Upload
truonghuong
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 13
PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH
STUDI KASUS DINAS PERTANIAN DAN PERTERNAKAN
KABUPATEN MUSI BANYUASIN
Hendry Wijaya
Dosen Tetap STIE Rahmaniyah Sekayu
email :[email protected]
ABSTRAK.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang akan melewati proses pengolahan
dan pembahasan data sehingga dapat ditarik kesimpulan, kedua variabel tersebut
adalah Kedisiplinan Pegawai (variabel bebas) dan Kinerja Pegawai (variabel
terikat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Seberapa pesar pengaruh
disiplin terhadap kinerja pegawai pada instansi pemerintah daerah Kabupaten
Musi Banyuasin (studi kasus Dinas Pertanian Dan Perternakan Kabupaten Musi
Banyuasin). Penelitian ini dilakukan disalah satu instansi pemerintah daerah
Kabupaten Musi Banyuasin yaitu pada Dinas Pertanian Dan Perternakan
Kabupaten Musi Banyuasin. Penelitian ini mengggunakan data primer maupun
sekunder. Teknik analisis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana
menggunakan persamaan statistika dalam mengolah dan melakukan pembahasan
data yang diperoleh dari responden melalui media kuesioner. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kedisiplinan pegawai dengan
kinerja pegawai dengan besaran skor pengaruh hasil uji regresi adalah sebesar
0,178.
Keyword: Kedisiplinan Pegawai, Kinerja Pegawai.
Pendahuluan.
Sumber daya manusia dalam
suatu organisasi adalah suatu
kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Organisasi dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan harapan
apabila didalamnya terdapat
manusia-manusia dengan satu tujuan
yang sama untuk menjadikan
organisasi tempat ia bekerja dan
mencari nafkah mengalami
peningkatan keuntungan serta
kemajuan dan perkembangan dari
tahun ketahun. Apabila tujuan
tersebut tercapai maka sumber daya
manusia tersebut tentu berharap hasil
jerih payahnya mendapat balasan
dengan nilai yang sesuai dari
organisasi yang selama ini di
perjuangkan.
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 14
Menurut Bangun (2012: 4), salah
satu sumber daya yang memiliki peran
penting dalam mencapai tujuannya adalah
sumber daya manusia. Oleh karena itu
peran manusia sangat penting baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang
dalam suatu organisasi pemerintahan.
Suatu cara yang berkaitan dengan sumber
daya manusia agar dapat menjadi sumber
daya keunggulan bersaing adalah melalui
peningkatan modal manusia untuk dapat
mengenal, beradaptasi, dengan lingkungan
yang selalu berubah.
Salah satu faktor yang berpengaruh
dalam sumber daya manusia adalah faktor
disiplin. Menurut Hasibuan (2013: 193),
kedisiplinan merupakan fungsi menajemen
sumber daya manusia (MSDM) yang
terpenting dan kunci terwujudnya tujuan
karena tanpa disiplin yang baik sulit untuk
terwujudnya tujuan yang maksimal.
disiplin kerja dapat di lihat sebagai sesuatu
yang besar manfaatnya, baik sebagai
kepentingan organisasi maupun bagi para
karyawan. Jika semua lingkungan kerja
semuanya disiplin, maka seorang
karyawan akan ikut disiplin tetapi jika
lingkungan kerja tidak disiplin maka
sebaliknya seoarang karyawan tidak akan
ikut disiplin, untuk itu sangat sulit bagi
lingkungan kerja yang tidak disiplin tetapi
ingin menerapkan kedisiplinan pegawai,
karena lingkungan kerja menjadi
panutan bagi para pegawai.
Sedangkan pendapat lain juga
diungkapkan oleh Sutrisno (2013:
89), mengatakan disiplin pegawai
adalah perilaku seseorang dengan
peraturan, prosedur kerja yang ada
atau disiplin adalah tingkah laku, dan
perbuatan yang sesuai dengan
peraturan dari organisasi atau suatu
pemerintahan baik tertulis maupun
tidak tertulis.
