Upload
duonglien
View
222
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH ALTMAN Z-SCORE TERHADAP HARGA SAHAM (Studi
pada perusahaan manufaktur sektor industri sub makanan dan minuman
yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2015)
Septia Jumaidah Jainur1, Sri Ruwanti
2, Hj. Iranita
3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Altman Z-Score
terhadap harga saham, serta untuk mengetahui perbedaan harga saham antara
perusahaan sehat dan tidak sehat. Penelitian ini menggunakan perusahaan
Manufaktur sektor Industri barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 dengan jumlah
populasi 16 Perusahaan. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode
purposive sampling dengan perolehan 11 sampel perusahaan. Jenis data dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode
analisis menggunakan analisis regresi linier sederhana yang digunakan untuk
menguji pengaruh Altman Z Score terhadap harga saham. Serta uji beda t-test
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan harga saham perusahaan
sehat dan tidak sehat.
Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa variabel Altman Z
Score berpengaruh signifikan terhadap harga saham. dengan koefisien determinan
(adjusted R square) sebesar 0.530. Hal ini menunjukkan bahwa 53% variabel
harga saham dapat dijelaskan oleh variable Altman Z Score. Serta terdapat
perbedaan harga saham antara perusahaan sehat dan tidak sehat.
Kata kunci : Altman Z Score, Harga Saham
2
PENDAHULUAN
Saham merupakan salah satu instumen keuangan jangka panjang yang
paling diminati (Hariyani & Purnomo, 2010). Namun dalam melakukan investasi
pada saham para investor perlu mempertimbangkan faktor dan informasi yang
mempengaruhi harga saham, hal ini dapat membantu para investor dalam
menentukan strategi untuk memilih perusahaan yang benar-benar paling
menguntungkan sehingga para investor tidak terjebak pada kondisi yang
merugikan.
Harga saham merupakan indikator untuk menilai tingkat keuntungan yang
diperoleh pemegang saham serta harga saham juga merupakan ukuran objektif
dari nilai investasi pada suatu perusahaan (Kartini & Pahlevi, 2012). Berdasarkan
nilai yang terbentuk pada harga saham para investor dapat menilai bagaimana
kinerja suatu perusahaan tersebut dan tingkat keuntungan yang diperoleh dari
investasi. Untuk memastika kinerja perusahaan sehat atau tidak sehat dapat dilihat
dan diukur melalui analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan
perusahaan. Salah satun analisis rasio yang dapat digunakan adalah dengan
menggunakan analisis Altman Z Score. Altman Z Score merupakan suatu metode
yang dapat digunakan untuk meramal atau memprediksi financial suatu
perusahaan. Analisis dengan menggunakan Altman Z Score yaitu menghitungkan
nilai dari beberapa rasio keuangan dan kemudian dimasukkan dalam persamaan
deskriminasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah : (1) Apakah Altman Z-Score berpengaruh signifikan terhadap harga
saham?; (2) Apakah terdapat perbedaan harga saham antara perusahaan sehat dan
tidak sehat?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh Altman Z-Score terhadap harga saham dan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan harga saham antara perusahaan sehat dan tidak sehat.
3
PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Altman Z-Score
Altman Z-Score merupakan suatu metode yang digunakan untuk
meramalkan atau memprediksi kesehatan financial suatu perusahaan dan
kemungkinan untuk bangkrut. Metode ini pertama kali dikenalkan oleh Edward I.
Altman pada pertengahan tahun 1968 di New York City, dengan mengambil 33
sampel perusahaan manufaktur yang bangkrut pada periode 1960-1965 dan 33
perusahaan yang tidak bangkrut dengan lini industri dan ukuran yang sama
dengan menggunakan data laporan keuangan dari 1-5 tahun sebelum
kebangkrutan (Altman, 1968).
Dari hasil penelitiannya Altman mendapatkan lima rasio yang dapat
dikombinasikan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Rasio-rasio tersebut
adalah : Working Capital to Total Assets (WC/TA), Retained Capital to Total
Assets (RE/TA), Earning Before Interest and Tax to Total Assets (EBIT/TA),
Market Value Equitas to Books Value of Liability (MVE/BVL), dan Sales to Total
Assets (S/TA) ( (Altman, 1968).
