Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 1
PENGANTAR
KETUA KOMISI UMUM
PADA RAPAT DENGAR PENDAPAT ANTARA KPU DAN BAWASLU
DENGAN KOMISI II DPR RI DAN PEMERINTAH DALAM RANGKA
PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN KPU TERKAIT
PEMILIHAN SERENTAK TAHUN 2020
TANGGAL 27 MEI 2020
Bismillahirrohmanirohim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
Yang kami hormati:
1. Bapak Pimpinan Komisi II DPR RI;
2. Bapak/Ibu Anggota Komisi II DPR RI;
3. Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia;
4. Bapak Ketua dan Anggota Bawaslu;
5. Bapak/Ibu Anggota KPU;
6. Bapak/Ibu Peserta Rapat Dengar Pendapat yang kami hormati.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya pada hari ini kita dapat hadir dalam Rapat Dengar Pendapat antara
KPU dengan Komisi II DPR RI dan Pemerintah sesuai dengan surat
undangan dari Pimpinan DPR RI Nomor : PW/05855/DPR RI/V/2020
tanggal 19 Mei 2020 perihal Undangan Rapat Dengar Pendapat.
Pada hari ini, dalam suasana Idul Fitri Kami bersama jajaran Komisi
Pemilihan Umum mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H Mohon
Maaf Lahir dan Bathin. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih
atas undangan yang telah disampaikan oleh Pimpinan DPR RI dalam
rangka menghadiri Rapat Dengar Pendapat pada hari ini.
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 2
Rapat Dengar Pendapat hari ini dilaksanakan secara daring atau
virtual. Pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah kami
menyampaikan materi pembahasan sebagai berikut :
A. Kondisi Umum
B. Anggaran
C. Rancangan Peraturan KPU terkait Pemilihan Serentak Tahun 2020
Pasca Penundaan.
A. KONDISI UMUM
1. Data KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota Yang Terdampak
Pandemi Covid-19.
Pada masa pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh wilayah
Indonesia dan berdampak pada penyelenggaraan Pemilihan Serentak
Tahun 2020, maka KPU memandang perlu untuk melakukan
monitoring terhadap KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sebagai
Penyelenggara Pemilihan Serentak Tahun 2020 yang terkena
dampak dari pandemi Covid-19. Adapun data yang dipergunakan
oleh KPU dalam proses monitoring berasal dari laman covid-19.go.id
sebagai sumber informasi resmi dari Pemerintah dalam penanganan
pandemi Covid-19. Data tersebut akan dipergunakan sebagai dasar
pengambilan kebijakan dalam menentukan langkah tahapan
pelaksanaan Pemilihan Serentak Tahun 2020. Data sebaran
pandemi Covid-19 hasil monitoring yang dilakukan oleh KPU adalah
sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Data Wilayah Penyelenggara Pemilihan Tahun
2020 Yang Terdampak Covid-19.
No Wilayah Jumlah
Prov/Kab/Kota
ODP – Proses
PDP - Proses
Positif - Aktif
Positif - Sembuh
Positif - Meninggal
1 Provinsi 9 - - 1.828 473 105
2 Kabupaten 224 69.521 7.300 2.970 800 91
3 Kota 37 21.882 6.378 3.363 948 304
Jumlah Total 270 91.403 13.678 8.161 2.221 500
Sumber :
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan BNPB pertanggal 20 Mei
2020
Hasil dari monitoring yang dilakukan mulai dari tanggal 13 April 2020 sampai dengan tanggal 20 Mei 2020 terhadap daerah
penyelenggara Pemilihan Serentak Tahun 2020 yang terdampak
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 3
pandemi Covid-19 cenderung mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Data kenaikan kasus Covid-19 pada daerah penyelenggara
Pemilihan Serentak Tahun 2020 disajikan sebagaimana pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Kenaikan Kasus Covid – 19 pada Wilayah
Penyelenggara Pemilihan Tahun 2020
No Wilayah Jumlah
Prov/Kab/Kota
ODP – Proses
PDP - Proses
Positif - Aktif
Positif - Sembuh
Positif - Meninggal
1 Provinsi Tetap - - 1.660 451 87
2 Kabupaten 14 20.668 5.190 2.596 778 75
3 Kota Tetap 4.039 4.010 2.643 892 238
Jumlah Total 14 24.707 9.200 6.899 2.121 400
Catatan :
Data dihitung berdasarkan data kasus Covid-19 mulai tanggal 13 April 2020
sampai dengan 20 Mei 2020.
