113
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perbankan syariah sudah hadir semenjak tahun 1960an, yaitu pada saat berdirinya Mit Ghamr Bank di Mesir sebagai pilot project. Semenjak itu, beberapa bank yang berbasiskan syariah mulai bermunculan, apalagi setelah berdirinya Islamic Development Bank pada tahun 1975 (Ascarya, Yumanita Diana, Rokhimah S. : 2009). Selanjutnya Joharris (2007) dalam Ascarya, Yumanita Diana, Rokhimah S. (2009) memprediksi bahwa lebih dari 276 lembaga keuangan Islam di dunia ini, yang tersebar pada lebih dari 70 negara, mulai dari London, New York, Zurich hingga Timur Tengah, Afrika serta Asia dengan nilai kapitalisasi lebih dari US$ 13 Miliar. Di Indonesia sendiri, kenaikan pertumbuhan aset bank syariah dalam tahun 2011 sudah mencapai 45% dari tahun 1

Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya perbankan syariah sudah hadir semenjak tahun 1960an, yaitu pada

saat berdirinya Mit Ghamr Bank di Mesir sebagai pilot project. Semenjak itu,

beberapa bank yang berbasiskan syariah mulai bermunculan, apalagi setelah

berdirinya Islamic Development Bank pada tahun 1975 (Ascarya, Yumanita Diana,

Rokhimah S. : 2009).

Selanjutnya Joharris (2007) dalam Ascarya, Yumanita Diana, Rokhimah S.

(2009) memprediksi bahwa lebih dari 276 lembaga keuangan Islam di dunia ini, yang

tersebar pada lebih dari 70 negara, mulai dari London, New York, Zurich hingga

Timur Tengah, Afrika serta Asia dengan nilai kapitalisasi lebih dari US$ 13 Miliar.

Di Indonesia sendiri, kenaikan pertumbuhan aset bank syariah dalam tahun 2011

sudah mencapai 45% dari tahun 2010 (www.zonaekis.com). Hal ini mengindikasikan

adanya tren positif pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia.

Namun demikian, masa depan perbankan syariah akan sangat bergantung kepada

kemampuannya untuk merespon perubahan dalam dunia keuangan. Fenomena

globalisasi dan revolusi teknologi informasi menjadikan ruang lingkup perbankan

syariah sebagai lembaga keuangan telah melampaui batas perundang-undangan suatu

negara. Implikasinya adalah sektor keuangan menjadi semakin dinamis, kompetitif

dan kompleks.

1

Page 2: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Perbankan syariah sebagaimana halnya perbankan konvensional pada umumnya

merupakan lembaga intermediasi keuangan yakni lembaga yang melakukan kegiatan

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat lain yang membutuhkan dalam bentuk kredit atau pembiayaan.

Dalam Khotibul Umam, Karina Dwi Nugrahati P dan Sekar Ayu (2010) Bank

merupakan lembaga yang eksistensinya membutuhkan adanya kepercayaan dari

masyarakat.

Mengingat bahwa perbankan merupakan lembaga keuangan yang menekankan

pada prinsip kepercayaan, maka dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat

terhadap bank syariah diperlukan adanya pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan

yang baik atau yang lebih dikenal dengan prinsip good corporate governance (GCG).

Lukviarman dan Kasri (2009) juga menyatakan bahwa bank syariah diartikan

sebagai bank yang terikat pada etos dan sistem nilai Islam dan diatur, dengan

tambahan good corporate governance (tata kelola perusahaan) dan aturan manajemen

resiko, oleh prinsip-prinsip yang berdasarkan pada hukum Islam (syariah).

Dari pengertian tersebut jelaslah terlihat bahwa penerapan prinsip GCG pada

praktik perbankan syariah menjadi suatu keniscayaan bagi suatu institusi perbankan

syariah yang ditujukan kepada adanya tanggung jawab publik terkait dengan kegiatan

operasional bank syariah yang diharapkan benar-benar mematuhi ketentuan-ketentuan

syariah.

Bank Syariah dan lembaga keuangan syariah merupakan suatu bentuk perusahaan

yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang surplus dana

2

Page 3: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

(kelebihan dana) dengan pihak yang minus dana (kekurangan dana) yang sesuai

dengan prinsip syariah Islam.

Di sisi lain, sebagai Lembaga Keuangan Islam, Bank Syariah tidak lepas dari

kewajiban untuk berperan sebagai agen kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat

dilakukan dengan memajukan tanggung jawab sosial dalam operasional perbankan

syariah dan tidak hanya sebagai unsur pelengkap sebuah kegiatan bisnis.

Tanggung jawab sosial perbankan syariah mulai mendapat perhatian khusus dari

lembaga non-profit internasional AAOIFI (Accounting and Auditing for Islamic

Financial Institution) dengan mengeluarkan exposure draft no.7 tentang kewajiban

pelaksanaan, pelaporan dan pengungkapan tanggung jawab sosial Lembaga

Keuangan Islam serta hal-hal yang dirasa perlu untuk dilakukan dalam kaitannya

terhadap kesejahteraan stakeholders.

Tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh bank syariah memiliki

keunikan karena sesungguhnya masyarakat tidak mengalami eksternalitas akibat

keberadaan bank syariah, namun justru mendapatkan manfaat dari tanggung jawab

sosial perusahaan ini (Wijaya, 2011) . Dengan demikian, hal ini turut mendorong

implementasi tujuan syariah (maqashid) oleh bank syariah sebagai sebuah institusi.

Menurut Robbins dan Coulter (2005) dalam Arifian (2011) tanggung jawab sosial

perusahaan dibedakan menjadi dua pandangan, yaitu pandangan klasik dan

pandangan sosial ekonomi. Pandangan klasik berpendapat bahwa satu-satunya

tanggung jawab sosial manajemen adalah memaksimalkan laba atau memaksimalkan

hasil finansial bagi para pemegang saham. Sementara itu, pandangan sosial ekonomi

3

Page 4: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

adalah pandangan yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajemen bukan

sekadar menghasilkan laba tetapi juga mencakup melindungi dan meningkatkan

kesejahteraan sosial.

Adanya dorongan-dorongan bagi perusahaan untuk menerapkan CSR,

menyebabkan perusahaan menggunakan konsep CSR ini sebagai kunci untuk

mendapatkan legitimasi masyarakat (Oliver, 1991; Haniffa dan Coke, 2005; Ani,

2007 dalam Nurkhin 2009).

Namun demikian, untuk melaksanakan CSR perusahaan harus mengeluarkan

sejumlah biaya yang tidak sedikit. Biaya CSR ini sering kali menjadi kendala karena

pada akhirnya akan menjadi beban yang akan mengurangi pendapatan. Hal ini

diperkuat oleh Giannarakis dan Theotokas (2011) bahwa CSR dianggap sebagai

ancaman terhadap kelangsungan perusahaan karena adanya tambahan biaya sosial.

Akibat dari hal tersebut, pelaksanaan CSR akan berpengaruh pada profitabilitas

perusahaan. Pentingnya profitabilitas dalam pelaksanaan CSR juga diungkapkan oleh

Heinze (1976) dalam Hackstone dan Milne (1996) yang menjelaskan bahwa

profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan

fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham.

Oleh karena itu, perusahaan haruslah dalam tingkat profitabilitas yang tinggi untuk

memberikan keluwesan manajemen dalam mengungkapkan CSR (Nurkhin, 2009).

Sebuah perusahaan yang hendak mempertimbangkan melakukan pengungkapan

sosial tentu akan memperhatikan sisi finansialnya dulu, dalam hal ini profitabilitas yang

tinggi merupakan suatu langkah untuk keputusan jangka panjang. Kiroyan (2006) dalam

4

Page 5: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan bahwa dengan menerapkan CSR, diharapkan

perusahaan akan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang. Hal

tersebut mengindikasikan, ketika perusahaan berada dalam profitabilitas yang tinggi,

perusahaan tentu akan mempertimbangkan kelangsungan profitabilitas tersebut agar

dalam jangka panjang perusahaan selalu mendapatkan profit yang tinggi. Konsekuensi

logisnya ialah semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, maka semakin besar

pengungkapan informasi sosial (Bowman dan Haire, 1976 dan Preston, 1978 dalam

Hackston dan Milne 1996).

Tidak banyak penelitian yang mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan tanggung jawab sosial pada perbankan syariah. Tetapi sudah cukup

banyak hasil riset yang beragam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan CSR perusahaan di Indonesia.

Belkaoui (1989) dalam Anggraini (2006) menyatakan bahwa ada hubungan

positif antara pengungkapan sosial dengan visibilitas politis, dimana perusahaan besar

yang cenderung diawasi akan lebih banyak mengungkapkan informasi sosial

dibandingkan perusahaan kecil. Kemudian, Farook dan Lanis (2005) dalam Nurkhin

(2009) menemukan bahwa Islamic governance (sebagai proksi corporate governance

di bank syariah) terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial. Khomsiyah (2003) mengungkapkan semakin

tinggi indeks persepsi corporate governance , maka semakin tinggi pula tingkat

pengungkapan informasi. Hal ini dikarenakan adanya wujud tanggung jawab

manajemen kepada stakeholders yang menggunakan laporan keuangan.

5

Page 6: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Namun Novita dan Djakman (2009); Barnae dan Rubin (2005) dalam Nurkhin

(2009) menyatakan bahwa kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sebagai

proksi dari corporate governance tidak memiliki hubungan dengan pengungkapan

CSR.

Penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial juga dikaitkan dengan

profitabilitas sebuah perusahaan. Sembiring (2005) dalam Nurkhin (2009)

menghasilkan temuan bahwa profitabilitas tidak terbukti secara signifikan terhadap

pengungkapan CSR. Hal ini juga sejalan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Anggraini (2006), yang tidak menemukan hubungan profitabilitas dengan

pengungkapan informasi sosial.

Hasil di atas berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Nurkhin (2009);

Hossain dkk (2006) yang menemukan hasil bahwa profitabilitas mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Dari hasil penelitian yang beragam tersebut, maka penulis ingin mengangkat judul

penelitian “PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS

TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERBANKAN

SYARIAH DI INDONESIA.”

