Upload
others
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGAMAN ARUS LEBIH (FUSE CUT OUT)
ABSTRAK
Seiring terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh faktor-faktor teknis maupun non-
teknis pada sistem distribusi jaringan listrik yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
peralatan-peralatan listrik sehingga mengakibatkan kerugian bagi PLN.(1) Agar dapat
Mengamankan peralatan dari kerusakan yang lebih luas akibat gangguan, Membatasi
kemungkinan terjadinya kecelakaaan, Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan,
dan Membatasi daerah pemadaman akibat gangguan.(1)
Maka dari itu perlu adanya suatu pengaman peralatan listrik yang berfungsi untuk
menghindari hal-hal tersebut dengan cara memasang pengaman-pengaman berupa switch sikring.
Dengan memasang switch sikring itu maka dapat mengurangi reksiko-reksiko yang terjadi akibat
tegangan dan arus lebih yang dapat merugikan pihak PLN.(2)
Fuse Cut Out (FCO) merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban
pada jaringan distribusi yang bekerja denga cara meleburkan bagian dari komponennya (fuse
link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan dengan ukurannya itu. Disamping itu FCO
merupakan peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi gangguan arus lebih. Alat ini akan
memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati
kapasitas kerjanya. Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut out
akan putus, dan tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan menggantung di udara, sehingga
tidak ada arus yang mengalir ke sistem. (3)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan distribusi berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik ke pihak
pelanggan. Karena fungsinya tersebut maka
keandalan menjadi sangat penting dan untuk
itu jaringan distribusi perlu dilengkapi
dengan alat pengaman
Ada tiga fungsi sistem pengaman dalam
jaringan distribusi
a. Mencegah atau membatasi kerusakan
pada jaringan beserta peralatannya dari
akibat adanya gangguan listrik
b. Menjaga keselamatan umum dari akibat
gangguan listrik
c. Meningkatkan kelangsungan pelayanan
tenaga listrik kepada konsumen
1.2 Tujuan
Agar dapat mampu bekerja secara
optimal, sistem pengaman yang baik harus
mampu :
a. Melakukan koordinasi dengan sistim
pengaman yang lain GI
b. Mengamankan peralatan dari kerusakan
yang lebih luas akibat gangguan
c. Membatasi kemungkinan terjadinya
kecelakaaan
d. Secepatnya membebaskan pemadaman
karena gangguan
e. Membatasi daerah pemadaman akibat
gangguan
f. Mengurangi frekuensi pemutusan
permanen karena gangguan
Sedangkan persyaratan yang harus
dimiliki oleh alat pengaman atau sistem
pengaman adalah:
a. Sensitifitas (kepekaan)
Suatu pengaman bertugas mengamankan
suatu alat atau bagian tertentu dari sistem
tenaga listrik termasuk dalam jangkauan
pengamanannnya merupakan daerah
pengaman tugas suatu pengaman
mendeteksi adanya gangguan yang terjadi
didaerah pengamanannya harus cukup
2
sensitif untuk mendeteksi dengan nilai
minimum dan bila perlu mentripkan PMT
atau Pelebur untuk memisahkan bagian
yang terganggu dengan bagian yang sehat
b. Selektifitas (ketelitian)
Selektifitas dari pengaman adalah
kwalitas kecermatan dalam mengadakan
pengamanan bagian yang terbuka dari
suatu sistem oleh karena terjadinya
gangguan diusahakan seminimal
mungkin jika dapat tercapai maka
pengamanan demikian disebut
pengamanan selektif.
c. Keandalan ( Realibilitas)
Dalam keadaan normal pengaman tidak
boleh bekerja, tetapi harus pasti dapat
bekerja bila diperlukan. Pengaman tidak
boleh salah bekerja, jadi susunan alat-alat
penga,man harus dapat diandalkan.
Keandalan keamanan tergantung kepada
desain, pengerjaan dan perawatannya
d. Kecepatan. (Speed)
Makin cepat pengaman bekerja tidak
hanya dapat memperkecil kerusakan
tetapi juga dapat memperkecil
kemungkinan meluasnya akibat-akibat
yang ditimbulkan oleh gangguan
1.3 Rumusan Masalah
Batasan masalah yang disajikan
penulis dalam laporan ini meliputi:
1. Gangguan yang dapat menyebabkan
pemadaman total tanpa bisa
meminimalisir percabangannya.
