Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH E-SERVICE QUALITY PADA MEDIA ONLINE TERHADAP MINAT
BELI DI KALANGAN MAHASISWA
(Pengaruh Kemudahan Akses, Kualitas Informasi, serta Kualitas Layanan Interaksi
Media Online Tokopedia Terhadap Minat Beli di Kalangan Mahasiswa FISIP Ilmu
Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017)
Oleh :
YOEL DAYA PRATHAMA
D1216073
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
1
PENGARUH E-SERVICE QUALITY PADA MEDIA ONLINE TERHADAP MINAT BELI DI KALANGAN MAHASISWA
(Pengaruh Kemudahan Akses, Kualitas Informasi, serta Kualitas Layanan Interaksi Media Online Tokopedia Terhadap Minat Beli di Kalangan
Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non-Reg Angkatan 2016-2017)
Yoel Daya Prathama Sri Hastjarjo
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract In the concept of an online business, the quality of service is known by the term e-service quality. E-service quality is the quality of service that exists in a web. Same with traditional service quality, e-service quality is an important element as a factor in consumer intention of purchase. The purpose of this research was to find out whether there is influence of e-service quality (usability, information quality, and service interaction quality) towards intention of purchase among the students of Faculty of social and political sciences of communication transfer 2016-2017. This research uses the theory of Stimulus Organism Response, is a theory that describes a communication process that starts from the presence of a stimulus in the form of the message received by audience. The theory of Stimulus Organism Response, which describes the communication process that starts from the stimulus in the form of messages received audience. Stimulus or message delivered to audience can be accepted or rejected. Communication will take place if any attention from audience. The methods used in this research is quantitative methods using simple random sampling of students with characteristic: students of Faculty of social and political sciences of communication transfer 2016-2017 and using online media Tokopedia for the transaction. The results show that the ease of access (usabilty) and quality of service interaction in online media Tokopedia has had a significant impact on students of Faculty of social and political sciences of communication transfer 2016-2017 Toward Intention of Purchase using the Tokopedia. Instead, the variable quality of the information is not sufficiently proved to have an impact on Intention of Purchase using the Tokopedia. Keyword: E-Service, Usability, Information Quality, Service Interaction, Intention Of Purchasing, Tokopedia.
2
Pendahuluan
Menurut Eric Deeson (1991) teknologi informasi adalah “Information
Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and
microelectronic) means.”Here handling includes transfer. Processing, storage and
access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for
the benefit of individual people and society as a whole” yang dapat diartikan bahwa
teknologi informasi dan Komunikasi merupakan kebutuhan manusia didalam
mengambil dan memindahkan, mengolah dan memproses informasi dalam konteks
sosial yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.
Dikutip dari laman katadata.co.id (2018), jumlah pengguna internet di
Indonesia pada tahun 1998 baru mencapai 500 ribu, tapi pada 2017 telah mencapai
lebih dari 100 juta. Pesatnya perkembangan teknologi, luasnya jangkauan layanan
internet, serta makin murahnya harga gadget (gawai) untuk akses kedunia maya
membuat pengguna internet tumbuh cukup pesat. Survei yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa pengguna
internet di Indonesia pada 2017 telah mencapai 142 juta jiwa dengan penetrasi sebesar
54,69 persen dari total populasi. Pengakses internet pada tahun lalu tumbuh 7,9% dari
tahun sebelumnya dan tumbuh lebih dari 600% dalam 10 tahun terakhir. Adapun total
penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang.
Transaksi penjualan barang secara online merupakan salah satu model bisnis e-
commerce yang elegan. Salah satu perusahaan penjualan barang online terbesar di
Indonesia yaitu situs Tokopedia.com. iPrice kembali merilis peta kekuatan e-commerce
di Indonesia dalam beberapa kategori. Pertama, Lazada terbilang lebih unggul dari
Tokopedia dalam jumlah pengunjung. Sebagai pemain lokal, Tokopedia secara terus
menerus mengejar Lazada dari segi visitor per bulan. Pada peta e-commerce Indonesia
pada kuartal keempat tahun 2017, visitor per bulan Lazada adalah 131,848,000 juta,
sedangkan visitor per bulan dari Tokopedia sebesar 115,270,000 juta, berbeda
16.578.000 dari Lazada. Dalam data terbaru peta e-commerce Indonesia pada kuartal
pertama tahun 2018, visitor per bulan Lazada mengalami penurunan visitor perbulan
3
sebesar 14,275,900 menjadi 117,572,100, sehingga Tokopedia mampu memperkecil
jarak menjadi 117,297,000 visitor per bulan. (iprice.co.id, 2018).
