Upload
nilwan-putra-aris
View
3.190
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Skripsi
Citation preview
i
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,
DAN TOTAL ASSETS TURN OVER TERHADAP PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
oleh
Nama : Yuni Nurmala Sari NIM : 3351402546 Program Studi : Akuntansi S1 Jurusan : Ekonomi
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Fachrurrozie, M.Si. Drs. Subkhan NIP. 131813667 NIP. 131686738
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi Drs. Sukirman, M. Si. NIP. 131967646
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Senin
Tanggal : 02 April 2007
Dosen Penguji
Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si. NIP. 130515747
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Fachrurrozie, M.Si. Drs. Subkhan NIP. 131813667 NIP. 131686738
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M. Si. NIP. 131658236
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Maret 2007
Yuni Nurmala Sari
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS.Alam Nasyrah: 6) “Perkokohlah bahteramu, karena samudera ini dalam, perbanyaklah bekalmu, karena perjalanan ini panjang, ikhlaskanlah amalmu, para pengeritik itu jeli “. ( Pesan Rasul kepada Abu Dzar) “Melangkah pada jiwa kepastian”. (Younie)
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak Ibu tercinta yang dengan segala
dukungan doa, moral maupun materi
yang senantiasa tercurah untukku,
2. Mas Wa2n dan istri serta adikku Pipit
tersayang atas segala doa dan kasih
sayangnya,
3. Mas And yang dengan sabar
menemaniku disaat mudah maupun
sulit,
4. My Com, my hero...thanx 4 all
5. Almamater
vi
PRAKATA
Rasa syukur yang tiada henti penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
ridho dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Bantuan serta dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis
sehingga merupakan suatu kewajiban bagi penulis untuk mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Drs. Fachrurrozie, M.Si,
(Pembimbing I) dan Drs. Subkhan (Pembimbing II) yang dengan penuh
kesabaran, ketulusan, dan perhatian dalam memberikan bimbingan dan arahan
demi terselesaikannya skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis sampaikan kepada:
1. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah
memberi izin dalam penulisan skripsi ini,
2. Drs. Sukirman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini,
3. Bapak dan ibu dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bekal
bagi penulis dalam menyusun skripsi ini,
4. Bapak, ibu tercinta yang telah memberikan semangat, doa, dan dukungan
untuk dapat terselesaikannya skripsi ini,
5. Mas Wa2n dan istri beserta adikku Pipit tersayang yang telah memberikan
perhatian dan support selama penulisan skripsi ini,
6. Mas And tersayang yang memberiku inspirasi dan perhatian dalam proses
penulisan skripsi ini. Jangan pernah lelah untuk selalu setia menemaniku,
7. Bapak Sudarman sekeluarga yang selalu mendoakan dan menyayangiku,
vii
8. Sahabat-sahabatku dalam suka maupun duka yang selalu ada disisiku; Banana,
Jagung, Ana, Bebeh, Wince’, dan Eat_ink. Trima kasih sobat,
9. Teman-teman seperjuanganku Akuntansi A 2002,
10. Teman-teman di Wisma Anita 3 (Ma’e, Deccy, Bee’, Tuyul) dan adik-adik
kosku trima kasih atas dukungan dan doanya,
11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu baik yang bersifat material maupun spiritual demi terselesaikannya
skripsi ini.
Tiada yang dapat penulis persembahkan kepada semua pihak yang
bersangkutan, selain doa semoga amal dan jasanya mendapat balasan dari Allah
SWT. Usaha maksimal telah penulis lakukan dalam penyusunan skripsi ini.
Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Namun penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi pengetahun bagi pembaca.
Semarang,
Penulis.
viii
SARI
Yuni Nurmala Sari. 2007. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Total Assets Turn Over Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi, Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Fachrurrozie, M.Si, Pembimbing II: Drs. Subkhan. 82 h. Kata kunci: CR, DER, TATO, dan Perubahan Laba.
Informasi akuntansi yang tersaji di dalam laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan perusahaan memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Dalam operasi perusahaan, laba yang dicapai perusahaan diharapkan mengalami kenaikan. Untuk memperkirakan apakah laba yang diperoleh mengalami kenaikan atau penurunan diperlukan seperangkat teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan agar dapat mengintepretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakainya. Salah satu teknik tersebut yang populer diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah analisis rasio keuangan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CR, DER, dan TATO.
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh CR, DER, dan TATO secara simultan dan parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Jakarta pada periode penelitian yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode random sampling. Yaitu berjumlah 44 perusahaan. Variabel independen dari penelitian ini adalah CR, DER, dan TATO, yang termasuk dalam empat kategori likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas sedangkan variabel dependennya adalah perubahan laba. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan studi pustaka. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan uji F dan untuk mengetahui pengaruh secara parsial digunakan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan rasio keuangan CR, DER, dan TATO mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. Namun secara parsial rasio keuangan yang berpengaruh terhadap perubahan laba yaitu CR dan DER. Sedangkan TATO tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. Secara bersama-sama rasio CR, DER, dan TATO berpengaruh cukup besar terhadap perubahan laba sebesar 52,4% dan secara parsial rasio-rasio tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikasi uji variabel CR sebesar 0,005<5%, sehingga CR berpengaruh terhadap perubahan laba, DER memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000<5%, sehingga DER berpengaruh terhadap perubahan laba, dan TATO memiliki nilai signifikasi sebesar 0,084>5%, sehingga TATO tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.
ix
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa CR, DER, dan TATO secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Dari keempat rasio tersebut, secara parsial CR dan DER yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. Sedangkan TATO tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil temuan tersebut, saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan mendapatkan perhatian sebelum mengambil keputusan investasi seperti faktor politik, perubahan kurs dan inflasi serta perlu mengkaji lebih lanjut mengenai variabel informasi keuangan lain yang mempengaruhi laba perusahaan. Selain itu, peneliti lain disarankan untuk menggunakan data amatan tidak hanya perusahaan manufaktur saja, tetapi menggunakan data informasi keuangan dari perusahaan selain manufaktur. Rasio keuangan yang digunakan tidak hanya CR, DER, dan TATO, tetapi bisa juga menggunakan rasio-rasio lainnya yang dapat mempengaruhi perubahan laba perusahaan.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii PERNYATAAN.............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. v PRAKATA ...................................................................................................... vi SARI ................................................................................................................ viii DAFTAR ISI................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 9
2.1 Konsep Laba .................................................................................. 9 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba..................................... 9 2.1.2 Perubahan Laba.................................................................. 11 2.1.3 Profitabilitas ....................................................................... 15
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 20 2.3 Kerangka Berfikir .......................................................................... 24 2.4 Hipotesis ........................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 27
3.1 Populasi Penelitian ......................................................................... 27 3.2 Sampel Penelitian........................................................................... 28 3.3 Variabel Penelitian ......................................................................... 30 3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 31 3.5 Metode Analisis Data ..................................................................... 32
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 37
4.1 Deskripsi Objek Penelitian............................................................. 37 4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ........................................ 38
4.2.1 Current Ratio (CR) ............................................................. 38 4.2.2 Debt to Equity Ratio (DER) ................................................ 39
4.2.3 Total Assets Turn Over (TATO).......................................... 41 4.2.4 Perubahan Laba ................................................................... 42
4.3 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 43 4.3.1 Uji Normalitas ....................................................................... 43 4.3.2 Uji Multikolinieritas ............................................................ 44 4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 45 4.3.4 Uji Autokorelasi ................................................................... 46
4.4 Analisis Regresi ............................................................................. 47 4.5 Uji Hipotesis .................................................................................. 48
4.5.1 Uji Hipotesis Secara Simultan............................................... 48 4.5.2 Uji Hipotesis Secara Parsial ................................................. 48
4.5.2.1 Pengaruh CR terhadap Perubahan Laba .................. 48 4.5.2.2 Pengaruh DER terhadap Perubahan Laba................ 49 4.5.2.3 Pengaruh TATO terhadap Perubahan Laba ............. 49
4.5.3 Koefisien Determinasi .......................................................... 49 4.6 Pembahasan ................................................................................ 50
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 52
5.1 Simpulan ........................................................................................ 52 5.2 Saran............................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
LAMPIRAN.................................................................................................... 56
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................. 21
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian........................................... 23
Tabel 3.1 Daftar Nama Sampel Perusahaan Manufaktur............................. 29
Tabel 4.1 Gambaran Umum Current Ratio (CR) ........................................ 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Current Ratio (CR) ....................... 39
Tabel 4.3 Gambaran Umum Debt Equity Ratio (DER) ............................... 39
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) .......... 40
Tabel 4.5 Gambaran Umum Total Assets Turnover (TATO)...................... 41
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Total Assets Turnover (TATO)..... 42
Tabel 4.7 Gambaran Umum Perubahan Laba .............................................. 42
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Perubahan Laba............................. 43
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................... 44
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................. 46
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Analisis Regresi ................................................ 47
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan........................................................................ 48
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Persentase Perusahaan yang Mengalami Penurunan Laba.......... 4
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir........................................................................ 25
Gambar 4.1 P-P Plot pengujian normalitas model regresi .............................. 44
Gambar 4.2 Diagram Scatterplot..................................................................... 45
Gambar 4.3 Kurva Kriteria Autokorelasi........................................................ 46
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: CR, DER, dan TATO Perusahaan Manufaktur
Periode 2001-2003 ..................................................................... 56
Lampiran 2: Laba, dan Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur
Periode 2001-2004...................................................................... 59
Lampiran 3: Data Hasil Penelitian .................................................................. 61
Lampiran 4: Regression .................................................................................. 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi
kegiatan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Oleh
karena itu, perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang tersedia seefisien
dan seefektif mungkin sehingga lebih berguna dan dapat mempertahankan atau
meningkatkan kinerja perusahaannya. Salah satu faktor yang mencerminkan
kinerja perusahaan adalah laporan keuangan yang harus dibuat oleh pihak
manajemen secara teratur.
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi
yang disajikan dalam bentuk kuantitatif, dimana informasi-informasi yang
disajikan didalamnya dapat membantu berbagai pihak (dalam maupun luar
perusahaan) dalam mengambil keputusan yang sangat berpengaruh bagi
kelangsungan hidup perusahaan (Istikomah 2005:1).
Perkembangan harga saham dan volume perdagangan saham di pasar
modal merupakan indikasi penting untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu
investor. Dalam menentukan investor, biasanya didasarkan pada berbagai
informasi yang dimiliki baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi
pribadi. Salah satu informasi yang tersedia di publik (bursa efek) adalah laporan
keuangan perusahaan emiten yang telah diaudit. Menurut PSAK No. 1 (SAK,
2002) komponen laporan keuangan meliputi: (1) neraca, (2) laporan laba-rugi, (3)
2
laporan perubahan ekuitas, (4) laporan arus kas, dan (5) catatan atas laporan
keuangan.
Penggunaan informasi keuangan melalui laporan keuangan oleh pihak luar
(ekstern) yaitu untuk membuat keputusan investasi dalam menempatkan sumber
daya yang akan diinvestasikan dan juga upaya untuk memutuskan pemberian
kredit oleh kreditor. Untuk kepentingan tersebut laporan keuangan dirancang guna
mengetahui kemampuan solvency dan profitability perusahaan (Parawiyati dkk
2000:215).
