46
PENGANTAR ILMU PENGANTAR ILMU FARMASI FARMASI Oleh: Oleh: Dra. Ike Yulia Wiendarlina, Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M. Farm., Apt M. Farm., Apt

PENGANTAR ILMU FARMASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengantar ilmu farmasi

Citation preview

Page 1: PENGANTAR ILMU FARMASI

PENGANTAR ILMU PENGANTAR ILMU FARMASIFARMASI

PENGANTAR ILMU PENGANTAR ILMU FARMASIFARMASI

Oleh:Oleh:

Dra. Ike Yulia Wiendarlina, Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M. Farm., AptM. Farm., Apt

Page 2: PENGANTAR ILMU FARMASI

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Mata kuliah : Pengantar Ilmu Farmasi

Kode matakuliah: 661KK1604 Semester : 1 (satu)

Page 3: PENGANTAR ILMU FARMASI

Deskripsi Singkat Materi dalam kuliah Pengantar Ilmu Farmasi

meliputi pendidikan apoteker/farmasi di Indonesia masa lampau, kini dan esok.

Penjelasan fungsi dan kegunaan setiap matakuliah keahlian.

Kemungkinan lapangan kerja seorang farmasis. Spesialisasi pendidikan farmasi, program S2 dan

S3 yang ada di Indonesia. Pengertian tentang obat, definisi2, penggolongan

dan penggunaannya. Pengertian Farmakope dan per UU di bidang

farmasi.

Page 4: PENGANTAR ILMU FARMASI

Tujuan Instruksional Umum

Setelah menyelesaikan matakuliah Pengantar Ilmu Farmasi ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami tentang ilmu kefarmasian.

Dapat menjelaskan fungsi dan kegunaan obat secara umum.

Kemungkinan lapangan kerja seorang farmasis

Termotivasi untuk lebih mendalami ilmu kefarmasian yang dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikan kefarmasiannya.

Page 5: PENGANTAR ILMU FARMASI

PENDAHULUAN

FARMASI

SEMPITASAL KATA : FARMAKON= OBAT

LUASSEMUA ZAT SELAIN MAKANAN YANG

MENGAKIBATKAN PERUBAHAN SUSUNAN ATAU FUNGSI JARINGAN TUBUH

Page 6: PENGANTAR ILMU FARMASI

DEFINISI FARMASI : Ilmu yang mempelajari tentang

obat, meliputi ilmu meracik obat, penyediaan dan penyimpanan obat, pemurnian, penyempurnaan dan penyajian obat.

FARMASIS: orang yang telah lulus dari pendidikan farmasi (S1)

APOTEKER: orang yang telah lulus dari pendidikan farmasi serta telah lulus dari pendidikan profesi kefarmasian.

Page 7: PENGANTAR ILMU FARMASI

SEJARAH FARMASI

1000 SM (masyarakat Mesir Kuno dan China, Indonesia) telah mengenal formulasi yang berasal dari tanaman obat dan hewan.

Tahun 1240 kaisar Frederick II memisahkan ilmu meracik obat dari keahlian menentukan penyakit, maka lahirlah profesi apoteker dan dokter

Page 8: PENGANTAR ILMU FARMASI

RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT

REBUSAN/EKSTRAKObat-obat yang berasal dari tanaman ini mula-mula digunakan dalam bentuk rebusan/ekstrak, aktifitas atau efeknya sering berbeda-beda, tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya.

ISOLASI ZAT AKTIF Efedrin dari tanaman Ma Huang (=ephedra vulgaris) Atropin dari tanaman Atropa Belladonnae Digoksin dari Digitalis lanata.

Page 9: PENGANTAR ILMU FARMASI

PERKEMBANGAN PENGGUNAAN OBAT

Tahun 1945 ilmu-ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembang pesat.

Banyak ditemukan obat-obat sintetik baru (rata-rata 500 obat tiap tahunnya).

Terjadi pergeseran penggunaan obat-obatan.

Cara pembuatan obat mengalami perubahan.

