149
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), INFLASI DAN GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2015-2019) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh Hendriyana Ekawati 63010160005 PERBANKAN SYARIAH S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), INFLASI DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9174/1...INFLASI DAN GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN NON

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),

    INFLASI DAN GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP)

    TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN NON

    PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI

    VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Bank

    Umum Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2015-2019)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    Hendriyana Ekawati

    63010160005

    PERBANKAN SYARIAH S1

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • i

    PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR),

    INFLASI DAN GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP)

    TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN NON

    PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI

    VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada Bank

    Umum Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2015-2019)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    Hendriyana Ekawati

    63010160005

    PERBANKAN SYARIAH S1

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

  • iii

    PENGESAHAN

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  • v

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

  • vi

    KESEDIAAN PUBLIKASI SRIPSI

  • vii

    MOTTO

    “Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan” (QS Asy Syarah: 5)

    Man Jadda Wa Jadda “Barang Siapa Bersungguh-sunguh Pasti Akan

    Mendapatkan Hasil”

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan

    inayah-Nya. Serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya

    persembahkan kepada :

    1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam

    melakukan penulisan skripsi ini.

    2. Kedua Orang Tua ku, Bapak Riyadi dan Ibu Mugiatun serta adikku

    Ahmad Egi Fareza yang telah memberikan dukungan serta doa untukku.

    3. Sahabat-sahabatku, Muh Muhsoni, Vindi Rima, Anisa Isnaniyah, Afia

    Awwala Aqila, Diyah Firda, Eka Wulandari dan Dian Ayu yang selalu

    menemani, menyemangatiku dan membantu dalam menyelesaikan

    skripsiku.

    4. Evi Rifqoh, Sansiaka Kata dan Diah Ayu yang telah membantu saya dalam

    menyelesaikan skripsi ini

    5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 khususnya yang telah

    membantu proses terselesainya skripsi ini.

    6. Almamater ku S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    (FEBI), Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

    rahmat, hidayah, taufiq dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

    skripsi yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Inflasi Dan

    Gross Domestic Product (GDP) Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Non

    Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus

    Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2015-2019)”. Shalawat serta

    salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang

    telah menunjukkan kita jalan yang lurus berupa ajaran islam yang sempurna dan

    menjadi anugerah dan rahmat bagi seluruh alam semesta. Skripsi ini disusun

    untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program sarjana Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

    Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta

    dukungan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis

    menyampaikan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Salatiga.

    2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    3. Bapak Ari Setiawan, M.M. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

    Syariah.

  • x

    4. Bapak Taufikur Rahman, SE. M.Si. selaku Pembimbing Skripsi yang telah

    meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan serta bimbingan

    dalam penyusunan skripsi ini.

    5. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah

    memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani perkuliahan

    di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    6. Kedua orang tua tercinta. Bapak Riyadi dan Ibu Mugiatun yang telah

    membimbing dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang, doa, nasehat, kesabaran dan

    semangat yang luar biasa.

    7. Sahabat-sahabatku, Muh Muhsoni, Vindi Rima, Anisa Isnaniyah, Afia

    Awwala Aqila, Diyah Firda, Eka Wulandari dan Dian Ayu yang selalu

    menemani dan membantu penulis.

    8. Evi Rifqoh, Sansiaka Kata dan Diah Ayu yang tak henti-hentinya

    memberikan dukungan, motivasi, dan bantuan kepada penulis.

    9. Semua pihak yang memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

    Penulis menyadari dan mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

    banyak kekurangan karena keterbatasan penulis.Oleh karena itu, penulis

    mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai

    pihak.Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan referensi dan

    tambahan wawasan bagi pembaca.

  • xi

    ABSTRAK

    Ekawati, Hendriyana. (2020). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Inflasi

    Dan Gross Domestic Product (GDP) Terhadap Kinerja Keuangan

    Dengan Non Performing Financing (NPF) Sebagai Variabel

    Intervening (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia

    Periode Tahun 2015-2019).Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam Program Studi S1 Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

    Pembimbing: Bapak Taufikur Rahman, SE, M. Si

    Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui Pengaruh

    Capital Adequacy Ratio (CAR), Inflasi, Dan Gross Domestic Product (GDP)

    Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Non Performing Financing (NPF) Sebagai

    Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia

    Periode 2015-2019). Sampel yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini

    adalah 10 Bank Syariah. Teknik pengambilan sempel dalam penilitian ini adalah

    purposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengeksplorasi

    laporan-laporan keuangan dari bank berupa laporan tahunan yang bersumber dari

    OJK. Teknik analisis data menggunakan path analysis. Pengolahan data dalam

    penelitian ini menggunakan alat bantu aplikasi Eviews 10. Berdasarkan hasil dari

    analisis jalur menunjukkan bahwa variabel CAR dan Inflasi berpengaruh positif

    terhadap Kinerja Keuangan, variabel GDP dan NPF berpengaruh negatif terhadap

    Kinerja Keuangan, variabel CAR dan Inflasi berpengaruh positif terhadap NPF.

    Variabel GDP tidak berpengaruh terhadap NPF. NPF tidak mampu memediasi

    hubungan CAR, Inflasi dan GDP terhadap Kinerja Keuangan.

    Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio, Inflasi, Gross Domestic Product, Non

    Performing Financing, Return On Asset

  • xii

    DAFTAR ISI

    COVER .................................................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

    PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................................... v

    KESEDIAAN PUBLIKASI SRIPSI ...................................................................... vi

    MOTTO ................................................................................................................ vii

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    ABSTRAK ............................................................................................................. xi

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11

    E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11

  • xiii

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14

    A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 14

    B. Kerangka Teori........................................................................................... 23

    1. Stakeholder Theory ................................................................................ 23

    2. Signalling Theory ( Teori Sinyal) .......................................................... 24

    3. Kinerja Keuangan ................................................................................... 24

    4. Return On Asset (ROA) .......................................................................... 27

    5. Capital Adequacy Ratio (CAR) .............................................................. 29

    6. Inflasi ...................................................................................................... 31

    7. Gross Domestic Product (GDP) ............................................................. 33

    8. Non Performing Financing (NPF) ......................................................... 35

    C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 41

    D. Hipotesis ..................................................................................................... 42

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 53

    A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 53

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 53

    C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 53

    D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 56

    E. Definisi Konsep dan Operaasional ............................................................. 57

    F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 60

  • xiv

    1. Uji Stasioner ........................................................................................... 60

    2. Uji Regresi .............................................................................................. 60

    3. Uji Statistik ............................................................................................. 62

    4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 64

    5. Path Analysis (Analisis Jalur) ................................................................ 67

    G. Alat Analisis ............................................................................................... 69

    BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 71

    A. Deskriptif Objek Penelitian ........................................................................ 71

    B. Analisis Data .............................................................................................. 73

    1. Uji Stasioneritas ..................................................................................... 73

    2. Uji Model Regresi .................................................................................. 74

    3. Uji Regresi .............................................................................................. 75

    4. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 86

    5. Path Analysis .......................................................................................... 90

    6. Pembahasan Hipotesis ............................................................................ 94

    BAB V PENUTUP .............................................................................................. 108

    A. Kesimpulan .............................................................................................. 108

    B. Saran ......................................................................................................... 111

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 113

    LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 121

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah .................................................................. 2

    Tabel 2.1 Research Gap ........................................................................................ 14

    Tabel 3.1 Daftar Populasi ...................................................................................... 54

    Tabel 3.2 Dasar Pengambilan Keputusan DW-Test .......................................... 66

    Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ................................................................................ 72

    Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas Level................................................................. 73

    Tabel 4.3 Hasil Uji Chow...................................................................................... 74

    Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman ................................................................................ 75

    Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Persamaan I .............................................................. 76

    Tabel 4.6 Hasil Regresi Persamaan II ................................................................... 81

    Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 87

    Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 89

    Tabel 4.10 Path Analysis....................................................................................... 91

    Tabel 4.11 Hasil Penelitian ................................................................................. 107

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1Kerangka Penelitian ........................................................................... 41

    Gambar 4.1Uji Normalitas .................................................................................... 86

    Gambar 4.2Model Path Analysis .......................................................................... 91

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk muslim

    terbesar di dunia. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama

    muslim, tentunya hal itu akan mendorong peningkatan kinerja industri

    syariah, termasuk di dalamnya adalah perbankan syariah. Beberapa tahun

    terakhir ini, industri perbankan syariah di Indonesia mulai berkembang

    pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan perbankan syariah yang

    melebihi pertumbuhan perbankan konvensional (Margaretha & Letty,

    2017)

    Menurut data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

    menunjukkan, total aset bank konvensional pada tahun 2018 mencapai Rp

    8,1 triliun meningkat 9,22% dibandingkan dengan periode sebelumnya

    yang sebesar Rp 7,4 triliun. Pertumbuhan aset bank konvensional tahun

    2017 sedikit melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun

    2016 sebesar 10,45 dan 2017 sebesar 9,76%. Secara umum, rata-rata

    pertumbuhan aset bank konvensional sejak tahun 2012-2018 sebesar

    12,02%. Sedangkan pertumbuhan aset bank syariah pada tahun 2018

    sebesar 12,5% (yoy) menjadi Rp 477 triliun dan pada tahun 2017 sebesar

    Rp 424 triliun. Pertumbuhan rata-rata aset bank syariah secara umum lebih

    tinggi dibandingkan dengan bank konvensional, yaitu sebesar 18,81%

    pada tahun 2012-2018 (Jayani. 2019. Berapa Aset Perbankan Syariah dan

  • 2

    Konvensional. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/berapa-

    aset-perbankan-syariah-dan-konvensional. Diakses 19 Mei 2020).

