233
PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kuliah bidan

Citation preview

PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANLATAR BELAKANGZAMAN KERAJAAN : MAJAPAHIT, SRIWIJAYA, MATARAM, DllZAMAN PENJAJAHAN BELANDAKEBANGKITAN NASIONAL 20 MEI 1908SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER 1928PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945MEMPERTAHANKAN DAN MENGISI KEMERDEKAAN R.IANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN DAN GANGGUAN { ATHG }PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA { PPBN } BERTUJUAN :1. Meningkatkan kecintaan pada tanah air,2. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,3. Meningkatkan keyakinan akan Pancasila sebagai ideollogi Negara4. Meningkatkan kesadaran Bela Negara5. Mengembangkan kemampuan awal Bela NegaraPPBN Dilaksanakan melalui 2 tahap:Melalui pendidikan di Sekolah Dasar, Melalui Pendidikan Tinggi; dalam bentuk Pendidikan Kewarganegaraan. VISI : PKN di Perguruan Tinggi yakni ; Menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan Program Studi dan mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya menjadi warga Negara Indonesia yang baik.MISI:Membantu mahasiswa selaku warga Negara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmunya secara bertanggungjawab terhadap kemanusiaan yang beradap.

KONPETENSI YANG DIHARAPKAN :1.Mempunyai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan Luas sebagai intelektual.2.Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela Negara yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air.3.Mempunyai wawasan kebangsaan kesadaran berbangsa dan bernegara demi Ketahanan Nasional untuk kelangsungan hidup bangsa dan Negara.4.Mempunyai pola pikir dan pola sikap yang komprehensif integral dalam Memecahkan masalah dan implementasi pembangunan Nasional pada seluruh aspek kehidupan Nasional.Negara, Bangsa Dan masyarakat Indonesia.Dari sejumlah konsep atau definisi Negara pernah diutarakan oleh para pakar antara lain : a. Aristoteles ;Negara adalah persekutuan daripada keluarga dan desa guna memperoleh Hidup yang sebaik-baiknya. b. Harold J. Lashi ;Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai Wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat. c. Hugo De Groot ;Negara adalah suatu persekutuan yang sempurna dari orang-orang yang Merdeka untuk memperoleh perlindungan hukum. d. Kranenburg ;Negara adalah suatu system daripada tugas-tugas umum dariorganisasi Organisasi yang diatur dalam usaha Negara untuk mencapai tujuan Masyarakat dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.e. Robert Mac Iver ;Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertikan di dalam suatu Masyarakat, dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang Diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.f. Sri Sumantri ;Negara adalah suatu organisasi kekuasaan, oleh karenanya dalam setiap Organisasi bernama Negara selalu dijumpai adanya organisasi atau alat Perlengkapan yang mempunyai kemampuan untuk memaksakan Kehendaknya kepada siapapun juga yang bertempat tinggal di wilayah Kekuasaannya. Negara adalah tatanan dari rakyat, wilayah yang di miliki dan dikuasai oleh pemerintahan yang sah dan berdaulat.Negara mempunyai kewenangan yang istimewa, membentuk Angkatan Bersenjata, Lembaga Peradilan, pemerintahan, Parlement, mencetak uang, menggunakan kekerasan di Wilayah kedaulatan dll.Pemerintahan merupakan salah satu unsur aparatur Negara sebagai kelompok social pada periode terbatas mendapat kesempatan memegang pucuk pimpinan EksekutifKONSEP NEGARA dan TEORI ASAL-USUL NEGARA

Didefinisikan beragam menurut para pakar. Hal ini tergantung dari sudut pandang mereka. Teori Ketuhanan ;Menganggap bahwa terjadinya Negara memang sudah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Anggapan ini berawal dari diterminisme religius, yaitu segala sesuatu yang terjadi ini sudah takdir Allah.2. Teori Alamiah/Hukum Alam ;Menganggap bahwa Negara adalah ciptaan alam, karena manusia dianggap sebagai makhluk sosial dan sekaligus makhluk politik. Oleh karena itu, manusia ditakdirkan untuk hidup bernegara. Jadi dalam situasi & kondisi setempat yang ada, Negara terbentuk dengan sendirinya.2. Teori Perjanjian/Kontrak Sosial ;Menganggap Negara itu terbentuk berdasarkan perjanjian bersama. perjanjian ini dapat antara individu yang bersepakat mendirikan sesuatu Negara ataupun perjanjian individu yang menjajah dan di jajahSYARAT-SYARAT SUATU NEGARA :Eksistensi suatu Negara se-kurang-kurangnya harus memenuhi 4 syarat, yaitu :Adanya Pemerintah Yang Berdaulat :Pemerintah inilah yang memperoleh kewenangan menata dan mengelola kehidupan bersama dan berupaya menciptakan, kesejahteraan, keamanan, dan ketertiban bagi warganya.b. Adanya Wilayah :Wilayah adalah lokasi atau area tertentu dengan segala kandungan potensi wilayah tersebut dan kekuasaan-kekuasaan yang dapat di manfaatkan mulai dari laut atau perairan, darat sampai udara, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.c. Adanya Warga Negara :Warga Negara adalah setiap orang yang diakui menjadi warga Negara berdasakarkan UU.Penduduk adalah mereka yang menjadi penghuni atau mendiami suatu Negara yang perlu didata (sensus penduduk) yang terdiri dari warga Negara dan bukan warga Negara.d. Adanya Pengakuan :Pengakuan eksistensi suatu pemerintahan Negara oleh Negara tetangga atau Negara lain sangat penting, dan merupakan kerelaan Negara tersebut untuk mengakui suatu Negara merdeka pemerintahan yang sah dan berdaulat.Bangsa adalah suatu kesatuan solidaritas, satu jiwa dan satu atas spiritual yang tercipta oleh pengorbanan masa lalu demi masa depan generasi penerusnya.Faktor-faktor yang mempersatukan kelompok-kelompok masyarakat Indonesia sebagai bangsa adalah kesamaan latar belakang sejarah, tekad untuk hidup bersama guna mencapai cita-cita masa depan yang lebih baik (masyarakat yang adil dan makmur aman sentosa).Negara dan bangsa tidak sama. Terdapat pemisahan bahkan dapat terjadi permusuhan.Dalam praktek kehidupan bernegara. Berbangsa dan bermasyarakat esensinya adalah adanya kesamaan pola pikir, pola sikap dan pola tindak kira sebagaimana warga Negara, maupun warga berbangsa (warga masyarakat).Hal ini sudah diatur dalam falsafah/ideology Pancasila, UUD 1945, UU dan produk hukum lainnya.Tetapi dalam kenyataannya. Anda berasal dari salah satu suku/daerah atau kelompok masyarakat Indonesia, maka untuk dapat memahaminya lihat diagram berikut iniDIAGRAM IHUBUNGAN NEGARA, BANGSA, MASYARAKAT DAN INDIVIDUNEGARADAERAHINDIVIDUBANGSAMASYARAKATKEPRIBADIANDIAGRAM IIHUBUNGAN NEGARA, BANGSA, MASYARAKAT DAN INDIVIDU

ARAH YANG SALAH

ARAH YANG BENARNEGARADAERAHINDIVIDUBANGSAMASYARAKATKEPRIBADIANKeterangan diatas menggambarkan negara mempunyai bangsa, daerah mempunyai masyarakat, dan individu mempunyai kepribadian.*Ini berarti pola pikir dan pola sikap dan perilaku saudara sebagai pribadi silahkan saudara lakukan sendiri. Tetapi belum tentu kebiasaan saudara dapat diterima oleh masyarakat daerah, maupun masyarakat Bangsa dan Negara.* Kebiasaan-kebiasaan saudara yang termasuk salah satu kelompok masyarakat daerah juga tak bisa saudara paksakan / terapkan ke dalam kehidupan Bangsa dan Negara.Misalnya, di kantor / lembaga pemerintah milik Negara R.I, saudara berbahasa Banjar, Dayak Ngaju, dll. Praktek ini dapat membuat orang lain tak mengerti bahasa sendiri , merasa risi bahkan terisnggung sehingga saudara di nilai tidak tahu aturan dan tidak tahu sopan santun, atau kurang sadar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Sebagai warga Negara dan warga Bangsa yang baik saudara harus menggunakan aturan aturan berbangsa dan bernegara yang disepakati bersama dengan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.Masyarakat : Adalah keseluruhan kompleks hubungan individu yang luas dan berpola dalam lingkungan yang besar (Negara) atau kecil dalam suatu Bangsa atau kelompok sosial lainnya.Masyarakat Suku : Masyarakat yang anggotanya anggotanya berasal dari satu suku misalnya : Batak, Jawa, Bali, Manado, dll.Masyarakat Ilmiah : Masyrakat yang anggota-anggotanya para ilmuan.Masyarakat Kota : Masyarakat yang anggotanya warga kota.Masyarakat para warga Negara di namakan masyarakat warga Negara ( civil society) atau masyarakat madani (masyarakat yang menjunjung toleransi tinggi toleransi demokrasi dan nilai-nilai peradaban).Jadi dapat disimpulkan bahwa status latar belakang anggota masyarakat tersebut adalah identitas para kewarganegaraan, bukan pada kesukuan, agama, golongan ataupun pendirian politik.* KEWAJIBAN dan HAK WARGA NEGARA *