Purbo & Wahyudi (2001) mengatakan, e-commerce merupakan satu set
dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan,
konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan
barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik, menurut Kotler &
Keller (2007), e-commerce berarti bahwa perusahaan atau situs menawarkan untuk
melakukan transaksi atau memudahkan penjualan produk dan jasa secara online. E-
commerce pada gilirannya telah memunculkan e-purchasing (pembelian elektronik)
dan e-marketing (pemasaran elektronik).
Dengan semakin banyaknya situs jual-beli yang ada, maka persaingan pun
menjadi semakin ketat. Perusahaan harus lebih aktif dan jeli dalam membidik
konsumen mereka agar brand yang mereka tawarkan menjadi brand pertama yang
dipilih oleh konsumen. Akan lebih sulit pada perusahaan penyelenggara situs jual-beli
online karena hampir semua yang mereka tawarkan sama dengan kompetitor.
Dalam konsep bisnis online, kualitas pelayanan dikenal dengan istilah e-service
quality. Pada dasarnya e-service quality merupakan kualitas pelayanan yang ada dalam
retail yang berbasis media elektonik atau internet. Sama halnya dengan kualitas
pelayanan tradisional, e-service quality juga merupakan unsur yang sangat penting
sebagai salah satu faktor dalam menarik minat beli calon konsumen. Zeithaml,
Parasuraman, Malhotra (2002) mengemukakan sebuah model yang digunakan untuk
mengukur kualitas pelayanan menggunakan lima dimensi pengukuran — tangible,
reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Namun, dengan semakin
meningkatnya penerapan pelayanan melalui media online dalam dunia bisnis membuat
pengukuran kualitas pelayanan elektronik (e-service quality) semakin diperhatikan.
Para ahli merasa perlunya penyesuaian terhadap model SERVQUAL agar dapat
digunakan untuk mengukur e-service quality. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
antara service quality dengan e-service quality, yaitu ketiadaan petugas yang melayani
dan elemen fisik yang dapat dilihat atau dirasakan sendiri oleh konsumen. Dari
4
penyesuaian terhadap model SERVQUAL kemudian muncul sebuah model yang dapat
digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan online yang disebut e-SERVQUAL
yang terdiri dari tujuh dimensi efficiency, reliability, fulfillment, privacy,
responsiveness, compencacy dan contact.
Santos (2003) mendefinisikan e-service sebagai peran dari layanan dalam
cyberspace. Konsep dari service quality pada e-commerce (“e-service quality”) dapat
didefinisikan sebagai penilaian dan evaluasi keseluruhan konsumen dari mutu dan
kualitas e-service yang ditawarkan oleh virtual marketplace. Parasuraman, Zeithaml,
dan Maholtra (2005) mendefinisikan e-service quality atau kualitas layanan elektronik
sebagai sejauh mana sebuah website mampu memfasilitasi kegiatan konsumen meliputi
belanja, pembelian, dan pengiriman baik produk dan layanan secara efisien dan efektif.
Dengan begitu pelanggan akan lebih efisien dalam melakukan transaksi dalam hal
waktu dan biaya. Demikian pula ketersediaan dan kelengkapan informasi juga
kemudahan dalam melakukan transaksi juga menjadi pilihan pelanggan dalam
menggunakan layanan suatu perusahaan.
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa e-service adalah pelayanan
yang diberikan oleh penyedia website e-commerce kepada konsumen ketika
mengakses situs web dalam melakukan trasaksi online atau hanya sekedar mencari
informasi, dan baik buruknya suatu e-service (pelayanan elektronik) dapat dirasakan
dari pengalaman konsumen.