Selain melakukan monitoring jumlah kasus covid-19, kami juga
melakukan koordinasi dengan KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota dalam hal mendapatkan informasi penerapan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah peneyelenggara
pemilihan serentak tahun 2020. Data penerapan kami peroleh dari
Kementerian Kesehatan dan informasi langsung dari KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota yang pada wilayah kerjanya telah
melakukan penerapan PSBB, sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Daerah Yang Telah disetujui PSBB oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
No. Nama Daerah Keputusan Menteri Kesehatan
Tanggal
Perbelakuan
PSBB
1. Provinsi DKI
Jakarta
Nomor
HK.01.07/Menkes/239/2020
tanggal 7 April 2020
10 April – 4
Juni 2020
2. Kota Depok Nomor
HK.01.07/Menkes/248/2020,
tanggal 12 April 2020
15 April – 29
Mei 2020
3. Kota Bogor Nomor
HK.01.07/Menkes/248/2020,
tanggal 12 April 2020
15 April – 29
Mei 2020
4. Kabupaten Bogor Nomor
HK.01.07/Menkes/248/2020,
tanggal 12 April 2020
15 April – 29
Mei 2020
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 4
Tabel 3. Daftar Daerah Yang Telah disetujui PSBB oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Lanjutan)
No. Nama Daerah Keputusan Menteri Kesehatan
Tanggal
Perbelakuan
PSBB
5. Kota Bekasi Nomor
HK.01.07/Menkes/248/2020,
tanggal 12 April 2020
15 April – 29
Mei 2020
6. Kabupaten Bekasi Nomor
HK.01.07/Menkes/248/2020,
tanggal 12 April 2020
15 April – 29
Mei 2020
7. Kota Tangerang Nomor
HK.01.07/MENKES/249/2020
tanggal 12 April 2020
18 April – 31
Mei 2020
8. Kabupaten
Tangerang
Nomor
HK.01.07/MENKES/249/2020
tanggal 12 April 2020
18 April – 31
Mei 2020
9. Kota Tangerang
Selatan
Nomor
HK.01.07/MENKES/249/2020
tanggal 12 April 2020
18 April – 31
Mei 2020
10. Kota Pekanbaru Nomor
HK.01.07/MENKES/250/2020
tanggal 12 April 2020
17 April – 28
Mei 2020
11. Kota Makassar Nomor
HK.01.07/Menkes/257/2020
tanggal 16 April 2020
24 April – 21
Mei 2020
12. Kota Bandung Nomor
HK.01.07/Menkes/259/2020
tanggal 17 April 2020
22 April – 29
Mei 2020
13. Kabupaten
Bandung
Nomor
HK.01.07/Menkes/259/2020
tanggal 17 April 2020
22 April – 29
Mei 2020
14. Kabupaten
Bandung Barat
Nomor
HK.01.07/Menkes/259/2020
tanggal 17 April 2020
22 April – 29
Mei 2020
15. Kota Cimahi Nomor
HK.01.07/Menkes/259/2020
tanggal 17 April 2020
22 April – 29
Mei 2020
16. Kabupaten
Sumedang
Nomor
HK.01.07/Menkes/259/2020
tanggal 17 April 2020
22 April – 29
Mei 2020
17. Provinsi Sumatra
Barat
Nomor
HK.01.07/Menkes/260/2020
tanggal 17 April 2020
22 April – 29
Mei 2020
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 5
Tabel 3. Daftar Daerah Yang Telah disetujui PSBB Oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Lanjutan)
No
.
Nama Daerah Keputusan Menteri Kesehatan
Tanggal
Perbelakuan
PSBB
18. Kota Tegal Nomor
HK.01.07/Menkes/258/2020
tanggal 17 April 2020
23 April – 22
Mei 2020
19. Kota Banjarmasin Nomor
HK.01.07/Menkes/262/2020
tanggal 19 April 2020
24 April – 21
Mei 2020
20. Kota Tarakan
Nomor
HK.01.07/Menkes/261/2020
tanggal 19 April 2020
26 April – 30
Mei 2020
21. Kota Surabaya, , Nomor
HK.01.07/Menkes/264/2020
tanggal 21 April 2020
28 April – 8
Juni 2020
22. Kabupaten Gresik Nomor
HK.01.07/Menkes/264/2020
tanggal 21 April 2020
28 April – 8
Juni 2020
23. Kabupaten
Sidoarjo
Nomor
HK.01.07/Menkes/264/2020
tanggal 21 April 2020
28 April – 8
Juni 2020
24. Provinsi Gorontalo Nomor
HK.01.07/Menkes/279/2020
tanggal 28 April 2020
4 Mei – 1
Juni 2020
25. Provinsi Jawa
Barat
Nomor
HK.01.07/Menkes/289/2020
tanggal 1 Mei 2020
6 – 19 Mei
2020
26. Kota Palangkaraya
Nomor
HK.01.07/Menkes/294/2020
tanggal 7 Mei 2020
11 – 24 Mei
2020
27. Kabupaten Buol Nomor
HK.01.07/Menkes/300/2020
tanggal 9 Mei 2020
12 Mei – 10
Juni 2020
28. Kabupaten Malang Nomor
HK.01.07/Menkes/305/2020
tanggal 11 Mei 2020
17 – 31 Mei
2020
29. Kota Malang Nomor
HK.01.07/Menkes/305/2020
tanggal 11 Mei 2020
17 – 31 Mei
2020
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 6
Tabel 3. Daftar Daerah Yang Telah disetujui PSBB Oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Lanjutan)
No. Nama Daerah Keputusan Menteri Kesehatan
Tanggal
Perbelakuan
PSBB
30. Kota Batu Nomor
HK.01.07/Menkes/305/2020
tanggal 11 Mei 2020
17 – 31 Mei
2020
31. Kabupaten Banjar Nomor
HK.01.07/Menkes/304/2020
tanggal 11 Mei 2020
16 – 29 Mei
2020
32. Kabupaten Barito
Kuala
Nomor
HK.01.07/Menkes/304/2020
tanggal 11 Mei 2020
16 – 29 Mei
2020
33. Kota Banjar Baru Nomor
HK.01.07/Menkes/304/2020
tanggal 11 Mei 2020
16 – 29 Mei
2020
34. Kota Palembang Nomor
HK.01.07/Menkes/307/2020
tanggal 12 Mei 2020
27 Mei 2020
35. Kota Prabumulih Nomor
HK.01.07/Menkes/306/2020
tanggal 12 Mei 2020
27 Mei 2020
36. Kabupaten
Kampar
Nomor
HK.01.07/Menkes/308/2020
tanggal 12 Mei 2020 tanggal 12
Mei 2020
15 – 28 Mei
2020
37. Kabupaten
Pelalawan
Nomor
HK.01.07/Menkes/308/2020
tanggal 12 Mei 2020 tanggal 12
Mei 2020
15 – 28 Mei
2020
38. Kabupaten Siak Nomor
HK.01.07/Menkes/308/2020
tanggal 12 Mei 2020 tanggal 12
Mei 2020
15 – 28 Mei
2020
39. Kabupaten
Bengkalis
Nomor
HK.01.07/Menkes/308/2020
tanggal 12 Mei 2020 tanggal 12
Mei 2020
15 – 28 Mei
2020
40. Kota Dumai Nomor
HK.01.07/Menkes/308/2020
tanggal 12 Mei 2020 tanggal 12
Mei 2020
15 – 28 Mei
2020
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 7
2. Antisipasi KPU dalam Penyelenggaraan Pemilihan Serentak Tahun
2020 pada Masa Pandemi Covid-19.
