18
PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN MAMMINASATA DAN DAMPAKNYA DI PEDESAAN Muhammad Ridha* Abstract: Abstract: Abstract: Abstract: Abstract: The research is aimed at answering three related questions, either directly or indirectly on the program of large-scale land acquisition on Mamminasata Program in South Sulawesi. These questions are: 1) How does the space structure change after Mamminasata project on land acquisitions at three villages: Samata, Pacci’nongang and Romang Polong?; 2) How does the process and dynamic land acquisition at three village take place?; 3) How does the possibility of conflict take place after the project was done. Those questions will be answered by descriptive qualitative research method. The result shows that there was a correlation between large scale land acquisition on Mamminasata program with spatial change, the rise of land and extensive agrarian conflict. Keywords Keywords Keywords Keywords Keywords: development program, Mamminasata, spatial change, land acquisition. Intisari Intisari Intisari Intisari Intisari: Penelitian ini ingin menjawab tiga pertanyaan yang berkaitan, langsung maupun tidak langsung, dengan proses dan konsekuensi dari program pengadaan tanah skala besar di tingkat masyarakat seperti pada program Mamminasata di Sulawesi- Selatan. Pertanyaan tersebut adalah: Bagaimana perubahan struktur ruang setelah proses pengadaan tanah untuk program mamminasata di Tiga kelurahan-Samata, Pacci’nongang dan Romang Polong? Bagaimana dinamika dan proses pengadaan tanah untuk proyek mamminasata di tiga kelurahan? Bagaimana kemungkinan konflik yang lahir akibat meluasnya pembangunan proyek dari atas pengadaan tanah Mamminasata? Pertanyaan ini dijawab dengan metode riset kualitatif-deskriptif. Hasilnya terdapat korelasi antara pengadaan tanah skala besar untuk program Mamminasata dengan perubahan tata ruang, kenaikan harga lahan dan konflik agraria yang makin meluas. Kata kunci Kata kunci Kata kunci Kata kunci Kata kunci: Pembangunan, Mamminasata, Perubahan Tata Ruang, Pengadaan Tanah A. Pengantar Pada awal tahun 1980-an berkembang wacana untuk mengembangkan kota Makassar menjadi sebuah wilayah yang terintegrasi dengan wilayah- wilayah penyangga di sekitarnya. Ide ini serupa dengan wacana pengembangan Kota Jakarta menjadi Jabotabek di akhir tahun 1970-an. Diskursus itu kemudian berkembang di kampus- kampus oleh akademisi, didiskusikan di tingkat pemerintah kota/kabupaten dan pemerintah provinsi hingga pada tahun 2003-2008 sebuh kajian yang lebih dalam mengenai pengem- bangan infrastruktur dan wilayah kota yang kemudian disebut Mamminasata dilakukan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Hasilnya berupa rekomendasi pembangunan empat proyek jalan Mamminasata yang sekarang ini telah dan sedang direalisasikan yakni Trans Sulawesi, Bypass Mamminasata, Jalan Radial Abdullah Dg Sirua dan Jalan Radial Hertasning. Jalan Trans Sulawesi menghubungkan Kabupaten Maros, Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar. Kemudian bypass mammina- sata adalah jalan lingkar tengah yang meng- hubungkan Makassar dan Kabupaten Gowa. Sementara Jalan Radial Abdullah Dg Sirua dan Jalan Hertasning adalah jalan tembus yang akan menghubungkan pusat Kota Makassar dengan jalan bypass Mamminasata. Jika dilihat dari struktur ruang, jalan-jalan uta- ma proyek Mamminasata (baik yang telah realisasi maupun yang masih dalam rencana pem- bangunan) ini menghubungkan secara efektif rencana penempatan pusat-pusat produksi ko- moditas dan pusat distribusi komoditas. Asumsi ini bisa diperkuat dengan, misalnya, jalur trans-

PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNANMAMMINASATA DAN DAMPAKNYA DI PEDESAAN

Muhammad Ridha*

Abstract: Abstract: Abstract: Abstract: Abstract: The research is aimed at answering three related questions, either directly or indirectly on the program of large-scaleland acquisition on Mamminasata Program in South Sulawesi. These questions are: 1) How does the space structure change afterMamminasata project on land acquisitions at three villages: Samata, Pacci’nongang and Romang Polong?; 2) How does the processand dynamic land acquisition at three village take place?; 3) How does the possibility of conflict take place after the project wasdone. Those questions will be answered by descriptive qualitative research method. The result shows that there was a correlationbetween large scale land acquisition on Mamminasata program with spatial change, the rise of land and extensive agrarian conflict.KeywordsKeywordsKeywordsKeywordsKeywords: development program, Mamminasata, spatial change, land acquisition.

IntisariIntisariIntisariIntisariIntisari: Penelitian ini ingin menjawab tiga pertanyaan yang berkaitan, langsung maupun tidak langsung, dengan proses dankonsekuensi dari program pengadaan tanah skala besar di tingkat masyarakat seperti pada program Mamminasata di Sulawesi-Selatan. Pertanyaan tersebut adalah: Bagaimana perubahan struktur ruang setelah proses pengadaan tanah untuk programmamminasata di Tiga kelurahan-Samata, Pacci’nongang dan Romang Polong? Bagaimana dinamika dan proses pengadaan tanahuntuk proyek mamminasata di tiga kelurahan? Bagaimana kemungkinan konflik yang lahir akibat meluasnya pembangunan proyek dariatas pengadaan tanah Mamminasata? Pertanyaan ini dijawab dengan metode riset kualitatif-deskriptif. Hasilnya terdapat korelasiantara pengadaan tanah skala besar untuk program Mamminasata dengan perubahan tata ruang, kenaikan harga lahan dan konflikagraria yang makin meluas.Kata kunciKata kunciKata kunciKata kunciKata kunci: Pembangunan, Mamminasata, Perubahan Tata Ruang, Pengadaan Tanah

A. Pengantar

Pada awal tahun 1980-an berkembang wacanauntuk mengembangkan kota Makassar menjadisebuah wilayah yang terintegrasi dengan wilayah-wilayah penyangga di sekitarnya. Ide ini serupadengan wacana pengembangan Kota Jakartamenjadi Jabotabek di akhir tahun 1970-an.Diskursus itu kemudian berkembang di kampus-kampus oleh akademisi, didiskusikan di tingkatpemerintah kota/kabupaten dan pemerintahprovinsi hingga pada tahun 2003-2008 sebuhkajian yang lebih dalam mengenai pengem-bangan infrastruktur dan wilayah kota yangkemudian disebut Mamminasata dilakukan olehJapan International Cooperation Agency (JICA).Hasilnya berupa rekomendasi pembangunanempat proyek jalan Mamminasata yang sekarangini telah dan sedang direalisasikan yakni Trans

Sulawesi, Bypass Mamminasata, Jalan RadialAbdullah Dg Sirua dan Jalan Radial Hertasning.Jalan Trans Sulawesi menghubungkan KabupatenMaros, Kota Makassar, Kabupaten Gowa danKabupaten Takalar. Kemudian bypass mammina-sata adalah jalan lingkar tengah yang meng-hubungkan Makassar dan Kabupaten Gowa.Sementara Jalan Radial Abdullah Dg Sirua danJalan Hertasning adalah jalan tembus yang akanmenghubungkan pusat Kota Makassar denganjalan bypass Mamminasata.

Jika dilihat dari struktur ruang, jalan-jalan uta-ma proyek Mamminasata (baik yang telah realisasimaupun yang masih dalam rencana pem-bangunan) ini menghubungkan secara efektifrencana penempatan pusat-pusat produksi ko-moditas dan pusat distribusi komoditas. Asumsiini bisa diperkuat dengan, misalnya, jalur trans-

Page 2: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

505Muhammad Ridha: Pengadaan Tanah untuk Proyek Mamminasata.....: 504-521

Mamminasata dan ring road tengah adalah jaluryang menyusuri wilayah selatan Mamminasatadari Kawasan Industri Takalar (KITA) menujuKawasan Industri Gowa (KIWA), Kawasan Indus-tri Makassar (KIMA), Pelabuhan Soekarno-Hatta,Tol Reformasi dan Bandara Internasional SultanHasanuddin. Karena itu, meskipun terlalu dini,ada kemungkinan proyek Mamminasata integraldengan proses realisasi program MP3EI yang dica-nangkan oleh pemerintahan Susilo BambangYudoyono sejak tahun 2011. Apa lagi konsepMP3EI berupa pengembangan pusat-pusat per-tumbuhan baru bertumpu pada pembangunanketerhubungan antara kota-kota yang memilikipertumbuhan ekonomi relatif tinggi denganwilayah di sekitarnya yang pertumbuhan ekono-minya lebih rendah.

Dalam skema MP3EI juga dikenal KawasanEkonomi Khusus, Kawasan Industri dan KawasanStrategis Nasional. Mamminasata merupakansalah satu kawasan strategis nasional sesuaidengan Perpress No. 55 tahun 2011 tentang Ren-cana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mammi-nasata. Karena itu mungkin ada keterkaitan pro-gram antara Mamminasata dan MP3EI. Meskipunini memerlukan penelusuran lebih lanjut.

Mamminasata adalah akronim dari empatnama kota/kabupaten: Maros, Makassar, Sung-guminasa dan Takalar. Tetapi makna Mammi-nasata kemudian berkembang bukan lagi sebagaisebuah akronim tetapi istilah untuk sebuah megaproyek pengembangan kota dan pembangunaninfrastruktur jalan yang berbasis pada empatkabupaten kota yang terintegrasi menjadi sebuahkota besar Mamminasata. Integrasi wilayah initerutama bertumpu pada pembangunan infra-struktur–berupa pemeliharaan jalan lama, pem-buatan jalan baru dan rekomendasi empat proyekjalan Mamminasata–dan pertumbuhan ekonomiyang semakin luas.