Page 10: PENGANTAR ILMU FARMASI

lanjutan

Keterampilan membuat obat menurun, karena pembuatan obat menjadi proses industri.

Tidak bisa dihindari karena terjadi peningkatan jumlah kebutuhan obat, kompetisi dalam dunia perdagangan, timbulnya penyakit baru, penemuan obat baru.

Page 11: PENGANTAR ILMU FARMASI

PENDIDIKAN TINGGI FARMASI INDONESIA

1 April 1943, berdiri Sekolah Tinggi Kedokteran (Ika Daigaku) oleh pemerintah Jepang.

Th 1946, berdiri Pergoeroean Tinggi Ahli Obat di Klaten, merupakan cikal bakal Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Th 1947 diresmikan jurusan farmasi ITB

Page 12: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Th 1957 diresmikan jurusan farmasi Unpad, Bandung.

Th 1963 di Unair, Surabaya dan Unhas, Ujung Pandang.

1964 di Unand, Padang Tahun 1965 di UI, Jakarta, USU,

Sumatera Utara dan lain-lain.

Page 13: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Beberapa PT swasta : Universitas Pancasila, Jakarta ISTN Jakarta UNTAG Jakarta UBAYA Surabaya Data APTFI 2000 ada 8 PTN dan 23

PTS

Page 14: PENGANTAR ILMU FARMASI

TAHAPAN PENDIDIKAN TINGGI FARMASI

Awal berdiri s/d 1962 : Studi bebas Apoteker Tingkat doktoral setelah apoteker

1962 s/d studi terpimpin: Tingkat propadeusis (1 th) Candidatus (1,5 th) Doktoral (2 th)

Page 15: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Pada tahun 1978 ada tiga tahapan:• Sarjana muda• Sarjana• Apoteker

• Tahun 1985 ada 2 tahapan:• Sarjana atau strata 1• Apoteker atau Profesi

• Sistem Satuan Kredit Semester mulai 1974 s/d sekarang

Page 16: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Th 1995, SK Mendikbud No 0219/U/1995 tentang :

Kurikulum Nasional 87 SKS Kurikulum lokal

Peraturan terbaru SK Mendiknas No 232/U/2000 tentang kurikulum inti dan institusional (APTFI).

Program Pendidikan Profesi didasarkan pada SK Mendikbud No 056/U/1994

Page 17: PENGANTAR ILMU FARMASI

TUJUAN PENDIDIKAN TINGGI FARMASI

Menghasilkan lulusan yang ahli dalam bidang kefarmasian.

Mampu memperagakan keahliannya secara lisan, tulisan maupun keterampilan.

Memiliki landasan yang cukup untuk: Mengikuti perkembangan ilmu

kefarmasian yang mutakhir.

Page 18: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Memperbaiki tingkat kesehatan individu dan masyarakat.

Memanfaatkan bahan farmasi sintetik dan alamiah.

Mampu mengendalikan penggunaan bahan-bahan sintetik dan alamiah.

Page 19: PENGANTAR ILMU FARMASI

KOMPETENSI YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH

FARMASIS

Mampu menunjukkan kompetensi secara profesional.

Mampu bermasyarakat dengan lingnkungan sekitarnya.

Percaya diri. Mengerti etika profesi, tata krama

pergaulan.

Page 20: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Mampu berkomunikasi atau menyampaikan pemikiran secara verbal.

Siap menyampaikan ide secara interpersonal di depan forum.

Menguasai berbagai bahasa komunikasi seperti bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa asing dengan baik.

Page 21: PENGANTAR ILMU FARMASI

PERKEMBANGAN KURIKULUM

1946-1960 : orientasi pendidikan lebih mengarah pada pengetahuan resep atau meracik obat di apotik.

1960-1970 : masih berorientasi pada ilmu resep atau peracikan obat tapi sudah bertambah dengan ilmu formulasi sediaan obat modern.

Page 22: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

1970-1980: DirJen Farmasi DirJen POM, ruang

lingkup bertambah luas: obat, makanan dan minuman.

