30
Kata Pengantar Berikut ini kami susun laporan Praktek Kompetensi sebagai bagian dari beban tugas Diklat POPT Ahli Tahun 2010 di STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kompetensi ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami harapkan masukan dan kritiknya untuk perbaikan kami di masa depan. Kami ucapkan terima kasih kepada Panitia Diklat POPT Ahli, kepada petugas lapangan yang telah membimbing kami dalam Praktek Kompetensi. Semoga Allah SWT membalas dengan yang lebih sempurna. Demikian laporan ini kami susun, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Penyusun

Pengantar Praktek Kompetensi

Embed Size (px)

Citation preview

Kata Pengantar Berikut ini kami susun laporan Praktek Kompetensi sebagai bagian dari beban tugas Diklat POPT Ahli Tahun 2010 di STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kompetensi ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami harapkan masukan dan kritiknya untuk perbaikan kami di masa depan. Kami ucapkan terima kasih kepada Panitia Diklat POPT Ahli, kepada petugas lapangan yang telah membimbing kami dalam Praktek Kompetensi. Semoga Allah SWT membalas dengan yang lebih sempurna. Demikian laporan ini kami susun, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Penyusun

PENDAHULUAN Praktek Kompetensi merupakan salah satu agenda dalam rangkaian kegiatan Diklat POPT Ahli tahun 2010. Kegiatan Praktek Kompetensi berisi materi praktek lapangan yang lebih menekankan pada kemampuan seorang POPT ahli untuk bisa melakukan tugas pokok dan fungsinya di lapangan. Praktek Kompetensi merupakan kegiatan inti dari serangkaian materi kelas yang telah dilaksanakan di STTP Magelang. Praktek Kompetensi Diklat Dasar POPT Ahli dilaksanakan di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Praktek Kompetensi dilaksanakan mulai tanggal 15 Praktek Kompetensi Kelompok 1 dilaksanakan di Dusun Gesikan. Berdasarkan PERMENPAN Nomor : PER/10/M.PAN/05/2008, POPT Ahli adalah Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli adalah pejabat 20 Oktober 2010.

fungsional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu . Sesuai dengan hal tersebut diatas, maka Praktek Kompetensi secara garis besar dibagi menjadi kegiatan lapangan dan kegiatan laboratorium untuk analisis hasil kegiatan dilapangan. Adapun kegiatan Praktek Kompetensi yang kami laksanakan yaitu : 1. Memandu Petani PHT dan Penjelasan Teknis ISPM. 2. Pengambilan Sampel dan Analisa Agroekosistem serta Surveillance. 3. Identifikasi Serangga dan Membuat PDA. 4. Pemeriksa Spesimen dan Isolasi Bakteri, Jamur, dan Nematoda. 5. Menghitung Viabilitas dan Jumlah Spora. 6. Presentasi Hasil Praktek Kompetensi.

Proses budidaya merupakan panduan dari berbagai kegiatan pengelolaan ekosistem pertanian atau agroekosistem yang ditujukan untuk mencapoai sasaran kuantitas dan kualitas produksi sesuai dengan yang diharapkan oleh pengelola agroekosistem. Karena itu pengetahuan tentang agroekosistem merupakan landasan utama untuk menyususn suatu tindakan pengendalian OPT. Tugas utama POPT adalah melakukan pengamatan adanya OPT di wilayah kerjanya. Adanya populasi OPT di lapangan dapat dijadikan indikator adanya populasi musuh alami. Pengamatan terhadap populasi musuh alami bak predatorm parasitoid, maupun mikroorganisme antagonis perlu dilakukan sebagai sumber data keragaman agroekosistem. Disamping itu dapat digunakan sebagai plasma nutfah yang potensial dikembangkan sebagai alternatif cara pengendalian. Penamaan dan penggolongan suatu objek kedalam kelompok merupakan langkah dasar dalam prosedur ilmiah. Penamaan organisme berpedoman pada sisitem binomial nomenklatur dan penggolongnaanya didasarkan pada hierarki kategori yang diukenal dengan klasifikasi. Binomial nomenklatur merupakan car apenamaan organisme yang terdiri dari 2 nama, nama awla merupkan genus, sedangkan nama belakang merupakan nama spesifik. Sedangkan hierarki kategori merupakan penggolongan yang bertingkat, dimana semakin keatas semakin inklusif (jamak). Hierarki kategori organisme yang telah disepakati secara internasional, dari atas kebawah adalah phylum, kelas , ordo, famili, genus, spesies. Kegiatan pemeriksaan spesimen dimulai dengan meneliti sifat-sifat makroskopis yang dapat dilihat dengan mata telanjang, kemudian meneliti tampakan mikro dibawah mikroskop. Langkah berikutnya adalah menyiapkan kaca objek dan memeriksa struktur organisme. Pada tahap ini penting untuk mengambil ukuran, membuat gambar dan jika memungkinkan memotret, terutama jika patogen tidak dikenal oleh kolektor.

