Upload
dangthien
View
256
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH DEEP TRANSVERSE FRICTION TERHADAP
PENURUNAN NYERI LEHER PADA PENGEMUDI OJEK
ONLINE
Disusun sebagai salah syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
FENI ANGGRAENI
J120150070
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMUKESEHATAN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH DEEP TRANSVERSE FRICTION TERHADAP
PENURUNAN NYERI LEHER PADA PENGEMUDI OJEK
ONLINE
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
FENI ANGGRAENI
J120150070
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen
Pembimbing
Totok Budi Santoso, S.Fis., Ftr., M.PH.
NIK/NIDN: 635/0604127102
iiiiii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH DEEP TRANSVERSE FRICTION TERHADAP
PENURUNAN NYERI LEHER PADA PENGEMUDI OJEK
ONLINE
OLEH
FENI ANGGRAENI
J120150070
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Rabu, 24 Januari 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Totok Budi Santoso, S.Fis., Ftr., M.Kes ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Edy Waspada, SSt.FT., S.Fis., M.Kes ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Wijianto, SSt.FT., Ftr., M.Or ( )
(Anggota 2 Dewan Penguji)
Dekan,
Dr. Mutalazimah, SKM.,M.Kes
NIK/NIDN: 786/06-1711-7301
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat kerja atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 24 Januari 2019
Penulis
FENI ANGGRAENI
J120150070
iii
ii
PENGARUH DEEP TRANSVERSE FRICTION TERHADAP PENURUNAN
NYERI LEHER PADA PENGEMUDI OJEK ONLINE
Abstrak
Nyeri muskuloskeletal leher merupakan rasa nyeri yang meliputi kelainan
saraf,tendon,otot,dan ligamen disekitar leher. Terdapat salah satu teknik massage
yaitu dengan teknik deep transfer friction yang bertujuan untuk menjaga mobilitas
dalam jaringan lunak, ligamen, tendon dan otot. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh deep transverse friction terhadap penurunan
nyeri leher pada pengemudi ojek online. Dapat mengetahui apakah ada pengaruh
deep transverse friction terhadap penurunan nyeri leher pada pengemudi ojek
online. Jenis penelitian ini merupakan penelitian nonparametric dengan desain
penelitian two grup pre and post test. Uji yang digunakan yaitu uji perbedaan
dengan Paired Sample T-test. Sampel penelitian adalah pengemudi ojek online
Pabelan, Surakarta dan dipilih berdasarkan kriteria insklusi, ekslusi dan drop out.
Pengukuran yang digunakan untuk mengukur tinkat nyeri leher menggunakan
neck disability index. Analisis data menggunakan Shapiro Wilks. Analisis statistik
didapatkan hasil ada pengaruh deep transverse friction terhadap penurunan nyeri
leher pada pengemudi ojek online. Pada kelompok perlakuan sebelum diberikan
intervensi deep transverse friction yang mengalami nyeri dan nyeri berlebih sama
banyaknya yaitu 5 orang (50%). Sedangkan sesudah diberikan deep transverse
friction yang mengalami penurunan nyeri sebanyak 8 orang (80%). Pada
kelompok kontrol sebelum tanpa diberikan intervensi deep transverse friction
yang mengalami nyeri sebanyak 4 orang (40%). Secara analisis disimpulkan ada
pengaruh pada pemberian intervensi deep transverse friction terhadap penurunan
nyeri leher pada pengemudi ojek online. Dan dari hasil analisis dan perhitungan
uji statistik pemberian deep transverse friction yang baik memiliki 4 kali lipat
penurunan nyeri leher dibandingkan dengan tanpa diberikan intrvensi deep
transverse friction yang tidak baik.
Kata Kunci : Penurunan nyeri, nyeri leher, gesekan melintang dalam.
Abstract
Musculoskeletal pain in the neck is a pain that includes nerve disorders, tendons,
muscles, and ligaments around the neck. There is one massage technique, namely
the technique of deep transfer friction which aims to maintain mobility in soft
tissues, ligaments, tendons and muscles. This study aims to determine whether
there is an influence of deep transverse friction on decreasing neck pain in online
motorcycle taxi drivers. Can determine whether there is an influence of deep
transverse friction on decreasing neck pain in online motorcycle taxi drivers. This
type of research is a nonparametric study with two groups pre and post test
design. The test used is the difference test with the Paired Sample T-test. The
study sample was Pabelan motorcycle taxi drivers, Surakarta and was selected
1
ii
based on inclusion, exclusion and drop out criteria. Measurements used to
measure the level of neck pain using neck disability index. Data analysis using
Shapiro Wilks. Statistical analysis showed that there was an effect of deep
transverse friction on decreasing neck pain in online motorcycle taxi drivers. In
the treatment group before being given a deep transverse friction intervention that
experienced the same amount of pain and excessive pain, 5 people (50%). While
after being given deep transverse friction which experienced a decrease in pain as
many as 8 people (80%). In the control group before without being given a deep
transverse friction intervention that experienced pain, 4 people (40%).The
analysis concluded that there was an influence on the administration of deep
transverse friction interventions to decrease neck pain in online motorcycle taxi
drivers. And from the results of the analysis and calculation of statistical tests the
administration of good deep transverse friction has a 4-fold decrease in neck pain
compared with no intervention in deep transverse friction that is not good.
