Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH BIAYA OPERASIOAL, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS
TERHADAP PAJAK PENGHASILAN BADAN SEKTOR INDUSTRI DASAR
DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA
PERIODE 2014 - 2018
Zilan Dewi Nasmah SE
1
Dyah Palupi SE., MMSI2
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok 16424
ABSTRAK
Penerimaan dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk
kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara, karena penerimaan terbesar suatu
negara adalah bersumber dari pajak. Oleh karena itu, pajak perlu dikelola secara
seksama dengan meningkatkan peran serta seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat
perpajakan sendiri. Salah satu subjek pajak dalam negeri yaitu badan atau perusahaan
dimana wajib pajak badan ini merupakan penyumbang bagi penerimaan negara dari
sektor pajak yaitu pajak penghasilan badan. Karena itu banyak sekali cara yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan, sebab jika kinerja
keuangan suatu perusahaan baik, maka akan sangat berdampak pada pembayaran pajak
badan itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya operasional,
profitabilitas dan likuiditas terhadap pajak penghasilan badan secara parsial maupun
simultan.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah biaya operasional, profitabilitas
dan likuiditas sedangkan variabel dependennya adalah pajak penghasilan badan. Data
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersifat kuantitatif
yang terdiri dari data tahunan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operasional dan profitabilitas
berpengaruh terhadap pajak penghasilan badan . Sedangkan likuiditas tidak berpengaruh
terhadap pajak penghasilan badan. Secara keseluruhan biaya operasional, profitabilitas
dan likuiditas berpengaruh terhadap Indeks pajak penghasilan badan.
Kata Kunci : Biaya Operasional, Profitabilitas, Likuiditas dan Pajak Penghasilan Badan.
ABSTRACT
Revenue from the tax sector hold a very important role for the continuity of a
country's government system, because the largest revenue of a country comes from
taxes. Therefore, taxes need to be managed carefully by increasing the participation of
all levels of society and of the tax authorities themselves. One of the domestic tax
subjects is an entity or company where this corporate taxpayer is a contributor to state
revenue from the tax sector, namely corporate income tax. Because of that, there are
many ways that are used to measure the financial performance of a company, because if
the financial performance of a company is good, it will greatly impact the payment of
the corporate tax itself. This study aims to determine the effect of operational costs,
profitability and liquidity on corporate income tax partially or simultaneously.
The independent variables in this study are operational costs, profitability and
liquidity, while the dependent variable is corporate income tax. The data used in this
research is secondary data which is quantitative in nature consisting of annual data.
The analytical method used is multiple regression analysis.
The results showed that operating costs and profitability had an effect on
corporate income tax. Meanwhile, liquidity has no effect on corporate income tax.
Overall operating costs, profitability and liquidity affect the corporate income tax index.
Keywords : Operational Costs, Profitability, Liquidity and Corporate Income Tax.
Pajak secara bebas dapat dikatakan
sebagai suatu kewajiban warga negara
berupa pengabdian serta peran aktif
warga negara dan anggota masyarakat
untuk membiayai berbagai keperluan
negara dalam pembangunan nasional,
tanpa adanya imbalan secara langsung
yang pelaksanaannya diatur
Undang-Undang Perpajakan
dalam
untuk
PENDAHULUAN
tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.
Suatu badan atau perusahaan harus
membuat pembukuan untuk menunjang
kegiatan usahanya. Kegiatan usaha yang
tercantum dalam pembukuan dapat
diukur dengan kinerja keuangan.
Jumingan (2014) mendefinisikan bahwa
kinerja keuangan adalah gambaran
kondisi keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu baik menyangkut
aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana, yang biasanya diukur
dengan indikator kecukupan modal,
likuiditas, dan profitabilitas.
Perusahaan manufaktur adalah
perusahaan yang berperan penting bagi
pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Ini berarti menunjukan adanya kinerja
keuangan yang baik dari manajemen
perusahaan. Salah satu sektor dari
perusahaan manufaktur adalah sektor
industri dasar dan kimia. Sektor industri
dasar dan kimia merupakan suatu sektor
yang memiliki unsur dasar yang sering
digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Namun disisi lain, penerimaan pajak
tahun 2019 pada perusahaan manufaktur
yang bergerak di dalam sektor industri
dasar dan kimia mengalami penurunan.