Formula untuk kelima rasio tersebut adalah sebagai berikut :
Z=1.2 X1+1.4 X2+3.3X3+0.6X4+1.0X5
Sumber : (Altman,1968: 594)
Keterangan :
Z = Overall Indeks (Indeks Keseluruhan)
X1 = Working Capital to Total Assets (Modal Kerja/Total Akiva)
X2 = Retained Earning to Total Assets (Laba yang Ditahan/Total
Aktiva)
4
X3 = Earning Before interest and Tax to Total Assets (Laba Sebelum
Bunga dan Pajak/Total Aktiva)
X4 = Market Value of Equity to Book Value ofLiability (Nilai Pasar
Modal Sendiri/Nilai Buku Hutang)
X5 = Sales to Total Assets (Penjualan/Total Aktiva)
Dari hasil persamaan tersebut, maka kondisi perusahaan dapat
dikategorikan berdasarkan titik cut-off. Cut-off merupakan nilai Z yang
menjelaskan keadaan suatu perusahaan. Nilai Cut-off tediri dari 3 kategori yaitu :
Tabel 2.1
Cutt Off model Altman Z Score
Z-Score Indikstor
Z-Score > 2.99
1,81<Z-Score<2,99
Z-Score < 1.81
Sehat
Grey Area
Potensi Bangkrut
Sumber : (Altman, 1968)
Harga Saham
Saham merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar modal.
Menurut Undang-undang No.8 tahun 1995, saham merupakan surat berharga
sebagai bukti kepemilikan individu/institusi dalam suatu perusahaan (biasa
dipegang perorangan/lembaga pada suatu perusahaan) (Andriawan & Salean,
2016). Seseorang/perusahaan yang membeli saham suatu perusahaan maka ia
akan menjadi pemilik perusahaan tersebut (pemegang saham) meskipun hanya 1
lembar saham.
Menurut Weston dalam Haryanti harga saham merupakan gambaran
penilaian pasar modal atas kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari
waktu ke waktu, besar resiko atas kelangsungan pendapatan dan sekumpulan
5
faktor-faktor lain (Andriawan & Salean, 2016). Harga saham merupakan indikator
nilai perusahaan yang mereflesksikan tingkat kemakmuran pemegang saham dan
juga merupakan ukuran yang objektif dari nilai investasi pada suatu perusahaan
(Kartini & Pahlevi, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan harga saham sangat
beragam. Namun faktor yang paling utama adalah kekuatan pasar itu sendiri yaitu
permintaan dan penawaran akan saham (Hariyani & Purnomo, 2010). Makin
banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut
cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak investor yang ingin
menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun.
Adanya permintaan (supply) dan penawaran (demand) akan saham dapat
disebabkan oleh beberapa faktor (Hariyani & Purnomo, 2010) :
a. Faktor mikro-ekonomi (kinerja perusahaan, kinerja industri ketika
perusahaan tersebut bergerak, perubahan manajemen perusahaan,
produktifitas karyawan, harga bahan baku, ketersediaan bahan baku,
prospek penjualan dan lain).
b. Faktor makro-ekonomi (tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, kondisi
ekonomi dunia).
c. Faktor non-ekonomi (kondisi sosial-politik dan faktor lainnya).
6
Kerangka Pemikiran
Altman Z Score (X)
H1
Harga Saham (Y)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Hipotesis Pertama
Altman Z Score (X)
H2
Harga Saham
Sehat (Y1)
Harga Saham
Tidak Sehat (Y2)
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Hipotesis Kedua
Keterangan :
H1 : Menggunakan Uji parsial
H2 : Menggunakan Uji beda
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Altman Z Score terhadap Harga Saham
Altman Z-Score merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk
meramalkan atau memprediksi kesehatan financial suatu perusahaan dan
kemungkinan untuk bangkrut. Informasi analisis Altman Z Score sangat berguna
oleh berbagai pihak terutama pihak investor. Dimana investor dapat menggunakan
Altman Z Score sebagai salah satu alat untuk melakukan penilaian kinerja suatu
perusahaan serta untuk menentukan keputusan dalam melakukan investasi.
