26
1 Ayat 3 menetapkan bahwa Sisdiknas adalah satu keselu'ruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional, Pasal selanjutnya, menetapkan tentang dua jalur pendidikan, yakni jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah (meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus, dan sebagainya). Sedangkan Penjelasan UU No. 2 Tahun 1989 itu menetapkan tentang tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan (Undang-Undang, 1992: 25). Oleh karena itu, kajian tentang peranan dan fungsi setiap pusat pendidikan tersebut sangat penting, karena akan memberikan wawasan yang tepat pemahaman yang luas dan menyeluruh tentang lingkup kegiatan upaya pendidikan itu. serta dan 162 Penganlar Pendidikan

Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Documen in berisi materi seputar lingkungan pendidikan dalam kaitannya dengan mata kuliah pengantar pendidikan untuk program studi pendidikan

Citation preview

Page 1: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

1 Ayat 3 menetapkan bahwa Sisdiknas adalah satu keselu'ruhan yangterpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satudengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikannasional, Pasal selanjutnya, menetapkan tentang dua jalur pendidikan,yakni jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah(meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus, dan sebagainya). SedangkanPenjelasan UU No. 2 Tahun 1989 itu menetapkan tentang tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalampenyelenggaraan pendidikan (Undang-Undang, 1992: 25). Oleh karenaitu, kajian tentang peranan dan fungsi setiap pusat pendidikan tersebutsangat penting, karena akan memberikan wawasan yang tepatpemahaman yang luas dan menyeluruh tentang lingkup kegiatanupaya pendidikan itu.

serta

dan

162 Penganlar Pendidikan

Page 2: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

Setelah mempelajari Bab V Anda diharapkan dapat:

1. Memahami pengertian dan peranan lingkungan pendidikan bagipeserta didik.

2. Memahami tripusat pendidikan sebagai lingkungan pendidikan. vaknikeluarga, sekolah, dan masyarakat.

3. Memahami saling pengaruh antarketiga tripusat pendidikan terhadapperkembangan peserta didik.

Pemahaman peranan keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagar

lingkungan pendidikan akan sangat penting dalam upaya membantuperkembangan peserta didik yang optimal. Pemahaman itu bukan hanyatentang peranannya masing-masing, tetapi juga keterkaitan dan salingpengdruh antarketiganya dalam perkembangan manusia. Sebab pada

hakikatnya peranan ketiga pusat pendidikan itu selalu secara bersama.sama mempengaruhi manusia, meskipun dengan bobot penganrh yangbervariasi sepanjang hidup manusia.

Kajian tentahg lingkungan pendidikan akan dimulai dengan pengertiandan fungsi lingkungan pendidikan, disusul dengan kajian setiap pusat daritripusat pendidikan itu, dan diakhiri dengan kajian tentang salingpengaruh antarketiganya. Kajian ini akan dilakukan baik ditinjau dari segikonseptual maupun segi operasional Dengan demikian akan diperolehdasar-dasar teoretik yang memadai terhadap setiap keputusan dan atautindakan yang diambil sesuai dengan situasi nyata yang sedang dihadapi.Seperti telah dikemukakan batrwa pendidikan, baik dalam perencanaanmaupun pelaksanaan, memerlukan pertimbangan yang tepat karena hasilpendidikan itu tidak segera dapat dilihat.

A. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan

l4anusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkanmelalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusiadengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnianusia secara efisien dan efektif itulatr yang disebut dengan pendidikan.Dan latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan peI=didikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga,sekolah, dan masyarakat (Umar Tirtaraharja et. al., 1990: 39-4O). Sepertidiketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga.Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan lainnya(yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun penganrhlingkungan keluarga masih tetap berlanjut.

Bab V : Pengertbn, Fungsi, dan Jenis Linglcungan Pendidil<at 163

Page 3: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

Berdasarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan pendidikan pada

ketiga lingkungan pendidikan itu, maka ketiganya sering dibedakan

sebagai pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiahdan wajar serta disebut pendidikan informal. Sebaliknya, pendidikan disekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan

dengan' aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan

berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal. Sedangkan

pendidikan di lingkungan masyarakat (umpamanya kursus dan kelompokbelajar) tidak dipersyaratkan berjenjang dan berkesinambungan, serta

dengan aturan-aturan yang lebih longgar sehingga disebut pendidikan

nonformal. Pendidikan informal, formal, dan nonformal itu sering dipandang

sebagai subsistem dari-sistem pendidikan (Umar Tirtaraharja et. al., l99O:'13-15), serta secara bersama-sama menjadikan pendidikan berlangsung

seumur hidup (Cropley, 1979: 3).

tbagai pelaksanaan Pasal 3l Ayat 2 dari UUD 1945, telah

ditetapkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas (beserta peraturan

pelaksanaannya) yang menata kembali pendidikan di Indonesia, termasuklingkungan pendidikan. Sisdiknas itu membedakan dua jalur pendidikan,yakni jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalurpendidikan sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolahmelalui kegiatan belajar-mengajar yang berjenjang dan bersinambungan,mulai dari pendidikan prasekolah (taman kanak-kanak), pendidikan dasar(SD dan SLTP), pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkanjalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakandi luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang harus berjenjangdan bersinambungan, baik yang dilembagakan maupun tidak, yangmeliputi pendidikan keluarga, pendidikan prasekolah (seperri kelompokbermain dan penitipan anak), kursus, kelompok belajar, dan sebagainya.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantupeserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya(fisik, sosial, dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikanyang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimaPenataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar prosespendidikan dapat berkembang efisien dan efektif.. Seperti diketahui,proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksidengan lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensibahwa tumbuh kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpangdari tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai usaha sadar

164 Pengantar Pendidikut

Page 4: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu sedemikian rupa agar

dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secata optimal, dan dalamwaktu serta dengan dayal&na yang seminimal mungkin. Dengan demikiandihara(an mutu sumbgldaya man-risla qr4kin lama semakin meningkat.Hal itu haltb {apar diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikantersebut dapat melaksanakan fungsinya

.sebagaimana mestinya.

Masyarakat akan dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya jika setiap

individu belajar berbagai hal, baik pola-pola tingkah laku umum maupun

peranan yang berbeda-beda. Untuk itu p1-gggq_pendi{ikan h-qus__b,"er_[U]gsi

untuk mehgajarkan tingkah laku umum dan untu\ me_ry19!_eb1q_lglqpgrsjapkan

individu untuk peranan-peranan tertentu. Sehubungan dengan_.fungsi yang

kedua ini lrcndidikan .bertugas untuk mengajarkan berbagai macam

Elgrampilan dan keahlian. Meskipun pendidikan informal juga berperan

melaksanakan kedua fungsi tersebut, tetapi sangat terbatas, khususnya

dilaksanakan oleh masyarakat yang masih primitif. Pada masyarakatyang sudah. maju,. fungsi yang kedua dari pendidikan itu hartpirsepenuhnya diambil alih oleh lembaga pendidikan formal. PEndidikanformal b6rtrrngsi untuk mengajarkan pengetalruan uimum dan p@iahuan-pengetan-nan yang bersifat khuzus dalam rangka mempers'iapkan anakuntuk pekerjaan-pekerjaan tertenjg'-

Program umum yang diberikan oleh pendidikan formal didasarkanpada asumsi bahwa setiap anak harus memiliki pengetahuan

seperti: Pengetahuan membaca, menulis, dan berhitung. Di sampingprogram umum perlu dilakukan untuk mernberikan' dasar kebudayaan

umum yang kuat demi kelangsungan hidup dan perkembangan masyarakat.

Karena. cepatnya perkembangan industri yang- menuntut spesialisasikemampuan dan keterampilan, maka pendidikan formal memberikanprogram yan g berbeda-beda. 3_r,ogra!0JEsdidikan yang berbeda-beda yangmempersiapkan individu untuk berbagai posisi di dalam masyarakat amatmenentukan peranan pendidikan untuk mengalokasikan individu-individudi berbagai posisi dalam masyarakat (Redja Madyahardjo et. al., 1992:Modul 5146147).

