72
i PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK DI MOJOSONGO SURAKARTA Disusun Oleh : UTARI S.11045 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

i

PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK

MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA

ANAK DI MOJOSONGO

SURAKARTA

Disusun Oleh :

UTARI

S.11045

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

PADA ANAK DI MOJOSONGO SURAKARTA

Oleh:

Utari

NIM. S11045

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji pada tanggal 5 Agustus 2015

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Happy Indri Hapsari, S.Kep.,Ns.,M.Kep Ika Subekti Wulandari S.Kep.,Ns.M.Kep

NIK. 201284113 NIK. 201108998

Page 3: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Utari

NIM : S1 1045

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (Sarjana), baik di STIkes Kusuma Husada Surakarta maupun di

perguruan tinggi lain.

2) Skripsi adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3) Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya dengan norma yang berlaku di

perguruan tinggi ini.

Surakarta, 11 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan,

Utari

NIM. S11045

Page 4: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah mencurahkan rahmat dan hidayah Nya. Pada akhirnya penulis mampu

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengalaman ibu pekerja yang tidak

memberikan ASI Eksklusif pada anak di mojosongo”. Proposal penelitian ini disusun

sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh mata ajar skripsi di Program Studi

Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam penulisan skripsi ini,

penulis telah banyak mendapat bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat

membangun dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala

kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns, M.Kep, selaku ketua program Studi S1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Happy Indri Hapsari, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku pembimbing utama yang

telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses pembuatan skripsi.

4. Ibu Yuana Dwi Anggraini S.Kep., Ns. selaku pembimbing pendamping yang

telah meberikan bimbingan, masukan dan saran dalam proses penyusunan

skripsi.

5. Ibu Ika subekti S.Kep., Ns, M.Kep,. selaku pembimbing kedua peneliti yang

selalu mengajari dan membenarkan apa yang salah dari peneliti selama

pembuatan hasil skripsi.

6. Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan izin

penelitian

7. Untuk para partisipan yang telah bersedia memberikan informasi dan

pengalamanya tentang ASI hingga peneliti dapat meyelesaikan tugas akhir

dengan lancar.

Page 5: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

v

8. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material

dalam penyusunan proposal ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu

persatu.

Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan

mandapat balasan yang lebih baik. Pada akhirnya penulis bersyukur pada Allah

SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada banyak pihak dan tidak lupa

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Surakarta, 3 agustus 2015

Penulis

Page 6: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN............................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

ABSTRAK .................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori ...................................................................... 7

2.1.1 ASI Eksklusif .......................................................... 7

2.1.2 Manfaat ASI Eksklusif ............................................. 10

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

Eksklusif ................................................................... 11

Page 7: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

vii

2.1.4 Ibu pekerja ............................................................... 13

2.1.5 Dampak tidak diberikan ASI Eksklusif .................... 14

2.2 Kerangka teori .................................................................... 16

2.3 Fokus peneltian ................................................................... 17

2.4 Keaslian Penelitian .............................................................. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................... 20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 20

3.3 Populasi dan sampel ............................................................. 20

3.4 Instrumen dan prosedur pengumpulan data ........................ 21

3.5 Analisa data ......................................................................... 24

3.6 Keabsahan data .................................................................... 25

3.7 Etika Penelitian .................................................................... 26

BAB1V HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik partisipan......................................................... 31

4.2 Hasil penelitian .................................................................... 32

4.3 Stematika .............................................................................. 45

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Mengidentifikasifaktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

tidak Eksklusif ....................................................................... 48

5.1.1 Dukungan Eksternal ............................................................. 48

5.1.2 Tanggung jawab terhadap pekerjaan ................................... 51

5.1.3 Keterbatasan sarana dan prasarana ...................................... 52

Page 8: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

viii

5.2 Untuk mengidentifikasi perasaan ibu saat tidak bisa

memberikan ASI secara eksklusif ......................................... 56

5.2.1 Ketidakberdayaan ibu dalam memberikn ASI eksklusif ..... 56

5.3 Untuk mengidentifikasi fasilitas tempat kerja yang mendukung

pemberian ASI eksklusif ..................................................... 57

5.3.1 Harapan ibu terhadap fasilitas pmberian ASI Eksklusif ...... 57

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ............................................................................. 59

6.2 Saran ....................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Keaslian Penelitian 17

Page 10: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori 16

4.1 Struktur dukungan Eksternal 35

4.2 Struktur tanggung jawab pekerjaan 37

4.3 Struktur keterbatasan sarana dan prasarana 39

4.4 Struktur Ketidakberdayaan ibu dalam

memberikan ASI Eksklusif 42

4.5 Struktur harapan ibu terhadap fasilitas

pemberian ASI Eksklusif 44

4.6 Stematika 45

Page 11: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Lampiran

1 F 01 usulan topik penelitian

2 F 02 Pengajuan Persetujuan Judul

3 F 04 Pengajuan ijin studi pendahuluan

4 Surat balasan ijin studi pendahuluan

5 Lembar Oponen

6 Lembar audeince

7 Jadwal penelitian

8 Pengajuan Ijin Penelitian

9 Surat balasan ijin penelitian

10 Penjelasan penelitian

11 Infom consen

12 Pedoman wawancara

13 Analisa data

14 Transkip wawancara

15 Lembar konsultasi

Page 12: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Utari

Pengalaman Ibu Pekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Pada Anak

Di Mojosongo Surakarta

ABSTRACK

Air Susu Ibu (ASI) memberikan zat-zat kekebalan yang belum dapat

dibuat oleh bayi tersebut, sehingga bayi yang minum Air Susu Ibu (ASI) lebih

jarang sakit, terutama pada awal dari kehidupannya. Ibu yang bekerja cenderung

menjadi penyebab kegagalan untuk memberikan ASI eksklusif. Tujuan penelitian

ini mendeskripsikan tentang pengalaman ibu pekerja yang tidak memberikan ASI

eksklusif pada anak.

Jenis penelitian adalah kualitif studi fenomenologi dengan pendekatan

deskriptif, pengambilan partisipan digunakan purposive sampling partisipan

berjumlah 7 orang, kriteria insklusi ibu-ibu yang gagal memberikan ASI secara

eksklusif dan mempunyai anak dibawah 2 tahun, diwilayah Mojosongo Surakarta.

Penelitian dilakukan dengan metode indept interview. Uji validitas dengan cara

tringulasi sumber, menggunakan analisis colaizzi.

Hasil penelitian ini didapatkan lima tema : (a) dukungan eksternal, (b)

tanggung jawab pekerjaan, (c) keterbatasan sarana dan prasarana. Perasaan ibu :

(d) ketidakberdayaan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. fasilitas : (e) harapan

ibu terhadap fasilitas pembelian ASI eksklusif. Tidak adanya fasilitas dari tempat

kerja kendala bagi ibu untuk bisa memerah ASI dan memberikannya pada anak.

Kata Kunci : ASI, Pengalaman, Tidak Ekslusif

Daftar Pustakan : 59 (2000 – 2015)

Page 13: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada waktu lahir sampai beberapa bulan sesudahnya, bayi belum

dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. Air Susu Ibu (ASI)

memberikan zat-zat kekebalan yang belum dapat dibuat oleh bayi tersebut,

sehingga bayi yang minum Air Susu Ibu (ASI) lebih jarang sakit, terutama

pada awal dari kehidupannya. Komponen zat anti infeksi yang banyak

dalam ASI akan melindungi bayi dari berbagai macam infeksi, baik yang

disebabkan oleh bakteri, virus, dan antigen lainnya (Suratmaja, 2013).

Praktek pemberian ASI di negara berkembang telah berhasil

menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan.

Berdasarkan data tersebut WHO merekomendasikan untuk pemberian ASI

eksklusif sampai bayi usia 6 bulan. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi

di Indonesia dan 1,3 juta bayi di dunia dapat diselamatkan dari kematian

dengan pemberian ASI eksklusif (Kiki Anggrita, 2013).

Pada tanggal 1 Maret 2012 pemerintah mengeluarkan peraturan

pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Eksklusif yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Peraturan ini mengacu pada ketentuan pasal 129 ayat (2) UU Nomor 36

Tahun 2009 tentang kesehatan. Dalam rangka melindungi, mendukung, dan

mempromosikan pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan upaya untuk

Page 14: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

2

meningkatkan dukungan dari pemerintah, pemerintah daerah, fasilitas

pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, masyarakat serta keluarga agar

ibu dapat memberikan ASI eksklusif pada bayi.

Pada PeraturanPemerintah Nomor 33 Tahun 2012Pasal 30 ayat (1)

berbunyi Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum

harus mendukung program ASI Eksklusif, ayat (2) berbunyi Ketentuan

mengenaidukungan program ASI Eksklusif di tempat Kerja sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuaidengan peraturan perusahaan

antara pengusaha dan pekerja dan buruh, atau melaluiperjanjian kerja

bersama antara serikat pekerja atau serikat buruh dengan pengusaha, ayat

(3) berbunyi Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana

umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusuidan/atau

memerah ASI sesuaidengan kondisikemampuan perusahaan, ayat (4)

berbunyi Ketentuan lebih lanjut mengenaitata cara penyediaan fasilitas

khusus menyusuidan atau memerah ASI sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pada pasal 34 berbunyi Pengurus Tempat Kerja wajib memberikan

kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif

kepada bayiatau memerah ASI selama waktu kerja ditempat kerja (Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33, 2012).

Cakupan ASI eksklusif di Indonesia juga belum mencapai angka yang

diharapkan yaitu sebesar 80%. Data dari badan penelitian dan

Page 15: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

3

pengembangan kesehatan 2010 menunjukkan bayi yang mendapatkan ASI

eksklusif di Indonesia hanya 15,3%(Riskesdas, 2013).

Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2010, menyebutkan angka

pemberian ASI Eksklusif sebesar 28,08% terjadi sedikit peningkatan bila

dibanding tahun 2009 sebesar 27,49%. Namun, angka ini dirasakan sangat

rendah bila dibanding target pencapaian ASI eksklusif tahun 2007 sebesar

65% dan target tahun 2010 sebesar 80%.

