasi yang lebih spesifik.

Misalkan mencari judul dengan pengarang tertentu, mencari subjek dengan

pengarang tertentu, dan yang lainnya. Biasanya menu ini lebih banyak digunakan

oleh guru dan siswa level 5-6.

Gambar 17 : Entri Penelusuran “Easy Find”

c. Pencarian Detail

Menu ini berfungsi untuk penelusuran informasi yang lebih spesifik lagi

dibandingkan dengan menu easy find. Namun menu ini hanya dipakai oleh

pustakawan (menggunakan password khusus ). Menurut pustakawan, menu pencarian

detail memungkinkan pustakawan mengetahui jumlah koleksi berdasarkan jenis/

kategori koleksi (fiksi, non fiksi, referensi, audio visual, teacher resource, dan alat

peraga), bahasa, atau tipe koleksi (buku, majalah, DVD, VCD, CD-ROM, dan lain-

Page 95: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

lain). Sehingga menu ini bisa membantu pustakawan dalam membuat laporan

koleksi58.

Gambar 18 : Entri Penelusuran “Detail”

Setiap hasil penelusuran dapat ditampilkan secara detail mengenai data

bibliografi koleksinya (judul, pengarang, impresum, kolasi, catatan, nomor panggil).

Sistem juga akan menampilkan status koleksi, jika sedang dipinjam maka informasi

peminjam dan tanggal kembali bisa diketahui. Selain itu pemakai bisa melakukan

pemesanan koleksi, ketika koleksi yang dicari sedang dipinjam/ keluar. Pemakai

cukup memilih item pesan yang ada di entri katalog kemudian masukan ID anggota.

Secara otomatis buku yang dipesan akan tersimpan di entri data anggota pemesan.

Nantinya pustakawan bisa mengecek siapa yang memesan dan buku apa yang

dipesan.

Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala perpustakaan diketahui bahwa

dengan adanya fasilitas OPAC sangat membantu pengguna dalam menelusur

informasi koleksi yang dibutuhkan dan juga meringankan tugas pustakawan, karena

58 Heri, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

Page 96: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

pemakai bisa melakukan penelusuran informasi koleksi secara langsung.59 Dan, hal

ini juga sesuai dengan salah satu tujuan dari otomasi perpustakaan yang dikatakan

John Corbin bahwa pustakawan dapat mengalihkan pekerjaan yang bersifat rutin

kepada komputer dan lebih mengkonsentrasikan diri kepada pengembangan jasa

perpustakaan, sehingga dapat memberikan layanan sebaik mungkin kepada

pemakai.60

Sedangkan menurut seorang anggota perpustakaan yang penulis wawancarai

mengatakan “penelusuran koleksi cukup mudah. Biasanya mengisikan judul atau

pengarang kadang subjek bukunya”.61 Selain itu menurut anggota perpustakaan yang

lainnya mengatakan, “Tidak sich, menurut aku gampang tinggal mengetikan judul,

pengarang atau subjek bukunya lalu ok”.62 Secara umum menu pencarian yang ada

dalam Athenaeum cukup mudah untuk digunakan baik oleh pustawakan dan juga

pengguna perpustakaan dalam menelusur informasi koleksi yang mereka butuhkan.

Dengan adanya menu penelusuran maka perpustakaan dapat memberikan

layanan yang baik dalam penelusuran koleksi yang dibutuhkan pemakai. Karena

pemakai bisa melakukan penelusuran secara mandiri tidak terlalu tergantung kepada

pustakawan. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan otomasi yang diungkapkan John

59 Vera Yunindra, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

60 Corbin, Managing the Library Automation Project, hal. 19

61 Yunita, Anggota Perpustakaan An-Nisaa’, Wawancara Pribadi, 10 Juni 2008

62 Sarah, Anggota Perpustakaan An-Nisaa’, Wawancara Pribadi, 11 Juni 2008

Page 97: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Corbin, yakni mempercepat layanan informasi yang diberikan dan hasil yang

konsisten.63

6. Fungsi Laporan

Athenaeum Light 6.0 mempunyai menu laporan sirkulasi yang bisa dicetak

berdasarkan waktu (mingguan, bulanan, atau tahunan), kelas/ divisi, judul koleksi,

dan nama anggota. Selain itu menurut kepala perpustakaan menjelaskan bahwa ada

fasilitas search custom yang bisa digunakan untuk mengetahui secara cepat koleksi

yang telah dipinjam dan data peminjam. Hal ini sangat berguna ketika ada koleksi

yang rusak, dengan fasilitas ini pustakawan bisa melacak data peminjam terakhir.64