Disiplin merupakan salah satu hal
yang harus dijaga dan ditingkatkan
secara terus menerus agar karyawan
atau pegawai pada Dinas Petanian
dan Perternakan Kabupaten Musi
Banyuasin menjadi terbiasa berkerja
dengan penuh kedisiplinan dan
tanggung jawab sesuai dengan tugas
yang diberikan oleh atasannya atau
pimpinannya. Pegawai negeri sipil
sebagai aparatur dan abdi masyarakat
diharapkan selalu siap sedia
menjalankan tugas yang telah
menjadi tanggung jawabnya dengan
baik namun realitanya sering terjadi
dalam suatu instansi pemerintahan,
para pegawainya melakukan
pelanggaran yang menimbulkan
ketidak efektifan kinerja pegawai
yang bersangkutan, terutama
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 15
kedisplinan terhadap waktu yang
mempengaruhi kinerja pegawai pada
Dinas Pertanian dan Perternakan
Kabupaten Musi Banyuasin.
Berdasarkan latarbelakang
yang telah dijabarkan diatas, menarik
minat peneliti untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan
pengaruh disiplin kerja yang
memiliki pengaruh terhadap kinerja
pegawai pada instansi penerintah
daerah Kabupaten Musi Banyuasin
yang secara khusus dituangkan
kedalam sebuah penelitian dengan
judul “Pengaruh Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Instansi Pemerintah Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin (Studi
Kasus Dinas Pertanian dan
Perternakan Kabupaten Musi
Banyuasin)”
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar
belakang yang telah dikemukakan di
atas, maka dapat dirumuskan
masalah yaitu “Seberapa pesar
pengaruh disiplin terhadap kinerja
pegawai pada instansi pemerintah
daerah Kabupaten Musi Banyuasin
(studi kasus dinas pertanian dan
perternakan Kabupaten Musi
Banyuasin)?”.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka
tujuan dari penelitian ini adalah
Untuk mengetahui seberapa pesar
pengaruh disiplin terhadap kinerja
pegawai pada instansi pemerintah
daerah Kabupaten Musi Banyuasin
(studi kasus dinas pertanian dan
perternakan Kabupaten Musi
Banyuasin).
Tinjauan Pustaka
Konsep Kedisiplinan
Menurut Sutrisno (2013: 85),
menyatakan bahwa “didalam
kehidupan sehari-hari, dimanapun
berada, dibutuhkan peraturan-
peraturan dan ketentuan-ketentuan
yang akan mengatur dan membatasi
setiap kegiatan dan perilakunya.
Namun peraturan-peraturan tersebut
tidak ada artinya bila tidak disertai
sanksi bagi para pelanggarnya”.
Manusia sebagai individu
terkadang ingin hidup bebas,
sehingga ia ingin melepaskan diri
dari segala ikatan dan peraturan yang
membatasi kegiatan dan perilakunya.
Penyesuaian diri dari tiap individu
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 16
terhadap segala sesuatu yang ditetapkan
kepadanya, akan menciptakan suatu
masyarakat yang tertib dan bebas dari
kekacauan-kekacauan. Demikian juga
kehidupan dalam suatu perusahaan akan
sangat membutuhkan ketaatan dari
anggota-anggotanya pada peraturan dan
ketentuan yang berlaku, dengan kata lain
disiplin kerja pada karyawan sangat
dibutuhkan, karena apa yang menjadi
tujuan perusahaan akan sangat sukar
dicapai bila tidak ada disiplin kerja.
Menurut Hasibuan (2013: 193),
menyatakan “Kedisiplinan adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang
mentaati semua peraturan dan norma-
norma sosial yang berlaku. Disiplin yang
baik mencerminkan besarnya tanggung
jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang
diberikan kepadanya hal ini mendorong
gairah kerja, semangat kerja dan
terwujudnya tujuan organisasi”.
Indikator-Indikator Yang
Mempengaruhi Tingkat Kedisiplinan
Kerja.
Menurut Hasibuan (2013: 194),
bahwa, Indikator - Indikator Yang
Mempengaruhi Tingkat Kedisiplinan Kerja
yaitu :
1. Tujuan dan kemampuan;
Tujuan yang dicapai harus jelas
dan ditetapkan secara ideal serta
cukup menantang bagi
kemampuan karyawan. Hal ini
berati tujuan (pekerjaan) yang
dibebankan kepada bawahan
harus sesuai dengan
kemampuan pegawai yang
bersangkutan agar pekerjaan
yang diberikan dikerjakan
dengan sungguh-sungguh dan
disiplin dalam mengerjakannya.