    Pangsa pasar bank syariah pada tahun 2019 menurut data Otoritas

    Jasa Keuangan (OJK) adalah sebesar 6,01% atau mencapai Rp 513 triliun.

    Hal ini disebabkan karena meningkatnya pertumbuhan aset perbankan

    syariah yakni Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)

    sebesar 10,15% secara year on year (yoy) menjadi Rp 499,98 triliun. Dan

    juga pertumbuhan pembiayaan sebesar 10,52% yoy menjadi Rp 345,28

    triliun dan dana pihak ketiga (DPK) yang naik menjadi Rp 402,36 triliun

    (Sitanggang.2019.https://amp.kontan.co.id/news/alhamdulilah-usia-28

    tahun-akhirnya-pangsa-pasar-perbankan-syariah-tembus-6.Diakses 19 Mei

    2020).

    Tabel 1.1

    Perkembangan Bank Syariah

    Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019

    Total Asset

    (dalam Milyar)

    213.423 254.184 288.027 316.691 350.364

    Jumlah Bank 13 13 13 14 14

    Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

    Perkembangan pada perbankan syariah akan menciptakan

    persaingan yang semakin ketat, untuk tetap bisa bersaing dipasar industri

    keuangan, perusahaan perbankan harus mampu menunjukkan kinerja

    keuangannya yang optimal. Kinerja keuangan bank merupakan salah satu

    dasar penilaian terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya

    sebagai penghimpun dan pengelola dana masyarakat. Kinerja keuangan

    digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam

    https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/berapa-aset-perbankan-syariah-dan-konvensionalhttps://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/berapa-aset-perbankan-syariah-dan-konvensionalhttps://amp.kontan.co.id/news/alhamdulilah-usia-28%20tahun-akhirnya-pangsa-pasar-perbankan-syariah-tembus-6https://amp.kontan.co.id/news/alhamdulilah-usia-28%20tahun-akhirnya-pangsa-pasar-perbankan-syariah-tembus-6

  • 3

    melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja

    anggaran bank dan untuk memonitor pelaksanaan kebijakan perusahaan

    yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan dimasa yang

    akan datang. Informasi yang disajikan dalam kinerja keuangan dapat

    digunakan oleh pihak terkait baik investor, kreditor dan pihak-pihak luar

    perbankan untuk memprediksi kinerja keuanganya pada setiap periode

    (Sartono, 2001).

    Baik atau buruknya suatu kinerja keuangan merupakan cerminan

    kemampuan perbankan dalam mengelola dan mengalokasikan dananya.

    Kinerja keuangan suatu bank dapat dinilai dari beberapa indikator

    diantaranya adalah rasio profitabilitas. Rasio ini merupakan rasio yang

    menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, salah

    satunya ialah Return On Assets (ROA) yang digunakan untuk mengukur

    kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)

    secara keseluruhan (Hery, 2015)

    ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen

    dalam mengelola investasinya secara keseluruhan dengan mengukur

    besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan. Sesuai dengan Surat

    Edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, ROA digunakan untuk

    mengukur kemampuan bank dalam menggunakan asset yang dimilikinya

    untuk menghasilkan laba kotor. Menurut Lukman dalamHakim &

    Rafsanjani (2016), Semakin besar ROA pada suatu bank, semakin besar

  • 4

    pula tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik pula posisi

    bank dari segi penggunaan asetnya.

    Menurut Balanchander dalam Zafirah et al., (2014) Profitabilitas

    bank ditentukan oleh beberapa faktor-faktor yaitu faktor-faktor yang dapat

    dikendalikan oleh manajemen dan faktor-faktor di luar kendali

    manajemen. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan manajemen merupakan

    faktor yang menggambarkan kebijakan dan keputusan manajemen bank

    itu sendiri, seperti penghimpunan dana, manajemen modal, manajemen

    likuiditas, dan manajemen biaya. Sedangkan faktor-faktor di luar kendali

    manajemen mencakup faktor lingkungan dan karakteristik bank, seperti

    struktur pasar, regulasi, inflasi, tingkat suku bunga dan pertumbuhan

    pasar.

    Faktor pertama adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), menurut

    Riyadi dalam Syakhrun et al., (2019) Capital Adequacy Ratio (CAR)

    merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang

    dimilki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

    menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR

    maka semakin kuat kemampuan bank untuk menanggung risiko dari setiap

    kredit aktiva produktif yang beresiko. Untuk saat ini minimal CAR sebesar

    8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), hal ini tergantung

    pada kondisi bank yang bersangkutan. Jika rasio CAR dibawah 8% maka

    bank tidak mampu menyerap kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan

    usaha bank, namun apabila rasio CAR diatas 8% maka bank dikatakan

  • 5

    solvable. Dengan meningkatnya tingkat solvabilitas bank, maka akan

    berpengauh pada meningkatnya kinerja bank, karena kerugian-kerugian

    yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki bank

    tersebut.

    Hasil penelitian Purwoko & Sudiyatno (2013)dan Purnamasari &

    Ariyanto (2016)menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap

    ROA. Sedangkan penelitian Hakim & Rafsanjani (2016)menyatakan

    bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Bachri & Saifi

    (2013)juga menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan

    terhadap kinerja keuangan yang diukur denga ROA.

    Faktor kedua adalah Inflasi, secara umum inflasi berarti kenaikan

    tingkat harga secara umum dari barang atau komoditas dan jasa selama

    periode waktu tertentu (Karim, 2014). Kestabilan tingkat inflasi sangat

    berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian, apabila inflasi stabil, maka

    kegiatan perekonomian tidak akan terhambat. Sebaliknya apabila terjadi

    inflasi yang sangat tinggi maka akan semakin tinggi pula harga barang dan

    jasa dan akan mengakibatkan penurunan jumlah uang yang beredar. Inflasi

    juga mengakibatkan minat masyarakat untuk menabung dan berinvestasi

    di sektor rill akan menurun, masyarakat akan cenderung menggunakan

    uangnya untuk investasi yang bersifat spekulasi. Bagi perbankan inflasi

    berpengaruh terhadap kenaikan biaya produksi maupun operasional

    sehingga menurunkan profitabilitas dan berdampak terhadap pembiayaan

    bermasalah (Zafirah et al., 2014).

  • 6

    Menurut penelitian Duraj & Moci (2015) dan Syafarida & Aminah

    (2015) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap ROA.

    Wibowo & Syaichu (2013) menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh

    terhadap ROA. Sedangkan Hidayati (2014) menyatakan bahwa inflasi

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sahara (2013) dan

    Kasman & Carvallo (2013) juga menyatakan bahwa inflasi berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan

    ROA.

    Faktor yang ketiga adalah Gross Domestic Product (GDP), Gross

    Domestic Product merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

    oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu

    setahun. GDP adalah indikator dari pertumbuhan ekonomi yang

    menjelaskan secara langsung kinerja ekonomi dalam menyediakan barang

    dan jasa. Komponen yang ada dalam GDP adalah pendapatan, pengeluaran

    atau investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor-

    import.Pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan cash flow bank dengan

    cara meningkatkan permintaan pembiayaan oleh perusahaan dan rumah

    tangga. Selama pertumbuhan ekonomi yang kuat permintaan pembiayaan

    cenderung meningkat (Madura, 2006).

    Gross Domestic Product juga mencerminkan kapasitas keluaran

    yang dapat dihasilkan perekonomian dengan memanfaatkan segenap

    sumber daya yang ada dalam perekonomian (Mukhlis, 2015). Tingkat

    pendapatan yang diukur dengan GDP akan mempengaruhi pola saving dari

  • 7

    seseorang. Semakin besar GDP maka profitabilitas bank juga akan

    meningkat (Ali et al., 2011).