Banyak faktor yang berhubungan dengan praktek menyusui eksklusif,

diataranya adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu akan

pentingnya pemberian ASI secara eksklusif, pelayanan kesehatan dan

petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung program

Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI), gencarnya promosi susu

formula, rasa percaya diri ibu yang masih kurang, tingkat pendidikan ibu,

dukungan suami dan rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bagi

bayi dan ibu.

Ibu yang bekerja cenderung menjadi penyebab kegagalan untuk

memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Air Tawar Kota

Padang, Sumatera Barat. Hasil penelitian di beberapa daerah di Indonesia

menunjukkan pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja belum tepat. Di

Purwokerto Jawa Tengah, dalam penelitian pada karyawan di perguruan

tinggi negeri menunjukkan persentase pemberian ASI eksklusif hanya

mencapai 21%. Sebagian besar kegagalan disebabkan oleh sikap ibu

Page 16: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

4

terhadap pemberian ASI eksklusif dan peraturan ditempat kerja (Inayah,

2012).

Dukungan keluarga, terutama suami dapat menentukan keberhasilan

atau kegagalan menyusui, sebab dukungan suami akan menimbulkan rasa

nyaman pada ibu sehingga akan mempengaruhi produksi ASI serta

meningkatkan semangat dan rasa nyaman dalam menyusui (Adiningsih,

2004). dalam kenyataan, masih banyak suami yang berpendapat bahwa

menyusui adalah urusan ibu dengan bayinya, sehingga kurang peduli

(Sartono, 2012).

World Health Organization (WHO) merekomendasikan masa cuti

setidaknya 16 minggu (WHO, 2010). Sedangkan di Indonesia menurut UU

nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakejaan masa cuti setelah melahirkan

hanya 1,5 bulan jauh lebih singkat dibandingkan dengan rekomendasi WHO

(WHO, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukaan peneliti di

Mojosongo Surakarta yang didapatkan ditempat-tempat kerja sebagian besar

pegawai adalah wanita dan memiliki anak masing-masing 1-2 anak dan para

pegawai pun bekerja dalam sehari mencapai delapan jam perhari. dan hasil

wawancara dengan 3 karyawan didapatkan bahwa mereka tidak bisa

memberikan ASI secara eksklusif dikarenakan pekerjaan, waktu istirahat

yang singkat juga menjadi kendala ibu untuk bisa memberikan ASI

eksklusif pada anak. hasil observasi yang dilakukan tidak terdapat fasilitas

seperti ruangan khusus untuk bisa memerah ASI dan tempat penyimpanan

Page 17: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

5

ASI secara memadai. UntukBerdasarkan presentase rendahya pemberian

ASI eksklusif maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Pengalaman Ibu Pekerja Yang Tidak Memberikan ASI eksklusif

pada Anak di mojosongo surakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah

pengalaman ibu pekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif pada anak di

Mojosongo Surakarta?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mendeskripsikan pengalaman ibu pekerja yang tidak

memberikan ASI eksklusif pada anak di Mojosongo Surakarta.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasifaktor-faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI tidak eksklusif pada anak.

2. Untuk mengidentifikasi perasaan ibu saat tidak bisa memberikan

ASI secara eksklusif pada anak.

3. Untuk mengidentifikasi fasilitas tempat kerja yang mendukung

pemberian ASI eksklusif pada anak.

Page 18: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan agar menyediakan

tempat kerja menyediakan fasilitas untuk para ibu menyusui seperti

pada PeraturanPemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Pasal 30, dan

memotivasi serta mendukung para ibu pekerja untuk tetap

memberikan ASI secara eksklusif pada anak.

1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti

Sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai ibu pekerja terhadap pemberian ASI eksklusif pada anak.

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti Lain

1. Memotivasi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian

tentangbreastfeeding

2. Sebagaireferensi atau acuanpenelitian selanjutnya

1.4.4 Manfaat Bagi Responden

1. Dapat menjadi acuan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif

pada anak

2. Fasilitas yang diberikan oleh tempat kerja dapat digunakan

sebagai motivasi.

Page 19: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

7

1.4.5 Manfaat bagi perawat

1. Sebagai tenaga kerja kesehatan agar dapat mengedukasi para

ibu agar memberikan ASI secara eksklusif.

2. Sebagai motivasi tenaga kesehatan yang bekerja agar dapat

memberikan ASI pada anak secara Eksklusif.

Page 20: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori

2.1.1 Ibu pekerja

2.1.1.1 Definisi

Bekerja merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Saat ini bekerja

tidak hanya dilakukan oleh laki-laki tetapi juga perempuan, tidak

terkecuali ibu menyusui. Jumlah partisipasi ibu menyusui yang

bekerja menyebabkan turunnya angka dan lama menyusui (Siregar,

2004). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Subrata (2004)

menunjukkan kelompok ibu pekerja memiliki peluang 7,9 kali

lebih besar untuk tidak menyusui bayi secara eksklusif.

Kembali bekerja setelah cuti melahirkan merupakan kendala

suksesnya PP-ASI. Chatterji dan frick (2005) menyatakan bahwa

kembali bekerja dalam 3 bulan pertama setelah melahirkan sangat

berhubungan dengan penurunan untuk memulai menyusui sebesar

16%-18%, dan pengurangan durasi menyusui sekitar 4-5 minggu.

Berbagai macam alasan ibu yang bekerja tidak mau

memberikan ASI pada bayinya:

1) misalnya karena khawatir kariernya terganggu, takut

badannya tidak ramping lagi dan sebagainya. Faktanya

Page 21: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

9

jika ditinjau dari segi psikologis hal itu sangatlah

keliru karena ASI justru menciptakan hubungan

emosional yang erat antara ibu dan bayi (Riksani,

2012).

2) memberikan ASI eksklusif saat bekerja memerlukan

komitmen besar dan kesadaran tinggi baik ibu maupun

keluarga (Riksani, 2012).

3) Kepuasan karja dan karier yang dijalani

4) Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2.1.2 ASI eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar

payudara ibu. Air Susu Ibu eksklusif yang selanjutnya disebut ASI

eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti

dengan makanan atau minuman lain. Setiap ibu yang melahirkan

harus memberikan ASI eksklusif kepada Bayi yang dilahirkannya

(Peraturan pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Pasal 1 Pasal 2 dan

Pasal 6, 2012).

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik pada awal usia

kehidupan bayi. ASI eksklusif diberikan hanya ASI saja tanpa bahan

makanan tambahan sampai usia bayi enam bulan. ASI ibarat emas

yang diberikan gratis oleh Tuhan karena ASI adalah cairan hidup

yang dapat menyesuaikan kandungan zatnya yang dapat memenuhi

Page 22: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

10

kebutuhan gizi bayi. Sejak masa kehamilan, janin menerima nutrisi

dari ibu melalui plasenta. Pada masa bayi di dalam tubuh ibu secara

alami telah disediakan makanan yang dibutuhkan untuk

perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya berupa ASI

(Kristiyansari, 2009).

ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa

memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir

sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan

berarti setelah pemberian ASI Eksklusif pemberian ASI dihentikan,

akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun

(WHO, 2011).

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif dapat

mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus

meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan

meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas

sumber daya manusia yang memadai. Menyusui adalah suatu proses

alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya

tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu yang buta

huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun

demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal

yang alamiah tidaklah selalu mudah. Menyusui akan menjamin bayi

tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling

sehat (Utami, 2007).

Page 23: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

11

2.1.1.2 Kandungan Asi

a) Lemak

Lemak dalam ASI berbentuk gumpalan yang terdiri

dari trigliserida dengan campuran fosfolipid,

kolesterol, vitamin A, dan karotenoid (Hidajati,

2012).

b) Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktose, ASI

mempunyai kadar laktose paling tinggi dibanding

susu mamalia lain (7%). Laktose mempunyai

manfaat lain yaitu mempertinggi absorbsi kalsium

dan merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus

(Hidajati, 2012).

c) Protein

Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang

sulit dicerna) dan whey (protein yang mudah

dicerna). ASI lebih banyak mengandung whey

daripada casein sehingga protein ASI mudah dicerna

sedangkan pada susu sapi kebalikannya

(Rahmawati, 2010).

d) Garam dan Mineral

ASI Mengandung garam dan mineral lebih rendah

dibanding susu sapi, bayi yang mendapatkan susu

Page 24: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

12

sapi yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani

karena hipokalsemia (Hidajati, 2012).

e) Vitamin

ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi,

vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada

proses pembentukan darah dengan jumlah yang

cukup dan mudah diserap, dalam ASI juga terdapat

vitamin D dan E terutama dalam kolostrum

(Hidajati, 2012).

2.1.1.3 Manfaat Asi Eksklusif

a. Bagi Bayi

1) Sebagai nutrisi makanan terlengkap untuk bayi, karena

mengandung zat gizi yang seimbang dan cukup serta

diperlukan untuk 6 bulan pertama.

2) Mengandung antibodi (terutama kolostrum) yang

melindungi terhadap penyakit, terutama diare dan

gangguan perpanasan.

3) Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang

diberi ASI ekslusif akan lebih cepat bisa berjalan.

4) Meningkatkan jalinan kasih sayang.

5) Selalu siap tersedia

6) Melindungi dari alergi karena tidak mengandung zat

yang dapat menimbulkan alergi.

Page 25: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

13

7) Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi

dalam 6 bulan pertama 87% ASI adalah air.

8) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk

pertumbuhan otak sehingga bayi yang mendapat ASI

ekslusif potensial lebih pandai.

9) Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan

emosional, kematangan spiritual dan hubungan sosial

yang baik (Hidajati, 2012).

b. Bagi ibu

1) Mengurangi risiko pendarahan setelah melahirkan

2) Terhindar dari pembengkakan payudara

3) Mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium serta

osteoporosis

4) Sebagai alat kontrasepsi alami (Unicef, 2012).

c. Bagi Keluarga

Pengeluaran untuk makanan bayi relatif kecil karena

dengan memberi makanan buatan kepada bayi dapat

menghabiskan pendapatan keluarga (unicef, 2012).

d. Bagi masyarakat

Memberi ASI kepada bayi sangat penting untuk

mengatasi masalah kelaparan serta memberi jaminan

pangan bagi keluarga yang mengalami kekurangan pangan

dalam situasi darurat (Anonim, 2009).

Page 26: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

14

2.1.2 Dampak tidak diberikan ASI eksklusif

1. Bagi Bayi

1) Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI

eksklusif, maka kualitas kesehatan bayi dan anak balita

akan semakin buruk, gangguan pertumbuhan

(Khairunniyah,2004). Bila bayi tidak diberi ASI

Eksklusif maka tidak memperoleh zat kekebalan

sehingga mudah mengalami sakit.

2) bayi yang tidak mendapatkan makanan bergizi tinggi

sehingga akan menghambat pertumbuhan (Depkes

2003).

3) perkembangan kecerdasanya pu akan terhambat karena

DHA sangat berperan penting untuk perkembangan

otak bayi dan anak tidak diberikan (khamzah, 2012).

4) Risiko terjadinya leukemia juga dilami anak karena

bisa dipicu dengan kekurangan imunitas, disinilah

pentingnya ASI yang terbukti mengandung IgA

(Immunoglobin A)> zat yang dibutuhkan untuk

kekebalan bayi atau anak (khamzah,2012).

5) Alergi pada bayi juga menjadi resiko bagi anak yang

tidak memberikan ASI secara Eksklusif, alergi terhadap

protein pada susu sapi atau susu formula, berbeda

dengan anak yang hanya mendapatkan ASI secara

Page 27: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

15

eksklusif maka diet yang dikonsumsi ibu sangat

berpotensi menimbulkan gangguan alergi (khamzah,

2012).

2. Bagi Ibu

1) Pada ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada

bayinya yaitu resiko perdarahan setelah persalinan akan

menjadi lama

2) beresiko kanker payudara

3) ikatan antara ibu dan anak tidak begitu baik

4) akan kerepotan saat anak menangis dimalam hari.

2.1.2.2 Faktor–faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

Eksklusif

1. Pengetahuan

Novita (2008) dalam penelitiannya menyebutkan

semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi

jumlah ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada

bayinya. Hal ini dikarenakan ibu yang berpendidikan tinggi

umumnya memiliki kesibukan diluar rumah sehingga

cenderung meninggalkan bayinya, sedangkan ibu yang

berpendidikan rendah lebih banyak berada dirumah

sehingga memiliki lebih banyak kesempatan untuk

menyusui bayinya.

Page 28: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

16

2. Dukungan Petugas Kesehatan

Edukasi mengenai pemberian ASI sangat penting

dilakukan sebelum atau selama kehamilan dan dilanjutkan

setelah melahirkan. Persepsi dari tenaga kesehatan sangat

penting karena mereka persepsi tersebut dapat

mempengaruhi keputusan yang dibuat ibu (Dolman, 2010).

3. Dukungan Orang Terdekat

Dukungan suami sangat berarti bagi istri. Pada ibu

menyusui suami adalah orang terdekat yang diharapkan

selalu berada disisi ibu. Suami mempunyai peran yang

sangat menentukan dalam kelancaran refleks pengeluaran

ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau

perasaan istri (Roesli, 2009).

Menurut Roesli (2009), dari semua dukungan bagi

ibu menyusui dukungan suami adalah yang paling berarti.

Suami dapat berperan aktif dalam bantuan-bantuan yang

praktis Contohnya memandikaan bayi, memakaikan popok,

dan mendampingi ibu dalam menyusui.

4. Promosi Susu Formula

Widodo (2007) dalam tesisnya menyatakan

pergeseran perilaku pemberian ASI ke susu formula terjadi

karena susu formula dianggap lebih bergengsi. Beliau

mengemukakan hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh

Page 29: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

17

media yang mendominasi di televisi. Banyaknya iklan susu

formula di televisi yang bersaing dalam memberikan nutrisi

unggulan untuk bayi, memberikan dampak negatif bagi

pemberian ASI Eksklusif.

Swarts, Kruger, dan Dolman (2010) mengemukakan

beberapa alasan ibu dalam memilih susu formula. Alasan

yang pertama kali ditemui adalah ibu memilih susu formula

agar dapat meneruskan sekolah atau bekerja dan orang lain

dapat mengurus bayinya. Alasan lain berhubungan dengan

penyakit yang diderita melalui ASI. Alasan terakhir ibu

berpendapat ia memilih susu formula yaitu pemerintah

memberikannya secara cuma-cuma.

Page 30: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

18

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Faktor faktor yang

mempengaruhi

pemberian ASI

a. Pendidikan/penget

ahuan

b. Dukungan petugas

c. Dukungan suami

atau orang

terdekat.

d. Promosi susu

formula

Ibu pekerja

Pemberian ASI tidak

Eksklusif

Dampak

Bagi bayi

a. Mudah mengalami sakit

b. menghambat pertumbuhan dan

perkembang kecerdasannya.

c. Risiko terjadinya leukemia

d. Risiko mengalami alergi

Bagi Ibu

a. Beresiko perdarahan lebih lama

b. kanker payudara

c. ikatan atara ibu dan anak

kurang baik.

Page 31: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

19

2.3 Fokus Penelitian

Peneliti akan berfokus pada breastfeeding, berdasarkan hasil study

pendahuluan yang peneliti lakukan di STIKes Kusuma Husada Surakarta

pada para pegawai yang memiliki anak.

2.4 Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian terkait dengan penelitian yang akan diteliti yaitu

No Nama Peneliti Judul Peneliti Metode Peneliti Hasil Peneliti

1 Giri Inayah

Abdullah dan

Dian Ayubi

2011

Determinant Of

Exclusive

Breastfeeding

Behavior On

Working Mothers

Analisis data yang

dilakukan adalah

analisis univariat,

analisis bivariat

menggunakan kai

kuadrat, dan analisis

multivariat

menggunakan regresi

logistik ganda model

prediksi

Hasil penelitian

menunjukkan

proporsipemberian

ASI eksklusif pada

ibu bekerja di

Kementerian

Kesehatan sebesar

62,5%, lebih rendah

dari target nasional

(80%).

2 Eka Putri

Rahmadhani,

Gustina, dan

Edison

2013

Hubungan

Pemberian ASI

Eksklusif Dengan

Angka Kejadian

Diare Akut Pada

Bayi Usia 0-1 Tahun

Di Puskesmas

Kuranji Padang.

Penelitian ini

dilaksanakan secara

observasional dengan

pendekatan cross

sectional

Dari hasil penelitian

didapatkan bayi usia

0-5 bulan 29 hari

yang masih

mendapat ASI saja

sebanyak 41 bayi

(30,4%) dan yang

sudah mendapat

campuran lain selain

ASI sebanyak 28

bayi (20,7%). Jumlah

bayi usia 6-12 bulan

dengan ASI eksklusif

sebanyak 34 bayi

(25,2%) dan 32 bayi

lainnya (23,7%) non

ASI eksklusif.

Sebanyak 57 bayi

(42,2%) pernah diare

dan 78 bayi lainnya

(57,8%) tidak

pernah. Analisis chi

Page 32: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

20

No Nama Peneliti Judul Peneliti Metode Peneliti Hasil Peneliti

square mendapatkan

p=0,001 dan hasil ini

signifikan (p<0,5).

Pemberian ASI

eksklusif selama 6

bulan harus

ditingkatkan karena

mempunyai

hubungan dengan

angka kejadian diare

akut.

3

Ade Lestari, Mira

Trisyani,

Restuning

Widiyasih

2010

Motivasi ibu pekerja

dalam pemberian

ASI eksklusif di PT.

Dwehirst Men’s

Wear Indonesia

Jenis penelitian ini

deskriptif kuantitatif

dengan metode

purposive sampling.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

ibu bekerja dalam

memberikan ASI

Eksklusif termotivasi

secara ektrinsik

dengan integrated

regulation sebagai

level motivasi yang

paling dominan

dimana integrated

regulation

merupakan motivasi

dalam memberikan

ASI Eksklusif karna

nilai kepercayaan

dan keyakinan.

Page 33: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah kualitif dengan rancangan penelitian deskriptif

studi fenomenologi. Studi fenomenologi merupakan suatu pendekatan yang

essensial terkait dengan pengalaman alamiah manusia sepanjang hidupnya

dan memberikan gambaran suatu fenomena yang diteliti melalui hasil daya

titik yang mendalam dari peneliti (Polit & Back, 2006). Penelitian ini dinilai

dapat menjelaskan fokus permasahan dan realitas yang diteliti secara jelas

dan lengkap karena peneliti akan berusaha memahami peristiwa dan kaitan-

kaitanya terhadap orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu (Sutopo,

2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran

pengalaman ibu pekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada anak.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil yang

diperoleh dalam penelitian. Pemilihan tempat penelitian seluruh disesuaikan

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, sehingga tempat

ditentukan benar-benar menggambarkan kondisi informan Tempat

penelitian adalah tempat interaksi informan dengan lingkungannya yang

akan membangun pengalaman hidupnya (Saryono & Anggraeni, 2010).

Penelitian ini dilakukan di Mojosongo dan penelitian dilakukan pada bulan

Februari 2015.

Page 34: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

22

3.3 Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini yaitu

seluruh ibu pekerja di Mojosongo yang tidak memberikan ASI eksklusif.

3.4 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dianggap mewakili, dalam mengambil sampel penelitian ini

digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel tersebut

sedapat mungkin mewakili populasinya (Notoatmojdo, 2005). Sampel

dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi sebagai

narasumber, atau pertisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.

Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik,

tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

menghasilkan teori (Sugiyono, 2012).