Secara umum kegunaan informasi keuangan hasil akuntansi adalah sebagai
dasar prediksi bagi pemakainya. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
(PSAK) nomor 1 dinyatakan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor
sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan
kreditor usaha lainnya, pelanggan, lembaga pemerintah dan masyarakat. Laporan
keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan masing-masing
pemakai.
Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,
(dalam Hudoyo 2005:2) dinyatakan bahwa sasaran utama pelaporan keuangan
adalah informasi tentang prestasi perusahaan yang disajikan melalui pengukuran
laba dan komponen-komponennya. Laba perusahaan diperlukan untuk
kepentingan kelangsungan hidup perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba akan menyebabkan tersingkirnya perusahaan dari
perekonomian. Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi
yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya
3
yang dikeluarkan pada periode tersebut (Harahap 1995:147). Laba akuntansi ini
didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Laba suatu perusahaan atau kelompok industri tertentu sangat dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi. Disisi lain kepekaan suatu industri terhadap pasar berbeda-
beda mengindikasikan bahwa antara industri memiliki risiko yang berbeda,
demikian pula tingkat profitabilitas, peluang berkembang, dan prospek masa
depan. Informasi akuntansi dalam bentuk rasio keuangan merupakan salah satu
acuan bagi investor untuk menganalisa fenomena bisnis yang berbeda.
Rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang
menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa
lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk
kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang
bersangkutan (Helfert dalam Warsidi dan Bambang 2000:1). Besar kecilnya laba
dapat dilihat dari peningkatan atau penurunan rasio keuangan, sehingga pemakai
dapat melihat kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Mengingat kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan, maka
dapat mempengaruhi kondisi perusahaan yang dapat dilihat dari labanya. Laba
perusahaan yang seharusnya naik, justru sebaliknya mengalami penurunan.Ini
terjadi pada 150 perusahaan manufaktur tahun 2002 sampai dengan tahun 2004.
Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut.
4
60.0 58.2
38.2
0.010.020.030.040.050.060.070.080.090.0
100.0
2002 2003 2004
Tahun
Pers
enta
se P
erus
ahaa
n ya
ng
Men
gala
mi P
enur
unan
Lab
a
Gambar 1.1 Persentase Perusahaan yang Mengalami Penurunan Laba
Terlihat dari gambar 1, persentase perusahaan yang mengalami penurunan
laba pada tahun 2002 mencapai 90 perusahaan (60%), pada tahun 2003 sebanyak
87 perusahaan (58,2%) dan pada tahun 2004 mencapai 57 perusahaan (38,2%).
Persentase tertinggi yang mengalami penurunan laba terjadi pada tahun 2002
sehingga perlu dianalisis menggunakan rasio keuangan.
Penelitian tentang rasio keuangan dengan laba perusahaan telah dilakukan
oleh beberapa peneliti di Indonesia. Penelitian tentang hal ini dilakukan oleh
Machfoedz (1994), selain itu penelitian yang sama dilakukan oleh Wibowo
(2006).
Penelitian Machfoedz (1994) meneliti prediksi perubahan laba dengan
mengggunakan rasio keuangan. Sampel yang diambil 66 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan menganalisis 47 rasio keuangan.
5
Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 13 rasio keuangan yang signifikan dalam
memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.
Wibowo (2006) dalam penelitiannya menggunakan sampel 60 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2004 dan
menganalisis 7 rasio keuangan. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 5 rasio
keuangan yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba satu tahun yang
akan datang.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut
temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan. Khususnya yang menyangkut
kegunaannya dalam pengaruh terhadap perubahan laba. Perubahan laba yang
digunakan dalam penelitian adalah perubahan laba relatif. Dasar perubahan adalah
laba sebelum pajak.
Di pasar saham, perusahaan yang telah go publik dikelompokkan kedalam
beberapa sektor industri. Dari pengelompokkan tersebut, sektor industri
manufaktur memiliki jumlah perusahaan yang paling besar. Kondisi tersebut
sebagai sebab penelitian ini dilakukan, disamping alasan lain yaitu untuk
mengetahui apakah penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya.
Khususnya dimasa perekonomian yang lesu seperti sekarang ini, sehingga dapat
memberikan kontribusi kepada pihak intern maupun ekstern perusahaan.
Penelitian ini menggunakan tiga rasio keuangan yaitu (1) rasio likuiditas;
current ratio (CR), (2) rasio leverage; debt to equty ratio (DER), dan (3) rasio
aktivitas; total assets turn over (TATO). Diadopsi dari rasio keuangan yang
digunakan penelitian sebelumnya dan dari sumber literatur lain dengan
6
mempertimbangkan ketersediaan data yang dilaporkan dalam laporan keuangan
tahunan pada Indonesian Capital Market Directory.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan dapat
membantu para pelaku bisnis, untuk mengevaluasi keadaan finansial masa lalu,
sekarang dan untuk memproyeksi hasil atau laba yang akan datang, serta
berdasarkan penelitian terdahulu membuktikan ada hubungan antara rasio
keuangan terhadap perubahan laba, sehingga penelitian ini akan membahas dan
menganalisis “PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO,
DAN TOTAL ASSETS TURN OVER TERHADAP PERUBAHAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA” .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan total
assets turn over (TATO) secara simultan terhadap perubahan laba pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta?
2. Bagaimana pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan total
assets turn over (TATO) secara parsial terhadap perubahan laba pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh current ratio (CR), debt to equity
ratio (DER), dan total assets turn over (TATO) secara simultan terhadap
perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh current ratio (CR), debt to equity
ratio (DER), dan total assets turn over (TATO) secara parsial terhadap
perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, yakni segi teoritis dan
segi praktis.
1. Manfaat teoritis; hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu
yang berkaitan dengan ekonomi khususnya tentang pengaruh rasio
keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Jakarta. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis; penelitian ini bermanfaat bagi investor dan pasar
modal. Manfaat bagi investor yaitu sebagai bahan pertimbangan para
investor maupun calon investor dalam memprediksi perubahan laba di
masa yang akan datang khususnya pada Perusahaan Manufaktur di
8
Bursa Efek Jakarta untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Bagi pasar modal dapat memberikan gambaran tentang
kinerja keuangan dari segi struktur modal dan profitabilitas pada
perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Selain itu, dapat
memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan yang dapat
digunakan untuk membantu pihak perusahaan dalam mengambil
keputusan tentang struktur modal dan profitabilitas suatu perusahaan
serta pihak-pihak lain yang membutuhkan analisis atas kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Laba
2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba
Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah
perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode
tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut:
(Harahap 1995:147)
Menurut Belkaoui (dalam Harahap 1995:147) definisi tentang laba ini
mengandung lima sifat.
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu
timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tertentu.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu artinya merupakan
prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada Prinsip Revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya
histories yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip “macthing” artinya hasil dikurangi
biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.
10
Fisher dan Bedford (dalam Chariri dan Ghozali 2001:213) menyatakan
bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba yang dibicarakan dan digunakan dalam
ekonomi. Konsep laba tersebut adalah:
1. Psychic income, yang menunjukkan konsumsi barang/ jasa yang dapat
memenuhi kepuasan dan keinginan individu.
2. Real income, yang menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang
ditunjukkan oleh kenaikan cost of living.
3. Money income, yang menunjukkan kenaikan nilai moneter sumber-sumber
ekonomi yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup (cost of
living).
Ketiga konsep tersebut semuanya penting, meskipun pengukuran terhadap
pshychic income sulit untuk dilakukan. Hal ini disebabkan pshychic income adalah
konsep psikologis yang tidak dapat diukur secara langsung, namun dapat ditaksir
dengan menggunakan real income. Keinginan manusia tersebut hanya dapat
dipenuhi pada berbagai tingkatan, sebagaimana seseorang memperoleh real
income. Di pihak lain, money income meskipun mudah diukur, tetapi tidak
mempertimbangkan perubahan nilai suatu unit moneter. Atas dasar alasan ini,
para ekonomi memusatkan perhatiannya pada penentuan real income. Fisher
(1912) juga berpendapat bahwa real income adalah konsep income yang praktis
bagi akuntan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
laba adalah selisih antara jumlah keseluruhan pendapatan dan jumlah keseluruhan
11
biaya dalam jangka waktu tertentu yang dapat digunakan para pemakai laporan
dalam mengambil keputusan ekonomi yang sesuai dengan kepentingannya.
Belkauoi (dalam Chariri dan Ghozali 2001:214) menyebutkan bahwa laba
akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai berikut:
a) Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang berasal dari penjualan
barang/ jasa.
b) Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada
kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
c) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang difinisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
d) Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam
bentuk cost histories.
e) Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan
tersebut.
Penyajian dan informasi laba melalui laporan tersebut merupakan fokus
kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari
serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah
satu parameter kinerja perusahaan tersebut adalah perubahan laba.
2.1.2 Perubahan Laba
Perubahan laba adalah kenaikan atau penurunan laba pertahun ketahun.
Laba yang digunakan adalah laba relatif. Digunakannya angka relatif didasari
alasan angka laba tersebut lebih representatif dibandingkan laba absolute. Dasar
12
perhitungan laba adalah laba sebelum pajak (Machfoedz dalam Warsidi dan
Bambang 2000:6). Secara formal, penghitungan perubahan laba relatif adalah:
∆ Y it = it
itit
YYY
)1(
)1(
−
−− (Munawir 2001:39)
∆ Y it = Perubahan laba perusahaan i pada tahun t
Y it = Laba perusahaan i pada tahun t
Y (t-1)i = Laba perusahaan i pada tahun dasar
Hanafi dan Halim (1995:239) menyatakan bahwa pertumbuhan laba
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Besarnya perusahaan
Semakin besar perusahaan, maka ketetapan pertumbuhan laba yang diharapkan
semakin tinggi.
b. Umur perusahaan
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam
meningkatkan laba, sehingga ketetapannya masih rendah.
c. Tingkat leverage
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung
memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketetapan pertumbuhan laba.
d. Tingkat penjualan
Tingkat penjualan dimasa lalu yang tinggi, maka semakin tinggi tingkat
penjualan dimasa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin
tinggi.
13
e. Perubahan laba masa lalu
Semakin besar pertumbuhan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang
akan diperoleh dimasa mendatang.
Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan perubahan laba
menurut Harianto dan Sudomo, (1998:180) adalah:
a. Periode waktu
Adalah pembuatan peramalan perubahan laba dengan realisasi yang dicapai.
Semakin pendek interval waktu, akan semakin akurat ramalan tersebut.
b. Besaran perusahaan
Disebabkan besaran perusahaan karena skala ekonomi yang berbeda-beda.
Skala ekonomi yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat menghasilkan
produk dengan tingkat biaya rendah. Tingkat biaya rendah merupakan unsur
untuk mencapai laba yang diinginkan sesuai standar yang dituangkan dalam
bentuk ramalan. Sehubungan dengan itu skala ekonomi yag tinggi
menyebabkan biaya informasi untuk membuat ramalan menjadi turun.
Sehingga prusahaan yang mempunyai skala ekonomi yang tinggi bisa
membuat ramalan yang tepat karena dimungkinkan mempunyai data informasi
yang lengkap. Perusahaan yang besar mempunyai kemampuan tinggi untuk
menjamin prospek bisnis dimasa yang akan datang, jumlah aset (sumber daya)
yang besar bisa membuat manajemen dan semua komponen dalam perusahaan
percaya diri dan bekerja giat untuk mencapai laba. Kemudian besarnya modal
yang yang dimiliki perusahaan juga dapat menentukan kelengkapan dan
ketepatan informasi yang diperlukan.