Setelah diambil dari lahan, koleksi spesimen harus segera dipilah-pilah berdasarkan kelompok penampakan gejala dan OPT penyebabnya. Spesimen yuang cepat membusuk harus diprioritaskan, misalnya antraknosa pada buah cabai atau busuk lunak pada kentang. Pada kasus demikian patogen harus segera diisolasi dari jaringan tanaman. Sedangkan jamur karat atau jamur api relatif lebih tahan lama dalam spesimen berupa herbarium, dengan syarat dibekukan pada suhu -20 0 C. Isolasi patogen adalah perlakuan yang bertujuan untuk menumbuhkan jenis patogen tertentu pada media buatan dengan tujuan mendapatkan hasil biakan murni atau tidak terkontaminasi organisme non sasaran. Bakteri dan jamur patogen harus diisolasi dan dibiakkan agar dapat dilakukan langkah identifikasi.

ANALISA AGROEKOSISTEM

I.

PENDAHULUAN

Ekosistem dan agroekosistem dapat dibedakan sebagai : ekosistem adalah interaksi populasi dalam komunitas yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik; sedangkan agroekosistem adalah ekosistem yang dibuat dan dipelihara untuk memenuhi kebutuhan manusia. Perubahan populasi serangga sangat dipengaruhi oleh laju kelahiran, laju kematian, dan perpindahan serangga. Serangga telah ada di muka bumi jauh sebelum adanya manusia dan hingga saat ini serangga seringkali berkompetisi dengan manusia, misalnya dalam hal untuk mendapatkan makanan. Dengan demikian banyak serangga dikatakan sebagai hama. Walaupun demikian banyak juga serangga yang menguntungkan atau berguna bagi manusia, misalnya sebagai polinator, penghasil madu, sutera dan lain-lain. Dalam sistem budidaya pertanian, tanaman padi sawah misalnya, analisa agroekosistem diperlukan sebagai bahan dasar untuk pengelolaan agroekosistem tanaman padi sawah sehingga tetap berada dalam titik kesetimbangan. Praktek analisa agroekosistem merupakan salah satu beban tugas yang diberikan dalam Diklat POPT Ahli yang dilaksanakan di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Analisa agroekosistem dilakukan oleh peserta Diklat yang dibagi dalam 3 kelompok, Kelompok 1 melakukan analisa agroekosistem di Dukuh Gesikan, Kelompok 2 melakukan analisa agroekosistem di sekitar Laboratorium BPTPH DIY, dan Kelompok 3 di Dukuh Juron. Kelompok 1 melakukan analisa agroekosistem pada lahan padi sawah Kelompok Tani Margo Rukun yang dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2010. Dukuh Gesikan, Desa Wijirejo terletak pada koodinat S 070.53.916 E 1100.18.495 dengan ketinggian 195 ft atau 6,5 meter diatas permukaan laut. Sejarah singkat Kelompok Tani Margo Rukun Rendahnya prosuktivitas padi dan waktu tanam tidak serempak serta tidak adanya kekompakan antar petani menyebabkan hasil panen yang dicapai tidak

sesuai dengan biaya yang dikeluarkan para petani dalam mengelola sawahnya, bahkan sering juga mengalami kerugian. Hal ini timbul karena banyaknya serangan hama dan penyakit sebagai akibat dari tidak teraturnya sistem tanam, pola tanam tidak berlaku (Jadwal tabur benih dan pola tanam tidak ada) sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan petani. Atas kesepakatan para petani pada tanggal 25 September 1984 dibentuk organisasi kelompok tani dengan nama Kelompok Tani Margo Rukun, Gesikan, Wijirejo, Pandak, Bantul, DIY.