2. Percepetan pemadaman yang terjadi di
jaringan listrik.
1.4 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan dimaksudkan
untuk memberikan gambaran secara garis
besar tentang apa yang akan dikemukakan
dalam pokok bahasan. Sitematika pada
laporan proyek akhir ini terdiri dari 5 bab
yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang masalah,
tujuan, Metodologi, rumusan masalah,
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas tinjauan pustaka tentang
spesifikasi dan jenis FCO dan Fuse link
pengaman lebur/fuse cut out.
BAB III METODE PENELITIAN
Menampilkan tentang jenis, type,
material, karakteristik dan cara kerja
beserta cara pemasangannya
BAB IV HASIL PENELITIAN
Membahas analisa spesifikasi sesuai
standart PLN (SPLN)
BAB V PENUTUP
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fuse Cut Out
A. Pengertian Fuse Cut Out (F C O)
Fuse Cut Out merupakan sebuah alat
pemutus rangkaian listrik yang berbeban
pada jaringan distribusi yang bekerja dengan
cara meleburkan bagian dari komponennya
(fuse link) yang telah dirancang khusus dan
disesuaikan ukurannya untuk itu.
Perlengkapan fuse ini terdiri dari sebuah
rumah fuse (fuse support), pemegang fuse
(fuse holder) dan fuse link sebagai pisau
pemisahnya dan dapat diindetifikasi dengan
hal-hal seperti berikut :
Tegangan Isolasi Dasar ( TID ) pada
tingkat distribusi
Utamanya digunakan untuk
penyulang TM dan proteksi trafo
3
Konstruksi mekanis didasarkan
pemasangan pada tiang /crossarm
Dihubungkan ke sistim distribusi
dengan batas-batas tegangan
operasinya
B. Klasifikasi Fuse Cut Out
Jenis-jenis fuse untuk tegangan tinggi dapat
dilihat pada gambar 1 dibawah ini
Pada gambar ini diperlihatkan
fuse yang dirancang untuk
penggunaan pada tegangan tinggi
dapat dibedakan dalam 2 ( dua )
macam yaitu Cutout Distribusi
(Distribution Cutouts), dilapangan
sering disebut: Fuse Cut Out
disingkat FCO dan Fuse TM (Power
Fuse ) yang sering disebut MV Fuse
atau Fuse pembatas arus. Dilapangan
keperluan dan cara pemasangan
kedua jenis fuse ini berbeda. Fuse cut
out banyak dipergunakan pada
saluran saluran percabangan dengan
konstruksi saluran udara terbuka
sedangkan MV fuse banyak
dipergunakan pada panel panel
cubicle dengan saluran kabel atau
campuran .
Gambar 1. Klasifikasi Fuse Tegangan Tinggi
4
Fuse cut out distribusi diklasifikasi
dalam 2 macam fuse yaitu : Fuse letupan
(Expulsion Fuse) dan Fuse Liquid (Liquid
Filled Fuse) Namun pada kenyataannya
dilapangan fuse cutout letupan (expulsion)
lebih banyak dipakai untuk jaringan
distribusi dibanding dengan power fuse,
istilah letupan (expulsi) merupakan suatu
tanda yang dipergunakan fuse sebagai
tanda adanya busur listrik yang melintas
didalam tabung fuse yang kemudian
dipadamkannya. Peristiwa yang terjadi
pada bagian dalam tabung fuse ini adalah
peristiwa penguraian panas secara partial
akibat busur dan timbulnya gas yang di
deionisasi pada celah busurnya sehingga
busur api segera menjadi padam pada saat
arus menjadi nol.
Tekanan gas yang timbul pada
tabung akibat naiknya temperatur dan
pembentukan gas menimbulkan terjadinya
pusaran gas didalam tabung dan ini
membantu deionisasi lintasan busur api.
Tekanan yang semakin besar pada tabung
membantu proses pembukaan rangkaian,
setelah busur api padam partikel-partikel
yang dionisasi akan tertekan keluar dari
ujung tabung yang terbuka. Klasifikasi
fuse cutout yang kedua adalah fuse cutout
liquid, fuse jenis ini tidak dikenal di
wilayah PT PLN . Namun menurut
referensi Fuse Cut Out semacam ini dapat
digunakan untuk jaringan distribusi dengan
saluran kabel udara .