14
c. Umur perusahaan
Manajemen perusahaan yang relatif muda diperkirakan kurang berpengalaman
sehingga tidak cukup mampu menentukan ketepatan peramalan perubahan
laba.
d. Kredibilitas penjamin emisi
Penjamin emisi mempunyai peranan kunci dalam setiap emisi efek melalui
pasar modal. Dengan demikian integritas penjamin emisi mempunyai
hubungan positif dengan ketepatan informasi ramalan laba dimasa propestus.
Penjamin emisi akan senantiasa berhati-hati untuk menjaga kredibilitasnya
karena penjamin emisi ingin memberikan hasil yang maksimal kepada para
pemakai.
e. Integritas auditor
Faktor ini mempunyai dampak signifikan terhadap laporan keuangan,
termasuk mengenai perubahan laba. Oleh karenanya auditor harus menjamin
bahwa informasi keuangan yang disajikan telah sesuai dengan pedoman
penyajian laporan keuangan.
f. Tingkat leverage
Salah satu kewajiban manajer adalah mengatur resiko. Jadi manajer
melakukan apa saja untuk mengurangi resiko. Tingkat leverage merupakan
salah satu hal yang mencerminkan resiko.
g. Premium saham
Apabila ramalan perubahan laba terlalu pesimistis, investor akan membuat
harga saham tinggi sehingga premiumnya besar. Sebaliknya jika ramalan laba
15
optimistis, investor akan membuat harga saham rendah sehingga premiumnya
kecil.
Menurut Sukardi (2005:103) laba perusahaan dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Biaya menentukan
harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki. Harga jual
mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung
mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi mempengaruhi biaya.
Ketiga faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain.
2.1.3 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan (Hanafi 2004:36). Sedangkan menurut Weston dan Brigham
(1993:304) profitabilitas adalah merupakan hasil bersih dari serangkaian
kebijakan dan pengelolaan aktiva, selain itu untuk menunjukkan gabungan dari
likuiditas pengelolaan aktiva dan pengelolaan hutang terhadap hasil-hasil operasi.
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan aktiva perusahaan atau sekelompok aktiva perusahaan (Husnan
2000:563), untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan
modal saham tertentu (Hanafi dan Halim 1995:83).
Menurut (IAI 2002) unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan laba
adalah penghasilan dan beban.
a. Penghasilan
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
16
kewajiban yang mengakibatkan penurunan akuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
b. Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam
bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban
yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal.
Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan
yaitu volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga
faktor ini akan memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi earning
dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi
tertentu dari pemilik perusahaan (Syamsuddin dalam Marinda 2004:20).
Dengan adanya kelompok tersebut, penulis akan mengukur profitabilitas
perusahaan dilihat dari tiga sudut pandang yaitu:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kehidupan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat
jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Syamsudin
1985:38).
Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan
perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk merubah aktiva
lancar tertentu menjadi uang kas.
17
CR =bilitiesCurrentLia
etsCurrentAss (Syamsuddin 1985:61)
Current Ratio (CR)
CR merupakan salah satu rasio financial yang sangat sering digunakan.
Tingkat CR dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara current assets
dengan current liabilities (Syamsudin 1985:39).
CR ini menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tidak ada
ketentuan yang mutlak tentang berapa tingkat CR yang dianggap baik atau yang
harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat CR ini juga
sangat tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan. CR
merupakan indikator yang sesungguhnya dari likuiditas perusahaan, karena
perhitungan tersebut mempertimbangkan hubungan relativ antara aktiva lancar
dengan hutang lancar untuk masing-masing perusahaan (Syamsudin 1985:39).
Perusahaan menghasilkan laba, laba perusahaan yang dibagikan
dinamakan deviden, dan yang tidak dibagikan yaitu laba ditahan. Laba ditahan
masuk di current assets. Semakin besar current assets semakin mudah perusahaan
itu membayar hutang. Dan semakin tinggi CR menunjukkan perubahan laba yang
tinggi.
b. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Riyanto 1995:331).
18
Leverage menjadi indikasi efisiensi kegiatan bisnis perusahaan, serta
pembagian resiko usaha antara pemilik perusahaan dan para pemberi pinjaman
atau kreditur. Sebagian pos utang jangka pendek, menengah dan panjang
menanggung biaya bunga. Contoh utang dengan beban bunga adalah kredit dari
bank dan lembaga keuangan yang lain. Semakin kecil jumlah pinjaman berbunga
semakin kecil pula beban bunga kredit yang ditanggung perusahaan. Dengan
demikian dipandang dari segi beban bunga, perusahaan tersebut lebih efisien
operasi bisnisnya. Apabila beban biaya operasional yang lain wajar, dengan beban
bunga pinjaman kecil diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat (Sutojo dan
Kleinsteuber 2004:37).
Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang yang diberikan oleh
para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik
perusahaan (Husnan 1997:561).
Salah satu rasio yang paling banyak digunakan ialah rasio utang terhadap
ekuitas. Besarnya utang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat
penting untuk memahami perimbangan antara resiko dan laba yang didapat. Utang
membawa risiko karena setiap utang pada umumnya akan menimbulkan
keterikatan yang tetap bagi perusahaan berupa kewajiban untuk membayar beban
bunga beserta cicilan kewajiban pokoknya (principal) secara periodik.
DER =riModalSendi
ibanTotalKewaj (Husnan 1997:561)
19
Kewajiban bukan sesuatu yang jelek jika dapat memberikan keuntungan
kepada pemiliknya. Jika kewajiban dimanfaatkan dengan efektif dan laba yang
didapat cukup untuk membayar biaya bunga secara periodik. Dengan DER yang
tinggi perusahaan menanggung resiko kerugian yang tinggi tetapi juga
berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat. DER yang tinggi
berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek
keuntungan bagi perusahaan (Kuswadi 2005:90).
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber
dananya (Riyanto 1995:331).
Total Assets Turn Over (TATO)
TATO menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva
perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsudin
1985:56).
Semakin tinggi rasio TATO berarti semakin efisien penggunaan keseluruh
aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Dengan perkataan lain, jumlah assets
yang sama dengan memperbesar volume penjualan apabila TATO ditingkatkan
atau diperbesar. TATO ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan,
tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan
TATO = aTotalAktiv
Penjualan (Syamsuddin 1985:64)
20
menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan
(Syamsuddin 1985:56).
Tingkat penjualan yang tinggi, maka semakin tinggi tingkat penjualan
dimasa yang akan datang sehingga perubahan laba semakin tinggi pula (Hanafi
dan Halim 1995:239). Penjualan yang semakin tinggi maka efisien dan efektif
perusahaan tersebut dalam menjalankan operasinya, semakin tinggi TATO
semakin tinggi perubahan labanya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang
lingkup hampir sama tetapi karena obyek dan periode waktu yang digunakan
berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan
sebagai referensi untuk saling melengkapi. Berikut ringkasan penelitian terdahulu:
1. Parawiyati dkk (2000)
Parawiyati dkk (2000) telah menemukan bahwa rasio keuangan untuk satu
tahun kedepan yang mempengaruhi perubahan laba tanpa memasukkan deflator
laba adalah piutang, serta laba kotor terhadap penjualan.
2. Machfoedz (1994)
Penelitian Machfoedz (1994) meneliti prediksi perubahan laba dengan
mengggunakan rasio keuangan. Sampel yang diambil 66 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan menganalisis 47 rasio keuangan.
21
Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 13 rasio keuangan yang signifikan dalam
memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.
3. Sandiyani dan Aryanti (2001)
Sandiyani dan Aryanti (2001) telah menemukan bahwa rasio keuangan
untuk satu tahun kedepan yang mempengaruhi perubahan laba adalah laba,
piutang, biaya administrasi dan penjualan, serta laba kotor terhadap penjualan.
4. Sofi’i (2006)
Sofi’i (2006) menemukan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh secara
simultan terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan adalah rasio CAR,
ROA dan LDR sedangkan secara parsial hanya rasio CAR yang berpengaruh
terhadap perubahan laba.
5. Wibowo (2006)
Wibowo (2006) menemukan bahwa hasil menunjukkan bahwa secara
parsial rasio keuangan yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan laba yaitu
ROI, DER, NITL, NWS, dan TLCA dan secara simultan ketujuh rasio keuangan
tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan uraian di atas, ringkasan dari penelitian terdahulu tersebut
dapat dilihat dalam Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti Tahun Variabel Sampel/ Model
Penelitian Hasil
Machfoedz
1994 - Cash to current liabilities
- Cash flow to current liabilities
- Quick asset to current liabilities
- Current asset to current
Regresi rasio keuangan yang berpengaruh pada pertumbuhan laba yaitu Current asset to current liabilities, Total liabilities to asset, Net income to sales, Sales to total asset, Current asset to sales, Total liabilities to asset, Earning before taxed to sales,
22
liabilities - Current asset to total
liabilities - Net worth and longterm
debt to fixed asset - Net worth to fixed asset - Operating income to net
income before taxes - Earning before taxed to
sales - Gross profit net sales - Operating income to
sales - Net income to sales - Inventory to working
capital - Cost of good sold to
inventory - Sales to quick assat - Sales to cash - Sales to account
receivable - Cash flow to tatal asset - Current asset to total
asset - Quik asset to inventory - Inventory to net sales - Sales to total asset - Working capital to total
asset - Total liabilities to
current asset - Operating income to
total liabilitie - Current liabilities to
total asset - Cash flow to total
liabilities - Sales to fixed asset - Working capital to asset - Current asset to sales - Quick asset to total
asset - Net worth to sales - Working capital to sales - Inventory to total asset - Cash flow to sales - Net worth to total asset - Current liabilities to
inventory - Total liabilities to asset - Earning before taxes to
net worth - Net income to fixed
asset - Net income to net worth - Earning before income
taxes to total asset - Net income to total
asset - Sales to current
liabilities
Cost of good sold to inventory, Net income to sales
23
- Net income to total liabilities
- Current liabilities to net worth
- Net worth to total asset Parawiyati dkk
2000 - Laba - Piutang - Persediaan - Biaya administrasi dan
penjualan - Ratio laba kotor
terhadap penjualan - Arus kas
Regresi
Rasio keuangan untuk satu tahun kedepan yang mempengaruhi perubahan laba tanpa memasukkan deflator laba adalah piutang, serta laba kotor terhadap penjualan.
Sandiyani dan Aryati
2001 - Laba - Arus kas - Piutang - Persediaan - Biaya administrasi dan
penjualan - Rasio laba kotor
terhadap penjualan
Regresi Rasio keuangan untuk satu tahun kedepan yang mempengaruhi perubahan laba adalah laba, piutang, biaya administrasi dan penjualan, serta laba kotor terhadap penjualan.
Sofi’i 2006 - Capital Adequacy Ratio (CAR)
- Return On Assets (ROA)
- Loan to Deposit Ratio (LDR)
Regresi secara simultan terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan adalah rasio CAR, ROA dan LDR sedangkan secara parsial hanya rasio CAR yang berpengaruh terhadap perubahan laba.