2. Teladan kepemimpinan;
Teladan pimpinan sangat
berperan dalam menentukan
kedisiplinan karyawan, karena
pimpinan dijadikan teladan dan
panutan oleh para bawahannya.
Pimpinan harus memberi
contoh yang baik, berdisiplin
baik, jujur, adil, serta sesuai
kata dengan perbuatan. Dengan
teladan pimpinan yang baik,
kedisiplinan bawahan pun akan
baik. Jika teladan pimpinan
kurang baik (kurang
berdisiplin), para bawahan pun
akan kurang disiplin.
3. Balas jasa;
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan)
ikut mempengaruhi kedisiplinan
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 17
karyawan karena balas jasa akan
memberikan kepuasan dan
kecintaan karyawan terhadap
perusahaan pekerjaannya. Jika
kecintaan karyawan semakin baik
terhadap pekerjaan, kedisiplinan
mereka akan semakin baik pula.
Balas jasa berperan penting untuk
menciptakan kedisiplinan
karyawan. Artinya semakin besar
balas jasa, semakin baik
kedisiplinan karyawan.
Sebaliknya, apabila balas jasa
kecil, kedisiplinan karyawan
menjadi rendah.
4. Keadilan;
Keadilan ikut mendorong
terwujudnya kedisiplinan
karyawan, karena ego dan sifat
manusia yang selalu merasa
dirinya penting, dan minta
diperlakukan sama dengan
manusia lainnya.
5. Pengawasan dan ketegasan
pimpinan;
Ketegasan pimpinan dalam
melakukan tindakan akan
mempengaruhi kedisiplinan
karyawan perusahaan. Pimpinan
harus berani dan tegas bertindak
untuk menghukum setiap
karyawan yang indisipliner sesuai
dengan sanksi hukuman yang
telah ditetapkan. Pimpinan yang
berani menindak tegas
menerapkan hukuman bagi
karyawan yang indisipliner akan
disegani dan diakui
kepemimpinannya oleh
bawahannya. Dengan demikian,
pimpinan akan memelihara
kedisiplinan karyawan
perusahaan.
6. Hubungan kemanusiaan.
Hubungan kemanusiaan yang
harmonis diantara sesama
karyawan ikut menciptakan
kedisiplinan yang baik pada suatu
perusahaan. Hubungan-hubungan
baik bersifat vertikal maupun
horizontal yang terdiri dari
hubungan tunggal (single
relationship),
Hubungankelompoklangsung(der
ectgroup relationship), dan
hubunganlintas (cross
relationship) hendaknya
harmonis.
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 18
Pengertian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2007: 67),
“kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”. Sedangkan
Sulistiyani dan Rosidah (2003: 223),
mengatakan bahwa kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan,
usaha dan kesempatan yang dapat dinilai
dari hasil kerjanya. Menurut Hasibuan
(2008: 34), “kinerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu”.
Mengukur Kinerja Pegawai
Bangun (2012: 231), menyatakan
Kinerja (performance) Merupakan Hasil
Pekerjaan Seseorang berdasarkan
persyaratan-persyaratan perkerjaan (job
requirement). Untuk mempermudah
pekerjaan dapat di ukur melalui dimensi-
dimensi diantaranya :
1. Jumlah pekerjaan;
Dimensi ini menunjukan jumlah
pekerjaan yang dihasilkan individu atau
kelompok sebagai persyaratan yang
menjadi standar perkerjaan.
2. Kualitas pekerjaan;
Setiap pekerjaan mempunyai
standar kualitas tertentu yang
harus disesuaikan oleh
karyawan untuk dapat
dikerjakan sesuai dengan
ketentuan.
3. Ketepatan waktu;
Setiap pekerjaan memiliki
karakteristik yang berbeda,
untuk jenis pekerjaan
tertentu harus diselesaikan
tepat waktu, karena memiliki
ketergantungan atas
pekerjaan lainnya. Jadi, bila
pekerjaan pada suatu bagian
tertentu tidak selesai tepat
waktu akan menghambat
pekerjaan pada bagian lain,
sehingga mempengaruhi
jumlah dan kualitas hasil
pekerjaan.
