Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, KEPEMILIKAN
MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEPUTUSAN
PENDANAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana AkuntansiCOVER
Oleh:
Dila Nur Aini
11150820000011
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019
GESAHAN SKRIPS
ii
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, KEPEMILIKAN
MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEPUTUSAN
PENDANAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Dila Nur Aini
NIM: 11150820000011
Di Bawah Bimbingan
SAHAN SKRI
Zuwesty Eka Putri, M.Ak.
NIP, 198004162009012006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 9 September 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Dila Nur Aini
2. NIM : 11150820000011
3. Jurusan : Akuntansi/Keuangan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan Keputusan Pendanaan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Moderasi
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 September 2019
1. Yusro Rahma, SE., M.Si
NIP. 198005062008012016
2. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA.
NIP. 197205162009011006
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 22 Oktober 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Dila Nur Aini
2. NIM : 11150820000011
3. Jurusan : Akuntansi (Keuangan)
4. Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Social Reslonsibility, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Keputusan
Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Oktober 2019
1. Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA. (______________________)
NIP. 197609242006042002 Ketua Penguji
2. Ismawati Haribowo, SE.,M.Si. (______________________)
NIP.198009092014112003 Penguji Ahli
3. Zuwesty Eka Putri, M.Ak. (______________________)
NIP. 198004162009012006 Pembimbing
v
LEMBAR PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dila Nur Aini
NIM : 11150820000011
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 15 Juli 2019
Dila Nur Aini
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Dila Nur Aini
2. Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 20 Juni 1996
3. Alamat : Jalan Batas Indah Rt 04 Rw 01 No 96
Pondok Betung Pondok Aren Tangsel.
4. Telepon : 089668766076
5. Email : [email protected]
6. Ayah : Slamet Mulyono
7. Ibu : Sugiyanti
8. Anak ke-, dari : 1 dari 2
II. PENDIDIKAN
1. Tahun 2002-2003 : TK Al-Istiqomah Jakarta
2. Tahun 2003-2009 : SDN 02 Bintaro Jakarta
3. Tahun 2009-2012 : SMPN 178 Jakarta
4. Tahun 2012-2015 : SMAN 86 Jakarta
5. Tahun 2015-sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Divisi Kemahasiswaan HMJ Akuntansi UIN Jakarta (2016)
vii
ABSTRACT
THE IMPACT OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY,
MANAGERIAL OWNERSHIP, INSTITUTIONAL OWNERSHIP AND
FUNDING DECISIONS ON FIRM VALUES WITH PROFITABILITY AS
MODERATION VARIABLES
This study aims to find empirical evidence regarding the impact of
Corporate Social Responsibility, Managerial Ownership, Institutional Ownership,
and Funding Decisions on Corporate Values with Profitability as Moderating
Variables. The sample used in this study is all manufacturing and mining
companies listed on the Stock Exchange in 2014-2018. The number of companies
sampled in this study amounted to 75 companies. This study uses a purposive
sampling method. This test uses the multiple regression analysis using the SPSS
24.0 program.
The results showed that Corporate Social Responsibility, Institutional
Ownership, Funding Decisions does not affect the Firm Value. Whereas
Managerial Ownership influences Firm Value. Furthermore, the Moderating
Variable Profitability does not moderate the Corporate Social Responsibility,
Institutional Ownership, Decision on Funding for Corporate Values. While the
Variable Moderation Profitability moderates Managerial Ownership.
viii
ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, KEPEMILIKAN
MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN KEPUTUSAN
PENDANAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai
pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan dengan
Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan seluruh perusahaan manufaktur dan pertambangan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2014-2018. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini berjumlah 75 perusahaan. Penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Pengujian ini menggunakan metode analisis regresi
berganda dengan menggunakan program SPSS 24.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility,
Kepemilikan Institusional, Keputusan Pendanaan tidak berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan. Sedangkan Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan. Selanjutnya, Variabel Moderasi Profitabilitas tidak memoderasi
Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Institusional, Keputusan Pendanaan
terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan Variabel Moderasi Profitabilitas
memoderasi Kepemilikan Manajerial.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam tak lupa tercurah kepada Nabi
Muhammad Saw yang telah membimbing umatnya dari zaman kebodohan menuju
jalan kebenaran seperti masa sekarang ini. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat serta doa, baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Kedua orang tua yang paling saya cintai yaitu Ayahanda Slamet Mulyono
dan Ibunda Sugiyanti yang selalu memberikan dukungan, semangat,
bimbingan, nasihat, serta perhatian dengan penuh kasih sayang kepada
penulis.
2. Adik saya Fiki Arohman yang senantiasa selalu memberikan semangat dan
motivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.EAk., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Zuwesty Eka Putri, M.Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan pengarahan kepada penulis
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas
semua saran yang telah ibu berikan selama terlaksananya pengerjaan skripsi
ini.
5. Ibu Yessi Fitri, SE, M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
x
6. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis.
7. Febrian Ramdhani yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi
serta doa selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat Seperjuangan (Adita, Jilan, Anjar, Indah, Afi, Nurul, Nada,
Naifah) yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi serta doa
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Senior yang baik hati (Diko, Atin, Rizza) yang telah mengajarkan penulis
skripsi sampai selesai skripsi ini.
10. Teman-teman Akuntansi A 2015 yang telah membantu penyelesaian skripsi
ini.
11. Teman-teman Kepanitiaan Galaksi Akuntansi UIN Jakarta 2016. Terima
kasih atas pengalaman kepanitiaannya ketika masa perkuliahan.
12. Pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Wassalamu’alaikum wr.wb
xi
DAFTAR ISI
COVER i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iv
LEMBAR PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ILMIAH v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP vi
ABSTRACT vii
ABSTRAK viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 10
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13
A. Tinjauan Literatur 13
1. Teori Keagenan (Agency Theory) 13
2. Teori Pengelolaan (Stewardship Theory) 15
3. Teori Struktur Modal (Trade Off Theory) 15
4. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) 16
5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate
Social Responsibility ) 17
6. Kepemilikan Manajerial 30
7. Kepemilikan Institusional 32
8. Keputusan Pendanaan 33
9. Nilai Perusahaan 34
xii
10. Profitabilitas 37
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu 39
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 45
1. Pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai
Perusahaan 45
2. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai
Perusahaan 46
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap nilai
Perusahaan 48
4. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai
Perusahaan 49
5. Pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas 51
6. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas 52
7. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas 54
8. Pengaruh keputusan pendanaanterhadap nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas 55
D. Kerangka Pemikiran 57
BAB III METODE PENELITIAN 58
A. Ruang Lingkup Penelitian 58
B. Metode Penentuan Sampel 58
C. Metode Pengumpulan Data 59
D. Metode Analisis Data 60
1. Uji Statistik Deskriptif 60
2. Uji Asumsi Klasik 60
3. Uji Hipotesis 63
E. Operasional variabel penelitian 69
1. Corporate Social Responsibility (X1) 69
2. Kepemilikan Manajerial (X2) 70
xiii
3. Kepemilikan Institusional (X3) 71
4. Keputusan Pendanaan (X4) 72
5. Profitabilitas (X5) 72
6. Nilai Perusahaan (Y) 73
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 76
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 78
1. Uji Statistik Deskriptif 78
2. Uji Asumsi Klasik 80
3. Pengujian Hipotesis 86
C. Pembahasan 94
1. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan 94
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai
Perusahaan 96
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai
Perusahaan 97
4. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan 99
5. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas 101
6. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas 102
7. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas 103
8. Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Profitabilitas 104
BAB V PENUTUP 107
A. Kesimpulan 107
B. Implikasi 110
C. Keterbatasan 110
D. Saran 111
xiv
DAFTAR PUSTAKA 113
LAMPIRAN 117
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Harga Saham Pabrik Kertas Indah Kiat Pulp and Paper .......................... …6
Tabel 2. 1 Daftar Indikator Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI-2014 ................. 20
Tabel 2. 2 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 39
Tabel 3. 1 Pengukuran Operasional Variabel ............................................................. 75
Tabel 4. 1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ........................................................ 77
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif ..................................................................................... 78
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov ........................... 81
Tabel 4. 4 Colinearity Statistics .................................................................................. 83
Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 84
Tabel 4. 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 87
Tabel 4. 7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ..................................................... 88
Tabel 4. 8 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) .......................................................... 89
Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) .......................................................... 92
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 57
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ............................................... 81
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot ................................. 82
Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot ........... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdirinya suatu perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas.
Tujuan perusahaan tersebut antara lain mendapat keuntungan yang
maksimal, ingin memakmurkan pemilik perusahaan dan mengoptimalkan
nilai perusahaan yang dapat dilihat dari harga sahamnya. Nilai perusahaan
mencerminkan nilai saat ini dari pendapatan yang diinginkan dimasa
mendatang dan indikator bagi pasar dalam menilai perusahaan secara
keseluruhan. Melaksanakan fungsi manajemen keuangan adalah hal yang
wajib dilakukan seorang manajer agar tujuan perusahaan dapat tercapai
sesuai tujuan perusahaan. Kombinasi optimal dari keputusan manajemen
dapat mengoptimalkan nilai perusahaan yang akan mempengaruhi
kemakmuran pemegang saham. Nilai pasar atas ekuitas perusahaan yang
merupakan penambahan hutang dari jumlah ekuitas yang dapat
mencerminkan nilai perusahaan. Dalam menanamkan modal pada
perusahaan yang memiliki profit yang relatif tinggi. Nilai perusahaan pada
dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah
dengan harga pasar saham perusahaan karena harga pasar saham
perusahaan mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas
setiap ekuitas yang dimiliki.
2
Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah
fenomena yang menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik
turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Banyak sekali perusahaan-
perusahaan yang mengalami penurunan harga saham yang diakibatkan
oleh beberapa faktor. Salah satu kasus perusahaan yang mengalami
penurunan harga saham yaitu PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari
Roti). PT Nippon Indosari Carpindo Tbk (Sari Roti) merupakan pabrik
yang memproduksi pangan secara komersial dengan merk Sari Roti. PT
Nippon Indosari Tbk (Sari Roti) pernah mengalami penurunan harga
saham pada tahun 2016 yaitu dari harga tertinggi Rp 1.525 menjadi Rp
1.500 yaitu mengalami penurunan sebesar (1,32%). Saham ROTI
ditransaksikan sebanyak 64 kali dengan total volume perdagangan
sebanyak 314 saham menilai Rp 47,4 juta. Penurunan harga saham Sari
ROTI diakibatkan oleh aksi damai 2 Desember 2016 karena Perusahaan
Sari Roti membagi-bagikan roti secara gratis kepada para demo aksi damai
2 Desember 2016 (detik.com)
Investor dapat mempertimbangkan pengukuran kinerja perusahaan
yaitu melalui rasio Tobin’s Q. Harga pengganti dari biaya yang
dibutuhkan untuk mendapatkan asset yang dimiliki perusahaan. Rasio
Tobins Q menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa yang
akan datang melalui kebijakan investasinya (Sunarwijaya, 2016).
Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berhubungan dengan
sumber dana yang didapat perusahaan. Sumber dana berasal dari hutang
3
dan modal sendiri. Manajemen dapat menentukan seberapa besar
komposisi hutang terhadap modal bagi perusahaan. Investor menentukan
pilihannya berdasarkan keputusan pendanaan karena struktur pembiayaan
akan menentukan cost of capital yang akan menjadi dasar penentuan
required return yang diinginkan (Himawan & Christiawan, 2016).
Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk menjaga
keunggulan bisnisnya untuk meningkatkan nilai perusahaannya. Nilai
perusahaan yang tinggi bisa meningkatkan kesejahteraan para pemegang
saham. Dengan jaminan itu para pemegang saham tidak ragu
menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Salah satu penunjuk
untuk menilai nilai perusahaan memiliki peluang baik atau tidak di masa
mendatang yaitu dengan melihat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan penunjuk suatu
perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga
merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan (Puspaningrum,
2017). Nilai perusahaan dipengaruhi beberapa faktor salah satunya yaitu
Corporate Social Responsibility (CSR) (Ramadhani, Purnamawati, &
Sujana, 2017).
Investor menghargai perusahaan yang melakukan praktik CSR.
Praktik CSR memberikan informasi untuk menilai keberlangsungan hidup
suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Jika suatu perusahaan
melakukan pengungkapan CSR secara berkelanjutan maka pasar akan
memberikan penghargaan yang akan diperlihatkan dengan kenaikan harga
4
saham perusahaan dan juga akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan
melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial, perusahaaan
mengeluarkan sejumlah biaya dengan biaya ini nantinya akan menjadi
beban dan mengurangi pendapatan yang didapatkan perusahaan dan
mengurangi tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan. Jika
perusahaan melakukan tanggung jawab sosial secara berkelanjutan dan
konsisten, maka nama perusahaan di pihak eksternal perusahaan akan
semakin baik (Murnita & Putra, 2018).
Pada masa masyarakat yang mulai peduli dengan lingkungan, CSR
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh perusahaan dan bukan pilihan
sukarela bagi perusahaan. Kewajiban perusahaan dalam menerapkan CSR
diatur dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74 Undang –
Undang Perseroan Terbatas. Beberapa motivasi dan manfaat yang
diharapkan perusahaan dengan melakukan tanggung jawab sosial
perusahaan meliputi:
1) Perusahaan terhindar dari popularitas negatif perusak lingkungan yang
hanya mengejar keuntungan jangka pendek tanpa mempedulikan
dampak yang dilakukannya terhadap lingkungan tersebut.
2) Kerangka kerja etis yang kuat dapat membantu para manajer dan
karyawan dalam menghadapi masalah seperti permintaan lapangan
kerja di lingkungan di mana perusahaan bekerja.
5
3) Perusahaan mendapatkan rasa hormat dari kelompok inti masyarakat
yang menginginkan keberadaan perusahaan khususnya dalam hal
penyediaan lapangan pekerjaan.
4) Perilaku etis perusahaan terhindar dari masalah lingkungan sekitar
sehingga dapat beroperasi secara aman (Puspaningrum, 2017).
Fenomena mengenai Corporate Social Responsibility yaitu
perbedaannya mengimplementasikan CSR di Indonesia dengan di luar
negeri. Mengacu pada Riset Centre for Governance Institutions, and
Organizations National University of Singapore (NUS) Business School
2016, diketahui peringkat kualitas tanggung jawab sosial Indonesia berada
pada posisi 3 dengan skor 48,4 dari 100 perusahaan dengan sampel 4
negara yaitu Malaysia, Singapura, Thailand dalam Global Reporting
Intiative (GRI). Singapura yang berada diposisi ke 2 dengan skor 48,8.
Thailand yang berada di posisi ke 1 dengan skor 56,8. Dan Malaysia yang
berada di posisi ke 4 dengan skor 47,7. Dari riset tersebut mencerminkan
bahwa Indonesia masih memerlukan perbaikan kualitas tanggung jawab
sosial perusahaan (cnnindonesia.com)
Pada zaman industri berkembang ini, banyak sekali perusahaan yang
hanya fokus mencari keuntungan atau laba saja tanpa mempedulikan
keadaan lingkungannya. Contoh saja kasus yang terjadi di Indonesia yaitu
kasus permasalahan lingkungan pada PT Indah Kiat Pulp dan Paper
(IKPP). PT Indah Kiat Pulp melakukan pencemaran di sungai Ciujung,
karena PT Indah Kiat Pulp membuang limbah pabrik ke sungai Ciujung
6
sehingga menyebabkan air yang di sungai Ciujung menjadi tercemar,
berbau, dan ikan- ikan banyak yang tidak hidup. PT. IKPP ini telah
melakukan pelanggaran 15 pasal (beritahukum.com)
Akibat peristiwa tersebut perusahaan PT. IKPP mengalami penurunan
harga saham meskipun sudah mendapatkan sertifikasi ISO 14001 yang
artinya bahwa perusahaan PT Indah Kiat Pulp and Paper telah menerapkan
eko-efisien, tetapi praktiknya IKPP masih belum melaksanakan program
CSR dengan baik. Pada tahun 2015 saham Indah Kiat Pulp and Paper
dibuka dengan harga Rp 1.030 dan ditutup pada harga Rp 955 yaitu
menurun sebesar -0,75%. Pada tahun 2016 saham Indah Kiat Pulp and
Paper dibuka dengan harga 950 dan ditutup pada harga 955 yaitu
meningkat sebesar 0,05%. Pada tahun 2017 saham Indah Kiat Pulp and
Paper dibuka dengan harga Rp 965 dan ditutup pada harga 5400 yaitu
meningkat sebesar 44,35%. Fenomena penurunan harga saham akibat
kurang baiknya pengungkapan CSR Indah Kiat Pulp and Paper terlihat
pada Tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1. 1
Harga Saham Pabrik Kertas Indah Kiat Pulp and Paper
Year Open Price Closing Price Perubahan Saham
2015 1030 955 -0,75%
2016 950 955 0,05%
2017 965 5400 44,35%
Selain permasalahan mengenai CSR, terdapat dua faktor yang bisa
mempengaruhi nilai perusahaan yaitu kepemilikan manajerial dan
7
kepemilikan institusional. Pada saat perusahaan meningkatkan nilai
perusahaan, sering terjadi konflik agency conflict, yaitu perbedaan
kepentingan antara pemegang saham dan manajer (Puspaningrum, 2017).
Manajer perusahaan lebih mengejar tujuan individualnya sendiri, misalnya
berusaha untuk mendapatkan bonus setinggi mungkin (Arianti & Putra,
2018). Sesuai dengan asumsi sifat dasar manusia akan bertindak
opportunistic. Pada teori ini, manajer yang hanya ingin mengejar
kepentingannya sendiri hanya akan berpusat pada proyek dan investasi
perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan yang besar dalam jangka
pendek daripada memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan
berinvestasi pada proyek-proyek yang menguntungkan dalam jangka
panjang (Rudiyanto, Dhiana, & Suprijanto, 2018).