Anggaran dana proyek pembangunan jalanMamminasata ini berasal dari dana pemerintah

pusat sebesar Rp 815 miliar, Pemerintah ProvinsiSulawesi Selatan sebesar Rp 271,69 miliar dan biayapembebasan lahan ditanggung oleh empatkabupaten/kota yang bersangkutan yang be-sarannya tergantung kesiapan kabupaten masing-masing. Kepastian anggaran turun setelahpemerintah mengeluarkan Peraturan PemerintahNomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana TataRuang Wilayah Nasional yang menyinggungpembangunan jalur Mamminasata. Direncanakanpembangunannya dilakukan pada tahun 2010-2015. Hingga kini proyek pembangunan jalanyang telah rampung adalah jalan tembus Hertas-ning dan jalan ring road tengah yang menghu-bungkan Makassar dan Kabupaten Gowa. Semen-tara Jalan Trans Sulawesi baru pada tahap pem-bebasan lahan.

Tetapi meskipun belum semua proyek jalantelah rampung, dinamika di tingkat bawahmenjadi semakin terlihat. Dinamika ini terutamaberkaitan dengan semakin tingginya proses jualbeli lahan oleh investor, pertumbuhan sejumlahproyek perumahan, perubahan lahan pertanianmenjadi perumahan, pemindahan sejumlahkampus ke wilayah ini dan juga semakin terde-saknya masyarakat petani lokal ke wilayah peda-laman akibat proses jual beli atau prosespengambilalihan paksa lahan pertaniannya.Pengakuan bupati Kabupaten Gowa misalnyamemproyeksikan ada 500 perumahan di Kelu-rahan Pattalassang. Sementara sejak 2005 pemo-dal-pemodal besar sektor properti sudah mulaimembangun di wilayah ini. Di antaranya GroupCiputra yang menggandeng mitra lokal IdrisManggabarani dan Rizal Tandiawan dalam pro-yek perumahan elite Citra Land Celebes seluas 33hektar di Kelurahan Paccinongan KabupatenGowa. Ada juga BSA Land yang sedang mem-bangun Real Estate Royal Spring di atas lahanseluas 21 hektar di Kelurahan Samata KabupatenGowa.

Pertumbuhan pesat di sektor properti ini

Page 3: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

506 Bhumi No. 40 Tahun 13, Oktober 2014

menyebabkan perubahan lanskap, perubahanruang, perubahan tata guna lahan di wilayah-wilayah yang dilalui oleh proyek jalan Mammi-nasata ini. Bahkan lebih dari itu, wilayah-wilayahyang dilalui oleh jalan Mamminasata sekarangtelah berubah dengan sangat cepat baik dari sisiruang (space), populasi, kondisi demografis danhubungan-hubungan sosial yang kian kompleksakibat adanya perumahan-perumahan baru disekitar perkampungan lama warga desa atau diatas lahan-lahan pertanian dan sengketa sertakonflik agraria menjadi semakin meningkat.Menurut catatan Kantor Pertanahan KabupatenGowa telah terjadi 24 konfilk dan sengketa agrariadi jalur-jalur yang dilalui proyek Mamminasatadi Kabupaten Gowa. Jumlah ini meningkat daritahun sebelumnya yang hanya 6 kasus.

Tulisan ini ingin menjawab pertanyaan: Se-jauhmana perubahan ruang dan degradasi lahanpertanian di tiga desa penelitian setelah adanyaproyek pengadaan tanah untuk jalan Mammi-nasata? Bagaimana pengadaan tanah untuk pem-bangunan jalan Mamminasata mendorong proseskomodifikasi tanah dan apa hubungannya denganpertumbuhan industri properti? Apa saja kemung-kinan-kemungkinan yang dapat mendorong kearah konflik lahan akibat pengadaan tanah danpembangunan proyek jalan Mamminasata?

Mamminasata adalah sebuah rencana. Tepat-nya, rencana tata ruang. Sebuah rencana yangmemuat proses transformasi ruang menujusebuah ‘Metropolitan’, kota maha besar. Sebuahrencana prestisius-lebih tepatnya-yang menyang-kut bukan hanya wilayah geograf i seluas 1,462km2 tetapi juga menyangkut kemana arah kehi-dupan 2,4 juta lebih warga kawasan perkotaanMamminasata dan kemungkinan pendatangbaru setiap tahun akibat pertumbuhan ekonomiyang akan mendorong penduduk pedalaman(hunterland) bergerak menuju perkotaan, atausering disebut urbanisasi.

Mamminasata awalnya hanyalah sebuah

akronim, tetapi, setelah lebih dari tiga dekadesejak digulirkan pertama kali di tahun 1981 olehsebuah studi pendahuluan, Mamminasata telahberubah menjadi rencana yang membawa per-soalan hidup manusia, ekologi, perubahan ruang,perubahan livelihood dan lain sebagainya didalamnya. Karena itu, Mamminasata saat ini,bukan hanya rencana. Tetapi rencana denganseluruh kompleksitas persoalan manusia danpenghidupan di dalamnya.

Pada tahun 1981, Pemerintah Provinsi SulawesiSelatan menyiapkan sebuah pra studi rencanakawasan Minasamaupa yakni singkatan darinama Sungguminasa, Maros dan Ujung Pandang.Studi persiapan ini kemudian diperkuat olehpembahasan RTRW kota pada tahun 1984 yangdilaksanakan oleh Pemerintah Kota Makassar danLembaga Penelitian UNHAS, kemudian tahun1992 dilakukan revisi oleh dinas tata kota dandaerah. Kemudian, tahun 1997, menyusun renca-na tata ruang wilayah Minasamaupata, yangsudah memasukkan Kabupaten Takalar dalamrencana. Namanya berganti menjadi Minasama-mata. Tetapi, karena kewajiban meninjau kembaliperencanaan wilayah setiap 5 tahun sekali maka,pada tahun 2001 dilakukan perubahan nama dariMinasamamata menjadi Mamminasata seiringdengan pergantian nama kota Ujung Pandangmenjadi Kota Makassar. RTRW ini menitikberat-kan pada penyusunan struktur tata ruang danprasarana lintas wilayah dalam suatu tatananmetropolitan, sehingga selanjutnya disebut seba-gai wilayah metropolitan Mamminasata.1

Perkembangan ini terus dilanjutkan denganpenetapan Perda RTRW No. 10 Tahun 2003tentang Kawasan Metropolitan Mamminasataoleh Dinas Penataan Ruang dan pemukiman(Tarkim) Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya

1 Alimuddin Rianse, “Laporan Hasil Analisis Rencanatata ruang wilayah Metropolitan Mamminasata (Makassar,Maros, Sungguminasa, Takalar)”, (Makassar: BalitbangdaProvinsi Sulawesi Selatan: 2004).

Page 4: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

507Muhammad Ridha: Pengadaan Tanah untuk Proyek Mamminasata.....: 504-521

dilakukan studi implementasi Rencana TerpaduTata Ruang Kawasan Metropolitan Mamminasatadi tahun 2005-2006. Tahun berikutnya disusunusulan rancangan peraturan presiden oleh dinasTarkim Provinsi Sul-Sel.

Proyek ini kemudian menjadi semakin besardengan terlibatnya secara mendalam JICA (JapanInternational Cooperation Agency), sebuah lem-baga pembiayaan dari pemerintah Jepang untukmengelola bantuan pinjaman kepada Negara-negara berkembang, JICA terlibat dalam studipeningkatan manajemen pembangunan perko-taan di kawasan Metropolitan Mamminasata sertaterlibat dalam sejumlah kerjasama teknis penyu-sunan panduan penataan wilayah. KeterlibatanJICA adalah keterlibatan donor yang paling aktif,meskipun melalui Indonesia Inisiatif Infrastruk-tur, peran AUSAID, lembaga donor milik peme-rintah Australia juga terlibat dalam studi untukmenyusun struktur ruang pembangunan infra-struktur Mamminasata.2 Sejumlah donor yangberkepentingan untuk memberikan bantuanteknis dan penyaluran bantuan pinjaman telahikut mendorong semakin intensifnya perenca-naan pembangunan infrastruktur dan kawasanMamminasata.

Terakhir, pada tahun 2011, pemerintah pusatmengeluarkan Perpres mengenai kawasanstrategis nasional perkotaan Mamminasata melaluipenetapan Peraturan Presiden No. 55 tahun 2011tentang rencana Tata Ruang Kawasan PerkotaanMamminasata oleh kementerian PekerjaanUmum (PU). Inilah yang menjadi payung hu-kum nasional semua perencanaan dan pem-bangunan dan sekaligus legitimasi hukum

seluruh aspek di dalamnya.Tetapi perkembangan perencanaan wilayah

Mamminasata tidak berhenti sampai disini. Untukmenindaklanjuti rencana dan seluruhrekomendasinya, disusunlah berbagai studi untukmenjadikan rencana ini bukan hanya di atas kertas,tetapi ‘mungkin’ diaplikasikan ke dalam keadaannyata pengelolaan wilayah. Diambillah rujukanpembangunan kota baru terintegrasi yaitu kotaKOHOKU di Yokohama, Jepang.3 Apalagikemudian, lembaga donor Jepang, JICA ikutmembantu menyusun rencana detil tata ruang.Pembangunan kawasan perkotaan Mamminasatamerupakan hasil kerjasama Teknis antara JICA (Ja-pan International Cooperation Agency) denganBadan Kerja Sama Pembangunan Mamminasata(BKSP MM), Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)Mamminasata dan Task Force Kota Baru. Proyek-proyek pembangunan Mamminasata pada tahun-tahun terakhir dimulai sebagai tindak lanjut dariterbentuknya Perpres No. 55 Tahun 2011 dan MoUpembangunan kota baru yang disepakati olehPemerintah Provinsi Sul-Sel dengan PemkabGowa, Pemkab Maros dan REI (Real Estate Indo-nesia) Sul-Sel.

GambarGambarGambarGambarGambar.1.1.1.1.1.: Kronologi Penataan Ruang KawasanMamminasata

2 Lihat buku “Panduan Manajemen PenyelenggaraanPembangunan di Kawasan Perkotaan Mamminasata” yangdisusun bekerjasama antara BKSPMM, Dinas Tarkim Prov.Sul-sel melalui dukungan teknis dari dirjen penataan ruangkementerian pekerjaan umum dan JICA. Hal. 6-7. Lihat jugaFinal Report Detailed Engginering Design for MamminasataRSWDS yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi Sul-sel, SMEC, dan AUSAID.

3 Rimarti Anggun Widiatry, “Pengaruh PembangunanMegapolitan Terhadap Sosial-Ekonomi dan Ekologi PadaMasyarakat Lokal”, Tesis Bogor: Sosiologi Pedesaan IPB:2014.