4. Kehadiran;
Suatu jenis pekerjaan
tertentu menurut kehadiran
pegawai dalam
mengerjakannya sesuai
waktu yang ditentukan. Ada
tipe pekerjaan yang
menuntuk kehadiran pegawai
selama delapan jam
sehari untuk lima hari kerja
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 19
seminggu. Kinerja pegawai
ditentukan oleh tingkat kehadiran
pegawai dalam mengerjakannya.
5. Kemampuan kerjasama.
Tidak semua pekerjaan dapat
diselesaikan oleh satu orang
pegawai saja. Untuk jenis
pekerjaan tertentu mungkin harus
diselesaikan oleh dua orang
pegawai atau lebih, sehingga
membutuhkan kerja sama antara
pegawai sangat dibutuhkan.
Kinerja pegawai dapat dinilai dari
kemampuannya bekerja sama
dengan rekan kerja lainnya.
Indikator-indikator Kinerja
Menurut Robbins (2006:
260), kinerja yaitu suatu hasil yang
dicapai oleh pegawai dalam
pekerjaanya menurut kriteria tertentu
yang berlaku untuk suatu pekerjaan.
Robbins (2006: 260) juga
mengatakan bahwa indikator untuk
mengukur kinerja karyawan secara
individu ada 5 (lima) indikator, yaitu:
1. Kualitas.
Kualitas kerja diukur dari persepsi
karyawan terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta
kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan
karyawan.
2. Kuantitas.
Kuantitas merupakan jumlah yang
dihasilkan dinyatakan dalam
istilah seperti jumlah unit, jumlah
siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu.
Ketepatan waktu merupakan
tingkat aktivitas diselesaikan pada
awal waktu yang dinyatakan,
dilihat dari sudut koordinasi
dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas.
Efektivitas merupakan tingkat
penggunaan sumber daya
organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku)
dimaksimalkan dengan maksud
menaikkan hasil dari setiap unit
dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian.
Kemandirian merupakan tingkat
seorang karyawan yang nantinya
akan dapat menjalankan fungsi
kerjanya Komitmen kerja.
Merupakan suatu tingkat dimana
karyawan mempunyai komitmen
kerja dengan instansi dan
tanggung jawab karyawan
terhadap kantor.
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 20
Kerangka Pikir Penelitian.
Untuk memperjelas gambaran konstekstual
prihal konsep yang dituangkan dalam
penelitian ini, maka penulis menyusun
kerangka pemikiran sebagai berikut :
INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA
Menurut
Hasibuan (2013: 194)
KINERJA PEGAWAI(Y)
Ketepatan Waktu Efektivitas
INDIKATOR KINERJAMenurut
Robbins (2006: 260)
Kualitas Kuantitas Kemandirian
KEDISIPLINANKERJA
(X)
Keadilan
Pengawasan dan
Ketegasan
Pimpinan
Teladan
KepemimpinanBalas Jasa
Hubungan
Kemanusiaan
Tujuan dan
Kemampuan
Gambar 1.
Kerangka Pikir Penelitian
Metode Penelitian
Data Yang Digunakan.
Dalam penelitian ini penulis juga
menggunakan dua sumber data yaitu data
primer dan data sekunder, dimana data
primer dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan media penelitian
daftar pertanyaan (kuesioner) yang
diisi oleh para pegawai Dinas Pertanian
dan Perternakan Kabupaten Musi
Banyuasin. Sedangkan data penelitian
ini dikumpulkan melalui dokumen-
dokumen yang terkait dengan penelitian
berupa data tentang aktivitas pegawai
Dinas Pertanian dan Perternakan
Kabupaten Musi Banyuasin dan data
sekunder penelitian ini juga didapat
melalui beberapa studi empiris dan studi
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 21
literature terkait yang data mendukung
proses penelitian ini.
Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sangadji dan Sopiah
(2010: 185), “Populasi adalah
wilayah generalisasi terdiri atas
subjek atau objek dengan kualitas
dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Dalam penelitian
ini populasi yang diambil yaitu dari
Pegawai pada Dinas Pertanian dan
Perternakan Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin itu
sendiri sejumlah 88 populasi.
b. Sampel
Menurut Sangadji dan Sopiah
(2010: 186), “Sampel adalah
sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh
populasi”. Untuk mendapatkan
sampel yang dapat menggambarkan
dan mencandrakan populasi, maka
dalam penentuan sampel penelitian
ini digunakan untuk menentukan
Jumlah Sampel Penelitian. Dilihat
dari segi jumlah populasi sebagai
subjek yang jumlahnya hanya
mencapai 88 (delapan puluh
delapan), maka dalam hal ini
metode penentuan jumlah sampel
menggunakan metode Sampel
Jenuh. Menurut Sugiyono (2001:
61), “Sampel jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan
sebagai sampel". Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil atau kurang dari 100
orang.
