1
Setelah menantikan cukup lama, para peserta Move Maker Project dan Move Campus Edition akhirnya mengadakan kelulusan. MI/PANCA SYURKANI Anggota Move Maker Project dan Campus Edition. Setelah menantikan cukup lama, para peserta j Penganugerahan Penganugerahan Karya Anak Muda Karya Anak Muda FOTO-FOTO: MI / RULIANI FITRI & RAMDANI Penentang KPK Bisa Jadi Koruptor RULIANI FITRI I zaman yang sudah modern seperti sekarang ini, keba- nyakan anak muda meng- alami penurunan minat membaca koran. Kebanyak- an dari mereka mengingin- kan hal yang serbainstan. Dengan membuka internet, mereka sudah bisa mengakses apa saja yang mereka mau. Untuk menumbuhkan minat baca itu, halam- an Move Media Indo- nesia, khusus mem- persembahkan- nya kepada anak muda. Halam an ini khusus diisi oleh anak muda dengan berbagai kreativitas dan gaya tulisan sesuai dengan keinginan mereka. Sekitar 46 anak muda yang terlibat dalam pro- gram Move Maker Project dan Campus Edition telah mengirimkan tulisan me- reka. Karya mereka pun telah diterbitkan oleh Media Indonesia. Guna menutup kedua program tersebut, karena semua karya sudah terbit, dilaku- kanlah graduation di kantor Media Indonesia, Jakarta, Sabtu (19/11). Halaman ini akan tetap ada, jika tetap ada penulis muda, jadi saya berharap teman- teman semuanya harus tetap bersemangat,” tutur Iis Zatnika. Selain evaluasi, pada kelulusan kali ini juga ada sesi inspirasi atau inspiring session. Kali ini yang berbagi keseruan ialah Ivan Kurniawan dan Marettta A dari Lazuli Sarae dan Aditya Mahendra dari Berburu ‘Berbu- daya itu Seru’ Center. Meskipun masih muda, Lazuli Sarae menghubungkan kultur tradisional berupa batik dengan kultur modern barat berupa denim. Selama ini kebanyakan dari pengu- saha hanya menempelkan batik di kain denim, tapi usaha mereka berbeda. Usaha yang dirintis selama 1 tahun ini menerapkan pembatikan di atas kain denim. “Kami terus berupaya untuk menyesuai- kan dengan permintaan pasar. Secara berta- hap kami mulai berkembang,” ujar Ivan. Sedangkan Berburu Center mengingat- kan kepada anak-anak untuk menerapkan kembali upaya berbudaya dan disiplin. Ada lima agenda yang diterapkan Berburu. Yaitu menaati tata tertib, menghargai diri sendiri dan orang lain, membaca itu menyenang- kan, mencintai lingkungan, dan mencintai warisan budaya Indonesia. Setelah puas bertukar pikiran dengan pembicara, pertanyaan besar teman-teman mengenai siapa pemenang the best reporting untuk angkatan 1 akhirnya terjawab sudah. Kriterianya ialah penulisan yang lengkap serta isi liputan dan cara penyampaian yang mudah dimengerti oleh orang awam. Dengan pertimbangan itu, terpilihlah karya terbaik untuk Move Maker Project Fajar Sulistyaningsih dan Fatimah Sulistyowati dari Universitas Indo- nesia (UI) dengan karyanya Melihat Lebih Dekat Fenomena Gangguan Jiwa yang terbit pada 24 April 2011. Adapun untuk the best reporting angkatan 1 Move Campus Edition diraih oleh Institut Pertanian Bo- gor (IPB) dengan karya Mencari Alternatif Pangan Pengganti Beras yang terbit 24 Juli 2011. Meski tidak menang, peserta yang lain mendapatkan sertikat kelulusan mereka dan buku dari Acara kelulusan tersebut diikuti teman- teman Move dari SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Tidak hanya mereka yang berdomisili di Jakarta saja lo. Teman-teman dari Band- ung juga turut hadir pada acara kelulusan kali ini. Kurangnya minat membaca di kalangan anak muda diakui oleh Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kan- song. “Faktanya, anak-anak muda sekarang memang susah membaca koran. Waktu saya mengikuti pelatihan di Thailand, itu dibukti- kan bahwa di seluruh dunia sekarang tingkat membaca koran anak-anak muda menurun,” ujarnya dalam sambutan pembukaan acara kelulusan. Maka dari itu, beliau menuturkan tujuan acara ini. “Regenerasi dari yang tua ke yang muda, selain itu agar teman-teman mahasiswa mau berlatih menulis, dan meliput,” tutur Bapak Usman. Dalam acara ini teman-teman juga mendapatkan eval- uasi dari Redaktur Media Indonesia Iis Zatnika yang mer- upakan pencetus program. Beliau mengatakan, “Hasil karya tu- lisan yang dibuat oleh teman-teman hasilnya rata-rata bagus, tetapi ada be- berapa dari teman-teman yang masih belum bisa membedakan antara opini dan fakta.” Dalam sesi evaluasi, sa- habat Move yang hadir tampak antusias mengajukan pertanyaan, saran, dan kritik. “Saya berharap untuk ke depannya