Keywords: Decreased pain, neck pain, deep transverse friction.
1. PENDAHULUAN
Sehat merupakan keadaan yang baik pada anggota tubuh manusia. Kesehatan
memiliki pengertian lain yaitu kesehatan fisik dan kesehatan rohani disebut
dengan mental.
ةُِ النَّاسِِ ِمنَِ َكثِْيرِ فِْيِهَما َمْغُبْونِ نِْعَمَتانِِ حَّ (ريالبخا رواه. )َواْلَفَراغُِ الصِّ
“Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak
diperhatikan), yaitu kesehatan dan waktu luang”, (HR Al-Bukhari)
Kebugaraan dipengaruhi oleh factor genetik, lingkungan dan pola hidup
sehari-hari seperti makan,minum, aktivitas, istirahat, hingga pengelolaan
kehidupan emosional. Keseimbangan dapat terganggu karena ada faktor
keseimbangan terganggu dengan adanya gaya hidup yang buruk, pola istirahat
yang tidak terkontrol dan berbagai macam aktivitas yang menyebabkan nyeri
leher (Mane, Pawar, & Warude, 2017).
1.1 Landasan Teori
Nyeri muskuloskeletal leher merupakan rasa nyeri yang meliputi
kelainan saraf,tendon,otot,dan ligamen disekitar leher. Tetapi jika
seseorang melakukan suatu pekerjaan dengan posisi yang tidak support
dapat menyebabkan masalah pada leher (Skillgate et al., 2015). Faktor-
faktor yang mempengaruhi nyeri leher pada pengemudi ojek oline karena
2
ii
tidak memperhatikan posisi duduk yang baik saat mengemudi motor, serta
berlangsung lama dan terus-menerus yang pada akhirnya menyebabkan
ketegangan otot-otot sekitar leher dan pundak yang berkelanjutan menjadi
nyeri leher. Standart ergonomi atau posisi yang baik seperti tangan saat
memegang stir dan posisi punggung tegak sehingga pengguna nyaman dan
tidak terlalu membungkuk (Samara & Samara, 2007).
Nyeri leher merupakan rasa tidak nyaman di sekitar leher, menurut
The International Association for the Study of Pain (IASP) nyeri leher
merupakan sakit yang dirasakan di daerah yang dibatasi oleh prosesus
spinosus torakal satu dan daerah lateral leher, sedangkan nyeri leher
nonspesifik merupakan nyeri mekanik yang dirasakan diantara oksiput dan
torakal satu dan otot-otot sekitarnya tanpa penyebab yang spesifik (Samara
& Samara, 2007).
Nyeri leher karena adanya Trauma, penyebab yang berhubungan
dengan pekerjaan (misalnya buruh angkat barang,posisi lama
mengetik,dan mengemudi untuk waktu yang lama),merokok dan riwayat
nyeri pinggang dianggap sebagai faktor resiko untuk sakit leher.
Seringkali,tidak ada penyebab spesifik yang dapat diperoleh. Gejala akibat
kelainan servikal dapat menjalar ke area lain dari tubuh, paling sering
kepunggung atas, dada, dan lengan, juga rasa sakit dari bahu atau patologi
dada bisa menjalar ke leher (Samara & Samara, 2007).
Berdasarkan mekanisme kerja otot, kontraksi otot adalah proses
terjadinya peningkatan aktin dan myosin sehingga otot memendek. Aktin
merupakan bentuk jaringan otot yang berfungsi untuk membentuk
permukaan sel pigmen penyusunan otot yang berdinding tipis, protein
yang merupakan unsur kontraksi dalam otot, sedangkan miosin merupakan
protein dalam otot yang mengatur kontraksi dan relaksasi filamen
penyusun otot yang berdinding tebal. Selain karena faktor mekanik akibat
dalam posisi menunduk terlalu lama, sehingga dapat menyebabkan
ketegangan dan kelelahan pada otot kepala, bahu, dan leher, nyeri leher
3
ii
juga disebabkan oleh faktor psikis (stress) dan faktor hormonal (fluktuasi
hormonal) di otak, seperti serotonin dan endorphin yang membantu dalam
komunikasi saraf, dimana proses fluktuasi ini mengaktifkan jalur nyeri
terhadap otak dan menganggun kemampuan otak untuk menekan nyeri
(Sekaaram & Ani, 2017).