Teknik Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini, teknik yang
digunakan penulis untuk memperoleh
dan mengumpulkan data penelitian
yang diperlukan menurut Subagyo
(2004:37), adalah :
1. Studi Lapangan
Metode studi lapangan adalah riset
yang dilakukan dengan jalan
mendatangi langsung ke tempat-
tempat yang berhubungan dengan
objek penulisan. Penulis
menggunakan 3 (tiga) teknik
pengumpulan data, yaitu sebagai
berikut :
a. Wawancara, yaitu teknik
pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara bertanya
langsung dengan pihak-pihak
yang dianggap membantu dalam
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 22
mendapatkan data yang diperlukan.
b. Kuesioner, Seperangkat pertanyaan yang
diberikan secara langsung kepada
responden untuk diisi. Untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan
penulis menyebarkan daftar pertanyaan
(kuesioner) kepada responden yang
dijadikan sampel.
c. Dokumentasi, pengumpulan data dengan
cara menggunakan dokumen-dokumen
atau bukti tertulis atau catatan-catatan
tertulis perusahaan guna melengkapi
penelitian.
d. Studi kepustakaan
Yaitu penulis melakukan pengumpulan
data dengan membaca buku-buku, tulisan
ilmiah, laporan-laporan serta referensi
lainnya yang berhubungan dengan
pembahasan masalah yang berupa teori
mengenai Sumber Daya Manusia
terutama hal-hal yang berkaitan dengan
materi Kedisiplinan dan Kinerja Pegawai.
Teknik Analisis Data.
Subagyo (2004:106), membagi teknik
analisis data menjadi :
1. Teknik Analisis Kualitatif
Suatu analisis yang dilakukan
terhadap data yang berupa
informasi uraian kemudian
dikaiitkan dengan data yang
lainnya untuk mendapatkan
penjelasan terhadap suatu
kebenaran atau data yang bukan
dalam bentuk angka-angka
walaupun dapat diukur.
2. Teknik Analis Kuantitatif
Suatu analisis yang
dituangkan dalam bentuk angka
untuk menentukan suatu
penjelasan dari angka-angka
atau memperbandingkan dari
beberapa gambaran yang
kemudian dijelaskan dalam
bentuk kalimat atau uraian.
Berdasarkan uraian
diatas, maka teknik analisis data
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik
kuantitatif dengan alat analisis
data menggunakan konsep-
konsep dasar persamaan
statistika dan dalam proses
pengolahan data tersebut akan
dibantu dengan media software
statistika yaitu IBM SPSS
Statistics 23.00.
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk
mengetahui tingkat kevalidan
indikator yang digunakan
sebagai alat ukur variabel.
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 23
Pengujian validitas menggunakan korelasi bivariate yang dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor
variabel dengan ketentuan sig. nilai sig. (2-tailed) < 0,05 berarti valid. Berikut ini
hasil uji validitas masing-masing indikator:
Tabel 1.
Hasil Uji validitas Kuesioner
Variabel Item
Pertanyaan
Korelasi
Product
Moment
Sig.
(2
Tailed)
Taraf
Sig
(α= 0,05)
Keteranga
n Hasil
X
X.1
X.2
X.3
X.4
X.5
X.6
X.7
X.8
X.9
X.10
0,692
0,743
0,680
0,699
0,716
0,659
0,768
0,643
0,714
0,721
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0.05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Y
Y.1
Y.2
Y.3
Y.4
Y.5
Y.6
Y.7
Y.8
Y.9
Y.10
0,574
0,542
0,524
0,457
0,508
0,586
0,697
0,627
0,537
0,600
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Data primer (diolah). 2016
Instrumen dikatakan valid jika korelasi
bivariate menunjukan korelasi yang
signifikan antara skor item dengan
skor total atau dengan cara
membandingkan nilai korelasi masing-
masing item dengan ketentuan sig, jika
nilai sig. (2-tailer) < 0.05, maka
instrument dikatakan valid. Sedangkan
tabel menunjukan bahwa masing-
masing butir pertanyaan mempunyai
nilai < 0,05 untuk tingkat kepercayaan
95% sehingga setiap pertanyaan yang
diajukan dinyatakan valid dan layak
dianalisis.
