Upload
buianh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING
FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), BIAYA
OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO),
DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS
BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh :
Ainnisa Nurul Safitri
NIM : 11140810000128
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2018 M
v
DATA RIWAYAT HIDUP
(Ciriculum Vitae)
Data Pribadi
Nama : Ainnisa Nurul Safitri
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 20 Febuari 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Perum Ciomas Permai Jl. Harmoni VI Blok B9 No
26 RT 03 RW 14 desa Ciapus Kec Ciomas Kab
Bogor
No. Telp : 08568582310/0895635062313
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2001-2007 : SDN Panaragan 1 Kota Bogor
2007-2010 : SMP Negeri 6 Kota Bogor
2010-2013 : SMA Negeri 1 Ciomas Kab. Bogor
2013-2016 : Program Profesional Teknologi Informasi
Perbankan Syariah CEP-CCIT Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2014-2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen
Informasi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Informal
2016 : Pelatihan Asuransi Syariah Bumi Putera
Pelatihan Asuransi Jiwa AAJI
Pelatihan Asuransi Syariah AASI
vi
2016 : Pelatihan Pelayanan Prima di Hotel Butik Sahira,
Bogor
Pengalaman Organisasi
2007-2010 : Anggota dan Ketua 2 Paskibraka SMPN 6 Kota
Bogor
Anggota Bandung Karate Club SMPN 6 Kota
Bogor
2012-2013 : Anggota Majelis Permusyawarahan Kelas (MPK)
SMAN 1 Ciomas Kab. Bogor
2015 : Panitia Ekonomi Ekspo Bagian Keseketariatan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana
Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia
yang diproksikan oleh Return On Asset (ROA). Penelitian ini menggunakan
purposive sampling berdasarkan laporan keuangan / laporan tahunan (annual
report) Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2012-2016. Ada 12
Bank Umum Syariah yang menjadi sampel pada penelitian ini. Penelitian ini
menggunakan metode analisis data panel.
Berdasarkan hasil regresi data panel dari penelitian ini menunjukan bahwa
secara simultan variabel dependen (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel
independen yang terdiri dari CAR, NPF, FDR, BOPO, dan DPK. Secara parsial
variabel CAR dan DPK berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. NPF dan
FDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel BOPO
tidak berpengaruh terhadap ROA.
Kata Kunci: ROA, CAR, NPF, FDR, BOPO, DPK
viii
ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Operating Cost
to Operating Income (BOPO), and Third Party Fund (DPK) to Profitability of
Sharia Commercial Bank Indonesia is proxied by Return On Assets (ROA). This
research uses purposive sampling based on financial report / annual report
(annual report) of Sharia Commercial Bank in Indonesia during period 2012-
2016.
Based on the results of panel data regression from this study showed that
simultaneously the dependent variable (ROA) can be explained by the
independent variable consisting of CAR, NPF, FDR, BOPO, and DPK. Partially,
the CAR and DPK variables have a significant positive effect on ROA. NPF and
FDR have a significant negative effect on ROA. While the BOPO variable has no
effect on ROA.
Keyword: ROA, CAR, NPF, FDR, BOPO, DPK
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulilahi Robbil „Alamin, segala puji dan syukur yang hanya milik
Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan nikmat-Nya yang
tiada terkira kepada hambanya. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH CAPITAL
ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF),
FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), BIAYA OPERASIONAL
TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), DAN DANA
PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM
SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2016” dengan sebaik-baiknya.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan
yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas
kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini
banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun
materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada:
1. Allah SWT yang Maha Rahmat, Maha Rahim, Maha Penolong setiap hamba-
Nya. Yang telah melimpahkan segala karunia-Nya, Rahmat-Nya, serta ilmu
pengetahuan yang tidak terhingga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini.
2. Kedua orang tua, Ayah Ujang Sukarta, Mamah Sri Wahyuni dan Adik-Adik
penulis Widya Nurul Fadilah dan Muhammad Fahmi Hidayat yang selalu
memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang,
cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas dan sabar. Mereka
x
adalah motivasi serta semangat terbesar penulis dalam mengerjakan dan
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih yah, mah, wia dan ami.
3. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikiran serta kesabarannya untuk membimbing dan
mengarahkan penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada
penulis dan juga atas ilmu, saran, arahan, nasihat yang sangat berharga selama
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB.
5. Bapak Dr. Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik
FEB.
6. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MH selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum FEB
7. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan FEB.
8. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen.
9. Ibu Ir. Ela Patriana, MM., AAAIJ selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.
10. Ibu Muniaty Aisyah S.T,. MM, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
11. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu
yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.
12. Seluruh staff karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis
selama menempuh masa studi.
13. Ibu Umiyati, SE.I, M.SI dan Bapak Amir Syarifuddin, SH., MM, selaku
penguji ujian komprehensif.
14. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., MM, selaku penguji skripsi.
15. Raden Diki Zulkarnaen, selaku kekasih penulis yang selalu sabar memberikan
dukungan dan selalu mendoakan agar penulis dapat segera menyelesaikan
skripsi ini. Terimakasih Ki, sudah selalu memberikan dukungan dan motivasi
dengan cara bagaimana pun kepada penulis.
16. Sahabat-Sahabat “GB” Lisda Nurus’saadah, Ria Oktavia Indah Pratami, dan
Budianti Anggradini Ayuningtyas yang senantiasa menyemangati penulis.
xi
Terimakasih Da, Ri, Yas, teruntuk Lisda yang menjadi saksi hingga pagi
menemani penulis, Ria yang memotivasi walupun terhalang jarak dan Tyas
yang sama-sama memberikan semangat kepada penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
17. Sahabat-Sahabat “CIPER” Ai Leli Fitriani, Annisa Nurul Wahidah, dan Putri
Restu Hermawati yang sudah memberikan dorongan dan motivasi kepada
penulis. Terutama teruntuk Unis yang sudah dianggap sebagai Kaka sendiri,
terimakasih sudah menemani penulis dari balita hingga sekarang.
18. Sahabat-Sahabat “ISNINA” Maratun Muslimah, Maya Fatma Andina, Eddyta
Putri, Risky Eriana Sari, Mega Silviayu, dan Amalia Azatil yang sudah
memotivasi dan memberikan dukungan kepada penulis.
19. Sabahat-Sabahat “HERO” Tia Istania Putri, Nitya Pratiwi, Ria Oktavia,
Herlin Andriyanti dam Eliefta Putri yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis.
20. Sahabat-Sahabat “CALDS” Lita Marina, Selvya Pebriani, Dwi Putri, dan
Chelvya Budiaman yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada
penulis.
21. Teman bertukar pikiran dan yang selalu membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, Elok Berliana Haryanti dan Maratun Muslimah.
22. Teman-teman seperjuangan selama di CCIT-FTUI dan Manajemen Informasi
Perbankan Syariah angkatan 2014 terutama kelas MIPS A teimakasih atas
segala bantuan, motivasi, dan ilmunya selama perkuliahan hingga tahap
skripsi.
23. Teman-Teman KKN Bring Change, Adam, Tia, Inne, Dita, Cholis, Nidham,
Suandi, Fikri, Farah dan Ghalib terimakasih pengalaman dan kerjasamanya
hingga memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
24. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagiaan telah
dipertemukan dengan kalian semua. Terimakasih banyak atas motivasi dan
bantuan yang telah diberikan selama ini kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
xii
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini.
Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan karena hanya ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.
Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, 9 Maret 2018
Penulis,
(Ainnisa Nurul Safitri)
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................................iv
DATA RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................................... vii
ABSTRACT .............................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... xviii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 13
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 14
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 15
BAB II ..................................................................................................................................... 17
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 17
A. Landasan Teori ........................................................................................................... 17
1. Perbankan ................................................................................................................ 17
2. Perbankan Syariah ................................................................................................. 22
3. Rasio Keuangan ...................................................................................................... 36
xiv
4. Return On Asset (ROA) ........................................................................................... 38
5. Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................................................... 39
6. Non Performing Financing (NPF) .......................................................................... 41
7. Financing to Deposit Ratio (FDR) .......................................................................... 41
8. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ........................ 43
9. Dana Pihak Ketiga (DPK) ...................................................................................... 44
B. Hubungan Antar Variabel ......................................................................................... 46
C. Penelitian Terdahulu .................................................................................................. 49
D. Kerangka Pemikiran .................................................................................................. 53
E. Hipotesis ....................................................................................................................... 55
BAB III .................................................................................................................................... 57
METEDOLOGI PENELITIAN ............................................................................................... 57
A. Ruang Lingkup Penelitan ........................................................................................... 57
B. Metode Penentuan Data ............................................................................................. 58
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 59
D. Metode Analisis Data .................................................................................................. 61
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................................ 72
BAB IV .................................................................................................................................... 76
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 76
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................................... 76
1. Sejarah Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia .................................. 76
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................................... 79
1. Analisa Deskriptif ................................................................................................... 80
2. Hasil Uji Analisis Panel Data ................................................................................. 81
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................... 86
4. Uji Hipotesis (Uji t) ................................................................................................. 90
xv
5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................................................... 94
6. Uji Koefisien Determinasi (R²) ............................................................................... 95
C. Interpretasi Hasil Penelitian ...................................................................................... 97
BAB V ................................................................................................................................... 102
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................ 102
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 102
B. Saran .......................................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 104
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 108
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah Institusi Perbankan Syariah di Indonesia .................................. 3
Tabel 1. 2 Rata-Rata Rasio Keuangan BUS Periode 2012-2016 .......................... 10
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 49
Tabel 3. 1 Purposive Sampling ............................................................................. 58
Tabel 3. 2 Sample Bank Umum Syariah ............................................................... 59
Tabel 3. 3 Definisi Operasional ............................................................................ 73
Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif ......................................................................... 80
Tabel 4. 2 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................... 88
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Perkembangan ROA Bank Umum Syariah Periode 2012-2016 ........ 7
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 54
Gambar 4. 9 Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model ............................. 82
Gambar 4. 10 Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model ................................ 83
Gambar 4. 11 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model ............................ 83
Gambar 4. 12 Hasil Uji Chow ............................................................................... 85
Gambar 4. 13 Hasil Uji Hausman ......................................................................... 86
Gambar 4. 14 Hasil Uji Normalitas....................................................................... 87
Gambar 4. 16 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 89
Gambar 4. 17 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 90
Gambar 4. 18 Hasil Uji t ....................................................................................... 91
Gambar 4. 19 Hasil Uji F ...................................................................................... 95
Gambar 4. 20 Hasil Uji Adjusted R Square........................................................... 96
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: rata-rata data Variabel Penelitian ................................................... 108
Lampiran 2 Data Sampel Penelitian .................................................................... 108
Lampiran 3 Data variabel yang diolah ................................................................ 109
Lampiran 4 Hasil Olah Data ............................................................................... 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia yang sudah modern dan berkembang ini, peran bank
sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir
semua sektor usaha, yang meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian,
perkebunan, jasa dan lain sebagainya sangat membutuhkan bank sebagai
mitra dalam melakukan transaksi keuangan. Semua sektor usaha maupun
individu saat ini dan masa yang akan datang tidak lepas dari sektor
perbankan, karena perbankan merupakan suatu kebutuhan dalam menjalankan
aktivitas keuangan dalam menjalankan suatu usaha. Peran bank bagi
masyarakat individu, maupun dalam dunia bisnis sangat penting bahkan pada
suatu negara, karena bank adalah salah satu lembaga yang berperan dan
berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara.
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke mayarakat serta memberi jasa bank
lainnya (Kasmir, 2015: 12). Pengertian bank menurut Undang-Undang RI
Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2
Bank juga mempunyai peran sebagai lembaga intermediasi keuangan
(financial intermediatery), dimana bank mempunyai fungsi sebagai lembaga
yang mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)
dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) (Wahyudi, 2013:209).
Bank merupakan industri yang kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan
dari masyarakat (Ikatan Bank Indonesia, 2014:202). Oleh karena itu, bank
harus selalu menjaga kepercayaan masyarakat dengan cara menjaga serta
meningkatkan kinerja bank, karena penurunan kinerja bank juga
mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat sangat
diperlukan karena sala satu modal usaha bank didapatkan dari Dana Pihak
Ketiga (DPK) yang dimana DPK yaitu dana dari masyarakat. Jika bank tidak
memiliki cukup dana, maka bank akan kesulitan dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya.
Jenis bank jika dilihat dari cara menentukan harga terbagi menjadi dua
macam, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang
berdasarkan prinsip syariah (Thamrin dan Tantri, 2014:213). Munculnya bank
syariah di Indonesia diawali pada tahun 1990-an, seiring dengan adanya
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang perbankan, tetapi saat itu
hanya bank muamalat yang menetapkan perbankan berbasis syariah (Sadi
2015:29) dan perkenbangan bank syariah di Indonesia semakin
berkembangan belakangan ini.
3
Menurut pasal 1 angka 1 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dengan
definisi itu, Perbankan Syariah meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Unit
Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) (Hasan,
2009:4-5). Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas BUS dan BPRS
(Pasal 1 angka 7 UU Perbankan Syariah). Dengan definisi itu, berarti Bank
Syariah meliputi BUS dan BPRS dan UUS tidak termasuk di dalamnya
(Hasan, 2009:5).
Eksitensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat
sejak adanya UU No 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang
memberikan landasan operasional yang lebih jelas bagi bank syariah.
Perkembangan jumlah lembaga keuangan syariah di Indonesia yang terdiri
dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPRS) ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 1. 1 Jumlah Institusi Perbankan Syariah di Indonesia
Kelompok Bank 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
Bank Umum Syariah
(BUS)
11 11 12 12 12 13
Kantor BUS 1.745 1.998 2.163 1.990 1.807 1.849
Unit Usaha Syariah
(UUS)
24 23 22 22 22 21
Kantor UUS 517 590 320 311 322 336
Bank Perkreditan
Rakyat Syariah (BPRS)
158 163 163 163 165 167
4
Kelompok Bank 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
Kantor BPRS 401 402 439 446 453 456
*: Sampai bulan Juni 2017
(Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK sampai Juni 2017)
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, tampak bahwa perkembangan
kelembagaan perbankan syariah semakin meningkat sejak dikeluarkannya UU
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dimana pada tahun 1992, hanya ada
satu Bank Syariah yang beroperasi dan merupakan Bank Syariah pertama di
Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia dan 9 BPRS lainnya.
Perkembangan kelembagaan bank syariah menunjukan bahwa dilakukannya
amandemen UU No. 7 tahun 1992 menjadi UU No. 10 tahun 1998 direspon
dengan baik oleh pelaku industri perbankan dengan adanya penambahan 1
BUS dan 1 UUS, serta 69 BPRS pada tahun 1999. Sehingga, hingga bulan
Juni tahun 2017 jumlah BUS yang beroperasi menjadi 13, diikuti oleh 21
UUS, dan 167 BPRS.
Peningkatan eksistensi bank syariah di Indonesia juga didorong oleh
tingginya minat masyarakat untuk menempatkan dananya di Bank Syariah.
Selain itu,kinerja perbankan syariah menunjukan peningkatan yang signifikan
(LPPS, 2010). Peranan perbankan syariah dalam aktifitas ekonomi di
Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional (Banoon dan
Malik, 2007). Peran dan fungsi perbankan syariah sangat penting dalam
perkembangan bank syariah di Indonesia, maka perlu ditingkatkan kinerja
bank syariah agar tercipta perbankan dengan prinsip syariah yang sehat.