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan
dari Dirjen Pajak Robert Pakpahan
dalam paparan di Hotel Dynasty, Bali,
Jumat (2/8/2019) yang menyatakan
bahwa sektor manufaktur tumbuh
negatif 2,6% atau melambat
dibandingkan periode yang sama tahun
lalu. Pertumbuhan negatif sektor
manufaktur juga lebih banyak
disebabkan oleh restitusi dan moderasi
aktivitas impor. Hal ini terjadi pada
beberapa sub industri utama seperti
industri logam, pertambangan, kimia,
serta makanan dan minuman.
Berdasarkan permasalahan tersebut,
penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh biaya
operasional, profitabilitas, dan likuiditas
terhadap pajak penghasilan badan.
Maka dari itu penelitian ini mengambil
judul “Pengaruh Biaya Operasional,
Profitabilitas, Dan Likuiditas Terhadap
Pajak Penghasilan Badan Pada
Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan
Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Pada Periode 2014 –
2018”.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah biaya operasional
berpengaruh terhadap pajak penghasilan
badan?, apakah profitabilitas
berpengaruh terhadap pajak penghasilan
badan?, apakah likuiditas berpengaruh
terhadap pajak penghasilan badan?, dan
apakah biaya operasional, profitabilitas,
dan likuiditas berpengaruh secara
bersama – sama berpengaruh terhadap
pajak penghasilan badan?
Batasan masalah penelitian ini
adalah perusahaan sektor industri dasar
dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), variabel yang
mempengaruhi yaitu biaya operasional,
profitabilitas, dan likuiditas dan pajak
penghasilan badan.dan data yang
digunakan di peroleh yaitu antara tahun
2014-2018.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh
biaya operasional, profitabilitas,
likuiditas terhadap pajak penghasilan
badan, untuk menguji dan menganalisis
pengaruh biaya operasional,
profitabilitas, likuiditas secara bersama
– sama terhadap pajak penghasilan
badan.
KAJIAN PUSTAKA
Biaya Operasional
Menurut Margaretha (2014)
mengemukakan biaya operasional
(operating expense) adalah keseluruhan
biaya sehubungan dengan operasional
diluar kegiatan proses produksi
termasuk didalamnya adalah biaya
penjualan dan biaya administrasi dan
umum. Ayat 1 pasal 6 Undang –
Undang No. 36 Tahun 2008 tentang
pajak penghasilan menerangkan biaya
yang diperkenankan untuk dikurangkan
dalam menghitung wajib pajak dalam
negeri adalah biaya yang berkaitan
dengan kegiatan usaha. Secara
konseptual, semakin besar biaya
operasional yang dikeluarkan oleh
perusahaan maka semakin rendah pajak
yang dibayarkan oleh perusahaan.
Profitabilitas
Profitabilitas adalah mengukur
tingkat keberhasilan atau kegagalan
perusahaan atau divisi tetentu selama
satu periode waktu (Donald E. Kieso
2014). Margin laba bersih merupakan
ukuran keuntungan dengan
membandingkan antara laba setelah
bunga dan pajak dibandingkan
dengan penjualan. Rasio ini
menunjukkan pendapatan bersih
perusahaan atas penjualan. Standar
umum rata-rata industri untuk npm
adalah 20%, jika berada di atas rata-
rata industri makan margin laba suatu
perusahaan baik, begitu pun
sebaliknya (Kasmir 2017).
Likuiditas
Menurut Kasmir (2017), Rasio
Likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar utang-utang jangka
pendeknya yang jatuh tempo atau rasio
untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membiayai dan
memenuhi kewajiban pada saat ditagih.
Current ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar utang
lancar dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki. Semakin besar
rasio ini berarti semakin likuid
perusahaan.
Pajak Penghasilan Badan
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36
tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,
Pajak Penghasilan adalah Pajak yang
dikenakan terhadap subjek pajak atas
penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak.
Sedangkan Pajak Penghasilan Badan
adalah pajak yang dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau
diperoleh oleh Badan. Setiap Badan
Usaha yang menerima penghasilan
berkewajiban untuk membayar pajak,
baik bulanan maupun tahunan kepada
pemerintah. Menurut UU Nomor 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, Badan adalah
sekumpulan orang atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha, yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan
usaha milik negara, atau badan usaha
milik daerah dengan nama dan dalam
bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,
dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik,
organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk
badan lainnya, termasuk kontrak
investasi kolektif dan bentuk usaha
tetap.