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 24
Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui adanya konsitensi alat ukur
dalam penggunaanya. Dengan kata lain alat
ukur tersebut mempunyai hasil yang
konsisten apabila digunakan berkali-kali
pada waktu yang berbeda tehadap penomena
atau kejadian yang sama. Reliabelitas adalah
derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan
yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran.
Pengukuran reabilitas instrumen dilakukan
pada intem-intem pertanyaan yang memiliki
validitas atau instrumen yang valid.
Sehingga dari pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa instrumen
yang dinyatakan reliabel adalah
instrumen yang memiliki nilai
koefisien paling tidak mencapai 0,60.
Dalam penelitian ini pengujian
dilakukan dengan menganalisa setiap
butir pertanyaan yang ada dengan
mengunakan formula cronbach’s
alpha, yang hasilnya dapat diliha pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.
Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Cronbach’s
Alpa
Keterang
an
Variabel X
Disiplin Kerja 0,886 Reliabel
Variabel Y
Kinerja
Pegawai
0,762 Reliabel
Sumber : Data primer (diolah). 2016
Berdasakan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa variabel X dan variabel
Y masing-masing mempunyai nilai
koefisien lebih dari 0.60 sehingga
dapat disimpulkan bahwa instrument
yang digunakan dinyatakan reliabel
(handal) dan bisa diterima karena
memiliki nilai koefisien variable X
sebesar 0,886 dan nilai koefisien
variable Y sebesar 0,762.
Uji Regresi Linear Sederhana.
Analisis regresi linier
sederhana digunakan dalam penelitian
ini dengan tujuan untuk membuktikan
hipotesis mengenai pengaruh variabel
disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai. Perhitungan statistik dalam
analisis regresi linier sederhana yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan media software
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 25
statistika yaitu IBM SPSS Statistics
23.00. Hasil pengolahan data dengan
menggunakan program SPSS dapat
dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3.
Koefisien Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 52.024 4.036 12.891 .000
Kedisiplin
an .178 .086 .218 2.072 .041
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Interpretasi dari persamaan
regresi sederhana mengenai pengaruh
variabel independen yaitu disiplin
kerja terhadap variabel dependen yaitu
kinerja pegawai dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Y = a + bX + e
Y = 52.024 + 0,178X
Persamaan regresi linier sederhana
tersebut diatas dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a = Nilai konstanta sebesar 52.024
menyatakan bahwa jika variabel
independen X (disiplin kerja)
dianggap tidak ada (nol) maka
kinerja pegawai sebesar 52.024.
b = 0, 178 berarti jika kinerja pegawai
meningkat satu poin, maka skor
kinerja pegawai akan meningkat
sebesar 0,178. Jadi, tanda +
menyatakan hubungan searah.
Variabel independen X (disiplin
kerja) akan mengakibatkan
kenaikan atau penurunan variabel
dependen Y (kinerja pegawai).
Hal ini dapat dilihat dari
persamaan hasil regresi yaitu y =
52.024 + 0,178X + e.
Uji Korelasi dan Koefisien
Determinasi.
Analisis korelasi (R)
digunakan untuk mengukur tinggi
rendahnya derajat hubungan antar
variabel yang diteliti. Tinggi
rendahnya derajat keeratan tersebut
dapat dilihat dari koefisien
korelasinya. Hasil pengolahan
data dengan menggunakan
media software statistika yaitu: IBM
SPSS Statistics 20.00 dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 11
Table 3.
Koefisien Korelasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .218a .048 .036 2.67289
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja
Berdasarkan tabel 3 maka
didapat nilai korelasi variabel disiplin
kerja (R) sebesar 0,218. Dari
penafsiran terhadap koefisien korelasi
tersebut dapat diketahui bahwa terjadi
hubungan positif yang rendah antara
disiplin kerja dan kinerja pegawai.
