33
LAPORAN PENGKAJIAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK I.PENGKAJIAN A. Data Umum 1. Nama kepala keluarga : Tn. I 2. Umur : 73 Tahun 3. Alamat : Jalan Pattimura No. 32 RT 02 RW 04 4. Suku : Melayu 5. Pendidikan : SMA 6. Pekerjaan : Pensiunan PNS 7. Komposisi keluarga Nama (Inis ial) Jenis Kelami n Umur Hubungan dengan KK Pendidik an Pekerjaa n Ny. D P 71 tahun Istri SMP Ibu rumah tangga 8. Genogram : Hipertensi Ginj kecelakaa hiperte nsi Hipertensi , DM dan Asam urat Hipertensi, jantung Ny. D Tn .I Sakit tua Sakit Tua Sakit

Peng Kaji An

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keluarga

Citation preview

LAPORAN PENGKAJIAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK

I. PENGKAJIANA. Data Umum1. Nama kepala keluarga: Tn. I2. Umur: 73 Tahun3. Alamat: Jalan Pattimura No. 32 RT 02 RW 044. Suku: Melayu5. Pendidikan: SMA6. Pekerjaan: Pensiunan PNS7. Komposisi keluarga Nama (Inisial)Jenis KelaminUmurHubungan dengan KKPendidikanPekerjaan

Ny. DP71 tahunIstriSMPIbu rumah tangga

8. Genogram :Hipertensi

Sakit tua

Sakit tuaSakit Tua

Ny.D

Tn.I

kecelakaanhipertensi

Hipertensi, DM dan Asam uratGinjal Hipertensi, jantung

Keterangan :: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal: Meninggal

: Yang bermasalah

: Tinggal serumah

Penjelasan genogram:Tn. I merupakan anak pertama dari 5 bersaudara dan Ny. D merupakan anak ke 7 dari 8 bersaudara. Tn. I memiliki penyakit Hipertensi, DM dan asam urat. Penyakit hipertensi Tn. I merupakan penyakit keturun dari orang tua laki-laki. Tn. I dan Ny. D memiliki 6 orang anak yang terdiri dari 3 orang lai-laki dan 3 orang perempuan. Saat ini Tn. I dan Ny. D tinggal serumah bersama cucu laki-laki dari anaknya yang kelima.

9. Tipe KeluargaBerdasarkan komposisi keluarga Tn. I maka tipe keluarga Tn. I adalah nuclear family. Dimana terdiri dari kepala keluarga yaitu Tn. I dan istrinya Ny. D. menurut Tn. I dan istrinya tidak ada masalah dengan tipe keluarga ini. Menurut Ny. D dengan tipe keluarga nuclear sekarang ini dapat menambah dan meningkatkan rasa sayang dan lebih saling memperhatikan antara Tn. I dan Ny. D.

10. SukuSuku bangsa Tn. I adalah suku melayu dan berasal dari daerah siak, sedangkan suku bangsa Ny. D adalah minang dan berasal dari daerah bukittinggi. Menurut Tn. I dan Ny. D tidak ada budaya dalam sukunya yang bertentangan dengan kesehatan. Di lingkungan tempat tinggal Tn. I didominasi dengan suku minang dan melayu..11. AgamaKeluarga Tn. I beragama Islam. Keluarga Tn. I selalu melaksanakan sholat lima waktu, dan menanamkan ajaran agama kepada anak-anaknya. Ny. D juga mengikuti wirid atau pengajian yang biasanya diadakan satu kali seminggu di lingkungan perumahannya. Ny. D selalu sholat berjamaah di masjid. Keluarga mengatakan tidak memiliki kepercayaan khusus yang menentang kesehatan.

12. Status sosialKeluarga Tn. I tinggal di jalan pattimura sudah 37 tahun. Karena keluarga Tn. I sudah lama tinggal diwilayah ini, maka keluarga Tn. I sudah dapat berbaur dengan masyarakat sekitar. Namun 3 tahun terakhir Tn. I sudah jarang mengikuti kegiatan di lingkungannya karena memiliki kesulitan berjalan. Sedangkan Ny. D hanya aktif mengikuti kegiatan wirid di mesjid.