3.5 Teknik sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling (teknik sampel bertujuan) yaitu metode pemilihan

partisipan dalam suatu penelitian dengan menentukan terlebih dahulu

kriteria yang akan dimasukan dalam penelitian, dimana partisipan yang

diambil dapat memberikan informasi yang berharga bagi peneliti (Sutopo,

2006).

Page 35: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

23

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat

mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syaarat sebagai sampel

(Notoatmjdo, 2010). Dalam penelitian ini kriteia inklusi sendiri yaitu:

1. Ibu - ibu yang gagal memberikan ASI Eksklusif

2. Yang memiliki anak dibawah 2 tahun

Besar sampel dalam penelitian ini sampai tercapai saturasi adalah 7

partisipan. Saturasi adalah partisipan sampai pada suatu titik kejenuhan

dimana tidak ada informasi baru yang didapatkan dan pengulangan sudah

dicapai, (afiyanti & rahmawati, 20014).

3.6 Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen adalah merupakan alat yang digunakan untuk

melakukan sesuatu sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan,

penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan

penyajian data secara sistematis dan objektif (Nursalam, 2008).

Pada penelitian ini digunakan dua instrumen yaitu instrumen inti dan

instrument penunjang sebagai berikut:

a. Instrumen inti

Peneliti merupakan instrumen inti pada penelitian ini. Peneliti

sebagai instrument inti berusaha untuk meningkatkan kemampuan

diri dalam melakukan wawancara. Usaha yng dilakukan berlatih

wawancara terlebih dahulu sebelum pengambilan data kepada

partisipan. Pada saat latihan wawancara peneliti berusaha

Page 36: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

24

responsive dan mahir dalam berkomunikasi. Keterampilan

wawancara kemudian terus diperbaiki seiring dengan seringnya

melakukan wawancara pada partisipan berikutnya

b. Intrumen penunjang

Alat bantu dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu

lembar alat pengumpul data (meliputi nama, umur, alamat,

pendidikan), alat tulis (buku dan bolpoin), serta smartphone yang

dilengkapi program voice recorder yang mempermudah peneliti

membuat transkip wawancara terstruktur. Alat perekam diisi daya

penuh sebelum digunakan dan menggunakan flight mode on agar

tidak terganggu pada saat proses wawancara.

Instrumen lain yang digunakan yaitu pedoman wawancara

terstruktur berisi daftar pertanyaan terbuka tentang pengalaman ibu

memberikan ASI, dan apa penyebab ibu tidak memberikan ASI

Eksklusif, serta tentang perasaan ibu saat tidak bisa memberikan

ASI secara eksklusif pada anak. Peneliti juga melakukan

pencatatan sebagai media observasion verbal saat pengumpulan

data dengan menggunakan lembar catatan lapangan, lembar

observasi yang berisi tentang hasil dari observasi peneliti tentang

tempat pemerahan ASI dan lemari pendingin yang disediakan oleh

tempat kerja.

Page 37: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

25

2. Prosedur pengumpulan data

Data merupakan faktor penting dalam penelitian, untuk itu

diperlukan teknik tertentu dalam pengumpulan data.

a. Fase pra interaksi

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menyelesaikan

ujian proposal dan diperbolehkan melakukan pengambilan data

dilapangan. Peneliti mengurus surat ijin penelitian yang

dikeluarkan oleh Program Studi S1 Keperawatan Stikes Kusuma

Husada Surakarta kepada ketua STIKes Kusuma Husada

Surakartas setelah perizinan keluar dari Ketua STIKes peneliti

dapat melakukan penelitian dan sebelum peneliti terjun kelapangan

peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternatif, dan setiap responden diberikan

pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.

b. Fase pelaksanaan

1. Wawancara

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian

kualitatif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai

narasumber atau informan. Informasi dari sumber data ini

dikumpulkan dengan teknik wawancara, dalam penelitian

kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk yang disebut

wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu wawancara

yang dilakukan untuk menemukan permasalahan secara lebih

Page 38: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

26

terbuka dimana informan yang diwawancara diminta pendapat

dan ide-idenya, peneliti mencatat apa yang dikemukakan oleh

informan (Sugiyono 2013). Pedoman wawancara dalam

penelitian ini dibuat sesuai dengan pengalaman ibu.

Wawancara dilakukan pada 7 partisipan dengan tanggal

berbeda di bulan Februari – maret 2015 di Mojosongo sebagai

berikut :

a) Partisipan pertama dilakukan pada 20 Februari 2015

b) Partisipan kedua dilakukan pada 25 Februari 2015

c) Partisipan ketiga dilakukan pada 2 Maret 2015

d) Partisipan keempat dilakukan pada 4 Maret 2015

e) Partisipan kelima dilakukan pada 6 Maret 2015

f) Partisipan keenam dilakukan pada 7 Maret 2015

g) Partisipan ketujuh dilakukan pada 9 maret 2015

2. Fase terminasi

Tahap terakhir dalam pengumpulan data dilakukan

terminasi dengan melakukan validasi terhadap data yang

ditemukann kepada partisipan. Peneliti memperlihatkan hasil

transkip wawancara dan interpretasi peneliti kepada partisipan.

Semua partisipan mengatakan bahwa apa yang ditulis peneliti

telah sesuai dengan apa yang dimaksud partisipan. Setelah

semua data divalidasi dan sesuai dengan apa yang dimaksud

Page 39: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

27

oleh partisipan peneliti mengucapkan terimakasih pada semua

partisipan.

a. Analisa data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode

fenomenologis deskriptif dengan metode Colaizzi (Polit& Back 2006),

metode colaizzi dinilai efektif digunakan dalaam penelitian ini, dikarenakan

dengan metode colaizzi fenomena-fenomena dapat terungkap dengan jelas

sesuai dengan makna-makna yang didapat. adapun langkah – langkah

analisa data adalah sebagai berikut :

1. Peneliti dengarkan hasil rekaman dan membaca seluruh hasil

penelitian (transkip) untuk memahami maksud dari setiap pernyataan

partisipan.

2. Peneliti membaca ulang dan mendapatkan kata kunci.

3. Peneliti mencari arti atau makna dari setiap kata kunci.

4. Kemudian peneliti mencari makna dan dirumuskan kedalam tema.

a) Mengumpulkan kata – kata kunci yang memiliki makna yang

sama kedalam sebuah subtema.

b) Mengelompokan subtema yang sama kedalam sebuah tema

5. Peneliti mengintergrasikan tema yang didapat kedalam fenomena

yang diteliti.

6. Merumuskan gambaran hubungan antar tema dan sesuaian dengan

fenomena yang diteliti.

Page 40: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

28

7. Memvalidasi tema data yang diperoleh pada partisipan.

b. Keabsahan data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility

(Validitas interbal), transferability (Validitas eksternal), dependability

(realiabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

1. Kredibility (validitas internal)

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil peneltian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan

teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.

Disini peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menguji

kredibilitas data dilakukan untuk mendapat data dari sumber dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

2. Transferability (validitas eksternal)

Uji transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kuantitatif, validitas eksternal menunjukan derajad ketepatan atau dapat

diterapkan hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil.

Nilai transfer ini berkenan dengan pertanyaan, hingga aman hasil

penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.

Page 41: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

29

3. Dependebility (dependabilitas)

Pengujian depenability dilakukan dengan cara melakukan audit

terhadap keseluruhan proses penelitian. jika proses penelitian tidak

dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak reliabel atau

dependable. Peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki

lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan

uji keabsahan data, laporan hasil dari latar belakang, tujuan, metode

hingga hasil sampai kesimpulan dan saran.

4. Confirmability (konfirmabilitas)

Dalam penelitian kualitatif uji konfirmability mirip dengan uji

dependebility, sehingga pengujin dapat dilakukan bersamaan. Menguji

konfirmability berarti menguji hasil penelitian. Dalam penelitian jangan

sampai prosesnya tidak ada, tetapi hasilnya ada. Peneliti mendapatkan

persetujuan dari informan dan menyertakan surat-surat yang sudah

diperolehnya seperti berikut :

a) Informed consent

b) Lembar konsultasi dosen

c. Etika Penelitian

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuannya

agar responden mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak

Page 42: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

30

yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden setuju, maka

diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Namun peneliti

harus tetap menghormati hak responden bila tidak bersedia (Setiadi,

2013).

2. Anonimity (tanpa nama)

Merupakan masalah etika dengan tidak memberikan nama

responden pada alat bantu penelitian, cukup dengan kode yang hanya

dimengerti oleh peneliti (Setiadi, 2013). Peneliti melakukan pemberian

nama samaran (kode) terhadap partisipan seperti P1 yaitu partisipan 1

(pertama), P2 yaitu parisipan 2 (kedua), P3 yaitu partisipan 3 (ketiga),

P4 yaitu partisipan 4 (keempat), P5 yaitu partisipan 5 (kelima), serta P6

yaitu partisipan 6 (keenam) dan P7 yang berarti partisipan 6 (keenam).

3. Confidentially (kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan informasi

yang diberikan oleh responden. Peneliti hanya melaporkan kelompok

data tertentu saja (Hidayat, 2007). Peneliti tidak mencantumkan data

yang rahasia yang sudah disepakati peneliti dengan partisipan, dan

merahasiakan apapun yang bersifat pribadi tentang data partisipan.

Page 43: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab 4 ini dijelaskan mengenai hasil penelitian yang

didapatkan terkait pengalamanan ibu pekerja yang tidak memberikan ASI

Eksklusif di mojosongo. Tema-tema yang didapatkan dari penelitian ini

diperoleh berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan pada 7 ibu

pekerja dan tidak memberikan ASI secara Eksklusif. Tema yang didapat

meliputi 5 tema antara lain dukungan eksternal, tanggung jawab terhadap

pekerjaan, keterbatasan sarana dan prasarana, ketidakberdayaan ibu dalam

memberikan ASI Eksklusif, dan harapan ibu terhadap fasilitas ASI

Eksklusif. Berikut uraian dari diskripsi tempat penelitian dan serta hasil

analisi tema yang muncul.