Wibowo 2006 - Return on Investment (ROI)
- Total Assets Turn Over (TATO)
- Net Income to Total Liabilities (NITL)
- Debt Equity Ratio (DER)
- Total Liabilities to Current Assets (TLCA)
- Current Assets to Sales (CAS)
- Net Worth to Sales (NWS)
Regresi Hasil menunjukkan bahwa secara parsial rasio keuangan yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan laba yaitu ROI, DER, NITL, NWS, dan TLCA dan secara simultan ketujuh rasio keuangan tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan laba.
Sumber: data sekunder yang diolah
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian-
penelitian sebelumnya adalah:
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Persamaan Perbedaan
- Beberapa Variabel diambil dari penelitian terdahulu
- Menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
- Menggunakan teknik analisis regresi linier berganda
- Jangka waktu peneitian selama empat tahun dari tahun 2001-2004
- Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 44
24
2.3 Kerangka Berfikir
Setiap perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta wajib
menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya. Laporan keuangan tersebut
kemudian dianalisis oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor,
kreditor dan pelaku bisnis lainnya untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan setiap tahunnya. Pada dasarnya suatu perusahaan yang baik kinerjanya
akan mempunyai laba yang tinggi. Karena dalam dunia investasi laba yang tinggi
dapat dilihat dari kinerja perusahaannya, dimana semakin tinggi laba yang
diharapkan maka suatu perusahaan akan dikatakan semakin baik kinerjanya.
Investor mengharapkan laba yang diperoleh setiap tahunnya mengalami
peningkatan.
CR menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Perusahaan
menghasilkan laba, laba perusahaan yang dibagikan dinamakan deviden, dan yang
tidak dibagikan yaitu laba ditahan. Laba ditahan masuk di aktiva lancar. Semakin
besar aktiva lancar semakin mudah perusahaan itu membayar hutang. Dan
semakin tinggi CR menunjukkan perubahan laba yang tinggi (Kuswadi 2005:79).
Hal ini didukung penelitian sebelumnya oleh Machfoedz (1994:133) yang
menyimpulkan bahwa CR mempengaruhi perubahan laba.
Perusahaan dengan DER yang tinggi bukan sesuatu yang jelek jika dapat
memberikan keuntungan kepada pemiliknya dan dimanfaatkan dengan efektif
serta laba yang didapat cukup untuk membayar biaya bunga secara periodik.
Dengan DER yang tinggi perusahaan menanggung resiko kerugian yang tinggi
tetapi juga berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat. DER yang
tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek
keuntungan bagi perusahaan (Kuswadi 2005:90). Hal ini didukung penelitian
25
sebelumnya oleh Wibowo (2006:78) yang menyimpulkan bahwa DER
mempengaruhi perubahan laba.
Tingkat penjualan yang tinggi, maka semakin tinggi tingkat penjualan
dimasa yang akan datang sehingga perubahan laba semakin tinggi pula (Hanafi
dan Halim 1995:239). Penjualan yang semakin tinggi berarti perusahaan efisien
dan efektif dalam menjalankan operasinya, semakin tinggi TATO semakin tinggi
perubahan labanya. Hal ini didukung penelitian sebelumnya oleh Machfoedz
(1994:133) yang menyimpulkan bahwa TATO mempengaruhi perubahan laba.
Atas dasar analisis tersebut maka pengaruh dari masing-masing variabel
tersebut terhadap perubahan laba dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1:
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Rasio yang digunakan untuk mengukur perubahan laba berdasarkan
Gambar 2.1 di atas yaitu (1) rasio likuiditas; current ratio (CR), (2) rasio
leverage; debt to equity ratio (DER), dan (3) rasio aktivitas; total assets turn over
(TATO).
RASIO LIKUIDITAS CR (X1)
RASIO LEVERAGE DER (X2)
RASIO AKTIVITAS TATO (X3)
PERUBAHAN LABA (Y)
26
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai bukti melalui data terkumpul (Arikunto 1997:67).
Berdasarkan pada berbagai hasil penelitian sebelumnya dan kerangka
pemikirannya yang dikembangkan maka dirumuskan hipotesis alternativ dalam
penelitian ini sebagai berikut:
H1: Current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan total assets turn over
(TATO), secara simultan mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
H2: Current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan total assets turn over
(TATO), secara parsial mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
H3: Current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan total assets turn over
(TATO), secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba
pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2003:55).
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta dan dilaporkan dalam Indonesian Capital Market Directory
tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Pemilihan industri manufaktur sebagai
populasi berdasarkan karena perusahaan manufaktur relativ lebih banyak
dibandingkan dengan industri lainnya di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan dari
Indonesian Capital Market Directory tahun 2004 perusahaan manufaktur terdiri
dari 150 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. dari 150 perusahaan
tersebut terdapat 50 perusahaan yang tidak mengalami kerugian, sehingga
populasi dalam penelitian adalah 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta yang tidak mengalami kerugian. Data rasio keuangan (Current
ratio (CR), the debt to equity ratio (DER), dan total assets turn over (TATO),
dalam penelitian ini adalah mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2003,
sedangkan perubahan laba mulai tahun 2002 sampai dengan 2004.
28
3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2003:56). Teknik penentuan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah random sampling. Teknik ini merupakan tipe
pemilihan sampel dengan cara mengambil sebagian secara acak dari 50
perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian. Adapun ukuran sampel
dihitung dengan rumus yang dikemukakan Slovin dalam Husein Umar (1998:78)
sebagai berikut:
2Ne1N n
+=
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : taraf kesalahan yang digunakan peneliti
Dengan menggunakan taraf kesalahan 5% dengan ukuran populasi 50
perusahaan manufaktur, maka dapat ditentukan ukuran sampel sebagai berikut.
2Ne1N n
+= = 44
(5%)50150 2 =
+
Melalui pengambilan secara acak diperoleh perusahaan yang masuk dalam
sampel seperti tercantum pada Tabel 3.1:
29
Tabel 3.1 Daftar Nama Sampel Perusahaan Manufaktur
No Jenis Usaha Nama Perusahaan 1 Food and Beverage PT. Aqua Golden Missisipi Tbk 2 PT. Delta Djakarta Tbk 3 PT. Fast Food Indonesia Tbk 4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 5 PT. Mayora Indah Tbk 6 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 7 PT. Siantar Top Tbk 8 Tobacco Manufactures PT. Gudang Garam Tbk 9 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
10 Apparel and Other Textile Product PT. Indo Rama Synthetics Tbk 11 PT. Pan Brothers Tex Tbk 12 PT. Sepatu Bata Tbk 13 Lumber and Wood Product PT. Tirta Mahakam Plywood Ind. Tbk 14 Papper and Allied Product PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 15 Chemical and Allied Product PT. Colorpak Indonesia Tbk 16 PT. Lautan Luas Tbk 17 PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 18 Adhesive PT. Ekadharma Tape Industries Tbk 19 PT. Intan Wijaya Internasional Tbk 20 Plastic and Glass Product PT. Berlina Tbk 21 PT. Dynaplast Tbk 22 PT. Kageo Igar Jaya Tbk 23 Metal Allied Product PT. Jaya Pari Steel Tbk 24 PT. Lionmesh Prima Tbk 25 PT. Lion Metal Works Tbk 26 Ston, Clay, Glass Concrete PT. Surya Toto Indonesia Tbk 27 Machinery PT. Komatsu Indonesia Tbk 28 Electric and Elektronik Equipment PT. Astra Grapia Tbk 29 Automotive PT. Astra Internasional Tbk 30 PT. Astra Otoparts Tbk 31 PT. Branta Mulia Tbk 32 PT. Goodyear Indonesia Tbk 33 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 34 PT. Prima Alloy Tbk 35 PT. Selamat Sempurna Tbk 36 PT. Tunas Ridean Tbk 37 Pharmaceutical PT. Dankos Laboratories Tbk 38 PT. Kalbe Farma Tbk 39 PT. Kimia Farma Tbk 40 PT. Merck Tbk 41 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 42 Costumer Goods PT. Mandom Indonesia Tbk 43 PT. Mustika Ratu Tbk 44 PT. Unilever Indonesia Tbk
Sumber: Indonesian Capital Market Directory tahun 2005
30
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk
diamati (Sugiyono 2003:3). Dalam penelilitian terdapat lima variabel, yaitu
sebagai berikut:
a. Variabel Independen, yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lainnya (variabel dependen).
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel independen yaitu:
1. Rasio likuiditas
Current Ratio (CR) X1
CR = bilitiesCurrentLia
etsCurrentAss (Syamsudin 1985:61)
2. Rasio leverage
Debt to equity ratio (DER) X2
DER = riModalsendi
ibanTotalKewaj (Husnan 1997:561)
3. Rasio aktivitas
Total Asset Turn Over (TATO) X3
TATO = aTotalAktiv
Penjualan (Syamsudin 1985:61)
b. Variabel Dependen (Y), yaitu tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
perubahan laba. Laba merupakan perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut. Laba yang digunakan dalam penelitian
31
ini adalah laba sebelum pajak. Secara formal, penghitungan perubahan laba
adalah:
∆ Y it = it
itit
YYY
)1(
)1(
−
−−
∆ Y it = Perubahan laba perusahaan i pada tahun t
Y it = Laba perusahaan i pada tahun t
Y (t-1)i = Laba perusahaan i pada tahun dasar
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Metode Dokumentasi
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik dokumentasi yaitu
dengan mencatat data laporan keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta yang berupa neraca dan laporan laba rugi untuk rasio keuangan sebagai
variabel independen yang meliputi Current ratio (CR), debt to equity ratio
(DER), dan total assets turn over (TATO) serta laba sebelum pajak sebagai
variabel dependen. Data tersebut berupa angka yang bersumber dari Indonesian
Capital Market Directory.
b. Metode Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data yang relevan dengan
penelitian. Dalam hal ini penulis memperoleh data dari buku-buku teori di
perpustakaan.
32
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
analisis data kuantitatif. Metode analisis data kuantitatif adalah metode analisis
data yang menggunakan perhitungan angka-angka yang nantinya akan
dipergunakan untuk mengambil suatu keputusan di dalam memecahkan masalah.
Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi
berganda. Untuk mendapatkan hasil yang baik, regresi berganda mensyaratkan
untuk melakukan uji asumsi klasik, maka sebelum uji regresi berganda penelitian
ini akan melakukan pengujian asumsi klasik (Ghozali 2001:57).
1. Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian adalah bagian dari hasil penelitian yang
berguna untuk menggambarkan tingkat variabel (independen dan dependen)
dalam tahun penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi merupakan model regresi yang menghasilkan estimator
linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimate/BLUE). Kondisi ini
akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik,
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Dasar pengambilan keputusan dalam deteksi normalitas
yaitu: (Ghozali 2001:74)
33
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
bebas multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Uji multikolinieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya, (2)
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau
nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinieritas pada data yang akan diolah (Ghozali 2001:57).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2001:69).
34
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan untuk
uji Durbin-Watson dimana hipotesis yang akan diuji adalah:
Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Hi : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du),
maka koefisien atau korelasi sama dengan nol, berarti tidak ada korelasi (Ghozali
2001:61).
3. Model Regresi
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda
(multiple regresi). Secara umum model regresi ini dapat ditulis sebagai berikut:
(Algifari 2000:65)
Dimana:
Y(t+1) = Perubahan laba periode t
X1 = Current Ratio (CR)
X2 = Debt to equity ratio (DER)
X3 = Total Assets Turn Over (TATO)
b1, b2, b3, = Koefisien regresi
Y(t+1) = a+b1X1,(t)+b2X2,(t)+b3X3,(t) + e (Algifari 2000:65)
35
a = Konstanta
e = Error term (variabel pengganggu)
4. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menguji hipotesis-hipotesis dengan menggunakan metode
analisis regresi berganda (multiple regretion). Metode regresi berganda
menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen
dalam suatu model prediktif tunggal.