teman-teman tetap mengirimkan karya tulisan teman-teman ke tim Media Indonesia. penerbit Mizan. Seusai pemberian sertikat sebagai acara penutup, para peserta mengabadikan momen itu dengan berfoto bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan touring Media Indonesia dan Metro TV. “Acaranya bagus dan sangat menarik buat anak-anak muda, karena enggak cuma dapat semangat buat terus nulis, tapi juga dapat pengetahuan baru dari komunitas- komunitas yang menjadi pembicara. Ini sangat memberikan inspirasi-inspirasi baru, jadi tertarik untuk lebih kreatif di bidang apa pun sesuai dengan passion yang kita tekuni. Ternyata banyak wadah untuk kita mencapai kesuksesan asal mau berusaha dan fokus,” tutur Sova Sandrawati dari UIN Sunan Gu- nung Djati, Bandung. Kegembiraan juga disampaikan peserta yang lain. “Kurang detail dalam membahas karya anak-anak, tapi senang juga ternyata Move mau mengakrabkan diri dengan anak- anak yang sudah nulis, mau mendengarkan pendapat-pendapat anak-anak yang suka dan mau menulis, serta Move sangat meng- hargai karya anak-anak de- ngan diberikan sertikat kepada peserta,” tutur Brigida Alexandra Mar- cella, peserta Move Campus Edition dari LSPR. (M-6) 16 MINGGU, 4 DESEMBER 2011 “HAPUS dan bubarkan saja KPK.” Pernyataan salah satu anggota DPR beberapa waktu lalu tersebut langsung memancing reaksi berba- gai pihak, tak terkecuali para mahasiswa. Auditorium kampus Universitas Muham- madiyah Prof Dr HAMKA (UHAMKA), Rabu (30/11) pagi seketika ramai dengan para mahasiswa. Sekitar 250 mahasiswa yang berlokasi di daerah Jakarta Selatan itu datang dalam rangka menghadiri Roadshow Bedah Editorial Goes to Campus, dengan topik KPK versus DPR. “Usulan untuk membubarkan KPK ini datang dari DPR, yang membentuk KPK,” ujar Usman Kansong, Deputi Direktur Pem- beritaan Media Indonesia, sebagai pengantar tentang topik yang diangkat. Pendapat yang diberikan seusai pemutaran video Bedah Editorial itu pun langsung menyedot perha- tian para mahasiswa untuk berpendapat. Segmen pertama, yakni diskusi yang di- moderatori presenter Metro TV, Aviani Malik, langsung disambut pendapat dari beberapa mahasiswa. Salah satunya Halim Ibrahim. “Kalau tugas KPK adalah menangkap koruptor, berarti mereka yang menentang keberadaan KPK mungkin adalah korup- tor,” ujar mahasiswa jurusan public relations tersebut. Tidak hanya Halim, sejumlah opini lain juga terus mengalir selama diskusi berlang- sung. “Kenapa koruptornya tidak dihukum gantung saja, Pak?” tanya Dea, mahasiswa broadcast, dengan penuh semangat, yang langsung disambut tepuk tangan para ma- hasiswa. Antusiasme mahasiswa dalam menanggapi topik KPK versus DPR yang digulirkan pagi itu membuat diskusi berjalan cepat. Tanya jawab yang tadinya dijadwalkan sebanyak tiga segmen alhasil harus ditambah menjadi 1 segmen lagi. “Sebelumnya aku memang se- ring nonton Bedah Editorial di TV. Karena seru, jadi aku tertarik untuk datang hari ini,” ujar Rosi, mahasiswa fakultas agama Islam. Menjelang berakhirnya acara, Usman pun menyampaikan pesan kepada para maha- siswa yang hadir berkaitan dengan topik yang dibahas. “Korupsi adalah musuh kita bersama. Jadi, untuk memberantasnya, kita juga harus bekerja sama,” terang Usman. Acara Roadshow Bedah Editorial Goes to Campus ditutup dengan tantangan bagi enam mahasiswa UHAMKA untuk membaca narasi Editorial Media Indonesia, dengan gaya lantang dan tegas, layaknya di layar kaca. Lomba baca narasi itu dimenangi Qorina Ihsan, mahasiswi FISIP Bahasa Indonesia UHAMKA. (*/M-6) I za sep ny ala me an ka Dengan membuka D nternet, mereka es apa saja hkan m- - n uda m pro- Project n telah an me- mahasiswa mau ber dan meliput,” Usman. Da la m teman- mend uasi Med Zatn upa pro me “Ha lisan oleh hasiln bagus, t berapa dari yang masih membedaka dan fakta.mpaian g awam. ihlah ject h s ak tkan ku dari anak anak de n sertikat erta,” ida ar- a Sesi sharing bersama Lazuli Sarae dan Berburu Center. Thalatie K Yani (kiri) memberikan hadiah kepada Fajar untuk the best reporting. Reporter MI Christine sedang memberikan penjelasan tentang Move. n ia Indonesia . habat Move yan t h - Deputi Direktur Pemberitaan MI, Usman Kansong memberikan sambutan. Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia, Usman Kansong (kanan), memaparkan pandangannya dalam acara Roadshow Bedah Editorial Goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (UHAMKA), Jakarta, Rabu (30/11).