6

Page 7: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini yaitu :

a. Apakah variabel corporate governance berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial?

b. Apakah variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perbankan syariah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dalam penelitian, maka tujuan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

a. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh variabel corporate

governance terhadap tanggung jawab sosial perbankan syariah.

b. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas terhadap

tanggung jawab sosial perbankan syariah.

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka penulis

membatasi permasalahan yang ada sebagai berikut:

a. Objek penelitian adalah perbankan syariah yang ada di Indonesia.

7

Page 8: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

b. Konsep corporate social responsibility diukur dalam indeks hasil

modifikasian dari exposure draft no.7 tentang Corporate Social Responsibility

Lembaga Keuangan Islam.

c. Kriteria profitabilitas yang dipakai adalah menggunakan proksi Return On

Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA).

d. Kriteria corporate governance yang dipakai adalah kepemilikan institusional

dan komposisi dewan komisaris perusahaan.

1.5 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

a. Bagi Perbankan Syariah

Memberikan sumbangan pikiran tentang pentingnya

pertanggungjawaban sosial yang diungkapkan dalam laporan keuangan

tahunan perbankan syariah.

b. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat membantu para investor dalam proses

pembuatan keputusan investasi yang akan diambil.

c. Bagi Masyarakat

Memberikan wacana sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku

perbankan syariah dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan

hak-hak yang harus diperoleh.

d. Bagi lembaga pembuat peraturan / standar

8

Page 9: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

penyusun standar akuntansi lingkungan dan sebagai masukan dalam

meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang sudah ada.

e. Bagi pihak akademisi

Hasil penelitian ini semoga dapat menjadi referensi bagi penelitian

yang selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Skripsi ini ditulis secara sistematis dengan dibagi menjadi 5 bab, dimana

masing-masing bab menjelaskan tentang hal-hal sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini akan menguraikan tentang hal-hal dasar yang harus dilakukan

dalam penelitian seperti : latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Bab ini berisi urainan mengenai landasan teoritik sebagai dasar dalam

pembahasan teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini,

penelitian-penelitian terdahulu serta berisi tentang pengembangan

hipotesa yang diperlukan dalam penelitian ini.

BAB III : Metode Penelitian

9

Page 10: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Bab ini akan berisi penjelasan mengenai definisi dan pengukuran

variabel, model penelitian serta sumber dan metode pengumpulan

data.

BAB IV : Analisis dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang analisis data, temuan empiris yang

diperoleh dalam penelitian ini, hasil pengujian hipotesis dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini, saran-saran untuk penelitian selanjutnya serta

keterbatasan-keterbatasan dalam melakukan penelitian ini.

10

Page 11: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti akan melakukan pembahasan tentang tinjauan pustaka

yang akan kita sajikan untuk menjelaskan landasan teori yang menjadi dasar teoritis

dari penelitian ini. Bab ini juga akan menguraikan tentang penelitian-penelitian

terdahulu yang telah dilakukan untuk mendukung penelitian ini. Selanjutnya dalam

bab ini juga akan dijelaskan tentang pengembangan hipotesa yang dilakukan untuk

dapat menarik hipotesa yang dapat disimpulkan.

2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

2.1.1 Teori Stakeholder

Dewasa ini, perusahaan tidak hanya sekedar bertanggung jawab terhadap para

pemilik (shareholders), namun bergeser menjadi lebih luas yaitu sampai pada ranah

sosial kemasyarakatan yang selanjutnya disebut corporate social responsibility

(CSR). Hal itu sebagai implikasi karena banyaknya tuntutan dari masyarakat akibat

negative externalities dan ketimpangan sosial yang terjadi sebagai dampak

operasional perusahaan (Harahap, 2002 dalam Sulistiyanti, 2010).

Pertanggungjawaban perusahaan yang semula hanya diukur sebatas indikator

ekonomi yang ditunjukkan dalam laporan keuangan, kini harus bergeser dengan

mempertimbangkan faktor-faktor sosial yang merupakan kinerja sosial.

11

Page 12: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Berdasar pada asumsi dasar stakeholders theory, perusahaan tidak dapat

melepaskan diri dari operasinya dengan lingkungan sosial sekitarnya. Perusahaan

perlu menjaga legitimasi stakeholders serta mendudukkannya dalam kerangka

kebijakan dan pengambilan keputusan, sehingga dapat mendukung dalam pencapaian

tujuan perusahaan yaitu stabilitas usaha dan jaminan going concern (Adam.C.H, 2002

dalam Norhadi 2009).

2.1.2 Teori Legitimasi

Perusahaan perlu melakukan operasional usaha dengan menjaga

keseimbangan lingkungan fisik maupun psikis serta keseimbangan harapan antara

perusahaan sebagai pihak economic rational dengan lingkungan dan masyarakat.

Besarnya kesenjangan harapan masyarakat dapat menimbulkan kesenjangan

legitimasi, sehingga memunculkan reaksi masyarakat terhadap perusahaan baik

secara aktif maupun pasif. Untuk mengurangi kesenjangan legitimasi tersebut,

perusahaan perlu melakukan seperangkat strategi legitimasi, seperti meningkatkan

tanggung jawab sosial (social responsibility) dan keterbukaan berupa pengungkapan

sosial (Sulistiyanti, 2010).

2.1.3 Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

2.1.3.1 Pengertian dan Konsep Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Suhandari (2007) dalam Untung (2008) menyatakan bahwa Corporate Social

Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi

12

Page 13: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung

jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian

terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Sebuah tanggung jawab sosial entitas bisnis mulai berkembang pada tahun

1950an. Prinsip yang menjiwai tanggung jawab sosial pun berkembang dari prinsip

derma (charity) dan prinsip perwalian (stewardship) pada tahun 1950an menjadi

konsep pemangku kepentingan (stakeholders) (Solihin, 2008).

Prinsip Derma (charity) sebagai konsep tanggung jawab sosial muncul

sebagai inisiasi dari kesadaran pribadi pemimpin perusahaan untuk berbuat sesuatu

kepada masyarakat. Dan prinsip perwalian (stewardship) dijelaskan oleh Post.et.al

(2002) dalam Solihin (2008) yaitu perusahaan merupakan wali yang dipercaya oleh

masyarakat untuk mengelola berbagai sumber daya. Oleh karena itu, perusahaan

harus mempertimbangkan dengan seksama berbagai kepentingan dari para pemangku

kepentingan yang dikenai dampak keputusan dan praktik operasi perusahaan.

Berdasarkan prinsip perwalian, perusahaan diharapkan untuk melakukan aktivitas

yang baik, tidak hanya untuk perusahaan tetapi juga untuk lingkungan sekitarnya.

Kemudian dalam teori stakeholder, perusahaan harus dapat menempatkan

stakeholder dalam kedudukan yang semestinya dalam pengambilan keputusan,

termasuk dalam pengambilan kebijakan tanggungjawab sosial dan pengungkapannya.

Dalam sebuah Lembaga Keuangan Islam, tanggung jawab sosial sudah

semestinya melekat dalam operasional bisnisnya. Hal ini didukung oleh pernyataan

Sulaiman (2005) dalam Muhammad (2010) bahwa individu, atas nama perusahaan,

13

Page 14: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

juga seharusnya bertanggung jawab kepada masyarakat walaupun akuntabilitas

utamanya adalah untuk Allah.

2.1.3.2 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Satu hal yang dapat dilakukan oleh sebuah entitas bisnis dalam membantu

masyarakat adalah dengan tanggung jawab sosial. Seorang ekonom Milton Friedman

bahkan berkata bahwa “tanggung jawab sosial dapat meningkatkan profit

perusahaan”.

Dalam perspektif Islam, CSR yang dilakukan oleh organisasi bisnis atau

Lembaga Keuangan Islam dipandang lebih sebagai manfaat daripada biaya. Etika

bisnis Islam telah memberikan dimensi yang berbeda dan cara strategis yang penting

untuk berpikir tentang karya amal (Abu Sulaiman, 1976 dalam Hassan & Salma,

2009).

Selanjutnya Hassan dan Salma (2009) menerangkan bahwa komitmen kuat

dari Islam yang menjunjung keadilan dan persaudaraan menuntut organisasi bisnis

turut mengurus beberapa kebutuhan masyarakat. Hal ini dikuatkan dari Firman Allah

SWT “Allah memusnahkan praktek riba dan menumbuhkembangkan sedekah..” (Al

Qur’an:2, ayat 276) dan Hadis Shahih Muslim “Dengan belanja dalam amal,

kekayaan tidak berkurang..”. Dengan kata lain pengorbanan yang dikeluarkan untuk

masyarakat akan kembali kepada entitas bisnis dengan manfaat / ganjaran yang lebih

besar.

14

Page 15: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Menurut etika bisnis Islam, orang kaya bukan pemilik sebenarnya dari

kekayaan mereka, mereka hanya perwakilan pemelihara harta di dunia. Dan mereka

harus menyedekahkan sebagian hartanya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

miskin (Naqvi, 1981 dalam Hassan dan Salma 2009). Hal inilah yang menuntut

sebuah entitas bisnis, khususnya perbankan syariah yang bernafaskan Islam, wajib

untuk membantu masyarakat sebagai salah satu unsur stakeholder melalui tanggung

jawab sosial. Yang selanjutnya tanggung jawab sosial ini diungkapkan agar terjadi

pemenuhan kebutuhan informasi dari para pemangku kepentingan Lembaga

Keuangan Islam

Pengungkapan tanggung jawab sosial ini dapat terkandung dalam sebuah

laporan CSR yang terpisah dari laporan tahunan ataupun laporan khusus yang

ditargetkan untuk masyarakat umum.