Sedangkan nilai R2 (R Square) sebesar
0,048 menunjukkan bahwa variabel
disiplin kerja mempengaruhi kinerja
pegawai sebesar 4,8%, sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak masukan dalam penelitian
ini.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan dari permasalah
yang dibahaspada bab
sebelumnya, maka hasil
penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan indikator dari kedua
variabel dinyatakan valid karena
nilai sig. (2-tailed) < 0.05 dan
berdasarkan hasil uji reabilitas
bahwa indikator yang digunakan
dapat dipercaya atau handal
sebagai alat ukur.
2. Uji Regresi Linier Sederhana
persamaan regsesi Y = 52.024 +
0,178X artinya disiplin kerja
memberikan pegaruh pada kinerja
pegawai pada Dinas Pertanian dan
Perternakan Kabupaten Musi
Banyuasin.
3. Dari hasil analisis korelasi didapat
nilai korelasi variabel disiplin kerja
(X) sebesar 0,218. Dari penafsiran
terhadap koefisisen korelasi
tersebut dapat diketahui bahwa
terjadi hubungan positif yang
rendah antara disiplin kerja dan
kinerja pegawai pada Dinas
Pertanian dan Pertenakan
Kabupaten Musi Banyuasin.
4. Koefisien Determinasi (R Square)
sebesar 0.048 menunjukan bahwa
variabel disiplin kerja
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 27
mempengaruhi kinerja pegawai
pada Dinas Pertanian dan
Pertenakan Kabupaten Musi
Banyuasin sebesar (4.8%),
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukan
dalam penelitian ini.
5. Dari beberapa uji yang telah dialui
dalam penelitian, maka
permasalahan pokok yang menjadi
pertanyaan besar untuk diungkap
dalah penelitian ini adalah Seberapa
pesar pengaruh disiplin terhadap
kinerja pegawai pada instansi
pemerintah daerah Kabupaten Musi
Banyuasin (studi kasus dinas
pertanian dan perternakan
Kabupaten Musi Banyuasin). Dari
hasil olahan dan pembahasan data,
diketahui bahwa besaran pengaruh
disiplin terhadap kinerja pegawai
pada instansi pemerintah daerah
Kabupaten Musi Banyuasin (studi
kasus dinas pertanian dan
perternakan Kabupaten Musi
Banyuasin) adalah sebesar 0,178
berarti jika kedisiplinan pegawai
ditingkatkan sebesar satu poin,
maka skor kinerja pegawai akan
meningkat sebesar 0,178.
Saran
Berdasarkan simpulan diatas baik
yang menyangkut teoritis maupun
bersifat uraian yang telah
dikemukakan, maka diberikan
beberapa saran yang kiranya dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun saran-saran
yang penulis dapat berikan adalah
sebagai berikut:
1. Bagi pihak yang melakukan
penelitian yang sama, disarankan
untuk meneliti varaibel-variabel
yang belum diteliti pada penelitian
ini. Karena dari penelitian ini
diketahui masih ada faktor-faktor
lain yang mempengaruhi kinerja
pegawai.
2. Hendaknya instansi memberikan
penghargaan bagi pegawai yang
mendapat predikat dengan tingkat
kedisiplinan sangat baik dan
memberika sanksi kepada pegawai
dengan tingkat kedisiplinan yang
rendah. Hal ini secara langsung
maupun tidak langsung akan
memberikan motivasi bagis setiap
pegawai untuk menjadi pegawai
yang lebih baik dimasa yang akan
datang.
JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: 1693-4768
STIE MURA LUBUKLINGGAU Jurnal Media Ekonomi Vol. 21 No.3, Desember 2016 28
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen
SumberDaya Manusia. Jakarta:
Erlangga
Hasibuan, Malayu S. P. 2008.
Manajemen Sumber Daya
Manusia.Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu S. P. 2013.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta. Bumi
Aksara.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu.
2007, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Cetakan Ke Tujuh.
Bandung. Remaja Rosdakarya.
Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku
Organisasi. Edisi kesepuluh.
Jakarta: Indeks Kelompok
Gramedia
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah.
2010. Metodologi Penelitian;
PendekatanPraktis dalam
Penelitian. Yogyakarta. Andi
Offset.
Subagyo, Joko. 2004. Metode
Penelitian Dalam Teori Dan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2013. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup.
Sulistiyani, Ambar Teguh dan
Rosidah. 2003.Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta.Graha Ilmu.