Pemegang saham tidak suka dengan manajer yang memiliki
kepentingan individual karena apa yang dilakukan oleh manajer tersebut
akan mengakibatkan bertambahnya biaya bagi perusahaan sehingga
menyebabkan penurunan laba perusahaan dan berpengaruh terhadap harga
saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Dewi & Nugrahanti, 2014).
Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan manajer akan
berlaku sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan
terpengaruh untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan
nilai perusahaan (Sari, Arfan, & Musnadi, 2015). Skala jumlah
kepemilikan manajerial di perusahaan dapat menandakan adanya
kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham.
8
Dengan adanya peningkatan kepemilikan saham tersebut, perbuatan yang
menguntungkan pribadi manajer dapat dicegah, sehingga dapat
mempersatukan kepentingan antara agent dan principal (Puspaningrum,
2017).
Jika kepemilikan institusional makin tinggi maka akan mengurangi
perilaku opportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost yang
diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan. Adanya kepemilikan
saham oleh manajemen dan kepemilikan saham oleh institusional maka
bisa mengurangi agency problem tersebut (Sari et al., 2015). Salah satu
faktor yang mempengaruhi Corporate Social Responsibility, Kepemilikan
Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
adalah Profitabilitas. Profitabilitas adalah tingkat laba bersih yang dapat
diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba yang layak
dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham adalah laba setelah
bunga dan pajak (Sambora, Handayani, & Rahayu, 2014). Semakin banyak
laba yang diperoleh maka semakin banyak juga kemampuan perusahaan
untuk membayar dividennya (Ferina, Tjandrakirana, & Ismail, 2015).
Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio seperti
ROA (Return on Assets) (Fauzi, Suransi, & Alamsyah, 2016). Return On
Asset adalah rasio untuk mengukur bagaimana kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan keuntungan yang berasal dari aktivitas investasi dan
untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mendapatkan laba secara
keseluruhan (Latifah & Luhur, 2017).
9
Peneliti memodifikasi penelitian yang dilakukan (Arianti & Putra,
2018) dengan cara menambahkan keputusan pendanaan sebagai variabel
independen dan mengganti proksi yang dipakai pada profitabilitas.
Penelitian-penelitian yang dilakukan (Arianti & Putra, 2018)
mengungkapkan bahwa CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas
sebagai variabel moderating, serta kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai
variabel moderating, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating.
Hasil berbeda dijelaskan oleh Wijaya (2014) yang mendapatkan bukti
bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, IOS berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, cash holding tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis memiliki ketertarikan
untuk meneliti “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Keputusan Pendanaan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai moderasi”
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
4. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
5. Apakah corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan
memperkuat profitabilitas?
6. Apakah kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
memperkuat profitabilitas?
7. Apakah kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan
memperkuat profitabilitas?
8. Apakah keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan memperkuat
profitabilitas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
11
1. Menganalisa pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan.
2. Menganalisa pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan.
3. Menganalisa pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai
perusahaan.
4. Menganalisa pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan.
5. Menganalisa pengaruh profitabilitas akan memperkuat corporate
social responsibility terhadap nilai perusahaan.
6. Menganalisa profitabilitas akan memperkuat kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan.
7. Menganalisa profitabilitas akan memperkuat kepemilikan institusional
terhadap nilai perusahaan.
8. Menganalisa profitabilitas akan memperkuat keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Kontribusi Teoritis
a. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti
pengaruh corporate social responsibility, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional dan keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan dengan profitabilitas sebagai pemoderasi.
12
b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan di bidang keuangan.
Khususnya mengenai pengaruh corporate social responsibility,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan keputusan
pendanaan terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai
pemoderasi, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di
masa yang akan datang.
2. Kontribusi Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
manajer dalam rangka mengambil keputusan dan agar terciptanya
laporan keuangan yang berkualitas.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi
gambaran kualitas perusahaan sehingga pelaksanaan perusahaan
selanjutnya dapat lebih berkualitas.
c. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menilai kualitas
informasi dari laporan keuangan yang telah melakukan program
CSR, sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan adalah
tepat.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan merupakan sebuah hubungan agensi sebagai kontrak
antara prinsipal dan agen. Dalam hubungan ini agen tidak selalu bertindak
sesuai dengan keinginan prinsipal dikarenakan keduanya memiliki
informasi, tujuan dan kepentingan yang berbeda. Sudut pandang hubungan
keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk corporate governance.
(Jensen & Meckling, 1976) berpendapat bahwa hubungan keagenan
(agency relationship) merupakan sebuah kontrak di mana satu atau lebih
pemilik (prinsipal, dalam hal ini pemegang saham) memperkerjakan
seseorang (agen) untuk melaksanakan tugas pekerjaan untuk kepentingan
mereka dengan cara mendelegasikan beberapa kebijakan dalam
pengambilan keputusan (Nurhanimah, Anugerah, & Ratnawati, 2018).
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan dengan pemilik (pemegang saham). Oleh sebab itu sebagai
pengelola, manajer wajib memberikan informasi mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan
terkadang yang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan
sebenarnya (Taufiq, Lubis, & Mulyani,2014). Ikatan antara agen dan
principal biasanya dalam keadaan asimetri informasi, di mana agen
13
14
mempunyai lebih banyak informasi dibandingkan principal karena
menjalankan aktivitas operasional adalah agen (manajer).
Di satu sisi, pemegang saham ingin agar manajer bekerja untuk
mensejahterakan pemegang saham namun manajer perusahaan bisa saja
berbuat sebaliknya. Dengan munculnya konflik kepentingan tersebut maka
pemegang saham harus mengeluarkan sejumlah biaya yang disebut dengan
agency cost untuk melakukan pengawasan secara total terhadap para
manajer (Oktaryani, Nugraha, & Sofiyah, 2017). Konflik keagenan tidak
hanya antara manajer dan pemegang saham tetapi dapat juga terjadi
diantara pemegang saham dengan kreditur, selain itu pemegang saham
minoritas dan mayoritas.
Kekuatan konflik keagenan antara pemegang saham mayoritas dan
minoritas dapat terjadi ketika pemegang saham mayoritas sebagai
pemegang saham pengendali dapat mempengaruhi kebijakan operasi
perusahaan melalui manajemen yang mereka pilih dan seringkali
keputusan akan kebijakan perusahaan itu lebih berdasarkan pada
kepentingan pemegang saham mayoritas sehingga merugikan pemegang
saham minoritas. Di Indonesia mayoritas perusahaannya memiliki struktur
kepemilikan yang terkonsentrasi atau kepemilikan sahamnya cenderung
dimiliki oleh keluarga. Struktur kepemilikan dengan keluarga sebagai
pemegang saham mayoritas maka setiap kebijakan yang diambil oleh
perusahaan tersebut tentu didasarkan oleh kepentingan keluarga, maka hal
15
ini akan berdampak pada kerugian bagi pemegang saham minoritas
(Haryono, Fitriany, & Fatima, 2017)
2. Teori Pengelolaan (Stewardship Theory)
Teori stewardship adalah teori yang dicetuskan oleh Donaldson dan
Davis pada tahun (1991) dalam (Hasyim, 2016) Teori ini menggambarkan
situasi di mana para manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan
individu tetapi lebih ditunjukkan pada sasaran hasil utama mereka untuk
kepentingan organisasi, sehingga terdapat hubungan yang kuat antara
kepuasan dan kesuksesan organisasi. Kesuksesan organisasi
menggambarkan maksimalisasi utilitas kelompok principals dan
manajemen. Maksimalisasi utilitas kelompok ini pada akhirnya akan
memaksimumkan kepentingan individu yang ada dalam kelompok
organisasi tersebut.
3. Teori Struktur Modal (Trade Off Theory)
Teori struktur modal menjelaskan suatu struktur modal yang optimal
oleh sebuah perusahaan yaitu ketika mencoba menggunakan utang untuk
mengoptimalkan struktur modal tersebut, maka harus mempertimbangkan
biaya dan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Keuntungan dari
menggunakan utang adalah pengurangan penghasilan kena pajak karena
pembayaran bunga utang, yang berarti biaya utang disubsidi oleh
pemerintah. Tetapi semakin meningkatnya proporsi utang, maka semakin
16
meningkat pula kemungkinan ketidakmampuan perusahaan dalam
membayar utang tersebut pada saat jatuh tempo sehingga meningkatkan
risiko kebangkrutan (Tamam & Wibowo, 2017).
4. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)
Legitimasi merupakan status atau keadaan yang terjadi ketika system
nilai suatu entitas adalah sama dan sekeadaan dengan masyakarat. Teori
legitimasi menjelaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk
memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada
dalam masyarakat atau lingkungan di mana perusahaan berada, di mana
mereka berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan mereka (perusahaan)
diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah” (Suryaningsih, Andini,
Oemar, & Semarang, 2016). Menurut teori legitimasi, perusahaan yang
melakukan agresivitas pajak memerlukan pengungkapan informasi
tambahan mengenai CSR untuk memenuhi harapan masyarakat. Semakin
tinggi agresivitas pajak yang dilakukan oleh suatu perusahaan, diharapkan
perusahaan dapat memaksimumkan pengungkapan CSR (Utari & Rohman,
2015).
Untuk mendapatkan legitimasi, organisasi dalam berperilaku perlu
melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap nilai, norma, aturan dan
kepercayaan yang berlaku di masyarakat. Tanpa adanya legitimasi, akan
menimbulkan potensi risiko berkurang atau hilangnya dukungan para
pemangku kepentingan yang dapat menyulitkan organisasi dalam
17
menjalankan usaha mereka (Jahja, 2016). Teori legitimasi menyarankan
untuk para manajer mempertimbangkan persediaan sumberdaya vital
supaya perusahaan bertahan, kemudian manajer akan mengejar rencana
untuk menjamin keberlanjutan persediaan sumberdaya. Berhubungan
dengan legitimasi, rencana meliputi mentargetkan pengungkapan,
mengendalikan atau kolaborasi dengan pihak lain yang juga
mempertimbangkan legitimasi (Aziza, 2014).
5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)
a. Definisi Coporate Social Responsibility
Menurut (Bambang & Famiola, 2013). Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Perusahaan (CSR) pada dasarnya
adalah sebuah kebutuhan bagi korporat untuk dapat berinteraksi dengan
komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat secara keseluruhan.
Kebutuhan korporat untuk beradaptasi dan guna mendapatkan
keuntungan sosial dari hubungannya dengan komunitas lokal, sebuah
keuntungan sosial berupa kepercayaan (trust). CSR tentunya sangat
berkaitan dengan kebudayaan perusahaan dan etika bisnis yang harus
dimiliki oleh budaya perusahaan, karena untuk melaksanakan CSR
diperlukan suatu budaya yang didasari oleh etika yang bersifat adaptif.
Selain itu juga CSR memiliki tujuan yaitu:
a. Menaikkan nilai perusahaan.
18
b. Memberikan manfaat atau keuntungan bagi stakeholder maupun
shareholder.
Jika suatu perusahaan bercita-cita untuk menaikkan nilai perusahaan,
maka perusahaan tersebut harus mempertimbangkan berbagai masalah
sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan. Dengan hal ini
perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk
perusahaan sehingga nama baik perusahaan juga meningkat di mata
masyarakat, jadi masyarakat berkeinginan membeli produk perusahaan.
Semakin meningkat tanggung jawab perusahaan (CSR) terhadap
lingkungan maka semakin meningkat nilai perusahaan di mata masyarakat,
dengan hal ini para investor akan tertarik untuk menanamkan modal atau
sahamnya di perusahaan tersebut (Widyaningsih, 2018).
Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan
memaksimalkan keuntungan untuk kepentingan pemegang saham
(stakeholder), tetapi lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang dapat
diciptakan oleh perusahaan sebetulnya tidak terbatas kepada kepentingan
pemegang saham, tetapi juga untuk kepentingan stakeholder, yaitu semua
pihak yang mempunyai hubungan atau klaim terhadap perusahaan. Mereka
adalah pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat lokal, investor,
karyawan, kelompok, politik, dan asosiasi perdagangan. Seperti halnya
pemegang saham yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, stakeholder
juga mempunyai hak terhadap perusahaan (Arianti & Putra, 2018).
b. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
19
Corporate social responsibility wajib diungkapkan dalam
laporan tahunan. Rafianto (2015) mengemukakan bahwa
pengungkapan corporate social responsibility adalah pengungkapan
atas kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai
wujud dari tanggung jawab sosialnya karena dengan diungkapkannya
tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu cara bagi
perusahaan untuk berkomunikasi dengan para stakeholder secara
sukarela. Indikator yang dapat dipakai untuk mengukur seberapa luas
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada laporan
tahunan salah satunya adalah Global Reporting Initiative atau (GRI).
Standar terbaru yang saat ini dimiliki oleh GRI adalah GRI-G4.
GRI-G4 menyediakan kerangka kerja yang relevan secara global
untuk mendukung pendekatan yang terstandardisasi dalam pelaporan
yang mendorong tingkat transparansi dan konsistensi yang diperlukan
untuk membuat informasi yang disampaikan menjadi berguna dan
dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat. Dalam standar GRI-G4
(2014) indikator kinerja dibagi menjadi 3 komponen utama, yaitu
ekonomi, lingkungan, dan sosial mencakup praktik ketenagakerjaan
dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, tanggung
jawab atas produk dengan total kinerja indikator mencapai 83
indikator. Corporate Social Responsibility dihitung berdasarkan
jumlah tanggung jawab yang diungkapkan oleh perusahaan dibagi 83
indikator berdasarkan GRI 2014 tersebut. Adapun indikator–indikator
20
yang harus diungkap menurut standar GRI 2014 adalah sebagai
berikut.
Tabel 2. 1
Daftar Indikator Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI 2014
Economic
Disclosure on Management Approach About Us Annual
Report 2014
Relations with
shareholders and
investors
Aspect: Economic Performance
EC1 Direct economic value generated and
distributed, including revenues, operating
costs, employee compensation, donations and
other community investments, retained
earnings, and payments to capital providers
and governments.
Investor Relations
Relations with
shareholders and
investors
EC2 Financial implications and other risks and
opportunities for the organization's activities
due to climate change.
-
EC3 Coverage of the organization's defined benefit
plan obligations.
Annual Report 2014
EC4 Significant financial assistance received from
government.
-
Indicators Published
Categories
(Online)
Aspect: Market Presence -
EC5 "Range of ratios of standard entry level wage
by gender compared to local minimum wage
at significant locations of operation.
-
EC6 Policy, practices, and proportion of spending
on locally-based suppliers at significant
locations of operation
-
Bersambung ke halaman selanjutnya
21
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Indicators Published
Categories (Online)
Aspect: Market Presence
EC7 Procedures for local hiring and proportion of
senior management hired from the local
community at locations of significant
operation.
-
Aspect: Indirect Economic Impacts
EC8 Development and impact of infrastructure
investments and services provided primarily
for public benefit through commercial, inkind,
or pro bono engagement.
Creating an Affluent
Next-Generation
Society
EC9 Understanding and describing significant
indirect economic impacts, including the
extent of impacts.
-
Environmental
Disclosure on Management Approach The Environment
Aspect: Materials
EN1 Materials used by weight or volume. Environmental
Medium-Term Plan,
Environmental
Accounting
EN2 Percentage of materials used that are
recycled input materials.
Environmental
Medium-Term Plan,
Environmental
Accounting
Aspect: Energy
EN3 Direct energy consumption by primary energy
source.
Prevention of Global
Warming
EN4 Indirect energy consumption by primary
source.
Prevention of Global
Warming
Environmental
Medium-Term Plan,
Environmental
Accounting
Bersambung ke halaman selanjutnya
22
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Aspect: Energy
EN5 Energy saved due to conservation and
efficiency improvements
Prevention of Global
Warming
Environmental
Medium-Term Plan,
Environmental
Accounting
EN6 Initiatives to provide energy-efficient or
renewable energy based products and
services, and reductions in energy
requirements as a result of these initiatives.
Helping Create a
Recycling-Conscious
Society
EN7 Initiatives to reduce indirect energy
consumption and reductions
achieved.
Helping Create a
Recycling-Conscious
Society
Aspect: Water Core
EN8 Total water withdrawal by source. Prevention of Global
Warming
EN9 Water sources significantly affected by
withdrawal of water.
Not Applicable
EN10 Percentage and total volume of water
recycled and reused.
-
Aspect: Biodiversity
EN11 Location and size of land owned, leased,
managed in, or adjacent to, protected areas
and areas of high biodiversity value outside
protected areas.
-
EN12 Description of significant impacts of
activities, products, and
services on biodiversity in protected areas
and areas of high biodiversity value outside
protected areas.
Initiatives for
Biodiversity
EN13 Habitats protected or restored. Environmental
Preservation
EN14 Strategies, current actions, and future plans
for managing impacts on biodiversity.
Environmental
Medium-Term Plan,
Environmental
Accounting
Bersambung ke halaman selanjutnya
23
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Indicators Published
Categories
(Online)
Aspect: Biodiversity
EN15 Number of IUCN Red List species and
national conservation list species with
habitats in areas affected by operations, by
level of
extinction risk.
-
Aspect: Emissions, Effluents, and Waste
EN16 Total direct and indirect greenhouse gas
emissions by weight.
Prevention of Global
Warming
Environmental
Medium-Term Plan,
Environmental
Accounting
EN17 Other relevant indirect greenhouse gas
emissions by weight.