Kewajiban dan hak kerap kali di pertentangkan mana yang lebih dahulu apakah kewajiban atau hak dan sebaliknya.Dalam komitmen kita sebagai Bangsa, sudah jelas kita mempunyai kewajiban-kewajiban. Kewajiban yang kita terima warga Bangsa / Negara di imbangi dengan hak-hak yang diberikan oleh Bangsa dan Negara. Jadi kewajiban yang mengakibat adanya hak.*Masalah hak dan kewajiban warga Negara telah di atur secara umum di daerah UUD 1945.Kewajiban dan hak ini ada yang berdiri sendiri ; seperti kewajiban membayar pajak (pasal 23) atau hak mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian (pasal 27 ayat 2), kemerdekaan berkumpul dan berserikat mengeluarkan pikiran secara lisan atau tulisan (pasal 28), kemerdekaan beragama (pasal 29) dan mendapat pengajaran (pasal 31)Diantara substansi kewajiban dan hak tersebut ada yang mencakup keduanya seperti :

1. Kewajiban menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dan hak untuk bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 UUD 1945).2. Kewajiban dan hak untuk ikut serta dalam pembelaan Negara (pasal 30 UUD 1945).Pembelaan Negara ini dirumuskan secara khas dalam satu kelompok kewajiban dan hak. Hal ini karena eksistensi (ketahanan dan kelangsungan hidup) Negara dan Bangsa Indonesia tidak tergantung pada salah satu kelompok warga / Bangsa, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh warga Bangsa dan Negara Indonesia.FALSAFAHPANDANGAN HIDUPIDEOLOGI/PAHAMDASAR NEGARARenungan Pemikiran :

Sudah sampai pada pandangan dan pendirian tertentuDisimpulkan dan disusun secara sistimatisDimantapkan dan dikoorporasikan dalam system kehidupan bernegaraKeinginan Untuk Mencapai :*Hikmah kebenaran, arif kebijaksanaan dalam kehidupan*Keyakinan yang berkembang*Pandangan nilai yang diyakini kebenaran yang digunakan sebagai dasar menata masyarakatFalsafah adalah renungan pemikiran untuk mencari hikmah kebenaran, kearifan dan kebijaksanaan dalam hidup.Apabila renungan pemikiran ini sudah sampai pada pandangan dan pendirian tertentu yang berangkat dari keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tentang hakikat nilai kehidupan, system nilai, sikap kepribadian dan tradisi, kita namakan pandangan hidupPendangan hidup ini disimpulkan dan disusun secara sistematis berisikan nilai yang diyakini kebenarannya dinamakan Ideologi atau Faham.Ideologi atau Faham berisikan seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya dijadikan dasar menata masyarakat dalam Negara. Ideologi/faham tersebut dmantapkan dan dikoorporasikan dalam system kehidupan bernegara dinamakan Dasar Negara.Diagram 4Hubungan HIERARKIS, FALSAFAH, PANDANGAN HIDUP, IDEOLOGI, DASAR NEGARA, UUD 1945, WASANTARA dan TANNASFALSAFAHPANDANGAN HIDUPIDEOLOGI/PAHAMDASAR NEGARAUUD 1945WASANTARATANNASPancasila sebagai dasar Negara tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila menghendaki persatuan Indonesia (sila 3), Negara yang dicita-citakan adalah Negara kesatuan, tercantum dalam pasal 1 UUD 1945. Oleh karenanya Pancasila dan UUD 1945 tidak bisa dipisahkan. UUD 1945 merupakan hukum dasar penjabaran nilai dari Pancasila sebagai dasar Negara.Sebagai acuan atau pedoman dalam melaksanakan amanat UUD dalam kerangka mencapai tujuan nasional diperlukan doktrin dasar.Dalam konsep ini doktrin diartikan sebagai himpunan asas atau teori yang diterima sebagai kebenaran dan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.Dalam kaitannyadengan Pancasila, UUD 1945, maka doktrin dasar dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan upaya untuk mencapai tujuan nasional adalah Wawasan Nusantara (WASANTARA).Untuk mewujudkan dunia ideal Wasantara tersebut, diperlukan doktrin pelaksanaan yaitu ketahanan nasional (TANNAS)

Ketahanan Nasional diangkat dari kandungan dasar Negara yang secara implisit memiliki 3 dimensi kehidupan dalam ruang hidup nusantara, yaitu : Dimensi kebangkitan nasional (National Revival)Dimensi ketahanan nasional (National Resillience)Dimensi kelangsungan hidup nasional (National Survival)Jadi antara falsafah, pandangan hidup, ideologi/paham, dasar Negara, UUD 1945, wasantara, tannas ada hubungan keterkaitan yang bersifat herarkis yang disederhanakan seperti terlihat dalam diagram 4.MAKNA DAN LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANMakna Pendidikan Kewarganegaraan : Upaya SadarMenyiapkan calon pemimpinYang mempunyai kecintaan, kesetiaan, dan keberanian membela bangsa dan Negara.Landasan Pelaksanaan Pendidikan KewarganegaraanDasar SejarahUpaya pada masa penjajahanGerakan yang dimulai pada tahun 1908Ikrar pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928Semangat pemuda pada masa jepangProklamasi kemerdekaanPerjuangan pada masa awal kemerdekaanPenghianatan, pemberontakan dan penyelewenganDasar Hukum Pendidikan KewarganegaraanUUD 1945 : pembukaan, pasal 30 ayat (1), pasal 31 ayat (1)SKEP BERSAMA MENDIKBUT MENHANKAM No. 22/U/1973KEP/B/4/3/XIII/1967 UU No. 20/1982 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia yang disempurnakan dengan UU No. 3/2002 tentang UU Pertahanan Negara.UU No. 2/1989 tentang Sisdiknas yang disempurnakan dengan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.Keputusan DIKTI No. 38/DIKTI/KEP/2001

Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan : Pendidikan Kewarganegaraan diselenggarakan untuk menumbuhkan kesadaran bela Negara serta kemampuan berfikir secara komprehensif integral.R. L : Untuk mewujudkan tujuan itu, Pendidikan Kewarganegaraan membahas : Wawasan NusantaraKetahanan NasionalPolitik dan Strategi NasionalPolitik dan Strategi Pertahanan KeamananSistem Pertahanan Keamanan Rakyat SemestaII. WAWASAN NUSANTARA. WAWASAN NUSANTARA WASANTARAMerupakan cara pandang, cara lihat, cara tinjau bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.Wasantara lahir berangkat dari pengalaman pahit sejarah Perpecahan bangsa Indonesia yang hidup dikepulauan nusantara, sehingga dengan mudah dijajah selama berabad-abad (350 tahun).A. Asal Istilah Wawasan Nusantara