C. Jenis-Jenis Fuse Cut Out Letupan
Ada 2 jenis fuse letupan
(expulsion) yang diklasifikasi sebagai Fuse
Cut-Out (FCO) distribusi yaitu:
Fuse cut out bertabung fiber
(Fibre tube fuse)
Fuse link terbuka (Open link fuse)
a. Fuse cut out bertabung fiber (Fibre
tube fuse)
Fuse cut-out bertabung fiber
mempunyai fuse link yang dapat diganti-
ganti (interchangeability) dan terpasang
didalam pemegang fuse (fuse holder)
berbentuk tabung yang terbuat dari bahan
serat selulosa. Fuse ini dapat dipergunakan
baik untuk Fuse Cut-Out terbuka (open
fuse cut-out) atau Fuse Cut-Out tertutup
(enclosed fuse cutout), fuse cut-out terbuka
dapat dilihat pada gambar 2.Pada gambar
ini terlihat fuse bertabung fiber dipasang
diantara 2 (dua) isolator dan jaringan
listrik dihubungkan pada kedua ujung fuse
holdernya pada fuse cut out tertutup,
tabung fuse terpasang disebelah dalam
pintu fuse cut out dan seluruh kontak
listriknya terpasangkan pada rumah fuse
yang terbuat dari porselain seperti terlihat
pada gambar 3
Kedua Fuse Cutout ini dapat
dipergunakan pada jaringan-jaringan
dengan sistim delta atau jaringan dengan
sistim bintang tanpa pentanahan demikian
juga pada jaringan - jaringan yang
menggunakan sistim netral ditanahkan
apabila tegangan pemutusan fuse cutout
secara individual tidak melebihi tegangan
maksimum pengenal rancangan dan
tahanan isolasi ketanah sesuai dengan
kebutuhan operasinya.
5
b. Fuse Cut-Out Link Terbuka (Open
Link)
Fuse cut out link terbuka terdiri
dari sebuah fuse link yang tertutup di
dalam sebuah tabung fiber yang relatif
kecil dengan dilengkapi kabel penghubung
tambahan pada fuse link-nya untuk
memperpanjang kedua ujung tabungnya.
Terlihat pada gambar 4:
Gambar. 4
Fuse Cut out tipe Open Link
Kabel penghubung tambahan ini kemudian
dihubungkan ke pegas kontak beban pada
rumah fuse (fuse support) untuk kerja
secara mekanik. Kerja pegas ini
dimaksudkan untuk menjamin pemisahan
agar kedua ujung dari fuse terbuka pada
saat fuse bekerja dan ini dipakai karena
kemampuan pemutusan pada tabung fiber
yang kecil relatif terbatas. Fuse cut out ini
dirancang untuk dipakai pada tegangan 17
kV, selain itu fuse ini mempunyai arus
pengenal pemutusan yang lebih rendah
dari pada fuse cut out bertabung fiber.
Gambar 2
Gambar 3.
Fuse Cut out terbuka Fuse Cut out tertutup
6
2.2 Fuse Link
a. Standar Fuse link
Ada sejumlah standar yang dianut
fuse link, salah satu standar pengenal fuse
link yang terdahulu dikenal dengan sebutan
pengenal N. Pengenal N dispesifikasi fuse
link tersebut mampu untuk disalurkan arus
listrik sebesar 100 % secara kontinue dan
akan melebur pada nilai tidak lebih dari 230
% dari angka pengenalnya dalam waktu 5
menit. Pada praktek dilapangan ketentuan
tersebut kurang memuaskan penggunanya
karena hanya satu titik yang dispesifikasi
pada kerakteristik arus-waktu sehingga fuse
link yang dibuat oleh sejumlah pabrik yang
berbeda mempunyai keterbatasan dalam
memberikan jaminan koordinasi antar fuse
link. Setelah fuse link dengan pengenal N
kemudian muncul standar industri fuse link
dengen pengenal K dan pengenal T pada
tahun 1951.
Pengenal K untuk menyatakan fuse
link dapat bekerja memutus jaringan listrik
yang berbeban dengan waktu kerja lebih
“cepat” dan pengenal T untuk menyatakan
fuse link bekerja memutus jaringan listrik
yang berbeban dengan waktu kerja lebih
”lambat”. Fuse link tipe T dan tipe K ini
merupakan rancangan yang universal karena
fuse link ini bisa ditukar tukar
(interchangeability) kemampuan elektris
dan mekanisnya yang dispesifikasi dalam
standar.