-
EN18 Initiatives to reduce greenhouse gas
emissions and reductions achieved.
Prevention of Global
Warming
Environmental
Medium-Term Plan,
Environmental
Accounting
EN19 Emissions of ozone-depleting substances by
weight.
Not Applicable
EN20 NO, SO, and other significant air emissions
by type and weight.
Not Applicable
EN21 Total water discharge by quality and
destination.
EN22 Total weight of waste by type and disposal
method.
Helping Create a
Recycling-Conscious
Society
EN23 Total number and volume of significant spills. Not Applicable
EN24 Weight of transported, imported, exported, or
treated waste deemed hazardous under the
terms of the Basel Convention Annex I, II, III,
and VIII, and percentage of transported waste
shipped internationally.
Not Applicable
Bersambung ke halaman selanjutnya
24
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Indicators Published
Categories
(Online)
Aspect: Emissions, Effluents, and Waste
EN25 Identity, size, protected status, and
biodiversity value of water bodies and related
habitats significantly affected by the reporting
organization's discharges of water and runoff.
-
Aspect: Products and Services
EN26 Initiatives to mitigate environmental impacts
of products and services, and extent of impact
mitigation.
Prevention of Global
Warming
EN27 Percentage of products sold and their
packaging materials that are reclaimed by
category.
-
Aspect : Compliance
EN28 Monetary value of significant fines and total
number of non-monetary sanctions for
noncompliance with environmental laws and
regulations.
Not applicable
Aspect : Tra nsport
EN29 Significant environmental impacts of
transporting products and other goods and
materials used for the organization's
operations, and transporting members of the
workforce.
Reducing
Distribution Energy
Aspect : Overall
EN30 Total environmental protection expenditures
and investments by type.
Environmental
accounting
initiatives
Aspect : Employment
LA1 Total workforce by employment type,
employment contract, and region, broken
down by gender.
Employees Status
LA2 Total number and rate of new employee hires
and employee turnover by age group, gender,
and region.
-
Bersambung ke halaman selanjutnya
25
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Indicators Published
Categories
(Online)
Aspect : Employment
LA3 Benefits provided to full-time employees that
are not provided to temporary or parttime
employees, by significant locations of
operation.
Work-Life Balance
Developing an
Accommodating
Work Environment
LA4 Percentage of employees covered by collective
bargaining agreements.
Relations with
Labor Unions
LA5 Minimum notice period(s) regarding
operational changes, including whether it is
specified in collective agreements.
-
Aspect: Occupational Health and Safety
LA6 Percentage of total workforce represented in
formal joint management–worker health and
safety committees that help monitor and advise
on occupational health and safety programs.
-
LA7 "Percentage of total workforce represented in
formal joint management–worker health and
safety committees that help monitor and advise
on occupational health and safety programs.
-
LA8 Education, training, counseling, prevention,
and risk-control programs in place to assist
workforce members, their families, or
community members regarding serious
diseases.
Employee mental
and physical health
LA9 Health and safety topics covered in formal
agreements with trade unions.
-
Aspect: Training and Education
LA10 Average hours of training per year per
employee by gender, and by employee
category.
-
LA11 Programs for skills management and lifelong
earning that support the continued
employability of employees and assist them in
managing career endings.
Human Resource
Development
Bersambung ke halaman selanjutnya
26
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Indicators Published
Categories
(Online)
Aspect: Training and Education
LA12 Percentage of employees receiving regular
performance and career development reviews,
by gender.
Human Resource
Development
Aspect: Diversity and Equal Opportunity
LA13 Composition of governance bodies and
breakdown of employees per employee
category according to gender, age group,
minority group membership, and other
indicators of diversity.
Our Stance on
Diversity and
Inclusion
ASPECT : EQUAL REMUNERATION FOR WOMEN AND MEN
LA14 Ratio of basic salary and remuneration of
women to men by employee category, by
significant locations of operation.
Employees Status
Human Rights
HR1 Percentage and total number of significant
investment agreements and contracts that
include clauses incorporating human rights
concerns, or that have undergone human rights
screening.
-
HR2 Percentage of significant suppliers,
contractors, and other business partners that
have undergone human rights screening, and
actions
taken.
-
HR3 Total hours of employee training on policies
and procedures concerning aspects of human
rights that are relevant to operations,
including the percentage of employees trained.
Human Rights
Awareness
Aspect: Non-discrimination
HR4 Total number of incidents of discrimination and
corrective actions taken.
-
Bersambung ke halaman selanjutnya
27
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Indicators Published
Categories
(Online)
Aspect: Fr eedom of Association and Collective Barg aining Core
HR5 Operations and significant suppliers identified
in which the right to exercise freedom of
association and collective bargaining may be
violated or at significant risk, and actions
taken to support these rights.
-
Aspect: Child Labor
HR6 Operations and significant suppliers identified
as having significant risk for incidents of child
labor, and measures taken to contribute to the
effective abolition of child labor.
Aspect: Forced and Compulsory Labor Core
HR7 Operations and significant suppliers identified
as having significant risk for incidents of
forced or compulsory labor, and measures to
contribute to the elimination of all forms of
forced or compulsory labor.
-
Aspect: Security Practices
HR8 Percentage of security personnel trained in the
organization's policies or procedures
concerning aspects of human rights that are
relevant to operations.
Human Rights
Awareness
Aspect: Indigenous Rights
HR9 Total number of incidents of violations
involving rights of indigenous people and
actions taken.
-
Aspect: Assessment
HR10 Percentage and total number of operations that
have been subject to human rights reviews
and/or impact assessments.
-
Aspect: Remediation
HR11 Number of grievances related to human rights
filed, addressed andresolved through formal
grievance mechanisms.
Bersambung ke halaman selanjutnya
28
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Indicators Published
Categories
(Online)
Aspect: Local Communities
SO1 Percentage of operations with implemented
local community engagement, impact
assessments, and development programs.
-
SO9 Operations with significant potential or
actual negative impacts on local
communities.
-
SO10 Prevention and mitigation measures
implemented in operations with significant
potential or actual negative impacts on
local communities.
-
Aspect: Corruption
SO2 Percentage and total number of business
units analyzed for risks related to
corruption.
Risk Management
SO3 Percentage of employees trained in
organization's anti-corruption policies and
procedures.
Compliance
Initiatives
SO4 Actions taken in response to incidents of
corruption.
Domestic Group
Companies
Aspect : Public Policy
SO5 Public policy positions and participation in
public policy developmentand lobbying.
Public Policy
Recommendations
SO6 Total value of financial and in-kind
contributions to political parties,
politicians, and related institutions by
country.
Aspect: Anti-Competitive Behavior Add
SO7 Total number of legal actions for
anticompetitive behavior, anti-trust,
and monopoly practices and their outcomes.
Not Applicable
Aspect: Compliance
SO8 Monetary value of significant fines and total
number of non-monetary sanctions for
noncompliance with laws and regulations.
Not Applicable
Bersambung ke halaman selanjutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Indicators Published
Categories
(Online)
Aspect: Customer Health and Safety
PR1 Life cycle stages in which health and safety
impacts of products and services are
assessed for improvement, and percentage
of significant products and services
categories subject to such procedures.
Correct and Fair
Insurance Payouts
PR2 Total number of incidents of non-
compliance with regulations and voluntary
codes concerning health and safety impacts
of products and services during their life
cycle, by type of outcomes.
-
Aspect : Product and Service Labeling
PR3 Type of product and service information
required by procedures, and
percentage of significant products and
services subject to such information
requirements.
Products and
Services
PR4 Total number of incidents of non-
compliance with regulations and voluntary
codes concerning product and service
information and labeling, by type of
outcomes.
Products and
Services
PR5 Practices related to customer satisfaction,
including results of surveys measuring
customer satisfaction.
Understanding
Customer
Satisfaction
Aspect : Marketing Communications
PR6 Programs for adherence to laws, standards,
and voluntary codes related to marketing
communications, including advertising
promotion, and sponsorship.
Salesmanship
Policy (Japanese)
PR7 Total number of incidents of non-
compliance with regulations and voluntary
codes concerning marketing
communications, including advertising,
promotion, and sponsorship by type of
outcomes.
Not Applicable
Bersambung ke halaman selanjutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Daftar Indikator Pengungkapan CSR berdasarkan GRI 2014
Indicators Published
Categories
(Online)
Aspect : Customer Privacy
PR8 Total number of substantiated complaints
regarding breaches of customer privacy
and losses of customer data.
Information
Property Protection
Aspect: Compliance
PR9 Monetary value of significant fines for
noncompliance with laws and regulations
concerning the provision and use of
products and services.
-
Sumber: GRI4 26000 (2014)
6. Kepemilikan Manajerial
Salah satu asumsi utama dari teori keagenan bahwa tujuan principal
dan tujuan agen yang berbeda dapat memunculkan konflik karena manajer
perusahaan cenderung untuk mengejar tujuan pribadinya sendiri,
contohnya berusaha untuk mendapatkan bonus setinggi mungkin. Teori
agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada
umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki
daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded
rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse).
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia
akan bertindak opportunistic. Pendapat teori ini manajer yang hanya
mengejar kepentingannya sendiri hanya akan berfokus pada proyek dan
31
investasi perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang besar dalam
jangka pendek dari pada memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham
dengan berinvestasi pada proyek-proyek yang menguntungkan dalam
jangka panjang (Arianti & Putra, 2018).
Kepemilikan manajerial adalah kondisi di mana manajer memiliki
saham perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan. Managerial ownership dapat mensetarakan
kepentingan agent dan principal sehingga manajemen diharapkan dapat
meningkatkan kinerjanya (Tambalean, Manossoh, & Runtu, 2018).
Kepemilikan manajerial menunjukkan jumlah saham yang dimiliki oleh
insider yaitu direktur, manajer dan komisaris. Kepemilikan manajerial
diukur dengan jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen
perusahaan terhadap total jumlah saham yang beredar. Kepemilikan saham
oleh manajer bisa memotivasi manajer untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Semakin rendahnya saham yang dimiliki oleh manajer
semakin rendah pula usaha manajer untuk mencari investasi yang
menguntungkan dan mendorong konsumsi yang berlebihan.
Dalam meningkatkan kepemilikan saham manajerial, manajer akan
memposisikan dirinya sebagai pemilik perusahaan oleh sebab itu akan
meminimalisir perilaku oportunistik. Dengan semakin tinggi kepemilikan
manajerial akan mengarah pada menurunnya konflik diantara manajer dan
pemegang saham sehingga konflik keagenan menurun dan biaya keagenan
juga menurun (Pratiwi & Yulianto, 2016). Harapan dari fungsi manajer
32
puncak yang disebut juga sebagai pemilik atau yang disebut kepemilikan
manajerial yaitu supaya manajer puncak dalam menjalankan kegiatannya
dapat lebih konsisten dengan kepentingan pemegang saham sehingga nilai
perusahaan meningkat (Suastini, Purbawangsa, & Rahyuda, 2016).
7. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan
oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi
luar negeri, dana perwakilan serta institusi lainnya pada akhir tahun, bank,
perusahaan asuransi, perusahaan investasi. Institusi bisa menguasai
mayoritas saham karena memiliki sumber daya yang lebih besar
dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Kepemilikan institusional
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan, karena berperan dalam memonitor manajer yang mengelola
perusahaan. Kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan
pengawasan kinerja manajer yang lebih optimal karena kepemilikan saham
mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk
mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajer (Wardhani,
Chandrarin, & Rahman, 2017).
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan
usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional
sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Institutional
shareholders, dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif
33
untuk mengawasi pengambilan keputusan perusahaan. Semakin besar
kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan
suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Kepemilikan
institusional memiliki kelebihan antara lain:
a. Memiliki profesionalisme dalam menganalisa informasi sehingga
dapat menguji keandalan informasi.
b. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih
ketat atas kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan.
Monitoring yang dilakukan institusi mampu mensubstitusi biaya
keagenan menurun dan nilai perusahaan meningkat (Lestari, 2017).
8. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan
sumber dana yang didapat perusahaan. Sumber dana bisa berasal dari
hutang dan modal sendiri. Manajemen dapat menentukan seberapa besar
komposisi hutang dan ekuitas bagi perusahaan. Perusahaan yang lebih
banyak dibiayai oleh hutang memiliki kewajiban lebih besar untuk
membayar hutangnya (Himawan & Christiawan, 2016). Dalam pemilihan
sumber pendanaan perusahaan akan memilih sumber pendanaan untuk
melakukan investasi yaitu berupa sumber pendanaan dari dalam atau luar
perusahaan. Terdapat beberapa teori tentang pendanaan hutang, yaitu:
1. Berdasarkan Pecking Order Theory di mana para manajer pertama kali
menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan yang akan dipilih untuk
34
digunakan, seperti laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai
pemilihan terakhir.
2. Trade Off Theory pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi
perusahaan melakukan pendanaan menggunakan hutang maka semakin
besar pula resiko mereka untuk mengalami kesulitan keuangan karena
membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi para debtholder.
3. Teori struktur modal (Capital structure theory) pada teori ini
berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada pajak, bankruptcy cost, tidak
adanya informasi asimetris antara pihak manajemen dengan para
pemegang saham, dan pasar terlibat dalam kondisi yang efisien, maka
value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan bagaimana
perusahaan melakukan strategi pendanaan.
Proksi yang digunakan pada keputusan pendanaan adalah Debt to
Equity Ratio (DER) menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan
pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalu ekuitas (Mardiyati,
Ahmad, & Abrar, 2015).
9. Nilai Perusahaan
Tujuan utama perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari beberapa aspek salah satunya
adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar perusahaan
menggambarkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki.
35
Harga pasar saham menggambarkan penilaian sentral di semua pelaku
pasar, harga pasar saham merupakan barometer kinerja perusahaan. Tujuan
utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk
memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan. Memaksimalkan nilai
perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan
memaksimumkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan
(Lestari, 2017).
Nilai perusahaan adalah suatu konsep penting bagi investor, karena
merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan.
Investor dalam mengukur dan mengetahui nilai perusahaan memakai rasio
keuangan. Alasan menggunakan rasio adalah karena rasio dapat
memberikan indikasi bagi para manajemen mengenai penilaian investor
terhadap kinerja perusahaan di masa lampau dan prospeknya di masa
depan (Zulvina, 2017). Nilai perusahaan menunjukkan nilai dari berbagai
asset yang dimiliki oleh perusahaan termasuk surat berharga yang
dikeluarkannya dan untuk perusahaan go public, nilai perusahaan dapat
tercermin melalui harga sahamnya. Harga saham dari perusahaan harus
dapat dibuat seoptimal mungkin, apabila harga saham terlalu tinggi, maka
perusahaan akan takut jika investor tidak akan membeli, namun apabila
harga saham terlalu rendah dapat berdampak buruk pada citra perusahaan.
Nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena
semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin tinggi kemakmuran
36
pemegang saham. Para pemodal menyerahkan pengelolaan perusahaan
kepada para professional yaitu manajer atau pun komisaris agar
pencapaian nilai perusahaan dapat meningkat. Nilai perusahaan yang
meningkat akan memberikan sumbangan pertumbuhan jangka panjang
bagi perusahaan. Terdapat variabel-variabel kuantitatif yang digunakan
untuk memperkirakan nilai perusahaan yaitu: (1) Nilai buku merupakan
total ekuitas pemegang saham dibagi dengan jumlah saham yang beredar;
(2) Nilai pasar merupakan suatu pendekatan untuk memperkirakan nilai
bersih dari perusahaan. Jika saham dari perusahaan diperdagangkan dalam
bursa sekuritas, maka nilai perusahaan dapat diukur berdasarkan nilai
pasarnya; (3) Nilai appraisal, diperoleh dari perusahaan independent
appraiser; (4) Nilai arus kas, digunakan ketika melakukan penilaian
merger atau akuisisi untuk mengestimasi arus kas bersih (Panjaitan, 2015).
Salah satu cara untuk menghitung nilai perusahaan dengan
menggunakan Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q adalah harga pengganti dari
biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan asset yang dimiliki perusahaan.
Rasio Tobin’s Q menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa
yang akan datang melalui kebijakan investasinya (Sunarwijaya, 2016).
Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam
Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan,
tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang
dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan semua
asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe
37
investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur
karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari
ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur.
Jika rasio Tobin’s Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi
dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi
daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru.
Jika Tobin’s Q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik. Jadi
semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin
besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset
perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan
pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Dewi &
Nugrahanti, 2014).
10. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan tingkat laba bersih yang mampu didapatkan
oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Profitabilitas yang
tinggi menggambarkan prospek perusahaan yang baik sehingga investor
akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat
(Lubis, Sinaga, & Sasongko, 2017). Analisis mengenai profitabilitas ini
sangat penting bagi kreditor dan investor. Bagi kreditor, laba adalah
sumber pembayaran bunga dan pokok pinjaman, sedangkan bagi investor,
laba adalah salah satu faktor penentu perubahan nilai efek. Hal yang
38
penting bagi perusahaan yaitu bagaimana laba tersebut bisa
memaksimalkan pemegang saham bukan seberapa besar laba yang
didapatkan oleh perusahaan.
ROA adalah salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas
perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang
dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan memakai seluruh
kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan assets
perusahaan yang menunjukkan efisiensi operasional perusahaan. Semakin
tingginya ROA semakin efisien operasional perusahaan dan semakin
rendah ROA semakin tidak efisiensi operasional perusahaan, rendahnya
ROA dapat disebabkan oleh banyaknya investasi atau persediaan
perusahaan yang menganggur dan aktiva tetap perusahaan beroperasi di
bawah kapasitas normal (Sunarwijaya, 2016). Profitabilitas memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Hasty & Vinola,
2017). Return On Asset biasanya disebut juga dengan Return On
Investmen, karena rasio ini bisa melihat sejauh mana investasi yang telah
ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan
yang diharapkan dan investasi yang ditanamkan sebenarnya sama dengan
asset perusahaan (Mufidah & Purnamasari, 2018).