    Menurut penelitian Sahara (2013) dan Utami (2013) menyatakan

    bahwa GDP berpengaruh positif terhadap profitabilitas ROA. Sedangkan

    menurut Syaichfuddin & Rosyidi (2017) menyatakan bahwa GDP

    berpengaruh negatif terhadap ROA. Aristiana et al., (2017) dan Saputra

    (2015) juga menyatakan bahwa GDP tidak berpengaruh terhadap ROA.

    Dalam penelitian ini, menggunakan variabel intervening

    (penghubung). Variabel intervening (penghubung) adalah variabel yang

    secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen

    dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat

    diamati dan diukur (Sugiyono, 2016). Variabel intervening (penghubung)

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Performing Financing

    (NPF), di mana variabel NPF digunakan untuk mengetahui pengaruh

    variabel CAR, Inflasi dan GDP terhadap Kinerja Keuangan (ROA) melalui

    variabel NPF.

    Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen

    penilaian kinerja suatu bank syariah yang menjadi interpretasi penilaian

    pada aktiva produktif, khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasalah.

    NPF adalah jumlah pembiayaan yang bermasalah dan ada kemungkinan

    tidak dapat ditagih. Sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Bank

    Indonesia, besarnya NPF yang baik adalah dibawah 5%. Tingkat NPF

    akan mempengaruhi bank dalam mengumpulkan pendapatan dari

  • 8

    pembiayaan. Semakin tinggi NPF maka semakin kecil ROA, yang berarti

    akan memperbesar biaya baik biaya pencandangan aktiva produktif

    maupun biaya lainnya, sehingga kinerja keuangan bank menurun.

    Sebaliknya semakin tinggi ROA maka kinerja perusahaan akan semakin

    efektif sehingga struktur modal perusahaan dapat mencerminkan aktivitas

    pembiayaan dengan tingkat pengembalian modal atau laba yang didapat.

    Peningkatan keuntungan menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan

    semakin baik dan menunjukkan tingkat NPF yang semakin rendah

    (Tristiningtyas & Mutaher, 2013).

    Berdasarkan dari uraian dan beberapa penelitian terdahulu yang

    menunjukan hasil yang tidak konsisten, maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Capital Adequacy Ratio,

    Inflasi dan Gross Domestic Product terhadap Kinerja Keuangan

    dengan Non Performing Financing sebagai Variabel Intervening

    (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode tahun

    2015-2019)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka

    diperoleh rumusan masalah untuk penelitian ini, yaitu:

    1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap kinerja

    keuangan bank umum syariah di Indonesia?

    2. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap kinerja keuangan bank umum

    syariah di Indonesia?

  • 9

    3. Bagaimana pengaruh Gross Domestic Product terhadap kinerja

    keuangan bank umum syariah di Indonesia?

    4. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Non

    Performing Financing bank umum syariah di Indonesia?

    5. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Non Performing Financing bank

    umum syariah di Indonesia?

    6. Bagaimana pengaruh Gross Domestic Product terhadap Non

    Performing Financing bank umum syariah di Indonesia?

    7. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing terhadap kinerja

    keuangan bank umum syariah di Indonesia?

    8. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap kinerja

    keuangan bank umum syariah melalui Non Performing Financing

    sebagai variabel intervening?

    9. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap kinerja keuangan bank umum

    syariah melalui Non Performing Financing sebagai variabel

    intervening?

    10. Bagaimana pengaruh Gross Domestic Product terhadap kinerja

    keuangan bank umum syariah melalui Non Performing Financing

    sebagai variabel intervening?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukaan di atas maka

    diperoleh tujuan penelitian yaitu:

  • 10

    1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap kinerja

    keuangan bank umum syariah di Indonesia

    2. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi terhadap kinerja keuangan bank

    umum syariah di Indonesia

    3. Untuk mengetahui pengaruh Gross Domestic Product terhadap kinerja

    keuangaan bank umum syariah di Indonesia

    4. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Non

    Performing Financing bank umum syariah di Indonesia

    5. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Non Performing

    Financing bank umum syariah di Indonesia

    6. Untuk mengetahui pengaruh Gross Domestic Product terhadap Non

    Performing Financing bank umum syariah di Indonesia

    7. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing terhadap

    kinerja keuangan bank umum syariah di Indonesia

    8. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap kinerja

    keuangan bank umum syariah melalui Non Performing Financing

    sebagai variabel intervening

    9. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi terhadap kinerja keuangan bank

    umum syariah melalui Non Performing Financing sebagai variabel

    intervening

    10. Untuk mengetahui pengaruh Gross Domestic Product terhadap kinerja

    keuangan bank umum syariah melalui Non Performing Financing

    sebagai variabel intervening

  • 11

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

    bagi para perusahaan perbankan, akademisi, peneliti dan pihak lain, yaitu:

    1. Bagi Perbankan

    Dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi tingkat

    profitabilitas perusahaan perbankan serta dapat memberikan informasi

    kepada manajemen untuk memperbaiki kinerja keuangan perbankan.

    2. Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diperoleh

    selama kuliah dan menambah pengetahuaan serta wawasan yang

    berkaitan dengan manajemen keuangan dan perbankan.

    3. Bagi Akademisi

    Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan menambah rujukan

    bagi pembaca yang ingin meneliti tentang keuangan dalam perbankan.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan bertujuan untuk membuat sistematika

    laporan penelitian dengan menggambarkan alur pemikiran dari awal

    hingga akhir secara ringkas. Sistematika penulisan penelitian ini sebagai

    berikut:

    BAB I Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang

    masalah yang mendasari diadakannya penelitian. Rumusan masalah

    merupakan pertanyaan mengenai keadaan yang memerlukan jawaban

    penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang hal yang ingin dilakukan.

  • 12

    Kegunaan penelitian merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai dalam

    penelitian. Sistematika penulisan mencakup uraian singkat pembahasan

    materi tiap bab.

    BAB II Landasan Teori. Bab ini menguraikan tentang teori yang

    digunakan dan penjelasan Teori Keagenan, pengertian kinerja keuangan,

    Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Inflasi, Gross

    Domestic Product (GDP), Non Performing Financing (NPF), dan berisi

    tentang perbedaan beberapa penelitian terdahulu, telaah pustaka, kerangka

    penelitian dan hipotesis.

    BAB III Metode Penelitian. Bab ini menguraikan mengenai objek

    yang akan dibahas, jenis dan sumber data yang merupakan penguraian

    jenis data dari variabel-variabel penelitian serta dari mana sumber data

    berasal, penelitian sempel berisi tentang jumlah populasi dan sampel yang

    digunakan beserta metode yang dipakai dalam pengambilan sampel,

    variabel penelitian dan definisi operasional berupa variabel yang dipakai

    dalam penelitian beserta penjabaran secara operasional, teknik

    pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan untuk mengambil

    data. Metode analisis data berupa alat analisis yang digunakan dalam

    penelitian.

    BAB IV Analisis Data. Bab ini berisi tentang deskripsi penelitian

    yang membahas mengenai gambaran penelitian. Analis data berupa

    penyebaran sata agar lebih mudah dibaca. Pembahasan bertujuan untuk

    mencari makna yang lebih mendalam dan penerapan dari hasil analisis.

  • 13

    BAB V Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang

    diharapkan agar dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan perbankan

    syariah untuk meningkatkan kinerja keuangannya. Kesimpulan merupakan

    sajian singkat dari analisis yang dilakukan. Saran berupa anjuran kepada

    pihak yang berkepentingan terhadap analisis penelitian.

  • 14

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel-

    variabel dalam penelitian ini yang dilakukan oleh penelitian terdahulu

    teringkas dalam Tabel 2.1 berikut ini:

    Tabel 2.1

    Research Gap

    No Nama/ Tahun Variabel Hasil Beda Penelitian

    Isu : CAR Terhadap Kinerja Keuangan

    1. Gusti Ayu Yuliani & Dodik Ariyanto

    (2016) Analisis

    Perbandingan

    Kinerja Keuangan

    Bank

    Konvensional dan

    Bank Syariah

    Periode 2010-

    2014

    Variabel

    Independen : CAR,

    NPL, NIM dan

    LDR

    Variabel Dependen

    :

    Kinerja Keuangan

    (ROA)

    CAR

    berpengaruh

    positif

    terhadap ROA

    (+)

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi dan

    GDP serta variabel

    intervening NPF

    Objek penelitian Bank

    Umum Syariah di

    Indonesia

    2. Risma Linda Fitria (2018)

    Pengaruh GCG,

    dan CAR

    Terhadap Kinerja

    Keuangan

    Perbankan yang

    Terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia

    Periode 2013-

    2015

    Variabel

    Independen : GCG

    dan CAR

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    CAR

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap ROA

    (+)

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen inflasi dan

    GDP, serta variabel

    intervening NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    3. Rima Cahya & Ahmad Mifdhol

    Mutohar (2018)