Page 5: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

508 Bhumi No. 40 Tahun 13, Oktober 2014

B. Program Prioritas Mamminasata

Dalam Perpres Nomor 55 tahun 2011 Pasal 84-86 disebutkan mengenai pembentukan strukturdan pola ruang Mamminasata yang akan diker-jakan dalam waktu pelaksanaan 4 tahapan:

Tahap 1: 2011-2014Tahap 2: 2015-2019Tahap 3: 2020-2024Tahap 4: 2025-2027

Tahap 1 dan 2 prioritas untuk pengembangandan peningkatan: a. Fungsi kawasan perkotaaninti, b. Fungsi kawasan perkotaan di sekitar, c.Kualitas sistem jaringan transportasi, d. Sistemjaringan energi, e. Sistem jaringan komunikasi,f. Sistem jaringan sumber daya air, g. Sistemjaringan prasarana perkotaan dan h. Lokasi danjalur evakuasi untuk kawasan rawan bencana.Tahap 3 dan 4 prioritas untuk pengembangan,peningkatan dan pemantapan: a. Fungsi kawasanperkotaan inti, b. Fungsi kawasan perkotaan disekitar, c. Kualitas sistem jaringan transportasi,d. Sistem jaringan energi, e. Sistem jaringankomunikasi, f. Sistem jaringan sumber daya air,g. Sistem jaringan prasarana perkotaan dan h.Lokasi dan jalur evakuasi untuk kawasan rawanbencana.4

Di dalam seluruh tahapan inilah program-pro-gram prioritas yang telah, sedang dan dalamperencanaan implementasinya yang menyangkuttidak hanya peta dan gambar di atas kerja rencanatetapi menyangkut manusia, material danpembiayaan yang jumlahnya raksasa. Sebutmisalnya pembangunan jalan trans SulawesiMamminasata (58,0 Km/935 M), Mamminasatabypass (48,60 Km/854,52 M), jalan Hertasning(7,20 Km/ 112,12 M), jalan Abdullah Dg. Sirua

(14,60 Km/271,69 M) dan pembangunan jalan danjembatan Centre Point of Indonesia (8,159 Kmdan 288 Meter/416,97 M). Tahun-tahun terakhirdan sekitar 12 tahun ke depan akan menjadi ta-hun-tahun penting dan saksi perubahan lanskap,perubahan sosial amat besar akibat digulirkannyasejumlah besar rencana proyek Mamminasata.

Program yang dilaksanakan multi tahun(multi years) ini menjadi prioritas bagi pem-bangunan struktur ruang kawasan perkotaanMamminasata. Karena itulah Mamminasata inibertumpu pada pembangunan sejumlah besarinfrastruktur jalan darat, rel kereta dan monorelyang sudah dan akan dibangun dalam tahunperencanaan berjalan. Berikut struktur ruang per-kotaan Mamminasata:

Gambar.2.Gambar.2.Gambar.2.Gambar.2.Gambar.2. Rencana Struktur Ruang KawasanMamminasata. (Sumber: Dirjen Penataan Ruang

Departemen PU)

C. Tiga Kelurahan di Antara SejumlahProyek: Dari Pertanian Ke IndustriProperti (Perubahan Tata GunaLahan)

Tiga kelurahan, yakni Samata, Paccinongan,dan Romang Polong, berada di bawah bayang-bayang sejumlah proyek besar. Pada tahun 2014,masyarakat di Romang Polong meributkan ren-cana pemerintah untuk memperlebar jalan me-nuju Pattallassang yang melewati kawasan mere-ka. Tetapi tak lama polemik tersebut, pertengahantahun 2014 sudah selesai pembangunan pelebaranjalan tembus Hertasning ruas Romang Polong-

4 Lihat buku “Panduan Manajemen PenyelenggaraanPembangunan di Kawasan Perkotaan Mamminasata” yangdisusun bekerjasama antara BKSPMM, Dinas Tarkim ProvSul-sel melalui dukungan teknis dari dirjen penataan ruangkementerian pekerjaan umum dan JICA, hlm. 22.

Page 6: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

509Muhammad Ridha: Pengadaan Tanah untuk Proyek Mamminasata.....: 504-521

Samata menuju Pattalassang. Sebagian masya-rakat masih membayangkan ongkos ganti rugiyang lebih tinggi, tetapi proyek jalan ini sudahlebih dulu selesai. Jalan ini tepat melalui wilayahPaccinongang, Samata, dan Romangpolong se-panjang 15,70 Km.5 Pada awalnya jalan ini di-bangun oleh pemerintah Kota Makassar sepan-jang 3,0 Km. Pada tahap berikutnya dibangun olehpemerintah provinsi dengan konstruksi beton(rigid pavement) sepanjang 5,50 Km dengan lebarempat lajur. Sisanya sepanjang 7,20 Km yang saatini telah rampung pembangunannya adalahpelebaran jalan menjadi empat lajur dengan me-dian.

Jalan lain yang melalui tiga kelurahan ini adalahmiddle ringroad yang menghubungkan Antang,Kota Makassar dan Kelurahan Samata, Pacci-nongang, Romang Polong dan Sungguminasa,Gowa. Di tiga kelurahan ini, jalan ini diberi namajalan Mustafa Dg. Bunga. Jalan inilah yangberirisan langsung dengan proyek ruas jalan arteriutama yang menghubungkan langsung menujuke kawasan kota satelit Mamminasata di daerahMoncongloe. Pembangunan jalan Abdullah Dg.Sirua masih dalam pengawasan Pemerintah KotaMakassar yang dibagi ke dalam enam seksi:A,B,C,D,E dan F. Seksi B saat ini masih dalamtahap pembangunan, sedangkan seksi E dan Fberada di bawah pengawasan pemerintahKabupaten Maros dan Kabupaten Gowa. Ruasjalan Abdullah Daeng Sirua ini akan memberikankontribusi bagi ekspansi kawasan MetropolitanMamminasata karena ruas jalannya menghu-bungkan dan mengakomodasi penduduk diwilayah timur dengan lokasi bebas banjir seluas4000 hektar di sekitar Moncongloe untuk meng-akses langsung menuju Kota Makassar sertauntuk menarik investor untuk mengembangkan

pembangunan di kota satelit di Makassar bagiantimur.

Ketika proyek-proyek besar tersebut sudahrampung dan sedang dalam penyelesaian, sebe-narnya sejumlah indikasi proyek yang telahditetapkan dinas tata ruang Kabupaten Gowamalang-melintang di antara tiga kelurahan ini.Tak kurang dari 19 proyek besar yang berkaitandengan pengembangan Kota Mamminasatasepanjang 2011-2030.6

Dari sekian proyek tersebut, masyarakat di tigakelurahan ini telah menerima konsekuensinya:bukan hanya jalan yang makin panjang, lebar dankokoh, tetapi juga tumbuhnya industry peru-mahan yang menggerus sejumlah besar lahanpertanian dan mendesakkan perubahan penghi-dupan bagi sejumlah besar warganya.

1. Pengadaan Tanah untukPembangunan Jalan dan KonversiLahan Pertanian

Mamminasata menjadi semakin seringdibicarakan terutama setelah Mamminasatamenjadi pembahasan dalam rencana strukturruang nasional dalam sebuah skema KawasanStrategis Nasional pada 2011. Di koran lokalSulawesi Selatan seperti Fajar dan Tribun Timurmemiliki rubrik khusus yang diberi namaMamminasata. Rubrik ini berisi seluruh aktif itasdi kawasan Mamminasata baik yang berkaitandengan proyek maupun yang lain. Mamminasataadalah satu di antara empat kawasan strategisnasional yang telah dikeluarkan Perpres yangmenjadi payung hukumnya. Bersamaan denganbergulirnya wacana tersebut, penetapan strukturruang perkotaan Mamminasata dan bergulirnyasejumlah proyek, pada tahun 2002 mulai dirintisjalan lintas Hertasning-Tun Abdul Rzak. Perin-tisan ini melibatkan tokoh-tokoh masyarakatkelurahan Samata dan unsur pemerintahan.5 Informasi ini berutang sejumlah data dari Rimarti

Anggun Widiatry, “Pengaruh Pembangunan MegapolitanTerhadap Sosial-Ekonomi dan Ekologi pada MasyarakatLokal,” Tesis Bogor: Sosiologi Pedesaan IPB:2014. 6 Profil Singkat Rencana Tata Ruang Kabupaten Gowa.

Page 7: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

510 Bhumi No. 40 Tahun 13, Oktober 2014

Setelah perintisan dilakukan, jalan ini terus diper-baiki dan diperlebar hingga akhirnya di tahun2007 mulai jadi struktur jalan utuh yang kon-disinya baik dengan lebar sekitar 30 meter. Kabarbaik mengenai terbukanya jalan tembus Hertas-ning-Tun Abdul Rzak ini ternyata adalah kabarburuk bagi sawah-sawah yang dilintasinya. Jalanini dibangun di atas tanah sawah produktif seluas26 Hektar dan dimiliki oleh 30 keluarga7 petani.

Secara umum, di seluruh wilayah yang dilaluioleh pembangunan jalan Mamminasata, lahanyang terkena dampak proyek pengembangan danpembangunan jaringan jalan Mamminasataditaksir secara kasar berupa lahan sawah sekitar362.000 Hektar dan menelan 437.000 Hektarepemukiman.8 Ini artinya terjadi konversi lahanbesar-besaran di kota-kabupaten yang dilalui.

Pembagunan jalan Hertasning-Tun AbdulRazak yang mengkonversi lahan sawah petanimenjadi jalan hanyalah sebagian kecil dari dam-pak sebuah proses besar konversi lahan sawah danpertanian lainnya di daerah Gowa, Maros danTakalar akibat aglomerasi Kota Makassar menjadiKota Metropolitan Mamminasata. Proyek pem-bangunan infrastruktur selain merugikan petani(pemilik lahan) juga telah menyebabkan peru-bahan tata ruang (lanskap) dan hubungan sosialdi atasnya. Dua buah contoh kasus bisa disebut-kan di sini. Pertama, Pembangunan Jalur LintasSelatan (JLS) Jawa yang menghubungkan Jawabagian barat, tengah, DIY, dan Jawa bagian timuryang melintas di wilayah Pacitan telah berdampakpada konversi lahan sawah menjadi jalan danpemukiman serta penyingkiran petani ke wilayahyang lebih ke pedalaman.9 Kedua, contoh yang

bisa disebutkan juga adalah pembangunan Ben-dungan Bili-Bili di sebelah timur ‘tiga kelurahanini’ yang mengkonversi perumahan, sawah dankebun di tiga kecamatan menjadi daerah penam-pungan air bendungan dan mengubah orang-orang (pemilik lahan) menjadi sopir truk, buruhbangunan, dan buruh serabutan lainnya.10 Proyek-proyek pembangunan skala besar ini telah menjadipendorong perubahan hubungan kerja, matapencaharian maupun ruang hidup masyarakattempat proyek pembangunan tersebut dibangun.