Pengungkapan tanggung jawab sosial juga perlu dilakukan secara

komprehensif dan dirancang sedemikian rupa agar dapat dimengerti oleh masyarakat

umum. (paragraf 30, statement of financial accounting AAOIFI)

2.1.4 Good Corporate Governance dan Tanggung Jawab Sosial Perbankan

Syariah

Terdapat berbagai macam definisi corporate governance yang dicetuskan oleh

para pakar. The Organization Of Economic Corporation and Development (OECD)

mendefinisikan corporate governance sebagai serangkaian hubungan antara

15

Page 16: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

manajemen perusahaan, pengurus, pemegang saham, dan semua pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder). (Chapra, ed.terjemah, 2008)

Maka dari pengertian diatas menurut OECD secara umum ada empat prinsip

utama dalam penerapan corporate governance sehingga pengawasan dapat berjalan

baik yaitu : ( John Pieris, Nizam Jim : 2007 dalam Asytuti 2010 )

1. Fainess, yaitu perlakuan yang seimbang anatar pemegang saham, managemen,

stake holder lainnya

2. Tranparansi , yaitu pengungkapan informasi dan laporan keuangan, kinerja

perusahaan dan informasi-informasi lainnya mengenai perusahaan yang

relevan, akurat dan tepat waktu

3. Akuntabilitas, yaitu akuntabilitas manajemen terhadap stakeholders melalui

pengawasan yang efektif dan perimbangan kekuasaan antara manajer,

pemegang saham, board of directors, dan auditor

4. Tanggung jawab. Yaitu tanggung  jawab sosial perusahaan sebagai anggota

masyarakat terhadap masyarakat meliputi tanggung jawab pematuhan hukum

dan pengakuan kebutuhan sosial masyarakat.

Perbankan syariah ataupun lembaga keuangan syariah dengan menjunjung

embel “syariah” pada namanya, tidak menjamin bahwa lembaga tersebut telah

menjalankan good corporate governance dalam lembaganya. Sebuah studi penelitian

tentang pelaksanaan corporate governance yang dilakukan oleh IRTI di perbankan

16

Page 17: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

syariah diberbagai negara menunjukkan pelaksanaan corporate governance belum

terlaksana dengan baik. Penerapan good corporate governance terbukti di dalam

penelitian dibeberapa lembaga keuangan syariah di dunia muslim dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank syariah. Kegagalan dalam

penerapan prinsip syariah akan membuat nasabah pindah ke bank lain sebesar 85%.

(Ahmad M Umer Chapra dan Habib Umar, : 2002 dalam Asytuti, 2010).

Chapra (2002) menjelaskan bahwa peningkatan corporate governance dalam

sistem keuangan Islam mutlak untuk dilakukan, karena nasabah memerlukan jaminan

keamanan dana, return yang kompetitif, pelayananan yang memuaskan dan adanya

kemudahan akses. Sedangkan bagi bank sendiri penyaluran dana kepada masyarakat

memerlukan jaminan dengan tingkat pengembalian yang kompetitif.

Dari tabel “Peran Kunci Dalam Corporate Governance Lembaga Keuangan

Syariah” yang dirumuskan oleh Chapra, diketahui ada beberapa sisi stakeholders

yang terlibat dalam pelaksanaan corporate governance, yaitu :

a. Sisi Lingkungan : sistem ekonomi,keuangan dan hukum, pemerintah (undang-

undang dan regulasi bagi LKS), system akuntansi.

b. Sisi Lembaga Publik : pengawas, asosiasi perbankan

c. Sisi Kelembagaan : pemegang saham, dewan direksi, senior manajemen,

audit internal, karyawan, dewan pengawas syariah.

d. Sisi lainnya : deposan, auditor eksternal, audit syariah.

17

Page 18: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Mr.Wolfenson (Presiden Bank Dunia) secara eksplisit menyatakan tujuan

corporate governance adalah untuk mewujudkan keadilan kepada seluruh

stakeholders melalui penciptaan transparansi, akuntabilitas dan peningkatan nilai

wajar atas penyertaan stakeholders. Hal ini tentunya sejalan dengan tujuan

pengungkapan tanggung jawab sosial.

Faktor-faktor corporate governance juga dikorelasikan dengan tingkat

pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Ukuran dewan

komisaris, ukuran komite audit, kualitas auditor eksternal, dan struktur kepemilikan

berkorelasi positif dengan pengungkapan CSR (Haniffa dkk, 2005; Sembiring, 2005;

Anggraini, 2006; Sayekti, 2006;) (Sayekti dan Wondabio, 2007). Novita dan

Djakman (2008) menghubungkan kepemilikan asing dan kepemilikan institusional.

Farook dan Lanis (2005) mengkorelasikan antara corporate governance dengan

pengungkapan CSR pada bank Islam dengan ukuran Islamic Governance Score dan

hasilnya menunjukkan adanya korelasi positif.

Sehingga hipotesis penelitian yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

H1: Corporate Governance Berpengaruh Signifikan Terhadap Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia.

18

Page 19: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

2.1.5 Profitabilitas Dan Tanggung Jawab Sosial

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu (Munawir, 2004). Bila perusahaan ingin tetap hidup untuk

dapat tumbuh dan berkembang, maka perusahaan harus memperoleh laba. Menurut

Hanafi dan Halim (2007), ada tiga ukuran rasio profitabilitas, yaitu: profit margin,

return on asset (ROA), dan return on equity (ROE). ROA yang semakin besar

menunjukan kinerja yang semakin baik, karena menunjukan tingkat pengembalian

yang semakin besar. Meskipun laba mempunyai fungsi penting dalam pertumbuhan

perusahaan, tetapi suatu perusahaan tidak dapat dikatakan berhasil hanya dengan

berorientasi pada laba.

Return on equity juga merupakan indikator profitabilitas yang penting, karena

return on equity merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen

dalam rangka melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan yang maksimal

bagi para pemilik modal.

Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2007;74),

“Return on equity merupakan rasio untuk mengukur seberapa banyak keuntungan (laba) yang menjadi hak pemilik modal sendiri.”

Sedangkan menurut Susan Irawaty (2006;61),

“Return on equity atau yang sering disebut dengan rate of return on net worth, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut.”

19

Page 20: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa return on equity

adalah rasio yang digunakan oleh para investor untuk melihat sejauh mana

perusahaan dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang.

Richardson et.al. (2001) dalam Lindrianasari (2007) telah melakukan

observasi terhadap pengungkapan sosial perusahaan dan diketahui bahwa terdapat

hubungan yang positif signifikan terhadap tingkat pengungkapan lingkungan dengan

cost of capital. Dia berargumen lebih lanjut bahwa sesungguhnya perusahaan akan

melakukan pengungkapan yang lebih baik pada saat profitabilitas perusahaan

semakin baik. Sebelumnya Pava dan Krausz (1996) dalam Lindrianasari (2007), juga

telah melakukan penelitian serupa, dan memberikan penjelasan bahwa sesungguhnya

informasi yang dungkapkan oleh perusahaan tidak akan membuat perusahaan

kehilangan stakeholdersnya.

Keterkaitan profitabilitas dan didasari oleh dampak negative dari operasional

perusahaan. Perusahaan yang hanya memaksimalkan profit untuk kepentingan

pemilik menyebabkan adanya tuntutan untuk memperhatikan masyarakat yang juga

menanggung beban dampak negatif perusahaan (Kartadjumena Eriana, Hadi Dudi

Abdul, Budiana Novan : 2011 dalam Arifian 2011). Tetapi hal tesebut mungkin

terjadi pada perusahaan yang kegiatan operasional utamanya terkait dengan

lingkungan.

Sedangkan untuk perbankan syariah sendiri mungkin lebih terkait dengan

pandangan yang dikeluarkan oleh Belkaoui dan Karpik (1989), dalam Sembiring

20

Page 21: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

(2005) yaitu pengungkapan tanggung jawab sosial paling baik diekspresikan dengan

pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan

kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba.

Manajemen yang sadar dan memperhatikan masalah sosial juga akan memajukan

kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan kinerja keuangan entitas bisnis.

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan memberikan

keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan mengungkapkan CSR.

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah akan sangat mempertimbangkan

pelaksanaan dan pengungkapan CSR, karena khawatir akan mengganggu operasional

perusahaan. Senada dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Fernandez

dan Souto (2009); dan Karaibrahimoglu (2010) dalam Giannarakis dan Theotokas

(2011) menunjukkan bahwa proyek-proyek CSR perusahaan menurun karena krisis

keuangan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka

semakin besar pengungkapan informasi sosial (Kartadjumena Eriana, Hadi Dudi

Abdul, Budiana Novan : 2011).

Sehingga hipotesis yang diajukan adalah :

H2 : Profitabilitas Berpengaruh Signifikan Terhadap Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia.

21

Page 22: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.3 Penelitian Terdahulu

Pengarang dan Tahun Publikasi

Tujuan Penelitian Variabel yang digunakan

Hasil Penelitian

Sembiring(2003)

MenelitideterminanpengungkapanCSR diperusahaanIndonesia

Profitabilitas,umurperusahaan,EPS, ukuranperusahaan,kepemilikanpublik, tingkatleverage

Ukuran perusahaanberdampak positifsecara signifikansedangkan EPS,kepemilikan publik dantingkat leverageberdampak negatifsecara signifikan.

Anggraini(2006)

Penelitian tentangfaktor-faktor yangmempengaruhipengungkapaninformasi sosial

kepemilikanmanajemen,leverage,ukuranperusahaan,

Profitabilitas, ukuranperusahaan danleverage tidakberpengaruh

22

(+)

(+)

Corporate Governance

Profitabilitas

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Page 23: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

dalam laporantahunan

tipe industri,profitabilitas

signifikan

Hossain dkk(2006)

Untuk menelitiluas dan sifatpelaporan sosialdan lingkungandalam laporantahunanperusahaan

ukuranperusahaan,profitabilitas,anakperusahaanmultinasional,audit firm dantipe industri

profitabilitasmempunyai pengaruhsignifikanterhadap pengungkapantanggung jawab sosial

Nurkhin (2009) untukmenjelaskanpengaruh daricorporategovernance danprofitabilitasterhadappengungkapantanggung jawabsosialdengan ukuranperusahaansebagai variabelkontrol.

kepemilikaninstitusional,komposisidewankomisarisindependendanprofitabilitas (ROE)

Komposisi dewankomisaris independendan profitabilitasterbukti secarasignifikan berpengaruhpositif terhadappengungkapantanggung jawab sosialperusahaan.