Namun sayang untuk laporan jumlah pengunjung, belum bisa dilakukan di

Athenaeum. Karena di Athenaeum sendiri tidak tersedia fasilitas untuk mendata

pengunjung perpustakaan. Semua laporan bisa dicetak secara detail atau ringkas (sum

mary) karena di Atheneum ada pilihan format cetaknya.

Gambar 19 : Entri Laporan

63 Corbin, Managing the Library Automation Project, hal. 19

64 Vera Yunindra, Wawancara Pribadi, 9 Juni 2008

Page 98: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Dengan adanya menu laporan di Atheaneum, setidaknya pustakawan merasa

terbantu dan tidak perlu repot lagi menghitung secara manual mengenai data sirkulasi

koleksi. Karena menurut kepala perpustakaan proses penghitungan data sirkulasi

ketika masih dengan cara manual memerlukan waktu yang lama serta konsentrasi

yang tinggi. Sangat berbeda ketika penghitungan data sirkulasi sudah menggunakan

komputer, proses pembuatan laporan cukup mudah dan praktis65. Hal ini sesuai

dengan salah satu tujuan otomasi perpustakaan yang diungkapkan John Corbin, yaitu

komputer dapat mengolah data lebih cepat dan akurat dari pada proses secara

manual.66

Semua fungsi yang telah dijelaskan di atas seperti fungsi pengadaan, fungsi

pengolahan, fungsi administrasi anggota, fungsi sirkulasi, fungsi penelusuran, dan

fungsi laporan, secara umum telah membantu pustakawan dalam menjalankan

kegiatan operasional perpustakaannya.

Namun demikian, masih ada fasilitas yang ada dalam Athenaeum Light 6.0

yang belum digunakan oleh pustakawan. Fasilitas itu adalah menu stock opname yang

berfungsi untuk mengecek keberadaan koleksi perpustakaan. Biasanya kegiatan ini

dilakukan pustakawan di setiap akhir tahun pelajaran untuk mengecek semua koleksi

perpustakaan. Sehingga pustakawan bisa mengetahui data dan kondisi koleksi yang

ada di perpustakaan. Berikut tampilan menu stock opname:

65 Ibid, 9 Juni 2008

66 Corbin, Managing the Library Automation Project, hal. 18

Page 99: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Gambar 20 : Entri Stock Opname

C. Kendala-kendala Dalam Penggunaan Software Athenaeum Light 6.0 Pada

Sistem Otomasi Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’

Selama sistem otomasi perpustakaan berjalan dengan software Athenaeum

Light 6.0, menurut kepala perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ tidak ada masalah yang

serius. Artinya untuk sistem Athenaeum sendiri tidak ada masalah dan juga dalam

penggunanya tidak sulit semua menu dan fasilitas bisa dijalankan secara baik karena

menu-menu yang ada cukup sederhana dan mudah digunakan.

Ada pun fasilitas yang masih kurang seperti halnya tidak adanya fasilitas

cetak KTA (Kartu Tanda Anggota), form permintaan koleksi, dan laporan

pengunjung perpustakaan itu semua masih dapat ditangani. Karena tugas rutin

perpustakaan yang paling berat sehari-hari adalah sirkulasi dan pengolahan. Kalau

pun ada hanya kendala yang sifatnya ekstern seperti halnya masih kurangnya unit

komputer untuk fasilitas OPAC dan proses sirkulasi yang dapat menunjang proses

penelusuran informasi koleksi yang dibutuhkan dan mempercepat proses

Page 100: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

peminjaman. Karena di perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ jumlah pengunjung dan

peminjam setiap harinya selalau ada dan banyak.