Hipotesis dan Kerangka Penelitian 4. Laporan keuangan selama
periode 2014 – 2018
menggunakan mata uang rupiah.
5. Data perusahaan dan komponen
pada laporan keuangan lengkap
sesuai kebutuhan penelitian.
Keterangan
Gambar 1
= secara simultan
= secara parsial
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data yang bersifat
kuantitatif. Data Kuantitatif adalah data
yang diperoleh dalam bentuk angka,
data kuantitatif tersebut diperoleh dari
website resmi Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id).
Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder,
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah biaya
operasional, profitailitas, dan likuiditas
pada perusahaan sektor industri dasar
dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2014 - 2018.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan sektor industri dasar
dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2014-2018.
Penentuan sample dalam penelitian ini
menggunakan metode Purposive
Sampling, dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Perusahaan yang termasuk ke
dalam sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI periode
2014-2018.
2. Laporan keuangan perusahaan
merupakan laporan keuangan
konsolidasi.
3. Laporan keuangan selama periode
2014 – 2018 tidak mengalami
kerugian baik fiskal maupun
komersil.
yaitu data perusahaan sektor industri
dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2014-2018
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas Substruktural 1
Tabel 1
Berdasarkan tabel 1 Hasil Uji
Kolmogorov-Smirnov Test
menunjukkan biaya operasional,
profitabilitas dan likuiditas dalam
peneilitian ini terdistribusi normal.
Dalam hal ini ditunjukan dengan
diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
0,200. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
data terdistribusi normal dikarenakan
nilai signifikansi 0,200 > 0,05, maka
model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Dengan demikian model
regresi layak dipergunakan dalam
penelitian.
Metode lain yang digunakan dalam
analisis grafik adalah grafik probability
plot, sebagai berikut :
Uji Multikolinearitas
Tabel 2
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 Biaya
Operasional
0.829 1.207
Profitabilitas 0.816 1.226
Likuditas 0.778 1.286
a. Dependent Variable: PPh Badan
Sumber: Data diolah, SPSS 25.0 (2020)
Berdasarkan tabel 2 Hasil Uji
Multikolenieritas, diperoleh nilai
Tolarance biaya operasional sebesar
0,829, profitabilitas sebesar 0,816, dan
likuiditas sebesar 0,778. Sedang nilai
VIF biaya operasional sebesar 1,207,
profitabilitas sebesar 1,226, dan
likuiditas sebesar 1,286. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa nilai tolarance biaya
operasional, profitabilitas, dan likuiditas
≥ 0,10 dan VIF biaya operasional,
profitabilitas, dan likuiditas ≤ 10. Maka
dapat disimpulkan data penelitian ini
tidak terjadi multikolinearitas dan
dinyatakan uji multikolinearitas
terpenuhi.
Gambar 2
Uji Autokorelasi Tabel 3
Sumber: Data diolah, SPSS 25.0 (2020)
Berdasarkan gambar 2 diatas Hasil
Uji Normal Probability Plot
menunjukan bahwa titik- titik menyebar
disekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Dari gambar tersebut dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi
secara normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Model Summaryb
Model
R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .697a 0.486 0.470 1.00690 0.828
a. Predictors: (Constant), Likuditas, Biaya Operasional,
Profitabilitas
b. Dependent Variable: PPh Badan
Sumber: Data diolah, SPSS 25.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 3 Hasil Uji
Autokorelasi diperoleh nilai Durbin
Watson sebesar 0,828. Untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi
perlu juga dikemukakan hipotesis
dengan bentuk sebagai berikut:
H0 : Tidak terjadi autokorelasi
H1 : Terjadi autokorelasi
Pengambilan keputusan:
Jika nilai D-W > 2, maka H0 ditolak
Jika nilai D-W < 2, maka H1 ditolak
Hasil uji autokorelasi diatas
menunjukan nilai D-W adalah 0,828, ini
menandakan bahwa nilai D-W berada
kurang dari 2 sehingga tidak terjadi
autokorelasi.
Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data diolah, SPSS 25.0 (2020)
Gambar 3
Dari gambar 3 diatas, terlihat bahwa
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan
diagram scatterplot menunjukkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
karena tidak ada pola yang jelas serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y , maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas. Sehingga dapat
dinyatakan uji heteroskedastisitas
terpenuhi.
Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 4
Sumber: Data diolah, SPSS 25.0 (2020)
Berdasarkan tabel 4 Hasil Uji
Regresi Linear Berganda diperoleh
persamaan regresi variabel, tingkat
inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai
tukar, adalah sebagai berikut:
PPh badan = 8,531 + 3,740X1 +
14,854 X2 – 0.123X3 + e
Keterangan: X1: Biaya Operasional
X2: Profitabilitas
X3: Likuditas
Dari persamaan regresi diatas maka
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai (α) sebesar 8,531 dan berarah
positif artinya jika variable
independen yaitubiaya operasional,
profitabilitas, likuiditas bernilai (0)
dianggap constant (nilainya tetap),
maka PPh badan sebesar 8,531
2. Variabel biaya operasional (X1)
memiliki arah hubungan yang
positif. Variabel biaya operasional
memiliki nilai 3.740. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jika terjadi
kenaikan 1 satuan pada variabel
biaya operasonal maka PPh badan
akan bertambah sebesar 3.740
dengan asumsi variabel lain
dianggap konstant.
3. Variabel profitabilitas (X2)
memiliki arah hubungan yang
positif. Variabel biaya operasional
memiliki nilai 14,854. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jika terjadi
kenaikan 1 satuan pada variabel
profitabilitas maka PPh badan akan
bertambah sebesar 14,854 dengan
asumsi variabel lain dianggap
konstant.
4. Variabel likuiditas (X3) memiliki
arah hubungan yang negatif.
Variabel likuiditas memiliki nilai -
0.123. Hal tersebut menunjukkan
bahwa jika terjadi kenaikan 1
satuan pada variabel likuiditas
maka PPh badan akan mengalami
penurunan sebesar -0.123dengan
asumsi variabel lain dianggap
konstant.
Uji Parsial (Uji t)
Tabel 5
Coefficientsa
Model
t
Sig.
1 (Constant) 31.644 0.000
Biaya Operasional
5.038 0.000
Profitabilitas 5.986 0.000
Likuditas -1.751 0.083
a. Dependent Variable: PPh Badan
Sumber: Data diolah, SPSS 25.0 (2020)
Pada tabel 5 Hasil Uji Parsial (Uji
t) diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Biaya Operasional berdasarkan
hasil pengujian bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,000. Nilai
signifikansi tersebut bernilai < 0,05
maka 𝐻0 ditolak atau 𝐻1 dditerima.
Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel biaya
operasional berpengaruh terhadap
pajak penghasilan badan.
b. Profitabilitas berdasarkan hasil
pengujian bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikansi
tersebut bernilai < 0,05 maka 𝐻0 ditolak atau 𝐻2 diterima. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel profitabilitas berpengaruh
terhadap pajak penghasilan badan.
c. Likuiditas berdasarkan hasil
pengujian bahwa nilai signifikansi
sebesar 0.083. Nilai signfikansi
tersebut bernilai > 0,05 maka 𝐻0 diterima atau 𝐻3 ditolak. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel likuiditas tidak
berpengaruh terhadap pajak
penghasilan badan.
Uji Simultan (Uji F)
Tabel 6
ANOVAa
Model
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
1 Regression 92.087 3 30.696 30.277 .000b
Residual 97.329 96 1.014
Total 189.416 99
a. Dependent Variable: PPh Badan
b. Predictors: (Constant), Likuditas, Biaya Operasional,
Profitabilitas
Sumber: Data diolah, SPSS 25.0 (2020)
Berdasarkan tabel 6. Hasil Uji
Simultan (F) diperoleh Sig. F 0,000.
Nilai Sig. F lebih kecil dari 0,05 maka
dapat dikatakan H4 diterima. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa variabel
Biaya operasional, profitabilitas, dan
likuiditas simultan berpengaruh
terhadap pajak penghasilan badan.
Koefisien Determinasi
Tabel 7
Sumber: Data diolah, SPSS 25.0 (2020)
Berdasarkan tabel 7 Koefisien
Determinasi terlihat bahwa pada kolom Adjusted R Square sebesar 0,470 atau
47% menunjukkan besaran peran atau
kontribusi dari variabel-variabel
Model Summaryb
M
odel
R
R
Square
Adj
usted R
Square
Std
. Error of
the
Estimate
1 .697a 0.486 0.470 1.00690
a. Predictors: (Constant), Likuditas, Biaya
Operasional, Profitabilitas
b. Dependent Variable: PPh Badan
independen seperti tingkat biaya
operasional, profitabilitas dan likuiditas
mampu menjelaskan variabel dependen
yakni pajak penghasilan badan.