Mutrovina (2009) Untuk menganalisis pengaruh dari karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

Ukuran perusahaan (size), profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris, dan leverage

Profitabilitas dan profile tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan variabel yang berpengaruh signfikan adalah ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris dan leverage

Pratiwi (2009) Untuk mengetahui ukuran perusahaan, Ukuran

23

Page 24: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

pengaruh ukuran perusahaan, tipe industry, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan leverage terhadap pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial perusahaan.

tipe industry, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan leverage

perusahaan, tipe industri, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan leverage secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan informasi pertanggungjawab sosial perusahaan.

Muhammad (2010) Untuk mengetahui persepsi user dan preparer laporan keuangan terhadap praktik pelaporan sosial perbankan Islam di Malaysia

persepsi user, persepsi preparer, dan pelaporan sosial dalam perspektif Islam.

Para stakeholder perbankan Islam di Malaysia memiliki pandangan positif terhadap praktik pelaporan sosial dalam perspektif Islam.

24

Page 25: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

BAB.III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab tiga ini peneliti akan melakukan pembahasan mengenai

metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian ini

meliputi pembahasan mengenai populasi dan sampel yang akan digunakan serta

membahas mengenai cara dalam melakukan pengambilan sampel. Selain itu dalam

bab ini juga membahas mengenai data panelitian yang diperoleh. Setelah itu

dilakukan pembahasan mengenai model penelitian yang digunakan, identifikasi

variabel yang digunakan, hipotesis operasional yang akan dilakukan serta pada bab

ini juga akan menjelaskan mengenai metode analisa data yang akan digunakan.

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah yang tercatat pada

daftar Bank Indonesia. Sedangkan pemilihan sampel yang dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel

yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Perbankan Syariah (diwakili oleh Bank Umum Syariah) yang telah melaporkan

laporan keuangannya pada tahun 2010. Alasan pemilihan tahun 2010 adalah

bahwa pada tahun tersebut telah berlaku Undang-Undang No. 11/33/PBI/200

25

Page 26: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran (SE) BI No.12/13/DPbS tanggal 30

April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah terutama Pasal 62 dan Pasal 63 mengenai

kewajiban Bank untuk menyampaikan laporan pelaksanaan GCG kepada BI dan

stakeholder lainnya. Kemudian, sembilan (9) bank yang menjadi sampel,

kesemuanya melaporkan laporan pada tahun 2010. Selain itu, untuk melihat

dinamika perubahan dan dampak yang secara sederhana tidak bisa dilihat pada

data cross-section murni maka digunakan juga sampel khusus pada Bank

Muamalat dan Bank Syariah Mandiri yang akan dimasukkan ke dalam data panel,

yang berjangka waktu antara tahun 2003 sampai dengan 2010.

b. Bank Syariah tersebut mengungkapkan laporan CSR (atau setidak-tidaknya

mengungkapkan informasi CSR) dalam laporan tahunan yang dapat diakses

melalui website Bank Syariah yang bersangkutan. Artinya, informasi yang

terdapat dalam laporan tahunan tersebut adalah accestable.

c. Bank syariah yang memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian.

26

Page 27: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Tabel 3.1Proses Pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah Bank

Syariah

Jumlah Bank Syariah (BUS dan UUS) yang terdaftar pada Bank

Indonesia tahun 2007-2010

34

Jumlah bank syariah yang termasuk Bank Umum Syariah 11

Jumlah Sampel yang digunakan dalam penelitian (Bank Umum syariah

yang melaporkan laporan keuangan dan laporan GCG/Manajemen)

9

3.2 Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang akan digunakan adalah data sekunder. Dimana,

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dan

laporan GCG bank syariah yang dipublikasikan untuk periode 2003 sampai dengan

2010. Data laporan tahunan ini digunakan untuk memperoleh data mengenai

pengungkapan tanggung jawab sosial bank syariah.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.3.1 Variabel Dependen; Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan pengungkapan informasi

terkait dengan aktivitas tanggung jawab sosial suatu entitas bisnis. Pengungkapan

tanggung jawab sosial diukur dengan proksi CSRDI (corporate social responsibility

27

Page 28: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

disclosure index) berdasarkan indikator yang diintisarikan dari aspek-aspek

pengungkapan Exposure Draft on Governance Standard of Islamic Financial

Institution No.7. Indikator GSIFI No.7 dapat diklasifikasi menjadi sepuluh fokus

pengungkapan, yaitu tanggung jawab dewan pengawas syariah (DPS), informasi

produk, manajemen zakat, penyaluran sumber dan penggunaan dana qardh, kegiatan

amal dan sosial, transaksi non halal, sumber daya insani, masyarakat atau komunitas,

aspek lain yang melibatkan masyarakat, keterlambatan pembayaran dan/klien

bangkrut. Pengukuran CSRDI mengacu pada penelitian Haniffa dkk (2005) dalam

Sayekti dan Wondabio (2007), yang menggunakan content analysis dalam mengukur

variety dari CSRDI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan

dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika

diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item

dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus

perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut:

CSRDIj =Σ X ij

30 (1)

Keterangan:

CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index Bank Syariah j,

Xij : dummy variable: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak

diungkapkan.

28

Page 29: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Dengan demikian, 0 ≤ CSRDIj ≤ 1.

3.3.2 Variabel Independen

• Corporate governance

Kepemilikan institusional diukur dengan proksi jumlah kepemilikan saham

oleh investor institusi terhadap total jumlah saham yang beredar. Sedangkan

komposisi dewan komisaris diukur dengan proksi jumlah keanggotaan yang berasal

dari luar perusahaan (outside directors) atau komisaris independen terhadap

keseluruhan jumlah anggota dewan komisaris.

• Profitabilitas

Profitabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan proksi return on equity

(ROE) seperti Hakston dan Milne (1996) dan return on asset (ROA) yang digunakan

oleh Mutrovina (2009). ROE dan ROA dipilih karena merupakan alat yang dapat

menggambarkan kemampuan profitabilitas perusahaan. ROE dan ROA dapat dicari

dengan persamaan sebagai berikut;

Return on equity (ROE) = Net Income

S h are h olde r ' s Equity

Return on asset (ROA) = Laba Bersih Setelah Pajak

Total aset

29

Page 30: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

3.4 Metode Analisa data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam dua

model regresi, yaitu model regresi linier berganda dan model regresi data panel.

3.4.1 Metode Regresi Linier Berganda

Untuk data cross-section (data bank syariah pada tahun 2010) yang diuji

dengan model regresi linier berganda akan dijelaskan sebagai berikut :

3.4.1.1 Analisa Uji Klasik, yang meliputi :

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan spesifik (mendekati

sempurna) antar variabel independen, sehingga model regresi yang diperoleh

tidak valid untuk memprediksi nilai variabel independen. Diagnosis untuk

mengetahui adanya multikolinearitas adalah menentukan nilai Variance

Inflaction Factor (VIF). Indikator adanya multikolinearitas adalah apabila

nilai VIF mendekati 8-10 (Hair, Jr. et.al,. 1995 dalam Mutrovina 2009).

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah pada model regeresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan lain. Alat statistik yang digunakan untuk mendeteksi masalah ini

adalah dengan melihat pola titik-titik pada scatter plot, apabila titik menyebar

30

Page 31: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

secara acak dan tidak membentuk pola, maka dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas ataupun sebaliknya. (Mutrovina, 2009)

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak

(Ghozali, 2009). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal

atau mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data

berdistribusi normal atau tidak mengunakan dua cara yaitu melalui analisis grafik

dan analisis statistik.

Uji Autokorelasi

Digunakan uji statistik dari Durbin Watson untuk mendeteksi apakah ada

serial korelasi (Autokorelasi) atau tidak dalam data time series yang digunakan.

Serial korelasi adalah problem dimana dalam sekumpulan observasi untuk

variabel tertentu antara observasi yang satu dengan yang lain ada hubungan atau

korelasi. Langkah awal pendeteksian ini adalah mencari nilai d dari analisis

regresi dan selanjutnya mencari nilai d1 dan du pada tabel dengan kriteria (Imam

Ghozali, 2009). Pengambilan Keputusan ada tidaknya autokorelasi:

a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du),

maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi

positif.

31

Page 32: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien korelasi

autokerelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif. Bila

nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW

terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.4.1.2 Pengujian Hipotesis

Metode Regresi Linear Berganda

Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang digunakan untuk

menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier

(Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah ROA,ROE, kepemilikan institusional dan komposisi dewan komisaris.

Sedangkan variabel dependennya adalah indeks pengungkapan tanggung

jawab sosial perbankan syariah.

Model regresi berganda yang digunakan sebagai berikut :

CSRDI = β0 + β1 INTS + β2 KDK + β3 ROE + β4 ROA+ β5 SIZE + e

Dimana:

CSRDI = corporate social responsibility disclosure

INTS = kepemilikan institusional

KDK = komposisi dewan komisaris

ROE = return on equity

ROA = return on asset

32

Page 33: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

SIZE = ukuran perusahaan

TIPE = tipe industri

β0 = intercept

β1,..., β4 = koefisien regresi

e = error

Uji signifikansi parameter individual (Uji stastistik t)

Menurut Ghozali (2005) uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis

dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Uji signifikansi simultan (Uji stastistik F)

Menurut Ghozali (2005) uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai

pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan

33

Page 34: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman

atau penolakan hipotesis adalah sebagi berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan ketiga variabel

independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara simultan ketiga variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

3.4.2 Model Regresi Data Panel

34

Page 35: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Selanjutnya akan digunakan pengujian khusus pada data panel (data Bank

Syariah Mandiri dan Bank Muamalat periode 2003-2010) dengan menggunakan

model regresi data panel. Berikut penjabaran langkah pengujian untuk data panel :

3.4.2.1 Model regresi dalam bentuk log linier

Adapun model regresinya dalam bentuk log linier adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Yit = corporate social responsibility disclosure

β0 = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien variabel independent

X1it = kepemilikan institusional

X2it = komposisi dewan komisaris

X3it = return on equity

X4it = return on assets

e = error

35

LogYit = β0 + β1 logX1it + β2 logX2it + β3 logX3it + β4 logX4it + eit

Page 36: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Secara umum untuk mengestimasi model regresi dengan data panel, dapat

menggunakan beberapa model pendekatan yaitu pendekatan Common Effect, Fixed

Effect, dan Random Effect.