Hasil monitoring yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebaran
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), hasil yang didapat bahwa
hampir seluruh wilayah Indonesia terserang wabah pandemi Covid-
19. Akibatnya, seluruh rangkaian tahapan Pemilihan Serentak
Tahun 2020 terganggu. Berdasarkan hasil tersebut maka KPU,
Pemerintah dan DPR kemudian bersepakat untuk menunda
pelaksanaan Pemilihan Serentak dari jadwal semula bulan
September 2020. Pemerintah kemudian menerbitkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 sebagai
landasan penundaan Pemilihan Serentak Tahun 2020 Perppu ini
dapat dimaknai bahwa KPU diberikan kewenangan penuh untuk
menentukan jadwal dan tahapan Pemilihan Serentak ditengah
situasi pandemi, bahkan bisa mengajukan opsi menunda kembali
Pemilihan Serentak pada tahun depan. Pasal 201A ayat (2) Perppu
ini menyebutkan Pemilihan Serentak Tahun 2020 diselenggarakan
pada bulan Desember 2020, atau mundur 2 bulan dari rencana
awal. Meskipun terdapat disclaimer bahwa jika kondisi pada bulan
Desember belum memungkinkan untuk dilaksanakan pemungutan
dan penghitungan suara, maka Pemilihan Serentak dapat ditunda
kembali sampai dengan wabah Covid-19 benar-benar dinyatakan
berakhir. Namun kiranya langkah pertama KPU adalah menyiapkan
skenario Pemilihan Serentak dilakukan pada bulan Desember 2020
dengan asumsi wabah Covid-19 belum sepenuhnya mereda.
Tahapan Pemilihan yang tertunda harus segera dimulai minimal
pada bulan Juni mendatang. Kelanjutan tahapan dilakukan dengan
asumsi wabah Covid-19 belum mereda atau makin meluas
sebarannya ke 270 daerah yang melaksanakan Pemilihan Serentak
Tahun 2020.
Berdasarkan atas hal tersebut KPU harus menyertakan Protokol
Penanganan Covid-19 terhadap seluruh tahapan Pemilihan Serentak
mulai dari verifikasi persyaratan pasangan calon kepala daerah
hingga hari penghitungan dan pemungutan suara. Seluruh teknis
persiapan harus menyertakan aturan-aturan yang terkait dengan
protokol penanganan Covid-19.
Tahapan Pemilihan Serentak memiliki aktivitas yang mengharuskan
berkumpulnya atau terjadinya pertemuan tatap muka antara
penyelenggara pemilu dengan pemilih. Termasuk juga interaksi
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 8
antar penyelenggara pemilu, maupun penyelenggara pemilu dengan
peserta Pemilihan Serentak. Padahal, interaksi langsung adalah
salah satu langkah yang mesti diminimalisir untuk dilakukan dalam
mencegah penyebarluasan COVID-19. Sesuai dengan Keputusan
Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yaitu
seluruh wilayah Indonesia wajib dilakukan upaya penanggulangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka
protokol covid-19 wajib diterapkan pada tahapan Pemilihan Serentak
2020.
Langkah-langkah yang telah dilakukan KPU dalam penentuan
penyelenggaraan pemilihan serentak tahun 2020 adalah dengan
mengirimkan surat kepada Badan Penanggulangan Bencana
Nasional nomor: 366/PP.07-SD/01/KPU/2020 tanggal 11 Mei 2020
perihal Permohonan Informasi terkait Perkiraan atas Status
Dareurat Nasional, Rencana Tindaklanjut yang dilakukan serta
jadwal penanganan untuk Pemulihan Pandemi Covid-19, namu surat
KPU tersebut sampai dengan ssaat ini belum mendapatkan jawaban
dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional, tetapi KPU
tetap membuat protocol penanganan Covid-19 pada tahapan
Pemilihan Serentak Tahun 2020 sebagaimana disajikan dalam table
4.