Kinerja merupakan hal yang paling penting bagi perusahaan, karena bisnis
5
perbankan adalah bisnis kepercayaan, maka bank harus mampu menunjukan
kredibilitasnya sehingga akan semakin banyak masyarakat yang
menggunakan jasa perbankan dalam bertransaksi, salah satunya melalui
peningkatan profitabilitas (Kasmir, 2010). Profitabilitas merupakan salah satu
indikator yang untuk mengukur kinerja perusahaan (Suryani, 2011), karena
kemampuan perusaan menghasilkan laba dapat menjadi tolak ukur kinerja
perusahaan. Selain itu, pada bank syariah hubungan bank dengan nasabah
bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan kemitraan (partnership)
antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) atau disebut juga penyandang
dana (shohibul maal) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) atau
disebut juga pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba bank
syariah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para
pemegang saham tetapi berpengaruh pula terhadap hasil yang dapat diberikan
kepada nasabah penyimpan dana. Dan itulah sebabnya profitabilitas pada
Bank Syariah sangat penting (Pratiwi, 2012).
Kinerja keuangan suatu bank juga mencerminkan tingkat kesehatan
bank tersebut. Dalam surat edaran BI No. 9/24/DPbs disebutkkan penilaian
tingkat kesehatan bank dipenngaruhi oleh faktor CAMELS (Capital, Asset,
Quality, Management, Earnings, Liquidity, and Sensitivity to Market Risk).
Aspek Capital meliputi Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
atau Capital Adequancy Ratio (CAR), aspek Asset Quality meliputi Non
Performing Financing (NPF), aspek Earning meliputi Return On Equity
(ROE) dan Return On Asset (ROA), dan Operational Efficiency Ratio
6
(BOPO), dan aspek Liquidity meliputi Financing to Deposit Ratio (FDR)
(Pratiwi, 2012).
Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur
kinerja suatu bank (Sofyan, 2002), karena kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dapat menjadi tolok ukur kinerja perusahaan (Misbach,
2015). Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen
berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinaman dan investasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari
kinerja yang ditunjukan oleh beberapa indikator (Nasser & Aryati, 2000).
Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah Return On Asset (ROA).
Profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA) karena dapat
memperhitungkan kemampuan manejemen bank dalam mengelola aktiva
yang dimilikinya untuk menghasilkan income. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset
(Dendawijaya, 2009:118).
7
Gambar 1. 1 Perkembangan ROA Bank Umum Syariah Periode 2012-2016
(Sumber: Laporan Keuangan pada Masing-Masing Website BUS dan Website
Bank Indonesia Periode 2012-2016 (Data Diolah))
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa ratra-rata ROA pada Bank
Umum Syariah (BUS) tahun 2012 hingga 2016 berfluktuatif dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2012 sampai 2014 tingkat ROA menurun dari 1,4% hingga
0,7%. Tetapi mengalami kenaikan kembali pada tahun 2015 dan 2016
menjadi 1,6% di tahun 2016. Tingkat ROA yang berfluktuatrif ini
mempengaruhi kinerja BUS itu sendiri. Karena tingkat ROA digunakan
manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk
menghasilkan income.
Capital Adequency Ratio (CAR) yang merupakan indikator permodalan
yang dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya
dengan tingkat risiko bank. Kecakupan modal berkaitan dengan penyediaan
modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin
timbul dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya sebagian besar dana
berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) atau masyarakat (Sinungan, 200: 162).
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2012 2013 2014 2015 2016
ROA
ROA
8
Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak
meningkatnya kepercayaan masyarakat pada bank, dan akhirnya dapat
meningkatkan ROA. Manajemen bank perlu meningkatkan nilai CAR sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) minimal 8% karena dengan modal
yang cukup, bank dapat melakukan ekpansi usaha dengan lebih aman dalam
rangka meningkatkan profitabilitasnya (Yuliani, 2007: 33).
Rasio likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio
(FDR) dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA berkaitan dengan adanya
pertentangan kepentingan (conflict of interest) antara likuiditas dengan
profitabilitas. Bila ingin mempertahankan posisi likuiditas dengan
memperbesar cadangan kas, maka bank tidak akan memakai seluruh loanable
funds yang ada karena sebagian dikembalikan lagi dalam bentuk cadangaan
tunai (cash reserve), ini berarti usaha pencapaian profitabilitas akan
berkurang. Sebaliknya jika bank ingin mempertinggi profitabilitas, maka
dengan cash reserve untuk likuiditas terpakai oleh bisnis bank, sehingga
posisi likuiditas akan turun (Sinungan, 2000:98). Jika rasio ini meningkat
dalam batas tertentu maka akan semakin banyak dana yang disalurkan dalam
bentuk pembiayaan, sehingga akan meningkatkan laba bank, dengan asumsi
bank menyalurkan dananya untuk pembiayaan yang efektif. Dengan
meningkatkan laba, maka ROA juga akan meningkat, karena laba merupakan
komponen yang membentuk ROA (Ponco, 2008).
Kualitas aktiva dalam hal ini diproksikan dengan Non Performing
Financing (NPF) dijadikan variabel yang mempengaruhi profitabilitas karena
9
mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukan
kualitas pembiayana bank syariah semakin buruk. Tingkat kesehatan
pembiayaan NPF ikut mempengaruhi pencapaian laba bank. Pengelolaan
pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan
sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah (Suhada, 2009).
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah
rasio perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.
BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2003). Teori yang ada
menjelaskan bahwa hubungan antara BOPO dan ROA adalah berbanding
terbalik. (Stiawan, 2009:8). Semakin tinggi rasio BOPO, kinerja bank akan
semakin menurun. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat rasio
BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut (Riyadi, 2006).
Jika tingkat BOPO meningkat maka bank tersebut menjalankan
operasionalnya tidak efisein, sehingga menyebabkan ROA menjadi menurun
karena biaya operasional menjadi tinggi (Ramadhan, 2013). BOPO diukur
secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi. Melalui rasio ini
diukur apakah manajeemen bank telah menggunakan semua faktor
poduksinya dengan efektif dan efissien. BOPO merupakan perbandingan
antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi (Ponco, 2008: 6).
Dana masyarakat (Dana Pihak Ketiga) adalah dana yang berasal dari
masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank
dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki
10
oleh bank (Hasanudin, 2010:26). Semakin meningkat pangsa pasar dana
pihak ketiga semakin meningkatan kredit yang diberikan (Irianti, 2013). Total
dana pihak ketiga yaitu yang berasal dana masyarakat dalam arti masyarakat
sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan,
dan lain-lain, baik dalam mata uang rupiah atau valuta asing (Nurul dan Ririh,
2016).
Semakin tinggi profitabilitas bank syariah maka semakin baik pula
kinerja bank tersebut. Kinerja bank syariah dapat dinilai melalui berbagai
macam variabel yang diambil dari laporan keuangan bank syariah. Laporan
keuangan tersebut menghasilkan sejumlah rasio keuangan yang dapat
membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja bank
syariah. Tabel dibawah ini menyajikan perkembangan rata-rata rasio
keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2012-2016
Tabel 1. 2 Rata-Rata Rasio Keuangan BUS Periode 2012-2016
Indikator 2012 2013 2014 2015 2016
ROA (%) 1,40 1,04 0,66 0,81 1,77
CAR (%) 19,49 16,58 18,17 18,45 19,20
NPF (%) 19,25 17,00 4,13 4,78 4,82
FDR(%) 90,48 93,95 90,44 92,53 90,52
BOPO(%) 84,36 88,64 98,95 96,68 99,32
DPK (Milyar
Rupiah)
11.914 14.363 16.698 16.993 18.204
(Sumber: Laporan Keuangan pada Website Masing-Masing Bank Umum
Syariah Periode 2012-2016 dan Laporan Keuangan pada Website Bank
Indonesia (Data Diolah))
Pada tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata ROA, CAR, NPF,
FDR, BOPO dan DPK BUS pada tahun 2012 hingga 2016 berfluktuatif. Pada
11
tahun 2014 tingkat NPF mengalami penurunan yang cukup signifkan dari
17,00% pada tahun 2013 menjadi 4,13% pada tahun 2014. Dan penurunan
NPF justru dibarengi dengan penurunan tingkat ROA sebesar 0,38%,
sedangkan hubungan NPF dan ROA yaitu berbanding terbalik. Selain itu
terdapat beberapa perbedaan dengan teori yang menyatakan hubungan CAR,
NPF, FDR, BOPO, dan DPK terhadap ROA. Pada tahun 2013 ketika ROA
mengalami penurunan sebesar 0,36%, NPF juga mengalami penurunan
sebesar 2,25%. Kemudian pada tahun 2014 ketika rasio ROA mengalami
penurunan kembali sebesar 0,38%, rasio FDR justru mengalami penurunan
pula sebesar 2,91%. Begitupula pada tahun 2015 ketika rasio ROA mulai
mengalami kenaikan kembali sebesar 0,15%, rasio NPF dan FDR juga
mengalami kenaikan. Rasio NPF naik sebesar 0,65% dan FDR naik sebesar
2,09%. Dan pada tahun 2016 terjadi hal yang sama dimana kenaikan ROA
sebesar 0,96% justru dibarengi oleh kenaikan NPF dan BOPO, NPF naik
sebesar 0,04% dan BOPO naik sebesar 2,64%.
Selain itu penelitian ini mengacu pada penenelitian-penelitian
sebelumnya dengan berbagai hasil yang berbeda-beda. Dari hasil penelitian
terdahulu terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap profitabilitas
bank, namun tidak konsisten hasilnya. CAR yang diteliti oleh Mokogow dan
Fuady (2015), Yulihapsari dkk (2017), Mahmudah dan (2016) menunjukan
pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum
Syariah. Sedangkan menurut Lemiyana dan Litriani (2016) menyatakan
bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) BUS.
12
NPF yang diteliti oleh Mahmudah dan Harjanti (2016), menunjukan
pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BUS. Sedangkan
menurut Yulihapsari dkk (2017), Lemiyana dan Litriani (2016), Mahmudah
dan Harjati (2016) NPF menunjukan pengaruh negatif terhadap profitabilitas
(ROA) BUS.
FDR yang diteliti oleh Qorifah (2016) menunjukan pengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BUS. Sedangnya FDR yang diteliti
oleh Lemiyana dan Litriani (2016), Mulati dan Khoiruddin (2015),
Mahmudah dan Harjati (2016), (2014), dan menuunjukan pengaruh negatif
terhadap profitabilitas (ROA) BUS.
BOPO yang diteliti oleh Simatupang dan Franzlay (2016) menunjukan
pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BUS. Sedangnya
BOPO yang diteliti oleh Mokogow dan Fuady (2015), Yulihapsari,
Rahmatika, dan Waskito (2017), dan Lemiyana dan Litriani (2016)
menuunjukan pengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA) BUS.
DPK yang diteliti oleh Anggreni dan Suardhika (2014) menunjukan
pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BUS. Sedangnkan
menurut Mulati dan Khoiruddin (2015) DPK menunjukan pengaruh negatif
terhadap profitabilitas (ROA).
Bedasarkan pada teori gap yang sudah ada pasa penelitian terdahulu dan
banyaknya hasil penelitian terdahulu yang tidak sesuai dengan teori yang ada,
atau bahkan adanya fenomena-fenomena yang mempengaruhi profitabilitas.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diteliti lebih lanjut adalah
13
variabel-variabel para peneliti terdahulu yang hasilnya tidak konsisten dan
dipilih berdasarkan pada adanya research gap dan adanya suatu
pengembangan model dari penelitian terdahulu.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan data-data diatas yang
memberikan hasil yang berbeda atas penelitian yang satu dengan yang
lainnya (research gap) dan adanya fenomena bisnis, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam. Objek penelitian
sendiriadalah Bank Umum Syariah, paling tidak Bank Umum Syariah ini
dapat dijadikan tolak ukur dalam membaca kinerja keuangan terutama tingkat
profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Adapun tahun penelitian adalah
periode 2012-2016 dengan pertimbangan tahun tersebut merupakan 5 tahun
terakhir pada saat penelitian dilakukan. Sehingga peneliti tertarik untuk
meneliti rasio keuangan dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas Bank
Umum Syariah, maka penelitian ini mengangkat judul “PENGARUH
CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING
FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), BIAYA
OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL
(BOPO), DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) TERHADAP
PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2012-2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang ada pada uraian latar belakang
diatas, maka peneliti merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:
14
1. Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?
2. Apakah terdapat pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?
3. Apakah terdapat pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?
4. Apakah terdapat pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah
di Indonesia?
5. Apakah terdapat pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia?
6. Apakah terdapat pengaruh variabel Capital Adequency Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah?
C. Tujuan Penulisan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjawab permasalahan yang ada.
Adapun tujuanya yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.
15
3. Untuk menganalisis pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)
terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.
4. Untuk menganalisis pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah
di Indonesia.
5. Untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia.
6. Untuk menganalisis pengaruh variabel Capital Adequency Ratio (CAR),
Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana
Pihak Ketiga (DPK) terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait, seperti:
1. Bagi Bank Umum Syariah, penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam
menilai laporan keuangan bank syariah dalam mengevaluasi tingkat
profitabilitas bank. Selain itu juga, dapat digunakan untuk menjadi acuan
atau landasan dalam memutuskan kebijakan keuangan (financing) untuk
membuat keputusan demi meningkatkan kesehatan bank.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan
informasi sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.
16
3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat sebagai calon nasabah untuk menggunakan produk dan jasa
perbankan syariah.
4. Bagi akademik, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi keilmuan
di bidang ekomoni perbankan syariah, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi profitabilitas Bank Umum Syariah. Dan hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
pengaruh variabel-variabel atau rasio keuangan yang terkait terhadap
tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perbankan
Bank adalah salah satu dari lembaga keuangan di Indonesia. Definisi
lembaga keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No 792 Tahun 1990 yaitu lembaga keuangan adalah
semua badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan berupa
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk
membiayai investasi perusahaan. Menurut Undang-Undang No 10 Tahun
1998 tentang Perbankan, mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat, dalam bentu kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Ismail,
2010:3).
Para ahli dalam bidang perbankan memberi definisi yang berdeda-
beda mengenai bank, namun demikian berbagai definisi tersebut
mempunyai tujuan yang sama. Untuk memudahkan dalam mengartikan
definisi tersebut, berikut beberapa pengertian bank menurut beberapa ahli:
Kasmir (2008:1): “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali dana tersebut ke masyarakat derta memberikan jasa lainnya”.
18
Lukman Dendawijaya (2003: 25): “Bank adalah suatu jenis lembaga
keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan
pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang,
bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai
perusahaan-perusahaan, dan lain-lain”.
Malayu S.P Hasibuan (2008:2): “Bank adalah lembaga keuangan,
penciptaan uang, pengumpulan dana dan penyaluran kredit, pelaksana lalu
lintas pembayaran, stabilisator monoter serta dinamisatir pertumbuhan
perekonomian”.
Peran utama bank dalam sebagai lembaga intermediasi keuangan
(Financial intermediary) adalah mengalihkan dana dari pihak yang
kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit) di
samping jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh karena itu, bank berfungsi
sebagai lembaga intermediasi keuangan atau perantara keuangan, maka
dalam hal ini faktor “kepercayaan” dari masyarakat atau nasabah
merupakan faktor utama dalam menjalalankan bisnis perbankan (Martono,
2010:19).
Pengertian penghimpunan dana maksudnya adalah mengumpulkan
atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam
bentuk simpnan giro, tabungan, dan deposit. Sedangkan pengertian
penyaluran dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat
simpanan giro, tabungan dan deposit ke masyarakat dalam bentuk
pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasatkan prinsip konvensional atau
19
pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah (Kasmir. 2004:
12).
a. Fungsi Perbankan
Menurut Pasal 3 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan menjelaskan bahawa fungsi perbankan Indonesia adalah
menghimpun dana dan kemudian menyalurkan dana ke masyarakat.
Fungsi tersebut dikenal sebagai intermediasi keuangan (financing
intermediary). Menurut Riyadi (2006) fungsi perbankan lebih spesifik
sebagai berikut: (Riyadi, 2006:67)
1) Fungsi Pembangunan (Development)
Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat
menunjang pertumbuhan perekonomia negara. Jika sistem dan
perbankan baik, maka perbankan akan bermanfaat bagi
pembangunan Indonesia.