39
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian
ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
Tabel 2. 2
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Puspaningrum
(2017)
Pengaruh
Corporate
Social
Responsibility
Dan
Kepemilikan
Manajerial
Terhadap Nilai
Perusahaan
Dengan
Profitabilitas
Dan Ukuran
Perusahaan
Sebagai
Variabel
Moderating
Variabel Corporate
Social
Responsibility,
Kepemilikan
Manajerial, Nilai
Perusahaan,
Profitabilitas,
penelitian
kuantitatif
Variabel ukuran
perusahaan,
kepemilikan
institusional,
keputusan
pendanaan populasi
penelitian dan
periode populasi
penelitian
CSR terhadap nilai perusahaan tidak
berpengaruh. Kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan tidak
berpengaruh. Profitabilitas sebagai
variabel moderasi tidak memengaruhi
hubungan antara CSR terhadap nilai
perusahaan. Profitabilitas sebagai
variabel moderasi tidak memengaruhi
hubungan antara kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan sebagai variabel
moderasi memengaruhi hubungan
antara CSR terhadap nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan sebagai variabel
moderasi memengaruhi hubungan
antara kepemilikan manajerial terhadap
nilai perusahaan
Bersambung ke halaman selanjutnya
40
Lanjutan Tabel 2. 2
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2 Arianti &
Putra (2018)
Pengaruh
profitabilitas
pada hubungan
corporate social
responsibility
dan good
corporate
governance
terhadap nilai
perusahaan
Variabel corporate
social
responsibility, nilai
perusahaan,
profitabilitas, serta
variabel good
corporate
governance yang
diproksikan
kepemilikan
manajerial dan
kepemilikan
institusional
penelitian
kuantitatif,
menggunakan
program SPSS
Variabel Good
corporate
governance yang
diproksikan komite
audit, keputusan
pendanaan. Periode
populasi penelitian
Corporate social responsibility,
kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Kepemilikan institusional,
komite audit tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas
tidak mampu memoderasi hubungan
CSR, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, dan komite
audit terhadap nilai perusahaan
3 Berzkalne &
Zelgalve
(2014)
Intellectual
capital and
company value
Variabel nilai
perusahaan,
menggunakan data
sekunder
Variabel modal
intelektual,
keputusan
pendanaan periode
tahun, sampel
penelitian
Peningkatan modal intelektual harus
meningkatkan nilai perusahaan
Bersambung ke halaman selanjutnya
41
Lanjutan Tabel 2. 2
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4 Sugama
(2018)
Pengaruh
struktur
kepemilikan
terhadap agency
problem
Varibel struktur
kepemilikan dan
penelitian
kuantitatif
Variabel agency
problem,
profitabilitas,
corporate social
responsibility,
keputusan
pendanaan sampel
penelitian, program
peneliti
menggunakan
eviews 9
Kepemilikan asing terhadap agency
problem berpengaruh secara negatif dan
signifikan. Kepemilikan manajerial,
kepemilikan keluarga, kepemilikan
institusional dan kepemilikan
pemerintah terhadap agency problem
tidak berpengaruh secara signifikan.
5 Wijaya
(2014)
Dampak
Corporate
Social
Responsibility,
Kepemilikan
Manajerial,
Investment
Opportunity Set
dan Cash
Holding
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel nilai
perusahaan,
corporate social
responsibility,
kepemilikan
manajerial
penelitian
kuantitatif,
menggunakan
analisis regresi
berganda
Variabel
Keputusan
Pendanaan,
Kepemilikan
Institusional,
profitabilitas,
Tahun sampel,
Populasi.
CSR tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan, IOS berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, cash holding tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
42
Lanjutan Tabel 2. 2
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6 Chen, Hung,
& Wang
(2018)
The effect of
mandatory CSR
disclosure on
firm profitability
and social
externalities:
evidence form
china
Variabel CSR,
profitabilitas,
menggunakan data
sekunder.
Variabel
ekternalitas sosial,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional, nilai
perusahaan,
keputusan
pendanaan dan
sampel penelitian.
Pengungkapan CSR wajib
meningkatkan tekanan politik atau sosial
terkait kegiatan CSR perusahaan.
7 Yanto
(2018)
Effect of
corporate social
responsibility
and good
corporate
governance on
the value of
company with
profitability as
moderating
variables
Variabel corporate
social responsibility,
nilai perusahaan,
profitabilitas, good
corporate
governance yang di
proksikan
kepemilikan
institusional dan,
manajerial, populasi
penelitian,
menggunakan
program SPSS.
Variabel Good
Corporate
Governance yang
diproksikan
komisaris
independen,
keputusan
pendanaan dan
periode tahun
penelitian.
Corporate social responsibility
berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
kepemilikan institusional berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, profitabilitas sebagai
pemoderasi mempengaruhi hubungan
CSR, kepemilikan institusional terhadap
nilai perusahaan, namun profitabilitas
sebagai pemoderasi tidak memperkuat
hubungan kepemilikan manajerial dan
komisaris independen
Bersambung ke halaman selanjutnya
43
Lanjutan Tabel 2. 2
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8 Panjaitan
(2015)
Pengaruh
tanggung jawab
sosial
perusahaan
terhadap nilai
perusahaan
dengan
profitabilitas
sebagai variabel
intervening dan
moderating
Variabel tanggung
jawab sosial
perusahaan, nilai
perusahaan,
profitabilitas,
penelitian
kuantitatif,
menggunakan
program SPSS
Variabel
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
keputusan
pendanaan periode
populasi penelitian
Tanggung jawab sosial perusahaan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
tanggung jawab sosial perusahaan
berpengaruh terhadap profitabilitas,
profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, tanggung jawab sosial
perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui profitabilitas,
profitabilitas memoderasi hubungan
antara tanggung jawab sosial perusahaan
dengan nilai perusahaan
9 Fauzi
(2016)
Pengaruh GCG
dan CSR
terhadap nilai
perusahaan
dengan
profitabilitas
sebagai variabel
pemoderasi
Variabel CSR, nilai
perusahaan,
profitabilitas,
menggunakan data
sekunder, aplikasi
SPSS, populasi
penelitian
Variabel GCG
yang diproksikan
komisaris
independen dan
komite audit,
keputusan
pendanaan sampel
penelitian, periode
laporan keuangan
GCG dan CSR berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, ROA memperlemah
hubungan CSR terhadap nilai
perusahaan, ROA memperkuat hubungan
GCG terhadap nilai perusahaan
Bersambung ke halaman selanjutnya
44
Lanjutan Tabel 2. 2
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
10 Handayani
(2018)
The effect of
profitability,
institusional
ownership on
the value of the
company with
dividend policy
as a meditation
Variabel
kepemilikan
institusional,
profitabilitas, nilai
perusahaan. Data
sekunder
Variabel kebijakan
dividen, keputusan
pendanaan.
Sampel penelitian
dan tahun
penelitian
Profitabilitas berpengaruh terhadap
kebijakan dividen, kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Profitabilitas,
kepemilikan institusional, kebijakan
dividen. Kebijakan dividen tidak dapat
memoderasi profitabilitas terhadap nilai
perusahaan. Kebijakan dividen tidak
dapat memoderasi kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan
45
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan
Teori legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan corporate
social responsibility dilakukan pada perusahaan dengan bertujuan
untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat di mana perusahaan
berada. Legitimasi ini mengamankan perusahaan dari hal-hal yang
tidak diinginkan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
Teori legitimasi menjelaskan organisasi bukan hanya memperhatikan
hak-hak investor tetapi juga memperhatikan hak publik, dan kinerja
lingkungan yang lemah meningkatkan ancaman legitimasi sosial
perusahaan sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan
pengungkapan dalam laporan tahunan (Fauzi, 2016).
Tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan
(sustainable) jika perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi,
sosial, dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan
keseimbangan antara kepentingan ekonomi, lingkungan dan
masyarakat. Dimensi itu terdapat di dalam penerapan corporate social
responsibility yang dilakukan perusahaan sebagai
pertanggungjawaban dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar
perusahaan. Pelaksanaan corporate social responsibility bisa
meningkatkan nilai perusahaan dapat dilihat dari harga saham dan
46
laba perusahaan (earning) sebagai akibat dari para investor yang
menanamkan saham di perusahaan (Primady & Wahyudi, 2015).
Arianti & Putra (2018) yang mendapatkan bukti bahwa corporate
social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Hal ini serupa juga terjadi pada penelitian yang dilakukan Fauzi et al
(2016) yang membuktikan bahwa corporate social responsibility
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Puspaningrum (2017) dan Wijaya (2014) membuktikan
bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
Ha1: Corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
2. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
Salah satu asumsi utama dari teori keagenan bahwa tujuan
principal dan tujuan agen yang berbeda dapat memunculkan konflik
karena manajer perusahaan cenderung untuk mengejar tujuan
pribadinya sendiri, contohnya berusaha untuk memperoleh bonus
setinggi mungkin. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia sebagai
manusia akan bertindak opportunistic. Menurut teori ini, manajer yang
hanya mengejar kepentingannya sendiri hanya akan berfokus pada
47
proyek dan investasi perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang
besar dalam jangka pendek daripada memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham dengan berinvestasi pada proyek-proyek yang
menguntungkan dalam jangka panjang (Rudiyanto et al, 2018).
Kepemilikan manajerial dapat dijadikan mekanisme untuk
meminimalisir masalah keagenan yang timbul diantara kedua pihak
tersebut sehingga kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik
manajer akan menurun. Adanya kepemilikan dalam sebuah
perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai
perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang
meningkat. Kepemilikan manajemen yang besar akan efektif
memonitoring kegiatan perusahaan. Kepemilikan saham yang besar
dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor.
Kepemilikan saham oleh manajemen rendah maka ada kecenderungan
akan terjadinya perilaku opportunistic manajer yang akan meningkat
juga. Dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham
perusahaan dapat mengurangi perbedaan kepentingan antara
manajemen dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan
antara agen dan prinsipal diasumsikan akan hilang apabila seorang
manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham (Arianti & Putra,
2018).
Sari et al (2015) yang mendapatkan bukti bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini serupa juga
48
terjadi pada penelitian yang dilakukan Arianti & Putra (2018) yang
membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Budianto
(2014) dan Benson (2008) membuktikan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan hipotesis
penelitian sebagaai berikut:
Ha2: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
3. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan
Kepemilikan institusional, pada umumnya dapat bertindak
sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Kepemilikan institusional
adalah keadaan dimana institusi memiliki saham dalam suatu
perusahaan. Institusi tersebut meliputi institusi pemerintah, institusi
swasta, domestik maupun asing. Investor institusional tidak jarang
menjadi mayoritas dalam kepemilikan saham. Hal tersebut
dikarenakan para investor institusional memiliki sumber daya yang
lebih besar dari pada pemegang saham lainnya sehingga dianggap
mampu melaksanakan mekanisme pengawasan yang baik. Semakin
besar kepemilikan institusi maka akan semakin besar kekuatan suara
dan dorongan dari institusi tersebut untuk mengawasi manajemen.
Akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk
49
mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan
meningkat (Arianti & Putra, 2018).
Wardhani et al (2017) yang mendapatkan bukti bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Susanti (2014) dan Nurkhin
(2017) membuktikan bahwa kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
Ha3: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
4. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan
Pada dasarnya, hutang akan membawa kewajiban baru bagi
perusahaan. Hutang tidak hanya menyebabkan timbulnya kewajiban
perusahaan di masa yang akan datang untuk mengembalikan pinjaman
tetapi juga menimbulkan beban bunga. Semakin besar porsi hutang
terhadap ekuitas akan menjadi sinyal negatif bagi investor karena hal
itu bisa menunjukkan adanya kesulitan keuangan dalam perusahaan
dan munculnya beban bunga yang besar. Keputusan pendanaan diukur
dengan menggunakan rasio DER (Debt to Equity Ratio). Rasio ini
mengukur proporsi hutang terhadap ekuitas. Semakin tinggi rasio
DER akan memberikan signal negatif bagi investor karena semakin
50
besar hutang semakin besar kemungkinan perusahaan tidak mampu
membayar bunga dan pokoknya.
Dengan adanya signal negatif maka investor akan enggan
menanamkan sahamnya di perusahaan yang berujung semakin
rendahnya harga saham. Selain itu semakin tinggi rasio DER juga
dapat memberikan signal positif bagi investor karena peningkatan
hutang dianggap sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang
rendah. Dengan adanya sinyal positif maka semakin banyak investor
yang menanamkan saham berujung semakin tinggi harga saham
(Himawan & Christiawan, 2016).
Setyowati (2018) dan Himawan (2016) yang mendapatkan bukti
bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hal serupa juga terjadi pada penelitian yang dilakukan Yando (2018)
yang membuktikan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Mardiyati et al
(2015) membuktikan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
Ha4: Keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
51
5. Pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan
dengan profitabilitas
Besarnya profitabilitas di suatu perusahaan sering dihubungkan
dengan kemampuan perusahaan tersebut baik dalam hal memperoleh
laba maupun dalam hal tata kelola perusahaan yang baik, dengan
menghasilkan laba yang cukup tinggi diharapkan dapat meningkatkan
nilai perusahaan dimata pemangku kepentingan maupun masyarakat
umum, memperoleh laba yang tinggi tidaklah mudah bagi setiap
perusahaan namun perlu usaha yang maksimal supaya dapat
meraihnya sehingga banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mendapatkan laba yang memuaskan dengan nilai perusahaan
yang baik dimata pemangku kepentingan dan masyarakat umum
(Arianti & Putra, 2018).
Pengungkapan sosial perusahaan diwujudkan melalui kinerja
ekonomi, lingkungan dan sosial. Semakin baik kinerja yang dilakukan
perusahaan di dalam memperbaiki lingkungannya (kinerja ekonomi,
lingkungan, dan sosial), maka nilai perusahaan semakin meningkat
sebagai akibat dari para investor yang menanamkan sahamnya pada
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan para investor lebih tertarik
untuk menginvestasikan modalnya pada korporasi yang ramah
lingkungan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka
semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan
perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, corporate social
52
responsibility akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat
profitabilitas perusahaan meningkat (Wulandari, Ramantha, &
Wirakusuma, 2016)
Yanto (2018) menemukan bahwa profitabilitas dapat memoderasi
hubungan antara corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan. Hal serupa juga terjadi pada penelitian yang dilakukan
Murnita & Putra (2018) yang membuktikan bahwa profitabilitas dapat
memoderasi hubungan antara corporate social responsibility terhadap
nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Fauzi et al (2016)
membuktikan bahwa profitabilitas tidak mampu memoderasi
hubungan antara corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
Ha5: Profitabilitas memperkuat corporate social responsibility
terhadap nilai perusahaan.
6. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
dengan profitabilitas
Besarnya investasi dalam suatu perusahaan sering kali
dihubungkan dengan bagaimana kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan yang akan dibandingkan dari periode sekarang dengan
periode sebelumnya. Semakin tinggi profitabilitas di suatu perusahaan
53
dan dapat meningkat dari satu periode ke periode selanjutnya akan
menambah minat para investor juga ikut andil dalam bagaimana
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang diukur dari
investasi di dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya kepemilikan
manajemen terhadap saham perusahaan dapat mengurangi perbedaan
kepentingan antara manajemen dan pemegang saham lainnya sehingga
permasalahan antara agen dan principal diasumsikan akan hilang
apabila seorang manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham.
Meningkatnya profitabilitas suatu perusahaan bisa meningkatkan pula
hubungan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan (Arianti
& Putra, 2018).
Ramadhani et al (2017) menemukan bahwa profitabilitas dapat
memoderasi hubungan antara kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Arianti & Putra
(2018) membuktikan bahwa profitabilitas tidak mampu memoderasi
hubungan antara kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
Ha6: Profitabilitas memperkuat kepemilikan manajerial terhadap
nilai perusahaan.
54
7. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan
dengan profitabilitas
Besarnya investasi dalam suatu perusahaan sering kali dikaitkan
dengan bagaimana kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
yang akan dibandingkan dari periode sekarang dengan periode
sebelumnya. Semakin besar profitabilitas suatu perusahaan dan dapat
meningkat dari satu periode ke periode selanjutnya akan menambah
minat para investor dalam berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
Dengan hal ini maka investasi para investor juga ikut andil dalam
bagaimana kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang
diukur dari investasi di dalam perusahaan tersebut. Kepemilikan
institusional adalah keadaan dimana institusi memiliki saham dalam
suatu perusahaan. Institusi tersebut dapat berupa institusi pemerintah,
institusi swasta, domestik maupun asing.
Semakin besar kepemilikan institusi maka akan semakin besar
kekuatan suara dan dorongan dari institusi tersebut untuk mengawasi
manajemen. Akibatnya, akan memberikan dorongan yang lebih besar
untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan
akan meningkat (Arianti & Putra, 2018).
Yanto (2018) menemukan bahwa profitabilitas dapat memoderasi
hubungan antara kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan penelitian Arianti & Putra (2018) menemukan bahwa
55
profitabilitas tidak dapat memoderasi hubungan antara kepemilikan
institusional terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
Ha7: Profitabilitas memperkuat kepemilikan institusional terhadap
nilai perusahaan.
8. Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan
dengan profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kinerja keuangan perusahaan.