13. Status ekonomiSumber ekonomi keluarga adalah Tn. I. Tn. I merupakan pensiunan PNS yang memiliki pengkasilan > Rp. 2.000.000 perbulan. Menurut Ny. D penghasilan yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama sebulan. Selain itu Ny. D juga mendapat tambahan dari anak-anaknya. Ny. D memiliki tabungan khusus untuk kesehatan yang ditabung sedikit demi sedikit setiap bulannya untuk biaya tidak terduga terutama bila ada anggota keluarga yang sakit.

14. Aktivitas Rekreasi Keluarga Tn. I jarang melakukan rekreasi, karena keteratasan fisik Tn. I. Aktivitas hiburani yang dilakukan hanya berupa menonton TV dan berkumpul bersama keluarga. Menurut Ny. D hal tersebut juga dapat meningkatkan kehangatan dan kasih sayang di dalam rumah tangga keluarga Tn. I.

B. Riwayat Perkembangan Keluarga1. Riwayat Keluarga IntiMenurut Ny. D, ia bertemu dengan Tn. I saat bekerja di kantor dulu. Karena Tn. I dan Ny. D saling menyukai akhirnya mereka menikah pada tahun 1968. Setelah menikah Ny. D pun berhenti bekerja dan mempunyai 6 orang anak, 3 orang perempuan dan 3 orang laki-laki.2. Tahap Perkembangan Keluarga Saat IniTahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan usia lanjut. Menurut Murwani (2007), tugas keluarga dengan usia lanjut yaitu meningkatkan kehidupan beragama, mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun, menjaga komunikasi dengan anak dan cucu, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu, memperhatikan kesehatan, menyesuaikan diri dengan pendapatan, mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan dan teman.Menurut Tn. I tugas perkembangan yang sudah terpenuhi adalah meningkatkan kehidupan beragama, mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun, tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu, memperhatikan kesehatan, menyesuaikan diri dengan pendapatan, mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan, dan beradaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan dan teman.

3. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhiMenurut Tn. I, tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu. Kegiatan sehari-hari Tn. I hanya di habiskan didepan TV. Hal ini dikarenakan keterbatasan gerak Tn. I yang sulit berjalan. 4. Riwayat keluarga sebelumnya Tn. I menagatakan riwayat keluarga sebelumnya, ayah Tn. I mempunyai penyakit hipertensi, saat ini Tn. I juga mengalami penyakit hipertensi dan sudah berlangsung sejak tahun 1995

C. Pengkajian lingkungan1. Karakteristik rumah Keluarga Tn. I tinggal dirumahnya saat ini dengan luas 200 m2 tipe rumah keluarga Tn. I adalah bangunan permanen yang mempunyai lantai keramik. Adapun kediaman Tn. I terdiri dari 10 ruangan yang terdiri dari 3 kamar tidur, 3 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, dan 1 dapur. Keadaan rumah Tn. I secara keseluruhan terlihat bersih dan rapi. Sumber penerangan pada malam hari yaituberasal dari lampu listrik. Selain itu, ventilasi pada rumah memadai untuk sirkulasi namun pencahayaan di dalam rumah pada siang hari agak kurang. Sumber air keluarga berasal dari sumur bor yang berada < 10 m dari rumah. Jarak septitank dengan sumber air bersih 6 meter. Lingkungan rumah Tn. I berpagar dan terdapat teras dan garasi yang memiliki atap. Rumah Tn. I juga berada di tepi jalan beasar. Septi tank

Sbr airTeras dan garasi

wcKamar TidurRuang Tamu

Kamar Tidurwc

Ruang keluarga

Ruang makanKamar Tidur

Dapur

wc

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RWPada umumnya tetangga atau masyarakat yang tinggal disekitar rumah Tn. I hampir semuanya pendatang. Suku masyarakat yang tinggal disekitar rumah Tn. I berasal dari berbagai suku bangsa, ada melayu, minang, sunda dan jawa. Mayarakat di lingkungan Tn. I memiliki pekerjaan yang beraneka ragam, namun mayoritasnya bekerja sebagai PNS yang bekerja dari pagi hingga sore sehingga jarang berada di rumah. Walaupun demikian, kegiatan warga seperti wirid, arisan, melayat, dan kegiatan keluarga lainnya seperti perkumpulan keluarga jika ada pesta atau hajatan tetap berjalan. Warga disekitar rumah Tn. I cukup rukun. Menurut Ny D tidak ada budaya/ kebiasaan atau adat istiadat yang dianut oleh tetangga yang bertentangan dengan kesehatan.