II.

Keadaan pertanaman

2.1 Potensi wilayah pengamatan/penggunaan tanah

Pengurus Kelompok Tani Margo rukun Susunan Pengurus Kelompok Tani Margo Rukun Pelindung/Penasehat : 1. Ir. Aan Sumarno (Lurah Gilangharjo) 2. Basuki Pantara (Ka. Dukuh Kadisoro) 3. Bayu Yunarko (Ka. Dukuh Jodog) Ketua : 1. Heribertus Pranyoto 2. Paijo MS Sekretaris : 1. Sagiran 2. A. Wandoko Bendahara : 1. Siswantya 2. Paryadi Pengurus dibantu oleh seksi seksi untuk menjalankan kepengurusannya.

Potensi yang dimiliki Kelompok Tani Desa Margo Rukun antara lain : a. Sumber Daya Alam (SDA) Potensi usaha Kelompok Tani Margo Rukun Luas lahan/sawah Luas pekarangan : : 49,22 Ha 25,05 Ha

Hamparan sawah Pedukuhan Kadisoro : Pedukuhan Jodog : 33,8 Ha 15,4 Ha

b. Sumber Irigasi dari Sungai Bedog 1. Bak pengambil air 2. Pintu sadap 3. Model irigasi 4. Jumlah saluran tersier 5. Jumlah saluran quarter : : : : : Irigasi Kadisoro Kadisoro setengah teknis 6.875 m 5.493 m

c. Luas hamparan 1. Bulak Ewon 2. Bulak Wetan Gesikan 3. Bulak Kidul Kadisoro 4. Bulak Dompon 5. Bulak Bisu 6. Bulak Wetan Jodog : : : : : : 8,2 Ha 8,3 Ha 12,1 Ha 5,2 Ha 7,2 Ha 8,2 Ha

d. Jumlah Anggota e. Pola Tanam f. Sumber Daya Manusia (SDM)

: :

211 orang Padi padi palawija

Jumlah anggota Kelompok Tani Margo Rukun terdiri dari : 1. Pedukuhan Kadisoro 2. Pedukuhan Jodog 3. Pedukuhan Gesikan : : : 160 orang 49 orang 2 orang

Tingkat pendidikan anggota Kelompok Tani Margo Rukun sebagai berikut, 1. Tidak tamat SD/TK ?? : 13 orang

2. Tamat SD 3. Tamat SMP 4. TAMAT SMA 5. TAMAT D 3 6. TAMAT S 1

: : : : :

59 orang 48 orang 65 orang 17 orang 9 orang

Sarana dan Prasarana Untuk menunjang program kegiatan produksi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota serta kelompok dalam berusaha tani, maka kelompok memiliki sarana dan prasarana berupa : Hand Traktor Power thrasher Kunci pintu air Keseran Hand sprayer Tikar plastik : : : : : : 3 unit 2 unit 2 buah 3 unit 2 unit 5 lembar

Kegiatan Pengadaan Modal Sumber dana untuk modal Kelompok Tani Margo Rukun berasal dari : Swadaya anggota apabila kelompok mempunyai program pembangunan fisik/irigasi. Tabungan pengurus kelompok dan anggota Hasil jasa hand traktor Hasil penjualan saprodi Penguatan modal saprodi

-

Dana PKP dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Dana PMI dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Dana akselerasi dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul

Kerja Sama Dengan Pihak Lain UD Sri Rejeki / LUEP Pembelian gabah (GPK dan GKG) yang beralamat di Tambalan (Bp. Heriyanto) Balai Benih Unit Gesikan Wijirejo

Realisasi Kegiatan Kelompok Kegiatan kelompok yang telah dilaksanakan secara rutin oleh Kelompok Tani Margo rukun antara lain : Pertemuan rutin anggota dan pengurus lapangan tiap malam Rabu legi yaitu arisan, menabung suka rela dan kegiatan rohani. Melaksanakan pola tanam padi palawija Penjualan dan peminjaman saprodi Pengolahan tanah dengan hand traktor milik kelompok tani di lokasi hamparan Kelompok Tani Margo Rukun Pengubinan tiap musim panen Menjalin kemitraan dalam pengadaan saprodi dan pemasaran hasil