Fuse link tipe K dan tipe T yang
diproduksi suatu pabrik secara mekanis akan
sama dengan fuse link tipe K dan tipe T
yang diproduksi pabrik lain.
Karakteristik listrik link tipe K dan
fuse link tipe T sudah distandarisasi dan
sebagai titik temu nilai arus maksimum dan
minimum yang diperlukan untuk melelehkan
fuse link ditetapkan pada 3 titik waktu
dalam kurva karakteristik Kondisi ini lebih
menjamin koordinasi antara fuse link yang
dibuat oleh beberapa pabrik menjadi lebih
baik dari pada yang dimiliki fuse link N.
b. Ketersediaan Tipe Dan Angka
Pengenal Fuse Link
Seiring dengan perubahan teknologi
dan kebutuhan dalam peningkatan mutu
pelayanan tenaga listrik. beragam tipe dan
angka pengenal fuse cut out letupan
(expulsion) yang diproduksi dan dijual
dipasaran pada masa kini. Salah satu
perusahaan pembuat fuse link menyediakan
beberapa tipe yang diantaranya adalah tipe
K, T, H, N, D, S untuk sistim distribusi
dengan tegangan sampai 27 kV dan tipe
EK, ET dan EH untuk sistem distribusi
dengan tegangan sampai 38 kV dengan
pengenal seperti terlihat pada table 1.
7
Tabel 1
Ketersediaan tipe dan rating fuse link yang diproduksi pabrik
BAB 3 METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis, Type, dan Karakteristik Yang
Digunakan Sesuai Standar PLN
SPLN 64 1985 Untuk keperluan
peningkatan efisiensi dan tingkat keandalan
pelayanan sistem di PT PLN (Persero), jenis,
tipe dan karakteristik perlu dipilih Fuse Cut
out yang sesuai dengan sistem dan kondisi
yang ada di lingkungan PT PLN (Persero)
sebagai perusahaan yang mengelola
distribusi tenaga listrik. Untuk keperluan ini
PLN merumuskan kebijaksanaanya dalam
standar PLN : SPLN 64 : 1985 mengenai
Petunjuk dan Penggunaan Pelebur Pada
Sistem Tegangan Menengah.
Sesuai dengan Standard kemampuan dari
fuse link Cut out (FCO) yang diproduksi
oleh sejumlah pabrik yang telah
dikemukakan di fuse cut out dan pada
pemilihan arus pengenal fuse link FCO.
Untuk menentukan arus pengenal (rating)
fuse link yang dipilih dapat dilakukan
sebagai berikut :
A ru s k o n t in y u y a n g d i
i j in k a n J e n i s w a k tu
A ru s P e n g e n a l ( % P e n g e n a l ) k e r j a
( A )
H
( T a h a n S u r ja )
D - T im a h
(T a h a n S u r ja )
K – T im a h
( C e p a t )
K – P e ra k
( C e p a t )
N – T im a h
( C e p a t )
T – T im a h
( L a m b a t )
S – T e m b a g a
( S a n g a t L a m b a t )
E K
( C e p a t )
E T
( L a m b a t )
E H
(S a n g a t L a m b a t ) 1 ,2 ,3 ,5 1 0 0 S a n g a t l a m b a t 1 3 s /d 2 2
6 s /d 1 0 0 1 5 0 L a m b a t 1 0 s /d 1 3 .1
6 s /d 1 0 0 1 5 0 C e p a t 6 s /d 8 .1
3 s /d 2 0 0 1 5 0 S a n g a t l a m b a t 1 5 s /d 2 0
1 s /d 2 0 0 1 5 0 L a m b a t 1 0 s /d 1 3 .1
5 s /d 2 0 0 1 0 0 C e p a t 6 s /d 1 1
6 s /d 1 0 0 1 0 0 C e p a t 6 s /d 8 ,1
1 s /d 2 0 0 1 5 0 C e p a t 6 s /d 8 ,1
1 -1 ,5 -2 -3 -4 -5 -7 -1 0 -1 5 -2 0 1 0 0 S a n g a t l a m b a t 7 s /d 4 6
T ip e F u s e L in k
R a s io K e c e p a ta n
K e r ja
1 -2 -3 -5 -8 1 0 0 S a n g a t l a m b a t 6 s /d 1 8
8
- Pilih fuse link Cut Out ( FCO ) yang
sesuai dengan standar dalam hal ini PLN
dalam SPLN 64 :1985 menentukan
pilihan type K T dan H
- Bagilah Arus beban maksimum yang
sudah ditentukan dengan kemampuan
arus kontinue fuse link
- Koordinasi yang sebaik baiknya dengan
alat proteksi yang lain (PMT, PBO dan
Fuse Cut out ) baik yang berada di sisi
sebelah hulu (sumber) dan sebelah
hilirnya (beban)
- Perhatikan Batas ketahanan penghantar
terhadap arus hubung singkat
- Perhatikan pula kemampuan pemutusan
dari Fuse Cut Out khususnya bagi FCO
yang terpasang dekat dengan sumber
tenaga.