Penelitian ini sebenarnya menemukan halsenada dengan dua penelitian di atas meskipuninstrumen dan konteksnya berbeda, kalau diBendungan Bili-bili instrumennya adalah pem-bangunan Bendungan Bili-Bili sedangkan diPacitan dan ketiga kelurahan lokasi riset ini adalahpembangunan infrastruktur jalan. Sejak dibuka-nya jalan Hertasning-Tun Abdul Razak, di tigakelurahan ini telah beroperasi sejumlah besarmakelar, developer, dan penguasaha bisnis pro-perti dalam penguasaan ruang di tiga kelurahanyang telah ditetapkan oleh RTR Mamminasatasebagai ruang untuk budidaya yang menjadi lokasiuntuk pemukiman penduduk dan mengkonversisejumlah besar lahan pertanian dan melemparkanpetaninya ke dalam hubungan produksi kapi-talistik yang jauh lebih merugikan petani (pemiliklahan). Dengan penjelasan semacam ini makapengurangan lahan pertanian dan berpindahnyapetani dari aktivitas pertanian ke aktif itas nonpertanian (off-farm) adalah sesuatu yang sulitterhindarkan di tiga kelurahan ini. Gejala ini sebe-narnya beriiringan dengan data sensus pertanianyang mencatat penurunan jumlah keluarga petanidi kabupaten Gowa sebanyak 11.022 RTP sejak2003 hingga 2013 atau turun sebesar 12,28%. Dariangka 89.730 RTP pada tahun 2003 menjadi

7 Op.Cit., hlm. 52.8 Lihat Sohra Andi Baso, Ambo Masse dkk., “Siasat

dari Halaman Belakang Makassar” dalam Belajar MenggugatNegara, (Jakarta: Prakarsa, 2011).

9 Dian Yanuardi dan Muhammad Ridha “Larasita danAdministrasi Pertanahan di Pacitan” (2010), laporan RisetSTPN dan Sayogyo Institute.

10 Lihat Sohra Andi Baso, Ambo Masse dkk., “Siasatdari Halaman Belakang Makassar” dalam Belajar MenggugatNegara, (Jakarta: Prakarsa, 2011).

Page 8: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

511Muhammad Ridha: Pengadaan Tanah untuk Proyek Mamminasata.....: 504-521

78.708 RTP di tahun 2013. Dan penurunan jumlahRumah Tangga Petani di kecamatan Somba Opu,lokasi tiga kelurahan riset ini, adalah kecamatanyang terparah pengurangan jumlah keluargapetaninya, yakni berkurang 61,91% atau 3.746 RTPdi tahun 2003 menjadi 1.427 RTP di tahun 201311.Karena itu, pengurangan/konversi lahan di awalbab ini yang menimpa 32 keluarga petani adalahbagian dari konversi besar perubahan ruang diKabupaten Gowa dari pertanian keluar non per-tanian.

2. Pengadaan tanah untukPembangunan Perumahan danKonversi Lahan Pertanian

Penulis menemukan fakta yang terjadi ataspengurangan jumlah lahan. Menurut data dalamkecamatan Somba Opu dalam Angka BPS tahun2003 menunjukkan jumlah total luas lahanpertanian kelurahan Romang Polong adalah 371,16Ha, kelurahan Paccinongan sebesar 232 Ha dankelurahan Samata 244,15 Ha. Berikut rinciannya:

Tabel.1. Penggunaan Lahan di Tiga Kelurahan

Angka-angka yang ditunjukkan di sini tum-pang tindih dan akurasinya dipertanyakan. Halini terbukti jika dikonf irmasi dengan data lainyang didapatkan dari rencana kerja penyuluh per-tanian tahun 2014 menunjukkan total luas lahanpertanian di Kelurahan Romang Polong adalah290,97 Ha, kelurahan Paccinongang 183,53 Ha danSamata sebesar 336,23 Ha lahan pertanian. Bahkanketika merujuk pada rencana penyuluh pertaniantahun 2013 untuk kelurahan Samata jumlahkeseluruhan luas lahan pertanian kelurahan

Samata adalah 460,63 Ha. Mungkinkah jumlahluas lahan malah makin bertambah padahalgelombang konversi lahan akibat berbagai macampenyebab terus terjadi bertahun-tahun? Mung-kinkah dalam rentang sepuluh tahun di kelu-rahan Paccinongang, yang wilayahnya sebagianbesar terkonversi menjadi kompleks perumahanbertambah dari 244,15 Ha di tahun 2003 menjadi460,63 Ha di tahun 2013? Padahal, menurutcatatan harian Kompas, di Sulsel setiap tahun ada1% lahan dari 526.000 Ha lahan terkonversi darilahan pertanian.12 Jika demikian manakah yanglebih akurat dan bisa dijadikan acuan bagipeneliti? Belum lagi jika melihat data konversilahan akibat pembangunan 59 proyek perumahanyang telah dibangun sejak tahun 1997 hingga kiniyang luas totalnya mencapai angka 228,45 Halahan. Terkait dengan kelurahan Paccinongangyang disebutkan di atas mengalami peningkatanluas hingga lebih dari 100 Ha selama sepuluhtahun dikonversi menjadi perumahan seluas 135,7Ha sejak tahun 1999. Bagi penulis, data jumlahkonversi lahan yang terakhir ini tentu jauh lebihakurat dan dapat dipercaya karena dilakukandengan observasi langsung ke lapangan dan me-minta langsung ke perusahaan mengenai luaskonsesi perumahannya.

Apa yang bisa ditafsirkan dari pertumbuhanmassif sejumlah besar perumahan di tiga kelu-rahan ini? Salah satu diantaranya adalah do-minannya industri perumahan dalam prosesperubahan tata ruang, tata guna dan tata sosialdi ketiga kelurahan ini selama bergulirnya wacanapembangunan metropolitan Mamminasata. Dariyang berukuran kecil sebesar 0,5 Ha hingga seluas30 Ha. Dan itu berarti sudah mengkonversi lahanpertanian menjadi perumahan sekaligus jugamengkonversi produsen pertanian mandiri yangsebelumnya mengolah tanah-tanah pertanianyang terkonversi itu menjadi tidak lagi memiliki

11 Badan Pusat Statistik(BPS) Kabupaten Gowa AngkaSementara Hasil Sensus Pertanian 2013 (Gowa,2013), hlm. 10. 12 Kompas, Rabu 17 September 2014.

Kelurahan Pekarangan Tegal/

kebun

Sawah Lainnya Total Luas

Lahan/Kelurahan

Romang Polong 1,55 144,16 95,96 129,49 371,16

Pacci’nongang 1,60 78,53 151,87 - 232

Samata 39,14 95,94 108,92 - 244,15

Total 42,29 318,63 356,75 129,49 847,23

Persentase atas

jumlah lahan

kecamatan

30,1%

Page 9: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

512 Bhumi No. 40 Tahun 13, Oktober 2014

sarana produksi lagi berupa lahan. Karena itukonsekwensinya makin banyak buruh perkotaan,pedagang sayur, buruh bangunan, penjual ikankeliling dan buruh serabutan lainnya yang amattergantung dengan kehidupan perkotaan yangamat sulit mereka kendalikan. Ketika harga berasnaik, mereka harus menanggung akibat langsungdari kebijakan semacam itu karena keterlibatandengan ekonomi uang di perkotaan sudah sede-mikian intens sementara di sisi yang lain merekasudah tidak punya sumberdaya pertanian yangbisa dijadikan tumpuan saat krisis.

3. Perubahan Lanskap: Kisah Borong Taipa

Borong Taipa adalah sebuah nama kampung.Jika di-Indonesia-kan nama kampung ini berartikerumunan pohon mangga. Seperti banyak namakampung di tempat lain nama ini disematkankarna ciri-ciri menonjol yang ditemukan orangdi sini yakni ada banyak pohon mangga. Misalnya,Borong Tala’, Bontoa, Balang-Balang, dst adalahcontoh nama kampung yang melihat aspek me-nonjol pada kampung tersebut dan kemudiannama pun disematkan karena aspek menonjol ter-sebut. Entah kapan hulu ceritanya.

Wilayah yang dilewati oleh jalan besar, katawarga batasnya dari samping sekolah dasarunggulan Paccinongan sampai jembatan yangmembatasi kelurahan Paccinongan dengankelurahan Romang Polong. Menurut estimasikasar saya saja panjang jalan yang melalui kam-pung ini hanya kurang dari 500 meter. Cukuppendek untuk wilayah sebuah kampung dipedesaan. Tapi wilayah yang cukup pendek iniberubah amat menonjol dari sisi lanskap dalamlima sampai sepuluh tahun terakhir: saat ini ada 65buah ruko (rumah toko) yang sudah selesai di-bangun dan sedang dalam proses pembangunan.Hal ini amat menonjol terutama bila dibanding-kan dengan wilayah lain kelurahan Pacinonganyang tidak sesubur ini pertumbuhan rukonya.

Tapi, bukan hanya pertumbuhan ruko yang

hampir menutupi seluruh lanskap tepi jalan diBorong Taipa saja yang mengubah tatanankeruangan kampung ini. Lebih awal dari pem-bangunan sejumlah ruko, ada sejumlah peru-mahan di belakang ruko dan rumah warga yangberada di tepi jalan.

Pembangunan perumahan di kampung inidimulai sejak tahun 1997, ketika perumahan GriyaSamata Permai selesai dibangun dan mulaidihuni. Pada awalnya kampung ini amat menye-ramkan dan tidak begitu ramah untuk dihuni.Di tahun-tahun ketika Griya Samata Permaidibangun, secara bersamaan di tempat lain jugamulai dibangun perumahan-perumahan pertamadi kelurahan Paccinongan seperti BTN Pao-PaoPermai dan Pacinongan Harapan. PerumahanGriya Samata Permai ini tergolong perumahanyang tidak besar. Di atasnya hanya ada 19 unitrumah.