Tabel 4. Langkah-Langkah KPU dalam membuat protokol
penanganan Covid-19 pada Tahapan Pemilihan Serentak Tahun
2020
No. Kegiatan
Tahapan
Upaya yang
dilakukan
Konsekuensi/Prasyar
at
1. Pembentukan
Badan Adhoc
a. Mengaktifkan
Kembali Badan
Adhoc
b. Pelaksanaan
Pelantikan melalui
media daring
c. Bimtek PPK, PPS,
dan PPDP
dilakukan dengan
cara :
1) Metode Bimtek
melalui video
2) Menggunakan
pretest dan
post test secara
online
a. Harus melakukan
revisi PKPU
Tahapan karena
terkait dengan
masa kerja badan
adhoc
b. Bahan Bimtek
dalam bentuk
media video harus
sudah siap
sebelum
pengaktifam
Kembali badan
adhoc
c. Sarana dan
prasarana harus
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 9
3) Menggunakan
modul bimtek
terpadu secara
online
d. Pembentukan
PPDP dan KPPS
dengan
mengurangi
interaksi secara
langsung
(penyerahan
dokumen
pendaftaran secara
online)
terpenuhi untuk
pelantikan PPS
melalui online
(jaringan Internet)
2. Pemutakhiran
Data Pemilih :
Pencocokan dan
Penelitian Data
Pemilih
a. Proses Pencocokan
data pemilih
dilakukan secara
daring
b. Pelaksanaan Rekap
DPHP dilakukan
dengan
teleconference
c. Pengumuman DPS
menggunakan
media online dan
aplikasi cek-
pemilih
a. Perlu dilakukan
Perubahan
Peraturan KPU
Mutarlih,
b. Kualitas daftar
pemilih tidak
maksimal karena
tidak dilakukan
secara door to door
oleh PPDP
c. Perlu diterbitkan SE
tentang Standar
sterilisasi dokumen
d. Perlu diterbitkan
Keputusan KPU
tentang Juknis
SOP/Protokol tatap
muka yang sesuai
dengan protocol
covid-19.
3. Pencalonan
Perseorangan
a. PPS melakukan
verifikasi faktual
dukungan Bakal
Pasangan Calon
Perseorangan
dengan prinsip
physical distancing
b. Rekapitulasi secara
berjenjang mulai
dari tingkat
kecamatan sampai
dengan tingkat
a. Dibutuhkan petugas
verifikator dalam
jumlah yang banyak
untuk mempercepat
verifkasi
administrasi dengan
konsekuensi
penambahan
anggaran.
b. Kegiatan
rekapitulasi dapat
dilaksanakan
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 10
Provinsi dengan
menggunakan
media online
c. Komunikasi
dengan perwakilan
paslon/parpol
dilakukan melalui
media daring
dengan melakukan
Revisi PKPU No.1
tahun 2020,
terutama terkait
dengan Pasal 27
ayat (1) dan ayat
(2),Pasal 29 ayat (1)
dan ayat (2), Pasal
31 ayat (1) dan ayat
(2).
c. Perlu dipersiapkan
SOP untuk
pelaksanaan
verifikasi faktual
dengan prinsip
physical distancing
4. Pencalonan dan
Syarat Calon
a. KPU Provinsi dan
KPU
Kabupaten/Kota
mengumumkan
tanggal
pendaftaran dan
dokumen-dokumen
syarat pencalonan
serta syarat calon
di media dan
laman KPU
b. KPU Provinsi/KIP
Aceh atau KPU/KIP
Kabupaten/Kota
menyampaikan
hasil verifikasi
kepada Bakal
Pasangan Calon
dan Partai Politik
atau Gabungan
Partai Politik dalam
rapat pleno terbuka
c. Pembatasan
jumlah undangan
dalam setiap
kegiatan rapat
dengan Bakal
Calon dan Parpol
atau Gabungan
Parpol
a. Semua prosedur
verifikasi
dilakukan secara
daring. Petugas
verifikasi
berkoordinasi
melalui daring,
mengoptimalkan
fungsi dari SILON
b. Adanya
pembatasan
jumlah undangan
dalam setiap
kegiatan rapat
c. Selama proses
verifikasi
berlangsung, KPU
Kabupaten/Kota
wajib menyertakan
perwakilan gugus
tugas percepatan
penanganan Covid-
19 di daerah
setempat
d. Komunikasi
dengan perwakilan
paslon/parpol
dilakukan melalui
daring (dilarang
bertatap muka
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 11
5. Logistik a. Pengawasan
produksi logistic
dengan CCTV yang
dapat diakses oleh
KPU
b. Sortir, pengesetan
dan bongkar muat
ditempat yang luas,
terjadwal dan
pengawasan yang
ketat.