Dari penjelasan e-service diatas, maka diharapkan kualitas jasa online mampu
meningkatkan minat beli konsumen pada website Tokopedia. Minat beli menurut
Berman & Evans (2007:202), adalah rasa ketertarikan yang dialami oleh konsumen
terhadap suatu produk (barang dan jasa) yang dipengaruhi oleh sikap di luar konsumen
dan di dalam konsumen itu sendiri. Sedangkan menurut Lamb, Hair, Mcdaniel,
(2007:34), minat beli konsumen terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor berdasarkan model hirarki response konsumen antara lain:
1. Attention (Kesadaran)
2. Interest (Minat)
5
3. Desire (Keinginan untuk Mencoba dan Memiliki)
4. Action (Menimbulkan Tindakan)
Kualitas layanan website sebagai atribut yang bermanfaat bagi konsumen
dengan memberikan berbagai macam menu pilihan. Hal tersebut dapat mempermudah
konsumen dalam melakukan transaksi. Pada penelitian Ganguly, et al. (2010)
menyatakan bahwa informasi design, visual design, navigation design berpengaruh
positif terhadap minat pembelian melaui kepercayaan. Kualitas website dari toko
online sangat berpean dalam membangun kepercayaan konsumen. Menurut Siagian &
Cahyono (2014) menyatakan bahwa kualitas website berpengaruh terhadap
kepercayaan. Semakin tinggi kualitas website toko online, maka konsumen akan
semakin percaya terhadap toko online tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan
website (e-service quality) merupakan tempat di mana konsumen dapat memperoleh
informasi dengan mudah, baik informasi mengenai produk atau jasa sesuai dengan
kebutuhan. Website yang berkualitas adalah website yang diakses dengan mudah,
menyediakan informasi yang lengkap, serta memiliki desain yang menarik. Kualitas
pelayanan sebagai bagian dari strategi pemasaran jasa yang memiliki peranan besar
bagi keberhasilan perusahaan. Adanya kualitas pelayanan yang baik, akan menciptakan
kepuasan bagi para konsumennya (Yuriansyah, 2013).
Dalam ilmu komunikasi pemasaran, minat berperilaku (behavioral intention)
didefinisikan Mowen & Minor (2002) sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku
menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang dan menggunakan produk
atau jasa. Minat konsumen dalam berperilaku juga didasari oleh pengalaman-
pengalaman yang telah mereka lalui dengan suatu produk atau jasa. Minat tidak muncul
seketika, melainkan ada proses dan faktor yang berperan didalamnya. Ferdinand (2002
: 129) menyebutkan bahwa terdapat indikator dalam minat beli, yaitu :
1) Minat transaksional
2) Minat referensial
3) Minat preferensial
6
Berdasarkan fenomena yang ada, penelitian ini akan menjelaskan tentang
Pengaruh e-service quality pada media online tokopedia terhadap minat beli
Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non-Reg Angkatan 2016-2017.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti akan
merumuskan masalah sebagai berikut.
a) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara kemudahan akses (Usability) pada
media online tokopedia terhadap minat beli di kalangan mahasiswa FISIP Ilmu
Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017 ?
b) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara kualitas informasi (Information
Quality) pada media online tokopedia terhadap minat beli di kalangan
mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017 ?
c) Apakah ada penaruh yang signifikan antara kualitas layanan interaksi (Service
Interaction Quality) pada media online tokopedia terhadap minat beli di
kalangan mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017 ?
d) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara kemudahan akses (Usability),
kualitas informasi (Information Quality) dan layanan interaksi (Service
Interaction Quality) pada media online tokopedia terhadap minat beli di
kalangan mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017?
Kerangka Teori
a) Teori Komunikasi S-O-R
Teori SOR atau Stimulus Organism Response merupakan teori yang
menjelaskan suatu proses komunikasi yang dimulai dari adanya stimulus
berupa pesan yang diterima oleh komunikan. Stimulus atau pesan yang
disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak.
Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses
berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang
7
melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka akan menghasilkan sebuah respon. Respon tersebut dapat
meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan
konasi. Menurut teori SOR ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2005:
254-255). Pada teori ini mengemukakan bahwa pesan-pesan media yang berisi
stimulus menghasilkan respon yang berbeda-beda dari kalangan khalayak. Efek
yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimuli sehingga akhirnya
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan
dan reaksi komunikan (Lavoie, 2015: 234).
b) New Media
Konsep new media menurut Littlejohn memiliki kekuatan pada
penguasaan teknologi (terutama internet) yang dapat membawa perubahan
dalam masyarakat (dalam Mc’ Quails, 2010: 39)
Lievrouw & Livingstone (2006) mendefinisikan new media sebagai
gabungan dari teknologi komunikasi dan informasi (Information
Communication Technology) yang terkait dengan beberapa konteks sosialnya
yang tergabung ke dalam tiga elemen, yaitu: peralatan dan perlengkapan
teknologi; aktivitas, praktek dan penggunaan; serta susunan sosial dan
organisasinya yang terbentuk di sekitar peralatan dan penggunaannya
c) Internet (Media Online) sebagai Media Komunikasi
Ward (2002:9) dalam journalism online mendefinisikan istilah online
sebagai istilah umum yang sering kali digunakan dengan bebas untuk
menggambarkan akses pencarian, atau penyebaran informasi digital). Jika
seseorang dengan sejumlah perangkat yang digunakan tersambung dengan
jaringan internet, dikatakan bahwa orang tersebut sedang online.
Bernatowicz & Iwanski (2012) menjelaskan dalam beberapa tahun
terakhir internet tampaknya telah menjadi bagian yang melekat dalam
8
kehidupan manusia, baik professional dan pribadi. Penggunaan komputer dan
kemampuan untuk online telah menjadi norma, terutama di kalangan anak
muda. Hal ini sering menekankan bahwa perubahan yang bersifat teknis akan
menggeser media komersial ke arah interaktivitas, komunikasi melalui internet
memiliki fitur yang dua arah. Teknologi digital baru memungkinkan bentuk-
bentuk baru dari inovasi pendidikan dan kreatifitas.
Perkembangan internet yang semakin maju merupakan salah satu faktor
pendorong berkembangnya e-commerce. E-commerce merupakan suatu istilah
yang sering digunakan atau didengar saat ini yang berhubungan dengan
internet. Perdagangan elektronik atau yang biasa disebut juga e-commerce
adalah penggunaan jaringan komunikasi untuk melaksanakan proses bisnis.
Pandangan populer dari e-commerce adalah penggunaan internet dan komputer
dengan web browser untuk membeli dan menjual produk. (McLeod & Schell.
2008: 59) Manfaat e-commerce Tokopedia.com untuk pelanggan yaitu
memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi selama
24 jam sehari dari hampir setiap lokasi dimana konsumen itu berada. Dikutip
dari tokopedia.com/ (2017)
Pelanggan juga dapat memiliki banyak pilihan pencarian barang
maupun pembayaran lainnya yang ingin dibeli pada saat mengunjungi situs
Tokopedia.com dan melakukan perbandingan harga dengan situs lain. Pada saat
membeli barang secara online, pelanggan tidak perlu mengantri untuk
mendapatkan barang. Cukup melakukan transaksi dengan cara mengirimkan
sejumlah uang sesuai dengan yang dibeli kemudian secara langsung tiket akan
dikirim melalui email ke pelanggan.
d) E-commerce
Purbo & Wahyudi (2001) mengatakan, e-commerce merupakan satu set
dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan
perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan
perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara
9
elektronik. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2007), e-commerce berarti
bahwa perusahaan atau situs menawarkan untuk melakukan transaksi atau
memudahkan penjualan produk dan jasa secara online. E-commerce pada
gilirannya telah memunculkan e-purchasing (pembelian elektronik) dan e-
marketing (pemasaran elektronik).
e) E-service
Menurut Santos (2003) E-service dapat didefinisikan sebagai peran dari
layanan dalam cyberspace. Konsep dari service quality pada e-commerce (“e-
service quality”) dapat didefinisikan sebagai penilaian dan evaluasi
keseluruhan konsumen dari mutu dan kualitas e-service yang ditawarkan oleh
virtual marketplace. Dimensi e-service quality ada tiga yaitu Usability.