Tentunya para investor akan tertarik untuk melakukan investasi pada perusahaan
yang memiliki kinerja perusahaan yang sehat. Karena tingkat keuntungan yang
7
diperoleh investor berdasarkan kinerja perusahaan yang menerbitkan saham.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Diduga Altman Z-Score berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Perbedaan harga saham antara perusahaan sehat dan tidak sehat
Tinggi dan rendahnya nilai investasi yang terbentuk pada saham dapat
dipengaruhi oleh harapan investor berdasarkan kinerja perusahaan. Investor akan
tertarik untuk melakukan investasi jika saham yang ditanamkan dalam perusahaan
tersebut menghasilkan keuntungan yang tinggi. Tingkat keuntungan yang tinggi
yang diharapkan investor akan terpenuhi jika perusahaan mampu menghasilkan
keuntungan yang tinggi. Keuntungan yang tinggi menceminkan kinerja yang baik
dari suatu perusahaan. Namun jika kinerja perusahaan mengalami penurunan dan
berpotensi kebangkrutan maka dapat dimungkinkan bahwa investor kurang
tertarik untuk menginvestasikan dananya pada saham perusahaan tersebut, karena
investor tidak ingin dibebani kerugian maka harga saham perusahaan akan
menurun. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H2 : Diduga terdapat perbedaan harga saham antara perusahaan sehat dan
tidak sehat
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor Industri
barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan periode pengamatan 2012 sampai dengan 2015. Adapun objek
penelitian yang diteliti adalah analisis kinerja perusahaan dengan pendekatan
Altman Z Score dan pengaruhnya terhadap harga saham.
Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif yang meliputi
8
variabel independen penelitian adalah Altman Z Score dan kinerja perusahaan
sehat dan tidak sehat. Sedangkan variabel dependen yaitu harga saham. Data
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor Industri barang
konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan periode 2012-2015 yang diperoleh dari situs website resmi
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor Industri
barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2015 dengan jumlah populasi adalah 16 perusahaan.
Sedangkan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling atau
sampel berdasarkan pada kriteria. Dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan Manufaktur sektor Industri barang konsumsi sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2012-2015.
2. Perusahaan tersebut telah melaporkan laporan keuangannya yang berakhir
per 31 Desember dan telah diaudit dari tahun 2012 sampai 2015.
3. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangannya dalam mata uang
rupiah (Rp).
Berasarkan kriteria tersebut maka diperoleh 11 sampel perusahaan dari
jumlah populasi 16 perusahaan.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
sederhana dengan bantuan SPSS 21.0. Analisis dalam penelitian terdiri dari
Analisis Altman Z Score, uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas,
multikoliniearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji
beda t-test dan koefisien determinasi).
9
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Analisis Altman Z Score
Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasikan kinerja suatu perusahaan,
apakah perusahaan tersebut dikategorikan perusahaan sehat atau tidak sehat.
Secara metematis Altman Z Score dirumuskan sebagai berikut :
Z = 1.2(WC/TA) + 1.4(RE/TA) + 3.3(EBIT/TA) + 0.6(MVE/BVL) + 1.0(S/TA)
Dengan kriteria sebagai berikut :
a. Nilai Z-Score kurang dari 2,99 mencerminkan perusahaan tidak sehat
b. Nilai Z Score lebih dari 2,99 menunjukkan perusahaan sehat
Tabel 1
Analisis Altman Z Score pada perusahaan Manufaktur sektor Industri
barang konsumsi sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015
Nama Perusahaan Kode Tahun Pengamatan
2012 2013 2014 2015
Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk
Z Score 2.347191865 2.567900451 2.646388445 1.8057026
Ket Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat
Tri Banyan Tirta Tbk Z Score 3.602399558 1.635617899 1.495666586 1.100909064
Ket Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat
Cahaya Kalbar Tbk Z Score 2.093736742 3.75093789 4.110634774 3.720721772
Ket Tidak Sehat Sehat Sehat Sehat
Delta Djakarta Tbk Z Score 22.92529716 25.48166621 22.35124531 18.06508679
Ket Sehat Sehat Sehat Sehat
Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
Z Score 7.283629802 6.837158916 7.038341262 11.34926815
Ket Sehat Sehat Sehat Sehat
10
Indofood Sukses Makmur
Tbk
Z Score 3.016105551 2.34219257 2.332057349 2.009848427
Ket Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat
Mayora Indah Tbk