Secara Etimologis, istilah Wawasan berasal dari kata Wawas berati pandangan, Tinjau, Lihat, Tanggap Inderawi. Wawasan mengandung arti cara pandang, cara lihat, cara tinjau, cara cara tanggap inderawi.Istilah Nusantara berasal dari kata Nusa yang berati, pulau-pulau dan Antara yang berati diapit antara dua hal. Istilah nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia serta diantara benua Asia dan benua Australia.Wawasan Nasional : cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi Negaranya untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya.Wawasan Nusantara : cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya.Wasantara berperan untuk membimbing bansa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya serta rambu-rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaan. Sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan Negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.B. Geopolitik, Geostrategi, dan Geografi1. Geopolitik IndonesiaGeopolitik berasal dari kata Geo artinya bumi dan politik. Geopolitik mengandung pengertian kebijakan politik yang mengaitkan pengaruh letak geografi bumi yang menjadi wilayah (ruang hidup) manusia yang tinggal diatas permukaan bumi.Karl Haushofer : Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam memperjuangkan demi kelangsungan hidup suatu organisasi Negara untuk memperoleh ruang hidupnya (Lebensraum).Friederich Ratzel : dalam hal-hal tertentu Negara dapat disamakan dengan organisme biologis. Sebagai organisme Negara mengalami siklus hidup seperti manusia lahir tumbuh berkembang mencapai puncak kemudian menyusut dan mati. Sesuai dengan siklus tersebut, batas-batas Negara hanya bersifat sementara. Teori Ratzel tersebut disebut teori ruang.Rudolf Kjellen : melanjutkan teori Retzel bahwa Negara tidak saja merupakan suatu organisme, tetapi juga memiliki kemampuan intelektual. Kjellen merumuskan Negara dalam suatu sistem politik yang mencakup bidang-bidang geopolitik, ekonomo politik, socio politik, demo politik, krato politik.Negara harus dapat meningkatkan kekuatan nasionalnya dengan tujuan :-Kedalam : mencapai persatuan dan kesatuan.-Keluar : memperoleh batas-batas Negara yang lebih baik.Bagaimana merumuskan geopoliitik dan geostrategi bangsa Indonesia?

Geopolitik adalah kebijaksanaan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.Geosrtategi adalah kebijaksanaan pelaksanaan dalam menentukan tujuan-tujuan dan sarana-sarana tersebut guna mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis tersebut.Jadi dikembangkan sesuai dengan pancasila2. Geostrategi IndonesiaGeostrategi adalah kebijaksanaan pelaksanaan dari geopolitik yang mencakup :Menentukan tujuanMenentukan saranaMenerapkan cara penggunaan sarana untuk mencapai tujuan.Keadaan dan letak Negara pada posisi silang memberikan pengaruh yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan, bahkan mengundang berbagai bentuk ancaman yang berbahaya. Yang harus diperhatikan faktor-faktor yang tidak menguntungkan : yaitu tidak hanya mengenai segi fisik-geografisnya saja, melainkan aspek kehidupan sosial. Yaitu :Demografi (kependudukan)IdeologiPolitikEkonomiSosialBudayaHankamPosisi silang dengan segala akibatnya, memaksa kita memilih satu diantara dua alternatif yaitu :Membiarkan diri terus menerus menjadi objek lalu lintas.Turut serta mengatur lalu lintas.Sebagai Negara yang berdaulat bangsa Indonesia menerima alternatif kedua. Alternatif kedua menuntut kemampuan bangsa Indonesia menciptakan kekuatan sentrifugal artinya lalu lintas kekuatan-kekuatan yang melewati nusantara harus mampu dikelola, dikendalikan dan dimanfaatkan memberikan senergi pada kekuatan bangsa dalam pembangunan nasional.3.Geografi IndonesiaKondisi geografi berupa kepulauan yang luas dan panjang dengan penduduk majemuk memang sulit dipersatukan.Sumber kekayaan alam yang berlimpahLokasi yang cukup strategisOleh karena itu, pemikiran tentang kesatuan wilayah Nusantara atau tanah air yang dapat dikuasai, dikelola, dimanfaatkan dan dikendalina sepenuhnya oleh bangsa Indonesia merupakan keharusan.C. Dasar Pemikiran Yuridis Formal Konsep WasantaraDalam sidang BPUPKI tanggal 10 17 Juni 1945 tidak menetapkan batas-batas wilayah Republik Indonesia karena itu yang dipakai sebagai dasar untuk menetapkan batas wilayah adalah ketentuan peralihan UUD 1945, Konstitusi RIS 1945 dan UUDS 1950 yang memberlakukan ordonansi 1939/442 tentang batas-batas wilayah laut (Teritoriale zee en Maritieme Kringen Ordonantie).Tata kelautan menurut ordonansi 1939 ini mengikuti asas pulau demi pulau, yang masing-masing pulau dibatasi oleh laut di wilayahnya selebar 3 mil diukur dari garis pantai pada waktu air surut. Dengan demikian, jika jarak antara satu pulau dengan pulau lainnya lebih dari 6 mil, maka diluar laut wilayah itu mendapat Jalur Bebas dan diatasnya Jalur Udara Bebas.Ditinjau dari seluruh aspek kehidupan nasional (Ipoleksosbudhankam) sangat merugikan bangsa dan Negara Indonesia, karena:Wilayah Negara kepulauan nusantara tidak utuh lagi.Negara asing mudah sekali memanfaatkan Jalur Bebas.Persaingan antar Negara-negara dalam mengambil dan memanfaatkan Jalur Bebas berimplikasi terhadap keutuhan wilayah nusantara (keamanan dan Kesejahteraan).Asas dasar pertimbangan tersebut dan dan untuk menjamin kelangsungan hidup serta kepentingan bangsa dan Negara Indonesia, Pemerintah Indonesia mengeluarkan deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang menetapkan lebar laut wilayah menjadi 12 mil, lebar laut diukur dari garis dasar yang menghubungkan titik terluar dalam wilayah Republik Indonesia yang disebut POINT TO POINT THEORY.Deklarasi Juanda dikukuhkan dengan Perpu no. 4 /1960 tanggal 16 pebruari 1960, akibat deklarasi tersebut luas wilayah Indonesia menjadi 5, 9 Juta km2. Implikasi dari point to point theory dalam deklarasi Juanda adalah:Kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh.Laut atau perairan yang berada di sebelah dalam Garis dasar merupakan perairan dalam Indonesia.Asas nusantara sebagai konsep kewilayahan diatas belum mencakup kewenangan pengelolaan Sumber Daya Alam diwilayah perairan dan penyelesaian garis batas dengan Negara tetangga. Oleh karena itu tanggal 17 Februari 1969 Pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang Landas Kontinen Indonesia sampai kedalaman laut 200 m, yang memuat pokok-pokok sebagai berikut :segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam Landas Kontinen Indonesia adalah milik Negara Republik Indonesia.Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan garis batas landas kontinen dengan Negara-negara tetangga melalui perundingan.Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka garis batas landas kontinen Indonesia ialah satu garis yang ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar Negara tetangga.Tuntutan (klaim) diatas tidak mempengaruhi sifat dan status perairan diatas landas kontinen serta udara diatas perairan.Berdasarkan deklarasi pemerintah Republik Indonesia tanggal 17 Februari 1969 yang kemudian diundangkan dengan UU no. 1/1973 tentang landasan kontinen, maka luas wilayah Indonesia bertambah menjadi 6,7 juta km2.Selanjutnya pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman pada tahun 1980 tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) selebar 200 mil dari garis dasar, yang kemudian diundangkan dengan UU no. 5/1983. UU ini melengkapi atau menyempurnakan wilayah dan kekayaan alam yang ada di nusantara dan luas wilayah Indonesia bertambah menjadi 9,2 juta km2.D. Hakikat Dan Unsur dasar WasantaraBagi bangsa Indonesia wawaan yang sesuai dengan falsafah, pandangan hidup, dasar Negara (Pancasila), konstitusi (UUD 1945), kondisi geografik (kepulauan) dan sosial budaya (Bhineka Tunggal Ika) serta lingkungan strategik bangsa Indonesia (posisi silang aspek fisik-sosial) adalah Wawasan Nusantara (Wasantara).Jadi nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia mengandung pengertian : cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan ide nasionalnya, yakni Pancasila dengan UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat dan bermartabat ditengah lingkungan dunia.Dari pengertian tersebut jelas wasantara pada hakikatnya adalah persatuan dan kesatuan dalam keBhinekaan, yang merupakan perwujudan Pancasila.Wasantara sebagai wawasan nasional mempunyai tujuan yaitu persatuan dan kesatuan yang harmonis dalam segenap aspek kehidupan nasional, dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan keamanan bagi bangsa Indonesia, serta mewujudkan kebahagiaan dan perdamaian dunia (bagi seluruh umat manusia).Unsur Dasar WasantaraWasantara mengandung 3 (tiga) unsur pokok yaitu :1). Unsur dasar wadahYaitu ruang hidup yang mempunyaiBatas dan wujudTata susunan organisasiTata kelengkapan organisasi2) Unsur dasar isi Yaitu terdiri dari :Ciri-ciriSifat ciri-ciriCara bekerja3) Unsur dasar tata lakuUnsur tata laku wasantara dapat dibedakan sebagai :Tata laku batiniahTata laku lahiriah.E. Wasantara Sebagai Landasan Tannas dan Bangnas.Wasantara merupakan sumber utama dan landasan dalam kehidupan nasional. Ia merupakan dunia ideal yang kita tuju sebagai landasan dari Tannas. Tannas pada hakekatnya kemampuan dan ketangguhan bangsa, untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan Negara. Tannas ini merupakan dunia nyata yang perlu diwujudkan. Bangnas harus merupakan perwujudan wasantara dan memperkokoh Tannas. Pada hakikatnya Bangnas adalah proses kegiatan dalam mewujudkan Tannas.Berhasilnya pembangunan akan meningkatkan Tannas dan Tannas yang tangguh akan mendorong bangnas. Wajah Wasantara sebagai berikut :Wawasan Nasional tannas.Wawasan Bangnas pola dasar bangnas.Wawasan kewilayahan Hukum laut PBB ( asas archipelago).Wawasan Hankam Sishankamrata.Wawasan hukum hukum nasional.III. KETAHANAN NASIONALA. Latar Belakang Tannas1) Perjuangan dan kemampuan bangsa Indonesia untuk bertahanPerjuangan mengusir penjajah mulai dari perlawanan Sultan Agung (kerajaan mataram) tahun 1613 sampai perlawanan sisingamangaraja (batak) tahun 1900 tidak pernah berhasil karna : - tidak ada persatuan dan kesatuan. keragaman bangsa Indonesia mudah dipecah belah.Muncul angkatan perintis kemerdekaan (1908) yang ditandai dengan berdiri budi utomo.Muncul angkatan penegas sumpah pemuda (1928). Strategi perjuangan diubah dengan jalan pendidikan untuk memajukan bangsa dan membangkitkan semangat nasionalisme.Masa penjajahan jepang (1942-1945). Jepang takluk kepada sekutu 15 Agustus 1945. Maka pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia dan terbentuklah NKRI.B. Proses Perkembangan Gagasan TannasSampai sekarang ada tiga konsepsi tentang Tannas :Definisi lahir pada tahun 1968 konsepsi kesatu. Tannas adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung, membahayakan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.Konsepsi kedua lahir tahun 1969 merupakan penyempurnaan konsepsi kesatu Tannas adalah keuletan dan daya tahhan suatu bangsa yang menganduung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam emnghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.Panitia kerja LEMHANNAS tahun 1972 lahir konsep ketiga : TANNAS merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisikan keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala macam ancaman, tantangan hmbatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mengejar tujuan nasional.* Untuk lebih memahami pengertian Tannas tersebut perhatikan bagan skema berikut :