Peningkatan Produksi Peningkatan produktivitas padi telah diusahakan melalui PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu), yaitu : Bibit bermutu (kemurnian dan daya tumbuh tinggi) Penggunaan varietas unggul spesifik lokasi Penggunaan benih umur muda ( 21 HSS) Penggunaan bibit 1-3/lubang

-

Cara tanam menggunakan cara tanam Tebar Benih Langsung (Tabela) dan Legowo 4:1

-

Menggunakan Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengefektifkan penggunaan pupuk

-

Pemupukan phospor dan kalium berdasarkan status hara tanah Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Panen dan pasca panen menggunakan alat

Kegiatan Yang Pernah Diikuti Kegiatan pelatihan, penerapan, dan pengembangan SL PHT Padi tahun 1993 SL Mina Padi dari Dinas Perikanan Kabupaten Bantul tahun 1994 Kegiatan / kerjasama dengan Balai Benih Wijilan berupa penangkaran Benih Ciherang seluas 5 Ha pada Bulan Mei 2004 PMI Padi Tahun 2006 Pelatihan Budi Daya SRI dari Faperta UMY tahun 2007

Prestasi Yang Telah Tercapai Sebagai Juara 1 Lomba Kelompok Tani Nelayan Mina Padi Tingkat Provinsi DIY diberikan Kepala Dinas Perikanan DIY tahun 1991 Sebagai Juara 1 Lomba Kelompok Tani Nelayan Mina Padi Tingkat Provinsi DIY diberikan oleh Gubernur DIY tahun 1991 Sebagai Juara 1 Lomba INMINDI Tingkat Provinsi DIY oleh Dirjen Perikanan Tahun 1990/1991 Sebagai Juara 1 Kelompok Tani Berprestasi Komoditas Padi Sawah Tingkat Kabupaten Bantul Tahun 2008

2.2 Realisasi tanam

III.

Keadaan iklim dan bencana alam 3.1 Keadaan iklim/curah hujan Tabel data curah hujan pada 5 tahun terakhirTahun 2005 2006 2007 2008 2009 Jml Rata2 Jan 223 307 132 514 144 1330 266 Peb 153 391 140 325 345 1354 271 Mar 75 406 481 384 163 1509 302 Apr 96 165 290 126 130 807 161 Mei 0 75 0 0 58 133 27 Bulan Jun Jul 172 78 0 0 62 0 0 0 71 16 305 94 61 19 Ags 0 0 0 0 0 0 0 Sep 0 0 0 0 4 4 1 Okt 96 0 14 223 4 337 67 Nop 231 0 390 275 110 1006 201 Des 501 322 612 0 326 1755 351

Tabel data curah hujan pada tahun 2010 di wilayah Kecamatan PandakTahun 2010 Jan 245 Peb 415 Mar 280 Apr 204 Mei 450 Bulan Jun Jul 47 37 Ags 48 Sep 227 Okt Nop Des

500 400 300 200 100 0 0 -100 2 4 6 8 10 12 14 Series1 Series2

3.2 Keadaan bencana alam

IV.

3.2.1 Tanaman terkena kekeringan 3.2.2 Tanaman terkena banjir Evaluasi OPT dan serangga berguna 4.1 Populasi / intensitas pengamatan tetap 4.2 Pengamatan OPT dan serangga berguna Hasil pengamatan kelompok I di Kelompok Tani Margo Rukun adalah sebagai berikut : A. OPT - Intensitas serangan hama putih palsu sebesar 13,3 %. - Intensitas serangan belalang sebesar 0,3%. - Populasi wereng batang coklat pada berbagai fase hidup (imago, nimfa) rata-rata 1,6% per rumpun. - Terdapat populasi walang sangit namun tidak dihitung intensitas serangannya karena padi masih dalam vase vegetatif dan belum membentuk malai. B. Serangga berguna/musuh alami - Populasi Paedorus rata-rata 1,53 per rumpun. - Populasi laba-laba rata-rata 1,06 per rumpun. - Populasi kumbang Coccinella rata-rata 0,1 per rumpun. - Populasi Cocopet rata-rata 0,03 per rumpun.