Z Score 4.40201689 5.0598855 4.354904296 5.537413474
Ket Sehat Sehat Sehat Sehat
Nippon Indosari Corporinda
Tbk
Z Score 9.799942267 4.661654202 5.404894106 4.546218313
Ket Sehat Sehat Sehat Sehat
Sekar Laut Tbk Z Score 2.794618287 2.893719406 3.375721864 3.277387809
Ket Tidak Sehat Tidak Sehat Sehat Sehat
Siantar Top Tbk Z Score 3.059235369 3.721047299 5.018239666 5.270853007
Ket Sehat Sehat Sehat Sehat
Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company Tbk
Z Score 5.745839435 12.20704152 12.90789945 12.26066117
Ket Sehat Sehat Sehat Sehat
Berdasarkan hasil Analisis Altman Z Score menunjukkan bahwa adanya
keragaman nilai Z Score yang diperoleh masing-masing perusahaan. Dari 11
perusahaan, terdapat enam perusahaan berada pada kondisi sehat selama empat
tahun berturut-turut yaitu Delta Djakarta Tbk, Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk, Mayora Indah Tbk, Nippon Indosari Corporinda Tbk, Siantar Top Tbk,
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. Sementara ada satu
perusahaan berada pada kondisi tidak sehat selama empat tahun berturut-turut
yaitu Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata tersebut
(mean), nilai standar deviasi, varian, maksimum, sum, range, kortosis, dan
skewness (kemencengan disribusi) (Ghozali, 2013:19).
Tabel 2 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Z-Score 44 1.1009090640 25.4816662100 6.322929510750 5.9264766635324
Harga Saham 44 180 390000 28230.73 87568.799
Valid N (listwise) 44
11
Sumber : Hasil Outpus SPSS 21 (2017)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif menunjukkan bahwa
jumlah data dalam penelitian ini adalah 44 data. Variabel Z Score memiliki nilai
minimum 1.1009090640, nilai maksimum 25.4816662100 dan nilai mean
6.322929510750 dengan standar deviasi 5.9264766635324. Variabel Harga
Saham memiliki nilai minimum 180, nilai maksimum 390000 dan nilai mean
28230.73 dengan standar deviasi 87568.799.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2013;164). Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik
Kolmogrov-Smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dibuat dengan
melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.
Tabel 3 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 44
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 53248.66442308
Most Extreme Differences
Absolute .220
Positive .220
Negative -.167
Kolmogorov-Smirnov Z 1.460
Asymp. Sig. (2-tailed) .028
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Output SPSS 21 (2017)
Berdasarkan hasil uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-
S) diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.460 dan Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0.028. Hal ini menunjukkan bahwa data residual tidak berdistribusi
12
normal dimana nilai probabilitas (sig) < 0.05. Untuk mengobati data yang tidak
berdistribusi normal dapat dilakukan dengan mentransformasikan data ke dalam
bentuk logaritma natural (Ln). Adapun hasil yang diperoleh setelah
ditrasformasikan ke dalam berntuk logaritma natural (Ln) adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 44
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.26082329
Most Extreme Differences
Absolute .070
Positive .070
Negative -.056
Kolmogorov-Smirnov Z .462
Asymp. Sig. (2-tailed) .983
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Uji SPSS 21 (2017)
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa data residual berdistribusi
normal. Dimana nilai probabilitas (sig) > 0.05 yaitu sebesar 0.983 dan nilai
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.462.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas) (Ghozali,
2013:105). Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan menganalisis matrik
korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan VIF
(Variance Inflation Factor). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas
13
Tabel 5 Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Z-Score 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Ln_Y
Sumber : Hasil Output SPSS 21 (2017)
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Tolerance dari
variabel independen tidak kurang dari 0.10 dan nilai VIF (variance inflantion
factor) tidak lebih dari 10. Dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak
ada multikolonieritas antar variabel independen.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regersi linier ada
kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2013:110). Uji autokorelasi
menggunakan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan pengambilan keputusan
menurut Santoso,(2012) model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi dengan melihat Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤
DW ≤ +2.