Pada tahun 2007, perumahan yang cukup luasdibangun dengan nama Kompleks Graha Suran-dar I dan II. Perumahan ini hingga kini telahmembangun 300-an unit rumah di atas lahanseluas kurang-lebih 9 hektar. Yang terakhir, adaperumahan Pondok Ezra yang dibangun sekitartahun 2011. Perumahan ini adalah tipe peru-mahan yang tergolong menengah. Harga per-unitrumahnya dibandrol minimal Rp.650 juta. Ada65 unit rumah di atas tanah seluas 1,3 Hektar. Beri-kut tabel perumahan dan luas perumahan diBorong Taipa:

Tabel.2. Jumlah Perumahan di KampungBorong Taipa

Lalu tanah yang mana lagi yang masih tersisa?Di kampung ini tanah yang masih tersisa danmilik warga hampir tidak ada lagi kecuali petakrumah yang ditinggalinya. Bahkan sebagian dari

Nama Perumahan Luas Unit Tahun

Pembangunan

Griya Samata Permai ±1H 19 1997

Graha surandar I dan II ±9 H 300-an 2007

Pondok Ezra 1,3H 65 2011

Page 10: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

513Muhammad Ridha: Pengadaan Tanah untuk Proyek Mamminasata.....: 504-521

warga asli sudah mengontrak rumah di atasperumahan yang dibangun di atas tanahnya.Contoh ini bisa dilihat pada Nuntung yangmengontrak sepetak rumah di perumahan GriyaSamata Permai. Menurut penuturan kepalalingkungan Paccinongan, di belakang perumahanGriya Samata Permai dan Pondok Ezra telah dibelioleh pengembang lokal ternama: Idrus ManggaBarani. Tanah sawah seluas 7 hektar akan di-bangun tahun 2014 ini. Maka jika demikian,tahun ini adalah tahun-tahun terakhir petak-petaksawah di belakang peruamahan lama ini akansegera hilang dan diganti lanskap sebuah peru-mahan baru. Maka inilah akhir dari riwayat akti-vitas pertanian Dg. Ali dan beberapa buruh tanidi Borong taipa yang masih menggarap lahan per-sawahan milik orang lain di kampung ini.

Jadi, apa yang tersisa? Tak ada tanah, tak adasawah. Tak ada lagi Borong Taipa. Tapi kerumunanruko dan petak rumah dari industri perumahanyang kini makin subur di atas tanah-tanah per-tanian. Bukan Borong Taipa.

D. Land Deal, Tumbuhnya IndustriProperty dan Proletarisasi

1. Gelombang Pertama PembangunanPerumahan dan Awal Mula Jual BeliTanahPelepasan lahan untuk pengadaan tanah bagi

jalan Tun Abdul Razak mulai dilakukan padatahun 2002. Kompensasi untuk lahan yangdikonversi menjadi jalan bervariasi harganyatergantung tahun pelepasannya. Tanah yangdilepas pada tahun 2002-an dihargai 30.000-anpermeter. Sedangkan tanah yang dilepas tahunsetelahnya sekitar 50.000 permeter hingga tahun2010 ada yang mendapat kompensasi 1.000.000permeter.

Proses pelepasan lahan untuk pembangunanjalan tembus ini didahuli oleh pembangunanperumahan-perumahan pertama di tiga kelu-rahan ini. Pengembang tentu berspekulasi jika

saja jalan tembus telah jadi, maka harga propertimereka akan ikut merangkak naik. Masyarakatjuga berbondong-bondong membeli perumahan-perumahan awal yang dibangun. Salah satuperumahan awal yang membangun di tiga kelu-rahan ini adalah perumahan Pao-Pao Permai yangdibangun pada tahun 1994 oleh CV. Haji Banca.Tak kurang dari seribu rumah kini terbangun diatasnya.

Di tahun yang bersamaan PT. Arta juga mem-bangun di kelurahan Paccinongan perumahanPaccinongan Harapan. Perumahan yang diren-canakan seluas 9 Hektar ini baru membangunsekitar 100 rumah di atas lahan yang dibebaskanseluas 4 Ha. Tetapi dalam perjalannya, pemilik PT.Arta meninggal dunia sehingga usaha ini man-deg. Tidak ada lagi perluasan lahan setelahpemiliknya meninggal. Setelah dua perumahanini dibangun, ada sejumlah perumahan denganrentang pembangunan sejak tahun 1996-1999dibangun di tiga kelurahan ini. Perumahantersebut adalah perumahan Saumata Indah seluas4 Ha di Kelurahan Romang Polong, perumahanTamangapa Raya seluas 1,5 hektar di KelurahanRomang Polong, Gowa Sarana Indah pada tahun1998 di kelurahan Paccinongan seluas 4 Ha,perumahan Andi Tonro di tahun 1997 seluas 3Ha, Kompleks Mutiara Permai di tahun 1996seluas 0,9 Ha dan Anugrah Reski seluas 0,20 Hadan Griya Samata Permai seluas 0,5 Ha di tahun1997.

Keseluruhan perumahan di atas yang menjadicikal bakal lahirnya komunitas-komunitas ber-pagar (gate communites) di tiga kelurahan ini.Pertumbuhan industri perumahan ini setidaknyatelah menyebabkan tiga hal penting: pertama,kedatangan perumahan ini diikuti oleh komuni-tas-komunitas baru penduduk dari kota bertem-pat tinggal di kelurahan ini. Kedua, agen-agenpembeli lahan untuk perumahan telah ikut mem-pengaruhi tingginya minat pemilik lahan untukmenjual-belikan lahannya. Terutama karena

Page 11: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

514 Bhumi No. 40 Tahun 13, Oktober 2014

proses untuk membujuk pemilik lahan menjuallahannya kepada perumahan dilakukan olehorang-orang kuat lokal seperti ketua RT/RW,kepala lingkungan dan tokoh masyarakat setem-pat. Ketiga, telah mengubah makna tanah dimasyarakat. Kalau dulu tanah betul-betul sebagisarana produksi, karena sebagian besar lahansawah produktif, sekarang telah menjadi komo-ditas yang dengan mudah dijual-belikan di pasartanah yang makin ramai karena indutri propertidan pembangunan infrastruktur di sekitarnya.

Sejak tahun-tahun akhir 1990-an tersebut,beriring dengan pembangunan infrastruktur,pembangunan perumahan-perumahan baru,tanah bertransformasi menjadi komoditas yangramai diperjual-belikan di pasar dan harganya punterus meningkat dari tahun ke tahun. Catatan laindari era awal pembangunan perumahan danproses jual beli lahan di tiga kelurahan ini adalahbahwa perumahan-perumahan yang dibangun,pada umumnya adalah perumahan yang tidakterkait dengan industri keuangan langsungseperti layaknya industri properti saat ini.

Pada saat itu, misalnya, PT Arta membangunperumahan Paccinongan Harapan itu menggu-nakan sepenuhnya uang tabungan pemilik peru-sahaan ini yang merupakan seorang pedagang diKota Makassar. Uang itu digunakan untuk me-lepaskan lahan, membeli bahan dan membangunlalu kemudian dipasarkan. Begitu juga denganperumahan-perumahan lainnya yang kebanya-kan menggunakan modal berlebih dari pemilikperusahaannya, bukan menggunakan kreditproperti seperti kebanyakan developer padatahun-tahun setelah 2000-an hingga saat ini.

2. Tanah Sebagai Komoditas: RezimProperti dan Perubahan Makna Tanah

Ketika jalan lintas Hertasning-Tun AbdulRazak selesai sepenuhnya menjadi jalan lintasseluas 30 meter di tahun 2007, banjir bandangproyek perumahan terjadi di tiga kelurahan ini.

Ada 44 proyek perumahan yang dibangun di atastahun 2006 atau seiring dengan selesainya jalantembus Hertasning ini. Tanpa mensimplif ikasipenyebab proses tumbuhnya industri perumahandi tiga kelurahan ini, jalan atau infrastruktur vi-tal pendukung industri perumahan, adalah salahsatu pendorong paling kuat pertumbuhan sejum-lah besar perumahan di tiga kelurahan ini.13 Ter-masuk di dalamnya juga serbuan ‘pemodal besar’yang menginvestasikan modalnya untuk pem-bangunan perumahan di tiga kelurahan ini.

Ciputra menginvestasikan modalnya Rp. 400milyar tahun 2009 untuk membangun CitralandCelebes, tepat di samping perumahan Pao-PaoPermai. Tidak hanya itu, IMB Group menginves-tasikan modal tidak kalah aktif. Mereka meng-investasikan 1,2 Trilyun untuk proyek di tahun2014. Tak kurang dari separuhnya, Rp. 600 Milyar,dikhususkan untuk membangun perumahankelas menengah, Modern Estate.14 Selain itu takkurang dari 20-an konsesi perumahan yangsekarang ini sedang giat memasarkan produknyadi tiga kelurahan ini.

Sejak seluruh perubahan ini terjadi begitucepat, persoalan penataan ruang, perubahan lans-kap, harga lahan dan peruntukannya telah amatditentukan oleh rezim properti. Tanah-tanah peta-ni menjadi semakin terserap masuk ke dalamisapan korporasi properti. Sebagai misal, saat iniRoyal Spring telah membeli lahan di sekitarperumahan yang dibangun di atas lahan 21 hektarsekarang ini. Tak tanggung-tanggung jumlahnyalebih dua kali lipat dari jumlah lahan awal yakni50 Ha. Bumi Aroepala juga terus membeli lahandi sekitar perumahannya agar perumahannya takkekurangan lahan untuk dibangun produk pro-perti lagi. BTN Graha Surandar yang pada awalnyahanya Surandar I diperluas lagi dengan membeli

13 Rinciannya bisa dilihat pada sub-bab sebelumnya.14 IMB Investasi Rp. 600 Milyar Bangun Modern Es-

tate.