Trigger point merupakan pusat nyeri, lokasi ketegangan otot dengan
berbagai penyebab, terutama akibat beban yang berlebihan, trauma secara
langsung, atau kontraksi otot yang yang berlebihan (overuse). Jadi, trigger
point merupakan titik pusat nyeri pada otot dimana titik pusat nyeri
menghasilkan nyeri yang menjalar ke seluruh area otot (Lemburg, 2010).
Massage merupakan gerakan yang bersifat menekan, menggosok dan
manipulasi pada kulit, otot, tendon dan ligament. Bisa memakai telapak
tangan, jari-jari atau siku (Satria, ALi dan Priyonoadi, 2012). Friction
merupakan satu teknik manual terapi massage dengan sentuhan berupa
gerusan pada area trigger point pada otot,sehingga dapat menghancurkan
myoglosis,yaitu timbunan dari sisa-sisa pembakaran yang terdapatpada
otot dan menyebabkan pengerasan serabut otot dan teknik ini juga dapat
membantu memisahkan perlengketan jaringan pada otot, tendon, dan
ligament yang disebabkan oleh peradangan, seperti tendonitis (Quinn et
al., 2002).
2. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian nonparametric dengan desain
penelitian two grup pre and post test. Uji yang digunakan yaitu uji perbedaan
dengan Paired Sample T-test. Pelaksanaan dilakukan di Pabelan, Surakarta
Lokasi.Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 1 Maret – 26 Desember 2018.
Populasi di penelitian ini adalah pengemudi ojek online yang mengikuti
penelitian selama 1 bulan di wilayah Pabelan, Surakarta dan didapatkan 20
orang.
Metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah
simple ransom sampling, yaitu pengambilan sampel menurut kriteria peneliti
dengan kriteria inklusi, eksklusi dan drop out sehingga didapatkan 20 sampel.
4
ii
Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh diberikan intervensi deep
transfer frction digunakan uji pengaruh Paired sample T-test.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden
Pengemudi ojek online merupakan transportasi yang sudah menjadi
kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Teknologi yang berkembang pesat
memunculkan sebuah inovasi online, dengan segala kemudahan yang
ditawarkan seperti pengiriman paket, pembelian makanan dan barang
dengan sentuhan pada layar ponsel. Pengemudi ojek online, ada beberapa
orang yang menjadikan pekerjaan tetap dan sampingan. Sehinga seorang
pengemudi ojek online membagi waktu untuk bekerja, pagi sampai sore
kerja tetap dan sore sampai malam bekerja sebagai pengemudi ojek online.
Pengemudi ojek online harus mengisi saldo, karena setiap satu
pesanan akan mendapat potongan 20% dari saldo dan minimal isi saldo
sepuluh ribu untuk dapat penumpang. Pengemudi ojek online mempunyai
pencapaian target poin, dan setiap satu pesanan grabfood yang telah
diselesaikan akan mendapatkan bonus sembilan ribu. Pendapatan harian
pengemudi ojek online tetap mencapai 150 – 300 ribu perhari, sedangkan
pendapatan harian pengemudi ojek online sampingan mencapai 50 – 100
ribu perhari. Penghasilan pengemudi ojek online dalam 1 bulan dapat
mencapai 4,5 – 9 juta melebihi upah minimum regional di kota Solo pada
tahun 2019 mencapai 1,6 juta perbulan.
Responden penelitian ini adalah pengemudi ojek online di wilayah
.pabelan surakarta yang memenuhi kriteria inklusi umur 20-50 tahun,
bekerja 4-9 jam/hari, bekerja 1-5 tahun, dan bersedia menjadi responden
penelitian. Analisis statistik didapatkan hasil ada pengaruh deep transverse
friction terhadap penurunan nyeri leher pada pengemudi ojek online. Dari
20 responden berdasarkan nyeri leher pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi
deep transverse friction yang mengalami nyeri dan nyeri berlenih sama
banyaknya yaitu 5 orang (50%). Sedangkan sesudah diberikan deep
6
ii
transverse friction yang mengalami penurunan nyeri sebanyak 8 orang
(80%) dan yang mengalami nyeri berlebih sebanyak 2 orang (20%). Pada
kelompok kontrol sebelum tanpa diberikan intervensi deep transverse
friction yang mengalami nyeri sebanyak 4 orang (40%) dan yang
mengalami nyeri berlebih sebanyak 6 orang (60%). Sedangkan sesudah
diberikanin tervensideep transverse frictionyang mengalami penurunan
nyeri sebanyak 6 orang (60%) dan yang mengalami nyeri berlebih
sebanyak 4 orang (40%).