    Analisis Pengaruh

    NPF, FDR,

    BOPO, CAR, dan

    GCG Terhadap

    Kinerja Keuangan

    Bank Umum

    Variabel

    Independen : NPF,

    FDR, BOPO, CAR

    dan GCG

    Variabel Dependen

    : ROA

    CAR

    berpengaruh

    positif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap ROA

    (+)

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen inflasi dan

    GDP, serta variabel

    intervening NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

  • 15

    Syariah Di

    Indonesia Periode

    2013-2017

    4. Muhammad Syakhrun, Asbi

    Amin & Anwar

    (2019) Pengaruh

    CAR, BOPO,

    NPF dan FDR

    Terhadap

    Profitabilitas Pada

    Bank Umum

    Syariah Di

    Indonesia

    Variabel

    Independen : CAR,

    BOPO, NPF dan

    FDR

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    CAR

    berpengaruh

    negatif

    terhadap ROA

    (-)

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen inflasi dan

    GDP, serta variabel

    intervening NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    5. Dewa Ayu & Ida Bagus (2016)

    Pengaruh Rasio

    Keuangan

    Terhadap Kinerja

    Keuangan Sektor

    Perbankan Di

    Bursa Efek

    Indonesia

    Variabel

    Independen : CAR,

    NPF,

    Variabel Dependen

    :

    Kinerja Keuangan

    (ROA)

    CAR tidak

    berpengaruh

    terhadap ROA

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi dan

    GDP, serta variabel

    intervening NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    Isu : Inflasi Terhadap Kinerja Keuangan

    1. Hendrawan Raharjo, Anita

    Wijayanti &

    Riana R Dewi

    (2020) Analisis

    Pengaruh Kinerja

    Keuangan dan

    Inflasi Terhadap

    Profitabilitas

    Bank Umum

    Syariah Di

    Indonesia (Tahun

    2014-2018)

    Variabel

    Independen :

    Inflasi, CAR, NPF

    dan BOPO

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    Inflasi

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap ROA

    (+)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen GDP, serta

    variabel intervening NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    2. Toufan Aldian Syah (2018)

    Pengaruh Inflasi,

    BI Rate, NPF, dan

    BOPO Terhadap

    Profitabilitas Bank

    Umum Syariah Di

    Indonesia

    Variabel

    Independen :

    Inflasi, BI Rate,

    NPF dan BOPO

    Varaibel Dependen

    :

    ROA

    Inflasi

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap ROA

    (+)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR dan

    GDP, serta variabel

    intervening NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    3. Putri Indriani & Nirdukita

    Ratnawati (2017)

    Pengaruh

    Intellectual Capital,

    Variabel Indpenden

    : Inflasi, CAR, dan

    Intellectual Capital

    Variabel Dependen

    :

    Inflasi

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap ROA

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen GDP, serta

    variabel intervening NPF

    Objek penelitian pada

  • 16

    Struktur Modal dan

    Tingkat Inflasi

    Terhadap Kinerja

    Keuangan

    Perbankan Syariah

    Di Indonesia

    ROA (+) Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    4. Herman Supardi, Suratno &

    Suyanto (2016)

    Pengarug Current

    Ratio, Debt To

    Asset Ratio, Total

    Turnover dan

    Inflasi Terhadap

    Retrun On Asset

    Variabel

    Independen :

    Current Ratio, DER

    dan Inflasi

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    Inflasi

    berpengaruh

    negatif tidak

    signifikan

    terhadap ROA

    (-)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    indpenden GDP dan CAR,

    serta variabel intervening

    NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    5. Suryakusuma & Asri Nur

    Wahyuni (2018)

    Dampak Makro

    Ekonomi dan

    Faktor Internal

    Terhadap Kinerja

    Keuangan Bank

    Umum Syariah Di

    Indonesia

    Variabel

    Independen :

    Inflasi, GDP, FDR

    dan BOPO

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    Inflasi tidak

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    terhadap ROA

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR, serta

    variabel intervening NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    Isu : GDP Terhadap

    Kinerja

    Keuangan

    1. Fangky A. Sorongan (2018)

    Analisis Pengaruh

    CAR, LOAN,

    GDP Terhadap

    Profitabilitas

    Bank Di

    Indonesia

    Variabel

    Independen : CAR,

    GDP dan LOAN

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    GDP

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap ROA

    (+)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi, serta

    variabel intervening NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    2. Ratna Aritstiana, Rita Andini &

    Abrar Oemar

    (2017) Pengaruh

    LDR, NIM, NPL,

    Suku Bunga, BI

    dan PDB

    Terhadap ROA

    (Pada Lembaga

    Keuangan Syariah

    yang Terdaftar Di

    BEI Periode

    2010-2015)

    Variabel

    Independen : LDR,

    NIM, NPL, Suku

    Bunga dan GDP

    Varaibel Dependen

    :

    ROA

    GDP

    berpengaruh

    positif

    terhadap ROA

    secara

    simultan (+)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    dependen CAR dan Inflasi,

    serta variabel intervening

    NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    3. Angga Sukma Pratama (2018)

    Variabel

    Independen : Bi

    GDP tidak

    berpengaruh

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

  • 17

    Pengaruh Tingkat

    BI Rate dan GDP

    Terhadap Kinerja

    Bisnis dan Sosial

    Perbankan

    Syariah di

    Indonesia Dengan

    Konsep Risk

    Manajemen dan

    Kecukupan

    Modal sebagai

    Variabel

    Intervening

    Rate dan GDP

    Variabel

    Intervening : NPF

    dan CAR

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    terhadap ROA independen Inflasi dan

    CAR, serta variabel

    intervening: NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    4. Raeswari Eka Wardhani (2019)

    Pengaruh Kinerja

    Keuangan dan

    Faktor Makro

    Ekonomi

    Terhadap

    Profitabilitas

    Bank Syariah

    Variabel

    Independen :CAR,

    NPF, FDR, Suku

    Bunga, dan GDP

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    GDP tidak

    berpengaruh

    terhadap ROA

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi, serta

    variabel intervening: NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    5. Laras Andasari dan

    Suharman(2017)

    Pengaruh Faktor

    Makroekonomi,

    DPK dan Pangsa

    Pembiayaan

    Terhadap

    Profitbilitas

    Industri

    Perbankan

    Syariah Di

    Indonesia Tahun

    2011-2015

    Variabel

    Independen :

    Inflasi, GDP, DPK

    dan Pangsa Pasar

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    GDP

    berpengaruh

    negatif dan

    tidak

    signifikan

    terhadap ROA

    (-)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR serta

    variabel intervening: NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    Isu : CAR Terhadap NPF

    1. Mia Maraya & Syaichu (2016)

    Analisis Pengaruh

    Faktor Internal

    dan Faktor

    Eksternal

    Terhadap Tingkat

    Pembiayaan

    Bermasalah pada

    Bank Umum

    Syariah Di

    Indonesia Periode

    Tahun 2010-2014

    Variabel

    Independen :

    BOPO, CAR, FDR,

    SBIS, Inflasi dan

    Kurs

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    CAR

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    terhadap NPF

    (-)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen GDP, serta

    variabel dependen NPF.

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

  • 18

    2. Yulya Aryani, Lukytawati &

    Ranti Wiliasih

    (2016) Faktor-

    faktor yang

    Mempengaruhi

    Non Performing

    Financing pada

    Bank Umum

    Syariah Di

    Indonesia Periode

    2010-2014)

    Variabel

    Independen : CAR,

    FDR, Bank Size,

    KAP dan NIM

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    CAR

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    terhadap NPF

    (-)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi dan

    GDP, serta variabel

    dependen NPF.

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    3. Sherly Yolanda & Ariusni (2019)

    Pengaruh Faktor

    Internal dan

    Eksternal

    Terhadap

    Pembiayaan

    Bermasalah pada

    Bank Umum

    Syariah dan Bank

    Pembiayaan

    Rakyat Syariah

    Variabel

    Independen : CAR,

    ROA, Inflasi dan

    Nilai Tukar

    Variabel Dependen

    : NPF

    CAR

    berpengaruh

    negatif dan

    signifikan

    terhadap NPF

    (-)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen GDP, serta

    variabel dependen NPF.

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    4. Rizal Nur Firdaus (2015) Pengaruh

    Faktor Internal

    dan Eksternal

    yang

    Mempengaruhi

    Pembiayaan

    Bermasalah pada

    Bank Umum

    Syariah di

    Indonesia

    Variabel

    Independen : CAR,

    Pembiayaan, dan

    Kurs

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    CAR

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap NPF

    (+)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi dan

    GDP, serta variabel

    dependen NPF.

