Upload
buitruc
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGAMPUNAN PAJAK
1
Dibuat Oleh,Kenny Ardillah, SE, M.Ak
SESI 13
• Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasiperpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengancara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan.
• Harta adalah akumulasi tambahan kemampuan ekonomisberupa seluruh kekayaan, baik berwujud maupun tidakberwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha, yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Uang Tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kasnegara untuk mendapatkan Pengampunan Pajak.
2
PENGERTIANUU No. 11 Tahun 2016 pasal 1
3
• mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi
melalui pengalihan Harta, yang antara lain akan berdampak
terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar
Rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi;
b. mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan
yang lebih berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan
yang lebih valid, komprehensif, dan terintegrasi; dan
c. meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan
digunakan untuk pembiayaan pembangunan.
TUJUAN PENGAMPUNAN PAJAKUU No. 11 Tahun 2016 pasal 2
4
Subjek dan Objek Pengampunan PajakUU No. 11 Tahun 2016 pasal 3
• Setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan Pengampunan Pajak.
• Pengampunan Pajak diberikan kepada Wajib Pajak melalui
pengungkapan Harta yang dimilikinya dalam Surat Pernyataan.
• Pengampunan Pajak meliputi pengampunan atas kewajiban
perpajakan sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir, yang
belum atau belum sepenuhnya diselesaikan oleh Wajib Pajak.
• Kewajiban perpajakan terdiri atas kewajiban:
a. Pajak Penghasilan; dan
b. Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
5
Dikecualikan dari Subjek
Pengampunan PajakUU No. 11 Tahun 2016 pasal 3
Wajib Pajak yang sedang:
a. dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah
dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan;
b. dalam proses peradilan; atau
c. menjalani hukuman pidana atas Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan.
6
Wajib Pajak dengan Peredaran
Usaha TertentuPMK 118/PMK.03/2016 pasal 11
• Wajib Pajak yang peredaran usahanya sampai dengan Rp4.800.000.000,00
(empat miliar delapan ratus juta rupiah) merupakan Wajib Pajak yang:
a. memiliki peredaran usaha hanya bersumber dari penghasilan atas kegiatan
usaha; dan
b. tidak menerima penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan/atau
pekerjaan bebas.
• Pekerjaan bebas merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi
yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh
penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja, antara lain dokter,
notaris, akuntan, arsitek, atau pengacara.
7
Nilai Harta yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan
meliputi:
a. nilai Harta yang telah dilaporkan dalam SPT PPh
Terakhir; dan
b. nilai Harta tambahan yang belum atau belum
seluruhnya dilaporkan dalam SPT PPh Terakhir.
Nilai Utang yang diungkapkan dalam Surat
Pernyataan meliputi:
a. nilai Utang yang telah dilaporkan dalam SPT
PPh Terakhir; dan
b. nilai Utang yang berkaitan dengan Harta tambahan
Nilai Hutang
Nilai Harta
Pengungkapan Nilai Harta dan KewajibanUU No. 11 Tahun 2016 pasal 6
8
Untuk penghitungan dasar pengenaan Uang Tebusan,
besarnya nilai Utang yang berkaitan secara langsung
dengan perolehan Harta tambahan yang dapat
diperhitungkan sebagai pengurang nilai Harta
paling banyak sebesar 50% dari
nilai Harta tambahanWP OP
WP badan
Pengungkapan Nilai HutangUU No. 11 Tahun 2016 pasal 7
paling banyak sebesar 75% dari
nilai Harta tambahan
Dilaporkan dalam mata uang rupiah
9
Penyampaian Surat Pernyataan dalam
Pengampunan PajakUU No. 11 Tahun 2016 pasal 8
• Surat pernyataan disampaikan kepada Menteri.
• Surat Pernyataan ditandatangani oleh:
a. Wajib Pajak orang pribadi;
b. pemimpin tertinggi berdasarkan akta pendirian badan atau dokumen lain yang
dipersamakan, bagi Wajib Pajak badan; atau
c. penerima kuasa
• Wajib Pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
b. membayar Uang Tebusan;
c. melunasi seluruh Tunggakan Pajak;
d. melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang seharusnya
Tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan dan/atau penyidikan;
e. menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi Wajib Pajak yang telah memiliki kewajiban
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; dan
10
Penyampaian Surat Pernyataan dalam
Pengampunan PajakUU No. 11 Tahun 2016 pasal 8
• Surat Pernyataan memuat paling sedikit informasi mengenai identitas Wajib Pajak,
Harta, Utang, nilai Harta bersih, dan penghitungan Uang Tebusan.
