68
PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNIS PERTEMUAN KE-3 Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan , walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor- faktor produksi . 1 AHS/PB&HB/2010

Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 1

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.

Page 2: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 2

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

1. Bentuk-Bentuk Badan Usahaa. Perusahaan Perorangan

Perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya.

Page 3: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 3

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

1. Bentuk-Bentuk Badan Usahaa. Perusahaan Perorangan

Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.

Page 4: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 4

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

1. Bentuk-Bentuk Badan Usahaa. Perusahaan Peroranganciri dan sifat perusahaan perseorangan :- relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan- tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi- tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi- seluruh keuntungan dinikmati sendiri

Page 5: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 5

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

1. Bentuk-Bentuk Badan Usahaa. Perusahaan Peroranganciri dan sifat perusahaan perseorangan :- sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri- keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar- jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup- sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan

Page 6: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 6

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

b. Persekutuan PerdataDasar Hukum: PS.1618 – 1652 KUH PER.Definisi:Suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukan sesuatu dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya.

Page 7: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 7

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

b. Persekutuan PerdataMaksud Perseroan- Harus bersifat kebendaan.- Harus memperoleh keuntungan.- Keuntungan itu harus dibagi bagikan antara para anggota-anggotanya.- Harus mempunyai sifat yang baik dan dapat diizinkan.

Page 8: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 8

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

b. Persekutuan PerdataUnsur-Unsurnya:- Adanya lebih dari satu pihak/subyek HK.- Adanya kehendak bersama membagi keuntungan.- Untuk mencapai tujuan tertentu.- Adanya kerja sama.- Memasukan sesuatu (inbreng).- Perjanjian Persekutuan Perdata Didirikan Berdasarkan perjanjian Secara Tertulis Atau Konsensus

Page 9: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 9

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

b. Persekutuan Perdata- Bagian yang harus dimasukan oleh tiap-tiap peserta dalam perseroan.- Hak dan Kewajiban masing-masing anggota- Cara bekerja.- Pembagian keuntungan.- Tujuan kerja sama.- Lama (waktunya).- Hal-hal lain yang dianggap perlu.

Page 10: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 10

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

1) Persekutuan Firma PS.16 -35 KUHD PS.1618 – 1652 KUH PdtPeserikatan perdata untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama dan dalam mana setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi dan untuk seluruhnya bagi persekutuan (PS.16 & 18 KUHD). Firma bukan suatu badan hukum

Page 11: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 11

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Kekhususan firma1. Formil : - Menjalankan perusahaan- Memakai nama bersama2. Materiil: pertanggungan jawab setiap peserta secara pribadi dan untuk seluruhnya bagi perjanjian2/perikatan2 persekutuan.

Unsur Menjalankan Perusahaan:- Terang terangan. - Terus menerus.- Mencari untung.

Page 12: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 12

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pertanggungan jawab secara pribadi untuk keseluruhan adalah kekayaan pribadi disamping untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari firma juga akibat dari perbuatan melanggar hukum.Walaupun dalam akte pendirian suatu firma pertanggungan jawab pribadi itu ditiadakan, maka pertanggungan jawab tersebut tetap ada, karena merupakan unsur mutlak.

Page 13: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 13

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pendirian firma tidak terikat oleh suatu bentuk tertentu artinya firma boleh didirikan secara lisan atau tertulis, dengan akte dibawah tangan atau akte autentik.Firma dianggap ada dengan adanya konsensus antar pendiri.Akta autentik kegunaanya adalah untuk membuktikan para sekutu terhadap pihak ketiga bahwa ia sebagai firmant.

Page 14: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 14

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

2) Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.

Page 15: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 15

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Dari pengertian di atas, sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :• Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus.

Page 16: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 16

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

• Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan.

Page 17: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 17

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan. Namun persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma), sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.

Page 18: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 18

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.

Page 19: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 19

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Prosedur PendirianDalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun pengumumannya, sehingga persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan perjanjian dengan lisan atau sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang).

Page 20: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 20

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Prosedur PendirianDalam praktik di Indonesia untuk mendirikan persekutuan komanditer dengan dibuatkan akta pendirian/berdasarkan akta notaris, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI. Dengan kata lain prosedur pendiriannya sama dengan prosedur mendirikan persekutuan firma.