3. Mobilitas geografis keluargaKeluarga Tn. I adalah penduduk pendatang dan telah mempunyai rumah sendiri dan menetap di Pekanbaru sejak tahun 1968 sehingga tidak ada niat atau alasan bagi keluarga untuk pindah. Awalnya keluarga tinggal di daerah Tanjung Uru dan kemudian pindah ke jalan pattimura pada tahun 1972.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatKeluarga Tn. I sangat mengutamakan berkumpul dengan keluarganya. Meskipun saat ini anak-anaknya berada diluar kota, keluarga masih menyempatkan untuk berkumpul saat libur panjang dan libur hari besar. Kegitan sehari-hari Tn. I lebih banyak dihabiskan menonton TV di dalam rumah dan terkadang mengikuti terapi pada hari-hari tertentu, karena Tn. I kesulitan dalam berjalan. Sedangkan kegiatan Ny. D dihabiskan untuk merawat Tn. I, sholat di mesjid dan mengikuti wirid di mesjid. Interaksi keluarga dengan masyarakat sangat baik, meskipun hanya Ny. D yang mengikuti kegiatan wirid di masyarakat.Eko map pada keluarga:Merawat Tn. I

menonton tvNy. DTn. I (73th)

Sholat ke mesjid

Terapi

Keterangan:: kegiatan sering dilakukan: kegiatan tidak rutin dilakukanWirid di mesjid

5. Sistem pendukung keluargaTn I tinggal bersama Ny. D dan satu orang cucunya. Jika ada permasalahan biasanya keluarga melakukan berbagai cara agar permasalahan segera selesai, tidak mendiamkan masalah yang sedang terjadi. Keluarga selalu saling memberi dukungan antar anggota keluarga.

D. Struktur Keluarga1. Pola komunikasi keluargaNy. D mengatakan bahwa mereka lebih suka berkomunikasi secara langsung jika ada permasalahan yang perlu dibicarakan. Pola komunikasi yang sering dan biasa dilakukan oleh keluarga adalah komunikasi dua arah. Mereka saling menghargai pikiran dan pendapat anggota keluarga yang lain, dan selalu mendiskusikan masalah yang ada dikeluarga. Dalam berkomunikasi, keluarga menggunakan bahasa minang dan bahasa indonesia.

2. Struktur kekuatan keluargaSalah satu kekuatan keluarga adalah Tn. I sebagai kepala rumah tangga. Selain itu kesabaran Ny. D dalam menjaga dan merawat Tn. I juga menjadi kekuatan dalam keluarga.

3. Struktur PeranTn. I berperan sebagai seorang suami dan ayah bagi istri dan anak-anaknya. Sebagai kepala keluarga, Tn. I bertanggung jawab menafkahi keluarga lewat penghasilan dari pensiunan PNS nya. Ny. D berperan sebagai ibu rumah tangga yang berperan dalam menjaga dan merawat Tn. I serta memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mencuci serta pekerjaan rumah lainnya.

4. Nilai dan norma BudayaNilai dan norma yang dianut oleh keluarga Tn. I adalah saling menghargai pendapat pasangan, saling memberikan kasih sayang kepada aggota keluarga dan mereka selalu menanamkan sikap menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda kepada anak-anaknya.

E. Fungsi keluarga1. Fungsi afektifKeluarga Tn. I saling menjaga keharmonisan rumah tangganya dengan menunjukkan sikap saling menghargai dan menyayangi satu sama lain. Ny. D mengatakan bahwa Tn. I menyayanginya begitu juga sebaliknya.