2) Fungsi Pelayanan (Service)
Pelayanan di sini adalah memberikan semua kegiatan
keuangan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh nasabah, sehingga
nasabah memperoleh kemudahan dalam melakukan kegiatan
transaksi keuangannya.
3) Fungsi Transmisi
Fungsi transmisi merupkan kegiatan perbankan yang
berkaitan dengan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang
dengan menciptakan instrumen keuangan yang disebut dengan
20
uang giral. Uang giral adalah jenis simpanan dana di bank yang
dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan cek dan jenis
simpanan uang tersebut umumnya dikenal dengan tabungan giro.
b. Jenis-Jenis Bank
Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari bebagai
segi anatra lain: (Kasmir, 2004:21)
1) Dilihat dari segi jenisnya:
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan
terdiri dari:
a) Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memebrikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2) Dilihat dari segi kepemilikannya:
a) Bank Milik Pemerintah, merupakan bank yang akte pendirian
maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh
keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
b) Bank Milik Swasta Nasional, merupakan bank yang seluru
atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte
21
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungan diambil oleh swasta pula. Dalam bank swasta
milik nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh
badan usaha yang berbentuk koperasi.
c) Bank Milik Asing, merupakan cabang dari bank yang ada
diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah
suatu negara.
d) Bank Milik Campuran, merupakan bank yang kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
Di mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang
oleh warga negara Indonesia.
3) Dilihat dari segi statusnya:
a) Bank Devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan
transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata
uang asing secara keseluruhan.
b) Bank Non-Devisa, merupakan bank yang belum mempunyai
izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa,
sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya
bank devisa.
4) Dilihat dari segi cara menentukan harga:
a) Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional
Mayoritas bank yang beroperasi di Indonesia berdasarkan
prinsip konvesnional. Ciri khas prinsip konvensional antara
22
lain menetapkan bunga sebagai harga jual untuk produk
simpanan maupun pinjaman. Selain itu bank yang
berdassarkan prinsip konvensional menetapkan biaya-biaya
dalam nominal atau presentase tertentu seperti biaya
administrasi, sewa, atau biaya lainnya
b) Bank Berdasarkan Prinsip Syariah, bank yang menerapkan
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam amat bank dengan
pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau
pembiayaan usaha atau mencari keuntungan bagi bank
berdasarkan prinsip syariah.
2. Perbankan Syariah
Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi,
yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa
pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan
yang di lakukan dengan akad yang sesuai syariah telah mmenjadi bagian
dari tradisi umat islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktir-praktik
seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan
konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang,
telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW (Karim, 2004:18).
Menurut Pasal 1 ayat UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
23
usahanya. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannnya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya
disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit
kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit
syariah (Bank Indonesia)..
Bank syariah adalah sistem perbankan dalam Ekonomi Islam
didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian.
Disini artinya siapa yang ingin mendapatkan hasil dari tabungannya, juga
harus bersedia mengambil risiko. Bank-bank syariah dikembangkan
berdasarkan prinsip yang tidak membolehkan pemisahan anatara hal yang
temporal (keduniaan) dan keagamaan. Prinsip ini mengharuskan kepatuhan
kepada syariah sebagai dasar dari semua aspek kehidupan. Kepatuhan ini
tidak hanya dalam hal ibadah ritual, tetapi transaksi bisnis pun harus sesuai
dengan ajaran syariah (Stiawan, 2009: 15).
24
a. Prinsip Perbankan Syariah
Menurut Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan, Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Lembaga yang berwenang di sini adalah Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang bersifat independen yang merupakan kepanjangan tangan
dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
DPS ditempatkan pada bank yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah dengan tugas yang diatur oleh DSN-MUI.
Adapaun prinsip perbankan sebagai berikut (Aziz, 2006: 4):
1) Larangan riba dan bunga
Larangan ini dimulai dari adanya pelarangan yang tegas
terhadap riba. Tidak diragukan lagi bahwa apa yang diharamkan
oleh al-Qur’an maupun al-hadits adalah riba. Al-Qur’an
mengharamkannya dalam Qs.2:275.
Allah berfirman:
25
Artinya:
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka banginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
didalamnya.
2) Keadilan sosial, persamaan, dan hak milik
Keadilan sosial dalam pandangan Islam menuntut penmilik
dana dan pengguna dana untuk berbagi atas keuntungan,
demikian juga bila terjadi kerugian. Islam memberikan panduan
bahwa proes akumulasi kekayaan dan distribusi ekonomi
terbentuk secara fair dan benar.
3) Uang sebagai modal “potensial”
Dalam pandangan islam uang mmerupakan modal
“potensial”. Ia akan menjadi modal nyata ketika uang tersebut
bekerjasama dan bergabung dengan sumber daya lain untuk
26
melakukan suatu aktivitas produktif. Islam mengakui nilai
kontribusi uang, ketika ia bertindak sebagai modal yang
digunakan untuk aktivitas usaha.
4) Larangan perilaku spekulatif
Sistem keuangan Islam tidak menghendaki penimbunan
(hoarding) dan melarang transaksi yang mengandung
ketidakpastian perjualan, dan beresiko ekstrim.
5) Kesucian akad (kontrak)
Islam menegakan kewajiban sesuai dengan akad (kontrak)
dan keterbukaan informasi sebagai tugas suci. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi resiko dari informasi asimetrik
dan moral.
6) Aktivitas yang disetujui syariah
Hanya aktivitas bisnis yang tidak melangggar ketentuan-
ketentuan syariah yang memenuhi perssyaratan untuk investasi.
Sebagai contoh, investasi bisnis yang berkaitan dengan minuman
keras, perjudian, dan barang haram yang dilarang oleh Islam.
Adapun prinsip-prinsip bank syariah menurut Nadratuzzaman
(2006) antara lain:
1) Prinsip Al-Ta‟awun yaitu prinsip untuk saling membantu dan
bekerja sama anatara anggota masyarakat dalam kebaikan
27
2) Prinsip menghindari Al Ikhtina yaitu dana berhenti, membiarkan
uang menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang
bermanfaat bagi masyarakat umum.
b. Fungsi Perbankan Syariah
Adapun fungsi dari bank syariah menurut Sofyan S. Harahap
(2005) anatara lain sebagai berikut:
1) Manajer Investasi
Salah satu fungsi bank yang penting adalah sebagai manajer
investasi, maksudnya adalah bank syariah merupakan manajer
investasi dari pemilik dana yang dihimpun, karena besar kecilnya
pendapatan (bagi hasil) yang diterima sangat tergantung pada
keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah.
Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah diharapkan
mendapatkan hasil yang mempunyai implikasi langsung kepada
pemilik dana. Jika investasi yang dilakukan bank syariah
mengalami pembayaran yang tidak lancar, bahkan sampai macet,
bisa mengakibatkan pendapatan yang diperoleh kecil dan
pendapatan pemilik dana menjadi kecil pula.
2) Investor
Bank syariah menginvestasikan dana dengan jenis dan pola
investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi tersebut meliputi
akad Murabahah, Ijarah, Musyarakah, Mudharabah, Salam,
memperdgangkan produk dan investasi atau memperdagangkan
28
saham yang dapat diperjual belikan, keuntungan dibagikan setelah
bank menerima bagan keuntungan yang sudah disepakati sebelum
pelaksanaan akad.
3) Jasa Keuangan
Bank syariah menjalankan fungsi sebagai pemberi jasa
keuangan, misalnya memberi jasa kliring, transfer, inkaso,
pembayaran gaji, jasa untuk memperoleh imbalan atas dasar
sewa, dan sebaganya. Hanya saja yang sangat diperhatikan adalah
prinsip syariah tidak boleh dilanggar.
4) Fungsi Sosial
Konsep perbankan syariah mengharuskan bank-bank Islam
memberi pelayanan sosial apakah melalui Qard (Pinjaman
kebajikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam. Disamping itu konsep perbanakan syariah
mengharuskan bank-bank Islam untuk memainkan peran penting
didalam pengembangan sumber daya manusianya dan
memberikan kontribusi bagi kesejahteraan sosial.
c. Produk dan Jasa Perbankan Syariah
Bank syariah menawarkan produk dan jasa perbankan sesuai
dengan syariah Islam. Sebelum dipasarkan, produk atau jasa tersebut
harus disetujui terlebih dahulu oleh Dewan Pengawas Syariah yang
menetapkan apakah produk atau jasa tersebut memenuhi prinsip
syariah atau tidak.
29
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu (Karim: 2014: 97):
1) Produk Penyaluran Dana (Financing)
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis
besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori
yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu (Karim,
2014: 97):
a) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli (Ba‟i)
Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk
pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yakni
sebagai berikut:
(1) Pembiayaan Murabahah
Murabahah (al-bai‟ bi tsaman ajil) lebih dikenal
sebagai murabahah beral dari kata ribhu (keuntungan),
adalah transaksi jual beli dimana bank menyebut jumlah
keuntungan. Bank bertindak sebagai penjual, sementara
nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli
bank ditambah dari pemasok ditambah keuntungan
(margin) (Karim, 2014: 98).
(2) Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang
yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang
diserahkan secara tangguh sementara pembayaran
30
dilakukan tunai. Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon,
namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan
waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti
(Karim, 2014: 99).
(3) Pembiayaan Istisha‟
Istishna‟ menyerupai produk salam, tapi dalam
istishna‟ pembayaran dapat dilakukan oleh bank
beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna‟ dalam
bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan
manufaktur dan konstruksi (Karim, 2014: 100).
b) Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah)
Prinsip ijarah dilandasakan adanya perpindahan
manfaat. Jadi, pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan
prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek
transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya
adalah jasa. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual
barang yang disewakannya kepada nasabah. Karena itu, dapat
perbankan syariah dikenal ijarah muntahiyah bittamlik (sewa
yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa
dan harga jual disepakati diawal perjanjian (Karim, 2014:
101).
31
c) Pembiayaan dengan prinsip bagi-hasil (Syirkah)
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas
prinsip bagi hasil adalah sebagai berikut:
(1) Pembiayaan Musyarakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah
musyarakah (syirkah atau syarikah). Transaksi
musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang
bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka
miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang
melibatkan dua pihak atau lebih di mana mereka secara
bersama-sama memaduka seluruh bentuk sumber daya
baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (Karim,
2014: 102).
(2) Pembiayaan Mudharabah
Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang
populer dalam pprosuk perbankan syariah yaitu
mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerja sama
antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shoibul
al-maal) mempercayai sejumlah modal kepada pengelola
(mudharib) dengan suatu perjanjian pembagiann
keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam
padua kontribusi 100% modal kas dari shaibul al-maal
dan keahlian dari mudharib (Karim, 2014: 103).
32
d) Pembiayaan dengan akad pelengkap
Akad pelengkap ini tidak ditunjukan untuk mencari
keuntungan, tapi ditunjukan untuk mempermudah
pelaksanaan pembiayaan. Meskpun tidak ditujukan untuk
mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan
untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk melaksanakan akad ini (Karim, 2014: 105).
(1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)
Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu
supplier mendapatkan modal tunai agar dapat
melanjutkan produksinya. Bank mendapat ganti-biaya
atas jasa pemindahan piutang (Karim, 2014: 105).
(2) Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan
jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan (Karim, 2014: 106).
(3) Qardh
Qard adalah pinjaman uang (Karim, 2014: 106).
(4) Wakalah (Perwakilan)
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila
nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili
dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti
33
melakukan L/C, inkaso, dan transfer uang (Karim, 2014:
107).
(5) Kafalah (Garansi Bank)
Garansi bank dapat diberikan untuk menjamin
pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat
mensyaratkan nasabah untuk menempatkkan sejumlah
dana untuk fasilitas ini sebagai rahn (Karim, 2014: 107).
2) Produk Penghimpunan Dana (Funding)
Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro,
tabungan, dan deposito. Prinsip operasional syariah yang
diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip
Wadi‟ah dan Mudharabah.
a) Prinsip Wadi‟ah
Prinsip yang diterapkan adalah wadi‟ah yad dhamanah
yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi‟ah
dhamanah berbeda dengan wadi‟ah amanah. Dalam wadi‟ah
amanah, pada prinsip harta titipan tidak boleh dimanfaatkan
oleh yang dititipi. Sementara dalam wadi‟ah dhamanah, pihak
yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta
titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.
Karena wadi‟ah yang diterapkan dalam prosuk giro perbankan
ini juga disifati dengan yad dhamanah, implikasi hukumnya
sama dengan qard, di mana nasabah bertindak sebagai yang
34
meminjam uang, dan bank bertindak sebagai yang dipinjami
(Karim, 2014: 107-108).
b) Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan
atau depossan bertindak sebagai shaibul maal (pemilik modal)
dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut
digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah.
Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan
mudhharabah kedua. Hasil usaha akan dibagi hasilkan
berdasarkan nisbah yang disepakati. Berdasarkan kewenangan
yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip
mudharabah terbagi dua yaitu (Karim, 2014: 108):
(1) Mudharabah Mutlaqah (Unrestricted Investment Account)
Dalam mudharabah mutlaqah tidak ada pembatasan
bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Bank
memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan untuk
menyalurkan dana ke bisnis manapun yang diperkirakan
menguntungkan Investment Account (Karim, 2014: 109).
(2) Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment
Account)
Dalam mudharabah ini nasabah yang menentukan
bisnis apa yang harus dikelola oleh bank.
35
3) Produk Jasa
Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries
(penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit)
dengan pihak yang kelebihan dana (suplus unit), bank syariah
dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada
nasabah dengan mendapat imbalan berupada sewa atau
keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain Sharf (jual beli
valuta asing) dan Ijarah (sewa) (Karim, 2014: 112).
d. Penilaian Kesehatan Perbankan Syariah
Penilaian kesehatan perbankan syariah dilakukan berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah yang berlaku mulai 24 Januari 2007. Dari hasil penjelasan
Deputi Gubernur Bank Indonesia menjelaskan bahwa penerapan ini
dilakukan dengan memperkirakan produk dan jasa perbankan syariah
ke depan kian beragam dan kompleks, sehingga eksposir risiko yang
dihadapi juga semakin meningkat. Meningkatnya eksposir risiko
tersebut akan mengubah profil risiko bank syariah, yang pada
gilirannya akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank tersebut.
Dalam penilaian tingkat kesehatan, bank syariah telah memasukkan
risiko yang melekat pada aktivitas bank (inherent risk), yang
merupakan bagian dari proses penilaian manajemen risiko.
36
3. Rasio Keuangan
Rasio keuangan bank merupakan suatu alat atau cara paling umum
digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Rasio keuangan
bank menggambarkan hubungan matematis anatar suatu jumlah dengan
jumlah lainnya (Dendawijaya, 2003: 58). Jenis rasio yang digunakan
dalam suatu bank diantaranya adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
rasio profabilitas/rentabilitas, rasio resiko usaha bank, dan rasio efisiensi
usaha (Martono, 2010: 81).
a. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas disebut juga rasio rentabilitas. Rasio ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan
laba selama periode tertentu. Semakinn tinggi rasio profitabilitas yang
dimiliki menggambarkan bank tersebut berhasil meningkatkan
pendapatan dan meminimalisir biaya operasional yang dikeluarkan.
Analisis profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan yang notabene profit motif (Mawardi, 2004:15).
Profitabilitas biasanya diukur mengunakan rasio perbandingan.
Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan
kinerja profitabilitas bank adalah Return On Equity (ROE) dan Return
On Assets (ROA) (Pratiwi, 2012).
Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia
lebih mementingkan penilaian bearnya ROA dan tidak memasukan
unsur ROE. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan
37
pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu
bank yang diukur aset yang dananya sebagian besar dari dana
simpanan masyarakat (Dendawijaya, 2003).