Page 21: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 21

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

3) Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.

Page 22: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 22

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Perusahaaaan terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil penjualan saham. Setiap pemengang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan setiap pemegang surat saham berhak atas keuntungan (dividen).

Page 23: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 23

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya.

Page 24: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 24

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / perseroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.

Page 25: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 25

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pendirian Perseroan terbatasUntuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris ) yang di dalamnya dicantumkan anggaran dasar dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman).

Page 26: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 26

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pendirian Perseroan terbatasUntuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:• Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan• Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang• Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan terbatas)

Page 27: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 27

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pendirian Perseroan terbatasSetelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas (UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun 1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri,

Page 28: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 28

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pendirian Perseroan terbatasdan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia ( BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang bersangkutan tetapi sesuai dengan UU NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan HAM.

Page 29: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 29

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pendirian Perseroan terbatasSetelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya.

Page 30: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 30

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pendirian Perseroan terbatasModal dasar perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam jumlah uang.

Page 31: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 31

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pembagian perseroan terbatasPT terbuka

Perseroan terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (go public). Jadi sahamnya ditawarkan kepada umum, diperjualbelikan melalui bursa saham dan setiap orang berhak untuk membeli saham perusahaan tersebut.

Page 32: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 32

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pembagian perseroan terbatasPT tertutup

Perseroan terbatas tertutup adalah perseroan terbatas yang modalnya berasal dari kalangan tertentu misalnya pemegang sahamnya hanya dari kerabat dan keluarga saja atau kalangan terbatas dan tidak dijual kepada umum.

PT kosongPerseroan terbatas kosong adalah perseroan yang sudah ada izin usaha dan izin lainnya tapi tidak ada kegiatannya.

Page 33: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 33

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pembagian Wewenang Dalam PTDalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan. Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya ( profesional ). Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris.

Page 34: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 34

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pembagian Wewenang Dalam PTDalam PT, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian yang amat besar ( diatas 50 % ) maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang saham dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan.

Page 35: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 35

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pembagian Wewenang Dalam PTKomisaris memiliki fungsi sebagai pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan. Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila perlu memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan apakah direksi akan diberhentikan atau tidak.

Page 36: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 36

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Pembagian Wewenang Dalam PTDalam RUPS/Rapat Umum Pemegang Saham, semua pemegang saham sebesar/sekecil apapun sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. Dalam RUPS sendiri dibahas masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Bila pemegang saham berhalangan, dia bisa melempar suara miliknya ke pemegang lain yang disebut proxy. Hasil RUPS biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi untuk dijalankan.

Page 37: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 37

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Isi RUPS :- Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris- Memberhentikan direksi atau komisaris- Menetapkan besar gaji direksi dan komisaris- Mengevaluasi kinerja perusahaan- Memutuskan rencana penambahan/pengurangan saham perusahaan- Menentukan kebijakan perusahaan- Mengumumkan pembagian laba ( dividen )

Page 38: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 38

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

c. BUMNBadan Usaha Milik Negara (atau BUMN) ialah badan usaha yang permodalannya seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Status pegawai badan usaha-badan usaha tersebut adalah pegawai negeri. BUMN sendiri sekarang ada 3 macam yaitu Perjan, Perum dan Persero.1) PerjanPerjan adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah. Perjan ini berorientasi pelayanan pada masyarakat, Sehingga selalu merugi. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut. Contoh Perjan: PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT. KAI

Page 39: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 39

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

2) PerumPerum adalah perjan yang sudah dirubah. Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan tetapi sudah profit oriented. Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya diubah menjadi persero.

Page 40: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 40

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

3) PerseroPersero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah. Berbeda dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham. Persero dipimpin oleh direksi. Sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta.

Page 41: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 41

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Badan usaha ditulis PT < nama perusahaan > (Persero). Perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas negara. Jadi dari uraian di atas, ciri-ciri Persero adalah:- Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)- Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang berupa saham-saham- Dipimpin oleh direksi- Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta- Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)- Tidak memperoleh fasilitas negara.