Information Quality, Service Interaction Quality (Barnes & Vidgen, 2002)
1) Usability
2) Information Quality
3) Service Interaction Quality
f) Minat Beli
Menurut Hasan (2013) minat beli merupakan kecenderungan konsumen
untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan
dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen
melakukan pembelian.
Minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
(Ferdinand, 2002)
1) Minat transaksional, kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2) Minat referensial, kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
3) Minat preferensial, minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini
hanya dapat terjadi jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
10
Metode Penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh E-Service Quality Pada Media Online
Terhadap Minat Beli Di Kalangan Mahasiswa (Pengaruh Kemudahan Akses, Kualitas
Informasi, serta Kualitas Layanan Interaksi Media Online Tokopedia Terhadap Minat
Beli di Kalangan Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non-Reg Angkatan 2016-2017)”
ini menggunakan proses penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah:
Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non-Reg Angkatan 2016-2017, serta pernah
menggunakan Media Online Tokopedia untuk bertransaksi produk terntentu yang
berjumlah 124 Mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan
sampel secara acak (random sampling) dengan rumus Slovin sehingga besarnya sampel
yang diambil adalah 105 responden. Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik
Regresi Linear Sederhana dan Regresi Berganda dengan toleransi kesalahan yang
masih dapat diterima 5%.
Sajian dan Analisis Data
Tujuan utama dari analisis data ini adalah Untuk mengetahui adakah pengaruh
Pengaruh E-Service Quality Pada Media Online Terhadap Minat Beli Di Kalangan
Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non-Reg Angkatan 2016-2017. Rumus yang
digunakan untuk pengujian adalah regresi linear sederhana dan regresi berganda.
Rumus Regresi Linear Sederhana :
Y= a+bX
a dan b merupakan bilangan konstan
X : Variabel yang diketahui (independent variable)
Y : Variabel yang diramalkan (dependent variable)
Setelah data diolah, menghasilkan ouput SPSS sebagai berikut:
1. Variabel Pengaruh Kemudahan Akses (X1) terhadap Variabel Minat Beli
(Y)
11
Tabel 3.27
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 .763a .582 .578 2.020
a. Predictors: (Constant), X1
Tabel 3.28
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -5.714 1.559 -3.664 .000
X1 .809 .068 .763 11.968 .000
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Kemudahan Akses atau Usability
(X1) memiliki nilai Sig hitung pada tabel koefisien sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih
kecil dari nilai Sig yang ditentukan yakni sebesar 0,005, dengan demikian dapat
dikatakan bila variabel Kemudahan Akses atau Usability memiliki pengaruh terhadap
variabel minat beli. Dapat dilihat pula dalam tabel bila Nilai T Hitung sebesar 11,968
lebih besar daripada T tabel yang telah ditentukan yaitu sebesar 1,983 menunjukkan
nilai signifikansi untuk menjawab hipotesa, sehingga hipotesa dinyatakan terbukti atau
diterima dengan adanya pengaruh Kemudahan Akses atau Usability terhadap minat
beli di kalangan mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017.
12
2. Variabel Kualitas Informasi (X2) terhadap Minat Beli (Y)
Tabel 3.29
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 .006a .000 -.010 3.123
a. Predictors: (Constant), X2
Tabel 3.30
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 12.677 1.929 6.570 .000
X2 .005 .073 .006 .065 .949
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Kualitas Informasi atau
Information Quality (X2) memiliki nilai Sig hitung pada tabel koefisien sebesar 0,949.
Nilai tersebut lebih besar dari nilai Sig yang telah ditentukan yakni sebesar 0,005,
dengan demikian dapat dikatakan bila variabel Kualitas Informasi atau Information
Quality tidak memiliki pengaruh terhadap variabel minat beli di kalangan mahasiswa
FISIP Ilmu Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017. Dapat dilihat pula dalam tabel
bila Nilai T Hitung sebesar 0,065 lebih kecil daripada T tabel yang telah ditentukan
yaitu sebesar 1,983 menunjukkan nilai signifikansi untuk menjawab hipotesa, sehingga
hipotesa dinyatakan tidak terbukti atau ditolak, karena tidak adanya pengaruh Kualitas
Informasi atau Information Quality terhadap minat beli di kalangan mahasiswa FISIP
Ilmu Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017.