Kondisi Dinamik

Langsung dari dalam

Tidak langsung dari luarKEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KEKUATANNASIONALKEULETAN DAN KETANGGUHANTANTANGAN ANCAMANHAMBATANGANGGUANLAWANMembahayakan :- Integritas- Identitas- Kelangsungan hidup- Perjuangan dalam mengejar tujuan nasionalHakekat Tannas adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan Negara.Dalam menyelenggarakan Tannas dilakukan melalui pendekatan kesejahteraan dan keamanan.C. Pendekatan Astagatra, Keterkaitan Antar Gatra, dan Ketahanan Gatra Dalam Sistem Tannas Indonesia1. Pendekatan AstagatraMenurut model Tannas Indonesia, aspek kehidupan nasional dibagi dua yaitu aspek alamiah dan aspek sosial.Aspek Alamiahmencakup tiga gatra sebagai berikut :a. Kondisi geografis Negarab. Keadaan dan kekayaan alamc. Keadaan dan kemampuan pendudukKarena aspek alamiah mencakup tiga gatra maka disebut : TRIGATRA

Aspek sosial mencakup lima gatra yaitu sebagai berikut :a. Ideologib. Politikc. Ekonomid. Sosial Budayae. Pertahanan Keamanan (Hankam)Karena aspek sosial terdiri dari lima gatra maka disebut : PANCAGATRA.Penggabungan aspek alamiah (trigatra) dan aspek sosial (pancagatra) menghasilkan delapan gatra atau yang dikenal dengan istilah : ASTAGATRA.*Pada umumnya, tannas tergantung pada Kemampuan bangsa dan Negara meningkatkan kondisi astagatra tersebut dengan jalan memanfaatkan trigatra sebagai modal dasar untuk meningkatkan kondisi pancagatra.*Trigatra bersifat relatif statik sedangkan pancagatra bersifat dinamik. Tannas itu merupakan hasil dari ketahanan masing-masing aspek kehidupan (ipoleksosbudhankam).2. Keterkaitan (hubungan) antar gatraGatra-gatra dalam sistem tannas tidak berdiri sendiri, tetapi terkait satu sama lainnya, keseluruhan gatra harus dilihat sebagai satu keutuhan yang bulat, yang mencerminkan kondisi dinamika tata kehidupan nasional.Gatra-gatra tersebut hanya dapat dibedakan secara teoritik, akan tetapi tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Kelemahan kelemahan di dalam satu gatra akan melemahkan gatra yang lain dan mempengaruhi pula keadaan keseluruhan (sistem).Keterkaitan atau hubungan (Interaktif) antargatra dalam astagatra dapat dilihat pada gambar berikut :Gambar tersebut adalah hubungan antargatra (trigatra dan pancagatra)GEOGRAFISDASDMIDEOLOGIHNKMSOSBUDEKONPOLITIKHubungan antargatra di dalam trigatra :a.antara kondisi geografis dan kekayaan alamb.antara penduduk dengan kondisi geografic.antara kekayaan dan pendudukHubungan antargatra didalam pancagatraideologi sebagai falsafah hidup bangsa.tingkah laku politik dipengaruhi oleh berbagai faktor.ketahanan ekon ditunjang oleh ideologi politik dan hankam.kemegahan sosbud suatu bangsa mencerminkan tingkat kesejahteraan nasionalnya.* Hubungan antara trigatra dan pancagatraa.pada hakikatnya tannas suatu bangsa sangat tergantung pada kemampuannya menggunakan aspek alamiahnyab.tannas mengandung pengertian yang utuh menyeluruh didalamnya terdapat hubungan antargatrac.tannas ditentukan oleh struktur konfigurasi aspeknya secara struktural dan fungsional.* Peran gatra dalam kesejahteraan dan keamanan.Aspek trigatra pada umumnya memberikan dampak yang sama terhadap kesejahteraan dan keamanan. Gatra ideologi politik mempunyai peranan sama besar terhadap kesejahteraan dan keamanan. Ekonomi dan sosial budaya mempunyai peranan besar kesejahteraan, tetapi mempunya peranan juga terhadap keamanan. Pertahanan dan keamanan mempunyai peran yang besar dalam keamanan, tetapi berperan juga kesejahteraan.Skema peranan gatra dalam kesejahteraan dan keamanan.