Perlu pula dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukanmelalui tiga kegiatan yakni membimbing, mengajar, dan/atau melatih (AyatI Pasal I dari UU RI No. 2/1989). Meskipun ketiga kegiatan itu padahakikatnya tritunggal, namun dapat dibedakan aspek tujuah pokok dariketiganya yakni:

(l) Membimbilg, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri danpribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek pembudayaan).

umum,ng itu,

Bah V : Pengertian,'Fungsi, dan Jenis Lingkungan Pendidilan 165

Page 5: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

(2) Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan,

dan

(3) Melatih, terutama berkaitan dengan keterampilan dan kemahiran(aspek teknologi).

Seperti dalam paparan di atas, terjadi variasi penekanan ketigakegiatan itu di dalam berbagai lingkungan pendidikan dari masa ke masa.

Perlu ditegaskan bahwa sekecil apa pun namun ketiga aspek tujuan pokokpendidikan itu tetap akan tergarap dalam setiap lingkungan pendidikan.

Sebaliknya, adalah tidak mungkin ketiga aspek tersebut dibebankan hanya

kepada satu lingkungan tertentu saja, apalagi hanya pada satu jenis satuan

pendidikan saja. Tidak jarang terjadi adanya harapan yang berlebihanterhadap sekolah, seakan-akan keseluruhan tujuan pendidikan itu hanya

menjadi tugas dan tanggung jawab sekolah saja. .[ualitas manusia, baikaspek kepribadian maupun penguasaan dasar-dasar ilmu pengetahuan, serta

kemahiran dalam spesialisasi tertentu, merupakan hasil kerja ketiga ling-kungan pendidikaq.jtu-

' \) Kemajuan masyarakat, perkembangan iptek yang semakin cepat,

serta makin menguatnya era globalisasi akan mempengaruhi peran dan

fungsi ketiga lingkungan pendidikan itu. Di samping terjadinya pergeseran

peran seperti telah tampak pada kdluarga modern, diiuntut pula suatu

peningkatan kualitas dari peran itu. Sebagai contoh, di masa depan yang

dekat, manusia Indonesia akan dihadapkan pada "tiga budaya" antara lainbudaya Indonesia dan budaya dunia. Oleh karena itu pemantapan jati dirisetiap manusia Indonesia merupakan kunci keberhasilannya dalam memilihpengaruh "tiga budaya" itu. Pemantapan ketiga sisi tujuan pendidika'n ituyakni manusia yang sadar akan harkat dan martabatnya, menguasai ilmupengetahuan, dan memiliki suatu spesialisasi/keterampilan tertentu, yang

disebut sebagai manusia seutuhnya. Di masa depan, ketiga sisi tersebutsemakin penting karena harus mampu menyesuaikan diri dengan eraglobalisasi dan kemajuan iptek dan dari segi lain, harus mampu merirenangkanpersaingan. yang semakin ketat dan tampil sebagai yang unggul dalambidang spesialisasinya.-Karena itu peningkatan fungsi ketiga lingkunganpendidikan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama akansangat penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang bermutu.

B. Ihipusat Pendidikan

"Manusia sepanjang hidupnya selalutiga lingkungan pendidikan yang utarna

166

akan menerimd pengaruh dariyakni keluarga, sekolah, dan

Pengantar Pendidil<an

Page 6: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

masyarakat, dan ketiganya disebut tripusat pendidikan. Lingkunganpendidikan yang mula-mula tetapi terpenting adalah keluarga. Pada

masya,rakat yang masih sederhana dengan struktur sosial yang belumkompleks, cakrawala anak sebagian besar masih terbatas pada keluarga.

Pg(r masyarakat tersebut keluarga mempunyai dua fungsi: Fungsiproduksi dan fungsi konsumsi. Kedua fungsi itu mempunyai pengaruh

yang sangat besar terhadap anak. Kehidupan masa depan anak pada

masyarakat tradisional umumnya tidak jauh berbeda dengan kehidupan

orang tuanya. Pada masy4rakat tersebut, orang tua yang mengajarpengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup; orang tuapula yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan,

sampai anak menjadi dewasa dan berdiri sendiri. Tetapi pada masyarakat

modern di mana industrialisasi semakin berkembang dan memerlukanspesialisasi, maka pendidikan yang semula menjadi tanggung jawab

keluarga itu kini sebagian besar diambil alih oleh sekolah dan lembaga-

lembaga sosial lainnya. Pada tingkat yang paling iermulaan fungsi ibu

sebagian sudah diambil alih oleh pendidikan prasekolah. Pada tingkatspesialisdsi yang rumit, pendidikan keterampilan sudah tidak berada pada

ayah lagi sebab sudah diambil alih oleh sekolah-sekolah dan perguruantinggi. Bahkan fungsi pembentukan watak dan sikap mental pada

masyarakat modern berangsur-angsur diambil alih oleh sekolah dan

organisasi sosial lainnya seperti perkumpulan pemuda dan pramuka,

lembaga-lembaga keagamaan, media massa, dan sebagainya.

Meskipun keluarga kehilangan sejumlah fungsi yang semula menjaditanggung jawabnya, namun keluarga masih tetap merupakan lembagayang paling penting dalam proses sosialisasi anak, karena keluarga yang

memberikan tuntunan dan contoh-contoh semenjak masa anak sampaidewasa dan berdiri sendiri. Adanya perubahan fungsi keluarga mempunyaipengaruh besar terhadap proses pendidika4 pada umumnya, termasukpendidikan formal. Dalam keluarga pada masyarakat yang belum maju,orang tua merupa\an sumber pengetahuan dan keterampilan yang diwariskanatau diajarkan kepada anak-anaknya. Dalam keluarga semacam ini orangtua memegang otoritas sepenuhnya. Sebaliknya, dalam masyarakat modernorang tua harus membagi otoritas dengan orang lain, terutama guru danpemuka masyarakat, bahkan dengan anak mereka sendiri yang memperolehpengetahuan baru dari luar keluarga. Hubungan keluarga pun berubahdari hubungan yang bersifat otoritatif menjadi hubungan yang bersifatkolqgial. Dalam keluarga ini lebih dapat ditumbuhkan perasaan aman,

saling menyayangi, dan sifat demokratis pada diri anak sebab keputusanyang diambil selalu dibicarakan bersama oleh seluruh anggota keluarga

167Bab V : Pengertian, Fungsi, clan Jenis Lingkungan Pendidikan

Page 7: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

(Redja Mudyahardjo, et. al., 1992: Modul 5154-56). Perubahan sifathubungan orang tua dengan anaknya itu, akan diiringi pula denganperubahan hubungan guru-siswa serta didukung oleh iklim keterbukaanyang demokratis dalam masyarakat. Dengan kata lain, terdapat salingpengaruh antarketiga pusat pendidikan itu.

Dalam peraturan Dasar Perguruan Nasional Taman Siswa (Putusan

Kongres X tanggal 5-10 Desember 1966) Pasal 15 ditetapkan bahwa:

(l) Untuk mencapai tujuan pendidikannya, Taman Siswa melaksanakankerja sama yang harmonis antara ketiga pusat pendidikan yaitu:

(a)''Lingkungan keluarga.

(b) Lingkungan perguruan.

(c) Lingkungan masyarakat/pemuda.

(2) Sistem pendidikan tersebut dinamakan sistem "Tripusat" (Suparlan,1984: 110). Bagi Taman Siswa, di samping siswa yang tetap tinggaldi lingkungan keluarga, sebagian siswa tinggal di asrama (Wisma Priyadan Wisma Rini) yang dikelola secara kekeluargaan dengan menerapkanSistem Among. Sedangkan pada lingkungan masyarakat, Taman Siswa,menerapkan dengan penekanan pemupukan semangat kebangsaan(Suparlan, 1984: 119-120).