4.1 Karakteristik partisipan

Karakteristik ketujuh partisipan yang bersedia dilakukan

wawancara antara lain sebagai berikut :

1) Partisipan satu (P1) : adalah perempuan berusia 29 tahun pendidikan

D3 keperawatan pekerjaan petugas Lab. Dan lama bekerja 5 tahun.

2) Partisipan kedua (P2) : perempuan usia 35 tahun pendidikan

terakhir SMP bekerja sebagai tukang bersih-bersih dan sudah bekerja

4 tahun.

Page 44: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

32

3) Partisipan ketiga (P3) : perempuan usia 43 tahun pendidikan terakhir

SMA bekerja sebagai tukang bersih-bersih dan sudah bekerja selama

10 tahun.

4) Partisipan keempat (P4) : perempuan usia 26 tahun, pendidikan S1

dan lama bekerja 2 tahun.

5) Partisipan kelima (P5) : perempuan usia 20 tahun pendidikan

terakhir SMP bekerja dipabrik dan suda bekerja selama 3 tahun.

6) Partisipan keenam (P6) : perempuan usia 27 tahun pendidikan

terakhir S1 dan pekerjaan mengajar sudah bekerja selama 4 tahun.

7) Partisipan ketujuh (P7) : perempuan usia 32 tahun pendidikan

terakhir SMP bekerja di pabrik sudah 3 tahun.

4.2 Hasil penelitian

Hasil dari pengalaman ibu pekerja dalam memberikan ASI, pada

ibu pekerja di mojosongo diperoleh dari hasil wawancara dari ketujuh

partisipan dari ibu pekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif pada

anak berdasarkan panduan wawancara terstruktur yang telah dibuat

sebelumnya. Wawancara dilakukan selama kurang lebih 15-25 menit,

waktu dan tempat sudah disepakati oleh partisipan sebelumnya dan saat

wawancara dipilih tempat yang jauh dari keramaian supaya partisipan

dapat mengungkapkan jawaban yang diberikan oleh sipeneliti secara

mendalam dan terbuka mengenai pengalaman ibu pekerja yang tidak

memberikan ASI Eksklusif.

Page 45: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

33

Penelitian ini menghasilkan 5 tema berdasarkan hasil analisis

tematik yang dilakukan. Analisis tema disusun mulai dari pencarian kata

kunci, pengelompokan kategori-kategori yang kemudian membentuk sub

tema dan menjadi tema yang sudah dihasilkan dari penelitian. Penelitian

ini menemukan 5 tema yaitu komponen dukungan eksternal, tanggung

jawab terhadap pekerjaan, keterbatasan sarana dan prasarana,

ketidakberdayaan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif, dan harapan ibu

terhadap fasilitas pemberian ASI Eksklusif. Berikut akan dijelaskan tema-

tema yang ditemukan.

4. Tujuan khusus 1 : Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI tidak Eksklusif pada anak.

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI tidak Eksklusif pada anak didapatkan 3 tema yaitu

komponen dukungan eksternal, tanggung jawab terhadap pekerjaan

dan keterbatasan sarana dan prasarana dari tema diatas didapatkan 4

sub tema yaitu sebagai berikut :

a. Tema komponen dukungan eksternal

1) Dukungan lingkungan

a) Dukungan tim kesehatan

Sebagian besar adanya dukungan dari tim kesehatan

diungkapkan oleh partisipan seperti berikut :

“belom ada dukungan dari tim kesehatan...” (partisipan 1)

“Sebenernya ada di breascare juga diberi makanan

tambahan...”(partisipan 3)

“Ada,, Cuma kan waktu itu kan belum keluar...” (partisipan 4)

Page 46: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

34

“gak terlalu diberikan penjelasan tentang ASI..”(partisipan 5)

“peran petugas sebenarnya sudah baik mbak...”(partisipan 6)

“gak begitu diperhatikan ...”(partisipan 7)

Partisipan diatas masing-masing mengatakan bahwa tim

kesehatan sudah mendukung pemberian ASI Eksklusif pada

anak.

b) Dukungan rekan kerja

Sebagian besar partisipan mengatakan adanya dukungan

dari rekan kerja seperti yang diungkapkan berikut ini :

“belom ada yang mendukung saya...” (partisipan 1)

“Ada dukunganya sihh sebenernya..”(Partisipan 2)

“yah sebenarnya pada ngasih saran..”(partisipan 3)

“Awalnya ya bilang anak pertama ya dikasih ASI eksklusif

...”(Partisipan4)

“Rekan kerja dukung-dukung aja”(Partisipan 5)

“teman kerja saya mendukung...”(Partisipan 6)

“teman-teman kerja saya itu mendukung...”(Partisipan 7)

Ungkapan salah satu dari partisipan diatas menyatakan

bahwa adanya dukungan dari pihak rekan nya sendiri, dan

merasa sudah di dukung oleh rekan seprofesinya ditempat kerja

para ibu.

c) Dukungan suami

Adanya dukunngan suami diungkapakan sebagian besar

partisipan seperti berikut ini :

” Kalo suami saya ya sangat mendukung ...”(Partisipan 1)

“mendukung kalo ASI soalnya ASI itu bagus...”(Partisipan

“suami juga mendukung, mencarikan obat ...”(Partisipan 3)

“suami saya mah terserah sama saya aja...”(partisipan 5)

“Suami saya jelas mendukung ya...”(partisipan 6)

” suami saya mendukung mbak...”(partisipan 7)

Page 47: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

35

Ungkapan masing-masing partisipan diatas menyakatan

bahwa suaminya memberikan dukungan dengan keputusan

apapun yang dibuatnya dan ada pula suami yang mendukung

untuk memberikan ASI eksklusif pada anak.

Komponen dukungan eksternal dapat dilihat pada gambar 4.1

berikut ini :

Gambar 4.1 struktur : dukungan eksternal

b. Tema tanggung jawab terhadap pekerjaan

1) Resiko pekerjaan

a) Tuntutan pekerjaan

Ada salah satu partisipan yang mengatakan tentang tuntutan

pekerjaan yang dijalaninya mengahambat pemberian ASI

kepada anak.

“...sebenarnya juga baik tapi tuntutan itu tadi..”(partisipan 6)

Belum ada

dukungan

Gak terlalu

Gak diperhatikan

Suami terserah

saya

Belum

mendukung

Dukungan tim

kesehatan

Dukungan Rekan

kerja

Dukungan suami

Dukungan

lingkungan Dukungan

eksternal

Page 48: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

36

Ungkapan diatas merupakan keluhan tentang kewajiban dan

kebutuhan ibu dlam rumah tangga keinginanya untuk tetapi

menyusui tidak sejalan dengan tuntutan di tempat kerja serta

rasa tanggung jawab terhadaap pekerjaan.

b) Jam kerja

Jam kerja juga menjadi alasan kenapa para ibu gagal

memberikan ASI yang diungkapkan 1 partisipan berikut :

“mengambil keputusan untuk jam kerja ...”(partisipan 1)

Ungkapan diatas merupakan ungkaapan bahwa atasan belum

berperan aktif pada pengambilan jam kerja untuk kariawan nya .

c) waktu istirahat

Sebagian besar partisipan mengatakan bahwa waktu

istirahat antara ibu menyusui dan yang tidak tetap sama seperti

yang diungkapkan oleh 7 patisipan berikut :

“eem ndak ada ya mbak ..”(partisipan 1)

“belum ada semua sama 1 jam...”(partisipan 2)

“sama gak dibedakan..’’(partisipan 3)

“sama aja kan mbak ...”(partisipan 4)

“ya sama aja mbak ...”(partisipan 5)

“kalau waktu istirahat semua sama ...”(partisipan 6)

“kalo istirahat sama aja ..”(partisipan 7)

Ungkapan diatas merupakan ungkapan bahwa tidak ada

perbedaan waktu istirahat antara ibu menyusui dan tidak, waktu

yang diberikan tetap sama setiap pekerjanya.

Page 49: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

37

Komponen tanggung jawab terhadap pekerjaan dapat dilihat

pada gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2

Struktur : tanggung jawab terhadaap pekerjaaan

c. Tema keterbatasan sarana dan prasarana

1) Faktor media

a) Iklan

Adanya iklan menjadi sarana pengetahuan tentang susu

formula dinyatakan oleh 3 partisipan berikut :

“saya dapat biasanya dari tv itu ...” (partisipan 1)

“sebenarnya dari iklan...”(partisipan 2)

“lebih tau dari tv mbak...”(partisipan 7)

Ungkapan diatas menandakan bahwa ibu mendapatkan

informasi tentag susu formula hanya dari media massa saja dan

tidak ada informasi dari tim kesehatan atau lainya.

Tuntutan

pekerjaan

Jam kerja Risiko pekerjaan

Tanggung jawab

terhadap pekerjaan

Waktu istirahat

Page 50: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

38

2) Minim fasilitas

a) Jarak

Kategori jarak diungkapkan oleh salah satu partisipan

berikut :

“...dan jarak yang cukup jauh ...”(partisipan 1)

Ungkapan diatas menunjukan bahwa jarak juga menjadi

halangan bagi ibu dapat memberi ASI secara Eksklusif.

b) Tidak ada fasilitas

Tidak adanya fasilitas ditempat kerja dijelaskan oleh 7

partisipan berikut :

“tidak ada fasilitas lain sampai sekarang...”(partisipan 1)

“ibu hanyaa memerah ASI diruang kosong...”(partisipan 1)

“ruangan belum ada pumping dan kulkas belum

ada..”(partisipan 2)

“kalo fasilitas khusu sih gak ada ...”(partisipan 3)

”sekolah SD gak ada kamar pribadi gitu...” (partisipan 4)

“ya gak ada kan yo Cuma pabrik...”(partisipan 5)

“belum ada ...”(partisipan 6)

“sekarang merah ya dikamar mandi ...”(partisipan 7)

Ungkapan diatas menunjukan bahwa memang tidak ada

nya fasilitas ditempat kerja para ibu untuk mendukungnya

memberikan ASI secara eksklusif pada anak.