Page 42: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 42

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Contoh perusahaan yang mempunyai badan usaha Persero antara lain:PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.PT Garuda Indonesia (Persero)PT Angkasa Pura (Persero)PT Perusahaan Pertambangan dan Minyak Negara (Persero)PT Tambang Bukit Asam (Persero)PT Aneka Tambang (Persero)PT PELNI (Persero)PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)PT Pos Indonesia (Persero)PT Kereta Api Indonesia (Persero)PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Page 43: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 43

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

d. KoperasiKoperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Page 44: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 44

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan, persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak. Organisasi koperasi yang khas dari suatu organisasi harus diketahui dengan menetapkan anggaran dasar yang khusus.

Page 45: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 45

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Fungsi dan peran koperasi Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:• Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.• Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.• Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya.

Page 46: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 46

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

• Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.• Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar bangsa.

Page 47: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 47

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Prinsip koperasi Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:• Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.• Pengelolaan dilakukan secara demokratis.• Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi).• Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.• Kemandirian.• Pendidikan perkoperasian.• kerjasama antar koperasi.

Page 48: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 48

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Jenis-jenis koperasiKoperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.• Koperasi Simpan Pinjam• Koperasi Konsumen• Koperasi Produsen• Koperasi Pemasaran• Koperasi Jasa

Page 49: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 49

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil menengah(UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

Page 50: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 50

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Sumber modal koperasiSeperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.

Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:1. Simpanan PokokSimpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.

Page 51: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 51

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

2. Simpanan WajibSimpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.3. Simpanan khusus/lain-lain misalnya:Simpanan sukarela (simpanan yang dapat diambil kapan saja), Simpanan Qurba, dan Deposito Berjangka.

Page 52: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 52

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

4. Dana CadanganDana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.5. HibahHibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.

Page 53: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 53

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut:

1. Anggota dan calon anggota2. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antarkoperasi3. Bank dan Lembaga keuangan bukan banklembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku4. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku5. Sumber lain yang sah

Page 54: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 54

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Mekanisme pendirian koperasiMekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap. Pertama-tama adalah pengumpulan anggota, karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan minimal 20 anggota. Kedua, Para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota, untuk melakukan pemilihan pengurus koperasi ( ketua, sekertaris, dan bendahara ). Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi itu. Lalu meminta perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan koperasi dengan baik dan benar.

Page 55: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 55

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

2. Lembaga keuanganLembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris) , Credit Union, pialang saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya.

Page 56: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 56

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu : a. lembaga keuangan bank dan b. lembaga keuangan bukan bank (asuransi,

pegadaian, perusahaan sekuritas, lembaga pembiayaan, dll).

Page 57: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 57

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

FungsiLembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut.

Page 58: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 58

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

FungsiKehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan pendapatan. Contoh dari lembaga keuangan adalah bank.

Page 59: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 59

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

3. PENGGABUNGAN, PELEBURAN atau PEMEKARAN USAHAPENGGABUNGANPenggabungan usaha adalah penggabungan dari 2 (dua) badan usaha atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu satu badan usaha dan melikuidasi badan usaha lainnya yang menggabung.

Page 60: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 60

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

PELEBURAN Peleburan adalah penggabungan dari 2 (dua) atau lebih badan usaha dengan cara mendirikan badan usaha baru dan melikuidasi badan-badan usaha yang bergabung tersebut. PEMEKARAN Pemekaran usaha adalah pemisahan satu badan usaha menjadi dua badan usaha atau lebih dengan cara mendirikan badan usaha baru dan mengalihkan sebagian aktiva dan pasiva kepada badan usaha baru tersebut yang dilakukan tanpa melakukan likuidasi badan usaha yang lama.

Page 61: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 61

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

Jenis dan bentuk penggabungan usahaa. Jenis-jenis penggabungan usahaBerdasarkan PSAK No. 22 paragraf 08 tahun 1999, terdapat dua jenis penggabungan usaha yaitu :1) Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.

Page 62: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 62

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

2) Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) adalah suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer)

Page 63: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 63

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

b. Bentuk-bentuk penggabungan usahaAdapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :1) Ditinjau dari bentuk penggabungannya,

terdapat tiga bentuk penggabungan usaha sebagai berikut :

Page 64: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 64

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

- Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.

Page 65: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 65

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

- Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.

Page 66: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 66

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

- Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).

Page 67: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 67

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :- Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.

Page 68: Pengantar Bisnis & Hukum Bisnis 3

AHS/PB&HB/2010 68

PENGANTAR BISNIS & HUKUM BISNISPERTEMUAN KE-3

- Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru- Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.