2. Fungsi sosialisasiFungsi interaksi dan sosial dikeluarga Tn. I baik, dimana Tn. I mengajarkan untuk menghormati orang tua dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun Tn. I sudah tidak aktif lagi dalam kegiatan di masyarakat, namun Ny. D measih menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan di masyarakat seperti wirid dan kegiatan sosial di lingkungan RT. 3. Fungsi perawatan kesehatanKeluarga Tn. I selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya san anggota keluarganya , terutama dalam menjaga dan merawat kesehatan. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. I, didapatkan bahwa Tn. I memiliki masalah hipertensi, DM, dan Asam Urat. Sedangkan Ny. D memiliki masalah jantung dan hipertensi. Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan masalah keperawatan eserta keluhannya yakni:a) Hipertensi Tn. I mengatakan ia mengalami hipertensi sejak tahun 1995 dan ayahnya juga mengalami hipertensi. Saat pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah Tn. I 170/100 mmHg. Jika tekanan darah naik Tn. I mengeluh tengkuk terasa berat. Tn. I jarang melakukan pengecekan tekanan darah. Tn. I mengkonsumsi obat-obat yang biasa di berikan dokter untuk menurunkan tekanan darah. Sedangkan Ny. D mengatakan ia juga sudah lama memiliki masalah hipertensi. Saat dilakukan pemerikasaan didapatkan tekanan darah Ny. D 150/90 mmHg. Ny. D mengatakan Jika tensi naik ia akan merasa pusing.Pada saat dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui tugas kesehatan keluarga didapatkan hasil, Tn. I dan Ny. D memiliki pengetahuan tentang hipertensi sangat minim seperti Tn. I dan Ny. D tidak mengetahui pengertian hipertensi secara benar. Tn. I dan Ny. D mengatakan bahwa hipertensi itu adalah tekanan darah naik namun tidak tau normalnya berapa, penyebabnya hanya mengira-ngira seperti mungkin hanya karena makanan berlemak dan keturunan, tanda dan gejala sudah diketahui oleh keluarga seperti sakit pada tengkuk. Tn. I dan Ny. D belum mampu memutuskan untuk melakukan tindakan yang tepat untuk masalah yang dihadapi Tn. I dan Ny. D ditunjukkan Tn. I jarang ke pelayanan kesehatan. Tn. I dan Ny. D belum mampu melakukan perawatan sederhana di rumah untuk mengatasi tekanan darah tingginya. Tn. I dan Ny. D belum mampu memodifikasi lingkungan dengan menunjukkan pola dan diet makanan yang salah di rumah seperti makanan bersantan serta Tn. I dan Ny. D belum mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah hipertensinya jarang melakukan pemeriksaan secara rutin.b) DMTn. I juga mengalami DM sejak tahun 1995. Saat dilakukan pemeriksaan gula darah puasa didapatkan gula darah Tn I adalah 101 g/dL. Tn. I mengatakan jika gula darah naik ia akan merasa lemas. Untuk mengontrol gula darah tersebut Tn. I selalu mengkonsumsi ramuan tradisional mahkota dewa yang di minum setelah makan. Tn. I mengatakan bahwa ia juga sudah jarang memeriksakan gula darah. Pada saat dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui tugas kesehatan keluarga didapatkan hasil Tn I mengatakan bahwa diabetes adalah gula darah yang tinggi dari normalnya. Tn. I mengatakan penyebab dari DM adalah keturunan dan mengkonsumsi makan manis terlalu banyak. Tn. I mengatakan tidak tahu akibat lanjut dari Diabetes jika tidak diatasi. Namun untuk mengontrol hal tersebut Tn. I mengkonsumsi ramuan tradisional dari buah mahkota dewa. Tn. I sudah mampu menciptakan lingkungan untuk mengatasi dm dengan mengurangi konsumsi makanan yang manis-manis. Namun Tn. I jarang melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas. Tn. I mengakatan jika penyakitnya tak kunjung sembuh, baru keluarga akan membawa ke palayanan kesehatan seperti praktek dokter atau rumah sakit.c) Asam uratTn. I mengatakan ia mengalami asam urat 3 tahun terakhir. hal di ketahui saat dilakukan pemeriksaan darah. Saat pengkajian dilakukan pemeriksaan asam urat dan didapatkan hasil 6.8 g/dL. Tn. I mengatakan jika asam urat naik ia akan mengeluh nyeri pada lutut, namun saat pengkajian Tn. I tidak ada mengeluh nyeri pada lutut. Pada saat dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui tugas kesehatan keluarga Tn. I mengatakan bahwa asam urat adalah nyeri pada sendi akibat tingginya kadar asam urat di tubuh. Tn. I mengatakan tanda jika asam urat naik adalah nyeri pada lutut dan penyebabnya adalah makan kacang-kacangan. Tn. I mengatakan akibat lanjut dari asam urat adalah bengkak pada lutut dan susah digerakkan, hal itu diketahui Tn. I karena Tn. I memiliki saudara yang menderita asam urat yang parah. Tn. I belum pernah menggunakan obat tradisional untuk asam urat. Tn. I juga tidak mengetahui bagaimana lingkungan yang baik untuk penderita asam urat. Tn. I juga jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk memeriksakan asam uratnya.