TrigatraIdeologiPolitik

Peranan Sosbud

Hankam

lebih besar untuk kesejahteraan Ekonomiperanan sama besar dalam JahkamLebih besar untuk keamananPerwujudan ketahanan nasional IndonesiaDalam upaya mewujudkan tannas Indonesia, maka harus dilakukan pembangunan dalam segenap aspek kehidupan bangsa Indonesia (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam).1)Pembangunan di bidang ideologi diarahkan pada penghayatan dan pengamalan Pancasila. Hanya ideoologi Pancasila yang paling tepat atau cocok bagi masyarakat majemuk seperti Indonesia. Ideologi Pancasila merupakan ideologi lintas cultural yang telah diterima oleh rakyat Indonesia. Dan telah diuuji kebenarannya.Pembangunan dibidang politik telah menghasilkan kerangka landasan sistempolitik demokrasi PancasilaPembangunan di bidang ekonomi telah membuat struktur perekonomian kita semakin seimbang antara sektor pertanian, industri dan jasa.Pembangunan nasional dibidang sosbud meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kemajemukan bangsanya (Bhineka Tunggal Ika) sehingga makin meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.pembangunan dibidang Hankam telah menanamkan tradisi pejuang dan doktrin Hankamrata yang diterapkan kedalam sistem pertahanan rakyat semesta.IV. POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Tantangan yang dihadapi pada masa penjajahan adalah mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan. Diera kemerdekaan bangsa Indonesia harus mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional. Dalam Bangnas ketahanan nasional mempunyai kedudukan dan fungsi sebagai pola dasar. Bertujuan memberikan arah dan pedoman dalam bangnas secara bertahap. Untuk melaksanakan bangnas tersebut, maka perlu diterapkan polstranas sebagai kerangka dasar acuan dalam pelaksanaan bangnas.Pengertian Polstranas*Politik Nasional adalah asas haluan dan kebijaksanaan Negara tentang pembinaan serta penggunaan potensi nasional dalam pembangunan nasional untuk mencapai bangnas.Politik nasional mencakup politik dalam negeri, politik ekonomi dan politik hankam.Faktor yang mempengaruhi polnas ialah : ideologi, ekonomi, sosial budaya dan hankam.*Strategi Nasional adalah tata cara untuk melaksanakan politik/kebijaksanaan nasional untuk mencapai sasaran dan tujuan nasional. Kata strategi berasal dari kata Yunani Strategia yang diartikan sebagai The Art Of General atau seninya seorang panglima.Karl Von Clausewitz dari Prusia, menyatakan : strategi adalah pengetahuan penggunaan pertempuran untuk kepentingan perang.Antonie Henri Jomini dari Swiss : strategi adalah seni menyelenggarakan perang diatas peta dan meliputi seluruh kawasan operasi.Liddle Hart dari Inggris : strategi adalah seni untuk mendistribusikan dan menggunakan sarana-sarana militer untuk mencapai tujuan politik.Strategi diperlukan tidak hanya dalam waktu perang, tetapi juga dalam waktu damai, dan mencakup seluruh kehidupan bangsa. Strategi nasional dapat dikelompokan kedalam 2 pola yaitu strategi militer dan strategi non militer.111Strategi militer adalah strategi dengan menggunakan kekuasaan militer dan non militer dalam perang untuk menjamin keselamatan bangsa dan Negara.Strategi non militer adalah strategi dengan menggunakan kekuatan non militer diwaktu damai untuk membangun kesejahteraan bangsa dan Negara.Sistem Pertahanan Keamanan Negara Indonesia.Penentuan sistem Hankam suatu negara dilakukan berdasarkan 3 kemungkinan/cara:Peniruan dari sistem hankam negara lain. Cara ini biasanya dilakukan oleh negara-negara yang menerima kemerdekaannya dari negara yang menjajahnya.Pemilihan secara kebetulan dengan kemungkinan-kemungkinan kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya dari negara dan bangsa yang memilihnya.Usaha bangsa di bidang Hankam berdasarkan falsafah, identitas, kondisi lingkungan, dan kemungkinan-kemungkinan kondisi yang mengancam keselamatan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut.Sejarah Hankam bangsa Indonesia sejak tahun 1945 memberikan banyak pengalaman dan data untuk menyusun suatu sistem hankam yang mampu menanggulangi setiap ATHG terhadap bangsa dan negara Republik Indonesia.Pengalaman tersebut dapat dikelompokan kedalam 2 jenis :1.Pengalaman menanggulangi ancaman dari luar atau yang lazim disebut invasi. Agresi Miiliter Belanda I, 21 Juli 1947 (perang kemerdekaan I)Agresi Militer Belanda II, 19 Desember 1948 (perang kemerdekaan II)Pengalaman menanggulangi ancaman dari dalam yang dapat berwujud pemberontakan/subversi.

Pemberontakan PKI/Musa atau peristiwa madiun tanggal 18 September 1948Peristiwa Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) tahun 1949 di Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo.Pemberontakan Kahar Muzakar tahun 1958 di Sulawesi Selatan.Pemberontakan Daud Beureuh tahun 1952 di aceh.Peristiwa Andi Aziz di Ujung Pandang.Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon/Seram.Pemberontakan G. 30 S/PKI tahun 19653.Pelajaran-pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman-pengalaman perjuangan bersenjata :Keteguhan hati rakyat untuk mempertahankan negara dan bangsa.Kemampuan angkatan bersenjata untuk melaksanakan perang konvensional.Persatuan dan kerja sama antara rakyat dan angkatan bersenjata (manunggal rakyat dan ABRI).Kepemimpinan yang ulet dan tangguh.Faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem Hankam.Faktor Geografis Indonesia.Posisi silang menempatkan Indonesia pada kedudukan yang sangat strategis, karena letak Indonesia justru dapat merupakan mata rantai yang terputus (missing link) pada rantai sistem pertahanan keamanan dunia negara adi kuasa, yaitu Rusia dan Amerika. Disamping itu Indonesia juga merupakan salah satu wilayah penyangga antara dua kekuatan tersebut.Posisi silang menempatkan Indonesia pada posisi yang rawan, karena memberikan tiga kemungkinan, yaitu :Memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk tidak memihak kepada salah satu kekuatan.Menarik Indonesia kedalam pengaruh salah satu pihak.Salah satu kekuatan dunia tersebut menduduki Indonesia secara terbatas terhadap beberapa wilayah/kota yang dianggap strategis.2.Faktor sumber kekayaan alam.Diantara jenis-jenis kekayaan alam di Indonesia, banyak negara yang membutuhkannya untuk kelancaran perekonomian negara yang bersangkutan.Keadaan ini bagi Indonesia ada dua kemungkinan, yaitu :Memberikan kekuatan pada perundingan-perundingan internasional, merupakan posisi penawaran dalam memperjuangkan kepentingan-kepentingan nasional.Mengandung ancaman atau campur tangan negara-negara asing yang membutuhkan sumber kekayaan alam tersebut.Masalah sumber kekayaan alam ini membuka peluang timbulnya ketegangan, keresahan, dan gangguan apabila pemanfaatan hasil sumber kekayaan alam tersebut diirasakan tidak merata oleh seluruh Rakyat Indonesia.3.Faktor Demografi.Jumlah penduduk Indonesia menempatkan urutan keempat didunia. Tetapi penyebaran penduduk kurang merata, maka terdapat daerah-daerah yang amat langka tenaga manusia (pulau-pulau diluar pulau jawa) dan terdapat daerah-daerah yang kelebihan tenaga manusia (pulau jawa, Madura, bali dan Lombok).Dari segi Hankam, daerah padat penduduk menimbulkan pertentangan-pertentangan sosial dan kesulitan dalam penyediaan pekerjaan, pangan dan papan. Daerah-daerah yang langka/jarang penduduknya, mudah dujadikan tempat-tempat untuk pembentukan basis-basis subversi-infiltrasi.Disamping penyebaran penduduk, perlu diperhatikan komposisinya yaitu :Antara kelompok angkatan kerja dan bukan angkatan kerja harus ada keselarasan dan keseimbangan.Antara tingkat kemampuan daerah-daerahAntara tingkat pendidikan masyarakat yang mampu menunjang pembangunan daerah-daerah.Dan usaha meniadakan kerawanan-kerawanan dibidang SARA (Suku, Agama, Ras dan Aliran/golongan) didalam masyarakat yang serba majemuk.Hankamneg Republik Indonesia merupakan upaya dan tindakan pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia dengan ABRI sebagai intinya. Upaya ini dilakukan dengan mengerahkan segenap poten dan sumber daya nasional.Prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan Hankamneg Republik Indonesia :Bangsa Indonesia berhak dan wajib mempertahankan kemerdekaan.Upaya pemeliharaan negara adalah tanggung jawab dan kehormatan bagi setiap warganegara.Pertentangan dengan negara lain diselesaikan melalui cara damai, perang adalah jalan terakhir dan terpaksa dilakukan.Hankam keluar bersifat defensive-aktif dan kedalam bersifat prevensif-aktif.Bentuk perlawanan bersifat kerakyatan dan kesemestaan.Fungsi Hankamneg, yaitu :Memelihara dan meningkatkan TannasMembangun, memelihara dan mengembangkan secara terpadu dan terarah segenap komponen Hankamneg.Mewujudkan seluruh kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan Hankam.Hakikatnya adalah perlawanan rakyat semesta yang diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).V.Politik dan Strategi Pertahanan Keamanan Nasional (POLSTRAHANKAMNAS).Politik dan strategi pertahanan dan keamanan (Hankam) merupakan bagian integral dari politik dan strategi nasional (Polstranas). Polstrahankamnas bersifat saling mengisi, saling mendukung dan saling memperkuat (sinergi) denga politik dan strategi bidang-bidang kehidupan lainnya dalam polstranas.Politik Hankamnas ialah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan tindakan negara dalam bidang hankam tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) penggunaan secara totalitas potensi nasional. Untuk mencapai tujuan Hankamnas dalam rangka pencapai tujuan nasional.Pada hakekatnya strategi hankamnas ialah tata cara, pembinaan dan penggunaan kekuatan-kekuatan dan sarana Hankamnas untuk mewujudkan politik Hankamnas.Asas-asas atau prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan Hankam adalah :Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan kemerdekaan.Upaya mempertahankan Hankamneg merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga.Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta kepada kemerdekaan dan kedaulatan.Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan, penganut politik bebas aktif.Bentuk perlawanan bangsa Indonesia dalam rangka membela dan mempertahankan kemerdekaan bersifat kerakyatan dan kesemestaan.Tujuan pertahanan keamanan nasional : menjamin tetap tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 terhadap segala ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri untuk mencapai tujuan nasional.Fungsi pertahanan keamanan nasional adalah untuk :Memelihara dan meningkatkan Tannas.Membangun, memelihara dan mengembangkan secara terpadu dan terarah segenap komponen kekuatan Hankamnas.Mewujudkan seluruh kepulauan nusantara beserta Yuridiksi nasionalnya sebagai kesatuan hankamnas dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara.Sistem pertahanan dan keamanan negara : keluar bersifat defensif-aktif yang berarti tindak agresif dan ekspansif, dan kedalam bersifat preventif-aktif yang berarti sedini mungkin mengambil langkah-langkah dan tindakan guna mencegah dan mengatasi setiap kemungkinan timbulnya ancaman.Untuk melaksanakan politik Hankamnas, maka strategi yang ditempuh ialah membangun kekuatan penangkalan untuk menghadapi gangguan keamanan dalam negeri dan ancaman invasi dari luar.Dalam upaya menyusun (membuat rencana strategi) dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut :Ekonomi dan politis.Mencukupi kebutuhan sendiri.Dislokasi kekuatan.Undang-undang dan doktrin.Penelitian, pengembangan dan teknologi.Dwi fungsi ABRI.Manajemen.Pemanfaatan peluang.Bentuk-bentuk ancaman terhadap jalannya pembangunan adalah :Gangguan keamanan dalam negeriAncaman terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Rrepubliik IndonesiaAncaman terhadap integritas wilayah nasional.Otonomi Daerah, dasar hukum pengaturan Otonomi Daerah :PancasilaUUD 1945UU no. 23 tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahUU no. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Dalam UU no. 32 tahun 2004, yang dimaksud dengan :1.Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemda dan DPRDmenurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara RI tahun 19452.Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah.3.DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