13
3. Variabel Kualitas Layanan Interaksi (X3) terhadap Minat Beli (Y)
Tabel 3.31
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 .661a .436 .431 2.345
a. Predictors: (Constant), X3
Tabel 3.32
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) -2.517 1.730 -
1.455
.149
X3 .800 .090 .661 8.930 .000
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Kualitas Layanan atau Service
Interaction Quality (X3) memiliki nilai Sig hitung pada tabel koefisien sebesar 0,000.
Nilai tersebut lebih kecil dari nilai Sig yang ditentukan yakni sebesar 0,005.dengan
demikian dapat dikatakan bila variabel Kualitas Layanan atau Service Interaction
Quality memiliki pengaruh terhadap variabel minat beli di kalangan mahasiswa FISIP
Ilmu Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017. Dapat dilihat pula dalam tabel bila
Nilai T Hitung sebesar 8,930 lebih besar daripada T tabel yang telah ditentukan yaitu
sebesar 1,983 menunjukkan nilai signifikansi untuk menjawab hipotesa, sehingga
hipotesa dinyatakan terbukti atau diterima dengan adanya pengaruh Kualitas Layanan
atau Service Interaction Quality terhadap minat beli di kalangan mahasiswa FISIP Ilmu
Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017.
14
a) Uji Regresi Linear Berganda
Rumus : Y = a + β1X1+ β2X2 + β3X3 + e
Tabel 3.33
Uji Regresi Linear Berganda
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .771a .595 .583 2.007
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Tabel 3.34
Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -5.733 1.956 -
2.930
.004
X1 .663 .107 .625 6.210 .000
X2 -.031 .047 -.042 -.654 .515
X3 .218 .122 .180 1.776 .079
a. Dependent Variable: Y
15
Model Model persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Y = -5,733 + 0,663X1 + (- 0,031X2) + 0,218X3 + e
Nilai konstanta bernilai -5,733 dan negatif menunjukkan pengaruh
negatif variabel independen (Kemudahan Akses, Kualitas Informasi, dan Kualitas
Layanan). Bila variabel independen naik atau berpengaruh dalam satu satuan, maka
variabel minat beli akan turun atau tidak terpenuhi.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel kemudahan akses atau
usability memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,663 artinya jika variabel kemudahan
akses atau usability (X1) mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel Minat Beli
(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,663 satuan koefisien bernilai positif
sehingga kemudahan akses atau usability terhadap minat beli di kalangan mahasiswa
FISIP Ilmu Komunikasi Transfer Angkatan 2016-2017 memiliki hubungan positif.
Secara signifikan pula variabel kemudahan akses atau usability memiliki nilai T hitung
pada tabel koefisien sebesar 6,210. Nilai T Hitung yang lebih besar daripada T tabel
yang telah ditentukan yaitu sebesar 1,983 menunjukkan nilai signifikansi untuk
menjawab hipotesa, sehingga hipotesa dinyatakan terbukti atau diterima dengan
adanya pengaruh kemudahan akses atau usability.
Kualitas informasi atau information quality (X2) memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 0,031 satuan dan bertanda negatif artinya jika variabel
Kualitas informasi atau information quality mempunyai hubungan yang berlawanan
arah dengan variabel Minat Beli (Y) Hal in berarti bahwa setiap kenaikan variabel
Kualitas informasi atau information quality satu satuan maka nilai variabel Minat Beli
(Y) akan turun sebesar 0,031 satuan . Pada tabel coefficients dapat pula dilihat bahwa
variabel kualitas informasi atau information quality (X2) memiliki nilai T hitung
sebesar -0,654 yang lebih kecil dari T tabel yang telah ditentukan sebesar 1,983,
sehingga dapat dinyatakan hipotesa tidak terbukti atau tidak diterima karena tidak ada
pengaruh variable kualitas informasi atau information quality terhadap variable minat
beli.