• Surat Pernyataan harus dilampiri dengan:
a. bukti pembayaran Uang Tebusan;
b. bukti pelunasan Tunggakan Pajak bagi Wajib Pajak yang memiliki Tunggakan Pajak;
c. daftar rincian Harta beserta informasi kepemilikan Harta yang dilaporkan;
d. daftar Utang serta dokumen pendukung;
e. bukti pelunasan pajak yang tidak atau kurang dibayar atau pajak yang seharusnya
tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan atau penyidikan;
f. fotokopi SPT PPh Terakhir; dan
g. surat pernyataan mencabut permohonan
11
Penyampaian Surat Penyataan
untuk WP BUTPMK 141/PMK.03/2016 pasal 13A
Wajib Pajak BUT harus melampirkan dokumen berupa:
a. fotokopi surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan
(annual tax return) perusahaan induk untuk Tahun Pajak Terakhir
yang sudah disampaikan pada otoritas perpajakan di negara
tempat perusahaan induk terdaftar;
b. fotokopi laporan keuangan konsoliclasi perusahaan induk untuk
Tahun Pajak Terakhir; clan
c. surat yang menyatakan bahwa Harta tambahan yang
diungkapkan dalam Surat Pernyataan belum pernah dilaporkan
dalam dokumen
12
Penyampaian Surat Penyataan
Yang Tidak Dapat DilaksanakanPMK 141/PMK.03/2016 pasal 14A
• Dalam hal terjadi keadaan yang mengakibatkan tidak dapat
dilaksanakannya prosedur penerimaan Surat Pernyataan, berupa:
a. kebakaran;
b. bencana alam;
c. kerusuhan;
d. gangguan pada jaringan termasuk gangguan pada server atau
pemadaman listrik; dan/ atau
e. keadaan luar biasa yang terjadi pada akhir periode penyampaian
Surat Pernyataan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak,
Direktur Jenderal Pajak melaksanakan prosedur tertentu
penerimaan Surat Pernyataan.
13
Penyampaian Surat Penyataan
Yang Tidak Dapat DilaksanakanPMK 141/PMK.03/2016 pasal 14A
• Prosedur tertentu penerimaan Surat Pernyataan berupa:
a. prosedur penerimaan untuk keadaan yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak; dan
b. prosedur penerimaan untuk keadaan yang dilaksanakan dengan
penerbitan tanda terima sementara Surat Pernyataan yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak.
• Wajib Pajak yang menerima tanda terima sementara Surat Pernyataan
berhak atas tarif Uang Tebusan yang berlaku pada saat tanggal tanda
terima sementara Surat Pernyataan dimaksud diterbitkan.
14
Wajib Pajak yang menyatakan mengalihkan dan
menginvestasikan Harta harus mengalihkan Harta dimaksud
melalui Bank Persepsi yang ditunjuk secara khusus
Jangka waktu investasi paling singkat 3 (tiga) tahun
terhitung sejak tanggal dialihkannya Harta ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
31 Mar
2017
31 Des
2016
Kewajiban Investasi atas Harta yang
DiungkapkanUU No. 11 Tahun 2016 pasal 12
Investasi dilakukan dalam bentuk:
a. surat berharga Negara Republik Indonesia;
b. obligasi Badan Usaha Milik Negara;
c. obligasi lembaga pembiayaan yang dimiliki oleh Pemerintah;
d. investasi keuangan pada Bank Persepsi;
e. obligasi perusahaan swasta yang perdagangannya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan;
f. investasi infrastruktur melalui kerja sama Pemerintah dengan badan usaha;
g. investasi sektor riil berdasarkan prioritas yang ditentukan oleh Pemerintah; dan/atau
h. bentuk investasi lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
15
Kewajiban Investasi atas Harta yang
DiungkapkanPMK 119/PMK.08/2016
Investasi ditempatkan pada instrumen investasi sebagai berikut:
a. Efek bersifat utang, termasuk Medium Term Notes;
b. sukuk;
c. saham;
d. unit penyertaan reksa dana;
e. efek beragun aset;
f. unit penyertaan dana investasi real estat;
g. deposito;
h. tabungan;
i. giro; dan/atau
j. instrumen investasi pasar keuangan lainnya termasuk produk asuransi,
perusahaan pembiayaan, dana pensiun, atau modal ventura, yang
mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
16
Kewajiban Investasi atas Harta yang
DiungkapkanPMK 123/PMK.08/2016 pasal 3A
• Dalam hal dana telah diinvestasikan ke dalam wilayah NKRI
dalam bentuk investasi yang telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, investasi
dimaksud wajib dialihkan pengelolaannya melalui Gateway.