Penganugerahan Karya Anak Muda - ftp.unpad.ac.id fileI zaman yang sudah modern seperti sekarang ini, keba-nyakan anak muda meng-alami penurunan minat membaca koran. Kebanyak-an dari

  • Upload
    dinhthu

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Setelah menantikan cukup lama, para peserta Move Maker Project dan Move Campus Edition akhirnya mengadakan kelulusan.

MI/PANCA SYURKANI

Anggota Move Maker Project dan Campus Edition.

Setelah menantikan cukup lama, para peserta

j

PenganugerahanPenganugerahanKarya Anak MudaKarya Anak Muda

FOTO-FOTO: MI / RULIANI FITRI & RAMDANI

Penentang KPK Bisa Jadi Koruptor

RULIANI FITRI

I zaman yang sudah modern seperti sekarang ini, keba-nyakan anak muda meng-alami penurunan minat membaca koran. Kebanyak-an dari mereka mengingin-kan hal yang serbainstan.

Dengan membuka internet, mereka sudah bisa mengakses apa saja yang mereka mau.

Untuk menumbuhkan minat baca itu, halam-an Move Media Indo-nesia, khusus mem-p e r s e m b a h k a n -nya kepada anak muda. Halam an ini khusus diisi oleh anak muda dengan berbagai kreativitas dan gaya tulisan sesuai dengan keinginan mereka.

Sekitar 46 anak muda yang terlibat dalam pro-gram Move Maker Project dan Campus Edition telah mengirimkan tulisan me-reka. Karya mereka pun telah diterbitkan oleh Media Indonesia.

Guna menutup kedua program tersebut, karena semua karya sudah terbit, dilaku-kanlah graduation di kantor Media Indonesia, Jakarta, Sabtu (19/11).

Halaman ini akan tetap ada, jika tetap ada penulis muda, jadi saya berharap teman-teman semuanya harus tetap bersemangat,” tutur Iis Zatnika.

Selain evaluasi, pada kelulusan kali ini juga ada sesi inspirasi atau inspiring session. Kali ini yang berbagi keseruan ialah Ivan Kurniawan dan Marettta A dari Lazuli Sarae dan Aditya Mahendra dari Berburu ‘Berbu-daya itu Seru’ Center.