1. Keluarga

Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri darisejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluargaitu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak),ataupun keluarga yang diperluas (di samping inti, ada orang lain: kakek/nenek, adik/ipar, pembantu, dan lain-lain). Pada umumnya jenis kedualahyang banyak ditemui dalam masyarakat Indonesia. Meskipun ibu merupakananggota keluarga yang mula-mula paling berpengaruh terhadap tumbuhkembang anak, namun pada akhirnya seluruh anggota keluarga itu ikutberinteraksi dengan anak. Di samping faktor iklim sosial itu, faktor-faktorlain dalam keluarga itu ikut pula mempengaruhi tumbuh kembangnyaanak, seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran, keadaan perumahannya,dan sebagainya. Dengan kata lain, tumbuh kembang anak dipengaruhioleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarganya.

Perkembangan kebutuhan dan aspirasi individu maupun masyarakat,menyebabkan peran keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya jugamengalami perubahan. Seperti telah dikemukakan bahwa pada mulanya,

168 Pengantar Pendidikan

Page 8: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

keluargalah yang terutama berperan baik pada aspek pembudayaan,

maupun penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Dengan meningkatnyakebutuhan dan aspirasi anak, maka keluarga pada umumnya tidak mampumemenuhinya. Oleh karena itu, sebagian dari tujuan pendidikan itu akan

dicapai melalui jalur pendidikan sekolah ataupun jalur pendidikan luarsekolah lainnya (kursus, kelompok belajar, dan sebagainya). Bahkanperan jalur pendidikan sekolah makin lama makin penting, khususnyayang berkaitan dengan aspek pengetahuan dan keterampilan. Hal ini tidakberarti bahwa keluarga dapat melepaskan diri dari tanggung jawabpendidikan anaknya itu, karena keluarga diharapkan bekerja sama dan

mendukung kegiatan pusat pendidikan lainnya.(sekolah dan masyarakat).

Fungsi dan peranan keluarga, di samping pemerintah dan masyarakat,

dalam Sisdiknas Indonesia tidak terbatas hanya pada pendidikan keluargasaja, akan tetapi keluarga ikut serta bertanggung jawab terhadap pendidikan

lainnya. Khusunya untuk pendidikan keluarga, terdapat beberapa ketentuan

dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang menegaskan

fungsi d4n peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yaknimembangun manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan keluarga merupakan

bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalamkeluarga dan yang memberikan keyakinan dgama, nilai budaya, nilaimoral, dan keterampil.an (Pasal 10 Ayat 4). Dalam penjelasan undang-

undang tersebut ditegaskan bahwa pendidikan keluarga itu merupakansalah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman

seumur hidup. Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama,

nilai budaya yang menchkup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta

pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehi-dupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kepada anggota keluargayang bersangkutan (Undang-Undang,' 1992: 26). Selanjutnya, dalampenjelasan ayat 5 Pasal 10 ditegaskan bahwa pemerintah mengakuikemandirian keluarga untuk melaksanakan upaya pendidikan dalamlingkungan sendiri.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakantempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang(pendidikan individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempatpendidikan ylng sempurna sifat dan wujudnya untuk melangsungkanpendidikan ktj arah pembentukan pribadi yang utuh, tidak saja bagikanak-kanak tapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluargasebagai penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Padaumumnya kewajiban ibu bapak itu sudah berjalan dengan sendirinya

Bab V : Pengertian, Fungsi, tlan Jenis Ungkungan Pendidilan 169

Page 9: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

sebagai suatu tradisi. Bukan hanya ibuberpengetahuan saja yang dapat melakukan

bapak yang beradabkewajiban mendidik

anaknya, akan tetapi rakyat desa pun melakukan hal ini.senantiasa melakukan usaha yang sebaik-baiknya untuk kemajuan

anaknya. Memang manusia mempunyai naluri pedagogis, yang

bahwa buat ibu bapak perilaku pendidikan itu merupakan akibatuntuk melanjutkan keturunan (Ki Hajar Dewantoro, 1962; dariArdhana, 1986: Modnl 415-6).

Lingkungan keluarga sungguh-sungguh merupakan pusat

yang penting dan menentukan, karena itu tugas pendidikanmencari cata, membantu para ibu dalam tiap keluarga a9ar

mendidik anak-anaknya dengan optimal. Anak-anak yang biasa turutmengerjakan segala pekerjaan di dalam keluarganya, denganmengalami dan mempraktekkan bermacam-macam kegiatan yang

berfaedah bagi pendidikan watak dan budi pekeni seperti kejujkeberanian, ketenangan, dan sebagainya. Keluarga juga membinamengembangkan perasaan sosial anak seperti hidup hemat,kebenaran, tenggang rasa, menolong orang lain, hidup damai,sebagainya. Jelaslah bahwa lingkungan keluarga bukannya pusatnanam dasar pendidikan watak pribadi saja, tetapi pendidikan sosial.dalam keluargalah tempat menanam dasar pembentukan watak anak-aDecroly pernah mengemukakan bahwa 70Vo dari anak-anak yang jke jurang kejahatan berasal dari keluarga yang rusak kehidupannya.karena itu untuk memperbaiki keadaan masyarakat maka perlunya perbaikan dalam pendidikan keluarga (Wayan Adhana, 1986:4/10-ll).

Pada umumnya ibu bertanggung jawab untuk mengasuh anak, olehkarena itu pengaruh hubungan antara ibu dan anak perlu mendapatperhatian, utamanya pengaruh pengawasan berlebihan terhadap perkembangan

anak. Levy membedakan pengawasan yang berlebihan ini menjadi dua,yaitu memanjakan dan mendominasi anak. Anak yang dimanjakan akanlebih bersifat tidak penurut, agresif, dan suka menentang. Sebaliknyaanak yang diasuh oleh ibu yang suka mendominasi akan berkembangmenjadi anak yang penurut dan selalu tergantung kepada orang lain(kurang inisiatif). Akan tetapi di sekolatr, baik anak yang dimanjakanmaupun anak yang selalu didominasi pada umumnya tidak mengalamikesulitan dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitiannya, Levy menyimpulkanbahwa meskipun anak yang dimanjakan itu selhlu merepotkan orangtuanya di rumatr, tetapi baik anak yang dimanjakan maupun selalu

t70 Pengantar Pendidikan

Page 10: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

didominasi. oleh ibu ternyata sangat teliti sebagai murid dan dapat

menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sekolahnya d-engan baik (RedjaMudyahardjo et. at., 1992: Modul 5/57).

Di samping hubungan antara ibu dan anak, komposisi keluarga jugamempunyai pengaruh terhadap perkembangan, utamanya proses sosialisasi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyaknya anggota keluarga dan

urutan kelahiran seorang anak mempunyai pengaruh terhadap perhatian.

Anak yang pertama lahir akan mendapat perhatian penuh, tetapi setelah

kelahiran adiknya maka anak pertama itu harus belajar menerimaperhatian orang tua bersama dengan adiknya yang baru lahir. Anakbungsu tentu mempunyai pengalaman lain dibanding dengan anak yang

lahir di tengah atau anak sulung. Posisi kelahiran ini akan membedakanproses sosialisasi. Selanjutnya anak tunggal biasanya manja dan selalumenggantungkan diri kepada orang tuanya, sebab sejak masa kecilnyaanak tersebut telah dibatasi kebebasannya dengan mensupervisi semua

tingkah laku anak yang bersangkutan. Karena sering mendapatkan

superviEi. maka anak tersebut cenderung disiplin dan tertib dalam

menyelesaikan tugas. Hanya saja anak tunggal cenderung kuran gbersifatkompetitif. Sifat-sifat tersebut di atas perlu diperhatikan oleh ,guru agarpendekatan secara individual kepada anak didik dapat dilaksanakandengan baik. Sehingga dengan demikian guru akan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh setiap anak dalam belajar (Redja Mudyahardo,et. al., 1992. Modul 5/57-58)