3.2 Cara Kerja / Langkah Kerja
a. Pemasangan FCO
FCO pada jaringan distribusi
tegangan menengah biasanya dipergunakan
pada saluran saluran percabangan untuk
mengamankan saluran percabangan dari
adanya gangguan hubung singkat dan untuk
mengamankan sistim dari gangguan hubung
singkat pada trafo distribusi .
Konstruksi Pemasangan dari Fuse
Cut Out ini dapat dilihat seperti gambar
gambar berikut
Gambar 6 bagian – bagian
dari kontruksi FCO
Gambar 5 Pemasangan FCO untuk
Proteksi Saluran
9
Tabel 2 Bagian – bagian dari kontruksi FCO
a. Proteksi terhadap saluran jaringan
tegangan rendah
Sebagai penghantar saluran biasanya
digunakan jenis kabel udara dengan isolasi
dari bahan XLPE atau kabel tanah dengan
isolasi dari bahan PVC.
Arus hubung singkat akan
menyebabkan pelunakan pada isolasi, maka
pengamanan dilakukan dengan pembatasan
besarnya arus dan lamanya waktu tejadinya
arus gangguan yang dikoordinasikan dengan
karakteristik fuse yang mengamankannya.
Fuse yang digunakan adalah jenis
pembatasan arus TR , dengan persyaran
sebagai berikut :
Tegangan pengenal pelebur harus sesuai
dengan tegangan jaringan
Arus pengenal harus lebih besar dari
arus beban penghantar (1,1 1,2 arus
beban maksimum)
Arus beban maksimum sebaiknya
sebesar 0,8 x kha penghantar
Arus pengenal pelebur harus lebih kecil
dari arus hubung singkat di titik terjauh
Besarnya arus hubung singkat pada JTR
ditentukan oleh jarak gangguan.
A. Porcelain insulator with higher Creepage
distance and greater insulation properties. G.
Crank shaft support / lower housing in
Brass.
B. Upper eye bolt connector in Tin plated
brass. H. Trigger in stainless steel.
C. Upper contact - silver plated ETP
Copper. I.
Stainless steel spring provides toggle
action for fuse link ejector.
D.
Galvanized steel hooks for load break
tools & guiding the fuse tube during
closure.
J. Lower eye bolt connector in Tin plated
Brass.
E.
Fuse tube holder coated with UV resistant
paint, impervious to water & constructed
in Epoxy resin with special arc quenching
liner.
K. Crank shaft.
F. Lower contact in ETP grade copper duly
silver plated. L. Galvanized mounting Brackets.