Selain ROA dan ROE, untuk menghitung profitabilitas
digunakan pula rasio Gross Profit Margin (GPM) dan Net Profit
Margin (Martono, 2010).
b. Rasio Likuiditas
Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank alam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapet
memenuhi kewajiban hutang-hutangnya. Dapat membayar kembali
semua depositnya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang
diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas dapat diukur
melalui Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Loan to
Assetss Ratio (Martono, 2010).
c. Rasio Solvabilitas (Capital)
Untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya atau kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Rasio permodalan
sering juga disebut rasio solvabilitas yang dapat dihitung dengan rasio
kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) (Martono,
2010).
38
d. Rasio Resiko Usaha Bank
Setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai resiko,
begitu pula resiko yang dihadapinya. Resiko-resiko ini dapat dikut
secara kuantitatif melalui rasio Deposit Risk Ratio dan Interest Rate
Risk Ratio (Martono, 2010).
e. Rasio Efisiensi Usaha
Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah
menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna, maka
secara kuantitatif tingkat efissiensi yang telah dicapai oleh manajemen
bank yang bersangkutan juga dapat diukur melalui rasio Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Laverage
Multiplier Ratio, Asset Utilazation Ratio dan Operating Ratio
(Martono, 2010).
4. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah rasio yang mampu mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Jika ROA
suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi
pengamanan aset. Laba yang tinggi membuat bank mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan bank untuk
menghimpun modal yang lebih banyak sehingga bank memperoleh
kesempatan menyalurkan dana dengan lebih luas (Wuri, 2011:55).
39
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan,
semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan asset (Dendawijaya 2003: 120). Dengan kata lain, ROA
merupakan ukuran kinerja keuangan efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Menurut Surat Edaran BI No.3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001,
rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak
terhadap total asset (total aktiva). Seperti yang dituangkan dalam rumus
berikut:
5. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang
menunjukan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang
diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Bank indonesia menetapkan CAR
yang dimiliki oleh bank minimal 8%. Apabila ketentuan CAR tidak
terpenuhi, maka akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank dan akan
mengurangi kemampuan ekspansi penyaluran dana (Herman, 2012:18).
Return On Asset = Laba Sebelum Pajak X 100%
Total Asset
40
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk
menutup penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank
disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya 2003:123).
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2003:122).
Dalam menelaah CAR bank syariah, terlebih dahulu harus
dipertimbangkan, bahwa aktiva bank syariah dapat dibagi atas (Arifin,
2009):
a. Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/kewajiban atau hutang
(wadiah atau qard dan sejenisnya).
b. Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profit and loss Sharing
Investment Account).
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31
Mei 2004, CAR merupakan perbandingan antara modal dengan Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR):
Capital Adequacy Ratio = Modal X 100%
ATMR
41
6. Non Performing Financing (NPF)
Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing Loan (NPL) atau
Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri
dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin
NPL diperuntukan untuk bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah
(Meydianawathi, 2007:138).
NPF adalah jumlah kredit bermasalah dan kemungkinan tidak dapat
ditagih. Semakin besar NPF maka semakin buruk kinerja bank tersebut
(Stiawan, 2009:7). NPF mencerminkan resiko pembiayaan, semakin tinggi
rasio ini, menunjukan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal
7 Desember 2007, Non Performing Financing (NPF) dihitung dengan
membandingkan jumlah pembiayaan bermasalah dengan total pembiayan
yang dimiliki oleh bank. Menurut Bank Indonesia pembiayaan bermasalah
dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori, yakni kurang lancar,
diragukan, dan macet.
7. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio seluruh jumlah kredit
yang diberikan dengan dana yang diterima bank (Ibid:116). Fungsi utama
bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan atau financing
Non Performing Financing = Pembiayaan Bermasalah X 100%
Total Pembiayaan
42
intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukan oleh FDR. FDR
adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana
yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2009:82). FDR menggambarkan
kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan
likuiditas bank. Hal ini dikarenakan penyaluran kredit merupakan salah
satu tujuan dari penghimpunan dana bank, yang sekaligus memberikan
kontribusi pendapatan terbesar bagi bank. Semakin banyak kredit yang
disalurkan, maka semakin illiqiud suatu bank. Karena seluruh dana yang
berhasil dihimpun telah disalurkan dalam bentuk kredit, sehingga tidak
terdapat dana untuk dipinjamkan lagi atau untuk diinvestasikan (Angelita,
2016).
Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan dalam Surat
Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 batas FDR
berada pada tigkat 85%-100%. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI
memperlakukan peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 yang berisi
ketentuan standar FDR pada tingkat 78%-100%.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004, FDR dihitung dengan membandingkan jumlah kredit
dengan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Financing to Deposit Ratio = Jumlah Kredit X 100%
Dana Pihak Ketiga
43
8. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Menurut kamus keuangan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan
efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan
satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari
laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca. Rasio biaya
operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan
operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakuan kegiatan operasi (Ibid:
120).
Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengandalkan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (Ponco, 2008: 22). Rasio
BOPO menunjukan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya,
terutama kredit, dimana sampai saat ini pendapatan bank-bank di
Indonesia masih didominasi oleh pendapatan bunga kredit. Semakin kecil
BOPO menunjukan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas
usahanya (Wibowo, 2013: 4).
Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah
dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati
angka 100%, maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam
menjalankan operasinya (Ponco, 2008:23).
44
Menurut Bank Indonesia dalam lampiran Surat Edaran (SE) No.
3/30/DPNP berikut adalah rumus untuk menghitung BOPO:
9. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga (simpanan) yang dijelaskan dalam UU Perbankan
RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah dana yang dipercayakan
oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana
dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang berasal dari masyarakat
luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional
suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasionalnya dari sumber dana ini (Kasmir, 2008:64).
Menghimpun dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat
merupakan kegiatan pokok perbankan. Pengertian menghimpun dana
berarti mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Pembelian dana dari masyarakat ini dilaksanakan oleh bank melalui
berbagai starategi agar masyarakat tertarik dan ingin menginvestasikan
dananya melalui lembaga keuangan bank (Martono, 2010: 24).
Biaya Operasional terhadap: Beban Operasional X 100%
Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional
45
Terdapat 3 macam sumber dana langsung dari masyarakat yaitu:
rekening tabungan (saving deposit), rekening simpanan berjangka (time
deposit), dan rekening giro (demand deposit). Selain itu terdapat pula
sumber dana lain yang bersifat tidak langsung atau berupa pengendapan
dana bank yang didapatkan melalui pemberian jasa bank (fee based
income) (Arthesa, 2006:63).
Pembagian jenis simpanan kedalam beberapa jenis dimaksudkan
agar para penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-
masing. Tiap pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu
pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin diperoleh
dapat berupa keuntungan dari bunga dan kemudahan atau keamanan
uangnya (Kasmir, 2004: 48).
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasional bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasionalnya. Dari sumber dana ini. Menurut UU Perbankan
No. 10 tahun 1998 sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap ssaat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
b. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan
bank.
46
c. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
B. Hubungan Antar Variabel
Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan pustaka diatas maka
dibentuk kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut:
1. Hubungan CAR dengan ROA
Pemodalan menunjukan kemampuan bank untuk mengawasi serta
mengontrol risiko yang terjadi, yang bisa mempengaruhi besarnya modal
bank (Prastiyaningtyas, 2010 dikutip dalam Anggareni dan Suardhika,
2014). Bank apabila mempunyai modal yang memadai maka dapat
melakukan kegiatan operasionalnya dengan efisiensi, dan akan
memberikan keuntungan pada bank tersebut. Hasil penelitian Mokoagow
dan Waskito (2015), Yulihapsari, dkk (2017), Mahmudah dan Harjanti
(2016), Simatupang dan Franzlay (2016), Anggareni dan Suardhika
(2014) dan Diknawati (2014) menunjukan bahwa CAR berpengaruh
positif terhadap ROA. Ini menandakan bahwa semakin tinggi tingkat
CAR maka akan meningkatkan tingkat ROA pula.
DPK = Giro + Tabungan + Deposito
47
2. Hubungan NPF dengan ROA
Fungsi bank dalam melakukan pemberian kredit maka akan
mempunyai risiko yaitu, berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau
yang biasa disebut dengan resiko kredit. Kredit bermasalah dapat diukur
dari kolektibilitasnya (Anggareni dan Suardhika, 2014). Non Performing
Financing (NPF) adalah pembiayaan yang bermasalah yang terdiri dari
pembiayaan yang berklarifikasi kurang lancar, diragukan dan macet
(Kamus Bank Indonesia). NPF yang tinggi akan memperbesar biaya,
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Hubungan FDR dengan
ROA. Hasil penelitian yang dilakukan Yulihapsari, dkk (2017),
Simatupang dan Franzlay (2016), dan Anggraeni dan Suardhika (2014)
menunjukan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA. Dan dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat NPF maka akan membuat ROA
semakin rendah begitu juga sebaliknya.
3. Hubungan FDR dengan ROA
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yaitu jumlah pendanaan
yang dikeluarkan oleh bank syariah untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan selama waktu tertentu dari hasil hasil penghimpunan
dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi
semakin rendahnya kemampuan bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayan
menjadi semakin besar (Sinungan, 2000 dikutip dalam Mahmudah dan
Harjanti, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muliawati dan
48
Khoiruddin (2015), Mahmudah dan Harjanti (2016), dan Diknawati
(2014) menunjukan bahwa FDR berpengaruh negartif terhadap ROA. Itu
menunjukan bahwa semakin besar tingkat FDR maka semakin rendah
tingkat ROA, dan begitu sebaliknya.
4. Hubungan BOPO dengan ROA
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasionya (Dendawijaya, 2009: 119-120). Bank
Indonesia meminta menurunkan BOPO menjadi 80% karena semakin
rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank
tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada
di perusahaan (Lemiyana dan Litriani (2016). Penelitian yang dilakukan
Mokoagow dan Waskito (2015), Yulihapsari, dkk (2017), Lemiyana dan
Litriani (2016), Muliawati dan Khoiruddin (2015), dan Diknawati (2014)
menunjukan bawah rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA,
yang artinya semakin besar rasio BOPO maka semakin kecil tingkat
ROA dan begitu pula sebaliknya.
5. Hubungan DPK dengan ROA
Dana masyarakat (DPK) adalah dana yang berasal dari masyarakat,
baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan
menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh
bank (Hasanudin, 2010:26). Semakin tinggi Dana Pihak Ketiga maka
semakin tinggi juga profitabilitas suatu bank dengan asumsi penyaluran
49
kredit bank lancar dan pembiayaan tidak mengalami masalah (Muliawati
dan Khoiruddin (2015). Pada penelitian yang dilakukan Anggaeni dan
Suardhika (2014) menunjukan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap
ROA dan ini membuktikan bahwa semakin besar tingkat DPK maka
semakin besar pula tingkat ROA.
C. Penelitian Terdahulu
Berbagai macam penelitian telah banyak dilakukan. Penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat digunakan sebagai dasar teori
dan penguat dalam pembentukan hipotesis penelitian. Selain itu penelitian
terdahulu dimaksudkan pula untuk menggali informasi tentang ruang
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu
yang telah diringkas dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil
1 Sri Windarti
Mokoagow
dan Misbach
Fuady
(Jurnal LP3M
STIEBBANK
Yogyakarta,
Vol 6, No. 1,
Juli 2015)
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
ROA (Y)
CAR (X1)
KAP (X2)
BOPO (X3)
FDR (X4)
GWM (X5)
CAR
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap ROA
KAP
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
BOPO
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
FDR
50
No Peneliti Judul Variabel Hasil
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap ROA
GWM positif
tidak
signifikan
terhadap ROA
2 Wahyu Dwi
Yulihapsari,
Dien Noviany
Rahmatika dan
Jaka Waskito
(Univ.
Pancasakti
Tegal
MULTIPLIER
-Vol. I No. 2
Mei 2017)
Analisis
Pengaruh Non
Performing
Financing
(NPF), Capital
Adequacy Ratio
(CAR),
Financing to
Deposito Ratio
(FDR), dan
BOPO terhadap
Profitabilitas
ROA (Y)
NPF (X1)
CAR (X2)
FDR (X3)
BOPO (X4)
NPF
berpengaruh
negatif tidak
signifkan
terhadap ROA
CAR
berpengaruh
signifikan
positif
terhadap ROA
FDR
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap ROA
BOPO
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
3 Lemiyana dan
Erdah Litriani
(I-Economic
Vol. 2, No. 1
Juli 2016)
Pengaruh NPF,
FDR, BOPO
terhadap Return
On Asset (ROA)
Pada Bank
Umum Syariah
ROA (Y)
NPF (X1)
FDR (X2)
BOPO (X3)
CAR (X4)
NPF dan
FDR
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap ROA
BOPO
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
CAR
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap ROA
51
No Peneliti Judul Variabel Hasil
4 Sri Muliawati
dan Moh.
Khoiruddin
(Manajement
Analysis
Journal 4(1)
(2015)
Manajemen,
Fakultas
Ekonomi,
Univ. Negeri
Semarang)
Faktor-Faktor
Penentu
Profitabilitas
Bank Syariah di
Indonesia
ROA (Y)
DPK (X1)
NPF (X2)
FDR (X3)
BOPO (X4)
SWBI (X5)
DPK dan
FDR
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap ROA
NPF dan
SWBI
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap ROA
BOPO
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
5 Nurul
Mahmudah
dan Ririh Sri
Harjanti
(2016)
(SENIT 2016,
ISBN: 978-
602-74355-0-
6, Politeknik
Harapan
Bersama
Tegal)
Analisis Capital
Adequacy Ratio,
Financing to
Deposit Ratio,
Non Performing
Financing, dan
Dana Pihak
Ketiga Terhadap
Tingkat
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah Periode
2011-2013
ROA (Y)
CAR (X1)
NPF (X2)
FDR (X3)
DPK (X4)
CAR
berpengaruh
terhadap ROA
FDR tidak
berpengaruh
terhadap ROA
NPF
tidakberpengar
uh terhadap
ROA
DPK tidak
berpengaruh
terhadap ROA
6 Nurul Qorifah
(Jakarta.
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis
Universitas
Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah.
2016)
Pengaruh Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO), Non
Performing
Financing
(NPF),
Financing to
Deposit Ratio
(FDR) dan
Sertifikat Bank
Indonesia
Syariah (SBIS)
Terhadap Return
ROA (Y)
BOPO (X1)
NPF (X2)
FDR (X3)
SBIS (X4)
BOPO
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
NPF
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap ROA
FDR
berpengaruh
positif
signifikan
52
No Peneliti Judul Variabel Hasil
On Assets
(ROA) (Studi
Kasus pada
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
Periose 2010-
2014)
terhadap ROA
SBIS
berpengaruh
negatif tidak
ssignifikan
terhadap ROA
7 Apriani
Simatupang
dan Denis
Franzlay
(Jurnal
Administrasi
Kantoe. Vol.4.
No.2,
Desember
2016, 466-485.
P-ISSN: 2337-
6694. E-ISSN:
2527-9769)
Capital
Adequacy Ratio
(CAR), Non
Performing
Financing
(NPF), Efisiensi
Operasional
(BOPO) dan
Financing to
Deposit Ratio
(FDR) Terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
ROA (Y)
CAR (X1)
NPF (X2)
BOPO (X3)
FDR (X4)
CAR
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
NPF
berpengaruh
tidak
signifikan
terhadap ROA
BOPO
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
FDR
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
8 Made Ria
Anggreni dan I
Made Sadha
Suardhika
(E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana. Bali.
Indonesia. 9.1
(2014): 27-38.