Beberapa hasil penelitian telah memberi gambaran bahwa ayahmempunyai arti yang berbeda-beda di mata anak. Seorang anak kecilmemandang ayahnya sebagai seseorang yang dapat melindungi dirinyadan sumber kekuatan yang dapat mengatasi semua masalah. Bagi seorang

anak laki-laki yang sedang tumbuh, ayah dijadikan sebagai model yangparut dicontoh, utamanya dalam proses sosialisasi. Oleh sebab itu dalamperkembangan anak, perlu adanya interaksi antara anak dan ayah, sebabhubungan yang'baik dan dekat antara ayah dan anak sangat penting.Untuk anak perempuan, ayah dipandang sebagai pendorong berkembangnyafeminitas (kewanitaan) yang akan terjadi jika ayah sering memberikomentar kepada anak perempuannya mengenai pakaian yang dipakainya,tatanan rambutnya, tingkah laku, serta sifat-sifat kewanitaannya. Sebaliknyaayah yang memperlakukan anak perempuannya seperti anak laki-lakiakan mempersulit anak perempuan itu dirlam memperkembangkanfeminitasnya. Dari penelitian itu ternyata bahwa ketiadaan ayah dalamkeluarga menimbulkan berbagai persoalan, seperti kurangnya rasa aman

Boh V : Pengerlian, Fungsi, clan Jenis Lingkung,an Pendidikan 171

Page 11: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

dan ketiadaan model bagi anak lakilaki, ataupun perasaan kekosongan

dan tidak puas bagi anak perempuan. Aptlbila di sekolah ditemukan anak

yang mengalami masalah "ketiadaan ayah" tersebut, maka guru seyogianyadapat membantu mengatasi masalah itu antara lain dengan mengalihkan

kepada figur pengganti ayah (Redja Mudyahardjo, 1992: Modul 5/58-59). Perlu ditekankan bahwa penemuan model sebagai idola itu sangat

penting, antara lain sebagai personifikasi atau pendukung nilai/gagasan/

dan sebagainya.

Beberapa tahun terakhir ini terdapat suatu masalah yang banyak

dibicarakan orang, yakni makin banyaknya wanita yang ikut bekerja di

luar rumah. Sehingga tidak jarang terjadi, baik ayah maupun ibu sama-

sama membina karier masing-masing sehingga mengharuskan berada diluar rumah dalam beberapa jam pada hampir setiap hari kerja. Dengan

demikian, dapat membawa masalah apabila keluarga mempunyai anak

balita. Peran pemeliharaan fisik mungkin dapat dilakukan oleh orang lain,namun peran edukatif dari ibu sukar disubtitusi oleh orang lain, utamanya

pembantu rumah tangga. Seperti ternyata di masyarakat, pembantu rumah

tangga pada umumnya berasal dari lapisan dengan pendidikan dan mutusosial budaya yang relatif rendah. Kecenderungan lain adalah berkembangnyalembaga pendidikan prasekolah pada jalur luar sekolah seperti kelompokbermain dan penitipan anak. Di masa depan, peran pembantu rumahtangga dalam pendidikan keluarga maupun fungsi edukatif dari kelompokbermain dan penitipan anak perlu mendapat perhatian, agar dapat

diyakinkan kontribusinya dalam mewujudkan sumber daya manusia yangbermutu.

Akhirnya perlu ditegaskan lagi bahwa di samping pendidikankeluarga itu, keluarga juga seyogianya ikut mendukung program-programlingkungan pendidikan lainnya (kelompok bermain, penitipan anak,sekolah, kursuslkelompok belajar, organisasi pemuda seperti pramuka,palang mgrah remaja, dan lain-lain). Keikutsertaan keluarga itu dapatpada tahap perencanaan, pemantauan dalam pelaksanaan, maupun dalamevaluasi dan pengembangan, dan dengan berbagai cara (daya, dana, dansebagainya). Dan yang tidak kalah pentingnya adalah upaya koordinasidan keserasian antarketiga pusat pendidikan itu.

2. Sekobh

Di antara tiga pusat pendidikan, sekolah merupakan sarana yangsecara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Seperti telah

172 Pengantar Pendidikan

Page 12: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman, keluarga tidak mungkinlagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadapiptek. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolahdalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam prosespembangunan masyarakatnya itu. Dari sisi lain, sekolah juga menerimabanyak kritik atas berbagai kelemahan dan kekurangannya, yang mencapaipuncaknya dengan gagasan Ivan Illich untuk membebaskan masyarakatdari wajib sekolah dengan buku yang terkenal Bebas dari Sekolah(Deschooling Society, 197211982). Meskipun gagasan itu belum dapatdiwujudkannya, termasuk di negara Meksiko, namun kritik terhadapsekolah patut mendapat perhatian. Oleh karena itu, kajian ini terutamadiarafkan kepada pencarian berbagai upaya yang dapat dilakukan untukmeningkatkan peranan dan fungsi sekolah untuk tantangan. Asumsi kajianini adalah sekolah harus diupayakan sedemikian rupa agar mencerminkansuatu masyarakat Indonesia di masa depan itu, sehingga peserta didikmemperoleh peluang yang optimal dalam menyiapkan diri untukmelaksanakan perannya itu, Oleh karena itu, sekolah seharusnya menjadipusat pendidikan untuk menyiapkan manusia Indonesia sebagai individu,warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia di masa depan.Sekolah yang demikianlah yang diharapkan mampu melaksanakan funlsipendidikan secara optimal, yakni mengem-bangkan kemampuan sertameningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalamrangka mewujudkan tujuan nasional (Pasal 3). Tujuan nasional tersebutdiupayakan pencapaiannya melalui pembangunan nasional; dengan demikian,pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskankehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalammewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, serta memungkinkanpara warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan aspekjasmaniah maupun rohaniah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (UURI No. 2 Tahun 1989 butir Menimbang Ayat b).

Salah satu alternatif yang mungkin dilakukan di sekolah untukmelaksanakan kebijakan nasional itu adalah secara beftahap mengembangkansekolah menjadi suatu tempat pusat latihan (training centre) manusiaIndonesia di masa depan. Dengan kata lain, sekolah sebagai pusatpendidikan adalah sekolah yang mencerminkan masyarakat y'ang majukarena pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan teknologi,tetapi tetap berpijak pada ciri keindonesiaan. Dengan demikian, pendidikandi sekolah seyogianya secara seimbang dan serasi menjamah aspekpembudayaan, penguasaan pengetahuan, dan pemilikan keterampilanpeserta didik.

173Bab V : Pengertia4 Fungsi, dan tenis Lingkungan Perdidikan t

Page 13: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

Suatu altematif yang mungkin dilakukan sesuai dengan situasi dankondisi sekolah, antara lain:

a. Pengajaran yang mendidik

Yakni pengajaran yang secara serentak memberi peluangpencapaian tujuan instruksional bidang studi dan tujuan-tujuan umumpendidikan lainnya. Untuk maksud tersebut, setiap guru pendidikdapat mengajukan pertanyaan: Dengan kegiatan belajar mengajaryang saya kelola sekarang ini, urunan apakah yang dapat menjadikontribusi untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya? Jawabanpertanyaan itu tidak hanya terbatas pada tujuan yang akan dicapai,tetapi juga dapat bersumber dari kegiatan belajar mengajar yangaktual terjadi dan atau keteladanan guru. Dengan demikian, prosesbelajar tersebut seyogianya memberi peranan dan tanggung jawabyang selaras dan seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatanbelajar mengajar, yakni Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) ataupendekatan keterampilan proset. Hal itu dapat rerlaksana denganefisien dan efektif apabila guru mempunyai wawasan kependidikanyang mantap serta menguasai berbagai strategi belajar mengajar.Penguasaan berbagai strategi belajar mengajar akan memberi peluanguntuk memilih variasi kegiatan belajar mengajar yang bermakna,

- sedangkan kemantapan wawasan kependidikan akan memberi landasanyang tepat dan kuat'di dalam pemilihan tersebut. Pemberian prakarsadan tanggung jawab sedini mungkin kepada siswa untuk berperandi dalam kegiatan belajar mengajar akan sangat bermanfaat bukanhanya dalam pencapaian siswa di sekolah, tetapi juga bermanfaatuntuk membentuk dan memperkuat kebiasaan belajar terus menerussesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