c. Dilakukan
penyemprotan
disinfektan pada
boks pembungkus
dan kendaraan
pengangkut
Penyesuaian pada
TPS sejalan dengan
kebijakan Physical
Distancing :
a. Penambahan 3
jenis logistic di
TPS (Hand
Sanitizer,
Disinfektan,
semprotan
disinfektan)
b. Penambahan
Bilik Suara
pada TPS
c. Memperluas
area TPS
menjadi 10x11
m atau 8x13 m
a. Penambahan
anggaran untuk
logistik
b. Harus dipastikan
stock bahan baku
untuk perlengkapan
pemilihan serentak
tersedia dipasaran
c. Pihak perusahaan
harus memastikan
ketersediaan jumlah
tenaga kerja yang
akan mengerjakan
kebutuhan
perlengkapan
penyelenggara
pemilihan
d. Dipastikan tidak ada
pergeseran jadwal
tahapan pada
kegiatan penetapan
paslon dan
penetapan DPS
e. Dipastikan
perusahaan sudah
dapat beroperasi
secara normal
6. Kampanye a. Debat
Publik/Debat
terbuka antar
Paslon tetap
dilaksanakan
tanpa dihadiri
pendukung
dengan
pertimbangan
yaitu :
a. Harus menjamin
bahwa seluruh
kegiatan kampanye
dapat berjalan
lancar dengan
mengikuti
instruksi
pemerintah
b. Mempersiapkan
SOP protokol
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 12
1) Merupakan
salah satu
metode
Kampanye yang
sangat efektif
untuk
menyosialisasik
an visi, misi,
dan program
Pasangan
Calon
2) Merupakan
bentuk
pendidikan
politik
masyarakat
3) Debat
Publik/Debat
terbuka antar
Pasangan
Calon dapat
memengaruhi
keputusan
Pemilih untuk
menentukan
pilihan politik
b. Penyebaran dan
pemasangan
bahan
Kampanye/APK
kepada umum
dapat
dilaksanakan,
tetapi dalam
jumlah terbatas
c. Memberikan
kesempatan untuk
kampanye
menggunakan
metode media
sosial dan media
daring
pencegahan
penyebaran dan
meminimalisir
penularan
c. Perusahaan
pencetakan APK
dipastikan dapat
beroperasi secara
normal
d. Tidak ada kontak
fisik atau
pengumpulan
massa selama
masa kampanye
e. Masa waktu
tahapan Kampanye
dipersingkat yang
mengakibatkan
waktu
penyelesaian
sengketa PTUN
berkurang.
7. Pemungutan dan
Penghitungan
Suara
a. Kegiatan dapat
dilaksanakan
dengan tetap
menggunakan
a. Perlu PERPPU
untuk pengaturan
untuk penggunaan
metode POS dan
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 13
standar protokol
Covid-19 termasuk
kebijakan menjaga
jarak dalam
antrian di TPS
b. Pada kondisi
belum adanya
perubahan situasi
persebaran covid-
19, diusulkan
menggunakan
metode POS dan
Kotak Suara
Keliling (KSK)
c. Mengurangan
jumlah Pemilih
dalam TPS hingga
400 pemilih per
TPS
KSK
b. Jumlah TPS akan
bertambah karena
jumlah pemilih per
TPS berkurang
sebagai akibat dari
kebijakan menjaga
jarak
c. Tambahan
anggaran untuk
penambahan
Jumlah TPS
3. Data Analisis DP4, Jumlah TPS dan Kebutuhan Logistik Pemilihan
Serentak Tahun 2020
Pada saat ini KPU telah melakukan analisis data DP4 yang datanya
didapat dari Kementerian Dalam Negeri, hasil dari analisis data DP4
untuk keperluan Pemilihan Serentak Tahun 2020 adalah sebagai
berikut :
a. Jumlah Provinsi sebanyak 32 Provinsi
b. Jumlah Kabupaten/Kota sebanyak 309 Kabupaten/Kota
c. Jumlah Kecamatan sebanyak 4.238 Kecamatan
d. Jumlah Kelurahan/Desa sebanyak 46.740 Kelurahan/Desa
e. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 45.775.271 Kepala Keluarga
f. Penduduk yang sudah reakm KTP-el sebanyak 102.169.746 jiwa
g. Penduduk yang belum melakukan perekaman KTP-el sebanyak
3.226.714 jiwa
Selain melakukan analisis data DP4 KPU juga telah menginventarisir
kebutuhan logistik beserta anggaran Pemilihan Serentak Tahun
2020 berdasarkan jumlah TPS menyesuaikan dengan penerapan
protocol penangan covid-19 dengan melakukan penambahan
perlengkapan alat pelindung diri untuk petugas badan
penyelenggara adhoc berupa hand sanitizer, tissue, desinfektan, dan
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 14
sarung tangan, adapun jumlah kebutuhan alat pelindung diri
beserta anggarannya disajikan dalam Tabel 5.
Tabel. 5 Kebutuhan Logistik APD dan Anggaran
berdasarkan Jumlah TPS.
