7
Kiat Sukses Penerapan/Tathbiq Syari’at Islam

Penerapan syariat islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penerapan syariat islam

Kiat Sukses Penerapan/Tathbiq

Syari’at Islam

Page 2: Penerapan syariat islam

Pendahuluan• Kewajiban Asasi Manusia adalah ibadah kepada Allah

SWT. Dalam Al Quran Surat Adz-Dzariyat ayat 56, Allah SWT menegaskan bahwasanya tidaklah manusia diciptakan melainkan hanya untuk ibadah kepada Allah SWT.

• Syariat Islam yang sudah bisa ditegakkan, dengan atau tanpa perundang-undangan negara, maka wajib untuk segera kita laksanakan. Sedangkan mana-mana bagian Syariat Islam yang belum bisa dilaksanakan kecuali dengan melibatkan aturan negara, maka kita harus terus memperjuangkan formalisasinya dalam bentuk perundang-undangan.

Page 3: Penerapan syariat islam

Hukum syariat pun diklasifikasikan menjadi empat, yaitu

• Pertama, Ahkamul Fardi yaitu Hukum Syariat Perorangan, seperti pengucapan dua kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa, haji, dsb.

Kedua, Ahkamul Usroh yaitu Hukum Syariat Rumah Tangga, seperti pernikahan, perceraian, hak dan kewajiban suami isteri, hak dan kewajiban orangtua dan anak, masalah nafkah, wasiat dan waris, dsb.

Ketiga, Ahkamul Mujtama' yaitu Hukum Syariat Sosial Ekonomi Kemasyarakatan, seperti pendidikan, ekonomi, asuransi, perbankan, tradisi, budaya, adat istiadat, dan masalah mu'amalat lainnya.

Keempat, Ahkamud Daulah yaitu Hukum Syariat Tata Negara, seperti syarat Kepala Negara, tata cara penetapan Kepala Negara, Hak dan Kewajiban Kepala Negara dan Rakyat, pertahanan dan keamanan, dsb. Termasuk katagori ini semua Hukum Syariat yang tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan kekuatan negara, seperti Qishash, Hudud, Hubungan Internasional dan Hukum Perang.

Page 4: Penerapan syariat islam

Strategi Penerapan Syari’ah (Tathbiq Syari’ah)

1. Menggairahkan Ijtihad• Untuk mengawal hukum Islam tetap dinamis, responsif dan

punya adaptabilitas yang tinggi terhadap tuntutan perubahan, adalah dengan cara menghidupkan dan menggairahkan kembali semangat berijtihad di kalangan umat Islam.

• Pada posisi ini ijtihad merupakan inner dynamic bagi lahirnya perubahan untuk mengawal cita-cita universalitas Islam sebagai sistem ajaran yang shalihun li kulli zaman wal makan.

• Umat Islam menyadari sepenuhnya bahwa sumber-sumber hukum normatif–tekstual sangatlah terbatas jumlahnya, sementara kasus-kasus baru di bidang hukum tidak terbatas jumlahnya.

Page 5: Penerapan syariat islam

2. Totalitas dalam Islam• Al-Islam adalah ad-Dien (sistem kehidupan) yang diturunkan Allah

kepada ummat manusia melalui Rasul-Nya agar manusia selamat dan bahagia di dunia dan akhirat.

• Sebagai sistem nilai dalam kehidupan, Islam harus dilaksanakan secara kaffah (menyeluruh) sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (Qs.al-Baqarah:208)

• Tidak dibenarkan melaksanakan Islam secara parsial. Sebagian dilaksanakan sebagian ditinggalkan. Ritualnya berdasarkan Islam tapi mu'amalahnya menggunakan sistem non-Islam.

Page 6: Penerapan syariat islam

3. Merubah Tradisionalisme

• Islam tradisionalis merupakan model pemikiran yang berusaha berpegang pada tradisi-tradisi yang telah mapan. Bagi mereka, segala persoalan umat telah diselesaikan secara tuntas oleh para ulama terdahulu. Tugas kita sekarang hanyalah menyatakan kembali atau merujukkan dengannya.

• Tradisionalisme adalah ajaran yang mementingkan tradisi yang diterima dari generasi-generasi sebelumnya sebagai pegangan hidup. Tradisi dapat berasal dari praktek hidup yang sudah berjalan lama, ini disebut tradisi kultural. Dapat pula berasal dari keyakinan keagamaan yang berpangkal pada wahyu, ini disebut tradisi keagamaan.

Page 7: Penerapan syariat islam