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    5. Indri Supriani & Heri Sudarsono

    (2018) Analisis

    Pengaruh

    Variabel Makro

    dan Mikro

    Terhadap NPF

    Perbankan

    Syariah di

    Indonesia

    Variabel

    Independen : CAR,

    FDR, ROA, BOPO,

    Inflasi, BI Rate dan

    Kurs

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    CAR

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap NPF

    dalam jangka

    panjang (+)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen GDP, serta

    variabel dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    Isu : Inflasi Terhadap NPF

    1. Soeharjoto, Debbie Aryani

    &Lucky Nugroho

    (2019) Pengaruh

    Variabel

    Independen :

    FDR,BOPO,

    KURS, Inflasi dan

    Inflasi

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR, serta

    variabel dependen NPF

  • 19

    Fundamental

    Ekonomi dan

    Kinerja Keuangan

    Terhadap Kredit

    Bermasalah Pada

    Bank Syariah Di

    Indonesia

    GDP

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    terhadap NPF

    (+)

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    2. Kristiani Nibaho &Sri Mangesti

    (2018) Pengaruh

    GDP, Inflasi, BI

    Rate, Nilai Tukar

    Terhadap Non

    Performing Loan

    Bank Umum

    Konvensional Di

    Indonesia

    Variabel

    Independen : GDP

    Inflasi, Bi Rate dan

    Nilai Tukar

    Variabel Dependen

    :

    NPF/ NPL

    Inflasi

    berpengaruh

    positif

    signifikan

    terhadap NPF

    (+)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR, serta

    variabel dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    3. Amir Hamzah (2018) Pengaruh

    Faktor Makro

    Ekonomi

    Terhadap

    Pembiayaan

    Bermasalah

    (Penelitian pada

    Bank Umum

    Syariah di

    Indonesia Tahun

    2010-2017)

    Variabel

    Independen :

    Inflasi, BI Rate,

    dan Nilai Tukar

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    Inflasi tidak

    berpengaruh

    terhadap NPF

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR dan

    GDP, serta variabel

    dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    4. Veni Melinda & Saniman Widodo

    (2018) Analisis

    Pengaruh GDP,

    Inflasi, FDR dan

    KPMM Terhadap

    NPF pada Bank

    Umum Syariah Di

    Indonesia Periode

    2013-2017

    Variabel

    Independen : GDP,

    Inflasi, FDR dan

    KPMM

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    Inflasi

    berpengaruh

    tidak

    signifikan

    terhadap NPF

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR, serta

    variabel dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    5. Heny Purwaningtyas &

    Ulil Hartono

    (2020) Pengaruh

    GDP, Inflasi,

    KURS, FDR dan

    Bank Size

    Terhadap NPF

    Perbankan

    Syariah Di

    Indonesia Tahun

    Variabel

    Independen : GDP,

    Inflasi, Kurs, FDR

    dan Bank Size

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    Inflasi

    berpengaruh

    negatif

    terhadap NPF

    (-)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR, serta

    variabel dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

  • 20

    2014-2017

    Isu : GDP Terhadap NPF

    1. Zaky Wahyuddin (2016) Pengaruh

    Faktor Internal

    dan Eksternal

    Terhadap

    Pembiayaan

    Bermasalah

    dengan Likuiditas

    Sebagai Variabel

    Intervening pada

    Bank Umum

    Syariah Di

    Indonesia

    Variabel

    Independen :

    Ukuran Bank,

    BOPO, GDP,

    Inflasi Variabel

    Intervening:

    Likuiditas

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    GDP

    berpengaruh

    positif tidak

    signifikan

    terhadap NPF

    (+)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR dan

    Inflasi, serta variabel

    dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    2. Nova Shenni dan Ari Darmawan

    (2018) Pengaruh

    Pertumbuhan

    Produk Domestik

    Bruto dan Inflasi

    Terhadap Non

    Performing

    Financing Bank

    Syariah (Studi

    Pada Bank Umum

    Syariah Di

    Indonesia Periode

    2014-2016)

    Variabel

    Independen : GDP,

    dan Inflasi

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    GDP

    berpengaruh

    tidak

    signifikan

    terhadap NPF

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR serta

    variabel dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    3. Yudhistira Ardana & Rita

    Irviani (2017)

    Kondisi

    Makroekonomi

    Terhadap Tingkat

    Pembiayaan

    Bermasalah Bank

    Umum Syariah di

    Indonesia

    (Periode Januari

    2009- Desember

    2015 dengan

    Model ECM)

    Variabel

    Independen : Suku

    Bunga, GDP, Nilai

    Tukar dan Inflasi

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    GDP

    berpengaruh

    negatif tidak

    signifikan

    terhadap NPF

    (-)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR serta

    variabel dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    4. Asma, Munifatussa’idah

    & Suryani Sri

    Lestari (2019)

    Determinan Non

    Performing

    Financing Pada

    Variabel

    Independen : GDP,

    CAR dan FDR

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    GDP

    berpengaruh

    negatif tidak

    signifikan

    terhadap NPF

    (-)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi, serta

    variabel dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

  • 21

    Bank Umum

    Syariah Di

    Indonesia Periode

    2014-2018

    5. Kristiani Naibaho & Sri Mangesti

    (2018) Pengaruh

    GDP, Inflasi, BI

    Rate, Nilai Tukar

    Terhadap Non

    Performing Loan

    Bank Umum

    Konvensional Di

    Indonesia

    Variabel

    Independen : GDP,

    Inflasi, Bi Rate dan

    Nilai Tukar

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    GDP

    berpengaruh

    negatif

    signifikan

    terhadap NPF

    (-)

    Penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR variabel

    dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    Isu : NPF Terhadap Kinerja Keuangan

    1. Hellen, Fadirul & Nur Fadjrih

    (2019) Analisis

    Pengaruh CAR,

    NPF NOM,

    BOPO dan FDR

    Terhadap Kinerja

    Keuangan

    Perbankan

    Syariah Di

    Indonesia Tahun

    2011-2017

    Variabel

    Independen : CAR,

    NPF, NOM,

    BOPO, dan

    FDRVariabel

    Dependen :

    ROA

    NPF

    berpengaruh

    negatif dan

    signifikan

    terhadap ROA

    (-)

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi dan

    GDP, serta variabel

    dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    2. Dewa Ayu & Ida Bagus (2016)

    Pengaruh Rasio

    Keuangan

    Terhadap Kinerja

    Keuangan Sektor

    Perbankan Di

    Bursa Efek

    Indonesia

    Variabel

    Independen : CAR,

    NPF/NPL dan LDR

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    NPF

    berpengaruh

    negatif

    terhadap ROA

    (-)

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi dan

    GDP, serta variabel

    dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    3. Siti Choiriyah & Astri Fitria (2019)

    Pengaruh

    Pembiayaan

    Syariah, NPF dan

    Intellectual

    Capital Terhadap

    Kinerja Keuangan

    Variabel

    Independen :

    Pembiayaan Jual

    Beli, Pembiayaan

    Bagi Hasil, NPF

    dan Intellectual

    Capital Variabel

    Dependen :

    ROA

    NPF

    berpengaruh

    negatif

    terhadap ROA

    (-)

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi dan

    GDP, serta variabel

    dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    4. Yuwita Ariessa Pravasanti (2017)

    Risiko Keuangan

    dan Tingkat

    Kesehatan

    Variabel

    Independen : FDR,

    NPF dan NOM

    Variabel Dependen

    :

    NPF

    berpengaruh

    positif dan

    signifikan

    terhadap ROA

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen CAR, Inflasi

    dan GDP, serta variabel

    dependen NPF

  • 22

    Keuangan Bank

    Denfan Size,

    Inflasi dan GDP

    Sebagai Variabel

    Kontrol pada

    Perbankan

    Syariah di

    Indonesia

    ROA (+) Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    5. Salman Al Parisi (2017)

    Determinan

    Kinerja Keuangan

    Bank Umum

    Syariah di

    Indonesia

    Variabel

    Independen : CAR,

    BOPO, FDR, NPF

    dan NOM

    Variabel Dependen

    :

    ROA

    NPF

    berpengaruh

    positif

    terhadap ROA

    (+)

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi dan

    GDP, serta variabel

    dependen NPF

    Objek penelitian pada

    Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    NPF Sebagai Variabel Intervening (ROA)

    1. Anisa Siti Fatonah &

    Dadang

    Hermawan (2019)

    Estimasi

    Pengaruh Faktor

    Internal Bank dan

    Stabilitas

    Makroekonomi

    Terhadap

    Profitabilitas

    dengan Mediasi

    Rasio

    Pembiayaan

    Bermasalah Di PT

    Bank Muamalat

    Indonesia

    Variabel

    Independen :

    Modal, BOPO,

    FDR, Inflasi dan

    GDP

    Variabel Dependen:

    ROA

    Variabel

    Intervening:

    NPF

    Inflasi

    berpengaruh

    signifikan

    terhadap ROA

    melalui NPF,

    sedangkan

    GDP tidak

    berpengaruh

    signifikan

    terhadap ROA

    melalui NPF

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    CAR sebagai Variabel

    independen, dan objek

    penelitian pada Bank

    Umum Syariah di

    Indonesia

    2. Muhammad Taufik (2017)

    Pengaruh FDR

    dan CAR

    Terhadap ROA

    Dengan NPF

    Sebagai Variabel

    Moderasi Pada

    Bank Umum

    Syariah di

    Indonesia

    Variabel

    Independen:

    CAR dan FDR

    Variabel Dependen:

    ROA

    Variabel

    Intervening:

    NPF

    CAR

    berpengaruh

    negatif dan

    signifikan

    terhadap ROA

    dan NPF tidak

    memoderasi

    pengaruh CAR

    terhadap ROA

    Pada penelitian ini

    menggunakan variabel

    independen Inflasi dan

    GDP, objek penelitian

    pada Bank Umum Syariah

    di Indonesia

  • 23

    B. Kerangka Teori

    1. Stakeholder Theory

    Teori Stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan bukanlah entitas

    yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus

    mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Di dalam sebuah

    perusahaan pihak yang paling diutamakan adalah stakeholder

    (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,

    masyarakat, analisis, dan pihak lainya) (Chariri & Ghazali, 2008).