10
1U
Hubung singkat 3 phasa I hs 3F = --------
R
1,1V3U
Hubung singkat fasa-fasa I hs F-F = -----------
2R
1,1U
Hubung singkat 3 fasa ke tanah I hs 3F- T = -----------------
R + RN + RS
1,1U
Hubung singkat fasa netral I hs F- N = -----------
R + RN
b. Cara Pemilihan Arus Pengenal ( Rating
) Fuse Link FCO
Pemilihan Arus Pengenal Fuse link FCO
untuk Proteksi Percabangan
Pemilihan arus pengenal (Rating)
fuse link Cut Out ( FCO ) untuk saluran
cabang sangat penting untuk dilakukan
dengan sebaik baiknya dalam rangka
koordinasi sistem untuk memperoleh
penampilan sistem yang optimal dengan
harapan target perusahaan dalam
pencapaian kepuasan pelanggan dan
peningkatan penjualan KWh dengan
mengecilkan tingkat SAIDI dan SAIFI di
harapkan dapat terpenuhi Salah satu metode
pemutusan arus hubung singkat permanen
(persistant) yang efektif adalah dengan
memasang fuse pada tiap tiap percabangan
atau anak cabangnya ( sub branch)
Kesalahan dalam menentukan
pilihan rating fuse link tentu akan memupus
harapan perusahaan. Sering kerjanya (Trip)
PMT Penyulang di Gardu Induk oleh
karena sering terjadi gangguan di saluran
saluran cabang atau terutama saluran-
saluran anak cabang perlu dipertimbangkan
untuk penempatan FCO yang sesuai dengan
kebutuhan Salah satu yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan arus
pengenal FCO untuk proteksi saluran
cabang atau saluran anak cabang adalah
besarnya nilai arus beban maksimum yang
akan atau dapat mengalir pada saluran
cabang atau anak cabang yang dimaksud.
Dengan demikian fuse link cut out
yang dipilih selain harus tahan terhadap arus
beban ,juga harus bisa dikoordinasikan
dengan alat proteksi yang lain dan
mempunyai kemampuan pemutusan
terhadap arus hubung singkat yang mungkin
terjadi dan dapat melindungi penghantar
yang diamankan dari kerusakan akibat arus
lebih.
Pemilihan rating arus fuse link yang
benar adalah tidak akan lebur atau terjadi
kerusakan oleh gangguan sesaat (no-
persistant) yang terjadi disebelah hilirnya
karena recloser yang akan membuka
rangkaian dengan operasi instantaneous
11
tanpa memutuskan fuse link Pada saat
gangguan tetap fuse link pertama pada
sebelah sumber dari gangguan akan
melebur dan membuka rangkaian setelah
operasi recloser.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Untuk menentukan spesifikasi FCO dan
Fuse Link yang di gunakan maka harus
sesuai dengan Ketentuan Umum SPLN,
yaitu:
Frekwensi kerja : 50 Hz
Tegangan pengenal : 20 kV, 24 kV
untuk sistim 20 KV 3 fasa dengan
netral ditanahkan
Tingkat isolasi pengenal :
- Tegangan ketahanan impulse : polaritas
positif dan negatif
Antara kutub - tanah dan kutub – kutub
( TID ) 125 kV (puncak)
Antara jarak isolasi dari rumah fuse 60
kV (efektif )
- Tegangan ketahanan sistim 50 Hz (
kering/ basah selama 1 menit )
Antara kutub - tanah dan kutub – kutub
( TID ) 50 kV (efektif)
Antara jarak isolasi dari rumah fuse 60
kV (efektif )
Kondisi standar suhu, tekanan dan
kelembaban 20 0
C, 760 mmHg dan 11
g /m3 Air
Suhu : suhu udara maksimum 40 0
C
suhu udara rata-rata 24 jam maks 37 0 C
Arus pengenal dalam amper dan arus
pemutusan dalam kilo amper : fuse
link
Arus pengenal dan arus pemutusan
pengena fuse link dipilih dari seri R10 Bagi
jenis pembatas arus dalam keadaan khusus
bila diperlukan tambahan boleh diambil dari
seri R 20
Seri R 10. : 1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 –
4 – 6,3 – 8 dan kelipatan 10 nya
Seri R 20 : 1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 –
1,8 – 2 – 2,24 – 2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55
– 4 – 4,5 – 5 – 5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9
dan kelipatan 10 nya
Batas kenaikan suhu
Fuse link dan rumah fuse (fuse
support) harus dapat dilewati arus
pengenalnya secara terus menerus tanpa
melewati batas kenaikan suhunya seperti
tertera pada tabel 4
Untuk pasangan luar tekanan angin
tidak melebihi 700 N / m 2
Udara sekitar tidak tercemar oleh debu,
asap, gas korosif, gas mudah terbakar
uap atau garam
Ketinggian dari permukaan laut tidak
melebihi 1000 m
3.2 Spesifikasi Fuse Cutout Jenis
Letupan ( Expulsion Fuse )
Macam macam angka pengenal
Pengenal fuse
Tegangan pengenal : 24 KV
Arus pengenal fuse dalam amper
Seri R 10. ( A ) :
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8
dan kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( A ) :
12
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –
2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –
5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan
10 nya
Kemampuan pemutusan pengenal
dalam kilo ampere
Seri R 10. ( kA ) :
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8
dan kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( kA ) :
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –
2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –
5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan
10 nya
Frequensi pengenal : 50 Hz
Pengenal rumah fuse ( Fuse Support )
Tegangan pengenal : 24 KV
Arus maksimum pengenal :
Nilai-nilai standar dari arus pengenal rumah
fuse adalah :
