Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
55
PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGALAMAN KERJA,
INDEPENDENSI AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Sejawa Tengah)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata 1 pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Oleh :
FATIKA
B200110265
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
iii
iii
iii
1
PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGALAMAN KERJA,
INDEPENDENSI AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Sejawa Tengah)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh variable Akuntabilitas,
Pengalaman Kerja, Independensi dan Etika Auditor mempunyai pengaruh
terhadap kualitas audit. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor KAP Sejawa
Tengah dan sampel penelitian sebanyak 45 responden. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian menggunakan Convenience Sampling yaitu pemilihan
berdasarkan kemudahan sehingga penelitian mempunyai kebebasan untuk
memilih sampel yang paling cepat dan mudah. Alat analisis yang digunakan
regresi linier berganda uji t, uji F dan R2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variable Akuntabilitas, Pengalaman Kerja, Independensi dan Etika Auditor
mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit.
Kata Kunci : Akuntabilitas, Pengalaman Kerja, Independensi, Etika Auditor,
Kualitas Audit.
Abstract
The purpose of this study is to examine the effect of variables Accountability,
Work Experience, Independence and ethical auditors have an influence on audit
quality. The population in this study was the Central Java KAP auditor and the
study sample was 45 respondents. The sampling technique in research using
Convenience Sampling is the selection based on convenience so that research has
the freedom to choose the fastest and easiest sample. The analytical tool used is
multiple linear regression, t test, F test and R2. The result of this study indicate
that the variable Accountability, Work Experience, Independence and ethics of
auditors have an influence on audit quality.
Keywords : Accontability, Work Experience, Independence, Auditors Ethics,
Audit Quality
1. PENDAHULUAN
Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan
keuangan suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam
laporan keuangan (Mulyadi dan Puradireja, 1998).Semakin meluasnya kebutuhan
jasa profesional akuntan publik, menuntut profesi akuntan publik untuk
meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan audit yang dapat diandalkan
(Kurnia dan Sofie, 2014).Profesi akuntan publik bertanggung jawab terhadap
kehandalan laporan keuangan perusahaan dalam melakukan audit, sehingga
2
laporan keungan yang telah diaudit kewajarannya lebih dapat dipercaya dan
hasilnya lebih berkualitas dibandingkan dengan laporan keuangan yang belum
diaudit.
Audit bukan hanya semata untuk kepentingan klien, namun juga untuk
pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan, seperti calon
investor, kreditor, badan pemerintah, masyarakat, dan pihak lain yang terkait
untuk menilai dan mengambil keputusan-keputusan strategik yang berhubungan
dengan perusahaan. Dalam hal ini, akuntan publik bertanggung jawab untuk
memberi keyakinan memadai dan opini tentang kewajaran laporan keuangan
(Nirmala dan Cahyonowati, 2013). Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan
keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang
akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya (Saripudin, dkk 2012).
Kasus KAP Andersen dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan
kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu
terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan
nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum
kebangkrutan Enron terungkap, KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai
klien perusahaan, dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran
dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa
pada periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan
mendapatkan laba bersih sebesar $ 393, padahal pada periode tersebut perusahaan
mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron
(http://ryzmelinda-ryzmelinda.blogspot diakses pada tanggal 22 September 2015).
Dalam hal ini Arthur Andersen sebagai auditor independen yang memberikan
jasa audit atas laporan keuangan perusahaan Enron, telah melakukan pelanggaran
atas kode etik profesional akuntan dengan merekayasa laporan keuangan Enron
untuk menunjukkan seolah-olah kinerja perusahaan baik dan lebih parahnya lagi
Arthur Endersen menghancurkan dokumen-dokumen penting terkait dengan bukti
audit Enron.
3
Dengan demikian, kualitas audit di Indonesia maupun di wilayah yang
akan dilakukan penelitian yaitu wilayah kantor KAP sejawa tengah perlu untuk
dipertanyakan, apakah memang para auditor telah memberikan audit yang
berkualitas atau belum dalam mengaudit laporan keuangan. Kualitas audit ini
penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya dalam pengambilan keputusan. Selain itu adanya
kekhawatiran akan merebaknya sekandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan
masyarakat terhadap laporan keuangan auditan dan profesi akuntan publik.
Hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit diantaranya adalah independensi, akuntabilitas,
pengalaman kerja dan due professional care (Badjuri, 2011). Penelitian yang
dilakukan Nirmala dan Cahyonowati (2013) menunjukkan bahwa independensi,
pengalaman kerja dan akuntabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap
kualitas audit. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Samsi, dkk (2013)
yang menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh negatif terhadap
kualitas hasil pemeriksaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Badjuri
(2011) pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin auditor berpengalaman dalam melakukan audit
ternyata belum tentu dapat meningkatkan kualitas hasil audit.Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Hanjani dan Rahardja (2014) menunjukkan bahwa
pengalaman auditor memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas
audit. Semakin berpengalaman seorang auditor maka akan semakin baik kualitas
audit yang dilakukannya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wiratama dan
Budiartha (2015) bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan positif terhadap
kualitas audit.Ini berarti semakin tinggi tingkat pengalaman kerja auditor akan
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan auditor.
Tjun-Tjun.dkk (2012) dalam penelitiannya yang menunjukkan hasil bahwa
independensi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit.Hal ini disebabkan ketika mengukur independensi auditor tidak diturunkan
dari sikap mental auditor.Bertolak belakang dengan peneltian yang dilakukan Sari
(2012) bahwa independensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas
4
audit. Hal ini menunjukkan bahwa akuntan yang memiliki independensi dalam
melaksanakan tugasnya dalam melakukan audit, maka auditor akan sangat kecil
terpengaruh oleh klien sehingga proses audit akan dilakukan dengan transparan.
Sejalan dengan penelitian Saputra (2012) bahwa independensi juga berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit, dengan independensi yang tinggi maka akan
meningkatkan kualitas audit.
Sedangkan Wiratama dan Budiartha (2015) menunjukkan bahwa
akuntabilitas berpengaruh positif signifikan pada kualitas audit. Ini berarti bahwa
terdapat hubungan searah akuntabilitas auditor dengan pelaksanaan kualitas audit
tersebut.Profesi sebagai akuntan publik mengemban tanggung jawab besar dengan
melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin demi masyarakat dan profesinya
tersebut.Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Badjuri (2011) bahwa
akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.Artinya
semakin tinggi akuntabilitas atau tanggungjawab professional auditor maka akan
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.
Nirmala dan Cahyonowati (2013) mengatakan bahwa auditor yang
memiliki akuntabilitas tinggi akan bertanggung jawab penuh terhadap
pekerjaannya, sehingga kualitas audit yang dihasilkan pun akan semakin baik.
Sesuai dengan standar umum yang pertama dalam SPAP bahwa auditor
disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang
ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.
Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas
auditnya.Seorang auditor harus secara terus menerus mengikuti perkembangan
yang terjadi dalam bisnis dan profesinya.Dengan bertambahnya pengalaman
seorang auditor maka keahlian yang dimiliki auditor juga semakin berkembang.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan bertambahnya
pengalaman yang dimiliki auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang
dihasilkan (Badjuri, 2011).
5
Seorang auditor juga harus memperhatikan standar umum yang kedua
yaitu mengharuskan auditor tidak boleh berpihak dengan siapapun dan dapat
menghadapi tekanan apa pun dari klien sehingga auditor harus memiliki sikap
independen dalam menjalankan tugasnya dalam melakukan audit. Nirmala dan
Cahyonowati (2013) berpendapat bahwa auditor yang independen adalah yang
tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak siapapun, dan berkewajiban untuk jujur
tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, tetapi juga kepada pihak
lain pemakai laporan keuangan yang mempercayai hasil pekerjaannya.
2. METODE
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
dikumpulkan melalui pengiriman kuisioner kepada responden. Sumber data dalam
penelitian ini diperoleh dari pendapat dan persepsi seluruh staf auditor yang
meliputi partner, junior dan senior auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP)
Surakarta dan Semarang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan
reliabilitas didistribusikan kepada 45 auditor, untuk dianalisis validitas dan
reliabilitasnya dan hasil dari analisis tersebut dipergunakan sebagai bahan acuan
dalam memperoleh data guna analisis lebih lanjut. Adapun faktor yang akan
diukur adalah atribut yaitu Akuntabilitas, Pengalaman Kerja, Independensi, Etika
Auditor dan Kualitas audit. Hasil validitas dan reliabilitas sebagai berikut:
Uji validitas digunakan menilai sah atau tidaknya suatu kuestioner
disebarkan. Suatu kuestioner dikatakan valid jika hasil dari pertanyaan kuestioner
tersebut mampu mengungkaHSn suatu yang signifikan diukur oleh kuesioner
tersebut. Uji validitas penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment
Pearson Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka alat tes yang
digunakan valid, sebaliknya jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka
alat tes yang digunakan tidak valid. Tingkat signifikasinya yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebesar 5%.