Tabel 6 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .735a .541 .530 1.27574 .643
a. Predictors: (Constant), Z-Score
b. Dependent Variable: LN_Y
Sumber: Hasil Output SPSS 21 (2017)
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa data tidak terjadi
autokorelasi. Dimana nilai Dubin-Watson 0.643 berada diantara -2 dan +2.
14
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2013:139). Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan pengujian
Spearman’s Rho. Yaitu dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05 maka model
regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.
Tabel 7 Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardized
Residual
Z-Score
Spearman's rho
Unstandardized
Residual
Correlation Coefficient 1.000 .081
Sig. (2-tailed) . .600
N 44 44
Z-Score
Correlation Coefficient .081 1.000
Sig. (2-tailed) .600 .
N 44 44
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Output SPSS 21 (2017)
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan sigifikan nilai korelasi residual
(unstandardized residual) variabel independen > 0.05 yaitu 0.600 maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Sederhana
Tabel 8 Analisis Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.596 .283 23.310 .000
Z-Score .231 .033 .735 7.029 .000
a. Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Output SPSS 21 (2017)
15
Berdasarkan hasil pengujian regresi linier sederhana menunjukkan bahwa
nilai konstanta α sebesar 6.596 dan nilai β Z Score sebesar 0.231. Maka diperoleh
persamaan regresi sebagi berikut :
Harga Saham = 6.596 + 0.231 Z Score + 𝛆
Keterangan :
- Nilai konstantan (α) sebesar 6.596 menunjukkan bahwa apabila nilai Altman
Z score bernilai 0 (X=0) maka diperkirakan harga saham sebesar 6.596.
- Koefisien regresi (β) sebesar 0.231 mengindikasikan besaran setiap
penambahan satu Altman Z Score maka akan meningkatkan harga saham
sebesar 0.231.
Uji Hipotesis
Uji t (Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengujian ini menggunakan perbandingan t
hitung dengan t tabel dengan derajat kebebasan df = (n-k), dimana (n) adalah
jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel dan tingkat signifikan sebesar
5%. Dengan menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau -
Thitung< - Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika
Thitung < Ttabel atau - Thitung> - Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak
atau tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 9 Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.596 .283 23.310 .000
Z-Score .231 .033 .735 7.029 .000
a. Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Hasil Output SPSS 21 (2017)
16
Berdasarkan pengujian statistik t pada tabel di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil uji statistik Z Score terhadap Harga Saham diketahui β
Z Score bernilai positif sebesar 0.231, nilai thitung sebesar 7.029 dan nilai signifikan
0.000. Nilai signifikan 0.000 < 0.05 dan thitung> ttabel (7.029 > 2.018) maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan HA diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara Altman Z Score dengan harga saham.Dengan
demikian Hipotesis pertama H1 (diterima).
Koefisien Determinan
Koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur dan mengetahui
persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen.
Tabel 10 Uji Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .735a .541 .530 1.27574 .643
a. Predictors: (Constant), Z-Score
b. Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Hasil Output SPSS 21 (2017)
Berdasarkan perhitungan nilai Adjusted R Square sebesar 0.530 atau
53%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebesar 53% harga saham dapat dijelaskan
oleh Z Score sedangkan sisanya 47% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang
tidak dibahas dalam penelitian ini.
Uji Beda t-test
Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak
berhubungan memiliki nilai rata-rata yang beda (Ghozali,2013:64). Uji Beda
Independen dapat dilakukan dengan pengujian Independent Samples T Test.
dengan melihat signifikansi < 0.05, maka ada perbedaan.
17
Tabel 11 Group Statistics
Klasifikasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
LN_Y Sehat 31 8.5067 1.89882 .34104
Bangkrut 13 6.9776 1.26434 .35066
Sumber : Hasil Output SPSS 21 (2017)
Tabel 12 Uji Beda t-test
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
LN_Y
Equal
variances
assumed
1.705 .199 2.658 42 .011 1.52911 .57537 .36797 2.69025
Equal
variances
not
assumed
3.126 33.462 .004 1.52911 .48915 .53444 2.52378
Sumber : Hasil Output SPSS 21 (2017)
Berdasarkan pengujian di atas nilai probabilitas (sig) sebesar 0.004 dan
nilai ttabel sebesar 3.126. Dimana nilai probabilitas (sig) < 0.05 dan thitung> ttabel
dengan thitung sebesar 2.018 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaaan
harga saham antara perusahaan sehat dan perusahaan tidak sehat. Dengan
demikian Hipotesis kedua H2 (diterima).