Page 12: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

515Muhammad Ridha: Pengadaan Tanah untuk Proyek Mamminasata.....: 504-521

lahan-lahan yang dulu belum terbeli di sekitarperumahannya. Akhir dari cerita tumbuh berkem-bangnya industri properti dan makin berkuasa-nya rezim perusahaan properti di tiga kelurahanini adalah kenaikan harga terus menerus. Danini tentu hanya akan menguntungkan merekayang kaya dan memiliki bisnis perumahan, sebabharga tanah yang naik juga diikuti dengan ke-naikan harga properti yang juga makin mahal.Saat ini harga properti di Makassar (termasukwilayah Gowa) adalah yang termahal setelahJakarta.15 Menurut survey tahunan Bank Indone-sia (BI) harga rumah di Makassar termahal setelahSurabaya.16 Di kawasan jalan lintas Tun AbdulRazak bahkan taksiran harganya sudah mencapaiRp. 1,5 Jt-15Jt permeter.17 Untuk melihat kenaikanyang direkam oleh masyarakat langsung berikutkutipan wawancara dengan H. Ibrahim Dg. Gas-sing mengenai kenaikan harga lahan yang terustumbuh tiga kelurahan ini:

“Harga tanah pada tahun 1990-an Rp. 3.000-Rp.5000 permeter. Baru setelah adanya jalan TunAbdul Razak harga naik menjadi Rp. 30.000. Harganaik berkali lipat—untuk tanah yang tidak beradaditepi jalan langsung dihargai Rp. 300.000-anpermeter dan menjadi Rp. 1.000.000-an permeteruntuk lahan yang letaknya persis di tepi jalan TunAbdul Razak—setelah pelebaran jalan menjadi 30Meter”.18

Siapa yang paling diuntungkan dari proseskenaikan lahan untuk properti ini? Berita inimungkin bisa memberikan gambaran: PT.Ciputra Develompent mendapatkan laba yangterus meningkat. Tahun 2011 mendapat laba 1,3Trilyun naik di tahun 2012 menjadi 2,5 Trilyundan tahun 2013 naik lagi menjadi 3,05 Trilyun.19

Di sisi yang lain, karena dipicu oleh harga lahanmakin mahal, properti residensial subsidi punmakin tak terjangkau oleh masyarakat berpeng-hasilan rendah karena harganya naik.20 Karenaitu, masyarakat miskin makin terpinggirkan.Jangankan membeli perumahan standar, peru-mahan subsidi saja sudah semakin tidak terjang-kau Berikut beberapa harga produk perumahandi tiga kelurahan:

Tabel.3. Daftar Sampel Harga Terendah danTertinggi Produk Properti Residensial di Tiga

Kelurahan

Untuk siapa perumahan ini dibangun? Siapayang bisa menjangkau harga perumahan semahalitu? Jika melihat daftar harga di atas tentu bisadisimpulkan kalau iklan daftar harga di atas tidakuntuk mereka yang berpenghasilan rendah/miskin. Maka kekuasaan rezim properti ini jadi-nya hanya akan meminggirkan mereka yangmiskin dan menjadikan tanah sebagai komoditasyang makin sangat laku di pasaran.

3. Pembangunan atau Proletarisasi?

a. Konsentrasi dan Akumulasi TanahAkumulasi tanah adalah gejala penumpukan

sejumlah besar lahan pada sejumlah kecil kelu-arga. Dalam konteks tiga kelurahan lokasi pene-litian ini, akumulasi lahan dilakukan oleh sejum-lah pengembang perumahan yang nantinya akandibangun menjadi perumahan komersial. Seka-rang ini ada ±65 lokasi konsesi perumahan yangsudah terbangun dan sedang dibangun oleh

15 Tribuntimur, “Harga Jual Tanah Property DiMakassar Tertinggi Setelah Jakarta”. Lihat Tribuntimuredisi hari Jumat/24/1.

16 Tribuntimur, 23/12/2013. Lihat juga “KPR MasihMenjadi Pilihan Utama” (Realestat Edisi 6 2012), hlm. 19.

17 Ibid.18 Wawancara H. Ibrahim Dg. Gassing Juli 2014.

19 Rumah.com. diunduh 6 Agustus 2014.20 “Rumah Murah Kian Mahal”, Property, edisi

Desember 2013.

Nama Perumahan Harga

Terendah

Ukuran Harga

Tertinggi

Ukuran

Modern Estate 600.000.000,- 7x15 1.450.000.000,- 8x18

Multi Niaga 1.100.000.000,- 8x15 1.200.000.000,- 9x18

Bumi Aroepala 360.000.000,- 6x15 908.000.000,- 8x18

Citra garden 355.740.000,- 6x12 683.340.000,- 7x15

Puri diva Istanbul 460.000.000,- 6x12 3.200.150.000,- 12x25

Samata residence 265.000.000,- 6x12 607.000.000,- 5x21

Kompleks Graha

Surandar

280.000.000,- 6x14 900.000.000,- 5x20

Pondok Ezra 650.000.000,- 7x15 750.000.000,- 8x18

Page 13: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

516 Bhumi No. 40 Tahun 13, Oktober 2014

perusahaan properti yang memakan lahan seluas228,45 Ha.

Sejak tahun 1994, sejak perumahan BTN Pao-Pao Permai dibangun seluas 30 Ha, sekarang inisepuluh perusahaan memiliki luas lahan konsesiperumahan terluas. Luasan lahan sepuluh peru-sahaan ini mulai dari 4,3 Ha hingga yang terluas30 Ha. Berikut ini data sepuluh perusahaandengan luas konsesi untuk usaha perumahanyang terluas di tiga kelurahan ini:

Tabel.4. Perumahan Dengan Jumlah LuasLahan Tertinggi

Data di atas menunjukkan bahwa sepuluhkeluarga/perusahaan menguasai lahan seluas152,3 Ha. Luas lahan ini dimiliki oleh sejumlahkeluarga yang sudah malang-melintang di bisnisproperti baik lokal, regional maupun nasional.Kontraktor lokal yang berhasil ditelusuri oleh pe-nulis adalah H Burhanuddin Abu, pemilik peru-sahaan developer PT. Surandar, Haji Banca yangmembangun perumahan pertama di Pao-Pao,BTN Pao-Pao Permai, Hj. Andi Fatmawati, pemilikbendera PT. Diva Yamasey dan Rizal Tandiawanpemilik Group Galesong, pemain baru yang ter-kenal sebagai sub kontraktor yang memberikanlahan untuk Ciputra di proyek Citra Garden. Kon-traktor yang memiliki prestasi pembangunan re-gional adalah IMB Group dan PT. Tunas BaruSulawesi yang dimiliki oleh ketua DPD Real Es-tate Indonesia (REI) Sul-Sel. Sementara pemainbisnis properti nasional yang menanamkanpengaruhnya di tiga kelurahan ini adalah GroupBSA Land dan Group Ciputra, milik keluargaCiputra.

b. Proletarisasi: Kisah Gapoktan yangMakin Kekurangan Petani

Tiga kelurahan ini secara resmi memilikiGabungan Kelompok Tani (gapoktan). Namun,pengurus inti Gapoktan di tiga kelurahan inimengeluhkan makin berkurangnya petani danmakin menyusutnya lahan pertanian. KetuaGapoktan kelurahan Paccinongan, Dg. Nuntung,misalnya mengemukakan bahwa ‘Gapoktannyasekarang tidak diisi oleh petani yang menggarapsawah, tetapi petani yang hanya bertani di lahanpekarangan rumahnya. Bahkan sebagian besar-nya tidak lagi bertani. Gapoktannya sendiri saatini tidak lagi menjadi kelompok tani dalam artimengorganisir para petani, tetapi merupakansebuah koperasi simpan pinjam untuk para ang-gota kelompok taninya yang sudah tidak memilikilahan pertanian’.21

Secara formal Gapoktan kelurahan Pacci-nongan memang memiliki kelompok tani binaan.Jumlah kelompok tani binaan ini sebelas kelom-pok. Sebelas kelompok tani ini masing-masingmemiliki 25 orang anggota. Jika dikalikan,anggota tani Gapoktan Kelurahan Paccinonganadalah 280 Orang. Tetapi ini hanya data formal,data di atas kertas. Menurut pengakuan Dg.Nuntung, “Sudah tidak ada petani, mereka semuamengelola dana bantuan dinas pertanian untukkoperasi petani. Jadi mereka bergerak di sektorlain dengan bantuan dana dari koperasi petanitersebut”.22 Dari kelurahan Samata, cerita tragisserupa juga didapatkan. Kelompok tani yang adadatanya di Gapoktan hanya satu kelompok tanidengan anggota 25 orang petani yang mengelola14,5 Hektar lahan. Menurut pengakuan Dg. Naba,Gapoktan kelurahan Samata sedang carut marutoleh masalah internal dan makin sedikitnyajumlah lahan.23

21 Wawancara Dg. Nuntung, 25 Juli 2014.22 Ibid.23 Wawancara 1 Agustus 2014.

Nama Perumahan Jumlah

(unit)

Pengembang Pemilik Luas Tahun

BTN Pao-Pao Permai ±1000 CV Haji Banca Haji Banca 30 Ha 1994

Patri Abdullah ±300 CV Patri 9 Ha 2006

Graha Surandar I, II ±300 PT. Surandar H. Burhanuddin Abu 9 Ha 2007

Mutiara Indah Village ±300 BSA Land 11 Ha 2011

Bumi Aroepala ±400 PT. TBS Arif Mone 20 Ha 2010

Royal Spring ±900 BSA Land 21 Ha 2012

Puri Diva Istanbul ±1000 PT. Diva

Yamasey

Hj. Andi Fatmawati 22 Ha 2012

Padi Residence ±190 Galesong Risal Tandiawan 4,3 Ha 2012

Citra Garden ±1300 Ciputra Land Ciputra 27 Ha 2013

Modern Land 611 IMB Property Idris Mangga Barani 20 Ha 2013

Jumlah 152,3 Ha

Page 14: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

517Muhammad Ridha: Pengadaan Tanah untuk Proyek Mamminasata.....: 504-521

Dalam catatan kelurahan Samata, jumlahpetani penggarap sudah sangat tinggi persenta-senya dibandingkan petani yang memiliki sendirilahannya. Tercatat ada 108,53 Ha lahan saja yangdigarap oleh pemilik penggarap, tetapi ada 201,90Ha lahan yang digarap oleh petani penggarap.Berikut data rinciannya:

Tabel.5. Status Kepemilikan Lahan KelurahanSamata

Di Romang Polong, menurut catatan GapoktanKelurahan Romang Polong, ada 292 orang petaniyang tergabung dalam 10 kelompok tani. Dari 292petani anggota kelompok tani Romang Polong,hanya 129 petani yang lahannya di Romang Polong.Dari 129 petani yang lahannya di Romang Polong,ada 59 orang petani penggarap tuna kisma, atau 45%dari total jumlah petani yang bertani di RomangPolong. Dari keseluruhan jumlah petani anggotaGapoktan Romang Polong, 58 orang di antaranya,dalam tahun 2013 saja, kehilangan lahan pertanianantara 10-60% atau berkurang 23,24 Ha lahan.24

Bahkan menurut catatan pemerintah kelurahanRomang Polong, 45% lahan digarap oleh petanipenggarap atau tunakisma. Untuk lebih jelas berikutkami sajikan tabel petani pemilik penggarap danpetani penggarap yang menggarap di wilayahkelurahan Romang Polong:

Tabel.6. Persentase Petani Pemilik penggarapLahan Dan Petani Penggarap Tidak Memiliki

Lahan

Menurut catatan pemerintah kelurahan Ro-mang Polong, dari seluruh lahan yang ada diRomang Polong 13,61% digarap oleh para petaniyang statusnya bukan pemilik lahan, berarti mere-ka adalah petani-penggarap atau buruh tani.25

Akhirnya, Gapoktan-nya di tiga kelurahan tidakhanya kekurangan lahan akibat konversi, tapi jugakekurangan petani.