6
Tabel 1 Uji Validitas Instrumen Akuntabilitas
No Item rhitung rtabel Keterangan
A 1 0,717 0,294 Valid
A 2 0,783 0,294 Valid
A 3 0,833 0,294 Valid
A 4 0,774 0,294 Valid
A 5 0,833 0,294 Valid
A 6 0,752 0,294 Valid
A 7 0,743 0,294 Valid
A 8 0,679 0,294 Valid
A 9 0,675 0,294 Valid
A 10 0,692 0,294 Valid
A 11 0,455 0,294 Valid
A 12 0,579 0,294 Valid
A 13 0,502 0,294 Valid
A 14 0,632 0,294 Valid
Sumber: Data primer diolah penulis, 2018
Dari tabel 1 di atas maka dapat dikatakan bahwa butir pertanyaan
Akuntabilitas adalah valid, karena rhitung > r tabel.
Tabel 2 Uji Validitas Instrumen Pengalaman Kerja
No Item rhitung rtabel Keterangan
P 1 0,635 0,294 Valid
P 2 0,677 0,294 Valid
P 3 0,824 0,294 Valid
P 4 0,822 0,294 Valid
P 5 0,712 0,294 Valid
P 6 0,827 0,294 Valid
P 7 0,757 0,294 Valid
P 8 0,618 0,294 Valid
Sumber: Data primer diolah penulis, 2018
7
Tabel 2 pertanyaan tentang variabel Pengalaman Kerja menunjukkan bahwa
butir pertanyaan adalah valid, karena rhitung > r tabel.
Tabel 3 Uji Validitas Instrumen Independensi
No Item rhitung rtabel Keterangan
P 1 0,828 0,294 Valid
P 2 0,830 0,294 Valid
P 3 0,744 0,294 Valid
P 4 0,876 0,294 Valid
P 5 0,871 0,294 Valid
P 6 0,813 0,294 Valid
P 7 0,839 0,294 Valid
P 8 0,857 0,294 Valid
P 9 0,590 0,294 Valid
P 10 0,530 0,294 Valid
Sumber: Data primer diolah penulis, 2018
Pada tabel 3 pertanyaan tentang variabel Independensi menunjukkan bahwa
butir adalah valid, karena rhitung > r tabel.
Tabel 4 Uji Validitas Instrumen Etika Auditor
No Item rhitung rtabel Keterangan
EA 1 0,904 0,294 Valid
EA 2 0,771 0,294 Valid
EA 3 0,876 0,294 Valid
EA 4 0,907 0,294 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4 pertanyaan variabel Etika Auditor menunjukkan bahwa butir
pertanyaan adalah valid, karena rhitung > r tabel.
Setelah dilakukan pengujian pada validitas atas variabel-variabel tersebut
(Akuntabilitas, Pengalaman Kerja, Independensi, Etika Auditor dan kualitas
audit), maka dapat dilakukan pengujian reliabilitas. Hasil analisis reliabilitias
dapat dilihat pada program SPSS versi 21.00 dan ditunjukkan oleh besamya nilai
alpha ( ). Pengambilan keputuan reliabilitas suatu variabel ditentukan dengan
8
asumsi apabila nilai alfa cronbach > 0,6 maka butir atau variabel yang diteliti
adalah reliabel.
Tabel 5 Hasil Pengujian Normalitas
Variabel Kolmogorov-
Smirnov
Sig
(2-tailed) p-value Keterangan
Undstadardized
residual
0,459 0,984 P > 0,05 Normal
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan melihat nilai Kolmogorov-
Smirnov terhadap data unstandardized residual adalah sebesar 0,984, dapat
diketahui bahwa semua p-value untuk data ternyata lebih besar dari =5%
(p>0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa keseluruhan data yang diperoleh
memiliki sebaran yang normal.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa Akuntabilitas berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas audit, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel
Akuntabilitas sebesar 2,569 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,021, dan nilai sig.
sebesar 0,014 lebih kecil dari 5%, sehingga H1 diterima artinya Akuntabilitas
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit secara statistik.
Berdasarkan hasil ini menunjukkan adanya kesamaan penelitian yang
dilakukan oleh Nirmala dan Cahyonowati (2013) yang menyatakan bahwa
akuntabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit. Hal ini berarti
bahwa auditor yang memiliki akuntabilitas tinggi akan bertanggung jawab penuh
terhadap pekerjaannya, sehingga kualitas audit yang dihasilkan pun akan semakin
baik.Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian dari Wiratama dan Budiartha
(2015) yang menyatakan bahwa akuntabilitas sebagai profesi akuntan publik
mengemban tanggung jawab besar dengan melakukan pekerjaannya dengan sebaik
mungkin demi masyarakat dan profesinya tersebut.Hasil penelitian tersebut juga
mendukung penelitian dari Saripudin, dkk.(2012) dan Badjuri (2011).