16
Variabel kualitas layanan atau service interaction quality (X3) memiliki
nilai koefisien regresi sebesar 0,218 artinya jika Variabel kualitas layanan atau service
interaction quality mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel Minat Beli (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,218 satuan bernilai positif sehingga kemudahan
akses atau usability terhadap minat beli di kalangan mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi
Transfer Angkatan 2016-2017. Variabel kualitas layanan atau service interaction
quality pada tabel coefficients memiliki nilai T hitung sebesar 1,176. Nilai tersebut
lebih kecil dari T tabel yaitu sebesar 1,983, sehingga hipotesa awal pada variable
kualitas layanan atau service interaction quality dinyatakan tidak terbukti. Hal ini
menunjukkan tidak adanya pengaruh variable kualitas layanan atau service interaction
quality terhadap variabel minat beli.
Nilai koefisien determinasi berganda R Square sebesar 0.595 berarti
bahwa kontribusi pengaruh variabel E-Service yang terdiri dari Kemudahan Akses atau
usabiltiy (X1), Kualitas Informasi atau Information Quality (X2), Kualitas Layanan
Interaksi atau Service Interaction Quality (X3) secara bersama – sama terhadap
Variabel terikat Minat Beli adalah sebesar 59,5% Sedangkan sisanya 40,5%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
Kesimpulan
1. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa Kemudahan Akses atau
Usability memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,663 artinya jika variabel
kemudahan akses atau usability (X1) mengalami kenaikan satu satuan, maka
variabel Minat Beli (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,663 atau 66,3%
koefisien bernilai positif sehingga kemudahan akses atau usability terhadap
minat beli di kalangan mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non-Reg Angkatan
2016-2017 memiliki hubungan positif . Hal ini dikarenakan pihak Tokopedia
memperhatikan User Interface untuk menciptakan pengalaman berbelanja
online secara mudah dan nyaman. Sehingga berdampak signifikan terhadap
17
Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non Reguler 2016 – 2017 dibandingkan
kompetitor e-commerce lain selain Tokopedia.
2. Kualitas Informasi atau Information Quality memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,031 dan bertanda negatif artinya jika variabel Kualitas informasi atau
information quality mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan
variabel Minat Beli (Y) Hal in berarti bahwa setiap kenaikan variabel Kualitas
informasi atau information quality satu satuan maka nilai variabel Minat Beli
(Y) akan turun sebesar 0,031 atau 3,1% sehingga Kualitas Informasi atau
Information Quality tidak cukup terbukti mampu memberikan dampak terhadap
minat beli Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non Reguler 2016 – 2017. Hal
ini disebabkan Penjual Pengguna Jasa Tokopedia kurang memberikan
informasi yang dibutuhkan calon pembeli. Sehingga pengguna Tokopedia di
Kalangan Mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non Reguler 2016 – 2017
membutuhkan rujukan lain guna melengkapi detail informasi yang diharapkan.
3. Kualitas Layanan Interaksi atau Service Interaction Quality memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 0,218 artinya jika Variabel kualitas layanan atau
service interaction quality mengalami kenaikan satu satuan, maka variabel
Minat Beli (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,218 atau 21,8%
koefisien bernilai positif sehingga kemudahan akses atau usability terhadap
minat beli di kalangan mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Non-Reg Angkatan
2016-2017. Kualitas Layanan Interaksi atau Service Interaction Quality
memiliki pengaruh terhadap minat beli di kalangan Mahasiswa FISIP Ilmu
Komunikasi Non Reguler 2016 – 2017 dikarenakan keberhasilan Tokopedia
dalam menciptakan kepercayaan terhadap calon pembeli. Hal ini disebabkan
adanya jaminan yang diberikan oleh pihak Tokopedia dalam mengakomodir
proses transaksi jual beli produk, jaminan dari penyalahgunaan informasi data
pribadi pengguna, dan penyelesaian masalah apabila pengguna merasa
18
dirugikan oleh penjual, pihak Tokopedia menyediakan layanan customer care
guna membantu dalam penyelesaian masalah.