Sesuai kebutuhan, kurikulum bertambah eq. farmasi rumah sakit.

Ilmu baru: biofarmasi, farmakokinetik, spektrofotometri, obat tradisional.

PP 25 th 1980 sebagai penataan fungsi apotek dan apoteker.

Page 23: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

1980-1990 Dituntut adanya standarisasi

simplisia, makanan, minuman, kosmetika dan lain-lain.

Perubahan pada Farmakope: berorientasi HPLC, GC dan bioanalisis.

Page 24: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

1990-2000 Globalisasi informasi, bisnis, sosial

dan budaya yg seolah tanpa batas. Bioteknologi, biologi sel molekuler,

terapi gen, gen diagnostik dll. Kosmetika bahan alam dan produk

alam sudah mulai memasuki standar ekstrak.

Page 25: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

≥ 2000 Aspek sosial dan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat. Aspek ilmu pengetahuan dan

teknologi. Aspek ekonomi dan bisnis.

Page 26: PENGANTAR ILMU FARMASI

PERAN APOTEKER DI BIDANG FARMASI

Farmasi komunitas (Apotek) Bertanggung jawab atas obat

dengan resep, sebab apoteker tahu: Bagaimana obat tersebut diminum. Kestabilan obat dalam bermacam-

macam kondisi. Toksisitas obat dan dosisnya. Cara dan rute pemakaian obat.

Page 27: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Bertanggung jawab untuk memberi informasi pada pasien dalam memakai obat bebas terbatas (OTC).

Bertanggung jawab dalam menghadapi kasus self diagnosis atau mengobati sendiri dan pemakaian obat tanpa resep.

Menentukan apakah self diagnosis/self medication dari pasien dapat diberi obat atau disuruh konsul ke dokter.

Page 28: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Industri : Bidang penelitian dan pengembangan

(R & D = Research and Development). Produksi. Informasi ilmiah dan per UU farmasi. Promosi, informasi dan pelayanan obat. Penjualan dan pemasaran obat.

Page 29: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Farmasi Rumah Sakit Mengawasi pembuatan obat-obat

yang digunakan di rumah sakit. Menyediakan dan mengawasi

kebutuhan obat dan suplai obat ke bagian-bagian lain.

Menyelenggarakan sistem pencatatan dan pembukuan yang baik.

Page 30: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Merencanakan, mengorganisir, menentukan kebijakan apotek rumah sakit.

Memberikan informasi mengenai obat (konsultan) kepada dokter dan perawat.

Merawat fasilitas apotek rumah sakit. Ikut memberikan program pendidikan

dan training kepada perawat.

Page 31: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Pemerintahan dan Angkatan Perang Angkatan Darat, bertugas di bidang

administrasi pelayanan. Angkatan Udara, anggauta korps di

bidang farmasi. Departemen Kesehatan, di badan POM

dan di RS. Departemen Pendidikan, dosen ilmu

farmasi.

Page 32: PENGANTAR ILMU FARMASI

ANALISIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI FARMASI

Prof.Dr. Yahdiana Harahap

Page 33: PENGANTAR ILMU FARMASI

KEBUTUHAN MASYARAKAT Ketersediaan sediaan farmasi yang

bermutu dan informasi yang tidak bias untuk hidup sehat.

Perlindungan dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika) yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan atau keamanan dan atau manfaatnya.

Pelayanan kefarmasian untuk mencegah, mendeteksi dan mengatasi/menyelesaikan masalah terkait sediaan farmasi.

Page 34: PENGANTAR ILMU FARMASI

KEBUTUHAN PROFESI Pembuatan dan pengembangan sediaan

farmasi yang bermutu, aman dan berkhasiat.

Penjaminan mutu sediaan farmasi. Peningkatan mutu pelayanan/asuhan

kefarmasian dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Peningkatan mutu penelitian di bidang farmasi.

Page 35: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Promosi kesehatan melalui KIE dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Peningkatan mutu pendidikan ilmu kefarmasian.