No Ad-Hoc
Kebutuhan
Anggaran
Per Ad-Hoc
Perkiraan
Jumlah Ad-
Hoc
Total Kebutuhan
Anggaran
APD* APD
1 Pemilih 2.500 105.396.460 263.491.150.000
2 TPS&Pantarlih 1.724.000 150.691 259.791.284.000
3 PPS 225.000 46.740 10.516.500.000
4 PPK 515.000 4.238 2.182.570.000
Jumlah 2.464.000
535.981.504.000
*Catatan :
a. Kebutuhan APD untuk di TPS berupa : masker, baju pelindung
diri, sarung tangan, dan pelindung wajah, drum/tong air, sabun
cuci tangan cair, hand sanitizer/alcohol, Tissue, Cairan
Disinfektan
b. Kebutuhan APD untuk Pantarlih berupa : masker, baju pelindung
diri, sarung tangan, pelindung wajah
c. Kebutuhan APD untuk di PPS berupa : masker, baju pelindung
diri, sarung tangan, pelindung wajah
d. Kebutuhan APD untuk di PPK berupa : Masker baju pelindung
diri, sarung tangan, pelindung wajah, sabun cuci tangan cair,
hand sanitizer/alcohol, dan cairan desinfektan
4. Hasil koordinasi dengan KPU Provinsi/KIP Aceh untuk Kesiapan
Penyelenggaraan Pemilihan Serentak Tahun 2020
Dalam rangka kesiapan penyelenggaraan Pemilihan Serentak Tahun
2020, pada hari Rabu tanggal 26 Mei 2020 KPU RI melakukan rapat
koordinasi dengan KPU Provinsi/KIP Aceh seluruh Indonesia dengan
menggunakan media daring/virtual pada pukul 19.00 WIB. Rapat
tersebut bertujuan untuk mendapatkan masukan secara langsung
tentang kondisi terkini dampak pandemi Covid-19 dari masing-
masing KPU Provinsi/KIP Aceh serta memastikan kesiapan KPU
Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/Kota untuk memulai
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 15
kembali tahapan Penyelenggara Pemilihan Serentak Tahun 2020
yang sempat tertunda dan akan segera dimulai pada bulan Juni
2020. Hasil dari kesimpulan rapat koordinasi dengan KPU
Provinsi/KIP Aceh seluruh Indonesia dapat kami laporkan sebagai
berikut :
a. Penambahan anggaran dari Pemerintah Daerah tidak
memungkinkan lagi
b. Perkembangan data Covid-19 sampai dengan saat ini masih
menunjukan grafik yang terus meningkat
c. Penambahan TPS dalam rangka physical distancing tidak
munngkin untuk dilakukan
d. KPU Provinsi/KIP Aceh masih menunggu kebijakan tentang
penerapan protocol penanganan Covid-19 untuk setiap tahapan
Pemilihan Serentak Tahun 2020.
B. ANGGARAN
Pada kesempatan ini kami melaporkan perkembangan transfer
anggaran Pemilihan Serentak Tahun 2020 dari Pemerintah Daerah
kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota penyelenggara
Pemilihan Serentak Tahun 2020 dan pemotongan anggaran KPU RI
sesuai dengan Perpres 54 Tahun 2020 dan surat Meneteri Keuangan
Nomor: S.302/MNK.02/2020 tanggal 15 April 2020 adalah sebesar Rp.
297.543.342.000,- (dua ratus sembilan puluh tujuh milyar lima ratus
empat puluh tiga juta tiga ratus empat puluh dua ribu rupiah), adapun
laporan perkembangan anggaran Pemilihan Serentak Tahun 2020 dan
anggaran rutin KPU yang dapat kami sampaikan adalah sebagai
berikut:
1. Perkembangan transfer anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah pada tahun anggaran 2019 dan tahun anggaran 2020 dapat
dilaporkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan hasil konfirmasi dan koordinasi kepada KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota penyelenggara Pemilihan Serentak
Tahun 2020 pada tanggal 22 Mei 2020 bahwa penandatangan
Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) pada 270 satuan kerja
penyelenggara Pemilihan Serentak Tahun 2020 yang dilakukan
oleh pihak KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan
Pemerintah Daerah pada tahun 2019 telah dilakukan seluruhnya
dengan total nilai NPHD sebesar Rp. 9.920.032.979.336,-
(sembilan trilyun sembilan ratus dua puluh milyar tiga puluh dua
juta Sembilan ratus tujuh puluh Sembilan ribu tiga ratus tiga
puluh enam rupiah) dari NPHD yang telah ditandatangani
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 16
terdapat 11 (sebelas) satuan kerja yang melakukan addendum
NPHD sehingga terdapat perubahan total nilai NPHD menjadi Rp.
10.001.140.966.855,- (sepuluh trilyun satu milyar seratus empat
puluh juta Sembilan ratus enam puluh enam ribu delapan ratus
lima puluh lima rupiah).
b. Pada Tahun Anggaran 2019 dari 270 satuan kerja yang
menyelenggarakan Pemilihan Serentak Tahun 2020 terdapat 267
satuan kerja yang telah menerima transfer anggaran dari
pemerintah daerah sebesar Rp. 509.417.895.310,- (lima ratus
sembilan milyar empat ratus tujuh belas juta delapan ratus
Sembilan puluh lima ribu tiga ratus sepuluh rupiah), namun
masih terdapat 3 satuan kerja yang belum menerima transfer
anggaran dari pemerintah daerah pada tahun anggaran 2019
yaitu:
1) Kabupaten Tanjung Balai
2) Kabupaten Gresik
3) Kabupaten Gowa
c. Berdasarkan data monitoring anggaran yang dilakukan selama 2
tahun anggaran yaitu Tahun Anggaran 2019 dan 2020 bahwa
jumlah anggaran yang telah dan belum ditransfer oleh
pemerintah daerah kepada KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota penyelengara Pemilihan Serentak Tahun 2020
dari nilai NPHD sebesar Rp. 10.001.140.966.855,- dilaporkan
sebagai berikut :
1) Sebanyak 248 satker telah menerima transfer anggaran dari
Pemerintah Daerah untuk tahun anggaran 2020 dengan
jumlah anggaran yang telah ditransfer sebesar
Rp.3.662.477.901.117,- (tiga trilyun enam ratus enam puluh
dua milyar empat ratus tujuh puluh tujuh juta sembilan ratus
satu ribu seratus tujuh belas rupiah);
2) Jumlah anggaran yang telah ditransfer oleh pemerintah
daerah untuk tahun anggaran 2019 dan tahun anggarn 2020
adalah sebesar Rp. 4.171.895.796.427,- (empat trilyun seratus
tujuh puluh satu milyar delapan ratus sembilan puluh lima
juta tujuh ratus Sembilan puluh enam ribu empat ratus dua
puluh tujuh rupiah).
