Pengamatan Air Larian Tambang (Run Off Water

Embed Size (px)

Citation preview

Pengamatan Air Larian Tambang (Run Off Water Monitoring) study Kasus Settling Pond Pit 3 Pada PT. Tanjung Alam Jaya Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

SAID TAUFIK Z.A 07 02 0017

Latar BelakangDalam suatu kegiatan penambangan, tentu akan menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan dimana apabila penanganan terhadap lingkungan kurang memadai maka akan dapat memberikan dampak negatif (kerusakan dan Pencemaran) terhadap lingkungan, sehingga perlu diupayakan dan dilaksanakan penanganan yg sesuai. Salah satu upaya penanganan terhadap lingkungan adalah dengan cara melakukan penanganan terhadap lingkungan adalah dengan cara melakukan penanganan terhadap kualitas air larian tambang, diantaranya dengan menganalisa apakah air hasil dari kegiatan tambang tersebut sudah sesuai dengan standar baku mutu lingkungan.

Tujuan Kegiatan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan air larian tambang yang bersifat asam (Acid Mine Drinage) dan cara bagaimana mengatasinya. 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya air asam tambang & cara-cara mengendalikannya. 3. Untuk mengetahui cara mengendalikan air larian tambang yang bersifat asam (acid Mine Drainage). 4. Untuk mengetahui berapa pentingnya air bersih bagi masyarakat yang ada di sekitar lingkungan tambang.

Dasar Teori Air larian tambang adalah semua aliran air baik air permukaan atau air hujan yang mengalir dari daerah yang lebih tinggi menuju kedaerah yang lebih rendah, pada suatu daerah yang menyatu pada satu titik ( settling Pond). Adapun dampak dari air asam tambang, yaitu : 1. Timbulnya H2SO4 yang dapat menimbulkan peningkatan derajat keasaman pada air buangan tambang, disamping itu juga dapat terjadi peningkatan Fe dan total metal. 2. Peningkatan konsentrasi TSS (Total Suspenden Solid) akibat tingginya air limpasan yang membawa tanah tererosi akibat pembukaan lahan tambang yang dapt memganggu penetrasi matahari dalam sungai yang membawa dampak lanjutan berupa gangguan proses fotosintetis biots perairan. Proses fotosintetis oleh komunitas pytoplakton juga akan terganggu, akibat penetrasi cahaya terhambat oleh partikel tersuspensi. 3. Akiibat partikel yang mengendap akan menutupi lapisan dasar perairan sehingga menggangu proses respirasi biota dasar. 4. Penurunan kualitas air permukaan sekaligus penurunan kualitas sanitasi lingkungan dimana tahap selanjutnya derajat kesehatan penduduk yang memanfaatkan sumber daya air sungai untuk .

Teknis pengolahan air larian tambangTeknik-teknik pengelolaan air buangan yang telah dikembangkan selama ini secara umum ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu : 1. Pengelolaan Secara Fisik Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. 2. Pengolahan Secara Kimia Pengolahan air buangn secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),logam logam berat,senyawaphosfor dan zat organic beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. 3. Pengolahan Secara Biologi Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi, sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang murah dan efisien. Pada prinsifnya pengolahan secara biologi merupakan perkembangan dari proses penjernihan.

Tujuan pengelolaan air larian1. Mengelola air limpasan yang timbul sehingga dapat mengurai dan mengendalikan air yang masuk kebadan air penerima serta dapat menyebabkan banjir. 2. Untuk meningkatkan kualitas air permukaan yang menjadi asam disebabkan adanya kandungan pyrite.

pembahasanAir larian yang berasal dari tambang (inpit) dialirkan melalui parit-parit yang dibuat khusus untuk pengaliran menuju sumuran yang dibuat untuk menampung air tambang, setelah air yang ada di sump terkumpul baru dilakukan pepompaan menuju settling pond yang ada di pit 3 dan diukur debit air pepompaannya. Untuk mengalirkan air larian dari settling pond ke sungaisungai harus dilakukan suatu analisa pada air tersebut, karena kemungkinan besar air yang ada di areal penambangan yang berasal dari pit-pit aktif mengandung unsur-unsur logam berat pembentuk asam yang berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Setelah dilakukan analisa akan diketahui perlakukan / treatment pada air tersebutagar dapat memenuhi kualitas air yang telah ditetapkan Gubernur Kalimantan Selatan No28/1994, Mengenai Baku Mutu dan Peruntukan Air Khususnya Baku Mutu Air Permukaan.

Kegiatan Pemantauan terhadap kualitas air yang telah dianalisa terdiri atas 11 (sebelas) parameter yaitu : pH (derajat keasaman) Total Suspended Solid / TSS (bahan padatan suspensi) Total Dissolved Solid ? TDS Besi (Fe) Mangan (Mn) Sulfat (SO4) Turbidity (tingkat kekeruhan) Dissolved Oxygen / DO Temperatur (suhu) Conductivity Salinity

Netralisasi air larian yang bersifat asam tambangNetralisasi air asam tambang yaitu upaya untuk mengembalikan kondisi dari pada air yang telah menjadi asam akibat dari senyawa-senyawa sulfida agar dapat dialirkan kebadan sungai. Pada settling pond air yang masuk kedalam kolam diberi kapur untuk menaikan pH nya dan diberi PAC untuk mengurai tingkat kekeruhanya.

kesimpulanDalam suatu kegiatan penambangan tentu akan menimbulkan perubahan-perubahan bagi lingkungan, baik lingkungan fisik, kimia, dan biologis. Salah satu upaya penanganan tehadap lingkungan adalah dengan cara melakukan penanganan terhadap kualitas air hasil dari kegiatan penambangan tersebut sudah sesuai dengan standar baku mutu lingkungan. Air asam tambang merupakan masalah besar bagi suatu industri pertambangan. monitoring kualitas air dilakukan ditiga titik yaitu sump (sumuran), settling pond, outlet atau air keluaran. Pengelolaan dari pada air asam tambang harus dapat memenuhui kriteria air bersih klasifikasi B yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah tingkat I Kalimantan Selatan. ( pH = 6 9 ; TSS = 200 mg/L )