• Dalam hal investasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak
Ditempatkan pada instrumen investasi di pasar keuangan,
investasi dimaksud wajib dialihkan ke rekening yang khusus
dibuat Gateway untuk keperluan investasi.
• Investasi oleh Wajib Pajak pada instrument investasi tidak
dapat dialihkan ke luar negeri sebelum jangka waktu 3 tahun
berakhir
17
Keuntungan dari Hasil InvestasiPMK 123/PMK.08/2016 pasal 6A
• Keuntungan dari hasil investasi atas penempatan pada
instrumen investasi dapat ditarik setiap triwulan pertama pada
tahun berikutnya atau pada saat jangka waktu minimal investasi
Sejak dana ditempatkan di Rekening Khusus telah berakhir.
• Keuntungan yang dapat ditarik merupakan selisih lebih
atas nilai investasi awal pada Gateway, setelah memperhitungkan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam investasi.
18
Perpindahan Instrumen InvestasiPMK 123/PMK.08/2016 pasal 6B
• Perpindahan antar instrumen investasi dan perpindahan antar
Gateway dapat dilakukan oleh Wajib Pajak sebelum berakhirnya
jangka waktu investasi selama 3 (tiga) tahun.
• Dalam hal Wajib Pajak melakukan perpindahan antar
instrumen investasi, penempatan investasi tetap dilakukan melalui
rekening yang khusus dibuat Gateway untuk keperluan investasi.
• Dalam hal Wajib Pajak melakukan perpindahan investasi antar
Gateway, Wajib Pajak harus menyampaikan informasi kepada
Gateway yang baru dengan menyertakan surat keterangan
mengenai riwayat investasi yang diterbitkan oleh Gateway
sebelumnya.
19
Penerbitan dan Pengiriman
Surat PeringatanPMK 165/PMK.03/2017 pasal 40
• Wajib Pajak harus menyampaikan:
a. tanggapan atas surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1);
b. laporan sehubungan dengan penerbitan surat peringatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (2); paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal
surat peringatan dikirim.
• Dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan tanggapan atau menyampaikan
tanggapan namun diketahui bahwa Wajib Pajak, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. terhadap Harta bersih tambahan yang tercantum dalam Surat Keterangan
diperlakukan sebagai penghasilan pada Tahun Pajak 2016 dan atas penghasilan dimaksud
dikenai Pajak Penghasilan dengan tarif sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
mengenai Pajak Penghasilan dan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan; dan
b. Uang Tebusan yang telah dibayar oleh Wajib Pajak diperhitungkan sebagai pengurang
pajak sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
20
Ditemukan Harta yang Belum atau
yang Kurang DiungkapkanPMK 165/PMK.03/2017 pasal 43
• Dalam hal Wajib Pajak telah memperoleh Surat Keterangan
kemudian ditemukan adanya data dan/atau informasi mengenai
Harta yang belum atau kurang diungkapkan dalam Surat
Pernyataan, atas Harta dimaksud dianggap sebagai tambahan
penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada saat
ditemukannya data dan/atau informasi mengenai Harta dimaksud.
• Dalam hal terdapat tambahan penghasilan, Direktur Jenderal
Pajak menerbitkan surat ketetapan pajak kurang bayar.
21
Ditemukan Harta yang Belum atau
yang Kurang DiungkapkanPMK 165/PMK.03/2017 pasal 43
• Terhadap surat ketetapan pajak kurang bayar berlaku ketentuan
sebagai berikut:
a. diterbitkan untuk masa pajak saat ditemukan adanya data dan/atau
informasi mengenai Harta yang belum atau kurang diungkapkan dalam
Surat Pernyataan;
b. surat ketetapan pajak kurang bayar mencantumkan jumlah Pajak
Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar, besarnya sanksi
administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar;
c. Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dihitung
menggunakan tarif sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang Pajak Penghasilan; dan
d. atas Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dikenai
Sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen).