Sertifikasi oleh organisasi profesi (IAI). Kemitraan dengan profesi kesehatan

lain, berbagai instansi dan jejaring, pemerintah, swasta, dalam dan luar negeri.

Page 36: PENGANTAR ILMU FARMASI

KEBUTUHAN SISWA Peluang kerja luas (dalam dan luar

negeri). Penguasaan bahasa Asing (Inggeris,

China). Soft skill (berkomunikasi, kemampuan

pengambilan keputusan, penguasaan IT, pemberian pelayanan kefarmasian, mengembangkan kepemimpinan, kemampuan anlisis dan sintesis data).

Page 37: PENGANTAR ILMU FARMASI

KEBUTUHAN MASA DEPAN Mampu menemukan dan mengembangkan

bahan baku obat dan sediaan obat. Mampu memberikan pelayanan

kefarmasian yang berorientasi pada keamanan pasien.

Mampu memberikan penyelesaian terkait masalah-masalah kesehatan masyarakat yang bersifat global.

Mampu bersaing secara global.

Page 38: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Mampu melakukan penelitian kefarmasian yang semakin berkembang dan beragam.

Mampu mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kefarmasian.

Memiliki penguasaan IT.

Page 39: PENGANTAR ILMU FARMASI

KEBUTUHAN BIDANG ILMU

Pengembangan substansi keilmuan.

Pengembangan ke arah spesialistik.

Page 40: PENGANTAR ILMU FARMASI

PROFIL LULUSANAdalah sarjana farmasi yang mampu menjadi :

Care giver (Penyedia dan pemberi pelayanan). Decision maker (pengambil keputusan). Communicator (berkomunikasi). Leader (pemimpin). Manager (pengelola). Life long learner (Pembelajar seumur hidup). Teacher (Pendidik dan pelatih). Researcher (Peneliti di bidang farmasi).

Page 41: PENGANTAR ILMU FARMASI

PROFIL SARJANA FARMASI

Sarjana strata satu yang menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kefarmasian, mampu menerapkannya dalam bidang produksi, pengawasan mutu dan pelayanan/asuhan kefarmasian yang efektif dan etis serta penuh integritas.

Page 42: PENGANTAR ILMU FARMASI

PROFIL APOTEKER

Apoteker yang menguasai pengetahuan dan keahlian dalam mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan secara profesional atas dasar penguasaan keilmuan dan I T serta mampu membuat keputusan secara mandiri dalam berbagai tahapan kefarmasian (pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi) dalam berbagai kondisi/lingkungan.

Page 43: PENGANTAR ILMU FARMASI

KOMPETENSI

KOMPETENSI UMUM:

Mampu melakukan pembuatan dan penjaminan mutu sediaan farmasi, serta pelayanan kefarmasian yang profesional di berbagai sarana pelayanan kesehatan.

Page 44: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

KOMPETENSI KHUSUS Mampu merancang dan membuat sediaan

farmasi yang aman, berkhasiat dan bermutu. Mampu mengevaluasi secara kimia dan

biologi serta menjamin mutu sediaan farmasi. Mampu mengevaluasi kadar obat dalam

matriks biologi. Mampu melaksanakan uji khasiat dan uji

keamanan.

Page 45: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Mampu memberikan informasi, konsultasi, edukasi tentang khasiat, keamanan dan mutu sediaan farmasi kepada tenaga kesehatan lain dan masyarakat secara profesional.

Mampu melakukan penelitian dan memanfaatkan teknologi informasi yang relevan dengan kefarmasian, serta mendeseminasikan pengetahuan kefarmasian yang baru.

Page 46: PENGANTAR ILMU FARMASI

LANJUTAN

Mampu merekomendasikan pemilihan obat yang rasional.

Mampu merekomendasikan dosis regimen yang tepat pada pasien.

Mampu mengevaluasi khasiat dan keamanan obat baik preklinik dan klinik.

Mampu melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan peraturan yang baku.

Mampu melakukan monitoring obat. Mampu melakukan pemantauan kadar obat

dalam darah.