Dalam upaya mewujudkan pengajaran yang mendidik, perlupula dikemukakan bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalamrangka kegiatan belajar mengajar akan membawa berbagai dampakatau efek kepada siswa, baik efek instruksional (instructional effect)maupun efek pengiring (nurturant ffict). Efek instruksional merupakanefek langsung dari bahan ajaran yang menjadi isi pesan dari belajarmengajar; efek instruksional ini terutama ditujukan untuk mencapaitujuan instruksional, khususnya tujuan instruksional khusu.s (TIK).Sedangkan efek pengiring merupakan efek tidak langsung dari bahanajaran dan atau pengalaman belajar yang dihayati oleh siswa sebagaiakibat dari strategi belajar mengajar yang menjadi landasan darikegiatan belajar mengajar tersebut. Efek pengiring itu pada umumnya

174 Pengantar Ptntlklikan

Page 14: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

terjadi karena siswa "menghidupi" (to live rn) atau terlibat secarabermakna di dalam suatu pengalaman belajar tertentu, yang padaumumnya tertuju pada pencapaian tujuan-tujuan. pendidikan yanglebih umum dan fundamental serta beda,ngka panjang. Sebagaicontoh dapat dikemukakan tentang tujuan-tujuan seperti: kreativitas,berpikir kritis, keterbukaan, dan tenggang rasa, dan mampu bekerjasama secara efisien dan efektif, yang kesemuanya memerlukan waktuyang panjang, dan tidak mungkin hanya dalam satu atau dua jampertemuan saja untuk mencapainya, serta terbentuk kumulatif secarasetahap demi setahap dalam mengiringi pencapaian tujuan instruksional(Joyce dan Weil, 1980: lGlT; Raka Joni, 1985 b:,1). Oleh karenaitu, baik efek instruksional maupun efek pengiring merupakan halyang sangat penting dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yangharus mendapat perhatian yang seimbang oleh setiap guru di dalamperancangan dan pelaksanaan program belajar mengajar (Sulo LipuLa Sulo, 1990: 54-55).

Berdasarkan uraian tersebut ternyata betapa pentingnya kegiatanbelajar mengajar yang akan dihayati oleh siswa sebagai pengalamanbelajarnya. Meskipun pengalaman belajar itu merupakan sesuatu yangunik dan kompleks, tetapi dapat dibedakan dalam tiga jenis sesuaidengan sasaran pembentukan atau tujuan pendidikan yang akandicapai. Secara singkat, ketiga jenis pengalaman belajar tersebut (RakaJoni, 1985: 14; Sulo Lipu La Sulo, 1990: 54) adalah:'

l) Pengkajian untuk pembentukan pengetahuan-pemahaman, yangseyogianya diwujudkan secara utuh, baik hasilnya (fakta pengertian,kaidah, dan sebagainya) maupun prosesnya. Untuk maksudtersebut, pengalaman belajar harus dirancang dan dilaksanakandalam bentuk yang beraneka ragam, seperti:

a) Dari segi caranya: mendengarkan ceramah, membaca buku,berdiskusi, melakukan pengamatan langsung atau percobaanlaboratorik, dan sebagainya.

b) Dari segi peranan subjek didik di dalam pengolahan pesan(apa yang dipelajarinya): ekspositorik yakni pesan diolahhanya oleh guru, ataukah heuristik/problematik yakni pesandiolah bersama oleh guru dan siswa.

c) Dari segi cara pengolahan pesan: deduktif (dari umum kekhusus) ataukah induktif (dari khusus ke umum).

d) Dari segi pengaturan subjek didik: kelompok besar (klasikal),kelompok kecil ataukah perseorangan (individual).

Dab V : Pengertian, Fungsi, dan lenis lJnglcuagan Pendidikan t75

Page 15: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

2) Latihan untuk sasaran pembentukan keterampilan (fisik, sosiallmaupun intelektual). Pembentukan keterampilan itu memerlukanpeibuatan langsung, baik dalam situasi nyata maupun simulatif,ldisertai dengan pemberian balikan (feed back) yang spesifik dalisegera.

3) Penghayatan kegiatan/peristiwa sarat nilai untuk sasaran pembentukanl

nilai dan sikap (afektif), dengan pelibatan secara

sebagai pelaku maupun penerima perlakuan.langsung, baik

Pemilihan kegiatan belajar mengajar yang tepat, baik ditinjau,dari efek instruksional maupun efek pengiring, akan memberikan]pengalaman belajar siswa yang efisien dan efektif untuk mewujudkanipembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini dapat dilaksanakan

I

sec:ra konsisten dan kontinu apabila guru memiliki wawasan kependidikan I

yang mantap dan menguasai pedekatan Cara Belajar Siswa Aktif(CBSA). Penerapan CBSA denga pendekatan keterampilan prosesakan dapat memberi peranan dan tahggung jawab yang seimbang dan

selaras antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar.Dengan demikian diharapkan secara kumulatif akan terpupuk sikap,pola pikir dan perilaku kreatif, inovatif, kritis, serta kemampuan awalsebagai ilmuwan, dan ciri-ciri lain dari manusia Indonesia sesuaiTUPN seperti: mandiri, bekerja keras, dan sebagainya. Hal ini hanyamungkin terlaksana apabila guru memiliki wawasan kependidikany.ang tepat serta menguasai berbagai strategi. belajar mengajar sehingga ,

mampu dan mau merancang dan melaksanakan berbagai kegiatanbelajar mengajar yang kaya dan bermakna bagi peserta didik. Seiringdengan itu, pemberian prakarsa dan tanggung jawab sedini mungkinkepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar akan memupuk kebiasaandan kemampuan belajar mandiri yang terus menerui, yang padagilirannya kelak akan sangat penting dalam upaya membangun dirinyasendiri. Dengan demikian diharapkan dapat mewujudkan suatu masyarakatbelajar sebagai upaya penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan danpenyuluhan (BP) di sekolah, agar program edukatif ini tidak sekadarsuplemen tetapi menjadi komplemen yang setara dengan programpengajaran serta program-program lainnya di sekolah. Seperti diketahui,bidang garapan program BP adalah perkembangan pribadi pesertadidik, khususnya aspek sikap dan perilaku atau kawasan afektif. DalamPedoman Kurikulum 1984 SMA (Depdikbud, 1984: 4l) dinyatakanantara lain:

176 Pengantar Pendidikan

Page 16: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

Pelaksanaan kegiatan BP di sekolah menitikberatkan kepada

bimbingan terhadap perkembangan pribadi melalui pendekatanperseorangan dan kelompok. Siswa yang menghadapi masalah

mendapatkan bantuan khusus tintuk mampu mengatasinya.

Sementara itu semua siswa tetap mendapatkan bimbingan karierterutama secara kelompok. Pelaksanaan bimbingan karier yang

mengutamakan bimbingan kelompok bertujuan membantumemahami diri sendiri dan lingkungannya serta merencanakanmasa depan secara lebih tepat.