22
Penyampaian Surat Penyataan
Yang Tidak Dapat DilaksanakanPMK 118/PMK.03/2016 pasal 40
Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP Tempat Wajib Pajak Terdaftar
dapat menerbitkan dan mengirimkan surat peringatan paling cepat 1 (satu) bulan
setelah batas akhir periode penyampaian Surat Pernyataan dalam hal:
a. Wajib Pajak yang menyatakan mengalihkan dan menginvestasikan Harta ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tetapi tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a; dan/atau
b. Wajib Pajak yang menyatakan tidak mengalihkan Harta ke luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia tetapi tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf a.
(2) Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala KPP Tempat Wajib Pajak Terdaftar
dapat menerbitkan surat peringatan dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan
laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) dan/atau ayat (3)
sampai dengan batas akhir penyampaian laporan dimaksud.
23
Kriteria Penunjukan Gateway untuk BankPMK 123/PMK.08/2016 pasal 6B
(1) Harus merupakan Bank Persepsi yang ditetapkan oleh Menteri dan termasuk
dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha 4 atau Bank Umum Kelompok
Usaha 3;
(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 1), Bank Persepsi
harus:
a) mendapat persetujuan untuk melakukan kegiatan penitipan dengan
pengelolaan (trust) ;
b) memiliki surat persetujuan Bank sebagai kustodian dari Otoritas Jasa
Keuangan; dan /atau
c) menjadi administrator Rekening Dana Nasabah; dan
(3) selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2),
khusus bank yang tidak berbadan hukum Indonesia harus menyampaikan
surat pernyataan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari kantor
pusat atau kantor cabang di Indonesia.
24
Kriteria Penunjukan Gateway
untuk Manajer InvestasiPMK 123/PMK.08/2016 pasal 6B
a) dimiliki oleh perusahaan BUMN atau anak perusahaan BUMN;
b) mengelola dana kelolaan sampai dengan peringkat sepuluh
Besar untuk periode pelaporan yang terakhir, selain Manajer
Investasi yang dimiliki perusahaan BUMN atau anak perusahaan
BUMN;
c) mengelola reksa dana berbentuk Kontrak lnvestasi Kolektif
penyertaan terbatas dengan underlying proyek sektor riil
dengan dana kelolaan paling kurang Rp200.000.000.000,00 (dua
ratus miliar rupiah); atau
d) mengelola dana investasi real estate berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif.
25
Kriteria Penunjukan Gateway
untuk Perantara Pedagang EfekPMK 123/PMK.08/2016 pasal 6B
1) harus terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia;
2) harus tidak pernah mendapatkan sanksi administratif berupa pembekuan
kegiatan usaha oleh Otoritas Jasa Keuangan dan/ atau suspens1 oleh Bursa Efek
Indonesia dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum Peraturan Menteri ini berlaku;
3) telah melayani nasabah ritel yang memiliki rekening nasabah sebelum
Peraturan Menteri ini berlaku;
4) telah memperoleh laba usaha berdasarkan Laporan Keuangan Tahunan 2015
entitas induk saja;
5) memiliki rata-rata nilai Modal Kerja Bersih Disesuaikan Tahun 2015 minimal
Rp 75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah); dan
6) memiliki ekuitas positif selama 3 (tiga) tahun terakhir sebelum Peraturan
Menteri ini berlaku.
26
Penyampaian Laporan Oleh Gateway
Kepada Dirjen PajakPMK 123/PMK.08/2016 pasal 10
• Gateway harus menyampaikan laporan kepada Direktorat Jenderal
Pajak mengenai:
a. pembukaan Rekening Khusus pada Bank Persepsi yang ditunjuk
sebagai Gateway dan pengalihan dana ke rekening tersebut;
b. pembukaan rekening yang khusus dibuat Gateway untuk
keperluan investasi dan pengalihan instrumen investasi ke rekening
tersebut; dan
c. posisi investasi Wajib Pajak:
1) setiap bulan; dan/ atau
2) setiap terjadi pengalihan investasi antar Gateway.
• Laporan pembukaan Rekening Khusus dan pengalihan dana paling
lambat 5 (lima) hari kerja pada bulan berikutnya.
27
Pembayaran Uang TebusanPMK 141/PMK.03/2016 pasal 15
• Uang Tebusan harus dibayar lunas ke kas negara melalui Bank
Persepsi.
• Uang Tebusan diperlakukan sebagai Pajak Penghasilan dan tidak
boleh dikurangkan untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak.