Koefisien Tetap Antar Waktu dan Individu (Common Effect)

Estimasi Common Effect merupakan teknik yang paling sederhana untuk

mengestimasi data panel. Hal ini karena hanya dengan mengkombinasikan

data time series dan data cross section tanpa melihat perbedaan antara waktu

dan individu, sehingga dapat menggunakan metode OLS dalam mengestimasi

model data panel.

Dalam pendekatan estimasi ini, tidak diperhatikan dimensi individu maupun

waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar wilayah sama dalam berbagai

kurun waktu.

Dengan mengkombinasikan data time series dan data cross section tanpa

melihat perbedaan antara waktu dan individu, maka model persamaan

regresinya sama dengan persamaan awal, yaitu :

LogYit = β0 + β1 logX1it + β2 logX2it + β3 logX3it + β4 logX4it + eit

Slope Konstan Tetapi Intersep Berbeda Antar Individu (Fixed Effect)

Pendekatan estimasi Common Effect sangat jauh berbeda dengan kenyataan

yang ada, karena karakteristik antar daerah sangat berbeda. Cara yang paling

36

Page 37: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

mudah untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengasumsikan

intersep antar daerah berbeda sedangkan slope antar daerah tetap sama.

Pendekatan estimasi ini biasa disebut dengan model regresi Fixed Effect.

Teknik model Fixed Effect menggunakan variabel dummy untuk mengetahui

perbedaan intersep antar daerah ketika mengestimasi data panel. Model Fixed

Effect dengan variabel dummy dapat ditulis sebagai berikut :

LogYit = β0 + β1 logX1it + β2 logX2it + β3 logX3it +β4 D1it + β5 D2it + β6 D3it

+ .. + eit

Estimasi dengan Pendekatan Random Effects

Pada model Fixed Effect terdapat kekurangan yaitu berkurangnya derajat

kebebasan ( degree of Freedom ) sehingga akan mengurangi efisiensi

parameter. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dapat menggunakan

pendekatan estimasi Random Effects. Pendekatan estimasi Random Effect ini

menggunakan variabel gangguan ( error terms ). Variabel gangguan ini

mungkin akan menghubungkan antar waktu dan antar daerah.

Penulisan konstanta dalam model Random Effects tidak lagi tetap tetapi

bersifat random sehingga dapat ditulis dalam model sebagai berikut :

LogYit = β0i + β1 logX1it + β2 logX2it + β3 logX3it + β4 logX4it + eit

37

Page 38: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

3.4.2.2 Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel

Terdapat tiga pendekatan dalam mengestimasi regresi data panel yang dapat

digunakan yaitu model dengan metode Common Effect, model Fixed Effect, dan

model Random Effect.

Untuk mengetahui metode yang paling baik untuk digunakan adalah dengan

cara :

1. Melihat uji statistik F untuk memilih model Common Effect (tanpa variabel

dummy ) atau dengan model Fixed Effect.

2. Melilih model tanpa variabel dummy atau dengan model Random Effect

dengan menggunakan uji Langrange Multipler (LM).

3. Membandingkan antara model Fixed Effect atau Random Effect yang lebih

baik untuk digunakan dengan menggunakan uji Hausman.

3.4.2.3 Pengujian Hipotesis

Metode Regresi Linear Berganda

Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang digunakan untuk

menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier

(Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah ROA,ROE, kepemilikan institusional dan komposisi dewan komisaris.

38

Page 39: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Sedangkan variabel dependennya adalah indeks pengungkapan tanggung

jawab sosial perbankan syariah.

Uji signifikansi parameter individual (Uji stastistik t)

Menurut Ghozali (2005) uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis

dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

3. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak

signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

4. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Uji signifikansi simultan (Uji stastistik F)

Menurut Ghozali (2005) uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai

pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman

atau penolakan hipotesis adalah sebagi berikut :

3. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan ketiga variabel

39

Page 40: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen.

4. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara simultan ketiga variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

40

Page 41: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yang didapat dari dua

sumber yaitu : studi pustaka dan dari basis data atau internet. Jenis data yang

digunakan adalah data cross section bank syariah di Indonesia tahun 2010 dan data

panel dua bank syariah yaitu Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri yang

terbentuk dari tahun 2003 sampai tahun 2010. Penelitian ini dilakukan bertujuan

untuk mengetahui, dan memberikan bukti empiris seberapa besar pengaruh dari

profitabilitas dan corporate governance terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial perbankan syariah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

data cross section (untuk data cross section bank syariah tahun 2010) dan regresi data

panel (untuk data panel BSM dan Bank Muamalat tahun 2003-2010). Penggunaan

dua jenis data ini karena sampel yang dapat digunakan tidak cukup banyak sehingga

difungsikan agar dapat memaksimalkan output yang diperoleh dari penelitian.

4.2 Analisis Data Cross Section

4.2.1 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), deviasi standar

dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis deskriptif dengan

menggunakan e-views dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

41

Page 42: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Hasil Analisis Data Sembilan Bank Syariah Tahun 2010

ROA ROE KI KDK CSRI

 Mean  103.2222  699.7778  97.87778  61.77778  1.505694

 Median  100.0000  241.0000  100.0000  67.00000  1.432836

 Maximum  190.0000  2681.000  100.0000  100.0000  3.300000

 Minimum  35.0000  128.0000  85.90000  30.00000  0.700000

 Std. Dev.  51.3414  850.4762  4.680753  19.82283  0.782792

 Observations  9  9  9  9  9

Sumber : data diolah

Keterangan: CSRI : Corporate Social Responsibility Indeks ROA : Return on Asset ROE : Return On EquityKI : Kepemilikan InstitusionalKDK : Komposisi Dewan Komisaris

Hasil analisis deskriptif diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel (N) dari

penelitian ini ada 9. Dari 9 sampel ini nilai variabel return on assets (ROA) yang

terkecil adalah 35 persen dan nilai return on assets (ROA) yang terbesar adalah 190

persen dengan nilai rata-rata sebesar 103,22. Nilai deviasi standar sebesar 51,34.

Pada variabel return on equity, nilai ROE yang terkecil adalah 128 persen dan

nilai return on equity yang terbesar adalah 2681 persen dengan nilai rata-rata sebesar

699,78. Nilai deviasi standar sebesar 850,48.

Pada variabel kepemilikan institusional, nilai yang terkecil adalah 85,9 persen,

dan nilai yang terbesar adalah 100 persen. Nilai rata-rata Kepemilikan Institusional

42

Page 43: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

adalah sebesar 97,8 persen dengan nilai standar deviasi 4,68 persen. Kepemilikan

institusional sebesar 100% menunjukkan bahwa keseluruhan saham entitas bank

syariah yang beredar dimiliki oleh lembaga keuangan dan atau institusi yang terkait

secara keuangan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2010 di beberapa bank, seperti

Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, BCA Syariah,

dan Bank Jabar Banten Syariah.

Pada variabel komposisi dewan komisaris, nilai yang terkecil adalah 30 persen

dan nilai yang terbesar adalah 100 persen dengan nilai rata-rata 61,7 persen. Nilai

deviasi standar sebesar 19,82 persen. Nilai 100 persen menunjukkan bahwa

keseluruhan dewan komisaris di suatu bank syariah keseluruhan adalah komisaris

independen.

Pada variabel pengungkapan CSR (CSRI), nilai yang terkecil adalah 0,7 dan

nilai yang terbesar adalah 3,3 dengan nilai rata-rata sebesar 1,5. Nilai deviasi standar

sebesar 0,78. Besarnya indeks menunjukkan besarnya pengungkapan tanggung jawab

sosial oleh perusahaan.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Suatu model regresi

yang baik adalah dimana datanya berdistribusi normal atau mendekati normal.

Distribusi normal dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan analisis grafik

43

Page 44: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

normal probability plot, dan analisis statistik parametrik Jacque-Bera (JB). Distribusi

normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Berdasarkan hasil dari uji normalitas pada

penelitian ini dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas. Berikut

tampilan normal probability plot dan hasil Jacque-Bera yang ditunjukkan dalam

Gambar 4.1 dan tabel 4.2

Gambar 4.1Normal Probability Plot

Dengan melihat tampilan grafik Normal P-Plot dapat disimpulkan bahwa pola

distribusi data mendekati normal. Hal tersebut terlihat dari sebaran titik-titik pada

grafik mendekati garis diagonal.

44

Page 45: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Tabel 4.2Hasil Uji Normalitas Dengan Jacque-Bera (JB)

ROA ROE KI KDK CSR

 Skewness  0.564470  1.580385 -2.154202  0.367450  1.351162

 Kurtosis  2.221852  4.278749  6.069588  2.955039  4.179961

 Jarque-Bera  0.705008  4.359624  10.49427  0.203287  3.260574

 Probability  0.702926  0.113063  0.005263  0.903352  0.195873

 Observations  9  9  9  9  9

Berdasarkan uji statistik JB, nilai statistiknya 3,2605 dengan probabilitas cukup kecil

yaitu 0,1958 atau 19,58%. Nilai statistik JB cenderung besar dan tidak signifikan terhadap

nilai probabilitasnya, maka disimpulkan bahwa model regresi ini berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah di dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas

dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan variance inflation factor

(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai Tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10.

Tabel 4.3Hasil Uji Multikolinearitas

45

Page 46: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 ROA .455 2.200

ROE .190 5.276

KI .431 2.321

KDK .298 3.359

a. Dependent Variable: CSR

Sumber : data yang telah diolah Keterangan: CSRI : Corporate Social Responsibility Indeks ROA : Return on Asset ROE : Return On EquityKI : Kepemilikan InstitusionalKDK : Komposisi Dewan Komisaris

Hasil perhitungan GS, FS, GR, TYPE, LSIZE dan ROA pada tabel 4.6

menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi

penelitian ini adalah terbebas dari multikolinearitas atau dapat dipercaya dan

obyektif.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

46

Page 47: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Regresi yang bebas dari autokorelasi dengan menggunakan Durbin-

Watson test jika memenuhi syarat du < d < 4 – du.