    Menurut Carrol dalam Maskuroh (2014) stakeholder

    diklasifikasikan menjadi dua, yaitu stakeholders internal dan

    stakeholders eksternal. Stakeholder internal adalah orang dalam dari

    suatu perusahaan, orang atau instansi yang secara langsung terlibat

    dalam kegiatan perusahaan, seperti pemilik, pemegang saham, manajer

    dan karyawan. Sementara stakeholder eksternal adalah orang luar dari

    suatu perusahaan, orang atau instansi yang tidak secara langsung

    terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti para konsumen, masyarakat

    dan pemerintah.

    Untuk memenuhi kepentingan stakeholder internal, maka kinerja

    keuangan (financial performance) menjadi sangat relevan untuk

    menjaga kelangsungan hidup perusahaan khususnya memenuhi

    kepentingan stakeholder internal. Sementara untuk memenuhi

    kepentingan pihak stakeholder eksternal, maka pencapaian kinerja

  • 24

    sosial (social performance) menjadi ukuran pemenuhan kepentingan

    pihak stakeholder eksternal tersebut. Dengan pemenuhan kinerja

    keuangan dan dan kinerja sosial yang baik, maka kelangsungan hidup

    perusahaan jangka pendek dan jangka panjang akan dapat dicapai

    (Maskuroh, 2014).

    2. Signalling Theory ( Teori Sinyal)

    Signalling Theory (teori sinyal) digunakan untuk menjelaskan

    bahwa pada dasarnya laporan keuangan dimanfaatkan perusahaan

    untuk memberi sinyal positif maupun negatif kepada pengunanya

    (Sulistiyono, 2008). Signalling Theory lebih menekankan kepada

    pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap

    keputusan investasi pihak luar perusahaan. Informasi merupakan unsur

    penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada

    hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk

    keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang

    bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagi pasaran efeknya.

    Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat

    diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk

    mengambil keputusan investasi (Ulum, 2017).

    3. Kinerja Keuangan

    a. Pengertian Kinerja Keuangan

    Menurut Fahmi (2012) Kinerja keuangan adalah gambaran

    tentang keberhasilan perusahaan yang berupa hasil yang telah

  • 25

    dicapai berkat berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Kinerja

    keuangan merupakan suatu analisis untuk menilai sejauh mana

    suatu perusahaan telah melaksanakan aktivitas sesuai aturan-aturan

    pelaksanaan keuangan. Sedangkan menurut Rudianto, (2013)

    kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh

    manajemen perusahaan dalam mengelola aset perusahaan secara

    efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat

    dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi

    tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan

    yang telah dilaksanakan.

    Menurut Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan

    (DPNP) dalam Surat Edaran (SE) BI No.13/24/DPNP/2011 yang

    merupakan prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan

    manajemen bank dalam menilai kinerja bank adalah berorientasi

    pada risiko, proporsionalitas, materialitas dan signifikansi serta

    komprehensif dan terstruktur. Yusuf (2017) menyatakan bahwa

    penilaian kinerja bank oleh manajemen, pemegang saham,

    pemerintah maupun stakeholder yang lain penting untuk dilakukan

    karena menyangkut distribusi kesejahteraan diantara mereka.

    Kinerja bank dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau

    indikator. Sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan

    dasar penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang

    bersangkutan.

  • 26

    b. Pengukuran Kinerja

    Untuk mengetahui prestasi yang dicapai perusahaan, perlu

    dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam kurun

    waktu tertentu. Dalam mengevaluasi kinerja perusahaan yang

    paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan dalam hal ini

    adalah investor, para manajer, kreditor, pemerintah dan

    masyarakat.

    Tujuan pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut

    Munawir (2010:31)yaitu:

    a) Mengetahui tingkat likuiditas yang menunjukkan kemampuan

    suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada

    saat ditagih.

    b) Mengetahui tingkat solvabilitas yang menunjukkan

    kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan

    jangka pendek dan jangka panjang jika perusahaan dilikuidasi.

    c) Mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang

    menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

    laba pada periode tertentu.

    d) Mengetahui tingkat stabilitas yang menunjukan kemampuan

    perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan stabil yang

    diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan

    untuk membayar hutang dan beban bunga atas hutang tepat

    pada waktunya.

  • 27

    c. Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kinerja

    Keuangan

    Menurut Athanasoglou et al. dalam Dwijayanti & Naomi,

    (2009) menyatakan bahwa kinerja keuangan dipengaruhi oleh dua

    faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

    merupakan faktor mikro atau faktor spesifik bank yang

    menentukan profitabilitas, sedangkan faktor eksternal merupakan

    variabel-variabel yang tidak berhubungan langsung dengan bank,

    tetapi faktor tersebut secara tidak langsung memberikan efek bagi

    perekonomian dan hukum yang akan berdampak pada kinerja

    keuangan. Athanasoglou (2011) menyatakan bahwa profitabilitas

    bank merupakan fungsi dari faktor internal dan eksternal. Para

    peneliti sepakat bahwa faktor internal yang mempengaruhi

    profitabilitas bank adalah ukuran, modal, manajemen risiko,

    manajemen biaya sedangkan faktor eksternal yang perlu

    diperhatikan adalah inflasi, suku bunga, siklus output, serta

    variabel yang mempersentasikan karakteristik pasar.

    4. Return On Asset (ROA)

    Profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang

    paling tepat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Menurut

    Sholihah dan Triyana dalam Jannah (2018) semakin tinggi

    profitabilitas perusahaan, maka semakin baik kinerja keuangannya.

  • 28

    Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah

    Return On Asset (ROA).

    Menurut Endraswati et al., (2014) Return On Asset merupakan

    rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam

    menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aset yang dimiliki bank.

    Menurut Kasmir (2016) ROA merupakan rasio yang menunjukan hasil

    (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahan.

    Menurut Hery (2015) hasil pengembalian ROA merupakan rasio

    yang menunjukan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan

    laba bersih. Dengan kata lain rasio ROA digunakan untuk mengukur

    seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap

    rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

    Analisis ROA berfungsi sebagai jembatan bagi pihak manajemen

    untuk mengetahui bagaimana efektifitas dan efisiensi penggunaan

    sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sehingga dengan

    melakukan analisis ROA juga akan memudahkan pengguna informasi

    keuangan untuk menentukan keputusan dan strategi bisnis dalam

    upaya untuk mempertahankan pengembangan serta eksistensi suatu

    perusahaan pada masa yang akan datang (Palimbong, 2016).

    Dendawijaya dalam Arifah (2018) menyatakan bahwa semakin

    besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan

    yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut

    dalam segi penggunaan aset. Dan sebaliknya semakin rendah ROA,

  • 29

    maka semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari satu

    rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

    Menurut Bank Indonesia Return On Asset (ROA) merupakan

    perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset

    dalam satu periode. Secara matematis, ROA dirumuskan sebagai

    berikut:

    ROA =𝐋𝐚𝐛𝐚𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡

    𝐑𝐚𝐭𝐚−𝐫𝐚𝐭𝐚𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 x 100%

    5. Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Menurut Dendawijaya dalam Syakhrun et al., (2019), capital

    adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan

    modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang menghasilkan

    risiko, misalnya risiko kredit yang diberikan sehingga dapat

    mempengaruhi profitabilitas. Menurut Kasmir (2016), capital

    adequacy ratio adalah perbandingan rasio antara rasio modal terhadap

    Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan sesuai ketentuan

    pemerintah.

