Upload
imam-khoiri
View
356
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
KELOMPOK 9Arif Ravi Wibowo (A34080052)
Sylvia Hakikah (A34080042)Busyairi (A34080083)
Dyah Wulandari (A34080089)
PERKEBUNAN KOPI
Sejarah Abad ke- 9 Pertama kali, kopi
hanya ada di Ethiopia. Kemudian meluas sampai ke Afrika Utara dan mulai meluas dari Asia sampai pasaran Eropa.
abad ke-17 sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia ke Jakarta.
Perkebunan KopiPerkebunan kopi yang kami amati yaitu
perkebunan milik Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP), Jawa Barat,Cibalagung.
Lahan perkebunan kopi seluas 1Ha yang terdiri 3 macam jenis tanaman kopi yaitu kopi leberica, kopi robusta dan kopi colombia.
Lahan yang kita amati yaitu lahan kopi jenis robusta
METODE PENGAMATAN
Metode yang dipakai dalam mengambil contoh pohon dalam menentukan severitas penyakit adalah metode sistematik dengan pengamatan secara diagonal (X).
Robusta Columbia
Liberica Robusta Columbia
Liberica
Petakan 1 Petakan 3 Petakan 5
Petakan 2 Petakan 4 Petakan 6
Penyakit yang terdapat di lahan kopi yaituPenyakit Karat daun (Hemileia
vastatrix)Embun JelagaAntraknosa pada buah
Penyakit Karat daun (Hemileia vastatrix)
Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak‐bercak
berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya,
kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini
terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) yang
merupakan uredospora cendawan H. vastatrix.
Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam,
dan kering. Daun‐daun yang terserang parah kemudian
gugur dan tanaman menjadi gundul. Tanaman yang
demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam akar‐
akar dan ranting-rantingnya, akhirnya tanaman mati.
Severitas Penyakit adalah 28.1%
Uredospora
Karat Daun
Cara Pengendalian Penyakit Karat
Cara pengendalian penyakit karat yang dilakukan oleh petani kopi di STPP adalah dengan cara sanitasi.
Pengendalian yang disarankan selain sanitasi adalah dengan cara penanaman varietas tahan (varietas sigarar utang, S 795, andung sari 1), penggunaan musuh alami (PGPR dan Trichoderma harzianum), secara kultur teknis (menjaga kesehatan tanaman dengan pemupukan yang berimbang, pemangkasan dan pohon pelindung yang cukup), dan menggunakan fungisida yang telah dianjurkan.
Penyakit Embun Jelaga Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Capnodium sp. Miselium
berwarna hitam, hanya terdapat di permukaan daun dan tidak
masuk ke dalam jaringan. Cendawan hanya makan embun madu
yang melekat pada daun untuk pertumbuhannya. Selaput hitam
tipis pada permukaan daun terbentuk dari hifa yang saling
menjalin dan akan terlepas atau pecah jika udara kering.
Selaput hitam yang terdapat di permukaan daun mengganggu
proses fotosintesis. Cendawan berkembang cepat pada musim
kemarau.
Gejala yang ditimbulkan oleh Capnodium sp. adalah pada
permukaan daun terdapat lapisan seperti jelaga berwarna hitam
(lapisan tersebut mudah dikelupas).
Severitas Penyakit 38.4%
Embun jelaga
Miselium
Pengendalian Embun Jelaga Pemilik lahan tidak melakukan
pengendalian khusus terhadap penyakit embun jelaga ini karena dinilai masih belum terlalu merugikan atau mencapai ambang ekonomi.
Pengendalian yang direkomendasikan adalah memberantas serangga penghasil embun madu dengan membuat sanitasi yang baik di sekitar pertanaman atau dengan pengaplikasian insektisida. Embun jelaga akan hilang jika serangga penghasil embun sudah tidak ada di pertanaman.
Penyakit Antraknosa pada Buah
Penyakit antraknosa pada buah kopi disebabkan oleh Colletotrichum sp. Patogen bisa menyerang buah yang masih hijau atau merah (buah yang sudah masak), daun dan batang.
Gejala diawali dengan muculnya bintik-bintik kecil kehitaman agak berlekuk pada buah yang masih hijau atau matang, bintik-bintik tersebut membesar dan memanjang semakin gelap, buah mengering, keriput dan mudah rontok.
Perkembangannya penyakit dapat terjadi pada suhu rendah dan memiliki kelembaban yang tinggi (banyak naungan). Penyebaran penyakit dibantu oleh angin dan air.
Severitas Penyakit adalah 27.5%
Konidia Colletotricum sp Gejala Antraknosa
Pengendalian Antraknosa Pemilik lahan juga tidak melakukan
pengendalian khusus terhadap penyakit antaraknosa (hanya melakukan pembersihan gulma).
Pengendalian yang direkomendasikan adalah merontokan buah yang telah terserang, mengurangi kelembapan (mengurangi pohon naungan), pemupukan yang tepat atau berimbang, menggunakan musuh alami (seperti Trichoderma harzianum), dan menggunakan fungisida yang telah dianjurkan.
KESIMPULANHasil pengamatan menunjukkan bahwa
terdapat beberapa penyakit yang sangat dominan menyerang pertanaman kopi di SPPP cibalagung antaranya antraknosa pada buah , embun jelaga pada daun, dan karat pada daun. Insiden penyakit antraknosa pada buah sebesar 100% dengan rata-rata severitas penyakit sebesar 27.5%. Insiden penyakit embun jelaga adalah sebesar 100% dengan rata-rata severitas penyakit sebesar 38,4%. Sedangkan insiden penyakit karat pada daun kopi sebesar 100% dengan rata-rata severitas 28.1%. Perkembangan penyakit kopi di SPPP cibalagung sangat cepat. Hal ini dikarenakan minimnya perawatan yang dilakukan oleh petani kopi di SPPP cibalagung.
TERIMA KASIH
Pertanyaan ZAKARIASSerangga menghasilkan embun madu
apakah ada serangga lain,,bagaimana aplikasi PGPR dan Trichoderma sp?
ArifMengapa pengendalian embun jelaga
memakai insektisida? Fitri apakah Hemilia vastatrix mengambil
nutrisi dari tanaman kopi selain pati?
Jawaban PertanyaanAda, tetapi serangga dominan yaitu kutu
daun.Aplikasi PGPR dengan cara perendaman
benih dan penyemprotan pada tanaman, trichoderma dengan cara pencampuran pada tanah.
Insektisida digunakan untuk mengendalikan kutu daun penghasil embun madu yang menjadi substrat embun jelaga
Belum mendapatkan literatur mengenai nutrisi lain yang diambil oleh cendawan tersebut selain pati dari tanaman kopi.