Tabel 4.4Hasil Uji Autokorelasi-Durbin-Watson Test

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .915a .837 .674 .44704 2.527

a. Predictors: (Constant), KDK, ROA, KI, ROE

b. Dependent Variable: CSR

Nilai DW (d) sebesar 2,527 dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson

dengan nilai signifikasi 5%, jumlah sampel 9 (n) dan jumlah variabel independen 4

(k=4), maka di tabel Durbin-Watson akan didapat nilai batas bawah (dl) sebesar

0,296 dan nilai batas atas (du) sebesar 2,588. Hasil perbandingan menunjukkan nilai

DW 2,527 lebih besar dari 1,412 (4-du) dan lebih kecil dari 3,707 (4-dl) sehingga

memenuhi syarat 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl. Hal ini dapat disimpulkan tidak ada masalah

autokorelasi.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

47

Page 48: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Penelitian ini menggunakan cara dengan pengujian statistik yang dapat digunakan

untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, pengujian yang dilakukan adalah

dengan menggunakan Breusch-Pagan. Selain itu juga digunakan sketergram untuk

melihat pola yang terbentuk antara residual kuadrat dengan setiap variabel

independen atau dengan nilai prediksi variabel dependen atau dengan variabel waktu.

Jika sketegram tidak mempunyai pola tertentu atau acak maka diduga tidak ada

heteroskedastisitas, begitu pula sebaliknya.

Tabel 4.5Uji Breusch-Pagan

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 1.891397    Prob. F(4,4) 0.2761

Obs*R-squared 5.887318    Prob. Chi-Square(4) 0.2077

Scaled explained SS 0.810193    Prob. Chi-Square(4) 0.9371

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 01/03/12 Time: 11:49

Sample: 1 9

48

Page 49: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Included observations: 9

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.161268 0.915634 0.176127 0.8688

ROA 0.181688 0.094469 1.923248 0.1268

ROE -0.015179 0.008831 -1.718798 0.1608

KI -0.002541 0.010643 -0.238743 0.8230

KDK 0.001536 0.003023 0.508261 0.6380

R-squared 0.654146    Mean dependent var 0.088818

Adjusted R-squared 0.308293    S.D. dependent var 0.111202

S.E. of regression 0.092485    Akaike info criterion -1.623354

Sum squared resid 0.034214    Schwarz criterion -1.513785

Log likelihood 12.30509    Hannan-Quinn criter. -1.859804

F-statistic 1.891397    Durbin-Watson stat 2.086266

Prob(F-statistic) 0.276106

Gambar 4.2Scatterplot

49

Page 50: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Dari gambar scatterplot di atas, dapat dilihat penyebaran sketegram tidak

membentuk suatu pola tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian bebas

dari heteroskedastisitas.

4.2.3 Hasil Uji Hipotesis

4.2.3.1 Hasil Uji Regresi

Tabel 4.6Hasil Uji Regresi

Dependent Variable: CSR

Method: Least Squares

Date: 01/03/12 Time: 11:46

Sample: 1 9

Included observations: 9

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

ROA -1.155116 0.456626 -2.529674 0.0647

ROE 0.112204 0.042685 2.628633 0.0583

KI 0.183351 0.051442 3.564204 0.0235

KDK -0.056328 0.014612 -3.854936 0.0182

C -12.55336 4.425797 -2.836407 0.0470

R-squared 0.836935    Mean dependent var 1.505694

Adjusted R-squared 0.673869    S.D. dependent var 0.782792

S.E. of regression 0.447036    Akaike info criterion 1.527825

Sum squared resid 0.799364    Schwarz criterion 1.637394

Log likelihood -1.875211    Hannan-Quinn criter. 1.291375

F-statistic 5.132511    Durbin-Watson stat 2.527473

50

Page 51: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Prob(F-statistic) 0.071099

Sumber : data yang telah diolah

Berdasarkan uji statistik regresi yang telah dilakukan dapat disusun persamaan

matematis dari penelitian ini sebagai berikut :

CSRDI = β0 + β1 INTS + β2 KDK + β3 ROE + β4 ROA + e

Berdasarkan hasil uji regresi terlihat juga bahwa variabel kepemilikan

institusional (KI) dan komposisi dewan komisaris (KDK) sebagai proksi dari corporate

governance menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap variabel dependennya

(CSRI). Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikan untuk KI dan KDK yang

masing-masing sebesar 0,0235 (sig. <0,05) dan 0,0182 (sig. <0,05). Sementara untuk

variabel return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) sebagai proksi dari

profitabilitas menunjukkan hubungan yang tidak signifikan terhadap variabel CSRI. Hal

ini dapat dilihat dari nilai probabilitas tidak signifikan untuk ROA dan ROE masing-

masing sebesar 0,0647 dan 0,0583 (sig. >0,05).

4.2.3.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.7Hasil Uji Koefisien Determinasi

51

Page 52: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .915a .837 .674 .44704 2.527

a. Predictors: (Constant), KDK, ROA, KI, ROE

b. Dependent Variable: CSR

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat besar nilai adjusted R2 sebesar 0,674 yang

berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen

sebesar 67,4%. Hal ini berarti 67,4% pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan dipengaruhi variabel return on asset, return on equity, kepemilikan

institusional, komposisi dewan komisaris. Sisanya 32,6% dipengaruhi oleh variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2.3.3 Hasil Uji Statistik Simultan (F test)

Berdasarkan hasil uji Anova atau uji F pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai

Fhitung sebesar 5,133 dan nilai sig sebesar 0,071. Dengan menggunakan tingkat α (alfa)

0,05 atau 5%, maka H0 gagal ditolak dan H1 berhasil ditotak. Penolakan H1

dibuktikan dengan hasil perhitungan bahwa nilai sig (0,071) > dari α (alfa) = 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa return on asset, return on equity, kepemilikan

institusional dan komposisi dewan komisaris, secara bersama-sama (simultan) tidak

berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

52

Page 53: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Tabel 4.8Hasil Uji Statistik F (F-test)

ANOVAb

ModelSum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.103 4 1.026 5.133 .071a

Residual .799 4 .200

Total 4.902 8

a. Predictors: (Constant), KDK, ROA, KI, ROE

c. Dependent Variable: CSR

4.2.3.4 Hasil Uji Regresi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan signifikansi dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan untuk mendeteksi

lebih lanjut manakah diantara keempat variabel independen yang berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perbankan syariah.

Berdasarkan tabel 4.6 dari keempat variabel independen yang dimasukkan dalam

model dengan signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan

institusional (KI) dan komposisi dewan komisaris (KDK) berpengaruh signifikan

53

Page 54: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

terhadap variabel CSRI, sedangkan variabel return on assets (ROA) dan return on equity

(ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel CSRI.

4.2.3.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis pertama (H1)

Variabel kepemilikan institusional (KI) pada tabel 4.10 memiliki nilai t

sebesar 3,564 dan nilai sig sebesar 0,0235. Nilai sig (0,0235) < (0.05), ini berarti

variabel KI signifikan pada level 5% . Kemudian variabel komposisi dewan komisaris

(KDK) pada tabel 4.10 memiliki nilai t sebesar-3,85 dan nilai sig sebesar 0,0182.

Nilai sig (0,0182) < (0.05), ini berarti variabel KDK juga signifikan pada level 5%.

Dua variabel tersebut merupakan proksi dari corporate governance, sehingga H1

diterima. Dapat disimpulkan bahwa corporate governance secara statistik

berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perbankan

syariah.

Pengujian Hipotesis kedua (H2)

Variabel return on assets (ROA) pada tabel 4.10 memiliki nilai t sebesar -

2,529 dan nilai sig sebesar 0,0647. Nilai sig (0,0647) > (0.05), ini berarti variabel

ROA tidak signifikan pada level 5% . Kemudian variabel return on equity (ROE)

pada tabel 4.10 memiliki nilai t sebesar 2,628 dan nilai sig sebesar 0,0583. Nilai sig

(0,0583) > (0.05), ini berarti variabel ROE juga tidak signifikan pada level 5%. Dua

variabel tersebut merupakan proksi dari profitabilitas, sehingga H2 ditolak. Dapat

54

Page 55: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

disimpulkan bahwa profitabilitas secara statistik tidak berpengaruh signifikan

terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perbankan syariah.

4.2.4 Interpretasi Hasil

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Pengungkapan CSR Perbankan

Syariah.

Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa diduga variabel

corporate governance berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR pada

perbankan syariah. Dan hipotesis ini ternyata dapat diterima sesuai dengan hasil

statistik yang telah dijelaskan di atas.

Hasil ini penelitian ini serupa dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Nurkhin (2009), Mutrovina (2009), dan Pratiwi (2009), yang mana dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa komposisi dewan komisaris (yang merupakan

proksi dari corporate governance) berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sebuah entitas bisnis.

Penerapan CSR oleh suatu entitas bisnis tak terkecuali perbankan syariah,

merupakan bentuk komitmen entitas bisnis berperilaku etis dan berkontribusi

terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan tetap mengedepankan

peningkatan kualitas hidup karyawan beserta keluarganya, komunitas lokal dan

masyarakat luas yang nantinya akan diaplikasikan melalui strategi entitas bisnis yang

bersangkutan, apakah berorientasi stakeholders atau berorientasi shareholder.

55

Page 56: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Stakeholder orientated companies (STKOC) merupakan suatu perusahaan yang

berorientasikan stakeholders, yang mana perusahaan ini akan lebih mengutamakan

pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan ini juga

termasuk kepada masyarakat. Manajemen yang baik akan menerapkan tata kelola

perusahaan yang baik pula dalam melayani stakeholders nya. Salah satu caranya yaitu

melalui pelaksanaan, peningkatan dan pengungkapan tanggung jawab sosial.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR Perbankan Syariah

Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa diduga variabel

profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR pada perbankan

syariah. Dan hipotesis ini ternyata ditolak, melihat dari hasil statistik yang diperoleh.

Hasil ini penelitian ini serupa dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Anggraini (2006) dan Mutrovina (2009), yang mana dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sebuah entitas bisnis.