V.

VI.

Evaluasi keadaan serangan opt, pengendalian dan sarana kerja 5.1 Luas tambah serangan opt 5.2 Sarana kerja popt 5.3 Kasus-kasus penggunaan pestisida Pembahasan permasalahan yang dihadapi

VII. -

Kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka

Kalshoven, L.G.E.. 1981. Pests of Crops in Indonesia. P.T. Ichtiar Baru-van Hoeve. Jakarta. Revised by P.A. van der Laan. Barnett, H.L. and Barry B. Hunter. 1972. Illustrated Genera of imperfect Fungi. 3rd Edition. Burgess Publishing Company. Minneapolis. Minnesota. Borror, Donald J., Charles A. Triplehorn, and Norman F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi Keenam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Semangun, Haryono. 1994. Penyakit-penyakit Tanaman Holtikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Kunci Determinasi Serangga. 1991. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. Editor Christina Lilies S. Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu.

SURVEILLANCE

I.

PENDAHULUAN

Surveilance adalah proses resmi yang ditujukan untuk mengumpulkan dan mencatat data keberadaan OPT melalui survey, monitoring, atau prosedur lainnya secara teratur dan berkesinambungan. Ada beberapa alasan mengapa menggunakan metode surveilance, diantaranya adalah : pemilihan sampel lebih sederhana, dapat memberi gambaran global terhadap situasi opt, sebagai dasar pengambilan keputusan perlu tidaknya tindakan pengendalian dan dapat digunakan sebagai alat evaluasi keberhasilan suatu pengendalian yang telah dilaksanakan. Surveilance idealnya dilakukan pada saat OPT kemungkinan besar ada pada lokasi survei dan dalam stadium yang dapat didentifikasi. Waktu pelaksanaan survei ditentukan berdasarkan: Siklus hidup OPT Fenologi OPT dan tanaman inang Waktu pelaksanaan program pengelolaan OPT Apakah OPT paling mudah dideteksi pada saat tanaman tumbuh atau setelah tanaman dipanen.

II.

PENUGASAN KELOMPOK

2.1 Identi kasi lokasi pengambilan sampel Surveilance yang dilakukan oleh peserta Diklat POPT Ahli mengambil tempat di Wilayah Pantai Pandan Sari yang dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2010. Lokasi surveilance terdiri dari beberapa titik di wilayah Sanden, Kabupaten Bantul. Tanaman yang diamati yaitu, Buah Naga, Tanaman Cabai Merah, terung-terungan dan Tanaman Kelapa Dalam. 2.1.1 Penandaan lokasi Pemberian tanda lokasi pengambilan sampel di lapangan sangat dianjurkan ketika hal itu mungkin dilakukan meskipun anda tidak merencanakan untuk kembali pada lokasi yang sama. Spesimen atau hasil pengamatan mungkin bisa hilang atau rusak sehingga dengan pencatatan yang baik dan penandaan lokasi akan membantu untuk dapat mengunjungi lokasi yang sama pada saat dibutuhkan. Tanda yang digunakan dipilih dari bahan yang tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan gunakan pensil atau tinta yang tidak akan luntur saat kena hujan. Pilihan untuk penandaan lokasi: Penandaan dengan cat semprot

Penempatan tongkat dengan rumbai-rumbai atau bendera yang berwarna mencolok, khususnya jika suatu spesies OPT telah dihilangkan secara sempurna (misalnya gulma). Tongkat atau penanda lain yang digunakan jangan sampai menganggu pengelolaan lokasi, misalnya dapat masuk atau terbawa dalam alat panen. Ikat bendera atau rumbai-rumbai pada batang atau cabang tanaman.