4.Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.5.Daerah otonomi selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam system NKRI.6.Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam system NKRI.7.Dekonsentralisasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai pemerintah dan /atau kepada instansi vertical di wilayah tertentu.

8.Desa atau dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dalam system pemerintahan NKRI.9.Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Sesuai dengan amanat UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam system NKRI.Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan merdasarkan UU pemerintah daerah no. 32 tahun 2004.Sejalan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya, dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab.Prinsip otonomi yang nyata adalah : suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.Otonomi yang bertanggung jawab adalah : otonomi yang dalam penyelenggarannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

pembentukan daerah dan kawasan khusus.Pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkakan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan politik di tingkat lokal.

Pemerintah dapat menetapkan kawasan khusus di daerah otonomi untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus dan untuk kepentingan nasional. Misalnya : kawasan cagar budaya, taman nasional dan lain-lain.Pembagian Urusan Pemerintahan

Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah dengan daerah otonom.Bahwa urusan pemerintahan yang sepenuhnya/tetap menjadi kewenangan pemerintah yang menyangkut terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan Negara secara keseluruhan adalah :

Politik dalam negeriPertahanan dan keamananMoneterYustisiAgamaDisamping itu terdapat bagian urusan pemerintah yang bersifat concurrent artinya urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah.Dengan demikian setiap urusan yang bersifat concurrent senantiasa ada bagian urusan yang menjadi kewenangan pemerintah, ada bagian urusan yang diserahkan kepada propinsi, ada bagian urusan yang diserahkan kepada kabupaten/kota.Untuk mewujudkan pembagian kewenangan yang concurrent secara proporsional antara pemerintah, daerah propinsi, daerah kabupaten dan kota maka disusunlah kriteria yang meliputi : eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan mempertimbangkan keserasian hubungan pengelolaan urusan pemerintahan antartingkat pemerintahan.Urusan yang menjadi kewenangan daerah, meliputi urusan wajib dan urusan pilihan.Urusan pemerintahan wajib adalah : suatu urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar seperti pendidikan dasar, kesehatan, pemenuhan kebutuhan hidup minimal, prasarana lingkungan dasar.Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah : terkait dengan potensi unggulan dan kekhasan daerah.Kriteria eksternalitas adalah :Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut.Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan kabupaten/kota, apabila regional menjadi kewenangan propinsi, dan apabila nasional menjadi kewenangan pemerintah.Kriteria akuntabilitas adalah :Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut.Kriteria efisiensi adalah :Pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya (personil, dana, peralatan) untuk mendapatkan ketepatan, kepastian dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan.Pemerintahan DaerahPemerintahan daerah adalah pelaksanaa fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan yaitu pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).Kepala Daerah adalah kepala pemerintah daerah yang dipilih secara demokratis. Pemilihan secara demokratis terhadap kepala daerah tersebut, dengan mengingat bahwa tugas dan wewenang DPRD menurut UU no. 22 tahun 2003, tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPRD dan DPD, menyatakan antara lain bahwa DPRD tidak memiliki tugas dan wewenang untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah, maka pemilihan secara demokratis dalam UU ini dilakukan oleh rakyat secara langsung. Kepala daerah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang wakil kepala daerah dan perangkat daerah.Perangkat Daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam lembaga sekretariat;Unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di wadahi dalam lembaga teknis daerah;Serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah.Keuangan DaerahDaerah diberi hak uuntuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa:Kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah sesuai dengan urusan pemerinta yang diserahkan.Kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan dana perimbangan lainnya.Hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah.Desa.UU pemerintah daerah (no.23/2004) mengakui otonomi yang dimiliki oleh desa atau dengan sebutan lainnya dan kepala desa melalui pemerintah desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari pemerintah ataupun ppemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu.Sebagai perwujudan demokrasi, dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dibentuk badan permusyawaratan desa atau sebutan lain yang sesuai dengan budaya yang berkembang di desa bersangkutan.Badan permusyawaratan desa berfungsi sebagai pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintah desa, seperti dalam pembuatan dan pelaksanaan peraturan desa, anggaran dan pendapatan desa, dan keputusan kepala desa.Kepala desa pada dasarnya bertanggung jawab kepada rakyat desa yang delam tata cara dan prosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada bupati atau walikota melalui camat. Kepada badan permusyawaratan desa, kepala desa wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawabannya dan kepada rakyat menyampaikan informasi pokok-pokok pertanggungjawabannya namun tetap harus memberika peluang kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan dan meminta keterangan lebih lanjut terhadap hal-hal yang bertalian dengan pertanggungjawaban dimaksud.Pembinaan dan PengawasanPembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah upaya yang dilakukan pemerintah dan /atau Gubernur selaku wakil pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tuujuan penyelenggaraan otonomi daerah. Dalam rangka pembinaan oleh pemerintah, menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non-departemen melakukan pembinaan sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing yang dikoordinasikan oleh mendagri untuk pembinaan dan pengawasan propinsi serta oleh Gubernur untuk pembinaan dan pengawasan kabupaten/kota.Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perUUan yang berlaku. Pengawasan yang dilaksanakan oleh pemerintah terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan utamanya terhadap peraturan darah dan peraturan kepala daerah.Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.Hak ini sifatnya sangat mendasar kodrati dalam kehidupan manusia dan tidak bisa terlepas dari dalam kehidupan manusia.