Adapun untuk menguji signifikan tidaknya hipotesis tersebut dugunakan
uji F, uji t dan koefisien determinan.
a. Pengujian secara simultan (F-test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen, waktu
dengan membandingkan antara nilai kritis Ftabel dengan Fhitung. Jika Fhitung < Ftabel
maka Ho diterima, yang berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap
perubahan nilai variabel dependen. Sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka Ho
ditolak dan menerima Ha, ini berarti semua variabel independen berpengaruh
terhadap nilai variabel dependen (Algifari 2000:73).
b. Pengujian secara parsial (t-test)
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai thitung masing-
masing koefisien dengan ttabel, dengan tingkat signifikan 5%. Jika thitung < ttabel
36
maka Ho diterima, ini berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap
nilai variabel dependen. Sedangkan jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan
menerima Ha, ini berarti variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen (Algifari 2000:70).
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara dua variabel. Nilai
koefisien determinasi yang biasanya diberi simbol R2 menunjukkan hubungan
pengaruh antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen
dari hasil perhitungan tertentu. Sedangkan r2 digunakan untuk mengukur derajat
hubungan antara tiap variabel X terhadap variabel Y secara parsial (Sudjana
2002:383).
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan
pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif berupa analisis data yang terdiri
dari analisis regresi berganda serta dilakukan pengujian hipotesis dan
pembahasan. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah random sampling. Teknik ini merupakan tipe pemilihan sampel dengan
cara mengambil sebagian secara acak. Perusahaan yang menjadi sampel sebanyak
44 perusahaan yang bergerak disektor manufaktur yang tidak mengalami kerugian
dan telah listing atau terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2001 sampai
dengan 2004.
Data-data pendukung yang digunakan dalam perhitungan variabel
penelitian diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel. Data yang diambil dari laporan keuangan meliputi current ratio (CR),
debt equity ratio (DER), dan total assets turn over (TATO). Data pendukung
diambil dari Indonesian Capital Market Directory. Data-data pendukung ini dapat
dilihat pada Lampiran 1 dan 2.
38
4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan (CR,
DER, dan TATO) terhadap perubahan laba. Data yang diperoleh dari dokumentasi
selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan analisis regresi. Analisis deskriptif
dimaksudkan untuk mengetahui gambaran secara jelas dari masing-masing
variabel yang diteliti.
4.2.1 Current Ratio (CR)
Berdasarkan hasil penelitian pada 44 perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel penelitian menunjukkan bahwa rata-rata CR mencapai 2,64 (Lampiran 3).
Hal ini menunjukkan bahwa aktiva lancarnya lebih besar dari hutang lancarnya.
Tabel 4.1 Gambaran Umum Current Ratio (CR)
Interval CR Frekuensi Persentase 0,92-2,49 2,50-4,05 4,06-5,61 5,62-7,17
28 7 6 3
63,6 15,9 13,6 6,8
Jumlah 44 100
Terlihat dari Tabel 4.1, terdapat 28 perusahaan (63,6%) memiliki CR pada
daerah 0,92 sampai dengan 2,49, selebihnya 7 perusahaan (15,9%) memiliki CR
pada interval 2,50 sampai dengan 4,05, sebanyak 6 perusahaan (13,6%) dengan
CR antara 4,06 sampai dengan 5,61 dan hanya 3 perusahaan (6,8%) dengan nilai
CR antara 5,62 sampai 7,17.
Berdasarkan data yang diperoleh (Lampiran 1 CR), perusahaan yang
memiliki CR terbesar yaitu PT. Komatsu Indonesia Tbk dengan rata-rata 7,17. Hal
ini berarti bahwa perusahaan mampu membayar hutang jangka pendeknya dengan
39
menggunakan aktiva lancarnya dan perusahaan yang memiliki rata-rata CR
terkecil dari tahun 2001 sampai dengan 2003 adalah PT. Dynaplast Tbk dengan
rata-rata 0,92 yang berarti bahwa perusahaan lebih sedikit dalam menggunakan
aktiva lancarnya dalam membayar hutang jangka pendeknya.
Menurut Syamsuddin (1985:39) tingkat CR > 2,00 sudah dapat dianggap
baik (considered acceptable). Dari data ternyata sebanyak 24 perusahaan
(54,55%) yang memiliki CR dalam kategori baik dan 20 perusahaan (45,45%)
yang memiliki CR kurang baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Current Ratio (CR)
No Kriteria CR f Persentase 1 < 2 (Kurang baik) 20 45.45 2 > 2 (Baik) 24 54.55
Jumlah 44 100
4.2.2 Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata DER sebesar 1,44 (Lampiran
3), yang berarti bahwa rata-rata perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
penelitian memiliki hutang lebih banyak daripada modal sendiri. Perusahaan yang
memiliki DER semakin kecil berarti bahwa hutang lebih sedikit daripada modal
sendiri, sebaliknya dengan DER yang semakin besar menunjukkan bahwa hutang
lebih besar daripada modal sendiri.
Tabel 4.3 Gambaran Umum Debt to Equity Ratio (DER)
Interval DER Frekuensi Persentase 0,13-2,23 2,24-4,33 4,34-6,43 6,44-8,54
37 4 1 2
84,1 9.1 2,3 4,5
Jumlah 44 100
40
Terlihat dari Tabel 4.3 sebanyak 37 perusahaan (84,1%) memiliki DER
antara 0,13 sampai dengan 2,23, selebihnya 4 perusahaan (9,1%) memiliki DER
pada interval 2,24 sampai dengan 4,33, sebanyak 1 perusahaan (2,3%) dengan
DER antara 4,34 sampai dengan 6,43 dan 3 perusahaan (4,5%) dengan nilai DER
antara 6,44 sampai 8,54.
Perusahaan yang memiliki DER tertinggi pada tahun 2001 sampai dengan
2003 (Lampiran 1 DER) adalah PT. Prima Alloy Tbk yaitu dengan nilai rata-rata
8,54. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut banyak hutangnya
dibanding dengan perusahaan lain. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai
rata-rata DER yang rendah adalah PT. Komatsu Indonesia Tbk sebesar 0,13, yang
menunjukkan bahwa struktur modal sendiri bukan berasal dari hutang.
Menurut Kuswadi (2005: 90) menyatakan bahwa DER yang baik adalah
1:1. Namun ada juga perusahaan yang meyakini bahwa besarnya kewajiban hanya
sekitar 35% dari total struktur ekuitas. Dengan kata lain minimal DER dikatakan
baik adalah 35%. Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 34 perusahaan (77,27%)
yang memiliki tingkat DER yang baik dan 10 perusahaan (22.73%) yang
memiliki DER kurang baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Debt to Equity Ratio (DER)
No Kriteria DER f Persentase 1 < 0.35 (Kurang baik) 10 22.73 2 > 0.35 (Baik) 34 77.27
Jumlah 44 100
41
4.2.3 Total Assets Turn Over (TATO)
Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata TATO mencapai 1,24
(Lampiran 3) yang berarti bahwa penjualan lebih tinggi dari total aktiva.
Tabel 4.5 Gambaran Umum Total Assets Turn Over (TATO)
Interval TATO Frekuensi Persentase 0,44-1,04 1,05-1,65 1,66-2,25 2,26-2,86
18 19 5 2
40,9 43,2 11,4 4,5
Jumlah 44 100
Terlihat pada Tabel 4.5, sebanyak 18 perusahaan (40,9%) memiliki TATO
antara 0,44 sampai dengan 1,04 dan sebanyak 19 perusahaan (43,2%) memiliki
TATO pada interval 1,05 sampai dengan 1,65, sebanyak 5 perusahaan (11,4%)
dengan TATO antara 1,66 sampai dengan 2,25 dan hanya 2 perusahaan (4,5%)
dengan nilai TATO antara 2,26 sampai 2,86.
Berdasarkan pengamatan dari tahun 2001 sampai dengan 2003 perusahaan
yang memiliki nilai rata-rata TATO tertinggi (Lampiran 1 TATO) adalah PT.
Fast Food Indonesia Tbk sebesar 2,86, yang berarti bahwa PT. Fast Food
Indonesia Tbk produktifitasnya sangat tinggi dalam melayani permintaan pasar
dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Sedangkan perusahaan yang memiliki
nilai TATO terkecil adalah PT Fajar Surya Wisesa Tbk sebesar 0,44. Hal ini
menunjukkan bahwa pasar produktifitasnya lebih kecil dibanding dengan
perusahaan yag lain.
Menurut Weston dan Brigham (1993:122) memberikan penjelasan bahwa
TATO dikatakan baik apabila kurang dari 2. Berdasarkan data yang diperoleh
42
ternyata terdapat 40 perusahaan (90,91%) yang memiliki TATO < 2 atau dalam
kategori baik dan 4 perusahaan (9,09%) dalam kategori kurang baik. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Total Assets Turn Over (TATO)
No Kriteria TATO f Persentase 1 < 2.00 (Baik) 40 90.91 2 > 2.00 (Kurang Baik) 4 9.09
Jumlah 44 100
4.2.4 Perubahan Laba
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata perubahan
labanya sebesar 0,35 (Lampiran 3) yang berarti laba setiap tahunnya dari tahun
2002-2004 mengalami peningkatan rata-rata 35%.
Tabel 4.7 Gambaran Umum Perubahan Laba
Interval Δ laba Frekuensi Persentase -0,53-0,71 0,72-1,95 1,96-3,19 3,20-4,43
35 8 0 1
79,5 18,2 0,0 2,3
Jumlah 44 100
Terlihat dari Tabel 4.7 sebanyak 35 perusahaan (79,5%) memiliki
perubahan laba antara -0,53 sampai 0,71, selebihnya 8 perusahaan (18,2%)
mengalami perubahan laba antara 0,72 sampai dengan 1,95 dan hanya 1
perusahaan (2,3%) yang mengalami perubahan sangat mencolok yaitu 3,20
sampai 4,43.
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2002 sampai dengan 2004, rata-rata
perubahan laba terbesar (Lampiran 2) yaitu terdapat pada perusahaan PT. Prima
43
Alloy Tbk adalah sebesar 4,43 yang berarti bahwa rata-rata pertumbuhan laba
setiap tahunnya mencapai 443%, sebaliknya pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk
memiliki rata-rata perubahan laba terkecil yaitu sebesar -0,53 yang berarti setiap
tahunnya mengalami penurunan laba 53%.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 30 perusahaan (68,18%) yang
mengalami perubahan ke arah positif, selebihnya 14 perusahaan (31,82%)
mengalami penurunan laba. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Distribusi Frekunesi Perubahan Laba
No Kriteria Pertumbuhan laba f Persentase 1 > 0% (baik) 30 68.18 2 < 0% (Kurang Baik) 14 31.82
Jumlah 44 100
4.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi ganda. Dalam uji
asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
4.3.1 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dalam kajian penelitian ini menggunakan P-P plot.
Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata titik-titik mendekati garis
diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Lebih
jelasnya hasil uji normalitas data dapat dilihat pada grafik berikut.