Selain itu belum adanya UPS (alat menyimpan daya) yang dirasakan sangat

penting untuk mendukung berjalannya sistem otomasi dan pemeliharaan Athenaeum

dari kerusakan sistem yang diakibatkan gangguan listrik mati secara tiba-tiba. Hal ini

dikarenakan sudah dua kali sistem Athenaeum mengalami kerusakan yang

disebabkan oleh komputer mati secara tiba-tiba akibat padamnya arus listrik.

Kerusakan yang pertama pihak perpustakaan/ pustakawan belum mengetahui cara

memperbaiki kerusakan sistem. Akibatnya ada sebagian data yang hilang khususnya

data koleksi. Untungnya pihak perpustakaan mempunyai backup datanya.

Setelah kerusakan yang pertama, pustakawan mencari informasi tentang

memperbaikai kerusakan pada Athenaeum. Dan informasi tersebut didapat dari milis

komunitas Athenaeum Indonesia yang memberi informasi cara menggunakan fasilitas

recovery data. Dan untuk kerusakan yang kedua, pustakawan bisa memperbaiki

kerusakan dengan menggunakan fasilitas recovery data. Perlu diketahui bahwa

Athenaeum Light 6.0 mempunyai fasilitas recovery data yang cukup bagus. Sehingga

ketika ada kerusakan pada sebagian sistem Athenaeum, pustakawan bisa

memperbaiki kerusakan tersebut dengan fasilitas recovery data yang ada pada

Athenaeum Light 6.0.

Fasilitas recovery data yang ada pada Athenaeum Light 6.0 sesuai dengan

salah satu kriteria pemilihan software menurut Abdul Rahman Saleh, yaitu software

memiliki kemampuan space recovery yang baik, artinya bila terjadi gangguan pada

komputer maka program ataupun data yang ada tidak akan rusak atau kerusakan data

Page 101: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

sangat minimal.67 Proses recovery data akan berjalan baik apabila ditunjang dengan

spesifikasi komputer yang tinggi. Dan faktor ini juga yang bisa memaksimalkan

kinerja Athenaeum Light 6.0.

Untuk mempermudah mengetahui keunggulan dan kendala menu-menu pada

software Athenaeum Light 6.0, berikut daftar tabelnya:

67 Saleh, Kriteria Pemilihan Perangkat Lunak untuk Automasi Perpustakaan, hal. 8-12

Keunggulan Kendala

• Terdapat menu pengolahan

koleksi, termasuk fasilitas cetak

barcode nomor induk koleksi dan

nomor panggil (call number)

• Terdapat menu administrasi

anggota

• Terdapat menu informasi

• Terdapat menu DDC

• Terdapat menu sirkulasi, terdiri

dari peminjaman, perpanjangan,

dan pengembalian koleksi

• Terdapat menu penelusuran

koleksi (katalog online)

• Terdapat menu laporan, yang

• Tidak ada menu permintaan

koleksi secara online

• Tidak ada fasilitas cetak KTA

(Kartu Tanda Anggota)

perpustakaan

• Tidak ada laporan Pengunjung

Perpustakaan

Page 102: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Tabel 1 : Keunggulan dan Kendala Menu-menu Athenaeum Light 6.0

BAB VI

PENUTUP

terdiri dari laporan koleksi dan

laporan sirkulasi.

Page 103: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

A. Kesimpulan

Secara umum Athenaeum Light 6.0 sebagai software yang diterapkan pada

sistem otomasi perpustakaan Sekolah An-Nisaa’, telah mampu memberikan

kemudahan dan membantu pihak perpustakaan (pustakawan) maupun pemakai

perpustakaan. Sehingga kegiatan-kegiatan rutin perpustakaan dan kebutuhan pemakai

untuk mendapatkan layanan dan informasi yang dibutuhkan dapat dibantu dengan

adanya menu-menu yang ada di Athenaeum Light 6.0.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Athenaeum Light 6.0 yang diterapkan pada sistem otomasi perpustakaan

Sekolah An-Nisaa’ merupakan software yang dipilih dengan alasan-alasan

yang secara umum sesuai dengan kriteria-kriteria pemilihan software yang

diungkapkan oleh Abdul Rahman Saleh dan Ikhwan Arif.