    Menurut Muhammad & Suwikayo (2009) Capital Adequacy Ratio

    (CAR) adalah gambaran mengenai kemampuan bank syariah dalam

    memenuhi kecakupan modalnya. Rasio kecakupan modal (CAR)

    merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka

    pengembangan usaha dan menampung rasio kerugian (Umam, 2013)

    Menurut Bank Indonesia Nomor 9/13/PBI/2007, CAR adalah

    penyediaan modal minimum bagi bank yang didasarkan pada risiko

  • 30

    aktiva yang tercantum dalam neraca dan aktiva yang bersifat

    administratif dan risiko pasar.

    Nilai CAR semakin tinggi, maka semakin kuat kemampuan bank

    untuk menanggung risiko dari setiap kredit dan aktiva produktif yang

    beresiko. CAR diukur berdasarkan dari presentase tertentu terhadap

    aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Semakin besar kredit yang

    disalurkan oleh bank, maka semakin besar pula ATMR bank tersebut,

    sehingga CAR akan turun. Artinya, apabila bank akan melakukan

    ekspansi kredit, maka harus memperhatikan jumlah kredit yang

    dimiliki saat itu. Serta apabila CAR-nya sudah terbatas atau mendekati

    ketentuan minimal, maka ekspansi kredit harus dibarengi dengan

    penambahan modal (Pracoyo, 2005).

    Berdasarkan peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013

    tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum pasal 2

    ayat 3 penyediaan modal minimum dibagi menjadi 4 kategori yaitu:

    paling rendah 8% dari ATMR untuk bank dengan profit risiko tingkat

    satu, paling rendah 9% sampai kurang dari 10% dari ATMR untuk

    bank dengan profit risiko peringkat 3, dan 11% sampai dengan 14%

    dari ATMR untuk bank dengan profit risiko peringkat 4 atau peringkat

    5.

    Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP

    tanggal 14 Desember 2001, CAR adalah rasio antara modal terhadap

    analisis tertimbang menurut risiko (ATMR)

  • 31

    CAR = 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍𝑺𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊

    𝑨𝑻𝑴𝑹 x 100%

    6. Inflasi

    Secara umum inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara terus

    menerus dari barang atau komoditas dan jasa selama periode waktu

    tertentu (Syah, 2018). Menurut Karim, (2017) inflasi adalah kenaikan

    yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit

    perhitungan moneter) terhadap barang-barang atau komoditas atau

    jasa. Sedangkan menurut Boedinono (2000) inflasi adalah

    kecenderungan meningkatnya harga barang-barang umum secara terus

    menerus. Dimana kenaikan harga-harga barang tersebut tidak

    semuanya dengan presentase yang sama atau dapat terjadi kenaikan

    yang tidak bersamaan akan tetapi terjadi secara terus menerus selama

    satu periode tertentu.

    Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi

    adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK adalah

    perbandinganrelative dari harga suatu paket barang dan jasa pada suatu

    saat dibandingkan dengan harga-harga barang dan jasa tersebut pada

    tahun dasar dan dinyatakan dalam persen (Gilarso 2004). Perubahan

    IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket

    barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

    a. Jenis Inflasi Menurut Tingkat Keparahannya

    Menurut Paul dalam Hidayati (2014) jenis inflasi menurut tingkat

    keparahannya sebagai berikut:

  • 32

    a) Moderate Inflation

    Moderate Inflation adalah kenaikan tingkat harga yang

    lambat atau sering disebut inflasi satu digit. Pada tingkat inflasi

    seperti ini orang-orang masih mau untuk memegang uang dan

    menyimpan kekayaanya dalam bentuk uang daripada dalam

    bentuk asset rill.

    b) Galloping Inflation

    Galloping Inflation adalah inflasi terjadi pada tingkatan

    20% sampai dengan 200% per tahun. Pada tingkat inflasi

    seperti ini orang hanya mau memegang uang seperlunya saja,

    sedangkan kekayaan disimpan dalam bentuk asset-asset rill.

    Perekonomian seperti ini cenderung mangakibatkan terjadinya

    masalah besar dalam perekonomian karena orang-orang akan

    cenderung mengirimkan dananya untuk berinvestasi di luar

    negeri daripada berinvestasi di dalam negeri (capital outflow).

    c) Hyper Inflation

    Hyper Inflation terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi

    yaitu jutaan sampai triliunan persen per tahun. Meski banyak

    pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan

    menghadapi galloping inflation, akan tetapi tidak pernah ada

    pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi inflasi jenis

    ketiga yang amat mematikan ini.

  • 33

    7. Gross Domestic Product (GDP)

    Menurut Mutmainah dan Chasanah dalam Azizi (2016) Gross

    Domestic Product (GDP) digunakan untuk mengukur semua barang

    dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu.

    Komponen yang ada dalam GDP yaitu pendapatan, pengeluaran atau

    investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor-impor.

    Menurut Sukirno (2004) Gross Domestic Product (GDP)

    merupakan nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang

    diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut

    dan negara asing. Sedangkan menurut Hasyim (2016) Gross Domestic

    Product adalah total pendapatan yang dihasilkan dari semua barang

    dan jasa didalam suatu negara, termasuk pendapatan orang asing yang

    bekerja dalam negara tersebut. Gross Domestic Product mengukur

    nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam negeri tanpa

    membedakan kepemilikan atau kewarganegaraan dalam periode

    tertentu.

    Gross Domestic Product adalah nilai pasar dari semua barang dan

    jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara. Tujuan GDP adalah

    untuk meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu

    selama periode waktu tertentu (Mankiw, 2006).

    GDP hanya menghitung barang jadi atau barang final dan jasa

    final, dan tidak termasuk nilai barang setengah jadi. GDP dipakai

    sebagai media atau indikator yang baik untuk kehidupan masyarakat.

  • 34

    GDP menurut Mankiw (2006) dibagi menjadi dua yaitu GDP rill dan

    GDP nominal.

    GDP riil adalah GDP atas dasar konstan yang menunjukkan nilai

    tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang

    berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Perubahan GDP rill

    hanya diakibatkan karena perubahan jumlah barang dan jasa yang

    diproduksi. Hal ini diakibatkan karena GDP rill disusun berdasarkan

    harga-harga pada tahun tertentu (Natsir, 2014). GDP rill

    mencerminkan pendapatan asli warga negara, sehingga ukuran

    kemakmuran ekonomi suatu negara yang lebih baik akan dihitung

    berdasarkan output barang dan jasa perekonomian warga negaranya

    dan tidak dipengaruhi oleh harga yang berlaku. Dan GDP rill variabel

    yang tepat untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu negara,

    karena harga-harganya dianggap konstan sehingga lebih mudah

    dihitung Prasetyo dalam Prakasa (2019).

    GDP nominal adalah GDP yang dihitung atas dasar harga yang

    berlaku yang menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang

    dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. GDP

    nominal dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur

    ekonomi. Perubahan GDP nominal diakibatkan oleh perubahan harga

    dan perubahan jumlah output yang diproduksi (Eachem & A, 2020)

  • 35

    8. Non Performing Financing (NPF)

    Berdasarkan Surat Edaran OJK Nomor 10/SEOJK.03/2014 risiko

    pembiayaan adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain

    dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian

    yang disepakati. Menurut Dendawijaya (2006) Non Performing

    Financing adalah pembiayaan-pembiayaan yang kategori

    kolektabilitasnya masuk dalam kriteria pembiayaan kurang lancar,

    diragukan dan pembiayaan macet.

    Menurut Siamat dalam Rahman & Rochmanika (2012)

    pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang mengalami kesulitan

    pelunasan akibat adanya faktor kesenjagan dan atau karena faktor

    eksternal dari luar kemampuan nasabah peminjam. Menurut Prastanto

    dalam Ariyanti (2017), Non Performing Financing adalah rasio yang

    digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank untuk

    mengelola pembiayaan yang bermasalah yang ada, yang dapat

    dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank.

    Menurut Solikhatun (2014: 58) menyatakan bahwa semakin

    besarnya pembiayaan dibandingkan dengan deposit atau simpanan

    masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya

    resiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan, salah

    satunya risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing

    Financing. Apabila NPF semakin tinggi maka profitabilitas akan

  • 36

    semakin rendah dan sebaliknya, semakin rendah NPF maka

    profitabilitas akan semakin tinggi (Abdullah, 2005:114).

    Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

    15/POJK.03/2017 standar rasio NPF yang diperbolehkan Bank

    Indonesia adalah maksimal 5% atau peringkat dua. Tingginya nilai

    NPF suatu bank menunjukan kualitas pembiayaan bank syariah yang

    semakin buruk. Buruknya kondisi keuangan akan membuat nasabah

    atau investor menjadi kurang percaya untuk menanamkan dananya

    pada bank tersebut.