PEMBAHASAN
Pengaruh Altman Z Score terhadap Harga Saham
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Andriawan & Salean, (2016) yang menyatakan bahwa harga saham dapat
dipengaruhi oleh nilai Z Score Altman. Namun penelitian ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Marcelina & Yuliandhari (2014) yang menyatakan
18
bahwa prediksi kebangkrutan dengan metode Z Score tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham.
Analisis Altman Z Score sangat berguna oleh berbagai pihak terutama
pihak investor. Dimana pihak investor dapat menggunakan Altman Z Score
sebagai salah satu alat untuk mengambil keputusan dalam melakukan investasi
pada suatu perusahaan. Altman Z-Score merupakan suatu metode yang digunakan
untuk memprediksi kesehatan financial suatu perusahaan dan kemungkinan untuk
bangkrut. Rasio Altman Z Score merupakan kombinasi dari beberapa rasio
keuangan yaitu Working Capital to Total Assets (WC/TA), Retained Capital to
Total Assets (RE/TA), Earning Before Interest and Tax to Total Assets
(EBIT/TA), Market Value Equitas to Books Value of Liability (MVE/BVL), dan
Sales to Total Assets (S/TA). Dari rasio-rasio tersebut suatu perusahaan dapat
diidentifikasi berdasarkan kondisi kinerja perusahaan.
Rasio Z Score yang rendah menunjukkan perusahaan dalam keadaan tidak
sehat dan sebaliknya rasio Z Score yang tinggi menunjukkan perusahaan dalam
keadaan sehat. Berdasarkan analisis tersebut investor dapat melakukan penilaian
atas kinerja keuangan suatu perusahaan untuk melakukan investasi.
Perbedaan harga saham antara perusahaan sehat dan tidak sehat
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Julaisah
(2012) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan retrun saham yang signifikan
antara perusahaan yang berkinerja keuangan sehat dengan tidak sehat. Dan begitu
juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo & Fitria, (2014) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan harga saham untuk
perusahaan dengan kategori sehat dan tidak sehat.
Tinggi dan rendahnya harga saham yang terbentuk dipengaruhi oleh
kinerja suatu perusahaan berdasarkan harapan para investor. Dimana kinerja
perusahaan yang sehat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu
menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi (Widoatmodjo, 2015). Dengan
tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk menyisihkan
bagian keuntungannya sebagai deviden yang tentunya dengan jumlah yang tinggi.
19
Pemberina deviden yang tinggi menjadi daya tarik investor untuk membeli saham.
Semakin banyaknya permintaan akan saham oleh investor maka harga saham juga
akan meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Terdapat pengaruh signifikan antara Altman Z Score dengan harga saham
pada perusahaan manufaktur sektor Industri barang konsumsi sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2015.
b. Terdapat perbedaan harga saham antara perusahaan sehat dan tidak
sehatpada perusahaan manufaktur sektor Industri barang konsumsi sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2015.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Disini peneliti menggunakan Altman Z Score sebagai alat penilaian kinerja
suatu perusahaan. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat
menggunakan alat atau model prediksi keuangan lainnya seperti model
Zmijewski, model Springate bertujuan untuk melihat kondisi perusahaan
dari sisi yang berbeda.
20
2. Penelitian selanjutnya juga dapat menggantikan variabel dependen dengan
variabel yang lain, bertujuan untuk melihat kondisi perusahaan berdasarkan
sisi pengamatan yang berbeda pula.
3. Bagi calon investor, diharapkan untuk memperhatikan kinerja dan kesehatan
perusahaan sebelum melakukan investasi. Hal ini bertujuan agar investasi
yang ditanamkan oleh investor dapat memberikan keuntungan lebih.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ailando, S. (2008). Pengaruh Potensi Kebangkruan Altman Terhadap Pergerakan Harga
Saham Perusahaan Manufaktur Terbuka di Bursa Efek Indonesia. Medan:
Univesitas Sumatra Utara.