Sedangkan sisanya yaitu sebesar 53%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
ada dalam penelitian ini.
Analisis Hasil Penelitian
Tabel 8
Rangkuman Analisis Hasil Penelitian
Dari tabel 8 tersebut, dapat dianalisis
sebagai berikut:
1. Biaya Operasional
Berdasarkan hasil penelitian biaya
operasional berpengaruh terhadap pajak
penghasilan badan. Hal tersebut dapat
disebabkan karena biaya operasional
merupakan pengurang pajak penghasilan
badan. Jika biaya operasional perusahaan
mengalami kenaikan atau penurunan,
otomatis beban pajak ikut naik atau
turun tergantung besar kecilnya biaya
operasional. Dari kondisi tersebut
diharapkan manajemen tetap
mempertahankan kinerjanya dengan
memperhatikan beban pajak. Perusahaan
sektor industri dasar dan kimia menjaga
biaya operasional mereka di kisaran rata
– rata Rp 172.315 (dalam jutaan rupiah).
2. Profitabilitas
Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa secara parsial profitabilitas
berpengaruh terhadap pajak
penghasilan badan. Hal ini dapat
diartikan bahwa semakin besar
profitabilitas (NPM) maka semakin
besar pajak penghasilan badan.
Profitabilitas (NPM) digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba setelah pajak
dari setiap penjualan. Profitabilitas
(NPM) yang tinggi menunjukan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba cukup besar,
begitupun sebaliknya.
3. Likuditas
Berdasarkan hasil penelitian
likuditas tidak berpengaruh terhadap
pajak penghasilan badan. Hal tersebut
disebabkan karena perusahaan sektor
industri dasar dan kimia memiliki rata
– rata likuiditas 2.74 (diatas 2 atau
200%) dimana nilai tersebut
merupakan nilai yang paling aman jika
dilihat dari rasio likuiditasnya. Hal ini
H1
Biaya
Operasio
nal
< 0,05
0,000 H0 =
Diterima
H1 =
Ditolak
Biaya
Operasional
berpengaruh
terhadap Pajak
Penghasilan Badan
H2
Profitabil
itas
< 0,05
0,000 H0 =
Ditolak
H2 =
Diterima
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap Pajak
Penghasilan
Badan
H3 Likuidita
s
< 0,05
0,083 H0 =
Ditolak
H3 =
Diterima
Likuditas
tidak
berpengaruh
terhadap Pajak
Penghasilan
Badan
menandakan bahwa perusahaan sektor
industri dasar dan kimia memiliki
pinjaman jangka pendek yang rendah
dan beban bunga atas utang jangka
pendek tersebut rendah. hal ini
dimaknai bahwa sektor industri dasar
dan kimia mampu untuk melunasi
hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang yang telah jatuh tempo
sehingga perusahaan dapat fokus untuk
menunjang volume penjualan dimana
hal ini dapat menentukan jumlah pajak
pengahasilan badan, walaupun terdapat
sedikit perusahaan yang memiliki
tingkat likuiditas di bawah 2.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
tinggi atau rendahnya rasio likuiditas
yang diperoleh perusahaan tidak
berpengaruh terhadap besar kecilnya
pajak penghasilan badan. Rasio
likuiditas yang tinggi menandakan
bahwa perusahaan dalam keadaan likuid
dan baik dalam membayar utang jangka
pendeknya yang akan segera jatuh tempo
serta dapat menunjang volume penjualan
atas pendanaan dari utang tersebut.
4. Biaya Operasional, Profitabilitas,
dan Likuditas
Hipotesis 4 yang diajukan dalam
penelitian ini adalah diduga biaya
operasional, profitabilitas dan likuiditas
berpengaruh terhadap pajak penghasilan
badan. Hasil analisis penelitian ini
signifikan mengindikasikan bahwa
perusahaan menggunakan ketiga variabel
independen (biaya operasional,
profitabilitas, dan likuiditas) dalam
menentukan besar kecilnya pajak
penghasilan badan. Setelah diuji secara
simultan menggunakan Uji Koefisien
Determinasi menunjukkan angka sebesar
47% yang berarti bahwa pajak
penghasilan badan dipengaruhi oleh
faktor biaya operasional, profitabilitas,
dan likuditas. Sedangkan sisanya 53%
disebabkan karena faktor-faktor lain
yang tidak dapat dijelaskan dalam
persamaan regresi tersebut. Variabel-
variabel lain dapat berupa royalti,
deviden, hadiah, hibah, sewa.