Meningkatnya profitabilitas identik dengan meningkatnya kinerja
manajerial dalam mengelola perusahaan, sekaligus gambaran
keberhasilan pihak institutional dalam melakukan kontrol manajerial
dalam proses pengelolaan perusahaan. Dengan meningkatnya
profitabiltas tentunya berpengaruh terhadap sumber pendanaan
internal perusahaan, sumber pendanaan internal yang mencukupi akan
mengurangi tingkat hutang yang berlebih sekaligus menjadi cadangan
pendanaan perusahaan dalam melakukan investasi (Asmawati &
Amanah, 2013). Rasio profitabilitas merupakan ROA sebagai salah
satu indikator yang sangat penting bagi para investor. ROA
dibutuhkan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba bersih.
56
Pemilihan ROA sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena
dalam ROA ditunjukkan, semakin tinggi ROA menunjukkan semakin
efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan. Naiknya
rasio ROA dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya
kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba
bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga
naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan
akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam
nilai perusahaan (Yando, 2018).
Yando (2018) menemukan bahwa profitabilitas dapat memoderasi
hubungan antara keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan Asmawati & Amanah (2013) menemukan bahwa
profitabilitas tidak mampu memoderasi struktur kepemilikan dan
keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
Ha8: Profitabilitas memperkuat keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan.
57
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan
Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Pemoderasi
Basis Teori:
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
2. Teori Pengelolaan (Stewardship Theory)
3. Teori Struktur Modal (Trade Off Theory)
4. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)
Metode Analisis Regresi Berganda
Hasil dan Pembahasan
Simpulan, implikasi, keterbatasan, dan saran
Corporate Social Responsibility
(CSR)
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Institusional
Nilai
Perusahaan
Profitabilitas
Keputusan Pendanaan
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk
menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu corporate social
responsibility, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan
keputusan pendanaan terhadap variabel dependen, yaitu nilai perusahaan
yang di moderasi oleh profitabilitas. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, yaitu menekankan pada pengujian teori
melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data sekunder dengan prosedur statistik, di mana data yang
digunakan berupa angka-angka yang diperoleh dengan mengakses website
Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, pihak peneliti
selanjutnya menentukan populasi yang akan diuji. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal dan minat
yang ingin peneliti investigasi. Sedangkan sampel adalah sub kelompok
atau sebagian dari populasi.
59
Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik
kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang terdaftar di BEI dengan periode waktu tahun 2014-2018. Sampel
yang digunakan adalah perusahaan yang termasuk sektor manufaktur dan
pertambangan di BEI. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam
menentukan sampel adalah purposive sampling, mengandung arti bahwa
sampel yang diambil didasarkan kriteria. Adapun kriteria yang digunakan
dalam memilih sampel adalah:
1. Seluruh perusahaan manufaktur dan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018..
2. Perusahaan yang memenuhi kriteria Sustainability Reporting selama
periode 2014-2018.
3. Perusahaan manufaktur dan pertambangan yang terdaftar di BEI yang
mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangan dalam
website Bursa Efek Indonesia atau website perusahaan selama periode
tahun 2014-2018
4. Mengungkapkan data-data yang diperlukan yang berkaitan dengan
variabel penelitian dan tersedia dengan lengkap (data secara
keseluruhan tersedia pada publikasi selama periode 2014-2018.
60
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah metode arsip (dokumentasi) dan studi pustaka. Data
ini diperoleh dari website resmi BEI yaitu www.idx.co.id sedangkan data
lainnya yaitu referensi dari jurnal yang mendukung penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode analisis data
menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, dan uji hipotesis.
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali & Imam, 2016). Penelitian ini
hanya menggambarkan rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum,
minimum, dan sum untuk statistik deskriptif. Dengan menggunakan
pengujian statistik berbatuan software Statistical Product and Service
Solutioan (SPSS) versi 24.0 akan diketahui rata-rata, nilai maksimum,
minimum, dan standar deviasi dari setiap variabel yang digunakan.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regrsi dependen variabel, independen variabel atau pun keduanya
61
mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Salah satu cara
untuk melihat data yang telah memenuhi uji normalitas adalah
dengan menggunakan normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk menguji apakah
model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah bila distribusi errornya normal atau
mendekati normal. Terdapat dua acara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis
grafik, dan uji statistik (Ghozali & Imam, 2016).
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Ghozali & Imam (2016) menyatakan bahwa uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Uji multikolinearitas dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari
62
hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance
value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
(problem auto korelasi). Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas autokorelasi. Uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu run test. Jika nilai run test memiliki tingkat
signifikan diatas a > 0,05 berarti tidak terjadi autokorelasi
(Ghozali & Imam, 2016).
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini
digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen
(ZPRED) dengan residual (SRESID). Uji heteroskedastisitas
digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi
penyimpangan variabel bersifat konstan atau tidak. Salah satu
cara untuk mengetahui apakah model regresi penyimpangan
variabel bersifat konstan atau tidak. Salah satu cara untuk
mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
63
variabel dependen (terikat) dengan residualnya. Apabila grafik
yang ditunjukkan dengan titik-titik tersebut membentuk suatu
pola tertentu, maka telah terjadi heteroskedastisitas dan apabila
polanya acak serta tersebar, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ghozali & Imam (2016) deteksi adanya heteroskedastisitas
dengan melihat kurva heteroskedastisitas atau diagram pencar
(chart), dengan dasar pemikiran seperti berikut:
1) Jika titik-titik terikat menyebar secara acak membentuk pola
tertentu yang beraturan (bergelombang), melebar kemudian
menyempit maka terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar baik
dibawah atau datas 0 ada sumbu Y maka hal ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini akan menggunakan alat analisis regresi
berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen ke
semua variabel independen. Tujuan analisis regresi berganda
ialah menggunakan nilai-nilai variabel independen yang
diketahui untuk meramalkan nilai variabel independen.
Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
64
Dimana:
Y = Nilai Perusahaan
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Corporate Social Responsibility
X2 = Kepemilikan Manajerial
X3 = Kepemilikan Intitusional
X4= Keputusan Pendanaan
e = Error
b. Uji Regresi Moderat (Moderate Regresion Analysi-MRA)
Moderate Regresion Analysis (MRA) merupakan aplikasi
khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih
variabel independen) dengan rumus persamaannya sebagai
berikut:
Hubungan Profitabilitas dalam memoderasi Corporate
Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai
Perusahaan.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + b5Z + b6 (X1Z) + b7
(X2Z) + b8 (X3Z) + b9 (X4Z) + e
Dimana:
Y = Nilai Perusahaan
65
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Corporate Social Responsibility
X2 = Kepemilikan Manajerial
X3 = Kepemilikan Institusional
X4 = Keputusan Pendanaan
Z = Profitabilitas
X1Z = Variabel perkalian antara Corporate Social
Responsibility dengan Profitabilitas yang
menggambarkan pengaruh variabel moderasi
Profitabilitas terhadap Corporate Social
Responsibility dengan Nilai Perusahaan.
X2 Z = Variabel perkalian antara Kepemilikan Manajerial
dengan Profitabilitas yang menggambarkan pengaruh
variabel moderasi Profitabilitas terhadap Kepemilikan
Manajerial dengan Nilai Perusahaan.
X3 Z = Variabel perkalian antara Kepemilikan Institusional
dengan Profitabilitas yang menggambarkan pengaruh
variabel moderasi Profitabilitas terhadap Kepemilikan
Institusional dengan Nilai Perusahaan.
X4 Z = Variabel perkalian antara Keputusan Pendanaan
dengan Profitabilitas yang menggambarkan pengaruh
66
variabel moderasi Profitabilitas terhadap Keputusan
Pendanaan dengan Nilai Perusahaan.
e = Error
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah
variabel-variabel independen (X) secara simultan (bersama-
sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel independen (Y)
(Ghozali & Imam, 2016). Apabila Fhitung ˃ Ftabel maka H0 ditolak
dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan
menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai Fhitung ˃
Ftabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen
mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan
melihat probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari pada
0,05 (untuk tingkat signiikansi= 5%), maka variabel independen
acara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05
maka variabel independen secara serentak tidak terpengaruh
terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah
sebagai berikut:
67
1) H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara
simultan antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
2) H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
d. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel individu independen dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali & Imam, 2016). Apabila thitung ˃ ttabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel
independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 5%, jika nilai thitung ˃ ttabel maka secara satu persatu
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain
itu, dapat juga dengan melihat probabilitas. Jika nilai
probabilitas lebih kecil dari pada 0,05 (untuk tingkat
signifikansi= 5%), maka variabel independen secara satu persatu
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai
probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen
secara satu persatu tidak terpengaruh terhadap variabel
dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
68
1) H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2) H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikansi dua arah
atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah
penolakan H0 yaitu terletak diujung sebelah kanan dan kiri.
Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama
dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠)
pada hipotesis alternate.
e. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Ghozali menyatakan uji koefisien determinasi
bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel
bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted
R2. Adjusted R
2 ini digunakan karena variabel bebas dalam
penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1.
Jika hasil yang diperoleh >0,5 maka model yang digunakan
dianggap cukup andal dalam membuat estimasi.
Semakin besar angka adjusted R2 maka semakin baik model
yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikatnya. Jika adjusted R2 semakin kecil,
berarti semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan
variabilitas dari variabel terikatnya.
69
E. Operasionalisasi variable penelitian
1. Corporate Social Responsibility (X1)
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu komitmen
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak secara etis dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat maupun masyarakat secara luas, bersamaan
dengan peningkatan taraf hidup pekerjaannya beserta keluarganya
(Sawitri, Juanda, & Jati, 2017).
Corporate Social Responsibility yang diukur dengan
menggunakan standar GRI-G4 2014 yang memiliki 83 item
pengungkapan yang mewakili tanggung jawab sosial perusahaan,
ekonomi dan lingkungan. Dalam menentukan indeks ini dilakukan
dengan cara pemberian skor pegungkapan, dimana sebuah item
pengungkapan akan diberi skor 1 apabila item tersebut diungkapkan
dan akan diberi nilai 0 jika item tersebut tidak diungkapkan
(Hastawati dan Sarsiti,2016). Rumus perhitungan pengungkapan
CSR adalah sebagai berikut:
CSR=
Keterangan:
CSR : Indeks Pengungkapan CSR
V : Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
M : Jumlah item yang seharusnya diungkapkan perusahaan
70
2. Kepemilikan Manajerial (X2)
Kepemilikan manajerial adalah kondisi dimana manajer memiliki
saham perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan. Managerial ownership dapat mensetarakan
kepentingan agent dan principal sehingga manajemen diharapkan
dapat meningkatkan kinerjanya (Tambalean et al., 2018).
Kepemilikan manajerial menunjukkan jumlah saham yang dimiliki oleh
insider yaitu direktur, manajer dan komisaris. Kepemilikan saham oleh
manajer bisa memotivasi manajer untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Semakin rendahnya saham yang dimiliki oleh manajer semakin rendah
pula usaha manajer untuk mencari investasi yang menguntungkan dan
mendorong konsumsi yang berlebihan. Dalam meningkatkan kepemilikan
saham manajerial, manajer akan memposisikan dirinya sebagai pemilik
perusahaan oleh sebab itu akan meminimalisir perilaku oportunistik.
Dengan semakin tinggi kepemilikan manajerial akan mengarah pada
menurunnya konflik diantara manajer dan pemegang saham sehingga
konflik keagenan menurun dan biaya keagenan juga menurun (Pratiwi &
Yulianto, 2016). Proxy yang digunakan untuk menghitung presentase
kepemilikan saham manajerial dalam penelitian ini adalah saham yang
dimiliki manajer dibagi dengan total saham yang beredar (Arianti, 2018):
71
3. Kepemilikan Institusional (X3)
Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham
yang dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Kepemilikan
institusional yaitu: kepemilikan saham perusahaan oleh pemerintah,
institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri,
dana perwakilan serta institusi lainnya pada akhir tahun, bank,
perusahaan asuransi, perusahaan investasi. Kepemilikan institusional
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan, karena berperan dalam memonitor manajer yang
mengelola perusahaan. (Wardhani et al., 2017).
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan
menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak
investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku
opportunistic manajer. Institutional shareholders, dengan
kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif untuk mengawasi
pengambilan keputusan perusahaan. Semakin besar kepemilikan oleh
institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan
dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (Lestari, 2017).
Proxy yang digunakan untuk menghitung presentase kepemilikan
institusional adalah pembagian antara saham yang dimiliki institusi
dengan total saham yang beredar (Arianti, 2018):
72
4. Keputusan Pendanaan (X4)
Keputusan pendanaan mengindikasikan bagaimana perusahaan
membiayai kegiatan operasionalnya atau bagaimana perusahaan
membiayai aktivanya. Pada keputusan pendanaan menyangkut
dengan struktur keuangan perusahaan, dimana struktur keuangan
perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang
meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan
modalnya.
Proksi yang digunakan pada keputusan pendanaan adalah Debt
to Equity Ratio (DER) menunjukkan perbandingan antara
pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan
melalu ekuitas (Mardiyati et al 2015):
Debt to Equity Ratio (DER) =
5. Profitabilitas (X5)
Profitabilitas merupakan tingkat laba bersih yang mampu
didapatkan oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya.
Profitabilitas yang tinggi menggambarkan prospek perusahaan yang
baik sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan
nilai perusahaan akan meningkat (Lubis et al., 2017).
ROA adalah salah satu rasio yang mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur besarnya
laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan
73
memakai seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung
pada pengelolaan assets perusahaan yang menunjukkan efisiensi
operasional perusahaan (Sunarwijaya, 2016). Ukuran yang sering
digunakan untuk menghitung Return on Assets (ROA) adalah
(Bukhori dan Sopian, 2017):
ROA =
6. Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan adalah suatu konsep penting bagi investor,
karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan. Investor dalam mengukur dan mengetahui nilai
perusahaan memakai rasio keuangan (Zulvina, 2017). Salah satu
cara untuk menghitung nilai perusahaan dengan menggunakan
Tobins Q. Rasio Tobins Q adalah harga pengganti dari biaya yang
dibutuhkan untuk mendapatkan asset yang dimiliki perusahaan.
Rasio Q menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa
yang akan datang melalui kebijakan investasinya (Sunarwijaya,
2016). Rumus untuk mengukur Tobins Q itu adalah:
Tobins’Q =
ME = Jumlah saham biasa yang beredar dikali dengan
harga penutupan saham (Market value off all
outstanding shares)
DEBT = Total Hutang
74
TA = Total Asset
Jika rasio Tobin’s Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa
investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai
yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan
merangsang investasi baru. Jika Tobin’s Q dibawah satu, investasi
dalam aktiva tidaklah menarik. Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan
yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar
asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan
maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan
pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Dewi
& Nugrahanti, 2014).
75
Tabel 3. 1
Pengukuran Operasional Variabel
No Variabel Pengukuran Skala
1 Corporate Social
Responsibility
Hastawati dan Sarsiti
(2016)
Menggunakan item
pengungkapan sosial terdapat
paada laporan tahunan
perusahaan, dengan skala indeks
CSR=
Indeks
2 Kepemilikan Manajerial
Arianti (2018)
MNJR= Saham Yang Dimiliki
Manajer/Total Sahan Yang
Beredar
Rasio
3 Kepemilikan
Institusional
Arianti (2018)
INST= Saham Yang Dimiliki
Institusi/Total Saham Yang
Beredar
Rasio
4 Keputusan Pendanaan
Mardiyati et al (2015)
Debt to Equity Ratio (DER) =
Total Hutang/ Ekuitas
Rasio
5 Profitabilitas
Bukhori dan Sopian
(2017)
Return On Asset= Laba bersih
Setelah Pajak/ Total Asset x
100%
Rasio
6 Nilai Perusahaan
Sunarwijaya (2016)
Tobins’Q =
Rasio
Sumber : Data Sekunder yang diolah
76
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersumber dari laporan tahunan perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2014 hingga tahun 2018 yang diperoleh melalui
situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat www.idx.co.id, mengambil
dari artikel, jurnal, penelitian terdahulu, serta sumber-sumber lain yang
relevan. Data yang digunakan yaitu terkait dengan Corporate social
responsibility, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
keputusan pendanaan, nilai perusahaan dan profitabilitas. Dalam penelitian
ini digunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampel.
Penelitian secara purposive sampling mengindikasikan bahwa sampel
yang digunakan dalam penelitian merupakan representasi dari populasi
yang ada serta sesuai dengan tujuan penelitian. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan
menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan SPSS
(Statistical Package for Social Sciences) versi 24.0 sebagai alat untuk
menguji data.
77
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang
relevan yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya
untuk memecahkan suatu masalah. Berikut Tabel 4.1 yang menyajikan
perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai dengan
kebutuhan penelitian:
Tabel 4. 1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014-
2018
567
2 Perusahaan Manufaktur dan pertambangan yang
terdaftar di BEI 2014-2018
194
3 Peneliti tidak menemukan informasi terkait
variabel di dalam laporan tahunan dan laporan
keuangan perusahaan dari tahun 2014-2018
137
4 Perusahaan yang menggunakan mata uang dollar
dalam laporan keuangannya
35
5 Perusahaan yang memiliki data outlier 7
6 Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 15
Jumlah tahun penelitian 5
Total sampel data selama 5 tahun penelitian dari tahun
2014 sampai dengan tahun 2018
75
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 75 perusahaan. Sampel tersebut
dipilih karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan dan sesuai dengan
kebutuhan analisis penelitian.
78
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif merupakan metode dimana semua data
yang berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan
dikelompokkan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan
secara objektif dengan membandingkan nilai minimum, nilai
maksimum, dan rata-rata dari sampel. Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Corporate social
responsibility, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
keputusan pendanaan, nilai perusahaan, dan profitabilitas.