50 A, 100 A, 200A, 400A.
Tingkat isolasi pengenal
o Tegangan Ketahanan Impulse : Polaritas
positif dan negatif
Antara kutub - tanah dan kutub – kutub
( TID ) 125 kV (puncak)
Antara jarak isolasi dari rumah fuse
145 kV ( puncak )
o Tegangan Ketahanan sitim 50 Hz (
kering / basah selama 1 menit )
Antara kutub - tanah dan kutub – kutub
( TID ) 50 kV (puncak)
Antara jarak isolasi dari rumah pelebur
60 kV ( efektif )
Pengenal pemikul batang pelebur (
fuse holder )
Tegangan pengenal : 24 KV
Arus maksimum
Seri R 10. ( A ) :
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8
dan kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( A ) :
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –
2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –
5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan
10 nya
Kemampuan pemutusan pengenal
dalam KA
Seri R 10. ( kA ) :
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8
dan kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( kA ) :
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –
2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –
5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan
10 nya
Pengenal fuse link
Arus pengenal
Seri R 10. ( A ) :
1 - 1,25 – 1,6 – 2 – 2,5 – 3,15 – 4 – 6,3 – 8
dan kelipatan 10 nya
Seri R 20. ( A ) :
1 – 1,12 – 1,25 – 1,4 – 1,6 – 1,8 – 2 – 2,24 –
2,5 – 2,8 – 3.15 – 3,55 – 4 – 4,5 – 5 –
5,6 – 6,3 – 7,1- 8 – 9 dan kelipatan
10 nya
Tegangan maksimum : 24 kV
Karakteristik pelebur
Batas kenaikan suhu
13
Anak dan rumah pelebur ( Fuse link
dan Fuse holder ) harus dapat dilewati arus
pengenalnya secara terus menerus tanpa
melewati batas kenaikan suhunya seperti
tertera pada tabel Batas Suhu dan Kenaikan
Suhu berbagai komponen
Kelas pelebur jenis letupan dibagi
dalam dua kelas yaitu :
o Fuse letupan (expulsion ) kelas 1
dipergunakan untuk proteksi
sekelompok trafo berkapasitas besar
o Fuse letupan (eexpulsion ) kelas 2
dipergunakan untuk proteksi trafo-
trafo kecil untuk proteksi kapasitor
atau untuk keperluan seksionalisasi
jaringan distribusi tegangan menengah
dengan saluran udara
Karakteristik waktu–arus fuse link
Pabrik harus menyediakan kurva-kurva yang
diperoleh dari pengujian jenis
karakteristik waktu sesuai yang
ditentukan pada publikasi IEC 282-2
1974 .
Konstruksi
Pelebur yang dipilih pada umumnya
tipe buka-jatuh (drop out) dimana tabung,
fuse holder dan fuse linknya akan jatuh dan
menggantung bila fuse linknya telah bekerja
(putus)
Pembukaan tanpa pemadaman dapat
dilakukan dengan tambahan alat kerja kerja
keadaan bertegangan (hot stick) yang
dilengkapi dengan alat pemadam busur atau
dengan dengan lengan pemutus pelebur.
BAB 5 KESIMPULAN
Dengan melihat hasil penelitian di
atas, maka kita perlu untuk memasang FCO
denga Fuse Link yang tepat jenis dan
ukurannya agar dapat bekerja secara efektif
dan mampu dalam mengurangi zona padam.
Sesuai dengan spesifikasi dari SPLN
kita pula bisa memilih jenis-jenis FCO dan
Fuse Link yang bisa di gunakan.
. DAFTAR PUSTAKA
1. PT. PLN (persero), PUSDIKLAT
CIBOGO.2011. Proteksi Sistem
Distribusi. BOGOR 2. etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85
789/.../D3-2015-327969-introduction.pdf
3. http://dunialistrikelektron.blogspot.co.id/
2015/04/prinsip-kerja-fuse-cut-out-
fco.html