Pengembangan kepribadian ke arah penyadaran jati diri sebagai

manusia Indonesia merupakan sisi lain dari tujuan pendidikan(TUPN), di samping penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi;bahkan Fuad Hassan mengemukakan bahwa pemantapan kesejatiandiri lebih penting daripada apa yang tergolong sebagai milik(penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi) (Fuad Hassan, 1986:

40). Hal itu telah dilaksanakan di dalam pendidikan ABRI, khususnyaPolri, dan mungkin juga di dalam berbagai pesantren, yang mernberibobot tinggi'pada aspek mental kepribadian dibandingkan denganaspek akademik dan fisik di dalam program pendidikannya. Pendidikanafektif dapat diawali dengan kajian tentang nilai dan sikap yangseharusnya dikejar lebih jauh dalam perwujudannya melalui perilakusehari-hari, khususnya selama berada di sekolah. Sekolah seyogianyadikembangkan menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan yangmencerminkan suatu masyarakat Pancasilais. Di dalam pendidikanABRI, khususnya Polri, hal itu diwujudkan melalui pola pengasuhan(pembinaan siswa atau binsis).

c. Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat sumberbelajar (PSB), yang mengelola bukan hanya bahan pustaka tetapijuga berbagai sumber belajar lainnya, baik sumber belajar yangdirancang maupun yang dimanfaatkan. Dengan kedudukan sebagaiPSB diharapkan peranannya akan lebih aktif dalam mendukungprogram pengajaran, bahkan dapat berperan sebagai "mitra kelas"dalam upaya menjawab tantangan perkembangah iptek yang semakincepat. Dengan penyediaan berbagai perangkat lunak yang didukungoleh perangkat keras yang memadai, khususnya berbagai bahanbelajar mandiri seperti modul, rekaman elektronik baik audio (ATR)maupun video (VTR), dan sebagainya akan sangat penting bukanhanya terhadap peserta didik tetapi juga terhadap pelaksanaan tugastenaga kependidikan lainnya (khususnya guru). Pengembangan PSBitu dapat dilakukan secara bertahap sehingga pada akhirnya dapat

Bab V : Pengertian, Fungsi, dan Jenis Lingkungan Pendidilan 177

Page 17: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

berperan ganda yakni sebagai "mitra kelas" dalam proses belajarmengajar dan tempat pengkajian berbagai pengembangan sistem

instruksional. Suatu PSB yang memadai akan dapat mendorong siswa

dan warga sekolah lainnya untuk belajar mandiri.

d. Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah, khususnyayang terkait dengan peserta didik, pengelola sekolah sebagai pusat

pendidikan dan kebudayaan seharusnya merupakan refleksi dari suatu

masyarakat Pancasilais sebagaimana yang dicita-citakan dalam tujuannasional. Gaya kerja para pengelola umumnya, khususnya pengelolakesiswaan, akan sangat berpengaruh bukan hanya melalui kebijakannyatetapi juga aspek keteladanannya. Ketiga alternatif upaya yang telahdipaparkan (Butir a - d hanya mungkin terlaksana apabila mendapatdukungan yang memadai dari program pengelolaan sekolah, baikdukungan sarana/prasarana maupun dukungan iklim profesional yang

memadai) khusus pengelolaan kesiswaan, agar diterapkan asas tutwuri handayani dengan tidak mengabaikan ing ngarsa sung tuladadan ing madya mangun karsa. f)engan demikian iklim kehidupan disekolah mencerminkan kehidupan masyarakat yang dicita-citakanyakni masyarakat demokratis yang dinamis dan terbuka.

Demikianlah .beberapa alternatif yang dapat dilakukan untukmeningkatkan fungsi sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan.Alternatif itu tentulah seiring dengan upaya peningkatan mutu masukaninstrumental dari sekolah, seperti kurikulum, tenaga kependidikan, sarana/prasarana, dan lain-lain. Di samping itu, penataan sistem persekolahanperlu pula mendapat perhatian khusus agar jenis dan jumlah setiap jenisitu tertata secara proporsional sesuai dengan kebutuhan pembangunan,baik dalam suatu wilayah (umpama provinsi) maupun untuk kebutuhannasional. Akhirnya perlu pula dikemukakan tentang siswa sebagai masukaridalam sistem persekolahan, utamanya tentang kesesuaian kemampuanpotensial dengan jenis dan jenjang yang dicita-citakan. Kebutuhanmasyarakat akan tenaga pembangunan yang bermutu, baik pada lapispelaksana maupun pada lapis perencana dan pemikir akan sama pentingnyasesuai dengan .bidang tugasnya masing-masing. Dengan demikian, bangsaIndonesia tidak hanya mampu swasembada ketenagakerjaan tetapi jugamampu mengekspornya.

3. Masyarakat

Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tigasegi, yakni:

178 Pengantar Penclidikan

Page 18: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan(alur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan(alur luar sekolah).

b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial dimasyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyaiperan dan fungsi edukatif.

c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang

dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula

diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan

selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya ituuntuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusahamendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajaryang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.

Dari tiga hal tersebut di atas, yang kedua dan ketigalah yang

terutama menjadi kawasan dari kajian masyarakat sebagai pusat pendidikan.Namun perlu ditekankan bahwa tiga hal tersebut hanya dapat dibedakan,sedangkan dalam' kenyataan sering sukar dipisahkan.

Dalam pembahasan tentang asas belajar sepanjang hayat (Bab IIIButir,B. 2) telah dikemukakan bahwa manusia sepanjang hidupnya selaluterbuka akan peluang memperoleh pendidikan (asas pendidikan seumurhidup), dan dari sisi lain, manusia seyogianya belajar sepanjang hayat.Implikasi dari asas tersebut adalah dalam beberapa tahun' terakhir inibelajar melalui pengalaman (experiential learning) makin lama makinpenting (Kolb, 1984), bahkan telah dinilai dan diakui sebagai sesuatuyang setara dengan hasil belajar lainnya melalui penilaian hasil belajarmelalui pengalaman (PHBMP) serta dihargai sebagai bagian dari kreditdalam program pendidikan tinggi (Raka Joni, 1992: Lamdin, 1992).Bahkan di Amerika Serikat telah dikembangkan program khusus untukmemberi peluang seseorang yang berpengalamT dalam hidupnya memperolehpengakuan pendidikan tinggi, seperti pada "School for New Learning"dari "De Paul University". Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 Sisdiknas,gagasan-gagasan tersebut telah tercermin dalam Pasal 24 Ayat 2 (pendidikanberkelanjutan dan terbuka), Pasal 26, dan lain-lain.

Fungsi masyarakat sebagai pusat peindidikan sangat tergantung padataraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajaryang tersedia di dalamnya. Untuk Indonesia, perkembangan masyarakatitu sangat bervariasi, sehingga wujud sosial kebudayaan dalam masyarakatIndonesia dewasa ini, menurut Koentjaraningrat (dari Wayan Ardhana,

179Bab V : Pengertian, Fungsi, dan Jenis Lingkungan Pendidilun

Page 19: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

1986: Modal llTl-72) paling sedikit dapat dibedakan menjadi enam tipesoSial-budaya, sebagai berikut: \:

a) T'rpe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana,

hidup dengan berburu, dan belum mempunyai kebiasaan menananipadi. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa desa terpencil tanpldiferensiasi dan stratifftasi yang berarti. Masyarakat ini tidak mengalamiikebudayaan perunggu, kebudayaan Hindu, dan agama Islam.

b) Trpe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atausawah dengan tanaman pokok padi. Sistem dasar kemasyarakatannyaadalah komunikasi petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosialsedang, dan yang merasakan diri sebagai bagian bawah dari suatukebudayaan yang lebih besar. Gelombang pengaruh kebudayaan Hindudah agama Islam tidak dialami. Arah orientasinya adalah masyarakatkota dengan peradaban kepegawaian.

c) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam diladang atau sawah dengan tanaman pokok padi. Sistem dasarkemasyarakatannya adalah desa komunitas petani dengan diferensiasidan stratifikasi sosial sedang, gelombang pengaruh kebudayaan Hindutidak dialami atau saflg4t kecil, sehingga terhapus oleh pengaruhagama Islam. Arah orientasinya adalah masyarakat kota yang mewujudkanperadaban bekas kerajaan, berdagang dengan pengaruh Islam, bercampurdengan peradaban kepegawaian.

Trpe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam disawah dengan tanaman pokok padi. Sistem dasar kemasyarakatannyaadalah komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosialyang agak kompleks. Masyarakat ini mbngalami semua gelombangpengaruh kebudayaan asing, seperti kebudayaan Hindu, agama Islam,dan Eropa. Arah orientasinya adalah masyarakat kota yang.mewujudkanperadaban kepegawaian

Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahandengan sektor perdagangan dan industri yang lemah. Tipe masyarakatmetropolitan yang mengembangkan sektor perdagangan dan industri,tetapi masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintahan dengansuatu sektor kepegawaian yang luas dan kesibukan politik di tingkatdaerah )rtaupun pusat.

Terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompoksosial yang mempunyai peran dan fungsi edukatif yang besar, antara lain:ke(ompok sebaya, organisasi kepemudaan (pramuka, karang taruna,

d)

e)

180 Penganmr Pendidilanr

Page 20: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

remaja mesjid, dan sebagainya), organisasi keagamaan, organisasi ekonomi,organisasi politik, organisasi kebudayaan, media massa, dan sebagainya.Lembagalkelompok sosial tersebut pada umumnya membgrikan kontribusibukan hanya dalam proses sosialisasi, tetapi juga dalam peningkatanpengetahuan dan keterampilan anggotanya. Beberapa di antara lembaga/kelompok sosial tersebut dibahas selanjutnya.

Setelah keluarga, kelompok sebaya mungkin pding besar penganrhnya

terhadap pembentukan kepribadian, terutama pada saat anak berusahamelepaskan diri dari pengaruh kekuasaan orang tua. Peralihan 'dari

dominasi pengaruh keluarga ke arah dominasi pengaruh kelompok sebaya

seringkali disertai oleh adanya konflik dan ketegangan yang bersumberdari pihak anak maupun dari pihak orang tua. Yang dimaksud kelompoksebaya Qteers group) adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orangyang bersamaan usianya, antara lain: Kelompok bermain pada masakanak-kanak, kelompok monoseksual yang hanya beranggotakan anak-anak sejenis kelamin, atau gang yaitu kelompok anak-anak nakal.Dampak edukatif dari keanggotaan dalam kelompok sebaya itu antaralain karena interaksi sosial yang intensif dan dapat terjadi setiap waktu,dan dengan melalui peniruan (model) serta mekanisme penerimaan/penolakan kelompok. Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadapanggotanya (Wayan Ardhana 1986: Modul 5ll9) antara lain:

(a) Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.

(b) Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

(c)

(d)

(e)

(f)

Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupanmasyarakat orang dewasa.

Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-carauntuk membebaskandiri dari pengaruh kekuasaan otoritas.

Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkanpada prinsip persamaan hak.'

Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluargasecara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian,musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-lain).

Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orangyang lebih kompleks.

Organisasi kepemudaan pada umumnya mempunyai prinsip'dasaryang sama yakni menyalurkan hasrat berkelompok dari pemuda kepadahal-hal yang berguna. Organisasi ini mempunyai berbagai jenis dengan

(e)

Bab V : Pengertian, Fungsi, dan Jenis Ungkungan Pendidil<an l8l

Page 21: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

latar yang berbeda, seperti sosial-edukatif, (OSIS, pramuka, palang mera

remaja, patroli keamanan sekolah, dan sebagainya), sosial keagamaar

sosial-politik, dan sebagainya. Di samping penambahan pengetahuan da

keterampilan, organisasi kepemudaan tersebut terutama sangat bermanfaa

dalam membantu proses sosialisasi serta mengembangkan aspek afektidari kepribadian (kejujuran, disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian)

Peranan organisasi keagamaan pada umumnya sangat penting karent

berkaitan dengan keyakinan agama. Karena semua organisasi keagamaar,

mampunyai keinginan untuk melestarikan keyakinan agama anggota'

anggotanya, maka organisasi tersebut menyediakan program pendidikanbagi anak-anaknya, yakni:

(a) Mengajarkan keyakinan serta praktek-praktek keagamaan dengan cara

memberikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka.

(b) Mengajarkan kepada mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moralyang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanya.

(c) Memberikan model-model bagi perkembangan watak (Wayan Ardhana,1986: Modul 5/18).

Meskipun ada organisasi-organisasi keagamaan yang anggota-anggotanya terdiri dari kelas-kelas sosial atau kelas etnik tertentu, pada

umumnya organisasi-organisasi keagamaan ini memiliki anggota yangterdiri dari berbagai kelompok sosial atau kelompok etnis (suku bangsa),sehingga akan berperan mengembangkan saling pengertian dan kerja samaantarkelompok sosial/etnis tersebut. Seperti diketahui, pemerintah RImengusahakan dengan sungguh-sungguh kerukunan inter dan antar,umatberagama di Indonesia.

Akhirnya perlu dikemukakan salah satu faktor dalam lingkunganmasyarakat yang makin penting peranannya yakni media massa. Pada

umumnya media massa itu mempunyai tiga fungsi, yakni informasi,edukasi, dan rekreasi, Karena kemajuan teknologi komunikasi pada massaini, dan terlebih masa yang akan datang, maka media massa sedangmengalami perubahan yang cepat (lihat Bab IV Butir A.3). Media massasebagai alat komunikasi dan rekreasi yang menjangkau banyak orang telahmenjadi suatu kekuatan pendorong yang besar dalam kehidupan orang.Media massa mempunyai sumbangan yang besar dalam mengintegrasikankebudayaan serta mensosialisasikan generasi mudanya. Karena biayanyayang tidak mahal, mudah diperoleh, serta menarik, media massa mempunyaiarti penting terutama dalam kehidupan anak. Anak-anak menggunakanwaktu yang lebih banyak dalam menonton televisi, mendengarkan radio,

182 Pengantar Pendidikan

Page 22: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

Nusantara. Namun kecenderungan umum, utamanya pada masyal

modern, kontribusi keluarga pada aspek penguasaan pengetahuan

pemahiran keterampilan makin mengecil dibandingkan dengan kontrisekolah dan masyarakat.

SEKOLAH MASYARAI

Bagan 5.1

KELUARGA

Saling Pengaruh Tripusat Pendidikan Terhadap PerkembianS

Peserta Didik

Di samping peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan terhadperkembangan peserta didik, diprasyaratkan pula keserasian kontribritu, serta'kerja sama yang erat dan harmonis antartripusat tersebBerbagai upaya dilakukan agar program-program pendidikan dari setipusat pendidikan tersebut saling mendukung dan memperkuat antara st

dengan lainnya. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai I

(perbaikan gizi, permainan edukatif, dan sebagainya) yang dapat menj:landasan pengembangan selanjutnya di sekolah dan masyarakat.lingkungan sekolatr diupayakan be-rbagai hal yang lebih mendekatksekolah dengan orang tua siswa (organisasi orang tua siswa, kunjunp

184

PENG+JARAN

PENGETAHUAN

-l--PEIvIBIM-nrNfer.r

- pRmnot, - -

Pengonur Pendidit

Page 23: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

rumah oleh personel sekolah, dan sebagainya). selanjutnya, sekolah jugamengupayakan agar programnya berkaitan erat dengan masyarakat disekitarnya (siswa ke masyarakat, narasumber dari masyarakat ke sekolah,

d an s ebagai ny a). Akh i rny a 1 i n gkun gan masy arakat mengusahakan berbagaikegiatan/program yang menunjang/melengkapi program keluarga dansekolah. Dengan kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuatdan saling melengkapi itu akan memberi peluang mewujudkan sumberdaya manusia terdidik yang bermutu.

Salah satu masalah yang banyak dibicarakan ialah sekolah sebagaiproduksecara

Sepertisekolah

masyarakat modern sering membawa dampak negatif karena

terselubung menghantar generasi terdidik ke kota-kota besar.

diketahui, dislokasi sekolah itu adalah makin tinggi jenjangitu makin dekat ke kota besar, sehingga perguruan tinggi pada

umumnya di ibu kota provinsi. Hal itu membawa dampak negatif yakniterpusatnya tenaga terdidik di daerah perkotaan, dan hanya sedikit yangkembali ke daerah pedesaan. Program-program kuliatr kerja nyata (KKN),pengerahan tenaga sarjana sukarela ke pedesaan, dan sebagainya belumberhasil " mengatasi persoalan itu. Oleh karena itu terdapat berbagaipendapat yang diarahkan pada perbaikan program persekolahan, khususnyakurikulum, agar lebih diorientasikan pada kebutuhan daerah yangbersangkutan.