• Pembayaran Uang Tebusan dilakukan dengan menggunakan Kode
Akun Pajak 411129 dan Kode Jenis Setoran 512.
• Pembayaran Uang Tebusan menggunakan surat setoran pajak
dan/atau bukti penerimaan negara yang berfungsi sebagai bukti
pembayaran Uang Tebusan setelah mendapatkan validasi.
• Surat setoran pajak dan/ atau bukti penerimaan negara
dinyatakan sah dalam hal telah divalidasi dengan Nomor
Transaksi Penerimaan Negara yang diterbitkan melalui modul
penerimaan negara.
28
Tarif Uang Tebusan (s.d 31 Maret 2017)UU No. 11 Tahun 2016 pasal 4
Uraian
Juli-
September
2016
Oktober-
Nopember
2016
Januari-Maret
2017
Harta tebusan yang berada di dalam negeri
atau berada di luar negeri yang dialihkan
ke Indonesia dan diinvestasikan di
Indonesia dalam jangka waktu paling
sedikit 3 tahun terhitung sejak dialihkan
2% 3% 5%
Harta di luar negeri dan tidak dialihkan ke
Indonesia
4% 6% 10%
Wajib Pajak yang peredaran usahanya
sampai dengan Rp4,8 miliar pada tahun
pajak 2015
a. 0,5% bagi Wajib Pajak yangmengungkapkan nilai harta sampaidengan Rp10 miliar; atau
b. 2% bagi Wajib Pajak yangmengungkapkan nilai harta lebih dariRp10 miliar.
29
Besar Uang TebusanUU No. 11 Tahun 2016 pasal 5
• Uang Tebusan = tarif x dasar pengenaan Uang Tebusan.
• Dasar pengenaan Uang Tebusan = Nilai Harta Bersih yang belum atau belum seluruhnya dilaporkan dalam SPT PPh Terakhir.
• Nilai Harta Bersih = nilai Harta - nilai Utang.
30
Soal 1 Penghitungan Uang Tebusan
Harta Rp 18.000.000.000,-
Hutang Rp 10.000.000.000,-
Harta Rp 28.000.000.000,-
Hutang Rp 10.000.000.000,-
Wajib Pajak memiliki harta di dalam negeri yang belum dilaporkan
di SPT Tahunan PPh 2015
Tuan Eka mempunyai harta yang berada di dalam negeri dan belum dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh 2015. Dalam SPT Tahunan PPh 2015 Tuan Eka melaporkan harta dan hutang sebagai berikut:
Berapa uang tebusan yang harus dibayar Tuan Eka jika Tuan Eka bermaksud
memanfaatkan pengampunan pajak !
Nilai harta dan hutang yang seharusnya dilaporkan oleh Tuan Eka adalah:
31
Jawaban Soal 1 Penghitungan Uang Tebusan
Nilai harta bersih yang seharusnya dilaporkan Tuan Eka
Harta Rp28.000.000.000,-
Hutang Rp10.000.000.000,-
Nilai Harta Bersih Rp18.000.000.000,-
Nilai harta bersih yang telah dilaporkan Tuan Eka di SPT Tahunan PPh 2015
Harta Rp18.000.000.000,-
Hutang Rp10.000.000.000,-
Nilai Harta Bersih Rp 8.000.000.000,-
Sehingga Dasar Penghitungan Uang Tebusan adalah:
Nilai harta bersih yang seharusnya dilaporkan Rp18.000.000.000,-
Nilai harta bersih yang sudah dilaporkan Rp 8.000.000.000,-
Dasar Penghitungan Uang Tebusan Rp10.000.000.000,-
Perhitungan uang tebusan
jika Tuan Eka
menyampaikan surat
pernyataan pengampunan
pajak pada
Juli-September 2016 Oktober-Nopember 2016 Januari-Maret 2017
2% x Rp10.000.000.000,- =
Rp200.000.000,-
3% x Rp10.000.000.000,- =
Rp300.000.000,-
5% x Rp10.000.000.000,- =
Rp500.000.000,-
32
Soal 2 Penghitungan Uang Tebusan
Wajib Pajak memiliki harta luar negeri dan di dalam negeri yang belum dilaporkan di
SPT Tahunan PPh 2015
Tuan Eko mempunyai harta baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selama ini Tuan