Hal ini menunjukkan bahwa
semua variabel di atas mengalami
pergerakan yang akan mempengaruhi
pajak penghasilan badan dan juga para
investor untuk mengambil keputusan
investasinya. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia harus menjaga
faktor-faktor tersebut agar tidak terjadi
kemunduran atau penurunan pada pajak
penghasilan badan karena pajak
penghasilan badan merupakan salah satu
sumber pendapatan negara.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan data yang diolah,
analisa dan hasil pembahasan yang
dilakukan dalam penelitian ini, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Biaya Operasional berpengaruh
terhadap Pajak Penghaislan Badan
dengan koefisien regresi untuk
perubahan biaya operasional adalah
3.740 mengandung arti bahwa
kenaikan satu-satuan perubahan
biaya operasional maka pajak
penghasilan badan akan mengalami
kenaikan sebesar 3.740.
Berdasarkan hasil perhitungan
tingkat signifikansi 0.000, karena
nilai signifikansi tidak lebih besar
dari 0.05 maka terdapat pengaruh
antara biaya operasional dengan
pajak penghasilan badan.
2. Profitabilitas berpengaruh terhadap
Pajak Penghasilan Badan dengan
koefisien regresi untuk perubahan
profitabilitas adalah 14.854
mengandung arti bahwa kenaikan
satu-satuan perubahan profitabilitas
maka pajak penghasilan badan akan
mengalami penurunan sebesar
14.854. Berdasarkan hasil
perhitungan tingkat signifikansi
0.000, karena nilai signifikansi
Anggraini, Dina, and Yunita Valentina
Kusufiyah. 2020. Dampak
Profitabilitas, Leverage dan
Biaya Operasional Terhadap
Pajak Penghasilan Badan. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Dharma
Andalas 22.1 (2020): 32-47.
kurang dari 0.05 maka terdapat
pengaruh antara profitabilitas
dengan pajak penghasilan badan.
3. Likuiditas tidak berpengaruh
terhadap Pajak Penghasilan Badan
dengan koefisien regresi untuk
perubahan likuiditas adalah -0.123
mengandung arti bahwa kenaikan
satu satuan perubahan likuiditas
maka pajak penghasilan badan akan
mengalami kenaikan sebesar -
0.123. Berdasarkan hasil
perhitungan tingkat signifikansi
0.083, karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0.05 maka tidak
terdapat pengaruh antara likuiditas
dengan pajak penghasilan badan.
4. Biaya Operasional, Profitabilitas,
dan Likuiditas secara bersama sama
berpengaruh terhadap Pajak
Penghasilan Badan dengan
menghasilkan nilai sig sebesar
0.000 pada uji f, dan menunjukan
angka sebesar 47% pada uji
koefisien determinasi.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan
penelitian ini, penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Penulis Selanjutnya:
a. Menambah faktor – faktor lain
yang dapat memengaruhi pajak
penghasilan badan seperti royalti,
deviden, hadiah, hibah, sewa. Hal
ini dikarenakan faktor yang
digunakan dalam penelitan hanya
mampu menjelaskan 47% dari
pajak penghasilan badan,
sedangankan 53% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya.
b. Penelitian ini menggunakan
sampel 20 perusahaan sektor
industri dasar dan kimia pada
tahun 2014-2018. Maka
disarankan untuk penelitian
selanjutnya agar dapat menambah
sampel dan menambah periode
penelitian agar output yang
dihasilkan dapat memberikan
akurasi yang lebih baik.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan bahwa perusahaan
dapat mengelola aset lancar, hutang
lancar, laba bersih, penjualan dan biaya
operasional dengan bijak dan cermat
agar memiliki rasio dan biaya yang
baik dalam artian tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah di mata
investor dan kreditor
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat menjadikan
bahan pertimbangan dalam membuat
kebijakan serta aturan yang tepat untuk
mendorong peningkatan penerimaan
pajak serta pembangunan ekonomi
nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Choirul. 2018. Analisis Rasio
Likuiditas, Rasio Solvabilitas,
Dan Biaya Operasional Terhadap
Pajak Penghasilan Badan
Terutang (Sektor Pertambangan
Di Bei Tahun 2011-2016). Margin
Eco 2.1 (2018): 43-68.