Altman, E. I. (1968). FINANCIAL RATIO, DESCRIMINANT ANALYSIS AND THE
PREDICTION OF CORPORATE BANKRUPTCY. The Jurnal of Financial , 23,
589-609.
Andriawan, N. F., & Salean, D. (2016). Analisis Metode Altman Z-Score sebagai Alat
Prediksi Kebangkrutan dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Akuntansi , 1,
67-82.
Ardian, A., & Khoiruddin, M. (2014). Pengaruh Analisis Kebangkrutan Model Altman
Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur. Jurnal Manajemen .
Argani, H. (2010). Analisis Tingkat Kebangkrutan dan Pengearuhnya Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Textile dan Garment Go Public di Bursa Efek Indonesia.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Darsono, & Ashari. (2005). Pedoman Praktik Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: ANDI.
Dermawan, D. (2014). Metode Penelitian Kuaniaif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fahmi, I. (2011). ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Panduan bagi Akademisi, Manajer,
dan Invesor unuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan.
Bandung: Alfabeta.
Handojo. (2001). Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Altman Terhadap Harga
Saham. Semarang: Universitas Diponegoro.
Harahap, S. S. (2009). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan . Jakarta: Rajawali Pers.
22
Hariyani, I., & Purnomo, S. D. (2010). Buku pintar hukum bisnis pasar modal: Strategi
tepat investasi saham, obligasi, waran, right, opsi, reksadana, & produk pasar
modal syariah. Jakarta: Visimedia.
Juliansah. (2012). ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL
SPRINGATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETRUN SAHAM PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE DI BURSA EFEK INDONESIA.
Skripsi .
Kartini, & Pahlevi, R. W. (2012). Hubungan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2007-2009 dengan Pendekatan Altman Z Score. Aplikasi Bisnis , 13.
Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi kedua. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Kumalasari, F. (2011). Analisis Pengaruh Kebangkrutan Bank dengan Metode Altman Z-
Score terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Semarang: Universitas Semarang.
Kurniawati, B. A. (2012). Analisis Penggunaan Altman Z-Score unuk Memprediksi
Poensi Kebangkruan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdafar di BEI
Periode 2017-2011.
Likumahua, D. (2013). Analisis Kebangkrutan Bank Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Marcelina, T. A., & Yuliandhari, W. S. (n.d.). Prediksi Kebangkrutan Menggunakan
model Z Score dan Pengaruhnya terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Transportasi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
Nafianto, A. (2011). Pengaruh Kebangkrutan Model Altman terhadap retrun saham pada
perusahaan plactic dan glass product yang listing di BEI tahun 2006-2008.
Universitas Malang.
23
Ningsih, K. (2011). Faktor-faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham pada
Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Jakarta: Fakultas
Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran".
Nugroho, M. I. (2012). Analisis Prediksi Financial Distress dengan Menggunakan Model
Altman Z-Score Modifikasi 1995 (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang
Go Public di Indonesia Tahun 2008-2010). Semarang: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Diponegoro.
Prasetyo, G. R., & Fitria, A. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi , 3.
Roykhan, U. (2011). Prediksi Kebangkritan Menggunakan Metode Z-Score dan
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufakur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kediri: Politeknik Kediri.
Salim, M. (2009). Kemampuan Prediksi Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham (Pada
Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2004-2006).
Yogyakarta: Program Studi Keuangan Islam Jurusan Muamalah Fakultas Syari'ah
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.
Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif dilengkapi dengan perhitungan manual&
SPSS. Jakarta: Kencana.
Sukmawati, N. M., Adiputra, M. P., & Darmawan, N. A. (2014). Pengaruh Rasio-rasio
dalam Model Altman Z-Score Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan
Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi, Universitas
Pendidikan Ganesha .
widoatmodjo, s. (2015). Pengetahuan pasar modal untuk konteks Indonesia. Jakarta: PT
Elex Media Koputindo Kompas Gramedia.
24
Wiyanti, S. M. (2010). Pengaruh Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Z Score
Altman Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Farmasi yang Go Publik di
BEI. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.
Zakkyah, U. Z., Wijono, T., & Endang, W. (2014). Analisis Penggunaan Model
Zmijewski (X-Score) dan Alman (Z-Score) untuk Memprediksi Potensi
Kebangkrutan (Studi Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2012). Jurnal Administrasi .