ISSN:
23028556)
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga,
Kecukupan
Modal, Risiko
Kredit dan Suku
Bunga Kredit
pada
Profitabilitas
ROA (Y)
DPK (X1)
CAR (X2)
Suku Bunga
(X3)
NPL (X4)
DPK
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap ROA
CAR
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap ROA
Suku
Bunga
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA
NPL
berpengaruh
negatif
signifikan
53
No Peneliti Judul Variabel Hasil
terhadap ROA
9 Didin Ambris
Diknawati
Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi
Perbanas
Surabaya
(2014)
Analisis
Pengaruh CAR,
NPF, FDR, dan
BOPO terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah
ROA (Y)
CAR (X1)
NPF (X2)
FDR (X3)
BOPO (X4)
CAR
berpengaruh
positif
signifkan
terhadap
Profitabilitas
(ROA).
NPF
berpengaruh
positif
signifkan
terhadap
Profitabilitas
(ROA).
FDR
berpengaruh
negatif
signifkan
terhadap
Profitabilitas
(ROA).
BOPO
berpengaruh
negatif
signifkan
terhadap
Profitabilitas
(ROA).
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematik dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi
dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat
disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif dan atau gabungan
54
keduanya (Hamid, 2010). Berdasarkan teori, penelitian-penelitian terdahulu,
dan hubungan antar variabel, dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran
55
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab
akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis
dapat dibedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotesis
kerja, dan hipotesis statistik atau hipotesis nol (Hamid, 2010: 16).
Hipotesis statistik atau hipotesis nol adalah hipotesis yang bertujuan
untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang selanjutnya
akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Karena hipotesis ini menggunakan
alat-alat statistik maka disebut hipotesis statistik dan dalam hipotesis ini
penelitian akan membuat dugaan-dugaan yang berhati-hati dimana menurut
peneliti tidak terjadi hubungan atau pengaruh yang berarti dan dugaan ini
akan dibuktikan atas dugaan tersebut (Hamid, 2010:16).
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis yang telah dijelaskan
sebelumnya, hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Non Performing
Financing (NPF) terhadap Profitabilitas (ROA)
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Financing to Deposit
Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)
H4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA)
56
H5: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Dana Pihak Ketiga
(DPK) terhadap Profitabilitas (ROA)
H6: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana
Pihak Ketiga (DPK) terhadap Profitabilitas (ROA)
57
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan
pada pengujian teori melalui variabel-variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Jenis penelitian ini
merupakan studi kausal dimana peneliti ingin mengetahui pengaruh dari satu
atau lebih faktor dalam menyebabkan suatu masalah. Jenis data yang
digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder. Penelitian ini bersifat
kuantitatif artinya semua informasi atau data diwujudkan dalam bentuk
angka, analisis berdasarkan angka dengan menggunakan analisis rasio
(Mokoagow dan Fuady, 2015: 43).
Objek penelitian pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di
Indonesia periode tahun 2012-2016. Penelitian ini termasuk ke dalam
kelompok data time series dengan melihat dari dimensi waktu yang
digunakan selama periode penelitian yaitu lima tahun, dari tahun 2012 hingga
2016. Penelitian ini ingin mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
mempengaruhi variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return On
Assets (ROA).
58
B. Metode Penentuan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang
sudah terdaftar pada Bank Indonesia, terdiri dari 13 Bank Umum Syariah.
Dalam penelitian ini merode penentuan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Noor, 2011: 155). Adapun pertimbangan yang dimaksud sebagai
berikut:
1. Bank Umum Syariah yang sudah mem-publish rasio keuangannya pada
tahun 2012 hingga 2016.
2. Bank Umum Syariah yang laporan keuangan nya sudah teraudit BI.
3. Bank Umum Syariah yang sudah memiliki kantor kas serta outlet yang
sudah tersebar di Indonesia.
4. Bank Umum Syariah yang telah berdiri selama kurang lebih 5 tahun.
5. Bank Umum Syariah yang sudah memenuhi ketentuan dari variabel
terkait.
Tabel 3. 1 Purposive Sampling
No Keterangan Jumlah
Sampel
Penelitian
1 Populasi Bank Umum Syariah Periode 2012-2016 13
2 Bank Umum Syariah yang sudah mem-publish laporan
keuangan dan teraudit oleh Bank Indonesia
13
3 Bank Umum Syariah yang sudah memiliki kantor kas
serta outlet yang sudah tersebar di Indonesia.
13
4 Bank Umum Syariah yang sudah berdiri selama
kurang lebih 5 tahun
12
5 Bank Umum Syariah yang sudah memenuhi ketentuan
dari variabel terkait
12
Jumlah Sampel Penelitian 12
59
Berdasarkan purposive sampling tersebut, tercatat ada 12 sampel yang
digunakan dalam penelitian ini, sehingga data yang di observasi berjumlah 60
data. Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 3. 2 Sample Bank Umum Syariah
No Nama Bank
1 Bank Muamalat Indonesia
2 Bank Syariah Mandiri
3 Bank BRI Syariah
4 Bank BNI Syariah
5 BCA Syariah
6 Bank Mega Syariah
7 Bank Panin Syariah
8 Bank Bukopin Syariah
9 Bank Victoria Syariah
10 Bank BJB Syariah
11 Bank Aceh Syariah
12 Bank MayBank Syariah
C. Metode Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian merupakan faktor yang sangat penting
yang menjadi pertimbangan dalam metode penentuan pengumpulan data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang diperoleh dan dibuat oleh pihak lain yang dikumpulkan dalam kurun
waktu tertentu dari suatu sampel. Pengumpulan data adalah prosedur
sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam
memperoleh data-data pada penelitian ini, digunakan:
60
1. Data sekunder (secondary data)
Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh atau
dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang
diterbitkan atau dipublikasikan oleh berbagai instansi lain (Angelita,
2016). Data sekunder dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan
bank tahunan periode 2012-2016 dan data tersebut berasal dari situs bank
masing-masing. Dan jenis data yang diambil berdasarkan cross section
(beberapa variabel) dan time series (berdasarkan waktu), menggunakan
deretan waktu
Pada penelitian ini penulis tidak menyertakan Bank Tabungan
Pensiun negara (BTPN) Syariah sebagai objek sampel penelitian karena
tidak memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel. Pada BTPN Syariah
tidak memenuhi kriteria kerena umur bank kurang dari 5 tahun, BTPN
Syariah baru berdiri tahun 2014.
2. Penelitian Pustaka (Library Research)
Penelitian memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan juga perangkat
lain yang berkaitan dengan judul penelitian. Penulis juga mengambil data
dari buku-buku perpustakaan, seperti teori-teori yang berhubungan dan
mendukung dalam analisis penelitian ini.
3. Penelitian Lapangan (Field Research)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yang didokumentasikan dari Laporan Keuangan Bank Umum
61
Syariah periode 2012-2016. Sumber data diperoleh dari website masing-
masing Bank Umum Syartiah, www.bi.go.id, laporan keuangan, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), dan Statistik Perbankan Syariah tahun 2011-2015.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka yang
dalam perhitungan menggunakan metode statistik yang dibantu dengan
program pengolah data statistik, yaitu Eviews 9. Metode-metode yang
digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, uji regresi data panel, uji asumsi
klasik, uji signifikansi simultan (uji statistik f), koefisien determinasi R², uji
signifikansi parameter individual (uji statistik t).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah analisis paling sederhana dalam statistik
(Winarno, 2015:28). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
skewness (Gozali, 2016:19).
2. Analisis Regresi Data Panel
Regresi panel data adalah data yang dikumpulkan dari beberapa
objek dengan beberapa waktu. Nama lain dari data panel adalah pool
data, kombinasi data time series dan cross section, micropanel data,
longlitudinal data, analyis even history, dan analyis cohort. Dengan
62
demikian dapat disimpulkan bahwa regresi panel data atau pool data
adalah regresi yang merupakan kombinasi dari data time series dan cross
section. Panel data memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan alat
uji lainnya, yaitu panel data memiliki tingkat heterogenitas yang lebih
tinggi, panel data mampu memberikan data yang lebih informatif, lebih
bervariasi, serta memiliki tingkat kolinearitas yang rendah, mampu
mempelajari model perilaku yang lebih kompleks (Gujarati dan
Suliyanto, 2011). Pengelolahan data dalam penelitian ini menggunakan
Eviews 9 untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Selain itu dalam penelitian ini juga
menggunakan Microsoft Excel 2012 untuk mempermudah pengelolaan
data seperti pembuatan garfik, tabel, dan lain-lain.
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel
dapat dilakukan memalui tiga pendekatan antara lain:
a. Common Effect
Metode ini dilakukan dengan menggabungkan atau
mengkombinasikan data timeseries dan crosssection dengan metode
OLS (Ordinary Least Square). Metode ini tidak memperhatikan
adanya perbedaan individu maupun waktu, dimana intersep dan
slope dianggap sama untuk setiap individu. Dengan
menggambungkan data, maka kita tidak dapat melihat perbedaan
baik antar individu, serta terlihat pula bahwa baik intercept maupun
slope tidak beruah baik antara individu maupun antar waktu
63
(Nachrowi dan Usman, 2006:312) Metode common effect merupakan
teknik yang paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan
yang ada, menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis
regresi dianggap berlaku pada semua obyek pada semua waktu
(Winarno, 2015:914).
b. Fixed Effect
Model ini mengasumsikan adanya perbedaan intercept, dimana
intercept hanya bervariasi terhadap individu sedangkan terhadap
waktu adalah konstan. Disamping itu, metode ini mengasumsikan
bahwa slope antar individu dan waktu adalah konstan. Adapun yang
dimaksud dengan efek tetap adalah setiap individu memiliki
konstanta yang tetap untuk berbagai periode atau waktu, demikian
juga slope yang tetap untuk setiap waktu. Dengan metode ini,
perbedaan antar individu dapat diketahui melalui perbedaan nilai
intercept. Metode efek tetap mengestimasi data panel dengan OLS
dengan menggunakan variabel dummy (Nachrowi dan Usman,
2006:313).
c. Random Effect
Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar
individu. Pada model random effect perbedaan intersep diakomodasi
oleh error term masing-masing perusahaan. Keuntungan
menggunakan model random effect yakni menghilangkan
64
heteroskedastisitas. Model ini juga disebut dengan Error Component
Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS))
(Nachrowi dan Usman, 2006:315).
3. Tahapan Analisis Data
Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk
pengelolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat
dilakukan, antara lain:
a. Uji Chow
Uji chow adalah teknk uji yang digunakan untuk
membandingkan apakah model yang digunakan Common Effect
Model atau Fixed Effect Model. Uji ini juga untuk menguji stabilitas
parameter jika data yang digunakan adalah data uraian waktu
(Yuwono, 2005:115). Dalam uji chow hipotesisnya adalah sebagai
berikut:
H0: Common Effect Model
H1: Fixed Effect Model
Pengujian uji chow menggunakan software Eviews 9 yaitu
dengan menggunakan uji likehood ratio, lalu yang menjadi
penolakan dalam hipotesis diatas adalah dengan membandingkan
nilai F-hitung dengan F-tabel, atau membandingkan profitabilitasnya
dengan α = 5% (0,05). Perbandingan yang dimaksud apabila nilai F-
hitung pada uji chow lebih besar dari F-tabel, atau nilai profitabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka H0 (Common Effect) ditolak, artinya
65
model yang lebih tepat adalah Fixed Effect, sebaliknya jika nilai F-
hitung lebih kecil dari F-tabel atau nilai probabilitasnya lebih besar
dari 0,05 maka H0 (Common Effect) diterima, artinya model yang
lebih tepat adalah common effect.
b. Uji Hausman
Uji hausman dilakukan untuk menentukan manakah model
yang paling tepat digunakan anatara model fixed effect atau model
random effect (Nachrowi dan Usman, 2006). Dalam uji hausman
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0: Random Effect Model
H1: Fixed Effect Model
Pada dasarnya uji hausman ini digunakan untuk melihat
konsistensi pendugaan dengan OLS. Mengingat Model Efek
Random (MER) diduga dengan menggunakan metode tersebut, maka
dalam pemodelan data panel, uji tersebut dapat digunakan untuk
melihat kelayakan penggunaan model panel (Nachrowi dan Usman,
2006:318). Pengujian hausman menggunakan software Eviews 9,
lalu yang menjadi dasar penolakan dalam hipotesis diatas adalah
dengan memperhatikan nilai probabilitas Cross-section random. Jika
nikainya lebih dari 0,05 maka H0 diterima atau dengan kata lain
model yang terpilih adalah Random Effect Model, tetapi jika nilai
probabilitas Cross-section random kurang dari 0,05 maka H0 ditolak,
66
atau dengan kata lainn model yang terpilih adalah Fixed Effect
Model.
4. Uji Dasar Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan
penggunaan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini sehingga
tidak menimbulkan bias dalam analisis data.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil (Ghozali, 2016:154).
Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah
normalitas yaitu menggunakan uji Jarque-Bera (JB). Hipotesis nol
uji ini menyatakan bahwa residual didistribusikan secara normal.
Jika nilai statistik JB ini tidak signifikan atau nilai probabilitas dari
statistik JB lebih besar dari tingkat signifikasi α=5% maka kita
menerima hipotesiss nol bahwa residual mempunyai distribusi
normal (Widarjono, 2010:113).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
67
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol (Ghozali, 2016:103). Multikolinieritas
bisa dideteksi dengan melihat korelasi linier antar variabel
independen di dalam regresi. Sebagai aturan, jika koefisien korelasi
cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka diduga ada multikolonieriass
dalam model. Sebaliknya jika korelasi kurang dari 0,85 maka diduga
model mangandung unsur multikolonieritas (Widarjono, 2010:60).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak
konstan. Masalah heterosskedastisitas dengan demikian lebih sering
muncul pada data cross section daripada data time series
(Widarjono, 2010:67). Uji heterosskedasitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada
tidaknya heterosskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan uji
White dengan menggunakan software Eviews 9, yaitu uji white
menggunakan residual kuadrat sebagai variabel indpenden, dan
variabel independennya terdiri atas variabel independen yang sudah
ada ditambah dengan kuadrat variabel independen, dan ditambah lagi
dengan perkalian dua variabel independen (Winarno, 2015:5.17).
68
Untuk mengetahui ada tidaknya masalah heteroskedastisitas
melalui uji white dengan melihat nilai probabilitasnya, jika nilai
probabilitasnya lebih kecil dari tingkat signifikasi 0,05 (α=5%)
sehingga seignifikan, artinya kita akan menolak hipotesis nol atau
menerima hipotesis alternatif. Jika kita menolak hipotesis nol tidak
ada heteroskedastisitas berarti model mengandung masalah
heteroskedastisitas (Widarjono, 2010:73).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara variabel gangguan
satu dengan observasi dengan variabel gangguan observasi lain
(Widarjono, 2010:78). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelsi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
panjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Dalam penelitian ini
untuk melakukan uji autokorelasi yaitu menggunakan metode
Breusch-Godfrey.
Nama lain dari Breusch-Godfrey ini adalah Uji Lagrange
Multiplier (Penggandaan Lagrange) (Winarno, 2015:5.33). untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian
Breusch-Godfrey dengan memperhatikan nilai Prob-F. Apabila nilai
Prob-F lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 (α=5%), maka uji
69
hipotesiss H0 diteima yang aretinya tidak terjadi autokorelasi.
Sebaliknya, apabila nilai Prpb-F lebih kecil dari tingkat signifikasi
0,05 (α=5%), maka dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi
(Winarno, 2015:5.33).
5. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
analisis regrsi berganda yang digunakan untuk memberikan gambaran
yang jelas mengenai pengaruh variabel-variabel independen (lebih dari
satu) yang digunakan terhadap variabel independen baik secara parsial
maupun secara simultan, serta mengetahui besarnya dominasi variabel-
variabel independen terhadap variabel dependen. Dibawah merupakan
persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini:
ROAit = β0 + β1 CARit + β2 NPFit + β3 FDRit + β4 BOPOit + β5
DPKit + ε
Keterangan:
ROA : Profitabilitas (Return On Assets)
i : Bank Umum Syariah Sampel
t : Periode Tahun
β0 : Konstanta
β1 – β5 : Koefisien Regresi
ε : Error
CAR : Capital Adequacy Ratio
NPF : Non Performing Financing
70
FDR : Financing to Deposit Ratio
BOPO : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
DPK : Dana Pihak Ketiga
Dalam melakukan pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui
analisis data:
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen (Widarjono, 2010:19). Uji F
pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel
independen secara berssama-sama mempengaruhi variabel dependen
maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α=5%). Jika nilai
probabilitas F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen, dengan kata lai
variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen, dan sebaliknuya (Ghozali, 2011).
b. Uji Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial, dapat diuji dengan
menggunakan rumus uji t. Pengujian t-statistik bertujuan untuk
menguji ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Uji t pada dasarnya
menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
71
individual dalam menerangkan variasi variabel independen
(Ghozali,2011).
Untuk menguji apakah hipotesis ini digunakan statistik t
dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas 0,05 (α=5%) lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak,
artinya tidak signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 (α=5%) lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas signifikan, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya signifikan.
c. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya adalah mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai R² adalah diantara 0 dan 1. Jika nilai R²
berkisar hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel
dependen, dan sebaliknya jika nilai R² semakin mendekati 0 maka
semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen (Ghozali, 2011).
Koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur seberapa
baik garis regresi sesuai dengan data akhirnya (goodness of fit).
Koefisien determinasi ini mengukur presentase total variasi variabel
dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen didalam
garis regresi. Semakin angkanya mendekati 1 maka semakin baik
72
garus regresi karena mampu menjelaskan data aktualnya. Semakin
mendekati angka nol, maka mempunyai regresi yang kurang baik
(Widarjono, 2010:17).
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
jenis variabel, yaitu:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen sering disebut dengan variabel terikat yaitu
variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh adanya variabel
bebas/variabel independen. Besarnya perubahan pada variabel dependen
tergantung dari besarnya variabel bebas atau independen. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah aspek Profitabilitas yang diukur
dengan Return On Asset (ROA).
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya
atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak Ketiga
(DPK).
Definisi operasional dari masing-masing variabel akan dijelaskan
sebagai berikut:
73
Tabel 3. 3 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Pengukuran Variabel Referensi
1 Return
On
Assets
(ROA)
Kemampuan
Bank dalam
menghasilkan
laba dari
pengelolaan
aset yang
dimiliki.
Laba Sebelum Pajak X100%
Total Asset
PBI (2012)
Surat
Edaran BI
No.3/30DP
NP tanggal
14
Desember
2001
2 Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
Rasio
permodalan
yang
menunjukan
kemampuan
bank dalam
menyediakan
dana untuk
keperluan
pengembanga
n usaha dan
menampung
risiko
kerugian
dana yang
diakibatkan
oleh kegiatan
operasi bank.
Modal X 100%
ATMR
Herman
(2012:18)
Surat
Edaran
Bank
Indonesia
No.
6/23/DPNP
tanggal 31
Mei 2004
3 Non
Performi
ng
Finanaci
ng (NPF)
Kredit
bermasalah
yang terdiri
dari kredit
yang
berklasifikasi
kurang
lancar,
diragukan
dan macet.
Dihitung
Pembiayaan BermasalahX100%
Total Pembiayaan
Meydianaw
atthi
(2007:138)
Surat
Edaran
Bank
Indonesia
Nomor
9/29/DPbs
tanggal 7
Desember
74
No Variabel Definisi Pengukuran Variabel Referensi
dengan
membanding
kan jumlah
pembiayaan
bermasalah
dengan total
pembiayan
yang dimiliki
oleh bank
2007
4 Financin
g to
Deposit
Ratio
(FDR)
Rasio seluruh
jumlah kredit
yang
diberikan
dengan dana
yang diterima
bank
Jumlah Kredit X 100%
Dana Pihak Ketiga
Ibid (116)
Surat
Edaran
Bank
Indonesia
Nomor
6/23/DPNP
tanggal 31
Mei 2004
5 Biaya
Operasio
nal
terhadap
Pendapat
an
Operasio
nal
(BOPO)
Perbandingan
antara biaya
operasional
dan
pendapatan
operasional.
Rasio biaya
operasional
digunakan
untuk
mengukur
tingkat
efisiensi dan
kemampuan
bank dalam
melakuan
kegiatan
operasi
Beban Operasiona X 100%
Pendapatan Operasional
Ibid: 120
Surat
Edaran (SE)
No.
3/30/DPNP
6 Dana
Pihak
Ketiga
Dana yang
dipercayakan
oleh
DPK = Giro + Tab + Dep UU
Perbankan
RI No. 10
75
No Variabel Definisi Pengukuran Variabel Referensi
(DPK) masyarakat
kepada bank
berdasarkan
perjanjian
penyimpanan
dana dalam
bentuk giro,
deposito,
sertifikat
deposito,
tabungan,
dan atau
bentuk
lainnya yang
dipersamakan
dengan itu.
tahun 1998
76
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Perkembangan industri perbankan syariah di Dunia saat ini sudah
mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki tempat yang
memberikan cukup pengaruh dalam lingkungan perbankan secara global.
Keberadaan perbankan syariah di Indonesia sendiri dimulai pada saat
penerbitan undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, dimana
undang-undang menjadi pendorong hadirnya sistem perbankan berbasis
syariah. Dalam perkembangannya, undang-undang tersebut akhirnya
diganti kedalam undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang menerangkan
bahwa sistem perbankan syariah lebih jelas dibandingkan undang-undang
sebelumnya. Berbagai kebijakan tersebut tidak hanya menyangkut
perluasan jumlah kantor dan operasi Bank syariah dalam meningkatkan
sisi penawaran maupun sisi permintaannya. Perkembangan yang pesat
tercatat sejak dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yang memberikan
izin kepada Bank konvensional untuk mendirikan Unit Usaha Syariah
(UUS). Sejak saat itu kantor dan operasi Bank syariah mulai tumbuh
dimana-mana.
Di Indonesia, bank Islam pertama yaitu bank Mu’amalat Indonesia
(BMI) baru bisa didirikan pada tahun 1992, sedangkan pemikiran
77
mengenai hal ini sudah terjadi sejak dasawarsa ’70-an. Walaupun
perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara
Muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang
(Karim, 2007:25).
Perkembangan bank syariah di Indonesia semakin baik. Seiring
berkembangnya bank syariah di Indonesia tentunya harus di imbangi oleh
sumber daya insani yang memadai, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Salah satu faktor yang menghambat perkembangan bank
syariah di Indonesia adalah masih banyaknya institusi syariah yang
melibatkan sumber daya insani yang tidak memiliki pengalaman akademis
maupun praktis dalam Islamic Banking. Kondisi ini cukup signifikan
mempengaruhi produktifitas dan profesionalisme perbankan syariah itu
sendiri. Oleh karena itu, ada baiknya perbankan syariah atau pemerintah
memberikan perhatian lebih agar dapat mencetak sumber daya insani yang
mampu mengamalkan ekonomi syariah disemua lini agar perbankan
syariah di Indonesia menjadi lebih baik.
Pekembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu
perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem
perbankan alternatif yang menyediakan jasa perbankan/ keuangan yang
sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah (Ikatan Bankir Indonesia,
2014:3). Semakin pesatnya perkembangan Bank syariah tersebut,
menjadikan Bank syariah sebagai media/wadah bagi masyarakat luas untuk
membantu dalam pemenuhan kebutuhnnya terutama dalam permodalan.
78
Penduduk Indonesia sebagian besar merupakan golongan ekonomi
menengah kebawah, sekstensi lembaga keuangan yang bisa menyentuh
lapisan inilah yang perlu dikembangkan agar kualitas kehidupan
masyarakat mengalami perkembangan yang lebih baik lagi. Bank syariah
sendiri pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi
Islam terutama dalam bidang keuangan.
Populitas pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS)
yang sudah terdaftar di Bank Indonesia dalam periode pengamatan yaitu
tahun 2012 hingga tahun 2016. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan
pertimbangan pribadi dari peneliti yang berdasarkan pada kriteria-kriteria
yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya, maka Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah Bank Central Asia (BCA) Syariah,
Bank Muamalat, Bank Bukopin Syariah, Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Nasional Indonesia (BNI) Syariah,
Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM),
Bank Victoria Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Aceh Syariah, dan Bank
MayBank Syariah.
Variabel dari penelitian ini adalah Retun On Asset (ROA), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to
Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Profitabilitas pada penelitian ini
79
diukur dengan ROA yang merupakan variabel dependen (variabel terikat)
untuk mengetahui kinerja aset yang dimiliki bank syariah dalam
memperoleh laba. CAR, NPF, FDR, BOPO, dan DPK merupakan variabel
independen (variabel bebas).
B. Analisis dan Pembahasan
Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data
sekunder dengan menggunakan metode Regresi Data Panel, yaitu
menggabungkan antara Cross Section dan Time Series yang berbentuk
tahunan mulai dari periode 2012 hingga 2016. Dalam penelitian ini penulis
akan memaparkan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
yang mana sebagai variabel independen (variabel bebas) terhadap tingkat
Profiabilitas yang digambarkan oleh Return On Asset (ROA) sebagai variabel
dependen (variabel terikat) Bank Umum Syariah.
Alat pengelolaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perangkat lunak (software) komputer Eviews 9 dan juga Microsoft Excel 2010
untuk memaksimalkan perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-
variabel yang diteliti, dengan metode analisis secara ekomentrik. Adapun
hasil dan analisis dari uji yang sudah dilakukan, yakni:
80
1. Analisa Deskriptif
Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif
ROA
(%)
CAR
(%)
NPF
(%)
FDR
(%)
BOPO
(%)
DPK
(Nom/
Jutaan
Rupiah)
Mean 0,78000 18,3795 3,64800 91,5860 4,52360 1.704.354
Median 0,85000 16,2695 3,20000 91,9850 4,51500 5.661.833
Maximum 3,80000 36,7820 17,9000 105,660 4,96000 6.995.000
Minimum -810,000 11,1020 0,10000 73,7800 3,86000 646.324
Std. Dev. 1,73346 6,14577 3,13845 7,07843 0,15170 2.148.856
Observatio
ns 60 60 60 60 60 60
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Bedasarkan tabel 4.1 diatas, nilai Observations menunjukan
banyaknya data yang digunakan dalam penelitian sebanyak 60 data yang
merupakan jumlah sampel data selama periode penelitian 2012 hingga
2016.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai minimum ROA
sebesar -8,1% yang dimiliki oleh bank Victoria Syariah pada tahun 2012,
hal ini menunjukan bahwa bank belum maksimal dalam menghasilkan
laba sehingga mengalami kerugian karena nilai ROA negatif.
Nilai minimum NPF sebesar 0.1% pada bank BCA Syariah tahun
2012, hal ini menunjukan bahwa bank dapat meminimalisir pembiayaan
bermassalah yang terjadi. Sebaliknya, nilai maksimum NPF yang
dimiliki oleh bank BJB Syariah pada tahun 2016 sebesar 17,9%, hal ini
81
menunjakan bahwa pembiayaan bermasalah yang ada pada bank cukup
tinggi.
Nilai minimum FDR dimiliki oleh bank Victoria Syariah pada
tahun 2012 sebesar 73,78%, ini menunjuakn bahwa tingkat likuiditas
bank yang baik karena bank akan mampu memenuhi kewajiban kepada
pemilik Dana Pihak Ketiga. Nilai maksimum FDR dimiliki bank Panin
Syariah pada tahun 2012 sebesar 105,6%, hal ini menunjukan tingkat
likuiditas bank yang kurang sehat. Nilai rata-rata FDR dimiliki oleh bank
BCA Syariah pada tahun 2015 sebesar 91,58%, menunjukan bahwa rasio
FDR memiliki kriteria cukup sehat dengan ketentuan OJK yaitu 85%
sampai 100% dibawah ketentuan kriteria sehat OJK sebesar 75% sampai
85%.
Nilai minimum BOPO sebesar 3,86% yang dimiliki oleh bank
Panin Syariah pada tahun 2012 hal ini menunjukan bank telah efisien
dalam menekan beban operasional dan meningkatkan pendapatan
operasionalnya. Dan nilai maksimum BOPO adalah 4,96% yang dimiliki
oleh bank Victoria Syariah pada tahun 2014, hal ini menunjukan bank
belum efisien dalam menekan beban operasional dan meningkatkan
pendapatan operasionalnya.
2. Hasil Uji Analisis Panel Data
Terdapat beberap pendekatan atau metode yang bisa digunakan
dalam mengestimasi model regresi data panel yakni dengan pendekatan
82
Common Effect (CE) Model, Fixes Effect (FE) Model dan Random Effect
(RE) Model.
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel
pada penelitian ini dengan menggunakan model Common Effect atau
Pooled Least Square dengan menggunakan pendekatan Chow Test.
Sebelum menerapkan metode yang digunakan, terlebih dahulu dilakukan
pemilihan terhadap pendekatan yang akan digunakan. Berikut adalah
pendekatan yang dilakukan:
a) Common Effect Model
Gambar 4. 1 Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model
Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares
Date: 03/06/18 Time: 23:58
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 0.060447 0.027805 2.173953 0.0351
NPF -0.543686 0.065362 -8.318013 0.0000
FDR -0.045627 0.022865 -1.995465 0.0522
BOPO -1.531592 1.117778 -1.370212 0.1776
DPK 4.30E-08 9.42E-09 4.567014 0.0000
C 12.02606 5.715708 2.104038 0.0411 R-squared 0.628344 Mean dependent var 0.780000
Adjusted R-squared 0.586111 S.D. dependent var 1.733464
S.E. of regression 1.115211 Akaike info criterion 3.168131
Sum squared resid 54.72259 Schwarz criterion 3.397573
Log likelihood -73.20327 Hannan-Quinn criter. 3.255504
F-statistic 14.87783 Durbin-Watson stat 1.239101
Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
83
b) Fixed Effect Model
Gambar 4. 2 Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 03/08/18 Time: 16:17
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CAR 0.066756 0.027446 2.432242 0.0196
NPF -0.493209 0.068856 -7.162917 0.0000
FDR -0.052798 0.022719 -2.323913 0.0253
BOPO -0.103913 1.284658 -0.080888 0.9359
DPK 4.00E-08 9.35E-09 4.279376 0.0001
C 5.976030 6.383876 0.936113 0.3548 Effects Specification Period fixed (dummy variables) R-squared 0.679104 Mean dependent var 0.780000
Adjusted R-squared 0.606902 S.D. dependent var 1.733464
S.E. of regression 1.086839 Akaike info criterion 3.181281
Sum squared resid 47.24877 Schwarz criterion 3.563685
Log likelihood -69.53202 Hannan-Quinn criter. 3.326903
F-statistic 9.405651 Durbin-Watson stat 1.168443
Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: Eviews 9 (data diolah)
c) Radom Effect Model
Gambar 4. 3 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/07/18 Time: 00:00
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CAR 0.048138 0.024635 1.954021 0.0571
NPF -0.604850 0.053285 -11.35126 0.0000
FDR -0.038605 0.017231 -2.240510 0.0302
BOPO -1.558621 0.882562 -1.766020 0.0843
84
DPK 4.52E-08 8.78E-09 5.149973 0.0000
C 11.91778 4.481344 2.659421 0.0109 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.351266 0.1606
Idiosyncratic random 0.803022 0.8394 Weighted Statistics
R-squared 0.664504 Mean 2dependent var 0.5576
09
Adjusted R-squared 0.626379 S.D. dependent var 1.6468
79
S.E. of regression 1.006647 Sum squared resid 44.586
87
F-statistic 17.42982 Durbin-Watson stat 1.3510
90
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics
R-squared 0.613858 Mean dependent var 0.7800
00
Sum squared resid 56.85560 Durbin-Watson stat 1.0595
41
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Setelah melihat hasil dari Common Effect, Fixed Effect, dan
Random Effect Model, diperoleh tahap selanjutnya yaitu melakukan uji
untuk menentukan model estimasi mana yang lebih tepat. Maka
digunakan Uji Likehood ratio atau Uji Chow.
a) Chow Test
Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan Fixed Effect
atau Common Effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi
data panel (Agus Widarjono, 2009: 238-239). Hipotesis dalam uji
chow adalah:
H0: Common Effect Model
H1: Fixed Effect Model
85
Hasil pengujian Uji Chow pada penelitian ini dengan
menggunakan software Eview 9 ialah:
Gambar 4. 4 Hasil Uji Chow
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Berdasarkan gambar diatas, dapat terlihat bahwa nilai
profabilitas cross section F adalah 0,0001 atau < 0,5%, maka H0
diolak, dan menerima H1, yang berarti penelitian ini menggunakan
pendekatan fixed effect.
b) Uji Hausman
Uji hausman adalah pengujian untuk menentukan antara fixed
effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam
mengestimasi data panel. Hipotesis uji hausman dalam penelitian ini
adalah:
H0: Fixed Effect
H1: Random Effect
Hasil dari uji hausman dapat dilihat pada gambar berikut:
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 5.540183 (9,35) 0.0001
Cross-section Chi-square 44.283712 9 0.0000
86
Gambar 4. 5 Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 30.143577 5 0.0000
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Berdasarkan hasil output diatas menunjukan bahwa nilai
probabilitas 0,0000 untuk cross section random. Dengan kata lain
nilai probabilitas pada tabel diatas lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1
ditolak. Sehingga model yang lebih sesuai digunakan dalam
penelitian ini adalah Fixed Effect Model.