3) Sisa anggaran Pemilihan Serentak Tahun 2020 yang belum
ditransfer oleh Pemerintah Daerah kepada KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota sampai dengan tanggal 22 Mei 2020
adalah sebesar Rp. 5.829.245.170.428,- (lima trilyun delapan
ratus dua puluh sembilan milyar dua ratus empat puluh lima
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 17
juta seratus tujuh puluh ribu empat ratus dua puluh delapan
rupiah).
4) Pada tahun anggaran 2020 sampai dengan tanggal 22 Mei
2020 masih terdapat 22 satker yang sama sekali belum
menerima transfer anggaran dari Pemerintah Daerah dengan
jumlah anggaran yang belum ditransfer adalah sebesar Rp.
745.914.733.000,- (tujuh ratus empat puluh lima milyar
Sembilan ratus empat belas juta tujuh ratus tiga puluh tiga
ribu rupiah), satker yang belum menerima transfer anggaran
pada tahun anggaran 2020 adalah :
a. Provinsi Jambi
b. Kabupaten Tapanuli Selatan
c. Kabupaten Labuhan Batu Utara
d. Kabupaten Pelalawan
e. Kabupaten Bengkalis
f. Kabupateb Batanghari
g. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
h. Kabupaten Sukabumi
i. Kabupaten Tasikmalaya
j. Kabupaten Kediri
k. Kabupaten Malang
l. Kabupaten Sumenep
m. Kabupaten Bangli
n. Kabupaten Kotabaru
o. Kabupaten Mahakam ulu
p. Kabupaten Melawi
q. Kabupaten Maros
r. Kabupaten Teluk Wondama
s. Kota Dumai
t. Kota Tangerang Selatan
u. Kota Banjarmasin
v. Kota Balikpapan
2. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang
perubahan postur dan rincian anggaran pendapat dan belanja
negara tahun anggaran 2020 dan surat Menteri Keuangan nomor:
S.302/MNK.02/2020 tanggal 15 April 2020 bahwa KPU
mendapatkan pemotongan anggaran sebesar Rp. 297.543.342.000,-
untuk itu KPU telah melakukan beberapa upaya untuk merespon
pemotongan anggaran tersebut, upaya yang dilakukan oleh KPU
adalah :
a. KPU telah mengirimkan surat nomor: 324/KU.01-
SD/01/KPU/IV/2020 tanggal 17 April 2020 kepada Bapak
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 18
Presiden Republik Indonesia perihal Permohonan Dispensasi
Penyesuaian Anggaran KPU RI Tahun Anggaran 2020 berkenaan
dengan Pelaksanaan Pemilihan Serentak Tahun 2020.
b. Melakukan simulasi pemotongan anggan sebesar Rp.
297.543.342.000,- (dua ratus sembilan puluh tujuh milyar lima
ratus empat puluh tiga juta tiga ratus empat puluh dua ribu
rupiah) meskipun akan menimbulkan dampak terhadap kegiatan
rutin KPU dan kegiatan penyelenggaraan pemilihan serentak
tahun 2020 tetapi KPU tetap mematuhi dan mengikuti
pemotongan anggaran tersebut. Beberapa hal yang akan dihadapi
sebagai dampak dari pemotongan anggaran KPU antara lain :
1) KPU tidak dapat membiayai seluruh kegiatan dukungan
tahapan Pemilihan Serentak Tahun 2020
2) Terjadi kekurangan belanja operasional pegawai dan kantor
pada satker KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.
3) Kegiatan yang terkait dengan pengelolaan keuangan,
pembinaan kepegawaian, serta pemeriksaan dalam rangka
pembinaan dan reviu terhadap laporan keuangan akan
mengalami kendala karena tidak tersedianya pagu anggaran
yang cukup untuk menjalankan kegiatan dimaksud.
C. RANCANGAN PERATURAN KPU TERKAIT PEMILIHAN SERENTAK
TAHUN 2020 PASCA PENUNDAAN
KPU telah mengajukan surat kepada Pimpinan DPR RI dengan nomor:
376/HK.02-SD/03/KPU/V/2020 tanggal 15 Mei 2020 perihal
permohonan konsultasi rancangan peraturan KPU yang berkaitan
dengan penyelenggaraan Pemilihan Serentak Tahun 2020, adapun
rancangan Peraturan KPU berkaitan dengan Penyelenggaraan Pemilihan
Serentak Tahun 2020 yang akan dikonsultasikan dengan DPR RI dan
Pemerintah adalah Rancangan Peraturan KPU tentang Perubahan Ketiga
atas peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tahapan, Program
dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilhan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun
2020.
Untuk Rancangan Peraturan KPU tentang Tahapan, Program dan
Jadwal Penyelenggaraan, sebelum dikonsultasikan dengan DPR RI dan
Pemerintah terlebih dahulu telah dilakukan kegiatan Focus Group
Discussion yang dilaksanakan secara daring/virtual pada tanggal 13 Mei
2020. Focus Group Discussion dihadiri oleh Perwakilan dari Pemerintah
(Kementerian Dalam Negeri-Ditjen Otonomi Daerah, dan BNPB),
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 19
lembaga pemerhati Pemilu dan perguruan tinggi (Netgrid, Perludem,
Puskapol Unad, FKM UI).