F. Stressor dan Koping1. Stresor jangka pendekNy. D mengatakan tidak memiliki hal atau permasalahan yang membuat stress pada saat ini.

2. Stresor jangka panjangMenurut Tn. I masalah yang dia pikirkan adalah penyakitnya. Namun Tn. I tetap berusaha menjalani pengobatan agar penyakitnya segera sembuh.

3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalahKeluarga Tn. I mengatakan jika ada permasalahn yang muncul maka Tn. I dan Ny. D akan mencoba menyelesaikan tanpa melibatkan orang lain.

4. Strategi koping yang digunakanMenurut Ny. D jika ada permasalahan yang muncul di dalam rumah tangganya ia dan istrinya akan membicarakan dan mencari jalan keluar dari permasalahan yang terjadi di dalam rumah tangganya.

5. Strategi adaptasi disfungsionalKeluarga tidak memiliki strategi adaptasi disfungsional dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam keluarga.

G. Pemeriksaan FisikPemeriksaan FisikTn. INy. D

UMUM

1. Penampilan umum

KesadaranCompos mentisCompos mentis

Cara berpakaianRapiRapi

Kebersihan personalBersihBersih

Postur dan cara berjalanPostur tidak simetris dan tampak agak bugkuk, berjalan dengan bantuan tongkat.Postur tubuh simetris, berjalan tanpa bantuan

Bentuk dan ukuran tubuhTB : 163 cmBB : 68 kgTB : 155 cmBB : 69 kg

Tanda-tanda vitalTD : 170/100 mmHgNadi : 86 kali per menitSuhu : 36,5 CRR : 22 kali per menitTD : 150/90 mmHgNadi : 82 kali per menitSuhu : 36,7 CRR : 20 kali per menit

2. Status mental dan cara berbicara

Status emosiStabilStabil

OrientasiDapat mengenal waktu, tempat dan orangDapat mengenal waktu, tempat dan orang

Proses berfikirTidak loncat-loncat dalam berbicaraTidak loncat-loncat dalam berbicara

Pemeriksaan kulitKulit terlihat bersih, bebas dari bau, warna sawo matangKulit terlihat bersih, bebas dari bau, warna kuning langsat

KukuCRT < 3 detikCRT < 3 detik

Pemeriksaan kepala

Bentuk dan sensoriMuka simetrisMuka simetris

RambutRambut pendek berwarna putih, distribusi menyebar tidak rataTidak terkaji karena menggunakan jilbab

MataKonjungtiva tidak anemis, ampak tidak ikterik.Terdapat gangguan penglihatan(menggunakan kaca mata)Konjungtiva tidak anemis, ampak tidak ikterikTerdapat gangguan penglihatan(menggunakan kaca mata)

TelingaDaun telinga simetris kiri dan kanan, klien tidak ada gangguan pendengaranDaun telinga simetris kiri dan kanan, klien tidak ada gangguan pendengaran

HidungBentuk simetris, sumbatan jalan nafas (-)Bentuk simetris, sumbatan jalan nafas (-)

LeherPembesaran KGB (-)Pembesaran KGB (-)

MulutBibir simetris, tidak ampak pucatBibir simetris, tidak ampak pucat

Dada (pernafasan)Tidak ada otot bantu pernafasan, pengembangan paru simetris, bunyi nafas vesikuler.Tidak ada otot bantu pernafasan, pengembangan paru simetris, bunyi nafas vesikuler.

Dada (kardiovaskuler)BJ I-II : NormalBJ I-II : Normal

AbdomenBU : Normal (7kali per menit)BU : Normal (6 kali per menit), tidak ada nyeri tekan dan nyeri tusuk.

GenitalTidak dikajiTidak dikaji

EkstermitasTidak ada pembengkakanMemiliki kesulitan dalam berjalan. Kekuatan otot kaki 4 (bergerak dengan lemah terhadap tahanan dari otot pemeriksa)Tidak ada pembengkakan, normal

Gula darah puasa101 g/dL100 g/dL

Asam urat6.8 g/dL7 g/dL

H. Harapan keluarga Keluarga sangat senang mendapat perhatian dan pelayanan yang bersifat langsung ke keluarga seperti sekarang ini sehingga bisa menyampaikan keluhan dan apa yang dirasakan. Dan berharap mampu membantu permasalahan yang sedang dihadapi oleh keluarga.