3.2 Analisis Pengaruh
Tabel 1 Hasil uji pengaruh pemberian intervensi deep transverse friction terhadap
penurunan nyeri leher pada pengemudi ojek online.
Independen sample t test p-value Keterangan
Kelompok Kontrol-Perlakuan 0.000 Signifikan
Berdasarkan analisis diperoleh dengan nilai p=0,000 artinya
p<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
pada pemberian deep transverse friciion terhadap penurunan nyeri leher
pada pengemudi ojek online antara sebelum dan sesudah perlakuan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui penurunan nyeri leher
kelompok perlakuan sebelum dilakukan intervensi deep transverse friction
sebagian besar responden mengalami nyeri leher kurang baik (25%), dan
terjadi perubahan nyeri leher setelah di intervensi selama 1 bulan dengan
(80%) menjadi baik. Sedangkan pada kelompok kontrol sebelum
dilakukan tanpa intervensi deep transverse friction responden mengalami
nyeri leher kurang baik (60%) dan sesudah tanpa dilakukan intervensi deep
transverse friction selama 1 bulan dengan (60%) menjadi baik. Sehingga
disimpulkan ada pengaruh yang signifikan pada pemberian intervensi deep
transverse friction terhadap penurunan nyeri leher pada pengemudi ojek
online.
7
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pada pemberian intervensi deep
transverse friction terhadap penurunan nyeri leher pada pengemudi ojek
online. Dan dari hasil analisis dan perhitungan uji statistik pemberian deep
transverse friction yang baik memiliki penurunan nyeri leher dibandingkan
dengan tanpa diberikan intrvensi deep transverse friction yang tidak baik.
4.2 Saran
a. Keilmuan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
manfaat pemberian deep transverse friction terhadap penurunan nyeri
leher.
b. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti lain
diharapkan dapat dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar
sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.
c. Bagi Sampel
Hasil penelitian ini bagi sampel dapat mempraktikan deep
transverse friction saat munculnya nyeri leher.
DAFTAR PUSTAKA
Lemburg, Christian. 2010. Massage Trigger Therapy. Pressure Pointer.
USA. Loder. Elizabeth. 2011. Manual Therapy Versus Usual GP Care
for Chronic Tension-type Headache. International Headache Society,
31(2) 131-132.
Mane, P., Pawar, A., & Warude, T. (2017). Effect of Myofascial Release
and Deep Transverse Friction Massage as an Adjunct to Conventional
Physiotherapy in Case Unilateral Upper Trapezitis - Comparative
8
ii
Study. International Journal of Science and Research, 6(3), 2015–
2018.
Quinn, C., Chandler, C., & Moraska, A. (2002). Massage therapy and
frequency of chronic tension headaches. American Journal of Public
Health, 92(10), 1657–1661. https://doi.org/10.2105/AJPH.92.10.1657
Samara, D., & Samara, D. (2007). Nyeri muskuloskeletal pada leher
pekerja dengan posisi pekerjaan yang statis Neck musculoskletal
among workers with static position, 26(3), 137–142.
Satria, ALi dan Priyonoadi, B. (2012). Terapi Massage Frirage, 1–95.
Sekaaram, V., & Ani, L. S. (2017). Prevalensi musculoskeletal
disorders(MSDs)pada pengemudi angkutan umum di terminal
mengwi, kabupaten Badung- Bali, 8(2), 118–124.
https://doi.org/10.1556/ism.v8i2.125
Sherman, K. J., Cook, A. J., Wellman, R. D., Hawkes, R. J., Kahn, J. R.,
Deyo, R. A., & Cherkin, D. C. (2014). Five-week outcomes from a
dosing trial of therapeutic massage for chronic neck pain. Annals of
Family Medicine, 12(2), 112–120. https://doi.org/10.1370/afm.1602
Skillgate, E., Bill, A. S., Côté, P., Viklund, P., Peterson, A., & Holm, L. W.
(2015). The effect of massage therapy and/or exercise therapy on
subacute or long-lasting neck pain - the Stockholm neck trial
(STONE): Study protocol for a randomized controlled trial. Trials,
16(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s13063-015-0926-4
Sterling, M., & Rebbeck, T. (2005). The Neck Disability Index (NDI):
Commentary. Australian Journal of Physiotherapy, 51(4), 271.
https://doi.org/10.1016/S0004-9514(05)70017-9
9