Page 51: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

39

Komponen keterbatasan sarana dan prasarana dapat dilihat

pada gambar 4.3 berikut :

Gambar 4.3

Struktur: keterbatasan dan prasarana

5. Tujuan khusus 2 Untuk mengidentifikasi perasaan ibu saat tidak

bisa memberikan ASI secara eksklusif pada anak.

Mengidentifikasi perasaan ibu saat tidak bisa bisa

memberikan ASI secara Eksklusif didapatkan satu tema yaitu

ketidakberdayaan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Tema di

bangun dengan SUB tema yaitu respon emosional, sebagai berikut :

1) Respon emosional

a) Sedih

Perasaan sedih ibu saat tidak bisa memberikan ASI pada

anak diungkapkan 3 partisipan sebagai berikut :

“saya sedihlah mbak gimana sih..” (partisipan 1)

“perasaanya ya sedih mbak “(partisipan 4)

“...perasaan selain sedih...”(partisipan 5)

Iklan

Jarak

Tidak ada fasilitas

Keterbatasan

sarana dan

prasarana

Faktor sosial media

Minim sarana

Page 52: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

40

Ungkapan partisipan diatas menunjukan bahwa seorang

ibu sedih ketika tidak bisa menyusui secara Eksklusif pada

anaknya.

b) Kecewa

Perasaan kecewa juga yang dirasakan diungkapkan oleh 1

partisipan sebagai berikut :

“... kecewa gitu mbak”(partisipan 4)

Ungkapan partisipan diatas menunjukan bahwa selain

sedih ia juga merasa kecewa saat tidak bisa memberikan ASI.

c) Bersalah

Perasaan pasrah juga diungkapakan oleh 3 partisipan

sebagai berikut :

“ya rasanya kaya berdosa...”(partisipan 2)

“merasa bersalah...”(partisipan 5)

“...kayak merasa bersalah gitu mbak...” (partisipan 6)

Ungkapan partisipan diatas menunjukan bahwa para ibu

merasa bersalah pada anak saat tidak bisa memberikan ASI

secara Eksklusif sebagai ibu mereka berharap bisa memberikan

semua yang terbaik untuk sang anak perasaan bersalah mereka

muncul karena tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anak.

d) Pasrah

Hanya bisa pasrah juga diungkapkan oleh 1 partisipan

sebagai barikut :

“ya pasrah ...” (partisipan 6)

Page 53: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

41

Ungkapan diatas menandakan bahwa ibu hanya bisa pasrah

dengan keadaan saat tidak bisa memberikan ASI secara

eksklusif pada anak mereka karena memang semua bukan yang

diinginkan para ibu.

e) Bingung

Perasaan bingung yang dirasakan ibu juga diungkapkan oleh

1 partisipan sebagai berikut :

“saya juga bingung...”(partisipan 1)

Ungkapan diatas menunjukan bahwa ibu tidak haya sedih

tapi juga bingung untuk menghadapi masalah dan tanggung

jawabnya.

f) Belum mampu

Perasaan belum mampu pada ibu yang gagal memberikan

ASI eksklusif juga diungkapkan oleh 1 partisipan sebagai

berikut:

“saya merasakan belum mampu “(partisipan 7)

Ungkapan diatas menandakan bahwa sang ibu merasa

belum mampu memenuhi kebutuhan sang anak untuk

mendapatkan ASI eksklusif.

Page 54: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

42

Komponen respon emosional dapat dilihat pada gambar 4.4

berikut ini :

Gambar 4.4

Struktur :ketidakberdayaan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif

6. Tujuan khusus 3 : Untuk mengidentifikasi fasilitas tempat kerja

yang mendukung pemberian ASI eksklusif pada anak.

Mengidentifikasi fasilitas tempat kerja apa saja yang

diharapkan oleh para ibu untuk mendukung pemberian ASI secara

eksklusif pada ibu pekerja didapat 1 tema yaitu Harapan ibu

terhadap fasilitas pemberian ASI Eksklusif. tema tersebut dibangun

oleh beberapa sub tema berikut :

Sedih

Belum mampu

pasrah

bersalah

Kecewa

bingung

Ketidakberdayaa

n ibu dalam

memberikan ASI

Eksklusif

Respon emosional

Page 55: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

43

a. Tema Harapan ibu terhadap fasilitas pemberian ASI Eksklusif

1) Tempat penyimpanan ASI

a) Lemari pendingin

Lemari pendingi salah satu yang dibutuhkan ibu menyusui

diungkapkan oleh 2 partisipan sebagai berikut:

“ada lemari pendingin kaya kulkas...” (partisipan 1)

“untuk tempat penyimpanan..” (partisipan 2)

Ungakapan diatas merupakan harapan bahwa apa fasilitas

yang disebut kan adalah yg dibutuhkan ditempat kerja para ibu.

2) Waktu istirahat untuk memerah ASI

a) Pengambilan jam kerja

Pengambilan jam kerja atau waktu diungkapkan oleh dua

partisipan sebagai berikut :

“dukungan seperti pengambilan jam kerja..”(partisipan 1)

”ya seharusnya dikasih waktu yang agak beda..”(partisipan 3)

Ungkapan diatas merupakan keinginan yang ibu butuhkan

ditempat kerja untuk bisa mengambil waktu kerja atau waktu

untuk memerah ASI.

3) Ruangan khusus memerah ASI

b) Ruangan khusus

Harapan adanya ruangan khusus juga yang diungkapkan

oleh 6 partisipan sebagai berikut :

“ada ruangan khusus untuk ibu”(partisipan 1)

“sukur-sukur ada tempat khusus...”(partisipan 3)

“ada kamar pribadi gitu ...”(partisipan 4)

Page 56: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

44

“seharusnya itu ada ruangan ...”(partisipan 5)

“yang saya harapkan itu ruang khusus...”(partisipan 6)

“saya harapkan ada ruang merah ASI...”(partisipan 7)

Ungkapan diatas merupakan harapan dari ibu pekerja

yang mengharapkan adanya fasilitas yang disebutkan, dengan

diberikannya fasilitas ibu juga merasa didukung tempat kerja

untuk memberikan ASI secara eksklusif.

Komponen harapan ibu terhadap fasilitas pemberian ASI

Eksklusif dapat dilihat pada gambar 4.5

Gambar 4.5

Struktur harapan ibu terhadap fasilitas pemberian ASI Eksklusif

Lemari pendingin

Pengambilan jam

kerja

Ruangan khusus

Harapan ibu

terhadap fasilitas

pemberian ASI

Tempat

penyimpanan ASI

Waktu istirahat

untuk memerah

ASI

Ruangan khusus

untuk memrah

ASI

Page 57: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

45

Du

ku

ng

an e

kst

ern

al

1.

Du

ku

ng

an

lin

gk

un

gan

a.

Du

ku

ng

an

tim

kes

ehat

an

b.

Du

ku

ng

an

rek

an k

erja

2.

Du

ku

ng

an

kel

uar

ga

a.

Du

ku

ng

an

suam

i

AS

I ti

dak

Ek

sklu

sif

Tan

ggu

ng

jaw

ab

terh

adap

pek

e rja

an

1.

Res

iko

pek

erja

an

a. T

un

tuta

n

pek

erja

an

b.

Jam

ker

ja

c. W

aktu

isti

rah

at

Ket

erb

atas

an

sara

na

dan

pra

sara

na

1.

Fak

tor

med

ia s

osi

al

a.

Ikla

n

2.

Min

im s

aran

a

a.

Jara

k

b.

Tid

ak

ada

pojo

k

AS

I

c.

Min

im s

aran

a

Ket

idak

b

erd

ayaa

n

ibu

mem

eber

ikan

AS

I E

ksk

lusi

f

1.

Res

po

n e

mo

sio

nal

a.

Sed

ih

b.

Kec

ewa

c.

Ber

sala

h

d.

Pas

rah

e.

Bin

gu

ng

f.

Bel

um

mam

pu

Har

apan

ib

u

terh

adap

fa

sili

tas

pem

ber

ian

A

SI

Ek

sklu

sif

1.

Tem

pat

pen

yim

pan

an

a.

Lem

ari

pen

din

gin

2.

Wak

tu i

stir

ahat

un

tuk

mem

erah

AS

I

a.

Pen

gam

bil

an j

am k

erja

3.

Ru

angan

kh

usu

s u

ntu

k m

emer

ah A

SI

a.

Ru

angan

kh

usu

s

45

4.3 STEMATIKA

Page 58: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

46

Dukungan eksternal terdiri dari dukungan lingkungan sepereti, dukungan dari tim

kesehatan yang mempunyai tugas sejak kehamilan ibu untuk memberikan

dukungan pada ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif dan adanya dukungan

dari rekan kerja ibu ditempat kerja pun mempengaruhi ASI tidak Eksklusif serta

dukungan suami disini suami berperan sangat penting karena status yang terdekat

dengan ibu dukungan suami sangat penting bagi ibu bayi karena dengan dukungan

dari sang suami ibu merasa diperhatikan, tetapi tanggung jawab terhadap

pekerjaan juga menjadi penyebab karena resiko pekerjaan, tuntutan pekerjaan

serta jam kerja yang terbatas dipengaruhi juga oleh waktu istirahat yang sebentar

menyebabkan ibu tidak pulang atau memerah ASI untuk sang anak, sehingga

munculah rasa ketidakberdayaan ibu dalam memberikan ASI secara Eksklusif

pada anak serta munculnya respon emosional ibu rasa sedih ketika tidak bisa

meberikan ASI, rasa kecewa pada dirinya sendiri atas kegagalan yang dialami,

rasa bersalah yang akhirnya muncul dari ibu para ibu hanya bisa pasrah saat tidak

bisa memenuhi ASI sang anak, bingung dan tidak mampu pada sang anak,

keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi hal yang sangat berpengaruh pada

pemberian ASI secara eksklusif pada ibu pekerja karena banyak hal yang

mempengaruhi seperti faktor media sosial dapat dilihat dengan iklan susu formula

yang sering muncul di tv dan tempat pebelanjaan besar, serta minimnya sarana

ditempat kerja ibu sendiri seperti jarak rumah dan tempat kerja ibu yang cukup

jauh, tidak adanya pojok ASI atau ruangan khusus ibu menyusui sangatlah

berpengaruh dengan tidak adanya fasilitas ditempat kerja ibu membuat ibu

kesulitan dalam memerah ASI ditempat kerja dan tentunya berpengaruh pada

Page 59: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

47

pemberian ASI pada anak, sehingga muncul harapan ibu terhadap pemberian

fasilitas ditempat kerja ibu seperti adanya lemari penyimpanan, waktu istirahat

atau pengambilan jam kerja untuk memerah ASI dan khususnya untuk ruangan

kosong harus diadakan di tempat kerja.