II. ANALISA DATANOANALISA DATAMASALAH KEPERAWATAN

1Data subjektif : Tn. I mengatakan ia mengalami hipertensi sejak tahun 1995 dan ayahnya juga mengalami hipertensi. Tn. I menngatakan jika tekanan darah naik Tn. I mengeluh tengkuk terasa berat. Tn. I mengatakan jarang melakukan pengecekan tekanan darah. Tn. I mengatakan ia mengkonsumsi obat-obat yang biasa di berikan dokter untuk menurunkan tekanan darah. Ny. D mengatakan ia juga sudah lama memiliki masalah hipertensi. Ny. D mengatakan Jika tensi naik ia akan merasa pusing. Tn. I dan Ny. D mengatakan bahwa hipertensi itu adalah tekanan darah naik namun tidak tau normalnya berapa Tn. I dan Ny. D mengatakan mungkin hanya karena makanan berlemak dan keturunan Tn. I dan Ny. D mengatakan tanda dan gejala seperti sakit pada tengkuk dan pusing. Tn. I dan Ny. D mengatakan jarang ke pelayanan kesehatan. Tn. I dan Ny. D mengatakan masih mengkonsumsi makanan bersantan serta Data Objektif : Saat pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah Tn. I 170/100 , nadi : 86 kali per menit, suhu : 36,5 C, RR : 22 kali per menit Saat dilakukan pemerikasaan didapatkan tekanan darah Ny. D 150/90 mmHg, Nadi : 82 kali per menit, suhu : 36,7 C, RR : 20 kali per menit

Gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I dan Ny. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi.

2Data subjektif : Tn. I mengatakan juga mengalami DM sejak tahun 1995. Tn. I mengatakan jika gula darah naik ia akan merasa lemas. Tn. I mengatakan untuk mengontrol gula darah tersebut Tn. I selalu mengkonsumsi ramuan tradisional mahkota dewa yang di minum setelah makan. Tn. I mengatakan bahwa ia juga sudah jarang memeriksakan gula darah. Tn I mengatakan bahwa diabetes adalah gula darah yang tinggi dari normalnya. Tn. I mengatakan penyebab dari DM adalah keturunan dan mengkonsumsi makan manis terlalu banyak. Tn. I mengatakan tidak tahu akibat lanjut dari Diabetes jika tidak diatasi. Tn. I mengatakan sudah mengurangi konsumsi makanan yang manis-manis. Tn. I mengatakan jarang melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas. Tn. I mengakatan jika penyakitnya tak kunjung sembuh, baru keluarga akan membawa ke palayanan kesehatan seperti praktek dokter atau rumah sakitData Objektif : Saat dilakukan pemeriksaan gula darah puasa didapatkan gula darah Tn I adalah 101 g/dL.Resiko gangguan perfusi jaringan perifer pada keluarga Tn. I terutama Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes Mellitus.

3Data Subjektif: Tn. I mengatakan ia mengalami asam urat 3 tahun terakhir dan di ketahui saat dilakukan pemeriksaan darah. Tn. I mengatakan jika asam urat naik ia akan mengeluh nyeri pada lutut, Tn. I mengatakan saat ini tidak ada mengeluh nyeri pada lutut. Tn. I mengatakan bahwa asam urat adalah nyeri pada sendi akibat tingginya kadar asam urat di tubuh. Tn. I mengatakan tanda jika asam urat naik adalah nyeri pada lutut dan penyebabnya adalah makan kacang-kacangan. Tn. I mengatakan akibat lanjut dari asam urat adalah bengkak pada lutut dan susah digerakkan, hal itu diketahui Tn. I karena Tn. I memiliki saudara yang menderita asam urat yang parah. Tn. I mengatakan belum pernah menggunakan obat tradisional untuk asam urat. Tn. I mengatakan tidak mengetahui bagaimana lingkungan yang baik untuk penderita asam urat. Tn. I jmengatakan ia jarang memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk memeriksakan asam uratnya.Data objektif: Saat pengkajian dilakukan pemeriksaan asam urat dan didapatkan hasil 6.8 g/dL.Resiko gangguan rasa nyaman nyeri: nyeri berulang pada Tn. I keluarga Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Tn. J dengan asam urat.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I dan Ny. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi.2. Resiko gangguan perfusi jaringan perifer pada keluarga Tn. I terutama Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes Mellitus.3. Resiko gangguan rasa nyaman nyeri: nyeri berulang pada Tn. I keluarga Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Tn. J dengan asam urat.