Meskipun masih muda, Lazuli Sarae menghubungkan kultur tradisional berupa batik dengan kultur modern barat berupa denim. Selama ini kebanyakan dari pengu-saha hanya menempelkan batik di kain denim, tapi usaha mereka berbeda. Usaha yang dirintis selama 1 tahun ini menerapkan pembatikan di atas kain denim.

“Kami terus berupaya untuk menyesuai-kan dengan permintaan pasar. Secara berta-hap kami mulai berkembang,” ujar Ivan.

Sedangkan Berburu Center mengingat-kan kepada anak-anak untuk menerapkan kembali upaya berbudaya dan disiplin. Ada lima agenda yang diterapkan Berburu. Yaitu menaati tata tertib, menghargai diri sendiri dan orang lain, membaca itu menyenang-kan, mencintai lingkungan, dan mencintai warisan budaya Indonesia.

Setelah puas bertukar pikiran dengan pembicara, pertanyaan besar teman-teman mengenai siapa pemenang the best reporting untuk angkatan 1 akhirnya terjawab sudah. Kriterianya ialah penulisan yang lengkap serta isi liputan dan cara penyampaian yang mudah dimengerti oleh orang awam. Dengan pertimbangan itu, terpilihlah karya terbaik untuk Move Maker Project Fajar Sulistyaningsih dan Fatimah Sulistyowati dari Universitas Indo-nesia (UI) dengan karyanya Melihat Lebih Dekat Fenomena Gangguan Jiwa yang terbit pada 24 April 2011. Adapun untuk the best reporting angkatan 1 Move Campus Edition diraih oleh Institut Pertanian Bo-gor (IPB) dengan karya Mencari Alternatif Pangan Pengganti Beras yang terbit 24 Juli 2011. Meski tidak menang, peserta yang lain mendapatkan sertifi kat kelulusan mereka dan buku dari

Acara kelulusan tersebut diikuti teman-teman Move dari SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Tidak hanya mereka yang berdomisili di Jakarta saja lo. Teman-teman dari Band-ung juga turut hadir pada acara kelulusan kali ini.

Kurangnya minat membaca di kalangan anak muda diakui oleh Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kan-song.

“Faktanya, anak-anak muda sekarang memang susah membaca koran. Waktu saya mengikuti pelatihan di Thailand, itu dibukti-kan bahwa di seluruh dunia sekarang tingkat membaca koran anak-anak muda menurun,” ujarnya dalam sambutan pembukaan acara kelulusan.

Maka dari itu, beliau menuturkan tujuan acara ini. “Regenerasi dari yang tua ke yang muda, selain itu agar teman-teman

mahasiswa mau berlatih menulis, dan meliput,” tutur Bapak

Usman.D a l a m a c a r a i n i teman-teman juga

mendapatkan eval-uasi dari Redaktur Media Indonesia Iis Zatnika yang mer-upakan pencetus program. Beliau m e n g a t a k a n , “Hasil karya tu-

lisan yang dibuat oleh teman-teman

hasilnya rata-rata bagus, tetapi ada be-

berapa dari teman-teman yang masih belum bisa membedakan antara opini dan fakta.”

Dalam sesi evaluasi, sa-habat Move yang hadir tampak antusias mengajukan pertanyaan, saran, dan kritik.

“Saya berharap untuk ke depannya teman-teman tetap mengirimkan karya tulisan teman-teman ke tim Media Indonesia.

penerbit Mizan.Seusai pemberian sertifi kat sebagai acara

penutup, para peserta mengabadikan momen itu dengan berfoto bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan touring Media Indonesia dan Metro TV.

“Acaranya bagus dan sangat menarik buat anak-anak muda, karena enggak cuma dapat semangat buat terus nulis, tapi juga dapat pengetahuan baru dari komunitas-komunitas yang menjadi pembicara. Ini sangat memberikan inspirasi-inspirasi baru, jadi tertarik untuk lebih kreatif di bidang apa pun sesuai dengan passion yang kita tekuni. Ternyata banyak wadah untuk kita mencapai kesuksesan asal mau berusaha dan fokus,” tutur Sova Sandrawati dari UIN Sunan Gu-nung Djati, Bandung.