E. Lonjakan Harga Lahan, GateComunities dan Ketegangan Sosial diPedesaan

Tahun-tahun ketika mulai tersebar rencanapembangunan jalan tembus Hertasning-TunAbdul Razak di bawah skema pengembanganinfrastruktur Kota Metropolitan Mamminasatapada tahun 2003, seperti dikemukakan di sub babsebelumnya telah terjadi peningkatan nilai relatiftanah di tiga kelurahan ini. Tanah yang dulu tidakberarti menjadi amat berarti ketika infrastrukturseperti jalan telah melintasinya, sejumlah peru-mahan dan kampus besar berdiri. Di kelurahanRomangpolong dibangun kampus 2 UIN Alaud-din seluas 32 Ha sejak pertengahan tahun 1990-an. Di Kelurahan Paccinongang dibangun kam-pus STIE Patria Arta yang sedang tahap f inalisasi.Kampus besar dengan jumlah mahasiswa aktiftidak kurang dari 25 ribu orang ini sontakmengundang rantai perekonomian dan kebu-tuhan lainnya: mahasiswa ini membutuhkan kon-trakan yang dekat dengan kampusnya, dosen-dosen dan staf karyawan membutuhkan rumahyang bisa mengakses tempat kerjanya dengancepat, mahasiswa yang jumlahnya besar ini jugabutuh pemenuh kebutuhan lainnya sepertiwarung makan, toko kelontong, tempat foto-copy,dll. Karena itu ekonomi bertumbuh. Perumahandibangun di hampir setiap sudut kampung ini,kontrakan dan kost-kost-an juga menjamur, tak

No Jenis Kepemilikan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Pemilik-Penggarap 108,53 34,96

2 Penggarap 201,90 65,04

Total 310,43 100

Petani yang Menggarap Lahan di Kelurahan

Romang Polong

Pemilik Penggarap Petani Penggarap

(tunakisma)

70 Ha 59 Ha

55% 45%

24 Data olahan dari rekapitulasi RDKK PupukBersubsidi tahun 2013 untuk Kelurahan Romang Polong danWawancara Dg Naba.

25 Laporan Penyuluhan Dinas Pertanian KecamatanSomba Opu, Kelurahan Romang Polong.

Page 15: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

518 Bhumi No. 40 Tahun 13, Oktober 2014

ketinggalan rumah toko dan sejumlah usahalainnya. Kampung di atas bukit yang tadinya sepi,berubah riuh-rendah oleh pembangunan. Seakanbergegas untuk lebih maju, ‘lebih kota’. Tapi ditengah seluruh proses itu, juga ada proses lainyang tumbuh subur bersama dengan semuafenomena ini. Ada pertumbuhan komunitaseksklusif berpagar (gate communities) yangdiiringi dengan ketegangan sosial antara pemukimdi perumahan berpagar dengan warga lokal; danada pertumbuhan nilai tanah yang menyebabkanpasar tanah dan menyebabkan tanah menjadirentan dipersengketakan.

1. Komunitas Berpagar dan KeteganganSosial

“H Mansur duduk di atas kasur membaca alQur’an. Pintunya digedor oleh balok panjang,ukuran 5x7 cm. Kaca jendelanya dilumuri lum-pur. Orang yang menggedor adalah serombonganperampok bermobil pada dini hari yang dingindan beku. Istri, dua anaknya yang semuanyaperempuan hanya berharap cemas dan takutberkecamuk dalam dirinya. Pintu tidak bisa ter-buka meskipun satu dari beberapa gerendelnyasudah terlempar oleh hantaman balok 5x7 daripara perampok. Akhirnya, entah karena apa,gerombolan perampok mengalihkan targetnya kerumah atas di sebelah kompleks tempat rumahH Mansur berada. Keesokan harinya baru tersiarcerita kalau beberapa rumah disambangi peram-pok. H Mansur ingat betul kejadian itu tahun 1998kurang sehari H Mansur tepat setahun mening-gali rumahnya di BTN Griya Samata Permai. Hariitu menjadi hari yang amat menakutkan bagi Istridan anak-anaknya. Suatu ketika trauma itu dice-ritakan oleh istrinya dalam sebuah bincang-bin-cang pagi hari di depan rumahnya: “Seandainyakami punya pilihan, saya tidak mau lagi tinggaldi rumah ini. Setiap malam ketakutan selalumenghantui. Baru ketika Dg. Bali (seorang tokohkampung) diangkat menjadi satpam di peru-

mahan ini, perasaan saya menjadi lebih tenang.Sebab Dg. Bali adalah tokoh yang disegani olehpara perampok atau pencuri di daerah Pacci-nongan dan sekitarnya”. Betapa horornya daerahini bagi pendatang. Diwaktu yang lain, Istri HMansur (biasa saya panggil nenek) menceritakankehebatan Dg. Bali. Di Pos satpam yang dibangunDg. Bali duduk, beberapa menit lepas jam 12 adaempat orang lewat dan bertanya ‘adakah yang bisadibawa?’. Dg. Bali menjawab, ’tidak ada. Cari sajadi tempat lain’. Belum lama berselang beberapaorang itu sudah muncul dari sawah di belakangkompleks perumahan dengan membawa televisidan beberapa barang-barang curian. Demikiankisah Istri H Mansur”. (Disarikan dari Wawancara:27 Juli 2014).

Potongan cerita keluarga H. Mansyur di atasadalah kisah tentang ketegangan sosial ketikapertama-tama komunitas berpagar bermukim ditiga kelurahan ini. Pemukiman Haji mansyurberada di kampung Borong Taipa, lingkunganPaccinongang kelurahan paccinongan. Kompleksperumahan yang hanya berisi 19 petak rumah tipe40 ini dibangun di tahun 1997. Dan di awal pem-bangunannya, banyak kisah tentang pendudukpendatang yang disambangi pencuri atau bahkanperampok. Satu di antaranya keluarga H. Man-syur seperti dalam cerita di atas.

Cerita terbaru mengenai ketegangan di dalamkomunitas berpagar diceritakan oleh salah satupenghuni kompleks Griya Samata Permai yangbaru saja kecurian sebuah laptop di rumahnya,kisahnya:

“laptop di rumah baru saja dicuri. Siang hari jam12-an. Persis ketika rumah sedang kosong. Tak ber-selang lama dari kejadian itu, usahanya, foto copydan ATK, di tepi jalan Mustafa Dg. Bunga didatangitiga orang. Remaja-remaja laki-laki ada yang bertanyaharga, ada yang membeli barang lain sambil ada jugayang mengambil handphone penjaga tokonya.Kejadian berlangsung cepat dan ketiga orang itu lang-sung pergi entah ke arah mana”.

Page 16: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

519Muhammad Ridha: Pengadaan Tanah untuk Proyek Mamminasata.....: 504-521

Menurut analisa singkat mengenai fenomenayang terjadi di Perumahannya beliau berujar:

“Dulu perumahan ini pernah aman. Ketika itu dijagaoleh orang asli Kampung Borong Taipa, Daeng Bali.Namun Daeng Bali sudah meninggal dan tidak adayang menggantikannya. Sepeninggal Dg. Bali, kete-gangan antara orang-orang di belakang perumahandan orang di dalam perumahan kian sering terjadi.Satu ketika, di musim penghujan, perumahan dige-nangi banjir. Setelah dilihat, ternyata, saluran air yangmengarah ke persawahan di dekat perkampunganditutup dengan cor beton oleh warga pribumi. Mere-ka beralasan karena akses jalan masuk ke perumahanjuga ditutup jadi saluran air yang mengarah ke kam-pung juga ditutup. Akhirnya, saluran air itu kembalidibuka dengan negosiasi yang cukup menegangkan.Dan juga pintu yang menutup akses jalan wargakampung di belakang perumahan juga dibuka. Tapisejak saat itu, sejak orang kampung mulai denganbebas berlalulalang, warga kompleks banyak yangkecurian”

Apakah fenomena ini adalah kriminal pen-curian biasa atau ada kaitannya dengan kete-gangan sosial akibat adanya perumahan eksklusifyang tiba-tiba berada di tengah perkampunganorang-orang pribumi yang kebanyakan petaniatau buruh tani dan buruh bangunan miskin?Mungkin dibutuhkan penelitian lebih mendalam,tetapi sejauh yang diamati mengenai kecurigaan-kecurigaan warga perumahan mengenai pencuridan perampok yang merupakan orang kampungadalah tanda bahwa ada ekspresi persaingan danketegangan sosial antara komunitas di luar peru-mahan berpagar dan masyarakat lokal di luarpagar.