2. Athenaeum Light 6.0 secara umum terdiri dari; menu administrasi, menu data

anggota, menu katalog (data koleksi), menu peminjaman, menu

pengembalian, menu perpanjangan, menu sirkulasi, menu informasi, menu

DDC, menu pencarian, dan menu laporan. Menu-menu tersebut sebagian

besar telah sesuai dengan kebutuhan perpustakaan. Meskipun ada kebutuhan-

kebutuhan yang belum bisa ditangani oleh software Athenaeum Light 6.0,

seperti cetak KTA (Kartu Tanda Anggota), form pengadaan koleksi, dan

laporan pengunjung perpustakaan. Namun menurut pengelola perpustakaan,

pekerjaan-pekerjaan rutin perpustakaan dapat dikerjakan lebih efektif dan

efesien. Begitu juga dengan pemakai, pemakai mendapatkan layanan yang

Page 104: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

lebih baik dari perpustakaan terutama layanan sirkulasi dan penelusuran

informasi/ koleksi yang dibutuhkan.

3. Secara umum tidak ada kendala yang berarti selama Athenaeum Light 6.0

diterapkan pada sistem otomasi perpustakaan Sekolah An-Nisaa’. Meskipun

dalam software Athenaeum Light 6.0 masih ada kendala seperti tidak adanya

fasilitas permintaan koleksi secara online, tidak ada fasilitas cetak kartu

anggota perpustakaan, dan tidak terdapat fasilitas laporan pengunjung

perpustakaan. Namun menurut pengelola perpustakaan kendala-kendala

tersebut masih bisa ditangani.

B. Saran

1. Pihak perpustakaan diharapkan lebih memperhatikan perawatan program

Athenaeum Light 6.0 untuk mencegah terjadinya masalah yang bisa

mengakibatkan kerusakan sistem.

2. Membuat cadangan data (back up data) secara berkala sebagai antisipasi dari

kerusakan sistem yang menyebabkan hilangannya data.

3. Menyediakan UPS (alat penyimpan daya listrik) sebagai antisipasi dari

pemadaman listrik yang tidak terduga.

4. Menambah unit komputer untuk fasilitas OPAC (Online Public Access

Catalogue ) agar memudahkan pemakai melakukan penelusuran informasi/

koleksi yang dibutuhakan. Serta penambahan unit komputer untuk layanan

sirkulasi agar proses sirkulasi, terutama peminjaman pada waktu jam kelas

perpustakaan dapat lebih cepat tidak terjadi lagi antrian.

Page 105: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Ikhwan. Konsep dan Perencanaan Dalam Automasi Perpustakaan. Malang : Makalah Seminar dan Workshop Sehari “Membangun Jaringan Perpustakaan digital dan Automasi Perpustakaan Menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan” UMM, 4 Oktober 2003.

Basuki, Sulistiyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,

1991.

Page 106: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

______________. Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1994. Corbin, John. Managing The Library Automation Project. Kanada : Oryx Press, 1985 Corrado, Edward M. “Open Source Library Automation System”. Diakses pada 4

April 2008 dari http://library.rider.edu/scholary/ecorrado/il2004/. “Freeware Definition”, diakses pada 14 Oktober 2008 dari

http://www.linfo.org/freeware.html Hakim, Heri Abi Burachman. “Open source Sebuah Peluang Bagi Pengembangan

Perpustakaan”. Diakses pada 1 April 2008 dari http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=17&Itemid=33.

Haq, Rizal Saeful, dkk. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta :

Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah, 2006. Hasugian, Jonner. Penerapan Teknologi Pada Sistem Kerumahtanggan Perpustakaan

Perguruan Tinggi. Marsela, 2000. Heriyanto, Tedi. “Pengembangan Software Berbasiskan Open Source di Indonesia”.