    Rasio Non Performing Financing (NPF) dapat dihitung dengan

    menggunakan rumus sebagai berikut:

    NPF = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

    𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝐷𝑖𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑘𝑎𝑛 x 100%

    a. Kategori Kolektabilitas Kredit Bermasalah

    Menurut Dendawijaya (2006) adapun kategori kolektabilitas

    kredit bermasalah terdiri dari tiga bagian yaitu:

    a) Kurang Lancar (substandard)

    Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian

    pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami

    penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang diperjanjikan.

    b) Diragukan (doubtful)

    Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok

    pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami

  • 37

    penundaan selama 6 (enam) bulan atau dua kali lipat dari

    jadwal yang telah diperjanjikan.

    c) Macet (loss)

    Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok

    pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami

    penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut

    jadwal yang telah diperjanjikan.

    b. Faktor-faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah

    Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah adalah karena

    kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapi nasabah. Menurut

    Arifin (2002) penyebab kesulitan keuangan perusahaan dapat

    dibagi dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal :

    a) Faktor Internal

    Faktor internal adalah faktor yang ada didalam perusahaan

    sendiri, dan faktor utama yang paling dominan adalah faktor

    manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan

    perusahaan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat

    dilihat dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam kebijakan

    pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan

    pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan

    yang berlebihan pada aktiva tetap, dan permodalan yang tidak

    cukup.

  • 38

    b) Faktor Eksternal

    Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar

    kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam,

    peperangan, perubahan dalam kondisi perekonomian dan

    perdagangan, perubahan-perubahan teknologi dan lain-lain.

    c. Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

    Menurut Trisnawati (2013) upaya yang dapat dilakukan

    oleh bank untuk penyelesaian pembiayaan bermasalah adalah:

    a) Rescheduling

    Rescheduling adalah upaya yang dapat dilakukan oleh bank

    guna menangani pembiayaan bermasalah dengan membuat

    penjadwalan ulang. Penjadwalan ulang dapat dilakukan oleh

    nasabah (debitur) yang mempunyai niat baik namun tidak

    memeliki kemampuan dalam melakukan pembayaran.

    b) Reconditioning

    Reconditioning adalah upaya yang dapat dilakukan bank

    dalam menangani pembiayaan dengan cara mengubah seluruh

    atau sebagian dari perjanjian yang telah dilakukan oleh kedua

    belah pihak, yaitu pihak nasabah dan bank.

    c) Restructuring

    Restructuring adalah upaya yang dapat dilakukan oleh bank

    dalam menangani pembiayaan bermasalah dengan cara

    mengubah struktur dalam pembiayaan yang mendasari

  • 39

    penyaluran pembiayaan. Dalam hal ini, pihak bank akan

    mengubah struktur pembiayaan tersebut dengan cara

    memberikan tambahan dana (pembiayaan) untuk modal kerja

    agar usaha nasabah dapat kembali menjalankan operasionalnya

    dan mendapat keuntungan, sehingga angsuran dapat

    dibayarkan kembali.

    d) Kombinasi

    Kombinasi adalah upaya pihak bank dalam menangani

    pembiayaan bermasalah dengan mengkombinasikan berbagai

    opsi diatas seperti:

    1) Rescheduling dan Restructuring

    Kombinasi yang dilakukan misalnya bank

    memberikan perpanjangan waktu dan menambah jumlah

    pembiayaan. Hal ini karena bank melihat bahwa nasabah

    mempunyai potensi untuk diselamatkan dengan cara

    memberikan tambahan pembiayaan guna tambahan modal

    kerja bagi nasabah, serta bank memberikan tambahan waktu

    agar total angsuran perbulan menurun sehingga nasabah

    mampu membayar angsuran.

    2) Rescheduling dan Reconditioning

    Kombinasi yang dilakukan adalah dengan

    memperpanjang jangka waktu dan meringankan bagi hasil.

  • 40

    Dengan hal tersebut nasabah diharapkan dapat membayar

    kembali kewajibannya.

    3) Restructuring dan Reconditioning

    Kombinasi yang dilakukan adalah dengan

    penambahan pembiayaan diikuti dengan mengurangi bagi

    hasil atau pembebasan tunggakan dari nasabah.

    4) Rescheduling, Restructuring dan Reconditioning

    Kombinasi yang dilakukan dalam tahap ini

    merupakan upaya maksimal dari bank, mislanya

    memperpanjang jangka waktu, menambah pembiayaan dan

    membebaskan tunggakan.

    e) Eksekusi

    Eksekusi adalah upaya alternatif yang dapat dilakukan

    terakhir dalam menangani pembiayaan bermasalah, yaitu

    penjualan agunan yang dimilki oleh bank. Hasil dari penjualan

    agunan digunakan untuk melunasi semua kewajiban nasabah

    (debitur) baik kewajiban atas pembiayaan pokok maupun

    margin. Sisa atas hasil penjualan agunan tersebut, akan

    dikembalikan kepada nasabah. Sebaliknya, kekurangan dari

    hasil penjualan angunan menjadi tanggungan nasabah, artinya

    nasabah masih memilki kewajiban kepada bank sebesar

    kekurangan jumlah pembiayaan yang telah dikurangi hasil

    penjualan agunan.

  • 41

    C. Kerangka Penelitian

    Kerangka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel CAR,

    Inflasi, dan GDP terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan

    NPF sebagai variabel intervening.

    H1

    H5

    H6 H4

    H7

    H3

    H2

    Gambar 2.1

    Kerangka Penelitian

    Dalam rangka konsep penelitian diatas variabel X adalah Capital

    Adequacy Ratio, Inflasi dan Gross Domestic Product, dengan variabel Y

    adalah kinerja keuangan yang diukur menggunakan ROA dan variabel

    Intervening (Z) adalah Non Performing Financing (NPF). Berdasarkan

    kerangka diatas maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

    NPF (z) = β0 + β1X1 +β2X2 +β3X3 + e

    CAR (X1)

    Inflasi (X2)

    GDP (X3)

    NPF (Z) ROA (Y)

  • 42

    ROA (y) = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 +β4Z + e

    Keterangan:

    X1 = Capital Adequacy Ratio

    X2 = Inflasi

    X3 = Gross Domestic Product

    Y = ROA

    Z = Non Performing Financing

    e = Standar eror

    D. Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian

    yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat (Sujarweni,

    2015). Berdasarkan analisis penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian

    dinyatakan sebagai berikut:

    1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Kinerja Keunagan (ROA)

    Capital Adequacy Ratio adalah salah satu cara untuk menghitung

    apakah modal yang ada pada suatu bank telah memadai atau belum

    (Hasibuan, 2008). Bank bertugas menghimpun dana dan menyalurkan

    kembali dalam bentuk kredit dengan CAR yang cukup atau memenuhi

    ketentuan. Sehingga bank dapat beroperasi dan terciptalah laba.

  • 43

    CAR merupakan rasio permodalan untuk mengukur kecakupan

    modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang menghasilkan

    resiko, misal kredit yang diberikan. Indikator CAR merupakan salah

    satu indikator permodalan yang sering digunakan dalam menilai

    kinerja perbankan. Apabila modal yang dimiliki bank mampu untuk

    menanggung risiko-risiko yang tidak dapat dihindari, maka bank dapat

    mengelola seluruh kegiatannya secara efisien, sehingga kekayaan yang

    dimiliki bank diharapkan semakin meningkat dan begitu pula

    sebaliknya (Pramudhito, 2014). Semakin besar CAR maka kinerja

    perbankan tersebut akan semakin baik, karena permodalan yang ada

    digunakan untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan

    perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga (Ayu & Bagus,

    2016). Penelitian yang dilakukan oleh Singh (2015) dan Wibowo &

    Syaichu (2013) menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif

    signifikan terhadap kinerja perbankan (ROA). Sehingga hipotesis

    pertama (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

    H1: CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

    keuangan (ROA)

    2. Pengaruh Inflasi terhadap Kinerja Keuangan (ROA)

    Inflasi menurut Lindayani & Dewi (2016) merupakan

    kecenderungan kenaikan harga secara terus menerus yang tidak

    diimbangi dengan jumlah persedaiaan. Menurut Nopirin (2009) inflasi

    merupakan proses kenaikan harga-harga umum suatu barang secara

  • 44

    terus menerus, atau dengan kata lain adanya penurunan dari nilai mata

    uang yang berlaku.

    Inflasi dapat berpengaruh buruk bagi perekonomian. Apabila

    terjadi inflasi yang tinggi maka keadaan perekonomian menjadi kacau.

    Hal ini mengakibatkan minat masyarakat untuk menabung,

    berinvestasi dan berproduksi menjadi berkurang. Bagi perusahaan

    sebuah inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi maupun

    operasional