Tabel 4. 2
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
NP (Y) 75 0,116 2,210 0,80032 0,477578
CSR (X1) 75 0,048 0,759 0,38465 0,258578
KM (X2) 75 0,000 0,345 0,06368 0,091947
KI (X3) 75 0,134 0,980 0,62703 0,185399
KP (X4) 75 0,023 12,628 0,79093 0,560664
P (Z) 75 -10,182 21,185 5,16176 5,350992
Sumber: Output SPSS yang diolah
a. Variabel Dependen
Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
variabel dependen (y) pada penelitian ini diukur dengan Nilai
Perusahaan melalui jenis perhitungan rasio Tobins’Q dengan
jumlah sampel (N) 75 memiliki nilai minimum sebesar 0,116
yang diperoleh dari Indospring Tbk pada tahun 2018, sedangkan
79
nilai maksimum yang diperoleh sebesar 2,210 dari PT Bukit
Asam Tbk pada tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) dari Tobins Q
sebesar 0,80032 dan standar deviasi yang diperoleh 0,477578.
b. Variabel Independen
Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
variabel independen (x) pada penelitian ini diukur dengan
Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Keputusan Pendanaan dengan jumlah
sampel (N) 75. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
memiliki nilai minimum sebesar 0,048 dan nilai maksimum yang
diperoleh sebesar 0,759 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
0,38465 dan standar deviasi yang diperoleh sebesar 0,258578.
Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum sebesar 0,000
dan nilai maksimum yang diperoleh sebesar 0,345 dengan nilai
rata-rata (mean) sebesar 0,06368 dan standar deviasi yang
diperoleh sebesar 0,091947. Kepemilikan Institusional memiliki
nilai minimum sebesar 0,134 dan nilai maksimum sebesar 0,980
dengan rata-rata (mean) sebesar 0,62703 dan standar deviasi yang
diperoleh sebesar 0,185399. Keputusan Pendanaan memiliki nilai
minimum sebesar 0,023 dan nilai maksimum sebesar 12,628
dengan rata-rata (mean) sebesar 0,79093 dan standar deviasi yang
diperoleh sebesar 0,560664.
80
c. Variabel Moderasi
Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
variabel moderasi (z) pada penelitian ini diukur melalui
Profitabilitas dengan jumlah sampel (N) 75 memiliki nilai
minimum sebesar -10,182 yang diperoleh dari Mitra Investindo
Tbk (MITI) pada tahun 2016, sedangkan nilai maksimum yang
diperoleh sebesar 21,185 dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada
tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) sebesar 5,16176 dan standar
deviasi yang diperoleh 5,350992.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak. Hal ini dikarenakan model regresi
yang baik harus memiliki data yang berdistribusi normal. Ada 2
cara untuk mendeteksi normalitas data yaitu dengan analisis uji
statistik dan grafik. Untuk menguji normalitas data dalam
penelitian ini digunakan analisis uji statistik Kolmogorov-
Smirnov (K-S), grafik histogram, serta menggunakan grafik
normal plot. Berikut ini merupakan tabel uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S), grafik histogram, dan grafik normal plot yang
disajikan dalam penelitian:
81
Tabel 4. 3
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 75
Normal Parametersa,b
Mean 0,0000000
Std. Deviation 0,35182098
Most Extreme Differences Absolute 0,067
Positive 0,043
Negative -0,067
Test Statistic 0,067
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d
Sumber: Output SPSS yang diolah
Gambar 4. 1
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Sumber: Output SPSS yang diolah
82
Gambar 4. 2
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada
Asymp. Sig. (2-tailed) mendapatkan nilai sebesar 0,200 yang
artinya nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansinya yaitu
0,05. Selanjutnya, berdasarkan grafik yang disajikan di atas dapat
dilihat baik grafik histogram maupun grafik normal P-Plot
memberikan pola data yang berdistribusi normal. Pada Gambar
4.1 dapat dilihat bahwa residual terdistribusi secara normal dan
berbentuk simestris tidak melenceng ke kanan atau ke kiri.
83
Selanjutnya pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar dan berhimpit di sekitar garis diagonal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal atau konsisten dengan uji grafik histogram dan grafik
normal P-Plot, maka model regresi dapat digunakan untuk
pengujian berikutnya.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah terjadi
korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai
Tolerance> 0,1 dan VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas. Berikut Tabel 4.4 yang
menunjukkan hasil dari uji multikolinearitas:
Tabel 4. 4
Colinearity Statistics
Model Colinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
CSR 0,960 1,041
KM 0,692 1,444
KI 0,706 1,417
KP 0,902 1,108
P 0,872 1,147
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas dapat dilihat
bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling
berkorelasi, karena memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10.
84
Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas antar
variabel.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali & Imam (2016), uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu (problem auto korelasi). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Uji
statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu run test. Jika
nilai run test memiliki tingkat signifikan diatas a > 0,05 berarti
tidak terjadi autokorelasi. Berikut Tabel 4.5 yang menunjukkan
hasil dari uji autokorelasi:
Tabel 4. 5
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Output SPSS yang diolah
Hasil uji autokorelasi dengan run test menunjukkan bahwa
autokorelasi tidak terjadi karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang
diperoleh sebesar 0,896 yang berarti memiliki tingkat signifikansi
Unstandardized Residual
Test Value 0,00462
Cases < Test Value 36
Cases >= Test Value 39
Total Cases 75
Number of Runs 39
Z 0,130
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,896
85
di atas > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak
mengandung gejala autokorelasi.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Berikut ini adalah
hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik
scatterplot.
Gambar 4. 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
Sumber: Output SPSS yang diolah
86
Dari Gambar 4.3 uji heteroskedastisitas menggunakan grafik
scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak
terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi ini layak
dipakai untuk pengujian berikutnya.
3. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan pengujian analisis regresi
berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen ke
semua variabel independen. Tujuan analisis regresi berganda ialah
menggunakan nilai-nilai variabel independen yang diketahui
untuk meramalkan nilai variabel independen. Dalam penelitian
ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan uji koefisien
determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji F), dan uji
signifikansi parsial (uji t).
1) Hasil Uji Koefisien Determinasi
Pada penelitian ini, pengujian koefisien determinasi (R2)
dilakukan untuk mengukur variabel independen yaitu
Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional dan Keputusan Pendanaan dalam
87
menerangkan variabel dependen Nilai Perusahaan yang
diukur dengan Tobin’s Q. Adapun hasil uji koefisien
determinasi dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4. 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Output SPSS yang diolah
Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa nilai
Adjusted R Square adalah sebesar 0,418. Hal ini berarti
bahwa sebesar 41,8% variabel dependen atau Nilai
Perusahaan yang diukur melalui Tobin’s Q dipengaruhi oleh
variabel independen yaitu Corporate Social Responsibility,
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan
Keputusan Pendanaan.
2) Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk menguji
apakah semua variabel independen dalam model persamaan
regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama atas
variabel dependen. Uji signifikansi simultan (uji F) dilakukan
pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila nilai perusahaan F
lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak,
sebaliknya jika nilai perusahaan F lebih kecil dari 0,05 maka
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,676 0,457 0,418 0,364345
88
H0 ditolak dan Ha diterima. Berikut ini merupakan hasil uji
signifikansi simultan (uji F):
Tabel 4. 7
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVA
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 mengenai tabel uji signifikansi
simultan (uji F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa nilai
F hitung sebesar 11,629 dengan nilai perusahaan 0,000. Maka
dari itu, dikarenakan nilai perusahaan 0,000 lebih kecil dari
0,05 maka model persamaan regresi ini dapat disimpulkan
bahwa semua variabel independen yaitu Corporate Social
Responsibility, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan Keputusan Pendanaan berpengaruh secara
simultan terhadap Nilai Perusahaan yang diukur melalui
Tobin’s Q.
89
3) Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.
Apabila nilai perusahaan t lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai perusahaan t
lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berikut
ini merupakan hasil uji signifikansi parsial (uji t). Hasil uji t
ditunjukkan dalam Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4. 8
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,251 0,216 1,161 0,249
CSR 0,555 0,167 0,300 3,318 0,001
KM -2,081 0,554 -0,401 -3,758 0,000
KI 0,224 0,272 0,075 0,714 0,478
KP 0,033 0,080 0,263 2,819 0,006
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa
koefisien model regresi memiliki nilai konstanta sebesar
0,251 dengan nilai thitungpositif sebesar 1,161 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,249. Konstanta sebesar 0,251
menandakan bahwa jika variabel independen konstan maka
90
rata-rata Nilai Perusahaan yang diukur melalui Tobin’s Q
adalah sebesar 0,251.
Variabel Corporate Social Responsibility memiliki
thitungpositif sebesar 3,318 dengan tingkat signifikansi 0,001.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di
bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel
Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan yang diukur melalui Tobins Q.
Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki thitungnegatif
sebesar -3,758 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemilikan
Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan yang
diukur melalui Tobins Q.
Variabel Kepemilikan Institusional memiliki thitungpositif
sebesar 0,714 dengan tingkat signifikansi 0,478. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di atas 0,05. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemilikan
Institusional tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
yang diukur melalui Tobins Q.
Variabel Keputusan Pendanaan memiliki thitungpositif
sebesar 2,819 dengan tingkat signifikansi 0,006. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05.
91
Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel Keputusan
Pendanaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan yang
diukur melalui Tobins Q.
b. Pengujian Regresi Moderat (Moderate Regression Analysis –
MRA)
1) Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk
menunjukkan seberapa jauh variabel moderasi memiliki
pengaruh terhadap satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila nilai perusahaan t
lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak,
sebaliknya jika nilai perusahaan t lebih kecil dari 0,05 maka
H0 ditolak dan Ha diterima. Berikut ini merupakan hasil uji
signifikansi parsial (uji t). Hasil uji t ditunjukkan dalam Tabel
4.9 berikut:
92
Tabel 4. 9
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Sumber: Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa
koefisien model regresi memiliki nilai konstanta sebesar
0,663 dengan nilai thitung positif sebesar 11,544 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Konstanta sebesar 0,663
menandakan bahwa jika variabel Profitabilitas dalam
memoderasi variabel independen konstan maka rata-rata
Nilai Perusahaan yang diukur melalui Tobins Q adalah
sebesar 0,663.
Variabel Profitabilitas dalam memoderasi Corporate
Social Responsibility memiliki thitung positif sebesar 2,745
dengan tingkat signifikansi 0,008. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh dalam
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,663 0,057 11,544 0,000
MCSR 0,069 0,025 0,447 2,745 0,008
MKM -0,194 0,078 -0,348 -2,2474 0,016
MKI 0,014 0,036 0,117 0,398 0,692
MKP 0,012 0,015 0,129 0,857 0,394
93
memoderasi Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan yang diukur melalui Tobins Q.
Variabel Profitabilitas dalam memoderasi Kepemilikan
Manajerial thitung negatif sebesar -2,474 dengan tingkat
signifikansi 0,016. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh dalam memoderasi
Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan yang
diukur melalui Tobins Q.
Variabel Profitabilitas dalam memoderasi Kepemilikan
Institusional memiliki thitung positif sebesar 0,398 dengan
tingkat signifikansi 0,692. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tingkat signifikansinya di atas 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas tidak berpengaruh
dalam memoderasi Kepemilikan Institusional terhadap Nilai
Perusahaan yang diukur melalui Tobins Q.
Variabel Profitabilitas dalam memoderasi Keputusan
Pendanaan memiliki thitung positif sebesar 0,857 dengan
tingkat signifikansi 0,394. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tingkat signifikansinya di atas 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas tidak berpengaruh
dalam memoderasi Keputusan Pendanaan terhadap Nilai
Perusahaan yang diukur melalui Tobins Q.
94
C. Pembahasan
1. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan
Dari data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel
Corporate Social Responsibility mempunyai nilai thitung positif
sebesar 3,318 dengan tingkat signifikansi 0,001. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat signifikansi <0,05. Hasil penelitian juga
menunjukkan arah positif dengan nilai standardized coefficient beta
sebesar 0,300. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 diterima,
dengan demikian terbukti variabel Corporate Social Responsibility
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan yang diukur melalui Tobin’s
Q.
Hasil hipotesis ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Arianti (2018) dan Fauzi (2016) menemukan bahwa
corporate social responsibility memiliki hubungan positif terhadap
nilai perusahaan dikarenakan adanya: 1. Informasi tanggung jawab
sosial perusahaan telah direspon baik oleh investor. 2. Perusahaan
telah melakukan pengkomunikasian pesan corporate social
responsibility sebagai investasi sosial jangka panjang. 3. Manajemen
menyadari arti penting corporate social responsibility sebagai
investasi sosial jangka panjang. 4. Manajemen memahami bahwa
tanggung jawab perusahaan tidak hanya untuk pemegang saham
95
tetapi juga pihak-pihak lain yang berkepentingan. 5. Pengungkapan
corporate social responsibility merupakan sinyal positif bahwa
perusahaan telah menerapkan good corporate governance
perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan corporate social
responsibility yang meningkat mempengaruhi nilai perusahaan
menjadi meningkat juga
Namun, tidak berpengaruhnya hasil penelitian ini dapat
dikarenakan oleh beberapa fenomena yaitu kecenderungan investor
membeli saham untuk mendapatkan capital gain, yang cenderung
membeli dan menjual saham harian, tanpa mempertimbangkan
keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Di mana CSR
adalah strategi jangka panjang perusahaan untuk menjaga
keberlangsungan perusahaan sedangkan CSR tidak dapat dirasakan
dalam jangka pendek. Pengungkapan CSR di Indonesia juga masih
rendah dengan rata-rata pengungkapan.
Menurut Wijaya (2014) Pengungkapan CSR tidak lagi dianggap
sebagai cost, melainkan investasi perusahaan. Melaksanakan CSR
berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada
akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan,
sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Selain itu CSR tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena tinggi rendahnya CSR
tidak menyebabkan naik turunnya nilai perusahaan.
96
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahan
Dari data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel
Kepemilikan Manajerial mempunyai nilai thitung negatif sebesar -
3,758 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi <0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan
arah negatif dengan nilai standardized coefficient beta sebesar -
0,401. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 2 diterima, dengan
demikian terbukti variabel Kepemilikan Manajerial berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan yang diukur melalui Tobin’s Q.
Namun, hasil hipotesis ini mendukung penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Budianto & Payamta (2014) menemukan bahwa
Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan,
semakin besar kepemilikan manajerial dalam struktur pemegang
saham akan menyebabkan rawan tindakan yang lebih mementingkan
kepentingan manajer dari pada kepentingan pemegang saham, hal ini
berdampak pada reaksi negatif pasar yang berdampak pada
menurunnya nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial yang besar
dinilai rawan tindakan manajer yang oportunistik dan cenderung
mementingkan kepentingan sendiri dibandingkan kepentingan
pemegang saham yang diluar perusahaan.
Sementara itu, menurut Benson & Davidson (2008) menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dengan penjelasan bahwa bila kepemilikan manajerial
97
besar maka akan ada kecenderungan tindakan manajer yang
oportunis dari manajer yang akan menguntungkan diri sendiri. Hal
ini terjadi karena manajer mencoba melakukan transfer kekayaan
perusahaan kepada diri sendiri dengan mengambil kebijakan yang
membesar-besarkan aktiva dan laba. Tujuannya adalah untuk
memperoleh bonus atau agar kinerjanya terlihat meningkat. Hal
tersebut akan berdampak pada penurunan kinerja pasar yang pada
akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan.
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Dari data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel
Kepemilikan Institusional mempunyai nilai thitungpositif sebesar
0,714 dengan tingkat signifikansi 0,478. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi >0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan
arah positif dengan nilai standardized coefficient beta sebesar 0,075.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 3 ditolak, dengan demikian
terbukti variabel Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan yang diukur melalui Tobin’s Q.
Hasil hipotesis ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wardhani (2017) menemukan bahwa Kepemilikan
Institusional memiliki hubungan positif terhadap Nilai Perusahaan
dikarenakan adanya peningkatan Kepemilikan Institusional dalam
perusahaan, maka nilai perusahaan akan semakin tinggi, begitu juga
98
sebaliknya. Dalam hal ini Kepemilikan Institusional dianggap
mampu melakukan fungsi pengawasan terhadap aktivitas perusahaan
yang berhubungan dengan peningkatan nilai perusahaan.
Namun, hasil hipotesis ini mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Nurkhin (2017) menemukan bahwa
Kepemilikan Institusional tidak memiliki hubungan terhadap Nilai
Perusahaan dikarenakan adanya kesenjangan antara pihak prinsipal
dan agen karena adanya benturan kepentingan. Adanya benturan
kepentingan ini lah yang menyebabkan adanya agency cost sebagai
konsekuensi yang harus ditanggung perusahaan. Peningkatan
kepemilikan institusional dalam perusahaan dinilai sebagai salah satu
alternatif yang dapat mengurangi konflik keagenan yang terjadi
karena dengan adanya kepemilikan institusional pengawasan
terhadap kinerja manajemen terjamin. Besar kecilnya kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Keadaan
ini menunjukkan bahwa teori keagenan tidak dapat menjelaskan
hubungan antara kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.