Setelah diselenggarakan kegiatan Focus Group Discussion, KPU
melakukan Uji Publik dengan mengundang para pemangku
kepentingan. Kegiatan uji publik yang dilakukan pada hari Sabtu
tanggal 15 Mei 2020 secara daring/virtual pada pukul 14.00 WIB.
Maksud dari kegiatan uji publik ini adalah untuk mendapatkan
masukan, saran, maupun pendapat dari berbagai pihak antar lain DPR
RI, DPD RI, Pemerintah, Badan Pengawas Pemilu, Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilihan Umum, Partai Politik, Perguruan Tinggi, serta
para pemangku kepentingan lainnya seperti penggiat Pemilu, kalangan
disabilitas (PPUA PENCA) dan Media Massa.
Pada saat uji publik rancangan Peraturan KPU tentang perubahan
jadwal tahapan pemilihan 2020 diperoleh masukan/saran serta
pendapat dari 33 orang peserta, dengan hasil sebagai berikut :
a. Sebanyak 5 orang peserta yaitu dari Kementerian Koordinator Politik
Hukum dan Keamanan, Kementerian Dalam Negeri, KIP, PKPI, dan
Kamhar memberikan saran dan pendapat bahwa penyelenggaraan
Pemilihan Serentak tahun 2020 dapat tetap dilaksanakan pada
bulan Desember 2020;
b. Sebanyak 10 orang peserta dari PDIP, Demokrat, PBB, PKS (2
orang), PPP, Hanura, PAN, UMJ dan Trisakti yang memberikan saran
dan pendapat bahwa penyelenggaran Pemilihan Serentak Tahun
2020 dapat tetap dilaksanakan pada bulan Desember 2020 tetapi
dengan syarat pelaksanaan dilapangan harus mengikuti protokol
Covid-19.
c. Sebanyak 12 orang peserta dari Kementerian Kesehatan, Komisi II
DPR (2 orang), DPD, Bawaslu, PSI, Pusako, Cakra Wikara, TEPI,
Netgrit, Perludem dan Kemitraan memberikan saran dan pendapat
bahwa penyelenggaraan Pemilihan Serentak sebaiknya tidak
dilakukan pada bulan Desember 2020;
d. Sebanyak 6 orang peserta dari Kementerian Hukum dan HAM,
DKPP, UGM, UNJ, UIN dan AMAN tidak memberikan saran dan
pendapatnya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 75 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum, KPU perlu melakukan konsultasi dengan
Komisi II DPR RI dan Pemerintah terhadap rancangan Peraturan KPU
yang akan ditetapkan atau disahkan.
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 20
Berdasarkan hal tersebut di atas, KPU telah menyampaikan rancangan
Peraturan KPU untuk dikonsultasikan dengan Komisi II DPR RI dan
Pemerintah. Pada kesempatan Rapat Dengar Pendapat hari ini
perkenankanlah kami menyampaikan pokok-pokok Rancangan
Peraturan KPU yang perlu mendapatkan masukan dan saran dari
Komisi II DPR dan Pemerintah, Adapun isu Pokok-pokok pembahasan
untuk Rancangan Peraturan KPU tentang Perubahan Ketiga atas
peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tahapan, Program dan
Jadwal Penyelenggaraan Pemilhan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun
2020 :
a. Latar Belakang dilakukan perubahan peraturan KPU
b. Tahapan Persiapan yang mengalami perubahan akibat dari adanya
penundaan adalah :
1) Masa Kerja Badan Penyelenggara Adhoc Pemilihan
2) Pembentukan dan Masa Kerja Petugas Pemutakhiran Daftar
Pemilih (PPDP)
3) Pemantau Pemilihan
4) Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih
c. Tahapan Penyelenggaraan yang mengalami perubahan akibat dari
adanya penundaan :
1) Tahapan pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon
perseorangan;
2) Tahapan masa perbaikan
3) Tahapan verifikasi faktual perbaikan
4) Tahapan pendaftaran Pasangan Calon dari Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik
5) Tahapan sengketa TUN Pemilihan
6) Tahapan masa kampanye
7) Tahapan laporan dan audit dana kampanye
8) Hari Pemungutan Suara
9) Tahapan pelaksanaan pemungutan suara dan rekjapitulasi hasil
penghitungan suara
10) Tahapan penetapan pasangan calon terpilih
Selanjutnya rincian Pokok-pokok pembahasan materi muatan rancangan
Peraturan KPU akan disampaikan lebih lanjut oleh Anggota KPU lainnya.
Rapat Dengan Pendapat Tentang Rancangan PKPU terkait Pemilihan 2020 Tanggal 27 Mei 2020 21
Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan dalam Rapat Dengar
Pendapat. Kami mengharapkan saran dan pendapat dari yang terhormat
Bapak Pimpinan dan Bapak/Ibu Anggota Komisi II DPR RI serta Bapak
Menteri Dalam Negeri sebagai Wakil dari Pemerintah demi terciptanya
penyelenggaraan Pemilihan Serentak Tahun 2020 yang baik dan
berkualitas.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 27 Mei 2020
KETUA,
ARIEF BUDIMAN