44
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted C
um Pr
ob
Dependent Variable: Perubahan laba
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.1 P-P Plot pengujian normalitas model regresi
Terlihat dari Gambar 4.1, titik-titik mendekati garis diagonal yang berarti
bahwa model regresi berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah antara variabel
bebas memiliki hubungan yang sempurna atau tidak. Uji ini bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas multikolinieritas atau
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Lebih jelasnya hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
.694 1.441
.703 1.423
.823 1.216
CRDERTAT
Model1
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Perubahan labaa.
45
Pada Tabel 4.9 nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1, yang
berarti bahwa model regresi tidak mengandung multikolinieritas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari scater plot yang terlihat dari
output SPSS. Apabila titik-titik tersebar tidak teratur dan berada di atas maupun di
bawah angka nol pada sumbu vertikal menunjukkan bahwa model regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas.
-2 0 2 4 6
Regression Standardized Predicted Value
-4
-2
0
2
4
Regr
essi
on S
tude
ntize
d Re
sidu
al
Dependent Variable: Perubahan laba
Scatterplot
Gambar 4.2. Diagram Scatterplot
Terlihat pada Gambar 4.2, titik tersebar tidak teratur dan berada di atas
maupun di bawah angka nol sumbu vertikal, yang berarti model regresi tersebut
tidak mengandung heteroskedastisitas.
46
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson, seperti terlihat
pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
.724a .524 .489 .54325 2.004Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), TAT, DER, CRa.
Dependent Variable: Perubahan labab.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai dW = 2.004. Pada taraf
signifikansi 5% dengan n = 44 dengan k = 3 diperoleh dL = 1,38 dan dU = 1,67,
sehingga nilai 4-dU = 2,33 dan 4-dL = 2,62. Karena nilai dW = 2,004 berada pada
interval 1,67 – 2,33 atau pada interval dU sampai dengan 4-dU dalam kategori
tidak mengandung autokorelasi. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa
model regresi tidak mengandung autokorelasi.
Gambar 4.3 Kurva Kriteria Autokorelasi
dL dU 4-dU 4-dL
Tidak autokorelasi
Ragu-ragu
Ada autokorelasi
Ada autokorelasi Ragu-
ragu
1,38 1,67 2,33 2,62 2,004
dW
47
4.4 Analisis Regresi
Analisis pengaruh rasio keuangan (CR, DER, TATO) terhadap perubahan
laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dapat dilihat dari analisis
regresi berganda yang lengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan terangkum
pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
-1.09 .384 -2.847 .007.184 .062 .390 2.982 .005.386 .059 .859 6.602 .000.326 .184 .213 1.772 .084
(Constant)CRDERTAT
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Perubahan labaa.
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi seperti tertera pada ringkasan tabel di
atas diperoleh persamaan model regresi yaitu:
Perubahan Laba= -1,09 + 0,184 CR+ 0.386 DER+ 0.326 TATO
Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Setiap terjadi kenaikan CR satu satuan akan diikuti kenaikan perubahan laba
sebesar 0,184
2. Setiap terjadi kenaikan DER satu satuan akan diikuti kenaikan perubahan laba
sebesar 0,386
3. Setiap terjadi kenaikan TATO satu satuan akan diikuti kenaikan perubahan
laba sebesar 0,326
48
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji Hipotesis Secara Simultan
Pengujian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh secara simultan CR,
DER dan TATO terhadap perubahan laba dapat dilihat dari hasil uji F. Kriteria
pengujiannya apabila nilai p value < 0,05, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak.
Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan
ANOVAb
13.020 3 4.340 14.706 .000a
11.805 40 .29524.825 43
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), TAT, DER, CRa.
Dependent Variable: Perubahan labab.
Hasil uji F pada Tabel 4.12 diperoleh F hitung = 14,706 dengan nilai p value
= 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada
pengaruh secara simultan CR, DER dan TATO terhadap perubahan laba yang
signifikan.
4.5.2 Uji Hipotesis Secara Parsial
4.5.2.1 Pengaruh CR terhadap Perubahan Laba
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh CR terhadap
perubahan laba dengan menggunakan program SPSS diperoleh thitung sebesar
2,982 dengan nilai p value 0,005. Karena nilai p value 0,005 < 0,05 dapat
disimpulkan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan
49
signifikan CR terhadap perubahan laba. Dengan meningkatnya CR diikuti dengan
meningkatnya laba pada perusahaan manufaktur (Tabel 4.11).
4.5.2.2 Pengaruh DER terhadap Perubahan Laba
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh DER terhadap
perubahan laba dengan menggunakan program SPSS diperoleh thitung sebesar 6,602
dengan nilai p value 0,000. Karena nilai p value 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan
Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
DER terhadap perubahan laba. Dengan meningkatnya DER diikuti dengan
meningkatnya laba pada perusahaan manufaktur (Tabel 4.11).
4.5.2.3 Pengaruh TATO terhadap Perubahan Laba
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh TATO terhadap
perubahan laba dengan menggunakan program SPSS diperoleh thitung sebesar 1,772
dengan nilai p value 0,084. Karena nilai p value 0,084 > 0,05 dapat disimpulkan
Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh TATO terhadap
perubahan laba. Dengan perubahan TATO tidak diikuti dengan perubahan laba
pada perusahaan manufaktur (Tabel 4.11).
4.5.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui pengaruh CR, DER,
dan TATO secara simultan terhadap peningkatan laba. Berdasarkan hasil analisis
regresi diperoleh R-square sebesar 0,524 yang berarti bahwa kontribusi CR, DER
dan TATO secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba sebesar 52,4%.
50
4.6 Pembahasan
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dari empat variabel yaitu CR,
DER, dan TATO dari hasil uji F diperoleh F hitung = 14,706 dengan nilai p value =
0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada
pengaruh secara simultan CR, DER, TATO terhadap perubahan laba yang
signifikan dan berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh R-square sebesar 0,524
yang berarti bahwa kontribusi CR, DER dan TATO secara simultan berpengaruh
terhadap perubahan laba sebesar 52,4%. Namun secara parsial ternyata hanya CR
dan DER yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba
sedangkan TATO tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Secara parsial, dari hasil uji t diperoleh p value untuk variabel CR sebesar
0,005 sedangkan variabel DER sebesar 0,000. Kedua nilai p value tersebut masih
di bawah level signifikansi 0,05, yang berarti variabel CR dan DER berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba. Berbeda dengan variabel TATO diperoleh p
value = 0,084 yang melebihi level signifikansi 0,05, yang berarti variabel TATO
tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
CR pada penelitian ini berpengaruh positif pada perubahan laba karena
Semakin besar rasio ini, akan semakin baik karena perusahaan akan semakin
mampu merespon kebutuhan sehari-hari perusahaan, sehingga tujuan perusahaan
untuk mendapatkan laba yang optimal dapat tercapai. Semakin besar aktiva lancar
semakin mudah perusahaan itu membayar hutang. Dan semakin tinggi CR
menunjukkan perubahan laba yang tinggi (Kuswadi 2005:79). Hal ini didukung
penelitian sebelumnya oleh Machfoedz (1994:133) yang menyimpulkan bahwa
CR mempengaruhi perubahan laba.
51
Variabel berikutnya yang berpengaruh positif terhadap perubahan laba
yaitu DER. Perusahaan dengan DER yang tinggi akan mengalami kesulitan untuk
mendapatkan tambahan dana dari luar. Kewajiban bukan sesuatu yang jelek jika
dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya dan dimanfaatkan dengan
efektif serta laba yang didapat cukup untuk membayar biaya bunga secara
periodik. Dengan DER yang tinggi perusahaan menanggung resiko kerugian yang
tinggi tetapi juga berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat. DER
yang tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan
efek keuntungan bagi perusahaan (Kuswadi 2005:90). Hal ini didukung penelitian
sebelumnya oleh Wibowo (2006:78) yang menyimpulkan bahwa DER
mempengaruhi perubahan laba.
TATO menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva
perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. TATO tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba. Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Dengan tingginya volume
penjualan, bukan merupakan jaminan bahwa kondisi perusahaan profitable.
Tingginya jumlah penjualan kurang berarti apabila diikuti dengan tingginya
jumlah biaya atau ongkos yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini didukung
penelitian sebelumnya oleh Machfoedz (1994:133) yang menyimpulkan bahwa
TATO mempengaruhi perubahan laba.
Hasil penelitian ini secara umum sesuai dengan temuan beberapa peneliti
sebelumnya, meskipun secara mencolok masih menunjukkan inkonsistensi. Hal
ini mungkin disebabkan oleh perbedaan dari beberapa variabel serta tataran
prosedural dari peneliti-peneliti tersebut.
52
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan antara lain:
1. Secara simultan ketiga rasio keuangan yaitu Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER) dan Total Assets Turn Over (TATO) dapat berpengaruh
terhadap perubahan laba, dengan konstribusi sebesar 52,4%.
2. CR secara parsial berpengaruh positif terhadap perubahan laba pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan nilai signifikasi uji
variabel CR terhadap perubahan laba sebesar 0,005<5%.
3. DER secara parsial berpengaruh positif terhadap perubahan laba pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan nilai signifikasi uji
variabel DER terhadap perubahan laba sebesar 0,000<5%.
4. TATO secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan nilai signifikasi uji
variabel TATO terhadap perubahan laba sebesar 0,084>5%.
5.2 Saran
1. Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap perubahan laba perusahaan
sebaiknya mendapatkan perhatian sebelum mengambil keputusan investasi
seperti faktor politik, perubahan kurs dan inflasi serta perlu mengkaji lebih
lanjut mengenai variabel informasi keuangan lain yang mempengaruhi laba
perusahaan.
53
2. Selain itu peneliti lain disarankan untuk menggunakan data amatan tidak hanya
perusahaan manufaktur saja, tetapi menggunakan data informasi keuangan dari
perusahaan selain manufaktur.
3. Rasio keuangan yang digunakan tidak hanya CR, DER dan TATO, tetapi bisa
juga menggunakan rasio-rasio lainnya yang dapat mempengaruhi perubahan
laba perusahaan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Teori Regresi: Teori Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Untuk Pendekatan Praktek.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2001. Teori Akuntansi. UNDIP: Badan Penerbit Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: BP-UNDIP Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi 2004. Yogyakarta: YKPN Hanafi dan Abdul Halim. 1995. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta:
Penerbit PT Bumi Aksara Harianto, Farid dan sudomo. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis investasi di
Pasar Modal. Jakarta: PT. BEJ Hudoyo, Antonius Sapto. 2005. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di LQ 45 Bursa Efek Jakarta). Skripsi: UNIKA Semarang
Husein Umar.1998. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakrta: PT
Raja Grafindo Persada. Husnan, Suad. 2002. Manajemen Keuangan Edisi empat. Yogyakarta: BPFE Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan Buku 1. Jakarta:
Penerbit Salemba Istikomah. 2005. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Prediksi Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Dibursa Efek Jakarta. Skripsi: UDINUS Semarang Institude for Economic and Financial Research. 2005. Indonesian Capital Market
Directory. Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan
dan Akuntansi Biaya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Machfoedz, Mas’ud. 1994. Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Earning di Indonesia. Kelola September hal 12-28
55
Marinda, Aryanti. 2004. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan yang Masuk Saham LQ 45 di BEJ Tahun 1999-2002. Skripsi: UNNES
Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Parawiyati, Ambar Woro Hastuti dan Edi Subiyantoro. 2000. Penggunaan
Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keuntungan Investasi bagi Investor Di Pasar Modal. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2, Juli 2000: 214-227
Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi empat.