9
Akuntabilitas adalah suatu bentuk dorongan psikologi yang membuat
seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan
yang diambil kepada lingkungannya. Indikator yang digunakan untuk mengukur
akuntabilitas adalah motivasi, pengabdian profesi dan kewajiban sosial. Seseorang
yang memliki akuntabilitas tinggi tentu akan memiliki keyakinan yang lebih baik
tentang pekerjaan mereka. Tingginya tingkat akuntabilitas seorang auditor dapat
menunjukkan seberapa besar tanggungjawab kepada pekerjaannya. Nilai
akuntabilitas yang dimiliki auditor semakin tinggi , maka akan semakin baik pula
kualitas audit yang dihasilkan.
Berdasarkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa Pengalaman Kerja
berpengaruh terhadap Kualitas audit, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel
Pengalaman Kerja sebesar 3,282 lebih besar dari t tabel sebesar 2,021, dan nilai sig.
sebesar 0,002 lebih kecil dari 5%, sehingga H2 diterima, artinya Pengalaman Kerja
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit secara statistik.
Berdasarkan hasil ini menunjukkan adanya kesamaan penelitian yang
dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Hanjani dan Rahardja (2014)
menyatakan bahwa pengalaman auditor memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap kualitas audit. Semakin berpengalaman seorang auditor maka akan
semakin baik kualitas audit yang dilakukannya. Pernyataan tersebut didukung
oleh hasil penelitian Wiratama dan Budiartha (2015) bahwa pengalaman kerja
berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit. Ini berarti semakin tinggi
tingkat pengalaman kerja auditor akan meningkatkan kualitas audit yang
dihasilkan auditor. Hasil penelitian tersebut juga mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Saripudin, dkk. (2013).
Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau
keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan keryawan
tersebut dalam pelaksanaan tugasnya. Pengalaman kerja bagi auditor dapat berupa
pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya
waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Pengalaman dalam
pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit
10
berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperoleh
auditor dari pendidikan formalnya sehingga kualitas audit akan semakin baik
seiring bertambahnya pengalaman yang dimilikinya. Semakin banyak pengalaman
kerja yang dimiliki oleh seorang auditor, maka semakin meningkat pula kualitas
audit yang dihasilkan.
Berdasarkan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Independensi
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit, yang ditunjukkan dengan hasil uji
t variabel Independensi sebesar 2,922 lebih besardari t tabel sebesar 2,021, dan nilai
sig. sebesar 0,000 lebih besar dari 5%, sehingga H3 diterima artinya Independensi
berpengaruh terhadap Kualitas audit secara statistik.
Hasil penelitian ini konsisten dengan peneliti Saputra (2012) yang
menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Dengan independensi yang dimiliki auditor maka auditor akan sangat kecil
terpengaruh oleh klien sehingga proses audit akan dilakukan dengan transparan
sehingga mampu meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian tersebut juga
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012), Saripudin, dkk.(2012),
Agusti dan Pertiwi (2013), Kharismatuti dan Hadiprajitno (2012).
Independensi adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan
tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan keryawan tersebut dalam
pelaksanaan tugasnya. Independensi bagi auditor dapat berupa pengalaman dalam
melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun
banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Pengalaman dalam pemeriksaan
laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kualitas
audit. Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit berperan penting dalam
meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperoleh auditor dari pendidikan
formalnya sehingga kualitas audit akan semakin baik seiring bertambahnya
pengalaman yang dimilikinya. Semakin banyak Independensi yang dimiliki oleh
seorang auditor, maka semakin meningkat pula kualitas audit yang dihasilkan.
Berdasarkan hipotesis kelima menunjukkan bahwa Etika auditor
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit, yang ditunjukkan dengan hasil uji
t variabel Etika Auditor sebesar 2,132 lebih besar dari t tabel sebesar 2,021, dan nilai
11
sig. sebesar 0,039 lebih kecil dari 5%, sehingga H4 diterima artinya Etika auditor
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit secara statistik.
Berdasarkan hasil ini menunjukkan adanya kesamaan penelitian yang
dilakukan oleh Kurnia, dkk. (2014) menunjukkan bahwa etika auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa semakin
tingginya etika yang dimiliki oleh auditor, semakin berkualitas audit yang
dihasilkan. Etika merupakan faktor yang sangat diperlukan oleh auditor untuk
dapat menjalankan prinsip audit dengan baik. Hasil penelitian tersebut
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hanjani dan Rahardja (2014) yang
menyatakan bahwa etika auditor memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap kualitas audit. Auditor dengan etika yang lebih baik maka akan semakin
baik kualitas audit yang dilakukannya..