4. Kemudahan Akses (Usability), Kualitas Informasi (Information Quality), dan
Kualitas Layanan Interaksi (Service Interaction Quality) tidak terbukti
memiliki pengaruh terhadap minat beli di Kalangan Mahasiswa FISIP Ilmu
Komunikasi Non Reguler 2016 – 2017, karena pada akhirnya pengguna (users)
lebih memperhatikan prinsip – prinsip ekonomi untuk mendapatkan produk
yang diharapkan dengan perbandingan harga tertentu. Para pengguna (users)
berusaha mencari rujukan produk yang diharapkan dengan spesifikasi yang
sama sesuai harapan namun dengan pertimbangan harga yang relatif lebih
rendah meskipun harus menggunakan jasa e-commerce yang lain.
19
Daftar Pustaka Barnes, S., & Vidgen, R. (2002). An Integrative Approach To The Assesment Of Ecommerce Quality. Journal Of Electronic Commerce Research, 3(3), 115. Berman, B., & Evans, J.R. (2007). Retail Management: A Strategic Approach. 10th Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey. Bernatowicz, A., & Iwanski, R. “Media and Mass Communication : Information Marginalization In Digital Media Among People Over 45 Years Of Age In Poland”. Deeson, E. (1991). Dictionary of Information Technology. Glasgow, UK: Harper Collins Publishers. Effendy, O.O. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ganguly, B., Dash, S.B., Cyr, D., & Head, M. (2010). The effects of Website Design on Purchase Intention in Online Shopping: The Mediating Role of Trust and The Moderating Role of Culture. International Journal Electronic Business, 8, 302–330. Hasan, A. (2013). Marketing dan Kasus – Kasus Pilihan. Yogyakarta: CAPS Publishing. Kotler, P., & Keller, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran (Edisi 13, Jilid 1). Jakarta: Penerbit Erlangga Lamb, C.W., Hair, J.F., & McDaniel, C. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Salemba Emban Raya Lavoie, K.A. (2015). Instagram and Branding: A Case Study of Dunkin’ Donuts. Elon Journal of Undergraduate Research in Communications, 6(2), 79-90. Lievrouw, L., & Sonia, L. (2006). Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ICTs. London: Sage Publications Ltd. McLeod, R., & Schell, G. P. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba McQuail, D. (2010). Teori Komunikasi Massa, Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen (5th ed.). Jakarta: Erlangga. Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., & Malhotra, A. (2005). E-S-QUAL: A Multiple-Item Scale for for Assessing Electronic Service Quality. Journal of Service Research, 7(2), 213 – 233. Purbo, O.W., & Wahyudi, A.A. (2001). Mengenal E-Commerce. Jakarta : Elex Media Komputindo. Santos, J. (2003). E-service Quality: A Model Of Virtual Service Quality Dimensions. Managing Service Quality, International Journal, 13(3), 233 – 246. Siagian, H., & Cahyono, E. (2014). Analisis Website Quality, Trust dan Loyalty Pelanggan Online Shop. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Jurnal Manajemen Pemasaran, 8(2), 55–61. Ward, M. (2002). Journalism Online. Oxford: Focal Press
20
Yuriansyah, A.L. (2013). Persepsi Tentang Kualitas Pelayanan, Nilai Produk dan Fasilitas terhadap Kepuasan Pelanggan. Management Analysis Journal, 2(1). Zeithaml, V.A., Parasuraman, A., & Malhotra, A. (2002). Service quality delivery through web sites: a critical review of extant knowledge. Journal of the academy of marketing science, 30(4), 362-375 iPrice Group Sdn Bhd. ( 2018, 23 Mei ). Peta E‑Commerce di Indonesia kuartal keempat tahun 2017. Diperoleh 20 Desember 2017, dari https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce. iPrice Group Sdn Bhd. ( 2018, 23 Mei ). Peta E-Commerce di Indonesia kuartal
pertama tahun 2018. Diperoleh 10 Januari 2018, dari https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce.
Kata Data. (2018, 23 Mei). Jumlah pengguna internet di Indonesia. Diperoleh 20 Februari 2018, dari https://katadata.co.id. Tokopedia. (2018, 23 Mei) “Tentang Tokopedia”. Diperoleh 10 Januari 2018, dari
https://www.tokopedia.com/about/.