Titik kulminasi dari pemikiran tersebut di atas akhirnya dituangkandalam Kep. Men. Dikbud RI No. 04l2lull987 tanggal I I Juli 1987tentang Penerapan Muatan Lokal Kurikulum Sekolah Dasar. Keputusanitu kemudian dikukuhkan oleh UU RI No. 2 Tahun 1989 tentangSisdiknas (umpamanya dalam Pasal 37, 38 Ayat l) Jo. PP RI No. 28Tahun 1990 tentang Dikdas (Pasal 14 Ayat 3 dan 4). Dengan demikian,pada tingkat sistem (nasional) telah ditetapkan berbagai aturan sebagaiacuan pengembangan/pelaksanaan muatan lokal kurikulum SD. Yangmasih perlu dimantapkan adalah berbagai komponen pada tingkat institusionaldan atau personel (guru, siswa, dan sebagainya), baik dari segi penyusunanprogram, maupun pelaksanaannya. Muatan lokal kurikulum SD tersebutadalah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkandengan lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, dankebutuhan daerah yang perlu dipelajari oleh murid (Kepmen Dikbud No.04l2lul1987 Pasal l).

Berdasarkan ketentuan yuridis. tersebut ternyata bahwa kurikulumSD mempunyai dua jenis muatan, yakni muatan nasional dan muatanlokal. Kedua jenis muatan itu merupakan satu kesatuan yang saling

Bab V : Pengertian, Fungsi, dan Jenis Lingkungan Pendidikan 185

Page 24: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

menunjang dan menguatkan. Muatan nasional kurikulum SD ditetapkasecara nasional, dan berlaku sama di seluruh Indonesia (UU RI N(211989 Pasal 38 Ayat 2). Sedangkan muatan lokal kurikulum SD dapl

berupa mata pelajaran tambahan dan atau penjabaran/tambahan kajiidari mata pelajaran yang telah ada (PP RI No. 28ll990 Pasal 14 Aya

3 dan 4), yang disesuaikan dengan lingkungan (alam, sosial, dan budaya

serta kebutuhan pembangunan di daerah tertentu. Untuk maksud tersebulpemilihan berbagai muatan lokal dari kurikulum beserta sumber-sumbe

belajar pendukungnya tidak mengurangi kurikulum yang berlaku secari

nasional dan tidak menyimpang dari tujuan pendiilikan nasional.

Di samping isi kurikulum, muatan lokal juga dapat berkaitaldengan cara penyampaian isi kurikulum tersebut. Cara penyampaian itrmeliputi baik kegiatan intra-kurikulet maupun ko-kurikuler ataupun

ekstra-kurikuler. Dalam cara penyampaian kurikulum, muatan lokal ituakan sangat meningkatkan kadar relevansi kurikulum dengan situasi dan

kebutuhan setempat. Pemilihan strategi/metode/teknik belajar-mengajar,sumber belajar (termasuk narasumber), serta sarana pendukung lainnyayang tersedia di sekitar siswa akan sangat bermanfaat mendekatkan siswadengan lingkungannya, mengakrabkan dengan bidang-bidang kemahiranyang ada di sekitarnya, serta memahami daerahnya.

Dari segi lain, perlu pula dikemukakan bahwa muatan lokalkurikulum SD memerlukan kajian secara cermat agar aspek kebhinnekaanitu tetap dalam latar memantapkan/memperkaya ketunggalikaan. Muatanlokal di dalam kurikulum tidak boleh menghambat mobilitas [,esertadidik, baik secara horizontal maupun vertikal. Dengan kata lain, muatanlokal di dalam kurikulum SD harus diupayakan sedemikian rupa sehinggamenghasilkan bukannya "manusia lokal" akan tetapi "manusia nasional"di suatu lokal tertentu. Yakni manusia Indonesia yang akrab dan mampumenyesuaikan diri dengan lingkungannya, sebagai pribadi dengan jati diriIndonesia yang terintegrasi dengan masyarakat sekitarnya,. serta mampumengembangkan minat dan kemampuannya yang khas untuk disumbangkankepada masyarakat.

Dalam Petunjuk Penerapan Muatan Lotal Krrikulum SD (LampiranKep.Men.Dikbud No. 0412/U1987) dikemukakan beberapa tujuan yanglebih rinci dari muatan lokal tersebut yang dapat dikategorikan dalamdua kelompok, sebagdi berikut:

1. Tujuan-tujuan yang segera dapat dicapai, yakni:(a) Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.

Pengantar Pendidil@n186

Page 25: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

(b) Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untukkepentingan pendidikan.

(c) Murid dapat menerapkan pengetahuan untuk memecahkan maialatryang ditemukan di- sekiiarnya.

(d) Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan

lingkungan budaya yang terdapat di daerahnva.

2. Tujuan-tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untukmencapainya, yakni:

(a) Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.

(b) Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolongdirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

(c) Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dariketerasingan terhadap lingkungannya sendiri.

Muatan lokal kurikulum SD tersebut seyogianya makin diperluas/ditingkatkan, agar dapat terlaksana dengan semestinya. Berdasarkan tujuanmuatan lbkal, perluasan dan pe.ningkatan muatan lokal dilakukan denganmemperhatikan:

(l) GBPP yang berlaku.

(2) Sumber daya yang tersedia.

(3) Kekhasan lingkungan (alam, sosial, dan budaya) dan kebutuhandaerah.

(4) Mobilitas murid.

(5) Perkembangan dan kemampuan murid (Kep. Men.Dikbud No. 0412lUll987 Pasal 6). Dengan demikian, pendidikan akan mampumelaksanakan secara serentak fungsi pelestarian kebudayaan danfungsi pengembangan dari kebudayaan. yang diembannya itu. Danseiring dengan itu, sekolah sebagai pusat pendidikan akan lebih dekatdengan pusat--pusat lainnya yakni keluarga dan masyarakat. Dengandemikian, tripusat pendidikan itu diharapkan dapat menunaikantugasnya untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya danmembangun seluruh masyarakat Indonesia.

Rangkuman

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkanberbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagailingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi

Bab V : Pengertian, Fungsi, dan Jenis Ungkungan Pendidikan 187

Page 26: Pengantar Pendidikan :Lingkungan Pendidikan

dan peranan tripusat pendidikan itu, baik sendiri-sendiri'maupun bersama

sama, merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikilyakni membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumb,e

daya'manusia pembangunan yang bermutu. Dengal demikian, pemenuha

fungsi dan peranan itu secara optimal merupakan salah satu faktopenentu keberhasilan pembangunan nasional.

Ilrgap

Setelah Anda mempelajari Bab V ini dengan saksama, kerjakanlaltugas-tugas di bawah ini:

l. Hampir semua orang telatr/sedang/akan menjadi orang tua (ayah daribu) yang harus berperan sebagai pendidik dalam keluarganyaBanyak di antara mereka yang tidak mempersiapkan diri untukmelaksanakan tugas itu, dan mungkin hanya berbekal naluri keibuadkebapakannya saja ditambah dengan meniru sepintas lalu pada orangtuanya atau orang lain. Bagaimana pendapat Anda tentang hal itu!a. Jika Anda menganggap hal di atas sudah cukup, apa alasannya?

b. Jika belum cukup, apakah yang seharusnya dilakukan danbagaimana caranya?

Tuliskanlah pendapat Ar.da itu dan bandingkanlatr dengan pendapatorang lain melalui diskusi kelas!

2. Dengan kemajuan teknologi komunikasi maka berbagai informasi danhiburan.dapat diterima dari seluruh dunia langsung ke setiap,rumahtangga dengan bebasnya. Seperti diketahui,'pengaruhnya terhadapanak-anak sangat besar, utamanya pengaruh film, sinetron, dan videoklip. Sebagai orang tua di abad 2l yang akan datang, apakah yangdapat Anda lakukan untuk memanfaatkan kemajuan itu, dan sebalikny4menangkal pengaruh negatifnya? Tuliskan pendapat Anda tersebutdan bandingkanlah dengan pendapat orang lain melalui diskusi kelas.

188 Pengantar Pendidilan