Eko hanya melaporkan harta yang berada di dalam negeri saja di SPT Tahunan PPh-nya, itu
pun belum seluruh harta dilaporkan dengan benar. Harta dan hutang yang dilaporkan pada
SPT Tahunan PPh 2015 adalah:
Harta Rp25.000.000.000,-
Hutang Rp23.000.000.000,-
Tuan Eko bermaksud memanfaatkan pengampunan pajak dengan mengungkapkan bahwa
sebenarnya:
Harta Rp45.000.000.000,-
Hutang Rp30.000.000.000,-
UraianSPT Tahunan PPh
2015Pengampunan Pajak
Selisih harta/hutang
yang belum
dilaporkan
Nilai Harta 25.000.000.000 45.000.000.000 20.000.000.000
Nilai Hutang 23.000.000.000 30.000.000.000 7.000.000.000
Nilai harta bersih 2.000.000.000 15.000.000.000 13.000.000.000
33
Soal 2 Penghitungan Uang Tebusan
Selisih harta sebesar Rp20.000.000.000,- yang belum dilaporkan terdiri
dari:
1. Harta yang berada di luar negeri dan berniat untuk direpatriasi sebesar
Rp10.000.000.000,-
2. harta yang berada di luar negeri namun tidak akan direpatriasi sebesar
Rp5.000.000.000,-
3. sedangkan sisanya sebesar Rp5.000.000.000,- merupakan harta di
dalam negeri yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh
Berapa uang tebusan yang harus dibayar Tuan Eka jika Tuan Eka bermaksud
memanfaatkan pengampunan pajak !
Selisih hutang sebesar Rp7.000.000.000,- keseluruhannya merupakan
hutang yang berada di luar negeri yang berkaitan dengan harta yang akan
dialihkan ke Indonesia.
34
Jawaban Soal 2 Penghitungan Uang Tebusan
Uraian Dasar Pengenaan Juli-Sept 2016 Okt-Nop 2016 Jan-Maret 2017
Nilai harta bersih di
luar negeri yang
akan direpatriasi
Rp10.000.000.000,- -
Rp7.000.000.000,- =
Rp3.000.000.000,-
2% x
Rp3.000.000.000,- =
Rp60.000.000,-
3% x
Rp3.000.000.000,- =
Rp90.000.000,-
5% x
Rp3.000.000.000,-
=Rp150.000.000,-
Nilai harta bersih di
luar negeri yang
tidak akan
direpatriasi
Rp5.000.000.000,- -
Rp0 =
Rp5.000.000.000,-
4% x
Rp5.000.000.000,-
=Rp200.000.000,-
6% x
Rp5.000.000.000,- =
Rp300.000.000,-
10% x
Rp5.000.000.000,-
=Rp500.000.000,-
Nilai harta bersih di
dalam negeri yang
dideklarasi
Rp5.000.000.000,- -
Rp2.000.000.000,- =
Rp3.000.000.000,-
2% x
Rp3.000.000.000,- =
Rp60.000.000,-
3% x
Rp3.000.000.000,- =
Rp90.000.000,-
5% x
Rp3.000.000.000,-
=Rp150.000.000,-
Jumlah - Rp320.000.000,- Rp480.000.000,- Rp800.000.000,-
35
Soal 3 Penghitungan Uang Tebusan
Wajib Pajak UMKM
Tuan Andi merupakan Wajib Pajak dengan peredaran bruto usaha pada tahun 2015
kurang dari Rp4.800.000.000,-. Pada SPT Tahunan PPh 2015, Tuan Andi melaporkan
harta dengan kondisi:
Seluruh harta tersebut berada di Indonesia. Berapa uang tebusan yang harus
dibayar Tuan Eka jika Tuan Eka bermaksud memanfaatkan pengampunan pajak !
Tuan Andi bermaksud memanfaatkan pengampunan pajak dan melaporkan hartanya
dengan kondisi sebenarnya:
Harta Rp3.000.000.000,-
Hutang Rp2.500.000.000,-
Harta Rp5.000.000.000,-
Hutang Rp2.500.000.000,-
36
Jawaban Soal 3 Penghitungan Uang Tebusan
UraianSPT Tahunan
PPh 2015
Pengampunan
Pajak
Selisih
harta/hutang
yang belum
dilaporkan
Nilai Harta 3.000.000.000 5.000.000.000 2.000.000.000
Nilai Hutang 2.500.000.000 2.500.000.000 0
Nilai harta
bersih
500.000.000 2.500.000.000 2.000.000.000
Uang Tebusan = 0,5% x Rp2.000.000.000,- = Rp10.000.000,-