Ekspresi ketegangan dan persaingan sosialsemacam ini mungkin baru bentuk awal darikonflik terbuka yang manifes. Bentuk konflik inimerupakan konflik laten yang menjadi cikal-bakalkonflik yang akan meletus pada saat kondisi-kondisi tertentu memungkinkannya muncul dipermukaan. Kejadian konflik yang lebih kelihatanmisalnya bisa dilihat pada kejadian penyeranganwarga Perumahan Pao-Pao Permai oleh warga

kampung Sero yang merupakan warga lokalakibat salah seorang anak muda lokal di Serodiledek sebagai anak pembantu oleh wargaperumahan.26 Memang, seiring adanya peru-mahan-perumahan baru yang kian banyak di tigakelurahan ini, lahir juga peluang pekerjaan bagiwarga lokal. Mulai dari pekerjaan pembangunanatau perbaikan rumah untuk para warga laki-lakiataupun menjadi pembantu rumah tangga, babysister dan tukang cuci di kompleks-kompleksperumahan berpagar. Tetapi selain menjadi pelu-ang integrasi, juga menjadi bibit-bibit ketegangan.

2. Sengketa lahan

Pada pertengahan 2014 terjadi kehebohan:daeng Nginga bersikeras menahan proses pengu-kuran yang dilakukan oleh Badan PertanahanNasional. Daeng Nginga siang itu menahanproses pengukuran yang dilakukan oleh BPNKabupaten Gowa dengan kawalan sejumlahaparat kepolisian. Pengukuran ini dimohonkanoleh Daeng Lurang. Karena kesal dan amat ma-rah, Daeng Nginga27 mengecam:

“Seharusnya lahan yang diklaim milik Daeng Lurangitu mengacu ke objek persil 28 yang berada di bela-kang kampus UIN Samata. Sedangkan lokasi di siniitu mengacu ke persil 32. Tentu jauh dari objekpengukuran lahan. Tapi BPN bersikeras di sinilahlokasinya,”

Selain sengketa di atas, pada tahun 2004, ter-catat sengketa antara Batato Dg. Serang melawanPalak Djalin, dengan luas tanah yang diperseng-ketakan 15011 M2. Dan pada 2011 juga ada sengketaantara Andi Bau Zaldi Bin Andi Bau Appo BinMappanyukki, melawan Kepala Kantor Perta-nahan Kabupaten Gowa dan Wali Kota Makassar

26 Wawancara bersama kepala lingkungan RomangPolong, pada tanggal 14 Februari 2014. Konflik ini tidaksempat membesar karena diredam oleh kepala lingkungandan tokoh-tokoh masyarakat Pao-pao.

27 Tribuntimur.online. “Pengukuran Lahan diwarnai aduMulut”. Diunduh 27 September 2014.

Page 17: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

520 Bhumi No. 40 Tahun 13, Oktober 2014

atas tanah seluas 62.678 m2. Sengketa ini telahdiputus oleh Mahkamah Agung dengan suratputusan Nomor : 37/G.TUN/2011/P.TUN.Mks.28

Ketiga gambaran sengketa yang terjadi di atasmenunjukkan tahun-tahun terakhir masih terusbergulir konflik lahan, baik antara warga denganwarga lainnya, warga dengan pemerintah danwarga dengan pengelola kampus UIN Alauddin.Dalam catatan Badan Pertanahan Nasional (BPN)Kabupaten Gowa dari 32 sengketa dan konfliklahan di Kecamatan Somba Opu, 20 di antaranyaterjadi di tiga kelurahan ini. Kelurahan RomangPolong berada di peringkat pertama dalam jumlahsengketa lahan yang terjadi di kecamatan SombaOpu kemudian disusul yang kedua Samata yakni5 kasus. Berikut rincian sebaran sengketa lahandi tiga kelurahan:

Tabel.7. Jumlah dan sebaran SengketaPemilikan Lahan di Tiga Kelurahan

Sumber: Kasi Konflik BPN Kabupaten Gowa sete-lah diolah

Tingginya angka sengketa lahan dan tensiketegangan sosial sebagaimana diuraikan padabagian ini memperlihatkan relasi antara, di satusisi rencana pembangunan Mamminasata yangmengadakan tanah untuk membangun jalan daninfrastruktur lainnya, dan di sisi yang lain adalahkonf lik yang semakin subur seiring denganpembangunan infrastruktur dan dampak lan-jutannya seperti melonjaknya harga lahan, tum-buhnya industri properti dan lahirnya komunitas-komunitas berpagar (gate comunities) di pe-desaan.

F. Kesimpulan dan Saran

Dari kajian yang telah dilakukan di atas, dapatditarik kesimpulan bahwa pengadaan tanahuntuk pembangunan Mamminasata telah memi-cu terjadinya perubahan sosial di pedesaan. Peru-bahan tersebut diantaranya: pertama, perubahantata guna dan tata ruang di tiga kelurahan akibatrencana pembangunan Mamminasata yangdiikuti oleh pembangunan jalan dan tumbuhnyaindustri properti di tiga kelurahan. Lahan yangsemula merupakan sawah, ladang dan peka-rangan warga berubah fungsi menjadi jalan dankompleks perumahan-perumahan berpagar.Kedua, dinamika pasar tanah semakin meningkatakibat kenaikan nilai tanah dan tingginya prosesjual beli lahan akibat semakin banyaknya inves-tor properti yang datang menanamkan modalnyauntuk usaha perumahan di tiga kelurahan ini.Industri properti yang didorong oleh pem-bangunan infrastruktur dari rencana pem-bangunan kota metropolitan mamminasata telahmendominasi dan memberikan makna bagi bagitanah di tiga kelurahan. Kalau dulu tanah menjaditumpuan kehidupan keluarga dengan mengolah-nya, kini tanah dengan mudah dijual-belikan dipasar tanah. Ini terutama dilakukan oleh makelar-makelar tanah dan orang-orang suruhan perusa-haan properti. Ketiga, bukan hanya perubahanruang dan peningkatan jumlah jual beli lahan ditiga kelurahan, tetapi juga semakin suburnyakonflik akibat rencana pembangunan Mammina-sata yang telah memicu perubahan makna tanahdi tiga kelurahan.

Penelitian ini terutama bertumpu pada sikapkritis terhadap rencana-rencana pembangunanskala besar seperti Mamminasata. Bahwa banyakrencana pembangunan yang begitu baik di ataskertas tetapi dalam kenyataannya seringkalimenyimpang dan keliru. Bisa jadi karena nalarprogram pembangunan tersebut yang memangkeliru atau proses di dalamnya yang menyimpang.Penelitian ini telah memulai pengamatan seder-

28 Direktori putusan Mahkamah Agung Republik In-donesia PUTUSAN Nomor : 37/G.TUN/2011/P.TUN.Mks

No Kelurahan Jumlah Kasus

1 Paccinongan 3

2 Samata 5

3 Romang Polong 12

Total 20

Page 18: PENGADAAN TANAH UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN …

521Muhammad Ridha: Pengadaan Tanah untuk Proyek Mamminasata.....: 504-521

hana atas rencana pembangunan Mamminasatayang prestisius itu dan menemukan sejumlahmasalah yang diakibatkannya. Untuk penelitianlebih lanjut saya menyarankan agar ikut meme-riksa secara kritis program-program pem-bangunan lainnya dengan sikap kritis, terutamaprogram pembangunan yang melibatkan peng-hidupan rakyat banyak. Hal ini berguna terutamauntuk mendorong diskursus dan karya-karyariset ilmiah yang kontekstual, empiris, dan kritisdemi mendorong pembangunan yang partisipatif,memberdayakan, dan menguatkan (empowering)kemampuan dan daya hidup rakyat.

Daftar Pustaka

Alimuddin Rianse, (2004). Laporan Hasil AnalisisRencana tata ruang wilayah MetropolitanMamminasata (Makassar, Maros, Sunggu-minasa, Takalar)(Makassar, BalitbangdaProvinsi Sulawesi Selatan).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa (2013),Angka Sementara Hasil Sensus Pertanian 2013.

Bernard Dorleans, (1994), “Meluasnya SpekulasiTanah di Jabotabek”, Majalah kajian SosialEkonomi Prisma Nomor 2 Februari 1994.

BPS dalam Gowa in Figure tahun 2012.Buku Panduan Manajemen Penyelenggaraan

Pembangunan di kawasan perkotaan Ma-mminasata yang disusun bekerjasama antaraBKSPMM, dinas Tarkim Prov. Sul-sel melaluidukungan teknis dari dirjen penataan ruangkementerian pekerjaan umum dan JICA.

Dian Yanuardi dan Muhammad Ridha (2010),“Larasita dan Administrasi Pertanahan diPacitan”, laporan Riset STPN dan SayogyoInstitute.

Gunawan Wiradi, (2009), Seluk Beluk MasalahAgraria Reforma Agraria dan PenelitianAgraria (Yogyakarta dan Bogor: STPN danSayogyo Institute).

Rimarti Anggun Widiatri, (2012), “PembangunanMamminasata dan Proses Eksklusi sistemNafkah Masyarakat. Studi Kasus KabupatenMaros, Kabupaten Gowa”, (Skripsi) (Makas-sar; Jurusan Ilmu Pertanian UNHAS).

_____, (2014), “Pembangunan Megapolitan danPengaruhnya Terhadap Sosial, Ekonomi danEkologi pada Masyarakat Lokal”, (Bogor; Pro-gram Magister Jurusan Sosiologi PedesaanIPB).

Sohra Andi Baso, Ambo Masse, Dkk., (2011), Siasatdari Halaman Belakang Makassar dalam Be-lajar Menggugat Negara, (Jakarta: Prakarsa).

Sugiyono, (2007), Memahami Penelitian Kuali-tatif, (Bandung: Alfabeta).

Realestat Indonesia edisi 6 2012.Realestat Indonesia edisi 8 2012.Realestat Indonesia edisi 11 2013.Tribuntimur.online.comKompas edisi Rabu 17 September 2014Majalah Property edisi Desember 2013Laporan Penyuluhan Dinas Pertanian kecamatan

Somba Opu kelurahan Romang Polongtahun 2013.

Laporan Penyuluhan Dinas Pertanian kecamatanSomba Opu kelurahan Romang Polongtahun 2014.

Laporan Penyuluhan Dinas Pertanian kecamatanSomba Opu kelurahan Pacci’nongang tahun2013.

Laporan penyuluhan dinas pertanian kecamatansomba opu kelurahan Samata tahun 2013.

Rekapitulasi RDKK Pupuk Bersubsidi tahun 2013untuk kelurahan Romang Polong.