IV. SKORING1. Gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I dan Ny. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi.No.KriteriaPerhitunganSkoringPembenaran

1.Sifat masalah: aktual (3)3/3 x 11Masalah sudah terjadi. Pada saat pengkajian didapatkan tekanan darah Tn. I 170/ 100 mmHg dan Ny. D 150/90 mmHg.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah(2)2/2 x 22Pengetahuan keluarga tentang hipertensi sangat minim, keluarga tidak mengetahui pengertian hipertensi secara benar, penyebabnya hanya mengira-ngira, tanda dan gejala sudah diketahui oleh keluarga. namun ada ners muda yang bisa memberikan informasi kesehatan, selain itu status ekonomi keluarga juga tergolong menengah ke atas.

3.Potensial masalah dapat dicegah: rendah(1)1/3 x 11/3Masalah sudah terjadi dan keluarga belum melakukan usaha untuk menyelesaikan permasalahan seperti pola makan keluarga masih mengkonsumsi makanan bersantan, keluarga belum ada melakukan tindakan untuk mengurangi permasalahan dan tidak ada kelompok yang berisiko untuk dicegah.

4.Menonjolnya masalah: masalah berat dan harus segera diatasi2/2 x 11Tn. I mengatakan masalahnya harus segera diatasi karena takut berdampak pada masalah lainnya.

Total4 1/3

2. Resiko gangguan perfusi jaringan perifer pada keluarga Tn. I terutama Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes Mellitus.No.KriteriaPerhitunganSkoringPembenaran

1.Sifat masalah: resiko (2) 2/3 x 12/3Masalah sering terjadi. Saat dilakukan pemeriksaan gula darah puasa didapatkan gula darah Tn I adalah 101 g/dL.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian(1)1/2 x 21/2Pengetahuan keluarga tentang asma masih minim yaitu hanya tau sedikit tentang pengertian, penyebab, dan tidak mengetahui akibat lanjut jika tidak ditangani. Sudah mampu melakukan tindakan perawatan dengan menggunakan obat tradisional mahkota dewa. Ada tenaga kesehatan yang dapat memberikan informasi, status ekonomi keluarga baik, dan ada fasilitas pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.

3.Potensial masalah dapat dicegah: tinggi(3)3/3 x 11Masalah belum terjadi, namun keluarga sudah berupaya memberikan makanan yang terlalu manis dan mengkonsumsi ramuan tradisional.

4.Menonjolnya masalah: ada masalah tapi tidak perlu ditangani(1)1/2 x 1Tn. I mengatakan masalah memang ada, tapi tidak terlalu mengganggu kegiatan sehari-harinya

Total2 2/3

3.

4. Resiko gangguan rasa nyaman nyeri: nyeri berulang pada Tn. I keluarga Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Tn. J dengan asam urat.No.KriteriaPerhitunganSkoringPembenaran

1.Sifat masalah: resiko (2) 2/3 x 12/3Masalah sering terjadi. Jika asam urat naik, Tn. I akan mengeluh nyeri pada lutut. Saat pengkajian dilakukan pemeriksaan asam urat dan didapatkan hasil 6.8 g/dL.

2.Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah(2)2/2 x 22Pengetahuan keluarga tentang asma cukup. Tn. I pernah mendapatkan informasi dari saudara yang juga mengalami asam urat. Ada tenaga kesehatan yang dapat memberikan informasi, status ekonomi keluarga baik, dan ada fasilitas pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.

3.Potensial masalah dapat dicegah: rendah(1)1/3 x 11/3Masalah belum terjadi, keluarga merasakan masalah ini tidak terlalu berat, karena masalah jarang terjadi

4.Menonjolnya masalah: masalah tidak dirasakan(0)0/2 x 10Menurut Tn. I masalah ini jarang terjadi sehingga tidak perlu penanganan khusus.

Total3

Berdasarkan hasil perhitungan scoring, maka diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga Tn. I berdasarkan urutan prioritas adalah :a. Gangguan perfusi jaringan serebral pada keluarga Tn. I khususnya Tn. I dan Ny. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi., total scoring 4 1/3.b. Resiko gangguan rasa nyaman nyeri: nyeri berulang pada Tn. I keluarga Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Tn. J dengan asam urat, total scoring 3.c. Resiko gangguan perfusi jaringan perifer pada keluarga Tn. I terutama Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes Mellitus, total scoring 2 2/3.