Dalam UU Hak Asasi Manusia pasal 1 menyatakan bahwa :Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluuk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Perjalanan sejarah HAM mungkiin sama panjangnya dengan sejarah umat manusia kesadaran akan perlunya perlindungan ini biasanya terjadi, setelah munculnya konflik/perang yang membawa bencana kemanusiaan. Ada generasi pemikiran tentang HAM, yaitu :Pertama:HAM yang berpusat pada hal-hal yang berkaitan dengan hukum dan politikKedua:merupakan perluasan terhadap pemikiran pertama yang mencakup bidang sosial, ekonomi, dan budaya.Ketiga:merupakan pemikiran sintesis generasi pertama dan kedua.Keempat:yang banyak mengkritik dominasi negara dalam perkembangan.Pada abad ke 20 hak-hak politik dianggap kurang sempurna dan mulai dicetuskan hak-hak yang lain yang cakupannya lebih luas. Salah satu diantaranya yang terkenal adalah empat hak yang dirumuskan oleh Presiden Amerika Serikat Franklind D. Rosevelt pada awal perang dunia II yang dikenal dengan nama The Four Freedom (empat kebebasan) yaitu :Freedom of Religion : kebebasan beragamaFreedon of Speech : kebebasan untuk berbicara dan mengemukakan pendapatFreedom of pear : kebebasan dari rasa ketakutanFreedom of Want : kebebasan dari kemelaratan.

Sejalan dengan pemikiran itu PBB memprakarsai berdirinya sebuah komisi HAM yang diberikan nama Comission on Human Rights pada tahun 1946. Komisi kemudian menetapkan secara rinci beberapa hak-hak ekonomi dan sosial selain hak-hak politik yang dituangkan ke dalam universal of declaration of human rights (pernyataan dunia tentang hak-hak asasi manusia) yang dideklarasikan pada tanggal 10 Desember 1948.Indonesia pada era revormasi HAM diatur secara formal dalam sistem hak nasional.Dalam amandemen UUD 1945 Hak Asasi Manusia dituangkan dalam BAB X (warga negara dan penduduk). BAB X.A dicantumkan hak asasi manusia (HAM) mulai dari pasal 28a sampai dengan pasal 28j. pasal tentang agama, pendidikan, dan kebudayaan dan perekonomian.UU no. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia (HAM)UU no. 26 tahun 2000 tentang peradilan HAM.Institusi langsung mengurus masalah HAM, dahulu ditempatkan pada kedudukan menteri negara HAM, dan kemudian digabung kedalam kementerian kehakiman dan HAM, dan sekarang kementerian Hukum dan HAM. Pada tatanan operasional dibentuk komisi nasional HAM berdasarkan Keppres no. 50 tahun 1993.Namun demikian, pelaksanaan HAM di Indonesia masih memerlukan perbaikan, karena masih sering terjadi pelanggaran HAM yang tidak diselesaikan secara hukum.Pelanggaran HAM di Indonesia.Deklarasi HAM Universal tahun 1948 lahir sebagai akibat pelanggaran HAM yang sangat berat selama perang dunia II.Penjajahan jepang (1942-1945), rakyat Indonesia sangat menderita dengan pelanggaran HAM yang berat.Kekejaman polisi rahasia Belada terhadap para pejuang kemerdekaan yang ditawan oleh Belanda (1945-1949).Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada awal tahun 50an di Jawa Barat.Setelah masa-masa tersebut pelanggaran HAM masih terus berlanjut. Menurut pakar hukum Adnan Buyung Nasution pelanggaran HAM dapat dikelompokan menjadi empat golongan, yaitu:Kejahatan terhadap manusia.Kejahatan terhadap integritas orang.Tindak kekerasan terhadap Hak Sipil dan Politik.Tindak kekerasan terhadap Hak Sosial Ekonomi dan Budaya.Implementasi demokrasi dan HAM yang telah dipelajari tersebut tidak akan bermakna dalam kehidupan kita berbangsa, bernegara dan bermasyarakat jika tidak ditunjang oleh penegak hukum dalam bidangnya. Jadi untuk itu harus diciptakan :Budaya hukum