2.1.2 Pencatatan lokasi secara rinci Tanda khusus yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing lokasi perlu dicatat dalam sebuah buku catatan. Informasi tersebut dimasukkan dalam blangko standar yang dapat digunakan untuk setiap lokasi. Penjelasan tentang lokasi sampel meliputi informasi data dari GPS, angka yang unik, jarak dari tanda visual (misalnya, 20 m dari tepi jalan), nomor tanaman atau nomor tanaman terdekat dalam sebuah baris (misalnya, pohon ke-10 dalam baris ke-3 dari pojok timur laut), atau kenampakan topografi yang dapat digunakan sebagai pembeda (misalnya, pinggir jurang, dalam parit). 2.2 Pencatatan data sampel

2.2.1. Persiapan pencatatan data di lapangan Alat yang paling penting yang diperlukan saat di lapangan adalah buku catatan berserta catatannya. Dalam buku catatan anda perlu menuliskan hal-hal yang mungkin mudah terlupakan, seperti tanggal survei, cuaca pada saat dilakukan pengamatan, lokasi secara rinci, nama dan cara menghubungi orang setempat yang ikut membantu dalam survei, data siapa yang ada atau tidak ada dari anggota tim survei pada suatu hari, dan informasi lain yang anda pandang perlu baik saat atau setelah survei. Buku catatan dengan karbon duplikat sangat bermanfaat khususnya ketika informasi harus menyertai spesimen yang dikumpulkan. Dengan cara ini pencatatan hanya dilakukan sekali dan catatan asli menjadi catatan permanen anda sedangkan duplikatnya disimpan dengan spesimen yang diambil. Duplikasi catatan juga bermanfaat pada saat pemasukan data.

2.2.2. Data-data yang dicatat dari lapangan Cara yang paling mudah untuk menyimpan data adalah dengan mendesain borang yang memungkinkan untuk dapat mencatat semua informasi yang ingin dikumpulkan. Borang dapat dijilid untuk menghindari hilangnya halaman tertentu. Informasi lain yang tidak dapat dimasukkan dalam borang perlu dicatat dalam buku catatan anda. Semua anggota tim perlu mempunyai pemahaman yang sama tentang informasi yang dicatat dan format standar yang digunakan. Oleh karena itu, sejumlah buku catatan perlu disediakan dan masing-masing buku catatan harus bisa dipahami Paling tidak oleh semua anggota tim. Cara yang sederhana untuk menghemat waktu adalah sebelum survei dilakukan pikirkan terlebih dahulu bagaimana data akan disimpan dalam borang sehingga akan mudah dipindahkan dalam sistem penyimpanan. Ketika anda mendesain borang, hal yang perlu dimasukkan adalah: Hal-hal penting yang perlu dicatat pada saat melakukan surveilllance adalah : Lokasi survei. Tanggal survei. Waktu survei. Gejala OPT pada tanaman sampel. Jenis OPT secara umum. Lokasi sampel/spesimen diperjelas dengan penggunaan GPS. Nama pengamat Nomor atau nama lokasi lahan Nomor atau nama lokasi pengambilan sampel Nama umum dan nama ilmiah OPT sasaran Waktu dan tanggal Deskripsi singkat tentang kondisi cuaca

-

Lokasi pengambilan sampel (informasi hasil pembacaan GPS) Deskripsi habitat (seperti aspek, vegetasi, tipe tanah) Kategori kepadatan populasi/skala Gejala OPT atau tanaman inang Stadium OPT (seperti larva, pupa, dewasa untuk serangga; anamorf/telemorf untuk jamur

-

(cendawan); pembibitan, kuncup yang belum membuka, pembukaan kuncup pertama untuk

-

tanaman) Kasta untuk serangga sosial yang disurvei, misalnya untuk rayap, semut, dan beberapa tawon

-

Catatan perilaku tentang vektor (misalnya, serangga bertelur pada buah atau serangga

-

istirahat pada daun tanaman) Area atau panjang plot yang bisa diakses Pencocokan contoh OPT dengan foto OPT yang sama di perpustakaan (referensi)

-

Warna atau karakter untuk identii kasi, seperti bunga Tindakan karantina yang telah diaplikasikan di lokasi lahan, seperti tindakan sanitasi kebun

-

Perlakuan yang telah diaplikasikan di lokasi Komentar tambahan. Apabila anda mengumpulkan spesimen, anda dapat memberi ruang pada borang untuk:

-

Parasitoid, hiperparasitoid dan/atau agens pengendalian hayati yang ada pada spesimen

PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENGHITUNGAN POPULASI

I.

PENDAHULUAN