Diakses pada 9 Mei 2008 dari http://tedi.heriyanto.net/papers/pengembangan.html “Perangkat Lunak tak Bebas”. Diakses pada 30 April 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_lunak_tak_bebas

Jaringan Perpustakaan Lingkungan Hidup. “JPLH Dalam Implementasi Library

Catalogu Online dan Digital Library for Environmental”. Diakses pada 30 April 2008 dari http://www.jplh.or.id/elnv4.

KALI. “Athenaeum Light-Freeware for Simple Automation Library”. Diakses pada 6

September 2007 dari http://kali.openlib.info/background.php./ ______________. “File Maker”. Diakses pada 2 April 2008 dari

http://kali.openlib.info/filemaker.php. Kountur, Ronny. Metode Penelitian : Untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta : Penerbit

PPM, 2005. Lasa, H.S. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Gama Media, 2005.

Page 107: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Masyarakat Digital Gotong Royong. “Pengantar Sistem Operasi Komputer”. Diakses pada 30 April 2008 dari http://bebas.vlsm.org/v06/kuliah/SistemOperasi/BUKU.

Misky, Dudy. Kamus Informasi dan Teknologi. Jakarta : Edsa Mahkota, 2005. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya,

1989. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988. “Open Source”, diakses pada 14 Oktober 2008 dari

http://www.pcmag.com/encyclopedia term/0%2C254%2Ct%3Dopen+source&i%3D48471%2C00.asp

“Perangkat Lunak Sumber Terbuka”, diakses pada 24 September 2008 dari

http://www.gnu.org/philosophy/free-sw.id.html “Perangkat Lunak tak Bebas”, diakses pada 24 September 2008 dari

http://www.gnu.org/philosophy/free-sw.id.html “Perpustakaan Diknas Dalam Meluncurkan Perangkat Lunak Open Source”. Diakses

pada 29 April 2008 dari http://chinmi.wordpress.com/2007/12/05/perpustakaan-diknas-dalam-meluncurkan-perangkat-lunak-perpustakaan-open-source/ .

Saleh, Abdul Rahman. CDS/ISIS Pedoman Pengelolaan Sistem Manajemen Basis

Data. Jakarta : Saraswati Utama, 1996. ______________. “Kriteria Pemilihan Perangkat Lunak untuk Automasi Perpustakaan”. Jurnal Pustakawan Indonesia.

Salim, Peter dan Salim, Yenni. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Ed. 3.

Jakarta : Modern English Press, 2002. “Shareware ”, diakses pada 14 Oktober 2008 dari

http://www.pcmag.com/encyclopedia term/0,2542,t=shareware&i=51251,00.asp

Siregar, A. Ridwan. “Automasi Perpustakaan : Desain Sistem Kerumahtanggaan”.

Diakses pada 30 April 2008 dari http://library.usu.ac.id/download/lib/AutomasiPerpustakaan.html.

Soeatminah. Perpustakaan, Kepustakawanan, dan Pustakawan. Yogyakarta :

Kanisius, 1992.

Page 108: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2005. Surachman, Winarto. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik.

Bandung : Tarsito, 1992. Sutarno N.S. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekata Praktik. Jakarta : Samitra

Media Utama, 2004. Wawancara Pribadi dengan Heri. Bintaro, 9 Juni 2008. Wawancara Pribadi dengan Vera Yunindra. Bintaro, 9 Juni 2008. Wawancara Pribadi dengan Anita Sialagan. Bintaro, 10 Juni 2008 Wawancara Pribadi dengan Yunita. Bintaro, 10 Juni 2008 Wawancara Pribadi dengan Samsuri. Bintaro, 10 Juni 2008 Wawancara Pribadi dengan Hisyam. Bintaro, 11 Juni 2008 Wawancara Pribadi dengan Sarah. Bintaro, 11 Juni 2008 Witono, Didik. “Athenaeum Light 6.0”. Diakses pada 2 juli 2007 dari

http://.apisionline.blogspot.com.

Page 109: penerapan software athenaeum light 6.0 pada sistem otomasi perpustakaan sekolah an-nisaa