Sementara itu, menurut Susanti (2014) menyatakan
Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan dikarenakan adanya kepemilikan institusional dapat
berdampak pada penurunan harga saham perusahaan di pasar modal
sehingga kepemilikan institusional belum mampu menjadi
mekanisme yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Sebab,
99
kepemilikan institusional memiliki kecenderungan berpihak pada
manajemen dan mengarah pada kepentingan pribadi sehingga
mengabaikan pemegang saham minoritas. Kepemilikan institusional
juga hanya berfokus pada laba saat ini, sehingga jika laba saat ini
tidak memberikan keuntungan yang baik oleh pihak institusional
maka pihak institusional akan menarik sahamnya dari perusahaan
dan mengakibatkan penurunan terhadap nilai perusahaan. Akibatnya,
pasar saham mereaksi negatif yang berupa turunnya volume
perdagangan saham dan harga saham, sehingga menurunkan nilai
pemegang saham. Oleh karena itu dengan kepemilikan institusional
yang tinggi belum tentu meningkatkan nilai perusahaan.
4. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan
Dari data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa
variabel Keputusan Pendanaan mempunyai nilai thitungpositif sebesar
2,819 dengan tingkat signifikansi 0,006. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tingkat signifikansi <0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan
arah positif dengan nilai standardized coefficient beta sebesar 0,263.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 4 diterima, dengan demikian
terbukti variabel Keputusan Pendanaan berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan yang diukur melalui Tobin’s Q.
Hasil hipotesis ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Setyowati (2018), dan Himawan (2016) menemukan
100
bahwa keputusan pendanaan memiliki hubungan positif terhadap
nilai perusahaan dikarenakan adanya peningkatan keputusan
pendanaan maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan yang
signifikan juga, selain itu perusahaan dapat menunjukkan bahwa
pihak manajemen perusahaan mampu memporsi perimbangan atau
perbandingan dari modal perusahaan yang berasal dari modal
perusahaan yang berasal dari sumber utang (kreditur) dan sekaligus
porsi modal yang berasal dari pemilik sendiri (equity) untuk
mencipatakan nilai perusahaan dalam mencerminkan perimbangan
baik dalam artian absolut maupun relative.
Namun, hasil hipotesis ini tidak mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Mardiyati (2015) menemukan
keputusan pendanaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dikarenakan perusahaan menggunakan sumber pendanaan yaitu
hutang sampai melampaui titik optimal kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang tersebut. Faktor ini didukung oleh teori
trade off teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi perusahaan
melakukan pendanaan menggunakan hutang maka semakin besar
pula resiko mereka untuk mengalami kesulitan keuangan karena
membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi para debtholder.
101
5. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan Dalam Memperkuat Profitabilitas
Dari data pada Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa
interaksi antara corporate social responsibility dengan profitabilitas
mempunyai nilai thitungpositif sebesar 2,745 dengan tingkat
signifikansi 0,008. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya <0,05Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 5
diterima, dengan demikian terbukti bahwa proitabilitas dapat
memperkuat pengaruh antara corporate social responsibility dengan
nilai perusahaan yang diukur melalui Tobin’s Q.
Hasil hipotesis ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Fauzi (2016) dimana hasil pengujian interaksi
variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
CSR dengan nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena banyaknya
perusahaan yang tergolong perusahaan ekonomis yang berarti
perusahaan dengan keuntungan yang tinggi namun pengungkapan
CSR masih rendah selain itu pengungkapan CSR yang dilakukan
oleh perusahaan dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat
profitabilitas perusahaan rendah.
Namun, hasil hipotesis ini mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Murnita (2018) dan Yanto (2018)
dimana profitabilitas memperkuat pengaruh corporate social
responsibility terhadap nilai perusahaan dikarenakan adanya
102
peningkatan profit suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula
tingkat mengungkapkan corporate social responsibility yang akan
dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena perusahaan dianggap
akan menyisihkan dananya untuk melakukan pengungkapkan
tanggung jawab sosialnya lebih luas lagi. Dan pernyataan tersebut
berhubungan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa
profitabilitas yang meningkat yang tercermin dari laporan keuangan
merupakan suatu upaya perusahaan di dalam memberikan sinyal
positif kepada pihak eksternal yang mencerminkan pertumbuhan
prospek usaha di masa mendatang dan kinerja perusahaan.
6. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Dalam
Memperkuat Profitabilitas
Dari data pada Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa
interaksi antara kepemilikan manajerial dengan profitabilitas
mempunyai nilai thitung negatif sebesar -2,474 dengan tingkat
signifikansi 0,016. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 6
diterima, dengan demikian terbukti bahwa profitabilitas dapat
memperkuat pengaruh antara kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan yang diukur melalui Tobin’s Q.
Hasil hipotesis ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ramadhani (2017) yang menemukan bahwa adanya
103
kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan, ketika
profitabilitas tinggi akan mempengaruhi besarnya kepemilikan
saham perusahaan oleh manajemen. Hal tersebut terjadi karena
semakin tinggi laba maka nilai perusahaan akan naik, sehingga
manajer yang memiliki kepemilikan saham akan berupaya
melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya untuk semakin
meningkatkan nilai perusahaan.
Namun, hasil hipotesis ini tidak mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Arianti & Putra (2018) yang
menemukan bahwa profitabilitas tidak mampu memperkuat
hubungan Kepemilikan Manajerial dengan Nilai Perusahaan
dikarenakan peningkatan maupun penurunan profitabilitas dalam
suatu perusahaan tidak akan berpengaruh pada besarnya kepemilikan
manajerial suatu perusahaan. Dengan kata lain bahwa manajemen
suatu perusahaan memutuskan untuk berinvestasi tidak berdasarkan
pada besarnya profitabilitas perusahaan pada periode tertentu.
7. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
Dalam Memperkuat Profitabilitas.
Dari data pada Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa interaksi
antara kepemilikan institusional dengan profitabilitas mempunyai
nilai thitungpositif sebesar 0,398 dengan tingkat signifikansi 0,692.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya >0,05. Hal
104
ini menunjukkan bahwa hipotesis 7 ditolak, dengan demikian
terbukti bahwa profitabilitas tidak dapat memperkuat pengaruh
antara kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan yang diukur
melalui Tobin’s Q.
Hasil hipotesis ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Yanto (2018) dimana kepemilikan institusional pada
saat profitabilitas yang tinggi mempengaruhi nilai perusahaan,
semakin besar kepemilikan institusi maka akan semakin besar
kekuatan suara dan dorongan dari institusi tersebut untuk mengawasi
manajemen. Akibatnya, akan memberikan dorongan yang lebih besar
untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan
akan meningkat.
Namun hasil ini sejalan dengan penelitian Arianti & Putra
(2018) yang menyatakan bahwa profitabilitas yang rendah
menunjukkan lemahnya kendali pihak institusi dalam memonitor
kinerja perusahaan sehingga kinerja perusahaan menurun dan
mengakibatkan profitabilitas menjadi rendah dan para investor tidak
akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut dan tentunya
menurunkan nilai perusahaan.
8. Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan
Dalam Memperkuat Profitabilitas.
Dari data pada Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa interaksi
antara keputusan pendanaan dengan profitabilitas mempunyai nilai
105
thitung positif sebesar 0,857 dengan tingkat signifikansi 0,394. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya >0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis 8 ditolak, dengan demikian terbukti
bahwa profitabilitas tidak dapat memperkuat pengaruh antara
keputusan pendanaan dengan nilai perusahaan yang diukur melalui
Tobin’s Q.
Hasil hipotesis ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Yando (2018) dimana perusahaan telah mampu
memporsikan modal dan hutang kreditur untuk menciptakan nilai
perusahaan dengan ROE yang dihasilkan dari kinerja pihak
manajemen dan menarik para calon investasi untuk membeli saham
perusahaan sehingga terjadi pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Namun hipotesis ini mendukung penelitian Asmawati (2013)
dimana keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan tidak dapat
meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas tinggi serta
sebaliknya keputusan keuangan yang dilakukan perusahaan tidak
dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas
perusahaan rendah. Hal ini disebabkan karena besarnya biaya bunga
yang harus dikeluarkan perusahaan. Biaya bunga ini merupakan
bentuk dari tax deductible yang akan mengurangi profitabilitas,
sehingga mengurangi besarnya penghasilan kena pajak sekaligus
beban yang harus dikeluarkan perusahaan akibat dari perusahaan
pendanaan eksternal. Penggunaan dana eksternal merupakan bentuk
106
keputusan perusahaan sampel dalam mencari dana untuk membiayai
aktivitas investasinya. Semakin besar penggunaan dana eksternal
untuk aktivitas investasi maka makin besar pula biaya yang harus
ditanggung, sehingga menurunkan profitabilitas.
107
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh Corporate Social
Responsibility, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan
Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas
sebagai variabel moderasi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI dan tidak delisting selama periode
penelitian yaitu 2014-2018. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 75
sampel penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Variabel Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Arianti (2018) dan Fauzi (2016). Namun penelitian
ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
(2014).
2. Variabel Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
dilakukan oleh Budianto (2014) dan Benson (2008).
3. Variabel Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
yang
108
dilakukan oleh Wardhani (2017). Namun penelitian ini mendukung
hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurkhin (2017) dan Susanti
(2014).
4. Variabel Keputusan Pendanaan berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Setyowati (2018) dan Himawan (2016). Namun
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mardiyati (2015).
5. Variabel Profitabilitas dapat memoderasi pengaruh corporate social
responsibility terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Murnita (2018) dan
Yanto (2018). Namun penelitian ini tidak mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fauzi (2016).
6. Variabel Profitabilitas dapat memoderasi pengaruh Kepemilikan
Manajerial terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini mendukung
penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh Ramdhani (2017).
Namun penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Arianti & Putra (2018).
7. Variabel Profitabilitas tidak dapat memoderasi pengaruh
Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan. Hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Yanto (2018). Namun penelitian ini mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Arianti dan Putra (2018).
109
8. Variabel Profitabilitas tidak dapat memoderasi pengaruh Keputusan
Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yando (2013).
Namun penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Asmawati (2013).
110
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa:
1. Dalam meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan tidak terlepas dari
adanya faktor internal yaitu profitabilitas yang dimilikinya selain itu
juga terdapat faktor eksternal seperti corporate social responsibility,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan keputusan
pendanaan yang dapat berpengaruh terhadap baik buruknya nilai
perusahaan yang dihasilkan. Maka manajer harus meningkatkan
kinerjanya agar selalu bisa meningkatkan nilai perusahaan. Tidak
hanya itu, perusahaan juga harus memperhatikan pemberian tugas serta
anggaran waktu yang diberikan kepada manajer sehingga nilai
perusahaan yang dihasilkan tetap terjaga dan meningkat.
2. Nilai perusahaan sangat penting untuk menjaga eksistensi perusahaan
dan kepercayaan masyarakat terhadap nilai perusahaan. Maka
perusahaan harus bisa mendeteksi faktor apa saja yang dapat
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sehingga dapat menghasilkan
nilai perusahaan yang baik.
C. Keterbatasan
Penulis menyadari memiliki keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman baik secara teoritis maupun praktis. Keterbatasan dalam
penelitian ini diantaranya:
1. Terbatasnya variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini
seperti corporate social responsibility yang terbatas pada pengukuran
111
variabel dummynya, kepemilikan manajerial hanya melihat jumlah
kepemilikan saham manajerial dan jumlah saham yang beredar,
kepemilikan institusional hanya melihat jumlah kepemilikan saham
institusional dan jumlah saham yang beredar, keputusan pendanaan
hanya melihat total hutang dan ekuitas, serta profitabilitas yang
terbatas pada pengukuran ROA dan nilai perusahaan yang diukur
menggunakan Tobin’s Q.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada periode 2014-2018
3. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan
manufaktur.
D. Saran
Penelitian mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility,
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Keputusan Pendanaan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai variabel moderasi
di masa yang akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian
yang lebih berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini,
antara lain:
1. Penelitian selanjutnya dapat memilih sampel yang lebih beragam
seperti memfokuskan sampel penelitian pada perusahaan-perusahaan
sektor tertentu.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel independen lain
yang dapat dikaitkan dengan penelitian ini seperti, Komite Audit,
112
Dewan Komisaris Independen, Kebijakan Dividen, Intellectual
Capital, Philanthropy Disclosure, ataupun Keputusan Investasi.
3. Penelitian selanjutnya dapat mengubah proksi-proksi pengukuran
yang terdapat pada penelitian ini seperti, profitabilitas diukur melalui
Net Profit Margin atau ROE.
4. Penelitian selanjutnya dapat menambah tahun penelitian.
113
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, N. P. A., & Putra, I. P. M. J. S. (2018). Pengaruh Profitabilitas Pada
Hubungan Corporate Social Responsibility & Good Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi, 24(1).
Asmawati. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan , Keputusan Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan: Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating.
Jurnal Imu & Riset Akuntansi, 2(4).
Aziza, N. (2014). Anteseden Pengungkapan Lingkungan dan Pengaruhnya
Terhadap Image Perusahaan. Jurnal Fariness, 4(1).
Bambang, R., & Famiola, M. (2013). Corporate Social Responsibility (1st ed.).
Rekayasa sains, Bandung.
Benson, B. W., & Davidson, W. N. (2008). Reexamining the Managerial
Ownership Effect on Firm Value. Corporate Finance.
Berzkalne, I., & Zelgalve, E. (2014). Intellectual capital and company value. 110.
Budianto, W., & Payamta. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi.
Akuntansi Dan Pendidikan, 3(1).
Bukhori, M. R. T., dan Sopian, D. "Pengaruh Pengungkapan Sustainability
Report terhadap Kinerja Keuangan". Jurnal Sistem Informasi , Keuangan,
Auditing dan Perpajakan, 2 (1)
Chen, Y., Hung, M., & Wang, Y. (2018). The effect of Mandatory CSR Disclosure
on firm profitability and social externalities : Evidence from China. Journal
of Accounting and Economics, 65(1)
Dewi, C. L., & Nugrahanti, Y. W. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan
Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Kinerja,
18(1).
Fauzi, A. S., Suransi, N. K., & Alamsyah. (2016). Pengaruh GCG dan CSR
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Infestasi, 12(1).
Ferina, I. S., Tjandrakirana, R., & Ismail, I. (2015). Pengaruh Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Akuntanika, 2(1).
Ghozali, & Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Handayani, I. A. R. P., Ariyanto, D., Rasmini, N. K., & Widanaputra, A. (2018).
The Effect of Profitability , Institutional Ownership on the Value of the
Company with Dividend Policy as a Meditation. Of Sciences: Basic Applied
Research, 41(1).
Haryono, S. A., Fitriany, & Fatima, E. (2017). Pengaruh Struktur Modal dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan, 14(2).
Hastawati, R. R. dan Sarsiti (2016). Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate
Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.
113
114
Smooting ISSN 2085-2215, 14(2)
Hasty, A. D., & Vinola, H. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage ,
Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Manajemen Laba dengan
Kualitas Audit Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Riset Akuntansi, Auditing
& Informasi, 17(1).
Hasyim, L. T. U. (2016). Peran Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Sektor Rill Di Indonesia. Jurnal Akuntansi, 8(1), 1.
Himawan, M. R., & Christiawan, Y. J. (2016). Pengaruh Keputusan Pendanaan
dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Journal Business
Accounting Review, 4(1).
https:///m.cnnindonesia.com/nasional/20160721074144-20-146030/riset-temukan-
kualitas-csr-perusahaan-indonesia-rendah
Jahja, A. S. (2016). Determinan Pengungkapan CSR dan Legitimasi Perbankan
Syariah. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 12(2).
Jensen, M. C., & Meckling, W. (1976). Theory Of The Firm : Managerial
Behavior , Agency Costs And Ownership Structure. Of Financial
Economics,3.
Kusuma, Dewi Rachmat. 2016. "Saham Sari Roti Anjlok 1,32%". Diakses dari
https://m.detik.com/finance/bursa-dan-valas/d-3364899/saham-sari-roti-
anjlok-132 pada tanggal 12 Maret 2019 Pukul 17.00 WIB
Latifah, S. W., & Luhur, M. B. (2017). Pengaruh Pengungkapan Sustainability
Report Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Pemoderasi. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 17(1).
Lestari. (2017). Pengaruh Kepemilikan Institusionnal dan Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis, 2.
Lubis, I. L., Sinaga, B. M., & Sasongko, H. (2017). Pengaruh profitabilitas,
Sruktur Modal, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi
Bisnis Dan Manajemen, 3(3).
Mardiyati, U., Ahmad, G. N., & Abrar, M. (2015). Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 6(1).
Mufidah, N., & Purnamasari, P. E. (2018). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan
Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating. Jurnal
Keuangan Dan Perbankan Syariah, 6(1).
Murnita, P. E. M., & Putra, I. M. P. D. (2018). Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas dan Leverage
sebagai variabel pemoderasi. Jurnal Akuntansi, 23(2).
Nurhanimah, Anugerah, R., & Ratnawati, V. (2018). Pengaruh Earnings
Management dan Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Struktur Kepemilikan Sebagai Moderating Variabel. Jurnal Akuntansi Dan
Manajemen, 13(2).
Nurkhin, A., Wahyudin, A., & Fajriah, A. S. A. (2017). Relevansi Struktur
Kepemilikan Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Barang Konsumsi.
Jurnal Akuntansi Multi Paradigma, 8(1).
Oktaryani, S., Nugraha, I. N., & Sofiyah, S. (2017). Pengaruh Good Corporate
115
Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal Ilmu Manajemen Dan Bisnis, 5(2).
Panjaitan, M. J. (2015). Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening dan
Moderating. Jurnal TEKUN, VI(01).
Pratiwi, R., & Yulianto, A. (2016). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Komisaris
Independen Terhadap Biaya Keagenan Perusahaan Yang Masuk Dalam
Indonesia Most Trusted Companies. Jurnal Management Analysis, 5(3).
Primady, G. R., & Wahyudi, S. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility
dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan
Manajerial Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Of Management, 4(3).
Puspaningrum, Y. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Profita, 2(2).