Yogyakarta: BPFE Sandiyani, Yustina dan Titik Aryati. 2001. Rasio Keuangan Sebagai Prediktor
Laba Dan Arus Kas Di Masa Yang Akan Datang, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 1, No. 2, Agustus 2001: 1-20
Sofi’i, Imam. 2006. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Return On Assets Dan
Loan To Deposit Ratio Dalam Memprediksi Perubahan Laba Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi: UNNES
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit CV Alfabeta Sukardi. 2005. Akuntansi Manajemen. Semarang: UPT UNNES Press Sutojo dan Kleinsteuber. 2004. Manajemen Keuangan Bagi Eksekutif Non-
Keuangan. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka Syamsudin, Lukman. 1985. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada Warsidi dan Bambang Agus Pramuka. 2000. Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan
dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ, Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, Vol. 2 No. 1, 2000: 1-11
Weston, J Fred dan Eugene F Brigham. 1993. Manajemen Keuangan. Jakarta:
Penerbit Erlangga Wibowo, Adhityo Muko. 2006. Kemampuan Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi Pertumbuhan Lada di Masa Yang Akan Datang (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Skripsi: UNNES
56
LAMPIRAN 1
57
CR Perusahaan Manufaktur Periode 2001-2003 No Nama Perusahaan CR
2001 2002 2003 Rata-rata 1 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk 0.68 1.31 5.03 2.342 PT. Astra Internasional Tbk 0.98 1.31 1.26 1.183 PT. Astra Grapia Tbk 1.90 2.70 1.98 2.194 PT. Astra Otoparts Tbk 2.05 1.97 1.65 1.895 PT. Berlina Tbk 1.76 2.19 1.14 1.706 PT. Branta Mulia Tbk 2.91 2.35 2.35 2.547 PT. Colorpak Indonesia Tbk 3.51 4.48 3.77 3.928 PT. Dankos Laboratories Tbk 2.66 2.49 3.11 2.759 PT. Delta Djakarta Tbk 2.57 3.92 5.07 3.85
10 PT. Dynaplast Tbk 0.80 1.20 0.77 0.9211 PT. Ekadharma Tape Industries Tbk 3.63 4.57 4.21 4.1412 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 0.46 1.53 1.55 1.1813 PT. Fast Food Indonesia Tbk 1.13 1.33 1.27 1.2414 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2.45 2.07 2.26 2.2615 PT. Gudang Garam Tbk 2.20 2.08 1.97 2.0816 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2.53 3.35 4.07 3.3217 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 1.17 1.48 1.21 1.2918 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.87 1.65 1.94 1.4919 PT. Indo-Rama Synthetics Tbk 1.22 1.39 1.12 1.2420 PT. Intan Wijaya Internasional Tbk 5.00 4.54 5.23 4.9221 PT. Jaya Pari Steel Tbk 0.92 1.54 1.74 1.4022 PT. Kageo Igar Jaya Tbk 1.28 1.68 2.66 1.8723 PT. Kalbe Farma Tbk 2.11 1.18 1.57 1.6224 PT. Kimia Farma Tbk 1.96 1.97 1.52 1.8225 PT. Komatsu Indonesia Tbk 7.15 7.38 6.99 7.1726 PT. Lautan Luas Tbk 3.19 1.97 2.48 2.5527 PT. Lionmesh Prima Tbk 0.84 0.93 1.61 1.1328 PT. Lion Metal Works Tbk 5.10 7.09 6.86 6.3529 PT. Mandom Indonesia Tbk 2.05 3.95 5.85 3.9530 PT. Mayora Indah Tbk 4.57 5.99 9.82 6.7931 PT. Merck Tbk 3.66 5.59 3.46 4.2432 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 1.17 1.23 1.15 1.1833 PT. Mustika Ratu Tbk 4.89 4.30 5.13 4.7734 PT. Pan Brothers Tex Tbk 1.83 2.93 2.59 2.4535 PT. Prima Alloy Steel Tbk 0.81 2.62 1.68 1.7036 PT. Selamat Sempurna Tbk 4.33 5.37 4.10 4.6037 PT. Sepatu Bata Tbk 2.11 2.63 2.40 2.3838 PT. Siantar Top Tbk 1.16 1.28 1.41 1.2839 PT. Surya Toto Indonesia Tbk 0.86 1.07 0.93 0.9540 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 3.74 4.01 4.65 4.1341 PT. Tirta Mahakam Plywood Ind. Tbk 0.96 1.05 0.92 0.9842 PT. Tunas Ridean Tbk 1.20 1.39 2.37 1.6543 PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 2.26 2.63 2.48 2.4644 PT. Unilever Indonesia Tbk 2.18 2.27 1.76 2.07
Jumlah 100.81 119.96 127.09 115.95Sumber: Indonesian Capital Market Directory 2004
58
DER Perusahaan Manufaktur Periode 2001-2003 No Nama Perusahaan DER
2001 2002 2003 Rata-rata 1 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk 2.11 1.43 0.93 1.492 PT. Astra Internasional Tbk 9.35 2.66 1.19 4.403 PT. Astra Grapia Tbk 2.43 1.27 1.42 1.714 PT. Astra Otoparts Tbk 1.13 0.75 0.64 0.845 PT. Berlina Tbk 0.88 0.82 0.93 0.886 PT. Branta Mulia Tbk 2.80 1.91 1.43 2.057 PT. Colorpak Indonesia Tbk 0.25 0.19 0.25 0.238 PT. Dankos Laboratories Tbk 1.82 1.38 1.10 1.439 PT. Delta Djakarta Tbk 0.35 0.25 0.22 0.27
10 PT. Dynaplast Tbk 0.91 0.65 1.11 0.8911 PT. Ekadharma Tape Industries Tbk 0.28 0.20 0.22 0.2312 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 2.37 1.68 1.46 1.8413 PT. Fast Food Indonesia Tbk 1.02 0.79 0.69 0.8314 PT. Goodyear Indonesia Tbk 0.51 0.43 0.40 0.4515 PT. Gudang Garam Tbk 0.64 0.59 0.58 0.6016 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 1.28 0.89 0.77 0.9817 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 2.70 2.59 1.83 2.3718 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 2.64 3.16 2.74 2.8519 PT. Indo Rama Synthetics Tbk 1.46 1.40 1.33 1.4020 PT. Intan Wijaya Internasional Tbk 0.16 0.18 0.17 0.1721 PT. Jaya Pari Steel Tbk 0.82 0.88 0.45 0.7222 PT. Kageo Igar Jaya Tbk 1.39 0.95 0.72 1.0223 PT. Kalbe Farma Tbk 7.50 3.11 1.95 4.1924 PT. Kimia Farma Tbk 0.64 0.53 0.81 0.6625 PT. Komatsu Indonesia Tbk 0.12 0.12 0.14 0.1326 PT. Lautan Luas Tbk 0.96 1.27 2.08 1.4427 PT. Lionmesh Prima Tbk 3.02 2.10 1.69 2.2728 PT. Lion Metal Works Tbk 0.17 0.15 0.16 0.1629 PT. Mandom Indonesia Tbk 0.35 0.17 0.13 0.2230 PT. Mayora Indah Tbk 1.11 0.79 0.58 0.8331 PT. Merck Tbk 0.28 0.15 0.26 0.2332 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0.77 0.58 0.80 0.7233 PT. Mustika Ratu Tbk 0.18 0.21 0.17 0.1934 PT. Pan Brothers Tex Tbk 1.59 0.92 0.53 1.0135 PT. Prima Alloy Tbk 18.34 5.04 2.23 8.5436 PT. Selamat Sempurna Tbk 0.71 0.68 0.77 0.7237 PT. Sepatu Bata Tbk 0.57 0.41 0.47 0.4838 PT. Siantar Top Tbk 0.69 0.75 0.68 0.7139 PT. Surya Toto Indonesia Tbk 12.62 4.13 3.29 6.6840 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 0.31 0.28 0.25 0.2841 PT. Tirta Mahakam Plywood Ind. Tbk 1.82 2.32 2.51 2.2242 PT. Tunas Ridean Tbk 2.07 1.64 2.16 1.9643 PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 1.75 1.36 1.68 1.6044 PT. Unilever Indonesia Tbk 0.55 0.53 0.68 0.59
Jumlah 93.42 52.29 44.60 63.44Sumber: Indonesian Capital Market Directory 2004
59
TATO Perusahaan Manufaktur Periode 2001-2003 No Nama Perusahaan TATO 2001 2002 2003 Rata-rata
1 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk 1.55 1.90 2.06 1.842 PT. Astra Internasional Tbk 1.13 1.17 1.15 1.153 PT. Astra Grapia Tbk 1.72 1.15 1.14 1.344 PT. Astra Otoparts Tbk 1.19 1.13 1.10 1.145 PT. Berlina Tbk 1.00 0.87 0.80 0.896 PT. Branta Mulia Tbk 0.74 0.79 0.80 0.787 PT. Colorpak Indonesia Tbk 1.20 0.94 0.95 1.038 PT. Dankos Laboratories Tbk 1.34 1.61 1.44 1.469 PT. Delta Djakarta Tbk 0.88 0.75 0.76 0.80
10 PT. Dynaplast Tbk 0.80 0.85 0.77 0.8111 PT. Ekadharma Tape Industries Tbk 1.35 1.29 1.35 1.3312 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 0.42 0.43 0.46 0.4413 PT. Fast Food Indonesia Tbk 2.82 2.93 2.83 2.8614 PT. Goodyear Indonesia Tbk 1.52 1.46 1.52 1.5015 PT. Gudang Garam Tbk 1.34 1.36 1.33 1.3416 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 1.49 1.54 1.44 1.4917 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 0.86 0.80 1.13 0.9318 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1.13 1.08 1.17 1.1319 PT. Indo Rama Synthetics Tbk 0.58 0.59 0.66 0.6120 PT. Intan Wijaya Internasional Tbk 0.62 0.52 0.87 0.6721 PT. Jaya Pari Steel Tbk 1.01 1.99 2.16 1.7222 PT. Kageo Igar Jaya Tbk 1.32 1.64 1.55 1.5023 PT. Kalbe Farma Tbk 1.09 1.27 1.18 1.1824 PT. Kimia Farma Tbk 1.22 1.48 1.33 1.3425 PT. Komatsu Indonesia Tbk 0.99 0.88 0.80 0.8926 PT. Lautan Luas Tbk 1.36 1.23 1.02 1.2027 PT. Lionmesh Prima Tbk 1.29 1.65 1.91 1.6228 PT. Lion Metal Works Tbk 0.67 0.77 0.73 0.7229 PT. Mandom Indonesia Tbk 1.48 1.64 1.65 1.5930 PT. Mayora Indah Tbk 0.63 0.75 0.86 0.7531 PT. Merck Tbk 1.38 1.28 1.48 1.3832 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 1.10 1.14 1.17 1.1433 PT. Mustika Ratu Tbk 0.77 0.87 0.84 0.8334 PT. Pan Brothers Tex Tbk 1.82 2.13 2.35 2.1035 PT. Prima Alloy Tbk 0.34 0.64 1.06 0.6836 PT. Selamat Sempurna Tbk 1.00 1.03 1.01 1.0137 PT. Sepatu Bata Tbk 1.83 1.96 1.76 1.8538 PT. Siantar Top Tbk 1.28 1.33 1.39 1.3339 PT. Surya Toto Indonesia Tbk 0.79 0.75 0.85 0.8040 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 1.07 1.08 1.09 1.0841 PT. Tirta Mahakam Plywood Ind. Tbk 1.14 0.86 0.77 0.9242 PT. Tunas Ridean Tbk 2.11 2.20 1.82 2.0443 PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 0.85 0.83 0.94 0.8744 PT. Unilever Indonesia Tbk 2.24 2.27 2.38 2.30 Jumlah 52.46 54.83 55.83 54.37