Kesadaran hukum

Kedaulatan hukum yang melahirkan negara hukum.DemokrasiKata demokrasi sangat populer didunia, karena banyak negara-negara didunia menggunakan demokrasi sebagai landasan sistem politik kenegaraan yang mengatur kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Ungkapan kata demokrasi bermakna rakyat yang berkuasa dan kalau diterjemahkan dalam pemerintahan maka dapat berarti pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.Prinsip demokrasi yang paling pokok adalah :Liberte (kebebasan), egalite atau egalitarian (kesetaraan) dan fraternite (kebersamaan).Prinsip kebersamaan (liberate) : meniscayakan kebebasan beragama, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (termasuk pers)Peinsip egalitarian (kesetaraan) adalah : meniscayakan persamaan derajat dan hak didepan hukumPrinsip fraternite (kebersamaan) adalah : yang menjadi penyeimbang prinsip kebersamaan yakni menghormati Hak Asasi Manusia (HAM). Artinya dalam kebersamaan orang bebas melakukan apapun yang diinginkan sepanjang tidak mengganggu kebebasan dan hak-nak orang lain.Oleh karena itu kondisi mayoritas hendaklah dapat menghargai minoritas, karena minoritas merupakan bagian dari rakyat secara keseluruhan. Apabila minoritas diperlakukan tidak adil dalam suatu negara yang beratribut demokrasi, negara dapat dikatakan tidak/kurang demokratis.Banyak ragam aliran pikiran dalam demokrasi namun dapat dikelompokan secara sederhana menjadi dua aliran yang paling penting yaitu aliran demokrasi konstitusional dan kelompok aliran yang menamakan diri komunisme.Dengan demikian setiap negara yang menggunakan demokrasi sebagai dasar dalam menata sistem politiknya dapat dimasukan kedalam salah satu dari kedua kelompok tersebut.Perbedaan fundamental kedua aliran tersebut adalah bahwa demokrasi konstitusional mencita-citakan suatu pemerintahan yang terbatas kekuasaannya dalam ruang lingkup negara hukum, tunduk pada aturan hukum (rule of law). Demokrasi yang mendasarkan diri pada komunisme (proletariat) mencita-citakan suatu pemerintahan yang tidak demokratis dan cenderung bersifat totaliter.Demokrasi dapat dipandang dari sudut individu dan masyarakat. Dari sudut pandang individu kita mengenal demokrasi liberal, dan dari sudut pandang masyarakat kita mengenal demikrasi non-liberal (kepentingan masyarakat lebih diutamakan daripada kepentingan individu). Dengan demikian demokrasi non-liberal dirancang untuk melindungi hak-hak masyarakat sebagai komunitas dan atau hak-hak rakyat secara keseluruhan. Jadi peranan negara lebih besar terlepas dari kelompok mana yang mengendalikan negara tersebut.Praktik Demokrasi di IndonesiaSejak diproklamasikannya Repubkik Indonesia dan disahkannya UUD 1945 sebagai konstitusi negara tanggal 18 Agustus 1945 olek PPKI, secara formal Indonesia menganut Demokrasi kosntitusional, namun sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang telah terjadi perubahan dalam konstitusi negara, yaitu :Periode 1945-1949 menggunakan UUD 1945Periode1949-1950 menggunakan UUD RISPeriode 1950-1959 menggunakan UUDSPeriode 1959-sekarang menggunakan UUD 1945Perubahan penggunaan UUD ini beriplikasi pada sistem pemerintahan begitu pula praktik pemerintahannya tidak jarang menyimpang dari landasan dasarnya sebagai contoh, berlandaskan UUD 1945 sistem pemerintahan adalah presidential namun dalam prakteknya sistem parlementer sampai digunakan UUD RIS dan UUDS. Jadi sistem pemerintahan presidential murni baru dapat dilakukan setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 (kembali ke UUD 1945).Maka untuk melihat perkembangan demokrasi di Indonesia secara sederhana, kita dapat membagi menjadi tiga periode yaitu :Masa demokrasi parlementer yang berlangsung dari tahun 1945-1959Masa demokrasi terpimpin d ari tahun 1959-1965Masa demokrasi pancasila dari tahun 1965-sekarangPada masa demokrasi parlementer, kabinet yang dibentuk jatuh bangun dan ini berimplikasi terhadap program-program pembangunan nasional yang tidak banyak dapat diselesaikan. Ketidak stabilan politik di masa ini diperparah oleh pergolakan daerah yang tidak puas terhadap kebijakan-kebijakan pusat, menuntut otonomi daerah dan masalah regionalism lainnya.Pada masa demokrasi terpimpin, ciri yang sangat menonjol ketatnya peranan presiden sebagai pusat kekuasaan, melemahnya peranan partai politik dan meningkatnya peranan miliiter. Pada periode ini, digunakan UUD 1945, tetapi dalam prakteknya banyak tindakan-tindakan presiden yang menyimpang dari UUD 1945 seperti presiden Soekarno membubarkan DPR/MPR (hasil pemilu) lalu dibentuk DPR-GR dan MPRS yang anggotanya ditunjuk berdasarkan selera penguasa. Dengan ketetapan MPRS/1963 Soekarno diangkat menjadi presiden seumur hidup. Pemberedelan pers yang dianggap menyimpang dan rel revolusi, pengendalian izin terbit media massa.Pada periode tahun 1965 sampai dengan 1998 dinamakan Orde baru yang ditandai dengan tekat dan semangay untuk melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Periode ini ada upaya untuk meletakkan dan memperbaiki landasan hukum untuk melaksanakan demokrasi. Meskipun demikian tidak berarti pelaksanaannya semua sesuai dengan landasan hukum yang dibuat.Namun pada periode ini banyak kemajuan seperti kebebasan pers yang diperlonggar kecuali dalam masalah-masalah yang peka dan rawan terhadap stabilitas nasional seperti SARA (suku, agama, ras dan antar golongan). Periode ini dikenal dengan demokrasi pancasila sebagai tekat untuk mewujudkan secara murni dan konsekwen pancasila dan UUD 1945.Perwujudan tekat melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 ditandai dengan :Pencabutan TAP MPRS no. 3 tahun 1963 tentang presiden seumur hidup.TAP MPRS no. XIX/1966 tentang peninjauan kembali produk-produk legislative yang telah diundangkan pada zaman demokrasi terpimpin.Kebebasan badan-badan peradilan Pengembalian hak kontrol kepada DPRPemisahan keanggotaan DPR dengan eksekutifDimasa Orde Baru adanya upaya pengembangan demokrasi yang dinamakan demokrasi pancasila yaitu demokrasi yang dilandasi nilai-nilai pancasila.Pada era reformasi, idealnya memberikan koreksi terhadap pelaksanaan demokrasi dimasa orde baru akibat pendekatan keamanan yang ketat, dan peralihan rezim tampak masyarakat lepas kendali dalam pelaksanaan demokrasi di era reformasi. Atas nama demokrasi tatanan perintahan yang ada dijungkirbalikan; tradisi dan hukum dilanggar; produk-produk hukum yang dibuat tidak dapat diterapkan dalam masyarakat; melanggar kesatuan dan kepatuhan yang diwariskan nenek moyang kita.Lepas dari itu, semua diera reformasi banyak terjadi perbaikan dalam demokrasi, seperti MPR sejak 19 Oktober 1999 sampai dengan 10 Agustus 2002 telah mengamandemenkan UUD 1945 sebanyak 4 kali :Amandemen pertama pada tanggal 19 Oktober 1999Amandemen kedua pada tanggal 18 Agustus 2000Amandemen ketiga pada tanggal 10 November 2001, danAmandemen keempat pada tanggal 10 Agustus 2002Banyak hal yang telah berubah, berkembang dan diperjelas dalam imprastruktur ketatanegaraan yang dituangkan dalam amandemen UUD 1945 untuk mengarah kepada pemerintahan yang demokrasi dan menjujunjung tinggi hak asasi manusia.Dalam budaya politik bangsa Indonesia hubungan antarsesama anggota masyarakat dilandasi oleh semangat kekeluargaan. Cara pandang ini melihat masyarakat Indonesia sebagai suatu keluarga besar dan menerapkan nilai-nilai keluarga dalam setiap masalah harus dipecahkan secara bersama-sama melalui musyawarah. Namun apabila tidak dapat dicapai mufakat barulah diperkenankan untuk pemungutan suara. Jadi keputusan yang paling baik adalah keputusan disepakati bersama melalui musyawarah.VI.Sistem Pertahhanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata)Sishankamrata adalah suatu sistem pertahanan keamanan dengan komponen-komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional yang bekerja secara total, integral serta berlanjut untuk mewujudkan kemampuan dalam upaya hankam negara.Berdasarkan UU Republik Indonesia no. 3 tahun 2002 tentang hankam negara, komponen kekuatan pertahanan dibagi tiga komponen, yaitu :Komponen utama adalah TNI yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan.Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan utama.Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan.Komponen kekuatan pertahanan negara berdasarkan UU Republik Indonesia no. 3 tahun 2003 adalah :Komponen KekuatanPertahanannegaraKomponen Utama TNIKomponen CadanganKomponen PendukungFungsiFungsiFungsiKekuatan Utama Pertahanan NegaraMemperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utamaMeningkatkan Kekuatan dan Kemampuan utama dan CadanganSishankamrata bersifat semesta dalam ruang lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya.Komponen-komponen kekuatannya terdiri :Komponen dasar yaitu rakyat terlatihKomponen utama yaitu ABRI dan cadangan TNIKomponen perlindungan masyarakat (LINMAS)Komponen pendukung yaitu sumber daya dan prasarana sosial.Pengalaman penyelenggaraan hankam menghasilkan berbagai doktrin pertahanan dan keamanan, yaitu :Doktrin perang gerilya rakyat semestaDoktrin perang wilayahDoktrin perang rakyat semestaDoktrin pertahanan dan keamanan rakyat semesta.Sasaran Operasi Hankamnas yaitu :Mencegah dan menghancurkan serangan terbuka, menjamin penguasaan dan pembinaan wilayah nasional Republik Indonesia dan ikut serta memelihara kemampuan hankam Asia Tenggara bebas dari campur tangan asing.Pola operasi hankamrata adalah :Operasi pertahananOperasi keamanan dalam negeriOperasi intelejen strategi, dan Operasi kerja sama hankam Asia Tenggara.Pola operasi pertahanan bertujuan untuk menggagalkan serangan dan ancaman nyata dari kekuasaan perang musuh.Pola operasi kamdagri bertujuan :Untuk memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah/negeri Republik Indonesia pada salah satu/beberapa daerah negara yang terganggu keamanannya.Pola operasi intelejen strategis (intelstrat) bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan strategi nasional dan operasi-operasi hankam.* Upaya Bela NegaraLandasa hukum bela negaraPasal 30 ayat (1) dan (2) UUD 1945 yang berbunyi :Tiap warga negara berhak dan wajib dalam usaha bela negaraSyarat-syarat tentang pembelaan negara di atur dengan undang-undang.Atas dasar pasal 30 ayat (2) UUD 1945, maka telah diundangkan UU no. 20 tahun 1982 tentang pertahanan dan keamanan negara yang disempurnakan sekarang dengan UU no. 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara.* Wujud upaya bela negaraDalam UU Republik Indonesia no. 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara pasal 9 ayat (1) dinyatakan bahwa setiap warrga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara ayat (2); keikut sertaan warganegara dalam upaya bela negara sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) diselenggarakan melalui : Pendidikan kewarganegaraanPelatihan dasar kemiiliteran secara wajibPengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau secara wajib.Pengabdian sesuai dengan profesiSecara sederhana dapat digambarkan wujud keikutsertaan warganegara dalam bela negara sebagai berikut :Pendidikan KewarganegaraanLatihan Dasar KepemimpinanPrajurit TNIPengabdian Dalam ProfesiBela negaraPada periode Orde Baru ATHG yang dihadapi lebih kompleks dan lebih luas dari pada sebelumnya. ATHG tersebut dapat muncul dari segenap aspek kehidupa bangsa. Oleh karena itu bela Negara dapat dilakukan dalam bidang-bidang kehidupan nasional tersebut dalam upaya mencapai tujuan nasional. Dengan demikian bela Negara dapat dikatakan pula sebagai partisipasi warganegara dalam menciptakan dan membangun ketahanan nasional di segenap aspek kehidupan bangsa. Wujud upaya bela Negara dikalukan melalui pemberian kesadaran bela Negara yang dilakukan sejak dini di Sekolah Dasar dan berlanjut sampai Perguruan Tinggi dan diluar sekolah melalui kegiatan pramuka dan organisosial kemasyarakatan.