Rafianto, Rizky Anshari. (2015). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan. E-
Proceeding of Management, 2(1)
Ramadhani, A. R., Purnamawati, I. G. A., & Sujana, E. (2017). Pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nlai
Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating. E- Journal,
7(1).
Rudiyanto, A., Dhiana, P., & Suprijanto, A. (2018). Effect Of Growth
Opportunity, Capital Structure, Management Ownership, Corporate Social
Responsibility, To The Value Of The Company With Profitability As A
Moderating Variable. Journal Of Accounting 2018.
Sambora, M. N., Handayani, S. R., & Rahayu, S. M. (2014). Pengaruh Leverage
dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis,
8(1).
Sari, D. M., Arfan, M., & Musnadi, S. (2015). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan
Utang Sebagai Pemoderasi. Jurnal Magister Akuntansi, 4(2).
Sawitri, D. R., Juanda, A., & Jati, A. W. (2017). Analisis Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah Indonesia Berdasarkan
Islamic Social Reporting Index. Jurnal Ilmiah Akuntansi, XV(2).
Setyowati, I., Paramita, P. D., & Suprijanto, A. (2018). Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening.
Journal Of Accounting 2018.
Suastha, Riva Dessthania. 2016. "Riset Temukan Kualitas CSR Perusahaan
Indonesia Rendah". Diakses dari https:///m.cnnindonesia.com/nasional/
20160721074144-20-146030/riset-temukan-kualitas-csr-perusahaan-
indonesia-rendah pada tanggal 12 Maret 2019 Pukul 17.00 WIB.
Suastini, N. M., Purbawangsa, I. B. A., & Rahyuda, H. (2016). Pengaruh
Kepemilikan Manajerial dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 1.
Sugama, A. (2018). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Agency Problem.
116
Jurnal Manajemen Keuangan.
Sunarwijaya, I. ketut. (2016). Pengaruh Kepemilikan Institusional Pada Hubungan
Positif Antara Profitabilitas dan Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi,
1(2).
Suryaningsih, I., Andini, R., Oemar, A., & Semarang, U. P. (2016). . 1–20.
Susanti, R. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional
dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu
Dan Riset Akuntansi, 3.
Tamam, D. B., & Wibowo, S. (2017). Pengaruh Tangibility , Profitability ,
Liquidity , Firm Size dan Non Debt Taxshield Terhadap Capital Structure
Pada Sektor Pertanian. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 19(1).
Tambalean, F. A. K., Manossoh, H., & Runtu, T. (2018). Pengaruh Kepemilikan
Manajerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Risert Akuntansi Going Concern, 13(4).
Taufiq, M., Lubis, A. F., & Mulyani, S. (2014). Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening.
Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, 7(1).
Utari, I. A., & Rohman, A. (2015). Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap
Corporate Social Responsibility : Untuk Menguji Teori Legitimasi. Journal
Of Accounting, 04(1).
Wardhani, T. S., Chandrarin, G., & Rahman, A. F. (2017). Pengaruh Kepemilikan
Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi Keuangan Dan Pajak, 1(2).
Widyaningsih, D. (2018). Kepemilikan Manajerial , Kepemilikan Institusional ,
Komisaris Independen , Serta Komite Audit Pada Nilai Perusahaan Dengan
Pengungkapan CSR sebagai Variabel Moderating dan Firm Size sebagai
Variabel Kontrol. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 19(01).
Wijaya, I. T. (2014). Dampak Corporate Social Responsibility, Kepemilikan
Manajerial, Invesment Opportunity Set dan Cash Holding Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Imu Manajemen, 2(2).
Wulandari, A. A., Ramantha, I. W., & Wirakusuma, M. G. (2016). Dampak
Moderasi Profitabilitas Terhadap Pengaruh Corporate Social Responsibility
Pada Nilai Perusahaan. E- Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 5(7).
www.globalreporting.org
www.idx.co.id
Yando, A. D. (2018). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderating. JIM, 6(1).
Yanto, E. (2018). Effect of Corporate Social Responsibility and Good Corporate
Governance on the Value of Company with Profitability as Moderating
Variables. Journal Of Applied Accounting and Finance. 2(1).
Zulvina, D. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel
Intervening. JOM Fekom, 4(1).
117
LAMPIRAN
118
Tabel Sampel Data Penelitian
No Kode Perusahaan
1 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk
2 ASII Astra International Tbk
3 CTTH Citatah Tbk
4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
5 INDS Indospring Tbk
6 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
7 LION Lion Metal Works Tbk
8 LMSH Lionmesh Prima Tbk
9 MITI Mitra Investindo Tbk
10 PTBA Bukit Asam Tbk
11 SCCO Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk
12 SRSN Indo Acidatama Tbk
13 TRIS Trisula International Tbk
14 TRST Trias Sentosa Tbk
15 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Sumber: Data sekunder yang diolah
119
Tabulasi Data Sampel Penelitian
Y X1 X2 X3 X4 Z Z*X1 Z*X2 Z*X3 Z*X4
No Perusahaan Tahun NP CSR KM KI KP PR MCSR MKM MKI MKP
1 ANTM 2014 1,016 0,530 0,000 0,650 0,826 -4,746 -2,516 0,000 -3,085 -3,920
2 ARTI 2014 0,901 0,108 0,016 0,813 0,835 1,673 0,181 0,027 1,360 1,397
3 ASII 2014 1,764 0,639 0,000 0,501 0,964 9,376 5,987 0,000 4,697 9,038
4 CTTH 2014 1,004 0,036 0,065 0,522 3,378 0,278 0,010 0,018 0,145 0,939
5 GGRM 2014 2,436 0,060 0,009 0,755 0,757 9,329 0,562 0,084 7,043 7,062
6 INDF 2014 1,221 0,096 0,000 0,501 1,137 11,417 1,100 0,000 5,720 12,981
7 INDS 2014 0,817 0,048 0,004 0,881 0,252 5,599 0,270 0,022 4,933 1,411
8 KDSI 2014 0,766 0,434 0,051 0,757 1,581 4,757 2,063 0,243 3,601 7,521
9 KLBF 2014 0,215 0,120 0,000 0,567 0,274 17,064 2,056 0,000 9,675 4,676
10 LION 2014 0,296 0,530 0,002 0,577 0,421 8,049 4,267 0,016 4,644 3,389
11 LMSH 2014 0,206 0,747 0,256 0,322 2,258 5,392 4,028 1,380 1,736 12,175
12 MITI 2014 0,898 0,084 0,010 0,576 0,325 2,091 0,176 0,021 1,204 0,680
13 PTBA 2014 1,128 0,711 0,003 0,650 0,743 12,542 8,915 0,038 8,152 9,319
14 SCCO 2014 1,001 0,337 0,058 0,712 1,044 8,310 2,803 0,482 5,917 8,676
15 SMGR 2014 3,070 0,361 0,000 0,428 0,373 16,217 5,862 0,000 6,941 6,049
16 SMSM 2014 4,252 0,386 0,083 0,840 0,566 23,958 9,237 1,989 20,125 13,560
17 SRSN 2014 0,950 0,578 0,116 0,780 0,435 3,140 1,816 0,364 2,449 1,366
18 TCID 2014 0,688 0,795 0,001 0,738 0,488 10,632 8,454 0,011 7,846 5,188
19 TRIS 2014 1,184 0,627 0,011 0,671 0,691 6,998 4,384 0,077 4,696 4,836
20 TRST 2014 0,728 0,578 0,012 0,597 0,857 0,928 0,537 0,011 0,554 0,795
21 ULTJ 2014 0,224 0,048 0,179 0,466 0,284 9,700 0,467 1,736 4,520 2,755
22 ANTM 2015 0,677 0,530 0,000 0,650 0,657 -3,379 -1,791 0,000 -2,196 -2,220
23 ARTI 2015 0,856 0,133 0,003 0,865 0,453 0,712 0,094 0,002 0,616 0,323
24 ASII 2015 1,474 0,639 0,000 0,472 0,484 6,361 4,062 0,002 3,005 3,082
25 CTTH 2015 0,637 0,108 0,159 0,522 1,096 0,322 0,035 0,051 0,168 0,353
26 GGRM 2015 2,068 0,060 0,009 0,755 0,671 10,161 0,612 0,093 7,676 6,817
27 INDF 2015 1,025 0,096 0,000 0,501 1,130 4,039 0,389 0,001 2,022 4,563
28 INDS 2015 0,660 0,048 0,004 0,881 0,331 0,076 0,004 0,000 0,067 0,025
29 KDSI 2015 0,744 0,434 0,048 0,757 2,106 0,974 0,423 0,047 0,737 2,053
30 KLBF 2015 0,201 0,120 0,000 0,567 0,252 15,024 1,810 0,001 8,516 3,788
31 LION 2015 0,289 0,530 0,002 0,710 0,406 7,198 3,816 0,018 5,112 2,925
32 LMSH 2015 0,160 0,747 0,256 0,322 0,190 1,453 1,086 0,372 0,468 0,276
33 MITI 2015 1,193 0,145 0,010 0,576 1,244 2,091 0,302 0,021 1,204 2,601
34 PTBA 2015 2,155 0,735 0,000 0,650 0,819 12,058 8,862 0,000 7,838 9,876
35 SCCO 2015 0,912 0,337 0,058 0,712 0,922 8,974 3,027 0,517 6,385 8,278
36 SMGR 2015 2,053 0,361 0,000 0,428 0,390 11,861 4,287 0,000 5,073 4,630
37 SMSM 2015 0,351 0,386 0,080 0,840 0,541 20,779 8,011 1,662 17,451 11,251
120
38 SRSN 2015 0,932 0,578 0,116 0,780 0,688 2,701 1,562 0,313 2,106 1,858
39 TCID 2015 5,101 0,795 0,001 0,738 0,202 26,150 20,794 0,036 19,292 5,295
40 TRIS 2015 1,080 0,627 0,011 0,670 0,745 7,281 4,562 0,078 4,875 5,422
41 TRST 2015 0,676 0,578 0,086 0,567 0,716 0,754 0,436 0,065 0,427 0,540
42 ULTJ 2015 0,211 0,048 0,179 0,445 0,265 14,777 0,712 2,646 6,578 3,922
43 ANTM 2016 0,387 0,554 0,000 0,650 0,629 0,216 0,120 0,000 0,140 0,136
44 ARTI 2016 0,488 0,120 0,004 0,659 0,511 0,353 0,043 0,001 0,233 0,180
45 ASII 2016 1,745 0,639 0,000 0,973 0,872 6,989 4,463 0,003 6,801 6,092
46 CTTH 2016 0,648 0,108 0,066 0,519 0,956 3,390 0,368 0,224 1,759 3,241
47 GGRM 2016 2,325 0,060 0,007 0,755 0,591 10,600 0,639 0,071 8,008 6,266
48 INDF 2016 1,312 0,096 0,000 0,501 0,870 6,409 0,618 0,001 3,209 5,577
49 INDS 2016 0,380 0,048 0,004 0,881 0,198 2,000 0,096 0,009 1,763 0,396
50 KDSI 2016 0,757 0,434 0,048 0,767 1,721 4,126 1,789 0,199 3,165 7,101
51 KLBF 2016 4,846 0,108 0,010 0,979 0,222 15,440 1,674 0,154 15,112 3,422
52 LION 2016 1,110 0,530 0,002 0,134 0,457 6,174 3,273 0,015 0,827 2,824
53 LMSH 2016 0,280 0,759 0,237 0,322 0,388 3,840 2,915 0,910 1,237 1,490
54 MITI 2016 0,626 0,157 0,010 0,576 1,632 -
10,182 -1,595 -
0,102 -5,865 -
16,617
55 PTBA 2016 1,982 0,735 0,000 0,710 0,760 10,897 8,009 0,000 7,737 8,282
56 SCCO 2016 1,112 0,337 0,048 0,712 1,007 13,902 4,690 0,665 9,892 14,006
57 SMGR 2016 1,539 0,181 0,040 0,470 0,447 10,254 1,853 0,411 4,819 4,579
58 SMSM 2016 2,802 0,386 0,080 0,154 0,427 22,273 8,587 1,781 3,419 9,510
59 SRSN 2016 0,859 0,578 0,116 0,725 0,784 1,542 0,892 0,179 1,118 1,208
60 TCID 2016 3,865 0,795 0,013 0,722 0,225 7,417 5,898 0,095 5,351 1,672
61 TRIS 2016 0,630 0,614 0,007 0,761 0,846 3,782 2,324 0,026 2,877 3,197
62 TRST 2016 0,669 0,578 0,071 0,567 0,703 1,027 0,594 0,073 0,582 0,722
63 ULTJ 2016 0,185 0,048 0,115 0,371 0,215 16,744 0,807 1,924 6,211 3,599
64 ANTM 2017 0,384 0,554 0,000 0,650 0,623 0,454 0,252 0,000 0,295 0,283
65 ARTI 2017 0,454 0,120 0,003 0,447 0,424 1,152 0,139 0,003 0,515 0,488
66 ASII 2017 1,608 0,639 0,000 0,976 0,891 7,835 5,003 0,003 7,647 6,983
67 CTTH 2017 0,715 0,096 0,066 0,519 1,179 0,637 0,061 0,042 0,331 0,751
68 GGRM 2017 2,783 0,048 0,007 0,755 0,582 11,617 0,560 0,078 8,776 6,766
69 INDF 2017 1,230 0,157 0,000 0,501 0,881 5,851 0,916 0,001 2,929 5,153
70 INDS 2017 0,459 0,048 0,004 0,881 0,135 4,668 0,225 0,020 4,113 0,631
71 KDSI 2017 0,802 0,434 0,048 0,795 1,736 5,192 2,252 0,250 4,128 9,012
72 KLBF 2017 4,931 0,108 0,010 0,968 0,196 14,764 1,601 0,148 14,288 2,893
73 LION 2017 0,833 0,530 0,002 0,577 0,508 1,361 0,722 0,003 0,785 0,691
74 LMSH 2017 0,196 0,759 0,206 0,322 0,243 8,046 6,107 1,661 2,592 1,958
75 MITI 2017 0,651 0,157 0,010 0,576 1,817 -9,992 -1,565 -
0,100 -5,755 -
18,155
76 PTBA 2017 1,661 0,735 0,000 0,953 0,593 20,681 15,199 0,000 19,709 12,264
121
77 SCCO 2017 0,781 0,337 0,048 0,712 0,471 6,719 2,267 0,322 4,781 3,167
78 SMGR 2017 1,578 0,217 0,014 0,475 0,609 4,173 0,905 0,060 1,983 2,539
79 SMSM 2017 3,210 0,386 0,080 0,168 0,336 22,731 8,764 1,818 3,828 7,649
80 SRSN 2017 0,825 0,578 0,345 0,373 0,571 2,711 1,568 0,936 1,012 1,548
81 TCID 2017 4,968 0,795 0,001 0,722 0,271 7,584 6,031 0,011 5,476 2,055
82 TRIS 2017 0,543 0,614 0,007 0,670 0,530 2,605 1,601 0,018 1,744 1,380
83 TRST 2017 0,749 0,578 0,063 0,578 0,687 1,146 0,663 0,072 0,662 0,787
84 ULTJ 2017 0,182 0,060 0,338 0,369 0,023 13,721 0,827 4,644 5,057 0,319
85 ANTM 2018 0,408 0,554 0,000 0,893 0,687 75,785 42,001 0,005 67,676 52,089
86 ARTI 2018 0,337 0,120 0,003 0,551 0,502 1,218 0,147 0,004 0,671 0,611
87 ASII 2018 0,494 0,639 0,000 0,501 0,977 7,941 5,070 0,004 3,979 7,758
88 CTTH 2018 0,556 0,096 0,124 0,464 1,246 0,707 0,068 0,088 0,328 0,881
89 GGRM 2018 0,347 0,060 0,007 0,755 0,531 11,300 0,681 0,076 8,537 6,000
90 INDF 2018 0,483 0,157 0,000 0,980 0,934 5,140 0,805 0,001 5,036 4,800
91 INDS 2018 0,116 0,048 0,004 0,903 0,131 4,500 0,217 0,020 4,064 0,590
92 KDSI 2018 0,892 0,434 0,099 0,784 1,506 5,517 2,393 0,546 4,325 8,309
93 KLBF 2018 4,083 0,108 0,000 0,570 0,186 13,762 1,492 0,000 7,844 2,560
94 LION 2018 0,318 0,530 0,002 0,711 0,465 2,108 1,117 0,004 1,499 0,980
95 LMSH 2018 0,519 0,759 0,206 0,382 0,206 1,804 1,369 0,372 0,689 0,372
96 MITI 2018 0,969 0,157 0,009 0,623 0,962 5,047 0,790 0,045 3,144 4,855
97 PTBA 2018 2,210 0,735 0,000 0,980 0,486 21,185 15,570 0,000 20,761 10,296
98 SCCO 2018 0,017 0,337 0,048 0,711 0,431 6,098 2,057 0,293 4,336 2,628
99 SMGR 2018 0,361 0,217 0,000 0,510 0,563 6,032 1,308 0,000 3,076 3,396
100 SMSM 2018 3,110 0,386 0,080 0,837 0,303 22,617 8,720 1,809 18,930 6,853
101 SRSN 2018 0,856 0,578 0,290 0,555 0,437 5,640 3,262 1,636 3,130 2,465
102 TCID 2018 4,266 0,795 0,001 0,738 0,240 7,077 5,627 0,007 5,223 1,698
103 TRIS 2018 0,801 0,614 0,007 0,752 0,777 3,106 1,909 0,022 2,336 2,413
104 TRST 2018 0,749 0,578 0,063 0,578 0,687 1,146 0,663 0,072 0,662 0,787
105 ULTJ 2018 0,143 0,060 0,338 0,369 0,164 12,628 0,761 4,274 4,655 2,065
122
123
124
125
126