Sumber: Indonesian Capital Market Directory 2004
60
LAMPIRAN 2
61
Laba Perusahaan Manufaktur Periode 2001-2004 No Nama Perusahaan Laba 2001 2002 2003 2004
1 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk 70414 96943 91649 1334772 PT. Astra Internasional Tbk 1940029 5535185 7039250 80072033 PT. Astra Grapia Tbk 29364 106585 25841 593754 PT. Astra Otoparts Tbk 378720 329514 295921 3291085 PT. Berlina Tbk 56047 48954 18260 309026 PT. Branta Mulia Tbk 134132 170244 96665 867627 PT. Colorpak Indonesia Tbk 13660 11431 6219 86918 PT. Dankos Laboratories Tbk 82966 127848 176681 2719409 PT. Delta Djakarta Tbk 65519 62596 55476 57390
10 PT. Dynaplast Tbk 54350 80198 75717 8108411 PT. Ekadharma Tape Industries Tbk 7842 9351 5395 624012 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 272543 261386 80251 1259713 PT. Fast Food Indonesia Tbk 35016 51443 50389 5013914 PT. Goodyear Indonesia Tbk 17290 23222 23664 3910115 PT. Gudang Garam Tbk 2985092 3006712 2629417 257028016 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2218486 2566802 2199497 305910417 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 63411 57557 62836 13210318 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1276340 1418084 1031135 85238019 PT. Indo Rama Synthetics Tbk 178266 57508 59602 6441220 PT. Intan Wijaya Internasional Tbk 30078 6880 11286 1684621 PT. Jaya Pari Steel Tbk 15426 22890 17390 8955222 PT. Kageo Igar Jaya Tbk 10276 37951 36033 4531623 PT. Kalbe Farma Tbk 107946 437921 533948 65228124 PT. Kimia Farma Tbk 138612 53036 76536 12355725 PT. Komatsu Indonesia Tbk 77640 51692 59754 25872426 PT. Lautan Luas Tbk 72157 32933 23976 8602427 PT. Lionmesh Prima Tbk 1698 2344 2628 806428 PT. Lion Metal Works Tbk 16427 17449 18415 3421729 PT. Mandom Indonesia Tbk 66880 81760 90768 11956130 PT. Mayora Indah Tbk 45120 168365 122875 12569431 PT. Merck Tbk 80276 54455 72137 8243632 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 163306 123380 131848 8243633 PT. Mustika Ratu Tbk 48685 29053 15076 2049834 PT. Pan Brothers Tex Tbk 25357 22669 8385 1187335 PT. Prima Alloy Tbk 373 1157 13804 1754136 PT. Selamat Sempurna Tbk 92450 71902 82172 9805137 PT. Sepatu Bata Tbk 93126 71768 54324 5299838 PT. Siantar Top Tbk 32852 43169 45943 4088039 PT. Surya Toto Indonesia Tbk 29282 76221 51751 3999240 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 389048 416971 434560 43576341 PT. Tirta Mahakam Plywood Ind. Tbk 15261 16001 9017 1393942 PT. Tunas Ridean Tbk 110778 104857 120021 22139143 PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 215723 162988 99972 23379644 PT. Unilever Indonesia Tbk 1258256 1384504 1819766 2108413
Sumber: Indonesian Capital Market Directory 2004 dan 2005
62
Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur Periode 2001-2004 No Nama Perusahaan Δ Laba 2002 2003 2004 Rata-rata
1 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk 0.38 -0.05 0.46 0.262 PT. Astra Internasional Tbk 1.85 0.27 0.14 0.753 PT. Astra Grapia Tbk 2.63 -0.76 1.30 1.064 PT. Astra Otoparts Tbk -0.13 -0.10 0.11 -0.045 PT. Berlina Tbk -0.13 -0.63 0.69 -0.026 PT. Branta Mulia Tbk 0.27 -0.43 -0.10 -0.097 PT. Colorpok Indonesia Tbk -0.16 -0.46 0.40 -0.078 PT. Dankos Laboratories Tbk 0.54 0.38 0.54 0.499 PT. Delta Djakarta Tbk -0.04 -0.11 0.03 -0.04
10 PT. Dynaplast Tbk 0.48 -0.06 0.07 0.1611 PT. Ekadharma Tape Industries Tbk 0.19 -0.42 0.16 -0.0212 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk -0.04 -0.69 -0.84 -0.5313 PT. Fast Food Indonesia Tbk 0.47 -0.02 0.00 0.1514 PT. Goodyear Indonesia Tbk 0.34 0.02 0.65 0.3415 PT. Gudang Garam Tbk 0.01 -0.13 -0.02 -0.0516 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 0.16 -0.14 0.39 0.1317 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk -0.09 0.09 1.10 0.3718 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0.11 -0.27 -0.17 -0.1119 PT. Indo Rama Synthetics Tbk -0.68 0.04 0.08 -0.1920 PT. Intan Wijaya Internasional Tbk -0.77 0.64 0.49 0.1221 PT. Jaya Pari Steel Tbk 0.48 -0.24 4.15 1.4622 PT. Kageo Igar Jaya Tbk 2.69 -0.05 0.26 0.9723 PT. Kalbe Farma Tbk 3.06 0.22 0.22 1.1724 PT. Kimia Farma Tbk -0.62 0.44 0.61 0.1525 PT. Komatsu Indonesia Tbk -0.33 0.16 3.33 1.0526 PT. Lautan Luas Tbk -0.54 -0.27 2.59 0.5927 PT. Lionmesh Prima Tbk 0.38 0.12 2.07 0.8628 PT. Lion Metal Works Tbk 0.06 0.06 0.86 0.3329 PT. Mandom Indonesia Tbk 0.22 0.11 0.32 0.2230 PT. Mayora Indah Tbk 2.73 -0.27 0.02 0.8331 PT. Merck Tbk -0.32 0.32 0.14 0.0532 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk -0.24 0.07 -0.37 -0.1833 PT. Mustika Ratu Tbk -0.40 -0.48 0.36 -0.1734 PT. Pan Brothers Tex Tbk -0.11 -0.63 0.42 -0.1135 PT. Prima Alloy Tbk 2.10 10.93 0.27 4.4336 PT. Selamat Sempurna Tbk -0.22 0.14 0.19 0.0437 PT. Sepatu Bata Tbk -0.23 -0.24 -0.02 -0.1738 PT. Siantar Top Tbk 0.31 0.06 -0.11 0.0939 PT. Surya Toto Indonesia Tbk 1.60 -0.32 -0.23 0.3540 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 0.07 0.04 0.00 0.0441 PT. Tirta Mahakam Plywood Ind. Tbk 0.05 -0.44 0.55 0.0542 PT. Tunas Ridean Tbk -0.05 0.14 0.84 0.3143 PT. Unggul Indah Cahaya Tbk -0.24 -0.39 1.34 0.2444 PT. Unilever Indonesia Tbk 0.10 0.31 0.16 0.19
Jumlah 15.93 6.97 23.43 15.44Sumber: Indonesian Capital Market Directory 2004 dan 2005
63
LAMPIRAN 3
64
DATA HASIL PENELITIAN
No Nama Perusahaan CR DER TATO Perubahan Laba
1 PT. Aqua Golden Mississipi Tbk 2.34 1.49 1.84 0.262 PT. Astra Internasional Tbk 1.18 4.40 1.15 0.753 PT. Astra Grapia Tbk 2.19 1.71 1.34 1.064 PT. Astra Otoparts Tbk 1.89 0.84 1.14 -0.045 PT. Berlina Tbk 1.70 0.88 0.89 -0.026 PT. Branta Mulia Tbk 2.54 2.05 0.78 -0.097 PT. Colorpak Indonesia Tbk 3.92 0.23 1.03 -0.078 PT. Dankos Laboratories Tbk 2.75 1.43 1.46 0.499 PT. Delta Djakarta Tbk 3.85 0.27 0.80 -0.04
10 PT. Dynaplast Tbk 0.92 0.89 0.81 0.1611 PT. Ekadharma Tape Industries Tbk 4.14 0.23 1.33 -0.0212 PT. Fajar Surya Wisesa Tbk 1.18 1.84 0.44 -0.5313 PT. Fast Food Indonesia Tbk 1.24 0.83 2.86 0.1514 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2.26 0.45 1.50 0.3415 PT. Gudang Garam Tbk 2.08 0.60 1.34 -0.0516 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 3.32 0.98 1.49 0.1317 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk 1.29 2.37 0.93 0.3718 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1.49 2.85 1.13 -0.1119 PT. Indo-Rama Synthetics Tbk 1.24 1.40 0.61 -0.1920 PT. Intan Wijaya Internasional Tbk 4.92 0.17 0.67 0.1221 PT. Jaya Pari Steel Tbk 1.40 0.72 1.72 1.4622 PT. Kageo Igar Jaya Tbk 1.87 1.02 1.50 0.9723 PT. Kalbe Farma Tbk 1.62 4.19 1.18 1.1724 PT. Kimia Farma Tbk 1.82 0.66 1.34 0.1525 PT. Komatsu Indonesia Tbk 7.17 0.13 0.89 1.0526 PT. Lautan Luas Tbk 2.55 1.44 1.20 0.5927 PT. Lionmesh Prima Tbk 1.13 2.27 1.62 0.8628 PT. Lion Metal Works Tbk 6.35 0.16 0.72 0.3329 PT. Mandom Indonesia Tbk 3.95 0.22 1.59 0.2230 PT. Mayora Indah Tbk 6.79 0.83 0.75 0.8331 PT. Merck Tbk 4.24 0.23 1.38 0.0532 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 1.18 0.72 1.14 -0.1833 PT. Mustika Ratu Tbk 4.77 0.19 0.83 -0.1734 PT. Pan Brothers Tex Tbk 2.45 1.01 2.10 -0.1135 PT. Prima Alloy Steel Tbk 1.70 8.54 0.68 4.4336 PT. Selamat Sempurna Tbk 4.60 0.72 1.01 0.0437 PT. Sepatu Bata Tbk 2.38 0.48 1.85 -0.1738 PT. Siantar Top Tbk 1.28 0.71 1.33 0.0939 PT. Surya Toto Indonesia Tbk 0.95 6.68 0.80 0.3540 PT. Tempo Scan Pacific Tbk 4.13 0.28 1.08 0.0441 PT. Tirta Mahakam Plywood Ind. Tbk 0.98 2.22 0.92 0.0542 PT. Tunas Ridean Tbk 1.65 1.96 2.04 0.3143 PT. Unggul Indah Cahaya Tbk 2.46 1.60 0.87 0.2444 PT. Unilever Indonesia Tbk 2.07 0.59 2.30 0.19
Mean 2.64 1.44 1.24 0.35 Maksimum 7.17 8.54 2.86 4.43 Minimum 0.92 0.13 0.44 -0.53
65