Atina, I., Harimurti, F. and Kristianto,
D., 2017. Pengaruh Profitabilitas
Dan Biaya Operasional Terhadap
Pph Badan Perusahaan Makanan
Dan Minuman Di Bei (PERIODE
2013–2015). Jurnal Akuntansi dan
Sistem Teknologi
Informasi, 13(3).
Eduardo Simorangkir. 2019.
Fadillah, H. 2019. Pengaruh
Profitabilitas Dan Biaya
Operasional Terhadap Beban
Pajak Penghasilan Badan Terutang
Pada Perusahaan Perdagangan
Eceran Yang Terdaftar Di Bei
(Periode 2013-2017). Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang
Firdiansyah, M. A., Sudarmanto, E., &
Dharmayanti N. 2018. Pengaruh
Pendapatan Dan Biaya
Operasional Terhadap Beban
Pajak Pada Pt Jembo Cable
Company Tbk. Jurnal Riset
Akuntansi Terpadu, [online]
Volume 11 (2), p. 229-237.
Dyah A dan Nik Amah. 2019. Pengaruh
Rasio Profitabilitas, Likuiditas
Dan Biaya Operasional Terhadap
Pajak Penghasilan Badan
Terutang (perusahaan manufaktur
sub sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di bei
tahun 2015-2017). Seminar
Inovasi Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi I UNIPMA Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
Penerimaan
Pajak 2019 Melambat, Ini Daftar
Sektor Usaha yang Loyo.
(https://finance.detik.com/bursa-
dan-valas/d-4649411/penerimaan-
pajak-2019-melambat-ini-daftar-
sektor-usaha-yang-loyo).(Diakses
pada tanggal 23 Maret 2020.)
Akuntansi, 5(5).
Harahap, Sofyan Syafri. 2016. Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan.
Edisi Pertama, Cetakan Ketiga
Belas. Jakarta: Rajawali Pers.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2016.
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No 46:
Akuntansi Pajak Penghasilan.
Jakarta: Salemba Empat
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2016.
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No 1: Laporan
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Indriantoro, Nur and Bambang Supomo.
2014. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi & Manajemen.
Edisi 1. Cetakan ke-12.
Yogyakarta: BPFE.
Jimmy, J. and Pratiwi, R. 2017.
Pengaruh Profitabilitas Dan
Biaya Operasional Terhadap
Pajak Penghasilan Badan (Studi
Empiris Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Akuntansi STIE Multi Data
Palembang, [online]. Tersedia di:
http://eprints.mdp.ac.id/2572/
Jumingan. 2014. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: Media Grafika.
Kasmir. 2017. Analisis Laporan
Keuangan, Edisi Pertama,
Cetakan Kesebelas. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kieso, Donald E. Jerry J.Weygandt,
Paul D. Kimmel. 2014.
Accounting Principles Pengantar
Akuntansi Edisi 7 Jilid 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Khidmat, W., & Rehman, M. 2014.
Impact of liquidity & solvency on
profitability chemical sector of
Pakistan. Economics
Management Innovation, 6(3), 34-
67.
klikpajak.id/ebook-pajak/ (Diakses pada
tanggal 25 April 2020).
Margaretha, Farah. 2014. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Jakarta:
PT Dian Rakyat
Salamah, A.A., Wi Endang NP, M.G.
and Yogi, K. 2016. Pengaruh
Profitabilitas Dan Biaya
Operasional Terhadap Pajak
Penghasilan Badan (Studi Pada
Riyanto, S., & Hatmawan. A.A. 2020.
Metode Riset Penelitian
Kuantitatif Penelitian di Bandung
Manajemen, Teknik, Pendidikan
dan Eksperimen. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
www.idx.co.id (Diakses pada tanggal
23 Maret 2020.)
www.kemenkeu.go.id (Diakses pada
tanggal 28 Maret 2020.)
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Keempat atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan
Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Fek Indonesia
Periode 2012-2014). Jurnal
Mahasiswa Perpajakan, 9(1).