3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,
apakah sebaran data terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,
2016:154).
87
Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah
normalitas yaitu menggunakan uji Jarque-Bera (JB). Hipotesis nol
uji ini menyatakan bahwa residual didistribusikan secara normal.
Jika nilai statistik JB ini tidak signifikan atau nilai probabilitas dari
statistik JB lebih besar dari tingkat signifikasi α=5% maka kita
menerima hipotesis nol bahwa residual mempunyai distribusi normal
(Widarjono, 2010:113). Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4. 6 Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
Observations 50
Mean 2.44e-17
Median -0.049436
Maximum 1.777219
Minimum -1.718815
Std. Dev. 0.678678
Skewness 0.400053
Kurtosis 3.613199
Jarque-Bera 2.117049
Probability 0.346967
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Bedasarkan gambar 4.14 diatas, menunjukan bahwa setelah
dilakukan uji normalitas data dengan software eviews 9, maka semua
variabel pada pengjian model ini menunjukan bahwa penelitian
diatas berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan
normalitas dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilihat dari Jarque Bera
pada penelitian sebesar 2,117049 dengan profitabilitas 0,346967 >
dari 0,05, yang berarti residual bersifat normal. Oleh karena itu,
88
penelitian ini bersifat berdistribusi normal, sehingga dapat dikatakan
perssyaratan normalitas dapat dipenuhi.
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel
independen dalam model regresi. Deteksi adanya multkolinearitas
dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsialantar variabel
independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antara
variabel independen, dapat diputuskan apakah data terkena
multikolinearitas atau tidak, yaitu dengan menguji koefsien korelasi
antara variabel independen. Hasil pengujian multikolinearitas
menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Hasil Uji Multikolinearitas
CAR NPF FDR BOPO DPK
CAR 1 0,2219 -0,843 -0,2463 -0,563
NPF 0,2219 1 0.0810 -0,1383 0,5537
FDR -0,843 0,0810 1 -0,2241 0,1453
BOPO -0,2463 -0,1383 -0,224 1 0,1383
DPK -0,563 0,5537 0,1453 0,1383 1
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas, bahwa tidak ada variabel
yang memiliki nilai korelasi diatas 0,85%. Dengan demikian dapat
disimpulkan model regresi yang dipakai tidak terdapat masalah
multikolinearitas dengan kata lain dalam penelitian ini tidak terdapat
korelasi diantara variabel bebasnya.
89
c) Uji Heteroskedestisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Metode
yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada
penelitian ini adalah uji White. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari
probabilitas Obs*R square, apabila probabilitas Obs*R-square uji
white lebih kecil dari 0,5, maka terdapat masalah heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
Gambar 4. 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Gambar diatas menunjukan bahwa nilai profitabilitas dari
Obs*R-squared sebesar 22,74775 dan nilai probabilitas Chi-Square
adalah 0,6985 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0,05, karena nilai
probabilitas Chi-Square lebih besar dari α= 5% maka H0 diterima
dan menolak H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model ini
tidak ada masalah heterokedastisitas.
90
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat hubungan antara
residual satu dengan observasi dengan residual observasi lainnya.
Gambar 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Dari gambar diatas dapat diketahui nilai Prob-F sebesar
mempunyai probabilitas sebesar 0,3972 dimana hal tersebut lebih
besar dari nilai signifikan sebesar 0,05 berarti dapat disimpulkan
bahwa model ini terbebas dari masalah autokorelasi.
4. Uji Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkatsignifikansi 0,05. Apabila probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya terdapat pengaruh dari variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen.
Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung >
t tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependennya. Apabila nilai t hitung < t
tabel, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen
tidak mempengaruhi variabel dependennya. Hasil pengujian hipotesis
dengan uji t adalah sebagai berikut:
91
Gambar 4. 9 Hasil Uji t
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 0.066756 0.027446 2.432242 0.0196
NPF -0.493209 0.068856 -7.162917 0.0000
FDR -0.052798 0.022719 -2.323913 0.0253
BOPO -0.103913 1.284658 -0.080888 0.9359
DPK 4.00E-08 9.35E-09 4.279376 0.0001
C 5.976030 6.383876 0.936113 0.3548
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikasi pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to
Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap tingkat
profitabilitas Bank Umum Syariah periode 2012-2016 yang diproksikan
dengan Return On Asset (ROA).
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh
Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap tingkat profitabilitas pada
Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan tabel diatas,
terlihat bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukan hubungan
positif terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat nilai t hitung
(t-statistik) CAR sebesar 2,432242 > nilai t tabel sebesar 2,015368
dengan probabilitas 0,0196 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) variabel berpengaruh
92
positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum
Syariah.
b. Non Performing Financing (NPF)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh
Non Performing Financing (NPF) terhadap tingkat profitabilitas
pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan tabel
diatas, terlihat bahwa Non Performing Financing (NPF) menunjukan
hubungan negatif terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat
nilai t hitung (t-statistik) NPF sebesar -7,162917 < nilai t tabel
sebesar 2,015368 dengan probabilitas 0,0000 yang berati < dari nilai
α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti bahwa Non Performing Financing (NPF) variabel
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas
Bank Umum Syariah.
c. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh
Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap tingkat profitabilitas
pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan tabel
diatas, terlihat bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukan
hubungan negatif terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat
nilai t hitung (t-statistik) FDR sebesar -2,323913 < nilai t tabel
sebesar 2,015368 dengan probabilitas 0,0253 yang berati < dari nilai
α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima
93
yang berarti bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) variabel
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas
Bank Umum Syariah.
d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode
2012-2016. Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukan hubungan
negatif terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat nilai t hitung
(t-statistik) BOPO sebesar -0,080888 < nilai t tabel sebesar 2,015368
dengan probabilitas 0,9359 yang berati > dari nilai α= 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti
bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
variabel berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat
profitabilitas Bank Umum Syariah.
e. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikasi pengaruh
Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap tingkat profitabilitas pada Bank
Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan tabel diatas, terlihat
bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukan hubungan positif
terhadap tingkat profitabilitas. Dengan melihat nilai t hitung (t-
statistik) DPK sebesar 4.279376 > nilai t tabel sebesar 2,015368
94
dengan probabilitas 0,0001 yang berati < dari nilai α= 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) variabel berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.
5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau
untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau tidak
Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji
pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, maka
model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya,
jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini akan masuk
dalam kategori tidak cocok atau not fit.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung
dengan F tabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel.
Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan
bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan
dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang
mempengaruhi variabel dependennya. Berikut hasil uji hipotesis secara
simultan menggunakan uji F:
95
Gambar 4. 10 Hasil Uji F
R-squared 0.679104 Mean dependent var 0.780000
Adjusted R-squared 0.606902 S.D. dependent var 1.733464
S.E. of regression 1.086839 Akaike info criterion 3.181281
Sum squared resid 47.24877 Schwarz criterion 3.563685
Log likelihood -69.53202 Hannan-Quinn criter. 3.326903
F-statistic 9.405651 Durbin-Watson stat 1.168443
Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Berdasarkan gambar diatas, hasil F-statistic sebesar 9,405651
dengan tingkat signifikansi 0,00000. Karena tingkat signifikansi < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas
Bank Umum Syariah periode 2012-2016 yang diproksikan dengan
Return On Asset (ROA), atau dengan kata lain model penelitian ini layak
untuk digunakan (goodness of fit terpenuhi)
6. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi atau R Square (R²) merupakan besarnya
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi
koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien
determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel
bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan
satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan
96
meningkatkan nilai R² meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable terikatnya. Untuk
mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi
yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R²adj). Berikut adalah hasil
uji Adjusted R Square:
Gambar 4. 11 Hasil Uji Adjusted R Square
R-squared 0.679104 Mean dependent var 0.780000
Adjusted R-squared 0.606902 S.D. dependent var 1.733464 S.E. of regression 1.086839 Akaike info criterion 3.181281 Sum squared resid 47.24877 Schwarz criterion 3.563685 Log likelihood -69.53202 Hannan-Quinn criter. 3.326903 F-statistic 9.405651 Durbin-Watson stat 1.168443 Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: Eviews 9 (data diolah))
Dari gambar diatas, model Fixed Effect dapat dilihat bahwa nilai
Adjusted R-Square yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar
0,606902 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen
yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam
menjelaskan variabel dependen yaitu tingkat profitabilitas Bank Umum
Syariah periode 2012-2016 yang diproksikan dengan Return On Asset
(ROA) adalah sebesar 60,6902% sisanya sebesar 39,3098% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
97
C. Interpretasi Hasil Penelitian
Analisis regresi data panel yang telah dilakukan bertujuan untuk
mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas yang diproksikan dengan Return
On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Berdasarkan
uji chow yaitu uji untuk menentukan model yang lebih cocok antara Common
Effect, Fixed Effect, atau Random Effect maka model yang terpilih adalah
model estimasi Fixed Effect. Berdasarkan model estimasi yang terpilih, maka
persamaan regresi yang terbentuk adalah :
ROA = βo + β1CAR + β2NPF + β3FDR + β5DPK + ε
ROA = 5,976030 + 0,066756 – 0,493209 – 0,052798 + 4,00008 + ε
Berikut ini adalah hasil uji signifikasi dan analisis hipotesis hubungan
setiap variabel independen yang signifikan dengan variabel Return On Asset
(ROA):
a. Konstanta
Berdasarkan persamaan regresi data panel diatas diperoleh
konstanta nilai pengungkapan Return On Asset (ROA) sebesar 5,976030
hal ini mengindikasikan bahwa jika keempat variabel independen yang
terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) bernilai
98
= 0 maka nilai variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai
5,976030%.
b. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji
hipotesis dan signifikansi variable Capital Adequacy Ratio (CAR),
keputusan yang diambil adalah H1 yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR),
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada
Bank Umum Syariah periode 2012-2016 Nilai koefisien pada variabel
Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0,066756 Nilai koefisien dari
variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), memiliki tanda positif, hal ini
dapat diinterpretasikan bahwa, jika variabel Capital Adequacy Ratio
(CAR) mengalami kenaikan sebesar satu poin maka menyebabkan
peningkatan pada nilai Return On Asset (ROA) sebesar 0,066756 %
dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Hal ini
memungkinkan karena pada perusahaan dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR) besar lebih memungkinkan dalam mengungkapkan Return On
Asset (ROA). Hasil penelitian mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR)
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan penelitian sebelumnya
yaitu Mokogow dan Fuady (2015), Yulihapsari dkk (2017), dan
Mahmudah dan Harjanti (2016) yang dapat membuktikan Capital
Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). Penelitian ini dapat membuktikan bahwa
99
perusahaan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) berukuran besar pasti
memiliki profitabilitas yang tinggi.
c. Non Performing Financing (NPF)
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji
hipotesis dan signifikansi variable Non Performing Financing (NPF),
keputusan yang diambil adalah H2 diterima yaitu Non Performing
Financing (NPF), berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset
(ROA) pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Nilai koefisien
pada variabel Non Performing Financing (NPF) sebesar – 0,493209 Nilai
koefisien dari variabel Non Performing Financing (NPF), memiliki tanda
negatif, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa, jika variabel Non
Performing Financing (NPF) mengalami kenaikan sebesar satu poin
maka menyebabkan penurunan pada nilai Return On Asset (ROA)
sebesar 0,493209 % dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap
konstan. Hasil penelitian mengenai Non Performing Financing (NPF)
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan penelitian sebelumnya
yaitu Anggaraeni dan Suardhika (2014) yang dapat membuktikan Non
Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini dapat membuktikan
bahwa perusahaan dengan Non Performing Financing (NPF) berukuran
besar pasti memiliki profitabilitas yang rendah.
100
d. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji
hipotesis dan signifikansi variabel Financing to Deposit Ratio (FDR),
keputusan yang diambil adalah H3 diterima yaitu Financing to Deposit
Ratio (FDR), berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA)
pada Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Nilai koefisien pada
variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar -0,052798. Nilai
koefisien dari variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki tanda
negatif, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa, jika variabel Financing to
Deposit Ratio (FDR) mengalami kenaikan sebesar satu poin maka
menyebabkan penurunan pada nilai Return On Asset (ROA) sebesar
0,052798% dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Hasil
penelitian mengenai Financing to Deposit Ratio (FDR) sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Diknawati (2014) yang mempunyai pengaruh
negatif signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian ini dapat
membuktikan bahwa perusahaan dengan Financing to Deposit Ratio
(FDR) berukuran besar pasti memiliki profitabilitas yang rendah.
e. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi data panel pada uji
hipotesis dan signifikansi variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), keputusan
yang diambil adalah H5 diterima yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK),
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada
Bank Umum Syariah periode 2012-2016 Nilai koefisien pada variabel
101
Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 4,00008 Nilai koefisien dari variabel
Dana Pihak Ketiga (DPK), memiliki tanda positif, hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa, jika variabel Dana Pihak Ketiga (DPK)
mengalami kenaikan sebesar satu poin maka menyebabkan peningkatan
pada nilai Return On Asset (ROA) sebesar 4,00008 % dengan asumsi
bahwa variabel lain dianggap konstan. Hal ini memungkinkan karena
pada perusahaan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) besar lebih
memungkinkan dalam mengungkapkan Return On Asset (ROA). Hasil
penelitian mengenai Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh
yang signifikan dengan penelitian sebelumnya yaitu Anggreni dan
Suardhika (2014) yang dapat membuktikan Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa perusahaan dengan Dana Pihak
Ketiga (DPK) berukuran besar pasti memiliki profitabilitas yang tinggi.
f. Variabel yang Paling Dominan Mempengaruhi Tingkat Prifitabilitas
Bank Umum Syariah
Variabel independen yang paling dominan mempengaruhi variabel
dependen dapat dilihat pada tabel uji t diatas yaitu variabel Dana Pihak
Ketiga (DPK). Dimana koefisien Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar
4,30008. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini,
variabel independen yang paling dominan mempengaruhi variabel
dependen (ROA) adalah Dana Pihak Ketiga (DPK).
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil penelitian dengan
melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil regresi ditemukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (Return On
Asset) Bank Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.