Etika merupakan nilai tingkah laku auditor untuk menumbuhkan
kepercayaan publik terhadap organisasi dengan selalu berperilaku etis dan
memegang prinsip etika yang baik. Indikator yang digunakan untuk mengukur
etika auditor adalah kepribadian auditor dan pelaksanaan kode etik. Audit seorang
auditor harus mengacu kepada Standar Audit, dan auditor pula wajib mematuhi
kode etik yang sesuai dengan standar audit. Kode etik ini dibuat dengan tujuan
mengatur hubungan antara : Auditor dengan rekan sekerjanya, Auditor dengan
atasannya, Auditor dengan objek pemeriksanya, dan Auditor dengan masyarakat.
Etika yang dimiliki oleh seorang auditor semakin baik maka akan semakin baik
pula kualitas audit yang dihasilkan.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Akuntabilitas sebesar 0,214, Uji t yang menyatakan koefisien regresi untuk
variabel Akuntabilitas sebesar 0,214, diperoleh thitung sebesar 2,569 dengan ttabel
sebesar 2,021 sehingga thitung > ttabel berarti H1 diterima, variabel Akuntabilitas
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit
Pengalaman Kerja sebesar 0,482, Pengalaman Kerja dengan koefisien
regresi sebesar 0,482, diperoleh thitung sebesar 3,282 dengan ttabel sebesar 2,021.
12
sehingga thitung > ttabel berarti H2 diterima, variabel Pengalaman Kerja berpengaruh
terhadap Kualitas audit.
Independensi sebesar 0,296, Independensi dengan koefisien regresi sebesar
0,296 diperoleh thitung sebesar 2,922 dengan ttabel sebesar 2,021. sehingga thitung >
ttabel berarti H3 diterima, variabel Independensi berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas audit.
Etika Auditor dengan koefisien regresi sebesar 0,504 diperoleh thitung
sebesar 2,132 dengan ttabel sebesar 2,021. sehingga thitung > ttabel berarti H4 diterima,
variabel Etika auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas audit.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis akan memberikan saran yang bermanfaat
sebagai berikut:
Peneliti diharapkan mengawasi pengisian kuesioner dalam pengambilan
jawaban dari responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan kondisi
yang sebenar-benarnya. Bagi peneliti berikutnya diharapkan menambah variabel
independen dan menambah sampel penelitian untuk membuktikan kembali
variabel dalam penelitian ini. Lingkup penelitian terbatas auditor pada Kantor
Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang dan waktu yang digunakan dalam
penelitian terbatas, menambah lagi auditor di kantor yang lain dan menambah
waktu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan).
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM dan YKPN.
Agusti, Restu dan Nastia Putri Pertiwi. 2013. Pengaruh Kompetensi,
Independensi, dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit (Studi
Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Se-Surakarta). Volume 21. Nomor
3.
Badjuri, Achmat, 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas
Audit Auditor Independen pada Knator Akuntan Publik (KAP) di Jawa
Tengah. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Volume 3. Nomor. 2 Hal:
183 – 197.
Hartono, Jogiyanto, 2014. Metodologi Penelitian Bisnis (Salah Kaprah dan
Pengalaman-pengalaman). Edisi 6. Yogyakarta: BPFE.
13
Harjani dan Rahardja, 2014. Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Fee
Audit, Dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas audit. Volume 3, Nomor
2, Hal. 1-9.
Ilmiyati dan Yohanes Suhardjo, 2012. Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi
Terhadap Kualiutas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di
Semarang). Juraksi. Volume 1 Nomor 1.
Kharismatuti dan Hadiprajitno, 2012. Pengaruh kompetensi dan Independensi
Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel
Moderasi. Volume 1, Nomor 1, Hal. 1-10.
Kurnia, Winda dan Khosiyah Sofie, 2014. Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Tekanan Waktu dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris
pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta).e-Journal Akuntansi. Volume. 1
Nomor. 2 Hal. 49-67.
Samsi, Akhmad Riduwan dan Bambang Suryono, 2013. Pengaruh Pengalaman
Kerja, Independensi dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit : Etika
Auditor sebagai Variabe Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.
Volume 1. Nomor 2
Saputra, 2012. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada
Auditor di Kantor Akuntan Publik se-jawa Tengah dan D.I Yogyakarta).
Juraksi. Volume 1. Nomor 2
Singgih dan Bawono, 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due
Professional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. Hal. 1-24.