Page 60: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

48

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Mengidentifikasifaktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI tidak

Eksklusif

5.1.1 Dukungan Eksternal

Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan peran petugas

kesehatan sangat berpengaruh pada ibu menyusui untuk dukungan dan

motivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada anak, untuk ibu

pekerja bukan hanya dukungan tim kesehatan yang berpengaruh bagi ibu

namun juga dukungan dari rekan kerja sendiri bahwa mereka karena

lingkungan juga berpengaruh bagi sang ibu untuk tetap memberikan ASI

secara Eksklusif pada anak selain itu dukungan suami sangat perpengaruh

pada keputusan ibu untuk tetap memberikan ASI saat bekerja. Pemberian

ASI secara ekslusif ada hubungannya dengan peran petugas kesehatan,

sikap dan perhatian oleh para ahli kesehatan yang berkaitan dengan

menyusui sangat diperlukan terutama dalam mengahadapi promosi pabrik

pembuat susu formula dan pemberian makanan pendamping ASI seperti

pisang, madu, bubur nasi. Posisi strategis dari peranan instansi kesehatan

dan para petugas kesehatan di Indonesia terutama di Puskesmas sangat

bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan operasional pemasyarakatan ASI

(Notoatmodjo, 2005).

Page 61: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

49

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nikma

(2012) di Wilayah Kerja Puskesmas Gribig bahwa terdapat hubungan

peran bidan terhadap pemberian ASI Eksklusif. Penelitian serupa yang

dilakukan oleh Rosita (2010) di Wilayah Sukahening Kabupaten

Tasikmalaya didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara dukungan

tenaga kesehatan terhadap perilaku pemberian ASI Eksklusif.

Hasil penelitian didapatkan bahwa dukungan rekan kerja sangat

berpengaruh bagi ibu karena lingkungan juga mempengaruhi kebiasaan

para ibu dengan dukungan rekn kerja dapat memotivasi ibu untuk

memberikan ASI secara Eksklusif pada anak saat bekerja. Bentuk

dukungan yang diberikan oleh lingkungan kerja meliputi rekan kerja yang

menjadi fasilitator menyusui di tempat kerja, menghadirkan kelompok

pendukung ASI, Lingkungan kerja adalah semua keadaan berbentuk fisik

dan non fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat

mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung (Sedarmayanti 2009:31). Pimpinan memegang peran penting

dalam keberhasilan menyusui di tempat kerja. Pimpinan yang mempunyai

pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam mempertimbangkan

pemberian biaya yang tinggi saat penerimaan dan pemberian training pada

karyawan, pimpinan akan berkeinginan untuk melakukan negosiasi kepada

ibu bekerja yang akan menyusui.

Penelitian yang dilakukan oleh Irni Setyawati, (2008). Motivasi

ekstrinsik positif yang berasal dari pimpinan dalam bentuk kebijakan dan

Page 62: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

50

penyediaan fasilitas untuk menyusui di tempat kerja dapat meningkatkan

perilaku ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif. Persepsi positif

manajer terhadap pemberian ASI eksklusif dapat mendorong pimpinan

mewujudkan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja dan meningkatkan

kepercayaan diri ibu bekerja untuk menyusui di tempat kerja. Perilaku

pemberian ASI eksklusif oleh ibu bekerja sangat dipengaruhi oleh faktor

karakteristik individu dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang

sangat mempengaruhi perilaku ibu bekerja berasal dari pimpinan

perusahaan yang mempunyai kekuasaan untuk membuat kebijakan dan

menyediakan fasilitas menyusui selama bekerja.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan suami sangat

penting bagi ibu menyusui karena perasaan didukung dan diperhatikan

serta perasaan merawat anak secara bersama-sama, serta bantuan dari sang

suami sangat penting sebagai motivasi bagi ibu untuk tetap memberikan

ASI secara Eksklusif. Dukungan keluarga, terutama suami dapat

menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui, sebab dukungan

suami akan menimbulkan rasa nyaman pada ibu sehingga akan

mempengaruhi produksi ASI serta meningkatkan semangat dan rasa

nyaman dalam menyusui (Adiningsih, 2004). Pilliteri (2003) menyatakan

bahwa salah satu keberhasilan ibu untuk menyusui adalah dukungan

suami. Pernyataan ini dikuatkan oleh Sinclair (2010) yaitu menyatakan

bahwa ibu-ibu yang mendapatkan dukungan dari pasangan (suami)

Page 63: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

51

memberikan ASI lebih lama dibandingkan dengan ibu yang tidak

mendapatkan dukungan dari pasanganya.

Hasil penelitian Atik, (2010) bahwa dukungan keluarga

berpengaruh terhadap perilaku tidak memberikan ASI eksklusif. Penelitian

tentang dukungan suami terhadap pemberian ASI esklusif belum pernah

dilakukan di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang. Sejalan dengan penelitian dari Lisma Evareny (2010).

Prevalensi praktik pemberian ASI secara eksklusif pada kelompok ayah

yang mendukung lebih tinggi 2,25 kali dibandingkan dengan kelompok

ayah yang tidak mendukung. Variabel lain yang berpengaruh terhadap

peran ayah dengan praktik pemberian ASI adalah pengetahuan ayah dan

ibu, sikap ayah dan ibu.

5.1.2 Tanggung jawab terhadap pekerjaan

Hasil penelitian menunjukan bahwa keinginan untuk memberikan

ASI sangat kuat namun tuntutan pekerjaan dan waktu yang sedikit

membuat ibu gagal ASI secara eksklusif jam kerja yang tidak sebentar

juga menjadi alasan bagi para ibu untuk bisa memberikan ASI secara

eksklusif ditambah lagi dengan waktu istirahat yang tidak lama dan tidak

dibedakan dengan yang lainya dalam arti tidak diistimewakan selayaknya

ibu menyusui yang membutuhkan waktu untuk memerah ASI dan

memberikannya pada anak. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan

menyusui pada ibu bekerja adalah pendeknya waktu cuti kerja, kurangnya

dukungan tempat kerja, pendeknya waktu istirahat saat bekerja (tidak

Page 64: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

52

cukup waktu untuk memerah ASI), tidak adanya ruangan untuk memerah

ASI, pertentangan keinginan ibu antara mempertahankan prestasi kerja

dan produksi ASI. Dalam Konvensi Organisasi Pekerja Internasional

tercantum bahwa cuti melahirkan selama 14 minggu dan penyediaan

sarana pendukung ibu menyusui di tempat kerja wajib diadakan. dalam

UU no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 28 ayat 1. hak

menyusui bagi perempuan diberikan kesempatan untuk menyusui anaknya

dalam waktu bekerja dengan tetap mendapatkan upah ini diatur dalam UU

no.13 tahun 2003 tentang kettenagakerjaan pasal 83. Dukungan

perusahaan bagi keberhasilan program ASI Eksklusif diantaranya dapat

diberikan melalui pemberian cuti melahirkan kepada setiap pekerja

perempuan. Di Indonesia, setiap perusahaan sejatinya mengikuti ketentuan

UU Tenaga Kerja Nomor 13 tahun 2003 dengan memberikan hak cuti

selama tiga bulan kepada karyawan yang melahirkan. Di sejumlah negara,

pekerja perempuan yang hamil dan menyusui memeroleh keistimewaan

dari pemerintah dan perusahaan tempat mereka bekerja. Menyusui

merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja.

5.1.3 Keterbatasan sarana dan prasarana

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan promosi di media

sosial sangat berpengaruh bagi ibu pekerja dengan iming-iming manfaat

susu formula yang hampir sama dengan ASI ibu, maka banyak ibu yang

memilih untuk memberikan susu formula pada anak. Promosi adalah

berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk

Page 65: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

53

mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk dan

mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut

(Kotler, 2005). Menurut Kotler dan Amstrong (2004) Promosi adalah

kegiatan yang mengkomunikasikan jasa dan produk dan menganjurkan

pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi merupakan suatu bentuk

komunikasi pemasaran yang berarti suatu aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli

dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Tjiptono, 2009).

Penelitian Siregar (2004) menyatakan bahwa salah satu faktor yang

menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya

disebabkan oleh meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti

ASI, sehingga promosi susu formula dapat dikatakan sebagai penyebab

menurunnya jumlah bayi yang mendapat ASI secara eksklusif.

Hasil penelitian bahwa jarak menjadi salah satu faktor mengapa

ibu tidak bisa memberikan ASI secara eksklusif pada anak karena jarak

tempuh yang jauh sehingga ibu tidak bisa untuk pulang dengan waktu

istirahat yang sebentar. Jarak merupakan panjang lintasan yang ditempuh

oleh ibu yang bekerja mulai dari awal ibu dirumah sampai ibu berada

ditempat bekerja.yang bekerja mulai dari awal ibu dirumah sampai artinya

terdapat hubungan yang signifikan antara jarak tempat tinggal ibu yang

bekerja dengan pemberian ASI eksklusif. Menurut Maryuni (2009) bahwa

lokasi atau tempat bekerja ibu yang jauh dari lingkunagn tempat tinggal

Page 66: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

54

sehingga ibu tidak sempat memberikan ASInyaibu berada ditempat

bekerja. Jarak rumah dari tempat bekerja mempengaruhi pemberian ASI

bagi bayi.