Hal ini mungkin terjadi karena latar belakang data cross section (tahun 2010)

yang diuji, dari sembilan bank syariah yang menjadi sampel, lima bank syariah

mempunyai umur kurang lebih 2 tahun. Dengan umur yang relatif sangat muda ini,

bank syariah belum berfokus pada kegiatan sosial dan pengungkapannya. Bank

syariah lebih tertuju pada peningkatan kemampuan sektor keuangan, brand

awareness dan juga pengembangan jaringan untuk lebih dapat menjangkau

konsumen. Terdapat juga kemungkinan adanya argumentasi bahwa ketika entitas

56

Page 57: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

bisnis memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak

perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses

keuangan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para

pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja entitas perusahaan. “Good

news” ini dapat berupa aktivitas-aktivitas sosial lingkungan yang dilakukan oleh

perusahaan.

4.3 Analisis Data Panel

4.3.1 Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka di dalam Tabel berikut

akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian ini

meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimun

serta standar deviasi untuk masing-masing variabel.

Tabel 4.9Hasil Analisis Data Panel (BSM dan BMI tahun 2003-2010)

ROA ROE KI KDK

 Mean  1.643750  11.60000  100.0000  43.25000

 Median  1.655000  9.325000  100.0000  45.00000

 Maximum  2.860000  22.28000  100.0000  50.00000

 Minimum  0.990000  2.410000  100.0000  33.00000

 Std. Dev.  0.573479  8.624823  0.000000  7.425182

 Observations 16 16 16 16

 Cross sections 2 2 2 2

57

Page 58: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah pengamatan pada dua bank syariah

(BSM dan Bank Muamalat) dalam penelitian ini sebanyak 18 observasi (2 cross

section dan 8 time series).

Berdasarkan perolehan data diketahui bahwa nilai rata-rata ROA sebesar

1,6437%. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik, rata-rata ROA dua bank

tersebut selama tahun 2003-2010 berada pada tingkat 1,6437%. nilai deviasi standar

Size adalah sebesar 0,573479%. Dengan nilai minimum variabel ROA sebesar 0.99%

dan nilai maksimum sebesar 2,86%.

ROE diperoleh rata-rata sebesar 11,6%. Sementara standar deviasi sebesar

8,624% menunjukkan simpangan data yang relatif kecil, karena nilai yang lebih kecil

dari pada mean-nya yaitu sebesar 11,6%. Dengan kecilnya simpangan data,

menunjukkan bahwa data variabel ROA relatif baik. Dengan nilai minimum adalah

sebesar 2,41% dan nilai maksimum 22,28%.

Variabel kepemilikan institusional (KI) diperoleh rata-rata sebesar 100%.

Dengan deviasi standar sebesar 0%. Dan nilai minimum sebesar 100% dengan nilai

maksimum sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan kepemilikan

saham dua bank syariah di atas pada tahun 2003-2010 dimiliki oleh institusi lain dan

atau lembaga keuangan yang terkait.

Variabel komposisi dewan komisaris (KDK) diperoleh rata-rata sebesar

43,2%. Dengan deviasi standar sebesar 7,425%. Dan nilai minimum sebesar 33%

dengan nilai maksimum sebesar 50%.

58

Page 59: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

4.3.1.1 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Indikator pengungkapan tanggung jawab sosial menurut Exposure Draft

GSIFI No.7 terdiri dari dua kategori utama yaitu mandatory conduct dan voluntary

conduct. Dua bagian utama ini terbagi menjadi 11 tema utama dan dipecah kembali

ke dalam 30 item pengungkapan. Gambaran tentang pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan adalah seperti yang terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.10Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial BSM dan BMI

Bank Tahun Jumlah NilaiBank Muamalat Indonesia 2003 16 0,533

2004 15 0,500

2005 19 0,633

2006 19 0,633

2007 19 0,633

2008 19 0,633

2009 21 0,700

2010 21 0,700Bank Syariah Mandiri 2003 21 0,700

2004 21 0,700

2005 21 0,700

2006 21 0,700

2007 21 0,700

2008 24 0,800

2009 24 0,800

2010 24 0,800

Dari data tersebut diketahui bahwa tingkat pengungkapan CSR Bank Syariah

Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah yang terbesar dan tertua,

termasuk cukup baik. Nilai minimum pengungkapan yang ada adalah 0,5, dan nilai

yang tertinggi adalah 0,8, yang berarti 80% dari 30 item pengungkpan diungkapkan

59

Page 60: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

oleh bank syariah. Nilai minimum berada pada Bank Muamalat pada tahun 2004 dan

nilai tertinggi pengungkapan ada pada Bank Syariah Mandiri pada tahun 2008-2010.

4.3.2 Pemilihan model

1. Uji F : Digunakan untuk memilih antara model Common Effect ataukah

Model Fixed Effect

H0 : Memilih Model Common Effect, jika nilai probabilitas F statistiknya

tidak signifikan pada α5%

H1 : Memilih Model Fixed Effect, jika nilai probabilitas F statistiknya

signifikan pada α5%

Tabel 4.11Uji Signifikansi Fixed Effect

Dependent Variable: CSR?

Method: Pooled Least Squares

Date: 12/29/11 Time: 20:41

Sample: 2003 2010

Included observations: 8

Total panel observations 16

White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA? 0.033453 0.022315 1.499164 0.1560

ROE? -0.003638 0.001493 -2.436935 0.0288

KI? 0.009765 0.003911 2.496711 0.0256

KDK? -0.001394 0.000682 -2.045498 0.0601

Fixed Effects

60

Page 61: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

BMI--C -0.019726

BSM--C -0.191490

R-squared 0.777192 Mean dependent var 0.679167

Adjusted R-squared 0.665787 S.D. dependent var 0.085093

S.E. of regression 0.049193 Sum squared resid 0.024199

Log likelihood 39.74704 F-statistic 11.62721

Durbin-Watson stat 0.756208 Prob(F-statistic) 0.001341

Sumber: olahan eviews7

Uji ini menggunakan nilai probabilitas F, bila nilai probabilitas F

statistiknya signifikan pada α5%, maka model yang digunakan adalah

Model estimasi Fixed Effect, sebaliknya bila nilai probabilitas F

statistiknya tidak signifikan pada α5%, maka model yang digunakan

adalah model estimasi Common Effect.

Nilai F statistik dari perhitungan menggunakan E-views adalah sebesar

11,62 dengan probabilitas F statistiknya 0.001341 signifikan pada α5%,

sehingga secara statistik Ho ditolak dan menerima H1, maka model yang

tepat digunakan adalah model estimasi Fixed Effect.

2. Uji Hausman : Digunakan untuk memilih model yang terbaik antara Fixed

Effect dan Random Effect. Tetapi pada saat pengujian hausman dilakukan

dengan menggunakan eviews 7, output uji tidak dapat ditampilkan.

Kemungkinan besar hal ini terjadi karena data yang sangat terbatas (data

cross section yang hanya 2 bank).

61

Page 62: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

3. Setelah uji hausman tidak dapat dilakukan, disimpulkan bahwa penelitian

ini akan menggunakan model estimasi regresi Fixed Effect dalam

menganalisis pengaruh variabel independen corporate governance dan

profitabilitas terhadap variabel dependen luas pengungkapan CSR pada

bank syariah di Indonesia tahun 2003-2010.

4.3.3 Pengujian Hipotesis untuk Data Panel

4.3.3.1 Analisis Regresi Berganda Data Panel

Pengujian hipotesis data panel dilakukan dengan menggunakan teknik regresi

dengan pendekatan model estimasi Fixed Effect. Hasil pengolahan data sekunder

dengan menggunakan software Eviews 7 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12Hasil regresi berganda model Fixed Effect

Dependent Variable: CSR?

Method: Pooled Least Squares

Date: 12/29/11 Time: 20:41

Sample: 2003 2010

Included observations: 8

Total panel observations 16

White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA? 0.033453 0.022315 1.499164 0.1560

ROE? -0.003638 0.001493 -2.436935 0.0288

KI? 0.009765 0.003911 2.496711 0.0256

62

Page 63: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

KDK? -0.001394 0.000682 -2.045498 0.0601

Fixed Effects

BMI--C -0.019726

BSM--C -0.191490

R-squared 0.777192 Mean dependent var 0.679167

Adjusted R-squared 0.665787 S.D. dependent var 0.085093

S.E. of regression 0.049193 Sum squared resid 0.024199

Log likelihood 39.74704 F-statistic 11.62721

Durbin-Watson stat 0.756208 Prob(F-statistic) 0.001341

Sehingga dapat disusun model regresi sebagai berikut :

Log CSRIit = β0 + β1logROA1it+ β2logROE2it + β3logKI3it + β4logKDK4it + β5D1i

+ eit

4.3.3.2 Uji Statistik untuk Data Panel

Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan statistik t dan statistik

F. Uji statistik t digunakan untuk menguji signifikansi secara parsial yaitu masing-

masing variabel independen berpengaruh signifikan ataukah tidak terhadap variabel

dependen pada tingkat signifikansi α=5 persen. Uji statistik F digunakan untuk

menguji signifikansi secara simultan yaitu secara bersama-sama apakah variabel

independen (ROA, ROE, KI dan KDK) berpengaruh signifikan ataukah tidak

terhadap pengungkapan CSR pada dua bank syariah di Indonesia tahun 2003-2010

pada tingkat signifikansi α=5 persen.

63

Page 64: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

a. Uji F (Uji Simultan)

Pada tabel 4.10 pengujian secara simultan (uji F), dimaksudkan untuk

mengetahui apakah variabel ROA, ROE, KI, dan KDK secara bersama-sama

memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR.