Kegembiraan juga disampaikan peserta yang lain. “Kurang detail dalam membahas karya anak-anak, tapi senang juga ternyata Move mau mengakrabkan diri dengan anak-anak yang sudah nulis, mau mende ngarkan pendapat-pendapat anak-anak yang suka dan mau menulis, serta Move sangat meng-hargai karya anak-anak de-ngan diberikan sertifi kat kepada peserta,” t u t u r B r i g i d a Alexandra Mar-cella, peserta Move Campus Edition dari LSPR. (M-6)

16 MINGGU, 4 DESEMBER 2011

“HAPUS dan bubarkan saja KPK.” Pernyataan salah satu anggota DPR beberapa waktu lalu tersebut langsung memancing reaksi berba-gai pihak, tak terkecuali para mahasiswa.

Auditorium kampus Universitas Muham-madiyah Prof Dr HAMKA (UHAMKA), Rabu (30/11) pagi seketika ramai dengan para mahasiswa. Sekitar 250 mahasiswa yang berlokasi di daerah Jakarta Selatan itu datang dalam rangka menghadiri Roadshow Bedah Editorial Goes to Campus, dengan topik KPK versus DPR.

“Usulan untuk membubarkan KPK ini datang dari DPR, yang membentuk KPK,” ujar Usman Kansong, Deputi Direktur Pem-beritaan Media Indonesia, sebagai pengantar tentang topik yang diangkat. Pendapat yang diberikan seusai pemutaran video Bedah Editorial itu pun langsung menyedot perha-tian para mahasiswa untuk berpendapat.

Segmen pertama, yakni diskusi yang di-moderatori presenter Metro TV, Aviani Malik, langsung disambut pendapat dari beberapa mahasiswa. Salah satunya Halim Ibrahim. “Kalau tugas KPK adalah menangkap koruptor, berarti mereka yang menentang keberadaan KPK mungkin adalah korup-tor,” ujar mahasiswa jurusan public relations tersebut.

Tidak hanya Halim, sejumlah opini lain

juga terus mengalir selama diskusi berlang-sung. “Kenapa koruptornya tidak dihukum gantung saja, Pak?” tanya Dea, mahasiswa broadcast, dengan penuh semangat, yang langsung disambut tepuk tangan para ma-hasiswa.

Antusiasme mahasiswa dalam menanggapi topik KPK versus DPR yang digulirkan pagi itu membuat diskusi berjalan cepat. Tanya jawab yang tadinya dijadwalkan sebanyak tiga segmen alhasil harus ditambah menjadi 1 segmen lagi. “Sebelumnya aku memang se-ring nonton Bedah Editorial di TV. Karena seru, jadi aku tertarik untuk datang hari ini,” ujar Rosi, mahasiswa fakultas agama Islam.

Menjelang berakhirnya acara, Usman pun menyampaikan pesan kepada para maha-siswa yang hadir berkaitan dengan topik yang dibahas. “Korupsi adalah musuh kita bersama. Jadi, untuk memberantasnya, kita juga harus bekerja sama,” terang Usman.

Acara Roadshow Bedah Editorial Goes to Campus ditutup dengan tantangan bagi enam mahasiswa UHAMKA untuk membaca narasi Editorial Media Indonesia, dengan gaya lantang dan tegas, layaknya di layar kaca. Lomba baca narasi itu dimenangi Qorina Ihsan, mahasiswi FISIP Bahasa Indonesia UHAMKA. (*/M-6)

I zasepnyalameanka

Dengan membuka

Dnternet, mereka es apa saja

hkanm--

n

uda m pro-

Projectn telahan me-

mahasiswa mau berdan meliput,”

Usman.D a l a mteman-

menduasi MedZatnupaprom e“Ha

lisanoleh

hasilnbagus, t

berapa dariyang masihmembedakadan fakta.”

mpaian g awam. ihlah jecth

sak tkan ku dari

anak anak den sertifi kat erta,” i d a

ar-a

Sesi sharing bersama Lazuli Sarae dan Berburu Center.

Thalatie K Yani (kiri) memberikan hadiah kepada Fajar untuk the best

reporting.

Reporter MI

Christine sedangmemberikan penjelasan tentang Move.

n ia Indonesia. habat Move yan

th -

Deputi Direktur Pemberitaan MI, Usman Kansong

memberikan sambutan.

Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia, Usman Kansong (kanan), memaparkan pandangannya dalam acara Roadshow Bedah Editorial Goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (UHAMKA), Jakarta, Rabu (30/11).