Menurut peneliti ibu yang jarak tempuh dari tempat bekerjanya

dekat dan sedang, akan berupaya memberikan ASInya pada waktu jam

istirahat, sedangkan bagi ibu yang jarak tempat kerjanya yang jauh tidak

memungkinkan untuk memberikan ASI. Hal ini disebabkan karena bila

jarak tempuh ibu jauh, akan memakan waktu yang lama untuk kembali

ketempat kerja, dan hal ini akan membuat ibu merasa tidak mentaati

peraturan dan jam kerja yang sudah ditetapkan kepadanya.

Hasil dari penelitian juga menunjukan bahwa tidak adanya fasilitas

dari tempat kerja menjadikan para ibu kesulitan untuk bisa memerah ASI

secara leluasa karena tidak adanya ruang khusus dan lemari pendingin atau

fasilitas, failitas sangat dibutuhkan oleh para ibu karena membantu

pemberian ASI secara eksklusif karena tempat yang nyaman akan

membuat ibu menjadi rilex dengan kondisi ibu yang rilex maka produksi

ASI akan meningkat dan ibu dapat memberikan ASI pada anak tanpa

kekurangan ASI dan sebaliknya strategi memerah ASI di toilet ternyata

menghasilkan masalah baru. Toilet ataupun gudang, bukan ruangan bersih.

Akibatnya, ASI yang diperah beresiko terkena virus atau kuman toilet

padahal saat memerah susu harus berada pada kondisi yang bersih, steril

dari berbagai penyakit. Berdasarkan Lampiran Surat Nomor

872/Menkes/XI/2006 ruang menyusui bukan sembarang ruang yang

Page 67: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

55

langsung bisa dibangun. Ada berbagai persyaratan agar ruang khusus

menyusui sesuai standar dan representatif. Ruang tersebut harus tertutup,

menjamin sanitasi yang higienis, kursi yang nyaman, dan petunjuk cara

menyusui yang lengkap serta edukatif. Ruangan menyusui merupakan

ruang yang harus ada di setiap rumah sakit, tempat kerja.

Dukungan tempat bekerja terhadap ibu menyusui dapat berupa

pemberian cuti hamil dengan waktu yang memadai, bagi ibu yang sudah

kembali bekerja disediakan fasilitas untuk dapat memompa ASI, kebijakan

yang mengatur keringan jam bekerja atau pengaturan kembali waktu kerja

bagi ibu menyusui dan dukungan dalam bentuk pendidika atau penyediaan

informasi mengenai program pemberian ASI di tempat Kerja. Ibu-ibu yang

bekerja jauh atau jarak dari rumah selama menyusui sering mengalami

kesulitan (Astuti, 2007).

Berdasarkan uji analisis secara statistik menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara dukungan tempat kerja dengan pemberian

ASI eksklusif. bermaknanya tempat kerja dengan pemberian ASI eksklusif

mungkin disebabkan karena adanya tentang dukungan tempat kerja yaitu

ada tidaknya fasilitas pojok ASI.

5.2 Untuk mengidentifikasi perasaan ibu saat tidak bisa memberikan ASI secara

eksklusif

5.2.1 Ketidakberdayaan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif

Hasil penelitian didapatkan bahwa ketidakberdayaan ibu

didapatkan bahwa perasaan para ibu yang gagal menyusui juga sangat

Page 68: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

56

dirasakan para ibu perasaan sedih, kecewa, bersalah, bingung, pasrah, dan

perasaan belum mampu menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya,

rasa ingin menyusui dengan sepenuhnya ada pada masing-masing ibu tapi

karena tanggung jawab terhadap pekerjaan dan minim sarana pada tempat

kerja menjadi alasan gagalnya ASI eksklusif mereka. Konsep diri akan

memberikan pengaruh terhadap proses berpikir, perasaan, keinginan, nilai

maupun tujuan hidup seseorang (Clemes dan Bean, 2001, h.2). Hughes,

Galbraith dan White (2011) yang juga mengatakan bahwa konsep diri

merupakan deskripsi mengenai diri sendiri yang juga mengandung

evaluasi terhadap diri. Hal tersebut berkaitan pula dengan self esteem

(harga diri) dari individu. Baron, Byrne dan Branscombe (dikutip dari

Sarwono dan Meinarno, 2009) mendefinisikan self esteem merupakan

proses evaluasi yang dilakukan terhadap diri sendiri yang menunjukkan

seluruh sikap seseorang terhadap dirinya sendiri. Kemudian, untuk

mengetahui konsep diri yang ada di dalam diri individu, individu

melakukan proses self awareness (kesadaran diri).

Pembentuk konsep diri lainnya adalah adanya peran yang

dijalankan oleh individu, individu yang merasa mampu akan mengalami

peningkatan rasa percaya diri dan harga diri, sedangkan individu dengan

perasaan tidak mampu akan merasa rendah diri sehingga cenderung terjadi

penurunan harga diri, perasaan sedih pada ibu hal yang pasti dirasakan

karena tidak bisa menyusui anak secara eksklusif, seluruh perasaan bingung,

kecewa pun dirasakan karena merasa apa yang diinginkanya belum dapat

Page 69: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

57

dicapainya, hanya perasaan bersalah yang muncul saat tidak bisa memenuhi

kebutuhannya.

5.3 Mengidentifikasi fasilitas tempat kerja yang mendukung pemberian ASI

eksklusif

5.3.1 Harapan ibu terhadap fasilitas pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian didapatkan bahwa harapan para ibu untuk fasilitas

dan dukungan dari tempat kerja harus ada karena kebutuhan ibu menyusui

ditempat kerja sangat penting sehingga mereka mengharapkan adanya

ruang khusus untuk memerah ASI sekaligus lemari pendingin untuk

menyimpan ASI ibu guna diberikan pada anak. Di Undang-Undang

Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah diatur mengenai hak

apa saja yang dapat diperoleh pekerja perempuan saat hamil dan

melahirkan, di antaranya cuti. Dalam meneliti mengenai pekerja

perempuan pada suatu perusahaan, peneliti tertarik untuk membahas

khususnya mengenai keadaan pekerja perempuan pasca melahirkan seperti

waktu cuti dan fasilitas ruang menyusui atau ruang laktasi pada

perusahaan. Ruang menyusui ini menjadi sangat penting artinya bagi

perempuan pekerja karena fungsi dari ruang menyusui atau laktasi ini

adalah memberikan kenyamanan bagi sang ibu bekerja, supaya dapat tetap

memberikan ASI ekslusif kepada bayinya.

Penelitian yang dilakukan (Adhitya Kartika P, 2015) menyebutkan

bahwa Kebijakan perusahaan dalam melindungi pekerja perempuan pasca

Page 70: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

58

melahirkan diantaranya ada dua yaitu pemberian cuti dan penyediaan

ruang laktasi yang diperkuat dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan,

dan peraturan menteri terkait penyediaan ruang laktasi serta aturan lain

yang mengakomodir hak dai ibu dan bayi. Terdapat perusahaan yang

menyediakan ruang laktasi bagi pekerja perempuan, ada perusahaan yang

mengijinkan pekerja perempuan untuk memerah ASI-nya saat jam kerja

namun tidak disediakan ruang laktasi, ada pula yang memperpanjang

waktu istirahat pekerja perempuan yang perlu untuk memerah ASI.

Page 71: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

59

BAB VI

PENUTUP

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang

telah didapatkan mengenai tema-tema yang telah dianalisa. Kesimpulan akan

menjelaskan dan menjawab dari tujuan-tujuan khusus dan masalah-masalah yang

dirumuskan. Selain itu pada bab ini akan dijelaskan mengenai saran-saran bagi

institusi yang bersangkutan.

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa dari kata kunci yang telah didapat dalam penelitian ini

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI tidak eksklusif

terhadap kebutuhan ASI pada anak yaitu dukungan eksternal, tanggung

jawab terhadap keterbatasan sarana prasarana yang kurang mendukung

terhadap pemberian ASI.

2. Perasaan ibu saat tidak bisa memberikan ASI secara eksklusif pada anak

yaitu ketidakberdayaan ibu dalam memberikan ASI ekslusif meliputi

perasaan sedih, kecewa, bersalah, bingung, pasrah, dan perasaan belum

mampu menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya.

3. Harapan ibu terhadap fasilitas pemberian ASI ekslusif meliputi

penyimpanan ASI, waktu istirahat untuk memerah ASI, ruangan khusus

memerah ASI.

Page 72: PENGALAMAN IBU PEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-utaris1104... · Rektorat STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

60

6.2 Saran

1. Bagi masyarakat

Masyarakat khususnya para ibu menyusui dapat megusulkan kepada

pengambil kebijakan ditempat kerja untuk menyediakan fasilitas ibu

menyusui ditempat kerja seperti ruangan khusus, tempat penyimpanan

ASI (lemari pendingin), dan waktu istirahat untuk memerah ASI.

2. Bagi peneliti lain

Agar peneliti lain bisa mengembangkan penelitian dengan metode

kualitatif dengan harapan ibu terhadap fasilitas tempat kerja dilihat

dari kemauan pengelola tempat kerja untuk memfasilitsi para ibu

menyusui.

3. Bagi perawat

Untuk perawat memberikan dukungan pengetahuan dan kemauan

untuk para ibu pekerja supaya tetap mempertahankan ASI eksklusif

untuk mencapai kesuksesan pemberian ASI untuk anak.

4. Bagi peneliti

Untuk peneliti agar bisa memberitahukan pada atasan institusi tempat

belajar untuk memberikan fasilitas bagi ibu menyusui ditempat kerja.