Tabel 4.13Hasil Uji F Data Panel

R-squared 0.777192 Mean dependent var 0.679167

Adjusted R-squared 0.665787 S.D. dependent var 0.085093

S.E. of regression 0.049193 Sum squared resid 0.024199

Log likelihood 39.74704 F-statistic 11.62721

Durbin-Watson stat 0.756208 Prob(F-statistic) 0.001341

Berdasarkan tabel 4.13 didapatkan nilai F statistik sebesar 11,62721 dengan

nilai signifikansi 0,001341 lebih kecil dari 0,05, maka dapat diketahui bahwa secara

simultan ada pengaruh signifikan antara ROA, ROE, KI dan KDK terhadap

pengungkapan CSR pada dua perbankan syariah di Indonesia periode tahun 2003-

2010.

b. Uji t (Uji Parsial)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (ROA, ROE,

KI, dan KDK) berpengaruh signifikan ataukah tidak terhadap pengungkapan CSR

pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia tahun 2003-2010 pada

tingkat signifikansi α=5 persen secara terpisah atau parsial. Berikut hasil pengujian

hipotesis uji t:

64

Page 65: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Tabel 4.14Hasil Pengujian Uji t

Dependent Variable: CSR?

Method: Pooled Least Squares

Date: 12/29/11 Time: 20:41

Sample: 2003 2010

Included observations: 8

Total panel observations 16

White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA? 0.033453 0.022315 1.499164 0.1560

ROE? -0.003638 0.001493 -2.436935 0.0288

KI? 0.009765 0.003911 2.496711 0.0256

KDK? -0.001394 0.000682 -2.045498 0.0601

Fixed Effects

BMI--C -0.019726

BSM--C -0.191490

Berdasarkan tabel 4.11 di atas hasil dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengaruh return on asset terhadap pengungkapan CSR perbankan syariah.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,1560 > 0,05.

Hal ini berarti bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial bank syariah. Menurut Gray, et al, (1995)

dalam Sembiring (2005) disebabkan karena pengungkapan tanggung jawab sosial

65

Page 66: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

perusahaan tidak berhubungan dengan profitabilitas dalam periode yang sama,

tetapi mungkin berhubungan dengan laba periode yang lalu (lagged profit).

2) Pengaruh return on equity terhadap pengungkapan CSR perbankan syariah.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,0288 < 0,05,

maka disimpulkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial.

3) Pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan CSR perbankan

syariah.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,0256 < 0,05,

maka disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

4) Pengaruh komposisi dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR

perbankan syariah.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,0601 > 0,05.

Hal ini berarti bahwa komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial bank syariah.

4.3.3.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) untuk Data Panel

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

66

Page 67: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Tabel 4.11Hasil Uji Koefisien Determinasi

R-squared 0.777192 Mean dependent var 0.679167

Adjusted R-squared 0.665787 S.D. dependent var 0.085093

S.E. of regression 0.049193 Sum squared resid 0.024199

Log likelihood 39.74704 F-statistic 11.62721

Durbin-Watson stat 0.756208 Prob(F-statistic) 0.001341

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat besar nilai adjusted R2 sebesar 0,6657

yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen sebesar 66.57%. Hal ini berarti 66.57% pengungkapan tanggung jawab

sosial Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat dipengaruhi variabel kepemilikan

institusional, komposisi dewan komisaris, return on assets, dan return on equity.

Sisanya 33,43% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Standar Error of Estimate (SEE) menunjukkan nilai 0,049193, hal ini menunjukkan

nilai yang kecil sehingga dapat disimpulkan model regresi layak digunakan untuk

memprediksi variabel dependen.

67

Page 68: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

4.3.4 Interpretasi Hasil Data Panel

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Pengungkapan CSR Perbankan

Syariah.

Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa diduga variabel

corporate governance berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR pada

perbankan syariah. Ternyata setelah adanya pengujian data panel, hipotesis pertama

ini ditolak. Penolakan hipotesis ini dikarenakan salah satu proksi dari profitabilitas

yaitu komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh siginifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial (nilai signifikansi sebesar 0,1560 > 0,05).

Struktur kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai sebagai pihak

yang mengawasi entitas bisnis. Semakin besar kepemilikan institusional maka

semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak

sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faizal,

2004 dalam Arif, 2006 dalam Nurkhin, 2009).

Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji t untuk kepemilikan institusional yang

menunjukkan nilai signifikansi 0.0256 yang berarti di bawah taraf signifikansi 0,05

(5%). Hal ini mencerminkan bahwa kepemilikan institusional yang terdiri dari

perusahaan perbankan, asuransi, dana pensiun dan asset management di Indonesia

sudah mempertimbangkan tanggung jawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam

melakukan investasi, sehingga para investor institusi ini juga cenderung menekan

perbankan syariah untuk mengungkapkan CSR secara detail dalam laporan tahunan

perbankan syariah.

68

Page 69: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

Spicer (1978) dalam Nurkhin 2009, menyatakan bahwa secara lebih dalam,

bank dan investor institusi telah membuktikan bahwa penelitian sosial merupakan

salah satu faktor penting dalam keputusan investasi mereka. Sehingga, tanggung

jawab sosial yang tinggi akan meningkatkan akses perusahaan terhadap sumber

modal (Monika dan Hartanti, 2008 dalam Nurkhin 2009).

Beralih kepada variabel komposisi komposisi dewan komisaris. Berdasarkan

teori agensi, dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme tertinggi dalam

pengendalian intern, yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen

puncak.

Berdasarkan tabel 4.14, variabel komposisi dewan komisaris memiliki nilai

signifikansi 0.0601 (6,01%) yang berarti berada di atas taraf signfikansi 0,05 (5%).

Hal ini menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris pada Bank Syariah Mandiri

dan Bank Muamalat selama tahun 2003 sampai dengan 2010 tidak berpengaruh

signifikan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial entitas bisnisnya.

Penemuan di atas memberikan arti bahwa dewan komisaris independen yang

dimiliki oleh dua bank syariah (BSM dan BMI) belum memiliki peran yang

signifikan dalam pelaksanaan CSR dan kebijakan pengungkapannya. Belum

signifikannya peran dewan komisaris ini, kemungkinan terkait dengan keberadaan

komisaris independen yang belum dapat memberikan pengaruh terhadap aktivitas

bank syariah.

Hasil ini berbeda dengan yang ditunjukkan oleh data cross section, dimana

variabel komposisi dewan komisaris dan kepemilikan institusional berpengaruh

69

Page 70: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini dapat terjadi karena

dalam data panel, terdapat adanya variabel-variabel lain (33,43%) di luar penelitian

yang mempengaruhi pengungkapan CSR.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR Perbankan Syariah

Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa diduga variabel

profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR pada perbankan

syariah. Hipotesis ini ternyata ditolak, melihat dari hasil statistik data panel yang

diperoleh.

Hasil ini penelitian ini serupa hasil dari data cross section dan juga dengan

penelitian yang pernah dilakukan oleh Anggraini (2006) dan Mutrovina (2009), yang

mana dalam penelitiannya menyebutkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sebuah entitas bisnis. Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Hackston dan Milne dalam

Sembiring (2003).

Hasil penelitian ini berhasil mendukung teori legitimasi yang menyatakan

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal

ini, menurut Gray, et al, (1995) dalam Sembiring (2005) disebabkan karena

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berhubungan dengan

profitabilitas dalam periode yang sama, tetapi mungkin berhubungan dengan laba

periode yang lalu (lagged profit).

70

Page 71: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengungkapan aktivitas/tanggung jawab sosial perbankan syariah perlu dilakukan

sebagai wujud tanggung jawab dan bentuk komunikasi entitas bisnis terhadap para

stakeholder-nya mengenai kinerja dan kondisi perbankan syariah. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh corporate governance dan profitabilitas

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perbankan syariah di Indonesia.

Variabel corporate governance diproksikan melalui kepemilikan institusional dan

komposisi dewan komisaris. Sedangkan variabel profitabilitas diproksikan melalui

return on assets dan return on equity. Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan

menggunakan regresi berganda, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam data dan pengujian cross section (sembilan bank syariah pada tahun

2010), terdapat kesimpulan sebagai berikut :

a. Secara parsial variabel corporate governance dengan proksi kepemilikan

institusional dan komposisi dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial bank syariah.

b. Secara parsial variabel profitabilitas dengan proksi return on assets dan return

on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perbankan syariah.

71

Page 72: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

c. Secara bersama (simultan) variabel corporate governance dan profitabilitas

tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab

sosial perbankan syariah.

2. Dalam data dan pengujian panel (data Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat

pada tahun 2003-2010).

a. Faktor return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial pada dua perbankan syariah (BSM dan BMI). Hal ini

berarti bahwa besar kecilnya return on assets bank syariah tidak

mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan dua

bank syariah tersebut. Hal ini menurut Gray, et al, (1995) dalam Sembiring

(2005) disebabkan karena pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak

berhubungan dengan profitabilitas dalam periode yang sama, tetapi mungkin

berhubungan dengan laba periode yang lalu (lagged profit).

b. Faktor return on equity berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat.

Artinya bahwa besar kecilnya ukuran perbankan syariah akan mempengaruhi

pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan kedua bank tersebut.

c. Faktor kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial pada Bank Syariah Mandiri dan Bank

Muamalat. Artinya bahwa besar kecilnya kepemilikan institusional perbankan

syariah akan mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial yang

dilakukan kedua bank tersebut.

72

Page 73: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

d. Faktor komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial pada Bank Syariah Mandiri dan Bank

Muamalat.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya, yaitu :

1. Terdapat banyak variabel yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh

tanggung jawab sosial perbankan syariah, namun dalam penelitian ini hanya

empat variabel yng digunakan yaitu, variabel independen: ROA, ROE,

kepemilikan institusional, dan komposisi dewan komisaris; serta satu variabel

dependen, yaitu CSR. Sehingga untuk penelitian selanjutnya perlu adanya

penambahan variabel-variabel independen yang lain agar mampu menjelaskan

lebih banyak informasi sosial yang diungkapkan.

2. Data yang tersedia relatif sangat terbatas, sehingga untuk pengujian data panel

hasil dari pengujian hausman tidak dapat terbaca.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diajukan peneliti adalah:

1. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel,

memperpanjang periode atau rentang waktu penelitian sehingga lebih

diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap CSR pada perbankan

syariah di Indonesia.

73

Page 74: Pengaruh Corporate Governance Dan as Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah

2. Untuk perbankan syariah, agar dapat meningkatkan tanggung jawab sosial dan

mengungkapkannya pada laporan tahunan.

74