2. Hasil regresi ditemukan bahwa Non Performing Financing (NPF)
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Return On Asset) Bank
Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.
3. Hasil regresi ditemukan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR)
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Return On Asset) Bank
Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.
4. Hasil regresi ditemukan bahwa Biaya Operasional terhadap pendapatan
Operasional (BOPO) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (Return
On Asset) Bank Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.
5. Hasil regresi ditemukan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Profitabilitas (Return On Asset) Bank
Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.
103
6. Hasil regresi ditemukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas
(Return On Asset) Bank Umum Syariah Indonesia periode 2012-2016.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba
mengemukakan saran yang mungkin bermanfaat diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel yang
digunakan, sehingga diharapkan dapat lebih menggambarkan kondisi
perbankan syariah di Indonesia saat ini.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-variabel
independen lain yang mungkin dapat mempengaruhi Profitabilitas Bank
Umum Syariah di Indonesia.
3. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan cara
melakukan uji dan menggunakan metode yang lebih lengkap dan juga
akurat sehingga memperoleh kesimpulan yang lebih valid.
4. Bank Umum Syariah disarankan agar dapat meningkatkan ROA, maka
bank harus lebih selektif dalam mengeluarkan biaya operasional BOPO
agar ROA dapat meningkat
104
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin. “Bank dan Lembaga Keuangan”, Cetakan Pertama, PT Raja
Gradindo Persada, Jakarta, 2010.
Anggraeni, Made Ria., dan Suardhika, I Made Sadha. “Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Kecukupan Modal, Risiko Kredit dan Suku Bunga Kredit pada
Profitabilitas”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9.1, 2014
Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Edisi Revisi,
Dahlan, Siamat. “Manajemen Perbankan”, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta, 2000.
Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Edisi Kedua, Cetakan Kedua,
Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta, 2005.
Diknawati, Didin Ambris. “Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, Dan BOPO
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”, Jurnal Ilmiah STIE Perbanas
Surabaya, 2014.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19
Edisi 5”. Badan Penerbit University Diponogoro, Semarang, 2011.
Hamid, Abdul, ”Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jakarta, 2010
Hanafi, Mahmuh,. dan Halim, Abdul. “Analisis Laporan Keuangan”,
AMPYKPN, Yogyakarta, 2003
Hasibuan, Malayu S.P., “Dasar – Dasar Perbankan”, PT Bumi Aksara, Jakarta,
2009
Ihsan, Dwi Nur’aini. “Manajemen Treasury Bank Syariah”, UIN PRESS, Jakarta,
2015.
Ikatan Bankir Indonesia, “Memahami Bisnis Bank Syariah”, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta ,2014.
Imam, Wahyudi dkk, ”Manajemen Risiko Bank Islam”, Salemba Empat, Jakarta,
2013.
Indriantoro, Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 1999.
105
Karim, Adiwarman A..“Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi 3”, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
Kasmir. “Pemasaran Bank”, Prenada Media, Jakarta, 2004.
Kasmir. ”Bank & Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi keenam, PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta, 2005
Kasmir. “Manajemen Perbankan”. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2012
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”. Rajawali Pers, Jakarta, 2012.
Kasmir. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Prenadamedia Group, Jakarta, 2016.
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Muamalat,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bankmuamalat.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BRI Syariah,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: https://www.brisyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Mandiri,
diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: https://www.syariahmandiri.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Mega Syariah,
diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.megasyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Panin Syariah,
diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: https://www.paninbanksyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Syariah Bukopin,
diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.syariahbukopin.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BCA Syariah,
diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.bcasyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Aceh Syariah,
diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.bankaceh.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BNI Syariah,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bnisyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank MayBank,
diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.maybanksyariah.co.id
106
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank BJB Syariah,
diakses tanggal 10 Juli 2017, dari: http://www.bjbsyariah.co.id
Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Victoria Syariah,
diakses tanggal 10 April 2017, dari: http://www.bankvictoriasyariahh.co.id
Lemiyana., dan Litriani, Erdah. “Pengaruh NPF, FDR, BOPO Terhadap Return
On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah”. I-Economic Vol. 2, No. 1,
2016
Mahmudah, Nurul., dan Harjanti, Ririh Sri. “Analisis Capital Adequacy Ratio,
Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan Dana Pihak
Ketiga terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2011-
2013”, SENIT, 2016.
Martono, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, EKONOSIA Fakultas Ekonomi
UII, Yogyakarta, 2010.
Mokoagow, Sri Windarti., dan Fuady, Misbach. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”. Vol. 6,
No. 1, LP3M STIEBBANK, Yogyakarta, 2015.
Muliawati, Sri., dan Khoiruddin, Moh. “Faktor-Faktor Penentu Profitabilitas
Bank Syariah di Indonesia”, Management Analysis Journal 4 (1), 2015.
Nachrowi, D Nachrowi. “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonomitrika untuk
Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 2005.
Nachrowi, Djalal, Hardius Usman. “Penggunaan Teknik Ekonometrik”, Edisi
Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah yang berlaku mulai 24
Januari 2007
Qorifah, Nuzul. “Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),
Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Reurn On Asset (ROA)
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014)”,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2016.
QS AL-Baqarah ayat 275
Riyadi, Slamet. “Banking Assets And Liability Management”, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
107
Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005
Simatupang, Apriani dan Franzlay, Denis. “Capital Adequacy Ratio(CAR), Non
Performing Financing (NPF), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Financing
to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”. Jurnal Administrasi Kantor Vol. 4, No. 2. 2016.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank
Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal 7 Desember 2007
Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 792 Tahun 1990
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat (12) tentang Perbankan,
Undang-Undang N0. 10 Tahun 2010 tentang perbankan
Undang-Undang No. 21 Pasal 1 Angka 1 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.
Yogyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN. Edisi 4. 2015.
Wiroso. “Produk Perbankan Syariah Dilengkapi UU Perbankan Syariah dan
Kodefikasi Produk Bank Indonesia”. LPFE Usakti, Jakarta, 2009.
Yulihapsari, Wahyu Dwi, dkk. “Analisis Pengaruh Non Performing Financing
(NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR),
dan BOPO terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada PT. Bank Victoria
Syariah Periode 2011-2016)”, Multiplier, Vol.1 No.2, 2017
108
LAMPIRAN
Lampiran 1: rata-rata data Variabel Penelitian
Indikator 2012 2013 2014 2015 2016
ROA (%) 1,40 1,04 0,66 0,81 1,77
CAR (%) 19,49 16,58 18,17 18,45 19,20
NPF (%) 19,25 17,00 4,13 4,78 4,82
FDR(%) 90,48 93,95 90,44 92,53 90,52
BOPO(%) 84,36 88,64 98,95 96,68 99,32
DPK (Milyar Rupiah) 11.914 14.363 16.698 16.993 18.204
Lampiran 2 Data Sampel Penelitian
No Kode Nama Bank Umum Syariah
1 BMU Bank Muamalat
2 BRI Bank BRI Syariah
3 BNI Bank BNI Syariah
4 BSM Bank Syariah Mandiri
5 BCA BCA Syariah
6 BBU Bank Bukopin Syariah
7 BME Bank Mega Syariah
8 BJB Bank BJB Syariah
9 BPS Bank Panin Syariah
10 BVS Bank Victoria Syariah
11 BAC Bank Aceh Syariah
12 BMS Bank MayBank Syariah
109
Lampiran 3 Data variabel yang diolah
No Tahun Bank ROA CAR NPF FDR BOPO DPK
1 2012
BMU
1,163 11,569 2,09 94,15 84,47 34.903.840
2 2013 1,195 17,269 4,69 99,99 93,86 41.791.040
3 2014 0,155 14,148 6,55 84,14 97,33 51.206.270
4 2015 0,19 13,638 7,11 90,3 97,36 45.077.650
5 2016 0,209 12,739 3,83 95,13 97,76 41.920.000
6 2012
BRI
0,98 11,351 3 103,07 91,31 11.753.604
7 2013 1,057 14,492 4,06 102,7 90,42 14.068.324
8 2014 0,076 12,888 4,6 93,9 99,77 16.573.572
9 2015 0,698 13,936 4,86 84,16 93,79 19.427.460
10 2016 0,862 20,63 2,09 81,42 91,33 21.038.321
11 2012
BNI
1,294 19,065 2,02 84,99 88,79 8.947.729
12 2013 1,221 16,228 1,86 97,86 88,11 11.422.190
13 2014 1,129 18,428 1,86 92,6 89,8 16.246.405
14 2015 1,337 15,483 2,53 91,94 89,63 19.322.755
15 2016 1,318 14,92 2,94 84,57 87,67 24.232.000
16 2012
BSM
2,023 13,824 2,82 94,4 73 47.409.000
17 2013 1,382 14,101 4,32 89,37 86,46 56.460.000
18 2014 0,164 14,761 6,84 82,13 98,49 59.821.000
19 2015 0,532 12,851 6,06 81,99 94,78 62.113.000
20 2016 0,551 14,008 4,92 79,19 94,12 69.950.000
21 2012
BCA
0,684 31,469 0,1 79,9 91,4 1.260.700
22 2013 0,821 22,353 0,1 83,5 90,2 1.703.000
23 2014 0,584 29,571 0,1 91,2 92,9 2.338.700
24 2015 0,733 34,328 0,7 91,4 92,5 3.255.100
25 2016 0,986 36,782 0,5 90,1 92,2 1.261.700
26 2012 BBU
0,673 12,78 4,59 91,98 91,59 2850783
27 2013 0,627 11,102 4,27 100,29 92,29 3.272.262
110
28 2014 0,247 15,854 4,07 92,89 96,77 3.994.957
29 2015 0,698 16,311 2,99 90,56 91,99 4.756.303
30 2016 0,681 16,999 3,17 88,18 91,76 5.442.609
31 2012
BME
3,022 13,507 2,67 88,88 77,28 7.108.754
32 2013 2,19 12,993 2,985 93,37 86,09 7.736.248
33 2014 0,331 19,26 3,89 93,61 97,61 5.881.056
34 2015 0,301 18,723 4,26 98,49 99,51 4.354.545
35 2016 2,4 23,526 3,3 95,24 88,16 4.973.126
36 2012
BJB
9,535 21,088 6,619 87,99 110,340 4.707.098
37 2013 0,864 17,987 8,427 97,4 85,760 4.563.559
38 2014 0,563 15,784 5,840 84,02 91,010 4.707.098
39 2015 0,248 22,815 6,930 104,75 98,780 4.563.559
40 2016 7,337 18,255 17,910 98,73 122,770 5.118.972
41 2012
BPS
2,193 32,201 0,2 105,66 47,6 1.223.290
42 2013 0,72 20,834 1,02 90,4 81,31 2.870.310
43 2014 1,542 25,69 0,53 94,04 82,58 5.076.082
44 2015 1,056 20,297 2,63 96,43 89,29 5.929.057
45 2016 1,66 18,174 2,26 91,99 96,17 68.099.008
46 2012
BVS
1,43 28,08 3,19 73,78 87,9 646324
47 2013 0,372 18,396 3,71 84,65 91,95 1015791
48 2014 1,738 15,273 7,1 95,91 143,31 1.132.086
49 2015 2,319 16,136 9,8 95,29 119,19 1.128.908
50 2016 1,716 15,979 7,31 100,67 131,34 1.204.681
51 2012
BAC
0,68 17,82 3,30 90,00 71,51 10.672.335
52 2013 0,82 22,91 2,78 86,80 70,72 11.749.481
53 2014 0,58 23,28 2,58 92,38 73,32 12.030.241
54 2015 0,73 18,59 2,30 84,05 76,07 14.151.718
55 2016 0,99 19,16 1,39 84,59 83,05 14.429.246
56 2012 BMS
2,72 63,89 2,49 197,70 53,77 137.407
57 2013 2,57 59,41 2,69 152,87 67,79 205.648
111
58 2014 3,13 52,13 5,04 157,77 69,62 170.720
59 2015 22,45 38,40 35,15 110,54 192,60 174.900
60 2016 10,75 55,06 43,99 134,73 160,28 714.720
Lampiran 4 Hasil Olah Data
1. Statistik Deskriptif
ROA CAR NPF FDR BOPO DPK
Mean 0.780000 18.37952 3.648000 91.58600 4.523600 17043541
Median 0.850000 16.26950 3.200000 91.98500 4.515000 5661833.
Maximum 3.800000 36.78200 17.90000 105.6600 4.960000 69950000
Minimum -8.100000 11.10200 0.100000 73.78000 3.860000 646324.0
Std. Dev. 1.733464 6.145777 3.138454 7.078435 0.151708 21488566
Skewness -2.778142 1.367968 1.992233 -0.190808 -0.857699 1.352985
Kurtosis 15.30874 4.232376 9.741187 2.648449 10.28234 3.225571
Jarque-Bera 379.9526 18.75853 127.7491 0.560872 116.6147 15.36073
Probability 0.000000 0.000084 0.000000 0.755454 0.000000 0.000462
Sum 39.00000 918.9760 182.4000 4579.300 226.1800 8.52E+08
Sum Sq. Dev. 147.2400 1850.758 482.6448 2455.108 1.127752 2.26E+16
Observations 60 60 60 60 60 60
2. Common Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 03/06/18 Time: 23:58
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 0.060447 0.027805 2.173953 0.0351
NPF -0.543686 0.065362 -8.318013 0.0000
FDR -0.045627 0.022865 -1.995465 0.0522
112
BOPO -1.531592 1.117778 -1.370212 0.1776
DPK 4.30E-08 9.42E-09 4.567014 0.0000
C 12.02606 5.715708 2.104038 0.0411
R-squared 0.628344 Mean dependent var 0.780000
Adjusted R-squared 0.586111 S.D. dependent var 1.733464
S.E. of regression 1.115211 Akaike info criterion 3.168131
Sum squared resid 54.72259 Schwarz criterion 3.397573
Log likelihood -73.20327 Hannan-Quinn criter. 3.255504
F-statistic 14.87783 Durbin-Watson stat 1.239101
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Fixed Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 03/08/18 Time: 16:17
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 0.066756 0.027446 2.432242 0.0196
NPF -0.493209 0.068856 -7.162917 0.0000
FDR -0.052798 0.022719 -2.323913 0.0253
BOPO -0.103913 1.284658 -0.080888 0.9359
DPK 4.00E-08 9.35E-09 4.279376 0.0001
C 5.976030 6.383876 0.936113 0.3548
Effects Specification
Period fixed (dummy variables)
R-squared 0.679104 Mean dependent var 0.780000
Adjusted R-squared 0.606902 S.D. dependent var 1.733464
S.E. of regression 1.086839 Akaike info criterion 3.181281
Sum squared resid 47.24877 Schwarz criterion 3.563685
Log likelihood -69.53202 Hannan-Quinn criter. 3.326903
F-statistic 9.405651 Durbin-Watson stat 1.168443
Prob(F-statistic) 0.000000
4. Random Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/07/18 Time: 00:00
Sample: 2012 2016
113
Periods included: 5
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 50
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 0.048138 0.024635 1.954021 0.0571
NPF -0.604850 0.053285 -11.35126 0.0000
FDR -0.038605 0.017231 -2.240510 0.0302
BOPO -1.558621 0.882562 -1.766020 0.0843
DPK 4.52E-08 8.78E-09 5.149973 0.0000
C 11.91778 4.481344 2.659421 0.0109
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.351266 0.1606
Idiosyncratic random 0.803022 0.8394
Weighted Statistics
R-squared 0.664504 Mean dependent var
0.5576
09
Adjusted R-squared 0.626379 S.D. dependent var
1.6468
79
S.E. of regression 1.006647 Sum squared resid
44.586
87
F-statistic 17.42982 Durbin-Watson stat
1.3510
90
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.613858 Mean dependent var
0.7800
00
Sum squared resid 56.85560 Durbin-Watson stat
1.0595
41
5. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 5.540183 (9,35) 0.0001
Cross-section Chi-square 44.283712 9 0.0000